PENGENALAN ALAT LABORATORIUM DINAS PEKERJAAN UMUM DAN KIMPRASWIL
KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
Oleh :
KELOMPOK A
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI
TA. 2009
Laporan Pratikum Pengenalan Alat Labor (Kelompok A) ii
DAFTAR NAMA NAMA KELOMPOK A
PRATIKUM PENGENALAN ALAT LABORATORIUM
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI TA 2009
1. ABD.RAHMAN SIDIK NIM : 401081010001
2. ADE SUKMA PERDNA NIM : 401081010004
3. ANGGI JUANDA NIM : 401081010009
4. ARYA WIRAGUNA NIM : 401081010010
5. CARLIS NIM : 401081010011
6. EDI SUSANTO NIM : 401081010015
7. FANTRI PUTRA NIM : 401081010019
8. HALIDI NIM : 401081010020
9. KHAIRUL SALEH NIM : 401081010023
10. LEON NIM : 401081010024
11. MHD. GUNTUR CANDRA NIM : 401081010029
12. RAGIL HADIWIBOWO NIM : 401081010035
13. RAMADANI NIM : 401081010036
14. RUDI YANTO NIM : 401081010042
15. SAFRIANDI NIM : 401081010044
16. SUPARDI NIM : 401081010050
17. SYURIADI NIM : 401081010051
18. TONI EDI SUMARTA NIM : 401081010054
19. WAHYU NURYANTO NIM : 401081010055
20. YULIANTI NIM : 401081010056
Laporan Pratikum Pengenalan Alat Labor (Kelompok A) iii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.
Alhamdulillah Puji dan syukur kami sampaikan kehadirat Allah SWT,
karena hanya rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan LAPORAN PRATIKUM
PENGENALAN ALAT LABORATORIUM dengan baik dan tepat waktu.
Laporan Pratikum merupakan sarana bagi mahasiswa/i untuk
mengaplikasikan ilmu dan pengetahuan yang telah di dapat selama
mengikuti praktek dilaboratorium Dinas Pekerjaan Umum dan Kimpraswil,
Kabupaten Indragiri Hilir, untuk mendapatkan satu pengetahuan baru dari
hasil pratikum yang dilakukan.
Untuk dapat menyelesaikan laporan pratikum ini, tentunya tidak lepas dari
segala hambatan dan rintangan, namun berkat bantuan moril maupun materil
dari berbagai pihak, akhirnya laporan pratikum ini dapat diselesaikan dengan
baik. Untuk itu tidak berlebihan kiranya jika dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Kedua Orang Tua kami dan Saudara-saudara kami tercinta yang telah
memberikan semangat serta dorongan kepada kami semua.
2. Bapak Ir. H. M. Nasir, MP, MH selaku Dekan Fakultas Teknik dan Ilmu
Komputer dan sekaligus Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Kimpraswil
Kabupaten Indragiri Hilir
3. Bapak Ir. H. Gafar Effendi, MM, dkk, selaku Instruktur Pratikum.
4. Bapak Darmansyah, ST selaku Kepala Laboratorium Dinas Pekerjaan
Umum dan Kimpraswil Kab. Indragiri Hilir
5. Bapak Gasali M, ST, MT, selaku Wakil Dekan Fakultas Teknik & Ilmu
Komputer
6. Bapak Akbar Alfa, ST, MT, selaku Kepala Prodi Teknik Sipil.
Laporan Pratikum Pengenalan Alat Labor (Kelompok A) iv
7. Bapak M. Rafik, ST, selaku Penasehat Akademik dan Sekretaris Prodi
Teknik Sipil.
8. Ibu Monaliza, ST, selaku Ka. TU Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer.
9. Bapak Yudi Hidayat, ST, Selaku Kaur Akademik Fakultas Teknik dan
Ilmu Komputer.
10. Teman-teman yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam penyelesaian laporan pratikum ini
Hanya doa yang dapat kami ucapkan kepada Allah SWT. Semoga segala
bantuan yang diberikan mendapat balasan pahala yang berlipat ganda dari
Allah SWT. AminYarabal alamin
Penulis menyadari bahwa laporan pratikum ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karenanya, dengan kerendahan hati kami menerima kritik dan
saran yang membangun demi kesempurnaan laporan pratikum ini.
