LAPORAN KKN TEMATIK
Program Keaksaraan Universitas Brawijaya
KKN KEAKSARAAN PROGRAM PEMBERANTASAN BUTA AKSARA
LPPM UNIVERSITAS BRAWIJAYA DESA ARGOTIRTO, KECAMATAN SUMBERMANJING WETAN, KABUPATEN MALANG, JAWA TIMUR
i | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA TEMATIK
PROGRAM KEAKSARAAN DASAR
DI DESA ARGOTIRTO KECAMATAN SUMBERMANING WETAN
KABUPATEN MALANG
Disusun oleh :
Bella Dinna Safitri
115090700111002
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014
ii | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA TEMATIK
KEAKSARAAN DASAR
DI DESA ARGOTIRTO KECAMATAN SUMBERMANJING WETAN
KABUPATEN MALANG
Nama : Bella Dinna Safitri
NIM : 115090700111002
Program Studi : Fisika Geofisika/S-1
Fakultas : MIPA
Menyetujui,
Koordinator Wilayah Kabupaten Malang
KKN Tematik Program Keaksaraan Dasar
Mulyadi
Mengetahui,
Ketua Pelaksana KKN Tematik Program Keaksaraan Dasar
Ir. Agus Tumulyadi, M.P.
NIP. 19640830 198903 1 002
iii | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4
KATA PENGANTAR
Puji syukur sepatutnya dipanjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya sehingga Laporan Kuliah Kerja Nyata Tematik Program Keaksaraan Dasar di desa
Argotirto, kecamatan Sumbermanjing Wetan, kabupaten Malang ini dapat diselesaikan dengan
baik.
Penulisan Laporan Kuliah Kerja Nyata Tematik Program Keaksaraan Dasar ini tidak
lepas dari bantuan, petunjuk serta bimbingan dari berbagai pihak sehingga bisa terselesaikan
dengan baik dan lancar. Sehingga pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan banyak
terimakasih kepada:
1. Ir. Agus Tumulyadi, M.P selaku Ketua Pelaksana KKN Tematik Program Keaksaraan Dasar
dan segenap panitia KKN Tematik Program Keaksaraan Dasar yang telah membantu dan
mendampingi kami selama kegiatan KKN di lapang serta dalam penyusunan laporan KKN,
2. Bapak Mulyadi sebagai koordinator segenap tutor desa Argotirto dan seluruh tutor lokal serta
keluarga yang telah membantu dan membimbing dalam pelaksanaan kegiatan KKN Tematik
ini, mulai awal hingga akhir,
3. Vanisa, Mbak Desi, Mas Hendro, Mbak Titis, dan Mas Ciko selaku teman-teman
seperjuangan selama pelaksanaan kegiatan KKN Tematik di Desa Argotirto,
4. Seluruh Warga Belajar dan Tutor Lokal di desa Argotirto yang telah menerima kami dan
terus bersemangat dalam mengikuti kegiatan belajar ini, dan
5. Semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari Laporan Kuliah Kerja Nyata Tematik Program Keaksaraan ini masih
jauh dari sempurna. Untuk itu penulisan mohon maaf serta saran dan kritik yang membangun
sangat kami harapkan demi perbaikan kedepannya. Semoga Laporan Kuliah Kerja Nyata
Tematik Program Keaksaraan Dasar ini dapat bermanfaat, baik bagi penulis maupun pihak lain
yang membutuhkan. Amin.
Malang, 31 Maret 2014
Penulis
iv | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4
ABSTRAKSI
KKN atau kuliah kerja nyata, dimana dalam tatanan di masyarakat, mahasiswa
diharapkan menjadi agen perubahan atau agent of change bagi lingkungan masyarakat, melalui
KKN diharapkan mahasiswa dapat mengabdikan dirinya dan ilmunya kepada warga masyarakat
tempat sasaran KKN.
Dusun atau Kampung dimana kami diterjunkan adalah desa Klepu, kecamatan
Sumbermanjing Wetan, kabupaten Malang. Berdasarkan hasil observasi kami, didapatkan fakta
bahwa kegiatan warga desa Argotirto mulanya adalah petani. Di desa warga telah cukup
banyak yang dapat membaca, menulis, dan berhitung (calistung) walaupun sebagian masih
belum memiliki kemampuan tersebut. Maka dari itu saya memutuskan untuk membuat program
yang tidak jauh dari apa yang saya lihat dan rasakan.
Saya berharap dengan adanya program tersebut wawasan warga desa Argotirto menjadi
lebih berkembang dan mendapatkan pengetahuan baru. Program yang saya laksanakan
Alhamdulillah berjalan lancer dan selesai seperti yang saya dan warga rencanakan, walau
terdapat sedikit pemunduran waktu akibat terhintinya proses kkn saat terjadi bencana merapi,
namun berkat izin ALLAH SWT akhirnya program KKNT desa Argotirto dapat diselesaikan
dengan baik.
v | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4
RINGKASAN
Keaksaraan diperlukan untuk dapat mencari, memperoleh, menggunakan dan mengelola
informasi untuk meningkatkan mutu hidupnya. Perguruan Tinggi sebagai salah satu motor
penggerak dibawah naungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dapat ikut berperan aktif
dalam upaya mewujudkan masyarakat yang tahu akan aksara. Oleh karena itu, Lembaga
Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Brawijaya bekerjasama
dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Timur serta Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kabupaten Malang menyelenggarakan Kuliah Kerja Nyata Tematik Program
Inovasi Keaksaraan Tahun 2012/2013. Salah satu desa yang menjadi sasaran pelaksanaan KKN
Tematik Program Keaksaraan Dasar adalah Desa Argotirto. Desa ini berada di Kecamatan
Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang dengan mayoritas penduduknya bermata pencaharian
sebagai pengebun dan merupakan keturunan Madura, sehingga bahasa Madura menjadi bahasa
sehari-hari. Sebagian besar warga di desa ini buta huruf dan kebanyakan pada usia lanjut. Tujuan
pelaksanaan KKN Tematik program Keaksaraan Dasar adalah mendorong peran serta perguruan
tinggi dalam rangka pelaksanaan Pemberantasan Buta Aksara, memberdayakan masyarakat yang
mandiri melalui program kewirausahaan bercirikan potensi lokal. Kegiatan KKN Tematik ini
berlangsung dari tanggal 28 September 2013 sampai 28 Desember 2013.
Materi pembelajaran yang diberikan adalah pengenalan huruf, latihan menulis, dan
membaca. Kegiatan pembelajaran juga diselingi dengan pemberian materi keterampilan
kewirausahaan. Hal ini dilakukan untuk menghilangkan kejenuhan dan untuk menarik minat
masyarakat untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.
Kondisi awal warga belajar sebagian besar telah mengenal huruf, dapat menulis dan
membaca. Dengan adanya pemebelajaran melalui program KKN Tematik Keaksaraan Dasar ini,
kondisi warga belajar makin terampil dan memiliki pengetahuan umum yang lebih luas. Selain
itu, untuk Warga Belajar yang sebagian kecil lupa huruf dan angka mulai mengalami
perkembangan yang cukup baik dengan dapat menghafal huruf, sudah mulai lancar dan sedikit
demi sedikit kemampuan membacanya terbangun meskipun belum sempurna.
vi | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4
Faktor internal yang menjadi penghambat dalam pelaksanaannya adalah kondisi warga
belajar yang masih malu serta keterbatasan waktu. Permasalahan yang dialami diantaranya
perbedaan bahasa, kurangnya pengetahuan warga belajar akan pentingnya pembelajaran
keaksaraan, jenuh, halangan untuk menghadiri pembelajaran, serta kondisi medan yang
menyulitkan untuk menuju lokasi pembelajaran karena masih berupa tanah dan makadam, karena
di musim hujan jalan tersebut menjadi licin dan menyulitkan untuk dilalui. Akan tetapi secara
umum pelaksanaan kegiatan KKN Tematik Program Keaksaraan Dasar ini berjalan dengan baik
dan lancar dan permasalahan tersebut diatas dapat teratasi dengan bantuan berbagai pihak, baik
dukungan dari pemerintah desa Argotirto, tokoh masyarakat, pembimbing lapangan atau dari
tutor lokal dalam pendampingan penyampaian materi menggunakan bahasa yang dimengerti oleh
warga belajar. Selain itu variasi dalam penyampaian materi juga membantu mengatasi masalah
kejenuhan yang dialami oleh warga belajar.
vii | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................................ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... iii
ABSTRAKSI ...................................................................................................................... iv
RINGKASAN ..................................................................................................................... v
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................. 1
1.2 Tujuan KKN Tematik ................................................................................................... 5
BAB II METODOLOGI PELAKSANAAN ...................................................................... 5
2.1 Proses Pelaksanaan dan Program Kegiatan ....................................................................... 6
2.2 Jadwal Pelaksanaan ...................................................................................................... 8
2.3 Bahan dan Alat Pembelajaran ....................................................................................... 9
2.4 Strategi Pembelajaran ...................................................................................................... 10
2.5 Pelaksanaan Evaluasi Hasil Pembelajaran ......................................................................... 10
BAB III HASIL PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN (program
keaksaraan dasar tahap I) ............................................................................................. 13
3.1 Pembuatan lembaga posdaya keaksaraan ........................................................................... 13
3.2 Identifikasi warga belajar .............................................................................................. 13
BAB IV HASIL PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN (program
keaksaraan lanjutan) .................................................................................................... 19
4.1 Kondisi Masyarakat ......................................................................................................... 19
4.2 Kondisi awal Warga Belajar ......................................................................................... 19
4.3 Sosialisasi ke masyarakat dan Warga Belajar ............................................................... 19
4.4 Proses Pembelajaran .................................................................................................... 20
4.5 Tabel Kegiatan ............................................................................................................. 23
4.6 Tempat dan waktu pembelajaran ....................................................................................... 24
viii | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4
4.7 Proses Pembelajaran Mahasiswa ....................................................................................... 25
4.8 Tingkat pencapaian hasil pembelajaran ............................................................................. 26
4.9 Perkembangan dan Kondisi warga belajar di akhir program ....................................... 27
4.10 Kegiatan keterampilan kewirausahaan Warga Belajar ............................................... 27
4.11 Kegiatan Kemasyarakatan ......................................................................................... 28
4.12 Faktor pendorong dan penghambat ............................................................................. 28
4.13 Permasalahan yang dialami ........................................................................................... 30
4.14 Upaya untuk mengatasi permasalahan ....................................................................... 30
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI .............................................................. 32
5.1 Kesimpulan ................................................................................................................... 32
5.2 Rekomendasi ................................................................................................................. 32
Daftar Pustaka .................................................................................................................... 34
LAMPIRAN. ....................................................................................................................... 35
ix | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar Hadir Warga Belajar
Lampiran 3. Daftar Materi Pembelajaran
Lampiran 3. Data Tutor Lokal
Lampiran 4. Dokumentasi Kegiatan
1 | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang (Gambaran lokasi sasaran (potensi/profil desa))
Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok
orang yang ditransfer dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan,
atau penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga
memungkinkan secara otodidak (Dewey,2004). Setiap pengalaman yang memiliki efek formatif
pada cara orang berpikir, merasa, atau tindakan dapat dianggap pendidikan. Pendidikan
umumnya dibagi menjadi tahap seperti prasekolah, sekolah dasar, sekolah menengah dan
kemudian perguruan tinggi, universitas atau magang.
