LAPORAN PP 39 TRIWULAN IV
TAHUN 2018 DIREKTORAT INDUSTRI MARITIM, ALAT TRANSPORTASI, DAN ALAT PERTAHANAN
2018
KATA PENGANTAR
Dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas alokasi sumberdaya, serta meningkatan
transparansi dan akuntabilitas pengelolaan program pembangunan dilakukan upaya pengendalian
dan evaluasi terhadap pelaksanaan rencana pembangunan sebagai tahap pengendalian rencana
pembangunan. Sejalan dengan tujuan tersebut, pemerintah telah menerbitkan Undang-undang
Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan
Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan. Berdasarkan peraturan tersebut, lembaga pemerintah baik di tingkat pusat
maupun daerah harus menata organisasinya untuk mengimplementasikan seluruh sistem dan
prosedur pengendalian serta evaluasi pelaksanaan rencana pembangunannya.
Hasil pengendalian dan evaluasi rencana pembangunan selanjutnya ditindaklanjuti yang
merupakan kegiatan atau langkah-langkah operasional yang ditempuh berdasarkan hasil pelaksanaan
kegiatan dan pengawasan untuk menjamin agar pelaksanaan kegiatan sesuai dengan acuan dan
rencana kegiatan yang telah ditetapkan, seperti antara lain; melakukan koreksi atas penyimpangan
kegiatan, akselerasi keterlambatan pelaksanaan atau pun klarifikasi atas ketidajelasan pelaksanaan
rencana. Hasil tindaklanjut dibuat dalam bentuk pelaporan yang merupakan salah satu kegiatan
penting di dalam proses pembangunan. Kegiatan ini dilakukan untuk memberikan informasi yang
cepat, tepat, dan akurat kepada pemangku kepentingan sebagai bahan pengambil keputusan sesuai
dengan kondisi yang terjadi serta menentukan kebijakan yang relevan.
Kami menyadari bahwa dalam penyajian laporan ini masih banyak hal yang jauh dari sempurna,
untuk itu kami mengharapkan masukan dari semua pihak untuk menyempurnakan penyajian laporan
ini dimasamendatang. Tak lupa kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan ini.
Akhir kata, semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.
Jakarta, Desember 2018
Direktur Industri Maritim,
Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan
Putu Juli Ardika
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
BAB I 3
PENDAHULUAN 3
1.1 Tugas Pokok dan Fungsi Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan 3
1.2 Latar Belakang Program/Kegiatan 5
1.3 Struktur Organisasi 6
BAB II 7
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN 7
2.1 Program dan Kegiatan Tahun Anggaran 2018 7
2.2 Sasaran dan Indikator Kinerja Tahun Anggaran 2018 7
2.3 Rencana Aksi Dit. IMATAP Triwulan III 9
BAB III 11
ANALISIS CAPAIAN KINERJA 11
2.4 Sasaran dan Indikator Kinerja Tahun Anggaran 2018 11
1.3 Analisis Capaian Kinerja dan Anggaran 13
1.4 Hambatan dan Kendala Pelaksanaan 17
BAB IV 0
PENUTUP 0
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Struktur Organisasi Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan 6
Tabel 2 Sasaran dan Indikator Kinerja Utama (IKU) Dit. IMATAP 8
Tabel 3 Sasaran dan Indikator Kinerja Utama (IKU) Dit. IMATAP 9
Tabel 4 Pelaksanaan Kegiatan Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan 11
Tabel 5 Rekapitulasi Sasaran dan Realisasi Triwulan III Dit. IMATAP 13
Tabel 6 Meningkatnya Populasi dan Persebaran Industri 15
Tabel 7 Meningkatnya daya saing dan produktivitas sektor industri 16
Tabel 8 Tersedianya kebijakan pembangunan industri yang efektif 16
Tabel 9 Terselenggaranya urusan pemerintahan di bidang perindustrian yang berdaya saing dan berkelanjutan
17
Tabel 10 Nilai Ekspor Impor Berdasarkan Jenis Industri Bulan Agustus 2018 Error! Bookmark not defined.
Tabel 11 Nilai Ekspor Impor Berdasarkan Jenis Industri Bulan Agustus 2018 Error! Bookmark not defined.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tugas Pokok dan Fungsi Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat
Pertahanan
Sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 107/M-
IND/PER/11/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian Direktorat Industri
Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan (IMATAP) mempunyai tugas melaksanakan perumusan
dan pelaksanaan rencana induk pembangunan industry nasional, kebijakan industri nasional,
penyebaran industri, pembangunan sumber daya industri, pembangunan sarana dan prasarana industri,
pemberdayaan, pengamanan dan penyelamatan industri, perizinan industri, penanaman modal dan
fasilitas industri, serta kebijakan teknis pengembangan industri di bidang industri maritim, alat
transportasi, dan alat pertahanan.
Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan
(IMKAP) menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:
1. Penyusunan rencana, program, anggaran, evaluasi dan pelaporan pengembangan industri
maritim, alat transportasi, dan alat pertahanan
2. Pelaksanaan pengumpulan dan pengolahan data serta penyajian informasi industri maritim,
alat transportasi, dan alat pertahanan;
3. Penyiapan perumusan dan pelaksanaan rencana induk pembangunan industri nasional,
kebijakan industri nasional, penyebaran industri, pembangunan sumber daya industri,
pembangunan sarana dan prasarana industri, pemberdayaan, pengamanan dan penyelamatan
industri, penanaman modal dan fasilitas industri serta kebijakan teknis pengembangan industri
di bidang industri maritim, alat transportasi, dan alat pertahanan;
4. Penyiapan penyusunan dan pelaksanaan norma, standar, prosedur, kriteria di bidang
perencanaan, perizinan, data dan informasi industri maritim, alat transportasi, dan alat
pertahanan;
5. Penyiapan pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi di bidang perencanaan, perizinan, data
dan informasi industri maritim, alat transportasi, dan alat pertahanan;
6. Pelaksanaan pengawasan Standar Nasional Indonesia, standar industri hijau, Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia pada industri maritim, alat transportasi, dan alat
pertahanan; dan
7. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga direktorat.
Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan (IMATAP) terdiri atas :
1. Subdirektorat Program Pengembangan Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat
Pertahanan;
2. Subdirektorat Industri Maritim;
3. Subdirektorat Industri Alat Transportasi Darat;
4. Subdirektorat Industri Kereta Api, Alat Transportasi Udara, dan Alat Pertahanan; dan
5. Subbagian Tata Usaha.
Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat
Pertahanan tersebut dijabarkan kedalam program Penumbuhan Industri Maritim, Alat Transportasi dan
Alat Pertahanan yang didasarkan pada arahan seperti pengembangan klaster, peningkatan utilisasi
kapasitas produksi, daya saing industri mencakup pengembangan industri yang berdaya saing global dan
berbasis sumberdaya alam lokal, serta pengembangan ekspor yang diarahkan pada peningkatan ekspor
non migas dalam upaya memenuhi kebutuhan devisa.
Program Penumbuhan Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan (08) memiliki
Kegiatan Penumbuhan dan Pengembangan Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan
(1864) dengan 9 (sembilan) output yaitu :
1. (1846.015) Rekomendasi Kebijakan Dalam Rangka Mendorong Iklim Investasi Industri
Maritim, Alat Transportasi, Dan Alat Pertahanan.
2. (1846.019) Rancangan Standar Nasional Indonesia (rsni) Industri Maritim, Alat Transportasi,
Dan Alat Pertahanan.
3. (1846.028) Teknologi Industri Sektor Industri Maritim, Alat Transportasi, Dan Alat
Pertahanan.
4. (1846.032) Promosi Kemampuan Industri Maritim, Alat Transportasi Dan Alat Pertahanan.
5. (1846.033) Rekomendasi Kebijakan Pengembangan Industri Maritim Nasional
6. (1846.034) Produk Industri Berbasis Rel Dalam Rangka Konektivitas Antar Wilayah/ Kawasan
Jarak Pendek - Menengah Untuk Menunjang Transportasi Massal.
7. (1846.035) Rekomendasi Kebijakan Standarisasi Dan Sertifikasi Galangan Kapal
8. (1846.036) Standar Produk Kapal Nasional
9. (1846.951) Layanan Internal (Overhead)
1.2 Latar Belakang Program/Kegiatan
Perkembangan Ekonomi Indonesia jika dilihat dari kebijakan makro ekonomi Pemerintah baik dari
sudut kebijakan fiskal maupun moneter, dapat terlihat bahwa sektor industri memegang peranan
strategis dalam upaya mencapai sasaran pembangunan. Pembangunan sektor industri, khususnya
industri alat angkut menjadi sangat penting karena kontribusinya terhadap pencapaian sasaran
pembangunan ekonomi nasional, terutama dalam pembentukan PDB sangat besar. Industri juga dapat
membuka peluang untuk menciptakan dan memperluas lapangan pekerjaan, yang berarti meningkatkan
kesejahteraan serta mengurangi kemiskinan. Peran strategis dalam pembangunan ekonomi nasional
tersebut tercermin dari dampak kegiatan ekonomi sektor riil bidang industri dalam komponen konsumsi
maupun investasi. Dari hal ini sektor industri berperan sebagai pemicu kegiatan ekonomi lain yang
berdampak ekspansif atau meluas ke berbagai sektor jasa keteknikan, penyediaan bahan baku,
transportasi, distribusi atau perdagangan, pariwisata dan sebagainya. Sedangkan dampak selanjutnya
adalah peningkatan penerimaan negara dari pertumbuhan sektor industri khususnya dan pertumbuhan
ekonomi pada umumnya, memperkuat neraca pembayaran atau cadangan devisa.
