LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
BALAI PENGEMBANGAN INDUSTRI PERSEPATUAN INDONESIA (BPIPI)
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN RI DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH
BALAI PENGEMBANGAN INDUSTRI PERSEPATUAN INDONESIA Kompleks Pasar Wisata , Kedensari, Tanggulangin, Sidoarjo
031 8855149, Fax 031 8856150 Website. http://bpipi.kemenperin.go.id
SIDOARJO – 2016
Laporan Kinerja tahun 2016 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
Kata Pengantar
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (LAKIP) tahun 2016 Balai Pengembangan Industri Persepatuan
Indonesia Tahun 2016 telah dapat diselesaikan.
Laporan Kinerja merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas
dan fungsi yang dipercayakan pada Balai Pengembangan Industri Persepatuan
Indonesia atas penggunaan anggaran. Dalam laporan kinerja tahun 2016 BPIPI
merupakan pengukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan (disclosure)
dari hasil analisis terhadap pengukuran kinerja. Laporan kinerja BPIPI di
bertujuan untuk memberikan informasi kinera yang terukur dari kegiatan yang
sudah dilakukana oleh BPIPI atas mandat dan kinerja yang telah tercapai. Selain
itu, juga sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi Balai Pengembangan
Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI) dalam meningkatkan kinerjanya.
Laporan kinerja ini disusun berdasarkan instruksi Presiden nomor 7 tahun
1999, Peraturan Menteri Perindustrian Nomor:150/M-IND/PER/12/2011 tentang
Pedoman Penyusunan Dokumen Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di
Lingkungan Kementrian Perindustrian serta peraturan Mentri Perindustrian
Nomor 151/M-IND/PER/12/2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Evaluasi
Akuntabilitas Kinerja di Lingkungan Kementrian Perindustrian. Laporan Kinerja
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia ini diharapkan dapat
memberika masukan kepada Pimpinan Kementrian Perindustrian dan Khususnya
Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah yang merupakan pembina BPIPI
dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Laporan ini sekaligus dapat
digunakan dalam upaya optimalisasi percapaian program kerja dan kinerja tahun
yang akan datang.
Laporan Kinerja ini disusun mengacu pada Renstra Balai Pengembangan
Industri Persepatuan Indonesia tahun 2014 – 2019, Perjanjian kinerja Balai
Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia tahun 2016, dan DIPA tahun
anggaran 2016.
Laporan Kinerja tahun 2016 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
Kata Pengantar
iii
Demikian Laporan Akuntabilitas Kinerja BPIPI Tahun 2016, masukan dan
saran membangun dari semua pihak sangat diharapkan sebagai bahan
penyempurnaan penyusunan laporan pada waktu yang akan datang dan dapat
memperbaiki kinerja organisasi serta mampu meningkatkan prestasi kerja
Sidoarjo, Januari 2017
Kepala Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
(BPIPI)
( Ir. E Ratna Utarianingrum, M.Si)
Laporan Kinerja Tahun 2016 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
Ikhtiar Eksklusif
iv
IKHSTIAR EKSKLUSIF Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Balai Pengembangan
Persepatuan Indonesia adalah pertanggungjawaban Perjanjian Kinerja BPIPI
tahun anggaran 2016. Dalam laporan ini, dijelaskan tentang capaian keberhasilan
sasaran yang telah ditetapkan yang kemudian akan dijadikan rekomendasi untuk
sasaran kinerja selanjutnya.
Dalam laporan ini juga di jelaskan capaian Rencana Strategis periode
2015 – 2019 yang menjadi dasar dibuatnya Perjanjian Kinerja Balai
Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia. Dalam LAKIP ini dibahas
mengenai capaian Rencana Startegis periode 2015 – 2019 pada tahun kedua.
Hampir semua Sasaran Strategis BPIPI dan Renstra termuat dalam Perjanjian
Kinerja BPIPI. Adapun sasaran Strategis yang termuat Rencana Strategis
2015 – 2019 adalah sebagai berikut:
1. Meningkatnya jumlah wirusaha baru/wirausaha menengah baru
2. Meningkatnya kemampuan sentra, unit pelayanan teknis (UPT), tenaga
penyuluh lapangan (TPL), serta konsultan industry kecil dan menengah
3. Meningkatnya kerjasama dengan lembaga pendidikan, lembaga penelitian dan
pengembangan serta asosiasi industry dan asosiasi profesi terkait
4. Meningkatnya kompetensi SDM dan Sertifikasi kompetensi
5. Peningkatan pengembangan produk
6. Peningkatan segmen dan perluasan pasar
7. Meningkatnya layanan dukungan manajemen
Sedangkan sasaran strategis dalam Perjanjian Kinerja tahun 2016 adalah
sebagai berikut:
1. Meningkatnya jumlah Wirausaha Industri Baru
2. Meningkatnya Kemampuan sentra, Unit Pelayanan Teknis, Tenaga Penyuluh
Lapangan serta Konsultan Industri Kecil dan Menengah
3. Meningkatnya kerjasama dengan Lembaga Pendidikan, Lembaga Penelitian
dan Pengembangan serta asosiasi industri dan asosiasi profesi terkait
4. Terfasilitasinya bantuan bimbingan teknis
5. Peningkatan pengembangan produk
Laporan Kinerja Tahun 2016 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
Ikhtiar Eksklusif
v
6. Peningkatan segmen dan perluasan pasar
7. Menguatnya keterkaitan dan hubungan kemitraan antara IKM dengan Industri
Besar dan sektor ekonomi lainnya
8. Sistem informasi yang andal
9. Sistem perencanaan dan penganggaran yang berkualitas
10. Sistem tatakelola keuangan dan BMN yang transparan dan akuntabel
11. Sistem pengendalian internal yang efektif
12. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kebijakan pembangunan industry
Sasaran strategis dalam perjanjian kinerja BPIPI, ada 5 sasaran yang belum
sesuai dengan target tetapi 3 dari 5 sasaran tersebut tidak sesuai dengan target
dikarenakan karena pemotongan anggaran Balai Pengembangan Industri
Persepatuan Indonesia. Adapun ke 3 sasaran stretegis tersebut adalah :
1. Meningkatnya jumlah Wirausaha Industri Baru
2. Terfasilitasinya bantuan bimbingan teknis
3. Peningkatan segmen dan perluasan pasar
Dua diantara sasaran strategis yang lain yang tidak tercapai adalah
1. Sistem perencanaan dan penganggaran yang berkualitas
Dengan indicator persentase tingkat kesesuaian rencana kegiatan dengan
dokumen perencanaan yang hanya tercapai 90% dari target yang di capai
adalah 95%
2. Sistem pengendalian internal yang efektif
Dengan indicator jumlah LHU (Laporan Hasil Uji) dengan target 200 LHU
hanya tercapai 187 dengan persentase 93.5%
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia mendapatkan pagu
awal sebanyak Rp. 13.500.000.000,- yang terdiri dari angaran RM dan PNBP.
Dengan berjalanya waktu pada pertengahan tahun, anggaran BPIPI harus di
potong sebesar Rp. 4.039.950.000,- atau sebesar 29,92% dari pagu awal. Hal ini
menyebabkan beberapa kegiatan yang manjadi target sasaran dalam Renstra
periode 2015 – 2019 tahun kedua dan Perjanjian Kinerja anggaran 2016 tidak
tercapai.
Laporan Kinerja Tahun 2016 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
Ikhtiar Eksklusif
vi
Pagu TA 2016 setelah dipotong sebesar Rp. 9.460.050.000,- dengan realisasi
sebesar Rp 9.357.359.750,- atau sebesar 98,91%. Dengan rincian sebagai
berikut :
1. Pagu Rupiah Murni sebesar Rp. 9.365.048.000,- realisasi sebesar Rp.
9.280.005.500,- atau sebesar 99,09%
2. Pagu Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp 95.002.000,- dan
realisasi sebesar Rp. 77.354.250,- sebesar 81,4 %
Realisasi penerimaan TA 2016 Realisasi Penerimaan PNBP dengan pagu awal adalah Rp. 200.000.000,- dan
hanya terealisasi sebesar Rp
Kendala :Pada tahun anggaran 2016, sebagian sasaran strategis yang tidak
melampaui target dikarenakan karena pemotongan anggaran,sehingga kegiatan
tidak dapat dilaksanakan secara optimal. Khususnya kegiatan yang harus
menggunakan anggaran, terkait dengan ketersediaan sarana dan prasarana
maupun biaya operasional kegiatan. Untuk kegiatan system pengendalian yang
efektif dengan indicator terbitnya Laporan Hasil Uji berkaitan dengan jasa layanan
laboratorium yang dimiliki oleh BPIPI. Dimana layanan ini, untuk pertama kalinya
menarik tarif penerimaan PNBP. Masa transisi dari jasa layanan yang
sebelumnya gratis menjadi berbayar sedikit banyak sangat berpengaruh pada
pendapatan penerimaan PNBP yang sekaligus berbanding lurus dengan LHU
yang diterbitkan laboratorium uji Balai Pengembangan Industri Persepatuan
Indonesia (BPIPI). Selain itu, banyak parameter pengujian lab uji yang ada dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 47 tahun 2011 tentang jenis dan tariff atas jenis
penerimaan bukan pajak yang berlaku di Kementrian Perindustrian yang
menyebabkan BPIPI tidak dapat menerima pengujian. Kurangnya promosi juga
mempengaruhi penerimaan PNBP, sebelum menjadi PNBP laboratorium BPIPI
melayani untuk keperluan peningkatan kualitas SDM IKM alas kaki. Sedangkan
industry besar belum menjadi target prioritas layanan lab uji ditahun sebelumnya,
mengingat industry besar alas kaki pada umumnya mempunyai peralatan yang
cukup lengkap. Dengan jasa laboratorium uji yang menjadi PNBP menjadikan
Laporan Kinerja Tahun 2016 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
Ikhtiar Eksklusif
vii
BPIPI harus mempunyai target bukan hanya IKM alas kaki saja yang
menggunakan jasa layanan laboratorium uji, tetapi juga industri besar. Karena
walaupun industry besar mempunyai alat yang cukup tetapi juga memerlukan
laoratorium terakreditasi untuk kepercayaan terhadap customer mereka.
Tindak lanjut kendala: Sasaran strategis yang tidak dapat dilakukan terkait dengan pemotongan anggaran, maka untuk memenuhi target rencana strategis
periode 2015 – 2019 Balai Pengembangan Industri Pesepatuan Indonesia, hanya
dapat melakukan kegiatan yang mendukung sasaran stategis tersebut yang tidak
berkaitan dengan anggaran. Untuk kegiatan yang menggunakan anggaran akan
dimaksimalkan pada anggaran tahun berikutnya.
Sedangkan terkait jasa layanan laboratorium uji, Balai Pengembangan Industri
Persepatuan Indonesia (BPIPI) dalam pemilihan jenis pengujian melakukan
pendekatan dalam melakukan tariff pengujian. Dimana pengujian yang mirip
dengan pengujian yang di PP disamakan dengan harga yang ada di tariff yang
sudah ada.