Negara berkembang seperti Indonesia biasanya mengalami permasalahan tentang
pemerataan pendidikan. Kondisi geografis Indonesia yang berupa kepulauan juga menjadi salah
satu hambatan dalam melakukan pemerataan pendidikan akibat sulitnya daerah-daerah tertentu
untuk dijangkau secara transportasi. Pemerataan pendidikan di negara ini sangat diperlukan
dilihat dari satu sisi pendidikan di perkotaan besar seperti di ibu kota yang telah memiliki
fasilitas sarana prasarana pendidikan yang sangat lengkap yang sangat berbeda jauh dengan
fasilitas yang diterima oleh peserta didik di daerah terpencil atau tertinggal. Pemusatan
metropolitas suatu daerah tersebut serta adanya ketertinggalan di daerah lain, dapat dijadikan
sebuah contoh permasalahan. Ketidakmerataan itu memberikan banyak perbedaan kondisi pada
masing-masing daerah, sehingga ketersediaan sarana prasarana kehidupan masyarakat di daerah
tertinggal belum terpenuhi secara optimal. Sayangnya, keterbatasan sarana prasarana tersebut
termasuk pula dalam bidang pendidikan yang menjadi cikal bakal kemajuan bangsa.
Pendidikan yang belum merata tersebut menyebabkan timbulnya masalah, salah satunya
dalah buta aksara. Kebutaaksaraan sangat terkait dengan kemiskinan, keterbelakangan,
kebodohan serta ketidakberdayan suatu masyarakat. Buta aksara merupakan ketidakmampuan
seseorang dalam membaca maupun memahami suatu bacaan tertentu. Hal ini masih menjadi
masalah terutama di negara-negara Asia selatan, arab, dan Afrika utara (40% sampai 50%). Asia
2 | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4
timur dan Amerika selatan memiliki tingkat buta huruf sekitar 10% sampai 15%. Biasanya,
tingkat buta aksara dihitung dari persentase populasi dewasa yang bisa menulis dan membaca.
Buta aksara juga dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan bahasa dan
menggunakannya untuk mengerti sebuah bacaan, mendengarkan perkataan, mengungkapkannya
dalam bentuk tulisan, dan berbicara. Dalam perkembangan modern kata ini lalu diartikan sebagai
kemampuan untuk membaca dan menulis pada tingkat yang baik untuk berkomunikasi dengan
orang lain, atau dalam taraf bahwa seseorang dapat menyampaikan idenya dalam masyarakat
yang mampu baca-tulis, sehingga dapat menjadi bagian dari masyarakat tersebut.
Kemampuan baca-tulis dianggap penting karena melibatkan pembelajaran berkelanjutan
oleh seseorang sehingga orang tersebut dapat mencapai tujuannya, dimana hal ini berkaitan
langsung bagaimana seseorang mendapatkan pengetahuan, menggali potensinya, dan
berpartisipasi penuh dalam masyarakat yang lebih luas.
Banyak analis kebijakan menganggap angka buta aksara adalah tolak ukur penting dalam
mempertimbangkan kemampuan sumber daya manusia di suatu daerah. Hal ini didasarkan pada
pemikiran yang berdalih bahwa melatih orang yang mampu baca-tulis jauh lebih murah daripada
melatih orang yang buta aksara, dan umumnya orang-orang yang mampu baca-tulis memiliki
status sosial ekonomi, kesehatan, dan prospek meraih peluang kerja yang lebih baik.
Argumentasi para analis kebijakan ini juga menganggap kemampuan baca-tulis juga berarti
peningkatan peluang kerja dan akses yang lebih luas pada pendidikan yang lebih tinggi.
Pemberantasan buta aksara merupakan pekerjaan yang tidak mudah, namun juga tidak
mustahil uuntuk dilakukan. Upaya pemberantasan buta aksara saat ini dilakukan berdasarkan
Instruksi Presiden Nomor 5 tahun 2006 tentang Gerakan Nasional Percepatan Penuntasan Wajib
Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dan Pemberantasan Buta Aksara.
Pengalaman pemerintah Indonesia sejak tahun 1970-an menunjukkan tingkat
pemberantasan buta aksara tidak terlalu stabil, namun dari tahun ke tahun menunjukkan
perkembangan yang semakin baik. Pada tahun 2006, penduduk Indonesia usia 15 tahun ke atas
yang buta aksara menurun 8,07 persen atau 12.881.080 orang. Dari jumlah tersebut, 68,5
persennya adalah perempuan (Depdiknas, 2006). Penduduk Indonesia yang masih buta aksara
umumnya berdomisili di pelosok pedesaan maupun di daerah-daerah terpencil. Pemerintah
3 | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4
bertekad untuk menurunkannya hingga lima persen pada tahun 2009. Ini berarti pada tahun 2009
mendatang sekitar 7,5 juta pnduduk harus sudah buta aksara. Data BPS menunjukkan, setiap
tahunnya pemerintah hanya mampu memberantas buta aksara antara 150.000-200.000 orang.
Apabila tidak dilakukan suatu terobosan dalam pelaksanaan pemberantasan buta aksara, maka
dibutuhkan sekitar 12,5 tahun untuk mencapai angka buta aksara 5 persen.
Pada tahun 2009, Departemen Pendidikan Nasional melalui Direktorat Pendidikan
Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal menyediakan berbagai
bantuan penyelenggaraan pembelajaran keaksaraan termasuk bantuan operasional keaksaraan,
keaksaraan keluarga, keaksaraan usaha mandiri, berbagai program pendidikan pemberdayaan
perempuan, program pengembangan budaya baca, dan pendidikan keluarga berwawasan gender.
Upaya pemerintah dalam menuntaskan buta huruf telah menampakan hasil yang
signifikan. Di indonesia, pada tahun 2003 tercatat ada 15.41 juta orang yang mengalami buta
aksara. Namun pada tahun 2010 jumlah itu menyusut menjadi 7,54 juta orang. Artinya,
Indonesia lebih cepat melampaui target Millenium Development Goals (MDGs) yang
menyepakati penurunan 50 persen buta aksara pada tahun 2015.
Perguruan Tinggi sebagai salah satu motor penggerak dibawah naungan Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan dapat ikut berperan aktif dalam upaya mewujudkan masyarakat
melek huruf. Oleh karena itu, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM)
Universitas Brawijaya bekerjasama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa
Timur serta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Malang menyelenggarakan Kuliah
Kerja Nyata Tematik Program Inovasi Keaksaraan dengan tema Program Keaksaraan Dasar
Berbasis Keterampilan Kewirausahaan Warga Belajar Melalui Kegiatan KKN-Tematik di Desa
Argotirto, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang
Fokus kegiatan KKNT posdaya keaksaraan Universitas Brawijaya 2013 berada di desa
Argrotirto, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Untuk lebih
mengenal lokasi kegiatan berikut sekilas profil dari lokasi KKNT posday keaksaraan Universitas
Brawijaya.
Kecamatan Sumbermanjing Wetan terletak disebelah selatan wilayah Kabupaten Malang,
Provinsi Jawa Timur, Dengan batas wilayah sebelah Utara Kec. Turen, Selatan Samudra
4 | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4
Indonesia, Timur Kec. Dampit dan Barat Kec. Gedangan dengan luas wilayah 27.218,49 Ha.
ketinggian + 600 m diatas permukaan laut. Kecamatan Sumbermanjing Wetan terdiri dari 15
desa, dengan jumlah penduduk sebanyak 100.065 Jiwa atau 31.691 Kepala Keluarga (KK).
Sebanyak 4.562 KK ( 16.55 %) dikategorikan sebagai Rumahtangga Miskin (RTM). Mata
pencaharian utama masyarakat disini adalah petani dan buruh tani. Kecamatan ini memiliki
sejumlah sumberdaya alam potensial seperti Pertambangan, Perikanan dan Perkebunan Adapun
produk unggulan pertanian kecamatan ini adalah Tebu, Kopi dan Cengkih dan unggulan produk
lain seperti Minyak daun cengkih.
Letak geografis
A. Selatan
Batas kecamatan Sumbermanjing wetan di bagian selatan adalah samudra
Indonesia. Samudra Hindia, samudra Indonesia, atau samudra Hindia adalah lautan
terbesar ketiga di dunia, meliputi sekitar 20% permukaan air di bumi. Total luas dari
samudra ini adalah 68.556 Juta km2. Titik terdalamnya berada di palung Jawa sedalam -
7.258 m.
B. Barat
Kecamatan Sumbermanjing juga berbatasan dengan kecamatan Gedangan.
Gedangan sendiri adalah sebuah kecamatan di kabupaten Malang. Kecamatan ini
merupakan kecamatan paling selatan dari kabupaten Malang, yang memiliki kontur
bergunung dan samudra.
C. Utara
Bagian utara kecamatan Sumbermanjing berbatasan dengan kecamatan Turen.
Turen sebagai pusat aktivitas masyarakat memiliki sejarah yang sangat panjang.
D. Timur
Bagian timur kecamatan ini berbatasan langsung dengan kecamatan Dampit dan
Tirtoyudo. Kecamatan Dampit secara geografis terletak di sebelah tenggara 36 km dari
kota Malang. Luas wilayah kecamatan Dampit adalah 135.300 km2. Secara umum
struktur tanah di wilayah kecamatan Dampit merupakan jenis tanah [edsolik dengan
topografi sebagian merupakan daratan dan pegunungan dengan ketinggian 300-460 m di
5 | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4
atas permukaan laut, dengan kemiringan kurang dari 40%. Curah hujan rata-rata 1.419
mm setiap tahun.
