1
LAPORAN PRAKTIKUM
KULTUR JARINGAN
Di susun oleh
Nama
NIM
Kelompok
Dewi Marsquorufah
H 0106006
7
LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN DAN BIOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2008
2
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan praktikum Kultur Jaringan ini disusun guna melengkapi tugas
mata kuliah Kultur Jaringan dan telah diketahui serta disahkan oleh Co-Assisten
dan Dosen Kultur Jaringan pada tanggal 24 Desember 2008
Di susun Oleh
Nama Dewi Marsquorufah
NIM H 0106006
Kelompok 7
Mengetahui
Dosen Kultur Jaringan Co-Assisten
Dr Ir Endang YuniastutiMsi Setyawati Gita
NIP 132085921 H 0105028
3
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan
menyelesaikan Laporan Praktikum Kultur Jaringan ini Penyusunan laporan ini
bertujuan untuk melengkapi tugas mata kuliah Kultur Jaringan pada semester V di
Program StudiJurusan Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Dalam penyusunan laporan praktikum ini penulis menyadari sepenuhnya
apabila tanpa bantuan bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak tidak akan
dapat terselessaikan dengan baik Oleh karena itu penulis menyampaikan terima
kasih kepada
1 Prof Dr Ir Suntoro MS selaku dekan Fakultas Pertanian Universitas
Sebelas Maret Surakarta
2 Dosen mata kuliah Kultur Jaringan yang telah memberikan izin kepada
penulis dalam proses penyusunan laporan ini
3 Seluruh Co-Assisten Praktikum Kultur Jaringan yang telah memberikan
bimbingan kepada penulis
4 Semua pihak yang telah memberikan bantuan moral maupun spiritual
kepada penulis baik secara langsung maupun tidak langsung
Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan oleh karena
itu saran dan kritik penulis harapkan dari pembaca agar laporan ini menjadi lebih
baik
Demikian semoga Laporan Praktikum Kultur Jaringan ini dapat
bermanfaat
Surakarta Desember 2008
Penulis
4
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL viii
I Pembuatan Larutan Stock Pembuatan Media Kultur dan Sterilisasinya
A Pendahuluan 1
1 Latar Belakang 1
2 Tujuan 2
3 Waktu dan Tempat Praktikum 2
B Tinjauan Pustaka 2
C Alat Bahan dan Cara Kerja 4
1 Alat 4
2 Bahan 4
3 Cara Kerja 4
DAFTAR PUSTAKA 7
II Kultur Jaringan Mawar
A Pendahuluan 8
1 Latar Belakang 8
2 Tujuan 8
3 Waktu dan Tempat Praktikum 8
B Tinjauan Pustaka 9
C Alat Bahan dan Cara Kerja 10
1 Alat 10
2 Bahan 10
3 Cara Kerja 10
D Hasil dan Pembahasan 11
1 Hasil 11
5
2 Pembahasan 11
E Kesimpulan dan Saran 13
1 Kesimpulan 13
2 Saran 13
DAFTAR PUSTAKA 14
III Kultur Jaringan Nanas dan Wortel
A Pendahuluan 15
1 Latar Belakang 15
2 Tujuan 15
3 Waktu dan Tempat Praktikum 16
B Tinjauan Pustaka 16
C Alat Bahan dan Cara Kerja 17
1 Alat 17
2 Bahan 18
3 Cara Kerja 18
D Hasil dan Pembahasan 19
1 Hasil 19
2 Pembahasan 19
E Kesimpulan dan Saran 21
1 Kesimpulan 21
2 Saran 21
DAFTAR PUSTAKA 22
IV Kultur Jaringan Sanseviera
A Pendahuluan 23
1 Latar Belakang 23
2 Tujuan 23
3 Waktu dan Tempat Praktikum 23
B Tinjauan Pustaka 24
C Alat Bahan dan Cara Kerja 25
1 Alat 25
2 Bahan 25
6
3 Cara Kerja 26
D Hasil dan Pembahasan 27
1 Hasil 27
2 Pembahasan 27
E Kesimpulan dan Saran 28
1 Kesimpulan 28
2 Saran 29
DAFTAR PUSTAKA 30
LAMPIRAN
7
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Rekapan kultur jaringan tanaman mawar (Rosa sp ) 11
Tabel 31 rekapan kultur jaringan tanaman nanas (Ananas comosus) 19
Tabel 32 Rekapan Kultur Jaringan Tanaman wortel (Daucus carota) 19
Tabel 41 Rekapan kultur Jaringan tanaman sansievera (Sansievera sp) 27
8
I PEMBUATAN LARUTAN STOCK PEMBUATAN MEDIA KULTUR
DAN STERILISASINYA
A Pendahuluan
1 Latar Belakang
Kultur jaringan merupakan salah satu metode perbanyakan tanaman
secara vegetatif Kultur jaringan tertua dilakukan pada biji anggrek dengan
tujuan untuk mengecambahkannya dalam media yang kaya nutrisi karena
biji dari anggrek tidak mempunyai cadangan makanan Kultur jaringan
terus berkembang dari mengkulturkan biji berkembang dengan
mengkulturkan jaringan dan terus berkembang hingga mampu
mengkulturkan satu sel dari tanaman
Penggunaan kultur jaringan mempunyai kelebihan yaitu mampu
memproduksi bibit yang seragam dalam jumlah banyak dan dalam waktu
yang relatifr singkat Oleh karena itu kultur jaringan sering dijadikan
solusi sebagai metode perbanyakana tanaman dan juga dapat digunakan
sebagai suatu metode penyimpanan plasma nutfah yang tidak
membutuhkan temapat yang besar
Keberhasilan darai kultur jaringan sangat bergantung dari ketepatan
konsentrasi nutrisi yang berada di dalam media kultur Ketepatan
konsentrasi ini menyangkut pada ketersediaan nutrisi bagi eksplan
tanaman Kelebihan nutrisi dari tanaman akan menyebabkan tanaman
mengalami keracunan unsur hara Oleh karena itu pembuatan larutan
stock dan sterilisasi media dianggap penting untuk diketahui sebagai
sarana penenunjang kebutuhan informasi akan kultur jaringan
2 Tujuan
Tujuan dari praktikum acara I ini adalah
a Mengetahui prosedur pembuatan larutan stock
b Mengetahui langkah-langkah dalam pembuatan media kultur jaringan
c Mengetahui prosedur sterilisasi alat dan media kultur
9
3 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara I ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29
Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
B Tinjauan Pustaka
Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur
jaringan Komposisi media yang digunakan tergantung dengan jenis tanaman
yang akan diperbanyak Media yang digunakan biasanya terdiri dari garam
mineral vitamin dan hormon Selain itu diperlukan juga bahan tambahan
seperti agar gula dan lain-lain Zat pengatur tumbuh (hormon) yang
ditambahkan juga bervariasi baik jenisnya maupun jumlahnya tergantung
dengan tujuan dari kultur jaringan yang dilakukan Media yang sudah jadi
ditempatkan pada tabung reaksi atau botol-botol kaca Media yang digunakan
juga harus disterilkan dengan cara memanaskannya dengan autoklaf
(Anonim 2008)
Pelaksanaan teknik ini memerlukan berbagai prasyarat untuk
mendukung kehidupan jaringan yang dibiakkan Yang paling esensial adalah
wadah dan media tumbuh yang steril Media adalah tempat bagi jaringan
untuk tumbuh dan mengambil nutrisi yang mendukung kehidupan jaringan
Media tumbuh menyediakan berbagai bahan yang diperlukan jaringan untuk
hidup dan memperbanyak dirinya (Hendra 2007)
Tujuan kegiatan kultur jaringan adalah perbanyakan massal tanaman
yang biasanya sangat lambat dengan metoda konvensional dalam jumlah yang
besar dalam waktu yang singkat selain itu diperoleh tanaman yang bebas
virus membantu pemulian tanaman untuk mempercepat pencapaian tujuan
penelitian pada tanaman yang biasa diperbanyak secara vegetatif
(Anonim 2008)
Apabila kita melakukan gerakan-gerakan selama bekerja di dalam
laboratorium akan megakibatkan timbulnya suatu awan debu yang hampir
tidak tampak Debu tersebut mengandung spora yang sangat besar jumlahnya
10
Bila spora ini kontak dengan media kultur yang digunakan dalam pekerjaan
tersebut spora kan tumbuh dengan cepat Dalam beberapa hari spora akan
tumbuh menjadi koloni yang terlihat oleh mata biasa (Wetherel 1982)
Untuk membuat media dengan jumlah zat seperti yang ditentukan
diperlukan penimbangan dan penakaran bahan secara tepat Ketidaktepatan
ukuran dapat menyebabkan terjadinya proses yang dikehendaki Pada
umumnya untuk suatu keperluan media yang telah dirumuskan dapat diubah
atau diperbarui dengan mengganti zat-zat tertentu atau menambah zat lain
Untuk melakukan perubahan ini diperlukan acuan yang mantap atau
pengalaman (Rahardja 1988)
C Alat Bahan Dan Cara Kerja
1 Alat
a Alat pembuatan larutan stock
- Timbangan analitik
- Sendok
- Pipet
- Erlenmeyer
b Alat pembuatan media tanam
- Magneitk stirer
- Timbangan analitik
- Pipet
- Ph meter
- Gelas piala
- Botol-botol kultur
- Plastik pp 03 mm
- Karet gelang
- Kertas label
c Alat sterilisasi
- Autoklaf
11
2 Bahan
a Bahan pembuatan larutan stock
- Bahan kimia untuk nutrisi vitamin FeEDTA ZPT
- Aquadest
b Bahan-bahan untuk pembuatan media
- Gula
- Agar
- Aqua destilata (aquadest)
- Larutan stok terdiri atas hara makro hara mikro vitamin ZPT
- NaOH 1 N dan HCL 1 N
3 Cara Kerja
a Membuat larutan stok
1) Larutan stok media
- Menimbang bahan-bahan kimia yang telah dikalikan menjadi
beberapa kali konsentrasi misalnya untuk unsur hara makro
dikalikan 20 dan unsur hara mikro dikalikan 100 kali
konsentrasi
- Melarutkan bahan-bahan kimia tersebut ke dalam aquadest
dengan volume tertentu misalnya 500 ml
- Memasukkan masing-masing larutan ke dalanm botol dan
menyimpannnya ke dalam refrigerator
2) Larutan stok zat pengatur tumbuh
- Menghitung kebutuhan BAP 100 ppm sebanyak 300 ml adalah
sebagai berikut
100ppm = 100mgl
= 30 mg03 l
= 30 mg300 ml
- Menghitung kebutuhan IBA 100 ppm sebanyak 100 ml adalah
sebagai berikut
100 ppm = 100 mgl
= 10 mg 01 l
12
= 10 mg 100 ml
- Melarutkan bahan dengan alkohol atau NaOH 1 N kemudian
ditambah dengan aquadest sampai 300 ml untuk BAP dan 100
ml untuk IBA
- Memasukkan masing-masing larutan tersebut ke dalam botol
dan menyimpannya ke dalam refrigerator
b Membuat media kultur
- Mengambil larutan stok yang berisi NaEDTA hara makro hara
mikro vitamin dan ZPT
- Memasukkan larutan stok ke dalam abu takar dan tambahkan
aquadest sebanyak 1000ml sampai tanda
- Memasukkan ke dalam bekerglass
- Memasukkan gula sebanyak 30 gr tunggu sampai larut
- Mengukur pH dan mengkondisikannya menjadi 58 ndash 62 dengan
menambahkan HCl atau NaOH
- Memasukkan agar sebanyak 8 grl
- Mendidihkan larutan tersebut
- Memasukkan larutan yang sudah jadi ke dalam botol kultur
- Menutup botol kultur dengan plastik pp dan mengikatnya dengan
karet gelang
- Memasukkan botol kultur tersebut ke dalam autoklaf untuk
disterilkan
c Melakukan sterilisasi Alat dan Media Kultur
- Sterilissasi alat dan media kultur jaringan dilakukan secara
bersama-sama menggunakan autoklaf
- Membungkus alat-alat kultir seperti petridish pisau scalpel dan
pinset dengan kertas koran
- Memasukkan botol-botol berisi media dan alat-alat kultur yang
telah dibungkus kertas koran ke dalam autoklaf untuk proses
sterilisasi pada suhu 121 C tekanan 15 kgcm2 selama 45 menit
- Menyimpan alat-alat kultur dalam oven
13
- Menyimpan media pada rak penyimpanan media yang bertujuan
untuk mengantisipasi ada tidaknya kontaminasi pada media
sehingga dapat dicegah penggunaan media yang telah
terkontaminasi pada saat penanaman
14
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2008 Proses Atau Skematis Kultur Jaringan httpidanswersyahoocomhtm Diakses pada tanggal 16 Desember 2008
Anonim 2008 Teknik Kultur Jaringan httpwwwbbpp-lembanginfohtm
Diakses pada tanggal 16 Desember 2008
Hendra T 2007 Kultur Jaringan httplelos66blogfriendstercomhtm Diakses pada tanggal 16 desember 2008
Rahardja PE 1988 Kultur Jaringan Teknik Perbanyakan Tanaman Secara
Modern Panebar Swadaya Jakarta
Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing Group Inc New Jersey
8
I I KULTUR JARINGAN MAWAR
A Pendahuluan
1 Latar Belakang
Tanaman mawar merupakan tanaman berbunga yang digemari oleh
banyak orang Tanamana ini biasa diperbanyak dengan stek atau cutting
sehingga tanaman baru mempunyai sifat genetik sama dengan induknya
Perlakuan penyetekan pada tanaman mawar hanya mampu menghasilkan
tsedikit tanaman baru dan apabila induk tanaman mawar dipotong secara
terus-menerus sebagai bahan stek maka tanaman induk tersebut akan
rusak
Oleh karena itu diperlukan suatu metode atau cara yang efektif dan
efisien serta cepat dalam memperkembangbiakan tanaman mawar Kultur
jaringan sebagai salah satu metode perbanyakan tanaman dapat dipilih
untuk mengatasi permasalahana diatas Pada kultur jaringan tidak menutup
kemungkinan ditambahkannya suatu zat pengatur tumbuh untuk
mempercepat regenerasi dan pertumbuhan dari jaraingan tanaman
sehingga tanaman baru yang dihasilkan dalam waktu singkat dan
berjumlah banyak
2 Tujuan
Tujuan dari praktikum acara II ini adalah
Mengetahui teknik kultur jaringan mawar
Mengetahui pengaruh BAP dan IBA terhadap pertumbuhan dan
perkembangan eksplan mawar
3 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara II ini dilaksanakan pada hari tanggal Rabu tanggal
29 Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
B Tinjauan Pustaka
Auksin adalah kelompok senyawa yang mampu menyebabkan
pemanjangan sel pada jaringan tunas muda Auksin juga berpengaruh pada
9
pertumbuhan buah dan pembentukan akar Dalam konsentrasi rendah auksin
merangsang pemanjangan sel tetapi dalam konsentrasi tinggi malah berfungsi
sebaliknya ZPT yang sering digunakan dari golongan auksin antara lain IAA
IBA 24 D hormon ini harus dipakai dalam konsentrasi yang tepat karena
konsentrasi yang terlalu berlebihan menyebabkan terjadinya hal-hal yang tidak
diinginkan (Rahardja 1988)
Semua jaringan tanaman terdapat hormon ABA yang dapat dipisahkan
secara kromatografi Senyawa tersebut merupakan inhibitor Bndashkompleks
Senyawa ini mempengaruhi proses pertumbuhan dormansi dan absisi
Beberapa peneliti akhirnya menemukan senyawa yang sama yaitu asam
absisat (ABA) (Wattimena 1992)
Mawar (Rosa hybrida L) biasa diperbanyak secara vegetatif
sedangkan secara generatif hanya ditujukan untuk pemuliaan Perbanyakan
mawar bunga potong umumnya diperbanyak secara okulasi okulasi mata
tunas atau okulasi mata berkayu Okulasi mata tunas dilakukan pada saat kulit
batang bawah mudah dikelupas Pada saat tersebut sel-sel tanaman dan sel-sel
kambium tersebut sedang dalam keadaan aktif (Anonim 2008)
Dalam budidaya in vitro (kultur jaringan) menginduksi kalus
merupakan salah satu langkah penting setelah itu diusahakan agar terjadi
diferensiasi akar dan tunas Proses terjadinya kalus sampai diferensiasi
berbedandashbeda tergantung pada bagian tanaman yang dipakai sebagai eksplan
metode budidaya in vitro juga zatndashzat tanaman yang di bubuhkan pada media
dasar Untuk mendapatkan kalus penggunaan eksplan dari daun umumnya
lebih menguntungkan dari pada eksplan batang Masalah yang perlu diantipasi
adalah generasi kalus menjadi planlet Untuk mendapatkan kalus zat pengatur
tumbuh yang biasa digunakan adalah 24ndashD dari golongan auksin dan BAP
dari golongan sitokinin (Ibrahim et al 2004)
Pada 0 ppm BAP tidak ada satupun kalus yang terbentuk Nilai
tertinggi dijumpai pada pemberian 4 ppm BAP dengan menghasilkan
prosentase kalus terbentuk sebesar 697 yang berbeda sangat nyatadengan
pemberian 0 ppm BAP Hasil penelitian menunjukkan bahwapada konsentrasi
10
4 ppm BAP sinergis dengan pemberian 15 ppm CCC sehingga menghasilkan
prosentase kalus tertinggi Penelitian ini menunjukkan bahwa dengan
peningkatan konsentrasi BAP hingga 4 ppm terjadi peningkatan prosentase
kalus Tetapi setelah itu makin tinggi konsentrasi BAP dalam media tumbuh
makin menurun prosentase kalus yang terbentuk (Sofia 2007)
C Alat Bahan Dan Cara Kerja
1 Alat
- Laminar air flow cabinet
- Petridish danbotol-botol kultur
- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes
2 Bahan
- Eksplan mawar (Rosa sp)
- Media kultur
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin)
3 Cara Kerja
- Mempersiapkan eksplan
- Melakukan sterilisasi pada eksplan dengan
Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit
dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3
menit
Membilas eksplan dengan aquadest steril
- Melakukan penanaman eksplan
Membuka plastik penutup botol media kultur
Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan
pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api
Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari
kontaminasi
11
- Melakukan pemeliharaan eksplan
Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur
Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol
Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus
2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi
- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati
Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar
tunas daun dan kalus (HST)
Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas
dan daun
Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan
- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir
pengamatan
D Hasil dan Pembahasan
1 Hasil
Tabel 21 Rekapan kultur jaringan tanaman mawar (Rosa sp )
Macam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasilan
Mawar
1 - - - - - - -
0
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - - - - -
5 - - - - - - -
6 - - - - - - -
7 - - - - - - -
8 - - - - - - -
9 - - - - - - -
10 - - - - - - -
Sumber Laporan Sementara
2 Pembahasan
Bahan yang digunakan dalam kultur jaringan ini adalah ruas batang
mawar dari jaringan yang masih muda agar mampu beregenerasi lebih
cepat Dalam kultur batang mawar ini tingkat keberhasilan yang didapat
12
adalah 0 Eksplan yang dikulturkan tidak ada yang hidup Eksplan yang
ditanam menjadi kekuningan karena browning dan sebagian lagi
mengalami kontaminasi oleh berbagai macam jamur
Kontaminasi oleh berbagai macam jamur disebabkan oleh sterilisasi
yang kurang sempurna sehingga mikroba-mikroba yang ada didalam
maupun disekitar eksplan berkembang biak di dalam media Sterilisasi
yang kurang sempurna kemungkinan besar terjadi pada saat eksplan akan
ditanam di dalam botol kultur
Pada saat eksplan akan ditanam dilakukan sterilisasi bahan tanam
dengan menggunakan alkohol 96 dan larutan Clorox 525 Apabila
perendaman dalam larutan terlalu cepat maka mikroba yang ada
kemungkinan masih terbawa di sekitar permukaan eksplan sehingga
peristiwa kontaminasi tidak dapat dihindarkan
Eksplan mawar tekontaminasi oleh jamur dan bakteri pada
kontaminasi jamur terlihat hifa putih hingga hitam (jenis yang berbeda)
muncul pada media ataupun pada bahan tanam Sedangkan kontaminasi
oleh bakteri terlihat cairan kental di sekitar bahan tanam maupun media
yang merupakan kumpulan massa bakteri Kontaminasi yang terjadi
disebabakan oleh faktor media ataupun bahan tanam yang sterilisasinya
kurang sempurna Sterilisasi yang kurang sempurna ini mengakibatkan
tumbuhnya mikroba dalam media yang sangat kaya akan nutrisi
Sebagian dari eksplan mawar terkontaminasi oleh bakteri dan jamur
sedangkan sebagian yang lain mengalami browning yaitu matinya eksplan
karena terlalu lama mengalami sterilisasi Fungsi dari sterilisasi adalah
membunuh mikroba akan tetapi apabila sterilisasi yang dilakukan terlalu
lama maka jaringan tanaman juga akan ikut mati atau terjadi browning
Apabila dibandingkan dengan bahan lain yang digunakan untuk
kultur jaringan bahan tanam mawar memiliki prosentase keberhasilan
paling rendah yaitu 0 Hal ini dikarenakan eksplan yang digunakan
berupa batang yang mempunyai permukaan yang cukup sulit untuk
ditembus oleh media sehingga media agak sulit untuk masuk ke dalam
13
jaringan eksplan dan menyebabkan eksplan menjadi coklat kekuningan
karena tidak mendapatkan nutrisi yang cukup
Pengaruh dari BAP dan IBA terhadap eksplan mawar ini belum bisa
diamati karena seluruh eksplan mati karena terkontaminasi maupun karena
sterilisasi bahan tanam yang terlalu lama Fungsi dari BAP adalah sebagai
pemacu tunas sedangkan IBA digunakan sebagai pemacu akar
E Kesimpulan dan Saran
1 Kesimpulan
a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan
terjadinya bowning kontaminasi media tanam dan sifat bahan tanam
yang agak sulit untuk menyerap media
b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media
kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masiih hidup dan
berkembang di dalam botol kultur
c Pengaruh BAP dan IBA belum bisa diamati karena eksplan mati
sedangkan fungsi dari IBA digunakan sebagai permacu pertumbuhan
akar sedangkan BAP sebagai pemacu pertumbuhan tunas
d Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan mawar ini adalah 0
2 Saran
Saran yang bisa kami berikan adalah pada saat sterilisasi jangan
terlalu singkat melakukan perendaman dengan bahan klorox karena
sterilisasi yang dilakukan terkadang belum membunuh keseluruhan
mikrobia sehingga terjadi kontaminasi
14
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2008 Perbanyakan Mawar secara Stenting (Stek dan grafting)
httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 22 Desember
2008
IbrahimMSD N Nova K Nurliani B 2004 Studi Pendahuluan Induksi
Kalus Embriogenik Dari Eksplan Daun Echinaceae purpureaBuletin TRO
Vol XV No 2 2004
Nia 2008 Hormon Pertumbuhan Pada Tumbuhan
httpanthuriumonlinewordpresscom Diakses pada tanggal 22 Desember
2008
Rahardja PE 1988 Kultur Jaringan Teknik Perbanyakan Tanaman Secara
Modern Panebar Swadaya Jakarta
Sofia D 2007 Pengaruh Berbagai Konsentrasi Benzyl Amino Purine Dan
Cycocel Terhadap Pertumbuhan Embrio Kedelai (Glysine max L Marr)
USU Reposytor
15
III KULTUR JARINGAN NANAS DAN WORTEL
A Pendahuluan
1 Latar Belakang
Wortel (Daucus carota) adalah tumbuhan sayur yang ditanam
sepanjang tahun Terutama di daerah pegunungan yang memiliki suhu
udara dingin dan lembab kurang lebih pada ketinggian 1200 ineter di atas
permukaan laut Tumbuhan wortel mernbutuhkan sinar matahari dan dapat
turnbuh pada sernua musim Menurut para botanis wortel (Daucus carota)
dapat dibedakan atas beberapa jenis di antaranya Wortel (Daucus carota
Linn) Jenis imperator yakni wortel yang memiliki umbi akar berukuran
panjang dengan ujung meruncing dan rasanya kurang manis - jenis
chantenang yakni wortel yang memiliki umbi akar berbentuk bulat
panjang dan rasanya manis Perbanyakan secara kultur in vitro pada wortel
dilakukan untuk memperbanyak tanaman dan juga sebagai bahan pelatihan
kultur jaringan karena perlakuan sterilisasi dan penanaman relatif lebih
mudah
Sedangkan prospek penerapan teknik kultur in vitro tanaman nanas
di Indonesia cukup bagus terutama untuk mengatasi permasalahan
perbanyakan nanas Si Madu yang kemungkinan me-rupakan pertumbuhan
sel mutan dari tanaman khimera Masalah yang dihadapi dalam
perbanyakan vegetatif nanas Si Madu secara konvensional adalah
timbulnya keragaman sehingga sifat pohon induknya tidak dapat
dipertahankan Melalui jalur embrio-genesis karakteristik nanas Si Madu
diharapkan dapat dipertahankan Dalam hal ini tanaman (planlet) yang
dihasil-kan dari jalur embriogenesis berasal dari satu sel sehingga
terjadinya khimera dapat dihindari
2 Tujuan
Tujuan dari praktikum acara III ini adalah
Mengetahui teknik kultur jaringan nanas dan wortel
16
Mengetahui pengaruh bap dan iba terhadap pertumbuhan dan
perkembangan eksplan nanas dan wortel
3 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara III ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29
Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
B Tinjauan Pustaka
Suatu aturan sederhana yang mungkin dapat digunakan sebagai
pegangan adalah bahwa kita harus menggunakan tanaman sumber eksplan
yang sehat dan tumbuh kuat memilih jaringan yang muda dan menggunakan
eksplan yang cukup besar tetapi meskipun demikian banyak pengecualian-
pengecualiannya Sehingga kadang-kadang perlu melakukan langkah coba-
coba bila akan mengkulturkan suatu species atau varietas tanaman yang belum
pernah dilakukan sebelumnya (Wetherel 1988)
Kontaminasi dari eksplanlah yang paling sulit diatasi karena dalam hal
ini metode sterilisasi harus selektif Walaupun sterilisasi telah dilakukan
dengan berbagai cara namun kadang-kadang kontaminasi tetap saja terjadi
Dalam hal ini dikarenakan pada eksplan telah terjadi kontaminasi internal
Cara penggulangannya dilakukan treatment pada tanaman yang akan dijadikan
sebagai sumber eksplan Treatment-nya adalah dengan mengisolasi eksplan
disemprot dengan bakterisida fungisida selama 3 bulan setiap hari dengan
konsentrasi 150-200 mgl (Anonim 2008)
Proses pemberian hormon harus memperhatikan jumlah dan
konsentrasinya agar didapatkan sistim perakaran yang baik dalam waktu
relatif singkat Konsentrasi dan jumlah hormon ini sangat tergant ung pada
faktor-faktor sepert umur bahan stek waktulamanya pemberian hormon cara
pemberian hormon jenis tanaman dan sistim stek yang digunakan (Yasman
dan Smits 1988) Berdasarkan pengalaman kelompok auksin yang baik untuk
perakaran terutama untuk tanaman kehutanan Dipterocarpaceae adalah dari
kelompok IBA (Indole Butyric Acid) (Irwanto 2001)
17
Nanas diperbanyak dengan mahkota atau stek Secara umum bahan
penanaman yang baik digunakan untuk pertumbuhan dan pembuahan yang
seragam Untuk nanas yang ditanam untuk pasar buah segar dan dimana
semua bahan tanam bernilai campuran tipe tunas dapat digunakan Propagasi
vegetatif dengan tunas daun dimana setiap satu buku dari mahkota atau sulur
yang masak dapat memproduksi bibit merupakan teknik yang berguna untuk
menyediakan lebih dari 40 bibit per tunas terutama dari mahkota daunnya
Penanaman dengan kultur jaringan telah dikembangkan terutama introduksi
baru klon atau hibrid Penanaman biasanya dalam 2 garis dengan parit yang
lebar (Anonim 2003)
Tanaman wortel diperbanyak dengan bijinya Biji untuk penanaman ini
dikenal dengan istilah benih Benih wortel berwarna cokelat ukurannya keci
berbulu dan saling melekat satu sama lain Setiap 1 gr benih terdapat 200 biji
Benih wortel dapat diperoleh dengan cara membeli di kios atau toko-toko
pertanian Kebutuhan benih wortel untuk setiap hektarnya sekitar 15 kg-3 kg
(Ali et al2003)
Zat pengatur tumbuh dari golongan auksin berperan antara lain dalam
pembentukan kalus morfogenesis akar dan tunas serta embriogenesis
Pemilihan konsentrasi dan jenis auksin ditentukan antara lain oleh tipe
pertumbuhan dan perkembangan eksplan yang dikehendaki Penggunaan
auksin dengan daya aktivitas kuat (antara lain 24-D NAA atau
dikombinasikan dengan sitokinin dengan konsentrasi rendah) umumnya
digunakan untuk induksi kalus embriogenik Selain itu jenis dan konsentrasi
hormon jenis asam amino serta rasio auksin dan sitokinin sangat menentukan
dalam menginduksi pembentukan kalus ( Purnamaningsih 2006)
C Alat Bahan Dan Cara Kerja
1 Alat
- Laminar air flow cabinet
- Petridish danbotol-botol kultur
- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes
18
2 Bahan
- Eksplan nanas (Ananas comosus)
- Eksplan wortel (Daucus carota)
- Media kultur
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin) 525
3 Cara Kerja
- Mempersiapkan eksplan
- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan
a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit
dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3
menit
b Membilas eksplan dengan aquadest steril
- Melakukan penanaman eksplan
a Membuka plastik penutup botol media kultur
b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan
pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api
a Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari
kontaminasi
- Melakukan pemeliharaan eksplan
a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur
b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan luar botol
c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus
2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi
- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati
a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar
tunas daun dan kalus (HST)
b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas
dan daun
19
c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan
- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir
pengamatan
D Hasil dan Pembahasan
1 Hasil
Tabel 31 rekapan kultur jaringan tanaman nanas (Ananas comosus)
Macam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasilan
nanas 1 - - - - - - -
30
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - 5 MST - - -
5 - - - - - - -
6 - - - 5 MST - - -
7 - - - - - - -
8 - - - 5 MST - - -
9 - - - - - - -
10 - - - - - - -
Sumber Laporan sementara
Tabel 32 Rekapan Kultur Jaringan Tanaman wortel (Daucus carota)
Macam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasilan
Wortel
1 - - - - - - -
30
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - - - - -
5 - - - 5 MST - - -
6 - - - - - - -
7 - - - - - - -
8 - - - - - - -
9 - - - 5 MST - - -
10 - - - 5 MST - - -
Sumber Laporan Sementara
2 Pembahasan
Bahan eksplan yang digunakan berupa umbi wortel dan daging
bonggol dari mahkota nanas Bahan yang digunakan dari kedua tanaman
ini mempunyai karakteristik yang sama yaitu keduanya merupakan
20
jaringan tebal dan berair pada bahan tanam sebelum dilakukan penanaman
terlebuih dahulu dilakukan sterilisasi
Sterilisasi eksplan dilakukan menggunakan clorox (sunclin) dengan
melakukan perendaman selama plusmn 3 menit pada bahan dan membilas bahan
dengan aquadest Sterilisasi bahan harus dilakukan dengan tepat apabila
perendaman clorox terlalu lama maka jaringan dari bahan tanam akan
mengalami kematian (browning) sehingga tidak mampu membentuk
individu baru apabila sterilisasi terlalu singkat maka bahan tanam yang
digunakan akan membawa bibit ndash bibit kontaminasi
Kontaminasi dari eksplanlah yang paling sulit diatasi walaupun
sterilisasi telah dilakukan dengan berbagai cara namun kadang-kadang
kontaminasi tetap saja terjadi Dalam hal ini dikarenakan pada eksplan
telah terjadi kontaminasi internal Cara penggulangannya dilakukan
treatment pada tanaman yang akan dijadikan sebagai sumber eksplan
dengan mencuci eksplan pada larutan fungisida dan bakterisida Untuk
menanggulangi kontamiknasi setelah ekspaln dikulturkan maka dilakukan
pemeliharaan secara dengan melakukan penyemprotan spirtus ataupun
alkohol pada permukaan botol kultur dua hari sekali
Pada 5 MST muncul kalus pada wortel dan nanas yang berjumlah 6
eksplan (3 eksplan wortel 3 eksplan nanas) Kalus merupakan sekumpulan
massa sel yang belum terdiferensiasi menjadi organ dari tanaman Kalus
yang muncul merupakan hasil dari pembelahana sel-sel yang berda dalam
jaringan eksplan Sedangkan eksplan yang lain mengalami browning dan
kontaminasi Kontaminasi ini dikarenakan media MS merupakan media
yang kaya akan nutrisi sehingga mikroba di sekeliling tanaman atau udara
sekitar eksplan juga tumbuh dan berkompetisi dengan eksplan
Prosentase keberhasilan dari kultur nanas adalah 30 dan
prosentase keberhasilan dari kultur wortel adalah 30 Tingkat
keberhasilan dari kultur wortel dan kultur nanas ini pling tinggi jika
dibandingkan dengan kultur bahan yang lain karena bahan tanam yang
21
digunakan lebih mudah menyerap media sehingga pertumbuhan kalus
lebih banyak dan lebih cepat
Pembentukan kalus ini akibat dari pengaruh hormon BAP yang
diberikan pada media BAP merupakan senyawa kelompok sitokinin yang
memacu pembelahan sel sehingga mampu memacu pembentukan kalus
atau massa sel Kalus yang terbentuk dapat dipacu untuk berdiferensiasi
menjadi tunas dengan menambahkan kandungan IBA pada media
Pengaruh BAP pada eksplan lebih dominan karena kandungan di dalam
media lebih besar daripada IBA sehingga terbentuklah kalus pada eksplan
E Kesimpulan dan Saran
1 Kesimpulan
a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan
terjadinya bowning kontaminasi media tanam
b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media
kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan
berkembang di dalam botol kultur
c Bahan tanam dari wortel dan nanas cukup mudah untuk menyerap
nutrisi di dalam media sehingga lebih cepat terbentuk kalus
d Kalus iterbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST
e Pengaruh BAP lebih tinggi jika dibandingkan dengan IBA karena
konsentrasi BAP yang lebih tinggi
f BAP merangsang pembelahan sel sehingga terbentuk kalus yang
berupa massa sel yang belum terdiferensiasi
g Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan nanas adalah 30 dan
pada kultur wortel adalah 30
2 Saran
Dalam proses penanaman sebaiknya dicontohkan terlebih dahulu
cara penanaman eksplan yang benar sehingga tidak terjadi kesalahan
sterilisasi bahan yang berakibat terjadinya kontaminasi ataupun browning
22
DAFTAR PUSTAKA
Ali NBV Estu R Hendro S 2003 Wortel dan Lobak Panebar Swadaya Bogor
Anonim 2003 Ananas comosus httpwwwproseanetorg Diakses pada tanggal
22 Desember 2008
Husen M 2008 Kontaminasi Dalam Kultur Jaringan httpeshafloracom
Diakses pada tanggal 18 Desember 2008
Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen
Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)
httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008
Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas
Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80
Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing
Group Inc New Jersey
23
I V KULTUR JARINGAN SANSIEVERA
A Pendahuluan
1 Latar Belakang
Sansievera merupakan tanaman hias yang sekarang sedang digemari
oleh para pecinta tanaman Selain mempunyai corak daun yang indah dan
unik mempunyai bentuk dan ukuran bervariasi tanaman ini juga berfungsi
sebagai penyerap polutan di udara sekitar tempat tumbuhnya Hal inilah
yang menyebabkan pecinta tanaman kembali melirik tanaman sansievera
Penciptaan varian-varian baru terus dilakukan untuk memperbaiki
keindahan dan keunikan dari daun sansievera Salah satu cara yang
digunakan untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan melakukan
kultur jaringan pada tanaman sansievera Diharapkan pada saat dikulturkan
secara terus-menerus terjadi perubahan genetik yang menyebabkan
keberagaman genetik dalam waktu yang relatif singkat sehingga tidak
membutuhkan waktu untuk menghasilkan satu varian yang baru
Selain itu kultur jaringan pada sansievera ju8ga serng digunakan
untuk menghasilkan anakan dalam jumlah yang banyak pada varietas yang
langka dan cukup sulit apabila dikembangbiakkan dengan cara vegetatif
biasa oleh karena itu kultur jaringan sangat bermanfaat bagi peningkatan
varietas baru dan pengembangbiakan varietas-varietas langka yang sulit
dikembangbiakkan
2 Tujuan
Tujuan dari praktikum acara IV ini adalah
Mengetahui teknik kultur jaringan sansievera
Mengetahui pengaruh BAP dan IBA terhadap pertumbuhan dan
perkembangan eksplan sansievera
3 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara IV ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29
Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
24
B Tinjauan Pustaka
Sitokinin juga mempunyai dua peran yang penting untuk propagasi
seara in vitro yaitu merupakan perangsang pembelahan sel dalam jaringan
yang dibuat eksplan dan merangsang pertumbuhan tunas daun namun
demikian kadar sitokinin yang optimal untuk pertumbuhan tunas dapat
menghambat pertumbuhan dan pembentukan akar Karena itu konsentrasi dari
sitokinin yang dipakai harus sesuai sehingga tidak menghambat pertumbuhan
dari eksplan (Wetherel 1988)
Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada
stek yang memiliki kadar auksin lebih t inggi lebih mampu menumbuhkan
akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi dari pada stek yang
memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah
jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai
katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan
sel Ada beberapa macam hormon dari kelompok auksin ini antara lain adalah
IAA (Indole Acetic Acid) NAA (Napthalen Acetic Acid) dan IBA (Indole
Butyric Acid) (Irwanto 2001)
Perbanyakan tanaman secara kultur jaringan ( tissue culture ) bertujuan
untuk mendapatkan tanaman dalam jumlah banyak dan seragam
pertumbuhannya Seiring dengan permintaan bibit sansievera yang semakin
meningkat cara perbanyakan secara konvensional menggunakan setek
anakan dan cabut pucuk tidak lagi bisa mencukupi Satu-satunya cara
perbanyakan yang sanggup memenuhi kebutuhan permintaan bibit dalam
jumlah besar itu hanyalah kultur jaringan
Eksplan yang digunakan adalah jaringan yang masih muda Jaringan
muda ini tersusun atas sel-sel yang masih muda dan aktif membelah sehingga
diharapkan bisa menghasilkan tanaman yang sempurna (Purwanto 2008)
Struktur kalus dari berbagai varietas yang digunakan berbeda-beda
tergantung kepada formulasi yang digunakan Biasanya struktur kalus
menggambarkan daya regenerasinya membentuk tunas dan akar Kalus yang
berbentuk globular (nodul-nodul) dan berwarna bening biasanya mempunyai
25
kemampuan lebih tinggi untuk membentuk tunas daripada kalus yang bersifat
kompak dan berwarna coklat-kehitaman Dalam hal ini media yang digunakan
untuk memacu regenerasi kalus akan sangat menentukan Keseimbangan
nutrisi dalam media tumbuh sangat mempengaruhi pertumbuhan kalus
maupun diferensiasinya membentuk tunas (Purnamaningsih 2006)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan pertumbuhan
plantlet akibat penambahan zat pengatur tumbuh BAP dan pikloram
Persentase daun normal terbesar didapat dari perlakuan B5 tanpa pikloram dan
BAP media MS tanpa pikloram Pertumbuhan akar plantlet lebih baik yang
dikulturkan pada media MS tanpa hormon atau dengan penambahan hormon
dengan konsentrasi terendah (Anonim 2008)
Pada sansievera metode kultur jaringan lebih sering diterapkan untuk
membiakkan jenis yang menghasilkan anakan seperti jenis S cylindrica dan
jenis yang langka Eksplan diambil dari nmata tunas pucuk rimpang atau
pucuk daun sepanjang 1 cm sebelum ditanam eksplan disterilisasi terlebih
dahulu untuk menghindari kontaminasi (Pramono 2008)
C Alat Bahan Dan Cara Kerja
1 Alat
- Laminar air flow cabinet
- Petridish dan botol-botol kultur
- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes
- Eksplan sansievera ( sansievera sp)
- Media kultur
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin)
2 Bahan
- Sansievera (sansievera sp)
- Media kultur
26
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin)
3 Cara Kerja
- Mempersiapkan eksplan
- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan
a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit
dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3
menit
b Membilas eksplan dengan aquadest steril
- Melakukan penanaman eksplan
a Membuka plastik penutup botol media kultur
b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan
pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api
c Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari
kontaminasi
- Melakukan pemeliharaan eksplan
a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur
b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol
c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus
2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi
- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati
a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar
tunas daun dan kalus (HST)
b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas
dan daun
c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan
- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir
pengamatan
27
D Hasil dan Pembahasan
1 Hasil
Tabel 41 Rekapan kultur Jaringan tanaman sansievera (Sansievera sp)
Mcam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasil
an
Sansie
vera
1 - - - - - - -
20
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - - - - -
5 5 MST - - - 8 akar - -
6 - - - - - - -
7 - - - - - - -
8 5 MST - - - 6 akar - -
9 - - - - - - -
10 - - - - - - -
Sumber Laporan Sementara
2 Pembahasan
Bahan tanam yang digunakan pada kultur jaringan sansievera ini
adalah potongan daun sansievera Setelah dilakukan pencucian bahan
dengan menggunakan fungisida dan bakterisida jaringan tanaman segera
ditanam dalam botol kultur Pada saat penanaman dilakukan bersamaan
dengan sterilisasi eksplan yang dilakukan di dalam LAFC
Pada saat penanaman sebaiknya bahan atanama ditanam dalam
keadaan berdiri bukan rebah Hal ini untuk memudahkan penyerapan
nutrisi yang ada di dalam media Apabila penanaman dilakukan dalam
keadaan rebah bagian daun yang mengadakan kontak dengan media
merupakan daun yang tidak mengalami pelukaan sehingga nutrisi dari
media akan sulit masuk ke dalam jaringan aeksplan
Pada kultur jaringan sansievera ini muncul akar ketika eksplan
berumur 5 MST Dari 10 eksplan yang ditanam eksplan yang
mengeluarkan akar berjumlah dua Akar yang muncul berjumlah masing-
masing 8 akar dan 6 akar Eksplan yang lain mengalami kematian akibat
terjadinya kontaminasi oleh jamur dan bakteri dan juga terjadinya
browning Kontaminasi terjadi karena sterilisasi yang kurang sempurna
28
dan browning terjadi akibat perendaman (untuk tujuan sterilisasi bahan)
klorox yang terlalu lama sehingga jaringan dari sansievera mengalami
browning
Gejala dari kontaminasi bakteri adalah munculnya hifa dari jamur
dan dalam waktu singkat memenuhi media kultur sedangkan gejala
serangan bakteri adalah adanya lendir pada media yang mencirikan koloni
dari bakteri Gejala dari browning sendiri adalah perubahan warna dari
eksplan menjadi hitam atau kepucatan pada jaringan-jaringan yang berada
di tepi
Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan pada sansievera ini
adalah 20 dengan jumlah akar yang terbentuk pada eksplan masing-
masing adalah 8 akar dan 6 akar Tumbuhnya akar pada kultur yang
mengalami keberhasilan merupakan peran dari zat pengatur tumbuh yang
ditambahkan Zat pengatur tumbuh yang ditambahkan adalah BAP dan
IBA BAP merupakan pemacu tunas sedangkan IBA merupakan pemicu
pertumbuhan akar Walaupun konsentrasi dari IBA lebih kecil jika
dibandingkan dengan BAP pertumbuhan akar disini bukan semata-mata
karena hal tersebut Faktor jenis tumbuhan juga mempengaruhi eksplan
sehingga organ yang muncul adalah akar dan Interaksi dari IBA dan BAP
mendorong pertumbuhan dari akar
E Kesimpulan dan Saran
1 Kesimpulan
a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan
terjadinya bowning kontaminasi media tanam
b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media
kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan
berkembang di dalam botol kultur
c Bahan tanam dari sansievera ditanam dalam keadaan tegak agar
eksplan mudah dalam menyerap nutrisi
d Akar terbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST
29
e Pembentukan akar ddidorong oleh adanya zat pengatur tumbuh IBA
dan BAP yang diberikan pada media tanam
f Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan sansivera adalah 20
keberhasilan kultur dilihat dari munculnya akar pada eksplan
2 Saran
Sebelum sterilisasi dilakukan sebaiknya bahan tanaman yang akan
digunakan permukaannya digosok dengan pemotong untuk menghilangkan
lapisan lilin yang melekat pada permukaan daun agar penyerapan nutrisi
berlangsung lebih mudah
30
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2008Pengaruh Komposisi Media Dasar Penambahan BAP dan
Pikloram terhadap Induksi Tunas Bawang Merah
httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 23 Desember
2008
Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen
Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)
httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008
Pramono S 2008 Pesona Sansievera PT agro Media Pustaka Jakarta
Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas
Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80
Purwanto AW 2008 Sansievera Flora Cantik Penyerap Racun Kanisius
Yogyakarta
Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing
Group Inc New Jersey
2
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan praktikum Kultur Jaringan ini disusun guna melengkapi tugas
mata kuliah Kultur Jaringan dan telah diketahui serta disahkan oleh Co-Assisten
dan Dosen Kultur Jaringan pada tanggal 24 Desember 2008
Di susun Oleh
Nama Dewi Marsquorufah
NIM H 0106006
Kelompok 7
Mengetahui
Dosen Kultur Jaringan Co-Assisten
Dr Ir Endang YuniastutiMsi Setyawati Gita
NIP 132085921 H 0105028
3
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan
menyelesaikan Laporan Praktikum Kultur Jaringan ini Penyusunan laporan ini
bertujuan untuk melengkapi tugas mata kuliah Kultur Jaringan pada semester V di
Program StudiJurusan Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Dalam penyusunan laporan praktikum ini penulis menyadari sepenuhnya
apabila tanpa bantuan bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak tidak akan
dapat terselessaikan dengan baik Oleh karena itu penulis menyampaikan terima
kasih kepada
1 Prof Dr Ir Suntoro MS selaku dekan Fakultas Pertanian Universitas
Sebelas Maret Surakarta
2 Dosen mata kuliah Kultur Jaringan yang telah memberikan izin kepada
penulis dalam proses penyusunan laporan ini
3 Seluruh Co-Assisten Praktikum Kultur Jaringan yang telah memberikan
bimbingan kepada penulis
4 Semua pihak yang telah memberikan bantuan moral maupun spiritual
kepada penulis baik secara langsung maupun tidak langsung
Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan oleh karena
itu saran dan kritik penulis harapkan dari pembaca agar laporan ini menjadi lebih
baik
Demikian semoga Laporan Praktikum Kultur Jaringan ini dapat
bermanfaat
Surakarta Desember 2008
Penulis
4
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL viii
I Pembuatan Larutan Stock Pembuatan Media Kultur dan Sterilisasinya
A Pendahuluan 1
1 Latar Belakang 1
2 Tujuan 2
3 Waktu dan Tempat Praktikum 2
B Tinjauan Pustaka 2
C Alat Bahan dan Cara Kerja 4
1 Alat 4
2 Bahan 4
3 Cara Kerja 4
DAFTAR PUSTAKA 7
II Kultur Jaringan Mawar
A Pendahuluan 8
1 Latar Belakang 8
2 Tujuan 8
3 Waktu dan Tempat Praktikum 8
B Tinjauan Pustaka 9
C Alat Bahan dan Cara Kerja 10
1 Alat 10
2 Bahan 10
3 Cara Kerja 10
D Hasil dan Pembahasan 11
1 Hasil 11
5
2 Pembahasan 11
E Kesimpulan dan Saran 13
1 Kesimpulan 13
2 Saran 13
DAFTAR PUSTAKA 14
III Kultur Jaringan Nanas dan Wortel
A Pendahuluan 15
1 Latar Belakang 15
2 Tujuan 15
3 Waktu dan Tempat Praktikum 16
B Tinjauan Pustaka 16
C Alat Bahan dan Cara Kerja 17
1 Alat 17
2 Bahan 18
3 Cara Kerja 18
D Hasil dan Pembahasan 19
1 Hasil 19
2 Pembahasan 19
E Kesimpulan dan Saran 21
1 Kesimpulan 21
2 Saran 21
DAFTAR PUSTAKA 22
IV Kultur Jaringan Sanseviera
A Pendahuluan 23
1 Latar Belakang 23
2 Tujuan 23
3 Waktu dan Tempat Praktikum 23
B Tinjauan Pustaka 24
C Alat Bahan dan Cara Kerja 25
1 Alat 25
2 Bahan 25
6
3 Cara Kerja 26
D Hasil dan Pembahasan 27
1 Hasil 27
2 Pembahasan 27
E Kesimpulan dan Saran 28
1 Kesimpulan 28
2 Saran 29
DAFTAR PUSTAKA 30
LAMPIRAN
7
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Rekapan kultur jaringan tanaman mawar (Rosa sp ) 11
Tabel 31 rekapan kultur jaringan tanaman nanas (Ananas comosus) 19
Tabel 32 Rekapan Kultur Jaringan Tanaman wortel (Daucus carota) 19
Tabel 41 Rekapan kultur Jaringan tanaman sansievera (Sansievera sp) 27
8
I PEMBUATAN LARUTAN STOCK PEMBUATAN MEDIA KULTUR
DAN STERILISASINYA
A Pendahuluan
1 Latar Belakang
Kultur jaringan merupakan salah satu metode perbanyakan tanaman
secara vegetatif Kultur jaringan tertua dilakukan pada biji anggrek dengan
tujuan untuk mengecambahkannya dalam media yang kaya nutrisi karena
biji dari anggrek tidak mempunyai cadangan makanan Kultur jaringan
terus berkembang dari mengkulturkan biji berkembang dengan
mengkulturkan jaringan dan terus berkembang hingga mampu
mengkulturkan satu sel dari tanaman
Penggunaan kultur jaringan mempunyai kelebihan yaitu mampu
memproduksi bibit yang seragam dalam jumlah banyak dan dalam waktu
yang relatifr singkat Oleh karena itu kultur jaringan sering dijadikan
solusi sebagai metode perbanyakana tanaman dan juga dapat digunakan
sebagai suatu metode penyimpanan plasma nutfah yang tidak
membutuhkan temapat yang besar
Keberhasilan darai kultur jaringan sangat bergantung dari ketepatan
konsentrasi nutrisi yang berada di dalam media kultur Ketepatan
konsentrasi ini menyangkut pada ketersediaan nutrisi bagi eksplan
tanaman Kelebihan nutrisi dari tanaman akan menyebabkan tanaman
mengalami keracunan unsur hara Oleh karena itu pembuatan larutan
stock dan sterilisasi media dianggap penting untuk diketahui sebagai
sarana penenunjang kebutuhan informasi akan kultur jaringan
2 Tujuan
Tujuan dari praktikum acara I ini adalah
a Mengetahui prosedur pembuatan larutan stock
b Mengetahui langkah-langkah dalam pembuatan media kultur jaringan
c Mengetahui prosedur sterilisasi alat dan media kultur
9
3 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara I ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29
Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
B Tinjauan Pustaka
Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur
jaringan Komposisi media yang digunakan tergantung dengan jenis tanaman
yang akan diperbanyak Media yang digunakan biasanya terdiri dari garam
mineral vitamin dan hormon Selain itu diperlukan juga bahan tambahan
seperti agar gula dan lain-lain Zat pengatur tumbuh (hormon) yang
ditambahkan juga bervariasi baik jenisnya maupun jumlahnya tergantung
dengan tujuan dari kultur jaringan yang dilakukan Media yang sudah jadi
ditempatkan pada tabung reaksi atau botol-botol kaca Media yang digunakan
juga harus disterilkan dengan cara memanaskannya dengan autoklaf
(Anonim 2008)
Pelaksanaan teknik ini memerlukan berbagai prasyarat untuk
mendukung kehidupan jaringan yang dibiakkan Yang paling esensial adalah
wadah dan media tumbuh yang steril Media adalah tempat bagi jaringan
untuk tumbuh dan mengambil nutrisi yang mendukung kehidupan jaringan
Media tumbuh menyediakan berbagai bahan yang diperlukan jaringan untuk
hidup dan memperbanyak dirinya (Hendra 2007)
Tujuan kegiatan kultur jaringan adalah perbanyakan massal tanaman
yang biasanya sangat lambat dengan metoda konvensional dalam jumlah yang
besar dalam waktu yang singkat selain itu diperoleh tanaman yang bebas
virus membantu pemulian tanaman untuk mempercepat pencapaian tujuan
penelitian pada tanaman yang biasa diperbanyak secara vegetatif
(Anonim 2008)
Apabila kita melakukan gerakan-gerakan selama bekerja di dalam
laboratorium akan megakibatkan timbulnya suatu awan debu yang hampir
tidak tampak Debu tersebut mengandung spora yang sangat besar jumlahnya
10
Bila spora ini kontak dengan media kultur yang digunakan dalam pekerjaan
tersebut spora kan tumbuh dengan cepat Dalam beberapa hari spora akan
tumbuh menjadi koloni yang terlihat oleh mata biasa (Wetherel 1982)
Untuk membuat media dengan jumlah zat seperti yang ditentukan
diperlukan penimbangan dan penakaran bahan secara tepat Ketidaktepatan
ukuran dapat menyebabkan terjadinya proses yang dikehendaki Pada
umumnya untuk suatu keperluan media yang telah dirumuskan dapat diubah
atau diperbarui dengan mengganti zat-zat tertentu atau menambah zat lain
Untuk melakukan perubahan ini diperlukan acuan yang mantap atau
pengalaman (Rahardja 1988)
C Alat Bahan Dan Cara Kerja
1 Alat
a Alat pembuatan larutan stock
- Timbangan analitik
- Sendok
- Pipet
- Erlenmeyer
b Alat pembuatan media tanam
- Magneitk stirer
- Timbangan analitik
- Pipet
- Ph meter
- Gelas piala
- Botol-botol kultur
- Plastik pp 03 mm
- Karet gelang
- Kertas label
c Alat sterilisasi
- Autoklaf
11
2 Bahan
a Bahan pembuatan larutan stock
- Bahan kimia untuk nutrisi vitamin FeEDTA ZPT
- Aquadest
b Bahan-bahan untuk pembuatan media
- Gula
- Agar
- Aqua destilata (aquadest)
- Larutan stok terdiri atas hara makro hara mikro vitamin ZPT
- NaOH 1 N dan HCL 1 N
3 Cara Kerja
a Membuat larutan stok
1) Larutan stok media
- Menimbang bahan-bahan kimia yang telah dikalikan menjadi
beberapa kali konsentrasi misalnya untuk unsur hara makro
dikalikan 20 dan unsur hara mikro dikalikan 100 kali
konsentrasi
- Melarutkan bahan-bahan kimia tersebut ke dalam aquadest
dengan volume tertentu misalnya 500 ml
- Memasukkan masing-masing larutan ke dalanm botol dan
menyimpannnya ke dalam refrigerator
2) Larutan stok zat pengatur tumbuh
- Menghitung kebutuhan BAP 100 ppm sebanyak 300 ml adalah
sebagai berikut
100ppm = 100mgl
= 30 mg03 l
= 30 mg300 ml
- Menghitung kebutuhan IBA 100 ppm sebanyak 100 ml adalah
sebagai berikut
100 ppm = 100 mgl
= 10 mg 01 l
12
= 10 mg 100 ml
- Melarutkan bahan dengan alkohol atau NaOH 1 N kemudian
ditambah dengan aquadest sampai 300 ml untuk BAP dan 100
ml untuk IBA
- Memasukkan masing-masing larutan tersebut ke dalam botol
dan menyimpannya ke dalam refrigerator
b Membuat media kultur
- Mengambil larutan stok yang berisi NaEDTA hara makro hara
mikro vitamin dan ZPT
- Memasukkan larutan stok ke dalam abu takar dan tambahkan
aquadest sebanyak 1000ml sampai tanda
- Memasukkan ke dalam bekerglass
- Memasukkan gula sebanyak 30 gr tunggu sampai larut
- Mengukur pH dan mengkondisikannya menjadi 58 ndash 62 dengan
menambahkan HCl atau NaOH
- Memasukkan agar sebanyak 8 grl
- Mendidihkan larutan tersebut
- Memasukkan larutan yang sudah jadi ke dalam botol kultur
- Menutup botol kultur dengan plastik pp dan mengikatnya dengan
karet gelang
- Memasukkan botol kultur tersebut ke dalam autoklaf untuk
disterilkan
c Melakukan sterilisasi Alat dan Media Kultur
- Sterilissasi alat dan media kultur jaringan dilakukan secara
bersama-sama menggunakan autoklaf
- Membungkus alat-alat kultir seperti petridish pisau scalpel dan
pinset dengan kertas koran
- Memasukkan botol-botol berisi media dan alat-alat kultur yang
telah dibungkus kertas koran ke dalam autoklaf untuk proses
sterilisasi pada suhu 121 C tekanan 15 kgcm2 selama 45 menit
- Menyimpan alat-alat kultur dalam oven
13
- Menyimpan media pada rak penyimpanan media yang bertujuan
untuk mengantisipasi ada tidaknya kontaminasi pada media
sehingga dapat dicegah penggunaan media yang telah
terkontaminasi pada saat penanaman
14
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2008 Proses Atau Skematis Kultur Jaringan httpidanswersyahoocomhtm Diakses pada tanggal 16 Desember 2008
Anonim 2008 Teknik Kultur Jaringan httpwwwbbpp-lembanginfohtm
Diakses pada tanggal 16 Desember 2008
Hendra T 2007 Kultur Jaringan httplelos66blogfriendstercomhtm Diakses pada tanggal 16 desember 2008
Rahardja PE 1988 Kultur Jaringan Teknik Perbanyakan Tanaman Secara
Modern Panebar Swadaya Jakarta
Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing Group Inc New Jersey
8
I I KULTUR JARINGAN MAWAR
A Pendahuluan
1 Latar Belakang
Tanaman mawar merupakan tanaman berbunga yang digemari oleh
banyak orang Tanamana ini biasa diperbanyak dengan stek atau cutting
sehingga tanaman baru mempunyai sifat genetik sama dengan induknya
Perlakuan penyetekan pada tanaman mawar hanya mampu menghasilkan
tsedikit tanaman baru dan apabila induk tanaman mawar dipotong secara
terus-menerus sebagai bahan stek maka tanaman induk tersebut akan
rusak
Oleh karena itu diperlukan suatu metode atau cara yang efektif dan
efisien serta cepat dalam memperkembangbiakan tanaman mawar Kultur
jaringan sebagai salah satu metode perbanyakan tanaman dapat dipilih
untuk mengatasi permasalahana diatas Pada kultur jaringan tidak menutup
kemungkinan ditambahkannya suatu zat pengatur tumbuh untuk
mempercepat regenerasi dan pertumbuhan dari jaraingan tanaman
sehingga tanaman baru yang dihasilkan dalam waktu singkat dan
berjumlah banyak
2 Tujuan
Tujuan dari praktikum acara II ini adalah
Mengetahui teknik kultur jaringan mawar
Mengetahui pengaruh BAP dan IBA terhadap pertumbuhan dan
perkembangan eksplan mawar
3 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara II ini dilaksanakan pada hari tanggal Rabu tanggal
29 Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
B Tinjauan Pustaka
Auksin adalah kelompok senyawa yang mampu menyebabkan
pemanjangan sel pada jaringan tunas muda Auksin juga berpengaruh pada
9
pertumbuhan buah dan pembentukan akar Dalam konsentrasi rendah auksin
merangsang pemanjangan sel tetapi dalam konsentrasi tinggi malah berfungsi
sebaliknya ZPT yang sering digunakan dari golongan auksin antara lain IAA
IBA 24 D hormon ini harus dipakai dalam konsentrasi yang tepat karena
konsentrasi yang terlalu berlebihan menyebabkan terjadinya hal-hal yang tidak
diinginkan (Rahardja 1988)
Semua jaringan tanaman terdapat hormon ABA yang dapat dipisahkan
secara kromatografi Senyawa tersebut merupakan inhibitor Bndashkompleks
Senyawa ini mempengaruhi proses pertumbuhan dormansi dan absisi
Beberapa peneliti akhirnya menemukan senyawa yang sama yaitu asam
absisat (ABA) (Wattimena 1992)
Mawar (Rosa hybrida L) biasa diperbanyak secara vegetatif
sedangkan secara generatif hanya ditujukan untuk pemuliaan Perbanyakan
mawar bunga potong umumnya diperbanyak secara okulasi okulasi mata
tunas atau okulasi mata berkayu Okulasi mata tunas dilakukan pada saat kulit
batang bawah mudah dikelupas Pada saat tersebut sel-sel tanaman dan sel-sel
kambium tersebut sedang dalam keadaan aktif (Anonim 2008)
Dalam budidaya in vitro (kultur jaringan) menginduksi kalus
merupakan salah satu langkah penting setelah itu diusahakan agar terjadi
diferensiasi akar dan tunas Proses terjadinya kalus sampai diferensiasi
berbedandashbeda tergantung pada bagian tanaman yang dipakai sebagai eksplan
metode budidaya in vitro juga zatndashzat tanaman yang di bubuhkan pada media
dasar Untuk mendapatkan kalus penggunaan eksplan dari daun umumnya
lebih menguntungkan dari pada eksplan batang Masalah yang perlu diantipasi
adalah generasi kalus menjadi planlet Untuk mendapatkan kalus zat pengatur
tumbuh yang biasa digunakan adalah 24ndashD dari golongan auksin dan BAP
dari golongan sitokinin (Ibrahim et al 2004)
Pada 0 ppm BAP tidak ada satupun kalus yang terbentuk Nilai
tertinggi dijumpai pada pemberian 4 ppm BAP dengan menghasilkan
prosentase kalus terbentuk sebesar 697 yang berbeda sangat nyatadengan
pemberian 0 ppm BAP Hasil penelitian menunjukkan bahwapada konsentrasi
10
4 ppm BAP sinergis dengan pemberian 15 ppm CCC sehingga menghasilkan
prosentase kalus tertinggi Penelitian ini menunjukkan bahwa dengan
peningkatan konsentrasi BAP hingga 4 ppm terjadi peningkatan prosentase
kalus Tetapi setelah itu makin tinggi konsentrasi BAP dalam media tumbuh
makin menurun prosentase kalus yang terbentuk (Sofia 2007)
C Alat Bahan Dan Cara Kerja
1 Alat
- Laminar air flow cabinet
- Petridish danbotol-botol kultur
- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes
2 Bahan
- Eksplan mawar (Rosa sp)
- Media kultur
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin)
3 Cara Kerja
- Mempersiapkan eksplan
- Melakukan sterilisasi pada eksplan dengan
Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit
dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3
menit
Membilas eksplan dengan aquadest steril
- Melakukan penanaman eksplan
Membuka plastik penutup botol media kultur
Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan
pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api
Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari
kontaminasi
11
- Melakukan pemeliharaan eksplan
Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur
Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol
Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus
2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi
- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati
Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar
tunas daun dan kalus (HST)
Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas
dan daun
Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan
- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir
pengamatan
D Hasil dan Pembahasan
1 Hasil
Tabel 21 Rekapan kultur jaringan tanaman mawar (Rosa sp )
Macam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasilan
Mawar
1 - - - - - - -
0
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - - - - -
5 - - - - - - -
6 - - - - - - -
7 - - - - - - -
8 - - - - - - -
9 - - - - - - -
10 - - - - - - -
Sumber Laporan Sementara
2 Pembahasan
Bahan yang digunakan dalam kultur jaringan ini adalah ruas batang
mawar dari jaringan yang masih muda agar mampu beregenerasi lebih
cepat Dalam kultur batang mawar ini tingkat keberhasilan yang didapat
12
adalah 0 Eksplan yang dikulturkan tidak ada yang hidup Eksplan yang
ditanam menjadi kekuningan karena browning dan sebagian lagi
mengalami kontaminasi oleh berbagai macam jamur
Kontaminasi oleh berbagai macam jamur disebabkan oleh sterilisasi
yang kurang sempurna sehingga mikroba-mikroba yang ada didalam
maupun disekitar eksplan berkembang biak di dalam media Sterilisasi
yang kurang sempurna kemungkinan besar terjadi pada saat eksplan akan
ditanam di dalam botol kultur
Pada saat eksplan akan ditanam dilakukan sterilisasi bahan tanam
dengan menggunakan alkohol 96 dan larutan Clorox 525 Apabila
perendaman dalam larutan terlalu cepat maka mikroba yang ada
kemungkinan masih terbawa di sekitar permukaan eksplan sehingga
peristiwa kontaminasi tidak dapat dihindarkan
Eksplan mawar tekontaminasi oleh jamur dan bakteri pada
kontaminasi jamur terlihat hifa putih hingga hitam (jenis yang berbeda)
muncul pada media ataupun pada bahan tanam Sedangkan kontaminasi
oleh bakteri terlihat cairan kental di sekitar bahan tanam maupun media
yang merupakan kumpulan massa bakteri Kontaminasi yang terjadi
disebabakan oleh faktor media ataupun bahan tanam yang sterilisasinya
kurang sempurna Sterilisasi yang kurang sempurna ini mengakibatkan
tumbuhnya mikroba dalam media yang sangat kaya akan nutrisi
Sebagian dari eksplan mawar terkontaminasi oleh bakteri dan jamur
sedangkan sebagian yang lain mengalami browning yaitu matinya eksplan
karena terlalu lama mengalami sterilisasi Fungsi dari sterilisasi adalah
membunuh mikroba akan tetapi apabila sterilisasi yang dilakukan terlalu
lama maka jaringan tanaman juga akan ikut mati atau terjadi browning
Apabila dibandingkan dengan bahan lain yang digunakan untuk
kultur jaringan bahan tanam mawar memiliki prosentase keberhasilan
paling rendah yaitu 0 Hal ini dikarenakan eksplan yang digunakan
berupa batang yang mempunyai permukaan yang cukup sulit untuk
ditembus oleh media sehingga media agak sulit untuk masuk ke dalam
13
jaringan eksplan dan menyebabkan eksplan menjadi coklat kekuningan
karena tidak mendapatkan nutrisi yang cukup
Pengaruh dari BAP dan IBA terhadap eksplan mawar ini belum bisa
diamati karena seluruh eksplan mati karena terkontaminasi maupun karena
sterilisasi bahan tanam yang terlalu lama Fungsi dari BAP adalah sebagai
pemacu tunas sedangkan IBA digunakan sebagai pemacu akar
E Kesimpulan dan Saran
1 Kesimpulan
a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan
terjadinya bowning kontaminasi media tanam dan sifat bahan tanam
yang agak sulit untuk menyerap media
b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media
kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masiih hidup dan
berkembang di dalam botol kultur
c Pengaruh BAP dan IBA belum bisa diamati karena eksplan mati
sedangkan fungsi dari IBA digunakan sebagai permacu pertumbuhan
akar sedangkan BAP sebagai pemacu pertumbuhan tunas
d Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan mawar ini adalah 0
2 Saran
Saran yang bisa kami berikan adalah pada saat sterilisasi jangan
terlalu singkat melakukan perendaman dengan bahan klorox karena
sterilisasi yang dilakukan terkadang belum membunuh keseluruhan
mikrobia sehingga terjadi kontaminasi
14
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2008 Perbanyakan Mawar secara Stenting (Stek dan grafting)
httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 22 Desember
2008
IbrahimMSD N Nova K Nurliani B 2004 Studi Pendahuluan Induksi
Kalus Embriogenik Dari Eksplan Daun Echinaceae purpureaBuletin TRO
Vol XV No 2 2004
Nia 2008 Hormon Pertumbuhan Pada Tumbuhan
httpanthuriumonlinewordpresscom Diakses pada tanggal 22 Desember
2008
Rahardja PE 1988 Kultur Jaringan Teknik Perbanyakan Tanaman Secara
Modern Panebar Swadaya Jakarta
Sofia D 2007 Pengaruh Berbagai Konsentrasi Benzyl Amino Purine Dan
Cycocel Terhadap Pertumbuhan Embrio Kedelai (Glysine max L Marr)
USU Reposytor
15
III KULTUR JARINGAN NANAS DAN WORTEL
A Pendahuluan
1 Latar Belakang
Wortel (Daucus carota) adalah tumbuhan sayur yang ditanam
sepanjang tahun Terutama di daerah pegunungan yang memiliki suhu
udara dingin dan lembab kurang lebih pada ketinggian 1200 ineter di atas
permukaan laut Tumbuhan wortel mernbutuhkan sinar matahari dan dapat
turnbuh pada sernua musim Menurut para botanis wortel (Daucus carota)
dapat dibedakan atas beberapa jenis di antaranya Wortel (Daucus carota
Linn) Jenis imperator yakni wortel yang memiliki umbi akar berukuran
panjang dengan ujung meruncing dan rasanya kurang manis - jenis
chantenang yakni wortel yang memiliki umbi akar berbentuk bulat
panjang dan rasanya manis Perbanyakan secara kultur in vitro pada wortel
dilakukan untuk memperbanyak tanaman dan juga sebagai bahan pelatihan
kultur jaringan karena perlakuan sterilisasi dan penanaman relatif lebih
mudah
Sedangkan prospek penerapan teknik kultur in vitro tanaman nanas
di Indonesia cukup bagus terutama untuk mengatasi permasalahan
perbanyakan nanas Si Madu yang kemungkinan me-rupakan pertumbuhan
sel mutan dari tanaman khimera Masalah yang dihadapi dalam
perbanyakan vegetatif nanas Si Madu secara konvensional adalah
timbulnya keragaman sehingga sifat pohon induknya tidak dapat
dipertahankan Melalui jalur embrio-genesis karakteristik nanas Si Madu
diharapkan dapat dipertahankan Dalam hal ini tanaman (planlet) yang
dihasil-kan dari jalur embriogenesis berasal dari satu sel sehingga
terjadinya khimera dapat dihindari
2 Tujuan
Tujuan dari praktikum acara III ini adalah
Mengetahui teknik kultur jaringan nanas dan wortel
16
Mengetahui pengaruh bap dan iba terhadap pertumbuhan dan
perkembangan eksplan nanas dan wortel
3 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara III ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29
Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
B Tinjauan Pustaka
Suatu aturan sederhana yang mungkin dapat digunakan sebagai
pegangan adalah bahwa kita harus menggunakan tanaman sumber eksplan
yang sehat dan tumbuh kuat memilih jaringan yang muda dan menggunakan
eksplan yang cukup besar tetapi meskipun demikian banyak pengecualian-
pengecualiannya Sehingga kadang-kadang perlu melakukan langkah coba-
coba bila akan mengkulturkan suatu species atau varietas tanaman yang belum
pernah dilakukan sebelumnya (Wetherel 1988)
Kontaminasi dari eksplanlah yang paling sulit diatasi karena dalam hal
ini metode sterilisasi harus selektif Walaupun sterilisasi telah dilakukan
dengan berbagai cara namun kadang-kadang kontaminasi tetap saja terjadi
Dalam hal ini dikarenakan pada eksplan telah terjadi kontaminasi internal
Cara penggulangannya dilakukan treatment pada tanaman yang akan dijadikan
sebagai sumber eksplan Treatment-nya adalah dengan mengisolasi eksplan
disemprot dengan bakterisida fungisida selama 3 bulan setiap hari dengan
konsentrasi 150-200 mgl (Anonim 2008)
Proses pemberian hormon harus memperhatikan jumlah dan
konsentrasinya agar didapatkan sistim perakaran yang baik dalam waktu
relatif singkat Konsentrasi dan jumlah hormon ini sangat tergant ung pada
faktor-faktor sepert umur bahan stek waktulamanya pemberian hormon cara
pemberian hormon jenis tanaman dan sistim stek yang digunakan (Yasman
dan Smits 1988) Berdasarkan pengalaman kelompok auksin yang baik untuk
perakaran terutama untuk tanaman kehutanan Dipterocarpaceae adalah dari
kelompok IBA (Indole Butyric Acid) (Irwanto 2001)
17
Nanas diperbanyak dengan mahkota atau stek Secara umum bahan
penanaman yang baik digunakan untuk pertumbuhan dan pembuahan yang
seragam Untuk nanas yang ditanam untuk pasar buah segar dan dimana
semua bahan tanam bernilai campuran tipe tunas dapat digunakan Propagasi
vegetatif dengan tunas daun dimana setiap satu buku dari mahkota atau sulur
yang masak dapat memproduksi bibit merupakan teknik yang berguna untuk
menyediakan lebih dari 40 bibit per tunas terutama dari mahkota daunnya
Penanaman dengan kultur jaringan telah dikembangkan terutama introduksi
baru klon atau hibrid Penanaman biasanya dalam 2 garis dengan parit yang
lebar (Anonim 2003)
Tanaman wortel diperbanyak dengan bijinya Biji untuk penanaman ini
dikenal dengan istilah benih Benih wortel berwarna cokelat ukurannya keci
berbulu dan saling melekat satu sama lain Setiap 1 gr benih terdapat 200 biji
Benih wortel dapat diperoleh dengan cara membeli di kios atau toko-toko
pertanian Kebutuhan benih wortel untuk setiap hektarnya sekitar 15 kg-3 kg
(Ali et al2003)
Zat pengatur tumbuh dari golongan auksin berperan antara lain dalam
pembentukan kalus morfogenesis akar dan tunas serta embriogenesis
Pemilihan konsentrasi dan jenis auksin ditentukan antara lain oleh tipe
pertumbuhan dan perkembangan eksplan yang dikehendaki Penggunaan
auksin dengan daya aktivitas kuat (antara lain 24-D NAA atau
dikombinasikan dengan sitokinin dengan konsentrasi rendah) umumnya
digunakan untuk induksi kalus embriogenik Selain itu jenis dan konsentrasi
hormon jenis asam amino serta rasio auksin dan sitokinin sangat menentukan
dalam menginduksi pembentukan kalus ( Purnamaningsih 2006)
C Alat Bahan Dan Cara Kerja
1 Alat
- Laminar air flow cabinet
- Petridish danbotol-botol kultur
- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes
18
2 Bahan
- Eksplan nanas (Ananas comosus)
- Eksplan wortel (Daucus carota)
- Media kultur
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin) 525
3 Cara Kerja
- Mempersiapkan eksplan
- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan
a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit
dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3
menit
b Membilas eksplan dengan aquadest steril
- Melakukan penanaman eksplan
a Membuka plastik penutup botol media kultur
b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan
pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api
a Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari
kontaminasi
- Melakukan pemeliharaan eksplan
a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur
b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan luar botol
c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus
2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi
- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati
a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar
tunas daun dan kalus (HST)
b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas
dan daun
19
c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan
- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir
pengamatan
D Hasil dan Pembahasan
1 Hasil
Tabel 31 rekapan kultur jaringan tanaman nanas (Ananas comosus)
Macam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasilan
nanas 1 - - - - - - -
30
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - 5 MST - - -
5 - - - - - - -
6 - - - 5 MST - - -
7 - - - - - - -
8 - - - 5 MST - - -
9 - - - - - - -
10 - - - - - - -
Sumber Laporan sementara
Tabel 32 Rekapan Kultur Jaringan Tanaman wortel (Daucus carota)
Macam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasilan
Wortel
1 - - - - - - -
30
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - - - - -
5 - - - 5 MST - - -
6 - - - - - - -
7 - - - - - - -
8 - - - - - - -
9 - - - 5 MST - - -
10 - - - 5 MST - - -
Sumber Laporan Sementara
2 Pembahasan
Bahan eksplan yang digunakan berupa umbi wortel dan daging
bonggol dari mahkota nanas Bahan yang digunakan dari kedua tanaman
ini mempunyai karakteristik yang sama yaitu keduanya merupakan
20
jaringan tebal dan berair pada bahan tanam sebelum dilakukan penanaman
terlebuih dahulu dilakukan sterilisasi
Sterilisasi eksplan dilakukan menggunakan clorox (sunclin) dengan
melakukan perendaman selama plusmn 3 menit pada bahan dan membilas bahan
dengan aquadest Sterilisasi bahan harus dilakukan dengan tepat apabila
perendaman clorox terlalu lama maka jaringan dari bahan tanam akan
mengalami kematian (browning) sehingga tidak mampu membentuk
individu baru apabila sterilisasi terlalu singkat maka bahan tanam yang
digunakan akan membawa bibit ndash bibit kontaminasi
Kontaminasi dari eksplanlah yang paling sulit diatasi walaupun
sterilisasi telah dilakukan dengan berbagai cara namun kadang-kadang
kontaminasi tetap saja terjadi Dalam hal ini dikarenakan pada eksplan
telah terjadi kontaminasi internal Cara penggulangannya dilakukan
treatment pada tanaman yang akan dijadikan sebagai sumber eksplan
dengan mencuci eksplan pada larutan fungisida dan bakterisida Untuk
menanggulangi kontamiknasi setelah ekspaln dikulturkan maka dilakukan
pemeliharaan secara dengan melakukan penyemprotan spirtus ataupun
alkohol pada permukaan botol kultur dua hari sekali
Pada 5 MST muncul kalus pada wortel dan nanas yang berjumlah 6
eksplan (3 eksplan wortel 3 eksplan nanas) Kalus merupakan sekumpulan
massa sel yang belum terdiferensiasi menjadi organ dari tanaman Kalus
yang muncul merupakan hasil dari pembelahana sel-sel yang berda dalam
jaringan eksplan Sedangkan eksplan yang lain mengalami browning dan
kontaminasi Kontaminasi ini dikarenakan media MS merupakan media
yang kaya akan nutrisi sehingga mikroba di sekeliling tanaman atau udara
sekitar eksplan juga tumbuh dan berkompetisi dengan eksplan
Prosentase keberhasilan dari kultur nanas adalah 30 dan
prosentase keberhasilan dari kultur wortel adalah 30 Tingkat
keberhasilan dari kultur wortel dan kultur nanas ini pling tinggi jika
dibandingkan dengan kultur bahan yang lain karena bahan tanam yang
21
digunakan lebih mudah menyerap media sehingga pertumbuhan kalus
lebih banyak dan lebih cepat
Pembentukan kalus ini akibat dari pengaruh hormon BAP yang
diberikan pada media BAP merupakan senyawa kelompok sitokinin yang
memacu pembelahan sel sehingga mampu memacu pembentukan kalus
atau massa sel Kalus yang terbentuk dapat dipacu untuk berdiferensiasi
menjadi tunas dengan menambahkan kandungan IBA pada media
Pengaruh BAP pada eksplan lebih dominan karena kandungan di dalam
media lebih besar daripada IBA sehingga terbentuklah kalus pada eksplan
E Kesimpulan dan Saran
1 Kesimpulan
a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan
terjadinya bowning kontaminasi media tanam
b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media
kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan
berkembang di dalam botol kultur
c Bahan tanam dari wortel dan nanas cukup mudah untuk menyerap
nutrisi di dalam media sehingga lebih cepat terbentuk kalus
d Kalus iterbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST
e Pengaruh BAP lebih tinggi jika dibandingkan dengan IBA karena
konsentrasi BAP yang lebih tinggi
f BAP merangsang pembelahan sel sehingga terbentuk kalus yang
berupa massa sel yang belum terdiferensiasi
g Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan nanas adalah 30 dan
pada kultur wortel adalah 30
2 Saran
Dalam proses penanaman sebaiknya dicontohkan terlebih dahulu
cara penanaman eksplan yang benar sehingga tidak terjadi kesalahan
sterilisasi bahan yang berakibat terjadinya kontaminasi ataupun browning
22
DAFTAR PUSTAKA
Ali NBV Estu R Hendro S 2003 Wortel dan Lobak Panebar Swadaya Bogor
Anonim 2003 Ananas comosus httpwwwproseanetorg Diakses pada tanggal
22 Desember 2008
Husen M 2008 Kontaminasi Dalam Kultur Jaringan httpeshafloracom
Diakses pada tanggal 18 Desember 2008
Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen
Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)
httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008
Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas
Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80
Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing
Group Inc New Jersey
23
I V KULTUR JARINGAN SANSIEVERA
A Pendahuluan
1 Latar Belakang
Sansievera merupakan tanaman hias yang sekarang sedang digemari
oleh para pecinta tanaman Selain mempunyai corak daun yang indah dan
unik mempunyai bentuk dan ukuran bervariasi tanaman ini juga berfungsi
sebagai penyerap polutan di udara sekitar tempat tumbuhnya Hal inilah
yang menyebabkan pecinta tanaman kembali melirik tanaman sansievera
Penciptaan varian-varian baru terus dilakukan untuk memperbaiki
keindahan dan keunikan dari daun sansievera Salah satu cara yang
digunakan untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan melakukan
kultur jaringan pada tanaman sansievera Diharapkan pada saat dikulturkan
secara terus-menerus terjadi perubahan genetik yang menyebabkan
keberagaman genetik dalam waktu yang relatif singkat sehingga tidak
membutuhkan waktu untuk menghasilkan satu varian yang baru
Selain itu kultur jaringan pada sansievera ju8ga serng digunakan
untuk menghasilkan anakan dalam jumlah yang banyak pada varietas yang
langka dan cukup sulit apabila dikembangbiakkan dengan cara vegetatif
biasa oleh karena itu kultur jaringan sangat bermanfaat bagi peningkatan
varietas baru dan pengembangbiakan varietas-varietas langka yang sulit
dikembangbiakkan
2 Tujuan
Tujuan dari praktikum acara IV ini adalah
Mengetahui teknik kultur jaringan sansievera
Mengetahui pengaruh BAP dan IBA terhadap pertumbuhan dan
perkembangan eksplan sansievera
3 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara IV ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29
Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
24
B Tinjauan Pustaka
Sitokinin juga mempunyai dua peran yang penting untuk propagasi
seara in vitro yaitu merupakan perangsang pembelahan sel dalam jaringan
yang dibuat eksplan dan merangsang pertumbuhan tunas daun namun
demikian kadar sitokinin yang optimal untuk pertumbuhan tunas dapat
menghambat pertumbuhan dan pembentukan akar Karena itu konsentrasi dari
sitokinin yang dipakai harus sesuai sehingga tidak menghambat pertumbuhan
dari eksplan (Wetherel 1988)
Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada
stek yang memiliki kadar auksin lebih t inggi lebih mampu menumbuhkan
akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi dari pada stek yang
memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah
jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai
katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan
sel Ada beberapa macam hormon dari kelompok auksin ini antara lain adalah
IAA (Indole Acetic Acid) NAA (Napthalen Acetic Acid) dan IBA (Indole
Butyric Acid) (Irwanto 2001)
Perbanyakan tanaman secara kultur jaringan ( tissue culture ) bertujuan
untuk mendapatkan tanaman dalam jumlah banyak dan seragam
pertumbuhannya Seiring dengan permintaan bibit sansievera yang semakin
meningkat cara perbanyakan secara konvensional menggunakan setek
anakan dan cabut pucuk tidak lagi bisa mencukupi Satu-satunya cara
perbanyakan yang sanggup memenuhi kebutuhan permintaan bibit dalam
jumlah besar itu hanyalah kultur jaringan
Eksplan yang digunakan adalah jaringan yang masih muda Jaringan
muda ini tersusun atas sel-sel yang masih muda dan aktif membelah sehingga
diharapkan bisa menghasilkan tanaman yang sempurna (Purwanto 2008)
Struktur kalus dari berbagai varietas yang digunakan berbeda-beda
tergantung kepada formulasi yang digunakan Biasanya struktur kalus
menggambarkan daya regenerasinya membentuk tunas dan akar Kalus yang
berbentuk globular (nodul-nodul) dan berwarna bening biasanya mempunyai
25
kemampuan lebih tinggi untuk membentuk tunas daripada kalus yang bersifat
kompak dan berwarna coklat-kehitaman Dalam hal ini media yang digunakan
untuk memacu regenerasi kalus akan sangat menentukan Keseimbangan
nutrisi dalam media tumbuh sangat mempengaruhi pertumbuhan kalus
maupun diferensiasinya membentuk tunas (Purnamaningsih 2006)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan pertumbuhan
plantlet akibat penambahan zat pengatur tumbuh BAP dan pikloram
Persentase daun normal terbesar didapat dari perlakuan B5 tanpa pikloram dan
BAP media MS tanpa pikloram Pertumbuhan akar plantlet lebih baik yang
dikulturkan pada media MS tanpa hormon atau dengan penambahan hormon
dengan konsentrasi terendah (Anonim 2008)
Pada sansievera metode kultur jaringan lebih sering diterapkan untuk
membiakkan jenis yang menghasilkan anakan seperti jenis S cylindrica dan
jenis yang langka Eksplan diambil dari nmata tunas pucuk rimpang atau
pucuk daun sepanjang 1 cm sebelum ditanam eksplan disterilisasi terlebih
dahulu untuk menghindari kontaminasi (Pramono 2008)
C Alat Bahan Dan Cara Kerja
1 Alat
- Laminar air flow cabinet
- Petridish dan botol-botol kultur
- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes
- Eksplan sansievera ( sansievera sp)
- Media kultur
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin)
2 Bahan
- Sansievera (sansievera sp)
- Media kultur
26
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin)
3 Cara Kerja
- Mempersiapkan eksplan
- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan
a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit
dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3
menit
b Membilas eksplan dengan aquadest steril
- Melakukan penanaman eksplan
a Membuka plastik penutup botol media kultur
b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan
pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api
c Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari
kontaminasi
- Melakukan pemeliharaan eksplan
a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur
b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol
c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus
2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi
- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati
a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar
tunas daun dan kalus (HST)
b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas
dan daun
c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan
- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir
pengamatan
27
D Hasil dan Pembahasan
1 Hasil
Tabel 41 Rekapan kultur Jaringan tanaman sansievera (Sansievera sp)
Mcam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasil
an
Sansie
vera
1 - - - - - - -
20
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - - - - -
5 5 MST - - - 8 akar - -
6 - - - - - - -
7 - - - - - - -
8 5 MST - - - 6 akar - -
9 - - - - - - -
10 - - - - - - -
Sumber Laporan Sementara
2 Pembahasan
Bahan tanam yang digunakan pada kultur jaringan sansievera ini
adalah potongan daun sansievera Setelah dilakukan pencucian bahan
dengan menggunakan fungisida dan bakterisida jaringan tanaman segera
ditanam dalam botol kultur Pada saat penanaman dilakukan bersamaan
dengan sterilisasi eksplan yang dilakukan di dalam LAFC
Pada saat penanaman sebaiknya bahan atanama ditanam dalam
keadaan berdiri bukan rebah Hal ini untuk memudahkan penyerapan
nutrisi yang ada di dalam media Apabila penanaman dilakukan dalam
keadaan rebah bagian daun yang mengadakan kontak dengan media
merupakan daun yang tidak mengalami pelukaan sehingga nutrisi dari
media akan sulit masuk ke dalam jaringan aeksplan
Pada kultur jaringan sansievera ini muncul akar ketika eksplan
berumur 5 MST Dari 10 eksplan yang ditanam eksplan yang
mengeluarkan akar berjumlah dua Akar yang muncul berjumlah masing-
masing 8 akar dan 6 akar Eksplan yang lain mengalami kematian akibat
terjadinya kontaminasi oleh jamur dan bakteri dan juga terjadinya
browning Kontaminasi terjadi karena sterilisasi yang kurang sempurna
28
dan browning terjadi akibat perendaman (untuk tujuan sterilisasi bahan)
klorox yang terlalu lama sehingga jaringan dari sansievera mengalami
browning
Gejala dari kontaminasi bakteri adalah munculnya hifa dari jamur
dan dalam waktu singkat memenuhi media kultur sedangkan gejala
serangan bakteri adalah adanya lendir pada media yang mencirikan koloni
dari bakteri Gejala dari browning sendiri adalah perubahan warna dari
eksplan menjadi hitam atau kepucatan pada jaringan-jaringan yang berada
di tepi
Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan pada sansievera ini
adalah 20 dengan jumlah akar yang terbentuk pada eksplan masing-
masing adalah 8 akar dan 6 akar Tumbuhnya akar pada kultur yang
mengalami keberhasilan merupakan peran dari zat pengatur tumbuh yang
ditambahkan Zat pengatur tumbuh yang ditambahkan adalah BAP dan
IBA BAP merupakan pemacu tunas sedangkan IBA merupakan pemicu
pertumbuhan akar Walaupun konsentrasi dari IBA lebih kecil jika
dibandingkan dengan BAP pertumbuhan akar disini bukan semata-mata
karena hal tersebut Faktor jenis tumbuhan juga mempengaruhi eksplan
sehingga organ yang muncul adalah akar dan Interaksi dari IBA dan BAP
mendorong pertumbuhan dari akar
E Kesimpulan dan Saran
1 Kesimpulan
a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan
terjadinya bowning kontaminasi media tanam
b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media
kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan
berkembang di dalam botol kultur
c Bahan tanam dari sansievera ditanam dalam keadaan tegak agar
eksplan mudah dalam menyerap nutrisi
d Akar terbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST
29
e Pembentukan akar ddidorong oleh adanya zat pengatur tumbuh IBA
dan BAP yang diberikan pada media tanam
f Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan sansivera adalah 20
keberhasilan kultur dilihat dari munculnya akar pada eksplan
2 Saran
Sebelum sterilisasi dilakukan sebaiknya bahan tanaman yang akan
digunakan permukaannya digosok dengan pemotong untuk menghilangkan
lapisan lilin yang melekat pada permukaan daun agar penyerapan nutrisi
berlangsung lebih mudah
30
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2008Pengaruh Komposisi Media Dasar Penambahan BAP dan
Pikloram terhadap Induksi Tunas Bawang Merah
httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 23 Desember
2008
Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen
Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)
httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008
Pramono S 2008 Pesona Sansievera PT agro Media Pustaka Jakarta
Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas
Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80
Purwanto AW 2008 Sansievera Flora Cantik Penyerap Racun Kanisius
Yogyakarta
Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing
Group Inc New Jersey
3
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan
menyelesaikan Laporan Praktikum Kultur Jaringan ini Penyusunan laporan ini
bertujuan untuk melengkapi tugas mata kuliah Kultur Jaringan pada semester V di
Program StudiJurusan Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Dalam penyusunan laporan praktikum ini penulis menyadari sepenuhnya
apabila tanpa bantuan bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak tidak akan
dapat terselessaikan dengan baik Oleh karena itu penulis menyampaikan terima
kasih kepada
1 Prof Dr Ir Suntoro MS selaku dekan Fakultas Pertanian Universitas
Sebelas Maret Surakarta
2 Dosen mata kuliah Kultur Jaringan yang telah memberikan izin kepada
penulis dalam proses penyusunan laporan ini
3 Seluruh Co-Assisten Praktikum Kultur Jaringan yang telah memberikan
bimbingan kepada penulis
4 Semua pihak yang telah memberikan bantuan moral maupun spiritual
kepada penulis baik secara langsung maupun tidak langsung
Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan oleh karena
itu saran dan kritik penulis harapkan dari pembaca agar laporan ini menjadi lebih
baik
Demikian semoga Laporan Praktikum Kultur Jaringan ini dapat
bermanfaat
Surakarta Desember 2008
Penulis
4
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL viii
I Pembuatan Larutan Stock Pembuatan Media Kultur dan Sterilisasinya
A Pendahuluan 1
1 Latar Belakang 1
2 Tujuan 2
3 Waktu dan Tempat Praktikum 2
B Tinjauan Pustaka 2
C Alat Bahan dan Cara Kerja 4
1 Alat 4
2 Bahan 4
3 Cara Kerja 4
DAFTAR PUSTAKA 7
II Kultur Jaringan Mawar
A Pendahuluan 8
1 Latar Belakang 8
2 Tujuan 8
3 Waktu dan Tempat Praktikum 8
B Tinjauan Pustaka 9
C Alat Bahan dan Cara Kerja 10
1 Alat 10
2 Bahan 10
3 Cara Kerja 10
D Hasil dan Pembahasan 11
1 Hasil 11
5
2 Pembahasan 11
E Kesimpulan dan Saran 13
1 Kesimpulan 13
2 Saran 13
DAFTAR PUSTAKA 14
III Kultur Jaringan Nanas dan Wortel
A Pendahuluan 15
1 Latar Belakang 15
2 Tujuan 15
3 Waktu dan Tempat Praktikum 16
B Tinjauan Pustaka 16
C Alat Bahan dan Cara Kerja 17
1 Alat 17
2 Bahan 18
3 Cara Kerja 18
D Hasil dan Pembahasan 19
1 Hasil 19
2 Pembahasan 19
E Kesimpulan dan Saran 21
1 Kesimpulan 21
2 Saran 21
DAFTAR PUSTAKA 22
IV Kultur Jaringan Sanseviera
A Pendahuluan 23
1 Latar Belakang 23
2 Tujuan 23
3 Waktu dan Tempat Praktikum 23
B Tinjauan Pustaka 24
C Alat Bahan dan Cara Kerja 25
1 Alat 25
2 Bahan 25
6
3 Cara Kerja 26
D Hasil dan Pembahasan 27
1 Hasil 27
2 Pembahasan 27
E Kesimpulan dan Saran 28
1 Kesimpulan 28
2 Saran 29
DAFTAR PUSTAKA 30
LAMPIRAN
7
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Rekapan kultur jaringan tanaman mawar (Rosa sp ) 11
Tabel 31 rekapan kultur jaringan tanaman nanas (Ananas comosus) 19
Tabel 32 Rekapan Kultur Jaringan Tanaman wortel (Daucus carota) 19
Tabel 41 Rekapan kultur Jaringan tanaman sansievera (Sansievera sp) 27
8
I PEMBUATAN LARUTAN STOCK PEMBUATAN MEDIA KULTUR
DAN STERILISASINYA
A Pendahuluan
1 Latar Belakang
Kultur jaringan merupakan salah satu metode perbanyakan tanaman
secara vegetatif Kultur jaringan tertua dilakukan pada biji anggrek dengan
tujuan untuk mengecambahkannya dalam media yang kaya nutrisi karena
biji dari anggrek tidak mempunyai cadangan makanan Kultur jaringan
terus berkembang dari mengkulturkan biji berkembang dengan
mengkulturkan jaringan dan terus berkembang hingga mampu
mengkulturkan satu sel dari tanaman
Penggunaan kultur jaringan mempunyai kelebihan yaitu mampu
memproduksi bibit yang seragam dalam jumlah banyak dan dalam waktu
yang relatifr singkat Oleh karena itu kultur jaringan sering dijadikan
solusi sebagai metode perbanyakana tanaman dan juga dapat digunakan
sebagai suatu metode penyimpanan plasma nutfah yang tidak
membutuhkan temapat yang besar
Keberhasilan darai kultur jaringan sangat bergantung dari ketepatan
konsentrasi nutrisi yang berada di dalam media kultur Ketepatan
konsentrasi ini menyangkut pada ketersediaan nutrisi bagi eksplan
tanaman Kelebihan nutrisi dari tanaman akan menyebabkan tanaman
mengalami keracunan unsur hara Oleh karena itu pembuatan larutan
stock dan sterilisasi media dianggap penting untuk diketahui sebagai
sarana penenunjang kebutuhan informasi akan kultur jaringan
2 Tujuan
Tujuan dari praktikum acara I ini adalah
a Mengetahui prosedur pembuatan larutan stock
b Mengetahui langkah-langkah dalam pembuatan media kultur jaringan
c Mengetahui prosedur sterilisasi alat dan media kultur
9
3 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara I ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29
Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
B Tinjauan Pustaka
Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur
jaringan Komposisi media yang digunakan tergantung dengan jenis tanaman
yang akan diperbanyak Media yang digunakan biasanya terdiri dari garam
mineral vitamin dan hormon Selain itu diperlukan juga bahan tambahan
seperti agar gula dan lain-lain Zat pengatur tumbuh (hormon) yang
ditambahkan juga bervariasi baik jenisnya maupun jumlahnya tergantung
dengan tujuan dari kultur jaringan yang dilakukan Media yang sudah jadi
ditempatkan pada tabung reaksi atau botol-botol kaca Media yang digunakan
juga harus disterilkan dengan cara memanaskannya dengan autoklaf
(Anonim 2008)
Pelaksanaan teknik ini memerlukan berbagai prasyarat untuk
mendukung kehidupan jaringan yang dibiakkan Yang paling esensial adalah
wadah dan media tumbuh yang steril Media adalah tempat bagi jaringan
untuk tumbuh dan mengambil nutrisi yang mendukung kehidupan jaringan
Media tumbuh menyediakan berbagai bahan yang diperlukan jaringan untuk
hidup dan memperbanyak dirinya (Hendra 2007)
Tujuan kegiatan kultur jaringan adalah perbanyakan massal tanaman
yang biasanya sangat lambat dengan metoda konvensional dalam jumlah yang
besar dalam waktu yang singkat selain itu diperoleh tanaman yang bebas
virus membantu pemulian tanaman untuk mempercepat pencapaian tujuan
penelitian pada tanaman yang biasa diperbanyak secara vegetatif
(Anonim 2008)
Apabila kita melakukan gerakan-gerakan selama bekerja di dalam
laboratorium akan megakibatkan timbulnya suatu awan debu yang hampir
tidak tampak Debu tersebut mengandung spora yang sangat besar jumlahnya
10
Bila spora ini kontak dengan media kultur yang digunakan dalam pekerjaan
tersebut spora kan tumbuh dengan cepat Dalam beberapa hari spora akan
tumbuh menjadi koloni yang terlihat oleh mata biasa (Wetherel 1982)
Untuk membuat media dengan jumlah zat seperti yang ditentukan
diperlukan penimbangan dan penakaran bahan secara tepat Ketidaktepatan
ukuran dapat menyebabkan terjadinya proses yang dikehendaki Pada
umumnya untuk suatu keperluan media yang telah dirumuskan dapat diubah
atau diperbarui dengan mengganti zat-zat tertentu atau menambah zat lain
Untuk melakukan perubahan ini diperlukan acuan yang mantap atau
pengalaman (Rahardja 1988)
C Alat Bahan Dan Cara Kerja
1 Alat
a Alat pembuatan larutan stock
- Timbangan analitik
- Sendok
- Pipet
- Erlenmeyer
b Alat pembuatan media tanam
- Magneitk stirer
- Timbangan analitik
- Pipet
- Ph meter
- Gelas piala
- Botol-botol kultur
- Plastik pp 03 mm
- Karet gelang
- Kertas label
c Alat sterilisasi
- Autoklaf
11
2 Bahan
a Bahan pembuatan larutan stock
- Bahan kimia untuk nutrisi vitamin FeEDTA ZPT
- Aquadest
b Bahan-bahan untuk pembuatan media
- Gula
- Agar
- Aqua destilata (aquadest)
- Larutan stok terdiri atas hara makro hara mikro vitamin ZPT
- NaOH 1 N dan HCL 1 N
3 Cara Kerja
a Membuat larutan stok
1) Larutan stok media
- Menimbang bahan-bahan kimia yang telah dikalikan menjadi
beberapa kali konsentrasi misalnya untuk unsur hara makro
dikalikan 20 dan unsur hara mikro dikalikan 100 kali
konsentrasi
- Melarutkan bahan-bahan kimia tersebut ke dalam aquadest
dengan volume tertentu misalnya 500 ml
- Memasukkan masing-masing larutan ke dalanm botol dan
menyimpannnya ke dalam refrigerator
2) Larutan stok zat pengatur tumbuh
- Menghitung kebutuhan BAP 100 ppm sebanyak 300 ml adalah
sebagai berikut
100ppm = 100mgl
= 30 mg03 l
= 30 mg300 ml
- Menghitung kebutuhan IBA 100 ppm sebanyak 100 ml adalah
sebagai berikut
100 ppm = 100 mgl
= 10 mg 01 l
12
= 10 mg 100 ml
- Melarutkan bahan dengan alkohol atau NaOH 1 N kemudian
ditambah dengan aquadest sampai 300 ml untuk BAP dan 100
ml untuk IBA
- Memasukkan masing-masing larutan tersebut ke dalam botol
dan menyimpannya ke dalam refrigerator
b Membuat media kultur
- Mengambil larutan stok yang berisi NaEDTA hara makro hara
mikro vitamin dan ZPT
- Memasukkan larutan stok ke dalam abu takar dan tambahkan
aquadest sebanyak 1000ml sampai tanda
- Memasukkan ke dalam bekerglass
- Memasukkan gula sebanyak 30 gr tunggu sampai larut
- Mengukur pH dan mengkondisikannya menjadi 58 ndash 62 dengan
menambahkan HCl atau NaOH
- Memasukkan agar sebanyak 8 grl
- Mendidihkan larutan tersebut
- Memasukkan larutan yang sudah jadi ke dalam botol kultur
- Menutup botol kultur dengan plastik pp dan mengikatnya dengan
karet gelang
- Memasukkan botol kultur tersebut ke dalam autoklaf untuk
disterilkan
c Melakukan sterilisasi Alat dan Media Kultur
- Sterilissasi alat dan media kultur jaringan dilakukan secara
bersama-sama menggunakan autoklaf
- Membungkus alat-alat kultir seperti petridish pisau scalpel dan
pinset dengan kertas koran
- Memasukkan botol-botol berisi media dan alat-alat kultur yang
telah dibungkus kertas koran ke dalam autoklaf untuk proses
sterilisasi pada suhu 121 C tekanan 15 kgcm2 selama 45 menit
- Menyimpan alat-alat kultur dalam oven
13
- Menyimpan media pada rak penyimpanan media yang bertujuan
untuk mengantisipasi ada tidaknya kontaminasi pada media
sehingga dapat dicegah penggunaan media yang telah
terkontaminasi pada saat penanaman
14
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2008 Proses Atau Skematis Kultur Jaringan httpidanswersyahoocomhtm Diakses pada tanggal 16 Desember 2008
Anonim 2008 Teknik Kultur Jaringan httpwwwbbpp-lembanginfohtm
Diakses pada tanggal 16 Desember 2008
Hendra T 2007 Kultur Jaringan httplelos66blogfriendstercomhtm Diakses pada tanggal 16 desember 2008
Rahardja PE 1988 Kultur Jaringan Teknik Perbanyakan Tanaman Secara
Modern Panebar Swadaya Jakarta
Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing Group Inc New Jersey
8
I I KULTUR JARINGAN MAWAR
A Pendahuluan
1 Latar Belakang
Tanaman mawar merupakan tanaman berbunga yang digemari oleh
banyak orang Tanamana ini biasa diperbanyak dengan stek atau cutting
sehingga tanaman baru mempunyai sifat genetik sama dengan induknya
Perlakuan penyetekan pada tanaman mawar hanya mampu menghasilkan
tsedikit tanaman baru dan apabila induk tanaman mawar dipotong secara
terus-menerus sebagai bahan stek maka tanaman induk tersebut akan
rusak
Oleh karena itu diperlukan suatu metode atau cara yang efektif dan
efisien serta cepat dalam memperkembangbiakan tanaman mawar Kultur
jaringan sebagai salah satu metode perbanyakan tanaman dapat dipilih
untuk mengatasi permasalahana diatas Pada kultur jaringan tidak menutup
kemungkinan ditambahkannya suatu zat pengatur tumbuh untuk
mempercepat regenerasi dan pertumbuhan dari jaraingan tanaman
sehingga tanaman baru yang dihasilkan dalam waktu singkat dan
berjumlah banyak
2 Tujuan
Tujuan dari praktikum acara II ini adalah
Mengetahui teknik kultur jaringan mawar
Mengetahui pengaruh BAP dan IBA terhadap pertumbuhan dan
perkembangan eksplan mawar
3 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara II ini dilaksanakan pada hari tanggal Rabu tanggal
29 Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
B Tinjauan Pustaka
Auksin adalah kelompok senyawa yang mampu menyebabkan
pemanjangan sel pada jaringan tunas muda Auksin juga berpengaruh pada
9
pertumbuhan buah dan pembentukan akar Dalam konsentrasi rendah auksin
merangsang pemanjangan sel tetapi dalam konsentrasi tinggi malah berfungsi
sebaliknya ZPT yang sering digunakan dari golongan auksin antara lain IAA
IBA 24 D hormon ini harus dipakai dalam konsentrasi yang tepat karena
konsentrasi yang terlalu berlebihan menyebabkan terjadinya hal-hal yang tidak
diinginkan (Rahardja 1988)
Semua jaringan tanaman terdapat hormon ABA yang dapat dipisahkan
secara kromatografi Senyawa tersebut merupakan inhibitor Bndashkompleks
Senyawa ini mempengaruhi proses pertumbuhan dormansi dan absisi
Beberapa peneliti akhirnya menemukan senyawa yang sama yaitu asam
absisat (ABA) (Wattimena 1992)
Mawar (Rosa hybrida L) biasa diperbanyak secara vegetatif
sedangkan secara generatif hanya ditujukan untuk pemuliaan Perbanyakan
mawar bunga potong umumnya diperbanyak secara okulasi okulasi mata
tunas atau okulasi mata berkayu Okulasi mata tunas dilakukan pada saat kulit
batang bawah mudah dikelupas Pada saat tersebut sel-sel tanaman dan sel-sel
kambium tersebut sedang dalam keadaan aktif (Anonim 2008)
Dalam budidaya in vitro (kultur jaringan) menginduksi kalus
merupakan salah satu langkah penting setelah itu diusahakan agar terjadi
diferensiasi akar dan tunas Proses terjadinya kalus sampai diferensiasi
berbedandashbeda tergantung pada bagian tanaman yang dipakai sebagai eksplan
metode budidaya in vitro juga zatndashzat tanaman yang di bubuhkan pada media
dasar Untuk mendapatkan kalus penggunaan eksplan dari daun umumnya
lebih menguntungkan dari pada eksplan batang Masalah yang perlu diantipasi
adalah generasi kalus menjadi planlet Untuk mendapatkan kalus zat pengatur
tumbuh yang biasa digunakan adalah 24ndashD dari golongan auksin dan BAP
dari golongan sitokinin (Ibrahim et al 2004)
Pada 0 ppm BAP tidak ada satupun kalus yang terbentuk Nilai
tertinggi dijumpai pada pemberian 4 ppm BAP dengan menghasilkan
prosentase kalus terbentuk sebesar 697 yang berbeda sangat nyatadengan
pemberian 0 ppm BAP Hasil penelitian menunjukkan bahwapada konsentrasi
10
4 ppm BAP sinergis dengan pemberian 15 ppm CCC sehingga menghasilkan
prosentase kalus tertinggi Penelitian ini menunjukkan bahwa dengan
peningkatan konsentrasi BAP hingga 4 ppm terjadi peningkatan prosentase
kalus Tetapi setelah itu makin tinggi konsentrasi BAP dalam media tumbuh
makin menurun prosentase kalus yang terbentuk (Sofia 2007)
C Alat Bahan Dan Cara Kerja
1 Alat
- Laminar air flow cabinet
- Petridish danbotol-botol kultur
- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes
2 Bahan
- Eksplan mawar (Rosa sp)
- Media kultur
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin)
3 Cara Kerja
- Mempersiapkan eksplan
- Melakukan sterilisasi pada eksplan dengan
Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit
dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3
menit
Membilas eksplan dengan aquadest steril
- Melakukan penanaman eksplan
Membuka plastik penutup botol media kultur
Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan
pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api
Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari
kontaminasi
11
- Melakukan pemeliharaan eksplan
Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur
Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol
Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus
2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi
- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati
Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar
tunas daun dan kalus (HST)
Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas
dan daun
Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan
- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir
pengamatan
D Hasil dan Pembahasan
1 Hasil
Tabel 21 Rekapan kultur jaringan tanaman mawar (Rosa sp )
Macam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasilan
Mawar
1 - - - - - - -
0
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - - - - -
5 - - - - - - -
6 - - - - - - -
7 - - - - - - -
8 - - - - - - -
9 - - - - - - -
10 - - - - - - -
Sumber Laporan Sementara
2 Pembahasan
Bahan yang digunakan dalam kultur jaringan ini adalah ruas batang
mawar dari jaringan yang masih muda agar mampu beregenerasi lebih
cepat Dalam kultur batang mawar ini tingkat keberhasilan yang didapat
12
adalah 0 Eksplan yang dikulturkan tidak ada yang hidup Eksplan yang
ditanam menjadi kekuningan karena browning dan sebagian lagi
mengalami kontaminasi oleh berbagai macam jamur
Kontaminasi oleh berbagai macam jamur disebabkan oleh sterilisasi
yang kurang sempurna sehingga mikroba-mikroba yang ada didalam
maupun disekitar eksplan berkembang biak di dalam media Sterilisasi
yang kurang sempurna kemungkinan besar terjadi pada saat eksplan akan
ditanam di dalam botol kultur
Pada saat eksplan akan ditanam dilakukan sterilisasi bahan tanam
dengan menggunakan alkohol 96 dan larutan Clorox 525 Apabila
perendaman dalam larutan terlalu cepat maka mikroba yang ada
kemungkinan masih terbawa di sekitar permukaan eksplan sehingga
peristiwa kontaminasi tidak dapat dihindarkan
Eksplan mawar tekontaminasi oleh jamur dan bakteri pada
kontaminasi jamur terlihat hifa putih hingga hitam (jenis yang berbeda)
muncul pada media ataupun pada bahan tanam Sedangkan kontaminasi
oleh bakteri terlihat cairan kental di sekitar bahan tanam maupun media
yang merupakan kumpulan massa bakteri Kontaminasi yang terjadi
disebabakan oleh faktor media ataupun bahan tanam yang sterilisasinya
kurang sempurna Sterilisasi yang kurang sempurna ini mengakibatkan
tumbuhnya mikroba dalam media yang sangat kaya akan nutrisi
Sebagian dari eksplan mawar terkontaminasi oleh bakteri dan jamur
sedangkan sebagian yang lain mengalami browning yaitu matinya eksplan
karena terlalu lama mengalami sterilisasi Fungsi dari sterilisasi adalah
membunuh mikroba akan tetapi apabila sterilisasi yang dilakukan terlalu
lama maka jaringan tanaman juga akan ikut mati atau terjadi browning
Apabila dibandingkan dengan bahan lain yang digunakan untuk
kultur jaringan bahan tanam mawar memiliki prosentase keberhasilan
paling rendah yaitu 0 Hal ini dikarenakan eksplan yang digunakan
berupa batang yang mempunyai permukaan yang cukup sulit untuk
ditembus oleh media sehingga media agak sulit untuk masuk ke dalam
13
jaringan eksplan dan menyebabkan eksplan menjadi coklat kekuningan
karena tidak mendapatkan nutrisi yang cukup
Pengaruh dari BAP dan IBA terhadap eksplan mawar ini belum bisa
diamati karena seluruh eksplan mati karena terkontaminasi maupun karena
sterilisasi bahan tanam yang terlalu lama Fungsi dari BAP adalah sebagai
pemacu tunas sedangkan IBA digunakan sebagai pemacu akar
E Kesimpulan dan Saran
1 Kesimpulan
a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan
terjadinya bowning kontaminasi media tanam dan sifat bahan tanam
yang agak sulit untuk menyerap media
b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media
kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masiih hidup dan
berkembang di dalam botol kultur
c Pengaruh BAP dan IBA belum bisa diamati karena eksplan mati
sedangkan fungsi dari IBA digunakan sebagai permacu pertumbuhan
akar sedangkan BAP sebagai pemacu pertumbuhan tunas
d Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan mawar ini adalah 0
2 Saran
Saran yang bisa kami berikan adalah pada saat sterilisasi jangan
terlalu singkat melakukan perendaman dengan bahan klorox karena
sterilisasi yang dilakukan terkadang belum membunuh keseluruhan
mikrobia sehingga terjadi kontaminasi
14
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2008 Perbanyakan Mawar secara Stenting (Stek dan grafting)
httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 22 Desember
2008
IbrahimMSD N Nova K Nurliani B 2004 Studi Pendahuluan Induksi
Kalus Embriogenik Dari Eksplan Daun Echinaceae purpureaBuletin TRO
Vol XV No 2 2004
Nia 2008 Hormon Pertumbuhan Pada Tumbuhan
httpanthuriumonlinewordpresscom Diakses pada tanggal 22 Desember
2008
Rahardja PE 1988 Kultur Jaringan Teknik Perbanyakan Tanaman Secara
Modern Panebar Swadaya Jakarta
Sofia D 2007 Pengaruh Berbagai Konsentrasi Benzyl Amino Purine Dan
Cycocel Terhadap Pertumbuhan Embrio Kedelai (Glysine max L Marr)
USU Reposytor
15
III KULTUR JARINGAN NANAS DAN WORTEL
A Pendahuluan
1 Latar Belakang
Wortel (Daucus carota) adalah tumbuhan sayur yang ditanam
sepanjang tahun Terutama di daerah pegunungan yang memiliki suhu
udara dingin dan lembab kurang lebih pada ketinggian 1200 ineter di atas
permukaan laut Tumbuhan wortel mernbutuhkan sinar matahari dan dapat
turnbuh pada sernua musim Menurut para botanis wortel (Daucus carota)
dapat dibedakan atas beberapa jenis di antaranya Wortel (Daucus carota
Linn) Jenis imperator yakni wortel yang memiliki umbi akar berukuran
panjang dengan ujung meruncing dan rasanya kurang manis - jenis
chantenang yakni wortel yang memiliki umbi akar berbentuk bulat
panjang dan rasanya manis Perbanyakan secara kultur in vitro pada wortel
dilakukan untuk memperbanyak tanaman dan juga sebagai bahan pelatihan
kultur jaringan karena perlakuan sterilisasi dan penanaman relatif lebih
mudah
Sedangkan prospek penerapan teknik kultur in vitro tanaman nanas
di Indonesia cukup bagus terutama untuk mengatasi permasalahan
perbanyakan nanas Si Madu yang kemungkinan me-rupakan pertumbuhan
sel mutan dari tanaman khimera Masalah yang dihadapi dalam
perbanyakan vegetatif nanas Si Madu secara konvensional adalah
timbulnya keragaman sehingga sifat pohon induknya tidak dapat
dipertahankan Melalui jalur embrio-genesis karakteristik nanas Si Madu
diharapkan dapat dipertahankan Dalam hal ini tanaman (planlet) yang
dihasil-kan dari jalur embriogenesis berasal dari satu sel sehingga
terjadinya khimera dapat dihindari
2 Tujuan
Tujuan dari praktikum acara III ini adalah
Mengetahui teknik kultur jaringan nanas dan wortel
16
Mengetahui pengaruh bap dan iba terhadap pertumbuhan dan
perkembangan eksplan nanas dan wortel
3 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara III ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29
Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
B Tinjauan Pustaka
Suatu aturan sederhana yang mungkin dapat digunakan sebagai
pegangan adalah bahwa kita harus menggunakan tanaman sumber eksplan
yang sehat dan tumbuh kuat memilih jaringan yang muda dan menggunakan
eksplan yang cukup besar tetapi meskipun demikian banyak pengecualian-
pengecualiannya Sehingga kadang-kadang perlu melakukan langkah coba-
coba bila akan mengkulturkan suatu species atau varietas tanaman yang belum
pernah dilakukan sebelumnya (Wetherel 1988)
Kontaminasi dari eksplanlah yang paling sulit diatasi karena dalam hal
ini metode sterilisasi harus selektif Walaupun sterilisasi telah dilakukan
dengan berbagai cara namun kadang-kadang kontaminasi tetap saja terjadi
Dalam hal ini dikarenakan pada eksplan telah terjadi kontaminasi internal
Cara penggulangannya dilakukan treatment pada tanaman yang akan dijadikan
sebagai sumber eksplan Treatment-nya adalah dengan mengisolasi eksplan
disemprot dengan bakterisida fungisida selama 3 bulan setiap hari dengan
konsentrasi 150-200 mgl (Anonim 2008)
Proses pemberian hormon harus memperhatikan jumlah dan
konsentrasinya agar didapatkan sistim perakaran yang baik dalam waktu
relatif singkat Konsentrasi dan jumlah hormon ini sangat tergant ung pada
faktor-faktor sepert umur bahan stek waktulamanya pemberian hormon cara
pemberian hormon jenis tanaman dan sistim stek yang digunakan (Yasman
dan Smits 1988) Berdasarkan pengalaman kelompok auksin yang baik untuk
perakaran terutama untuk tanaman kehutanan Dipterocarpaceae adalah dari
kelompok IBA (Indole Butyric Acid) (Irwanto 2001)
17
Nanas diperbanyak dengan mahkota atau stek Secara umum bahan
penanaman yang baik digunakan untuk pertumbuhan dan pembuahan yang
seragam Untuk nanas yang ditanam untuk pasar buah segar dan dimana
semua bahan tanam bernilai campuran tipe tunas dapat digunakan Propagasi
vegetatif dengan tunas daun dimana setiap satu buku dari mahkota atau sulur
yang masak dapat memproduksi bibit merupakan teknik yang berguna untuk
menyediakan lebih dari 40 bibit per tunas terutama dari mahkota daunnya
Penanaman dengan kultur jaringan telah dikembangkan terutama introduksi
baru klon atau hibrid Penanaman biasanya dalam 2 garis dengan parit yang
lebar (Anonim 2003)
Tanaman wortel diperbanyak dengan bijinya Biji untuk penanaman ini
dikenal dengan istilah benih Benih wortel berwarna cokelat ukurannya keci
berbulu dan saling melekat satu sama lain Setiap 1 gr benih terdapat 200 biji
Benih wortel dapat diperoleh dengan cara membeli di kios atau toko-toko
pertanian Kebutuhan benih wortel untuk setiap hektarnya sekitar 15 kg-3 kg
(Ali et al2003)
Zat pengatur tumbuh dari golongan auksin berperan antara lain dalam
pembentukan kalus morfogenesis akar dan tunas serta embriogenesis
Pemilihan konsentrasi dan jenis auksin ditentukan antara lain oleh tipe
pertumbuhan dan perkembangan eksplan yang dikehendaki Penggunaan
auksin dengan daya aktivitas kuat (antara lain 24-D NAA atau
dikombinasikan dengan sitokinin dengan konsentrasi rendah) umumnya
digunakan untuk induksi kalus embriogenik Selain itu jenis dan konsentrasi
hormon jenis asam amino serta rasio auksin dan sitokinin sangat menentukan
dalam menginduksi pembentukan kalus ( Purnamaningsih 2006)
C Alat Bahan Dan Cara Kerja
1 Alat
- Laminar air flow cabinet
- Petridish danbotol-botol kultur
- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes
18
2 Bahan
- Eksplan nanas (Ananas comosus)
- Eksplan wortel (Daucus carota)
- Media kultur
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin) 525
3 Cara Kerja
- Mempersiapkan eksplan
- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan
a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit
dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3
menit
b Membilas eksplan dengan aquadest steril
- Melakukan penanaman eksplan
a Membuka plastik penutup botol media kultur
b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan
pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api
a Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari
kontaminasi
- Melakukan pemeliharaan eksplan
a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur
b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan luar botol
c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus
2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi
- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati
a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar
tunas daun dan kalus (HST)
b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas
dan daun
19
c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan
- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir
pengamatan
D Hasil dan Pembahasan
1 Hasil
Tabel 31 rekapan kultur jaringan tanaman nanas (Ananas comosus)
Macam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasilan
nanas 1 - - - - - - -
30
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - 5 MST - - -
5 - - - - - - -
6 - - - 5 MST - - -
7 - - - - - - -
8 - - - 5 MST - - -
9 - - - - - - -
10 - - - - - - -
Sumber Laporan sementara
Tabel 32 Rekapan Kultur Jaringan Tanaman wortel (Daucus carota)
Macam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasilan
Wortel
1 - - - - - - -
30
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - - - - -
5 - - - 5 MST - - -
6 - - - - - - -
7 - - - - - - -
8 - - - - - - -
9 - - - 5 MST - - -
