LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR ILMU TANAH
ACARA IV
PENGAMATAN TANAH DENGAN INDERA
Semester :
Genap 29013`
Disusun Oleh`:
Nama : Adellyana Rizqi Fitriandini
NIM : A1L012154
Rombongan : C2
Asisten : Nova Margareth
LABORATURIUM ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
AGROTEKNOLOGI
PURWOKERTO
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam dunia pertanian, tanah mempunyai peranan yang penting,
tanah sangat dibutuhkan tanaman. Dengan bertambah majunya peradaban
manusia yang sejalan dengan perkembangan pertanian dan disertai perkembangan
penduduk yang begitu pesat, memaksa manusia mulai menghadapi masalah-
masalah tentang tanah, terutama untuk pertanian sebagai mata pencaharian pokok
pada waktu itu.
Tanah mempunyai sifat yang mudah dipengaruhi oleh iklim dan jasad
hidup yang bertindak terhadap bahan induk dalam jangka waktu tertentu. Tanah
dalam pertanian mempunyai peranan sebagai media tumbuh tanaman dalam hal
tempat akar memenuhi cadangan makanan, cadangan nutrisi (hara) baik yang
berupa ion-ion organik maupun anorganik. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut
diperlukan pengetahuan dalam mengetahui sifat fisik tanah seperti warna tanah,
tekstur tanah, struktur tanah, konsistensi tanah dan lain-lain.
Sebagai tubuh alam, sifat fisik, kimia, biologi tanah sangat berpengaruh
pada kegiatan pertanian. Faktor fisik tanah yang sangat berpengaruh kegiatan
pertanian antara lain tekstur, struktur, konsistensi, kapasitas memegang air,
kapasitas infiltrasi, permeabilitas, drainase, kedalaman efektif, dsb. Faktor kimia
tanah yang penting adalah kandungan hara tersedia makro dan mikro, pH tanah,
kandungan bahan organic, kapasitas tukar kation, kadar bahan beracun (Al-dd)
dsb. Sedangkan faktor biologi yang penting adalah jumlah dan aktifitas organisme
dalam tanah.
Tindakantindakan terhadap tanah, umumnya ditujukan untuk menambah
dan menjamin keseimbangan hara dan bagi tanaman, mencegah keracunan,
kehilangan, serta manipulasi kondisi lingkungan hiungga sesuai untuk
pertumbuhan dan perkembangahn tanaman dan hewan. Dalam pengelolaan
pertanian, pemanfaatan maksimal faktor-faktor tersebut harus diperhatikan untuk
menjaga produktivitas dan kegunaan tanah secara lestari.
Tanah mempunyai sifat yang mudah dipengaruhi oleh iklim dan jasad
hidup yang bertindak terhadap bahan induk dalam jangka waktu tertentu. Tanah
dalam pertanian mempunyai peranan sebagai media tumbuh tanaman dalam hal
tempat akar memenuhi cadangan makanan, cadangan nutrisi (hara) baik yang
berupa ion-ion organik maupun anorganik.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut diperlukan pengetahuan dalam
mengetahui sifat fisik tanah seperti warna tanah, tekstur tanah, struktur tanah,
konsistensi tanah dan lain-lain.
B. Tujuan
1. Menetapkan warna dasar beberapa jenis tanah dengan menggunakan buku
Munsell Soil Color Chart.
2. Menentukan tekstur beberapa jenis tanah dengan cara merasakan tanah
menggunakan ibu jaru dan jari telunjuk.
3. Menentukan struktur beberapa jenis tanah berdasarkan bentuk tanah.
4. Menetapkan konsistensi berbagai jenis tanah dalam keadaan basah, lembab
dan kering.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sifat fisik tanah mempunyai banyak kemungkinan untuk dapat digunakan
sesuai dengan kemampuan yang dibebankan kepadanya kemampuan untuk
menjadi keras dan penyangga, kapasitas drainase dan menyimpan air, plastisitas,
kemudahan untuk ditembus akar, aerasi dan kemampuan menahan retensi unsure-
unsur hara tanaman, semuanya erat hubungannya dengan kondisi fisik tanah.