Sidoarjo, Januari 2017
Kepala Balai Pengembangan
Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI)
i
( Ir. E Ratna Utarianingrum, M.Si)
Laporan Kinerja Tahun 2016 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
Daftar Isi
viii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................. ii
IKSHTIAR EKSLUSIF .......................................................................................... iv
DAFTAR ISI .........................................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ..............................................................................................xi
BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................1
A. Tugas Pokok dan Organisasi ..................................................... 1
B. Peran Strategis Organisasi ........................................................ 2
C. Struktur Organisasi ..................................................................... 6
D. Potensi ........................................................................................ 7
BAB II. PERENCANAAN DAN PERKIN ......................................................... 13
A. Rencana Strategis Organisasi .................................................... 13
B. Rencana Kinerja ......................................................................... 21
C. Rencana Anggaran ..................................................................... 23
D. Dokumen Perjanjian Kinerja ....................................................... 27
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA ............................................................... 30
A. Capaian Kinerja Organisasi ........................................................ 30
B. Perbandingan Capaian Kinerja Tahun Anggaran 2016 dan Tahun
Anggaran 2016 ........................................................................... 58
C. Capaian Target Renstra terhadap Realisasi Renstra Periode
2015- 2016 ................................................................................. 60
BAB IV. PENUTUP ........................................................................................... 63
A. Kesimpulan ........................................................................... 63
B. Permasalahan ............................................................................. 64
C. Saran dan Rekomendasi ............................................................. 66
LAMPIRAN
Laporan Kinerja Tahun 2016 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
Daftar Lampiran ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Pengukuran Kinerja . ........................................................................... 66
Laporan Kinerja Tahun 2016 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
Daftar Tabel x
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data jumlah konsumsi alas kaki .........................................................
Tabel 1.2 Profil SDM Berdasarkan Jabatan ....................................................... 12
Tabel 1.3 Profil SDM Berdasarkan Pendidikan .................................................. 12
Tabel 2.1 Matriks Renstra BPIPI periode 2015 – 2019 .......................................
Tabel 2.2 Rencana Kinerja ................................................................................. 22
Tabel 2.3 Rincian Anggaran 2016....................................................................... 23
Tabel 2.4 Revisi Anggaran BPIPI 2016 ............................................................... 26
Tabel 2.5 Perjanjian Kinerja BPIPI tahun 2016 ...................................................
Tabel 3.1 Alur IKU BPIPI selama Periode Anggaran 2016 ................................. 30
Tabel 3.2 Rencana Aksi ...................................................................................... 33
Tabel 3.3 Capaian Rencana Aksi........................................................................ 36
Tabel 3.4 Realisasi dan Target Anggaran 2016 .................................................. 51
Tabel 3.5 Persentase Realisasi Anggaran per 3 bulan ....................................... 53
Tabel 3.6 Perkembangan Realisasi Anggaran ....................................................
Tabel 3.7 Capaian Pagu PNBP........................................................................... 56
Tabel 3.8 Persentase Penerimaan PNBP setiap jasa layanan ........................... 57
Tabel 3.9 Perbandingan Kinerja Tahun 2015 dan 2016...................................... 59
Tabel 3.10 Capaian Target Renstra terhadap Realisasi Renstra tahun 2015 –
2016 .................................................................................................... 61
Laporan Kinerja Tahun 2016 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
Daftar Tabel xi
Laporan Kinerja Tahun 2016 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
Daftar Gambar xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Struktur Organisasi BPIPI ............................................................... 6
Gambar 3.1 Realisasi Anggaran berdasarkan Aplikasi ....................................... 55
Gambar 3.2 Grafik Realisasi Aggaran per Tahun ............................................... 56
Gambar 3.3 Persentase Pendapatan PNBP ....................................................... 58
Laporan Kinerja 2016 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
Bab I. Pendahuluan
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Tugas Pokok dan Organisasi
Sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 103/M-
IND/PER/12/2008 perihal Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengembangan
Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI) sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT)
yang langsung dibawah tanggung jawab Kementerian Perindustrian cq Direktorat
Jenderal Industri Kecil dan Menengah dengan level struktur organisasi eselon III.
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia mempunyai tugas
utama melaksanakan kegiatan pendidikan dan pelatihan, pengembangan desain
dan pelayanan konsultasi di bidang persepatuan nasional. Dalam menjalankan
tugas pokok yang dimaksud tersebut, BPIPI mempunyai beberapa fungsi utama
antara lain:
a. Penyusunan rencana, program dan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan di
bidang persepatuan
b. Pelaksanaan layanan bimbingan teknis produksi sepatu dan manajemen
persepatuan
c. Pelaksanaan pengembangan desain di bidang persepatuan
d. Pelayanan informasi teknologi persepatuan
e. Pelaksanaan urusan kepegawaian, keuangan, inventarisasi barang milik
negera, tata persuratan, perlengkapan, kearsipan, tumah tangga, kordinasi
penyusunan bahan rencana dan program, penyiapan bahan evaluasi dan
pelaporan serta pengelolaan perpustakaan BPIPI.
Dengan gambaran struktur organisasi saat ini 2 (dua) seksi dan 1 (satu)
subbag tata usaha ditambah fungsional akan efektif menunjang kinerja
organisasi yang berorientasi pada efisien struktur dan kaya fungsi. Selain Itu Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia didukung oleh tenaga
Laporan Kinerja 2016 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
Bab I. Pendahuluan
2
ahli bidang yang mendukung kegiatan BPIPI baik secara teknis maupun
manajemen.
B. Peran Strategis Organisasi
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia mempunyai posisi
penting dalam rantai nilai industri alas kaki nasional baik pada skala industri kecil
hingga besar. Peranan BPIPI dalam industri hulu alas kaki terletak pada
bagaimana proses dan kualitas produk bahan baku alas kaki terjamin dan
menunjang produk jadi alas kaki. Di pusat rantai nilai industri alas kaki, BPIPI
bertanggungjawab pada penyiapan SDM dan standardisasi proses produksi.
Sedangkan di sektor hulu, BPIPI mampu memberikan jaminan bahwa poduk
akhir alas kaki berkualitas, mampu diterima pasar dengan baik dan menjadi
produk unggulan nasional.
Sesuai dengan amanah UU No. 3 Tentang Perindustrian tahun 2015 yang
dijabarkan dalam peraturan Pemerintah No. Peraturan Pemerintah No. 14 tahun
2015 tentang RIPIN tahun 2015-2035 (Rencana Induk Pembangunan Industri
Nasional). Dalam rangka Bangun industri nasional berisikan industri andalan
masa depan, industri pendukung, dan industri hulu, dimana ketiga kelompok
industri tersebut memerlukan modal dasar berupa sumber daya alam, sumber
daya manusia, serta teknologi, inovasi, dan kreativitas. Diantara 10 industri
andalan tersebut Balai Pengembangan Industri Perseptuan Indonesia
mempunyai fokus dalam perannya untuk peninggkatan industry persepatuan
terhadap 10 industi prioritas yang telah ditetapkan khususnya Industri Tekstil,
Kulit, Alas Kaki dan Aneka. Sehingga dalam menudukung industry tersebut BPIPI
focus pada:
BPIPI sebagai pusat pendidikan dan pelatihan dapat memberikan
kontribusi terhadap pengembangan sumber daya manusia khususnya di bidang
persepatuan sehingga diharapkan terciptanya tenaga kerja kompeten dan trampil
berdasarkan standar yang berlaku internasional. Didukung dengan seperangkat
mesin dan peralatan modern untuk memproduksi persepatuan sesuai standar
internasional. Misi pelatihan ini merupakan salah satu fokus penting BPIPI untuk
Laporan Kinerja 2016 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
Bab I. Pendahuluan
3
memberikan kontribusi pada pemberdayaan tenaga kerja sekaligus bagian
strategi investasi SDM (sumber daya manusia) di industri persepatuan. Mengapa
strategi ini penting karena salah satu unsur penting daya saing industri adalah
SDM. Tujuan utama dari pemberdayaan ini ialah bagaimana menanamkan
budaya kerja yang produktif dan efisien. Kedua, budaya tersebut sangat
dibutuhkan pada level industri dimana unsur manusia merupakan faktor
terpeniting yang harus dibangun terlebih dahulu ialah membangun sejak dini
budaya kerja konstruktif baik bagi SDM maupun industri. Karena bagaimanapun
membangun budaya kerja membutuhkan variabel waktu cukup lama dan faktor
keberlanjutan yang konsisten. Hal tersebut membutuhkan energi yang besar
untuk paling tidak bertahan (survive) apalagi keberadaan BPIPI mampu
memberikan nilai tambah bagi industri khususnya persepatuan di Indonesia. Dan
yang terpenting lagi ialah hasil pelatihan SDM di BPIPI sudah dapat
dimanfaatkan langsung oleh beberapa perusahaan alas kaki nasional. Dalam
upaya semakin memperkuat fungsi pendidikan ini, BPIPI harus melakukan
strategic partnership dengan akademi/perguruan tinggi yang lebih intensif.
Dengan mengedepankan fungsi pendidikan, BPIPI berharap sebagai academic
centre persepatuan nasional dan kontributor utamanya adalah
akademi/perguruan tinggi
BPIPI sebagai pusat pengujian dan sertifikasi produk dapat memberikan
kontribusi terhadap pengembangan peningkatan kualitas hasil produksi
persepatuan agar sesuai dengan standar internasional. Sebagai bagian dari
paket layanan industri persepatuan di Indonesia, BPIPI juga akan dilengkapi
peralatan uji produk kulit atau laboratorium. Pada periode 2006 BPIPI masih
dilengkapi alat uji kekuatan sepatu dan beberapa IKM dan industri sepatu sudah
mengujikan kekuatan produk sepatu. Pada akhir tahun 2013 beberapa peralatan
standar pengujian laboratorium sudah dapat dilengkapi sehingga diharapkan
sosialisasi mengenai standarisasi produk alas kaki dengan sadar uji produk
dapat segera dilaksanakan. Dengan adanya fasilitas laboratorium ini diharapkan
semakin melengkapi pelayanan BPIPI sebagai salah satu lembaga uji dan
sertifikasi produk alas kaki. Namun beberapa hal yang menjadi hambatan dalam
Laporan Kinerja 2016 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
Bab I. Pendahuluan
4
menjalankan fungsi laboratorium adalah belum adanya tenaga khusus untuk
manajemen laboratorium yang baik dan sesuai standar industri dengan jasa
klasifikasi produk dan flow certification yang jelas. Program kerjasama dengan
lembaga riset industri seperti SATRA akan menjadi nilai tambah bagi BPIPI
dalam upaya rebranding organisasi dimata industri besar, tentunya dengan
harapan segmen industri besar dan menengah ini lebih banyak memanfaatkan
fasilitas testing di BPIPI. Bagaimana dengan industri kecil, untuk IKM diharapkan
mendapatkan fasilitas testing dengan pendekatan intervensi, dengan harapan
meningkatkan kualitas produk alas kaki domestik.
BPIPI sebagai pusat penelitian dan pengembangan dapat memberikan
kontribusi di bidang pengembangan desain produk persepatuan yang up to date
serta dapat memberikan dukungan di dalam hal pembuatan pola dan grading
hingga ke pembuatan Shoe Last dan Clicking Knifes yang effisien dalam waktu
singkat. Didukung dengan seperangkat peralatan CAD / CAM dan seperangkat
mesin pembuatan Shoe Last dan Clicking Knifes. Sebagai lembaga jasa aktifitas
penting pada sisi internal ialah penelitian dan pengembangan (R&D). Proses ini
membutuhkan kesiapan SDM internal BPIPI dan peralatan pendukung yang
memadai. Sebagai fokus pengembangan, aktifitas R&D BPIPI difokuskan pada
pengembangan–pengembangan peralatan/permesinan pada industri alas kaki
yang tepat guna (TTG) dan pengembangan desain model sepatu casual (kulit)
secara. Pada setiap aktifitas pelatihan sepatu khususnya desain pada tiap-tiap
angkatan pelatihan akan diterapkan desain dan model yang terbaru.
