Download - LAPORAN KPM

Transcript
Page 1: LAPORAN KPM

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan zaman selalu menghasilkan penemuan-penemuan baru dalam

berbagai bidang, baik ekonomi, hukum, teknik, sosial, maupun bidang seni budaya.

Perkembangan dalam suatu bidang akan selalu mempengaruhi bidang lainnya

sehingga satu sama lainnya saling berpengaruh dan saling menunjang.

Dewasa ini perkembangan bidang teknik dan ekonomi sudah saling melengkapi

sehingga tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Perusahaan atau perindustrian tidak

dapat melakukan kegiatan produksinya tanpa bantuan alat-alat atau teknologi. Seiring

dengan meningkatnya perkembangan usaha dan semakin ketatnya persaingan usaha,

para pengusaha dituntut untuk selalu mengikuti perkembangan teknologi. Situasi

tersebut akan mendorong para pelaku bisnis bekerja ekstra keras, hati-hati, efektif,

dan efisien agar kualitas produk atau jasa yang dihasilkan mampu bersaing dengan

perusahaan lainnya.

Kurangnya modal menjadi salah satu kendala yang dihadapi oleh para pelaku

bisnis di dalam meningkatkan usahanya. Untuk itu, pemerintah memberikan fasilitas

kredit modal kerja yang disalurkan melalui bank maupun lembaga perkreditan

lainnya.

Pengalaman bank-bank karena adanya kredit macet telah memacu kalangan

perbankan untuk lebih berhati-hati dalam mengatur alokasi dana kredit. Rencana

1

1

Page 2: LAPORAN KPM

kredit disusun lebih matang, analisis atas permohonan kredit lebih terarah dan

pengamanan kredit lebih digalakkan di samping peningkatan sistem pembinaan

nasabah. Lemahnya pengalaman, keterampilan, modal usaha, dan agunan yang

seringkali dihadapi oleh pengusaha kecil menyebabkan bank dan lembaga perkreditan

lainnya menolak memberikan fasilitas kredit karena kurang memenuhi persyaratan

teknis perbankan. Oleh karena itu, untuk mengantisipasi segala resiko yang dihadapi

oleh pihak bank dan pengusaha kecil, asuransi merupakan metode yang utama dalam

pengelolaan resiko. Peranan industri asuransi sebagai lembaga keuangan tidak saja

memberikan proteksi kepada masyarakat dan dunia usaha akan tetapi juga sebagai

sumber dana atau investasi pada sektor industri lainnya.

PT. Asuransi Kredit Indonesia merupakan Badan Usaha Milik Negara

(BUMN) yang berkedudukan di Jalan Raya Puputan No. 9 Niti Mandala Renon

Denpasar. PT. Asuransi Kredit Indonesia memberikan beberapa pelayanan dalam

asuransi kredit, dimana salah satunya berupa Asuransi Kredit yaitu suatu jasa/layanan

yang memberikan perlindungan kepada perbankan ataupun lembaga keuangan non

bank lainnya atas resiko kerugian akibat kredit macet, khususnya kredit yang

diberikan kepada pengusaha kecil. Apabila pengusaha kecil (debitur) yang

dipertanggungkan ke PT. Asuransi Kredit Indonesia tidak dapat/gagal

mengembalikan kreditnya kepada pihak bank atau lembaga keuangan non bank

lainnya (tertanggung) maka pihak bank atau lembaga keuangan non bank lainnya

dapat mengajukan klaim kepada PT. Asuransi Kredit Indonesia (penanggung).

2

Page 3: LAPORAN KPM

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi pokok

permasalahannya adalah “Bagaimana prosedur penyelesaian klaim Asuransi Kredit

pada PT. Asuransi Kredit Indonesia Cabang Denpasar ?”

1.2 Tujuan dan Kegunaan Laporan

1.2.1 Tujuan laporan

Sesuai dengan pokok permasalahan yang dikemukakan di atas, maka yang

menjadi tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk mengetahui prosedur

penyelesaian klaim Asuransi Kredit pada PT. Asuransi Kredit Indonesia Cabang

Denpasar.

1.2.2 Kegunaan laporan

Laporan ini diharapkan mampu bermanfaat bagi pihak-pihak yang terkait,

yaitu:

a. Bagi khasanah ilmu pengetahuan

Dengan penulisan laporan ini, diharapkan dapat menambah wawasan dan

pengetahuan terutama yang berkaitan dengan asuransi kredit.

b. Bagi perusahaan

Hasil laporan ini diharapkan dapat memberikan masukan atau sumbangan bagi

pihak PT. Asuransi Kredit Indonesia Cabang Denpasar dalam pengambilan

keputusan terutama dalam masalah penyelesaian klaim Asuransi Kredit.

3

Page 4: LAPORAN KPM

c. Bagi mahasiswa

Melalui Laporan Kerja Profesi Mahasiswa (KPM) ini diharapkan agar mahasiswa

dapat memperluas dan menambah pengetahuan serta mengaplikasikan ilmu dan

teori yang diperoleh di bangku kuliah dengan membandingkan kenyataan yang

terjadi di lapangan.

1.3 Metode Penelitian

1.3.1 Lokasi penelitian

Lokasi dari penelitian ini adalah pada PT. Asuransi Kredit Indonesia Cabang

Denpasar yang beralamat di Jalan Raya Puputan No. 9 Niti Mandala Renon,

Denpasar.

1.3.2 Jenis data dan sumber data

1. Data Menurut Sifatnya

Data kualitatif adalah data yang dikumpulkan tidak berbentuk angka-angka dan

tidak dapat dihitung (Sugiono, 1999:14). Data kualitatif dalam penelitian ini

adalah sejarah berdirinya perusahaan atau gambaran umumnya, struktur

organisasi dan keanggotaannya, serta prosedur penyelesaian klaim Asuransi

Kredit.

4

Page 5: LAPORAN KPM

2. Data Menurut Sumbernya :

a. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh dan dicatat secara langsung dari

sumbernya melalui wawancara (Sugiono, 1999:130), yaitu dengan karyawan

PT. Asuransi Kredit Indonesia Cabang Denpasar. Dalam hal ini mengenai

penyelesaian klaim Asuransi Kredit pada PT. Asuransi Kredit Indonesia

Cabang Denpasar.

b. Data Sekunder

Data Sekunder adalah data yang bukan dari pengumpulan dan pengolahan

sendiri tapi dilakukan oleh pihak-pihak lain dalam perusahaan dimana

penelitian dilakukan (Sugiono, 1999:130) yaitu berupa data-data yang terdapat

pada dokumen atau pustaka-pustaka dan dari sumber lainnya.

