Download - LAPORAN PENELITIAN MANDIRI STRATEGI PENGEMBANGAN EKONOMI ... filestrategi pengembangan ekonomi daerah di provinsi bali tim peneliti drs i nengah kartika,m.si drs i wayan wenagama,mp

Transcript
Page 1: LAPORAN PENELITIAN MANDIRI STRATEGI PENGEMBANGAN EKONOMI ... filestrategi pengembangan ekonomi daerah di provinsi bali tim peneliti drs i nengah kartika,m.si drs i wayan wenagama,mp

1

LAPORAN PENELITIAN MANDIRI

STRATEGI PENGEMBANGAN EKONOMI DAERAH DI

PROVINSI BALI

TIM PENELITI

Drs I Nengah Kartika,M.Si

Drs I Wayan Wenagama,MP

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNUD

TAHUN 2015

Page 2: LAPORAN PENELITIAN MANDIRI STRATEGI PENGEMBANGAN EKONOMI ... filestrategi pengembangan ekonomi daerah di provinsi bali tim peneliti drs i nengah kartika,m.si drs i wayan wenagama,mp

2

Page 3: LAPORAN PENELITIAN MANDIRI STRATEGI PENGEMBANGAN EKONOMI ... filestrategi pengembangan ekonomi daerah di provinsi bali tim peneliti drs i nengah kartika,m.si drs i wayan wenagama,mp

3

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN i

IDENTITAS PENELITIAN ii

DAFTAR ISI iii

Bab I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Pokok Permasalahan 3

1.3 Tujuan Penelitian 3

1.4 Manfaat Penelitian 3

Bab II LANDASAN TEORI 4

2.1 Teori Pembangunan Ekonomi 4

2.2 Tahap-tahap Pembangunan Menurut Rostow 5

2.3 Pembangunan Daerah 5

Bab III METODELOGI PENELITIAN 10

3.1 Lokasi Penelitian 10

3.2 Metode Pengumpulan Data 10

3.3 Metode Pengolahan Data 10

3.4 Analisis Data 11

Bab IV ANALISIS DATA 12

4.1 Kondisi Umum 12

4.1.1 Rencana Penanaman Modal di Prov. Bali 12

4.1.2 Penduduk Dan Ketenagakerjaan di Prov. Bali 12

4.1.3 Industri Pariwisata 14

4.1.4 Luas Panen dan Produksi Padi Sawah dan Padi Ladang 14

4.2 Analisis Data 15

Bab V SIMPULAN DAN SARAN 18

DAFTAR PUSTAKA 19

Page 4: LAPORAN PENELITIAN MANDIRI STRATEGI PENGEMBANGAN EKONOMI ... filestrategi pengembangan ekonomi daerah di provinsi bali tim peneliti drs i nengah kartika,m.si drs i wayan wenagama,mp

4

DAFTAR TABEL

Tabel Judul

Halaman

4.1 Rencana Penanaman Modal Berdasarkan Surat Persetujuan Investasi

(2007-2011) 12

4.2 Jumlah Penduduk dan Ketenagakerjaan Prov. Bali (2007-2011) 13

4.3 Jumlah Kunjungan Wisata ke Bali (2007-2011) 14

4.4 Luas Panen dan Produksi Padi sawah dan Ladang (2007-2011) 15

4.5 Indeks Location Quotion Prov. Bali Berdasarkan data PDRB

Dan PDB nasional atas dasar harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

(2007-2011) 16

4.6 Indeks Location Quotion Prov. Bali Berdasarkan data PDRB

Dan PDB nasional atas dasar harga Konstan Menurut Lapangan Usaha

(2007-2011) 17

Page 5: LAPORAN PENELITIAN MANDIRI STRATEGI PENGEMBANGAN EKONOMI ... filestrategi pengembangan ekonomi daerah di provinsi bali tim peneliti drs i nengah kartika,m.si drs i wayan wenagama,mp

5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 .Latar Belakang

Pembangunan yang dilaksanankan oleh setiap negara pada prinsipnya

adalah merupakan suatu proses perubahan dari keterbelakangan menuju kepada

kondisi yang lebih baik atau lebih maju. Pembangunan yang dilakukan oleh

Pemerintah Provinsi Bali tetap memprioritaskan pada pembangunan ekonomi dengan

menitikberatkan pada pembangunan pertanian secara simulatan dengan

pembangunan pariwisata.Tujuan dari pada pembangunan ekonomi yang

dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi Bali adalah meningkatkan pertumbuhan

ekonomi,serta memperluas kesempatan kerja dalam rangka menurunkan tingkat

pengangguran dan angka kemiskinan

Tujuan daripada Otonomi Daerah adalah memberi kekuasaan yang

lebih besar kepada pemerintah daerah melalui UU No 22/1999 yang disempurnakan

dengan UU No.32/2004 mengenai pemerintahan daerah dan UU nNo 25/1999 yang

disempurnakan dengan No 33/2004 mengatur tentang perimbangan keuangan antara

Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah. Salah satu sasaran penting yang

diamanatkan oleh UU No 32/2004 melalui pemberian kewenangan yang lebih besar

kepada Pemerintah Daerah diharapkan daerah akan lebih optimal pelayanannya

kepada masyarakat,dengan dasar pertimbangan bahwa Pemerintah Daerah akan

mengetahui lebih mendetail persolanan maupun permasalahan yang dihadapi oleh

setiap daerah serta lebih memahami tentang potensi-potensi yang dimiliki oleh setiap

daerah untuk dikembangkan, serta potensi mana yang perlu dikembangkan dan

strategi yang perlu dilakukan.oleh Pemerintah Daerah.

