Download - Laporan Jurnal Mater

Transcript

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangNyeri merupakan kondisi berupa perasaan yang tidak menyenangkan dan bersifat subjektif, merupakan bagian yang tidak dapat dihindari pada saat melahirkan yang menyebabkan stress fisik dan psikologis pada ibu serta berdampak pada janin. Persalinan adalah usaha yang dilakukan oleh rahim ketika bayi akan dilahirkan. Selama persalinan, rahim berkontraksi dan mendorong bayi ke bawah sampai ke leher rahim. Dorongan ini membuka leher rahim. Setelah leher rahim mencapai pembukaan lengkap, kontraksi dan dorongan ibu akan menggerakkan si bayi ke bawah dan keluar beberapa hari (Simkin.2007. hal 91) Saat ini banyak sekali cara yang digunakan dalam menghilangkan nyeri persalinan. Cara tersebut yaitu dengan tindakan farmakologi dan tindakan non farmakologi. Tindakan farmakologi yang digunakan antara lain penggunaan analgesik, suntikan epidural, Intracthecal Labor Analgesik (ILA), Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation. Tindakan-tindakan medis ini hampir semua mempunyai efek samping pada ibu dan juga pada janin. Misalnya saja pada penggunaan analgesik, analgesik dapat menembus plasenta sehingga menimbulkan efek terhadap pernapasan bayi, dan pada saat bayi dewasa ia akan cenderung merasa ketagihan pada obat-obat tertentu. Efek samping pada ibu adalah adanya perasaan mual dan pusing, serta ibu menjadi tidak dapat mengandalkan otot perutnya dan mendorong ketika terjadi kontraksi rahim. Sehingga persalinan menjadi lebih lama

Sedangkan secara non farmakologis melalui distraksi ,relaksasi dan stimulasi kulit kompres hangat atau dingin, latihan nafas dalam musik, aromaterapi, reiki,imajinasi terbimbing, hypnosis, relaksasi (Hidayat, 2006). Sebagian besar pasien seringkali menganggap penanganan nyeri dengan pemberian obat-obatan adalah satu-satunya pilihan yang terbaik. Namun metode non farmakologis jika diterapkan juga sangat membantu dalam menghilangkan rasa nyeri (Yunita, 2010).

Setelah melakukan pengkajian dan mengikuti kegiatan perawatan di Kamar bersalin (VK), didapatkan data dimana semua ibu yang akan melahirkan selalu mengeluhkan nyeri yang luar biasa hebatnya, nyeri tersebut berlangsung smpai proses melahirkan selesai. Pada pasien yang sedang mengeluhkan nyeri tersebut tidak diberikan terapi non farmakologi apapun oleh perawat selain teknik nafas dalam, hanya dimonitoring pembukaan saja sampai pasien melahirkan. Oleh karena itu penulis ingin mengetahui terapi non farmakologi yang tepat untuk mengurangi nyeri yang dirasakan oleh ibu yang akan melahirkan. Laporan ini akan membahas tentang perbandingan aromatherapy dan nyeri persalinan

B. Rumusan MasalahApakah aromatherapy yang paling efektif untuk mengurangi nyeri persalinan?

C. TujuanTujuan Umum Untuk mengetahui perbedaan pengaruh aromaterapi terhadap nyeri persalinan dan hasil persalinan

D. Manfaat1. Bagi MahasiswaDapat menambah pengetahuan mahasiswa mengenai nyeri persalinan dan penatalaksanaannya 2. Bagi PerawatDapat dijadikan bahan acuan dalam penatalaksanaan dan pemberian asuhan keperawatan pada ibu yang sedang mengalami nyeri persalinan3. Bagi PenelitiDapat dijadikan sebagai informasi dan data untuk penelitian selanjutnya terkait dengan konsep nyeri persalinan dan penatalaksanaan nyeri dengan aromaterapi.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

1. Nyeri Persalinana. DefinisiSecara umum, nyeri diartikan sebagai suatu keadaan yang tidak menyenangkan akibat terjadinya rangsangan fisik maupun dari serabut saraf dalam tubuh ke otak dan diikuti oleh reaksi fisik, fisiologis, maupun emosional (Musrifatul., Hidayat. 2008). Persalinan adalah suat proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Winkjosastro,2005). Nyeri persalinan merupakan kontraksi mekonium dan merupakan proses fisiologis dengan intensitas yang berbeda beda pada masing masing individu yang sering dipengaruhi oleh psikologis ibu saat bersalin (rasa takut dan berusaha melawan persalinan) serta ada tidaknya dukungan dari orang sekitar selama proses persalinan (Yanti. 2010. hal.64).Secara fisiologis nyeri selama persalinan disebabkan dua hal yaitu kontraksi rahim yang menyebabkan dilatasi dan penipisan servik dan iskemia rahim yaitu penurunan aliran darah sehingga oksigen lokal mengalami defisit akibat kontraksi miometrium (Bobak. 2004. hal. 253)b. Fisiologi Nyeri PersalinanBeberapa teori menjelaskan tentang mekanisme nyeri. Menurut Humenick (2000) dan Pillitteri (2003) rasa nyeri yang dialami selama persalinan ada 2 jenis menurut sumbernya, yaitu nyeri visceral dan nyeri somatic. Nyeri visceral merupakan rasa nyeri yang dialami ibu karena perubahan serviks dan iskemia uterus pada persalinan kala I. Selama kala I persalinan kontraksi uterus menyebabkan dilatasi serviks, pendataran dan iskemia uterus(penurunan aliran darah dan oksigen local) akibat dari kontraksi arteri ke miometrium . Sedangkan nyeri somatic merupakan nyeri yang dialami oleh ibu pada akhir kala I dank ala II persalinan yang diakibatkan karena peregangan perineum, vulva dan tekanan uteri servikal saat kontraksi. Nyeri dirasakan berawal dari punggung bawah sampai paha bawah berupa nyeri local yang disertai kram dan sensai robekan akibat laserasi serviks dan vagina.