Akhirnya penyusun berharap semoga laporan pratikum ini dapat
bermanfaat bagi semuanya. AminYarabal alamin
Wassalaamualaikum Wr.Wb
Tembilahan, Desember 2009
Penulis
Laporan Pratikum Pengenalan Alat Labor (Kelompok A) v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
DAFTAR NAMA-NAMA KELOMPOK A ....................................................... ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... v
BAB I Pengenalan Alat dan Praktek Lapangan Uji Kekuatan Tanah ..... 1
1.1 Standar Pentration Test (SPT) .............................................. 2
A. Tujuan .............................................................................. 2
B. Maksud ............................................................................. 2
C. Teori Dasar ....................................................................... 2
D. Peralatan ........................................................................... 3
E. Cara Penyetelan Alat ........................................................ 3
F. Prosedur Percobaan ........................................................... 4
BAB II Pengenalan Alat dan Praktek Lapangan Uji Karakteristik Beton 6
2.1 Compression Machine ........................................................... 7
A. Maksud dan Tujuan .......................................................... 7
B. Ruang Lingkup ................................................................. 7
C. Pengertian ......................................................................... 7
D. Cara Pengoperasian Mesin ............................................... 7
E. Pengolahan Data ............................................................... 10
F. Laporan Pengujian ............................................................ 13
2.2 Hammer Test ......................................................................... 14
A. Maksud dan Tujuan .......................................................... 14
B. Ruang Lingkup ................................................................. 14
C. Pengertian ......................................................................... 14
D. Ketentuan Ketentuan ..................................................... 15
E. Prosedur Pengujian ........................................................... 19
F. Pengolahan Data ............................................................... 20
G. Laporan Pengujian............................................................ 20
Laporan Pratikum Pengenalan Alat Labor (Kelompok A) vi
BAB. III Pengenalan Alat dan Praktek Lapangan Uji Ketebalan Aspal
Dilapangan ............................................................................ 22
3.1 Core Drilling Test ........................................................... 23
A. Maksud ....................................................................... 23
B. Peralatan ..................................................................... 23
C. Prosedur Percobaab .................................................... 23
LAMPIRAN
Laporan Pratikum Pengenalan Alat Labor (Kelompok A) 1
BAB I
PENGENALAN ALAT DAN PRAKTEK
LAPANGAN
UJI KEKUATAN TANAH
Contents
1. 1 STANDAR PENETRATION TEST (SPT)
Laporan Pratikum Pengenalan Alat Labor (Kelompok A) 2
1.1 STANDAR PENETRATION TEST (SPT)
SO-130 A
A. Tujuan
Menentukan kekuatan tanah berdasarkan nilai NSPT
B. Maksud
Untuk menentukan kekuatan tanah dengan menggunakan nilai N yang
merupakan jumlah pukulan perkaki (blow per foot).
C. Terori Dasar
SPT dilakukan dengan cara pengambilan sampel dengan menggunakan alat
yang didorong dengan inpak dari suatu beban yang jatuh kepada pipa pancang
yang dihubungkan dengan alat pengambil sampel dan sambung keatas sampai
ke permukaan tanah (prosedur ini juga disbut sebagai percobaan penetrasi
dinamis). Jatuh bebas dan ketinggian jatuh dapat diinterpretasikan secara
bebas dengan mempergunakan beban 63,5 kg yang jatuh dari ketinggian 76
cm,dimana dihitung jumlah tumbukan untuk memancang alat pengambil
sampel pada jarak 305 mm berikutnya. Penghitungan biasanya untuk setiap
tambahan 152 mm dan dijumlahkan untuk mendapatkan tumbukan N.
Melalui percobaan ini dapat di lakukan evaluasi secara kasar kepadatan
relatip dari tanah-tanah berbutir,atau konsistensi tanah-tanah kohesif.
Tanah non-kohensif Tanah konensif
Nilai NSPT Kepadatan Relatif Nilai NSPT Konsistensi
0 - 4 Sangat Lepas 0 -1 Sangat Lunak
5 - 10 Lepas 2 - 4 Lunak
11 - 24 Sedang 5 - 8 Teguh
Laporan Pratikum Pengenalan Alat Labor (Kelompok A) 3
25 - 50 Padat 9 - 15 Kenyal
> 50 Sangat Padat 16 - 30 Sangat Kenyal
31 - 60 Keras
> 60 Sangat Keras
D. Peralatan
1. SO 131 Spilit barrel sampler (Pemisah Contoh)
2. SO 132 Sampling Rod (Stang)
3. SO 133.1 Hammer (Penumbunk)
4. SO 133.2 Anvil (Kepala Penumbuk)
5. SO 133.3 Guide Rod (Stang Penghantar)
6. SO 134.1 Tripod Stang (Tiang Dudukan)
7. SO 134.2 Pulley (Katrol)
8. SO 134.3 Rope (Tali Tambang)
9. SO 135 Adaptor
10. GE 739 Pipe Wrench
Peralatan Penunjang
1. SO 137 Vertikal Guide (Panghantar Vertikal)
E. Cara Penyetelan Alat
1. Pasang tiang tripod lalu sambung dengan batang penyambung setelah itu
angkat tripod tersebut sampai berdiri tegak lurus bila benar-benar sudah
pas lalu pasang kaki tripod tersebut.
