Download - Laporan KKN Bella

Transcript
  • LAPORAN KKN TEMATIK

    Program Keaksaraan Universitas Brawijaya

    KKN KEAKSARAAN PROGRAM PEMBERANTASAN BUTA AKSARA

    LPPM UNIVERSITAS BRAWIJAYA DESA ARGOTIRTO, KECAMATAN SUMBERMANJING WETAN, KABUPATEN MALANG, JAWA TIMUR

  • i | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4

    LAPORAN KULIAH KERJA NYATA TEMATIK

    PROGRAM KEAKSARAAN DASAR

    DI DESA ARGOTIRTO KECAMATAN SUMBERMANING WETAN

    KABUPATEN MALANG

    Disusun oleh :

    Bella Dinna Safitri

    115090700111002

    JURUSAN FISIKA

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    MALANG

    2014

  • ii | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4

    LEMBAR PENGESAHAN

    LAPORAN KULIAH KERJA NYATA TEMATIK

    KEAKSARAAN DASAR

    DI DESA ARGOTIRTO KECAMATAN SUMBERMANJING WETAN

    KABUPATEN MALANG

    Nama : Bella Dinna Safitri

    NIM : 115090700111002

    Program Studi : Fisika Geofisika/S-1

    Fakultas : MIPA

    Menyetujui,

    Koordinator Wilayah Kabupaten Malang

    KKN Tematik Program Keaksaraan Dasar

    Mulyadi

    Mengetahui,

    Ketua Pelaksana KKN Tematik Program Keaksaraan Dasar

    Ir. Agus Tumulyadi, M.P.

    NIP. 19640830 198903 1 002

  • iii | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur sepatutnya dipanjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan

    hidayah-Nya sehingga Laporan Kuliah Kerja Nyata Tematik Program Keaksaraan Dasar di desa

    Argotirto, kecamatan Sumbermanjing Wetan, kabupaten Malang ini dapat diselesaikan dengan

    baik.

    Penulisan Laporan Kuliah Kerja Nyata Tematik Program Keaksaraan Dasar ini tidak

    lepas dari bantuan, petunjuk serta bimbingan dari berbagai pihak sehingga bisa terselesaikan

    dengan baik dan lancar. Sehingga pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan banyak

    terimakasih kepada:

    1. Ir. Agus Tumulyadi, M.P selaku Ketua Pelaksana KKN Tematik Program Keaksaraan Dasar

    dan segenap panitia KKN Tematik Program Keaksaraan Dasar yang telah membantu dan

    mendampingi kami selama kegiatan KKN di lapang serta dalam penyusunan laporan KKN,

    2. Bapak Mulyadi sebagai koordinator segenap tutor desa Argotirto dan seluruh tutor lokal serta

    keluarga yang telah membantu dan membimbing dalam pelaksanaan kegiatan KKN Tematik

    ini, mulai awal hingga akhir,

    3. Vanisa, Mbak Desi, Mas Hendro, Mbak Titis, dan Mas Ciko selaku teman-teman

    seperjuangan selama pelaksanaan kegiatan KKN Tematik di Desa Argotirto,

    4. Seluruh Warga Belajar dan Tutor Lokal di desa Argotirto yang telah menerima kami dan

    terus bersemangat dalam mengikuti kegiatan belajar ini, dan

    5. Semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

    Penulis menyadari Laporan Kuliah Kerja Nyata Tematik Program Keaksaraan ini masih

    jauh dari sempurna. Untuk itu penulisan mohon maaf serta saran dan kritik yang membangun

    sangat kami harapkan demi perbaikan kedepannya. Semoga Laporan Kuliah Kerja Nyata

    Tematik Program Keaksaraan Dasar ini dapat bermanfaat, baik bagi penulis maupun pihak lain

    yang membutuhkan. Amin.

    Malang, 31 Maret 2014

    Penulis

  • iv | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4

    ABSTRAKSI

    KKN atau kuliah kerja nyata, dimana dalam tatanan di masyarakat, mahasiswa

    diharapkan menjadi agen perubahan atau agent of change bagi lingkungan masyarakat, melalui

    KKN diharapkan mahasiswa dapat mengabdikan dirinya dan ilmunya kepada warga masyarakat

    tempat sasaran KKN.

    Dusun atau Kampung dimana kami diterjunkan adalah desa Klepu, kecamatan

    Sumbermanjing Wetan, kabupaten Malang. Berdasarkan hasil observasi kami, didapatkan fakta

    bahwa kegiatan warga desa Argotirto mulanya adalah petani. Di desa warga telah cukup

    banyak yang dapat membaca, menulis, dan berhitung (calistung) walaupun sebagian masih

    belum memiliki kemampuan tersebut. Maka dari itu saya memutuskan untuk membuat program

    yang tidak jauh dari apa yang saya lihat dan rasakan.

    Saya berharap dengan adanya program tersebut wawasan warga desa Argotirto menjadi

    lebih berkembang dan mendapatkan pengetahuan baru. Program yang saya laksanakan

    Alhamdulillah berjalan lancer dan selesai seperti yang saya dan warga rencanakan, walau

    terdapat sedikit pemunduran waktu akibat terhintinya proses kkn saat terjadi bencana merapi,

    namun berkat izin ALLAH SWT akhirnya program KKNT desa Argotirto dapat diselesaikan

    dengan baik.

  • v | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4

    RINGKASAN

    Keaksaraan diperlukan untuk dapat mencari, memperoleh, menggunakan dan mengelola

    informasi untuk meningkatkan mutu hidupnya. Perguruan Tinggi sebagai salah satu motor

    penggerak dibawah naungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dapat ikut berperan aktif

    dalam upaya mewujudkan masyarakat yang tahu akan aksara. Oleh karena itu, Lembaga

    Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Brawijaya bekerjasama

    dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Timur serta Dinas Pendidikan dan

    Kebudayaan Kabupaten Malang menyelenggarakan Kuliah Kerja Nyata Tematik Program

    Inovasi Keaksaraan Tahun 2012/2013. Salah satu desa yang menjadi sasaran pelaksanaan KKN

    Tematik Program Keaksaraan Dasar adalah Desa Argotirto. Desa ini berada di Kecamatan

    Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang dengan mayoritas penduduknya bermata pencaharian

    sebagai pengebun dan merupakan keturunan Madura, sehingga bahasa Madura menjadi bahasa

    sehari-hari. Sebagian besar warga di desa ini buta huruf dan kebanyakan pada usia lanjut. Tujuan

    pelaksanaan KKN Tematik program Keaksaraan Dasar adalah mendorong peran serta perguruan

    tinggi dalam rangka pelaksanaan Pemberantasan Buta Aksara, memberdayakan masyarakat yang

    mandiri melalui program kewirausahaan bercirikan potensi lokal. Kegiatan KKN Tematik ini

    berlangsung dari tanggal 28 September 2013 sampai 28 Desember 2013.

    Materi pembelajaran yang diberikan adalah pengenalan huruf, latihan menulis, dan

    membaca. Kegiatan pembelajaran juga diselingi dengan pemberian materi keterampilan

    kewirausahaan. Hal ini dilakukan untuk menghilangkan kejenuhan dan untuk menarik minat

    masyarakat untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.

    Kondisi awal warga belajar sebagian besar telah mengenal huruf, dapat menulis dan

    membaca. Dengan adanya pemebelajaran melalui program KKN Tematik Keaksaraan Dasar ini,

    kondisi warga belajar makin terampil dan memiliki pengetahuan umum yang lebih luas. Selain

    itu, untuk Warga Belajar yang sebagian kecil lupa huruf dan angka mulai mengalami

    perkembangan yang cukup baik dengan dapat menghafal huruf, sudah mulai lancar dan sedikit

    demi sedikit kemampuan membacanya terbangun meskipun belum sempurna.

  • vi | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4

    Faktor internal yang menjadi penghambat dalam pelaksanaannya adalah kondisi warga

    belajar yang masih malu serta keterbatasan waktu. Permasalahan yang dialami diantaranya

    perbedaan bahasa, kurangnya pengetahuan warga belajar akan pentingnya pembelajaran

    keaksaraan, jenuh, halangan untuk menghadiri pembelajaran, serta kondisi medan yang

    menyulitkan untuk menuju lokasi pembelajaran karena masih berupa tanah dan makadam, karena

    di musim hujan jalan tersebut menjadi licin dan menyulitkan untuk dilalui. Akan tetapi secara

    umum pelaksanaan kegiatan KKN Tematik Program Keaksaraan Dasar ini berjalan dengan baik

    dan lancar dan permasalahan tersebut diatas dapat teratasi dengan bantuan berbagai pihak, baik

    dukungan dari pemerintah desa Argotirto, tokoh masyarakat, pembimbing lapangan atau dari

    tutor lokal dalam pendampingan penyampaian materi menggunakan bahasa yang dimengerti oleh

    warga belajar. Selain itu variasi dalam penyampaian materi juga membantu mengatasi masalah

    kejenuhan yang dialami oleh warga belajar.

  • vii | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4

    DAFTAR ISI

    LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................................ii

    KATA PENGANTAR ....................................................................................................... iii

    ABSTRAKSI ...................................................................................................................... iv

    RINGKASAN ..................................................................................................................... v

    DAFTAR ISI ....................................................................................................................... vii

    DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................................... ix

    BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

    1.1 Latar Belakang .............................................................................................................. 1

    1.2 Tujuan KKN Tematik ................................................................................................... 5

    BAB II METODOLOGI PELAKSANAAN ...................................................................... 5

    2.1 Proses Pelaksanaan dan Program Kegiatan ....................................................................... 6

    2.2 Jadwal Pelaksanaan ...................................................................................................... 8

    2.3 Bahan dan Alat Pembelajaran ....................................................................................... 9

    2.4 Strategi Pembelajaran ...................................................................................................... 10

    2.5 Pelaksanaan Evaluasi Hasil Pembelajaran ......................................................................... 10

    BAB III HASIL PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN (program

    keaksaraan dasar tahap I) ............................................................................................. 13

    3.1 Pembuatan lembaga posdaya keaksaraan ........................................................................... 13

    3.2 Identifikasi warga belajar .............................................................................................. 13

    BAB IV HASIL PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN (program

    keaksaraan lanjutan) .................................................................................................... 19

    4.1 Kondisi Masyarakat ......................................................................................................... 19

    4.2 Kondisi awal Warga Belajar ......................................................................................... 19

    4.3 Sosialisasi ke masyarakat dan Warga Belajar ............................................................... 19

    4.4 Proses Pembelajaran .................................................................................................... 20

    4.5 Tabel Kegiatan ............................................................................................................. 23

    4.6 Tempat dan waktu pembelajaran ....................................................................................... 24

  • viii | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4

    4.7 Proses Pembelajaran Mahasiswa ....................................................................................... 25

    4.8 Tingkat pencapaian hasil pembelajaran ............................................................................. 26

    4.9 Perkembangan dan Kondisi warga belajar di akhir program ....................................... 27

    4.10 Kegiatan keterampilan kewirausahaan Warga Belajar ............................................... 27

    4.11 Kegiatan Kemasyarakatan ......................................................................................... 28

    4.12 Faktor pendorong dan penghambat ............................................................................. 28

    4.13 Permasalahan yang dialami ........................................................................................... 30

    4.14 Upaya untuk mengatasi permasalahan ....................................................................... 30

    BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI .............................................................. 32

    5.1 Kesimpulan ................................................................................................................... 32

    5.2 Rekomendasi ................................................................................................................. 32

    Daftar Pustaka .................................................................................................................... 34

    LAMPIRAN. ....................................................................................................................... 35

  • ix | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1. Daftar Hadir Warga Belajar

    Lampiran 3. Daftar Materi Pembelajaran

    Lampiran 3. Data Tutor Lokal

    Lampiran 4. Dokumentasi Kegiatan

  • 1 | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang (Gambaran lokasi sasaran (potensi/profil desa))

    Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok

    orang yang ditransfer dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan,

    atau penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga

    memungkinkan secara otodidak (Dewey,2004). Setiap pengalaman yang memiliki efek formatif

    pada cara orang berpikir, merasa, atau tindakan dapat dianggap pendidikan. Pendidikan

    umumnya dibagi menjadi tahap seperti prasekolah, sekolah dasar, sekolah menengah dan

    kemudian perguruan tinggi, universitas atau magang.