c. Etiologi Nyeri dalam Persalinan Penyebab nyeri pada persalinan adalah :1) Anoksia miometrium : kontraksi otot selama periode anoksia relati menyebabkan nyeri. Jika relaksasi uterus saat terjadinya kontraksi tidak mungkin memberikan oksigenasi yang adekuat maka beratnya nyeri semakin bertambah.2) Peregangan serviks : peregangan serviks menyebabkan terjadinya nyerib terutama di daerah punggung.3) Penegangan pada ganglia saraf yang berdekatan dengan serviks dan vagina4) Tarikan pada tuba, peritoneum dan ovarium5) Tarikan dan regangan pada ligamentum penyangga6) Penekanan pada uretra, kandung kemih dan rectum7) Distensi otot otot dasar panggul dan peritoneum

d. Tahapan Nyeri Persalinan1) Tahap I (Pembukaan) nyeri diakibatkan oleh kontraksi rahim dan peregangan mulut rahim.2) Tahap II (Pengeluaran Bayi) nyeri diakibatkan peregangan dasar panggul dan tidak jarang sebagai akibat pengguntingan (episiotomy) jika diperlukan.3) Tahap III (Pelepasan Plasenta) memberikan sensasi nyeri yang sangat minimal.4) Tahap IV nyeri timbul lebih merupakan akibat penjahitan luka perineum akibat robekan dengan atau tanpa episiotomi.

e. Faktor-faktor yang mempengaruhi respon terhadap nyeri persalinan1) BudayaBudaya mempengaruhi ekspresi nyeri intranatal pada ibu primipara. Budaya mempengaruhi sikap ibu pada saat bersalin ( Judha, 2012)2) Emosi ( cemas dan takut)Stress atau rasa takut ternyata secara fisiologis dapat menyebabkan kontraksi uterus menjadi terasa semakin nyeri dan sakit dirasakan. Saat wanita dalam kondisi inpartu tersebut mengalami stress maka secara otomatis tubuh akan melakukan reaksi defensif sehingga secara otomatis dari stress tersebut merangsang tubuh mengeluarkan hormon stressor yaitu hormon katekolamin dan hormon adrenalin, katekolamin ini akan dilepaskan dalam konsentrasi tinggi saat persalinan. Respon tubuh tersebut mengakibatkan uterus menjadi semakin tegang sehingga aliran darah dan oksigen ke dalam otot-otot terus berkurang karena arteri mengecil dan menyempit sehingga menimbulkan rasa nyeri.3) Pengalaman PersalinanPengalaman melahirkan sebelumnya juga dapat mempengaruhi respon bu terhadap nyeri. Bagi ibu yang mempunyai pengalaman menyakitkan dan sulit pada persalinan sebelumnya, perasaan cemas dan takut pada pengalaman lalu akan mempengaruhi sensifitas rasa nyeri.4) Support systemDukungan dari pasangan, keluarga maupun pendampingan persalinan dapat mmbantu memenuhi kebutuhan ibu bersalin, juga membantu mengatasi rasa nyeri .5) Persiapan PersalinanPersiapan persalinan tidak menjamin persalinan akan berlangsung tanpa nyeri. Namun, persiapan persalinan diperlukan untuk mengurangi perasaan cemas dan takut akan nyeri persalinan sehingga ibu dapat memilih berbagai tehnik atau metode latihan agar ibu dapat mengatasi ketakutannya.f. Penatalaksanaan Nyeri Persalinan1. Metode Farmakologisa) PethidinPethidin merupakan salah satu metode pengurangan rasa sakit yang dilakukan dengan menyuntikkan pethidine di paha atau pantat. Masa kerjanya bisa mencapai 4 jam dan dapat menimbulkan rasa kantuk (walaupun ibu tetap dalam keadaan sadar) serta kadang-kadang juga dapat menimbulkan rasa mual. Efek pethidin, yang merupakn turunan morfin ini, tidak hanya dirasakan oleh ibu, tetapi juga oleh janin. Janin ikut mengantuk dan agak lemas. Oleh karena itu, cara ini sudah jarang digunakan (Andriana, 2007).b) ILA(Intra Thecal Labor Anlegesia)Tujuan utaman tindakan ILA (Intra Thecal Labor Anlegesia) ialah untuk mengilangkan nyeri persainan tanpa menyebabkan blok motorik, sakitnya hilang tetapi tetap bisa mengejan, yang dapat dicapai dengan menggunakan obat-obat anastesia (Judha, 2012).c) Anastesi EpiduralMetode ini paling sering dilakukan karena memungkinkan ibu untuk tidak merasakan sakit tanpa tidur. Obat anastesi disuntikkan pada rongga kosong tipis (epidural) diantara tulang punggung bagian bawah. Pemberian obat ini harus diperhitungkan agar tidak ada pengaruhnya pada kala II persalinan, jika tidak maka ibu akan mengedan lebih lama (Judha, 2012).d) EntonoxEntonoxmerupakan metode penggurangan rasa sakit lewat inhalasi atau penghirupan, menggunakan campuran oksigen dan oksida nitrogen (nitrous oxide). Saat kontraksi datang, ibu dapat menghirup obat ini dengan menggunakan masker. Entonoxbekerja langsung pada otak ibu, dengan mematikan rasa sakit yang ditangkap oleh otak. Obat bius hirup ini memberikan efek ringan dan baru bekerja 30 menit setelah digunakan serta tidak berdampak apapun pada janin (Andriana, 2007).