Desa Argotirto adalah salah satu desa yang ada di kecamatan Sumbermanjing
Wetan, Malang Selatan. Desa ini memiliki luas wilayah yaitu 1742,00 ha. Sebagian besar
penduduk di Desa Argotirto adalah berprofesi sebagai petani tebu dengan jumlah
penduduk yang menjadi petani sebanyak 1.489 jiwa. Oleh karena itu, sebagian besar
wilayah desa ini dengan kasat mata adalah perkebunan tebu.
Desa Argotirto memiliki 18 RW dan 40 RT, dengan jumlah penduduk desa adalah
sebanyak 6.405 orang dengan mayoritas adalah bersuku Madura sekitar 60% dan 40%
bersuku Jawa. Mayoritas agama di desa ini adalah Islam sekitar 99% dan sisanya adalah
beragama Kristen.
Ilmu pengetahuan, pendidikan dan keterampilan merupakan hal yang sangat
penting sebab hal itu merupakan modal utama untuk bersaing dengan negara
lain. Misalnya Amerika Serikat mempunyai penemuan-penemuan baru di bidang Ilmu
Pengetahuan dan teknologi yang dapat digunakan sebagai nilai jual ke negara
lain tanpa menghilangkan keoriginalan penemuan awal yang mereka lakukan. Melihat
kondisi pendidikan di Indonesia, masih jauh perlu dilakukan pembenahan di berbagai
bidang pendidikan. Dilihat dari ruang lingkup di Indonesia yang sempit ini, masih
saja ada masyarakat yang terbelakang yaitu masih banyak masyarakat yang
menyandang status buta aksara.
Dengan melihat permasalahan tersebut, maka dalam upayanya
meningkatkan tingkat keaksaraan di Indonesia, Direktorat Pendidikan Masyarakat
telah mengintensifkan pelaksanaan program Kelompok Belajar Keaksaraan
Fungsional. Program ini merupakan pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan
bagi warga masyarakat penyandang buta aksara untuk menumbuhkan dan
mengembangkan kemampuan keaksaraan (membaca, menulis, menghitung,
tematik) serta keterampilan fungsional yang dibutuhkan terkait dengan
kemampuan keaksaraan itu, sehingga dengan kemampuan keaksaraan itu mereka
6 | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4
dapat menguasai pengetahuan dasar yang dibutuhkan dalam habitat dan komunitas
hidupnya.
1.2 Tujuan penyelenggaraan
Berikut ini adalah tujuan penyelenggaraan KKN :
1. Agar perguruan tinggi menghasilkan sarjana sebagai penerus pembangunan yang lebih
menghayati permasalahan yang sangat kompleks yang dihadapi masyarakat dalam
pembangunan dan belajar menanggulangi permasalahan tersebut secara pragmatis dan
interdisipliner. Hal ini erat kaitannya dengan pengembangan kepribadian mahasiswa
(personality development),
2. Untuk lebih mendekatkan perguruan tinggi kepada masyarakat, dan lebih menyesuaikan
keberadaan pendidikan tinggi kepada tuntutan pembangunan (institutional
development),
3. Membantu pemerintah dalam percepatan laju pembangunan dan mempersiapkan kader-
kader pembangunan di pedesaan (community development),
4. Memberikan pengalaman dan keterampilan kepada mahasiswa tentang penerapan ilmu
pengetahuan secara interdisipliner dalam memecahkan masalah-masalah dalam
pemberdayaan masyarakat serta menumbuhkan dan mengembangkan kepedulian dan
tanggung jawab sosial terhadap kemajuan masyarakat di desa Argotirto, kecamatan
Sumbermanjing Wetan, kabupaten Malang Selatan,
5. Meningkatkan peran mahasiswa sebagai MODIN- AKSI (motivator, dinamisator,
akselerator, dan sumber informasi) dalam kegiatan pembangunan masyarakat di desa
Argotirto, kecamatan Sumbermanjing Wetan, kabupaten Malang Selatan,
6. Terbentuknya kader-kader dalam masyarakat khususnya di lokasi KKN sehingga dapat
mendorong dinamika kehidupan masyarakat yang positif dalam pencapaian
pembangunan daerah di desa Argotirto, kecamatan Sumbermanjing Wetan, kabupaten
Malang Selatan, dan
7. Meningkatkan kemampuan dan partisipasi Perguruan Tinggi untuk bekerjasama dengan
pemerintah maupun pihak-pihak lainnya dalam pembangunan masyarakat
7 | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4
8 | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4
BAB II
METODOLOGI PELAKSANAAN KKN TEMATIK
2.1 Proses Pelaksanaan dan Program Kegiatan
Mengingat waktu pelaksanaan KKN Tematik relatif singkat dan pelaksanaan proses
pembelajaran juga sangat terbatas, maka agar target penuntasan buta aksara dapat tercapai
dilakukan hal- hal sebagai berikut :
1. Memanfaatkan waktu sebaik mungkin secara efektif dan efesien,
2. Membagi peran dan tanggung jawab antar pesrta KKN dalam satu tim dengan
mengedepankan sikap saling membantu dan bekerja sama,
3. Menyiapakan semua perencanaan dan persiapan secara matang,
4. Mahasiswa menguasai kurikulum dan bahan ajar sebaik mungkin,
5. Menggunakan pendekatan, metode, strategi dan media pembelajaran yang beragam dan
dipandang efektif untuk kondisi masyarakat setempat,
6. melakukan konsultasi dengan Tim Pelaksana KKN Tematik apabila mengalami kesulitan,
7. Mencatat semua proses pelaksanaan kegiatan KKN Tematik PBA setiap hari ke dalam
kertas tanda tangan sebagai bahan pembuatan laporan akhir kegiatan KKN dan meminta
tanda tangan tentor lokal pada kertas tanda tangan ketika dilakukan pendampingan dilokasi
KKN, dan
8. Mendokumentasikan setiap aktivitas yang berhubungan langsung dengan kegiatan KKN
Tematik untuk keperluan Lampiran Laporan akhir KKN.
Mahasiswa KKN Tematik juga melaksanakan kegiatan lain yang bermanfaat dan
dibutuhkan masyarakat selama tidak mengganggu aktivitas utama proses pembelajaran
pendidikan keaksaraan. Kegiatan lainnya tersebut diisi dengan melakukan kegiatan ketrampilan
dengan warga belajar dan penyuluhan tentang kesehatan. Metode yang digunakan dalam
kegiatan ini adalah partisipasi aktif. Hal ini menjadi wadah untuk masyarakat, pemerintah beserta
unsur-unsur lainnya yang berkaitan dengan program ini didorong berpartisipasi aktif sejak
perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi program.
9 | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4
Program Keaksaraan Dasar yang bertujuan untuk memberantas buta aksara melalui
pelaksanaa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik perlu dikemas dengan materi yang menarik agar
diminati oleh masyarakat. Hal ini juga bertujuan untuk memotivasi masyarakat agar mau
mengikuti program ini. Kegiatan kewirausahaan umumnya sangat diminati masyarakat, hal ini
dikarenakan mereka sangat membutuhkan materi tersebut untuk mendukung kegiatan
perekonomiannya dalam kesehariannya Oleh karena itu, pelaksanaan program keaksaraan dasar
ini akan terlaksana lebih baik apabila dilaksanakan pembelajaran berbasis ketrampilan
kewirausahaan.
Program-program KKN Tematik yang diajukan adalah Program Keaksaraan Dasar
sebagai Program Pokok dan Program Kewirausahaan sebagai program tambahan yang dapat
diuraikan sebagai berikut :
a. Pelatihan Tutor Lokal terhadap mahasiswa peserta KKN Tematik yang menguasai proses
pembelajaran pemberantasan buta aksara dan ketrampilan,
b. Pembelajaran membaca, menulis dan menghitung bagi masyarakat buta aksara di lokasi
sasaran program KKN Tematik,
c. Pembelajaran keterampilan bagi masyarakat buta aksara di lokasi sasaran program KKN
Tematik, dan
d. Kegiatan kemasyarakatan. Pada kegiatan KKN Tematik Keaksaraan Dasar ini, bagi
mahasiswa selain menjalankan program tematik juga wajib berpartisipasi dalam kegiatan
kemasyarakatan. Para mahasiswa dan pengelola KKN harus komunikatif dan mampu
mengadakan pendekatan sosial cultural terhadap masyarakat, sehingga mereka menjadi
kooperatif dan partisipatif dalam setiap program yang telah dicanangkan.
2.2 Jadwal Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan KKN di desa Argotirto, kecamatan Sumbermanjing Wetan,
kabupaten Malang. Berlangsung selama 25 (dua puluh lima) hari efektif @ 60 jam, yaitu
terhitung mulai tanggal September s.d. Desember tahun 2013 dengan rincian minggu
pertama pelaksanaan persiapan dan pendataan, 9 minggu melakukan proses pendampingan
dan pembelajaran di kelompok-kelompok Warga Belajar oleh Tutor Mahasiswa didampingi
10 | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4
Tutor Lokal, dan minggu terakhir digunakan untuk pelaksanaan ujian. Jadwal pelaksanaan
kegiatan seperti pada tabel dibawah ini :
NO KEGIATAN
MINGGU KE
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Persiapan dan Pendataan
2.
Pendampingan dan
Pembelajaran Warga
Belajar oleh Tutor
Mahasiswa dan Tutor
Lokal
3. Praktek skill dari
ketrampilan
4. Ujian WB
Langkah-langkah proses pembelajaran adalah sebagai berikut :
1. Registrasi ulang Warga Belajar oleh Tutor Mahasiswa dengan mengisi formulir
identifikasi Warga Belajar dan foto,
2. Menyusun bahan ajar oleh Tutor Mahasiswa,
3. Melakukan proses pendampingan dan pembelajaran dengan melengkapi
administrasi pembelajaran berupa daftar hadir dan materi pembelajaran, dan
4. Pembelajaran berbasis keaksaraan dan keterampilan.
Waktu pelaksanaan kegiatan pembelajaran disesuaikan dengan waktu yang disepakati
warga belajar dengan beberapa pertimbangan, yakni waktu tersebut adalah waktu yang sangat
kondusif untuk melakukan proses pembelajaran serta diharapkan pada waktu itu semua warga
dapat mengahadiri kegiatan belajar. Intensitas kegiatan pembelajaran antara kelompok yang satu
dengan kelompok lainnya berbeda-beda sesuai dengan kesepakatan.
