BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.I Definisi interferernsi dan Difraksi
Fenomena gelombang yang terjadi bila dua atau lebih gelombang bertumpang tindih
daerah ruang yang sama dikelompokkan dalam interferensi. Bila dua gelombang
berfrekuensi sama merambat dalam arah yang sama dengan beda fasa yang tetap terhadap
waktu, maka akan terjadi keadaan dimana energi tidak disubtitusikan secara merata dalam
ruang, melainkan pada titik-titik tertentu terjadi energi maksimum dan pada titik lainnya
terjadi minimum. Peristiwa ini disebut interferensi (Tim Dosen Fisika, 2013).
Interferensi adalah interaksi antar gelombang di dalam suatu daerah. Interferensi
dapat bersifat membangun dan merusak. Bersifat membangun jika beda fase kedua
gelombang sama sehingga gelombang baru yang terbentuk adalah penjumlahan dari kedua
gelombang tersebut. Bersifat merusak jika beda fasenya adalah 180 derajat, sehingga kedua
gelombang saling menghilangkan (Tim Dosen Fisika, 2013).
Interferensi terjadi ketika dua atau beberapa gelombang berinteraksi satu dengan
lainnya, sementara difraksi terjadi ketika suatu gelombang melewati suatu apertur (celah
titik). Interaksi tersebut diakibatkan oleh prinsip superposisi. Baik interferensi, difraksi,
maupun prinsip superposisi merupakan konsep penting untuk dipahami dalam upaya
mengenali beberapa aplikasi gelombang (Tim Dosen Fisika, 2013).
Ketika dua gelombang berinteraksi, prinsip superposisi mengatakan bahwa fungsi
gelombang yang dihasilkan merupakan penjumlahan kedua fungsi gelombang pembentuk itu
masing masing. Fenomena ini umumnya merupakan penjelasan tentang interferensi.
Bayangkan suatu kasus dimana butir butir air menetes ke dalam sebuah bak berisi air. Bila
setiap tetes air menyentuk permukaan air di bak, maka akan terbentuk gelombang melingkar
di permukaan air tersebut. Bila kita meneteskan air di tempat lain, maka tetesan itupun akan
membentuk suatu gelombang melingkar yang baru. Dan bila kedua kelombang tersebut
saling bertemu, akan terjadi saling tumpang tindih diantara kedua gelombang tersebut. Pada
titik titik dimana kedua gelombang tadi bertemu, gelombang yang terjadi akan merupakan
penjumlahan antara kedua gelombang asalnya. Interferensi merupakan sifat cahaya yang
dapat diamati (Tim Dosen Fisika, 2013).
Dalam percobaan young menggunakan celah rangkap dengan sumber cahaya.
Young menjelaskan bahwa yang dihasilkan merupakan interferensi gelombang. Untuk
memehami lebih jauh, cahaya dianggap datar dengan gelombang tunggal (monokromatik)
(Tim Dosen Fisika, 2013).
Difraksi atau pembelokkan (pelenturan) cahaya merupakan salah satu cara untuk
menguji apakah cahaya merupakan suatu gelombang. Difraksi cahaya sebenarnya sudah
ditemukan sejak pertengahan abad ke-17 oleh Fransesco Grimaldi. Namun baru 10 tahun
setelah penemuan Young, orang mengakui bahwa cahaya mempunyai sifat gelombang.
Augustin Fresnel dan Francois Argo menunjukkan sederetan percobaan difraksi dan
interferensi yang menyimpulkan bahwa cahaya adalah gelombang
(Tim Dosen Fisika, 2013).
