Download - LAPORAN INDIVIDU KKN

Transcript

LAPORAN INDIVIDUKULIAH KERJA NYATA (KKN) REGULER GEL. 85UNIVERSITAS HASANUDDIN BEKERJASAMA DENGANKODAM VII/WIRABUANADESA TANARIGELLA, KECAMATAN BUA, KABUPATEN LUWU

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangSalah satu mata kuliah wajib bagi mahasiswa strata 1 adalah Kuliah Kerja Nyata (KKN). Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan wujud dari tri dharma perguruan tinggi yang memadukan tiga unsur yakni pendidikan dan pengajaran, penelitian, serta pengabdian kepada masyarakat dalam suatu rangkaian kegiatan. Pendidikan dan pengajaran yang dimaksud yaitu ketika mahasiswa mampu menciptakan pengalaman belajar yang aplikatif dengan menghubungkan konsep akademis dengan realitas kehidupan masyarakat. Secara tidak langsung, KKN memberikan kesempatan belajar kepada mahasiswa untuk dapat hidup di tengah-tengah masyarakat mengaplikasikan teori akademis. Kuliah Kerja Nyata Reguler Universitas Hasanuddin telah memasuki gelombang ke-85 dalam pelaksanaannya tahun ini. Lebih dari 2.800 mahasiswa dari berbagai interdisiplin ilmu turut berpartisipasi dalam KKN Reguler Gelombang ini. Terdapat enam kabupaten yang menjadi daerah tujuan KKN Gelombang 85, yakni Kabupaten Luwu, Kabupaten Luwu Utara, Kabupaten Luwu Timur, Kabupaten Polman, Kabupaten Majene dan Kabupaten Selayar.Kabupaten Luwu menjadi salah satu daerah tujuan dari kegiatan KKN tahun ini. Banyaknya potensi yang dimiliki oleh kabupaten Luwu menjadikan kabupaten ini sangat relevan untuk dijadikan tempat mahasiswa akan melaksanakan Kuliah Kerja Nyata. Terdapat beberapa kecamatan yang menjadi tempat mahasiswa akan mengabdi kepada masyarakat. Kecamatan tersebut di antaranya, kecamatan Bua, Bajo, Bajo Barat, Belopa, Belopa Utara, Walenrang, Walenrang Utara, Lamasi, Larompong, Larompong Selatan, Kamanre, Suli, dan Suli Barat. Adapun kami ditempatkan pada Kecamatan Bua dengan jumlah mahasiswa sebanyak 82 orang. Mahasiswa KKN Unhas di Kecamatan Bua disebar keempatbelas desa dan satu kelurahan . Desa Tanarigella menjadi lokasi KKN penulis yang akan mengaplikasikan beberapa ilmu yang telah didapatkan penulis dari bangku kuliah. B. Tujuan KKNKKN adalah program intrakurikuler dengan tujuan utama untuk memberikan pendidikan kepada mahasiswa. Namun demikian, karena pelaksanaannya mengambil lokasi di masyarakat dan memerlukan keterlibatan masyarakat, maka realisasinya harus sekaligus bisa memberikan manfaat bagi masyarakat. Karenanya KKN memiliki arah yang ganda, yaitu memberikan pendidikan tidak hanya dalam kelas tetapi juga pendidikan pelengkap kepada mahasiswa untuk pengembangan diri dengan melakukan interaksi sosial kemayarakatan di luar kelas, dan membantu masyarakat serta pemerintah melancarkan kegiatan sosial kemasyarakatan dan kegiatan pembangunan di lokasi KKN.

Tujuan yang harus dicapai melalui pelaksanaan KKN, yaitu: 1. Menjadikan lebih dewasanya kepribadian mahasiswa dan bertambah luasnya wawasan mahasiswa.2. Memacu pembangunan masyarakat dengan menumbuhkan motivasi kekuatan sendiri.3. Mendekatkan Perguruan Tinggi kepada masyarakat.4. Membantu masyarakat dalam hal pemikiran dan tenaga, serta Ilmu pengetahuan dan Teknologi (IPTEKS) dalam merencanakan dan melaksanakan pembangunan.5. Membantu masyarakat dalam memperoleh cara-cara baru yang dibutuhkan untuk merencanakan, merumuskan, dan melaksankan pembangunan.6. Menggali serta menumbuhkan potensi swadaya masyarakat sehingga mampu berpartisipasi aktif dalam pembangunan.7. Memberikan manfaat dan bantuan tenaga dari mahasiswa dalam melaksanakan program-program pembangunan.8. Membantu menciptakan kader-kader penerus pembangunan di dalam masyarakat sehingga terjamin kelanjutan upaya pemnbangunan.

