Download - Laporan Kasus Gangguan Bipolar (2)

Transcript

LAPORAN KASUS PSIKOTIKSKIZOFRENIA PARANOID (F20.0)

IDENTITAS PASIENNama: Nn. Ummi KalsumUmur : 24 tahunAgama : IslamStatus Perkahwinan: Belum menikahPendidikan: SMAPekerjaan : MahasiswaAlamat : Jl. Suparman No. 79 Polman Sul Bar.Tanggal MRS : 26 mei 2012

LAPORAN PSIKIATRIDiperoleh dari alloanamnesis pada tanggal 26 mei 2012 oleh Ny. Wolida, yaitu ibu kandung pasien.I. RIWAYAT PENYAKITA. Keluhan utama : MengamukB. Riwayat gangguan sekarangKeluhan mengamuk yang dialami sejak 3 hari yang lalu sebelum masuk Rumah Sakit. Pasien selalu marah dan memukul orang-orang disekitarnya jika ada yang tidak sesuai dengan keinginanya. Pasien juga mudah tersinggung. Pasien sempat memukul ibunya karena coba memegangnya pada saat mengamuk. Pasien juga selalu membongkar barang-barang di rumahnya yang mana barang tersebut sudah dia rapikan pada awalnya. Pasien juga biasanya suka berdandan dan berganti-ganti baju, sehingga hampir 4-5 helai baju tiap hari. Pasien juga biasa berbicara sendiri dan seolah-olah dia melihat dan berbicara bersama orang lain. Pasien jarang tidut dan biasanya tidur pada waktu sekitar 2-3 jam saja kemudian bangun dan sudah tidak tidur lagi sampai pagi. Sebelumnya 2 minggu yang lalu, pasien baru pulang dari melakukan ibadah umrah bersama dengan keluarganya. Selama disana pasien baik dan dapat melakukan ibadah .Perubahan tingkah laku ini dimulai pada 9 tahun terakhir, yaitu pada umur pasien adalah 15 tahun. setelah pasien diputuskan oleh pacarnya setelah kejadian tersebut pergi mengikuti rukiyah yang diajar oleh ustadz di desanya, dengan teman-temannya pada saat SMP. Sejak dari itu, pasien mulai gelisah dan kadang-kadang lebih sering menyendiri. Pasien juga mengalami nafsu makan yang kurang dan sering merasa bersalah walaupun tidak tahu apa penyebabnya. Kadang juga pasien teramat sedih dan melamun memikirkan penyakitnya dan biasa bilang lebih baik mati saja. Pada saat itu pasien memperoleh pengobatan dari psikiater dan berobat teratur.

C. RIWAYAT GANGGUAN SEBELUMNYA

Riwayat penyakit dahulu :Trauma (-)Infeksi (-) Riwayat penggunaan zat psikoaktif :Narkotik (-)Merokok (-)Alkohol (-) Riwayat gangguan psikiatrik sebelumnya: Pasien mempunyai riwayat gangguan jiwa pada 9 tahun yang lalu dan telah mendapat pengobatan dari psikiater

D. RIWAYAT KEHIDUPAN PERIBADI

1. Riwayat prenatal dan perinatal

Nn.Ummi kalsum lahir dengan kondisi normal di rumahnya, cukup bulan dan dalam proses persalinan dibantu oleh dukun. Sewaktu dalam kehamilan, ibunya dalam keadaan sehat. Riwayat ibu dalam menggunakan rokok, obat-obatan dan alkohol tidak ada. Pasien tumbuh kembang dengan baik.

2. Riwayat masa kanak awal (usia 1-3 tahun)

Pasien memperoleh ASI hingga ia berusia 2 tahun. Pertumbuhan dan perkembangannya sama dengan anak sebanyaknya. Pasien juga memperoleh perhatian yang cukup dari kedua orang tuanya terutama ayahnya kerana pasien merupakan anak perempuan tunggal dalam keluarga

3. Riwayat masa kanak pertengahan (usia 4-11 tahun)

Pasien bersekolah di salah satu sekolah dasar di Polman, Sul Bar saat berusia 7 tahun. Prestasinya selama sekolah sangat baik, pasien termasuk anak yang cerdas, pasien juga sangat mudah bergaul dan memiliki banyak teman.