Peranan Pemerintah Daerah dalam mengambil strategi menurut

Kuncoro (2004) Pemerintah dalam konteks Indonesia bahwa peranan pemerintah

setidaknya mencakup peranan minimal yang meliputi penyediaan barang-barang

public dan perlindungan tehadap penduduk miskin, namun pemerintah juga bisa saja

mengambil peran aktif seperti mendorong kegiatan swasta dan retribusi.

Page 6: LAPORAN PENELITIAN MANDIRI STRATEGI PENGEMBANGAN EKONOMI ... filestrategi pengembangan ekonomi daerah di provinsi bali tim peneliti drs i nengah kartika,m.si drs i wayan wenagama,mp

6

Menurut Suparmoko (2001) bahwa strategi pengembangan potensi

ekonomi daerah akan sangat tergantung pada strategi pembangunan ekonomi yang

dianut oleh daerah yang bersangkutan yang meliputi :

1. Pembangunan pertanian versus industri

2.Inward looking versus outward looking (melihat barang/jasa masuk maupun

keluar)

3. Titik pertumbuhan ( groing point)

4.Keterkaian kebelakng( backward linkages) dan keterkaitan kedepan ( forward

linkages

5.Sektoer Peminpin ( leading sectors)

Dalam pelaksanaan pembangunan ekonomi pemerintah daerah diperlukan

pertimbangan yang matang untuk menghasilkan pembanganun yang efisien.

Selanjutnya Suparmoko (2001) berpendapat bahwa berbagai cara yang dapat

ditempuh untuk mencapai efisiensi disegala bidang kehidupan dengan cara :

1.Tingkatkan Produktivitas

2.Hapuskan sebab-sebab ekonomi biaya tinggi

3. Tentukan batas konsumsi maksimal yang layak

4. Peningkatan pendapatan asli daerah (PAD)

5.Perbaiki kualitas SDM (produktif,efisien, dan bermoral)

6. Pertahankan fungsi lingkungan

7. Kerjasama anatar daerah

Pembelajaran dalam pembahasan strategi pengembangan ekonomi daerah

sebagai mata kuliah ekonomi public lanjutan diperlukan berbagai contoh serta

berbagai teori yang diambil dari berbagai litratur dalam rangka memaksimumkan

proses pembelajaran

Page 7: LAPORAN PENELITIAN MANDIRI STRATEGI PENGEMBANGAN EKONOMI ... filestrategi pengembangan ekonomi daerah di provinsi bali tim peneliti drs i nengah kartika,m.si drs i wayan wenagama,mp

7

1.2. Pokok Permasalahan .

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka yang

menajadi pokok permasalahan adalah

1.Bagaimam caranya untuk menanamkan Mahasiswa lebih memahami strategi

pengembangan ekonomi daerah

2.Bagaimana caranya memberikan contoh kongrit dalam pembahasan strategi

pengembangan ekonomi daerah.

1.3.Tujuan Penelitian

Ttujuan penelitian dalam penelitian ini adalah :

1 Mampu menjelaskan kepada Mahasiswa dalam memahami strategi pengembangan

ekonomi daerah

2.Mampu memberiksn contoh kongrit dalam pembahasan strategi pengembangan

ekonomi daerah.

1.4.Manfaat Penelitian

Melalui kegiatan penelitian ini akan bermanfaat baik dosen maupun

mahasiswa untuk lebih memahami strategi pengembangan ekonomi daerah serta

sebagai dasar mengambil kebijakan bagi pemerintah dalam pengembangan

ekonomi daerah.

Page 8: LAPORAN PENELITIAN MANDIRI STRATEGI PENGEMBANGAN EKONOMI ... filestrategi pengembangan ekonomi daerah di provinsi bali tim peneliti drs i nengah kartika,m.si drs i wayan wenagama,mp

8

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1.Teori Pembangunan Ekonomi

Dalam meningkatkan kehidupan masyarakat diperlukan pelaksanaan

pembangunan ekonomi yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan pendapatan

perkapita dan mampu menekan angka kemiskinan.Pembangunan ekonomi

diperlukan peningkatan investasi untuk perbaikan sarana dan prasarana seperti

perbaikan jembatan,jalan bendungan pasilitas pendidikandan pasilitas kesehatan.

Melalui pembangunan di segala aspek kehidupan nantinya akan mampu

memperluas kesempatan kerja dan mendorong daya beli masyarakat sehingga akan

menciptakan permintaan.Menurut Program REPELITA I yang dilaksanakan oleh

Pemerintah Orda Baru tetap memprioritaskan pembangunan ekonomi dengan

menitik beratkan pada sektor pertanian.

Dalam garis besar teori pembangunan ekonomi dapat digolongkan menjadi

lima golongan besar (Aliran) yaitu

1. Klasik

2. Karl Marx

3. Neo Klasik

4. Scumpeter

5. Post Keynesian

Teori Karl Marx (Pertumbuhan dan kehancuran)

Karl Marx Mengemukakan teorinya berdasarkan atas sejarah perkembangan

masyarakat dimana perkembangan itu melalui lima tahap.

