LAPORAN PRAKTIKUM
LAPORAN FRIYING AND BAKING
KUE SUS
Laporan Praktikum Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Teknologi Pangan
Oleh :
Kelompok/Tingkat : 3/II
Anggi Riska Dwi Nastiti 1203410003Riza Candra Puspita 1203410011Riska Rizky Amalya 1203410019Rahma Miftahul Janah 1203410028Oktaviani Nur Aisyah 1203410037
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN GIZI
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV GIZI
MALANG
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas laporan yang berjudul
“Laporan Baking Kue Sus” dengan tepat waktu.
Penyusunan laporan ini merupakan salah satu syarat pemenuhan tugas
Ilmu Teknologi Pangan. Tidak dapat disangkal butuh usaha keras, kegigihan dan
kesabaran untuk menyelesaikannya. Namun disadari, karya ini tidak akan
terselesaikan tanpa adanya orang-orang tercinta disekeliling penulis yang telah
membantu dan mendukung. Sebagai penyusun, tidah lupa kami mengucapkan
terima kasih kepada:
Dosen Ilmu Teknologi Pangan yang telah memberikan bimbingan dan
pengarahan dalam peyusunan karya tulis ini.
Orang tua kami atas doa restunya.
Teman-teman yang telah mendukung kami dalam pembuatan karya tulis ini.
Dan semua pihak yang telah membantu kami namun tidak dapat kami
sebutkan satu persatu.
Kami menyadari keterbatasan kami sebagai penulis yang mana masih jauh
dari sempurna. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan karya tulis selanjutnya.
Malang, 7 Mei 2014
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Indonesia dengan jumlah penduduk yang cukup besar yaitu ± 220
juta jiwa merupakan pasar potensial untuk berbagai jenis produk pangan
ringan. Jenis makanan ringan yang beredar di pasaran saat ini sangat
beragam, baik yang berupa makanan ringan tradisional maupun makanan
ringan modern seperti snack, biscuit, kembang gula, kue. Salah satu kuenya
adalah kue sus. Kue sus merupakan salah satu contoh makanan dengan proses
baking. Baking adalah mengolah makanan dalam oven dengan panas dari
segala arah. Teknik baking ada yang menggunakan loyang berisi air di dalam
oven dimana loyang itu masuk kedalam lonyang yang satunya. Prinsip dasar
baking yaitu panasakan oven sesuai dengan suhu yang diperlukan sebelum
bahan makanan masuk ke dalam oven, suhu yang dipergunakan harus tetap di
pantau selama proses pembakaran. Dalam makanan kontinental makanan
yang di proses dengan baking macam-macam pastry, roti, kentang,cake,
pudding dan sus. (Rani.2010)Kue sus (bahasa Belanda: soes) adalah kue berbentuk bundar dengan
rongga berisi fla (vla), custard, atau daging. Kue sus dengan isi vla atau
custard disajikan setelah didinginkan di lemari es,
karena vla atau custard yang berbahan baku susu mudah menjadi basi. Kue
sus dalam bahasa Perancis disebut choux à la crème. Bentuk kue yang bundar
seperti kubis menjadikan kue ini disebut choux (bahasa Perancis untuk kol).
(Wikipedia)Kriteria sus yaitu, mengembang dengan sempurna, kosong bagian
dalam/berongga, lembut, dan berwarna kuning kecokelatan. (Sudewi.2010)
1.2 Tujuan Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh baking/pemanggangan terhadap mutu
organoleptik kue sus.
Tujuan Khusus1. Mengetahui manfaat baking dalam pembuatan kue sus.2. Mengetahui pengaruh baking terhadap mutu organoleptik kue sus.3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi baking
1.3 Manfaat Mahasiswa mengetahui pengaruh baking terhadap mutu organoleptik
(warna, aroma, rasa, tektur) kue sus. Mahasiswa mengetahui proses baking pada produk olahan sus isi vla
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Baking atau Pemanggangan
Baking adalah mengolah makanan dalam oven dengan panas dari
segala arah. Teknik baking ada yang menggunakan loyang berisi air di dalam
oven dimana loyang itu masuk kedalam lonyang yang satunya. Prinsip dasar
baking yaitu panasakan oven sesuai dengan suhu yang diperlukan sebelum
bahan makanan masuk ke dalam oven, suhu yang dipergunakan harus tetap di
pantau selama proses pembakaran. Dalam makanan kontinental makanan
yang di proses dengan baking macam-macam pastry, roti, kentang,cake,
pudding dan sus.