    Negara berkembang seperti Indonesia biasanya mengalami permasalahan tentang

    pemerataan pendidikan. Kondisi geografis Indonesia yang berupa kepulauan juga menjadi salah

    satu hambatan dalam melakukan pemerataan pendidikan akibat sulitnya daerah-daerah tertentu

    untuk dijangkau secara transportasi. Pemerataan pendidikan di negara ini sangat diperlukan

    dilihat dari satu sisi pendidikan di perkotaan besar seperti di ibu kota yang telah memiliki

    fasilitas sarana prasarana pendidikan yang sangat lengkap yang sangat berbeda jauh dengan

    fasilitas yang diterima oleh peserta didik di daerah terpencil atau tertinggal. Pemusatan

    metropolitas suatu daerah tersebut serta adanya ketertinggalan di daerah lain, dapat dijadikan

    sebuah contoh permasalahan. Ketidakmerataan itu memberikan banyak perbedaan kondisi pada

    masing-masing daerah, sehingga ketersediaan sarana prasarana kehidupan masyarakat di daerah

    tertinggal belum terpenuhi secara optimal. Sayangnya, keterbatasan sarana prasarana tersebut

    termasuk pula dalam bidang pendidikan yang menjadi cikal bakal kemajuan bangsa.

    Pendidikan yang belum merata tersebut menyebabkan timbulnya masalah, salah satunya

    dalah buta aksara. Kebutaaksaraan sangat terkait dengan kemiskinan, keterbelakangan,

    kebodohan serta ketidakberdayan suatu masyarakat. Buta aksara merupakan ketidakmampuan

    seseorang dalam membaca maupun memahami suatu bacaan tertentu. Hal ini masih menjadi

    masalah terutama di negara-negara Asia selatan, arab, dan Afrika utara (40% sampai 50%). Asia

  • 2 | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4

    timur dan Amerika selatan memiliki tingkat buta huruf sekitar 10% sampai 15%. Biasanya,

    tingkat buta aksara dihitung dari persentase populasi dewasa yang bisa menulis dan membaca.

    Buta aksara juga dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan bahasa dan

    menggunakannya untuk mengerti sebuah bacaan, mendengarkan perkataan, mengungkapkannya

    dalam bentuk tulisan, dan berbicara. Dalam perkembangan modern kata ini lalu diartikan sebagai

    kemampuan untuk membaca dan menulis pada tingkat yang baik untuk berkomunikasi dengan

    orang lain, atau dalam taraf bahwa seseorang dapat menyampaikan idenya dalam masyarakat

    yang mampu baca-tulis, sehingga dapat menjadi bagian dari masyarakat tersebut.

    Kemampuan baca-tulis dianggap penting karena melibatkan pembelajaran berkelanjutan

    oleh seseorang sehingga orang tersebut dapat mencapai tujuannya, dimana hal ini berkaitan

    langsung bagaimana seseorang mendapatkan pengetahuan, menggali potensinya, dan

    berpartisipasi penuh dalam masyarakat yang lebih luas.

    Banyak analis kebijakan menganggap angka buta aksara adalah tolak ukur penting dalam

    mempertimbangkan kemampuan sumber daya manusia di suatu daerah. Hal ini didasarkan pada

    pemikiran yang berdalih bahwa melatih orang yang mampu baca-tulis jauh lebih murah daripada

    melatih orang yang buta aksara, dan umumnya orang-orang yang mampu baca-tulis memiliki

    status sosial ekonomi, kesehatan, dan prospek meraih peluang kerja yang lebih baik.

    Argumentasi para analis kebijakan ini juga menganggap kemampuan baca-tulis juga berarti

    peningkatan peluang kerja dan akses yang lebih luas pada pendidikan yang lebih tinggi.

    Pemberantasan buta aksara merupakan pekerjaan yang tidak mudah, namun juga tidak

    mustahil uuntuk dilakukan. Upaya pemberantasan buta aksara saat ini dilakukan berdasarkan

    Instruksi Presiden Nomor 5 tahun 2006 tentang Gerakan Nasional Percepatan Penuntasan Wajib

    Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dan Pemberantasan Buta Aksara.

    Pengalaman pemerintah Indonesia sejak tahun 1970-an menunjukkan tingkat

    pemberantasan buta aksara tidak terlalu stabil, namun dari tahun ke tahun menunjukkan

    perkembangan yang semakin baik. Pada tahun 2006, penduduk Indonesia usia 15 tahun ke atas

    yang buta aksara menurun 8,07 persen atau 12.881.080 orang. Dari jumlah tersebut, 68,5

    persennya adalah perempuan (Depdiknas, 2006). Penduduk Indonesia yang masih buta aksara

    umumnya berdomisili di pelosok pedesaan maupun di daerah-daerah terpencil. Pemerintah

  • 3 | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4

    bertekad untuk menurunkannya hingga lima persen pada tahun 2009. Ini berarti pada tahun 2009

    mendatang sekitar 7,5 juta pnduduk harus sudah buta aksara. Data BPS menunjukkan, setiap

    tahunnya pemerintah hanya mampu memberantas buta aksara antara 150.000-200.000 orang.

    Apabila tidak dilakukan suatu terobosan dalam pelaksanaan pemberantasan buta aksara, maka

    dibutuhkan sekitar 12,5 tahun untuk mencapai angka buta aksara 5 persen.

    Pada tahun 2009, Departemen Pendidikan Nasional melalui Direktorat Pendidikan

    Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal menyediakan berbagai

    bantuan penyelenggaraan pembelajaran keaksaraan termasuk bantuan operasional keaksaraan,

    keaksaraan keluarga, keaksaraan usaha mandiri, berbagai program pendidikan pemberdayaan

    perempuan, program pengembangan budaya baca, dan pendidikan keluarga berwawasan gender.

    Upaya pemerintah dalam menuntaskan buta huruf telah menampakan hasil yang

    signifikan. Di indonesia, pada tahun 2003 tercatat ada 15.41 juta orang yang mengalami buta

    aksara. Namun pada tahun 2010 jumlah itu menyusut menjadi 7,54 juta orang. Artinya,

    Indonesia lebih cepat melampaui target Millenium Development Goals (MDGs) yang

    menyepakati penurunan 50 persen buta aksara pada tahun 2015.

    Perguruan Tinggi sebagai salah satu motor penggerak dibawah naungan Departemen

    Pendidikan dan Kebudayaan dapat ikut berperan aktif dalam upaya mewujudkan masyarakat

    melek huruf. Oleh karena itu, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM)

    Universitas Brawijaya bekerjasama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa

    Timur serta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Malang menyelenggarakan Kuliah

    Kerja Nyata Tematik Program Inovasi Keaksaraan dengan tema Program Keaksaraan Dasar

    Berbasis Keterampilan Kewirausahaan Warga Belajar Melalui Kegiatan KKN-Tematik di Desa

    Argotirto, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang

    Fokus kegiatan KKNT posdaya keaksaraan Universitas Brawijaya 2013 berada di desa

    Argrotirto, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Untuk lebih

    mengenal lokasi kegiatan berikut sekilas profil dari lokasi KKNT posday keaksaraan Universitas

    Brawijaya.

    Kecamatan Sumbermanjing Wetan terletak disebelah selatan wilayah Kabupaten Malang,

    Provinsi Jawa Timur, Dengan batas wilayah sebelah Utara Kec. Turen, Selatan Samudra

  • 4 | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4

    Indonesia, Timur Kec. Dampit dan Barat Kec. Gedangan dengan luas wilayah 27.218,49 Ha.

    ketinggian + 600 m diatas permukaan laut. Kecamatan Sumbermanjing Wetan terdiri dari 15

    desa, dengan jumlah penduduk sebanyak 100.065 Jiwa atau 31.691 Kepala Keluarga (KK).

    Sebanyak 4.562 KK ( 16.55 %) dikategorikan sebagai Rumahtangga Miskin (RTM). Mata

    pencaharian utama masyarakat disini adalah petani dan buruh tani. Kecamatan ini memiliki

    sejumlah sumberdaya alam potensial seperti Pertambangan, Perikanan dan Perkebunan Adapun

    produk unggulan pertanian kecamatan ini adalah Tebu, Kopi dan Cengkih dan unggulan produk

    lain seperti Minyak daun cengkih.

    Letak geografis

    A. Selatan

    Batas kecamatan Sumbermanjing wetan di bagian selatan adalah samudra

    Indonesia. Samudra Hindia, samudra Indonesia, atau samudra Hindia adalah lautan

    terbesar ketiga di dunia, meliputi sekitar 20% permukaan air di bumi. Total luas dari

    samudra ini adalah 68.556 Juta km2. Titik terdalamnya berada di palung Jawa sedalam -

    7.258 m.

    B. Barat

    Kecamatan Sumbermanjing juga berbatasan dengan kecamatan Gedangan.

    Gedangan sendiri adalah sebuah kecamatan di kabupaten Malang. Kecamatan ini

    merupakan kecamatan paling selatan dari kabupaten Malang, yang memiliki kontur

    bergunung dan samudra.

    C. Utara

    Bagian utara kecamatan Sumbermanjing berbatasan dengan kecamatan Turen.

    Turen sebagai pusat aktivitas masyarakat memiliki sejarah yang sangat panjang.