BPIPI sebagai pusat konsultasi teknis persepatuan dapat memberikan
kontribusi dalam hal penyuluhan teknis atau bimbingan teknis serta konsultasi
kepada produsen persepatuan agar dapat meningkatkan kualitas, manajerial,
dan efisiensi. Bentuk pelayanan yang dijalankan oleh BPIPI ialah memberikan
jasa konsultasi teknis persepatuan dan manajemen. Aktifitas ini merupakan
wujud kepedulian terhadap keberlanjutan program-program yang telah
dikembangkan. Fokus aktifitas ini lebih pada pendampingan dan pembinaan
industri alas kaki baik kecil, menengah dan besar. Sebagai bentuk korelasi
dengan layanan pertama BPIPI yaitu pelatihan dan pendidikan. Konsultasi teknis
Laporan Kinerja 2016 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
Bab I. Pendahuluan
5
dan menejemen yang diberikan lebih dititikberatkan pada bagaimana para alumni
sekaligus mitra atau partner yang tergabung pada rantai nilai industri alas kaki
dapat menjalankan budaya kerja produktif dan efisien di lapangan. Salah satu
alat atau metode penting yang BPIPI gunakan adalah bagaimana setiap entitas
SDM atau perusahaan dapat menjalankan budaya 7S (Short, Set in Order,
Shine, Sustain, Standart, Safety, Smile). Dengan pendampingan industri baik
kecil, menengah, besar alas kaki, metode 7S cukup memberikan nilai tambah
pada peningkatan produktifitas dan efisiensi. Tentunya penerapan metode ini
tidak semuanya dapat disamakan untuk masing-masing entitas. Banyak
tantangan yang dihadapi dalam menerapkan budaya tersebut, disamping BPIPI
juga harus mempunyai budaya tersebut. Sehingga aplikasi dilapangan akan
sangat berbeda untuk masing-masing perusahaan.
BPIPI sebagai pusat informasi dan perdagangan diharapkan dapat
memberikan kontribusi dalam hal penyebaran informasi tentang trend dan
perdagangan internasional yang berkenaan dengan persepatuan dunia sehingga
diharapkan para produsen persepatuan dalam negeri dapat selalu up to date
dengan perkembangan persepatuan di luar negeri. Di samping itu BPIPI
berfungsi sebagai penghubung perdagangan antara pembeli dari luar negeri
dengan produsen persepatuan dalam negeri. Terdapat dua aktifitas penting yang
dilakukan yaitu mengikuti pameran dan misi dagang. Pada setiap pameran yang
BPIPI ikuti selalu mengikutsertakan setidaknya industri kecil dan menengah
untuk memamerkan produk unggulannya sekaligus memperkenalkan profile
perusahaan, disamping misi BPIPI untuk sosialisasi kelembagaan kepada calon-
calon mitra/partner BPIPI.
Dengan demikian maka melihat fungsi dari BPIPI maka sangat bermanfaat
bagi produsen persepatuan di Indonesia untuk lebih mampu bersaing dalam
percaturan perdagangan global.
Laporan Kinerja 2016 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
Bab I. Pendahuluan
6
C. Struktur Organisasi
Berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 103/M-
IND/PER/12/2008 perihal Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengembangan
Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI) sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT)
yang langsung dibawah tanggung jawab Kementerian Perindustrian cq Direktorat
Jenderal Industri Kecil dan Menengah dengan level struktur organisasi eselon III.
Gambar 1.1. Struktur Organisasi BPIPI
Tugas Pokok masing-masing bagian/unit kerja adalah sebagai berikut:
1. Kepala BPIPI Mengemban tugas memimpin Balai Pengembangan Industri
Persepatuan Indonesia dalam hal perumusan pengembangan
organisasi, pembinaan dan dukungan adminitrasi di lingkungan BPIPI.
2. Subbag Tata Usaha Mengemban tugas pelaksanaan urusan kepegawaian, keuangan,
inventarisasi barang milik negera, tata persuratan, perlengkapan,
kearsipan, tumah tangga, kordinasi penyusunan bahan rencana dan
program, penyiapan bahan evaluasi dan pelaporan serta pengelolaan
perpustakaan BPIPI.
3. Pendidikan & Pelatihan
Laporan Kinerja 2016 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
Bab I. Pendahuluan
7
Mengemban tugas pelaksanaan penyusunan rencana, program dan
pendidikan dan pelatihan di bidang persepatuan dan pelaksanaan
layanan bimbingan teknis produksi sepatu dan manajemen
persepatuan. 4. Desain & Pengembangan
Mengemban tugas Pelaksanaan pengembangan desain di bidang
persepatuan dan pelayanan informasi teknologi persepatuan.
Disamping itu terdapat kelompok fungsional yang mengemban tugas
memberikan dukungan teknis untuk semua pelaksanaan operasional
organisasi sesuai kompetensi yang dimiliki.
D. Potensi
Industri alas kaki di Indonesia merupakan salah satu jenis industry yang
mempunyai peranan yang cukup penting. Alas kaki merupakan kebutuhan primer
setiap manusia untuk melindungi kaki dari tanah, batu – batuan tajam, udara
dingin dan lain–lain. Karena pentingnya peranan alas kaki yang merupakan
produk konsumsi masyarakat, maka banyak industry alas kaki yang berkembang
di Indonesia. Dimana menurut data dari BPS jumlah perusahaan Industri Kulit,
Barang dari Kulit dan Alas Kaki tahun 2014 perusahaan mikro sebanyak 30.789
dan perusahaan kecil 12.477. Industry alas kaki termasuk dalam klasifikasi
industry padat karya sehingga dapat dijadikan industry unggulan dalam
penyerapan tenaga kerja dan pemasukan devisa Negara. Selain itu, industri ini
memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi
nasional melalui peningkatan eksport.
Kebutuhan akan produk alas kaki baik dalam negeri maupun luar negeri
terus meningkat. Pertambahan jumlah penduduk berbanding lurus dengan
peningkatan konsumsi alas kaki, mengingat pentingnya kegunaan alas kaki yang
merupakan kebutuhan primer setiap manusia Apabila dilihat dari proyeksi
pertambahan penduduk Indonesia maka alas kaki merupakan peluang bisnis
yang cukup bagus.
Laporan Kinerja 2016 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
Bab I. Pendahuluan
8
Dari tahun ke tahun konsumsi alas kaki di dunia mengalami peningkatan
yang berarti, konsumsi alas kaki di dunia menurut data word footwear
(APICCAPS) digambarkan sebagai berikut: Tabel 1.1 Data jumlah konsumsi alas kaki di dunia
Tahun 2010
Tahun 2011
Tahun 2013
Tahun 2014
Jumlah pasang alas kaki (Juta) 10.900 10.735 11.751 11.754
Share 10 negara konsumsi terbesar 62,3 % 61,7% 60,7% 60,4%
Konsumsi total (juta pasang) 17.496 17.399 19.359 19.46
Dari table tersebut diatas menunjukan bahwa peningkatan konsumsi alas
kaki dari tahun 2010 – 2014 mengalami peningkatan 3%, 4%, 5% dan 0,5%
dengan rata – rata peningkatan sebesar 3,12%. Share 10 negara konsumsi
terbesar adalah China, USA, India, Brazil, Japan, Indonesia, United Kingdom,
Jerman, Perancis, dan Rusia. Berdasarkan data word footwear (APICCAPS)
tahun 2014 Indonesia menempati urutan ke 6 dengan konsumsi alas kaki
sebanyak 548 juta pasang dengan nilai persentase 2,8% dari jumlah pengguna
alas kaki didunia.
Dengan adanya peluang tersebut maka dalam rangka meningkaatkan
daya saing industry persepatuan pemerintah dalam hal ini Kementrian
Perindustrian memasukan pengembangan industry persepatuan sebagai industry
prioritas dala Rencana Pembangunan Jangka Menengah (Peraturan Presiden
No.7 Tahun 2005 – RPJM). Kementrian Perindustrian RI pun sudah menetapkan
Road Map tersebut 3 milestone dalam upaya mencapai visi industri persepatuan
nasional sebagai negara industri persepatuan berkualitas dunia. Dengan sasaran-sasaran strategis (kuantitatif & kualitatitif) dan action plan yang sudah
disepakati bersama semua stakeholders diharapkan target jangka panjang
industri persepatuan nasional dapat tercapai.
Fokus pembangunan industri persepatuan nasional terletak mempunyai tujuan
utama:
Penyerapan Tenaga Kerja
Laporan Kinerja 2016 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
Bab I. Pendahuluan
9
Pertumbuhan Ekonomi & Investasi
Peningkatan Devisa dengan mengurangi import dan meningkatkan ekspor
Secara generik maka strategi industri nasional kedepan harus diarahkan kepada
upaya memperkuat rantai nilai industri dalam negeri serta menumbuh
kembangkan industri kecil dan menengah.
Dengan peluang tersebut maka Balai Pengembangan Industri
Persepatuan Indonesia yang merupakan satuan kerja dibawah Direktorat
Jenderal IKM , Kementrian Perindustrian sesuai dengan tugas dan fungsinya
memiliki berbagai layanan dibidang persepatuan engan anggaran dari Rupiah
murni maupun dari Pendapatan Negara Bukan Pajak diantaranya : (1) Layanan
pengujian alas kaki, (2) Layanan konsultasi teknis, (3) Layanan pendidikan dan
pelatihan, (4) pelayanan sewa mesin. Untuk itu Balai Pengembangan Industri
Persepatuan Indonesia (BPIPI) telah memiliki saranan dan prasarana yang
mendukung layanan tersebut.
a) Kelembagaan
BPIPI memiliki program utama yang merupakan pilar utama yaitu Kowledge,
Training dan Design. Dimana pilar pertama yaitu Kowledge, BPIPI akan
melakukan pengelolaan pengetahuan sampai dengan distribusinya untuk
kepentingan stakeholder program antara lain industri, Pemerintah, dan
lembaga pendidikan. Pilar kedua yaitu Training, BPIPI akan berperan sebagai
center of human development for footwear Industry dengan
menyelengggarakan kegiatan pendidikan dan pelatihan untuk memenuhi
kebutuhan industri dan stakeholder alas kaki lainya. Sedangkan pilar ke tiga
yaitu Design, BPIPI akan menjadi design center for footwear industry. Ketiga
pilar tersebut dapat membantu industri yang mengelola bahan baku (Industri
hulu) hingga industri yang menghasilkan produk akhir (industry hilir). Industri
hulu alas kaki terletak pada bagaimana proses dan kualitas produk bahan
baku alas kaki terjamin dan menunjang produk jadi alas kaki. Di pusat rantai
nilai industri alas kaki, BPIPI bertanggungjawab pada penyiapan SDM dan
standardisasi proses produksi. Sedangkan di sektor hilir, BPIPI mampu
Laporan Kinerja 2016 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
Bab I. Pendahuluan
10
memberikan jaminan bahwa poduk akhir alas kaki berkualitas, mampu
diterima pasar dengan baik dan menjadi produk unggulan nasional. Jika dilihat dari aspek kelembagaan Balai Pengembangan Industri
Persepatuan Indonesia sudah cukup memadai dalam melaksanakan tugas
dan fungsi serta visi dan misi yang sudah ditetapkan. BPIPI secara tidak
langsung mempunyai peran yang sangat besar dalam mendukung RIPIN
yang menempatakan industry alas kaki sebagai industry prioritas dalam
meningkatkan perekonomian di Indonesia. Aspek kelembagaan Balai
Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia perlu ditingkatkan dalam
memperkuat peran BPIPI dalam mendukung perekonomian Negara.
