Download - Laporan Hukuman Mikdas- Kapang dan Khamir

Transcript
Page 1: Laporan Hukuman Mikdas- Kapang dan Khamir

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Maksud dan Tujuan Percobaan

I.1.1 Maksud Percobaan

Mengetahui dan memahami struktur dan morfologi kapang dan khamir

dalam medium Potato Dextrosa Agar (PDA).

I.1.2 Tujuan Percobaan

Mengetahui struktur dan morfologi biakan jamur Saccharomyces

cereviceae secara makroskopik dan mikroskopik tidak langsung, serta jamur

dari sampel roti secara mikroskopik langsung.

I.2 Prinsip Percobaan

1. Metode Makroskopik

Pengamatan morfologi biakan jamur Saccharomyces cereviceae

dengan menggunakan medium Potato Dextrosa Agar (PDA) yang

ditambahkan asam tartrat 10% kemudian diinkubasi pada suhu kamar

selama 3 x 24 jam.

2. Metode Mikroskopik

a. Secara langsung

Pengamatan morfologi biakan jamur Saccharomyces cereviceae serta

kapang dari sampel roti yang diletakkan pada objek gelas kemudian

Page 2: Laporan Hukuman Mikdas- Kapang dan Khamir

ditetesi dengan metilen biru serta diamati pada mikroskop dengan

perbesaran 10 x 10.

b. Secara tidak langsung

Pengamatan morfologi biakan jamur Saccharomyces cereviceae

dengan metode mikroskopik tidak langsung, dimana biakan diletakkan di

atas objek gelas kemudian ditetesi dengan medium Potato Dextrosa Agar

(PDA), kemudian ditetesi asam tartrat 10%, serta gliserol 10% pada kertas

saring, kemudian diinkubasi pada suhu kamar selama 3 x 24 jam, serta

diamati dengan mikroskop dengan perbesaran 10 x 10.

Page 3: Laporan Hukuman Mikdas- Kapang dan Khamir

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Teori Umum

Fungi (jamak) atau fungus (tunggal) adalah suatu organisme eukariotik

yang mempunyai ciri-ciri spesifik sebagai berikut (1:180) :

1. Mempunyai inti sel

2. Memproduksi spora

3. Tidak mempunyai klorofil sehingga tidak dapat melakukan fotosintesis

4. Dapat berkembang biak secara seksual maupun aseksual

5. Beberapa mempunyai bagian-bagian tubuh berbentuk filamen dengan

dinding sel yang mengandung selulosa atau khitin, atau keduanya.

Perbedaan utama antara organisme yang tergolong fungi, misalnya

antara kapang dan khamir, yaitu kapang adalah fungi yang mempunyai

filamen (miselium), sedangkan khamir merupakan fungi sel tunggal tanpa

filamen. Beberapa fungi disebut fungi dimorfik karena dapat tumbuh dalam

bentuk filamen seperti kapang, atau berbentuk sel tunggal seperti khamir

(1:180).

Fungi sebenarnya merupakan organisme yang menyerupai tanaman,

tetapi mempunyai beberapa perbedaan sebagai berikut (1:181) :

a. Tidak mempunyai klorofil

Page 4: Laporan Hukuman Mikdas- Kapang dan Khamir

b. Mempunyai dinding sel dengan komposisi berbeda

c. Berkembang biak dengan spora

d. Tidak mempunyai batang/cabang, akar, atau daun

e. Bersifat multiseluler tetapi tidak mempunyai pembagian fungsi masing-

masing bagian seperti pada tanaman

Fungi dapat bersifat parasit, yaitu memperoleh makanan dari benda

hidup, atau bersifat saprofit, yaitu memperoleh makanan dari benda mati.

Fungi yang bersifat saprofit obligat hanya dapat hidup pada benda mati,

tetapi tidak dapat hidup atau melakukan infeksi pada benda hidup. Kapang

semacam ini sering tumbuh pada makanan dan menyebabkan kerusakan

pada makanan. Fungi bersifat parasit/saprofit fakultatif dapat hidup pada

benda organik yang hidup maupun yang mati dan menyebabkan penyakit.

Fungi jarang yang bersifat parasit obligat, yaitu hanya dapat hidup pada

organisme (protoplasma) yang masih hidup (1:181).

