Download - LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA MEI 2019 · 2019-06-11 · 1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019 KATA PENGANTAR Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas

Transcript
Page 1: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA MEI 2019 · 2019-06-11 · 1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019 KATA PENGANTAR Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas

Vol. 5 No. 1

TRIWULANAN

Januari Maret 2019

(terbit Mei 2019)

Triwulan I 2019

LAPORAN PEREKONOMIAN

PROVINSI PAPUA

MEI 2019

Page 2: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA MEI 2019 · 2019-06-11 · 1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019 KATA PENGANTAR Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas

i

Dasar Hukum Bank Indonesia

Negara memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan, tanggung jawab, dan

independensinya diatur dengan undang-undang.

~UUD 1945 Pasal 23 D~

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia.

~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~

Bank Indonesia adalah lembaga negara yang independen, bebas dari campur tangan Pemerintah dan

atau pihak-pihak lainnya, kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam Undang-undang ini.

~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 2~

Visi Bank Indonesia

Menjadi bank sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik

diantara negara emerging markets.

Misi Bank Indonesia

1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan

bauran kebijakan Bank Indonesia.

2. Turut menjaga stabilitas sistem keuangan melalui efektivitas kebijakan makroprudensial Bank

Indonesia dan sinergi dengan kebijakan mikroprudensial Otoritas Jasa Keuangan.

3. Turut mengembangkan ekonomi dan keuangan digital melalui penguatan kebijakan sistem

pembayaran Bank Indonesia dan sinergi dengan kebijakan Pemerintah serta mitra strategis

lain.

4. Turut mendukung stabilitas makroekonomi dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan

melalui sinergi bauran kebijakan Bank Indonesia dengan kebijakan fiskal dan reformasi

struktural pemerintah serta kebijakan mitra strategis lain.

5. Memperkuat efektivitas kebijakan Bank Indonesia dan pembiayaan ekonomi, termasuk

infrastruktur, melalui akselerasi pendalaman pasar keuangan.

6. Turut mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah di tingkat nasional hingga di tingkat

daerah.

7. Memperkuat peran internasional, organisasi, sumber daya manusia, tata kelola dan sistem

informasi Bank Indonesia.

Page 3: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA MEI 2019 · 2019-06-11 · 1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019 KATA PENGANTAR Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas

ii

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019

1.

Laporan Perekonomian* Provinsi Papua dipublikasikan secara

triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi

Papua pada bulan Februari, Mei, Agustus, dan November.

Sebelum dipublikasikan, materi Kajian ini telah terlebih dahulu

dikompilasi melalui mekanisme kerja internal Bank Indonesia

untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam mengambil

kebijakan moneter, sistem pembayaran, serta pengawasan

perbankan dan sistem keuangan secara makroprudensial.

Publikasi ini berfungsi sebagai media untuk menyampaikan

penjelasan kepada para pemangku kepentingan dan publik di

daerah mengenai perkembangan kondisi terkini, prospek

perekonomian, serta isu yang berkembang dan perlu dicermati.

Untuk informasi lebih lanjut hubungi:

Fungsi Asesmen Ekonomi dan Surveilans

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua

Jalan Dr. Sam Ratulangi No. 9

Jayapura 99111

T +62 967 534 581

F +62 967 535 201

*sebelumnya Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional

Salinan elektronis publikasi ini dapat diunduh melalui situs

https://www.bi.go.id/id/publikasi/kajian-ekonomi-regional/papua/Default.aspx

Untuk mendapatkan salinan elektronis publikasi ini pada kesempatan pertama,

silakan mengirimkan surel ke [email protected] dengan subyek

Laporan Perekonomian Provinsi

instansi, dan jabatan.

Page 4: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA MEI 2019 · 2019-06-11 · 1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019 KATA PENGANTAR Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas

iii

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019

Dewan Redaksi

Laporan Perekonomian Provinsi Papua

Penanggung Jawab : Joko Supratikto

(Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua)

Mitra Bestari : Ronny Widijarto Purubaskoro

(Kepala Grup Advisory dan Pengembangan Ekonomi KPw BI Sulawesi Selatan)

Penyunting : Muhammad Azkaenza

(Analis Fungsi Asesmen Ekonomi dan Surveilans)

Penulis : Muhammad Azkaenza

(Analis Fungsi Asesmen Ekonomi dan Surveilans)

Widi Januar Pratama

(Analis Fungsi Asesmen Ekonomi dan Surveilans)

Hizkia Peranginangin

(Analis Fungsi Analisis SPPUR, KI dan Perlindungan Konsumen)

Melia Santa Nova

(Staf Fungsi Asesmen Ekonomi dan Surveilans)

Kontributor : Luki Riyaningrum

(Analis Fungsi Komunikasi dan Koordinasi Kebijakan)

Page 5: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA MEI 2019 · 2019-06-11 · 1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019 KATA PENGANTAR Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas

1

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019

KATA PENGANTAR

Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas rahmat dan berkat-Nya, Laporan

Perekonomian Provinsi Papua Periode Mei 2019 ini dapat terbit tepat waktu. Di tengah upaya

mendorong pertumbuhan ekonomi, kajian yang meliputi analisis makroekonomi daerah,

perbankan, sistem pembayaran, ketenagakerjaan, dan keuangan daerah menjadi penting

terutama bagi pemerintah, dunia usaha, dan kalangan akademisi, maupun masyarakat luas.

Penyusunan kajian ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu melalui Kata

Pengantar ini kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu

terbitnya Kajian ini. Semoga kerja sama yang telah terjalin baik tersebut tetap dapat terpelihara

di masa mendatang. Akhirnya, besar harapan kami agar Kajian pada triwulan ini bermanfaat bagi

semua pihak dalam memahami kondisi perekonomian Papua.

Jayapura, Mei 2019

KEPALA PERWAKILAN BANK INDONESIA

PROVINSI PAPUA

Joko Supratikto

Page 6: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA MEI 2019 · 2019-06-11 · 1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019 KATA PENGANTAR Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas

2

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 1

DAFTAR ISI .................................................................................................................... 2

DAFTAR GRAFIK ............................................................................................................ 4

DAFTAR TABEL .............................................................................................................. 7

TABEL INDIKATOR MAKROEKONOMI PROVINSI PAPUA .................................................... 8

A. Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi .................................................................................... 8

B. Perbankan ........................................................................................................................ 8

C. Sistem Pembayaran .......................................................................................................... 9

RINGKASAN EKSEKUTIF ................................................................................................ 10

BAB I PERKEMBANGAN MAKROEKONOMI DAERAH ....................................................... 12

1.1 Kondisi Umum ..............................................................................................................13

1.2 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Pengeluaran ........................................................................15

1.2.1 Konsumsi Rumah Tangga .....................................................................................15

1.2.2 Konsumsi Pemerintah ..........................................................................................17

1.2.3 Net Ekspor ...........................................................................................................18

1.2.4 Investasi ..............................................................................................................21

1.3 Pertumbuhan Ekonomi Dari Sisi Lapangan Usaha ............................................................23

1.3.1 Pertambangan dan Penggalian .............................................................................23

1.3.2 Konstruksi ...........................................................................................................25

1.3.3 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan ...................................................................26

1.3.4 Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor .......................28

BOKS 1: PENGEMBANGAN TAMBANG BAWAH TANAH PAPUA ...................................... 29

BAB II KEUANGAN PEMERINTAH ................................................................................... 33

2.1 Realisasi APBN Papua .....................................................................................................34

2.1.1 Realisasi Pendapatan APBN Papua ........................................................................34

2.1.2 Realisasi Belanja APBN Papua ...............................................................................35

2.2 Realisasi APBD Papua .....................................................................................................36

2.2.1 Realisasi Pendapatan APBD Papua ........................................................................36

2.2.2 Realisasi Belanja APBD Papua ...............................................................................37

BAB III PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH ..................................................................... 39

3.1 Inflasi Umum .................................................................................................................40

3.2 Perkembangan Inflasi Berdasarkan Kelompok Komoditas ................................................44

3.2.1 Kelompok Bahan Makanan ..................................................................................44

3.2.2 Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau ...................................46

Page 7: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA MEI 2019 · 2019-06-11 · 1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019 KATA PENGANTAR Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas

3

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019

3.2.3 Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar .......................................47

3.2.4 Kelompok Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan ............................................49

3.3 Inflasi Spasial .................................................................................................................50

3.3.1 Perkembangan Inflasi Kota Jayapura .....................................................................50

3.3.2 Perkembangan Inflasi Kab. Merauke .....................................................................51

3.4 Pengendalian Inflasi Papua .............................................................................................52

BOKS 2: ANTISIPASI LONJAKAN HARGA, TPID PAPUA AMBIL LANGKAH STRATEGIS ........ 54

BAB IV STABILITAS KEUANGAN DAERAH ....................................................................... 57

4.1 Ketahanan Sektor Korporasi...........................................................................................58

4.1.1 Sumber Kerentanan Korporasi ..............................................................................58

4.1.2 Exposure Perbankan Sektor Korporasi ...................................................................63

4.2 Asesmen Sektor Rumah Tangga .....................................................................................66

4.2.1 Sumber Kerentanan Sektor Rumah Tangga ...........................................................66

4.2.2 Kinerja Keuangan Rumah Tangga.........................................................................67

4.2.3 Exposure Perbankan dalam Rumah Tangga ...........................................................68

4.3 Akses Keuangan UMKM ................................................................................................70

BAB V PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH.. 79

5.1 SISTEM PEMBAYARAN ...................................................................................................73

5.1.1 Transaksi SKNBI ...................................................................................................73

5.1.2 Transaksi BI-RTGS ................................................................................................73

5.2 PENGELOLAAN UANG RUPIAH .......................................................................................74

5.2.1 Penyediaan Uang Layak Edar ................................................................................74

5.2.2 Uang Tidak Layak Edar .........................................................................................74

5.2.3 Temuan Uang Tidak Asli .....................................................................................75

5.2.4 Kewajiban Penggunaan Uang Rupiah ...................................................................75

BAB VI KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN ....................................................... 76

6.1 Ketenagakerjaan ...........................................................................................................77

6.2 Kesejahteraan ...............................................................................................................78

6.2.1 Kemiskinan dan Kesenjangan ...............................................................................79

6.2.2 Kesejahteraan Petani ............................................................................................80

BAB VII PROSPEK EKONOMI DAERAH ............................................................................ 82

7.1. Prospek Pertumbuhan Ekonomi ....................................................................................83

7.2. Prospek Inflasi ..............................................................................................................86

LAMPIRAN TABEL ........................................................................................................ 84

Tabel 1. Produk Domestik Regional Bruto Papua Atas Dasar Harga Konstan 2010 .................85

Tabel 2. Impor Luar Negeri Nonmigas Papua ........................................................................85

Tabel 3. Ekspor Luar Negeri Nonmigas Papua .......................................................................86

Page 8: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA MEI 2019 · 2019-06-11 · 1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019 KATA PENGANTAR Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas

4

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019

Tabel 4. Penyaluran Kredit Perbankan Nasional (Lokasi Proyek di Papua) ................................87

DAFTAR ISTILAH .......................................................................................................... 88

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Papua dan Nasional ............................................................13

Grafik 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Dengan dan Tanpa Tambang ..............................................13

Grafik 1.3 Indeks Tendensi Konsumen ....................................................................................15

Grafik 1.4 Indeks Keyakinan Konsumen ..................................................................................15

Grafik 1.5 Kredit Konsumsi ....................................................................................................16

Grafik 1.6 Impor Konsumsi ....................................................................................................16

Grafik 1.7 Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen .....................................................................16

Grafik 1.8 Konsumsi Pemerintah PDRB Papua ......................................................................16

Grafik 1.9 Realisasi Belanja APBN Papua (Rp Miliar) .................................................................17

Grafik 1.10 Realisasi Belanja APBD Papua (Rp Miliar) ...............................................................17

Grafik 1.11 Ekspor Non Migas ................................................................................................18

Grafik 1.12 Tujuan Ekspor Non Migas ....................................................................................18

Grafik 1.13 Perkembangan Impor Non Migas .........................................................................19

Grafik 1.14 Impor Non Migas Berdasarkan Jenis .....................................................................19

Grafik 1.15 Negara Asal Impor Non Migas ..............................................................................19

Grafik 1.16 Perkembangan Bongkar-Muat..............................................................................19

Grafik 1.17 Perkembangan PDRB Investasi Papua....................................................................21

Grafik 1.18 Perkembangan PMA dan PMDN ...........................................................................21

Grafik 1.19 Perkembangan Nilai Tukar ...................................................................................21

Grafik 1.20 Perkembangan Kredit Investasi .............................................................................21

Grafik 1.21 Perkembangan PDRB Sisi Lapangan Usaha ............................................................22

Grafik 1.22 Perkembangan Produksi Tembaga ........................................................................23

Grafik 1.23 Perkembangan Produksi Emas ..............................................................................23

Grafik 1.24 Perkembangan Penjualan Tembaga ......................................................................23

Grafik 1.25 Perkembangan Penjualan Emas ............................................................................23

Grafik 1.26 Perkembangan Harga Tembaga dan Emas Dunia ..................................................24

Grafik 1.27 Proyeksi Produksi Konsentrat Tembaga dan Emas .................................................24

Grafik 1.28 Perkembangan PDRB Konstruksi dan Belanja Modal Pemerintah ............................25

Grafik 1.29 Perkembangan Belanja Modal Pemerintah ............................................................25

Grafik 1.30 Perkembangan Penjualan Semen Papua ...............................................................25

Grafik 1.31 Perkembangan Kredit Konstruksi Papua ...............................................................25

Grafik 1.32 Perkembangan PDRB Pertanian ............................................................................27

Page 9: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA MEI 2019 · 2019-06-11 · 1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019 KATA PENGANTAR Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas

5

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019

Grafik 1.33 Perkembangan Kredit Pertanian ...........................................................................27

Grafik 1.34 Perkembangan Curah Hujan Papua ......................................................................27

Grafik 1.35 Peta Tinggi Gelombang........................................................................................27

Grafik 1.36 Indeks Pembelian Durable Goods .........................................................................27

Grafik 1.37 Perkembangan Kredit Perdagangan .....................................................................27

Grafik 2.1 Realisasi Pendapatan APBN Papua ..........................................................................34

Grafik 2.2 Struktur Pendapatan APBN Papua ..........................................................................34

Grafik 2.3 Realisasi Belanja APBN Papua .................................................................................35

Grafik 2.4 Struktur Belanja APBN Papua Tw I 2019 .................................................................35

Grafik 2.5 Realisasi Pendapatan APBD Papua terhadap Pagu ...................................................36

Grafik 2.6 Struktur Realisasi Pendapatan APBD Papua Tw I 2019 .............................................36

Grafik 2.7 Realisasi Belanja APBD Papua terhadap Pagu Tw I 2019 ..........................................37

Grafik 2.8 Struktur Realisasi Belanja APBD Papua Tw I 2019 ....................................................37

Grafik 3.1 Curah Hujan Papua 2018-2019 ..............................................................................40

Grafik 3.2 Tinggi Gelombang Maret 2019 ..............................................................................40

Grafik 3.3 Curah Hujan Maret 2019 .......................................................................................43

Grafik 3.4 Prakiraan Curah Hujan April 2019 ..........................................................................43

Grafik 3.5 Inflasi Tahun Kalender Kelompok Bahan Makanan Terbesar Triwulan I 2019 ...........48

Grafik 3.6 Perkembangan Harga Komoditas Utama ................................................................48

Grafik 3.7 Perkembangan Ekspektasi Harga Barang ................................................................48

Grafik 3.8 Perkembangan Kurs Tengah Dolar AS terhadap Rupiah ..........................................48

Grafik 3.9 Inflasi Angkutan Udara ..........................................................................................49

Grafik 3.10 Perkembangan Inflasi Spasial ...............................................................................50

Grafik 4.1 % Grafik Perkembangan Total DPK, Kredit, dan NPL Provinsi Papua ........................58

Grafik 4.2 Kinerja Korporasi Berdasarkan Liaison.....................................................................59

Grafik 4.3 Perkembangan Likuiditas, Rentabilitas, dan Rentabilitas ..........................................62

Grafik 4.4 % Likuiditas Korporasi per Sektor ...........................................................................62

Grafik 4.5 Rentabilitas Korporasi per Sektor ............................................................................63

Grafik 4.6 % Perkembangan DPK, Kredit, dan NPL .................................................................63

Grafik 4.7 Perkembangan DPK Korporasi ................................................................................64

Grafik 4.8 Pertumbuhan Kredit Korporasi per Sektor ...............................................................64

Grafik 4.9 % Proporsi Kredit per Sektor ..................................................................................64

Grafik 4.10 % Proporsi Kredit Korporasi Berdasarkan Penggunaan ..........................................64

Grafik 4.11 Kinerja Kredit dan NPL Berdasarkan Penggunaan ..................................................65

Grafik 4.12 Perkembangan NPL per Sektor .............................................................................65

Grafik 4.13 Perkembangan Indeks Keyakinan Konsumen ........................................................65

Page 10: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA MEI 2019 · 2019-06-11 · 1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019 KATA PENGANTAR Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas

6

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019

Grafik 4.14 Perkembangan Indikator SK Lainnya .....................................................................65

Grafik 4.15 Alokasi Pengeluaran Masyarakat ..........................................................................66

Grafik 4.16 Alokasi Penggunaan Pengeluaran Berdasarkan Tingkat Pengeluaran per Bulan ......66

Grafik 4.17 Pertumbuhan DPK, Kredit, dan NPL Rumah Tangga ..............................................67

Grafik 4.18 % Proporsi dan Perkembangan DPK Rumah Tangga .............................................67

Grafik 4.19 % Proporsi Kredit Rumah Tangga ........................................................................69

Grafik 4.20 Pertumbuhan Kredit Rumah Tangga .....................................................................69

Grafik 4.21 Perkembangan NPL Rumah Tangga ......................................................................69

Grafik 4.22 Perkembangan Kredit UMKM...............................................................................70

Grafik 4.23 Kredit UMKM berdasarkan Penggunaan ...............................................................70

Grafik 4.24 NPL Kredit UMKM ...............................................................................................70

Grafik 4.25 Kredit UMKM berdasarkan Lapangan Usaha .........................................................71

Grafik 4.26 NPL UMKM berdasarkan Lapangan Usaha ............................................................71

Grafik 5.1 Perkembangan Transaksi SKNBI 2016-2019 ...........................................................73

Grafik 5.2 Perkembangan Transaksi BI-RTGS 2016-2019 .......................................................73

Grafik 5.3 Aliran Uang Kartal Melalui Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua ..........74

Grafik 5.4 Perkembangan Pemusnahan Uang Tidak Layak Edar (UTLE) di Papua .......................74

Grafik 6.1 Penduduk yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama .................................77

Grafik 6.2 Pertumbuhan Penyerapan Tenaga Kerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama .........77

Grafik 6.3 Penyerapan Tenaga Kerja Pertanian berdasarkan SKDU ...........................................77

Grafik 6.4 Penduduk yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama .......................................77

Grafik 6.5 Penduduk yang Bekerja Menurut Jumlah Jam Kerja ................................................78

Grafik 6.6 Tingkat Pengangguran Terbuka Menurut Tingkat Pendidikan ..................................78

Grafik 6.7 Jumlah Penduduk Miskin .......................................................................................79

Grafik 6.8 Perkembangan Garis Kemiskinan di Provinsi Papua .................................................79

Grafik 6.9 Perkembangan Indeks Kedalaman dan Keparahan Kemiskinan ................................79

Grafik 6.10 Perkembangan Index Gini Papua ..........................................................................79

Grafik 6.11 Perkembangan Nilai Tukar Petani .........................................................................80

Grafik 6.12 Perbandingan NTP Papua dan Nasional .................................................................80

Grafik 7.1 Target dan Realisasi Produksi Konsentrat Tembaga dan Emas ..................................83

Grafik 7.2 Perkembangan Total PDRB dan PDRB Tambang Papua ............................................83

Grafik 7.3 Estimasi Produksi Konsentrat ..................................................................................84

Grafik 7.4 Estimasi Penjualan Konsentrat Tembaga dan Emas .................................................84

Grafik 7.5 Indeks Perkiraan 3 Bulan yang Akan Datang ...........................................................86

Grafik 7.6 Indeks Perkiraan Harga Barang dan Jasa .................................................................86

Page 11: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA MEI 2019 · 2019-06-11 · 1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019 KATA PENGANTAR Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas

7

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Perkembangan PDRB Papua Atas Harga Konstan .....................................................13

Tabel 1.2 Perkembangan PDRB Papua Sisi Pengeluaran ...........................................................15

Tabel 1.3 Perkembangan PDRB Sisi Lapangan Usaha ( Rp miliar) ..............................................22

Tabel 2.1 Realisasi Pendapatan APBN Papua ...........................................................................34

Tabel 2.2 Realisasi Belanja APBN Papua ..................................................................................35

Tabel 2.3 Realisasi Pendapatan APBD Papua ...........................................................................36

Tabel 2.4 Realisasi Belanja APBD Papua ..................................................................................38

Tabel 3.1 Perkembangan Inflasi ..............................................................................................40

Tabel 3.2 Perkembangan Inflasi Papua Berdasarkan Kelompok Komoditas ...............................41

Tabel 3.3 Penyumbang Inflasi Papua Triwulan I 2019 ..............................................................42

Tabel 3.4 Perkembangan Inflasi Bulanan Kelompok Bahan Makanan Triwulan I 2019 ..............44

Tabel 3.5 Perkembangan Inflasi Bulanan Kelompok Makan Jadi, Minuman, Roko dan Tembakau

Triwulan I 2019 .....................................................................................................................46

Tabel 3.6 Perkembangan Inflasi Bulanan Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar

Triwulan I 2019 .....................................................................................................................47

Tabel 3.7 Perkembangan Inflasi Bulanan Kelompok Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan

Triwulan I 2019 .....................................................................................................................49

Tabel 3.8 Komoditas Penyumbang Utama Inflasi dan Deflasi Kota Jayapura Triwulan I 2019 ....51

Tabel 3.9 Komoditas Penyumbang Utama Inflasi dan Deflasi Kab. Merauke Triwulan I 2019 ....51

Tabel 3.10 Pengendalian Inflasi Papua Triwulan I 2019 ...........................................................52

Tabel 3.11 Pengendalian Inflasi Papua Triwulan II 2019 ...........................................................52

Tabel 4.1 Transition Matrix Kolektibilitas Kredit .......................................................................58

Tabel 4.2 Alokasi Utang dan Tabungan Masyarakat ................................................................68

Tabel 5.1 Frekuensi Pelaksanaan Kas Keliling Dalam dan Luar Kota Papua ..............................75

Tabel 7.1 Monitoring dan Evaluasi Program Strategis TPID 2019 2021 di Provinsi Papua ........83

Page 12: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA MEI 2019 · 2019-06-11 · 1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019 KATA PENGANTAR Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas

8

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019

TABEL INDIKATOR MAKROEKONOMI

PROVINSI PAPUA A. Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi

B. Perbankan

2017 2018 2019

I II III IV Total I II III IV Total IPertumbuhan Ekonomi (%, yoy) 3,36 4,91 3,40 4,78 4,64 26,49 23,59 6,35 (17,80) 7,33 (20,13)

Menurut Penggunaan

Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 5,16 6,55 7,53 5,69 5,43 5,60 7,54 4,66 5,23 5,74 3,69

Pengeluaran Konsumsi LNPRT 7,07 9,17 9,69 13,54 9,95 8,74 8,37 4,24 1,66 5,58 31,58

Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 0,13 1,37 7,70 6,86 4,20 0,21 5,37 0,67 0,71 1,67 6,75

Pembentukan Modal Tetap Bruto 6,78 5,78 4,69 5,06 5,41 0,90 5,48 8,61 12,92 7,12 3,90

Perubahan Inventori (408,68) (643,38) 4.913,50 (2.767,70) (75,25) (245,76) (272,25) (115,80) (146,51) 4.432,79 55,55

Ekspor Luar Negeri (8,78) 50,78 (44,45) 2,51 (5,49) 170,94 60,54 102,76 (47,13) 39,59 (63,64)

Impor Luar Negeri (26,48) (41,30) (32,84) (40,07) (36,03) 13,29 10,06 17,97 (7,10) 8,43 (21,88)

Net Ekspor Antar Daerah 78,35 (675,39) (10,23) 74,65 (47,85) (142,39) 40,38 19,75 (265,83) (312,00) (472,03)

Menurut Kategori Lapangan Usaha

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 1,35 1,83 2,93 5,71 3,98 6,64 3,37 4,24 (0,57) 3,29 (1,25)

Pertambangan dan Penggalian 0,36 6,75 2,67 3,28 3,90 66,79 54,62 7,56 (43,68) 10,52 (51,52)

Industri Pengolahan 4,56 6,55 6,07 7,81 6,46 6,88 6,05 7,89 1,95 5,65 1,49

Pengadaan Listrik, Gas 1,21 0,94 8,14 6,45 4,11 6,23 7,42 6,67 7,22 6,89 8,76

Pengadaan Air 4,96 5,13 6,77 8,57 6,38 10,09 6,36 4,05 2,69 5,72 1,31

Konstruksi 9,42 3,84 2,99 5,99 5,18 2,14 1,80 7,63 8,12 5,12 9,70

Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 5,32 5,46 5,69 6,56 6,24 7,81 6,21 5,55 6,13 6,39 8,09

Transportasi dan Pergudangan 4,97 5,32 5,52 5,84 5,98 11,12 12,29 4,87 5,08 8,16 5,53

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 5,35 5,91 6,20 6,61 6,04 5,79 5,30 6,56 4,11 5,41 6,88

Informasi dan Komunikasi 6,59 5,32 6,92 9,04 6,99 1,04 2,50 5,28 5,01 3,52 8,46

Jasa Keuangan 2,79 5,00 0,89 1,02 2,61 1,92 5,14 7,65 6,68 5,35 15,23

Real Estate 3,83 4,41 6,06 6,26 5,60 10,04 6,49 5,16 4,92 6,57 4,48

Jasa Perusahaan 5,43 5,39 5,56 6,62 5,77 5,95 5,29 7,99 7,44 6,70 7,75

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 4,42 1,86 1,82 5,78 4,36 2,57 5,91 2,29 4,73 3,90 8,72

Jasa Pendidikan 4,93 5,01 5,01 5,62 5,55 2,90 5,10 3,66 4,95 4,18 6,71

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 4,64 4,73 4,15 6,32 5,20 3,10 5,04 5,84 8,54 5,73 9,41

Jasa lainnya 4,30 5,22 6,38 6,44 5,62 5,06 5,98 9,53 8,48 7,34 9,93

Pertumbuhan Ekonomi Nasional (%, yoy) 5,01 5,01 5,06 5,19 5,07 5,06 5,27 5,17 5,18 5,17 5,07

Inflasi Papua (% yoy) 3,89 3,10 1,43 2,11 2,11 3,16 4,09 5,31 6,36 6,36 4,17

Kota

Jayapura 3,16 2,58 1,73 2,41 2,41 4,18 4,42 5,63 6,70 6,70 5,10

Merauke 5,93 4,58 0,57 1,25 1,25 0,44 3,22 4,43 5,42 5,42 1,61

Disagregasi Komponen

Inflasi Inti (Core Inflation ) 3,11 2,76 2,12 2,31 2,31 2,03 2,15 2,81 3,43 3,43 3,17

Harga Pangan Bergejolak (Volatile Food ) 5,92 (1,68) (1,70) (2,05) (2,05) 1,38 8,57 8,41 10,74 10,74 0,48

Harga Yang Diatur Pemerintah (Administered Prices ) 3,69 10,46 3,86 7,04 7,04 6,75 3,14 8,21 8,64 8,64 10,18

Kelompok Komoditas

Bahan Makanan 6,58 (0,41) (1,16) (1,36) (1,36) 3,42 9,69 8,90 10,95 10,95 1,32

Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 6,47 6,17 3,75 4,24 4,24 3,76 4,47 4,71 4,14 4,14 3,74

Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 3,18 4,35 3,49 3,26 3,26 1,43 0,78 1,83 2,24 2,24 2,56

Sandang 1,86 0,95 0,60 1,19 1,19 1,32 1,06 0,76 0,94 0,94 1,28

Kesehatan 1,41 1,32 0,67 0,87 0,87 0,59 0,96 1,15 2,87 2,87 2,95

Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 1,64 1,81 2,48 2,50 2,50 1,71 1,53 2,93 3,03 3,03 2,93

Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 1,72 6,11 1,07 4,15 4,15 6,02 3,21 8,80 10,11 10,11 12,17

Indikator2017 2018

2019

I II III IV I II III IV I

DPK (Rp miliar) 35.924 39.606 40.174 38.653 39.706 39.186 40.666 40.362 40.042

Giro (Rp miliar) 10.864 13.782 14.334 8.606 13.109 12.894 13.157 9.569 11.874

Tabungan (Rp miliar) 16.884 17.093 17.194 21.288 17.676 18.052 17.932 22.150 18.481

Deposito (Rp miliar) 8.176 8.731 8.646 8.760 8.921 9.491 9.576 8.642 9.687

Kredit Penggunaan (Rp miliar) 24.681 25.183 25.912 27.309 27.078 28.135 28.654 29.984 29.970

Modal Kerja 8.803 9.269 9.501 9.869 9.042 9.596 9.577 10.046 9.499

Investasi 3.813 3.711 3.891 4.397 4.765 5.056 5.188 5.704 6.049

Konsumsi 12.065 12.203 12.520 13.043 13.271 13.483 13.889 14.234 14.422

Kredit Sektoral (Rp miliar) 24.681 25.183 25.912 27.309 27.078 28.135 28.654 29.984 29.970

1. Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan 1.179 1.044 1.055 1.509 1.740 1.792 1.948 1.897 2.055

2. Perikanan 55 62 60 68 73 77 75 71 71

3. Pertambangan dan Penggalian 57 47 53 55 43 52 47 61 65

4. Industri Pengolahan 355 365 364 404 354 297 298 350 350

5. Penyediaan Listrik, Gas dan Air 28 46 48 52 42 43 47 53 50

6. Konstruksi 1.262 1.377 1.556 1.384 1.127 1.426 1.426 1.359 1.120

7. Perdagangan 6.419 6.533 6.560 6.533 6.472 6.975 6.977 7.042 6.991

8. Penyediaan Akomodasi, Makanan dan Minuman 786 794 780 774 778 727 734 752 791

9. Transportasi dan komunikasi 708 730 980 1.087 901 1.081 1.076 1.434 1.474

10. Perantara Keuangan 302 637 628 697 575 609 609 740 590

11. Real Estate dan Usaha Persewaan 482 465 455 464 620 649 637 645 626

12. Adm. Pemerintahan 62 41 21 406 226 159 351 707 683

13. Jasa Pendidikan 7 8 8 7 5 5 11 17 22

14. Jasa Kesehatan 37 44 47 78 65 67 83 93 100

15. Jasa Masyarakat 691 643 643 619 510 520 446 486 513

16. Jasa Perorangan 45 44 51 51 50 50 47 42 43

17. Badan Internasional 86 51 40 33 24 - - - -

18. Rumah Tangga Bukan Lapangan Usaha dan lainnya 12.119 12.251 12.564 13.086 13.475 13.607 13.889 14.234 14.422

Kredit Rumah Tangga (Rp miliar) 11.874 12.167 12.483 12.989 13.219 13.427 13.427 14.234 14.422

KPR 2.375 2.491 2.569 2.653 2.768 2.921 2.663 3.056 3.097

KKB 195 198 214 227 247 258 273 302 344

Perlengkapan 16 78 116 142 195 211 192 168 163

RT. Multiguna 5.224 6.517 6.933 7.623 7.947 8.198 815 9.629 9.826

Lainnya 4.064 3.755 3.522 3.229 2.674 2.393 2.198 474 992

Non Performing Loan (Rp miliar) 1.223 1.162 1.354 1.393 1.202 1.224 979 776 843

NPL Ratio (%) 4,95 4,61 5,23 5,10 4,44 4,35 3,42 2,59 2,81

LDR 68,70 63,58 64,50 70,65 68,20 71,80 70,46 74,29 74,85

2017Provinsi Papua

2018

Page 13: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA MEI 2019 · 2019-06-11 · 1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019 KATA PENGANTAR Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas

9

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019

C. Sistem Pembayaran

2019

I II III IV I II III IV I

Pengelolaan Uang (Kartal) Rupiah

Inflow (Rp miliar) 2.394 1.298 1.520 1.578 4.009 1.604 1.671 1.117 3.949

Outflow (Rp miliar) 562 3.213 1.936 4.834 806 3.638 2.029 5.782 (729)

Pemusnahan UTLE (Rp miliar) 366 64 234 129 514 50 54 577 3.220

Kliring

Total

Nominal (Rp miliar) 3.050 2.562 2.718 3.097 2.788 2.544 2.916 3.233 2.685

Volume (lembar) 79.942 75.560 81.443 87.818 80.218 75.558 86.202 93.502 76.543

Bank Indonesia - Real Time Gross Settlement

Outflow (from)

Nominal (Rp miliar) 1.278 1.251 1.736 2.826 2.405 2.209 2.290 4.719 2.099

Volume (lembar) 1.574 1.713 1.931 2.368 2.471 2.112 1.845 2.332 1.989

2017 2018Indikator Sistem Pembayaran

Page 14: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA MEI 2019 · 2019-06-11 · 1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019 KATA PENGANTAR Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas

10

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019

RINGKASAN EKSEKUTIF

Perkembangan Makroekonomi Daerah

Kinerja perekonomian Papua pada triwulan I 2019 menurun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

Pertumbuhan ekonomi Papua pada triwulan I 2019 terkontraksi sebesar -20,13% (yoy) lebih dalam

dibandingkan kontraksi pada triwulan sebelumnya sebesar -17,79% (yoy). Kontraksi ekonomi Papua pada

triwulan I 2019 disebabkan oleh semakin menurunnya produksi tambang terbesar di Papua yang telah

memasuki fase akhir pertambangan terbuka serta adanya proses transisi dari pertambangan terbuka ke

tambang bawah tanah yang menyebabkan belum optimalnya produksi tambang bawah tanah. Sementara

itu, jika tanpa mempertimbangkan lapangan usaha pertambangan dan penggalian, kinerja pertumbuhan

ekonomi Papua mencapai 6,30% (yoy) lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan Nasional sebesar 5,07%

(yoy).

Keuangan Pemerintah

Realisasi APBN di lingkup Provinsi Papua pada triwulan I 2019 mengalami penurunan pada pos pendapatan

sedangkan pada pos belanja mengalami peningkatan dibandingkan dengan periode yang sama tahun

2018. Pada triwulan I 2019 sumber pendapatan terbesar berasal dari Pajak Dalam Negeri sedangkan

realisasi belanja terbesar berasal dari Belanja Barang. Di samping itu, realisasi APBD Papua pada triwulan I

2019 mengalami peningkatan pada pos pendapatan sedangkan pada pos belanja mengalami penurunan

dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2018. Salah satunya disebabkan oleh tidak adanya realisasi

belanja Barang Modal dari APBD Papua pada triwulan I 2019.

Perkembangan Inflasi Daerah

Tekanan inflasi Papua pada triwulan I 2019 mencapai 4,17% (yoy) menurun jika dibandingkan dengan

tekanan inflasi triwulan IV 2018 sebesar 6,36% (yoy) namun lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi

pada triwulan I 2018 yang sebesar 3,16% (yoy). Dilihat dari kelompoknya, penyumbang inflasi tertinggi

adalah kelompok Transpor, Komunikasi dan Jasa keuangan, kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan

Bahan Bakar dan kelompok Bahan Makanan dengan andil masing-masing sebesar 2,24% (yoy), 0,61%

(yoy) dan 0,57% (yoy).

Secara spasial, kedua kota inflasi di Papua mengalami inflasi yang searah dan menunjukkan penurunan

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Inflasi Kota Jayapura sebesar 5,10% (yoy) menurun dari

triwulan sebelumnya sebesar 6,70% (yoy) dan inflasi Kab. Merauke pada triwulan IV 2018 sebesar 1,61%

(yoy) menurun dari triwulan sebelumnya sebesar 5,42% (yoy).