10 - - - 5 MST - - -
Sumber Laporan Sementara
2 Pembahasan
Bahan eksplan yang digunakan berupa umbi wortel dan daging
bonggol dari mahkota nanas Bahan yang digunakan dari kedua tanaman
ini mempunyai karakteristik yang sama yaitu keduanya merupakan
20
jaringan tebal dan berair pada bahan tanam sebelum dilakukan penanaman
terlebuih dahulu dilakukan sterilisasi
Sterilisasi eksplan dilakukan menggunakan clorox (sunclin) dengan
melakukan perendaman selama plusmn 3 menit pada bahan dan membilas bahan
dengan aquadest Sterilisasi bahan harus dilakukan dengan tepat apabila
perendaman clorox terlalu lama maka jaringan dari bahan tanam akan
mengalami kematian (browning) sehingga tidak mampu membentuk
individu baru apabila sterilisasi terlalu singkat maka bahan tanam yang
digunakan akan membawa bibit ndash bibit kontaminasi
Kontaminasi dari eksplanlah yang paling sulit diatasi walaupun
sterilisasi telah dilakukan dengan berbagai cara namun kadang-kadang
kontaminasi tetap saja terjadi Dalam hal ini dikarenakan pada eksplan
telah terjadi kontaminasi internal Cara penggulangannya dilakukan
treatment pada tanaman yang akan dijadikan sebagai sumber eksplan
dengan mencuci eksplan pada larutan fungisida dan bakterisida Untuk
menanggulangi kontamiknasi setelah ekspaln dikulturkan maka dilakukan
pemeliharaan secara dengan melakukan penyemprotan spirtus ataupun
alkohol pada permukaan botol kultur dua hari sekali
Pada 5 MST muncul kalus pada wortel dan nanas yang berjumlah 6
eksplan (3 eksplan wortel 3 eksplan nanas) Kalus merupakan sekumpulan
massa sel yang belum terdiferensiasi menjadi organ dari tanaman Kalus
yang muncul merupakan hasil dari pembelahana sel-sel yang berda dalam
jaringan eksplan Sedangkan eksplan yang lain mengalami browning dan
kontaminasi Kontaminasi ini dikarenakan media MS merupakan media
yang kaya akan nutrisi sehingga mikroba di sekeliling tanaman atau udara
sekitar eksplan juga tumbuh dan berkompetisi dengan eksplan
Prosentase keberhasilan dari kultur nanas adalah 30 dan
prosentase keberhasilan dari kultur wortel adalah 30 Tingkat
keberhasilan dari kultur wortel dan kultur nanas ini pling tinggi jika
dibandingkan dengan kultur bahan yang lain karena bahan tanam yang
21
digunakan lebih mudah menyerap media sehingga pertumbuhan kalus
lebih banyak dan lebih cepat
Pembentukan kalus ini akibat dari pengaruh hormon BAP yang
diberikan pada media BAP merupakan senyawa kelompok sitokinin yang
memacu pembelahan sel sehingga mampu memacu pembentukan kalus
atau massa sel Kalus yang terbentuk dapat dipacu untuk berdiferensiasi
menjadi tunas dengan menambahkan kandungan IBA pada media
Pengaruh BAP pada eksplan lebih dominan karena kandungan di dalam
media lebih besar daripada IBA sehingga terbentuklah kalus pada eksplan
E Kesimpulan dan Saran
1 Kesimpulan
a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan
terjadinya bowning kontaminasi media tanam
b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media
kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan
berkembang di dalam botol kultur
c Bahan tanam dari wortel dan nanas cukup mudah untuk menyerap
nutrisi di dalam media sehingga lebih cepat terbentuk kalus
d Kalus iterbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST
e Pengaruh BAP lebih tinggi jika dibandingkan dengan IBA karena
konsentrasi BAP yang lebih tinggi
f BAP merangsang pembelahan sel sehingga terbentuk kalus yang
berupa massa sel yang belum terdiferensiasi
g Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan nanas adalah 30 dan
pada kultur wortel adalah 30
2 Saran
Dalam proses penanaman sebaiknya dicontohkan terlebih dahulu
cara penanaman eksplan yang benar sehingga tidak terjadi kesalahan
sterilisasi bahan yang berakibat terjadinya kontaminasi ataupun browning
22
DAFTAR PUSTAKA
Ali NBV Estu R Hendro S 2003 Wortel dan Lobak Panebar Swadaya Bogor
Anonim 2003 Ananas comosus httpwwwproseanetorg Diakses pada tanggal
22 Desember 2008
Husen M 2008 Kontaminasi Dalam Kultur Jaringan httpeshafloracom
Diakses pada tanggal 18 Desember 2008
Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen
Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)
httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008
Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas
Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80
Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing
Group Inc New Jersey
23
I V KULTUR JARINGAN SANSIEVERA
A Pendahuluan
1 Latar Belakang
Sansievera merupakan tanaman hias yang sekarang sedang digemari
oleh para pecinta tanaman Selain mempunyai corak daun yang indah dan
unik mempunyai bentuk dan ukuran bervariasi tanaman ini juga berfungsi
sebagai penyerap polutan di udara sekitar tempat tumbuhnya Hal inilah
yang menyebabkan pecinta tanaman kembali melirik tanaman sansievera
Penciptaan varian-varian baru terus dilakukan untuk memperbaiki
keindahan dan keunikan dari daun sansievera Salah satu cara yang
digunakan untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan melakukan
kultur jaringan pada tanaman sansievera Diharapkan pada saat dikulturkan
secara terus-menerus terjadi perubahan genetik yang menyebabkan
keberagaman genetik dalam waktu yang relatif singkat sehingga tidak
membutuhkan waktu untuk menghasilkan satu varian yang baru
Selain itu kultur jaringan pada sansievera ju8ga serng digunakan
untuk menghasilkan anakan dalam jumlah yang banyak pada varietas yang
langka dan cukup sulit apabila dikembangbiakkan dengan cara vegetatif
biasa oleh karena itu kultur jaringan sangat bermanfaat bagi peningkatan
varietas baru dan pengembangbiakan varietas-varietas langka yang sulit
dikembangbiakkan
2 Tujuan
Tujuan dari praktikum acara IV ini adalah
Mengetahui teknik kultur jaringan sansievera
Mengetahui pengaruh BAP dan IBA terhadap pertumbuhan dan
perkembangan eksplan sansievera
3 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara IV ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29
Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
24
B Tinjauan Pustaka
Sitokinin juga mempunyai dua peran yang penting untuk propagasi
seara in vitro yaitu merupakan perangsang pembelahan sel dalam jaringan
yang dibuat eksplan dan merangsang pertumbuhan tunas daun namun
demikian kadar sitokinin yang optimal untuk pertumbuhan tunas dapat
menghambat pertumbuhan dan pembentukan akar Karena itu konsentrasi dari
sitokinin yang dipakai harus sesuai sehingga tidak menghambat pertumbuhan
dari eksplan (Wetherel 1988)
Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada
stek yang memiliki kadar auksin lebih t inggi lebih mampu menumbuhkan
akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi dari pada stek yang
memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah
jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai
katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan
sel Ada beberapa macam hormon dari kelompok auksin ini antara lain adalah
IAA (Indole Acetic Acid) NAA (Napthalen Acetic Acid) dan IBA (Indole
Butyric Acid) (Irwanto 2001)
Perbanyakan tanaman secara kultur jaringan ( tissue culture ) bertujuan
untuk mendapatkan tanaman dalam jumlah banyak dan seragam
pertumbuhannya Seiring dengan permintaan bibit sansievera yang semakin
meningkat cara perbanyakan secara konvensional menggunakan setek
anakan dan cabut pucuk tidak lagi bisa mencukupi Satu-satunya cara
perbanyakan yang sanggup memenuhi kebutuhan permintaan bibit dalam
jumlah besar itu hanyalah kultur jaringan
Eksplan yang digunakan adalah jaringan yang masih muda Jaringan
muda ini tersusun atas sel-sel yang masih muda dan aktif membelah sehingga
diharapkan bisa menghasilkan tanaman yang sempurna (Purwanto 2008)
Struktur kalus dari berbagai varietas yang digunakan berbeda-beda
tergantung kepada formulasi yang digunakan Biasanya struktur kalus
menggambarkan daya regenerasinya membentuk tunas dan akar Kalus yang
berbentuk globular (nodul-nodul) dan berwarna bening biasanya mempunyai
25
kemampuan lebih tinggi untuk membentuk tunas daripada kalus yang bersifat
kompak dan berwarna coklat-kehitaman Dalam hal ini media yang digunakan
untuk memacu regenerasi kalus akan sangat menentukan Keseimbangan
nutrisi dalam media tumbuh sangat mempengaruhi pertumbuhan kalus
maupun diferensiasinya membentuk tunas (Purnamaningsih 2006)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan pertumbuhan
plantlet akibat penambahan zat pengatur tumbuh BAP dan pikloram
Persentase daun normal terbesar didapat dari perlakuan B5 tanpa pikloram dan
BAP media MS tanpa pikloram Pertumbuhan akar plantlet lebih baik yang
dikulturkan pada media MS tanpa hormon atau dengan penambahan hormon
dengan konsentrasi terendah (Anonim 2008)
Pada sansievera metode kultur jaringan lebih sering diterapkan untuk
membiakkan jenis yang menghasilkan anakan seperti jenis S cylindrica dan
jenis yang langka Eksplan diambil dari nmata tunas pucuk rimpang atau
pucuk daun sepanjang 1 cm sebelum ditanam eksplan disterilisasi terlebih
dahulu untuk menghindari kontaminasi (Pramono 2008)
C Alat Bahan Dan Cara Kerja
1 Alat
- Laminar air flow cabinet
- Petridish dan botol-botol kultur
- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes
- Eksplan sansievera ( sansievera sp)
- Media kultur
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin)
2 Bahan
- Sansievera (sansievera sp)
- Media kultur
26
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin)
3 Cara Kerja
- Mempersiapkan eksplan
- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan
a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit
dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3
menit
b Membilas eksplan dengan aquadest steril
- Melakukan penanaman eksplan
a Membuka plastik penutup botol media kultur
b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan
pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api
c Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari
kontaminasi
- Melakukan pemeliharaan eksplan
a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur
b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol
c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus
2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi
- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati
a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar
tunas daun dan kalus (HST)
b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas
dan daun
c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan
- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir
pengamatan
27
D Hasil dan Pembahasan
1 Hasil
Tabel 41 Rekapan kultur Jaringan tanaman sansievera (Sansievera sp)
Mcam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasil
an
Sansie
vera
1 - - - - - - -
20
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - - - - -
5 5 MST - - - 8 akar - -
6 - - - - - - -
7 - - - - - - -
8 5 MST - - - 6 akar - -
9 - - - - - - -
10 - - - - - - -
Sumber Laporan Sementara
2 Pembahasan
Bahan tanam yang digunakan pada kultur jaringan sansievera ini
adalah potongan daun sansievera Setelah dilakukan pencucian bahan
dengan menggunakan fungisida dan bakterisida jaringan tanaman segera
ditanam dalam botol kultur Pada saat penanaman dilakukan bersamaan
dengan sterilisasi eksplan yang dilakukan di dalam LAFC
Pada saat penanaman sebaiknya bahan atanama ditanam dalam
keadaan berdiri bukan rebah Hal ini untuk memudahkan penyerapan
nutrisi yang ada di dalam media Apabila penanaman dilakukan dalam
keadaan rebah bagian daun yang mengadakan kontak dengan media
merupakan daun yang tidak mengalami pelukaan sehingga nutrisi dari
media akan sulit masuk ke dalam jaringan aeksplan
Pada kultur jaringan sansievera ini muncul akar ketika eksplan
berumur 5 MST Dari 10 eksplan yang ditanam eksplan yang
mengeluarkan akar berjumlah dua Akar yang muncul berjumlah masing-
masing 8 akar dan 6 akar Eksplan yang lain mengalami kematian akibat
terjadinya kontaminasi oleh jamur dan bakteri dan juga terjadinya
browning Kontaminasi terjadi karena sterilisasi yang kurang sempurna
28
dan browning terjadi akibat perendaman (untuk tujuan sterilisasi bahan)
klorox yang terlalu lama sehingga jaringan dari sansievera mengalami
browning
Gejala dari kontaminasi bakteri adalah munculnya hifa dari jamur
dan dalam waktu singkat memenuhi media kultur sedangkan gejala
serangan bakteri adalah adanya lendir pada media yang mencirikan koloni
dari bakteri Gejala dari browning sendiri adalah perubahan warna dari
eksplan menjadi hitam atau kepucatan pada jaringan-jaringan yang berada
di tepi
Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan pada sansievera ini
adalah 20 dengan jumlah akar yang terbentuk pada eksplan masing-
masing adalah 8 akar dan 6 akar Tumbuhnya akar pada kultur yang
mengalami keberhasilan merupakan peran dari zat pengatur tumbuh yang
ditambahkan Zat pengatur tumbuh yang ditambahkan adalah BAP dan
IBA BAP merupakan pemacu tunas sedangkan IBA merupakan pemicu
pertumbuhan akar Walaupun konsentrasi dari IBA lebih kecil jika
dibandingkan dengan BAP pertumbuhan akar disini bukan semata-mata
karena hal tersebut Faktor jenis tumbuhan juga mempengaruhi eksplan
sehingga organ yang muncul adalah akar dan Interaksi dari IBA dan BAP
mendorong pertumbuhan dari akar
E Kesimpulan dan Saran
1 Kesimpulan
a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan
terjadinya bowning kontaminasi media tanam
b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media
kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan
berkembang di dalam botol kultur
c Bahan tanam dari sansievera ditanam dalam keadaan tegak agar
eksplan mudah dalam menyerap nutrisi
d Akar terbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST
29
e Pembentukan akar ddidorong oleh adanya zat pengatur tumbuh IBA
dan BAP yang diberikan pada media tanam
f Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan sansivera adalah 20
keberhasilan kultur dilihat dari munculnya akar pada eksplan
2 Saran
Sebelum sterilisasi dilakukan sebaiknya bahan tanaman yang akan
digunakan permukaannya digosok dengan pemotong untuk menghilangkan
lapisan lilin yang melekat pada permukaan daun agar penyerapan nutrisi
berlangsung lebih mudah
30
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2008Pengaruh Komposisi Media Dasar Penambahan BAP dan
Pikloram terhadap Induksi Tunas Bawang Merah
httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 23 Desember
2008
Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen
Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)
httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008
Pramono S 2008 Pesona Sansievera PT agro Media Pustaka Jakarta
Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas
Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80
Purwanto AW 2008 Sansievera Flora Cantik Penyerap Racun Kanisius
Yogyakarta
Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing
Group Inc New Jersey
4
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL viii
I Pembuatan Larutan Stock Pembuatan Media Kultur dan Sterilisasinya
A Pendahuluan 1
1 Latar Belakang 1
2 Tujuan 2
3 Waktu dan Tempat Praktikum 2
B Tinjauan Pustaka 2
C Alat Bahan dan Cara Kerja 4
1 Alat 4
2 Bahan 4
3 Cara Kerja 4
DAFTAR PUSTAKA 7
II Kultur Jaringan Mawar
A Pendahuluan 8
1 Latar Belakang 8
2 Tujuan 8
3 Waktu dan Tempat Praktikum 8
B Tinjauan Pustaka 9
C Alat Bahan dan Cara Kerja 10
1 Alat 10
2 Bahan 10
3 Cara Kerja 10
D Hasil dan Pembahasan 11
1 Hasil 11
5
2 Pembahasan 11
E Kesimpulan dan Saran 13
1 Kesimpulan 13
2 Saran 13
DAFTAR PUSTAKA 14
III Kultur Jaringan Nanas dan Wortel
A Pendahuluan 15
1 Latar Belakang 15
2 Tujuan 15
3 Waktu dan Tempat Praktikum 16
B Tinjauan Pustaka 16
C Alat Bahan dan Cara Kerja 17
1 Alat 17
2 Bahan 18
3 Cara Kerja 18
D Hasil dan Pembahasan 19
1 Hasil 19
2 Pembahasan 19
E Kesimpulan dan Saran 21
1 Kesimpulan 21
2 Saran 21
DAFTAR PUSTAKA 22
IV Kultur Jaringan Sanseviera
A Pendahuluan 23
1 Latar Belakang 23
2 Tujuan 23
3 Waktu dan Tempat Praktikum 23
B Tinjauan Pustaka 24
C Alat Bahan dan Cara Kerja 25
1 Alat 25
2 Bahan 25
6
3 Cara Kerja 26
D Hasil dan Pembahasan 27
1 Hasil 27
2 Pembahasan 27
E Kesimpulan dan Saran 28
1 Kesimpulan 28
2 Saran 29
DAFTAR PUSTAKA 30
LAMPIRAN
7
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Rekapan kultur jaringan tanaman mawar (Rosa sp ) 11
Tabel 31 rekapan kultur jaringan tanaman nanas (Ananas comosus) 19
Tabel 32 Rekapan Kultur Jaringan Tanaman wortel (Daucus carota) 19
Tabel 41 Rekapan kultur Jaringan tanaman sansievera (Sansievera sp) 27
8
I PEMBUATAN LARUTAN STOCK PEMBUATAN MEDIA KULTUR
DAN STERILISASINYA
A Pendahuluan
1 Latar Belakang
Kultur jaringan merupakan salah satu metode perbanyakan tanaman
secara vegetatif Kultur jaringan tertua dilakukan pada biji anggrek dengan
tujuan untuk mengecambahkannya dalam media yang kaya nutrisi karena
biji dari anggrek tidak mempunyai cadangan makanan Kultur jaringan
terus berkembang dari mengkulturkan biji berkembang dengan
mengkulturkan jaringan dan terus berkembang hingga mampu
mengkulturkan satu sel dari tanaman
Penggunaan kultur jaringan mempunyai kelebihan yaitu mampu
memproduksi bibit yang seragam dalam jumlah banyak dan dalam waktu
yang relatifr singkat Oleh karena itu kultur jaringan sering dijadikan
solusi sebagai metode perbanyakana tanaman dan juga dapat digunakan
sebagai suatu metode penyimpanan plasma nutfah yang tidak
membutuhkan temapat yang besar
Keberhasilan darai kultur jaringan sangat bergantung dari ketepatan
konsentrasi nutrisi yang berada di dalam media kultur Ketepatan
konsentrasi ini menyangkut pada ketersediaan nutrisi bagi eksplan
tanaman Kelebihan nutrisi dari tanaman akan menyebabkan tanaman
mengalami keracunan unsur hara Oleh karena itu pembuatan larutan
stock dan sterilisasi media dianggap penting untuk diketahui sebagai
sarana penenunjang kebutuhan informasi akan kultur jaringan
2 Tujuan
Tujuan dari praktikum acara I ini adalah
a Mengetahui prosedur pembuatan larutan stock
b Mengetahui langkah-langkah dalam pembuatan media kultur jaringan
c Mengetahui prosedur sterilisasi alat dan media kultur
9
3 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara I ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29
Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
B Tinjauan Pustaka
Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur
jaringan Komposisi media yang digunakan tergantung dengan jenis tanaman
yang akan diperbanyak Media yang digunakan biasanya terdiri dari garam
mineral vitamin dan hormon Selain itu diperlukan juga bahan tambahan
seperti agar gula dan lain-lain Zat pengatur tumbuh (hormon) yang
ditambahkan juga bervariasi baik jenisnya maupun jumlahnya tergantung
dengan tujuan dari kultur jaringan yang dilakukan Media yang sudah jadi
ditempatkan pada tabung reaksi atau botol-botol kaca Media yang digunakan
juga harus disterilkan dengan cara memanaskannya dengan autoklaf
(Anonim 2008)
Pelaksanaan teknik ini memerlukan berbagai prasyarat untuk
mendukung kehidupan jaringan yang dibiakkan Yang paling esensial adalah
wadah dan media tumbuh yang steril Media adalah tempat bagi jaringan
untuk tumbuh dan mengambil nutrisi yang mendukung kehidupan jaringan
Media tumbuh menyediakan berbagai bahan yang diperlukan jaringan untuk
hidup dan memperbanyak dirinya (Hendra 2007)
Tujuan kegiatan kultur jaringan adalah perbanyakan massal tanaman
yang biasanya sangat lambat dengan metoda konvensional dalam jumlah yang
besar dalam waktu yang singkat selain itu diperoleh tanaman yang bebas
virus membantu pemulian tanaman untuk mempercepat pencapaian tujuan
penelitian pada tanaman yang biasa diperbanyak secara vegetatif
(Anonim 2008)
Apabila kita melakukan gerakan-gerakan selama bekerja di dalam
laboratorium akan megakibatkan timbulnya suatu awan debu yang hampir
tidak tampak Debu tersebut mengandung spora yang sangat besar jumlahnya
10
Bila spora ini kontak dengan media kultur yang digunakan dalam pekerjaan
tersebut spora kan tumbuh dengan cepat Dalam beberapa hari spora akan
tumbuh menjadi koloni yang terlihat oleh mata biasa (Wetherel 1982)
Untuk membuat media dengan jumlah zat seperti yang ditentukan
diperlukan penimbangan dan penakaran bahan secara tepat Ketidaktepatan
ukuran dapat menyebabkan terjadinya proses yang dikehendaki Pada
umumnya untuk suatu keperluan media yang telah dirumuskan dapat diubah
atau diperbarui dengan mengganti zat-zat tertentu atau menambah zat lain
Untuk melakukan perubahan ini diperlukan acuan yang mantap atau
pengalaman (Rahardja 1988)
C Alat Bahan Dan Cara Kerja
1 Alat
a Alat pembuatan larutan stock
- Timbangan analitik
- Sendok
- Pipet
- Erlenmeyer
b Alat pembuatan media tanam
- Magneitk stirer
- Timbangan analitik
- Pipet
- Ph meter
- Gelas piala
- Botol-botol kultur
- Plastik pp 03 mm
- Karet gelang
- Kertas label
c Alat sterilisasi
- Autoklaf
11
2 Bahan
a Bahan pembuatan larutan stock
- Bahan kimia untuk nutrisi vitamin FeEDTA ZPT
- Aquadest
b Bahan-bahan untuk pembuatan media
- Gula
- Agar
- Aqua destilata (aquadest)
- Larutan stok terdiri atas hara makro hara mikro vitamin ZPT
- NaOH 1 N dan HCL 1 N
3 Cara Kerja
a Membuat larutan stok
1) Larutan stok media
- Menimbang bahan-bahan kimia yang telah dikalikan menjadi
beberapa kali konsentrasi misalnya untuk unsur hara makro
dikalikan 20 dan unsur hara mikro dikalikan 100 kali
konsentrasi
- Melarutkan bahan-bahan kimia tersebut ke dalam aquadest
dengan volume tertentu misalnya 500 ml
- Memasukkan masing-masing larutan ke dalanm botol dan
menyimpannnya ke dalam refrigerator
2) Larutan stok zat pengatur tumbuh
- Menghitung kebutuhan BAP 100 ppm sebanyak 300 ml adalah
sebagai berikut
100ppm = 100mgl
= 30 mg03 l
= 30 mg300 ml
- Menghitung kebutuhan IBA 100 ppm sebanyak 100 ml adalah
sebagai berikut
100 ppm = 100 mgl
= 10 mg 01 l
12
= 10 mg 100 ml
- Melarutkan bahan dengan alkohol atau NaOH 1 N kemudian
ditambah dengan aquadest sampai 300 ml untuk BAP dan 100
ml untuk IBA
- Memasukkan masing-masing larutan tersebut ke dalam botol
dan menyimpannya ke dalam refrigerator
b Membuat media kultur
- Mengambil larutan stok yang berisi NaEDTA hara makro hara
mikro vitamin dan ZPT
- Memasukkan larutan stok ke dalam abu takar dan tambahkan
aquadest sebanyak 1000ml sampai tanda
- Memasukkan ke dalam bekerglass
- Memasukkan gula sebanyak 30 gr tunggu sampai larut
- Mengukur pH dan mengkondisikannya menjadi 58 ndash 62 dengan
menambahkan HCl atau NaOH
- Memasukkan agar sebanyak 8 grl
- Mendidihkan larutan tersebut
- Memasukkan larutan yang sudah jadi ke dalam botol kultur
- Menutup botol kultur dengan plastik pp dan mengikatnya dengan
karet gelang
- Memasukkan botol kultur tersebut ke dalam autoklaf untuk
disterilkan
c Melakukan sterilisasi Alat dan Media Kultur
- Sterilissasi alat dan media kultur jaringan dilakukan secara
bersama-sama menggunakan autoklaf
- Membungkus alat-alat kultir seperti petridish pisau scalpel dan
pinset dengan kertas koran
- Memasukkan botol-botol berisi media dan alat-alat kultur yang
telah dibungkus kertas koran ke dalam autoklaf untuk proses
sterilisasi pada suhu 121 C tekanan 15 kgcm2 selama 45 menit
- Menyimpan alat-alat kultur dalam oven
13
- Menyimpan media pada rak penyimpanan media yang bertujuan
untuk mengantisipasi ada tidaknya kontaminasi pada media
sehingga dapat dicegah penggunaan media yang telah
terkontaminasi pada saat penanaman
14
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2008 Proses Atau Skematis Kultur Jaringan httpidanswersyahoocomhtm Diakses pada tanggal 16 Desember 2008
Anonim 2008 Teknik Kultur Jaringan httpwwwbbpp-lembanginfohtm
Diakses pada tanggal 16 Desember 2008
Hendra T 2007 Kultur Jaringan httplelos66blogfriendstercomhtm Diakses pada tanggal 16 desember 2008
Rahardja PE 1988 Kultur Jaringan Teknik Perbanyakan Tanaman Secara
Modern Panebar Swadaya Jakarta
Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing Group Inc New Jersey
8
I I KULTUR JARINGAN MAWAR
A Pendahuluan
1 Latar Belakang
Tanaman mawar merupakan tanaman berbunga yang digemari oleh
banyak orang Tanamana ini biasa diperbanyak dengan stek atau cutting
sehingga tanaman baru mempunyai sifat genetik sama dengan induknya
Perlakuan penyetekan pada tanaman mawar hanya mampu menghasilkan
tsedikit tanaman baru dan apabila induk tanaman mawar dipotong secara
terus-menerus sebagai bahan stek maka tanaman induk tersebut akan
rusak
Oleh karena itu diperlukan suatu metode atau cara yang efektif dan
efisien serta cepat dalam memperkembangbiakan tanaman mawar Kultur
jaringan sebagai salah satu metode perbanyakan tanaman dapat dipilih
untuk mengatasi permasalahana diatas Pada kultur jaringan tidak menutup
kemungkinan ditambahkannya suatu zat pengatur tumbuh untuk
mempercepat regenerasi dan pertumbuhan dari jaraingan tanaman
sehingga tanaman baru yang dihasilkan dalam waktu singkat dan
berjumlah banyak
2 Tujuan
Tujuan dari praktikum acara II ini adalah
Mengetahui teknik kultur jaringan mawar
Mengetahui pengaruh BAP dan IBA terhadap pertumbuhan dan
perkembangan eksplan mawar
3 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara II ini dilaksanakan pada hari tanggal Rabu tanggal
29 Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
B Tinjauan Pustaka
Auksin adalah kelompok senyawa yang mampu menyebabkan
pemanjangan sel pada jaringan tunas muda Auksin juga berpengaruh pada
9
pertumbuhan buah dan pembentukan akar Dalam konsentrasi rendah auksin
merangsang pemanjangan sel tetapi dalam konsentrasi tinggi malah berfungsi
sebaliknya ZPT yang sering digunakan dari golongan auksin antara lain IAA
IBA 24 D hormon ini harus dipakai dalam konsentrasi yang tepat karena
konsentrasi yang terlalu berlebihan menyebabkan terjadinya hal-hal yang tidak
diinginkan (Rahardja 1988)
Semua jaringan tanaman terdapat hormon ABA yang dapat dipisahkan
secara kromatografi Senyawa tersebut merupakan inhibitor Bndashkompleks
Senyawa ini mempengaruhi proses pertumbuhan dormansi dan absisi
Beberapa peneliti akhirnya menemukan senyawa yang sama yaitu asam
absisat (ABA) (Wattimena 1992)
Mawar (Rosa hybrida L) biasa diperbanyak secara vegetatif
sedangkan secara generatif hanya ditujukan untuk pemuliaan Perbanyakan
mawar bunga potong umumnya diperbanyak secara okulasi okulasi mata
tunas atau okulasi mata berkayu Okulasi mata tunas dilakukan pada saat kulit
batang bawah mudah dikelupas Pada saat tersebut sel-sel tanaman dan sel-sel
kambium tersebut sedang dalam keadaan aktif (Anonim 2008)
Dalam budidaya in vitro (kultur jaringan) menginduksi kalus
merupakan salah satu langkah penting setelah itu diusahakan agar terjadi
diferensiasi akar dan tunas Proses terjadinya kalus sampai diferensiasi
berbedandashbeda tergantung pada bagian tanaman yang dipakai sebagai eksplan
metode budidaya in vitro juga zatndashzat tanaman yang di bubuhkan pada media
dasar Untuk mendapatkan kalus penggunaan eksplan dari daun umumnya
lebih menguntungkan dari pada eksplan batang Masalah yang perlu diantipasi
adalah generasi kalus menjadi planlet Untuk mendapatkan kalus zat pengatur
tumbuh yang biasa digunakan adalah 24ndashD dari golongan auksin dan BAP
dari golongan sitokinin (Ibrahim et al 2004)
Pada 0 ppm BAP tidak ada satupun kalus yang terbentuk Nilai
tertinggi dijumpai pada pemberian 4 ppm BAP dengan menghasilkan
prosentase kalus terbentuk sebesar 697 yang berbeda sangat nyatadengan
pemberian 0 ppm BAP Hasil penelitian menunjukkan bahwapada konsentrasi
10
4 ppm BAP sinergis dengan pemberian 15 ppm CCC sehingga menghasilkan
prosentase kalus tertinggi Penelitian ini menunjukkan bahwa dengan
peningkatan konsentrasi BAP hingga 4 ppm terjadi peningkatan prosentase
kalus Tetapi setelah itu makin tinggi konsentrasi BAP dalam media tumbuh
makin menurun prosentase kalus yang terbentuk (Sofia 2007)
C Alat Bahan Dan Cara Kerja
1 Alat
- Laminar air flow cabinet
- Petridish danbotol-botol kultur
- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes
2 Bahan
- Eksplan mawar (Rosa sp)
- Media kultur
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin)
3 Cara Kerja
- Mempersiapkan eksplan
- Melakukan sterilisasi pada eksplan dengan
Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit
dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3
menit
Membilas eksplan dengan aquadest steril
- Melakukan penanaman eksplan
Membuka plastik penutup botol media kultur
Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan
pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api
Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari
kontaminasi
11
- Melakukan pemeliharaan eksplan
Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur
Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol
Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus
2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi
- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati
Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar
tunas daun dan kalus (HST)
Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas
dan daun
Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan
- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir
pengamatan
D Hasil dan Pembahasan
1 Hasil
Tabel 21 Rekapan kultur jaringan tanaman mawar (Rosa sp )
Macam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasilan
Mawar
1 - - - - - - -
0
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - - - - -
5 - - - - - - -
6 - - - - - - -
7 - - - - - - -
8 - - - - - - -
9 - - - - - - -
10 - - - - - - -
Sumber Laporan Sementara
2 Pembahasan
Bahan yang digunakan dalam kultur jaringan ini adalah ruas batang
mawar dari jaringan yang masih muda agar mampu beregenerasi lebih
cepat Dalam kultur batang mawar ini tingkat keberhasilan yang didapat
12
adalah 0 Eksplan yang dikulturkan tidak ada yang hidup Eksplan yang
ditanam menjadi kekuningan karena browning dan sebagian lagi
mengalami kontaminasi oleh berbagai macam jamur
Kontaminasi oleh berbagai macam jamur disebabkan oleh sterilisasi
yang kurang sempurna sehingga mikroba-mikroba yang ada didalam
maupun disekitar eksplan berkembang biak di dalam media Sterilisasi
yang kurang sempurna kemungkinan besar terjadi pada saat eksplan akan
ditanam di dalam botol kultur
Pada saat eksplan akan ditanam dilakukan sterilisasi bahan tanam
dengan menggunakan alkohol 96 dan larutan Clorox 525 Apabila
perendaman dalam larutan terlalu cepat maka mikroba yang ada
kemungkinan masih terbawa di sekitar permukaan eksplan sehingga
peristiwa kontaminasi tidak dapat dihindarkan
Eksplan mawar tekontaminasi oleh jamur dan bakteri pada
kontaminasi jamur terlihat hifa putih hingga hitam (jenis yang berbeda)
muncul pada media ataupun pada bahan tanam Sedangkan kontaminasi
oleh bakteri terlihat cairan kental di sekitar bahan tanam maupun media
yang merupakan kumpulan massa bakteri Kontaminasi yang terjadi
disebabakan oleh faktor media ataupun bahan tanam yang sterilisasinya
kurang sempurna Sterilisasi yang kurang sempurna ini mengakibatkan
tumbuhnya mikroba dalam media yang sangat kaya akan nutrisi
Sebagian dari eksplan mawar terkontaminasi oleh bakteri dan jamur
sedangkan sebagian yang lain mengalami browning yaitu matinya eksplan
karena terlalu lama mengalami sterilisasi Fungsi dari sterilisasi adalah
membunuh mikroba akan tetapi apabila sterilisasi yang dilakukan terlalu
lama maka jaringan tanaman juga akan ikut mati atau terjadi browning
Apabila dibandingkan dengan bahan lain yang digunakan untuk
kultur jaringan bahan tanam mawar memiliki prosentase keberhasilan
paling rendah yaitu 0 Hal ini dikarenakan eksplan yang digunakan
berupa batang yang mempunyai permukaan yang cukup sulit untuk
ditembus oleh media sehingga media agak sulit untuk masuk ke dalam
13
jaringan eksplan dan menyebabkan eksplan menjadi coklat kekuningan
karena tidak mendapatkan nutrisi yang cukup
Pengaruh dari BAP dan IBA terhadap eksplan mawar ini belum bisa
diamati karena seluruh eksplan mati karena terkontaminasi maupun karena
sterilisasi bahan tanam yang terlalu lama Fungsi dari BAP adalah sebagai
pemacu tunas sedangkan IBA digunakan sebagai pemacu akar
E Kesimpulan dan Saran
1 Kesimpulan
a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan
terjadinya bowning kontaminasi media tanam dan sifat bahan tanam
yang agak sulit untuk menyerap media
b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media
kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masiih hidup dan
berkembang di dalam botol kultur
c Pengaruh BAP dan IBA belum bisa diamati karena eksplan mati
sedangkan fungsi dari IBA digunakan sebagai permacu pertumbuhan
akar sedangkan BAP sebagai pemacu pertumbuhan tunas
d Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan mawar ini adalah 0
2 Saran
Saran yang bisa kami berikan adalah pada saat sterilisasi jangan
terlalu singkat melakukan perendaman dengan bahan klorox karena
sterilisasi yang dilakukan terkadang belum membunuh keseluruhan
mikrobia sehingga terjadi kontaminasi
14
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2008 Perbanyakan Mawar secara Stenting (Stek dan grafting)
httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 22 Desember
2008
IbrahimMSD N Nova K Nurliani B 2004 Studi Pendahuluan Induksi
Kalus Embriogenik Dari Eksplan Daun Echinaceae purpureaBuletin TRO
Vol XV No 2 2004
Nia 2008 Hormon Pertumbuhan Pada Tumbuhan
httpanthuriumonlinewordpresscom Diakses pada tanggal 22 Desember
2008
Rahardja PE 1988 Kultur Jaringan Teknik Perbanyakan Tanaman Secara
Modern Panebar Swadaya Jakarta
Sofia D 2007 Pengaruh Berbagai Konsentrasi Benzyl Amino Purine Dan
Cycocel Terhadap Pertumbuhan Embrio Kedelai (Glysine max L Marr)
USU Reposytor
15
III KULTUR JARINGAN NANAS DAN WORTEL
A Pendahuluan
1 Latar Belakang
Wortel (Daucus carota) adalah tumbuhan sayur yang ditanam
sepanjang tahun Terutama di daerah pegunungan yang memiliki suhu
udara dingin dan lembab kurang lebih pada ketinggian 1200 ineter di atas
permukaan laut Tumbuhan wortel mernbutuhkan sinar matahari dan dapat
turnbuh pada sernua musim Menurut para botanis wortel (Daucus carota)
dapat dibedakan atas beberapa jenis di antaranya Wortel (Daucus carota
Linn) Jenis imperator yakni wortel yang memiliki umbi akar berukuran
panjang dengan ujung meruncing dan rasanya kurang manis - jenis
chantenang yakni wortel yang memiliki umbi akar berbentuk bulat
panjang dan rasanya manis Perbanyakan secara kultur in vitro pada wortel
dilakukan untuk memperbanyak tanaman dan juga sebagai bahan pelatihan
kultur jaringan karena perlakuan sterilisasi dan penanaman relatif lebih
mudah
Sedangkan prospek penerapan teknik kultur in vitro tanaman nanas
di Indonesia cukup bagus terutama untuk mengatasi permasalahan
perbanyakan nanas Si Madu yang kemungkinan me-rupakan pertumbuhan
sel mutan dari tanaman khimera Masalah yang dihadapi dalam
perbanyakan vegetatif nanas Si Madu secara konvensional adalah
timbulnya keragaman sehingga sifat pohon induknya tidak dapat
dipertahankan Melalui jalur embrio-genesis karakteristik nanas Si Madu
diharapkan dapat dipertahankan Dalam hal ini tanaman (planlet) yang
dihasil-kan dari jalur embriogenesis berasal dari satu sel sehingga
terjadinya khimera dapat dihindari
2 Tujuan
Tujuan dari praktikum acara III ini adalah
Mengetahui teknik kultur jaringan nanas dan wortel
16
Mengetahui pengaruh bap dan iba terhadap pertumbuhan dan
perkembangan eksplan nanas dan wortel
3 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara III ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29
Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
B Tinjauan Pustaka
Suatu aturan sederhana yang mungkin dapat digunakan sebagai
pegangan adalah bahwa kita harus menggunakan tanaman sumber eksplan
yang sehat dan tumbuh kuat memilih jaringan yang muda dan menggunakan
eksplan yang cukup besar tetapi meskipun demikian banyak pengecualian-
pengecualiannya Sehingga kadang-kadang perlu melakukan langkah coba-
coba bila akan mengkulturkan suatu species atau varietas tanaman yang belum
pernah dilakukan sebelumnya (Wetherel 1988)
Kontaminasi dari eksplanlah yang paling sulit diatasi karena dalam hal
ini metode sterilisasi harus selektif Walaupun sterilisasi telah dilakukan
dengan berbagai cara namun kadang-kadang kontaminasi tetap saja terjadi
Dalam hal ini dikarenakan pada eksplan telah terjadi kontaminasi internal
Cara penggulangannya dilakukan treatment pada tanaman yang akan dijadikan
sebagai sumber eksplan Treatment-nya adalah dengan mengisolasi eksplan
disemprot dengan bakterisida fungisida selama 3 bulan setiap hari dengan
konsentrasi 150-200 mgl (Anonim 2008)
Proses pemberian hormon harus memperhatikan jumlah dan
konsentrasinya agar didapatkan sistim perakaran yang baik dalam waktu
relatif singkat Konsentrasi dan jumlah hormon ini sangat tergant ung pada
faktor-faktor sepert umur bahan stek waktulamanya pemberian hormon cara
pemberian hormon jenis tanaman dan sistim stek yang digunakan (Yasman
dan Smits 1988) Berdasarkan pengalaman kelompok auksin yang baik untuk
perakaran terutama untuk tanaman kehutanan Dipterocarpaceae adalah dari
kelompok IBA (Indole Butyric Acid) (Irwanto 2001)
17
Nanas diperbanyak dengan mahkota atau stek Secara umum bahan
penanaman yang baik digunakan untuk pertumbuhan dan pembuahan yang
seragam Untuk nanas yang ditanam untuk pasar buah segar dan dimana
semua bahan tanam bernilai campuran tipe tunas dapat digunakan Propagasi
vegetatif dengan tunas daun dimana setiap satu buku dari mahkota atau sulur
yang masak dapat memproduksi bibit merupakan teknik yang berguna untuk
menyediakan lebih dari 40 bibit per tunas terutama dari mahkota daunnya
Penanaman dengan kultur jaringan telah dikembangkan terutama introduksi
baru klon atau hibrid Penanaman biasanya dalam 2 garis dengan parit yang
lebar (Anonim 2003)
Tanaman wortel diperbanyak dengan bijinya Biji untuk penanaman ini
dikenal dengan istilah benih Benih wortel berwarna cokelat ukurannya keci
berbulu dan saling melekat satu sama lain Setiap 1 gr benih terdapat 200 biji
Benih wortel dapat diperoleh dengan cara membeli di kios atau toko-toko
pertanian Kebutuhan benih wortel untuk setiap hektarnya sekitar 15 kg-3 kg
(Ali et al2003)
Zat pengatur tumbuh dari golongan auksin berperan antara lain dalam
pembentukan kalus morfogenesis akar dan tunas serta embriogenesis
Pemilihan konsentrasi dan jenis auksin ditentukan antara lain oleh tipe
pertumbuhan dan perkembangan eksplan yang dikehendaki Penggunaan
auksin dengan daya aktivitas kuat (antara lain 24-D NAA atau
dikombinasikan dengan sitokinin dengan konsentrasi rendah) umumnya
digunakan untuk induksi kalus embriogenik Selain itu jenis dan konsentrasi
hormon jenis asam amino serta rasio auksin dan sitokinin sangat menentukan
dalam menginduksi pembentukan kalus ( Purnamaningsih 2006)
C Alat Bahan Dan Cara Kerja
1 Alat
- Laminar air flow cabinet
- Petridish danbotol-botol kultur
- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes
18
2 Bahan
- Eksplan nanas (Ananas comosus)
- Eksplan wortel (Daucus carota)
- Media kultur
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin) 525
3 Cara Kerja
- Mempersiapkan eksplan
- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan
a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit
dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3
menit
b Membilas eksplan dengan aquadest steril
- Melakukan penanaman eksplan
a Membuka plastik penutup botol media kultur
b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan
pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api
a Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari
kontaminasi
- Melakukan pemeliharaan eksplan
a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur
b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan luar botol
c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus
2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi
- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati
a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar
tunas daun dan kalus (HST)
b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas
dan daun
19
c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan
- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir
pengamatan
D Hasil dan Pembahasan
1 Hasil
Tabel 31 rekapan kultur jaringan tanaman nanas (Ananas comosus)
Macam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasilan
nanas 1 - - - - - - -
30
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - 5 MST - - -
5 - - - - - - -
6 - - - 5 MST - - -
7 - - - - - - -
8 - - - 5 MST - - -
9 - - - - - - -
10 - - - - - - -
Sumber Laporan sementara
Tabel 32 Rekapan Kultur Jaringan Tanaman wortel (Daucus carota)
Macam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasilan
Wortel
1 - - - - - - -
30
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - - - - -
5 - - - 5 MST - - -
6 - - - - - - -
7 - - - - - - -
8 - - - - - - -
9 - - - 5 MST - - -
10 - - - 5 MST - - -
Sumber Laporan Sementara
2 Pembahasan
Bahan eksplan yang digunakan berupa umbi wortel dan daging
bonggol dari mahkota nanas Bahan yang digunakan dari kedua tanaman
ini mempunyai karakteristik yang sama yaitu keduanya merupakan
20
jaringan tebal dan berair pada bahan tanam sebelum dilakukan penanaman
terlebuih dahulu dilakukan sterilisasi
Sterilisasi eksplan dilakukan menggunakan clorox (sunclin) dengan
melakukan perendaman selama plusmn 3 menit pada bahan dan membilas bahan
dengan aquadest Sterilisasi bahan harus dilakukan dengan tepat apabila
perendaman clorox terlalu lama maka jaringan dari bahan tanam akan
mengalami kematian (browning) sehingga tidak mampu membentuk
individu baru apabila sterilisasi terlalu singkat maka bahan tanam yang
digunakan akan membawa bibit ndash bibit kontaminasi
Kontaminasi dari eksplanlah yang paling sulit diatasi walaupun
sterilisasi telah dilakukan dengan berbagai cara namun kadang-kadang
kontaminasi tetap saja terjadi Dalam hal ini dikarenakan pada eksplan
telah terjadi kontaminasi internal Cara penggulangannya dilakukan
treatment pada tanaman yang akan dijadikan sebagai sumber eksplan
dengan mencuci eksplan pada larutan fungisida dan bakterisida Untuk
menanggulangi kontamiknasi setelah ekspaln dikulturkan maka dilakukan
pemeliharaan secara dengan melakukan penyemprotan spirtus ataupun
alkohol pada permukaan botol kultur dua hari sekali
Pada 5 MST muncul kalus pada wortel dan nanas yang berjumlah 6
eksplan (3 eksplan wortel 3 eksplan nanas) Kalus merupakan sekumpulan
massa sel yang belum terdiferensiasi menjadi organ dari tanaman Kalus
yang muncul merupakan hasil dari pembelahana sel-sel yang berda dalam
jaringan eksplan Sedangkan eksplan yang lain mengalami browning dan
kontaminasi Kontaminasi ini dikarenakan media MS merupakan media
yang kaya akan nutrisi sehingga mikroba di sekeliling tanaman atau udara
sekitar eksplan juga tumbuh dan berkompetisi dengan eksplan
Prosentase keberhasilan dari kultur nanas adalah 30 dan
prosentase keberhasilan dari kultur wortel adalah 30 Tingkat
keberhasilan dari kultur wortel dan kultur nanas ini pling tinggi jika
dibandingkan dengan kultur bahan yang lain karena bahan tanam yang
21
digunakan lebih mudah menyerap media sehingga pertumbuhan kalus
lebih banyak dan lebih cepat
Pembentukan kalus ini akibat dari pengaruh hormon BAP yang
diberikan pada media BAP merupakan senyawa kelompok sitokinin yang
memacu pembelahan sel sehingga mampu memacu pembentukan kalus
atau massa sel Kalus yang terbentuk dapat dipacu untuk berdiferensiasi
menjadi tunas dengan menambahkan kandungan IBA pada media
Pengaruh BAP pada eksplan lebih dominan karena kandungan di dalam
media lebih besar daripada IBA sehingga terbentuklah kalus pada eksplan
E Kesimpulan dan Saran
1 Kesimpulan
a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan
terjadinya bowning kontaminasi media tanam
b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media
kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan
berkembang di dalam botol kultur
c Bahan tanam dari wortel dan nanas cukup mudah untuk menyerap
nutrisi di dalam media sehingga lebih cepat terbentuk kalus
d Kalus iterbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST
e Pengaruh BAP lebih tinggi jika dibandingkan dengan IBA karena
konsentrasi BAP yang lebih tinggi
f BAP merangsang pembelahan sel sehingga terbentuk kalus yang
berupa massa sel yang belum terdiferensiasi
g Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan nanas adalah 30 dan
pada kultur wortel adalah 30
2 Saran
Dalam proses penanaman sebaiknya dicontohkan terlebih dahulu
cara penanaman eksplan yang benar sehingga tidak terjadi kesalahan
sterilisasi bahan yang berakibat terjadinya kontaminasi ataupun browning
22
DAFTAR PUSTAKA
Ali NBV Estu R Hendro S 2003 Wortel dan Lobak Panebar Swadaya Bogor
Anonim 2003 Ananas comosus httpwwwproseanetorg Diakses pada tanggal
22 Desember 2008
Husen M 2008 Kontaminasi Dalam Kultur Jaringan httpeshafloracom
Diakses pada tanggal 18 Desember 2008
Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen
Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)
httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008
Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas
Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80
Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing
Group Inc New Jersey
23
I V KULTUR JARINGAN SANSIEVERA
A Pendahuluan
1 Latar Belakang
Sansievera merupakan tanaman hias yang sekarang sedang digemari
oleh para pecinta tanaman Selain mempunyai corak daun yang indah dan
unik mempunyai bentuk dan ukuran bervariasi tanaman ini juga berfungsi
sebagai penyerap polutan di udara sekitar tempat tumbuhnya Hal inilah
yang menyebabkan pecinta tanaman kembali melirik tanaman sansievera
Penciptaan varian-varian baru terus dilakukan untuk memperbaiki
keindahan dan keunikan dari daun sansievera Salah satu cara yang
digunakan untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan melakukan
kultur jaringan pada tanaman sansievera Diharapkan pada saat dikulturkan
secara terus-menerus terjadi perubahan genetik yang menyebabkan
keberagaman genetik dalam waktu yang relatif singkat sehingga tidak
membutuhkan waktu untuk menghasilkan satu varian yang baru
Selain itu kultur jaringan pada sansievera ju8ga serng digunakan
untuk menghasilkan anakan dalam jumlah yang banyak pada varietas yang
langka dan cukup sulit apabila dikembangbiakkan dengan cara vegetatif
biasa oleh karena itu kultur jaringan sangat bermanfaat bagi peningkatan
varietas baru dan pengembangbiakan varietas-varietas langka yang sulit
dikembangbiakkan
2 Tujuan
Tujuan dari praktikum acara IV ini adalah
Mengetahui teknik kultur jaringan sansievera
Mengetahui pengaruh BAP dan IBA terhadap pertumbuhan dan
perkembangan eksplan sansievera
3 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara IV ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29
Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
24
B Tinjauan Pustaka
Sitokinin juga mempunyai dua peran yang penting untuk propagasi
seara in vitro yaitu merupakan perangsang pembelahan sel dalam jaringan
yang dibuat eksplan dan merangsang pertumbuhan tunas daun namun
demikian kadar sitokinin yang optimal untuk pertumbuhan tunas dapat
menghambat pertumbuhan dan pembentukan akar Karena itu konsentrasi dari
sitokinin yang dipakai harus sesuai sehingga tidak menghambat pertumbuhan
dari eksplan (Wetherel 1988)
Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada
stek yang memiliki kadar auksin lebih t inggi lebih mampu menumbuhkan
akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi dari pada stek yang
memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah
jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai
katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan
sel Ada beberapa macam hormon dari kelompok auksin ini antara lain adalah
IAA (Indole Acetic Acid) NAA (Napthalen Acetic Acid) dan IBA (Indole
Butyric Acid) (Irwanto 2001)
Perbanyakan tanaman secara kultur jaringan ( tissue culture ) bertujuan
untuk mendapatkan tanaman dalam jumlah banyak dan seragam
pertumbuhannya Seiring dengan permintaan bibit sansievera yang semakin
meningkat cara perbanyakan secara konvensional menggunakan setek
anakan dan cabut pucuk tidak lagi bisa mencukupi Satu-satunya cara
perbanyakan yang sanggup memenuhi kebutuhan permintaan bibit dalam
jumlah besar itu hanyalah kultur jaringan
Eksplan yang digunakan adalah jaringan yang masih muda Jaringan
muda ini tersusun atas sel-sel yang masih muda dan aktif membelah sehingga
diharapkan bisa menghasilkan tanaman yang sempurna (Purwanto 2008)
Struktur kalus dari berbagai varietas yang digunakan berbeda-beda
tergantung kepada formulasi yang digunakan Biasanya struktur kalus
menggambarkan daya regenerasinya membentuk tunas dan akar Kalus yang
berbentuk globular (nodul-nodul) dan berwarna bening biasanya mempunyai
25
kemampuan lebih tinggi untuk membentuk tunas daripada kalus yang bersifat
kompak dan berwarna coklat-kehitaman Dalam hal ini media yang digunakan
untuk memacu regenerasi kalus akan sangat menentukan Keseimbangan
nutrisi dalam media tumbuh sangat mempengaruhi pertumbuhan kalus
maupun diferensiasinya membentuk tunas (Purnamaningsih 2006)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan pertumbuhan
plantlet akibat penambahan zat pengatur tumbuh BAP dan pikloram
Persentase daun normal terbesar didapat dari perlakuan B5 tanpa pikloram dan
BAP media MS tanpa pikloram Pertumbuhan akar plantlet lebih baik yang
dikulturkan pada media MS tanpa hormon atau dengan penambahan hormon
dengan konsentrasi terendah (Anonim 2008)
Pada sansievera metode kultur jaringan lebih sering diterapkan untuk
membiakkan jenis yang menghasilkan anakan seperti jenis S cylindrica dan
jenis yang langka Eksplan diambil dari nmata tunas pucuk rimpang atau
pucuk daun sepanjang 1 cm sebelum ditanam eksplan disterilisasi terlebih
dahulu untuk menghindari kontaminasi (Pramono 2008)
C Alat Bahan Dan Cara Kerja
1 Alat
- Laminar air flow cabinet
- Petridish dan botol-botol kultur
- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes
- Eksplan sansievera ( sansievera sp)
- Media kultur
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin)
2 Bahan
- Sansievera (sansievera sp)
- Media kultur
26
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin)
3 Cara Kerja
- Mempersiapkan eksplan
- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan
a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit
dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3
menit
b Membilas eksplan dengan aquadest steril
- Melakukan penanaman eksplan
a Membuka plastik penutup botol media kultur
b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan
pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api
c Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari
kontaminasi
- Melakukan pemeliharaan eksplan
a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur
b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol
c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus
2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi
- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati
a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar
tunas daun dan kalus (HST)
b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas
dan daun
c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan
- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir
pengamatan
27
D Hasil dan Pembahasan
1 Hasil
Tabel 41 Rekapan kultur Jaringan tanaman sansievera (Sansievera sp)
Mcam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasil
an
Sansie
vera
1 - - - - - - -
20
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - - - - -
5 5 MST - - - 8 akar - -
6 - - - - - - -
7 - - - - - - -
8 5 MST - - - 6 akar - -
9 - - - - - - -
10 - - - - - - -
Sumber Laporan Sementara
2 Pembahasan
Bahan tanam yang digunakan pada kultur jaringan sansievera ini
adalah potongan daun sansievera Setelah dilakukan pencucian bahan
dengan menggunakan fungisida dan bakterisida jaringan tanaman segera
ditanam dalam botol kultur Pada saat penanaman dilakukan bersamaan
dengan sterilisasi eksplan yang dilakukan di dalam LAFC
Pada saat penanaman sebaiknya bahan atanama ditanam dalam
keadaan berdiri bukan rebah Hal ini untuk memudahkan penyerapan
nutrisi yang ada di dalam media Apabila penanaman dilakukan dalam
keadaan rebah bagian daun yang mengadakan kontak dengan media
merupakan daun yang tidak mengalami pelukaan sehingga nutrisi dari
media akan sulit masuk ke dalam jaringan aeksplan
Pada kultur jaringan sansievera ini muncul akar ketika eksplan
berumur 5 MST Dari 10 eksplan yang ditanam eksplan yang
mengeluarkan akar berjumlah dua Akar yang muncul berjumlah masing-
masing 8 akar dan 6 akar Eksplan yang lain mengalami kematian akibat
terjadinya kontaminasi oleh jamur dan bakteri dan juga terjadinya
browning Kontaminasi terjadi karena sterilisasi yang kurang sempurna
28
dan browning terjadi akibat perendaman (untuk tujuan sterilisasi bahan)
klorox yang terlalu lama sehingga jaringan dari sansievera mengalami
browning
Gejala dari kontaminasi bakteri adalah munculnya hifa dari jamur
dan dalam waktu singkat memenuhi media kultur sedangkan gejala
serangan bakteri adalah adanya lendir pada media yang mencirikan koloni
dari bakteri Gejala dari browning sendiri adalah perubahan warna dari
eksplan menjadi hitam atau kepucatan pada jaringan-jaringan yang berada
di tepi
Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan pada sansievera ini
adalah 20 dengan jumlah akar yang terbentuk pada eksplan masing-
masing adalah 8 akar dan 6 akar Tumbuhnya akar pada kultur yang
mengalami keberhasilan merupakan peran dari zat pengatur tumbuh yang
ditambahkan Zat pengatur tumbuh yang ditambahkan adalah BAP dan
IBA BAP merupakan pemacu tunas sedangkan IBA merupakan pemicu
pertumbuhan akar Walaupun konsentrasi dari IBA lebih kecil jika
dibandingkan dengan BAP pertumbuhan akar disini bukan semata-mata
karena hal tersebut Faktor jenis tumbuhan juga mempengaruhi eksplan
sehingga organ yang muncul adalah akar dan Interaksi dari IBA dan BAP
mendorong pertumbuhan dari akar
E Kesimpulan dan Saran
1 Kesimpulan
a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan
terjadinya bowning kontaminasi media tanam
b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media
kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan
berkembang di dalam botol kultur
c Bahan tanam dari sansievera ditanam dalam keadaan tegak agar
eksplan mudah dalam menyerap nutrisi
d Akar terbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST
29
e Pembentukan akar ddidorong oleh adanya zat pengatur tumbuh IBA
dan BAP yang diberikan pada media tanam
f Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan sansivera adalah 20
keberhasilan kultur dilihat dari munculnya akar pada eksplan
2 Saran
Sebelum sterilisasi dilakukan sebaiknya bahan tanaman yang akan
digunakan permukaannya digosok dengan pemotong untuk menghilangkan
lapisan lilin yang melekat pada permukaan daun agar penyerapan nutrisi
berlangsung lebih mudah
30
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2008Pengaruh Komposisi Media Dasar Penambahan BAP dan
Pikloram terhadap Induksi Tunas Bawang Merah
httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 23 Desember
2008
Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen
Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)
httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008
Pramono S 2008 Pesona Sansievera PT agro Media Pustaka Jakarta
Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas
Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80
Purwanto AW 2008 Sansievera Flora Cantik Penyerap Racun Kanisius
Yogyakarta
Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing
Group Inc New Jersey
5
2 Pembahasan 11
E Kesimpulan dan Saran 13
1 Kesimpulan 13
2 Saran 13
DAFTAR PUSTAKA 14
III Kultur Jaringan Nanas dan Wortel
A Pendahuluan 15
1 Latar Belakang 15
2 Tujuan 15
3 Waktu dan Tempat Praktikum 16
B Tinjauan Pustaka 16
C Alat Bahan dan Cara Kerja 17
1 Alat 17
2 Bahan 18
3 Cara Kerja 18
D Hasil dan Pembahasan 19
1 Hasil 19
2 Pembahasan 19
E Kesimpulan dan Saran 21
1 Kesimpulan 21
2 Saran 21
DAFTAR PUSTAKA 22
IV Kultur Jaringan Sanseviera
A Pendahuluan 23
1 Latar Belakang 23
2 Tujuan 23
3 Waktu dan Tempat Praktikum 23
B Tinjauan Pustaka 24
C Alat Bahan dan Cara Kerja 25
1 Alat 25
2 Bahan 25
6
3 Cara Kerja 26
D Hasil dan Pembahasan 27
1 Hasil 27
2 Pembahasan 27
E Kesimpulan dan Saran 28
1 Kesimpulan 28
2 Saran 29
DAFTAR PUSTAKA 30
LAMPIRAN
7
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Rekapan kultur jaringan tanaman mawar (Rosa sp ) 11
Tabel 31 rekapan kultur jaringan tanaman nanas (Ananas comosus) 19
Tabel 32 Rekapan Kultur Jaringan Tanaman wortel (Daucus carota) 19
Tabel 41 Rekapan kultur Jaringan tanaman sansievera (Sansievera sp) 27
8
I PEMBUATAN LARUTAN STOCK PEMBUATAN MEDIA KULTUR
DAN STERILISASINYA
A Pendahuluan
1 Latar Belakang
Kultur jaringan merupakan salah satu metode perbanyakan tanaman
secara vegetatif Kultur jaringan tertua dilakukan pada biji anggrek dengan
tujuan untuk mengecambahkannya dalam media yang kaya nutrisi karena
biji dari anggrek tidak mempunyai cadangan makanan Kultur jaringan
terus berkembang dari mengkulturkan biji berkembang dengan
mengkulturkan jaringan dan terus berkembang hingga mampu
mengkulturkan satu sel dari tanaman
Penggunaan kultur jaringan mempunyai kelebihan yaitu mampu
memproduksi bibit yang seragam dalam jumlah banyak dan dalam waktu
yang relatifr singkat Oleh karena itu kultur jaringan sering dijadikan
solusi sebagai metode perbanyakana tanaman dan juga dapat digunakan
sebagai suatu metode penyimpanan plasma nutfah yang tidak
membutuhkan temapat yang besar
Keberhasilan darai kultur jaringan sangat bergantung dari ketepatan
konsentrasi nutrisi yang berada di dalam media kultur Ketepatan
konsentrasi ini menyangkut pada ketersediaan nutrisi bagi eksplan
tanaman Kelebihan nutrisi dari tanaman akan menyebabkan tanaman
mengalami keracunan unsur hara Oleh karena itu pembuatan larutan
stock dan sterilisasi media dianggap penting untuk diketahui sebagai
sarana penenunjang kebutuhan informasi akan kultur jaringan
2 Tujuan
Tujuan dari praktikum acara I ini adalah
a Mengetahui prosedur pembuatan larutan stock
b Mengetahui langkah-langkah dalam pembuatan media kultur jaringan
c Mengetahui prosedur sterilisasi alat dan media kultur
9
3 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara I ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29
Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
B Tinjauan Pustaka
Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur
jaringan Komposisi media yang digunakan tergantung dengan jenis tanaman
yang akan diperbanyak Media yang digunakan biasanya terdiri dari garam
mineral vitamin dan hormon Selain itu diperlukan juga bahan tambahan
seperti agar gula dan lain-lain Zat pengatur tumbuh (hormon) yang
ditambahkan juga bervariasi baik jenisnya maupun jumlahnya tergantung
dengan tujuan dari kultur jaringan yang dilakukan Media yang sudah jadi
ditempatkan pada tabung reaksi atau botol-botol kaca Media yang digunakan
juga harus disterilkan dengan cara memanaskannya dengan autoklaf
(Anonim 2008)
Pelaksanaan teknik ini memerlukan berbagai prasyarat untuk
mendukung kehidupan jaringan yang dibiakkan Yang paling esensial adalah
wadah dan media tumbuh yang steril Media adalah tempat bagi jaringan
untuk tumbuh dan mengambil nutrisi yang mendukung kehidupan jaringan
Media tumbuh menyediakan berbagai bahan yang diperlukan jaringan untuk
hidup dan memperbanyak dirinya (Hendra 2007)
Tujuan kegiatan kultur jaringan adalah perbanyakan massal tanaman
yang biasanya sangat lambat dengan metoda konvensional dalam jumlah yang
besar dalam waktu yang singkat selain itu diperoleh tanaman yang bebas
virus membantu pemulian tanaman untuk mempercepat pencapaian tujuan
penelitian pada tanaman yang biasa diperbanyak secara vegetatif
(Anonim 2008)
Apabila kita melakukan gerakan-gerakan selama bekerja di dalam
laboratorium akan megakibatkan timbulnya suatu awan debu yang hampir
tidak tampak Debu tersebut mengandung spora yang sangat besar jumlahnya
10
Bila spora ini kontak dengan media kultur yang digunakan dalam pekerjaan
tersebut spora kan tumbuh dengan cepat Dalam beberapa hari spora akan
tumbuh menjadi koloni yang terlihat oleh mata biasa (Wetherel 1982)
Untuk membuat media dengan jumlah zat seperti yang ditentukan
diperlukan penimbangan dan penakaran bahan secara tepat Ketidaktepatan
ukuran dapat menyebabkan terjadinya proses yang dikehendaki Pada
umumnya untuk suatu keperluan media yang telah dirumuskan dapat diubah
atau diperbarui dengan mengganti zat-zat tertentu atau menambah zat lain
Untuk melakukan perubahan ini diperlukan acuan yang mantap atau
pengalaman (Rahardja 1988)
C Alat Bahan Dan Cara Kerja
1 Alat
a Alat pembuatan larutan stock
- Timbangan analitik
- Sendok
- Pipet
- Erlenmeyer
b Alat pembuatan media tanam
- Magneitk stirer
- Timbangan analitik
- Pipet
- Ph meter
- Gelas piala
- Botol-botol kultur
- Plastik pp 03 mm
- Karet gelang
- Kertas label
c Alat sterilisasi
- Autoklaf
11
2 Bahan
a Bahan pembuatan larutan stock
- Bahan kimia untuk nutrisi vitamin FeEDTA ZPT
- Aquadest
b Bahan-bahan untuk pembuatan media
- Gula
- Agar
- Aqua destilata (aquadest)
- Larutan stok terdiri atas hara makro hara mikro vitamin ZPT
- NaOH 1 N dan HCL 1 N
3 Cara Kerja
a Membuat larutan stok
1) Larutan stok media
- Menimbang bahan-bahan kimia yang telah dikalikan menjadi
beberapa kali konsentrasi misalnya untuk unsur hara makro
dikalikan 20 dan unsur hara mikro dikalikan 100 kali
konsentrasi
- Melarutkan bahan-bahan kimia tersebut ke dalam aquadest
dengan volume tertentu misalnya 500 ml
- Memasukkan masing-masing larutan ke dalanm botol dan
menyimpannnya ke dalam refrigerator
2) Larutan stok zat pengatur tumbuh
- Menghitung kebutuhan BAP 100 ppm sebanyak 300 ml adalah
sebagai berikut
100ppm = 100mgl
= 30 mg03 l
= 30 mg300 ml
- Menghitung kebutuhan IBA 100 ppm sebanyak 100 ml adalah
sebagai berikut
100 ppm = 100 mgl
= 10 mg 01 l
12
= 10 mg 100 ml
- Melarutkan bahan dengan alkohol atau NaOH 1 N kemudian
ditambah dengan aquadest sampai 300 ml untuk BAP dan 100
ml untuk IBA
- Memasukkan masing-masing larutan tersebut ke dalam botol
dan menyimpannya ke dalam refrigerator
b Membuat media kultur
- Mengambil larutan stok yang berisi NaEDTA hara makro hara
mikro vitamin dan ZPT
- Memasukkan larutan stok ke dalam abu takar dan tambahkan
aquadest sebanyak 1000ml sampai tanda
- Memasukkan ke dalam bekerglass
- Memasukkan gula sebanyak 30 gr tunggu sampai larut
- Mengukur pH dan mengkondisikannya menjadi 58 ndash 62 dengan
menambahkan HCl atau NaOH
- Memasukkan agar sebanyak 8 grl
- Mendidihkan larutan tersebut
- Memasukkan larutan yang sudah jadi ke dalam botol kultur
- Menutup botol kultur dengan plastik pp dan mengikatnya dengan
karet gelang
- Memasukkan botol kultur tersebut ke dalam autoklaf untuk
disterilkan
c Melakukan sterilisasi Alat dan Media Kultur
- Sterilissasi alat dan media kultur jaringan dilakukan secara
bersama-sama menggunakan autoklaf
- Membungkus alat-alat kultir seperti petridish pisau scalpel dan
pinset dengan kertas koran
- Memasukkan botol-botol berisi media dan alat-alat kultur yang
telah dibungkus kertas koran ke dalam autoklaf untuk proses
sterilisasi pada suhu 121 C tekanan 15 kgcm2 selama 45 menit
- Menyimpan alat-alat kultur dalam oven
13
- Menyimpan media pada rak penyimpanan media yang bertujuan
untuk mengantisipasi ada tidaknya kontaminasi pada media
sehingga dapat dicegah penggunaan media yang telah
terkontaminasi pada saat penanaman
14
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2008 Proses Atau Skematis Kultur Jaringan httpidanswersyahoocomhtm Diakses pada tanggal 16 Desember 2008
Anonim 2008 Teknik Kultur Jaringan httpwwwbbpp-lembanginfohtm
Diakses pada tanggal 16 Desember 2008
Hendra T 2007 Kultur Jaringan httplelos66blogfriendstercomhtm Diakses pada tanggal 16 desember 2008
Rahardja PE 1988 Kultur Jaringan Teknik Perbanyakan Tanaman Secara
Modern Panebar Swadaya Jakarta
Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing Group Inc New Jersey
8
I I KULTUR JARINGAN MAWAR
A Pendahuluan
1 Latar Belakang
Tanaman mawar merupakan tanaman berbunga yang digemari oleh
banyak orang Tanamana ini biasa diperbanyak dengan stek atau cutting
sehingga tanaman baru mempunyai sifat genetik sama dengan induknya
Perlakuan penyetekan pada tanaman mawar hanya mampu menghasilkan
tsedikit tanaman baru dan apabila induk tanaman mawar dipotong secara
terus-menerus sebagai bahan stek maka tanaman induk tersebut akan
rusak
Oleh karena itu diperlukan suatu metode atau cara yang efektif dan
efisien serta cepat dalam memperkembangbiakan tanaman mawar Kultur
jaringan sebagai salah satu metode perbanyakan tanaman dapat dipilih
untuk mengatasi permasalahana diatas Pada kultur jaringan tidak menutup
kemungkinan ditambahkannya suatu zat pengatur tumbuh untuk
mempercepat regenerasi dan pertumbuhan dari jaraingan tanaman
sehingga tanaman baru yang dihasilkan dalam waktu singkat dan
berjumlah banyak
2 Tujuan
Tujuan dari praktikum acara II ini adalah
Mengetahui teknik kultur jaringan mawar
Mengetahui pengaruh BAP dan IBA terhadap pertumbuhan dan
perkembangan eksplan mawar
3 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara II ini dilaksanakan pada hari tanggal Rabu tanggal
29 Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
B Tinjauan Pustaka
Auksin adalah kelompok senyawa yang mampu menyebabkan
pemanjangan sel pada jaringan tunas muda Auksin juga berpengaruh pada
9
pertumbuhan buah dan pembentukan akar Dalam konsentrasi rendah auksin
merangsang pemanjangan sel tetapi dalam konsentrasi tinggi malah berfungsi
sebaliknya ZPT yang sering digunakan dari golongan auksin antara lain IAA
IBA 24 D hormon ini harus dipakai dalam konsentrasi yang tepat karena
konsentrasi yang terlalu berlebihan menyebabkan terjadinya hal-hal yang tidak
diinginkan (Rahardja 1988)
Semua jaringan tanaman terdapat hormon ABA yang dapat dipisahkan
secara kromatografi Senyawa tersebut merupakan inhibitor Bndashkompleks
Senyawa ini mempengaruhi proses pertumbuhan dormansi dan absisi
Beberapa peneliti akhirnya menemukan senyawa yang sama yaitu asam
absisat (ABA) (Wattimena 1992)
Mawar (Rosa hybrida L) biasa diperbanyak secara vegetatif
sedangkan secara generatif hanya ditujukan untuk pemuliaan Perbanyakan
mawar bunga potong umumnya diperbanyak secara okulasi okulasi mata
tunas atau okulasi mata berkayu Okulasi mata tunas dilakukan pada saat kulit
batang bawah mudah dikelupas Pada saat tersebut sel-sel tanaman dan sel-sel
kambium tersebut sedang dalam keadaan aktif (Anonim 2008)
Dalam budidaya in vitro (kultur jaringan) menginduksi kalus
merupakan salah satu langkah penting setelah itu diusahakan agar terjadi
diferensiasi akar dan tunas Proses terjadinya kalus sampai diferensiasi
berbedandashbeda tergantung pada bagian tanaman yang dipakai sebagai eksplan
metode budidaya in vitro juga zatndashzat tanaman yang di bubuhkan pada media
dasar Untuk mendapatkan kalus penggunaan eksplan dari daun umumnya
lebih menguntungkan dari pada eksplan batang Masalah yang perlu diantipasi
adalah generasi kalus menjadi planlet Untuk mendapatkan kalus zat pengatur
tumbuh yang biasa digunakan adalah 24ndashD dari golongan auksin dan BAP
dari golongan sitokinin (Ibrahim et al 2004)
Pada 0 ppm BAP tidak ada satupun kalus yang terbentuk Nilai
tertinggi dijumpai pada pemberian 4 ppm BAP dengan menghasilkan
prosentase kalus terbentuk sebesar 697 yang berbeda sangat nyatadengan
pemberian 0 ppm BAP Hasil penelitian menunjukkan bahwapada konsentrasi
10
4 ppm BAP sinergis dengan pemberian 15 ppm CCC sehingga menghasilkan
prosentase kalus tertinggi Penelitian ini menunjukkan bahwa dengan
peningkatan konsentrasi BAP hingga 4 ppm terjadi peningkatan prosentase
kalus Tetapi setelah itu makin tinggi konsentrasi BAP dalam media tumbuh
makin menurun prosentase kalus yang terbentuk (Sofia 2007)
C Alat Bahan Dan Cara Kerja
1 Alat
- Laminar air flow cabinet
- Petridish danbotol-botol kultur
- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes
2 Bahan
- Eksplan mawar (Rosa sp)
- Media kultur
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin)
3 Cara Kerja
- Mempersiapkan eksplan
- Melakukan sterilisasi pada eksplan dengan
Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit
dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3
menit
Membilas eksplan dengan aquadest steril
- Melakukan penanaman eksplan
Membuka plastik penutup botol media kultur
Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan
pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api
Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari
kontaminasi
11
- Melakukan pemeliharaan eksplan
Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur
Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol
Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus
2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi
- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati
Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar
tunas daun dan kalus (HST)
Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas
dan daun
Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan
- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir
pengamatan
D Hasil dan Pembahasan
1 Hasil
Tabel 21 Rekapan kultur jaringan tanaman mawar (Rosa sp )
Macam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasilan
Mawar
1 - - - - - - -
0
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - - - - -
5 - - - - - - -
6 - - - - - - -
7 - - - - - - -
8 - - - - - - -
9 - - - - - - -
10 - - - - - - -
Sumber Laporan Sementara
2 Pembahasan
Bahan yang digunakan dalam kultur jaringan ini adalah ruas batang
mawar dari jaringan yang masih muda agar mampu beregenerasi lebih
cepat Dalam kultur batang mawar ini tingkat keberhasilan yang didapat
12
adalah 0 Eksplan yang dikulturkan tidak ada yang hidup Eksplan yang
ditanam menjadi kekuningan karena browning dan sebagian lagi
mengalami kontaminasi oleh berbagai macam jamur
Kontaminasi oleh berbagai macam jamur disebabkan oleh sterilisasi
yang kurang sempurna sehingga mikroba-mikroba yang ada didalam
maupun disekitar eksplan berkembang biak di dalam media Sterilisasi
yang kurang sempurna kemungkinan besar terjadi pada saat eksplan akan
ditanam di dalam botol kultur
Pada saat eksplan akan ditanam dilakukan sterilisasi bahan tanam
dengan menggunakan alkohol 96 dan larutan Clorox 525 Apabila
perendaman dalam larutan terlalu cepat maka mikroba yang ada
kemungkinan masih terbawa di sekitar permukaan eksplan sehingga
peristiwa kontaminasi tidak dapat dihindarkan
Eksplan mawar tekontaminasi oleh jamur dan bakteri pada
kontaminasi jamur terlihat hifa putih hingga hitam (jenis yang berbeda)
muncul pada media ataupun pada bahan tanam Sedangkan kontaminasi
oleh bakteri terlihat cairan kental di sekitar bahan tanam maupun media
yang merupakan kumpulan massa bakteri Kontaminasi yang terjadi
disebabakan oleh faktor media ataupun bahan tanam yang sterilisasinya
kurang sempurna Sterilisasi yang kurang sempurna ini mengakibatkan
tumbuhnya mikroba dalam media yang sangat kaya akan nutrisi
Sebagian dari eksplan mawar terkontaminasi oleh bakteri dan jamur
sedangkan sebagian yang lain mengalami browning yaitu matinya eksplan
karena terlalu lama mengalami sterilisasi Fungsi dari sterilisasi adalah
membunuh mikroba akan tetapi apabila sterilisasi yang dilakukan terlalu
lama maka jaringan tanaman juga akan ikut mati atau terjadi browning
Apabila dibandingkan dengan bahan lain yang digunakan untuk
kultur jaringan bahan tanam mawar memiliki prosentase keberhasilan
paling rendah yaitu 0 Hal ini dikarenakan eksplan yang digunakan
berupa batang yang mempunyai permukaan yang cukup sulit untuk
ditembus oleh media sehingga media agak sulit untuk masuk ke dalam
13
jaringan eksplan dan menyebabkan eksplan menjadi coklat kekuningan
karena tidak mendapatkan nutrisi yang cukup
Pengaruh dari BAP dan IBA terhadap eksplan mawar ini belum bisa
diamati karena seluruh eksplan mati karena terkontaminasi maupun karena
sterilisasi bahan tanam yang terlalu lama Fungsi dari BAP adalah sebagai
pemacu tunas sedangkan IBA digunakan sebagai pemacu akar
E Kesimpulan dan Saran
1 Kesimpulan
a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan
terjadinya bowning kontaminasi media tanam dan sifat bahan tanam
yang agak sulit untuk menyerap media
b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media
kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masiih hidup dan
berkembang di dalam botol kultur
c Pengaruh BAP dan IBA belum bisa diamati karena eksplan mati
sedangkan fungsi dari IBA digunakan sebagai permacu pertumbuhan
akar sedangkan BAP sebagai pemacu pertumbuhan tunas
d Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan mawar ini adalah 0
2 Saran
Saran yang bisa kami berikan adalah pada saat sterilisasi jangan
terlalu singkat melakukan perendaman dengan bahan klorox karena
sterilisasi yang dilakukan terkadang belum membunuh keseluruhan
mikrobia sehingga terjadi kontaminasi
14
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2008 Perbanyakan Mawar secara Stenting (Stek dan grafting)
httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 22 Desember
2008
IbrahimMSD N Nova K Nurliani B 2004 Studi Pendahuluan Induksi
Kalus Embriogenik Dari Eksplan Daun Echinaceae purpureaBuletin TRO
Vol XV No 2 2004
Nia 2008 Hormon Pertumbuhan Pada Tumbuhan
httpanthuriumonlinewordpresscom Diakses pada tanggal 22 Desember
2008
Rahardja PE 1988 Kultur Jaringan Teknik Perbanyakan Tanaman Secara
Modern Panebar Swadaya Jakarta
Sofia D 2007 Pengaruh Berbagai Konsentrasi Benzyl Amino Purine Dan
Cycocel Terhadap Pertumbuhan Embrio Kedelai (Glysine max L Marr)
USU Reposytor
15
III KULTUR JARINGAN NANAS DAN WORTEL
A Pendahuluan
1 Latar Belakang
Wortel (Daucus carota) adalah tumbuhan sayur yang ditanam
sepanjang tahun Terutama di daerah pegunungan yang memiliki suhu
udara dingin dan lembab kurang lebih pada ketinggian 1200 ineter di atas
permukaan laut Tumbuhan wortel mernbutuhkan sinar matahari dan dapat
turnbuh pada sernua musim Menurut para botanis wortel (Daucus carota)
dapat dibedakan atas beberapa jenis di antaranya Wortel (Daucus carota
Linn) Jenis imperator yakni wortel yang memiliki umbi akar berukuran
panjang dengan ujung meruncing dan rasanya kurang manis - jenis
chantenang yakni wortel yang memiliki umbi akar berbentuk bulat
panjang dan rasanya manis Perbanyakan secara kultur in vitro pada wortel
dilakukan untuk memperbanyak tanaman dan juga sebagai bahan pelatihan
kultur jaringan karena perlakuan sterilisasi dan penanaman relatif lebih
mudah
Sedangkan prospek penerapan teknik kultur in vitro tanaman nanas
di Indonesia cukup bagus terutama untuk mengatasi permasalahan
perbanyakan nanas Si Madu yang kemungkinan me-rupakan pertumbuhan
sel mutan dari tanaman khimera Masalah yang dihadapi dalam
perbanyakan vegetatif nanas Si Madu secara konvensional adalah
timbulnya keragaman sehingga sifat pohon induknya tidak dapat
dipertahankan Melalui jalur embrio-genesis karakteristik nanas Si Madu
diharapkan dapat dipertahankan Dalam hal ini tanaman (planlet) yang
dihasil-kan dari jalur embriogenesis berasal dari satu sel sehingga
terjadinya khimera dapat dihindari
2 Tujuan
Tujuan dari praktikum acara III ini adalah
Mengetahui teknik kultur jaringan nanas dan wortel
16
Mengetahui pengaruh bap dan iba terhadap pertumbuhan dan
perkembangan eksplan nanas dan wortel
3 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara III ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29
Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
B Tinjauan Pustaka
Suatu aturan sederhana yang mungkin dapat digunakan sebagai
pegangan adalah bahwa kita harus menggunakan tanaman sumber eksplan
yang sehat dan tumbuh kuat memilih jaringan yang muda dan menggunakan
eksplan yang cukup besar tetapi meskipun demikian banyak pengecualian-
pengecualiannya Sehingga kadang-kadang perlu melakukan langkah coba-
coba bila akan mengkulturkan suatu species atau varietas tanaman yang belum
pernah dilakukan sebelumnya (Wetherel 1988)
Kontaminasi dari eksplanlah yang paling sulit diatasi karena dalam hal
ini metode sterilisasi harus selektif Walaupun sterilisasi telah dilakukan
dengan berbagai cara namun kadang-kadang kontaminasi tetap saja terjadi
Dalam hal ini dikarenakan pada eksplan telah terjadi kontaminasi internal
Cara penggulangannya dilakukan treatment pada tanaman yang akan dijadikan
sebagai sumber eksplan Treatment-nya adalah dengan mengisolasi eksplan
disemprot dengan bakterisida fungisida selama 3 bulan setiap hari dengan
konsentrasi 150-200 mgl (Anonim 2008)
Proses pemberian hormon harus memperhatikan jumlah dan
konsentrasinya agar didapatkan sistim perakaran yang baik dalam waktu
relatif singkat Konsentrasi dan jumlah hormon ini sangat tergant ung pada
faktor-faktor sepert umur bahan stek waktulamanya pemberian hormon cara
pemberian hormon jenis tanaman dan sistim stek yang digunakan (Yasman
dan Smits 1988) Berdasarkan pengalaman kelompok auksin yang baik untuk
perakaran terutama untuk tanaman kehutanan Dipterocarpaceae adalah dari
kelompok IBA (Indole Butyric Acid) (Irwanto 2001)
17
Nanas diperbanyak dengan mahkota atau stek Secara umum bahan
penanaman yang baik digunakan untuk pertumbuhan dan pembuahan yang
seragam Untuk nanas yang ditanam untuk pasar buah segar dan dimana
semua bahan tanam bernilai campuran tipe tunas dapat digunakan Propagasi
vegetatif dengan tunas daun dimana setiap satu buku dari mahkota atau sulur
yang masak dapat memproduksi bibit merupakan teknik yang berguna untuk
menyediakan lebih dari 40 bibit per tunas terutama dari mahkota daunnya
Penanaman dengan kultur jaringan telah dikembangkan terutama introduksi
baru klon atau hibrid Penanaman biasanya dalam 2 garis dengan parit yang
lebar (Anonim 2003)
Tanaman wortel diperbanyak dengan bijinya Biji untuk penanaman ini
dikenal dengan istilah benih Benih wortel berwarna cokelat ukurannya keci
berbulu dan saling melekat satu sama lain Setiap 1 gr benih terdapat 200 biji
Benih wortel dapat diperoleh dengan cara membeli di kios atau toko-toko
pertanian Kebutuhan benih wortel untuk setiap hektarnya sekitar 15 kg-3 kg
(Ali et al2003)
Zat pengatur tumbuh dari golongan auksin berperan antara lain dalam
pembentukan kalus morfogenesis akar dan tunas serta embriogenesis
Pemilihan konsentrasi dan jenis auksin ditentukan antara lain oleh tipe
pertumbuhan dan perkembangan eksplan yang dikehendaki Penggunaan
auksin dengan daya aktivitas kuat (antara lain 24-D NAA atau
dikombinasikan dengan sitokinin dengan konsentrasi rendah) umumnya
digunakan untuk induksi kalus embriogenik Selain itu jenis dan konsentrasi
hormon jenis asam amino serta rasio auksin dan sitokinin sangat menentukan
dalam menginduksi pembentukan kalus ( Purnamaningsih 2006)
C Alat Bahan Dan Cara Kerja
1 Alat
- Laminar air flow cabinet
- Petridish danbotol-botol kultur
- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes
18
2 Bahan
- Eksplan nanas (Ananas comosus)
- Eksplan wortel (Daucus carota)
- Media kultur
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin) 525
3 Cara Kerja
- Mempersiapkan eksplan
- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan
a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit
dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3
menit
b Membilas eksplan dengan aquadest steril
- Melakukan penanaman eksplan
a Membuka plastik penutup botol media kultur
b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan
pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api
a Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari
kontaminasi
- Melakukan pemeliharaan eksplan
a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur
b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan luar botol
c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus
2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi
- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati
a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar
tunas daun dan kalus (HST)
b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas
dan daun
19
c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan
- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir
pengamatan
D Hasil dan Pembahasan
1 Hasil
Tabel 31 rekapan kultur jaringan tanaman nanas (Ananas comosus)
Macam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasilan
nanas 1 - - - - - - -
30
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - 5 MST - - -
5 - - - - - - -
6 - - - 5 MST - - -
7 - - - - - - -
8 - - - 5 MST - - -
9 - - - - - - -
10 - - - - - - -
Sumber Laporan sementara
Tabel 32 Rekapan Kultur Jaringan Tanaman wortel (Daucus carota)
Macam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasilan
Wortel
1 - - - - - - -
30
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - - - - -
5 - - - 5 MST - - -
6 - - - - - - -
7 - - - - - - -
8 - - - - - - -
9 - - - 5 MST - - -
10 - - - 5 MST - - -
Sumber Laporan Sementara
2 Pembahasan
Bahan eksplan yang digunakan berupa umbi wortel dan daging
bonggol dari mahkota nanas Bahan yang digunakan dari kedua tanaman
ini mempunyai karakteristik yang sama yaitu keduanya merupakan
20
jaringan tebal dan berair pada bahan tanam sebelum dilakukan penanaman
terlebuih dahulu dilakukan sterilisasi
Sterilisasi eksplan dilakukan menggunakan clorox (sunclin) dengan
melakukan perendaman selama plusmn 3 menit pada bahan dan membilas bahan
dengan aquadest Sterilisasi bahan harus dilakukan dengan tepat apabila
perendaman clorox terlalu lama maka jaringan dari bahan tanam akan
mengalami kematian (browning) sehingga tidak mampu membentuk
individu baru apabila sterilisasi terlalu singkat maka bahan tanam yang
digunakan akan membawa bibit ndash bibit kontaminasi
Kontaminasi dari eksplanlah yang paling sulit diatasi walaupun
sterilisasi telah dilakukan dengan berbagai cara namun kadang-kadang
kontaminasi tetap saja terjadi Dalam hal ini dikarenakan pada eksplan
telah terjadi kontaminasi internal Cara penggulangannya dilakukan
treatment pada tanaman yang akan dijadikan sebagai sumber eksplan
dengan mencuci eksplan pada larutan fungisida dan bakterisida Untuk
menanggulangi kontamiknasi setelah ekspaln dikulturkan maka dilakukan
pemeliharaan secara dengan melakukan penyemprotan spirtus ataupun
alkohol pada permukaan botol kultur dua hari sekali
Pada 5 MST muncul kalus pada wortel dan nanas yang berjumlah 6
eksplan (3 eksplan wortel 3 eksplan nanas) Kalus merupakan sekumpulan
massa sel yang belum terdiferensiasi menjadi organ dari tanaman Kalus
yang muncul merupakan hasil dari pembelahana sel-sel yang berda dalam
jaringan eksplan Sedangkan eksplan yang lain mengalami browning dan
kontaminasi Kontaminasi ini dikarenakan media MS merupakan media
yang kaya akan nutrisi sehingga mikroba di sekeliling tanaman atau udara
sekitar eksplan juga tumbuh dan berkompetisi dengan eksplan
Prosentase keberhasilan dari kultur nanas adalah 30 dan
prosentase keberhasilan dari kultur wortel adalah 30 Tingkat
keberhasilan dari kultur wortel dan kultur nanas ini pling tinggi jika
dibandingkan dengan kultur bahan yang lain karena bahan tanam yang
21
digunakan lebih mudah menyerap media sehingga pertumbuhan kalus
lebih banyak dan lebih cepat
Pembentukan kalus ini akibat dari pengaruh hormon BAP yang
diberikan pada media BAP merupakan senyawa kelompok sitokinin yang
memacu pembelahan sel sehingga mampu memacu pembentukan kalus
atau massa sel Kalus yang terbentuk dapat dipacu untuk berdiferensiasi
menjadi tunas dengan menambahkan kandungan IBA pada media
Pengaruh BAP pada eksplan lebih dominan karena kandungan di dalam
media lebih besar daripada IBA sehingga terbentuklah kalus pada eksplan
E Kesimpulan dan Saran
1 Kesimpulan
a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan
terjadinya bowning kontaminasi media tanam
b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media
kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan
berkembang di dalam botol kultur
c Bahan tanam dari wortel dan nanas cukup mudah untuk menyerap
nutrisi di dalam media sehingga lebih cepat terbentuk kalus
d Kalus iterbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST
e Pengaruh BAP lebih tinggi jika dibandingkan dengan IBA karena
konsentrasi BAP yang lebih tinggi
f BAP merangsang pembelahan sel sehingga terbentuk kalus yang
berupa massa sel yang belum terdiferensiasi
g Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan nanas adalah 30 dan
pada kultur wortel adalah 30
2 Saran
Dalam proses penanaman sebaiknya dicontohkan terlebih dahulu
cara penanaman eksplan yang benar sehingga tidak terjadi kesalahan
sterilisasi bahan yang berakibat terjadinya kontaminasi ataupun browning
22
DAFTAR PUSTAKA
Ali NBV Estu R Hendro S 2003 Wortel dan Lobak Panebar Swadaya Bogor
Anonim 2003 Ananas comosus httpwwwproseanetorg Diakses pada tanggal
22 Desember 2008
Husen M 2008 Kontaminasi Dalam Kultur Jaringan httpeshafloracom
Diakses pada tanggal 18 Desember 2008
Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen
Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)
httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008
Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas
Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80
Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing
Group Inc New Jersey
23
I V KULTUR JARINGAN SANSIEVERA
A Pendahuluan
1 Latar Belakang
Sansievera merupakan tanaman hias yang sekarang sedang digemari
oleh para pecinta tanaman Selain mempunyai corak daun yang indah dan
unik mempunyai bentuk dan ukuran bervariasi tanaman ini juga berfungsi
sebagai penyerap polutan di udara sekitar tempat tumbuhnya Hal inilah
yang menyebabkan pecinta tanaman kembali melirik tanaman sansievera
Penciptaan varian-varian baru terus dilakukan untuk memperbaiki
keindahan dan keunikan dari daun sansievera Salah satu cara yang
digunakan untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan melakukan
kultur jaringan pada tanaman sansievera Diharapkan pada saat dikulturkan
secara terus-menerus terjadi perubahan genetik yang menyebabkan
keberagaman genetik dalam waktu yang relatif singkat sehingga tidak
membutuhkan waktu untuk menghasilkan satu varian yang baru
Selain itu kultur jaringan pada sansievera ju8ga serng digunakan
untuk menghasilkan anakan dalam jumlah yang banyak pada varietas yang
langka dan cukup sulit apabila dikembangbiakkan dengan cara vegetatif
biasa oleh karena itu kultur jaringan sangat bermanfaat bagi peningkatan
varietas baru dan pengembangbiakan varietas-varietas langka yang sulit
dikembangbiakkan
2 Tujuan
Tujuan dari praktikum acara IV ini adalah
Mengetahui teknik kultur jaringan sansievera
Mengetahui pengaruh BAP dan IBA terhadap pertumbuhan dan
perkembangan eksplan sansievera
3 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara IV ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29
Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
24
B Tinjauan Pustaka
Sitokinin juga mempunyai dua peran yang penting untuk propagasi
seara in vitro yaitu merupakan perangsang pembelahan sel dalam jaringan
yang dibuat eksplan dan merangsang pertumbuhan tunas daun namun
demikian kadar sitokinin yang optimal untuk pertumbuhan tunas dapat
menghambat pertumbuhan dan pembentukan akar Karena itu konsentrasi dari
sitokinin yang dipakai harus sesuai sehingga tidak menghambat pertumbuhan
dari eksplan (Wetherel 1988)
Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada
stek yang memiliki kadar auksin lebih t inggi lebih mampu menumbuhkan
akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi dari pada stek yang
memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah
jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai
katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan
sel Ada beberapa macam hormon dari kelompok auksin ini antara lain adalah
IAA (Indole Acetic Acid) NAA (Napthalen Acetic Acid) dan IBA (Indole
Butyric Acid) (Irwanto 2001)
Perbanyakan tanaman secara kultur jaringan ( tissue culture ) bertujuan
untuk mendapatkan tanaman dalam jumlah banyak dan seragam
pertumbuhannya Seiring dengan permintaan bibit sansievera yang semakin
meningkat cara perbanyakan secara konvensional menggunakan setek
anakan dan cabut pucuk tidak lagi bisa mencukupi Satu-satunya cara
perbanyakan yang sanggup memenuhi kebutuhan permintaan bibit dalam
jumlah besar itu hanyalah kultur jaringan
Eksplan yang digunakan adalah jaringan yang masih muda Jaringan
muda ini tersusun atas sel-sel yang masih muda dan aktif membelah sehingga
diharapkan bisa menghasilkan tanaman yang sempurna (Purwanto 2008)
Struktur kalus dari berbagai varietas yang digunakan berbeda-beda
tergantung kepada formulasi yang digunakan Biasanya struktur kalus
menggambarkan daya regenerasinya membentuk tunas dan akar Kalus yang
berbentuk globular (nodul-nodul) dan berwarna bening biasanya mempunyai
25
kemampuan lebih tinggi untuk membentuk tunas daripada kalus yang bersifat
kompak dan berwarna coklat-kehitaman Dalam hal ini media yang digunakan
untuk memacu regenerasi kalus akan sangat menentukan Keseimbangan
nutrisi dalam media tumbuh sangat mempengaruhi pertumbuhan kalus
maupun diferensiasinya membentuk tunas (Purnamaningsih 2006)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan pertumbuhan
plantlet akibat penambahan zat pengatur tumbuh BAP dan pikloram
Persentase daun normal terbesar didapat dari perlakuan B5 tanpa pikloram dan
BAP media MS tanpa pikloram Pertumbuhan akar plantlet lebih baik yang
dikulturkan pada media MS tanpa hormon atau dengan penambahan hormon
dengan konsentrasi terendah (Anonim 2008)
Pada sansievera metode kultur jaringan lebih sering diterapkan untuk
membiakkan jenis yang menghasilkan anakan seperti jenis S cylindrica dan
jenis yang langka Eksplan diambil dari nmata tunas pucuk rimpang atau
pucuk daun sepanjang 1 cm sebelum ditanam eksplan disterilisasi terlebih
dahulu untuk menghindari kontaminasi (Pramono 2008)
C Alat Bahan Dan Cara Kerja
1 Alat
- Laminar air flow cabinet
- Petridish dan botol-botol kultur
- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes
- Eksplan sansievera ( sansievera sp)
- Media kultur
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin)
2 Bahan
- Sansievera (sansievera sp)
- Media kultur
26
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin)
3 Cara Kerja
- Mempersiapkan eksplan
- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan
a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit
dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3
menit
b Membilas eksplan dengan aquadest steril
- Melakukan penanaman eksplan
a Membuka plastik penutup botol media kultur
b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan
pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api
c Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari
kontaminasi
- Melakukan pemeliharaan eksplan
a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur
b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol
c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus
2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi
- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati
a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar
tunas daun dan kalus (HST)
b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas
dan daun
c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan
- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir
pengamatan
27
D Hasil dan Pembahasan
1 Hasil
Tabel 41 Rekapan kultur Jaringan tanaman sansievera (Sansievera sp)
Mcam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasil
an
Sansie
vera
1 - - - - - - -
20
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - - - - -
5 5 MST - - - 8 akar - -
6 - - - - - - -
7 - - - - - - -
8 5 MST - - - 6 akar - -
9 - - - - - - -
10 - - - - - - -
Sumber Laporan Sementara
2 Pembahasan
Bahan tanam yang digunakan pada kultur jaringan sansievera ini
adalah potongan daun sansievera Setelah dilakukan pencucian bahan
dengan menggunakan fungisida dan bakterisida jaringan tanaman segera
ditanam dalam botol kultur Pada saat penanaman dilakukan bersamaan
dengan sterilisasi eksplan yang dilakukan di dalam LAFC
Pada saat penanaman sebaiknya bahan atanama ditanam dalam
keadaan berdiri bukan rebah Hal ini untuk memudahkan penyerapan
nutrisi yang ada di dalam media Apabila penanaman dilakukan dalam
keadaan rebah bagian daun yang mengadakan kontak dengan media
merupakan daun yang tidak mengalami pelukaan sehingga nutrisi dari
media akan sulit masuk ke dalam jaringan aeksplan
Pada kultur jaringan sansievera ini muncul akar ketika eksplan
berumur 5 MST Dari 10 eksplan yang ditanam eksplan yang
mengeluarkan akar berjumlah dua Akar yang muncul berjumlah masing-
masing 8 akar dan 6 akar Eksplan yang lain mengalami kematian akibat
terjadinya kontaminasi oleh jamur dan bakteri dan juga terjadinya
browning Kontaminasi terjadi karena sterilisasi yang kurang sempurna
28
dan browning terjadi akibat perendaman (untuk tujuan sterilisasi bahan)
klorox yang terlalu lama sehingga jaringan dari sansievera mengalami
browning
Gejala dari kontaminasi bakteri adalah munculnya hifa dari jamur
dan dalam waktu singkat memenuhi media kultur sedangkan gejala
serangan bakteri adalah adanya lendir pada media yang mencirikan koloni
dari bakteri Gejala dari browning sendiri adalah perubahan warna dari
eksplan menjadi hitam atau kepucatan pada jaringan-jaringan yang berada
di tepi
Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan pada sansievera ini
adalah 20 dengan jumlah akar yang terbentuk pada eksplan masing-
masing adalah 8 akar dan 6 akar Tumbuhnya akar pada kultur yang
mengalami keberhasilan merupakan peran dari zat pengatur tumbuh yang
ditambahkan Zat pengatur tumbuh yang ditambahkan adalah BAP dan
IBA BAP merupakan pemacu tunas sedangkan IBA merupakan pemicu
pertumbuhan akar Walaupun konsentrasi dari IBA lebih kecil jika
dibandingkan dengan BAP pertumbuhan akar disini bukan semata-mata
karena hal tersebut Faktor jenis tumbuhan juga mempengaruhi eksplan
sehingga organ yang muncul adalah akar dan Interaksi dari IBA dan BAP
mendorong pertumbuhan dari akar
E Kesimpulan dan Saran
1 Kesimpulan
a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan
terjadinya bowning kontaminasi media tanam
b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media
kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan
berkembang di dalam botol kultur
c Bahan tanam dari sansievera ditanam dalam keadaan tegak agar
eksplan mudah dalam menyerap nutrisi
d Akar terbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST
29
e Pembentukan akar ddidorong oleh adanya zat pengatur tumbuh IBA
dan BAP yang diberikan pada media tanam
f Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan sansivera adalah 20
keberhasilan kultur dilihat dari munculnya akar pada eksplan
2 Saran
Sebelum sterilisasi dilakukan sebaiknya bahan tanaman yang akan
digunakan permukaannya digosok dengan pemotong untuk menghilangkan
lapisan lilin yang melekat pada permukaan daun agar penyerapan nutrisi
berlangsung lebih mudah
30
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2008Pengaruh Komposisi Media Dasar Penambahan BAP dan
Pikloram terhadap Induksi Tunas Bawang Merah
httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 23 Desember
2008
Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen
Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)
httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008
Pramono S 2008 Pesona Sansievera PT agro Media Pustaka Jakarta
Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas
Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80
Purwanto AW 2008 Sansievera Flora Cantik Penyerap Racun Kanisius
Yogyakarta
Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing
Group Inc New Jersey
6
3 Cara Kerja 26
D Hasil dan Pembahasan 27
1 Hasil 27
2 Pembahasan 27
E Kesimpulan dan Saran 28
1 Kesimpulan 28
2 Saran 29
DAFTAR PUSTAKA 30
LAMPIRAN
7
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Rekapan kultur jaringan tanaman mawar (Rosa sp ) 11
Tabel 31 rekapan kultur jaringan tanaman nanas (Ananas comosus) 19
Tabel 32 Rekapan Kultur Jaringan Tanaman wortel (Daucus carota) 19
Tabel 41 Rekapan kultur Jaringan tanaman sansievera (Sansievera sp) 27
8
I PEMBUATAN LARUTAN STOCK PEMBUATAN MEDIA KULTUR
DAN STERILISASINYA
A Pendahuluan
1 Latar Belakang
Kultur jaringan merupakan salah satu metode perbanyakan tanaman
secara vegetatif Kultur jaringan tertua dilakukan pada biji anggrek dengan
tujuan untuk mengecambahkannya dalam media yang kaya nutrisi karena
biji dari anggrek tidak mempunyai cadangan makanan Kultur jaringan
terus berkembang dari mengkulturkan biji berkembang dengan
mengkulturkan jaringan dan terus berkembang hingga mampu
mengkulturkan satu sel dari tanaman
Penggunaan kultur jaringan mempunyai kelebihan yaitu mampu
memproduksi bibit yang seragam dalam jumlah banyak dan dalam waktu
yang relatifr singkat Oleh karena itu kultur jaringan sering dijadikan
solusi sebagai metode perbanyakana tanaman dan juga dapat digunakan
sebagai suatu metode penyimpanan plasma nutfah yang tidak
membutuhkan temapat yang besar
Keberhasilan darai kultur jaringan sangat bergantung dari ketepatan
konsentrasi nutrisi yang berada di dalam media kultur Ketepatan
konsentrasi ini menyangkut pada ketersediaan nutrisi bagi eksplan
tanaman Kelebihan nutrisi dari tanaman akan menyebabkan tanaman
mengalami keracunan unsur hara Oleh karena itu pembuatan larutan
stock dan sterilisasi media dianggap penting untuk diketahui sebagai
sarana penenunjang kebutuhan informasi akan kultur jaringan
2 Tujuan
Tujuan dari praktikum acara I ini adalah
a Mengetahui prosedur pembuatan larutan stock
b Mengetahui langkah-langkah dalam pembuatan media kultur jaringan
c Mengetahui prosedur sterilisasi alat dan media kultur
9
3 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara I ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29
Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
B Tinjauan Pustaka
Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur
jaringan Komposisi media yang digunakan tergantung dengan jenis tanaman
yang akan diperbanyak Media yang digunakan biasanya terdiri dari garam
mineral vitamin dan hormon Selain itu diperlukan juga bahan tambahan
seperti agar gula dan lain-lain Zat pengatur tumbuh (hormon) yang
ditambahkan juga bervariasi baik jenisnya maupun jumlahnya tergantung
dengan tujuan dari kultur jaringan yang dilakukan Media yang sudah jadi
ditempatkan pada tabung reaksi atau botol-botol kaca Media yang digunakan
juga harus disterilkan dengan cara memanaskannya dengan autoklaf
(Anonim 2008)
Pelaksanaan teknik ini memerlukan berbagai prasyarat untuk
mendukung kehidupan jaringan yang dibiakkan Yang paling esensial adalah
wadah dan media tumbuh yang steril Media adalah tempat bagi jaringan
untuk tumbuh dan mengambil nutrisi yang mendukung kehidupan jaringan
Media tumbuh menyediakan berbagai bahan yang diperlukan jaringan untuk
hidup dan memperbanyak dirinya (Hendra 2007)
Tujuan kegiatan kultur jaringan adalah perbanyakan massal tanaman
yang biasanya sangat lambat dengan metoda konvensional dalam jumlah yang
besar dalam waktu yang singkat selain itu diperoleh tanaman yang bebas
virus membantu pemulian tanaman untuk mempercepat pencapaian tujuan
penelitian pada tanaman yang biasa diperbanyak secara vegetatif
(Anonim 2008)
Apabila kita melakukan gerakan-gerakan selama bekerja di dalam
laboratorium akan megakibatkan timbulnya suatu awan debu yang hampir
tidak tampak Debu tersebut mengandung spora yang sangat besar jumlahnya
10
Bila spora ini kontak dengan media kultur yang digunakan dalam pekerjaan
tersebut spora kan tumbuh dengan cepat Dalam beberapa hari spora akan
tumbuh menjadi koloni yang terlihat oleh mata biasa (Wetherel 1982)
Untuk membuat media dengan jumlah zat seperti yang ditentukan
diperlukan penimbangan dan penakaran bahan secara tepat Ketidaktepatan
ukuran dapat menyebabkan terjadinya proses yang dikehendaki Pada
umumnya untuk suatu keperluan media yang telah dirumuskan dapat diubah
atau diperbarui dengan mengganti zat-zat tertentu atau menambah zat lain
Untuk melakukan perubahan ini diperlukan acuan yang mantap atau
pengalaman (Rahardja 1988)
C Alat Bahan Dan Cara Kerja
1 Alat
a Alat pembuatan larutan stock
- Timbangan analitik
- Sendok
- Pipet
- Erlenmeyer
b Alat pembuatan media tanam
- Magneitk stirer
- Timbangan analitik
- Pipet
- Ph meter
- Gelas piala
- Botol-botol kultur
- Plastik pp 03 mm
- Karet gelang
- Kertas label
c Alat sterilisasi
- Autoklaf
11
2 Bahan
a Bahan pembuatan larutan stock
- Bahan kimia untuk nutrisi vitamin FeEDTA ZPT
- Aquadest
b Bahan-bahan untuk pembuatan media
- Gula
- Agar
- Aqua destilata (aquadest)
- Larutan stok terdiri atas hara makro hara mikro vitamin ZPT
- NaOH 1 N dan HCL 1 N
3 Cara Kerja
a Membuat larutan stok
1) Larutan stok media
- Menimbang bahan-bahan kimia yang telah dikalikan menjadi
beberapa kali konsentrasi misalnya untuk unsur hara makro
dikalikan 20 dan unsur hara mikro dikalikan 100 kali
konsentrasi
- Melarutkan bahan-bahan kimia tersebut ke dalam aquadest
dengan volume tertentu misalnya 500 ml
- Memasukkan masing-masing larutan ke dalanm botol dan
menyimpannnya ke dalam refrigerator
2) Larutan stok zat pengatur tumbuh
- Menghitung kebutuhan BAP 100 ppm sebanyak 300 ml adalah
sebagai berikut
100ppm = 100mgl
= 30 mg03 l
= 30 mg300 ml
- Menghitung kebutuhan IBA 100 ppm sebanyak 100 ml adalah
sebagai berikut
100 ppm = 100 mgl
= 10 mg 01 l
12
= 10 mg 100 ml
- Melarutkan bahan dengan alkohol atau NaOH 1 N kemudian
ditambah dengan aquadest sampai 300 ml untuk BAP dan 100
ml untuk IBA
- Memasukkan masing-masing larutan tersebut ke dalam botol
dan menyimpannya ke dalam refrigerator
b Membuat media kultur
- Mengambil larutan stok yang berisi NaEDTA hara makro hara
mikro vitamin dan ZPT
- Memasukkan larutan stok ke dalam abu takar dan tambahkan
aquadest sebanyak 1000ml sampai tanda
- Memasukkan ke dalam bekerglass
- Memasukkan gula sebanyak 30 gr tunggu sampai larut
- Mengukur pH dan mengkondisikannya menjadi 58 ndash 62 dengan
menambahkan HCl atau NaOH
- Memasukkan agar sebanyak 8 grl
- Mendidihkan larutan tersebut
- Memasukkan larutan yang sudah jadi ke dalam botol kultur
- Menutup botol kultur dengan plastik pp dan mengikatnya dengan
karet gelang
- Memasukkan botol kultur tersebut ke dalam autoklaf untuk
disterilkan
c Melakukan sterilisasi Alat dan Media Kultur
- Sterilissasi alat dan media kultur jaringan dilakukan secara
bersama-sama menggunakan autoklaf
- Membungkus alat-alat kultir seperti petridish pisau scalpel dan
pinset dengan kertas koran
- Memasukkan botol-botol berisi media dan alat-alat kultur yang
telah dibungkus kertas koran ke dalam autoklaf untuk proses
sterilisasi pada suhu 121 C tekanan 15 kgcm2 selama 45 menit
- Menyimpan alat-alat kultur dalam oven
13
- Menyimpan media pada rak penyimpanan media yang bertujuan
untuk mengantisipasi ada tidaknya kontaminasi pada media
sehingga dapat dicegah penggunaan media yang telah
terkontaminasi pada saat penanaman
14
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2008 Proses Atau Skematis Kultur Jaringan httpidanswersyahoocomhtm Diakses pada tanggal 16 Desember 2008
Anonim 2008 Teknik Kultur Jaringan httpwwwbbpp-lembanginfohtm
Diakses pada tanggal 16 Desember 2008
Hendra T 2007 Kultur Jaringan httplelos66blogfriendstercomhtm Diakses pada tanggal 16 desember 2008
Rahardja PE 1988 Kultur Jaringan Teknik Perbanyakan Tanaman Secara
Modern Panebar Swadaya Jakarta
Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing Group Inc New Jersey
8
I I KULTUR JARINGAN MAWAR
A Pendahuluan
1 Latar Belakang
Tanaman mawar merupakan tanaman berbunga yang digemari oleh
banyak orang Tanamana ini biasa diperbanyak dengan stek atau cutting
sehingga tanaman baru mempunyai sifat genetik sama dengan induknya
Perlakuan penyetekan pada tanaman mawar hanya mampu menghasilkan
tsedikit tanaman baru dan apabila induk tanaman mawar dipotong secara
terus-menerus sebagai bahan stek maka tanaman induk tersebut akan
rusak
Oleh karena itu diperlukan suatu metode atau cara yang efektif dan
efisien serta cepat dalam memperkembangbiakan tanaman mawar Kultur
jaringan sebagai salah satu metode perbanyakan tanaman dapat dipilih
untuk mengatasi permasalahana diatas Pada kultur jaringan tidak menutup
kemungkinan ditambahkannya suatu zat pengatur tumbuh untuk
mempercepat regenerasi dan pertumbuhan dari jaraingan tanaman
sehingga tanaman baru yang dihasilkan dalam waktu singkat dan
berjumlah banyak
2 Tujuan
Tujuan dari praktikum acara II ini adalah
Mengetahui teknik kultur jaringan mawar
Mengetahui pengaruh BAP dan IBA terhadap pertumbuhan dan
perkembangan eksplan mawar
3 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara II ini dilaksanakan pada hari tanggal Rabu tanggal
29 Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
B Tinjauan Pustaka
Auksin adalah kelompok senyawa yang mampu menyebabkan
pemanjangan sel pada jaringan tunas muda Auksin juga berpengaruh pada
9
pertumbuhan buah dan pembentukan akar Dalam konsentrasi rendah auksin
merangsang pemanjangan sel tetapi dalam konsentrasi tinggi malah berfungsi
sebaliknya ZPT yang sering digunakan dari golongan auksin antara lain IAA
IBA 24 D hormon ini harus dipakai dalam konsentrasi yang tepat karena
konsentrasi yang terlalu berlebihan menyebabkan terjadinya hal-hal yang tidak
diinginkan (Rahardja 1988)
Semua jaringan tanaman terdapat hormon ABA yang dapat dipisahkan
secara kromatografi Senyawa tersebut merupakan inhibitor Bndashkompleks
Senyawa ini mempengaruhi proses pertumbuhan dormansi dan absisi
Beberapa peneliti akhirnya menemukan senyawa yang sama yaitu asam
absisat (ABA) (Wattimena 1992)
Mawar (Rosa hybrida L) biasa diperbanyak secara vegetatif
sedangkan secara generatif hanya ditujukan untuk pemuliaan Perbanyakan
mawar bunga potong umumnya diperbanyak secara okulasi okulasi mata
tunas atau okulasi mata berkayu Okulasi mata tunas dilakukan pada saat kulit
batang bawah mudah dikelupas Pada saat tersebut sel-sel tanaman dan sel-sel
kambium tersebut sedang dalam keadaan aktif (Anonim 2008)
Dalam budidaya in vitro (kultur jaringan) menginduksi kalus
merupakan salah satu langkah penting setelah itu diusahakan agar terjadi
diferensiasi akar dan tunas Proses terjadinya kalus sampai diferensiasi
berbedandashbeda tergantung pada bagian tanaman yang dipakai sebagai eksplan
metode budidaya in vitro juga zatndashzat tanaman yang di bubuhkan pada media
dasar Untuk mendapatkan kalus penggunaan eksplan dari daun umumnya
lebih menguntungkan dari pada eksplan batang Masalah yang perlu diantipasi
adalah generasi kalus menjadi planlet Untuk mendapatkan kalus zat pengatur
tumbuh yang biasa digunakan adalah 24ndashD dari golongan auksin dan BAP
dari golongan sitokinin (Ibrahim et al 2004)
Pada 0 ppm BAP tidak ada satupun kalus yang terbentuk Nilai
tertinggi dijumpai pada pemberian 4 ppm BAP dengan menghasilkan
prosentase kalus terbentuk sebesar 697 yang berbeda sangat nyatadengan
pemberian 0 ppm BAP Hasil penelitian menunjukkan bahwapada konsentrasi
10
4 ppm BAP sinergis dengan pemberian 15 ppm CCC sehingga menghasilkan
prosentase kalus tertinggi Penelitian ini menunjukkan bahwa dengan
peningkatan konsentrasi BAP hingga 4 ppm terjadi peningkatan prosentase
kalus Tetapi setelah itu makin tinggi konsentrasi BAP dalam media tumbuh
makin menurun prosentase kalus yang terbentuk (Sofia 2007)
C Alat Bahan Dan Cara Kerja
1 Alat
- Laminar air flow cabinet
- Petridish danbotol-botol kultur
- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes
2 Bahan
- Eksplan mawar (Rosa sp)
- Media kultur
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin)
3 Cara Kerja
- Mempersiapkan eksplan
- Melakukan sterilisasi pada eksplan dengan
Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit
dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3
menit
Membilas eksplan dengan aquadest steril
- Melakukan penanaman eksplan
Membuka plastik penutup botol media kultur
Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan
pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api
Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari
kontaminasi
11
- Melakukan pemeliharaan eksplan
Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur
Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol
Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus
2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi
- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati
Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar
tunas daun dan kalus (HST)
Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas
dan daun
Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan
- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir
pengamatan
D Hasil dan Pembahasan
1 Hasil
Tabel 21 Rekapan kultur jaringan tanaman mawar (Rosa sp )
Macam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasilan
Mawar
1 - - - - - - -
0
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - - - - -
5 - - - - - - -
6 - - - - - - -
7 - - - - - - -
8 - - - - - - -
9 - - - - - - -
10 - - - - - - -
Sumber Laporan Sementara
2 Pembahasan
Bahan yang digunakan dalam kultur jaringan ini adalah ruas batang
mawar dari jaringan yang masih muda agar mampu beregenerasi lebih
cepat Dalam kultur batang mawar ini tingkat keberhasilan yang didapat
12
adalah 0 Eksplan yang dikulturkan tidak ada yang hidup Eksplan yang
ditanam menjadi kekuningan karena browning dan sebagian lagi
mengalami kontaminasi oleh berbagai macam jamur
Kontaminasi oleh berbagai macam jamur disebabkan oleh sterilisasi
yang kurang sempurna sehingga mikroba-mikroba yang ada didalam
maupun disekitar eksplan berkembang biak di dalam media Sterilisasi
yang kurang sempurna kemungkinan besar terjadi pada saat eksplan akan
ditanam di dalam botol kultur
Pada saat eksplan akan ditanam dilakukan sterilisasi bahan tanam
dengan menggunakan alkohol 96 dan larutan Clorox 525 Apabila
perendaman dalam larutan terlalu cepat maka mikroba yang ada
kemungkinan masih terbawa di sekitar permukaan eksplan sehingga
peristiwa kontaminasi tidak dapat dihindarkan
Eksplan mawar tekontaminasi oleh jamur dan bakteri pada
kontaminasi jamur terlihat hifa putih hingga hitam (jenis yang berbeda)
muncul pada media ataupun pada bahan tanam Sedangkan kontaminasi
oleh bakteri terlihat cairan kental di sekitar bahan tanam maupun media
yang merupakan kumpulan massa bakteri Kontaminasi yang terjadi
disebabakan oleh faktor media ataupun bahan tanam yang sterilisasinya
kurang sempurna Sterilisasi yang kurang sempurna ini mengakibatkan
tumbuhnya mikroba dalam media yang sangat kaya akan nutrisi
Sebagian dari eksplan mawar terkontaminasi oleh bakteri dan jamur
sedangkan sebagian yang lain mengalami browning yaitu matinya eksplan
karena terlalu lama mengalami sterilisasi Fungsi dari sterilisasi adalah
membunuh mikroba akan tetapi apabila sterilisasi yang dilakukan terlalu
lama maka jaringan tanaman juga akan ikut mati atau terjadi browning
Apabila dibandingkan dengan bahan lain yang digunakan untuk
kultur jaringan bahan tanam mawar memiliki prosentase keberhasilan
paling rendah yaitu 0 Hal ini dikarenakan eksplan yang digunakan
berupa batang yang mempunyai permukaan yang cukup sulit untuk
ditembus oleh media sehingga media agak sulit untuk masuk ke dalam
13
jaringan eksplan dan menyebabkan eksplan menjadi coklat kekuningan
karena tidak mendapatkan nutrisi yang cukup
Pengaruh dari BAP dan IBA terhadap eksplan mawar ini belum bisa
diamati karena seluruh eksplan mati karena terkontaminasi maupun karena
sterilisasi bahan tanam yang terlalu lama Fungsi dari BAP adalah sebagai
pemacu tunas sedangkan IBA digunakan sebagai pemacu akar
E Kesimpulan dan Saran
1 Kesimpulan
a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan
terjadinya bowning kontaminasi media tanam dan sifat bahan tanam
yang agak sulit untuk menyerap media
b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media
kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masiih hidup dan