2. Pasang katrol (pulley) pada atas tripod
Laporan Pratikum Pengenalan Alat Labor (Kelompok A) 4
3. Masukan tali tambang penarik pada katrol (pulley) lalu sambungkan
dengan beban tumbukan
4. Setelah beban pengahantar distel lalu masukkan beban tumbukan tersebut
pada batang penghantar dan pasang kepala pembatas yang berada pada
batang penghantar.
5. Masukan kepala penumbuk pada batang penghantar yang ada pada bawah
batang penghantar.
6. Masukan nepel (adaptor) pada kepala penumbuk lalu sambung dengan
stang SPT setelah itu baru pasang spilit barrel sampler.
F. Persedur Percobaan
1. Bersihkan dasar lubang bor.
2. Bersihkan spilit barrel sampler dengan teliti. Jangan sampai ada kotoran
yang menempel dibagian dalamnya.
3. Pasang spilit barrel sampler pada stang.
4. Siapkan tripod berikut katrol dan tali tanbang penariknya.
5. Turunkan stang SPT yang telah dipasang spilit barrel sampler tadi dengan
bantuan tali tambang yang digantung pada katrol.
6. Setelah mencapai dasar lubang bor, stang SPT yang berada dipermukaan
tanah diberi tanda dengan kapur mulai dari permukaan tanah sampai 45
cm diatas permukaan tanah dengan jarak 15 cm.
7. Pasang kepala penumbunk dan stang penghantar pada stang yang paling
atas.
8. Masukan penumbuk ke stang penghantar dengan bantuan tali tambang dan
katrol.
Laporan Pratikum Pengenalan Alat Labor (Kelompok A) 5
9. Jatuhkan beban dengan tinggi jatuh bebas 75 cm dari permukaan kepala
penumbuk sehingga spilit barrel sampler menembus tanah.
10. Catat jumlah tumbukan yang diperlukan untuk menekan spilit barrel
masuk kedalam tanah yang sedalam 15 cm pertama (N-1). Demikan pula
halnya dengan 15 cm kedua (N-2) dan ketiga (N-3). Nilai SPT adalah
jumlah N-2 dan N-3.
11. Putar stang SPT satukali untuk melepaskan / memotong contoh tanah pada
dasar spilit barrel sampler kemudian diangkat dengan bantuan tali tambang
dan katrol.
12. Setelah spilit barrel sampler terambil. Bukalah spilit barrel sampler
tersebut untuk dibuat deskripsi jenis tanahnya.
13. Masukkan sample tanah tersebut kedalam plastik dam beri label yang
membuat deskripsi, kedalam contoh tanggal pengambilan.
Catatan :
1. Berat penumbuk (hammer) standard adalah 63,5 kg. Jangan tambahkan
dengan beban lain pada penumbuk tersebut sehingga menyimpang dari
standard.
2. Pembacaan penetrasi seharusnya dilakukan setiap x 1 foot, = x 12
Inch = 6 inch = 15, 24 cm. Dalam hal ini dibulatkan menjadi 15 cm untuk
menyederhanakannya.
3. Pada waktu melepas penumbukan dari ketinggian 75 cm, tambang harus
dilepas dengan bebas agar energi tumbukan tidak berkurang.
Laporan Pratikum Pengenalan Alat Labor (Kelompok A) 6
BAB II
PENGENALAN ALAT DAN PRAKTEK
LAPANGAN
UJI KARAKTERISTIK BETON
Contents
2. 1 COMPRESSION MACHINNE / PENGUJIAN KUAT TEKAN BETON
2. 2 HAMMER TEST
Laporan Pratikum Pengenalan Alat Labor (Kelompok A) 7
2.1 COMPRESSION MACHINNE
CO-325.4 / SK SNI M 14 1989 - F
A. Maksud dan Tujuan
Maksud
Metode ini dimaksudkan sebagai pegangan dalam pengujian ini untuk
menentukan kuat tekan ( compressive strength ) beton dengan beban uji
berbentuk silinder yang dibuat dan dimatangkan ( curring ) di laboraturium
maupun di lapangan.
Tujuan
Tujuan pengujian ini untuk memperoleh nilai kuat tekan dengan prosedur
yang benar.
B. Ruang Lingkup
Pengjian ini dilakukan terhadap beton segar ( fresh concrete ) yang mewakili
campuran beton; bentuk beton benda uji bias berujud silinder ataupun kubus;
hasil pengujian ini dapat digunakan dalam pekerjaan:
1. Perencanaan campuran beton;
2. Pengendalian mutu beton pada pelaksanaaan pembetonan
C. Pengertian
Kuat tekan beton adalah besarnya beban per satuan luas, yang menyebabkan
beton uji beton hancur bila dibebani dengan gaya tekan tertentu, yang
dihasilkan oleh mesin tekan.