1. Masyarakat Primitif

2. Masyarakat Perbudakan

3. Masyarakat Feodal

4. Masyarakat Kapitalis

5. Masyarakat Sosial

Page 9: LAPORAN PENELITIAN MANDIRI STRATEGI PENGEMBANGAN EKONOMI ... filestrategi pengembangan ekonomi daerah di provinsi bali tim peneliti drs i nengah kartika,m.si drs i wayan wenagama,mp

9

2.2. .Tahap – Tahap pembangunan Menurut Rostow

Secara umum dapat dijelaskan bahwa tujuan dari pada pembangunan

ekonomi adalah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang mampu

meningkatkan kesejahtraan masyarakatnya. Menurut Rostow 1990 (Ernan Rustiadi

dkk 2011) bahwa proses pertumbuhan ekonomi dapat dibedakan menjadi lima tahap

yaitu :

1.Masyarakat Tradisional ( the traditional society)

2.Prasyarat Lepas landas ( the precontion for take – off)

3 Lepas landas ( the take-off)

4. Gerakan kearah dewasaan ( the drive to maturity)

5.Masa Konsumsi Tinggi ( the age of high mass consumtion)

2.3. Pembangunan Daerah

Pembangunan Daerah terus diuapayakan untuk mendorong pertumbuhan

ekonomi secara merata dalam rangka mengurangi ketimpangan yang semakin

besar sehingga terwudnya kesejahtraan masyarakat semakin meningkat. Menurut

Kartasasmita (1996) pembanguan daerah dapat dilihat dari beberapa segi; (1) dari

pembangunan sektoral, (2) dari segi pembangunan wilayah dan (3) pembangunan

daerah dapat dilihat dari pemerintahannya.

Paradigma baru pembangunan ekonomi daerah menurut Kuncoro

(2004) adalah pendekatan alternative terhadap teori pembamngunan untuk

kepentingan perencanaan pembangunan daerah. Pendekatan ini memberikan dasar

bagi kerangka pikir dan rencana tindakan yang akan diambil dalam konteks

pembangunan ekonomi daerah,dimana konsep baru tersebut meliputi; (a)

Perusahaan harus mengembangkan pekerjaan yang sesuai dengan penduduk

daerah, (b) ,pengembangan lembaga ekonomi baru, (c) keunggulan kompotetif

didasarkan pada kualitas lingkungan dan (d) pengetahuan dan inovasi sebagai

penggerak ekonomi.

Untuk meningkatkan kehidupan masyarakat yang ada didaerah, maka

melalui strategi pengembangan potensi ekonomi di daerah, sehingga akan mampu

mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, peningkatan pendapatan

perkapita serta menurunnya angka kemiskinan di daerah yang bersangkutan.

Menurut Suparmoko (2001) strategi pengembangan potensi yang ada didaerah

dapat ditempuh langkah-langkah sebagai berikut :

1.Mengidentifikasi sektor-sektor kegiatan mana yang mempunyai potensi untuk

dikembangkandengan memperhatikan kekuatan dan kelemahan masing-masing

sektor

Page 10: LAPORAN PENELITIAN MANDIRI STRATEGI PENGEMBANGAN EKONOMI ... filestrategi pengembangan ekonomi daerah di provinsi bali tim peneliti drs i nengah kartika,m.si drs i wayan wenagama,mp

10

2. Mengidentifikasi sektor-sektor yang potensinya rendah untuk dikembangkan dan

mencari faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya potensi sektor tersebut untuk

dikembangkan

3.Selanjutnya mengidentifikasi sumber daya yang ada termasuk sumberdaya

manusianya dan yang siap digunakan untuk mendukung perkembangan setiap

sektor yang bersangkutan.

4.Dengan menggunakan model pembobotan terhadap variabel – variabel kekuatan

dan kelemahan untuk setiap sektor dan sub sektor maka akan ditemukan sektor-

sektor andalan yang selanjutnya dianggap sebagai potensi ekonomi yang patut

dikembangkan di daerah yang bersangkutan

5.Akhirnya menentukan strategi yang akan ditempuh untuk pengembangan sektor-

sektor andalan yang akan dapat menarik sektor-sektor lain untuk tumbuh sehingga

perekonomian akan dapat berkembang dengan sendirinya secara berkelanjutan.

Selanjutnya Suparmoko menyebutkan berbagai cara dapat ditempuh

untuk mencapai efisiensi di segala bidang kehidupan diantaranya dengan cara :

1. Tingkatkan produktivitas

2. Hapuskan sebab-sebab ekonomi biaya tinggi

3. Tentukan batas konsumsi maksimal yang layak

4. Peningkatan pendapatan asli daerah

5. Perbaiki kualitas SDM

6. Pertahankan fungsi lingkungan

7. Kerjasama antar daerah.

Perubahan sistem pemerintahan dari sentralisasi menjadi desentalisasi yang didukung

dengan terbitnya UU 22 tahun 1999 yang telah direfisi menjadi UU 32 tahun 2004

memberikan kewenangan yang lebih besar kepada daerah untuk mengatur daerahnya

sendiri sehingga akan lebih memahami persoalan-persoalan yang dihadapi serta

memecahakan persoalan yang ada serta lebih mengetahui potensi yang dimiliki serta

mengembangkan potensi yang ada dalam membangun wilayahnya sendiri dalam

rangka memerikan pelayanan yang lebih optimal kepada masyarakatnya. Melalui

otonomi daerah diharapkan pertumbuhan ekonomi akan lebih baik, yang mampu

mendorong perluasan kesempatan kerja,yang sekaligus akan dapat menurunkan

tingkat pengangguran. Dalam mewujudkan pertumbuhan ekonmi ini diperlukan

pelaksanaan upembanguna dalam bidang ekonomi yang lebih baik dari sebelum

dilakukan otonomi daerah. Pemerintah daerah dalam meninkatkan pertumbuhan

ekonnomi harus memberikan berbagai kemudahan para invistor untuk melakukan

investasi malalui berbagai kebijakan serta penyederhanaan adiministrasi. Pemerintah