Pemanggangan merupakan salah satu proses pengolahan pangan
yang menggunakan media panas dalam upaya pemasakan dan pengeringan
bahan pangan. Pemangganan juga memberikan efek pengawetan karena
terjadi inaktivasi mikroba dan enzim serta penurunan Aw (aktivitas air).
Pemangganan dapat dilakukan secara langsung maupun tidak
langsung. Proses pemanggangan langsung menggunakan media panas yang
bersinggungan langsung dengan bahan, sementara pemanggangan tidak
langsung menggunakan alat pemanas yang akan memanaskan udara baru
kemudian udara panas tersebut yang masuk ke dalam bahan pangan.
Proses pemanggangan menyebabkan perubahan warna, tekstur, aroma
dan rasa dari bahan. Bahan yang paling sering diproses dengan memanggang
adalah roti (bakery). Produk rerotian terdapat dalam berbagai jenis.
Pemanggangan dapat dilakukan dengan menggunakan oven listrik
atau oven api. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah suhunya. Suhu
oven yang terlalu tinggi menyebabkan hangus atau warna kulit tidak menarik,
sedangkan suhu oven yang terlalu rendah menyebabkan kulit roti pucat dan
tebal. Suhu oven yang baik untuk memanggang roti sekitar 200oC.
Untuk roti yang mengandung banyak gula (roti manis) sebaiknya
digunakan suhu yang lebih rendah yaitu sekitar 180 – 190oC. Hal ini
dilakukan untuk menghindari terbentuknya warna yang terlalu gelap
(karamelisasi). Waktu pemanggangan sekitar 20 – 30 menit.
Selama pemanggangan akan terjadi pengembangan volume adonan,
inaktifnya khamir dan enzim, karamelisasi yang membentuk warna coklat
kulit roti, denaturasi protein dan gelatinisasi pati. Roti yang telah dipanggang
perlu didinginkan (dibiarkan) sampai mencapai suhu kamar untuk
memudahkan penanganan/pengemasan, mengempukkan tekstur dan
memudahkan pengirisan.
Manfaat dan kerugian dalam proses pemanggangan dari segi gizi dan
kesehatan:
Manfaat Kerugian Pemanggangan akan
menyebabkan gelatinisasi
pati yang akan
meningkatan nilai
cernanya.
Pengurangan jumlah
mikroorganisme yang
bersifat merugikan
Beberapa mineral seperti zat besi,
kemungkinan akan teroksidasi (tereduksi)
selama proses pemanggangan dan akan
mempengaruhi absorpsi dan nilai biologisnya
Pada proses pamanggangan yang ekstrim,
asam linoleat dan kemungkinan juga asam
lemak yang lain akan dikonversi menjadi
hidroperoksida yang tidak stabil oleh adanya
aktivitas enzim lipoksigenase. Perubahan
tersebut akan berpengaruh pada nilai gizi lemak
dan vitamin (oksidasi vitamin larut lemak)
produk.
- Peranan karbohidrat sederhana dan
kompleks dalam reaksi Maillard dapat
menurunkan ketersediaan karbohidrat dalam
produk-produk hasil pemanggangan.
Makanan panggang dapat mengandung zat
karsinogen penyebab kanker.
Perubahan Sifat Fisik dan Nilai Gizi Selama Proses Baking serta Roasting
ProsesParameter
PerubahanEfek
Baking&
Roasting
Flavor,
Aroma,
dan Warna
1. Terjadinya reaksi Maillard, degradasi strecker
menghasilkan aroma berbeda sesuai dengan
kombinasi dari asam amino bebas dan gula.