    D. Timur

    Bagian timur kecamatan ini berbatasan langsung dengan kecamatan Dampit dan

    Tirtoyudo. Kecamatan Dampit secara geografis terletak di sebelah tenggara 36 km dari

    kota Malang. Luas wilayah kecamatan Dampit adalah 135.300 km2. Secara umum

    struktur tanah di wilayah kecamatan Dampit merupakan jenis tanah [edsolik dengan

    topografi sebagian merupakan daratan dan pegunungan dengan ketinggian 300-460 m di

  • 5 | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4

    atas permukaan laut, dengan kemiringan kurang dari 40%. Curah hujan rata-rata 1.419

    mm setiap tahun.

    Desa Argotirto adalah salah satu desa yang ada di kecamatan Sumbermanjing

    Wetan, Malang Selatan. Desa ini memiliki luas wilayah yaitu 1742,00 ha. Sebagian besar

    penduduk di Desa Argotirto adalah berprofesi sebagai petani tebu dengan jumlah

    penduduk yang menjadi petani sebanyak 1.489 jiwa. Oleh karena itu, sebagian besar

    wilayah desa ini dengan kasat mata adalah perkebunan tebu.

    Desa Argotirto memiliki 18 RW dan 40 RT, dengan jumlah penduduk desa adalah

    sebanyak 6.405 orang dengan mayoritas adalah bersuku Madura sekitar 60% dan 40%

    bersuku Jawa. Mayoritas agama di desa ini adalah Islam sekitar 99% dan sisanya adalah

    beragama Kristen.

    Ilmu pengetahuan, pendidikan dan keterampilan merupakan hal yang sangat

    penting sebab hal itu merupakan modal utama untuk bersaing dengan negara

    lain. Misalnya Amerika Serikat mempunyai penemuan-penemuan baru di bidang Ilmu

    Pengetahuan dan teknologi yang dapat digunakan sebagai nilai jual ke negara

    lain tanpa menghilangkan keoriginalan penemuan awal yang mereka lakukan. Melihat

    kondisi pendidikan di Indonesia, masih jauh perlu dilakukan pembenahan di berbagai

    bidang pendidikan. Dilihat dari ruang lingkup di Indonesia yang sempit ini, masih

    saja ada masyarakat yang terbelakang yaitu masih banyak masyarakat yang

    menyandang status buta aksara.

    Dengan melihat permasalahan tersebut, maka dalam upayanya

    meningkatkan tingkat keaksaraan di Indonesia, Direktorat Pendidikan Masyarakat

    telah mengintensifkan pelaksanaan program Kelompok Belajar Keaksaraan

    Fungsional. Program ini merupakan pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan

    bagi warga masyarakat penyandang buta aksara untuk menumbuhkan dan

    mengembangkan kemampuan keaksaraan (membaca, menulis, menghitung,

    tematik) serta keterampilan fungsional yang dibutuhkan terkait dengan

    kemampuan keaksaraan itu, sehingga dengan kemampuan keaksaraan itu mereka

  • 6 | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4

    dapat menguasai pengetahuan dasar yang dibutuhkan dalam habitat dan komunitas

    hidupnya.

    1.2 Tujuan penyelenggaraan

    Berikut ini adalah tujuan penyelenggaraan KKN :

    1. Agar perguruan tinggi menghasilkan sarjana sebagai penerus pembangunan yang lebih

    menghayati permasalahan yang sangat kompleks yang dihadapi masyarakat dalam

    pembangunan dan belajar menanggulangi permasalahan tersebut secara pragmatis dan

    interdisipliner. Hal ini erat kaitannya dengan pengembangan kepribadian mahasiswa

    (personality development),

    2. Untuk lebih mendekatkan perguruan tinggi kepada masyarakat, dan lebih menyesuaikan

    keberadaan pendidikan tinggi kepada tuntutan pembangunan (institutional

    development),

    3. Membantu pemerintah dalam percepatan laju pembangunan dan mempersiapkan kader-

    kader pembangunan di pedesaan (community development),

    4. Memberikan pengalaman dan keterampilan kepada mahasiswa tentang penerapan ilmu

    pengetahuan secara interdisipliner dalam memecahkan masalah-masalah dalam

    pemberdayaan masyarakat serta menumbuhkan dan mengembangkan kepedulian dan

    tanggung jawab sosial terhadap kemajuan masyarakat di desa Argotirto, kecamatan

    Sumbermanjing Wetan, kabupaten Malang Selatan,

    5. Meningkatkan peran mahasiswa sebagai MODIN- AKSI (motivator, dinamisator,

    akselerator, dan sumber informasi) dalam kegiatan pembangunan masyarakat di desa

    Argotirto, kecamatan Sumbermanjing Wetan, kabupaten Malang Selatan,

    6. Terbentuknya kader-kader dalam masyarakat khususnya di lokasi KKN sehingga dapat

    mendorong dinamika kehidupan masyarakat yang positif dalam pencapaian

    pembangunan daerah di desa Argotirto, kecamatan Sumbermanjing Wetan, kabupaten

    Malang Selatan, dan

    7. Meningkatkan kemampuan dan partisipasi Perguruan Tinggi untuk bekerjasama dengan

    pemerintah maupun pihak-pihak lainnya dalam pembangunan masyarakat

  • 7 | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4

  • 8 | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4

    BAB II

    METODOLOGI PELAKSANAAN KKN TEMATIK

    2.1 Proses Pelaksanaan dan Program Kegiatan

    Mengingat waktu pelaksanaan KKN Tematik relatif singkat dan pelaksanaan proses

    pembelajaran juga sangat terbatas, maka agar target penuntasan buta aksara dapat tercapai

    dilakukan hal- hal sebagai berikut :

    1. Memanfaatkan waktu sebaik mungkin secara efektif dan efesien,

    2. Membagi peran dan tanggung jawab antar pesrta KKN dalam satu tim dengan

    mengedepankan sikap saling membantu dan bekerja sama,

    3. Menyiapakan semua perencanaan dan persiapan secara matang,

    4. Mahasiswa menguasai kurikulum dan bahan ajar sebaik mungkin,

    5. Menggunakan pendekatan, metode, strategi dan media pembelajaran yang beragam dan

    dipandang efektif untuk kondisi masyarakat setempat,

    6. melakukan konsultasi dengan Tim Pelaksana KKN Tematik apabila mengalami kesulitan,

    7. Mencatat semua proses pelaksanaan kegiatan KKN Tematik PBA setiap hari ke dalam

    kertas tanda tangan sebagai bahan pembuatan laporan akhir kegiatan KKN dan meminta

    tanda tangan tentor lokal pada kertas tanda tangan ketika dilakukan pendampingan dilokasi

    KKN, dan

    8. Mendokumentasikan setiap aktivitas yang berhubungan langsung dengan kegiatan KKN

    Tematik untuk keperluan Lampiran Laporan akhir KKN.

    Mahasiswa KKN Tematik juga melaksanakan kegiatan lain yang bermanfaat dan

    dibutuhkan masyarakat selama tidak mengganggu aktivitas utama proses pembelajaran

    pendidikan keaksaraan. Kegiatan lainnya tersebut diisi dengan melakukan kegiatan ketrampilan

    dengan warga belajar dan penyuluhan tentang kesehatan. Metode yang digunakan dalam

    kegiatan ini adalah partisipasi aktif. Hal ini menjadi wadah untuk masyarakat, pemerintah beserta

    unsur-unsur lainnya yang berkaitan dengan program ini didorong berpartisipasi aktif sejak

    perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi program.

  • 9 | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4

    Program Keaksaraan Dasar yang bertujuan untuk memberantas buta aksara melalui

    pelaksanaa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik perlu dikemas dengan materi yang menarik agar

    diminati oleh masyarakat. Hal ini juga bertujuan untuk memotivasi masyarakat agar mau

    mengikuti program ini. Kegiatan kewirausahaan umumnya sangat diminati masyarakat, hal ini

    dikarenakan mereka sangat membutuhkan materi tersebut untuk mendukung kegiatan

    perekonomiannya dalam kesehariannya Oleh karena itu, pelaksanaan program keaksaraan dasar

    ini akan terlaksana lebih baik apabila dilaksanakan pembelajaran berbasis ketrampilan

    kewirausahaan.

    Program-program KKN Tematik yang diajukan adalah Program Keaksaraan Dasar

    sebagai Program Pokok dan Program Kewirausahaan sebagai program tambahan yang dapat

    diuraikan sebagai berikut :

    a. Pelatihan Tutor Lokal terhadap mahasiswa peserta KKN Tematik yang menguasai proses

    pembelajaran pemberantasan buta aksara dan ketrampilan,

    b. Pembelajaran membaca, menulis dan menghitung bagi masyarakat buta aksara di lokasi

    sasaran program KKN Tematik,

    c. Pembelajaran keterampilan bagi masyarakat buta aksara di lokasi sasaran program KKN

    Tematik, dan

    d. Kegiatan kemasyarakatan. Pada kegiatan KKN Tematik Keaksaraan Dasar ini, bagi

    mahasiswa selain menjalankan program tematik juga wajib berpartisipasi dalam kegiatan

    kemasyarakatan. Para mahasiswa dan pengelola KKN harus komunikatif dan mampu

    mengadakan pendekatan sosial cultural terhadap masyarakat, sehingga mereka menjadi

    kooperatif dan partisipatif dalam setiap program yang telah dicanangkan.

    2.2 Jadwal Pelaksanaan

    Pelaksanaan kegiatan KKN di desa Argotirto, kecamatan Sumbermanjing Wetan,

    kabupaten Malang. Berlangsung selama 25 (dua puluh lima) hari efektif @ 60 jam, yaitu

    terhitung mulai tanggal September s.d. Desember tahun 2013 dengan rincian minggu

    pertama pelaksanaan persiapan dan pendataan, 9 minggu melakukan proses pendampingan

    dan pembelajaran di kelompok-kelompok Warga Belajar oleh Tutor Mahasiswa didampingi

  • 10 | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4

    Tutor Lokal, dan minggu terakhir digunakan untuk pelaksanaan ujian. Jadwal pelaksanaan

    kegiatan seperti pada tabel dibawah ini :

    NO KEGIATAN

    MINGGU KE

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

    1. Persiapan dan Pendataan

    2.

    Pendampingan dan

    Pembelajaran Warga

    Belajar oleh Tutor

    Mahasiswa dan Tutor

    Lokal

    3. Praktek skill dari

    ketrampilan

    4. Ujian WB

    Langkah-langkah proses pembelajaran adalah sebagai berikut :

    1. Registrasi ulang Warga Belajar oleh Tutor Mahasiswa dengan mengisi formulir

    identifikasi Warga Belajar dan foto,

    2. Menyusun bahan ajar oleh Tutor Mahasiswa,

    3. Melakukan proses pendampingan dan pembelajaran dengan melengkapi

    administrasi pembelajaran berupa daftar hadir dan materi pembelajaran, dan

    4. Pembelajaran berbasis keaksaraan dan keterampilan.

    Waktu pelaksanaan kegiatan pembelajaran disesuaikan dengan waktu yang disepakati

    warga belajar dengan beberapa pertimbangan, yakni waktu tersebut adalah waktu yang sangat

    kondusif untuk melakukan proses pembelajaran serta diharapkan pada waktu itu semua warga

    dapat mengahadiri kegiatan belajar. Intensitas kegiatan pembelajaran antara kelompok yang satu

    dengan kelompok lainnya berbeda-beda sesuai dengan kesepakatan.

