Download - Laporan Peta PHI

Transcript

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia menggunakan peta untuk seribu tahun lalu sampai sekarang

dan menganalisa informasi geografi. ArcView melestarikan tradisi kono ini.

ArcView dating dengan banyak manfaat dari data siap pakai kita dapat

menggunakan segera untuk membuat seratus peta yang berbeda. Tambahan

data yang tersedia dari ESRI, dari perusahaan yang berbeda, dan dari internet.

Kita dapat menggunakan ArcView untuk mengambil data dan menyimpannya

dalam format file shape kita sendiri, format ARC/INFO, dan banyak lagi

format yang lain.

ArcView GIS adalah pelopor perangkat lunak untuk desktop GIS dan

Pemetaan. ArcView memberikan kita kemampuan untuk menggambarkan,

menyelidiki, menanyakan, dan analisa data geografi. Dengan tidak ada waktu

untuk bekerja dengan cara lain untuk melengkapi data, melihat pola,

sebelumnya, untuk menngertikan hubungan geografi yang sebelumnya

hilang, memperoleh wawasan dan pemecahan masalah geografi.

ArcView yang merupakan salah satu perangkat lunak Sistem Informasi

Geografis yang dikeluarkan oleh ESRI (Environmental System Research

Intitute). ArcView dapat melakukan pertukaran data, operasi-operasi

matematik, menampilkan informasi spesial maupun atribut secara bersamaan,

membuat peta tematik, menyediakan bahasa pemograman (script) serta

melakukan fungsi-fungsi khusus lainnya dengan bantuan extensions seperti

spasial analyst dan image analyst (ESRI)

1.2 Maksud dan Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah melatih mahasiswa untuk dapat

memvisualisasikan kondisi special dalam sebuah media dua dimensi berupa peta

dan dapat menganalisisnya baik secara manual maupun digital. Sehingga

mahasiswa dapat menerapkannya dalam dunia kerja natinya

Buyung Safriansyah | H1E110048 1

BAB II

METODE

2.1 Bahan dan Alat

2.1.1 Bahan

1. Data spasial daerah kajian

2. Software Arcview GIS 3.3

2.1.2 Alat

1. Perangkat computer/ Laptop

2. Alat Tulis

2.2 Proses Dengan GIS

2.2.1 Sumber Data

Data spasial yang dimaksud adalah Peta Administrasi Kabupaten

Tanah Laut, yang didalam peta dibagi menjadi 9 kecamatan yaitu

Kecamatan Kurau, Kecamatan Batibati, Kecamatan Tambang Ulang,

Kecamatan Takisung, Kecamatan Pelaihari, Kecamatan Batakan,

Kecamatan Jorong dan Kecamatan Kintap. Kecamatan – kecamatan

tersebut dilengkapi dengan satu nama ibukota kecamatan yaitu

Pelaihari.

Peta ini juga dilengkapi dengan sistem koordinat. Berdasarkan pada

peta, Kabupaten Tanah Laut terletak di garis koordinat 114°30'20 BT –

115°23'31 BT dan 3°30'33 LS - 4°11'38 LS dengan batas–batas

administratif sebagai berikut :

Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Banjar dan Kota

Banjarbaru;

Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Jawa;

Sebelah Barat berbatasan dengan Laut Jawa; dan

Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Tanah Bumbu dan

Laut Jawa.

Buyung Safriansyah | H1E110048 2

Luas wilayah Kabupaten Tanah Laut adalah 3.631,35 km² (363.135

ha) atau sekitar 9,71% dari luas Provinsi Kalimantan Selatan. Daerah

yang paling luas adalah Kecamatan Jorong dengan luas 628,00 km²,

kemudian Kecamatan Batu Ampar seluas 548,10 km² dan Kecamatan

Kintap dengan luas 537,00 km², sedangkan kecamatan yang luas

daerahnya paling kecil adalah Kecamatan Kurau dengan luas hanya

127,00 km². Berikut adalah gambar peta administrasi Kabupaten Tanah

Laut yang digunakan :

Gambar 2.2.1 Peta Administrasi Kabupaten Tanah Laut.

Buyung Safriansyah | H1E110048 3

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 GIS Dan Arcview

GIS (Geographic Information System) merupakan suatu alat yang dapat

digunakan untuk mengelola (input, manajemen, proses dan output) data

spasial atau data yang bereferensi geografis. Setiap data yang merujuk lokasi

di permukaan bumi dapat disebut sebagai data spasial bereferensi geografis.

Misalnya data kepadatan penduduk suatu daerah, data jaringan jalan, data

vegetasi dan sebagainya.

