Download - LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH BERSAING

Transcript
Page 1: LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH BERSAING

LAPORAN HASIL PENELITIAN

HIBAH BERSAING

PENGEMBANGAN MODEL STRATEGI GENERIK PORTER UNTUK

UMKM DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)

(Studi Kasus: Pada UMKM Di Kabupaten Deli Serdang)

Tahun ke 1dari rencana 3 tahun

TIM PENGUSUL

JULITA, S.E, M.Si (NIDN 0130067402)

DEWILINA,S.E,MM (NIDN 0029015601)

DiDanai Oleh:

DIPA Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Nomor DIPA:

023.04.1.673453/2015, tanggal 14 Nopember 2014

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

NOPEMBER 2015

Kode/Nama Rumpun Ilmu: 571/MANAJEMEN

Page 2: LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH BERSAING

1

Page 3: LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH BERSAING

2

PRAKATA

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan

karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan penelitian ini yang berjudul "

Pengembangan Model Strategi Generik Porter Untuk Umkm Dalam Menghadapi

Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) (Studi Kasus: Pada UMKM Di Kabupaten Deli

Serdang). Salawat dan salam disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah

memberi risalah yang benar sebagai pedoman bagi umatnya agar memperoleh

keselamatan di dunia dan akhirat.

Penelitian ini diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Dalam

kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya serta

ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada :

1. Bapak Rektor dan Wakil Rektor Universitas Muhamaddiyah Sumatera Utara

yang telah memberikan kesempatan dan dukungan moril maupun material

sehingga penelitian ini dapat terlaksana dengan baik.

2. Bapak Dekan dan Pembantu Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Muhamaddiyah Sumatera Utara yang telah memberikan kesempatan dan

dukungan moril maupun material sehingga penelitian ini dapat terlaksana

dengan baik.

3. Pimpinan Direktorat Pendidikan Tinggi (DIKTI) Republik Indonesia yang telah

memberikan kesempatan kepada peneliti dan bantuan secara materi sehingga

penelitian ini dapat terlaksana dengan baik.

4. Ketua Lembaga Penelitian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara yang

telah memberikan dukungan untuk penelitian ini

5. Seluruh keluarga besar yang banyak membantu dalam memberikan motivasi

sehingga penelitian ini dapat selesai dengan baik.

Penulis juga menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penulisan

tesis ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif dari semua pihak diharapkan

untuk penyempurnaan penelitian ini. Semoga penelitian ini bermanfaat bagi penulis

Page 4: LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH BERSAING

3

dan berbagai pihak yang berkecimpung dalam bidang akuntansi baik teoritis maupun

praktis.

Akhirnya dengan kerendahan hati, penulis memohon kepada Illahi semoga

amal baik dan amal soleh Bapak-bapak dan Ibu-ibu, keluarga serta rekan-rekan yang

telah membantu dalam penyelesaian studi ini diterima oleh Allah SWT, Amien.

Medan 20 Nopember 2015.

Tim Peneliti

Page 5: LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH BERSAING

4

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………..

PRAKATA………………………………………………………………......

DAFTAR ISI………………………………………………………………...

DAFTAR TABEL……………………………………………………………

DAFTAR GAMBAR.......................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………

RINGKASAN…………………………………………………………….......

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian………………………………………...

1.2 Rumusan Masalah…………………………………………….......

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)………….

2.2. Perkembangan UMKM………………………………………….

2.3. Perencanaan Stratejik……………………………………………

2.4. Keunggulan Bersaing……………………………………………

2.5. Strategi Generik Porter…………………………………………..

2.6. Five Forces Porter………………………………………………

2.7. RoadMap Penelitian……………………………………………..

BAB III TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

3.1 Tujuan Penelitian…………………………………………………

3.2 Manfaat Penelitian………………………………………………..

BAB VI METODE PENELITIAN

4.1 Tempat dan Waktu Penelitian…………………………………….

4.2 Metode Penelitian………………………………………………...

4.3 Diagram Fishbone………………………………………………..

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian…………………………………………………...

5.1.1 Gambaran Umum Responden………………………………

5.1.2 Demografi Responden……………………………………...

5.1.3 Pengujian Kualitas Data……………………………………

5.1.4 Analisis Deskriptif………………………………………….

5.2 Pembahasan……………………………………………………...

BAB VI RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA……………………………..

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan……………………………………………………...

7.2 Saran……………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………...

LAMPIRAN………………………………………………………………….

1

2

4

5

6

7

8

9

12

13

14

15

17

17

22

24

25

25

27

27

28

29

29

31

35

36

31

44

46

46

48

50

Page 6: LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH BERSAING

5

DAFTAR TABEL

Tabel. 1

Tabel. 2

Tabel. 3

Tabel. 4

Tabel 5

Tabel 6

Tabel 7

Tabel 8

Tabel 9

Nama UMKM yang menjadi Responden…………….......................

Responden Menurut Usia…………………………………………...

Responden Menurut Jenis Kelamin………………………................

Responden Menurut Pendidikan Terakhir…………………………..

Responden Menurut Lama Menjalankan Usaha………………….....

Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Variabel Penelitian…

Pedomen Kategorisasi Rata-rata Skor Tanggapan Responden……...

Rekapitulasi Skor dan Distribusi Tanggapan Berdasarkan Indikator

Five Force Porter Analysis…………………………………………..

Rekapitulasi Skor dan Distribusi Tanggapan Berdasarkan Indikator

Kemampuan Inovasi & Teknologi, serta Keterlibatan Pemerintah…..

29

32

33

33

34

35

36

37

39

Page 7: LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH BERSAING

6

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1

Gambar 2

Gambar 3

Gambar 4

Gambar 5

Porter Generic Strategic…………………………………….....

Five Forces Porter’s……………………………………………

Roadmap Penelitian……………………………………………

FishBone Diagram……………………………………………..

Tahapan Penelitian……………………………………………..

