BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Praktek Laboratorium Mekanik merupakan Praktek dasar yang harus dilakukan dan dikuasai oleh setiap Mahasiswa yang akan menjadi seorang Ahli Mesin ( Mekanik ), baik secara perencana maupun sebagai pembuat. Karena itulah seorang Mahasiswa harus mampu menguasai jenis mesin mesin yang ada di Laboratorium Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya.
Praktek Laboratorium atau khususnya Praktek Roughness Test ( Uji Kekasaran ) misalnya, bertujuan untuk mengetahuhi kekasaran suatu benda / material setelah dilakukan / diproses melalui mesin mesin konvensional dan nilai kekasarannya tidak mutlak.
Dengan kata lain, Laporan ini mencoba menuangkan / memberikan standar standar pengerjaan / pengujian, cara menganalisa data dan mampu meneliti setiap benda / material yang akan diuji. Sebagai penunjang, Mahasiswa dituntut untuk mampu mempunyai keahlian dalam pembuatan Langkah Kerja / Percobaan sebelum melakukan proses pengujian pada benda / material maupun pada Mesin yang akan digunakan. Sehingga terhindar dari hal hal yang tidak di inginkan.
1.2 Tujuan Pengujian
Roughness Test atau Uji Kekasaran mempunyai tujuan pengujian, yaitu:1. Agar Mahasisiwa mengetahui cara kerja dan kegunaan ROUGHNESS TEST2. Agar Mahasisiwa dapat menggunakan alat ROUGHNESS TEST3. Untuk melatih Mahasiswa agar bekerja dengan teliti dan sabar
4. Agar Mahasisiwa dapat mengetahui cara menghitung nilai kekasaran benda kerja
5. Agar Mahasisiwa dapat membaca gambar atau symbol kekasaran suatu bendakerja
6. Untuk mengetahui nilai kekasaran benda kerja
7.Untuk nilai range kekasaran benda kerja
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Teori DasarAlat yang digunakan dalam pengujian kekasaran adalah ROUGHNESS TESTBagian bagian Roughness Test :
1. Power Drive
2. Universal Joint & Pin
3. Connecting Cord
4.Amplyer Meter
5.Detector
6.Kabel Penghubung
Bahan yang diuji dalam pengujian kekasaran adalaah Logam Ferro dan Non Ferro. Contoh Logam Ferro dan Non Ferro adalah sebagai berikut:Logam Ferro
Logam Non Ferro
- Baja- Kuningan - dll- dll Penyebab Kekasaran PermukaanPermukaan yang dikerjakan sedikit banyak akan selalu menyimpang dari yang ideal. Hal ini terutama dapat memperlihatkan penyimpangan penyimpangan yang terjadi karena pembengkokan pada waktu pengerjaan atau permukaan itu dapat bergelombang karena pengerjaan dengan sebuah frais yang berputar tidak tepat. Penyimpangan penyimpangan ini umpamanya terjadi karena kesalahan kesalahan yang dibuat mesin mesin yang sudah tua.
Kekasaran permukaaan yang dimaksud disebabkan oleh dalamnya alur alur pengerjaan. Yang terjadi oleh bentuk perkakas sayatan dan ingsutan. Selain disebabkan oleh bahan perkakas sayat, juga tergantung dari sudut sayat, kecepatan sayat, bentuk serpih pelumas dan pendingin.
Kekasaran permukaan sangat penting untuk suku suku bagian yang bergerak dengan toleransi yang kecil dan tekanan tekanan bidang yang tinggi. Juga hambatan terhadap korosi dan kekuatan tarik sangat dipengaruhi oleh kekasaran permukaan.
Gambar: Bentuk Kekasaran PermukaanKekasaran permukaan dapat dinyatakan dengan berbagai cara. Yang paling sederhana ialah untuk menganggap jarak antara puncak tertinggi dan lembah terdalam sebagai ukuran dari kekasaran permukaan. Cara ini mempunyai kerugian, bahwa kalau terdapat goresan yang dalam memberikan gambaran yang tidak baik dari kekasaran permukaan.
Kekesaran permukaan dapat ditentukan dengan berbagai cara, yakni ada Metode Ukur dan Metode Perbandingan Secara Optis. Sistem dari Prof. Shmaltz. adalah salah satu yang paling terkenal. Yaitu dibuat penampang optis dari permukaan itu dengan kelompok cahaya miring. Dengan sebuah microskop yang ditempatkan tegak lurus terhadap kelompok cahaya, kemudian profil permukaan dapat diamati.