Eksperimen celah ganda oleh Young menempatkan teori gelombang untuk cahaya
pada dasar yang kuat. Sejarah teori gelombang untuk cahaya merupakan milik Agustin
Fresnel (1788-1827), yang pada tahun 1919 pada teori tentang efek-efek interperensi dan
difraksi denga hipotesisnya yang berbunyi “ jika cahaya dari satu titik sumber jatuh pada
piringan yang padat, maka cahaya akan didifraksikan sekitar pinggirannya akan
berinterferensi konstruktif di pusat bayangan”. Eksperiment tersebut menunjukkan bahwa
suatu foto bayangan uang logam dengan menggunakan sumber yang nyaris berupa titik
dalam hal ini contonya adalah laser. Pola difraksi berada di sekitar benda tajam yang
diiluminasi oleh sumber titik. Hal ini tidak selalu didasari keberadaannya karena kebanyakan
cahaya dalam kehidupan sehari-hari bukan titi, sehingga cahaya dari bagian yang berbeda
pada sumber menghapus pola tersebut (Tim Dosen Fisika, 2013).
II.2 Jenis-Jenis Interferensi dan Difraksi
II.2.1 Jenis-Jenis Interferensi
a. Interferensi Konstruktif
Interferensi maksimum (interferensi konstruktif) yang menghasilkan pola terang di
layar terjadi jika beda panjang lintasan antara kedua gelombang merupakan kelipatan
bilangan bulat dari panjang gelombang. Interferensi ketika lintasan dua berkas berbeda
sebanyak satu panjang gelombang (Tim Dosen Fisika, 2013).
Interfernsi konstruksif terlihat bahwa jarak tambahan yang ditempuh oleh berkas yang bawah
adalah d sin α yang merupakan kelipatan bilangan bulat dari panjang gelombang (Tim Dosen
Fisika, 2013).
d sin α = m m = 0,1,2
b. Interferensi Destruktif
Suatu berkas yang menempuh jarak ekstra sebesar setengah panjang gelombang, maka
kedua gelombang tersebut tepat berlawanan fasa saat mencapai layar. Puncak gelombang
yang satu bersamaan dengan lembah pada gelombang yang lain, sehingga menghasilkan
amplituo nol, ini merupakan interferensi destruktif. Nilai m disebut orde pinggiran interferensi.
Orde pertama (m=1), misalnya pinggiran pertama disetiap sisi dari pinggiran pusat (α=0)
(Tim Dosen Fisika, 2013).
interferensi minimum (interferensi destruktif) yang menghasilkan pola gelap terjadi jika
beda panjang lintasan antara kedua gelombang adalah (Tim Dosen Fisika, 2013).
Interferensi Cahaya Adalah perpaduan dari 2 gelombang cahaya. Agar hasil
interferensinya mempunyai pola yang teratur, kedua gelombang cahaya harus koheren, yaitu
memiliki frekuensi dan amplitudo yg sama serta selisih fase tetap. Warna-warni pelangi
menunjukkan pada kita bahwa sinar matahari adalah gabungan gabungan dari berbagai
macam warna dari spektrum kasat mata. Akan tetapi warna pada gelombang sabun, lapisan
minyak, warna bulu burng merah dan burung kalibri bukan disebabkan oleh pembiasan.
Tetapi karna terjadi interferensi konstruktif dan distruktif dari sinar yang dipantulkan oleh
suatu lapisan tipis. Adanya gejala interferensi ini bukti yang paling menyakinkan bahwa
cahaya itu adalah gelombang (Tim Dosen Fisika, 2013).
Cahaya juga merupakan gelombang (yaitu gelombang EM) sehingga prinsip
superposisi linear juga berlaku pada cahaya. Fenomena interferensi (konstruktif dan
destruktif) juga dapat ditemui pada gelombang cahaya. Untuk menghasilkan dua gelombang
yang sefasa (koheren), digunakan satu sumber cahaya monokromatik yang dilewatkan pada
dua celah sempit (Tim Dosen Fisika, 2013).
Kedua celah S1 dan S2 masing-masing bertindak sebagai sumber yang koheren. Pola
interferensi konstruktif destruktif yang bergantian dapat diamati pada layar
(Tim Dosen Fisika, 2013).
Adanya pola interferensi disebabkan karena superposisi dua gelombang yang
menempuh jarak berbeda untuk mencapai suatu titik pada layar Penentuan posisi terang-
gelap pada layar dapat dilakukan dengan menganggap jarak layar dari celah sangat besar
(dibandingkan jarak antara kedua celah). Dengan anggapan ini, maka kedua berkas dapat
dianggap sejajar (Tim Dosen Fisika, 2013).