1.3.3 Metode pengumpulan data

Terdapat tiga metode pengumpulan data, yaitu melalui:

a. Observasi

Observasi adalah cara pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan secara

langsung terhadap objek laporan, serta pencatatan secara sistematis mengenai

perkembangan data yang dibutuhkan (Sugiono, 1999:138) antara lain data

mengenai proses penyelesaian klaim Asuransi Kredit dan dokumen-dokumen

yang dibutuhkan.

5

Page 6: LAPORAN KPM

b. Wawancara

Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya

jawab langsung dengan pihak yang berkaitan (Sugiono, 1999:130), yaitu

karyawan PT. Asuransi Kredit Indonesia Cabang Denpasar tentang masalah yang

akan dilaporkan. Misalnya mengenai prosedur penyelesaian klaim Asuransi

Kredit.

c. Pustaka

Teknik ini ditempuh dengan jalan mempelajari buku-buku yang diperlukan untuk

memperoleh data yang berkaitan dengan penelitian ini.

1.3.4 Teknik analisis data

Teknik analisis data yang digunakan dalam laporan ini adalah teknik analisis

kualitatif yang bersifat deskriptif yaitu suatu teknik analisis yang menggambarkan

atau menjelaskan informasi mengenai prosedur penyelesaian klaim Asuransi Kredit

pada PT. Asuransi Kredit Indonesia Cabang Denpasar.

6

Page 7: LAPORAN KPM

1.4 Sistematika Penyajian

Untuk memberikan gambaran secara garis besar mengenai isi dan susunan

laporan ini, maka berikut ini dikemukakan penjabaran masing-masing bab sebagai

berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, tujuan

penelitian dan kegunaan penelitian, metode penelitian, dan

sistematika penyajian laporan.

BAB II : TINJAUAN TEORITIS

Pada bab ini diuraikan mengenai landasan teori yang relevan dengan

judul laporan.

BAB III : PEMBAHASAN

Menguraikan tentang gambaran umum perusahaan, struktur

organisasi, deskripsi pekerjaan selama KPM, serta prosedur

penyelesaian klaim Asuransi Kredit pada PT. Asuransi Kredit

Indonesia Cabang Denpasar.

BAB IV : PENUTUP

Bab ini menguraikan simpulan-simpulan yang didapat dari hasil

penelitian dan saran-saran yang didasarkan atas simpulan yang ada.

7

Page 8: LAPORAN KPM

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Pengertian Sistem Akuntansi

Pengertian Sistem Akuntansi menurut Mulyadi (2001:3) adalah organisasi

formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa, untuk menyediakan

informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan

pengelolaan perusahaan.

Menurut Yusuf (2000:14) Sistem Akuntansi suatu organisasi terdiri dari

metode, catatan-catatan yang dibuat untuk mengidentifikasikan, mengumpulkan,

menganalisis, mencatat, dan melaporkan transaksi-transaksi organisasi dan

menyelenggarakan pertanggungjawaban bagi aktiva dan kewajiban yang berkaitan.

Sesuai dengan pengertian di atas, dapat kita ketahui bahwa elemen-elemen dari

suatu Sistem Akuntansi adalah:

a. Formulir

b. Prosedur

c. Catatan-catatan data

d. Laporan

Pembahasan tentang Sistem Akuntansi tidak bisa lepas dari sistem pengendalian

intern, sebab sistem akuntansi yang ditetapkan dalam perusahaan harus dapat

mencapai tingkat pengendalian intern itu sendiri.

8

8

Page 9: LAPORAN KPM

2.2 Pengertian Prosedur

Mulyadi (2001:5) memberikan definisi Prosedur sebagai suatu urutan kegiatan

klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen/lebih, yang

dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi

berulang-ulang. Komaruddin (1994:27) mendefinisikan Prosedur sebagai suatu

rangkaian tindakan yang ditetapkan lebih dahulu, yang harus dilalui untuk

mengerjakan suatu tugas.

Zaki Baridwan (2000:3) mendefinisikan Prosedur adalah suatu urutan-urutan

klerikal yang biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu bagian atau lebih

disusun untuk menjamin adanya perlakuan yang sama terhadap transaksi-transaksi

perusahaan yang sering terjadi.

Dalam kaitannya dengan penulisan laporan ini, maka pembahasan yang

dimaksud mengenai prosedur penyelesaian klaim Asuransi Kredit adalah tata cara

atau urutan kerja yang teratur yang harus dilakukan oleh PT. Asuransi Kredit

Indonesia Cabang Denpasar (penanggung) agar benar dan sesuai dengan ketentuan.

2.3 Pengertian Struktur Pengendalian Intern

Pengertian Struktur Pengendalian Intern menurut Agoes (1999:16) adalah

kebijakan dan prosedur yang ditetapkan untuk memperoleh keyakinan yang memadai

bahwa tujuan satuan usaha yang spesifik dapat dicapai.

9

Page 10: LAPORAN KPM

Menurut Yusuf (2000:174), Struktur Pengendalian Intern perusahaan terdiri dari

kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur untuk menyediakan jaminan yang

memadai bahwa tujuan-tujuan perusahaan dapat dicapai.

Struktur Pengendalian Intern terdiri dari tiga elemen yaitu:

a. Lingkungan pengendalian

Lingkungan pengendalian suatu organisasi merupakan dampak kolektif dari

berbagai faktor dalam menerapkan, meningkatkan atau memperbaiki

efektivitas kebijakan dan prosedur-prosedur tertentu.

b. Sistem akuntansi

Sistem akuntansi suatu organisasi terdiri dari metode dan catatan-catatan

yang dibuat untuk mengidentifikasikan, mengumpulkan, menganalisis,

mencatat, dan melaporkan transaksi-transaksi organisasi dan

menyelenggarakan pertanggungjawaban bagi aktiva dan kewajiban yang

berkaitan. Sistem akuntansi dalam suatu perusahaan dapat berbentuk

kompleks maupun sederhana.

c. Prosedur-prosedur pengendalian

Prosedur-prosedur pengendalian merupakan kebijakan dan prosedur-prosedur

yang tercakup dalam lingkungan pengendalian dan sistem akuntansi yang

harus ditetapkan oleh manajemen untuk memberikan jaminan yang memadai

bahwa tujuan tertentu akan tercapai.