    Berdasarkan pertemuan kelompok belajar diperoleh kesepakatan antara warga belajar

    dengan tutor mengenai waktu dan tempat dilaksanakannya kegiatan pembelajaran.

  • 11 | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4

    2.3 Bahan dan Alat Pembelajaran

    Bahan ajar terdiri bahan pelajaran pokok, menggunakan model instructional design (ID)

    Construktivist-Interpretivist Theory, modul yang dibuat oleh mahasiswa berdasarkan kebutuhan

    warga belajar, sifatnya intergrated antara ketrampilan berbahasa Indonesia (berbicara,

    mendengar), membaca, menulis, menghitung, keaksaraan & teknologi tepat guna dengan

    pertimbangan agar menarik bagi warga belajar.

    Bahan Pelajaran Pokok terdiri dari: Pedoman KKNT Keaksaraan Dasar Tahun 2013,

    modul yang dibuat oleh mahasiswa berdasarkan kebutuhan warga belajar yang terdiri dari bahan

    ajar calistung dan ketrampilan, bahan/ alat ketrampilan sesuai dengan minat dan kebutuhan

    warga belajar, Sarana belajar pelengkap misalnya ATK (berupa buku, penghapus, dan pensil)

    dan papan tulis serta bahan belajar di sekitarnya warga belajar serta alat ketrampilan.

    2.4 Strategi Pembelajaran

    Telah dimaklumi bersama bahwa pada umumnya sasaran program penuntasan buta aksara

    terdiri dari masyarakat orang dewasa. Oleh karena itu dalam membelajarkan merekatentu harus

    memperhatikan konsep belajar untuk orang dewasa (andragogi).

    Ada beberapa prinsip belajar bagi orang dewasa yang harus dipahami setiap tutor, antara

    lain adalah :

    a. Pembelajaran berorientasi pada masalah yang dihadapi warga belajar (problem oriented),

    b. Pembelajaran berorientasi pada pengalaman sendiri warga belajar (experiences oriented),

    c. Warga belajar bebas untuk belajar sesuai dengan pengalamannya dan pengalaman bermakna

    (meaningfull) bagi warga belajar,

    d. Tujuan pembelajaran ditentukan dan disetujui warga belajar melalui kontrak belajar

    (learning contract),

    e. Warga belajar memperoleh umpan balik tentang pencapaian tujuan pembelajaran,

    f. Motifasi intrinsik mengahsilkan pembelajaran lebih mudah diserap dan lebih permanen,

    g. Bahan ajar lebih mudah dipelajari oleh warga belajar apabila sesuai dengan kebiasaannya,

    h. Partisipasi aktif setiap warga belajar dalam proses pembelajaran memperbaiki ingatan

    mereka, dan

    i. Praktek ketrampilan dan skill dalam kreativitas para warga belajar.

  • 12 | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4

    Berdasarkan prinsip-prinsip diatas maka ada beberapa hal yang perlu mendapatkan

    perhatian dari setiap tutor, yaitu:

    a. Warga belajar termotivasi untuk belajar jika materi pembelajaran sesuai dengan

    pengalaman,minat, dan kebutuhan warga belajar. Oleh karena itu, materi pembelajaran

    dibuat menarik dan ada hubungannya secara langsung dengan pengalaman,minat, dan

    kebutuhan hidup sehari-hari warga belajar.

    b. Orientasi belajar berhubungan erat dengan kehidupan warga belajar, sehingga unit yang

    tepat untuk pembelajaran adalah situasi kehidupan sehari-hari setiap warga belajar

    c. Setiap warga belajar mempunyai keinginan dan kebutuhan untuk mengarahkan diri menuju

    kemandirian berdasarkan situasi tertentu. Oleh karena itu, tutor memberikan dorongan

    semangat yang terus-menerus dapat berperan dalam meningkatkan proses saling memberi

    dan menerima

    d. Tutor memposisikan setiap warga belajar sebagai subjek aktif dalam proses-proses

    perencanaan maupun pelaksanaan kegiatan, oleh karena itu, tutor memberikan kesempatan

    penuh kepada warga belajar untuk memanfaatkan pengetahuan,kemampuan dan ketrampilan

    dalam kelompok belajar

    Setiap warga belajar senang apabila aktifitas belajarnya bermakna bagi kehidupannya,

    dan hasilnya dapat diterapkan. Oleh karena itu, materi pembelajaran bersifat praktis,konkrit,dan

    bermanfaat bagi warga belajar

    2.5 Pelaksanaan Evaluasi Hasil Pembelajaran

    Evaluasi atau penilaian merupakan satu kesatuan terintegrasi dengan proses pembelajaran

    yang dilakukan sebelum,selama dan setelah selesai program pembelajaran. Penilain pada

    hakikatnya merupakan upaya pengamatan,pengukuran, dan pembinaan yang terus menerus sejak

    tahap permulaan, pelaksanaan, dan tindak lanjut. Penilaian merupakan serangkaian kegiatan

    yang bertujuan untuk memperoleh,analisis, dan menafsirkan data tentang input,proses, dan hasil

    belajar setiap warga belajar yang dilakuakn secara sistematis dan berkesinambungan sehingga

    menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Kegiatan penilaian

    menitikberatkan pada keaktifan,kehadiran,dan penerapan hasil pembelajaran. Pada setiap

    tahapan penilaian harus dilakukan secara partisipatif

  • 13 | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4

    a. Penilaian sebelum proses pembelajaran

    Kemampuan setiap warga belajar pada awal masuk kelompok belajar tidaklah sama.

    Setiap warga belajar mempunyai kemampuan awal yang berbeda-beda dari yang sedikit

    mengenal aksara sampai dengan sudah mengetahui keaksaraan dalam standar tertentu. Oleh

    karena itu tutor perihal kemampuan awal setiap warga belajar, baik pada ketrampilan

    calistung dasarnya minat dan kebutuhan fungsionalnya.

    Hasil penilaian awal ini akan membantu dan memudahkan tutor dalam melakukan hal-

    hal sebagai berikut :

    1. Mengetahui tingkat keaksaraan awal warga belajar,

    2. Pengelompokan warga belajar berdasarkan tingkat kemampuannya,

    3. Perumusan tujuan belajar,

    4. Pembuatan rencana pembelajaran,

    5. Penentuan materi dan strategi/metode/teknik pembelajaran,

    6. Penentuan/penggunaan bahan/media belajar, dan

    7. Pembuatan kesepakatan belajar.

    b. Penilaian selama proses pembelajaran

    Prinsip utama penilaian selama proses pembelajaran KKN kekasaraan adalah untuk:

    1. Mengetahui kemampuan belajar warga belajar,

    2. Mengetahui efektifitas strategi/metode pembelajaran,

    3. Menilai efektifitas bahan ajar yang digunakan,

    4. Perubahan/perbaikan rencana pembelajaran bagi peningkatan materi pembelajaran,

    dan

    5. Bahan pelaporan.

    c. Penilaian akhir pembelajaran

    Penilaian setelah pembelajarn (penilaian akhir) pada prinsipnya adalah untuk:

    1. Mengetahui pencapaian hasil belajar warga belajar,

    2. Mengetahui efektifitas metode pembelajaran,

    3. Perencanaan program lanjutan, dan

    4. Bahan pelaporan

  • 14 | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4

  • 15 | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4

    BAB III

    HASIL PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN

    (program keaksaraan dasar tahap I)

    3.1 Pembuatan lembaga posdaya keaksaraan

    Terdapat dua pusat pos pembelajaran warga belajar, yaitu :

    a. Di Paud sekaligus rumah kediaman dari Ibu Mufarrohah selaku Tutor dan Pendamping

    Lokal 1 dan

    b. Di rumah kediaman Ibu Durrotun Numah selaku Tutor dan Pendamping Lokal 2.

    3.2 Identifikasi warga belajar

    Peserta warga belajar 30 orang yang dibagi menjadi dua kelompok belajar, yaitu :

    Kelompok Belajar Ibu Mufarrohah yang selanjutnya disebut dengan kelompok

    belajar I, beranggotakan sebagai berikut :

    1) Nama : Siati

    TTL : Malang, 23 Juni 1977

    Usia :36

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Pendidikan Terakhir : SD

    2) Nama : Nur Indah Sari

    TTL : Malang, 29 Juli 1988

    Usia : 25

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Pendidikan Terakhir : MTs

    3) Nama : Sutik

    TTL : Malang, -

    Usia : -

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Pendidikan Terakhir : SD

  • 16 | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4

    4) Nama : Nur Khalifah

    TTL : Malang, 28 Oktober 1981

    Usia : 32

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Pendidikan Terakhir : MTs

    5) Nama : Iin Fardiana

    TTL : Malang, 19 Oktober 1988

    Usia : 27

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Pendidikan Terakhir : SMP

    6) Nama : Nimah

    TTL : Malang, 3 Agustus 1984

    Usia : 29

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Pendidikan Terakhir : SD

    7) Nama : Pawan

    TTL : Malang, -

    Usia : -

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Pendidikan Terakhir : MI

    8) Nama : Luluk Sriwahyuni

    TTL : Malang, 17 Januari 1990

    Usia : 23

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Pendidikan Terakhir : SMP

    9) Nama : Eni Yuliana

    TTL : Malang, -

    Usia : -

    Jenis Kelamin : Perempuan

  • 17 | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4

    Pendidikan Terakhir : SD

    10) Nama : Saiful Aisyah

    TTL : Malang, 3 September 1984

    Usia : 29

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Pendidikan Terakhir : SMP

    11) Nama : Winarti

    TTL : Malang, 8 April 1964

    Usia : 49

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Pendidikan Terakhir : SD

    12) Nama : Sri Hastuti

    TTL : Malang, 22 Desember 1987

    Usia : 26

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Pendidikan Terakhir : SMA

    13) Nama : Rumini

    TTL : Malang, -

    Usia : -

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Pendidikan Terakhir : SD

    14) Nama : Sri Widayati

    TTL : Malang, 31 Oktober 1994

    Usia : 19

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Pendidikan Terakhir : SMP

    15) Nama : Nur Afifah

    TTL : Malang, 14 Desember 1986

    Usia : 27

  • 18 | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Pendidikan Terakhir : SMP

    16) Nama : Sri Mulyani

    TTL : Malang, -

    Usia : -

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Pendidikan Terakhir : SMP

    17) Nama : Martiani

    TTL : Malang, 16 April 1973

    Usia : 40

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Pendidikan Terakhir : SD

    18) Nama : Fanami

    TTL : Malang, 4 April 1988

    Usia : 25

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Pendidikan Terakhir : SMP

    19) Nama : Sarmi

    TTL : Malang, 1963

    Usia : 50

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Pendidikan Terakhir : SD

    20) Nama : Karti

    TTL : Malang, -

    Usia : -

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Pendidikan Terakhir : -

    21) Nama : Riati

    TTL : Malang, -

  • 19 | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4

    Usia : -

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Pendidikan Terakhir : SD

    Kelompok Belajar Ibu Durrotun Numah yang selanjutnya disebut dengan

    kelompok belajar II, beranggotakan sebagai berikut :