Sejalan dengan Kebijakan Industri Nasional yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 28
Tahun 2008 proses pengembangan industri nasional diarahkan untuk menerapkan prinsip-prinsip
pembangunan industri berkelanjutan yang didasarkan pada beberapa aspek diantaranya lingkungan dan
pengembangan teknologi. Pengembangan industri dilakukan melalui pendekatan klaster yang
mengintegrasikan secara sinergi semua potensi pengembangan industri yaitu industri inti (core industry)
dengan industri pemasok serta industri terkait lainnya termasuk potensi infrastruktur pendukung,
lembaga litbang/perguruan tinggi, dan balai-balai industri yang diharapkan dapat menjadi generator
inovasi dalam meningkatkan produktivitas dan nilai tambah produk industri nasional.
Industri maritim, alat transportasi dan alat pertahanan merupakan sektor industri yang berbasis
kepada teknologi tinggi, dimana penguasaan teknologi, sumber daya dan kemampuan manajerial
menjadi faktor penting penumbuhan industri. Sebagai salah satu sektor industri unggulan masa depan
yang menjadi prioritas pengembangan nasional maka perlu adanya program penumbuhan industri
maritim, alat transportasi dan alat pertahanan dalam rangka mencapai tujuan pembangunan industri
nasional masa depan.
1.3 Struktur Organisasi
Sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 107/M-IND/PER/11/2015 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian, dimana Direktorat Industri Maritim, Alat
Pertahanan memiliki struktur organisasi sebagai berikut :
Tabel 1 Struktur Organisasi Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan
Direktorat Industri Maritim,
Alat Transportasi, dan Alat
Pertahanan
Subdirektorat Program
Pengembangan Industri
Maritim, Alat Transportasi,
dan Alat Pertahanan
Subdirektorat Industri
Maritim Subdirektorat Industri Alat
Transportasi Darat
Subdirektorat Industri
Kereta Api, Alat
Transportasi Udara, dan
Alat Pertahanan
Subbagian Tata
Usaha dan
Manajemen Kinerja
Seksi Program
Seksi Evaluasi dan
Pelaporan
Seksi
Pemberdayaan
Industri
Seksi Sumber Daya
Industri
Seksi
Pemberdayaan
Industri
Seksi Sumber Daya
Industri
Seksi
Pemberdayaan
Industri
Seksi Sumber Daya
Industri
BAB II
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN
2.1 Program dan Kegiatan Tahun Anggaran 2018
Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan pada tahun 2018 memiliki program,
kegiatan, dan output sebagai berikut :
Program
(08) : Program Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi,
dan Elektronika
Kegiatan
(1846) : Penumbuhan dan Pengembangan Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat
Pertahanan
Kode Output / Rincian Akun Sasaran (Fisik) Pagu
(Ribu Rupiah)
1846.015 Rekomendasi Kebijakan Dalam Rangka Mendorong
Iklim Investasi Industri Maritim, Alat Transportasi, Dan
Alat Pertahanan
2 Rekomendasi
Kebijakan
1.877.200
1846.019 Rancangan Standar Nasional Indonesia (rsni) Industri
Maritim, Alat Transportasi, Dan Alat Pertahanan
3 RSNI 450.000
1846.028 Teknologi Industri Sektor Industri Maritim, Alat
Transportasi, Dan Alat Pertahanan
1 Teknologi 1.477.200
1846.032 Promosi Kemampuan Industri Maritim, Alat
Transportasi Dan Alat Pertahanan
3 Promosi 777.200
1846.033 Rekomendasi Kebijakan Pengembangan Industri
Maritim Nasional
1 Usulan
Kebijakan
3.938.000
1846.034 Produk Industri Berbasis Rel Dalam Rangka
Konektivitas Antar Wilayah/ Kawasan Jarak Pendek -
Menengah Untuk Menunjang Tranportasi Massal
3 Produk 2.599.248
1846.035 Rekomendasi Kebijakan Standarisasi Dan Sertifikasi
Galangan Kapal
1 Rekomendasi
Kebijakan
3.712.800
1846.036 Standar Produk Kapal Nasional 2 Dokumen
Standardisasi
1.988.600
1846.951 Layanan Internal (Overhead) 4 Dokumen 1.691.400
2.2 Sasaran dan Indikator Kinerja Tahun Anggaran 2018
Berdasarkan rencana kinerja yang telah disusun, dengan dukungan pembiayaan yang telah disetujui
dalam bentuk DIPA, maka diterapkan kinerja yang akan dicapai. Dengan telah diterbitkannya Peraturan
Menteri Perindustrian Nomor 150/M-IND/PER/12/2011 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di lingkungan Kementerian Perindustrian, maka Direktorat
Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan menyusun sasaran, indikator, dan target
rencana pada tahun anggaran berjalan.
