LAPORAN PRAKTIKUM
GENETIKA
PERCOBAAN I
IMITASI PERBANDINGAN GENETIS
NAMA : PUBI INDASARI
NIM : H41112277
HARI / TANGGAL : KAMIS, 07 MARET 2013
KELOMPOK : V (LIMA)
ASISTEN : ANASTIAWAN
\
LABORATORIUM GENETIKA
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Tiap sifat dari makhluk dikendalikan oleh sepasang faktor keturunanyang
dikenal dengan nama gen. Sepasang gen ini satu berasal dari induk jantan yang
lainnya dari induk betina, Gen yang sepasang ini disebut satu alel, alel merupakan
bentuk alternatif dari gen dalam kaitan dengan ekspresi suatu sifat yang dimana pada
pernyataan Mendel dalam percobaan-percobaannya kadang dapat menegahui bahwa
ada gen-gen yang tidak dominan dan tidak resesif pula. Dengan perkataan lain gen
tesebut tidak memperlihatkan sifat dominan sepenuhnya. Akibat keturunan dari
perkawinan individu dengan satu sifat beda akan mempunyai sifat antara dari kedua
induknya. Sifat demikian itu dinamakan Sifat Intermediet ( Campbel dkk, 2002).
Untuk beberapa gen terdapat dominansi tak sempurna, dimana dihibrid F1
mempunyai penampakan yang berada di antara fenotip kedua varietas induknya.
Ketika alel dominan hadir bersama-sama dengan alel resesip di dalam satu genotip
yang heterozigot, alel-alel tersebut sesungguhnya sama sekali tidak berinteraksi satu
sama lain. Dominansi dan keresesipan ini baru hadir dalam jalur dari genotip ke
fenotip dengan kesimpulan bahwa gen itu diwariskan dari induk atau orang tua
kepada keturunannya melalui gamet (Suryo, 2004).
Maka Dalam percobaan ini kita akan mendapatkan gambaran kemungkinan-
kemungkinan gen yang dibawa oleh gamet tertentu yang secara bebas.
I.2 Tujuan Percobaan
Tujuan dari perconbaan ini yaitu untuk mendapatkan gambaran tentang
kemungkinan gen-gen yang bibawah oleh gamet-gamet tertentu dan bertemu secara
acak atau random.
I.3 Waktu dan Tempat Percobaan
Praktikum ini dilaksanakan pada hari kamis, 5 Maret 2013 pukul 14.30-17.00
WITA di Laboraorium Biologi Dasar, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin, Makassar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gen berperan penting dalam menentukan bentuk tubuh, struktur sel dan
jaringan, dan aktivitas fisiologis. Selain oleh gen, bentuk dan sifat tubuh mahluk
hidup juga dipengaruhi oleh lingkungannya. Beberapa gen juga dapat mempengaruhi
atau berinteraksi dengan gen lain. Interaksi itu dapat bersifat langsung maupun tidak
langsung (Suryo. 2002)
Gen yang sealel akan memisah pada waktu gametogenesis (dikenal dengan
prinsipsegregasi secara bebas) dan akan kembali berpasang-pasangan padaproses fertilisasi
(dikenal dengan prinsip berpasangan secara bebas).Alel dilihat dari sudut pandang
genetika klasik, alel merupakan bentuk alternatif dari gen dalam kaitan dengan
ekspresi suatu sifat. Pada individu,pasangan alel menentukan genotipe dari individu
yang bersangkutan.Seiring dengan perkembangan genetika, kini pengertian alel
menjadi lebihluas dan umum. Alel adalah berbagai ekspresi alternatif dari gen
atauseberkas DNA, tergantung tingkat ekspresi genetik yang diamati (Elvita,2008).
Pada tingkat proteom, alel merupakan variasi-variasi yang bisa dihasilkan
dalam suatu keluarga gen. Alel merupakan sepasang gen yang terletak pada lokus yang sama
pada kromosom yang homolog, bertugas membawa suatu sifat / karakter. Misalnya T
menentukan sifat tinggi pada batang, sedangkan menentukan batang kerdil. Maka T
dan t merupakan alel. Tidak semua gen mempunyai dua alel ada yang terdapat tiga
alel disebut alel ganda. Terdapat alel homozigot dan alel heterozigot. Alel homozigot
adalah alel dengan pasangan kedua gen pada suatu individu (Campbel dkk, 2008).