Kapang adalah fungi multiseluler yang mempunyai filamen, dan

pertumbuhannya pada makanan mudah dilihat karena penampakannya yang

berserabut seperti kapas. Pertumbuhannya mula-mula akan berwarna putih,

tetapi jika spora telah timbul akan terbentuk berbagai warna tergantung dari

jenis kapang. Kapang terdiri dari suatu thallus (jamak = thalli) yang tersusun

dari filamen yang bercabang yang disebut hifa (tunggal = hypha, jamak =

Page 5: Laporan Hukuman Mikdas- Kapang dan Khamir

hyphae). Kumpulan dari hifa disebut miselium (tunggal = mycelium, jamak =

mycelia) (1:182).

Ada 3 macam morfologi hifa, yaitu (2;192) :

1. Aseptat (senosit). Hifa seperti ini tidak mempunyai dinding sekat atau

septum.

2. Septat dengan sel-sel nukleat. Sekat membagi hifa menjadi ruang-ruang

atau sel-sel berisi nukleus tunggal.

3. Septat dengan sel-sel multinukleat. Septum membagi hifa menjadi sel-sel

dengan lebih dari satu nukleus dalam satu ruang.

Sifat-sifat fisiologi kapang (1:195) :

1. Kebutuhan air

Kebutuhan kapang akan air lebih rendah jika dibandingkan dengan khamir

dan bakteri. Kadar air bahan pangan kurang dari 14-14%.

2. Suhu pertumbuhan

Kebanyakan kapang bersifat mesofilik, yaitu tumbuh baik pada suhu

kamar. Suhu optimum pertumbuhan untuk kebanyakan kapang adalah sekitar

25o-30°C, tetapi beberapa dapat tumbuh pada suhu 35o-37°C atau lebih

tinggi, misalnya Aspergillus. Beberapa kapang bersifat psikrotrofik, yaitu

dapat tumbuh baik pada suhu lemari es, dan beberapa bahkan masih dapat

tumbuh lambat pada suhu di bawah suhu pembekuan, misalnya suhu -5°C

Page 6: Laporan Hukuman Mikdas- Kapang dan Khamir

sampai 10°C. Beberapa kapang juga bersifat termofilik, yaitu dapat tumbuh

pada suhu tinggi.

4. Kebutuhan oksigen dan pH

Semua kapang bersifat aerobik, yaitu membutuhkan oksigen untuk

pertumbuhannya. Kebanyakan kapang dapat tumbuh pada kisaran pH yang

luas, yaitu pH 2-8,5 tetapi biasanya pertumbuhannya akan lebih baik pada

kondisi asam atau pH rendah.

5. Makanan

Kebanyakan kapang dapat tumbuh pada makanan-makanan yang

mengandung pati, pektin, protein, atau lipid.

Penyebaran jamur atau kapang dialam sangat luas, jamur terdapat

dalam tanah, pada buah-buahan, dalam air, air laut, bahan makanan,

sebagai saprofit dan ada yang bersifat parasit pada tanaman dan manusi.

Spora jamur berterbangan di udara, spora tersebut akan berkecambah

menjadi sel vegetatif, jika jatuh pada tempat yang memungkinkan untuk

hidup. Sedangkan jamur yang hidup di air mempunyai suatu alat

perkembangbiakan yang dapat aktif bergerak (3:28).

Khamir (yeast) adalah fungi bersel satu yang mikroskopik, beberapa

genera ada yang membentuk miselium dengan percabangan. Khamir

hidupnya sebagian ada yang saprofit dan ada beberapa yang parasitik (1:52).

Page 7: Laporan Hukuman Mikdas- Kapang dan Khamir

Sel khamir mempunyai ukuran yang bervariasi, yaitu dengan panjang

1-5 μm sampai 20-50 μm, dan lebar 1-10 μm. Khamir dapat melakukan

reproduksi atau perkembangbiakan dengan beberapa cara yaitu (1:236) :