Daerah juga tidak hanya mengejar pertumbuhan ekonomi yang tinggi,tetapi harus

Page 11: LAPORAN PENELITIAN MANDIRI STRATEGI PENGEMBANGAN EKONOMI ... filestrategi pengembangan ekonomi daerah di provinsi bali tim peneliti drs i nengah kartika,m.si drs i wayan wenagama,mp

11

mampu menciptakan pemerataan yang lebih adil kepada seluruh masyrakat, sehingga

tingkat kemiskinan segera dapat di tuntaskan.

Teori pembangunan yang ada sekarang tidak mampu untuk

menjelaskankegiatan-kegiatan pembangunan ekonomi daerah secara menyeluruh

sehingga diperlukan paradigma baru pembangunan ekonomi daerah. Konsep baru

mengenai pembangunan ekonomi daerah menurut Muderajat Kuncoro ( 2004)

meliputi :

a) Perusahan harus mengembangkan pekerjaan yang sesuai dengan penduduk

daerah

b) Pengembangan lembaga-lembaga ekonomi baru

c) Keunggulan kompetitif didasarkan pada kualitas lingkungan

d) Pengetahuan dan inovasi sebagai penggerak Ekonomi.

Menurut Blakely (Muderajat Kuncoro,2004 ) dalam pembangunan ekonomi daerah

dimana pemerintah daerah mempunyai berbagai peran sebagai:

1. Inovator (Wira Usaha) dimana pemerintah daerah bertanggung jawab untuk

menjalankan suatu usaha bisnis dimana pemerintah daerah dapat

memanfaatkan potensi tanah dan bangunan untuk tujuan bisnis dan penemuan

inovasi.

2. Koordinator dimana pemerintah daerah bertindak sebagai koordinator untuk

menetapkan kebijakan atau mengusulkan strategi – trategi bagi pembangunan

di daerahnya.

3. Fasilitator dimana pemerintah daerah dapat mempercepat pembangunan

melalui perbaikan lingkungan perilaku di daerahnya.

4. Stimulator yaitu pemerintah daerah dapat menstimulasi penciptaan dan

pengembangan usaha melalui tindakan-tindakan khusus yang akan

mempengaruhi perusahan-perusahan untuk masuk ke daerah tersebutdan

mempertahankan perusahan-perusahan yang ada.

Dalam pelaksanaan pembangunan daerah dimana semua daerah sudah mencapai

kemajuan namun dari kemajuan yang dicapai adanya perbedaan yang cukup tajam

antara kemajuan suatu daerah dengan daerah yang lainya sehingga adanya

kesenjangan antara daerah yang satu dengan daerah yang lainya.Menurut Ginanjar

Kartasasmita menyatakan adanya berbagai kendala dalam pembangunan daerah yang

meliputi :

a. Keterbatasan kemampuan pemerintah untuk mencurahkan dana yang lebih

besar untuk membangun prasarana dan sarana yang akan lebih membuka dan

Page 12: LAPORAN PENELITIAN MANDIRI STRATEGI PENGEMBANGAN EKONOMI ... filestrategi pengembangan ekonomi daerah di provinsi bali tim peneliti drs i nengah kartika,m.si drs i wayan wenagama,mp

12

menyeimbangkan kesempatan berkembangnya secara lebih cepat kondisi

ekonomi dan sosial masyarakat di wilayah-wilayah terbelakang

b. Keterbatasan SDM di wilayah terbelakang yang menjadi penyebab dan

sekaligus akibat keterbelakangan tersebut

c. Dalam ekonomi yang terbuka akan menghadapi tantangan globalisasi

persaingan menjadi amat penting, serta yang mampu bersaing adalah yang

mempunyai latar belakang yang lebih mampu

d. Sulitnya menarik investasi swasta sebagai sumber .dan pemacu pertumbuhan

ke wilayah terbelakang terutama investasi yang berkwalitas.

Faktor-faktor yang menentukan daya saing suatu daerah menurutMari Pangestu

dan Ira setiati (1997) meliputi :

a. Upah

b. Prasarana

c. Keanekaragaman lingkungan usaha

d. Permintaan Pasar

e. Iklim Usaha

f. Akses.

Page 13: LAPORAN PENELITIAN MANDIRI STRATEGI PENGEMBANGAN EKONOMI ... filestrategi pengembangan ekonomi daerah di provinsi bali tim peneliti drs i nengah kartika,m.si drs i wayan wenagama,mp

13

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah Provinsi Bali dalam rangka penunjang

proses pembelajaran jurusan ekonomi pembangunan dalam anggaran 2013.

Dipilihnya Provinsi Bali sebagai wilayah Penelitian karena ingin mengetahui Strategi

Pengembangan Ekonomi Daerah Di Provinsi Bali, mengingat pertumbuhan ekonomi

Bali selama lima tahun yaitu 2007 sampai dengan tahun 2011,tingkat pertumbuhan

cukup baik dimana pertumbuhan pada tahun 2007 sebesar5,92%, dan tahun 2008

meningkat menjdi 5,97 % dan pada tahun 2008 turun sedikit menurun menjadi

5,33%, dan tahun 2010 kembali meningkat menjadi 5,83% bahkan pada tahun

2011meningkat dengan cukup menggembirakan menjadi 6,49%.