Kondisi meliputi warna tanah, tekstur tanah, konsistensi dan struktur tanah.
Definisi tanah menurut Foth adalah bahan mineral yang tidak pepat
(unconsolidated) pada permukaan tanah yang dipengaruhi oleh factor-faktor
genetic dan lingkungan, yaitu: iklim, organisme serta topografi yang semuanya
berlangsung pada suatu periode. Tanah itu adalah tubuh alam (natural body) yang
terbentuk dan berkembang sebagai akibat bekerjanya gaya-gaya alam (natural
forces) terhadap bahan-bahan alam (natural material) dipermukaan bumi (Hakim,
1986).
Salah satu sifat tanah yang tampak jelas baik di permukaan lahan maupun
pada penampang horizon adalah warnanya. Para petani dapat membedakan
kesuburan tanah dengan cirri warnanya. Perbedaan warna tanah pada dasarnya
dipengaruhi oleh empat factor yaitu :
1. Persenyawaan Besi
2. Kandungan bahan organic
3. Persenyewaan kuarsa
4. Persenyawaan mangan
Warna tanah dengan akurat dapat diukur dengan jelas dengan tiga sifat-sifat
prinsip warnanya, yaitu Hue, Value dan chroma :
a. Hue : Adalah panjang gelombang dominan atau warna dari
cahaya
b. Value : Merupakan kartu warna kearah vertikal yang menunjukkan
warna tua dan muda atau hitam dan putih.
c. Chroma : Merupakan kartu warna yang disusun horizontal yang
menunjukan Intensitas Cahaya (Madjid, 2009).
Warna tanah merupakan ciri tanah yang paling jelas dan mudah ditentukan
dilapang. Warna tanah mencerminkan beberapa sifat tanah. Kandungan bahan
organik yang tinggi pada tanah akan menimbulkan warna lebih gelap. Tanah
dengan drainase yang jelek atau sering jenuh air berwarna kelabu. Tanah yang
mengalami dehidratasi senyawa besi akan berwarna merah.
Warna tanah akan berpengaruh pada keseimbangan panas dan kelembaban
tanah. Hal ini secara tidak langsung mempengaruhi pertumbuhan tanaman,
aktivitas organisme dan struktur tanah. Warna tanah digunakan juga dalam
penaksiran :
a. Tingkat pelapukan atau proses pembentukna tanah, semakin merah berarti
semakin lanjut pelapukannya.
b. Kandungan bahan organik tanah.
c. Drainase tanah, warna merah atau kecoklatan, berdrainase baik ; sedang
warna kelabu menunjukan drainase yang buruk.
d. Horizon pencucian/ pengendapan, warna putih mennunjukan horizon
pencucian ; warna gelap menunjukan horizon pengendapan.
e. Jenis mineral, warna gelap dimungkinkan mengandung kuarsa, kapur ;
merah mengandung besi ; warna gelap mengandung boron atau mangan.
Menurut Hakim dkk (1986), terkstur tanah adalah perbandingan relatif
(dalam %) fraksi-fraksi pasir, debu, liat. Tekstur tanah penting kita ketahui karena
komposisi ketiga fraksi butir-butir tanah tersebut akan menentukan sifat-sifat
fisika, kimia dan kimia tanah.
Penentuan tekstur di laboratorium dapat dilakukan dengan analisa mekanis.
Terdapat beberapa metode analisis mekanis, tetapi hanya dua metode yang biasa
digunakan yaitu metode pipet dan metode hydrometer bouyoucos. Kedua metode
didasarkan atas perbedaan kecepatan jatuh partikel-partikel di dalam air dan
ketelitian metode ini tergantung pada kondisi dan asumsi sebagai berikut :
a. Dispersi partikel-partikel harus sempurna
b. Suspensi tanah dalam air harus encer
c. Partikel-partikel bulat dengan permukaan rigid
d. Temperatur dijaga konstan selama analisa
e. Semua partikel tanah memiliki kerapatan yang sama
f. Dinding silinder tempat analisa dilakukan tidak mempengaruhi “setting”
partikel-partikel di dalam suspensi.