Berdasarkan pertemuan kelompok belajar diperoleh kesepakatan antara warga belajar
dengan tutor mengenai waktu dan tempat dilaksanakannya kegiatan pembelajaran.
11 | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4
2.3 Bahan dan Alat Pembelajaran
Bahan ajar terdiri bahan pelajaran pokok, menggunakan model instructional design (ID)
Construktivist-Interpretivist Theory, modul yang dibuat oleh mahasiswa berdasarkan kebutuhan
warga belajar, sifatnya intergrated antara ketrampilan berbahasa Indonesia (berbicara,
mendengar), membaca, menulis, menghitung, keaksaraan & teknologi tepat guna dengan
pertimbangan agar menarik bagi warga belajar.
Bahan Pelajaran Pokok terdiri dari: Pedoman KKNT Keaksaraan Dasar Tahun 2013,
modul yang dibuat oleh mahasiswa berdasarkan kebutuhan warga belajar yang terdiri dari bahan
ajar calistung dan ketrampilan, bahan/ alat ketrampilan sesuai dengan minat dan kebutuhan
warga belajar, Sarana belajar pelengkap misalnya ATK (berupa buku, penghapus, dan pensil)
dan papan tulis serta bahan belajar di sekitarnya warga belajar serta alat ketrampilan.
2.4 Strategi Pembelajaran
Telah dimaklumi bersama bahwa pada umumnya sasaran program penuntasan buta aksara
terdiri dari masyarakat orang dewasa. Oleh karena itu dalam membelajarkan merekatentu harus
memperhatikan konsep belajar untuk orang dewasa (andragogi).
Ada beberapa prinsip belajar bagi orang dewasa yang harus dipahami setiap tutor, antara
lain adalah :
a. Pembelajaran berorientasi pada masalah yang dihadapi warga belajar (problem oriented),
b. Pembelajaran berorientasi pada pengalaman sendiri warga belajar (experiences oriented),
c. Warga belajar bebas untuk belajar sesuai dengan pengalamannya dan pengalaman bermakna
(meaningfull) bagi warga belajar,
d. Tujuan pembelajaran ditentukan dan disetujui warga belajar melalui kontrak belajar
(learning contract),
e. Warga belajar memperoleh umpan balik tentang pencapaian tujuan pembelajaran,
f. Motifasi intrinsik mengahsilkan pembelajaran lebih mudah diserap dan lebih permanen,
g. Bahan ajar lebih mudah dipelajari oleh warga belajar apabila sesuai dengan kebiasaannya,
h. Partisipasi aktif setiap warga belajar dalam proses pembelajaran memperbaiki ingatan
mereka, dan
i. Praktek ketrampilan dan skill dalam kreativitas para warga belajar.
12 | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4
Berdasarkan prinsip-prinsip diatas maka ada beberapa hal yang perlu mendapatkan
perhatian dari setiap tutor, yaitu:
a. Warga belajar termotivasi untuk belajar jika materi pembelajaran sesuai dengan
pengalaman,minat, dan kebutuhan warga belajar. Oleh karena itu, materi pembelajaran
dibuat menarik dan ada hubungannya secara langsung dengan pengalaman,minat, dan
kebutuhan hidup sehari-hari warga belajar.
b. Orientasi belajar berhubungan erat dengan kehidupan warga belajar, sehingga unit yang
tepat untuk pembelajaran adalah situasi kehidupan sehari-hari setiap warga belajar
c. Setiap warga belajar mempunyai keinginan dan kebutuhan untuk mengarahkan diri menuju
kemandirian berdasarkan situasi tertentu. Oleh karena itu, tutor memberikan dorongan
semangat yang terus-menerus dapat berperan dalam meningkatkan proses saling memberi
dan menerima
d. Tutor memposisikan setiap warga belajar sebagai subjek aktif dalam proses-proses
perencanaan maupun pelaksanaan kegiatan, oleh karena itu, tutor memberikan kesempatan
penuh kepada warga belajar untuk memanfaatkan pengetahuan,kemampuan dan ketrampilan
dalam kelompok belajar
Setiap warga belajar senang apabila aktifitas belajarnya bermakna bagi kehidupannya,
dan hasilnya dapat diterapkan. Oleh karena itu, materi pembelajaran bersifat praktis,konkrit,dan
bermanfaat bagi warga belajar
2.5 Pelaksanaan Evaluasi Hasil Pembelajaran
Evaluasi atau penilaian merupakan satu kesatuan terintegrasi dengan proses pembelajaran
yang dilakukan sebelum,selama dan setelah selesai program pembelajaran. Penilain pada
hakikatnya merupakan upaya pengamatan,pengukuran, dan pembinaan yang terus menerus sejak
tahap permulaan, pelaksanaan, dan tindak lanjut. Penilaian merupakan serangkaian kegiatan
yang bertujuan untuk memperoleh,analisis, dan menafsirkan data tentang input,proses, dan hasil
belajar setiap warga belajar yang dilakuakn secara sistematis dan berkesinambungan sehingga
menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Kegiatan penilaian
menitikberatkan pada keaktifan,kehadiran,dan penerapan hasil pembelajaran. Pada setiap
tahapan penilaian harus dilakukan secara partisipatif
13 | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4
a. Penilaian sebelum proses pembelajaran
Kemampuan setiap warga belajar pada awal masuk kelompok belajar tidaklah sama.
Setiap warga belajar mempunyai kemampuan awal yang berbeda-beda dari yang sedikit
mengenal aksara sampai dengan sudah mengetahui keaksaraan dalam standar tertentu. Oleh
karena itu tutor perihal kemampuan awal setiap warga belajar, baik pada ketrampilan
calistung dasarnya minat dan kebutuhan fungsionalnya.
Hasil penilaian awal ini akan membantu dan memudahkan tutor dalam melakukan hal-
hal sebagai berikut :
1. Mengetahui tingkat keaksaraan awal warga belajar,
2. Pengelompokan warga belajar berdasarkan tingkat kemampuannya,
3. Perumusan tujuan belajar,
4. Pembuatan rencana pembelajaran,
5. Penentuan materi dan strategi/metode/teknik pembelajaran,
6. Penentuan/penggunaan bahan/media belajar, dan
7. Pembuatan kesepakatan belajar.
b. Penilaian selama proses pembelajaran
Prinsip utama penilaian selama proses pembelajaran KKN kekasaraan adalah untuk:
1. Mengetahui kemampuan belajar warga belajar,
2. Mengetahui efektifitas strategi/metode pembelajaran,
3. Menilai efektifitas bahan ajar yang digunakan,
4. Perubahan/perbaikan rencana pembelajaran bagi peningkatan materi pembelajaran,
dan
5. Bahan pelaporan.
c. Penilaian akhir pembelajaran
Penilaian setelah pembelajarn (penilaian akhir) pada prinsipnya adalah untuk:
1. Mengetahui pencapaian hasil belajar warga belajar,
2. Mengetahui efektifitas metode pembelajaran,
3. Perencanaan program lanjutan, dan
4. Bahan pelaporan
14 | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4
15 | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4
BAB III
HASIL PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN
(program keaksaraan dasar tahap I)
3.1 Pembuatan lembaga posdaya keaksaraan
Terdapat dua pusat pos pembelajaran warga belajar, yaitu :
a. Di Paud sekaligus rumah kediaman dari Ibu Mufarrohah selaku Tutor dan Pendamping
Lokal 1 dan
b. Di rumah kediaman Ibu Durrotun Numah selaku Tutor dan Pendamping Lokal 2.
3.2 Identifikasi warga belajar
Peserta warga belajar 30 orang yang dibagi menjadi dua kelompok belajar, yaitu :
Kelompok Belajar Ibu Mufarrohah yang selanjutnya disebut dengan kelompok
belajar I, beranggotakan sebagai berikut :
1) Nama : Siati
TTL : Malang, 23 Juni 1977
Usia :36
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan Terakhir : SD
2) Nama : Nur Indah Sari
TTL : Malang, 29 Juli 1988
Usia : 25
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan Terakhir : MTs
3) Nama : Sutik
TTL : Malang, -
Usia : -
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan Terakhir : SD
16 | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4
4) Nama : Nur Khalifah
TTL : Malang, 28 Oktober 1981
Usia : 32
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan Terakhir : MTs
5) Nama : Iin Fardiana
TTL : Malang, 19 Oktober 1988
Usia : 27
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan Terakhir : SMP
6) Nama : Nimah
TTL : Malang, 3 Agustus 1984
Usia : 29
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan Terakhir : SD
7) Nama : Pawan
TTL : Malang, -
Usia : -
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan Terakhir : MI
8) Nama : Luluk Sriwahyuni
TTL : Malang, 17 Januari 1990
Usia : 23
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan Terakhir : SMP
9) Nama : Eni Yuliana
TTL : Malang, -
Usia : -
Jenis Kelamin : Perempuan
17 | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4
Pendidikan Terakhir : SD
10) Nama : Saiful Aisyah
TTL : Malang, 3 September 1984
Usia : 29
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan Terakhir : SMP
11) Nama : Winarti
TTL : Malang, 8 April 1964
Usia : 49
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan Terakhir : SD
12) Nama : Sri Hastuti
TTL : Malang, 22 Desember 1987
Usia : 26
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan Terakhir : SMA
13) Nama : Rumini
TTL : Malang, -
Usia : -
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan Terakhir : SD
14) Nama : Sri Widayati
TTL : Malang, 31 Oktober 1994
Usia : 19
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan Terakhir : SMP
15) Nama : Nur Afifah
TTL : Malang, 14 Desember 1986
Usia : 27
18 | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan Terakhir : SMP
16) Nama : Sri Mulyani
TTL : Malang, -
Usia : -
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan Terakhir : SMP
17) Nama : Martiani
TTL : Malang, 16 April 1973
Usia : 40
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan Terakhir : SD
18) Nama : Fanami
TTL : Malang, 4 April 1988
Usia : 25
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan Terakhir : SMP
19) Nama : Sarmi
TTL : Malang, 1963
Usia : 50
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan Terakhir : SD
20) Nama : Karti
TTL : Malang, -
Usia : -
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan Terakhir : -
21) Nama : Riati
TTL : Malang, -
19 | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4
Usia : -
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan Terakhir : SD
Kelompok Belajar Ibu Durrotun Numah yang selanjutnya disebut dengan
kelompok belajar II, beranggotakan sebagai berikut :
1) Nama : Azizaturrohmah
TTL : Malang, 22 Januari 1976
Usia : 37
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan Terakhir : SMA
2) Nama : Misti
TTL : Malang, 1 Januari 1965
Usia : 48
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan Terakhir : SD
3) Nama : Sulihah
TTL : Malang, 2 Februari 1965
Usia : 48
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan Terakhir : SMP
4) Nama : Masruroh
TTL : Malang, 17 Juni 1970
Usia : 43
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan Terakhir : SMP
5) Nama : Anita Nur Aini
TTL : Malang, 22 Agustus 1990
Usia : 23
Jenis Kelamin : Perempuan
20 | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4
Pendidikan Terakhir : SMA
6) Nama : Pangati
TTL : Malang, -
Usia : -
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan Terakhir : SD
7) Nama : Mariati
TTL : Malang, -
Usia : -
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan Terakhir : SD
8) Nama : Maryam
TTL : Malang, -
Usia : -
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan Terakhir : SD
9) Nama : Sunarti
TTL : Malang, 2 September 1976
Usia : 37
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan Terakhir :SD
21 | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4
BAB IV
HASIL PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN
(program keaksaraan lanjutan)
4.1 Kondisi Masyarakat
Desa Argotirto berada di kecamatan Sumbermanjing Wetan, kabupaten Malang. Sebagian
besar penduduk di desa ini berprofesi sebagai petani/buruh tani, kondisi ini didukung dengan
area sawah dan perkebunan yang cukup luas didaerah ini. Masyarakatnya memulai bekerja dari
pagi hingga sore hari. Penduduk yang tinggal di desa Argotirto kebanyakan merupakan
keturunan Madura, sehingga bahasa Madura menjadi bahasa komunikasi sehari-hari di desa ini.