Untuk menggunakan GIS maka kita memerlukan perangkat lunak

(software). Salah satu perangkat lunak dekstop Sistem Informasi Geografis

(SIG) dan pemetaan yang dikembangkan oleh ESRI (Environmental Systems

Research Institute. Inc.) adalah ArcView. Dengan ArcView, pengguna dapat

melakukan visualisasi, eksplorasi, menjawab query (pertanyaan yang

diajukan kepada basis datanya, baik basis data spasial maupun non-spasial)

serta menganalisis data secara geografis. Jadi, ArcView memang benar –

benar software yang bisa diandalkan dalam GIS.

Arcview merupakan salah satu perangkat lunak GIS yang populer dan

paling banyak digunakan untuk mengelola data spasial. Arcview dibuat oleh

ESRI (Environmental Systems Research Institute). Dengan Arcview kita

dengan mudah dapat mengelola data, menganalisa dan membuat peta serta

laporan yang berkaitan dengan data spasial bereferensi geografis. ArcView

mengorganisasikan sistem perangkat lunaknya sedemikian rupa, sehingga

dapat dikelompokkan ke dalam komponen-komponen penting sebagai berikut

:

Buyung Safriansyah | H1E110048 4

1. Project

Project merupakan suatu unit organisasi tertinggi dalam ArcView

yang digunakan untuk menyimpan, mengelompokkan dan

mengorganisasi semua komponen program : view, theme, table, chart,

layout dan script dalam satu kesatuan yang utuh. Project ArcView

tidak menyimpan data yang sebenarnya, namun hanya menyimpan

referensi lokasi dan bagaimana data ditampilkan. Project ArcView

diimplementasikan ke dalam sebuah file teks (ASCII) dengan nama

belakang (extension) *.APR yang dapat dibuka pada sembarang

software teks editor atau word processing.

Gambar 3.1.1 Tampilan Project Arcview dan Tampilan Project

ArcView pada Notepad.

2. Theme

Theme adalah satu set data (yang didukung oleh ArcView) yang

memuat data grafis dan atribut untuk mewakili satu tema data di

permukaan bumi (georeference) seperti data jalan, sungai, kota dan

sebagainya. Satu set data theme sekurang-kurangnya terdiri dari tiga

format data sebagai berikut :

• *.shp → file yang memuat data grafis/geometry

• *.shx → file yang memuat index grafis/geometry

• *.dbf → file dBASE yang memuat informasi atribut/keterangan

Buyung Safriansyah | H1E110048 5

Gambar 3.1.2 Contoh Satu Set Data Theme ArcView

3. View

View merupakan representasi grafis dari sebuah informasi spasial

yang dapat menampung beberapa layer atau theme, baik yang berupa

data vektor (titik, garis dan poligon) maupun data raster atau grid.

Seluruh pekerjaan yang berkaitan dengan manajemen data grafis dapat

dilakukan pada View, mulai dari input data, manipulasi tampilan data

grafis, sampai analisis data. Pada Gambar 3.1.3. ditampilkan contoh

project ArcView yang terdiri dari 3 view, yaitu Daerah Administrasi,

Penggunaan Lahan dan Jenis Tanah. Apabila kita perhatikan gambar

3.1.3. tersebut, dapat diketahui bahwa masing-masing view terdiri dari

3 theme yaitu theme kota_geo, admin_line_geo dan admin_poly_geo

pada view administrasi, theme kota_geo, admin_line_geo dan

penglah_poly_geo pada view penggunaan lahan serta theme kota_geo,

admin_line_geo dan ordo tanah_poly_geo pada view tanah.

Gambar 3.1.3 Contoh Tampilan Project ArcView dengan 3 View.

Buyung Safriansyah | H1E110048 6

4. Table

Table merupakan representasi data atribut dari data spasial dalam

bentuk tabulasi/tabel yang berisi informasi deskriptif mengenai

layer/theme tertentu. Data atribut ini digunakan sebagai dasar analisis

dari data spasial dalam ArcView. Pada data vektor, data yang

tersimpan dalam table saling terkoneksi dengan data grafis pada view.

Perubahan data pada table akan menyebabkan perubahan data grafis

pada View dan juga sebaliknya.

Gambar 3.1.4 Contoh Tampilan Project ArcView dengan 3 Table.

5. Chart

Chart merupakan representasi grafis dari resume tabel data. Chart

juga merupakan hasil suatu query terhadap suatu tabel data numerik.

Bentuk chart yang didukung oleh ArcView adalah line (garis), bar

(batang), column (kolom), XY scatter, area dan pie (lingkaran).

Gambar 3.1.5 Contoh Tampilan Project ArcView dengan 1 Chart.