D. Cara Pengoperasian Mesin
1. Tempatkan mesin ini pada ruangan yang cukup, agar tidak terganggu pada
waktu pengoperasian.
Laporan Pratikum Pengenalan Alat Labor (Kelompok A) 8
2. Periksa perlengkapan mesin dan oli dikontrol jangan sampai kurang atau
berlebihan pada waktu pengoperasian.
3. Buka pintu rangka dan periksa alat penahan bebas atas (12), apakah sudah
terpasang seperti pada gambar.
4. Periksa manometer (3), apakah masih menunjukan angka nol untuk jarum
hitam (2). Jika tidak, manometer tersebut perlu diperbaiki dan dikalibrasi
kembali. Jarum merah (1) diarahkan tepat ke angka nol sampai menyentuh
jarum hitam, dengan cara memutar mur pada kaca manometer. Jarum
merah ini berfungsi untuk menunjukan angka maksimum dari beban yang
dicapai pada pembebanan dan angka maksimum, jarum merah didorong
oleh jarum hitam dan jarum hitam ini akan kembali keangka nol jika
pembebanan menurun.
5. Selang hidroulic dan mur sambungan diperiksa jangan sampai ada yang
bocor.
6. Setelah siap letakkan benda uji pada plat penahan bawah (14) untuk
menguji bahan berbentuk silinder (13) dengan ukuran benda uji 15 x 30
cm, benda uji tersebut diletakkan pada plat penahan beban bawah tanpa
diberi dudukan tambahan. Untuk benda uji yang berbentuk kubus dengan
ukuran benda uji 15 x 15 x 15 cm, ditambah dudukan. Hal ini disebabkan
stroke piston hidroulic terbatas.
7. Tutup pintu rangka mesin, lalu masukkan striker (10) pada stop kontak
bertegangan 220 Volt.
8. Putar Handle penekan kearah kanan (4) lalu dorong keposisi depan untuk
Handle kecepatan (Speed) untuk kecepatan penuh, sampai benda uji
mengalami keruntuhan/pecah.
9. Bila perlawanan benda uji sudah tidak ada lagi perlawanan maka arahkan
handle penurunan keposisi kiri, bila akan mempercepat proses penurunan
maka tinggal mengatur handle kecepatan proses penurunan untuk
kecepatan penuh sambil diputar kearah kiri.
10. Catat angka maksimum yang dicapai oleh jarum merah lalu keluarkan
benda uji dari plat pemecah, kemudian cabut kembali striker.
Laporan Pratikum Pengenalan Alat Labor (Kelompok A) 9
Perhatian
Tekanan maksimum yang bekerja jangan sampai melampaui kapasitas
komponen yang paling lemah. Beberapa petunjuk dibawah ini dapat membantu
dalam menggunakan peralatan yang menggunakan system hidroulic.
1. Hubungan hidroulic, selang dan komponen penyambung agar tetap dapat
bekerja dengan baik sampai tekanan tertinggi. Gunakan selalu selang dan
pipa sesuai dengan rekomendasi pabrik pembuat.
2. Semua hubungan harus kencang, gunakan pita sealer berkualitas baik.
Perhatian :
Pita Teaflon adalah sebuah sealer drat yang terbaik. Tetapi jika pita
tersebut tidak digunakan sebagai mana mestinya, maka ada bagian pita
yang masuk kedalam system hidroulic mengakibatkan system tersebut
tidak berfungsi baik/rusak. Gunakan pita sebanyak 1 1/2 lilitan untuk
masing-masing drat. Potong bagian ujung pita yang lebih.
3. Jangan mengencangkan drat terlalu keras. Semua hubungan harus pada
posisi tepat dan fluida dapat mengalir bebas. Pemasangan terlalu kencang
akan mengakibatkan tegangan berlebihan pada bagian-bagiannya, yang
menyebabkan kebocoran pada tekanan yang rendah.
4. Penyambungan hidrolic harus kencang tapi jangan menggunakan tenaga
yang berlebihan. Penyambungan yang longgar akan mengganggu sebagian
atau seluruh system saluran yang menyebabkan sedikit atau tidak ada
aliran oli sama sekali sehingga menyebabkan alat-alat rusak tak berfungsi.
5. Periksa slang hidoulic dan komponen penyambung dihubungkan ke inlet
dan outlet yang benar dari pompa, silinder, klep/katup dan komponen
lainnnya.