4. Riwayat masa kanak akhir dan remaja (usia 12-18 tahun)

Setelah tamat SD, ia melanjutkan pelajaran ke salah satu SMP dan SMA negeri di Polman Sul bar. Perstasinya di sekolah baik. Pasien juga selalu mengikuti lomba nasyid di sekolahnya karena mempunyai suara yang bagus. Tetapi lama kelamaan pasien sudah jarang mengikuti latihan nyanyi dan juga sering merasa malas pergi ke sekolah.

5. Riwayat pribadia. Riwayat pendidikanSetelah menamatkan SMA, pasien melanjutkan kuliah di Fakultas Kesehatan Masyarakat di salah satu Universitas di Sulawesi Barat. Selama kuliah, pasien sudah mulai kurang berminat dalam belajar dan tidak pernah lagi mengikuti lomba nyanyi dan pasien kadang-kadang rasa malas hendak pergi kuliah. Pasien lebih sering membaca bahan ilmiah agama di rumahnya.b. Riwayat pernikahan Pasien belum menikah.

E. RIWAYAT KEHIDUPAN KELUARGA

Pasien merupakan anak yang ke 2 dari 4 bersaudara (L,(P),L,L). Sejak lahir pasien tinggal dan dibesarkan oleh ayah dan ibunya. Hubungan dengan ayah ibunya, saudara-saudara, serta keluarga yang lain adalah baik dan harmonis. Di dalam keluarganya tidak ada riwayat penyakit atau keluhan yang sama dengan pasien.

F. SITUASI SEKARANG

Pasien tinggal bersama kedua orang tuanya dan dua orang adiknya di Polman, Sulawesi Barat.

G. PERSEPSI PASIEN TENTANG DIRI DAN KEHIDUPANNYA

Pasien merasa dirinya sakit. Pasien kadang-kadang merasa sedih dan melamun memikirkan penyakitnya dan bilang lebih baik jika mati saja.