berkembang di dalam botol kultur
c Pengaruh BAP dan IBA belum bisa diamati karena eksplan mati
sedangkan fungsi dari IBA digunakan sebagai permacu pertumbuhan
akar sedangkan BAP sebagai pemacu pertumbuhan tunas
d Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan mawar ini adalah 0
2 Saran
Saran yang bisa kami berikan adalah pada saat sterilisasi jangan
terlalu singkat melakukan perendaman dengan bahan klorox karena
sterilisasi yang dilakukan terkadang belum membunuh keseluruhan
mikrobia sehingga terjadi kontaminasi
14
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2008 Perbanyakan Mawar secara Stenting (Stek dan grafting)
httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 22 Desember
2008
IbrahimMSD N Nova K Nurliani B 2004 Studi Pendahuluan Induksi
Kalus Embriogenik Dari Eksplan Daun Echinaceae purpureaBuletin TRO
Vol XV No 2 2004
Nia 2008 Hormon Pertumbuhan Pada Tumbuhan
httpanthuriumonlinewordpresscom Diakses pada tanggal 22 Desember
2008
Rahardja PE 1988 Kultur Jaringan Teknik Perbanyakan Tanaman Secara
Modern Panebar Swadaya Jakarta
Sofia D 2007 Pengaruh Berbagai Konsentrasi Benzyl Amino Purine Dan
Cycocel Terhadap Pertumbuhan Embrio Kedelai (Glysine max L Marr)
USU Reposytor
15
III KULTUR JARINGAN NANAS DAN WORTEL
A Pendahuluan
1 Latar Belakang
Wortel (Daucus carota) adalah tumbuhan sayur yang ditanam
sepanjang tahun Terutama di daerah pegunungan yang memiliki suhu
udara dingin dan lembab kurang lebih pada ketinggian 1200 ineter di atas
permukaan laut Tumbuhan wortel mernbutuhkan sinar matahari dan dapat
turnbuh pada sernua musim Menurut para botanis wortel (Daucus carota)
dapat dibedakan atas beberapa jenis di antaranya Wortel (Daucus carota
Linn) Jenis imperator yakni wortel yang memiliki umbi akar berukuran
panjang dengan ujung meruncing dan rasanya kurang manis - jenis
chantenang yakni wortel yang memiliki umbi akar berbentuk bulat
panjang dan rasanya manis Perbanyakan secara kultur in vitro pada wortel
dilakukan untuk memperbanyak tanaman dan juga sebagai bahan pelatihan
kultur jaringan karena perlakuan sterilisasi dan penanaman relatif lebih
mudah
Sedangkan prospek penerapan teknik kultur in vitro tanaman nanas
di Indonesia cukup bagus terutama untuk mengatasi permasalahan
perbanyakan nanas Si Madu yang kemungkinan me-rupakan pertumbuhan
sel mutan dari tanaman khimera Masalah yang dihadapi dalam
perbanyakan vegetatif nanas Si Madu secara konvensional adalah
timbulnya keragaman sehingga sifat pohon induknya tidak dapat
dipertahankan Melalui jalur embrio-genesis karakteristik nanas Si Madu
diharapkan dapat dipertahankan Dalam hal ini tanaman (planlet) yang
dihasil-kan dari jalur embriogenesis berasal dari satu sel sehingga
terjadinya khimera dapat dihindari
2 Tujuan
Tujuan dari praktikum acara III ini adalah
Mengetahui teknik kultur jaringan nanas dan wortel
16
Mengetahui pengaruh bap dan iba terhadap pertumbuhan dan
perkembangan eksplan nanas dan wortel
3 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara III ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29
Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
B Tinjauan Pustaka
Suatu aturan sederhana yang mungkin dapat digunakan sebagai
pegangan adalah bahwa kita harus menggunakan tanaman sumber eksplan
yang sehat dan tumbuh kuat memilih jaringan yang muda dan menggunakan
eksplan yang cukup besar tetapi meskipun demikian banyak pengecualian-
pengecualiannya Sehingga kadang-kadang perlu melakukan langkah coba-
coba bila akan mengkulturkan suatu species atau varietas tanaman yang belum
pernah dilakukan sebelumnya (Wetherel 1988)
Kontaminasi dari eksplanlah yang paling sulit diatasi karena dalam hal
ini metode sterilisasi harus selektif Walaupun sterilisasi telah dilakukan
dengan berbagai cara namun kadang-kadang kontaminasi tetap saja terjadi
Dalam hal ini dikarenakan pada eksplan telah terjadi kontaminasi internal
Cara penggulangannya dilakukan treatment pada tanaman yang akan dijadikan
sebagai sumber eksplan Treatment-nya adalah dengan mengisolasi eksplan
disemprot dengan bakterisida fungisida selama 3 bulan setiap hari dengan
konsentrasi 150-200 mgl (Anonim 2008)
Proses pemberian hormon harus memperhatikan jumlah dan
konsentrasinya agar didapatkan sistim perakaran yang baik dalam waktu
relatif singkat Konsentrasi dan jumlah hormon ini sangat tergant ung pada
faktor-faktor sepert umur bahan stek waktulamanya pemberian hormon cara
pemberian hormon jenis tanaman dan sistim stek yang digunakan (Yasman
dan Smits 1988) Berdasarkan pengalaman kelompok auksin yang baik untuk
perakaran terutama untuk tanaman kehutanan Dipterocarpaceae adalah dari
kelompok IBA (Indole Butyric Acid) (Irwanto 2001)
17
Nanas diperbanyak dengan mahkota atau stek Secara umum bahan
penanaman yang baik digunakan untuk pertumbuhan dan pembuahan yang
seragam Untuk nanas yang ditanam untuk pasar buah segar dan dimana
semua bahan tanam bernilai campuran tipe tunas dapat digunakan Propagasi
vegetatif dengan tunas daun dimana setiap satu buku dari mahkota atau sulur
yang masak dapat memproduksi bibit merupakan teknik yang berguna untuk
menyediakan lebih dari 40 bibit per tunas terutama dari mahkota daunnya
Penanaman dengan kultur jaringan telah dikembangkan terutama introduksi
baru klon atau hibrid Penanaman biasanya dalam 2 garis dengan parit yang
lebar (Anonim 2003)
Tanaman wortel diperbanyak dengan bijinya Biji untuk penanaman ini
dikenal dengan istilah benih Benih wortel berwarna cokelat ukurannya keci
berbulu dan saling melekat satu sama lain Setiap 1 gr benih terdapat 200 biji
Benih wortel dapat diperoleh dengan cara membeli di kios atau toko-toko
pertanian Kebutuhan benih wortel untuk setiap hektarnya sekitar 15 kg-3 kg
(Ali et al2003)
Zat pengatur tumbuh dari golongan auksin berperan antara lain dalam
pembentukan kalus morfogenesis akar dan tunas serta embriogenesis
Pemilihan konsentrasi dan jenis auksin ditentukan antara lain oleh tipe
pertumbuhan dan perkembangan eksplan yang dikehendaki Penggunaan
auksin dengan daya aktivitas kuat (antara lain 24-D NAA atau
dikombinasikan dengan sitokinin dengan konsentrasi rendah) umumnya
digunakan untuk induksi kalus embriogenik Selain itu jenis dan konsentrasi
hormon jenis asam amino serta rasio auksin dan sitokinin sangat menentukan
dalam menginduksi pembentukan kalus ( Purnamaningsih 2006)
C Alat Bahan Dan Cara Kerja
1 Alat
- Laminar air flow cabinet
- Petridish danbotol-botol kultur
- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes
18
2 Bahan
- Eksplan nanas (Ananas comosus)
- Eksplan wortel (Daucus carota)
- Media kultur
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin) 525
3 Cara Kerja
- Mempersiapkan eksplan
- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan
a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit
dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3
menit
b Membilas eksplan dengan aquadest steril
- Melakukan penanaman eksplan
a Membuka plastik penutup botol media kultur
b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan
pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api
a Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari
kontaminasi
- Melakukan pemeliharaan eksplan
a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur
b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan luar botol
c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus
2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi
- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati
a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar
tunas daun dan kalus (HST)
b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas
dan daun
19
c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan
- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir
pengamatan
D Hasil dan Pembahasan
1 Hasil
Tabel 31 rekapan kultur jaringan tanaman nanas (Ananas comosus)
Macam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasilan
nanas 1 - - - - - - -
30
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - 5 MST - - -
5 - - - - - - -
6 - - - 5 MST - - -
7 - - - - - - -
8 - - - 5 MST - - -
9 - - - - - - -
10 - - - - - - -
Sumber Laporan sementara
Tabel 32 Rekapan Kultur Jaringan Tanaman wortel (Daucus carota)
Macam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasilan
Wortel
1 - - - - - - -
30
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - - - - -
5 - - - 5 MST - - -
6 - - - - - - -
7 - - - - - - -
8 - - - - - - -
9 - - - 5 MST - - -
10 - - - 5 MST - - -
Sumber Laporan Sementara
2 Pembahasan
Bahan eksplan yang digunakan berupa umbi wortel dan daging
bonggol dari mahkota nanas Bahan yang digunakan dari kedua tanaman
ini mempunyai karakteristik yang sama yaitu keduanya merupakan
20
jaringan tebal dan berair pada bahan tanam sebelum dilakukan penanaman
terlebuih dahulu dilakukan sterilisasi
Sterilisasi eksplan dilakukan menggunakan clorox (sunclin) dengan
melakukan perendaman selama plusmn 3 menit pada bahan dan membilas bahan
dengan aquadest Sterilisasi bahan harus dilakukan dengan tepat apabila
perendaman clorox terlalu lama maka jaringan dari bahan tanam akan
mengalami kematian (browning) sehingga tidak mampu membentuk
individu baru apabila sterilisasi terlalu singkat maka bahan tanam yang
digunakan akan membawa bibit ndash bibit kontaminasi
Kontaminasi dari eksplanlah yang paling sulit diatasi walaupun
sterilisasi telah dilakukan dengan berbagai cara namun kadang-kadang
kontaminasi tetap saja terjadi Dalam hal ini dikarenakan pada eksplan
telah terjadi kontaminasi internal Cara penggulangannya dilakukan
treatment pada tanaman yang akan dijadikan sebagai sumber eksplan
dengan mencuci eksplan pada larutan fungisida dan bakterisida Untuk
menanggulangi kontamiknasi setelah ekspaln dikulturkan maka dilakukan
pemeliharaan secara dengan melakukan penyemprotan spirtus ataupun
alkohol pada permukaan botol kultur dua hari sekali
Pada 5 MST muncul kalus pada wortel dan nanas yang berjumlah 6
eksplan (3 eksplan wortel 3 eksplan nanas) Kalus merupakan sekumpulan
massa sel yang belum terdiferensiasi menjadi organ dari tanaman Kalus
yang muncul merupakan hasil dari pembelahana sel-sel yang berda dalam
jaringan eksplan Sedangkan eksplan yang lain mengalami browning dan
kontaminasi Kontaminasi ini dikarenakan media MS merupakan media
yang kaya akan nutrisi sehingga mikroba di sekeliling tanaman atau udara
sekitar eksplan juga tumbuh dan berkompetisi dengan eksplan
Prosentase keberhasilan dari kultur nanas adalah 30 dan
prosentase keberhasilan dari kultur wortel adalah 30 Tingkat
keberhasilan dari kultur wortel dan kultur nanas ini pling tinggi jika
dibandingkan dengan kultur bahan yang lain karena bahan tanam yang
21
digunakan lebih mudah menyerap media sehingga pertumbuhan kalus
lebih banyak dan lebih cepat
Pembentukan kalus ini akibat dari pengaruh hormon BAP yang
diberikan pada media BAP merupakan senyawa kelompok sitokinin yang
memacu pembelahan sel sehingga mampu memacu pembentukan kalus
atau massa sel Kalus yang terbentuk dapat dipacu untuk berdiferensiasi
menjadi tunas dengan menambahkan kandungan IBA pada media
Pengaruh BAP pada eksplan lebih dominan karena kandungan di dalam
media lebih besar daripada IBA sehingga terbentuklah kalus pada eksplan
E Kesimpulan dan Saran
1 Kesimpulan
a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan
terjadinya bowning kontaminasi media tanam
b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media
kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan
berkembang di dalam botol kultur
c Bahan tanam dari wortel dan nanas cukup mudah untuk menyerap
nutrisi di dalam media sehingga lebih cepat terbentuk kalus
d Kalus iterbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST
e Pengaruh BAP lebih tinggi jika dibandingkan dengan IBA karena
konsentrasi BAP yang lebih tinggi
f BAP merangsang pembelahan sel sehingga terbentuk kalus yang
berupa massa sel yang belum terdiferensiasi
g Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan nanas adalah 30 dan
pada kultur wortel adalah 30
2 Saran
Dalam proses penanaman sebaiknya dicontohkan terlebih dahulu
cara penanaman eksplan yang benar sehingga tidak terjadi kesalahan
sterilisasi bahan yang berakibat terjadinya kontaminasi ataupun browning
22
DAFTAR PUSTAKA
Ali NBV Estu R Hendro S 2003 Wortel dan Lobak Panebar Swadaya Bogor
Anonim 2003 Ananas comosus httpwwwproseanetorg Diakses pada tanggal
22 Desember 2008
Husen M 2008 Kontaminasi Dalam Kultur Jaringan httpeshafloracom
Diakses pada tanggal 18 Desember 2008
Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen
Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)
httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008
Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas
Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80
Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing
Group Inc New Jersey
23
I V KULTUR JARINGAN SANSIEVERA
A Pendahuluan
1 Latar Belakang
Sansievera merupakan tanaman hias yang sekarang sedang digemari
oleh para pecinta tanaman Selain mempunyai corak daun yang indah dan
unik mempunyai bentuk dan ukuran bervariasi tanaman ini juga berfungsi
sebagai penyerap polutan di udara sekitar tempat tumbuhnya Hal inilah
yang menyebabkan pecinta tanaman kembali melirik tanaman sansievera
Penciptaan varian-varian baru terus dilakukan untuk memperbaiki
keindahan dan keunikan dari daun sansievera Salah satu cara yang
digunakan untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan melakukan
kultur jaringan pada tanaman sansievera Diharapkan pada saat dikulturkan
secara terus-menerus terjadi perubahan genetik yang menyebabkan
keberagaman genetik dalam waktu yang relatif singkat sehingga tidak
membutuhkan waktu untuk menghasilkan satu varian yang baru
Selain itu kultur jaringan pada sansievera ju8ga serng digunakan
untuk menghasilkan anakan dalam jumlah yang banyak pada varietas yang
langka dan cukup sulit apabila dikembangbiakkan dengan cara vegetatif
biasa oleh karena itu kultur jaringan sangat bermanfaat bagi peningkatan
varietas baru dan pengembangbiakan varietas-varietas langka yang sulit
dikembangbiakkan
2 Tujuan
Tujuan dari praktikum acara IV ini adalah
Mengetahui teknik kultur jaringan sansievera
Mengetahui pengaruh BAP dan IBA terhadap pertumbuhan dan
perkembangan eksplan sansievera
3 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara IV ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29
Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
24
B Tinjauan Pustaka
Sitokinin juga mempunyai dua peran yang penting untuk propagasi
seara in vitro yaitu merupakan perangsang pembelahan sel dalam jaringan
yang dibuat eksplan dan merangsang pertumbuhan tunas daun namun
demikian kadar sitokinin yang optimal untuk pertumbuhan tunas dapat
menghambat pertumbuhan dan pembentukan akar Karena itu konsentrasi dari
sitokinin yang dipakai harus sesuai sehingga tidak menghambat pertumbuhan
dari eksplan (Wetherel 1988)
Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada
stek yang memiliki kadar auksin lebih t inggi lebih mampu menumbuhkan
akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi dari pada stek yang
memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah
jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai
katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan
sel Ada beberapa macam hormon dari kelompok auksin ini antara lain adalah
IAA (Indole Acetic Acid) NAA (Napthalen Acetic Acid) dan IBA (Indole
Butyric Acid) (Irwanto 2001)
Perbanyakan tanaman secara kultur jaringan ( tissue culture ) bertujuan
untuk mendapatkan tanaman dalam jumlah banyak dan seragam
pertumbuhannya Seiring dengan permintaan bibit sansievera yang semakin
meningkat cara perbanyakan secara konvensional menggunakan setek
anakan dan cabut pucuk tidak lagi bisa mencukupi Satu-satunya cara
perbanyakan yang sanggup memenuhi kebutuhan permintaan bibit dalam
jumlah besar itu hanyalah kultur jaringan
Eksplan yang digunakan adalah jaringan yang masih muda Jaringan
muda ini tersusun atas sel-sel yang masih muda dan aktif membelah sehingga
diharapkan bisa menghasilkan tanaman yang sempurna (Purwanto 2008)
Struktur kalus dari berbagai varietas yang digunakan berbeda-beda
tergantung kepada formulasi yang digunakan Biasanya struktur kalus
menggambarkan daya regenerasinya membentuk tunas dan akar Kalus yang
berbentuk globular (nodul-nodul) dan berwarna bening biasanya mempunyai
25
kemampuan lebih tinggi untuk membentuk tunas daripada kalus yang bersifat
kompak dan berwarna coklat-kehitaman Dalam hal ini media yang digunakan
untuk memacu regenerasi kalus akan sangat menentukan Keseimbangan
nutrisi dalam media tumbuh sangat mempengaruhi pertumbuhan kalus
maupun diferensiasinya membentuk tunas (Purnamaningsih 2006)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan pertumbuhan
plantlet akibat penambahan zat pengatur tumbuh BAP dan pikloram
Persentase daun normal terbesar didapat dari perlakuan B5 tanpa pikloram dan
BAP media MS tanpa pikloram Pertumbuhan akar plantlet lebih baik yang
dikulturkan pada media MS tanpa hormon atau dengan penambahan hormon
dengan konsentrasi terendah (Anonim 2008)
Pada sansievera metode kultur jaringan lebih sering diterapkan untuk
membiakkan jenis yang menghasilkan anakan seperti jenis S cylindrica dan
jenis yang langka Eksplan diambil dari nmata tunas pucuk rimpang atau
pucuk daun sepanjang 1 cm sebelum ditanam eksplan disterilisasi terlebih
dahulu untuk menghindari kontaminasi (Pramono 2008)
C Alat Bahan Dan Cara Kerja
1 Alat
- Laminar air flow cabinet
- Petridish dan botol-botol kultur
- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes
- Eksplan sansievera ( sansievera sp)
- Media kultur
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin)
2 Bahan
- Sansievera (sansievera sp)
- Media kultur
26
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin)
3 Cara Kerja
- Mempersiapkan eksplan
- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan
a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit
dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3
menit
b Membilas eksplan dengan aquadest steril
- Melakukan penanaman eksplan
a Membuka plastik penutup botol media kultur
b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan
pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api
c Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari
kontaminasi
- Melakukan pemeliharaan eksplan
a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur
b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol
c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus
2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi
- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati
a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar
tunas daun dan kalus (HST)
b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas
dan daun
c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan
- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir
pengamatan
27
D Hasil dan Pembahasan
1 Hasil
Tabel 41 Rekapan kultur Jaringan tanaman sansievera (Sansievera sp)
Mcam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasil
an
Sansie
vera
1 - - - - - - -
20
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - - - - -
5 5 MST - - - 8 akar - -
6 - - - - - - -
7 - - - - - - -
8 5 MST - - - 6 akar - -
9 - - - - - - -
10 - - - - - - -
Sumber Laporan Sementara
2 Pembahasan
Bahan tanam yang digunakan pada kultur jaringan sansievera ini
adalah potongan daun sansievera Setelah dilakukan pencucian bahan
dengan menggunakan fungisida dan bakterisida jaringan tanaman segera
ditanam dalam botol kultur Pada saat penanaman dilakukan bersamaan
dengan sterilisasi eksplan yang dilakukan di dalam LAFC
Pada saat penanaman sebaiknya bahan atanama ditanam dalam
keadaan berdiri bukan rebah Hal ini untuk memudahkan penyerapan
nutrisi yang ada di dalam media Apabila penanaman dilakukan dalam
keadaan rebah bagian daun yang mengadakan kontak dengan media
merupakan daun yang tidak mengalami pelukaan sehingga nutrisi dari
media akan sulit masuk ke dalam jaringan aeksplan
Pada kultur jaringan sansievera ini muncul akar ketika eksplan
berumur 5 MST Dari 10 eksplan yang ditanam eksplan yang
mengeluarkan akar berjumlah dua Akar yang muncul berjumlah masing-
masing 8 akar dan 6 akar Eksplan yang lain mengalami kematian akibat
terjadinya kontaminasi oleh jamur dan bakteri dan juga terjadinya
browning Kontaminasi terjadi karena sterilisasi yang kurang sempurna
28
dan browning terjadi akibat perendaman (untuk tujuan sterilisasi bahan)
klorox yang terlalu lama sehingga jaringan dari sansievera mengalami
browning
Gejala dari kontaminasi bakteri adalah munculnya hifa dari jamur
dan dalam waktu singkat memenuhi media kultur sedangkan gejala
serangan bakteri adalah adanya lendir pada media yang mencirikan koloni
dari bakteri Gejala dari browning sendiri adalah perubahan warna dari
eksplan menjadi hitam atau kepucatan pada jaringan-jaringan yang berada
di tepi
Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan pada sansievera ini
adalah 20 dengan jumlah akar yang terbentuk pada eksplan masing-
masing adalah 8 akar dan 6 akar Tumbuhnya akar pada kultur yang
mengalami keberhasilan merupakan peran dari zat pengatur tumbuh yang
ditambahkan Zat pengatur tumbuh yang ditambahkan adalah BAP dan
IBA BAP merupakan pemacu tunas sedangkan IBA merupakan pemicu
pertumbuhan akar Walaupun konsentrasi dari IBA lebih kecil jika
dibandingkan dengan BAP pertumbuhan akar disini bukan semata-mata
karena hal tersebut Faktor jenis tumbuhan juga mempengaruhi eksplan
sehingga organ yang muncul adalah akar dan Interaksi dari IBA dan BAP
mendorong pertumbuhan dari akar
E Kesimpulan dan Saran
1 Kesimpulan
a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan
terjadinya bowning kontaminasi media tanam
b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media
kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan
berkembang di dalam botol kultur
c Bahan tanam dari sansievera ditanam dalam keadaan tegak agar
eksplan mudah dalam menyerap nutrisi
d Akar terbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST
29
e Pembentukan akar ddidorong oleh adanya zat pengatur tumbuh IBA
dan BAP yang diberikan pada media tanam
f Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan sansivera adalah 20
keberhasilan kultur dilihat dari munculnya akar pada eksplan
2 Saran
Sebelum sterilisasi dilakukan sebaiknya bahan tanaman yang akan
digunakan permukaannya digosok dengan pemotong untuk menghilangkan
lapisan lilin yang melekat pada permukaan daun agar penyerapan nutrisi
berlangsung lebih mudah
30
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2008Pengaruh Komposisi Media Dasar Penambahan BAP dan
Pikloram terhadap Induksi Tunas Bawang Merah
httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 23 Desember
2008
Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen
Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)
httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008
Pramono S 2008 Pesona Sansievera PT agro Media Pustaka Jakarta
Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas
Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80
Purwanto AW 2008 Sansievera Flora Cantik Penyerap Racun Kanisius
Yogyakarta
Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing
Group Inc New Jersey
7
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Rekapan kultur jaringan tanaman mawar (Rosa sp ) 11
Tabel 31 rekapan kultur jaringan tanaman nanas (Ananas comosus) 19
Tabel 32 Rekapan Kultur Jaringan Tanaman wortel (Daucus carota) 19
Tabel 41 Rekapan kultur Jaringan tanaman sansievera (Sansievera sp) 27
8
I PEMBUATAN LARUTAN STOCK PEMBUATAN MEDIA KULTUR
DAN STERILISASINYA
A Pendahuluan
1 Latar Belakang
Kultur jaringan merupakan salah satu metode perbanyakan tanaman
secara vegetatif Kultur jaringan tertua dilakukan pada biji anggrek dengan
tujuan untuk mengecambahkannya dalam media yang kaya nutrisi karena
biji dari anggrek tidak mempunyai cadangan makanan Kultur jaringan
terus berkembang dari mengkulturkan biji berkembang dengan
mengkulturkan jaringan dan terus berkembang hingga mampu
mengkulturkan satu sel dari tanaman
Penggunaan kultur jaringan mempunyai kelebihan yaitu mampu
memproduksi bibit yang seragam dalam jumlah banyak dan dalam waktu
yang relatifr singkat Oleh karena itu kultur jaringan sering dijadikan
solusi sebagai metode perbanyakana tanaman dan juga dapat digunakan
sebagai suatu metode penyimpanan plasma nutfah yang tidak
membutuhkan temapat yang besar
Keberhasilan darai kultur jaringan sangat bergantung dari ketepatan
konsentrasi nutrisi yang berada di dalam media kultur Ketepatan
konsentrasi ini menyangkut pada ketersediaan nutrisi bagi eksplan
tanaman Kelebihan nutrisi dari tanaman akan menyebabkan tanaman
mengalami keracunan unsur hara Oleh karena itu pembuatan larutan
stock dan sterilisasi media dianggap penting untuk diketahui sebagai
sarana penenunjang kebutuhan informasi akan kultur jaringan
2 Tujuan
Tujuan dari praktikum acara I ini adalah
a Mengetahui prosedur pembuatan larutan stock
b Mengetahui langkah-langkah dalam pembuatan media kultur jaringan
c Mengetahui prosedur sterilisasi alat dan media kultur
9
3 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara I ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29
Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
B Tinjauan Pustaka
Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur
jaringan Komposisi media yang digunakan tergantung dengan jenis tanaman
yang akan diperbanyak Media yang digunakan biasanya terdiri dari garam
mineral vitamin dan hormon Selain itu diperlukan juga bahan tambahan
seperti agar gula dan lain-lain Zat pengatur tumbuh (hormon) yang
ditambahkan juga bervariasi baik jenisnya maupun jumlahnya tergantung
dengan tujuan dari kultur jaringan yang dilakukan Media yang sudah jadi
ditempatkan pada tabung reaksi atau botol-botol kaca Media yang digunakan
juga harus disterilkan dengan cara memanaskannya dengan autoklaf
(Anonim 2008)
Pelaksanaan teknik ini memerlukan berbagai prasyarat untuk
mendukung kehidupan jaringan yang dibiakkan Yang paling esensial adalah
wadah dan media tumbuh yang steril Media adalah tempat bagi jaringan
untuk tumbuh dan mengambil nutrisi yang mendukung kehidupan jaringan
Media tumbuh menyediakan berbagai bahan yang diperlukan jaringan untuk
hidup dan memperbanyak dirinya (Hendra 2007)
Tujuan kegiatan kultur jaringan adalah perbanyakan massal tanaman
yang biasanya sangat lambat dengan metoda konvensional dalam jumlah yang
besar dalam waktu yang singkat selain itu diperoleh tanaman yang bebas
virus membantu pemulian tanaman untuk mempercepat pencapaian tujuan
penelitian pada tanaman yang biasa diperbanyak secara vegetatif
(Anonim 2008)
Apabila kita melakukan gerakan-gerakan selama bekerja di dalam
laboratorium akan megakibatkan timbulnya suatu awan debu yang hampir
tidak tampak Debu tersebut mengandung spora yang sangat besar jumlahnya
10
Bila spora ini kontak dengan media kultur yang digunakan dalam pekerjaan
tersebut spora kan tumbuh dengan cepat Dalam beberapa hari spora akan
tumbuh menjadi koloni yang terlihat oleh mata biasa (Wetherel 1982)
Untuk membuat media dengan jumlah zat seperti yang ditentukan
diperlukan penimbangan dan penakaran bahan secara tepat Ketidaktepatan
ukuran dapat menyebabkan terjadinya proses yang dikehendaki Pada
umumnya untuk suatu keperluan media yang telah dirumuskan dapat diubah
atau diperbarui dengan mengganti zat-zat tertentu atau menambah zat lain
Untuk melakukan perubahan ini diperlukan acuan yang mantap atau
pengalaman (Rahardja 1988)
C Alat Bahan Dan Cara Kerja
1 Alat
a Alat pembuatan larutan stock
- Timbangan analitik
- Sendok
- Pipet
- Erlenmeyer
b Alat pembuatan media tanam
- Magneitk stirer
- Timbangan analitik
- Pipet
- Ph meter
- Gelas piala
- Botol-botol kultur
- Plastik pp 03 mm
- Karet gelang
- Kertas label
c Alat sterilisasi
- Autoklaf
11
2 Bahan
a Bahan pembuatan larutan stock
- Bahan kimia untuk nutrisi vitamin FeEDTA ZPT
- Aquadest
b Bahan-bahan untuk pembuatan media
- Gula
- Agar
- Aqua destilata (aquadest)
- Larutan stok terdiri atas hara makro hara mikro vitamin ZPT
- NaOH 1 N dan HCL 1 N
3 Cara Kerja
a Membuat larutan stok
1) Larutan stok media
- Menimbang bahan-bahan kimia yang telah dikalikan menjadi
beberapa kali konsentrasi misalnya untuk unsur hara makro
dikalikan 20 dan unsur hara mikro dikalikan 100 kali
konsentrasi
- Melarutkan bahan-bahan kimia tersebut ke dalam aquadest
dengan volume tertentu misalnya 500 ml
- Memasukkan masing-masing larutan ke dalanm botol dan
menyimpannnya ke dalam refrigerator
2) Larutan stok zat pengatur tumbuh
- Menghitung kebutuhan BAP 100 ppm sebanyak 300 ml adalah
sebagai berikut
100ppm = 100mgl
= 30 mg03 l
= 30 mg300 ml
- Menghitung kebutuhan IBA 100 ppm sebanyak 100 ml adalah
sebagai berikut
100 ppm = 100 mgl
= 10 mg 01 l
12
= 10 mg 100 ml
- Melarutkan bahan dengan alkohol atau NaOH 1 N kemudian
ditambah dengan aquadest sampai 300 ml untuk BAP dan 100
ml untuk IBA
- Memasukkan masing-masing larutan tersebut ke dalam botol
dan menyimpannya ke dalam refrigerator
b Membuat media kultur
- Mengambil larutan stok yang berisi NaEDTA hara makro hara
mikro vitamin dan ZPT
- Memasukkan larutan stok ke dalam abu takar dan tambahkan
aquadest sebanyak 1000ml sampai tanda
- Memasukkan ke dalam bekerglass
- Memasukkan gula sebanyak 30 gr tunggu sampai larut
- Mengukur pH dan mengkondisikannya menjadi 58 ndash 62 dengan
menambahkan HCl atau NaOH
- Memasukkan agar sebanyak 8 grl
- Mendidihkan larutan tersebut
- Memasukkan larutan yang sudah jadi ke dalam botol kultur
- Menutup botol kultur dengan plastik pp dan mengikatnya dengan
karet gelang
- Memasukkan botol kultur tersebut ke dalam autoklaf untuk
disterilkan
c Melakukan sterilisasi Alat dan Media Kultur
- Sterilissasi alat dan media kultur jaringan dilakukan secara
bersama-sama menggunakan autoklaf
- Membungkus alat-alat kultir seperti petridish pisau scalpel dan
pinset dengan kertas koran
- Memasukkan botol-botol berisi media dan alat-alat kultur yang
telah dibungkus kertas koran ke dalam autoklaf untuk proses
sterilisasi pada suhu 121 C tekanan 15 kgcm2 selama 45 menit
- Menyimpan alat-alat kultur dalam oven
13
- Menyimpan media pada rak penyimpanan media yang bertujuan
untuk mengantisipasi ada tidaknya kontaminasi pada media
sehingga dapat dicegah penggunaan media yang telah
terkontaminasi pada saat penanaman
14
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2008 Proses Atau Skematis Kultur Jaringan httpidanswersyahoocomhtm Diakses pada tanggal 16 Desember 2008
Anonim 2008 Teknik Kultur Jaringan httpwwwbbpp-lembanginfohtm
Diakses pada tanggal 16 Desember 2008
Hendra T 2007 Kultur Jaringan httplelos66blogfriendstercomhtm Diakses pada tanggal 16 desember 2008
Rahardja PE 1988 Kultur Jaringan Teknik Perbanyakan Tanaman Secara
Modern Panebar Swadaya Jakarta
Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing Group Inc New Jersey
8
I I KULTUR JARINGAN MAWAR
A Pendahuluan
1 Latar Belakang
Tanaman mawar merupakan tanaman berbunga yang digemari oleh
banyak orang Tanamana ini biasa diperbanyak dengan stek atau cutting
sehingga tanaman baru mempunyai sifat genetik sama dengan induknya
Perlakuan penyetekan pada tanaman mawar hanya mampu menghasilkan
tsedikit tanaman baru dan apabila induk tanaman mawar dipotong secara
terus-menerus sebagai bahan stek maka tanaman induk tersebut akan
rusak
Oleh karena itu diperlukan suatu metode atau cara yang efektif dan
efisien serta cepat dalam memperkembangbiakan tanaman mawar Kultur
jaringan sebagai salah satu metode perbanyakan tanaman dapat dipilih
untuk mengatasi permasalahana diatas Pada kultur jaringan tidak menutup
kemungkinan ditambahkannya suatu zat pengatur tumbuh untuk
mempercepat regenerasi dan pertumbuhan dari jaraingan tanaman
sehingga tanaman baru yang dihasilkan dalam waktu singkat dan
berjumlah banyak
2 Tujuan
Tujuan dari praktikum acara II ini adalah
Mengetahui teknik kultur jaringan mawar
Mengetahui pengaruh BAP dan IBA terhadap pertumbuhan dan
perkembangan eksplan mawar
3 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara II ini dilaksanakan pada hari tanggal Rabu tanggal
29 Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
B Tinjauan Pustaka
Auksin adalah kelompok senyawa yang mampu menyebabkan
pemanjangan sel pada jaringan tunas muda Auksin juga berpengaruh pada
9
pertumbuhan buah dan pembentukan akar Dalam konsentrasi rendah auksin
merangsang pemanjangan sel tetapi dalam konsentrasi tinggi malah berfungsi
sebaliknya ZPT yang sering digunakan dari golongan auksin antara lain IAA
IBA 24 D hormon ini harus dipakai dalam konsentrasi yang tepat karena
konsentrasi yang terlalu berlebihan menyebabkan terjadinya hal-hal yang tidak
diinginkan (Rahardja 1988)
Semua jaringan tanaman terdapat hormon ABA yang dapat dipisahkan
secara kromatografi Senyawa tersebut merupakan inhibitor Bndashkompleks
Senyawa ini mempengaruhi proses pertumbuhan dormansi dan absisi
Beberapa peneliti akhirnya menemukan senyawa yang sama yaitu asam
absisat (ABA) (Wattimena 1992)
Mawar (Rosa hybrida L) biasa diperbanyak secara vegetatif
sedangkan secara generatif hanya ditujukan untuk pemuliaan Perbanyakan
mawar bunga potong umumnya diperbanyak secara okulasi okulasi mata
tunas atau okulasi mata berkayu Okulasi mata tunas dilakukan pada saat kulit
batang bawah mudah dikelupas Pada saat tersebut sel-sel tanaman dan sel-sel
kambium tersebut sedang dalam keadaan aktif (Anonim 2008)
Dalam budidaya in vitro (kultur jaringan) menginduksi kalus
merupakan salah satu langkah penting setelah itu diusahakan agar terjadi
diferensiasi akar dan tunas Proses terjadinya kalus sampai diferensiasi
berbedandashbeda tergantung pada bagian tanaman yang dipakai sebagai eksplan
metode budidaya in vitro juga zatndashzat tanaman yang di bubuhkan pada media
dasar Untuk mendapatkan kalus penggunaan eksplan dari daun umumnya
lebih menguntungkan dari pada eksplan batang Masalah yang perlu diantipasi
adalah generasi kalus menjadi planlet Untuk mendapatkan kalus zat pengatur
tumbuh yang biasa digunakan adalah 24ndashD dari golongan auksin dan BAP
dari golongan sitokinin (Ibrahim et al 2004)
Pada 0 ppm BAP tidak ada satupun kalus yang terbentuk Nilai
tertinggi dijumpai pada pemberian 4 ppm BAP dengan menghasilkan
prosentase kalus terbentuk sebesar 697 yang berbeda sangat nyatadengan
pemberian 0 ppm BAP Hasil penelitian menunjukkan bahwapada konsentrasi
10
4 ppm BAP sinergis dengan pemberian 15 ppm CCC sehingga menghasilkan
prosentase kalus tertinggi Penelitian ini menunjukkan bahwa dengan
peningkatan konsentrasi BAP hingga 4 ppm terjadi peningkatan prosentase
kalus Tetapi setelah itu makin tinggi konsentrasi BAP dalam media tumbuh
makin menurun prosentase kalus yang terbentuk (Sofia 2007)
C Alat Bahan Dan Cara Kerja
1 Alat
- Laminar air flow cabinet
- Petridish danbotol-botol kultur
- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes
2 Bahan
- Eksplan mawar (Rosa sp)
- Media kultur
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin)
3 Cara Kerja
- Mempersiapkan eksplan
- Melakukan sterilisasi pada eksplan dengan
Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit
dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3
menit
Membilas eksplan dengan aquadest steril
- Melakukan penanaman eksplan
Membuka plastik penutup botol media kultur
Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan
pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api
Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari
kontaminasi
11
- Melakukan pemeliharaan eksplan
Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur
Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol
Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus
2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi
- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati
Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar
tunas daun dan kalus (HST)
Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas
dan daun
Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan
- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir
pengamatan
D Hasil dan Pembahasan
1 Hasil
Tabel 21 Rekapan kultur jaringan tanaman mawar (Rosa sp )
Macam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasilan
Mawar
1 - - - - - - -
0
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - - - - -
5 - - - - - - -
6 - - - - - - -
7 - - - - - - -
8 - - - - - - -
9 - - - - - - -
10 - - - - - - -
Sumber Laporan Sementara
2 Pembahasan
Bahan yang digunakan dalam kultur jaringan ini adalah ruas batang
mawar dari jaringan yang masih muda agar mampu beregenerasi lebih
cepat Dalam kultur batang mawar ini tingkat keberhasilan yang didapat
12
adalah 0 Eksplan yang dikulturkan tidak ada yang hidup Eksplan yang
ditanam menjadi kekuningan karena browning dan sebagian lagi
mengalami kontaminasi oleh berbagai macam jamur
Kontaminasi oleh berbagai macam jamur disebabkan oleh sterilisasi
yang kurang sempurna sehingga mikroba-mikroba yang ada didalam
maupun disekitar eksplan berkembang biak di dalam media Sterilisasi
yang kurang sempurna kemungkinan besar terjadi pada saat eksplan akan
ditanam di dalam botol kultur
Pada saat eksplan akan ditanam dilakukan sterilisasi bahan tanam
dengan menggunakan alkohol 96 dan larutan Clorox 525 Apabila
perendaman dalam larutan terlalu cepat maka mikroba yang ada
kemungkinan masih terbawa di sekitar permukaan eksplan sehingga
peristiwa kontaminasi tidak dapat dihindarkan
Eksplan mawar tekontaminasi oleh jamur dan bakteri pada
kontaminasi jamur terlihat hifa putih hingga hitam (jenis yang berbeda)
muncul pada media ataupun pada bahan tanam Sedangkan kontaminasi
oleh bakteri terlihat cairan kental di sekitar bahan tanam maupun media
yang merupakan kumpulan massa bakteri Kontaminasi yang terjadi
disebabakan oleh faktor media ataupun bahan tanam yang sterilisasinya
kurang sempurna Sterilisasi yang kurang sempurna ini mengakibatkan
tumbuhnya mikroba dalam media yang sangat kaya akan nutrisi
Sebagian dari eksplan mawar terkontaminasi oleh bakteri dan jamur
sedangkan sebagian yang lain mengalami browning yaitu matinya eksplan
karena terlalu lama mengalami sterilisasi Fungsi dari sterilisasi adalah
membunuh mikroba akan tetapi apabila sterilisasi yang dilakukan terlalu
lama maka jaringan tanaman juga akan ikut mati atau terjadi browning
Apabila dibandingkan dengan bahan lain yang digunakan untuk
kultur jaringan bahan tanam mawar memiliki prosentase keberhasilan
paling rendah yaitu 0 Hal ini dikarenakan eksplan yang digunakan
berupa batang yang mempunyai permukaan yang cukup sulit untuk
ditembus oleh media sehingga media agak sulit untuk masuk ke dalam
13
jaringan eksplan dan menyebabkan eksplan menjadi coklat kekuningan
karena tidak mendapatkan nutrisi yang cukup
Pengaruh dari BAP dan IBA terhadap eksplan mawar ini belum bisa
diamati karena seluruh eksplan mati karena terkontaminasi maupun karena
sterilisasi bahan tanam yang terlalu lama Fungsi dari BAP adalah sebagai
pemacu tunas sedangkan IBA digunakan sebagai pemacu akar
E Kesimpulan dan Saran
1 Kesimpulan
a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan
terjadinya bowning kontaminasi media tanam dan sifat bahan tanam
yang agak sulit untuk menyerap media
b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media
kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masiih hidup dan
berkembang di dalam botol kultur
c Pengaruh BAP dan IBA belum bisa diamati karena eksplan mati
sedangkan fungsi dari IBA digunakan sebagai permacu pertumbuhan
akar sedangkan BAP sebagai pemacu pertumbuhan tunas
d Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan mawar ini adalah 0
2 Saran
Saran yang bisa kami berikan adalah pada saat sterilisasi jangan
terlalu singkat melakukan perendaman dengan bahan klorox karena
sterilisasi yang dilakukan terkadang belum membunuh keseluruhan
mikrobia sehingga terjadi kontaminasi
14
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2008 Perbanyakan Mawar secara Stenting (Stek dan grafting)
httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 22 Desember
2008
IbrahimMSD N Nova K Nurliani B 2004 Studi Pendahuluan Induksi
Kalus Embriogenik Dari Eksplan Daun Echinaceae purpureaBuletin TRO
Vol XV No 2 2004
Nia 2008 Hormon Pertumbuhan Pada Tumbuhan
httpanthuriumonlinewordpresscom Diakses pada tanggal 22 Desember
2008
Rahardja PE 1988 Kultur Jaringan Teknik Perbanyakan Tanaman Secara
Modern Panebar Swadaya Jakarta
Sofia D 2007 Pengaruh Berbagai Konsentrasi Benzyl Amino Purine Dan
Cycocel Terhadap Pertumbuhan Embrio Kedelai (Glysine max L Marr)
USU Reposytor
15
III KULTUR JARINGAN NANAS DAN WORTEL
A Pendahuluan
1 Latar Belakang
Wortel (Daucus carota) adalah tumbuhan sayur yang ditanam
sepanjang tahun Terutama di daerah pegunungan yang memiliki suhu
udara dingin dan lembab kurang lebih pada ketinggian 1200 ineter di atas
permukaan laut Tumbuhan wortel mernbutuhkan sinar matahari dan dapat
turnbuh pada sernua musim Menurut para botanis wortel (Daucus carota)
dapat dibedakan atas beberapa jenis di antaranya Wortel (Daucus carota
Linn) Jenis imperator yakni wortel yang memiliki umbi akar berukuran
panjang dengan ujung meruncing dan rasanya kurang manis - jenis
chantenang yakni wortel yang memiliki umbi akar berbentuk bulat
panjang dan rasanya manis Perbanyakan secara kultur in vitro pada wortel
dilakukan untuk memperbanyak tanaman dan juga sebagai bahan pelatihan
kultur jaringan karena perlakuan sterilisasi dan penanaman relatif lebih
mudah
Sedangkan prospek penerapan teknik kultur in vitro tanaman nanas
di Indonesia cukup bagus terutama untuk mengatasi permasalahan
perbanyakan nanas Si Madu yang kemungkinan me-rupakan pertumbuhan
sel mutan dari tanaman khimera Masalah yang dihadapi dalam
perbanyakan vegetatif nanas Si Madu secara konvensional adalah
timbulnya keragaman sehingga sifat pohon induknya tidak dapat
dipertahankan Melalui jalur embrio-genesis karakteristik nanas Si Madu
diharapkan dapat dipertahankan Dalam hal ini tanaman (planlet) yang
dihasil-kan dari jalur embriogenesis berasal dari satu sel sehingga
terjadinya khimera dapat dihindari
2 Tujuan
Tujuan dari praktikum acara III ini adalah
Mengetahui teknik kultur jaringan nanas dan wortel
16
Mengetahui pengaruh bap dan iba terhadap pertumbuhan dan
perkembangan eksplan nanas dan wortel
3 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara III ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29
Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
B Tinjauan Pustaka
Suatu aturan sederhana yang mungkin dapat digunakan sebagai
pegangan adalah bahwa kita harus menggunakan tanaman sumber eksplan
yang sehat dan tumbuh kuat memilih jaringan yang muda dan menggunakan
eksplan yang cukup besar tetapi meskipun demikian banyak pengecualian-
pengecualiannya Sehingga kadang-kadang perlu melakukan langkah coba-
coba bila akan mengkulturkan suatu species atau varietas tanaman yang belum
pernah dilakukan sebelumnya (Wetherel 1988)
Kontaminasi dari eksplanlah yang paling sulit diatasi karena dalam hal
ini metode sterilisasi harus selektif Walaupun sterilisasi telah dilakukan
dengan berbagai cara namun kadang-kadang kontaminasi tetap saja terjadi
Dalam hal ini dikarenakan pada eksplan telah terjadi kontaminasi internal
Cara penggulangannya dilakukan treatment pada tanaman yang akan dijadikan
sebagai sumber eksplan Treatment-nya adalah dengan mengisolasi eksplan
disemprot dengan bakterisida fungisida selama 3 bulan setiap hari dengan
konsentrasi 150-200 mgl (Anonim 2008)
Proses pemberian hormon harus memperhatikan jumlah dan
konsentrasinya agar didapatkan sistim perakaran yang baik dalam waktu
relatif singkat Konsentrasi dan jumlah hormon ini sangat tergant ung pada
faktor-faktor sepert umur bahan stek waktulamanya pemberian hormon cara
pemberian hormon jenis tanaman dan sistim stek yang digunakan (Yasman
dan Smits 1988) Berdasarkan pengalaman kelompok auksin yang baik untuk
perakaran terutama untuk tanaman kehutanan Dipterocarpaceae adalah dari
kelompok IBA (Indole Butyric Acid) (Irwanto 2001)
17
Nanas diperbanyak dengan mahkota atau stek Secara umum bahan
penanaman yang baik digunakan untuk pertumbuhan dan pembuahan yang
seragam Untuk nanas yang ditanam untuk pasar buah segar dan dimana
semua bahan tanam bernilai campuran tipe tunas dapat digunakan Propagasi
vegetatif dengan tunas daun dimana setiap satu buku dari mahkota atau sulur
yang masak dapat memproduksi bibit merupakan teknik yang berguna untuk
menyediakan lebih dari 40 bibit per tunas terutama dari mahkota daunnya
Penanaman dengan kultur jaringan telah dikembangkan terutama introduksi
baru klon atau hibrid Penanaman biasanya dalam 2 garis dengan parit yang
lebar (Anonim 2003)
Tanaman wortel diperbanyak dengan bijinya Biji untuk penanaman ini
dikenal dengan istilah benih Benih wortel berwarna cokelat ukurannya keci
berbulu dan saling melekat satu sama lain Setiap 1 gr benih terdapat 200 biji
Benih wortel dapat diperoleh dengan cara membeli di kios atau toko-toko
pertanian Kebutuhan benih wortel untuk setiap hektarnya sekitar 15 kg-3 kg
(Ali et al2003)
Zat pengatur tumbuh dari golongan auksin berperan antara lain dalam
pembentukan kalus morfogenesis akar dan tunas serta embriogenesis
Pemilihan konsentrasi dan jenis auksin ditentukan antara lain oleh tipe
pertumbuhan dan perkembangan eksplan yang dikehendaki Penggunaan
auksin dengan daya aktivitas kuat (antara lain 24-D NAA atau
dikombinasikan dengan sitokinin dengan konsentrasi rendah) umumnya
digunakan untuk induksi kalus embriogenik Selain itu jenis dan konsentrasi
hormon jenis asam amino serta rasio auksin dan sitokinin sangat menentukan
dalam menginduksi pembentukan kalus ( Purnamaningsih 2006)
C Alat Bahan Dan Cara Kerja
1 Alat
- Laminar air flow cabinet
- Petridish danbotol-botol kultur
- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes
18
2 Bahan
- Eksplan nanas (Ananas comosus)
- Eksplan wortel (Daucus carota)
- Media kultur
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin) 525
3 Cara Kerja
- Mempersiapkan eksplan
- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan
a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit
dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3
menit
b Membilas eksplan dengan aquadest steril
- Melakukan penanaman eksplan
a Membuka plastik penutup botol media kultur
b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan
pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api
a Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari
kontaminasi
- Melakukan pemeliharaan eksplan
a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur
b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan luar botol
c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus
2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi
- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati
a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar
tunas daun dan kalus (HST)
b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas
dan daun
19
c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan
- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir
pengamatan
D Hasil dan Pembahasan
1 Hasil
Tabel 31 rekapan kultur jaringan tanaman nanas (Ananas comosus)
Macam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasilan
nanas 1 - - - - - - -
30
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - 5 MST - - -
5 - - - - - - -
6 - - - 5 MST - - -
7 - - - - - - -
8 - - - 5 MST - - -
9 - - - - - - -
10 - - - - - - -
Sumber Laporan sementara
Tabel 32 Rekapan Kultur Jaringan Tanaman wortel (Daucus carota)
Macam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasilan
Wortel
1 - - - - - - -
30
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - - - - -
5 - - - 5 MST - - -
6 - - - - - - -
7 - - - - - - -
8 - - - - - - -
9 - - - 5 MST - - -
10 - - - 5 MST - - -
Sumber Laporan Sementara
2 Pembahasan
Bahan eksplan yang digunakan berupa umbi wortel dan daging
bonggol dari mahkota nanas Bahan yang digunakan dari kedua tanaman
ini mempunyai karakteristik yang sama yaitu keduanya merupakan
20
jaringan tebal dan berair pada bahan tanam sebelum dilakukan penanaman
terlebuih dahulu dilakukan sterilisasi
Sterilisasi eksplan dilakukan menggunakan clorox (sunclin) dengan
melakukan perendaman selama plusmn 3 menit pada bahan dan membilas bahan
dengan aquadest Sterilisasi bahan harus dilakukan dengan tepat apabila
perendaman clorox terlalu lama maka jaringan dari bahan tanam akan
mengalami kematian (browning) sehingga tidak mampu membentuk
individu baru apabila sterilisasi terlalu singkat maka bahan tanam yang
digunakan akan membawa bibit ndash bibit kontaminasi
Kontaminasi dari eksplanlah yang paling sulit diatasi walaupun
sterilisasi telah dilakukan dengan berbagai cara namun kadang-kadang
kontaminasi tetap saja terjadi Dalam hal ini dikarenakan pada eksplan
telah terjadi kontaminasi internal Cara penggulangannya dilakukan
treatment pada tanaman yang akan dijadikan sebagai sumber eksplan
dengan mencuci eksplan pada larutan fungisida dan bakterisida Untuk
menanggulangi kontamiknasi setelah ekspaln dikulturkan maka dilakukan
pemeliharaan secara dengan melakukan penyemprotan spirtus ataupun
alkohol pada permukaan botol kultur dua hari sekali
Pada 5 MST muncul kalus pada wortel dan nanas yang berjumlah 6
eksplan (3 eksplan wortel 3 eksplan nanas) Kalus merupakan sekumpulan
massa sel yang belum terdiferensiasi menjadi organ dari tanaman Kalus
yang muncul merupakan hasil dari pembelahana sel-sel yang berda dalam
jaringan eksplan Sedangkan eksplan yang lain mengalami browning dan
kontaminasi Kontaminasi ini dikarenakan media MS merupakan media
yang kaya akan nutrisi sehingga mikroba di sekeliling tanaman atau udara
sekitar eksplan juga tumbuh dan berkompetisi dengan eksplan
Prosentase keberhasilan dari kultur nanas adalah 30 dan
prosentase keberhasilan dari kultur wortel adalah 30 Tingkat
keberhasilan dari kultur wortel dan kultur nanas ini pling tinggi jika
dibandingkan dengan kultur bahan yang lain karena bahan tanam yang
21
digunakan lebih mudah menyerap media sehingga pertumbuhan kalus
lebih banyak dan lebih cepat
Pembentukan kalus ini akibat dari pengaruh hormon BAP yang
diberikan pada media BAP merupakan senyawa kelompok sitokinin yang
memacu pembelahan sel sehingga mampu memacu pembentukan kalus
atau massa sel Kalus yang terbentuk dapat dipacu untuk berdiferensiasi
menjadi tunas dengan menambahkan kandungan IBA pada media
Pengaruh BAP pada eksplan lebih dominan karena kandungan di dalam
media lebih besar daripada IBA sehingga terbentuklah kalus pada eksplan
E Kesimpulan dan Saran
1 Kesimpulan
a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan
terjadinya bowning kontaminasi media tanam
b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media
kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan
berkembang di dalam botol kultur
c Bahan tanam dari wortel dan nanas cukup mudah untuk menyerap
nutrisi di dalam media sehingga lebih cepat terbentuk kalus
d Kalus iterbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST
e Pengaruh BAP lebih tinggi jika dibandingkan dengan IBA karena
konsentrasi BAP yang lebih tinggi
f BAP merangsang pembelahan sel sehingga terbentuk kalus yang
berupa massa sel yang belum terdiferensiasi
g Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan nanas adalah 30 dan
pada kultur wortel adalah 30
2 Saran
Dalam proses penanaman sebaiknya dicontohkan terlebih dahulu
cara penanaman eksplan yang benar sehingga tidak terjadi kesalahan
sterilisasi bahan yang berakibat terjadinya kontaminasi ataupun browning
22
DAFTAR PUSTAKA
Ali NBV Estu R Hendro S 2003 Wortel dan Lobak Panebar Swadaya Bogor
Anonim 2003 Ananas comosus httpwwwproseanetorg Diakses pada tanggal
22 Desember 2008
Husen M 2008 Kontaminasi Dalam Kultur Jaringan httpeshafloracom
Diakses pada tanggal 18 Desember 2008
Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen
Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)
httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008
Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas
Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80
Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing
Group Inc New Jersey
23
I V KULTUR JARINGAN SANSIEVERA
A Pendahuluan
1 Latar Belakang
Sansievera merupakan tanaman hias yang sekarang sedang digemari
oleh para pecinta tanaman Selain mempunyai corak daun yang indah dan
unik mempunyai bentuk dan ukuran bervariasi tanaman ini juga berfungsi
sebagai penyerap polutan di udara sekitar tempat tumbuhnya Hal inilah
yang menyebabkan pecinta tanaman kembali melirik tanaman sansievera
Penciptaan varian-varian baru terus dilakukan untuk memperbaiki
keindahan dan keunikan dari daun sansievera Salah satu cara yang
digunakan untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan melakukan
kultur jaringan pada tanaman sansievera Diharapkan pada saat dikulturkan
secara terus-menerus terjadi perubahan genetik yang menyebabkan
keberagaman genetik dalam waktu yang relatif singkat sehingga tidak
membutuhkan waktu untuk menghasilkan satu varian yang baru
Selain itu kultur jaringan pada sansievera ju8ga serng digunakan
untuk menghasilkan anakan dalam jumlah yang banyak pada varietas yang
langka dan cukup sulit apabila dikembangbiakkan dengan cara vegetatif
biasa oleh karena itu kultur jaringan sangat bermanfaat bagi peningkatan
varietas baru dan pengembangbiakan varietas-varietas langka yang sulit
dikembangbiakkan
2 Tujuan
Tujuan dari praktikum acara IV ini adalah
Mengetahui teknik kultur jaringan sansievera
Mengetahui pengaruh BAP dan IBA terhadap pertumbuhan dan
perkembangan eksplan sansievera
3 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara IV ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29
Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
24
B Tinjauan Pustaka
Sitokinin juga mempunyai dua peran yang penting untuk propagasi
seara in vitro yaitu merupakan perangsang pembelahan sel dalam jaringan
yang dibuat eksplan dan merangsang pertumbuhan tunas daun namun
demikian kadar sitokinin yang optimal untuk pertumbuhan tunas dapat
menghambat pertumbuhan dan pembentukan akar Karena itu konsentrasi dari
sitokinin yang dipakai harus sesuai sehingga tidak menghambat pertumbuhan
dari eksplan (Wetherel 1988)
Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada
stek yang memiliki kadar auksin lebih t inggi lebih mampu menumbuhkan
akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi dari pada stek yang
memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah
jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai
katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan
sel Ada beberapa macam hormon dari kelompok auksin ini antara lain adalah
IAA (Indole Acetic Acid) NAA (Napthalen Acetic Acid) dan IBA (Indole
Butyric Acid) (Irwanto 2001)
Perbanyakan tanaman secara kultur jaringan ( tissue culture ) bertujuan
untuk mendapatkan tanaman dalam jumlah banyak dan seragam
pertumbuhannya Seiring dengan permintaan bibit sansievera yang semakin
meningkat cara perbanyakan secara konvensional menggunakan setek
anakan dan cabut pucuk tidak lagi bisa mencukupi Satu-satunya cara
perbanyakan yang sanggup memenuhi kebutuhan permintaan bibit dalam
jumlah besar itu hanyalah kultur jaringan
Eksplan yang digunakan adalah jaringan yang masih muda Jaringan
muda ini tersusun atas sel-sel yang masih muda dan aktif membelah sehingga
diharapkan bisa menghasilkan tanaman yang sempurna (Purwanto 2008)
Struktur kalus dari berbagai varietas yang digunakan berbeda-beda
tergantung kepada formulasi yang digunakan Biasanya struktur kalus
menggambarkan daya regenerasinya membentuk tunas dan akar Kalus yang
berbentuk globular (nodul-nodul) dan berwarna bening biasanya mempunyai
25
kemampuan lebih tinggi untuk membentuk tunas daripada kalus yang bersifat
kompak dan berwarna coklat-kehitaman Dalam hal ini media yang digunakan
untuk memacu regenerasi kalus akan sangat menentukan Keseimbangan
nutrisi dalam media tumbuh sangat mempengaruhi pertumbuhan kalus
maupun diferensiasinya membentuk tunas (Purnamaningsih 2006)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan pertumbuhan
plantlet akibat penambahan zat pengatur tumbuh BAP dan pikloram
Persentase daun normal terbesar didapat dari perlakuan B5 tanpa pikloram dan
BAP media MS tanpa pikloram Pertumbuhan akar plantlet lebih baik yang
dikulturkan pada media MS tanpa hormon atau dengan penambahan hormon
dengan konsentrasi terendah (Anonim 2008)
Pada sansievera metode kultur jaringan lebih sering diterapkan untuk
membiakkan jenis yang menghasilkan anakan seperti jenis S cylindrica dan
jenis yang langka Eksplan diambil dari nmata tunas pucuk rimpang atau
pucuk daun sepanjang 1 cm sebelum ditanam eksplan disterilisasi terlebih
dahulu untuk menghindari kontaminasi (Pramono 2008)
C Alat Bahan Dan Cara Kerja
1 Alat
- Laminar air flow cabinet
- Petridish dan botol-botol kultur
- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes
- Eksplan sansievera ( sansievera sp)
- Media kultur
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin)
2 Bahan
- Sansievera (sansievera sp)
- Media kultur
26
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin)
3 Cara Kerja
- Mempersiapkan eksplan
- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan
a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit
dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3
menit
b Membilas eksplan dengan aquadest steril
- Melakukan penanaman eksplan
a Membuka plastik penutup botol media kultur
b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan
pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api
c Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari
kontaminasi
- Melakukan pemeliharaan eksplan
a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur
b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol
c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus
2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi
- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati
a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar
tunas daun dan kalus (HST)
b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas
dan daun
c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan
- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir
pengamatan
27
D Hasil dan Pembahasan
1 Hasil
Tabel 41 Rekapan kultur Jaringan tanaman sansievera (Sansievera sp)
Mcam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasil
an
Sansie
vera
1 - - - - - - -
20
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - - - - -
5 5 MST - - - 8 akar - -
6 - - - - - - -
7 - - - - - - -
8 5 MST - - - 6 akar - -
9 - - - - - - -
10 - - - - - - -
Sumber Laporan Sementara
2 Pembahasan
Bahan tanam yang digunakan pada kultur jaringan sansievera ini
adalah potongan daun sansievera Setelah dilakukan pencucian bahan
dengan menggunakan fungisida dan bakterisida jaringan tanaman segera
ditanam dalam botol kultur Pada saat penanaman dilakukan bersamaan
dengan sterilisasi eksplan yang dilakukan di dalam LAFC
Pada saat penanaman sebaiknya bahan atanama ditanam dalam
keadaan berdiri bukan rebah Hal ini untuk memudahkan penyerapan
nutrisi yang ada di dalam media Apabila penanaman dilakukan dalam
keadaan rebah bagian daun yang mengadakan kontak dengan media
merupakan daun yang tidak mengalami pelukaan sehingga nutrisi dari
media akan sulit masuk ke dalam jaringan aeksplan
Pada kultur jaringan sansievera ini muncul akar ketika eksplan
berumur 5 MST Dari 10 eksplan yang ditanam eksplan yang
mengeluarkan akar berjumlah dua Akar yang muncul berjumlah masing-
masing 8 akar dan 6 akar Eksplan yang lain mengalami kematian akibat
terjadinya kontaminasi oleh jamur dan bakteri dan juga terjadinya
browning Kontaminasi terjadi karena sterilisasi yang kurang sempurna
28
dan browning terjadi akibat perendaman (untuk tujuan sterilisasi bahan)
klorox yang terlalu lama sehingga jaringan dari sansievera mengalami
browning
Gejala dari kontaminasi bakteri adalah munculnya hifa dari jamur
dan dalam waktu singkat memenuhi media kultur sedangkan gejala
serangan bakteri adalah adanya lendir pada media yang mencirikan koloni
dari bakteri Gejala dari browning sendiri adalah perubahan warna dari
eksplan menjadi hitam atau kepucatan pada jaringan-jaringan yang berada
di tepi
Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan pada sansievera ini
adalah 20 dengan jumlah akar yang terbentuk pada eksplan masing-
masing adalah 8 akar dan 6 akar Tumbuhnya akar pada kultur yang
mengalami keberhasilan merupakan peran dari zat pengatur tumbuh yang
ditambahkan Zat pengatur tumbuh yang ditambahkan adalah BAP dan
IBA BAP merupakan pemacu tunas sedangkan IBA merupakan pemicu
pertumbuhan akar Walaupun konsentrasi dari IBA lebih kecil jika
dibandingkan dengan BAP pertumbuhan akar disini bukan semata-mata
karena hal tersebut Faktor jenis tumbuhan juga mempengaruhi eksplan
sehingga organ yang muncul adalah akar dan Interaksi dari IBA dan BAP
mendorong pertumbuhan dari akar
E Kesimpulan dan Saran
1 Kesimpulan
a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan
terjadinya bowning kontaminasi media tanam
b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media
kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan
berkembang di dalam botol kultur
c Bahan tanam dari sansievera ditanam dalam keadaan tegak agar
eksplan mudah dalam menyerap nutrisi
d Akar terbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST
29
e Pembentukan akar ddidorong oleh adanya zat pengatur tumbuh IBA
dan BAP yang diberikan pada media tanam
f Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan sansivera adalah 20
keberhasilan kultur dilihat dari munculnya akar pada eksplan
2 Saran
Sebelum sterilisasi dilakukan sebaiknya bahan tanaman yang akan
digunakan permukaannya digosok dengan pemotong untuk menghilangkan
lapisan lilin yang melekat pada permukaan daun agar penyerapan nutrisi
berlangsung lebih mudah
30
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2008Pengaruh Komposisi Media Dasar Penambahan BAP dan
Pikloram terhadap Induksi Tunas Bawang Merah
httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 23 Desember
2008
Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen
Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)
httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008
Pramono S 2008 Pesona Sansievera PT agro Media Pustaka Jakarta
Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas
Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80
Purwanto AW 2008 Sansievera Flora Cantik Penyerap Racun Kanisius
Yogyakarta
Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing
Group Inc New Jersey
8
I PEMBUATAN LARUTAN STOCK PEMBUATAN MEDIA KULTUR
DAN STERILISASINYA
A Pendahuluan
1 Latar Belakang
Kultur jaringan merupakan salah satu metode perbanyakan tanaman
secara vegetatif Kultur jaringan tertua dilakukan pada biji anggrek dengan
tujuan untuk mengecambahkannya dalam media yang kaya nutrisi karena
biji dari anggrek tidak mempunyai cadangan makanan Kultur jaringan
terus berkembang dari mengkulturkan biji berkembang dengan
mengkulturkan jaringan dan terus berkembang hingga mampu
mengkulturkan satu sel dari tanaman
Penggunaan kultur jaringan mempunyai kelebihan yaitu mampu
memproduksi bibit yang seragam dalam jumlah banyak dan dalam waktu
yang relatifr singkat Oleh karena itu kultur jaringan sering dijadikan
solusi sebagai metode perbanyakana tanaman dan juga dapat digunakan
sebagai suatu metode penyimpanan plasma nutfah yang tidak
membutuhkan temapat yang besar
Keberhasilan darai kultur jaringan sangat bergantung dari ketepatan
konsentrasi nutrisi yang berada di dalam media kultur Ketepatan
konsentrasi ini menyangkut pada ketersediaan nutrisi bagi eksplan
tanaman Kelebihan nutrisi dari tanaman akan menyebabkan tanaman
mengalami keracunan unsur hara Oleh karena itu pembuatan larutan
stock dan sterilisasi media dianggap penting untuk diketahui sebagai
sarana penenunjang kebutuhan informasi akan kultur jaringan
2 Tujuan
Tujuan dari praktikum acara I ini adalah
a Mengetahui prosedur pembuatan larutan stock
b Mengetahui langkah-langkah dalam pembuatan media kultur jaringan
c Mengetahui prosedur sterilisasi alat dan media kultur
9
3 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara I ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29
Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
B Tinjauan Pustaka
Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur
jaringan Komposisi media yang digunakan tergantung dengan jenis tanaman
yang akan diperbanyak Media yang digunakan biasanya terdiri dari garam
mineral vitamin dan hormon Selain itu diperlukan juga bahan tambahan
seperti agar gula dan lain-lain Zat pengatur tumbuh (hormon) yang
ditambahkan juga bervariasi baik jenisnya maupun jumlahnya tergantung
dengan tujuan dari kultur jaringan yang dilakukan Media yang sudah jadi
ditempatkan pada tabung reaksi atau botol-botol kaca Media yang digunakan
juga harus disterilkan dengan cara memanaskannya dengan autoklaf
(Anonim 2008)
Pelaksanaan teknik ini memerlukan berbagai prasyarat untuk
mendukung kehidupan jaringan yang dibiakkan Yang paling esensial adalah
wadah dan media tumbuh yang steril Media adalah tempat bagi jaringan
untuk tumbuh dan mengambil nutrisi yang mendukung kehidupan jaringan
Media tumbuh menyediakan berbagai bahan yang diperlukan jaringan untuk
hidup dan memperbanyak dirinya (Hendra 2007)
Tujuan kegiatan kultur jaringan adalah perbanyakan massal tanaman
yang biasanya sangat lambat dengan metoda konvensional dalam jumlah yang
besar dalam waktu yang singkat selain itu diperoleh tanaman yang bebas
virus membantu pemulian tanaman untuk mempercepat pencapaian tujuan
penelitian pada tanaman yang biasa diperbanyak secara vegetatif
(Anonim 2008)
Apabila kita melakukan gerakan-gerakan selama bekerja di dalam
laboratorium akan megakibatkan timbulnya suatu awan debu yang hampir
tidak tampak Debu tersebut mengandung spora yang sangat besar jumlahnya
10
Bila spora ini kontak dengan media kultur yang digunakan dalam pekerjaan
tersebut spora kan tumbuh dengan cepat Dalam beberapa hari spora akan
tumbuh menjadi koloni yang terlihat oleh mata biasa (Wetherel 1982)
Untuk membuat media dengan jumlah zat seperti yang ditentukan
diperlukan penimbangan dan penakaran bahan secara tepat Ketidaktepatan
ukuran dapat menyebabkan terjadinya proses yang dikehendaki Pada
umumnya untuk suatu keperluan media yang telah dirumuskan dapat diubah
atau diperbarui dengan mengganti zat-zat tertentu atau menambah zat lain
Untuk melakukan perubahan ini diperlukan acuan yang mantap atau
pengalaman (Rahardja 1988)
C Alat Bahan Dan Cara Kerja
1 Alat
a Alat pembuatan larutan stock
- Timbangan analitik
- Sendok
- Pipet
- Erlenmeyer
b Alat pembuatan media tanam
- Magneitk stirer
- Timbangan analitik
- Pipet
- Ph meter
- Gelas piala
- Botol-botol kultur
- Plastik pp 03 mm
- Karet gelang
- Kertas label
c Alat sterilisasi
- Autoklaf
11
2 Bahan
a Bahan pembuatan larutan stock
- Bahan kimia untuk nutrisi vitamin FeEDTA ZPT
- Aquadest
b Bahan-bahan untuk pembuatan media
- Gula
- Agar
- Aqua destilata (aquadest)
- Larutan stok terdiri atas hara makro hara mikro vitamin ZPT
- NaOH 1 N dan HCL 1 N
3 Cara Kerja
a Membuat larutan stok
1) Larutan stok media
- Menimbang bahan-bahan kimia yang telah dikalikan menjadi
beberapa kali konsentrasi misalnya untuk unsur hara makro
dikalikan 20 dan unsur hara mikro dikalikan 100 kali
konsentrasi
- Melarutkan bahan-bahan kimia tersebut ke dalam aquadest
dengan volume tertentu misalnya 500 ml
- Memasukkan masing-masing larutan ke dalanm botol dan
menyimpannnya ke dalam refrigerator
2) Larutan stok zat pengatur tumbuh
- Menghitung kebutuhan BAP 100 ppm sebanyak 300 ml adalah
sebagai berikut
100ppm = 100mgl
= 30 mg03 l
= 30 mg300 ml
- Menghitung kebutuhan IBA 100 ppm sebanyak 100 ml adalah
sebagai berikut
100 ppm = 100 mgl
= 10 mg 01 l
12
= 10 mg 100 ml
- Melarutkan bahan dengan alkohol atau NaOH 1 N kemudian
ditambah dengan aquadest sampai 300 ml untuk BAP dan 100
ml untuk IBA
- Memasukkan masing-masing larutan tersebut ke dalam botol
dan menyimpannya ke dalam refrigerator
b Membuat media kultur
- Mengambil larutan stok yang berisi NaEDTA hara makro hara
mikro vitamin dan ZPT
- Memasukkan larutan stok ke dalam abu takar dan tambahkan
aquadest sebanyak 1000ml sampai tanda
- Memasukkan ke dalam bekerglass
- Memasukkan gula sebanyak 30 gr tunggu sampai larut
- Mengukur pH dan mengkondisikannya menjadi 58 ndash 62 dengan
menambahkan HCl atau NaOH
- Memasukkan agar sebanyak 8 grl
- Mendidihkan larutan tersebut
- Memasukkan larutan yang sudah jadi ke dalam botol kultur
- Menutup botol kultur dengan plastik pp dan mengikatnya dengan
karet gelang
- Memasukkan botol kultur tersebut ke dalam autoklaf untuk
disterilkan
c Melakukan sterilisasi Alat dan Media Kultur
- Sterilissasi alat dan media kultur jaringan dilakukan secara
bersama-sama menggunakan autoklaf
- Membungkus alat-alat kultir seperti petridish pisau scalpel dan
pinset dengan kertas koran
- Memasukkan botol-botol berisi media dan alat-alat kultur yang
telah dibungkus kertas koran ke dalam autoklaf untuk proses
sterilisasi pada suhu 121 C tekanan 15 kgcm2 selama 45 menit
- Menyimpan alat-alat kultur dalam oven
13
- Menyimpan media pada rak penyimpanan media yang bertujuan
untuk mengantisipasi ada tidaknya kontaminasi pada media
sehingga dapat dicegah penggunaan media yang telah
terkontaminasi pada saat penanaman
14
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2008 Proses Atau Skematis Kultur Jaringan httpidanswersyahoocomhtm Diakses pada tanggal 16 Desember 2008
Anonim 2008 Teknik Kultur Jaringan httpwwwbbpp-lembanginfohtm
Diakses pada tanggal 16 Desember 2008
Hendra T 2007 Kultur Jaringan httplelos66blogfriendstercomhtm Diakses pada tanggal 16 desember 2008
Rahardja PE 1988 Kultur Jaringan Teknik Perbanyakan Tanaman Secara
Modern Panebar Swadaya Jakarta
Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing Group Inc New Jersey
8
I I KULTUR JARINGAN MAWAR
A Pendahuluan
1 Latar Belakang
Tanaman mawar merupakan tanaman berbunga yang digemari oleh
banyak orang Tanamana ini biasa diperbanyak dengan stek atau cutting
sehingga tanaman baru mempunyai sifat genetik sama dengan induknya
Perlakuan penyetekan pada tanaman mawar hanya mampu menghasilkan
tsedikit tanaman baru dan apabila induk tanaman mawar dipotong secara
terus-menerus sebagai bahan stek maka tanaman induk tersebut akan
rusak
Oleh karena itu diperlukan suatu metode atau cara yang efektif dan
efisien serta cepat dalam memperkembangbiakan tanaman mawar Kultur
jaringan sebagai salah satu metode perbanyakan tanaman dapat dipilih
untuk mengatasi permasalahana diatas Pada kultur jaringan tidak menutup
kemungkinan ditambahkannya suatu zat pengatur tumbuh untuk
mempercepat regenerasi dan pertumbuhan dari jaraingan tanaman
sehingga tanaman baru yang dihasilkan dalam waktu singkat dan
berjumlah banyak
2 Tujuan
Tujuan dari praktikum acara II ini adalah
Mengetahui teknik kultur jaringan mawar
Mengetahui pengaruh BAP dan IBA terhadap pertumbuhan dan
perkembangan eksplan mawar
3 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara II ini dilaksanakan pada hari tanggal Rabu tanggal
29 Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
B Tinjauan Pustaka
Auksin adalah kelompok senyawa yang mampu menyebabkan
pemanjangan sel pada jaringan tunas muda Auksin juga berpengaruh pada
9
pertumbuhan buah dan pembentukan akar Dalam konsentrasi rendah auksin
merangsang pemanjangan sel tetapi dalam konsentrasi tinggi malah berfungsi
sebaliknya ZPT yang sering digunakan dari golongan auksin antara lain IAA
IBA 24 D hormon ini harus dipakai dalam konsentrasi yang tepat karena
konsentrasi yang terlalu berlebihan menyebabkan terjadinya hal-hal yang tidak
diinginkan (Rahardja 1988)
Semua jaringan tanaman terdapat hormon ABA yang dapat dipisahkan
secara kromatografi Senyawa tersebut merupakan inhibitor Bndashkompleks
Senyawa ini mempengaruhi proses pertumbuhan dormansi dan absisi
Beberapa peneliti akhirnya menemukan senyawa yang sama yaitu asam
absisat (ABA) (Wattimena 1992)
Mawar (Rosa hybrida L) biasa diperbanyak secara vegetatif
sedangkan secara generatif hanya ditujukan untuk pemuliaan Perbanyakan
mawar bunga potong umumnya diperbanyak secara okulasi okulasi mata
tunas atau okulasi mata berkayu Okulasi mata tunas dilakukan pada saat kulit
batang bawah mudah dikelupas Pada saat tersebut sel-sel tanaman dan sel-sel
kambium tersebut sedang dalam keadaan aktif (Anonim 2008)
Dalam budidaya in vitro (kultur jaringan) menginduksi kalus
merupakan salah satu langkah penting setelah itu diusahakan agar terjadi
diferensiasi akar dan tunas Proses terjadinya kalus sampai diferensiasi
berbedandashbeda tergantung pada bagian tanaman yang dipakai sebagai eksplan
metode budidaya in vitro juga zatndashzat tanaman yang di bubuhkan pada media
dasar Untuk mendapatkan kalus penggunaan eksplan dari daun umumnya
lebih menguntungkan dari pada eksplan batang Masalah yang perlu diantipasi
adalah generasi kalus menjadi planlet Untuk mendapatkan kalus zat pengatur
tumbuh yang biasa digunakan adalah 24ndashD dari golongan auksin dan BAP
dari golongan sitokinin (Ibrahim et al 2004)
Pada 0 ppm BAP tidak ada satupun kalus yang terbentuk Nilai
tertinggi dijumpai pada pemberian 4 ppm BAP dengan menghasilkan
prosentase kalus terbentuk sebesar 697 yang berbeda sangat nyatadengan
pemberian 0 ppm BAP Hasil penelitian menunjukkan bahwapada konsentrasi
10
4 ppm BAP sinergis dengan pemberian 15 ppm CCC sehingga menghasilkan
prosentase kalus tertinggi Penelitian ini menunjukkan bahwa dengan
peningkatan konsentrasi BAP hingga 4 ppm terjadi peningkatan prosentase
kalus Tetapi setelah itu makin tinggi konsentrasi BAP dalam media tumbuh
makin menurun prosentase kalus yang terbentuk (Sofia 2007)
C Alat Bahan Dan Cara Kerja
1 Alat
- Laminar air flow cabinet
- Petridish danbotol-botol kultur
- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes
2 Bahan
- Eksplan mawar (Rosa sp)
- Media kultur
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin)
3 Cara Kerja
- Mempersiapkan eksplan
- Melakukan sterilisasi pada eksplan dengan
Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit
dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3
menit
Membilas eksplan dengan aquadest steril
- Melakukan penanaman eksplan
Membuka plastik penutup botol media kultur
Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan
pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api
Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari
kontaminasi
11
- Melakukan pemeliharaan eksplan
Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur
Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol
Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus
2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi
- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati
Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar
tunas daun dan kalus (HST)
Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas
dan daun
Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan
- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir
pengamatan
D Hasil dan Pembahasan
1 Hasil
Tabel 21 Rekapan kultur jaringan tanaman mawar (Rosa sp )
Macam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasilan
Mawar
1 - - - - - - -
0
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - - - - -
5 - - - - - - -
6 - - - - - - -
7 - - - - - - -
8 - - - - - - -
9 - - - - - - -
10 - - - - - - -
Sumber Laporan Sementara
2 Pembahasan
Bahan yang digunakan dalam kultur jaringan ini adalah ruas batang
mawar dari jaringan yang masih muda agar mampu beregenerasi lebih
cepat Dalam kultur batang mawar ini tingkat keberhasilan yang didapat
12
adalah 0 Eksplan yang dikulturkan tidak ada yang hidup Eksplan yang
ditanam menjadi kekuningan karena browning dan sebagian lagi
mengalami kontaminasi oleh berbagai macam jamur
Kontaminasi oleh berbagai macam jamur disebabkan oleh sterilisasi
yang kurang sempurna sehingga mikroba-mikroba yang ada didalam
maupun disekitar eksplan berkembang biak di dalam media Sterilisasi
yang kurang sempurna kemungkinan besar terjadi pada saat eksplan akan
ditanam di dalam botol kultur
Pada saat eksplan akan ditanam dilakukan sterilisasi bahan tanam
dengan menggunakan alkohol 96 dan larutan Clorox 525 Apabila
perendaman dalam larutan terlalu cepat maka mikroba yang ada
kemungkinan masih terbawa di sekitar permukaan eksplan sehingga
peristiwa kontaminasi tidak dapat dihindarkan
Eksplan mawar tekontaminasi oleh jamur dan bakteri pada
kontaminasi jamur terlihat hifa putih hingga hitam (jenis yang berbeda)
muncul pada media ataupun pada bahan tanam Sedangkan kontaminasi
oleh bakteri terlihat cairan kental di sekitar bahan tanam maupun media
yang merupakan kumpulan massa bakteri Kontaminasi yang terjadi
disebabakan oleh faktor media ataupun bahan tanam yang sterilisasinya
kurang sempurna Sterilisasi yang kurang sempurna ini mengakibatkan
tumbuhnya mikroba dalam media yang sangat kaya akan nutrisi
Sebagian dari eksplan mawar terkontaminasi oleh bakteri dan jamur
sedangkan sebagian yang lain mengalami browning yaitu matinya eksplan
karena terlalu lama mengalami sterilisasi Fungsi dari sterilisasi adalah
membunuh mikroba akan tetapi apabila sterilisasi yang dilakukan terlalu
lama maka jaringan tanaman juga akan ikut mati atau terjadi browning
Apabila dibandingkan dengan bahan lain yang digunakan untuk
kultur jaringan bahan tanam mawar memiliki prosentase keberhasilan
paling rendah yaitu 0 Hal ini dikarenakan eksplan yang digunakan
berupa batang yang mempunyai permukaan yang cukup sulit untuk
ditembus oleh media sehingga media agak sulit untuk masuk ke dalam
13
jaringan eksplan dan menyebabkan eksplan menjadi coklat kekuningan
karena tidak mendapatkan nutrisi yang cukup
Pengaruh dari BAP dan IBA terhadap eksplan mawar ini belum bisa
diamati karena seluruh eksplan mati karena terkontaminasi maupun karena
sterilisasi bahan tanam yang terlalu lama Fungsi dari BAP adalah sebagai
pemacu tunas sedangkan IBA digunakan sebagai pemacu akar
E Kesimpulan dan Saran
1 Kesimpulan
a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan
terjadinya bowning kontaminasi media tanam dan sifat bahan tanam
yang agak sulit untuk menyerap media
b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media
kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masiih hidup dan
berkembang di dalam botol kultur
c Pengaruh BAP dan IBA belum bisa diamati karena eksplan mati
sedangkan fungsi dari IBA digunakan sebagai permacu pertumbuhan
akar sedangkan BAP sebagai pemacu pertumbuhan tunas
d Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan mawar ini adalah 0
2 Saran
Saran yang bisa kami berikan adalah pada saat sterilisasi jangan
terlalu singkat melakukan perendaman dengan bahan klorox karena
sterilisasi yang dilakukan terkadang belum membunuh keseluruhan
mikrobia sehingga terjadi kontaminasi
14
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2008 Perbanyakan Mawar secara Stenting (Stek dan grafting)
httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 22 Desember
2008
IbrahimMSD N Nova K Nurliani B 2004 Studi Pendahuluan Induksi
Kalus Embriogenik Dari Eksplan Daun Echinaceae purpureaBuletin TRO
Vol XV No 2 2004
Nia 2008 Hormon Pertumbuhan Pada Tumbuhan
httpanthuriumonlinewordpresscom Diakses pada tanggal 22 Desember
2008
Rahardja PE 1988 Kultur Jaringan Teknik Perbanyakan Tanaman Secara
Modern Panebar Swadaya Jakarta
Sofia D 2007 Pengaruh Berbagai Konsentrasi Benzyl Amino Purine Dan
Cycocel Terhadap Pertumbuhan Embrio Kedelai (Glysine max L Marr)
USU Reposytor
15
III KULTUR JARINGAN NANAS DAN WORTEL
A Pendahuluan
1 Latar Belakang
Wortel (Daucus carota) adalah tumbuhan sayur yang ditanam
sepanjang tahun Terutama di daerah pegunungan yang memiliki suhu
udara dingin dan lembab kurang lebih pada ketinggian 1200 ineter di atas
permukaan laut Tumbuhan wortel mernbutuhkan sinar matahari dan dapat
turnbuh pada sernua musim Menurut para botanis wortel (Daucus carota)
dapat dibedakan atas beberapa jenis di antaranya Wortel (Daucus carota
Linn) Jenis imperator yakni wortel yang memiliki umbi akar berukuran
panjang dengan ujung meruncing dan rasanya kurang manis - jenis
chantenang yakni wortel yang memiliki umbi akar berbentuk bulat
panjang dan rasanya manis Perbanyakan secara kultur in vitro pada wortel
dilakukan untuk memperbanyak tanaman dan juga sebagai bahan pelatihan
kultur jaringan karena perlakuan sterilisasi dan penanaman relatif lebih
mudah
Sedangkan prospek penerapan teknik kultur in vitro tanaman nanas
di Indonesia cukup bagus terutama untuk mengatasi permasalahan
perbanyakan nanas Si Madu yang kemungkinan me-rupakan pertumbuhan
sel mutan dari tanaman khimera Masalah yang dihadapi dalam
perbanyakan vegetatif nanas Si Madu secara konvensional adalah
timbulnya keragaman sehingga sifat pohon induknya tidak dapat
dipertahankan Melalui jalur embrio-genesis karakteristik nanas Si Madu
diharapkan dapat dipertahankan Dalam hal ini tanaman (planlet) yang
dihasil-kan dari jalur embriogenesis berasal dari satu sel sehingga
terjadinya khimera dapat dihindari
2 Tujuan
Tujuan dari praktikum acara III ini adalah
Mengetahui teknik kultur jaringan nanas dan wortel
16
Mengetahui pengaruh bap dan iba terhadap pertumbuhan dan
perkembangan eksplan nanas dan wortel
3 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara III ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29
Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
B Tinjauan Pustaka
Suatu aturan sederhana yang mungkin dapat digunakan sebagai
pegangan adalah bahwa kita harus menggunakan tanaman sumber eksplan
yang sehat dan tumbuh kuat memilih jaringan yang muda dan menggunakan
eksplan yang cukup besar tetapi meskipun demikian banyak pengecualian-
pengecualiannya Sehingga kadang-kadang perlu melakukan langkah coba-
coba bila akan mengkulturkan suatu species atau varietas tanaman yang belum
pernah dilakukan sebelumnya (Wetherel 1988)
Kontaminasi dari eksplanlah yang paling sulit diatasi karena dalam hal
ini metode sterilisasi harus selektif Walaupun sterilisasi telah dilakukan
dengan berbagai cara namun kadang-kadang kontaminasi tetap saja terjadi
Dalam hal ini dikarenakan pada eksplan telah terjadi kontaminasi internal
Cara penggulangannya dilakukan treatment pada tanaman yang akan dijadikan
sebagai sumber eksplan Treatment-nya adalah dengan mengisolasi eksplan
disemprot dengan bakterisida fungisida selama 3 bulan setiap hari dengan
konsentrasi 150-200 mgl (Anonim 2008)
Proses pemberian hormon harus memperhatikan jumlah dan
konsentrasinya agar didapatkan sistim perakaran yang baik dalam waktu
relatif singkat Konsentrasi dan jumlah hormon ini sangat tergant ung pada
faktor-faktor sepert umur bahan stek waktulamanya pemberian hormon cara
pemberian hormon jenis tanaman dan sistim stek yang digunakan (Yasman
dan Smits 1988) Berdasarkan pengalaman kelompok auksin yang baik untuk
perakaran terutama untuk tanaman kehutanan Dipterocarpaceae adalah dari
kelompok IBA (Indole Butyric Acid) (Irwanto 2001)
17
Nanas diperbanyak dengan mahkota atau stek Secara umum bahan
penanaman yang baik digunakan untuk pertumbuhan dan pembuahan yang
seragam Untuk nanas yang ditanam untuk pasar buah segar dan dimana
semua bahan tanam bernilai campuran tipe tunas dapat digunakan Propagasi
vegetatif dengan tunas daun dimana setiap satu buku dari mahkota atau sulur
yang masak dapat memproduksi bibit merupakan teknik yang berguna untuk
menyediakan lebih dari 40 bibit per tunas terutama dari mahkota daunnya
Penanaman dengan kultur jaringan telah dikembangkan terutama introduksi
baru klon atau hibrid Penanaman biasanya dalam 2 garis dengan parit yang
lebar (Anonim 2003)
Tanaman wortel diperbanyak dengan bijinya Biji untuk penanaman ini
dikenal dengan istilah benih Benih wortel berwarna cokelat ukurannya keci
berbulu dan saling melekat satu sama lain Setiap 1 gr benih terdapat 200 biji
Benih wortel dapat diperoleh dengan cara membeli di kios atau toko-toko
pertanian Kebutuhan benih wortel untuk setiap hektarnya sekitar 15 kg-3 kg
(Ali et al2003)
Zat pengatur tumbuh dari golongan auksin berperan antara lain dalam
pembentukan kalus morfogenesis akar dan tunas serta embriogenesis
Pemilihan konsentrasi dan jenis auksin ditentukan antara lain oleh tipe
pertumbuhan dan perkembangan eksplan yang dikehendaki Penggunaan
auksin dengan daya aktivitas kuat (antara lain 24-D NAA atau
dikombinasikan dengan sitokinin dengan konsentrasi rendah) umumnya
digunakan untuk induksi kalus embriogenik Selain itu jenis dan konsentrasi
hormon jenis asam amino serta rasio auksin dan sitokinin sangat menentukan
dalam menginduksi pembentukan kalus ( Purnamaningsih 2006)
C Alat Bahan Dan Cara Kerja
1 Alat
- Laminar air flow cabinet
- Petridish danbotol-botol kultur
- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes
18
2 Bahan
- Eksplan nanas (Ananas comosus)
- Eksplan wortel (Daucus carota)
- Media kultur
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin) 525
3 Cara Kerja
- Mempersiapkan eksplan
- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan
a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit
dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3
menit
b Membilas eksplan dengan aquadest steril
- Melakukan penanaman eksplan
a Membuka plastik penutup botol media kultur
b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan
pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api
a Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari
kontaminasi
- Melakukan pemeliharaan eksplan
a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur
b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan luar botol
c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus
2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi
- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati
a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar
tunas daun dan kalus (HST)
b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas
dan daun
19
c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan
- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir
pengamatan
D Hasil dan Pembahasan
1 Hasil
Tabel 31 rekapan kultur jaringan tanaman nanas (Ananas comosus)
Macam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasilan
nanas 1 - - - - - - -
30
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - 5 MST - - -
5 - - - - - - -
6 - - - 5 MST - - -
7 - - - - - - -
8 - - - 5 MST - - -
9 - - - - - - -
10 - - - - - - -
Sumber Laporan sementara
Tabel 32 Rekapan Kultur Jaringan Tanaman wortel (Daucus carota)
Macam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasilan
Wortel
1 - - - - - - -
30
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - - - - -
5 - - - 5 MST - - -
6 - - - - - - -
7 - - - - - - -
8 - - - - - - -
9 - - - 5 MST - - -
10 - - - 5 MST - - -
Sumber Laporan Sementara
2 Pembahasan
Bahan eksplan yang digunakan berupa umbi wortel dan daging
bonggol dari mahkota nanas Bahan yang digunakan dari kedua tanaman
ini mempunyai karakteristik yang sama yaitu keduanya merupakan
20
jaringan tebal dan berair pada bahan tanam sebelum dilakukan penanaman
terlebuih dahulu dilakukan sterilisasi
Sterilisasi eksplan dilakukan menggunakan clorox (sunclin) dengan
melakukan perendaman selama plusmn 3 menit pada bahan dan membilas bahan
dengan aquadest Sterilisasi bahan harus dilakukan dengan tepat apabila
perendaman clorox terlalu lama maka jaringan dari bahan tanam akan
mengalami kematian (browning) sehingga tidak mampu membentuk
individu baru apabila sterilisasi terlalu singkat maka bahan tanam yang
digunakan akan membawa bibit ndash bibit kontaminasi
Kontaminasi dari eksplanlah yang paling sulit diatasi walaupun
sterilisasi telah dilakukan dengan berbagai cara namun kadang-kadang
kontaminasi tetap saja terjadi Dalam hal ini dikarenakan pada eksplan
telah terjadi kontaminasi internal Cara penggulangannya dilakukan
treatment pada tanaman yang akan dijadikan sebagai sumber eksplan
dengan mencuci eksplan pada larutan fungisida dan bakterisida Untuk
menanggulangi kontamiknasi setelah ekspaln dikulturkan maka dilakukan
pemeliharaan secara dengan melakukan penyemprotan spirtus ataupun
alkohol pada permukaan botol kultur dua hari sekali
Pada 5 MST muncul kalus pada wortel dan nanas yang berjumlah 6
eksplan (3 eksplan wortel 3 eksplan nanas) Kalus merupakan sekumpulan
massa sel yang belum terdiferensiasi menjadi organ dari tanaman Kalus
yang muncul merupakan hasil dari pembelahana sel-sel yang berda dalam
jaringan eksplan Sedangkan eksplan yang lain mengalami browning dan
kontaminasi Kontaminasi ini dikarenakan media MS merupakan media
yang kaya akan nutrisi sehingga mikroba di sekeliling tanaman atau udara
sekitar eksplan juga tumbuh dan berkompetisi dengan eksplan
Prosentase keberhasilan dari kultur nanas adalah 30 dan
prosentase keberhasilan dari kultur wortel adalah 30 Tingkat
keberhasilan dari kultur wortel dan kultur nanas ini pling tinggi jika
dibandingkan dengan kultur bahan yang lain karena bahan tanam yang
21
digunakan lebih mudah menyerap media sehingga pertumbuhan kalus
lebih banyak dan lebih cepat
Pembentukan kalus ini akibat dari pengaruh hormon BAP yang
diberikan pada media BAP merupakan senyawa kelompok sitokinin yang
memacu pembelahan sel sehingga mampu memacu pembentukan kalus
atau massa sel Kalus yang terbentuk dapat dipacu untuk berdiferensiasi
menjadi tunas dengan menambahkan kandungan IBA pada media
Pengaruh BAP pada eksplan lebih dominan karena kandungan di dalam
media lebih besar daripada IBA sehingga terbentuklah kalus pada eksplan
E Kesimpulan dan Saran
1 Kesimpulan
a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan
terjadinya bowning kontaminasi media tanam
b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media
kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan
berkembang di dalam botol kultur
c Bahan tanam dari wortel dan nanas cukup mudah untuk menyerap
nutrisi di dalam media sehingga lebih cepat terbentuk kalus
d Kalus iterbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST
e Pengaruh BAP lebih tinggi jika dibandingkan dengan IBA karena
konsentrasi BAP yang lebih tinggi
f BAP merangsang pembelahan sel sehingga terbentuk kalus yang
berupa massa sel yang belum terdiferensiasi
g Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan nanas adalah 30 dan
pada kultur wortel adalah 30
2 Saran
Dalam proses penanaman sebaiknya dicontohkan terlebih dahulu
cara penanaman eksplan yang benar sehingga tidak terjadi kesalahan
sterilisasi bahan yang berakibat terjadinya kontaminasi ataupun browning
22
DAFTAR PUSTAKA
Ali NBV Estu R Hendro S 2003 Wortel dan Lobak Panebar Swadaya Bogor
Anonim 2003 Ananas comosus httpwwwproseanetorg Diakses pada tanggal
22 Desember 2008
Husen M 2008 Kontaminasi Dalam Kultur Jaringan httpeshafloracom
Diakses pada tanggal 18 Desember 2008
Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen
Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)
httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008
Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas
Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80
Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing
Group Inc New Jersey
23
I V KULTUR JARINGAN SANSIEVERA
A Pendahuluan
1 Latar Belakang
Sansievera merupakan tanaman hias yang sekarang sedang digemari
oleh para pecinta tanaman Selain mempunyai corak daun yang indah dan
unik mempunyai bentuk dan ukuran bervariasi tanaman ini juga berfungsi
sebagai penyerap polutan di udara sekitar tempat tumbuhnya Hal inilah
yang menyebabkan pecinta tanaman kembali melirik tanaman sansievera
Penciptaan varian-varian baru terus dilakukan untuk memperbaiki
keindahan dan keunikan dari daun sansievera Salah satu cara yang
digunakan untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan melakukan
kultur jaringan pada tanaman sansievera Diharapkan pada saat dikulturkan
secara terus-menerus terjadi perubahan genetik yang menyebabkan
keberagaman genetik dalam waktu yang relatif singkat sehingga tidak
membutuhkan waktu untuk menghasilkan satu varian yang baru
Selain itu kultur jaringan pada sansievera ju8ga serng digunakan
untuk menghasilkan anakan dalam jumlah yang banyak pada varietas yang
langka dan cukup sulit apabila dikembangbiakkan dengan cara vegetatif
biasa oleh karena itu kultur jaringan sangat bermanfaat bagi peningkatan
varietas baru dan pengembangbiakan varietas-varietas langka yang sulit
dikembangbiakkan
2 Tujuan
Tujuan dari praktikum acara IV ini adalah
Mengetahui teknik kultur jaringan sansievera
Mengetahui pengaruh BAP dan IBA terhadap pertumbuhan dan
perkembangan eksplan sansievera
3 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara IV ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29
Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
24
B Tinjauan Pustaka
Sitokinin juga mempunyai dua peran yang penting untuk propagasi
seara in vitro yaitu merupakan perangsang pembelahan sel dalam jaringan
yang dibuat eksplan dan merangsang pertumbuhan tunas daun namun
demikian kadar sitokinin yang optimal untuk pertumbuhan tunas dapat
menghambat pertumbuhan dan pembentukan akar Karena itu konsentrasi dari
sitokinin yang dipakai harus sesuai sehingga tidak menghambat pertumbuhan
dari eksplan (Wetherel 1988)
Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada
stek yang memiliki kadar auksin lebih t inggi lebih mampu menumbuhkan
akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi dari pada stek yang
memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah
jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai
katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan
sel Ada beberapa macam hormon dari kelompok auksin ini antara lain adalah
IAA (Indole Acetic Acid) NAA (Napthalen Acetic Acid) dan IBA (Indole
Butyric Acid) (Irwanto 2001)
Perbanyakan tanaman secara kultur jaringan ( tissue culture ) bertujuan
untuk mendapatkan tanaman dalam jumlah banyak dan seragam
pertumbuhannya Seiring dengan permintaan bibit sansievera yang semakin
meningkat cara perbanyakan secara konvensional menggunakan setek
anakan dan cabut pucuk tidak lagi bisa mencukupi Satu-satunya cara
perbanyakan yang sanggup memenuhi kebutuhan permintaan bibit dalam
jumlah besar itu hanyalah kultur jaringan
Eksplan yang digunakan adalah jaringan yang masih muda Jaringan
muda ini tersusun atas sel-sel yang masih muda dan aktif membelah sehingga
diharapkan bisa menghasilkan tanaman yang sempurna (Purwanto 2008)
Struktur kalus dari berbagai varietas yang digunakan berbeda-beda
tergantung kepada formulasi yang digunakan Biasanya struktur kalus
menggambarkan daya regenerasinya membentuk tunas dan akar Kalus yang
berbentuk globular (nodul-nodul) dan berwarna bening biasanya mempunyai
25
kemampuan lebih tinggi untuk membentuk tunas daripada kalus yang bersifat
kompak dan berwarna coklat-kehitaman Dalam hal ini media yang digunakan
untuk memacu regenerasi kalus akan sangat menentukan Keseimbangan
nutrisi dalam media tumbuh sangat mempengaruhi pertumbuhan kalus
maupun diferensiasinya membentuk tunas (Purnamaningsih 2006)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan pertumbuhan
plantlet akibat penambahan zat pengatur tumbuh BAP dan pikloram
Persentase daun normal terbesar didapat dari perlakuan B5 tanpa pikloram dan
BAP media MS tanpa pikloram Pertumbuhan akar plantlet lebih baik yang
dikulturkan pada media MS tanpa hormon atau dengan penambahan hormon
dengan konsentrasi terendah (Anonim 2008)
Pada sansievera metode kultur jaringan lebih sering diterapkan untuk
membiakkan jenis yang menghasilkan anakan seperti jenis S cylindrica dan
jenis yang langka Eksplan diambil dari nmata tunas pucuk rimpang atau
pucuk daun sepanjang 1 cm sebelum ditanam eksplan disterilisasi terlebih
dahulu untuk menghindari kontaminasi (Pramono 2008)
C Alat Bahan Dan Cara Kerja
1 Alat
- Laminar air flow cabinet
- Petridish dan botol-botol kultur
- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes
- Eksplan sansievera ( sansievera sp)
- Media kultur
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin)
2 Bahan
- Sansievera (sansievera sp)
- Media kultur
26
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin)
3 Cara Kerja
- Mempersiapkan eksplan
- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan
a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit
dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3
menit
b Membilas eksplan dengan aquadest steril
- Melakukan penanaman eksplan
a Membuka plastik penutup botol media kultur
b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan
pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api
c Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari
kontaminasi
- Melakukan pemeliharaan eksplan
a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur
b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol
c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus
2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi
- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati
a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar
tunas daun dan kalus (HST)
b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas
dan daun
c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan
- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir
pengamatan
27
D Hasil dan Pembahasan
1 Hasil
Tabel 41 Rekapan kultur Jaringan tanaman sansievera (Sansievera sp)
Mcam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasil
an
Sansie
vera
1 - - - - - - -
20
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - - - - -
5 5 MST - - - 8 akar - -
6 - - - - - - -
7 - - - - - - -
8 5 MST - - - 6 akar - -
9 - - - - - - -
10 - - - - - - -
Sumber Laporan Sementara
2 Pembahasan
Bahan tanam yang digunakan pada kultur jaringan sansievera ini
adalah potongan daun sansievera Setelah dilakukan pencucian bahan
dengan menggunakan fungisida dan bakterisida jaringan tanaman segera
ditanam dalam botol kultur Pada saat penanaman dilakukan bersamaan
dengan sterilisasi eksplan yang dilakukan di dalam LAFC
Pada saat penanaman sebaiknya bahan atanama ditanam dalam
keadaan berdiri bukan rebah Hal ini untuk memudahkan penyerapan
nutrisi yang ada di dalam media Apabila penanaman dilakukan dalam
keadaan rebah bagian daun yang mengadakan kontak dengan media
merupakan daun yang tidak mengalami pelukaan sehingga nutrisi dari
media akan sulit masuk ke dalam jaringan aeksplan
Pada kultur jaringan sansievera ini muncul akar ketika eksplan
berumur 5 MST Dari 10 eksplan yang ditanam eksplan yang
mengeluarkan akar berjumlah dua Akar yang muncul berjumlah masing-
masing 8 akar dan 6 akar Eksplan yang lain mengalami kematian akibat
terjadinya kontaminasi oleh jamur dan bakteri dan juga terjadinya
browning Kontaminasi terjadi karena sterilisasi yang kurang sempurna
28
dan browning terjadi akibat perendaman (untuk tujuan sterilisasi bahan)
klorox yang terlalu lama sehingga jaringan dari sansievera mengalami
browning
Gejala dari kontaminasi bakteri adalah munculnya hifa dari jamur
dan dalam waktu singkat memenuhi media kultur sedangkan gejala
serangan bakteri adalah adanya lendir pada media yang mencirikan koloni
dari bakteri Gejala dari browning sendiri adalah perubahan warna dari
eksplan menjadi hitam atau kepucatan pada jaringan-jaringan yang berada
di tepi
Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan pada sansievera ini
adalah 20 dengan jumlah akar yang terbentuk pada eksplan masing-
masing adalah 8 akar dan 6 akar Tumbuhnya akar pada kultur yang
mengalami keberhasilan merupakan peran dari zat pengatur tumbuh yang
ditambahkan Zat pengatur tumbuh yang ditambahkan adalah BAP dan
IBA BAP merupakan pemacu tunas sedangkan IBA merupakan pemicu
pertumbuhan akar Walaupun konsentrasi dari IBA lebih kecil jika
dibandingkan dengan BAP pertumbuhan akar disini bukan semata-mata
karena hal tersebut Faktor jenis tumbuhan juga mempengaruhi eksplan
sehingga organ yang muncul adalah akar dan Interaksi dari IBA dan BAP
mendorong pertumbuhan dari akar
E Kesimpulan dan Saran
1 Kesimpulan
a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan
terjadinya bowning kontaminasi media tanam
b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media
kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan
berkembang di dalam botol kultur
c Bahan tanam dari sansievera ditanam dalam keadaan tegak agar
eksplan mudah dalam menyerap nutrisi
d Akar terbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST
29
e Pembentukan akar ddidorong oleh adanya zat pengatur tumbuh IBA
dan BAP yang diberikan pada media tanam
f Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan sansivera adalah 20
keberhasilan kultur dilihat dari munculnya akar pada eksplan
2 Saran
Sebelum sterilisasi dilakukan sebaiknya bahan tanaman yang akan
digunakan permukaannya digosok dengan pemotong untuk menghilangkan
lapisan lilin yang melekat pada permukaan daun agar penyerapan nutrisi
berlangsung lebih mudah
30
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2008Pengaruh Komposisi Media Dasar Penambahan BAP dan
Pikloram terhadap Induksi Tunas Bawang Merah
httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 23 Desember
2008
Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen
Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)
httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008
Pramono S 2008 Pesona Sansievera PT agro Media Pustaka Jakarta
Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas
Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80
Purwanto AW 2008 Sansievera Flora Cantik Penyerap Racun Kanisius
Yogyakarta
Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing
Group Inc New Jersey
9
3 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara I ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29
Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
B Tinjauan Pustaka
Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur
jaringan Komposisi media yang digunakan tergantung dengan jenis tanaman
yang akan diperbanyak Media yang digunakan biasanya terdiri dari garam
mineral vitamin dan hormon Selain itu diperlukan juga bahan tambahan
seperti agar gula dan lain-lain Zat pengatur tumbuh (hormon) yang
ditambahkan juga bervariasi baik jenisnya maupun jumlahnya tergantung
dengan tujuan dari kultur jaringan yang dilakukan Media yang sudah jadi
ditempatkan pada tabung reaksi atau botol-botol kaca Media yang digunakan
juga harus disterilkan dengan cara memanaskannya dengan autoklaf
(Anonim 2008)
Pelaksanaan teknik ini memerlukan berbagai prasyarat untuk
mendukung kehidupan jaringan yang dibiakkan Yang paling esensial adalah
wadah dan media tumbuh yang steril Media adalah tempat bagi jaringan
untuk tumbuh dan mengambil nutrisi yang mendukung kehidupan jaringan
Media tumbuh menyediakan berbagai bahan yang diperlukan jaringan untuk
hidup dan memperbanyak dirinya (Hendra 2007)
Tujuan kegiatan kultur jaringan adalah perbanyakan massal tanaman
yang biasanya sangat lambat dengan metoda konvensional dalam jumlah yang
besar dalam waktu yang singkat selain itu diperoleh tanaman yang bebas
virus membantu pemulian tanaman untuk mempercepat pencapaian tujuan
penelitian pada tanaman yang biasa diperbanyak secara vegetatif
(Anonim 2008)
Apabila kita melakukan gerakan-gerakan selama bekerja di dalam
laboratorium akan megakibatkan timbulnya suatu awan debu yang hampir
tidak tampak Debu tersebut mengandung spora yang sangat besar jumlahnya
10
Bila spora ini kontak dengan media kultur yang digunakan dalam pekerjaan
tersebut spora kan tumbuh dengan cepat Dalam beberapa hari spora akan
tumbuh menjadi koloni yang terlihat oleh mata biasa (Wetherel 1982)
Untuk membuat media dengan jumlah zat seperti yang ditentukan
diperlukan penimbangan dan penakaran bahan secara tepat Ketidaktepatan
ukuran dapat menyebabkan terjadinya proses yang dikehendaki Pada
umumnya untuk suatu keperluan media yang telah dirumuskan dapat diubah
atau diperbarui dengan mengganti zat-zat tertentu atau menambah zat lain
Untuk melakukan perubahan ini diperlukan acuan yang mantap atau
pengalaman (Rahardja 1988)
C Alat Bahan Dan Cara Kerja
1 Alat
a Alat pembuatan larutan stock
- Timbangan analitik
- Sendok
- Pipet
- Erlenmeyer
b Alat pembuatan media tanam
- Magneitk stirer
- Timbangan analitik
- Pipet
- Ph meter
- Gelas piala
- Botol-botol kultur
- Plastik pp 03 mm
- Karet gelang
- Kertas label
c Alat sterilisasi
- Autoklaf
11
2 Bahan
a Bahan pembuatan larutan stock
- Bahan kimia untuk nutrisi vitamin FeEDTA ZPT
- Aquadest
b Bahan-bahan untuk pembuatan media
- Gula
- Agar
- Aqua destilata (aquadest)
- Larutan stok terdiri atas hara makro hara mikro vitamin ZPT
- NaOH 1 N dan HCL 1 N
3 Cara Kerja
a Membuat larutan stok
1) Larutan stok media
- Menimbang bahan-bahan kimia yang telah dikalikan menjadi
beberapa kali konsentrasi misalnya untuk unsur hara makro
dikalikan 20 dan unsur hara mikro dikalikan 100 kali
konsentrasi
- Melarutkan bahan-bahan kimia tersebut ke dalam aquadest
dengan volume tertentu misalnya 500 ml
- Memasukkan masing-masing larutan ke dalanm botol dan
menyimpannnya ke dalam refrigerator
2) Larutan stok zat pengatur tumbuh
- Menghitung kebutuhan BAP 100 ppm sebanyak 300 ml adalah
sebagai berikut
100ppm = 100mgl
= 30 mg03 l
= 30 mg300 ml
- Menghitung kebutuhan IBA 100 ppm sebanyak 100 ml adalah
sebagai berikut
100 ppm = 100 mgl
= 10 mg 01 l
12
= 10 mg 100 ml
- Melarutkan bahan dengan alkohol atau NaOH 1 N kemudian
ditambah dengan aquadest sampai 300 ml untuk BAP dan 100
ml untuk IBA
- Memasukkan masing-masing larutan tersebut ke dalam botol
dan menyimpannya ke dalam refrigerator
b Membuat media kultur
- Mengambil larutan stok yang berisi NaEDTA hara makro hara
mikro vitamin dan ZPT
- Memasukkan larutan stok ke dalam abu takar dan tambahkan
aquadest sebanyak 1000ml sampai tanda
- Memasukkan ke dalam bekerglass
- Memasukkan gula sebanyak 30 gr tunggu sampai larut
- Mengukur pH dan mengkondisikannya menjadi 58 ndash 62 dengan
menambahkan HCl atau NaOH
- Memasukkan agar sebanyak 8 grl
- Mendidihkan larutan tersebut
- Memasukkan larutan yang sudah jadi ke dalam botol kultur
- Menutup botol kultur dengan plastik pp dan mengikatnya dengan
karet gelang
- Memasukkan botol kultur tersebut ke dalam autoklaf untuk
disterilkan
c Melakukan sterilisasi Alat dan Media Kultur
- Sterilissasi alat dan media kultur jaringan dilakukan secara
bersama-sama menggunakan autoklaf
- Membungkus alat-alat kultir seperti petridish pisau scalpel dan
pinset dengan kertas koran
- Memasukkan botol-botol berisi media dan alat-alat kultur yang
telah dibungkus kertas koran ke dalam autoklaf untuk proses
sterilisasi pada suhu 121 C tekanan 15 kgcm2 selama 45 menit
- Menyimpan alat-alat kultur dalam oven
13
- Menyimpan media pada rak penyimpanan media yang bertujuan
untuk mengantisipasi ada tidaknya kontaminasi pada media
sehingga dapat dicegah penggunaan media yang telah
terkontaminasi pada saat penanaman
14
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2008 Proses Atau Skematis Kultur Jaringan httpidanswersyahoocomhtm Diakses pada tanggal 16 Desember 2008
Anonim 2008 Teknik Kultur Jaringan httpwwwbbpp-lembanginfohtm
Diakses pada tanggal 16 Desember 2008
Hendra T 2007 Kultur Jaringan httplelos66blogfriendstercomhtm Diakses pada tanggal 16 desember 2008
Rahardja PE 1988 Kultur Jaringan Teknik Perbanyakan Tanaman Secara
Modern Panebar Swadaya Jakarta
Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing Group Inc New Jersey
8
I I KULTUR JARINGAN MAWAR
A Pendahuluan
1 Latar Belakang
Tanaman mawar merupakan tanaman berbunga yang digemari oleh
banyak orang Tanamana ini biasa diperbanyak dengan stek atau cutting
sehingga tanaman baru mempunyai sifat genetik sama dengan induknya
Perlakuan penyetekan pada tanaman mawar hanya mampu menghasilkan
tsedikit tanaman baru dan apabila induk tanaman mawar dipotong secara
terus-menerus sebagai bahan stek maka tanaman induk tersebut akan
rusak
Oleh karena itu diperlukan suatu metode atau cara yang efektif dan
efisien serta cepat dalam memperkembangbiakan tanaman mawar Kultur
jaringan sebagai salah satu metode perbanyakan tanaman dapat dipilih
untuk mengatasi permasalahana diatas Pada kultur jaringan tidak menutup
kemungkinan ditambahkannya suatu zat pengatur tumbuh untuk
mempercepat regenerasi dan pertumbuhan dari jaraingan tanaman
sehingga tanaman baru yang dihasilkan dalam waktu singkat dan
berjumlah banyak
2 Tujuan
Tujuan dari praktikum acara II ini adalah
Mengetahui teknik kultur jaringan mawar
Mengetahui pengaruh BAP dan IBA terhadap pertumbuhan dan
perkembangan eksplan mawar
3 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara II ini dilaksanakan pada hari tanggal Rabu tanggal
29 Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
B Tinjauan Pustaka
Auksin adalah kelompok senyawa yang mampu menyebabkan
pemanjangan sel pada jaringan tunas muda Auksin juga berpengaruh pada
9
pertumbuhan buah dan pembentukan akar Dalam konsentrasi rendah auksin
merangsang pemanjangan sel tetapi dalam konsentrasi tinggi malah berfungsi
sebaliknya ZPT yang sering digunakan dari golongan auksin antara lain IAA
IBA 24 D hormon ini harus dipakai dalam konsentrasi yang tepat karena
konsentrasi yang terlalu berlebihan menyebabkan terjadinya hal-hal yang tidak
diinginkan (Rahardja 1988)
Semua jaringan tanaman terdapat hormon ABA yang dapat dipisahkan
secara kromatografi Senyawa tersebut merupakan inhibitor Bndashkompleks
Senyawa ini mempengaruhi proses pertumbuhan dormansi dan absisi
Beberapa peneliti akhirnya menemukan senyawa yang sama yaitu asam
absisat (ABA) (Wattimena 1992)
Mawar (Rosa hybrida L) biasa diperbanyak secara vegetatif
sedangkan secara generatif hanya ditujukan untuk pemuliaan Perbanyakan
mawar bunga potong umumnya diperbanyak secara okulasi okulasi mata
tunas atau okulasi mata berkayu Okulasi mata tunas dilakukan pada saat kulit
batang bawah mudah dikelupas Pada saat tersebut sel-sel tanaman dan sel-sel
kambium tersebut sedang dalam keadaan aktif (Anonim 2008)
Dalam budidaya in vitro (kultur jaringan) menginduksi kalus
merupakan salah satu langkah penting setelah itu diusahakan agar terjadi
diferensiasi akar dan tunas Proses terjadinya kalus sampai diferensiasi
berbedandashbeda tergantung pada bagian tanaman yang dipakai sebagai eksplan
metode budidaya in vitro juga zatndashzat tanaman yang di bubuhkan pada media
dasar Untuk mendapatkan kalus penggunaan eksplan dari daun umumnya
lebih menguntungkan dari pada eksplan batang Masalah yang perlu diantipasi
adalah generasi kalus menjadi planlet Untuk mendapatkan kalus zat pengatur
tumbuh yang biasa digunakan adalah 24ndashD dari golongan auksin dan BAP
dari golongan sitokinin (Ibrahim et al 2004)
Pada 0 ppm BAP tidak ada satupun kalus yang terbentuk Nilai
tertinggi dijumpai pada pemberian 4 ppm BAP dengan menghasilkan
prosentase kalus terbentuk sebesar 697 yang berbeda sangat nyatadengan
pemberian 0 ppm BAP Hasil penelitian menunjukkan bahwapada konsentrasi
10
4 ppm BAP sinergis dengan pemberian 15 ppm CCC sehingga menghasilkan
prosentase kalus tertinggi Penelitian ini menunjukkan bahwa dengan
peningkatan konsentrasi BAP hingga 4 ppm terjadi peningkatan prosentase
kalus Tetapi setelah itu makin tinggi konsentrasi BAP dalam media tumbuh
makin menurun prosentase kalus yang terbentuk (Sofia 2007)
C Alat Bahan Dan Cara Kerja
1 Alat
- Laminar air flow cabinet
- Petridish danbotol-botol kultur
- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes
2 Bahan
- Eksplan mawar (Rosa sp)
- Media kultur
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin)
3 Cara Kerja
- Mempersiapkan eksplan
- Melakukan sterilisasi pada eksplan dengan
Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit
dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3
menit
Membilas eksplan dengan aquadest steril
- Melakukan penanaman eksplan
Membuka plastik penutup botol media kultur
Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan
pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api
Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari
kontaminasi
11
- Melakukan pemeliharaan eksplan
Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur
Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol
Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus
2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi
- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati
Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar
tunas daun dan kalus (HST)
Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas
dan daun
Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan
- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir
pengamatan
D Hasil dan Pembahasan
1 Hasil
Tabel 21 Rekapan kultur jaringan tanaman mawar (Rosa sp )
Macam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasilan
Mawar
1 - - - - - - -
0
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - - - - -
5 - - - - - - -
6 - - - - - - -
7 - - - - - - -
8 - - - - - - -
9 - - - - - - -
10 - - - - - - -
Sumber Laporan Sementara
2 Pembahasan
Bahan yang digunakan dalam kultur jaringan ini adalah ruas batang
mawar dari jaringan yang masih muda agar mampu beregenerasi lebih
cepat Dalam kultur batang mawar ini tingkat keberhasilan yang didapat
12
adalah 0 Eksplan yang dikulturkan tidak ada yang hidup Eksplan yang
ditanam menjadi kekuningan karena browning dan sebagian lagi
mengalami kontaminasi oleh berbagai macam jamur
Kontaminasi oleh berbagai macam jamur disebabkan oleh sterilisasi
yang kurang sempurna sehingga mikroba-mikroba yang ada didalam
maupun disekitar eksplan berkembang biak di dalam media Sterilisasi
yang kurang sempurna kemungkinan besar terjadi pada saat eksplan akan
ditanam di dalam botol kultur
Pada saat eksplan akan ditanam dilakukan sterilisasi bahan tanam
dengan menggunakan alkohol 96 dan larutan Clorox 525 Apabila
perendaman dalam larutan terlalu cepat maka mikroba yang ada
kemungkinan masih terbawa di sekitar permukaan eksplan sehingga
peristiwa kontaminasi tidak dapat dihindarkan
Eksplan mawar tekontaminasi oleh jamur dan bakteri pada
kontaminasi jamur terlihat hifa putih hingga hitam (jenis yang berbeda)
muncul pada media ataupun pada bahan tanam Sedangkan kontaminasi
oleh bakteri terlihat cairan kental di sekitar bahan tanam maupun media
yang merupakan kumpulan massa bakteri Kontaminasi yang terjadi
disebabakan oleh faktor media ataupun bahan tanam yang sterilisasinya
kurang sempurna Sterilisasi yang kurang sempurna ini mengakibatkan
tumbuhnya mikroba dalam media yang sangat kaya akan nutrisi
Sebagian dari eksplan mawar terkontaminasi oleh bakteri dan jamur
sedangkan sebagian yang lain mengalami browning yaitu matinya eksplan
karena terlalu lama mengalami sterilisasi Fungsi dari sterilisasi adalah
membunuh mikroba akan tetapi apabila sterilisasi yang dilakukan terlalu
lama maka jaringan tanaman juga akan ikut mati atau terjadi browning
Apabila dibandingkan dengan bahan lain yang digunakan untuk
kultur jaringan bahan tanam mawar memiliki prosentase keberhasilan
paling rendah yaitu 0 Hal ini dikarenakan eksplan yang digunakan
berupa batang yang mempunyai permukaan yang cukup sulit untuk
ditembus oleh media sehingga media agak sulit untuk masuk ke dalam
13
jaringan eksplan dan menyebabkan eksplan menjadi coklat kekuningan
karena tidak mendapatkan nutrisi yang cukup
Pengaruh dari BAP dan IBA terhadap eksplan mawar ini belum bisa
diamati karena seluruh eksplan mati karena terkontaminasi maupun karena
sterilisasi bahan tanam yang terlalu lama Fungsi dari BAP adalah sebagai
pemacu tunas sedangkan IBA digunakan sebagai pemacu akar
E Kesimpulan dan Saran
1 Kesimpulan
a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan
terjadinya bowning kontaminasi media tanam dan sifat bahan tanam
yang agak sulit untuk menyerap media
b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media
kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masiih hidup dan
berkembang di dalam botol kultur
c Pengaruh BAP dan IBA belum bisa diamati karena eksplan mati
sedangkan fungsi dari IBA digunakan sebagai permacu pertumbuhan
akar sedangkan BAP sebagai pemacu pertumbuhan tunas
d Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan mawar ini adalah 0
2 Saran
Saran yang bisa kami berikan adalah pada saat sterilisasi jangan
terlalu singkat melakukan perendaman dengan bahan klorox karena
sterilisasi yang dilakukan terkadang belum membunuh keseluruhan
mikrobia sehingga terjadi kontaminasi
14
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2008 Perbanyakan Mawar secara Stenting (Stek dan grafting)
httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 22 Desember
2008
IbrahimMSD N Nova K Nurliani B 2004 Studi Pendahuluan Induksi
Kalus Embriogenik Dari Eksplan Daun Echinaceae purpureaBuletin TRO
Vol XV No 2 2004
Nia 2008 Hormon Pertumbuhan Pada Tumbuhan
httpanthuriumonlinewordpresscom Diakses pada tanggal 22 Desember
2008
Rahardja PE 1988 Kultur Jaringan Teknik Perbanyakan Tanaman Secara
Modern Panebar Swadaya Jakarta
Sofia D 2007 Pengaruh Berbagai Konsentrasi Benzyl Amino Purine Dan
Cycocel Terhadap Pertumbuhan Embrio Kedelai (Glysine max L Marr)
USU Reposytor
15
III KULTUR JARINGAN NANAS DAN WORTEL
A Pendahuluan
1 Latar Belakang
Wortel (Daucus carota) adalah tumbuhan sayur yang ditanam
sepanjang tahun Terutama di daerah pegunungan yang memiliki suhu
udara dingin dan lembab kurang lebih pada ketinggian 1200 ineter di atas
permukaan laut Tumbuhan wortel mernbutuhkan sinar matahari dan dapat
turnbuh pada sernua musim Menurut para botanis wortel (Daucus carota)
dapat dibedakan atas beberapa jenis di antaranya Wortel (Daucus carota
Linn) Jenis imperator yakni wortel yang memiliki umbi akar berukuran
panjang dengan ujung meruncing dan rasanya kurang manis - jenis
chantenang yakni wortel yang memiliki umbi akar berbentuk bulat
panjang dan rasanya manis Perbanyakan secara kultur in vitro pada wortel
dilakukan untuk memperbanyak tanaman dan juga sebagai bahan pelatihan
kultur jaringan karena perlakuan sterilisasi dan penanaman relatif lebih
mudah
Sedangkan prospek penerapan teknik kultur in vitro tanaman nanas
di Indonesia cukup bagus terutama untuk mengatasi permasalahan
perbanyakan nanas Si Madu yang kemungkinan me-rupakan pertumbuhan
sel mutan dari tanaman khimera Masalah yang dihadapi dalam
perbanyakan vegetatif nanas Si Madu secara konvensional adalah
timbulnya keragaman sehingga sifat pohon induknya tidak dapat
dipertahankan Melalui jalur embrio-genesis karakteristik nanas Si Madu
diharapkan dapat dipertahankan Dalam hal ini tanaman (planlet) yang
dihasil-kan dari jalur embriogenesis berasal dari satu sel sehingga
terjadinya khimera dapat dihindari
2 Tujuan
Tujuan dari praktikum acara III ini adalah
Mengetahui teknik kultur jaringan nanas dan wortel
16
Mengetahui pengaruh bap dan iba terhadap pertumbuhan dan
perkembangan eksplan nanas dan wortel
3 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara III ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29
Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
B Tinjauan Pustaka
Suatu aturan sederhana yang mungkin dapat digunakan sebagai
pegangan adalah bahwa kita harus menggunakan tanaman sumber eksplan
yang sehat dan tumbuh kuat memilih jaringan yang muda dan menggunakan
eksplan yang cukup besar tetapi meskipun demikian banyak pengecualian-
pengecualiannya Sehingga kadang-kadang perlu melakukan langkah coba-
coba bila akan mengkulturkan suatu species atau varietas tanaman yang belum
pernah dilakukan sebelumnya (Wetherel 1988)
Kontaminasi dari eksplanlah yang paling sulit diatasi karena dalam hal
ini metode sterilisasi harus selektif Walaupun sterilisasi telah dilakukan
dengan berbagai cara namun kadang-kadang kontaminasi tetap saja terjadi
Dalam hal ini dikarenakan pada eksplan telah terjadi kontaminasi internal
Cara penggulangannya dilakukan treatment pada tanaman yang akan dijadikan
sebagai sumber eksplan Treatment-nya adalah dengan mengisolasi eksplan
disemprot dengan bakterisida fungisida selama 3 bulan setiap hari dengan
konsentrasi 150-200 mgl (Anonim 2008)
Proses pemberian hormon harus memperhatikan jumlah dan
konsentrasinya agar didapatkan sistim perakaran yang baik dalam waktu
relatif singkat Konsentrasi dan jumlah hormon ini sangat tergant ung pada
faktor-faktor sepert umur bahan stek waktulamanya pemberian hormon cara
pemberian hormon jenis tanaman dan sistim stek yang digunakan (Yasman
dan Smits 1988) Berdasarkan pengalaman kelompok auksin yang baik untuk
perakaran terutama untuk tanaman kehutanan Dipterocarpaceae adalah dari
kelompok IBA (Indole Butyric Acid) (Irwanto 2001)
17
Nanas diperbanyak dengan mahkota atau stek Secara umum bahan
penanaman yang baik digunakan untuk pertumbuhan dan pembuahan yang
seragam Untuk nanas yang ditanam untuk pasar buah segar dan dimana
semua bahan tanam bernilai campuran tipe tunas dapat digunakan Propagasi
vegetatif dengan tunas daun dimana setiap satu buku dari mahkota atau sulur
yang masak dapat memproduksi bibit merupakan teknik yang berguna untuk
menyediakan lebih dari 40 bibit per tunas terutama dari mahkota daunnya
Penanaman dengan kultur jaringan telah dikembangkan terutama introduksi
baru klon atau hibrid Penanaman biasanya dalam 2 garis dengan parit yang
lebar (Anonim 2003)
Tanaman wortel diperbanyak dengan bijinya Biji untuk penanaman ini
dikenal dengan istilah benih Benih wortel berwarna cokelat ukurannya keci
berbulu dan saling melekat satu sama lain Setiap 1 gr benih terdapat 200 biji
Benih wortel dapat diperoleh dengan cara membeli di kios atau toko-toko
pertanian Kebutuhan benih wortel untuk setiap hektarnya sekitar 15 kg-3 kg
(Ali et al2003)
Zat pengatur tumbuh dari golongan auksin berperan antara lain dalam
pembentukan kalus morfogenesis akar dan tunas serta embriogenesis
Pemilihan konsentrasi dan jenis auksin ditentukan antara lain oleh tipe
pertumbuhan dan perkembangan eksplan yang dikehendaki Penggunaan
auksin dengan daya aktivitas kuat (antara lain 24-D NAA atau
dikombinasikan dengan sitokinin dengan konsentrasi rendah) umumnya
digunakan untuk induksi kalus embriogenik Selain itu jenis dan konsentrasi
hormon jenis asam amino serta rasio auksin dan sitokinin sangat menentukan
dalam menginduksi pembentukan kalus ( Purnamaningsih 2006)
C Alat Bahan Dan Cara Kerja
1 Alat
- Laminar air flow cabinet
- Petridish danbotol-botol kultur
- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes
18
2 Bahan
- Eksplan nanas (Ananas comosus)
- Eksplan wortel (Daucus carota)
- Media kultur
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin) 525
3 Cara Kerja
- Mempersiapkan eksplan
- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan
a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit
dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3
menit
b Membilas eksplan dengan aquadest steril
- Melakukan penanaman eksplan
a Membuka plastik penutup botol media kultur
b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan
pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api
a Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari
kontaminasi
- Melakukan pemeliharaan eksplan
a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur
b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan luar botol
c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus
2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi
- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati
a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar
tunas daun dan kalus (HST)
b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas
dan daun
19
c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan
- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir
pengamatan
D Hasil dan Pembahasan
1 Hasil
Tabel 31 rekapan kultur jaringan tanaman nanas (Ananas comosus)
Macam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasilan
nanas 1 - - - - - - -
30
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - 5 MST - - -
5 - - - - - - -
6 - - - 5 MST - - -
7 - - - - - - -
8 - - - 5 MST - - -
9 - - - - - - -
10 - - - - - - -
Sumber Laporan sementara
Tabel 32 Rekapan Kultur Jaringan Tanaman wortel (Daucus carota)
Macam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasilan
Wortel
1 - - - - - - -
30
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - - - - -
5 - - - 5 MST - - -
6 - - - - - - -
7 - - - - - - -
8 - - - - - - -
9 - - - 5 MST - - -
10 - - - 5 MST - - -
Sumber Laporan Sementara
2 Pembahasan
Bahan eksplan yang digunakan berupa umbi wortel dan daging
bonggol dari mahkota nanas Bahan yang digunakan dari kedua tanaman
ini mempunyai karakteristik yang sama yaitu keduanya merupakan
20
jaringan tebal dan berair pada bahan tanam sebelum dilakukan penanaman
terlebuih dahulu dilakukan sterilisasi
Sterilisasi eksplan dilakukan menggunakan clorox (sunclin) dengan
melakukan perendaman selama plusmn 3 menit pada bahan dan membilas bahan
dengan aquadest Sterilisasi bahan harus dilakukan dengan tepat apabila
perendaman clorox terlalu lama maka jaringan dari bahan tanam akan
mengalami kematian (browning) sehingga tidak mampu membentuk
individu baru apabila sterilisasi terlalu singkat maka bahan tanam yang
digunakan akan membawa bibit ndash bibit kontaminasi
Kontaminasi dari eksplanlah yang paling sulit diatasi walaupun
sterilisasi telah dilakukan dengan berbagai cara namun kadang-kadang
kontaminasi tetap saja terjadi Dalam hal ini dikarenakan pada eksplan
telah terjadi kontaminasi internal Cara penggulangannya dilakukan
treatment pada tanaman yang akan dijadikan sebagai sumber eksplan
dengan mencuci eksplan pada larutan fungisida dan bakterisida Untuk
menanggulangi kontamiknasi setelah ekspaln dikulturkan maka dilakukan
pemeliharaan secara dengan melakukan penyemprotan spirtus ataupun
alkohol pada permukaan botol kultur dua hari sekali
Pada 5 MST muncul kalus pada wortel dan nanas yang berjumlah 6
eksplan (3 eksplan wortel 3 eksplan nanas) Kalus merupakan sekumpulan
massa sel yang belum terdiferensiasi menjadi organ dari tanaman Kalus
yang muncul merupakan hasil dari pembelahana sel-sel yang berda dalam
jaringan eksplan Sedangkan eksplan yang lain mengalami browning dan
kontaminasi Kontaminasi ini dikarenakan media MS merupakan media
yang kaya akan nutrisi sehingga mikroba di sekeliling tanaman atau udara
sekitar eksplan juga tumbuh dan berkompetisi dengan eksplan
Prosentase keberhasilan dari kultur nanas adalah 30 dan
prosentase keberhasilan dari kultur wortel adalah 30 Tingkat
keberhasilan dari kultur wortel dan kultur nanas ini pling tinggi jika
dibandingkan dengan kultur bahan yang lain karena bahan tanam yang
21
digunakan lebih mudah menyerap media sehingga pertumbuhan kalus
lebih banyak dan lebih cepat
Pembentukan kalus ini akibat dari pengaruh hormon BAP yang
diberikan pada media BAP merupakan senyawa kelompok sitokinin yang
memacu pembelahan sel sehingga mampu memacu pembentukan kalus
atau massa sel Kalus yang terbentuk dapat dipacu untuk berdiferensiasi
menjadi tunas dengan menambahkan kandungan IBA pada media
Pengaruh BAP pada eksplan lebih dominan karena kandungan di dalam
media lebih besar daripada IBA sehingga terbentuklah kalus pada eksplan
E Kesimpulan dan Saran
1 Kesimpulan
a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan
terjadinya bowning kontaminasi media tanam
b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media
kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan
berkembang di dalam botol kultur
c Bahan tanam dari wortel dan nanas cukup mudah untuk menyerap
nutrisi di dalam media sehingga lebih cepat terbentuk kalus
d Kalus iterbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST
e Pengaruh BAP lebih tinggi jika dibandingkan dengan IBA karena
konsentrasi BAP yang lebih tinggi
f BAP merangsang pembelahan sel sehingga terbentuk kalus yang
berupa massa sel yang belum terdiferensiasi
g Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan nanas adalah 30 dan
pada kultur wortel adalah 30
2 Saran
Dalam proses penanaman sebaiknya dicontohkan terlebih dahulu
cara penanaman eksplan yang benar sehingga tidak terjadi kesalahan
sterilisasi bahan yang berakibat terjadinya kontaminasi ataupun browning
22
DAFTAR PUSTAKA
Ali NBV Estu R Hendro S 2003 Wortel dan Lobak Panebar Swadaya Bogor
Anonim 2003 Ananas comosus httpwwwproseanetorg Diakses pada tanggal
22 Desember 2008
Husen M 2008 Kontaminasi Dalam Kultur Jaringan httpeshafloracom
Diakses pada tanggal 18 Desember 2008
Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen
Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)
httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008
Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas
Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80
Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing
Group Inc New Jersey
23
I V KULTUR JARINGAN SANSIEVERA
A Pendahuluan
1 Latar Belakang
Sansievera merupakan tanaman hias yang sekarang sedang digemari
oleh para pecinta tanaman Selain mempunyai corak daun yang indah dan
unik mempunyai bentuk dan ukuran bervariasi tanaman ini juga berfungsi
sebagai penyerap polutan di udara sekitar tempat tumbuhnya Hal inilah
yang menyebabkan pecinta tanaman kembali melirik tanaman sansievera
Penciptaan varian-varian baru terus dilakukan untuk memperbaiki
keindahan dan keunikan dari daun sansievera Salah satu cara yang
digunakan untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan melakukan
kultur jaringan pada tanaman sansievera Diharapkan pada saat dikulturkan
secara terus-menerus terjadi perubahan genetik yang menyebabkan
keberagaman genetik dalam waktu yang relatif singkat sehingga tidak
membutuhkan waktu untuk menghasilkan satu varian yang baru
Selain itu kultur jaringan pada sansievera ju8ga serng digunakan
untuk menghasilkan anakan dalam jumlah yang banyak pada varietas yang
langka dan cukup sulit apabila dikembangbiakkan dengan cara vegetatif
biasa oleh karena itu kultur jaringan sangat bermanfaat bagi peningkatan
varietas baru dan pengembangbiakan varietas-varietas langka yang sulit
dikembangbiakkan
2 Tujuan
Tujuan dari praktikum acara IV ini adalah
Mengetahui teknik kultur jaringan sansievera
Mengetahui pengaruh BAP dan IBA terhadap pertumbuhan dan
perkembangan eksplan sansievera
3 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara IV ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29
Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
24
B Tinjauan Pustaka
Sitokinin juga mempunyai dua peran yang penting untuk propagasi
seara in vitro yaitu merupakan perangsang pembelahan sel dalam jaringan
yang dibuat eksplan dan merangsang pertumbuhan tunas daun namun
demikian kadar sitokinin yang optimal untuk pertumbuhan tunas dapat
menghambat pertumbuhan dan pembentukan akar Karena itu konsentrasi dari
sitokinin yang dipakai harus sesuai sehingga tidak menghambat pertumbuhan
dari eksplan (Wetherel 1988)
Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada
stek yang memiliki kadar auksin lebih t inggi lebih mampu menumbuhkan
akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi dari pada stek yang
memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah
jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai
katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan
sel Ada beberapa macam hormon dari kelompok auksin ini antara lain adalah
IAA (Indole Acetic Acid) NAA (Napthalen Acetic Acid) dan IBA (Indole
Butyric Acid) (Irwanto 2001)
Perbanyakan tanaman secara kultur jaringan ( tissue culture ) bertujuan
untuk mendapatkan tanaman dalam jumlah banyak dan seragam
pertumbuhannya Seiring dengan permintaan bibit sansievera yang semakin
meningkat cara perbanyakan secara konvensional menggunakan setek
anakan dan cabut pucuk tidak lagi bisa mencukupi Satu-satunya cara
perbanyakan yang sanggup memenuhi kebutuhan permintaan bibit dalam
jumlah besar itu hanyalah kultur jaringan
Eksplan yang digunakan adalah jaringan yang masih muda Jaringan
muda ini tersusun atas sel-sel yang masih muda dan aktif membelah sehingga
diharapkan bisa menghasilkan tanaman yang sempurna (Purwanto 2008)
Struktur kalus dari berbagai varietas yang digunakan berbeda-beda
tergantung kepada formulasi yang digunakan Biasanya struktur kalus
menggambarkan daya regenerasinya membentuk tunas dan akar Kalus yang
berbentuk globular (nodul-nodul) dan berwarna bening biasanya mempunyai
25
kemampuan lebih tinggi untuk membentuk tunas daripada kalus yang bersifat
kompak dan berwarna coklat-kehitaman Dalam hal ini media yang digunakan
untuk memacu regenerasi kalus akan sangat menentukan Keseimbangan
nutrisi dalam media tumbuh sangat mempengaruhi pertumbuhan kalus
maupun diferensiasinya membentuk tunas (Purnamaningsih 2006)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan pertumbuhan
plantlet akibat penambahan zat pengatur tumbuh BAP dan pikloram
Persentase daun normal terbesar didapat dari perlakuan B5 tanpa pikloram dan
BAP media MS tanpa pikloram Pertumbuhan akar plantlet lebih baik yang
dikulturkan pada media MS tanpa hormon atau dengan penambahan hormon
dengan konsentrasi terendah (Anonim 2008)
Pada sansievera metode kultur jaringan lebih sering diterapkan untuk
membiakkan jenis yang menghasilkan anakan seperti jenis S cylindrica dan
jenis yang langka Eksplan diambil dari nmata tunas pucuk rimpang atau
pucuk daun sepanjang 1 cm sebelum ditanam eksplan disterilisasi terlebih
dahulu untuk menghindari kontaminasi (Pramono 2008)
C Alat Bahan Dan Cara Kerja
1 Alat
- Laminar air flow cabinet
- Petridish dan botol-botol kultur
- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes
- Eksplan sansievera ( sansievera sp)
- Media kultur
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin)
2 Bahan
- Sansievera (sansievera sp)
- Media kultur
26
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin)
3 Cara Kerja
- Mempersiapkan eksplan
- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan
a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit
dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3
menit
b Membilas eksplan dengan aquadest steril
- Melakukan penanaman eksplan
a Membuka plastik penutup botol media kultur
b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan
pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api
c Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari
kontaminasi
- Melakukan pemeliharaan eksplan
a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur
b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol
c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus
2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi
- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati
a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar
tunas daun dan kalus (HST)
b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas
dan daun
c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan
- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir
pengamatan
27
D Hasil dan Pembahasan
1 Hasil
Tabel 41 Rekapan kultur Jaringan tanaman sansievera (Sansievera sp)
Mcam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasil
an
Sansie
vera
1 - - - - - - -
20
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - - - - -
5 5 MST - - - 8 akar - -
6 - - - - - - -
7 - - - - - - -
8 5 MST - - - 6 akar - -
9 - - - - - - -
10 - - - - - - -
Sumber Laporan Sementara
2 Pembahasan
Bahan tanam yang digunakan pada kultur jaringan sansievera ini
adalah potongan daun sansievera Setelah dilakukan pencucian bahan
dengan menggunakan fungisida dan bakterisida jaringan tanaman segera
ditanam dalam botol kultur Pada saat penanaman dilakukan bersamaan
dengan sterilisasi eksplan yang dilakukan di dalam LAFC
Pada saat penanaman sebaiknya bahan atanama ditanam dalam
keadaan berdiri bukan rebah Hal ini untuk memudahkan penyerapan
nutrisi yang ada di dalam media Apabila penanaman dilakukan dalam
keadaan rebah bagian daun yang mengadakan kontak dengan media
merupakan daun yang tidak mengalami pelukaan sehingga nutrisi dari
media akan sulit masuk ke dalam jaringan aeksplan
Pada kultur jaringan sansievera ini muncul akar ketika eksplan
berumur 5 MST Dari 10 eksplan yang ditanam eksplan yang
mengeluarkan akar berjumlah dua Akar yang muncul berjumlah masing-
masing 8 akar dan 6 akar Eksplan yang lain mengalami kematian akibat
terjadinya kontaminasi oleh jamur dan bakteri dan juga terjadinya
browning Kontaminasi terjadi karena sterilisasi yang kurang sempurna
28
dan browning terjadi akibat perendaman (untuk tujuan sterilisasi bahan)
klorox yang terlalu lama sehingga jaringan dari sansievera mengalami
browning
Gejala dari kontaminasi bakteri adalah munculnya hifa dari jamur
dan dalam waktu singkat memenuhi media kultur sedangkan gejala
serangan bakteri adalah adanya lendir pada media yang mencirikan koloni
dari bakteri Gejala dari browning sendiri adalah perubahan warna dari
eksplan menjadi hitam atau kepucatan pada jaringan-jaringan yang berada
di tepi
Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan pada sansievera ini
adalah 20 dengan jumlah akar yang terbentuk pada eksplan masing-
masing adalah 8 akar dan 6 akar Tumbuhnya akar pada kultur yang
mengalami keberhasilan merupakan peran dari zat pengatur tumbuh yang
ditambahkan Zat pengatur tumbuh yang ditambahkan adalah BAP dan
IBA BAP merupakan pemacu tunas sedangkan IBA merupakan pemicu
pertumbuhan akar Walaupun konsentrasi dari IBA lebih kecil jika
dibandingkan dengan BAP pertumbuhan akar disini bukan semata-mata
karena hal tersebut Faktor jenis tumbuhan juga mempengaruhi eksplan
sehingga organ yang muncul adalah akar dan Interaksi dari IBA dan BAP
mendorong pertumbuhan dari akar
E Kesimpulan dan Saran
1 Kesimpulan
a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan
terjadinya bowning kontaminasi media tanam
b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media
kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan
berkembang di dalam botol kultur
c Bahan tanam dari sansievera ditanam dalam keadaan tegak agar
eksplan mudah dalam menyerap nutrisi
d Akar terbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST
29
e Pembentukan akar ddidorong oleh adanya zat pengatur tumbuh IBA
dan BAP yang diberikan pada media tanam
f Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan sansivera adalah 20
keberhasilan kultur dilihat dari munculnya akar pada eksplan
2 Saran
Sebelum sterilisasi dilakukan sebaiknya bahan tanaman yang akan
digunakan permukaannya digosok dengan pemotong untuk menghilangkan
lapisan lilin yang melekat pada permukaan daun agar penyerapan nutrisi
berlangsung lebih mudah
30
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2008Pengaruh Komposisi Media Dasar Penambahan BAP dan
Pikloram terhadap Induksi Tunas Bawang Merah
httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 23 Desember
2008
Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen
Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)
httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008
Pramono S 2008 Pesona Sansievera PT agro Media Pustaka Jakarta
Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas
Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80
Purwanto AW 2008 Sansievera Flora Cantik Penyerap Racun Kanisius
Yogyakarta
Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing
Group Inc New Jersey
10
Bila spora ini kontak dengan media kultur yang digunakan dalam pekerjaan
tersebut spora kan tumbuh dengan cepat Dalam beberapa hari spora akan
tumbuh menjadi koloni yang terlihat oleh mata biasa (Wetherel 1982)
Untuk membuat media dengan jumlah zat seperti yang ditentukan
diperlukan penimbangan dan penakaran bahan secara tepat Ketidaktepatan
ukuran dapat menyebabkan terjadinya proses yang dikehendaki Pada
umumnya untuk suatu keperluan media yang telah dirumuskan dapat diubah
atau diperbarui dengan mengganti zat-zat tertentu atau menambah zat lain
Untuk melakukan perubahan ini diperlukan acuan yang mantap atau
pengalaman (Rahardja 1988)
C Alat Bahan Dan Cara Kerja
1 Alat
a Alat pembuatan larutan stock
- Timbangan analitik
- Sendok
- Pipet
- Erlenmeyer
b Alat pembuatan media tanam
- Magneitk stirer
- Timbangan analitik
- Pipet
- Ph meter
- Gelas piala
- Botol-botol kultur
- Plastik pp 03 mm
- Karet gelang
- Kertas label
c Alat sterilisasi
- Autoklaf
11
2 Bahan
a Bahan pembuatan larutan stock
- Bahan kimia untuk nutrisi vitamin FeEDTA ZPT
- Aquadest
b Bahan-bahan untuk pembuatan media
- Gula
- Agar
- Aqua destilata (aquadest)
- Larutan stok terdiri atas hara makro hara mikro vitamin ZPT
- NaOH 1 N dan HCL 1 N
3 Cara Kerja
a Membuat larutan stok
1) Larutan stok media
- Menimbang bahan-bahan kimia yang telah dikalikan menjadi
beberapa kali konsentrasi misalnya untuk unsur hara makro
dikalikan 20 dan unsur hara mikro dikalikan 100 kali
konsentrasi
- Melarutkan bahan-bahan kimia tersebut ke dalam aquadest
dengan volume tertentu misalnya 500 ml
- Memasukkan masing-masing larutan ke dalanm botol dan
menyimpannnya ke dalam refrigerator
2) Larutan stok zat pengatur tumbuh
- Menghitung kebutuhan BAP 100 ppm sebanyak 300 ml adalah
sebagai berikut
100ppm = 100mgl
= 30 mg03 l
= 30 mg300 ml
- Menghitung kebutuhan IBA 100 ppm sebanyak 100 ml adalah
sebagai berikut
100 ppm = 100 mgl
= 10 mg 01 l
12
= 10 mg 100 ml
- Melarutkan bahan dengan alkohol atau NaOH 1 N kemudian
ditambah dengan aquadest sampai 300 ml untuk BAP dan 100
ml untuk IBA
- Memasukkan masing-masing larutan tersebut ke dalam botol
dan menyimpannya ke dalam refrigerator
b Membuat media kultur
- Mengambil larutan stok yang berisi NaEDTA hara makro hara
mikro vitamin dan ZPT
- Memasukkan larutan stok ke dalam abu takar dan tambahkan
aquadest sebanyak 1000ml sampai tanda
- Memasukkan ke dalam bekerglass
- Memasukkan gula sebanyak 30 gr tunggu sampai larut
- Mengukur pH dan mengkondisikannya menjadi 58 ndash 62 dengan
menambahkan HCl atau NaOH
- Memasukkan agar sebanyak 8 grl
- Mendidihkan larutan tersebut
- Memasukkan larutan yang sudah jadi ke dalam botol kultur
- Menutup botol kultur dengan plastik pp dan mengikatnya dengan
karet gelang
- Memasukkan botol kultur tersebut ke dalam autoklaf untuk
disterilkan
c Melakukan sterilisasi Alat dan Media Kultur
- Sterilissasi alat dan media kultur jaringan dilakukan secara
bersama-sama menggunakan autoklaf
- Membungkus alat-alat kultir seperti petridish pisau scalpel dan
pinset dengan kertas koran
- Memasukkan botol-botol berisi media dan alat-alat kultur yang
telah dibungkus kertas koran ke dalam autoklaf untuk proses
sterilisasi pada suhu 121 C tekanan 15 kgcm2 selama 45 menit
- Menyimpan alat-alat kultur dalam oven
13
- Menyimpan media pada rak penyimpanan media yang bertujuan
untuk mengantisipasi ada tidaknya kontaminasi pada media
sehingga dapat dicegah penggunaan media yang telah
terkontaminasi pada saat penanaman
14
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2008 Proses Atau Skematis Kultur Jaringan httpidanswersyahoocomhtm Diakses pada tanggal 16 Desember 2008
Anonim 2008 Teknik Kultur Jaringan httpwwwbbpp-lembanginfohtm
Diakses pada tanggal 16 Desember 2008
Hendra T 2007 Kultur Jaringan httplelos66blogfriendstercomhtm Diakses pada tanggal 16 desember 2008
Rahardja PE 1988 Kultur Jaringan Teknik Perbanyakan Tanaman Secara
Modern Panebar Swadaya Jakarta
Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing Group Inc New Jersey
8
I I KULTUR JARINGAN MAWAR
A Pendahuluan
1 Latar Belakang
Tanaman mawar merupakan tanaman berbunga yang digemari oleh
banyak orang Tanamana ini biasa diperbanyak dengan stek atau cutting
sehingga tanaman baru mempunyai sifat genetik sama dengan induknya
Perlakuan penyetekan pada tanaman mawar hanya mampu menghasilkan
tsedikit tanaman baru dan apabila induk tanaman mawar dipotong secara
terus-menerus sebagai bahan stek maka tanaman induk tersebut akan
rusak
Oleh karena itu diperlukan suatu metode atau cara yang efektif dan
efisien serta cepat dalam memperkembangbiakan tanaman mawar Kultur
jaringan sebagai salah satu metode perbanyakan tanaman dapat dipilih
untuk mengatasi permasalahana diatas Pada kultur jaringan tidak menutup
kemungkinan ditambahkannya suatu zat pengatur tumbuh untuk
mempercepat regenerasi dan pertumbuhan dari jaraingan tanaman
sehingga tanaman baru yang dihasilkan dalam waktu singkat dan
berjumlah banyak
2 Tujuan
Tujuan dari praktikum acara II ini adalah
Mengetahui teknik kultur jaringan mawar
Mengetahui pengaruh BAP dan IBA terhadap pertumbuhan dan
perkembangan eksplan mawar
3 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara II ini dilaksanakan pada hari tanggal Rabu tanggal
29 Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
B Tinjauan Pustaka
Auksin adalah kelompok senyawa yang mampu menyebabkan
pemanjangan sel pada jaringan tunas muda Auksin juga berpengaruh pada
9
pertumbuhan buah dan pembentukan akar Dalam konsentrasi rendah auksin
merangsang pemanjangan sel tetapi dalam konsentrasi tinggi malah berfungsi
sebaliknya ZPT yang sering digunakan dari golongan auksin antara lain IAA
IBA 24 D hormon ini harus dipakai dalam konsentrasi yang tepat karena
konsentrasi yang terlalu berlebihan menyebabkan terjadinya hal-hal yang tidak
diinginkan (Rahardja 1988)
Semua jaringan tanaman terdapat hormon ABA yang dapat dipisahkan
secara kromatografi Senyawa tersebut merupakan inhibitor Bndashkompleks
Senyawa ini mempengaruhi proses pertumbuhan dormansi dan absisi
Beberapa peneliti akhirnya menemukan senyawa yang sama yaitu asam
absisat (ABA) (Wattimena 1992)
Mawar (Rosa hybrida L) biasa diperbanyak secara vegetatif
sedangkan secara generatif hanya ditujukan untuk pemuliaan Perbanyakan
mawar bunga potong umumnya diperbanyak secara okulasi okulasi mata
tunas atau okulasi mata berkayu Okulasi mata tunas dilakukan pada saat kulit
batang bawah mudah dikelupas Pada saat tersebut sel-sel tanaman dan sel-sel
kambium tersebut sedang dalam keadaan aktif (Anonim 2008)
Dalam budidaya in vitro (kultur jaringan) menginduksi kalus
merupakan salah satu langkah penting setelah itu diusahakan agar terjadi
diferensiasi akar dan tunas Proses terjadinya kalus sampai diferensiasi
berbedandashbeda tergantung pada bagian tanaman yang dipakai sebagai eksplan
metode budidaya in vitro juga zatndashzat tanaman yang di bubuhkan pada media
dasar Untuk mendapatkan kalus penggunaan eksplan dari daun umumnya
lebih menguntungkan dari pada eksplan batang Masalah yang perlu diantipasi
adalah generasi kalus menjadi planlet Untuk mendapatkan kalus zat pengatur
tumbuh yang biasa digunakan adalah 24ndashD dari golongan auksin dan BAP
dari golongan sitokinin (Ibrahim et al 2004)
Pada 0 ppm BAP tidak ada satupun kalus yang terbentuk Nilai
tertinggi dijumpai pada pemberian 4 ppm BAP dengan menghasilkan
prosentase kalus terbentuk sebesar 697 yang berbeda sangat nyatadengan
pemberian 0 ppm BAP Hasil penelitian menunjukkan bahwapada konsentrasi
10
4 ppm BAP sinergis dengan pemberian 15 ppm CCC sehingga menghasilkan
prosentase kalus tertinggi Penelitian ini menunjukkan bahwa dengan
peningkatan konsentrasi BAP hingga 4 ppm terjadi peningkatan prosentase
kalus Tetapi setelah itu makin tinggi konsentrasi BAP dalam media tumbuh
makin menurun prosentase kalus yang terbentuk (Sofia 2007)
C Alat Bahan Dan Cara Kerja
1 Alat
- Laminar air flow cabinet
- Petridish danbotol-botol kultur
- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes
2 Bahan
- Eksplan mawar (Rosa sp)
- Media kultur
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin)
3 Cara Kerja
- Mempersiapkan eksplan
- Melakukan sterilisasi pada eksplan dengan
Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit
dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3
menit
Membilas eksplan dengan aquadest steril
- Melakukan penanaman eksplan
Membuka plastik penutup botol media kultur
Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan
pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api
Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari
kontaminasi
11
- Melakukan pemeliharaan eksplan
Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur
Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol
Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus
2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi
- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati
Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar
tunas daun dan kalus (HST)
Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas
dan daun
Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan
- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir
pengamatan
D Hasil dan Pembahasan
1 Hasil
Tabel 21 Rekapan kultur jaringan tanaman mawar (Rosa sp )
Macam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasilan
Mawar
1 - - - - - - -
0
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - - - - -
5 - - - - - - -
6 - - - - - - -
7 - - - - - - -
8 - - - - - - -
9 - - - - - - -
10 - - - - - - -
Sumber Laporan Sementara
2 Pembahasan
Bahan yang digunakan dalam kultur jaringan ini adalah ruas batang
mawar dari jaringan yang masih muda agar mampu beregenerasi lebih
cepat Dalam kultur batang mawar ini tingkat keberhasilan yang didapat
12
adalah 0 Eksplan yang dikulturkan tidak ada yang hidup Eksplan yang
ditanam menjadi kekuningan karena browning dan sebagian lagi
mengalami kontaminasi oleh berbagai macam jamur
Kontaminasi oleh berbagai macam jamur disebabkan oleh sterilisasi
yang kurang sempurna sehingga mikroba-mikroba yang ada didalam
maupun disekitar eksplan berkembang biak di dalam media Sterilisasi
yang kurang sempurna kemungkinan besar terjadi pada saat eksplan akan
ditanam di dalam botol kultur
Pada saat eksplan akan ditanam dilakukan sterilisasi bahan tanam
dengan menggunakan alkohol 96 dan larutan Clorox 525 Apabila
perendaman dalam larutan terlalu cepat maka mikroba yang ada
kemungkinan masih terbawa di sekitar permukaan eksplan sehingga
peristiwa kontaminasi tidak dapat dihindarkan
Eksplan mawar tekontaminasi oleh jamur dan bakteri pada
kontaminasi jamur terlihat hifa putih hingga hitam (jenis yang berbeda)
muncul pada media ataupun pada bahan tanam Sedangkan kontaminasi
oleh bakteri terlihat cairan kental di sekitar bahan tanam maupun media
yang merupakan kumpulan massa bakteri Kontaminasi yang terjadi
disebabakan oleh faktor media ataupun bahan tanam yang sterilisasinya
kurang sempurna Sterilisasi yang kurang sempurna ini mengakibatkan
tumbuhnya mikroba dalam media yang sangat kaya akan nutrisi
Sebagian dari eksplan mawar terkontaminasi oleh bakteri dan jamur
sedangkan sebagian yang lain mengalami browning yaitu matinya eksplan
karena terlalu lama mengalami sterilisasi Fungsi dari sterilisasi adalah
membunuh mikroba akan tetapi apabila sterilisasi yang dilakukan terlalu
lama maka jaringan tanaman juga akan ikut mati atau terjadi browning
Apabila dibandingkan dengan bahan lain yang digunakan untuk
kultur jaringan bahan tanam mawar memiliki prosentase keberhasilan
paling rendah yaitu 0 Hal ini dikarenakan eksplan yang digunakan
berupa batang yang mempunyai permukaan yang cukup sulit untuk
ditembus oleh media sehingga media agak sulit untuk masuk ke dalam
13
jaringan eksplan dan menyebabkan eksplan menjadi coklat kekuningan
karena tidak mendapatkan nutrisi yang cukup
Pengaruh dari BAP dan IBA terhadap eksplan mawar ini belum bisa
diamati karena seluruh eksplan mati karena terkontaminasi maupun karena
sterilisasi bahan tanam yang terlalu lama Fungsi dari BAP adalah sebagai
pemacu tunas sedangkan IBA digunakan sebagai pemacu akar
E Kesimpulan dan Saran
1 Kesimpulan
a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan
terjadinya bowning kontaminasi media tanam dan sifat bahan tanam
yang agak sulit untuk menyerap media
b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media
kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masiih hidup dan
berkembang di dalam botol kultur
c Pengaruh BAP dan IBA belum bisa diamati karena eksplan mati
sedangkan fungsi dari IBA digunakan sebagai permacu pertumbuhan
akar sedangkan BAP sebagai pemacu pertumbuhan tunas
d Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan mawar ini adalah 0
2 Saran
Saran yang bisa kami berikan adalah pada saat sterilisasi jangan
terlalu singkat melakukan perendaman dengan bahan klorox karena
sterilisasi yang dilakukan terkadang belum membunuh keseluruhan
mikrobia sehingga terjadi kontaminasi
14
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2008 Perbanyakan Mawar secara Stenting (Stek dan grafting)
httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 22 Desember
2008
IbrahimMSD N Nova K Nurliani B 2004 Studi Pendahuluan Induksi
Kalus Embriogenik Dari Eksplan Daun Echinaceae purpureaBuletin TRO
Vol XV No 2 2004
Nia 2008 Hormon Pertumbuhan Pada Tumbuhan
httpanthuriumonlinewordpresscom Diakses pada tanggal 22 Desember
2008
Rahardja PE 1988 Kultur Jaringan Teknik Perbanyakan Tanaman Secara
Modern Panebar Swadaya Jakarta
Sofia D 2007 Pengaruh Berbagai Konsentrasi Benzyl Amino Purine Dan
Cycocel Terhadap Pertumbuhan Embrio Kedelai (Glysine max L Marr)
USU Reposytor
15
III KULTUR JARINGAN NANAS DAN WORTEL
A Pendahuluan
1 Latar Belakang
Wortel (Daucus carota) adalah tumbuhan sayur yang ditanam
sepanjang tahun Terutama di daerah pegunungan yang memiliki suhu
udara dingin dan lembab kurang lebih pada ketinggian 1200 ineter di atas
permukaan laut Tumbuhan wortel mernbutuhkan sinar matahari dan dapat
turnbuh pada sernua musim Menurut para botanis wortel (Daucus carota)
dapat dibedakan atas beberapa jenis di antaranya Wortel (Daucus carota
Linn) Jenis imperator yakni wortel yang memiliki umbi akar berukuran
panjang dengan ujung meruncing dan rasanya kurang manis - jenis
chantenang yakni wortel yang memiliki umbi akar berbentuk bulat
panjang dan rasanya manis Perbanyakan secara kultur in vitro pada wortel
dilakukan untuk memperbanyak tanaman dan juga sebagai bahan pelatihan
kultur jaringan karena perlakuan sterilisasi dan penanaman relatif lebih
mudah
Sedangkan prospek penerapan teknik kultur in vitro tanaman nanas
di Indonesia cukup bagus terutama untuk mengatasi permasalahan
perbanyakan nanas Si Madu yang kemungkinan me-rupakan pertumbuhan
sel mutan dari tanaman khimera Masalah yang dihadapi dalam
perbanyakan vegetatif nanas Si Madu secara konvensional adalah
timbulnya keragaman sehingga sifat pohon induknya tidak dapat
dipertahankan Melalui jalur embrio-genesis karakteristik nanas Si Madu
diharapkan dapat dipertahankan Dalam hal ini tanaman (planlet) yang
dihasil-kan dari jalur embriogenesis berasal dari satu sel sehingga
terjadinya khimera dapat dihindari
2 Tujuan
Tujuan dari praktikum acara III ini adalah
Mengetahui teknik kultur jaringan nanas dan wortel
16
Mengetahui pengaruh bap dan iba terhadap pertumbuhan dan
perkembangan eksplan nanas dan wortel
3 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara III ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29
Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
B Tinjauan Pustaka
Suatu aturan sederhana yang mungkin dapat digunakan sebagai
pegangan adalah bahwa kita harus menggunakan tanaman sumber eksplan
yang sehat dan tumbuh kuat memilih jaringan yang muda dan menggunakan
eksplan yang cukup besar tetapi meskipun demikian banyak pengecualian-
pengecualiannya Sehingga kadang-kadang perlu melakukan langkah coba-
coba bila akan mengkulturkan suatu species atau varietas tanaman yang belum
pernah dilakukan sebelumnya (Wetherel 1988)
Kontaminasi dari eksplanlah yang paling sulit diatasi karena dalam hal
ini metode sterilisasi harus selektif Walaupun sterilisasi telah dilakukan
dengan berbagai cara namun kadang-kadang kontaminasi tetap saja terjadi
Dalam hal ini dikarenakan pada eksplan telah terjadi kontaminasi internal
Cara penggulangannya dilakukan treatment pada tanaman yang akan dijadikan
sebagai sumber eksplan Treatment-nya adalah dengan mengisolasi eksplan
disemprot dengan bakterisida fungisida selama 3 bulan setiap hari dengan
konsentrasi 150-200 mgl (Anonim 2008)
Proses pemberian hormon harus memperhatikan jumlah dan
konsentrasinya agar didapatkan sistim perakaran yang baik dalam waktu
relatif singkat Konsentrasi dan jumlah hormon ini sangat tergant ung pada
faktor-faktor sepert umur bahan stek waktulamanya pemberian hormon cara
pemberian hormon jenis tanaman dan sistim stek yang digunakan (Yasman
dan Smits 1988) Berdasarkan pengalaman kelompok auksin yang baik untuk
perakaran terutama untuk tanaman kehutanan Dipterocarpaceae adalah dari
kelompok IBA (Indole Butyric Acid) (Irwanto 2001)
17
Nanas diperbanyak dengan mahkota atau stek Secara umum bahan
penanaman yang baik digunakan untuk pertumbuhan dan pembuahan yang
seragam Untuk nanas yang ditanam untuk pasar buah segar dan dimana
semua bahan tanam bernilai campuran tipe tunas dapat digunakan Propagasi
vegetatif dengan tunas daun dimana setiap satu buku dari mahkota atau sulur
yang masak dapat memproduksi bibit merupakan teknik yang berguna untuk
menyediakan lebih dari 40 bibit per tunas terutama dari mahkota daunnya
Penanaman dengan kultur jaringan telah dikembangkan terutama introduksi
baru klon atau hibrid Penanaman biasanya dalam 2 garis dengan parit yang
lebar (Anonim 2003)
Tanaman wortel diperbanyak dengan bijinya Biji untuk penanaman ini
dikenal dengan istilah benih Benih wortel berwarna cokelat ukurannya keci
berbulu dan saling melekat satu sama lain Setiap 1 gr benih terdapat 200 biji
Benih wortel dapat diperoleh dengan cara membeli di kios atau toko-toko
pertanian Kebutuhan benih wortel untuk setiap hektarnya sekitar 15 kg-3 kg
(Ali et al2003)
Zat pengatur tumbuh dari golongan auksin berperan antara lain dalam
pembentukan kalus morfogenesis akar dan tunas serta embriogenesis
Pemilihan konsentrasi dan jenis auksin ditentukan antara lain oleh tipe
pertumbuhan dan perkembangan eksplan yang dikehendaki Penggunaan
auksin dengan daya aktivitas kuat (antara lain 24-D NAA atau
dikombinasikan dengan sitokinin dengan konsentrasi rendah) umumnya
digunakan untuk induksi kalus embriogenik Selain itu jenis dan konsentrasi
hormon jenis asam amino serta rasio auksin dan sitokinin sangat menentukan
dalam menginduksi pembentukan kalus ( Purnamaningsih 2006)
C Alat Bahan Dan Cara Kerja
1 Alat
- Laminar air flow cabinet
- Petridish danbotol-botol kultur
- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes
18
2 Bahan
- Eksplan nanas (Ananas comosus)
- Eksplan wortel (Daucus carota)
- Media kultur
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin) 525
3 Cara Kerja
- Mempersiapkan eksplan
- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan
a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit
dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3
menit
b Membilas eksplan dengan aquadest steril
- Melakukan penanaman eksplan
a Membuka plastik penutup botol media kultur
b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan
pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api
a Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari
kontaminasi
- Melakukan pemeliharaan eksplan
a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur
b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan luar botol
c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus
2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi
- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati
a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar
tunas daun dan kalus (HST)
b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas
dan daun
19
c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan
- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir
pengamatan
D Hasil dan Pembahasan
1 Hasil
Tabel 31 rekapan kultur jaringan tanaman nanas (Ananas comosus)
Macam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasilan
nanas 1 - - - - - - -
30
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - 5 MST - - -
5 - - - - - - -
6 - - - 5 MST - - -
7 - - - - - - -
8 - - - 5 MST - - -
9 - - - - - - -
10 - - - - - - -
Sumber Laporan sementara
Tabel 32 Rekapan Kultur Jaringan Tanaman wortel (Daucus carota)
Macam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasilan
Wortel
1 - - - - - - -
30
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - - - - -
5 - - - 5 MST - - -
6 - - - - - - -
7 - - - - - - -
8 - - - - - - -
9 - - - 5 MST - - -
10 - - - 5 MST - - -
Sumber Laporan Sementara
2 Pembahasan
Bahan eksplan yang digunakan berupa umbi wortel dan daging
bonggol dari mahkota nanas Bahan yang digunakan dari kedua tanaman
ini mempunyai karakteristik yang sama yaitu keduanya merupakan
20
jaringan tebal dan berair pada bahan tanam sebelum dilakukan penanaman
terlebuih dahulu dilakukan sterilisasi
Sterilisasi eksplan dilakukan menggunakan clorox (sunclin) dengan
melakukan perendaman selama plusmn 3 menit pada bahan dan membilas bahan
dengan aquadest Sterilisasi bahan harus dilakukan dengan tepat apabila
perendaman clorox terlalu lama maka jaringan dari bahan tanam akan
mengalami kematian (browning) sehingga tidak mampu membentuk
individu baru apabila sterilisasi terlalu singkat maka bahan tanam yang
digunakan akan membawa bibit ndash bibit kontaminasi
Kontaminasi dari eksplanlah yang paling sulit diatasi walaupun
sterilisasi telah dilakukan dengan berbagai cara namun kadang-kadang
kontaminasi tetap saja terjadi Dalam hal ini dikarenakan pada eksplan
telah terjadi kontaminasi internal Cara penggulangannya dilakukan
treatment pada tanaman yang akan dijadikan sebagai sumber eksplan
dengan mencuci eksplan pada larutan fungisida dan bakterisida Untuk
menanggulangi kontamiknasi setelah ekspaln dikulturkan maka dilakukan
pemeliharaan secara dengan melakukan penyemprotan spirtus ataupun
alkohol pada permukaan botol kultur dua hari sekali
Pada 5 MST muncul kalus pada wortel dan nanas yang berjumlah 6
eksplan (3 eksplan wortel 3 eksplan nanas) Kalus merupakan sekumpulan
massa sel yang belum terdiferensiasi menjadi organ dari tanaman Kalus
yang muncul merupakan hasil dari pembelahana sel-sel yang berda dalam
jaringan eksplan Sedangkan eksplan yang lain mengalami browning dan
kontaminasi Kontaminasi ini dikarenakan media MS merupakan media
yang kaya akan nutrisi sehingga mikroba di sekeliling tanaman atau udara
sekitar eksplan juga tumbuh dan berkompetisi dengan eksplan
Prosentase keberhasilan dari kultur nanas adalah 30 dan
prosentase keberhasilan dari kultur wortel adalah 30 Tingkat
keberhasilan dari kultur wortel dan kultur nanas ini pling tinggi jika
dibandingkan dengan kultur bahan yang lain karena bahan tanam yang
21
digunakan lebih mudah menyerap media sehingga pertumbuhan kalus
lebih banyak dan lebih cepat
Pembentukan kalus ini akibat dari pengaruh hormon BAP yang
diberikan pada media BAP merupakan senyawa kelompok sitokinin yang
memacu pembelahan sel sehingga mampu memacu pembentukan kalus
atau massa sel Kalus yang terbentuk dapat dipacu untuk berdiferensiasi
menjadi tunas dengan menambahkan kandungan IBA pada media
Pengaruh BAP pada eksplan lebih dominan karena kandungan di dalam
media lebih besar daripada IBA sehingga terbentuklah kalus pada eksplan
E Kesimpulan dan Saran
1 Kesimpulan
a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan
terjadinya bowning kontaminasi media tanam
b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media
kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan
berkembang di dalam botol kultur
c Bahan tanam dari wortel dan nanas cukup mudah untuk menyerap
nutrisi di dalam media sehingga lebih cepat terbentuk kalus
d Kalus iterbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST
e Pengaruh BAP lebih tinggi jika dibandingkan dengan IBA karena
konsentrasi BAP yang lebih tinggi
f BAP merangsang pembelahan sel sehingga terbentuk kalus yang
berupa massa sel yang belum terdiferensiasi
g Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan nanas adalah 30 dan
pada kultur wortel adalah 30
2 Saran
Dalam proses penanaman sebaiknya dicontohkan terlebih dahulu
cara penanaman eksplan yang benar sehingga tidak terjadi kesalahan
sterilisasi bahan yang berakibat terjadinya kontaminasi ataupun browning
22
DAFTAR PUSTAKA
Ali NBV Estu R Hendro S 2003 Wortel dan Lobak Panebar Swadaya Bogor
Anonim 2003 Ananas comosus httpwwwproseanetorg Diakses pada tanggal
22 Desember 2008
Husen M 2008 Kontaminasi Dalam Kultur Jaringan httpeshafloracom
Diakses pada tanggal 18 Desember 2008
Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen
Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)
httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008
Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas
Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80
Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing
Group Inc New Jersey
23
I V KULTUR JARINGAN SANSIEVERA
A Pendahuluan
1 Latar Belakang
Sansievera merupakan tanaman hias yang sekarang sedang digemari
oleh para pecinta tanaman Selain mempunyai corak daun yang indah dan
unik mempunyai bentuk dan ukuran bervariasi tanaman ini juga berfungsi
sebagai penyerap polutan di udara sekitar tempat tumbuhnya Hal inilah
yang menyebabkan pecinta tanaman kembali melirik tanaman sansievera
Penciptaan varian-varian baru terus dilakukan untuk memperbaiki
keindahan dan keunikan dari daun sansievera Salah satu cara yang
digunakan untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan melakukan
kultur jaringan pada tanaman sansievera Diharapkan pada saat dikulturkan
secara terus-menerus terjadi perubahan genetik yang menyebabkan
keberagaman genetik dalam waktu yang relatif singkat sehingga tidak
membutuhkan waktu untuk menghasilkan satu varian yang baru
Selain itu kultur jaringan pada sansievera ju8ga serng digunakan
untuk menghasilkan anakan dalam jumlah yang banyak pada varietas yang
langka dan cukup sulit apabila dikembangbiakkan dengan cara vegetatif
biasa oleh karena itu kultur jaringan sangat bermanfaat bagi peningkatan
varietas baru dan pengembangbiakan varietas-varietas langka yang sulit
dikembangbiakkan
2 Tujuan
Tujuan dari praktikum acara IV ini adalah
Mengetahui teknik kultur jaringan sansievera
Mengetahui pengaruh BAP dan IBA terhadap pertumbuhan dan
perkembangan eksplan sansievera
3 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara IV ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29
Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
24
B Tinjauan Pustaka
Sitokinin juga mempunyai dua peran yang penting untuk propagasi
seara in vitro yaitu merupakan perangsang pembelahan sel dalam jaringan
yang dibuat eksplan dan merangsang pertumbuhan tunas daun namun
demikian kadar sitokinin yang optimal untuk pertumbuhan tunas dapat
menghambat pertumbuhan dan pembentukan akar Karena itu konsentrasi dari
sitokinin yang dipakai harus sesuai sehingga tidak menghambat pertumbuhan
dari eksplan (Wetherel 1988)
Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada
stek yang memiliki kadar auksin lebih t inggi lebih mampu menumbuhkan
akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi dari pada stek yang
memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah
jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai
katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan
sel Ada beberapa macam hormon dari kelompok auksin ini antara lain adalah
IAA (Indole Acetic Acid) NAA (Napthalen Acetic Acid) dan IBA (Indole
Butyric Acid) (Irwanto 2001)
Perbanyakan tanaman secara kultur jaringan ( tissue culture ) bertujuan
untuk mendapatkan tanaman dalam jumlah banyak dan seragam
pertumbuhannya Seiring dengan permintaan bibit sansievera yang semakin
meningkat cara perbanyakan secara konvensional menggunakan setek
anakan dan cabut pucuk tidak lagi bisa mencukupi Satu-satunya cara
perbanyakan yang sanggup memenuhi kebutuhan permintaan bibit dalam
jumlah besar itu hanyalah kultur jaringan
Eksplan yang digunakan adalah jaringan yang masih muda Jaringan
muda ini tersusun atas sel-sel yang masih muda dan aktif membelah sehingga
diharapkan bisa menghasilkan tanaman yang sempurna (Purwanto 2008)
Struktur kalus dari berbagai varietas yang digunakan berbeda-beda
tergantung kepada formulasi yang digunakan Biasanya struktur kalus
menggambarkan daya regenerasinya membentuk tunas dan akar Kalus yang
berbentuk globular (nodul-nodul) dan berwarna bening biasanya mempunyai
25
kemampuan lebih tinggi untuk membentuk tunas daripada kalus yang bersifat
kompak dan berwarna coklat-kehitaman Dalam hal ini media yang digunakan
untuk memacu regenerasi kalus akan sangat menentukan Keseimbangan
nutrisi dalam media tumbuh sangat mempengaruhi pertumbuhan kalus
maupun diferensiasinya membentuk tunas (Purnamaningsih 2006)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan pertumbuhan
plantlet akibat penambahan zat pengatur tumbuh BAP dan pikloram
Persentase daun normal terbesar didapat dari perlakuan B5 tanpa pikloram dan
BAP media MS tanpa pikloram Pertumbuhan akar plantlet lebih baik yang
dikulturkan pada media MS tanpa hormon atau dengan penambahan hormon
dengan konsentrasi terendah (Anonim 2008)
Pada sansievera metode kultur jaringan lebih sering diterapkan untuk
membiakkan jenis yang menghasilkan anakan seperti jenis S cylindrica dan
jenis yang langka Eksplan diambil dari nmata tunas pucuk rimpang atau
pucuk daun sepanjang 1 cm sebelum ditanam eksplan disterilisasi terlebih
dahulu untuk menghindari kontaminasi (Pramono 2008)
C Alat Bahan Dan Cara Kerja
1 Alat
- Laminar air flow cabinet
- Petridish dan botol-botol kultur
- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes
- Eksplan sansievera ( sansievera sp)
- Media kultur
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin)
2 Bahan
- Sansievera (sansievera sp)
- Media kultur
26
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin)
3 Cara Kerja
- Mempersiapkan eksplan
- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan
a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit
dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3
menit
b Membilas eksplan dengan aquadest steril
- Melakukan penanaman eksplan
a Membuka plastik penutup botol media kultur
b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan
pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api
c Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari
kontaminasi
- Melakukan pemeliharaan eksplan
a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur
b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol
c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus
2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi
- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati
a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar
tunas daun dan kalus (HST)
b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas
dan daun
c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan
- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir
pengamatan
27
D Hasil dan Pembahasan
1 Hasil
Tabel 41 Rekapan kultur Jaringan tanaman sansievera (Sansievera sp)
Mcam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasil
an
Sansie
vera
1 - - - - - - -
20
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - - - - -
5 5 MST - - - 8 akar - -
6 - - - - - - -
7 - - - - - - -
8 5 MST - - - 6 akar - -
9 - - - - - - -
10 - - - - - - -
Sumber Laporan Sementara
2 Pembahasan
Bahan tanam yang digunakan pada kultur jaringan sansievera ini
adalah potongan daun sansievera Setelah dilakukan pencucian bahan
dengan menggunakan fungisida dan bakterisida jaringan tanaman segera
ditanam dalam botol kultur Pada saat penanaman dilakukan bersamaan
dengan sterilisasi eksplan yang dilakukan di dalam LAFC
Pada saat penanaman sebaiknya bahan atanama ditanam dalam
keadaan berdiri bukan rebah Hal ini untuk memudahkan penyerapan
nutrisi yang ada di dalam media Apabila penanaman dilakukan dalam
keadaan rebah bagian daun yang mengadakan kontak dengan media
merupakan daun yang tidak mengalami pelukaan sehingga nutrisi dari
media akan sulit masuk ke dalam jaringan aeksplan
Pada kultur jaringan sansievera ini muncul akar ketika eksplan
berumur 5 MST Dari 10 eksplan yang ditanam eksplan yang
mengeluarkan akar berjumlah dua Akar yang muncul berjumlah masing-
masing 8 akar dan 6 akar Eksplan yang lain mengalami kematian akibat
terjadinya kontaminasi oleh jamur dan bakteri dan juga terjadinya
browning Kontaminasi terjadi karena sterilisasi yang kurang sempurna
28
dan browning terjadi akibat perendaman (untuk tujuan sterilisasi bahan)
klorox yang terlalu lama sehingga jaringan dari sansievera mengalami
browning
Gejala dari kontaminasi bakteri adalah munculnya hifa dari jamur
dan dalam waktu singkat memenuhi media kultur sedangkan gejala
serangan bakteri adalah adanya lendir pada media yang mencirikan koloni
dari bakteri Gejala dari browning sendiri adalah perubahan warna dari
eksplan menjadi hitam atau kepucatan pada jaringan-jaringan yang berada
di tepi
Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan pada sansievera ini
adalah 20 dengan jumlah akar yang terbentuk pada eksplan masing-
masing adalah 8 akar dan 6 akar Tumbuhnya akar pada kultur yang
mengalami keberhasilan merupakan peran dari zat pengatur tumbuh yang
ditambahkan Zat pengatur tumbuh yang ditambahkan adalah BAP dan
IBA BAP merupakan pemacu tunas sedangkan IBA merupakan pemicu
pertumbuhan akar Walaupun konsentrasi dari IBA lebih kecil jika
dibandingkan dengan BAP pertumbuhan akar disini bukan semata-mata
karena hal tersebut Faktor jenis tumbuhan juga mempengaruhi eksplan
sehingga organ yang muncul adalah akar dan Interaksi dari IBA dan BAP
mendorong pertumbuhan dari akar
E Kesimpulan dan Saran
1 Kesimpulan
a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan
terjadinya bowning kontaminasi media tanam
b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media
kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan
berkembang di dalam botol kultur
c Bahan tanam dari sansievera ditanam dalam keadaan tegak agar
eksplan mudah dalam menyerap nutrisi
d Akar terbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST
29
e Pembentukan akar ddidorong oleh adanya zat pengatur tumbuh IBA
dan BAP yang diberikan pada media tanam
f Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan sansivera adalah 20
keberhasilan kultur dilihat dari munculnya akar pada eksplan
2 Saran
Sebelum sterilisasi dilakukan sebaiknya bahan tanaman yang akan
digunakan permukaannya digosok dengan pemotong untuk menghilangkan
lapisan lilin yang melekat pada permukaan daun agar penyerapan nutrisi
berlangsung lebih mudah
30
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2008Pengaruh Komposisi Media Dasar Penambahan BAP dan
Pikloram terhadap Induksi Tunas Bawang Merah
httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 23 Desember
2008
Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen
Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)
httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008
Pramono S 2008 Pesona Sansievera PT agro Media Pustaka Jakarta
Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas
Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80
Purwanto AW 2008 Sansievera Flora Cantik Penyerap Racun Kanisius
Yogyakarta
Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing
Group Inc New Jersey
11
2 Bahan
a Bahan pembuatan larutan stock
- Bahan kimia untuk nutrisi vitamin FeEDTA ZPT
- Aquadest
b Bahan-bahan untuk pembuatan media
- Gula
- Agar
- Aqua destilata (aquadest)
- Larutan stok terdiri atas hara makro hara mikro vitamin ZPT
- NaOH 1 N dan HCL 1 N
3 Cara Kerja
a Membuat larutan stok
1) Larutan stok media
- Menimbang bahan-bahan kimia yang telah dikalikan menjadi
beberapa kali konsentrasi misalnya untuk unsur hara makro
dikalikan 20 dan unsur hara mikro dikalikan 100 kali
konsentrasi
- Melarutkan bahan-bahan kimia tersebut ke dalam aquadest
dengan volume tertentu misalnya 500 ml
- Memasukkan masing-masing larutan ke dalanm botol dan
menyimpannnya ke dalam refrigerator
2) Larutan stok zat pengatur tumbuh
- Menghitung kebutuhan BAP 100 ppm sebanyak 300 ml adalah
sebagai berikut
100ppm = 100mgl
= 30 mg03 l
= 30 mg300 ml
- Menghitung kebutuhan IBA 100 ppm sebanyak 100 ml adalah
sebagai berikut
100 ppm = 100 mgl
= 10 mg 01 l
12
= 10 mg 100 ml
- Melarutkan bahan dengan alkohol atau NaOH 1 N kemudian
ditambah dengan aquadest sampai 300 ml untuk BAP dan 100
ml untuk IBA
- Memasukkan masing-masing larutan tersebut ke dalam botol
dan menyimpannya ke dalam refrigerator
b Membuat media kultur
- Mengambil larutan stok yang berisi NaEDTA hara makro hara
mikro vitamin dan ZPT
- Memasukkan larutan stok ke dalam abu takar dan tambahkan
aquadest sebanyak 1000ml sampai tanda
- Memasukkan ke dalam bekerglass
- Memasukkan gula sebanyak 30 gr tunggu sampai larut
- Mengukur pH dan mengkondisikannya menjadi 58 ndash 62 dengan
menambahkan HCl atau NaOH
- Memasukkan agar sebanyak 8 grl
- Mendidihkan larutan tersebut
- Memasukkan larutan yang sudah jadi ke dalam botol kultur
- Menutup botol kultur dengan plastik pp dan mengikatnya dengan
karet gelang
- Memasukkan botol kultur tersebut ke dalam autoklaf untuk
disterilkan
c Melakukan sterilisasi Alat dan Media Kultur
- Sterilissasi alat dan media kultur jaringan dilakukan secara
bersama-sama menggunakan autoklaf
- Membungkus alat-alat kultir seperti petridish pisau scalpel dan
pinset dengan kertas koran
- Memasukkan botol-botol berisi media dan alat-alat kultur yang
telah dibungkus kertas koran ke dalam autoklaf untuk proses
sterilisasi pada suhu 121 C tekanan 15 kgcm2 selama 45 menit
- Menyimpan alat-alat kultur dalam oven
13
- Menyimpan media pada rak penyimpanan media yang bertujuan
untuk mengantisipasi ada tidaknya kontaminasi pada media
sehingga dapat dicegah penggunaan media yang telah
terkontaminasi pada saat penanaman
14
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2008 Proses Atau Skematis Kultur Jaringan httpidanswersyahoocomhtm Diakses pada tanggal 16 Desember 2008
Anonim 2008 Teknik Kultur Jaringan httpwwwbbpp-lembanginfohtm
Diakses pada tanggal 16 Desember 2008
Hendra T 2007 Kultur Jaringan httplelos66blogfriendstercomhtm Diakses pada tanggal 16 desember 2008
Rahardja PE 1988 Kultur Jaringan Teknik Perbanyakan Tanaman Secara
Modern Panebar Swadaya Jakarta
Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing Group Inc New Jersey
8
I I KULTUR JARINGAN MAWAR
A Pendahuluan
1 Latar Belakang
Tanaman mawar merupakan tanaman berbunga yang digemari oleh
banyak orang Tanamana ini biasa diperbanyak dengan stek atau cutting
sehingga tanaman baru mempunyai sifat genetik sama dengan induknya
Perlakuan penyetekan pada tanaman mawar hanya mampu menghasilkan
tsedikit tanaman baru dan apabila induk tanaman mawar dipotong secara
terus-menerus sebagai bahan stek maka tanaman induk tersebut akan
rusak
Oleh karena itu diperlukan suatu metode atau cara yang efektif dan
efisien serta cepat dalam memperkembangbiakan tanaman mawar Kultur
jaringan sebagai salah satu metode perbanyakan tanaman dapat dipilih
untuk mengatasi permasalahana diatas Pada kultur jaringan tidak menutup
kemungkinan ditambahkannya suatu zat pengatur tumbuh untuk
mempercepat regenerasi dan pertumbuhan dari jaraingan tanaman
sehingga tanaman baru yang dihasilkan dalam waktu singkat dan
berjumlah banyak
2 Tujuan
Tujuan dari praktikum acara II ini adalah
Mengetahui teknik kultur jaringan mawar
Mengetahui pengaruh BAP dan IBA terhadap pertumbuhan dan
perkembangan eksplan mawar
3 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara II ini dilaksanakan pada hari tanggal Rabu tanggal
29 Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
B Tinjauan Pustaka
Auksin adalah kelompok senyawa yang mampu menyebabkan
pemanjangan sel pada jaringan tunas muda Auksin juga berpengaruh pada
9
pertumbuhan buah dan pembentukan akar Dalam konsentrasi rendah auksin
merangsang pemanjangan sel tetapi dalam konsentrasi tinggi malah berfungsi
sebaliknya ZPT yang sering digunakan dari golongan auksin antara lain IAA
IBA 24 D hormon ini harus dipakai dalam konsentrasi yang tepat karena
konsentrasi yang terlalu berlebihan menyebabkan terjadinya hal-hal yang tidak
diinginkan (Rahardja 1988)
Semua jaringan tanaman terdapat hormon ABA yang dapat dipisahkan
secara kromatografi Senyawa tersebut merupakan inhibitor Bndashkompleks
Senyawa ini mempengaruhi proses pertumbuhan dormansi dan absisi
Beberapa peneliti akhirnya menemukan senyawa yang sama yaitu asam
absisat (ABA) (Wattimena 1992)
Mawar (Rosa hybrida L) biasa diperbanyak secara vegetatif
sedangkan secara generatif hanya ditujukan untuk pemuliaan Perbanyakan
mawar bunga potong umumnya diperbanyak secara okulasi okulasi mata
tunas atau okulasi mata berkayu Okulasi mata tunas dilakukan pada saat kulit
batang bawah mudah dikelupas Pada saat tersebut sel-sel tanaman dan sel-sel
kambium tersebut sedang dalam keadaan aktif (Anonim 2008)
Dalam budidaya in vitro (kultur jaringan) menginduksi kalus
merupakan salah satu langkah penting setelah itu diusahakan agar terjadi
diferensiasi akar dan tunas Proses terjadinya kalus sampai diferensiasi
berbedandashbeda tergantung pada bagian tanaman yang dipakai sebagai eksplan
metode budidaya in vitro juga zatndashzat tanaman yang di bubuhkan pada media
dasar Untuk mendapatkan kalus penggunaan eksplan dari daun umumnya
lebih menguntungkan dari pada eksplan batang Masalah yang perlu diantipasi
adalah generasi kalus menjadi planlet Untuk mendapatkan kalus zat pengatur
tumbuh yang biasa digunakan adalah 24ndashD dari golongan auksin dan BAP
dari golongan sitokinin (Ibrahim et al 2004)
Pada 0 ppm BAP tidak ada satupun kalus yang terbentuk Nilai
tertinggi dijumpai pada pemberian 4 ppm BAP dengan menghasilkan
prosentase kalus terbentuk sebesar 697 yang berbeda sangat nyatadengan
pemberian 0 ppm BAP Hasil penelitian menunjukkan bahwapada konsentrasi
10
4 ppm BAP sinergis dengan pemberian 15 ppm CCC sehingga menghasilkan
prosentase kalus tertinggi Penelitian ini menunjukkan bahwa dengan
peningkatan konsentrasi BAP hingga 4 ppm terjadi peningkatan prosentase
kalus Tetapi setelah itu makin tinggi konsentrasi BAP dalam media tumbuh
makin menurun prosentase kalus yang terbentuk (Sofia 2007)
C Alat Bahan Dan Cara Kerja
1 Alat
- Laminar air flow cabinet
- Petridish danbotol-botol kultur
- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes
2 Bahan
- Eksplan mawar (Rosa sp)
- Media kultur
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin)
3 Cara Kerja
- Mempersiapkan eksplan
- Melakukan sterilisasi pada eksplan dengan
Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit
dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3
menit
Membilas eksplan dengan aquadest steril
- Melakukan penanaman eksplan
Membuka plastik penutup botol media kultur
Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan
pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api
Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari
kontaminasi
11
- Melakukan pemeliharaan eksplan
Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur
Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol
Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus
2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi
- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati
Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar
tunas daun dan kalus (HST)
Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas
dan daun
Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan
- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir
pengamatan
D Hasil dan Pembahasan
1 Hasil
Tabel 21 Rekapan kultur jaringan tanaman mawar (Rosa sp )
Macam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasilan
Mawar
1 - - - - - - -
0
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - - - - -
5 - - - - - - -
6 - - - - - - -
7 - - - - - - -
8 - - - - - - -
9 - - - - - - -
10 - - - - - - -
Sumber Laporan Sementara
2 Pembahasan
Bahan yang digunakan dalam kultur jaringan ini adalah ruas batang
mawar dari jaringan yang masih muda agar mampu beregenerasi lebih
cepat Dalam kultur batang mawar ini tingkat keberhasilan yang didapat
12
adalah 0 Eksplan yang dikulturkan tidak ada yang hidup Eksplan yang
ditanam menjadi kekuningan karena browning dan sebagian lagi
mengalami kontaminasi oleh berbagai macam jamur
Kontaminasi oleh berbagai macam jamur disebabkan oleh sterilisasi
yang kurang sempurna sehingga mikroba-mikroba yang ada didalam
maupun disekitar eksplan berkembang biak di dalam media Sterilisasi
yang kurang sempurna kemungkinan besar terjadi pada saat eksplan akan
ditanam di dalam botol kultur
Pada saat eksplan akan ditanam dilakukan sterilisasi bahan tanam
dengan menggunakan alkohol 96 dan larutan Clorox 525 Apabila
perendaman dalam larutan terlalu cepat maka mikroba yang ada
kemungkinan masih terbawa di sekitar permukaan eksplan sehingga
peristiwa kontaminasi tidak dapat dihindarkan
Eksplan mawar tekontaminasi oleh jamur dan bakteri pada
kontaminasi jamur terlihat hifa putih hingga hitam (jenis yang berbeda)
muncul pada media ataupun pada bahan tanam Sedangkan kontaminasi
oleh bakteri terlihat cairan kental di sekitar bahan tanam maupun media
yang merupakan kumpulan massa bakteri Kontaminasi yang terjadi
disebabakan oleh faktor media ataupun bahan tanam yang sterilisasinya
kurang sempurna Sterilisasi yang kurang sempurna ini mengakibatkan
tumbuhnya mikroba dalam media yang sangat kaya akan nutrisi
Sebagian dari eksplan mawar terkontaminasi oleh bakteri dan jamur
sedangkan sebagian yang lain mengalami browning yaitu matinya eksplan
karena terlalu lama mengalami sterilisasi Fungsi dari sterilisasi adalah
membunuh mikroba akan tetapi apabila sterilisasi yang dilakukan terlalu
lama maka jaringan tanaman juga akan ikut mati atau terjadi browning
Apabila dibandingkan dengan bahan lain yang digunakan untuk
kultur jaringan bahan tanam mawar memiliki prosentase keberhasilan
paling rendah yaitu 0 Hal ini dikarenakan eksplan yang digunakan
berupa batang yang mempunyai permukaan yang cukup sulit untuk
ditembus oleh media sehingga media agak sulit untuk masuk ke dalam
13
jaringan eksplan dan menyebabkan eksplan menjadi coklat kekuningan
karena tidak mendapatkan nutrisi yang cukup
Pengaruh dari BAP dan IBA terhadap eksplan mawar ini belum bisa
diamati karena seluruh eksplan mati karena terkontaminasi maupun karena
sterilisasi bahan tanam yang terlalu lama Fungsi dari BAP adalah sebagai
pemacu tunas sedangkan IBA digunakan sebagai pemacu akar
E Kesimpulan dan Saran
1 Kesimpulan
a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan
terjadinya bowning kontaminasi media tanam dan sifat bahan tanam
yang agak sulit untuk menyerap media
b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media
kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masiih hidup dan
berkembang di dalam botol kultur
c Pengaruh BAP dan IBA belum bisa diamati karena eksplan mati
sedangkan fungsi dari IBA digunakan sebagai permacu pertumbuhan
akar sedangkan BAP sebagai pemacu pertumbuhan tunas
d Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan mawar ini adalah 0
2 Saran
Saran yang bisa kami berikan adalah pada saat sterilisasi jangan
terlalu singkat melakukan perendaman dengan bahan klorox karena
sterilisasi yang dilakukan terkadang belum membunuh keseluruhan
mikrobia sehingga terjadi kontaminasi
14
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2008 Perbanyakan Mawar secara Stenting (Stek dan grafting)
httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 22 Desember
2008
IbrahimMSD N Nova K Nurliani B 2004 Studi Pendahuluan Induksi
Kalus Embriogenik Dari Eksplan Daun Echinaceae purpureaBuletin TRO
Vol XV No 2 2004
Nia 2008 Hormon Pertumbuhan Pada Tumbuhan
httpanthuriumonlinewordpresscom Diakses pada tanggal 22 Desember
2008
Rahardja PE 1988 Kultur Jaringan Teknik Perbanyakan Tanaman Secara
Modern Panebar Swadaya Jakarta
Sofia D 2007 Pengaruh Berbagai Konsentrasi Benzyl Amino Purine Dan
Cycocel Terhadap Pertumbuhan Embrio Kedelai (Glysine max L Marr)
USU Reposytor
15
III KULTUR JARINGAN NANAS DAN WORTEL
A Pendahuluan
1 Latar Belakang
Wortel (Daucus carota) adalah tumbuhan sayur yang ditanam
sepanjang tahun Terutama di daerah pegunungan yang memiliki suhu
udara dingin dan lembab kurang lebih pada ketinggian 1200 ineter di atas
permukaan laut Tumbuhan wortel mernbutuhkan sinar matahari dan dapat
turnbuh pada sernua musim Menurut para botanis wortel (Daucus carota)
dapat dibedakan atas beberapa jenis di antaranya Wortel (Daucus carota
Linn) Jenis imperator yakni wortel yang memiliki umbi akar berukuran
panjang dengan ujung meruncing dan rasanya kurang manis - jenis
chantenang yakni wortel yang memiliki umbi akar berbentuk bulat
panjang dan rasanya manis Perbanyakan secara kultur in vitro pada wortel
dilakukan untuk memperbanyak tanaman dan juga sebagai bahan pelatihan
kultur jaringan karena perlakuan sterilisasi dan penanaman relatif lebih
mudah
Sedangkan prospek penerapan teknik kultur in vitro tanaman nanas
di Indonesia cukup bagus terutama untuk mengatasi permasalahan
perbanyakan nanas Si Madu yang kemungkinan me-rupakan pertumbuhan
sel mutan dari tanaman khimera Masalah yang dihadapi dalam
perbanyakan vegetatif nanas Si Madu secara konvensional adalah
timbulnya keragaman sehingga sifat pohon induknya tidak dapat
dipertahankan Melalui jalur embrio-genesis karakteristik nanas Si Madu
diharapkan dapat dipertahankan Dalam hal ini tanaman (planlet) yang
dihasil-kan dari jalur embriogenesis berasal dari satu sel sehingga
terjadinya khimera dapat dihindari
2 Tujuan
Tujuan dari praktikum acara III ini adalah
Mengetahui teknik kultur jaringan nanas dan wortel
16
Mengetahui pengaruh bap dan iba terhadap pertumbuhan dan
perkembangan eksplan nanas dan wortel
3 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara III ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29
Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
B Tinjauan Pustaka
Suatu aturan sederhana yang mungkin dapat digunakan sebagai
pegangan adalah bahwa kita harus menggunakan tanaman sumber eksplan
yang sehat dan tumbuh kuat memilih jaringan yang muda dan menggunakan
eksplan yang cukup besar tetapi meskipun demikian banyak pengecualian-
pengecualiannya Sehingga kadang-kadang perlu melakukan langkah coba-
coba bila akan mengkulturkan suatu species atau varietas tanaman yang belum
pernah dilakukan sebelumnya (Wetherel 1988)
Kontaminasi dari eksplanlah yang paling sulit diatasi karena dalam hal
ini metode sterilisasi harus selektif Walaupun sterilisasi telah dilakukan
dengan berbagai cara namun kadang-kadang kontaminasi tetap saja terjadi
Dalam hal ini dikarenakan pada eksplan telah terjadi kontaminasi internal
Cara penggulangannya dilakukan treatment pada tanaman yang akan dijadikan
sebagai sumber eksplan Treatment-nya adalah dengan mengisolasi eksplan
disemprot dengan bakterisida fungisida selama 3 bulan setiap hari dengan
konsentrasi 150-200 mgl (Anonim 2008)
Proses pemberian hormon harus memperhatikan jumlah dan
konsentrasinya agar didapatkan sistim perakaran yang baik dalam waktu
relatif singkat Konsentrasi dan jumlah hormon ini sangat tergant ung pada
faktor-faktor sepert umur bahan stek waktulamanya pemberian hormon cara
pemberian hormon jenis tanaman dan sistim stek yang digunakan (Yasman
dan Smits 1988) Berdasarkan pengalaman kelompok auksin yang baik untuk
perakaran terutama untuk tanaman kehutanan Dipterocarpaceae adalah dari
kelompok IBA (Indole Butyric Acid) (Irwanto 2001)
17
Nanas diperbanyak dengan mahkota atau stek Secara umum bahan
penanaman yang baik digunakan untuk pertumbuhan dan pembuahan yang
seragam Untuk nanas yang ditanam untuk pasar buah segar dan dimana
semua bahan tanam bernilai campuran tipe tunas dapat digunakan Propagasi
vegetatif dengan tunas daun dimana setiap satu buku dari mahkota atau sulur
yang masak dapat memproduksi bibit merupakan teknik yang berguna untuk
menyediakan lebih dari 40 bibit per tunas terutama dari mahkota daunnya
Penanaman dengan kultur jaringan telah dikembangkan terutama introduksi
baru klon atau hibrid Penanaman biasanya dalam 2 garis dengan parit yang
lebar (Anonim 2003)
Tanaman wortel diperbanyak dengan bijinya Biji untuk penanaman ini
dikenal dengan istilah benih Benih wortel berwarna cokelat ukurannya keci
berbulu dan saling melekat satu sama lain Setiap 1 gr benih terdapat 200 biji
Benih wortel dapat diperoleh dengan cara membeli di kios atau toko-toko
pertanian Kebutuhan benih wortel untuk setiap hektarnya sekitar 15 kg-3 kg
(Ali et al2003)
Zat pengatur tumbuh dari golongan auksin berperan antara lain dalam
pembentukan kalus morfogenesis akar dan tunas serta embriogenesis
Pemilihan konsentrasi dan jenis auksin ditentukan antara lain oleh tipe
pertumbuhan dan perkembangan eksplan yang dikehendaki Penggunaan
auksin dengan daya aktivitas kuat (antara lain 24-D NAA atau
dikombinasikan dengan sitokinin dengan konsentrasi rendah) umumnya
digunakan untuk induksi kalus embriogenik Selain itu jenis dan konsentrasi
hormon jenis asam amino serta rasio auksin dan sitokinin sangat menentukan
dalam menginduksi pembentukan kalus ( Purnamaningsih 2006)
C Alat Bahan Dan Cara Kerja
1 Alat
- Laminar air flow cabinet
- Petridish danbotol-botol kultur
- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes
18
2 Bahan
- Eksplan nanas (Ananas comosus)
- Eksplan wortel (Daucus carota)
- Media kultur
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin) 525
3 Cara Kerja
- Mempersiapkan eksplan
- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan
a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit
dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3
menit
b Membilas eksplan dengan aquadest steril
- Melakukan penanaman eksplan
a Membuka plastik penutup botol media kultur
b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan
pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api
a Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari
kontaminasi
- Melakukan pemeliharaan eksplan
a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur
b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan luar botol
c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus
2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi
- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati
a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar
tunas daun dan kalus (HST)
b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas
dan daun
19
c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan
- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir
pengamatan
D Hasil dan Pembahasan
1 Hasil
Tabel 31 rekapan kultur jaringan tanaman nanas (Ananas comosus)
Macam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasilan
nanas 1 - - - - - - -
30
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - 5 MST - - -
5 - - - - - - -
6 - - - 5 MST - - -
7 - - - - - - -
8 - - - 5 MST - - -
9 - - - - - - -
10 - - - - - - -
Sumber Laporan sementara
Tabel 32 Rekapan Kultur Jaringan Tanaman wortel (Daucus carota)
Macam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasilan
Wortel
1 - - - - - - -
30
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - - - - -
5 - - - 5 MST - - -
6 - - - - - - -
7 - - - - - - -
8 - - - - - - -
9 - - - 5 MST - - -
10 - - - 5 MST - - -
Sumber Laporan Sementara
2 Pembahasan
Bahan eksplan yang digunakan berupa umbi wortel dan daging
bonggol dari mahkota nanas Bahan yang digunakan dari kedua tanaman
ini mempunyai karakteristik yang sama yaitu keduanya merupakan
20
jaringan tebal dan berair pada bahan tanam sebelum dilakukan penanaman
terlebuih dahulu dilakukan sterilisasi
Sterilisasi eksplan dilakukan menggunakan clorox (sunclin) dengan
melakukan perendaman selama plusmn 3 menit pada bahan dan membilas bahan
dengan aquadest Sterilisasi bahan harus dilakukan dengan tepat apabila
perendaman clorox terlalu lama maka jaringan dari bahan tanam akan
mengalami kematian (browning) sehingga tidak mampu membentuk
individu baru apabila sterilisasi terlalu singkat maka bahan tanam yang
digunakan akan membawa bibit ndash bibit kontaminasi
Kontaminasi dari eksplanlah yang paling sulit diatasi walaupun
sterilisasi telah dilakukan dengan berbagai cara namun kadang-kadang
kontaminasi tetap saja terjadi Dalam hal ini dikarenakan pada eksplan
telah terjadi kontaminasi internal Cara penggulangannya dilakukan
treatment pada tanaman yang akan dijadikan sebagai sumber eksplan
dengan mencuci eksplan pada larutan fungisida dan bakterisida Untuk
menanggulangi kontamiknasi setelah ekspaln dikulturkan maka dilakukan
pemeliharaan secara dengan melakukan penyemprotan spirtus ataupun
alkohol pada permukaan botol kultur dua hari sekali
Pada 5 MST muncul kalus pada wortel dan nanas yang berjumlah 6
eksplan (3 eksplan wortel 3 eksplan nanas) Kalus merupakan sekumpulan
massa sel yang belum terdiferensiasi menjadi organ dari tanaman Kalus
yang muncul merupakan hasil dari pembelahana sel-sel yang berda dalam
jaringan eksplan Sedangkan eksplan yang lain mengalami browning dan
kontaminasi Kontaminasi ini dikarenakan media MS merupakan media
yang kaya akan nutrisi sehingga mikroba di sekeliling tanaman atau udara
sekitar eksplan juga tumbuh dan berkompetisi dengan eksplan
Prosentase keberhasilan dari kultur nanas adalah 30 dan
prosentase keberhasilan dari kultur wortel adalah 30 Tingkat
keberhasilan dari kultur wortel dan kultur nanas ini pling tinggi jika
dibandingkan dengan kultur bahan yang lain karena bahan tanam yang
21
digunakan lebih mudah menyerap media sehingga pertumbuhan kalus
lebih banyak dan lebih cepat
Pembentukan kalus ini akibat dari pengaruh hormon BAP yang
diberikan pada media BAP merupakan senyawa kelompok sitokinin yang
memacu pembelahan sel sehingga mampu memacu pembentukan kalus
atau massa sel Kalus yang terbentuk dapat dipacu untuk berdiferensiasi
menjadi tunas dengan menambahkan kandungan IBA pada media
Pengaruh BAP pada eksplan lebih dominan karena kandungan di dalam
media lebih besar daripada IBA sehingga terbentuklah kalus pada eksplan
E Kesimpulan dan Saran
1 Kesimpulan
a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan
terjadinya bowning kontaminasi media tanam
b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media
kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan
berkembang di dalam botol kultur
c Bahan tanam dari wortel dan nanas cukup mudah untuk menyerap
nutrisi di dalam media sehingga lebih cepat terbentuk kalus
d Kalus iterbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST
e Pengaruh BAP lebih tinggi jika dibandingkan dengan IBA karena
konsentrasi BAP yang lebih tinggi
f BAP merangsang pembelahan sel sehingga terbentuk kalus yang
berupa massa sel yang belum terdiferensiasi
g Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan nanas adalah 30 dan
pada kultur wortel adalah 30
2 Saran
Dalam proses penanaman sebaiknya dicontohkan terlebih dahulu
cara penanaman eksplan yang benar sehingga tidak terjadi kesalahan
sterilisasi bahan yang berakibat terjadinya kontaminasi ataupun browning
22
DAFTAR PUSTAKA
Ali NBV Estu R Hendro S 2003 Wortel dan Lobak Panebar Swadaya Bogor
Anonim 2003 Ananas comosus httpwwwproseanetorg Diakses pada tanggal
22 Desember 2008
Husen M 2008 Kontaminasi Dalam Kultur Jaringan httpeshafloracom
Diakses pada tanggal 18 Desember 2008
Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen
Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)
httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008
Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas
Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80
Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing
Group Inc New Jersey
23
I V KULTUR JARINGAN SANSIEVERA
A Pendahuluan
1 Latar Belakang
Sansievera merupakan tanaman hias yang sekarang sedang digemari
oleh para pecinta tanaman Selain mempunyai corak daun yang indah dan
unik mempunyai bentuk dan ukuran bervariasi tanaman ini juga berfungsi
sebagai penyerap polutan di udara sekitar tempat tumbuhnya Hal inilah
yang menyebabkan pecinta tanaman kembali melirik tanaman sansievera
Penciptaan varian-varian baru terus dilakukan untuk memperbaiki
keindahan dan keunikan dari daun sansievera Salah satu cara yang
digunakan untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan melakukan
kultur jaringan pada tanaman sansievera Diharapkan pada saat dikulturkan
secara terus-menerus terjadi perubahan genetik yang menyebabkan
keberagaman genetik dalam waktu yang relatif singkat sehingga tidak
membutuhkan waktu untuk menghasilkan satu varian yang baru
Selain itu kultur jaringan pada sansievera ju8ga serng digunakan
untuk menghasilkan anakan dalam jumlah yang banyak pada varietas yang
langka dan cukup sulit apabila dikembangbiakkan dengan cara vegetatif
biasa oleh karena itu kultur jaringan sangat bermanfaat bagi peningkatan
varietas baru dan pengembangbiakan varietas-varietas langka yang sulit
dikembangbiakkan
2 Tujuan
Tujuan dari praktikum acara IV ini adalah
Mengetahui teknik kultur jaringan sansievera
Mengetahui pengaruh BAP dan IBA terhadap pertumbuhan dan
perkembangan eksplan sansievera
3 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara IV ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29
Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
24
B Tinjauan Pustaka
Sitokinin juga mempunyai dua peran yang penting untuk propagasi
seara in vitro yaitu merupakan perangsang pembelahan sel dalam jaringan
yang dibuat eksplan dan merangsang pertumbuhan tunas daun namun
demikian kadar sitokinin yang optimal untuk pertumbuhan tunas dapat
menghambat pertumbuhan dan pembentukan akar Karena itu konsentrasi dari
sitokinin yang dipakai harus sesuai sehingga tidak menghambat pertumbuhan
dari eksplan (Wetherel 1988)
Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada
stek yang memiliki kadar auksin lebih t inggi lebih mampu menumbuhkan
akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi dari pada stek yang
memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah
jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai
katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan
sel Ada beberapa macam hormon dari kelompok auksin ini antara lain adalah
IAA (Indole Acetic Acid) NAA (Napthalen Acetic Acid) dan IBA (Indole
Butyric Acid) (Irwanto 2001)
Perbanyakan tanaman secara kultur jaringan ( tissue culture ) bertujuan
untuk mendapatkan tanaman dalam jumlah banyak dan seragam
pertumbuhannya Seiring dengan permintaan bibit sansievera yang semakin
meningkat cara perbanyakan secara konvensional menggunakan setek
anakan dan cabut pucuk tidak lagi bisa mencukupi Satu-satunya cara
perbanyakan yang sanggup memenuhi kebutuhan permintaan bibit dalam
jumlah besar itu hanyalah kultur jaringan
Eksplan yang digunakan adalah jaringan yang masih muda Jaringan
muda ini tersusun atas sel-sel yang masih muda dan aktif membelah sehingga
diharapkan bisa menghasilkan tanaman yang sempurna (Purwanto 2008)
Struktur kalus dari berbagai varietas yang digunakan berbeda-beda
tergantung kepada formulasi yang digunakan Biasanya struktur kalus
menggambarkan daya regenerasinya membentuk tunas dan akar Kalus yang
berbentuk globular (nodul-nodul) dan berwarna bening biasanya mempunyai
25
kemampuan lebih tinggi untuk membentuk tunas daripada kalus yang bersifat
kompak dan berwarna coklat-kehitaman Dalam hal ini media yang digunakan
untuk memacu regenerasi kalus akan sangat menentukan Keseimbangan
nutrisi dalam media tumbuh sangat mempengaruhi pertumbuhan kalus
maupun diferensiasinya membentuk tunas (Purnamaningsih 2006)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan pertumbuhan
plantlet akibat penambahan zat pengatur tumbuh BAP dan pikloram
Persentase daun normal terbesar didapat dari perlakuan B5 tanpa pikloram dan
BAP media MS tanpa pikloram Pertumbuhan akar plantlet lebih baik yang
dikulturkan pada media MS tanpa hormon atau dengan penambahan hormon
dengan konsentrasi terendah (Anonim 2008)
Pada sansievera metode kultur jaringan lebih sering diterapkan untuk
membiakkan jenis yang menghasilkan anakan seperti jenis S cylindrica dan
jenis yang langka Eksplan diambil dari nmata tunas pucuk rimpang atau
pucuk daun sepanjang 1 cm sebelum ditanam eksplan disterilisasi terlebih
dahulu untuk menghindari kontaminasi (Pramono 2008)
C Alat Bahan Dan Cara Kerja
1 Alat
- Laminar air flow cabinet
- Petridish dan botol-botol kultur
- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes
- Eksplan sansievera ( sansievera sp)
- Media kultur
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin)
2 Bahan
- Sansievera (sansievera sp)
- Media kultur
26
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin)
3 Cara Kerja
- Mempersiapkan eksplan
- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan
a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit
dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3
menit
b Membilas eksplan dengan aquadest steril
- Melakukan penanaman eksplan
a Membuka plastik penutup botol media kultur
b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan
pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api
c Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari
kontaminasi
- Melakukan pemeliharaan eksplan
a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur
b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol
c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus
2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi
- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati
a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar
tunas daun dan kalus (HST)
b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas
dan daun
c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan
- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir
pengamatan
27
D Hasil dan Pembahasan
1 Hasil
Tabel 41 Rekapan kultur Jaringan tanaman sansievera (Sansievera sp)
Mcam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasil
an
Sansie
vera
1 - - - - - - -
20
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - - - - -
5 5 MST - - - 8 akar - -
6 - - - - - - -
7 - - - - - - -
8 5 MST - - - 6 akar - -
9 - - - - - - -
10 - - - - - - -
Sumber Laporan Sementara
2 Pembahasan
Bahan tanam yang digunakan pada kultur jaringan sansievera ini
adalah potongan daun sansievera Setelah dilakukan pencucian bahan
dengan menggunakan fungisida dan bakterisida jaringan tanaman segera
ditanam dalam botol kultur Pada saat penanaman dilakukan bersamaan
dengan sterilisasi eksplan yang dilakukan di dalam LAFC
Pada saat penanaman sebaiknya bahan atanama ditanam dalam
keadaan berdiri bukan rebah Hal ini untuk memudahkan penyerapan
nutrisi yang ada di dalam media Apabila penanaman dilakukan dalam
keadaan rebah bagian daun yang mengadakan kontak dengan media
merupakan daun yang tidak mengalami pelukaan sehingga nutrisi dari
media akan sulit masuk ke dalam jaringan aeksplan
Pada kultur jaringan sansievera ini muncul akar ketika eksplan
berumur 5 MST Dari 10 eksplan yang ditanam eksplan yang
mengeluarkan akar berjumlah dua Akar yang muncul berjumlah masing-
masing 8 akar dan 6 akar Eksplan yang lain mengalami kematian akibat
terjadinya kontaminasi oleh jamur dan bakteri dan juga terjadinya
browning Kontaminasi terjadi karena sterilisasi yang kurang sempurna
28
dan browning terjadi akibat perendaman (untuk tujuan sterilisasi bahan)
klorox yang terlalu lama sehingga jaringan dari sansievera mengalami
browning
Gejala dari kontaminasi bakteri adalah munculnya hifa dari jamur
dan dalam waktu singkat memenuhi media kultur sedangkan gejala
serangan bakteri adalah adanya lendir pada media yang mencirikan koloni
dari bakteri Gejala dari browning sendiri adalah perubahan warna dari
eksplan menjadi hitam atau kepucatan pada jaringan-jaringan yang berada
di tepi
Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan pada sansievera ini
adalah 20 dengan jumlah akar yang terbentuk pada eksplan masing-
masing adalah 8 akar dan 6 akar Tumbuhnya akar pada kultur yang
mengalami keberhasilan merupakan peran dari zat pengatur tumbuh yang
ditambahkan Zat pengatur tumbuh yang ditambahkan adalah BAP dan
IBA BAP merupakan pemacu tunas sedangkan IBA merupakan pemicu
pertumbuhan akar Walaupun konsentrasi dari IBA lebih kecil jika
dibandingkan dengan BAP pertumbuhan akar disini bukan semata-mata
karena hal tersebut Faktor jenis tumbuhan juga mempengaruhi eksplan
sehingga organ yang muncul adalah akar dan Interaksi dari IBA dan BAP
mendorong pertumbuhan dari akar
E Kesimpulan dan Saran
1 Kesimpulan
a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan
terjadinya bowning kontaminasi media tanam
b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media
kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan
berkembang di dalam botol kultur
c Bahan tanam dari sansievera ditanam dalam keadaan tegak agar
eksplan mudah dalam menyerap nutrisi
d Akar terbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST
29
e Pembentukan akar ddidorong oleh adanya zat pengatur tumbuh IBA
dan BAP yang diberikan pada media tanam
f Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan sansivera adalah 20
keberhasilan kultur dilihat dari munculnya akar pada eksplan
2 Saran
Sebelum sterilisasi dilakukan sebaiknya bahan tanaman yang akan
digunakan permukaannya digosok dengan pemotong untuk menghilangkan
lapisan lilin yang melekat pada permukaan daun agar penyerapan nutrisi
berlangsung lebih mudah
30
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2008Pengaruh Komposisi Media Dasar Penambahan BAP dan
Pikloram terhadap Induksi Tunas Bawang Merah
httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 23 Desember
2008
Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen
Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)
httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008
Pramono S 2008 Pesona Sansievera PT agro Media Pustaka Jakarta
Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas
Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80
Purwanto AW 2008 Sansievera Flora Cantik Penyerap Racun Kanisius
Yogyakarta
Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing
Group Inc New Jersey
12
= 10 mg 100 ml
- Melarutkan bahan dengan alkohol atau NaOH 1 N kemudian
ditambah dengan aquadest sampai 300 ml untuk BAP dan 100
ml untuk IBA
- Memasukkan masing-masing larutan tersebut ke dalam botol
dan menyimpannya ke dalam refrigerator
b Membuat media kultur
- Mengambil larutan stok yang berisi NaEDTA hara makro hara
mikro vitamin dan ZPT
- Memasukkan larutan stok ke dalam abu takar dan tambahkan
aquadest sebanyak 1000ml sampai tanda
- Memasukkan ke dalam bekerglass
- Memasukkan gula sebanyak 30 gr tunggu sampai larut
- Mengukur pH dan mengkondisikannya menjadi 58 ndash 62 dengan
menambahkan HCl atau NaOH
- Memasukkan agar sebanyak 8 grl
- Mendidihkan larutan tersebut
- Memasukkan larutan yang sudah jadi ke dalam botol kultur
- Menutup botol kultur dengan plastik pp dan mengikatnya dengan
karet gelang
- Memasukkan botol kultur tersebut ke dalam autoklaf untuk
disterilkan
c Melakukan sterilisasi Alat dan Media Kultur
- Sterilissasi alat dan media kultur jaringan dilakukan secara
bersama-sama menggunakan autoklaf
- Membungkus alat-alat kultir seperti petridish pisau scalpel dan
pinset dengan kertas koran
- Memasukkan botol-botol berisi media dan alat-alat kultur yang
telah dibungkus kertas koran ke dalam autoklaf untuk proses
sterilisasi pada suhu 121 C tekanan 15 kgcm2 selama 45 menit
- Menyimpan alat-alat kultur dalam oven
13
- Menyimpan media pada rak penyimpanan media yang bertujuan
untuk mengantisipasi ada tidaknya kontaminasi pada media
sehingga dapat dicegah penggunaan media yang telah
terkontaminasi pada saat penanaman
14
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2008 Proses Atau Skematis Kultur Jaringan httpidanswersyahoocomhtm Diakses pada tanggal 16 Desember 2008
Anonim 2008 Teknik Kultur Jaringan httpwwwbbpp-lembanginfohtm
Diakses pada tanggal 16 Desember 2008
Hendra T 2007 Kultur Jaringan httplelos66blogfriendstercomhtm Diakses pada tanggal 16 desember 2008
Rahardja PE 1988 Kultur Jaringan Teknik Perbanyakan Tanaman Secara
Modern Panebar Swadaya Jakarta
Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing Group Inc New Jersey
8
I I KULTUR JARINGAN MAWAR
A Pendahuluan
1 Latar Belakang
Tanaman mawar merupakan tanaman berbunga yang digemari oleh
banyak orang Tanamana ini biasa diperbanyak dengan stek atau cutting
sehingga tanaman baru mempunyai sifat genetik sama dengan induknya
Perlakuan penyetekan pada tanaman mawar hanya mampu menghasilkan
tsedikit tanaman baru dan apabila induk tanaman mawar dipotong secara
terus-menerus sebagai bahan stek maka tanaman induk tersebut akan
rusak
Oleh karena itu diperlukan suatu metode atau cara yang efektif dan
efisien serta cepat dalam memperkembangbiakan tanaman mawar Kultur
jaringan sebagai salah satu metode perbanyakan tanaman dapat dipilih
untuk mengatasi permasalahana diatas Pada kultur jaringan tidak menutup
kemungkinan ditambahkannya suatu zat pengatur tumbuh untuk
mempercepat regenerasi dan pertumbuhan dari jaraingan tanaman
sehingga tanaman baru yang dihasilkan dalam waktu singkat dan
berjumlah banyak
2 Tujuan
Tujuan dari praktikum acara II ini adalah
Mengetahui teknik kultur jaringan mawar
Mengetahui pengaruh BAP dan IBA terhadap pertumbuhan dan
perkembangan eksplan mawar
3 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara II ini dilaksanakan pada hari tanggal Rabu tanggal
29 Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
B Tinjauan Pustaka
Auksin adalah kelompok senyawa yang mampu menyebabkan
pemanjangan sel pada jaringan tunas muda Auksin juga berpengaruh pada
9
pertumbuhan buah dan pembentukan akar Dalam konsentrasi rendah auksin
merangsang pemanjangan sel tetapi dalam konsentrasi tinggi malah berfungsi
sebaliknya ZPT yang sering digunakan dari golongan auksin antara lain IAA
IBA 24 D hormon ini harus dipakai dalam konsentrasi yang tepat karena
konsentrasi yang terlalu berlebihan menyebabkan terjadinya hal-hal yang tidak
diinginkan (Rahardja 1988)
Semua jaringan tanaman terdapat hormon ABA yang dapat dipisahkan
secara kromatografi Senyawa tersebut merupakan inhibitor Bndashkompleks
Senyawa ini mempengaruhi proses pertumbuhan dormansi dan absisi
Beberapa peneliti akhirnya menemukan senyawa yang sama yaitu asam
absisat (ABA) (Wattimena 1992)
Mawar (Rosa hybrida L) biasa diperbanyak secara vegetatif
sedangkan secara generatif hanya ditujukan untuk pemuliaan Perbanyakan
mawar bunga potong umumnya diperbanyak secara okulasi okulasi mata
tunas atau okulasi mata berkayu Okulasi mata tunas dilakukan pada saat kulit
batang bawah mudah dikelupas Pada saat tersebut sel-sel tanaman dan sel-sel
kambium tersebut sedang dalam keadaan aktif (Anonim 2008)
Dalam budidaya in vitro (kultur jaringan) menginduksi kalus
merupakan salah satu langkah penting setelah itu diusahakan agar terjadi
diferensiasi akar dan tunas Proses terjadinya kalus sampai diferensiasi
berbedandashbeda tergantung pada bagian tanaman yang dipakai sebagai eksplan
metode budidaya in vitro juga zatndashzat tanaman yang di bubuhkan pada media
dasar Untuk mendapatkan kalus penggunaan eksplan dari daun umumnya
lebih menguntungkan dari pada eksplan batang Masalah yang perlu diantipasi
adalah generasi kalus menjadi planlet Untuk mendapatkan kalus zat pengatur
tumbuh yang biasa digunakan adalah 24ndashD dari golongan auksin dan BAP
dari golongan sitokinin (Ibrahim et al 2004)
Pada 0 ppm BAP tidak ada satupun kalus yang terbentuk Nilai
tertinggi dijumpai pada pemberian 4 ppm BAP dengan menghasilkan
prosentase kalus terbentuk sebesar 697 yang berbeda sangat nyatadengan
pemberian 0 ppm BAP Hasil penelitian menunjukkan bahwapada konsentrasi
10
4 ppm BAP sinergis dengan pemberian 15 ppm CCC sehingga menghasilkan
prosentase kalus tertinggi Penelitian ini menunjukkan bahwa dengan
peningkatan konsentrasi BAP hingga 4 ppm terjadi peningkatan prosentase
kalus Tetapi setelah itu makin tinggi konsentrasi BAP dalam media tumbuh
makin menurun prosentase kalus yang terbentuk (Sofia 2007)
C Alat Bahan Dan Cara Kerja
1 Alat
- Laminar air flow cabinet
- Petridish danbotol-botol kultur
- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes
2 Bahan
- Eksplan mawar (Rosa sp)
- Media kultur
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin)
3 Cara Kerja
- Mempersiapkan eksplan
- Melakukan sterilisasi pada eksplan dengan
Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit
dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3
menit
Membilas eksplan dengan aquadest steril
- Melakukan penanaman eksplan
Membuka plastik penutup botol media kultur
Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan
pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api
Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari
kontaminasi
11
- Melakukan pemeliharaan eksplan
Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur
Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol
Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus
2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi
- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati
Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar
tunas daun dan kalus (HST)
Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas
dan daun
Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan
- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir
pengamatan
D Hasil dan Pembahasan
1 Hasil
Tabel 21 Rekapan kultur jaringan tanaman mawar (Rosa sp )
Macam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasilan
Mawar
1 - - - - - - -
0
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - - - - -
5 - - - - - - -
6 - - - - - - -
7 - - - - - - -
8 - - - - - - -
9 - - - - - - -
10 - - - - - - -
Sumber Laporan Sementara
2 Pembahasan
Bahan yang digunakan dalam kultur jaringan ini adalah ruas batang
mawar dari jaringan yang masih muda agar mampu beregenerasi lebih
cepat Dalam kultur batang mawar ini tingkat keberhasilan yang didapat
12
adalah 0 Eksplan yang dikulturkan tidak ada yang hidup Eksplan yang
ditanam menjadi kekuningan karena browning dan sebagian lagi
mengalami kontaminasi oleh berbagai macam jamur
Kontaminasi oleh berbagai macam jamur disebabkan oleh sterilisasi
yang kurang sempurna sehingga mikroba-mikroba yang ada didalam
maupun disekitar eksplan berkembang biak di dalam media Sterilisasi
yang kurang sempurna kemungkinan besar terjadi pada saat eksplan akan
ditanam di dalam botol kultur
Pada saat eksplan akan ditanam dilakukan sterilisasi bahan tanam
dengan menggunakan alkohol 96 dan larutan Clorox 525 Apabila
perendaman dalam larutan terlalu cepat maka mikroba yang ada
kemungkinan masih terbawa di sekitar permukaan eksplan sehingga
peristiwa kontaminasi tidak dapat dihindarkan
Eksplan mawar tekontaminasi oleh jamur dan bakteri pada
kontaminasi jamur terlihat hifa putih hingga hitam (jenis yang berbeda)
muncul pada media ataupun pada bahan tanam Sedangkan kontaminasi
oleh bakteri terlihat cairan kental di sekitar bahan tanam maupun media
yang merupakan kumpulan massa bakteri Kontaminasi yang terjadi
disebabakan oleh faktor media ataupun bahan tanam yang sterilisasinya
kurang sempurna Sterilisasi yang kurang sempurna ini mengakibatkan
tumbuhnya mikroba dalam media yang sangat kaya akan nutrisi
Sebagian dari eksplan mawar terkontaminasi oleh bakteri dan jamur
sedangkan sebagian yang lain mengalami browning yaitu matinya eksplan
karena terlalu lama mengalami sterilisasi Fungsi dari sterilisasi adalah
membunuh mikroba akan tetapi apabila sterilisasi yang dilakukan terlalu
lama maka jaringan tanaman juga akan ikut mati atau terjadi browning
Apabila dibandingkan dengan bahan lain yang digunakan untuk
kultur jaringan bahan tanam mawar memiliki prosentase keberhasilan
paling rendah yaitu 0 Hal ini dikarenakan eksplan yang digunakan
berupa batang yang mempunyai permukaan yang cukup sulit untuk
ditembus oleh media sehingga media agak sulit untuk masuk ke dalam
13
jaringan eksplan dan menyebabkan eksplan menjadi coklat kekuningan
karena tidak mendapatkan nutrisi yang cukup
Pengaruh dari BAP dan IBA terhadap eksplan mawar ini belum bisa
diamati karena seluruh eksplan mati karena terkontaminasi maupun karena
sterilisasi bahan tanam yang terlalu lama Fungsi dari BAP adalah sebagai
pemacu tunas sedangkan IBA digunakan sebagai pemacu akar
E Kesimpulan dan Saran
1 Kesimpulan
a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan
terjadinya bowning kontaminasi media tanam dan sifat bahan tanam
yang agak sulit untuk menyerap media
b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media
kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masiih hidup dan
berkembang di dalam botol kultur
c Pengaruh BAP dan IBA belum bisa diamati karena eksplan mati
sedangkan fungsi dari IBA digunakan sebagai permacu pertumbuhan
akar sedangkan BAP sebagai pemacu pertumbuhan tunas
d Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan mawar ini adalah 0
2 Saran
Saran yang bisa kami berikan adalah pada saat sterilisasi jangan
terlalu singkat melakukan perendaman dengan bahan klorox karena
sterilisasi yang dilakukan terkadang belum membunuh keseluruhan
mikrobia sehingga terjadi kontaminasi
14
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2008 Perbanyakan Mawar secara Stenting (Stek dan grafting)
httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 22 Desember
2008
IbrahimMSD N Nova K Nurliani B 2004 Studi Pendahuluan Induksi
Kalus Embriogenik Dari Eksplan Daun Echinaceae purpureaBuletin TRO
Vol XV No 2 2004
Nia 2008 Hormon Pertumbuhan Pada Tumbuhan
httpanthuriumonlinewordpresscom Diakses pada tanggal 22 Desember
2008
Rahardja PE 1988 Kultur Jaringan Teknik Perbanyakan Tanaman Secara
Modern Panebar Swadaya Jakarta
Sofia D 2007 Pengaruh Berbagai Konsentrasi Benzyl Amino Purine Dan
Cycocel Terhadap Pertumbuhan Embrio Kedelai (Glysine max L Marr)
USU Reposytor
15
III KULTUR JARINGAN NANAS DAN WORTEL
A Pendahuluan
1 Latar Belakang
Wortel (Daucus carota) adalah tumbuhan sayur yang ditanam
sepanjang tahun Terutama di daerah pegunungan yang memiliki suhu
udara dingin dan lembab kurang lebih pada ketinggian 1200 ineter di atas
permukaan laut Tumbuhan wortel mernbutuhkan sinar matahari dan dapat
turnbuh pada sernua musim Menurut para botanis wortel (Daucus carota)
dapat dibedakan atas beberapa jenis di antaranya Wortel (Daucus carota
Linn) Jenis imperator yakni wortel yang memiliki umbi akar berukuran
panjang dengan ujung meruncing dan rasanya kurang manis - jenis
chantenang yakni wortel yang memiliki umbi akar berbentuk bulat
panjang dan rasanya manis Perbanyakan secara kultur in vitro pada wortel
dilakukan untuk memperbanyak tanaman dan juga sebagai bahan pelatihan
kultur jaringan karena perlakuan sterilisasi dan penanaman relatif lebih
mudah
Sedangkan prospek penerapan teknik kultur in vitro tanaman nanas
di Indonesia cukup bagus terutama untuk mengatasi permasalahan
perbanyakan nanas Si Madu yang kemungkinan me-rupakan pertumbuhan
sel mutan dari tanaman khimera Masalah yang dihadapi dalam
perbanyakan vegetatif nanas Si Madu secara konvensional adalah
timbulnya keragaman sehingga sifat pohon induknya tidak dapat
dipertahankan Melalui jalur embrio-genesis karakteristik nanas Si Madu
diharapkan dapat dipertahankan Dalam hal ini tanaman (planlet) yang
dihasil-kan dari jalur embriogenesis berasal dari satu sel sehingga
terjadinya khimera dapat dihindari
2 Tujuan
Tujuan dari praktikum acara III ini adalah
Mengetahui teknik kultur jaringan nanas dan wortel
16
Mengetahui pengaruh bap dan iba terhadap pertumbuhan dan
perkembangan eksplan nanas dan wortel
3 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara III ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29
Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
B Tinjauan Pustaka
Suatu aturan sederhana yang mungkin dapat digunakan sebagai
pegangan adalah bahwa kita harus menggunakan tanaman sumber eksplan
yang sehat dan tumbuh kuat memilih jaringan yang muda dan menggunakan
eksplan yang cukup besar tetapi meskipun demikian banyak pengecualian-
pengecualiannya Sehingga kadang-kadang perlu melakukan langkah coba-
coba bila akan mengkulturkan suatu species atau varietas tanaman yang belum