10

Page 11: LAPORAN KPM

Konsep Struktur Pengendalian Intern didasarkan pada dua premis utama.

Premis ini adalah:

a. Tanggung Jawab Manajemen

Manajemen sendiri bertanggungjawab untuk menetapkan dan

menyelenggarakan Struktur Pengendalian Intern. Meskipun tanggung jawab

tertentu dapat didelegasikan kepada bawahan, tanggung jawab akhir tetaplah

pada manajemen.

b. Jaminan yang Memadai

Konsep jaminan yang memadai dikaitkan dengan manfaat dan biaya

pengendalian. Manajemen yang hati-hati tidak akan menghabiskan biaya

untuk manfaat pengendalian yang lebih kecil dari biayanya.

Struktur Pengendalian Intern bertujuan untuk:

a. Menjaga kekayaan organisasi.

b. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi.

c. Mendorong efisiensi.

d. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.

Selain memiliki tujuan yang pasti, Struktur Pengendalian Intern didukung oleh

unsur-unsur pokok, yaitu:

a. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara

tegas.

b. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan

terhadap kekayaan, utang, pendapatan, dan biaya.

11

Page 12: LAPORAN KPM

c. Praktek yang sehat dalam melaksanakan fungsi-fungsi setiap unit organisasi.

d. Karyawan yang bermutu serta bertanggungjawab.

2.4 Pengertian Asuransi

Asuransi timbul karena adanya perasaan was-was dan unsur ketidakpastian

menyangkut hari-hari yang akan datang. Ketidakpastian menyangkut kemungkinan

timbulnya kerugian yang belum pasti akan resiko yang terjadi. Dalam menanggulangi

resiko yang mungkin terjadi , masyarakat dapat melimpahkan kepada pihak lain yang

bersedia menerima pelimpahan resiko. Pihak yang menerima pelimpahan resiko

disebut penanggung, sedangkan pihak yang melimpahkan resiko disebut tertanggung.

Di dalam Pasal 426 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) disebut

bahwa ”Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian dengan mana seorang

penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu

premi, untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan

atau kehilangan keuntungan yang tidak diharapkan, yang mungkin akan diderita

karena suatu peristiwa yang tak tentu.

Menurut Salim (2000:1) menyatakan bahwa Asuransi adalah suatu kemauan

untuk menetapkan kerugian-kerugian kecil sedikitnya sudah pasti sebagai pengganti

(substitusi) kerugian-kerugian besar yang belum pasti. Menurut Darmawi (2004:2),

menyatakan bahwa definisi Asuransi bisa diberikan dari berbagai sudut pandang,

yaitu:

12

Page 13: LAPORAN KPM

1. Dalam sudut pandang ekonomi, Asuransi merupakan suatu metode untuk

mengurangi resiko dengan jalan memindahkan dan mengkombinasikan

ketidakpastian akan adanya kerugian keuangan (financial).

2. Dalam sudut pandang hukum, Asuransi merupakan suatu kontrak (perjanjian)

pertanggungan resiko antara tertanggung dengan penanggung. Jadi,

tertanggung mempertukarkan kerugian besar yang mungkin terjadi dengan

pembayaran tertentu yang relatif kecil.

3. Menurut pandangan bisnis, Asuransi adalah sebuah perusahaan yang usaha

utamanya menerima atau menjual jasa, pemindahan resiko dari pihak lain, dan

memperoleh keuntungan dengan berbagai resiko di antara sejumlah besar

nasabahnya.

4. Dari sudut pandang sosial, Asuransi didefinisikan sebagai organisasi sosial

yang menerima pemindahan resiko dan mengumpulkan dana dari anggota-

anggotanya guna membayar kerugian yang mungkin terjadi pada masing-

masing anggota tersebut.

5. Dalam pandangan matematika, Asuransi merupakan aplikasi matematika

dalam memperhitungkan biaya dan faedah pertanggungan resiko. Hukum

probabilitas dan teknik statistik dipergunakan untuk mencapai hasil yang

dapat diramalkan.

13

Page 14: LAPORAN KPM

Jadi, dari pengertian-pengertian di atas tersebut dapat disimpulkan bahwa,

Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih dimana pihak penanggung

mengikatkan diri kepada pihak tertanggung dengan menerima premi asuransi untuk

memberikan penggantian apabila pihak tertanggung mengalami kerugian, kerusakan

atau kehilangan yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti untuk memberikan

suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang

dipertanggungjawabkan.

2.5 Pengertian Polis

Menurut PT. Asuransi Kredit Indonesia, Polis didefinisikan sebagai akte

perjanjian asuransi yang dikeluarkan oleh perusahaan asuransi untuk nasabah.

Kontrak asuransi dikenal dengan sebutan Polis Asuransi, dimana polis asuransi

ini juga diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) yang pada

dasarnya mencakup hal-hal sebagai berikut:

1. Hari diadakannya penutupan asuransi

2. Nama tertanggung

3. Objek pertanggungan

4. Nilai pertanggungan

5. Premi asuransi

6. Waktu mulai berlaku dan berakhirnya pertanggungan

14

Page 15: LAPORAN KPM

7. Resiko yang dijamin

8. Persyaratan-persyaratan

9. Kondisi-kondisi

2.6 Pengertian Klaim

Menurut Komaruddin (1994:32), Klaim adalah tagihan atau hak atas tagihan

yang belum lunas.

Pengertian Klaim dan manfaat asuransi menurut Ikatan Akuntansi Indonesia

dalam PSAK (1999:36.3) adalah suatu beban yang terdiri dari: Klaim dan manfaat

asuransi yang pembayarannya didasarkan pada terjadinya peristiwa yang

diasuransikan, yaitu klaim kematian, klaim cacat dan klaim jaminan kesehatan, klaim

dan manfaat karena jatuh tempo, serta klaim dan manfaat karena pembatalan. Klaim

meliputi klaim yang telah disetujui (Settled Claims), klaim dalam proses penyelesaian

(Outstanding Claims), klaim yang terjadi namun belum dilaporkan, dan klaim yang

ditolak.