Sasaran, indikator, dan target yang akan dicapai pada rencana kinerja Direktorat Industri Maritim, Alat
Transportasi, dan Alat Pertahanan (Dit. IMATAP) pada tahun anggaran 2018 adalah sebagai berikut :
Tabel 2 Sasaran dan Indikator Kinerja Utama (IKU) Dit. IMATAP
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) Target Satuan
(1) (2) (3) (4)
PERSPEKTIF PEMANGKU KEPENTINGAN
I Meningkatnya Populasi dan
Persebaran Industri
1 Jumlah unit industri pengolahan non-
migas besar sedang
155 Unit
2 Nilai investasi di sektor industri
pengolahan non-migas
43.5-46.7 Rp Triliun
II Meningkatnya daya saing
dan produktivitas sektor
industri
1 Kontribusi ekspor produk industri
pengolahan non-migas terhadap
ekspor nasional
4,9 Persen
2 Produktivitas SDM industri 1086 Rp.Juta
PERSPEKTIF PROSES BISNIS INTERNAL INTERNAL
I
II
Tersedianya kebijakan
pembangunan industri yang
efektif
Terselenggara nya urusan
pemerintahan di bidang
perindustrian yang berdaya
saing dan berkelanjutan
1
2
3
1
2
Peraturan Perundangan yang
Diselesaikan
Jumlah Rancangan Standar Nasional
Indonesia (RSNI)
Jumlah regulasi teknis pemberlakuan
SNI, ST dan/atau PTC secara wajib
Produk industri tersertifikasi Tingkat
Komponen Dalam Negeri (TKDN)
Infrastruktur kompetensi yang
terbentuk
1
8
1
50
2
Permen
RSNI
Regulasi
Sertifikat
SKKNI
2.3 Rencana Aksi Dit. IMATAP Triwulan IV
Tabel 3 Sasaran dan Indikator Kinerja Utama (IKU) Dit. IMATAP
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Rencana Aksi
Target Target
Sampai
Desember
2018
Rencana Kegiatan
1 2 3 4 5 6
S1 Meningkatnya
Populasi dan
Persebaran
Industri
Jumlah unit industri
pengolahan non-
migas besar sedang
155 unit 155 unit 1. Penyusunan usulan
Kebijakan Insentif Fiskal
2. Perumusan kebijakan
pengembangan industri
Nilai investasi di
sektor industri
pengolahan non-
migas
43,5-46,7
Triliun
46,7 Triliun 1. Penyusunan usulan
Kebijakan Insentif Fiskal
2. Perumusan kebijakan
pengembangan industri
S2 Meningkatnya
daya saing dan
produktivitas
sektor industri
Kontribusi ekspor
produk industri
pengolahan non-
migas terhadap
ekspor nasional
4,9 persen 4.9 persen 1. Pengembangan teknologi
industri
2. Revitalisasi industri
Produktivitas SDM
industri
1086 Juta 1086 Juta 1. Bimbingan teknis dan
sertifikasi produk
P1 Tersedianya
kebijakan
pembangunan
industri yang
efektif
Peraturan
Perundangan yang
Diselesaikan
1 Permen 1 RPermen 1. Penyusunan Rancangan
Permenperin
Jumlah Rancangan
Standar Nasional
Indonesia (RSNI)
8 RSNI 3 RSNI Koordinasi penyusunan RSNI
Jumlah regulasi
teknis
pemberlakuan SNI,
ST dan/atau PTC
secara wajib
1 Regulasi 1 Regulasi Penyusunan Regulasi SNI Wajib
P3 Terselenggara nya
urusan
pemerintahan di
bidang
perindustrian yang
berdaya saing dan
berkelanjutan
Produk industri
tersertifikasi
Tingkat Komponen
Dalam Negeri
(TKDN)
50 Sertifikat 50 Sertifikat Koordinasi Peningkatan TKDN
Infrastruktur
kompetensi yang
terbentuk
2 SKKNI 2 SKKNI Koordinasi penyusunan SKKNI
BAB III
ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DAN CAPAIAN KINERJA
3.1 Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun Anggaran 2018 Pelaksanaan Kegiatan Penumbuhan dan Pengembangan Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat
Pertahanan untuk Triwulan III tahun 2018 adalah sebagai berikut :
Tabel 4 Pelaksanaan Kegiatan Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan
1846.015 - Rekomendasi kebijakan dalam rangka mendorong iklim investasi Industri Maritim, Alat
Transportasi, dan Alat Pertahanan
002 Penyusunan Rekomendasi
Kebijakan Otomotif, Low Carbon
Emission Car (lcec) Dan Mobil
Listrik
- Pembahasan Usulan Harmonisasi PPnBM Kendaraan
Bermotor di Jakarta tanggal 18 Oktober 2018
- Finalisasi Draf Roadmap Pengembangan Industri
Kendaraan Bermotor Nasional di Jakarta tanggal 4