Menurut Hakim dkk (1986), struktur tanah adalah penyusunan partikel-
partikel tanah primer seperti pasir, debu dan liat membentuk agregat. Antara
agregat yang satu dengan yang lain dibatasi oleh bidang belah secara alami yang
lemah. Terdapat bentuk utama struktur tanah yaitu :
a. Bentuk Lempeng
Dimensi horizontal lebih berkembang dari vertical menghasilkan bentuk
lempemg. Lempeng tebal disebut platy, sedangkan lempeng tipis disebut
laminar.
b. Bentuk Prisma
Sumbu vertical lebih berkembang dari lainnya. Bagian samping agak datar
menghasilkan bangunan bentuk pasir. Jika puncak ped berbentuk bulat,
maka disebut struktur columnar dan jika datar disebut prisma.
c. Bentuk Gumpal
Perkembangan ketiga dimansi lebih jurang sama dengan ped-ped terbentuk
serupa kubus dengan muka datar. Jika mukanya datar dan pinggiran
bersudut tajam, maka strukturnya disebut gumpal bersudut.
d. Bentuk Spherodial
Berbentuk bulat/spherodial dan semua sumbu lebih kurang sama dengan
muka tidak beraturan. Biasanya ukuran struktur kecil. Agregat-agregat dari group
ini dinamakan granular, relatif kurang porus dan jika susunan granular sangat
porus maka disebut struktur remah.
Keempat bentuk utama tersebut akhirnya menghasilkan tuju tipe struktur
tanah yaitu :
1.) Granular
2.) Remah
3.) Lempeng
4.) Gumpal
5.) Gumpal bersudut
6.) Prisma
7.) Columnar
Menurut Sutdja dan Kartasapoetra (2002), konsistensi tanah dapat diartikan
sebagai daya adhesi dan kohesi tanah pada berbagai kelembapan. Berdasarkan
hasil pengamatan lapang dan percobaan konsistensi tanah tersebut bermacam-
macam teergantung pada tekstur, kadar bahan organic dan khuluk bahan koloid
dan terutama kadar lengas tanah. Sehubungan dengan kadar lengas tanah, maka
keanekaan konsistensi tanah dapat dikemukakan sebagai berikut :
a. Pada kadar lengas tinggi, tanah seakan-akan melakukan kegiatan yang
mengalir (viscues) sehingga mengental.
b. Apabila kadar lengas secara berangsur-angsur turun/berkurang, viscues
tersebut tidak terjadi lagi. Maka kedalamannya lekat, liat dan lunak.
c. Apabila kadar lengas lebih berkurang lagi, maka tanah akan kehilangan
sifat lekat dan liatnya. Selanjutnya menjadi gembur atau agak retak-retak.
d. Apabila kadar lengas lebih berkurang lagi, keadaan tanah akan menjadi
kering, keras dan sukar dipecahkan atau kasar jika diraba.
Menurut Baver, telah melakukan klasifikasi dan penetapan kadar
konsistensi tanah sebagai berikut:
a. Konsistensi lekat, memiliki tanda-tanda dapat melekati atau melengketi
macam-macam bahan yang mengenainya.
b. Konsistensi liat atau plastis, memiliki tanda-tanda liat atau kemampuan
untuk diubah-ubah bentuknya.
c. Konsistensi lunak, memiliki tanda-tanda kegemburan.
d. Konsistensi keras, memiliki kekhususan sebagai gumpalan tanah yang
keras dan bila dibelah akan pecah-pecah.
Menurut Hakim dkk (1986), istilah-istilah umum digunakan untuk menyifatkan
konsistensi tanah pada kandungan air yang berbeda-beda, yaitu:
a. Konsistensi basah (lebih kurang kandungan air pada kapasitas laopang)
Kelekatan : Dengan ciri tanah dapat melekat atau menempel pada
benda yang mengenainya. Kelekatan (stickness) dibagi atas: tidak melekat, sedikit
melekat, lekat dan sangat lekat.