Gen Dominan terangkai pada gen resesif yang bukan alelnya pada satu
kromosom, sedangkan alel resesif dari gen pertama dan alel dominan dari gen kedua
terangkai pada kromosom homolognya. Suatu alel tidak selalu terdiri hanya atas
sepasang gen. Sebagai contoh, pada biji ercis terdapat satu alel yang terdiri atas sifat
biji halus dan sifat biji berkerut. Kedua sifat ini merupakan satu alel (Yaltim Wildan,
1986).
Suatu alel dapat juga terdiri atas lebih dari sepasang sifat atau gen. Sifat ini
disebut alel banyak. Walaupun demikian, satu individu hanya memiliki dua sifat dari
alel tersebut. Ini dinyatakan dalam Hukum Mendel I dan Hukum Mendel II. Hukum
Mendel I disebut juga hukum segregasi adalah mengenai kaidah pemisahan alel pada
waktu pembentukan gamet. Pembentukan gamet terjadi secara meiosis, dimana
pasangan-pasangan homolog saling berpisah dan tidak berpasangan lagi/terjadi
pemisahan alel-alel suatu gen secara bebas dari diploid menjadi haploid. Dengan
demikian setiap sel gamet hanya mengandung satu gen dari alelnya. Fenomena ini
dapat diamati pada persilangan monohybrid, yaitu persilangan satu karakter dengan
dua sifat beda (Elvita, 2008).
Contohnya pada Persilangan monohibrida yang merupakan persilangan dengan
satu sifat beda. Sifat beda yang dimaksud adalah sepasang sifat dalam satu alel.
Misalnya warna biji pada biji ercis, memiliki sepasang sifat yaitu ungu dan putih
(Campbel dkk, 2008).
P1 UU x uu
(Ungu) (Putih)
G1 U x u
F1 Uu
Pada waktu pembentukan gamet betina, UU memisah menjadi U dan U,
sehingga dalam sel gamet tanaman ungu hanya mengandung satu macam alel yaitu
alel U. Sebaliknya tanaman jantan berbunga putih homozigot resesif dan genotipenya
uu. Alel ini memisah secara bebas menjadi u dan u, sehingga gamet-gamet jantan
tanaman putih hanya mempunyai satu macam alel , yaitu alel u. Proses pembentukan
gamet inilah yang menggambarkan fenomena Hukum Mendel I (Campbel dkk, 2008).
Hukum Mendel II disebut juga hukum asortasi. Menurut hukum ini, setiap
gen/sifat dapat berpasangan secara bebas dengan gen/sifat lain. Hukum ini berlaku
ketika pembentukan gamet pada persilangan dihibrid (Suryo, 2004).
Persilangan Dihibrid
P1 BBKK x bbkk
(Biji bulat berwarna kuning) (Biji keriput Hijau)
G1 BK x bk
F1 BbKk
P2 BbKk x BbKk
G2 BK, Bk, bK,bk BK, Bk, bK,bk
Pada waktu pembentukan gamet parental ke-2, terjadi penggabungan bebas
(lebih tepatnya kombinasi bebas) antara B dan b dengan K dan k. Asortasi bebas ini
menghasilkan empat macam kombinasi gamet, yaitu BK, Bk, bK, bk. Proses
pembentukan gamet inilah yang menggambarkan fenomena Hukum Mendel II
(Campbell dkk, 2008).
Sifat pasangan gen atau alel dapat berupa hubungan dominan-resesif maupun
kodominan. Pasangan sifat dominan-resesif adalah pasangan sifat yang menunjukkan
satu sifat dominan dan satu gen menunjukkan sifat resesif. Pengaruh gen dominan
mengalahkan pengaruh gen resesif. Fenotip yang nampak pada individu heterozigot
adalah sama dengan fenotip individu homozigot dominan. Hanya ada dua macam
fenotip, yang pertama adalah fenotip homozigot dominan dan heterozigot, fenotip
kedua adalah homozigot resesif (Campbell, 2008) :
Genotip adalah susunan genetik suatu organisme. Suatu sifat diatur oleh pasangan
gen pada kromosom mahluk itu. Aktivitas gen-gen itu yang menetukan sifat suatu
mahluk hidup.