Oktober 2018
006 Penyusunan Rekomendasi
Kebijakan Industri Kereta Api,
Alat Transportasi Udara Dan
Alat Pertahanan
- Assesment Industri Komponen Pesawat Terbang selama 2
bulan (Oktober dan November)
1846.028 - Teknologi Industri Sektor Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan
001 Pengembangan Sentra Otomotif
Dan Vokasi (kendaraan
Multiguna Pedesaan)
- Rapat penyusunan regulatory impact analisys (RIA)
AMMDes di Bogor tanggal 9 – 10 Oktober 2018
- Rapat penyusunan Regulasi AMMDes di Bekasi tanggal 15
- 24 Oktober 2018
- Rapat Pembahasan Rancangan Peraturan Presiden
tentang AMMDes di Depok tanggal 26 - 27 Oktober 2018
- Rapat potensi kerjasama antar Kementerian/Lembaga
dan Demo AMMDes di Jakarta tanggal 19 November
2018
- Finalisasi usulan harmonisasi PPnBM kendaraan
bermotor di Bogor, Jawa Barat tanggal 3-5 Desember
2018
- Belanja Modal Peralatan dan Mesin Pengadaan
Peningkatan Sarana dan Prasarana Pengembangan
IMATAP
1846.032 - Promosi Kemampuan Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan
001 Fasilitasi Promosi Kemampuan
Industri Maritim, Alat
Transportasi Dan Alat
Pertahanan
- Fasilitasi pameran GIASS
1846.033 - Rekomendasi Kebijakan Pengembangan Industri Maritim Nasional
001 Revitalisasi Industri Galangan
Kapal Nasional
- Fasilitasi Task Force Percepatan Program Poros Maritim
di Bekasi pada tanggal 10 - 11 Oktober 2018
- Sosialisasi Permenperin Tentang Fasilitasi Bab 98 Btki
Komponen Kapal di Bekasi pada tanggal 13 November
2018
- Sosialisasi Permenperin Tentang Fasilitasi Bab 98 Btki
Komponen Kapal di Bekasi pada tanggal 14 November
2018
- Sosialisasi Permenperin Tentang Fasilitasi Bab 98 Btki
Komponen Kapal di Bogor pada tanggal 19 November
2018
- Fasilitasi Workshop Penyusunan Draft Awal RPP Industri
Maritim di Surabaya pada tanggal 4 - 6 Desember 2018
1846.034 - Produk Industri berbasis Rel dalam rangka konektivitas antar wilayah/ kawasan jarak
pendek - menengah untuk menunjang tranportasi massal
001 Peningkatan Dan
Pengembangan Industri
Berbasis Rel Dalam Rangka
Konektivitas Antar Wilayah/
Kawasan Jarak Pendek -
Menengah Untuk Menunjang
Tranportasi Massal
- Sosialisasi Peraturan Menteri Perindustrian No.30 Tahun
2018 tentang Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia
(SNI) Sepeda Roda Dua Secara Wajib di Surabaya, Jawa
Timur tanggal 17 Desember 2018
1846.035 - Rekomendasi Kebijakan Standarisasi dan Sertifikasi Galangan Kapal
001 Penyiapan Standarisasi Dan
Sertifikasi Galangan Kapal
- Bimtek Standar Industri Komponen Kapal (Industri Expoxy
Floor Coating dan Protective Coating) di Bekasi pada
tanggal 1 November s/d 19 November 2018
- Bimtek Standar Industri Komponen Kapal (Industri
Electric Heater) di Tangerang pada tanggal 1 November
s/d 19 November 2018
- Bimtek Standar Industri Komponen Kapal (Industri Ship
Manhole A dan B) di Bekasi pada tanggal 1 November s/d
19 November 2018
- Bimtek Standar Industri Komponen Kapal (Industri Valve
LM 53 KS 80 Coating) di Sidoarjo pada tanggal 1
November s/d 19 November 2018
- Bimtek Standar Industri Komponen Kapal (Industri Gate
Valve) di Tegal pada tanggal 1 November s/d 19
November 2018
- FGD Pembahasan Draf Awal Rpp Industri Maritim di
Jakarta pada tanggal 22 November 2018
1846.035 - Standar produk kapal nasional
001 Pengembangan Standarisasi
Kapal Nasional
- Konsinyering Penyusunan Rpp Industri Maritim di Bekasi
pada tanggal 1 - 3 Nopember 2018
Secara keseluruhan, Kegiatan Penumbuhan dan Pengembangan Industri Maritim, Alat Transportasi, dan
Alat Pertahanan untuk Triwulan III tahun 2018 memiliki sasaran keuangan sebesar 43,53 % dan sasaran
fisik sebesar 24,93 %, sedangkan realisasi keuangan sebesar 8,80 % atau sebesar Rp. 1.462.685.675 dan
realisasi fisik sebesar 9,67 %. Detail sasaran dan realiasai secara keseluruhan ditampilkan dalam tabel