18

23

24

28

45

Page 8: LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH BERSAING

7

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

Lampiran 2

Lampiran 3

Kuesioner Penelitian…………………………………………

Biodata Tim Peneliti…………………………………………

Artikel Ilmiah……………………………………………….

51

56

62

Page 9: LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH BERSAING

8

RINGKASAN

Dalam waktu satu tahun lagi kita akan memasuki babak baru dengan mitra

negara-negara tetangga, khususnya anggota Asean, yaitu mulai berlakunya Masyarakat

Ekonomi Asean (MEA) atau Asean Economic Community pada 31 Desember 2015.

Salah satu pilar utama MEA adalah aliran bebas barang, yaitu pada 2015 perdagangan

barang di kawasan Asean dilakukan secara bebas tanpa mengalami hambatan, baik tarif

maupun nontarif. MEA menerapkan skema Common Effective Preferential Tariff

(CEPT) yang sebelumnya sudah diterapkan saat Asean Free Trade Area (AFTA), yaitu

penurunan tarif dilakukan secara bertahap untuk jenis barang tertentu yang dilakukan

dalam rentang waktu yang telah disepakati bersama.

Penelitian ini bertujuan untuk mencari permasalahan yang sering menghambat

pengembangan UMKM di Kabupaten Deli Serdang dalam keunggulan bersaing

terutama dalam menghadapi MEA, untuk itu diperlukan adanya suatu strategi dalam

menciptakan keunggulan bersaing di era MEA. Banyak strategi dalam menciptakan

keunggulan bersaing dan salah satunya strategi generik Porter. Strategi ini memberikan

keberhasilan di perusahaan sehingga peneliti ingin mengadopsi strategi generik Porter

bagi UMKM khususnya di Kabupaten Deli Serdang. Objek dalam penelitian ini adalah

pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM) yang ada di Kabupaten Deli Serdang.

Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dan Wawancara/interview

terstruktur dan teknik analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa saat ini para UMKM masih belum

menggunakan strategi genirik porter, namun masih konvensional. Hal ini dapat dilihat

melalui indikator five forces porter yang meliputi persaingan antar perusahaan sejenis,

ancaman pendatang baru, ancaman produk pengganti, kekuatan tawar menawar

pembeli dan kekuatan tawar menawar pemasok masih termasuk dalam kategori cukup

atau sedang, hal ini menunjukkan terdapatnya kendala atau permasalahan yang

dihadapi UMKM di Kabupaten Deli Serdang. Disamping indikator five forces porter,

penambahan indikator pendukung berupa kemampuan inovasi dan teknologi serta

perhatian pemerintah juga masuk dalam kategori cukup atau sedang, hal ini

menunjukkan bahwa indikator pendukung juga masih menghadapi kendala atau

permasalahan

Keywords: UMKM, Strategi generik Porter, Keunggulan bersaing, MEA

Page 10: LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH BERSAING

9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah atau yang sering disebut dengan UMKM

tersebut turut aktif dalam kegiatan investasi guna mendorong sektor produktif.

Setidaknya terdapat tiga indikator yang menunjukkan peran penting UMKM dalam

perekonomian. Pertama, jumlah usahanya yang banyak dan ada dalam setiap sektor

ekonomi. Data BPS tahun 2008 mencatat bahwa jumlah UMKM mencapai 99,99% dari

total unit usaha di Indonesia. Kedua,UMKM mempunyai potensi besar dalam

penyerapan tenaga kerja. Sektor UMKM menyerap 97,3% dari total angkatan kerja

yang bekerja. Dari setiap rupiah investasi di UMKM dapat menciptakan lebih banyak

tenaga kerja dibandingkan dengan investasi yang sama di usaha besar. Ketiga, UMKM

memberikan kontribusi yang besar terhadap pendapatan nasional. UMKM mampu

menyumbang 53,6% dari total Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, Bank

Indonesia (2009).

Dalam waktu satu tahun lagi kita akan memasuki babak baru dengan mitra

negara-negara tetangga, khususnya anggota Asean, yaitu mulai berlakunya Masyarakat

Ekonomi Asean (MEA) atau Asean Economic Community pada 31 Desember 2015.

Salah satu pilar utama MEA adalah aliran bebas barang, yaitu pada 2015 perdagangan

barang di kawasan Asean dilakukan secara bebas tanpa mengalami hambatan, baik tarif

maupun nontarif. MEA menerapkan skema Common Effective Preferential Tariff

(CEPT) yang sebelumnya sudah diterapkan saat Asean Free Trade Area (AFTA), yaitu

penurunan tarif dilakukan secara bertahap untuk jenis barang tertentu yang dilakukan

dalam rentang waktu yang telah disepakati bersama.

Keberadaan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 ini memberi tantangan

tersendiri bagi Indonesia, yaitu dalam hal : (1) indeks daya saing, hal ini karena Indeks

Daya Saing Global 2012-2013 Indonesia berada pada peringkat 50 dari 144 negara,

dibandingkan dengan negara-negara ASEAN, peringkat tersebut turun dari sebelumnya

Page 11: LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH BERSAING

10

peringkat 46 (2011-2012). Singapura menempati peringkat ke-2, Malaysia peringkat

ke-25, Thailand peringkat ke-38, Filipina peringkat ke-65, dan Vietnam peringkat ke-

75. Indeks daya saing Indonesia di tingkat global masih mengelompokkan Indonesia

dalam perekonomian berbasis efisiensi, di tengah ASEAN yang sudah berbasis inovasi

(Singapura), menuju inovasi (Malaysia), yang masih berbasis faktor produksi atau

sumber kekayaan alam (Filipina, Vietnam, Kamboja, Laos, Myanmar), (2) Indeks

inovasi global, hal ini karena posisi Indonesia termasuk rata-rata di antara sembilan

negara ASEAN lainnya. Berdasarkan kedua hal tersebut maka diperlukan kesiapan

UMKM Indonesia menghadapi MEA 2015 dan prospeknya terhadap ketahanan

nasional Indonesia.