Buyung Safriansyah | H1E110048 7

6. Layout

Layout merupakan fasilitas ArcView yang digunakan untuk

menggabungkan view, table dan chart ke dalam suatu dokumen yang

siap cetak (untuk pembuatan hardcopy peta). Dalam layout dapat

dilakukan penambahan berbagai atribut peta sesuai dengan kaedah –

kaedah kartografi yang berlaku.

Gambar 3.1.6 Contoh Tampilan Project ArcView dengan 3 Layout.

7. Script

Script merupakan bahasa pemrograman sederhana yang

digunakan untuk mengotomasikan kerja ArcView dengan sebutan

Avenue. Bagi pengguna ArcView tingkat lanjut, penggunaan fasilitas

ini akan sangat membantu dalam analisis data, karena kita dapat

melakukan customasi dan kreasi sendiri proses analisis yang sesuai

dengan kebutuhan. Disamping itu, dengan menggunakan script maka

proses analisis yang dilakukan berulang-ulang dapat dilakukan dengan

lebih efektif dan efesien.

Gambar 3.1.7 Contoh Tampilan Project ArcView dengan Script

Untuk Kalkulasi.

Buyung Safriansyah | H1E110048 8

Project ArcView View A

Theme A-1

____ *.shp

____ *.shx

____ *.dbf

Theme A-2

____ *.shp

____ *.shx

____ *.dbf

Table

View B

Theme B-1

____ *.shp

____ *.shx

____ *.dbf

Theme B-2

____ *.shp

____ *.shx

____ *.dbf

Table A-1

Table A-2

Table B-1

Table B-2

Chart

Chart A-1

Chart A-2

Chart B-1

Chart B-2

Layout

Layout A Layout B

Script

Buyung Safriansyah | H1E110048 9

3.2 Registrasi Data Raster

Registrasi peta merupakan langkah awal dalam pemasukan data di

ArcView. Sebelum proses digitasi, peta harus diregistrasi dulu utk

menyamakan koordinat peta hasil scan dengan koordinat bumi sebenarnya.

Proses ini biasa disebut koreksi geometric. Di ArcView ada beberapa cara utk

meregistrasi peta, seperti memanfaatkan Extensions Register and Transform

tool dan Extensions Spasial Anayst. Disini saya akan coba membagi

pengalaman saya dalam meregistrasi peta menggunkana extensions Register

and Transform tool.

Adapun langkah – langkah cara registrasi peta dengan Register and

Transform tool, sebagai berikut :

1. Klik menu pulldown view → pilih “Register and Transform”

Gambar 3.2.1 Tampilan Menu Pulldown View dan Dialog Window“Register and Transform”

2. Klik icon “source point” pada toolbar “Register and Transform”

3. Klik pada garis koordinat peta dasar yang diregistrasi.

Buyung Safriansyah | H1E110048 10

Gambar 3.2.2 Tampilan Registrasi Peta Dasar

4. Lakukan langkah b dan c minimal pada 4 titik terluar dari masingmasing

sudut peta dasar yang diregistrasi.

5. Isikan koordinat “ x “ dan “ y “ pada box “destination” sesuai dengan

titik koordinat registrasi peta dasar yang digunakan. Untuk sistem

koordinat geografis, konversikan terlebih dahulu koordinat registrasi

peta dasar ke dalam sistem decimal degree sedangkan untuk sistem

koordinat UTM dapat langsung diisikan ke dalam box “destination”

tersebut.

6. Klik box “Write World File” untuk menyimpan hasil registrasi peta

dasar.

7. Klik”OK” pada dialog window “write world file” untuk memastikan

hasil registrasi telah tersimpan.

Gambar 3.2.3 Tampilan Pengisian Koordinat Registrasi dan

Penyimpanan Hasil Registrasi

Buyung Safriansyah | H1E110048 11

Catatan :• pastikan extension “register and transform toll” telah diaktifkan sebelum memulai registrasi peta dasar.• proses registrasi peta dasar hanya dilakukan satu kali untuk petadasar yang sama.

8. Tampilkan kembali peta dasar yang telah diregistrasi dengan cara yang

telah dijelaskan pada tahap 2 dan kita siap untuk melakukan digitasi.

3.3. Pembuatan Theme Point

Untuk membuat file theme (shapefile) dengan cara digitasi peta dapat

dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1. aktifkan program ArcView

2. buka window view

3. tampilkan peta dasar yang akan didigitasi dengan cara :

a. klik menu pulldown view pilih “Add Theme” atau klik icon

“add theme” pada

toolbar view

b. pilih “image data source” pada box “data source type”

c. pilih derektori kerja dan nama file peta dasar yang akan

ditampilkan

d. klik box “OK” untuk memastikan image yang telah dipilih akan ditampilkan

Buyung Safriansyah | H1E110048 12

Gambar 3.3.1 Tampilan Pemilihan Derektori Kerja dan File Peta Dasar yang Akan Ditampilkan

Catatan : pastikan extension “JPEG (JFIF) image support” telah diaktifkan sebelum menampilkan gambar peta dasar ke dalam view.