Mayoritas penduduk desa ini beragama Islam. Kegiatan keagamaan yang rutin
dilaksanakan diantaranya adalah kegiatan pengajian setiap minggu, khataman dan lain
sebagainya. Masyarakat desa Argotirto sebagian besar berpendidikan akhir SMP, meskipun
beberapa dari mereka sempat merasakan bangku SMA. Hampir seluruh warga perempuan yang
telah berkeluarga atau ibu-ibu berprofesi sebagai ibu rumah tangga. Tidak dapat disalahkan jika
sebagian dari ibu rumah tangga tersebut telah melupakan keterampilan calistung yang mereka
dapat disekolah, khususnya keterampilan menulis dan membaca. Selain itu, sebagian masyarakat
desa Argotirto juga berprofesi sebagai TKI atau TKW. Hal tersebut dikarenakan faktor
kebutuhan ekonomi keluarga yang harus dipenuhi.
4.2 Kondisi awal Warga Belajar
Pada saat kondisi awal pembelajaran, Warga Belajar tamatan SMP dan SMA dapat
dengan baik memahami materi calistung dasar yang diberikan oleh Tutor Mahasiswa. Namun,
beberapa Warga Belajar tamatan SD cukup sulit dalam memahami materi yang diberikan,
sehingga diperlukan pendampingan secara personal. Selain itu, juga terdapat Warga Belajar
tamatan SMP yang telah lupa mengenai calistung karena lama tidak mempergunakan keahlian
tersebut, sehingga terkadang tidak ingat salah satu huruf abjad.
4.3 Sosialisasi ke masyarakat dan Warga Belajar
22 | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4
Kegiatan KKN Tematik terlebih dahulu diawali dengan sosialisasi ke masyarakat dan
warga belajar desa Argotirto, kecamatan Sumbermanjing Wetan, kabupaten Malang.
Pelaksanaan sosisalisasi diantaranya dengan pengenalan program kegiatan dan pembekalan
Tutor Mahasiswa dan Tutor Lokal. Dalam kegiatan tersebut dilakukan pendataan awal terhadap
tutor lokal serta dijelaskan tentang bagaimana tujuan kegiatan dan teknis pelaksanaan
pembelajaran, diantaranya jadwal pelaksanaan, materi pembelajaran serta praktek pelatihan
ketrampilan dalam modul pembelajaran.
Selanjutnya sosialisasi dengan mempertemukan antara tutor mahasiswa, tutor lokal, dan
warga belajar pada kelompok belajar masing masing. Pada kegiatan ini dilakukan perkenalan,
sosialisasi program, serta pendataan awal terhadap Warga Belajar dengan pengambilan foto dan
mencatat data diri warga belajar.
Pada awal pelaksanaan, terdapat 2 warga belajar di desa Argotirto, kecamatan
Sumbermanjing Wetan, kabupaten Malang Selatan. Akan tetapi, pada pertemuan selanjutnya
terdapat beberapa Warga Belajar tambahan. Perekrutan Warga Belajar di desa Argotirto,
kecamatan Sumbermanjing Wetan, kabupaten Malang Selatan dibantu oleh Tutor Lokal yang
sebelumnya telah membentuk kelompok pembelajaran. Keberadaan tutor lokal sangat membantu
dalam hal memudahkan penyampaian materi dan perkenalan dalam kegiatan keaksaraan dasar ini
akibat perbedaan bahasa lokal yang digunakan oleh Warga Belajar yang tidak dikuasai oleh
Tutor Mahasiswa.
Selain itu, sebagai upaya antisipasi penurunan minat pembelajaran aksara di desa
Argotirto, dilakukan sosialisasi lanjutan, seperti : mengikuti pengajian rutin warga dan
membantu mengajar adik-adik paud. Dua metode ini dipilih karena metode inilah yang efektif
untuk mengambil hati warga desa, khususnya ibu-ibu rumah tangga.
4.4 Proses pembelajaran
Sektor pendidikan masih memegang peranan penting dalam peningkatan
Sumber Daya Manusia di Indonesia yang rendah mutunya. Agar sumber daya manusia di
Indonesia dapat bersaing dan memegang peranan minimal di negaranya sendiri maka diperlukan
suatu perencanaan untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia, termasuk Pendidikan Non
Formal dan Informal. Tidak dapat dipungkiri bahwa masih banyak sekali sumber daya
23 | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4
manusia di Indonesia yang tidak berkompeten, hal ini dipengaruhi oleh tingkat pendidikan
masyarakat yang rendah bahkan banyak masyarakat terutama di pedesaan yang tidak
mengenyam pendidikan sama sekali, sehingga mengalami buta aksara. Untuk mengurangi
tingkat buta aksara di Indonesia, maka pemerintah harus melakukan upaya-upaya
pembangunan manusia Indonesia secara menyeluruh.
Hakikat pembangunan manusia adalah meningkatan kualitas sumber daya
manusia dan masyarakat agar mampu berperan serta secara aktif dalam pembangunan dan
mampu meningkatkan efisiensi dan produktivitas bagi peningkatan kesejahteraan hidupnya.
Untuk mencapai masyarakat sejahtera barometer utamanya adalah pendidikan. Keterbelakangan
pendidikan akan mengakibatkan terlambatnya menyerap informasi yang berkaitan dengan
kemajuan, terlebih lagi mereka yang buta huruf sangatlah sulit untuk berkompetitif, mereka
juga tidak dapat berkesempatan memperoleh pekerjaan dan penghasilan yang layak serta
kurang dapat berpartisipasi dalam setiap tahapan pembangunan.
Dalam upaya meningkatkan tingkat keaksaraan masyarakatnya, program
pemberantasan Buta Aksara dengan bentuk-bentuk pembelajaran yang ditujukan agar warga
belajar mampu menulis, membaca, berhitung serta menganalisis tematik. Warga belajar tidak
hanya mendapatkan materi pembelajaran yang bersifat akademik, akan tetapi warga belajar juga
diberi pelatihan keterampilan yang mudah untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan
yang sesuai dengan keadaan di lingkungan wilayah sekitar tempat tinggal warga belajar. Pada
pelaksanaan suatu program pemerintah umumnya terdapat hambatan ataupun
kekurangan yang terjadi dalam proses pelaksanaannya. Untuk memgurangi hambatan
tersebut, maka perlu dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan program yang telah atau sedang
dijalankan.
a. Eksekusi Program
Tahap Pemberantasan dilaksanakan September-November 2013 Pada tahap
Pemberantasan ini, materi yang diberikan adalah materi dasar membaca, menulis dan
berhitung. Tutor memberikan materi awal dengan mengenalkan huruf abjad kemudian
membantu warga belajarnya untuk dapat menghafal huruf-huruf. Setelah warga belajar
mampu mengenal dan menghafal huruf-huruf abjad, kemudian tutor mengajari para warga
24 | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4
belajar untuk berlatih mengeja suku kata. Jika hal itu sudah bisa dilakukan oleh warga
belajar dengan benar, maka tutor akan menambah tingkat kesulitan dalam
proses pembelajaran tahap I ini, yaitu dengan mengajari warga belajar mengeja
dan berlatih membaca kata sederhana. Untuk materi berhitung di tahap I ini, tutor
memberi materi dengan menggunakan angka-angka yang sangat sederhana.
Tahap Pembinaan dilaksanakan September-Desember 2013. Setelah melalui tahap I,
maka pada tahap II ini warga belajar akan diberi materi pembelajaran yang tingkatannya
lebih sulit. Awalnya tutor akan mengulang kembali materi dasar yang telah diberikan
pada tahap I. Selanjutnya, tutor mengajarkan kepada warga belajar untuk membaca
kalimat sederhana. Tutor juga melakukan pengembangan lain, seperti mengajar bahasa
inggris dasar dan kegiatan ketrampilan,
Proses pembelajaran yang dilaksanakan di rumah penduduk dengan jadwal
pembelajaran 2 kali dalam 1 minggu. Setiap kelompok belajar memiliki jadwal yang
berbeda dengan kelompok belajar yang lain. Dalam tiap tahapan, warga belajar juga diberi
keterampilan fungsional.
b. Monitoring dan Evaluasi
Pemantauan dan evaluasi reguler dilakukan untuk mengetahui perkembangan
kelompok belajar dan masalah yang dihadapi dalam proses pembelajaran. Dengan
pemantauan reguler maka kegiatan pembelajaran dapat terkendali. Monitoring dan
evaluasi merupakan upaya pengendalian dan pembinaan yang terus menerus sejak
tahap persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut, maka dalam proses monitoring dan
evaluasi perlu dilakukan dari waktu ke waktu yang menyangkut keadaan warga belajar,
sarana belajar, proses dan isi materi belajar.