Laporan Pratikum Pengenalan Alat Labor (Kelompok A) 10
Petunjuk
Gunakan manometer yang cocok dengan tekanan yang akan bekerja.
Jangan membebani system hidroulic diatas kemampuan batas komponen yang
paling rendah.
Catatan
1. Untuk pengujian ini, tekanlah bahan apa saja yang dapat ditentukan
sampai menekan angka pada manometer, dan diamkan kurang dari 10
menit.
2. Apakah jarum tersebut masih tetap pada angka semula ? Jika masih tetap
mesin ini dalam keadaan baik, jika tidak perlu diperiksa kemungkinan ada
kebocoran-kebocoran pada sambungan selang hidroulic.
3. Atau mungkin masih adanya gelembung-gelembung udara pada waktu
pengisian oli.
4. Untuk menghilangkan gelembung-gelembung udara ini, bukalah mur pipa
hidrolic yang menuju manometer dan pompalah agar oli padat keluar
bersama gelembung udara.
5. Dan setelah selesai, pasang kembali dengan kuat mur-mur tersebut.
6. Piston hidroulic mak 10 cm hal ini perlu dijaga baik-baik agar piston naik
tidak melebihi 10 cm dan tidak melampaui tanda batas maksimum pada
piston hidroulic. Jika hal ini terjadi hidroulic akan rusak.
E. Pengolahan Data
Kuat tekan beton ( b ) = P (kg/cm2)................(1)
A
Keterangan : P = Beban maksimum (kg)
A = Luas penampang benda uji (cm2)
Kuat tekan beton ( bk ) = bm 1,16 S (kg/cm2)....(2)
Laporan Pratikum Pengenalan Alat Labor (Kelompok A) 11
Tegangan Rata-rata ( bm ) = b (kg/cm2) (3)
n
Deviasi standard ( S ) = n (bm b )2 kg/cm2)....(4)
n - 1
Keterangan : bm = Tegangan Rata-rata (kg/cm2)
S = Deviasi standard (kg/cm2)
Faktor pengali deviasi standard n < 15 = 1,16
- n < 20 = 1,08
- n < 25 = 1,03
- n < 30 = 1,00
Beberapa ketentuan khusus yang harus diikuti sebagai berikut :
1) Untuk benda uji berbentuk kubus ukuran sisi 20 x 20 x 20 cm
cetakan diisi dengan adukan beton dalam 2 lapis, tia[-tiap lapis
dipadatkan dengan 29 kali tusukan; tongkat pemadat diameter 16
mm, panjang 600 mm;
2) Untuk benda uji berbentuk kubus ukuran sisi 15 x 15 x 15 cm,
cetakan diisi dengan adukan beton dalam 2 lapis, tiap-tiap lapis
dipadatkan dengan 32 kali tusukan; tongkat pemadat diameter 10
mm, panjang 300 mm;
3) Benda uji berbentuk kubus tidak perlu dilapisi;
4) Bila tidak ada ketentuan lain konversi kuat tekan beton dari bentuk
kubus kebentuk silinder, maka digunakan angka perbandingan kuat
tekan seperti berikut :
Laporan Pratikum Pengenalan Alat Labor (Kelompok A) 12
Daftar Konversi
Bentuk benda uji Perbandingan
Kubus : 15 cm x 15 cm x 15 cm
: 20 cm x 20 cm x 20 cm *)
Silinder : 15 cm x 30 cm
1,00
0,95
0,83
(*) 15 cm = dimeter silinder
20 cm = tinggi silinder
5) Pemeriksaan kekuatan tekan beton biasanya pada umur 3, 7, 14,
21, dan 28 hari;
6) Hasil pemeriksaan diambil nilai rata-rata dari minimum 2 buah
benda uji;
7) Apabila pengadukan dilakukan dengan tangan ( hanya untuk
perencanaan campuran beton ), isi bak pengaduk maksimum 7
dm3 dan pengadukan tidak boleh dilakukan untuk campuran beton
slump. 0.
Setiting Time
Yaitu periode yang berlangsung antara permulaan semen menjadi kaku
dan saat semen itu beralih kedalam keadaan keras / padat.
Keadaan ini dapat diartikan bahwa pasta semen telah menjadi keras, akan
tetapi belum cukup kuat setelah ini pengerasan berlangsung terus mula-
mula secara cepat, kemudian lebih lambat untuk jangka waktu yang lama.