C. Sasaran KKNPada dasarnya KKN mempunyai tiga kelompok sasaran, yaitu mahasiswa, masyarakat bersama Pemerintah Daerah, dan Perguruan Tinggi. Masing-masing akan memperoleh manfaat dari pelaksanaan KKN, sebagai berikut:1. Mahasiswa.a. Memperdalam pengertian mahasiswa tentang cara berfikir dan bekerja secara interdisipliner, sehingga dapat menghayati adanya ketergantungan serta kerjasama antar sektor.b. Memperdalam pengertian dan penghayatan mahasiswa tentang pemanfaatan ilmu, teknologi dan seni yang dipelajarinya bagi pelaksanaan pembangunan.c. Memperdalam penghayatan dan pengertian mahasiswa terhadap kesulitan yang dihadapi oleh masyarakat dalam melaksanakan pembangunan.d. Mendewasakan cara berpikir serta meningkatkan daya penalaran mahasiswa dalam melakukan penelaahan, perumusan, dan pemecahan masalah secara pragmatis ilmiah.e. Memberikan keterampilan kepada mahasiswa untuk melaksanakan pembangunan dan pengembangan masyarakat berdasarkan IPTEKS secara interdisipliner atau antar sektor.f. Melatih mahasiswa sebagai dinamisator dan problem solver.g. Memberikan pengalaman belajar dan bekerja sebagai fasilitator sekaligus eksekutor pemberdayaan masyarakat sehingga terbentuk sikap dan rasa cinta terhadap kemajuan masyarakat.h. Melalui pengalaman bekerja dalam melakukan penelaahan, merumuskan, dan memecahkan masalah secara langsung akan menumbuhkan sifat profesionalisme dan kepedulian sosial dalam diri mahasiswa dalam arti peningkatan keahlian, tanggung jawab, maupun rasa kesejawatan.2. Masyarakat Bersama Pemerintah Daerah/Institusia. Masyarakat mendapatkan pemikiran dan tenaga, serta IPTEKS sebagai dasar dalam merencanakan dan melaksanakan pembangunan dan pemberdayaan.b. Pemerintah memperoleh cara-cara inovatif yang dibutuhkan untuk merencanakan, merumuskan, dan melaksanakan pembangunan.c. Pemerintah memperoleh pengalaman dalam menggali serta menumbuhkan potensi swadaya masyarakat sehingga mampu berpartisipasi aktif dalam pembangunan.d. Terbentuknya kader-kader penerus pembangunan di dalam masyarakat sehingga terjamin kelanjutan upaya pembangunan.e. Pemerintah dapat memperoleh input dari mahasiswa dan kampus tentang program pembangunan dan pemberdayaan masyarakat.3. Perguruan Tinggia. Memperoleh umpan balik sebagai hasil pengintegrasian mahasiswa dengan proses pambangunan di tengah-tengah masyarakat, sehingga kurikulum, materi perkuliahan dan pengembangan ilmu yang ada di Perguruan Tinggi dapat disesuaikan dengan tuntutan nyata pembangunan.b. Memperoleh berbagai studi kasus berharga yang dapat digunakan sebagai contoh dalam memberikan materi perkuliahan dan berbagai masalah untuk pengembangan penelitian.c. Melalui KKN, Perguruan Tinggi dapat menelaah dan merumuskan keadaan/kondisi nyata yang berguna bagi pengembangan IPTEKS, serta dapat mendiagnosa secara tepat kebutuhan masyarakat, sehingga IPTEKS yang diamalkan dapat sesuai dengan tuntutan nyata.d. Meningkatkan, memperluas, dan mempererat kerjasama dengan instansi serta depertemen lain melalui rintisan kerjasama dari mahasiswa yang melaksanakan KKN

