Download - LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI · Web viewUntuk mengamati pengaruh kompetisi intraspesifik dan interspesifik terhadap tertumbuhan tanaman jagung dan kedelai. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1

Transcript
Page 1: LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI · Web viewUntuk mengamati pengaruh kompetisi intraspesifik dan interspesifik terhadap tertumbuhan tanaman jagung dan kedelai. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI

Kompetisi Intraspesifik dan Interspesifik Pada Tumbuhan

Nama : Ani Mulyani

NIM : 108095000021

Kelompok : 1 (satu)

Asisten :Nurazizah Maulydia

24 April 2010

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS SAIN DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2010

Page 2: LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI · Web viewUntuk mengamati pengaruh kompetisi intraspesifik dan interspesifik terhadap tertumbuhan tanaman jagung dan kedelai. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1

BAB I

PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang

Di alam organisme tidak hidup sendirian tetapi berdampingan dan saling

berinteraksi dengan organisme yang lainnya. Begitupun yang terjadi terhadap

tumbuhan, interaksi ini bisa terjadi antara tumbuhan yang sejenis ataupun tidak sejenis.

Interaksi yang terjadi antara organisme-organisme tersebut dapat bersifat positif-

positif, positif-netral, positif-negatif, netral-netral, dan negatif- negatif. Namun dalam

praktikum ini yang diteliti adalah kompetisi yang terjadi antara tanaman jagung dan

kacang hijau. Kompetisi tersebut dapat berbentuk perebutan sumber daya yang terbatas

(resource competition) atau saling menyakiti antar indifidu yang sejenis dengan

kekuatan fisik (interference competition). Kompetisi yang terjadi antara individu

sejenis disebut sebagai kompetisi intraspesifik sedangakan interaksi antara individu

yang tidak sejenis disebut interaksi interspesifik.

Kecepatan perkecambahan biji tumbuhan dan pertumbuhan anakan (seedling)

merupakan suatu faktor yang menentukan kemampuan spesies tumbuhan tertentu untuk

menghadapi dan menaggulangi persaingan yang terjadi. Apabila suatu tanaman

berkecambah terlebih dahulu di banding suatu tanaman yang lain maka tanaman yang

tumbuh lebih dahulu dapat menyebar lebih luas sehingga mampu memperoleh cahaya

matahari, air, dan unsur hara tanah lebih banyak di bandingkan dengan yang lain.

Persaingan tumbuhan dalam suatu spesies mampu di liat pada jarak antar

tumbuhan. di mana sebenarnya persaingan yang paling keras terjadi antara tumbuhan

yang sama spesiesnya, sehingga tegakan besar dari sepesies tunggal sangat jarang di

temukan di alam. Persaingan antar tumbuhan yang sejenis ini mempengaruhi

pertumbuhannya karena pada umumnya bersifat merugikan.

Kompetisi antara tanaman tersebut terjadi karena faktor tumbuh yang terbatas.

Faktor yang dikompetisikan antara lain hara, cahaya, CO2, cahaya dan ruang tumbuh.

Besarnya daya kompetisi tumbuhan kompetitor tergantung pada beberapa faktor antara

lain jumlah individu dan berat tanaman kompetitor, siklus hidup tanaman kompetitor,

periode tanaman, dan jenis tanaman. Oleh karena itu dalam praktikum ini kita akan

Page 3: LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI · Web viewUntuk mengamati pengaruh kompetisi intraspesifik dan interspesifik terhadap tertumbuhan tanaman jagung dan kedelai. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1

mengetahui faktor penentu apa saja yang berpengaruh terhadap tanaman jagung dan

kacang hijau yang di amati serta interaksi yang terjadi diantara keduanya.

1.2 Tujuan

Untuk mengamati pengaruh kompetisi intraspesifik dan interspesifik terhadap

tertumbuhan tanaman jagung dan kedelai.

Page 4: LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI · Web viewUntuk mengamati pengaruh kompetisi intraspesifik dan interspesifik terhadap tertumbuhan tanaman jagung dan kedelai. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Faktor-faktor Biotik dalam Interaksi Populasi

Faktor yang berpengaruh dalam interaksi populasi adalah faktor biotik

lingkungan yang pada dasarnya bersifat acak tidak langsung terkait dengan perubahan

komunitas, terutama faktor iklim dan curah hujan. Banyak data mengarahkan

perubahan acak iklim itulah yang pertama-tama menentukan kerapatan populasi.

Perubahan yang cocok dapat meningkatkan kerapatan populasi, sebaliknya poipulasi

dapat mati kalau tidak cocok.

Pada dasarnya pengaruh yang baru diuraikan berlaku bagi kebanyakan organisme

tetapi pengaruh yang sebenarnya malah dapat memicu perubahan mendasar sampai

kepada variasai.