2. Metode Non Farmakologisa) AromaterapiAromaterapi/bau-bauan yang menyenangkan dan memberikan rasa nyaman serta relaksasi pada tubuh dan pikiran ibu akan mereduksi nyeri dan cemas, sehingga nyeri akan berkurang (Yuliatun, 2008).b) Transcutaneus Elektrical Nerve Stimulation(TENS)Transcutaneus Elektrical Nerve Stimulation(TENS) membantu menurunkan nyeri dengan cara menstimulasi pelepasanendorphin. TENS terdiri atas baterai kecil dalam generator dihubungkan oleh satu atau dua elektroda yag ditempelkan pada kulit. TENS merupakan alat penurun nyeri yang bersifat noninfasif dan murah, tidak mempunyai efek samping (seperti iritasi kulit pada area elektroda) dan dapat dikontrol oleh ibu sendiri.TENS adalah alat yangportabledapat dibawa ke mana-mana) dan tidak mengganggu pergerakan ibu.c) RelaksasiSebagian besar ibu hamil mengalami ketakutan terhadap nyeri persalinan yang akan mereka alami. Selama persalinan, ketakutan akan menyebabkan dan meningkatkan rasa nyeri persalinan. Sementara itu, relaksasi menyebabkan penurunan ketegangan yang dialami ibu bersalin maupun bayinya dan lebih efektif bila dilakukan sejak masa kehamilan. Beberapa manfaat relaksasi untuk ibu diantaranya yaitu stres ibu bersalin berkurang atau teratasi sehingga ibu mempunyai pengalaman yang positif tentang persalinan dan aliran darah tubuh tidak dialihkan dari uterus sehingga mencegah kelelahan, terutama pada otot uterus (Yuliatun, 2008).d) Teknik PernafasanPada umumnya, metode relaksasi berfokus pada pengontrolan pernafasan dan memastikan proses pernafasan berfungsi dengan baik. Saat ibu bersalin mengalami rasa takut, pernafasan menjadi dangkal dan cepat, bahu tertarik ke depan atas mendekati telinga dan leher disertai rasa kaku dan kencang. Hal tersebut merupakan reaksi yang umumnya saat menghadapi situasistressfulatau situasi yang menakutkan. Keadaan tersebut normal, namun tubuh tidak dapat terus menerus dalam kondisi tersebut dala waktu yang lama tanpa merasa kelelahan. Pernafasan yang terjadi saat ibu mengalami panik menyebabkan hilangnya suplai oksigen pada tubuh ibu dan bayi sehingga dibutuhkan teknik pernafasan yang baik (Yuliatun, 2008).e) Kompres Panas / DinginKompres panas meningkatkan suhu kulit lokal, sirkulasi, dan metabolisme jaringan. Kompres panas mengurangispasmeotot dan meningkatkan ambang nyeri. Kompres panas lokal atau selimut hangat akan menenangkan wanita. Sedangkan kompres dingin terutama berguna untuk nyerimusculoskeletalatau sendi. Kompres dingin mengurangi ketegangan otot (lebih lama dibandingkan dengan kompres panas). Kompres dingin juga mengurangi pembengkakan dan menyejukkan bagi kulit (Simpkin, 2005).f) Intradermal Water BlocksIntradermal Water Blocksatau yang disebut injeksi intra kutan air steril menurunkan nyeri tulang belakang (low back pain) selama persalinan. Intradermal water block terdiri atas empat injeksi aquabides (water steril) intradermal dosis 0,05-0,1 mL dengan menggunakan syringe 1 mL, 25gauge needle. Injeksi disemprotkan dalam waktu 20-30 detik. Penggunaan larutan saline untuk menggunakanwater sterilmenyebabkan penurunan nyeri pada umumnya namun kurang efektif untuk menurunkan nyeri pinggang (Yuliatun, 2008).g) HidroterapiSaat persalinan air dapat membuat ibu menjadi rileks. Hidroterapi dapat dilakukan dengan cara menyiram tubuh dengan shower ke area punggung, atau perut untuk menurunkan stimulus nyeri akibat kontraksi. Selain itu, hidroterapi dapat juga dilakukan dengan cara berendam dalam kolam atau bak untuk persalinan dan berakhir sampai bayi lahir. Teknik ini lebih dikenal dengan namawaterbirth. Penggunaan hidroterapi tersebut tidak dapat menghilangkan nyeri secara keseluruhan, namun hidroterapi dapat membuat ketidaknyamanan selama persalinan dapat diatasi (Yuliatun, 2008).h) AkupresurAkupresur merupakan ilmu penyembuhan yang berasal dari Tionghoa dan sudah dikenal lebih dari 500 tahun yang lalu .Akupresur merupakan pengembangan diri teknik akupuntur. Nyeri persalinan dapat dikontrol dengan memberikan stimulus, salah satu stimulus tersebut adalah akupresur. Akupresur akan merangsang produksiendorphin local, selain itu akupresur menutup gerbang terhadap rasa nyeri yaitu dengan mempertimbangkan tempat penekanan dalam mengontrol nyeri persalinan. Teknik akupresur ini juga dikenal sebagai masaseshiatsu(Judha, 2012).i) HypnobirthingHypnobirthingmerupakan penggunaan metode hipnotis untuk mencapai relaksasi maksimum dan rasa nyaman selama proses persalinan. Ibu bersalin yang menggunakan metodehypnobirthingakan merasakan rileks, tenang, dan tetap dapat mengontrol dirinya.Metodehypnobirthingmerupakan manajemen nyeri persalinan nonfarmakologi yang tidak mempunyai efek merugikan bagi ibu dan janin. Metode ini mengajarkan pada ibu bahwa persalinan merupakan proses yang menyenangkan sehinggaendofrinpada tubuh ibu bersalin meningkat yang akan menghilangkan rasa tidak nyaman, nyeri, dan meminimalkan penggunaan medikasi (Yuliatun, 2008).j) MassageUmunnya ada dua teknik pemijatan yang dilakukan dalam persalina, yaitueffleuragedancountepressure.Effleurageadalah teknik pemijatan berupa usapan lembut, lambat, dan panjang atau tidak terputus-putus. Teknik ini menimbulkan efek relaksasi. Sedangkanmassage countepressureadalah pijatan tekanan kuat dengancara meletakkan tumit tangan atau bagian datar dari tanagn, atau juga menggunakan bola tenis. Tekanan dapat diberikan dalam gerakan lurus atau lingkaran kecil. Teknik ini efektif menghilangkan rasa sakit punggung akibat persalinan (Danuatmaja dan Meiliasari, 2004).

