1
LAPORAN
PRAKTIK KERJA LAPANGAN II
TAHUN AKADEMIK 2013/2014
DI DESA KLAMPOK KECAMATAN SINGOSARI
KABUPATEN MALANG PROVINSI JAWA TIMUR
Oleh:
Muliadin
NIRM. 07.1.2.12.1426
SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN MALANG
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
2014
i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN II :
MULIADIN, DI DESA KLAMPOK, KECAMATAN SINGOSARI,
KABUPATEN MALANG, PROVINSI JAWA TIMUR
Telah Diperiksa Oleh Dosen Pembimbing dan Dinyatakan Layak
Untuk Mengikuti Ujian PKL II Tahun Akademik 2013/2014
Malang, Agustus 2014
Pembimbing I,
Drs. Sudjianto, M.Pd
NIP. 19540507 198303 1 001
Pembimbing II,
Ir. Dwi Purnomo, MM
NIP. 19610515 198603 1 002
Mengetahui,
Ketua Program Studi Penyuluhan Pertanian,
Sutoyo, SP, MP
NIP. 19580530 198101 1001
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-
Nya, sehingga penulis selaku mahasiswa STPP Malang semester IV Jurusan
Penyuluhan Pertanian dapat menyelesaikan Laporan kegiatan Praktik Kerja
Lapangan (PKL) II Tahun Akademik 2013/2014. Kegiatan PKL II Tahun
Akademik 2013/2014 dilaksanakan di Desa Klampok Kecamatan Singosari,
Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur dengan fokus kegiatannya adalah
Penyuluhan Pertanian, yang dimulai dari penetapan materi, pembuatan media,
penetapan metode sampai pada pelaksanaan penyuluhan.
Dengan hati yang jujur penulis menyadari bahwa dalam penyusunan
Laporan PKL II ini sudah pasti banyak pihak yang telah memberikan kontribusi
yang tak ternilai terutama dalam penyempurnaan tulisan ini. Untuk itu,
sepantasnya penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga
kepada:
1. Drs. Sudjianto, MPd, selaku Dosen Pembimbing I
2. Ir. Dwi Purnomo, MM, selaku Dosen Pembimbing II
3. Sutoyo, SP, MP, selaku Ketua Jurusan Penyuluhan Pertanian
4. Dr. Ir. Siti Munifah, M.Si, selaku Ketua STPP Malang
5. Moh. Zamil, A.Md, SP, selaku Pembimbing Ekstern
6. Suatu hal yang tak dapat penulis lupakan adalah dukungan moril dan materil
yang begitu besar saya rasakan dari isteri saya yang tercinta Ibu Kalsum Dato
beserta anak-anak. Begitu pula harapan dan cita-cita dari Almarhumah ibu
saya Ibunda Rosida untuk kesuksesan saya dalam menempuh pendidikan di
STPP Malang.
Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyelesaian laporan ini, semoga dapat memberikan
manfaat bagi para pembaca. Saran kritik untuk perbaikan dimasa mendatang
sangatlah diharapkan.
Malang, Agustus 2014
Penulis
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. v
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2. Tujuan ........................................................................................... 2
1.3. Manfaat ......................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 3
2.1. Pengertian Penyuluhan ................................................................. 3
2.2. Materi penyuluhan ........................................................................ 4
2.3. Media Penyuluhan ........................................................................ 5
2.4. Metode dan Teknik Penyuluhan .................................................... 7
2.4.1. Metode penyuluhan ........................................................... 7
2.4.2. Teknik penyuluhan .......................................................... 13
2.5. Pemilihan Metode Penyuluhan Pertanian .................................... 13
2.6. Asas, Tujuan, Fungsi Penyuluhan Pertanian ............................... 17
BAB III METODA PELAKSANAAN ................................................................... 19
3.1 Lokasi dan Waktu Kegiatan PKL II .............................................. 19
3.1.1 Lokasi Kegiatan ............................................................... 19
3.1.2 Waktu Kegiatan ............................................................... 19
3.2 Materi Kegiatan ........................................................................... 19
3.2.1 Penyusunan Materi Penyuluhan ...................................... 19
3.2.2 Pembuatan Media Penyuluhan ........................................ 19
3.2.3 Penetapan Metode Penyuluhan ....................................... 20
3.2.4 Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan Pertanian ................. 20
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................... Error! Bookmark not defined.
4.1. Keadaan Umum Wilayah ............... Error! Bookmark not defined.
4.1.1 Kondisi Geografis dan Agroekosistem Wilayah .......... Error!
Bookmark not defined.
iv
4.1.2 Keadaan Penduduk ............. Error! Bookmark not defined.
4.1.3 Keadaan Kelembagaan PetaniError! Bookmark not
defined.
4.1.4 Keadaan Kelembagaan PenyuluhError! Bookmark not
defined.
4.2. Hasil Pelaksanaan Kegiatan .......... Error! Bookmark not defined.
4.2.1 Penetapan Materi PenyuluhanError! Bookmark not
defined.
4.2.2 Penyusunan Materi Penyuluhan Pertanian ................ Error!
Bookmark not defined.
4.2.3 Penetapan dan Penggunaan Metode Penyuluhan ..... Error!
Bookmark not defined.
4.2.4 Pelaksanaan Penyuluhan PertanianError! Bookmark not
defined.
BAB V. PENUTUP ............................................... Error! Bookmark not defined.
5.1. Kesimpulan .................................... Error! Bookmark not defined.
5.2. Saran ............................................. Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA .............................................. Error! Bookmark not defined.