Contohnya prolin, aroma potato, mushroom,
burned egg tergantung pada pemanasan dan
jenis gula.
2. Menurunkan beberapa produksi volatil,
mekanisme tersebut mengahsilkan aroma
berasap.
3. Tipe aroma tergantung dari asam amino,
lemak, dan gula pada lapisan permukaan
makanan, temperatur, RH makanan, dan
periode pemanasan.
4. Warna cokelat keemasan dihasilkan dari
reaksi Maillard, karamelisasi gula dan dextrin,
hidrolisis pati menjadi furfural dan
hydroxymethylfurfural, karbonisasi dari
lemak, gula, dan protein.
Tekstur
1. Terjadi crust, protein terdenaturasi, komponen
lemak meleleh, dan terdispersi sebagai
minyak yang keluar melalui bahan pangan
2. Adanya pemanasan menyebabkan terjadinya
destruksi mikroorganisme dan inaktivasi
enzim
3. Pada pemangganagan terjadi hidrolisis pati
menyebabakan reaksi pencoklatan Maillard
sehingga memberi warna yang lebih baik.
Contoh bahan pangan yang ketika dipanggang
menyebabkan terjadi crust yaitu daging, roti, dan
kentang. Pada makanan cereal, perubahan terjadi
pada struktur granula pati, gelatinisasi, dan
dehidrasi, sehingga menyebabkan terjadi crustNilai gizi
(nutritional
value)
1. Perubahan gizi yang utama terjadi pada
proses baking terjadi pada permukaan
makanan, rasio dari area permukaan dan
volume adalah merupakan faktor penting
dalam menentukan efek dari kehilangan zat
gizi secara keseluruhan.
2. Thiamine merupakan vitamin yang paling
penting dan paling labil terhadap panas dalam
cereal foods dan produk daging. Pada cereal
foods peningkatan kehilanagan thiamine
disebabkan oleh temperatur dari proses
baking dan pH dari makanan. Kehilangan
thiamine pada pan bread adalah sekitar 15%
tetapi dalam cake atau biskuit yang secara
kimiawi telah ditambah dengan leavening
agent seperti sodium bicarbonate, persentase
kehilangannya meningkat menjadi 50–95%.
Selama baking, sifat fisik dari proteins dan lemak
mengalami perubahan, dan pati mengalami proses
gelatinisasi dan terhidrolisis menjadi dextrin dan
kemudian mereduksi gula. Bagaimanapun nilai
gizi tidak terpengaruh. Kehilangan asam amino
dan pereduksian gula pada reaksi Maillard
browning menyebabkan sedikit perubahan pada
nilai gizi. Secara terpisah, lysine hilang dalam
reaksi Maillard, dimana sedikit mereduksi
kualitas protein.Aturan lama dan waktu pemanggangan adalah:
1. Penetapan suhu oven
Range suhu oven untuk mendapatkan volume roti yang optimal dan
warna kulit roti yang bagus adalah 220-260oC
2. Ukuran roti —> semakin besar ukuran roti, semakin lama waktu
pemanggangan
3. Gula dan susu bubuk —> semakin tinggi prosentase gula dan susu
bubuk dalam resep, semakin rendah suhu pemanggangan/oven.
4. Lemak –> semakin tinggi lemak dalam resep/formulasi, akan
memperlambat gelatinisasi pati, jadi waktu pemanggangan semakin
lama dengan suhu lebih rendah
5. Kepadatan/sifat adonan
Sifat adonan ini berhubungan dengan banyaknya cairan dalam adonan.
Makin banyak air maka waktu pemanggangan akan lebih lama.
6. Jenis kulit roti yang diinginkan
7. Makin lama waktu pemanggangan akan makin banyak air yang
teruapkan dan makin renyah kulit roti yang terbentuk. Kulit roti yang
renyah (crispy) dibentuk dengan menyemprotkan uap air (steam)
sebelum dan selama baking.