2.7 Pengertian Kredit

Menurut Undang-Undang Perbankan No.10 tahun 1998, Kredit adalah

penyediaan uang tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan

persetujuan atau kesepakatan pinjaman meminjam antara bank dengan pihak lain

15

Page 16: LAPORAN KPM

yang mewajibkan pihak peminjam melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu

dengan pemberian bunga.

Dalam arti luas Kredit diartikan sebagai kepercayaan. Begitu pula dalam bahasa

latin kredit berarti ”credere” artinya percaya. Maksud dari percaya bagi si pemberi

kredit adalah ia percaya kepada si penerima kredit bahwa kredit yang disalurkan pasti

akan dikembalikan sesuai perjanjian. Sedangkan bagi si penerima kredit merupakan

penerimaan kepercayaan sehingga mempunyai kewajiban untuk membayar sesuai

jangka waktu.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Kredit merupakan kepercayaan

dari orang atau suatu badan untuk meminjamkan sesuatu kepada orang atau suatu

badan lain yang dipercaya dan berkewajiban untuk melunasi hutangnya dalam jangka

waktu tertentu yang telah disepakati dalam suatu perjanjian. Selain itu dapat

disimpulkan bahwa ada dua aspek yang timbul, yaitu aspek yuridis dan ekonomi.

Aspek yuridis yaitu bahwa kedua belah pihak mengikat diri dalam suatu perjanjian

kredit dimana kedua belah pihak mengikat diri dalam suatu perjanjian kredit dimana

kedua belah pihak masing-masing mempunyai hak dan kewajiban, serta akan timbul

sanksi jika perjanjian tersebut dilanggar. Aspek ekonomi yaitu adanya pembayaran

bunga oleh yang menerima pinjaman sebagai keuntungan kreditur atas jasa yang

diberikan.

16

Page 17: LAPORAN KPM

2.8 Pengertian Asuransi Kredit

PT. Asuransi Kredit Indonesia memberikan definisi Asuransi Kredit sebagai

suatu perjanjian antara 2 pihak yaitu pihak pertama (penanggung) dimana dalam hal

ini PT. Asuransi Kredit Indonesia Cabang Denpasar memberikan jaminan kepada

pihak kedua (tertanggung), yaitu Bank atau lembaga keuangan non Bank lainnya.

Pihak tertanggung akan mempertanggungkan debiturnya kepada pihak penanggung

untuk menghindari terjadinya kerugian yang besar akibat kredit macet. Dalam

melaksanakan fungsi dan peranannya, kerjasama antara PT. Asuransi Kredit

Indonesia Cabang Denpasar dengan perbankan atau lembaga keuangan non bank

lainnya terlebih dahulu ditandai dengan penandatanganan Perjanjian Asuransi Kredit

(PAK) guna mengatur hak dan kewajiban masing-masing pihak dalam menjalin

hubungan bisnis tersebut.

2.9 Manfaat Asuransi Kredit Bank

Manfaat yang dapat dinikmati pengguna jasa Asuransi Kredit , yaitu :

a) Membantu Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam rangka

pemenuhan kekurangan persyaratan atas penyerahan barang jaminan yang

ditetapkan oleh lembaga pembiayaan keuangan baik bank maupun non bank.

b) Membantu lembaga keuangan bank, non bank dan badan usaha pemberi kredit

untuk mengalihkan sebagian resiko finansial atas kegagalan kewajiban

pengembalian kredit oleh UMKM.

17

Page 18: LAPORAN KPM

2.10 Jenis Kredit Yang Dapat Dijamin Oleh PT Asuransi Kredit Indonesia

a) Kredit dengan plafond per debitur diatas Rp. 500.000.000,00

b) Kredit dengan plafond per debitur dibawah Rp. 500.000.000,00; dengan

persyaratan baik jumlah debitur maupun manajemen pengelolaan dikategorikan

masal (berkelompok)

2.11 Syarat – Syarat Permintaan Asuransi Kredit

Permintaan Asuransi Kredit dilaksanakan secara kasus per kasus ke

PT. Asuransi Kredit Indonesia dengan melampirkan dokumen sebagai berikut :

a) Profil perusahaan calon debitur

b) Copy atau tembusan permohonan kredit dari debitur kepada bank atau lembaga

pembiayaan keuangan lainnya

c) Copy neraca keuangan, laba atau rugi dan cash flow untuk 2 tahun terakhir

d) Surat Pernyataan Kesanggupan Membayar Ganti Rugi (SPKMGR)

2.12 Dokumen – Dokumen Yang Diperlukan Dalam Mengajukan Klaim

Asuransi Kredit

a) Surat Tuntutan Ganti Rugi (STGR) atau surat klaim dari bank atau lembaga

keuangan non bank lainnya yang antara lain memuat besarnya kerugian

18

Page 19: LAPORAN KPM

b) Tembusan perjanjian kredit atau copy perjanjian kredit yang dilegalisir.

Biasanya disebut Surat Pengakuan Hutang (SPH)

c) Rekening koran (R/C) atau kartu pinjaman

d) Copy berita acara pemeriksaan setempat

e) Data pendukung lainnya sesuai persyaratan dalam Perjanjian Asuransi Kredit

(PAK) dan Confirmation Letter (CL)

19

Page 20: LAPORAN KPM

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Gambaran Umum Perusahaan

3.1.1 Sejarah berdirinya PT. Asuransi Kredit Indonesia.

Perseroan Terbatas Asuransi Kredit Indonesia (PT. ASKRINDO) adalah Badan

Usaha Milik Negara (BUMN) yang didirikan pada tanggal 6 April 1971 berdasarkan

Peraturan Pemerintah Nomor 1 tahun 1971 tanggal 11 Januari 1971. PT. Asuransi

Kredit Indonesia didirikan berdasarkan Akte Notaris Achmad Kadijono.

Perusahaan ini memiliki struktur pemodalan antara lain Bank Indonesia dengan

komposisi saham 55% dan Departemen Keuangan dengan komposisi saham 45%.