Kegiatan monitoring dan evaluasi perlu dilaksanakan secara rutin dan teratur,
sehingga setiap masalah dan hambatan yang ditemui dalam pembinaan dan pelaksanaan
program di lapangan dapat segera dicarikan jalan pemecahannya atau diberikan masukan
dalam rangka perbaikan program.
Evaluasi dilaksanakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan kelompok belajar
dalam menambah pengetahuan masyarakat tentang keaksaraan. Yang terlibat saat evaluasi
25 | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4
terutama adalah tutor dibantu dari tim Kecamatan yang langsung terjun mengevaluasi
kelompok belajar. Pelaksanaan evaluasi melibatkan tutor. Bentuk evaluasinya adalah para
warga belajar diberi soal yang telah disesuaikan dengan kurikulum dari Dinas
Pendidikan Kabupaten kemudian dikerjakan dan diberi skor sesuai dengan benar dan
salahnya. Materi ujian yang diberikan adalah sesuai dengan materi pembelajaran program
Pemberantasan Buta Aksara yang berisi materi membaca, menulis, dan berhitung serta
tentang keterampilan fungsionalnya.
c. Laporan dan Tindak Lanjut
Kegiatan pelaporan dilaksanakan secara berjenjang mulai dari tingkat kelompok
belajar sampai dengan tingkat pusat. Dalam kegiatan pelaporan ini tutor ataupun
penyelenggara wajib memberikan laporan yang sebenarnya tentang bagaimana keadaan
kelompok belajar yang ditanganinya agar apabila ada masalah dapat segera ditangani dan
ditindaklanjuti.
4.5 Tabel Kegiatan
No hari dan tanggal Materi Keterangan
1 Sabtu, 28 September 2013 Pengenalan Kelompok WB
II
-
2 Sabtu, 5 Oktober 2013 Pengenalan Kelompok WB I -
3 Minggu, 6 Oktober 2013 Menghias Toples Tidak ada pembelajaran
Calistung
4 Sabtu, 12 Oktober 2013 Tes Kemampuan Calistung -
5 Minggu, 13 Oktober 2013 Tes Kemampuan Calistung -
6 Sabtu, 19 Oktober 2013 Pengenalan huruf dan kata;
Pengenalan kata dan kalimat
sehari-hari dalam Bhs
Inggris
Kelas dibagi dua, kelas aksara
dan kelas bhs inggris
26 | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4
7 Minggu 20 Oktober 2013 Pengenalan huruf dan kata;
Pengenalan kata dan kalimat
sehari-hari dalam Bhs
Inggris
Kelas dibagi dua, kelas aksara
dan kelas bhs inggris
8 Sabtu, 16 November 2013 Menyusun Kalimat; Simple
Present
Kelas dibagi dua, kelas aksara
dan kelas bhs inggris
9 Minggu, 17 November
2013
Menyusun Kalimat; Simple
Present
Kelas dibagi dua, kelas aksara
dan kelas bhs inggris
10 Sabtu, 23 November 2013 Berpuisi; Simple Present
Cont
Kelas dibagi dua, kelas aksara
dan kelas bhs inggris
11 Minggu, 24 November
2013
Pelajaran Psikologi Tidak ada pembelajaran
Calistung
12 Sabtu, 30 November 2013 Kesehatan Wanita Tidak ada pembelajaran
Calistung
13 Minggu, 1 Desember 2013 Kesehatan Wanita Tidak ada pembelajaran
Calistung
14 Sabtu, 7 Desember 2013 Penyuluhan Gizi Anak Tidak ada pembelajaran
Calistung
15 Minggu, 8 Desember 2013 Berpuisi; Simple Present
Cont
Kelas dibagi dua, kelas aksara
dan kelas bhs inggris
16 Sabtu, 14 Desember 2013 Belajar angka dan berhitung;
Simple Past Present dan
menterjemahkan cerita
Indonesia->Inggris
Kelas dibagi dua, kelas aksara
dan kelas bhs inggris
17 Minggu, 15 Desember
2013
Belajar angka dan berhitung;
Simple Past Present dan
menterjemahkan cerita
Indonesia->Inggris
Kelas dibagi dua, kelas aksara
dan kelas bhs inggris
27 | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4
18 Sabtu, 21 Desember 2013 Menulis kegiatan sehari-hari
selama 1 minggu; Simple
Past
Kelas dibagi dua, kelas aksara
dan kelas bhs inggris
19 Minggu, 22 Desember
2013
Menulis kegiatan sehari-hari
selama 1 minggu; Simple
Past
Kelas dibagi dua, kelas aksara
dan kelas bhs inggris
20 Selasa 24 Desember 2013 Review materi Calistung -
21 Kamis, 26 Desember 2013 Review materi Calistung -
22 Sabtu, 28 Desember 2013 Ujian -
23 Minggu, 29 Desember
2013
Ujian -
4.6 Tempat dan waktu pembelajaran
Terdapat dua waktu pembelajaran dan tempat pembelajran yang berbeda,
mengingat terdapat dua kelompok warga belajar. Hal ini dilakukan mengingat
penyamaan jadwal antara warga belajar, tutor dan pendamping lokal, dan mahasiswa.
Secara rinci tempat dan waktu pembelajaran sebagai berikut :
4.6.1 Setiap hari sabtu, berada di Paud sekaligus rumah dari Ibu Mufarrohah selaku Tutor
dan Pendamping Lokal 1;
4.6.2 Setiap hari minggu, berada di kediaman Ibu Durrotun Numah selaku Tutor dan
Pendamping Lokal 2.
Selain dua jadwal rutin diatas, mahasiswa juga melakukan kegiatan KKNT diluar
kegiatan belajar-mengajar guna melakukan pendekatan kepada masyarakat. Kegiatan
tersebut adalah mengikuti pengajian warga dan membantu mengajar adik-adik paud.
4.7 Proses Pembelajaran Mahasiswa
Penulis telah menempuh kegiatan Kuliah Kerja Nyata selama + 3 bulan, terhitung sejak
awal September 2013 s/d awal Desember 2013 . Selama melaksanakan kegiatan, baik dalam
28 | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4
pelaksanaan program individu, program bantu teman,bantu masyarakat, maupuan program-
program unit, penulis mendapatkan pengalaman yang dapat dijadikan suatu pembelajaran.
Kuliah Kerja Nyata merupakan salah satu bentuk yang memadukan ketiga unsur Pendidikan,
Penelitian, dan Pengabdian masyarakat. Dalam kegiatan ini unsur mahasiswa lebih ditonjolkan
dalam mengaplikasikan ilmu yang telah didapat langsung terhadap masyarakat. Dalam proses
pembelajaran mahasiswa dituntut untuk belajar akademik maupun non akademik, yaitu untuk
belajar di luar lingkungan kampus, seperti halnya Kuliah Kerja Nyata yang terdapat di
Universitas Islam Indonesia. Ini merupakan kegiatan yang memprioritaskan tentang hubungan
kemasyarakatan dimana kita dituntut untuk melaksanakan program yang bertujuan membantu
masyarakat desa dalam hal tenaga dan pikiran berupa keterampilan dan keilmuan.
Adapun pelajaran yamg dapat diambil dari kegiatan KKN antara lain adalah :
a. Dengan adanya pelaksanaan KKN kita dilatih untuk mandiri dengan tantangan dan
hambatanyang ada. Mulai dari bagaimana cara megidentifikasi masalah yang dihadapi
danmerumuskannya dalam program- program yang merupakan solusi yang bisa ditawar kan
kepadamasyarakat,
b. Dengan adanya pelaksanaan KKN kita diharuskan untuk bersosialisasi dan beradaptasi
denganmasyarakat yang berbeda latar belakang,
c. Dengan adanya pelaksanaan KKN kita dilatih untuk belajar memetakan masalah yang kita
temui di masyarakat dengan menerapkan ilmu yang didapatkan di bangku perkuliahan,
d. Dengan adanya pelaksanaan KKN kita menjumpai adat istiadat di masyarakat yang baru,
e. Dengan adanya pelaksanaan KKN kita berlatih untuk berorganisasi serta mengembangkan
kemampuan leadership,
f. Dengan adanya pelaksanaan KKN kita bisa mendapatkan pengalaman terjun langsung
kemasyarakat seperti berdialog, mengamati kebiasaan dan kultur masyarakat, mengenal
berbagai macam karakter dan kebias aan masyarakat yang tidak diperoleh selama di bangku
kuliah,
g. Dengan pelaksanaan KKN kita menumbuhkan rasa kebersamaan diantara teman satu unit,
dan
29 | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4
h. Dengan pelaksanaan KKN kita menumbuhkan rasa kegotong-royongan dengan warga
masyarakat. Selain itu juga mencoba membantu penyelesaian masalah yang tengah
berkembang di masyarakat. Belajar dari kehidupan masyarakat desa mengenai arti
kebersamaan, kegotongroyongan, toleransi, dan hidup berdampingan sesama warga.
4.8 Tingkat pencapaian hasil pembelajaran
Setelah menerapkan seluruh tahapan dalam kegiatan pembelajaran maka dapat
disimpulkan dari penuturan seluruh tutor dan warga belajar yang merasakan bertambahnya
pengetahuan warga desa Argotirto tentang ilmu dasar dan terapan terutama baca tulis dan
ketrampilan yang dapat digunakan sebagai acuan untuk belajar ke tahap berikutnya dalam
masyarakat. Pada kenyataannya, banyak warga belajar yang sudah faham tentang baca-tulis dan
hanya beberapa saja yang masih memiliki pemahaman minim tentang baca tulis sehingga
dibentuklah kelompok tersendiri.
4.9 Perkembangan dan Kondisi warga belajar di akhir program
Warga belajar mulai memperhatikan kemampuan calistung mereka dan memiliki
kemauan untuk terus mengasah kemampuan calistung mereka. Setelah mengerti bahwa
kemampuan calistung berguna bagi kepentingan diri sendiri dan kerabat, khususnya bagi warga
belajar adalah anak-anak mereka, belajar dan mengasah kemampuan calistung bukan lagi
menjadi hal yang diabaikan.