AUTOANAMNESISDM: Assalamualaikum?P: Waalaikumsalam dok.DM: Perkenalkan saya Arisman, dokter muda disini (sambil mengulurkan tangan). Kalau boleh tau nama mbak siapa?P: Ummi dokDM: Siapa nama lengkapnya?P: Ummi kalsum dok.DM: U umur berapa sekarang ini?P: Mau pi masuk 24 dok, bulan desember ini 24 tahun umur ku dok.DM: U tinggal di mana sekarang?P: saya dari jauh ini dok, dari polman, sulbar dokDM: U tinggal sama siapa sekarang?P: Sama orang tuaku dok. Ada juga 2 adik ku cowok dua-duanya dok. DM: Sama siapa U ke sini?P: Sama ibu, bapa ku dok, ini. Sama adiku juga dok..diluar mereka dok.DM: Apa kerjanya U sekarang?P: Saya lagi kuliah ini dok, kuliah di FKM ku, ini terpaksa ku ambil cuti ini gara-gara orang tuaku mau ke sini katanya mau berobat.. nga ngerti aku dok. Aku kelmarin aja yang sakit-sakit, sekarang ini sudah baik-baik ki ku rasa.DM: Baiklah, apa yang dibikin dirumah sampai orang tua U membawa U ke sini?P: Mengamuk dokDM: Maksud U?P: Ada orang yang selalu kacau-kacau aku dok, kayak mengejek-ejek itu lho..kemudian ku rasa bising sekali di rumah ku itu dok..nga tenang ku kalau mau belajar dok..aku itu kan selalunya belajar tiap pagi, siang, sore biar malam sampai jam1 itu saya masih belajar itu dok.. tapi karena ada yang kacau, itu bikin aku mengamuk dokDM: Oh begitu ya, sejak kapan mengamuk ini? P: Sudah lama pi dok.DM: Sudah berapa lama kira-kira?P: Sudah sebulan kayaknya dok.. aku itu kan mau belajar kitab-kitab, belajar agama juga..ada anak-anak jin yang aku ajarin juga dok.. aku ini kepala sekolahnya mereka.DM: Oh begitu ya, pada saat kamu mengamuk itu, U ingat nga apa-apa aja yang U bikin? P: Rasa mau menendang orang aja ini dok, mau mengejar orang-orang yang mengejek ku itu. Yang bikin bising-bising itu juga dok. Waduh nga bisa konsentrasi ku dok..aku itu kan mau ujian..mau belajar tiap-tiap malam. Ini anak-anak jin ini juga mau di ajar lagi.DM: U ingat siapa-siapa aja yang U pernah tendang waktu mengamuk itu? Ada menendang keluarga ta sendiri?.P: Ya kalau mereka juga bikin bising waktu ku mau belajar..DM: Oh ya, tadi ummi bilang U juga ada ajarin anak-anak jin ya? Bisa U kasih terangkan lagi, bagaimana rupa anak-anak jin itu? Tinggal di mana mereka?P: Iya dok, eh banyak sekali mereka dok.. rupa macam kita juga, ada mata, hidung segala, ada yang warna orange, warna merah, macam-macam dok. Aku ini kan kepala sekolahnya mereka. Kalau malam-malam itu aku jaga ujian untuk mereka.kadang-kadang sampai nga bisa tidur aku dok. Jaga mereka terus.. aku itu ajarin mereka baca kitab-kitab. (pasien tiba-tiba berselawat dengan suara yang lantang)DM: Bagus suaranya.. sudah ya, disini nga bisa nyanyi, nanti masuk di ruangan baru sambung nyanyi lagi ya. U suaranya bagus ya, memang suka menyanyi ya? Di sekolah U ada ikut nyanyian?P: Aku sering ikut lomba nyanyi dok.. aku itu selalu jadi vocal utama dok. Sekarang ini saja aku sudah nga mahu nyanyi lagi. Aku selalu juara kalau ikut lomba nyanyi dok. Sekarang aku sudah berhenti karena mau kasih junior ku aja yang belajar nyanyi.kasian mereka kalau aku terus aja yang nyanyi..kan dok?DM: Iya, sekarang U lihat tidak jin-jin itu? Di mana saja mereka sekarang?P: Ada ji dok, itu di belakang..di ruangan ini dok.mereka lagi sedang belajar. Nanti sebentar malam aku mahu kasi ujian sama mereka ini. Aku juga harus belajar ini dok. Aku itu tidurnya cuma sebentar dok. Karena mau belajar terus aja. Kalau aku mengantuk, aku pergi cuci muka dulu dok baru bisa sambuang belajar lagi sampai pagi begitu dok.DM: U bisa bicara sama anak-anak jin itu? Apa yang mereka bilang?P: Bisa dok, mereka itu semuanya panggil aku ini guru dok. Aku kan kepala sekolahnya mereka. Aku juga bisa bahasa jin arabik dok. (pasien terus bercakap bahasa yang tidak dimengerti Heun cheui sheii hihiu je islami kesii hu seunn klu ker kekeDM: Apa maknanya bahasa yang U tadi itu?P: maknanya dok Tuhan itu satu, hanya agama Islam yang benar, tidak ada dua melainkan Tuhan islam. Agama lain itu adalah tidak benar. Sungguh surga itu milik orang islam, bukan Buddha, bukan kristien DM: Oh begitu, baiklah, U jadi kepala sekolah dalam umur begini ga terlalu muda ka? Tidak ada kepala sekolah lagi yang umur seperti U? kemudian U dapat gaji jadi kepala sekolah ini dari mana?P: Ga jadi masalah itu dok, aku kan mengajar anak-anak jin. Mereka itu lagi muda dari aku. Aku jadi kepala sekolah ini dok ikhlas dok. Ga mau di gaji-gaji. Kalau ada pun, itu mereka aja yang kasih sama aku berapa-berapa aja mereka mau kasih.DM: Oh begitu, saya dengar U punya teman terdekat saat SMP dulu ya?P: Iya dok, aku punya pacar saat SMP dulu dok, tapi sudah putus dok. Aku mau menikah sekarang, ga mau bepacaran lagi dok.DM: Jadi U mau nikah dulu ini?P: Iya dok. Memangnya dalam islam itu begitu dok. Haram kalau kita berpacaran sebelum menikah itu dok.DM: Iya betul itu U, kenapa bisa putus sama pacar U?P: Dia yang putusin aku dok. aku sayang bangat sama dia dok. Selalu ki keluar sama-sama itu dok.belajar sama-sama. Baik sekali aku sama dia dok. Tapi ujung-ujung, dia yang ninggalin aku dok. Dia ada pacar baru katanya. Aku benci sekali terus sama dia dok. Aku juga ga mau lihat lagi mukanya dok. Makanya aku bilang itu pacaran itu ga baik dok.DM: Oh begitu ya, maaf ya U. Jadi kelmarin hubungan kamu sama pacarmu itu putus begitu saja ya? Kamu rasa sedih sekali tidak waktu itu? P: Iya dok, aku lihat dia keluar sama cewek lain, aku marah-marah dia dok kemudian dia yang kasih tinggalin aku. Ya sempat sedih juga, 1 minggu aku ga pergi sekolah dok. Benci sekali aku lihat mukanya itu dok. Lagi bagus aku solat minta Tuhan kasih aku cowok yang baik, soleh dok. Aku mau naik aji sama suamiku nanti itu dok, InsyoAllah..DM: Iya, amin. Setelah itu U tidak pernah pacaran lagi ya? Sejak dari SMP itu kira-kira 9 tahun yang lalu ya?P: Iya, ga mau ku dok, aku maunya nikah terus dok. Ini aku mau selesaikan kuliah ku cepat-cepat ini dok supaya aku bisa nikah cepat. Orang tua ku juga mau begitu.DM: U bagaimana perasaannya sekarang? P: kadang-kadang itu gelisah juga dok. Risau juga karena mau ujian di kuliahku tapi belajar ini masih ku rasa belum cukup-cukup lagi dok. Mana mau fikiran belajar, mau mengajar jin-jin itu lagi. Aku juga ini lagi mengkaji kitab-kitab ini dok. Mau mendalami juga bahasa jin arab itu. Sekarang itu masih sedikit ku rasa yang ku dapat. Aku juga bisa tau apa ciri-ciri kita dok dengan lihat aja telapak tangan kita dok.DM: nanti saja ya U, saya dapat informasi katanya O mendalami kitab-kitab juga ya? P: Ya kitab-kitab agama dok.banyak di rumahku itu dok. Aku itu juga selalu solat tahajud dok. Bangun malam-malam itu aku terus solat tahajud, nanti subuh aku solat subuh dok. Besok paginya aku solat duha lagi dok.DM: Kalau misalnya U menemukan dompet di jalan apa yang U lakukan?P: Aku itu baik dok. Aku lihat dalamnya kalau ada alamat pemilik dompet itu, ya aku kembalikan memang. DM: Baiklah, U harus rajin minum obat biar cepat sembuh. U juga banyak berdoa biar cepat sembuh ya.P: Iya dok, makasih ya dok. DM : Sama-sama. P: Assalamualaikum DM: Waalaikumsalam.

II. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL

A. Deskripsi umum1. Penampilan : Tampak seorang wanita remaja, sehat, wajah sesuai umur, memakai gaun hitam dan berjas hitam. Penampilan rapi, memakai lipstik. Sikap tubuh dan cara jalan adalah biasa.2. Kesadaran : Berubah3. Perilaku dan aktivitas psikomotor : Saat bicara, pasien duduk sambil memegang pen dan menulis. 4. Pembicaraan : Lancar, spontan, membanjir, dan intonasi biasa.5. Sikap terhadap pemeriksa : KooperatifB. Keadaan afektif (mood), perasaan dan empati :1. Afek: Restriktif 2. Keserasian: Tidak serasi3. Empati: Dapat dirabarasakanC. Fungsi intelektual (kognitif)1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan: Sesuai taraf pendidikan2. Daya konsentrasi : Baik3. Orientasi (waktu, tempat,orang): Baik4. Daya ingat : a. Jangka panjang : Baikb. Jangka sedang : Baikc. Jangka pendek : Baikd. Segera : Baik5. Pikiran abstrak : Baik6. Bakat : Tidak ada7. Kemampuan menolong diri sendiri : Baik

D. Gangguan persepsi1. Halusinasi : Halusinasi visual: Pasien melihat anak-anak jin yang sedang belajar bersamanya, dan pasien mengatakan dia sering mengajar jin-jin tersebut. Halusinasi auditorik: Pasien mendengar anak-anak jin memanggilnya dengan panggilan guru.2. Ilusi : Tidak ditemukan3. Depersonalisasi : Tidak ditemukan4. Derealisasi : Tidak ditemukanE. Proses berpikir1. Arus pikirana. Produktivitas : Cukupb. Kontinuitas : Relevan, koheren c. Hendaya bahasa : Neologisme2. Isi pikirana. Preokupasi: Tidak ditemukan.b. Gangguan isi pikir: Waham bizzare; Pasien menganggap dirinya sebagai kepala sekolah bagi anak-anak jin itu dan punya tanggungjawab mengajar mereka tentang ilmu-ilmu kitab.F. Pengendalian impuls : Terganggu G. Daya nilai1. Norma sosial : Baik2. Uji daya nilai : Baik3. Penilaian realitas : BaikH. Tilikan (Insight) : Derajat 3 ( Sadar bahwa dirinya sakit tetapi melemparkan kesalahan pada orang lain, faktor eksternal ataupun faktor organik)I. Taraf dapat dipercaya : Dapat dipercaya