Tujuan dari pendirian perusahaan ini adalah membantu kelancaran

pengarahan dan pengamanan perkreditan bank-bank terutama di bidang Usaha Mikro

Kecil dan Menengah (UMKM). Dalam situasi dan Kondisi seperti saat ini, tidak

sedikit UMKM yang menghadapi permasalahan dalam mengembangkan usaha,

khususnya dalam permodalan. Kelemahan tersebut sulit ditutupi oleh pinjaman

perbankan karena seringkali UMKM tidak dapat memenuhi persyaratan dalam

pemberian pinjaman yang ditetapkan oleh pihak bank. Maka, untuk membantu

UMKM, Pemerintah mendirikan PT. Asuransi Kredit Indonesia yang biasa disingkat

PT. ASKRINDO. Dengan menerima sejumlah premi, PT. Asuransi Kredit Indonesia

akan memberikan ganti rugi kepada pihak pemberi kredit, apabila UMKM mengalami

kegagalan dalam pengembalian kredit. Jasa ini disebut Asuransi Kredit.

20

20

Page 21: LAPORAN KPM

3.1.2 Visi dan Misi PT. Asuransi Kredit Indonesia.

1. Visi Perusahaan adalah:

"Menjadi perusahaan asuransi yang sehat, handal dan terpercaya yang

berorientasi pada pengembangan UMKM".

2. Misi Perusahaan adalah:

"Mendukung pelaksanaan dan kebijakan serta program pemerintah di bidang

ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, terutama dalam

menciptakan UMKM yang tangguh."

3.1.3 Struktur organisasi perusahaan

Dalam suatu perusahaan, baik besar maupun kecil tentulah mempunyai struktur

organisasi. Organisasi adalah sekelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai

tujuan. Sedangkan struktur organisasi adalah wadah kerja yang harmonis antara

setiap orang untuk mencapai tujuan bersama. Dari struktur organisasi akan terlihat

kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh masing-masing bagian. Dengan demikian

akan meningkatkan adanya pembagian kerja dan spesialisasi pekerjaan diantara

masing - masing bagian.

Berdasarkan hubungan pola kerja dan tanggung jawab PT. ASKRINDO

menggunakan struktur organisasi garis, yaitu suatu bentuk organisasi yang tugasnya

datang dari atasan kepada bawahan dan tanggung jawab datangnya dari bawahan

kepada atasan Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada struktur organisasi dibawah

ini :

21

Page 22: LAPORAN KPM

Gambar 3.1

STRUKTUR ORGANISASI

PT. ASURANSI KREDIT INDONESIA

(PERSERO) KANTOR CABANG DENPASAR

DIREKSI

KEPALA KANTOR

CABANG

KEPALA SEKSI

PERTANGGUNGAN

KEPALA SEKSI KLAIM

& SUBROGASI

KEPALA SEKSI

KEUANGAN DAN

AKUNTANSI

AKUNTANSISTAF/KARYAWAN STAF/KARYAWAN STAF/KARYAWAN

Sumber: Surat Keputusan Direksi PT. Asuransi Kredit Indonesia tahun 2005

Adapun tugas dan wewenang masing-masing bagian adalah sebagai berikut:

a. Kepala Kantor Cabang

1) Mengusahakan kelancaran pelaksanaan operasional sehari-hari perusahaan.

2) Mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan tugas-tugas pada semua bagian.

22

Page 23: LAPORAN KPM

3) Membangun dan membina citra baik perusahaan di wilayah kerja.

4) Mengelola penggunaan dana, mempertanggungjawabkan keuangan dalam

penyelenggaraan administrasi yang berkaitan dengan seluruh kegiatan Kantor

Cabang yang dipimpinnya.

5) Mengelola pcnutupan pertanggungan baik secara individual/massal sesuai

dengan sistem dan prosedur.

6) Mengelola proses penyelesaian klaim sesuai dengan sistem prosedur yang

ditetapkan.

b. Kepala Seksi Pertanggungan:

1) Melaksanakan akseptasi penutupan pertanggungan secara kasus demi kasus

dan secara otomatis sesuai dengan perjanjian yang ada.

2) Melaksanakan produksi penutupan pertanggungan secara kasus demi kasus

dan secara otornatis sesuai dengan perjanjian yang ada.

3) Mengupayakan pencapaian target premi asuransi kredit Surety Bond dan

Custom Bond dan jasa lainnya sesuai dengan anggaran premi yang telah

ditetapkan dalam kaitan penutupan pertanggungan secara kasus demi kasus

dan secara otomatis.

c. Kepala Seksi Klaim dan Subrogasi

1) Memelihara, menilai dan memberikan saran penyempurnaan terhadap sistem

dan prosedur di lingkungan klaim dan subrogasi.

2) Melaksanakan analisa terhadap segenap surat tuntutan ganti rugi atau klaim.

23

Page 24: LAPORAN KPM

3) Melaksanakan kegiatan administrasi piutang subrogasi dan penagihan

recoveries.

4) Melaksanakan kearsipan seksi klaim dan subrogasi serta laporan lainnya

secara periodik kepada atasan.

d. Kepala Seksi Keuangan dan akuntansi.

1) Melakukan kegiatan pembukuan di wilayah Kantor Cabang.

2) Melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan administrasi perpajakan.

3) Melaksanakan kegiatan sekretariat dan hubungan masyarakat di

Kantor Cabang.

4) Melaksanakan kegiatan umum dan personalia di Kantor Cabang.

3.1.4 Bidang usaha

Produk PT. Asuransi Kredit Indonesia digolongkan dalam 2 jenis bidang

usaha yaitu:

1. Penjaminan

a. Penjaminan Kredit Bank

Merupakan salah satu layanan untuk memberikan penutupan

pertanggungan kepada perbankan atau lembaga keuangan non bank lainnya atas

resiko kredit yang diberikan kepada UMKM.

Manfaat Penjaminan Kredit Bank :

1) Memperbesar akses pengusaha kecil terhadap sumber pembiayaan.

24

Page 25: LAPORAN KPM

2) Mengurangi resiko yang dihadapi bank atau lembaga keuangan non

bank lainnya atas pemberian kredit kepada UMKM.

b. Penjaminan Kredit Perdagangan

Merupakan layanan untuk menutup resiko komersial akibat tidak

dibayarnya piutang dagang dari transaksi perdagangan secara kredit antara

produsen dengan konsumen.

Manfaat Penjaminan Kredit Perdagangan :

1) Mengurangi manajemen resiko produsen

2) Mengurangi piutang ragu-ragu produsen

3) Meningkatkan volume penjualan

4) Membantu perluasan pasar.