3.2. Metoda Pengumpulan Data

Data yang dibutuhkan adalah data skunder terutama data yang berkaitan dengan

strategi pengembangan ekonomi daerah Provinsi Bali. Jenis datanya adalah data

kualitatif dan data kuantitatif. Sumber data adalah dari lembaga terkait yang

meliputi Bappeda Provinsi Bali yang terdiri dari data Profil Daerah Bali berbasis

data SIPD 2008-2011, sedangkan yang berasal dari BPS Provinsi Bali adalah data

PDRB Provinsi Bali 2007-2011.

3.3.Metoda Pengolahan Data

Pengolahan data dengan menggunakan metoda Location Quatient (LQ) sesuai

dengan teori ekonomi basis mengklasifikasikan seluruh kegiatan ekonomi ke dalam

dua sektor yakni sektor basis dan sektor non basis. Dari perhitungan yang

dilakukan nantinya akan menghasilkan tiga kreteria yaitu

1. Jika LQ > 1 bermakna bahwa sektor I tersebut menjadi basis. Komoditas di

sektor I tersebut memilikikeunggulan komparatif,hasilnya tidak dapat

memenuhi kebutuhan di wilayah bersangkutan, tetapi dapat dieksport ke luar

negari. Dengan kata lain sektor tersebut merupakan sektor yang kuat hingga

daerah yang bersangkutan secara potensial merupakan pengeksport produk

dari sektor tersebut ke daerah lain.

Page 14: LAPORAN PENELITIAN MANDIRI STRATEGI PENGEMBANGAN EKONOMI ... filestrategi pengembangan ekonomi daerah di provinsi bali tim peneliti drs i nengah kartika,m.si drs i wayan wenagama,mp

14

2. Jika LQ = 1 bermakna bahwa sektor I tergolong non basis. Komoditas pada

sektor I tersebut tidak memiliki ke unggulan komparatif yang hanya

memenuhi kebuhan daerah itu sendiri.

3. Jika LQ < 1 bermakna bahwa sektor I juga termasuk non basis. Komodidas

tidak dapat memenuhi kebutuhan sendiri.

3.4.Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis diskritif komporatif

yaitu menguraikan data yang ada serta membandingkan dari teori yang ada.

Page 15: LAPORAN PENELITIAN MANDIRI STRATEGI PENGEMBANGAN EKONOMI ... filestrategi pengembangan ekonomi daerah di provinsi bali tim peneliti drs i nengah kartika,m.si drs i wayan wenagama,mp

15

BAB IV

ANALISIS DATA

4.1 Kondisi Umum

Bali dengan mayoritas penduduk yang beragama Hindu yang kaya dengan

potensi budaya dan adat istiadat yang mempunyai ciri tersendiri sebagai salah satu

daya tarik para wisatawan ke Bali. Luas wilayah Bali mencapai 5.636,66 Km2 atau

0,29 persen dari luas wilayah Indonesia. Secara administrasi Provinsi Bali terbagi

menjadi 8 kabupaten dan 1 kota, 57 kecamatan, 716 desa/kelurahan, 1.480 Desa

pekraman dan 3.625 Banjar Pekeraman.

4.1.1.Rencana Penanaman Modal di Provinsi Bali

Pembangunan di Provinsi dilihat dari rencana penanaman modal selama lima tahun

menunjukan kondisi yang berpluktuasi baik dilihat dari penamaman modal dalam

negeri maupun penamaman modal asing. Rencana penaman modal berdasarkan surat

persetujuan investasi dapat disajikan di Tabel 4.1

Tabel 4.1

Rencana penaman Modal berdasarkan surat persetuan Investasi (2007 – 2011)

Tahun PMDN PMA Jumlah

Proyek

( buah)

Investasi

( Rp.000)

Proyek

( buah)

Investasi

(Rp.000)

Proyek

( buah)

Investasi

(Rp.000)

211 4900 7.294.115.867 40 6.966.171.521 4.940 14.260.287.388

210 2315 1.821.045.428 57 2.135.614.900 2.372 3.956.660.328

2009 9 10.647.765.649 259 4.301.724.700 268 14.949.490.349

2008 10 1.185.133.000 233 9.081.567.439 243 10.266.700.439

2007 6 665.876.749 211 1.676.299.209 217 2.342.176.158

Sumber :Bali Membangun 2011

Page 16: LAPORAN PENELITIAN MANDIRI STRATEGI PENGEMBANGAN EKONOMI ... filestrategi pengembangan ekonomi daerah di provinsi bali tim peneliti drs i nengah kartika,m.si drs i wayan wenagama,mp

16

4.1.2.Penduduk dan Ketenagakerjaan di Provinsi Bali.

Penduduk suatu daerah adalah sebagi subyek pembangunan dan sebagai obyek

pembangunan, bilaman jumlah penduk yang besar yang disertai dengan kualitas yang

memadai akan mampu menciptakan permintaan serta dapat mendorong terjadinya

pertumbuhan ekonomi. Kondisi bilamana jumlah penduduk yang besar yang

kualitasnya rendah pada umumnya akan menyebabkan timbulnya pengangguran.