Fenotip adalah penampilan fisik suatu mahluk yang diatur sifat keturunan.
Penampilan fisik suatu mahluk misalnya warna kulit atau warna rambut, merupakan
hasil dari aktivitas gen yang mengatur sifat itu.
Persilangan resiprok (persilangan kebalikan) ialah persilangan yang merupakan
kebalikan dari persilangan yang semula dilakukan. Sebagai contoh dapat digunakan
percobaan Mendel lainnya (Campbell dkk, 2008) :
H = gen yang menentukan buah polong berwarna hijau
H = gen yang menentukan buah polong berwarna kuning
Mula-mula, serbuk sari dan bunga pada tanaman berbuah polong hijau
diserbukkan pada putik bunga pada tanaman berbuah polong kuning. Pada
persilangan berikutnya cara tersebut diatas dibalik. Dari kedua macam persilangan
tersebut adalah ternyata didapatkan keturunan Fi maupun F2 yang sama (Suryo,
2010).
Persilangan kembali (backcross)
Inilah persilangan antara hibrid Fi dengan induknya jantan ataubetina. Ambil
sebagai contoh marmot.
B = gen untuk warna hitam
B = gen untuk warna putih
Marmot jantan hitam homozigotik bb menghasilkan keturunan F1 sergam,
yaitu Bb berwarna hitam. Jika marmot F1 disilangkan kembali dengan induk jantan
(hitam homozygotik), maka semua marmot F2 berwana hitam, meskipun genoipny
berbeda (Suryo, 2010).
Ujisilang Testcross Ialah persilangan antara hibrid F1 dengan individu yang
homozygotik resesip. Jika digunakan seperti pada contoh dimuka, hibrid
F1disilangkan dengan induk betina. Uji silang pada monohibrid ini menghasilkan
keturunan dengan perbandingan fenotip maupun genotip sebagai 1:1. Jadi ujisilang
itu dapat meupakan suatu “backcross” belum tentu ujisilang (Suryo, 2010).
Uji chi-square adalah salah satu uji statistic non parametik yang cukup sering
digunakan dalam penelitian. Uji chi-square ini bias diterapkan untuk pengujian
kenormalan data, pengujian data yang berlevel nominal atau untuk menguji
perbedaan dua atau lebih proporsi sampel. Uji chi-square diterapkan pada kasus
dimana akan diuji apakah frekuensi yang akan di amati (data observasi) bebeda
secara nyata ataukah tidak dengan frekuensi yang diharapkan (expected value). Chi-
square Test atau Uji Chi-square adalah teknik analisis yang digunakan
untuk menentukan perbedaan frekuensi observasi (Oi) dengan frekuensi ekspektasi
atau frekuensi harapan (Ei) suatu kategori tertentu. Uji ini dapatdilakukan pada data
diskrit atau frekuensi (Suryo, 2004).
Pengertian chi square atau chi kuadrat lainnya adalah sebuah uji hipotesis
tentang perbandingan antara frekuensi observasi dengan frekuensi harapan yang
didasarkan oleh hipotesis tertentu pada setiap kasus atau data (diktat 2009). Chi
kuadrat adalah pengujian hipotesis tentang perbandingan antara frekuensi sampel
yang benar–benar terjadi (Yaltim wildan, 1986).
Chi kuadrat mempunyai masing–masing nilai derajat kebebasan, yaitu
distribusi (kuadrat standard normal) merupakan distribusi chi kuadrat dengan d.f. = 1,
dan nilai variabel tidak bernilai negative. Kegunaan dari chi square untuk menguji
seberapa baik kesesuaian diantara frekuensi yang teramati dengan frekuensi harapan
yang didasarkan pada sebaran yang akan dihipotesiskan, atau juga menguji perbedaan
antara dua kelompok pada data dua kategorik untuk dapat menguji signifikansi
asosiasi dua kelompok pada data dua katagorik tersebut (Elvita, 2008).
.
BAB III
METODE PERCOBAAN
III.1 Alat
Alat yang digunakan pada percobaan Imitasi Perbandingan Genetis yaitu
kantung dua buah dan alat tulis.