Liat : Menunjukkan sifat yang mempunyai kemampuan dapat juga
mudah diubah-ubah bentuknya. Dapat dibagi atas: non-plastic, slighty plastic,
plastic dan very plastic.
b. Konsistensi lembab (sedikit basah, kira-kira kandungan airnya terletak
antara tanah kering udara dan kapasitas lapang). Dicirikan dengan tanah yang
gembur. Istilah-istilah yang digunakan: lepas, sangat gembur, teguh, sangat teguh,
dan ekstrem teguh.
c. Konsistensi kering (kondisi kering udara)
Dicirikan dengan kerasnya tanah. Istilah-istilah yang dogunakan: lepas,
lunak, sedikit keras, sangat keras dan ekstrem keras.
Menurut Sutedjo dan Kartasapoetra (2002), gaya kohesi dalam konsistensi
tanah adalah daya tarik-menarik sesama partikel akibat selaput lengas, sedangkan
adhesi adalah daya tarik-menarik fase cair pada permukaan fase padat. Tentang
konsistensi lembab memiliki nilai yang penting dikarenakan merupakan
persyaratan yang paling baik apabila dimaksudkan bagi pengolahan di lapangan.
Dalam konsistensi lembab karena selaput lengas tidak mencukupi untuk meliputi
partikel-partikel tanah, maka kohesinya pun tidak cukup kuat untuk mengikat
massa tanah. Akibat dari keadaan ini secara relatif tanah menjadi lebih mudah
dipecah dan dibuyarkan sehingga merupakan persyaratan terbaik apabila
dilakukan pengolahan dilapangan. Tentang konsistensi tanah kering antara lain
dapat dikemukakan bahwa tanah yang benar-benar kering mempunyai kepadatan
yang wajar.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan
Alat yang dipergunakan dalam praktikum pengamatan tanah dengan indera
adalah buku Munsell Soil Color Chart dan botol semprot. Bahan yang dipakai
antara lain contoh tanah gumpal dan air.
B. Prosedur Kerja
1. Pengujian warna tanah
a. Tanah gumpal yang lembab (permukaan tidak mengkilap)
diambil secukupnya, diletakkan dibawah lubang kertas buku Munsell
Soil Color Chart. Notasi warna (Hue, Value, Chroma) dan nama warna
dicatat. Pengamatan warna tanah tidak boleh terkena cahaya matahari
langsung.
2. Pengujian tekstur warna
Penetapan tekstur tanah di lapang dilakukan dengan cara merasakan atau
meremas tanah antara ibu jari dan jari telunjuk.
Diambil sebongkah tanah kira-kira sebesar kelereng, basahi dengan air hingga
tanah dapat ditekan.
Contoh tanah dipijit kemudian dibuat benang dan sambil dirasakan kasar
halusnya tanah. Jika :
a) Bentukan benang mudah dan membentuk pita panjang, maka
besar kemungkinan teksturnya liat.