4. registrasi peta dasar agar mempunyai referensi geografis dengan

cara :

a. klik menu pulldown view pilih “Register and Transform”

Gambar 3.3.2 Tampilan Menu Pulldown View dan Dialog Window “Register and Transform”

b. klik icon “source point”

pada toolbar “Register and Transform”

c. klik pada garis koordinat peta dasar yang diregistrasi

Buyung Safriansyah | H1E110048 13

Nama “image”

yang akan dibukaBox “Data

Source Type”

Tampilan peta dasar pada window

Menu Pulldown“Register and

Transform”Dialog Window“Register and

Transform”

Gambar 3.3.3. Tampilan Registrasi Peta Dasar

d. lakukan langkah b dan c minimal pada 4 titik terluar dari masing

masing sudut peta dasar yang diregistrasi

e. isikan koordinat “ x “ dan “ y “ pada box “destination” sesuai dengan

titik koordinat registrasi peta dasar yang digunakan.

Untuk sistem koordinat geografis, konversikan terlebih dahulu

koordinat registrasi peta dasar ke dalam sistem decimal degree sedangkan

untuk sistem koordinat UTM dapat langsung diisikan ke dalam box

“destination” tersebut.

f. klik box “Write World File” untuk menyimpan hasil registrasi peta

dasar

g. klik”OK” pada dialog window “write world file” untuk memastikan

hasil registrasi telah tersimpan

Buyung Safriansyah | H1E110048 14

Icon “source point”

Posisi koordinat

Gambar 3.3.4 Tampilan Pengisian Koordinat Registrasi dan Penyimpanan Hasil Registrasi

Catatan : pastikan extension “register and transform toll” telah diaktifkan

sebelum memulai registrasi peta dasar. proses registrasi peta dasar hanya dilakukan satu kali untuk peta

dasar yang sama.

4. tampilkan kembali peta dasar yang telah diregistrasi dengan cara yang

telah dijelaskan pada tahap 2 dan kita siap untuk melakukan digitasi

5. klik menu pulldown view pilih “New Theme”

6. tentukan elemen yang akan didigitasi (point, line atau polygon)

Gambar 3.3.5. Tampilan Pulldown View “New Theme” dan Pemilihan Elemen Digitasi

Buyung Safriansyah | H1E110048 15

Box “destination”Koordinat registrasi yang telah diisikanBox “write

world file”

Nama dan derektori kerja penyimpanan hasil regestrasi

Pulldown View “New Theme”

Dialog window “New Theme”

Sebagai contoh kita akan mendigitasi titik yang menunjukkan ibu kota

kecamatan di Kabupaten Tanah Laut seperti yang terlihat pada gambar di

atas, sehingga kita pilih elemen digitasinya adalah “point”.

7. klik”OK” pada dialog window “new theme”

8. tentukan nama theme dan pilih lokasi penyimpanannya

Gambar 3.3.6 Tampilan Pemilihan Lokasi dan Nama Penyimpanan Theme

Setelah menentukan nama dan lokasi penyimpanan theme, biasanya theme baru tersebut akan secara otomatis ditampilkan dalam window view dalam keadaan aktif dan siap digunakan untuk melakukan digitasi.

9.

klik icon “draw”

pada toolbar “view”, sehingga kursor

pada view berubah menjadi berbentuk

Catatan : tampilan dan fasilitas “draw” menyesuaikan elemen yang didigitasi (point, line dan polygon). Pembahasan lebih lanjut mengenai fasilitas “draw” akan dijelaskan pada bagian tersendiri.

10. klik kursor tersebut pada titik-titik yang menunjukkan ibu kota

kecamatan di Kabupaten Tanah Laut

Buyung Safriansyah | H1E110048 16

Nama dan lokasi penyimpanan theme

Tampilan theme yang sedang aktif

Gambar 3.3.7 Tampilan Hasil Digitasi

11. klik menu pulldown “Theme” pilih “Stop Editing” untuk

mengakhiri proses digitasi atau editing theme, kemudian simpan ke dalam file

theme (shapefile) yang bersangkutan

Gambar 3.3.8 Tampilan Pulldown Theme dan Dialog Window “Stop Editing”

3.4 Pembuatan Theme Line

Buyung Safriansyah | H1E110048 17

Point hasil digitasi

Pulldown Theme “Stop

Dialog window “Stop Editing”

Untuk membuat file theme dengan cara digitasi peta khususnya untuk

bentukan garis (line) dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1. Aktifkan program ArcView

2. Buka window view

3. Tampilkan peta dasar yang akan didigitasi

4. Klik menu pulldown view →pilih “New Theme”

5. Tentukan elemen yang akan didigitasi (line)

6. Klik”OK” pada dialog window “new theme”

7. Tentukan nama theme dan pilih lokasi penyimpanannya

8. Klik icon “draw” pada toolbar “view” untuk membuat/ menggambar

garis utuh (tanpa terputus) atau klik icon “draw” pada toolbar

“view”, untuk membuat / menggambar garis terputus-putus pada setiap

persilangan garis +.