III.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu biji genetis sebanyak 20
buah dengan warna yang bervariasi.
III.3 Prosedur Percobaan
Adapun prosedur dari percobaan ini adalah :
a. Setiap praktikan menerima 20 biji genetik dan dimasukkan pada dua
kantong, masing-masing kantong berisi 10 biji genetik, terdiri dari 5
kuning hijau, 5 kuning hitam, 5 merah hijau, 5 merah hitam.
b. Mengambil satu iji geneik dari kantong kanan dengan tangan kanan dan
satu iji genetik dari kantong kri dengan tangan kiri pada waktu yang
bersamaan dan akan menghasilkan sebuah kombinasi genetik. Catat hasil
yang anda peroleh.
c. Setelah mencatat hasilnya, mengembalikan kombinasi biji genetik itu
asalnya, dan kocoklah supaya tercampur kembali.
d. Mengulangi pengambilan (biji genetik), sampai 16 kali pengambilan dan
membuat tabel darihasil percobaan yang anda lakukan.
e. Selah selesai dengan 16 kali percobaan, masing-masing kelompok
melaporkan hasilnya pada asisten dan menulis hasil data kelas (data yang
dipeoleh dari setiap praktikan) di papan tulis.
f. Data tersebut dicatat dalam laporan praktikum.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil
IV.1.1 Tabel data kelompok
KeK_B_ K_bb kkB_ Kkbb
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
I6
Jumlah 4 6 3 3
IV. 1.2 Tabel data kelas A
Kelompok K_B_ K_bb kkB_ Kkbb
1 9 4 2 1
2 10 0 4 2
3 9 7 0 0
4 10 2 4 0
5 4 6 3 3
6 9 4 3 0
7 8 2 3 3
Jumlah 59 25 19 9
IV.1.3 Tabel X2 (Chi-squre test)
K_B_ K_bb kkB_ Kkbb
O 59 25 19 9
E 63 21 21 7
D -4 4 -2 2
d2/e 0,25 0,76 0,19 0,57
X2 = ∑ ( d 2e ) X2 = 1,77
IV. Pembahasan
Pada percobaan Imitasi Perbandingan Genetis ini dilakukan dengan
menggunakan biji genetis sebanyak 20 buah yang mempunyai warna sangat
bervariasi, ada yang warna merah(k), hijau(B), hitam(b), dan kuning(K). Kemudian
dimasukkan dalam kantong yang berbeda, 10 bji dikantung kiri, dan 10 biji dikantung
kanan yang diambil secara acak sebanyak 16 kali.
Dari hasil pengamatan dapat diperoleh bahwa setiap biji genetis yang diambil
dari kantung secara acak memperoleh warna yang berbeda ada 4 warna kuning hijau,
6 kuning hitam, 3 merah hijau, dan 3 merah hitam. Yang dihitung dalam tabel chi-
square sehingga menghasilkan data observasi 59 kuning hijau, 25 kuning hitam, 19
merah hijau, dan 9 merah hitam. Kemudian dalam rumus eksventasi dengan
menggunakan perbandingan 9 : 3 : 3 : 1 dari Hukum Mendel, sehingga mendapatkan
hasil akhir dari X2 = ∑ ( d 2e ) X2 = 1,77.
BAB V
PENUTUP
V.I Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Imitasi Perbandingan Genetis
yaitu adanya gambaran tentang gen-gen yang diperoleh dari gamet-gamet dipilih
secara acak atau random.
V.2 Saran
Sebaiknya pada praktikum kali ini harus mempunyai waktu yang efesien agar
kami praktikan dapat mengerti dan lebih memahami percobaan tentang Imitasi
Perbandingan Genetis.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, 2008. Biologi. Erlangga : Jakarta
Elvita, 2008. Genetika Dasar. Faculty of Medicine Universitas Riau : Riau
Suryo, 2002. Genetika. UGM Press : Yogyakarta
Suryo, 2004. Genetika. UGM Press : Yogyakarta Suryo.
2010. Genetika Manusia. Gajah Mada University Press : Yogyakarta
Yatim, wildan. 1986. Genetika . Penerbit Tarsito : Bandung