III. PEMERIKSAAN DIGNOSTIK LEBIH LANJUT

A. Status internusTekanan darah 130/80 mmHg, nadi 80x/i, kuat angkat, frekuensi pernafasan 18x/i, suhu 36,3c, konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterus, cor dan pulmo dalam batas normal dan tidak ada edema pada kaki.B. Status neurologis GCS: 15 (E4M6V5) Fungsi kortikal luhur: Dalam batas normal Gejala rangsang meninges : Kaku kuduk (-), kernig sign -/-, Pemeriksaan Nn.cranialis: Dalam batas normal pupil bulat isokor 2.5mm/2.5mm, RCL +/+, RCTL +/+. Refleks patologis: (-) pada keempat ekstremitas Fungsi motoris dan sensoris: Tidak terdapat kelainan.

IV. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Tampak seorang wanita, 24 tahun, datang di UGD RSK. Dadi dengan keluhan mengamuk yang dialami pasien sejak 3 hari yang lalu sebelum masuk ke RS. Pasien selalu marah dan memukul orang-orang disekitarnya jika ada yang tidak sesuai dengan keinginanya. Pasien juga mudah tersinggung. Pasien juga selalu membongkar barang-barang di rumahnya. Pasien juga biasanya suka berdandan dan berganti-ganti baju, sehingga hampir 4-5 helai baju tiap hari. Pasien juga biasa berbicara sendiri dan seolah-olah dia melihat dan berbicara bersama orang lain. Pasien jarang tidur dan biasanya tidur pada waktu malam sekitar 2-3 jam saja kemudian bangun dan sudah tidak tidur lagi sampai pagi. Perubahan tingkah laku ini dimulai pada 9 tahun terakhir, yaitu pada umur pasien adalah 15 tahun. Riwayat pasien pernah diputuskan oleh pacarnya, justru setelah kejadian tersebut pasien pergi mengikuti rukiyah dengan teman-temannya pada saat SMP. Sejak dari itu, pasien mulai gelisah dan kadang-kadang lebih sering menyendiri. Pasien juga mengalami nafsu makan yang kurang dan sering merasa bersalah walaupun tidak tahu apa penyebabnya. Kadang juga pasien teramat sedih dan melamun memikirkan penyakitnya dan biasa bilang lebih baik mati saja. Pada saat itu pasien memperoleh pengobatan dari psikiater dan berobat teratur. Sejak dari SMP, minatnya dalam bidang nyanyian berkurang dan pasien mula merasa malas hendak belajar dan pergi ke kuliah.Pada pasien ini didapatkan adanya hendaya dalam waktu senggangnya karena lebih suka mengkhayal dan menyendiri, dan hendaya pada pekerjaannya, di mana pasien sudah tidak mahu belajar lagi. Dalam pemeriksaan status mental, didapatkan penampilan seorang wanita remaja, wajah sesuai umur, berdandan, memakai gaun hitam dan berjas hitam, rambut panjang melewati bahu dan terawat. Perilaku dan aktivitas saat wawancara, pasien adalah koperatif dan duduk sambil menulis sesuatu. Kontak mata baik dan verbalisasi spontan, lancar, membanjir dan intonasi biasa. Afek restriktif, empati dapat dirabarasakan. Kognitif baik. gangguan persepsi didapatkan halusinasi visual dan halusinasi auditorik. Tidak ditemukan preokupasi. Arus fikir didapatkan logorhea dan relevan. Ditemukan hendaya bahasa yaitu neologisme. Ditemukan gangguan isi fikir yaitu waham bizzare, dimana pasien menganggap dirinya sebagai kepala sekolah. Pengendalian impuls ditemukan pasien cepat marah dan mengamuk. Daya nilai baik. Tilikan 3 dengan taraf dapat dipercaya.