2. Askred dan Surety

a. Surety Bond

Merupakan salah satu layanan yang memberikan jaminan kepada pemilik

proyek (Obligee) terhadap kerugian yang timbul akibat Principal tidak

dapat menyelesaikan kewajibannya.

Manfaat Surety Bond:

1) Memperoleh kepastian bahwa Principal akan melaksanakan

kewajibannya kepada Obligee.

2) Membantu Principal untuk menjaga likuiditas keuangannya.

25

Page 26: LAPORAN KPM

b. Customs Bond

Merupakan salah satu layanan untuk memberikan jaminan atas fasilitas

kepabeanan, fasilitas penangguhan/pembebasan bea masuk barang impor dan

pungutan negara lainnya bagi kepentingan bea dan cukai. Jaminan diberikan

kepada Principal/Importir/Produsen eksportir. Manfaat Customs Bond:

1) Principal dapat memelihara likuiditas keuangannya.

2) Principal dapat dengan mudah memperoleh customs bond.

c. Penjamin Letter of Credit Impor (L/C) dan KMK ekspor (Kredit Modal Kerja)

Merupakan layanan perusahaan berupa jaminan yang diberikan kepada Bank

Umum Devisa (Penerima jaminan) terhadap kemungkinan timbulnya

kerugian akibat terjamin (Importir/Produsen Eksportir) tidak dapat memenuhi

kewajibannya melunasi pembayaran kepada penerima jaminan atas Letter Of

Credit Impor dan Kredit modal kecil ekspor.

Manfaat pinjaman L/C impor dan KMK Ekspor:

1) Mengurangi risiko financial yang dihadapi Bank devisa pembuka L/C,

yang timbul akibat ketidakmampuan importir melunasi L/C Importir.

2) Membantu eksportir memperoleh akses pembiayaan dari bank untuk

keperluan proses produksi barang untuk diekspor dan atau barang yang

diimpor.

26

Page 27: LAPORAN KPM

3.2 Deskripsi Pekerjaan selama Melaksanakan KPM

Pekerjaan – pekerjaan yang ditugaskan selama penulisan melaksanakan KPM di

PT. Asuransi Kredit Indonesia adalah sebagai berikut :

a. Memilah data arsip klaim yang disetujui dan di tolak berdasarkan nama bank,

cabang, dan tahun.

b. Menginput data arsip klaim yang telah dipilah tersebut ke dalam data arsip klaim

disetujui dan data arsip klaim ditolak di komputer, kemudian diurutkan

berdasarkan No. Claim Settlement.

c. Mengetik amplop surat menggunakan mesin tik elektronik.

d. Mengentry data recoveries ke dalam komputer menggunakan program Sistem

Komputerisasi Terpadu (SKT).

e. Memilah dan menyesuaikan Kartu Penerimaan Recoveries (KPR) dengan bukti

Bank.

f. Memfile Laporan Nasabah Menunggak (LNM), Laporan Realisasi Kredit

(LRK), dan bukti bank recoveries.

g. Meregister surat klaim yang masuk, dan klaim yang disetujui.

h. Memfotocopy Laporan Nasabah Menunggak (LNM), Laporan Realisasi Kredit

(LRK), surat klaim yang masuk, dan lain sebagainya.

i. Mencari Nota Penutupan Pertanggungan (NPP) beserta Deklarasi Jumlah

Pertanggungan (DJP) dan difotocopy.

j. Mengurutkan data arsip klaim yang masuk

k. Memfaks surat klaim yang disetujui dan surat ucapan terima kasih.

27

Page 28: LAPORAN KPM

3.3 Sebab – sebab Terjadinya Klaim Asuransi Kredit

Klaim Asuransi Kredit diajukan oleh tertanggung (Bank atau lembaga keuangan

non bank lainnya) kepada PT. Asuransi Kredit Indonesia Cabang Denpasar apabila

debitur yang dipertanggungkan tidak dapat melunasi kreditnya. Adapun sebab-sebab

terjadinya klaim Asuransi Kredit, antara lain:

a. Debitur tertanggung tidak dapat melunasi kreditnya pada saat kredit yang

bersangkutan jatuh tempo dengan ketentuan usaha debitur terganggu sudah tidak

dapat berjalan lagi

b. Debitur dinyatakan pailit oleh pengadilan Negeri

c. Debitur dinyatakan likuidasi berdasarkan keputusan pengadilan

d. Debitur ditetapkan dibawah pengampunan sepanjang debitur bukan badan hukum

e. Debitur melarikan diri/hilang/tidak diketahui alamatnnya

f. Terjadi penarikan kembali kredit sebelum jangka waktu kredit berakhir dengan

syarat :

1. Jangka waktu kredit lebih dari 2

tahun

2. Untuk mencegah / mengurangi

kerugian yang lebih besar

3. Terdapat penyimpangan yang

dilakukan oleh debitur

3.4 Prosedur Pengajuan dan Penerimaan Surat Klaim Asuransi Kredit

28

Page 29: LAPORAN KPM

Hak tertanggung (Bank atau lembaga keuangan non bank lainnya) mengajukan

klaim mulai timbul pada saat setelah tiga (3) bulan terhitung dari tanggal jatuh tempo

kredit atau setelah 3 (tiga) bulan dari tanggal penghentian fasilitas kredit.

Tertanggung (Bank atau lembaga keuangan non bank lainnya) hanya berhak atas

klaim apabila debitur yang bersangkutan telah dilaporkan menunggak pada periode

Laporan Realisasi Kredit (LRK) atau Laporan Nasabah Menunggak (LNM) minimal

tiga bulan sebelum timbulnya hak klaim.

Adapun prosedur pengajuan dan penerimaan surat klaim pada PT. Asuransi

Kredit Indonesia Cabang Denpasar, yaitu :

a. Tertanggung mengajukan Surat Tuntutan Ganti Rugi (STGR) atau surat klaim

yang dilampiri dengan :

1) Tembusan perjanjian kredit/copy perjanjian kredit yang dilegalisir. Biasanya

disebut Surat Pengakuan Hutang (SPH)

2) Rekening koran (R/C) / kartu pinjaman

3) Copy Berita Acara Pemeriksaan setempat

4) Data pendukung lainnya sesuai persyaratan dalam Perjanjian Asuransi Kredit

(PAK) dan Confirmation Letter (CL). Misalnya Rencana Usaha Bersama

(RUB), Laporan Kunjungan Nasabah (LKN), surat permohonan kredit, surat

peringatan tunggakan, dan lain sebagainya.