Dalam peranya Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI)
mempunyai 3 pilar yang menjadi Training, Knowledge dan Design. Dalam
meningkatkan program 3 pilar Balai Pengembangan Industri Persepatuan
didukung oleh kegiatan design dan pengembangan bidang alas kaki,
pendidikan dan pelatihan alas kaki, laboratorium pengujian, Lembaga
sertifikasi personel, Balai Pengembangan Industri Persepatuan dalam
organisasinya sudah menerapkan ISO 9001 : 2015.
Design dan Pengembangan
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI)
mempunyai program dinataranya: (1) Prototype design, dimana BPIPI
mendesain alas kaki hingga menjadi prototype dimana prototype karya
BPIPI dapat di produksi oleh Industri Kecil dan Menengah. Ini menjadi
sasaran target BPIPI dalam pembinaan terhadap Industri kecil dan
Menengah. (2) 3 in 1 Creative center : dimana dalam meningkatan
kreatifitas dan inovasi dunia persepatuan, BPIPI meyelengarakan
lomba tingkat Internasional diantaranya lomba design sepatu, lomba
fotografi dan lomba videografi. (3) BPIPI didukung peralatan design
yang cukup memadai diantaranya unit computer design dan shoe
maker yang dimiliki BPIPI sebagai pendukung dalam melaksanakan
tugas dan fungsi design dan pengembangan.
Laboratorium uji alas kaki
Laporan Kinerja 2016 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
Bab I. Pendahuluan
11
BPIPI memiliki laboratorium pengujian alas kaki yang sudah
terakreditasi ISO 17025:2005 dengan ruang lingkup untuk : (1) sepatu
pengaman, (2) sepatu Pria ,(3) sepatu wanita, (4) sepatu olah raga, (5)
sepatu dinas harian dan (6) sepatu dinas lapangan. Dengan tes
methode SNI, ISO, SNI ISO, SATRA, Adidas dll. Laboratorium BPIPI
dilengkapi dengan peralatan yang uptodate dan lengkap dalam
menunjang kegiatan pengujian
Pusat Pendidikan dan Pelatihan sepatu
Balai Pengembangan Industri Persepatuan sebagai pusat pendidikan
dan pelatihan. Hingga tahun 2016 alumni BPIPI mencapai 4000 orang
yang sudah dilatih oleh BPIPI. BPIPI memiliki 12 instruktur dengan
berbagai bidang pelatihan. Jenis pelatihan yang sudah
diselenggarakan oleh Balai Pengembangan Industri Persepatuan
diantaranya : pelatihan jahit upper alas kaki, desain alas kaki grading
alas kaki, pembuatan produk kulit, manajemen alas kaki, teknologi alas
kaki untuk TPL, Teknisi msin jahit, assembling dan teknologi produksi
alas kaki.
Selain pelatihan reguler dalam rangka meningkatkan kegiatan PNBP
BPIPI menyelenggarakan pelatihan short course bagi yang berminat
pembelajaran mengenai sepatu untuk masyarakat umum.
Lembaga Sertifikasi Sertifikasi Persnonel P1
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia mempunyai
Lembaga Sertifikasi Personel P1 untuk menjamin kompetensi dari
IKM/personel yang sudah di latih. Ruang lingkup LSP P1 adalah jahit
upper. LSP P1 BPIPI juga sudah dilengkapi dengan Tempat Uji
Kompetensi (TUK) yang memadai untuk lingkup yang ada.
b) Kemampuan layanan
Selain layanan kelembagaan Desain, diklat , lab. Uji, LSP P1 Balai
Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia mempunyai jasa layanan
yang lain diantaranya :
Laporan Kinerja 2016 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
Bab I. Pendahuluan
12
1. Konsultasi Teknis bidang persepatuan
2. Jasa layanan sewa mesin untuk IKM/masyarakat umum
3. Sebagai pusat informasi persepatuan
4. Diklat 3 in 1 yang bekerjasama dengan Pusat Pendidikan dan Pelatihan,
Kementrian Perindustrian
c) Sumber Daya Manusia
Dalam menyelenggarakan tugas dan fungsinya Balai Pengembangan Industri
Persepatuan Indonesia (BPIPI) didukung oleh 40 orang. Sumber daya yang
dimiliki oleh BPIPI merupakan potansi yang penting dalam menyelenggarakan
tugasn dan fungsi BPIPI. SDM yang berjumlah 40 orang terdiri dari karyawan
PNS sebanyak 24 orang, 11 Tenaga ahli non PNS, 5 orang adalah tenaga
non PNS. Jabatan yang ada di BPIPI terdiri dari eselon III sebanyak 1 orang,
eseon 4 sebanyak 3 orang. Di BPIPI belum ada jabatan fungsional khusus,
masih fungsional umum. Rician profil SDM menurut jabatan dan pendidikan
dapat dilihat pada tabel 1.2. Tabel 1.2 Profil SDM berdasarkan jabatan
No Jabatan 2010 2011 2012 2013 2014 2015
1 Struktural eselon III 1 1 1 1 1 1 2 Struktural eselon IV 3 3 3 3 3 3
3 Bendahara penerimaan 1 1 1 1 1 1
4 Fungsional umum 34 34 34 34 33 36 Jumlah 39 39 39 39 38 40
Tabel 1.3 Profil SDM berdasarkan Pendidikan
No Pendidikan 2010 2011 2012 2013 2014 2015
1 Magister 1 1 2 2 2 2 2 Sarjana 9 9 9 9 10 11 3 Diploma III 9 9 9 9 8 9 4 SMA/Sederajat 20 20 20 20 19 17 5 SD 1 1 1 1 1 1
Jumlah 39 39 39 39 38 40
Rencana Strategis 2015–2019 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
Bab II. Perencanaan dan Perjanjian Kinerja
13
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN
KINERJA
A. RENCANA STRATEGIS ORGANISASI
Seperti yang diamanatkan dalam renstra Kementrian Perindustrian dan
Perdagangan tujuan dari pembangunan industry adalah “ Terbangunnya Industri
yang Tangguh dan Berdaya Saing” pada kurun lima tahun (tahun 2014 -2019).
Tujuan tersebut akan dicapai dengan sasaran strategis yang ditetapkan sebagai
langkah dalam pencapaian tujuan pembangunan industry. Dalam mendukung
pencapaian visi, misi, sasaran dan target pembangunan nasional yang
diamanatkan dalam RPJMN 2015 – 2019, maka Visi Kementrian Perindustrian
adalah “ Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya saing dengan Struktur
Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan “. Dengan
visi yang diembannya menjadikan Indonesia sebagai negara industry tangguh
didunia sekaligus mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang adil dan makmur.
Misi pembangunan Industri :
1. Memperkuat dan memperdalm struktur industry nasional untuk
mewujudkan industry nasional yang mandiri, berdaya saing, maju dan
berwawasan lingkungan,
2. Meningatkan nilai tambah didalam negeri melalui pengelolaan sumber
daya industry yang berkelanjutan dan meningkatkan penguasaan
teknologi dan inovasi,
3. Membuka kesempatan berusaha dan perluasan kesempatan kerja,
4. Pemerataan pembangunan industry ke seluruh wilayah Indonesia guna
memperkuat dan memperkukuh ketahanan nasional.
Rencana Strategis 2015–2019 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
Bab II. Perencanaan dan Perjanjian Kinerja
14
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia merupaka satuan kerja
dibawah Direktorat Jendral Industri Kecil dan Menengah, Kementrian
Perindustrian menjadikan Renstra Kementrian Perindustrian dan Renstra
Direktorat Jendral IKM sebagai pedoman untuk mensinergikan arah kebijakan
dan arah pembangunan yang akan dicapai. Dalam mensinergikan dengan
Kementrian Perindustrian Direktorat Jendral IKM mewujudkannya dalam visinya “
mewujudkan Industri Kecil dan Menengah (IKM) yang berdaya saing global”,
dengan misi :
Meningkatkan Pengetahuan dan Ketrampilan SDM berbasis
kompetensi
Mendorong tumbuhnya wirausaha baru
Mendorong peningkatan penguasaan dan penerapan teknologi modern
Mendorong peninggkatan perluasan pasar
Mendorong peningkatan nilai tambah
Mendorong perluasan akses sumber pembiayaan
Mendorong penyebaran pembangunan IKM di Luar Jawa
Melalui visi, misi dan sasaran strategis Balai Pengembangan Industri
Persepatuan menjabarkan arah pembangunan sinergi dengan Dirjen IKM dan
Kementrian Perindustrian.
Mengacu pada arah kebijakan RPJMN 2015 – 2019 , arah kebijakan dan strategi
pembangunan industry nasional menentukan 10 industri prioritas yang akan
dikembangkan pada tahun 2014 – 2019. Kesepuluh industry prioritas tersebut
dikelompokkan kedalam 6 (enam) industry andalan , 1 industri pendukung dan 3
(tiga) industry hulu. Sektor alas kaki yang termasuk dalam tugas dan fungsi Balai
Pengembangan Indsutri Persepatuan Indonesia (BPIPI) termasuk dalam arah
kebijakan dan strategi pembangunan industry dan termasuk dalam industry
andalan. Penjabaran arah pembangunan yang diselaraskan dengan tugas dan
fungsi BPIPI akan menjadi fokus sasaran strategi pada setiap kegiatan tahunan
sesuai dengan kompetensi yang dimiliki BPIPI.
Sebagai implementasi visi dan misi Kementrian Perindustrian dan
Direktorat Jendral Industri Kecil dan Menengah maka visi BPIPI adalah :
Rencana Strategis 2015–2019 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
Bab II. Perencanaan dan Perjanjian Kinerja
15
Visi Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia adalah :
”Mewujudkan Pusat Pelayanan yang Profesional Menuju Industri Persepatuan Berdaya Saing Global”
Deskripsi Organisasi :
1. Mewujudkan : Merupakan bentuk lain dari komitmen semangat tim baik
secara fisik maupun spirit terhadap sasaran dan tujuan bersama
2. Pusat Pelayanan : Sebuah konsep sekaligus implementasi bagaimana
secara total memberikan penghargaan kepada pelanggan dengan layanan,
dimana masing-masing personil organisasi adalah pelayan dengan sebaik-
baiknya melayani orang lain dan diri sendiri.
3. Profesional : Sebuah tahapan organisasi atau personil yang sudah melalui
proses panjang pengabdian kepada ilmu pengetahuan dan lingkungan
sehingga sangat layak baik secara organisasi atau personil memberikan
layanan sesuai kapasitas dan wewenangnya
4. Industri Persepatuan : Sebuah potensi bangsa yang layak untuk dijadikan
pengabdian bagi generasi bangsa. Sebuah potensi yang menggerakkan
sumber daya dan ekonomi lokal, yang harus terus menerus dikembangkan
guna kepeningan bangsa.
5. Berdaya : Tidak hanya tuntutan semata, menjadi organisasi sekaligus yang
berdaya, mempunyai kekuatan, energi positif, kapasitas, wewenang, fokus
dan kejujuran sudah menjadi kewajiban.
6. Saing : Merupakan konteks kompetitif bagaimana posisi tawar
organisasi/personil di mata pihak lain, sekaligus merupakan konten
komparatif bagaimana organisasi/personil mempunyai kinerja yang mampu
di nilai oleh ukuran-ukuran normatif.