Keadaan ini justru menjadi beban bagi pembangunan itu sendiri. Pertumbuhan

penduduk sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang meliputi faktor kelahiran,

faktor kematian dan faktor migrasi. Kondisi yang diharapkan adalah semakin luasnya

kesempatan kerja sehingga angka pengangangguran semakin rendah. Kondisi

penduduk dan ketenagaakerjaan di Provinsi Bali dapat disajikan di Tabel 4.2.

Tabel 4.2

Jumlah Penduduk dan ketenagakerjaan

Provinsi Bali 2007-2011

Uraian Tahun

2007 2008 2009 2010 2011

Jumlah Penduduk 3.479.785 3.515.990 3.551.009 3.522.375 3.572.831

Penduduk Usia Kerja 2.661.913 2.696.136 2.728.747 2.902.573 2.952.545

Aangkatam kerja

-Bekerja

-Pencari Kerja

2.059.711

1.982.134

77.577

2.099.278

2.029.730

69.548

2.123.588

2.057.118

66.470

2.246.149

2.177.358

68.791

2.257.258

2.204.874

52.384

Bukan Angkatan Kerja 602.202 596.858 605.200 656.424 695.287

Persentase Angkatan

KerjaTerhadap

Penduduk Usia Kerja

77.38 77.85 77.82 77.38 77.47

Persentase Bekerja

Terhadap Penduduk

Usia Kerja

74.46 75.28 75.39 75.01 75.68

Persentase Pencari

Kerja Terhadap

Penduduk Usia Kerja

2.91 2.58 2.44 2.37 1.77

Persentase Bekerja

Terhadap[ Angkatan

Kerja

96.23 96.69 96.87 96.94 97.68

Persentase Pencari

Kerja Terhadap

Angkatan Kerja

3.77 3.31 3.13 3.06 2.32

Sumber :Bali membangun 2011

Page 17: LAPORAN PENELITIAN MANDIRI STRATEGI PENGEMBANGAN EKONOMI ... filestrategi pengembangan ekonomi daerah di provinsi bali tim peneliti drs i nengah kartika,m.si drs i wayan wenagama,mp

17

Jumlah penduduk di Provinsi Bali selama lima tahun dari tahun 2007 sampai

2011 kecendrungan mengalami peningakaatn, demikian juga angkatan kerja dan

penduduk yang bekerja mengalami peningkatan namun persentase angkatan kerja

terhadap pencari kerja dari tahun 2007 sebesar 3,77% terus mengalami penurun

selama lima tahun dimana pada tahun 2011 sebesar 2,32 %.

4.1.3. Industri Pariwisata

Membaiknya perekonomian Daerah Bali sangat ditentukan oleh majunya

perkembangan industri pariwisata, serta mampu menggeser sektor pertanian.

Perkembangan industri pariwisata dilihat dari banyaknya kunjungan wisatawan yang

datang ke Bali. Untuk melihat perkembangan kunjungan wisatawan selama lima

tahun dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 disajikan di Tabel 4.3

Tabel 4.3

Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Bali

Ttahun 2007- 2011

No Tahun Jumlah Kunjungan

( dalam jutaan)

1 2007 1,67

2 2008 2,09

3 2009 2,39

4 2010 2,58

5 2011 2,83

Sumber : Profil Bali 2008-2011

Kunjungan wisatawan yang langsung datang ke Bali , baik melalui pelabuhan laut

maupun udara menunjukkan penambahan yang cukup pesat setelah terjadinya

musibah tragedy bom sebanyak dua kali. Pada tahun 2007 jumalah wisatawan yang

berkunjung ke Bali sebanyak 1,67 juta orang,tahun 2008 meningkat menjadi 2,09

juta orang, tahun 2009 meningkat menjadi 2,39 juta orang dan pada tahun 2010

meningkat menjadi 2,58 juta orang dan pada tahun 2011 mencapai 2,83 juta orang

dan pada priode 2007 sampai 2011.

4.1.4.Luas Panen dan Produksi Padi sawah dan Padi Ladang

Pada dasarnya Bali sangat perlu mengembangkan sektor pertanian terutama

pengembangan padi yang meliputi padi ladang dan padi sawah. Pemerintah terus

Page 18: LAPORAN PENELITIAN MANDIRI STRATEGI PENGEMBANGAN EKONOMI ... filestrategi pengembangan ekonomi daerah di provinsi bali tim peneliti drs i nengah kartika,m.si drs i wayan wenagama,mp

18

memberikan dorongan kepada masyarakat untuk meningkatkan produksi padi, dalam

rangka memenuhi kebutuhan sendiri. Produksi padi sawah dan ladang disajikan di

Tabel 4.4

Tabel 4.4

Luas Panen dan Produksi Padi sawah dan Ladang

Tahun 2007-2011

Tahun Luas Panen(Ha) Produksi (Ton)

Angka Daerah Angka Pusat Angka Daerah Angka Pusat

2011 152.584 152.585 858.315 858.317

2010 152.190 152.190 869.150 869.165

2009 152.584 150.283 878.764 878.764

2008 145.369 143.349 840.464 840.465

2007 145.030 145.030 839.765 839.775

Sumber : Bali Membangun 2011

Pembangunan pertanian di Provinsi Bali dilakukan secara simultan dengan

sektor pariwisata,mengingat kemajuan sektor pariwisata akan menyebabkan migran

akan lebih banyak datang ke Bali sehingga permintaan beras juga meningkat.Tabel

4.4 dapat digambarkan bahwa luas panen baik angka daerah maupun angka pusat,

ternyata menunjukan kencendrungan yang semakin meningkat, demikian juga dari

sudut produksi atas dasar angka pusat atau daerah juga meningkat.