2. Aromaterapi a. Pengertian aromaterapi Aromaterapi merupakan terapi modalitas atau pengobatan alternatif dengan menggunakan sari tumbuhan aromatik murni berupa bahan cairan tanaman yang mudah menguap dan senyawa aromatik lain dari tumbuhan (Primadiati, 2002). Minyak yang digunakan dalam terapi komplementer biasanya minyak atsiri, bunga lavender, chamomile, jeruk yang dapat menimbulkan aroma sedatif, minyak ylang-ylang yang memberikan efek menenangkan, serta minyak melati yang memberikan efek relaksasi. Aromaterapi sering diartikan sebagai penggunaan minyak atsiri untuk meningkatkan kesehatan dan vitalitas tubuh, pikiran, serta jiwa dengan cara inhalasi, mandi rendam, kompres, pemakaian topikal dan pijat (Jaelani, 2009)b. Fungsi aromaterapiAromaterapi adalah pengobatan komplementer tercepat. Saat ini, ada berbagai pendekatan untuk mengevaluasi efek fisiologis dan psikologis wewangian seperti mengukur perubahan parameter otonom, misalnya denyut jantung, laju pernapasan, tekanan darah, suhu kulit; perubahan kegiatan gelombang otak, misalnya electroencephalogram; perubahan suasana hati, kinerja kognitif dan emosi (Hongratanaworakit, 2009). Efek dari minyak ini bisa diperoleh melalui penggunaan inhalasi menggunakan pembakar minyak atau penyerapan kulit menggunakan pijat. Aromaterapi mendorong pelepasan neurotransmiter, seperti encephalines dan endorfin yang memiliki efek analgesik dan menghasilkan perasaan tenang. Neurotransmitter lain yang dikeluarkan dapat memperbaiki suasana hati. Efek analgesik minyak esensial dalam konteks pendekatan holistik untuk manajemen nyeri kronis, dapat digunakan sebagai tambahan atau alternatif untuk pendekatan medis konvensional. Aplikasi langsung dari minyak esensial pada kulit dapat mengurangi peradangan, memberikan anestesi dan analgesia, mengurangi kejang, dan menciptakan kehangatan atau pendinginan. Minyak atsiri dapat secara positif mempengaruhi suasana hati seseorang, pola tidur, tingkat energi, rasa percaya diri dan kontrol dalam manajemen nyeri (Potts, 2009). Molekul-molekul dari minyak aromaterapi mudah menguap, sehingga dapat bereaksi langsung dengan indra penciuman kemudian diteruskan ke otak. Bau yang dihirup mengaktifkan pelepasan neurotransmitter seperti serotonin, endorfin, dan norepinephrine dan memodulasi neuroreceptors dalam sistem kekebalan tubuh, mengubah suasana hati, mengurangi kecemasan, dan mengganggu respon stres. Norepinephrine juga berperan penting dalam memoriPada umumnya, berbagai aromatherapy, termasuk esensi lavender, eucalyptus, salvia, melati, dan mawar digunakan dalam persalinan. Esensi ini digunakan dalam cara yang berbeda, seperti di bathtub, sebagai wangi-wangian dengan inhalasi, dan untuk pijat..c. Cara penggunaan1) Dihirup Penggunaan aromaterapi dengan cara menghirup dianggap sebagai cara yang paling mudah dan cepat. Menghirup uap aromaterapi biasa disebut dengan teknik inhalasi. Beberapa tetes minyak diteteskan ke dalam baskom yang berisi air panas, kemudian wajah dihadapkan ke atas baskom dengan menutup kepala dan muka menggunakan handuk, dengan cara ini uap yang naik dapat terhirup seluruhnya (Vitahealth, 2006). Menurut La Torre (2003), satu sampai lima tetes lavender yang dihirup dari tisu wajah selama sekitar 5 sampai 10 menit dapat menenangkan dan merelaksasi. Sedangkan untuk insomnia, mual, atau depresi, diperlukan waktu 5-10 menit dalam menghirup aromaterapi (Dossey & Keegan, 2008)

2) Penguapan Alat yang digunakan untuk menyebarkan aromaterapi dengan cara penguapan biasanya terbuat dari keramik atau tanah liat. Alat ini mempunyai rongga seperti gua untuk meletakkan lilin kecil atau lampu minyak dan bagian atas terdapat cekungan seperti cangkir biasanya terbuat dari kuningan untuk meletakkan sedikit air dan beberapa tetes minyak esensial