Umur Dan Kuat Tekan Beton
Umur beton ( hari ) 3 7 14 21 28 90 365
Semen porland biasa 0,40 0,65 0,88 0,95 1,00 1,20 1,35
Semen porland dengan kekuatan
awal yang tinggi 0,55 0,75 0,90 0,95 1,00 1,15 1,20
Laporan Pratikum Pengenalan Alat Labor (Kelompok A) 13
F. Laporan Pengujian
Laporan harus meliputi hal_hal spertio berikut :
1. Perbandingan campuran;
2. Berat (kg);
3. Diameter dan tinggi (cm);
4. Luas penampang (cm2);
5. Berat isi (kg/dm2);
6. Beban maksimum (kg);
7. Kuat tekan (kg/cm2);
8. Cacat;
9. Umur Beton (hari);
Laporan Pratikum Pengenalan Alat Labor (Kelompok A) 14
2.2 HAMMER TEST
Pd. M 05-1996-03
A. Maksud dan Tujuan
Maksud
Metode pengujian Elemen Struktur dengan alat Palu Beton Tipe N dan NR
ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan dalam pelaksanaan uji
kekerasan permukaan beton dilapangan.
Tujuan
Metode pengujian ini adalah untuk memperkirakan nilai kuat beton pada
sutu elemen struktur untuk keperluan pengendalian mutu beton dilapangan
bagi perencana dan atau pengawas pelaksanaan pekerjaan.
B. Ruang Lingkup
Metode pengujian ini mencakup :
Ketentuan-ketentuan dan cara uji
Pengukuran nilai lenting dengan alat palu beton
Perkiraan besarnya kuat tekan beton pada struktur berdasarkan benda uji
kubus atau silinder
C. Pengertian
Yang dimaksud dengan :
Alat palu beton adalah palu baja yang digerakkan oleh gaya pegas yang
apabila dilepaskan akan memukul peluncur baja kepermukaan beton.
Kekerasan permukaan adalah kekerasan yang ditunjukan oleh besarnya
nilai lenting.
Nilai lenting adalah nilai pembacaan yang ditunjukkan oleh alat setelah
peluncur baja memukul permukaan beton.
Palu beton tipe N adalah alat uji palu beton yang dapat digunakan untuk
pengujian struktur beton normal yang tidak dilengkapi dengan alat
pencatat data ( Recorder ).
Laporan Pratikum Pengenalan Alat Labor (Kelompok A) 15
Palu beton tipe NR adalah alat uji palu beton yang dapat yang digunakan
untuk pengujian struktur beton normal dan dilengkapi dengan alat pencatat
data ( Recorder ).
D. Ketentuan Ketentuan
1. Umum
Ketentuan umum yang harus dipenuhi sebagai berikut :
Setiap Eleman Struktur yang diuji harus diberi identitas.
Palu beton yang di pakai harus sudah dikalibrasi dengan testing anvil
sesuai ketentuan yang berlaku atau petunjuk dari pabrik
pembuatannya.
Bila secara visual tampak kelainan khusus, diharuskan melakukan uji
karbonasi sebelum pengujian dengan alat uji palu beton.
Hasil pengujian harus ditandatangani oleh teknisi pelaksana yang
ditunjuk Sebagai penanggung jawab pengujian.
Laporan pengujian harus disyahkan oleh kepala laboratorium dengan
dibubuhi nama, dan tanda tangan.
Bukan merupakan alternative SNI-1974-1990-F tentang metode
pengujian kuat tekan beton, tapi sebagai indicator untuk menilai mutu
beton.
2. Teknis
2.1 Peralatan
Alat palu beton yang digunakan harus memenuhi ketentuan
berikut :
Dilengkapi dengan bagian-bagian alat yang dapat dilihat pada
gambar.
Pegas baja dapat bergerak pada kecepatan yang tetap dan dapat
berulang-ulang.
Laporan Pratikum Pengenalan Alat Labor (Kelompok A) 16
Nilai lenting dapat dibaca pada garis skala yang terpasang pada
rangka selubung atau lembar pencatat.
2.2 Benda Uji
Tebal elemen struktur pelat dan dinding minimal 100 mm dan
kolom minimal 125 mm.
Bagian-Bagian Peralatan
1. Kepala torak
2. Permukaan beton
3. Tabung
4. Jarum Penunjuk Rebound
5. Tombol penekan
6. Batang penghantar
7. Flens penuntut
8. Ring penekan
9. Ring penyekat debu
10. Penutup
11. Pegas penekan
12. Pasak
13. Palu
14. Pegas peredam
15. Pegas pemukul
16. Pegas pengunci
17. Mur drad halus
18. Skala pembacaan
19. Skrup Pengatur
20. Mur pengunci
21. Pen pasak
22. Pegas Pasak
Laporan Pratikum Pengenalan Alat Labor (Kelompok A) 17
2.3 Bidang Uji
Bidang uji pada elemen struktur harus memenuhi ketentuan
berikut :
Permukaan beton yang akan diuji harus merupakan permukaan
yang padat,rata,halus dan tidak dilapisi oleh plesteran atau
bahan pelapis lainnya.