7. Global : Ruang lingkup organisasi yang semakin hari semakin tiada batas
dan dinamis menuntut perubahan pola pikir/paradigma yang inivatif dan tiada
batas.
M I S I :
- Memberikan pelayanan pendidikan dan pelatihan
Rencana Strategis 2015–2019 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
Bab II. Perencanaan dan Perjanjian Kinerja
16
- Memberikan bantuan konsultasi teknis dan manajemen
- Mengembangkan pusat desain persepatuan
- Memberikan informasi teknologi dan promosi persepatuan
- Memberikan pelayanan pengujian mutu / sertifikasi
TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS
1. Tujuan Strategis Tujuan merupakan suatu hasil akhir yang ingin dicapai oleh Balai
Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI), dalam menetapkan
tujuan memperhatikan penjabaran atau implementasi dari misi yang akan
dicapai dalam kurun lima tahun.
Sesuai dengan tugas dan fungsi BPIPI sebagai pusat pendidikan dan
pelatihan, desain dan pengembangan dibidang persepatuan maka tujuan
utama BPIPI adalah:
"Meningkatkan industri persepatuan menjadi industri yang tangguh dan
berdaya saing global"
Dengan indikator tujuan utama adalah sebagai berikut :
Jumlah penumbuhan wirausaha baru, wirausaha menengah baru
Jumlah SDM yang kompeten dan tersertifikasi dibidang persepatuan
Jumlah hasil desain dan pengembangan yang di manfaatkan oleh
IKM
Indeks kepuasan pelanggan
2. Sasaran Strategis Sasaran strategis merupakan penjabaran lebih lanjut dari tujuan yang telah
ditetapkan oleh BPIPI, yang dirumuskan secara spesifik dan terukur untuk
dapat dicapai dalam kurun waktu lebih pendek dari tujuan. Sasaran strategis
merupakan ukuran pencapaian dari tujuan. Sasaran Balai Pengembangan
Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI) merupakan bagian integral dari proses
perencanaan strategis dan ditetapkan untuk dapat menjamin suksesnya
pelaksanaan jangka menengah yang bersifat menyeluruh, serta untuk
Rencana Strategis 2015–2019 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
Bab II. Perencanaan dan Perjanjian Kinerja
17
memudahkan pengandalian dan pemantauan kinerja organisasi. Sasaran
strategis balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia mengacu pada
sasaran strategis pembangunan industri Kementrian Perindustrian yaitu :
Meningkatnya peran IKM dalam Perekonomian Nasional
Meningkatknya penyerapan tenaga kerja di sektor industri
Dengan kompetensi Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
(BPIPI) pada sektor alas kaki , maka sasaran strategis pembangunan industri
yang dijabarkan oleh BPIPI adalah di sektor alas kaki.
Sasaran Strategis 1. Meningkatnya Jumlah Wirausaha Baru/Wira Usaha Menengah Baru
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI)
merupakan unit pelaksana teknis di bawah Direktorat Jendral Industri
Kecil dan Menengah, Kementrian Perindustrian. Dalam tusi utama
Dirjen IKM salah satunya adalah penumbuhan wirausaha baru yang
kemudian menjadi tusi BPIPI dalam sektor persepatuan. Sasaran ini
akan dicapai dengan bimtek kelompok usaha baru bidangpersepatuan,
pendampingan dan evaluasi hasil pendampingan.
Indikator kinerja :
a. Jumlah wirausaha indutri kecil yang mendapatkan program
pengembangan usaha
b. Jumlah wirausaha industri kecil baru
c. Jumlah wirausaha industri menengah baru
Sasaran Strategis 2. Meningkatnya kemampuan sentra, unit pelayanan teknis (UPT),tenaga penyuluh lapangan (TPL) serta konsultan industri kecil dan menengah.
Untuk meningkatkan industri kecil dan menengah yang berdaya saing
harus didukung kemapuan SDM yang kompeten yang akan
meninggkatkan kompetensi sentra IKM di daerah – daerah di seluruh
Indonesia khususnya daerah yang memiliki potensi IKM alas kaki.
Indikator kinerja:
a. Jumlah Tenaga Penyuluh Lapangan
Rencana Strategis 2015–2019 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
Bab II. Perencanaan dan Perjanjian Kinerja
18
b. Jumlah konsultan IKM
Sasaran Strategis 3. Meningkatnya kerjasama dengan lembaga pendidikan, lembaga penelitian dan pengembangan serta asosiasi industri dan asosiasi profesi terkait
Untuk mendukung peningkatan SDM kompetensi bidang persepatuan
dan desain pengembangan perlu adanya kerjasama dengan lembaga
pendidikan, lembaga penelitian dan pengembangan serta asosiasi
industri dan asosiasi profesi terkait.
Indikator Kinerja:
a. Jumlah kerjasama
b. Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak Pertama
Sasaran Strategis 4. Meningkatnya kompetensi SDM dan Sertifikasi kompetensi Sebagai target utama, BPIPI menginginkan terwujudnya sebuah
lembaga yang memfasilitasi SDM Indonesia dengan keterampilan dan
pengetahuan industri persepatuan yang dipercaya. Sasaran ini akan
dicapai dengan program-program pelatihan, pendampingan secara
konsisten kepada pelaku industri kecil, menengah dan besar
Indikator Kinerja : a. Jumlah IKM yang mendapat pelatihan
b. Jumlah IKM/Tenaga Kerja/Alumni yang mendapat sertifikat
kompetensi
Sasaran Strategis 5. Peningkatan Pengembangan Produk
Salah satu langkah dalam meningkatkan industri persepatuan yang
berdaya saing adalah peningkan pengembangan produk yang terbaru.
Sasaran ini dapat dilakukan dengan pengembangan produk alas kaki
melalui pengembangan prototype sepatu dengan desain yang menarik
dan dikemas dalam bingkai yang menarik.
Indikator kinerja:
a. Jumlah IKM/peserta yang mengikuti Lomba Desain Alas Kaki
Nasional
Rencana Strategis 2015–2019 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
Bab II. Perencanaan dan Perjanjian Kinerja
19
b. Jumlah IKM/peserta yang mengikuti Lomba Fotografi Alas Kaki
Nasional
c. Jumlah Prototype
Sasaran Strategis 6. Peningkatan Segmen dan Perluasan Pasar
Promosi mempunyai peranan yang penting , karena merupakan salah
satu kegiatan yang dilakukan untuk mengembangkan organisasi dalam
mencapai tujuan perusahaan.
Indikator kinerja :
a. Jumlah IKM yang difasilitasi ikut pameran
b. Jumlah media promosi
Sasaran Strategis 7. Meningkatnya Layanan Dukungan Manajemen Dukungan manajemen merupakan hal yang cukup penting dalam
menjalankan aktivitas/proses untuk mencapai output atau keluaran.
Dukungan manajemen yang dimaksud dalam hal ini adalah SDM, gaji,
fasilitas (sarana dan prasarana) dan kebutuhan operassional
organisasi.
Indikator kinerja:
a. Jumlah SDM yang kompeten
b. Jumlah infrastruktur, sarana, dan prasarana fasilitas perkantoran
c. Jumlah Aplikasi system informasi yang dikembangkan
d. Pesentase tingkat kesesuaian rencana kegiatan dengan
dokumen perencanaan
e. Persentase tingkat penyerapan anggaran
f. Persentase tingkat kualitas organisasi
g. LHU Laboratorium Uji
h. Level Keluhan Pelanggan
i. Jumlah laporan kegiatan/monev/pendukung
Tujuan dan sasaran strategis Balai Pengembangan Industri Persepatuan
Indonesia tertuang dalam matrik rencana strategis 2014 - 2019.
Rencana Strategis 2015–2019 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
Bab II. Perencanaan dan Perjanjian Kinerja
20
Tabel 2.1 matrik rencana strategis BPIPI 2015 – 2019
1 2 3 4 5Jumlah wirausaha industri kecil yang mendapatkan program pengembangan usaha
jumlah kerjasama
Pembentukan LSP P1
Jumlah IKM yang mendapat pelatihan
Jumlah IKM/peserta yang mengikuti lomba desain alas kakiJumlah IKM/peserta yang mengikuti lomba fotografi alas kakiJumlah PrototyeJumlah IKM yang difasilitasi ikut pameranJumlah media promosi
jumlah aplikasi sistem informasi yang dikembangkanPersentase tingkat kesesuaian rencana kegiatan dengan dokumen perencanaanpersentase tingkat penyerapan anggaranPersentase tingkat kualitas organisasiLHU laboratorium ujilevel keluhan pelanggan
NoTujuan Sasaran
Uraian Indikator Kinerja Uraian Indikator Kinerja
Jumlah IKM/TK/alumni yang mendapat sertifikat kompetensi
Jumlah Konsultan IKM
Meningkatnya kemampuan sentra, unit pelayanan teknis, tenaga penyuluh lapangan serta konsultan IKM
Jumlah tenaga penyuluh lapangan
Jumlah penumbuhan wirausaha baru, wirausaha menengah baru
Meningkatnya jumlah wirausaha baru/wirausaha menengah baru
Jumlah wirausaha indstri kecil baru
jumlah laporan kegiatan/monev/pendukung
Jumlah infrastukrtur , sarana, dan prasarana fasilitas perkantoran
Jumlah hasil desain dan pengembangan yang dimanfaatkan oleh IKM
Peningkatan Pengembangan Produk
Peningkatan segmen dan perluasan pasar
Jumlah SDM yang kompeten
Jumlah SDM yang kompeten dan tersertifikasi dibidang persepatuan
1 Meningkatkan industri persepatuan menjadi industri yang tangguh dan berdaya saing global
Indeks kepuasan pelanggan
Meningkatnya layanan dukungan manajemen
Meningkatnya kerjasama dengan lembaga pendidikan, lembaga penelitian dan pengembangan serta asosiasi industri dan asosiasi profesi terkait
Meningkatnya kompetensi SDM dan sertifikasi kompetensi
Rencana Strategis 2015–2019 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
Bab II. Perencanaan dan Perjanjian Kinerja
21
B. RENCANA KINERJA
Rencana kinerja merupakan salah satu dokumen untuk mendorong terciptanya
akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sebagai salah satu prasyarat dalam
mewujudkan kinerja organisasi yang baik. Rencana kinerja satu tahun memuat
sasaran strategis, indikator kinerja dan target kinerja organisasi. Dalam hal ini
rencana kinerja Balai Pengembangan Indsutri Persepatuan mengacu pada
sasaran strategis Renstra Kementrian Perindustrian tahun 2014 – 2019 yaitu :
Meningkatnya peran IKM dalam Perekonomian Nasional
Meningkatknya penyerapan tenaga kerja di sektor industri
Dimana sasaran Direktorat Jenderal IKM sinergi dengan sasaran dari Kementrian
Perindustrian, dan dengan mempertimbangkan sasaran dari eselon diatasnya
dan Kementrian Perindustrian, sasaran yang ingin di capai Balai Pengembangan
Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI) adalah sebagai berikut :
1. Meningkatnya jumlah wirusaha baru/wirausaha menengah baru
2. Meningkatnya kemampuan sentra, unit pelayanan teknis (UPT), tenaga
penyuluh lapangan (TPL), serta konsultan industry kecil dan menengah
3. Meningkatnya kerjasama dengan lembaga pendidikan, lembaga penelitian
dan pengembangan serta asosiasi industry dan asosiasi profesi terkait
4. Meningkatnya kompetensi SDM dan Sertifikasi kompetensi
5. Peningkatan pengembangan produk
6. Peningkatan segmen dan perluasan pasar
7. Meningkatnya layanan dukungan manajemen
Sasaran diupayakan dapat dicapai dalam kurun waktu perencanaan strategi
secara berkelanjutan (sustainable) dan memiliki dukungan secara nyata terhadap
tujuan yang ditetapkan di dalam rencana strategis. Untuk mewujudkan sasaran
strategis tersebut BPIPI menyusun rencana kinerja dengan mempertimbangkan
dengan kompetensi, SDM dan anggaran yang dialokasikan untuk BPIPI.