b) Mudah patah, kemungkinan tekstur tanahnya lempung berliat
dan,
c) Tidak berbentuk benang, kemungkinan lempung atau pasir. Jika
terasa lembut dan licin, berarti lempung berdebu; terasa kasar:
lempung berpasir.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pembahasan
1. Warna dan tekstur
N
o.Jenis tanah
Warna tanah
Notasi warna Nama warnaTekstur tanah
1. Andisol2,5 YR 2/4 dark reddish
brown
Lempung berdebu
(SiL)
2. Untisol 5 YR 4/6 yellowish redLempung liat berpasir
(ScL)
3. Entisol 10 YR 3/4 dark yellowish
brownLempung berpasir
4. Insentol 7,5 YR 2/4 dark brown Lempung berpasir
5. vertisol5 YR 3/1 very dark
brownLempung liat berpasir
1. Struktur
No. Jenis TanahStruktur Tanah
DerajatTipe Klas
1 Ultisol Gumpal Sangat Halus 2 = Cukupan
2 Inseptisol Remah Remah Kasar 3 = Kuat
3 Andisol Gumpal Halus 1 = Lemah
4 Entisol Gumpal Halus 2 = Cukupan
5 Vertisol Gumpal Sangat Halus 3 = Kuat
2. Konsistensi
No. Jenis Tanah Konsistensi Basah Konsistensi
Lembab
Konsistensi
KeringKelekatan Keliatan
1 Andisol SS = Agak
Lekat
P = Plastis F = gembur Sh = agak
Keras
2 Ultisol S = Lekat Po = Tidak
Plastis
F = gembur Sh = Agak
Keras
3 VertisolSS = Agak
Lekat
Po = Tidak
Plastis
Vt = Sangat
Teguh
Eh = Sangat
Keras Sekali
4 Entisol SS = agak
Lekat
Ps = Agak
Plastis
F = gemburl = Lepas
5 Inseptisol Sangat lekat P = Plastis Vf = Sangat
Gemburh = Keras
2. Pembahasan
Warna merupakan sifat tanah yang nyata dan mudah dikenali. Warna tanah
yang nyata, bagaimanapun terutama digunakan sebagai suatu ukuran langsung
dibandingkan sifat tanah yang penting lainnya yang sukar diamati dan diukur
dengan teliti misalnya seperti drainase. Jadi, warna tanah bila digunakan dengan
ciri-ciri lainnya berguna dalam pembentukan sebagian besar kesimpulan yang
penting dengan memperhatikan pembentukan tanah dan penggunaan lahan (Foth,
1998).
Warna tanah berfungsi sebagai penunjuk dari sifat tanah, karena warna
tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terdapat dalam tanah tersebut.
Penyebab perbedaan warna permukaan tanah umumnya dipengaruhi oleh
perbedaan kandungan bahan organik. Makin tinggi kandungan bahan organik,
warna tanah makin gelap. Sedangkan dilapisan bawah, dimana kandungan bahan
organik umumnya rendah, warna tanah banyak dipengaruhi oleh bentuk dan
banyaknya senyawa Fe dalam tanah. Di daerah berdrainase buruk,
yaitu di daerah yang selalu tergenang air, seluruh tanah berwarna abu-abu
karena senyawa Fe terdapat dalam kondisi reduksi (Fe2+). Pada tanah yang
berdrainase baik, yaitu tanah yang tidak pernah terendam air, Fe terdapat dalam
keadaan oksidasi (Fe3+) misalnya dalam senyawa Fe2O3 (hematit) yang
berwarna merah, atau Fe2O3. 3 H2O (limonit) yang berwarna kuning cokelat.
Sedangkan pada tanah yang kadang-kadang basah dan kadang-kadang kering,
maka selain berwarna abu- abu (daerah yang tereduksi) (Hardjowigeno 1992).
Intensitas warna tanah dipengaruhi tiga faktor berikut: (1) jenis mineral
dan jumlahnya, (2) kandungan bahan organik tanah, dan (3) kadar air tanah dan
tingkat hidratasi. Tanah yang mengandung mineral feldspar, kaolin, kapur, kuarsa
dapat menyebabkan warna putih pada tanah. Jenis mineral feldspar menyebabkan
beragam warna dari putih sampai merah. Hematit dapat menyebabkan warna
tanah menjadi merah sampai merah tua. Makin tinggi kandungan bahan organik
maka warna tanah makin gelap (kelam) dan sebaliknya makin sedikit kandungan
bahan organik tanah maka warna tanah akan tampak lebih terang. Tanah dengan
kadar air yang lebih tinggi atau lebih lembab hingga basah menyebabkan warna
tanah menjadi lebih gelap (kelam). Sedangkan tingkat hidratasi berkaitan dengan
kedudukan terhadap permukaan air tanah, yang ternyata mengarah ke warna
reduksi (gleisasi) yaitu warna kelabu biru hingga kelabu hijau. (Madjid, 2009).