Tetapi satu kerugian yaitu tinggi profil yang diamati hanya sedikit lebih tinggi dari profil yang sebenarnya dan bahwa profil itu pendek.
Metode lainnya kekasaran itu diukur dengan bantuan sebuah jarum yang tajam (radius pembuatan r - 2 sampai 30). Garakan jarum itu meluncur diatas permukaan atau meraba titik demi titik pada jarak 2,5 sampai 10. Gerakan jarum dicatat dengan pembesaran yang kuat ( sampai 50.000 kali ) secara optis, elektris atau mekanis.
Alat alat ukur ini sangat peka dan cocok dipakai diruangan ruangan ukur. Perbedaan-perbedaan kekasaran permukaan dapat dilihat dengan mata telanjang atau dengan kaca pembesar, dengan menggaruk atau merabanya.Penunjukan konfigurasi permukaan mencakup kekasaran permukaan, arah bekas pengerjaan, diperlukan untuk menjamin mutu bagian bagian misalnya suaian atau ketahanan, maupun tampak dari bagian bagian. Maksud dari perancang terhadap konfigurasi permukaan garis dinyatakan dalam gambar dengan cara cara yang telah ditentukan oleh Satuan Internasional.
Ada tiga cara yang sering digunakan untuk menghitung kekasaran permukaan yaitu dengan:
1. Penyimpangan Rata Rata Aritmatik dari Garis Rata Rata Profil ( Ra )
Ialah harga rata-rata dari ordinat ordinat profil efektif garis rata ratanya.
Tabel Harga Kekasaran PermukaanN
Ra0123456789101112
m0,120,0250,050,10,20,40,81,63,26,312,52550
inh0,51248163263125250500dstdst
Gambar: Penyimpangan Rata Rata Ritmatik Ra Dari Garis Rata Rata Profil2. Ketidakrataan Ketinggian Sepuluh Titik Rz
Adalah jarak rata rata antara lima puncak tertinggi dan lima lembah terdalam antara panjang. Contoh yang diukur garis sejajar dengan garis rata rata dan tidak memotong garis tersebut.
3. Ketidakrataan Ketinggian Maximum Rmax
Adalah jarak antar kedua garis sejajar dengan garis rata rata, dan menyinggung profil pada titik tertinggi dan terendah abtar panjang, contoh
Lambang Dan Tulisan Untuk Menunjukan Konfigurasi Pada Gambar1. Lambang Yang Digunakan Untuk Menunjukkan Konfigurasi Permukaan
Lambang dasar terdiri dari dua kaki yang tidak sama panjangnya dan membuat sudut kira kira 60 dengan puncak menunjukkan permukaan yang diperhatikan. Lambang ini merupakan lambang dasar, tetapi demikian saja tidak mempunyai arti.
Diperlukan membuang bahan dengan mesin pada lambang dasar ditambah garis. Jika tidak diperkenankan membuang bahan, pada lambang dasarnya ditambah lingkaran. Fungsi lambang pada gambar adalah menyatakan bahwa suatu permukaan harus berada pada keadaan hasil pengerjaan sebelumnya. Keadaan seperti ini dapat berupa hasil pembuangan bahan atau tidak.
Gambar: Lambang Dasar Gambar: Lambang Permukaan Gambar: Lambang Permukaan
Konfigurasi Permukaan Yang Dimesin Yang Bahannya Tidak Boleh
Dibuang2. Penunjukkan Konfigurasi Permukaan Khusus
Dalam keadaan tertentu, untuk alasan fungsional, mungkin diperlukan memperinci persyaratan tambahan khusus untuk konfigurasi permukaan. Jika diperlukan suatu cara produksi khusus, penjelasan tambahannya dapat diperinci pada perpanjangan kaki sudut yang lebih panjang dari lambang. lihat contoh
Gambar: Penunjukan Batas Batas
Gambar : Penunjukan Cara Produksi
Maksimum dan Minimum dan Kekerasan Permukaan 3. Lambang Menyatakan Arah Bekas Pengerjaan
Arah bekas pengerjaaan adalah arah pola permukaan yang dominan, yang ditentukan oleh cara pengerjaan yang digunakan.