Menurut pendapat I Wayan Dipta (2013) Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya

UKM menyampaikan apabila Indonesia tidak mendorong daya saing dan nilai tambah

atas barang/produk yang diproduksi, maka Indonesia dapat kehilangan perannya di

kawasan dan menjadi objek kemajuan pembangunan di kawasan tanpa memperoleh

keutungan yang maksimal. Oleh karena itu, program kebijakan penguatan daya saing

telah mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah, antara lain penguatan UKM

nasional. Hal tersebut penting untuk memfasilitasi UMKM nasional yang berdaya

saing tinggi, inovatif, dan kreatif, serta mampu melakukan perluasan pasar dari

Komunitas Ekonomi ASEAN.

Setiap organisasi tentu memiliki perencanaan, dan bagi lingkup perusahaan kita

mengenal istilah perencanaan stratejik, dimana perencanaan stratejik ini dapat

membantu kita mengevaluasi secara berkala untuk mencapai tujuan, membantu

perusahaan untuk maju dan berkembang, memperbesar pangsa pasar di tengah

persaingan usaha yang semakin tajam (Allison &Kaye, 2005). Salah satu kunci

keberhasilan dari perencanaan stratejik adalah pada pemilihan pasar dan penentuan

bagaimana berkompetisi di tengah persaingan yang ada (Hooley,Moller &

Broderick,1998). Letak dari persaingan adalah diferensiasi produk dan jasa dalam

pasar yang terpilih bagi para pesaing mereka. Mengacu pada ide Porter (1980)

mengenai keunggulan bersaing dapat dicapai melalui bermacam strategi salah satunya

dengan strategi bisnis baik itu cost leadership, differentiation maupun focus.

Page 12: LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH BERSAING

11

Penelitian mengenai pengembangan model strategi generik Porter sudah

banyak dilakukan antara lain: Dimas Bayu Respati (2008) yang meneliti tentang

hubungan antara dinamisme lingkungan dan struktur perusahaan kecil, strategi dan

kinerja, yang menyimpulkan bahwa dinamisme lingkungan mempengaruhi strategi

yang dipilih oleh perusahaan kecil dan memoderasi hubungan antara struktur

organisasi, strategic posture dan kinerja perusahaan. Sejalan dengan penelitian di atas,

Berry Albert, et al (2001) telah melakukan penelitian tentang dinamika UMKM di

Indonesia sebelum dan sesudah krisis, dan menemukan bahwa produktivitas UMKM

meningkat secara substansial pada level tidak jauh dengan perusahaan yang lebih besar,

disamping itu ditemukan pula bahwa UMKM lebih tahan menghadapi krisis daripada

perusahaan besar, selanjutnya dijelaskan bahwa UMKM mampu lebih cepat dan

fleksibel merespon persoalan yang secara tiba-tiba terjadi. Selanjutnya hasilp enelitian

dari Alan Hankinson (2000) yang menyatakann bahwa salah satu kunci sukses bisnis

perusahaan kecil/ UMKM adalah faktor internal perusahaan melalui strategi bisnis

perusahaan Dinda Estika Asmarani (2006) dengan hasil penelitian bahwa keunggulan

bersaing akan tercipta bila kinerja perusahaan baik dimana kinerja perusahaan ini

dipengaruhi oleh perencanaan stratejik.

Penelitian ini akan dilakukan di Kabupaten Deli Serdang dengan alasan bahwa

Kabupaten Deli Serdang merupakan wilayah di Sumatera Utara yang memiliki luas

daerah, selain itu terdapat permasalahan yang sering menghambat pengembangan

UMKM di Kabupaten Deli Serdang adalah lemahnya faktor institusional dan

individual, yang mencakup: kemampuan menemukan peluang usaha, budaya

kewirausahaan, kepemimpinan kewirausahaan, ketersediaan pasar, tingkat pendidikan,

ketersediaan teknologi informasi dan komunikasi, dan kemampuan berinovasi. Untuk

itu diperlukan suatu upaya dalam meningkatan pertumbuhan UMKM dengan

menggunakan strategi bersaing, terutama dalam menghadapi MEA.

Page 13: LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH BERSAING

12

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian maka yang menjadi rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah permasalahan yang dihadapi UMKM dalam menciptakan keunggulan

bersaing dalam rangka menghadapi MEA.

2. Apakah strategi yang digunakan oleh UMKM dalam menciptakan keunggulan

bersaing.

Page 14: LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH BERSAING

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

Sebagian besar dari jumlah UMKM di Indonesia terdapat di perdesaan sehingga

diharapkan dapat menjadi penggerak pembangunan ekonomi perdesaan untuk

menanggulangi kemiskinan dan mengurangi kesenjangan pembangunan antara

perkotaan dan perdesaan. Selain itu, UMKM berperan penting dalam menyerap

kelebihan tenaga kerja di perdesaan karena bersifat padat karya. Oleh karena itu,

kemajuan pembangunan ekonomi perdesaan sangat ditentukan oleh kemajuan

pembangunan UMKM. Pemberdayaan UMKM dalam konteks pembangunan ekonomi

kerakyatan tidak terlepas dari peran semua pihak baik pengusaha, pendamping

(fasilitator), pemerintah dan lembaga keuangan (Adi, 2007). Sebagian besar pengusaha

mikro di Indonesia berusaha karena ingin memperoleh perbaikan penghasilan bukan

karena peluang bisnis dan pangsa pasar

yang besar. Hal ini karena tidak adanya kesempatan berkarier di bidang lain.