Jika pembahasan berbagai factor abiotik lingkungan terkait dengan berbagai

parameter toleransi, sebaran dan optimasi, factor biotic didak langsung terkait dengan

factor itu. Tetapi di sisi lain factor biotic lebih realistic, bervariasi dan mampu

menciptakan stabilitas populasi.

2.2 Persaingan dalam komunitas

Dalam artian yang luas persaingan ditunjukan pada interaksi antara dua

organisme yang memperebutkan sesuatu yang sama. Persaingan ini dapat terjadi antara

indifidu yang sejenis ataupun antara indifidu yang berbeda jenis. Persaingan yang

terjadi antara individu yang sejenis disebut dengan persaingan intraspesifik sedangkan

persaingan yang terjadi antara individu yang berbeda jenisnya disebut sebagai

persaingan interspesifik.

Persaingan yang terjadi antara organisme-organisme tersebut mempengaruhi

pertumbuhan dan hidupnya, dalam hal ini bersifat merugikan (Odum, 1971). Setiap

organisme yang berinteraksi akan di rugikan jika sumber daya alam menjadi terbatas

jumlahnya. Yang jadi penyebab terjadinya persaingan antara lain makanan atau zat

hara, sinar matahari, dan lain – lain (Setiyadi, 1989). Faktor-fator intraspesifik

merupakan mekanisme interaksi dari dalam individu organisme yang turut

mengendalikan kelimpahan populasi. Pada hakikatnya mekanisme intraspesifik yang di

Page 5: LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI · Web viewUntuk mengamati pengaruh kompetisi intraspesifik dan interspesifik terhadap tertumbuhan tanaman jagung dan kedelai. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1

maksud merupakan perubahan biologi yang berlangsung dari waktu ke waktu

(Wirakusumah, 2003).

Harter (1961), mengatakan bahwa persaingan intraspesifik di gunakan untuk

menggambarkan adanya persaingan antar individu-individu tanaman yang sejenis.

Persaingan intraspesifik terdiri atas :

1 Persaingan aktivitas

2 Persaingan sumber daya alam

Dua jenis populasi tumbuhan dapat bertahan bersama bila individu-individunya

secara bebas di kendalikan oleh hal – hal sebagai berikut:

1. Perbedaan unsur hara

2. Perbedaan sebab – sebab kematian

3. Kepekaan terhadap berbagai senyawa racun

4. Kepekaan terhadap faktor – faktor yang mengendalikan sama dan pada waktu yang

berbeda.

Beberapa factor-faktor yang berpengaruh terhadap persaingan intraspesifik dan

interspesifik pada tumbuhan, yaitu :

1. Jenis tanaman

Factor ini meliputi sifat biologi tumbuhan, system perakaran, bentuk

pertumbuhan secara fisiologis. Misalnya adalah pada tanaman ilalang yang

memiliki system perakaran yang menyebar luas sehingga menyebabkan persaingan

dalam memperebutkan unsure hara. Bentuk daun yang lebar pada daun talas

menyebabkan laju transpirasi yang tinggi sehingga menimbulkan persaingan dalam

memperebutkan air.

2. Kepadatan tumbuhan

Jarak yang sempit antar tanaman pada suatu lahan dapat menyebabkan

persaingan terhadap zat-zat makanan hal ini karena zat hara yang tersedia tidak

mencukupi bagi pertumbuhan tanaman.

3. Penyebaran tanaman

Untuk menyebarkan tanaman dapat dilakukan dengan penyebaran biji atau

melalui rimpang (akar tunas). Tanaman yang penyebarannya dengan biji

mempunyai kemampuan bersaing yang lebih tinggi daripada tanaman yang

menyebar dengan rimpang. Namun persaingan yang terjadi karena factor

Page 6: LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI · Web viewUntuk mengamati pengaruh kompetisi intraspesifik dan interspesifik terhadap tertumbuhan tanaman jagung dan kedelai. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1

penyebaran tanaman sangat dipengaruhi factor-faktor lingkungan lain seperti suhu,

cahaya, oksigen, dan air.

4. Waktu

Dalam hal ini waktu adalah lamanya tanaman sejenis hidup bersama.

Periode 25-30% pertama dari daur tanaman merupakan periode yang paling peka

terhadap kerugian yang disebabkan oleh persaingan.