V. EVALUASI MULTIAKSIAL

A. Aksis IBerdasarkan autoanamnesa serta pemeriksaan status mental ditemukan gejala klinis bermakna berupa cepat marah dan mengamuk sehingga menimbulkan distress dan disabilitas dalam fungsi kehidupan sehingga dapat digunakan sebagai gangguan jiwa. Pada pemeriksaan mental ditemukan adanya hendaya berat dalam menilai realitas berupa halusinasi dan waham sehingga digolongkan sebagai gangguan jiwa psikotik. Tidak ditemukan juga adanya kelainan pada pemeriksaan internus dan neurologis sehingga kemungkinan adanya gangguan mental organik dapat disingkirkan dan didiagnosis sebagai gangguan jiwa psikotik non organik.Dari alloanamnesis, autoanamnesis dan pemeriksaan status mental ditemukan afek restriktif, halusinasi visual dan auditorik yang berlangsung terus-menerus dan gangguan isi fikir berupa waham bizzare yang berlangsung lebih 1 bulan, sehingga memenuhi kriteria Skizofrenia. (F.20)Pada pasien ini terdapat halusinasi auditorik dan visual serta waham bizzare yang menonjol sehingga berdasarkan PPDGJ-III dapat didiagnosis sebagai Skizofrrenia Paranoid. (F20.0)B. Aksis IITidak dapat ditemukan.C. Aksis IIITidak ada diagnosis.

D. Aksis IV

Terdapat stressor psikososial berupa masalah dalam hubungan interpersonal.

E. Aksis V

GAF Scale: 60-51; gejala sedang (moderate), disabilitas sedang.

VI. DAFTAR PROBLEM

Organobiologik : Tidak ditemukan kelainan fisik yang bermakna, tetapi diduga terdapat ketidakseimbangan neurotransmitter sehingga pasien memerlukan psikofarmakoterapi. Psikologik: Ditemukan adanya gangguan depresi dan mania sehingga menimbulkan gejala psikis serta terdapat hendaya dalam menilai realita berupa halusinasi visual sehingga pasien memerlukan psikoterapi. Sosiologik : pasien mempunyai hendaya dalam pekerjaan atau sekolah dan hendaya dalam waktu senggangnya sehingga perlu dilakukan sosioterapi.

VII. PROGNOSISDubia.Faktor pendukung: Stressor psikologik yang jelas, Tidak ada riwayat keluarga dengan keluhan yang sama Gejala positif menonjol, yaitu ditemukan halusinasi visual dan auditorik Tidak ada kelainan organik Pasien merasa dirinya sakitFaktor memperberat Onset pertama usia muda Belum menikah Adanya gangguan jiwa sebelumnya

VIII. RENCANA TERAPI Farmakoterapi:Risperidon 2 mg 2 x 1 per hari. Psikoterapi: Ventilasi: Memberikan kesempatan pada pasien untuk menceritakan keluhan dan isi hatinya sehingga pasien menjadi lega. Kaunseling: Memberikan penjelasan dan pengertian kepada pasien sehingga dapat membantu pasien memahami tentang kondisi dirinya lebih dalam dan cara menghadapi penyakitnya. Sosioterapi:Memberikan penjelasan kepada keluarga dan orang-orang sekitarnya sehingga tercipta dukungan sosial dengan lingkungan yang kondusif untuk membantu proses penyembuhan pasien serta melakukan kunjungan berkala.

IX. PEMBAHASAN/TINJAUAN PUSTAKASkizofrenia merupakan penyakit otak yang timbul akibat ketidakseimbangan dopamin dalam otak. Merupakan gangguan jiwa psikotik paling lazim dengan ciri hilangnya perasaan afektif atau respons emosional dan menarik diri dari hubungan sosial. Sering kali diikuti dengan delusi (keyakinan yang salah) dan halusinasi (persepsi tanpa ada rangsang pancaindra). Skizofrenia paranoid adalah yang terbanyak dialami oleh penderita skizofreniaMengingat kompleksnya gangguan skizofrenia, untuk mendapatkan hasil terapi yang optimal, klinikus perlu memperhatikan beberapa fase simtom gangguan skizofrenia, yaitu: fase prodromal, fase aktif dan fase residual. Hasil akhir yang ingin dicapai adalah penderita skizofrenia dapat kembali berfungsi dalam bidang pekerjaan, sosial dan keluarga. Berdasarkan kepada buku Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ-III), diagnosis suatu skizofrenia adalah harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas):a. Thought echo = isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema dalam kepalanya (tidak keras) dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya sama, namun kualitasnya berbeda, atau - Thought insertion or withdrawal = isi pikiran yang asing dari luar masuk kedalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari luar dirinya (Withdrawal) dan - Thought broadcasting = isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain atau umumnya mengetahuinya.b. Delusion of control = waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu kekuatan tertentu dari luar atau- Delusion of influence = waham tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu kekuatan tertentu dari luar atau- Delusion of passivity = waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar; (tentang dirinya= secara jelas ,merujuk ke pergerakan tubuh/anggota gerak atau kepikiran, tindakan atau penginderaan khusus).- Delusion perception = pengalaman inderawi yang tidak wajar, yang bermakna sangat khas bagi dirinya , biasanya bersifat mistik dan mukjizat.