a. Pertunasan

b. Pembelahan

c. Pembelahan tunas, yaitu kombinasi antara pertunasan dan pembelahan

d. Sporulasi atau pembentukan spora yang dapat dibedakan atas 2 macam

yaitu spora aseksual dan spora seksual

II.2 Uraian Bahan

1. Aquades (FI III : 96)

Nama resmi : Aqua destillata

Nama lain : Air suling, aquades

RM/BM : H2O / 18,02

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak

berasa

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Sebagai pelarut

2. Alkohol (FI III : 65)

Nama resmi : Aethanolum

Nama lain : Etanol, alkohol

Page 8: Laporan Hukuman Mikdas- Kapang dan Khamir

Pemerian : Cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap dan

mudah bergerak; bau khas, rasa panas. Mudah

terbakar dengan memberikan nyala biru yang tidak

berasap

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya, di

tempat sejuk, jauh dari nyala api

Kegunaan : Sebagai antiseptik

3. Asam tartrat (FI III : 53)

Nama resmi : Acidum tartaricum

Nama lain : Asam tartrat

RM/BM : C4H6O6 / 150,09

Pemerian : Hablur, tidak berwarna atau bening atau serbuk hablur

halus sampai granul, warna putih, tidak berbau, rasa

asam dan stabil di udara

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, mudah larut dalam

etanol

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Sebagai pemberi suasana asam

6. Gliserol 10% (FI III : 271)

Nama resmi : Glycerolum

Nama lain : Gliserol, Gliserin

RM/BM : C3H8O3 / 92,10

Page 9: Laporan Hukuman Mikdas- Kapang dan Khamir

Pemerian : Cairan seperti sirup, jernih, tidak berwarna, tidak

berbau, manis diikuti rasa hangat, higroskopik. Jika

dismpan beberapa lama pada suhu rendah dapat

memadat mebentuk massa hablur tidak berwarna yang

tidak melebur hingga suhu mencapai lebh kurang 20o

Kelarutan : Dapat campur dengan air, dan dengan etanol (95%),

praktis tidak larut dalam kloroform P dan dalam eter P

dan dalam minyak lemak

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Sebagai pemberi suasana lembab

7. Metilen Biru (6:554)

Nama resmi : Methylthionini chloridum

Nama lain : Metilen biru

RM / BM : C₁₆H₁₈CIN₃S.3H₂O / 373,90

Pemerian : Hablur atau serbuk hijau tua, berkilauan seperti

perunggu, tidak berbau atau praktis tidak berbau, stabil

di udara, larut dalam air dan dalam etanol. Berwarna

biru tua

Kelarutan : Larut dalam air dan dalam kloroform, agak sukar

dalam etanol

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Page 10: Laporan Hukuman Mikdas- Kapang dan Khamir

Kegunaan : Pemberi warna

8. Dextrosa (FI IV : 300)

Nama resmi : Dextrosa monohydrat

Nama lain : Gula jagung, dextrosa

RM/BM : C6H1206H2O / 198,17

Pemerian : Hablur, tidak berwarna, sel granul putih, serbuk hablur,

rasa manis, dan tidak berbau

Kelarutan : Mudah larut dalam air, sangat mudah larut dalam air

mendidih, sukar larut dalam etanol

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Sebagai komposisi medium

9. Kentang (Solanum tuberosum)

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Subkelas : Sympetalae

Ordo : Solanales

Famili : Solanaceae

Genus : Solanum

Spesies : Solanum tuberosum

Page 11: Laporan Hukuman Mikdas- Kapang dan Khamir

II.3 Uraian Mikroba

1. Saccharomyces cereviceae

Kingdom : Procaryotae

Divisi : Schizophyta

Class : Ascomycetes

Ordo : Pseudomonadales

Familia : Pseudomonadaceae

Genus : Saccharomyces

Spesies : Saccharomyces cereviceae

Morfologi : Termasuk dalam genus Saccharomyces. Termasuk khamir

dan dalam klasifikasi termasuk Ascomycetes

2. Candida albicans

Kingdom : Eucaryotae

Divisi : Eumycophyta

Class : Ascomycycetes

Ordo : Saccharomycetales

Famili : Cryptococcaceae

Genus : Candida

Spesies : Candida albicans

Morfologi : Terjadi pembentukan askus yang merupakan tempat

dihasilkannya askospora. Beberapa askomiset membentuk

Page 12: Laporan Hukuman Mikdas- Kapang dan Khamir

tubuh buah atau askokarp yang melindungi askus bersama

askosporanya. Khamir ini memperbanyak diri secara

aseksual dengan bertunas.