Berikut adalah tabel pengaruh interaksi populasi A vs B terhadap kelangsungan

kehidupan pertumbuhan populasi

Keterangan : + Populasi tumbuh

- Populasi menurun

0 Pertumbuhan populasi tidak terpengaruh

No Tipe interaksi

Tidak

berinteraksi

Apabila

berinteraksi Hasil interaksi

A B A B

1 Netralisme 0 0 0 0Tidak ada yang

terpengaruh

2 Kompetisi 0 0 - -Yang paling terpengaruh

punah

3 Mutualisme - - + +Obligatori bagi kedua

populasi

4 Protokooperasi 0 0 + +

Menguntungkan

keduabelah pihak namun

tidak obligatori

5 Komensalisme - 0 + 0Obligatori bagi A, B tidak

terpengaruh

6 Amensalisme 0 0 - 0A tuan rumah, B tak

terpengaruh

7 Parasitisme - 0 + -Obligatori bagi A, B tuan

rumah

8 Predasi - 0 + -Obligatori bagi A, B tuan

rumah

Page 7: LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI · Web viewUntuk mengamati pengaruh kompetisi intraspesifik dan interspesifik terhadap tertumbuhan tanaman jagung dan kedelai. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1

1. Netralisme

Netralisme merupakan tipe interaksi interspesifik yang di kenali sehari-hari dimana

populasi yang bekerja sama seolah-olah tidak saling terpengaruh, walau sesungguhnya

semacam kerja sama tersenglenggara sangat halus.

2. Kompetisi

Kompetisi merupakan tipe interaksi interspesifik antara dua individu atau spesies

yang berebut sumber daya yang terbatas seperti pakan, air, ruang untuk sarang dan lain-

lain. Pihak yang lebih efisien memanfaatkan sumber dayanya untuk bertahan, dan yang

lainya tersingkir. fenomena ini di sebut prinsip pemikiran kompetitif (competitive)

Kesimpulanya, kompetisi untuk memperebutkan sumber-sumber daya ekosistem

merupakan faktor utama dalam pengendalian populasi. Tidak ada populasi yang mampu

bertahan dengan kerapatan tinggi, individu yang tidak mampu memanfaatkan sumber-

sumber daya lingkungan akan tersingkir.

3. Mutualisme dan Protokooperasi

Mutualisme di sebut juga simbiosa yang merupakan interaksi obligatori (wajib)

yang di perlukan oleh kedua belah pihak yang berinteraksi karena keduanya saling

memerlukan.

Sedangkan protokooperasi memiliki pengaruh yang sama terhadap populasi yaitu

saling memerlukan namun kadar interaksi protokooperasi kurang atau tidak bersifat

obligatori bagi kedua pihak.

4. Komensalisme

Interaksi antara individu yang memberikn keuntungan kepada salah satu individu

jenis populasi, sementara yang lain tidak memperoleh keuntungan apa-apa namun tidak

dirugikan (Setiyadi,1889).

5. Anemsalisme.

Anemsalisme merupakan kebalikan dari komensalisme. Ini menunjukan adanya

hubungan antara individu-individu populasi ke satu merasa di rugikan (tetapi sesat) dan

organisme populasi lain tidak di rugikan (netral). amensalisme merupakan persaingan

dalam bentuk yang lemah. Contohnya adalah proses Allelopathy dimana pada jenis

tumbuhan tertentu ada yang dapat mengahsilkan senyawa kimia tertentu dan dapat

berpengaruh/ menghalangi pertumbuhan jenis tumbuhannya.

Page 8: LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI · Web viewUntuk mengamati pengaruh kompetisi intraspesifik dan interspesifik terhadap tertumbuhan tanaman jagung dan kedelai. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1

6. Parasitisme

Parasitisme merupakan proses interaksi antara dua jenis populasi dimana satu jenis

mendapat ke untungan, dalam hal ini di sebut parasit sedangkan yang kedua menderita

kerugian (sebagai inang)

7. Pemangsaan atau Predator

Pada tipe interaksi ini salah satu spesies menjadi pakan lawan spesies interaksinya.

Proses ini fundamental terhadap rantai pakan di atas jenjang autotropik.akibat proses

mangsa-memangsa jumlah populasi mangsa berkurang, tetapi mekanisme putaran umpan

balik komunitas dapat mengendalikan jumlah populasi pemangsa.s

2.2 Jagung

Tanaman jagung berasal dari daerah tropis yang dapat menyesuaikan diri dengan

lingkungan di luar daerah tersebut. Jagung tidak menuntut persyaratan lingkungan yang

terlalu ketat, jagung dapat tumbuh pada berbagai macam tanah bahkan pada kondisi tanah

yang agak kering.