2.2 Kue SusChoux Paste merupakan salah satu jenis pastry dengan karakteristik
ringan, namun memiliki volume besar dan dikembangkan dengan kuat
(strongly leavened) dengan sel yang besar. Choux Paste sering juga disebut
dengan kue sus yang didefinisikan sebagai kue yang bertekstur lembut dan
kopong bagian dalamnya, sehingga dapat diisi dengan vla aneka rasa dan
macam. Saat ini tidak hanya diisi dengan vla, akan tetapi juga diisi dengan
berbagai macam filling seperti layaknya sandwich. Sus dapat berisi ragout,
lembaran smoked beef, keju lembaran, telur rebus yang diiris tipis, selda buah,
dan lain - lain. Choux Paste terdiri atas dua bentuk yaitu eclirs (bentuknya
lonjong) dan cream puff (bentuknya bundar).
Choux Paste adalah Jenis pastry yang diolah dengan metode masak
dan panggang atau goreng. Bahan baku utamanya adalah butter, air, terigu
(kadang juga dikombinasikan dengan maizena) dan telur. Pastry yang
dihasilkan dengan cara ini adalah ringan dan berongga, contohnya paris brest,
kue sus, éclair, profiterole, beignet, churrors, croquembouches, dan gougères.
Pematangan beignets dan churros adalah dengan cara digoreng.
Kue sus (bahasa Belanda: soes) adalah kue berbentuk bundar dengan
rongga berisi fla (vla), custard, atau daging. Kue sus dengan isi vla atau
custard disajikan setelah didinginkan di lemari es,
karena vla atau custard yang berbahan baku susu mudah menjadi basi. Kue
sus dalam bahasa Perancis disebut choux à la crème. Bentuk kue yang bundar
seperti kubis menjadikan kue ini disebut choux (bahasa Perancis untuk kol).
Jenis sus ada dua macam yaitu sus manis dan sus gurih atau asin.
Kandungan Gizi Kue Sus / buah
Energi 145, 78 kal
Protein 3,84 gram
Lemak 7,84 gram
Karbohidrat 13,21 gram
2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Kue Sus
Bahan utama pastry / Choux Paste / Kue sus yaitu:
1. Lemak
Lemak penting dalam proses pembuatan pastry untuk memberikan
tekstur dan rasa. Fungsi utama adalah untuk melapisi permukaan butiran
tepung terigu sehingga jaringan gluten tidak mudah terbentuk dan proses
ini sering disebut sebagai shortening effect /renyah. Sumber lemak dapat
berasal dari hewan, tumbuhan atau kedua-duanya. Sumber lemak hewan
dapat berupa mentega (butter), lemak sapi(tallow) dan lemak babi(lard).
Sumber lemak tumbuhan dapat berupa margarine (table
spread), shortening (100% hydrogenated vegetable oil seperti mentega
putih, Blue Band, Choppa dll) dan minyak tumbuhan. Jenis lemak yang
sekarang sering digunakan dirumah maupun di pabrik adalah mentega,
margarine dan shortening. Lemak yang dipakai adalah pastry margarin
(korsvet) atau mentega lipat untuk membentuk lapisan-lapisan pada
adonan. Sementara margarin/mentega diperlukan untuk memberikan
aroma serta rasa lebih gurih pada adonan.
2. Tepung Pastry
Penamaan jenis-jenis tepung (dalam hal ini tepung terigu)
di berbagai negara atau beda produsen sering membuat konsumen bingun.
Yang penting diperhatikan adalah jumlah protein untuk membedakan jenis
tepung terigu tersebut. Tepung yang untuk pastry dihasilkan dari gandum
yang lunak ( soft wheat ) dan tidak mengandung serpihan kulit biji gandum
(bran). Tergolong diantara tepung protein rendah dan sedang dan disebut
juga dengan nama tepung pastry(pastry flour), tepung kue kering (cookies)
atau tepung kue lembut. Jumlah protein pada tepung pastry sekitar 8-10%.
Namun ada beberapa pastry yang menggunakan tepung protein sedang (9-
12%) atau tepung serba guna(all purpose flour).Bila pastry flour tidak
dapat ditemukan, kita bisa membuat sendiri dengan mencampurkan tepung
serba guna dengan cake flour dengan perbandingan 1 bagian tepung serba
gusna (9-12%) dengan 1-2 bagian cake flour (5-8%).