Stabilitas Keuangan Daerah

Secara garis besar kinerja keuangan sektor Korporasi dan Rumah Tangga yang menjadi penopang stabilitas

keuangan daerah secara umum di Papua terjaga dengan baik. Aspek likuiditas dan rentabilitas Korporasi

pada triwulan I 2019 berada dalam kondisi yang positif, meningkat dari triwulan sebelumnya. Begitu pula

dengan pengelolaan keuangan Rumah Tangga yang stabil jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

Page 15: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA MEI 2019 · 2019-06-11 · 1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019 KATA PENGANTAR Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas

11

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019

Kinerja sektor Korporasi di Papua pada triwulan I 2019 masih tumbuh positif, beberapa indikator yang

mencerminkan pertumbuan tersebut antara lain yaitu kredit yang tumbuh positif dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya yang mengalami kontraksi pertumbuhan, meskipun diiringi peningkatan Non

Performing Loan (NPL). Secara sektoral, peningkatan NPL secara signifikan terjadi pada sektor Konstruksi

yang berkorelasi sangat tinggi dengan tidak adanya realisasi belanja modal kerja Pemerintah Provinsi Papua

pada triwulan I 2019. Sementara itu, kinerja sektor Rumah Tangga tumbuh positif pada triwulan I 2019,

tercermin dari kondisi dan risiko keuangan di sektor Rumah Tangga yang relatif terjaga.

Penyelenggaraan Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah

Perkembangan transaksi Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) di Papua pada triwulan I 2019

menurun secara nominal maupun volume dibandingkan triwulan sebelumnya. Transaksi melalui Bank

Indonesia-Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) pada periode yang sama juga tercatat menurun

dibandingkan triwulan sebelumnya.

Sementara itu, aliran uang kartal melalui Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua menunjukan

posisi net inflow pada triwulan I 2019 sebesar Rp3,22 triliun. Pada triwulan ini posisi net inflow meningkat

disebabkan oleh tren arus balik uang pasca penarikan uang kartal dalam jumlah besar oleh perbankan di

akhir tahun 2018.

Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan

Secara umum perkembangan kondisi kesejahteraan masyarakat Papua cenderung membaik dan jumlah

penduduk miskin di Papua menurun dari 27,76% menjadi 27,43%. Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1)

mengalami penurunan mencapai 5,91 dibandingkan degan periode yang sama tahun sebelumnya

mencapai 6,24. Sementara itu, Nilai Tukar Petani (NTP) Papua bulan April 2019 mengalami peningkatan

dengan indeks sebesar 91,82. Nilai tersebut mengindikasikan terjadinya peningkatan kesejahteraan petani

di Papua.

Perkembangan kondisi ketenagakerjaan di Provinsi Papua tercatat mengalami penurunan pada triwulan I

2019. Hal tersebut ditunjukkan dengan naiknya Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) dari 3,2% pada

periode Agustus 2018 menjadi 3,42% pada periode Februari 2019.

Prospek Ekonomi Daerah

Perekonomian Papua pada triwulan III 2019 diperkirakan masih akan mengalami kontraksi namun tidak

sedalam triwulan II 2019 yang utamanya disebabkan oleh terbatasnya kinerja Lapangan Usaha (LU)

Pertambangan dan Penggalian. Terbatasnya kinerja LU Pertambangan dan Penggalian sebagai dampak dari

operasional tambang terbuka Grasberg yang diperkirakan akan habis pada triwulan II 2019 serta belum

optimalnya operasional di tambang bawah tanah. Pada tahun 2019, Provinsi Papua diperkirakan akan

mengalami kontraksi pertumbuhan cukup mengikuti pola produksi tambang tembaga terbesar di Indonesia.

Tekanan inflasi Papua pada triwulan III 2019 diperkirakan lebih rendah dari triwulan II 2019. Normalisasi

permintaan dengan berakhirnya bulan Ramadhan dan perayaan HBKN Idul Fitri menjadi faktor utama

pemicu stabilnya inflasi. Selain itu, komoditas angkutan udara diperkirakan mengalami deflasi seiring

dengan Keputusan Menhub yang menurunkan Tarif Batas Atas angkutan udara. Untuk keseluruhan tahun

2019, inflasi Papua diperkirakan mengalami penurunan dibanding dengan tahun 2018.

Page 16: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA MEI 2019 · 2019-06-11 · 1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019 KATA PENGANTAR Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas

12

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

BAB I PERKEMBANGAN

MAKROEKONOMI DAERAH

Kinerja perekonomian Papua pada triwulan I 2019 menurun dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi Papua pada triwulan I 2019 terkontraksi

sebesar -20,13% (yoy) lebih dalam dibandingkan kontraksi pada triwulan sebelumnya

sebesar -17,79% (yoy). Kontraksi ekonomi Papua pada triwulan I 2019 disebabkan oleh

mulai menurunnya produksi tambang terbesar di Papua yang telah memasuki fase akhir

pertambangan terbuka serta adanya proses transisi dari pertambangan terbuka ke

tambang bawah tanah yang menyebabkan belum optimalnya produksi tambang bawah

tanah. Sementara itu, jika tanpa mempertimbangkan lapangan usaha pertambangan dan

penggalian, kinerja pertumbuhan ekonomi Papua mencapai 6,30% (yoy) lebih tinggi

dibandingkan pertumbuhan Nasional sebesar 5,07% (yoy).

Page 17: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA MEI 2019 · 2019-06-11 · 1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019 KATA PENGANTAR Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas

13

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019

1.1 Kondisi Umum

Realisasi Triwulan I 2019

Perekonomian Papua pada triwulan I 2019

mengalami kontraksi yang relatif dalam.

Pertumbuhan ekonomi Papua terkontraksi

sebesar -20,13% (yoy), lebih dalam

dibandingkan dengan triwulan IV 2018 yang

tumbuh sebesar -17,79% (yoy). Selain itu,

pertumbuhan tersebut lebih rendah

dibandingkan dengan pertumbuhan nasional

yang sebesar 5,07% (yoy) (Tabel 1.1). Secara

umum, kontraksi pertumbuhan ekonomi

Papua pada triwulan I 2019 disebabkan oleh

penurunan kinerja lapangan usaha (LU)

Pertambangan dan Penggalian serta LU

Pertanian, Perikanan dan Kehutanan.

Sementara itu, jika tanpa memperhitungkan

kinerja LU Pertambangan dan Penggalian,

perekonomian Papua pada triwulan I 2019

tumbuh sebesar 6,30% (yoy) lebih tinggi

dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan

IV 2018 sebesar 4,84% (yoy). Peningkatan

kinerja ekonomi Papua tanpa tambang

disebabkan oleh peningkatan kinerja LU

Konstruksi dan LU Administrasi Pemerintah

sejalan dengan peningkatan aktivitas

pembangunan infrastruktur strategis

menjelang pelaksanaan PON XX di Papua

pada tahun 2020.

Dari sisi pengeluaran, peningkatan Konsumsi

Rumah Tangga dan Konsumsi Pemerintah

menjadi sumber pertumbuhan terbesar

ditengah penurunan Ekspor Luar Negeri

Grafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Papua dan Nasional

Sumber : BPS, diolah.

Grafik 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Dengan dan Tanpa

Tambang

Sumber : BPS, diolah.

-17,79

-20,13

5,18

5,07

4,0

4,2

4,4

4,6

4,8

5,0

5,2

5,4

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2015 2016 2017 2018 2019

PDRB Papua (setahun) PDRB Papua PDB Indonesia - Sk. Kanan

% yoy % yoy

4,70

4,80

4,90

5,00

5,10

5,20

5,30

-20

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

25

30

I II III IV I II III IV I II III IV I

2016 2017 2018 2019

PDRB Papua PDRB Papua Nontambang PDB Indonesia - Sk. Kanan

% yoy % yoy

Tabel 1.1 Perkembangan PDRB Papua Atas Harga Konstan

Sumber : BPS, diolah

I II III IV I II III IV I

30.828 33.921 40.207 43.867 38.990 41.919 42.758 36.061 31.142

20.143 21.181 21.921 23.403 21.169 22.221 23.090 24.536 22.503

3,73 6,26 3,87 4,77 26,48 23,58 6,35 -17,79 -20,13

5,08 4,57 4,89 6,10 5,09 4,91 5,33 4,84 6,30

-26,37 10,03 18,53 9,10 -11,12 7,51 2,00 -15,66 -80,50

-8,68 5,15 3,49 6,76 -9,54 4,97 3,91 6,26 -75,28

5,01 5,01 5,06 5,19 5,06 5,27 5,17 5,18 5,07

Uraian2019

Pertumbuhan PDRB Nasional (%yoy )

Pertumbuhan PDRB (%qtq )

Pertumbuhan PDRB Tanpa Tambang

Pertumbuhan PDRB Tanpa Tambang

PDRB (Rp. Milyar)

PDRB Tanpa Tambang (Rp. Milyar)

Pertumbuhan PDRB (%yoy )

2017 2018

Page 18: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA MEI 2019 · 2019-06-11 · 1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019 KATA PENGANTAR Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas

14

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019

Papua yang terkontraksi cukup dalam. Kinerja

Konsumsi Rumah Tangga (RT) tumbuh sebesar

3,69% (yoy) pada triwulan I 2019 melambat

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya

sebesar 5,23% (yoy). Perlambatan Konsumsi

RT pada triwulan I 2019 disebabkan oleh

normalisasi Konsumsi RT pasca perayaan Natal

dan tahun baru.

Kemudian, Konsumsi Pemerintah tumbuh

sebesar 6,75% (yoy) meningkat dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh

sebesar 0,71% (yoy). Peningkatan Konsumsi

Pemerintah pada triwulan I 2019 sejalan

dengan meningkatnya realisasi anggaran

menjelang persiapan pelaksanaan PON XX di

Papua. Selain itu, adanya bencana banjir

bandang di Kabupaten Jayapura

menyebabkan adanya peningkatan realisasi

belanja pemerintah daerah khususnya dalam

bentuk bantuan sosial dan rehabilitasi

kawasan yang terdampak bencana.

Sementara itu, Ekspor Luar Negeri terkontraksi

sebesar -63,64% (yoy) lebih dalam

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya

yang terkontraksi sebesar -47,13% (yoy).

Penurunan Ekspor Luar Negeri disebabkan

oleh adanya penurunan produksi komoditas

utama ekspor Papua yaitu bijih tembaga

sehingga berpengaruh terhadap

penjualannya.

Dari sisi LU, kinerja ekonomi ditopang oleh LU

Konstruksi ditengah menurunnya LU

Pertambangan dan Penggalian. LU Konstruksi

tumbuh sebesar 9,70% (yoy) pada triwulan I

2019 meningkat dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya sebesar 8,12% (yoy).

Sementara itu, LU Pertambangan dan

Penggalian terkontraksi sebesar -51,52%

(yoy) lebih dalam dibandingkan dengan

kontraksi pada triwulan sebelumnya sebesar

-43,68% (yoy) seiring dengan penurunan

produksi tambang utama.

Tracking Triwulan II 2019

Pada triwulan II 2019, pertumbuhan ekonomi

Papua diperkirakan masih akan mengalami

kontraksi, namun tidak sedalam kontraksi

yang terjadi pada triwulan I 2019. Dari sisi

pengeluaran, kontraksi ekonomi disebabkan

oleh adanya kontraksi ekspor sejalan masih

rendahnya produksi tambang tembaga Papua.

Di sisi lain, Konsumsi RT diperkirakan

meningkat sejalan dengan mulai masuknya

bulan Ramadhan dan perayaan Idul Fitri.

Selain itu, Konsumsi Pemerintah diperkirakan

meningkat sesuai dengan pola historisnya dan

juga sejalan dengan peningkatan aktivitas

menjelang pelaksanaan kegiatan PON XX di

Papua pada tahun 2020.

Sementara itu dari sisi lapangan usaha,

kontraksi pertumbuhan ekonomi Papua pada

triwulan II 2019 dipicu oleh kontraksi LU

Pertambangan dan Penggalian seiring dengan

akan berhenti beroperasinya tambang terbuka

Grasberg, sementara tambang bawah tanah

masih belum optimal berproduksi. Di sisi lain,

LU Konstruksi, Administrasi Pemerintah dan

Perdagangan diperkirakan tumbuh lebih

tinggi sehingga dapat menahan kontraksi

pertumbuhan.

Page 19: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA MEI 2019 · 2019-06-11 · 1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019 KATA PENGANTAR Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas

15

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019

1.2 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Pengeluaran

Dilihat dari strukturnya, perekonomian Papua

masih didominasi oleh Konsumsi RT dengan

pangsa mencapai 57,31%. Sementara pangsa

terbesar kedua adalah Pembentuk Modal

Tetap Bruto (PMTB) dan Konsumsi Pemerintah

dengan pangsa masing-masing sebesar

36,44% dan 21,70%.

1.2.1 Konsumsi Rumah Tangga

Realisasi Triwulan I 2019

Pertumbuhan Konsumsi RT pada triwulan I

2019 sebesar 3,69% (yoy) melambat

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya

yang tumbuh sebesar 5,23% (yoy).

Perlambatan Konsumsi RT tersebut sejalan

dengan normalisasi Konsumsi RT pasca

perayaan Natal dan tahun baru pada akhir

2018.

Perlambatan Konsumsi RT juga terkonfirmasi

dari Indeks Tendensi Konsumen (ITK) yang

mengalami penurunan dari 119,51 menjadi

95,62 (Grafik 1.3). Penurunan tersebut

mengkonfirmasi persepsi masyarakat

terhadap penurunan ekonomi yang tercermin

dari penurunan pendapatan rumah tangga

yang pada akhirnya menurunkan Konsumsi

RT. Hal yang sama juga terkonfirmasi dari

Survei Konsumen (SK) yang dilakukan oleh

Bank Indonesia. Indeks Keyakinan Konsumen

(IKK) Papua turun dari 134,89 pada triwulan

IV 2018 menjadi 134,56 pada triwulan I 2019

yang mencerminkan keyakinan masyarakat

terhadap perekonomian cenderung menurun

(Grafik 1.4). Sejalan dengan hal tersebut,

Tabel 1.2 Perkembangan PDRB Papua Sisi Pengeluaran

Sumber : BPS, diolah

I II III IV I II III IV I

Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 5,16 5,14 5,69 5,69 5,60 7,54 4,66 5,23 3,69

Pengeluaran Konsumsi LNPRT 7,07 9,17 9,69 13,54 8,74 8,37 4,24 1,66 31,58

Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 0,16 0,99 5,61 5,24 0,21 5,37 0,67 0,71 6,75

Pembentukan Modal Tetap Bruto 6,76 5,21 4,69 5,06 0,90 5,48 8,61 12,92 3,90

Ekspor Luar Negeri -8,78 50,09 -43,71 2,51 170,94 60,54 102,76 -47,13 -63,64

Impor Luar Negeri -26,40 -41,30 -32,84 -40,07 13,29 10,06 17,97 -7,10 -21,88

Pengeluaran Konsumsi 3,75 4,03 5,77 5,75 4,17 6,94 3,48 3,66 5,33

Pengeluaran Investasi 11,75 -7,22 39,21 -21,37 -8,14 36,41 -21,77 64,48 0,90

Net Ekspor -96,20 99,18 -42,30 31,79 29.312,98 88,95 99,14 -117,11 -111,67

P D R B 3,71 6,26 3,87 4,78 26,48 23,58 6,35 -17,79 -20,13

20192017

Uraian (%yoy )2018

Grafik 1.3 Indeks Tendensi Konsumen

Sumber : BPS, diolah.

Grafik 1.4 Indeks Keyakinan Konsumen

Sumber : Survei Konsumen, Bank Indonesia.

96,42

119,51

60

70

80

90

100

110

120

130

I II III IV I II III IV I II III IV I

2016 2017 2018 2019

ITK

Pendapatan RT

Pengaruh Inflasi thdp. Konsumsi

Garis 100

Optimistis

------------

Pesimistis

134,89

134,56

80

100

120

140

160

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2015 2016 2017 2018 2019

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Penghasilan Saat Ini Garis 100

Optimistis

Pesimistis

Page 20: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA MEI 2019 · 2019-06-11 · 1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019 KATA PENGANTAR Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas

16

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019

perlambatan kinerja Konsumsi RT secara

umum membuat kontraksi ekonomi Papua

lebih dalam.

Di sisi lain, penyaluran kredit konsumsi

masyarakat pada triwulan I 2019 tumbuh

sebesar 8,67% (yoy) melambat dari triwulan

sebelumnya sebesar 9,13% (yoy) (Grafik 1.5).

Hal tersebut mencerminkan pembiayaan

konsumsi masyarakat melalui pembiayaan

kredit semakin mengalami perlambatan.

Lebih lanjut, impor konsumsi pada triwulan I

2019 mengalami kontraksi yang relatif dalam

sebesar -20,87% (yoy) menurun

dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan

IV 2018 yang tumbuh tinggi sebesar 81,25%

(yoy). Secara umum, penurunan impor

konsumsi pada triwulan I 2019 disebabkan

oleh adanya peningkatan pemenuhan barang

konsumsi dari dalam negeri yang tercermin

dari adanya peningkatan bongkar domestik di

seluruh pelabuhan Papua. Di samping itu

adanya penurunan permintaan menyebabkan

impor konsumsi menurun.

Tracking Triwulan II 2019

Pertumbuhan Konsumsi RT pada triwulan II

2019 diperkirakan meningkat dibandingkan

dengan triwulan I 2019. Peningkatan

Konsumsi RT pada triwulan II 2019 sejalan

dengan memasukinya periode bulan

Ramadhan dan perayaan Idul Fitri yang jatuh

pada awal bulan Juni 2019. Hal tersebut

terkonfirmasi dari proyeksi Indeks Tendensi

Grafik 1.5 Kredit Konsumsi

Sumber : Laporan Bank Umum, Bank Indonesia, diolah.

Grafik 1.6 Impor Konsumsi

Sumber : Bea dan Cukai, diolah.

Grafik 1.7 Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen

Sumber : Survei Konsumen, Bank Indonesia.

Grafik 1.8 Konsumsi Pemerintah PDRB Papua

Sumber : BPS, diolah.

10,93

9,13

8,67

4

6

8

10

12

14

16

-

2.000

4.000

6.000

8.000

10.000

12.000

14.000

16.000

I II III IV I II III IV I II III IV I

2016 2017 2018 2019

Kredit Konsumsi

Pertumbuhan [sk. kanan]

Rp miliar % yoy

81,25

(20,87)

-80

-60

-40

-20

0

20

40

60

80

100

120

0

1

2

3

4

5

6

I II III IV I II III IV I II III IV I

2016 2017 2018 2019

Nilai Impor Konsumsi

Pertumbuhan [sk. kanan]

juta USD % yoy

95,62

105,24

80

90

100

110

120

130

140

I II III IV I II III IV I II III IV I Iip

2016 2017 2018 2019

ITK Pendapatan RT

0,71

6,75

0

1

2

3

4

5

6

7

8

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

8000

9000

I II III IV I II III IV I II III IV I

2016 2017 2018 2019

Konsumsi Pemerintah Pertumbuhan

Rp miliar %yoy

Page 21: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA MEI 2019 · 2019-06-11 · 1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019 KATA PENGANTAR Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas

17

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019

Konsumen (ITK) yang diperkirakan meningkat

pada kisaran 105,24 lebih tinggi

dibandingkan dengan triwulan I 2019 sebesar

95,62. (Grafik 1.7).

1.2.2 Konsumsi Pemerintah

Realisasi Triwulan I 2019

Pada triwulan I 2019, Konsumsi Pemerintah

tumbuh sebesar 6,75% (yoy) meningkat

dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan

IV 2018 yang sebesar 0,71% (yoy) (Grafik

1.8). Peningkatan Konsumsi Pemerintah pada

triwulan I 2019 lebih disebabkan oleh base

effect triwulan I 2018 yang hanya tumbuh

sebesar 0,21% (yoy). Secara umum,

pertumbuhan konsumsi pemerintah pada

triwulan I 2019 didorong oleh persiapan

pelaksanaan PON XX di Papua.

Kinerja Konsumsi Pemerintah tercermin dari

meningkatnya realisasi belanja pemerintah

daerah dalam APBN Papua sebesar 22% (yoy).

Dilihat dari realisasinya, pertumbuhan

tertinggi terjadi pada belanja barang yang

tumbuh sebesar 44% (yoy). Sementara itu,

belanja modal dan belanja pegawai masing-

masing tumbuh sebesar 15% (yoy) dan 9%

(yoy).

Sementara itu, dari sisi belanja APBD pada

triwulan I 2019 mengalami kontraksi yang

cukup dalam sebesar -64,38% (yoy) menurun

secara signifikan dibandingkan dengan

pertumbuhan belanja triwulan IV 2018

sebesar 10,10% (yoy). Penurunan utama

realisasi belanja APBD Papua pada triwulan I

2019 adalah karena tidak adanya realisasi

belanja modal pemerintah. Tidak adanya

realiasi belanja modal pemerintah daerah

pada triwulan I 2019 salah satunya

disebabkan oleh masih adanya proses

perampingan organisasi perangkat daerah

(OPD) Papua menjadi 34 OPD pasca

dilantiknya gubernur baru Papua.

Tracking Triwulan II 2019

Pada triwulan II 2019, Konsumsi Pemerintah

diperkirakan tumbuh lebih tinggi

dibandingkan dengan triwulan I 2019 sesuai

dengan pola historisnya. Realisasi

pertumbuhan konsumsi pemerintah pada

triwulan II 2019 diperkirakan tumbuh sebesar

7,63% - 8,03% (yoy). Semakin dekatnya

Grafik 1.9 Realisasi Belanja APBN Papua (Rp Miliar)

Sumber : Kemenkeu - DJPB, diolah.

Grafik 1.10 Realisasi Belanja APBD Papua (Rp Miliar)

Sumber : BPKAD Papua, diolah

687

471

301

751

680

347

Belanja Pegawai

Belanja Barang

Belanja Modal

I 2019

I 2018

1.838,4

135,3

1.973,7

361,1

341,9

703,0

Belanja Tidak

Langsung

Belanja Langsung

Total Belanja

I 2019

I 2018

Page 22: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA MEI 2019 · 2019-06-11 · 1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019 KATA PENGANTAR Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas

18

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019

pelaksanaan PON XX di Papua, pagu

anggaran dan realisasi pemerintah pada

triwulan II 2019 diperkirakan meningkat

dibandingkan dengan periode yang sama

tahun 2018.

1.2.3 Net Ekspor

Realisasi Triwulan I 2019

Pertumbuhan Net Ekspor pada triwulan I 2019

terkontraksi cukup dalam sebesar

-111,67% (yoy) namun tidak sedalam

kontraksi pada triwulan IV 2018 sebesar

-117,11% (yoy). Kontraksi tersebut terutama

bersumber dari Ekspor Luar Negeri yang

terkontraksi sebesar -63,64% (yoy) lebih

dalam dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya yang terkontraksi sebesar

-47,13% (yoy). Selain itu terjadi kontraksi

yang sangat dalam pada netekspor

antardaerah sebesar -472,03% (yoy) lebih

dalam dibandingkan dengan kontraksi pada

triwulan IV 2018 sebesar -265,83% (yoy).

Ekspor Luar Negeri yang menurun disebabkan

oleh rendahnya tingkat penjualan hasil

tambang yang berupa konsentrat tembaga

akibat berakhirnya operasional tambang

terbuka Grasberg dan masa transisi dari

pertambangan terbuka ke pertambangan

bawah tanah. Berdasarkan data Bea dan

Cukai, ekspor tambang Papua pada triwulan I

2019 mengalami kontraksi -67,67% (yoy).

Selain itu, ekspor nontambang Papua pada

triwulan I 2019 juga mengalami kontraksi

sebesar -27,03% (yoy) yang terutama

merupakan ekspor kayu dan barang dari kayu.

Dengan demikian secara keseluruhan ekspor

Papua mengalami kontaksi sebesar -65,75%

(yoy) (Grafik 1.11).

Dilihat dari tujuan ekspornya, pada triwulan I

2019, Tiongkok merupakan negara tujuan

ekspor Papua yang memiliki pangsa terbesar

(33,00%). Kemudian, tujuan ekspor terbesar

lainnya adalah Filipina dan Korea Selatan

dengan pangsa masing-masing sebesar

18,8% dan 16,21%. Kebutuhan bijih logam

khususnya tembaga untuk industri elektronik

di Tiongkok, Filipina dan Korea Selatan

menyebabkan tingginya pangsa ekspor untuk

negara negara tersebut (Grafik 1.12).

Sementara itu, ekspor kayu Papua hanya

memberikan andil sebesar 8,39% terhadap

Grafik 1.11 Ekspor Non Migas

Sumber : Bea dan Cukai, diolah.

Grafik 1.12 Tujuan Ekspor Non Migas

Sumber : Bea dan Cukai, diolah.

-100

-50

0

50

100

150

200

250

300

350

0

200

400

600

800

1.000

1.200

1.400

I II III IV I II III IV I II III IV I

2016 2017 2018 2019

Nilai Ekspor Nontambang

Nilai Ekspor Pertambangan

g Ekspor Non Migas [sk. Kanan]

USD juta % yoy

14%

13%

33%

19%

16%

2%

3% Jepang

India

Tiongkok

Filipina

Korea Selatan

Amerika Serikat

Arab Saudi

Page 23: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA MEI 2019 · 2019-06-11 · 1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019 KATA PENGANTAR Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas

19

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019

ekspor Papua pada triwulan I 2019. Tujuan

ekspor kayu terbesar adalah ke Arab Saudi,

Korea Selatan dan Amerika Serikat dengan

pangsa masing-masing sebesar 40,22%;

35,78% dan 21,68%. Ekspor kayu Papua

secara umum merupakan hasil olahan berupa

kayu lapis dan sisanya merupakan kayu bulat

sebagai bahan pembuatan furnitur. Namun

demikian, adanya limitasi pengelolaan hutan

di Papua dalam menjaga kelestarian ekosistem

hutan Papua menyebabkan pertumbuhan

produksi dan penjualan produk kayu dari

Papua sangat terbatas.

Kemudian, net ekspor antar daerah

mengalami kontraksi sebesar -472,03% (yoy)

lebih dalam dari kontraksi pada triwulan IV

2018 sebesar -265,83% (yoy). Secara umum

kontraksi net ekspor antar daerah Papua

didorong oleh kontraksi pengiriman

konsentrat tembaga dari Kabupaten Mimika

ke PT Smelting di Gresik, Jawa Timur yang

merupakan tempat pemurnian dan

pengolahan konsentrat tembaga.

Sementara itu, Impor Luar Negeri pada

triwulan I 2019 terkontraksi sebesar -21,88%

(yoy) lebih dalam dibandingkan dengan

kontraksi triwulan IV 2018 sebesar -7,10%

(yoy). Impor Luar Negeri Papua didominasi

oleh impor bahan baku penolong dengan

pangsa sebesar 71,64%. Sementara itu, impor

lainnya terdiri dari impor barang modal dan

impor konsumsi dengan pangsa masing-

Grafik 1.13 Perkembangan Impor Non Migas

Sumber : Bea dan Cukai, diolah.

Grafik 1.14 Impor Non Migas Berdasarkan Jenis

Sumber : Bea dan Cukai, diolah.

Grafik 1.15 Negara Asal Impor Non Migas

Sumber : Bea dan Cukai, diolah.

Grafik 1.16 Perkembangan Bongkar-Muat

Sumber : BPS, diolah.

-80

-60

-40

-20

0

20

40

60

80

100

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

I II III IV I II III IV I II III IV I

2016 2017 2018 2019

Impor Nonmigas

Impor Barang Modal dan Antara

Pertumbuhan Nonmigas [sk. kanan]

USD juta % yoy

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

I II III IV I II III IV I II III IV I

2016 2017 2018 2019

Konsumsi Bahan Baku Penolong Modal

77,9%

5,7%

1,1%

3,5%

2,3%

0,2%

9,4%

Australia

Jepang

Papua Nugini

Filipina

Amerika Serikat

Taiwan

Lainnya

-45,45

-67,76

11,6716,15

-100

-50

0

50

100

150

200

-

50

100

150

200

250

300

350

400

450

I II III IV I II III IV I

2017 2018 2019

Total Muat Barang Total Bongkar Barang g Muat Barang g Bongkar Barang

% yoyribu ton

Page 24: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA MEI 2019 · 2019-06-11 · 1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019 KATA PENGANTAR Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas

20

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019

masing sebesar 24,25% dan 4,12% (Grafik

1.14).

Dilihat dari pertumbuhannya, impor barang

modal tumbuh sebesar 33,14% (yoy) lebih

rendah dari pertumbuhan triwulan

sebelumnya sebesar 67,21% (yoy).

Peningkatan impor tersebut disebabkan oleh

peningkatan aktivitas pembangunan tambang

bawah tanah dengan telah selesainya proses

divestasi serta mendapat kepastian izin usaha

pertambangan khusus dalam jangka panjang.

Di sisi lain, impor bahan baku penolong

terkontraksi sebesar -26,45% (yoy) menurun

dari triwulan sebelumnya yang tumbuh

sebesar 16,95% (yoy). Perlambatan impor

bahan baku berkaitan dengan masih belum

optimalnya produksi industri pengolahan di

Papua. Sementara itu, impor konsumsi pada

triwulan I 2019 terkontraksi sebesar -20,79%

(yoy) menurun dari triwulan sebelumnya yang

tumbuh sebesar 99,72% (yoy).

Di lihat dari asal negaranya, Impor Luar Negeri

Papua didominasi oleh Australia dengan

pangsa sebesar 77,9% dan Jepang dengan

pangsa sebesar 5,7% (Grafik 1.15). Impor dari

Australia terutama merupakan makanan

olahan, bahan kimia, buah-buahan, hasil

pertanian lainnya, dan hasil industri lainnya

sebagai pendukung pertambangan seperti

suku cadang alat berat. Kedekatan geografis

antara Australia dengan Papua menyebabkan

sebagaian besar impor luar negeri Papua

berasal dari Australia.

Sementara itu, dilihat dari arus pergerakan

barang di Papua, bongkar barang tumbuh

sebesar 16,15% (yoy) meningkat dari triwulan

sebelumnya sebesar 11,67% (yoy) (Grafik

1.16). Seperti telah dijelaskan sebelumnya,

peningkatan bongkar barang di pelabuhan

disebabkan oleh peningkatan kegiatan

pembangunan infrastruktur baik untuk

konstruksi bangunan perkantoran, jalan raya

seperti jalan Trans Papua, infrastruktur

pendukung PON XX maupun pengembangan

tambang bawah tanah. Sementara itu, muat

barang terkontraksi sebesar -67,76% (yoy)

lebih dalam dari triwulan sebelumnya yang

terkontraksi sebesar -45,45% (yoy). Hal

tersebut sejalan dengan rendahnya penjualan

hasil tambang sebagai dampak dari

rendahnya produksi tambang pada triwulan I

2019.

Rendahnya kinerja ekspor Papua pada

triwulan I 2019 menyebabkan neraca

perdagangan non migas Papua mengalami

defisit. Neraca perdagangan Papua pada

triwulan I 2019 tercatat defisit Rp949,94

miliar atau terkontraksi sebesar -111,67%

(yoy).

Tracking Triwulan II 2019

Net Ekspor Papua pada triwulan II 2019

diperkirakan tetap terkontraksi dan lebih

dalam dibandingkan dengan triwulan I 2019.

Kinerja Ekspor Luar Negeri diperkirakan

menurun sejalan dengan penurunan produksi

hasil tambang terbuka Papua yang akan habis

dan berhenti beroperasi pada akhir triwulan II

2019. Ekspor Papua pada April 2019 tercatat

senilai 158 juta dolar AS atau menurun

sebesar 11,65% (mtm) dibandingkan dengan

Page 25: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA MEI 2019 · 2019-06-11 · 1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019 KATA PENGANTAR Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas

21

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019

bulan sebelumnya yang senilai 178,83 juta

dolar AS. Secara kumulatif, total ekspor Papua

pada Januari - April 2019 adalah senilai

530,60 juta dolar AS atau menurun sebesar

62,62% (yoy) dibandingkan total ekspor

Januari - April 2018 yang senilai 1,42 miliar

dolar AS. Sementara itu, impor Papua pada

April 2019 tercatat senilai 24,88 juta dolar AS

atau menurun 13,48% (mtm) bila

dibandingkan dengan impor pada bulan

Maret 2019 yang senilai 28,75 juta dolar AS.

Dengan demikian, neraca perdagangan Papua

pada April 2019 mengalami surplus sebesar

133,12 juta dolar AS.

1.2.4 Investasi

Realisasi Triwulan I 2019

Investasi Papua pada triwulan I 2019 tumbuh

sebesar 0,90% (yoy) melambat dibandingkan

dengan triwulan IV 2018 yang tumbuh

sebesar 64,48% (yoy) (Grafik 1.15).

Perlambatan investasi Papua pada triwulan I

2019 terutama dipicu oleh perlambatan

Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB).

Secara umum, pertumbuhan investasi Papua

pada triwulan I 2019 didorong oleh

pembangunan tambang bawah tanah

perusahaan tambang terbesar di Papua dan

konstruksi infrastuktur jalan raya, bangunan

perkantoran, dan pendukung PON XX.

Grafik 1.17 Perkembangan PDRB Investasi Papua

Sumber : BPS, diolah.

Grafik 1.18 Perkembangan PMA dan PMDN

Sumber : BKPM, diolah.

Grafik 1.19 Perkembangan Nilai Tukar

Sumber: Bank Indonesia.

Grafik 1.20 Perkembangan Kredit Investasi

Sumber: Laporan Bank Umum, Bank Indonesia, diolah.

64,48

0,90

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

50

60

70

-4000

-2000

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

I II III IV I II III IV I II III IV I

2016 2017 2018 2019

Pembentukan Modal Tetap Bruto

Perubahan Inventori

Pertumbuhan Investasi

Rp miliar % yoy

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2015 2016 2017 2018 2019

PMA (USD ribu) PMDN (Rp. Juta)

13,2

13,3

13,4

13,5

13,6

13,7

13,8

13,9

14,0

14,1

14,2

14,3

14,4

14,5

14,6

14,7

14,8

14,9

15,0

15,1

15,2

15,3

15,4

15,5

9,7

9,9

10,1

10,3

10,5

10,7

10,9

03-Jan-1

7

30-M

ar-17

07-Jul-1

7

04-O

ct-17

30-D

ec-17

27-M

ar-18

04-Jul-

18

1 O

kt 2

018

27 D

es 2

018

26-M

ar-19

Ribu RupiahRibu RupiahAUD/IDR USD/IDR [sk. Kanan]

29,73

26,95

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

-

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

7.000

I II III IV I II III IV I II III IV I

2016 2017 2018 2019

Kredit Investasi Pertumbuhan [sk. kanan]

Rp miliar % yoy

Page 26: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA MEI 2019 · 2019-06-11 · 1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019 KATA PENGANTAR Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas

22

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019

Kemudian, dilihat dari sumber investasinya,

pada triwulan I 2019 mayoritas berasal dari

penanaman modal asing (PMA) senilai 324,2

juta dolar AS atau terkontraksi sebesar

-11,67% (yoy) namun tidak sedalam kontraksi

pada triwulan IV 2018 sebesar -47,82% (yoy)

(Grafik 1.18). Sementara itu, penanaman

modal dalam negeri (PMDN) Papua pada

triwulan I 2019 mencapai Rp52,5 miliar

tumbuh signifikan dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya yang sebesar Rp1,89

miliar. Secara umum, PMA di Papua terutama

untuk keperluan pembangunan tambang

bawah tanah yang dilakukan oleh perusahaan

tambang terbesar di Papua.