Interferensi Cahaya pada Celah Ganda
Percobaan yang dilakukan oleh Thomas Young dan Fresnel pada dasarnya adalah
sama, yang membedakan adalah dalam hal mendapatkan dua gelombang cahaya yang
koheren. Thomas Young mendapatkan dua gelombang cahaya yang koheren dengan
menjatuhkan cahaya dari sumber cahaya pada dua buah celah sempit yang saling
berdekatan, sehingga sinar cahaya yang keluar dari celah tersebut merupakan cahaya yang
koheren. Sebaliknya Fresnel mendapatkan dua gelombang cahaya yang koheren dengan
memantulkan cahaya dari suatu sumber ke arah dua buah cermin datar yang disusun hampir
membentuk sudut 180o, sehingga akan diperoleh dua bayangan sumber cahaya. Sinar yang
dipantulkan oleh cermin I dan II dapat dianggap sebagai dua gelombang cahaya yang
koheren. Untuk menunjukkan hasil interferensi cahaya, di depan celah tersebut diletakkan
layar pada jarak L maka akan terlihat pada layar berupa garis gelap dan terang. Garis terang
merupakan hasil interferensi yang saling memperkuat dan garis gelap adalah hasil
interferensi yang saling memperlemah. Hasil interferensi bergantung pada selisih jarak
tempuh/ lintasan cahaya dari celah ke layar (Tim Dosen Fisika, 2013).
Inteferensi pada selaput tipis
Dalam kehidupan sehari-hari sering kita melihat adanya warna-warna pelangi yang
terjadi pada gelembung air sabun atau adanya lapisan minyak di permukaan air jika terkena
cahaya matahari. Hal ini menunjukkan adanya interferensi cahaya matahari pada selaput
tipis air sabun atau selaput tipis minyak di atas permukaan air. Interferensi cahaya terjadi
dari cahaya yang dipantulkan oleh lapisan permukaan atas dan bawah dari selaput tipis
tersebut. Gambar tersebut melukiskan seberkas sinar monokromatik jatuh pada selaput tipis
setebal d, pada lapisan atas selaput cahaya dipantulkan (menempuh lintasan AE) dan
sebagian dibiaskan (Tim Dosen Fisika, 2013).
Difraksi Difraksi juga disebut penyebaran gelombang, contohnya cahaya, karena adanya
halangan. Semakin kecil halangan, penyebaran gelombang semakin besar. Hal ini bisa
diterangkan oleh prinsip Huygens. Difraksi adalah peristiwa pembelokan gelombang saat
melewati suatu objek (misalnya berupa rintangan ataupun celah) (Tim Dosen Fisika, 2013)
Difraksi merupakan deviasi dari perambatan cahaya atau pembelokan arah rambat
cahaya. Efek difraksi adalah karakteristik dari fenomena gelombang, apakah bunyi, atau
cahaya dimana mukamuka gelombangnya dibelokkan. Prinsip Huygens-Fresnel : setiap titik
dari muka-muka gelombang yang tidak terganggu, pada saat tertentu bertindak sebagai
sumber mukamuka gelombang speris kedua (frekuensinya sama dengan sumber primer).
Amplitudo medan optik (listrik/magnet) di suatu titik merupakan superposisi dari muka-muka
gelombang speris tadi. Difraksi cahaya adalah pelenturan suatu gelombang. Berarti difraksi
cahaya dapat didefinisikan sebagai pelenturan cahaya yaitu saat suatu cahaya melalui celah
maka cahaya dapat terpecah-pecah menjadi bagianbagian yang lebih kecil dan memiliki sifat
seperti cahaya baru. Sifat-sifat difraksi pada cahaya ini dapat dibuktikan dengan melihat pola
interferensi yang terjadi pada layar saat dipasang (Tim Dosen Fisika, 2013).