LAMPIRAN...........................................................................................................36
v
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
1. Jumlah Curah Hujan dan Hari Hujan ............................................... 21
2. Pembagian Lahan Berdasarkan Peruntukannya .............................. 22
3. Luas Areal Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan dan
Peternakan Desa Klampok Tahun 2014 .......................................... 22
4. Jumlah Penduduk Desa Klampok Berdasarkan Umur ..................... 23
5. Jumlah Penduduk Desa Klampok Berdasarkan Mata
Pencaharian .................................................................................... 23
6. Data Kelompok Tani Desa Klampok ................................................ 24
7. Data Gapoktan Desa Klampok ........................................................ 24
8. Jumlah Tenaga Penyuluh Kecamatan Singosari ............................. 25
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
1. Sinopsis Tentang Mengukur Kesuburan Tanah Dengan
Alat Sederhana ............................................................................... 36
2. Lembar Persiapan Menyuluh (LPM) Tentang Mengukur
Kesuburan Tanah Dengan Alat Sederhana ..................................... 38
3. Leaflet Tentang Mengukur Kesuburan Tanah Dengan Alat
Sederhana ...................................................................................... 39
4. Daftar Hadir Peserta ........................................................................ 41
5. Matriks Langkah Kerja dan Akuntabilitas Barang Bukti .................... 42
6. Berita Acara Lapor Diri di Kantor UPT-BP Singosari ....................... 44
7. Berita Acara Lapor Diri di Kantor Desa Klampok ............................. 45
8. Berita Acara Penetapan Materi Penyuluhan .................................... 46
9. Berita Acara Pelaksanaan Kegiatan Pemilihan dan Penetapan
Materi Penyuluhan .......................................................................... 47
10. Berita Acara Pelaksanaan Kegiatan Pembuatan Media
Penyuluhan ..................................................................................... 48
11. Berita Acara Pelaksanaan Kegiatan Pemilihan dan Penetapan
Metode Penyuluhan ........................................................................ 49
12. Berita Acara Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan ............................. 50
13. Surat Tugas Pelaksanaan PKL TA. 2012/2013 ............................... 51
14. Dokumentasi Kegiatan .................................................................... 52
15. Peta Wilayah Kecamatan Singosari ................................................. 59
16. Daftar Kegiatan Harian Mahasiswa ................................................. 60
vii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyuluh mempunyai peran strategis dalam pembangunan pertanian.
Undang-undang SP3K mengisyaratkan bahwa pekerjaan penyuluh pertanian
merupakan profesi, dan sudah diterjemahkan ke dalam Keputusan Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No. 29/MEN/III/2010 tentang
Penetapan SKKNI Sektor Pertanian Bidang Penyuluhan Pertanian.
Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Malang (STPP Malang)
memasukkan program PKL dalam kurikulumnya pada setiap semester genap,
sebagai upaya untuk menciptakan tenaga penyuluh pertanian yang memenuhi
SKKNI Sektor Pertanian Bidang Penyuluhan Pertanian sesuai dengan undang-
undang yang telah ditetapkan. Kegiatan PKL di STPP Malang dibagi dalam 3
tahapan yaitu PKL I, PKL II, dan PKL III.
Praktek Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan sebagai bagian dari pola
pembelajaran In and Out Learning System. Pelaksanaan PKL memberikan
kesempatan yang luas kepada mahasiswa untuk mengasah kompetensinya
melalui proses belajar dalam kondisi nyata di lapangan. Melalui pelaksanaan
PKL diharapkan tujuan penyelenggaraan pendidikan untuk menghasilkan profil
lulusan dengan kompetensi profesi penyuluh sesuai dengan yang digariskan di
dalam Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) penyuluh
pertanian dapat tercapai.
Mahasiswa STPP Malang yang duduk pada semester IV wajib
melaksanakan kegiatan PKL II. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam
PKL II antara lain menetapkan materi penyuluhan berdasarkan Rencana Kerja
Tahunan Penyuluh, menyusun materi penyuluhan dalam bentuk sinopsis dan
media penyuluhan pertanian, menetapkan dan menggunakan metode
penyuluhan pertanian, dan melaksanakan kegiatan penyuluhan pertanian. PKL II
dilaksanakan di Desa Klampok, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang,
Provinsi Jawa Timur dan sebagian besar lokasi kegiatan PKL sesuai dengan
daerah asal mahasiswa.
Mahasiswa STPP Malang semester IV setelah melaksanakan kegiatan
PKL II diharapkan memiliki kompetensi untuk melakukan penyuluhan yang
akuntabel berdasarkan UU SP3K Nomor 16 Tahun 2006. Disamping itu, pada
2
pelaksanaan PKL II ini dapat mengimplementasikan Permentan No. 52 Tahun
2009, diantaranya menetapkan materi penyuluhan, menetapkan metode
penyuluhan yang akan digunakan, menyusun media penyuluhan serta
melaksanakan penyuluhan yang baik dan benar.
1.2 Tujuan
Tujuan pelaksanaan kegiatan PKL II adalah:
1. Agar mahasiswa mampu menetapkan materi penyuluhan berdasarkan
Rencana Kerja Tahunan Penyuluh (RKTP).
2. Agar mahasiswa mampu menyusun materi penyuluhan dalam bentuk
sinopsis, Lembar persiapan menyuluh (LPM) dan media penyuluhan
pertanian.
3. Agar mahasiswa mampu menetapkan dan menggunakan metode
penyuluhan pertanian.
4. Agar mahasiswa mampu melaksanakan kegiatan penyuluhan
pertanian.
1.3 Manfaat
Manfaat pelaksanaan kegiatan PKL II adalah:
1. Mahasiswa memiliki kemampuan dalam menetapkan materi
penyuluhan berdasarkan Rencana Kerja Tahunan Penyuluh (RKTP).
2. Mahasiswa memiliki kemampuan dalam menyusun materi penyuluhan
dalam bentuk sinopsis, LPM dan media penyuluhan pertanian.
3. Mahasiswa memiliki kemampuan dalam menetapkan dan
menggunakan metode penyuluhan pertanian.
4. Mahasiswa memiliki kemampuan dalam melaksanakan kegiatan
penyuluhan pertanian.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Penyuluhan
Pengertian penyuluhan dalam arti umum adalah ilmu social yang
mempelajari system dan proses perubahan pada individu serta masyarakat agar
dapat terwujud perubahan yang lebih baik sesuai dengan yang diharapkan
(Setiana. L. 2005).