    1) Nama : Azizaturrohmah

    TTL : Malang, 22 Januari 1976

    Usia : 37

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Pendidikan Terakhir : SMA

    2) Nama : Misti

    TTL : Malang, 1 Januari 1965

    Usia : 48

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Pendidikan Terakhir : SD

    3) Nama : Sulihah

    TTL : Malang, 2 Februari 1965

    Usia : 48

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Pendidikan Terakhir : SMP

    4) Nama : Masruroh

    TTL : Malang, 17 Juni 1970

    Usia : 43

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Pendidikan Terakhir : SMP

    5) Nama : Anita Nur Aini

    TTL : Malang, 22 Agustus 1990

    Usia : 23

    Jenis Kelamin : Perempuan

  • 20 | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4

    Pendidikan Terakhir : SMA

    6) Nama : Pangati

    TTL : Malang, -

    Usia : -

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Pendidikan Terakhir : SD

    7) Nama : Mariati

    TTL : Malang, -

    Usia : -

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Pendidikan Terakhir : SD

    8) Nama : Maryam

    TTL : Malang, -

    Usia : -

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Pendidikan Terakhir : SD

    9) Nama : Sunarti

    TTL : Malang, 2 September 1976

    Usia : 37

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Pendidikan Terakhir :SD

  • 21 | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4

    BAB IV

    HASIL PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN

    (program keaksaraan lanjutan)

    4.1 Kondisi Masyarakat

    Desa Argotirto berada di kecamatan Sumbermanjing Wetan, kabupaten Malang. Sebagian

    besar penduduk di desa ini berprofesi sebagai petani/buruh tani, kondisi ini didukung dengan

    area sawah dan perkebunan yang cukup luas didaerah ini. Masyarakatnya memulai bekerja dari

    pagi hingga sore hari. Penduduk yang tinggal di desa Argotirto kebanyakan merupakan

    keturunan Madura, sehingga bahasa Madura menjadi bahasa komunikasi sehari-hari di desa ini.

    Mayoritas penduduk desa ini beragama Islam. Kegiatan keagamaan yang rutin

    dilaksanakan diantaranya adalah kegiatan pengajian setiap minggu, khataman dan lain

    sebagainya. Masyarakat desa Argotirto sebagian besar berpendidikan akhir SMP, meskipun

    beberapa dari mereka sempat merasakan bangku SMA. Hampir seluruh warga perempuan yang

    telah berkeluarga atau ibu-ibu berprofesi sebagai ibu rumah tangga. Tidak dapat disalahkan jika

    sebagian dari ibu rumah tangga tersebut telah melupakan keterampilan calistung yang mereka

    dapat disekolah, khususnya keterampilan menulis dan membaca. Selain itu, sebagian masyarakat

    desa Argotirto juga berprofesi sebagai TKI atau TKW. Hal tersebut dikarenakan faktor

    kebutuhan ekonomi keluarga yang harus dipenuhi.

    4.2 Kondisi awal Warga Belajar

    Pada saat kondisi awal pembelajaran, Warga Belajar tamatan SMP dan SMA dapat

    dengan baik memahami materi calistung dasar yang diberikan oleh Tutor Mahasiswa. Namun,

    beberapa Warga Belajar tamatan SD cukup sulit dalam memahami materi yang diberikan,

    sehingga diperlukan pendampingan secara personal. Selain itu, juga terdapat Warga Belajar

    tamatan SMP yang telah lupa mengenai calistung karena lama tidak mempergunakan keahlian

    tersebut, sehingga terkadang tidak ingat salah satu huruf abjad.

    4.3 Sosialisasi ke masyarakat dan Warga Belajar

  • 22 | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4

    Kegiatan KKN Tematik terlebih dahulu diawali dengan sosialisasi ke masyarakat dan

    warga belajar desa Argotirto, kecamatan Sumbermanjing Wetan, kabupaten Malang.

    Pelaksanaan sosisalisasi diantaranya dengan pengenalan program kegiatan dan pembekalan

    Tutor Mahasiswa dan Tutor Lokal. Dalam kegiatan tersebut dilakukan pendataan awal terhadap

    tutor lokal serta dijelaskan tentang bagaimana tujuan kegiatan dan teknis pelaksanaan

    pembelajaran, diantaranya jadwal pelaksanaan, materi pembelajaran serta praktek pelatihan

    ketrampilan dalam modul pembelajaran.

    Selanjutnya sosialisasi dengan mempertemukan antara tutor mahasiswa, tutor lokal, dan

    warga belajar pada kelompok belajar masing masing. Pada kegiatan ini dilakukan perkenalan,

    sosialisasi program, serta pendataan awal terhadap Warga Belajar dengan pengambilan foto dan

    mencatat data diri warga belajar.

    Pada awal pelaksanaan, terdapat 2 warga belajar di desa Argotirto, kecamatan

    Sumbermanjing Wetan, kabupaten Malang Selatan. Akan tetapi, pada pertemuan selanjutnya

    terdapat beberapa Warga Belajar tambahan. Perekrutan Warga Belajar di desa Argotirto,

    kecamatan Sumbermanjing Wetan, kabupaten Malang Selatan dibantu oleh Tutor Lokal yang

    sebelumnya telah membentuk kelompok pembelajaran. Keberadaan tutor lokal sangat membantu

    dalam hal memudahkan penyampaian materi dan perkenalan dalam kegiatan keaksaraan dasar ini

    akibat perbedaan bahasa lokal yang digunakan oleh Warga Belajar yang tidak dikuasai oleh

    Tutor Mahasiswa.

    Selain itu, sebagai upaya antisipasi penurunan minat pembelajaran aksara di desa

    Argotirto, dilakukan sosialisasi lanjutan, seperti : mengikuti pengajian rutin warga dan

    membantu mengajar adik-adik paud. Dua metode ini dipilih karena metode inilah yang efektif

    untuk mengambil hati warga desa, khususnya ibu-ibu rumah tangga.

    4.4 Proses pembelajaran

    Sektor pendidikan masih memegang peranan penting dalam peningkatan

    Sumber Daya Manusia di Indonesia yang rendah mutunya. Agar sumber daya manusia di

    Indonesia dapat bersaing dan memegang peranan minimal di negaranya sendiri maka diperlukan

    suatu perencanaan untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia, termasuk Pendidikan Non

    Formal dan Informal. Tidak dapat dipungkiri bahwa masih banyak sekali sumber daya

  • 23 | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4

    manusia di Indonesia yang tidak berkompeten, hal ini dipengaruhi oleh tingkat pendidikan

    masyarakat yang rendah bahkan banyak masyarakat terutama di pedesaan yang tidak

    mengenyam pendidikan sama sekali, sehingga mengalami buta aksara. Untuk mengurangi

    tingkat buta aksara di Indonesia, maka pemerintah harus melakukan upaya-upaya

    pembangunan manusia Indonesia secara menyeluruh.

    Hakikat pembangunan manusia adalah meningkatan kualitas sumber daya

    manusia dan masyarakat agar mampu berperan serta secara aktif dalam pembangunan dan

    mampu meningkatkan efisiensi dan produktivitas bagi peningkatan kesejahteraan hidupnya.

    Untuk mencapai masyarakat sejahtera barometer utamanya adalah pendidikan. Keterbelakangan

    pendidikan akan mengakibatkan terlambatnya menyerap informasi yang berkaitan dengan

    kemajuan, terlebih lagi mereka yang buta huruf sangatlah sulit untuk berkompetitif, mereka

    juga tidak dapat berkesempatan memperoleh pekerjaan dan penghasilan yang layak serta

    kurang dapat berpartisipasi dalam setiap tahapan pembangunan.

    Dalam upaya meningkatkan tingkat keaksaraan masyarakatnya, program

    pemberantasan Buta Aksara dengan bentuk-bentuk pembelajaran yang ditujukan agar warga

    belajar mampu menulis, membaca, berhitung serta menganalisis tematik. Warga belajar tidak

    hanya mendapatkan materi pembelajaran yang bersifat akademik, akan tetapi warga belajar juga

    diberi pelatihan keterampilan yang mudah untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan

    yang sesuai dengan keadaan di lingkungan wilayah sekitar tempat tinggal warga belajar. Pada

    pelaksanaan suatu program pemerintah umumnya terdapat hambatan ataupun

    kekurangan yang terjadi dalam proses pelaksanaannya. Untuk memgurangi hambatan

    tersebut, maka perlu dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan program yang telah atau sedang

    dijalankan.

    a. Eksekusi Program

    Tahap Pemberantasan dilaksanakan September-November 2013 Pada tahap

    Pemberantasan ini, materi yang diberikan adalah materi dasar membaca, menulis dan

    berhitung. Tutor memberikan materi awal dengan mengenalkan huruf abjad kemudian

    membantu warga belajarnya untuk dapat menghafal huruf-huruf. Setelah warga belajar

    mampu mengenal dan menghafal huruf-huruf abjad, kemudian tutor mengajari para warga

  • 24 | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4

    belajar untuk berlatih mengeja suku kata. Jika hal itu sudah bisa dilakukan oleh warga

    belajar dengan benar, maka tutor akan menambah tingkat kesulitan dalam

    proses pembelajaran tahap I ini, yaitu dengan mengajari warga belajar mengeja

    dan berlatih membaca kata sederhana. Untuk materi berhitung di tahap I ini, tutor

    memberi materi dengan menggunakan angka-angka yang sangat sederhana.

    Tahap Pembinaan dilaksanakan September-Desember 2013. Setelah melalui tahap I,

    maka pada tahap II ini warga belajar akan diberi materi pembelajaran yang tingkatannya

    lebih sulit. Awalnya tutor akan mengulang kembali materi dasar yang telah diberikan

    pada tahap I. Selanjutnya, tutor mengajarkan kepada warga belajar untuk membaca

    kalimat sederhana. Tutor juga melakukan pengembangan lain, seperti mengajar bahasa

    inggris dasar dan kegiatan ketrampilan,

    Proses pembelajaran yang dilaksanakan di rumah penduduk dengan jadwal

    pembelajaran 2 kali dalam 1 minggu. Setiap kelompok belajar memiliki jadwal yang

    berbeda dengan kelompok belajar yang lain. Dalam tiap tahapan, warga belajar juga diberi

    keterampilan fungsional.

    b. Monitoring dan Evaluasi

    Pemantauan dan evaluasi reguler dilakukan untuk mengetahui perkembangan

    kelompok belajar dan masalah yang dihadapi dalam proses pembelajaran. Dengan

    pemantauan reguler maka kegiatan pembelajaran dapat terkendali. Monitoring dan

    evaluasi merupakan upaya pengendalian dan pembinaan yang terus menerus sejak

    tahap persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut, maka dalam proses monitoring dan

    evaluasi perlu dilakukan dari waktu ke waktu yang menyangkut keadaan warga belajar,

    sarana belajar, proses dan isi materi belajar.