Celah Tunggal
Cobalah kalian buat suatu celah sempit dan lewatkan sinar monokromatik pada celah
itu maka saat dibelakangnya dipasang layar akan tampak pola interferensi pada layar. Pola
interferensi pada difraksi celah tunggal ini terlihat adanya garisgaris gelap. Sedangkan pola
terangnya lebar. Terang pusat akan melebar setengah bagian lebih lebar pada kedua sisi.
Dari kejadian ini dapat dituliskan syarat-syarat interferensi sebagai berikut (Metri, 2010):
Interferensi maksimum : D sin θ = (m + )λ
Interferensi minimum : D sin θ = m λ ....(3.4)
dengan :.
D = lebar celah (m)θ = sudut berkas sinar dengan arah tegak lurus (derajat)λ = panjang gelombang cahaya (m) m = 1, 2, 3, 4, ....
Kisi Difraks
Kisi difraksi disebut juga celah majemuk yaitu celah-celah sempit yang tertata rapi
dengan jarak yang cukup dekat. Pada kisi ini biasanya tertulis data N garis/cm dari nilai N ini
dapat ditentukan jarak antara celah d dengan hubungan sebagai berikut (Metri, 2010):
Gambar kiri adalah kisi difraksi
Cahaya itu akan mengalami difraksi atau pelenturan. Bukti difraksi pada kisi ini dapat
dilihat dari pola-pola interferensi yang terjadi pada layar yang dipasang dibelakangnya. Pola
interferensi yang dihasilkan memiliki syarat-syarat seperti pada celah ganda (Metri, 2010).
percobaan Young. Syarat interferensi tersebut dapat dilihat pada persamaan berikut
(Metri, 2010):
Interferensi maksimum : d sin θ = m λ
Interferensi minimum : d sin θ = (m −1/2 ) λ
dengan :
d = jarak antar celah (m)
θ = sudut berkas cahaya terhadap arah tegaklurus
λ = panjang gelombang sinar (m)
m = orde (m = 0, 1, 2, 3, .....)
II.3 Aplikasi Interferensi dan Difraksi
1.Interferensi
Aplikasi penggunaan interferensi cahaya ini dalam kehidupan sehari-hari adalah
perpaduan duabuah gelombang. Misalnya pada gelombang elektromagnetik yaitu
gelombang radio, jika gelombang radio dan gelombang televisi bertemu maka akan terjadi
perpaduan dua buahgelombang yang salah satunya aka nada yang menguat dan ada yang
melemahkan yangdiakibatkan oleh frekuensi masing-masing (Efendi, 2007).
Warna-warni pelangi menunjukkan pada kita bahwa sinar matahari adalah gabungan
gabungan dari berbagai macam warna dari spektrum kasat mata. Akan tetapi warna pada
gelombang sabun,lapisan minyak, warna bulu burng merah dan burung kalibri bukan
disebabkan oleh pembiasan.Tetapi karna terjadi interferensi konstruktif dan distruktif dari
sinar yang dipantulkan oleh suatu lapisan tipis. Adanya gejala interferensi ini bukti yang
paling menyakinkan bahwa cahaya ituadalah gelombang (Efendi, 2007).
2. Difraksi
Efek dari difraksi sering terlihat dalam kehidupan sehari-hari. Contoh yang paling
mencolok adalah mereka yang melibatkan difraksi cahaya, misalnya, trek berjarak dekat
pada penggunaan CD atau DVD sebagai kisi difraksi untuk membentuk pola pelangi terlihat
ketika melihat disk. hologram pada kartu kredit adalah sebuah contoh lainnya. Difraksi di
atmosfer oleh partikel kecil dapat menyebabkan cincin terang akan terlihat di sekitar sumber
cahaya terang seperti matahari atau bulan. Sebuah bayangan benda padat, menggunakan
cahaya dari sumber yang kompak, menunjukkan pinggiran kecil di dekat ujungnya. Spekel
pola yang teramati ketika laser cahaya jatuh pada permukaan yang kasar optik juga
merupakan fenomena difraksi. Semua efek ini adalah konsekuensi dari kenyataan bahwa
menyebarkan cahaya sebagai gelombang (Efendi, 2007).