berikut :
Tabel 5 Rekapitulasi Sasaran dan Realisasi Triwulan IV Dit. IMATAP
3.2 Realisasi Fisik Program 2018
Realisasi fisik atas pelaksanaan Kegiatan Penumbuhan dan Pengembangan Industri Maritim, Alat
Transportasi, dan Alat Pertahanan untuk Triwulan IV tahun 2018 adalah sebagai berikut:
Tabel 6 Realisasi Fisik Triwulan IV
Kode Output / Rincian Akun Sasaran (Fisik) Capaian 2018
1846.015 Rekomendasi Kebijakan Dalam
Rangka Mendorong Iklim Investasi
Industri Maritim, Alat Transportasi,
Dan Alat Pertahanan
2 Rekomendasi
Kebijakan
2 rekomendasi kebijakan, yaitu
1. Rekomendasi kebijakan
pengenaan PPnBM
kendaraan bermotor dan
Roadmap pengembangan
industri otomotif
2. Rekomendasi pengembangan
industri komponen pesawat
terbang
1846.019 Rancangan Standar Nasional
Indonesia (rsni) Industri Maritim,
Alat Transportasi, Dan Alat
Pertahanan
3 RSNI 3 RSNI, yaitu :
1. Moped dan sepeda motor
berpenggerak listrik-spesifikasi
keselamatan
2. Kinerja-Moped dan sepeda
motor baterai listrik -
konsumsi dan jangkauan
energi acuan
S R S R
6 7 8 9
015 29,36 35,77 30,56 30,47
019 20,76 42,59 36,00 -
028 50,58 32,22 36,00 70,00
032 24,09 44,82 36,00 35,00
033 30,00 10,85 29,33 25,20
034 29,29 18,06 31,72 2,00
035 30,67 15,45 23,22 42,70
036 30,00 26,01 29,86 30,30
951 29,35 29,19 33,57 39,62
31,08 45,28 29,98 31,23
Rekomendasi Kebijakan Pengembangan Industri Maritim
Produk Industri berbasis Rel dalam rangka konektivitas antar
Rekomendasi Kebijakan Standarisasi dan Sertifikasi Galangan
Standar produk kapal nasional
Layanan Internal (Overhead)
Jumlah
1
Rekomendasi kebijakan dalam rangka mendorong iklim
Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) Industri Maritim,
Teknologi Industri Sektor Industri Maritim, Alat Transportasi, dan
Promosi Kemampuan Industri Maritim, Alat Transportasi dan
Output
Triwulan Ini (%)
Keuangan Fisik
3. Moped dan sepeda motor
baterai listrik - karakteristik
pengoperasian jalan
1846.028 Teknologi Industri Sektor Industri
Maritim, Alat Transportasi, Dan Alat
Pertahanan
1 Teknologi 3 teknologi, yaitu :
1. Alat Mekanis Multiguna
Pedesaan
2. Study LCEV
3. Pengembangan Biodiesel
untuk sektor IMATAP
1846.032 Promosi Kemampuan Industri
Maritim, Alat Transportasi Dan Alat
Pertahanan
3 Promosi 1. Indonesia Industrial Summit
(IIS)
2. Indonesia International Motor
Show (IIMS)
3. Gaikindo Indonesia International
Auto Show
4. Indonesia Motorcycle Motor
Show
5. INAMARINE 2018
6. INDODEFENSE 2018
1846.033 Rekomendasi Kebijakan
Pengembangan Industri Maritim
Nasional
1 Usulan Kebijakan Tersusunya kebijakan skema
pembebasan bea masuk
komponen kapal melalui
mekanisme Chapter 98 dapat
diimplementasikan
1846.034 Produk Industri Berbasis Rel Dalam
Rangka Konektivitas Antar Wilayah/
Kawasan Jarak Pendek - Menengah
Untuk Menunjang Tranportasi
Massal
3 Produk Penguasaan teknologi komponen
kereta api, antara lain:
1. Teknologi propulsi
2. Teknologi kursi penumpang
3. Teknologi carbody aluminium
1846.035 Rekomendasi Kebijakan Standarisasi
Dan Sertifikasi Galangan Kapal
1 Rekomendasi
Kebijakan
Rancangan Permenperin
Kualifikasi Industri Kapal
1846.036 Standar Produk Kapal Nasional 2 Dokumen
Standardisasi
1. Rancangan Permenperin
tentang ketentuan desain kapal
seri
2. Rancangan PP Industri Maritim
1846.951 Layanan Internal (Overhead) 4 Dokumen 1.Dokumen perencananan dan
program IMATAP 2018
2. Dokumen Pemutahiran Data
Base IMATAP
3. Dokumen Layanan Pengadaan
Direktorat IMATAP
4. Dokumen LAKIP IMATAP
Berdasarkan rekapitulasi table diatas bahwa capaian fisik kegiatan dan program Dit IMATAP Sampai 31
Desember 2018 seluruhnya tercapai dengan baik. Hal ini dicapai dengan mengoptimalkan pelaksanaan
kegiatan dan koordinasi dengan stakeholder terkait lainnya.