Definisi UMKM diatur dalam UU No 20 Tahun 2008 tentang UMKM

menggunakan kriteria nilai kekayaan atau aset bersih tanpa tanah dan hasil penjualan

tahunan. Berdasarkan kriteria tersebut, usaha mikro merupakan unit usaha yang

memiliki nilai aset paling banyak Rp 50 juta atau dengan hasil penjualan tahunan paling

besar Rp 300 juta. Usaha kecil dengan nilai aset lebih dari Rp 50 juta sampai dengan

Rp 500 juta atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300 juta hingga Rp

2,5 miliar. Sedangkan usaha menengah adalah unit usaha dengan nilai aset bersih lebih

dari Rp 500 juta hingga Rp 10 miliar atau memiliki hasil penjualan tahunan diatas Rp

2,5 miliar hingga Rp 50 miliar. Selain itu, definisi UMKM menurut Badan Pusat

Statistik (BPS) dengan berdasarkan pada kriteria jumlah pekerja. Menurut BPS, Usaha

mikro adalah unit usaha dengan jumlah pekerja tetap hingga 4 orang. Usaha kecil

merupakan unit usaha dengan jumlah pekerja antara 5 hingga 19 pekerja. Sedangkan

usaha menengah mempunyai pekerja dari 20 hingga 99 orang pekerja.

Page 15: LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH BERSAING

14

Di Indonesia banyak ragam jenis sektor usaha pada skala UMKM. Secara

garis besar jenis sektor usaha pada UMKM dikelompokkan dalam empat jenis, yaitu

sebagai berikut :

1. Usaha Perdagangan. Meliputi keagenan, pengecer, ekspor/impor, dan sektor

informal.

2. Usaha Pertanian. Meliputi usaha perkebunan, peternakan dan perikanan.

3. Usaha Industri. Meliputi industri makanan/minuman, pertambangan,pengrajin

dan konveksi.

4. Usaha Jasa. Meliputi jasa konsultan, perbengkelan, rumah makan, jasa

transportasi dan jasa pendidikan.

2.2 Perkembangan UMKM

Di Indonesia UMKM lebih didominasi oleh usaha mikro yang sebagian besar

berlokasi di perdesaan. Kegiatan produksi di usaha mikro khususnya pada produksi

makanan, minuman dan kerajinan relatif mudah dilakukan. Hal ini karena kebutuhan

modal awal yang sedikit, tidak membutuhkan pendidikan formal yang tinggi, dan tidak

memerlukan tempat khusus untuk kegiatan produksi. Oleh karena itu, kegiatan

produksi usaha mikro lebih banyak dilakukan oleh perempuan. Pendapatan dari

kegiatan usaha mikro sangat penting baik sebagai sumber pendapatan utama maupun

sebagai sumber pendapatan tambahan keluarga. Usaha mikro pada umumnya

merupakan unit usaha sendiri tanpa pekerja (self-employment) atau pemilik usaha

melakukan semua pekerjaan sendiri

(Tambunan, 2009).

Sektor UMKM akan dapat berkembang lebih baik apabila tersedianya sumber

permodalan dan pembiayaan yang mudah dijangkau dan adanya pendampingan untuk

pembangunan kapasitas pengusaha (Kusmuljono, 2009). UMKM yang dapat

menghasilkan produk berdaya saing adalah UMKM yang melakukan suatu strategi

inovasi sehingga dapat berkembang dengan pesat. Tetapi

pada umumnya UMKM di Indonesia mempunyai kelemahan dalam penguasaan

teknologi, informasi dan kualitas SDM yang menyebabkan rendahnya produktivitas

Page 16: LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH BERSAING

15

UMKM dan menghambat kemampuan berinovasi. Hal ini disebabkan tingkat

pendidikan formal pengusaha yang rendah dan keterbatasan modal untuk melakukan

inovasi. Selain itu, rendahnya tingkat pendidikan formal pengusaha di UMKM

menyebabkan rendahnya tingkat keuntungan rata-rata usaha dan rendahnya daya saing

UMKM. Tingkat kesejahteraan atau perkembangan UMKM dapat diukur dengan

menghitung tingkat produktivitas unit usaha yaitu rata-rata nilai penjualan atau omset

per hari per unit usaha. Nilai omset merupakan

nilai keseluruhan atas barang dan jasa yang diperdagangkan. Unit usaha yang memiliki

nilai omset terus meningkat setiap tahunnya berarti permintaan pasar terhadap

produknya terus meningkat. Ini menunjukkan unit usaha tersebut berdaya saing tinggi.

2.3 Perencanaan Stratejik

Perencanaan stratejik hadir sekitar pertengahan tahun 1960-an dan

parapimpinan perusahaan mengakui bahwa perencanaan stratejik merupakan ”the one

best way” untuk memutuskan dan mengimplementasikan strategi yang dapat

meningkatkan kompetitif pada setiap unit bisnis. Seperti yang diungkapkan oleh ahli

penelitian Frederick Taylor, perencanaan stratejik merupakan cara yang melibatkan

pemikiran melalui sebuah karya, penciptaan dari fungsi manajemen staf baru yaitu

munculnya ahli perencanaan. Dimana sistem perencanaan ini merupakan strategi yang

bagus sebagai suatu tahapan strategi yang akan diterapkan para pelaku bisnis, manajer

perusahaan dan mengarahkan agar tidak membuat kekeliruan (Mintzberg,H.1994).

Menurut (Allison, Kaye,2005) definisi perencanaan stratejik adalah proses

sistematik yang disepakati organisasi dan membangun keterlibatan diantara

stakeholder utama-tentang prioritas yang hakiki bagi misinya dan tanggap terhadap

lingkungan operasi. Perencanaan stratejik khususnya digunakan untuk mempertajam

fokus organisasi, agar semua sumber organisasi digunakan secara optimal untuk

melayani misi organisasi itu. Artinya bahwa perencanaan stratejik menjadi pedoman

sebuah organisasi harus tanggap terhadap lingkungan yang dinamis dan sulit diramal.

Perencanaan stratejik menekankan pentingnya membuat keputusan keputusan yang

menempatkan organisasi untuk berhasil menanggapi perubahan lingkungan. Fokus

Page 17: LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH BERSAING

16

perencanaan stratejik adalah pada pengelolaan stratejik, artinya penerapan pemikiran

stratejik pada tugas memimpin sebuah organisasi guna mencapai maksudnya.