BAB IIGAMBARAN UMUM DAN POTENSI DESAA. Kondisi Geografis1. Letak GeografisDesa Tanarigella merupakan salah satu dari 15 desa di wilayah Kecamatan Bua. Desa Tanarigella berjarak 1 Km dari pusat pemerintahan kecamatan, sedangkan jarak ke Ibu Kota Kabupaten Luwu 43 Km yang dihubungkan dengan sarana jalan aspal Adapun jarak ke Pusat Pemerintahan Provinsi Sulsel 430 Km, dengan kondisi jalan aspal. Jika dilihat Secara administrasi, wilayah Desa Tanarigella berbatasan dengan : Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Sakti, Kec. Bua Sebelah timur berbatasan dengan Desa Pammesakkang, Kec. Bua Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Puty, Kec. Bua Sebelah barat berbatasan dengan Desa Tiromanda, Kec. Bua2. Kondisi AlamDesa Tanarigella memiliki luas 66,9 ha/m2. Kondisi topografi Desa Tanarigella terdiri dari dataran rendah, bukit dan aliran sungai/bantaran sungai. Sehingga, Desa Tanarigella ini memiliki fungsi lahan dan jenis tanah yang tidak monoton. Terdapat beberapa jenis tanah di Desa Tanargella yakni tanah kering dan tanah basah. Kondisi tanah yang heterogen menjadikan tanah di Desa Tanarigella tergolong tanah yang subur dan produktif untuk ditanami berbagai jenis tanaman baik tanaman jangka pendek maupun tanaman jangka panjang. Kondisi alam yang beragam, menjadikan Desa Tanariella memiliki beberapa fungsi lahan, misalnya fungi lahan permukiman, persawahan, perkebunan, hutan dan kuburan. B. Kondisi DemografisJumlah penduduk di Desa Tanarigella sebanyak 1.901 jiwa dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 465 KK. Dari 1.901 jiwa tersebut terdiri dari laki laki sebanyak 884 jiwa dan perempuan sebanyak 1017 jiwa. Berikut tabel Komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin Desa Tanarigella tahun 2012.Tabel 1. Komposisi Penduduk Desa Tanarigella Berdasarkan Jenis KelaminNo.Jenis KelaminJumlah Penduduk (jiwa)

1.Laki laki884

2.Perempuan1017

Total1.901

Sumber : Daftar data potensi Desa Tanarigella Tahun 2012C. Kondisi Sosial Ekonomi/BudayaPenduduk Desa Tanarigella sebagian besar bersuku Luwu sehingga percakapan sehari-hari menggunakan Bahasa Luwu. Keadaan sosial ekonomi dan budaya sangat berpengaruh terhadap kehidupan dan kesehatan suatu kelompok mayarakat. Oleh karena itu faktor sosial ekonomi sangat penting untuk diperhatikan demi meningkatkan status derajat kesehatan. Keadaan sosial ekonomi dan budaya masyarakat Jambu cukup beragam mulai dari agama, tingkat pendidikan dan mata pencaharian.1. AgamaBerdasarkan komposisi penduduk yang terdapat dalam daftar data potensi tahun 2012, mayoritas penduduk memeluk agama Islam sebanyak 1.893 jiwa, 8 orang memeluk agama kristen 8orang. Untuk rumah ibadah Desa Tanarigella memiliki 3 mesjid diantaranya Mesjid Jami Bua yang menjadi mesjid skala kecamatan, Mesjid Istiqamah dan Mesjid Al-Falah.2. PendidikanJumlah sarana pendidikan di Desa Tanarigella terdiri dari 1 unit Taman Kanak-Kanak (TK), 1 unit Sekolah Dasar (SD), dan 1 unit Sekolah Menengah Atas (SMA). Kualitas pendidikan anak tergolong baik dimana dapat dilihat dari tidak ada anak yang tidak bersekolah di usia wajib sekolah. Tabel 2. Komposisi Penduduk Desa Tanarigella Berdasarkan Tingkat PendidikanTidak Pernah SekolahSedang TKTamat SMPTamat SMATamat D3Tamat S1Tamat S2