Penyuluhan pertanian merupakan sistem pelayanan yang membantu
masyarakat tani melalui proses pendidikan dalam pelaksanaan teknik dan
metode berusaha tani untuk meningkatkan produksi agar lebih berhasil dalam
upaya meningkatkan pendapatan (Mounder, 1972, Sumardi, 1987, dalam
Achmad Suwandi, 2006).
Van Den Ban dan Hawkins (1999), istilah "Penyuluhan" dikenal secara
luas dan diterima oleh masyarakat yang bekerja dalam organisasi pemberi jasa
penyuluhan, tetapi tidak demikian halnya bagi masyarakat luas.
Addisson H. Mounder (1972) dalam Suriatna (1988), mengartikan
penyuluhan pertanian sebagai sistem pelayanan yang membantu masyarakat
melalui proses pendidikan dalam pelaksanaan teknis dan metode berusaha tani
untuk meningkatkan produksi agar lebih berhasil guna dalam upaya
meningkatkan pendapatan.
Penyuluhan dapat dipandang sebagai suatu bentuk pendidikan untuk
orang dewasa. Dalam bukunya A.W. van den Ban dkk. (1999) dituliskan bahwa
penyuluhan merupakan keterlibatan seseorang untuk melakukan komunikasi
informasi secara sadar dengan tujuan membantu sesamanya memberikan
pendapat sehingga bias membuat keputusan yang benar, Selanjutnya dalam draf
Repitalisasi Penyuluhan disebutkan bahwa penyuluhan pertanian adalah
kegiatan pendidikan non formal bagi petani dan keluarganya sebagai wujud
jaminan pemerintah atas hak petani untuk mendapatkan pendidikan.
Lebih lengkap lagi dijelaskan dalam Undang-undang No. 16 Tahun 2006
tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (SP3K), bahwa
pengertian penyuluhan adalah: proses pembelajaran bagi pelaku utama serta
pelaku usaha agar mau dan mampu menolong dan mengorganesasikan dalam
mengakses informasi informasi pasar, teknologi, permodalan dan sumber daya
lainnya sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha,
4
pendapatan dan kesejahteraannya serta meningkatkan kesadaran dalam
pelestarian fungsi lingkungan hidup
Penyuluhan pertanian adalah sistem pendidikan di luar sekolah (non
formal), bagi petani dan keluarganya agar berubah perilakunya untuk bertani
lebih baik (better farming), berusahatani lebih menguntungkan (better bussines),
hidup lebih sejahtera (better living), dan bermasyarakat lebih baik (better
community) serta menjaga kelestarian lingkungannya (Penyuluh Perikanan
Kabupaten Mukomuko, 2012)
Secara sistematis penyuluhan pertanian adalah sebagai proses:
1. Membantu petani menganalisis situasi yang sedang dihadapi dan melakukan
perkirakan ke depan
2. Membantu petani menyadarkan terhadap kemungkinan timbulnya masalah
dari analisis tersebut.
3. Meningkatkan pengetahuan mengembangkan wawasan terhadapa suatu
masalah, serta membantu menyusun kerangka berdasarkan pengetahuan
yang dimilik petani.
4. Membantu petani memperoleh pengetahuan yang khusus berkaitan dengan
cara pemecahan masalah yang dihadapi serta akibat yang yang
ditimbulkannya sehingga mereka mempunyai berbagai alternatif tindakan.
5. Membantu petani memutuskan pilihan yang tepat yang menurut pendapat
mereka sudah optimal.
6. Membantu motivasi petani untuk dapat menerapkan pilihannya.
(Van Den Ban dan Hawkins, 1999: 28-29)
2.2 Materi penyuluhan
Materi penyuluhan dibuat berdasarkan kebutuhan dan kepentingan
pelaku utama dan pelaku usaha dengan memperhatikan kemanfaatan dan
kelestarian sumberdaya pertanian, perikanan, dan kehutanan. Materi
penyuluhan mengandung unsur pengembangan sumberdaya manusia dan
peningkatan modal sosial serta unsur ilmu pengetahuan, teknologi, informasi,
ekonomi, manajemen, hukum, dan pelestarian lingkungan (UU SP3K, 2006).
Materi Penyuluhan adalah informasi atau teknologi atau inovasi yang
akan disampaikan kepada sasaran penyuluhan (masyarakat tani). Menurut
Arboleda (1980 dalam Mardikanto, 1992), materi penyuluhan terbagi atas :
1. Materi pokok,
5
2. Materi penting,
3. Materi penunjang,
4. Materi tambahan.
Persyaratan suatu materi penyuluhan harus memenuhi beberapa
syarat, yaitu:
5. Secara ekonomis menguntungkan,
6. Secara teknis dapat diterapkan oleh petani (masyarakat)
7. Secara sosial dapat dipertanggungjawabkan.
Selain persyaratan diatas materi penyuluhan juga harus memenuhi
persyaratan :
1. Materi harus mempunyai resiko kegagalan yang kecil baik secara fisik
2. maupun secara ekonomis,
3. Materi harus sederhana dalam banyak hal,
4. Materi harus tersedia dalam jangkauan petani (available),
5. Materi penyuluhan harus segera diterapkan dan memberi manfaat,
6. Materi penyuluhan untuk menerapkan tidak memerlukan biaya yang terlalu
tinggi (inexpensive),
7. Materi harus bersifat expandable,
8. Materi penyuluh harus mempunyai compatibility yang tinggi,
9. Materi penyuluhan harus dapat diterimaoleh sebagian besar masyarakat,
10. Materi penyuluhan mempunyai faktor tambahan,
11. Materi yang kita suluhkan tidakmempunyai akibat sampingan,
12. Materi harus mempunyain daya atau memberikan motivasi yang kuat kepada
penyuluh maupun petani agar dapat memberikan daya tarik yang tinggi
13. Materi penyuluhan harus mempunyai sifat komplementer daripada teknologi
yang sudah diterapkan petani.