Indikator lainnya yang menunjukan

perlambatan investasi yaitu perkembangan

kredit investasi. Pada triwulan I 2019, kredit

investasi Papua tumbuh tinggi sebesar

26,95% (yoy) meskipun melambat dari

pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar

29,73% (yoy) (Grafik 1.20). Secara umum

Tabel 1.3 Perkembangan PDRB Sisi Lapangan Usaha (Rp miliar)

Sumber : BPS, diolah

2019

I II III IV I II III IV I

Pertumbuhan Ekonomi (%, yoy) 30.827,81 33.921,04 40.206,80 43.866,86 38.990,01 41.919,24 42.758,44 36.061,24 31.141,52

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 3.776,58 3.976,74 3.991,23 4.325,93 4.026,74 4.110,26 4.161,90 4.303,00 3.976,42

Pertambangan dan Penggalian 10.684,32 12.740,19 18.285,79 20.463,76 17.820,54 19.698,46 19.668,45 11.524,85 8.638,55

Industri Pengolahan 701,54 717,93 717,88 748,06 749,83 761,35 774,52 762,67 761,03

Pengadaan Listrik, Gas 11,73 12,02 12,41 12,40 12,46 12,91 13,24 13,30 13,56

Pengadaan Air 19,17 19,42 20,04 20,77 21,10 20,65 20,85 21,32 21,38

Konstruksi 3.712,99 3.869,50 4.113,61 4.519,36 3.792,59 3.939,34 4.427,46 4.886,35 4.160,43

Perdagangan Besar dan Eceran, dan

Reparasi Mobil dan Sepeda Motor2.751,11 2.904,21 3.038,03 3.208,20 2.966,04 3.084,59 3.206,63 3.404,77 3.205,89

Transportasi dan Pergudangan 1.446,94 1.533,55 1.610,49 1.719,03 1.607,82 1.722,01 1.688,93 1.806,40 1.696,75

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 232,93 245,48 253,41 270,57 246,40 258,48 270,05 281,70 263,37

Informasi dan Komunikasi 1.258,94 1.296,27 1.345,58 1.398,49 1.272,00 1.328,72 1.416,60 1.468,57 1.379,62

Jasa Keuangan 515,47 511,43 512,95 529,77 525,35 537,74 552,19 565,15 605,37

Real Estate 824,59 861,47 896,55 933,59 905,12 916,03 941,44 983,60 945,68

Jasa Perusahaan 381,56 410,29 423,82 442,00 404,26 432,00 457,67 474,88 435,58

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan

dan Jaminan Sosial Wajib2.922,70 3.131,88 3.241,27 3.445,98 2.997,70 3.316,86 3.315,60 3.609,12 3.259,13

Jasa Pendidikan 710,27 758,33 780,14 815,99 730,88 797,01 808,71 856,37 779,89

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 518,01 558,25 574,56 597,76 534,07 586,36 608,12 648,80 584,33

Jasa lainnya 358,96 374,08 389,02 415,18 377,11 396,46 426,08 450,38 414,56

PDRB NonTambang 20.143,49 21.180,86 21.921,02 23.403,09 21.169,47 22.220,77 23.089,99 24.536,39 22.502,97

Indikator2017 2018

Grafik 1.21 Pertumbuhan PDRB Sisi Lapangan Usaha

Sumber : BPS, diolah

26,48

23,58

6,35

(17,79)

(20,13)

-30

-20

-10

0

10

20

30

(8.000)

2.000

12.000

22.000

32.000

42.000

52.000

I II III IV I II III IV I II III IV I

2016 2017 2018 2019

Lainnya Adm. Pemerintahan dan Jaminan Sosial

Transportasi dan Pergudangan Perdagangan dan Reparasi

Konstruksi Pertambangan dan Penggalian

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Pertumbuhan Ekonomi [sk. kanan]

Rp miliar % yoy

Page 27: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA MEI 2019 · 2019-06-11 · 1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019 KATA PENGANTAR Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas

23

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019

penurunan kredit investasi disebabkan oleh

perilaku wait and see dari para pelaku usaha

yang masih melihat arah pembangunan

RPJMD Papua yang baru.

Tracking Triwulan II 2019

Pada triwulan II 2019, investasi Papua

diperkirakan mengalami peningkatan

dibandingkan dengan triwulan I 2019. Hal ini

sejalan dengan keberlanjutan pelaksanaan

pembangunan tambang bawah tanah

perusahaan tambang terbesar di Papua. Di

samping itu, mulai selesainya pembangunan

proyek proyek strategis pemerintah

terutama pembangunan infrastruktur

penunjang PON XX akan meningkatkan

investasi Papua pada triwulan I 2019.

1.3 Pertumbuhan Ekonomi Dari Sisi

Lapangan Usaha

1.3.1 Pertambangan dan Penggalian

Realisasi Triwulan I 2019

Kinerja LU Pertambangan dan Penggalian

pada triwulan I 2019 terkontraksi lebih dalam

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

Pertumbuhan ekonomi LU Pertambangan dan

Penggalian pada triwulan I 2019 terkontraksi

sebesar -51,52% (yoy) lebih dalam dari

kontraksi triwulan IV 2018 sebesar -43,68%

(yoy).

Kinerja LU Pertambangan dan Penggalian

tidak terlepas dari perkembangan kinerja

perusahaan tambang terbesar di Papua. Pada

triwulan I 2019 produksi konsentrat tembaga

mencapai 145 juta pounds atau terkontraksi

Grafik 1.22 Perkembangan Produksi Tembaga

Sumber : Quarterly report fcx.com, diolah.

Grafik 1.23 Perkembangan Produksi Emas

Sumber : Quarterly report fcx.com, diolah.

Grafik 1.24 Perkembangan Penjualan Tembaga

Sumber : Quarterly report fcx.com, diolah.

Grafik 1.25 Perkembangan Penjualan Emas

Sumber : Quarterly report fcx.com, diolah.

170

-49,55

-53,38

-80

-60

-40

-20

0

20

40

60

80

100

120

0

50

100

150

200

250

300

350

400

I II III IV I II III IV I II III IV I

2016 2017 2018 2019

Produksi Konsentrat Tembaga (Cu) Pertumbuhan Tembaga [sk. kanan]

Cu: juta pound% yoy

327

-41,81 -72,77

-100

-50

0

50

100

150

200

0

100

200

300

400

500

600

700

800

I II III IV I II III IV I II III IV I

2016 2017 2018 2019

Produksi Konsentrat Emas (Au) Pertumbuhan Emas [sk. kanan]

Au: ribu ounce% yoy

351

42,64

-63,82

-100

-50

0

50

100

150

200

0

50

100

150

200

250

300

350

400

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2015 2016 2017 2018

Penjualan Konsentrat Tembaga (Cu) Pertumbuhan Cu [sk. kanan]

Cu: juta pound % yoy

584

136,08

(55,31)

-100

-50

0

50

100

150

200

250

300

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2015 2016 2017 2018

Penjualan Konsentrat Emas (Au) Pertumbuhan Au [sk. kanan]

Au: ribu ounce % yoy

Page 28: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA MEI 2019 · 2019-06-11 · 1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019 KATA PENGANTAR Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas

24

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019

sebesar -53,38% (yoy) lebih dalam dari

kontraksi triwulan IV 2018 sebesar -49,55%

(yoy) (Grafik 1.22). Sementara itu, produksi

emas mencapai 162 ribu ounces atau

terkontraksi sebesar -72,77% (yoy) lebih

dalam dari kontraksi triwulan IV 2018 sebesar

-41,81% (yoy) (Grafik 1.23). Penurunan

produksi tembaga dan emas yang signifikan

disebabkan oleh mulai berakhirnya

operasional tambang di kawasan terbuka

Grasberg di Kabupaten Mimika sehingga

menyebabkan kontraksi produksi secara

keseluruhan. Sementara itu, tambang bawah

tanah yang sedang dikembangkan masih

belum sepenuhnya beroperasi sehingga tidak

dapat menambah produksi tambang secara

signifikan.

Kinerja produksi yang terkontraksi

memberikan dampak terhadap penjualan

tembaga yang terkontraksi sebesar -45,45%

(yoy) namun tidak sedalam kontraksi triwulan

sebelumnya sebesar -63,82% (yoy) (Grafik

1.24). Sementara itu, penjualan emas

mengalami kontraksi sebesar -61,03% (yoy)

lebih dalam dibandingkan kontraksi triwulan

sebelumnya sebesar -55,31% (yoy) (Grafik

1.25).

Meskipun demikian, harga tembaga dunia

tercatat masih mengalami peningkatan

dengan tren peningkatan yang sangat

terbatas. Harga tembaga pada triwulan I 2019

sebesar 6.439,46 dolar AS per metric ton,

lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan IV

2018 yang sebesar 6075,32 dolar AS per

metric ton (Grafik 1.26). Selain itu, harga

emas juga mengalami peningkatan pada

triwulan I 2019 dibandingkan triwulan

sebelumnya, meskipun memiliki tren yang

cenderung stagnan dengan fluktuasi yang

tinggi dalam dua tahun terakhir. Pada

triwulan I 2019 harga emas dunia sebesar

1.300,9 dolar AS pertroy oz lebih tinggi

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya

yang sebesar 1.250,4 dolar AS per troy oz

(Grafik 1.26).

Secara umum, kontraksi penjualan yang

sangat dalam disebabkan oleh kinerja

produksi pertambangan yang menurun akibat

berakhirnya operasional di kawasan

pertambangan terbuka Grasberg, sementara

Grafik 1.26 Perkembangan Harga Tembaga dan Emas

Dunia

Sumber : World Bank, diolah.

Grafik 1.27 Proyeksi Produksi Konsentrat Tembaga

dan Emas

Sumber : Quarterly report fcx.com, diolah.

1100

1150

1200

1250

1300

1350

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

8000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3

2017 2018 2019

Harga Tembaga (USD/mt)

Harga Emas (USD/troy oz) - sk. Kanan

1

1,15

0,56

0,8

1,4 1,4

1,54

2,4

0,75

0,9

1,6

1,9

0

0,5

1

1,5

2

2,5

2017 2018p 2019p 2020p 2021p 2022p

Tembaga (miliar pounds) Emas (juta ounces)

Page 29: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA MEI 2019 · 2019-06-11 · 1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019 KATA PENGANTAR Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas

25

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019

tambang bawah tanah masih belum

berproduksi secara optimal.

Tracking Triwulan II 2019

Pada triwulan II 2019 kinerja LU

Pertambangan dan Penggalian diperkirakan

menurun dibandingkan dengan triwulan I

2019. Penurunan produksi secara signifikan

pada tahun 2019 disebabkan oleh akan

berakhirnya operasional di tambang terbuka

Grasberg yang diperkirakan akan berhenti

beroperasi pada semester I 2019. Sementara

itu, kinerja tambang bawah tanah masih

belum optimal yang disebabkan oleh kondisi

tambang bawah tanah yang masih dalam

tahap pengembangan.

1.3.2 Konstruksi

Realisasi Triwulan I 2019

Pada triwulan I 2019, LU Konstruksi tumbuh

sebesar 9,70% (yoy) lebih tinggi dibandingkan

dengan pertumbuhan triwulan IV 2018

sebesar 8,12% (yoy) (Grafik 1.28).

Pertumbuhan LU Konstruksi yang relatif tinggi

pada triwulan I 2019 sejalan dengan

peningkatan aktivitas persiapan PON XX di

Papua yang akan dilaksanakan pada tahun

Grafik 1.28 Perkembangan PDRB Konstruksi dan

Belanja Modal Pemerintah

Sumber : BPS, BPKAD Papua, diolah.

Grafik 1.29 Perkembangan Belanja Modal

Pemerintah

Sumber : Laporan Bank Umum, Bank Indonesia, diolah.

Grafik 1.30 Perkembangan Penjualan Semen Papua

Sumber : Kementerian Perindustrian dan Kementerian Perdagangan.

Grafik 1.31 Perkembangan Kredit Konstruksi Papua

Sumber : Laporan Bank Umum, Bank Indonesia.

8,12

9,70

0

2

4

6

8

10

12

14

0

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

I II III IV I II III IV I II III IV I

2016 2017 2018 2019

Konstruksi

Belanja Modal

Pertumbuhan Konstruksi - sk. Kanan

Rp miliar % yoy

8,12

9,70

0

2

4

6

8

10

12

14

0

500

1.000

1.500

2.000

2.500

3.000

I II III IV I II III IV I II III IV I

2016 2017 2018 2019

Belanja Modal Pertumbuhan Konstruksi (sb. kanan)

Rp miliar % yoy

-14,46

12,19

-40

-20

0

20

40

60

80

-

50,00

100,00

150,00

200,00

250,00

I II III IV I II III IV I II III IV I

2016 2017 2018 2019

Penjualan Semen Pertumbuhan [sk. kanan]

ribu ton %, yoy

-1,77-0,60

-20

-10

0

10

20

30

40

50

0

200

400

600

800

1.000

1.200

1.400

1.600

1.800

I II III IV I II III IV I II III IV I

2016 2017 2018 2019

Kredit Konstruksi Pertumbuhan [sk. kanan]

Rp miliar % yoy

Page 30: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA MEI 2019 · 2019-06-11 · 1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019 KATA PENGANTAR Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas

26

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019

2020. Namun demikian, peningkatan LU

Konstruksi tidak sejalan dengan pola

konsumsi pemerintah. Pada triwulan I 2019,

tidak ada realisasi belanja modal pemerintah

daerah Papua. Dengan demikian, kegiatan

konstruksi di Papua sebagian besar

merupakan proyek nasional yang bersumber

dari APBN yang bersifat multiyears.

Sementara itu, indikator lainnya yang juga

mendukung pertumbuhan LU Konstruksi

adalah peningkatan konsumsi semen Papua.

Pada triwulan I 2019, konsumsi semen Papua

mencapai 145,85 juta ton atau tumbuh

sebesar 12,19% (yoy) (Grafik 1.30).

Peningkatan konsumsi semen sejalan dengan

meningkatnya aktivitas pembangunan

infrastruktur menjelang PON XX.

Di sisi lain, pada triwulan I 2019 penyaluran

kredit konstruksi terkontraksi sebesar -0,60%

(yoy) lebih baik dari triwulan sebelumnya yang

terkontraksi sebesar -1,77% (yoy) (Grafik

1.31).

Tracking Triwulan II 2019

Pada triwulan II 2019 LU Konstruksi

diperkirakan tumbuh lebih tinggi

dibandingkan dengan triwulan I 2019.

Peningkatan tersebut sejalan dengan pola

historisnya dimana pada triwulan I mengalami

pertumbuhan terendah dan meningkat

hingga puncaknya pada triwulan IV. Namun

demikian, dengan telah selesainya proses

divestasi perusahaan tambang terbesar di

Papua pada Desember 2018 dan semakin

dekatnya waktu pelaksanaan PON XX di

Papua semakin mendorong pertumbuhan

konstruksi Papua.

1.3.3 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

Realisasi Triwulan I 2019

Kinerja pertumbuhan LU Pertanian,

kehutanan, dan perikanan pada triwulan I

2019 terkontraksi sebesar -1,25% (yoy) lebih

dalam dibandingkan dengan kontraksi

triwulan IV 2018 sebesar -0,53% (yoy) (Grafik

1.32). Secara umum, penurunan kinerja LU

pertanian, kehutanan dan perikanan

disebabkan oleh curah hujan dan gelombang

yang tinggi. Hal tersebut mengganggu panen

beberapa komoditas seperti padi, cabai, dan

umbi-umbian sehingga hasilnya kurang

optimal, bahkan terdapat petani yang

mengalami gagal panen. Selain itu, tinggi

gelombang yang tidak kondusif menggangu

kinerja produksi sektor perikanan baik

tangkap dan budidaya.

Penurunan kinerja LU Pertanian, Kehutanan,

dan Perikanan pada triwulan I 2019 juga

terkonfirmasi dari hasil Survei Kegiatan Dunia

Usaha (SKDU) yang dilaksanakan oleh Bank

Indonesia yang menunjukkan bahwa saldo

bersih tertimbang pada triwulan I 2019 lebih

rendah dari triwulan sebelumnya. Sementara

itu, indikator pertumbuhan lainnya yaitu

penyaluran kredit pertanian mengalami

perlambatan pertumbuhan. Pada triwulan I

2019, penyaluran kredit LU Pertanian,

Kehutanan, dan Perikanan tumbuh tinggi

Page 31: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA MEI 2019 · 2019-06-11 · 1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019 KATA PENGANTAR Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas

27

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019

sebesar 17,3% (yoy) namun melambat

dibandingkan dengan triwulan IV 2018 yang

tumbuh sebesar 24,8% (yoy) (Grafik 1.33).

Hal tersebut menunjukan adanya penurunan

aktivitas pembiayaan LU Pertanian akibat

kondisi yang tidak kondusif dan berisiko

tinggi.

Berdasarkan informasi dari BMKG, curah

hujan di Papua pada triwulan I 2019 mencapai

239,78mm lebih tinggi dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya yang sebesar 203,90

dengan kondisi tinggi gelombang di wilayah

Papua pada triwulan I 2019 berkisar antara 0-

2,5m, sehingga kurang kondusif untuk melaut

dikarenakan kapal nelayan di Papua sebagian

besar merupakan kapal tradisional.

Tracking Triwulan II 2019

Pada triwulan II 2019 LU Pertanian,

Kehutanan, dan Perikanan diperkirakan

tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan

triwulan I 2019 dalam kisaran 4,69 - 5,09%

(yoy). Peningkatan kinerja LU pertanian,

kehutanan dan perikanan pada triwulan II

2019 sejalan dengan perkiraan curah hujan

dan tinggi gelombang yang mulai stabil.

Selain itu, dimulainya panen pada beberapa

komoditas unggulan seperti beras

diperkirakan akan mendorong kinerja LU

Grafik 1.36 Indeks Pembelian Durable Goods

Sumber : Survei Konsumen, Bank Indonesia, diolah.

Grafik 1.37 Perkembangan Kredit Perdagangan

Sumber : Laporan Bank Umum, Bank Indonesia, diolah.

97,33

89,33

70

80

90

100

110

120

130

140

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3

2016 2017 2018 2019

Optimistis

Pesimistis

6,35

7,79 8,03

-10

-5

0

5

10

15

20

5,2

5,4

5,6

5,8

6

6,2

6,4

6,6

6,8

7

7,2

I II III IV I II III IV I II III IV I

2016 2017 2018 2019

Kredit Perdagangan

Pertumbuhan Kredit Perdagangan

Rp triliun % yoy

Grafik 1.32 Perkembangan PDRB Pertanian

Sumber : BPS dan Bank Indonesia, diolah.

Grafik 1.33 Perkembangan Kredit Pertanian

Sumber : Laporan Bank Umum, Bank Indonesia, diolah.

Grafik 1.34 Perkembangan Curah Hujan Papua

Sumber: BMKG.

Grafik 1.35 Peta Tinggi Gelombang

Sumber: BMKG.

3,36

4,28

-0,53

-1,25

-2

-1

0

1

2

3

4

5

6

7

8

3.200

3.400

3.600

3.800

4.000

4.200

4.400

I II III IV I II III IV I II III IV I

2016 2017 2018 2019

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

Pertumbuhan Pertanian

Rp miliar %, yoy

1.969

69,0

74,8

24,8

17,3

-20

-10

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

0

500

1.000

1.500

2.000

2.500

I II III IV I II III IV I II III IV I

2016 2017 2018 2019

Kredit Sektor Pertanian

Pertumbuhan [sk. kanan]

Rp miliar % yoy

268,86264,58

208,73

170,44

269,67

222,41

239,60

180,63

225,88

153,90

225,82231,99

221,48

240,69

257,17

0

50

100

150

200

250

300

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar

2018 2019

mm

Page 32: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA MEI 2019 · 2019-06-11 · 1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019 KATA PENGANTAR Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas

28

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019

Pertanian, Kehutanan dan Perikanan pada

triwulan II 2019.

1.3.4 Perdagangan Besar dan Eceran,

Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

Realisasi Triwulan I 2019

Kinerja LU Perdagangan Besar dan Eceran,

Reparasi Mobil dan Sepeda Motor pada

triwulan I 2019 mengalami peningkatan

pertumbuhan dibandingkan dengan triwulan

IV 2018. LU Perdagangan Besar dan Eceran,

Reparasi Mobil dan Sepeda Motor tumbuh

sebesar 8,09% (yoy) lebih tinggi dibandingkan

dengan triwulan IV 2018 yang tumbuh

sebesar 6,13% (yoy). Peningkatan kinerja LU

Perdagangan disebabkan adanya peningkatan

perdagangan akibat adanya bencana banjir

bandang di kawasan Sentani, Kabupaten

Jayapura sehingga meningkatkan permintaan

terhadap barang-barang untuk keperluan

bantuan bagi masyarakat.

Namun demikian, hasil SK pada triwulan I

2019 mengalami penurunan. Indeks

pembelian durable goods (barang tahan lama)

pada periode laporan rata rata sebesar

102,00 lebih rendah dari triwulan IV 2018

yang rata rata sebesar 104,89 (Grafik 1.36).

Sementara itu, dilihat dari penyaluran kredit

pada LU Perdagangan Besar dan Eceran,

Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

menunjukan peningkatan pertumbuhan pada

triwulan I 2019. Kredit sektor Perdagangan

Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda

Motor sebesar Rp6,99 triliun atau tumbuh

sebesar 8,03% (yoy), terjadi peningkatan

pertumbuhan jika dibandingkan dengan

pertumbuhan triwulan IV 2018 yang sebesar

7,79% (yoy) (Grafik 1.37). Secara umum,

peningkatan kinerja Perdagangan Besar dan

Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

pada triwulan I 2019 disebabkan oleh

peningkatan permintaan masyarakat

terhadap barang dan jasa akibat adanya

bencana yang terjadi di wilayah Papua

khususnya bencana banjir bandang di Sentani,

Kabupaten Jayapura dan berbagai wilayah di

Papua. Di samping itu, mulai meningkatnya

aktivitas persiapan pelaksanaan PON XX di

Papua menyebabkan meningkatnya

permintaan barang untuk mendukung acara

tersebut.

Tracking Triwulan II 2019

Kinerja LU Perdagangan Besar dan Eceran,

Reparasi Mobil dan Sepeda Motor pada

triwulan II 2019 diperkirakan lebih tinggi

dibanding dengan triwulan I 2019. Hal ini

disebabkan oleh peningkatan konsumsi

masyarakat menjelang Hari Raya Idul Fitri pada

akhir triwulan II 2019. Selain itu, semakin

tingginya intensitas persiapan pelaksanaan

PON XX diperkirakan menjadi faktor

pendorong kinerja LU Perdagangan Besar dan

Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

pada triwulan II 2019.

Page 33: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA MEI 2019 · 2019-06-11 · 1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019 KATA PENGANTAR Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas

29

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019

I. Perkembangan Produksi Tambang

Bawah Tanah

Sampai dengan Desember 2018, investasi

tambang bawah tanah telah mencapai USD

2,4 miliar (38% dari rencana investasi fase I).

Telah selesainya proses divestasi PTFI dengan

PT. Inalum (Persero) menyebabkan adanya

kepastian operasional jangka panjang

perusahaan sesuai dengan IUPK sd. 2041. Hal

tersebut menyebabkan investasi perusahaan

dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana

awal (on track).

Kemudian, pada tahun 2019, produksi

pertambangan tembaga masih berasal dari 2

sumber utama yaitu open pit dan

underground mining. Pada tahun 2018 open

pit menyumbang sebesar 62,7% terhadap

produksi konsentrat. Namun demikian, pada

tahun 2019 (sd. Juni 2019) open pit

diperkirakan menyumbang sebesar 45,1%

terhadap total produksi dan selebihnya

produksi berasal dari tambang bawah tanah.

Sampai tahun 2019, hanya 3 blok yang telah

berproduksi yaitu DOZ, DMLZ dan GRSBC

(masih dalam pengembangan).

Berdasarkan hasil perhitungan dan

mempertimbangkan kinerja tambang bawah

tanah, tingkat perolehan konsentrat (dari ore)

pada tahun 2019 diperkirakan mengalami

penurunan dari 25,3% menjadi 24,3%. Hal

tersebut sejalan dengan perolehan

kandungan emas dan perak yang juga

mengalami penurunan dibandingkan tahun

2018. Namun demikian, dengan berakhirnya

pertambangan terbuka Grasberg, jumlah

BOKS 1: RENCANA PRODUKSI TAMBANG

BAWAH TANAH TERBESAR PAPUA

Grafik B.1 Rencana Produksi Tambang Bawah Tanah Papua

Sumber : RKAB 2019

Page 34: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA MEI 2019 · 2019-06-11 · 1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019 KATA PENGANTAR Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas

30

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019

tenaga kerja diperkirakan tidak berkurang

secara signifikan. Hanya ada pemindahan TK

dari open pit ke underground mining.

Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan

oleh Competent Person Indonesia (CPI),

sampai dengan tahun 2041 total cadangan

konsentrat tembaga di kawasan

pertambangan Grasberg mencapai 1,96 miliar

ton yang terdiri dari 627 ribu ton cadangan

terbukti dan 1,33 miliar ton cadangan terkira.

Seluruh cadangan konsentrat tembaga

tersebut akan ditambang menggunakan

metode penambangan bawah tanah

(underground mining) sejalan dengan rencana

investasi yang telah disusun oleh PT. Freeport

Indonesia.

II. Rencana Operasional Tambang Bawah

Tanah

Dalam 5 tahun kedepan (2018-2022) blok

pertambangan bawah tanah yang siap

beroperasi meliputi Big Gossan, Deep Ore

Zone (DOZ), Deep Mill Level Zone (DMLZ) dan

Grasberg Block Caving (GBC). Produksi

terbesar berasal dari GBC karena merupakan

tubuh batuan yang berada tepat di bawah

tambang terbuka Grasberg yang memiliki

kandungan konsentrat yang tinggi. Pasca

periode transisi tambang terbuka ke tambang

bawah tanah, produksi diperkirakan kembali

normal pada tahun 2021.

Sampai dengan tahun 2019, telah beroperasi

4 tambang utama yaitu DOZ, Big Gossan, GBC

dan DMLZ. Namun demikian hanya DOZ dan

Big Gossan yang sudah beroperasi namun

dengan tingkat produksi yang rendah.

Produksi diperkirakan mulai optimal pada

tahun 2021/2022 setelah operasional penuh

tambang DMLZ dan GBC. Sementara itu

pengembangan di masa depan adalah block

Kucing Liar (KL).

A. Tambang Grasberg Block Caving (GBC)

Cadangan: 1 miliar ton @1,01% Cu &

0,72 ppm Au

Metode Block Caving

Produksi Maksimum 160.000 tph (2023)

Manpower : 2900

Mulai produksi : Januari 2018

Akhir produksi : Desember 2040

Biaya modal hingga 2021 : USD 4,7 miliar

B. Tambang Big Gossan

Cadangan: 60 juta ton @2,22% Cu &

0,93 g/t Au

Metode open stope / paste backfill

Produksi Maksimum 7000 tph

Produksi saat ini : 3800 tph

Mulai produksi : November 2010

Akhir produksi : Desember 2034

C. Tambang Deep Ore Zone (DOZ)

Grafik B.2 Kompleks Pertambangan Bawah Tanah

Sumber: Conference Call Freeport McMoran

Page 35: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA MEI 2019 · 2019-06-11 · 1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019 KATA PENGANTAR Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas

31

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019

Cadangan: 79 juta ton @0,54% Cu &

0,76 g/t Au

Metode Block Caving

Produksi Maksimum 80.000 tph

Manpower : 1400

Mulai produksi : November 2000

Akhir produksi : Desember 2021

D. Tambang Deep Mill Level Zone (DMLZ)

Cadangan: 437 juta ton @0,91% Cu &

0,76 ppm Au

Metode Block Caving

Produksi Maksimum 80.000 tph (2022)

Manpower : 1800

Mulai produksi : Juni 2018

Akhir produksi : Mei 2038

Biaya modal hingga 2019 : USD 2,4

miliar

E. Kucing Liar Block Cave

Cadangan: 359,88 juta ton @1,25% Cu

& 1,07 g/t Au

Metode Block Caving

Mulai Produksi 2024

III. Kendala Pertambangan Bawah Tanah

Papua

Dalam perkembangannya, pembangunan

tambang bawah tanah masih belum berjalan

dengan optimal yang disebabkan oleh adanya

berbagai kendala dalam pembangunannya

yang meliputi kendala alam, operasional,

ketenagakerjaan dan teknis. Di samping itu,

Operasi Tambang baru masih dalam tahap

pengembangan dan memerlukan uji coba dan

dalam penerapan teknologi sehingga

memakan waktu yang relatif lama sebelum

akhirnya dapat beroperasi dan berproduksi

dengan normal.

Aspek Alam

Curah Hujan Tinggi

Seismic

Potensi Bencana Geologi (Banjir Bandang,

Tebing Runtuh dll)

Aspek Operasional

Produksi Material Bijih Cadangan Grasberg

open pit dijadwalkan akan berakhir pada

akhir bulan Juni 2019.

Produksi Material Bijih Tambang DOZ

terkendala masalah lumpur basah, kinerja

minegem yang masih perlu ditingkatkan,

serta kerusakan sebagian panel dan

drawpoint produksi akibat pemogokan

beberapa waktu lalu.

Produksi Material Bijih Tambang Big

Gossan yang menggunakan Metoda

penambangan Open Stope hanya

menghasilkan produksi terbatas (~ 7.000

ton/hari).

Aspek Ketenaga Kerjaan

Isu Keterampilan Tenaga Kerja.

Perpindahan Tenaga Kerja dari Grasberg

Open Pit ke tambang bawah tanah perlu

masa transisi cukup panjang.

Perawatan tambang tidak optimal

menyebabkan panel dan draw point untuk

produksi rusak memerlukan waktu

perbaikan cukup lama dan bahkan banyak

yang terpaksa ditutup/tidak dapat

diperbaiki.

Aspek Teknis

Material bijih yang akan diproduksi dan

dikirim ke Mill berasal dari tambang bawah

tanah dan simpanan/timbunan bijih

Page 36: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA MEI 2019 · 2019-06-11 · 1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019 KATA PENGANTAR Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas

32

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019

berkadar rendah dari Grasberg (isu

pemerolehan/recovery logam).

Pembangunan tambang Grasberg Block

Caving dan DMLZ yang merupakan

tambang masa depan PTFI masih dalam

tahap konstruksi sehingga produksi bijih

masih sangat terbatas.

Kendala Tambang Lainnya

Operasi pada Tambang Bawah Tanah

DMLZ masih mempunyai tantangan

geoteknikal dan perijinan yang masih perlu

diselesaikan.

Belum tercapainya HR (Hydraulic Radius)

dimana cave/runtuhan belum tercapai dan

abutment stress/konsentrasi tegangan

disekitar area bukaan runtuhan, sehingga

memerlukan rehabilitasi.

Seismic event/peristiwa perambatan

gelombang energy dalam batuan, yang

menyebabkan kerusakan dan memerlukan

rehabilitasi dan pengamanan.

Operasi Tambang Bawah Tanah GBC yang

masih dalam tahap pengembangan dan

memerlukan uji coba dan dalam penerapan

teknologi.

Sumber:

– Quarterly Report Freeport McMoran

– Conference Call Freeport McMoran

Page 37: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA MEI 2019 · 2019-06-11 · 1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019 KATA PENGANTAR Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas

33

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019

BAB II KEUANGAN PEMERINTAH

Realisasi APBN di lingkup Provinsi Papua pada triwulan I 2019 mengalami penurunan

pada pos pendapatan sedangkan pada pos belanja mengalami peningkatan

dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2018. Pada triwulan I 2019 sumber

pendapatan terbesar berasal dari Pajak Dalam Negeri sedangkan realisasi belanja

terbesar berasal dari Belanja Barang. Di samping itu, realisasi APBD Papua pada triwulan

I 2019 mengalami peningkatan pada pos pendapatan sedangkan pada pos belanja

mengalami penurunan dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2018. Salah

satunya disebabkan oleh tidak adanya realisasi belanja Barang Modal dari APBD Papua

pada triwulan I 2019.

Page 38: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA MEI 2019 · 2019-06-11 · 1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019 KATA PENGANTAR Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas

34

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019

2.1 Realisasi APBN Papua

Realisasi APBN di lingkup Provinsi Papua

pada triwulan I 2019 mengalami penurunan

pada pos pendapatan sedangkan pos

belanja mengalami peningkatan

dibandingkan dengan periode yang sama

tahun 2018.

Pada tahun 2019, realisasi belanja APBN

diperkirakan akan lebih baik dari tahun

sebelumnya karena didukung dengan

penyempurnaan mekanisme penyaluran

serta pemerintah daerah yang telah memiliki

pengetahuan memadai dalam pengelolaan

dana dimaksud, sehingga diproyeksikan

belanja APBN pada tahun 2019 dapat

terealisasi lebih baik mencapai 91,24%

dibandingkan dengan tahun 2018 sebesar

91,15%.

2.1.1 Realisasi Pendapatan APBN Papua

Secara nominal realisasi pendapatan APBN di

lingkup Provinsi Papua triwulan I 2019

mengalami penurunan dibandingkan

dengan periode yang sama tahun 2018,

realisasi pos pendapatan APBN dari Rp2,19

triliun menjadi Rp1,98 triliun atau menurun

10% (yoy) dibanding periode yang sama

tahun 2018 (Tabel 2.1).

Berdasarkan jenisnya, struktur pendapatan

pada triwulan I 2019 berbeda dengan

struktur pendapatan pada periode yang

sama tahun 2018. Perbedaan ini terlihat

pada pendapatan pajak perdagangan

internasional mengalami penurunan 47%

(yoy) dari Rp1,02 triliun menjadi Rp544 miliar

dibandingkan periode yang sama tahun

2018. Penurunan pajak perdagangan

internasional disebabkan oleh menurunnya

pendapatan bea masuk dan pendapatan bea

keluar seiring dengan menurunnya ekspor

Grafik 2.1 Realisasi Pendapatan APBN Papua

Sumber: DJPb, Kemenkeu, diolah.

Grafik 2.2 Struktur Pendapatan APBN Papua

Sumber : DJPb, Kemenkeu, diolah.

1,017

1,018

151

1,257

544

174

Pajak DalamNegeri

Pajak PerdaganganInternasional

PenerimaanNegara Bukan

Pajak

I 2019

I 2018

63.6%

27.5%

8.8%Pajak Dalam Negeri

Pajak PerdaganganInternasional

Penerimaan NegaraBukan Pajak

Tabel 2.1 Realisasi Pendapatan APBN Papua

Sumber: DJPb, Kemenkeu, diolah.

I 2018 I 2019

Pajak Dalam Negeri 1,017 1,257 24 63.6

Pajak Perdagangan Internasional 1,018 544 (47) 27.5

Penerimaan Negara Bukan Pajak 151 174 15 8.8

Total 2,187 1,975 (10) 100

Struktur

(%)

Realisasi (Rp Miliar) Year-on-

Year (%)

Detail Pendapatan APBN

Page 39: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA MEI 2019 · 2019-06-11 · 1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019 KATA PENGANTAR Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas

35

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019

hasil pertambangan di Provinsi Papua

dibandingkan dengan periode yang sama

tahun sebelumnya. Realisasi pendapatan bea

masuk pada triwulan I 2019 mengalami

penurunan sebesar 6%(yoy) dari Rp59 miliar

pada triwulan I 2019 menjadi Rp56 miliar

periode yang sama tahun 2018. Pendapatan

bea keluar pada triwulan I 2019 juga

mengalami penurunan sebesar 49%(yoy)

dari Rp959 miliar menjadi Rp488 miliar

dibandingkan periode yang sama tahun

2018. Sementara itu, pajak dalam negeri

pada triwulan I 2019 mengalami

peningkatan dari Rp1,02 triliun menjadi

Rp1,26 triliun atau meningkat 24% (yoy)

dibandingkan periode yang sama tahun

2018. Peningkatan disebabkan oleh

meningkatnya pendapatan pajak

penghasilan dan pajak pertambahan nilai.

Realisasi pendapatan pajak penghasilan

pada triwulan I 2019 mengalami

peningkatan sebesar 19%(yoy) dari Rp757

miliar menjadi Rp897 miliar sedangkan

pendapatan pajak pertambahan nilai pada

triwulan I 2019 juga mengalami peningkatan

sebesar 66%(yoy) dari Rp209 miliar menjadi

Rp348 miliar dibandingkan periode yang

sama tahun 2018. Peningkatan juga terjadi

pada penerimaan negara bukan pajak dari

Rp151 miliar menjadi Rp174 miliar atau naik

15% (yoy) dibandingkan dengan periode

yang sama tahun 2018 (Grafik 2.1).

2.1.2 Realisasi Belanja APBN Papua

Pada triwulan I 2019 realisasi belanja APBN

mengalami peningkatan dibanding dengan

periode yang sama tahun 2018. Realisasi

belanja APBN pada triwulan I 2019 sebesar

Tabel 2.2 Realisasi Belanja APBN Papua

Sumber: DJPb, Kemenkeu, diolah.

Struktur

I 2018 I 2019 (%)

Belanja Pegawai 687 751 9 42

Belanja Barang 471 680 44 38

Belanja Modal 301 347 15 20

Belanja Bansos - - - -

Total Belanja 1,458 1,778 22 100

Year-on-

Year

Belanja APBNRealisasi (Rp Miliar)

Grafik 2.3 Realisasi Belanja APBN Papua

Sumber: DJPb, Kemenkeu, diolah

Grafik 2.4 Struktur Belanja APBN Papua Tw I 2019

Sumber: DJPb, Kemenkeu, diolah

687

471

301

751

680

347

Belanja Pegawai

Belanja Barang

Belanja Modal

I 2019

I 2018

42.2%

38.2%

19.5%

0.0%

Belanja Pegawai

Belanja Barang

Belanja Modal

Belanja Bansos

Page 40: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA MEI 2019 · 2019-06-11 · 1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019 KATA PENGANTAR Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas

36

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019

Rp1,78 triliun meningkat sebesar 22% (yoy).