Bidang uji yang dipilih harus kering dan halus,bebas dari
tonjolan-tonjolan atau lubang-lubang.
Lokasi-lokasi bidang uji harus ditentukan harus dengan
dimensi elemen. struktur dan jumlah nilai uji yang diperlukan
untuk perhitungan perkiraan kekuatan beton.
2.4 Persiapan pengujian
Persiapan pengujian harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
Permukaan bidang uji diberi tanda batas lokasi untuk titik-titik
uji dengan minimum berukuran seluas 100 x 100 mm2.
Permukaan bidang uji yang kasar harus digerinda halus
sebelum diuji.
Bidang uji pada struktur yang berumur lebih dari 6 bulan harus
digerinda rata sampai kedalaman 5 mm sebelum diuji, jika hasil
ujinya akan dibandingkan dengan hasil uji beton yang berumur
lebih muda.
2.5 Arah pukulan
Arah pukulan harus memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai
berikut :
Arah pemukulan pada satu lokasi bidang uji sama.
Pada pengujian dengan arah pukulan tidak horizontal, nilai
lenting rata-rata harus dikoreksi dengan nilai inklinasi sesuai
Laporan Pratikum Pengenalan Alat Labor (Kelompok A) 18
dengan petunjuk penggunaan alat palu uji yang bersangkutan
(Lamp. B).
2.6 Perkiraan kuat tekan
Kuat tekan diperkirakan berdasarkan nilai lentingan ulang
diperoleh atau yang telah dikoreksi nilai inklinasinya dengan
menggunakan teble atau kurva korelasi pada petunjuk
penggunaan alat palu beton yang pakai menguji.
2.7 Kalibrasi Alat
1. Cara Kalibrasi
Dengan memukulkan batang pemukul ke bahan standar yang
sudah diketahui kekerassannya yang disebut ANVIL
Dilakukan posisi vertikal dari atas ke bawah sebanyak 20 kali
Menghasilkan besaran faktor pengali atau pembagi
Faktor Kalibrasi = Rebound Maximum
pengali (Fkp) Rebound Rata-rata
Laporan Pratikum Pengenalan Alat Labor (Kelompok A) 19
Faktor Kalibrasi = Rebound rata-rata
Pembagi (Fkp) Rebound Maximum
Bilamana hasil rebound kalibrasi sangat berbeda jauh
dibandingkan dengan hasil standar Anvil, maka alat perlu
diservice.
E. Persedur Pengujian
1. Persiapan Pengujian
Persiapan pengujian dilakukan sebagi berikut :
Tentukan lokasi bidang uji pada elemen struktur yang akan diperiksa
dan diberi tanda batas yang jelas sesuai Ayat 2.4. butir 1.
Bersikan permukaan bidang uji dari plesteran atau pelapis pelindung
lainnya.
Ratakan permukaan bidang uji dengan gerinda sesuai Ayat 2.4. butir 2
dan 3.
2. Pengujian
Lakukan pengujian sebagai berikut :
Sentuhkan ujung peluncur pada permukaan titik uji dengan posisi
tegak lurus bidang uji.
Secara perlahan tekankan palu beton dengan arah tegak lurus bidang
uji sampai terjadi pukulan pada titik uji.
Lakukan 10 kali pukulan pada satu lokasi bidang uji dengan jarak
terdekat antara titik-titik pukulan 25 mm.
Catat semua nilai pembacaan yang ditunjuk skala.
Hitung nilai rata-rata pembacaan.
Laporan Pratikum Pengenalan Alat Labor (Kelompok A) 20
Nilai pembacaan yang berselisih lebih dari 5 satuan terhadap nilai rata-
rata tidak boleh diperhitungkan, kemudian hitung nilai rata-rata
sisanya.
Semua nilai pembacaan diabaikan apabila terdapat dua atau lebih dari
pembacaan yang berselisih lebih nilai pembacaan yang berselisih lebih
dari 5 satuan terhadap nilai rata-ratnya.
Koreksi nilai akhir rata-rata sesuai inklinasi pukulan lebih arah
pukulan tidak horizontal.
Hitung perkiraan nilai kuat tekan kubus atau silinder beton dengan
menggunakan tabel atau kurva korelasi yang terdapat pada petunjuk
penggunaan palu beton yang bersangkutan.
Isikan semua nilai lenting dan perkiraan kuat tekan dalam formulir
seperti lampiran B.