2.3 Media Penyuluhan
Media penyuluhan adalah alat penyampai atau penghantar suatu materi
pesan sehingga dapat sampai kepada penerima(sasaran penyuluh). menurut A.
G. Kartasaputra, media penyuluhan adalah saluran yang dapat menghubungkan
penyuluh dengan materi penyuluhannya dengan petani yang memerlukan
penyuluhannya.
Menurut Heinich, (1993) media merupakan alat saluran komunikasi.
Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata
6
“medium” yang secara harfiah berarti “perantara” yaitu perantara sumber pesan
(a source) dengan penerima pesan (a receiver). Heinich mencotohkan media
ini seperti film, televisi, diagram, bahan tercetak (printed materials), komputer,
dan struktur. Contoh media tersebut bisa dipertimbangkan sebagai media
penyuluhan jika membawa pesan- pesan (messages) dalam rangka mencapai
tujuan penyuluhan. Heinich juga mengaitkan hubungan antara media dengan
pesan dan metode (methods).
Selain pengertian media seperti yang diuraikan diatas, masih terdapat
pengertian lain yang dikemukakan oleh beberapa ahli sebagai berikut :
1. Teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untukkeperluan
pembelajaran (Schramm , 1977)
2. Sarana fisik untuk menyampaikan isi /materi pembelajaran seperti buku,
film , video, slide, dan sebagainya. (Briggs, 1977).
3. Sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang dengar, termasuk
teknologi perangkat kerasnya (NEA, 1969).
4. Berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang
siswa untuk belajar (Gagne, 1970).
5. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan yang
dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa untuk
belajar (Winarso, 1989).
Secara umum media mempunyai kegunaan:
1. Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.
2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indra.
3. Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara peserta didik
dan sumber belajar.
4. Memungkinkan petani belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan
visual, auditori & kinestetiknya.
5. Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan
menimbulkan persepsi yang sama.
Selain itu, kontribusi media pembelajaran menurut Kemp and Dayton, 1985;
2 Penyampaian pesan penyuluhan dapat lebih terstandar
3 Pembelajaran dapat lebih menarik
4 Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan tori belajar.
5 Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek.
6 Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan.
7
7 Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun
diperlukan.
8 Sikap positif peserta didik terhadap materi pembelajaran serta proses
pembelajaran dapat ditingkatkan.
9 Peran guru berubah kearah yang positif.
2.4 Metode dan Teknik Penyuluhan
2.4.1 Metode penyuluhan
Metode adalah cara yang sistematis untuk mencapai suatu tujuan
yang telah direncanakan. Setiap orang “belajar” lebih banyak melalui cara
yang berbeda-beda sesuai dengan kemampuan dalam menangkap pesan
yang diterimanya, ada yang cukup dengan mendengar saja, atau melihat
dan juga ada yang harus mempraktikkan dan kemudian
mendistribusikannya. Namun di lain pihak penggunaan kombinasi dari
berbagai metode penyuluhan akan banyak membantu mempercepat
proses perubahan (Burhanuddin, 2012).
Suriatna dalam Burhanuddin (2012) menyatakan bahwa menurut
pendapat Mounder, metode penyuluhan digolongkan menjadi tiga golongan
berdasarkan jumlah sasaran yang ingin dicapai antara lain:
1. Metode berdasarkan pendekatan perseorangan. Yang termasuk
dalam metode ini adalah: anjangsana, surat-menyurat, kontak informal,
undangan, hubungan telepon, magang.
2. Metode berdasarkan pendekatan kelompok. Yang termasuk dalam
pendekatan kelompok antara lain: ceramah dan diskusi, rapat,
demonstrasi, temu karya, temu lapangan, sarasehan, perlombaan,
pemutaran slide, penyuluhan kelompok lainnya.
3. Metode berdasarkan pendekatan massal. Yang termasuk dalam
golongan ini antara lain: rapat umum, siaran melalui media massa,
pertunjukan kesenian rakyat, penerbitan visual, pemutaran film.
Para ahli lain mengolongkan metode penyuluhan berdasarkan
teknik komunikasi dan berdasarkan indera penerima sasaran. Metode
penyuluhan berdasarkan teknik komunikasi digolongkan menjadi:
a. Metode penyuluhan langsung yaitu petugas penyuluh melakukan tatap
muka langsung dengan dengan sasaran (petani). Contoh: anjangsana,
kontak personal, demonstrasi, dan lain-lain.
8
b. Metode penyuluhan tidak langsung yaitu pesan yang disampaikan oleh
penyuluh tidak dilakukan secara langsung tetapi melalui perantara atau
media. Contoh: pertunjukan film, radio, televisi, dan penyebaran bahan
tercetak.
Penggolongan metode penyuluhan berdasarkan indera penerima
dibagi menjadi tiga golongan antara lain:
1) Metode yang dilaksanakan dengan jalan memperhatikan. Pesan
diterima melalui indera penglihatan. Contoh: penempelan poster,
pemutaran film, dan pemutaran slide.
2) Metode yang disampaikan melalui indera pendengaran. Misalnya
siaran pertanian melalui radio, hubungan telepon, serta alat-alat
audiotif lainnya.
3) Metode yang disampaikan, diterima oleh sasaran melalui beberapa
macam indera secara kombinasi. Contoh: demonstrasi (didengar,
dilihat, diraba), siaran melalui televisi (didengar dan dilihat)
(Burhanuddin, 2011).
Menurut Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 52/Permentan/OT.
140/12/2009, selain pembagian metode penyuluhan seperti di atas, metode
penyuluhan pertanian juga dibagi berdasarkan tujuan yaitu:
1. Pengembangan kreativitas dan inovasi antara lain:
1) Temu Wicara, dialog antara pelaku utama dan pelaku usaha
dengan pejabat pemerintah membicarakan perkembangan dan
pemecahan masalah pembangunan pertanian.