3. Telur/kuning telur
Telur membuat pastry lebih lembut, memberikan warna kuning,
dan bersifat mengikat.
4. Gula
Penggunaan gula berfungsi membuat kulit pastry lebih renyah dan
memberi warna, rasa pada pastry.
5. Garam
Untuk memberikan rasa gurih pada adonan.
6. Air
Diperlukan untuk melarutkan tepung sehingga menjadi gumplan
adonan yang elastis. Menurut Hoesni (2011), penggunaan air yang terlalu
banyak akan menghasilkan pastry yang keras, sementara jika terlalu
sedikit akan membuat pastry rapuh.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum “Baking Kue” ini dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 02
Mei 2014. Bertempat di Laboratorium Teknologi Pangan Jurusan Gizi
Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang.
3.2 Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
Panci
Mangkuk
Baskom
Bahan- bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
3.3 Cara Kerja atau Prosedur Pembuatan Kue Sus
1. Masak air, garam dan margarin hingga mendidih (margarin meleleh
sempurna).
2. Masukkan terigu sambil diaduk dengan sendok kayu hingga terbentuk
adonan yang homogen. Biarkan hingga dingin.
3. Masukkan telur dan mixer hingga membentuk adonan.
4. Siapkan loyang yang telah diolesi margarin, panaskan oven.
5. Masukkan adonan ke dalam plastik segitiga dan bentuk sesuai yang
diinginkan, baking dalam oven hingga kuning kecoklatan.
Oven
Mixer
Sendok kayu
Loyang
Bahan vla :
500 ml Susu cair
3 sdm Maizena
2 butir Kuning telur, kocok lepas
1/2 cangkir Gula pasir
Vanila, rhum
1/2 sdt Garam
6. Jika sudah kuning kecoklatan, angkat dari oven dan biarkan dingin.
Prosedur Pembuatan Vla
7. Rebus susu cair, vanilla, gula pasir, maizena, garam sambil diaduk sampai
meletup-letup. Matikan api8. Masukkan kuning telur. Aduk cepat dan rata. Nyalakan api. Aduk sampai
meletup-letup kembali. Angkat. Biarkan hangat.9. Belah sus. Isi dengan vla.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil
Sus
Warna : Kuning keemasan Aroma : Aroma margarin Tekstur : Berongga, dan crispy Rasa : Gurih
Fla
Warna : putih kekuningan Aroma : aroma susu dan vanila Tekstur : lembut dan cair Rasa : Manis
5.2 Pembahasan
Dari hasil baking kue sus, kue sus yang dihasilkan berwarna kuning
keemasan, aromanya wangi margarin, teksturnya berongga dan crispy dan
rasanya gurih. Kue sus yang dihasilkan sudah cukup sesuai dengan harapan.
Untuk fla yang dihasilkan, pada awalnya fla yang terbentuk
teksturnya kental dan sesuai untuk kue sus. Namun setelah mengalami
pendinginan beberapa saat tekstur fla yang dihasilkan menjadi lebih encer.
Hal ini disebabkan oleh 2 kemungkinan, kemungkinan pertama hal ini
terjadi akibat kesalahan saat memasukkan fla yang masih hangat ke dalam
plastik segitiga sehingga menyebabkan uap air fla tersebut terperangkap di
dalam plastik dan menyebabkan fla tersebut menjadi lebih encer.
Kemungkinan kedua adalah adanya sineresis. Sineresis adalah suatu
fenomena dimana keluarnya cairan dari gel. Jumlah air yang keluar dari
jaringan tersebut akan seimbang dengan volume air yang masuk ke dalam
gel melalui proses gaya mekanik seperti pengadukan dan tekanan. Sineresis
pada fla dapat terjadi karena adanya pengadukan pada saat fla di dinginkan,
sehingga mengakibatkan keluarnya cairan dari gel dan membuat fla tersebut
menjadi lebih encer dari sebelumnya.