Tanaman jagung merupakan tanaman semusim yang termasuk dalam ordo

Tripsaceae, famili Poaceae, subfamili Panicoidae dan genus Zea. Tanaman jagung

memiliki akar serabut dengan tiga tipe akar, yaitu akar seminal yang rumbuh dari radikula

dan embrio, akar adventif yang tumbuh dari buku terbawah, dan akar udara (brace root)

(Sudjana et. al., 1991). Batang jagung berbentuk silindris dan terdir dari sejumlah ruas dan

buk, dengan panjang yang berbeda-beda tergantung varietas dan lingkungan tempat

tumbuh (Goldsworthy dan Fischer, 1992). Suhu optimum untuk pertumbuhan jagung

berkisar antara 20-26 C dengan curah hujan 500-1500 mm per tahun. Pada proses

perkecambahan benih jagung memerlukan suhu yang cocok sekitar 30 C. Jagung dapat

tumbuh di semua jenis tanah, tanah berpasir maupun tanah liat berat. Namun tanaman ini

akan tumbuh lebih baik pada tanah yang gembur dan kaya akan humus dengan pH tanah

5,5-7,0 (Suprapto dan Marzuki, 2002).

Pertumbuhan tanaman jagung sangat membutuhkan sinar matahari. Tanaman

jagung yang ternaungi, pertumbuhannya akan terhambat/ merana, dan memberikan hasil

biji yang kurang baik bahkan tidak dapat membentuk buah. Saat panen jagung yang jatuh

pada musim kemarau akan lebih baik daripada musim hujan, karena berpengaruh terhadap

waktu pemasakan biji dan pengeringan hasil. Tanaman jagung membutuhkan tanah dengan

aerasi dan ketersediaan air dalam kondisi baik.

Page 9: LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI · Web viewUntuk mengamati pengaruh kompetisi intraspesifik dan interspesifik terhadap tertumbuhan tanaman jagung dan kedelai. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1

BAB III

METODE PENELITIAN3.1 Lokasi dan Waktu Pengamatan

Praktikum ini dilaksanakan di laboratorium biologi, Pusat Laboratorium Terpadu

(PLT) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tempat praktikum yang digunakan sebagai tempat

pengamatan pertumbuhan tanaman dilakukan di lobi lantai 4 gedung PLT dekat jendela.

Tempat pengukuran biomassa tumbuhan dilakukan di dalam laboratorium ekologi.

Pengamatan ini dilakukan selama 28 hari dari tanggal 19 maret 2010 hingga

3.2 Bahan dan Alat

Alat yang digunakan dalam pengamatan ini adalah polybag, sekop, penggaris,

luxmeter, soil tester, termometer, timbangan , gunting dan alat tulis.

Sedangkan bahan yang digunakan adalah tanah gembur, biji jagung, biji kacang

hijau, dan air keran untuk menyiram.

3.3 Cara Kerja

3.3.1 Tahap persiapan

Ditentukan lokasi untuk tempat pengambilan tanah. Tanah yang diambil

dimasukan ke dalam polybag kurang lebih tiga perempat dari isi polybag. Kemudian

setiap polybag diberi tanda. Polybag yang telah diisi tanah di diletakan di lobi dekat

jendela yang kemudian dilakukan pengukuran faktor fisik diantaranya pH tanah, suhu

tanah, kelembaban udara, intensitas cahaya, temperatur udara dan kelembaban tanah.

Sebelum biji-biji yang telah disiapkan ditanam sebaiknya dilakukan pemilihan

terlebih dahulu. Dipilih biji yang paling bagus dan baik untuk di tanam.

3.3.2 Tahap Penanaman

Biji-biji yang sudah dipilih dengan baik kemudian ditanam di dalam polybag yang

telah disiapkan. Pola penanaman disesuaikan dengan yang ditentukan di dalam modul

praktikum. Setiap polybag yang telah ditanami biji ditandai dengan menggunakan kertas

label. Pada polybag 1 ditanami satu biji jagung/kacang hijau, pada polybag 2 ditanami 2

biji jagung/kacang hijau, pada polybag 3 ditanami 4 biji jagung/kacang hijau, pada

polybag 4 ditanami 8 biji jagung/kacang hijau, pada polybag 5 ditanam 1 biji jagung dan 1

biji kacang hijau, pada polybag 6 ditanami 2 biji jagung dan 2 biji kacang hijau, dan pada

polybag 7 ditanam 4 biji jagung dan 4 biji kacang hijau. Jarak masing-masing biji diatur

Page 10: LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI · Web viewUntuk mengamati pengaruh kompetisi intraspesifik dan interspesifik terhadap tertumbuhan tanaman jagung dan kedelai. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1

sedemikian rupa sehingga tidak terlalu berdekatan. Semua tanaman disiram setiap hari

sebanyak 30ml.

Berikut adalah pola penanaman biji jagunmg dan kacang hijau

3.3.3 Pengamatan

Pengamatan dilakukan dengan mengukur pertumbuhan tanaman secara berkala

yaitu 3 hari sekali. Data yang didapat dicatat dan disusun berdasarkan hari atau tanggal

pengamatannya hingga waktu panen tiba yaitu setelah sekitar satu bulan. Pada saat panen

dilakukan pengukuran faktor fisik akhir seperti yang dilakukan di awal.