Bagi mereka yang memiliki tujuan untuk menjadi TKI atau TWK maka kemampuan
calistung bukan lagi sesuatu yang bisa di tawar. Sedangkan bagi mereka ibu rumah tangga,
memiliki kemampuan calistung yang mumpuni dapat membantu belajar anak-anak mereka, hal
ini bukanlah sesuatu yang bisa diabaikan. Anak akan sangat terbantu dalam pelajarannya
disekolah maupun paud apabila orang tua mereka membimbing dengan baik.
Pemahaman mengenai pentingnya keterampilan calistung menjadi sangat penting karena
hal ini akan mempengaruhi semangat belajar Warga Belajar kedepannya. Setelah tim KKNT
Desa Argrotirto tidak lagi mengajar di desa Argrotirto diharapkan para Wrga Belajar tetap
mempertajam kemampuan calistung mereka sehingga menjadi lebih terampil.
4.10 Kegiatan keterampilan kewirausahaan Warga Belajar
30 | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4
Berbagai macam pembelajaran dalam segi baca tulis merupakan hal utama yang
dilakukan selama KKN. Selain itu juga dilakukan pembelajaran bahasa inggris dan menerapkan
sistem pendekatan secara melalui ketrampilan membuat toples. Hal ini secara tidak langsung
mengasah kemampuan calistung Warga Belajar karena dalam proses pembuatan toples tersebut
Warga Belajar dipaksa untuk membaca modul menghias toples yang berisi informasi dalam
bentuk huruf dan angka. Pembelajaran calistung melalui keterampilan dapat dijadikan cara
penerapan calistung Warga Belajar yang efektif untuk meningkatkan kemampuan tiap individu.
Kegiatan keterampilan yang dilakukan oleh Warga Belajar juga merupakan ajang meningkatkan
sisi kreativitas individu karena hal ini menyebabkan munculnya ketrampilan tersebut warga
belajar dapat memperoleh ide-ide baru sehingga kedepannya banyak ketrampilan yang dapat
dibuat oleh warga belajar.
Materi lainnya yang diberikan oleh Tim KKNT desa Argotirto adalah pembelajaran
psikologi, pembelajaran mengenai gizi anak, dan pembelajaran penetahuan umum mengenai
kanker payudara. Ketiga materi ini dianggap perlu diberikan karena pengetahuan umum (non
calistung) merupakan pengetahuan yang sangat dibutuhkan oleh Warga Belajar dalam
menjalankan kehidupan sehari-hari. Pembelajaran tersebut sangat berkaitan dengan kondisi
Warga Belajar yang merupakan wanita berkeluarga dan memiliki anak berumur di bawah 20
tahun.
4.11 Kegiatan Kemasyarakatan
Keterlibatan Tutor Mahasiswa dalam kegiatan kemasyarakatan merupakan hal penting
yang harus dilaksanakan untuk melakukan pendekatan terhadap Warga Belajar. Kegiatan
kemasyarakatan yang dilakukan oleh Tim KKNT desa Argotirto adalah ikut serta dalam
pengajian dan membantu mengajar anak-anak paud. Pengajian dilakukan pada hari rabu jam
14.00 WIB dan untuk mengajar anak-anak paud dilakukan pada saat Tim KKNT punya waktu
luang selain hari sabtu dan minggu. Kegiatan kemasyarakatan ini dilakukan juga sebagai bentuk
sosialisasi Tim KKNT kepada warga belajar dan masyarakat Desa Argotirto sehingga ada timbal
balik dari warga belajar untuk mau ikut serta dalam kegiatan belajar.
4.12 Faktor pendorong dan penghambat
31 | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4
Faktor penghambat pelaksanaan program Pemberantasan Buta Aksara di desa Argotirto
adalah sebagai berikut :
1. Nilai-nilai sosial
Adanya sikap masyarakat yang tidak mau dan malu menginformasikan bahwa ada
diantara diri masyarakat yang buta aksara. Di samping itu, masih ada masyarakat yang
beranggapan kurangnya manfaat yang dirasakan dari program pendidikan
terhadap kehidupan sehari-hari, artinya meskipun berpendidikan belum tentu
bisa menjamin kebutuhan sehari-hari. Dengan demikian masyarakat tidak
terdorong untuk mengikuti program pendidikan, termasuk program Pemberantasan
Buta Aksara.
2. Mata Pencaharian
Mata pencaharian musiman yang ada pada masyarakat sering
mempengaruhi terhadap dorongan masyarakat untuk mengikuti program pendidikan.
Pada saat musim mata pencaharian tertentu tiba, masyarakat cenderung lebih
memilih mencari nafkah untuk memenuhi kehidupan sehari-harinya dari pada
mengikuti program Pemberantasan Buta Aksara. Pemberantasan Buta Aksara juga
terhambat masalah mata pencaharian warga belajarnya, dimana warga belajar lebih
memilih mencari uang dari pada mengikuti proses pembelajaran. Hal ini
menyebabkan saat warga belajar merasa ada peluang mencari uang, maka mereka akan
meninggalkan pembelajaran. Permasalahan ini tidak dapat dihindari dan tutor juga tidak
berhak melarang karena warga belajar juga membutuhkan pekerjaan untuk bertahan
hidup
3. Motivasi penduduk
Permasalahan yang paling mendasar dalam pemberantasan buta aksara
yaitu rendahnya motivasi belajar penduduk buta aksara. Minimnya pengetahuan
masyarakat tentang pendidikan juga sangat berpengaruh terhadap kelancaran
pelaksanaan program Pemberantasan Buta Aksara, mereka tidak merasa
membutuhkan pendidikan karena mereka menganggap itu tidak penting sehingga
mereka kurang respon terhadap program ini.
32 | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4
Selain terdapat hambatan dalam pelaksanaan program Pemberantasan Buta
Aksara, terdapat pula faktor pendukung terlaksananya program pemerintah ini, yaitu :
1. Keaktifan Tutor
Tutor memegang peranan penting dalam pelaksanaan program Pemberantasan Buta
Aksara di desa Argotirto karena tanpa dukungan tutor maka kegiatan pembelajaran tidak
akan berjalan sesuai yang diinginkan. Sejauh ini kinerja tutor pada kelompok belajar di
desa Argotirto cukup memuaskan dilihat dari keuletan dan kesabaran tutor dalam
menghadapi warga belajar yang sebagian besar ibu-ibu tersebut. Dapat
disimpulkan bahwa kesuksesan pembelajaran salah satunya adalah tergantung
keuletan tutornya dalam memberi motivasi warga belajarnya. Tutor harus mau
mendatangi satu per satu dan menunjukkan semangat yang tinggi. Dengan begitu warga
belajar juga ikut termotivasi dan punya kesadaran untuk mengikuti
pembelajaran.
2. Sarana dan Prasarana Warga Belajar
Kegiatan pembelajaran program Pemberantasan Buta Aksara ini sudah mendapat
dukungan dari LPPM yang berupa penyediaan sarana dan prasarana bagi warga belajar
sehingga para warga belajar tidak dituntut untuk membayar sedikitpun. Sarana dan
prasarana tersebut sangat standar berupa alat tulis-menulis, namun sudah bisa mendukung
berjalannya proses pembelajaran program Pemberantasan Buta Aksara.
4.13 Permasalahan yang dialami
Dalam melaksanakan KKNT, Tutor Mahasiswa mengalami beberapa kesulitan, seperti
komunikasi yang kurang lancar dengan Mahasiswa Senior yang menyebabkan pelaksanaan
kegiatan KKNT kurang maksimal. Hal ini menjadi sumber kurangnya informasi mengenai
keadaan Warga Belajar saat awal pembelajaran. Pada pertengahan kegiatan KKNT dan
seterusnya jumlah warga belajar yang mengikuti kegiatan makin berkurang.
Selain itu, sulitnya medan di jalan masuk desa Argotirto menjadi hambatan tersendiri
untuk Tim KKNT desa Argtirto. Tugas yang mengharuskan Tim KKNT Desa Argrotirto untuk
Pulang-Pergi dari lokasi kegiatan menjadikan beban mental dan fisik yang jelas. Jarak tempuh
33 | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4
yang jauh dan jalan akses menuju desa yang sulit merupakan makan sehari-hari bagi Tim KKNT
Desa Argrotirto.
4.14 Upaya untuk mengatasi permasalahan
Hambatan yang dialami oleh Tim KKNT sesa Argrotirto tidak serta merta menyebabkan
patah semangat dalam berbagi pengetahuan dengan Warga Belajar. Tim KKNT desa Argotirto
berusaha menyambung komunikasi dengan Mahasiswa Senior dalam mencari informasi
mengenai Warga Belajar, baik dalam pelaporan kegiatan maupun informasi lainnya. Jarangnya
bertatap muka secara langsung antara Tim KKNT Desa Argrotirto dengan tim mahasiswa senior
dapat diatasi dengan menggunakan alat komunikasi yang ada.
Se;ain itu, dalam mengatasi kondisi Warga Belajar yang jumlahnya makin menurun
selama proses KKN, dilakukan pemberian materi keterampilan pengetahuan umum. Hal ini
dilakukan untuk menarik minat Warga Belajar dalam mengikuti secara keseluruhan KKNT di
desa Argotirto. Keikutsertaan Tim KKNT desa Argotirto pada kegiatan kemasyarakatan, seperti
pengajian rutin mingguan juga dilakukan untuk menambah kedekatan Tutor Mahasiswa dengan
Warga Belajar. Begitu pula dengan sosialisasi lanjutan dengan cara mengajar paud, hampir
seluruh warga belajar medaftarkan anaknya sebagai murid di paud. Sehingga diharapkan pula
dengan mengajar adik-adik di paud dapat menjadi jembatan antara Tim KKNT Desa Argrotirto
dnegna warga belajar.
34 | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1 Kesimpulan
Program yang telah penulis rencanakan, dapat terlaksana dengan baik dan memenuhi
harapan, serta telah memenuhi target dari Kuliah Kerja Nyata yang telah ditentukan.
Program yang telah penulis laksanakan dapat berjalan dengan baik dan lancar. Meskipun
terdapat beberapa faktor kendala baik secara teknis maupun non teknis, namun semuanya itu
dapat penulis lalui berkat bantuan dari teman teman, masyarakat dan semua pihak yang
membantu.