Tanah yang mengandung mineral feldspar, kaolin, kapur, kuarsa dapat
menyebabkan warna putih pada tanah. Jenis mineral feldspar menyebabkan
beragam warna dari putih sampai merah. Hematit dapat menyebabkan warna
tanah menjadi merah sampai merah tua. Makin tinggi kandungan bahan organik
maka warna tanah makin gelap (kelam) dan sebaliknya makin sedikit kandungan
bahan organik tanah maka warna tanah akan tampak lebih terang. Tanah dengan
kadar air yang lebih tinggi atau lebih lembab hingga basah menyebabkan warna
tanah menjadi lebih gelap (kelam). Sedangkan tingkat hidratasi berkaitan dengan
kedudukan terhadap permukaan air tanah, yang ternyata mengarah ke warna
reduksi (gleisasi) yaitu warna kelabu biru hingga kelabu hijau.(Wirjodihardjo
dan Sutedjo dan Kartasapoetra,2002).
Tekstur tanah menunjukkan komposisi partikel penyusun tanah (separat)
yang dinyatakan sebagai perbandingan proporsi (%) relatif antara fraksi pasir
(sand) (berdiameter 2,00-0,20 mm atau 2000-200 µm, debu (slit) (berdiameter
0,20- 0,002 mm atau 200- 2µm) dan liat (clay) (<2 µm). Berdasarkan kelas
teksturnya maka tanah digolongkan menjadi :
a. Tanah bertekstur kasar atau tanah berpasir berarti tanah yang mengandung
minimal 70% pasir atau bertekstur pasir atau pasir berlempung.
b. Tanah bertekstur halus atau tanah berliat mengandung minimal 37,5 % liat
atau bertekstur liat, liat berdebu atau liat berpasir (3 macam).
c. Tanah bertekstur sedang atau tanah berlempung.
(Hanafiah, 2009)
Struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari butir- butir tanah.
Gumpalan-gumpalan kecil ini mempunyai bentuk, ukuran, dan kemantapan
(ketahanan) yang berbeda-beda. Tanah dikatakan tidak berstruktur bila butir-butir
tanah tidak melekat satu sama lain (disebut lepas, misalnya tanah pasir) atau
saling melekat menjadi satu satuan yang padu (kompak) dan disebut massive atau
pejal. Tanah dengan struktur baik (granuler, remah) mempunyai tata udara yang
baik, unsur-unsur hara lebih mudah tersedia dan mudah diolah.Strukktur tanah
yang baik adalah yang bentuknya membulat sehingga tidak dapat saling
bersinggungan dengan rapat. (Hanafiah, 2009).
Konsistensi tanah menunjukkan integrasi antara kekuatan daya kohesi
butir-butir tanah dengan daya adhesi butir-butir tanah dengan benda lain.
(Hardjowigeno, 1992)
Penetapan konsistensi tanah dapat dilakukan dalam tiga kondisi, yaitu:
basah, lembab, dan kering. Konsistensi basah merupakan penetapan konsistensi
tanah pada kondisi kadar air tanah di atas kapasitas lapang (field cappacity).
Konsistensi lembab merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air
tanah sekitar kapasitas lapang. Konsistensi kering merupakan penetapan
konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah kering udara. (Abdul Madjid, 2009)
Faktor-faktor yang mempengaruhi konsistensi tanah ialah:
1. kadar air tanah
2. Bahan – bahan penyemen agregattanah
3. Bahan dan ukuran agregat tanah
4. Tingkat agregasi
5. Faktor-faktor penentu struktur tanah(tekstur, macam lempung, dan
kadar bahan organik)
(Notohadiprawiro,2000):
Berdasarkan hasil pengamatan warna tanah menggunakan buku Munsell
Soil Color Chart dan tekstur tanahnya diketahui warna tanah Entisol berada pada
notasi warna 10 YR 3/3yang berarti mempunyai nama warna Dark Brown,
sementara teksturnya adalah lempung berdebu. Verstisol berada pada notasi warta
10 YR 2/2 yang berarti mempunyai nama warna Very Dark Brown , sementara
teksturnya adalah lempung berliat. Ultisol berada pada notasi warna 2,5 YR 4/4
yang berarti mempunyai nama warna Reddish Brown, sementara teksturnya
adalah lempung liat berdebu. Inceptisol berada pada notasi 7,5 YR 3/4 yang
berarti mempunyai nama warna Dark Yellowish Brown, sementara teksturnya
adalah lempung berpasir. Andisol berada pada notasi 7,5 YR ¾ berarti
mempunyai nama warna Dark Brown, sementara teksturnya adalah pasir.