2) Temu Lapang (field day), pertemuan antara pelaku utama dan
pelaku usaha dengan penyuluh pertanian dan/atau peneliti/ahli
pertanian di lapangan untuk mendiskusikan keberhasilan usahatani
dan/atau mempelajari teknologi yang sudah diterapkan.
3) Temu Karya, pertemuan sesama pelaku utama dan pelaku usaha
untuk tukar menukar informasi, pengalaman dan gagasan dalam
kegiatan usahatani.
4) Temu Usaha, pertemuan antar pelaku utama dengan pelaku
usaha/pengusaha di bidang agribisnis dan/atau agroindustri agar
terjadi tukar menukar informasi berupa peluang usaha, permodalan,
teknologi produksi, pasca panen, pengolahan hasil, serta
pemasaran hasil, dengan harapan akan terjadi kontrak kerjasama.
9
2. Pengembangan kepemimpinan antara lain:
1) Rembug Paripurna, pertemuan lengkap seluruh anggota pengurus
organisasi pelaku utama dan pelaku usaha tingkat
nasional/provinsi/kabupaten/kota ditambah utusan dari wilayah di
bawahnya yang membahas masalah umum pembangunan
pertanian yang akan menjadi dasar kegiatan organisasi tingkat
nasional.
2) Rembug Utama, pertemuan lengkap seluruh anggota pengurus
organisasi pelaku utama dan pelaku usaha, untuk
menilai/mengevaluasi pelaksanaan kesepakatan program dan
rencana kerja periode yang lalu, serta menyusun kepengurusan
nasional/provinsi/kabupaten/kota periode yang akan datang.
3) Rembug Madya, pertemuan para anggota pengurus organisasi
pelaku utama dan pelaku usaha untuk mendiskusikan dan mencari
kesepakatan dalam pelaksanaan Pekan Nasional Pertemuan
Pelaku Utama dan Pelaku Usaha pemecahan suatu masalah yang
dihadapi untuk kemudian dilaksanakan oleh mereka sendiri
beserta kelompoknya.
4) Mimbar Sarasehan, pertemuan konsultasi secara berkala dan
berkesinambungan antara pelaku utama dan pelaku usaha
andalan dengan pejabat pemerintah terutama lingkup pertanian
untuk perencanaan dan pelaksanaan program pembangunan
pertanian.
3. Pengembangan kerukunan dengan masyarakat antara lain :
a. Temu Akrab, kegiatan pertemuan untuk menjalin keakraban antara
pelaku utama dengan masyarakat setempat/sekitar lokasi
pertemuan.
b. Ceramah, media penyampaian informasi secara lisan kepada
pelaku utama, pelaku usaha dan/atau tokoh masyarakat dalam
suatu pertemuan.
c. Demonstrasi, peragaan suatu teknologi (bahan, alat atau cara)
dan atau hasil penerapannya secara nyata yang dilakukan oleh
demonstrator kepada pelaku utama dan pelaku usaha
10
Ditinjau dari materi, demonstrasi dibedakan atas:
1) Demonstrasi cara, peragaan cara kerja suatu teknologi antara
lain: demonstrasi cara pemupukan, demonstrasi cara
penggunaan alat perontok.
2) Demonstrasi hasil, peragaan hasil penerapan teknologi, antara
lain: demonstrasi hasil budidaya padi varietas unggul,
demonstrasi hasil penggunaan alat perontok padi.
3) Demonstrasi cara dan hasil, gabungan peragaan cara dan hasil
suatu teknologi.
Ditinjau dari luasan areal dan pelaksana demonstrasi dibedakan
atas:
1) Demonstrasi plot (Demplot), peragaan penerapan teknologi
petani perorangan di lahan usahataninya.
2) Demonstrasi usahatani (Dem farm), peragaan penerapan
teknologi oleh kelompoktani dalam hamparan usahatani
anggotanya.
3) Demonstrasi area (Dem area), peragaan penerapan teknologi
secara bersama oleh gabungan kelompoktani dalam hamparan
usahatani anggotanya.
4. Kaji Terap
Ujicoba teknologi yang dilakukan oleh pelaku utama untuk meyakinkan
keunggulan teknologi anjuran dibandingkan teknologi yang pernah
diterapkan, sebelum diterapkan atau dianjurkan kepada pelaku utama
lainnya.
5. Karya Wisata
Kegiatan peninjauan oleh sekelompok pelaku utama untuk melihat dan
mempelajari keberhasilan penerapan teknologi usahatani di satu atau
beberapa tempat.
6. Kunjungan Rumah/Tempat Usaha
Kunjungan terencana oleh penyuluh ke rumah atau tempat usaha
pelaku utama dan pelaku usaha.
7. Kursus Tani
Proses belajar-mengajar yang diperuntukkan bagi para pelaku utama
beserta keluarganya yang diselenggarakan secara sistematis, teratur
dan dalam jangka waktu tertentu.
11
8. Magang di Bidang Pertanian
Proses belajar-mengajar antar pelaku utama dengan bekerja di lahan
dan/atau tempat usahatani pelaku utama yang berhasil.
6. Mimbar Sarasehan
Forum konsultasi antara wakil pelaku utama dan/atau pelaku usaha
dengan pihak pemerintah secara periodic dan berkesinambungan
untuk musyawarah dan mufakat dalam pengembangan usaha pelaku
utama dan pelaksanaan program pembangunan pertanian.
7. Obrolan Sore
Percakapan antar pelaku utama yang dilakukan sore hari dengan
santai dan akrab mengenai pengembangan usahatani dan
pembangunan pertanian.
8. Pameran
Usaha untuk memperlihatkan atau mempertunjukkan model, contoh,
barang, peta, grafik, gambar, poster, benda hidup dan sebagainya
secara sistematik pada suatu tempat tertentu.
9. Pemberian Penghargaan
Kegiatan untuk memotivasi pelaku utama melalui pemberian
penghargaan atas prestasinya dalam kegiatan usahatani.