Rencana kinerja Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia adalah
sebagai berikut:
Rencana Strategis 2015–2019 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
Bab II. Perencanaan dan Perjanjian Kinerja
22
Tabel 2.2 Rencana Kinerja
4 5 7Jumlah wirausaha industri kecil yang mendapatkan program pengembangan usaha
30IKM
jumlah kerjasama 1KS
Pembentukan LSP P1 1LSP
Jumlah IKM yang mendapat pelatihan
300IKM
Jumlah IKM/peserta yang mengikuti lomba desain alas kaki
300karya
Jumlah IKM/peserta yang mengikuti lomba fotografi alas kaki
300 karya
Jumlah Prototye 20 PrototypeJumlah IKM yang difasilitasi ikut pameran
60 IKM
Jumlah media promosi 3 media
Persentase tingkat kesesuaian rencana kegiatan dengan dokumen perencanaan
95%
persentase tingkat penyerapan anggaran
90%
Persentase tingkat kualitas organisasi
90%
LHU laboratorium uji 200 LHUlevel keluhan pelanggan 0%
1
Target
jumlah aplikasi sistem informasi yang dikembangkan
5 modul
200 TK
5 konsultan
20TPL
Jumlah wirausaha indstri kecil baru
20IKM
Meningkatnya layanan dukungan manajemen
jumlah laporan kegiatan/monev/pendukung
Peningkatan Pengembangan Produk
Peningkatan segmen dan perluasan pasar
Meningkatnya kerjasama dengan lembaga pendidikan, lembaga penelitian dan pengembangan serta asosiasi industri dan asosiasi profesi terkait
Meningkatnya kompetensi SDM dan sertifikasi kompetensi Jumlah IKM/TK/alumni yang
mendapat sertifikat kompetensi
Jumlah Konsultan IKM
Meningkatnya kemampuan sentra, unit pelayanan teknis, tenaga penyuluh lapangan serta konsultan IKM
Jumlah tenaga penyuluh lapangan
Meningkatnya jumlah wirausaha baru/wirausaha menengah baru
Sasaran
Uraian Indikator Kinerja
Rencana Strategis 2015–2019 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
Bab II. Perencanaan dan Perjanjian Kinerja
23
C. RENCANA ANGGARAN
Pada awal tahun 2016 , Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
mendapatkan pagu anggaran dari APBN melalui DIPA sebanyak Rp.
13.500.000.000,-. Pagu anggaran tersebut terdiri dari Rupiah Murni dan PNBP.
Dimana Rincian anggaran dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.3 Rincian Anggaran sebelum revisi tahun 2016
Kode Uraian Jumlah019.05.09 Program Penumbuhan dan Pengembangan Industri Kecil dan Menengah 13,500,000,000.00
1838 Penumbuhan dan Pengembangan Industri Kecil dan Menengah Kimia, Sandang, Aneka dan Kerajinan 13,500,000,000.00
1838.007 UPT YANG MENDAPATKAN FASILITASI PENINGKATAN KEMAMPUAN 11,027,344,000.00
1838.007.001 Layanan Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia 11,027,344,000.00
031 Penunjang Perkantoran 2,632,987,000.00
A PEMBAYARAN HONORARIUM KEGIATAN BPIPI (TENAGA AHLI & OPERATOR) 529,200,000.00
B BELANJA PENUNJANG PERKANTORAN 296,731,000.00
C REVITALISASI SARANA DAN PERALATAN PERKANTORAN 1,250,000,000.00
D ADMINISTRASI KEGIATAN 151,710,000.00
E PERJALANAN DINAS DALAM RANGKA KORDINASI PUSAT/DAERAH 310,344,000.00
F OPERASIONAL PENDUKUNG KEGIATAN PNBP 95,002,000.00
034 Perkuatan dan Peningkatan Kinerja Standard Layanan 674,150,000.00
A PEMELIHARAAN SERTIFIKASI ISO 9001-2008 48,250,000.00
B PEMELIHARAAN AKREDITASI ISO 17025-2005 63,250,000.00
C PENYELENGGARAAN RAPAT KERJA INTERNAL IMPLEMENTASI PROGRAM 62,650,000.00
E PEMBUATAN SISTEM INFORMASI LAYANAN TERPADU BPIPI 200,000,000.00
F PENYUSUNAN DOKUMEN PETA POTENSI IKM ALAS KAKI 300,000,000.00
035 Keikutsertaan Dalam Pameran dan Kegiatan Promosi BPIPI 677,500,000.00
A PAMERAN DALAM NEGERI 40,000,000.00
B STUDI BANDING / PAMERAN LUAR NEGERI 100,000,000.00
C MEDIA PROMOSI 100,000,000.00
E TEMU BISNIS SEKTOR INDUSTRI ALAS KAKI 78,600,000.00
F TEMU PELANGGAN BPIPI 24,100,000.00
G PAMERAN IKM ALAS KAKI ALUMNI BPIPI 334,800,000.00
Rencana Strategis 2015–2019 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
Bab II. Perencanaan dan Perjanjian Kinerja
24
Kode Uraian Jumlah019.05.09 Program Penumbuhan dan Pengembangan Industri Kecil dan Menengah 13,500,000,000.00
036 Peningkatan Kompetensi dan Pelatihan SDM BPIPI 212,095,000.00
A BANTUAN BEASISWA D3/S1 32,140,000.00
B PELATIHAN PENINGKATAN KOMPETENSI SDM BPIPI 148,251,000.00
C MAGANG PEGAWAI BARU 31,704,000.00
040 Rekruitmen Peserta Pelatihan BPIPI 159,260,000.00
A PROGRAM REKRUITMENT PESERTA PELATIHAN 159,260,000.00
041 Program Peningkatan Kualitas Desain Produk Alas Kaki 472,700,000.00
A LOMBA DESAIN ALAS KAKI TINGKAT NASIONAL 133,650,000.00
B LOMBA FOTOGRAFI ALAS KAKI TINGKAT NASIONAL 108,650,000.00
C BIMBINGAN TEKNIS DESAIN PRODUK (Untuk Nominasi Lomba Desain Sepatu) 115,200,000.00
D BIMBINGAN TEKNIS FOTOGRAFI (Untuk Nominasi Lomba Fotografi) 115,200,000.00
043 Pelatihan IKM Alas Kaki 2,994,080,000.00
A Pelatihan Grading Alas Kaki 205,300,000.00
B Pelatihan Jahit Upper Alas Kaki 391,600,000.00
C Pelatihan Desain Alas Kaki 647,940,000.00
D Pelatihan Manajemen Alas Kaki 188,100,000.00
E Pelatihan Pembuatan Barang Jadi Kulit 197,460,000.00
F Pelatihan Teknisi Mesin Jahit 377,400,000.00
G Pelatihan Teknologi Produksi Alas Kaki Untuk IKM & TPL 388,920,000.00
H Pelatihan Teknologi Acuan Alas Kaki 194,460,000.00
I Pelatihan Branding IKM Alas Kaki 193,100,000.00
J Pelatihan Assembling Alas Kaki 195,800,000.00
K Tim Pelaksana Pelatihan 14,000,000.00
045 Program Penumbuhan Dan Perkuatan Wirausaha Baru (WUB) 139,350,000.00
A PROGRAM PERKUATAN & PENDAMPINGAN WIRAUSAHA 139,350,000.00
046 Program Pengembangan Branding IKM Alas kaki 3,065,222,000.00
A PELATIHAN & PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI STRATEGI BRANDING & TEKNOLOGI PRODUKSI UNTUK INKUBATOR 187,500,000.00
B PENYIAPAN INFRASTRUKTUR LABORATORIUM UJI 440,122,000.00
C IMPLEMENTASI PRODUKSI, PEMASARAN DAN MEDIA PROMOSI 1,483,000,000.00
D OPERASIONAL TENANT 494,000,000.00
E OPERASIONAL CREATIVE DEVELOPMENT CENTER 410,000,000.00
F FOCUS GROUP DISCUSSION HASIL KEGIATAN BRANDING ALAS KAKI IKM 50,600,000.00
Rencana Strategis 2015–2019 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
Bab II. Perencanaan dan Perjanjian Kinerja
25
Kode Uraian Jumlah019.05.09 Program Penumbuhan dan Pengembangan Industri Kecil dan Menengah 13,500,000,000.00
1838.994 Layanan Perkantoran[Base Line] 2,472,656,000.00
1838.994.001 Pembayaran Gaji dan Tunjangan 1,396,966,000.00
001 Pembayaran Gaji dan Tunjangan 1,396,966,000.00
A Pembayaran Gaji dan Tunjangan 1,396,966,000.00
1838.994.002 PENYELENGGARAAN OPERASIONAL DAN PEMELIHARAAN PERKANTORAN 1,075,690,000.00
002 Penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran 435,150,000.00
A PERAWATAN SARANA & PRASARANA 128,710,000.00
B PERAWATAN PERKANTORAN 306,440,000.00
011 Penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran 640,540,000.00
A OPERASIONAL PENDUKUNG 640,540,000.00
Hingga bulan november 2016 revisi dikarenakan adanya pemblokiran sebesar
Rp 4.039.950.000,- dari pemerintah sehingga anggaran APBN yang diterima
Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI) sebesar
Rp 9.460.050.000,- dengan rincian sebagai berikut :
Rencana Strategis 2015–2019 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
Bab II. Perencanaan dan Perjanjian Kinerja
26
Tabel 2.4 Revisi Anggaran BPIPI tahun 2016
Kode Uraian Jumlah Potongan sisa019.05.09 Program Penumbuhan dan Pengembangan Industri Kecil dan Menengah 13,500,000,000.00 4,039,950,000.00 9,460,050,000.001838 Penumbuhan dan Pengembangan Industri Kecil dan Menengah Kimia, Sandang, Aneka dan Kerajinan 13,500,000,000.00 4,039,950,000.00 9,460,050,000.001838.007 UPT YANG MENDAPATKAN FASILITASI PENINGKATAN KEMAMPUAN 11,027,344,000.00 3,944,950,000.00 7,082,394,000.001838.007.001 Layanan Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia 11,027,344,000.00 3,944,950,000.00 7,082,394,000.00 031 Penunjang Perkantoran 2,632,987,000.00 1,066,607,000.00 1,566,380,000.00 A PEMBAYARAN HONORARIUM KEGIATAN BPIPI (TENAGA AHLI & OPERATOR) 529,200,000.00 60,000,000.00 469,200,000.00 B BELANJA PENUNJANG PERKANTORAN 296,731,000.00 50,446,000.00 246,285,000.00 C REVITALISASI SARANA DAN PERALATAN PERKANTORAN 1,250,000,000.00 839,040,000.00 410,960,000.00
D ADMINISTRASI KEGIATAN 151,710,000.00 0.00 151,710,000.00 E PERJALANAN DINAS DALAM RANGKA KORDINASI PUSAT/DAERAH 310,344,000.00 28,319,000.00 282,025,000.00 F OPERASIONAL PENDUKUNG KEGIATAN PNBP 95,002,000.00 88,802,000.00 6,200,000.00 034 Perkuatan dan Peningkatan Kinerja Standard Layanan 674,150,000.00 426,717,000.00 247,433,000.00 A PEMELIHARAAN SERTIFIKASI ISO 9001-2008 48,250,000.00 48,250,000.00 0.00 B PEMELIHARAAN AKREDITASI ISO 17025-2005 63,250,000.00 63,250,000.00 0.00 C PENYELENGGARAAN RAPAT KERJA INTERNAL IMPLEMENTASI PROGRAM 62,650,000.00 7,717,000.00 54,933,000.00 E PEMBUATAN SISTEM INFORMASI LAYANAN TERPADU BPIPI 200,000,000.00 7,500,000.00 192,500,000.00 F PENYUSUNAN DOKUMEN PETA POTENSI IKM ALAS KAKI 300,000,000.00 300,000,000.00 0.00 035 Keikutsertaan Dalam Pameran dan Kegiatan Promosi BPIPI 677,500,000.00 154,451,000.00 523,049,000.00 A PAMERAN DALAM NEGERI 40,000,000.00 1,250,000.00 38,750,000.00 B STUDI BANDING / PAMERAN LUAR NEGERI 100,000,000.00 87,951,000.00 12,049,000.00 C MEDIA PROMOSI 100,000,000.00 0.00 100,000,000.00