Peningkatan tersebut terutama didorong

oleh belanja barang yang meningkat dari

Rp471 miliar menjadi Rp680 miliar atau

tumbuh 44% (yoy) dibandingkan dengan

periode yang sama pada tahun 2018.

Belanja pegawai juga mengalami

peningkatan dari Rp687 miliar menjadi

Rp751 miliar atau tumbuh 9% (yoy)

dibandingkan dengan periode yang sama

pada tahun 2018. Berdasarkan pos, belanja

lainnya juga mencatatkan peningkatan

sebesar 15% (yoy) untuk belanja modal dari

Rp301 miliar menjadi Rp 347 miliar

dibandingkan dengan periode yang sama

pada tahun 2018 (Tabel 2.2).

2.2 Realisasi APBD Papua

Realisasi APBD di lingkup Provinsi Papua

pada triwulan I 2019 mengalami

peningkatan pada pos pendapatan

sedangkan pos belanja mengalami

penurunan dibandingkan dengan periode

yang sama tahun 2018.

2.2.1 Realisasi Pendapatan APBD Papua

Dengan adanya penyempurnaan mekanisme

penyaluran yang terdiri dari mekanisme

pembuatan proposal dan pelaporan

pemakaian dana untuk penyaluran dana

alokasi umum dan khusus menyebabkan

penurunan pada pos pendapatan dana

perimbangan APBD Papua pada triwulan I

Tabel 2.3 Realisasi Pendapatan APBD Papua

Sumber: BPKAD Papua.

2018 2019 I 2018 I 2019 I 2018 I 2019

Pendapatan Asli Daerah 1,009 938 119 132 12% 14% 10

Pajak daerah 761 670 98 110 13% 16% 12

Retribusi daerah 119 42 15 11 12% 27% -23

Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan 54 54 - 0 0% 0% -

Lain-lain PAD yang sah 75 173 7 11 9% 6% 49

Dana Perimbangan 4,554 4,407 736 1,350 16% 31% 83

Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak 761 649 136 109 18% 17% -20

Dana Alokasi Umum 2,570 2,617 600 872 23% 33% 45

Dana Alokasi Khusus 1,222 1,142 - 369 0% 32% -

Lain - Lain Pendapatan Daerah Yang Sah 7,986 8,633 1 1 0% 0% -21

Pendapatan Hibah 6 - - 0 0% 0% -

Dana Otonomi Khusus 5,580 5,808 - - 0% 0% -

Dana Tambahan Infrastruktur 2,400 2,824 - - 0% 0% -

Lain - Lain Pendapatan Daerah Lainnya - - 1 1 0% 0% -23

TOTAL 13,549 13,978 856 1,482 6% 11% 73

Year-on-Year (%)KOMPONEN PENDAPATAN DAERAHPagu (Rp Miliar) Realisasi (Rp Miliar) Realisasi (%)

Grafik 2.5 Realisasi Pendapatan APBD Papua

terhadap Pagu

Sumber: BPKAD Papua, diolah

Grafik 2.6 Struktur Realisasi Pendapatan APBD Papua

Tw I 2019

Sumber: BPKAD Papua, diolah

12.83%

12.34%

17.84%

23.34%

16%

27%

17%

33%

Pajak daerah

Retribusi daerah

Bagi Hasil Pajak/BukanPajak

Dana Alokasi Umum

I 2019

I 2018

8.9%

91.1%

Pendapatan Asli Daerah

Dana Perimbangan

Page 41: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA MEI 2019 · 2019-06-11 · 1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019 KATA PENGANTAR Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas

37

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019

2019. Meskipun demikian, penyempurnaan

mekanisme dimaksud diharapkan dapat

mempermudah proses penyaluran sehingga

realisasi pendapatan dana perimbangan

APBD Papua 2019 dapat dilakukan dengan

lebih optimal.

Pendapatan pemerintah Papua pada

triwulan I 2019 mengalami peningkatan

sebesar 73% (yoy) dibandingkan dengan

periode yang sama tahun 2018.

Pertumbuhan realisasi ini disebabkan oleh

Dana Perimbangan yang optimal terealisasi

yaitu meningkat sebesar 31% (yoy) dengan

realisasi Rp1,35 triliun dibandingkan dengan

periode yang sama tahun 2018.

Berdasarkan jenisnya, pos pendapatan yang

mengalami peningkatan berasal dari pos

dana alokasi umum yang mengalami

peningkatan dari Rp600 miliar menjadi

Rp872 miliar atau naik 45% (yoy) dan bagi

hasil pajak/bukan pajak mengalami

penurunan dari Rp136 miliar menjadi Rp109

miliar atau turun sebesar 20% (yoy).

Pendapatan asli daerah juga mengalami

peningkatan 10% (yoy). Berdasarkan

jenisnya, pos yang mengalami peningkatan

berasal dari lain - lain pendapatan daerah

yang sah mengalami peningkatan sebesar 49

% (yoy) menjadi Rp110 miliar pada triwulan

I 2019. Di sisi lain, pajak daerah juga

mengalami peningkatan 12% (yoy) (Tabel

2.3).

2.2.2 Realisasi Belanja APBD Papua

Realisasi belanja pemerintah Provinsi Papua

pada triwulan I 2019 mengalami penurunan

dibandingkan dengan periode yang sama

tahun 2018. Pada triwulan I 2019 belanja

Papua turun 64% (yoy) menjadi Rp703 miliar

dari sebelumnya Rp1,97 triliun pada periode

Grafik 2.7 Realisasi Belanja APBD Papua terhadap Pagu Tw I 2019

Sumber: BPKAD Papua, diolah

20.6%

2.6%

14.0%

5.2%

4.8%

5.0%

Belanja TidakLangsung

Belanja Langsung

Total Belanja

9.1%

4.9%

34.3%

20.3%

7.5%

0.8%

4.9%

0.0%

Belanja Pegawai

Belanja Subsidi dan Bantuan Sosial

Belanja Hibah

Belanja Bantuan Keuangan KepadaProvinsi/Kabupaten/ Kota/Pemerintah

Kampung dan Partai Politik

Grafik 2.8 Struktur Realisasi Belanja APBD Papua

Tw I 2019

Sumber: BPKAD Papua, diolah.

51.4%48.6% Belanja Tidak

Langsung

Belanja Langsung

Page 42: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA MEI 2019 · 2019-06-11 · 1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019 KATA PENGANTAR Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas

38

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019

yang sama tahun 2018. Penurunan terbesar

berasal dari penurunan belanja tidak

langsung yang turun 80% (yoy) sedangkan

belanja tidak langsung meningkat 153%

(yoy). Berdasarkan posnya, penurunan

belanja tidak langsung pada triwulan I 2019

didominasi belanja bantuan subsidi dan

sosial yang menurun 93% (yoy). Selain itu,

pos belanja hibah turut menurun 91% (yoy).

Peningkatan belanja tidak langsung di

pemerintah Provinsi Papua yang mengalami

peningkatan adalah pada pos belanja

pegawai sebesar 49% (yoy) dari Rp138 miliar

menjadi Rp205 miliar.

Sementara itu, realisasi belanja langsung

tercatat meningkat 153% (yoy) dari Rp135

miliar menjadi Rp342 miliar. Peningkatan

realisasi belanja langsung terutama

disebabkan oleh meningkatnya belanja

barang dan jasa 163% (yoy) dari Rp126

miliar menjadi Rp331 miliar sedangkan

untuk belanja pegawai mengalami

peningkatan sebesar 13% dari Rp10 miliar

menjadi Rp11 miliar (Tabel 2.4).

Tabel 2.4 Realisasi Belanja APBD Papua

Sumber: BPKAD Papua.

2018 2019 I 2018 I 2019 I 2018 I 2019

Belanja Tidak Langsung 8,920 6,896 1,838 361 21 5 (80)

Belanja Pegawai 1,510 2,717 138 205 9 8 49

Belanja Subsidi dan Bantuan Sosial 185 71 9 1 5 1 (93)

Belanja Hibah 2,196 1,325 754 64 34 5 (91)

Belanja Bagi Hasil Pajak daerah kepada kabupaten/Kota 387 459 - 83 - - -

Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi/Kabupaten/

Kota/Pemerintah Kampung dan Partai Politik 4,628 2,298 938 - 20 - (100)

Belanja Tidak Terduga 14 25 - 8 - - -

Belanja Langsung 5,172 7,116 135 342 3 5 153

Belanja Pegawai 216 310 10 11 4 3 13

Belanja Barang dan Jasa 2,524 3,995 126 331 5 8 163

Belanja Modal 2,432 2,812 0 - 0 - (100)

Aset lainnya - - - - - - -

TOTAL 14,092 14,013 1,974 703 14 5 (64)

Realisasi (%)KOMPONEN BELANJA DAERAH

Pagu (Rp Miliar) Year-on-

Year (%)

Realisasi (Rp Miliar)

Page 43: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA MEI 2019 · 2019-06-11 · 1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019 KATA PENGANTAR Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas

39

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Februari 2018

BAB III PERKEMBANGAN INFLASI

DAERAH Tekanan inflasi Papua pada triwulan I 2019 mencapai 4,17% (yoy) menurun jika

dibandingkan dengan tekanan inflasi triwulan IV 2018 sebesar 6,36% (yoy) namun

lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi pada triwulan I 2018 yang sebesar 3,16%

(yoy). Dilihat dari kelompoknya, penyumbang inflasi tertinggi adalah kelompok

transpor, komunikasi dan jasa keuangan, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan

bahan bakar dan kelompok bahan makanan dengan andil masing-masing sebesar

2,24% (yoy), 0,61% (yoy) dan 0,57% (yoy).

Secara spasial, kedua kota inflasi di Papua mengalami inflasi yang searah dan

menunjukkan penurunan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Inflasi Kota

Jayapura sebesar 5,10% (yoy) meningkat dari triwulan sebelumnya sebesar 6,70%

(yoy) dan inflasi Kab. Merauke pada triwulan IV 2018 sebesar 1,61% (yoy)

meningkat dari triwulan sebelumnya sebesar 5,42% (yoy).

Page 44: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA MEI 2019 · 2019-06-11 · 1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019 KATA PENGANTAR Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas

40

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019

3.1 Inflasi Umum

Tekanan inflasi Papua pada triwulan I 2019

mengalami penurunan dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya namun masih

lebih tinggi dibandingkan inflasi pada

periode yang sama tahun 2018.

Realisasi Triwulan I 2019

Pada triwulan I 2019, inflasi Papua mencapai

4,17% (yoy) menurun jika dibandingkan

dengan tekanan inflasi triwulan IV 2018

sebesar 6,36% (yoy) namun lebih tinggi

dibandingkan dengan inflasi pada triwulan I

2018 yang sebesar 3,16% (yoy) (Tabel 3.1).

Dilihat dari kelompoknya, penyumbang

inflasi tertinggi adalah kelompok transpor,

komunikasi dan jasa keuangan, kelompok

perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar

dan kelompok bahan makanan dengan andil

masing-masing sebesar 2,24% (yoy), 0,61%

(yoy) dan 0,57% (yoy). Inflasi Papua secara

umum pada triwulan I 2019 terutama

disebabkan oleh masih tingginya tarif

angkutan udara.

Kelompok transpor, komunikasi dan jasa

keuangan yang menjadi kelompok

penyumbang terbesar inflasi Papua pada

triwulan I 2019 dipicu oleh peningkatan tarif

angkutan udara secara signifikan

dibandingkan dengan periode yang sama

tahun 2018. Penyebab kenaikan tarif

angkutan udara adalah naiknya harga

minyak dunia serta penyesuaian harga

terhadap biaya operasional perusahaan. Di

samping itu, kenaikan tarif angkutan udara

juga disebabkan oleh adanya kenaikan tarif

Tabel 3.1 Perkembangan Inflasi

Sumber: BPS, diolah

I II III IV I II III IV I

Nasional 3,61 4,37 3,72 3,61 3,40 3,12 2,88 3,13 2,48

Papua 3,89 3,10 1,43 2,11 3,16 4,09 5,31 6,36 4,17

Jayapura 3,16 2,57 1,73 2,41 4,18 4,42 5,63 6,70 5,10

Merauke 5,93 4,58 0,57 1,25 0,44 3,22 4,43 5,42 1,61

20192018Inflasi (%yoy )

2017

Grafik 3.1 Curah Hujan Papua 2018-2019

Sumber: Kementerian Pertanian, diolah

Grafik 3.2 Tinggi Gelombang Maret 2019

Sumber: BMKG.

268,86264,58

208,73

170,44

269,67

222,41

239,60

180,63

225,88

153,90

225,82231,99

221,48

240,69

257,17

0

50

100

150

200

250

300

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar

2018 2019

mm

Page 45: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA MEI 2019 · 2019-06-11 · 1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019 KATA PENGANTAR Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas

41

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019

batas bawah dari 30% menjadi 35% dari

tarif batas atas.

Kemudian, kelompok komoditas yang

memberikan sumbangan kedua terbesar

adalah kelompok perumahan, air, listrik, gas

dan bahan bakar. Penyebab utama kenaikan

inflasi kelompok tersebut adalah kenaikan

biaya tukang bukan mandor yang

mengalami inflasi sebesar 20,47% (yoy).

Peningkatan biaya tukang bukan mandor

sejalan dengan peningkatan kegiatan

pembangunan infrastruktur di Papua selama

persiapan PON XX. Hal tersebut

terkonfirmasi dengan adanya peningkatan

konsumsi semen di Papua yang mencapai

9,70% (yoy)1.

Sementara itu, terjadi penurunan tingkat

inflasi pada kelompok bahan pangan dari

10,95% (yoy) pada triwulan IV 2018 menjadi

1,32% (yoy) pada triwulan I 2019.

Penurunan tersebut disebabkan oleh mulai

menurunnya harga ikan segar dan bahan

pangan lainnya. Namun demikian, kondisi

curah hujan dan tinggi gelombang masih di

atas normal. Berdasarkan informasi dari

1 Sumber data: Kemenperin dan Kemendag

Badan Meteorologi Klimatologi dan

Geofisika (BMKG), curah hujan di Provinsi

Papua yang terekam oleh stasiun pengamat

cuaca selama triwulan I 2019 rata-rata

mencapai 239,78 mm dengan puncaknya

terjadi pada bulan Maret 2019 sebesar

257,17 mm (Grafik 3.1). Sementara itu,

tinggi gelombang di perairan utara Jayapura

dan selama triwulan I 2019 berkisar antara

1,5 2,5m dan tinggi gelombang di perairan

Arafura berkisar antara 0 2m (Grafik 3.2).

Kondisi cuaca dan gelombang yang tinggi

menyebabkan kinerja nelayan dalam melaut

terhambat, akibatnya pasokan ikan-ikan laut

menjadi terbatas sehingga harga ikan laut di

dua kota Inflasi Papua yaitu Kota Jayapura

dan Kabupaten Merauke relatif masih

mengalami peningkatan.

Secara umum kelompok komoditas lainnya

mengalami kenaikan yang masih berada

dalam batas yang normal. Sementara itu,

kelompok komoditas makanan jadi,

minuman, rokok dan tembakau mengalami

penurunan tekanan inflasi dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya meskipun

Tabel 3.2 Perkembangan Inflasi Papua Berdasarkan Kelompok Komoditas

Sumber: BPS, diolah

I II III IV I II III IV I

Bahan Makanan 6,58 (0,41) (1,16) (1,36) 3,42 9,69 8,90 10,95 1,32

Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 6,47 6,17 3,75 4,24 3,76 4,47 4,71 4,14 3,74

Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 3,18 4,35 3,49 3,26 1,43 0,78 1,83 2,24 2,56

Sandang 1,86 0,95 0,60 1,19 1,32 1,06 0,76 0,94 1,28

Kesehatan 1,41 1,32 0,67 0,87 0,59 0,96 1,15 2,87 2,95

Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 1,64 1,81 2,48 2,50 1,71 1,53 2,93 3,03 2,93

Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 1,72 6,11 1,07 4,15 6,02 3,21 8,80 10,11 12,17

UMUM 3,89 3,10 1,43 2,11 3,16 4,09 5,31 6,36 4,17

201920182017Kelompok Komoditas (%yoy )

Page 46: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA MEI 2019 · 2019-06-11 · 1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019 KATA PENGANTAR Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas

42

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019

masih berada pada tingkat yang relatif tinggi

sebesar 3,17% (yoy) (Tabel 3.2).

Perkembangan Bulanan

Secara umum, perkembangan inflasi Papua

pada triwulan I 2019 mengalami penurunan

setiap bulannya.

Pada bulan Januari 2019, Papua mengalami

inflasi sebesar 7,20% (yoy) meningkat

dibandingkan dengan bulan Desember 2018

yang mengalami inflasi sebesar 6,36% (yoy).

Inflasi pada bulan Januari 2019 terutama

disebabkan oleh inflasi angkutan udara, ikan

ekor kuning dan ikan cakalang dengan andil

masing-masing sebesar 2,89% (yoy); 1,44%

(yoy) dan 0,72% (yoy). Peningkatan inflasi

ikan segar khususnya ikan ekor kuning dan

ikan cakalang terutama terjadi di bagian

utara Papua akibat tinggi gelombang yang

tidak kondusif untuk melaut sehingga

pasokan ikan segar berkurang. Sementara

itu, permintaan ikan segar yang tinggi

namun dengan pasokan yang terbatas

menyebabkan harga ikan meningkat secara

signifikan.

Selanjutnya, pada bulan Februari 2019 inflasi

Papua sebesar 5,52% (yoy) menurun

dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Dilihat dari komoditas penyumbangnya

masih sama seperti bulan sebelumnya yaitu

angkutan udara, ikan ekor kuning dan ikan

cakalang. Masih belum normalnya kondisi

cuaca menyebabkan kinerja produksi ikan

tangkap masih terbatas. Sementara tarif

angkutan udara masih belum mengalami

penurunan sejak bulan Juli 2018.

Kemudian, pada bulan Maret 2019 inflasi

Papua sebesar 4,17% kembali menurun

dibandingkan dengan bulan Februari 2019.

Terjadi perubahan komoditas utama

penyumbang inflasi pada bulan Maret 2019

yaitu angkutan udara, tukang bukan mandor

dan ikan cakalang. Inflasi yang terjadi pada

tukang bukan mandor disebabkan oleh

meningkatnya kegiatan konstruksi

menjelang persiapan PON XX sehingga

Tabel 3.3 Penyumbang Inflasi Papua Triwulan I 2019

Sumber: BPS, diolah

Komoditas Andil (%, yoy) Komoditas Andil (%, yoy) Komoditas Andil (%, yoy)

Angkutan Udara 2,89 Angkutan Udara 2,12 Angkutan Udara 2,44

Ekor Kuning 1,44 Ekor Kuning 0,82 Tukang Bukan Mandor 0,43

Cakalang/Sisik 0,72 Cakalang/Sisik 0,77 Cakalang/Sisik 0,43

Cabai Rawit 0,51 Tukang Bukan Mandor 0,44 Tarip Pulsa Ponsel 0,33

Tukang Bukan Mandor 0,43 Tarip Pulsa Ponsel 0,33 Kacang Panjang 0,20

Komoditas Andil (%, yoy) Komoditas Andil (%, yoy) Komoditas Andil (%, yoy)

Kangkung -0,08 Kangkung -0,13 Kangkung -0,11

Udang Basah -0,07 Udang Basah -0,04 Mujair -0,08

Tahu Mentah -0,04 Tahu Mentah -0,04 Bayam -0,07

Bawang Putih -0,03 Mujair -0,03 Cabai Rawit -0,05

Sawi Hijau -0,03 Bayam -0,03 Bawang Putih -0,04

Januari Februari Maret

INFLASI

DEFLASI

Januari Februari Maret

Page 47: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA MEI 2019 · 2019-06-11 · 1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019 KATA PENGANTAR Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas

43

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019

permintaan akan tukang bukan mandor

meningkatkan dan menekan harga jasanya,

terlebih lagi pemenuhan untuk pemintaan

jasa tukang bukan mandor sebagian besar

didatangkan dari luar Papua yang nantinya

kembali akan menekan inflasi kelompok

komoditas lainnya.

Tracking Triwulan II 2019

Tekanan inflasi Papua pada triwulan II 2019

diperkirakan lebih tinggi dibandingkan

dengan triwulan I 2019. Inflasi Papua pada

triwulan II 2019 diperkirakan berkisar 3,61

4,01% (yoy). Tekanan inflasi kelompok

transpor, komunikasi dan jasa keuangan

serta kelompok serta kelompok perumahan,

air, listrik, gas dan bahan bakar diperkirakan

masih menjadi penyumbang utama inflasi

pada triwulan II 2019. Tarif angkutan udara

diperkirakan masih pada level yang tinggi

namun diperkirakan menurun sesuai dengan

informasi dari Indonesia National Air Carrier

Association (INACA) yang telah

berkomitmen untuk menurunkan tarif

angkutan udara sebesar 20 50%.

Selanjutnya, inflasi kelompok perumahan,

air, listrik, gas dan bahan bakar diperkirakan

masih tinggi sejalan dengan kegiatan

pembangunan yang terus berlangsung

menjelang persiapan PON XX sehingga biaya

tukang bukan mandor yang mayoritas

merupakan tukang yang berasal dari luar

Papua relatif menjadi lebih tinggi.

Sementara itu, inflasi kelompok bahan

makanan diperkirakan mengalami

penurunan pada triwulan II 2019 sejalan

dengan normalisasi curah hujan dan tinggi

gelombang di wilayah Papua. Hal tersebut

diperkirakan dapat mendorong produksi

pertanian dan perikanan menjadi lebih baik

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

Realisasi April 2019

Provinsi Papua mengalami inflasi sebesar

0,12% (mtm), melambat dibandingkan

dengan bulan sebelumnya yang mengalami

inflasi sebesar 0,27% (mtm). Sementara itu

secara tahunan inflasi Papua pada bulan

April 2019 sebesar 3,97% (yoy) lebih tinggi

dari inflasi rata-rata 2 tahun terakhir yang

Grafik 3.3 Curah Hujan Maret 2019

Sumber: BPS, diolah

Grafik 3.4 Prakiraan Curah Hujan April 2019

Sumber: BMKG.

Page 48: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA MEI 2019 · 2019-06-11 · 1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019 KATA PENGANTAR Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas

44

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019

sebesar 3,51% (yoy). Inflasi yang terjadi di

Papua pada bulan April 2019 terutama

disebabkan oleh kenaikan pada kelompok

kelompok transpor, komunikasi dan jasa

keuangan dan kelompok komoditas

makanan jadi, minuman, rokok, tembakau

masing-masing sebesar 0,91% (mtm) dan

0,11% (mtm). Di sisi lain, kelompok bahan

makanan mengalami deflasi sebesar -0,83

(mtm). Dilihat secara spasial, pada bulan

April 2019 kedua kota sampel inflasi di

Papua mengalami tingkat perubahan harga

yang beda arah. Kota Jayapura mengalami

deflasi sebesar -0,26% (mtm) sementara itu

Kabupaten Merauke mengalami inflasi

sebesar 1,20% (mtm).

3.2 Perkembangan Inflasi Berdasarkan

Kelompok Komoditas

Pada triwulan I 2019, kelompok transpor,

komunikasi dan jasa keuangan dan

kelompok perumahan, air, listrik, gas dan

bahan bakar memberikan andil inflasi

terbesar di Papua.

3.2.1 Kelompok Bahan Makanan

Realisasi Triwulan I 2019

Inflasi kelompok bahan makanan pada

triwulan I 2019 sebesar 1,32% (yoy)

menurun signifikan dibandingkan dengan

triwulan IV 2018 sebesar 10,95% (yoy).

Secara umum, penurunan inflasi kelompok

bahan makanan disebabkan oleh normalisasi

curah hujan dan gelombang laut yang

kondusif sehingga meningkatkan pasokan

ikan segar dan bahan pangan lainnya.

Disamping itu adanya faktor base effect

pada triwulan I tahun sebelumnya

Tabel 3.4 Perkembangan Inflasi Bulanan Kelompok Bahan Makanan Triwulan I 2019

Sumber : BPS, diolah

Andil (%, yoy) Inflasi (%, yoy) Andil (%, yoy) Inflasi (%, yoy) Andil (%, yoy) Inflasi (%, yoy)

3,11 10,73 1,84 6,44 0,38 1,32

Komoditas Andil (%, yoy) Komoditas Andil (%, yoy) Komoditas Andil (%, yoy)

Ekor Kuning 1,44 Ekor Kuning 0,82 Cakalang/Sisik 0,43

Cakalang/Sisik 0,72 Cakalang/Sisik 0,77 Kacang Panjang 0,20

Cabai Rawit 0,51 Cabai Rawit 0,16 Beras 0,14

Kacang Panjang 0,30 Daging Sapi 0,13 Daun Singkong 0,13

Daging Sapi 0,13 Beras 0,10 Ekor Kuning 0,09

Komoditas Andil (%, yoy) Komoditas Andil (%, yoy) Komoditas Andil (%, yoy)

Kangkung -0,08 Kangkung -0,13 Kangkung -0,11

Udang Basah -0,07 Udang Basah -0,04 Mujair -0,08

Tahu Mentah -0,04 Tahu Mentah -0,04 Bayam -0,07

Bawang Putih -0,03 Mujair -0,03 Cabai Rawit -0,05

Sawi Hijau -0,03 Bayam -0,03 Bawang Putih -0,04

DEFLASI

Januari Februari Maret

Bahan Makanan

Januari Februari Maret

INFLASI

Januari Februari Maret

Page 49: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA MEI 2019 · 2019-06-11 · 1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019 KATA PENGANTAR Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas

45

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019

menyebabkan inflasi pada triwulan I 2019

menjadi lebih rendah.

Apabila dilihat perkembangannya setiap

bulan, inflasi kelompok bahan makanan

cenderung mengalami penurunan yang

signifikan setiap bulannya. Pada bulan

Januari 2019, inflasi kelompok bahan

makanan sebesar 10,73% (yoy). Kemudian

setelah itu, pada bulan Februari sebesar

6,44% (yoy) dan pada bulan Maret 2019

sebesar 1,32% (yoy). (Tabel 3.4)

Secara lebih detil, ikan segar merupakan

penyumbang utama inflasi bulanan dalam

kelompok bahan makanan pada triwulan I

2019. Terdapat 3 komoditas dengan andil

terbesar penyumbang inflasi kelompok

bahan makanan yaitu ikan cakalang, kacang

panjang dan beras dengan andil masing-

masing sebesar 0,43% (yoy); 0,20% (yoy)

dan 0,14% (yoy) (Tabel 3.4).

Peningkatan harga komoditas ikan secara

umum dipicu oleh terbatasnya pasokan ikan

dari nelayan. Tingginya gelombang di

perairan Utara Jayapura dan perairan

Arafura menyebabkan nelayan terkadang

tidak bisa melaut karena kapasitas kapal dan

SDM yang masih rendah kemudian

menyebabkan minimnya hasil tangkapan

ikan. Berdasarkan informasi dari BMKG,

pada bulan Maret 2019 tinggi gelombang di

perairan Papua berkisar antara 0 2,5 m.

Gelombang yang tinggi disertai dengan

peralatan tangkap nelayan yang sebagian

besar merupakan kapal tradisional

menyebabkan nelayan tidak bisa melaut.

Hasilnya, pasokan yang terbatas

menyebabkan harga ikan meningkat secara

signifikan.

Lebih jauh mengenai perkembangan inflasi

kelompok bahan makanan, sampai dengan

bulan Maret 2019 komoditas yang

mengalami peningkatan tertinggi jika dilihat

dari perubahan inflasi tahun kalender adalah

sub kelompok ikan segar. Komoditas bahan

makanan utama yang mengalami

peningkatan inflasi tertinggi adalah ikan

bawal, cakalang asap dan ikan ekor kuning

dengan tingkat inflasi masing-masing

sebesar 23,88% (ytd); 16,69% (ytd); dan

16,58% (ytd) (Grafik 3.5). Peningkatan

inflasi komoditas ikan segar secara signifikan

terutama disebabkan oleh terbatasnya

pasokan akibat gelombang tinggi diperairan

utara Jayapura.

Sementara itu, komoditas utama yang di

pantau dalam pusat informasi harga pangan

strategis (PIHPS) yaitu beras, daging ayam,

bawang merah dan cabai rawit secara umum

mengalami peningkatan Pada bulan Maret

2019. Harga beras sebesar Rp12.700 pada

triwulan I 2019 lebih tinggi dibandingkan

dengan triwulan IV 2018 sebesar Rp12.200.

Hal yang sama terjadi pada daging ayam dan

bawang merah yang mengalami kenaikan

pada triwulan I 2019. Di sisi lain, terjadi

penurunan harga pada komoditas cabai

rawit pada triwulan I 2019 (Grafik 3.6).

Tracking Triwulan II 2019

Memasuki triwulan II 2019 inflasi bahan

makanan diperkirakan meningkat

Page 50: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA MEI 2019 · 2019-06-11 · 1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019 KATA PENGANTAR Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas

46

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019

dibandingkan dengan triwulan I 2019.

Peningkatan tekanan inflasi kelompok bahan

makanan pada triwulan II 2019 didorong

oleh meningkatnya permintaan masyarakat

terhadap bahan makanan menjelang

perayaan Hari Raya Idul Fitri. Namun

demikian, mulai stabilnya curah hujan serta

tinggi gelombang diperkirakan akan

meningkatan pasokan hasil pertanian dan

perikanan sehingga peningkatan harga

bahan makanan sedikit tertahan.

3.2.2 Kelompok Makanan Jadi, Minuman,

Rokok dan Tembakau

Realisasi Triwulan I 2019

Inflasi kelompok makanan jadi, minuman,

rokok dan tembakau pada triwulan I 2019

mengalami inflasi sebesar 3,74% (yoy) lebih

rendah dibandingkan dengan triwulan IV

2018 yang sebesar 4,71% (yoy).

Inflasi kelompok makanan jadi, minuman,

rokok dan tembakau terutama disumbang

oleh rokok putih, air kemasan dan rokok

kretek filter dengan andil masing-masing

sebesar 0,07% (yoy), 0,06% (yoy) dan

0,05% (yoy). Secara umum, penurunan

inflasi kelompok makanan jadi disebabkan

oleh normalisasi permintaan masyarakat

pasca perayaan Natal dan tahun baru pada

triwulan IV 2018.

Di sisi lain, terdapat beberapa komoditas

yang mengalami deflasi. Komoditas utama

yang mengalami deflasi pada triwulan I 2019

adalah gula pasir dengan andil sebesar

-0,004% (yoy). Deflasi komoditas gula pada

triwulan I 2019 di sebabkan oleh terjaganya

pasokan selama triwulan I 2019 sejalan

dengan normalnya permintaan masyarakat.

Sementara itu, jika dilihat perkembangan per

bulan, kenaikan inflasi kelompok makanan

jadi, minuman, rokok dan tembakau pada

triwulan IV 2018 relatif stabil dan menurun.

Pada bulan Januari 2019 kelompok makanan

jadi mengalami inflasi sebesar 4,66% (yoy)

dan komoditas utama penyumbang inflasi

adalah air kemasan, rokok putih, dan rokok

kretek filter dengan andil masing-masing

Tabel 3.5 Perkembangan Inflasi Bulanan Kelompok Makan Jadi, Minuman, Roko dan Tembakau Triwulan I 2019

Sumber : BPS, diolah

Andil (%, yoy) Inflasi (%, yoy) Andil (%, yoy) Inflasi (%, yoy) Andil (%, yoy) Inflasi (%, yoy)

0,70 4,66 0,69 4,58 0,57 3,74

Komoditas Andil (%, yoy) Komoditas Andil (%, yoy) Komoditas Andil (%, yoy)

Air Kemasan 0,11 Rokok Kretek Filter 0,09 Rokok Putih 0,07

Rokok Putih 0,09 Rokok Putih 0,09 Air Kemasan 0,06

Rokok Kretek Filter 0,09 Air Kemasan 0,07 Rokok Kretek Filter 0,05

Makanan Ringan/Snack 0,05 Makanan Ringan/Snack 0,06 Nasi dengan Lauk 0,04

Kopi Manis 0,04 Kopi Manis 0,04 Makanan Ringan/Snack 0,04

Komoditas Andil (%, yoy) Komoditas Andil (%, yoy) Komoditas Andil (%, yoy)

Gula Pasir -0,007 Gula Pasir -0,005 Gula Pasir -0,004

DEFLASI

Januari Februari Maret

Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau

Januari Februari Maret

INFLASI

Januari Februari Maret

Page 51: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA MEI 2019 · 2019-06-11 · 1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019 KATA PENGANTAR Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas

47

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019

sebesar 0,11% (yoy), 0,09% (yoy) dan

0,09% (yoy). Selanjutnya pada bulan

Februari 2019, kelompok makanan jadi

mengalami penurunan inflasi menjadi

4,58% (yoy) dengan komoditas

penyumbang utamanya sama seperti bulan

sebelumnya. Kemudian pada bulan Maret

2019 inflasi kelompok makanan jadi sebesar

3,74% (yoy) dengan komoditas

penyumbang utama sama dengan bulan

bulan sebelumnya yaitu rokok putih, air

kemasan dan rokok kretek filter.

Dilihat dari perkembangan hasil Survei

Konsumen (SK) Bank Indonesia, ekspektasi

peningkatan harga makanan pada triwulan I

2019 sebesar 179,41 menurun dari triwulan

IV 2018 yang sebesar 182,35. Hal tersebut

sejalan dengan ekspektasi masyarakat

terhadap normalisasi konsumsi pasca

perayaan Natal dan tahun baru (Grafik 3.7).

Tracking Triwulan II 2019

Pada triwulan II 2019, inflasi kelompok

makanan jadi, minuman, rokok dan

tembakau diperkirakan meningkat

dibandingkan dengan triwulan I 2019.

Adanya peningkatan konsumsi masyarakat

menjelang perayaan HBKN Idul Fitri

diperkirakan menjadi faktor utama pemicu

inflasi kelompok makanan jadi, minuman,

rokok dan tembakau. Hal tersebut sejalan

dengan hasil survei konsumen yang

dilaksanakan oleh Bank Indonesia yang

menunjukan bahwa ekspektasi inflasi

masyarakat secara keseluruhan masih tinggi

pada triwulan II 2019.

3.2.3 Kelompok Perumahan, Air, Listrik,

Gas dan Bahan Bakar

Realisasi Triwulan I 2019

Inflasi kelompok perumahan, air, listrik, gas

dan bahan bakar pada triwulan I 2019

mencapai 2,56% (yoy), meningkat

dibandingkan dengan triwulan IV 2018 yang

mengalami inflasi sebesar 2,24% (yoy).

Tabel 3.6 Perkembangan Inflasi Bulanan Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar Triwulan I 2019

Sumber : BPS, diolah

Andil (%, yoy) Inflasi (%, yoy) Andil (%, yoy) Inflasi (%, yoy) Andil (%, yoy) Inflasi (%, yoy)

0,63 2,66 0,67 2,82 0,61 2,56

Komoditas Andil (%, yoy) Komoditas Andil (%, yoy) Komoditas Andil (%, yoy)

Tukang Bukan Mandor 0,43 Tukang Bukan Mandor 0,44 Tukang Bukan Mandor 0,43

Besi Beton 0,08 Besi Beton 0,08 Sewa Rumah 0,07

Sewa Rumah 0,07 Sewa Rumah 0,07 Besi Beton 0,06

Cat Tembok 0,05 Cat Tembok 0,05 Cat Tembok 0,05

Seng 0,02 Seng 0,02 Meja Kursi Tamu 0,03

Komoditas Andil (%, yoy) Komoditas Andil (%, yoy) Komoditas Andil (%, yoy)

Batu Bata/Batu Tela -0,014 Batu Bata/Batu Tela -0,016 Batu Bata/Batu Tela -0,016

Semen -0,011 Semen -0,015 Tarip Listrik -0,011

Lilin -0,004 Lilin -0,004 Semen -0,007

Mesin Cuci -0,004 Mesin Cuci -0,004 Pasir -0,006

Korek Api Gas -0,003 Sabun Detergen -0,003 Lilin -0,004

DEFLASI

Januari Februari Maret

Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar

Januari Februari Maret

INFLASI

Januari Februari Maret

Page 52: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA MEI 2019 · 2019-06-11 · 1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019 KATA PENGANTAR Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas

48

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019

Sementara itu, jika dilihat secara per bulan,

inflasi kelompok perumahan relatif

mengalami penurunan setiap bulannya

berturut-turut sebesar 2,66% (yoy); 2,82%

(yoy) dan 2,56% (yoy).