c. Halusional Auditorik ;- Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap prilaku pasien.- Mendiskusikan perihal pasien di antara mereka sendiri (di antara berbagai suara yang berbicara) atau- Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh.d. Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahi, misalnya perihal keyakinan agama atau politik tertentu atau kekuatan dan kemampuan diatas manusia biasa (misalnya mampu mengendalikan cuaca atau berkomunikasi dengan mahluk asing atau dunia lain)Atau paling sedikitnya dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas:e. Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja , apabila disertai baik oleh waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan (over-valued ideas) yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus menerus.f. Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan (interpolation) yang berakibat inkoherensia atau pembicaraan yang tidak relevan atau neologisme.g. Perilaku katatonik seperti keadaan gaduh gelisah (excitement), posisi tubuh tertentu (posturing), negativisme, mutisme, dan stupor.h. Gejala negatif seperti sikap apatis, bicara yang jarang dan respons emosional yang menumpul tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunya kinerja sosial, tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi neureptika.Adapun gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik prodromal);Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan (overall quality) dari beberapa aspek perilaku pribadi (personal behavior), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri (self absorbed attitute), dan penarikan diri secara sosial. Perjalanan Gangguan Skizofrenik dapat diklasifikasi dengan menggunakan kode lima karakter berikut: F20.X0 Berkelanjutan, F20.X1 Episodik dengan kemunduran progresif, F20 X2 episodik dengan kemunduran stabil, F20.X3 Episode berulang , F20. X4 remisi tak sempurna, F20.X5 remisi sempurna, F20.X8. lainnya, F20.X9. Periode pengamatan kurang dari satu tahun.Pada kasus ini mengarahkan kepada diagnosa skizofrenia paranoid (F20.0). Menurut buku PPDGJ-III, Pedoman diagnostik: 1. Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia2. Sebagai tambahan: Halusinasi dan/ waham arus menonjol;(a) Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah, atau halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit (whistling), mendengung (humming), atau bunyi tawa (laughing).(b) Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual , atau lain-lain perasaan tubuh, halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang menonjol.(c) Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham dikendalikan (delusion of control), dipengaruhi (delusion of influence) atau passivity (delussion of passivity), dan keyakinan dikejar-kejar yang beraneka ragam, adalah yang paling khas adalah gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala katatonik secara relatif tidak nyata atau tidak menonjol.Skizofrenia dapat diterapi menggunakan obat-obatan anti psikotik yang tepat, yaitu yang dapat menghilangkan gejala dengan efek samping minimal. Untuk kasus di atas digunakan jenis antipsikotik Risperidone yang merupakan farmakoterapi lini pertama untuk skizofrenia paranoid, tentunya dengan kinerja optimal dan efek samping yang minimal.Risperidone termasuk antipsikotik turunan benzisoxazole. Risperidone merupakan antagonis monoaminergik selektif dengan afinitas tinggi terhadap reseptor serotonergik 5-HT2 dan dopaminergik D2. Risperidone berikatan dengan reseptor 1-adrenergik. Risperione tidak memiliki afinitas terhadap reseptor kolinergik. Indikasi pemberiannya adalah terapi pada skizofrenia akut dan kronik serta pada kondisi psikosis yang lain, dengan gejala-gejala tambahan (seperti; halusinasi, delusi, gangguan pola pikir, kecurigaan dan rasa permusuhan) dan atau dengan gejala-gejala negatif yang terlihat nyata (seperti; blunted affect, menarik diri dari lingkungan sosial dan emosional, sulit berbicara). Juga mengurangi gejala afektif (seperti; depresi, perasaan bersalah dan cemas) yang berhubungan dengan skizofrenia.

X. FOLLOW UPMemantau keadaan umum pasien dan perkembangan penyakitnya serta efektifitas terapi dan efek samping dari obat yang diberikan.