Difraksi dapat terjadi dengan jenis gelombang laut. Gelombang laut lentur sekitar
dermaga dan kendala lainnya. Gelombang suara dapat lentur sekitar benda, itulah sebabnya
mengapa kita masih dapat mendengar seseorang memanggil bahkan ketika bersembunyi di
balik pohon. Difraksi juga dapat menjadi perhatian dalam beberapa aplikasi teknis; difraksi
juga digunakan untuk menetapkan batas mendasar untuk resolusi kamera, teleskop , atau
mikroskop (Efendi, 2007).
BAB III
SOAL DAN PEMBAHASAN
1. Cahaya monokromatis melalui suatu celah selebar 0,5 mm. Pola interferensi terbentuk
pada layar yang berjarak 1 m terhadap celah. Jika jarak antar garis gelap berdekatan 4 mm,
tentukan panjang gelombang cahaya yang digunakan.
Jawab
Dik : d= 0,5 mm= 0,5 × 10-3m
L= 1 m
∆y= 4 mm= 4 × 10-3 m
Dit: λ ?
Penyelesaian:
∆y = L n λd
λ = ∆ y dn L
= 4×10−3m×0,5×10−3m
1×1m = 2,0× 10-6m
2. Dalam percobaan celah ganda, suatu celah disinari cahaya dengan panjang gelombang
0,5 µm. Bila jarak antar celah 0,25 mm, berapakah sudut pisah yang dibentuk oleh garis
gelap yang berdekatan?
Jawab
Dik: λ= 0,5 µm= 0,5× 10-6m
d= 0,25 mm= 0,25× 10-3m
Dit: Ø ?
Penyelesaian:
d Sin Ø = λ
Sin Ø = λd
Sin Ø = 0,5×10−6m0,25×10−3m = 2× 10-3m
Ø = 0,1146o
3. Sebuah sumber gelombang mempunyai panjang gelombang 580 nm jatuh pada siatu kisi
dengan lebar 0,3 mm. Jarak layar dengan kisi adalah 2,0 m. tentukanlah letak pola gelap
pertama dan terangpertama?
Penyelesaian:
Dik:
λ= 580 nm = 580 × 10-9 m
d= 0,3 mm= 0,3 × 10-3 m
L= 2 m
Dit: ∆y?
Penyelesaian:
∆y = L n λd
= 212×580×10−9m
0,3×10−3m = 1.933,33 × 10-6m
∆y = 1,9 mm
4. Cahaya dengan panjang gelombang 700 nm jatuh pada kisi yang memiliki 10.000 goresan
per sentimeter. Hitunglah sudut orde pertama dan kedua yang terbentuk beserta
penjelasannya?
Jawab
Dik: λ= 700 nm = 700× 10-9 m
d= 1
10.000cm = 10-4cm = 10-6m
Sudut orde ke-n memenuhi memenuhi persamaan Sin Ø=n λd
Sudut orde pertama (n=1)
Sin Ø = n λd
= 700×10−9m10−6m
= 0,7
Ø = 44,42o
Sudut orde kedua (n=2)
Sin Ø = n λd
= 2×700×10−9m
10−6m = 1,4
Ø = tidakada
Oleh karena nilai Sin Ø> 1 tidak mungkin terjadi, maka tidak ada nilai sudut Ø yang
memenuhi. Dengan demikian, garis orde kedua untuk gelombang 700 nm tidakada.
5. Gelembung sabun tampak berwarna hijau (λ = 540 nm) ketika diamati dari depan. Bila
indeks bias selaput sabun adalah n2 = 1,35 berapakah ketebalan minimum selaput?
Jawab
Dik: λ = 540 nm = 540 × 10-9 m
n2 = 1,35
Dit: d ?
Penyelesaian:
2 n2d = λ2
d= λ4n2
= λ4n2
= 540×10−9m4×1,35
= 100 × 10-9 m = × 10-7m
6. Cahaya dengan panjang gelombang 750 nm melewati sebuah celah dengan lebarnya 1,0
× 10-3mm. Berapakah lebar maksimum utama (dalam derajat) yang terbentuk pada layar
sejauh 20 cm dari celah?