10. Pemutaran Film
Merupakan metode penyuluhan dengan menggunakan alat film yang
bersifat visual dan massal, serta menggambarkan proses suatu
kegiatan.
11. Pemasangan Poster/Spanduk
Merupakan metode penyuluhan dengan menggunakan gambar dan
sedikit kata-kata yang dicetak pada kertas/bahan lain yang berukuran
tidak kurang dari 45 cm x 60 cm, dan ditempelkan pada tempat-tempat
yang sering dilalui orang atau yang sering digunakan sebagai tempat
orang berkumpul dluar suatu ruangan.
12. Penyebaran Brosur, Folder, Leaflet dan Majalah
Merupakan metode penyuluhan dengan menggunakan brosur, folder,
leaflet dan majalah yang dibagikan kepada masyarakat pada saat-saat
tertentu, antara lain pada saat pameran, kursus tani, temu wicara,
temu karya dan lain-lain atau berlangganan khusus untuk majalah.
12
13. Perlombaan Unjuk Ketangkasan
Merupakan suatu kegiatan dengan aturan serta waktu yang ditentukan
untuk menumbuhkan persaingan yang sehat antar petani untuk
mencapai prestasi yang diinginkan secara maksimal.
14. Diskusi
Merupakan suatu pertemuan yang jumlah pesertanya tidak lebih dari
20 orang dan biasanya diadakan untukbertukar pendapat mengenai
suatu kegiatan yang akan diselenggarakan, atau mengumpulkan
saran-saran untuk memecahkan permasalahan.
15. Pertemuan Umum
Merupakan suatu rapat atau pertemuan yang melibatkan instansi
terkait, tokoh masyarakat dan organisasi-organisasi yang ada di
masyarakat. Pada pertemuan ini disampaikan beberapa informasi
tertentu untuk dibahas bersama dan menjadikan kesepakatan yang
dicapai sebagai pedoman pelaksanaannya.
16. Siaran Pedesaan Melalui Radio
Merupakan siaran khusus yang ditujukan bagi para petani dan
keluarganya dengan maksud menyebarkan secara cepat informasi-
informasi dan pengetahuan baru di bidang pertanian secara luas.
Dengan dilakukannya dengar pendapat, diskusi dan gerak oleh
kelompok pendengar maka efektivitas penangkapan informasi
ditingkatkan sehingga memungkinkan terjadinya adopsi.
17. Temu Akrab
Pertemuan untuk menjalin keakraban antara pelaku utama dengan
masyarakat setempat/sekitar lokasi pertemuan.
18. Temu Karya
Pertemuan antar pelaku utama untuk bertukar pikiran dan pengalaman
serta belajar atau saling mengajarkan sesuatu pengetahuan dan
keterampilan untuk diterapkan. Bentuk kegiatannya merupakan
ungkapan pengalaman seseorang yang telah berhasil menerapkan
suatu teknologi baru di bidang usahataninya.
19. Temu Lapang
Merupakan pertemuan antara petani dengan peneliti untuk saling tukar
menukar informasi tentang teknologi yang dihasilkan oleh peneliti dan
umpan balik dari petani.
13
20. Temu Tugas
Merupakan pertemuan berkala antara pengemban fungsi penyuluhan,
peneliti, pengaturan dan pelayanan dalam rangka pemberdayaan
petani beserta keluarganya.
21. Widyawisata
Merupakan suatu perjalanan bersama yang dilakukan oleh
kelompoktani untuk belajar dengan melihat suatu penerapan teknologi
dalam keadaan sesungguhnya, atau melihat suatu akibat tidak
ditetapkannya teknologi di suatu tempat.
2.4.2 Teknik penyuluhan
Effendi (1986) menyebutkan bahwa teknik komunikasi/penyuluhan
dapat dibagi menjadi tiga yaitu:
1) Teknik komunikasi informatif, yaitu penyampaian pesan yang bersifat
memberi tahu atau memberikan penjelasan kepada orang lain.
2) Teknik komunikasi persuasif yaitu penyampaian pesan yang bertujuan
untuk mengubah perilaku sasaran.
3) Teknik komunikasi koersif yaitu penyampaian pesan dari seseorang
kepada orang lain dengan cara mengandung paksaan agar melakukan
tindakan atau kegiatan tertentu (Burhanuddin, 2011).
2.5 Pemilihan Metode Penyuluhan Pertanian
Kegiatan penyuluhan pertanian hendaknya dapat berlangsung secara
efektif dan efisien. Salah satu elemen yang mendukung berlangsungnya kegiatan
penyuluhan secara efektif dan efisien adalah pemilihan penggunaan metode
yang tepat dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu.
Menurut Peraturan Menteri Pertanian Nomor 52/Permentan/OT.140/
12/2009 tentang Metode Penyuluhan Pertanian, pemilihan Metode Penyuluhan
Pertanian pertimbangan yang digunakan dalampemilihan metode penyuluhan
pertanian pada dasarnya dapat digolongkan menjadi lima yaitu tahapan dan
kemampuan adopsi, sasaran, sumberdaya, keadaan daerah dan kebijakan
daerah.
a. Tahapan dan Kemampuan Adopsi
1. Tahapan Adopsi Inovasi
14
Adopsi inovasi pada diri pelaku utama dan atau pelaku usaha
berlangsung melalui serangkaian pengalaman mental psikologis secara
bertahap sebagai berikut:
a) Tahap penumbuhan perhatian, di man pelaku utama dan/atau
pelaku usaha sekedar mengetahui adanya gagasan/idea tau
praktek baru untuk pertama kalinya.
b) Tahap penumbuhan minat, di mana pelaku utama dan/atau pelaku
usaha ingin mengetahui lebih banyak hal baru tadi, dan berusaha
mencari informasi lebih lanjut.
c) Tahap menilai, di mana pelaku utama dan/atau pelaku usaha
mampu membuat perbandingan.
d) Tahap mencoba, di mana pelaku utama dan/atau pelaku usaha
mencoba gagasan baru atau praktek baru.
e) Tahap menetapkan, di mana pelaku utama dan/atau pelaku usaha
meyakini gagasan atau praktek baru itu dan menetapkan
sepenuhnya secara berkelanjutan di dalam usahataninya.