F. Pengolahan Data
Kuat tekan beton ( bk ) = bm 1,64 S (kg/cm2).... (1)
Deviasi standard ( S ) = n (bm b )2 kg/cm2)....(2)
n - 1
Tegangan Rata-rata ( bm ) = b (kg/cm2) (3)
n
G. Laporan Pengujian
Laporan hasil perkiran kuat tekan elemen struktur dengan alat palu beton
harus memuat :
Nomor dan tanggal laporan.
Identifikasi elemen struktur yang diuji.
Tanggal pengujian.
Lokasi bidang uji pada elemen struktur.
Laporan Pratikum Pengenalan Alat Labor (Kelompok A) 21
Keterangan yang dianggap perlu mengenai elemen struktur.
Nilai-nilai pembacaan rata-rata pada satu bidang uji.
Nilai koreksi sesuai inklinasi arah pukulan.
Perkiraan kuat tekan beton kubus atau silinder.
Nama dan tanda tangan teknik pengujian.
Nama dan tanda tangan kepala laboratorium.
Laporan Pratikum Pengenalan Alat Labor (Kelompok A) 22
BAB III
PENGENALAN ALAT DAN PRAKTEK
LAPANGAN
UJI KETEBALAN ASPAL DILAPANGAN
Contents
3. 1 CORE DRILLING TEST
Laporan Pratikum Pengenalan Alat Labor (Kelompok A) 23
3.1 CORE DRILLING TEST
BI 400 A
A. Maksud
Untuk mengambil contoh aspal dipermukaan jalan yang sudah jadi
B. Peralatan
1. Hande Pemutar
2. Keran Air
3. Sekrup Pengangkat
4. Mata Bor (diamond Bit)
5. As Pelurus
6. Baut pengunci beker
7. Roda transportasi
8. Handle Starter
9. Tengki Bahan Bakar
10. Saklar Off
11. Landasan Atas
12. Beban Pemberat
13. Tempat Air
14. Kunci Mata Bor
C. Prosedur Percobaan
1. Letakan mesin pada lokasi yang akan diambil contohnya.
2. Kokohkan kedudukan mesin dengan bantuan baut statis, turunkan semua
bautnya sehingga mengikat kuat pada permukaan jalan.
3. Isi tengki bahan bakar dengan bensin
Laporan Pratikum Pengenalan Alat Labor (Kelompok A) 24
4. Periksa oli menunjukkan maksimum bila berada dibawah maksimum
tambahkan oli mesin dengan oli SAE 30 hingga memcapai batas
maksimum.
5. Lumasi sekrup pengankat dan as pelurus dengan gemuk.
6. Pasang mata bor dengan kunci yang tersedia.
7. Siapkan air pada tempat air,letakkan pada tempat yang lebih tinggi dari
mesin dan alirkan air melalui slang menuju mata bor,hal ini menjaga
supaya mata bor tidak cepat aus.
8. Hidupkan mesin dengan jalan menarik tali handle starter denga kuat dan
atur gas agar mata bor dapat berputar dengan stabil.
9. Putar handle pemutar dengan arah berlawanan dengan jarum jam
sengingga mata bor dapat turun pada kedalaman yang diinginkan.
10. Bila kedalaman yang di inginkan sudah tercapai putar handle engkol
searah jarum jam untuk menaikkan mata bor
11. Setelah selesai matikan mesin dengan menekan tombol dan baut pengunci
statis dinaikkan kembali dan mata bor dilepas.
DIN
AS
PE
KE
RJ
AA
N U
MU
M K
AB
. IN
HIL
TE
MB
ILA
HA
N: 1
1 N
OV
EM
BE
R 2
00
9
UN
IT P
EL
AK
SA
NA
TE
KN
IS P
EN
GU
JIA
N B
EN
DA
UJI
: S
ILIN
DE
R 1
5 x
30
cm
BA
GIA
N P
RO
YE
K:
TE
MB
ILA
HA
N M
UT
U B
ET
ON
:
VO
LU
ME
PE
NG
EC
OR
AN
M
3
AG
G. K
AS
AR
: R
EN
GA
T / A
IR M
OL
EK
SE
ME
N P
OR
TL
AN
D:
HO
LC
IN J
UM
LA
H B
EN
DA
UJI
10
Bu
ah
AG
G. H
AL
US
: P
EK
AN
TU
AA
IR:
AIR
SU
MU
R
n-1
b
11
25
00
25
-Oct-
09
11
-No
v-0
91
71
60
0.9
11
01
.54
12
2.3
38
.59
Fa
kto
r P
en
ga
li
21
25
00
25
-Oct-
09
11
-No
v-0
91
71
40
0.9
18
8.8
51
07
.04
4.6
9D
evia
si S
tan
da
r
31
25
00
25
-Oct-
09
11
-No
v-0
91
71
10
0.9
16
9.8
18
4.1
09
6.2
8-
n