Peny:
Dik:
λ= 750 nm = 750× 10-9 m
d= 1,0 mm= 0,3 × 10-3 m
L= 20 cm
Dit: Ø ?
Penyelesaian:
d Sin Ø = λ
Sin Ø=λd
Sin Ø =750×10−9m0,3×10−3m
= 2.500× 10-6 m = 2,5 × 10-3m
Ø = 0,1432o
BAB I
PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang
Gelombang elektromagnetik sama seperti gelombang mekanik, dapat berinterfrensi
satu sama lain. Kita dapat ketahui bahwa cahaya sebagai gelombang, memperlihatkan
gejala interfrensi gelombang-gelombang yang mempunyai beda fase yang tetap Bila Cahaya
melintas dari suatu sumber melalui sebuah celah pada layar, dan cahaya yang keluar dari
celah tersebut digunakan untuk menerangi dua celah bersebelahan pada layar kedua.
Bila cahaya diteruskan dari kedua celah tersebut dan jatuh pada layar ketiga, maka
akan terbentuk sederet pita interferensi yang sejajar. Ini sebagai fenomena interferensi.
Sebagai gelombang, cahaya juga dapat melentur (berdifraksi), serta interfrensi yang
dibahas diatas merupakan hasil dari cahaya yang berdifraksi. Difraksi adalah penyebaran
atau pembelokan gelombang pada saat gelombang ini melintas melalui bukaan atau
mengelilingi ujung penghalang. Gelombang terdifraksi selanjutnya berinterferensi satu sama
lain sehingga menghasilkan daerah penguatan dan pelemahan. Difraksi juga berlangsung
pada aliran partikel.Dengan kata lain, Difraksi adalah peristiwa dimana berkas cahaya akan
dilenturkan pada saat melewati celah sempit. Difraksi juga menggambarkan suatu deviasi
dari cahaya dengan pola lurus ketika melewati lubang lensa atau disekeliling benda. Menurut
Huygens bahwa setiap bagian celah akan menjadi suatu sumber gelombang (cahaya) biru.
Celah sempit tersebut disebut dengan kisi difraksi. Kisi difraksi adalah kepingan kaca
yang digores sejajar dan berjumlah sangat banyak dan memiliki jarak yang sama (biasanya
dalam ordo 1000 per mm). Cahaya terdifraksi, setelah diteruskan melalui kaca atau
dipantulkan oleh spekulum, menghasilkan cahaya maksimum padaθ = 0° dan berkurang
sampai minimum (intensitas = nol) pada sudutθ.
Untuk melewati pola difraksi cahaya, cahaya dilewatkan melalui suatu celah tunggal
dan mengamati cahaya yang diteruskan oleh celah pada suatu film. Difraksi pada celah
tunggal akan menghasilkan pola garis terang dan gelap pada layar.
Celah tunggal dapat dianggap terdiri atas beberapa celah sempit yang dibatasi titik-
titik dan setiap celah itu merupakan sumber cahaya sehingga satu sama lainnya dapat
berinterferensi. Kemudian difraksi cahaya terjadi pula pada cahaya yang melalui banyak
celah sempit, dengan jarak celah sama. Celah sempit yang demikian disebut dengan kisi
difraksi. Interferensi terjadi ketika dua atau beberapa gelombang berinteraksi satu dengan
lainnya, sementara difraksi terjadi ketika suatu gelombang melewati suatu apertur (celah
titik).
I.2 Rumuskan Masalah
1. Apa pengertian interferensi dan difraksi.
2. Apa jenis-jenis interferensi dan difraksi.
3. Bagaimana aplikasi interferensi dan difraksi dalam kehidupan sehari-hari.
I.3 Tujuan Pembahasan
1. Dapat mengetahui pengertian interferensi dan difraksi.
2. Dapat mengetahui jenis-jenis interferensi dan difraksi.
3. Mengetahui aplikasi interferensi dan difraksi dalam kehidupan sehari-hari.
BAB IV
PENUTUP
IV.1 Kesimpulan
Interferensi adalah hasil kerja sama dua gelombang atau lebih yang bertemu pada
satu titik di dalam ruang dan menimbulkan fenomena fisik yang dapat diamati.