3. Aspergillus niger

Kingdom : Eucaryotae

Divisi : Eumycophyta

Class : Ascomycycetes

Ordo : Aspergillales

Famili : Aspergillaceae

Genus : Aspergillus

Spesies : Aspergillus niger

Morfologi : Kapang ini memiliki kepala konidium yang khas dan mudah

dibedakan. Bersifat saprofit. Koloni yang sudah

menghasilkan spora warnanya menjadi coklat kekuning-

kuningan, kehijau-hijauan atau kehitam-hitaman. Miselium

yang semula berwarna putih sudah tidak tampak lagi.

Page 13: Laporan Hukuman Mikdas- Kapang dan Khamir

BAB III

METODE KERJA

III.1 Alat dan Bahan

III.1.1 Alat

Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah erlenmeyer, jarum

preparat, kertas saring, lampu spiritus, mikroskop, objek glass dan deck

glass, ose bulat, pinset, spoit, dan tabung reaksi, batang V, botol semprot,

dan cawan petri steril.

III..1.2 Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah alkohol 70%,

aquades, asam tartrat, biakan jamur Saccharomyces cereviceae, gliserol

10%, kertas label, medium Potato Dextrosa Agar (PDA), metilen biru, tisu,

kertas saring, dan roti berjamur.

III.2 Cara Kerja

1. Metode makroskopik

a. Metode Gores

i. Dimasukkan medium Potato Dextrosa Agar (PDA) yang telah berisi

asam tartrat di dalamnya ke dalam cawan petri dan dibiarkan

memadat.

ii. Dipijarkan ose lurus di atas lampu spiritus lalu digoreskan ke biakan

jamur Saccharomyces cereviceae.

Page 14: Laporan Hukuman Mikdas- Kapang dan Khamir

iii. Digoreskan ose yang mengandung biakan jamur ke permukaan

medium secara zig-zag.

iv. Cawan petri diinkubasikan pada suhu 37o C selama 3 x 24 jam.

v. Diamati bentuk morfologinya dan digambar.

b. Metode tuang

i. Disuspensikan biakan jamur Saccharomyces cereviceae dengan

aquades steril.

ii. Diambil 1 ml suspensi jamur Saccharomyces cereviceae dengan

spoit dan dimasukkan ke dalam cawan petri lalu ditambahkan

medium Potato Dextrosa Agar (PDA) ± 10 ml yang telah ditambahkan

asam tartrat, lalu dihomogenkan.

iii. Diinkubasi selama 3 x 24 jam pada suhu 37o C.

iv. Diamati bentuk pertumbuhannya dan digambar.

2. Metode Mikroskopik

a. Secara tidak langsung (Slide culture)

i. Disiapkan cawan petri, kertas saring, batang V, objek glass, dan deck

glass lalu disterilkan.

ii. Diteteskan sebanyak 1 tetes medium Potato Dextrosa Agar (PDA)

dan asam tartrat ke atas objek glass, lalu diinokulasikan 1 ose biakan

jamur Saccharomyces cereviceae.

iii. Ditutup objek glass dengan deck glass.

Page 15: Laporan Hukuman Mikdas- Kapang dan Khamir

iv. Diteteskan gliserol 10% di kertas saring secara merata.

v. Ditutup cawan petri dan diinkubasi selama 3 X 24 jam pada suhu 37o

C.

vi. Diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran 10 X 10.

vii. Diamati bentuk pertumbuhannya dan digambar.

b. Mikroskopik secara langsung

i. Diambil jamur pada roti dengan menggunakan jarum preparat

kemudian diletakkan di atas objek glass.

ii. Ditambahkan metilen biru sebanyak 1 tetes.

iii. Preparat ditutup dengan deck glass.

iv. Diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran 10 X 10 dan

digambar bentuk morfologinya.