    Kegiatan monitoring dan evaluasi perlu dilaksanakan secara rutin dan teratur,

    sehingga setiap masalah dan hambatan yang ditemui dalam pembinaan dan pelaksanaan

    program di lapangan dapat segera dicarikan jalan pemecahannya atau diberikan masukan

    dalam rangka perbaikan program.

    Evaluasi dilaksanakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan kelompok belajar

    dalam menambah pengetahuan masyarakat tentang keaksaraan. Yang terlibat saat evaluasi

  • 25 | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4

    terutama adalah tutor dibantu dari tim Kecamatan yang langsung terjun mengevaluasi

    kelompok belajar. Pelaksanaan evaluasi melibatkan tutor. Bentuk evaluasinya adalah para

    warga belajar diberi soal yang telah disesuaikan dengan kurikulum dari Dinas

    Pendidikan Kabupaten kemudian dikerjakan dan diberi skor sesuai dengan benar dan

    salahnya. Materi ujian yang diberikan adalah sesuai dengan materi pembelajaran program

    Pemberantasan Buta Aksara yang berisi materi membaca, menulis, dan berhitung serta

    tentang keterampilan fungsionalnya.

    c. Laporan dan Tindak Lanjut

    Kegiatan pelaporan dilaksanakan secara berjenjang mulai dari tingkat kelompok

    belajar sampai dengan tingkat pusat. Dalam kegiatan pelaporan ini tutor ataupun

    penyelenggara wajib memberikan laporan yang sebenarnya tentang bagaimana keadaan

    kelompok belajar yang ditanganinya agar apabila ada masalah dapat segera ditangani dan

    ditindaklanjuti.

    4.5 Tabel Kegiatan

    No hari dan tanggal Materi Keterangan

    1 Sabtu, 28 September 2013 Pengenalan Kelompok WB

    II

    -

    2 Sabtu, 5 Oktober 2013 Pengenalan Kelompok WB I -

    3 Minggu, 6 Oktober 2013 Menghias Toples Tidak ada pembelajaran

    Calistung

    4 Sabtu, 12 Oktober 2013 Tes Kemampuan Calistung -

    5 Minggu, 13 Oktober 2013 Tes Kemampuan Calistung -

    6 Sabtu, 19 Oktober 2013 Pengenalan huruf dan kata;

    Pengenalan kata dan kalimat

    sehari-hari dalam Bhs

    Inggris

    Kelas dibagi dua, kelas aksara

    dan kelas bhs inggris

  • 26 | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4

    7 Minggu 20 Oktober 2013 Pengenalan huruf dan kata;

    Pengenalan kata dan kalimat

    sehari-hari dalam Bhs

    Inggris

    Kelas dibagi dua, kelas aksara

    dan kelas bhs inggris

    8 Sabtu, 16 November 2013 Menyusun Kalimat; Simple

    Present

    Kelas dibagi dua, kelas aksara

    dan kelas bhs inggris

    9 Minggu, 17 November

    2013

    Menyusun Kalimat; Simple

    Present

    Kelas dibagi dua, kelas aksara

    dan kelas bhs inggris

    10 Sabtu, 23 November 2013 Berpuisi; Simple Present

    Cont

    Kelas dibagi dua, kelas aksara

    dan kelas bhs inggris

    11 Minggu, 24 November

    2013

    Pelajaran Psikologi Tidak ada pembelajaran

    Calistung

    12 Sabtu, 30 November 2013 Kesehatan Wanita Tidak ada pembelajaran

    Calistung

    13 Minggu, 1 Desember 2013 Kesehatan Wanita Tidak ada pembelajaran

    Calistung

    14 Sabtu, 7 Desember 2013 Penyuluhan Gizi Anak Tidak ada pembelajaran

    Calistung

    15 Minggu, 8 Desember 2013 Berpuisi; Simple Present

    Cont

    Kelas dibagi dua, kelas aksara

    dan kelas bhs inggris

    16 Sabtu, 14 Desember 2013 Belajar angka dan berhitung;

    Simple Past Present dan

    menterjemahkan cerita

    Indonesia->Inggris

    Kelas dibagi dua, kelas aksara

    dan kelas bhs inggris

    17 Minggu, 15 Desember

    2013

    Belajar angka dan berhitung;

    Simple Past Present dan

    menterjemahkan cerita

    Indonesia->Inggris

    Kelas dibagi dua, kelas aksara

    dan kelas bhs inggris

  • 27 | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4

    18 Sabtu, 21 Desember 2013 Menulis kegiatan sehari-hari

    selama 1 minggu; Simple

    Past

    Kelas dibagi dua, kelas aksara

    dan kelas bhs inggris

    19 Minggu, 22 Desember

    2013

    Menulis kegiatan sehari-hari

    selama 1 minggu; Simple

    Past

    Kelas dibagi dua, kelas aksara

    dan kelas bhs inggris

    20 Selasa 24 Desember 2013 Review materi Calistung -

    21 Kamis, 26 Desember 2013 Review materi Calistung -

    22 Sabtu, 28 Desember 2013 Ujian -

    23 Minggu, 29 Desember

    2013

    Ujian -

    4.6 Tempat dan waktu pembelajaran

    Terdapat dua waktu pembelajaran dan tempat pembelajran yang berbeda,

    mengingat terdapat dua kelompok warga belajar. Hal ini dilakukan mengingat

    penyamaan jadwal antara warga belajar, tutor dan pendamping lokal, dan mahasiswa.

    Secara rinci tempat dan waktu pembelajaran sebagai berikut :

    4.6.1 Setiap hari sabtu, berada di Paud sekaligus rumah dari Ibu Mufarrohah selaku Tutor

    dan Pendamping Lokal 1;

    4.6.2 Setiap hari minggu, berada di kediaman Ibu Durrotun Numah selaku Tutor dan

    Pendamping Lokal 2.

    Selain dua jadwal rutin diatas, mahasiswa juga melakukan kegiatan KKNT diluar

    kegiatan belajar-mengajar guna melakukan pendekatan kepada masyarakat. Kegiatan

    tersebut adalah mengikuti pengajian warga dan membantu mengajar adik-adik paud.

    4.7 Proses Pembelajaran Mahasiswa

    Penulis telah menempuh kegiatan Kuliah Kerja Nyata selama + 3 bulan, terhitung sejak

    awal September 2013 s/d awal Desember 2013 . Selama melaksanakan kegiatan, baik dalam

  • 28 | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4

    pelaksanaan program individu, program bantu teman,bantu masyarakat, maupuan program-

    program unit, penulis mendapatkan pengalaman yang dapat dijadikan suatu pembelajaran.

    Kuliah Kerja Nyata merupakan salah satu bentuk yang memadukan ketiga unsur Pendidikan,

    Penelitian, dan Pengabdian masyarakat. Dalam kegiatan ini unsur mahasiswa lebih ditonjolkan

    dalam mengaplikasikan ilmu yang telah didapat langsung terhadap masyarakat. Dalam proses

    pembelajaran mahasiswa dituntut untuk belajar akademik maupun non akademik, yaitu untuk

    belajar di luar lingkungan kampus, seperti halnya Kuliah Kerja Nyata yang terdapat di

    Universitas Islam Indonesia. Ini merupakan kegiatan yang memprioritaskan tentang hubungan

    kemasyarakatan dimana kita dituntut untuk melaksanakan program yang bertujuan membantu

    masyarakat desa dalam hal tenaga dan pikiran berupa keterampilan dan keilmuan.

    Adapun pelajaran yamg dapat diambil dari kegiatan KKN antara lain adalah :

    a. Dengan adanya pelaksanaan KKN kita dilatih untuk mandiri dengan tantangan dan

    hambatanyang ada. Mulai dari bagaimana cara megidentifikasi masalah yang dihadapi

    danmerumuskannya dalam program- program yang merupakan solusi yang bisa ditawar kan

    kepadamasyarakat,

    b. Dengan adanya pelaksanaan KKN kita diharuskan untuk bersosialisasi dan beradaptasi

    denganmasyarakat yang berbeda latar belakang,

    c. Dengan adanya pelaksanaan KKN kita dilatih untuk belajar memetakan masalah yang kita

    temui di masyarakat dengan menerapkan ilmu yang didapatkan di bangku perkuliahan,

    d. Dengan adanya pelaksanaan KKN kita menjumpai adat istiadat di masyarakat yang baru,

    e. Dengan adanya pelaksanaan KKN kita berlatih untuk berorganisasi serta mengembangkan

    kemampuan leadership,

    f. Dengan adanya pelaksanaan KKN kita bisa mendapatkan pengalaman terjun langsung

    kemasyarakat seperti berdialog, mengamati kebiasaan dan kultur masyarakat, mengenal

    berbagai macam karakter dan kebias aan masyarakat yang tidak diperoleh selama di bangku

    kuliah,

    g. Dengan pelaksanaan KKN kita menumbuhkan rasa kebersamaan diantara teman satu unit,

    dan

  • 29 | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4

    h. Dengan pelaksanaan KKN kita menumbuhkan rasa kegotong-royongan dengan warga

    masyarakat. Selain itu juga mencoba membantu penyelesaian masalah yang tengah

    berkembang di masyarakat. Belajar dari kehidupan masyarakat desa mengenai arti

    kebersamaan, kegotongroyongan, toleransi, dan hidup berdampingan sesama warga.

    4.8 Tingkat pencapaian hasil pembelajaran

    Setelah menerapkan seluruh tahapan dalam kegiatan pembelajaran maka dapat

    disimpulkan dari penuturan seluruh tutor dan warga belajar yang merasakan bertambahnya

    pengetahuan warga desa Argotirto tentang ilmu dasar dan terapan terutama baca tulis dan

    ketrampilan yang dapat digunakan sebagai acuan untuk belajar ke tahap berikutnya dalam

    masyarakat. Pada kenyataannya, banyak warga belajar yang sudah faham tentang baca-tulis dan

    hanya beberapa saja yang masih memiliki pemahaman minim tentang baca tulis sehingga

    dibentuklah kelompok tersendiri.

    4.9 Perkembangan dan Kondisi warga belajar di akhir program

    Warga belajar mulai memperhatikan kemampuan calistung mereka dan memiliki

    kemauan untuk terus mengasah kemampuan calistung mereka. Setelah mengerti bahwa

    kemampuan calistung berguna bagi kepentingan diri sendiri dan kerabat, khususnya bagi warga

    belajar adalah anak-anak mereka, belajar dan mengasah kemampuan calistung bukan lagi

    menjadi hal yang diabaikan.