Interferensi dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari misalnya pada air yang berisi
lapisan minyak diatasnya terlihat berwarna, gelembung sabun, lapisan tipis(thin film) dsb.
Untuk menghasilkan interferensi dibutuhkan sumber-sumber gelombang(cahaya)
yang bersifat koheren yaitu gelombang yang mempunyai frekuensi sama dan beda fase
tetap dalam penjalarannya.
Pola hasil interferensi ini dapat ditangkap pada layar, yaitu :
a. Garis terang, merupakan hasil interferensi maksimum (saling memperkuat atau
konstruktif)
b. Garis gelap, merupakan hasil interferensi minimum (saling memperlemah atau
destruktif)
Interferensi merupakan hasil kerja sama dua gelombang atau lebih yang bertemu pada satu
titik di dalam ruang dan menimbulkan fenomena fisik yang dapat diamati.
Syarat interferensi maksimum terjadi jika kedua gel memiliki fase yg sama (sefase),
yaitu jika selisih lintasannya sama dengan nol atau bilangan bulat kali panjang gelombang λ.
d sin q = ml; m = 0,1,2,...
Interferensi minimum terjadi jika beda fase kedua gel 180o, yaitu jika selisih lintasannya
sama dgn bilangan ganjil kali setengah λ.
IV. 2 Saran
Presentasi tiap kelompok diharapkan sekali untuk tiap pertemuan, agar pemahaman
terhadap materi dapat dipahami lebih dalam. Begitu pula pada pembahasan soalnya menjadi
makin banyak dijelaskan dan didiskusikan.
DAFTAR PUSTAKA
Tim Dosen Fisika, 2013, Fisika Dasar II, Universitas Haanuddin, Makassar.
Metri Y.H., 2010, Inteferensi dan difraksi. http:// www. Sribd.com/interferensi dan difraksi.html. (diakes tanggal 23 April 2013pukul 20.15 WITA).
Efendi, R., 2007., Medan Elektronika Terapan, Erlangga, Jakarta.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan
rahmat-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Inteferensi
dan difraksi”. Salam dan salawat kepada junjungan Nabi Muhammad SAW yang merupakan
tauladan bagi kaum muslimin dimuka bumi ini. Walaupun berbagai macam tantangan yang
dihadapi, tapi semua itu telah memberikan pengalaman yang berharga untuk dijadikan
pelajaran dimasa yang akan datang.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan
akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu,
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang
setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari
bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis
harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.
Makassar, 23 April 2013
Penyusun
MAKALAH FISIKA DASAR II
“INTERFERENSI DAN DIFRAKSI”
DISUSUN OLEH:
KELOMOK 4
AGUSTINA LOPANG (H31112272)
DARMAWATI (H31112285)
NUR AQLIA (H31112287)
NUR FAIIZAH AQIILA FIRMAN (H31112289)
AHMAD BUDIAWAN P (H31112292)
RAHMI AMALIAH (H31112274)
Pertama kali ditunjukkan oleh Thomas Young pada tahun 1801
Ketika dua gelombang yang koheren menyinari/melalui dua celah sempit, maka akan teramati pola interferensi terang dan gelap pada layar.
Syarat terjadinya inteferensiAgar terjadi interferensi yang stabil dan berkelanjutan dari gelombang cahaya dapat diamati, dua kondisi berikut harus dipenuhi:
• Kedua gelombang cahaya harus koheren,
• Kedua gelombang cahaya harus memiliki amplitudo yang hampirsama.
1. Kedua gelombang cahaya harus koheren, dalam arti bahwakedua gelombang cahaya harus memiliki beda fase yang selalutetap, oleh sebab itu keduanya harus memiliki frekuensi yang sama2. Kedua gelombang cahaya harus memiliki amplitude yang hampirsama.
Top Related