E TEMU BISNIS SEKTOR INDUSTRI ALAS KAKI 78,600,000.00 7,400,000.00 71,200,000.00 F TEMU PELANGGAN BPIPI 24,100,000.00 24,100,000.00 0.00 G PAMERAN IKM ALAS KAKI ALUMNI BPIPI 334,800,000.00 33,750,000.00 301,050,000.00 036 Peningkatan Kompetensi dan Pelatihan SDM BPIPI 212,095,000.00 67,594,000.00 144,501,000.00 A BANTUAN BEASISWA D3/S1 32,140,000.00 32,140,000.00 0.00 B PELATIHAN PENINGKATAN KOMPETENSI SDM BPIPI 148,251,000.00 3,750,000.00 144,501,000.00 C MAGANG PEGAWAI BARU 31,704,000.00 31,704,000.00 0.00 040 Rekruitmen Peserta Pelatihan BPIPI 159,260,000.00 41,034,000.00 118,226,000.00 A PROGRAM REKRUITMENT PESERTA PELATIHAN 159,260,000.00 41,034,000.00 118,226,000.00 041 Program Peningkatan Kualitas Desain Produk Alas Kaki 472,700,000.00 55,290,000.00 417,410,000.00 A LOMBA DESAIN ALAS KAKI TINGKAT NASIONAL 133,650,000.00 6,700,000.00 126,950,000.00 B LOMBA FOTOGRAFI ALAS KAKI TINGKAT NASIONAL 108,650,000.00 29,565,000.00 79,085,000.00 C BIMBINGAN TEKNIS DESAIN PRODUK (Untuk Nominasi Lomba Desain Sepatu) 115,200,000.00 16,100,000.00 99,100,000.00
D BIMBINGAN TEKNIS FOTOGRAFI (Untuk Nominasi Lomba Fotografi) 115,200,000.00 2,925,000.00 112,275,000.00 043 Pelatihan IKM Alas Kaki 2,994,080,000.00 440,741,000.00 2,553,339,000.00 A Pelatihan Grading Alas Kaki 205,300,000.00 19,694,000.00 185,606,000.00 B Pelatihan Jahit Upper Alas Kaki 391,600,000.00 6,285,000.00 385,315,000.00 C Pelatihan Desain Alas Kaki 647,940,000.00 68,178,000.00 579,762,000.00 D Pelatihan Manajemen Alas Kaki 188,100,000.00 41,648,000.00 146,452,000.00 E Pelatihan Pembuatan Barang Jadi Kulit 197,460,000.00 10,032,000.00 187,428,000.00
Rencana Strategis 2015–2019 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
Bab II. Perencanaan dan Perjanjian Kinerja
27
Kode Uraian Jumlah Potongan sisa F Pelatihan Teknisi Mesin Jahit 377,400,000.00 29,203,000.00 348,197,000.00
G Pelatihan Teknologi Produksi Alas Kaki Untuk IKM & TPL 388,920,000.00 32,248,000.00 356,672,000.00
H Pelatihan Teknologi Acuan Alas Kaki 194,460,000.00 20,269,000.00 174,191,000.00
I Pelatihan Branding IKM Alas Kaki 193,100,000.00 193,100,000.00 0.00
J Pelatihan Assembling Alas Kaki 195,800,000.00 16,584,000.00 179,216,000.00
K Tim Pelaksana Pelatihan 14,000,000.00 3,500,000.00 10,500,000.00
045 Program Penumbuhan Dan Perkuatan Wirausaha Baru (WUB) 139,350,000.00 139,350,000.00 0.00 A PROGRAM PERKUATAN & PENDAMPINGAN WIRAUSAHA 139,350,000.00 139,350,000.00 0.00
046 Program Pengembangan Branding IKM Alas kaki 3,065,222,000.00 1,553,166,000.00 1,512,056,000.00
A PELATIHAN & PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI STRATEGI BRANDING & TEKNOLOGI PRODUKSI UNTUK INKUBATOR 187,500,000.00 187,500,000.00 0.00
B PENYIAPAN INFRASTRUKTUR LABORATORIUM UJI 440,122,000.00 0.00 440,122,000.00
C IMPLEMENTASI PRODUKSI, PEMASARAN DAN MEDIA PROMOSI 1,483,000,000.00 672,732,000.00 810,268,000.00
D OPERASIONAL TENANT 494,000,000.00 494,000,000.00 0.00
E OPERASIONAL CREATIVE DEVELOPMENT CENTER 410,000,000.00 191,772,000.00 218,228,000.00
F FOCUS GROUP DISCUSSION HASIL KEGIATAN BRANDING ALAS KAKI IKM 50,600,000.00 7,162,000.00 43,438,000.00
1838.994 Layanan Perkantoran[Base Line] 2,472,656,000.00 95,000,000.00 2,377,656,000.00
1838.994.001 Pembayaran Gaji dan Tunjangan 1,396,966,000.00 20,000,000.00 1,376,966,000.00
001 Pembayaran Gaji dan Tunjangan 1,396,966,000.00 20,000,000.00 1,376,966,000.00 A Pembayaran Gaji dan Tunjangan 1,396,966,000.00 20,000,000.00 1,376,966,000.00
1838.994.002 PENYELENGGARAAN OPERASIONAL DAN PEMELIHARAAN PERKANTORAN 1,075,690,000.00 75,000,000.00 1,000,690,000.00
002 Penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran 435,150,000.00 75,000,000.00 360,150,000.00 A PERAWATAN SARANA & PRASARANA 128,710,000.00 10,000,000.00 118,710,000.00
B PERAWATAN PERKANTORAN 306,440,000.00 65,000,000.00 241,440,000.00
011 Penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran 640,540,000.00 0.00 640,540,000.00 A OPERASIONAL PENDUKUNG 640,540,000.00 0.00 640,540,000.00
D. DO KUMEN PERJANJIAN KINERJA
Salah satu tahapan system akuntabilitas kinerja instansi pemerintah yang
termuat dalam Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang system
akuntabilitas kinerja instansi pemerintah adalah penyusunan perjanjian kinerja.
Dengan perjanjian kinerja maka terwujud komitmen antara Organisasi Balai
Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI) dengan Direktorat
Jendral IKM Kementrian Perindustrian. Tujuan dari perjanjian kinerja yang
disepakati kedua belah pihak adalah : (1) sebagai wujud nyata komitmrn antara
Rencana Strategis 2015–2019 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
Bab II. Perencanaan dan Perjanjian Kinerja
28
Direktorat Jendral IKM dengan BPIPI untuk meningkatkan integritas, akunabilitas,
transparasi, dan kinerja aparatur, (2) menciptakan tolok ukur kinerja sebagai
dasar evaluasi kinerja aparatur, (3) sebagai dasar penilaian
keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasarn organisasi dan sebagai
dasar pemberian penghagaan dan sanksi, (4) sebagai dasar Direktorat Jendral
IKM untuk melakukan monitoring, evaluaasi dan supervise atas
perkembangan/kemajuan kinerja pimpinan BPIPI, (5) sebagai dasar dalam
penetapan sasaran kinerja pegawai.
Tahun 2016 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI)
menetapkan rencana kinerja tahun 2016 sebagi dokumen perjanjian kinerja
BPIPI tahun 2016. Dimana perjanjian kinerja BPIPI tahun 2016 adalah sebagai
berikut :
Table 2.5 Perjanjian Kinerja BPIPI tahun 2016
Unit Organisasi : Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia Tahun Anggaran : 2016 No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Perspektif Pemangku Kepentingan / Stakeholder (S) 1 Meningkatnya jumlah
Wirausaha Industri Baru Jumlah Wirausaha Industri Kecil yang mendapatkan program pengembangan usaha
30 WUB
Jumlah Wirausaha industri Kecil Baru 20 IKM
Jumlah Wirausaha Industri Menengah Baru 5 IKM
Perspektif Proses Pelaksanaan Tugas Pokok (T) 1
Meningkatnya Kemampuan sentra, Unit Pelayanan Teknis, Tenaga Penyuluh Lapangan serta Konsultan Industri Kecil dan Menengah
Jumlah Tenaga Penyuluh Lapangan (TPL) 20 TPL Jumlah Konsultan IKM 5
Konsultan
2
Meningkatnya kerjasama dengan Lembaga Pendidikan, Lembaga Penelitian dan Pengembangan serta asosiasi industri dan asosiasi profesi terkait
Jumlah kerjasama 1 kerjasama
Rencana Strategis 2015–2019 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
Bab II. Perencanaan dan Perjanjian Kinerja
29
3 Terfasilitasinya bantuan bimbingan teknis
Jumlah IKM yang mendapat pelatihan 300 IKM
4 Peningkatan pengembangan produk
Jumlah IKM/peserta yang mengikuti Lomba Desain Alas Kaki Nasional
300 Karya
Jumlah IKM/peserta yang mengikuti Lomba Desain Alas Kaki Nasional
300 Karya
Jumlah Prototype 24 Desain 5 Peningkatan segmen dan
perluasan pasar Jumlah IKM yang difasilitasi ikut pameran 60 IKM Jumlah Media Promosi 3 Paket
6 Menguatnya keterkaitan dan hubungan kemitraan antara IKM dengan Industri Besar dan sektor ekonomi lainnya
Jumlah IKM yang berpartisipasi dalam kegiatan temu bisnis BPIPI
30 IKM
Perspektif Peningkatan Kapasitas Kelembagaan (L) 1 Sistem informasi yang
andal Jumlah Aplikasi system informasi yang
dikembangkan
5 Modul
2 Sistem perencanaan dan penganggaran yang berkualitas
Tingkat kesesuaian rencana kegiatan dengan dokumen perencanaan
95 persen
3 Sistem tatakelola keuangan dan BMN yang transparan dan akuntabel
Tingkat penyerapan anggaran 95 persen
4 Sistem pengendalian internal yang efektif
Tingkat Kualitas Organisasi 90 persen LHU Laboratorium Uji 200 LHU Level Keluhan Pelanggan 0
komplain 5 Monitoring dan evaluasi
pelaksanaan kebijakan pembangunan industry
Jumlah laporan kegiatan/monev/pendukung
1 Laporan LAKIP
Rencana Strategis 2015–2019 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
Bab III. Akuntabilitas Kinerja 30
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI
Dalam mencapai visi dan misinya, Balai Pengembangan Industri Persepatuan
Indonesia dalam penjabaran kegiatan mengacu pada Renstra Kementrian
Perindustrian dan Sekretaris Direktorat Jendral IKM yang kemudian diwujudkan
dalam perjanjian kinerja BPIPI tahun 2016.