Pengertian lain dari perencanaan stratejik menurut (Shrader,Taylor dan

Dalton,1984) adalah perencanaan jangka panjang yang tertulis dimana didalamnya

terdiri dari kesepakatan misi dan tujuan perusahaan. Menurut Philips (2000)

perencanaan stratejik yang efektif pengaruhnya pada kinerja keuangan pada contoh

kasus pada hotel, ditunjukkan pada peranan perilaku manajer dalam pengambilan

keputusan. Studi lanjutan dari Bracker et al (1988) menyatakan hubungan antara proses

perencanaan dengan kinerja keuangan pada perusahaan kecil yang terseleksi

menunjukkan hasil yang signifikan.

Studi lain dari Robinson dan Pearce (1988) menganalisa pengaruh moderating

dari perencanaan stratejik dalam kinerja strategi di 97 perusahaan manufaktur dengan

60 industri yang berbeda menghasilkan efek moderasi positif dan signifikan.

Kaitan selanjutnya mengenai pengembangan perencanaan stratejik adalah pada

penciptaan keunggulan bersaing yang berkelanjutan. Hal ini tercapai ketika

kemampuan manajemen dan menggunakan kreasi dan mengimplentasikan strategi agar

tahan pada keunggulan yang banyak terjadi peniruan, mampu menciptakan faktor

hambatan dalam jangka waktu yang lama (Bharawaj, Varadarajan dan Fahy,1993;

Grant,1995; Mahoney dan Pandian,1992; Rumelt,1984). Perlu diingat bahwa proses

perencanaan strategi ini adalah suatu pemikiran stratejik (strategic thinking) dari para

pemilik usaha. Perencanaan strategi tidak harus bersifat formal namun pemikiran

stratejik ini setidaknya mensistesiskan intuisi dan kreativitas wirausaha kedalam visi

masa depan (Rambat,2002). Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa perencanaan

stratejik menjadi pedoman sebuah organisasi untuk tanggap terhadap lingkungan yang

dinamis dan sulit diramal. Perencanaan stratejik menekankan pentingnya membuat

keputusan-keputusan yang menempatkan organisasi untuk berhasil menanggapi

perubahan lingkungan.

Page 18: LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH BERSAING

17

2.4 Keunggulan Bersaing

Konsep keunggulan bersaing perusahaan banyak dikembangkan dari strategi

generik yang dikemukakan oleh Porter (1985). Hal-hal yang dapat mengindikasikan

variabel keunggulan bersaing adalah imitabilitas, durabilitas, dan kemudahan

menyamai. Keunggulan bersaing adalah jantung kinerja perusahaan dalam pasar

bersaing. Keunggulan perusahaan pada dasarnya tumbuh dari nilai atau manfaat yang

dapat diciptakan perusahaan bagi para pembelinya. Bila kemudian perusahaan mampu

menciptakan keunggulan melalui salah satu dari ketiga strategi generik tersebut, maka

akan didapatkan keunggulan bersaing (Aaker,1989)

Keunggulan bersaing dapat dipahami dengan memandang perusahaan sebagai

keseluruhan, berasal dari banyak aktivitas yang berlainan yang dilakukan oleh

perusahaan dalam mendesain, memproduksi, memasarkan, menyerahkan dan

mendukung penjualan (Porter,1999), sehingga keunggulan bersaing adalah suatu posisi

yang masih dikerjakan organisasi sebagai upaya mengalahkan pesaing.

2.5 Strategi Generik Porter

Porter generic strategies merupakan strategi yang umumnya digunakan oleh

suatu perusahaan dalam menjalankan bisnisnya untuk mencapai dan mempertahankan

kelebihannya. Michael Porter menjelaskan bahwa terdapat 3 tipe strategi yang

umumnya digunakan oleh bisnis untuk mencapai dan mempertahankan kemampuan

kompetisi yang dimilikinya. Ketiga strategi inidibedakan menurut ruang lingkup dari

strateginya dan kemampuan dari strategi. Ruang lingkup strategi dilihat dari sisi

permintaan dan juga dilihat dari besar dan komposisi dari pasar yang ingin dimasuki.

Kemampuan strategi dilihat dari sisi penawaran atau supply yang dimiliki dan dilihat

dari kemampuan dari perusahaan. Dalam hal ini, ia membaginya menjadi 2 kompetensi

yang dirasa cukup penting, yaitu diferensiasi prosuk dan harga produk (umumnya

disamakan dengan efisiensi).

Pada awal pembentukkannya, Michael Porter membagi strategi yang dibuatnya

menjadi 3 dimensi, yaitu rendah, sedang dan tinggi, serta memberi pendekatan berupa

matriks 3 dimensi. Skema kategori ini ditunjukkan dengan kubus 3 x 3 x 3. Namun

Page 19: LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH BERSAING

18

sebagian besar dari 27 kombinasi yang dimiliki oleh kubus tersebut tidak umum

digunakan dalam bisnis. Saat ini, terdapat 3 strategi utama yang umum digunakan oleh

perusahaan saat ini. Ketiga strategi ini ialah Cost Leadership Strategy, Differentiation

Strategy, dan Focus Strategy

Gambar 1

Porter Generic Strategies

Strategi utama pada Porter Generic Strategies akan dibahas pada poin-poin

berikut :

1. Cost LeaderShip Strategy

Strategi ini merupakan strategi untuk menjadi produsen dengan harga rendah

dalam industri tertentu dengan tingkat kualitas tertentu. Perusahaan akan menjual

barangnya pada harga normal untuk mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi dari

kompetitorny, bahkan perusahaan akan menjual barangnya dibawah harga yang

ditawarkan oleh kompetitornya pada industri yang sejenis dengannya untuk

mendapatkan Market Share ( Market Share = penjualan perusahaan/ total penjualan

pasar). Pada saat terjadi suatu persaingan harga, perusahaan tetap dapat

mempertahankan keuntungan sementara kompetitornya akan mengalami kerugian.

Page 20: LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH BERSAING

19

Bahkan tanpa perlu terjadinya suatu persaingan harga, saat industri yang ditekuni

perusahaan telah “dewasa” dan harga mulai menurun, perusahaan yang dapat

memproduksi lebih murah akan tetap mendapatkan keuntungan untuk periode yang

cukup lama. Target dari Strategi ini umumnya ialah untuk kalangan umum(ruang

lingkup pasar besar).