3) Pijatan Pijat merupakan salah satu bentuk pengobatan yang sangat sering dikolaborasikan dengan aromaterapi. Beberapa tetes minyak esensial dicampurkan dalam minyak untuk pijat sehingga dapat memberikan efek simultan antara terapi sentuhan dan terapi wangi- wangian. Pijatan dapat memperbaiki peredaran darah, mengembalikan kekenyalan otot, membuang racun dan melepaskan energi yang terperangkap di dalam otot. Wangi-wangian memicu rasa senang dan sehat 4) Topikal atau dioles Menurut penelitian Ballard (2002), penggunaan essensial oil dengan cara dioles terbukti mampu menurunkan agitasi pada pasien demensia. Minyak Melisa dicampur dengan lotion standart yang sudah diuji formulasi dan keamanannya sesuai dengan dosis. Kemudian lotion tersebut dioleskan ke wajah dan lengan pasien dengan kurun waktu 2 kali sehari dalam 4 minggu. Tidak ditemukan efek samping dalam penelitian tersebut 5) Semprotan untuk ruangan Minyak esensial bersifat lebih alami daripada aerosol yang dapat merusak ozon dalam penggunaannya sebagai pewangi ruangan. Penggunaannya adalah dengan menambahkan sekitar 10- 12 tetes minyak esensial ke dalam setengah liter air dan menyemprotkan campuran tersebut ke seluruh ruangan dengan bantuan botol penyemprot (Hapsari, 2011). 6) Mandi dengan berendam Mandi dengan berendam merupakan cara yang paling mudah untuk menikmati aromaterapi. Tambahkan beberapa tetes minyak aroma ke dalam air berendam, kemudian berendamlah selama 20 menit. Minyak esensial akan berefek pada tubuh dengan cara memasuki badan lewat kulit. Campurkan minyak esensial dengan cara yang tepat, karena beberapa minyak aroma tidak mudah larut dalam air).

d. Salvia OfficinaleSage (Salvia officinalis) adalah salah satu tanaman herbal aromatik yang masuk ke dalam keluarga Lamiaceae (Labiatae). Habitat aslinya di wilayah Mediterania, tapi Sage bisa ditanam di mana saja, tidak ada syarat mutlak harus dataran tinggi atau rendah. Salvia termasuk herbal yang banyak digunakan, seperti untuk mengatasi nyeri pencernaan; sakit; penguatan sistem kekebalan mengobati diabetes, penyakit mulut dan gusi.infeksi jamur, insomnia, sindrom premenstrual, dan hot flashes pada perempuan menopause, meningkatkan kontraksi uterine dan mengurangi nyeri persalinan. Kontraindikasi penggunaan sari salvia yaitu pada orang yang menderita epilepsi selama triwulan pertama kehamilan dan menyusui pada pasien dengan alergi

e. Jasminum OfficialeJasminum Officinale atau Melati Gambir banyak tumbuh di Indonesia. Melati juga mempunyai anti nyeri , penenang, dan anti depressan. Melati juga Memiliki dermatological , antiseptik , dan sifat anti-inflamasi. Beberapa penelitian telah melaporkan bahwa melati mengurangi nyeri persalinan , tetapi tidak dianjurkan untuk wanita yang sedang menyusui atau ada riwayat asma atau alergi meskipun laporan efek positif dari aromatherapy dan efeknya dalam pengurangan nyeri persalinan

BAB IIIANALISIS JURNAL

A. PICOPencarian terhadap artikel penelitian untuk dianalisis dalam makalah ini adalah melalui website database jurnal elektronik. Pencarian dilakukan melalui EBSCO pada tanggal 20 Desember2014 dengan panduan PICO sebagai berikut :

1. Analisis PICOP : nyeri pada persalinan (pain labor)I : aromatherapyC : -O : pain severity

2. Pertanyaan klinisApakah ada perbedaan pengaruh aromaterapi dengan Jasminum Officinale dan Salvis Officinale terhadap nyeri persalinan dan hasil persalinan?

B. Resume Jurnala. Jurnal Pencarian dilakukan menggunakan kata kunci pain labor , aromatherapy dan pain severity knowledge. Hasil pencarian menemukan 2 artikel penelitian dan selanjutnya dikonsultasikan dengan dosen pembimbing. Dari hasil konsultasi didapatkan artikel penelitian untuk dianalisis lebih lanjut adalah :

1) Identitas Jurnal Judul: Comparison of the effect of aromatherapy with Jasminum offi cinale and Salvia offi cinale on pain severity and labor outcome in nulliparous women Peneliti: Maasumeh Kaviani , Shahla Maghbool , Sara Azima , Mohammad Hosein Tabaei Tahun terbit: 2014 Penerbit: Iranian Journal of Nursing and Midwifery Research | Vol. 19 | Issue 6

2) Tujuan Penelitiana. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk membandingkan efek aromaterapi dengan jasmine officinale dan salvia officinale terhadap nyeri persalinan dan hasil persalinan.b. Tujuan Khusus1) Mengidentifikasi skala nyeri sebelum diberikan aromaterapi pada kelompok intervensi dan kelompok control2) Mengidentifikasi skala nyeri setelah diberikan aromaterapi pada kelompok intervensi dan kelompok control3) Mengidentifikasi perbedaan durasi pada kala I dan kala II pada kelompok intervensi dan kelompok control4) Mengidentifikasi APGAR Score pada menit ke -1 dan menit ke-5