    Bagi mereka yang memiliki tujuan untuk menjadi TKI atau TWK maka kemampuan

    calistung bukan lagi sesuatu yang bisa di tawar. Sedangkan bagi mereka ibu rumah tangga,

    memiliki kemampuan calistung yang mumpuni dapat membantu belajar anak-anak mereka, hal

    ini bukanlah sesuatu yang bisa diabaikan. Anak akan sangat terbantu dalam pelajarannya

    disekolah maupun paud apabila orang tua mereka membimbing dengan baik.

    Pemahaman mengenai pentingnya keterampilan calistung menjadi sangat penting karena

    hal ini akan mempengaruhi semangat belajar Warga Belajar kedepannya. Setelah tim KKNT

    Desa Argrotirto tidak lagi mengajar di desa Argrotirto diharapkan para Wrga Belajar tetap

    mempertajam kemampuan calistung mereka sehingga menjadi lebih terampil.

    4.10 Kegiatan keterampilan kewirausahaan Warga Belajar

  • 30 | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4

    Berbagai macam pembelajaran dalam segi baca tulis merupakan hal utama yang

    dilakukan selama KKN. Selain itu juga dilakukan pembelajaran bahasa inggris dan menerapkan

    sistem pendekatan secara melalui ketrampilan membuat toples. Hal ini secara tidak langsung

    mengasah kemampuan calistung Warga Belajar karena dalam proses pembuatan toples tersebut

    Warga Belajar dipaksa untuk membaca modul menghias toples yang berisi informasi dalam

    bentuk huruf dan angka. Pembelajaran calistung melalui keterampilan dapat dijadikan cara

    penerapan calistung Warga Belajar yang efektif untuk meningkatkan kemampuan tiap individu.

    Kegiatan keterampilan yang dilakukan oleh Warga Belajar juga merupakan ajang meningkatkan

    sisi kreativitas individu karena hal ini menyebabkan munculnya ketrampilan tersebut warga

    belajar dapat memperoleh ide-ide baru sehingga kedepannya banyak ketrampilan yang dapat

    dibuat oleh warga belajar.

    Materi lainnya yang diberikan oleh Tim KKNT desa Argotirto adalah pembelajaran

    psikologi, pembelajaran mengenai gizi anak, dan pembelajaran penetahuan umum mengenai

    kanker payudara. Ketiga materi ini dianggap perlu diberikan karena pengetahuan umum (non

    calistung) merupakan pengetahuan yang sangat dibutuhkan oleh Warga Belajar dalam

    menjalankan kehidupan sehari-hari. Pembelajaran tersebut sangat berkaitan dengan kondisi

    Warga Belajar yang merupakan wanita berkeluarga dan memiliki anak berumur di bawah 20

    tahun.

    4.11 Kegiatan Kemasyarakatan

    Keterlibatan Tutor Mahasiswa dalam kegiatan kemasyarakatan merupakan hal penting

    yang harus dilaksanakan untuk melakukan pendekatan terhadap Warga Belajar. Kegiatan

    kemasyarakatan yang dilakukan oleh Tim KKNT desa Argotirto adalah ikut serta dalam

    pengajian dan membantu mengajar anak-anak paud. Pengajian dilakukan pada hari rabu jam

    14.00 WIB dan untuk mengajar anak-anak paud dilakukan pada saat Tim KKNT punya waktu

    luang selain hari sabtu dan minggu. Kegiatan kemasyarakatan ini dilakukan juga sebagai bentuk

    sosialisasi Tim KKNT kepada warga belajar dan masyarakat Desa Argotirto sehingga ada timbal

    balik dari warga belajar untuk mau ikut serta dalam kegiatan belajar.

    4.12 Faktor pendorong dan penghambat

  • 31 | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4

    Faktor penghambat pelaksanaan program Pemberantasan Buta Aksara di desa Argotirto

    adalah sebagai berikut :

    1. Nilai-nilai sosial

    Adanya sikap masyarakat yang tidak mau dan malu menginformasikan bahwa ada

    diantara diri masyarakat yang buta aksara. Di samping itu, masih ada masyarakat yang

    beranggapan kurangnya manfaat yang dirasakan dari program pendidikan

    terhadap kehidupan sehari-hari, artinya meskipun berpendidikan belum tentu

    bisa menjamin kebutuhan sehari-hari. Dengan demikian masyarakat tidak

    terdorong untuk mengikuti program pendidikan, termasuk program Pemberantasan

    Buta Aksara.

    2. Mata Pencaharian

    Mata pencaharian musiman yang ada pada masyarakat sering

    mempengaruhi terhadap dorongan masyarakat untuk mengikuti program pendidikan.

    Pada saat musim mata pencaharian tertentu tiba, masyarakat cenderung lebih

    memilih mencari nafkah untuk memenuhi kehidupan sehari-harinya dari pada

    mengikuti program Pemberantasan Buta Aksara. Pemberantasan Buta Aksara juga

    terhambat masalah mata pencaharian warga belajarnya, dimana warga belajar lebih

    memilih mencari uang dari pada mengikuti proses pembelajaran. Hal ini

    menyebabkan saat warga belajar merasa ada peluang mencari uang, maka mereka akan

    meninggalkan pembelajaran. Permasalahan ini tidak dapat dihindari dan tutor juga tidak

    berhak melarang karena warga belajar juga membutuhkan pekerjaan untuk bertahan

    hidup

    3. Motivasi penduduk

    Permasalahan yang paling mendasar dalam pemberantasan buta aksara

    yaitu rendahnya motivasi belajar penduduk buta aksara. Minimnya pengetahuan

    masyarakat tentang pendidikan juga sangat berpengaruh terhadap kelancaran

    pelaksanaan program Pemberantasan Buta Aksara, mereka tidak merasa

    membutuhkan pendidikan karena mereka menganggap itu tidak penting sehingga

    mereka kurang respon terhadap program ini.

  • 32 | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4

    Selain terdapat hambatan dalam pelaksanaan program Pemberantasan Buta

    Aksara, terdapat pula faktor pendukung terlaksananya program pemerintah ini, yaitu :

    1. Keaktifan Tutor

    Tutor memegang peranan penting dalam pelaksanaan program Pemberantasan Buta

    Aksara di desa Argotirto karena tanpa dukungan tutor maka kegiatan pembelajaran tidak

    akan berjalan sesuai yang diinginkan. Sejauh ini kinerja tutor pada kelompok belajar di

    desa Argotirto cukup memuaskan dilihat dari keuletan dan kesabaran tutor dalam

    menghadapi warga belajar yang sebagian besar ibu-ibu tersebut. Dapat

    disimpulkan bahwa kesuksesan pembelajaran salah satunya adalah tergantung

    keuletan tutornya dalam memberi motivasi warga belajarnya. Tutor harus mau

    mendatangi satu per satu dan menunjukkan semangat yang tinggi. Dengan begitu warga

    belajar juga ikut termotivasi dan punya kesadaran untuk mengikuti

    pembelajaran.

    2. Sarana dan Prasarana Warga Belajar

    Kegiatan pembelajaran program Pemberantasan Buta Aksara ini sudah mendapat

    dukungan dari LPPM yang berupa penyediaan sarana dan prasarana bagi warga belajar

    sehingga para warga belajar tidak dituntut untuk membayar sedikitpun. Sarana dan

    prasarana tersebut sangat standar berupa alat tulis-menulis, namun sudah bisa mendukung

    berjalannya proses pembelajaran program Pemberantasan Buta Aksara.

    4.13 Permasalahan yang dialami

    Dalam melaksanakan KKNT, Tutor Mahasiswa mengalami beberapa kesulitan, seperti

    komunikasi yang kurang lancar dengan Mahasiswa Senior yang menyebabkan pelaksanaan

    kegiatan KKNT kurang maksimal. Hal ini menjadi sumber kurangnya informasi mengenai

    keadaan Warga Belajar saat awal pembelajaran. Pada pertengahan kegiatan KKNT dan

    seterusnya jumlah warga belajar yang mengikuti kegiatan makin berkurang.

    Selain itu, sulitnya medan di jalan masuk desa Argotirto menjadi hambatan tersendiri

    untuk Tim KKNT desa Argtirto. Tugas yang mengharuskan Tim KKNT Desa Argrotirto untuk

    Pulang-Pergi dari lokasi kegiatan menjadikan beban mental dan fisik yang jelas. Jarak tempuh

  • 33 | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4

    yang jauh dan jalan akses menuju desa yang sulit merupakan makan sehari-hari bagi Tim KKNT

    Desa Argrotirto.

    4.14 Upaya untuk mengatasi permasalahan

    Hambatan yang dialami oleh Tim KKNT sesa Argrotirto tidak serta merta menyebabkan

    patah semangat dalam berbagi pengetahuan dengan Warga Belajar. Tim KKNT desa Argotirto

    berusaha menyambung komunikasi dengan Mahasiswa Senior dalam mencari informasi

    mengenai Warga Belajar, baik dalam pelaporan kegiatan maupun informasi lainnya. Jarangnya

    bertatap muka secara langsung antara Tim KKNT Desa Argrotirto dengan tim mahasiswa senior

    dapat diatasi dengan menggunakan alat komunikasi yang ada.

    Se;ain itu, dalam mengatasi kondisi Warga Belajar yang jumlahnya makin menurun

    selama proses KKN, dilakukan pemberian materi keterampilan pengetahuan umum. Hal ini

    dilakukan untuk menarik minat Warga Belajar dalam mengikuti secara keseluruhan KKNT di

    desa Argotirto. Keikutsertaan Tim KKNT desa Argotirto pada kegiatan kemasyarakatan, seperti

    pengajian rutin mingguan juga dilakukan untuk menambah kedekatan Tutor Mahasiswa dengan

    Warga Belajar. Begitu pula dengan sosialisasi lanjutan dengan cara mengajar paud, hampir

    seluruh warga belajar medaftarkan anaknya sebagai murid di paud. Sehingga diharapkan pula

    dengan mengajar adik-adik di paud dapat menjadi jembatan antara Tim KKNT Desa Argrotirto

    dnegna warga belajar.

  • 34 | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4

    BAB V

    KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

    5.1 Kesimpulan

    Program yang telah penulis rencanakan, dapat terlaksana dengan baik dan memenuhi

    harapan, serta telah memenuhi target dari Kuliah Kerja Nyata yang telah ditentukan.

    Program yang telah penulis laksanakan dapat berjalan dengan baik dan lancar. Meskipun

    terdapat beberapa faktor kendala baik secara teknis maupun non teknis, namun semuanya itu

    dapat penulis lalui berkat bantuan dari teman teman, masyarakat dan semua pihak yang

    membantu.

    Dengan adanya Kuliah Kerja Nyata ini, khususnya di desa Argotirto, Kecamatan

    Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, Jawa Timur diharapkan semua mahasiswa dapat

    menjalin kerja sama dan dapat mengabdikan dirinya ke dalam masyarakat dengan

    menerapkan ilmunya sesuai dengan yang didapat selama menempuh kuliah, sehingga

    dengan demikian diharapkan akan didapat suatu pengalaman kerja lapangan yang

    sesungguhnya dalam rangka menghadapi dunia kerja. Selain itu setiap mahasiswa KKN

    dituntut untuk dapat menjadi konektor atau penghubung yang akan menjembatani

    masyarakat dari pihak luar yang terkait dalam rangka peningkatan pembangunan fisik maupun

    non fisik.