Beberapa langkah yang dilakukan oleh perusahaan untuk mencapai kelebihan

dalam bidang harga ialah dengan mengembangkan efisiensi proses bisnis,

mendapatkan akses khusus untuk mencapai sumber bahan baku yang banyak namun

memiliki harga yang rendah, membangun outsourcing dan vertical integration yang

lebih optimal ataupun dengan mengurangi beberapa biaya yang tidak penting secara

keseluruhan dari setiap aspek perusahaannya. Apabila perusahaan yang menjadi

kompetitor tidak mampu mengikuti pengurangan biaya yang hingga mencapai biaya

yang telah dikurangi oleh perusahaan, maka perusahaan berkemungkinan mendapatkan

kelebihan dalam berkompetisi dalam hal biaya.

Faktor-faktor yang umumnya dimiliki oleh perusahaan yang berhasil

berkembang dengan strategi ini diantaranya ialah :

Mempunyai keuangan yang cukup untuk memberika investasi yang signifikan

pada bidang produksi (kemampuan investasi ini merepresentasikan suatu

halangan bagi banyak perusahaan untuk masuk ke dalam pasar)

Mempunyai kemampuan yang baik dalam mendesain produk agar proses

manufaktur menjadi lebih efisien, contohnya dengan memperkecil jumlah

komponen yang digunakan untuk mengurangi proses pembuatan.

Mempunyai tingkatan keahlian yang cukup tinggi dalam hal pembangunan

proses manufaktur.

Mempunyai jalur distribusi yang efisien.

Setiap strategi pada Porter Generic Strategies meiliki resikonya masing-

masing, termasuk juga untuk strategi dengan biaya rendah ini. Contoh resikonya,

Perusahaan lain mempunyai kemungkinan untuk dapat mengurangi biaya yang

dimilikinya juga. Dengan berkembangnya teknologi, kelebihan dalam bidang produksi

Page 21: LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH BERSAING

20

mungkin dapat tidak menjadi kelebihan yang signifikan dalam kompetisi, sehingga

dapat menghilangkan kelebihan kompetisi yang telah dimiliki oleh perusahaan. Selain

itu, terdapat beberapa perusahaan yang mempunyai fokus terhadap target-target

tertentu, sehingga dapat mencapai harga yang lebih rendah lagi dalam bagian pasar

mereka dan mendapatkan Market Share yang cukup signifikan.

2. Differentiation Strategy

Strategi diferensiasi ini merupakan strategi dengan menggunakan suatu produk

ataupun jasa yang unik dan menarik bagi pelanggan, selain itu juga pelanggan

menganggap bahwa produk atau jasa ini lebih baik dibandingkan produk-produk lain

yang menjadi kompetitor. Nilai yang ditambahkan oleh karena hal unik dari produk

tersebut dapat memberikan kesempatan bagi perusahaan untuk memberikan harga yang

cukup tinggi bagi produk tersebut. Perusahaan berharap dengan tingginya harga jual

produk dapat menutupi biaya tambahan yang muncul dalam masa penawaran produk

unik tersebut. Karena keunikan dari produk, maka apabila supplier menaikkan harga

jualnya, perusahaan dapat langsung menyalurkan kenaikan harga tersebut ke pelanggan

karena pelanggan kesulitan mencari pengganti dari produk yang sejenis.

Faktor-faktor yang umumnya dimiliki oleh perusahaan yang berhasil

berkembang dengan strategi ini diantaranya ialah :

Mempunyai kemampuan riset yang unggul.

Mempunyai tim pengembang yang berkemampuan tinggi dan mempunyai

kreatifitas yang tinggi.

Mempunyai tim sales yang mampu memperlihatkan kelebihan dari produk

Perusahaan memiliki reputasi yang baik dalam hal kualitas dan inovasi.

Resiko pada strategi ini ialah terdapat kemungkinan produk diimitasi oleh

perusahaan lain yang menjadi kompetitor dan perubahan dalam keinginan dari

pelanggan. Selain itu, ada juga ancaman dari perusahaan yang mempunyai fokus pasar

tertentu untuk menciptakan suatu diferensiasi khusus yang lebih baik dalam

segmennya.

Page 22: LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH BERSAING

21

3. Focus Strategy

Strategi ini hanya berpusat pada 1 segmen tertentu di pasar dan dalam segmen

tersebut perusahaan berusaha untuk mencapai keunggulan baik dalam hal biaya

ataupun dalam hal diferensiasi. Strategi ini mempunya ide bahwa kebutuhan dari

kelompok akan dapat lebih tercapai dan mendapatkan layanan yang lebih baik dengan

hanya berfokus pada kelompok tersebut. Perusahaan yang menggunakan strategi fokus

ini umumnya merasakan tingkat kesetiaan yang tinggi dari pelanggannya dan kesetiaan

ini membuat perusahaan lain ragu untuk berkompetisi secara langsung. Karena

perusahaan dengan strategi ini berfokus pada segmen tertentu, perusahaan mempunyai

banyak pelanggan yang tidak terlalu banyak dan membuat kekuatan untuk menawar

barang-barang dari supplier menjadi rendah. Namun, perusahaan yang mengejar

strategi fokus-diferensiasi akan dapat mangalirkan kelebihan harga yang diberikan oleh

supplier kepada pelanggan-pelanggannya karena tidak adanya produk pengganti.

Perusahaan yang berhasil dalam strategi fokus mampu membuat suatu produk

yang sebenarnya diperuntukkan untuk umum menjadi suatu segmen yang lebih kecil

yang dapat mereka pahami dengan baik. Beberapa resiko yang muncul dengan

menggunakan strategi ini ialah dapat munculnya imitasi dari produk dan muncul

perubahan permintaan pada segmen yang menjadi tujuan pemasaran. Selain itu juga

ada kemungkinan perusahaan yang mempunyai target pasar yang luas dan mempunyai

strategi cost leadership dapat dengan mudah beradaptasi produknya untuk bersaing

dalam target pasar yang lebih kecil. Hal lainnya yang mungkin terjadi ialah perusahaan

lain dengan strategi yang sama mampu mencari suatu sub-segmen dan berfokus pada

sub-segmen tersebut sehingga mereka dapat memberikan layanan yang lebih baik

kepada para pelanggan.