-517132510402

Sumber : Daftar data potensi Desa Tanarigella Tahun 2012

3. Mata PencaharianTerdapat beberapa jenis mata pencaharian yang dikerjakan oleh masyarakat Desa Tanarigella, yaitu : Tabel 3. Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Mata PencaharianNo.Jenis Mata PencaharianJumlah (orang)

1.Petani 2265

2.PNS87

3.POLRI3

4.Karyawan Swasta90

5.Pensiunan21

Sumber : Daftar data potensi Desa Tanarigella Tahun 2012

BAB IIIIDENTIFIKASI MASALAHA. Identifikasi MasalahIdentifikasi masalah merupakan langkah awal yang dilakukan untuk mengawali suatu perencanaan secara jelas dan spesifik dengan memfokuskan pada wilayah observasi. Tujuan identifikasi masalah ini ialah memberi gambaran secara menyeluruh wilayah perencanaan baik dari segi hambatan maupun potensi yang ada di Desa Tanarigella. Dengan adanya identifikasi masalah ini, diharapkan agar program kerja yang hendak disusun dapat tepat sasaran atau sesuai dengan kebutuhan Desa Tanarigella. Metode yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah di Desa Tanarigella ialah melalui observasi langsung serta FGD (Focus Group Discusion) dengan masyarakat Desa selama 1 minggu. Terdapat beberapa masalah yang didapatkan dari hasil observasi langsung dan diskusi terutama di bidang keilmuwan penulis yakni terkait pengembangan wilayah dan kota, yakni : 1. Kondisi Pengolahan Persampahan yang kurang baik, sehingga akan berdampak pada kondisi lingkungan yang kurang kondusif. Salah satu indikator lingkungan yang bersih ialah pengelolaan persampahan yang baik. Pengelolaan persampahan yang dimaksud ialah pemilahan, pewadahan, pengankutan dan pemrosesan akhir di TPA. Proses pemilahan dan pewadahan seharusnya dilakukan di lingkup rumah tangga sehingga sampah dari rumah tangga tidak langsung di buang di tempat sampah melainkan diolah terlebih dahulu dengan menggunakan metode 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Hal ini diharapkan dapat mengurangi beban TPA (Tempat Pembuangan Akhir).Kondisi Eksisting persampahan di Desa Tanarigella belum terwadahi dengan baik, dimana masyarakat masih banyak yang membuang sampah di sungai dan tanah kosong yang selanjutnya dibakar. Hal ini tentunya dapat berdampak buruk bagi lingkungan. Namun, pada salah satu perumahan yang terdapat di Desa ini, untuk proses pemilahan sudah baik dimana sampah organik dan nonorganik dipisahkan. Namun tetap saja tanah kosong yang menjadi TPS dan kemudian di bakar. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat akan proses pemilahan sudah baik. Kondisi tidak tersedianya TPA di kabupaten Luwu memaksa masyarakat untuk mengolah sampahnya secara swadaya dan lebih memilih metode yang mudah misalnya dibakar dan dihanyutkan ke sungai. 2. Tidak Tersedianya Peta yang Informatif bagi Masyarakat Desa Tanarigella terutama Peta Fungsi Lahan.Peta merupakan gambaran rupa bumi yang dituangkan dalam bidang datar yang berfungsi sebagai salah satu pemberi informasi terkait lokasi suatu tempat. Desa Tanarigella sudah memiliki peta administrasi desa yang terdiri dari batas desa, batas dusun, jalan, sungai dll. Namun, masih merasa perlu dilengkapai dengan adanya peta fungsi lahan yang dapat menjadi informasi bagi para masyarakat dan pendatang tentang fungsi lahan Desa Tanarigella.