Inflasi kelompok perumahan, air, listrik, gas

dan bahan bakar terutama disumbang oleh

tukang bukan mandor, sewa rumah dan besi

beton dengan andil masing-masing sebesar

0,43% (yoy); 0,07% (yoy) dan 0,06% (yoy).

Peningkatan tarif tukang bukan mandor dan

besi beton dipicu oleh peningkatan aktifitas

konstruksi dan pembangunan infrastruktur

di Papua karena sebagian besar pekerja

konstruksi dan besi beton dikirim dari luar

Papua. Hal ini sejalan dengan peningkatan

pertumbuhan LU konstruksi dan

peningkatan realisasi pemerintah terhadap

pembangunan infrastruktur strategis seperti

pembangunan infrastruktur pendukung

PON XX yang akan di selenggarakan di

beberapa wilayah di Papua pada tahun

2020.

Di sisi lain, terdapat beberapa komoditas

yang memberikan andil deflasi pada triwulan

I 2019 yaitu batu bata, tarif listrik dan semen

dengan andil masing-masing sebesar

-0,016% (yoy), -0,011% (yoy) dan -0,007%

(yoy). Penurunan harga semen secara umum

didorong oleh adanya program pemerintah

Grafik 3.5 Inflasi Tahun Kalender Kelompok Bahan

Makanan Terbesar Triwulan I 2019

Sumber: BPS, diolah.

Grafik 3.6 Perkembangan Harga Komoditas Utama

Sumber: BPS, diolah.

Grafik 3.7 Perkembangan Ekspektasi Harga Barang

Sumber: Survei Konsumen, Bank Indonesia, diolah.

Grafik 3.8 Perkembangan Kurs Tengah Dolar AS

terhadap Rupiah

Sumber: Bank Indonesia, diolah.

23,88

16,69 16,58 15,80

9,48 9,15 8,777,32

5,96 5,41

0

5

10

15

20

25

% ytd

30

40

50

60

70

80

90

100

110

120

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3

2017 2018 2019

Beras/5kg Daging Ayam/kg

Bawang Merah/kg Cabai Rawit/kg

Rp ribu

184,71

171,43

184,06

191,89193,75187,84

182,19

174,42175,76175,76181,19

183,84

190,59

177,27179,27

-10

10

30

50

70

90

110

130

150

170

190

210

230

250

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3

2018 2019

Makanan Nonmakanan Energi Perumahan Jasa

13.000

13.250

13.500

13.750

14.000

14.250

14.500

14.750

15.000

15.250

15.500

Page 53: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA MEI 2019 · 2019-06-11 · 1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019 KATA PENGANTAR Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas

49

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019

dan Pelindo IV yang berupaya membangun

konektivitas di Indonesia Timur dengan

melakukan direct call dan direct export 2ke

luar negeri untuk meyamakan harga semen

di Papua sama dengan di Jawa.

Tracking Triwulan II 2019

Memasuki triwulan II 2019, inflasi kelompok

perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar

diperkirakan meningkat dibandingkan

triwulan I 2019. Sejalan dengan terus

meningkatnya proyek-proyek pembangunan

infrastruktur strategis sesuai dengan pola

historisnya, inflasi biaya tukang bukan

mandor diperkirakan terus meningkat dan

memicu peningkatan inflasi kelompok

perumahan, air, listrik dan gas.

3.2.4 Kelompok Transpor, Komunikasi

dan Jasa Keuangan

Realisasi Triwulan I 2019

Inflasi kelompok transpor, komunikasi dan

jasa keuangan secara tahunan pada triwulan

2 PT Pelindo IV bekerja sama dengan perusahaan pelayaran internasional asal Hong Kong, SITC.

I 2019 mencapai 12,17% (yoy) lebih tinggi

dibandingkan dengan triwulan IV 2018

sebesar 10,11% (yoy). Secara umum, inflasi

kelompok transpor, komunikasi dan jasa

keuangan pada triwulan I 2019 dipicu oleh

peningkatan tarif angkutan udara sejalan

dengan kebijakan pemerintah untuk

meningkatkan batas bawah tarif angkutan

udara seiring dengan naiknya harga minyak

dunia.

Kebijakan peningkatan tarif batas bawah

angkutan udara dilakukan pada bulan

Agustus 2018. Tarif batas bawah angkutan

udara mengalami kenaikan sebesar 5% dari

Tabel 3.7 Perkembangan Inflasi Bulanan Kelompok Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan Triwulan I 2019

Sumber : BPS, diolah

Andil (%, yoy) Inflasi (%, yoy) Andil (%, yoy) Inflasi (%, yoy) Andil (%, yoy) Inflasi (%, yoy)

2,53 13,60 2,06 11,22 2,24 12,17

Komoditas Andil (%, yoy) Komoditas Andil (%, yoy) Komoditas Andil (%, yoy)

Angkutan Udara 2,89 Angkutan Udara 2,12 Angkutan Udara 2,44

Tarip Pulsa Ponsel 0,32 Tarip Pulsa Ponsel 0,33 Tarip Pulsa Ponsel 0,33

Biaya Pengiriman Barang 0,06 Biaya Pengiriman Barang 0,06 Biaya Pengiriman Barang 0,06

Sepeda Motor 0,05 Sepeda Motor 0,05 Sepeda Motor 0,05

Perbaikan Ringan Kendaraan 0,03 Perbaikan Ringan Kendaraan 0,03 Perbaikan Ringan Kendaraan 0,03

Komoditas Andil (%, yoy) Komoditas Andil (%, yoy) Komoditas Andil (%, yoy)

Mobil -0,01 Mobil -0,007 Mobil -0,008

Bahan Pelumas/Oli 0,00 Bahan Pelumas/Oli -0,001 Bensin -0,004

DEFLASI

Januari Februari Maret

Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan

Januari Februari Maret

INFLASI

Januari Februari Maret

Grafik 3.9 Inflasi Angkutan Udara

Sumber: BPS, diolah.

-15

-5

5

15

25

35

45

55

-1,0

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

5,0

6,0

7,0

8,0

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3

2016 2017 2018 2019

Andil Angkutan Udara

Inflasi tanpa Angkutan Udara

Inflasi Angkutan Udara (Sk. Kanan)

% yoy

Page 54: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA MEI 2019 · 2019-06-11 · 1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019 KATA PENGANTAR Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas

50

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019

30% menjadi 35% dari batas atas sesuai

dengan Peraturan Menteri Perhubungan

Nomor 14 Tahun 2016 tentang Mekanisme

Formulasi Perhitungan Dan Penetapan Tarif

Batas Atas Dan Batas Bawah Penumpang

Pelayanan Kelas Ekonomi Angkutan Udara

Niaga berjadwal Dalam Negeri. Sebagai

ilustrasi, jika tarif angkutan udara tertinggi

kelas ekonomi sebesar Rp1.000.000,- maka

tarif batas bawah sebesar Rp350.000,-.

Dilihat dari andilnya, tarif angkutan udara

pada triwulan I 2019 menyumbang sebesar

2,44% (yoy). Sehingga jika menghitung

inflasi Papua tanpa memperhitungkan tarif

angkutan udara pada triwulan I 2019

sebesar 1,73% (yoy) (Grafik 3.9). Tingginya

andil angkutan udara di Papua pada triwulan

I 2019 menyebabkan inflasi Papua secara

keseluruhan sangat dipengaruhi oleh

pergerakan harga angkutan udara.

Tracking Triwulan II 2019

Inflasi kelompok transpor, komunikasi dan

jasa keuangan pada triwulan II 2019

diperkirakan lebih rendah dibandingkan

dengan triwulan I 2019. Penurunan ini

disebabkan oleh adanya penurunan tarif

batas atas sebesar 12-16% yang mulai

efektif pada bulan Mei 2019. Namun

demikian, adanya perayaan Hari Raya Idul

Fitri pada akhir triwulan II 2019 diperkirakan

menjadi tekanan utama inflasi kelompok

transpor, komunikasi dan jasa keuangan.

3.3 Inflasi Spasial

Pada triwulan I 2019, kedua kota inflasi di

Papua mengalami inflasi yang searah dan

menunjukan penurunan dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya.

3.3.1 Perkembangan Inflasi Kota Jayapura

Inflasi Kota Jayapura pada triwulan I 2019

mengalami penurunan dibandingkan

dengan triwulan IV 2018. Inflasi Kota

Jayapura sebesar 5,10% (yoy) meningkat

dari triwulan sebelumnya sebesar 6,70%

(yoy).

Dilihat berdasarkan kelompok

komoditasnya, kelompok inflasi yang

mengalami peningkatan tertinggi adalah

kelompok transpor, komunikasi dan jasa

keuangan serta kelompok perumahan, air,

listrik, gas dan bahan bakar yang

memberikan andil inflasi masing-masing

sebesar 3,08% (yoy) dan 0,83% (yoy).

Peningkatan inflasi kelompok transpor,

komunikasi dan jasa keuangan dipicu oleh

kebijakan pemerintah untuk meningkatkan

tarif batas bawah angkutan udara sebesar

5% menjadi 35% dari batas atas. Hal

tersebut menyebabkan tarif angkutan udara

Grafik 3.10 Perkembangan Inflasi Spasial

Sumber: BPS, diolah.

5,63

6,70

5,10

4,43

5,42

1,61

0

1

2

3

4

5

6

7

8

I II III IV I II III IV I

2017 2018

Jayapura Merauke

%yoy

Page 55: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA MEI 2019 · 2019-06-11 · 1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019 KATA PENGANTAR Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas

51

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019

terus tinggi dan tidak mengalami penurunan

walaupun bukan di peak season.

Sementara itu, inflasi kelompok perumahan,

air, listrik, gas dan bahan bakar pada

triwulan I 2019 disebabkan oleh adanya

peningkatan aktifitas pembangunan

infrastruktur dan konstruksi lainnya

menjelang pelaksanaan PON XX pada tahun

2020. Hal tersebut menyebabkan adanya

peningkatan biaya tukang bukan mandor

yang sebagian besar merupakan tukang

yang berasal dari luar Papua.

Kemudian, dilihat dari komoditas

penyumbangnya, komoditas utama

penyumbang inflasi Kota Jayapura pada

triwulan I 2019 adalah tarif angkutan udara,

ikan cakalang, tukang bukan mandor dan

tarif pulsa ponsel dengan andil masing-

masing sebesar 3,46% (yoy); 0,70% (yoy);

0,61% (yoy) dan 0,35% (yoy) (Tabel 3.8).

Peningkatan tarif angkutan udara sejalan

dengan peningkatan tarif batas bawah

angkutan udara menjadi 35% dari

sebelumnya sebesar 30%.

Di sisi lain, terdapat beberapa komoditas

yang memberikan andil deflasi pada triwulan

I 2019 yaitu kangkung, ikan mumar, ikan

kembung dan bayam dengan andil masing-

masing sebesar -0,13% (yoy); -0,06% (yoy);

-0,05% (yoy) dan -0,04% (yoy) (Tabel 3.8).

deflasi yang terjadi pada sebagian sayuran

disebabkan oleh pasokan yang mulai

membaik sejalan dengan kondisi cuaca yang

mulai normal sehingga panen sayuran

berjalan dengan baik.

3.3.2 Perkembangan Inflasi Kab. Merauke

Inflasi Kab. Merauke pada triwulan I 2019

mengalami penurunan dibandingkan

dengan triwulan IV 2018. Inflasi Kab.

Merauke pada triwulan I 2019 sebesar

Tabel 3.8 Komoditas Penyumbang Utama Inflasi dan

Deflasi Kota Jayapura Triwulan I 2019

Sumber: BPS, diolah

Tabel 3.9 Komoditas Penyumbang Utama Inflasi dan

Deflasi Kab. Merauke Triwulan I 2019

Sumber: BPS, diolah

No Komoditas Kontribusi (%, yoy) % yoy

1 Angkutan Udara 3,46 58,14

2 Cakalang/Sisik 0,70 39,16

3 Tukang Bukan Mandor 0,61 28,36

4 Tarip Pulsa Ponsel 0,35 13,24

5 Akademi/Perguruan Tinggi 0,18 11,12

6 Daun Singkong 0,17 59,94

7 Ekor Kuning 0,15 4,35

8 Deho 0,10 36,89

9 Besi Beton 0,10 14,47

10 Biaya Pengiriman Barang 0,09 73,34

1 Kangkung -0,13 -19,88

2 Ikan Mumar -0,06 -53,36

3 Ikan Kembung -0,05 -10,29

4 Bayam -0,04 -23,45

5 Bawang Putih -0,04 -11,80

6 Sawi Hijau -0,03 -15,94

7 Tomat Sayur -0,03 -12,53

8 Mobil -0,03 -1,27

9 Tomat Buah -0,02 -15,91

10 Apel -0,01 -10,83

Deflasi

Inflasi

No Komoditas Kontribusi (%, yoy) % yoy

1 Kacang Panjang 0,65 80,25

2 Angkutan Udara 0,60 16,66

3 Beras 0,60 10,62

4 Tarip Pulsa Ponsel 0,28 12,49

5 Rokok Putih 0,23 11,76

6 Rokok Kretek Filter 0,22 8,04

7 Nasi dengan Lauk 0,20 8,65

8 Ikan Kembung 0,15 6,92

9 Daging Ayam Ras 0,12 5,23

10 Bawang Merah 0,10 12,00

1 Mujair -0,64 -34,52

2 Tahu Mentah -0,15 -18,60

3 Bayam -0,13 -25,35

4 Cabai Merah -0,10 -27,06

5 Cabai Rawit -0,10 -55,91

6 Pasir -0,07 -5,41

7 Batu Bata/Batu Tela -0,06 -6,57

8 Tomat Sayur -0,06 -16,34

9 Kol Putih/Kubis -0,05 -21,43

10 Parfum -0,05 -11,37

Deflasi

Inflasi

Page 56: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA MEI 2019 · 2019-06-11 · 1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019 KATA PENGANTAR Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas

52

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019

1,61% (yoy) meningkat dari triwulan

sebelumnya sebesar 5,42% (yoy).

Dilihat dari kelompok komoditasnya,

kelompok makanan jadi, minuman, rokok,

dan tembakau dan kelompok transpor,

komunikasi dan jasa keuangan menjadi

penyebab utama inflasi Kab. Merauke pada

triwulan I 2019. Kelompok makanan jadi

memberikan andil inflasi sebesar 1,08%

(yoy). Sementara itu, kelompok transpor,

komunikasi dan jasa keuangan memberikan

andil inflasi sebesar 0,94% (yoy).

Dilihat dari komoditas penyumbangnya,

inflasi Kab. Merauke pada triwulan I 2019

terutama disebabkan oleh kacang panjang,

angkutan udara, beras dan tarif pulsa ponsel

dengan andil masing masing sebesar

0,65% (yoy); 0,60% (yoy); 0,60% (yoy) dan

0,28% (yoy). Secara umum peningkatan

kelompok sayur disebabkan oleh kekeringan

yang melanda Kab. Merauke sehingga

pasokan sayur menjadi berkurang.

Di sisi lain, terdapat beberapa komoditas

yang memberikan andil deflasi pada triwulan

I 2019 yaitu mujair, tahu mentah, bayam dan

cabai merah dengan andil masing-masing

sebesar -0,64% (yoy); -0,15% (yoy); -0,13%

(yoy) dan -0,06% (yoy) (Tabel 3.9).

Penurunan harga untuk mujair dan beberapa

komoditas sayuran didorong oleh pasokan

yang membaik sejalan dengan produksi lokal

yang sudah dapat memenuhi kebutuhan di

Merauke.

3.4 Pengendalian Inflasi Papua

Bank Indonesia bersama dengan Tim

Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) secara

berkala melakukan pengendalian inflasi di

daerah guna mencapai kestabilan harga

barang dan Jasa. Sampai dengan triwulan III

2018 telah terbentuk TPID di seluruh

Kota/Kabupaten di Provinsi Papua yaitu

sebanyak 29 TPID Kota/Kabupaten dan 1

TPID Provinsi sehingga secara total terdapat

30 TPID di Provinsi Papua.

Selama triwulan I 2019, telah dilakukan

berbagai kegiatan pengendalian inflasi baik

ditingkat daerah maupun ditingkat provinsi

terutama untuk mengantisipasi kenaikan

harga barang dan jasa seiring dengan

terbatasnya beberapa komoditas pertanian

akibat gangguan cuaca.

Tabel 3.10 Pengendalian Inflasi Papua Triwulan I 2019

Tabel 3.11 Pengendalian Inflasi Papua Triwulan II 2019

No Waktu Lokasi Kegiatan

1 Januari 2019 Jayapura

Inisiasi kerjasama peningkatan

logistik di Jayapura bersama dengan

PT. Pos Indonesia pada tanggal 23

Januari 2019.

2 Februari 2019 Provinsi Papua HLM TPID Provinsi dan Kota

3 Februari 2019 JakartaStudi Banding ke Kemenko & TPID

Jakarta

4 Februari 2019 Provinsi Papua Rapat Koordinasi TPID

5 Februari 2019 Merauke Rapat Koordinasi TPID

6 Maret 2019Kabupaten Jayapura, Biak

Numfor dan Nabire

FGD identifikasi produk unggulan

dan bahan pangan strategis oleh BI

dan Pemda yang dilaksanakan di

Kabupaten Jayapura (1 Maret 2019);

Kabupaten Biak Numfor dan Supiori

(4 Maret 2019) dan Kabupaten

Nabire (5 Maret 2019).

No Waktu Lokasi Kegiatan

1 April 2019 MeraukeRapat Koordinasi TPID tanggal 4 April

2019

2 April 2019Provinsi Papua dan Kota

Jayapura

Rapat koordinasi pasar murah petani

TPID provinsi dan kota Jayapura tgl.

26 April

3 April 2019 Jayapuradiskusi kerja sama ekspor komoditas

strategis Papua dan Papua Nugini

4 April 2019 Merauke dan Keerom

pelatihan pengembangan metode

organic padi, cabai dan bawang

merah di Merauke, Keerom.

5 April 2019 JayapuraRakor TPID se - Papua pada tanggal

24 April

6 Apr-19 Kota Jayapura

Link antara petani, retail modern,

Toko Tani Indonesia dan Rumah

Pangan Kita

7 Apr-19 Merauke Rapat Koordinasi TPID

8 Apr-19 Provinsi Papua Rakorwil + Capacity Building

9 Mei 2019 Biak - JayapuraLink antara nelayan dengan retail

modern

10 Mei 2019 Keerom Rapat Koordinasi persiapan lebaran

11 Mei 2019 JayapuraPelaksanaan Pasar Murah menjelang

Idul Fitri 2019

12 Mei 2019 Jayapura Rapat Koordinasi persiapan lebaran

Page 57: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA MEI 2019 · 2019-06-11 · 1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019 KATA PENGANTAR Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas

53

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019

Adapun, kegiatan pengendalian inflasi yang

telah dilaksanakan pada triwulan I 2019

terfokus pada pengendalian inflasi kelompok

bahan makanan sejalan dengan kondisi

cuaca yang belum stabil.

Pada triwulan II 2019, kegiatan

pengendalian inflasi terfokus pada

koordinasi melalui High Level Meeting baik

Provinsi Papua maupun Kota Jayapura

sehubungan dengan pelaksanaan Roadmap

TPID 2019 2022 di sepanjang tahun 2019.

Selain itu, pengendalian difokuskan pada

komoditas yang rawan menjelang perayaan

Idul Fitri.

Page 58: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA MEI 2019 · 2019-06-11 · 1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019 KATA PENGANTAR Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas

54

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019

Dampak kenaikan harga tiket angkutan

udara yang terjadi hampir diseluruh wilayah

Indonesia sejak Juli 2018 sangat

berpengaruh pada perekonomian nasional

dan daerah khususnya. Kesulitan dalam

mengontrol inflasi menjadi PR besar bagi

daerah maupun pusat di tahun 2019.

Dampak yang sangat dirasakan terutama

pada ketersediaan pasokan barang/

komoditas akibat naiknya tarif logistik. Di sisi

lain, pada sektor pariwisata, kenaikan harga

tiket pesawat akan menekan jumlah

wisatawan domestik. Kondisi ini sangat

berpengaruh pada bisnis perhotelan dan

UMKM di destinasi pariwisata.

Berdasarkan data, Inflasi yang disumbang

dari kenaikan harga tiket pesawat di Papua

pada tahun 2018 memiliki andil sebesar

1,70% (yoy) dari inflasi umum yang

mencapai 6,36% (yoy). Menyikapi hal ini,

Bank Indonesia Provinsi Papua bersama Tim

Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi

Papua dan Kota Jayapura telah menyiapkan

Roadmap TPID Papua 2019-2021 sebagai

pedoman pengendalian inflasi daerah dalam

rangka mendukung pencapaian target inflasi

nasional yang ditetapkan melalui 4K

(Keterjangkaun Harga, Ketersediaan

pasokan, Kelancaran Distribusi, dan

Komunikasi yang Efektif). Diharapkan

melalui program 4K tersebut dapat menjadi

amunisi dalam menekan laju inflasi di Papua

terutama dalam menghadapi pola musiman

seperti momen hari raya keagamaan dan

libur panjang lainnya.

Menghadapi momen hari raya Idul Fitri 1440

H kali ini, Bank Indonesia Provinsi Papua

bersama TPID Provinsi Papua dan Kota

BOKS 2: ANTISIPASI LONJAKAN HARGA,

TPID PAPUA MENGAMBIL LANGKAH

STRATEGIS JELANG IDUL FITRI 1440 H

Page 59: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA MEI 2019 · 2019-06-11 · 1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019 KATA PENGANTAR Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas

55

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019

Jayapura telah menggelar Rapat Koordinasi

(Rakor) Persiapan Menghadapi Idul Fitri 1440

H pada Jumát, 26 April 2019 dan dihasilkan

4 (empat) langkah strategis yaitu :

1. Memotong rantai distribusi

- Pelaksanaan pasar produsen (petani,

peternak, nelayan dan distributor)

secara berkala setiap bulan sejak Mei

Desember 2019.

- Menghubungkan petani, peternak

dan nelayan dengan pasar modern.

- Mendorong Toko Tani Indonesia

(program Dinas Ketahanan Pangan)

dan Rumah Pangan Kita (program

Bulog) dalam pemasaran produk.

2. Belanja Bijak

Menghimbau masyarakat melalui media

untuk melakukan konsumsi secara

wajar dan tidak panik karena

ketersediaan stok bahan pangan dalam

posisi aman.

3. Penerbitan Surat Edaran oleh Kepala

Daerah

Terutama kepada distributor dan pasar

modern untuk menjaga stabilitas

pasokan, kewajaran harga dan

kelayakan produk yang dijual.

4. Pelaksanaan Kegiatan Pengendalian

Inflasi Secara Sinergi

Sebagai langkah antisipasi menghadapi

Idul Fitri 1440 H agar dilaksanakan Pasar

Murah, Operasi Pasar dan Sidak

Lapangan secara masif dan bersinergi

antar instansi baik Pemerintah Daerah,

BUMN, BUMD dan pihak keamanan.

Sebagai komitmen dalam implementasi

program 4K yang tertuang dalam Roadmap

TPID 2019-2021 dan hasil Rakor TPID

Provinsi/Kota dalam menghadapi Hari Raya

Idul Fitri 1440 H, telah dilaksanakan berbagai

kegiatan pengendalian inflasi di

Kota/Kabupaten secara bersinergi yaitu :

1. Pasar Murah Jelang Lebaran bersubsidi

yang diselenggarakan oleh Bank

Indonesia Provinsi Papua bersama TPID

Provinsi/Kota dan Perbankan Kota

Jayapura pada tanggal 20-21 Mei 2019

untuk komoditas strategis yang

mengalami inflasi yaitu daging sapi,

ayam potong, bawang merah, bawang

putih, telur ayam dan cabai rawit.

Adapun pedagang yang dihadirkan

dalam Pasar Murah Lebaran ini adalah

mitra dari masing-masing instansi yang

menjual langsung hasil produksinya

sehingga diperoleh harga yang lebih

murah karena memperpendek rantai

penjualan.

2. Pasar Murah Jelang Idul Fitri bersubsidi

yang diselenggarakan oleh Disperindag

Provinsi Papua pada tanggal 24-25 Mei

2019.

3. Pasar Murah Jelang Idul Fitri bersubsidi

yang diselenggarakan oleh Bank Papua

pada tanggal 23-24 Mei 2019.

4. Pasar Murah Jelang Idul Fitri bersubsidi

yang diselenggarakan oleh BPJS

Ketenagakerjaan Cabang Jayapura pada

tanggal 24 Mei 2019.

5. Program Berbagi Bahagia yang

diselenggarakan oleh PT. BRI Kanwil

Page 60: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA MEI 2019 · 2019-06-11 · 1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019 KATA PENGANTAR Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas

56

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019

Jayapura berupa 3000 paket sembako

kepada masyarakat di seluruh

Kabupaten/Kota di Papua.

6. Sidak dan monitoring lapangan yang

diinisiasi oleh TPID Provinsi Papua ke

distributor dan pasar modern yang

dipimpin oleh Asisten I Sekda Provinsi

Papua, BI, Satgas Pangan, dan anggota

TPID Provinsi Papua pada tanggal 28

Mei 2019.

7. Sidak dan monitoring lapangan yang

diinisiasi oleh TPID Kota Jayapura ke

distributor, pasar tradisional dan pasar

modern yang dipimpin langsung oleh

Walikota dan Wakil Walikota Jayapura

beserta BI, Satgas Pangan, dan anggota

TPID Kota Jayapura pada tanggal 16 Mei

2019.

8. Operasi Pasar untuk komoditas beras

yang dilaksanakan oleh Bulog Papua di

pasar tradisional sejak Januari 2019.

9. Penerbitan SE oleh Walikota Jayapura

No. 511/1137 Bulan Mei 2019 kepada

Pelaku usaha/distributor/swalayan/toko

pangan mengenai pelarangan

menaikan harga pangan secara

signifikan dari harga normal,

penimbunan stok, menjual produk

kadaluwarsa, dan menjual produk

rusak.

10. Dilaksanakannya publikasi melaui media

cetak dan elektronik berupa iklan

layanan masyarakat dan talk show serta

siaran pers mengenai kesiapan Bank

Indoensia dan TPID

Provinsi/Kota/Kabupaten dalam

menghadapi Idul Fitri 1440 H.

Langkah-langkah strategis yang telah

ditempuh oleh TPID diharapkan dapat

berdampak positif terhadap pegendalian laju

inflasi di Papua terutama dalam membentuk

ekspektasi masyarakat terhadap

ketersediaan stok barang jelang Idul Fitri

1440 H.

Page 61: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA MEI 2019 · 2019-06-11 · 1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019 KATA PENGANTAR Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas

57

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Februari 2019

BAB IV STABILITAS KEUANGAN

DAERAH

Secara garis besar kinerja keuangan sektor korporasi dan rumah tangga yang menjadi

penopang stabilitas keuangan daerah secara umum di Papua terjaga dengan baik.

Aspek likuiditas dan rentabilitas korporasi pada triwulan I 2019 berada dalam kondisi

yang positif, meningkat dari triwulan sebelumnya. Begitu pula dengan pengelolaan

keuangan rumah tangga yang stabil jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

Kinerja sektor Korporasi di Papua pada triwulan I 2019 masih tumbuh positif, beberapa

indikator yang mencerminkan pertumbuan tersebut kredit yang tumbuh positif dari

triwulan sebelumnya yang mengalami kontraksi pertumbuhan, meskipun diiringi

peningkatan NPL. Secara sektoral, peningkatan NPL secara signifikan terjadi pada sektor

Konstruksi yang berkorelasi sangat tinggi dengan tidak adanya realisasi belanja modal

kerja Pemerintah Provinsi Papua pada triwulan I 2019.

Sementara kinerja sektor Rumah Tangga pada triwulan I 2019 masih tumbuh positif,

tercermin dari kondisi dan risiko keuangan di sektor Rumah Tangga yang relatif terjaga.

Page 62: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA MEI 2019 · 2019-06-11 · 1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019 KATA PENGANTAR Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas

58

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2018

Secara umum, pada triwulan I 2019,

indikator keuangan daerah di Provinsi Papua

menunjukkan sinyal yang positif. Dengan

rendahnya pertumbuhan Dana Pihak Ketiga

(DPK) sebesar 0,85% (yoy) dan tingginya

pertumbuhan Kredit mencapai 10,7% (yoy)

menunjukkan sinyal optimis dari para pelaku

ekonomi di Provinsi Papua untuk

meningkatkan modal kerja, investasi,

maupun konsumsi pada awal tahun 2019.

Meskipun masih pada tingkat yang wajar,

berada di bawah 5%, Non Performing Loan

(NPL) turut meningkat seiring dengan

pertumbuhan kredit dari 2,59% pada

triwulan IV 2018 menjadi 2,81% pada

triwulan I 2019 (Grafik 4.1).

Peningkatan NPL yang terjadi pada triwulan

I 2019 dapat terlihat dengan jelas pada

Transition Matrix (Tabel 4.1). Dalam tabel

tersebut, dapat dilihat bahwa terjadi

peningkatan Probablity of Default (PoD)

pada triwulan I 2019 jika dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya. Hal ini dapat

dilihat dari persentase perpindahan

kolektibilitas dari kolektibilitas 2 ke

kolektibilitas 3, 4, dan 5 atau dikategorikan

sebagai NPL. Pada triwulan IV 2018, PoD

kolektibilitas 2 menjadi NPL pada triwulan I

2019 sebesar 23,83% meningkat dari

16,98% pada triwulan sebelumnya.

4.1 Ketahanan Sektor Korporasi

4.1.1 Sumber Kerentanan Korporasi

Pada triwulan I 2019, terdapat tiga faktor

yang mempengaruhi kerentanan korporasi

Papua, yaitu (i) rendahnya kinerja sektor

pertambangan dan penggalian; (ii)

normalisasi permintaan setelah pelaksanaan

Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN),

namun pada kondisi yang stabil; dan (iii)

tingginya kinerja sektor konstruksi yang

berasal dari belanja pemerintah maupun

korporasi. Pada triwulan I 2019 sektor

pertambangan dan penggalian mengalami

penurunan produksi dikarenakan

penambangan terbuka (Open Pit) sudah

tidak efisien untuk dilaksanakan dan

Grafik 4.1 % Grafik Perkembangan Total DPK,

Kredit, dan NPL Provinsi Papua

Sumber : LBU Bank Indonesia, diolah

4,44

2,59

2,81

10,53

4,42

0,85

9,71

9,80

10,68

-4

-2

0

2

4

6

8

10

12

14

I II III IV I II III IV I

2017 2018 2019

NPL (%share)

DPK (%yoy)

Kredit (%yoy)

Tabel 4.1 Transition Matrix Kolektibilitas Kredit

Triwulan IV 2018

Triwulan I 2019

Sumber: LBU Bank Indonesia, diolah

Page 63: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA MEI 2019 · 2019-06-11 · 1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019 KATA PENGANTAR Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas

59

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019

perusahaan sedang dalam masa transisi

menuju penambangan bawah tanah

(underground mining). Selanjutnya, dari sisi

konsumsi rumah tangga, terdapat

penurunan permintaan sebagai dampak

normalisasi permintaan setelah pelaksanaan

HBKN terutama untuk barang-barang

konsumsi. Di samping itu, perecepatan

pembangunan infrastruktur pendukung

PON XX serta pengembangan underground

mining yang dilakuka oleh perusahaan

tambang terbesar di Papua. Salah satu faktor

lainnya yang turut memberikan dampak bagi

para pelaku usaha adalah terkait dengan

produktivitas tenaga kerja yang sampai

dengan triwulan I 2019 belum optimal serta

turn over yang tinggi dari tenaga kerja.

Berdasarkan hasil liaison triwulan I 2019,

dunia usaha wilayah Papua mengalami

perlambatan apabila dibandingkan dengan

triwulan yang sama tahun sebelumnya,

namun demikian jika tanpa

mempertimbangan sektor pertambangan

dan penggalian, dunia usaha relatif

mengalami percepatan pertumbuhan.

Mayoritas pelaku usaha cukup optimis akan

terjadi pertumbuhan usaha pada tahun 2019

yang dapat terkonfirmasi dengan realisasi

investasi yang masih cukup tinggi

dikarenakan pelaksanaan pembangunan

secara kontinyu oleh Pemerintah serta

tingkat pertumbuhan ekonomi non-

tambang yang selalu berada di atas rata-rata

pertumbuhan ekonomi nasional. Pada

triwulan I 2019, terjadi peningkatan biaya

operasional antara lain biaya bahan baku,

biaya energi yang turut diiringi peningkatan

harga jual di sebagian besar pelaku usaha.

Meskipun demikian, melihat pertumbuhan

penjualan domestik yang cukup tinggi,

mayoritas pelaku usaha menunjukkan sikap

optimis untuk tahun 2019 yang terlihat dari

peningkatan kapasitas utilitas produksi serta

investasi yang meningkat signifikan

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya

(Grafik 4.2).

Penjualan domestik pada triwulan I 2019

secara umum terindikasi mengalami

Grafik 4.2 Kinerja Korporasi Berdasarkan Liaison

Sumber: Liaison Bank Indonesia Papua, diolah

0,9

0,6

1,2

0,70

-0,10

0,44

1,00

0,22

-1,5

-1,0

-0,5

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

Penjualan Domestik Utilisasi Investasi Harga Jual Tenaga Kerja Upah Biaya Bahan Baku Biaya Energi

Likert Scale Tw I 2018 s.d. Tw I 2019

Page 64: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA MEI 2019 · 2019-06-11 · 1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019 KATA PENGANTAR Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas

60

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019

percepatan perumbuhan jika dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya, begitu pula

jika dibandingkan dengan triwulan yang

sama pada tahun sebelumnya. Namun

demikian, pada sisi permintaan ekspor

mengalami penurunan cukup dalam karena

sangat tergantung dengan kinerja sektor

pertambangan dan penggalian yang sedang

mengalami kontraksi cukup dalam mulai

akhir tahun 2018 dan diperkirakan akan

terus berlanjut selama tahun 2019.

Selanjutnya, kapasitas utilisasi mengalami

peningkatan, sementara persediaan

mengalami perlambatan pertumbuhan yang

disebabkan oleh semakin meningkatnya

persaingan di Provinsi Papua. Hal ini

menyebabkan para pelaku usaha cenderung

untuk tidak menyimpan persediaan terlalu

banyak karena akan meningkatkan biaya

operasional.

Pelaksanaan investasi mengalami

percepatan, hal tersebut dilakukan pelaku

usaha dengan melihat kondisi pertumbuhan

ekonomi non tambang dan pembangunan di

Provinsi Papua yang tumbuh secara

konsisten, serta perusahaan tambang

terbesar di Papua yang melakukan investasi

yang akan terus berlanjut hingga tahun

2041 dengan investasi terbesar pada periode

tahun 2017-2021 mencapai 6,3 miliar dolar

AS yang hingga akhir tahun 2018 baru

terealisasi 38,1%.

Peningkatan turut terjadi pada harga jual,

namun hal ini lebih disebabkan oleh

tingginya inflasi akhir tahun 2018,

peningkatan biaya biaya seperti biaya

energi, biaya bahan baku, dan upah serta

semakin ketatnya persaingan usaha di

Provinsi Papua menyebabkan margin yang

diperoleh belum dapat ditingkatkan.

Penyerapan tenaga kerja masih mengalami

kontraksi yang tidak sedalam triwulan

sebelumnya, salah satunya disebabkan oleh

pelaksanaan efisiensi tenaga kerja organik

dari salah satu perusahaan tambang terbesar

di Provinsi Papua yang berimplikasi pada

peningkatan tenaga kerja perusahaan

pendukung (sub-contractor) guna

pemenuhan tenaga kerja dalam pelaksanaan

transisi penambangan terbuka menuju

penambangan bawah tanah.

Penjualan Domestik dan Investasi

Permintaan domestik mengalami percepatan

pertumbuhan yang terindikasi dari likert

scale penjualan domestik pada triwulan I

2019 dengan nilai sebesar 0,90, meningkat

dibandingkan dengan triwulan yang sama

pada tahun sebelumnya yang menunjukan

angka sebesar -1,11. Pertumbuhan

permintaan domestik tersebut sejalan

dengan proyeksi pertumbuhan pengeluaran

Konsumsi Rumah Tangga yang bertumbuh

sebesar 4,72% pada triwulan I 2019.