a. Metode penelitian1. Desain penelitian dan analisis Penelitian ini merupakan randomized controlled trial yang dilakukan pada perempuan yang belum pernah melahirkan (nulipara) yang dipilih dari Rumah Sakit Universitas Shiraz, Iran dengan nyeri persalinan. Data penelitian dikumpulkan melalui formulir informasi yang berisi informasi demografi, karakteristik kehamilan saat ini, informasi tentang proses melahirkan, dan kemungkinan komplikasi denganmenghirup wewangian. Visual Analog Scale (VAS) digunakan untuk mengukur tingkat nyeri yang berbentuk seperti penggaris dengan nomor 1 sampai 10, menunjukkan dari tidak ada nyeri hingga nyeri dengan intensitas sangat tinggi secara berurutan. VAS merupakan pengkajian yang valid untuk nyeri persalinan. Tingkat nyeri pada pembukaan 3-4 cm telah diukur dan dicatat sebelumnya, dan kemudian diukur kembali setelah 30 dan 60 menit setelah diberikan aromaterapi. Paired t-test digunakan untuk membandingkan variabel-variabel sebelum dan setelah intervensi , dan kemudian hasilnya dianalisis dengan menggunakan analisis satu arah keragaman ( ANOVA) .Jika didapatkan perbedaan yang signifikan , uji post-hoc dilakukan .Selain itu , dalam kasus jumlah sampel di kelompok itu ialah sama atau tidak sama , paling tidak signifikan perbedaan ( lsd ) dan scheffe tes yang digunakan , masing-masing .Semua data dianalisis menggunakan SPSS analisis gas kromatografi spektrometri massa ( gc-mass ) telah dilakukan untuk menentukan bahan untuk ekstrak ,.Gc-mass adalah metode analisis gas chromatographic untuk substansi yang tidak stabil atau bahan bahan yang mudah berubah menjadi gas.Metode ini memiliki kemampuan tinggi untuk pemisahan ,ketepatan , kecepatan , tes diagnostic untuk bubuk Gc digunakan untuk menganalisis bahan organik dan obat obatan Metode persiapna sari jasmine dan salviaAda banyak spesies yang berbeda dari salvia, seperti salvia officinalis, salvia meigan dan salvia leucantha.26 Penelitian ini menggunakan Salvia Officinalis spesies tersebut digunakan.Cabang cabang yang berbunga dari tanaman ini dikeringkan dan kemudian dijadikan bubuk. Bubuk yang dihasilkan adalah dipanaskan dengan air suling dengan jumlah tertentu dan setelah keluar uap segera didinginkan. Cairan yang diperoleh adalah kombinasi dari minyak esensial dan ekstrak .Ekstrak itu disimpan dalam toples gelap di lemari es. Karena saa dipanaskan, air dan minyak yang berbeda, ekstrak herbal yang dekat dengan air tidak digunakan sebagai pengganti minyak esensi dalam penelitian ini. Dalam rangka untuk menentukan bahan untuk ekstrak , analisis gas kromatografi spektrometri massa ( gc-mass ) telah dilakukan .Gc-mass adalah metode analisis gas chromatographic untuk substansi yang tidak stabil atau bahan bahan yang mudah berubah menjadi gas.Metode ini memiliki kemampuan tinggi untuk pemisahan ,ketepatan , kecepatan , tes diagnostic untuk bubuk Gc digunakan untuk menganalisis bahan organik dan obat obatan . Metode analisis ekstrakPertama, 20 ml dari ekstrak jasmine dan salvia itu diambil dengan 2 ml larutan kloroform . Bahan yang dihasilkan kemudian dikeringkan dengan menggunakan garam natrium sulfat dan analisis gc-mass dilakukan pada sampel yang terkonsentrasi serta non-concentrated .Hasilnya menunjukkan bahwa ekstrak salvia itu penuh dengan kapur barus , meskipun tidak ada substansi yang efektif yang ditemukan dalam analisis dari ekstrak jasmine . Metode Intervensi1) Instruksi untuk penggunaan yang tepat dari vas grafik telah diberikan pada masing masing subjek penelitian dan tiga kelompok tersebut memperoleh penjelasan yang sama .2) Kemudian , 3 ml dari ekstrak dan 5 ml air dituangkan dalam tangki ekstrak di alat untuk tempat wangi wangian dan tempat air secara berurutan.3) Dalam rangka untuk menghindari gangguan dari wewangian , tiga perangkat wewangian yang identik digunakan untuk setiap kelompok . 4) Tabung yang telah digunakan selalu dicuci setiap waktu digunakan, untuk mencegah adanya penambahan ekstrak pada pengulangan treatment.5) Perangkat untuk aromaterapi tersebut mempunyai penutup dengan ketinggian 20 cm di mana orang diminta untuk tetap menjaga wajahnya ( jarak antara wajah dan alat tersebut adalah 20 cm ) .6) Waktu yang dibutuhkan untuk penguapan dari 5 ml air tersebut adalah 15 min . ruangan persalinan mempunyai satu sistem ventilasi dan ketiga kelompok tersebut empunyai kondisi ventilasi yang sama.7) Nyeri persalinan diukur melalui grafik VAS sebelum intervensi dan 30 menit dan 60 menit setelah menggunakan alat aromaterapi tersebut .Selain itu , durasi kala I dan kala II , menit ke-1 dan ke-5 dari APGARscore dan tipe persalinan bayi diukur dan dicatat . `

2.Populasi dan SampelPopulasi penelitian adalah wanita dengan nulipara usia 18-30 tahun.Sample penelitian sebanyak 156 orang yang akan dibagi menjadi 3 kelompok, masing masing 52 orang. Lamanya penelitian adalah 6 bulam (Oktober 2009 Maret 2010). Kriteria inklusi Perempuan yang mempunyai fisik sehat, Tidak cacat, Tidak mempunyai asma , Tidak ada riwayat alergi atau dingin ,untuk aromatherapy . Berusia antara 18 dan 30 tahun Janin tunggal dengan presentasi kepala ( dikonfirmasi dengan USG) . Tidak ada indikasi untuk operasi caesar . Semua perempuan berada pada usia kehamilan 37 minggu atau lebih dan berada pada fase aktif (pembukaan 3-4 cm) .Tidak menggunakan analgetik, anestesi , atau sedasi selama persalinan ,

Kriteria Ekslusi Jika subyek mengalami pendarahan , Mengalami fetal distress alergi nyeri bertambah dan memerlukan oxytocin atau analgesik , Perlu dilakukan emergency cesarean secara mendadak

Sample diambil dengan cara sampling convenience dan diklasifikasikan menjadi 3 kelompok dengan susunan kelompok secara acak. Hari pemberian intervensi dilakukan secara terpisah, dengan cara diundi, hari pertama, kedua, dan ketiga dialokasikan untuk terapi dengan wangi jasmine, air suling (control), dan wangi salvia secara berurutan.