B. Kendala yang DihadapiKendala yang dihadapi selama masa KKN di Desa Tanarigella adalah masa KKN yang bertepatan dengan Bulan Ramadhan sehingga membutuhkan tenaga lebih untuk menyelesaikan porgram kerja terutama program kerja yang sifatnya fisik. Selain itu, sifat prokrastinasi yang muncul selama KKN menjadi faktor utama penghambat pelaksanaan program kerja yang telah disusun. Dan juga program kerja individu ini dilakukan dengan menggunakan bantuan software arcgis sehingga ketika terjadi kesalahan sedikit mengakibatkan kerusakan terhadap file yang lain. Hal ini, salah satu kendala yang dihadapi penulis dalam mewujudkan program kerja individu ini. Selain itu, Program kerja tambahan yakni permintaan dari warga yang tiba-tiba dan berbentuk fisik mengharuskan kami untuk menyelesaikan terlebih dahulu program kerja tersebut lalu kemudian melanjutkan program kerja yang telah direncanakan sebelumnya. Hal ini, yang mengakibatkan penundaan pelaksanaan program kerja yang lainnya. Walaupun hambatan dan kendala yang ada, kami selaku mahasiswa KKN mengupayakan program kerja yang sudah di programkan terlaksana dengan baik.

BAB IVALTERNATIF PEMECAHAN MASALAHBerdasarkan hasil identifikasi masalah yang ditemukan di Desa Tanarigella dan dengan menyesuaikan dengan kondisi dan sumber daya yang ada di lapangan maka ditetapkan alternatif pemecahan masalah dengan merumuskan beberapa program kerja, yang harapannya bisa menjadi solusi dari masalah yang dihadapi. Adapun program kerja tersebut ialah sebagai berikut :1. Penyuluhan Persampahan dan Pembuatan Komposter TakakuraPola pembuangan sampah yang dilakukan di tanah kosong dan dibakar menjadi dasar diadakannya penyuluhan persampahan terkait pentingnya pengolahan sampah baik sampah orgaik maupun nonorganik. Dalam penyuluhan ini dilengkapi dengan simulasi pembuatan komposter yang menjadi alternatif pengolahan sampah organik di tingkat rumah tangga sehingga dapat menghasilkan pupuk kompos yang dapat digunakan oleh masyarakat baik untuk pribadi maupun dapat dijadikan usaha. Komposter yang dibuat diberi nama keranjang Takakura yang mengadopsi dari penemuan ilmuwan Jepang. Komposter ini sudah digunakan banyak komunitas masyarakat yang peduli akan persampahan, sehingga hal ini tidak hanya menjadi hobi bagi pengguna melainkan dapat menghasilkan lapangan pekerjaan dan keuntungan jika ditekuni dengan baik. Alternatif pembuatan komposter ini sekiranya dapat membantu masyarakat Desa Tanarigella dalam permasalahan pengelolaan sampah khususnya tingkat rumah tangga.2. Pembuatan Peta Fungsi Lahan Desa TanarigellaPeta fungsi lahan ini merupakan salah satu infomasi yang dapat digunakan baik warga maupun masyarakat, karena tidak hanya memuat penggunaan lahan Desa Tanarigella saja namun juga memuat batas-batas administrasi desa dan persebaran sarana yang ada di Desa Tanarigella. Pembuatan peta fungsi lahan ini membutuhkan peta citra yang bersumber dari aplikasi google earth yang kemudian diregistrasi dan didigitasi menggunakan software khusus pemetaan yaitu Archmap 10.1 yang merupakan aplikasi dari ESRI.

BAB VEVALUASI DAN HASIL PELAKSANAANPelaksanaan program kerja tetap mengacu pada hasil program kerja yang telah diseminarkan dan dijadwalkan. Berdasarkan time schedule yang telah disusun pada saat seminar, program kerja individu ini dilakukan tidak sesuai jadwal. Hal ini disebabkan oleh hambatan dan kendala yang telah disebutkan sebelumnya. Walau demikian, program kerja ini tetap terlaksana dengan baik. Adapun detail pelaksanaan program kerja tersebut sebagai berikut :1. Penyuluhan Persampahan dan Pembuatan Komposter Takakuraa. Tujuan : Menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pegolahan sampah dan peran serta masyarakat dalam memanfaatkan sampah organik menjadi kompos.b. Sasaran : Masyarakat Desa Tanarigellac. Target : Terciptanya kebersihan lingkungand. Waktu Pelaksanaan : Selasa, 30 Juli 2013 (Pekan ke-VI)e. Tempat Pelaksanaan : Kantor Desa Tanarigellaf. Realisasi : Terlaksana dengan baik oleh mahasiswa KKN dan masyarakat Desa Tanarigella.