Surat Tuntutan Ganti Rugi (STGR) beserta lampirannya masing-masing 1

rangkap diajukan oleh Tertanggung.

29

Page 30: LAPORAN KPM

b. Surat Tuntutan Ganti Rugi (STGR) atau surat klaim tersebut diterima oleh seksi

administrasi dan keuangan sesuai dengan prosedur penerimaan surat masuk, dan

disampaikan ke seksi klaim dan subrogasi.

c. Petugas Administrasi Klaim kemudian melakukan pencatatan data Tuntutan Ganti

Rugi (diregistrasi) ke dalam buku register klaim masuk.

d. Petugas Administrasi Klaim melakukan input data Tuntutan Ganti Rugi (TGR)

dan mencetak Form Analisa untuk proses penyelesaian klaim.

e. Form Analisa, berkas TGR, dan lampirannya diserahkan kepada Analis untuk

proses penyelesaian klaim. (A)

Selanjutnya untuk lebih jelasnya mengenai prosedur pengajuan dan

penerimaan surat klaim dapat dilihat pada gambar 3.2.

30

Page 31: LAPORAN KPM

Gambar 3.2

Prosedur Pengajuan Dan Penerimaan Surat Klaim

Sumber : PT. Asuransi Kredit Indonesia Tahun 1999

31

Lampiran

STGR PenerimaanSTGR

Lampiran

TGR

Form Analisa

Input Data TGR dan Cetak Form Analisa

A

Seksi Klaim & Subrogasi Bank

Tertanggung

1

Lampiran

STGR1

11

Pencatatan ke BK Register Klaim

Masuk

Seksi Administrasi

dan Keuangan

Page 32: LAPORAN KPM

Keterangan : STGR : Surat Tuntutan Ganti Rugi

3.5 Prosedur Penyelesaian Klaim Asuransi Kredit

Dalam penyelesaian klaim Asuransi Kredit pada PT. Asuransi Kredit Indonesia,

pihak tertanggung harus memenuhi persyaratan dalam menyerahkan dokumen -

dokumen yang diperlukan. Apabila data – data atau dokumen tersebut belum lengkap

maka seksi klaim berhak meminta pada pihak tertanggung untuk melengkapi data –

data yang kurang sesuai dengan yang tercantum dalam Perjanjian Asuransi Kredit

(PAK). Analis akan memulai proses penyelesaian klaim setelah data atau dokumen

yang diperlukan lengkap dengan menggunakan Form Analisa. Terdapat dua (2) hasil

analisa Tuntutan Ganti Rugi (TGR), yaitu :

a. Klaim Disetujui

1) Apabila dari hasil penelitian ternyata Tuntutan Ganti Rugi / Klaim memenuhi

syarat, lakukan perhitungan ganti rugi dari hasil perhitungan ganti rugi sesuai

dengan yang tercantum dalam Perjanjian Asuransi Kredit (PAK).

2) Apabila jumlah klaim tersebut Rp 200.000.000,00 ke bawah maka keputusan

berada dibawah wewenang Kantor Cabang.

3) Apabila jumlah klaim tersebut diatas Rp 200.000.000,00 maka keputusan

berada dibawah wewenang Kantor Pusat.

Wewenang Kantor Cabang :

32

Page 33: LAPORAN KPM

a) Analis seksi klaim Kantor Cabang melakukan analisa penyelesaian klaim

berdasarkan Form Analisa, berkas TGR, dan lampirannya.

b) Apabila dari hasil penelitian ternyata Tuntutan Ganti Rugi / Klaim memenuhi

syarat, lakukan perhitungan ganti rugi dari hasil perhitungan ganti rugi sesuai

dengan yang tercantum dalam Perjanjian Asuransi Kredit (PAK).

c) Analis kemudian membuat Usulan/Memorandum Persetujuan Pembayaran

Klaim yang akan diajukan kepada Kepala Cabang PT. ASKRINDO.

d) Kepala Cabang memberikan persetujuan dalam hal Usulan Pembayaran

Klaim, Petugas administrasi klaim melakukan entry data persetujuan dan

menerbitkan Claim Settlement serta Surat Perintah Transfer (SPT)/Surat

Permintaan Pemindah Bukuan (SPPB) yang akan digunakan untuk proses

transfer oleh seksi administrasi dan keuangan.

e) Claim Settlement serta Surat Perintah Transfer (SPT)/Surat Permintaan

Pemindah Bukuan (SPPB) setelah diterbitkan harus ditandatangani oleh

Kepala Cabang.

f) Setelah ditandatangani, Claim Settlement serta Surat Perintah Transfer

(SPT)/Surat Permintaan Pemindah Bukuan (SPPB) diserahkan kepada seksi

administrasi dan keuangan yang akan digunakan untuk proses transfer.

g) Berdasarkan Surat Perintah Transfer (SPT)/Surat Permintaan Pemindah

Bukuan (SPPB), seksi administrasi dan keuangan melakukan pembayaran

melalui transfer bank.

33

Page 34: LAPORAN KPM

h) Claim Settlement serta Surat Perintah Transfer (SPT)/Surat Permintaan

Pemindah Bukuan (SPPB) dibuat rangkap empat (4), dimana lampiran ke-1

dan 2 dikirim kepada Cabang Bank Tertanggung dan Kanwil Bank

Tertanggung, lampiran ke-3 diserahkan kepada seksi klaim dan subrogasi

sebagai arsip dari dokumen penyelesaian klaim dan lampiran ke-4 digunakan

sebagai arsip oleh seksi administrasi dan keuangan.

Wewenang Kantor Pusat :

a) Apabila keputusan tersebut menyangkut wewenang Kantor Pusat, maka

Kantor Pusat yang akan memberikan persetujuan/keputusan atas analisa

penyelesaian klaim yang dilakukan oleh Analis Kantor Cabang.

b) Persetujuan klaim tersebut disampaikan ke Kantor Cabang untuk diproses

lebih lanjut sesuai dengan wewenang Kantor Cabang yang telah dijelaskan di

atas.

Selanjutnya untuk lebih jelasnya mengenai prosedur penyelesaian klaim

Asuransi Kredit yang disetujui dapat dilihat pada Gambar 3.3.