Dengan adanya Kuliah Kerja Nyata ini, khususnya di desa Argotirto, Kecamatan
Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, Jawa Timur diharapkan semua mahasiswa dapat
menjalin kerja sama dan dapat mengabdikan dirinya ke dalam masyarakat dengan
menerapkan ilmunya sesuai dengan yang didapat selama menempuh kuliah, sehingga
dengan demikian diharapkan akan didapat suatu pengalaman kerja lapangan yang
sesungguhnya dalam rangka menghadapi dunia kerja. Selain itu setiap mahasiswa KKN
dituntut untuk dapat menjadi konektor atau penghubung yang akan menjembatani
masyarakat dari pihak luar yang terkait dalam rangka peningkatan pembangunan fisik maupun
non fisik.
Pada akhirnya penulis ingin menyampaikan bahwa kehadiran mahasiswa KKN untuk masa
masa yang akan datang masih sangat diperlukan sebagai pendamping sekaligus motivator dan
fasilitator bagi warga masyarakat dalam rangka melaksanakan pembangunan baik yang bersifat
materi maupun nonmateri.
5.2 Rekomendasi
3. Penulis mengharapkan kepada pemerintah desa beserta dengan seluruh warga masyarakat
supaya dapat meningkatkan upaya -upaya pembangunan baik yang bersifat materi maupun
non- materi di dalam lingkungan masyarakatnya, walaupun sudah tidak ada lagi mahasiswa
KKN yang ditempatkan untuk memotivasi maupun sebagai fasilitator dalam rangka ikut
memajukan pembangunan di lingkungan masyarakat tersebut,
35 | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4
4. Penulis mengharapkan kepada seluruh mahasiswa KKN agar dalam pelaksanaan kegiatan
lebih bersungguh-sungguh sesuai dengan yang dibutuhkan oleh masyarakat dan matrik
kegiatan yang telah direncanakan,
5. Sosialisasi yang dilakukan Pihak LPPM sebaiknya lebih ditingkatkan, yaitu dengan
melakukan sosialisasi rutin di tiap Kelurahan tentang manfaat program
Pemberantasan Buta Aksara. Hal itu bertujuan untuk memaksimalkan terjaringnya
warga buta aksara dan menjadikan mereka mempunyai kesadaran yang tinggi dalam
mengikuti program pemerintah ini,
6. Walaupun program Pemberantasan Buta Aksara merupakan Pendidikan Non Formal,
namun Pemerintah juga harus memperhatikan kesejahteraan para penyelenggara
dan tutor seperti layaknya Pendidikan Formal dengan menyediakan sarana dan prasarana
yang memadai dan honor yang cukup, dan
7. Unit Pelaksana Teknis LPPM sebaiknya lebih memperhatikan perkembangan warga
belajarnya setelah selesai mengikuti program ini, terutama terhadap realisasi tujuan
pemerintah untuk memandirikan warganya.
36 | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4
Daftar Pustaka
Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Malang. 2010. Penduduk Akhir Tahun 2010
Kabupaten Malang. Malang : BPS Kabupaten Malang.
Moleong Lexy J, METODOLOGI PENELITIAN KUALITATIF, Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, cetakan ke-26, 2009.
Dewey, John. 2004. Democracy and Education. The Free Press. Hlm. 14. ISBN 0-684-83631-9.
Direktorat Pendidikan Masyarakat, Dirjen Pendidikan Luar Sekolah, Departemen Pendidikan
Nasional. 2006. Pedoman Pelaksanaan : Gerakan Nasional Percepatan Penuntasan
Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dan Pemberantasan Buta Aksara.
Jakarta.
Djudju Sudjana. 2006. Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.
H.B. Sutopo. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif Dasar Teori dan Terapannya dalam
Penelitian. Surakarta : UNS Press.
Hadari Nawawi. 2005. Manajemen Strategik Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan
(dengan Ilustrasi di Bidang Pendidikan). Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
J. Salusu. 1998. Pengembangan Keputusan Strategik untuk Organisasi Publik dan Organisasi
Non Profit. Jakarta : PT. Gramedia.
Moh. Nazir. 1988. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia
Sugiyono, METODE PENELITIAN KUANTITATIF KUALITATIF DAN R&D, Bandung :
CV Alfabeta, cetakan ke-8, 2009
37 | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4
LAMPIRAN
Lampiran 1.
DAFTAR HADIR WARGA BELAJAR
NamaMahasiswa: Bella DinnaSafitri, HendroSulistiono, VannisaSyahra, Desiana Natalia Durakal
Alamat Tempat Belajar : RT 01 RW 01 Desa Argotirto
No NamaWargaBelajar
Tanggalpembelajaran
28/
9
5/
10
12/
10
19/
10
16/
11
23/
11
30/
11
7/
12
14/
12
21/
12
26/
12
28/
12
1 Siati
2 Nur Indah Sari
3 Sutik
4 Nur Khalifah
5 Iin Fardiana
6 Nimah
7 Pawan
8 Luluk Sriwahyuni
9 Eni Yuliana
10 Safiatul Aisyah
11 Winarti
1 | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4
12 Sri Hastuti
13 Rumini
NamaMahasiswa: Bella DinnaSafitri, HendroSulistiono, VannisaSyahra, Desiana Natalia Durakal
AlamatTempatbelajar:RT 01 RW 01 Desa Argotirto
No NamaWargaBelajar
Tanggalpembelajaran
28/
9
5/
10
12/
10
19/
10
16/
11
23/
11
30/
11
7/
12
14/
12
21/
12
26/
12
28/
12
1 Sri Widayati
2 Nur Afifah
3 Sri Mulyani
4 Martiani
5 Fanani
6 Sarmi
7 Karti
2 | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4
8 Riati
NamaMahasiswa: Bella DinnaSafitri, HendroSulistiono, VannisaSyahra, Desiana Natalia Durakal
AlamatTempatbelajar:RT 04 RW 02 Desa Argotirta
No NamaWargaBelajar
Tanggalpembelajaran
28/
9
6/1
0
13/
10
20/
10
17/
11
24/
11
1/
12
8/
12
15/
12
22/
12
26/
12
28/
12
1 Azizaturrohmah
2 Misti
3 Sulihah
4 Masruroh
5 Anita Nur Aini
6 Pangati
7 Mariati
8 Maryam
9 Sunarti
3 | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4
4 | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4
LAMPIRAN 2 : Daftar materi pembelajaran
DAFTAR MATERI KELAS PEMBELAJARAN
Nama Mahasiswa : Bella Dinna Safitri
pertemuan ke hari tanggal materi ttd ket
1 Sabtu 28 September 2013 Pengenalan Kelompok WB II
2 Sabtu 5 Oktober 2013 Pengenalan Kelompok WB I
3 Minggu 6 Oktober 2013 Menghias Toples Tidak ada pembelajaran
Calistung
4 Sabtu 12 Oktober 2013 Tes Kemampuan Calistung
5 Minggu 13 Oktober 2013 Tes Kemampuan Calistung
6 Sabtu 19 Oktober 2013 Pengenalan huruf dan kata; Pengenalan kata
dan kalimat sehari-hari dalam Bhs Inggris
Kelas dibagi dua, kelas
aksara dan kelas bhs
inggris
5 | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4
7 Minggu 20 Oktober 2013 Pengenalan huruf dan kata; Pengenalan kata
dan kalimat sehari-hari dalam Bhs Inggris
Kelas dibagi dua, kelas
aksara dan kelas bhs
inggris
8 Sabtu 16 November 2013 Menyusun Kalimat; Simple Present Kelas dibagi dua, kelas
aksara dan kelas bhs
inggris
9 Minggu 17 November 2013 Menyusun Kalimat; Simple Present Kelas dibagi dua, kelas
aksara dan kelas bhs
inggris
10 Sabtu 23 November 2013 Berpuisi; Simple Present Cont Kelas dibagi dua, kelas
aksara dan kelas bhs
inggris
11 Minggu 24 November 2013 Pelajaran Psikologi Tidak ada pembelajaran
Calistung
12 Sabtu 30 November 2013 Kesehatan Wanita Tidak ada pembelajaran
Calistung
13 Minggu 1 Desember 2013 Kesehatan Wanita Tidak ada pembelajaran
Calistung
6 | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4
14 Sabtu 7 Desember 2013 Penyuluhan Gizi Anak Tidak ada pembelajaran
Calistung
15 Minggu 8 Desember 2013 Berpuisi; Simple Present Cont Kelas dibagi dua, kelas
aksara dan kelas bhs
inggris
16 Sabtu 14 Desember 2013 Belajar angka dan berhitung; Simple Past
Present dan menterjemahkan cerita
Indonesia->Inggris
Kelas dibagi dua, kelas
aksara dan kelas bhs
inggris
17 Minggu 15 Desember 2013 Belajar angka dan berhitung; Simple Past
Present dan menterjemahkan cerita
Indonesia->Inggris
Kelas dibagi dua, kelas
aksara dan kelas bhs
inggris
18 Sabtu 21 Desember 2013 Menulis kegiatan sehari-hari selama 1
minggu; Simple Past
Kelas dibagi dua, kelas
aksara dan kelas bhs
inggris
19 Minggu 22 Desember 2013 Menulis kegiatan sehari-hari selama 1
minggu; Simple Past
Kelas dibagi dua, kelas
aksara dan kelas bhs
inggris
20 Selasa 24 Desember 2013 Review materi Calistung
7 | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4
21 Kamis 26 Desember 2013 Review materi Calistung
22 Sabtu 28 Desember 2013 Ujian
23 Minggu 29 Desember 2013 Ujian
Lampiran 3. Data Tutor Lokal dan Pendamping Lokal
Tutor Lokal
Nama (KTP) : Mufarrohah, S. PdI
Alamat (KTP) : Rt 01 Rw 01, Desa Argotirto
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat Lahir : Malang
Tanggal Lahir : 16 Agustus 1978
Agama : Islam
Status Perkawinan : Menikah
Pendidikan Terakhir : S1
Pengalaman Kerja : Kepala Sekolah dan Guru Paud
No. Telp : 081233236348
Nama (KTP) : Durrotun Numah
Alamat (KTP) : RT 04 Rw 02, Desa Argrotirto
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat Lahir : Malang
Tanggal Lahir : 14 April 1983
Agama : Islam
Status Perkawinan : Menikah
Pendidikan Terakhir : SMA
Pengalaman Kerja : Guru Paud
No. Telp : 085234802008
1 | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4
Lampiran 4.Dokumentasi Kegiatan
2 | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a y a 2 0 1 4
3 | L a p o r a n K K N T e m a t i k K e a k s a r a a n U n i v e r s i t a s B r a w i j a
Top Related