2. Pembuatan Peta Fungsi Lahan Desa Tanarigellaa. Tujuan : Menyediakan peta fungsi lahan yang lebih informatif untuk kebutuhan warga maupun administrasi kantor desab. Sasaran : Kantor Desa Tanarigellac. Target : Pengadaan peta administrasi desa dan peta fungsi lahan di kantor desa Tanarigellad. Waktu Pelaksanaan : Pembuatan Peta di mulai sejak pekan ke-III KKN, dan penyerahan di Kantor Desa pada pekan ke-VI.e. Tempat Pelaksanaan : Kantor Desa Tanarigellaf. Realisasi : Terlaksana dengan baik oleh mahasiswa KKN.

BAB VI PENUTUPA. Kesimpulan Berdasarkan pengalaman yang telah didapatkan dari proses KKN selama 6 pekan di Desa Tanarigella, Kec. Bua, Kab. Luwu, mahasiswa KKN menyimpulkan beberapa hal, diantaranya :0. Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan wadah bagi setiap mahasiswa untuk mengaplikasikan ilmu yang telah didapatkan semasa bangku kuliah kepada masyarakat. Serta merupakan bentuk pendidikan yang memberikan pengalaman kerja setiap individu dalam memperoleh pengalaman di lapangan baik secara teknis maupun teori. KKN juga melatih mahasiswa untuk membantu menyelesaikan permasalahan yang ada di masyarakat dengan penerapan ilmunya. Sehingga, mahasiswa ikut berpartisipasi dalam pembangunan desa.0. Semangat yang ditunjukan oleh masyarakat terhadap kegiatan KKN sangatlah besar sehingga memudahkan pelaksanaan program kerja yang telah disusun oleh peserta KKN Desa Tanarigella. Hal ini dibuktikan dengan tingginya pasrtisipasi masyarakat dalam menanggapi pelaksanaan program kerja. 0. Program kerja yang disusun oleh mahasiswa KKN didasarkan oleh hasil observasi dan permintaan masyarakat secara langsung yang penyelesaiannya berdasarkan keilmuawan peserta KKN. Beberapa program kerja yang telah disusun ialah penyuluhan dan sosialisasi, amalia ramadhan, renovasi sarana, pengadaan inventaris kantor desa dan gotong royong warga. A. SaranAdapun saran yang dapat dipertimbangkan demi perkembangan dan kemajuan pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di masyarakat guna peningkatan produktivitas kegiatan program kerja di lapangan, antara lain :1. Sebaiknya sebelum mahasiswa terjun ke lapangan diberikan terlebih dahulu gambaran lokasi dan keadaan pola perilaku masyarakat sehingga memudahkan dalam bersosialisasi dengan masyarakat.1. Sebaiknya Mahasiswa yang akan mengikuti kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) diberikan lebih banyak materi pengenalan lapangan sehingga memudahkan asimilasi mahasiswa terhadap kebiasaan masyarakat setempat.1. Sebaiknya untuk KKN yang selanjutnya lebih ditingkatkan lagi pengawasan terhadap mahasiswa di lapangan, agar mahasiswa dapat terus terkontrol kegiatannya yang dilakukan oleh pihak KKN atau supervisor.1. Diperlukan perhatian dan kerjasama yang baik antara masyarakat dan mahasiswa KKN demi terciptanya suasana yang mendukung ke arah perkembangan dan kemajuan pembangunan. Dalam artian masyarakat jangan hanya menyetujui program kerja mahasiswa tetapi dapat juga berperan secara aktif didalamnya.Sebaiknya dalam perumusan program kerja mahasiswa KKN harus berdasarkan hasil observasi lapangan dan wawancara kepada tokoh-tokoh masyarakat, sehingga memudahkan mahasiswa merumuskan program kerja yang tepat sasaran.

Laporan Individu, Desa Tanarigella, Kec. Bua, Kec. Bua 19