Catatan : pastikan kursor pada view berubah menjadi berbentuk

9. Klik kursor tersebut pada garis di peta dasar yang akan didigitasi

10. Klik menu pulldown “Theme” →pilih “Stop Editing” untuk mengakhiri

proses digitasi atau editing theme, kemudian simpan ke dalam file theme

(shapefile) yang bersangkutan.

3.5 Pembuatan Theme Polygon

Untuk membuat file theme dengan cara digitasi peta khususnya untuk

bentukan area (polygon) dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1. Aktifkan program ArcView.

2. Buka window view.

3. Tampilkan peta dasar yang akan didigitasi.

4. Klik menu pulldown view → pilih “New Theme”.

5. Tentukan elemen yang akan didigitasi (polygon).

6. Klik”OK” pada dialog window “new theme”.

7. Tentukan nama theme dan pilih lokasi penyimpanannya.

Buyung Safriansyah | H1E110048 18

8. Klik icon “draw” pada toolbar “view” untuk membuat/ menggambar

polygon berbentuk persegi (rectangular) atau klik icon “draw” pada

toolbar “view”, untuk membuat/ menggambar polygon berbentuk

lingkaran atau klik icon “draw” pada toolbar “view”, untuk

membuat/ menggambar polygon bebas/tidak beraturan atau klik icon

“draw” pada toolbar “view”, untuk memotong polygon yang sudah

ada menjadi 2 bagian polygon baru atau klik icon “draw” pada

toolbar “view”, untuk menambah polygon baru pada polygon yang sudah

ada.

Catatan : pastikan kursor pada view berubah menjadi berbentuk +9. Klik kursor tersebut pada bentuk polygon di peta dasar yang akan

didigitasi.

10. Klik menu pulldown “Theme” → pilih “Stop Editing” untuk mengakhiri

proses digitasi atau editing theme, kemudian simpan ke dalam file theme

(shapefile) yang bersangkutan.

3.6 Pembuatan Layout Peta

Pembuatan layout peta pada dasarnya adalah merupakan langkah untuk

mempersiapkan peta ke dalam satu format tampilan agar dapat

dipresentasikan ke dalam format cetakan untuk kemudian dicetak melalui

printer. Untuk mengaktifkan layout peta adalah dengan mengeksekusi

perintah layout dan kemudian dapat diseting sesuai dengan penampiilan peta

yang diinginkan. Hal-hal yang dapat diatur dalam layout peta adalah; ukuran

cetakan, view peta, legenda, skala, dan orientasi peta.

Langkah pertama sebelum kita mulai membuat layout adalah

mempersiapkan data-data yang akan ditampilkan dalam layout dengan cara

sebagai berikut :

1. Buatlah sebuah project baru atau buka project yang sudah ada

Buyung Safriansyah | H1E110048 19

2. Tampilkan theme-theme pada view yang akan dijadikan tampilan peta

pada layout dan lengkapi dengan label, objek grafis dan lakukan

pengaturan legenda dengan baik

3. Apabila akan menyertakan grafik atau tabel dalam layout, atur juga

tampilan grafik dan tabel tersebut sehingga siap untuk disisipkan pada

layout

Catatan : theme-theme pada view yang akan ditampilkan pada layout

hanyatheme-theme yang diaktifkan. Pada gambar 6.3. dapat

diketahui bahwa theme Kota, Admin line, Admin Poly dan Laut

poly akan ditampilkan pada layout sedangkan theme

Kampung, Sungai dan Jalan tidak ditampilkan.

Gambar 3.6.1 Tampilan View yang Akan Digunakan Sebagai Layout

Setelah data-data yang akan ditampilkan dalam layout disiapkan, maka

untuk menampilkan window layout dapat dilakukan dengan cara sebagai

berikut :

1. Klik icon “layouts” pada window project.

2. Klik box “new” pada window project untuk membuat layout baru atau klik

box “open” pada window project untuk membuka layout yang sudah

pernah dibuat.