34

Page 35: LAPORAN KPM

35

A

lampiran

TGR

Form analisa

Telaah & Disetujui

Disetujui / tidak

Usulan Pembayaran

Usulan pembayaran disetujui

4

3

2

Claim Settlement

1

Ditandatangani oleh kepala cabang

SPT/SPPB3

Claim settlement3

Pencatatan ke BK Register

Arsip

N

4

3

2

Claim Settlement

1

Kirim ke Kanwil bank2

Claim SettlementKirim ke Cabang bank

1

Transfer Pembayara

nR

4

3

2

SPT/SPPB1

SPT/SPPB 4

Claim settlement 4

Pencatatan ke BK register

Arsip

N

Gambar 3.3Prosedur Persetujuan Klaim Asuransi Kredit

Seksi Klaim dan Subrogasi Seksi Administrasi dan Keuangan

Penerbitan

4

3

2

SPT/SPPB1

4

3

2

SPT/SPPB1

Kirim ke Kanwil bank2

SPT/SPPBKirim ke Cabang bank1

Sumber : PT. Asuransi Kredit Indonesia Tahun 1999

Keterangan : SPT : Surat Perintah Transfer

: SPPB : Surat Permintaan Pemindah Bukuan

Page 36: LAPORAN KPM

b. Klaim Ditolak

1) Berdasarkan Form Analisa, berkas TGR, dan lampirannya, Analis melakukan

analisa penyelesaian klaim.

2) Apabila dari hasil penelitian ternyata Tuntutan Ganti Rugi (TGR)/klaim tidak

memenuhi syarat maka permohonan klaim ditolak.

3) Analis seksi klaim membuat usulan penolakan klaim kepada Kepala Cabang

PT. ASKRINDO.

4) Apabila Kepala Cabang menyetujui penolakan klaim maka petugas

administrasi klaim menerbitkan surat penolakan TGR.

Surat penolakan Tuntutan Ganti Rugi dikeluarkan oleh seksi klaim dan

dibuat tiga (3) rangkap. Surat penolakan Tuntutan Ganti Rugi (TGR) lampiran

Ke-1 dan 2 dikirim kepada Cabang Bank tertanggung dan Kanwil bank

tertanggung yang bersangkutan dan surat penolakan Tuntutan Ganti Rugi (TGR)

lampiran Ke-3 digunakan sebagai arsip oleh seksi klaim & subrogasi.

Selanjutnya untuk lebih jelasnya mengenai prosedur penyelesaian klaim

Asuransi Kredit yang ditolak dapat dilihat pada Gambar 3.4.

36

Page 37: LAPORAN KPM

Gambar 3.4Prosedur Penolakan Klaim Asuransi Kredit

BAB IV

PENUTUP

37

Usulan penolakan

A

lampiran

TGR

Form analisa

Telaah & Disetujui

Disetujui / tidak

Usulan penolakan disetujui

3

2

Surat penolakan TGR

1

Ditandatangani oleh kepala cabang

Pencatatan ke BK Register

Arsip

N

3

Kirim ke Kanwil bank2

Surat penolakan TGR dikirim ke Cabang bank

1

Sumber : PT. Asuransi Kredit Indonesia Tahun 1999

Keterangan : TGR = Tuntutan Ganti Rugi

Seksi Klaim dan Subrogasi

Page 38: LAPORAN KPM

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada bab – bab sebelumnya

mengenai prosedur penyelesaian klaim Asuransi Kredit pada PT. Asuransi Kredit

Indonesia Cabang Denpasar, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Prosedur penyelesaian klaim Asuransi Kredit pada PT. Asuransi Kredit

Indonesia Cabang Denpasar didahului dengan mengetahui syarat-syarat yang

harus dipenuhi dalam pengajuan penyelesaian klaim Asuransi Kredit.

2. Prosedur penyelesaian Asuransi Kredit didahului dengan pengajuan dokumen

atau berkas-berkas yang berisi tentang pengajuan klaim sesuai dengan yang

tercantum dalam Perjanjian Asuransi Kredit (PAK) antara penanggung dan

tertanggung. Pihak tertanggung mengajukan langsung ke kantor cabang dan

selanjutnya seksi klaim dan subrogasi akan menindaklanjuti dengan

menganalisa dokumen tersebut.

3. Kantor Cabang dan seksi klaim & subrogasi akan segera memproses

penyelesaian klaim dengan mengecek dokumen tersebut apakah tuntutan

klaim yang diajukan merupakan wewenang kantor cabang atau kantor pusat,

apabila dokumen atau berkas sudah lengkap. Setelah diketahui masing-masing

keputusan kantor cabang atau kantor pusat, maka kantor cabang akan

menerbitkan claim settlement dan SPT/SPPB bila klaim disetujui atau surat

penolakan klaim bila klaim ditolak. Pembayaran klaim dilakukan melalui

bank yang dilaksanakan oleh seksi keuangan dan akuntansi dengan

menggunakan SPT/SPPB.

38

38

Page 39: LAPORAN KPM

4. Semua urutan kegiatan yang dimulai dari prosedur pengajuan klaim sampai

prosedur penyelesaian klaim membentuk suatu sistem yang melibatkan

beberapa orang dengan pembagian kewenangan yang jelas. Pembatasan

pembayaran klaim juga dapat dilihat sebagai suatu usaha untuk mengadakan

pengendalian intern dalam perusahaan, agar kegiatan perusahaan yang saling

berkaitan tidak mengalami kekacauan.

4.2 Saran – Saran

Berdasarkan kesimpulan yang ada maka dapat dikemukakan beberapa saran

yang kiranya dapat bermanfaat bagi PT Asuransi Kredit Indonesia Cabang Denpasar:

1. Sebaiknya kewenangan memutus besarnya penyelesaian klaim kepada PT

Asuransi Kredit Indonesia Cabang Denpasar dapat lebih ditingkatkan,

sehingga dapat mempercepat proses pelayanan klaim kepada mitra kerja PT.

Askrindo.

2. Diharapkan PT. Asuransi Kredit Indonesia Cabang Denpasar melakukan

usaha-usaha yang dapat meminimalkan klaim yang terjadi, misalnya dengan

melakukan kunjungan kepada debitur.

3. Mengupayakan target pencapaian premi yang telah ditetapkan, bila perlu

target dalam pencapaian premi tersebut dapat ditingkatkan.

39