Tanaman yang dipanen dipisahkan setiap plot dan setiap jenisnya kemudian

ditimbang berat basahnya dengan menggunakan timbangan, dicatat data yang diperoleh.

3.4 Analisis DataAnalisis data terhadap faktor fisik dilakukan dengan melakukan pengukuran faktor

fisik sebelum tanam dan setelah panen dengan menggunakan alat-alat yang telah

disediakan seperti luxmeter untuk mengukur intensitas cahaya, soil tester untuk mengukur

pH tanah dan kelembaban tanah, termometer untuk mengukur suhu tanah , dan sling untuk

mengukur kelembaban udara

Sedangkan untuk data hasil pengamatan terhadap tumbuhan disajikan dalam bentuk

grafik. Grafik yang disajikan didapat dari hasil pengukuran yang dilakukan secara

bertahap, hasil pengukuran di catat dalam bentuk tabel. Data yang di tulis dalam bentuk

tabel berasal dari hasil pengukuran pertambahan tinggi tanaman selama kurang lebih 4

minggu. Pemanenan tanaman hanya dilakukan pada bagian tumbuhan diatas permukaan

tanah(taruk).

j j jj j

j j

jj j j j j j j

j kj k

k j

jj k j k j k k

Page 11: LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI · Web viewUntuk mengamati pengaruh kompetisi intraspesifik dan interspesifik terhadap tertumbuhan tanaman jagung dan kedelai. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1

Untuk pengukuran biomassa hasil panen dilakukan dengan menimbang setiap

tanaman secara terpisah. Dan dihitung pula jumlah tanaman yang ada untuk menetukan

rata-rata biomassa setiap spesies.

Metode yang digunakan dalam menganalisis data yang ada yaitu menggunakan

metode ANOVA (Analysis of Variance) yaitu metode analisis yang bertujuan untuk

mengukur interaksi antar keragaman yang terjadi atau mengukur perbedaan antar

perlakuan melalui uji F. Dalam praktikum ini yang digunakan adalah ANOVA satu arah

yaitu hanya menganalisis satu variabel. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan

Acak Lengkap (RAL) dengan tujuan untuk mengukur perbedaan antar perlakuan jika

menggunaka ulangan yang sama. Pada rancangan ini tidak terdapat unit kontrol sehingga

yang sumber keragaman yang diamati adalah perlakuan dan galat. Berikut ini adalah

rumus-rumus untuk mencari nilai-nilai yang diperlukan sebagai sumber keragaman yang

akan diamati :

- JKT (Jumlah Kuadrat Total)

- JKA (Jumlah Kuadrat Perlakuan)

- JKG ( Jumlah Kuadrat Galat)

- Derajat kebebasan

Page 12: LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI · Web viewUntuk mengamati pengaruh kompetisi intraspesifik dan interspesifik terhadap tertumbuhan tanaman jagung dan kedelai. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1

a. v perlakuan b v galat c. total

- Rataan Kuadrat

.

- f hitung

BAB IV

Page 13: LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI · Web viewUntuk mengamati pengaruh kompetisi intraspesifik dan interspesifik terhadap tertumbuhan tanaman jagung dan kedelai. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1

HASIL DAN PEMBAHASANFaktor- faktor lingkungan yang mungkin diperebutkan oleh tumbuhan tumbuhan

dalam kompetisi atau persaingan diantaranya adalah cahaya, air, tanah, oksigen, unsur hara

dan karbon dioksida. Selain faktor yang diperebutkan terdapat pula faktor eksternal yang

berpengaruh terhadap kelangsungan hidup dari tanaman tersebut. Adapun faktor eksternal

tersebut diantaranya adalah keberadaan hewan penyerbuk, agen dispersal biji, kondisi

tanah, kelembaban tanah dan udara serta angin. Adanya gangguan dari spesies-spesies

tertentu di suatu habitat juga berpengaruh terhadap kelangsungan hidup tumbuhan.

Pada percobaan ini diamati pertumbuhan pada biji kacang hijau dan biji jagung

yang di tanam pada polybag dengan jumlah, jarak dan kepadatan yang berbeda pada setiap

polybag. Semua polybag diberi perlakuan yang sama dimulai dari jumlah intensitas

cahaya dan suplai air setip harinya. Perlakuan ini bertujuan untuk melihat perbandingan

pertumbuhan suatu tanaman dengan ruang lingkup yang sama. Pengamatan dilakukan

selama kurang lebih 4 minggu dengan pengukuran pertumbuhan tinggi tanaman dilakukan

dalam jangka waktu 3 hari 1 kali sampai tanaman dipanen. Pengukuran ini dilakukan untuk

melihat apakah trjadi persaingan jenis atau tidak karena pada umumnya tumbuhan yang

berasal dari biji untuk awal kehidupannya mendapat suplai makanan dari kotiledonnya

(cadangan makanan). Dan setelah beberapa hari secara perlahan kotiledon akan gugur dan

dengan sendirinya suatu tumbuhan harus mendapatkan suplai makanannya sendiri dan

harus bersaing dengan yang lainnya untuk mempertahankan hidupnya.