Gambar: Penunjukan Arah Bekas Pengerjaan4. Menyatakan Kelonggaran Permesinan
Jika harga kelonggaran permesinan diperinci, maka hal ini harus dijelaskan disebelah kiri lambang. Harus dinyatakan dengan mm .
Gambar: Penunjukan Kelonggaran Permesinan5. Posisi Perinci Konfigurasi Permukaan Pada Lambang
Spesifikasi konfigurasi permukaan harus ditempatkan pada lambang seperti gambar berikut:
Gambar: Posisi Keterangan Keterangan Permukaan Pada Lambang Langkah Kerja
1. Setting alat Roughness Test
- Pasang Detector pada Universal Joint, kemudian atur ketinggian Detector sesuai dengan ketinggian benda kerja dan pastikan Jarum tegak lurus dengan benda kerja
2.- Atur langkah Detector
- Perhatikan permukaan benda kerja dikerjakan dengan permesinan apa, kemudian lihat Table untuk menentukan Cut-Off dan atur kecepatan yang paling lambat.3.- Atur Range yang sesuai agar mudah dibaca
- Hidupkan alat Roughness Test untuk menguji kekasaran permukaan benda kerja4.- Catat hasil pengujian
- Lakukan pengujian hingga sampai kebagian 4 dari permukaan. Pengujian yang sama seperti langkah sebelumnya.5.- Untuk menentukan Rt,tekan tombol Rt kemudian Reset untuk mengembalikan ke
nol.
Lakukan pengukuran dengan menjalankan Detector sambil menekan tombol Measure, sampai ujung 1, angka tertinggi merupakan Ra.6.- Matikan alat jika selesai
- Analisa data untuk mendapatkan nilai kekasaran permukaan dengan melihat Table Ra. Data Percobaan 1No. Percobaan
: 1
Bahan / Proses
: Aluminium / Bubut
Cut-Off
: 0,8
Kecepatan Detector : 2 mm / Sec.
Panjang Uji ( )
: 20 mm
Range
: 3 mNo.Lokasi Uji
Posisi ()1234
RaRtRaRtRaRtRaRt
1.01,31,351,451,3
2.11,41,21,431,2
3.21,251,41,351,3
4.31,31,41,31,2
5.41,71,751,351,6
6.51,61,81,61,5
7.61,81,81,81,75
8.71,51,92,51,9
9.81,52,02,62,0
10.91,8172,0222,5201,919,7
11.101,42,02,32,3
12.111,31,32,12,0
13.121,271,322,01,33
14.131,31,351,321,31
15.141,451,751,81,5
16.151,451,81,41,42
17.161,81,91,41,75
18.171,71,81,51,4
19.181,61,751,41,6
20.191,61,41,41,75
21.201,81,281,51,5
Jumlah33,4234,253633,51
Rata rata1,5911,6301,7141,595
Analisa Data
1. Hitung angka kekasaran rata rata sementara
Ra1 = 1.247Ra2 = 1.400Ra3 = 1.403Ra4 = 1.445Ra5 = 1.450Ra6 = 1.453Ra7 = 1.466
Ra8 = 1.468Ra9 = 1.566
Ra10 = 1.584
2. Hitung Uji Dixonn =10
D Tabel =0.530
Di Hitung Data Terendah =D8-12 =
QUOTE
D i=Di Hitung Data Tertinggi =D8-12 =3. Hitung angka Kekasaran rata rata.
Ra = 14.48 : 10 =1.448
4. Hitung Interval Kekasaran
Mencari Z/2Tingkat Ketelitian = 95%
100 = 95%
= 5%
/2 = 2,5%
A = 50% - 2,5% = 47,5%
Z /2 = 1,9 + 0,06 = 1,96
= 0,475
Data Percobaan 2No. Percobaan
: 2Bahan / Proses
: ST 37 / Grinding
Cut-Off
: 0,8
Kecepatan Detector : 2 mm / Sec.