pernah dilakukan sebelumnya (Wetherel 1988)
Kontaminasi dari eksplanlah yang paling sulit diatasi karena dalam hal
ini metode sterilisasi harus selektif Walaupun sterilisasi telah dilakukan
dengan berbagai cara namun kadang-kadang kontaminasi tetap saja terjadi
Dalam hal ini dikarenakan pada eksplan telah terjadi kontaminasi internal
Cara penggulangannya dilakukan treatment pada tanaman yang akan dijadikan
sebagai sumber eksplan Treatment-nya adalah dengan mengisolasi eksplan
disemprot dengan bakterisida fungisida selama 3 bulan setiap hari dengan
konsentrasi 150-200 mgl (Anonim 2008)
Proses pemberian hormon harus memperhatikan jumlah dan
konsentrasinya agar didapatkan sistim perakaran yang baik dalam waktu
relatif singkat Konsentrasi dan jumlah hormon ini sangat tergant ung pada
faktor-faktor sepert umur bahan stek waktulamanya pemberian hormon cara
pemberian hormon jenis tanaman dan sistim stek yang digunakan (Yasman
dan Smits 1988) Berdasarkan pengalaman kelompok auksin yang baik untuk
perakaran terutama untuk tanaman kehutanan Dipterocarpaceae adalah dari
kelompok IBA (Indole Butyric Acid) (Irwanto 2001)
17
Nanas diperbanyak dengan mahkota atau stek Secara umum bahan
penanaman yang baik digunakan untuk pertumbuhan dan pembuahan yang
seragam Untuk nanas yang ditanam untuk pasar buah segar dan dimana
semua bahan tanam bernilai campuran tipe tunas dapat digunakan Propagasi
vegetatif dengan tunas daun dimana setiap satu buku dari mahkota atau sulur
yang masak dapat memproduksi bibit merupakan teknik yang berguna untuk
menyediakan lebih dari 40 bibit per tunas terutama dari mahkota daunnya
Penanaman dengan kultur jaringan telah dikembangkan terutama introduksi
baru klon atau hibrid Penanaman biasanya dalam 2 garis dengan parit yang
lebar (Anonim 2003)
Tanaman wortel diperbanyak dengan bijinya Biji untuk penanaman ini
dikenal dengan istilah benih Benih wortel berwarna cokelat ukurannya keci
berbulu dan saling melekat satu sama lain Setiap 1 gr benih terdapat 200 biji
Benih wortel dapat diperoleh dengan cara membeli di kios atau toko-toko
pertanian Kebutuhan benih wortel untuk setiap hektarnya sekitar 15 kg-3 kg
(Ali et al2003)
Zat pengatur tumbuh dari golongan auksin berperan antara lain dalam
pembentukan kalus morfogenesis akar dan tunas serta embriogenesis
Pemilihan konsentrasi dan jenis auksin ditentukan antara lain oleh tipe
pertumbuhan dan perkembangan eksplan yang dikehendaki Penggunaan
auksin dengan daya aktivitas kuat (antara lain 24-D NAA atau
dikombinasikan dengan sitokinin dengan konsentrasi rendah) umumnya
digunakan untuk induksi kalus embriogenik Selain itu jenis dan konsentrasi
hormon jenis asam amino serta rasio auksin dan sitokinin sangat menentukan
dalam menginduksi pembentukan kalus ( Purnamaningsih 2006)
C Alat Bahan Dan Cara Kerja
1 Alat
- Laminar air flow cabinet
- Petridish danbotol-botol kultur
- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes
18
2 Bahan
- Eksplan nanas (Ananas comosus)
- Eksplan wortel (Daucus carota)
- Media kultur
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin) 525
3 Cara Kerja
- Mempersiapkan eksplan
- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan
a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit
dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3
menit
b Membilas eksplan dengan aquadest steril
- Melakukan penanaman eksplan
a Membuka plastik penutup botol media kultur
b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan
pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api
a Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari
kontaminasi
- Melakukan pemeliharaan eksplan
a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur
b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan luar botol
c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus
2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi
- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati
a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar
tunas daun dan kalus (HST)
b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas
dan daun
19
c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan
- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir
pengamatan
D Hasil dan Pembahasan
1 Hasil
Tabel 31 rekapan kultur jaringan tanaman nanas (Ananas comosus)
Macam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasilan
nanas 1 - - - - - - -
30
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - 5 MST - - -
5 - - - - - - -
6 - - - 5 MST - - -
7 - - - - - - -
8 - - - 5 MST - - -
9 - - - - - - -
10 - - - - - - -
Sumber Laporan sementara
Tabel 32 Rekapan Kultur Jaringan Tanaman wortel (Daucus carota)
Macam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasilan
Wortel
1 - - - - - - -
30
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - - - - -
5 - - - 5 MST - - -
6 - - - - - - -
7 - - - - - - -
8 - - - - - - -
9 - - - 5 MST - - -
10 - - - 5 MST - - -
Sumber Laporan Sementara
2 Pembahasan
Bahan eksplan yang digunakan berupa umbi wortel dan daging
bonggol dari mahkota nanas Bahan yang digunakan dari kedua tanaman
ini mempunyai karakteristik yang sama yaitu keduanya merupakan
20
jaringan tebal dan berair pada bahan tanam sebelum dilakukan penanaman
terlebuih dahulu dilakukan sterilisasi
Sterilisasi eksplan dilakukan menggunakan clorox (sunclin) dengan
melakukan perendaman selama plusmn 3 menit pada bahan dan membilas bahan
dengan aquadest Sterilisasi bahan harus dilakukan dengan tepat apabila
perendaman clorox terlalu lama maka jaringan dari bahan tanam akan
mengalami kematian (browning) sehingga tidak mampu membentuk
individu baru apabila sterilisasi terlalu singkat maka bahan tanam yang
digunakan akan membawa bibit ndash bibit kontaminasi
Kontaminasi dari eksplanlah yang paling sulit diatasi walaupun
sterilisasi telah dilakukan dengan berbagai cara namun kadang-kadang
kontaminasi tetap saja terjadi Dalam hal ini dikarenakan pada eksplan
telah terjadi kontaminasi internal Cara penggulangannya dilakukan
treatment pada tanaman yang akan dijadikan sebagai sumber eksplan
dengan mencuci eksplan pada larutan fungisida dan bakterisida Untuk
menanggulangi kontamiknasi setelah ekspaln dikulturkan maka dilakukan
pemeliharaan secara dengan melakukan penyemprotan spirtus ataupun
alkohol pada permukaan botol kultur dua hari sekali
Pada 5 MST muncul kalus pada wortel dan nanas yang berjumlah 6
eksplan (3 eksplan wortel 3 eksplan nanas) Kalus merupakan sekumpulan
massa sel yang belum terdiferensiasi menjadi organ dari tanaman Kalus
yang muncul merupakan hasil dari pembelahana sel-sel yang berda dalam
jaringan eksplan Sedangkan eksplan yang lain mengalami browning dan
kontaminasi Kontaminasi ini dikarenakan media MS merupakan media
yang kaya akan nutrisi sehingga mikroba di sekeliling tanaman atau udara
sekitar eksplan juga tumbuh dan berkompetisi dengan eksplan
Prosentase keberhasilan dari kultur nanas adalah 30 dan
prosentase keberhasilan dari kultur wortel adalah 30 Tingkat
keberhasilan dari kultur wortel dan kultur nanas ini pling tinggi jika
dibandingkan dengan kultur bahan yang lain karena bahan tanam yang
21
digunakan lebih mudah menyerap media sehingga pertumbuhan kalus
lebih banyak dan lebih cepat
Pembentukan kalus ini akibat dari pengaruh hormon BAP yang
diberikan pada media BAP merupakan senyawa kelompok sitokinin yang
memacu pembelahan sel sehingga mampu memacu pembentukan kalus
atau massa sel Kalus yang terbentuk dapat dipacu untuk berdiferensiasi
menjadi tunas dengan menambahkan kandungan IBA pada media
Pengaruh BAP pada eksplan lebih dominan karena kandungan di dalam
media lebih besar daripada IBA sehingga terbentuklah kalus pada eksplan
E Kesimpulan dan Saran
1 Kesimpulan
a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan
terjadinya bowning kontaminasi media tanam
b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media
kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan
berkembang di dalam botol kultur
c Bahan tanam dari wortel dan nanas cukup mudah untuk menyerap
nutrisi di dalam media sehingga lebih cepat terbentuk kalus
d Kalus iterbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST
e Pengaruh BAP lebih tinggi jika dibandingkan dengan IBA karena
konsentrasi BAP yang lebih tinggi
f BAP merangsang pembelahan sel sehingga terbentuk kalus yang
berupa massa sel yang belum terdiferensiasi
g Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan nanas adalah 30 dan
pada kultur wortel adalah 30
2 Saran
Dalam proses penanaman sebaiknya dicontohkan terlebih dahulu
cara penanaman eksplan yang benar sehingga tidak terjadi kesalahan
sterilisasi bahan yang berakibat terjadinya kontaminasi ataupun browning
22
DAFTAR PUSTAKA
Ali NBV Estu R Hendro S 2003 Wortel dan Lobak Panebar Swadaya Bogor
Anonim 2003 Ananas comosus httpwwwproseanetorg Diakses pada tanggal
22 Desember 2008
Husen M 2008 Kontaminasi Dalam Kultur Jaringan httpeshafloracom
Diakses pada tanggal 18 Desember 2008
Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen
Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)
httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008
Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas
Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80
Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing
Group Inc New Jersey
23
I V KULTUR JARINGAN SANSIEVERA
A Pendahuluan
1 Latar Belakang
Sansievera merupakan tanaman hias yang sekarang sedang digemari
oleh para pecinta tanaman Selain mempunyai corak daun yang indah dan
unik mempunyai bentuk dan ukuran bervariasi tanaman ini juga berfungsi
sebagai penyerap polutan di udara sekitar tempat tumbuhnya Hal inilah
yang menyebabkan pecinta tanaman kembali melirik tanaman sansievera
Penciptaan varian-varian baru terus dilakukan untuk memperbaiki
keindahan dan keunikan dari daun sansievera Salah satu cara yang
digunakan untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan melakukan
kultur jaringan pada tanaman sansievera Diharapkan pada saat dikulturkan
secara terus-menerus terjadi perubahan genetik yang menyebabkan
keberagaman genetik dalam waktu yang relatif singkat sehingga tidak
membutuhkan waktu untuk menghasilkan satu varian yang baru
Selain itu kultur jaringan pada sansievera ju8ga serng digunakan
untuk menghasilkan anakan dalam jumlah yang banyak pada varietas yang
langka dan cukup sulit apabila dikembangbiakkan dengan cara vegetatif
biasa oleh karena itu kultur jaringan sangat bermanfaat bagi peningkatan
varietas baru dan pengembangbiakan varietas-varietas langka yang sulit
dikembangbiakkan
2 Tujuan
Tujuan dari praktikum acara IV ini adalah
Mengetahui teknik kultur jaringan sansievera
Mengetahui pengaruh BAP dan IBA terhadap pertumbuhan dan
perkembangan eksplan sansievera
3 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara IV ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29
Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
24
B Tinjauan Pustaka
Sitokinin juga mempunyai dua peran yang penting untuk propagasi
seara in vitro yaitu merupakan perangsang pembelahan sel dalam jaringan
yang dibuat eksplan dan merangsang pertumbuhan tunas daun namun
demikian kadar sitokinin yang optimal untuk pertumbuhan tunas dapat
menghambat pertumbuhan dan pembentukan akar Karena itu konsentrasi dari
sitokinin yang dipakai harus sesuai sehingga tidak menghambat pertumbuhan
dari eksplan (Wetherel 1988)
Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada
stek yang memiliki kadar auksin lebih t inggi lebih mampu menumbuhkan
akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi dari pada stek yang
memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah
jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai
katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan
sel Ada beberapa macam hormon dari kelompok auksin ini antara lain adalah
IAA (Indole Acetic Acid) NAA (Napthalen Acetic Acid) dan IBA (Indole
Butyric Acid) (Irwanto 2001)
Perbanyakan tanaman secara kultur jaringan ( tissue culture ) bertujuan
untuk mendapatkan tanaman dalam jumlah banyak dan seragam
pertumbuhannya Seiring dengan permintaan bibit sansievera yang semakin
meningkat cara perbanyakan secara konvensional menggunakan setek
anakan dan cabut pucuk tidak lagi bisa mencukupi Satu-satunya cara
perbanyakan yang sanggup memenuhi kebutuhan permintaan bibit dalam
jumlah besar itu hanyalah kultur jaringan
Eksplan yang digunakan adalah jaringan yang masih muda Jaringan
muda ini tersusun atas sel-sel yang masih muda dan aktif membelah sehingga
diharapkan bisa menghasilkan tanaman yang sempurna (Purwanto 2008)
Struktur kalus dari berbagai varietas yang digunakan berbeda-beda
tergantung kepada formulasi yang digunakan Biasanya struktur kalus
menggambarkan daya regenerasinya membentuk tunas dan akar Kalus yang
berbentuk globular (nodul-nodul) dan berwarna bening biasanya mempunyai
25
kemampuan lebih tinggi untuk membentuk tunas daripada kalus yang bersifat
kompak dan berwarna coklat-kehitaman Dalam hal ini media yang digunakan
untuk memacu regenerasi kalus akan sangat menentukan Keseimbangan
nutrisi dalam media tumbuh sangat mempengaruhi pertumbuhan kalus
maupun diferensiasinya membentuk tunas (Purnamaningsih 2006)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan pertumbuhan
plantlet akibat penambahan zat pengatur tumbuh BAP dan pikloram
Persentase daun normal terbesar didapat dari perlakuan B5 tanpa pikloram dan
BAP media MS tanpa pikloram Pertumbuhan akar plantlet lebih baik yang
dikulturkan pada media MS tanpa hormon atau dengan penambahan hormon
dengan konsentrasi terendah (Anonim 2008)
Pada sansievera metode kultur jaringan lebih sering diterapkan untuk
membiakkan jenis yang menghasilkan anakan seperti jenis S cylindrica dan
jenis yang langka Eksplan diambil dari nmata tunas pucuk rimpang atau
pucuk daun sepanjang 1 cm sebelum ditanam eksplan disterilisasi terlebih
dahulu untuk menghindari kontaminasi (Pramono 2008)
C Alat Bahan Dan Cara Kerja
1 Alat
- Laminar air flow cabinet
- Petridish dan botol-botol kultur
- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes
- Eksplan sansievera ( sansievera sp)
- Media kultur
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin)
2 Bahan
- Sansievera (sansievera sp)
- Media kultur
26
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin)
3 Cara Kerja
- Mempersiapkan eksplan
- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan
a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit
dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3
menit
b Membilas eksplan dengan aquadest steril
- Melakukan penanaman eksplan
a Membuka plastik penutup botol media kultur
b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan
pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api
c Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari
kontaminasi
- Melakukan pemeliharaan eksplan
a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur
b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol
c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus
2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi
- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati
a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar
tunas daun dan kalus (HST)
b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas
dan daun
c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan
- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir
pengamatan
27
D Hasil dan Pembahasan
1 Hasil
Tabel 41 Rekapan kultur Jaringan tanaman sansievera (Sansievera sp)
Mcam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasil
an
Sansie
vera
1 - - - - - - -
20
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - - - - -
5 5 MST - - - 8 akar - -
6 - - - - - - -
7 - - - - - - -
8 5 MST - - - 6 akar - -
9 - - - - - - -
10 - - - - - - -
Sumber Laporan Sementara
2 Pembahasan
Bahan tanam yang digunakan pada kultur jaringan sansievera ini
adalah potongan daun sansievera Setelah dilakukan pencucian bahan
dengan menggunakan fungisida dan bakterisida jaringan tanaman segera
ditanam dalam botol kultur Pada saat penanaman dilakukan bersamaan
dengan sterilisasi eksplan yang dilakukan di dalam LAFC
Pada saat penanaman sebaiknya bahan atanama ditanam dalam
keadaan berdiri bukan rebah Hal ini untuk memudahkan penyerapan
nutrisi yang ada di dalam media Apabila penanaman dilakukan dalam
keadaan rebah bagian daun yang mengadakan kontak dengan media
merupakan daun yang tidak mengalami pelukaan sehingga nutrisi dari
media akan sulit masuk ke dalam jaringan aeksplan
Pada kultur jaringan sansievera ini muncul akar ketika eksplan
berumur 5 MST Dari 10 eksplan yang ditanam eksplan yang
mengeluarkan akar berjumlah dua Akar yang muncul berjumlah masing-
masing 8 akar dan 6 akar Eksplan yang lain mengalami kematian akibat
terjadinya kontaminasi oleh jamur dan bakteri dan juga terjadinya
browning Kontaminasi terjadi karena sterilisasi yang kurang sempurna
28
dan browning terjadi akibat perendaman (untuk tujuan sterilisasi bahan)
klorox yang terlalu lama sehingga jaringan dari sansievera mengalami
browning
Gejala dari kontaminasi bakteri adalah munculnya hifa dari jamur
dan dalam waktu singkat memenuhi media kultur sedangkan gejala
serangan bakteri adalah adanya lendir pada media yang mencirikan koloni
dari bakteri Gejala dari browning sendiri adalah perubahan warna dari
eksplan menjadi hitam atau kepucatan pada jaringan-jaringan yang berada
di tepi
Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan pada sansievera ini
adalah 20 dengan jumlah akar yang terbentuk pada eksplan masing-
masing adalah 8 akar dan 6 akar Tumbuhnya akar pada kultur yang
mengalami keberhasilan merupakan peran dari zat pengatur tumbuh yang
ditambahkan Zat pengatur tumbuh yang ditambahkan adalah BAP dan
IBA BAP merupakan pemacu tunas sedangkan IBA merupakan pemicu
pertumbuhan akar Walaupun konsentrasi dari IBA lebih kecil jika
dibandingkan dengan BAP pertumbuhan akar disini bukan semata-mata
karena hal tersebut Faktor jenis tumbuhan juga mempengaruhi eksplan
sehingga organ yang muncul adalah akar dan Interaksi dari IBA dan BAP
mendorong pertumbuhan dari akar
E Kesimpulan dan Saran
1 Kesimpulan
a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan
terjadinya bowning kontaminasi media tanam
b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media
kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan
berkembang di dalam botol kultur
c Bahan tanam dari sansievera ditanam dalam keadaan tegak agar
eksplan mudah dalam menyerap nutrisi
d Akar terbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST
29
e Pembentukan akar ddidorong oleh adanya zat pengatur tumbuh IBA
dan BAP yang diberikan pada media tanam
f Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan sansivera adalah 20
keberhasilan kultur dilihat dari munculnya akar pada eksplan
2 Saran
Sebelum sterilisasi dilakukan sebaiknya bahan tanaman yang akan
digunakan permukaannya digosok dengan pemotong untuk menghilangkan
lapisan lilin yang melekat pada permukaan daun agar penyerapan nutrisi
berlangsung lebih mudah
30
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2008Pengaruh Komposisi Media Dasar Penambahan BAP dan
Pikloram terhadap Induksi Tunas Bawang Merah
httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 23 Desember
2008
Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen
Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)
httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008
Pramono S 2008 Pesona Sansievera PT agro Media Pustaka Jakarta
Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas
Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80
Purwanto AW 2008 Sansievera Flora Cantik Penyerap Racun Kanisius
Yogyakarta
Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing
Group Inc New Jersey
13
- Menyimpan media pada rak penyimpanan media yang bertujuan
untuk mengantisipasi ada tidaknya kontaminasi pada media
sehingga dapat dicegah penggunaan media yang telah
terkontaminasi pada saat penanaman
14
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2008 Proses Atau Skematis Kultur Jaringan httpidanswersyahoocomhtm Diakses pada tanggal 16 Desember 2008
Anonim 2008 Teknik Kultur Jaringan httpwwwbbpp-lembanginfohtm
Diakses pada tanggal 16 Desember 2008
Hendra T 2007 Kultur Jaringan httplelos66blogfriendstercomhtm Diakses pada tanggal 16 desember 2008
Rahardja PE 1988 Kultur Jaringan Teknik Perbanyakan Tanaman Secara
Modern Panebar Swadaya Jakarta
Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing Group Inc New Jersey
8
I I KULTUR JARINGAN MAWAR
A Pendahuluan
1 Latar Belakang
Tanaman mawar merupakan tanaman berbunga yang digemari oleh
banyak orang Tanamana ini biasa diperbanyak dengan stek atau cutting
sehingga tanaman baru mempunyai sifat genetik sama dengan induknya
Perlakuan penyetekan pada tanaman mawar hanya mampu menghasilkan
tsedikit tanaman baru dan apabila induk tanaman mawar dipotong secara
terus-menerus sebagai bahan stek maka tanaman induk tersebut akan
rusak
Oleh karena itu diperlukan suatu metode atau cara yang efektif dan
efisien serta cepat dalam memperkembangbiakan tanaman mawar Kultur
jaringan sebagai salah satu metode perbanyakan tanaman dapat dipilih
untuk mengatasi permasalahana diatas Pada kultur jaringan tidak menutup
kemungkinan ditambahkannya suatu zat pengatur tumbuh untuk
mempercepat regenerasi dan pertumbuhan dari jaraingan tanaman
sehingga tanaman baru yang dihasilkan dalam waktu singkat dan
berjumlah banyak
2 Tujuan
Tujuan dari praktikum acara II ini adalah
Mengetahui teknik kultur jaringan mawar
Mengetahui pengaruh BAP dan IBA terhadap pertumbuhan dan
perkembangan eksplan mawar
3 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara II ini dilaksanakan pada hari tanggal Rabu tanggal
29 Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
B Tinjauan Pustaka
Auksin adalah kelompok senyawa yang mampu menyebabkan
pemanjangan sel pada jaringan tunas muda Auksin juga berpengaruh pada
9
pertumbuhan buah dan pembentukan akar Dalam konsentrasi rendah auksin
merangsang pemanjangan sel tetapi dalam konsentrasi tinggi malah berfungsi
sebaliknya ZPT yang sering digunakan dari golongan auksin antara lain IAA
IBA 24 D hormon ini harus dipakai dalam konsentrasi yang tepat karena
konsentrasi yang terlalu berlebihan menyebabkan terjadinya hal-hal yang tidak
diinginkan (Rahardja 1988)
Semua jaringan tanaman terdapat hormon ABA yang dapat dipisahkan
secara kromatografi Senyawa tersebut merupakan inhibitor Bndashkompleks
Senyawa ini mempengaruhi proses pertumbuhan dormansi dan absisi
Beberapa peneliti akhirnya menemukan senyawa yang sama yaitu asam
absisat (ABA) (Wattimena 1992)
Mawar (Rosa hybrida L) biasa diperbanyak secara vegetatif
sedangkan secara generatif hanya ditujukan untuk pemuliaan Perbanyakan
mawar bunga potong umumnya diperbanyak secara okulasi okulasi mata
tunas atau okulasi mata berkayu Okulasi mata tunas dilakukan pada saat kulit
batang bawah mudah dikelupas Pada saat tersebut sel-sel tanaman dan sel-sel
kambium tersebut sedang dalam keadaan aktif (Anonim 2008)
Dalam budidaya in vitro (kultur jaringan) menginduksi kalus
merupakan salah satu langkah penting setelah itu diusahakan agar terjadi
diferensiasi akar dan tunas Proses terjadinya kalus sampai diferensiasi
berbedandashbeda tergantung pada bagian tanaman yang dipakai sebagai eksplan
metode budidaya in vitro juga zatndashzat tanaman yang di bubuhkan pada media
dasar Untuk mendapatkan kalus penggunaan eksplan dari daun umumnya
lebih menguntungkan dari pada eksplan batang Masalah yang perlu diantipasi
adalah generasi kalus menjadi planlet Untuk mendapatkan kalus zat pengatur
tumbuh yang biasa digunakan adalah 24ndashD dari golongan auksin dan BAP
dari golongan sitokinin (Ibrahim et al 2004)
Pada 0 ppm BAP tidak ada satupun kalus yang terbentuk Nilai
tertinggi dijumpai pada pemberian 4 ppm BAP dengan menghasilkan
prosentase kalus terbentuk sebesar 697 yang berbeda sangat nyatadengan
pemberian 0 ppm BAP Hasil penelitian menunjukkan bahwapada konsentrasi
10
4 ppm BAP sinergis dengan pemberian 15 ppm CCC sehingga menghasilkan
prosentase kalus tertinggi Penelitian ini menunjukkan bahwa dengan
peningkatan konsentrasi BAP hingga 4 ppm terjadi peningkatan prosentase
kalus Tetapi setelah itu makin tinggi konsentrasi BAP dalam media tumbuh
makin menurun prosentase kalus yang terbentuk (Sofia 2007)
C Alat Bahan Dan Cara Kerja
1 Alat
- Laminar air flow cabinet
- Petridish danbotol-botol kultur
- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes
2 Bahan
- Eksplan mawar (Rosa sp)
- Media kultur
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin)
3 Cara Kerja
- Mempersiapkan eksplan
- Melakukan sterilisasi pada eksplan dengan
Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit
dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3
menit
Membilas eksplan dengan aquadest steril
- Melakukan penanaman eksplan
Membuka plastik penutup botol media kultur
Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan
pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api
Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari
kontaminasi
11
- Melakukan pemeliharaan eksplan
Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur
Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol
Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus
2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi
- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati
Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar
tunas daun dan kalus (HST)
Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas
dan daun
Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan
- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir
pengamatan
D Hasil dan Pembahasan
1 Hasil
Tabel 21 Rekapan kultur jaringan tanaman mawar (Rosa sp )
Macam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasilan
Mawar
1 - - - - - - -
0
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - - - - -
5 - - - - - - -
6 - - - - - - -
7 - - - - - - -
8 - - - - - - -
9 - - - - - - -
10 - - - - - - -
Sumber Laporan Sementara
2 Pembahasan
Bahan yang digunakan dalam kultur jaringan ini adalah ruas batang
mawar dari jaringan yang masih muda agar mampu beregenerasi lebih
cepat Dalam kultur batang mawar ini tingkat keberhasilan yang didapat
12
adalah 0 Eksplan yang dikulturkan tidak ada yang hidup Eksplan yang
ditanam menjadi kekuningan karena browning dan sebagian lagi
mengalami kontaminasi oleh berbagai macam jamur
Kontaminasi oleh berbagai macam jamur disebabkan oleh sterilisasi
yang kurang sempurna sehingga mikroba-mikroba yang ada didalam
maupun disekitar eksplan berkembang biak di dalam media Sterilisasi
yang kurang sempurna kemungkinan besar terjadi pada saat eksplan akan
ditanam di dalam botol kultur
Pada saat eksplan akan ditanam dilakukan sterilisasi bahan tanam
dengan menggunakan alkohol 96 dan larutan Clorox 525 Apabila
perendaman dalam larutan terlalu cepat maka mikroba yang ada
kemungkinan masih terbawa di sekitar permukaan eksplan sehingga
peristiwa kontaminasi tidak dapat dihindarkan
Eksplan mawar tekontaminasi oleh jamur dan bakteri pada
kontaminasi jamur terlihat hifa putih hingga hitam (jenis yang berbeda)
muncul pada media ataupun pada bahan tanam Sedangkan kontaminasi
oleh bakteri terlihat cairan kental di sekitar bahan tanam maupun media
yang merupakan kumpulan massa bakteri Kontaminasi yang terjadi
disebabakan oleh faktor media ataupun bahan tanam yang sterilisasinya
kurang sempurna Sterilisasi yang kurang sempurna ini mengakibatkan
tumbuhnya mikroba dalam media yang sangat kaya akan nutrisi
Sebagian dari eksplan mawar terkontaminasi oleh bakteri dan jamur
sedangkan sebagian yang lain mengalami browning yaitu matinya eksplan
karena terlalu lama mengalami sterilisasi Fungsi dari sterilisasi adalah
membunuh mikroba akan tetapi apabila sterilisasi yang dilakukan terlalu
lama maka jaringan tanaman juga akan ikut mati atau terjadi browning
Apabila dibandingkan dengan bahan lain yang digunakan untuk
kultur jaringan bahan tanam mawar memiliki prosentase keberhasilan
paling rendah yaitu 0 Hal ini dikarenakan eksplan yang digunakan
berupa batang yang mempunyai permukaan yang cukup sulit untuk
ditembus oleh media sehingga media agak sulit untuk masuk ke dalam
13
jaringan eksplan dan menyebabkan eksplan menjadi coklat kekuningan
karena tidak mendapatkan nutrisi yang cukup
Pengaruh dari BAP dan IBA terhadap eksplan mawar ini belum bisa
diamati karena seluruh eksplan mati karena terkontaminasi maupun karena
sterilisasi bahan tanam yang terlalu lama Fungsi dari BAP adalah sebagai
pemacu tunas sedangkan IBA digunakan sebagai pemacu akar
E Kesimpulan dan Saran
1 Kesimpulan
a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan
terjadinya bowning kontaminasi media tanam dan sifat bahan tanam
yang agak sulit untuk menyerap media
b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media
kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masiih hidup dan
berkembang di dalam botol kultur
c Pengaruh BAP dan IBA belum bisa diamati karena eksplan mati
sedangkan fungsi dari IBA digunakan sebagai permacu pertumbuhan
akar sedangkan BAP sebagai pemacu pertumbuhan tunas
d Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan mawar ini adalah 0
2 Saran
Saran yang bisa kami berikan adalah pada saat sterilisasi jangan
terlalu singkat melakukan perendaman dengan bahan klorox karena
sterilisasi yang dilakukan terkadang belum membunuh keseluruhan
mikrobia sehingga terjadi kontaminasi
14
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2008 Perbanyakan Mawar secara Stenting (Stek dan grafting)
httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 22 Desember
2008
IbrahimMSD N Nova K Nurliani B 2004 Studi Pendahuluan Induksi
Kalus Embriogenik Dari Eksplan Daun Echinaceae purpureaBuletin TRO
Vol XV No 2 2004
Nia 2008 Hormon Pertumbuhan Pada Tumbuhan
httpanthuriumonlinewordpresscom Diakses pada tanggal 22 Desember
2008
Rahardja PE 1988 Kultur Jaringan Teknik Perbanyakan Tanaman Secara
Modern Panebar Swadaya Jakarta
Sofia D 2007 Pengaruh Berbagai Konsentrasi Benzyl Amino Purine Dan
Cycocel Terhadap Pertumbuhan Embrio Kedelai (Glysine max L Marr)
USU Reposytor
15
III KULTUR JARINGAN NANAS DAN WORTEL
A Pendahuluan
1 Latar Belakang
Wortel (Daucus carota) adalah tumbuhan sayur yang ditanam
sepanjang tahun Terutama di daerah pegunungan yang memiliki suhu
udara dingin dan lembab kurang lebih pada ketinggian 1200 ineter di atas
permukaan laut Tumbuhan wortel mernbutuhkan sinar matahari dan dapat
turnbuh pada sernua musim Menurut para botanis wortel (Daucus carota)
dapat dibedakan atas beberapa jenis di antaranya Wortel (Daucus carota
Linn) Jenis imperator yakni wortel yang memiliki umbi akar berukuran
panjang dengan ujung meruncing dan rasanya kurang manis - jenis
chantenang yakni wortel yang memiliki umbi akar berbentuk bulat
panjang dan rasanya manis Perbanyakan secara kultur in vitro pada wortel
dilakukan untuk memperbanyak tanaman dan juga sebagai bahan pelatihan
kultur jaringan karena perlakuan sterilisasi dan penanaman relatif lebih
mudah
Sedangkan prospek penerapan teknik kultur in vitro tanaman nanas
di Indonesia cukup bagus terutama untuk mengatasi permasalahan
perbanyakan nanas Si Madu yang kemungkinan me-rupakan pertumbuhan
sel mutan dari tanaman khimera Masalah yang dihadapi dalam
perbanyakan vegetatif nanas Si Madu secara konvensional adalah
timbulnya keragaman sehingga sifat pohon induknya tidak dapat
dipertahankan Melalui jalur embrio-genesis karakteristik nanas Si Madu
diharapkan dapat dipertahankan Dalam hal ini tanaman (planlet) yang
dihasil-kan dari jalur embriogenesis berasal dari satu sel sehingga
terjadinya khimera dapat dihindari
2 Tujuan
Tujuan dari praktikum acara III ini adalah
Mengetahui teknik kultur jaringan nanas dan wortel
16
Mengetahui pengaruh bap dan iba terhadap pertumbuhan dan
perkembangan eksplan nanas dan wortel
3 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara III ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29
Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
B Tinjauan Pustaka
Suatu aturan sederhana yang mungkin dapat digunakan sebagai
pegangan adalah bahwa kita harus menggunakan tanaman sumber eksplan
yang sehat dan tumbuh kuat memilih jaringan yang muda dan menggunakan
eksplan yang cukup besar tetapi meskipun demikian banyak pengecualian-
pengecualiannya Sehingga kadang-kadang perlu melakukan langkah coba-
coba bila akan mengkulturkan suatu species atau varietas tanaman yang belum
pernah dilakukan sebelumnya (Wetherel 1988)
Kontaminasi dari eksplanlah yang paling sulit diatasi karena dalam hal
ini metode sterilisasi harus selektif Walaupun sterilisasi telah dilakukan
dengan berbagai cara namun kadang-kadang kontaminasi tetap saja terjadi
Dalam hal ini dikarenakan pada eksplan telah terjadi kontaminasi internal
Cara penggulangannya dilakukan treatment pada tanaman yang akan dijadikan
sebagai sumber eksplan Treatment-nya adalah dengan mengisolasi eksplan
disemprot dengan bakterisida fungisida selama 3 bulan setiap hari dengan
konsentrasi 150-200 mgl (Anonim 2008)
Proses pemberian hormon harus memperhatikan jumlah dan
konsentrasinya agar didapatkan sistim perakaran yang baik dalam waktu
relatif singkat Konsentrasi dan jumlah hormon ini sangat tergant ung pada
faktor-faktor sepert umur bahan stek waktulamanya pemberian hormon cara
pemberian hormon jenis tanaman dan sistim stek yang digunakan (Yasman
dan Smits 1988) Berdasarkan pengalaman kelompok auksin yang baik untuk
perakaran terutama untuk tanaman kehutanan Dipterocarpaceae adalah dari
kelompok IBA (Indole Butyric Acid) (Irwanto 2001)
17
Nanas diperbanyak dengan mahkota atau stek Secara umum bahan
penanaman yang baik digunakan untuk pertumbuhan dan pembuahan yang
seragam Untuk nanas yang ditanam untuk pasar buah segar dan dimana
semua bahan tanam bernilai campuran tipe tunas dapat digunakan Propagasi
vegetatif dengan tunas daun dimana setiap satu buku dari mahkota atau sulur
yang masak dapat memproduksi bibit merupakan teknik yang berguna untuk
menyediakan lebih dari 40 bibit per tunas terutama dari mahkota daunnya
Penanaman dengan kultur jaringan telah dikembangkan terutama introduksi
baru klon atau hibrid Penanaman biasanya dalam 2 garis dengan parit yang
lebar (Anonim 2003)
Tanaman wortel diperbanyak dengan bijinya Biji untuk penanaman ini
dikenal dengan istilah benih Benih wortel berwarna cokelat ukurannya keci
berbulu dan saling melekat satu sama lain Setiap 1 gr benih terdapat 200 biji
Benih wortel dapat diperoleh dengan cara membeli di kios atau toko-toko
pertanian Kebutuhan benih wortel untuk setiap hektarnya sekitar 15 kg-3 kg
(Ali et al2003)
Zat pengatur tumbuh dari golongan auksin berperan antara lain dalam
pembentukan kalus morfogenesis akar dan tunas serta embriogenesis
Pemilihan konsentrasi dan jenis auksin ditentukan antara lain oleh tipe
pertumbuhan dan perkembangan eksplan yang dikehendaki Penggunaan
auksin dengan daya aktivitas kuat (antara lain 24-D NAA atau
dikombinasikan dengan sitokinin dengan konsentrasi rendah) umumnya
digunakan untuk induksi kalus embriogenik Selain itu jenis dan konsentrasi
hormon jenis asam amino serta rasio auksin dan sitokinin sangat menentukan
dalam menginduksi pembentukan kalus ( Purnamaningsih 2006)
C Alat Bahan Dan Cara Kerja
1 Alat
- Laminar air flow cabinet
- Petridish danbotol-botol kultur
- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes
18
2 Bahan
- Eksplan nanas (Ananas comosus)
- Eksplan wortel (Daucus carota)
- Media kultur
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin) 525
3 Cara Kerja
- Mempersiapkan eksplan
- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan
a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit
dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3
menit
b Membilas eksplan dengan aquadest steril
- Melakukan penanaman eksplan
a Membuka plastik penutup botol media kultur
b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan
pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api
a Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari
kontaminasi
- Melakukan pemeliharaan eksplan
a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur
b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan luar botol
c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus
2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi
- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati
a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar
tunas daun dan kalus (HST)
b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas
dan daun
19
c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan
- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir
pengamatan
D Hasil dan Pembahasan
1 Hasil
Tabel 31 rekapan kultur jaringan tanaman nanas (Ananas comosus)
Macam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasilan
nanas 1 - - - - - - -
30
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - 5 MST - - -
5 - - - - - - -
6 - - - 5 MST - - -
7 - - - - - - -
8 - - - 5 MST - - -
9 - - - - - - -
10 - - - - - - -
Sumber Laporan sementara
Tabel 32 Rekapan Kultur Jaringan Tanaman wortel (Daucus carota)
Macam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasilan
Wortel
1 - - - - - - -
30
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - - - - -
5 - - - 5 MST - - -
6 - - - - - - -
7 - - - - - - -
8 - - - - - - -
9 - - - 5 MST - - -
10 - - - 5 MST - - -
Sumber Laporan Sementara
2 Pembahasan
Bahan eksplan yang digunakan berupa umbi wortel dan daging
bonggol dari mahkota nanas Bahan yang digunakan dari kedua tanaman
ini mempunyai karakteristik yang sama yaitu keduanya merupakan
20
jaringan tebal dan berair pada bahan tanam sebelum dilakukan penanaman
terlebuih dahulu dilakukan sterilisasi
Sterilisasi eksplan dilakukan menggunakan clorox (sunclin) dengan
melakukan perendaman selama plusmn 3 menit pada bahan dan membilas bahan
dengan aquadest Sterilisasi bahan harus dilakukan dengan tepat apabila
perendaman clorox terlalu lama maka jaringan dari bahan tanam akan
mengalami kematian (browning) sehingga tidak mampu membentuk
individu baru apabila sterilisasi terlalu singkat maka bahan tanam yang
digunakan akan membawa bibit ndash bibit kontaminasi
Kontaminasi dari eksplanlah yang paling sulit diatasi walaupun
sterilisasi telah dilakukan dengan berbagai cara namun kadang-kadang
kontaminasi tetap saja terjadi Dalam hal ini dikarenakan pada eksplan
telah terjadi kontaminasi internal Cara penggulangannya dilakukan
treatment pada tanaman yang akan dijadikan sebagai sumber eksplan
dengan mencuci eksplan pada larutan fungisida dan bakterisida Untuk
menanggulangi kontamiknasi setelah ekspaln dikulturkan maka dilakukan
pemeliharaan secara dengan melakukan penyemprotan spirtus ataupun
alkohol pada permukaan botol kultur dua hari sekali
Pada 5 MST muncul kalus pada wortel dan nanas yang berjumlah 6
eksplan (3 eksplan wortel 3 eksplan nanas) Kalus merupakan sekumpulan
massa sel yang belum terdiferensiasi menjadi organ dari tanaman Kalus
yang muncul merupakan hasil dari pembelahana sel-sel yang berda dalam
jaringan eksplan Sedangkan eksplan yang lain mengalami browning dan
kontaminasi Kontaminasi ini dikarenakan media MS merupakan media
yang kaya akan nutrisi sehingga mikroba di sekeliling tanaman atau udara
sekitar eksplan juga tumbuh dan berkompetisi dengan eksplan
Prosentase keberhasilan dari kultur nanas adalah 30 dan
prosentase keberhasilan dari kultur wortel adalah 30 Tingkat
keberhasilan dari kultur wortel dan kultur nanas ini pling tinggi jika
dibandingkan dengan kultur bahan yang lain karena bahan tanam yang
21
digunakan lebih mudah menyerap media sehingga pertumbuhan kalus
lebih banyak dan lebih cepat
Pembentukan kalus ini akibat dari pengaruh hormon BAP yang
diberikan pada media BAP merupakan senyawa kelompok sitokinin yang
memacu pembelahan sel sehingga mampu memacu pembentukan kalus
atau massa sel Kalus yang terbentuk dapat dipacu untuk berdiferensiasi
menjadi tunas dengan menambahkan kandungan IBA pada media
Pengaruh BAP pada eksplan lebih dominan karena kandungan di dalam
media lebih besar daripada IBA sehingga terbentuklah kalus pada eksplan
E Kesimpulan dan Saran
1 Kesimpulan
a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan
terjadinya bowning kontaminasi media tanam
b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media
kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan
berkembang di dalam botol kultur
c Bahan tanam dari wortel dan nanas cukup mudah untuk menyerap
nutrisi di dalam media sehingga lebih cepat terbentuk kalus
d Kalus iterbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST
e Pengaruh BAP lebih tinggi jika dibandingkan dengan IBA karena
konsentrasi BAP yang lebih tinggi
f BAP merangsang pembelahan sel sehingga terbentuk kalus yang
berupa massa sel yang belum terdiferensiasi
g Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan nanas adalah 30 dan
pada kultur wortel adalah 30
2 Saran
Dalam proses penanaman sebaiknya dicontohkan terlebih dahulu
cara penanaman eksplan yang benar sehingga tidak terjadi kesalahan
sterilisasi bahan yang berakibat terjadinya kontaminasi ataupun browning
22
DAFTAR PUSTAKA
Ali NBV Estu R Hendro S 2003 Wortel dan Lobak Panebar Swadaya Bogor
Anonim 2003 Ananas comosus httpwwwproseanetorg Diakses pada tanggal
22 Desember 2008
Husen M 2008 Kontaminasi Dalam Kultur Jaringan httpeshafloracom
Diakses pada tanggal 18 Desember 2008
Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen
Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)
httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008
Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas
Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80
Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing
Group Inc New Jersey
23
I V KULTUR JARINGAN SANSIEVERA
A Pendahuluan
1 Latar Belakang
Sansievera merupakan tanaman hias yang sekarang sedang digemari
oleh para pecinta tanaman Selain mempunyai corak daun yang indah dan
unik mempunyai bentuk dan ukuran bervariasi tanaman ini juga berfungsi
sebagai penyerap polutan di udara sekitar tempat tumbuhnya Hal inilah
yang menyebabkan pecinta tanaman kembali melirik tanaman sansievera
Penciptaan varian-varian baru terus dilakukan untuk memperbaiki
keindahan dan keunikan dari daun sansievera Salah satu cara yang
digunakan untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan melakukan
kultur jaringan pada tanaman sansievera Diharapkan pada saat dikulturkan
secara terus-menerus terjadi perubahan genetik yang menyebabkan
keberagaman genetik dalam waktu yang relatif singkat sehingga tidak
membutuhkan waktu untuk menghasilkan satu varian yang baru
Selain itu kultur jaringan pada sansievera ju8ga serng digunakan
untuk menghasilkan anakan dalam jumlah yang banyak pada varietas yang
langka dan cukup sulit apabila dikembangbiakkan dengan cara vegetatif
biasa oleh karena itu kultur jaringan sangat bermanfaat bagi peningkatan
varietas baru dan pengembangbiakan varietas-varietas langka yang sulit
dikembangbiakkan
2 Tujuan
Tujuan dari praktikum acara IV ini adalah
Mengetahui teknik kultur jaringan sansievera
Mengetahui pengaruh BAP dan IBA terhadap pertumbuhan dan
perkembangan eksplan sansievera
3 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara IV ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29
Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
24
B Tinjauan Pustaka
Sitokinin juga mempunyai dua peran yang penting untuk propagasi
seara in vitro yaitu merupakan perangsang pembelahan sel dalam jaringan
yang dibuat eksplan dan merangsang pertumbuhan tunas daun namun
demikian kadar sitokinin yang optimal untuk pertumbuhan tunas dapat
menghambat pertumbuhan dan pembentukan akar Karena itu konsentrasi dari
sitokinin yang dipakai harus sesuai sehingga tidak menghambat pertumbuhan
dari eksplan (Wetherel 1988)
Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada
stek yang memiliki kadar auksin lebih t inggi lebih mampu menumbuhkan
akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi dari pada stek yang
memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah
jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai
katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan
sel Ada beberapa macam hormon dari kelompok auksin ini antara lain adalah
IAA (Indole Acetic Acid) NAA (Napthalen Acetic Acid) dan IBA (Indole
Butyric Acid) (Irwanto 2001)
Perbanyakan tanaman secara kultur jaringan ( tissue culture ) bertujuan
untuk mendapatkan tanaman dalam jumlah banyak dan seragam
pertumbuhannya Seiring dengan permintaan bibit sansievera yang semakin
meningkat cara perbanyakan secara konvensional menggunakan setek
anakan dan cabut pucuk tidak lagi bisa mencukupi Satu-satunya cara
perbanyakan yang sanggup memenuhi kebutuhan permintaan bibit dalam
jumlah besar itu hanyalah kultur jaringan
Eksplan yang digunakan adalah jaringan yang masih muda Jaringan
muda ini tersusun atas sel-sel yang masih muda dan aktif membelah sehingga
diharapkan bisa menghasilkan tanaman yang sempurna (Purwanto 2008)
Struktur kalus dari berbagai varietas yang digunakan berbeda-beda
tergantung kepada formulasi yang digunakan Biasanya struktur kalus
menggambarkan daya regenerasinya membentuk tunas dan akar Kalus yang
berbentuk globular (nodul-nodul) dan berwarna bening biasanya mempunyai
25
kemampuan lebih tinggi untuk membentuk tunas daripada kalus yang bersifat
kompak dan berwarna coklat-kehitaman Dalam hal ini media yang digunakan
untuk memacu regenerasi kalus akan sangat menentukan Keseimbangan
nutrisi dalam media tumbuh sangat mempengaruhi pertumbuhan kalus
maupun diferensiasinya membentuk tunas (Purnamaningsih 2006)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan pertumbuhan
plantlet akibat penambahan zat pengatur tumbuh BAP dan pikloram
Persentase daun normal terbesar didapat dari perlakuan B5 tanpa pikloram dan
BAP media MS tanpa pikloram Pertumbuhan akar plantlet lebih baik yang
dikulturkan pada media MS tanpa hormon atau dengan penambahan hormon
dengan konsentrasi terendah (Anonim 2008)
Pada sansievera metode kultur jaringan lebih sering diterapkan untuk
membiakkan jenis yang menghasilkan anakan seperti jenis S cylindrica dan
jenis yang langka Eksplan diambil dari nmata tunas pucuk rimpang atau
pucuk daun sepanjang 1 cm sebelum ditanam eksplan disterilisasi terlebih
dahulu untuk menghindari kontaminasi (Pramono 2008)
C Alat Bahan Dan Cara Kerja
1 Alat
- Laminar air flow cabinet
- Petridish dan botol-botol kultur
- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes
- Eksplan sansievera ( sansievera sp)
- Media kultur
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin)
2 Bahan
- Sansievera (sansievera sp)
- Media kultur
26
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin)
3 Cara Kerja
- Mempersiapkan eksplan
- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan
a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit
dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3
menit
b Membilas eksplan dengan aquadest steril
- Melakukan penanaman eksplan
a Membuka plastik penutup botol media kultur
b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan
pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api
c Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari
kontaminasi
- Melakukan pemeliharaan eksplan
a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur
b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol
c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus
2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi
- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati
a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar
tunas daun dan kalus (HST)
b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas
dan daun
c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan
- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir
pengamatan
27
D Hasil dan Pembahasan
1 Hasil
Tabel 41 Rekapan kultur Jaringan tanaman sansievera (Sansievera sp)
Mcam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasil
an
Sansie
vera
1 - - - - - - -
20
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - - - - -
5 5 MST - - - 8 akar - -
6 - - - - - - -
7 - - - - - - -
8 5 MST - - - 6 akar - -
9 - - - - - - -
10 - - - - - - -
Sumber Laporan Sementara
2 Pembahasan
Bahan tanam yang digunakan pada kultur jaringan sansievera ini
adalah potongan daun sansievera Setelah dilakukan pencucian bahan
dengan menggunakan fungisida dan bakterisida jaringan tanaman segera
ditanam dalam botol kultur Pada saat penanaman dilakukan bersamaan
dengan sterilisasi eksplan yang dilakukan di dalam LAFC
Pada saat penanaman sebaiknya bahan atanama ditanam dalam
keadaan berdiri bukan rebah Hal ini untuk memudahkan penyerapan
nutrisi yang ada di dalam media Apabila penanaman dilakukan dalam
keadaan rebah bagian daun yang mengadakan kontak dengan media
merupakan daun yang tidak mengalami pelukaan sehingga nutrisi dari
media akan sulit masuk ke dalam jaringan aeksplan
Pada kultur jaringan sansievera ini muncul akar ketika eksplan
berumur 5 MST Dari 10 eksplan yang ditanam eksplan yang
mengeluarkan akar berjumlah dua Akar yang muncul berjumlah masing-
masing 8 akar dan 6 akar Eksplan yang lain mengalami kematian akibat
terjadinya kontaminasi oleh jamur dan bakteri dan juga terjadinya
browning Kontaminasi terjadi karena sterilisasi yang kurang sempurna
28
dan browning terjadi akibat perendaman (untuk tujuan sterilisasi bahan)
klorox yang terlalu lama sehingga jaringan dari sansievera mengalami
browning
Gejala dari kontaminasi bakteri adalah munculnya hifa dari jamur
dan dalam waktu singkat memenuhi media kultur sedangkan gejala
serangan bakteri adalah adanya lendir pada media yang mencirikan koloni
dari bakteri Gejala dari browning sendiri adalah perubahan warna dari
eksplan menjadi hitam atau kepucatan pada jaringan-jaringan yang berada
di tepi
Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan pada sansievera ini
adalah 20 dengan jumlah akar yang terbentuk pada eksplan masing-
masing adalah 8 akar dan 6 akar Tumbuhnya akar pada kultur yang
mengalami keberhasilan merupakan peran dari zat pengatur tumbuh yang
ditambahkan Zat pengatur tumbuh yang ditambahkan adalah BAP dan
IBA BAP merupakan pemacu tunas sedangkan IBA merupakan pemicu
pertumbuhan akar Walaupun konsentrasi dari IBA lebih kecil jika
dibandingkan dengan BAP pertumbuhan akar disini bukan semata-mata
karena hal tersebut Faktor jenis tumbuhan juga mempengaruhi eksplan
sehingga organ yang muncul adalah akar dan Interaksi dari IBA dan BAP
mendorong pertumbuhan dari akar
E Kesimpulan dan Saran
1 Kesimpulan
a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan
terjadinya bowning kontaminasi media tanam
b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media
kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan
berkembang di dalam botol kultur
c Bahan tanam dari sansievera ditanam dalam keadaan tegak agar
eksplan mudah dalam menyerap nutrisi
d Akar terbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST
29
e Pembentukan akar ddidorong oleh adanya zat pengatur tumbuh IBA
dan BAP yang diberikan pada media tanam
f Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan sansivera adalah 20
keberhasilan kultur dilihat dari munculnya akar pada eksplan
2 Saran
Sebelum sterilisasi dilakukan sebaiknya bahan tanaman yang akan
digunakan permukaannya digosok dengan pemotong untuk menghilangkan
lapisan lilin yang melekat pada permukaan daun agar penyerapan nutrisi
berlangsung lebih mudah
30
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2008Pengaruh Komposisi Media Dasar Penambahan BAP dan
Pikloram terhadap Induksi Tunas Bawang Merah
httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 23 Desember
2008
Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen
Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)
httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008
Pramono S 2008 Pesona Sansievera PT agro Media Pustaka Jakarta
Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas
Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80
Purwanto AW 2008 Sansievera Flora Cantik Penyerap Racun Kanisius
Yogyakarta
Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing
Group Inc New Jersey
14
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2008 Proses Atau Skematis Kultur Jaringan httpidanswersyahoocomhtm Diakses pada tanggal 16 Desember 2008
Anonim 2008 Teknik Kultur Jaringan httpwwwbbpp-lembanginfohtm
Diakses pada tanggal 16 Desember 2008
Hendra T 2007 Kultur Jaringan httplelos66blogfriendstercomhtm Diakses pada tanggal 16 desember 2008
Rahardja PE 1988 Kultur Jaringan Teknik Perbanyakan Tanaman Secara
Modern Panebar Swadaya Jakarta
Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing Group Inc New Jersey
8
I I KULTUR JARINGAN MAWAR
A Pendahuluan
1 Latar Belakang
Tanaman mawar merupakan tanaman berbunga yang digemari oleh
banyak orang Tanamana ini biasa diperbanyak dengan stek atau cutting
sehingga tanaman baru mempunyai sifat genetik sama dengan induknya
Perlakuan penyetekan pada tanaman mawar hanya mampu menghasilkan
tsedikit tanaman baru dan apabila induk tanaman mawar dipotong secara
terus-menerus sebagai bahan stek maka tanaman induk tersebut akan
rusak
Oleh karena itu diperlukan suatu metode atau cara yang efektif dan
efisien serta cepat dalam memperkembangbiakan tanaman mawar Kultur
jaringan sebagai salah satu metode perbanyakan tanaman dapat dipilih
untuk mengatasi permasalahana diatas Pada kultur jaringan tidak menutup
kemungkinan ditambahkannya suatu zat pengatur tumbuh untuk
mempercepat regenerasi dan pertumbuhan dari jaraingan tanaman
sehingga tanaman baru yang dihasilkan dalam waktu singkat dan
berjumlah banyak
2 Tujuan
Tujuan dari praktikum acara II ini adalah
Mengetahui teknik kultur jaringan mawar
Mengetahui pengaruh BAP dan IBA terhadap pertumbuhan dan
perkembangan eksplan mawar
3 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara II ini dilaksanakan pada hari tanggal Rabu tanggal
29 Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
B Tinjauan Pustaka
Auksin adalah kelompok senyawa yang mampu menyebabkan
pemanjangan sel pada jaringan tunas muda Auksin juga berpengaruh pada
9
pertumbuhan buah dan pembentukan akar Dalam konsentrasi rendah auksin
merangsang pemanjangan sel tetapi dalam konsentrasi tinggi malah berfungsi
sebaliknya ZPT yang sering digunakan dari golongan auksin antara lain IAA
IBA 24 D hormon ini harus dipakai dalam konsentrasi yang tepat karena
konsentrasi yang terlalu berlebihan menyebabkan terjadinya hal-hal yang tidak
diinginkan (Rahardja 1988)
Semua jaringan tanaman terdapat hormon ABA yang dapat dipisahkan
secara kromatografi Senyawa tersebut merupakan inhibitor Bndashkompleks
Senyawa ini mempengaruhi proses pertumbuhan dormansi dan absisi
Beberapa peneliti akhirnya menemukan senyawa yang sama yaitu asam
absisat (ABA) (Wattimena 1992)
Mawar (Rosa hybrida L) biasa diperbanyak secara vegetatif
sedangkan secara generatif hanya ditujukan untuk pemuliaan Perbanyakan
mawar bunga potong umumnya diperbanyak secara okulasi okulasi mata
tunas atau okulasi mata berkayu Okulasi mata tunas dilakukan pada saat kulit
batang bawah mudah dikelupas Pada saat tersebut sel-sel tanaman dan sel-sel
kambium tersebut sedang dalam keadaan aktif (Anonim 2008)
Dalam budidaya in vitro (kultur jaringan) menginduksi kalus
merupakan salah satu langkah penting setelah itu diusahakan agar terjadi
diferensiasi akar dan tunas Proses terjadinya kalus sampai diferensiasi
berbedandashbeda tergantung pada bagian tanaman yang dipakai sebagai eksplan
metode budidaya in vitro juga zatndashzat tanaman yang di bubuhkan pada media
dasar Untuk mendapatkan kalus penggunaan eksplan dari daun umumnya
lebih menguntungkan dari pada eksplan batang Masalah yang perlu diantipasi
adalah generasi kalus menjadi planlet Untuk mendapatkan kalus zat pengatur
tumbuh yang biasa digunakan adalah 24ndashD dari golongan auksin dan BAP
dari golongan sitokinin (Ibrahim et al 2004)
Pada 0 ppm BAP tidak ada satupun kalus yang terbentuk Nilai
tertinggi dijumpai pada pemberian 4 ppm BAP dengan menghasilkan
prosentase kalus terbentuk sebesar 697 yang berbeda sangat nyatadengan
pemberian 0 ppm BAP Hasil penelitian menunjukkan bahwapada konsentrasi
10
4 ppm BAP sinergis dengan pemberian 15 ppm CCC sehingga menghasilkan
prosentase kalus tertinggi Penelitian ini menunjukkan bahwa dengan
peningkatan konsentrasi BAP hingga 4 ppm terjadi peningkatan prosentase
kalus Tetapi setelah itu makin tinggi konsentrasi BAP dalam media tumbuh
makin menurun prosentase kalus yang terbentuk (Sofia 2007)
C Alat Bahan Dan Cara Kerja
1 Alat
- Laminar air flow cabinet
- Petridish danbotol-botol kultur
- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes
2 Bahan
- Eksplan mawar (Rosa sp)
- Media kultur
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin)
3 Cara Kerja
- Mempersiapkan eksplan
- Melakukan sterilisasi pada eksplan dengan
Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit
dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3
menit
Membilas eksplan dengan aquadest steril
- Melakukan penanaman eksplan
Membuka plastik penutup botol media kultur
Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan
pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api
Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari
kontaminasi
11
- Melakukan pemeliharaan eksplan
Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur
Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol
Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus
2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi
- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati
Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar
tunas daun dan kalus (HST)
Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas
dan daun
Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan
- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir
pengamatan
D Hasil dan Pembahasan
1 Hasil
Tabel 21 Rekapan kultur jaringan tanaman mawar (Rosa sp )
Macam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasilan
Mawar
1 - - - - - - -
0
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - - - - -
5 - - - - - - -
6 - - - - - - -
7 - - - - - - -
8 - - - - - - -
9 - - - - - - -
10 - - - - - - -
Sumber Laporan Sementara
2 Pembahasan
Bahan yang digunakan dalam kultur jaringan ini adalah ruas batang
mawar dari jaringan yang masih muda agar mampu beregenerasi lebih
cepat Dalam kultur batang mawar ini tingkat keberhasilan yang didapat
12
adalah 0 Eksplan yang dikulturkan tidak ada yang hidup Eksplan yang
ditanam menjadi kekuningan karena browning dan sebagian lagi
mengalami kontaminasi oleh berbagai macam jamur
Kontaminasi oleh berbagai macam jamur disebabkan oleh sterilisasi
yang kurang sempurna sehingga mikroba-mikroba yang ada didalam
maupun disekitar eksplan berkembang biak di dalam media Sterilisasi
yang kurang sempurna kemungkinan besar terjadi pada saat eksplan akan
ditanam di dalam botol kultur
Pada saat eksplan akan ditanam dilakukan sterilisasi bahan tanam
dengan menggunakan alkohol 96 dan larutan Clorox 525 Apabila
perendaman dalam larutan terlalu cepat maka mikroba yang ada
kemungkinan masih terbawa di sekitar permukaan eksplan sehingga
peristiwa kontaminasi tidak dapat dihindarkan
Eksplan mawar tekontaminasi oleh jamur dan bakteri pada
kontaminasi jamur terlihat hifa putih hingga hitam (jenis yang berbeda)
muncul pada media ataupun pada bahan tanam Sedangkan kontaminasi
oleh bakteri terlihat cairan kental di sekitar bahan tanam maupun media
yang merupakan kumpulan massa bakteri Kontaminasi yang terjadi
disebabakan oleh faktor media ataupun bahan tanam yang sterilisasinya
kurang sempurna Sterilisasi yang kurang sempurna ini mengakibatkan
tumbuhnya mikroba dalam media yang sangat kaya akan nutrisi
Sebagian dari eksplan mawar terkontaminasi oleh bakteri dan jamur
sedangkan sebagian yang lain mengalami browning yaitu matinya eksplan
karena terlalu lama mengalami sterilisasi Fungsi dari sterilisasi adalah
membunuh mikroba akan tetapi apabila sterilisasi yang dilakukan terlalu
lama maka jaringan tanaman juga akan ikut mati atau terjadi browning
Apabila dibandingkan dengan bahan lain yang digunakan untuk
kultur jaringan bahan tanam mawar memiliki prosentase keberhasilan
paling rendah yaitu 0 Hal ini dikarenakan eksplan yang digunakan
berupa batang yang mempunyai permukaan yang cukup sulit untuk
ditembus oleh media sehingga media agak sulit untuk masuk ke dalam
13
jaringan eksplan dan menyebabkan eksplan menjadi coklat kekuningan
karena tidak mendapatkan nutrisi yang cukup
Pengaruh dari BAP dan IBA terhadap eksplan mawar ini belum bisa
diamati karena seluruh eksplan mati karena terkontaminasi maupun karena
sterilisasi bahan tanam yang terlalu lama Fungsi dari BAP adalah sebagai
pemacu tunas sedangkan IBA digunakan sebagai pemacu akar
E Kesimpulan dan Saran
1 Kesimpulan
a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan
terjadinya bowning kontaminasi media tanam dan sifat bahan tanam
yang agak sulit untuk menyerap media
b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media
kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masiih hidup dan
berkembang di dalam botol kultur
c Pengaruh BAP dan IBA belum bisa diamati karena eksplan mati
sedangkan fungsi dari IBA digunakan sebagai permacu pertumbuhan
akar sedangkan BAP sebagai pemacu pertumbuhan tunas
d Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan mawar ini adalah 0
2 Saran
Saran yang bisa kami berikan adalah pada saat sterilisasi jangan
terlalu singkat melakukan perendaman dengan bahan klorox karena
sterilisasi yang dilakukan terkadang belum membunuh keseluruhan
mikrobia sehingga terjadi kontaminasi
14
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2008 Perbanyakan Mawar secara Stenting (Stek dan grafting)
httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 22 Desember
2008
IbrahimMSD N Nova K Nurliani B 2004 Studi Pendahuluan Induksi
Kalus Embriogenik Dari Eksplan Daun Echinaceae purpureaBuletin TRO
Vol XV No 2 2004
Nia 2008 Hormon Pertumbuhan Pada Tumbuhan
httpanthuriumonlinewordpresscom Diakses pada tanggal 22 Desember
2008
Rahardja PE 1988 Kultur Jaringan Teknik Perbanyakan Tanaman Secara
Modern Panebar Swadaya Jakarta
Sofia D 2007 Pengaruh Berbagai Konsentrasi Benzyl Amino Purine Dan
Cycocel Terhadap Pertumbuhan Embrio Kedelai (Glysine max L Marr)
USU Reposytor
15
III KULTUR JARINGAN NANAS DAN WORTEL
A Pendahuluan
1 Latar Belakang
Wortel (Daucus carota) adalah tumbuhan sayur yang ditanam
sepanjang tahun Terutama di daerah pegunungan yang memiliki suhu
udara dingin dan lembab kurang lebih pada ketinggian 1200 ineter di atas
permukaan laut Tumbuhan wortel mernbutuhkan sinar matahari dan dapat
turnbuh pada sernua musim Menurut para botanis wortel (Daucus carota)
dapat dibedakan atas beberapa jenis di antaranya Wortel (Daucus carota
Linn) Jenis imperator yakni wortel yang memiliki umbi akar berukuran
panjang dengan ujung meruncing dan rasanya kurang manis - jenis
chantenang yakni wortel yang memiliki umbi akar berbentuk bulat
panjang dan rasanya manis Perbanyakan secara kultur in vitro pada wortel
dilakukan untuk memperbanyak tanaman dan juga sebagai bahan pelatihan
kultur jaringan karena perlakuan sterilisasi dan penanaman relatif lebih
mudah
Sedangkan prospek penerapan teknik kultur in vitro tanaman nanas
di Indonesia cukup bagus terutama untuk mengatasi permasalahan
perbanyakan nanas Si Madu yang kemungkinan me-rupakan pertumbuhan
sel mutan dari tanaman khimera Masalah yang dihadapi dalam
perbanyakan vegetatif nanas Si Madu secara konvensional adalah
timbulnya keragaman sehingga sifat pohon induknya tidak dapat
dipertahankan Melalui jalur embrio-genesis karakteristik nanas Si Madu
diharapkan dapat dipertahankan Dalam hal ini tanaman (planlet) yang
dihasil-kan dari jalur embriogenesis berasal dari satu sel sehingga
terjadinya khimera dapat dihindari
2 Tujuan
Tujuan dari praktikum acara III ini adalah
Mengetahui teknik kultur jaringan nanas dan wortel
16
Mengetahui pengaruh bap dan iba terhadap pertumbuhan dan
perkembangan eksplan nanas dan wortel
3 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara III ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29
Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
B Tinjauan Pustaka
Suatu aturan sederhana yang mungkin dapat digunakan sebagai
pegangan adalah bahwa kita harus menggunakan tanaman sumber eksplan
yang sehat dan tumbuh kuat memilih jaringan yang muda dan menggunakan
eksplan yang cukup besar tetapi meskipun demikian banyak pengecualian-
pengecualiannya Sehingga kadang-kadang perlu melakukan langkah coba-
coba bila akan mengkulturkan suatu species atau varietas tanaman yang belum
pernah dilakukan sebelumnya (Wetherel 1988)
Kontaminasi dari eksplanlah yang paling sulit diatasi karena dalam hal
ini metode sterilisasi harus selektif Walaupun sterilisasi telah dilakukan
dengan berbagai cara namun kadang-kadang kontaminasi tetap saja terjadi
Dalam hal ini dikarenakan pada eksplan telah terjadi kontaminasi internal
Cara penggulangannya dilakukan treatment pada tanaman yang akan dijadikan
sebagai sumber eksplan Treatment-nya adalah dengan mengisolasi eksplan
disemprot dengan bakterisida fungisida selama 3 bulan setiap hari dengan
konsentrasi 150-200 mgl (Anonim 2008)
Proses pemberian hormon harus memperhatikan jumlah dan
konsentrasinya agar didapatkan sistim perakaran yang baik dalam waktu
relatif singkat Konsentrasi dan jumlah hormon ini sangat tergant ung pada
faktor-faktor sepert umur bahan stek waktulamanya pemberian hormon cara
pemberian hormon jenis tanaman dan sistim stek yang digunakan (Yasman
dan Smits 1988) Berdasarkan pengalaman kelompok auksin yang baik untuk
perakaran terutama untuk tanaman kehutanan Dipterocarpaceae adalah dari
kelompok IBA (Indole Butyric Acid) (Irwanto 2001)
17
Nanas diperbanyak dengan mahkota atau stek Secara umum bahan
penanaman yang baik digunakan untuk pertumbuhan dan pembuahan yang
seragam Untuk nanas yang ditanam untuk pasar buah segar dan dimana
semua bahan tanam bernilai campuran tipe tunas dapat digunakan Propagasi
vegetatif dengan tunas daun dimana setiap satu buku dari mahkota atau sulur
yang masak dapat memproduksi bibit merupakan teknik yang berguna untuk
menyediakan lebih dari 40 bibit per tunas terutama dari mahkota daunnya
Penanaman dengan kultur jaringan telah dikembangkan terutama introduksi
baru klon atau hibrid Penanaman biasanya dalam 2 garis dengan parit yang
lebar (Anonim 2003)
Tanaman wortel diperbanyak dengan bijinya Biji untuk penanaman ini
dikenal dengan istilah benih Benih wortel berwarna cokelat ukurannya keci
berbulu dan saling melekat satu sama lain Setiap 1 gr benih terdapat 200 biji
Benih wortel dapat diperoleh dengan cara membeli di kios atau toko-toko
pertanian Kebutuhan benih wortel untuk setiap hektarnya sekitar 15 kg-3 kg
(Ali et al2003)
Zat pengatur tumbuh dari golongan auksin berperan antara lain dalam
pembentukan kalus morfogenesis akar dan tunas serta embriogenesis
Pemilihan konsentrasi dan jenis auksin ditentukan antara lain oleh tipe
pertumbuhan dan perkembangan eksplan yang dikehendaki Penggunaan
auksin dengan daya aktivitas kuat (antara lain 24-D NAA atau
dikombinasikan dengan sitokinin dengan konsentrasi rendah) umumnya
digunakan untuk induksi kalus embriogenik Selain itu jenis dan konsentrasi
hormon jenis asam amino serta rasio auksin dan sitokinin sangat menentukan
dalam menginduksi pembentukan kalus ( Purnamaningsih 2006)
C Alat Bahan Dan Cara Kerja
1 Alat
- Laminar air flow cabinet
- Petridish danbotol-botol kultur
- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes
18
2 Bahan
- Eksplan nanas (Ananas comosus)
- Eksplan wortel (Daucus carota)
- Media kultur
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin) 525
3 Cara Kerja
- Mempersiapkan eksplan
- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan
a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit
dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3
menit
b Membilas eksplan dengan aquadest steril
- Melakukan penanaman eksplan
a Membuka plastik penutup botol media kultur
b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan
pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api
a Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari
kontaminasi
- Melakukan pemeliharaan eksplan
a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur
b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan luar botol
c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus
2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi
- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati
a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar
tunas daun dan kalus (HST)
b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas
dan daun
19
c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan
- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir
pengamatan
D Hasil dan Pembahasan
1 Hasil
Tabel 31 rekapan kultur jaringan tanaman nanas (Ananas comosus)
Macam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasilan
nanas 1 - - - - - - -
30
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - 5 MST - - -
5 - - - - - - -
6 - - - 5 MST - - -
7 - - - - - - -
8 - - - 5 MST - - -
9 - - - - - - -
10 - - - - - - -
Sumber Laporan sementara
Tabel 32 Rekapan Kultur Jaringan Tanaman wortel (Daucus carota)
Macam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasilan
Wortel
1 - - - - - - -
30
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - - - - -
5 - - - 5 MST - - -
6 - - - - - - -
7 - - - - - - -
8 - - - - - - -
9 - - - 5 MST - - -
10 - - - 5 MST - - -
Sumber Laporan Sementara
2 Pembahasan
Bahan eksplan yang digunakan berupa umbi wortel dan daging
bonggol dari mahkota nanas Bahan yang digunakan dari kedua tanaman
ini mempunyai karakteristik yang sama yaitu keduanya merupakan
20
jaringan tebal dan berair pada bahan tanam sebelum dilakukan penanaman
terlebuih dahulu dilakukan sterilisasi
Sterilisasi eksplan dilakukan menggunakan clorox (sunclin) dengan
melakukan perendaman selama plusmn 3 menit pada bahan dan membilas bahan
dengan aquadest Sterilisasi bahan harus dilakukan dengan tepat apabila
perendaman clorox terlalu lama maka jaringan dari bahan tanam akan
mengalami kematian (browning) sehingga tidak mampu membentuk
individu baru apabila sterilisasi terlalu singkat maka bahan tanam yang
digunakan akan membawa bibit ndash bibit kontaminasi
Kontaminasi dari eksplanlah yang paling sulit diatasi walaupun
sterilisasi telah dilakukan dengan berbagai cara namun kadang-kadang
kontaminasi tetap saja terjadi Dalam hal ini dikarenakan pada eksplan
telah terjadi kontaminasi internal Cara penggulangannya dilakukan
treatment pada tanaman yang akan dijadikan sebagai sumber eksplan
dengan mencuci eksplan pada larutan fungisida dan bakterisida Untuk
menanggulangi kontamiknasi setelah ekspaln dikulturkan maka dilakukan
pemeliharaan secara dengan melakukan penyemprotan spirtus ataupun
alkohol pada permukaan botol kultur dua hari sekali
Pada 5 MST muncul kalus pada wortel dan nanas yang berjumlah 6
eksplan (3 eksplan wortel 3 eksplan nanas) Kalus merupakan sekumpulan
massa sel yang belum terdiferensiasi menjadi organ dari tanaman Kalus
yang muncul merupakan hasil dari pembelahana sel-sel yang berda dalam
jaringan eksplan Sedangkan eksplan yang lain mengalami browning dan
kontaminasi Kontaminasi ini dikarenakan media MS merupakan media
yang kaya akan nutrisi sehingga mikroba di sekeliling tanaman atau udara
sekitar eksplan juga tumbuh dan berkompetisi dengan eksplan
Prosentase keberhasilan dari kultur nanas adalah 30 dan
prosentase keberhasilan dari kultur wortel adalah 30 Tingkat
keberhasilan dari kultur wortel dan kultur nanas ini pling tinggi jika
dibandingkan dengan kultur bahan yang lain karena bahan tanam yang
21
digunakan lebih mudah menyerap media sehingga pertumbuhan kalus
lebih banyak dan lebih cepat
Pembentukan kalus ini akibat dari pengaruh hormon BAP yang
diberikan pada media BAP merupakan senyawa kelompok sitokinin yang
memacu pembelahan sel sehingga mampu memacu pembentukan kalus
atau massa sel Kalus yang terbentuk dapat dipacu untuk berdiferensiasi
menjadi tunas dengan menambahkan kandungan IBA pada media
Pengaruh BAP pada eksplan lebih dominan karena kandungan di dalam
media lebih besar daripada IBA sehingga terbentuklah kalus pada eksplan
E Kesimpulan dan Saran
1 Kesimpulan
a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan
terjadinya bowning kontaminasi media tanam
b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media
kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan
berkembang di dalam botol kultur
c Bahan tanam dari wortel dan nanas cukup mudah untuk menyerap
nutrisi di dalam media sehingga lebih cepat terbentuk kalus
d Kalus iterbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST
e Pengaruh BAP lebih tinggi jika dibandingkan dengan IBA karena
konsentrasi BAP yang lebih tinggi
f BAP merangsang pembelahan sel sehingga terbentuk kalus yang
berupa massa sel yang belum terdiferensiasi
g Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan nanas adalah 30 dan
pada kultur wortel adalah 30
2 Saran
Dalam proses penanaman sebaiknya dicontohkan terlebih dahulu
cara penanaman eksplan yang benar sehingga tidak terjadi kesalahan
sterilisasi bahan yang berakibat terjadinya kontaminasi ataupun browning
22
DAFTAR PUSTAKA
Ali NBV Estu R Hendro S 2003 Wortel dan Lobak Panebar Swadaya Bogor
Anonim 2003 Ananas comosus httpwwwproseanetorg Diakses pada tanggal
22 Desember 2008
Husen M 2008 Kontaminasi Dalam Kultur Jaringan httpeshafloracom
Diakses pada tanggal 18 Desember 2008
Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen
Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)
httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008
Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas
Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80
Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing
Group Inc New Jersey
23
I V KULTUR JARINGAN SANSIEVERA
A Pendahuluan
1 Latar Belakang
Sansievera merupakan tanaman hias yang sekarang sedang digemari
oleh para pecinta tanaman Selain mempunyai corak daun yang indah dan
unik mempunyai bentuk dan ukuran bervariasi tanaman ini juga berfungsi
sebagai penyerap polutan di udara sekitar tempat tumbuhnya Hal inilah
yang menyebabkan pecinta tanaman kembali melirik tanaman sansievera
Penciptaan varian-varian baru terus dilakukan untuk memperbaiki
keindahan dan keunikan dari daun sansievera Salah satu cara yang
digunakan untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan melakukan
kultur jaringan pada tanaman sansievera Diharapkan pada saat dikulturkan
secara terus-menerus terjadi perubahan genetik yang menyebabkan
keberagaman genetik dalam waktu yang relatif singkat sehingga tidak
membutuhkan waktu untuk menghasilkan satu varian yang baru
Selain itu kultur jaringan pada sansievera ju8ga serng digunakan
untuk menghasilkan anakan dalam jumlah yang banyak pada varietas yang
langka dan cukup sulit apabila dikembangbiakkan dengan cara vegetatif
biasa oleh karena itu kultur jaringan sangat bermanfaat bagi peningkatan
varietas baru dan pengembangbiakan varietas-varietas langka yang sulit
dikembangbiakkan
2 Tujuan
Tujuan dari praktikum acara IV ini adalah
Mengetahui teknik kultur jaringan sansievera
Mengetahui pengaruh BAP dan IBA terhadap pertumbuhan dan
perkembangan eksplan sansievera
3 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara IV ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29
Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
24
B Tinjauan Pustaka
Sitokinin juga mempunyai dua peran yang penting untuk propagasi
seara in vitro yaitu merupakan perangsang pembelahan sel dalam jaringan
yang dibuat eksplan dan merangsang pertumbuhan tunas daun namun
demikian kadar sitokinin yang optimal untuk pertumbuhan tunas dapat
menghambat pertumbuhan dan pembentukan akar Karena itu konsentrasi dari
sitokinin yang dipakai harus sesuai sehingga tidak menghambat pertumbuhan
dari eksplan (Wetherel 1988)
Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada
stek yang memiliki kadar auksin lebih t inggi lebih mampu menumbuhkan
akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi dari pada stek yang
memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah
jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai
katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan
sel Ada beberapa macam hormon dari kelompok auksin ini antara lain adalah
IAA (Indole Acetic Acid) NAA (Napthalen Acetic Acid) dan IBA (Indole
Butyric Acid) (Irwanto 2001)
Perbanyakan tanaman secara kultur jaringan ( tissue culture ) bertujuan
untuk mendapatkan tanaman dalam jumlah banyak dan seragam
pertumbuhannya Seiring dengan permintaan bibit sansievera yang semakin
meningkat cara perbanyakan secara konvensional menggunakan setek
anakan dan cabut pucuk tidak lagi bisa mencukupi Satu-satunya cara
perbanyakan yang sanggup memenuhi kebutuhan permintaan bibit dalam
jumlah besar itu hanyalah kultur jaringan
Eksplan yang digunakan adalah jaringan yang masih muda Jaringan
muda ini tersusun atas sel-sel yang masih muda dan aktif membelah sehingga
diharapkan bisa menghasilkan tanaman yang sempurna (Purwanto 2008)
Struktur kalus dari berbagai varietas yang digunakan berbeda-beda
tergantung kepada formulasi yang digunakan Biasanya struktur kalus
menggambarkan daya regenerasinya membentuk tunas dan akar Kalus yang
berbentuk globular (nodul-nodul) dan berwarna bening biasanya mempunyai
25
kemampuan lebih tinggi untuk membentuk tunas daripada kalus yang bersifat
kompak dan berwarna coklat-kehitaman Dalam hal ini media yang digunakan
untuk memacu regenerasi kalus akan sangat menentukan Keseimbangan
nutrisi dalam media tumbuh sangat mempengaruhi pertumbuhan kalus
maupun diferensiasinya membentuk tunas (Purnamaningsih 2006)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan pertumbuhan
plantlet akibat penambahan zat pengatur tumbuh BAP dan pikloram
Persentase daun normal terbesar didapat dari perlakuan B5 tanpa pikloram dan
BAP media MS tanpa pikloram Pertumbuhan akar plantlet lebih baik yang
dikulturkan pada media MS tanpa hormon atau dengan penambahan hormon
dengan konsentrasi terendah (Anonim 2008)
Pada sansievera metode kultur jaringan lebih sering diterapkan untuk
membiakkan jenis yang menghasilkan anakan seperti jenis S cylindrica dan
jenis yang langka Eksplan diambil dari nmata tunas pucuk rimpang atau
pucuk daun sepanjang 1 cm sebelum ditanam eksplan disterilisasi terlebih
dahulu untuk menghindari kontaminasi (Pramono 2008)
C Alat Bahan Dan Cara Kerja
1 Alat
- Laminar air flow cabinet
- Petridish dan botol-botol kultur
- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes
- Eksplan sansievera ( sansievera sp)
- Media kultur
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin)
2 Bahan
- Sansievera (sansievera sp)
- Media kultur
26
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin)
3 Cara Kerja
- Mempersiapkan eksplan
- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan
a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit
dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3
menit
b Membilas eksplan dengan aquadest steril
- Melakukan penanaman eksplan
a Membuka plastik penutup botol media kultur
b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan
pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api
c Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari
kontaminasi
- Melakukan pemeliharaan eksplan
a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur
b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol
c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus
2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi
- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati
a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar
tunas daun dan kalus (HST)
b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas
dan daun
c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan
- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir
pengamatan
27
D Hasil dan Pembahasan
1 Hasil
Tabel 41 Rekapan kultur Jaringan tanaman sansievera (Sansievera sp)
Mcam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasil
an
Sansie
vera
1 - - - - - - -
20
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - - - - -
5 5 MST - - - 8 akar - -
6 - - - - - - -
7 - - - - - - -
8 5 MST - - - 6 akar - -
9 - - - - - - -
10 - - - - - - -
Sumber Laporan Sementara
2 Pembahasan
Bahan tanam yang digunakan pada kultur jaringan sansievera ini
adalah potongan daun sansievera Setelah dilakukan pencucian bahan
dengan menggunakan fungisida dan bakterisida jaringan tanaman segera
ditanam dalam botol kultur Pada saat penanaman dilakukan bersamaan
dengan sterilisasi eksplan yang dilakukan di dalam LAFC
Pada saat penanaman sebaiknya bahan atanama ditanam dalam
keadaan berdiri bukan rebah Hal ini untuk memudahkan penyerapan
nutrisi yang ada di dalam media Apabila penanaman dilakukan dalam
keadaan rebah bagian daun yang mengadakan kontak dengan media
merupakan daun yang tidak mengalami pelukaan sehingga nutrisi dari
media akan sulit masuk ke dalam jaringan aeksplan
Pada kultur jaringan sansievera ini muncul akar ketika eksplan
berumur 5 MST Dari 10 eksplan yang ditanam eksplan yang
mengeluarkan akar berjumlah dua Akar yang muncul berjumlah masing-
masing 8 akar dan 6 akar Eksplan yang lain mengalami kematian akibat
terjadinya kontaminasi oleh jamur dan bakteri dan juga terjadinya
browning Kontaminasi terjadi karena sterilisasi yang kurang sempurna
28
dan browning terjadi akibat perendaman (untuk tujuan sterilisasi bahan)
klorox yang terlalu lama sehingga jaringan dari sansievera mengalami
browning
Gejala dari kontaminasi bakteri adalah munculnya hifa dari jamur
dan dalam waktu singkat memenuhi media kultur sedangkan gejala
serangan bakteri adalah adanya lendir pada media yang mencirikan koloni
dari bakteri Gejala dari browning sendiri adalah perubahan warna dari
eksplan menjadi hitam atau kepucatan pada jaringan-jaringan yang berada
di tepi
Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan pada sansievera ini
adalah 20 dengan jumlah akar yang terbentuk pada eksplan masing-
masing adalah 8 akar dan 6 akar Tumbuhnya akar pada kultur yang
mengalami keberhasilan merupakan peran dari zat pengatur tumbuh yang
ditambahkan Zat pengatur tumbuh yang ditambahkan adalah BAP dan
IBA BAP merupakan pemacu tunas sedangkan IBA merupakan pemicu
pertumbuhan akar Walaupun konsentrasi dari IBA lebih kecil jika
dibandingkan dengan BAP pertumbuhan akar disini bukan semata-mata
karena hal tersebut Faktor jenis tumbuhan juga mempengaruhi eksplan
sehingga organ yang muncul adalah akar dan Interaksi dari IBA dan BAP
mendorong pertumbuhan dari akar
E Kesimpulan dan Saran
1 Kesimpulan
a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan
terjadinya bowning kontaminasi media tanam
b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media
kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan
berkembang di dalam botol kultur
c Bahan tanam dari sansievera ditanam dalam keadaan tegak agar
eksplan mudah dalam menyerap nutrisi
d Akar terbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST
29
e Pembentukan akar ddidorong oleh adanya zat pengatur tumbuh IBA
dan BAP yang diberikan pada media tanam
f Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan sansivera adalah 20
keberhasilan kultur dilihat dari munculnya akar pada eksplan
2 Saran
Sebelum sterilisasi dilakukan sebaiknya bahan tanaman yang akan
digunakan permukaannya digosok dengan pemotong untuk menghilangkan
lapisan lilin yang melekat pada permukaan daun agar penyerapan nutrisi
berlangsung lebih mudah
30
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2008Pengaruh Komposisi Media Dasar Penambahan BAP dan
Pikloram terhadap Induksi Tunas Bawang Merah
httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 23 Desember
2008
Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen
Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)
httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008
Pramono S 2008 Pesona Sansievera PT agro Media Pustaka Jakarta
Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas
Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80
Purwanto AW 2008 Sansievera Flora Cantik Penyerap Racun Kanisius
Yogyakarta
Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing
Group Inc New Jersey
8
I I KULTUR JARINGAN MAWAR
A Pendahuluan
1 Latar Belakang
Tanaman mawar merupakan tanaman berbunga yang digemari oleh
banyak orang Tanamana ini biasa diperbanyak dengan stek atau cutting
sehingga tanaman baru mempunyai sifat genetik sama dengan induknya
Perlakuan penyetekan pada tanaman mawar hanya mampu menghasilkan
tsedikit tanaman baru dan apabila induk tanaman mawar dipotong secara
terus-menerus sebagai bahan stek maka tanaman induk tersebut akan
rusak
Oleh karena itu diperlukan suatu metode atau cara yang efektif dan
efisien serta cepat dalam memperkembangbiakan tanaman mawar Kultur
jaringan sebagai salah satu metode perbanyakan tanaman dapat dipilih
untuk mengatasi permasalahana diatas Pada kultur jaringan tidak menutup
kemungkinan ditambahkannya suatu zat pengatur tumbuh untuk
mempercepat regenerasi dan pertumbuhan dari jaraingan tanaman
sehingga tanaman baru yang dihasilkan dalam waktu singkat dan
berjumlah banyak
2 Tujuan
Tujuan dari praktikum acara II ini adalah
Mengetahui teknik kultur jaringan mawar
Mengetahui pengaruh BAP dan IBA terhadap pertumbuhan dan
perkembangan eksplan mawar
3 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara II ini dilaksanakan pada hari tanggal Rabu tanggal
29 Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
B Tinjauan Pustaka
Auksin adalah kelompok senyawa yang mampu menyebabkan
pemanjangan sel pada jaringan tunas muda Auksin juga berpengaruh pada
9
pertumbuhan buah dan pembentukan akar Dalam konsentrasi rendah auksin
merangsang pemanjangan sel tetapi dalam konsentrasi tinggi malah berfungsi
sebaliknya ZPT yang sering digunakan dari golongan auksin antara lain IAA
IBA 24 D hormon ini harus dipakai dalam konsentrasi yang tepat karena
konsentrasi yang terlalu berlebihan menyebabkan terjadinya hal-hal yang tidak
diinginkan (Rahardja 1988)
Semua jaringan tanaman terdapat hormon ABA yang dapat dipisahkan
secara kromatografi Senyawa tersebut merupakan inhibitor Bndashkompleks
Senyawa ini mempengaruhi proses pertumbuhan dormansi dan absisi
Beberapa peneliti akhirnya menemukan senyawa yang sama yaitu asam
absisat (ABA) (Wattimena 1992)
Mawar (Rosa hybrida L) biasa diperbanyak secara vegetatif
sedangkan secara generatif hanya ditujukan untuk pemuliaan Perbanyakan
mawar bunga potong umumnya diperbanyak secara okulasi okulasi mata
tunas atau okulasi mata berkayu Okulasi mata tunas dilakukan pada saat kulit
batang bawah mudah dikelupas Pada saat tersebut sel-sel tanaman dan sel-sel
kambium tersebut sedang dalam keadaan aktif (Anonim 2008)
Dalam budidaya in vitro (kultur jaringan) menginduksi kalus
merupakan salah satu langkah penting setelah itu diusahakan agar terjadi
diferensiasi akar dan tunas Proses terjadinya kalus sampai diferensiasi
berbedandashbeda tergantung pada bagian tanaman yang dipakai sebagai eksplan
metode budidaya in vitro juga zatndashzat tanaman yang di bubuhkan pada media
dasar Untuk mendapatkan kalus penggunaan eksplan dari daun umumnya
lebih menguntungkan dari pada eksplan batang Masalah yang perlu diantipasi
adalah generasi kalus menjadi planlet Untuk mendapatkan kalus zat pengatur
tumbuh yang biasa digunakan adalah 24ndashD dari golongan auksin dan BAP
dari golongan sitokinin (Ibrahim et al 2004)
Pada 0 ppm BAP tidak ada satupun kalus yang terbentuk Nilai
tertinggi dijumpai pada pemberian 4 ppm BAP dengan menghasilkan
prosentase kalus terbentuk sebesar 697 yang berbeda sangat nyatadengan
pemberian 0 ppm BAP Hasil penelitian menunjukkan bahwapada konsentrasi
10
4 ppm BAP sinergis dengan pemberian 15 ppm CCC sehingga menghasilkan
prosentase kalus tertinggi Penelitian ini menunjukkan bahwa dengan
peningkatan konsentrasi BAP hingga 4 ppm terjadi peningkatan prosentase
kalus Tetapi setelah itu makin tinggi konsentrasi BAP dalam media tumbuh
makin menurun prosentase kalus yang terbentuk (Sofia 2007)
C Alat Bahan Dan Cara Kerja
1 Alat
- Laminar air flow cabinet
- Petridish danbotol-botol kultur
- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes
2 Bahan
- Eksplan mawar (Rosa sp)
- Media kultur
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin)
3 Cara Kerja
- Mempersiapkan eksplan
- Melakukan sterilisasi pada eksplan dengan
Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit
dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3
menit
Membilas eksplan dengan aquadest steril
- Melakukan penanaman eksplan
Membuka plastik penutup botol media kultur
Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan
pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api
Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari
kontaminasi
11
- Melakukan pemeliharaan eksplan
Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur
Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol
Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus
2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi
- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati
Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar
tunas daun dan kalus (HST)
Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas
dan daun
Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan
- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir
pengamatan
D Hasil dan Pembahasan
1 Hasil
Tabel 21 Rekapan kultur jaringan tanaman mawar (Rosa sp )
Macam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasilan
Mawar
1 - - - - - - -
0
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - - - - -
5 - - - - - - -
6 - - - - - - -
7 - - - - - - -
8 - - - - - - -
9 - - - - - - -
10 - - - - - - -
Sumber Laporan Sementara
2 Pembahasan
Bahan yang digunakan dalam kultur jaringan ini adalah ruas batang
mawar dari jaringan yang masih muda agar mampu beregenerasi lebih
cepat Dalam kultur batang mawar ini tingkat keberhasilan yang didapat
12
adalah 0 Eksplan yang dikulturkan tidak ada yang hidup Eksplan yang
ditanam menjadi kekuningan karena browning dan sebagian lagi
mengalami kontaminasi oleh berbagai macam jamur
Kontaminasi oleh berbagai macam jamur disebabkan oleh sterilisasi
yang kurang sempurna sehingga mikroba-mikroba yang ada didalam
maupun disekitar eksplan berkembang biak di dalam media Sterilisasi
yang kurang sempurna kemungkinan besar terjadi pada saat eksplan akan
ditanam di dalam botol kultur
Pada saat eksplan akan ditanam dilakukan sterilisasi bahan tanam
dengan menggunakan alkohol 96 dan larutan Clorox 525 Apabila
perendaman dalam larutan terlalu cepat maka mikroba yang ada
kemungkinan masih terbawa di sekitar permukaan eksplan sehingga
peristiwa kontaminasi tidak dapat dihindarkan
Eksplan mawar tekontaminasi oleh jamur dan bakteri pada
kontaminasi jamur terlihat hifa putih hingga hitam (jenis yang berbeda)
muncul pada media ataupun pada bahan tanam Sedangkan kontaminasi
oleh bakteri terlihat cairan kental di sekitar bahan tanam maupun media
yang merupakan kumpulan massa bakteri Kontaminasi yang terjadi
disebabakan oleh faktor media ataupun bahan tanam yang sterilisasinya
kurang sempurna Sterilisasi yang kurang sempurna ini mengakibatkan
tumbuhnya mikroba dalam media yang sangat kaya akan nutrisi
Sebagian dari eksplan mawar terkontaminasi oleh bakteri dan jamur
sedangkan sebagian yang lain mengalami browning yaitu matinya eksplan
karena terlalu lama mengalami sterilisasi Fungsi dari sterilisasi adalah
membunuh mikroba akan tetapi apabila sterilisasi yang dilakukan terlalu
lama maka jaringan tanaman juga akan ikut mati atau terjadi browning
Apabila dibandingkan dengan bahan lain yang digunakan untuk
kultur jaringan bahan tanam mawar memiliki prosentase keberhasilan
paling rendah yaitu 0 Hal ini dikarenakan eksplan yang digunakan
berupa batang yang mempunyai permukaan yang cukup sulit untuk
ditembus oleh media sehingga media agak sulit untuk masuk ke dalam
13
jaringan eksplan dan menyebabkan eksplan menjadi coklat kekuningan
karena tidak mendapatkan nutrisi yang cukup
Pengaruh dari BAP dan IBA terhadap eksplan mawar ini belum bisa
diamati karena seluruh eksplan mati karena terkontaminasi maupun karena
sterilisasi bahan tanam yang terlalu lama Fungsi dari BAP adalah sebagai
pemacu tunas sedangkan IBA digunakan sebagai pemacu akar
E Kesimpulan dan Saran
1 Kesimpulan
a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan
terjadinya bowning kontaminasi media tanam dan sifat bahan tanam
yang agak sulit untuk menyerap media
b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media
kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masiih hidup dan
berkembang di dalam botol kultur
c Pengaruh BAP dan IBA belum bisa diamati karena eksplan mati
sedangkan fungsi dari IBA digunakan sebagai permacu pertumbuhan
akar sedangkan BAP sebagai pemacu pertumbuhan tunas
d Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan mawar ini adalah 0
2 Saran
Saran yang bisa kami berikan adalah pada saat sterilisasi jangan
terlalu singkat melakukan perendaman dengan bahan klorox karena
sterilisasi yang dilakukan terkadang belum membunuh keseluruhan
mikrobia sehingga terjadi kontaminasi
14
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2008 Perbanyakan Mawar secara Stenting (Stek dan grafting)
httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 22 Desember
2008
IbrahimMSD N Nova K Nurliani B 2004 Studi Pendahuluan Induksi
Kalus Embriogenik Dari Eksplan Daun Echinaceae purpureaBuletin TRO
Vol XV No 2 2004
Nia 2008 Hormon Pertumbuhan Pada Tumbuhan
httpanthuriumonlinewordpresscom Diakses pada tanggal 22 Desember
2008
Rahardja PE 1988 Kultur Jaringan Teknik Perbanyakan Tanaman Secara
Modern Panebar Swadaya Jakarta
Sofia D 2007 Pengaruh Berbagai Konsentrasi Benzyl Amino Purine Dan
Cycocel Terhadap Pertumbuhan Embrio Kedelai (Glysine max L Marr)
USU Reposytor
15
III KULTUR JARINGAN NANAS DAN WORTEL
A Pendahuluan
1 Latar Belakang
Wortel (Daucus carota) adalah tumbuhan sayur yang ditanam
sepanjang tahun Terutama di daerah pegunungan yang memiliki suhu
udara dingin dan lembab kurang lebih pada ketinggian 1200 ineter di atas
permukaan laut Tumbuhan wortel mernbutuhkan sinar matahari dan dapat
turnbuh pada sernua musim Menurut para botanis wortel (Daucus carota)
dapat dibedakan atas beberapa jenis di antaranya Wortel (Daucus carota
Linn) Jenis imperator yakni wortel yang memiliki umbi akar berukuran
panjang dengan ujung meruncing dan rasanya kurang manis - jenis
chantenang yakni wortel yang memiliki umbi akar berbentuk bulat
panjang dan rasanya manis Perbanyakan secara kultur in vitro pada wortel
dilakukan untuk memperbanyak tanaman dan juga sebagai bahan pelatihan
kultur jaringan karena perlakuan sterilisasi dan penanaman relatif lebih
mudah
Sedangkan prospek penerapan teknik kultur in vitro tanaman nanas
di Indonesia cukup bagus terutama untuk mengatasi permasalahan
perbanyakan nanas Si Madu yang kemungkinan me-rupakan pertumbuhan
sel mutan dari tanaman khimera Masalah yang dihadapi dalam
perbanyakan vegetatif nanas Si Madu secara konvensional adalah
timbulnya keragaman sehingga sifat pohon induknya tidak dapat
dipertahankan Melalui jalur embrio-genesis karakteristik nanas Si Madu
diharapkan dapat dipertahankan Dalam hal ini tanaman (planlet) yang
dihasil-kan dari jalur embriogenesis berasal dari satu sel sehingga
terjadinya khimera dapat dihindari
2 Tujuan
Tujuan dari praktikum acara III ini adalah
Mengetahui teknik kultur jaringan nanas dan wortel
16
Mengetahui pengaruh bap dan iba terhadap pertumbuhan dan
perkembangan eksplan nanas dan wortel
3 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara III ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29
Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
B Tinjauan Pustaka
Suatu aturan sederhana yang mungkin dapat digunakan sebagai
pegangan adalah bahwa kita harus menggunakan tanaman sumber eksplan
yang sehat dan tumbuh kuat memilih jaringan yang muda dan menggunakan
eksplan yang cukup besar tetapi meskipun demikian banyak pengecualian-
pengecualiannya Sehingga kadang-kadang perlu melakukan langkah coba-
coba bila akan mengkulturkan suatu species atau varietas tanaman yang belum
pernah dilakukan sebelumnya (Wetherel 1988)
Kontaminasi dari eksplanlah yang paling sulit diatasi karena dalam hal
ini metode sterilisasi harus selektif Walaupun sterilisasi telah dilakukan
dengan berbagai cara namun kadang-kadang kontaminasi tetap saja terjadi
Dalam hal ini dikarenakan pada eksplan telah terjadi kontaminasi internal
Cara penggulangannya dilakukan treatment pada tanaman yang akan dijadikan
sebagai sumber eksplan Treatment-nya adalah dengan mengisolasi eksplan
disemprot dengan bakterisida fungisida selama 3 bulan setiap hari dengan
konsentrasi 150-200 mgl (Anonim 2008)
Proses pemberian hormon harus memperhatikan jumlah dan
konsentrasinya agar didapatkan sistim perakaran yang baik dalam waktu
relatif singkat Konsentrasi dan jumlah hormon ini sangat tergant ung pada
faktor-faktor sepert umur bahan stek waktulamanya pemberian hormon cara
pemberian hormon jenis tanaman dan sistim stek yang digunakan (Yasman
dan Smits 1988) Berdasarkan pengalaman kelompok auksin yang baik untuk
perakaran terutama untuk tanaman kehutanan Dipterocarpaceae adalah dari
kelompok IBA (Indole Butyric Acid) (Irwanto 2001)
17
Nanas diperbanyak dengan mahkota atau stek Secara umum bahan
penanaman yang baik digunakan untuk pertumbuhan dan pembuahan yang
seragam Untuk nanas yang ditanam untuk pasar buah segar dan dimana
semua bahan tanam bernilai campuran tipe tunas dapat digunakan Propagasi
vegetatif dengan tunas daun dimana setiap satu buku dari mahkota atau sulur
yang masak dapat memproduksi bibit merupakan teknik yang berguna untuk
menyediakan lebih dari 40 bibit per tunas terutama dari mahkota daunnya
Penanaman dengan kultur jaringan telah dikembangkan terutama introduksi
baru klon atau hibrid Penanaman biasanya dalam 2 garis dengan parit yang
lebar (Anonim 2003)
Tanaman wortel diperbanyak dengan bijinya Biji untuk penanaman ini
dikenal dengan istilah benih Benih wortel berwarna cokelat ukurannya keci
berbulu dan saling melekat satu sama lain Setiap 1 gr benih terdapat 200 biji
Benih wortel dapat diperoleh dengan cara membeli di kios atau toko-toko
pertanian Kebutuhan benih wortel untuk setiap hektarnya sekitar 15 kg-3 kg
(Ali et al2003)
Zat pengatur tumbuh dari golongan auksin berperan antara lain dalam
pembentukan kalus morfogenesis akar dan tunas serta embriogenesis
Pemilihan konsentrasi dan jenis auksin ditentukan antara lain oleh tipe
pertumbuhan dan perkembangan eksplan yang dikehendaki Penggunaan
auksin dengan daya aktivitas kuat (antara lain 24-D NAA atau
dikombinasikan dengan sitokinin dengan konsentrasi rendah) umumnya
digunakan untuk induksi kalus embriogenik Selain itu jenis dan konsentrasi
hormon jenis asam amino serta rasio auksin dan sitokinin sangat menentukan
dalam menginduksi pembentukan kalus ( Purnamaningsih 2006)
C Alat Bahan Dan Cara Kerja
1 Alat
- Laminar air flow cabinet
- Petridish danbotol-botol kultur
- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes
18
2 Bahan
- Eksplan nanas (Ananas comosus)
- Eksplan wortel (Daucus carota)
- Media kultur
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin) 525
3 Cara Kerja
- Mempersiapkan eksplan
- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan
a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit
dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3
menit
b Membilas eksplan dengan aquadest steril
- Melakukan penanaman eksplan
a Membuka plastik penutup botol media kultur
b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan
pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api
a Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari
kontaminasi
- Melakukan pemeliharaan eksplan
a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur
b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan luar botol
c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus
2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi
- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati
a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar
tunas daun dan kalus (HST)
b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas
dan daun
19
c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan
- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir
pengamatan
D Hasil dan Pembahasan
1 Hasil
Tabel 31 rekapan kultur jaringan tanaman nanas (Ananas comosus)
Macam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasilan
nanas 1 - - - - - - -
30
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - 5 MST - - -
5 - - - - - - -
6 - - - 5 MST - - -
7 - - - - - - -
8 - - - 5 MST - - -
9 - - - - - - -
10 - - - - - - -
Sumber Laporan sementara
Tabel 32 Rekapan Kultur Jaringan Tanaman wortel (Daucus carota)
Macam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasilan
Wortel
1 - - - - - - -
30
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - - - - -
5 - - - 5 MST - - -
6 - - - - - - -
7 - - - - - - -
8 - - - - - - -
9 - - - 5 MST - - -
10 - - - 5 MST - - -
Sumber Laporan Sementara
2 Pembahasan
Bahan eksplan yang digunakan berupa umbi wortel dan daging
bonggol dari mahkota nanas Bahan yang digunakan dari kedua tanaman
ini mempunyai karakteristik yang sama yaitu keduanya merupakan
20
jaringan tebal dan berair pada bahan tanam sebelum dilakukan penanaman
terlebuih dahulu dilakukan sterilisasi
Sterilisasi eksplan dilakukan menggunakan clorox (sunclin) dengan
melakukan perendaman selama plusmn 3 menit pada bahan dan membilas bahan
dengan aquadest Sterilisasi bahan harus dilakukan dengan tepat apabila
perendaman clorox terlalu lama maka jaringan dari bahan tanam akan
mengalami kematian (browning) sehingga tidak mampu membentuk
individu baru apabila sterilisasi terlalu singkat maka bahan tanam yang
digunakan akan membawa bibit ndash bibit kontaminasi
Kontaminasi dari eksplanlah yang paling sulit diatasi walaupun
sterilisasi telah dilakukan dengan berbagai cara namun kadang-kadang
kontaminasi tetap saja terjadi Dalam hal ini dikarenakan pada eksplan
telah terjadi kontaminasi internal Cara penggulangannya dilakukan
treatment pada tanaman yang akan dijadikan sebagai sumber eksplan
dengan mencuci eksplan pada larutan fungisida dan bakterisida Untuk
menanggulangi kontamiknasi setelah ekspaln dikulturkan maka dilakukan
pemeliharaan secara dengan melakukan penyemprotan spirtus ataupun
alkohol pada permukaan botol kultur dua hari sekali
Pada 5 MST muncul kalus pada wortel dan nanas yang berjumlah 6
eksplan (3 eksplan wortel 3 eksplan nanas) Kalus merupakan sekumpulan
massa sel yang belum terdiferensiasi menjadi organ dari tanaman Kalus
yang muncul merupakan hasil dari pembelahana sel-sel yang berda dalam
jaringan eksplan Sedangkan eksplan yang lain mengalami browning dan
kontaminasi Kontaminasi ini dikarenakan media MS merupakan media
yang kaya akan nutrisi sehingga mikroba di sekeliling tanaman atau udara
sekitar eksplan juga tumbuh dan berkompetisi dengan eksplan
Prosentase keberhasilan dari kultur nanas adalah 30 dan
prosentase keberhasilan dari kultur wortel adalah 30 Tingkat
keberhasilan dari kultur wortel dan kultur nanas ini pling tinggi jika
dibandingkan dengan kultur bahan yang lain karena bahan tanam yang
21
digunakan lebih mudah menyerap media sehingga pertumbuhan kalus
lebih banyak dan lebih cepat
Pembentukan kalus ini akibat dari pengaruh hormon BAP yang
diberikan pada media BAP merupakan senyawa kelompok sitokinin yang
memacu pembelahan sel sehingga mampu memacu pembentukan kalus
atau massa sel Kalus yang terbentuk dapat dipacu untuk berdiferensiasi
menjadi tunas dengan menambahkan kandungan IBA pada media
Pengaruh BAP pada eksplan lebih dominan karena kandungan di dalam
media lebih besar daripada IBA sehingga terbentuklah kalus pada eksplan
E Kesimpulan dan Saran
1 Kesimpulan
a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan
terjadinya bowning kontaminasi media tanam
b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media
kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan
berkembang di dalam botol kultur
c Bahan tanam dari wortel dan nanas cukup mudah untuk menyerap
nutrisi di dalam media sehingga lebih cepat terbentuk kalus
d Kalus iterbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST
e Pengaruh BAP lebih tinggi jika dibandingkan dengan IBA karena
konsentrasi BAP yang lebih tinggi
f BAP merangsang pembelahan sel sehingga terbentuk kalus yang
berupa massa sel yang belum terdiferensiasi
g Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan nanas adalah 30 dan
pada kultur wortel adalah 30
2 Saran
Dalam proses penanaman sebaiknya dicontohkan terlebih dahulu
cara penanaman eksplan yang benar sehingga tidak terjadi kesalahan
sterilisasi bahan yang berakibat terjadinya kontaminasi ataupun browning
22
DAFTAR PUSTAKA
Ali NBV Estu R Hendro S 2003 Wortel dan Lobak Panebar Swadaya Bogor
Anonim 2003 Ananas comosus httpwwwproseanetorg Diakses pada tanggal
22 Desember 2008
Husen M 2008 Kontaminasi Dalam Kultur Jaringan httpeshafloracom
Diakses pada tanggal 18 Desember 2008
Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen
Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)
httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008
Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas
Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80
Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing
Group Inc New Jersey
23
I V KULTUR JARINGAN SANSIEVERA
A Pendahuluan
1 Latar Belakang
Sansievera merupakan tanaman hias yang sekarang sedang digemari
oleh para pecinta tanaman Selain mempunyai corak daun yang indah dan
unik mempunyai bentuk dan ukuran bervariasi tanaman ini juga berfungsi
sebagai penyerap polutan di udara sekitar tempat tumbuhnya Hal inilah
yang menyebabkan pecinta tanaman kembali melirik tanaman sansievera
Penciptaan varian-varian baru terus dilakukan untuk memperbaiki
keindahan dan keunikan dari daun sansievera Salah satu cara yang
digunakan untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan melakukan
kultur jaringan pada tanaman sansievera Diharapkan pada saat dikulturkan
secara terus-menerus terjadi perubahan genetik yang menyebabkan
keberagaman genetik dalam waktu yang relatif singkat sehingga tidak
membutuhkan waktu untuk menghasilkan satu varian yang baru
Selain itu kultur jaringan pada sansievera ju8ga serng digunakan
untuk menghasilkan anakan dalam jumlah yang banyak pada varietas yang
langka dan cukup sulit apabila dikembangbiakkan dengan cara vegetatif
biasa oleh karena itu kultur jaringan sangat bermanfaat bagi peningkatan
varietas baru dan pengembangbiakan varietas-varietas langka yang sulit
dikembangbiakkan
2 Tujuan
Tujuan dari praktikum acara IV ini adalah
Mengetahui teknik kultur jaringan sansievera
Mengetahui pengaruh BAP dan IBA terhadap pertumbuhan dan
perkembangan eksplan sansievera
3 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara IV ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29
Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
24
B Tinjauan Pustaka
Sitokinin juga mempunyai dua peran yang penting untuk propagasi
seara in vitro yaitu merupakan perangsang pembelahan sel dalam jaringan
yang dibuat eksplan dan merangsang pertumbuhan tunas daun namun
demikian kadar sitokinin yang optimal untuk pertumbuhan tunas dapat
menghambat pertumbuhan dan pembentukan akar Karena itu konsentrasi dari
sitokinin yang dipakai harus sesuai sehingga tidak menghambat pertumbuhan
dari eksplan (Wetherel 1988)
Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada
stek yang memiliki kadar auksin lebih t inggi lebih mampu menumbuhkan
akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi dari pada stek yang
memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah
jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai
katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan
sel Ada beberapa macam hormon dari kelompok auksin ini antara lain adalah
IAA (Indole Acetic Acid) NAA (Napthalen Acetic Acid) dan IBA (Indole
Butyric Acid) (Irwanto 2001)
Perbanyakan tanaman secara kultur jaringan ( tissue culture ) bertujuan
untuk mendapatkan tanaman dalam jumlah banyak dan seragam
pertumbuhannya Seiring dengan permintaan bibit sansievera yang semakin
meningkat cara perbanyakan secara konvensional menggunakan setek
anakan dan cabut pucuk tidak lagi bisa mencukupi Satu-satunya cara
perbanyakan yang sanggup memenuhi kebutuhan permintaan bibit dalam
jumlah besar itu hanyalah kultur jaringan
Eksplan yang digunakan adalah jaringan yang masih muda Jaringan
muda ini tersusun atas sel-sel yang masih muda dan aktif membelah sehingga
diharapkan bisa menghasilkan tanaman yang sempurna (Purwanto 2008)
Struktur kalus dari berbagai varietas yang digunakan berbeda-beda
tergantung kepada formulasi yang digunakan Biasanya struktur kalus
menggambarkan daya regenerasinya membentuk tunas dan akar Kalus yang
berbentuk globular (nodul-nodul) dan berwarna bening biasanya mempunyai
25
kemampuan lebih tinggi untuk membentuk tunas daripada kalus yang bersifat
kompak dan berwarna coklat-kehitaman Dalam hal ini media yang digunakan
untuk memacu regenerasi kalus akan sangat menentukan Keseimbangan
nutrisi dalam media tumbuh sangat mempengaruhi pertumbuhan kalus
maupun diferensiasinya membentuk tunas (Purnamaningsih 2006)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan pertumbuhan
plantlet akibat penambahan zat pengatur tumbuh BAP dan pikloram
Persentase daun normal terbesar didapat dari perlakuan B5 tanpa pikloram dan
BAP media MS tanpa pikloram Pertumbuhan akar plantlet lebih baik yang
dikulturkan pada media MS tanpa hormon atau dengan penambahan hormon
dengan konsentrasi terendah (Anonim 2008)
Pada sansievera metode kultur jaringan lebih sering diterapkan untuk
membiakkan jenis yang menghasilkan anakan seperti jenis S cylindrica dan
jenis yang langka Eksplan diambil dari nmata tunas pucuk rimpang atau
pucuk daun sepanjang 1 cm sebelum ditanam eksplan disterilisasi terlebih
dahulu untuk menghindari kontaminasi (Pramono 2008)
C Alat Bahan Dan Cara Kerja
1 Alat
- Laminar air flow cabinet
- Petridish dan botol-botol kultur
- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes
- Eksplan sansievera ( sansievera sp)
- Media kultur
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin)
2 Bahan
- Sansievera (sansievera sp)
- Media kultur
26
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin)
3 Cara Kerja
- Mempersiapkan eksplan
- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan
a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit
dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3
menit
b Membilas eksplan dengan aquadest steril
- Melakukan penanaman eksplan
a Membuka plastik penutup botol media kultur
b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan
pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api
c Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari
kontaminasi
- Melakukan pemeliharaan eksplan
a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur
b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol
c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus
2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi
- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati
a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar
tunas daun dan kalus (HST)
b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas
dan daun
c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan
- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir
pengamatan
27
D Hasil dan Pembahasan
1 Hasil