b. Hasil dan pembahasan1. HasilPenelitian ini telah dilaksanakan pada 156 perempuan nulipara dan tiap kelompok terdiri dari 52 peserta .Hasilnya menunjukkan tidak adanya perbedaan yang pada ketiga kelompok dalam hal usia ( p = 0,6 ) , tingkat pendidikan ( p = 0,9 ) , usia kehamilan ( p = 0,1 ) , dan rata rata tingkat nyeri sebelum intervensi ( p = 0,5 ) .Namun , perbedaan yang signifikan yang didapatkan di antara tiga kelompok adalah pada rata-rata tingkat nyeri setelah pada 30 menit setelah diberikan intervensi . Analisis Post-hoc dan uji LSD menunjukkan bahwa mereka yang diberikan dengan wewangian dengan Salvia nyerinya berkurang secara signifikan ( p = 0.001 ) dapat dilihat pada tabel 1 .Namun , perbandingan rata-rata tingkat nyeri 60 menit setelah intervensi tidak menunjukkan adnaya perbedaan yang signifikan di antara ketiga kelompok ( p = 0,1 ) dapat dilihat pada tabel 1 .

Selama penelitian , empat peserta dari kelompok Jasmine , enam peserta dari kelompok Salvia , dan tujuh peserta dari kelompok kontrol mengalami drop out dari penelitian ini karena gangguan dan minimnya kemajuan dalam persalinan dan perlu dilakukan emergency cesarean .Oleh karena itu , jumlah peserta dari tiga kelompok itu tidak sama untuk pengukuran durasi fase persalinan .Hasil analisis ANOVA mengenai durasi kala I dan kala II pada persalinan menunjukkan bahwa rata-rata durasi kala I di salvia kelompoknya secara signifikan lebih sedikit dari kelompok lain ( p = 0.001 ) dapat dilihat pada tabel 2 .Tes scheffe digunakan untuk membandingkan setiap dua kelompok secara individual dan tidak ada perbedaan antara kelompok Jasmine dan kelompok kontrol pada rata rata durasi kala I ( p = 0,4 ) .Rata-rata durasi pada kala II secara signifikan lebih rendah pada kelompok salvia dibandingkan dengan kelompok lain ( p = 0.003 ) dapat dilihat padA tabel 2 . `

Namun demikian , hasil scheffe tes menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok jasmine dan kelompok kontrol mengenai rata-rata durasi pada kala II ( p = 0,5 ) . perbedaan yang signifikan tidak ditemukan pada ketiga kelompok tentang rata-APGAR score menit ke-1 dan ke-5 ( p = 0,4 dan p = 0.48 , secara berurutan ) dapat dilihat pada tabel 3

Perbandingan dari frekuensi tipe persalinan juga mengungkapkan tidak ada perbedaan yang signifikan di antara ketiga kelompok penelitian ( p = 0,6 ) dapat dilihat pada tabel 4 . `

2. Pembahasana. Teknik inhalasi dari aromaterapi menggunakan perangkat aromaterapi digunakan di penelitian ini .Sesuai dengan hasil , 30 menit setelah intervensi , tingkat tingkat nyeri persalinan menunjukkan bahwa salvia aroma salvia Efektif untuk mengurangi nyeri meskipun secara statistic tidak ad perbedaan pada 60 menit setelah intervensi. Burns, et al.( 2000 ) melakukan penelitian tentang efek aromaterapi untuk mengurangi nyeri persalinan, kecemasan dan rasa takut pada 8058 wanita selama 8 tahun (1990-1998). Pada penelitian tersebut 60 persen dari bahwa nyeri berkurang dengan salvia dan chamomile, rasa ketakutan dan kecemasan berkurang dengan lavender dan frankincense. Hasil tersebut sama dengan hasil penelitian ini. Meskipun hasil tersebut diteliti dengan menggunakan sedikit sample,Dalam studi lain , burns dan blamey menggunakan minyak aromatherapy yang berbeda , seperti air liur , melati , lavender , dan lemon , selama persalinan dalam berbagai cara , termasuk inhalasi , pijat , dan menggunakan minyak dalam bathtub , selama 6 bulan dan melaporkan efek positif dari ekstrak dalam mengurangi rasa sakit dan kecemasan pada wanita dimana sebagian hasil penelitian tersebut sama dengan penelitian saat ini.Bagaimanapun juga perbedaan yang utama ada dalam penerapan dari metode yang berbeda dan kombinasi dari ekstrak .pada beberapa penelitian , dalam rangka untuk meningkatkan efektivitas aromatherapy , panjang dari inhalasi atau incense meningkat . Padan penelitia ini periodenya adalah 15menit .Faktor lain adalah dosis minyak esensial . pada studi ini , 3 ml dari ekstrak ( salvia atau melati ) dan 5 ml air yang digunakan , yang dianggap sebagai dosis efektif .jenis aroma juga merupakan faktor penting .Bau aroma mengaktifkan saraf penciuman sel , akhirnya memotivasi sistem limbik .Tergantung pada jenis aroma , neurotransmitter berbeda dilepaskan dari sel saraf . Salah satu faktor terpenting mengatur tentang aromatherapy adalah dampaknya terhadap memori karena bau merangsang kenangan , memungkinkan orang untuk meninjau rincian peristiwa dan emosi. Menggunakan minyak aromaterapi dapat mengurangi hormone yang dapat mengakibatkan stres dan meningkatkan sekresi beta-endorphins yang mengakibatkan penurunan tingkat kecemasan dan, akibatnya, mengurangi persepsi nyeri. Efek aromaterapi dalam mengurangi nyeri persalinan, Aromaterapi digunakan dalam kombinasi dengan metode lain, seperti pijat sebagai contoh, dalam penelitian oleh Dhany et al., dengan pijat aromaterapi terjadi penurunan penggunaan analgesia dan anestesi dalam persalinan dan mengurangi kecemasan pasienb. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aromaterapi salvia mempersingkat durasi kala I dan kala II persalinan. Hasil tersebut sama dengan hasil penelitian Hur dab Park yang meneliti efek aromatherapy dengan lavender dan mawar pada durasi persalinan, bedanya ada pada essence yang digunakan dan dosisnya. Salah satu tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur APGAR score yang mempunyai hasil tidak adanya perbedaan yang signifikan pada ketiga kelompok terhadap APGAR score bayi, hasil tersebut sesuai dengan penelitian Burns et al.