Table 3.1 Alur IKU BPIPI selama periode anggaran 2016.
Sasaran Startegis (SS)
Indikator Kinerja Sasaran Strategis
(IKKS)
Sasaran Program/indikator
Indikator Kinerja Sasaran Stategis Indikator Kinerja Sasaran Strategis Indikator Kinerja Realisasi
1 2 3 4 5 6 7 8 10Jumlah wirausaha industri kecil yang mendapatkan program pengembangan usaha
Jumlah Wirausaha Industri Kecil yang mendapatkan program pengembangan usaha
0
Jumlah wirausaha indstri kecil baru
0
Jumlah Wirausaha Industri Menengah Baru
4.500 orang Jumlah Wirausaha Industri Menengah Baru
0
Jumlah TPL yang diciptakan
1000 TPL Jumlah tenaga penyuluh lapangan
Jumlah Tenaga Penyuluh Lapangan (TPL)
20TPL
Jumlah konsultan yang diciptakan
590 Konsultan Jumlah Konsultan IKM
Jumlah Konsultan IKM
0
Meningkatnya kerjasama dengan Lembaga Pendidikan, Lembaga Penelitian dan
10 Kerjasama Meningkatnya kerjasama dengan lembaga pendidikan, lembaga penelitian dan pengembangan serta asosiasi
jumlah kerjasama Meningkatnya kerjasama dengan lembaga pendidikan, lembaga penelitian dan
jumlah kerjasama 1
Terfasilitasinya bantuan dan bimbingan teknis
8.805 IKM Meningkatnya kompetensi SDM dan sertifikasi kompetensi
Jumlah IKM yang mendapat pelatihan
Terfasilitasinya bantuan bimbingan teknis
Jumlah IKM yang mendapat pelatihan
280 IKM
IKU dalam Renstra Kementrian IKK Renstra BPIPI Perjanjian Kinerja BPIPI
20.000 OrangJumlah Wirausaha Industri Kecil Baru
Meningkatnya jumlah wirusaha baru/wirausaha menengah baru
Meningkatnya jumlah Wirausaha Industri Baru
Jumlah wirausaha indstri kecil baru
Meningkatnya kemampuan sentra, unit pelayanan teknis, tenaga penyuluh lapangan serta konsultan IKM
Meningkatnya kemampuan sentra, unit pelayanan teknis, tenaga penyuluh lapangan serta konsultan IKM
Meningkatnya ketersediaan infrastruktur industri untuk mendukung pertumbuhan industri nasional
Meningkatnya kompetensi tenaga kerja industri melalui pendidikan dan pelatihan
Jumlah tenaga kerja industri yang bersertifikat kompetensi.
Meningkatnya peran IKM dalam perekonomian nasional
Pertumbuhan jumlah unit usaha IKM;
Jumlah sentra IKM yang dibangun dan beroperasi
Rencana Strategis 2015–2019 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
Bab III. Akuntabilitas Kinerja 31
Sasaran Startegis (SS)
Indikator Kinerja Sasaran Strategis
(IKKS)
Sasaran Program/indikator
Indikator Kinerja Sasaran Stategis Indikator Kinerja Sasaran Strategis Indikator Kinerja Realisasi
1 2 3 4 5 6 7 8 10Jumlah wirausaha industri kecil yang mendapatkan program pengembangan usaha
Jumlah Wirausaha Industri Kecil yang mendapatkan program pengembangan usaha
0
Jumlah wirausaha indstri kecil baru
0
Jumlah Wirausaha Industri Menengah Baru
4.500 orang Jumlah Wirausaha Industri Menengah Baru
0
Jumlah TPL yang diciptakan
1000 TPL Jumlah tenaga penyuluh lapangan
Jumlah Tenaga Penyuluh Lapangan (TPL)
20TPL
Jumlah konsultan yang diciptakan
590 Konsultan Jumlah Konsultan IKM
Jumlah Konsultan IKM
0
Meningkatnya kerjasama dengan Lembaga Pendidikan, Lembaga Penelitian dan
10 Kerjasama Meningkatnya kerjasama dengan lembaga pendidikan, lembaga penelitian dan pengembangan serta asosiasi
jumlah kerjasama Meningkatnya kerjasama dengan lembaga pendidikan, lembaga penelitian dan
jumlah kerjasama 1
Jumlah IKM/peserta yang mengikuti lomba desain alas kaki
Jumlah IKM/peserta yang mengikuti lomba desain alas kaki
423 karya
Jumlah IKM/peserta yang mengikuti lomba fotografi alas kaki
Jumlah IKM/peserta yang mengikuti lomba fotografi alas kaki
522 karya
Jumlah Prototye Jumlah Prototye 24 prototype
Jumlah IKM yang difasilitasi ikut pameran
Jumlah IKM yang difasilitasi ikut pameran
44 IKM
Jumlah Media Promosi
Jumlah Media Promosi
3 media
Menguatnya keterkaitan dan hubungan kemitraan antara IKM dengan Industri Besar dan sektor ekonomi lainnya
145 IKM Menguatnya keterkaitan dan hubungan kemitraan antara IKM dengan Industri Besar dan sektor ekonomi lainnya
Jumlah IKM yang berpartisipasi dalam kegiatan temu bisnis BPIPI
Menguatnya keterkaitan dan hubungan kemitraan antara IKM dengan Industri Besar dan sektor ekonomi lainnya
Jumlah IKM yang berpartisipasi dalam kegiatan temu bisnis BPIPI
30 IKM
Meningkatnya penerapan sistem informasi dan teknologi dalam pelaksanaan tugas
Tersusunnya Rencana Induk pengembangan teknologi informasi dan komunikasi Kementerian Perindustrian;
Sistem Informasi yang Handal
4 aplikasi Meningkatnya layanan dukungan manajemen
jumlah aplikasi sistem informasi yang dikembangkan
Sistem informasi yang andal
Jumlah Aplikasi system informasi yang dikembangkan
5 modul aplikasi
IKU dalam Renstra Kementrian IKK Renstra BPIPI Perjanjian Kinerja BPIPI
20.000 OrangJumlah Wirausaha Industri Kecil Baru
Meningkatnya jumlah wirusaha baru/wirausaha menengah baru
Meningkatnya jumlah Wirausaha Industri Baru
Jumlah wirausaha indstri kecil baru
Meningkatnya kemampuan sentra, unit pelayanan teknis, tenaga penyuluh lapangan serta konsultan IKM
Meningkatnya kemampuan sentra, unit pelayanan teknis, tenaga penyuluh lapangan serta konsultan IKM
Meningkatnya ketersediaan infrastruktur industri untuk mendukung pertumbuhan industri nasional
Meningkatnya kompetensi tenaga kerja industri melalui pendidikan dan pelatihan
Jumlah tenaga kerja industri yang bersertifikat kompetensi.
Meningkatnya peran IKM dalam perekonomian nasional
Pertumbuhan jumlah unit usaha IKM;
Jumlah sentra IKM yang dibangun dan beroperasi
Meningkatnya ketahanan industri melalui pemberian fasilitasi
Jumlah perusahaan industri yang diadvokasi dan didampingi dalam penanganan kasus
2.065 IKM Peningkatan Pengembangan Produk
Peningkatan pengembangan produk
Terfasilitasinya pengembangan produk
Rencana Strategis 2015–2019 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
Bab III. Akuntabilitas Kinerja 32
Sasaran Startegis (SS)
Indikator Kinerja Sasaran Strategis
(IKKS)
Sasaran Program/indikator
Indikator Kinerja Sasaran Stategis Indikator Kinerja Sasaran Strategis Indikator Kinerja Realisasi
1 2 3 4 5 6 7 8 10Meningkatnya kualitas perencanaan dan penganggaran
Tingkat keseuaian rencana kegiatan dengan dokumen perencanaan.
Sistem Perencanaan dan Penganggaran yang Berkualitas
100% Persentase tingkat kesesuaian rencana kegiatan dengan dokumen perencanaan
Sistem perencanaan dan penganggaran yang
Tingkat kesesuaian rencana kegiatan dengan dokumen perencanaan
90%
Meningkatnya transparansi, akuntabilitas, dan kualitas tata kelola keuangan
Meningkatnya transparansi, akuntabilitas, dan kualitas tata kelola keuangan
Sistem Tata Kelola Keuangan dan Barang Milik Negara (BMN) yang Transparan dan Akuntabel
100% persentase tingkat penyerapan anggaran
Sistem tatakelola keuangan dan BMN yang transparan dan akuntabel
Tingkat penyerapan anggaran
100,24%
Persentase tingkat kualitas organisasi
Tingkat Kualitas Organisasi
100%
LHU laboratorium uji LHU Laboratorium Uji
93.50%
Level Keluhan Pelanggan
Level Keluhan Pelanggan
Zero komplain
Meningkatnya kualitas pelaporan pelaksanaan kegiatan dan anggaran
Nilai SAKIP Kementerian Perindustrian
Sistem Pelaporan yang Handal,dengan indikator kinerja
Nilai Sakip 75 jumlah laporan kegiatan/monev/pendukung
Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kebijakan pembangunan industry
Jumlah laporan kegiatan/monev/pendukung
1 Laporan LAKIP
Sistem Pengendalian Internal yang Efektif
Jumlah satuan kerja (satker) yang melaksanakan sistem pengendalian internal
Sistem Pengendalian Internal yang Efektif
2 Satker Sistem pengendalian internal yang efektif
Dari matriks tersebut diatas, dalam pelaksanaan capaian target kinerja disusun
rencana aksi yang diuraikan dengan table berikut :
Rencana Strategis 2015–2019 Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia
Bab III. Akuntabilitas Kinerja 33
% Target Antara Rencana Kegiatan
% Target Antara Rencana Kegiatan
% Target Antara Rencana Kegiatan
% Target Antara Rencana Kegiatan
Perspektif Pemangku KepentinganJumlah Wirausaha Industri Kecil yang mendapatkan program pengembangan usaha
30 WUB 0% - Fasilitasi pembangunan wirausaha industri kecil Persepatuan
25% - Fasilitasi pembangunan wirausaha industri kecil Persepatuan- Melakukan peningkatan kompetensi SDM alas kaki melalui bimtek untuk Kelompok Usaha Bersama (KUB)
50% - Fasilitasi pembangunan wirausaha industri kecil Persepatuan- Melakukan peningkatan kompetensi SDM alas kaki melalui bimtek untuk Kelompok Usaha Bersama (KUB) - Melakukan benchmark dengan IKM yang lebih maju
100% - Fasilitasi pembangunan wirausaha industri kecil Persepatuan- Melakukan peningkatan kompetensi SDM alas kaki melalui bimtek untuk Kelompok Usaha Bersama (KUB)
Jumlah Wirausaha Industri Kecil Baru
20 IKM 0% - Survey sumber daya berpotensi ( Lokasi, SDM) - Melakukan peningkatan kompetensi SDM alas kaki berpotens
Top Related