Tanah Vertisol memilki tekstur liat karena cirinya rasa agak
licin, membentuk bola dalam keadaan dalam keadaan kering sukar dipijit, mudah
digulung serta melekat. Karena tanah ini dikembangkan dari bahan induk liat
dimanailkim musim basah dan kering jelas (Foth,1988).
Tanah Ultisol bertekstur liat berpasir dan memiliki ciri-ciri licin agak
kasar, membentuk bola dalam keadaan kering sukar dipijit, mudah digulung serta
melekat sekali. Tanah ini dikembangkan dari bahan bahan induk liat di hutan
dalam iklim humid untuk waktu yang sangat lama (Foth, 1988).
Tanah Inseptisol memiliki tekstur lempung berpasir dengan cirri-ciri agak
kasar, bola agak keras tetapi mudah hancur, melekat. Tanah ini mengandung
pisah-pisah lempung lebih besar atau sama dengan 35% dan pasir lebih besar atau
sama dengan 45 %. Inseptisol termasuk dalam tanah Andosol karena teksturnya
lempung berpasir sebenarnya sudah sangat menyulitkan pertumbuhan padi sebab
suhunya rendah sehingga mengakibatkan proses pelapukan terhambat (Hakim,
1986).
Tanah Entisol mempunyai ciri solumnya berkisar dari dangkal sampai
dalam, berwarna kelabu hingga kuning, mempunyai horison (A)-C tetapi
batasannya sangat tegas, bertekstur pasir hingga debu ( > 60% ), berstruktur butir
tunggal, dan konsistensi gembur serta lepas (Munir, 1996)
Tanah Andisol dicirikan sebagai tanah mineral yang mempunyai sifat
andik dengan kriteria diantaranya adalah mempunyai berat isi tanah kurang dari
0.9 g/cc sampai kedalaman lebih dari 35 cm dan didominasi bahan amorf dan atau
mengandung abu vulkano, abu apung, lapili dan sebangsanya lebih dari 60%
sampai kedalaman 35cm atau lebih atau mempunyai pH NaF 1N lebih dari 9.4
(Munir, 1996)
Pada percobaan pengamatan tekstur tanah sesuai dengan namun ada
beberapa tanah yang tidak sesuai seperti ultisol dan vertisol. Mungkin di
karenakan setiap orang memiliki anggapan yang berbeda dalam merasakan tekstur
suatu tanah . tanah yang dianggap kita liat belum tentu dianggap orang lain seperti
itu, mungkin saja lempung.
Berdasarkan percobaan pengamatan struktur tanah , ultisol memiliki tipe
gumpal dan klas C (Kasar), Tanah Inseptisol memiliki tipe remah dan klas M
(Sedang ), tanah Andisol memiliki tipe gumpal dan klas F (Halus), tanah Entisol
memiliki tipe gumpal dan klas F (Halus), serta tanah Vertisol yang memiliki tipe
gumpal dan klas VC (Sangat kasar).
Pada pengamatan konsistensi tanah , di desarkan pada tiga kondisi yaitu
konsistensi basah, konsistensi lembab, dan konsisitensi kering.
1. Konsistensi basah
Konsistensi basah dibandingkan lagi berdasarkan kelekatan dan keliatan .
tanah Andisol kelekatannya tidak lekat dan keliatannya sidak plastis. Tanah
Ultisol dan vertisol sama ,sangat lekat dan plastis. Tanah
2. Konsistensi lembab
Berdasarkan Konsistensi lembab tanah Andisol gembur, tanah Ultisol
teguh , tanah Vertisol sangat teguh, tanah Entisol gembur, dan tanh Inseptisol
lepas.
3. Konsitensi kering
Berdasarkan Konsistensi kering tanah Andisol lunak, tanah Ultisol keras ,
tanah Vertisol sangat keras, tanah Entisol sangat keras, dan tanah Inseptisol
lunak.