Peningkatan permintaan domestik terjadi

pada beberapa sektor, seperti Konstruksi;

Peternakan; Perdagangan Besar dan Eceran,

Bukan Mobil dan Sepeda Motor;

Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan,

Pos dan Kurir; dan Penyediaan Akomodasi.

Beberapa faktor yang mendukung

Page 65: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA MEI 2019 · 2019-06-11 · 1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019 KATA PENGANTAR Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas

61

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019

percepatan pertumbuhan adalah

pembangunan yang secara

berkesinambungan dilakukan di wilayah

Provinsi Papua, pelaksanaan PON XX, serta

kesejahteraan masyarakat Papua cenderung

membaik serta jumlah penduduk miskin

mengalami penurunan.

Namun demikian, percepatan pertumbuhan

domestik tersebut tidak terjadi pada sektor

pertambangan dan penggalian yang pada

tahun 2018 memiliki pangsa sebesar 43,0%

terhadap PDRB Provinsi Papua namun pada

triwulan I 2019 hanya memiliki pangsa

27,7% dan diprediksikan pangsa sektor

pertambangan dan penggalian sepanjang

tahun 2019 hanya akan berada pada kisaran

27-29%.

Berdasarkan informasi anekdotal yang

diperoleh, diperkirakan penurunan produksi

perusahaan tambang terbesar di Papua

dapat memberikan dampak penurunan

PDRB sektor pertambangan dan penggalian

Papua pada tahun 2019 mencapai -41,8%

(yoy).

Investasi pada triwulan I 2019 mengalami

peningkatan pertumbuhan jika

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya,

maupun dengan triwulan yang sama pada

tahun sebelumnya. Peningkatan investasi

ditunjukan dengan likert scale investasi pada

triwulan I 2019 sebesar 1,2, meningkat

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya

sebesar 1 maupun triwulan yang sama tahun

sebelumnya sebesar 0,44.

Investasi yang dilakukan dari sisi non

tambang dilakukan dalam rangka persiapan

menyambut PON XX, terdapat beberapa

pembangunan/perluasan hotel serta sarana

dan prasarana yang mendukung kegiatan

dimaksud. Selain itu, pembangunan Trans

Papua juga turut meningkatkan rencana

investasi dari para pelaku usaha sehubungan

dengan peningkatan interkoneksi antar

Kota/Kabupaten di Provinsi Papua.

Biaya dan Harga Jual

Rata-rata biaya pada triwulan I 2019 sedikit

meningkat jika dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya maupun triwulan yang

sama pada tahun sebelumnya. Likert scale

dari biaya bahan baku, biaya energi, dan

tingkat upah masing-masing 1; 0,22; dan

0,44, sedangkan pada triwulan sebelumnya

sebesar 0,44; 0; dan 0,11, serta triwulan

yang sama pada tahun sebelumnya sebesar

0,60; 2; dan -1,00.

Peningkatan pada biaya bahan baku sejalan

dengan tingkat inflasi sebesar 4,17% (yoy)

pada triwulan I 2019. Tekanan inflasi

kelompok bahan makanan dan kelompok

transpor, komunikasi dan jasa keuangan

masih menjadi penyumbang utama inflasi

pada triwulan I 2019. Selain itu dari sisi

sektor peternakan, terdapat peningkatan

biaya pakan karena bahan baku berupa

jagung yang semula dapat sepenuhnya

menggunakan jagung dalam negeri kini

perlu tambahan jagung impor karena

produksi dalam negeri sedang menurun.

Kemudian, biaya energi cenderung

mengalami peningkatan, hal ini dikarenakan

Page 66: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA MEI 2019 · 2019-06-11 · 1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019 KATA PENGANTAR Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas

62

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019

naiknya harga minyak dunia yang sangat

berpengaruh terhadap biaya energi para

pelaku usaha yang menggunakan energi

non-subsidi.

Dari sisi tenaga kerja, selain dikarenakan

kewajiban untuk meningkatkan upah

sebesar minimal 8,03% dari UMP di tahun

2019, biaya turnover juga terus meningkat

pada triwulan I 2019.

Pertumbuhan harga jual dan margin pada

triwulan I 2019 mengalami percepatan

pertumbuhan dari triwulan sebelumnya,

begitu juga apabila dibandingkan dengan

triwulan yang sama tahun sebelumnya.

Likert scale menunjukkan peningkatan dari

triwulan sebelumnya senilai 0,22 menjadi

0,7 pada triwulan I 2019. Namun demikian,

hal tersebut masih belum cukup untuk

mendorong percepatan pertumbuhan

margin usaha yang hanya mengalami sedikit

peningkatan dari triwulan sebelumnya yakni

dari semula sebesar -0,11 pada triwulan IV

2018 menjadi -0,10 pada triwulan I 2019.

Harga jual yang meningkat mengikuti

perkembangan inflasi dan peningkatan biaya

operasional pada triwulan I 2019. Namun

demikian, para pelaku usaha

mempertimbangkan persaingan usaha,

maka margin yang diperoleh tetap tergerus

karena pasar Papua sudah semakin efisien.

Dari sisi sektor pertambangan dan

penggalian, walaupun harga tembaga dunia

tercatat masih mengalami peningkatan

dengan harga pada Februari 2019 sebesar

6.300 dolar AS per metric ton, belum cukup

untuk mendongkrak margin yang diperoleh

dari sektor tersebut.

Kondisi Keuangan

Terdapat beberapa pelaku usaha pada

triwulan I 2019 yang memperoleh

pembiayaan yang bersumber dari

perbankan, namun mayoritas pembiayaan

masih didominasi melalui laba ditahan atau

perusahaan induk. Komposisi pembiayaan

terdiri dari 60% perusahaan memperoleh

pembiayaan dari kantor pusat dan laba

ditahan, 30% perusahaan memperoleh

sebagian pembiayaan dari perbankan, dan

10% memperoleh seluruh pembiayaan dari

perbankan.

Grafik 4.3 Perkembangan Likuiditas, Rentabilitas,

dan Rentabilitas

Sumber: SKDU Bank Indonesia Papua, diolah

Grafik 4.4 % Likuiditas Korporasi per Sektor

Sumber: SKDU Bank Indonesia Papua, diolah

-40

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

I II III IV I II III IV I

2017 2018 2019

Akses Kredit Likuiditas korporasi Rentabilitas korporasi

% SBT

0% 20% 40% 60% 80% 100%

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

Industri Pengolahan

Listrik, Gas dan Produksi Es

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah

Konstruksi

Perdagangan dan Reparasi

Transportasi dan Pergudangan

Akomodasi dan Makan Minum

Jasa Keuangan dan Lainnya

Naik Stabil Turun

Page 67: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA MEI 2019 · 2019-06-11 · 1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019 KATA PENGANTAR Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas

63

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019

Kondisi keuangan perusahaan korporasi

pada triwulan I 2019 berdasarkan Hasil

Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang

dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank

Indonesia Provinsi Papua menunjukkan

bahwa secara garis besar kondisi keuangan

koporasi relatif terjaga. Aspek likuiditas dan

rentabilitas pada triwulan I 2019 berada

dalam kondisi yang positif. Sementara di sisi

lain, komponen akses kredit mengalami

peningkatan pertumbuhan dari triwulan IV

2018, namun masih lebih rendah apabila

dibandingkan dengan periode yang sama

pada tahun sebelumnya (Grafik 4.3).

Selanjutnya dari sisi likuiditas, sebanyak

63,2% korporasi menyatakan bahwa pada

triwulan I 2019 kondisi likuiditas perusahaan

masih stabil. Sementara itu, kenaikan tingkat

likuiditas terutama terjadi pada pelaku usaha

di sektor Listrik, Gas dan Produksi Es (100%

pelaku usaha menyatakan likuiditas naik)

disusul dengan sektor Transportasi dan

Pergudangan (67,7% pelaku usaha

menyatakan likuiditas naik) (Grafik 4.4).

Dari sisi rentabilitas, 61,4% korporasi

menyatakan bahwa laba yang dihasilkan

melalui pemanfaatan aset/modal pada

triwulan I 2019 relatif stabil. Peningkatan

rentabilitas terutama terjadi pada korporasi

di sektor Listrik, Gas, dan Produksi Es yang

dinyatakan oleh 100% pelaku usaha

menyatakan peningkatan rentabilitas (Grafik

4.5).

4.1.2 Exposure Perbankan Sektor

Korporasi

Kinerja perbankan di sektor korporasi Papua

pada triwulan I 2019 relatif mengalami

peningkatan (Grafik 4.6). Kondisi tersebut

tercermin dari beberapa indikator kinerja

utama perbankan di sektor korporasi, yaitu

Dana Pihak Ketiga (DPK) yang tumbuh

menurun dan kredit korporasi yang

mengalami pertumbuhan yang positif

diiringi peningkatan pada Non Performing

Grafik 4.5 Rentabilitas Korporasi per Sektor

Sumber: SKDU Bank Indonesia Papua, diolah

Grafik 4.6 % Perkembangan DPK, Kredit, dan

NPL

Sumber: SKDU Bank Indonesia Papua, diolah

0% 20% 40% 60% 80% 100%

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

Industri Pengolahan

Listrik, Gas dan Produksi Es

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah

Konstruksi

Perdagangan dan Reparasi

Transportasi dan Pergudangan

Akomodasi dan Makan Minum

Jasa Keuangan dan Lainnya

Naik Stabil Turun

15,7%18,2%

8,8%

-3,7%

-10,0%

4,2%

5,7%

1,4%

3,5%

0%

2%

4%

6%

8%

10%

12%

14%

16%

18%

20%

-15%

-10%

-5%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

I II III IV I II III IV I

2017 2018 2019

DPK

Kredit

NPL (sk.kanan)

yoy NPL

Page 68: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA MEI 2019 · 2019-06-11 · 1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019 KATA PENGANTAR Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas

64

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019

Loan (NPL) akan tetapi masih berada pada

batas aman, di bawah 5%.

Perlambatan pertumbuhan DPK dari triwulan

sebelumnya yang semula sebesar 18,2%

(yoy) menjadi 8,8% (yoy) pada triwulan I

2019 disebabkan mayoritas nasabah belum

melakukan penyetoran kembali dari

penarikan dana pada saat perayaan HBKN

Natal dan tahun baru.

Giro tetap menjadi komponen yang paling

dominan pada triwulan IV 2018 dengan

pangsa 71,3%. Sementara penempatan

dana pada komponen tabungan dan

deposito di triwulan I 2019 masing masing

sebesar 19,6% dan 9,1%. Dalam

perkembangannya, giro tumbuh sebesar

38,3% (yoy) sedangkan tabungan dan

deposito mengalami kontraksi sebesar

-19,1% (yoy) dan -43,5% (yoy) pada

triwulan I 2019 (Grafik 4.7).

Kredit perbankan mengalami pertumbuhan

positif mencapai 4,2% (yoy) dibandingan

triwulan sebelumnya yang terkontraksi

cukup dalam sebesar -10% (yoy).

Pertumbuhan kredit tertinggi secara tahunan

dialami sektor Transportasi, Komunikasi, dan

Pergudangan dan Pertanian, Perikanan,

masing masing sebesar 190,4% (yoy) dan

Grafik 4.7 Perkembangan DPK Korporasi

Sumber : LBU Bank Indonesia, diolah

Grafik 4.8 Pertumbuhan Kredit Korporasi per Sektor

Sumber : LBU Bank Indonesia, diolah

13,5%

50,4%

38,3%

20,2%

-35,0%

-19,1%

16,2% 11,6%

-43,5%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

-60%

-40%

-20%

0%

20%

40%

60%

I II III IV I II III IV I

2017 2018 2019

Giro (sk.kanan) Tabungan (sk.kanan) Deposito (sk.kanan)

g Giro g Tabungan g Deposito

yoy Pangsa

-22,8%

-1,0%

20,2%

-24,7%

-31,7%

17,9%9,8%

-3,1%

-4,0%

-20,6%

27,5%

190,4%

-60,4%

-95,7% -92,2%

27,9%

9,9%

-7,2%

-110%

-60%

-10%

40%

90%

140%

190%

I II III IV I II III IV I

2017 2018 2019

Pertanian, Perikanan KonstruksiPerdagangan Transportasi, KomunikasiJasa Masyarakat, Hiburan Akmamin

yoy

Grafik 4.9 % Proporsi Kredit per Sektor

Sumber : LBU Bank Indonesia, diolah

Grafik 4.10 % Proporsi Kredit Korporasi Berdasarkan

Penggunaan

Sumber : LBU Bank Indonesia, diolah

14,6% 14,2% 16,9%

13,9% 15,5%15,7%

33,9% 32,4%31,2%

6,0%

17,1% 16,6%7,6%

6,8% 6,8%9,6%

8,2% 7,2%10,8%

5,5% 5,3%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

I 2018 II 2018 III 2018 IV 2018 I 2019

Pertanian Konstruksi Perdagangan TransKomGud Jasa Masy Akmamin Real Estate Lainnya

62,6%

52,1% 53,7%

37,1%

47,1% 45,9%

0,3% 0,7% 0,4%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

I 2018 II 2018 III 2018 IV 2018 I 2019

Modal Kerja Investasi Konsumsi

Page 69: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA MEI 2019 · 2019-06-11 · 1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019 KATA PENGANTAR Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas

65

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019

20,2% (yoy) (Grafik 4.8). Pertumbuhan

kredit tersebut seiring dengan

pembangunan di wilayah Papua.

Dari sisi penyaluran kredit korporasi, tercatat

mayoritas kredit korporasi disalurkan ke

sektor perdagangan, pertanian, serta

transportasi dan pergudangan, serta

perdagangan dengan pangsa masing-

masing sebesar 31,2%, 16,9% dan 16,6%

(Grafik 4.9).

Tidak terdapat perubahan struktur dalam

penggunaan kredit yang disalurkan, pangsa

terbesar masih berasal dari kredit korporasi

yang digunakan untuk modal kerja sebesar

53,7% yang meningkat dari triwulan

sebelumnya berada pada angka 52,1% dan

kredit untuk investasi menurun menjadi

45,9% dari triwulan sebelumnya sebesar

47,1% (Grafik 4.10). Penyaluran kredit

korporasi untuk modal kerja pada triwulan I

2018 meskipun membaik namun tetap

masih pada posisi terkontraksi sebesar

-10,6% (yoy), meskipun begitu kredit

korporasi untuk investasi mengalami

peningkatan yang sangat signifikan sebesar

28,9% (yoy) sehingga dapat meningkatkan

pertumbuhan kredit secara agregat.

Grafik 4.11 Kinerja Kredit dan NPL Berdasarkan

Penggunaan

Sumber : LBU Bank Indonesia, diolah

Grafik 4.12 Perkembangan NPL per Sektor

Sumber : LBU Bank Indonesia, diolah

8,49%

2,01%5,28%

1,09%

0,71%

1,52%

-4,80%

-26,24%

-10,64%

-1,16%

17,75%

28,93%

-40%

-30%

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

I II III IV I II III IV I

2017 2018 2019

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

NPL Modal Kerja NPL Investasi

g Modal Kerja (sk.kanan) g Investasi (sk.kanan)

yoyNPL

0,1%

7,8%

1,9%

7,9%

84,3%

0,7%0,2%3,4%

0,7% 0,0% 0,0% 0,4%

0,1% 17,7%1,0% 0,0% 0,0% 0,4%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

Pertanian Konstruksi Perdagangan TransKomGud Jasa Masy Akmamin

I 2018 II 2018 III 2018 IV 2018 I 2019

Grafik 4.13 Perkembangan Indeks Keyakinan

Konsumen

Sumber : Survei Konsumen Bank Indonesia, diolah

Grafik 4.14 Perkembangan Indikator SK Lainnya

Sumber : Survei Konsumen Bank Indonesia, diolah

130,2

141,3 142,4

125,6

134,9 134,6

120,9

128,4126,7

100

105

110

115

120

125

130

135

140

145

I II III IV I II III IV I

2017 2018 2019

Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)

Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE)

142,0

148,7

89,3

139,3

141,3

146,7

70

80

90

100

110

120

130

140

150

160

I II III IV I II III IV I I II III IV I II III IV I

2017 2018 2019 2017 2018 2019

Ekspektasi EkonomiKondisi Ekonomi Saat Ini

Pes

imis

Op

tim

is

Indeks

Indeks Penghasilan Konsumen

Indeks Konsumsi Barang Tahan Lama

Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja

Indeks Penghasilan Konsumen (Ekspektasi)

Indeks Kegiatan Usaha

Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja (Ekspektasi)

Page 70: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA MEI 2019 · 2019-06-11 · 1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019 KATA PENGANTAR Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas

66

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019

Selanjutnya, NPL mengalami peningkatan

dibanding triwulan sebelumnya, semula

sebesar 1,4% menjadi 3,5% pada triwulan I

2019, masih memenuhi ketentuan Bank

Indonesia terkait salah satu kategori sehat

dengan tingkat NPL berada di bawah 5%.

Secara sektoral, peningkatan NPL secara

signifikan terjadi pada sektor konstruksi

mencapai 17,7% seiring dengan tidak

adanya realisasi belanja modal pemerintah

Provinsi Papua pada triwulan I 2019 (Grafik

4.12). NPL ini terutama disumbang dari

kredit konstruksi bangunan jalan raya dan

gedung perkantoran.

4.2 Asesmen Sektor Rumah Tangga

4.2.1 Sumber Kerentanan Sektor Rumah

Tangga

Tiga faktor yang mempengaruhi kerentanan

sektor Rumah Tangga yaitu pendapatan,

tingkat konsumsi dan persepsi terhadap

harga. Berdasarkan hasil Survei Konsumen

(SK) pada triwulan I 2019 yang dilakukan

oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Provinsi Papua, memasuki awal tahun 2019

dapat diketahui bahwa tingkat keyakinan

masyarakat terhadap kondisi perekonomian

masih berada pada tingkat yang optimis

dengan kecenderungan stabil.

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)

merupakan rata rata dari dua indeks yaitu

(i) Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang

menunjukkan ekspektasi masyarakat

terhadap kondisi ekonomi ke depan. Indeks

ini mengalami peningkatan pada triwulan I

2019 menjadi 142,4 dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya sebesar 141,3; dan (ii)

Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) yang

hanya mengalami penurunan dari triwulan

sebelumnya sebesar 128,4 pada triwulan IV

2018 menjadi 126,7 pada triwulan I 2019

(Grafik 4.13).

Optimisme masyarakat yang cukup stabil

pada triwulan I 2019 ditunjukkan dengan

IKK yang sedikit menurun dari triwulan

sebelumnya sebesar 134,8 menjadi 134,6

pada triwulan I 2019, hal tersebut

disebabkan oleh normalisasi permintaan

rumah tangga khususnya untuk barang

Grafik 4.15 Alokasi Pengeluaran Masyarakat

Sumber : Survei Konsumen Bank Indonesia, diolah

Grafik 4.16 Alokasi Penggunaan Pengeluaran

Berdasarkan Tingkat Pengeluaran per Bulan

Sumber : Survei Konsumen Bank Indonesia, diolah

53,4 55,0 54,9

18,6 17,6 13,0

28,0 27,4 32,1

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

I II III IV I II III IV I

2017 2018 2019

Konsumsi Cicilan Tabungan

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

Konsumsi

Cicilan/Pinjaman

Tabungan

Konsumsi

Cicilan/Pinjaman

Tabungan

Konsumsi

Cicilan/Pinjaman

Tabungan

I 20

18

IV 2

01

8I 2

01

9

Rp1 - 2 jt Rp2,1 - 3 jt Rp3,1 - 4 jt Rp4,1 - 5 jt Rp5,1-6 jt Rp6,1-7jt

Page 71: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA MEI 2019 · 2019-06-11 · 1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019 KATA PENGANTAR Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas

67

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019

tahan lama yang terlihat dalam Indeks

Konsumsi Barang Tahan Lama yang semakin

rendah menyentuk tingkat di bawah 90 yaitu

89,3. Peningkatan terjadi pada Indeks

Ketersediaan Lapangan Kerja yang mencapai

148,7 dari sebelumnya 129,3, namun hal ini

tidak diiringi dengan peningkatan Indeks

Penghasilan Konsumen yang turun menjadi

142,0 dari sebelumnya 158,7. Hal tersebut

terjadi diperkirakan karena para pelaku

usaha yang melakukan investasi

membutuhkan tenaga kerja lebih banyak

namun dengan tingkat upah yang terbatas.

Sedangkan, ekspektasi masyarakat terhadap

perekonomian kedepan sangat optimis yang

ditunjukkan dari Indeks Ekspektasi Ekonomi

yang seluruhnya berada di atas 100 dengan

yang tertinggi terjadi pada Indeks Kegiatan

Usaha sebesar 146,7 (Grafik 4.14).

Dari sisi pengeluaran, dapat diketahui bahwa

pada triwulan I 2019 tidak terdapat

perubahan struktur alokasi pengeluaran,

yaitu komponen konsumsi masih

mendominasi dengan pangsa sebesar

54,9%, namun terjadi sedikit pergeseran ke

tabungan yang pangsanya meningkat

menjadi 32,1% dari cicilan yang semakin

rendah menjadi sebesar 13% (Grafik 4.15).

4.2.2 Kinerja Keuangan Rumah Tangga

Pada triwulan I 2019, pengelolaan keuangan

rumah tangga stabil jika dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya. 38,2% Rumah

Tangga dialokasikan mengalokasikan

tabungan di atas 30% dari total

pengeluaran, terjadi perubahan

dibandingkan dengan triwulan IV 2018

dimana 30% Rumah Tangga hanya

mengalokasi 10% - 20% pengeluarannya

untuk tabungan (Tabel 4.2). Kondisi tersebut

mengindikasikan bahwa masyarakat

cenderung untuk menarik tabungannya dan

menambah konsumsi yang dilakukan dalam

rangka menyambut HBKN dan kemudian

Grafik 4.17 Pertumbuhan DPK, Kredit, dan NPL

Rumah Tangga

Sumber : LBU Bank Indonesia, diolah

Grafik 4.18 % Proporsi dan Perkembangan DPK Rumah

Tangga

Sumber : LBU Bank Indonesia, diolah

10,5%

4,4%

0,8%

11,3%

9,0%8,6%

3,2%

1,8%

1,9%

1,0%

1,5%

2,0%

2,5%

3,0%

3,5%

4,0%

4,5%

-5%

0%

5%

10%

15%

20%

I II III IV I II III IV I

2017 2018 2019

DPK Kredit NPL (sb.kanan)

yoy NPL

-51,8%

-23,8%

-4,8%2,6%

5,8% 6,1%5,6%

-0,3%

4,6%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

I II III IV I II III IV I

2017 2018 2019

-60%

-50%

-40%

-30%

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

Giro (sk.kanan) Tabungan (sk.kanan) Deposito (sk.kanan)

gGiro gTabungan gDeposito

yoy Pangsa

Page 72: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA MEI 2019 · 2019-06-11 · 1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019 KATA PENGANTAR Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas

68

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019

menambah tabungannya dengan adanya

normalisasi konsumsi.

Dilihat dari perilaku berutang masyarakat

dengan membandingkan utang dan

pendapatan atau debt service ratio (DSR)

diperoleh data jumlah masyarakat yang

memiliki DSR lebih besar dari 30% kembali

mengalami penurunan menjadi 5,8% pada

triwulan I 2019 dibanding dengan

sebelumnya pada triwulan IV 2018 sebesar

6,2% yang mengindikasikan bahwa secara

umum terjadi penurunan risiko keuangan

(Tabel 4.2).

4.2.3 Exposure Perbankan dalam Rumah

Tangga

Perkembangan indikator perbankan di

sektor rumah tangga pada triwulan I 2019

berada pada kondisi yang relatif stabil

dengan kecenderungan melemah. Kondisi

tersebut tercermin dari beberapa indikator

kinerja utama perbankan, DPK dan kredit

rumah tangga mengalami pertumbuhan

yang menurun sebesar 0,8% (yoy) dan

8,6% (yoy), yang sebelumnya sebesar 4,4%

(yoy) dan 9% (yoy). Sedangkan NPL rumah

tangga mengalami sedikit peningkatan

menjadi 1,9% dari triwulan sebelumnya

sebesar 1,8% (Grafik 4.17).

Tabel 4.2 Alokasi Utang dan Tabungan Masyarakat

Sumber : Survei Konsumen Bank Indonesia, diolah

0-1

0%

10%

-20%

20%

-30%

>30%

0-1

0%

10%

-20%

20%

-30%

>30%

Rp1 - 2 jt 17,3 4,7 3,8 2,0 4,0 4,7 6,9 12,2

Rp2,1 - 3 jt 16,4 10,4 7,1 4,2 6,0 11,1 12,4 8,7

Rp3,1 - 4 jt 12,9 4,4 5,6 3,3 5,1 6,4 8,7 6,0

Rp4,1 - 5 jt 4,0 0,7 1,3 1,3 1,6 0,9 1,6 3,3

Rp5,1-6 jt - - - 0,2 0,2 - - -

Rp6,1-7 jt - - - 0,2 0,2 - - -

Total 50,7 20,2 17,8 11,3 17,1 23,1 29,6 30,2

Rp1 - 2 jt 14,7 8,7 6,9 2,7 5,3 10,4 10,2 6,9

Rp2,1 - 3 jt 20,7 11,1 11,8 2,0 7,3 14,2 9,6 14,4

Rp3,1 - 4 jt 9,6 5,3 3,8 1,3 3,3 4,7 6,2 5,8

Rp4,1 - 5 jt - - - - - - - -

Rp5,1-6 jt - - 0,4 0,2 0,4 0,2 - -

Rp6,1-7 jt 0,2 0,2 0,4 - - 0,4 0,4 -

Total 45,1 25,3 23,3 6,2 16,4 30,0 26,4 27,1

Rp1 - 2 jt 12,7 6,9 6,9 0,4 1,1 5,8 8,4 11,6

Rp2,1 - 3 jt 20,4 4,7 7,6 2,7 2,0 8,2 11,1 14,0

Rp3,1 - 4 jt 11,6 4,7 5,8 1,3 1,6 7,1 6,9 7,8

Rp4,1 - 5 jt 4,2 4,0 2,4 0,7 0,9 1,6 4,4 4,4

Rp5,1-6 jt 0,4 0,9 1,1 0,7 0,4 1,1 1,1 0,4

Rp6,1-7 jt - - - - - - - -

Total 49,3 21,1 23,8 5,8 6,0 23,8 32,0 38,2

I 2019

Tabungan

Periode Pengeluaran/bln

Debt Service Ratio (DSR)

I 2018

IV 2018

Page 73: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA MEI 2019 · 2019-06-11 · 1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019 KATA PENGANTAR Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas

69

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019

Dari sisi penghimpunan dana, DPK rumah

tangga di Papua pada triwulan I 2019 secara

umum mengalami penurunan dari triwulan

sebelumnya. Berdasarkan komponen DPK,

tabungan memiliki pangsa yang dominan

dalam DPK rumah tangga yaitu sebesar 71%

yang tumbuh 6,1% (yoy). Kinerja deposito

mengalami pertumbuhan positif sebesar

4,6% (yoy) lebih tinggi dibandingkan

dengan triwulan IV 2018 yang tumbuh

sebesar 5,8% (yoy). Pertumbuhan tersebut

juga terjadi pada giro yang mulai meningkat

pada triwulan I 2018 sebesar -51,8% (yoy),

triwulan IV 2018 sebesar -23,8% (yoy), dan

dan masih mengalami kontraksi pada

triwulan I 2019 sebesar -4,8%. Kondisi

tersebut mengindikasikan bahwa

masyarakat cenderung memilih instrumen

penempatan dana yang lebih mudah diakses

serta memiliki frekuensi dan nilai transaksi

yang minim sehingga hanya sebagian kecil

yang menggunakan rekening giro (Grafik

4.18).

Pangsa Kredit Multiguna dan Kredit

Pemilikan Rumah (KPR), pada triwulan I 2019

masih mendominasi proporsi kredit rumah

tangga dengan pangsa sebesar 89,7%

(Grafik 4.19).

Secara umum, Kredit Rumah Tangga

mengalami perlambatan pertumbuhan dari

triwulan sebelumnya, yang semula sebesar

9% (yoy) pada triwulan IV 2018 menjadi

sebesar 8,6% (yoy) pada triwulan I 2019.

Pertumbuhan tertinggi terjadi pada Kredit

Kendaraan Bermotor yang tumbuh sebesar

38,3% (yoy) lebih tinggi dibandingkan

pertumbuhan pada triwulan IV 2018 sebesar

32,8% (yoy) (Grafik 4.20).

Grafik 4.19 % Proporsi Kredit Rumah Tangga

Sumber : LBU Bank Indonesia, diolah

Grafik 4.20 Pertumbuhan Kredit Rumah Tangga

Sumber : LBU Bank Indonesia, diolah

20,9% 21,6% 21,5%

55,5%67,7% 68,2%

20,2%7,4% 6,8%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

I II III IV I

2018 2019

KPR KKB Perlengkapan RT. Multiguna Lainnya

16,5% 15,2%

11,6%

26,9% 32,8%

38,3%40,4%

42,3%

33,4%

11,3%9,0% 8,6%

-30%

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

I II III IV I II III IV I

2017 2018 2019

KPR KKB RT. Multiguna RT. Total

yoy

Grafik 4.21 Perkembangan NPL Rumah Tangga

Sumber: LBU Bank Indonesia, diolah

3,22%

1,78% 1,89%2,38%

2,29% 2,50%

0,61% 1,15%0,91%

1,71%1,72% 1,79%

0,0%

0,5%

1,0%

1,5%

2,0%

2,5%

3,0%

3,5%

4,0%

4,5%

I II III IV I II III IV I

2017 2018 2019

RT. Total KPR KKB RT. Multiguna

Page 74: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA MEI 2019 · 2019-06-11 · 1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019 KATA PENGANTAR Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas

70

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019

Kualitas penyaluran kredit pada triwulan I

2019 memiliki kualitas yang terjaga, hal

tersebut tercermin dari tingkat NPL,

meskipun sedikit meningkat akan tetapi

masih berada di bawah 5% yaitu menjadi

1,9% dari triwulan sebelumnya sebesar

1,8% (Grafik 4.21). Kualitas kredit yang

mengalami peningkatan hanyalah Kredit

Kendaraan Bermotor yang semula memiliki

NPL sebesar 1,15% menjadi sebesar 0,91%

pada triwulan I 2019.

4.3 Akses Keuangan UMKM

Pada triwulan I 2019, penyaluran kredit

UMKM secara umum mengalami

peningkatan nominal penyaluran mencapai

Rp10,4 triliun jika dibandingkan dengan

triwulan yang sama tahun sebelumnya

sebesar Rp9,86 triliun, namun

penyalurannya lebih rendah dibandingkan

dengan triwulan IV 2018 yang mencapai

Rp10,55 triliun. Secara tahunan, kredit

UMKM tumbuh lebih tinggi dibanding

triwulan sebelumnya sebesar 5,5% (yoy)

(Grafik 4.22). Berdasarkan penggunaannya,

kredit UMKM di Papua 69,5% digunakan

untuk modal kerja atau sebesar Rp7,23

triliun dan 30,5% untuk investasi atau

sebesar Rp3,2 triliun (Grafik 4.23).

Selanjutnya terkait dengan NPL kredit

UMKM pada triwulan I 2019 menunjukan

penurunan dari triwulan sebelumnya yang

sebesar 4,21%, menjadi 4,91%.

Berdasarkan penggunaannya, NPL kredit

UMKM untuk modal kerja berada pada

posisi 5,46% dan investasi berada pada

posisi yang lebih rendah sebesar 3,65% dari

kredit UMKM yang disalurkan (Grafik 4.24).

Dari sisi risiko kredit, secara umum NPL kredit

UMKM mengalami peningkatan namun

Grafik 4.22 Perkembangan Kredit UMKM

Sumber: LBU Bank Indonesia, diolah

Grafik 4.23 Kredit UMKM berdasarkan

Penggunaan

Sumber: LBU Bank Indonesia, diolah

19,67%14,56%

13,63%

-4,21%

1,99%

5,52%

-10%

-5%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

0

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

30.000

35.000

I II III IV I II III IV I

2017 2018 2019

Rp Miliar

NonUMKM UMKM g NonUMKM g UMKM

yoy

-4,54%

0,74%

3,28%-3,40%

5,22%10,99%

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

-

2.000

4.000

6.000

8.000

10.000

12.000

I II III IV I II III IV I

2017 2018 2019

Rp Miliar

Modal kerja Investasi g Modal kerja (sb. kanan) g Investasi (sb. kanan)

yoy

Grafik 4.24 NPL Kredit UMKM

Sumber: LBU Bank Indonesia, diolah

6,77%

4,46%

5,46%

7,72%

3,60% 3,65%

7,04%

4,21%

4,91%

0%

2%

4%

6%

8%

10%

12%

-

200

400

600

800

1.000

1.200

I II III IV I II III IV I

2017 2018 2019

Rp Miliar

Modal kerja InvestasiModal kerja (sk.kanan) Investasi (sk.kanan)Total (sk.kanan)

Pangsa

Page 75: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA MEI 2019 · 2019-06-11 · 1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019 KATA PENGANTAR Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas

71

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019

masih berada di bawah ketentuan Bank

Indonesia (5%).

Secara sektoral, peningkatan penyaluran

kredit UMKM terutama disebabkan oleh

pertumbuhan kredit di sektor Pertanian,

Konstruksi, dan Transportasi, Komunikasi,

dan Pergudangan masing masing 9,9%

(yoy), 1,6% (yoy), dan 9,7% (yoy) (Grafik

4.25). Sementara itu, terjadi perbaikan

penyaluran kredit pada Jasa Masyarakat

walaupun masih terkontraksi sebesar -

19,9% (yoy) pada triwulan I 2019.

Peningkatan risiko kredit UMKM terutama

terdapat pada sektor Konstruksi dengan

tingkat NPL yang telah cukup tinggi berada

di atas 16% semenjak akhir tahun 2016 dan

kemudian meningkat kembali pada triwulan

I 2019 mencapai 23,14% (Grafik 4.26).

Peningkatan ini sejalan dengan peningkatan

risiko kredit konstruksi korporasi yang

disebabkan tidak adanya realisasi belanja

modal pemerintah Provinsi Papua pada

triwulan I 2019.

Grafik 4.25 Kredit UMKM berdasarkan Lapangan Usaha

Sumber: LBU Bank Indonesia, diolah

-12,7%

9,4% 9,9%24,6%

4,1%

1,7%1,0%

7,8%

7,1%

3,3%

-0,2%

9,7%

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

0

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

7.000

8.000

I II III IV I II III IV I

2017 2018 2019

Rp

Mili

ar

Pertanian Perikanan Perdagangan Trans, Kom

g Pertanian g Perikanan g Perdagangan g Trans, Kom

yoyRp Miliar

-20,8%

-8,0%

1,6%

-4,5%

-2,9%3,4%

-19,4%

-31,7%-19,9%

-40%

-30%

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

0

500

1.000

1.500

2.000

2.500

I II III IV I II III IV I

2017 2018 2019

Rp

Mili

ar

Konstruksi Akmamin Jasa Masy

yoyRp Miliar

Grafik 4.26 NPL UMKM berdasarkan Lapangan Usaha

Sumber: LBU Bank Indonesia, diolah

1,5%

1,8%

2,4%

2,2%2,9%

2,4%

3,9%3,1% 3,5%

1,6%

1,8%

2,6%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

0

100

200

300

400

500

600

I II III IV I II III IV I

2017 2018 2019

Rp

Mili

ar

Pertanian Perikanan Perdagangan Trans, Komg Pertanian g Perikanan g Perdagangan g Trans, Kom

19,53% 17,26%

23,14%

20,97%

4,18% 4,15%

25,19%

4,89%5,05%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

0

100

200

300

400

500

600

I II III IV I II III IV I

2017 2018 2019

Konstruksi Akmamin Jasa Masyg Konstruksi g Akmamin g Jasa Masy

Page 76: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA MEI 2019 · 2019-06-11 · 1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019 KATA PENGANTAR Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas

79

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019

BAB V PENYELENGGARAAN

SISTEM PEMBAYARAN DAN

PENGELOLAAN UANG RUPIAH

Perkembangan transaksi Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) di Papua pada

triwulan I 2019 menurun secara nominal maupun volume dibandingkan triwulan

sebelumnya. Transaksi melalui Bank Indonesia-Real Time Gross Settlement (BI-RTGS)

pada periode laporan juga tercatat menurun dibandingkan triwulan sebelumnya.