Selain itu, penanaman biji dengan jumlah dan jarak yang berbeda di setiap plotnya

bertujuan untuk menentukan kemampuan suatu tumbuhan untuk tumbuh dan melihat

perbedaan pertumbuhan di masing-masing plot. Pada umumnya kecepatan perkecambahan

dan pertumbuhan suatu biji tumbuhan merupakan faktor penentu untuk menghadapi dan

menanggulangi persaingan. Biji yang tumbuh terlebih dahulu akan menyebabkan

tumbuhan tersebut mencapai tinggi yang lebih besar, mendapatkan intensitas cahaya

matahari, air dan unsur hara tanah lebih besar tumbuhnya (Indriyanti, 2006)

Biji suatu tanaman dapat mengakhiri masa dormansinya apabila terdapat faktor-

faktor yang mengukung hal tersebut terjadi. Beberapa hal yang berpengaruh terhadap

pemutusan dormansi biji adalah struktur biji itu sendiri, sedangkan faktor lingkungan yang

berpengaruh adalah kadar air, kelembaban tanah, suhu tanah, intensitas cahaya dan faktor

fisik lainnya.

Page 14: LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI · Web viewUntuk mengamati pengaruh kompetisi intraspesifik dan interspesifik terhadap tertumbuhan tanaman jagung dan kedelai. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1

Tabel 1 Pengukuran Faktor Fisik

Enam faktor yang tertera dalam tabel diatas merupakan faktor-faktor yang

berpangruh terhadap pertumbuhan biji-biji yang di tanam. Namun dalam praktikum ini

yang lebih dilihat adalah persaingan yang terjadi antara biji yang ditanam dalam 1 plot baik

persaingan intaraspesifik ataupun persaing interspesifiknya.

Untuk menguji hipotesis dan mengukur perbedaan antar perlakuan dengan

menggunakan ulangan yang sama maka digunakan metode analisis varians satu jalur atau

ANOVA 1 jalur dengan sistem Rancangan Acak Lengkap (RAL). Berikut adalah hasil

dari perhitungan dengan menggunakan metode tersebut.

Tabel 2a Analisis Sidik Ragam (RAL) tanaman Jagung

Sumber Variasi

Jumlah Kuadrat

Derajat Kebebasan

Rataan Kuadrat

f hitung f tabel

Perlakuan 0,88 3 0,29 2,42 4.07Galat 0,93 8 0,12Total 1,81 11

Kesimpulan : Tidak terdapat perbedaan rata-rata biomassa pada tanaman jagung dari

perlakuan pola penanaman.

Tabel 2b Analisis Sidik Ragam (RAL) tanaman Kacang hijau

Sumber Variasi

Jumlah Kuadrat

Derajat Kebebasan

Rataan Kuadrat

f Hitung f tabel

Perlakuan 0,09 3 0,03 2 4.07Galat 0,12 8 0,015Total 0,21 11

Kesimpulan : Tidak terdapat perbedaan rata-rata biomassa pada tanaman kacang hijau dari

perlakuan pola penanaman

No Faktor Awal Akhir

1 pH tanah 6.8 5.4

2 Suhu tanah 280C 28.50C

3 Kelembaban udara 62% 15%

4 Intensitas cahaya 2.84 Klx 5.44 Klx

5 Temperature udara 300C 310C

6 Kelembaban tanah 4 5

Page 15: LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI · Web viewUntuk mengamati pengaruh kompetisi intraspesifik dan interspesifik terhadap tertumbuhan tanaman jagung dan kedelai. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1

Berdasarkan kedua tabel analisis di atas maka diketahui bahwa tidak terdapat

perbedaan rata-rata dari biomassa pada tanaman jagung yang di tanam dengan 4 perlakuan

dan kacang hijau dengan 4 perlakuan juga. Dalam pengujian ini data yang digunakan

adalah data kelas. Hal ini dapat dilihat dari nilai f hitung yang lebih kecil daripada f tabel

sehingga hipotesis H diterima dimana .