2. Kemampuan Adopsi Inovasi
Berdasarkan kemampuan adopsi inovasi, pelaku utama dapat
dikelompokkan menjadi innovator, penerap dini, penerap awal, penerap
akhir, dan penolak. Tahapan dan kemampuan pelaku utama dan pelaku
usaha menentukan metode penyuluhan pertanian yang akan digunakan.
b. Sasaran (Pelaku Utama dan Pelaku Usaha)
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam menetapkan metode penyuluhan
dari aspek sasaran antara lain:
1) Tingkat pengetahuan, keterampilan dan sikap sasaran.
2) Sosial budaya mencakup antara lain adat kebiasaan, norma-norma yang
berlaku dan status kepemimpinan yang ada.
3) Jumlah sasaran yang hendak dicapai pada suatu waktu tertentu.
c. Sumber Daya Penyuluhan
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam menetapkan metode penyuluhan
dari aspek sumber daya penyuluhan antara lain:
1) Kemampuan penyuluh
2) Materi penyuluhan
3) Sarana dan biaya penyuluhan
15
d. Keadaan Daerah
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam menetapkan metode penyuluhan
dari aspek kondisi daerah, antara lain:
1) Musim
2) Keadaan usahatani
3) Keadaan lapangan
Langkah pemilihan metode penyuluhan pertanian menurut Peraturan
Menteri Pertanian Nomor 52/Permentan/OT.140/12/2009 adalah sebagai berikut:
1. Menghimpun dan menganalisa data.
a. Sasaran
- Golongan umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, jumlah masing-
masing golongan dan keseluruhan.
- Adat kebiasaan, norma-norma dan pola kepemimpinan.
- Bentuk-bentuk usahatani sasaran
- Ketersediaan mereka sebagai demonstrator dan jumlah petani.
b. Penyuluh dan kelengkapannya
- Kemampuan penyuluh, jumlah penyuluh, pengetahuan dan
keterampilan penyuluh
- Materi penyuluhan/pesan
- Sarana dan prasarana penyuluhan
- Biaya yang ada.
c. Keadaan daerah dan kebijakan pemerintah
1. Musim/iklim
2. Keadaan lapangan (topografi), jenis tanah, sistem pengairan dan
pertanaman
3. Perhubungan jalan, listrik dan telepon
4. Kebijakan pemerintah pusat dan daerah setempat.
Setelah mempunyai data dasar, kegiatan selanjutnya menetapkan tahap
penerapan sasaran dan menganalisa data.
2. Menetapkan alternatif metode penyuluhan pertanian.
Dalam penetapan metode penyuluhan pertanian tidak ada batasan
yang jelas, tetapi untuk keaean, waktu dan tempat tertentu setiap metode
penyuluhan dapat digunakan. Secara umum dapat digambarkan sebagai
berikut:
16
1. Metode dengan pendekatan massal dipergunakan untuk menarik
perhatian, menumbuhkan minat dan keinginan, serta memberikan
informasi selanjutnya.
2. Metode dengan pendekatan kelompok biasanya dipergunakan untuk
dapat memberikan informasi yang lebih rinci tentang suatu teknologi atau
praktek. Metode ini ditujukan untuk dapat membantu seseorang dari
tahap menginginkan ke tahap mencoba atau sampai tahap menerapkan.
3. Metode dengan pendekatan perorangan, biasanya sangat berguna dalam
tahap mencoba hingga menerapkan, karena adanya hubungan tatap
muka antara penyuluh dan sasaran yang lebih akrab. Hal yang perlu
diperhatikan oleh para penyuluh bahwa metode pendekatan perorangan
dilakukan apabila sasaran sudah hampir sampai ke tahap mencoba yang
tentunya memerlukan bimbingan untuk memantapkan keputusannya.
4. Pengenalan atau penguasaan situasi dan kondisi wilayah kerja
memegang peranan penting dalam pemilihan metode penyuluhan.
penyuluh yang lebih berpengalaman akan lebih tepat dalam menentukan
metode yang akan digunakan.
3. Menetapkan metode penyuluhan pertanian
Penyuluhan pertanian dapat menggunakan satu atau lebih metode
penyuluhan. Apabila lebih dari satu metode penyuluhan yang terpilih, maka
pelaksanaannya dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Pengulangan, misalnya kursus tani I diulangi dengan yang ke II dan
seterusnya dengan materi yang berlanjut.
b. Berurutan, misalnya kursus tani diikuti karya wisata, perlombaan dan lain-
lain.
c. Kombinasi, misalnya pada waktu demonstrasi usahatani sekaligus
dilaksanakan lomba antar peserta dan publikasi hasil.
Dalam menetapkan metode penyuluhan tersebut perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Dapat mengembangkan keswadayaan.
2. Dapat menjangkau sasaran dalam jumlah dan mutu cukup, tepat sasaran
dan waktu, mudah diterima dan dimengerti, dan menggunakan fasilitas
dan media secara efektif dan efisien.
3. Dapat menjamin keberlanjutan pelaksanaannya.
4. Partisipasi aktif sasaran.
17
2.6 Asas, Tujuan, Fungsi Penyuluhan Pertanian
Berdasarkan UU SP3K No. 16 Tahun 2016, penyuluhan
diselenggarakan berasaskan demokrasi, manfaat, kese taraan, keterpaduan,
keseimbangan, keterbukaan, kerjasama, partisipatif, kemitraan, berkelanjutan,
berkeadilan, pemerataan, dan bertanggung gugat.