4.2 Analisis Data

Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk melihat potensi ekonomi daerah

adalah melalui segala kelebihan dan keterbatasannya. Teknik LQ merupakan salah

satu pendekatan yang umum digunakan dan didasarkan pada teori model ekonomi

basis sebagai langkah awal untuk memahami sektor kegiatan yang menjadi pemacu

pertumbuhan. LQ mengukur dan menghitung perbandingan relatif sumbangan nilai

tambah sebuah sektor di suatu region ( Kabupaten/kota) terhadap sumbangan nilai

tambah sektor yang bersangkutan secara provinsi/nasional.Untuk lebih memahami

kondisi Daerah Bali disajikan di Tabel 4.5 Indeks Location Quotient Prov. Bali

Page 19: LAPORAN PENELITIAN MANDIRI STRATEGI PENGEMBANGAN EKONOMI ... filestrategi pengembangan ekonomi daerah di provinsi bali tim peneliti drs i nengah kartika,m.si drs i wayan wenagama,mp

19

Berdasarkan data PDRB Provinsi Bali dan PDB Nasional Atas Dasar Harga Berlaku

Menurut Lapangan Usaha Tahun 2007 - 2011

Tadel 4.5

Indeks Location Quotient Prov. Bali Berdasarkan data PDRB Provinsi Bali

dan PDB Nasional Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

Tahun 2007 – 2011

No

Lapangan Usaha

2007 2008 2009 2010 2011 Rata-

rata

1 Pertanian 1.44 1.31 1.04 1.18 1.18 1.23

2 Pertambangan &

Penggalian

0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06

3 Industri

pengolahan

0.34 0.34 0.30 0.37 0.37 0.34

4 Listrik Gas dan

Air bersih

2.26 2.47 1.96 2.48 2.59 2.35

5 Bangunan 0.58 0.58 0.39 0.44 0.46 0.49

6 Perdagangan

hoteldan Restoran

1.90 2.03 1.89 2.19 2.23 2.05

7 Penganggkutan

dan Komunikasi

1.86 2.04 1.82 2.20 2.19 2.02

8 Keuangan ,

Persewaan dan

Jasa Perusahaan

0.96 1.01 0.82 0.94 0.93 0.93

9 Jasa-jasa 1.56 1.55 1.20 1.40 1.38 1.42

Sumber PDRB Provinsi Bali 2007-2011

Data Tabel 4.5 menunjukkan bahwa sektor pertanian mempunyai LQ yang lebih

besar dari 1 yang artinya sektor pertanian mempunyai potensi untuk di kembangkan

kendatipun pada tahun 2007 LQ sebesar 1.44 dan mengalami penurun hingga 1.18

pada tahun 2011, tetapi masih tetap kondisinya lebih besar dari 1.Sektor listrik Gas

dan air bersih pada tahun 2007 LQ mencapai 2,26, tahun 2008 mencapai 2,47,tahun

2009 turun sedit mencapai sebesar 1,96, dan tahun 2010 mencapai 2,48, dan 2011

mencapai 2,59 dan rata-ratanya 2,35 yang paling tertinggi dari sektor-sektor yang

lainya.Sektor perdagangan hotel dan restoran pada tahun 2007 LQ sebesar 1,90 ,

tahun 2008 mencapai 2,03 sedangkan pada tahun 2009 turun sedikit mencapai 1,89

dan tahun 2010 dan tahun 211 naik masing=-masing 2,19 dan 2,23 dengan rata-rata

sebesar 2,05.Sektor pengangkutan dan komunikasi pada tahun 2007 mencapai

Page 20: LAPORAN PENELITIAN MANDIRI STRATEGI PENGEMBANGAN EKONOMI ... filestrategi pengembangan ekonomi daerah di provinsi bali tim peneliti drs i nengah kartika,m.si drs i wayan wenagama,mp

20

1,86,naik pada tahun 2008 mencapai 2,04 tahun2009 mencapai 1,82 dan tahun 210

naik mencapai 2,20 dantahun 2011 2,19 dengan rata –rata mencapai 2,02. Sektor

keuangan persewaan dan jasa perusahan LQ diatas satu tercapai pada tahun 2008

sebesar 1,01.Sektor jasa-jasa pada tahun 2007 LQ sebesar, 1,56, tahun 2011

mencapai sebesar 1,38 dengan rata-rata 1,42. Dari sembilan sektortersebut LQ rata-

ratanya yang paling besar adalah sektor Listrik Gas dan Air bersih, disusul oleh

Perdagangan hotel dan Restoran, dan peringkat ketiga adalah Pengangkutan dan

Komunikasi, peringkat ke empat Jasa-jasa dan peringkat kelima adalah sektor

pertanian.

LQ yang dihitung berdasarkan harga konstan tahun 2000 ternya peringkatnya

mengalami perubahan, dimana sektor yang paling tinggi adalah Perdagangan hote

ldan Restoran sebesar 3.70 dan peringkat kedua adalah sektor Listrik Gas dan Air

bersih dengan rata-rata sebesar 2,03 disusul oleh sektor pertanian mencapai 1,52

serta peringkat ke empat adalah sektor Penganggkutan dan Komunikasi dengan rata-

rata sebesar 1,16 yang datanya disajikan di Tabel 4.6.