Pada grafik di atas dapat dilihat bahwa terdapat berbedaan biomassa pada tanaman

jagung yang ditanam oleh kelompok 1. J1 pada grafik tersebut bernilai 0 hal ini karena

pada plot J1 biji jagung tidak tumbuh, ada beberapa faktor yang mungkin menyebabkan

hal tersebut terjadi yaitu: terjadi kesalahan pada saat pemilihan benih sehingga benih yang

di tanam bukan benih yang baik, terjadinya pembusukan pada biji sebelum biji tersebut

tumbuh. Pembusukan pada biji ini mungkin karena terlalu banyak air yang diberikan pada

tanaman 1 biji jagung ini (setiap plot pada semua perlakuan dilakukan penyiraman

sebanyak 30 ml). Selain itu juga karena jenis tanahnya yang mampu menyiompan air

cukup banyak dilihat dari tingkat kelembaban tanahnya. Sedangkan pada J2 dan J4 rataan

biomassa yang didapat hanya sedikit perbedaannya. Namun jika dibandingkan dengan J8

terdapat perbedaan yang cukup signifikan. Perbedaan ini dapat terjadi karena jumlah

tanaman pada plot J8 banyak sehingga kompetisi intraspesifik yang terjadi besar. Terjadi

perebutan air, zat hara dll, sehingga biomassa pada plot J8 lebih kecil.

Page 16: LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI · Web viewUntuk mengamati pengaruh kompetisi intraspesifik dan interspesifik terhadap tertumbuhan tanaman jagung dan kedelai. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1

Pada grafik 2 diatas dapat terlihat jumlah rata-rata biomassa semakin kecil nilainya

dari K1 hingga K8. dalam hal ini jelas telah terjadi persaingan intraspesifik atau terjadi

perebutan sumberdaya yang sama. Kerapatan suatu tanaman berpengaruh terhadap

pertumbuhan dan biomassa tanaman.

Pada grafik 3 dapat terlihat bahwa pada plot JK1 biji jagung tidak tumbuh, hal ini

dapat terjadi karena proses perkecambahan biji jagung lebih lama dibandingkan dengan

proses perkecambahan biji kacang hijau sehingga dapat dikatakan jagung kalah

berkompetisi hal ini pula didukung dengan terjadinya kebusukan pada biji jagung tersebut.

Page 17: LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI · Web viewUntuk mengamati pengaruh kompetisi intraspesifik dan interspesifik terhadap tertumbuhan tanaman jagung dan kedelai. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1

Kecepatan perkecambahan biji tumbuhan dan pertumbuhan anakan (seedling)

merupakan suatu faktor yang menentukan kemampuan spesies tumbuhan tertentu untuk

menghadapi dan menaggulangi persaingan yang terjadi. Apabila suatu tanaman

berkecambah terlebih dahulu di banding suatu tanaman yang lain maka tanaman yang

tumbuh lebih dahulu dapat menyebar lebih luas sehingga mampu memperoleh cahaya

matahari, air, dan unsur hara tanah lebih banyak di bandingkan dengan yang lain(setiadi,

1989).

Namun pada JK 2 dan JK 4 tanaman jagung justru memiliki biomassa yang lebih

besar. Hal ini dapat terjadi karena terjadinya kompetisi dalam memperebutkan sumberdaya

terutama air. Dalam hal ini tanaman jagung jauh lebih tahan terhadap kekeringan dan tidak

untuk kacang hijau. Terjadi persaingan interspesifik.

Pada grafik pertumbuhan biji jagung dapat dilihat bahwa tanaman J2 memiliki rata-

tara pertumbuhan tinggi tanaman yang lebih besar di banding J4 dan J8. Hal ini disebabkan

pada J4 dan J8 jumlah tanamannya terlalu banyak dengan ukuran polybag yang sama

dengan plot J2 sehingga jarak tanaman terlalu rapat. Terlalu rapatnya jarak tanaman inilah

yang menyebabkan terjadinya persaingan yang ketat sehingga tanaman sulit untuk tumbuh.

Semakin rapat jarak tumbuh tanamannya maka pertumbuhan menjadi terhambat.

Page 18: LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI · Web viewUntuk mengamati pengaruh kompetisi intraspesifik dan interspesifik terhadap tertumbuhan tanaman jagung dan kedelai. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1

Jika dilihat dari grafik diatas maka pada hasil akhir atau pada saat panen tanaman

pada plot K1 lah yang memiliki nilai rata-rata tinggi yang paling besar. Hal ini sama

seperti yang terjadi pada jagung, yaitu adanya pengaruh dari kerapatan tanaman.

Page 19: LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI · Web viewUntuk mengamati pengaruh kompetisi intraspesifik dan interspesifik terhadap tertumbuhan tanaman jagung dan kedelai. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1

Pada grafik 6 diatas yaitu grafik yang menujukan interaksi yang terjadi antara

tanaman jagung dan kacang hijau yang ditanam dalam plot yang sama yaitu JK1 dimana

dalam 1 polybag ditanam 1 biji kacang dan 1 biji jagung, JK2 pada polybag ditanam 2 biji

kacang dan dua biji jagung, dan JK4 pada polybag ditanam 4 biji kacang dan 4 biji jagung.