3.3 Analisis Capaian Kinerja dan Anggaran
Akuntabilitas kinerja yang diukur dalam rangka menggambarkan capaian kinerja Direktorat Industri
Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan tahun 2018 mencakup sasaran strategis: Meningkatnya
populasi dan persebaran industri; Meningkatnya daya saing dan produktivitas sektor industri; dan
Terselenggaranya urusan pemerintahan di bidang perindustrian yang berdaya saing dan berkelanjutan.
1. Meningkatnya populasi dan persebaran industri
Meningkatnya Populasi dan Persebaran Industri dimaksudkan untuk melihat sejauh mana peran
industri dalam mendukung perekonomian nasional. Sasaran strategis ini akan dicapai melalui
indikator kinerja utama:
1. Jumlah unit industri pengolahan non-migas besar sedang dengan target 114 unit; dan
2. Nilai investasi di sektor industri pengolahan non-migas dengan target 22,835 Triliun rupiah.
Capaian IKU dari Meningkatnya Populasi dan Persebaran Industri pada triwulan III tahun 2018
sebagai berikut :
Tabel 6 Meningkatnya Populasi dan Persebaran Industri
Sasaran Strategis IKU (satuan) Target Realisasi 2018
Meningkatnya Populasi
dan Persebaran
Industri
1. Jumlah unit industri
pengolahan non-migas besar
sedang (unit)
2. Nilai investasi di sektor industri
pengolahan non-migas (Rp.
Triliun)
155
43.5-46.7
254
15,63
Tumbuhnya investasi industri sektor IMATAP karena meningkatnya kebutuhan barang produksi
yang didukung membaiknya perekonomian yang tumbuh di angka 5,06 %. Hal ini meningkatkan
daya beli masyarakat akan kebutuhan kendaraan bermotor baik roda dua maupun roda empat.
Faktor peningkatan pasar dalam negeri ini menjadi faktor utama tumbuhnya industri pendukung
sektor transportasi.
Pada Bulan Agustus dilakukan peluncuran Alat Mekanis Multiguna Pedesaan (AMMDes) dengan
total investasi sebesar Rp 300 miliar. Dua investor lokal yang menggarap proyek ini yaitu PT Kiat
Inovasi Indonesia dan PT Velasto Indonesia (Astra Group) rencananya akan menggarap sekitar 15
ribu mobil yang akan mulai diproduksi pada 2019.
Pertumbuhan industri sektor IMATAP juga didukung oleh program pemerintah dibidang
pembangunan infrastruktur. Di Sektor industri maritim, program poros maritim yang diantara
dilaksanakan dengan pembangunan tol laut dan telah berhasil mendorong pertumbuhan industri
perkapalan terutama sektor industri komponen pendukungnya. Selain sektor maritim, program
pengembangan infrastruktur juga berdampak positif untuk sektor kereta api nasional yang ditandai
dengan tumbuhnya industri pendukung industri perkeretaapian di dalam negeri.
2. Meningkatnya daya saing dan produktivitas sektor industri
Meningkatnya daya saing dan produktivitas sektor industri dimaksudkan untuk melihat sejauh
mana daya saing industri dalam rangka meningkatkan ekspor dan produktivitas SDM industri.
Sasaran strategis ini dapat diukur melalui indikator kinerja utama yaitu : Kontribusi ekspor produk
industri pengolahan non-migas terhadap ekspor nasional dengan target 4,9 persen; dan
produktivitas SDM industri dengan target 1086 juta rupiah.
Capaian IKU dari Meningkatnya daya saing dan produktivitas sektor industri pada triwulan III tahun
2018 sebagai berikut :
Tabel 7 Meningkatnya daya saing dan produktivitas sektor industri
Sasaran Strategis IKU (satuan) Target Realisasi
2018
Meningkatnya daya
saing dan produktivitas
sektor industri
1. Kontribusi ekspor produk
industri pengolahan non-migas
terhadap ekspor nasional
(persen)
2. Produktivitas SDM industri (Rp.
Juta)
4,9
1086
5,29
1235,9
Peningkatan daya saing sektor IMATAP ditandai dengan capaian ekspor oleh sektor otomotif. Pada
tahun 2018 untuk pertama kalinya PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) mencapai
volume ekspor kendaraan dalam bentuk utuh (CBU) sebanyak 200 ribu unit/tahun atau senilai
sekitar 3,000 juta USD. Ekspor CBU tersebut akan dikirim ke berbagai negara tujuan di Asia, Afrika,
dan Amerika Latin serta akan terus di tingkatkan performa eskpornya dimasa mendatang.
Di sektor industri maritim menunjukan peningkatan daya saing dan produktivitas industri yang
ditandai dengan mengekspor bangunan terapung berupa kapal penangkap ikan dengan tonase
kotor melebihi 4.000 GT ke China senilai US$156.000 pada Juli 2018.