Tadel 4.6

Indeks Location Quotient Prov. Bali Berdasarkan data PDRB Provinsi Bali

dan PDB Nasional Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha

Tahun 2007 – 2011

No

Lapangan Usaha

2007 2008 2009 2010 2011 Rata-

rata

1 Pertanian 1.54 1.51 1.52 1.51 1.50 1.52

2 Pertambangan &

Penggalian

0.07 0.07 0.07 0.08 0.09 0.09

3 Industri

pengolahan

0.37 0.38 0.39 0.39 0.38 0.38

4 Listrik Gas dan

Air bersih

2.19 2.10 1.91 1.95 1.93 2.03

5 Bangunan 0.22 0.23 0.23 0.23 0.23 0.23

6 Perdagangan

hoteldan Restoran

4.25 3.95 3.60 3.38 3.32 3.70

7 Penganggkutan

dan Komunikasi

1.16 1.16 1.15 1.16 1.15 1.16

8 Keuangan ,

Persewaan dan

Jasa Perusahaan

0.79 0.77 0.74 0.75 0.75 0.76

9 Jasa-jasa 0.14 0.13 0.13 0.14 0.14 0.14

Sumber PDRB Provinsi Bali 2007-2011

Page 21: LAPORAN PENELITIAN MANDIRI STRATEGI PENGEMBANGAN EKONOMI ... filestrategi pengembangan ekonomi daerah di provinsi bali tim peneliti drs i nengah kartika,m.si drs i wayan wenagama,mp

21

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1.Simpulan.

Dari hasil pembahasan yang dilakukan pada Bab IV maka dapat disimpulakan sbb :

1. Dalam menentukan potensi yang dimiliki oleh Daerah Bali yang dilakukan

dengan menggunakan LQ atas dasar harga berlaku maka yang mempunyai

rata-rata LQ selama lima tahun dimana LQ yang tertinggi adalah sektor

Listrik Gas dan Air bersih sebesar 2,35, peringkat kedua adalah sektor

Perdagangan hotel dan Restoran sebesar 2,05 ,peringkat ketiga adalah sektor

Penganggkutan dan Komunikasi sebesar 2,02, peringkat ke empat adalah

sektor jasa-jasa sebesar 1,42 dan peringkat kelima adalah sektor pertanian

LQ sebesar 1,23

2. LQ yang dihitung dengan menggunakan harga konstan terjadi perubahan

peringkat dan penurunan pencapai LQ dari lima sektor menjadi empat

sektor.Sktor sektor yang memiliki LQ yang lebih besar dari 1 adalah sektor

perdagangan hotel dan restoran dengan rata-rata LQ selama lima tahun

sebesar 3,70, peringkat kedua dicapai oleh sektor listrik gas dan air bersih

dengan rata-rata sebesar 2,03, dan peringkat ketiga adalah sektor pertanian

dengan angka rata rata sebesar 1,52 dan peringkat ke empat adalah sektor

pengangkutan dan komunikasi dengan rata- rata sebesar 1,16.

5.2. Saran

Dari simpulan yang didapatkan setelah dilakukan pengkajian maka dapat disarankan

hal-hal sebagai berikut :

1. Pemerintah Daerah Bali dalam mengambil kebijakan pembangunan

sebaiknya selalu menggunakan hasil kajian sehingga akan dapat mengurangi

kegagalan dari pemerintah untuk meningkatkan kinerja, karena sejalan

dengan teori ekonomi publik salah satu penyebab kegagalan karena

kurangnya impormasi yang digunakan sebagai dasar merumuskan kebijakan.

2. Prioritas Pembangunan yang akan dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah

Provinsi ariwisataan Bali adalah prioritas yang paling besar di sektor

perdagangan hotel dan restoran,serta membangun sarana dan prasarana di

Page 22: LAPORAN PENELITIAN MANDIRI STRATEGI PENGEMBANGAN EKONOMI ... filestrategi pengembangan ekonomi daerah di provinsi bali tim peneliti drs i nengah kartika,m.si drs i wayan wenagama,mp

22

bidang kepariwisataan serta membantu kabupaten kota yang dianggap PAD-

nya masih rendah.

Page 23: LAPORAN PENELITIAN MANDIRI STRATEGI PENGEMBANGAN EKONOMI ... filestrategi pengembangan ekonomi daerah di provinsi bali tim peneliti drs i nengah kartika,m.si drs i wayan wenagama,mp

23

DAPTAR PUSTAKA

Bappeda Prov.Bali 2011, Data Bali Membangun Denpasar

.............................2012,Profil Daerah Bali Berbasis Data SIPD,Denpasar.

BPS Prov Bali2012, Produk Domistik Regional Bruto Provinsi Bali,Denpasar

Ernan,Rustiadi dkk,2011, Peremcanaan dan Pengembangan Wilayah, Crestpent

Press dan Yayasan Pustaka Obor Indonesia, Jakarta

Kuncoro Mudrajat, 2004, Otonomi dan Pembangunan Daerah, Reformasi

Perencanaan, Strategi dan Peluang, Erlangga,Jakarta.

Kartasasmita, Ginajar,1996, Pembangunan Untuk Rakyat,Memadukan Pertumbuhan

dan Pemerataan, PT Pustaka,Cideindo,Jakarata

Suparmoko, M,2001, Ekonomi Publik, untuk keuangan dan Pembangunan Daerah,

BPFE,UGM Yoyakarta

Mari Pangestu dan Ira Setiati,1997, Mencari Paradigma Baru, Pembangunan

Indonesia, CSIS, Jakarta