Tabel 41 Rekapan kultur Jaringan tanaman sansievera (Sansievera sp)
Mcam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasil
an
Sansie
vera
1 - - - - - - -
20
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - - - - -
5 5 MST - - - 8 akar - -
6 - - - - - - -
7 - - - - - - -
8 5 MST - - - 6 akar - -
9 - - - - - - -
10 - - - - - - -
Sumber Laporan Sementara
2 Pembahasan
Bahan tanam yang digunakan pada kultur jaringan sansievera ini
adalah potongan daun sansievera Setelah dilakukan pencucian bahan
dengan menggunakan fungisida dan bakterisida jaringan tanaman segera
ditanam dalam botol kultur Pada saat penanaman dilakukan bersamaan
dengan sterilisasi eksplan yang dilakukan di dalam LAFC
Pada saat penanaman sebaiknya bahan atanama ditanam dalam
keadaan berdiri bukan rebah Hal ini untuk memudahkan penyerapan
nutrisi yang ada di dalam media Apabila penanaman dilakukan dalam
keadaan rebah bagian daun yang mengadakan kontak dengan media
merupakan daun yang tidak mengalami pelukaan sehingga nutrisi dari
media akan sulit masuk ke dalam jaringan aeksplan
Pada kultur jaringan sansievera ini muncul akar ketika eksplan
berumur 5 MST Dari 10 eksplan yang ditanam eksplan yang
mengeluarkan akar berjumlah dua Akar yang muncul berjumlah masing-
masing 8 akar dan 6 akar Eksplan yang lain mengalami kematian akibat
terjadinya kontaminasi oleh jamur dan bakteri dan juga terjadinya
browning Kontaminasi terjadi karena sterilisasi yang kurang sempurna
28
dan browning terjadi akibat perendaman (untuk tujuan sterilisasi bahan)
klorox yang terlalu lama sehingga jaringan dari sansievera mengalami
browning
Gejala dari kontaminasi bakteri adalah munculnya hifa dari jamur
dan dalam waktu singkat memenuhi media kultur sedangkan gejala
serangan bakteri adalah adanya lendir pada media yang mencirikan koloni
dari bakteri Gejala dari browning sendiri adalah perubahan warna dari
eksplan menjadi hitam atau kepucatan pada jaringan-jaringan yang berada
di tepi
Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan pada sansievera ini
adalah 20 dengan jumlah akar yang terbentuk pada eksplan masing-
masing adalah 8 akar dan 6 akar Tumbuhnya akar pada kultur yang
mengalami keberhasilan merupakan peran dari zat pengatur tumbuh yang
ditambahkan Zat pengatur tumbuh yang ditambahkan adalah BAP dan
IBA BAP merupakan pemacu tunas sedangkan IBA merupakan pemicu
pertumbuhan akar Walaupun konsentrasi dari IBA lebih kecil jika
dibandingkan dengan BAP pertumbuhan akar disini bukan semata-mata
karena hal tersebut Faktor jenis tumbuhan juga mempengaruhi eksplan
sehingga organ yang muncul adalah akar dan Interaksi dari IBA dan BAP
mendorong pertumbuhan dari akar
E Kesimpulan dan Saran
1 Kesimpulan
a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan
terjadinya bowning kontaminasi media tanam
b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media
kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan
berkembang di dalam botol kultur
c Bahan tanam dari sansievera ditanam dalam keadaan tegak agar
eksplan mudah dalam menyerap nutrisi
d Akar terbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST
29
e Pembentukan akar ddidorong oleh adanya zat pengatur tumbuh IBA
dan BAP yang diberikan pada media tanam
f Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan sansivera adalah 20
keberhasilan kultur dilihat dari munculnya akar pada eksplan
2 Saran
Sebelum sterilisasi dilakukan sebaiknya bahan tanaman yang akan
digunakan permukaannya digosok dengan pemotong untuk menghilangkan
lapisan lilin yang melekat pada permukaan daun agar penyerapan nutrisi
berlangsung lebih mudah
30
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2008Pengaruh Komposisi Media Dasar Penambahan BAP dan
Pikloram terhadap Induksi Tunas Bawang Merah
httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 23 Desember
2008
Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen
Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)
httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008
Pramono S 2008 Pesona Sansievera PT agro Media Pustaka Jakarta
Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas
Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80
Purwanto AW 2008 Sansievera Flora Cantik Penyerap Racun Kanisius
Yogyakarta
Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing
Group Inc New Jersey
9
pertumbuhan buah dan pembentukan akar Dalam konsentrasi rendah auksin
merangsang pemanjangan sel tetapi dalam konsentrasi tinggi malah berfungsi
sebaliknya ZPT yang sering digunakan dari golongan auksin antara lain IAA
IBA 24 D hormon ini harus dipakai dalam konsentrasi yang tepat karena
konsentrasi yang terlalu berlebihan menyebabkan terjadinya hal-hal yang tidak
diinginkan (Rahardja 1988)
Semua jaringan tanaman terdapat hormon ABA yang dapat dipisahkan
secara kromatografi Senyawa tersebut merupakan inhibitor Bndashkompleks
Senyawa ini mempengaruhi proses pertumbuhan dormansi dan absisi
Beberapa peneliti akhirnya menemukan senyawa yang sama yaitu asam
absisat (ABA) (Wattimena 1992)
Mawar (Rosa hybrida L) biasa diperbanyak secara vegetatif
sedangkan secara generatif hanya ditujukan untuk pemuliaan Perbanyakan
mawar bunga potong umumnya diperbanyak secara okulasi okulasi mata
tunas atau okulasi mata berkayu Okulasi mata tunas dilakukan pada saat kulit
batang bawah mudah dikelupas Pada saat tersebut sel-sel tanaman dan sel-sel
kambium tersebut sedang dalam keadaan aktif (Anonim 2008)
Dalam budidaya in vitro (kultur jaringan) menginduksi kalus
merupakan salah satu langkah penting setelah itu diusahakan agar terjadi
diferensiasi akar dan tunas Proses terjadinya kalus sampai diferensiasi
berbedandashbeda tergantung pada bagian tanaman yang dipakai sebagai eksplan
metode budidaya in vitro juga zatndashzat tanaman yang di bubuhkan pada media
dasar Untuk mendapatkan kalus penggunaan eksplan dari daun umumnya
lebih menguntungkan dari pada eksplan batang Masalah yang perlu diantipasi
adalah generasi kalus menjadi planlet Untuk mendapatkan kalus zat pengatur
tumbuh yang biasa digunakan adalah 24ndashD dari golongan auksin dan BAP
dari golongan sitokinin (Ibrahim et al 2004)
Pada 0 ppm BAP tidak ada satupun kalus yang terbentuk Nilai
tertinggi dijumpai pada pemberian 4 ppm BAP dengan menghasilkan
prosentase kalus terbentuk sebesar 697 yang berbeda sangat nyatadengan
pemberian 0 ppm BAP Hasil penelitian menunjukkan bahwapada konsentrasi
10
4 ppm BAP sinergis dengan pemberian 15 ppm CCC sehingga menghasilkan
prosentase kalus tertinggi Penelitian ini menunjukkan bahwa dengan
peningkatan konsentrasi BAP hingga 4 ppm terjadi peningkatan prosentase
kalus Tetapi setelah itu makin tinggi konsentrasi BAP dalam media tumbuh
makin menurun prosentase kalus yang terbentuk (Sofia 2007)
C Alat Bahan Dan Cara Kerja
1 Alat
- Laminar air flow cabinet
- Petridish danbotol-botol kultur
- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes
2 Bahan
- Eksplan mawar (Rosa sp)
- Media kultur
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin)
3 Cara Kerja
- Mempersiapkan eksplan
- Melakukan sterilisasi pada eksplan dengan
Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit
dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3
menit
Membilas eksplan dengan aquadest steril
- Melakukan penanaman eksplan
Membuka plastik penutup botol media kultur
Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan
pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api
Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari
kontaminasi
11
- Melakukan pemeliharaan eksplan
Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur
Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol
Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus
2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi
- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati
Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar
tunas daun dan kalus (HST)
Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas
dan daun
Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan
- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir
pengamatan
D Hasil dan Pembahasan
1 Hasil
Tabel 21 Rekapan kultur jaringan tanaman mawar (Rosa sp )
Macam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasilan
Mawar
1 - - - - - - -
0
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - - - - -
5 - - - - - - -
6 - - - - - - -
7 - - - - - - -
8 - - - - - - -
9 - - - - - - -
10 - - - - - - -
Sumber Laporan Sementara
2 Pembahasan
Bahan yang digunakan dalam kultur jaringan ini adalah ruas batang
mawar dari jaringan yang masih muda agar mampu beregenerasi lebih
cepat Dalam kultur batang mawar ini tingkat keberhasilan yang didapat
12
adalah 0 Eksplan yang dikulturkan tidak ada yang hidup Eksplan yang
ditanam menjadi kekuningan karena browning dan sebagian lagi
mengalami kontaminasi oleh berbagai macam jamur
Kontaminasi oleh berbagai macam jamur disebabkan oleh sterilisasi
yang kurang sempurna sehingga mikroba-mikroba yang ada didalam
maupun disekitar eksplan berkembang biak di dalam media Sterilisasi
yang kurang sempurna kemungkinan besar terjadi pada saat eksplan akan
ditanam di dalam botol kultur
Pada saat eksplan akan ditanam dilakukan sterilisasi bahan tanam
dengan menggunakan alkohol 96 dan larutan Clorox 525 Apabila
perendaman dalam larutan terlalu cepat maka mikroba yang ada
kemungkinan masih terbawa di sekitar permukaan eksplan sehingga
peristiwa kontaminasi tidak dapat dihindarkan
Eksplan mawar tekontaminasi oleh jamur dan bakteri pada
kontaminasi jamur terlihat hifa putih hingga hitam (jenis yang berbeda)
muncul pada media ataupun pada bahan tanam Sedangkan kontaminasi
oleh bakteri terlihat cairan kental di sekitar bahan tanam maupun media
yang merupakan kumpulan massa bakteri Kontaminasi yang terjadi
disebabakan oleh faktor media ataupun bahan tanam yang sterilisasinya
kurang sempurna Sterilisasi yang kurang sempurna ini mengakibatkan
tumbuhnya mikroba dalam media yang sangat kaya akan nutrisi
Sebagian dari eksplan mawar terkontaminasi oleh bakteri dan jamur
sedangkan sebagian yang lain mengalami browning yaitu matinya eksplan
karena terlalu lama mengalami sterilisasi Fungsi dari sterilisasi adalah
membunuh mikroba akan tetapi apabila sterilisasi yang dilakukan terlalu
lama maka jaringan tanaman juga akan ikut mati atau terjadi browning
Apabila dibandingkan dengan bahan lain yang digunakan untuk
kultur jaringan bahan tanam mawar memiliki prosentase keberhasilan
paling rendah yaitu 0 Hal ini dikarenakan eksplan yang digunakan
berupa batang yang mempunyai permukaan yang cukup sulit untuk
ditembus oleh media sehingga media agak sulit untuk masuk ke dalam
13
jaringan eksplan dan menyebabkan eksplan menjadi coklat kekuningan
karena tidak mendapatkan nutrisi yang cukup
Pengaruh dari BAP dan IBA terhadap eksplan mawar ini belum bisa
diamati karena seluruh eksplan mati karena terkontaminasi maupun karena
sterilisasi bahan tanam yang terlalu lama Fungsi dari BAP adalah sebagai
pemacu tunas sedangkan IBA digunakan sebagai pemacu akar
E Kesimpulan dan Saran
1 Kesimpulan
a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan
terjadinya bowning kontaminasi media tanam dan sifat bahan tanam
yang agak sulit untuk menyerap media
b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media
kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masiih hidup dan
berkembang di dalam botol kultur
c Pengaruh BAP dan IBA belum bisa diamati karena eksplan mati
sedangkan fungsi dari IBA digunakan sebagai permacu pertumbuhan
akar sedangkan BAP sebagai pemacu pertumbuhan tunas
d Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan mawar ini adalah 0
2 Saran
Saran yang bisa kami berikan adalah pada saat sterilisasi jangan
terlalu singkat melakukan perendaman dengan bahan klorox karena
sterilisasi yang dilakukan terkadang belum membunuh keseluruhan
mikrobia sehingga terjadi kontaminasi
14
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2008 Perbanyakan Mawar secara Stenting (Stek dan grafting)
httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 22 Desember
2008
IbrahimMSD N Nova K Nurliani B 2004 Studi Pendahuluan Induksi
Kalus Embriogenik Dari Eksplan Daun Echinaceae purpureaBuletin TRO
Vol XV No 2 2004
Nia 2008 Hormon Pertumbuhan Pada Tumbuhan
httpanthuriumonlinewordpresscom Diakses pada tanggal 22 Desember
2008
Rahardja PE 1988 Kultur Jaringan Teknik Perbanyakan Tanaman Secara
Modern Panebar Swadaya Jakarta
Sofia D 2007 Pengaruh Berbagai Konsentrasi Benzyl Amino Purine Dan
Cycocel Terhadap Pertumbuhan Embrio Kedelai (Glysine max L Marr)
USU Reposytor
15
III KULTUR JARINGAN NANAS DAN WORTEL
A Pendahuluan
1 Latar Belakang
Wortel (Daucus carota) adalah tumbuhan sayur yang ditanam
sepanjang tahun Terutama di daerah pegunungan yang memiliki suhu
udara dingin dan lembab kurang lebih pada ketinggian 1200 ineter di atas
permukaan laut Tumbuhan wortel mernbutuhkan sinar matahari dan dapat
turnbuh pada sernua musim Menurut para botanis wortel (Daucus carota)
dapat dibedakan atas beberapa jenis di antaranya Wortel (Daucus carota
Linn) Jenis imperator yakni wortel yang memiliki umbi akar berukuran
panjang dengan ujung meruncing dan rasanya kurang manis - jenis
chantenang yakni wortel yang memiliki umbi akar berbentuk bulat
panjang dan rasanya manis Perbanyakan secara kultur in vitro pada wortel
dilakukan untuk memperbanyak tanaman dan juga sebagai bahan pelatihan
kultur jaringan karena perlakuan sterilisasi dan penanaman relatif lebih
mudah
Sedangkan prospek penerapan teknik kultur in vitro tanaman nanas
di Indonesia cukup bagus terutama untuk mengatasi permasalahan
perbanyakan nanas Si Madu yang kemungkinan me-rupakan pertumbuhan
sel mutan dari tanaman khimera Masalah yang dihadapi dalam
perbanyakan vegetatif nanas Si Madu secara konvensional adalah
timbulnya keragaman sehingga sifat pohon induknya tidak dapat
dipertahankan Melalui jalur embrio-genesis karakteristik nanas Si Madu
diharapkan dapat dipertahankan Dalam hal ini tanaman (planlet) yang
dihasil-kan dari jalur embriogenesis berasal dari satu sel sehingga
terjadinya khimera dapat dihindari
2 Tujuan
Tujuan dari praktikum acara III ini adalah
Mengetahui teknik kultur jaringan nanas dan wortel
16
Mengetahui pengaruh bap dan iba terhadap pertumbuhan dan
perkembangan eksplan nanas dan wortel
3 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara III ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29
Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
B Tinjauan Pustaka
Suatu aturan sederhana yang mungkin dapat digunakan sebagai
pegangan adalah bahwa kita harus menggunakan tanaman sumber eksplan
yang sehat dan tumbuh kuat memilih jaringan yang muda dan menggunakan
eksplan yang cukup besar tetapi meskipun demikian banyak pengecualian-
pengecualiannya Sehingga kadang-kadang perlu melakukan langkah coba-
coba bila akan mengkulturkan suatu species atau varietas tanaman yang belum
pernah dilakukan sebelumnya (Wetherel 1988)
Kontaminasi dari eksplanlah yang paling sulit diatasi karena dalam hal
ini metode sterilisasi harus selektif Walaupun sterilisasi telah dilakukan
dengan berbagai cara namun kadang-kadang kontaminasi tetap saja terjadi
Dalam hal ini dikarenakan pada eksplan telah terjadi kontaminasi internal
Cara penggulangannya dilakukan treatment pada tanaman yang akan dijadikan
sebagai sumber eksplan Treatment-nya adalah dengan mengisolasi eksplan
disemprot dengan bakterisida fungisida selama 3 bulan setiap hari dengan
konsentrasi 150-200 mgl (Anonim 2008)
Proses pemberian hormon harus memperhatikan jumlah dan
konsentrasinya agar didapatkan sistim perakaran yang baik dalam waktu
relatif singkat Konsentrasi dan jumlah hormon ini sangat tergant ung pada
faktor-faktor sepert umur bahan stek waktulamanya pemberian hormon cara
pemberian hormon jenis tanaman dan sistim stek yang digunakan (Yasman
dan Smits 1988) Berdasarkan pengalaman kelompok auksin yang baik untuk
perakaran terutama untuk tanaman kehutanan Dipterocarpaceae adalah dari
kelompok IBA (Indole Butyric Acid) (Irwanto 2001)
17
Nanas diperbanyak dengan mahkota atau stek Secara umum bahan
penanaman yang baik digunakan untuk pertumbuhan dan pembuahan yang
seragam Untuk nanas yang ditanam untuk pasar buah segar dan dimana
semua bahan tanam bernilai campuran tipe tunas dapat digunakan Propagasi
vegetatif dengan tunas daun dimana setiap satu buku dari mahkota atau sulur
yang masak dapat memproduksi bibit merupakan teknik yang berguna untuk
menyediakan lebih dari 40 bibit per tunas terutama dari mahkota daunnya
Penanaman dengan kultur jaringan telah dikembangkan terutama introduksi
baru klon atau hibrid Penanaman biasanya dalam 2 garis dengan parit yang
lebar (Anonim 2003)
Tanaman wortel diperbanyak dengan bijinya Biji untuk penanaman ini
dikenal dengan istilah benih Benih wortel berwarna cokelat ukurannya keci
berbulu dan saling melekat satu sama lain Setiap 1 gr benih terdapat 200 biji
Benih wortel dapat diperoleh dengan cara membeli di kios atau toko-toko
pertanian Kebutuhan benih wortel untuk setiap hektarnya sekitar 15 kg-3 kg
(Ali et al2003)
Zat pengatur tumbuh dari golongan auksin berperan antara lain dalam
pembentukan kalus morfogenesis akar dan tunas serta embriogenesis
Pemilihan konsentrasi dan jenis auksin ditentukan antara lain oleh tipe
pertumbuhan dan perkembangan eksplan yang dikehendaki Penggunaan
auksin dengan daya aktivitas kuat (antara lain 24-D NAA atau
dikombinasikan dengan sitokinin dengan konsentrasi rendah) umumnya
digunakan untuk induksi kalus embriogenik Selain itu jenis dan konsentrasi
hormon jenis asam amino serta rasio auksin dan sitokinin sangat menentukan
dalam menginduksi pembentukan kalus ( Purnamaningsih 2006)
C Alat Bahan Dan Cara Kerja
1 Alat
- Laminar air flow cabinet
- Petridish danbotol-botol kultur
- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes
18
2 Bahan
- Eksplan nanas (Ananas comosus)
- Eksplan wortel (Daucus carota)
- Media kultur
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin) 525
3 Cara Kerja
- Mempersiapkan eksplan
- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan
a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit
dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3
menit
b Membilas eksplan dengan aquadest steril
- Melakukan penanaman eksplan
a Membuka plastik penutup botol media kultur
b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan
pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api
a Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari
kontaminasi
- Melakukan pemeliharaan eksplan
a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur
b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan luar botol
c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus
2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi
- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati
a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar
tunas daun dan kalus (HST)
b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas
dan daun
19
c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan
- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir
pengamatan
D Hasil dan Pembahasan
1 Hasil
Tabel 31 rekapan kultur jaringan tanaman nanas (Ananas comosus)
Macam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasilan
nanas 1 - - - - - - -
30
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - 5 MST - - -
5 - - - - - - -
6 - - - 5 MST - - -
7 - - - - - - -
8 - - - 5 MST - - -
9 - - - - - - -
10 - - - - - - -
Sumber Laporan sementara
Tabel 32 Rekapan Kultur Jaringan Tanaman wortel (Daucus carota)
Macam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasilan
Wortel
1 - - - - - - -
30
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - - - - -
5 - - - 5 MST - - -
6 - - - - - - -
7 - - - - - - -
8 - - - - - - -
9 - - - 5 MST - - -
10 - - - 5 MST - - -
Sumber Laporan Sementara
2 Pembahasan
Bahan eksplan yang digunakan berupa umbi wortel dan daging
bonggol dari mahkota nanas Bahan yang digunakan dari kedua tanaman
ini mempunyai karakteristik yang sama yaitu keduanya merupakan
20
jaringan tebal dan berair pada bahan tanam sebelum dilakukan penanaman
terlebuih dahulu dilakukan sterilisasi
Sterilisasi eksplan dilakukan menggunakan clorox (sunclin) dengan
melakukan perendaman selama plusmn 3 menit pada bahan dan membilas bahan
dengan aquadest Sterilisasi bahan harus dilakukan dengan tepat apabila
perendaman clorox terlalu lama maka jaringan dari bahan tanam akan
mengalami kematian (browning) sehingga tidak mampu membentuk
individu baru apabila sterilisasi terlalu singkat maka bahan tanam yang
digunakan akan membawa bibit ndash bibit kontaminasi
Kontaminasi dari eksplanlah yang paling sulit diatasi walaupun
sterilisasi telah dilakukan dengan berbagai cara namun kadang-kadang
kontaminasi tetap saja terjadi Dalam hal ini dikarenakan pada eksplan
telah terjadi kontaminasi internal Cara penggulangannya dilakukan
treatment pada tanaman yang akan dijadikan sebagai sumber eksplan
dengan mencuci eksplan pada larutan fungisida dan bakterisida Untuk
menanggulangi kontamiknasi setelah ekspaln dikulturkan maka dilakukan
pemeliharaan secara dengan melakukan penyemprotan spirtus ataupun
alkohol pada permukaan botol kultur dua hari sekali
Pada 5 MST muncul kalus pada wortel dan nanas yang berjumlah 6
eksplan (3 eksplan wortel 3 eksplan nanas) Kalus merupakan sekumpulan
massa sel yang belum terdiferensiasi menjadi organ dari tanaman Kalus
yang muncul merupakan hasil dari pembelahana sel-sel yang berda dalam
jaringan eksplan Sedangkan eksplan yang lain mengalami browning dan
kontaminasi Kontaminasi ini dikarenakan media MS merupakan media
yang kaya akan nutrisi sehingga mikroba di sekeliling tanaman atau udara
sekitar eksplan juga tumbuh dan berkompetisi dengan eksplan
Prosentase keberhasilan dari kultur nanas adalah 30 dan
prosentase keberhasilan dari kultur wortel adalah 30 Tingkat
keberhasilan dari kultur wortel dan kultur nanas ini pling tinggi jika
dibandingkan dengan kultur bahan yang lain karena bahan tanam yang
21
digunakan lebih mudah menyerap media sehingga pertumbuhan kalus
lebih banyak dan lebih cepat
Pembentukan kalus ini akibat dari pengaruh hormon BAP yang
diberikan pada media BAP merupakan senyawa kelompok sitokinin yang
memacu pembelahan sel sehingga mampu memacu pembentukan kalus
atau massa sel Kalus yang terbentuk dapat dipacu untuk berdiferensiasi
menjadi tunas dengan menambahkan kandungan IBA pada media
Pengaruh BAP pada eksplan lebih dominan karena kandungan di dalam
media lebih besar daripada IBA sehingga terbentuklah kalus pada eksplan
E Kesimpulan dan Saran
1 Kesimpulan
a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan
terjadinya bowning kontaminasi media tanam
b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media
kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan
berkembang di dalam botol kultur
c Bahan tanam dari wortel dan nanas cukup mudah untuk menyerap
nutrisi di dalam media sehingga lebih cepat terbentuk kalus
d Kalus iterbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST
e Pengaruh BAP lebih tinggi jika dibandingkan dengan IBA karena
konsentrasi BAP yang lebih tinggi
f BAP merangsang pembelahan sel sehingga terbentuk kalus yang
berupa massa sel yang belum terdiferensiasi
g Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan nanas adalah 30 dan
pada kultur wortel adalah 30
2 Saran
Dalam proses penanaman sebaiknya dicontohkan terlebih dahulu
cara penanaman eksplan yang benar sehingga tidak terjadi kesalahan
sterilisasi bahan yang berakibat terjadinya kontaminasi ataupun browning
22
DAFTAR PUSTAKA
Ali NBV Estu R Hendro S 2003 Wortel dan Lobak Panebar Swadaya Bogor
Anonim 2003 Ananas comosus httpwwwproseanetorg Diakses pada tanggal
22 Desember 2008
Husen M 2008 Kontaminasi Dalam Kultur Jaringan httpeshafloracom
Diakses pada tanggal 18 Desember 2008
Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen
Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)
httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008
Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas
Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80
Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing
Group Inc New Jersey
23
I V KULTUR JARINGAN SANSIEVERA
A Pendahuluan
1 Latar Belakang
Sansievera merupakan tanaman hias yang sekarang sedang digemari
oleh para pecinta tanaman Selain mempunyai corak daun yang indah dan
unik mempunyai bentuk dan ukuran bervariasi tanaman ini juga berfungsi
sebagai penyerap polutan di udara sekitar tempat tumbuhnya Hal inilah
yang menyebabkan pecinta tanaman kembali melirik tanaman sansievera
Penciptaan varian-varian baru terus dilakukan untuk memperbaiki
keindahan dan keunikan dari daun sansievera Salah satu cara yang
digunakan untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan melakukan
kultur jaringan pada tanaman sansievera Diharapkan pada saat dikulturkan
secara terus-menerus terjadi perubahan genetik yang menyebabkan
keberagaman genetik dalam waktu yang relatif singkat sehingga tidak
membutuhkan waktu untuk menghasilkan satu varian yang baru
Selain itu kultur jaringan pada sansievera ju8ga serng digunakan
untuk menghasilkan anakan dalam jumlah yang banyak pada varietas yang
langka dan cukup sulit apabila dikembangbiakkan dengan cara vegetatif
biasa oleh karena itu kultur jaringan sangat bermanfaat bagi peningkatan
varietas baru dan pengembangbiakan varietas-varietas langka yang sulit
dikembangbiakkan
2 Tujuan
Tujuan dari praktikum acara IV ini adalah
Mengetahui teknik kultur jaringan sansievera
Mengetahui pengaruh BAP dan IBA terhadap pertumbuhan dan
perkembangan eksplan sansievera
3 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara IV ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29
Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
24
B Tinjauan Pustaka
Sitokinin juga mempunyai dua peran yang penting untuk propagasi
seara in vitro yaitu merupakan perangsang pembelahan sel dalam jaringan
yang dibuat eksplan dan merangsang pertumbuhan tunas daun namun
demikian kadar sitokinin yang optimal untuk pertumbuhan tunas dapat
menghambat pertumbuhan dan pembentukan akar Karena itu konsentrasi dari
sitokinin yang dipakai harus sesuai sehingga tidak menghambat pertumbuhan
dari eksplan (Wetherel 1988)
Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada
stek yang memiliki kadar auksin lebih t inggi lebih mampu menumbuhkan
akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi dari pada stek yang
memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah
jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai
katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan
sel Ada beberapa macam hormon dari kelompok auksin ini antara lain adalah
IAA (Indole Acetic Acid) NAA (Napthalen Acetic Acid) dan IBA (Indole
Butyric Acid) (Irwanto 2001)
Perbanyakan tanaman secara kultur jaringan ( tissue culture ) bertujuan
untuk mendapatkan tanaman dalam jumlah banyak dan seragam
pertumbuhannya Seiring dengan permintaan bibit sansievera yang semakin
meningkat cara perbanyakan secara konvensional menggunakan setek
anakan dan cabut pucuk tidak lagi bisa mencukupi Satu-satunya cara
perbanyakan yang sanggup memenuhi kebutuhan permintaan bibit dalam
jumlah besar itu hanyalah kultur jaringan
Eksplan yang digunakan adalah jaringan yang masih muda Jaringan
muda ini tersusun atas sel-sel yang masih muda dan aktif membelah sehingga
diharapkan bisa menghasilkan tanaman yang sempurna (Purwanto 2008)
Struktur kalus dari berbagai varietas yang digunakan berbeda-beda
tergantung kepada formulasi yang digunakan Biasanya struktur kalus
menggambarkan daya regenerasinya membentuk tunas dan akar Kalus yang
berbentuk globular (nodul-nodul) dan berwarna bening biasanya mempunyai
25
kemampuan lebih tinggi untuk membentuk tunas daripada kalus yang bersifat
kompak dan berwarna coklat-kehitaman Dalam hal ini media yang digunakan
untuk memacu regenerasi kalus akan sangat menentukan Keseimbangan
nutrisi dalam media tumbuh sangat mempengaruhi pertumbuhan kalus
maupun diferensiasinya membentuk tunas (Purnamaningsih 2006)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan pertumbuhan
plantlet akibat penambahan zat pengatur tumbuh BAP dan pikloram
Persentase daun normal terbesar didapat dari perlakuan B5 tanpa pikloram dan
BAP media MS tanpa pikloram Pertumbuhan akar plantlet lebih baik yang
dikulturkan pada media MS tanpa hormon atau dengan penambahan hormon
dengan konsentrasi terendah (Anonim 2008)
Pada sansievera metode kultur jaringan lebih sering diterapkan untuk
membiakkan jenis yang menghasilkan anakan seperti jenis S cylindrica dan
jenis yang langka Eksplan diambil dari nmata tunas pucuk rimpang atau
pucuk daun sepanjang 1 cm sebelum ditanam eksplan disterilisasi terlebih
dahulu untuk menghindari kontaminasi (Pramono 2008)
C Alat Bahan Dan Cara Kerja
1 Alat
- Laminar air flow cabinet
- Petridish dan botol-botol kultur
- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes
- Eksplan sansievera ( sansievera sp)
- Media kultur
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin)
2 Bahan
- Sansievera (sansievera sp)
- Media kultur
26
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin)
3 Cara Kerja
- Mempersiapkan eksplan
- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan
a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit
dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3
menit
b Membilas eksplan dengan aquadest steril
- Melakukan penanaman eksplan
a Membuka plastik penutup botol media kultur
b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan
pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api
c Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari
kontaminasi
- Melakukan pemeliharaan eksplan
a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur
b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol
c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus
2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi
- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati
a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar
tunas daun dan kalus (HST)
b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas
dan daun
c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan
- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir
pengamatan
27
D Hasil dan Pembahasan
1 Hasil
Tabel 41 Rekapan kultur Jaringan tanaman sansievera (Sansievera sp)
Mcam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasil
an
Sansie
vera
1 - - - - - - -
20
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - - - - -
5 5 MST - - - 8 akar - -
6 - - - - - - -
7 - - - - - - -
8 5 MST - - - 6 akar - -
9 - - - - - - -
10 - - - - - - -
Sumber Laporan Sementara
2 Pembahasan
Bahan tanam yang digunakan pada kultur jaringan sansievera ini
adalah potongan daun sansievera Setelah dilakukan pencucian bahan
dengan menggunakan fungisida dan bakterisida jaringan tanaman segera
ditanam dalam botol kultur Pada saat penanaman dilakukan bersamaan
dengan sterilisasi eksplan yang dilakukan di dalam LAFC
Pada saat penanaman sebaiknya bahan atanama ditanam dalam
keadaan berdiri bukan rebah Hal ini untuk memudahkan penyerapan
nutrisi yang ada di dalam media Apabila penanaman dilakukan dalam
keadaan rebah bagian daun yang mengadakan kontak dengan media
merupakan daun yang tidak mengalami pelukaan sehingga nutrisi dari
media akan sulit masuk ke dalam jaringan aeksplan
Pada kultur jaringan sansievera ini muncul akar ketika eksplan
berumur 5 MST Dari 10 eksplan yang ditanam eksplan yang
mengeluarkan akar berjumlah dua Akar yang muncul berjumlah masing-
masing 8 akar dan 6 akar Eksplan yang lain mengalami kematian akibat
terjadinya kontaminasi oleh jamur dan bakteri dan juga terjadinya
browning Kontaminasi terjadi karena sterilisasi yang kurang sempurna
28
dan browning terjadi akibat perendaman (untuk tujuan sterilisasi bahan)
klorox yang terlalu lama sehingga jaringan dari sansievera mengalami
browning
Gejala dari kontaminasi bakteri adalah munculnya hifa dari jamur
dan dalam waktu singkat memenuhi media kultur sedangkan gejala
serangan bakteri adalah adanya lendir pada media yang mencirikan koloni
dari bakteri Gejala dari browning sendiri adalah perubahan warna dari
eksplan menjadi hitam atau kepucatan pada jaringan-jaringan yang berada
di tepi
Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan pada sansievera ini
adalah 20 dengan jumlah akar yang terbentuk pada eksplan masing-
masing adalah 8 akar dan 6 akar Tumbuhnya akar pada kultur yang
mengalami keberhasilan merupakan peran dari zat pengatur tumbuh yang
ditambahkan Zat pengatur tumbuh yang ditambahkan adalah BAP dan
IBA BAP merupakan pemacu tunas sedangkan IBA merupakan pemicu
pertumbuhan akar Walaupun konsentrasi dari IBA lebih kecil jika
dibandingkan dengan BAP pertumbuhan akar disini bukan semata-mata
karena hal tersebut Faktor jenis tumbuhan juga mempengaruhi eksplan
sehingga organ yang muncul adalah akar dan Interaksi dari IBA dan BAP
mendorong pertumbuhan dari akar
E Kesimpulan dan Saran
1 Kesimpulan
a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan
terjadinya bowning kontaminasi media tanam
b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media
kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan
berkembang di dalam botol kultur
c Bahan tanam dari sansievera ditanam dalam keadaan tegak agar
eksplan mudah dalam menyerap nutrisi
d Akar terbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST
29
e Pembentukan akar ddidorong oleh adanya zat pengatur tumbuh IBA
dan BAP yang diberikan pada media tanam
f Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan sansivera adalah 20
keberhasilan kultur dilihat dari munculnya akar pada eksplan
2 Saran
Sebelum sterilisasi dilakukan sebaiknya bahan tanaman yang akan
digunakan permukaannya digosok dengan pemotong untuk menghilangkan
lapisan lilin yang melekat pada permukaan daun agar penyerapan nutrisi
berlangsung lebih mudah
30
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2008Pengaruh Komposisi Media Dasar Penambahan BAP dan
Pikloram terhadap Induksi Tunas Bawang Merah
httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 23 Desember
2008
Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen
Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)
httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008
Pramono S 2008 Pesona Sansievera PT agro Media Pustaka Jakarta
Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas
Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80
Purwanto AW 2008 Sansievera Flora Cantik Penyerap Racun Kanisius
Yogyakarta
Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing
Group Inc New Jersey
10
4 ppm BAP sinergis dengan pemberian 15 ppm CCC sehingga menghasilkan
prosentase kalus tertinggi Penelitian ini menunjukkan bahwa dengan
peningkatan konsentrasi BAP hingga 4 ppm terjadi peningkatan prosentase
kalus Tetapi setelah itu makin tinggi konsentrasi BAP dalam media tumbuh
makin menurun prosentase kalus yang terbentuk (Sofia 2007)
C Alat Bahan Dan Cara Kerja
1 Alat
- Laminar air flow cabinet
- Petridish danbotol-botol kultur
- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes
2 Bahan
- Eksplan mawar (Rosa sp)
- Media kultur
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin)
3 Cara Kerja
- Mempersiapkan eksplan
- Melakukan sterilisasi pada eksplan dengan
Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit
dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3
menit
Membilas eksplan dengan aquadest steril
- Melakukan penanaman eksplan
Membuka plastik penutup botol media kultur
Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan
pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api
Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari
kontaminasi
11
- Melakukan pemeliharaan eksplan
Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur
Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol
Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus
2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi
- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati
Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar
tunas daun dan kalus (HST)
Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas
dan daun
Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan
- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir
pengamatan
D Hasil dan Pembahasan
1 Hasil
Tabel 21 Rekapan kultur jaringan tanaman mawar (Rosa sp )
Macam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasilan
Mawar
1 - - - - - - -
0
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - - - - -
5 - - - - - - -
6 - - - - - - -
7 - - - - - - -
8 - - - - - - -
9 - - - - - - -
10 - - - - - - -
Sumber Laporan Sementara
2 Pembahasan
Bahan yang digunakan dalam kultur jaringan ini adalah ruas batang
mawar dari jaringan yang masih muda agar mampu beregenerasi lebih
cepat Dalam kultur batang mawar ini tingkat keberhasilan yang didapat
12
adalah 0 Eksplan yang dikulturkan tidak ada yang hidup Eksplan yang
ditanam menjadi kekuningan karena browning dan sebagian lagi
mengalami kontaminasi oleh berbagai macam jamur
Kontaminasi oleh berbagai macam jamur disebabkan oleh sterilisasi
yang kurang sempurna sehingga mikroba-mikroba yang ada didalam
maupun disekitar eksplan berkembang biak di dalam media Sterilisasi
yang kurang sempurna kemungkinan besar terjadi pada saat eksplan akan
ditanam di dalam botol kultur
Pada saat eksplan akan ditanam dilakukan sterilisasi bahan tanam
dengan menggunakan alkohol 96 dan larutan Clorox 525 Apabila
perendaman dalam larutan terlalu cepat maka mikroba yang ada
kemungkinan masih terbawa di sekitar permukaan eksplan sehingga
peristiwa kontaminasi tidak dapat dihindarkan
Eksplan mawar tekontaminasi oleh jamur dan bakteri pada
kontaminasi jamur terlihat hifa putih hingga hitam (jenis yang berbeda)
muncul pada media ataupun pada bahan tanam Sedangkan kontaminasi
oleh bakteri terlihat cairan kental di sekitar bahan tanam maupun media
yang merupakan kumpulan massa bakteri Kontaminasi yang terjadi
disebabakan oleh faktor media ataupun bahan tanam yang sterilisasinya
kurang sempurna Sterilisasi yang kurang sempurna ini mengakibatkan
tumbuhnya mikroba dalam media yang sangat kaya akan nutrisi
Sebagian dari eksplan mawar terkontaminasi oleh bakteri dan jamur
sedangkan sebagian yang lain mengalami browning yaitu matinya eksplan
karena terlalu lama mengalami sterilisasi Fungsi dari sterilisasi adalah
membunuh mikroba akan tetapi apabila sterilisasi yang dilakukan terlalu
lama maka jaringan tanaman juga akan ikut mati atau terjadi browning
Apabila dibandingkan dengan bahan lain yang digunakan untuk
kultur jaringan bahan tanam mawar memiliki prosentase keberhasilan
paling rendah yaitu 0 Hal ini dikarenakan eksplan yang digunakan
berupa batang yang mempunyai permukaan yang cukup sulit untuk
ditembus oleh media sehingga media agak sulit untuk masuk ke dalam
13
jaringan eksplan dan menyebabkan eksplan menjadi coklat kekuningan
karena tidak mendapatkan nutrisi yang cukup
Pengaruh dari BAP dan IBA terhadap eksplan mawar ini belum bisa
diamati karena seluruh eksplan mati karena terkontaminasi maupun karena
sterilisasi bahan tanam yang terlalu lama Fungsi dari BAP adalah sebagai
pemacu tunas sedangkan IBA digunakan sebagai pemacu akar
E Kesimpulan dan Saran
1 Kesimpulan
a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan
terjadinya bowning kontaminasi media tanam dan sifat bahan tanam
yang agak sulit untuk menyerap media
b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media
kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masiih hidup dan
berkembang di dalam botol kultur
c Pengaruh BAP dan IBA belum bisa diamati karena eksplan mati
sedangkan fungsi dari IBA digunakan sebagai permacu pertumbuhan
akar sedangkan BAP sebagai pemacu pertumbuhan tunas
d Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan mawar ini adalah 0
2 Saran
Saran yang bisa kami berikan adalah pada saat sterilisasi jangan
terlalu singkat melakukan perendaman dengan bahan klorox karena
sterilisasi yang dilakukan terkadang belum membunuh keseluruhan
mikrobia sehingga terjadi kontaminasi
14
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2008 Perbanyakan Mawar secara Stenting (Stek dan grafting)
httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 22 Desember
2008
IbrahimMSD N Nova K Nurliani B 2004 Studi Pendahuluan Induksi
Kalus Embriogenik Dari Eksplan Daun Echinaceae purpureaBuletin TRO
Vol XV No 2 2004
Nia 2008 Hormon Pertumbuhan Pada Tumbuhan
httpanthuriumonlinewordpresscom Diakses pada tanggal 22 Desember
2008
Rahardja PE 1988 Kultur Jaringan Teknik Perbanyakan Tanaman Secara
Modern Panebar Swadaya Jakarta
Sofia D 2007 Pengaruh Berbagai Konsentrasi Benzyl Amino Purine Dan
Cycocel Terhadap Pertumbuhan Embrio Kedelai (Glysine max L Marr)
USU Reposytor
15
III KULTUR JARINGAN NANAS DAN WORTEL
A Pendahuluan
1 Latar Belakang
Wortel (Daucus carota) adalah tumbuhan sayur yang ditanam
sepanjang tahun Terutama di daerah pegunungan yang memiliki suhu
udara dingin dan lembab kurang lebih pada ketinggian 1200 ineter di atas
permukaan laut Tumbuhan wortel mernbutuhkan sinar matahari dan dapat
turnbuh pada sernua musim Menurut para botanis wortel (Daucus carota)
dapat dibedakan atas beberapa jenis di antaranya Wortel (Daucus carota
Linn) Jenis imperator yakni wortel yang memiliki umbi akar berukuran
panjang dengan ujung meruncing dan rasanya kurang manis - jenis
chantenang yakni wortel yang memiliki umbi akar berbentuk bulat
panjang dan rasanya manis Perbanyakan secara kultur in vitro pada wortel
dilakukan untuk memperbanyak tanaman dan juga sebagai bahan pelatihan
kultur jaringan karena perlakuan sterilisasi dan penanaman relatif lebih
mudah
Sedangkan prospek penerapan teknik kultur in vitro tanaman nanas
di Indonesia cukup bagus terutama untuk mengatasi permasalahan
perbanyakan nanas Si Madu yang kemungkinan me-rupakan pertumbuhan
sel mutan dari tanaman khimera Masalah yang dihadapi dalam
perbanyakan vegetatif nanas Si Madu secara konvensional adalah
timbulnya keragaman sehingga sifat pohon induknya tidak dapat
dipertahankan Melalui jalur embrio-genesis karakteristik nanas Si Madu
diharapkan dapat dipertahankan Dalam hal ini tanaman (planlet) yang
dihasil-kan dari jalur embriogenesis berasal dari satu sel sehingga
terjadinya khimera dapat dihindari
2 Tujuan
Tujuan dari praktikum acara III ini adalah
Mengetahui teknik kultur jaringan nanas dan wortel
16
Mengetahui pengaruh bap dan iba terhadap pertumbuhan dan
perkembangan eksplan nanas dan wortel
3 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara III ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29
Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
B Tinjauan Pustaka
Suatu aturan sederhana yang mungkin dapat digunakan sebagai
pegangan adalah bahwa kita harus menggunakan tanaman sumber eksplan
yang sehat dan tumbuh kuat memilih jaringan yang muda dan menggunakan
eksplan yang cukup besar tetapi meskipun demikian banyak pengecualian-
pengecualiannya Sehingga kadang-kadang perlu melakukan langkah coba-
coba bila akan mengkulturkan suatu species atau varietas tanaman yang belum
pernah dilakukan sebelumnya (Wetherel 1988)
Kontaminasi dari eksplanlah yang paling sulit diatasi karena dalam hal
ini metode sterilisasi harus selektif Walaupun sterilisasi telah dilakukan
dengan berbagai cara namun kadang-kadang kontaminasi tetap saja terjadi
Dalam hal ini dikarenakan pada eksplan telah terjadi kontaminasi internal
Cara penggulangannya dilakukan treatment pada tanaman yang akan dijadikan
sebagai sumber eksplan Treatment-nya adalah dengan mengisolasi eksplan
disemprot dengan bakterisida fungisida selama 3 bulan setiap hari dengan
konsentrasi 150-200 mgl (Anonim 2008)
Proses pemberian hormon harus memperhatikan jumlah dan
konsentrasinya agar didapatkan sistim perakaran yang baik dalam waktu
relatif singkat Konsentrasi dan jumlah hormon ini sangat tergant ung pada
faktor-faktor sepert umur bahan stek waktulamanya pemberian hormon cara
pemberian hormon jenis tanaman dan sistim stek yang digunakan (Yasman
dan Smits 1988) Berdasarkan pengalaman kelompok auksin yang baik untuk
perakaran terutama untuk tanaman kehutanan Dipterocarpaceae adalah dari
kelompok IBA (Indole Butyric Acid) (Irwanto 2001)
17
Nanas diperbanyak dengan mahkota atau stek Secara umum bahan
penanaman yang baik digunakan untuk pertumbuhan dan pembuahan yang
seragam Untuk nanas yang ditanam untuk pasar buah segar dan dimana
semua bahan tanam bernilai campuran tipe tunas dapat digunakan Propagasi
vegetatif dengan tunas daun dimana setiap satu buku dari mahkota atau sulur
yang masak dapat memproduksi bibit merupakan teknik yang berguna untuk
menyediakan lebih dari 40 bibit per tunas terutama dari mahkota daunnya
Penanaman dengan kultur jaringan telah dikembangkan terutama introduksi
baru klon atau hibrid Penanaman biasanya dalam 2 garis dengan parit yang
lebar (Anonim 2003)
Tanaman wortel diperbanyak dengan bijinya Biji untuk penanaman ini
dikenal dengan istilah benih Benih wortel berwarna cokelat ukurannya keci
berbulu dan saling melekat satu sama lain Setiap 1 gr benih terdapat 200 biji
Benih wortel dapat diperoleh dengan cara membeli di kios atau toko-toko
pertanian Kebutuhan benih wortel untuk setiap hektarnya sekitar 15 kg-3 kg
(Ali et al2003)
Zat pengatur tumbuh dari golongan auksin berperan antara lain dalam
pembentukan kalus morfogenesis akar dan tunas serta embriogenesis
Pemilihan konsentrasi dan jenis auksin ditentukan antara lain oleh tipe
pertumbuhan dan perkembangan eksplan yang dikehendaki Penggunaan
auksin dengan daya aktivitas kuat (antara lain 24-D NAA atau
dikombinasikan dengan sitokinin dengan konsentrasi rendah) umumnya
digunakan untuk induksi kalus embriogenik Selain itu jenis dan konsentrasi
hormon jenis asam amino serta rasio auksin dan sitokinin sangat menentukan
dalam menginduksi pembentukan kalus ( Purnamaningsih 2006)
C Alat Bahan Dan Cara Kerja
1 Alat
- Laminar air flow cabinet
- Petridish danbotol-botol kultur
- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes
18
2 Bahan
- Eksplan nanas (Ananas comosus)
- Eksplan wortel (Daucus carota)
- Media kultur
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin) 525
3 Cara Kerja
- Mempersiapkan eksplan
- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan
a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit
dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3
menit
b Membilas eksplan dengan aquadest steril
- Melakukan penanaman eksplan
a Membuka plastik penutup botol media kultur
b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan
pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api
a Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari
kontaminasi
- Melakukan pemeliharaan eksplan
a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur
b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan luar botol
c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus
2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi
- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati
a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar
tunas daun dan kalus (HST)
b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas
dan daun
19
c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan
- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir
pengamatan
D Hasil dan Pembahasan
1 Hasil
Tabel 31 rekapan kultur jaringan tanaman nanas (Ananas comosus)
Macam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasilan
nanas 1 - - - - - - -
30
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - 5 MST - - -
5 - - - - - - -
6 - - - 5 MST - - -
7 - - - - - - -
8 - - - 5 MST - - -
9 - - - - - - -
10 - - - - - - -
Sumber Laporan sementara
Tabel 32 Rekapan Kultur Jaringan Tanaman wortel (Daucus carota)
Macam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasilan
Wortel
1 - - - - - - -
30
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - - - - -
5 - - - 5 MST - - -
6 - - - - - - -
7 - - - - - - -
8 - - - - - - -
9 - - - 5 MST - - -
10 - - - 5 MST - - -
Sumber Laporan Sementara
2 Pembahasan
Bahan eksplan yang digunakan berupa umbi wortel dan daging
bonggol dari mahkota nanas Bahan yang digunakan dari kedua tanaman
ini mempunyai karakteristik yang sama yaitu keduanya merupakan
20
jaringan tebal dan berair pada bahan tanam sebelum dilakukan penanaman
terlebuih dahulu dilakukan sterilisasi
Sterilisasi eksplan dilakukan menggunakan clorox (sunclin) dengan
melakukan perendaman selama plusmn 3 menit pada bahan dan membilas bahan
dengan aquadest Sterilisasi bahan harus dilakukan dengan tepat apabila
perendaman clorox terlalu lama maka jaringan dari bahan tanam akan
mengalami kematian (browning) sehingga tidak mampu membentuk
individu baru apabila sterilisasi terlalu singkat maka bahan tanam yang
digunakan akan membawa bibit ndash bibit kontaminasi
Kontaminasi dari eksplanlah yang paling sulit diatasi walaupun
sterilisasi telah dilakukan dengan berbagai cara namun kadang-kadang
kontaminasi tetap saja terjadi Dalam hal ini dikarenakan pada eksplan
telah terjadi kontaminasi internal Cara penggulangannya dilakukan
treatment pada tanaman yang akan dijadikan sebagai sumber eksplan
dengan mencuci eksplan pada larutan fungisida dan bakterisida Untuk
menanggulangi kontamiknasi setelah ekspaln dikulturkan maka dilakukan
pemeliharaan secara dengan melakukan penyemprotan spirtus ataupun
alkohol pada permukaan botol kultur dua hari sekali
Pada 5 MST muncul kalus pada wortel dan nanas yang berjumlah 6
eksplan (3 eksplan wortel 3 eksplan nanas) Kalus merupakan sekumpulan
massa sel yang belum terdiferensiasi menjadi organ dari tanaman Kalus
yang muncul merupakan hasil dari pembelahana sel-sel yang berda dalam
jaringan eksplan Sedangkan eksplan yang lain mengalami browning dan
kontaminasi Kontaminasi ini dikarenakan media MS merupakan media
yang kaya akan nutrisi sehingga mikroba di sekeliling tanaman atau udara
sekitar eksplan juga tumbuh dan berkompetisi dengan eksplan
Prosentase keberhasilan dari kultur nanas adalah 30 dan
prosentase keberhasilan dari kultur wortel adalah 30 Tingkat
keberhasilan dari kultur wortel dan kultur nanas ini pling tinggi jika
dibandingkan dengan kultur bahan yang lain karena bahan tanam yang
21
digunakan lebih mudah menyerap media sehingga pertumbuhan kalus
lebih banyak dan lebih cepat
Pembentukan kalus ini akibat dari pengaruh hormon BAP yang
diberikan pada media BAP merupakan senyawa kelompok sitokinin yang
memacu pembelahan sel sehingga mampu memacu pembentukan kalus
atau massa sel Kalus yang terbentuk dapat dipacu untuk berdiferensiasi
menjadi tunas dengan menambahkan kandungan IBA pada media
Pengaruh BAP pada eksplan lebih dominan karena kandungan di dalam
media lebih besar daripada IBA sehingga terbentuklah kalus pada eksplan
E Kesimpulan dan Saran
1 Kesimpulan
a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan
terjadinya bowning kontaminasi media tanam
b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media
kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan
berkembang di dalam botol kultur
c Bahan tanam dari wortel dan nanas cukup mudah untuk menyerap
nutrisi di dalam media sehingga lebih cepat terbentuk kalus
d Kalus iterbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST
e Pengaruh BAP lebih tinggi jika dibandingkan dengan IBA karena
konsentrasi BAP yang lebih tinggi
f BAP merangsang pembelahan sel sehingga terbentuk kalus yang
berupa massa sel yang belum terdiferensiasi
g Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan nanas adalah 30 dan
pada kultur wortel adalah 30
2 Saran
Dalam proses penanaman sebaiknya dicontohkan terlebih dahulu
cara penanaman eksplan yang benar sehingga tidak terjadi kesalahan
sterilisasi bahan yang berakibat terjadinya kontaminasi ataupun browning
22
DAFTAR PUSTAKA
Ali NBV Estu R Hendro S 2003 Wortel dan Lobak Panebar Swadaya Bogor
Anonim 2003 Ananas comosus httpwwwproseanetorg Diakses pada tanggal
22 Desember 2008
Husen M 2008 Kontaminasi Dalam Kultur Jaringan httpeshafloracom
Diakses pada tanggal 18 Desember 2008
Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen
Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)
httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008
Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas
Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80
Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing
Group Inc New Jersey
23
I V KULTUR JARINGAN SANSIEVERA
A Pendahuluan
1 Latar Belakang
Sansievera merupakan tanaman hias yang sekarang sedang digemari
oleh para pecinta tanaman Selain mempunyai corak daun yang indah dan
unik mempunyai bentuk dan ukuran bervariasi tanaman ini juga berfungsi
sebagai penyerap polutan di udara sekitar tempat tumbuhnya Hal inilah
yang menyebabkan pecinta tanaman kembali melirik tanaman sansievera
Penciptaan varian-varian baru terus dilakukan untuk memperbaiki
keindahan dan keunikan dari daun sansievera Salah satu cara yang
digunakan untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan melakukan
kultur jaringan pada tanaman sansievera Diharapkan pada saat dikulturkan
secara terus-menerus terjadi perubahan genetik yang menyebabkan
keberagaman genetik dalam waktu yang relatif singkat sehingga tidak
membutuhkan waktu untuk menghasilkan satu varian yang baru
Selain itu kultur jaringan pada sansievera ju8ga serng digunakan
untuk menghasilkan anakan dalam jumlah yang banyak pada varietas yang
langka dan cukup sulit apabila dikembangbiakkan dengan cara vegetatif
biasa oleh karena itu kultur jaringan sangat bermanfaat bagi peningkatan
varietas baru dan pengembangbiakan varietas-varietas langka yang sulit
dikembangbiakkan
2 Tujuan
Tujuan dari praktikum acara IV ini adalah
Mengetahui teknik kultur jaringan sansievera
Mengetahui pengaruh BAP dan IBA terhadap pertumbuhan dan
perkembangan eksplan sansievera
3 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara IV ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29
Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
24
B Tinjauan Pustaka
Sitokinin juga mempunyai dua peran yang penting untuk propagasi
seara in vitro yaitu merupakan perangsang pembelahan sel dalam jaringan
yang dibuat eksplan dan merangsang pertumbuhan tunas daun namun
demikian kadar sitokinin yang optimal untuk pertumbuhan tunas dapat
menghambat pertumbuhan dan pembentukan akar Karena itu konsentrasi dari
sitokinin yang dipakai harus sesuai sehingga tidak menghambat pertumbuhan
dari eksplan (Wetherel 1988)
Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada
stek yang memiliki kadar auksin lebih t inggi lebih mampu menumbuhkan
akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi dari pada stek yang
memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah
jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai
katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan
sel Ada beberapa macam hormon dari kelompok auksin ini antara lain adalah
IAA (Indole Acetic Acid) NAA (Napthalen Acetic Acid) dan IBA (Indole
Butyric Acid) (Irwanto 2001)
Perbanyakan tanaman secara kultur jaringan ( tissue culture ) bertujuan
untuk mendapatkan tanaman dalam jumlah banyak dan seragam
pertumbuhannya Seiring dengan permintaan bibit sansievera yang semakin
meningkat cara perbanyakan secara konvensional menggunakan setek
anakan dan cabut pucuk tidak lagi bisa mencukupi Satu-satunya cara
perbanyakan yang sanggup memenuhi kebutuhan permintaan bibit dalam
jumlah besar itu hanyalah kultur jaringan
Eksplan yang digunakan adalah jaringan yang masih muda Jaringan
muda ini tersusun atas sel-sel yang masih muda dan aktif membelah sehingga
diharapkan bisa menghasilkan tanaman yang sempurna (Purwanto 2008)
Struktur kalus dari berbagai varietas yang digunakan berbeda-beda
tergantung kepada formulasi yang digunakan Biasanya struktur kalus
menggambarkan daya regenerasinya membentuk tunas dan akar Kalus yang
berbentuk globular (nodul-nodul) dan berwarna bening biasanya mempunyai
25
kemampuan lebih tinggi untuk membentuk tunas daripada kalus yang bersifat
kompak dan berwarna coklat-kehitaman Dalam hal ini media yang digunakan
untuk memacu regenerasi kalus akan sangat menentukan Keseimbangan
nutrisi dalam media tumbuh sangat mempengaruhi pertumbuhan kalus
maupun diferensiasinya membentuk tunas (Purnamaningsih 2006)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan pertumbuhan
plantlet akibat penambahan zat pengatur tumbuh BAP dan pikloram
Persentase daun normal terbesar didapat dari perlakuan B5 tanpa pikloram dan
BAP media MS tanpa pikloram Pertumbuhan akar plantlet lebih baik yang
dikulturkan pada media MS tanpa hormon atau dengan penambahan hormon
dengan konsentrasi terendah (Anonim 2008)
Pada sansievera metode kultur jaringan lebih sering diterapkan untuk
membiakkan jenis yang menghasilkan anakan seperti jenis S cylindrica dan
jenis yang langka Eksplan diambil dari nmata tunas pucuk rimpang atau
pucuk daun sepanjang 1 cm sebelum ditanam eksplan disterilisasi terlebih
dahulu untuk menghindari kontaminasi (Pramono 2008)
C Alat Bahan Dan Cara Kerja
1 Alat
- Laminar air flow cabinet
- Petridish dan botol-botol kultur
- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes
- Eksplan sansievera ( sansievera sp)
- Media kultur
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin)
2 Bahan
- Sansievera (sansievera sp)
- Media kultur
26
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin)
3 Cara Kerja
- Mempersiapkan eksplan
- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan
a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit
dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3
menit
b Membilas eksplan dengan aquadest steril
- Melakukan penanaman eksplan
a Membuka plastik penutup botol media kultur
b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan
pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api
c Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari
kontaminasi
- Melakukan pemeliharaan eksplan
a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur
b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol
c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus
2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi
- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati
a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar
tunas daun dan kalus (HST)
b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas
dan daun
c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan
- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir
pengamatan
27
D Hasil dan Pembahasan
1 Hasil
Tabel 41 Rekapan kultur Jaringan tanaman sansievera (Sansievera sp)
Mcam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasil
an
Sansie
vera
1 - - - - - - -
20
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - - - - -
5 5 MST - - - 8 akar - -
6 - - - - - - -
7 - - - - - - -
8 5 MST - - - 6 akar - -
9 - - - - - - -
10 - - - - - - -
Sumber Laporan Sementara
2 Pembahasan
Bahan tanam yang digunakan pada kultur jaringan sansievera ini
adalah potongan daun sansievera Setelah dilakukan pencucian bahan
dengan menggunakan fungisida dan bakterisida jaringan tanaman segera
ditanam dalam botol kultur Pada saat penanaman dilakukan bersamaan
dengan sterilisasi eksplan yang dilakukan di dalam LAFC
Pada saat penanaman sebaiknya bahan atanama ditanam dalam
keadaan berdiri bukan rebah Hal ini untuk memudahkan penyerapan
nutrisi yang ada di dalam media Apabila penanaman dilakukan dalam
keadaan rebah bagian daun yang mengadakan kontak dengan media
merupakan daun yang tidak mengalami pelukaan sehingga nutrisi dari
media akan sulit masuk ke dalam jaringan aeksplan
Pada kultur jaringan sansievera ini muncul akar ketika eksplan
berumur 5 MST Dari 10 eksplan yang ditanam eksplan yang
mengeluarkan akar berjumlah dua Akar yang muncul berjumlah masing-
masing 8 akar dan 6 akar Eksplan yang lain mengalami kematian akibat
terjadinya kontaminasi oleh jamur dan bakteri dan juga terjadinya
browning Kontaminasi terjadi karena sterilisasi yang kurang sempurna
28
dan browning terjadi akibat perendaman (untuk tujuan sterilisasi bahan)
klorox yang terlalu lama sehingga jaringan dari sansievera mengalami
browning
Gejala dari kontaminasi bakteri adalah munculnya hifa dari jamur
dan dalam waktu singkat memenuhi media kultur sedangkan gejala
serangan bakteri adalah adanya lendir pada media yang mencirikan koloni
dari bakteri Gejala dari browning sendiri adalah perubahan warna dari
eksplan menjadi hitam atau kepucatan pada jaringan-jaringan yang berada
di tepi
Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan pada sansievera ini
adalah 20 dengan jumlah akar yang terbentuk pada eksplan masing-
masing adalah 8 akar dan 6 akar Tumbuhnya akar pada kultur yang
mengalami keberhasilan merupakan peran dari zat pengatur tumbuh yang
ditambahkan Zat pengatur tumbuh yang ditambahkan adalah BAP dan
IBA BAP merupakan pemacu tunas sedangkan IBA merupakan pemicu
pertumbuhan akar Walaupun konsentrasi dari IBA lebih kecil jika
dibandingkan dengan BAP pertumbuhan akar disini bukan semata-mata
karena hal tersebut Faktor jenis tumbuhan juga mempengaruhi eksplan
sehingga organ yang muncul adalah akar dan Interaksi dari IBA dan BAP
mendorong pertumbuhan dari akar
E Kesimpulan dan Saran
1 Kesimpulan
a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan
terjadinya bowning kontaminasi media tanam
b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media
kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan
berkembang di dalam botol kultur
c Bahan tanam dari sansievera ditanam dalam keadaan tegak agar
eksplan mudah dalam menyerap nutrisi
d Akar terbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST
29
e Pembentukan akar ddidorong oleh adanya zat pengatur tumbuh IBA
dan BAP yang diberikan pada media tanam
f Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan sansivera adalah 20
keberhasilan kultur dilihat dari munculnya akar pada eksplan
2 Saran
Sebelum sterilisasi dilakukan sebaiknya bahan tanaman yang akan
digunakan permukaannya digosok dengan pemotong untuk menghilangkan
lapisan lilin yang melekat pada permukaan daun agar penyerapan nutrisi
berlangsung lebih mudah
30
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2008Pengaruh Komposisi Media Dasar Penambahan BAP dan
Pikloram terhadap Induksi Tunas Bawang Merah
httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 23 Desember
2008
Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen
Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)
httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008
Pramono S 2008 Pesona Sansievera PT agro Media Pustaka Jakarta
Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas
Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80
Purwanto AW 2008 Sansievera Flora Cantik Penyerap Racun Kanisius
Yogyakarta
Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing
Group Inc New Jersey
11
- Melakukan pemeliharaan eksplan
Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur
Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol
Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus
2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi
- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati
Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar
tunas daun dan kalus (HST)
Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas
dan daun
Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan
- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir
pengamatan
D Hasil dan Pembahasan
1 Hasil
Tabel 21 Rekapan kultur jaringan tanaman mawar (Rosa sp )
Macam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasilan
Mawar
1 - - - - - - -
0
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - - - - -
5 - - - - - - -
6 - - - - - - -
7 - - - - - - -
8 - - - - - - -
9 - - - - - - -
10 - - - - - - -
Sumber Laporan Sementara
2 Pembahasan
Bahan yang digunakan dalam kultur jaringan ini adalah ruas batang
mawar dari jaringan yang masih muda agar mampu beregenerasi lebih
cepat Dalam kultur batang mawar ini tingkat keberhasilan yang didapat
12
adalah 0 Eksplan yang dikulturkan tidak ada yang hidup Eksplan yang
ditanam menjadi kekuningan karena browning dan sebagian lagi
mengalami kontaminasi oleh berbagai macam jamur
Kontaminasi oleh berbagai macam jamur disebabkan oleh sterilisasi
yang kurang sempurna sehingga mikroba-mikroba yang ada didalam
maupun disekitar eksplan berkembang biak di dalam media Sterilisasi
yang kurang sempurna kemungkinan besar terjadi pada saat eksplan akan
ditanam di dalam botol kultur
Pada saat eksplan akan ditanam dilakukan sterilisasi bahan tanam
dengan menggunakan alkohol 96 dan larutan Clorox 525 Apabila
perendaman dalam larutan terlalu cepat maka mikroba yang ada
kemungkinan masih terbawa di sekitar permukaan eksplan sehingga
peristiwa kontaminasi tidak dapat dihindarkan
Eksplan mawar tekontaminasi oleh jamur dan bakteri pada
kontaminasi jamur terlihat hifa putih hingga hitam (jenis yang berbeda)
muncul pada media ataupun pada bahan tanam Sedangkan kontaminasi
oleh bakteri terlihat cairan kental di sekitar bahan tanam maupun media
yang merupakan kumpulan massa bakteri Kontaminasi yang terjadi
disebabakan oleh faktor media ataupun bahan tanam yang sterilisasinya
kurang sempurna Sterilisasi yang kurang sempurna ini mengakibatkan
tumbuhnya mikroba dalam media yang sangat kaya akan nutrisi
Sebagian dari eksplan mawar terkontaminasi oleh bakteri dan jamur
sedangkan sebagian yang lain mengalami browning yaitu matinya eksplan
karena terlalu lama mengalami sterilisasi Fungsi dari sterilisasi adalah
membunuh mikroba akan tetapi apabila sterilisasi yang dilakukan terlalu
lama maka jaringan tanaman juga akan ikut mati atau terjadi browning
Apabila dibandingkan dengan bahan lain yang digunakan untuk
kultur jaringan bahan tanam mawar memiliki prosentase keberhasilan
paling rendah yaitu 0 Hal ini dikarenakan eksplan yang digunakan
berupa batang yang mempunyai permukaan yang cukup sulit untuk
ditembus oleh media sehingga media agak sulit untuk masuk ke dalam
13
jaringan eksplan dan menyebabkan eksplan menjadi coklat kekuningan
karena tidak mendapatkan nutrisi yang cukup
Pengaruh dari BAP dan IBA terhadap eksplan mawar ini belum bisa
diamati karena seluruh eksplan mati karena terkontaminasi maupun karena
sterilisasi bahan tanam yang terlalu lama Fungsi dari BAP adalah sebagai
pemacu tunas sedangkan IBA digunakan sebagai pemacu akar
E Kesimpulan dan Saran
1 Kesimpulan
a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan
terjadinya bowning kontaminasi media tanam dan sifat bahan tanam
yang agak sulit untuk menyerap media
b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media
kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masiih hidup dan
berkembang di dalam botol kultur
c Pengaruh BAP dan IBA belum bisa diamati karena eksplan mati
sedangkan fungsi dari IBA digunakan sebagai permacu pertumbuhan
akar sedangkan BAP sebagai pemacu pertumbuhan tunas
d Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan mawar ini adalah 0
2 Saran
Saran yang bisa kami berikan adalah pada saat sterilisasi jangan
terlalu singkat melakukan perendaman dengan bahan klorox karena
sterilisasi yang dilakukan terkadang belum membunuh keseluruhan
mikrobia sehingga terjadi kontaminasi
14
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2008 Perbanyakan Mawar secara Stenting (Stek dan grafting)
httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 22 Desember
2008
IbrahimMSD N Nova K Nurliani B 2004 Studi Pendahuluan Induksi
Kalus Embriogenik Dari Eksplan Daun Echinaceae purpureaBuletin TRO
Vol XV No 2 2004
Nia 2008 Hormon Pertumbuhan Pada Tumbuhan
httpanthuriumonlinewordpresscom Diakses pada tanggal 22 Desember
2008
Rahardja PE 1988 Kultur Jaringan Teknik Perbanyakan Tanaman Secara
Modern Panebar Swadaya Jakarta
Sofia D 2007 Pengaruh Berbagai Konsentrasi Benzyl Amino Purine Dan
Cycocel Terhadap Pertumbuhan Embrio Kedelai (Glysine max L Marr)
USU Reposytor
15
III KULTUR JARINGAN NANAS DAN WORTEL
A Pendahuluan
1 Latar Belakang
Wortel (Daucus carota) adalah tumbuhan sayur yang ditanam
sepanjang tahun Terutama di daerah pegunungan yang memiliki suhu
udara dingin dan lembab kurang lebih pada ketinggian 1200 ineter di atas
permukaan laut Tumbuhan wortel mernbutuhkan sinar matahari dan dapat
turnbuh pada sernua musim Menurut para botanis wortel (Daucus carota)
dapat dibedakan atas beberapa jenis di antaranya Wortel (Daucus carota
Linn) Jenis imperator yakni wortel yang memiliki umbi akar berukuran
panjang dengan ujung meruncing dan rasanya kurang manis - jenis
chantenang yakni wortel yang memiliki umbi akar berbentuk bulat
panjang dan rasanya manis Perbanyakan secara kultur in vitro pada wortel
dilakukan untuk memperbanyak tanaman dan juga sebagai bahan pelatihan
kultur jaringan karena perlakuan sterilisasi dan penanaman relatif lebih
mudah
Sedangkan prospek penerapan teknik kultur in vitro tanaman nanas
di Indonesia cukup bagus terutama untuk mengatasi permasalahan
perbanyakan nanas Si Madu yang kemungkinan me-rupakan pertumbuhan
sel mutan dari tanaman khimera Masalah yang dihadapi dalam
perbanyakan vegetatif nanas Si Madu secara konvensional adalah
timbulnya keragaman sehingga sifat pohon induknya tidak dapat
dipertahankan Melalui jalur embrio-genesis karakteristik nanas Si Madu
diharapkan dapat dipertahankan Dalam hal ini tanaman (planlet) yang
dihasil-kan dari jalur embriogenesis berasal dari satu sel sehingga
terjadinya khimera dapat dihindari
2 Tujuan
Tujuan dari praktikum acara III ini adalah
Mengetahui teknik kultur jaringan nanas dan wortel
16
Mengetahui pengaruh bap dan iba terhadap pertumbuhan dan
perkembangan eksplan nanas dan wortel
3 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara III ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29
Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
B Tinjauan Pustaka
Suatu aturan sederhana yang mungkin dapat digunakan sebagai
pegangan adalah bahwa kita harus menggunakan tanaman sumber eksplan
yang sehat dan tumbuh kuat memilih jaringan yang muda dan menggunakan
eksplan yang cukup besar tetapi meskipun demikian banyak pengecualian-
pengecualiannya Sehingga kadang-kadang perlu melakukan langkah coba-
coba bila akan mengkulturkan suatu species atau varietas tanaman yang belum
pernah dilakukan sebelumnya (Wetherel 1988)
Kontaminasi dari eksplanlah yang paling sulit diatasi karena dalam hal
ini metode sterilisasi harus selektif Walaupun sterilisasi telah dilakukan
dengan berbagai cara namun kadang-kadang kontaminasi tetap saja terjadi
Dalam hal ini dikarenakan pada eksplan telah terjadi kontaminasi internal
Cara penggulangannya dilakukan treatment pada tanaman yang akan dijadikan
sebagai sumber eksplan Treatment-nya adalah dengan mengisolasi eksplan
disemprot dengan bakterisida fungisida selama 3 bulan setiap hari dengan
konsentrasi 150-200 mgl (Anonim 2008)
Proses pemberian hormon harus memperhatikan jumlah dan
konsentrasinya agar didapatkan sistim perakaran yang baik dalam waktu
relatif singkat Konsentrasi dan jumlah hormon ini sangat tergant ung pada
faktor-faktor sepert umur bahan stek waktulamanya pemberian hormon cara
pemberian hormon jenis tanaman dan sistim stek yang digunakan (Yasman
dan Smits 1988) Berdasarkan pengalaman kelompok auksin yang baik untuk
perakaran terutama untuk tanaman kehutanan Dipterocarpaceae adalah dari
kelompok IBA (Indole Butyric Acid) (Irwanto 2001)
17
Nanas diperbanyak dengan mahkota atau stek Secara umum bahan
penanaman yang baik digunakan untuk pertumbuhan dan pembuahan yang
seragam Untuk nanas yang ditanam untuk pasar buah segar dan dimana
semua bahan tanam bernilai campuran tipe tunas dapat digunakan Propagasi
vegetatif dengan tunas daun dimana setiap satu buku dari mahkota atau sulur
yang masak dapat memproduksi bibit merupakan teknik yang berguna untuk
menyediakan lebih dari 40 bibit per tunas terutama dari mahkota daunnya
Penanaman dengan kultur jaringan telah dikembangkan terutama introduksi
baru klon atau hibrid Penanaman biasanya dalam 2 garis dengan parit yang
lebar (Anonim 2003)
Tanaman wortel diperbanyak dengan bijinya Biji untuk penanaman ini
dikenal dengan istilah benih Benih wortel berwarna cokelat ukurannya keci
berbulu dan saling melekat satu sama lain Setiap 1 gr benih terdapat 200 biji
Benih wortel dapat diperoleh dengan cara membeli di kios atau toko-toko
pertanian Kebutuhan benih wortel untuk setiap hektarnya sekitar 15 kg-3 kg
(Ali et al2003)
Zat pengatur tumbuh dari golongan auksin berperan antara lain dalam
pembentukan kalus morfogenesis akar dan tunas serta embriogenesis
Pemilihan konsentrasi dan jenis auksin ditentukan antara lain oleh tipe
pertumbuhan dan perkembangan eksplan yang dikehendaki Penggunaan
auksin dengan daya aktivitas kuat (antara lain 24-D NAA atau
dikombinasikan dengan sitokinin dengan konsentrasi rendah) umumnya
digunakan untuk induksi kalus embriogenik Selain itu jenis dan konsentrasi
hormon jenis asam amino serta rasio auksin dan sitokinin sangat menentukan
dalam menginduksi pembentukan kalus ( Purnamaningsih 2006)
C Alat Bahan Dan Cara Kerja
1 Alat
- Laminar air flow cabinet
- Petridish danbotol-botol kultur
- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes
18
2 Bahan
- Eksplan nanas (Ananas comosus)
- Eksplan wortel (Daucus carota)
- Media kultur
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin) 525
3 Cara Kerja
- Mempersiapkan eksplan
- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan
a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit
dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3
menit
b Membilas eksplan dengan aquadest steril
- Melakukan penanaman eksplan
a Membuka plastik penutup botol media kultur
b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan
pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api
a Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari
kontaminasi
- Melakukan pemeliharaan eksplan
a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur
b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan luar botol
c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus
2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi
- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati
a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar
tunas daun dan kalus (HST)
b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas
dan daun
19
c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan
- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir
pengamatan
D Hasil dan Pembahasan
1 Hasil
Tabel 31 rekapan kultur jaringan tanaman nanas (Ananas comosus)
Macam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasilan
nanas 1 - - - - - - -
30
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - 5 MST - - -
5 - - - - - - -
6 - - - 5 MST - - -
7 - - - - - - -
8 - - - 5 MST - - -
9 - - - - - - -
10 - - - - - - -
Sumber Laporan sementara
Tabel 32 Rekapan Kultur Jaringan Tanaman wortel (Daucus carota)
Macam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasilan
Wortel
1 - - - - - - -
30
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - - - - -
5 - - - 5 MST - - -
6 - - - - - - -
7 - - - - - - -
8 - - - - - - -
9 - - - 5 MST - - -
10 - - - 5 MST - - -
Sumber Laporan Sementara
2 Pembahasan
Bahan eksplan yang digunakan berupa umbi wortel dan daging
bonggol dari mahkota nanas Bahan yang digunakan dari kedua tanaman
ini mempunyai karakteristik yang sama yaitu keduanya merupakan
20
jaringan tebal dan berair pada bahan tanam sebelum dilakukan penanaman
terlebuih dahulu dilakukan sterilisasi
Sterilisasi eksplan dilakukan menggunakan clorox (sunclin) dengan
melakukan perendaman selama plusmn 3 menit pada bahan dan membilas bahan
dengan aquadest Sterilisasi bahan harus dilakukan dengan tepat apabila
perendaman clorox terlalu lama maka jaringan dari bahan tanam akan
mengalami kematian (browning) sehingga tidak mampu membentuk
individu baru apabila sterilisasi terlalu singkat maka bahan tanam yang
digunakan akan membawa bibit ndash bibit kontaminasi
Kontaminasi dari eksplanlah yang paling sulit diatasi walaupun
sterilisasi telah dilakukan dengan berbagai cara namun kadang-kadang
kontaminasi tetap saja terjadi Dalam hal ini dikarenakan pada eksplan
telah terjadi kontaminasi internal Cara penggulangannya dilakukan
treatment pada tanaman yang akan dijadikan sebagai sumber eksplan
dengan mencuci eksplan pada larutan fungisida dan bakterisida Untuk
menanggulangi kontamiknasi setelah ekspaln dikulturkan maka dilakukan
pemeliharaan secara dengan melakukan penyemprotan spirtus ataupun
alkohol pada permukaan botol kultur dua hari sekali
Pada 5 MST muncul kalus pada wortel dan nanas yang berjumlah 6
eksplan (3 eksplan wortel 3 eksplan nanas) Kalus merupakan sekumpulan
massa sel yang belum terdiferensiasi menjadi organ dari tanaman Kalus
yang muncul merupakan hasil dari pembelahana sel-sel yang berda dalam
jaringan eksplan Sedangkan eksplan yang lain mengalami browning dan
kontaminasi Kontaminasi ini dikarenakan media MS merupakan media
yang kaya akan nutrisi sehingga mikroba di sekeliling tanaman atau udara
sekitar eksplan juga tumbuh dan berkompetisi dengan eksplan
Prosentase keberhasilan dari kultur nanas adalah 30 dan
prosentase keberhasilan dari kultur wortel adalah 30 Tingkat
keberhasilan dari kultur wortel dan kultur nanas ini pling tinggi jika
dibandingkan dengan kultur bahan yang lain karena bahan tanam yang
21
digunakan lebih mudah menyerap media sehingga pertumbuhan kalus
lebih banyak dan lebih cepat
Pembentukan kalus ini akibat dari pengaruh hormon BAP yang
diberikan pada media BAP merupakan senyawa kelompok sitokinin yang
memacu pembelahan sel sehingga mampu memacu pembentukan kalus
atau massa sel Kalus yang terbentuk dapat dipacu untuk berdiferensiasi
menjadi tunas dengan menambahkan kandungan IBA pada media
Pengaruh BAP pada eksplan lebih dominan karena kandungan di dalam
media lebih besar daripada IBA sehingga terbentuklah kalus pada eksplan
E Kesimpulan dan Saran
1 Kesimpulan
a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan
terjadinya bowning kontaminasi media tanam
b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media
kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan
berkembang di dalam botol kultur
c Bahan tanam dari wortel dan nanas cukup mudah untuk menyerap
nutrisi di dalam media sehingga lebih cepat terbentuk kalus
d Kalus iterbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST
e Pengaruh BAP lebih tinggi jika dibandingkan dengan IBA karena
konsentrasi BAP yang lebih tinggi
f BAP merangsang pembelahan sel sehingga terbentuk kalus yang
berupa massa sel yang belum terdiferensiasi
g Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan nanas adalah 30 dan
pada kultur wortel adalah 30
2 Saran
Dalam proses penanaman sebaiknya dicontohkan terlebih dahulu
cara penanaman eksplan yang benar sehingga tidak terjadi kesalahan
sterilisasi bahan yang berakibat terjadinya kontaminasi ataupun browning
22
DAFTAR PUSTAKA
Ali NBV Estu R Hendro S 2003 Wortel dan Lobak Panebar Swadaya Bogor
Anonim 2003 Ananas comosus httpwwwproseanetorg Diakses pada tanggal
22 Desember 2008
Husen M 2008 Kontaminasi Dalam Kultur Jaringan httpeshafloracom
Diakses pada tanggal 18 Desember 2008
Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen
Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)
httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008
Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas
Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80
Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing
Group Inc New Jersey
23
I V KULTUR JARINGAN SANSIEVERA
A Pendahuluan
1 Latar Belakang
Sansievera merupakan tanaman hias yang sekarang sedang digemari
oleh para pecinta tanaman Selain mempunyai corak daun yang indah dan
unik mempunyai bentuk dan ukuran bervariasi tanaman ini juga berfungsi
sebagai penyerap polutan di udara sekitar tempat tumbuhnya Hal inilah
yang menyebabkan pecinta tanaman kembali melirik tanaman sansievera
Penciptaan varian-varian baru terus dilakukan untuk memperbaiki
keindahan dan keunikan dari daun sansievera Salah satu cara yang
digunakan untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan melakukan
kultur jaringan pada tanaman sansievera Diharapkan pada saat dikulturkan
secara terus-menerus terjadi perubahan genetik yang menyebabkan
keberagaman genetik dalam waktu yang relatif singkat sehingga tidak
membutuhkan waktu untuk menghasilkan satu varian yang baru
Selain itu kultur jaringan pada sansievera ju8ga serng digunakan
untuk menghasilkan anakan dalam jumlah yang banyak pada varietas yang
langka dan cukup sulit apabila dikembangbiakkan dengan cara vegetatif
biasa oleh karena itu kultur jaringan sangat bermanfaat bagi peningkatan
varietas baru dan pengembangbiakan varietas-varietas langka yang sulit
dikembangbiakkan
2 Tujuan
Tujuan dari praktikum acara IV ini adalah
Mengetahui teknik kultur jaringan sansievera
Mengetahui pengaruh BAP dan IBA terhadap pertumbuhan dan
perkembangan eksplan sansievera
3 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara IV ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29
Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
24
B Tinjauan Pustaka
Sitokinin juga mempunyai dua peran yang penting untuk propagasi
seara in vitro yaitu merupakan perangsang pembelahan sel dalam jaringan
yang dibuat eksplan dan merangsang pertumbuhan tunas daun namun
demikian kadar sitokinin yang optimal untuk pertumbuhan tunas dapat
menghambat pertumbuhan dan pembentukan akar Karena itu konsentrasi dari
sitokinin yang dipakai harus sesuai sehingga tidak menghambat pertumbuhan
dari eksplan (Wetherel 1988)
Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada
stek yang memiliki kadar auksin lebih t inggi lebih mampu menumbuhkan
akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi dari pada stek yang
memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah
jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai
katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan
sel Ada beberapa macam hormon dari kelompok auksin ini antara lain adalah
IAA (Indole Acetic Acid) NAA (Napthalen Acetic Acid) dan IBA (Indole
Butyric Acid) (Irwanto 2001)
Perbanyakan tanaman secara kultur jaringan ( tissue culture ) bertujuan
untuk mendapatkan tanaman dalam jumlah banyak dan seragam
pertumbuhannya Seiring dengan permintaan bibit sansievera yang semakin
meningkat cara perbanyakan secara konvensional menggunakan setek
anakan dan cabut pucuk tidak lagi bisa mencukupi Satu-satunya cara
perbanyakan yang sanggup memenuhi kebutuhan permintaan bibit dalam
jumlah besar itu hanyalah kultur jaringan
Eksplan yang digunakan adalah jaringan yang masih muda Jaringan
muda ini tersusun atas sel-sel yang masih muda dan aktif membelah sehingga
diharapkan bisa menghasilkan tanaman yang sempurna (Purwanto 2008)
Struktur kalus dari berbagai varietas yang digunakan berbeda-beda
tergantung kepada formulasi yang digunakan Biasanya struktur kalus
menggambarkan daya regenerasinya membentuk tunas dan akar Kalus yang
berbentuk globular (nodul-nodul) dan berwarna bening biasanya mempunyai
25
kemampuan lebih tinggi untuk membentuk tunas daripada kalus yang bersifat
kompak dan berwarna coklat-kehitaman Dalam hal ini media yang digunakan
untuk memacu regenerasi kalus akan sangat menentukan Keseimbangan
nutrisi dalam media tumbuh sangat mempengaruhi pertumbuhan kalus
maupun diferensiasinya membentuk tunas (Purnamaningsih 2006)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan pertumbuhan
plantlet akibat penambahan zat pengatur tumbuh BAP dan pikloram
Persentase daun normal terbesar didapat dari perlakuan B5 tanpa pikloram dan
BAP media MS tanpa pikloram Pertumbuhan akar plantlet lebih baik yang
dikulturkan pada media MS tanpa hormon atau dengan penambahan hormon
dengan konsentrasi terendah (Anonim 2008)
Pada sansievera metode kultur jaringan lebih sering diterapkan untuk
membiakkan jenis yang menghasilkan anakan seperti jenis S cylindrica dan
jenis yang langka Eksplan diambil dari nmata tunas pucuk rimpang atau
pucuk daun sepanjang 1 cm sebelum ditanam eksplan disterilisasi terlebih
dahulu untuk menghindari kontaminasi (Pramono 2008)
C Alat Bahan Dan Cara Kerja
1 Alat
- Laminar air flow cabinet
- Petridish dan botol-botol kultur
- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes
- Eksplan sansievera ( sansievera sp)
- Media kultur
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin)
2 Bahan
- Sansievera (sansievera sp)
- Media kultur
26
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin)
3 Cara Kerja
- Mempersiapkan eksplan
- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan
a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit
dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3
menit
b Membilas eksplan dengan aquadest steril
- Melakukan penanaman eksplan
a Membuka plastik penutup botol media kultur
b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan
pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api
c Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari
kontaminasi
- Melakukan pemeliharaan eksplan
a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur
b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol
c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus
2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi
- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati
a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar
tunas daun dan kalus (HST)
b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas
dan daun
c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan
- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir
pengamatan
27
D Hasil dan Pembahasan
1 Hasil
Tabel 41 Rekapan kultur Jaringan tanaman sansievera (Sansievera sp)
Mcam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasil
an
Sansie
vera
1 - - - - - - -
20
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - - - - -
5 5 MST - - - 8 akar - -
6 - - - - - - -
7 - - - - - - -
8 5 MST - - - 6 akar - -
9 - - - - - - -
10 - - - - - - -
Sumber Laporan Sementara
2 Pembahasan
Bahan tanam yang digunakan pada kultur jaringan sansievera ini
adalah potongan daun sansievera Setelah dilakukan pencucian bahan
dengan menggunakan fungisida dan bakterisida jaringan tanaman segera
ditanam dalam botol kultur Pada saat penanaman dilakukan bersamaan
dengan sterilisasi eksplan yang dilakukan di dalam LAFC
Pada saat penanaman sebaiknya bahan atanama ditanam dalam
keadaan berdiri bukan rebah Hal ini untuk memudahkan penyerapan
nutrisi yang ada di dalam media Apabila penanaman dilakukan dalam
keadaan rebah bagian daun yang mengadakan kontak dengan media
merupakan daun yang tidak mengalami pelukaan sehingga nutrisi dari
media akan sulit masuk ke dalam jaringan aeksplan
Pada kultur jaringan sansievera ini muncul akar ketika eksplan
berumur 5 MST Dari 10 eksplan yang ditanam eksplan yang
mengeluarkan akar berjumlah dua Akar yang muncul berjumlah masing-
masing 8 akar dan 6 akar Eksplan yang lain mengalami kematian akibat
terjadinya kontaminasi oleh jamur dan bakteri dan juga terjadinya
browning Kontaminasi terjadi karena sterilisasi yang kurang sempurna
28
dan browning terjadi akibat perendaman (untuk tujuan sterilisasi bahan)
klorox yang terlalu lama sehingga jaringan dari sansievera mengalami
browning
Gejala dari kontaminasi bakteri adalah munculnya hifa dari jamur
dan dalam waktu singkat memenuhi media kultur sedangkan gejala
serangan bakteri adalah adanya lendir pada media yang mencirikan koloni
dari bakteri Gejala dari browning sendiri adalah perubahan warna dari
eksplan menjadi hitam atau kepucatan pada jaringan-jaringan yang berada
di tepi
Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan pada sansievera ini
adalah 20 dengan jumlah akar yang terbentuk pada eksplan masing-
masing adalah 8 akar dan 6 akar Tumbuhnya akar pada kultur yang
mengalami keberhasilan merupakan peran dari zat pengatur tumbuh yang
ditambahkan Zat pengatur tumbuh yang ditambahkan adalah BAP dan
IBA BAP merupakan pemacu tunas sedangkan IBA merupakan pemicu
pertumbuhan akar Walaupun konsentrasi dari IBA lebih kecil jika
dibandingkan dengan BAP pertumbuhan akar disini bukan semata-mata
karena hal tersebut Faktor jenis tumbuhan juga mempengaruhi eksplan
sehingga organ yang muncul adalah akar dan Interaksi dari IBA dan BAP
mendorong pertumbuhan dari akar
E Kesimpulan dan Saran
1 Kesimpulan
a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan
terjadinya bowning kontaminasi media tanam
b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media
kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan
berkembang di dalam botol kultur
c Bahan tanam dari sansievera ditanam dalam keadaan tegak agar
eksplan mudah dalam menyerap nutrisi
d Akar terbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST
29
e Pembentukan akar ddidorong oleh adanya zat pengatur tumbuh IBA
dan BAP yang diberikan pada media tanam
f Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan sansivera adalah 20
keberhasilan kultur dilihat dari munculnya akar pada eksplan
2 Saran
Sebelum sterilisasi dilakukan sebaiknya bahan tanaman yang akan
digunakan permukaannya digosok dengan pemotong untuk menghilangkan
lapisan lilin yang melekat pada permukaan daun agar penyerapan nutrisi
berlangsung lebih mudah
30
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2008Pengaruh Komposisi Media Dasar Penambahan BAP dan
Pikloram terhadap Induksi Tunas Bawang Merah
httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 23 Desember
2008
Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen
Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)
httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008
Pramono S 2008 Pesona Sansievera PT agro Media Pustaka Jakarta
Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas
Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80
Purwanto AW 2008 Sansievera Flora Cantik Penyerap Racun Kanisius
Yogyakarta
Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing
Group Inc New Jersey
12
adalah 0 Eksplan yang dikulturkan tidak ada yang hidup Eksplan yang
ditanam menjadi kekuningan karena browning dan sebagian lagi
mengalami kontaminasi oleh berbagai macam jamur
Kontaminasi oleh berbagai macam jamur disebabkan oleh sterilisasi
yang kurang sempurna sehingga mikroba-mikroba yang ada didalam
maupun disekitar eksplan berkembang biak di dalam media Sterilisasi
yang kurang sempurna kemungkinan besar terjadi pada saat eksplan akan
ditanam di dalam botol kultur
Pada saat eksplan akan ditanam dilakukan sterilisasi bahan tanam
dengan menggunakan alkohol 96 dan larutan Clorox 525 Apabila
perendaman dalam larutan terlalu cepat maka mikroba yang ada
kemungkinan masih terbawa di sekitar permukaan eksplan sehingga
peristiwa kontaminasi tidak dapat dihindarkan
Eksplan mawar tekontaminasi oleh jamur dan bakteri pada
kontaminasi jamur terlihat hifa putih hingga hitam (jenis yang berbeda)
muncul pada media ataupun pada bahan tanam Sedangkan kontaminasi
oleh bakteri terlihat cairan kental di sekitar bahan tanam maupun media
yang merupakan kumpulan massa bakteri Kontaminasi yang terjadi
disebabakan oleh faktor media ataupun bahan tanam yang sterilisasinya
kurang sempurna Sterilisasi yang kurang sempurna ini mengakibatkan
tumbuhnya mikroba dalam media yang sangat kaya akan nutrisi
Sebagian dari eksplan mawar terkontaminasi oleh bakteri dan jamur
sedangkan sebagian yang lain mengalami browning yaitu matinya eksplan
karena terlalu lama mengalami sterilisasi Fungsi dari sterilisasi adalah
membunuh mikroba akan tetapi apabila sterilisasi yang dilakukan terlalu
lama maka jaringan tanaman juga akan ikut mati atau terjadi browning
Apabila dibandingkan dengan bahan lain yang digunakan untuk
kultur jaringan bahan tanam mawar memiliki prosentase keberhasilan
paling rendah yaitu 0 Hal ini dikarenakan eksplan yang digunakan
berupa batang yang mempunyai permukaan yang cukup sulit untuk
ditembus oleh media sehingga media agak sulit untuk masuk ke dalam
13
jaringan eksplan dan menyebabkan eksplan menjadi coklat kekuningan
karena tidak mendapatkan nutrisi yang cukup
Pengaruh dari BAP dan IBA terhadap eksplan mawar ini belum bisa
diamati karena seluruh eksplan mati karena terkontaminasi maupun karena
sterilisasi bahan tanam yang terlalu lama Fungsi dari BAP adalah sebagai
pemacu tunas sedangkan IBA digunakan sebagai pemacu akar
E Kesimpulan dan Saran
1 Kesimpulan
a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan
terjadinya bowning kontaminasi media tanam dan sifat bahan tanam
yang agak sulit untuk menyerap media
b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media
kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masiih hidup dan
berkembang di dalam botol kultur
c Pengaruh BAP dan IBA belum bisa diamati karena eksplan mati
sedangkan fungsi dari IBA digunakan sebagai permacu pertumbuhan
akar sedangkan BAP sebagai pemacu pertumbuhan tunas
d Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan mawar ini adalah 0
2 Saran
Saran yang bisa kami berikan adalah pada saat sterilisasi jangan
terlalu singkat melakukan perendaman dengan bahan klorox karena
sterilisasi yang dilakukan terkadang belum membunuh keseluruhan
mikrobia sehingga terjadi kontaminasi
14
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2008 Perbanyakan Mawar secara Stenting (Stek dan grafting)
httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 22 Desember
2008
IbrahimMSD N Nova K Nurliani B 2004 Studi Pendahuluan Induksi
Kalus Embriogenik Dari Eksplan Daun Echinaceae purpureaBuletin TRO
Vol XV No 2 2004
Nia 2008 Hormon Pertumbuhan Pada Tumbuhan
httpanthuriumonlinewordpresscom Diakses pada tanggal 22 Desember
2008
Rahardja PE 1988 Kultur Jaringan Teknik Perbanyakan Tanaman Secara
Modern Panebar Swadaya Jakarta
Sofia D 2007 Pengaruh Berbagai Konsentrasi Benzyl Amino Purine Dan
Cycocel Terhadap Pertumbuhan Embrio Kedelai (Glysine max L Marr)
USU Reposytor
15
III KULTUR JARINGAN NANAS DAN WORTEL
A Pendahuluan
1 Latar Belakang
Wortel (Daucus carota) adalah tumbuhan sayur yang ditanam
sepanjang tahun Terutama di daerah pegunungan yang memiliki suhu
udara dingin dan lembab kurang lebih pada ketinggian 1200 ineter di atas
permukaan laut Tumbuhan wortel mernbutuhkan sinar matahari dan dapat
turnbuh pada sernua musim Menurut para botanis wortel (Daucus carota)
dapat dibedakan atas beberapa jenis di antaranya Wortel (Daucus carota
Linn) Jenis imperator yakni wortel yang memiliki umbi akar berukuran
panjang dengan ujung meruncing dan rasanya kurang manis - jenis
chantenang yakni wortel yang memiliki umbi akar berbentuk bulat
panjang dan rasanya manis Perbanyakan secara kultur in vitro pada wortel
dilakukan untuk memperbanyak tanaman dan juga sebagai bahan pelatihan
kultur jaringan karena perlakuan sterilisasi dan penanaman relatif lebih
mudah
Sedangkan prospek penerapan teknik kultur in vitro tanaman nanas
di Indonesia cukup bagus terutama untuk mengatasi permasalahan
perbanyakan nanas Si Madu yang kemungkinan me-rupakan pertumbuhan
sel mutan dari tanaman khimera Masalah yang dihadapi dalam
perbanyakan vegetatif nanas Si Madu secara konvensional adalah
timbulnya keragaman sehingga sifat pohon induknya tidak dapat
dipertahankan Melalui jalur embrio-genesis karakteristik nanas Si Madu
diharapkan dapat dipertahankan Dalam hal ini tanaman (planlet) yang
dihasil-kan dari jalur embriogenesis berasal dari satu sel sehingga
terjadinya khimera dapat dihindari
2 Tujuan
Tujuan dari praktikum acara III ini adalah
Mengetahui teknik kultur jaringan nanas dan wortel
16
Mengetahui pengaruh bap dan iba terhadap pertumbuhan dan
perkembangan eksplan nanas dan wortel
3 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara III ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29
Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
B Tinjauan Pustaka
Suatu aturan sederhana yang mungkin dapat digunakan sebagai
pegangan adalah bahwa kita harus menggunakan tanaman sumber eksplan
yang sehat dan tumbuh kuat memilih jaringan yang muda dan menggunakan
eksplan yang cukup besar tetapi meskipun demikian banyak pengecualian-
pengecualiannya Sehingga kadang-kadang perlu melakukan langkah coba-
coba bila akan mengkulturkan suatu species atau varietas tanaman yang belum
pernah dilakukan sebelumnya (Wetherel 1988)
Kontaminasi dari eksplanlah yang paling sulit diatasi karena dalam hal
ini metode sterilisasi harus selektif Walaupun sterilisasi telah dilakukan
dengan berbagai cara namun kadang-kadang kontaminasi tetap saja terjadi
Dalam hal ini dikarenakan pada eksplan telah terjadi kontaminasi internal
Cara penggulangannya dilakukan treatment pada tanaman yang akan dijadikan
sebagai sumber eksplan Treatment-nya adalah dengan mengisolasi eksplan
disemprot dengan bakterisida fungisida selama 3 bulan setiap hari dengan
konsentrasi 150-200 mgl (Anonim 2008)
Proses pemberian hormon harus memperhatikan jumlah dan
konsentrasinya agar didapatkan sistim perakaran yang baik dalam waktu
relatif singkat Konsentrasi dan jumlah hormon ini sangat tergant ung pada
faktor-faktor sepert umur bahan stek waktulamanya pemberian hormon cara
pemberian hormon jenis tanaman dan sistim stek yang digunakan (Yasman
dan Smits 1988) Berdasarkan pengalaman kelompok auksin yang baik untuk
perakaran terutama untuk tanaman kehutanan Dipterocarpaceae adalah dari
kelompok IBA (Indole Butyric Acid) (Irwanto 2001)
17
Nanas diperbanyak dengan mahkota atau stek Secara umum bahan
penanaman yang baik digunakan untuk pertumbuhan dan pembuahan yang
seragam Untuk nanas yang ditanam untuk pasar buah segar dan dimana
semua bahan tanam bernilai campuran tipe tunas dapat digunakan Propagasi
vegetatif dengan tunas daun dimana setiap satu buku dari mahkota atau sulur
yang masak dapat memproduksi bibit merupakan teknik yang berguna untuk
menyediakan lebih dari 40 bibit per tunas terutama dari mahkota daunnya
Penanaman dengan kultur jaringan telah dikembangkan terutama introduksi
baru klon atau hibrid Penanaman biasanya dalam 2 garis dengan parit yang
lebar (Anonim 2003)
Tanaman wortel diperbanyak dengan bijinya Biji untuk penanaman ini
dikenal dengan istilah benih Benih wortel berwarna cokelat ukurannya keci
berbulu dan saling melekat satu sama lain Setiap 1 gr benih terdapat 200 biji
Benih wortel dapat diperoleh dengan cara membeli di kios atau toko-toko
pertanian Kebutuhan benih wortel untuk setiap hektarnya sekitar 15 kg-3 kg
(Ali et al2003)
Zat pengatur tumbuh dari golongan auksin berperan antara lain dalam
pembentukan kalus morfogenesis akar dan tunas serta embriogenesis
Pemilihan konsentrasi dan jenis auksin ditentukan antara lain oleh tipe
pertumbuhan dan perkembangan eksplan yang dikehendaki Penggunaan
auksin dengan daya aktivitas kuat (antara lain 24-D NAA atau
dikombinasikan dengan sitokinin dengan konsentrasi rendah) umumnya
digunakan untuk induksi kalus embriogenik Selain itu jenis dan konsentrasi
hormon jenis asam amino serta rasio auksin dan sitokinin sangat menentukan
dalam menginduksi pembentukan kalus ( Purnamaningsih 2006)
C Alat Bahan Dan Cara Kerja
1 Alat
- Laminar air flow cabinet
- Petridish danbotol-botol kultur
- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes
18
2 Bahan
- Eksplan nanas (Ananas comosus)
- Eksplan wortel (Daucus carota)
- Media kultur
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin) 525
3 Cara Kerja
- Mempersiapkan eksplan
- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan
a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit
dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3
menit
b Membilas eksplan dengan aquadest steril
- Melakukan penanaman eksplan
a Membuka plastik penutup botol media kultur
b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan
pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api
a Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari
kontaminasi
- Melakukan pemeliharaan eksplan
a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur
b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan luar botol
c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus
2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi
- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati
a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar
tunas daun dan kalus (HST)
b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas
dan daun
19
c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan
- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir
pengamatan
D Hasil dan Pembahasan
1 Hasil
Tabel 31 rekapan kultur jaringan tanaman nanas (Ananas comosus)
Macam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasilan
nanas 1 - - - - - - -
30
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - 5 MST - - -
5 - - - - - - -
6 - - - 5 MST - - -
7 - - - - - - -
8 - - - 5 MST - - -
9 - - - - - - -
10 - - - - - - -
Sumber Laporan sementara
Tabel 32 Rekapan Kultur Jaringan Tanaman wortel (Daucus carota)
Macam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasilan
Wortel
1 - - - - - - -
30
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - - - - -
5 - - - 5 MST - - -
6 - - - - - - -
7 - - - - - - -
8 - - - - - - -
9 - - - 5 MST - - -
10 - - - 5 MST - - -
Sumber Laporan Sementara
2 Pembahasan
Bahan eksplan yang digunakan berupa umbi wortel dan daging
bonggol dari mahkota nanas Bahan yang digunakan dari kedua tanaman
ini mempunyai karakteristik yang sama yaitu keduanya merupakan
20
jaringan tebal dan berair pada bahan tanam sebelum dilakukan penanaman
terlebuih dahulu dilakukan sterilisasi
Sterilisasi eksplan dilakukan menggunakan clorox (sunclin) dengan
melakukan perendaman selama plusmn 3 menit pada bahan dan membilas bahan
dengan aquadest Sterilisasi bahan harus dilakukan dengan tepat apabila
perendaman clorox terlalu lama maka jaringan dari bahan tanam akan
mengalami kematian (browning) sehingga tidak mampu membentuk
individu baru apabila sterilisasi terlalu singkat maka bahan tanam yang
digunakan akan membawa bibit ndash bibit kontaminasi
Kontaminasi dari eksplanlah yang paling sulit diatasi walaupun
sterilisasi telah dilakukan dengan berbagai cara namun kadang-kadang
kontaminasi tetap saja terjadi Dalam hal ini dikarenakan pada eksplan
telah terjadi kontaminasi internal Cara penggulangannya dilakukan
treatment pada tanaman yang akan dijadikan sebagai sumber eksplan
dengan mencuci eksplan pada larutan fungisida dan bakterisida Untuk
menanggulangi kontamiknasi setelah ekspaln dikulturkan maka dilakukan
pemeliharaan secara dengan melakukan penyemprotan spirtus ataupun
alkohol pada permukaan botol kultur dua hari sekali
Pada 5 MST muncul kalus pada wortel dan nanas yang berjumlah 6
eksplan (3 eksplan wortel 3 eksplan nanas) Kalus merupakan sekumpulan
massa sel yang belum terdiferensiasi menjadi organ dari tanaman Kalus
yang muncul merupakan hasil dari pembelahana sel-sel yang berda dalam
jaringan eksplan Sedangkan eksplan yang lain mengalami browning dan
kontaminasi Kontaminasi ini dikarenakan media MS merupakan media
yang kaya akan nutrisi sehingga mikroba di sekeliling tanaman atau udara
sekitar eksplan juga tumbuh dan berkompetisi dengan eksplan
Prosentase keberhasilan dari kultur nanas adalah 30 dan
prosentase keberhasilan dari kultur wortel adalah 30 Tingkat
keberhasilan dari kultur wortel dan kultur nanas ini pling tinggi jika
dibandingkan dengan kultur bahan yang lain karena bahan tanam yang
21
digunakan lebih mudah menyerap media sehingga pertumbuhan kalus
lebih banyak dan lebih cepat
Pembentukan kalus ini akibat dari pengaruh hormon BAP yang
diberikan pada media BAP merupakan senyawa kelompok sitokinin yang
memacu pembelahan sel sehingga mampu memacu pembentukan kalus
atau massa sel Kalus yang terbentuk dapat dipacu untuk berdiferensiasi
menjadi tunas dengan menambahkan kandungan IBA pada media
Pengaruh BAP pada eksplan lebih dominan karena kandungan di dalam
media lebih besar daripada IBA sehingga terbentuklah kalus pada eksplan
E Kesimpulan dan Saran
1 Kesimpulan
a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan
terjadinya bowning kontaminasi media tanam
b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media
kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan
berkembang di dalam botol kultur
c Bahan tanam dari wortel dan nanas cukup mudah untuk menyerap
nutrisi di dalam media sehingga lebih cepat terbentuk kalus
d Kalus iterbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST
e Pengaruh BAP lebih tinggi jika dibandingkan dengan IBA karena
konsentrasi BAP yang lebih tinggi
f BAP merangsang pembelahan sel sehingga terbentuk kalus yang
berupa massa sel yang belum terdiferensiasi
g Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan nanas adalah 30 dan
pada kultur wortel adalah 30
2 Saran
Dalam proses penanaman sebaiknya dicontohkan terlebih dahulu
cara penanaman eksplan yang benar sehingga tidak terjadi kesalahan
sterilisasi bahan yang berakibat terjadinya kontaminasi ataupun browning
22
DAFTAR PUSTAKA
Ali NBV Estu R Hendro S 2003 Wortel dan Lobak Panebar Swadaya Bogor
Anonim 2003 Ananas comosus httpwwwproseanetorg Diakses pada tanggal
22 Desember 2008
Husen M 2008 Kontaminasi Dalam Kultur Jaringan httpeshafloracom
Diakses pada tanggal 18 Desember 2008
Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen
Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)
httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008
Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas
Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80
Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing
Group Inc New Jersey
23
I V KULTUR JARINGAN SANSIEVERA
A Pendahuluan
1 Latar Belakang
Sansievera merupakan tanaman hias yang sekarang sedang digemari
oleh para pecinta tanaman Selain mempunyai corak daun yang indah dan
unik mempunyai bentuk dan ukuran bervariasi tanaman ini juga berfungsi
sebagai penyerap polutan di udara sekitar tempat tumbuhnya Hal inilah
yang menyebabkan pecinta tanaman kembali melirik tanaman sansievera
Penciptaan varian-varian baru terus dilakukan untuk memperbaiki
keindahan dan keunikan dari daun sansievera Salah satu cara yang
digunakan untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan melakukan
kultur jaringan pada tanaman sansievera Diharapkan pada saat dikulturkan
secara terus-menerus terjadi perubahan genetik yang menyebabkan
keberagaman genetik dalam waktu yang relatif singkat sehingga tidak
membutuhkan waktu untuk menghasilkan satu varian yang baru
Selain itu kultur jaringan pada sansievera ju8ga serng digunakan
untuk menghasilkan anakan dalam jumlah yang banyak pada varietas yang
langka dan cukup sulit apabila dikembangbiakkan dengan cara vegetatif
biasa oleh karena itu kultur jaringan sangat bermanfaat bagi peningkatan
varietas baru dan pengembangbiakan varietas-varietas langka yang sulit
dikembangbiakkan
2 Tujuan
Tujuan dari praktikum acara IV ini adalah
Mengetahui teknik kultur jaringan sansievera
Mengetahui pengaruh BAP dan IBA terhadap pertumbuhan dan
perkembangan eksplan sansievera
3 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara IV ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29
Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
24
B Tinjauan Pustaka
Sitokinin juga mempunyai dua peran yang penting untuk propagasi
seara in vitro yaitu merupakan perangsang pembelahan sel dalam jaringan
yang dibuat eksplan dan merangsang pertumbuhan tunas daun namun
demikian kadar sitokinin yang optimal untuk pertumbuhan tunas dapat
menghambat pertumbuhan dan pembentukan akar Karena itu konsentrasi dari
sitokinin yang dipakai harus sesuai sehingga tidak menghambat pertumbuhan
dari eksplan (Wetherel 1988)
Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada
stek yang memiliki kadar auksin lebih t inggi lebih mampu menumbuhkan
akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi dari pada stek yang
memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah
jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai
katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan
sel Ada beberapa macam hormon dari kelompok auksin ini antara lain adalah
IAA (Indole Acetic Acid) NAA (Napthalen Acetic Acid) dan IBA (Indole
Butyric Acid) (Irwanto 2001)
Perbanyakan tanaman secara kultur jaringan ( tissue culture ) bertujuan
untuk mendapatkan tanaman dalam jumlah banyak dan seragam
pertumbuhannya Seiring dengan permintaan bibit sansievera yang semakin
meningkat cara perbanyakan secara konvensional menggunakan setek
anakan dan cabut pucuk tidak lagi bisa mencukupi Satu-satunya cara
perbanyakan yang sanggup memenuhi kebutuhan permintaan bibit dalam
jumlah besar itu hanyalah kultur jaringan
Eksplan yang digunakan adalah jaringan yang masih muda Jaringan
muda ini tersusun atas sel-sel yang masih muda dan aktif membelah sehingga
diharapkan bisa menghasilkan tanaman yang sempurna (Purwanto 2008)
Struktur kalus dari berbagai varietas yang digunakan berbeda-beda
tergantung kepada formulasi yang digunakan Biasanya struktur kalus
menggambarkan daya regenerasinya membentuk tunas dan akar Kalus yang
berbentuk globular (nodul-nodul) dan berwarna bening biasanya mempunyai
25
kemampuan lebih tinggi untuk membentuk tunas daripada kalus yang bersifat
kompak dan berwarna coklat-kehitaman Dalam hal ini media yang digunakan
untuk memacu regenerasi kalus akan sangat menentukan Keseimbangan
nutrisi dalam media tumbuh sangat mempengaruhi pertumbuhan kalus
maupun diferensiasinya membentuk tunas (Purnamaningsih 2006)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan pertumbuhan
plantlet akibat penambahan zat pengatur tumbuh BAP dan pikloram
Persentase daun normal terbesar didapat dari perlakuan B5 tanpa pikloram dan
BAP media MS tanpa pikloram Pertumbuhan akar plantlet lebih baik yang
dikulturkan pada media MS tanpa hormon atau dengan penambahan hormon
dengan konsentrasi terendah (Anonim 2008)
Pada sansievera metode kultur jaringan lebih sering diterapkan untuk
membiakkan jenis yang menghasilkan anakan seperti jenis S cylindrica dan
jenis yang langka Eksplan diambil dari nmata tunas pucuk rimpang atau
pucuk daun sepanjang 1 cm sebelum ditanam eksplan disterilisasi terlebih
dahulu untuk menghindari kontaminasi (Pramono 2008)
C Alat Bahan Dan Cara Kerja
1 Alat
- Laminar air flow cabinet
- Petridish dan botol-botol kultur
- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes
- Eksplan sansievera ( sansievera sp)
- Media kultur
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin)
2 Bahan
- Sansievera (sansievera sp)
- Media kultur
26
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin)
3 Cara Kerja
- Mempersiapkan eksplan
- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan
a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit
dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3
menit
b Membilas eksplan dengan aquadest steril
- Melakukan penanaman eksplan
a Membuka plastik penutup botol media kultur
b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan
pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api
c Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari
kontaminasi
- Melakukan pemeliharaan eksplan
a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur
b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol
c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus
2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi
- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati
a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar
tunas daun dan kalus (HST)
b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas
dan daun
c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan
- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir
pengamatan
27
D Hasil dan Pembahasan
1 Hasil
Tabel 41 Rekapan kultur Jaringan tanaman sansievera (Sansievera sp)
Mcam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasil
an
Sansie
vera
1 - - - - - - -
20
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - - - - -
5 5 MST - - - 8 akar - -
6 - - - - - - -