Page 16: Laporan Hukuman Mikdas- Kapang dan Khamir

BAB IV

HASIL PENGAMATAN

IV.1 Data Pengamatan

1. Secara Makroskopik

Klp SampelHasil Pengamatan

Bentuk Warna Eksudat Bau

1. Kelapa Kapas Hijau tua,

hitam,

putih,

orange,

krem

Sedikit Khas

2. - Kelapa

Aspergillus

niger

Kapas

Serabut,

butir

Kuning,

kuning

kehijau-

hijauan

Hitam

Ada

Sedikit

Khas

Khas

3. Tempe Berserabut

dan kapas

Krem - Khas

4. - Tempe Kapas dan

berserabut

Hijau tua,

orange,

kuning,

- Khas

Page 17: Laporan Hukuman Mikdas- Kapang dan Khamir

S.

cereviceae

Serabut

krem

Hijau tua,

titik orange,

krem

- Khas

5. - Roti

Aspergillus

niger

Kapas

Berserabut

Hijau,

kuning,

orange

Hitam,

kuning,

putih

-

-

≠ bau

Khas

6. - Roti

- S. cereviceae

Serabut

Bergerombol

Krem

Krem,

hitam,

kuning

-

Sedikit

-

Asam

Page 18: Laporan Hukuman Mikdas- Kapang dan Khamir

IV.2 Gambar Pengamatan

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Medium : Potato Dextrosa Agar

(PDA) + asam tartrat

Sampel : S. cereviceae

Metode : tuang

Medium : Potato Dextrosa Agar (PDA)

+ asam tartrat

Sampel : S. cereviceae

Metode : gores

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Sampel = Roti

Metode = Mikroskopik Langsung

Page 19: Laporan Hukuman Mikdas- Kapang dan Khamir

BAB V

PEMBAHASAN

Jamur pada umumnya adalah organisme yang berbentuk benang,

multiseluler, tidak berklorofil, dan belum mempunyai diferensiasi dalam

jaringannya. Sedangkan khamir adalah fungi bersel satu atau uniseluler, ada

beberapa di antaranya mempunyai miselium dengan percabangan. Khamir

hidupnya sebagian saprofit dan ada pula yang bersifat parasit.

Pada percobaan ini akan akan dilihat bentuk morfologi dari khamir

Saccharomyces cereviceae dan morfologi dari jamur pada roti yang telah

dibusukkan, melalui metode makroskopik dan mikroskopik meliputi

makroskopik langsung dan makroskopik tidak langsung.

1. Metode makroskopik

Metode ini dilakukan dengan 2 cara, yaitu dengan metode tuang dan

metode gores. Pada metode gores, terlebih dahulu dimasukkan medium

Potato Dextrosa Agar (PDA) yang sudah terdapat di dalamnya asam tartrat

ke dalam cawan, kemudian dibiarkan memadat lalu digoreskan biakan

Saccharomyces cereviceae dengan ose lurus.

Pada metode tuang, terlebih dahulu dibuat suspensi jamur, kemudian

dimasukkan ke dalam cawan lalu dimasukkan medium Potato Dextrosa Agar

(PDA) yang juga sudah terdapat di dalamnya asam tartrat. Panambahan

asam tartrat ini bertujuan untuk memberikan suasana asam dalam medium,

Page 20: Laporan Hukuman Mikdas- Kapang dan Khamir

sebab jamur tumbuh dengan baik pada suasana asam. Jamur dapat tumbuh

pada kisaran pH 2-8,5 tetapi akan tumbuh lebih baik pada kondisi asam atau

pH rendah. Kemudian cawan diinkubasi pada suhu 37o C selama 3 x 24 jam

lalu diadakan pengamatan.

Dari hasil pengamatan diperoleh koloni Saccharomyces cereviceae yang

berwarna krem, hitam, kuning, bentuknya bergerombol, sedikit eksudat, serta

berbau asam.

2. Metode Mikroskopik Tidak Langsung

Pada metode ini digunakan objek glass dan deck gelas, cawan petri,

kertas saring, dan batang V. Objek gelas berfungsi untuk menempatkan

medium dan suspensi khamir untuk nantinya diamati di bawah mikroskop dan

deck gelas untuk menutupi objek gelas. Batang V berfungsi sebagai

penyangga objek gelas.

Terlebih dahulu alat-alat tersebut disterilkan. Dibuat suspensi

Saccharomyces cereviceae, lalu medium Potato Dextrosa Agar (PDA) yang

sudah terdapat di dalamnya asam tartrat dipipet dan diteteskan pada kaca

objek kemudian diambil suspensi Saccharomyces cereviceae dengan ose

bulat dan dicampur bersama medium yang sudah terdapat di objek gelas.