Sementara itu, aliran uang kartal melalui Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi

Papua menunjukan posisi net inflow pada triwulan I 2019 sebesar Rp3,22 triliun. Pada

triwulan ini posisi net inflow meningkat disebabkan oleh tren arus balik uang pasca

penarikan uang kartal dalam jumlah besar oleh perbankan di akhir tahun 2018.

Page 77: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA MEI 2019 · 2019-06-11 · 1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019 KATA PENGANTAR Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas

73

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019

5.1 SISTEM PEMBAYARAN

Perkembangan transaksi nontunai di Papua

mengalami penurunan dibandingkan

triwulan IV 2018. Pada triwulan I 2019,

terjadi penurunan secara volume maupun

nominal transaksi yang dilakukan melalui

SKNBI dengan nilai Rp2,68 triliun dan

volume 76.543 lembar warkat. Jumlah

tersebut menurun dibanding triwulan

sebelumnya yang mencatatkan nilai sebesar

Rp3,23 triliun dengan volume 93.502 lembar

warkat. Bila dibandingkan dengan periode

yang sama tahun lalu, volume transaksi

SKNBI mengalami penurunan 4,58% (yoy)

sedangkan nilai transaksi mengalami

penurunan sebesar 3,69% (yoy).

5.1.1 Transaksi SKNBI

Secara spasial, penatausahaan transaksi

kliring di Provinsi Papua masih diakomodasi

dari dua wilayah yaitu Kota Jayapura dan

Kabupaten Biak Numfor. Proporsi transaksi

kliring masih didominasi oleh pemenuhan

dari Kota Jayapura sebesar 92,99% terhadap

keseluruhan nominal transaksi kliring,

sementara dari Kabupaten Biak Numfor

hanya mengakomodasi sebesar 7,54%.

Berdasarkan nominalnya, transaksi kliring di

Kota Jayapura mencapai Rp2,49 triliun

sedangkan di Kabupaten Biak Numfor hanya

sebesar Rp188 miliar. Sementara apabila

dilihat dari fisik penukaran warkat, transaksi

di Kabupaten Biak Numfor sepanjang

triwulan I 2019 sebanyak 2.998 lembar

warkat yang ditukarkan atau jauh lebih

rendah dibandingkan Kota Jayapura yang

mencapai 73.545 lembar warkat. Hal ini

sejalan dengan pemberlakukan ketentuan

yang membatasi nominal transaksi yang

dilakukan melalui SKNBI yaitu maksimal

sebesar Rp500 juta per transaksi.

5.1.2 Transaksi BI-RTGS

Transaksi yang dilakukan melalui Sistem BI-

RTGS di Provinsi Papua pada triwulan I 2019

mengalami penurunan dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya. Jumlah

nominal yang ditransaksikan melalui Sistem

BI-RTGS selama triwulan I 2019 sebesar

Rp2,09 triliun, naik 11,58% (yoy) lebih tinggi

dari triwulan yang sama pada tahun

sebelumnya. Namun jumlah ini menurun

dibandingkan dengan transaksi triwulan IV

2018 yang sebesar Rp4.72 triliun. Volume

transaksi yang terjadi pada triwulan I 2019

sebanyak 1.989 transaksi, meningkat 2,61%

(yoy) lebih tinggi dari triwulan yang sama

pada tahun sebelumnya. Peningkatan

transaksi secara nominal dibanding dengan

triwulan yang sama pada tahun sebelumnya

yang dilakukan melalui Sistem BI-RTGS

sejalan dengan meningkatnya pertumbuhan

perekonomian Provinsi Papua.

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 5.1 Perkembangan Transaksi SKNBI 2016-

2019

Grafik 5.2 Perkembangan Transaksi BI-RTGS

2016-2019

Page 78: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA MEI 2019 · 2019-06-11 · 1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019 KATA PENGANTAR Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas

74

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019

5.2 Pengelolaan Uang Rupiah

5.2.1 Penyediaan Uang Layak Edar

Aliran uang kartal melalui Kantor Perwakilan

Bank Indonesia Provinsi Papua menunjukan

posisi net inflow pada triwulan I 2019

sebesar Rp3,22 triliuan. Posisi net inflow

tersebut menggambarkan besarnya uang

yang masuk dari sistem pembayaran pada

triwulan I 2019. Sesuai dengan pola historis,

aliran uang kartal melalui Kantor Perwakilan

Bank Indonesia Provinsi Papua pada triwulan

I setiap tahunnya menunjukkan posisi net

inflow, tidak terkecuali pada triwulan I 2019.

Hal ini disebabkan oleh tren arus balik uang

pasca penarikan uang kartal dalam jumlah

besar oleh perbankan di akhir tahun 2018.

Bila dilihat lebih lanjut, net inflow uang dari

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi

Papua pada triwulan I 2019 bersumber dari

uang masuk sebesar Rp3,94 triliun, lebih

banyak dibandingkan dengan uang keluar

yang tercatat sebesar Rp729 miliar.

Dibandingkan dengan kondisi net inflow di

triwulan I tahun 2018, kondisi pada triwulan

I 2019 lebih rendah.

5.2.2 Uang Tidak Layak Edar

Sementara itu, jumlah Uang Tidak Layak

Edar (UTLE) yang dimusnahkan di Kantor

Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua

pada triwulan laporan sebesar Rp443,84

miliar, naik 210,42% (yoy) dibandingkan

dengan triwulan yang sama pada tahun lalu

yang mencapai Rp142,98 miliar.

Pemusnahan UTLE tersebut merupakan

bagian dari kebijakan Clean Money Policy,

yaitu upaya Bank Indonesia untuk menjaga

kualitas uang yang beredar di tengah

masyarakat. Berkaitan dengan hal tersebut

secara rutin Kantor Perwakilan Bank

Indonesia Provinsi Papua melakukan

pemusnahan UTLE menggunakan prinsip

good governance. Selain melakukan

pemusnahan UTLE, Kantor Perwakilan Bank

Indonesia Provinsi Papua juga melaksanakan

kebijakan kas keliling yang terdiri dari kas

keliling dalam kota yang rutin diadakan 2

kali seminggu di 4 tempat di kota Jayapura,

serta kas keliling luar kota yang dilakukan

diseluruh kabupaten di Provinsi Papua.

Selama triwulan I 2019, kegiatan kas keliling

yang dilaksanakan oleh Kantor Perwakilan

Bank Indonesia Provinsi Papua mengalami

penurunan. Selama triwulan I 2018 kas

keliling dilakukan sebanyak 44 kali

sedangkan pada triwulan I 2019 kas keliling

yang dilaksanakan sebanyak 42 kali.

Selain dalam bentuk kas keliling, distribusi

uang di luar Kantor Perwakilan Bank

Sumber: Bank Indonesia, diolah Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 5.3 Aliran Uang Kartal Melalui Kantor

Perwakilan Bank Indonesia Provinsi

Papua

Grafik 5.4 Perkembangan Pemusnahan Uang

Tidak Layak Edar (UTLE) di Papua

Page 79: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA MEI 2019 · 2019-06-11 · 1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019 KATA PENGANTAR Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas

75

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019

Indonesia Provinsi Papua juga dilakukan

dalam bentuk kas titipan. Hingga saat ini,

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi

Papua telah membuka 7 (tujuh) lokasi kas

titipan, yakni di Kota Sorong, Kabupaten

Merauke, Mimika, Biak Numfor, Jayawijaya,

Kepulauan Yapen, dan Nabire. Tujuan

pembentukan kas titipan adalah untuk

melayani tingginya kebutuhan uang layak

edar di seluruh wilayah Provinsi Papua.

5.2.3 Temuan Uang Tidak Asli

Jumlah temuan uang palsu (UPAL) di Kantor

Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua

yang berasal dari laporan bank maupun

laporan dari masyarakat, menunjukan

penurunan dari triwulan sebelumnya, pada

triwulan sebelumnya tercatat sebanyak 6

lembar, menjadi 5 lembar. Kantor

Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua

terus berupaya untuk menekan peredaran

UPAL di masyarakat, di antaranya dengan

menyelenggarakan sosialisasi ciri-ciri keaslian

uang rupiah kepada masyarakat luas di

beberapa kabupaten/kota di provinsi Papua.

Sepanjang triwulan I tahun 2019, tercatat

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi

Papua telah melakukan 2 kali pelaksanaan

sosialisasi.

5.2.4 Kewajiban Penggunaan Uang

Rupiah

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi

Papua terus melakukan upaya untuk

menegakkan Peraturan Bank Indonesia (PBI)

No. 17/3/PBI/2015 tentang Kewajiban

Penggunaan Rupiah di Wilayah Negara

Kesatuan Republik Indonesia, khususnya di

wilayah perbatasan RI-PNG, yang sampai

dengan periode laporan masih terdapat

beberapa daerah perbatasan yang

menggunakan Papua New Guinea Kina

untuk transaksi yang dilakukan di wilayah

NKRI. Upaya sosialisasi terus dilakukan, baik

yang dilaksanakan secara mandiri oleh

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi

Papua maupun bekerjasama dengan

berbagai stakeholder terkait. Selain itu,

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi

Papua telah membentuk Satuan Tugas

Pengawal (Satgaswal) Kewajiban

Penggunaan Uang Rupiah di Wilayah NKRI,

Perbatasan RI PNG. Melalui pembentukan

Satgaswal, diharapkan penegakkan

kewajiban penggunaan rupiah dapat

dilaksanakan dengan lebih efektif.

Tabel 5.1 Frekuensi Pelaksanaan Kas Keliling Dalam dan Luar Kota Papua

Sumber:Bank Indonesia, diolah

2019

I II III IV I II III IV I II III I

Dalam Kota 27 27 38 39 49 35 37 44 42 32 44 37

Luar Kota 12 15 18 21 7 10 6 3 2 - 5 5

TOTAL 39 42 56 60 56 45 43 47 44 32 49 42

Kas Keliling2016 2017 2018

Page 80: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA MEI 2019 · 2019-06-11 · 1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019 KATA PENGANTAR Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas

76

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019

BAB VI KETENAGAKERJAAN DAN

KESEJAHTERAAN

Secara umum perkembangan kondisi kesejahteraan masyarakat Papua cenderung

membaik dan jumlah penduduk miskin di Papua menurun dari 27,76% menjadi

27,43%. Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) mengalami penurunan mencapai 5,91

dibandingkan degan periode yang sama tahun sebelumnya mencapai 6,24. Sementara

itu, Nilai Tukar Petani Papua (NTP) Papua bulan April 2019 mengalami peningkatan

dengan indeks sebesar 91,82. Nilai tersebut mengindikasikan terjadinya peningkatan

kesejahteraan petani di Papua.

Perkembangan kondisi ketenagakerjaan di Provinsi Papua tercatat mengalami

penurunan pada triwulan I 2019. Hal tersebut ditunjukkan dengan naiknya Tingkat

Pengangguran Terbuka (TPT) dari 3,2% pada periode Agustus 2018 menjadi 3,42%

pada periode Februari 2019.

Page 81: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA MEI 2019 · 2019-06-11 · 1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019 KATA PENGANTAR Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas

77

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019

6.1 Ketenagakerjaan

Pada periode Februari 2019 jumlah penduduk

yang bekerja di Papua mengalami penurunan

dibandingkan dengan periode Agustus 2018,

hal ini sejalan dengan penurunan penyerapan

tenaga kerja dan peningkatan Tingkat

Pengangguran Terbuka (TPT) di Papua. Tingkat

pengangguran terbuka di Papua pada periode

Februari 2019 sebesar 3,42% lebih tinggi

dibanding periode Agustus 2018 sebesar

3,20%. Tingkat pengangguran di Papua masih

relatif lebih rendah dibanding tingkat

pengangguran nasional yaitu sebesar 5,01%.

Sampai saat ini, tidak banyak perubahan

dalam transformasi struktural perekonomian

Papua terkait ketenagakerjaan, mayoritas

penduduk Papua bekerja pada lapangan

usaha pertanian, perkebunan, kehutanan,

perburuan dan perikanan dengan jumlah

persentase 67,51%. Kemudian, sebagian

besar lainnya bekerja di sektor perdagangan,

rumah makan, dan jasa akomodasi dengan

jumlah persentase 8,10%. Apabila dilihat dari

pertumbuhan lapangan usahanya, porsi

pekerja dari sektor ekstraktif pengolahan lebih

tinggi dibandingkan dengan sektor industri.

Pertumbuhan lapangan usaha jasa

kemasyarakatan, sosial dan perorangan

mengalami penurunan pertumbuhan sebesar

49,3% (yoy), dan diikuti oleh sektor industri

mengalami penurunan sebesar 17,2%.

Selanjutnya, diikuti oleh lapangan usaha

perdagangan, rumah makan, dan jasa

akomodasi mengalami penurunan

pertumbuhan yaitu sebesar 8,9% (yoy).

Grafik 6.3 Penyerapan Tenaga Kerja Pertanian

berdasarkan SKDU

Sumber : SKDU Bank Indonesia Papua, diolah.

Grafik 6.4 Penduduk yang Bekerja Menurut Status

Pekerjaan Utama

Sumber : BPS, diolah.

-6.00%

-4.00%

-2.00%

0.00%

2.00%

4.00%

6.00%

8.00%

10.00%

Q 1 2017 Q 2 2017 Q 3 2017 Q 4 2017 Q 1 2018 Q 2 2018 Q 3 2018 Q 4 2018 Q 1 2019

Realisasi Perkiraan

-

200

400

600

800

1,000

1,200

1,400

1,600

1,800

2,000

Feb Agu Feb Agu Feb Agu Feb Agu Feb

2015 2016 2017 2018 2018 2019

Informal

Formal

ribu orang

-6,00%

-4,00%

-2,00%

0,00%

2,00%

4,00%

6,00%

8,00%

10,00%

Q 1 2017 Q 2 2017 Q 3 2017 Q 4 2017 Q 1 2018 Q 2 2018 Q 3 2018 Q 4 2018

Realisasi Perkiraan

-

200

400

600

800

1.000

1.200

1.400

1.600

1.800

2.000

Feb Agu Feb Agu Feb Agu Feb Agu

2015 2016 2017 2018 2018

Informal

Formal

ribu orang

Grafik 6.1 Penduduk yang Bekerja Menurut Lapangan

Pekerjaan Utama

Sumber : BPS, diolah.

Grafik 6.2 Pertumbuhan Penyerapan Tenaga Kerja

Menurut Lapangan Pekerjaan Utama

Sumber : BPS, diolah.

Grafik 6.1 Penduduk yang Bekerja Menurut Lapangan

Pekerjaan Utama

Sumber : BPS, diolah.

Grafik 6.2 Pertumbuhan Penyerapan Tenaga Kerja

Menurut Lapangan Pekerjaan Utama

Sumber : BPS, diolah.

-

200

400

600

800

1,000

1,200

1,400

1,600

1,800

2,000

Feb Agu Feb Agu Feb Agu Feb Agu Feb

2015 2016 2017 2018 2019

Lainnya

Jasa kemasyarakatan, sosial dan perorangan

Perdagangan, rumah makan, dan jasa akomodasi

Industri

Pertanian, perkebunan, kehutanan, perburuan, perikanan

ribu

-40

-20

0

20

40

60

80

100

120

140

160

-60

-40

-20

0

20

40

60

80

100

120

Feb Agu Feb Agu Feb Agu Feb Agu Feb

2015 2016 2017 2018 2019

Pertanian, perkebunan, kehutanan, perburuan, perikananPerdagangan, rumah makan, dan jasa akomodasiJasa kemasyarakatan, sosial dan peroranganLainnyaIndustri [skala kanan]

% %

Page 82: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA MEI 2019 · 2019-06-11 · 1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019 KATA PENGANTAR Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas

78

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019

Apabila dilihat dari hasil data Survei Kegiatan

Dana Usaha (SKDU) yang dilakukan oleh Bank

Indonesia di Papua pada Triwulan I 2019.

Berdasarkan hasil survei bahwa penyerapan

tenaga kerja industri pengolahan mengalami

peningkatan sebesar 0,18%(yoy), diikuti oleh

penyerapan tenaga transportasi dan

pergudangan meningkat sebesar 0,13%(yoy),

sedangkan penyerapan tenaga kerja

konstruksi mengalami penurunan -

5,76%(yoy), diikuti oleh penurunan

penyerapan tenaga kerja perdagangan besar

dan eceran, reparasi mobil dan motor

mengalami penurunan -0,22%(yoy).

Berdasarkan bidang pekerjaannya 77,6%

penduduk yang bekerja hanya di sektor

informal dan 29,3% diantaranya merupakan

pekerja keluarga atau tidak dibayar dan jika

dilihat dari lama waktu bekerjanya penduduk

yang bekerja penuh 49.63% sedangkan

50.37% bekerja tidak penuh waktu.

Berdasarkan data BPS, Tingkat Pengangguran

Terbuka (TPT) di Papua pada periode Februari

2019 mengalami peningkatan dibandingkan

dengan periode Agustus 2018. Persentase

tingkat TPT pada periode Februari 2019

3,42% sedangkan pada periode Agustus 2018

sebesar 3,20%. Perkembangan yang perlu

dicermati bahwa tingkat pengangguran

angkatan kerja tingkat pendidikan Universitas

mengalami peningkatan yaitu mencapai

8,41% lebih tinggi dibandingkan dengan

periode Agustus 2018 yaitu sebesar 6,33%,

persentase peningkatan juga terjadi pada

kelompok Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

yaitu mencapai 8,03% lebih tinggi

dibandingkan dengan periode yang sama

tahun 2018 sebesar 2,32% dan Pendidikan

Diploma mengalami penurunan sebesar

3,71% dibandingkan dengan periode yang

sama tahun sebelumnya sebesar 6,96%. TPT

terendah ada pada tingkat Pendidikan SD ke

bawah yaitu sebesar 1,22%.

6.2 Kesejahteraan

Secara umum kesejahteraan masyarakat

Papua cenderung membaik dan jumlah

penduduk miskin mengalami penurunan.

Tingkat kesenjangan menunjukkan

kecenderungan menurun dan berada di

bawah nilai rata-rata nasional. Kemudian

dilihat dari garis kemiskinan juga mengalami

peningkatan yang cukup signifikan. Di sisi lain

peningkatan terjadi pada NTP yang

menandakan terjadinya peningkatan

kesejahteraan petani di Papua.

Grafik 6.5 Penduduk yang Bekerja Menurut Jumlah

Jam Kerja

Sumber : BPS, diolah.

Grafik 6.6 Tingkat Pengangguran Terbuka Menurut

Tingkat Pendidikan

Sumber : BPS, diolah.

Grafik 6.5 Penduduk yang Bekerja Menurut Jumlah

Jam Kerja

Sumber : BPS, diolah.

Grafik 6.6 Tingkat Pengangguran Terbuka Menurut

Tingkat Pendidikan

Sumber : BPS, diolah.

-

200

400

600

800

1,000

1,200

1,400

1,600

1,800

2,000

Feb Agu Feb Agu Feb Agu Feb Agu Feb

2015 2016 2017 2018 2018 2019

Penuh Waktu

Tidak Penuh Waktu

ribu orang

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

Feb Agu Feb Agu Feb Agu Feb

2016 2017 2018 2019

SD ke Bawah

Sekolah Menengah Pertama

Sekolah Menengah Atas

Sekolah Menengah Kejuruan

Diploma I/II/III

Universitas

TPT Papua

%

Page 83: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA MEI 2019 · 2019-06-11 · 1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019 KATA PENGANTAR Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas

79

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019

6.2.1 Kemiskinan dan Kesenjangan

Secara umum tingkat kemiskinan di Papua,

menunjukkan kecenderungan menurun,

meskipun standar Garis Kemiskinan (GK) yang

ditetapkan terus naik. Hal tersebut dapat

dilihat dari jumlah penduduk miskin di Papua

mengalami penurunan dari 27,76% pada

September 2017 menjadi 27,43% pada

September 2018 (Grafik 6.7). namun masih

jauh berada di atas tingkat kemiskinan

nasional sebesar 9,66%. Kemudian, dari

tingkat kesenjangan pendapatan dapat dilihat

dari indeks Gini menunjukkan terjadinya

peningkatan dilihat dari nilai gini 0,384 pada

periode Maret 2017 menjadi 0,398 pada

periode September 2018, Gini Provinsi Papua

masih berada di atas rata-rata Nasional

persoalan kemiskinan tidak dapat dilihat

hanya satu sisi yaitu dari sisi persentase

penduduk miskin karena itu belum bisa

menggambarkan seberapa miskin penduduk

tersebut. Diperlukan beberapa indeks untuk

mendukung analisa kemiskinan yaitu

kesenjangan antara pengeluaran rata-rata

penduduk miskin dengan GK yang

ditunjukkan oleh Indeks Kedalaman

Kemiskinan (P1) yaitu

yaitu sejauh mana individu berada di bawah

garis kemiskinan dihitung dari beda rata-rata

pengeluaran penduduk miskin terhadap garis

Grafik 6.7 Jumlah Penduduk Miskin

Sumber : BPS, diolah.

Grafik 6.8 Perkembangan Garis Kemiskinan di

Provinsi Papua

Sumber : BPS, diolah.

Grafik 6.7 Jumlah Penduduk Miskin

Sumber : BPS, diolah.

Grafik 6.8 Perkembangan Garis Kemiskinan di

Provinsi Papua

Sumber : BPS, diolah.

26,8

27

27,2

27,4

27,6

27,8

28

28,2

28,4

28,6

28,8

860

870

880

890

900

910

920

930

Mar Sep Mar Sep Mar Sep Mar Sep

2015 2016 2017 2018

Jumlah Penduduk Miskin

Persentase Penduduk Miskin [skala kanan]

ribu jiwa %

0

100

200

300

400

500

600

Mar Sep Mar Sep Mar Sep Mar Sep

2015 2016 2017 2018

GK Nonmakanan

GK Makanan

Grafik 6.9 Perkembangan Indeks Kedalaman dan

Keparahan Kemiskinan

Sumber : BPS, diolah.

Grafik 6.10 Perkembangan Index Gini Papua

Sumber : BPS, diolah.

0

1

2

3

4

5

6

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Mar Sep Mar Sep Mar Sep Mar Sep

2015 2016 2017 2018

Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1)

Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) [skala kanan]

0,38

0,395

0,41

0,425

S1 S2 S1 S2 S1 S2 S1 S2

2015 2016 2017 2018

Index Gini Papua

Index GiniIndonesia

0

1

2

3

4

5

6

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Mar Sep Mar Sep Mar Sep Mar Sep

2015 2016 2017 2018

Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1)

Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) [skala kanan]

0,38

0,395

0,41

0,425

S1 S2 S1 S2 S1 S2 S1 S2

2015 2016 2017 2018

Index Gini Papua

Index GiniIndonesia

Page 84: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA MEI 2019 · 2019-06-11 · 1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019 KATA PENGANTAR Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas

80

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019

kemiskinan. Kesenjangan antara pengeluaran

rata-rata penduduk miskin dengan GK yang

ditunjukkan oleh Indeks Kedalaman

Kemiskinan (P1) mengalami penurunan

mencapai 5,91 dibandingkan degan periode

yang sama tahun sebelumnya mencapai 6,24.

Di sisi lain untuk GK Papua Rp499.643 pada

periode September 2017 menjadi Rp518.811

pada periode September 2018, nilai tersebut

jauh lebih tinggi dari rata-rata GK nasional

sebesar Rp 410.67. Hal tersebut menandakan

biaya hidup minimal di Provinsi Papua terus

mengalami peningkatan.

Jika dilihat dari pembagiannya, GK makanan

Papua jauh lebih tinggi dari GK non makanan,

artinya biaya hidup makanan merupakan biaya

terbesar yang harus dibayar oleh masyarakat

Papua. Jika dilihat dari data GK kota lebih

tinggi dibanding dengan GK Desa. GK Kota

sebesar Rp566.903 sedangkan GK Desa

sebesar Rp499.615

6.2.2 Kesejahteraan Petani

Unsur penting yang dijadikan sebagai

indikator kesejahteraan petani adalah

perbandingan indeks harga yang diterima

petani terhadap harga dibayar petani (dalam

persentase) merupakan salah satu indikator

untuk melihat kemampuan atau daya beli

petani. Salah satu alat yang digunakan untuk

mengukur kesejahteraan petani yang sering

digunakan adalah Nilai Tukar Petani (NTP),

semakin tinggi NTP, semakin baik daya beli

petani terhadap produk konsumsi dan ìnput

produksi tersebut, dan berarti secara relatif

lebih sejahtera.

Petani yang dimaksud dalam konsep NTP dari

BPS adalah petani yang berusaha di sub sektor

tanaman pangan, hortikultura, perkebunan

rakyat, peternak, serta petani ikan budidaya

usaha ternak besar, ternak kecil, unggas, dan

hasil peternakan, serta petani nelayan yang

mencakup petani budidaya ikan dan nelayan

penangkapan.

Berdasarkan data BPS yang rilis bulan Mei

2019, NTP di Provinsi Papua naik 0,23%

dengan indeks NTP Papua sebesar 91,82.

Kenaikan terjadi karena indeks harga diterima

petani lebih besar dari indeks harga yang harus

dibayar petani. Berdasarkan pemantauan

harga pedesaan di beberapa daerah Papua

penurunan indeks NTP disebabkan oleh

Grafik 6.11 Perkembangan Nilai Tukar Petani

Sumber : BPS, diolah.

Grafik 6.12 Perbandingan NTP Papua dan Nasional

Sumber : BPS, diolah.

Grafik 6.11 Perkembangan Nilai Tukar Petani

Sumber : BPS, diolah.

Grafik 6.12 Perbandingan NTP Papua dan Nasional

Sumber : BPS, diolah.

80

85

90

95

100

105

110

115

120

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9

2015 2016 2017 2018

NTP Papua NTP Tanaman Pangan

NTN Perikanan Tangkap Nilai 100

84

86

88

90

92

94

96

98

100

102

104

106

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9

2015 2016 2017 2018

NTP Nasional

NTP Papua

Nilai 100

Page 85: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA MEI 2019 · 2019-06-11 · 1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019 KATA PENGANTAR Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas

81

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019

perubahan indeks harga yang dibayar petani

sebesar 0,15% lebih kecil dari perubahan

indeks harga yang diterima petani yang

mengalami kenaikan angka indeks sebesar

0,37% sehingga menyebabkan daya beli

petani meningkat.

Page 86: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA MEI 2019 · 2019-06-11 · 1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019 KATA PENGANTAR Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas

82

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2018

BAB VII PROSPEK EKONOMI

DAERAH Perekonomian Papua pada triwulan III 2019 diperkirakan masih akan mengalami

kontraksi namun tidak sedalam triwulan II 2019 yang utamanya disebabkan oleh

terbatasnya kinerja lapangan usaha pertambangan dan penggalian. Terbatasnya

kinerja lapangan usaha pertambangan dan penggalian sebagai dampak dari

berakhirnya operasional tambang terbuka Grasberg pada triwulan II 2019 serta belum

optimalnya operasional di tambang bawah tanah.

Tekanan inflasi Papua pada triwulan III 2019 diperkirakan lebih rendah dari triwulan II

2019. Normalisasi permintaan dengan berakhirnya bulan Ramadhan dan perayaan

HBKN Idul Fitri menjadi faktor utama pemicu stabilnya inflasi. Selain itu, komoditas

angkutan udara diperkirakan mengalami deflasi seiring dengan Keputusan Menhub

yang menurunkan Tarif Batas Atas angkutan udara. Untuk keseluruhan tahun 2019,

inflasi Papua diperkirakan mengalami penurunan dibanding dengan tahun 2018.

Page 87: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA MEI 2019 · 2019-06-11 · 1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019 KATA PENGANTAR Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas

83

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019

7.1. Prospek Pertumbuhan Ekonomi

Prospek Pertumbuhan Ekonomi Triwulan

III 2019

Perekonomian Papua pada triwulan III 2019

diperkirakan masih akan mengalami

kontraksi pertumbuhan namun tidak

sedalam triwulan sebelumnya yang terutama

disebabkan mulai meningkatnya kinerja

pertambangan. Pertumbuhan ekonomi

Papua pada periode tersebut diproyeksikan

berada pada kisaran -18,8% sampai dengan

-18,4% (yoy), lebih baik dibanding perkiraan

pertumbuhan triwulan II 2019 yang berkisar

-20,1% sampai dengan -19,7% (yoy).

Dari sisi pengeluaran, meskipun lebih baik

dibandingkan triwulan II 2019, terbatasnya

produksi konsentrat tembaga dan emas

diperkirakan memberikan pengaruh

signifikan terhadap rendahnya kinerja

komponen ekspor luar negeri pada triwulan

III 2019. Kemudian, kinerja konsumsi rumah

tangga diperkirakan menurun seiring

dengan telah berakhirnya bulan Ramadhan

dan perayaan HBKN Idul Fitri. Di sisi lain,

konsumsi pemerintah berpotensi untuk

meningkat seiring pelaksanaan dengan telah

terselenggaranya pemilihan presiden pada

triwulan II 2019 dengan baik dan kondusif di

Provinsi Papua. Investasi berpotensi

meningkat seiring dengan pengembangan

dan optimalisasi tambang bawah tanah

perusahaan tambang terbesar di Provinsi

Papua serta persiapan infrastruktur untuk

menunjang pelaksanaan PON XX pada tahun

2020 di Papua. Investasi diperkirakan akan

menjadi penahan pertumbuhan ekonomi

Provinsi Papua sehingga tidak terkontraksi

lebih dalam pada triwulan III 2019

Dari sisi LU, berakhirnya operasional

tambang terbuka Grasberg dan transisi

operasional tambang dari tambang terbuka

ke tambang bawah tanah diperkirakan

menjadi faktor yang mempengaruhi

perlambatan kinerja LU pertambangan dan

penggalian. Selain itu, LU konstruksi dan

administrasi pemerintah diperkirakan

tumbuh tinggi dan menjadi pendorong

utama pertumbuhan ekonomi Provinsi

Papua seiring dengan percepatan

penyelesaian program strategis seperti jalan

trans papua, pembangunan gedung

perkantoran, dan infrastruktur pendukung

PON XX serta pengembangan tambang

bawah tanah di Kabupaten Mimika.

Prospek Pertumbuhan Ekonomi 2019

Grafik 7.1 Target dan Realisasi Produksi Konsentrat

Tembaga dan Emas

Sumber : Freeport McMoRan, diolah.

Grafik 7.2 Perkembangan Total PDRB dan PDRB

Tambang Papua

Sumber : BPS, diolah.

40

45

50

55

60

65

70

75

-

250

500

750

1.000

1.250

1.500

1.750

2.000

2.250

2.500

2015 2016 2017 2018 2019p

Tho

usa

nd

s

Tembaga [Target]

Tembaga [Riil]

Emas [Target]

Emas [Riil]

NTB Tambang (sk. kanan)

Cu: juta poundsAu: ribu ounces

Rp triliun

135,59

37,90

-0,15

-0,45

-50%

-40%

-30%

-20%

-10%

0%

10%

20%

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019p

Rp

Tri

liun

PDRB PDRB Pertambangan gPDRB gPertambangan

Page 88: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA MEI 2019 · 2019-06-11 · 1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019 KATA PENGANTAR Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas

84

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019

Secara agregat, perekonomian Papua pada

tahun 2019 diproyeksikan terkontraksi

cukup dalam, jauh di bawah pertumbuhan

ekonomi pada tahun 2018. Pada tahun

2019, pertumbuhan ekonomi Papua

diproyeksikan terkontraksi dikisaran

-15,3% sampai dengan -14,9% (yoy) lebih

rendah dari realisasi tahun 2018 sebesar

7,33% (yoy) (Grafik 7.2). Berakhirnya

operasional tambang terbuka menjadi

penyebab utama kontraksi pertumbuhan

yang terjadi pada tahun 2019.

Namun demikian, tingginya intensitas

program pemerintah maupun swasta

menjelang setelah pelaksanaan Pilpres yang

kondusif di Provinsi Papua serta dalam

rangka persiapan PON XX tahun 2020

berpotensi menjadi faktor penahan kontraksi

pertumbuhan ekonomi Papua yang lebih

dalam.

Dari sisi permintaan, dengan berakhirnya

operasional tambang terbuka yang memiliki

pangsa 60 70% dari total produksi

menyebabkan produksi pada tahun 2019

diperkirakan hanya dapat memenuhi

permintaan domestik. Dengan kata lain,

ekspor luar negeri Papua akan mengalami

kontraksi mencapai -77,8% (yoy) mengingat

sekitar 80% dari total ekspor luar negeri

Papua berasal dari komoditas bijih tembaga.

Kinerja konsumsi rumah tangga pada tahun

2019 diperkirakan lebih tinggi dari tahun

2018. Hal ini berkaitan banyaknya program

pembangunan sehingga dapat menjaga

tingkat konsumsi masyarakat ditengah

stabilnya inflasi, terutama pada semester II

2019.

Diperolehnya kepastian operasional jangka

panjang sehubungan dengan telah

selesainya proses divestasi perusahaan

tambang terbesar di Papua, diperkirakan

akan menjadi faktor pendorong kinerja

investasi pada 2019 dengan perkiraan

investasi mencapai 1 miliar dolar AS per

tahun selain percepatan pembangunan

beberapa proyek strategis yang sebelumnya

telah berjalan.

Sementara, proses percepatan

pengembangan infrastruktur pendukung

PON XX dan kondusifnya pelaksanaan

pemilihan presiden pada awal tahun 2019

diperkirakan akan meningkatkan

penyerapan belanja pemerintah dan

memberikan dampak positif bagi kinerja

konsumsi pemerintah.

Grafik 7.3 Estimasi Produksi Konsentrat

Sumber: PT Freport Indonesia, publikasi eksternal yang diikutip.

Grafik 7.4 Estimasi Penjualan Konsentrat Tembaga

dan Emas

Sumber : 4Q18 Conference Call, Freeport McMoRan.

22472123

1014

Rencana 2018 Proyeksi 2018 Rencana 2019

Produksi Konsentrat, ribu Ton

Page 89: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA MEI 2019 · 2019-06-11 · 1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019 KATA PENGANTAR Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas

85

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019

Dari sisi LU, berakhirnya operasional

tambang terbuka Grasberg serta proses

transisi kegiatan operasional tambang dari

tambang terbuka ke tambang bawah tanah

menyebabkan rendahnya kinerja LU

pertambangan dan penggalian. Berdasarkan

informasi terbaru yang diperoleh, estimasi

produksi bijih tembaga di tahun 2019

mengalami kontraksi mencapai -52,2% (yoy)

dibandingkan dengan tahun 2018 (Grafik

7.3).

Semakin dalamnya proyeksi kontraksi

pertumbuhan ekonomi Provinsi Papua

dibandingkan proyeksi pada Kajian Ekonomi

dan Keuangan Regional (KEKR) Februari

2019 untuk keseluruhan tahun 2019

disebabkan oleh diperolehnya informasi

proyeksi produksi pada triwulan II 2019 yang

merevisi proyeksi produksi menjadi lebih

rendah dari informasi sebelumnya.

Sebelumnya proyeksi produksi untuk

keseluruhan tahun 2019 diperkirakan

mengalami kontraksi sebesar -35,2% (yoy).

Sementara itu, kinerja konstruksi

diperkirakan mengalami kenaikan yang

didorong oleh percepatan pengembangan

tambang bawah tanah serta percepatan

realisasi proyek PON XX tahun 2020. Kondisi

tersebut akan memberikan pengaruh positif

terhadap kinerja lapangan usaha

administrasi pemerintahan. Selain itu,

pelaksanaan pilpres pada 2019 juga semakin

memperkuat tendensi peningkatan kinerja

pada lapangan usaha administrasi

pemerintahan.

Dengan melihat tingginya andil LU

pertambangan dan tingginya dinamika yang

terjadi pada LU pertambangan, maka

haruslah dikembangkan sumber ekonomi

baru yang mempunyai potensi yang besar

dan daya tahan ekonomi yang kuat.

Berdasarkan hasil studi yang dilakukan pada

kajian Growth Strategy Papua tahun 2018

diperoleh hasil sektor yang mempunyai

potensi besar sebagai sumber pertumbuhan

ekonomi baru adalah sektor perikanan dan

kehutanan namun dengan beberapa catatan

yang harus diperbaiki meliputi investasi,

tenaga kerja dan produktivitas atau

penggunaan teknologi.

Dengan melihat potensi perikanan Papua,

perlu ditingkatkan investasi perikanan

karena memberikan dampak peningkatan

PDRB dan ekspor terbesar. Salah satunya

dengan memberikan bantuan benih unggul

untuk meningkatkan produksi perikanan

serta memberikan bantuan kapal dan

melakukan motorisasi kapal nelayan agar

kegiatan penangkapan ikan bisa lebih luas.