Panjang Uji ( )
: 20 mm
Range
: 3 mNo.Lokasi Uji
Posisi ()1234
RaRtRaRtRaRtRaRt
1.00,60,90,90,6
2.10,90,40,70,7
3.20,60,50,80,6
4.31,00,50,90,7
5.40,60,50,80,9
6.51,10,60,80,6
7.60,80,70,70,7
8.70,80,80,70,7
9.80,91,00,750,7
10.90,95170,9100,770,88
11.101,00,820,60,6
12.110,80,60,650,7
13.121,11,250,70,7
14.130,91,40,60,7
15.140,851,60,80,7
16.150,81,00,80,72
17.160,91,10,70,6
18.170,80,80,60,8
19.180,60,60,80,9
20.190,90,750,80,95
21.200,70,50,70,6
Jumlah17,617,2215,514,97
Rata rata0,8380,8200,7380,712
Analisa Data
1. Hitung angka kekasaran rata rata sementara
Ra1 = 0,838
Ra2 = 0,820
Ra3 = 0,738
Ra4 = 0,712
2. Hitung angka Kekasaran rata rata.
= 0,779
3. Hitung Interval Kekasaran
Mencari Z/2Tingkat Ketelitian = 95%
100 = 95%
= 5%
/2 = 2,5%
A = 50% - 2,5% = 47,5%
Z /2 = 1,9 + 0,06 = 1,96
= 0,475
Data Percobaan 3No. Percobaan
: 3Bahan / Proses
: Aluminium / Bubut
Cut-Off
: 2,5Kecepatan Detector : 0,5 mm / Sec.
Panjang Uji ( )
: 12,5 mm
Range
: AutomatisAnalisa Data
1. Hitung angka kekasaran rata rata sementara
Ra1 = 2.0
Rt1 = 14,88
Ra2 = 1,95
Rt2 = 16,88
Ra3 = 2,13
Rt3 = 24,41
Ra4 = 2,05
Rt4 = 14,93
2. Hitung angka Kekasaran rata rata.
= 2,03
3. Hitung Interval Kekasaran
Mencari Z/2Tingkat Ketelitian = 95%
100 = 95%
= 5%
/2 = 2,5%
A = 50% - 2,5% = 47,5%
Z /2 = 1,9 + 0,06 = 1,96
= 0,475
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Permukaan benda kerja yang dikerjakan dengan mesin shaping dengan batas kekasaran N8 diukur tegak lurus terhadap permukaan sayatan. Permukaan benda kerja dikerjakan dengan mesin miling dengan batas kekasaran N5 diukur radius ( kurang lebih bulat relative ) terhadap permukaan sayatan. Permukaan benda kerja dikerjakan dengan mesin grinding dengan batas kekerasan N6 diukur sejajar terhadap permukaan sayatanHmaks
l
Difres
a1
a2
a
5
b
a
e
d
c (f)
10
10
3
2
1
Ra
Ra
Ra
Ra
Ra
Ra
N
Z
Ra
Ra
N
Z
Ra
2
/
2
/
21
4784
,
0
96
,
1
632
,
1
21
4784
,
0
96
,
1
632
,
1
Ra
1043
,
0
96
,
1
632
,
1
1043
,
0
96
,
1
632
,
1
Ra
8364
,
1
4275
,
1
Ra
N
Ra
N
Ra
1
21
632
,
1
1
21
632
,
1
643
,
0
356
,
0
228908
,
0
4784
,
0
4
4
3
2
1
Ra
Ra
Ra
Ra
Ra
Ra
4
712
,
0
738
,
0
820
,
0
838
,
0
Ra
4
117
,
3
Ra
N
Z
Ra
Ra
N
Z
Ra
2
/
2
/
21
3736
,
0
96
,
1
779
,
0
21
3736
,
0
96
,
1
779
,
0
Ra
9387
,
0
6192
,
0
Ra
0815
,
0
96
,
1
779
,
0
0815
,
0
96
,
1
779
,
0
Ra
N
Ra
N
Ra
1
21
779
,
0
1
21
779
,
0
831
,
0
168
,
0
139608
,
0
3736
,
0
4
4
3
2
1
Ra
Ra
Ra
Ra
Ra
Ra
4
05
,
2
13
,
2
95
,
1
0
,
2
Ra
4
13
,
8
Ra
N
Z
Ra
Ra
N
Z
Ra
2
/
2
/
5
,
13
496
,
0
96
,
1
03
,
2
5
,
13
496
,
0
96
,
1
03
,
2
Ra
135
,
0
96
,
1
03
,
2
135
,
0
96
,
1
03
,
2
Ra
2946
,
2
7654
,
1
Ra
N
Ra
N
Ra
1
5
,
13
03
,
2
1
5
,
13
03
,
2
447
,
0
552
,
0
496
,
0
246744
,
0
PAGE 9
Top Related