    Pada akhirnya penulis ingin menyampaikan bahwa kehadiran mahasiswa KKN untuk masa

    masa yang akan datang masih sangat diperlukan sebagai pendamping sekaligus motivator dan

    fasilitator bagi warga masyarakat dalam rangka melaksanakan pembangunan baik yang bersifat

    materi maupun nonmateri.

    5.2 Rekomendasi

    3. Penulis mengharapkan kepada pemerintah desa beserta dengan seluruh warga masyarakat

    supaya dapat meningkatkan upaya -upaya pembangunan baik yang bersifat materi maupun

    non- materi di dalam lingkungan masyarakatnya, walaupun sudah tidak ada lagi mahasiswa

    KKN yang ditempatkan untuk memotivasi maupun sebagai fasilitator dalam rangka ikut

    memajukan pembangunan di lingkungan masyarakat tersebut,

  • 35 | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4

    4. Penulis mengharapkan kepada seluruh mahasiswa KKN agar dalam pelaksanaan kegiatan

    lebih bersungguh-sungguh sesuai dengan yang dibutuhkan oleh masyarakat dan matrik

    kegiatan yang telah direncanakan,

    5. Sosialisasi yang dilakukan Pihak LPPM sebaiknya lebih ditingkatkan, yaitu dengan

    melakukan sosialisasi rutin di tiap Kelurahan tentang manfaat program

    Pemberantasan Buta Aksara. Hal itu bertujuan untuk memaksimalkan terjaringnya

    warga buta aksara dan menjadikan mereka mempunyai kesadaran yang tinggi dalam

    mengikuti program pemerintah ini,

    6. Walaupun program Pemberantasan Buta Aksara merupakan Pendidikan Non Formal,

    namun Pemerintah juga harus memperhatikan kesejahteraan para penyelenggara

    dan tutor seperti layaknya Pendidikan Formal dengan menyediakan sarana dan prasarana

    yang memadai dan honor yang cukup, dan

    7. Unit Pelaksana Teknis LPPM sebaiknya lebih memperhatikan perkembangan warga

    belajarnya setelah selesai mengikuti program ini, terutama terhadap realisasi tujuan

    pemerintah untuk memandirikan warganya.

  • 36 | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4

    Daftar Pustaka

    Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Malang. 2010. Penduduk Akhir Tahun 2010

    Kabupaten Malang. Malang : BPS Kabupaten Malang.

    Moleong Lexy J, METODOLOGI PENELITIAN KUALITATIF, Bandung : PT Remaja

    Rosdakarya, cetakan ke-26, 2009.

    Dewey, John. 2004. Democracy and Education. The Free Press. Hlm. 14. ISBN 0-684-83631-9.

    Direktorat Pendidikan Masyarakat, Dirjen Pendidikan Luar Sekolah, Departemen Pendidikan

    Nasional. 2006. Pedoman Pelaksanaan : Gerakan Nasional Percepatan Penuntasan

    Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dan Pemberantasan Buta Aksara.

    Jakarta.

    Djudju Sudjana. 2006. Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah. Bandung : PT Remaja

    Rosdakarya.

    H.B. Sutopo. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif Dasar Teori dan Terapannya dalam

    Penelitian. Surakarta : UNS Press.

    Hadari Nawawi. 2005. Manajemen Strategik Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan

    (dengan Ilustrasi di Bidang Pendidikan). Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

    J. Salusu. 1998. Pengembangan Keputusan Strategik untuk Organisasi Publik dan Organisasi

    Non Profit. Jakarta : PT. Gramedia.

    Moh. Nazir. 1988. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia

    Sugiyono, METODE PENELITIAN KUANTITATIF KUALITATIF DAN R&D, Bandung :

    CV Alfabeta, cetakan ke-8, 2009

  • 37 | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4

    LAMPIRAN

  • Lampiran 1.

    DAFTAR HADIR WARGA BELAJAR

    NamaMahasiswa: Bella DinnaSafitri, HendroSulistiono, VannisaSyahra, Desiana Natalia Durakal

    Alamat Tempat Belajar : RT 01 RW 01 Desa Argotirto

    No NamaWargaBelajar

    Tanggalpembelajaran

    28/

    9

    5/

    10

    12/

    10

    19/

    10

    16/

    11

    23/

    11

    30/

    11

    7/

    12

    14/

    12

    21/

    12

    26/

    12

    28/

    12

    1 Siati

    2 Nur Indah Sari

    3 Sutik

    4 Nur Khalifah

    5 Iin Fardiana

    6 Nimah

    7 Pawan

    8 Luluk Sriwahyuni

    9 Eni Yuliana

    10 Safiatul Aisyah

    11 Winarti

  • 1 | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4

    12 Sri Hastuti

    13 Rumini

    NamaMahasiswa: Bella DinnaSafitri, HendroSulistiono, VannisaSyahra, Desiana Natalia Durakal

    AlamatTempatbelajar:RT 01 RW 01 Desa Argotirto

    No NamaWargaBelajar

    Tanggalpembelajaran

    28/

    9

    5/

    10

    12/

    10

    19/

    10

    16/

    11

    23/

    11

    30/

    11

    7/

    12

    14/

    12

    21/

    12

    26/

    12

    28/

    12

    1 Sri Widayati

    2 Nur Afifah

    3 Sri Mulyani

    4 Martiani

    5 Fanani

    6 Sarmi

    7 Karti

  • 2 | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4

    8 Riati

    NamaMahasiswa: Bella DinnaSafitri, HendroSulistiono, VannisaSyahra, Desiana Natalia Durakal

    AlamatTempatbelajar:RT 04 RW 02 Desa Argotirta

    No NamaWargaBelajar

    Tanggalpembelajaran

    28/

    9

    6/1

    0

    13/

    10

    20/

    10

    17/

    11

    24/

    11

    1/

    12

    8/

    12

    15/

    12

    22/

    12

    26/

    12

    28/

    12

    1 Azizaturrohmah

    2 Misti

    3 Sulihah

    4 Masruroh

    5 Anita Nur Aini

    6 Pangati

    7 Mariati

    8 Maryam

    9 Sunarti

  • 3 | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4

  • 4 | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4

    LAMPIRAN 2 : Daftar materi pembelajaran

    DAFTAR MATERI KELAS PEMBELAJARAN

    Nama Mahasiswa : Bella Dinna Safitri

    pertemuan ke hari tanggal materi ttd ket

    1 Sabtu 28 September 2013 Pengenalan Kelompok WB II

    2 Sabtu 5 Oktober 2013 Pengenalan Kelompok WB I

    3 Minggu 6 Oktober 2013 Menghias Toples Tidak ada pembelajaran

    Calistung

    4 Sabtu 12 Oktober 2013 Tes Kemampuan Calistung

    5 Minggu 13 Oktober 2013 Tes Kemampuan Calistung

    6 Sabtu 19 Oktober 2013 Pengenalan huruf dan kata; Pengenalan kata

    dan kalimat sehari-hari dalam Bhs Inggris

    Kelas dibagi dua, kelas

    aksara dan kelas bhs

    inggris

  • 5 | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4

    7 Minggu 20 Oktober 2013 Pengenalan huruf dan kata; Pengenalan kata

    dan kalimat sehari-hari dalam Bhs Inggris

    Kelas dibagi dua, kelas

    aksara dan kelas bhs

    inggris

    8 Sabtu 16 November 2013 Menyusun Kalimat; Simple Present Kelas dibagi dua, kelas

    aksara dan kelas bhs

    inggris

    9 Minggu 17 November 2013 Menyusun Kalimat; Simple Present Kelas dibagi dua, kelas

    aksara dan kelas bhs

    inggris

    10 Sabtu 23 November 2013 Berpuisi; Simple Present Cont Kelas dibagi dua, kelas

    aksara dan kelas bhs

    inggris

    11 Minggu 24 November 2013 Pelajaran Psikologi Tidak ada pembelajaran

    Calistung

    12 Sabtu 30 November 2013 Kesehatan Wanita Tidak ada pembelajaran

    Calistung

    13 Minggu 1 Desember 2013 Kesehatan Wanita Tidak ada pembelajaran

    Calistung

  • 6 | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4

    14 Sabtu 7 Desember 2013 Penyuluhan Gizi Anak Tidak ada pembelajaran

    Calistung

    15 Minggu 8 Desember 2013 Berpuisi; Simple Present Cont Kelas dibagi dua, kelas

    aksara dan kelas bhs

    inggris

    16 Sabtu 14 Desember 2013 Belajar angka dan berhitung; Simple Past

    Present dan menterjemahkan cerita

    Indonesia->Inggris

    Kelas dibagi dua, kelas

    aksara dan kelas bhs

    inggris

    17 Minggu 15 Desember 2013 Belajar angka dan berhitung; Simple Past

    Present dan menterjemahkan cerita

    Indonesia->Inggris

    Kelas dibagi dua, kelas

    aksara dan kelas bhs

    inggris

    18 Sabtu 21 Desember 2013 Menulis kegiatan sehari-hari selama 1

    minggu; Simple Past

    Kelas dibagi dua, kelas

    aksara dan kelas bhs

    inggris

    19 Minggu 22 Desember 2013 Menulis kegiatan sehari-hari selama 1

    minggu; Simple Past

    Kelas dibagi dua, kelas

    aksara dan kelas bhs

    inggris

    20 Selasa 24 Desember 2013 Review materi Calistung

  • 7 | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4

    21 Kamis 26 Desember 2013 Review materi Calistung

    22 Sabtu 28 Desember 2013 Ujian

    23 Minggu 29 Desember 2013 Ujian

  • Lampiran 3. Data Tutor Lokal dan Pendamping Lokal

    Tutor Lokal

    Nama (KTP) : Mufarrohah, S. PdI

    Alamat (KTP) : Rt 01 Rw 01, Desa Argotirto

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Tempat Lahir : Malang

    Tanggal Lahir : 16 Agustus 1978

    Agama : Islam

    Status Perkawinan : Menikah

    Pendidikan Terakhir : S1

    Pengalaman Kerja : Kepala Sekolah dan Guru Paud

    No. Telp : 081233236348

    Nama (KTP) : Durrotun Numah

    Alamat (KTP) : RT 04 Rw 02, Desa Argrotirto

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Tempat Lahir : Malang

    Tanggal Lahir : 14 April 1983

    Agama : Islam

    Status Perkawinan : Menikah

    Pendidikan Terakhir : SMA

    Pengalaman Kerja : Guru Paud

    No. Telp : 085234802008

  • 1 | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4

    Lampiran 4.Dokumentasi Kegiatan

  • 2 | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4

  • 3 | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a