Buyung Safriansyah | H1E110048 20

Gambar 3.6.2 Tampilan Layout

Bentuk dan komposisi layout sangat dipengaruhi oleh bentuk halaman

layout. Untuk itu sebelum pembuatan layout dimulai, perlu dilakukan

pengaturan halaman layout dengan cara sebagai berikut :

1. Klik menu pulldown layout →pilih “Page Setup”.

Gambar 3.6.3 Tampilan Pulldown Layout dan Dialog Window “Page

Setup”

2. Lakukan pengaturan halaman layout pada Dialog Window “page setup”.

Beberapa komponen yang perlu diatur adalah sebagai berikut :

a. Page Setup : menyatakan ukuran halaman layout dan

berhubungan juga dengan ukuran kertas yang

digunakan untuk pencetakan.

Buyung Safriansyah | H1E110048 21

b. Orientation : merupakan arah pencetakan yang terdiri dari 2

pilihan, yaitu portrait dan landscape.

c. Margins : menyatakan pengaturan batas pencetakkan pada

printer.

d. Output Resolution : menentukan kualitas output yang akan

dihasilkan, baik pada tampilan di monitor, hasil

cetakan, maupun kualitas citra yang akan

diekspor.

3. Klik box “OK” pada dialog window “Page Setup” apabila pengaturan

halaman layout sudah selesai.

Sedangkan untuk pengaturan properti layout dengan cara berikut :

1. Klik menu pulldown layout → pilih “Properties”

Gambar 3.6.4 Tampilan Pulldown Layout dan Dialog Window “Layout

Properties”

2. Isikan nama layout pada Name, ukuran grid (garis putus-putus yang

ditampilkan pada window layout untuk memudahkan kita menempatkan

objek) vertikal dan horisontal pada Grid Spacing Horizontal dan Vertical

dan kotak cek Snap to Grid.

Catatan : Snap to Grid bila diaktifkan objek grafis yang dibuat atau

dipindahkan akan ditempatkan pada grid, bila tidak diaktifkan

objek grafis akan ditempatkan tidak tepat pada grid.

Buyung Safriansyah | H1E110048 22

3. Klik box “OK” pada dialog window “Layout Properties” apabila

pengaturan properti layout sudah selesai.

Garis tepi dan garis batas peta merupakan batas area penggambaran peta

pada layout yang pembuatannya dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1. Klik icon “draw” pada toolbar layout (pilih draw rectangle)

2. Gambar “rectangle” pada layout untuk garis tepi dan garis batas peta.

Gambar 3.6.5 Tampilan Toolbar “Draw Rectangle”, Garis Tepi dan Garis

Batas Peta.

Peta utama yang akan ditampilkan pada layout bersumber dari “veiw”.

View yang telah disiapkan dengan baik, sekarang akan diambil dan

ditempatkan pada layout dengan cara :

1. Klik icon “view frame” pada toolbar layout.

2. Drag dan buat segi empat sebesar view tersebut akan dibuat pada layout.

Apabila ukuran view frame telah sesuai dengan kebutuhan, lepas mouse

dan kotak dialog window “view frame properties” akan muncul.

Buyung Safriansyah | H1E110048 23

Gambar 3.6.6 Tampilan Toolbar dan Dialog Window “View Frame

Properties”

3. Atur komponen-komponen yang ada dalam dialog window “view frame

properties” :

a. View : Pilihlah View yang akan ditampilkan pada layout, apabila

tidak dipilih maka tidak ada peta yang akan ditampilkan

pada layout.

b. Live Link : Bila diaktifkan, view pada layout akan berubah bila terjadi

perubahan pada window view.

c. Scale : Pilihan penentuan skala peta yang terdiri dari 3 pilihan.

Automatic artinya view akan dibuat sebesar ukuran view

frame yang dibuat pada layout. Toolbar “view frames”

Dialog window “view frame properties” Preserve View

Scale berarti skala atau ukuran view akan dibuat sama

dengan tampilan view pada window view. User Specified

Scale kita dapat menentukan skala sesuai dengan keinginan

kita. Ketik nilai skala di bagian bawahnya.

d. Extent : Pilihan penentuan komponen view yang akan ditampilkan

pada layout.

e. Display : Pilihan penentuan efek perubahan pada view yang akan

ditampilkan dalam layout.

Buyung Safriansyah | H1E110048 24

f. Quality : Pilihan penentuan model tampilan dalam layout.

Gambar 3.6.7 Tampilan Hasil Penyisipan Peta Utama

Istilah Grid pada layout diartikan sebagai garis vertikal dan horizontal

yang sejajar garis lintang dan bujur. ArcView menyediakan modul untuk

membuat grid dengan baik. Namun kita harus mengaktifkan ekstensi

Graticules and Measured Grids terlebih dahulu agar fasilitas ini dapat

dimanfaatkan. Apabila ekstensi ArcView tersebut telah diaktifkan, maka satu

toolbar Graticules and Grids ( ) akan bertambah di bagian kanan atas.