Dari data yang diperoleh maka dapat diketahui bahwa tanaman kacang hijau memiliki nilai

rata-rata tinggi tanaman yang lebih besar daripada jagung. Hal ini dapat terjadi karena

perkecambahan pada kacang hijau jauh lebih cepat daripada perkecambahan pada jagung.

Sehingga kacang hijau mampu tumbuh lebih cepat dibanding dengan jagung. Sedangkan

untuk perbandingan tinggi antara tanaman yang sejenispun masih dapat terlihat, dan faktor

yang menyebabkan semakin kecilnya nilai rata-rata tinggi tanaman adalah tingkat

kerapatan tanaman.

Dari grafik di atas juga dapat terlihat beberapa tanaman yang pada hari ke 18 nilai

rata-ratanya tinggi namun pada pengukuran berikutnya menjadi turun. Hal ini terjadi pada

tanaman kacang hijau, beberapa dari tanaman ini mati. Matinya tanaman kacang hijau ini

membuktikan bahwa kacang hijau pada hari ke 19 sudah tidak dapat bertahan hidup, hal ini

dapat terjadi karena pada hari ke 18 tanaman jagung telah tumbuh dengan baik dan saat

tanaman jagung ini tumbuh dan mulai mengambil sumber daya dari dalam tanah maka

barulah kacang hijau mengalami kekalahan dalam kompetisi.

Kalahnya kacang hijau dalam kompetisi juga dapat dilihat dari nilai biomassa atau

berat basah dari tanaman tersebut. Kecilnya biomassa mengindikasikan bahwa

berkurangnya kadar air tersebut karena berkurangnya pasokan air dalam tumbuhan tersebut

akibat adanya kompetisi dalam memperebutkan air.

Page 20: LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI · Web viewUntuk mengamati pengaruh kompetisi intraspesifik dan interspesifik terhadap tertumbuhan tanaman jagung dan kedelai. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1

BAB V

KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan dan pengamatan yang dilakukan terhadap tanaman jagung

dan kacang hijau selama kurang lebih 24 hari maka dapat disimpulkan bahwa :

Berdasarkan data biomassa jagung dan kacang hijau yang dihitung dengan

menggunakan metode ANOVA 1 arah bahwa tidak terdapat perbedaan rataan

biomassa terhadap keduanya tentunya dengan empat perlakuan dan 3 kaliu

pengulangan.

Semakin rapat jarak suatu tanaman maka pertumbuhannya akan semakin terhambat

karena persaingan mendapatkan sumberdaya pun semakin ketat.

Faktor-faktor yang mempengaruhi persaingan intraspesifik dan interspesifik adalah

luasnya lahan tanam, jenis tanaman, kepadatan tumbuhan, dan waktu lamanya

tanaman sejenis hidup.

Cepat atau lambatnya perkecambahan pada tanaman juga berpengaruh terhadap

menangnya suatu tanaman dalam berkompetisi.

Terjadinya persaingan atau kompetisi dapat menyebabkan tanaman mati

Page 21: LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI · Web viewUntuk mengamati pengaruh kompetisi intraspesifik dan interspesifik terhadap tertumbuhan tanaman jagung dan kedelai. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1

DAFTAR PUSTAKA

Odum, E.P. 1971. Dasar-dasar Ekologi (diterjemahkanTjahjono, S. dan

Srigandono, B) Yogyakarta: Penerbit Universitas Gajah Mada.

Setiadi, Dedi, Muhadiono, Ayip Yusron.1989. Penuntun Praktikum Ekologi.PAU

Ilmu Hayat IPB: Bogor.

Salisbury, F.B. 1995. Fisiologi Tumbuhan jilid 2. Penerbit ITB: Bandung

Naughhton.1973. Ekologi Umum edisi Ke 2. UGM Press Yogyakarta

Arnita,indriani.1990.Ekologi Umum.Gita Media Press: Jakarta

Sowasono, Haddy. 1987. Biologi Pertanian. Rajawali Press: Jakarta

Naughhton.1973. Ekologi Umum edisi Ke 2. UGM Press : Yogyakarta

Wirakusumah, S. 1003. Dasar-dasar Ekologi bagi populasi dan Komunitas. UI-

Press: Jakarta

Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. Bumi Aksara: Jakarta

Page 22: LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI · Web viewUntuk mengamati pengaruh kompetisi intraspesifik dan interspesifik terhadap tertumbuhan tanaman jagung dan kedelai. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1

LAMPIRAN