Sedangkan tujuan penyuluhan meliputi pengembangan sumber daya
manusia dan peningkatan modal sosial, yaitu:
1. memperkuat pengembangan pertanian, perikanan, sertakehutanan yang
maju dan modern dalam sistem pembangunan yang berkelanjutan,
2. memberdayakan pelaku utama dan pelaku usaha dalampeningkatan
kemampuan melalui penciptaan iklim usaha yang kondusif, penumbuhan
motivasi, pengembangan potensi, pemberian peluang, peningkatan
kesadaran, dan pendampingan serta fasilitasi,
3. memberikan kepastian hukum bagi terselenggaranyapenyuluhan yang
produktif, efektif, efisien, terdesentrali sasi, partisipatif, terbuka, berswadaya,
bermitra sejajar, kesetaraan gender, berwawasan luas ke depan,
berwawasan lingkungan, dan bertanggung gugat yang dapat menjamin
terlaksananya pembangunan pertanian, perikanan, dan kehutanan;
4. memberikan perlindungan , keadilan, dan kepastian hukum bagi pelaku
utama dan pelaku usaha untuk mendapatkan pelayanan penyuluhan serta
bagi penyuluh dalam melaksanakan penyuluhan, dan
5. mengembangkan sumber daya manusia, yang maju dan sejahtera, sebagai
pelaku dan sasaran utama pembangunan pertanian, perikanan, dan
kehutanan.
Penyuluhan pertanian juga memiliki fungsi-fungsi seperti yang tertuang
dalam Undang-Undang SP3K yaitu :
- memfasilitasi proses pembelajaran pelaku utama dan pelaku usaha,
- mengupayakan kemudahan akses pelaku utama dan pelaku usaha ke
sumber informasi, teknologi, dan sumber daya lainnya agar mereka dapat
mengembangkan usahanya,
- meningkatkan kemampuan kepemimpinan, manajerial, dan kewirausahaan
pelaku utama dan pelaku usaha,
- membantu pelaku utama dan pelaku usaha dalam menumbuhkembangkan
organisasinya menjadi organisasi ekonomi yang berdaya saing tinggi,
produktif, menerapkan tata kelola berusaha yang baik, dan berkelanjutan,
18
- membantu menganalisis dan memecahkan masalah serta merespon
peluang dan tantangan yang dihadapi pelaku utama dan pelaku usaha
dalam mengelola usaha,
- menumbuhkan kesadaran pelaku utama dan pelaku usaha terhadap
kelestarian fungsi lingkungan,
- melembagakan nilai -nilai budaya pembangunan pertanian, perikanan, dan
kehutanan yang maju dan modern bagi pelaku utama secara berkelanjutan.
19
BAB III
METODA PELAKSANAAN
3.1 Lokasi dan Waktu Kegiatan PKL II
3.1.1 Lokasi Kegiatan
Kegiatan Praktik Kerja Lapangan II TA. 2013/2014 dilaksanakan di
Desa Klampok, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa
Timur.
3.1.2 Waktu Kegiatan
Kegiatan Praktik Kerja Lapangan II akan dilaksanakan selama
kurang lebih 2 (dua) bulan mulai tanggal 5 April 2014 sampai dengan 7
Juni 2014.
3.2 Materi Kegiatan
3.2.1 Penyusunan Materi Penyuluhan
Materi penyuluhan yang akan disiapkan dalam kegiatan
penyuluhan pertanian akan disusun berdasarkan Rencana Kerja Tahunan
Penyuluh (RKTP) Tahun 2014 pada desa setempat. Jika belum terdapat
RKTP, maka materi dapat disusun berdasarkan Programa Penyuluhan
Pertanian yang ada.
Alternatif lain jika RKTP dan Programa Penyuluhan belum
tersedia, materi akan disusun berdasarkan kesepakatan antara mahasiswa
praktek dengan penyuluh di desa bersangkutan bersama dengan petani
sebagai sasaran penyuluhan, dan merupakan informasi yang diinginkan
oleh petani.
3.2.2 Pembuatan Media Penyuluhan
Media penyuluhan yang akan digunakan, akan dipersiapkan
berdasarkan karakterisitik sasaran penyuluhan. Dengan demikian media
penyuluhan yang disediakan dapat lebih mudah dipahami oleh sasaran
dalam hal ini kelompok tani.
Media yang akan dipersiapkan diantaranya dalam bentuk
Sinopsis, LPM (Lembar Persiapan Menyuluh) dan media penyuluhan
pertanian lainnya sesuai kebutuhan di lapangan. Media tersebut disusun
20
oleh mahasiswa bersama-sama dengan penyuluh yang bertugas di daerah
sasaran penyuluhan.
3.2.3 Penetapan Metode Penyuluhan
Menetapkan dan menggunakan metode penyuluhan pertanian
merupakan hal penting untuk keberhasilan dalam menyampaikan materi
kepada sasaran penyuluhan. Metoda dan penggunaan metoda
penyampaian materi harus sesuai dengan faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap percepatan adopsi materi yang disuluhkan.
Metode yang akan digunakan dalam menyampaikan materi yang
sudah dibuat, akan disesuaikan dengan kondisi sasaran serta
pertimbangan-pertimbangan lain seperti waktu dan biaya yang harus
dikeluarkan.
3.2.4 Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan Pertanian
Kegiatan akhir yang dilakukan adalah melaksanakan penyuluhan
kepada sasaran, dengan materi yang sudah disepakati bersama.
Penggunaan media penyuluhan yang sudah dibuat akan memberikan
manfaat bagi kelancaran penyampaian materi, dan juga dilakukan
berdasarkan metode penyuluhan yang sudah disepakati.
Kegiatan penyuluhan ini dilakukan secara mandiri oleh mahasiswa
didampingi oleh Penyuluh yang ada di lokasi sasaran. Penyuluhan yang
dilakukan minimal sebanyak 1 (satu) kali. Sebelum melakukan kegiatan
penyuluhan, terlebih dahulu akan ditentukan waktu dan tempat
pelaksanaan.
Top Related