1. Klik icon “Graticules and Grids” pada toolbar layout sehingga

muncul dialog window “Graticule and Grid Wizard”.

Gambar 3.6.8 Tampilan Dialog Window “Graticule and Grid Wizard”

Buyung Safriansyah | H1E110048 25

2. Pilih nama frame view yang akan dibuat gridnya.

3. Pilih sistem koordinat sesuai dengan sistem koordinat yang digunakan

dalam frame view. Untuk koordinat geografis beri tanda check ( √ ) pada

kotak “create a graticule” dan untuk koordinat UTM beri tanda check (√ )

pada kotak “create a meassured grid”.

4. Klik box “next” untuk ke langkah berikutnya.

5. Atur komponen-komponen pengaturan model penyajian koordinat/ grid.

Gambar 3.6.9 Tampilan Komponen Pengaturan Model Penyajian

Koordinat/grid

6. Klik box “next” untuk ke langkah berikutnya.

7. Atur model garis batas koordinat/grid yang akan digunakan.

Gambar 3.6.10 Tampilan Komponen Pengaturan Model Garis Batas

Koordinat/Grid.

Buyung Safriansyah | H1E110048 26

8. Klik box “Preview” untuk melihat hasil pengaturan koordinat/grid.

9. Klik box “Finish” apabila hasil pengaturan koordinat/grid telah dirasa

sesuai dengan yang diharapkan.

Gambar 3.6.11 Tampilan Komponen Akhir dan Hasil Pengaturan

Koordinat/Grid Pengatura Pada Layout

Penyisipan text pada layout peta digunakan untuk menampilkan Judul

Peta, Keterangan proyeksi peta dan datum yang digunakan serta Sumber dan

tahun pembuatan peta. Untuk menyisipkan text pada layout dilakukan dengan

cara :

1. Klik icon “Text” pada toolbar layout

Gambar 3.6.12 Tampilan Dialog Window “Text Properties”

Buyung Safriansyah | H1E110048 27

2. Tulis text sesuai dengan yang diinginkan.

3. Kilik box “OK” pada Dialog Window “Text Properties” apabila hasil

penulisan text sudah selesai.

Penyisipan penunjuk arah utara pada layout peta dilakukan dengan cara :

1. Klik icon “North Arrow” pada toolbar layout.

2. Drag dan buat segi empat sebesar arah utara tersebut akan dibuat pada

layout. Apabila ukuran arah utara telah sesuai dengan kebutuhan, lepas

mouse dan kotak dialog window “North Arrow Manager” akan muncul.

Gambar 3.6.13 Tampilan Toolbar dan Dialog Window “North Arrow

Manager”

3. Kilik box “OK” pada Dialog Window “North Arrow Manager” apabila

sudah selesai.

Penyisipan skala peta pada layout peta dilakukan dengan cara :

1. Klik icon “Scale bar Frame” pada toolbar layout.

2. Drag dan buat segi empat sebesar skala yang akan dibuat pada layout.

Apabila ukuran skala telah sesuai dengan kebutuhan, lepas mouse dan

kotak dialog window “Scale Bar Frame Properties” akan muncul.

Buyung Safriansyah | H1E110048 28

Gambar 3.6.14 Tampilan Toolbar dan Dialog Window “Scale Bar

Frame Properties”

3. Kilik box “OK” pada Dialog Window “Scale Bar Frame Properties”

apabila sudah selesai.

Penyisipan legenda peta pada layout peta dilakukan dengan cara :

1. Klik icon “Legend Frame” pada toolbar layout

2. Drag dan buat segi empat sebesar legenda yang akan dibuat pada layout.

Apabila ukuran legend frame telah sesuai dengan kebutuhan, lepas mouse

dan kotak dialog window “Legend Frame Properties” akan muncul.

Gambar 6.17. Tampilan Toolbar dan Dialog Window “Legend Frame

Properties”

Buyung Safriansyah | H1E110048 29

3. Kilik box “OK” pada Dialog Window “Legend Frame Properties” apabila

sudah selesai

Inzet peta berisikan informasi tentang lokasi peta pada cakupan daerah

yang lebih luas sehingga pembaca peta dapat mengetahui dimana posisi

daerah yang digambarkan pada peta. Untuk keperluan ini, kita perlu membuat

satu view baru untuk menampilkan daerah Kalimantan Selatan, yang

selanjutkan akan diambil untuk window layout sebagai frame view. Prosedur

penyisipan inzet peta pada layout dilakukan dengan cara yang sama dengan

prosedur penyisipan peta utama pada layout.