Pengamatan tanah dengan indera memiliki banyak tujuan dan kegunaan di
berbagai bidanng salah satunya yaitu di bidang pertanian . pengamatan indra ini
penting untuk memudahkan petani dalam nenentukan baik tidaknya lahan untuk
ditanami tanaman serta tanaman apa yang baik untuk ditanam di lahan tersebut
melalui pengamatan warna tanah, tekstur tanahnya , struktur tanahnya, serta
konsistensi tanahnya.
BAB V
KESIMPULAN
Dari hasil praktikum kali ini diperoleh data hasil dari masing-masing percobaan
yaitu
1. Jenis tanah Inceptisol notasi warna 7.5 YR ¾ dengan nama warnanya
adalah Dark Brown dan bertekstur lempung berpasir.Struktur tanahnya
bertipe remah, dan dengan kelassedang, Konsistensi basah kelekatan VS (Sangat
Lekat) keliatan P (plastic), konsistensi lembab f (gembur), konsistensi
kering s (keras).
2. Jenis tanah Ultisol notasi warna 5 YR 4/6 dengan nama warnanya
adalah Yellowish Red dan bertekstur lempung berdebu.Struktur tanahnya
bertipe gumpal, dengan kelas sangat halus, Konsistensi basah kelekatan S (Lekat)
keliatan Po ( non plastic), konsistensi lembab f (gembur), konsistensi kering sh
(agak keras).
3. Jenis tanah vertisol notasi warna 5 YR 3/1 dengan nama warnanya adalah Very
Dark Grey dan bertekstur liat berdebu.Struktur tanahnya bertipe gumpal, dengan
kelas Sangat halus, . Konsistensi basah kelekatan SS ( Agak Lekat) keliatan
Po (non plastic), konsistensi lembab Vt (sangat teguh), konsistensi kering Eh
(Sangat keras sekali).
4.Jenis tanah Entisol notasi warna 10 YR 3/4 dengan nama warnanya
adalah Dark Yellowish Brown dan bertekstur lempung liat berpasir .Struktur
tanahnya bertipe gumpal , dengan kelas halus, . Konsistensi basah kelekatan
SS (Agak Lekat) keliatan Ps (slightly plastic), konsistensi lembab f (gembur)
konsistensi kering l (lepas).
5. Jenis tanah Andisol notasi warna 2,5 YR 2,5/4 dengan nama warnanya adalah
Dark Reddish Brown dan bertekstur lempung berdebu. Struktur tanahnya bertipe
gumpal, dengan kelas halus, Konsistensi basah kelekatan SS (Agak
Lekat) keliatan P (Plastic), konsistensi lembab f (gembur), konsistensi kering S
(lunak).
DAFTAR PUSTAKA
Buckman, Harry O. 1982. Ilmu Tanah. Bhatara Karya Aksara, Jakarta.
Foth, H.D. 1994. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press,
Jogjakarta.
Foth, Henry D. 1998. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
Hardjowigeno, S. 2003. Ilmu Tanah. Akademika Presindo, Jakarta.
Hakim, Nurhajati dkk. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. UNILA, Lampung
Hanafiah, Ali Kemas. 2004. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
Kohnke, H. 1968. Soil Physic. Tata Mc Graw- Hill Publishing. Company Ltd,
Bombay.
Madjid, A. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Bahan Ajar Online Fakultas Pertanian
Unsri.http://dasar2ilmutanah.blogspot.com diakses pada tanggal 5
November 2009
Notohadiprawiro, Tejoyuwono. 1998. Tanah Dan Lingkungan. Direktorat
Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.
Poerwowidodo. 1991. Genesa Tanah, Proses Genesa dan Morfologi. Fahutan.
Institut PertanianBogor.
Sarief, Saifuddin.1986. Ilmu Tanah Pertanian. Pustaka Buana, Bandung.
Soegiman. 1982 . Ilmu Tanah . Bhratara Karya Aksara, Jakarta
Subagyo. 1970. Dasar-Dasar Ilmu Tanah II. PT Soeroengan, Jakarta.
Top Related