Kemudian perlu dilakukan pemetaan potensi

perikanan Papua baik perikanan tangkap

maupun perikanan budidaya.

Di samping itu, perlu dilakukan

pembangunan infrastruktur dasar seperti

pelabuhan dan pusat penelitian perikanan.

Kualitas tenaga kerja sektor perikanan juga

harus diperhatikan dan ditingkatkan dengan

melakukan pelatihan kepada nelayan untuk

peningkatan produktivitas hasil tangkapan

serta memberikan pembinaan pengolahan

ikan untuk meningkatkan nilai tambah.

Kemudian, untuk meningkatkan

produktivitas dan hasil perikanan yang

optimal perlu membangun kawasan

minapolitan untuk melakukan integrasi

pengembangan perikanan dari hulu ke hilir

untuk meningkatkan nilai tambah.

Sementara itu, di tengah limitasi

pengembangan subsektor kehutanan di

Papua, perlu dilakukan kegiatan usaha

kehutanan yang berkelanjutan dan

penggunaan teknologi baru untuk

Page 90: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA MEI 2019 · 2019-06-11 · 1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019 KATA PENGANTAR Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas

86

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019

meningkatkan produktivitasnya. Sementara

itu, untuk meningkatkan kegiatan usaha

kehutanan perlu diberikan skema insentif

kepada perusahaan yang mempunyai

komitmen terhadap pelestarian hutan dan

penggunaan teknologi ramah lingkungan.

Selain itu, perlu diberikan penyuluhan dan

pengarahan kepada pelaku usaha

kehutanan untuk agar dapat terus menjaga

kelestarian hutan. Salah satu cara yang

dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian

hutan Papua adalah melakukan

pemberantasan illegal logging di hutan

produksi maupun di kawasan konservasi

melalui kerja sama dengan aparat terkait di

daerah.

7.2. Prospek Inflasi

Prospek Inflasi Triwulan III 2019

Pada triwulan III 2019, inflasi diperkirakan

mengalami penurunan dari triwulan II 2019.

Rentang inflasi Papua pada triwulan III 2019

diperkirakan berkisar 3,5% sampai dengan

3,9% (yoy), lebih rendah dibanding triwulan

II 2019 yang berkisar 3,6% sampai dengan

4,0% (yoy).

Normasliasi permintaan dengan telah

selesainya bulan Ramadhan dan perayaan

HBKN Idul Fitri menjadi salah satu faktor

pemicu inflasi yang lebih rendah pada

triwulan III 2019, khususnya pada kelompok

komoditas makan jadi, minuman, rokok, dan

tembakau serta komoditas transpor,

komunikasi, dan jasa keuangan.

Selain itu, penurunan Tarif Batas Atas (TBA)

yang telah ditetapkan Kementrian

Perhubungan dengan menerbitkan

Keputusan Menhub No. 106 tahun 2019

tentang Tarif Batas Atas Penumpang

Pelayanan Kelas Ekonomi Angkutan Udara

Niaga Berjadwal Dalam Negeri yang telah

ditandatangani dan berlaku mulai 15 Mei

2019 dengan penurunan TBA dikisaran 12%

- 16% diperkirakan akan menyebabkan

deflasi khususnya bagi komoditas angkutan

udara.

Di sisi lain, pasokan kelompok komoditas

bahan makanan, khususnya pertanian,

diperkirakan masih terjaga sehingga dapat

menjadi peredam tekanan inflasi pada

periode tersebut. Namun demikian,

berdasarkan siklusnya, gelombang laut pada

periode Juli September diperkirakan lebih

tinggi sehingga berpotensi mengurangi

pasokan perikanan tangkap dan berpotensi

untuk menimbulkan kendala distribusi.

Prospek Inflasi 2019

Grafik 7.5 Indeks Perkiraan 3 Bulan yang Akan

Datang

Sumber: Survei Konsumen Bank Indonesia Papua, diolah.

Grafik 7.6 Indeks Perkiraan Harga Barang dan Jasa

Sumber : Survei Konsumen Bank Indonesia Papua, diolah.

100

110

120

130

140

150

160

170

180

I II III IV I II III IV I

2017 2018 2019

Perkiraan Inflasi Perkiraan Pengeluaran Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)

166

155

167168

177

171

100

110

120

130

140

150

160

170

180

190

200

I II III IV I II III IV I

2017 2018 2019

3 bulan ke depan 6 bulan ke depan 12 bulan ke depan

Page 91: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA MEI 2019 · 2019-06-11 · 1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019 KATA PENGANTAR Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas

87

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019

Untuk keseluruhan tahun 2019, inflasi Papua

diperkirakan mengalami penurunan

dibanding dengan tahun 2018. Perkiraan

inflasi Papua pada tahun 2019 berkisar 3,1%

sampai dengan 3,5% (yoy) turun dari inflasi

tahun 2018 yang sebesar 6,36% (yoy).

Inflasi komoditas bahan makanan pada

tahun 2019 diperkirakan mengalami

penurunan yang terutama dikarenakan

pengaruh tingginya indeks harga pada

mayoritas komoditas di tahun 2018 (base

effect). Sementara itu, tekanan inflasi

kelompok komoditas makanan jadi,

minuman, rokok, dan tembakau; komoditas

sandang, dan komoditas pendidikan,

rekreasi, dan olahraga pada tahun 2019

diperkirakan mengalami inflasi dengan

tingkat yang lebih rendah. Di sisi lain, inflasi

kelompok komoditas transpor, komunikasi,

dan jasa keuangan pada tahun 2019

diperkirakan mengalami normalisasi.

Kebijakan perubahan harga oleh pemerintah

yang relatif minimal menjadi faktor utama

penurunan tekanan inflasi kelompok ini

pada tahun 2019. Meskipun begitu terdapat

risiko peningkatan inflasi untuk komoditas

yang diatur oleh pemerintah berkaitan

dengan kebijakan perubahan harga pada

semester II 2019, setelah pilpres selesai

dilaksanakan.

Secara umum, berbagai kebijakan

pemerintah pusat maupun pemerintah

daerah dalam hal percepatan realisasi

pembangunan infrastruktur distribusi dan

pengendalian harga (BBM satu harga, HET

beras, semen satu harga, dll) diprakirakan

masih dapat menjadi peredam tekanan

kenaikan inflasi ke depan.

Berbagai upaya tersebut diperkuat juga oleh

pembentukan Tim Pengendalian Inflasi

Daerah (TPID) yang saat ini telah melingkupi

seluruh kabupaten/kota di Papua.

Pembentukan TPID tersebut membuat upaya

koordinasi dan sinergi program kebijakan

pengendalian inflasi menjadi lebih optimal

dan tepat sasaran.

Dalam upaya mengendalikan inflasi ke

depan, telah disusun Roadmap TPID 2019

2021 yang terfokus kepada 4K yaitu

1)keterjangkauan harga; 2)ketersediaan

pasokan; 3)kelancaran distribusi; dan

4)komunikasi efektif, secara lebih lengkap

monitoring dan evaluasi program yang telah

dilaksanakan merujuk kepada Roadmap TPID

2019 2021 dapar dilihat dalam Tabel 7.1.

Page 92: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA MEI 2019 · 2019-06-11 · 1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019 KATA PENGANTAR Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas

83

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019

Tabel 7.1 Monitoring dan Evaluasi Program Strategis TPID 2019 2021 di Provinsi Papua

Sumber: TPID Provinsi Papua.

No Sub Program Unggulan Monitoring & Evaluasi

- Membentuk pasar petani /peternak/nelayan untuk memotong rantai pasokan

- Optimalisasi pasar murah/operasi pasar komoditas pangan strategis bersinergi

dengan pelaku usaha

- Optimalisasi pemanfaatan Rumah Pangan Kita (Bulog) dan Toko Tani Indonesia

(TTI) untuk memasarkan produk petani.

- Pembentukan BUMD pangan sebagai lembaga buffer dan off taker

- Telah terbentuk 1 pasar nelayan di Tanjung Ria dimana Tanjung Ria

merupakan salah satu kampung nelayan di Jayapura dan para nelayan

langsung menjual sendiri hasil tangkapan ikan laut ke masyarakat.

- Telah dilaksanakan rapat TPID Provinsi Papua dan Kota Jayapura pada

tanggal 25 Februari 2019 dengan rekomendasi untuk kontinuitas

penyelenggaraan pasar murah petani di Kota Jayapura.

- Jumlah RPK yang telah terbentuk di Kota Jayapura hingga April 2019

sebanyak 100 RPK dengan komoditas : Minyak Goreng, Tepung, Gula dan

Beras dan direncanakan akan dilakukan penambahan jumlah RPK.

- optimalisasi BUMD Pangan Provinsi Papua yaitu PD Irian Bhakti yang

bergerak di bidang distribusi beras CBP hingga ke pelosok Papua

- Sosialiasasi/himbauan peningkatan konsumsi hasil olahan ikan laut ke masyarakat.

- Peningkatan diversifikasi bahan makanan pokok seperti sagu dan meningkatkan

edukasi kepada masyarakat untuk mengkonsumsi sagu sebagai bahan pangan pokok

alternatif pengganti beras

- Telah dilakukan sosialisasi kepada Ibu PKK di Kampung Samber - Binyeri,

Biak yang merupakan kelompok nelayan binaan BI untuk membuat produk

ikan olahan sebagai pengganti konsumsi ikan segar

- Telah dikeluarkan himbauan dari Pemprov dan Pemkot untuk optimalisasi

pangan lokal pada setiap penyelenggaraan event oleh setiap instansi.

1Keterjangkauan

Harga

Peningkatan produksi (melalui peningkatan produktivitas dan perluasan areal)

- Pengaturan pola tanam dan pola panen

- Peningkatan metode budidaya padi menggunakan metode hazton dan organik

- Klasterisasi komoditas pangan strategis sesuai dengan potensi daerah melalui

pengembangan kawasan pertanian 1 kawasan 1 produk

- Pembuatan cold storage dan TPI baru untuk menjaga stabilitas harga komoditas

ikan laut

- Pendampingan kelompok petani, peternak dan nelayan untuk pengembangan

usaha dari hulu ke hilir

- Gerakan tanam cabai memanfaatkan pekarangan rumah warga

- Optimalisasi bantuan sarana produksi pertanian

- Mempercepat pemanfaatan PMN Bulog untuk infrastruktur pasca panen

Penguatan Cadangan Pangan Pemerintah

- Menjaga level CBP dan mendukung penguatan mekanisme peningkatan CBP ke

level 45.000 ton

- telah dilakukan diskusi awal pemetaan pola tanam dan pola panen di TPID

Merauke

- telah dilakukan pembinaan metode pertanian organik kepada kelompok

tani padi di Nabire dan Merauke serta petani bawang merah dan cabai di

Keerom

- sudah dilakukan pembentukan klaster pertanian komoditas padi di Nabire

dan Merauke, bawang merah dan cabai di Keerom

- sudah dilakukan pembahasan awal pembuatan cold storage oleh TPID Kota

Jayapura

- telah dilakukan pendampingan kepada kelompok tani padi di Merauke dan

Nabire, petani cabai di Merauke dan Keerom, petani bawang merah di

Keerom dan kelompok nelayan ikan di Biak melalui pembentukan klaster

untuk pembinaan dari hulu ke hilir

- sedang dilakukan pembahasan awal program pembagian bibit cabai untuk

warga di Jayapura oleh Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Papua

- sudah dilakukan penyaluran bantuan sarana produksi pertanian di beberapa

daerah oleh Dinas Pertanian Provinsi Papua

- Sudah dilakukan penyerapan beras petani untuk meningkatkan cadangan - Penguatan kelembagaan kelompok petani, peternak dan nelayan melalui

pendampingan

- Optimalisasi fungsi cold storage untuk menyerap produk ikan laut

- Optimalisasi peran BUMDes sebagai penyerap hasil panen dan pemasaran

- Telah dilaksanakan pendampingan kepada kelompok nelayan Samber-

BInyeri Biak berupa pelatihan peningkatan kelembagaan menuju Desa

Wisata sehingga nelayan tidak hanya bergantung pada hasil tangkap

terutama pada saat gelombang tinggi

- DKP Provinsi dan Kota Jayapura sedang mengkaji optimalisasi pengelolaan

coldstorage yang berada di pelelangan ikan Pasar Hamadi untuk dikelola

oleh pihak ke tiga.

- BUMDes Tunggal Jaya di Desa Bumi Raya Nabire telah berperan sebagai

pemasok beras ke Bulog

2Katersediaan

Pasokan

- Pengembangan model bisnis kerja sama perdagangan antar daerah dan fasilitasi

kerja sama antar daerah, a.l dengan mengoptimalkan peran swasta dan BUMD

- Pelaksanaan kerjasama antar daerah melalui klaster binaan TPID

Telah dilaksanakan inisiasi perdagangan antar daerah antara kelompok

nelayan janggas Jayapura dan kelompok nelayan Samber-Binyeri, Biak

Numfor untuk imlementasi distribusi ikan ke Kota Jayapura

- Peningkatan infrastruktur pelabuhan Jayapura untuk meingkatkan proses bongkar

muat barang dan penumpang

- Mendorong investasi industri pengolahan ikan

- Peningkatan infrastruktur dan waktu operasional bandara untuk mendukung

penambahan slot flight dan meningkatkan jasa pengiriman kargo

- Peningkatan dan perbaikan jalan provinsi dalam kondisi baik

- Mendorong PT. Pelindo untuk mempercepat pembangunan pelabuhan

bongkar muat barang (kontainer) di Depapre Jayapura

- Telah dilakukan pemberian bantuan kepada Pondok Pesantren Hidayatullah

berupa mesin presto untuk pengolahan ikan bandeng presto

- telah dilaksanakan FGD bersama Otoritas Bandara, Dinas Perhubungan

Provinsi Papua dan Maskapai dalam rangka optimalisasi operasional

Bandara Sentani

- mendorong percepatan pembangunan Jembatan penghubung Kota

Jayapura dan Kabupaten Keerom

3Kelancaran

Distribusi

- Penyusunan kebijakan satu peta lahan pertanian

- Penguatan data PIHPS yang terintegrasi dari konsumen, produsen dan pedagang

besar, termasuk data stok*

- Peningkatan korelasi data PIHPS dengan BPS

- Perbaikan kualitas statistik data produksi pertanian, peternakan dan perikanan

- Penyusunan data harga dan stok di tingkat produsen dan pedagang besar

- sudah dilakukan pembahasan awal peta lahan pertanian se Provinsi Papua

oleh Dinas Pertanian Provinsi Papua

- sudah dilakukan pembahasan awal potensi penambahan data pada PIHPS

oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Papua dan Bank

Indonesia Papua dan penyamaan metode pengambilan data PIHPS dan

inflasi bersama BPS Provinsi Papua

- sudah dilakukan pembahasan awal peningkatan data pertanian, peternakan

dan perikanan di TPID Provinsi Papua

- Melakukan peningkatan kapasitas SDM melalui capacity building

- Memberikan rekomendasi pengendalian inflasi ke pusat

- Telah dilaksanakan HLM TPID Provinsi Papua dan Kota Jayapura pada

tanggal 25 Februari 2019

- Telah dilaksanakan kunjungan kerja TPID Provinsi Papua dan Kota Jayapura

ke TPIP, BUMD Food Station dan BI DKI Jakarta guna peningkatan kapasitas

TPID di daerah

4Komunikasi

Efektif

Page 93: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA MEI 2019 · 2019-06-11 · 1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019 KATA PENGANTAR Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas

84

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019

LAMPIRAN TABEL

Tabel 1. Produk Domestik Regional Bruto Papua Atas Dasar Harga Konstan 2010

Tabel 2. Impor Luar Negeri Nonmigas Papua

Tabel 3. Ekspor Luar Negeri Nonmigas Papua

Tabel 4. Penyaluran Kredit Perbankan Nasional (Lokasi Proyek di Papua)

BOKS 1: PENGEMBANGAN TAMBANG BAWAH TANAH PAPUATabel 1. Produk

Domestik Regional Bruto Papua Atas Dasar Harga Konstan 2010

Tabel 2. Impor Luar Negeri Nonmigas Papua

Tabel 3. Ekspor Luar Negeri Nonmigas Papua

Tabel 4. Penyaluran Kredit Perbankan Nasional (Lokasi Proyek di Papua)

Page 94: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA MEI 2019 · 2019-06-11 · 1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019 KATA PENGANTAR Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas

85

Mei 2019 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA

Tabel 1. Produk Domestik Regional Bruto Papua Atas Dasar Harga Konstan 2010 (dalam miliar Rupiah)

Sumber: BPS

Tabel 2. Impor Luar Negeri Nonmigas Papua

Sumber: Bea dan Cukai

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 2019

MENURUT PENGGUNAAN I II III IV I II III IV I II III IV I

Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 13.641,7 13.956,8 14.359,5 14.764,7 14.346,2 14.674,9 15.175,9 15.605,4 15.149,5 15.780,9 15.882,8 16.420,8 15.708,1

Pengeluaran Konsumsi LNPRT 543,5 544,5 563,9 598,8 582,0 594,4 618,6 679,9 632,8 644,2 644,8 691,2 832,7

Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 5.993,2 6.172,3 6.218,3 7.360,8 6.006,4 6.256,8 6.697,2 7.866,0 5.886,1 6.465,4 6.587,9 7.914,0 6.283,4

Pembentukan Modal Tetap Bruto 9.021,7 9.289,3 9.516,8 9.996,4 9.631,9 9.773,0 9.963,3 10.501,9 9.718,8 10.309,0 10.821,2 11.859,0 10.097,9

Perubahan Inventori (74,5) 188,8 (46,8) 96,2 366,4 (979,1) 3.219,8 (2.566,5) (534,0) 1.686,5 (508,6) 1.193,6 (830,6)

Ekspor Luar Negeri 3.597,3 4.313,0 7.884,4 9.542,3 3.281,6 6.503,4 4.379,7 9.781,5 8.891,3 10.440,4 9.022,2 5.171,6 3.233,3

Impor Luar Negeri 1.862,2 2.793,5 2.162,9 2.490,4 1.370,7 1.639,7 1.452,6 1.492,4 1.552,8 1.804,7 1.713,7 1.386,5 1.213,1

Net Ekspor Antardaerah (1.140,3) 251,5 2.373,8 2.002,0 (2.018,6) (1.264,4) 1.604,9 3.496,6 798,4 (1.602,4) 2.021,7 (5.802,4) (2.970,1)

MENURUT KATEGORI LAPANGAN USAHA

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 3.669,3 3.853,4 3.841,3 4.094,0 3.776,0 3.976,1 3.992,6 4.327,7 4.026,7 4.110,3 4.161,9 4.303,0 3.976,4

Pertambangan dan Penggalian 10.551,2 11.667,8 17.808,1 19.813,2 10.684,3 12.740,2 18.285,8 20.463,8 17.820,5 19.698,5 19.668,5 11.524,8 8.638,5

Industri Pengolahan 672,6 670,6 673,2 693,9 701,5 717,9 717,9 748,1 749,8 761,4 774,5 762,7 761,0

Pengadaan Listrik, Gas 11,6 11,9 11,5 11,7 11,7 12,0 12,4 12,4 12,5 12,9 13,2 13,3 13,6

Pengadaan Air 18,3 18,5 18,8 19,1 19,2 19,4 20,0 20,8 21,1 20,7 20,9 21,3 21,4

Konstruksi 3.471,5 3.721,5 3.960,5 4.264,1 3.713,0 3.869,5 4.113,6 4.519,4 3.792,6 3.939,3 4.427,5 4.886,3 4.160,4

Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 2.593,0 2.738,8 2.859,7 3.010,6 2.751,1 2.904,2 3.038,0 3.208,2 2.966,0 3.084,6 3.206,6 3.404,8 3.205,9

Transportasi dan Pergudangan 1.366,9 1.447,6 1.515,3 1.624,1 1.446,9 1.533,6 1.610,5 1.719,0 1.607,8 1.722,0 1.688,9 1.806,4 1.696,7

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 221,1 231,8 238,6 253,8 232,9 245,5 253,4 270,6 246,4 258,5 270,0 281,7 263,4

Informasi dan Komunikasi 1.181,1 1.230,8 1.258,4 1.282,6 1.258,9 1.296,3 1.345,6 1.398,5 1.272,0 1.328,7 1.416,6 1.468,6 1.379,6

Jasa Keuangan 497,4 487,1 508,1 524,4 515,5 511,4 512,9 529,8 525,4 537,7 552,2 565,2 605,4

Real Estate 788,1 818,0 840,6 882,2 822,5 860,2 895,2 937,5 905,1 916,0 941,4 983,6 945,7

Jasa Perusahaan 361,9 389,3 401,5 414,6 381,6 410,3 423,8 442,0 404,3 432,0 457,7 474,9 435,6

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 2.798,7 3.029,4 3.124,0 3.257,7 2.922,7 3.131,9 3.241,3 3.446,0 2.997,7 3.316,9 3.315,6 3.609,1 3.259,1

Jasa Pendidikan 675,8 718,2 737,0 772,6 710,3 758,3 780,1 816,0 730,9 797,0 808,7 856,4 779,9

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 497,8 532,6 544,8 562,2 518,0 558,2 574,6 597,8 534,1 586,4 608,1 648,8 584,3

Jasa lainnya 344,2 355,5 365,7 390,1 359,0 374,1 389,0 415,2 377,1 396,5 426,1 450,4 414,6

TOTAL 29.720,4 31.922,8 38.707,1 41.870,8 30.825,2 33.919,2 40.206,8 43.872,5 38.990,0 41.919,2 42.758,4 36.061,2 31.141,5

20182016 2017

2019

I II III IV I II III IV I II III IV I

IMPOR

Nilai Impor Nonmigas (juta USD) 121,5 164,5 143,9 151,48 77,3 88,1 75,3 61,62 85,8 92,7 94,5 75,34 71,017

Nilai Impor Konsumsi 3,2 3,9 3,4 5,1 3,0 1,5 1,2 2,2 3,7 2,5 2,3 3,8 2,9

Nilai Impor Bahan Baku dan Penolong 94,5 130,9 111,1 113,3 58,8 55,4 47,8 51,2 69,2 79,9 70,7 57,8 50,9

Nilai Impor Barang Modal 24,3 30,4 30,0 33,9 16,0 31,2 26,4 8,3 12,9 10,4 21,5 13,8 17,2

Volume Impor Nonmigas (ribu ton) 17,6 28,0 18,7 22,4 10,1 11,2 11,7 11,6 15,5 20,9 16,2 13,5 11,3

Volume Impor Konsumsi 0,5 0,6 0,5 0,7 0,5 0,3 0,1 0,4 0,3 0,3 0,2 0,4 0,2

Volume Impor Bahan Baku dan Penolong 15,9 25,5 16,7 19,7 8,9 9,3 10,2 10,8 13,3 20,0 14,5 12,3 9,5

Volume Impor Barang Modal 1,3 2,1 1,6 2,2 0,9 1,6 1,4 0,5 1,9 0,5 1,5 0,8 1,5

201820172016RINCIAN

Page 95: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA MEI 2019 · 2019-06-11 · 1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019 KATA PENGANTAR Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas

86

Mei 2019 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA

Tabel 3. Ekspor Luar Negeri Nonmigas Papua

Sumber: Bea dan Cukai

2019

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

EKSPOR

Total Komoditas (juta USD) 349,1 608,3 557,5 358,1 226,5 367,6 627,1 689,9 278,1 596,6 409,2 1132,4 1.066,8 1.212,9 951,1 626,4 373,1

Kayu Olahan 30,8 32,7 20,0 12,6 9,0 15,3 13,8 19,2 20,0 14,3 15,3 24,6 28,6 29,7 15,8 7,9 26,9

Bijih Tembaga 318,3 575,5 537,6 326,6 217,5 352,3 613,4 670,7 258,1 581,3 393,9 1107,8 1.036,6 1.182,1 793,0 475,0 335,1

Negara Tujuan Ekspor (juta USD) 353,9 614,0 620,5 365,2 293,8 376,7 635,5 696,0 283,7 613,7 417,5 1.140,4 1.066,8 1.212,9 951,1 626,4 373,1

Amerika Serikat 7,1 7,2 0,0 - - 0,0 3,9 3,9 - 0,1 4,9 11,8 13,1 11,4 - - 5,0

Kayu Olahan 7,1 7,2 - - - - 3,9 3,8 - - 4,9 11,8 13,1 11,4 - - 5,0

Bijih Tembaga - - - - - - - - - - - - - - - - -

Filipina - 45,8 68,3 69,2 60,6 68,8 76,0 53,6 - 82,7 111,0 187,6 78,8 59,1 110,9 - 54,0

Kayu Olahan - - - - - - - - - - - - - - - - -

Bijih Tembaga - 45,8 68,3 69,2 60,6 68,8 76,0 53,6 - 82,7 111,0 187,6 78,8 59,1 110,9 - 54,0

India 196,5 206,7 227,5 147,5 25,9 48,9 221,6 186,5 132,3 182,1 85,8 258,0 118,6 111,1 116,5 71,2 36,6

Kayu Olahan - - - - - - - - - - - - - - - - -

Bijih Tembaga 196,5 206,7 227,5 147,5 25,9 48,9 221,6 186,5 132,3 182,1 85,8 258,0 118,6 111,1 116,5 68,8 26,6

Jepang 33,7 154,3 154,5 60,6 56,1 103,3 102,0 227,7 57,3 113,5 134,8 320,3 319,8 338,2 231,6 101,6 40,8

Kayu Olahan - - - - - - - - - - - - - - - - -

Bijih Tembaga 33,7 154,3 154,5 60,6 56,1 103,3 102,0 227,7 57,3 113,5 134,8 320,3 319,8 338,2 231,6 101,6 40,8

RRT 88,2 105,5 67,9 49,2 43,7 88,5 144,2 184,0 68,9 131,9 40,3 213,1 210,9 365,4 183,6 139,0 94,7

Kayu Olahan - - - - - - - - 0,4 0,8 0,2 0,5 0,0 0,5 0,4 0,2 0,5

Bijih Tembaga 88,2 105,5 67,9 49,2 43,7 88,5 144,2 184,0 68,5 130,2 40,1 212,6 210,9 364,9 183,3 138,7 93,7

Arab Saudi 23,7 23,4 14,3 12,6 7,8 8,9 6,1 6,2 13,1 9,1 7,4 8,1 7,1 10,4 10,6 5,8 9,3

Kayu Olahan 23,7 23,4 14,3 12,6 7,8 8,9 6,1 6,2 13,1 9,1 7,4 8,1 7,1 10,4 10,6 5,8 9,3

Bijih Tembaga - - - - - - - - - - - - - - - - -

Korea Selatan - 65,5 25,0 18,8 32,5 49,1 73,4 28,1 6,4 77,2 25,1 133,5 94,5 126,1 155,6 167,8 46,5

Kayu Olahan - 2,2 5,7 1,58 1,2 6,5 3,8 9,22 6,4 4,4 2,8 4,18 2,2 4,1 4,8 1,88 8,3

Bijih Tembaga - 63,4 19,3 17,26 31,2 42,7 69,5 18,92 - 72,8 22,3 129,33 92,3 122,0 150,8 165,93 38,21

2018201720162015RINCIAN

Page 96: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA MEI 2019 · 2019-06-11 · 1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019 KATA PENGANTAR Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas

87

Mei 2019 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA

Tabel 4. Penyaluran Kredit Perbankan Nasional - Lokasi Proyek di Papua (dalam miliar Rupiah)

Sumber: Laporan Bank Umum, Bank Indonesia

2019

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

Menurut Penggunaan

Modal Kerja 7.609 8.237 9.407 9.575 9.027 9.698 9.035 9.078 8.803 9.269 9.501 9.869 9.042 9.596 9.577 10.046 9.499

Investasi 3.632 3.927 2.825 3.030 3.018 3.207 3.778 3.768 3.813 3.711 3.891 4.397 4.765 5.056 5.188 5.704 6.049

Konsumsi 9.905 10.154 10.445 10.611 10.753 11.156 11.465 12.100 12.065 12.203 12.520 13.043 13.271 13.483 13.889 14.234 14.422

Menurut Sektor Lapangan Usaha

1. Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan 843 1.035 828 1.081 1.085 1.146 1.134 1.162 1.179 1.044 1.055 1.509 1.740 1.792 1.948 1.897 2.055

2. Perikanan 47 49 40 56 58 58 59 61 55 62 60 68 73 77 75 71 71

3. Pertambangan dan Penggalian 79 81 30 43 61 59 44 42 57 47 53 55 43 52 47 61 65

4. Industri Pengolahan 309 297 154 354 350 364 355 335 355 365 364 404 354 297 298 350 350

5. Penyediaan Listrik, Gas dan Air 41 51 27 42 39 40 46 32 28 46 48 52 42 43 47 53 50

6. Konstruksi 1.264 1.523 1.139 1.559 1.123 1.494 1.637 1.527 1.262 1.377 1.556 1.384 1.127 1.426 1.426 1.359 1.120

7. Perdagangan 5.072 5.394 6.587 5.862 5.869 6.230 6.300 6.345 6.419 6.533 6.560 6.533 6.472 6.975 6.977 7.042 6.991

8. Penyediaan Akomodasi, Makanan dan Minuman 682 712 404 708 713 735 752 774 786 794 780 774 778 727 734 752 791

9. Transportasi dan komunikasi 702 683 538 657 679 677 707 676 708 730 980 1.087 901 1.081 1.076 1.434 1.474

10. Perantara Keuangan 541 695 609 728 667 678 303 294 302 637 628 697 575 609 609 740 590

11. Real Estate dan Usaha Persewaan 425 422 376 429 416 453 473 485 482 465 455 464 620 649 637 645 626

12. Adm. Pemerintahan 37 2 1 66 17 1 38 82 62 41 21 406 226 159 351 707 683

13. Jasa Pendidikan 13 17 11 15 13 11 12 7 7 8 8 7 5 5 11 17 22

14. Jasa Kesehatan 29 35 30 36 33 39 40 41 37 44 47 78 65 67 83 93 100

15. Jasa Masyarakat 1.080 1.066 1.388 875 837 817 817 755 691 643 643 619 510 520 446 486 513

16. Jasa Perorangan 26 28 31 39 37 45 44 43 45 44 51 51 50 50 47 42 43

17. Badan Internasional - - 0 - - 0 - 113 86 51 40 33 24 - - - -

18. Rumah Tangga Bukan Lapangan Usaha dan lainnya 9.956 10.228 10.485 10.667 10.800 11.216 11.517 12.171 12.119 12.251 12.564 13.086 13.475 13.607 13.889 14.234 14.422

TOTAL 21.146 22.318 22.677 23.217 22.798 24.061 24.279 24.946 24.681 25.183 25.912 27.309 27.078 28.135 28.654 29.984 29.970

2018URAIAN

2015 2016 2017

Page 97: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA MEI 2019 · 2019-06-11 · 1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019 KATA PENGANTAR Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas

88

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019

DAFTAR ISTILAH Base Effect

efek kenaikan/penurunan nilai pertumbuhan

yang cukup besar sebagai akibat dari nilai

level variabel yang dijadikan dasar

perhitungan/perbandingan mempunyai nilai

yang rendah/tinggi.

Bank Indonesia-Real Time Gross

Settlement (BI-RTGS)

sistem transfer dana elektronik yang

penyelesaian setiap transaksinya dilakukan

dalam waktu seketika. BI-RTGS termasuk

dalam kategori Systemically Important

Payment System (SIPS).

Dana Pihak Ketiga (DPK)

adalah simpanan pihak ketiga bukan bank

yang terdiri dari giro, tabungan dan

simpanan berjangka.

Debt to Service Ratio (DSR)

rasio utang terhadap pendapatan yang

mencerminkan kemampuan

individu/korporasi/negara untuk

menyelesaikan kewajiban membayar

hutang.

Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)

mencakup keyakinan konsumen mengenai

ekspektasi konsumen terhadap kondisi

perekonomian 6 bulan yang akan datang

dibanding saat ini, meliputi ekspektasi

penghasilan, kondisi (dunia usaha) ekonomi

Indonesia secara umum dan ketersediaan

lapangan kerja.

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)

merupakan rata rata sederhana dari Indeks

Ekonomi Saat ini dan Indeks Ekspektasi

Konsumen

Indeks Kondisi Ekonomi Saat ini (IKE)

mencakup keyakinan konsumen mengenai

penghasilan saat ini, ketepatan waktu untuk

melakukan pembelian barang tahan lama

(durable goods), dan ketersediaan lapangan

kerja, dengan membandingkan antara

kondisi saat ini dan 6 bulan yang lalu

Inflasi IHK

perubahan harga barang dan jasa dalam

satu periode, yang diukur dengan

perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK).

Inflow

adalah aliran masuk uang kartal ke Bank

Indonesia.

Kontraksi

kondisi dimana pertumbuhan benilai

negatif.

Liaison

kegiatan pengumpulan data/statistik dan

informasi yang dilakukan secara periodik

melalui wawancara langsung/tidak langsung

kepada pelaku usaha/institusi lainnya

mengenai perkembangan dan arah kegiatan

usaha dengan cara yang sitematis dan

didokumentasikan dalam bentuk laporan

dan likert scale.

Likert Scale

alat statistik untuk menilai variable/indicator

dengan skala -5 hingga 5. Metode ini

disusun dengan mengacu pada pelaksanaan

di Reserve Bank of Australia (RBA).

Likuiditas

posisi uang atau kas perusahaan yang

mencerminkan kemampuan untuk

memenuhi kewajiban tepat pada waktunya.

Loan to Value (LTV)

rasio antara nilai kredit/pembiayaan yang

dapat diberikan oleh bank terhadap nilai

agunan berupa properti pada saat

pemberian kredit/pembiayaan berdasarkan

harga penilaian terakhir.

Month to month (mtm)

perubahan nilai pada bulan bersangkutan

dibandingkan bulan sebelumnya.

Net Inflow

uang yang diedarkan inflow lebih besar dari

outflow.

Page 98: LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA MEI 2019 · 2019-06-11 · 1 LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019 KATA PENGANTAR Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebab atas

89

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Mei 2019

Non Performing Loan (NPL)

rasio pembiayaan atau kredit macet

terhadap total penyaluran pembiayaan atau

kredit oleh bank, baik dalam rupiah dan

valas. Kriteria NPL adalah (1) kurang lancar,

(2) diragukan, dan (3) macet.

Outflow

adalah aliran keluar uang kartal dari Bank

Indonesia.

Pasar Uang Antar Bank (PUAB)

kegiatan pinjam meminjam dana jangka

pendek (dalam satuan malam) antar bank

yang dilakukan melalui jaringan komunikasi

elektronis.

Quarter to Quarter (qtq)

perubahan nilai pada triwulan bersangkutan

dibandingkan triwulan sebelumnya

Rentabilitas

kemampuan dari suatu perusahaan dalam

menghasilkan laba melalui pemanfaatan

aset/modal.

Repo

transaksi penjualan instrumen keuangan

antara dua belah pihak dengan perjanjian

dimana pada tanggal yang telah ditentukan

akan dilaksanakan pembelian kembali atas

instrumen yang sama dengan harga

tertentu.

Saldo Bersih Tertimbang (SBT) Kegiatan

Dunia Usaha

merupakan indikator dini (leading indicator)

yang dihasilkan dari Survei Kegiatan Dunia

Usaha (SKDU). SBT Kegiatan Dunia Usha

mengindikasikan kondisi perkembangan

kegiatan ekonomi di sektor riil secara

triwulanan dengan memperhitungkan selisih

kemudian dikalikan bobot tiap sektor.

Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia

(SKNBI)

sistem transfer dana elektronik yag meliputi

kliring debet dan kliting kredit yang

penyelesaian setiap transaksinya dilakukan

secara nasional.

Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU)

merupakan survei triwulanan yang bertujuan

untuk mendapatkan indikator pertumbuhan

ekonomi dari sisi penawaran secara

triwulanan

Survei Konsumen (SK)

merupakan survei bulanan untuk

mengetahui keyakinan konsumen mengenai

kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi

terhadap kondisi 6 bulan mendatang.

Year on Year (yoy)

sering disebut perubahan tahunan, adalah

perubahan nilai pada bulan bersangkutan

dibandingkan bulan yang sama tahun

sebelumnya.

Year to Date (ytd)

sering disebut perubahan kumulatif, adalah

perubahan nilai pada bulan bersangkutan

dibandingkan bulan Desember tahun

sebelumnya