3. Tersedianya kebijakan pembangunan industri yang efektif
Tersedianya kebijakan pembangunan industri yang efektif dimaksudkan untuk mendorong daya
saing industri melalui kebijakan yang kondusif. Sasaran strategis ini dapat diukur melalui indikator
kinerja utama yaitu :
1. Peraturan perundangan yang diselesaikan dengan target 1 Peraturan Menteri Perindustrian;
2. Jumlah Rancangan Standar Nasional Indonesia dengan target 8 RSNI; dan
3. Jumlah regulasi teknis pemberlakuan SNI, ST dan/atau PTC secara wajib.
Capaian IKU dari Tersedianya kebijakan pembangunan industri yang efektif pada triwulan III tahun
2018 sebagai berikut :
Tabel 8 Tersedianya kebijakan pembangunan industri yang efektif
Sasaran
Strategis IKU (satuan) Target
Realisasi
2018
Tersedianya
kebijakan
pembangunan
1. Peraturan perundangan yang diselesaikan
(Permen)
2. Jumlah Rancangan Standar Nasional
1
8
1 RPermenperin
3 RSNI
industri yang
efektif
Indonesia (RSNI)
3. Jumlah regulasi teknis pemberlakuan SNI,
ST dan/atau PTC secara wajib (Regulasi)
1
1 Permenperin SNI
Wajib Sepeda
4. Terselenggaranya urusan pemerintahan di bidang perindustrian yang berdaya saing dan
berkelanjutan
Terselenggaranya urusan pemerintahan di bidang perindustrian yang berdaya saing dan
berkelanjutan dimaksudkan untuk menyediakan fasiltas dan pelayanan dalam rangka mendukung
daya saing industri. Sasaran strategis ini dapat diukur melalui indikator kinerja utama yaitu :
1. Produk industri tersertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dengan target 100
sertifikat.
2. Infrastruktur kompetensi yang terbentuk.
Capaian IKU dari Terselenggaranya urusan pemerintahan di bidang perindustrian yang berdaya
saing dan berkelanjutan pada triwulan III tahun 2018 sebagai berikut :
Tabel 9 Terselenggaranya urusan pemerintahan di bidang perindustrian yang berdaya saing dan
berkelanjutan
Sasaran Strategis IKU (satuan) Target Realisasi 2018
Terselenggara nya
urusan pemerintahan
di bidang perindustrian
yang berdaya saing
dan berkelanjutan
1. Produk industri tersertifikasi
Tingkat Komponen Dalam
Negeri (TKDN) (Seritifikat)
2. Infrastruktur kompentensi
yang terbentuk (SKKNI)
50
2
49
2 SKKNI,
yaitu:
1. SKKNI Teknik
Sepeda Motor
2. SKKNI
Ototrotik
3. SKKNI Industri
Kereta Api
1.
Pada triwulan III kegiatan sertifikasi produk industri maritim, alat transportasi, dan alat pertahanan
belum dapat dilaksanakan, karena sedang menuggu proses lelang.
3.3 Hambatan dan Kendala Pelaksanaan
Selama kegiatan tahun 2018 terdapat hambatan dan kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan
Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan yaitu : Blokir anggaran, dan
Roadmap kendaraan bermotor masih menunggu terbitnya regulasi diatas untuk disetujui Persiden
(Rperpres kendaran listrik), Beberepa regulasi membutuhkan koordinasi antar Kemeterian, misalnya
kebijakan PPnBM kendaraan roda 4 membutuhkan koordinasi dengan Kemenkeu, dan Regulasi
AMMDes memerlukan koordinasi dengan Kementerian Perhubungan.
BAB IV
PENUTUP
Laporan pelaksanaan realiasasi Kegiatan Penumbuhan dan Pengembangan Industri Maritim, Alat
Transportasi, dan Alat Pertahanan untuk Triwulan IV tahun 2018 memiliki sasaran keuangan sebesar 100 %
dan sasaran fisik sebesar 100 %, sedangkan realisasi keuangan sebesar 68,27 % dan realisasi fisik sebesar 78,68
%. Nilai penyerapan anggaran yang rendah disebabkan adanya blokir anggaran sehingga menghambat
pelakasanaan kegiatan pada triwulan IV tahun 2018.
Laporan PP 39 triwulan III ini adalah laporan kegiatan dalam kurun waktu tiga semester pada tahun
anggarna 2018 yang menginformasikan pelaksanaan kegiatan baik dari sisi anggaran maupun fisik di Direktorat
Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan khususnya yang berkaitan dengan Kegiatan
penumbuhan dan pengembangan Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan. Diharapkan
laporan ini mampu menjadi bahan pertimbangan dalam pelaksanaan kegiatan pada triwulan selanjutnya
sehingga target, realisasi anggaran dan fisik pada tahun anggaran selanjutnya dapat tercapai lebih optimal.
Demikian laporan ini disusun untuk dijadikan bahan evaluasi bagi Direktorat Industri Maritim, Alat
Transportasi, dan Alat Pertahanan terhadap pelaksanaan seluruh kegiatan dan pencapaian keluaran (output).
LAMPIRAN
Top Related