Buyung Safriansyah | H1E110048 30

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

sistem informasi geografis merupakan gabungan dari tiga unsur pokok:

sistem, informasi, dan geografis.

GIS (Geographic Information System)/ SIG merupakan suatu alat yang

dapat digunakan untuk mengelola (input, manajemen, proses dan output)

data spasial atau data yang bereferensi geografis. Setiap data yang merujuk

lokasi di permukaan bumi dapat disebut sebagai data spasial bereferensi

geografis. Misalnya data kepadatan penduduk suatu daerah, data jaringan

jalan, data vegetasi dan sebagainya.

Penyajian data spasial digunakan dua model data yaitu: model data raster

dan model data vektor.

Arcview merupakan salah satu perangkat lunak SIG yang populer dan

paling banyak digunakan untuk mengelola data spasial. Arcview dibuat

oleh ESRI (Environmental Systems Research Institute). Dengan Arcview

kita dengan mudah dapat mengelola data, menganalisa dan membuat peta

serta laporan yang berkaitan dengan data spasial bereferensi geografis.

Kemampuan – kemampuan perangkat SIG ArcView ini secara umum

dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Pertukaran data : membaca dan menuliskan data dari dan ke dalam

format perangkat lunak SIG lainnya.

2. Melakukan analisis statistik dan operasi-operasi matematis.

3. Menampilkan Informasi (basisdata) spasial maupun atribut.

4. Menjawab query spasial maupun atribut.

5. Melakukan fungsi-fungsi dasar SIG.

6. Membuat peta tematik.

7. Meng-customize aplikasi dengan menggunakan bahasa skrip.

8. Melakukan fungsi-fungsi SIG khusus lainnya (dengan menggunakan

extension yang ditujukan untuk mendukung penggunaan perangkat

lunak SIG Arc View).

Buyung Safriansyah | H1E110048 31

Komponen-komponen pada ArcView yaitu: project, theme, view, table,

chart, layout, dan script.

ArcView dalam operasinya menggunakan, membaca dan mengolah data

dalam format Shapefile, selain itu ArcView jaga dapat memanggil data-

data dengan format BSQ, BIL, BIP, JPEG, TIFF, BMP, GeoTIFF atau

data grid yang berasal dari ARC/INFO serta banyak lagi data-data lainnya.

4.2 Saran

Dalam melaksanakan praktikum ArcView GIS ini diharapkan praktikan

membawa laptop masing - masing untuk lebih serius dan diberikan waktu

yang cukup agar hasil yang diberikan bisa lebih maksimal. Untuk asisten agar

tidak terlalu cepat dalam menjelaskannya saat praktikum agar lebih mudah

diingat dan dipahami. Selain itu diperlukan juga ketelitian-ketelitian

perorangan dalam praktikum ini agar kesalahan yang dilakukan lebih sedikit.

Buyung Safriansyah | H1E110048 32

DAFTAR PUSTAKA

Anonim1, 28 Mei 2011, Kabupaten Tanah Laut.

http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Tanah_Laut. Diakses tanggal 2

Januari 2012.

Mizwar, Andy, ST. MT., 2008, Tutorial Arcview GIS 3.3, Universitas Lambung

Mangkurat Fakultas Teknik : Banjarbaru.

A. R. As-syakur, 9 Juni 2008, Registrasi Peta di ArcView Menggunakan

Extension Register and Transform tool.

http://mbojo.wordpress.com/2008/06/19/registrasi-peta-di-arcview-

menggunakan-extension-register-and-transform-tool/. Diakses tanggal

2 Januari 2012.

Muttaqin, 30 Januari 2011, Cara Mudah Buat Peta Dengan Arcview,

http://caramudahbuatpeta.blogspot.com/. Diakses tanggal 2 Januari 2012.

Lima Bersaudara Shiloho, 25 Maret 2011, Cara Kerja Buat Peta Dengan Arcview

3.3, http://lodiloho.blogspot.com/2011/03/cara-kerja-buat-peta-lewat-

arcview-33.html. Diakses tanggal 2 Januari 2012.

http://pplh.unud.ac.id/wp-content/uploads/2011/05/jurnal-prediksi-erosi-sig-

berbasis-pixel-pit-mapin-publication.pdf

http://adidwiguna.blogspot.com/2013/11/prediksi-erosi-metode-usle-dan-

guest.html

Buyung Safriansyah | H1E110048 33

LAMPIRAN

Hasil Praktikum Perpetaan dengan Aplikasi Arcview GIS 3.3

Gambar Layout Peta Administrasi Kabupaten Tanah Laut,

Kalimantan Selatan.

Buyung Safriansyah | H1E110048 34

Buyung Safriansyah | H1E110048 35