3. KekuranganKekurangan dari penelitian ini adalah tidak menggunakan kombinasi dari sari bunga dan tidak mengukur tingkat kecemasan. Selain itu aromatherapy hanya digunakan sebagai wewangian.Dalam metode ini, persiapan dari pembuatan essence cukup menyita waktu.Apalagi setiap pasien membutuhkan tangki yang terpisah dalam metode ini, yang mungkin meningkatkan biaya

4. Implikasi KeperawatanBanyak hal yang merupakan ranah keperawatan dalam hal mengatasi nyeri persalinan menurut jurnal ini, yaitu dengan memberikan aromatherapy dengan cara inhalasi yang tidak ada efek sampingnya terhadap janin dan ibu dan bukan merupakan terapi invasive. Monitoring skala nyeri pada proses persalinan sampai proses kelahiran Memberikan intervensi dengan aromatherapy untuk mengurangi nyeri pada pasien Memberikan informasi tentang manfaat dari aromatherapy yang diberikan Monitoring keadaan pasien selama diberikan aromatherapy dan selama proses persalinan

BAB IVKESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan a) Tujuan pertama penelitian ini adalah untuk membandingkan efek dari aromatherapy dengan jasmine dan salvia pada nyeri persalinan di perempuan nulipara Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aromatherapy dengan salvia secara efektif mengurangi nyeri persalinanb) Tujuan kedua dari penelitian ini adalah untuk membandingkan efek aromaterapi dengan jasmine dan salvia pada durasi kala I dan kala II pada persalinan . Hasil penelitian menunjukkan bahwa aromaterapi salvia mempersingkat durasi kala I dan kala II persalinan.c) Tujuan ketiga dari penelitian ini untuk membandingkan efek aromaterapi pada APGAR score. Hasilnya Tidak memiliki dampak negatif pada APGAR score 2. Saran 1. Bagi Mahasiswaa. Mahasiswa diharapkan dapat menggali informasi lain dari teks book maupun jurnal untuk dapat menambah pengetahuan mengenai aromateraphy dan nyeri persalinan.b. Mahasiswa dapat melakukan riset yang berhubungan dengan nyeri dan aromatherapy pada persalinan2. Bagi Tenaga Kesehatana. Menambah informasi dan selalu mengupdate informasi yang berkaitan dengan nyeri persalinan dan manfaat aromatherapyb. Dapat menjadi partner dan memberi pertimbangan kepada tim kesehatan dalam memberikan terapic. Dapat menjadi acuan dalam pemberian terapi3. Bagi Peneliti SelanjutnyaDapat dijadikan sebagai landasan informasi untuk meneliti aromatheraphy dengan sample yang lebih banyak dan kombinasi. .Pada penelitian selanjutnya dapat dilakukan pada sampel yang lebih besar dan menggabungkan beranekaragam aromatherapy essences dianjurkan untuk membandingkan metode yang berbeda dan mengukur tingkat kecemasan.

DAFTAR PUSTAKAAfroh, F., Mohamad Judha, Sudarti, (2012). Teori Pengukuran Nyeri & Nyeri Persalinan, Yogyakarta : Nuha MedikaBobak , L. (2004). Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC.Burns E, Blamey C. Complementary medicine: Using aromatherapy in childbirth. Nurs Times 1994;90:54-60.Danuatmaja, B., dan Meiliasari, M. (2008). Persalinan Normal Tanpa Rasa Sakit. Jakarta : Puspa SwaraDhany AL, Mitchell T, Foy C. Aromatherapy and Massage Intrapartum Service Impact on Use of Analgesia and Anesthesia in Women in Labor: A Retrospective Case Note Analysis. J Altern Complement Med 2012;18:932-8..Dossey, B., M., & Keegan, L. (2008). Holistic nursing handbooks (5th). American holistic nurses association Hapsari, E., D. (2011). Perbedaan skor kepatuhan anak autis saat dilakukan terapi perilaku applied behavior analysis (aba) tanpa dan dengan aromaterapi lavender. Skripsi. Universitas Jenderal SoedirmanHidayat, A. A. A. (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta. Salemba Medika

Hur MH, Oh HY, Park YS. Effects of aromatherapy on labor pain and perception of childbirth experience. Korean J Women Health Nurs 2005;11:135-41Hongratanaworakit, T. (2004). Physiological effects in aromatherapy. Songklanakarin J. Sci. Technol. Vol. 26 No. 1.Jaelani. (2009). Aromaterapi. Jakarta: Pustaka Populer Obor.La Torre, M., A. (2003). Aromatherapy and the use of scents in psychotherapy. Perspectives in Psychiatric Care. 39, 1; ProQuest pg. 35.Potts, J. (2009). Aromatherapy in nursing practice . Australian Nursing Journal 16, 11; ProQuest Research Library pg. 55.Primadiati, R. (2002). Aromaterapi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.Simkin, P dan Ancheta, R. (2005). Buku Saku Persalinan. Jakarta: EGC.Vitahealth. (2006). Seluk beluk pengobatan alternatif dan komplementer. Jakarta: PT.Bhuana Ilmu Populer.Yuliatun, L. 2008. Penangangan Nyeri Persalinan Dengan Metode Nonfarmakologi. Malang: Bayumedia Publishing.

23