Preparat lalu ditutup dengan deck gelas, kemudian kertas saring dalam

cawan dibasahi dengan gliserol 10%. Gliserol ini berfungsi untuk

melembabkan lingkungan dalam cawan sebab jamur tumbuh baik dalam

keadaan lembab. Kemudian cawan diinkubasikan selama 3 x 24 jam pada

Page 21: Laporan Hukuman Mikdas- Kapang dan Khamir

suhu 37o C. Lalu diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran 10x10. Dari

hasil pengamatan diperoleh koloni yang berbentuk serabut berwarna krem.

3. Metode Mikroskopik Langsung

Pada metode ini digunakan sampel roti yang telah dibusukkan.

Pembusukan ini dimaksudkan untuk memperoleh jamur dari roti tersebut

yang kemudian akan diamati morfologinya. Terlebih dahulu diambil jamur

pada roti tersebut lalu diletakkan di atas objek gelas, kemudian ditetesi

dengan metilen biru yang berfungsi untuk memberikan warna pada sel jamur

agar mudah diamati. Lalu preparat diamati di bawah mikroskop dengan

perbesaran 10 x 10.

Page 22: Laporan Hukuman Mikdas- Kapang dan Khamir

BAB VI

PENUTUP

VI.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Jamur pada sampel roti yang dibusukkan memiliki bentuk seperti serabut,

berwarna krem, dan tidak berbau.

2. Saccharomyces cereviceae yang diamati memiliki bentuk yang

bergerombol, berwarna krem, kuning, dan hitam, sedikit eksudat, dan

berbau asam.

VI.2 Saran

Sebaiknya mikroskop yang digunakan tidak hanya satu, agar praktikum

tidak memakan waktu lama dan praktikan tidak lama mengantri mikroskop.

Page 23: Laporan Hukuman Mikdas- Kapang dan Khamir

LAMPIRAN

1. Komposisi Medium

a. Nutrient Agar (NA)

Ekstrak beef 3 gram

Pepton 5 gram

Agar 5 gram

Aquades 1000 ml

b. Potato Dextrosa Agar (PDA)

Potato 200 gram

Dekstrosa 15 gram

Agar 15 gram

Aquades 1000 ml

Page 24: Laporan Hukuman Mikdas- Kapang dan Khamir

o

2. Skema Kerja

a. Makroskopik

cawan petri

PDA Asam tartrat

biakan/sampel

inkubasi 3 x 24 jam

amati

b. Mikroskopik langsung

sampel/ objek glassbiakan

tetesi metilen biru

tutup dengan deck glass

amati di mikroskop

o

Page 25: Laporan Hukuman Mikdas- Kapang dan Khamir

c. Mikroskopik tidak langsung

kertas saring batang V

cawan petri objek glass deck glass

sampel/biakan asam tartrat + PDA (tetes-tetes)

gliserol 10% (1 tetes)

inkubasi 3 x 24 jam

amati di bawah mikroskop

Page 26: Laporan Hukuman Mikdas- Kapang dan Khamir

DAFTAR PUSTAKA

1. Fardiaz, Srikandi. 1992. Mikrobiologi Pangan I. Jakarta : PT. Gramedia

Pustaka Utama

2. Pelczar, J.M dan Chan, E. C. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi I. Jakarta :

Universitas Indonesia

3. Djide M, Natsir dan Sartini. 1999. Mikrobiologi Farmasi. Makassar :

Universitas Hasanuddin

4. Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta : Departemen

Kesehatan RI

5. Dirjen POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta : Departemen

Kesehatan RI

Page 27: Laporan Hukuman Mikdas- Kapang dan Khamir

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM

MORFOLOGI KAPANG DAN KHAMIR

OLEH :

KELOMPOK 6

IDAR SUNANDAR

SYARIFAH RATNASARI PUTRI

ERWINDA DESRIANI A. RASAK

TIARA AYU PERMATA

DINI AYU ARIASTIWI B.

M. HUSBAN

NUR MUTMAINNA

PATRI JUNIPRI

GOLONGAN : SABTU PAGI

ASISTEN : SURYADI

MAKASSAR

2011