7 - - - - - - -
8 5 MST - - - 6 akar - -
9 - - - - - - -
10 - - - - - - -
Sumber Laporan Sementara
2 Pembahasan
Bahan tanam yang digunakan pada kultur jaringan sansievera ini
adalah potongan daun sansievera Setelah dilakukan pencucian bahan
dengan menggunakan fungisida dan bakterisida jaringan tanaman segera
ditanam dalam botol kultur Pada saat penanaman dilakukan bersamaan
dengan sterilisasi eksplan yang dilakukan di dalam LAFC
Pada saat penanaman sebaiknya bahan atanama ditanam dalam
keadaan berdiri bukan rebah Hal ini untuk memudahkan penyerapan
nutrisi yang ada di dalam media Apabila penanaman dilakukan dalam
keadaan rebah bagian daun yang mengadakan kontak dengan media
merupakan daun yang tidak mengalami pelukaan sehingga nutrisi dari
media akan sulit masuk ke dalam jaringan aeksplan
Pada kultur jaringan sansievera ini muncul akar ketika eksplan
berumur 5 MST Dari 10 eksplan yang ditanam eksplan yang
mengeluarkan akar berjumlah dua Akar yang muncul berjumlah masing-
masing 8 akar dan 6 akar Eksplan yang lain mengalami kematian akibat
terjadinya kontaminasi oleh jamur dan bakteri dan juga terjadinya
browning Kontaminasi terjadi karena sterilisasi yang kurang sempurna
28
dan browning terjadi akibat perendaman (untuk tujuan sterilisasi bahan)
klorox yang terlalu lama sehingga jaringan dari sansievera mengalami
browning
Gejala dari kontaminasi bakteri adalah munculnya hifa dari jamur
dan dalam waktu singkat memenuhi media kultur sedangkan gejala
serangan bakteri adalah adanya lendir pada media yang mencirikan koloni
dari bakteri Gejala dari browning sendiri adalah perubahan warna dari
eksplan menjadi hitam atau kepucatan pada jaringan-jaringan yang berada
di tepi
Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan pada sansievera ini
adalah 20 dengan jumlah akar yang terbentuk pada eksplan masing-
masing adalah 8 akar dan 6 akar Tumbuhnya akar pada kultur yang
mengalami keberhasilan merupakan peran dari zat pengatur tumbuh yang
ditambahkan Zat pengatur tumbuh yang ditambahkan adalah BAP dan
IBA BAP merupakan pemacu tunas sedangkan IBA merupakan pemicu
pertumbuhan akar Walaupun konsentrasi dari IBA lebih kecil jika
dibandingkan dengan BAP pertumbuhan akar disini bukan semata-mata
karena hal tersebut Faktor jenis tumbuhan juga mempengaruhi eksplan
sehingga organ yang muncul adalah akar dan Interaksi dari IBA dan BAP
mendorong pertumbuhan dari akar
E Kesimpulan dan Saran
1 Kesimpulan
a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan
terjadinya bowning kontaminasi media tanam
b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media
kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan
berkembang di dalam botol kultur
c Bahan tanam dari sansievera ditanam dalam keadaan tegak agar
eksplan mudah dalam menyerap nutrisi
d Akar terbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST
29
e Pembentukan akar ddidorong oleh adanya zat pengatur tumbuh IBA
dan BAP yang diberikan pada media tanam
f Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan sansivera adalah 20
keberhasilan kultur dilihat dari munculnya akar pada eksplan
2 Saran
Sebelum sterilisasi dilakukan sebaiknya bahan tanaman yang akan
digunakan permukaannya digosok dengan pemotong untuk menghilangkan
lapisan lilin yang melekat pada permukaan daun agar penyerapan nutrisi
berlangsung lebih mudah
30
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2008Pengaruh Komposisi Media Dasar Penambahan BAP dan
Pikloram terhadap Induksi Tunas Bawang Merah
httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 23 Desember
2008
Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen
Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)
httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008
Pramono S 2008 Pesona Sansievera PT agro Media Pustaka Jakarta
Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas
Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80
Purwanto AW 2008 Sansievera Flora Cantik Penyerap Racun Kanisius
Yogyakarta
Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing
Group Inc New Jersey
13
jaringan eksplan dan menyebabkan eksplan menjadi coklat kekuningan
karena tidak mendapatkan nutrisi yang cukup
Pengaruh dari BAP dan IBA terhadap eksplan mawar ini belum bisa
diamati karena seluruh eksplan mati karena terkontaminasi maupun karena
sterilisasi bahan tanam yang terlalu lama Fungsi dari BAP adalah sebagai
pemacu tunas sedangkan IBA digunakan sebagai pemacu akar
E Kesimpulan dan Saran
1 Kesimpulan
a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan
terjadinya bowning kontaminasi media tanam dan sifat bahan tanam
yang agak sulit untuk menyerap media
b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media
kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masiih hidup dan
berkembang di dalam botol kultur
c Pengaruh BAP dan IBA belum bisa diamati karena eksplan mati
sedangkan fungsi dari IBA digunakan sebagai permacu pertumbuhan
akar sedangkan BAP sebagai pemacu pertumbuhan tunas
d Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan mawar ini adalah 0
2 Saran
Saran yang bisa kami berikan adalah pada saat sterilisasi jangan
terlalu singkat melakukan perendaman dengan bahan klorox karena
sterilisasi yang dilakukan terkadang belum membunuh keseluruhan
mikrobia sehingga terjadi kontaminasi
14
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2008 Perbanyakan Mawar secara Stenting (Stek dan grafting)
httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 22 Desember
2008
IbrahimMSD N Nova K Nurliani B 2004 Studi Pendahuluan Induksi
Kalus Embriogenik Dari Eksplan Daun Echinaceae purpureaBuletin TRO
Vol XV No 2 2004
Nia 2008 Hormon Pertumbuhan Pada Tumbuhan
httpanthuriumonlinewordpresscom Diakses pada tanggal 22 Desember
2008
Rahardja PE 1988 Kultur Jaringan Teknik Perbanyakan Tanaman Secara
Modern Panebar Swadaya Jakarta
Sofia D 2007 Pengaruh Berbagai Konsentrasi Benzyl Amino Purine Dan
Cycocel Terhadap Pertumbuhan Embrio Kedelai (Glysine max L Marr)
USU Reposytor
15
III KULTUR JARINGAN NANAS DAN WORTEL
A Pendahuluan
1 Latar Belakang
Wortel (Daucus carota) adalah tumbuhan sayur yang ditanam
sepanjang tahun Terutama di daerah pegunungan yang memiliki suhu
udara dingin dan lembab kurang lebih pada ketinggian 1200 ineter di atas
permukaan laut Tumbuhan wortel mernbutuhkan sinar matahari dan dapat
turnbuh pada sernua musim Menurut para botanis wortel (Daucus carota)
dapat dibedakan atas beberapa jenis di antaranya Wortel (Daucus carota
Linn) Jenis imperator yakni wortel yang memiliki umbi akar berukuran
panjang dengan ujung meruncing dan rasanya kurang manis - jenis
chantenang yakni wortel yang memiliki umbi akar berbentuk bulat
panjang dan rasanya manis Perbanyakan secara kultur in vitro pada wortel
dilakukan untuk memperbanyak tanaman dan juga sebagai bahan pelatihan
kultur jaringan karena perlakuan sterilisasi dan penanaman relatif lebih
mudah
Sedangkan prospek penerapan teknik kultur in vitro tanaman nanas
di Indonesia cukup bagus terutama untuk mengatasi permasalahan
perbanyakan nanas Si Madu yang kemungkinan me-rupakan pertumbuhan
sel mutan dari tanaman khimera Masalah yang dihadapi dalam
perbanyakan vegetatif nanas Si Madu secara konvensional adalah
timbulnya keragaman sehingga sifat pohon induknya tidak dapat
dipertahankan Melalui jalur embrio-genesis karakteristik nanas Si Madu
diharapkan dapat dipertahankan Dalam hal ini tanaman (planlet) yang
dihasil-kan dari jalur embriogenesis berasal dari satu sel sehingga
terjadinya khimera dapat dihindari
2 Tujuan
Tujuan dari praktikum acara III ini adalah
Mengetahui teknik kultur jaringan nanas dan wortel
16
Mengetahui pengaruh bap dan iba terhadap pertumbuhan dan
perkembangan eksplan nanas dan wortel
3 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara III ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29
Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
B Tinjauan Pustaka
Suatu aturan sederhana yang mungkin dapat digunakan sebagai
pegangan adalah bahwa kita harus menggunakan tanaman sumber eksplan
yang sehat dan tumbuh kuat memilih jaringan yang muda dan menggunakan
eksplan yang cukup besar tetapi meskipun demikian banyak pengecualian-
pengecualiannya Sehingga kadang-kadang perlu melakukan langkah coba-
coba bila akan mengkulturkan suatu species atau varietas tanaman yang belum
pernah dilakukan sebelumnya (Wetherel 1988)
Kontaminasi dari eksplanlah yang paling sulit diatasi karena dalam hal
ini metode sterilisasi harus selektif Walaupun sterilisasi telah dilakukan
dengan berbagai cara namun kadang-kadang kontaminasi tetap saja terjadi
Dalam hal ini dikarenakan pada eksplan telah terjadi kontaminasi internal
Cara penggulangannya dilakukan treatment pada tanaman yang akan dijadikan
sebagai sumber eksplan Treatment-nya adalah dengan mengisolasi eksplan
disemprot dengan bakterisida fungisida selama 3 bulan setiap hari dengan
konsentrasi 150-200 mgl (Anonim 2008)
Proses pemberian hormon harus memperhatikan jumlah dan
konsentrasinya agar didapatkan sistim perakaran yang baik dalam waktu
relatif singkat Konsentrasi dan jumlah hormon ini sangat tergant ung pada
faktor-faktor sepert umur bahan stek waktulamanya pemberian hormon cara
pemberian hormon jenis tanaman dan sistim stek yang digunakan (Yasman
dan Smits 1988) Berdasarkan pengalaman kelompok auksin yang baik untuk
perakaran terutama untuk tanaman kehutanan Dipterocarpaceae adalah dari
kelompok IBA (Indole Butyric Acid) (Irwanto 2001)
17
Nanas diperbanyak dengan mahkota atau stek Secara umum bahan
penanaman yang baik digunakan untuk pertumbuhan dan pembuahan yang
seragam Untuk nanas yang ditanam untuk pasar buah segar dan dimana
semua bahan tanam bernilai campuran tipe tunas dapat digunakan Propagasi
vegetatif dengan tunas daun dimana setiap satu buku dari mahkota atau sulur
yang masak dapat memproduksi bibit merupakan teknik yang berguna untuk
menyediakan lebih dari 40 bibit per tunas terutama dari mahkota daunnya
Penanaman dengan kultur jaringan telah dikembangkan terutama introduksi
baru klon atau hibrid Penanaman biasanya dalam 2 garis dengan parit yang
lebar (Anonim 2003)
Tanaman wortel diperbanyak dengan bijinya Biji untuk penanaman ini
dikenal dengan istilah benih Benih wortel berwarna cokelat ukurannya keci
berbulu dan saling melekat satu sama lain Setiap 1 gr benih terdapat 200 biji
Benih wortel dapat diperoleh dengan cara membeli di kios atau toko-toko
pertanian Kebutuhan benih wortel untuk setiap hektarnya sekitar 15 kg-3 kg
(Ali et al2003)
Zat pengatur tumbuh dari golongan auksin berperan antara lain dalam
pembentukan kalus morfogenesis akar dan tunas serta embriogenesis
Pemilihan konsentrasi dan jenis auksin ditentukan antara lain oleh tipe
pertumbuhan dan perkembangan eksplan yang dikehendaki Penggunaan
auksin dengan daya aktivitas kuat (antara lain 24-D NAA atau
dikombinasikan dengan sitokinin dengan konsentrasi rendah) umumnya
digunakan untuk induksi kalus embriogenik Selain itu jenis dan konsentrasi
hormon jenis asam amino serta rasio auksin dan sitokinin sangat menentukan
dalam menginduksi pembentukan kalus ( Purnamaningsih 2006)
C Alat Bahan Dan Cara Kerja
1 Alat
- Laminar air flow cabinet
- Petridish danbotol-botol kultur
- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes
18
2 Bahan
- Eksplan nanas (Ananas comosus)
- Eksplan wortel (Daucus carota)
- Media kultur
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin) 525
3 Cara Kerja
- Mempersiapkan eksplan
- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan
a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit
dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3
menit
b Membilas eksplan dengan aquadest steril
- Melakukan penanaman eksplan
a Membuka plastik penutup botol media kultur
b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan
pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api
a Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari
kontaminasi
- Melakukan pemeliharaan eksplan
a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur
b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan luar botol
c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus
2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi
- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati
a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar
tunas daun dan kalus (HST)
b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas
dan daun
19
c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan
- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir
pengamatan
D Hasil dan Pembahasan
1 Hasil
Tabel 31 rekapan kultur jaringan tanaman nanas (Ananas comosus)
Macam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasilan
nanas 1 - - - - - - -
30
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - 5 MST - - -
5 - - - - - - -
6 - - - 5 MST - - -
7 - - - - - - -
8 - - - 5 MST - - -
9 - - - - - - -
10 - - - - - - -
Sumber Laporan sementara
Tabel 32 Rekapan Kultur Jaringan Tanaman wortel (Daucus carota)
Macam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasilan
Wortel
1 - - - - - - -
30
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - - - - -
5 - - - 5 MST - - -
6 - - - - - - -
7 - - - - - - -
8 - - - - - - -
9 - - - 5 MST - - -
10 - - - 5 MST - - -
Sumber Laporan Sementara
2 Pembahasan
Bahan eksplan yang digunakan berupa umbi wortel dan daging
bonggol dari mahkota nanas Bahan yang digunakan dari kedua tanaman
ini mempunyai karakteristik yang sama yaitu keduanya merupakan
20
jaringan tebal dan berair pada bahan tanam sebelum dilakukan penanaman
terlebuih dahulu dilakukan sterilisasi
Sterilisasi eksplan dilakukan menggunakan clorox (sunclin) dengan
melakukan perendaman selama plusmn 3 menit pada bahan dan membilas bahan
dengan aquadest Sterilisasi bahan harus dilakukan dengan tepat apabila
perendaman clorox terlalu lama maka jaringan dari bahan tanam akan
mengalami kematian (browning) sehingga tidak mampu membentuk
individu baru apabila sterilisasi terlalu singkat maka bahan tanam yang
digunakan akan membawa bibit ndash bibit kontaminasi
Kontaminasi dari eksplanlah yang paling sulit diatasi walaupun
sterilisasi telah dilakukan dengan berbagai cara namun kadang-kadang
kontaminasi tetap saja terjadi Dalam hal ini dikarenakan pada eksplan
telah terjadi kontaminasi internal Cara penggulangannya dilakukan
treatment pada tanaman yang akan dijadikan sebagai sumber eksplan
dengan mencuci eksplan pada larutan fungisida dan bakterisida Untuk
menanggulangi kontamiknasi setelah ekspaln dikulturkan maka dilakukan
pemeliharaan secara dengan melakukan penyemprotan spirtus ataupun
alkohol pada permukaan botol kultur dua hari sekali
Pada 5 MST muncul kalus pada wortel dan nanas yang berjumlah 6
eksplan (3 eksplan wortel 3 eksplan nanas) Kalus merupakan sekumpulan
massa sel yang belum terdiferensiasi menjadi organ dari tanaman Kalus
yang muncul merupakan hasil dari pembelahana sel-sel yang berda dalam
jaringan eksplan Sedangkan eksplan yang lain mengalami browning dan
kontaminasi Kontaminasi ini dikarenakan media MS merupakan media
yang kaya akan nutrisi sehingga mikroba di sekeliling tanaman atau udara
sekitar eksplan juga tumbuh dan berkompetisi dengan eksplan
Prosentase keberhasilan dari kultur nanas adalah 30 dan
prosentase keberhasilan dari kultur wortel adalah 30 Tingkat
keberhasilan dari kultur wortel dan kultur nanas ini pling tinggi jika
dibandingkan dengan kultur bahan yang lain karena bahan tanam yang
21
digunakan lebih mudah menyerap media sehingga pertumbuhan kalus
lebih banyak dan lebih cepat
Pembentukan kalus ini akibat dari pengaruh hormon BAP yang
diberikan pada media BAP merupakan senyawa kelompok sitokinin yang
memacu pembelahan sel sehingga mampu memacu pembentukan kalus
atau massa sel Kalus yang terbentuk dapat dipacu untuk berdiferensiasi
menjadi tunas dengan menambahkan kandungan IBA pada media
Pengaruh BAP pada eksplan lebih dominan karena kandungan di dalam
media lebih besar daripada IBA sehingga terbentuklah kalus pada eksplan
E Kesimpulan dan Saran
1 Kesimpulan
a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan
terjadinya bowning kontaminasi media tanam
b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media
kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan
berkembang di dalam botol kultur
c Bahan tanam dari wortel dan nanas cukup mudah untuk menyerap
nutrisi di dalam media sehingga lebih cepat terbentuk kalus
d Kalus iterbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST
e Pengaruh BAP lebih tinggi jika dibandingkan dengan IBA karena
konsentrasi BAP yang lebih tinggi
f BAP merangsang pembelahan sel sehingga terbentuk kalus yang
berupa massa sel yang belum terdiferensiasi
g Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan nanas adalah 30 dan
pada kultur wortel adalah 30
2 Saran
Dalam proses penanaman sebaiknya dicontohkan terlebih dahulu
cara penanaman eksplan yang benar sehingga tidak terjadi kesalahan
sterilisasi bahan yang berakibat terjadinya kontaminasi ataupun browning
22
DAFTAR PUSTAKA
Ali NBV Estu R Hendro S 2003 Wortel dan Lobak Panebar Swadaya Bogor
Anonim 2003 Ananas comosus httpwwwproseanetorg Diakses pada tanggal
22 Desember 2008
Husen M 2008 Kontaminasi Dalam Kultur Jaringan httpeshafloracom
Diakses pada tanggal 18 Desember 2008
Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen
Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)
httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008
Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas
Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80
Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing
Group Inc New Jersey
23
I V KULTUR JARINGAN SANSIEVERA
A Pendahuluan
1 Latar Belakang
Sansievera merupakan tanaman hias yang sekarang sedang digemari
oleh para pecinta tanaman Selain mempunyai corak daun yang indah dan
unik mempunyai bentuk dan ukuran bervariasi tanaman ini juga berfungsi
sebagai penyerap polutan di udara sekitar tempat tumbuhnya Hal inilah
yang menyebabkan pecinta tanaman kembali melirik tanaman sansievera
Penciptaan varian-varian baru terus dilakukan untuk memperbaiki
keindahan dan keunikan dari daun sansievera Salah satu cara yang
digunakan untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan melakukan
kultur jaringan pada tanaman sansievera Diharapkan pada saat dikulturkan
secara terus-menerus terjadi perubahan genetik yang menyebabkan
keberagaman genetik dalam waktu yang relatif singkat sehingga tidak
membutuhkan waktu untuk menghasilkan satu varian yang baru
Selain itu kultur jaringan pada sansievera ju8ga serng digunakan
untuk menghasilkan anakan dalam jumlah yang banyak pada varietas yang
langka dan cukup sulit apabila dikembangbiakkan dengan cara vegetatif
biasa oleh karena itu kultur jaringan sangat bermanfaat bagi peningkatan
varietas baru dan pengembangbiakan varietas-varietas langka yang sulit
dikembangbiakkan
2 Tujuan
Tujuan dari praktikum acara IV ini adalah
Mengetahui teknik kultur jaringan sansievera
Mengetahui pengaruh BAP dan IBA terhadap pertumbuhan dan
perkembangan eksplan sansievera
3 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara IV ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29
Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
24
B Tinjauan Pustaka
Sitokinin juga mempunyai dua peran yang penting untuk propagasi
seara in vitro yaitu merupakan perangsang pembelahan sel dalam jaringan
yang dibuat eksplan dan merangsang pertumbuhan tunas daun namun
demikian kadar sitokinin yang optimal untuk pertumbuhan tunas dapat
menghambat pertumbuhan dan pembentukan akar Karena itu konsentrasi dari
sitokinin yang dipakai harus sesuai sehingga tidak menghambat pertumbuhan
dari eksplan (Wetherel 1988)
Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada
stek yang memiliki kadar auksin lebih t inggi lebih mampu menumbuhkan
akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi dari pada stek yang
memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah
jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai
katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan
sel Ada beberapa macam hormon dari kelompok auksin ini antara lain adalah
IAA (Indole Acetic Acid) NAA (Napthalen Acetic Acid) dan IBA (Indole
Butyric Acid) (Irwanto 2001)
Perbanyakan tanaman secara kultur jaringan ( tissue culture ) bertujuan
untuk mendapatkan tanaman dalam jumlah banyak dan seragam
pertumbuhannya Seiring dengan permintaan bibit sansievera yang semakin
meningkat cara perbanyakan secara konvensional menggunakan setek
anakan dan cabut pucuk tidak lagi bisa mencukupi Satu-satunya cara
perbanyakan yang sanggup memenuhi kebutuhan permintaan bibit dalam
jumlah besar itu hanyalah kultur jaringan
Eksplan yang digunakan adalah jaringan yang masih muda Jaringan
muda ini tersusun atas sel-sel yang masih muda dan aktif membelah sehingga
diharapkan bisa menghasilkan tanaman yang sempurna (Purwanto 2008)
Struktur kalus dari berbagai varietas yang digunakan berbeda-beda
tergantung kepada formulasi yang digunakan Biasanya struktur kalus
menggambarkan daya regenerasinya membentuk tunas dan akar Kalus yang
berbentuk globular (nodul-nodul) dan berwarna bening biasanya mempunyai
25
kemampuan lebih tinggi untuk membentuk tunas daripada kalus yang bersifat
kompak dan berwarna coklat-kehitaman Dalam hal ini media yang digunakan
untuk memacu regenerasi kalus akan sangat menentukan Keseimbangan
nutrisi dalam media tumbuh sangat mempengaruhi pertumbuhan kalus
maupun diferensiasinya membentuk tunas (Purnamaningsih 2006)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan pertumbuhan
plantlet akibat penambahan zat pengatur tumbuh BAP dan pikloram
Persentase daun normal terbesar didapat dari perlakuan B5 tanpa pikloram dan
BAP media MS tanpa pikloram Pertumbuhan akar plantlet lebih baik yang
dikulturkan pada media MS tanpa hormon atau dengan penambahan hormon
dengan konsentrasi terendah (Anonim 2008)
Pada sansievera metode kultur jaringan lebih sering diterapkan untuk
membiakkan jenis yang menghasilkan anakan seperti jenis S cylindrica dan
jenis yang langka Eksplan diambil dari nmata tunas pucuk rimpang atau
pucuk daun sepanjang 1 cm sebelum ditanam eksplan disterilisasi terlebih
dahulu untuk menghindari kontaminasi (Pramono 2008)
C Alat Bahan Dan Cara Kerja
1 Alat
- Laminar air flow cabinet
- Petridish dan botol-botol kultur
- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes
- Eksplan sansievera ( sansievera sp)
- Media kultur
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin)
2 Bahan
- Sansievera (sansievera sp)
- Media kultur
26
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin)
3 Cara Kerja
- Mempersiapkan eksplan
- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan
a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit
dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3
menit
b Membilas eksplan dengan aquadest steril
- Melakukan penanaman eksplan
a Membuka plastik penutup botol media kultur
b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan
pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api
c Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari
kontaminasi
- Melakukan pemeliharaan eksplan
a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur
b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol
c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus
2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi
- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati
a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar
tunas daun dan kalus (HST)
b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas
dan daun
c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan
- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir
pengamatan
27
D Hasil dan Pembahasan
1 Hasil
Tabel 41 Rekapan kultur Jaringan tanaman sansievera (Sansievera sp)
Mcam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasil
an
Sansie
vera
1 - - - - - - -
20
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - - - - -
5 5 MST - - - 8 akar - -
6 - - - - - - -
7 - - - - - - -
8 5 MST - - - 6 akar - -
9 - - - - - - -
10 - - - - - - -
Sumber Laporan Sementara
2 Pembahasan
Bahan tanam yang digunakan pada kultur jaringan sansievera ini
adalah potongan daun sansievera Setelah dilakukan pencucian bahan
dengan menggunakan fungisida dan bakterisida jaringan tanaman segera
ditanam dalam botol kultur Pada saat penanaman dilakukan bersamaan
dengan sterilisasi eksplan yang dilakukan di dalam LAFC
Pada saat penanaman sebaiknya bahan atanama ditanam dalam
keadaan berdiri bukan rebah Hal ini untuk memudahkan penyerapan
nutrisi yang ada di dalam media Apabila penanaman dilakukan dalam
keadaan rebah bagian daun yang mengadakan kontak dengan media
merupakan daun yang tidak mengalami pelukaan sehingga nutrisi dari
media akan sulit masuk ke dalam jaringan aeksplan
Pada kultur jaringan sansievera ini muncul akar ketika eksplan
berumur 5 MST Dari 10 eksplan yang ditanam eksplan yang
mengeluarkan akar berjumlah dua Akar yang muncul berjumlah masing-
masing 8 akar dan 6 akar Eksplan yang lain mengalami kematian akibat
terjadinya kontaminasi oleh jamur dan bakteri dan juga terjadinya
browning Kontaminasi terjadi karena sterilisasi yang kurang sempurna
28
dan browning terjadi akibat perendaman (untuk tujuan sterilisasi bahan)
klorox yang terlalu lama sehingga jaringan dari sansievera mengalami
browning
Gejala dari kontaminasi bakteri adalah munculnya hifa dari jamur
dan dalam waktu singkat memenuhi media kultur sedangkan gejala
serangan bakteri adalah adanya lendir pada media yang mencirikan koloni
dari bakteri Gejala dari browning sendiri adalah perubahan warna dari
eksplan menjadi hitam atau kepucatan pada jaringan-jaringan yang berada
di tepi
Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan pada sansievera ini
adalah 20 dengan jumlah akar yang terbentuk pada eksplan masing-
masing adalah 8 akar dan 6 akar Tumbuhnya akar pada kultur yang
mengalami keberhasilan merupakan peran dari zat pengatur tumbuh yang
ditambahkan Zat pengatur tumbuh yang ditambahkan adalah BAP dan
IBA BAP merupakan pemacu tunas sedangkan IBA merupakan pemicu
pertumbuhan akar Walaupun konsentrasi dari IBA lebih kecil jika
dibandingkan dengan BAP pertumbuhan akar disini bukan semata-mata
karena hal tersebut Faktor jenis tumbuhan juga mempengaruhi eksplan
sehingga organ yang muncul adalah akar dan Interaksi dari IBA dan BAP
mendorong pertumbuhan dari akar
E Kesimpulan dan Saran
1 Kesimpulan
a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan
terjadinya bowning kontaminasi media tanam
b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media
kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan
berkembang di dalam botol kultur
c Bahan tanam dari sansievera ditanam dalam keadaan tegak agar
eksplan mudah dalam menyerap nutrisi
d Akar terbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST
29
e Pembentukan akar ddidorong oleh adanya zat pengatur tumbuh IBA
dan BAP yang diberikan pada media tanam
f Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan sansivera adalah 20
keberhasilan kultur dilihat dari munculnya akar pada eksplan
2 Saran
Sebelum sterilisasi dilakukan sebaiknya bahan tanaman yang akan
digunakan permukaannya digosok dengan pemotong untuk menghilangkan
lapisan lilin yang melekat pada permukaan daun agar penyerapan nutrisi
berlangsung lebih mudah
30
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2008Pengaruh Komposisi Media Dasar Penambahan BAP dan
Pikloram terhadap Induksi Tunas Bawang Merah
httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 23 Desember
2008
Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen
Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)
httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008
Pramono S 2008 Pesona Sansievera PT agro Media Pustaka Jakarta
Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas
Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80
Purwanto AW 2008 Sansievera Flora Cantik Penyerap Racun Kanisius
Yogyakarta
Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing
Group Inc New Jersey
14
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2008 Perbanyakan Mawar secara Stenting (Stek dan grafting)
httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 22 Desember
2008
IbrahimMSD N Nova K Nurliani B 2004 Studi Pendahuluan Induksi
Kalus Embriogenik Dari Eksplan Daun Echinaceae purpureaBuletin TRO
Vol XV No 2 2004
Nia 2008 Hormon Pertumbuhan Pada Tumbuhan
httpanthuriumonlinewordpresscom Diakses pada tanggal 22 Desember
2008
Rahardja PE 1988 Kultur Jaringan Teknik Perbanyakan Tanaman Secara
Modern Panebar Swadaya Jakarta
Sofia D 2007 Pengaruh Berbagai Konsentrasi Benzyl Amino Purine Dan
Cycocel Terhadap Pertumbuhan Embrio Kedelai (Glysine max L Marr)
USU Reposytor
15
III KULTUR JARINGAN NANAS DAN WORTEL
A Pendahuluan
1 Latar Belakang
Wortel (Daucus carota) adalah tumbuhan sayur yang ditanam
sepanjang tahun Terutama di daerah pegunungan yang memiliki suhu
udara dingin dan lembab kurang lebih pada ketinggian 1200 ineter di atas
permukaan laut Tumbuhan wortel mernbutuhkan sinar matahari dan dapat
turnbuh pada sernua musim Menurut para botanis wortel (Daucus carota)
dapat dibedakan atas beberapa jenis di antaranya Wortel (Daucus carota
Linn) Jenis imperator yakni wortel yang memiliki umbi akar berukuran
panjang dengan ujung meruncing dan rasanya kurang manis - jenis
chantenang yakni wortel yang memiliki umbi akar berbentuk bulat
panjang dan rasanya manis Perbanyakan secara kultur in vitro pada wortel
dilakukan untuk memperbanyak tanaman dan juga sebagai bahan pelatihan
kultur jaringan karena perlakuan sterilisasi dan penanaman relatif lebih
mudah
Sedangkan prospek penerapan teknik kultur in vitro tanaman nanas
di Indonesia cukup bagus terutama untuk mengatasi permasalahan
perbanyakan nanas Si Madu yang kemungkinan me-rupakan pertumbuhan
sel mutan dari tanaman khimera Masalah yang dihadapi dalam
perbanyakan vegetatif nanas Si Madu secara konvensional adalah
timbulnya keragaman sehingga sifat pohon induknya tidak dapat
dipertahankan Melalui jalur embrio-genesis karakteristik nanas Si Madu
diharapkan dapat dipertahankan Dalam hal ini tanaman (planlet) yang
dihasil-kan dari jalur embriogenesis berasal dari satu sel sehingga
terjadinya khimera dapat dihindari
2 Tujuan
Tujuan dari praktikum acara III ini adalah
Mengetahui teknik kultur jaringan nanas dan wortel
16
Mengetahui pengaruh bap dan iba terhadap pertumbuhan dan
perkembangan eksplan nanas dan wortel
3 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara III ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29
Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
B Tinjauan Pustaka
Suatu aturan sederhana yang mungkin dapat digunakan sebagai
pegangan adalah bahwa kita harus menggunakan tanaman sumber eksplan
yang sehat dan tumbuh kuat memilih jaringan yang muda dan menggunakan
eksplan yang cukup besar tetapi meskipun demikian banyak pengecualian-
pengecualiannya Sehingga kadang-kadang perlu melakukan langkah coba-
coba bila akan mengkulturkan suatu species atau varietas tanaman yang belum
pernah dilakukan sebelumnya (Wetherel 1988)
Kontaminasi dari eksplanlah yang paling sulit diatasi karena dalam hal
ini metode sterilisasi harus selektif Walaupun sterilisasi telah dilakukan
dengan berbagai cara namun kadang-kadang kontaminasi tetap saja terjadi
Dalam hal ini dikarenakan pada eksplan telah terjadi kontaminasi internal
Cara penggulangannya dilakukan treatment pada tanaman yang akan dijadikan
sebagai sumber eksplan Treatment-nya adalah dengan mengisolasi eksplan
disemprot dengan bakterisida fungisida selama 3 bulan setiap hari dengan
konsentrasi 150-200 mgl (Anonim 2008)
Proses pemberian hormon harus memperhatikan jumlah dan
konsentrasinya agar didapatkan sistim perakaran yang baik dalam waktu
relatif singkat Konsentrasi dan jumlah hormon ini sangat tergant ung pada
faktor-faktor sepert umur bahan stek waktulamanya pemberian hormon cara
pemberian hormon jenis tanaman dan sistim stek yang digunakan (Yasman
dan Smits 1988) Berdasarkan pengalaman kelompok auksin yang baik untuk
perakaran terutama untuk tanaman kehutanan Dipterocarpaceae adalah dari
kelompok IBA (Indole Butyric Acid) (Irwanto 2001)
17
Nanas diperbanyak dengan mahkota atau stek Secara umum bahan
penanaman yang baik digunakan untuk pertumbuhan dan pembuahan yang
seragam Untuk nanas yang ditanam untuk pasar buah segar dan dimana
semua bahan tanam bernilai campuran tipe tunas dapat digunakan Propagasi
vegetatif dengan tunas daun dimana setiap satu buku dari mahkota atau sulur
yang masak dapat memproduksi bibit merupakan teknik yang berguna untuk
menyediakan lebih dari 40 bibit per tunas terutama dari mahkota daunnya
Penanaman dengan kultur jaringan telah dikembangkan terutama introduksi
baru klon atau hibrid Penanaman biasanya dalam 2 garis dengan parit yang
lebar (Anonim 2003)
Tanaman wortel diperbanyak dengan bijinya Biji untuk penanaman ini
dikenal dengan istilah benih Benih wortel berwarna cokelat ukurannya keci
berbulu dan saling melekat satu sama lain Setiap 1 gr benih terdapat 200 biji
Benih wortel dapat diperoleh dengan cara membeli di kios atau toko-toko
pertanian Kebutuhan benih wortel untuk setiap hektarnya sekitar 15 kg-3 kg
(Ali et al2003)
Zat pengatur tumbuh dari golongan auksin berperan antara lain dalam
pembentukan kalus morfogenesis akar dan tunas serta embriogenesis
Pemilihan konsentrasi dan jenis auksin ditentukan antara lain oleh tipe
pertumbuhan dan perkembangan eksplan yang dikehendaki Penggunaan
auksin dengan daya aktivitas kuat (antara lain 24-D NAA atau
dikombinasikan dengan sitokinin dengan konsentrasi rendah) umumnya
digunakan untuk induksi kalus embriogenik Selain itu jenis dan konsentrasi
hormon jenis asam amino serta rasio auksin dan sitokinin sangat menentukan
dalam menginduksi pembentukan kalus ( Purnamaningsih 2006)
C Alat Bahan Dan Cara Kerja
1 Alat
- Laminar air flow cabinet
- Petridish danbotol-botol kultur
- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes
18
2 Bahan
- Eksplan nanas (Ananas comosus)
- Eksplan wortel (Daucus carota)
- Media kultur
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin) 525
3 Cara Kerja
- Mempersiapkan eksplan
- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan
a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit
dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3
menit
b Membilas eksplan dengan aquadest steril
- Melakukan penanaman eksplan
a Membuka plastik penutup botol media kultur
b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan
pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api
a Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari
kontaminasi
- Melakukan pemeliharaan eksplan
a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur
b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan luar botol
c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus
2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi
- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati
a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar
tunas daun dan kalus (HST)
b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas
dan daun
19
c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan
- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir
pengamatan
D Hasil dan Pembahasan
1 Hasil
Tabel 31 rekapan kultur jaringan tanaman nanas (Ananas comosus)
Macam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasilan
nanas 1 - - - - - - -
30
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - 5 MST - - -
5 - - - - - - -
6 - - - 5 MST - - -
7 - - - - - - -
8 - - - 5 MST - - -
9 - - - - - - -
10 - - - - - - -
Sumber Laporan sementara
Tabel 32 Rekapan Kultur Jaringan Tanaman wortel (Daucus carota)
Macam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasilan
Wortel
1 - - - - - - -
30
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - - - - -
5 - - - 5 MST - - -
6 - - - - - - -
7 - - - - - - -
8 - - - - - - -
9 - - - 5 MST - - -
10 - - - 5 MST - - -
Sumber Laporan Sementara
2 Pembahasan
Bahan eksplan yang digunakan berupa umbi wortel dan daging
bonggol dari mahkota nanas Bahan yang digunakan dari kedua tanaman
ini mempunyai karakteristik yang sama yaitu keduanya merupakan
20
jaringan tebal dan berair pada bahan tanam sebelum dilakukan penanaman
terlebuih dahulu dilakukan sterilisasi
Sterilisasi eksplan dilakukan menggunakan clorox (sunclin) dengan
melakukan perendaman selama plusmn 3 menit pada bahan dan membilas bahan
dengan aquadest Sterilisasi bahan harus dilakukan dengan tepat apabila
perendaman clorox terlalu lama maka jaringan dari bahan tanam akan
mengalami kematian (browning) sehingga tidak mampu membentuk
individu baru apabila sterilisasi terlalu singkat maka bahan tanam yang
digunakan akan membawa bibit ndash bibit kontaminasi
Kontaminasi dari eksplanlah yang paling sulit diatasi walaupun
sterilisasi telah dilakukan dengan berbagai cara namun kadang-kadang
kontaminasi tetap saja terjadi Dalam hal ini dikarenakan pada eksplan
telah terjadi kontaminasi internal Cara penggulangannya dilakukan
treatment pada tanaman yang akan dijadikan sebagai sumber eksplan
dengan mencuci eksplan pada larutan fungisida dan bakterisida Untuk
menanggulangi kontamiknasi setelah ekspaln dikulturkan maka dilakukan
pemeliharaan secara dengan melakukan penyemprotan spirtus ataupun
alkohol pada permukaan botol kultur dua hari sekali
Pada 5 MST muncul kalus pada wortel dan nanas yang berjumlah 6
eksplan (3 eksplan wortel 3 eksplan nanas) Kalus merupakan sekumpulan
massa sel yang belum terdiferensiasi menjadi organ dari tanaman Kalus
yang muncul merupakan hasil dari pembelahana sel-sel yang berda dalam
jaringan eksplan Sedangkan eksplan yang lain mengalami browning dan
kontaminasi Kontaminasi ini dikarenakan media MS merupakan media
yang kaya akan nutrisi sehingga mikroba di sekeliling tanaman atau udara
sekitar eksplan juga tumbuh dan berkompetisi dengan eksplan
Prosentase keberhasilan dari kultur nanas adalah 30 dan
prosentase keberhasilan dari kultur wortel adalah 30 Tingkat
keberhasilan dari kultur wortel dan kultur nanas ini pling tinggi jika
dibandingkan dengan kultur bahan yang lain karena bahan tanam yang
21
digunakan lebih mudah menyerap media sehingga pertumbuhan kalus
lebih banyak dan lebih cepat
Pembentukan kalus ini akibat dari pengaruh hormon BAP yang
diberikan pada media BAP merupakan senyawa kelompok sitokinin yang
memacu pembelahan sel sehingga mampu memacu pembentukan kalus
atau massa sel Kalus yang terbentuk dapat dipacu untuk berdiferensiasi
menjadi tunas dengan menambahkan kandungan IBA pada media
Pengaruh BAP pada eksplan lebih dominan karena kandungan di dalam
media lebih besar daripada IBA sehingga terbentuklah kalus pada eksplan
E Kesimpulan dan Saran
1 Kesimpulan
a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan
terjadinya bowning kontaminasi media tanam
b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media
kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan
berkembang di dalam botol kultur
c Bahan tanam dari wortel dan nanas cukup mudah untuk menyerap
nutrisi di dalam media sehingga lebih cepat terbentuk kalus
d Kalus iterbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST
e Pengaruh BAP lebih tinggi jika dibandingkan dengan IBA karena
konsentrasi BAP yang lebih tinggi
f BAP merangsang pembelahan sel sehingga terbentuk kalus yang
berupa massa sel yang belum terdiferensiasi
g Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan nanas adalah 30 dan
pada kultur wortel adalah 30
2 Saran
Dalam proses penanaman sebaiknya dicontohkan terlebih dahulu
cara penanaman eksplan yang benar sehingga tidak terjadi kesalahan
sterilisasi bahan yang berakibat terjadinya kontaminasi ataupun browning
22
DAFTAR PUSTAKA
Ali NBV Estu R Hendro S 2003 Wortel dan Lobak Panebar Swadaya Bogor
Anonim 2003 Ananas comosus httpwwwproseanetorg Diakses pada tanggal
22 Desember 2008
Husen M 2008 Kontaminasi Dalam Kultur Jaringan httpeshafloracom
Diakses pada tanggal 18 Desember 2008
Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen
Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)
httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008
Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas
Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80
Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing
Group Inc New Jersey
23
I V KULTUR JARINGAN SANSIEVERA
A Pendahuluan
1 Latar Belakang
Sansievera merupakan tanaman hias yang sekarang sedang digemari
oleh para pecinta tanaman Selain mempunyai corak daun yang indah dan
unik mempunyai bentuk dan ukuran bervariasi tanaman ini juga berfungsi
sebagai penyerap polutan di udara sekitar tempat tumbuhnya Hal inilah
yang menyebabkan pecinta tanaman kembali melirik tanaman sansievera
Penciptaan varian-varian baru terus dilakukan untuk memperbaiki
keindahan dan keunikan dari daun sansievera Salah satu cara yang
digunakan untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan melakukan
kultur jaringan pada tanaman sansievera Diharapkan pada saat dikulturkan
secara terus-menerus terjadi perubahan genetik yang menyebabkan
keberagaman genetik dalam waktu yang relatif singkat sehingga tidak
membutuhkan waktu untuk menghasilkan satu varian yang baru
Selain itu kultur jaringan pada sansievera ju8ga serng digunakan
untuk menghasilkan anakan dalam jumlah yang banyak pada varietas yang
langka dan cukup sulit apabila dikembangbiakkan dengan cara vegetatif
biasa oleh karena itu kultur jaringan sangat bermanfaat bagi peningkatan
varietas baru dan pengembangbiakan varietas-varietas langka yang sulit
dikembangbiakkan
2 Tujuan
Tujuan dari praktikum acara IV ini adalah
Mengetahui teknik kultur jaringan sansievera
Mengetahui pengaruh BAP dan IBA terhadap pertumbuhan dan
perkembangan eksplan sansievera
3 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara IV ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29
Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
24
B Tinjauan Pustaka
Sitokinin juga mempunyai dua peran yang penting untuk propagasi
seara in vitro yaitu merupakan perangsang pembelahan sel dalam jaringan
yang dibuat eksplan dan merangsang pertumbuhan tunas daun namun
demikian kadar sitokinin yang optimal untuk pertumbuhan tunas dapat
menghambat pertumbuhan dan pembentukan akar Karena itu konsentrasi dari
sitokinin yang dipakai harus sesuai sehingga tidak menghambat pertumbuhan
dari eksplan (Wetherel 1988)
Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada
stek yang memiliki kadar auksin lebih t inggi lebih mampu menumbuhkan
akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi dari pada stek yang
memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah
jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai
katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan
sel Ada beberapa macam hormon dari kelompok auksin ini antara lain adalah
IAA (Indole Acetic Acid) NAA (Napthalen Acetic Acid) dan IBA (Indole
Butyric Acid) (Irwanto 2001)
Perbanyakan tanaman secara kultur jaringan ( tissue culture ) bertujuan
untuk mendapatkan tanaman dalam jumlah banyak dan seragam
pertumbuhannya Seiring dengan permintaan bibit sansievera yang semakin
meningkat cara perbanyakan secara konvensional menggunakan setek
anakan dan cabut pucuk tidak lagi bisa mencukupi Satu-satunya cara
perbanyakan yang sanggup memenuhi kebutuhan permintaan bibit dalam
jumlah besar itu hanyalah kultur jaringan
Eksplan yang digunakan adalah jaringan yang masih muda Jaringan
muda ini tersusun atas sel-sel yang masih muda dan aktif membelah sehingga
diharapkan bisa menghasilkan tanaman yang sempurna (Purwanto 2008)
Struktur kalus dari berbagai varietas yang digunakan berbeda-beda
tergantung kepada formulasi yang digunakan Biasanya struktur kalus
menggambarkan daya regenerasinya membentuk tunas dan akar Kalus yang
berbentuk globular (nodul-nodul) dan berwarna bening biasanya mempunyai
25
kemampuan lebih tinggi untuk membentuk tunas daripada kalus yang bersifat
kompak dan berwarna coklat-kehitaman Dalam hal ini media yang digunakan
untuk memacu regenerasi kalus akan sangat menentukan Keseimbangan
nutrisi dalam media tumbuh sangat mempengaruhi pertumbuhan kalus
maupun diferensiasinya membentuk tunas (Purnamaningsih 2006)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan pertumbuhan
plantlet akibat penambahan zat pengatur tumbuh BAP dan pikloram
Persentase daun normal terbesar didapat dari perlakuan B5 tanpa pikloram dan
BAP media MS tanpa pikloram Pertumbuhan akar plantlet lebih baik yang
dikulturkan pada media MS tanpa hormon atau dengan penambahan hormon
dengan konsentrasi terendah (Anonim 2008)
Pada sansievera metode kultur jaringan lebih sering diterapkan untuk
membiakkan jenis yang menghasilkan anakan seperti jenis S cylindrica dan
jenis yang langka Eksplan diambil dari nmata tunas pucuk rimpang atau
pucuk daun sepanjang 1 cm sebelum ditanam eksplan disterilisasi terlebih
dahulu untuk menghindari kontaminasi (Pramono 2008)
C Alat Bahan Dan Cara Kerja
1 Alat
- Laminar air flow cabinet
- Petridish dan botol-botol kultur
- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes
- Eksplan sansievera ( sansievera sp)
- Media kultur
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin)
2 Bahan
- Sansievera (sansievera sp)
- Media kultur
26
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin)
3 Cara Kerja
- Mempersiapkan eksplan
- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan
a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit
dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3
menit
b Membilas eksplan dengan aquadest steril
- Melakukan penanaman eksplan
a Membuka plastik penutup botol media kultur
b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan
pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api
c Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari
kontaminasi
- Melakukan pemeliharaan eksplan
a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur
b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol
c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus
2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi
- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati
a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar
tunas daun dan kalus (HST)
b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas
dan daun
c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan
- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir
pengamatan
27
D Hasil dan Pembahasan
1 Hasil
Tabel 41 Rekapan kultur Jaringan tanaman sansievera (Sansievera sp)
Mcam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasil
an
Sansie
vera
1 - - - - - - -
20
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - - - - -
5 5 MST - - - 8 akar - -
6 - - - - - - -
7 - - - - - - -
8 5 MST - - - 6 akar - -
9 - - - - - - -
10 - - - - - - -
Sumber Laporan Sementara
2 Pembahasan
Bahan tanam yang digunakan pada kultur jaringan sansievera ini
adalah potongan daun sansievera Setelah dilakukan pencucian bahan
dengan menggunakan fungisida dan bakterisida jaringan tanaman segera
ditanam dalam botol kultur Pada saat penanaman dilakukan bersamaan
dengan sterilisasi eksplan yang dilakukan di dalam LAFC
Pada saat penanaman sebaiknya bahan atanama ditanam dalam
keadaan berdiri bukan rebah Hal ini untuk memudahkan penyerapan
nutrisi yang ada di dalam media Apabila penanaman dilakukan dalam
keadaan rebah bagian daun yang mengadakan kontak dengan media
merupakan daun yang tidak mengalami pelukaan sehingga nutrisi dari
media akan sulit masuk ke dalam jaringan aeksplan
Pada kultur jaringan sansievera ini muncul akar ketika eksplan
berumur 5 MST Dari 10 eksplan yang ditanam eksplan yang
mengeluarkan akar berjumlah dua Akar yang muncul berjumlah masing-
masing 8 akar dan 6 akar Eksplan yang lain mengalami kematian akibat
terjadinya kontaminasi oleh jamur dan bakteri dan juga terjadinya
browning Kontaminasi terjadi karena sterilisasi yang kurang sempurna
28
dan browning terjadi akibat perendaman (untuk tujuan sterilisasi bahan)
klorox yang terlalu lama sehingga jaringan dari sansievera mengalami
browning
Gejala dari kontaminasi bakteri adalah munculnya hifa dari jamur
dan dalam waktu singkat memenuhi media kultur sedangkan gejala
serangan bakteri adalah adanya lendir pada media yang mencirikan koloni
dari bakteri Gejala dari browning sendiri adalah perubahan warna dari
eksplan menjadi hitam atau kepucatan pada jaringan-jaringan yang berada
di tepi
Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan pada sansievera ini
adalah 20 dengan jumlah akar yang terbentuk pada eksplan masing-
masing adalah 8 akar dan 6 akar Tumbuhnya akar pada kultur yang
mengalami keberhasilan merupakan peran dari zat pengatur tumbuh yang
ditambahkan Zat pengatur tumbuh yang ditambahkan adalah BAP dan
IBA BAP merupakan pemacu tunas sedangkan IBA merupakan pemicu
pertumbuhan akar Walaupun konsentrasi dari IBA lebih kecil jika
dibandingkan dengan BAP pertumbuhan akar disini bukan semata-mata
karena hal tersebut Faktor jenis tumbuhan juga mempengaruhi eksplan
sehingga organ yang muncul adalah akar dan Interaksi dari IBA dan BAP
mendorong pertumbuhan dari akar
E Kesimpulan dan Saran
1 Kesimpulan
a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan
terjadinya bowning kontaminasi media tanam
b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media
kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan
berkembang di dalam botol kultur
c Bahan tanam dari sansievera ditanam dalam keadaan tegak agar
eksplan mudah dalam menyerap nutrisi
d Akar terbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST
29
e Pembentukan akar ddidorong oleh adanya zat pengatur tumbuh IBA
dan BAP yang diberikan pada media tanam
f Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan sansivera adalah 20
keberhasilan kultur dilihat dari munculnya akar pada eksplan
2 Saran
Sebelum sterilisasi dilakukan sebaiknya bahan tanaman yang akan
digunakan permukaannya digosok dengan pemotong untuk menghilangkan
lapisan lilin yang melekat pada permukaan daun agar penyerapan nutrisi
berlangsung lebih mudah
30
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2008Pengaruh Komposisi Media Dasar Penambahan BAP dan
Pikloram terhadap Induksi Tunas Bawang Merah
httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 23 Desember
2008
Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen
Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)
httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008
Pramono S 2008 Pesona Sansievera PT agro Media Pustaka Jakarta
Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas
Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80
Purwanto AW 2008 Sansievera Flora Cantik Penyerap Racun Kanisius
Yogyakarta
Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing
Group Inc New Jersey
15
III KULTUR JARINGAN NANAS DAN WORTEL
A Pendahuluan
1 Latar Belakang
Wortel (Daucus carota) adalah tumbuhan sayur yang ditanam
sepanjang tahun Terutama di daerah pegunungan yang memiliki suhu
udara dingin dan lembab kurang lebih pada ketinggian 1200 ineter di atas
permukaan laut Tumbuhan wortel mernbutuhkan sinar matahari dan dapat
turnbuh pada sernua musim Menurut para botanis wortel (Daucus carota)
dapat dibedakan atas beberapa jenis di antaranya Wortel (Daucus carota
Linn) Jenis imperator yakni wortel yang memiliki umbi akar berukuran
panjang dengan ujung meruncing dan rasanya kurang manis - jenis
chantenang yakni wortel yang memiliki umbi akar berbentuk bulat
panjang dan rasanya manis Perbanyakan secara kultur in vitro pada wortel
dilakukan untuk memperbanyak tanaman dan juga sebagai bahan pelatihan
kultur jaringan karena perlakuan sterilisasi dan penanaman relatif lebih
mudah
Sedangkan prospek penerapan teknik kultur in vitro tanaman nanas
di Indonesia cukup bagus terutama untuk mengatasi permasalahan
perbanyakan nanas Si Madu yang kemungkinan me-rupakan pertumbuhan
sel mutan dari tanaman khimera Masalah yang dihadapi dalam
perbanyakan vegetatif nanas Si Madu secara konvensional adalah
timbulnya keragaman sehingga sifat pohon induknya tidak dapat
dipertahankan Melalui jalur embrio-genesis karakteristik nanas Si Madu
diharapkan dapat dipertahankan Dalam hal ini tanaman (planlet) yang
dihasil-kan dari jalur embriogenesis berasal dari satu sel sehingga
terjadinya khimera dapat dihindari
2 Tujuan
Tujuan dari praktikum acara III ini adalah
Mengetahui teknik kultur jaringan nanas dan wortel
16
Mengetahui pengaruh bap dan iba terhadap pertumbuhan dan
perkembangan eksplan nanas dan wortel
3 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara III ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29
Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
B Tinjauan Pustaka
Suatu aturan sederhana yang mungkin dapat digunakan sebagai
pegangan adalah bahwa kita harus menggunakan tanaman sumber eksplan
yang sehat dan tumbuh kuat memilih jaringan yang muda dan menggunakan
eksplan yang cukup besar tetapi meskipun demikian banyak pengecualian-
pengecualiannya Sehingga kadang-kadang perlu melakukan langkah coba-
coba bila akan mengkulturkan suatu species atau varietas tanaman yang belum
pernah dilakukan sebelumnya (Wetherel 1988)
Kontaminasi dari eksplanlah yang paling sulit diatasi karena dalam hal
ini metode sterilisasi harus selektif Walaupun sterilisasi telah dilakukan
dengan berbagai cara namun kadang-kadang kontaminasi tetap saja terjadi
Dalam hal ini dikarenakan pada eksplan telah terjadi kontaminasi internal
Cara penggulangannya dilakukan treatment pada tanaman yang akan dijadikan
sebagai sumber eksplan Treatment-nya adalah dengan mengisolasi eksplan
disemprot dengan bakterisida fungisida selama 3 bulan setiap hari dengan
konsentrasi 150-200 mgl (Anonim 2008)
Proses pemberian hormon harus memperhatikan jumlah dan
konsentrasinya agar didapatkan sistim perakaran yang baik dalam waktu
relatif singkat Konsentrasi dan jumlah hormon ini sangat tergant ung pada
faktor-faktor sepert umur bahan stek waktulamanya pemberian hormon cara
pemberian hormon jenis tanaman dan sistim stek yang digunakan (Yasman
dan Smits 1988) Berdasarkan pengalaman kelompok auksin yang baik untuk
perakaran terutama untuk tanaman kehutanan Dipterocarpaceae adalah dari
kelompok IBA (Indole Butyric Acid) (Irwanto 2001)
17
Nanas diperbanyak dengan mahkota atau stek Secara umum bahan
penanaman yang baik digunakan untuk pertumbuhan dan pembuahan yang
seragam Untuk nanas yang ditanam untuk pasar buah segar dan dimana
semua bahan tanam bernilai campuran tipe tunas dapat digunakan Propagasi
vegetatif dengan tunas daun dimana setiap satu buku dari mahkota atau sulur
yang masak dapat memproduksi bibit merupakan teknik yang berguna untuk
menyediakan lebih dari 40 bibit per tunas terutama dari mahkota daunnya
Penanaman dengan kultur jaringan telah dikembangkan terutama introduksi
baru klon atau hibrid Penanaman biasanya dalam 2 garis dengan parit yang
lebar (Anonim 2003)
Tanaman wortel diperbanyak dengan bijinya Biji untuk penanaman ini
dikenal dengan istilah benih Benih wortel berwarna cokelat ukurannya keci
berbulu dan saling melekat satu sama lain Setiap 1 gr benih terdapat 200 biji
Benih wortel dapat diperoleh dengan cara membeli di kios atau toko-toko
pertanian Kebutuhan benih wortel untuk setiap hektarnya sekitar 15 kg-3 kg
(Ali et al2003)
Zat pengatur tumbuh dari golongan auksin berperan antara lain dalam
pembentukan kalus morfogenesis akar dan tunas serta embriogenesis
Pemilihan konsentrasi dan jenis auksin ditentukan antara lain oleh tipe
pertumbuhan dan perkembangan eksplan yang dikehendaki Penggunaan
auksin dengan daya aktivitas kuat (antara lain 24-D NAA atau
dikombinasikan dengan sitokinin dengan konsentrasi rendah) umumnya
digunakan untuk induksi kalus embriogenik Selain itu jenis dan konsentrasi
hormon jenis asam amino serta rasio auksin dan sitokinin sangat menentukan
dalam menginduksi pembentukan kalus ( Purnamaningsih 2006)
C Alat Bahan Dan Cara Kerja
1 Alat
- Laminar air flow cabinet
- Petridish danbotol-botol kultur
- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes
18
2 Bahan
- Eksplan nanas (Ananas comosus)
- Eksplan wortel (Daucus carota)
- Media kultur
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin) 525
3 Cara Kerja
- Mempersiapkan eksplan
- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan
a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit
dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3
menit
b Membilas eksplan dengan aquadest steril
- Melakukan penanaman eksplan
a Membuka plastik penutup botol media kultur
b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan
pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api
a Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari
kontaminasi
- Melakukan pemeliharaan eksplan
a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur
b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan luar botol
c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus
2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi
- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati
a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar
tunas daun dan kalus (HST)
b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas
dan daun
19
c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan
- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir
pengamatan
D Hasil dan Pembahasan
1 Hasil
Tabel 31 rekapan kultur jaringan tanaman nanas (Ananas comosus)
Macam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasilan
nanas 1 - - - - - - -
30
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - 5 MST - - -
5 - - - - - - -
6 - - - 5 MST - - -
7 - - - - - - -
8 - - - 5 MST - - -
9 - - - - - - -
10 - - - - - - -
Sumber Laporan sementara
Tabel 32 Rekapan Kultur Jaringan Tanaman wortel (Daucus carota)
Macam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasilan
Wortel
1 - - - - - - -
30
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - - - - -
5 - - - 5 MST - - -
6 - - - - - - -
7 - - - - - - -
8 - - - - - - -
9 - - - 5 MST - - -
10 - - - 5 MST - - -
Sumber Laporan Sementara
2 Pembahasan
Bahan eksplan yang digunakan berupa umbi wortel dan daging
bonggol dari mahkota nanas Bahan yang digunakan dari kedua tanaman
ini mempunyai karakteristik yang sama yaitu keduanya merupakan
20
jaringan tebal dan berair pada bahan tanam sebelum dilakukan penanaman
terlebuih dahulu dilakukan sterilisasi
Sterilisasi eksplan dilakukan menggunakan clorox (sunclin) dengan
melakukan perendaman selama plusmn 3 menit pada bahan dan membilas bahan
dengan aquadest Sterilisasi bahan harus dilakukan dengan tepat apabila
perendaman clorox terlalu lama maka jaringan dari bahan tanam akan
mengalami kematian (browning) sehingga tidak mampu membentuk
individu baru apabila sterilisasi terlalu singkat maka bahan tanam yang
digunakan akan membawa bibit ndash bibit kontaminasi
Kontaminasi dari eksplanlah yang paling sulit diatasi walaupun
sterilisasi telah dilakukan dengan berbagai cara namun kadang-kadang
kontaminasi tetap saja terjadi Dalam hal ini dikarenakan pada eksplan
telah terjadi kontaminasi internal Cara penggulangannya dilakukan
treatment pada tanaman yang akan dijadikan sebagai sumber eksplan
dengan mencuci eksplan pada larutan fungisida dan bakterisida Untuk
menanggulangi kontamiknasi setelah ekspaln dikulturkan maka dilakukan
pemeliharaan secara dengan melakukan penyemprotan spirtus ataupun
alkohol pada permukaan botol kultur dua hari sekali
Pada 5 MST muncul kalus pada wortel dan nanas yang berjumlah 6
eksplan (3 eksplan wortel 3 eksplan nanas) Kalus merupakan sekumpulan
massa sel yang belum terdiferensiasi menjadi organ dari tanaman Kalus
yang muncul merupakan hasil dari pembelahana sel-sel yang berda dalam
jaringan eksplan Sedangkan eksplan yang lain mengalami browning dan
kontaminasi Kontaminasi ini dikarenakan media MS merupakan media
yang kaya akan nutrisi sehingga mikroba di sekeliling tanaman atau udara
sekitar eksplan juga tumbuh dan berkompetisi dengan eksplan
Prosentase keberhasilan dari kultur nanas adalah 30 dan
prosentase keberhasilan dari kultur wortel adalah 30 Tingkat
keberhasilan dari kultur wortel dan kultur nanas ini pling tinggi jika
dibandingkan dengan kultur bahan yang lain karena bahan tanam yang
21
digunakan lebih mudah menyerap media sehingga pertumbuhan kalus
lebih banyak dan lebih cepat
Pembentukan kalus ini akibat dari pengaruh hormon BAP yang
diberikan pada media BAP merupakan senyawa kelompok sitokinin yang
memacu pembelahan sel sehingga mampu memacu pembentukan kalus
atau massa sel Kalus yang terbentuk dapat dipacu untuk berdiferensiasi
menjadi tunas dengan menambahkan kandungan IBA pada media
Pengaruh BAP pada eksplan lebih dominan karena kandungan di dalam
media lebih besar daripada IBA sehingga terbentuklah kalus pada eksplan
E Kesimpulan dan Saran
1 Kesimpulan
a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan
terjadinya bowning kontaminasi media tanam
b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media
kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan
berkembang di dalam botol kultur
c Bahan tanam dari wortel dan nanas cukup mudah untuk menyerap
nutrisi di dalam media sehingga lebih cepat terbentuk kalus
d Kalus iterbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST
e Pengaruh BAP lebih tinggi jika dibandingkan dengan IBA karena
konsentrasi BAP yang lebih tinggi
f BAP merangsang pembelahan sel sehingga terbentuk kalus yang
berupa massa sel yang belum terdiferensiasi
g Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan nanas adalah 30 dan
pada kultur wortel adalah 30
2 Saran
Dalam proses penanaman sebaiknya dicontohkan terlebih dahulu
cara penanaman eksplan yang benar sehingga tidak terjadi kesalahan
sterilisasi bahan yang berakibat terjadinya kontaminasi ataupun browning
22
DAFTAR PUSTAKA
Ali NBV Estu R Hendro S 2003 Wortel dan Lobak Panebar Swadaya Bogor
Anonim 2003 Ananas comosus httpwwwproseanetorg Diakses pada tanggal
22 Desember 2008
Husen M 2008 Kontaminasi Dalam Kultur Jaringan httpeshafloracom
Diakses pada tanggal 18 Desember 2008
Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen
Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)
httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008
Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas
Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80
Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing
Group Inc New Jersey
23
I V KULTUR JARINGAN SANSIEVERA
A Pendahuluan
1 Latar Belakang
Sansievera merupakan tanaman hias yang sekarang sedang digemari
oleh para pecinta tanaman Selain mempunyai corak daun yang indah dan
unik mempunyai bentuk dan ukuran bervariasi tanaman ini juga berfungsi
sebagai penyerap polutan di udara sekitar tempat tumbuhnya Hal inilah
yang menyebabkan pecinta tanaman kembali melirik tanaman sansievera
Penciptaan varian-varian baru terus dilakukan untuk memperbaiki
keindahan dan keunikan dari daun sansievera Salah satu cara yang
digunakan untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan melakukan
kultur jaringan pada tanaman sansievera Diharapkan pada saat dikulturkan
secara terus-menerus terjadi perubahan genetik yang menyebabkan
keberagaman genetik dalam waktu yang relatif singkat sehingga tidak
membutuhkan waktu untuk menghasilkan satu varian yang baru
Selain itu kultur jaringan pada sansievera ju8ga serng digunakan
untuk menghasilkan anakan dalam jumlah yang banyak pada varietas yang
langka dan cukup sulit apabila dikembangbiakkan dengan cara vegetatif
biasa oleh karena itu kultur jaringan sangat bermanfaat bagi peningkatan
varietas baru dan pengembangbiakan varietas-varietas langka yang sulit
dikembangbiakkan
2 Tujuan
Tujuan dari praktikum acara IV ini adalah
Mengetahui teknik kultur jaringan sansievera
Mengetahui pengaruh BAP dan IBA terhadap pertumbuhan dan
perkembangan eksplan sansievera
3 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara IV ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29
Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
24
B Tinjauan Pustaka
Sitokinin juga mempunyai dua peran yang penting untuk propagasi
seara in vitro yaitu merupakan perangsang pembelahan sel dalam jaringan
yang dibuat eksplan dan merangsang pertumbuhan tunas daun namun
demikian kadar sitokinin yang optimal untuk pertumbuhan tunas dapat
menghambat pertumbuhan dan pembentukan akar Karena itu konsentrasi dari
sitokinin yang dipakai harus sesuai sehingga tidak menghambat pertumbuhan
dari eksplan (Wetherel 1988)
Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada
stek yang memiliki kadar auksin lebih t inggi lebih mampu menumbuhkan
akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi dari pada stek yang
memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah
jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai
katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan
sel Ada beberapa macam hormon dari kelompok auksin ini antara lain adalah
IAA (Indole Acetic Acid) NAA (Napthalen Acetic Acid) dan IBA (Indole
Butyric Acid) (Irwanto 2001)
Perbanyakan tanaman secara kultur jaringan ( tissue culture ) bertujuan
untuk mendapatkan tanaman dalam jumlah banyak dan seragam
pertumbuhannya Seiring dengan permintaan bibit sansievera yang semakin
meningkat cara perbanyakan secara konvensional menggunakan setek
anakan dan cabut pucuk tidak lagi bisa mencukupi Satu-satunya cara
perbanyakan yang sanggup memenuhi kebutuhan permintaan bibit dalam
jumlah besar itu hanyalah kultur jaringan
Eksplan yang digunakan adalah jaringan yang masih muda Jaringan
muda ini tersusun atas sel-sel yang masih muda dan aktif membelah sehingga
diharapkan bisa menghasilkan tanaman yang sempurna (Purwanto 2008)
Struktur kalus dari berbagai varietas yang digunakan berbeda-beda
tergantung kepada formulasi yang digunakan Biasanya struktur kalus
menggambarkan daya regenerasinya membentuk tunas dan akar Kalus yang
berbentuk globular (nodul-nodul) dan berwarna bening biasanya mempunyai
25
kemampuan lebih tinggi untuk membentuk tunas daripada kalus yang bersifat
kompak dan berwarna coklat-kehitaman Dalam hal ini media yang digunakan
untuk memacu regenerasi kalus akan sangat menentukan Keseimbangan
nutrisi dalam media tumbuh sangat mempengaruhi pertumbuhan kalus
maupun diferensiasinya membentuk tunas (Purnamaningsih 2006)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan pertumbuhan
plantlet akibat penambahan zat pengatur tumbuh BAP dan pikloram
Persentase daun normal terbesar didapat dari perlakuan B5 tanpa pikloram dan
BAP media MS tanpa pikloram Pertumbuhan akar plantlet lebih baik yang
dikulturkan pada media MS tanpa hormon atau dengan penambahan hormon
dengan konsentrasi terendah (Anonim 2008)
Pada sansievera metode kultur jaringan lebih sering diterapkan untuk
membiakkan jenis yang menghasilkan anakan seperti jenis S cylindrica dan
jenis yang langka Eksplan diambil dari nmata tunas pucuk rimpang atau
pucuk daun sepanjang 1 cm sebelum ditanam eksplan disterilisasi terlebih
dahulu untuk menghindari kontaminasi (Pramono 2008)
C Alat Bahan Dan Cara Kerja
1 Alat
- Laminar air flow cabinet
- Petridish dan botol-botol kultur
- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes
- Eksplan sansievera ( sansievera sp)
- Media kultur
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin)
2 Bahan
- Sansievera (sansievera sp)
- Media kultur
26
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin)
3 Cara Kerja
- Mempersiapkan eksplan
- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan
a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit
dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3
menit
b Membilas eksplan dengan aquadest steril
- Melakukan penanaman eksplan
a Membuka plastik penutup botol media kultur
b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan
pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api
c Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari
kontaminasi
- Melakukan pemeliharaan eksplan
a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur
b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol
c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus
2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi
- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati
a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar
tunas daun dan kalus (HST)
b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas
dan daun
c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan
- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir
pengamatan
27
D Hasil dan Pembahasan
1 Hasil
Tabel 41 Rekapan kultur Jaringan tanaman sansievera (Sansievera sp)
Mcam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasil
an
Sansie
vera
1 - - - - - - -
20
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - - - - -
5 5 MST - - - 8 akar - -
6 - - - - - - -
7 - - - - - - -
8 5 MST - - - 6 akar - -
9 - - - - - - -
10 - - - - - - -
Sumber Laporan Sementara
2 Pembahasan
Bahan tanam yang digunakan pada kultur jaringan sansievera ini
adalah potongan daun sansievera Setelah dilakukan pencucian bahan
dengan menggunakan fungisida dan bakterisida jaringan tanaman segera
ditanam dalam botol kultur Pada saat penanaman dilakukan bersamaan
dengan sterilisasi eksplan yang dilakukan di dalam LAFC
Pada saat penanaman sebaiknya bahan atanama ditanam dalam
keadaan berdiri bukan rebah Hal ini untuk memudahkan penyerapan
nutrisi yang ada di dalam media Apabila penanaman dilakukan dalam
keadaan rebah bagian daun yang mengadakan kontak dengan media
merupakan daun yang tidak mengalami pelukaan sehingga nutrisi dari
media akan sulit masuk ke dalam jaringan aeksplan
Pada kultur jaringan sansievera ini muncul akar ketika eksplan
berumur 5 MST Dari 10 eksplan yang ditanam eksplan yang
mengeluarkan akar berjumlah dua Akar yang muncul berjumlah masing-
masing 8 akar dan 6 akar Eksplan yang lain mengalami kematian akibat
terjadinya kontaminasi oleh jamur dan bakteri dan juga terjadinya
browning Kontaminasi terjadi karena sterilisasi yang kurang sempurna
28
dan browning terjadi akibat perendaman (untuk tujuan sterilisasi bahan)
klorox yang terlalu lama sehingga jaringan dari sansievera mengalami
browning
Gejala dari kontaminasi bakteri adalah munculnya hifa dari jamur
dan dalam waktu singkat memenuhi media kultur sedangkan gejala
serangan bakteri adalah adanya lendir pada media yang mencirikan koloni
dari bakteri Gejala dari browning sendiri adalah perubahan warna dari
eksplan menjadi hitam atau kepucatan pada jaringan-jaringan yang berada
di tepi
Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan pada sansievera ini
adalah 20 dengan jumlah akar yang terbentuk pada eksplan masing-
masing adalah 8 akar dan 6 akar Tumbuhnya akar pada kultur yang
mengalami keberhasilan merupakan peran dari zat pengatur tumbuh yang
ditambahkan Zat pengatur tumbuh yang ditambahkan adalah BAP dan
IBA BAP merupakan pemacu tunas sedangkan IBA merupakan pemicu
pertumbuhan akar Walaupun konsentrasi dari IBA lebih kecil jika
dibandingkan dengan BAP pertumbuhan akar disini bukan semata-mata
karena hal tersebut Faktor jenis tumbuhan juga mempengaruhi eksplan
sehingga organ yang muncul adalah akar dan Interaksi dari IBA dan BAP
mendorong pertumbuhan dari akar
E Kesimpulan dan Saran
1 Kesimpulan
a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan
terjadinya bowning kontaminasi media tanam
b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media
kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan
berkembang di dalam botol kultur
c Bahan tanam dari sansievera ditanam dalam keadaan tegak agar
eksplan mudah dalam menyerap nutrisi
d Akar terbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST
29
e Pembentukan akar ddidorong oleh adanya zat pengatur tumbuh IBA
dan BAP yang diberikan pada media tanam
f Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan sansivera adalah 20
keberhasilan kultur dilihat dari munculnya akar pada eksplan
2 Saran
Sebelum sterilisasi dilakukan sebaiknya bahan tanaman yang akan
digunakan permukaannya digosok dengan pemotong untuk menghilangkan
lapisan lilin yang melekat pada permukaan daun agar penyerapan nutrisi
berlangsung lebih mudah
30
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2008Pengaruh Komposisi Media Dasar Penambahan BAP dan
Pikloram terhadap Induksi Tunas Bawang Merah
httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 23 Desember
2008
Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen
Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)
httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008
Pramono S 2008 Pesona Sansievera PT agro Media Pustaka Jakarta
Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas
Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80
Purwanto AW 2008 Sansievera Flora Cantik Penyerap Racun Kanisius
Yogyakarta
Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing
Group Inc New Jersey
16
Mengetahui pengaruh bap dan iba terhadap pertumbuhan dan
perkembangan eksplan nanas dan wortel
3 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara III ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29
Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
B Tinjauan Pustaka
Suatu aturan sederhana yang mungkin dapat digunakan sebagai
pegangan adalah bahwa kita harus menggunakan tanaman sumber eksplan
yang sehat dan tumbuh kuat memilih jaringan yang muda dan menggunakan
eksplan yang cukup besar tetapi meskipun demikian banyak pengecualian-
pengecualiannya Sehingga kadang-kadang perlu melakukan langkah coba-
coba bila akan mengkulturkan suatu species atau varietas tanaman yang belum
pernah dilakukan sebelumnya (Wetherel 1988)
Kontaminasi dari eksplanlah yang paling sulit diatasi karena dalam hal
ini metode sterilisasi harus selektif Walaupun sterilisasi telah dilakukan
dengan berbagai cara namun kadang-kadang kontaminasi tetap saja terjadi
Dalam hal ini dikarenakan pada eksplan telah terjadi kontaminasi internal
Cara penggulangannya dilakukan treatment pada tanaman yang akan dijadikan
sebagai sumber eksplan Treatment-nya adalah dengan mengisolasi eksplan
disemprot dengan bakterisida fungisida selama 3 bulan setiap hari dengan
konsentrasi 150-200 mgl (Anonim 2008)
Proses pemberian hormon harus memperhatikan jumlah dan
konsentrasinya agar didapatkan sistim perakaran yang baik dalam waktu
relatif singkat Konsentrasi dan jumlah hormon ini sangat tergant ung pada
faktor-faktor sepert umur bahan stek waktulamanya pemberian hormon cara
pemberian hormon jenis tanaman dan sistim stek yang digunakan (Yasman
dan Smits 1988) Berdasarkan pengalaman kelompok auksin yang baik untuk
perakaran terutama untuk tanaman kehutanan Dipterocarpaceae adalah dari
kelompok IBA (Indole Butyric Acid) (Irwanto 2001)
17
Nanas diperbanyak dengan mahkota atau stek Secara umum bahan
penanaman yang baik digunakan untuk pertumbuhan dan pembuahan yang
seragam Untuk nanas yang ditanam untuk pasar buah segar dan dimana
semua bahan tanam bernilai campuran tipe tunas dapat digunakan Propagasi
vegetatif dengan tunas daun dimana setiap satu buku dari mahkota atau sulur
yang masak dapat memproduksi bibit merupakan teknik yang berguna untuk
menyediakan lebih dari 40 bibit per tunas terutama dari mahkota daunnya
Penanaman dengan kultur jaringan telah dikembangkan terutama introduksi
baru klon atau hibrid Penanaman biasanya dalam 2 garis dengan parit yang
lebar (Anonim 2003)
Tanaman wortel diperbanyak dengan bijinya Biji untuk penanaman ini
dikenal dengan istilah benih Benih wortel berwarna cokelat ukurannya keci
berbulu dan saling melekat satu sama lain Setiap 1 gr benih terdapat 200 biji
Benih wortel dapat diperoleh dengan cara membeli di kios atau toko-toko
pertanian Kebutuhan benih wortel untuk setiap hektarnya sekitar 15 kg-3 kg
(Ali et al2003)
Zat pengatur tumbuh dari golongan auksin berperan antara lain dalam
pembentukan kalus morfogenesis akar dan tunas serta embriogenesis
Pemilihan konsentrasi dan jenis auksin ditentukan antara lain oleh tipe
pertumbuhan dan perkembangan eksplan yang dikehendaki Penggunaan
auksin dengan daya aktivitas kuat (antara lain 24-D NAA atau
dikombinasikan dengan sitokinin dengan konsentrasi rendah) umumnya
digunakan untuk induksi kalus embriogenik Selain itu jenis dan konsentrasi
hormon jenis asam amino serta rasio auksin dan sitokinin sangat menentukan
dalam menginduksi pembentukan kalus ( Purnamaningsih 2006)
C Alat Bahan Dan Cara Kerja
1 Alat
- Laminar air flow cabinet
- Petridish danbotol-botol kultur
- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes
18
2 Bahan
- Eksplan nanas (Ananas comosus)
- Eksplan wortel (Daucus carota)
- Media kultur
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin) 525
3 Cara Kerja
- Mempersiapkan eksplan
- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan
a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit
dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3
menit
b Membilas eksplan dengan aquadest steril
- Melakukan penanaman eksplan
a Membuka plastik penutup botol media kultur
b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan
pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api
a Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari
kontaminasi
- Melakukan pemeliharaan eksplan
a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur
b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan luar botol
c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus
2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi
- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati
a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar
tunas daun dan kalus (HST)
b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas
dan daun
19
c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan
- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir
pengamatan
D Hasil dan Pembahasan
1 Hasil
Tabel 31 rekapan kultur jaringan tanaman nanas (Ananas comosus)
Macam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasilan
nanas 1 - - - - - - -
30
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - 5 MST - - -
5 - - - - - - -
6 - - - 5 MST - - -
7 - - - - - - -
8 - - - 5 MST - - -
9 - - - - - - -
10 - - - - - - -
Sumber Laporan sementara
Tabel 32 Rekapan Kultur Jaringan Tanaman wortel (Daucus carota)
Macam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasilan
Wortel
1 - - - - - - -
30
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - - - - -
5 - - - 5 MST - - -
6 - - - - - - -
7 - - - - - - -
8 - - - - - - -
9 - - - 5 MST - - -
10 - - - 5 MST - - -
Sumber Laporan Sementara
2 Pembahasan
Bahan eksplan yang digunakan berupa umbi wortel dan daging
bonggol dari mahkota nanas Bahan yang digunakan dari kedua tanaman
ini mempunyai karakteristik yang sama yaitu keduanya merupakan
20
jaringan tebal dan berair pada bahan tanam sebelum dilakukan penanaman
terlebuih dahulu dilakukan sterilisasi
Sterilisasi eksplan dilakukan menggunakan clorox (sunclin) dengan
melakukan perendaman selama plusmn 3 menit pada bahan dan membilas bahan
dengan aquadest Sterilisasi bahan harus dilakukan dengan tepat apabila
perendaman clorox terlalu lama maka jaringan dari bahan tanam akan
mengalami kematian (browning) sehingga tidak mampu membentuk
individu baru apabila sterilisasi terlalu singkat maka bahan tanam yang
digunakan akan membawa bibit ndash bibit kontaminasi
Kontaminasi dari eksplanlah yang paling sulit diatasi walaupun
sterilisasi telah dilakukan dengan berbagai cara namun kadang-kadang
kontaminasi tetap saja terjadi Dalam hal ini dikarenakan pada eksplan
telah terjadi kontaminasi internal Cara penggulangannya dilakukan
treatment pada tanaman yang akan dijadikan sebagai sumber eksplan
dengan mencuci eksplan pada larutan fungisida dan bakterisida Untuk
menanggulangi kontamiknasi setelah ekspaln dikulturkan maka dilakukan
pemeliharaan secara dengan melakukan penyemprotan spirtus ataupun
alkohol pada permukaan botol kultur dua hari sekali
Pada 5 MST muncul kalus pada wortel dan nanas yang berjumlah 6
eksplan (3 eksplan wortel 3 eksplan nanas) Kalus merupakan sekumpulan
massa sel yang belum terdiferensiasi menjadi organ dari tanaman Kalus
yang muncul merupakan hasil dari pembelahana sel-sel yang berda dalam
jaringan eksplan Sedangkan eksplan yang lain mengalami browning dan
kontaminasi Kontaminasi ini dikarenakan media MS merupakan media
yang kaya akan nutrisi sehingga mikroba di sekeliling tanaman atau udara
sekitar eksplan juga tumbuh dan berkompetisi dengan eksplan
Prosentase keberhasilan dari kultur nanas adalah 30 dan
prosentase keberhasilan dari kultur wortel adalah 30 Tingkat
keberhasilan dari kultur wortel dan kultur nanas ini pling tinggi jika
dibandingkan dengan kultur bahan yang lain karena bahan tanam yang
21
digunakan lebih mudah menyerap media sehingga pertumbuhan kalus
lebih banyak dan lebih cepat
Pembentukan kalus ini akibat dari pengaruh hormon BAP yang
diberikan pada media BAP merupakan senyawa kelompok sitokinin yang
memacu pembelahan sel sehingga mampu memacu pembentukan kalus
atau massa sel Kalus yang terbentuk dapat dipacu untuk berdiferensiasi
menjadi tunas dengan menambahkan kandungan IBA pada media
Pengaruh BAP pada eksplan lebih dominan karena kandungan di dalam
media lebih besar daripada IBA sehingga terbentuklah kalus pada eksplan
E Kesimpulan dan Saran
1 Kesimpulan
a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan
terjadinya bowning kontaminasi media tanam
b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media
kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan
berkembang di dalam botol kultur
c Bahan tanam dari wortel dan nanas cukup mudah untuk menyerap
nutrisi di dalam media sehingga lebih cepat terbentuk kalus
d Kalus iterbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST
e Pengaruh BAP lebih tinggi jika dibandingkan dengan IBA karena
konsentrasi BAP yang lebih tinggi
f BAP merangsang pembelahan sel sehingga terbentuk kalus yang
berupa massa sel yang belum terdiferensiasi
g Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan nanas adalah 30 dan
pada kultur wortel adalah 30
2 Saran
Dalam proses penanaman sebaiknya dicontohkan terlebih dahulu
cara penanaman eksplan yang benar sehingga tidak terjadi kesalahan
sterilisasi bahan yang berakibat terjadinya kontaminasi ataupun browning
22
DAFTAR PUSTAKA
Ali NBV Estu R Hendro S 2003 Wortel dan Lobak Panebar Swadaya Bogor
Anonim 2003 Ananas comosus httpwwwproseanetorg Diakses pada tanggal
22 Desember 2008
Husen M 2008 Kontaminasi Dalam Kultur Jaringan httpeshafloracom
Diakses pada tanggal 18 Desember 2008
Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen
Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)
httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008
Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas
Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80
Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing
Group Inc New Jersey
23
I V KULTUR JARINGAN SANSIEVERA
A Pendahuluan
1 Latar Belakang
Sansievera merupakan tanaman hias yang sekarang sedang digemari
oleh para pecinta tanaman Selain mempunyai corak daun yang indah dan
unik mempunyai bentuk dan ukuran bervariasi tanaman ini juga berfungsi
sebagai penyerap polutan di udara sekitar tempat tumbuhnya Hal inilah
yang menyebabkan pecinta tanaman kembali melirik tanaman sansievera
Penciptaan varian-varian baru terus dilakukan untuk memperbaiki
keindahan dan keunikan dari daun sansievera Salah satu cara yang
digunakan untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan melakukan
kultur jaringan pada tanaman sansievera Diharapkan pada saat dikulturkan
secara terus-menerus terjadi perubahan genetik yang menyebabkan
keberagaman genetik dalam waktu yang relatif singkat sehingga tidak
membutuhkan waktu untuk menghasilkan satu varian yang baru
Selain itu kultur jaringan pada sansievera ju8ga serng digunakan
untuk menghasilkan anakan dalam jumlah yang banyak pada varietas yang
langka dan cukup sulit apabila dikembangbiakkan dengan cara vegetatif
biasa oleh karena itu kultur jaringan sangat bermanfaat bagi peningkatan
varietas baru dan pengembangbiakan varietas-varietas langka yang sulit
dikembangbiakkan
2 Tujuan
Tujuan dari praktikum acara IV ini adalah
Mengetahui teknik kultur jaringan sansievera
Mengetahui pengaruh BAP dan IBA terhadap pertumbuhan dan
perkembangan eksplan sansievera
3 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara IV ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29
Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
24
B Tinjauan Pustaka
Sitokinin juga mempunyai dua peran yang penting untuk propagasi
seara in vitro yaitu merupakan perangsang pembelahan sel dalam jaringan
yang dibuat eksplan dan merangsang pertumbuhan tunas daun namun
demikian kadar sitokinin yang optimal untuk pertumbuhan tunas dapat
menghambat pertumbuhan dan pembentukan akar Karena itu konsentrasi dari
sitokinin yang dipakai harus sesuai sehingga tidak menghambat pertumbuhan
dari eksplan (Wetherel 1988)
Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada
stek yang memiliki kadar auksin lebih t inggi lebih mampu menumbuhkan
akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi dari pada stek yang
memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah
jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai
katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan
sel Ada beberapa macam hormon dari kelompok auksin ini antara lain adalah
IAA (Indole Acetic Acid) NAA (Napthalen Acetic Acid) dan IBA (Indole
Butyric Acid) (Irwanto 2001)
Perbanyakan tanaman secara kultur jaringan ( tissue culture ) bertujuan
untuk mendapatkan tanaman dalam jumlah banyak dan seragam
pertumbuhannya Seiring dengan permintaan bibit sansievera yang semakin
meningkat cara perbanyakan secara konvensional menggunakan setek
anakan dan cabut pucuk tidak lagi bisa mencukupi Satu-satunya cara
perbanyakan yang sanggup memenuhi kebutuhan permintaan bibit dalam
jumlah besar itu hanyalah kultur jaringan
Eksplan yang digunakan adalah jaringan yang masih muda Jaringan
muda ini tersusun atas sel-sel yang masih muda dan aktif membelah sehingga
diharapkan bisa menghasilkan tanaman yang sempurna (Purwanto 2008)
Struktur kalus dari berbagai varietas yang digunakan berbeda-beda
tergantung kepada formulasi yang digunakan Biasanya struktur kalus
menggambarkan daya regenerasinya membentuk tunas dan akar Kalus yang
berbentuk globular (nodul-nodul) dan berwarna bening biasanya mempunyai
25
kemampuan lebih tinggi untuk membentuk tunas daripada kalus yang bersifat
kompak dan berwarna coklat-kehitaman Dalam hal ini media yang digunakan
untuk memacu regenerasi kalus akan sangat menentukan Keseimbangan
nutrisi dalam media tumbuh sangat mempengaruhi pertumbuhan kalus
maupun diferensiasinya membentuk tunas (Purnamaningsih 2006)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan pertumbuhan
plantlet akibat penambahan zat pengatur tumbuh BAP dan pikloram
Persentase daun normal terbesar didapat dari perlakuan B5 tanpa pikloram dan
BAP media MS tanpa pikloram Pertumbuhan akar plantlet lebih baik yang
dikulturkan pada media MS tanpa hormon atau dengan penambahan hormon
dengan konsentrasi terendah (Anonim 2008)
Pada sansievera metode kultur jaringan lebih sering diterapkan untuk
membiakkan jenis yang menghasilkan anakan seperti jenis S cylindrica dan
jenis yang langka Eksplan diambil dari nmata tunas pucuk rimpang atau
pucuk daun sepanjang 1 cm sebelum ditanam eksplan disterilisasi terlebih
dahulu untuk menghindari kontaminasi (Pramono 2008)
C Alat Bahan Dan Cara Kerja
1 Alat
- Laminar air flow cabinet
- Petridish dan botol-botol kultur
- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes
- Eksplan sansievera ( sansievera sp)
- Media kultur
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin)
2 Bahan
- Sansievera (sansievera sp)
- Media kultur
26
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin)
3 Cara Kerja
- Mempersiapkan eksplan
- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan
a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit
dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3
menit
b Membilas eksplan dengan aquadest steril
- Melakukan penanaman eksplan
a Membuka plastik penutup botol media kultur
b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan
pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api
c Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari
kontaminasi
- Melakukan pemeliharaan eksplan
a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur
b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol
c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus
2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi
- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati
a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar
tunas daun dan kalus (HST)
b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas
dan daun
c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan
- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir
pengamatan
27
D Hasil dan Pembahasan
1 Hasil
Tabel 41 Rekapan kultur Jaringan tanaman sansievera (Sansievera sp)
Mcam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasil
an
Sansie
vera
1 - - - - - - -
20
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - - - - -
5 5 MST - - - 8 akar - -
6 - - - - - - -
7 - - - - - - -
8 5 MST - - - 6 akar - -
9 - - - - - - -
10 - - - - - - -
Sumber Laporan Sementara
2 Pembahasan
Bahan tanam yang digunakan pada kultur jaringan sansievera ini
adalah potongan daun sansievera Setelah dilakukan pencucian bahan
dengan menggunakan fungisida dan bakterisida jaringan tanaman segera
ditanam dalam botol kultur Pada saat penanaman dilakukan bersamaan
dengan sterilisasi eksplan yang dilakukan di dalam LAFC
Pada saat penanaman sebaiknya bahan atanama ditanam dalam
keadaan berdiri bukan rebah Hal ini untuk memudahkan penyerapan
nutrisi yang ada di dalam media Apabila penanaman dilakukan dalam
keadaan rebah bagian daun yang mengadakan kontak dengan media
merupakan daun yang tidak mengalami pelukaan sehingga nutrisi dari
media akan sulit masuk ke dalam jaringan aeksplan
Pada kultur jaringan sansievera ini muncul akar ketika eksplan
berumur 5 MST Dari 10 eksplan yang ditanam eksplan yang
mengeluarkan akar berjumlah dua Akar yang muncul berjumlah masing-
masing 8 akar dan 6 akar Eksplan yang lain mengalami kematian akibat
terjadinya kontaminasi oleh jamur dan bakteri dan juga terjadinya
browning Kontaminasi terjadi karena sterilisasi yang kurang sempurna
28
dan browning terjadi akibat perendaman (untuk tujuan sterilisasi bahan)
klorox yang terlalu lama sehingga jaringan dari sansievera mengalami
browning
Gejala dari kontaminasi bakteri adalah munculnya hifa dari jamur
dan dalam waktu singkat memenuhi media kultur sedangkan gejala
serangan bakteri adalah adanya lendir pada media yang mencirikan koloni
dari bakteri Gejala dari browning sendiri adalah perubahan warna dari
eksplan menjadi hitam atau kepucatan pada jaringan-jaringan yang berada
di tepi
Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan pada sansievera ini
adalah 20 dengan jumlah akar yang terbentuk pada eksplan masing-
masing adalah 8 akar dan 6 akar Tumbuhnya akar pada kultur yang
mengalami keberhasilan merupakan peran dari zat pengatur tumbuh yang
ditambahkan Zat pengatur tumbuh yang ditambahkan adalah BAP dan
IBA BAP merupakan pemacu tunas sedangkan IBA merupakan pemicu
pertumbuhan akar Walaupun konsentrasi dari IBA lebih kecil jika
dibandingkan dengan BAP pertumbuhan akar disini bukan semata-mata
karena hal tersebut Faktor jenis tumbuhan juga mempengaruhi eksplan
sehingga organ yang muncul adalah akar dan Interaksi dari IBA dan BAP
mendorong pertumbuhan dari akar
E Kesimpulan dan Saran
1 Kesimpulan
a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan
terjadinya bowning kontaminasi media tanam
b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media
kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan
berkembang di dalam botol kultur
c Bahan tanam dari sansievera ditanam dalam keadaan tegak agar
eksplan mudah dalam menyerap nutrisi
d Akar terbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST
29
e Pembentukan akar ddidorong oleh adanya zat pengatur tumbuh IBA
dan BAP yang diberikan pada media tanam
f Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan sansivera adalah 20
keberhasilan kultur dilihat dari munculnya akar pada eksplan
2 Saran
Sebelum sterilisasi dilakukan sebaiknya bahan tanaman yang akan
digunakan permukaannya digosok dengan pemotong untuk menghilangkan
lapisan lilin yang melekat pada permukaan daun agar penyerapan nutrisi
berlangsung lebih mudah
30
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2008Pengaruh Komposisi Media Dasar Penambahan BAP dan
Pikloram terhadap Induksi Tunas Bawang Merah
httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 23 Desember
2008
Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen
Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)
httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008
Pramono S 2008 Pesona Sansievera PT agro Media Pustaka Jakarta
Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas
Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80
Purwanto AW 2008 Sansievera Flora Cantik Penyerap Racun Kanisius
Yogyakarta
Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing
Group Inc New Jersey
17
Nanas diperbanyak dengan mahkota atau stek Secara umum bahan
penanaman yang baik digunakan untuk pertumbuhan dan pembuahan yang
seragam Untuk nanas yang ditanam untuk pasar buah segar dan dimana
semua bahan tanam bernilai campuran tipe tunas dapat digunakan Propagasi
vegetatif dengan tunas daun dimana setiap satu buku dari mahkota atau sulur
yang masak dapat memproduksi bibit merupakan teknik yang berguna untuk
menyediakan lebih dari 40 bibit per tunas terutama dari mahkota daunnya
Penanaman dengan kultur jaringan telah dikembangkan terutama introduksi
baru klon atau hibrid Penanaman biasanya dalam 2 garis dengan parit yang
lebar (Anonim 2003)
Tanaman wortel diperbanyak dengan bijinya Biji untuk penanaman ini
dikenal dengan istilah benih Benih wortel berwarna cokelat ukurannya keci
berbulu dan saling melekat satu sama lain Setiap 1 gr benih terdapat 200 biji
Benih wortel dapat diperoleh dengan cara membeli di kios atau toko-toko
pertanian Kebutuhan benih wortel untuk setiap hektarnya sekitar 15 kg-3 kg
(Ali et al2003)
Zat pengatur tumbuh dari golongan auksin berperan antara lain dalam
pembentukan kalus morfogenesis akar dan tunas serta embriogenesis
Pemilihan konsentrasi dan jenis auksin ditentukan antara lain oleh tipe
pertumbuhan dan perkembangan eksplan yang dikehendaki Penggunaan
auksin dengan daya aktivitas kuat (antara lain 24-D NAA atau
dikombinasikan dengan sitokinin dengan konsentrasi rendah) umumnya
digunakan untuk induksi kalus embriogenik Selain itu jenis dan konsentrasi
hormon jenis asam amino serta rasio auksin dan sitokinin sangat menentukan
dalam menginduksi pembentukan kalus ( Purnamaningsih 2006)
C Alat Bahan Dan Cara Kerja
1 Alat
- Laminar air flow cabinet
- Petridish danbotol-botol kultur
- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes
18
2 Bahan
- Eksplan nanas (Ananas comosus)
- Eksplan wortel (Daucus carota)
- Media kultur
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin) 525
3 Cara Kerja
- Mempersiapkan eksplan
- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan
a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit
dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3
menit
b Membilas eksplan dengan aquadest steril
- Melakukan penanaman eksplan
a Membuka plastik penutup botol media kultur
b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan
pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api
a Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari
kontaminasi
- Melakukan pemeliharaan eksplan
a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur
b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan luar botol
c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus
2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi
- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati
a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar
tunas daun dan kalus (HST)
b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas
dan daun
19
c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan
- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir
pengamatan
D Hasil dan Pembahasan
1 Hasil
Tabel 31 rekapan kultur jaringan tanaman nanas (Ananas comosus)
Macam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasilan
nanas 1 - - - - - - -
30
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - 5 MST - - -
5 - - - - - - -
6 - - - 5 MST - - -
7 - - - - - - -
8 - - - 5 MST - - -
9 - - - - - - -
10 - - - - - - -
Sumber Laporan sementara
Tabel 32 Rekapan Kultur Jaringan Tanaman wortel (Daucus carota)
Macam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasilan
Wortel
1 - - - - - - -
30
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - - - - -
5 - - - 5 MST - - -
6 - - - - - - -
7 - - - - - - -
8 - - - - - - -
9 - - - 5 MST - - -
10 - - - 5 MST - - -
Sumber Laporan Sementara
2 Pembahasan
Bahan eksplan yang digunakan berupa umbi wortel dan daging
bonggol dari mahkota nanas Bahan yang digunakan dari kedua tanaman
ini mempunyai karakteristik yang sama yaitu keduanya merupakan
20
jaringan tebal dan berair pada bahan tanam sebelum dilakukan penanaman
terlebuih dahulu dilakukan sterilisasi
Sterilisasi eksplan dilakukan menggunakan clorox (sunclin) dengan
melakukan perendaman selama plusmn 3 menit pada bahan dan membilas bahan
dengan aquadest Sterilisasi bahan harus dilakukan dengan tepat apabila
perendaman clorox terlalu lama maka jaringan dari bahan tanam akan
mengalami kematian (browning) sehingga tidak mampu membentuk
individu baru apabila sterilisasi terlalu singkat maka bahan tanam yang
digunakan akan membawa bibit ndash bibit kontaminasi
Kontaminasi dari eksplanlah yang paling sulit diatasi walaupun
sterilisasi telah dilakukan dengan berbagai cara namun kadang-kadang
kontaminasi tetap saja terjadi Dalam hal ini dikarenakan pada eksplan
telah terjadi kontaminasi internal Cara penggulangannya dilakukan
treatment pada tanaman yang akan dijadikan sebagai sumber eksplan
dengan mencuci eksplan pada larutan fungisida dan bakterisida Untuk
menanggulangi kontamiknasi setelah ekspaln dikulturkan maka dilakukan
pemeliharaan secara dengan melakukan penyemprotan spirtus ataupun
alkohol pada permukaan botol kultur dua hari sekali
Pada 5 MST muncul kalus pada wortel dan nanas yang berjumlah 6
eksplan (3 eksplan wortel 3 eksplan nanas) Kalus merupakan sekumpulan
massa sel yang belum terdiferensiasi menjadi organ dari tanaman Kalus
yang muncul merupakan hasil dari pembelahana sel-sel yang berda dalam
jaringan eksplan Sedangkan eksplan yang lain mengalami browning dan
kontaminasi Kontaminasi ini dikarenakan media MS merupakan media
yang kaya akan nutrisi sehingga mikroba di sekeliling tanaman atau udara
sekitar eksplan juga tumbuh dan berkompetisi dengan eksplan
Prosentase keberhasilan dari kultur nanas adalah 30 dan
prosentase keberhasilan dari kultur wortel adalah 30 Tingkat
keberhasilan dari kultur wortel dan kultur nanas ini pling tinggi jika
dibandingkan dengan kultur bahan yang lain karena bahan tanam yang
21
digunakan lebih mudah menyerap media sehingga pertumbuhan kalus
lebih banyak dan lebih cepat
Pembentukan kalus ini akibat dari pengaruh hormon BAP yang
diberikan pada media BAP merupakan senyawa kelompok sitokinin yang
memacu pembelahan sel sehingga mampu memacu pembentukan kalus
atau massa sel Kalus yang terbentuk dapat dipacu untuk berdiferensiasi
menjadi tunas dengan menambahkan kandungan IBA pada media
Pengaruh BAP pada eksplan lebih dominan karena kandungan di dalam
media lebih besar daripada IBA sehingga terbentuklah kalus pada eksplan
E Kesimpulan dan Saran
1 Kesimpulan
a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan
terjadinya bowning kontaminasi media tanam
b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media
kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan
berkembang di dalam botol kultur
c Bahan tanam dari wortel dan nanas cukup mudah untuk menyerap
nutrisi di dalam media sehingga lebih cepat terbentuk kalus
d Kalus iterbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST
e Pengaruh BAP lebih tinggi jika dibandingkan dengan IBA karena
konsentrasi BAP yang lebih tinggi
f BAP merangsang pembelahan sel sehingga terbentuk kalus yang
berupa massa sel yang belum terdiferensiasi
g Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan nanas adalah 30 dan
pada kultur wortel adalah 30
2 Saran
Dalam proses penanaman sebaiknya dicontohkan terlebih dahulu
cara penanaman eksplan yang benar sehingga tidak terjadi kesalahan
sterilisasi bahan yang berakibat terjadinya kontaminasi ataupun browning
22
DAFTAR PUSTAKA
Ali NBV Estu R Hendro S 2003 Wortel dan Lobak Panebar Swadaya Bogor
Anonim 2003 Ananas comosus httpwwwproseanetorg Diakses pada tanggal
22 Desember 2008
Husen M 2008 Kontaminasi Dalam Kultur Jaringan httpeshafloracom
Diakses pada tanggal 18 Desember 2008
Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen
Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)
httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008
Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas
Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80
Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing
Group Inc New Jersey
23
I V KULTUR JARINGAN SANSIEVERA
A Pendahuluan
1 Latar Belakang
Sansievera merupakan tanaman hias yang sekarang sedang digemari
oleh para pecinta tanaman Selain mempunyai corak daun yang indah dan
unik mempunyai bentuk dan ukuran bervariasi tanaman ini juga berfungsi
sebagai penyerap polutan di udara sekitar tempat tumbuhnya Hal inilah
yang menyebabkan pecinta tanaman kembali melirik tanaman sansievera
Penciptaan varian-varian baru terus dilakukan untuk memperbaiki
keindahan dan keunikan dari daun sansievera Salah satu cara yang
digunakan untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan melakukan
kultur jaringan pada tanaman sansievera Diharapkan pada saat dikulturkan
secara terus-menerus terjadi perubahan genetik yang menyebabkan
keberagaman genetik dalam waktu yang relatif singkat sehingga tidak
membutuhkan waktu untuk menghasilkan satu varian yang baru
Selain itu kultur jaringan pada sansievera ju8ga serng digunakan
untuk menghasilkan anakan dalam jumlah yang banyak pada varietas yang
langka dan cukup sulit apabila dikembangbiakkan dengan cara vegetatif
biasa oleh karena itu kultur jaringan sangat bermanfaat bagi peningkatan
varietas baru dan pengembangbiakan varietas-varietas langka yang sulit
dikembangbiakkan
2 Tujuan
Tujuan dari praktikum acara IV ini adalah
Mengetahui teknik kultur jaringan sansievera
Mengetahui pengaruh BAP dan IBA terhadap pertumbuhan dan
perkembangan eksplan sansievera
3 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara IV ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29
Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
24
B Tinjauan Pustaka
Sitokinin juga mempunyai dua peran yang penting untuk propagasi
seara in vitro yaitu merupakan perangsang pembelahan sel dalam jaringan
yang dibuat eksplan dan merangsang pertumbuhan tunas daun namun
demikian kadar sitokinin yang optimal untuk pertumbuhan tunas dapat
menghambat pertumbuhan dan pembentukan akar Karena itu konsentrasi dari
sitokinin yang dipakai harus sesuai sehingga tidak menghambat pertumbuhan
dari eksplan (Wetherel 1988)
Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada
stek yang memiliki kadar auksin lebih t inggi lebih mampu menumbuhkan
akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi dari pada stek yang
memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah
jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai
katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan
sel Ada beberapa macam hormon dari kelompok auksin ini antara lain adalah
IAA (Indole Acetic Acid) NAA (Napthalen Acetic Acid) dan IBA (Indole
Butyric Acid) (Irwanto 2001)
Perbanyakan tanaman secara kultur jaringan ( tissue culture ) bertujuan
untuk mendapatkan tanaman dalam jumlah banyak dan seragam
pertumbuhannya Seiring dengan permintaan bibit sansievera yang semakin
meningkat cara perbanyakan secara konvensional menggunakan setek
anakan dan cabut pucuk tidak lagi bisa mencukupi Satu-satunya cara
perbanyakan yang sanggup memenuhi kebutuhan permintaan bibit dalam
jumlah besar itu hanyalah kultur jaringan
Eksplan yang digunakan adalah jaringan yang masih muda Jaringan
muda ini tersusun atas sel-sel yang masih muda dan aktif membelah sehingga
diharapkan bisa menghasilkan tanaman yang sempurna (Purwanto 2008)
Struktur kalus dari berbagai varietas yang digunakan berbeda-beda
tergantung kepada formulasi yang digunakan Biasanya struktur kalus
menggambarkan daya regenerasinya membentuk tunas dan akar Kalus yang
berbentuk globular (nodul-nodul) dan berwarna bening biasanya mempunyai
25
kemampuan lebih tinggi untuk membentuk tunas daripada kalus yang bersifat
kompak dan berwarna coklat-kehitaman Dalam hal ini media yang digunakan
untuk memacu regenerasi kalus akan sangat menentukan Keseimbangan
nutrisi dalam media tumbuh sangat mempengaruhi pertumbuhan kalus
maupun diferensiasinya membentuk tunas (Purnamaningsih 2006)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan pertumbuhan
plantlet akibat penambahan zat pengatur tumbuh BAP dan pikloram
Persentase daun normal terbesar didapat dari perlakuan B5 tanpa pikloram dan
BAP media MS tanpa pikloram Pertumbuhan akar plantlet lebih baik yang
dikulturkan pada media MS tanpa hormon atau dengan penambahan hormon
dengan konsentrasi terendah (Anonim 2008)
Pada sansievera metode kultur jaringan lebih sering diterapkan untuk
membiakkan jenis yang menghasilkan anakan seperti jenis S cylindrica dan
jenis yang langka Eksplan diambil dari nmata tunas pucuk rimpang atau
pucuk daun sepanjang 1 cm sebelum ditanam eksplan disterilisasi terlebih
dahulu untuk menghindari kontaminasi (Pramono 2008)
C Alat Bahan Dan Cara Kerja
1 Alat
- Laminar air flow cabinet
- Petridish dan botol-botol kultur
- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes
- Eksplan sansievera ( sansievera sp)
- Media kultur
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin)
2 Bahan
- Sansievera (sansievera sp)
- Media kultur
26
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin)
3 Cara Kerja
- Mempersiapkan eksplan
- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan
a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit
dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3
menit
b Membilas eksplan dengan aquadest steril
- Melakukan penanaman eksplan
a Membuka plastik penutup botol media kultur
b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan
pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api
c Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari
kontaminasi
- Melakukan pemeliharaan eksplan
a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur
b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol
c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus
2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi
- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati
a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar
tunas daun dan kalus (HST)
b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas
dan daun
c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan
- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir
pengamatan
27
D Hasil dan Pembahasan
1 Hasil
Tabel 41 Rekapan kultur Jaringan tanaman sansievera (Sansievera sp)
Mcam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasil
an
Sansie
vera
1 - - - - - - -
20
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - - - - -
5 5 MST - - - 8 akar - -
6 - - - - - - -
7 - - - - - - -
8 5 MST - - - 6 akar - -
9 - - - - - - -
10 - - - - - - -
Sumber Laporan Sementara
2 Pembahasan
Bahan tanam yang digunakan pada kultur jaringan sansievera ini
adalah potongan daun sansievera Setelah dilakukan pencucian bahan
dengan menggunakan fungisida dan bakterisida jaringan tanaman segera
ditanam dalam botol kultur Pada saat penanaman dilakukan bersamaan
dengan sterilisasi eksplan yang dilakukan di dalam LAFC
Pada saat penanaman sebaiknya bahan atanama ditanam dalam
keadaan berdiri bukan rebah Hal ini untuk memudahkan penyerapan
nutrisi yang ada di dalam media Apabila penanaman dilakukan dalam
keadaan rebah bagian daun yang mengadakan kontak dengan media
merupakan daun yang tidak mengalami pelukaan sehingga nutrisi dari
media akan sulit masuk ke dalam jaringan aeksplan
Pada kultur jaringan sansievera ini muncul akar ketika eksplan
berumur 5 MST Dari 10 eksplan yang ditanam eksplan yang
mengeluarkan akar berjumlah dua Akar yang muncul berjumlah masing-
masing 8 akar dan 6 akar Eksplan yang lain mengalami kematian akibat
terjadinya kontaminasi oleh jamur dan bakteri dan juga terjadinya
browning Kontaminasi terjadi karena sterilisasi yang kurang sempurna
28
dan browning terjadi akibat perendaman (untuk tujuan sterilisasi bahan)
klorox yang terlalu lama sehingga jaringan dari sansievera mengalami
browning
Gejala dari kontaminasi bakteri adalah munculnya hifa dari jamur
dan dalam waktu singkat memenuhi media kultur sedangkan gejala
serangan bakteri adalah adanya lendir pada media yang mencirikan koloni
dari bakteri Gejala dari browning sendiri adalah perubahan warna dari
eksplan menjadi hitam atau kepucatan pada jaringan-jaringan yang berada
di tepi
Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan pada sansievera ini
adalah 20 dengan jumlah akar yang terbentuk pada eksplan masing-
masing adalah 8 akar dan 6 akar Tumbuhnya akar pada kultur yang
mengalami keberhasilan merupakan peran dari zat pengatur tumbuh yang
ditambahkan Zat pengatur tumbuh yang ditambahkan adalah BAP dan
IBA BAP merupakan pemacu tunas sedangkan IBA merupakan pemicu
pertumbuhan akar Walaupun konsentrasi dari IBA lebih kecil jika
dibandingkan dengan BAP pertumbuhan akar disini bukan semata-mata
karena hal tersebut Faktor jenis tumbuhan juga mempengaruhi eksplan
sehingga organ yang muncul adalah akar dan Interaksi dari IBA dan BAP
mendorong pertumbuhan dari akar
E Kesimpulan dan Saran
1 Kesimpulan
a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan
terjadinya bowning kontaminasi media tanam
b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media
kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan
berkembang di dalam botol kultur
c Bahan tanam dari sansievera ditanam dalam keadaan tegak agar
eksplan mudah dalam menyerap nutrisi
d Akar terbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST
29
e Pembentukan akar ddidorong oleh adanya zat pengatur tumbuh IBA
dan BAP yang diberikan pada media tanam
f Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan sansivera adalah 20
keberhasilan kultur dilihat dari munculnya akar pada eksplan
2 Saran
Sebelum sterilisasi dilakukan sebaiknya bahan tanaman yang akan
digunakan permukaannya digosok dengan pemotong untuk menghilangkan
lapisan lilin yang melekat pada permukaan daun agar penyerapan nutrisi
berlangsung lebih mudah
30
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2008Pengaruh Komposisi Media Dasar Penambahan BAP dan
Pikloram terhadap Induksi Tunas Bawang Merah
httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 23 Desember
2008
Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen
Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)
httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008
Pramono S 2008 Pesona Sansievera PT agro Media Pustaka Jakarta
Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas
Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80
Purwanto AW 2008 Sansievera Flora Cantik Penyerap Racun Kanisius
Yogyakarta
Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing
Group Inc New Jersey
18
2 Bahan
- Eksplan nanas (Ananas comosus)
- Eksplan wortel (Daucus carota)
- Media kultur
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin) 525
3 Cara Kerja
- Mempersiapkan eksplan
- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan
a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit
dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3
menit
b Membilas eksplan dengan aquadest steril
- Melakukan penanaman eksplan
a Membuka plastik penutup botol media kultur
b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan
pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api
a Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari
kontaminasi
- Melakukan pemeliharaan eksplan
a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur
b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan luar botol
c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus
2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi
- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati
a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar
tunas daun dan kalus (HST)
b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas
dan daun
19
c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan
- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir
pengamatan
D Hasil dan Pembahasan
1 Hasil
Tabel 31 rekapan kultur jaringan tanaman nanas (Ananas comosus)
Macam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasilan
nanas 1 - - - - - - -
30
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - 5 MST - - -
5 - - - - - - -
6 - - - 5 MST - - -
7 - - - - - - -
8 - - - 5 MST - - -
9 - - - - - - -
10 - - - - - - -
Sumber Laporan sementara
Tabel 32 Rekapan Kultur Jaringan Tanaman wortel (Daucus carota)
Macam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasilan
Wortel
1 - - - - - - -
30
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - - - - -
5 - - - 5 MST - - -
6 - - - - - - -
7 - - - - - - -
8 - - - - - - -
9 - - - 5 MST - - -
10 - - - 5 MST - - -
Sumber Laporan Sementara
2 Pembahasan
Bahan eksplan yang digunakan berupa umbi wortel dan daging
bonggol dari mahkota nanas Bahan yang digunakan dari kedua tanaman
ini mempunyai karakteristik yang sama yaitu keduanya merupakan
20
jaringan tebal dan berair pada bahan tanam sebelum dilakukan penanaman
terlebuih dahulu dilakukan sterilisasi
Sterilisasi eksplan dilakukan menggunakan clorox (sunclin) dengan
melakukan perendaman selama plusmn 3 menit pada bahan dan membilas bahan
dengan aquadest Sterilisasi bahan harus dilakukan dengan tepat apabila
perendaman clorox terlalu lama maka jaringan dari bahan tanam akan
mengalami kematian (browning) sehingga tidak mampu membentuk
individu baru apabila sterilisasi terlalu singkat maka bahan tanam yang
digunakan akan membawa bibit ndash bibit kontaminasi
Kontaminasi dari eksplanlah yang paling sulit diatasi walaupun
sterilisasi telah dilakukan dengan berbagai cara namun kadang-kadang
kontaminasi tetap saja terjadi Dalam hal ini dikarenakan pada eksplan
telah terjadi kontaminasi internal Cara penggulangannya dilakukan
treatment pada tanaman yang akan dijadikan sebagai sumber eksplan
dengan mencuci eksplan pada larutan fungisida dan bakterisida Untuk
menanggulangi kontamiknasi setelah ekspaln dikulturkan maka dilakukan
pemeliharaan secara dengan melakukan penyemprotan spirtus ataupun
alkohol pada permukaan botol kultur dua hari sekali
Pada 5 MST muncul kalus pada wortel dan nanas yang berjumlah 6
eksplan (3 eksplan wortel 3 eksplan nanas) Kalus merupakan sekumpulan
massa sel yang belum terdiferensiasi menjadi organ dari tanaman Kalus
yang muncul merupakan hasil dari pembelahana sel-sel yang berda dalam
jaringan eksplan Sedangkan eksplan yang lain mengalami browning dan
kontaminasi Kontaminasi ini dikarenakan media MS merupakan media
yang kaya akan nutrisi sehingga mikroba di sekeliling tanaman atau udara
sekitar eksplan juga tumbuh dan berkompetisi dengan eksplan
Prosentase keberhasilan dari kultur nanas adalah 30 dan
prosentase keberhasilan dari kultur wortel adalah 30 Tingkat
keberhasilan dari kultur wortel dan kultur nanas ini pling tinggi jika
dibandingkan dengan kultur bahan yang lain karena bahan tanam yang
21
digunakan lebih mudah menyerap media sehingga pertumbuhan kalus
lebih banyak dan lebih cepat
Pembentukan kalus ini akibat dari pengaruh hormon BAP yang
diberikan pada media BAP merupakan senyawa kelompok sitokinin yang
memacu pembelahan sel sehingga mampu memacu pembentukan kalus
atau massa sel Kalus yang terbentuk dapat dipacu untuk berdiferensiasi
menjadi tunas dengan menambahkan kandungan IBA pada media
Pengaruh BAP pada eksplan lebih dominan karena kandungan di dalam
media lebih besar daripada IBA sehingga terbentuklah kalus pada eksplan
E Kesimpulan dan Saran
1 Kesimpulan
a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan
terjadinya bowning kontaminasi media tanam
b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media
kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan
berkembang di dalam botol kultur
c Bahan tanam dari wortel dan nanas cukup mudah untuk menyerap
nutrisi di dalam media sehingga lebih cepat terbentuk kalus
d Kalus iterbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST
e Pengaruh BAP lebih tinggi jika dibandingkan dengan IBA karena
konsentrasi BAP yang lebih tinggi
f BAP merangsang pembelahan sel sehingga terbentuk kalus yang
berupa massa sel yang belum terdiferensiasi
g Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan nanas adalah 30 dan
pada kultur wortel adalah 30
2 Saran
Dalam proses penanaman sebaiknya dicontohkan terlebih dahulu
cara penanaman eksplan yang benar sehingga tidak terjadi kesalahan
sterilisasi bahan yang berakibat terjadinya kontaminasi ataupun browning
22
DAFTAR PUSTAKA
Ali NBV Estu R Hendro S 2003 Wortel dan Lobak Panebar Swadaya Bogor
Anonim 2003 Ananas comosus httpwwwproseanetorg Diakses pada tanggal
22 Desember 2008
Husen M 2008 Kontaminasi Dalam Kultur Jaringan httpeshafloracom
Diakses pada tanggal 18 Desember 2008
Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen
Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)
httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008
Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas
Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80
Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing
Group Inc New Jersey
23
I V KULTUR JARINGAN SANSIEVERA
A Pendahuluan
1 Latar Belakang
Sansievera merupakan tanaman hias yang sekarang sedang digemari
oleh para pecinta tanaman Selain mempunyai corak daun yang indah dan
unik mempunyai bentuk dan ukuran bervariasi tanaman ini juga berfungsi
sebagai penyerap polutan di udara sekitar tempat tumbuhnya Hal inilah
yang menyebabkan pecinta tanaman kembali melirik tanaman sansievera
Penciptaan varian-varian baru terus dilakukan untuk memperbaiki
keindahan dan keunikan dari daun sansievera Salah satu cara yang
digunakan untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan melakukan
kultur jaringan pada tanaman sansievera Diharapkan pada saat dikulturkan
secara terus-menerus terjadi perubahan genetik yang menyebabkan
keberagaman genetik dalam waktu yang relatif singkat sehingga tidak
membutuhkan waktu untuk menghasilkan satu varian yang baru
Selain itu kultur jaringan pada sansievera ju8ga serng digunakan
untuk menghasilkan anakan dalam jumlah yang banyak pada varietas yang
langka dan cukup sulit apabila dikembangbiakkan dengan cara vegetatif
biasa oleh karena itu kultur jaringan sangat bermanfaat bagi peningkatan
varietas baru dan pengembangbiakan varietas-varietas langka yang sulit
dikembangbiakkan
2 Tujuan
Tujuan dari praktikum acara IV ini adalah
Mengetahui teknik kultur jaringan sansievera
Mengetahui pengaruh BAP dan IBA terhadap pertumbuhan dan
perkembangan eksplan sansievera
3 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara IV ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29
Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
24
B Tinjauan Pustaka
Sitokinin juga mempunyai dua peran yang penting untuk propagasi
seara in vitro yaitu merupakan perangsang pembelahan sel dalam jaringan
yang dibuat eksplan dan merangsang pertumbuhan tunas daun namun
demikian kadar sitokinin yang optimal untuk pertumbuhan tunas dapat
menghambat pertumbuhan dan pembentukan akar Karena itu konsentrasi dari
sitokinin yang dipakai harus sesuai sehingga tidak menghambat pertumbuhan
dari eksplan (Wetherel 1988)
Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada
stek yang memiliki kadar auksin lebih t inggi lebih mampu menumbuhkan
akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi dari pada stek yang
memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah
jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai
katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan
sel Ada beberapa macam hormon dari kelompok auksin ini antara lain adalah
IAA (Indole Acetic Acid) NAA (Napthalen Acetic Acid) dan IBA (Indole
Butyric Acid) (Irwanto 2001)
Perbanyakan tanaman secara kultur jaringan ( tissue culture ) bertujuan
untuk mendapatkan tanaman dalam jumlah banyak dan seragam
pertumbuhannya Seiring dengan permintaan bibit sansievera yang semakin
meningkat cara perbanyakan secara konvensional menggunakan setek
anakan dan cabut pucuk tidak lagi bisa mencukupi Satu-satunya cara
perbanyakan yang sanggup memenuhi kebutuhan permintaan bibit dalam
jumlah besar itu hanyalah kultur jaringan
Eksplan yang digunakan adalah jaringan yang masih muda Jaringan
muda ini tersusun atas sel-sel yang masih muda dan aktif membelah sehingga
diharapkan bisa menghasilkan tanaman yang sempurna (Purwanto 2008)
Struktur kalus dari berbagai varietas yang digunakan berbeda-beda
tergantung kepada formulasi yang digunakan Biasanya struktur kalus
menggambarkan daya regenerasinya membentuk tunas dan akar Kalus yang
berbentuk globular (nodul-nodul) dan berwarna bening biasanya mempunyai
25
kemampuan lebih tinggi untuk membentuk tunas daripada kalus yang bersifat
kompak dan berwarna coklat-kehitaman Dalam hal ini media yang digunakan
untuk memacu regenerasi kalus akan sangat menentukan Keseimbangan
nutrisi dalam media tumbuh sangat mempengaruhi pertumbuhan kalus
maupun diferensiasinya membentuk tunas (Purnamaningsih 2006)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan pertumbuhan
plantlet akibat penambahan zat pengatur tumbuh BAP dan pikloram
Persentase daun normal terbesar didapat dari perlakuan B5 tanpa pikloram dan
BAP media MS tanpa pikloram Pertumbuhan akar plantlet lebih baik yang
dikulturkan pada media MS tanpa hormon atau dengan penambahan hormon
dengan konsentrasi terendah (Anonim 2008)
Pada sansievera metode kultur jaringan lebih sering diterapkan untuk
membiakkan jenis yang menghasilkan anakan seperti jenis S cylindrica dan
jenis yang langka Eksplan diambil dari nmata tunas pucuk rimpang atau
pucuk daun sepanjang 1 cm sebelum ditanam eksplan disterilisasi terlebih
dahulu untuk menghindari kontaminasi (Pramono 2008)
C Alat Bahan Dan Cara Kerja
1 Alat
- Laminar air flow cabinet
- Petridish dan botol-botol kultur
- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes
- Eksplan sansievera ( sansievera sp)
- Media kultur
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin)
2 Bahan
- Sansievera (sansievera sp)
- Media kultur
26
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin)
3 Cara Kerja
- Mempersiapkan eksplan
- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan
a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit
dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3
menit
b Membilas eksplan dengan aquadest steril
- Melakukan penanaman eksplan
a Membuka plastik penutup botol media kultur
b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan
pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api
c Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari
kontaminasi
- Melakukan pemeliharaan eksplan
a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur
b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol
c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus
2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi
- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati
a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar
tunas daun dan kalus (HST)
b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas
dan daun
c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan
- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir
pengamatan
27
D Hasil dan Pembahasan
1 Hasil
Tabel 41 Rekapan kultur Jaringan tanaman sansievera (Sansievera sp)
Mcam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasil
an
Sansie
vera
1 - - - - - - -
20
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - - - - -
5 5 MST - - - 8 akar - -
6 - - - - - - -
7 - - - - - - -
8 5 MST - - - 6 akar - -
9 - - - - - - -
10 - - - - - - -
Sumber Laporan Sementara
2 Pembahasan
Bahan tanam yang digunakan pada kultur jaringan sansievera ini
adalah potongan daun sansievera Setelah dilakukan pencucian bahan
dengan menggunakan fungisida dan bakterisida jaringan tanaman segera
ditanam dalam botol kultur Pada saat penanaman dilakukan bersamaan
dengan sterilisasi eksplan yang dilakukan di dalam LAFC
Pada saat penanaman sebaiknya bahan atanama ditanam dalam
keadaan berdiri bukan rebah Hal ini untuk memudahkan penyerapan
nutrisi yang ada di dalam media Apabila penanaman dilakukan dalam
keadaan rebah bagian daun yang mengadakan kontak dengan media
merupakan daun yang tidak mengalami pelukaan sehingga nutrisi dari
media akan sulit masuk ke dalam jaringan aeksplan
Pada kultur jaringan sansievera ini muncul akar ketika eksplan
berumur 5 MST Dari 10 eksplan yang ditanam eksplan yang
mengeluarkan akar berjumlah dua Akar yang muncul berjumlah masing-
masing 8 akar dan 6 akar Eksplan yang lain mengalami kematian akibat
terjadinya kontaminasi oleh jamur dan bakteri dan juga terjadinya
browning Kontaminasi terjadi karena sterilisasi yang kurang sempurna
28
dan browning terjadi akibat perendaman (untuk tujuan sterilisasi bahan)
klorox yang terlalu lama sehingga jaringan dari sansievera mengalami
browning
Gejala dari kontaminasi bakteri adalah munculnya hifa dari jamur
dan dalam waktu singkat memenuhi media kultur sedangkan gejala
serangan bakteri adalah adanya lendir pada media yang mencirikan koloni
dari bakteri Gejala dari browning sendiri adalah perubahan warna dari
eksplan menjadi hitam atau kepucatan pada jaringan-jaringan yang berada
di tepi
Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan pada sansievera ini
adalah 20 dengan jumlah akar yang terbentuk pada eksplan masing-
masing adalah 8 akar dan 6 akar Tumbuhnya akar pada kultur yang
mengalami keberhasilan merupakan peran dari zat pengatur tumbuh yang
ditambahkan Zat pengatur tumbuh yang ditambahkan adalah BAP dan
IBA BAP merupakan pemacu tunas sedangkan IBA merupakan pemicu
pertumbuhan akar Walaupun konsentrasi dari IBA lebih kecil jika
dibandingkan dengan BAP pertumbuhan akar disini bukan semata-mata
karena hal tersebut Faktor jenis tumbuhan juga mempengaruhi eksplan
sehingga organ yang muncul adalah akar dan Interaksi dari IBA dan BAP
mendorong pertumbuhan dari akar
E Kesimpulan dan Saran
1 Kesimpulan
a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan
terjadinya bowning kontaminasi media tanam
b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media
kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan
berkembang di dalam botol kultur
c Bahan tanam dari sansievera ditanam dalam keadaan tegak agar
eksplan mudah dalam menyerap nutrisi
d Akar terbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST
29
e Pembentukan akar ddidorong oleh adanya zat pengatur tumbuh IBA
dan BAP yang diberikan pada media tanam
f Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan sansivera adalah 20
keberhasilan kultur dilihat dari munculnya akar pada eksplan
2 Saran
Sebelum sterilisasi dilakukan sebaiknya bahan tanaman yang akan
digunakan permukaannya digosok dengan pemotong untuk menghilangkan
lapisan lilin yang melekat pada permukaan daun agar penyerapan nutrisi
berlangsung lebih mudah
30
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2008Pengaruh Komposisi Media Dasar Penambahan BAP dan
Pikloram terhadap Induksi Tunas Bawang Merah
httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 23 Desember
2008
Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen
Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)
httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008
Pramono S 2008 Pesona Sansievera PT agro Media Pustaka Jakarta
Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas
Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80
Purwanto AW 2008 Sansievera Flora Cantik Penyerap Racun Kanisius
Yogyakarta
Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing
Group Inc New Jersey
19
c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan
- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir
pengamatan
D Hasil dan Pembahasan
1 Hasil
Tabel 31 rekapan kultur jaringan tanaman nanas (Ananas comosus)
Macam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasilan
nanas 1 - - - - - - -
30
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - 5 MST - - -
5 - - - - - - -
6 - - - 5 MST - - -
7 - - - - - - -
8 - - - 5 MST - - -
9 - - - - - - -
10 - - - - - - -
Sumber Laporan sementara
Tabel 32 Rekapan Kultur Jaringan Tanaman wortel (Daucus carota)
Macam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasilan
Wortel
1 - - - - - - -
30
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - - - - -
5 - - - 5 MST - - -
6 - - - - - - -
7 - - - - - - -
8 - - - - - - -
9 - - - 5 MST - - -
10 - - - 5 MST - - -
Sumber Laporan Sementara
2 Pembahasan
Bahan eksplan yang digunakan berupa umbi wortel dan daging
bonggol dari mahkota nanas Bahan yang digunakan dari kedua tanaman
ini mempunyai karakteristik yang sama yaitu keduanya merupakan
20
jaringan tebal dan berair pada bahan tanam sebelum dilakukan penanaman
terlebuih dahulu dilakukan sterilisasi
Sterilisasi eksplan dilakukan menggunakan clorox (sunclin) dengan
melakukan perendaman selama plusmn 3 menit pada bahan dan membilas bahan
dengan aquadest Sterilisasi bahan harus dilakukan dengan tepat apabila
perendaman clorox terlalu lama maka jaringan dari bahan tanam akan
mengalami kematian (browning) sehingga tidak mampu membentuk
individu baru apabila sterilisasi terlalu singkat maka bahan tanam yang
digunakan akan membawa bibit ndash bibit kontaminasi
Kontaminasi dari eksplanlah yang paling sulit diatasi walaupun
sterilisasi telah dilakukan dengan berbagai cara namun kadang-kadang
kontaminasi tetap saja terjadi Dalam hal ini dikarenakan pada eksplan
telah terjadi kontaminasi internal Cara penggulangannya dilakukan
treatment pada tanaman yang akan dijadikan sebagai sumber eksplan
dengan mencuci eksplan pada larutan fungisida dan bakterisida Untuk
menanggulangi kontamiknasi setelah ekspaln dikulturkan maka dilakukan
pemeliharaan secara dengan melakukan penyemprotan spirtus ataupun
alkohol pada permukaan botol kultur dua hari sekali
Pada 5 MST muncul kalus pada wortel dan nanas yang berjumlah 6
eksplan (3 eksplan wortel 3 eksplan nanas) Kalus merupakan sekumpulan
massa sel yang belum terdiferensiasi menjadi organ dari tanaman Kalus
yang muncul merupakan hasil dari pembelahana sel-sel yang berda dalam
jaringan eksplan Sedangkan eksplan yang lain mengalami browning dan
kontaminasi Kontaminasi ini dikarenakan media MS merupakan media
yang kaya akan nutrisi sehingga mikroba di sekeliling tanaman atau udara
sekitar eksplan juga tumbuh dan berkompetisi dengan eksplan
Prosentase keberhasilan dari kultur nanas adalah 30 dan
prosentase keberhasilan dari kultur wortel adalah 30 Tingkat
keberhasilan dari kultur wortel dan kultur nanas ini pling tinggi jika
dibandingkan dengan kultur bahan yang lain karena bahan tanam yang
21
digunakan lebih mudah menyerap media sehingga pertumbuhan kalus
lebih banyak dan lebih cepat
Pembentukan kalus ini akibat dari pengaruh hormon BAP yang
diberikan pada media BAP merupakan senyawa kelompok sitokinin yang
memacu pembelahan sel sehingga mampu memacu pembentukan kalus
atau massa sel Kalus yang terbentuk dapat dipacu untuk berdiferensiasi
menjadi tunas dengan menambahkan kandungan IBA pada media
Pengaruh BAP pada eksplan lebih dominan karena kandungan di dalam
media lebih besar daripada IBA sehingga terbentuklah kalus pada eksplan
E Kesimpulan dan Saran
1 Kesimpulan
a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan
terjadinya bowning kontaminasi media tanam
b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media
kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan
berkembang di dalam botol kultur
c Bahan tanam dari wortel dan nanas cukup mudah untuk menyerap
nutrisi di dalam media sehingga lebih cepat terbentuk kalus
d Kalus iterbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST
e Pengaruh BAP lebih tinggi jika dibandingkan dengan IBA karena
konsentrasi BAP yang lebih tinggi
f BAP merangsang pembelahan sel sehingga terbentuk kalus yang
berupa massa sel yang belum terdiferensiasi
g Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan nanas adalah 30 dan
pada kultur wortel adalah 30
2 Saran
Dalam proses penanaman sebaiknya dicontohkan terlebih dahulu
cara penanaman eksplan yang benar sehingga tidak terjadi kesalahan
sterilisasi bahan yang berakibat terjadinya kontaminasi ataupun browning
22
DAFTAR PUSTAKA
Ali NBV Estu R Hendro S 2003 Wortel dan Lobak Panebar Swadaya Bogor
Anonim 2003 Ananas comosus httpwwwproseanetorg Diakses pada tanggal
22 Desember 2008
Husen M 2008 Kontaminasi Dalam Kultur Jaringan httpeshafloracom
Diakses pada tanggal 18 Desember 2008
Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen
Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)
httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008
Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas
Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80
Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing
Group Inc New Jersey
23
I V KULTUR JARINGAN SANSIEVERA
A Pendahuluan
1 Latar Belakang
Sansievera merupakan tanaman hias yang sekarang sedang digemari
oleh para pecinta tanaman Selain mempunyai corak daun yang indah dan
unik mempunyai bentuk dan ukuran bervariasi tanaman ini juga berfungsi
sebagai penyerap polutan di udara sekitar tempat tumbuhnya Hal inilah
yang menyebabkan pecinta tanaman kembali melirik tanaman sansievera
Penciptaan varian-varian baru terus dilakukan untuk memperbaiki
keindahan dan keunikan dari daun sansievera Salah satu cara yang
digunakan untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan melakukan
kultur jaringan pada tanaman sansievera Diharapkan pada saat dikulturkan
secara terus-menerus terjadi perubahan genetik yang menyebabkan
keberagaman genetik dalam waktu yang relatif singkat sehingga tidak
membutuhkan waktu untuk menghasilkan satu varian yang baru
Selain itu kultur jaringan pada sansievera ju8ga serng digunakan
untuk menghasilkan anakan dalam jumlah yang banyak pada varietas yang
langka dan cukup sulit apabila dikembangbiakkan dengan cara vegetatif
biasa oleh karena itu kultur jaringan sangat bermanfaat bagi peningkatan
varietas baru dan pengembangbiakan varietas-varietas langka yang sulit
dikembangbiakkan
2 Tujuan
Tujuan dari praktikum acara IV ini adalah
Mengetahui teknik kultur jaringan sansievera
Mengetahui pengaruh BAP dan IBA terhadap pertumbuhan dan
perkembangan eksplan sansievera
3 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara IV ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29
Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
24
B Tinjauan Pustaka
Sitokinin juga mempunyai dua peran yang penting untuk propagasi
seara in vitro yaitu merupakan perangsang pembelahan sel dalam jaringan
yang dibuat eksplan dan merangsang pertumbuhan tunas daun namun
demikian kadar sitokinin yang optimal untuk pertumbuhan tunas dapat
menghambat pertumbuhan dan pembentukan akar Karena itu konsentrasi dari
sitokinin yang dipakai harus sesuai sehingga tidak menghambat pertumbuhan
dari eksplan (Wetherel 1988)
Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada
stek yang memiliki kadar auksin lebih t inggi lebih mampu menumbuhkan
akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi dari pada stek yang
memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah
jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai
katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan
sel Ada beberapa macam hormon dari kelompok auksin ini antara lain adalah
IAA (Indole Acetic Acid) NAA (Napthalen Acetic Acid) dan IBA (Indole
Butyric Acid) (Irwanto 2001)
Perbanyakan tanaman secara kultur jaringan ( tissue culture ) bertujuan
untuk mendapatkan tanaman dalam jumlah banyak dan seragam
pertumbuhannya Seiring dengan permintaan bibit sansievera yang semakin
meningkat cara perbanyakan secara konvensional menggunakan setek
anakan dan cabut pucuk tidak lagi bisa mencukupi Satu-satunya cara
perbanyakan yang sanggup memenuhi kebutuhan permintaan bibit dalam
jumlah besar itu hanyalah kultur jaringan
Eksplan yang digunakan adalah jaringan yang masih muda Jaringan
muda ini tersusun atas sel-sel yang masih muda dan aktif membelah sehingga
diharapkan bisa menghasilkan tanaman yang sempurna (Purwanto 2008)
Struktur kalus dari berbagai varietas yang digunakan berbeda-beda
tergantung kepada formulasi yang digunakan Biasanya struktur kalus
menggambarkan daya regenerasinya membentuk tunas dan akar Kalus yang
berbentuk globular (nodul-nodul) dan berwarna bening biasanya mempunyai
25
kemampuan lebih tinggi untuk membentuk tunas daripada kalus yang bersifat
kompak dan berwarna coklat-kehitaman Dalam hal ini media yang digunakan
untuk memacu regenerasi kalus akan sangat menentukan Keseimbangan
nutrisi dalam media tumbuh sangat mempengaruhi pertumbuhan kalus
maupun diferensiasinya membentuk tunas (Purnamaningsih 2006)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan pertumbuhan
plantlet akibat penambahan zat pengatur tumbuh BAP dan pikloram
Persentase daun normal terbesar didapat dari perlakuan B5 tanpa pikloram dan
BAP media MS tanpa pikloram Pertumbuhan akar plantlet lebih baik yang
dikulturkan pada media MS tanpa hormon atau dengan penambahan hormon
dengan konsentrasi terendah (Anonim 2008)
Pada sansievera metode kultur jaringan lebih sering diterapkan untuk
membiakkan jenis yang menghasilkan anakan seperti jenis S cylindrica dan
jenis yang langka Eksplan diambil dari nmata tunas pucuk rimpang atau
pucuk daun sepanjang 1 cm sebelum ditanam eksplan disterilisasi terlebih
dahulu untuk menghindari kontaminasi (Pramono 2008)
C Alat Bahan Dan Cara Kerja
1 Alat
- Laminar air flow cabinet
- Petridish dan botol-botol kultur
- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes
- Eksplan sansievera ( sansievera sp)
- Media kultur
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin)
2 Bahan
- Sansievera (sansievera sp)
- Media kultur
26
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin)
3 Cara Kerja
- Mempersiapkan eksplan
- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan
a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit
dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3
menit
b Membilas eksplan dengan aquadest steril
- Melakukan penanaman eksplan
a Membuka plastik penutup botol media kultur
b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan
pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api
c Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari
kontaminasi
- Melakukan pemeliharaan eksplan
a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur
b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol
c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus
2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi
- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati
a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar
tunas daun dan kalus (HST)
b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas
dan daun
c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan
- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir
pengamatan
27
D Hasil dan Pembahasan
1 Hasil
Tabel 41 Rekapan kultur Jaringan tanaman sansievera (Sansievera sp)
Mcam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasil
an
Sansie
vera
1 - - - - - - -
20
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - - - - -
5 5 MST - - - 8 akar - -
6 - - - - - - -
7 - - - - - - -
8 5 MST - - - 6 akar - -
9 - - - - - - -
10 - - - - - - -
Sumber Laporan Sementara
2 Pembahasan
Bahan tanam yang digunakan pada kultur jaringan sansievera ini
adalah potongan daun sansievera Setelah dilakukan pencucian bahan
dengan menggunakan fungisida dan bakterisida jaringan tanaman segera
ditanam dalam botol kultur Pada saat penanaman dilakukan bersamaan
dengan sterilisasi eksplan yang dilakukan di dalam LAFC
Pada saat penanaman sebaiknya bahan atanama ditanam dalam
keadaan berdiri bukan rebah Hal ini untuk memudahkan penyerapan
nutrisi yang ada di dalam media Apabila penanaman dilakukan dalam
keadaan rebah bagian daun yang mengadakan kontak dengan media
merupakan daun yang tidak mengalami pelukaan sehingga nutrisi dari
media akan sulit masuk ke dalam jaringan aeksplan
Pada kultur jaringan sansievera ini muncul akar ketika eksplan
berumur 5 MST Dari 10 eksplan yang ditanam eksplan yang
mengeluarkan akar berjumlah dua Akar yang muncul berjumlah masing-
masing 8 akar dan 6 akar Eksplan yang lain mengalami kematian akibat
terjadinya kontaminasi oleh jamur dan bakteri dan juga terjadinya
browning Kontaminasi terjadi karena sterilisasi yang kurang sempurna
28
dan browning terjadi akibat perendaman (untuk tujuan sterilisasi bahan)
klorox yang terlalu lama sehingga jaringan dari sansievera mengalami
browning
Gejala dari kontaminasi bakteri adalah munculnya hifa dari jamur
dan dalam waktu singkat memenuhi media kultur sedangkan gejala
serangan bakteri adalah adanya lendir pada media yang mencirikan koloni
dari bakteri Gejala dari browning sendiri adalah perubahan warna dari
eksplan menjadi hitam atau kepucatan pada jaringan-jaringan yang berada
di tepi
Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan pada sansievera ini
adalah 20 dengan jumlah akar yang terbentuk pada eksplan masing-
masing adalah 8 akar dan 6 akar Tumbuhnya akar pada kultur yang
mengalami keberhasilan merupakan peran dari zat pengatur tumbuh yang
ditambahkan Zat pengatur tumbuh yang ditambahkan adalah BAP dan
IBA BAP merupakan pemacu tunas sedangkan IBA merupakan pemicu
pertumbuhan akar Walaupun konsentrasi dari IBA lebih kecil jika
dibandingkan dengan BAP pertumbuhan akar disini bukan semata-mata
karena hal tersebut Faktor jenis tumbuhan juga mempengaruhi eksplan
sehingga organ yang muncul adalah akar dan Interaksi dari IBA dan BAP
mendorong pertumbuhan dari akar
E Kesimpulan dan Saran
1 Kesimpulan
a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan
terjadinya bowning kontaminasi media tanam
b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media
kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan
berkembang di dalam botol kultur
c Bahan tanam dari sansievera ditanam dalam keadaan tegak agar
eksplan mudah dalam menyerap nutrisi
d Akar terbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST
29
e Pembentukan akar ddidorong oleh adanya zat pengatur tumbuh IBA
dan BAP yang diberikan pada media tanam
f Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan sansivera adalah 20
keberhasilan kultur dilihat dari munculnya akar pada eksplan
2 Saran
Sebelum sterilisasi dilakukan sebaiknya bahan tanaman yang akan
digunakan permukaannya digosok dengan pemotong untuk menghilangkan
lapisan lilin yang melekat pada permukaan daun agar penyerapan nutrisi
berlangsung lebih mudah
30
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2008Pengaruh Komposisi Media Dasar Penambahan BAP dan
Pikloram terhadap Induksi Tunas Bawang Merah
httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 23 Desember
2008
Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen
Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)
httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008
Pramono S 2008 Pesona Sansievera PT agro Media Pustaka Jakarta
Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas
Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80
Purwanto AW 2008 Sansievera Flora Cantik Penyerap Racun Kanisius
Yogyakarta
Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing
Group Inc New Jersey
20
jaringan tebal dan berair pada bahan tanam sebelum dilakukan penanaman
terlebuih dahulu dilakukan sterilisasi
Sterilisasi eksplan dilakukan menggunakan clorox (sunclin) dengan
melakukan perendaman selama plusmn 3 menit pada bahan dan membilas bahan
dengan aquadest Sterilisasi bahan harus dilakukan dengan tepat apabila
perendaman clorox terlalu lama maka jaringan dari bahan tanam akan
mengalami kematian (browning) sehingga tidak mampu membentuk
individu baru apabila sterilisasi terlalu singkat maka bahan tanam yang
digunakan akan membawa bibit ndash bibit kontaminasi
Kontaminasi dari eksplanlah yang paling sulit diatasi walaupun
sterilisasi telah dilakukan dengan berbagai cara namun kadang-kadang
kontaminasi tetap saja terjadi Dalam hal ini dikarenakan pada eksplan
telah terjadi kontaminasi internal Cara penggulangannya dilakukan
treatment pada tanaman yang akan dijadikan sebagai sumber eksplan
dengan mencuci eksplan pada larutan fungisida dan bakterisida Untuk
menanggulangi kontamiknasi setelah ekspaln dikulturkan maka dilakukan
pemeliharaan secara dengan melakukan penyemprotan spirtus ataupun
alkohol pada permukaan botol kultur dua hari sekali
Pada 5 MST muncul kalus pada wortel dan nanas yang berjumlah 6
eksplan (3 eksplan wortel 3 eksplan nanas) Kalus merupakan sekumpulan
massa sel yang belum terdiferensiasi menjadi organ dari tanaman Kalus
yang muncul merupakan hasil dari pembelahana sel-sel yang berda dalam
jaringan eksplan Sedangkan eksplan yang lain mengalami browning dan
kontaminasi Kontaminasi ini dikarenakan media MS merupakan media
yang kaya akan nutrisi sehingga mikroba di sekeliling tanaman atau udara
sekitar eksplan juga tumbuh dan berkompetisi dengan eksplan
Prosentase keberhasilan dari kultur nanas adalah 30 dan
prosentase keberhasilan dari kultur wortel adalah 30 Tingkat
keberhasilan dari kultur wortel dan kultur nanas ini pling tinggi jika
dibandingkan dengan kultur bahan yang lain karena bahan tanam yang
21
digunakan lebih mudah menyerap media sehingga pertumbuhan kalus
lebih banyak dan lebih cepat
Pembentukan kalus ini akibat dari pengaruh hormon BAP yang
diberikan pada media BAP merupakan senyawa kelompok sitokinin yang
memacu pembelahan sel sehingga mampu memacu pembentukan kalus
atau massa sel Kalus yang terbentuk dapat dipacu untuk berdiferensiasi
menjadi tunas dengan menambahkan kandungan IBA pada media
Pengaruh BAP pada eksplan lebih dominan karena kandungan di dalam
media lebih besar daripada IBA sehingga terbentuklah kalus pada eksplan
E Kesimpulan dan Saran
1 Kesimpulan
a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan
terjadinya bowning kontaminasi media tanam
b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media
kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan
berkembang di dalam botol kultur
c Bahan tanam dari wortel dan nanas cukup mudah untuk menyerap
nutrisi di dalam media sehingga lebih cepat terbentuk kalus
d Kalus iterbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST
e Pengaruh BAP lebih tinggi jika dibandingkan dengan IBA karena
konsentrasi BAP yang lebih tinggi
f BAP merangsang pembelahan sel sehingga terbentuk kalus yang
berupa massa sel yang belum terdiferensiasi
g Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan nanas adalah 30 dan
pada kultur wortel adalah 30
2 Saran
Dalam proses penanaman sebaiknya dicontohkan terlebih dahulu
cara penanaman eksplan yang benar sehingga tidak terjadi kesalahan
sterilisasi bahan yang berakibat terjadinya kontaminasi ataupun browning
22
DAFTAR PUSTAKA
Ali NBV Estu R Hendro S 2003 Wortel dan Lobak Panebar Swadaya Bogor
Anonim 2003 Ananas comosus httpwwwproseanetorg Diakses pada tanggal
22 Desember 2008
Husen M 2008 Kontaminasi Dalam Kultur Jaringan httpeshafloracom
Diakses pada tanggal 18 Desember 2008
Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen
Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)
httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008
Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas
Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80
Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing
Group Inc New Jersey
23
I V KULTUR JARINGAN SANSIEVERA
A Pendahuluan
1 Latar Belakang
Sansievera merupakan tanaman hias yang sekarang sedang digemari
oleh para pecinta tanaman Selain mempunyai corak daun yang indah dan
unik mempunyai bentuk dan ukuran bervariasi tanaman ini juga berfungsi
sebagai penyerap polutan di udara sekitar tempat tumbuhnya Hal inilah
yang menyebabkan pecinta tanaman kembali melirik tanaman sansievera
Penciptaan varian-varian baru terus dilakukan untuk memperbaiki
keindahan dan keunikan dari daun sansievera Salah satu cara yang
digunakan untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan melakukan
kultur jaringan pada tanaman sansievera Diharapkan pada saat dikulturkan
secara terus-menerus terjadi perubahan genetik yang menyebabkan
keberagaman genetik dalam waktu yang relatif singkat sehingga tidak
membutuhkan waktu untuk menghasilkan satu varian yang baru
Selain itu kultur jaringan pada sansievera ju8ga serng digunakan
untuk menghasilkan anakan dalam jumlah yang banyak pada varietas yang
langka dan cukup sulit apabila dikembangbiakkan dengan cara vegetatif
biasa oleh karena itu kultur jaringan sangat bermanfaat bagi peningkatan
varietas baru dan pengembangbiakan varietas-varietas langka yang sulit
dikembangbiakkan
2 Tujuan
Tujuan dari praktikum acara IV ini adalah
Mengetahui teknik kultur jaringan sansievera
Mengetahui pengaruh BAP dan IBA terhadap pertumbuhan dan
perkembangan eksplan sansievera
3 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara IV ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29
Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
24
B Tinjauan Pustaka
Sitokinin juga mempunyai dua peran yang penting untuk propagasi
seara in vitro yaitu merupakan perangsang pembelahan sel dalam jaringan
yang dibuat eksplan dan merangsang pertumbuhan tunas daun namun
demikian kadar sitokinin yang optimal untuk pertumbuhan tunas dapat
menghambat pertumbuhan dan pembentukan akar Karena itu konsentrasi dari
sitokinin yang dipakai harus sesuai sehingga tidak menghambat pertumbuhan
dari eksplan (Wetherel 1988)
Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada
stek yang memiliki kadar auksin lebih t inggi lebih mampu menumbuhkan
akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi dari pada stek yang
memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah
jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai
katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan
sel Ada beberapa macam hormon dari kelompok auksin ini antara lain adalah
IAA (Indole Acetic Acid) NAA (Napthalen Acetic Acid) dan IBA (Indole
Butyric Acid) (Irwanto 2001)
Perbanyakan tanaman secara kultur jaringan ( tissue culture ) bertujuan
untuk mendapatkan tanaman dalam jumlah banyak dan seragam
pertumbuhannya Seiring dengan permintaan bibit sansievera yang semakin
meningkat cara perbanyakan secara konvensional menggunakan setek
anakan dan cabut pucuk tidak lagi bisa mencukupi Satu-satunya cara
perbanyakan yang sanggup memenuhi kebutuhan permintaan bibit dalam
jumlah besar itu hanyalah kultur jaringan
Eksplan yang digunakan adalah jaringan yang masih muda Jaringan
muda ini tersusun atas sel-sel yang masih muda dan aktif membelah sehingga
diharapkan bisa menghasilkan tanaman yang sempurna (Purwanto 2008)
Struktur kalus dari berbagai varietas yang digunakan berbeda-beda
tergantung kepada formulasi yang digunakan Biasanya struktur kalus
menggambarkan daya regenerasinya membentuk tunas dan akar Kalus yang
berbentuk globular (nodul-nodul) dan berwarna bening biasanya mempunyai
25
kemampuan lebih tinggi untuk membentuk tunas daripada kalus yang bersifat
kompak dan berwarna coklat-kehitaman Dalam hal ini media yang digunakan
untuk memacu regenerasi kalus akan sangat menentukan Keseimbangan
nutrisi dalam media tumbuh sangat mempengaruhi pertumbuhan kalus
maupun diferensiasinya membentuk tunas (Purnamaningsih 2006)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan pertumbuhan
plantlet akibat penambahan zat pengatur tumbuh BAP dan pikloram
Persentase daun normal terbesar didapat dari perlakuan B5 tanpa pikloram dan
BAP media MS tanpa pikloram Pertumbuhan akar plantlet lebih baik yang
dikulturkan pada media MS tanpa hormon atau dengan penambahan hormon
dengan konsentrasi terendah (Anonim 2008)
Pada sansievera metode kultur jaringan lebih sering diterapkan untuk
membiakkan jenis yang menghasilkan anakan seperti jenis S cylindrica dan
jenis yang langka Eksplan diambil dari nmata tunas pucuk rimpang atau
pucuk daun sepanjang 1 cm sebelum ditanam eksplan disterilisasi terlebih
dahulu untuk menghindari kontaminasi (Pramono 2008)
C Alat Bahan Dan Cara Kerja
1 Alat
- Laminar air flow cabinet
- Petridish dan botol-botol kultur
- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes
- Eksplan sansievera ( sansievera sp)
- Media kultur
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin)
2 Bahan
- Sansievera (sansievera sp)
- Media kultur
26
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin)
3 Cara Kerja
- Mempersiapkan eksplan
- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan
a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit
dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3
menit
b Membilas eksplan dengan aquadest steril
- Melakukan penanaman eksplan
a Membuka plastik penutup botol media kultur
b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan
pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api
c Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari
kontaminasi
- Melakukan pemeliharaan eksplan
a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur
b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol
c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus
2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi
- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati
a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar
tunas daun dan kalus (HST)
b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas
dan daun
c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan
- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir
pengamatan
27
D Hasil dan Pembahasan
1 Hasil
Tabel 41 Rekapan kultur Jaringan tanaman sansievera (Sansievera sp)
Mcam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasil
an
Sansie
vera
1 - - - - - - -
20
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - - - - -
5 5 MST - - - 8 akar - -
6 - - - - - - -
7 - - - - - - -
8 5 MST - - - 6 akar - -
9 - - - - - - -
10 - - - - - - -
Sumber Laporan Sementara
2 Pembahasan
Bahan tanam yang digunakan pada kultur jaringan sansievera ini
adalah potongan daun sansievera Setelah dilakukan pencucian bahan
dengan menggunakan fungisida dan bakterisida jaringan tanaman segera
ditanam dalam botol kultur Pada saat penanaman dilakukan bersamaan
dengan sterilisasi eksplan yang dilakukan di dalam LAFC
Pada saat penanaman sebaiknya bahan atanama ditanam dalam
keadaan berdiri bukan rebah Hal ini untuk memudahkan penyerapan
nutrisi yang ada di dalam media Apabila penanaman dilakukan dalam
keadaan rebah bagian daun yang mengadakan kontak dengan media
merupakan daun yang tidak mengalami pelukaan sehingga nutrisi dari
media akan sulit masuk ke dalam jaringan aeksplan
Pada kultur jaringan sansievera ini muncul akar ketika eksplan
berumur 5 MST Dari 10 eksplan yang ditanam eksplan yang
mengeluarkan akar berjumlah dua Akar yang muncul berjumlah masing-
masing 8 akar dan 6 akar Eksplan yang lain mengalami kematian akibat
terjadinya kontaminasi oleh jamur dan bakteri dan juga terjadinya
browning Kontaminasi terjadi karena sterilisasi yang kurang sempurna
28
dan browning terjadi akibat perendaman (untuk tujuan sterilisasi bahan)
klorox yang terlalu lama sehingga jaringan dari sansievera mengalami
browning
Gejala dari kontaminasi bakteri adalah munculnya hifa dari jamur
dan dalam waktu singkat memenuhi media kultur sedangkan gejala
serangan bakteri adalah adanya lendir pada media yang mencirikan koloni
dari bakteri Gejala dari browning sendiri adalah perubahan warna dari
eksplan menjadi hitam atau kepucatan pada jaringan-jaringan yang berada
di tepi
Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan pada sansievera ini
adalah 20 dengan jumlah akar yang terbentuk pada eksplan masing-
masing adalah 8 akar dan 6 akar Tumbuhnya akar pada kultur yang
mengalami keberhasilan merupakan peran dari zat pengatur tumbuh yang
ditambahkan Zat pengatur tumbuh yang ditambahkan adalah BAP dan
IBA BAP merupakan pemacu tunas sedangkan IBA merupakan pemicu
pertumbuhan akar Walaupun konsentrasi dari IBA lebih kecil jika
dibandingkan dengan BAP pertumbuhan akar disini bukan semata-mata
karena hal tersebut Faktor jenis tumbuhan juga mempengaruhi eksplan
sehingga organ yang muncul adalah akar dan Interaksi dari IBA dan BAP
mendorong pertumbuhan dari akar
E Kesimpulan dan Saran
1 Kesimpulan
a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan
terjadinya bowning kontaminasi media tanam
b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media
kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan
berkembang di dalam botol kultur
c Bahan tanam dari sansievera ditanam dalam keadaan tegak agar
eksplan mudah dalam menyerap nutrisi
d Akar terbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST
29
e Pembentukan akar ddidorong oleh adanya zat pengatur tumbuh IBA
dan BAP yang diberikan pada media tanam
f Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan sansivera adalah 20
keberhasilan kultur dilihat dari munculnya akar pada eksplan
2 Saran
Sebelum sterilisasi dilakukan sebaiknya bahan tanaman yang akan
digunakan permukaannya digosok dengan pemotong untuk menghilangkan
lapisan lilin yang melekat pada permukaan daun agar penyerapan nutrisi
berlangsung lebih mudah
30
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2008Pengaruh Komposisi Media Dasar Penambahan BAP dan
Pikloram terhadap Induksi Tunas Bawang Merah
httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 23 Desember
2008
Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen
Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)
httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008
Pramono S 2008 Pesona Sansievera PT agro Media Pustaka Jakarta
Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas
Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80
Purwanto AW 2008 Sansievera Flora Cantik Penyerap Racun Kanisius
Yogyakarta
Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing
Group Inc New Jersey
21
digunakan lebih mudah menyerap media sehingga pertumbuhan kalus
lebih banyak dan lebih cepat
Pembentukan kalus ini akibat dari pengaruh hormon BAP yang
diberikan pada media BAP merupakan senyawa kelompok sitokinin yang
memacu pembelahan sel sehingga mampu memacu pembentukan kalus
atau massa sel Kalus yang terbentuk dapat dipacu untuk berdiferensiasi
menjadi tunas dengan menambahkan kandungan IBA pada media
Pengaruh BAP pada eksplan lebih dominan karena kandungan di dalam
media lebih besar daripada IBA sehingga terbentuklah kalus pada eksplan
E Kesimpulan dan Saran
1 Kesimpulan
a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan
terjadinya bowning kontaminasi media tanam
b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media
kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan
berkembang di dalam botol kultur
c Bahan tanam dari wortel dan nanas cukup mudah untuk menyerap
nutrisi di dalam media sehingga lebih cepat terbentuk kalus
d Kalus iterbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST
e Pengaruh BAP lebih tinggi jika dibandingkan dengan IBA karena
konsentrasi BAP yang lebih tinggi
f BAP merangsang pembelahan sel sehingga terbentuk kalus yang
berupa massa sel yang belum terdiferensiasi
g Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan nanas adalah 30 dan
pada kultur wortel adalah 30
2 Saran
Dalam proses penanaman sebaiknya dicontohkan terlebih dahulu
cara penanaman eksplan yang benar sehingga tidak terjadi kesalahan
sterilisasi bahan yang berakibat terjadinya kontaminasi ataupun browning
22
DAFTAR PUSTAKA
Ali NBV Estu R Hendro S 2003 Wortel dan Lobak Panebar Swadaya Bogor
Anonim 2003 Ananas comosus httpwwwproseanetorg Diakses pada tanggal
22 Desember 2008
Husen M 2008 Kontaminasi Dalam Kultur Jaringan httpeshafloracom
Diakses pada tanggal 18 Desember 2008
Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen
Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)
httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008
Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas
Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80
Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing
Group Inc New Jersey
23
I V KULTUR JARINGAN SANSIEVERA
A Pendahuluan
1 Latar Belakang
Sansievera merupakan tanaman hias yang sekarang sedang digemari
oleh para pecinta tanaman Selain mempunyai corak daun yang indah dan
unik mempunyai bentuk dan ukuran bervariasi tanaman ini juga berfungsi
sebagai penyerap polutan di udara sekitar tempat tumbuhnya Hal inilah
yang menyebabkan pecinta tanaman kembali melirik tanaman sansievera
Penciptaan varian-varian baru terus dilakukan untuk memperbaiki
keindahan dan keunikan dari daun sansievera Salah satu cara yang
digunakan untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan melakukan
kultur jaringan pada tanaman sansievera Diharapkan pada saat dikulturkan
secara terus-menerus terjadi perubahan genetik yang menyebabkan
keberagaman genetik dalam waktu yang relatif singkat sehingga tidak
membutuhkan waktu untuk menghasilkan satu varian yang baru
Selain itu kultur jaringan pada sansievera ju8ga serng digunakan
untuk menghasilkan anakan dalam jumlah yang banyak pada varietas yang
langka dan cukup sulit apabila dikembangbiakkan dengan cara vegetatif
biasa oleh karena itu kultur jaringan sangat bermanfaat bagi peningkatan
varietas baru dan pengembangbiakan varietas-varietas langka yang sulit
dikembangbiakkan
2 Tujuan
Tujuan dari praktikum acara IV ini adalah
Mengetahui teknik kultur jaringan sansievera
Mengetahui pengaruh BAP dan IBA terhadap pertumbuhan dan
perkembangan eksplan sansievera
3 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara IV ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29
Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
24
B Tinjauan Pustaka
Sitokinin juga mempunyai dua peran yang penting untuk propagasi
seara in vitro yaitu merupakan perangsang pembelahan sel dalam jaringan
yang dibuat eksplan dan merangsang pertumbuhan tunas daun namun
demikian kadar sitokinin yang optimal untuk pertumbuhan tunas dapat
menghambat pertumbuhan dan pembentukan akar Karena itu konsentrasi dari
sitokinin yang dipakai harus sesuai sehingga tidak menghambat pertumbuhan
dari eksplan (Wetherel 1988)
Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada
stek yang memiliki kadar auksin lebih t inggi lebih mampu menumbuhkan
akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi dari pada stek yang
memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah
jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai
katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan
sel Ada beberapa macam hormon dari kelompok auksin ini antara lain adalah
IAA (Indole Acetic Acid) NAA (Napthalen Acetic Acid) dan IBA (Indole
Butyric Acid) (Irwanto 2001)
Perbanyakan tanaman secara kultur jaringan ( tissue culture ) bertujuan
untuk mendapatkan tanaman dalam jumlah banyak dan seragam
pertumbuhannya Seiring dengan permintaan bibit sansievera yang semakin
meningkat cara perbanyakan secara konvensional menggunakan setek
anakan dan cabut pucuk tidak lagi bisa mencukupi Satu-satunya cara
perbanyakan yang sanggup memenuhi kebutuhan permintaan bibit dalam
jumlah besar itu hanyalah kultur jaringan
Eksplan yang digunakan adalah jaringan yang masih muda Jaringan
muda ini tersusun atas sel-sel yang masih muda dan aktif membelah sehingga
diharapkan bisa menghasilkan tanaman yang sempurna (Purwanto 2008)
Struktur kalus dari berbagai varietas yang digunakan berbeda-beda
tergantung kepada formulasi yang digunakan Biasanya struktur kalus
menggambarkan daya regenerasinya membentuk tunas dan akar Kalus yang
berbentuk globular (nodul-nodul) dan berwarna bening biasanya mempunyai
25
kemampuan lebih tinggi untuk membentuk tunas daripada kalus yang bersifat
kompak dan berwarna coklat-kehitaman Dalam hal ini media yang digunakan
untuk memacu regenerasi kalus akan sangat menentukan Keseimbangan
nutrisi dalam media tumbuh sangat mempengaruhi pertumbuhan kalus
maupun diferensiasinya membentuk tunas (Purnamaningsih 2006)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan pertumbuhan
plantlet akibat penambahan zat pengatur tumbuh BAP dan pikloram
Persentase daun normal terbesar didapat dari perlakuan B5 tanpa pikloram dan
BAP media MS tanpa pikloram Pertumbuhan akar plantlet lebih baik yang
dikulturkan pada media MS tanpa hormon atau dengan penambahan hormon
dengan konsentrasi terendah (Anonim 2008)
Pada sansievera metode kultur jaringan lebih sering diterapkan untuk
membiakkan jenis yang menghasilkan anakan seperti jenis S cylindrica dan
jenis yang langka Eksplan diambil dari nmata tunas pucuk rimpang atau
pucuk daun sepanjang 1 cm sebelum ditanam eksplan disterilisasi terlebih
dahulu untuk menghindari kontaminasi (Pramono 2008)
C Alat Bahan Dan Cara Kerja
1 Alat
- Laminar air flow cabinet
- Petridish dan botol-botol kultur
- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes
- Eksplan sansievera ( sansievera sp)
- Media kultur
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin)
2 Bahan
- Sansievera (sansievera sp)
- Media kultur
26
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin)
3 Cara Kerja
- Mempersiapkan eksplan
- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan
a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit
dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3
menit
b Membilas eksplan dengan aquadest steril
- Melakukan penanaman eksplan
a Membuka plastik penutup botol media kultur
b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan
pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api
c Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari
kontaminasi
- Melakukan pemeliharaan eksplan
a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur
b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol
c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus
2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi
- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati
a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar
tunas daun dan kalus (HST)
b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas
dan daun
c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan
- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir
pengamatan
27
D Hasil dan Pembahasan
1 Hasil
Tabel 41 Rekapan kultur Jaringan tanaman sansievera (Sansievera sp)
Mcam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasil
an
Sansie
vera
1 - - - - - - -
20
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - - - - -
5 5 MST - - - 8 akar - -
6 - - - - - - -
7 - - - - - - -
8 5 MST - - - 6 akar - -
9 - - - - - - -
10 - - - - - - -
Sumber Laporan Sementara
2 Pembahasan
Bahan tanam yang digunakan pada kultur jaringan sansievera ini
adalah potongan daun sansievera Setelah dilakukan pencucian bahan
dengan menggunakan fungisida dan bakterisida jaringan tanaman segera
ditanam dalam botol kultur Pada saat penanaman dilakukan bersamaan
dengan sterilisasi eksplan yang dilakukan di dalam LAFC
Pada saat penanaman sebaiknya bahan atanama ditanam dalam
keadaan berdiri bukan rebah Hal ini untuk memudahkan penyerapan
nutrisi yang ada di dalam media Apabila penanaman dilakukan dalam
keadaan rebah bagian daun yang mengadakan kontak dengan media
merupakan daun yang tidak mengalami pelukaan sehingga nutrisi dari
media akan sulit masuk ke dalam jaringan aeksplan
Pada kultur jaringan sansievera ini muncul akar ketika eksplan
berumur 5 MST Dari 10 eksplan yang ditanam eksplan yang
mengeluarkan akar berjumlah dua Akar yang muncul berjumlah masing-
masing 8 akar dan 6 akar Eksplan yang lain mengalami kematian akibat
terjadinya kontaminasi oleh jamur dan bakteri dan juga terjadinya
browning Kontaminasi terjadi karena sterilisasi yang kurang sempurna
28
dan browning terjadi akibat perendaman (untuk tujuan sterilisasi bahan)
klorox yang terlalu lama sehingga jaringan dari sansievera mengalami
browning
Gejala dari kontaminasi bakteri adalah munculnya hifa dari jamur
dan dalam waktu singkat memenuhi media kultur sedangkan gejala
serangan bakteri adalah adanya lendir pada media yang mencirikan koloni
dari bakteri Gejala dari browning sendiri adalah perubahan warna dari
eksplan menjadi hitam atau kepucatan pada jaringan-jaringan yang berada
di tepi
Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan pada sansievera ini
adalah 20 dengan jumlah akar yang terbentuk pada eksplan masing-
masing adalah 8 akar dan 6 akar Tumbuhnya akar pada kultur yang
mengalami keberhasilan merupakan peran dari zat pengatur tumbuh yang
ditambahkan Zat pengatur tumbuh yang ditambahkan adalah BAP dan
IBA BAP merupakan pemacu tunas sedangkan IBA merupakan pemicu
pertumbuhan akar Walaupun konsentrasi dari IBA lebih kecil jika
dibandingkan dengan BAP pertumbuhan akar disini bukan semata-mata
karena hal tersebut Faktor jenis tumbuhan juga mempengaruhi eksplan
sehingga organ yang muncul adalah akar dan Interaksi dari IBA dan BAP
mendorong pertumbuhan dari akar
E Kesimpulan dan Saran
1 Kesimpulan
a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan
terjadinya bowning kontaminasi media tanam
b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media
kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan
berkembang di dalam botol kultur
c Bahan tanam dari sansievera ditanam dalam keadaan tegak agar
eksplan mudah dalam menyerap nutrisi
d Akar terbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST
29
e Pembentukan akar ddidorong oleh adanya zat pengatur tumbuh IBA
dan BAP yang diberikan pada media tanam
f Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan sansivera adalah 20
keberhasilan kultur dilihat dari munculnya akar pada eksplan
2 Saran
Sebelum sterilisasi dilakukan sebaiknya bahan tanaman yang akan
digunakan permukaannya digosok dengan pemotong untuk menghilangkan
lapisan lilin yang melekat pada permukaan daun agar penyerapan nutrisi
berlangsung lebih mudah
30
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2008Pengaruh Komposisi Media Dasar Penambahan BAP dan
Pikloram terhadap Induksi Tunas Bawang Merah
httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 23 Desember
2008
Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen
Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)
httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008
Pramono S 2008 Pesona Sansievera PT agro Media Pustaka Jakarta
Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas
Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80
Purwanto AW 2008 Sansievera Flora Cantik Penyerap Racun Kanisius
Yogyakarta
Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing
Group Inc New Jersey
22
DAFTAR PUSTAKA
Ali NBV Estu R Hendro S 2003 Wortel dan Lobak Panebar Swadaya Bogor
Anonim 2003 Ananas comosus httpwwwproseanetorg Diakses pada tanggal
22 Desember 2008
Husen M 2008 Kontaminasi Dalam Kultur Jaringan httpeshafloracom
Diakses pada tanggal 18 Desember 2008
Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen
Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)
httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008
Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas
Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80
Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing
Group Inc New Jersey
23
I V KULTUR JARINGAN SANSIEVERA
A Pendahuluan
1 Latar Belakang
Sansievera merupakan tanaman hias yang sekarang sedang digemari
oleh para pecinta tanaman Selain mempunyai corak daun yang indah dan
unik mempunyai bentuk dan ukuran bervariasi tanaman ini juga berfungsi
sebagai penyerap polutan di udara sekitar tempat tumbuhnya Hal inilah
yang menyebabkan pecinta tanaman kembali melirik tanaman sansievera
Penciptaan varian-varian baru terus dilakukan untuk memperbaiki
keindahan dan keunikan dari daun sansievera Salah satu cara yang
digunakan untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan melakukan
kultur jaringan pada tanaman sansievera Diharapkan pada saat dikulturkan
secara terus-menerus terjadi perubahan genetik yang menyebabkan
keberagaman genetik dalam waktu yang relatif singkat sehingga tidak
membutuhkan waktu untuk menghasilkan satu varian yang baru
Selain itu kultur jaringan pada sansievera ju8ga serng digunakan
untuk menghasilkan anakan dalam jumlah yang banyak pada varietas yang
langka dan cukup sulit apabila dikembangbiakkan dengan cara vegetatif
biasa oleh karena itu kultur jaringan sangat bermanfaat bagi peningkatan
varietas baru dan pengembangbiakan varietas-varietas langka yang sulit
dikembangbiakkan
2 Tujuan
Tujuan dari praktikum acara IV ini adalah
Mengetahui teknik kultur jaringan sansievera
Mengetahui pengaruh BAP dan IBA terhadap pertumbuhan dan
perkembangan eksplan sansievera
3 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara IV ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29
Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
24
B Tinjauan Pustaka
Sitokinin juga mempunyai dua peran yang penting untuk propagasi
seara in vitro yaitu merupakan perangsang pembelahan sel dalam jaringan
yang dibuat eksplan dan merangsang pertumbuhan tunas daun namun
demikian kadar sitokinin yang optimal untuk pertumbuhan tunas dapat
menghambat pertumbuhan dan pembentukan akar Karena itu konsentrasi dari
sitokinin yang dipakai harus sesuai sehingga tidak menghambat pertumbuhan
dari eksplan (Wetherel 1988)
Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada
stek yang memiliki kadar auksin lebih t inggi lebih mampu menumbuhkan
akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi dari pada stek yang
memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah
jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai
katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan
sel Ada beberapa macam hormon dari kelompok auksin ini antara lain adalah
IAA (Indole Acetic Acid) NAA (Napthalen Acetic Acid) dan IBA (Indole
Butyric Acid) (Irwanto 2001)
Perbanyakan tanaman secara kultur jaringan ( tissue culture ) bertujuan
untuk mendapatkan tanaman dalam jumlah banyak dan seragam
pertumbuhannya Seiring dengan permintaan bibit sansievera yang semakin
meningkat cara perbanyakan secara konvensional menggunakan setek
anakan dan cabut pucuk tidak lagi bisa mencukupi Satu-satunya cara
perbanyakan yang sanggup memenuhi kebutuhan permintaan bibit dalam
jumlah besar itu hanyalah kultur jaringan
Eksplan yang digunakan adalah jaringan yang masih muda Jaringan
muda ini tersusun atas sel-sel yang masih muda dan aktif membelah sehingga
diharapkan bisa menghasilkan tanaman yang sempurna (Purwanto 2008)
Struktur kalus dari berbagai varietas yang digunakan berbeda-beda
tergantung kepada formulasi yang digunakan Biasanya struktur kalus
menggambarkan daya regenerasinya membentuk tunas dan akar Kalus yang
berbentuk globular (nodul-nodul) dan berwarna bening biasanya mempunyai
25
kemampuan lebih tinggi untuk membentuk tunas daripada kalus yang bersifat
kompak dan berwarna coklat-kehitaman Dalam hal ini media yang digunakan
untuk memacu regenerasi kalus akan sangat menentukan Keseimbangan
nutrisi dalam media tumbuh sangat mempengaruhi pertumbuhan kalus
maupun diferensiasinya membentuk tunas (Purnamaningsih 2006)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan pertumbuhan
plantlet akibat penambahan zat pengatur tumbuh BAP dan pikloram
Persentase daun normal terbesar didapat dari perlakuan B5 tanpa pikloram dan
BAP media MS tanpa pikloram Pertumbuhan akar plantlet lebih baik yang
dikulturkan pada media MS tanpa hormon atau dengan penambahan hormon
dengan konsentrasi terendah (Anonim 2008)
Pada sansievera metode kultur jaringan lebih sering diterapkan untuk
membiakkan jenis yang menghasilkan anakan seperti jenis S cylindrica dan
jenis yang langka Eksplan diambil dari nmata tunas pucuk rimpang atau
pucuk daun sepanjang 1 cm sebelum ditanam eksplan disterilisasi terlebih
dahulu untuk menghindari kontaminasi (Pramono 2008)
C Alat Bahan Dan Cara Kerja
1 Alat
- Laminar air flow cabinet
- Petridish dan botol-botol kultur
- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes
- Eksplan sansievera ( sansievera sp)
- Media kultur
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin)
2 Bahan
- Sansievera (sansievera sp)
- Media kultur
26
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin)
3 Cara Kerja
- Mempersiapkan eksplan
- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan
a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit
dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3
menit
b Membilas eksplan dengan aquadest steril
- Melakukan penanaman eksplan
a Membuka plastik penutup botol media kultur
b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan
pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api
c Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari
kontaminasi
- Melakukan pemeliharaan eksplan
a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur
b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol
c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus
2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi
- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati
a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar
tunas daun dan kalus (HST)
b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas
dan daun
c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan
- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir
pengamatan
27
D Hasil dan Pembahasan
1 Hasil
Tabel 41 Rekapan kultur Jaringan tanaman sansievera (Sansievera sp)
Mcam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasil
an
Sansie
vera
1 - - - - - - -
20
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - - - - -
5 5 MST - - - 8 akar - -
6 - - - - - - -
7 - - - - - - -
8 5 MST - - - 6 akar - -
9 - - - - - - -
10 - - - - - - -
Sumber Laporan Sementara
2 Pembahasan
Bahan tanam yang digunakan pada kultur jaringan sansievera ini
adalah potongan daun sansievera Setelah dilakukan pencucian bahan
dengan menggunakan fungisida dan bakterisida jaringan tanaman segera
ditanam dalam botol kultur Pada saat penanaman dilakukan bersamaan
dengan sterilisasi eksplan yang dilakukan di dalam LAFC
Pada saat penanaman sebaiknya bahan atanama ditanam dalam
keadaan berdiri bukan rebah Hal ini untuk memudahkan penyerapan
nutrisi yang ada di dalam media Apabila penanaman dilakukan dalam
keadaan rebah bagian daun yang mengadakan kontak dengan media
merupakan daun yang tidak mengalami pelukaan sehingga nutrisi dari
media akan sulit masuk ke dalam jaringan aeksplan
Pada kultur jaringan sansievera ini muncul akar ketika eksplan
berumur 5 MST Dari 10 eksplan yang ditanam eksplan yang
mengeluarkan akar berjumlah dua Akar yang muncul berjumlah masing-
masing 8 akar dan 6 akar Eksplan yang lain mengalami kematian akibat
terjadinya kontaminasi oleh jamur dan bakteri dan juga terjadinya
browning Kontaminasi terjadi karena sterilisasi yang kurang sempurna
28
dan browning terjadi akibat perendaman (untuk tujuan sterilisasi bahan)
klorox yang terlalu lama sehingga jaringan dari sansievera mengalami
browning
Gejala dari kontaminasi bakteri adalah munculnya hifa dari jamur
dan dalam waktu singkat memenuhi media kultur sedangkan gejala
serangan bakteri adalah adanya lendir pada media yang mencirikan koloni
dari bakteri Gejala dari browning sendiri adalah perubahan warna dari
eksplan menjadi hitam atau kepucatan pada jaringan-jaringan yang berada
di tepi
Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan pada sansievera ini
adalah 20 dengan jumlah akar yang terbentuk pada eksplan masing-
masing adalah 8 akar dan 6 akar Tumbuhnya akar pada kultur yang
mengalami keberhasilan merupakan peran dari zat pengatur tumbuh yang
ditambahkan Zat pengatur tumbuh yang ditambahkan adalah BAP dan
IBA BAP merupakan pemacu tunas sedangkan IBA merupakan pemicu
pertumbuhan akar Walaupun konsentrasi dari IBA lebih kecil jika
dibandingkan dengan BAP pertumbuhan akar disini bukan semata-mata
karena hal tersebut Faktor jenis tumbuhan juga mempengaruhi eksplan
sehingga organ yang muncul adalah akar dan Interaksi dari IBA dan BAP
mendorong pertumbuhan dari akar
E Kesimpulan dan Saran
1 Kesimpulan
a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan
terjadinya bowning kontaminasi media tanam
b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media
kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan
berkembang di dalam botol kultur
c Bahan tanam dari sansievera ditanam dalam keadaan tegak agar
eksplan mudah dalam menyerap nutrisi
d Akar terbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST
29
e Pembentukan akar ddidorong oleh adanya zat pengatur tumbuh IBA
dan BAP yang diberikan pada media tanam
f Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan sansivera adalah 20
keberhasilan kultur dilihat dari munculnya akar pada eksplan
2 Saran
Sebelum sterilisasi dilakukan sebaiknya bahan tanaman yang akan
digunakan permukaannya digosok dengan pemotong untuk menghilangkan
lapisan lilin yang melekat pada permukaan daun agar penyerapan nutrisi
berlangsung lebih mudah
30
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2008Pengaruh Komposisi Media Dasar Penambahan BAP dan
Pikloram terhadap Induksi Tunas Bawang Merah
httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 23 Desember
2008
Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen
Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)
httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008
Pramono S 2008 Pesona Sansievera PT agro Media Pustaka Jakarta
Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas
Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80
Purwanto AW 2008 Sansievera Flora Cantik Penyerap Racun Kanisius
Yogyakarta
Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing
Group Inc New Jersey
23
I V KULTUR JARINGAN SANSIEVERA
A Pendahuluan
1 Latar Belakang
Sansievera merupakan tanaman hias yang sekarang sedang digemari
oleh para pecinta tanaman Selain mempunyai corak daun yang indah dan
unik mempunyai bentuk dan ukuran bervariasi tanaman ini juga berfungsi
sebagai penyerap polutan di udara sekitar tempat tumbuhnya Hal inilah
yang menyebabkan pecinta tanaman kembali melirik tanaman sansievera
Penciptaan varian-varian baru terus dilakukan untuk memperbaiki
keindahan dan keunikan dari daun sansievera Salah satu cara yang
digunakan untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan melakukan
kultur jaringan pada tanaman sansievera Diharapkan pada saat dikulturkan
secara terus-menerus terjadi perubahan genetik yang menyebabkan
keberagaman genetik dalam waktu yang relatif singkat sehingga tidak
membutuhkan waktu untuk menghasilkan satu varian yang baru
Selain itu kultur jaringan pada sansievera ju8ga serng digunakan
untuk menghasilkan anakan dalam jumlah yang banyak pada varietas yang
langka dan cukup sulit apabila dikembangbiakkan dengan cara vegetatif
biasa oleh karena itu kultur jaringan sangat bermanfaat bagi peningkatan
varietas baru dan pengembangbiakan varietas-varietas langka yang sulit
dikembangbiakkan
2 Tujuan
Tujuan dari praktikum acara IV ini adalah
Mengetahui teknik kultur jaringan sansievera
Mengetahui pengaruh BAP dan IBA terhadap pertumbuhan dan
perkembangan eksplan sansievera
3 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara IV ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29
Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
24
B Tinjauan Pustaka
Sitokinin juga mempunyai dua peran yang penting untuk propagasi
seara in vitro yaitu merupakan perangsang pembelahan sel dalam jaringan
yang dibuat eksplan dan merangsang pertumbuhan tunas daun namun
demikian kadar sitokinin yang optimal untuk pertumbuhan tunas dapat
menghambat pertumbuhan dan pembentukan akar Karena itu konsentrasi dari
sitokinin yang dipakai harus sesuai sehingga tidak menghambat pertumbuhan
dari eksplan (Wetherel 1988)
Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada
stek yang memiliki kadar auksin lebih t inggi lebih mampu menumbuhkan
akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi dari pada stek yang
memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah
jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai
katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan
sel Ada beberapa macam hormon dari kelompok auksin ini antara lain adalah
IAA (Indole Acetic Acid) NAA (Napthalen Acetic Acid) dan IBA (Indole
Butyric Acid) (Irwanto 2001)
Perbanyakan tanaman secara kultur jaringan ( tissue culture ) bertujuan
untuk mendapatkan tanaman dalam jumlah banyak dan seragam
pertumbuhannya Seiring dengan permintaan bibit sansievera yang semakin
meningkat cara perbanyakan secara konvensional menggunakan setek
anakan dan cabut pucuk tidak lagi bisa mencukupi Satu-satunya cara
perbanyakan yang sanggup memenuhi kebutuhan permintaan bibit dalam
jumlah besar itu hanyalah kultur jaringan
Eksplan yang digunakan adalah jaringan yang masih muda Jaringan
muda ini tersusun atas sel-sel yang masih muda dan aktif membelah sehingga
diharapkan bisa menghasilkan tanaman yang sempurna (Purwanto 2008)
Struktur kalus dari berbagai varietas yang digunakan berbeda-beda
tergantung kepada formulasi yang digunakan Biasanya struktur kalus
menggambarkan daya regenerasinya membentuk tunas dan akar Kalus yang
berbentuk globular (nodul-nodul) dan berwarna bening biasanya mempunyai
25
kemampuan lebih tinggi untuk membentuk tunas daripada kalus yang bersifat
kompak dan berwarna coklat-kehitaman Dalam hal ini media yang digunakan
untuk memacu regenerasi kalus akan sangat menentukan Keseimbangan
nutrisi dalam media tumbuh sangat mempengaruhi pertumbuhan kalus
maupun diferensiasinya membentuk tunas (Purnamaningsih 2006)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan pertumbuhan
plantlet akibat penambahan zat pengatur tumbuh BAP dan pikloram
Persentase daun normal terbesar didapat dari perlakuan B5 tanpa pikloram dan
BAP media MS tanpa pikloram Pertumbuhan akar plantlet lebih baik yang
dikulturkan pada media MS tanpa hormon atau dengan penambahan hormon
dengan konsentrasi terendah (Anonim 2008)
Pada sansievera metode kultur jaringan lebih sering diterapkan untuk
membiakkan jenis yang menghasilkan anakan seperti jenis S cylindrica dan
jenis yang langka Eksplan diambil dari nmata tunas pucuk rimpang atau
pucuk daun sepanjang 1 cm sebelum ditanam eksplan disterilisasi terlebih
dahulu untuk menghindari kontaminasi (Pramono 2008)
C Alat Bahan Dan Cara Kerja
1 Alat
- Laminar air flow cabinet
- Petridish dan botol-botol kultur
- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes
- Eksplan sansievera ( sansievera sp)
- Media kultur
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin)
2 Bahan
- Sansievera (sansievera sp)
- Media kultur
26
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin)
3 Cara Kerja
- Mempersiapkan eksplan
- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan
a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit
dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3
menit
b Membilas eksplan dengan aquadest steril
- Melakukan penanaman eksplan
a Membuka plastik penutup botol media kultur
b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan
pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api
c Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari
kontaminasi
- Melakukan pemeliharaan eksplan
a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur
b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol
c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus
2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi
- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati
a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar
tunas daun dan kalus (HST)
b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas
dan daun
c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan
- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir
pengamatan
27
D Hasil dan Pembahasan
1 Hasil
Tabel 41 Rekapan kultur Jaringan tanaman sansievera (Sansievera sp)
Mcam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasil
an
Sansie
vera
1 - - - - - - -
20
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - - - - -
5 5 MST - - - 8 akar - -
6 - - - - - - -
7 - - - - - - -
8 5 MST - - - 6 akar - -
9 - - - - - - -
10 - - - - - - -
Sumber Laporan Sementara
2 Pembahasan
Bahan tanam yang digunakan pada kultur jaringan sansievera ini
adalah potongan daun sansievera Setelah dilakukan pencucian bahan
dengan menggunakan fungisida dan bakterisida jaringan tanaman segera
ditanam dalam botol kultur Pada saat penanaman dilakukan bersamaan
dengan sterilisasi eksplan yang dilakukan di dalam LAFC
Pada saat penanaman sebaiknya bahan atanama ditanam dalam
keadaan berdiri bukan rebah Hal ini untuk memudahkan penyerapan
nutrisi yang ada di dalam media Apabila penanaman dilakukan dalam
keadaan rebah bagian daun yang mengadakan kontak dengan media
merupakan daun yang tidak mengalami pelukaan sehingga nutrisi dari
media akan sulit masuk ke dalam jaringan aeksplan
Pada kultur jaringan sansievera ini muncul akar ketika eksplan
berumur 5 MST Dari 10 eksplan yang ditanam eksplan yang
mengeluarkan akar berjumlah dua Akar yang muncul berjumlah masing-
masing 8 akar dan 6 akar Eksplan yang lain mengalami kematian akibat
terjadinya kontaminasi oleh jamur dan bakteri dan juga terjadinya
browning Kontaminasi terjadi karena sterilisasi yang kurang sempurna
28
dan browning terjadi akibat perendaman (untuk tujuan sterilisasi bahan)
klorox yang terlalu lama sehingga jaringan dari sansievera mengalami
browning
Gejala dari kontaminasi bakteri adalah munculnya hifa dari jamur
dan dalam waktu singkat memenuhi media kultur sedangkan gejala
serangan bakteri adalah adanya lendir pada media yang mencirikan koloni
dari bakteri Gejala dari browning sendiri adalah perubahan warna dari
eksplan menjadi hitam atau kepucatan pada jaringan-jaringan yang berada
di tepi
Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan pada sansievera ini
adalah 20 dengan jumlah akar yang terbentuk pada eksplan masing-
masing adalah 8 akar dan 6 akar Tumbuhnya akar pada kultur yang
mengalami keberhasilan merupakan peran dari zat pengatur tumbuh yang
ditambahkan Zat pengatur tumbuh yang ditambahkan adalah BAP dan
IBA BAP merupakan pemacu tunas sedangkan IBA merupakan pemicu
pertumbuhan akar Walaupun konsentrasi dari IBA lebih kecil jika
dibandingkan dengan BAP pertumbuhan akar disini bukan semata-mata
karena hal tersebut Faktor jenis tumbuhan juga mempengaruhi eksplan
sehingga organ yang muncul adalah akar dan Interaksi dari IBA dan BAP
mendorong pertumbuhan dari akar
E Kesimpulan dan Saran
1 Kesimpulan
a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan
terjadinya bowning kontaminasi media tanam
b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media
kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan
berkembang di dalam botol kultur
c Bahan tanam dari sansievera ditanam dalam keadaan tegak agar
eksplan mudah dalam menyerap nutrisi
d Akar terbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST
29
e Pembentukan akar ddidorong oleh adanya zat pengatur tumbuh IBA
dan BAP yang diberikan pada media tanam
f Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan sansivera adalah 20
keberhasilan kultur dilihat dari munculnya akar pada eksplan
2 Saran
Sebelum sterilisasi dilakukan sebaiknya bahan tanaman yang akan
digunakan permukaannya digosok dengan pemotong untuk menghilangkan
lapisan lilin yang melekat pada permukaan daun agar penyerapan nutrisi
berlangsung lebih mudah
30
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2008Pengaruh Komposisi Media Dasar Penambahan BAP dan
Pikloram terhadap Induksi Tunas Bawang Merah
httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 23 Desember
2008
Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen
Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)
httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008
Pramono S 2008 Pesona Sansievera PT agro Media Pustaka Jakarta
Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas
Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80
Purwanto AW 2008 Sansievera Flora Cantik Penyerap Racun Kanisius
Yogyakarta
Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing
Group Inc New Jersey
24
B Tinjauan Pustaka
Sitokinin juga mempunyai dua peran yang penting untuk propagasi
seara in vitro yaitu merupakan perangsang pembelahan sel dalam jaringan
yang dibuat eksplan dan merangsang pertumbuhan tunas daun namun
demikian kadar sitokinin yang optimal untuk pertumbuhan tunas dapat
menghambat pertumbuhan dan pembentukan akar Karena itu konsentrasi dari
sitokinin yang dipakai harus sesuai sehingga tidak menghambat pertumbuhan
dari eksplan (Wetherel 1988)
Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada
stek yang memiliki kadar auksin lebih t inggi lebih mampu menumbuhkan
akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi dari pada stek yang
memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah
jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai
katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan
sel Ada beberapa macam hormon dari kelompok auksin ini antara lain adalah
IAA (Indole Acetic Acid) NAA (Napthalen Acetic Acid) dan IBA (Indole
Butyric Acid) (Irwanto 2001)
Perbanyakan tanaman secara kultur jaringan ( tissue culture ) bertujuan
untuk mendapatkan tanaman dalam jumlah banyak dan seragam
pertumbuhannya Seiring dengan permintaan bibit sansievera yang semakin
meningkat cara perbanyakan secara konvensional menggunakan setek
anakan dan cabut pucuk tidak lagi bisa mencukupi Satu-satunya cara
perbanyakan yang sanggup memenuhi kebutuhan permintaan bibit dalam
jumlah besar itu hanyalah kultur jaringan
Eksplan yang digunakan adalah jaringan yang masih muda Jaringan
muda ini tersusun atas sel-sel yang masih muda dan aktif membelah sehingga
diharapkan bisa menghasilkan tanaman yang sempurna (Purwanto 2008)
Struktur kalus dari berbagai varietas yang digunakan berbeda-beda
tergantung kepada formulasi yang digunakan Biasanya struktur kalus
menggambarkan daya regenerasinya membentuk tunas dan akar Kalus yang
berbentuk globular (nodul-nodul) dan berwarna bening biasanya mempunyai
25
kemampuan lebih tinggi untuk membentuk tunas daripada kalus yang bersifat
kompak dan berwarna coklat-kehitaman Dalam hal ini media yang digunakan
untuk memacu regenerasi kalus akan sangat menentukan Keseimbangan
nutrisi dalam media tumbuh sangat mempengaruhi pertumbuhan kalus
maupun diferensiasinya membentuk tunas (Purnamaningsih 2006)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan pertumbuhan
plantlet akibat penambahan zat pengatur tumbuh BAP dan pikloram
Persentase daun normal terbesar didapat dari perlakuan B5 tanpa pikloram dan
BAP media MS tanpa pikloram Pertumbuhan akar plantlet lebih baik yang
dikulturkan pada media MS tanpa hormon atau dengan penambahan hormon
dengan konsentrasi terendah (Anonim 2008)
Pada sansievera metode kultur jaringan lebih sering diterapkan untuk
membiakkan jenis yang menghasilkan anakan seperti jenis S cylindrica dan
jenis yang langka Eksplan diambil dari nmata tunas pucuk rimpang atau
pucuk daun sepanjang 1 cm sebelum ditanam eksplan disterilisasi terlebih
dahulu untuk menghindari kontaminasi (Pramono 2008)
C Alat Bahan Dan Cara Kerja
1 Alat
- Laminar air flow cabinet
- Petridish dan botol-botol kultur
- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes
- Eksplan sansievera ( sansievera sp)
- Media kultur
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin)
2 Bahan
- Sansievera (sansievera sp)
- Media kultur
26
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin)
3 Cara Kerja
- Mempersiapkan eksplan
- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan
a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit
dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3
menit
b Membilas eksplan dengan aquadest steril
- Melakukan penanaman eksplan
a Membuka plastik penutup botol media kultur
b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan
pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api
c Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari
kontaminasi
- Melakukan pemeliharaan eksplan
a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur
b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol
c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus
2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi
- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati
a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar
tunas daun dan kalus (HST)
b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas
dan daun
c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan
- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir
pengamatan
27
D Hasil dan Pembahasan
1 Hasil
Tabel 41 Rekapan kultur Jaringan tanaman sansievera (Sansievera sp)
Mcam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasil
an
Sansie
vera
1 - - - - - - -
20
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - - - - -
5 5 MST - - - 8 akar - -
6 - - - - - - -
7 - - - - - - -
8 5 MST - - - 6 akar - -
9 - - - - - - -
10 - - - - - - -
Sumber Laporan Sementara
2 Pembahasan
Bahan tanam yang digunakan pada kultur jaringan sansievera ini
adalah potongan daun sansievera Setelah dilakukan pencucian bahan
dengan menggunakan fungisida dan bakterisida jaringan tanaman segera
ditanam dalam botol kultur Pada saat penanaman dilakukan bersamaan
dengan sterilisasi eksplan yang dilakukan di dalam LAFC
Pada saat penanaman sebaiknya bahan atanama ditanam dalam
keadaan berdiri bukan rebah Hal ini untuk memudahkan penyerapan
nutrisi yang ada di dalam media Apabila penanaman dilakukan dalam
keadaan rebah bagian daun yang mengadakan kontak dengan media
merupakan daun yang tidak mengalami pelukaan sehingga nutrisi dari
media akan sulit masuk ke dalam jaringan aeksplan
Pada kultur jaringan sansievera ini muncul akar ketika eksplan
berumur 5 MST Dari 10 eksplan yang ditanam eksplan yang
mengeluarkan akar berjumlah dua Akar yang muncul berjumlah masing-
masing 8 akar dan 6 akar Eksplan yang lain mengalami kematian akibat
terjadinya kontaminasi oleh jamur dan bakteri dan juga terjadinya
browning Kontaminasi terjadi karena sterilisasi yang kurang sempurna
28
dan browning terjadi akibat perendaman (untuk tujuan sterilisasi bahan)
klorox yang terlalu lama sehingga jaringan dari sansievera mengalami
browning
Gejala dari kontaminasi bakteri adalah munculnya hifa dari jamur
dan dalam waktu singkat memenuhi media kultur sedangkan gejala
serangan bakteri adalah adanya lendir pada media yang mencirikan koloni
dari bakteri Gejala dari browning sendiri adalah perubahan warna dari
eksplan menjadi hitam atau kepucatan pada jaringan-jaringan yang berada
di tepi
Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan pada sansievera ini
adalah 20 dengan jumlah akar yang terbentuk pada eksplan masing-
masing adalah 8 akar dan 6 akar Tumbuhnya akar pada kultur yang
mengalami keberhasilan merupakan peran dari zat pengatur tumbuh yang
ditambahkan Zat pengatur tumbuh yang ditambahkan adalah BAP dan
IBA BAP merupakan pemacu tunas sedangkan IBA merupakan pemicu
pertumbuhan akar Walaupun konsentrasi dari IBA lebih kecil jika
dibandingkan dengan BAP pertumbuhan akar disini bukan semata-mata
karena hal tersebut Faktor jenis tumbuhan juga mempengaruhi eksplan
sehingga organ yang muncul adalah akar dan Interaksi dari IBA dan BAP
mendorong pertumbuhan dari akar
E Kesimpulan dan Saran
1 Kesimpulan
a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan
terjadinya bowning kontaminasi media tanam
b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media
kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan
berkembang di dalam botol kultur
c Bahan tanam dari sansievera ditanam dalam keadaan tegak agar
eksplan mudah dalam menyerap nutrisi
d Akar terbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST
29
e Pembentukan akar ddidorong oleh adanya zat pengatur tumbuh IBA
dan BAP yang diberikan pada media tanam
f Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan sansivera adalah 20
keberhasilan kultur dilihat dari munculnya akar pada eksplan
2 Saran
Sebelum sterilisasi dilakukan sebaiknya bahan tanaman yang akan
digunakan permukaannya digosok dengan pemotong untuk menghilangkan
lapisan lilin yang melekat pada permukaan daun agar penyerapan nutrisi
berlangsung lebih mudah
30
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2008Pengaruh Komposisi Media Dasar Penambahan BAP dan
Pikloram terhadap Induksi Tunas Bawang Merah
httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 23 Desember
2008
Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen
Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)
httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008
Pramono S 2008 Pesona Sansievera PT agro Media Pustaka Jakarta
Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas
Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80
Purwanto AW 2008 Sansievera Flora Cantik Penyerap Racun Kanisius
Yogyakarta
Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing
Group Inc New Jersey
25
kemampuan lebih tinggi untuk membentuk tunas daripada kalus yang bersifat
kompak dan berwarna coklat-kehitaman Dalam hal ini media yang digunakan
untuk memacu regenerasi kalus akan sangat menentukan Keseimbangan
nutrisi dalam media tumbuh sangat mempengaruhi pertumbuhan kalus
maupun diferensiasinya membentuk tunas (Purnamaningsih 2006)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan pertumbuhan
plantlet akibat penambahan zat pengatur tumbuh BAP dan pikloram
Persentase daun normal terbesar didapat dari perlakuan B5 tanpa pikloram dan
BAP media MS tanpa pikloram Pertumbuhan akar plantlet lebih baik yang
dikulturkan pada media MS tanpa hormon atau dengan penambahan hormon
dengan konsentrasi terendah (Anonim 2008)
Pada sansievera metode kultur jaringan lebih sering diterapkan untuk
membiakkan jenis yang menghasilkan anakan seperti jenis S cylindrica dan
jenis yang langka Eksplan diambil dari nmata tunas pucuk rimpang atau
pucuk daun sepanjang 1 cm sebelum ditanam eksplan disterilisasi terlebih
dahulu untuk menghindari kontaminasi (Pramono 2008)
C Alat Bahan Dan Cara Kerja
1 Alat
- Laminar air flow cabinet
- Petridish dan botol-botol kultur
- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes
- Eksplan sansievera ( sansievera sp)
- Media kultur
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin)
2 Bahan
- Sansievera (sansievera sp)
- Media kultur
26
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin)
3 Cara Kerja
- Mempersiapkan eksplan
- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan
a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit
dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3
menit
b Membilas eksplan dengan aquadest steril
- Melakukan penanaman eksplan
a Membuka plastik penutup botol media kultur
b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan
pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api
c Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari
kontaminasi
- Melakukan pemeliharaan eksplan
a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur
b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol
c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus
2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi
- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati
a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar
tunas daun dan kalus (HST)
b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas
dan daun
c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan
- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir
pengamatan
27
D Hasil dan Pembahasan
1 Hasil
Tabel 41 Rekapan kultur Jaringan tanaman sansievera (Sansievera sp)
Mcam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasil
an
Sansie
vera
1 - - - - - - -
20
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - - - - -
5 5 MST - - - 8 akar - -
6 - - - - - - -
7 - - - - - - -
8 5 MST - - - 6 akar - -
9 - - - - - - -
10 - - - - - - -
Sumber Laporan Sementara
2 Pembahasan
Bahan tanam yang digunakan pada kultur jaringan sansievera ini
adalah potongan daun sansievera Setelah dilakukan pencucian bahan
dengan menggunakan fungisida dan bakterisida jaringan tanaman segera
ditanam dalam botol kultur Pada saat penanaman dilakukan bersamaan
dengan sterilisasi eksplan yang dilakukan di dalam LAFC
Pada saat penanaman sebaiknya bahan atanama ditanam dalam
keadaan berdiri bukan rebah Hal ini untuk memudahkan penyerapan
nutrisi yang ada di dalam media Apabila penanaman dilakukan dalam
keadaan rebah bagian daun yang mengadakan kontak dengan media
merupakan daun yang tidak mengalami pelukaan sehingga nutrisi dari
media akan sulit masuk ke dalam jaringan aeksplan
Pada kultur jaringan sansievera ini muncul akar ketika eksplan
berumur 5 MST Dari 10 eksplan yang ditanam eksplan yang
mengeluarkan akar berjumlah dua Akar yang muncul berjumlah masing-
masing 8 akar dan 6 akar Eksplan yang lain mengalami kematian akibat
terjadinya kontaminasi oleh jamur dan bakteri dan juga terjadinya
browning Kontaminasi terjadi karena sterilisasi yang kurang sempurna
28
dan browning terjadi akibat perendaman (untuk tujuan sterilisasi bahan)
klorox yang terlalu lama sehingga jaringan dari sansievera mengalami
browning
Gejala dari kontaminasi bakteri adalah munculnya hifa dari jamur
dan dalam waktu singkat memenuhi media kultur sedangkan gejala
serangan bakteri adalah adanya lendir pada media yang mencirikan koloni
dari bakteri Gejala dari browning sendiri adalah perubahan warna dari
eksplan menjadi hitam atau kepucatan pada jaringan-jaringan yang berada
di tepi
Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan pada sansievera ini
adalah 20 dengan jumlah akar yang terbentuk pada eksplan masing-
masing adalah 8 akar dan 6 akar Tumbuhnya akar pada kultur yang
mengalami keberhasilan merupakan peran dari zat pengatur tumbuh yang
ditambahkan Zat pengatur tumbuh yang ditambahkan adalah BAP dan
IBA BAP merupakan pemacu tunas sedangkan IBA merupakan pemicu
pertumbuhan akar Walaupun konsentrasi dari IBA lebih kecil jika
dibandingkan dengan BAP pertumbuhan akar disini bukan semata-mata
karena hal tersebut Faktor jenis tumbuhan juga mempengaruhi eksplan
sehingga organ yang muncul adalah akar dan Interaksi dari IBA dan BAP
mendorong pertumbuhan dari akar
E Kesimpulan dan Saran
1 Kesimpulan
a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan
terjadinya bowning kontaminasi media tanam
b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media
kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan
berkembang di dalam botol kultur
c Bahan tanam dari sansievera ditanam dalam keadaan tegak agar
eksplan mudah dalam menyerap nutrisi
d Akar terbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST
29
e Pembentukan akar ddidorong oleh adanya zat pengatur tumbuh IBA
dan BAP yang diberikan pada media tanam
f Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan sansivera adalah 20
keberhasilan kultur dilihat dari munculnya akar pada eksplan
2 Saran
Sebelum sterilisasi dilakukan sebaiknya bahan tanaman yang akan
digunakan permukaannya digosok dengan pemotong untuk menghilangkan
lapisan lilin yang melekat pada permukaan daun agar penyerapan nutrisi
berlangsung lebih mudah
30
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2008Pengaruh Komposisi Media Dasar Penambahan BAP dan
Pikloram terhadap Induksi Tunas Bawang Merah
httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 23 Desember
2008
Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen
Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)
httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008
Pramono S 2008 Pesona Sansievera PT agro Media Pustaka Jakarta
Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas
Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80
Purwanto AW 2008 Sansievera Flora Cantik Penyerap Racun Kanisius
Yogyakarta
Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing
Group Inc New Jersey
26
- Alkohol 96
- Aquadest steril
- Spirtus
- Clorox (sunclin)
3 Cara Kerja
- Mempersiapkan eksplan
- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan
a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit
dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3
menit
b Membilas eksplan dengan aquadest steril
- Melakukan penanaman eksplan
a Membuka plastik penutup botol media kultur
b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan
pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api
c Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari
kontaminasi
- Melakukan pemeliharaan eksplan
a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur
b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol
c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus
2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi
- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati
a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar
tunas daun dan kalus (HST)
b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas
dan daun
c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan
- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir
pengamatan
27
D Hasil dan Pembahasan
1 Hasil
Tabel 41 Rekapan kultur Jaringan tanaman sansievera (Sansievera sp)
Mcam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasil
an
Sansie
vera
1 - - - - - - -
20
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - - - - -
5 5 MST - - - 8 akar - -
6 - - - - - - -
7 - - - - - - -
8 5 MST - - - 6 akar - -
9 - - - - - - -
10 - - - - - - -
Sumber Laporan Sementara
2 Pembahasan
Bahan tanam yang digunakan pada kultur jaringan sansievera ini
adalah potongan daun sansievera Setelah dilakukan pencucian bahan
dengan menggunakan fungisida dan bakterisida jaringan tanaman segera
ditanam dalam botol kultur Pada saat penanaman dilakukan bersamaan
dengan sterilisasi eksplan yang dilakukan di dalam LAFC
Pada saat penanaman sebaiknya bahan atanama ditanam dalam
keadaan berdiri bukan rebah Hal ini untuk memudahkan penyerapan
nutrisi yang ada di dalam media Apabila penanaman dilakukan dalam
keadaan rebah bagian daun yang mengadakan kontak dengan media
merupakan daun yang tidak mengalami pelukaan sehingga nutrisi dari
media akan sulit masuk ke dalam jaringan aeksplan
Pada kultur jaringan sansievera ini muncul akar ketika eksplan
berumur 5 MST Dari 10 eksplan yang ditanam eksplan yang
mengeluarkan akar berjumlah dua Akar yang muncul berjumlah masing-
masing 8 akar dan 6 akar Eksplan yang lain mengalami kematian akibat
terjadinya kontaminasi oleh jamur dan bakteri dan juga terjadinya
browning Kontaminasi terjadi karena sterilisasi yang kurang sempurna
28
dan browning terjadi akibat perendaman (untuk tujuan sterilisasi bahan)
klorox yang terlalu lama sehingga jaringan dari sansievera mengalami
browning
Gejala dari kontaminasi bakteri adalah munculnya hifa dari jamur
dan dalam waktu singkat memenuhi media kultur sedangkan gejala
serangan bakteri adalah adanya lendir pada media yang mencirikan koloni
dari bakteri Gejala dari browning sendiri adalah perubahan warna dari
eksplan menjadi hitam atau kepucatan pada jaringan-jaringan yang berada
di tepi
Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan pada sansievera ini
adalah 20 dengan jumlah akar yang terbentuk pada eksplan masing-
masing adalah 8 akar dan 6 akar Tumbuhnya akar pada kultur yang
mengalami keberhasilan merupakan peran dari zat pengatur tumbuh yang
ditambahkan Zat pengatur tumbuh yang ditambahkan adalah BAP dan
IBA BAP merupakan pemacu tunas sedangkan IBA merupakan pemicu
pertumbuhan akar Walaupun konsentrasi dari IBA lebih kecil jika
dibandingkan dengan BAP pertumbuhan akar disini bukan semata-mata
karena hal tersebut Faktor jenis tumbuhan juga mempengaruhi eksplan
sehingga organ yang muncul adalah akar dan Interaksi dari IBA dan BAP
mendorong pertumbuhan dari akar
E Kesimpulan dan Saran
1 Kesimpulan
a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan
terjadinya bowning kontaminasi media tanam
b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media
kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan
berkembang di dalam botol kultur
c Bahan tanam dari sansievera ditanam dalam keadaan tegak agar
eksplan mudah dalam menyerap nutrisi
d Akar terbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST
29
e Pembentukan akar ddidorong oleh adanya zat pengatur tumbuh IBA
dan BAP yang diberikan pada media tanam
f Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan sansivera adalah 20
keberhasilan kultur dilihat dari munculnya akar pada eksplan
2 Saran
Sebelum sterilisasi dilakukan sebaiknya bahan tanaman yang akan
digunakan permukaannya digosok dengan pemotong untuk menghilangkan
lapisan lilin yang melekat pada permukaan daun agar penyerapan nutrisi
berlangsung lebih mudah
30
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2008Pengaruh Komposisi Media Dasar Penambahan BAP dan
Pikloram terhadap Induksi Tunas Bawang Merah
httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 23 Desember
2008
Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen
Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)
httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008
Pramono S 2008 Pesona Sansievera PT agro Media Pustaka Jakarta
Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas
Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80
Purwanto AW 2008 Sansievera Flora Cantik Penyerap Racun Kanisius
Yogyakarta
Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing
Group Inc New Jersey
27
D Hasil dan Pembahasan
1 Hasil
Tabel 41 Rekapan kultur Jaringan tanaman sansievera (Sansievera sp)
Mcam
eksplan
ulangan Saat
muncul
akar
Saat
muncul
tunas
Saat
muncul
daun
Saat
muncul
kalus
Jumlah
akar
Jumlah
tunas
Jumlah
daun
keberhasil
an
Sansie
vera
1 - - - - - - -
20
2 - - - - - - -
3 - - - - - - -
4 - - - - - - -
5 5 MST - - - 8 akar - -
6 - - - - - - -
7 - - - - - - -
8 5 MST - - - 6 akar - -
9 - - - - - - -
10 - - - - - - -
Sumber Laporan Sementara
2 Pembahasan
Bahan tanam yang digunakan pada kultur jaringan sansievera ini
adalah potongan daun sansievera Setelah dilakukan pencucian bahan
dengan menggunakan fungisida dan bakterisida jaringan tanaman segera
ditanam dalam botol kultur Pada saat penanaman dilakukan bersamaan
dengan sterilisasi eksplan yang dilakukan di dalam LAFC
Pada saat penanaman sebaiknya bahan atanama ditanam dalam
keadaan berdiri bukan rebah Hal ini untuk memudahkan penyerapan
nutrisi yang ada di dalam media Apabila penanaman dilakukan dalam
keadaan rebah bagian daun yang mengadakan kontak dengan media
merupakan daun yang tidak mengalami pelukaan sehingga nutrisi dari
media akan sulit masuk ke dalam jaringan aeksplan
Pada kultur jaringan sansievera ini muncul akar ketika eksplan
berumur 5 MST Dari 10 eksplan yang ditanam eksplan yang
mengeluarkan akar berjumlah dua Akar yang muncul berjumlah masing-
masing 8 akar dan 6 akar Eksplan yang lain mengalami kematian akibat
terjadinya kontaminasi oleh jamur dan bakteri dan juga terjadinya
browning Kontaminasi terjadi karena sterilisasi yang kurang sempurna
28
dan browning terjadi akibat perendaman (untuk tujuan sterilisasi bahan)
klorox yang terlalu lama sehingga jaringan dari sansievera mengalami
browning
Gejala dari kontaminasi bakteri adalah munculnya hifa dari jamur
dan dalam waktu singkat memenuhi media kultur sedangkan gejala
serangan bakteri adalah adanya lendir pada media yang mencirikan koloni
dari bakteri Gejala dari browning sendiri adalah perubahan warna dari
eksplan menjadi hitam atau kepucatan pada jaringan-jaringan yang berada
di tepi
Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan pada sansievera ini
adalah 20 dengan jumlah akar yang terbentuk pada eksplan masing-
masing adalah 8 akar dan 6 akar Tumbuhnya akar pada kultur yang
mengalami keberhasilan merupakan peran dari zat pengatur tumbuh yang
ditambahkan Zat pengatur tumbuh yang ditambahkan adalah BAP dan
IBA BAP merupakan pemacu tunas sedangkan IBA merupakan pemicu
pertumbuhan akar Walaupun konsentrasi dari IBA lebih kecil jika
dibandingkan dengan BAP pertumbuhan akar disini bukan semata-mata
karena hal tersebut Faktor jenis tumbuhan juga mempengaruhi eksplan
sehingga organ yang muncul adalah akar dan Interaksi dari IBA dan BAP
mendorong pertumbuhan dari akar
E Kesimpulan dan Saran
1 Kesimpulan
a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan
terjadinya bowning kontaminasi media tanam
b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media
kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan
berkembang di dalam botol kultur
c Bahan tanam dari sansievera ditanam dalam keadaan tegak agar
eksplan mudah dalam menyerap nutrisi
d Akar terbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST
29
e Pembentukan akar ddidorong oleh adanya zat pengatur tumbuh IBA
dan BAP yang diberikan pada media tanam
f Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan sansivera adalah 20
keberhasilan kultur dilihat dari munculnya akar pada eksplan
2 Saran
Sebelum sterilisasi dilakukan sebaiknya bahan tanaman yang akan
digunakan permukaannya digosok dengan pemotong untuk menghilangkan
lapisan lilin yang melekat pada permukaan daun agar penyerapan nutrisi
berlangsung lebih mudah
30
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2008Pengaruh Komposisi Media Dasar Penambahan BAP dan
Pikloram terhadap Induksi Tunas Bawang Merah
httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 23 Desember
2008
Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen
Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)
httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008
Pramono S 2008 Pesona Sansievera PT agro Media Pustaka Jakarta
Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas
Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80
Purwanto AW 2008 Sansievera Flora Cantik Penyerap Racun Kanisius
Yogyakarta
Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing
Group Inc New Jersey
28
dan browning terjadi akibat perendaman (untuk tujuan sterilisasi bahan)
klorox yang terlalu lama sehingga jaringan dari sansievera mengalami
browning
Gejala dari kontaminasi bakteri adalah munculnya hifa dari jamur
dan dalam waktu singkat memenuhi media kultur sedangkan gejala
serangan bakteri adalah adanya lendir pada media yang mencirikan koloni
dari bakteri Gejala dari browning sendiri adalah perubahan warna dari
eksplan menjadi hitam atau kepucatan pada jaringan-jaringan yang berada
di tepi
Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan pada sansievera ini
adalah 20 dengan jumlah akar yang terbentuk pada eksplan masing-
masing adalah 8 akar dan 6 akar Tumbuhnya akar pada kultur yang
mengalami keberhasilan merupakan peran dari zat pengatur tumbuh yang
ditambahkan Zat pengatur tumbuh yang ditambahkan adalah BAP dan
IBA BAP merupakan pemacu tunas sedangkan IBA merupakan pemicu
pertumbuhan akar Walaupun konsentrasi dari IBA lebih kecil jika
dibandingkan dengan BAP pertumbuhan akar disini bukan semata-mata
karena hal tersebut Faktor jenis tumbuhan juga mempengaruhi eksplan
sehingga organ yang muncul adalah akar dan Interaksi dari IBA dan BAP
mendorong pertumbuhan dari akar
E Kesimpulan dan Saran
1 Kesimpulan
a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan
terjadinya bowning kontaminasi media tanam
b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media
kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan
berkembang di dalam botol kultur
c Bahan tanam dari sansievera ditanam dalam keadaan tegak agar
eksplan mudah dalam menyerap nutrisi
d Akar terbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST
29
e Pembentukan akar ddidorong oleh adanya zat pengatur tumbuh IBA
dan BAP yang diberikan pada media tanam
f Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan sansivera adalah 20
keberhasilan kultur dilihat dari munculnya akar pada eksplan
2 Saran
Sebelum sterilisasi dilakukan sebaiknya bahan tanaman yang akan
digunakan permukaannya digosok dengan pemotong untuk menghilangkan
lapisan lilin yang melekat pada permukaan daun agar penyerapan nutrisi
berlangsung lebih mudah
30
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2008Pengaruh Komposisi Media Dasar Penambahan BAP dan
Pikloram terhadap Induksi Tunas Bawang Merah
httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 23 Desember
2008
Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen
Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)
httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008
Pramono S 2008 Pesona Sansievera PT agro Media Pustaka Jakarta
Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas
Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80
Purwanto AW 2008 Sansievera Flora Cantik Penyerap Racun Kanisius
Yogyakarta
Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing
Group Inc New Jersey
29
e Pembentukan akar ddidorong oleh adanya zat pengatur tumbuh IBA
dan BAP yang diberikan pada media tanam
f Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan sansivera adalah 20
keberhasilan kultur dilihat dari munculnya akar pada eksplan
2 Saran
Sebelum sterilisasi dilakukan sebaiknya bahan tanaman yang akan
digunakan permukaannya digosok dengan pemotong untuk menghilangkan
lapisan lilin yang melekat pada permukaan daun agar penyerapan nutrisi
berlangsung lebih mudah
30
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2008Pengaruh Komposisi Media Dasar Penambahan BAP dan
Pikloram terhadap Induksi Tunas Bawang Merah
httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 23 Desember
2008
Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen
Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)
httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008
Pramono S 2008 Pesona Sansievera PT agro Media Pustaka Jakarta
Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas
Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80
Purwanto AW 2008 Sansievera Flora Cantik Penyerap Racun Kanisius
Yogyakarta
Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing
Group Inc New Jersey
30
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2008Pengaruh Komposisi Media Dasar Penambahan BAP dan
Pikloram terhadap Induksi Tunas Bawang Merah
httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 23 Desember
2008
Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen
Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)
httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008
Pramono S 2008 Pesona Sansievera PT agro Media Pustaka Jakarta
Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas
Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80
Purwanto AW 2008 Sansievera Flora Cantik Penyerap Racun Kanisius
Yogyakarta
Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing
Group Inc New Jersey
Top Related