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Baking adalah mengolah makanan dalam oven dengan panas dari
segala arah. Teknik baking ada yang menggunakan loyang berisi air di
dalam oven dimana loyang itu masuk kedalam lonyang yang satunya.
Prinsip dasar baking yaitu panasakan oven sesuai dengan suhu yang
diperlukan sebelum bahan makanan masuk ke dalam oven, suhu yang
dipergunakan harus tetap di pantau selama proses pembakaran.
Kue sus (bahasa Belanda: soes) adalah kue berbentuk bundar dengan
rongga berisi fla (vla), custard, atau daging. Kue sus dengan isi vla atau
custard disajikan setelah didinginkan di lemari es,
karena vla atau custard yang berbahan baku susu mudah menjadi basi.
Kue sus yang dihasilkan dari praktek berwarna kuning keemasan,
aromanya wangi margarin, teksturnya berongga dan crispy dan rasanya
gurih. Kue sus yang dihasilkan sudah cukup sesuai dengan harapan. Untuk
bagian fla awalnya kental dan sesuai dengan seharusnya, namun setelah
mengalami pendinginan beberapa saat tekstur fla yang dihasilkan menjadi
lebih encer. Hal ini disebabkan oleh 2 kemungkinan, kemungkinan pertama
hal ini terjadi akibat kesalahan saat memasukkan fla yang masih hangat ke
dalam plastik segitiga sehingga menyebabkan uap air fla tersebut
terperangkap di dalam plastik dan menyebabkan fla tersebut menjadi lebih
encer. Kemungkinan kedua adalah adanya sineresis.
5.2 Saran
Pada saat akan memasukkan vla kedalam plastic segitiga lebih baik
menunggu vla dingin, supaya uap air vla tidak terperangkap didalam plastic.
DAFTAR PUSTAKA
Rizkalla SW, Laromiguiere, Champ M, Bruzzo F, Slama G. Effect of Baking
Process on Postprandial Metabolic Consequences: Randomized Trials in Normal
and Type 2 Diabetic Subjects. European Journal of Clinical Nutrition 61:175-183,
2007.
Wikipedia. 2014. Kue Sus. Online : diakses di http://id.wikipedia.org/wiki/Kuesus
pada tanggal 07 mei 2014.
Sudewi .2009. Soes. Online : diakses di http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/
JUR.PEND.KESEJAHTERAAN_KELUARGA/195904211986032-
SUDEWI/sus.pdf pada tanggal 07 mei 2014.
Atat . 2010. Metode Memasak. Online: http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/
JUR._PEND._KESEJAHTERAAN_KELUARGA/196002251988032.
ATAT_SITI_NURANI/METODE_MEMASAK.pdf. pada tanggal 07 mei
2014.
Mahasiswa ITP FTP IPB. 2010. Perubahan sifat fisik dan nilai gizi selama proses
baking serta roasting. Online :
http://lordbroken.wordpress.com/category/ilmu-dan-teknlogi-
pangan/page/10/ pada 08 Mei 2014.
Mariyana Lisa. 2009. Kue sus. Online: diakses di
http://kulinersehat.wordpress.com/2009/06/07/kue-sus/. Pada 11 Mei
2014
Nur Safitri. 2012. Laporan praktikum Teknologi Bakery Pastry . Online:
http://www.scribd.com/doc/129425950/Laporan-Pastry . diakses pada 11
Mei 2014. Purwokerto. Universitas Jendral Soedirman. Ilmu dan
Teknologi Pangan
Anonimus. 2000. pelaksanaan pembelajaran cake dan roti pada program studi
pendidikan tata boga paket manajemen patiseri. Online : http://a-
research.upi.edu/operator/upload/s_e0751_044723_chapter2(1).pdf.
Diakses pada 11 Mei 2014. Jurusan PKK FPTK . Universitas
Pendidikan Indonesia.
Lampiran-Lampiran
Lampiran 1.
Hasil Pembuatan Kue Sus
Menurut Dosen :
Bagian luar dari kue sus sudah enak, tetapi bagian dalamnya (Vla) terlalu encer.
Top Related