Page 23: LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH BERSAING

22

2.6 Five Forces Porter

Analisis 5 (lima) kekuatan Porter adalah suatu kerangka kerja untuk analisis

industry dan pengembangan strategi bisnis yang dikembangkan oleh Michael Porter.

Menurutnya ada lima kekuatan yang menentukan intensitas persaingan dalam suatu

industry yaitu, sebagai berikut :

1. Ancaman produk pengganti

2. Ancaman pesaing

3. Ancaman pendatang baru

4. Daya tawar pemasok

5. Daya tawar konsumen

Lima kekuatan persaingan tersebut adalah :

Ancaman barang substitusi (threat of substitutions). Produk subsitusi merupakan

barang atau jasa yang dapat mengantikan produk sejenis, misalnya informasi yang

disampaikan melalui telepon dapat digantikan dengan sms ataupun chatting.

Tingkat substitusinya dipengaruh oleh faktor antara lain harga dan biaya

pengalihan.

Persaingan antara pesaing dalam industri yang sama (rivalry among competition).

Persaingan dalam bidang ini yang merupakan inti dari persaingan karena masing-

masing perusahaan berusaha untuk menggunguli perusahaan pesaingnya. Pada

aspek ini akan berpengaruh jumlah dan kesetaraan pesaing dan juga tingkat

pertumbuhan industri.

Ancaman masuknya pendatang baru (threat of entry). Suatu industri yang

menawarkan keuntungan (return) yang tinggi akan mengundang perusahaan baru

untuk masuk kedalam industri tersebut. Sehingga secara makro akan membuat

persaingan menjadi lebih ketat dan akan berakibat pada penurunan keuntungan

pada semua perusahaan di industri tersebut.

Daya tawar pembeli (bargaining power of buyers). Faktor ini merupakan hal

penting karena kepuasan pelanggan dalam membeli merupakan kunci sukses suatu

perusahaan. Adapun faktor yang mempengaruhinya adalah pangsa pembeli yang

besar, banyaknya produk substitusi dan biaya pengalihan produk yang kecil.

Page 24: LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH BERSAING

23

Daya tawar penjual (bargaining power of suppliers). Dipengaruhi factor jumlah

pemasok dan barang atau jasa yang disediakan oleh pemasok. Makin sedikit

pemasok maka makin kuat ancamannya terhadap perusahaan.

Adapun gambar model Five Forces Porter adalah sebagai berikut:

Gambar 2

Five Forces Porter

Potential Entrants

(Threat of

Mobility)

Supplier

(Supplier Power)

Buyers

(Buyers Power)

Substitutes

(Threat of Substitus)

Industry

Rivalry

Page 25: LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH BERSAING

24

2.7 Roadmap Penelitian.

Gambar 3

RoadMap Penelitian

I Wayan Dipta (2013)

Dinda Estika Asmarani

(2006)

Dimas Bayu Respati

(2008)

Porter (1980) (1985)

.Perlunya Kesiapan UMKM dalam menciptakan

keunggulan bersaing dalam menghadapi MEA

Untuk dapat meningkat kinerja daya saing diperlukan suatu

strategi yang sesuai dengan kondisi UMKM

Porter generic strategies merupakan strategi yang

umumnya digunakan oleh suatu perusahaan dalam

menjalankan bisnisnya untuk mencapai dan

mempertahankan kelebihannya

Kajian Pustaka

Kurangnya Kesiapan UMKM dalam menciptakan

keunggulan bersaing dalam menghadapi MEA

2015

Penelitian Hibah Bersaing

Pengembangan Model Strategi Generik Porter

Alan Hankinson (2000)

menyatakann bahwa salah satu kunci sukses bisnis

perusahaan kecil/ UMKM adalah faktor internal

perusahaan melalui strategi bisnis perusahaan

Page 26: LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH BERSAING

25

BAB III

TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

3.1. Tujuan Penelitian

Usaha kecil dan menengah (UKM) disadari atau tidak mempunyai peran yang

sangat berarti bagi pertumbuhan perekonomian di Indonesia. Hal ini terbukti saat krisis

ekonomi tahun 1997 melanda Indonesia. Pada saat ini banyak perusahaan berskala

besar yang jatuh satu persatu, namun ternyata UKM tetap berdiri kokoh di tengah-

tengah krisis tersebut, bahkan menjadi katup penyelamat bagi pemulihan ekonomi

bangsa karena kemampuannya memberikan sumbangan yang cukup signifikan pada

PDB maupun penyerapan tenaga kerja.

Penelitian ini bertujuan untuk mencari solusi untuk mengantisipasi kesiapan

dari UMKM dalam menghadapi MAE untuk dapat bersaing dengan menggunakan

strategi generik Porter yang akan dikembangkan dalam penelitian ini. Penelitian ini

dilakukan di Kabupaten Deli serdang dikarenakan jumlah UMKM yang ada di daerah

ini cukup banyak di bandingkan daerah lainnya yang ada di Sumatera Utara.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Tahun pertama: Identifikasi permasalahan UMKM dalam menciptakan

keunggulan, dan identifikasi keberadaan strategi yang digunakan oleh UMKM

dalam keunggulan bersaing,

2. Tahun kedua: penyusunan model pengembangan strategi genirik Porter, uji coba

pengembangan model Strategi Generik Porter, dan Rancangan Model Strategi

Generik Porter dan laporan Penelitian,

3. Tahun ketiga: tahap sosialisasi dan implementasi serta pembuatan buku.

3.2. Manfaat Penelitian

Studi tentang strategi generik Porter sebenarnya sudah sangat sering dilakukan

karena hampir semua pihak dan kalangan sudah memiliki pemahaman yang sama

tentang pentingnya strategi, terutama di perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk

Page 27: LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH BERSAING

26

mencari permasalahan yang sering menghambat pengembangan UMKM di Kabupaten

Deli Serdang dalam keunggulan bersaing terutama dalam menghadapi MEA, untuk itu

diperlukan adanya suatu strategi dalam menciptakan keunggulan bersaing di era MEA

melalui indikator five force Porters’s. Banyak strategi dalam menciptakan keunggulan

bersaing dan salah satunya strategi generik Porter. Strategi ini memberikan

keberhasilan di perusahaan sehingga peneliti ingin mengadopsi strategi generik Porter

bagi UMKM khususnya di Kabupaten Deli Serdang

Permasalahan yang terjadi saat ini adalah kurang kesiapan UMKM dalam

menghadapi MEA sehingga UMKM di Indonesia khususnya UMKM di Kabupaten

Deli Serdang kurang mampu bersaing. Akibat kondisi-kondisi tersebut maka UMKM

harus dapat mencari strategi yang sesuai untuk dapat memenangkan dalam persaingan

tersebut. Dengan penelitian ini dapat dikembangkan suatu model stategi generik Porter

yang dapat membantu UMKM siap untuk menghadapi MEA.

Page 28: LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH BERSAING

27

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Deli Serdang

Propinsi Sumatera Utara. Pelaksanaan penelitian ini direncanakan mulai tahun

anggaran 2015 sampai dengan tahun 2017.

4.2. Metode Penelitian

Sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, yakni

pengembangan model strategi generik Porter untuk UMKM, maka penelitian ini

menggunakan metode Research and Development (R&D), dimulai dari kegiatan

survey pendahuluan, Pengembangan model strategi generik porter, uji coba, sosialisasi

dan implementasi melalui Modul.

Teknik pengumpulan data secara umum menggunakan :

1. Studi lapangan dengan penyebaran instrumen penelitian kepada sampel dalam

hal ini UMKM yang ada di Kabupaten Deli Serdang dimana akan dilakukan

wawancara untuk mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi berhubungan

dengan kredit UMKM.

2. Studi Pustaka mengenai Strategi generik Porter. Selanjutnya referensi literatur

dan penelitian sebagai penunjang dalam pengembangan model pengembangan.

Analisis data :

Instrumen penelitian yang telah terkumpul akan dianalisis dengan menggunakan

metode analisis deskriptif. Penelitian ini akan dibagi dalam tiga tahapan pelaksanaan

kegiatan sebagai berikut :

Tahun pertama melakukan identifikasi permasalahan UMKM dalam kesiapan

UMKM menghadapi MEA. Untuk mewujudkan hasil tersebut maka kegiatan utama

akan dilaksanakan yakni; 1) identifikasi permasalahan UMKM dalam menciptakan

keunggulan bersaing, 2) identifikasi keberadaan strategi yang digunakan oleh UMKM

Page 29: LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH BERSAING

28

dalam keunggulan bersaing, 3) Melakukan Analisis dan membuat laporan penelitian.

Metode yang digunakan adalah metode studi pustaka, untuk mengumpulkan data

sekunder, dan metode survei dengan menggunakan kuesioner untuk mengumpulkan

data primer. Sebelum dilakukan survei, dilaksanakan kegiatan penyusunan kuesioner

dan pra-survei untuk pemantapan kuesioner. Sesudah kuesioner disempurnakan,

kemudian dilakukan kegiatan pengumpulan data primer dengan metode survei pada

UMKM yang ada. Perolehan data primer dan sekunder dilakukan melalui pengamatan

langsung ke lapangan dan wawancara dengan responden. Data primer diperoleh dari

UMKM, sedangkan data sekunder diperoleh dari Dinas Koperasi dan UMKM, tingkat

kabupaten, dan instansi terkait.

4.3 Fishbone Diagram

Gambar 4

FishBone Diagram

PELAKU UMKM

STRATEGI UMKM TEKNOLOGI

KURANGNYA KESIAPAN

UMKM DALAM MENGHADAPI

MEA

KEBIJAKAN PUBLIK

Tingkat pendidikan

Kurang memahami

Biaya produksi tinggi

Kurang perhatian

Produk yang tidak

diversifikasi

Kurangnya fasilitas

Kurang sosialisasi

Fasilitas kurang memadai

Tidak berfokus pada pasar

Akses tidak terintegrasi

Pemahaman dasar rendah

Page 30: LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH BERSAING

29

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1 Gambaran Umum Responden

Saat ini belum ada data populasi pelaku Usaha kecil yang cukup valid di

Kabupaten Deli Serdang .Karena belum validnya data pelaku Usaha kecil tersebut

maka tidak semua pelaku usaha kecil di Deli serdang dijadikan responden, hanya UKM

yang terdaftar di Dinas UMKM dan Koperasi Deli Serdang yang dijadikan responden

yaitu berjumlah 100 UKM. Dari jumlah 100 UKM tersebut ternyata yang dapat di olah

datanya hanya 70 UKM, hal ini karena terdapat kuesioner yang tidak kembali sebanyak

30 UKM atau 30%. Data yang terkumpul tersebut kemudian di tabulasi dan selanjutnya

di olah untuk memperoleh hasil sesuai dengan tujuan dari penelitian ini.

Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah sebanyak 70 UMKM

di Kabupaten Deli Serdang. Pengisian kuesioner lakukan oleh pemilik UMKM. Dalam

peneltian ini pengumpulan data dilakukan dalam satu tahapan, dengan cara

memberikan secara langsung kuesioner kepada responden. Kemudian sesuai dengan

waktu yang telah ditentukan (1 bulan) kuesioner dijemput kembali. Adapun nama-

nama UMKM yang menjadi unit analisis dapat dilihat di tabel berikut:

Tabel 1

Nama UMKM yang menjadi Responden

NO

NAMA

RESPONDEN NAMA USAHA ALAMAT

1 NN Manis Bordir Jln Pendidikan Sei Rotan Percut Sei Tuan

2 NN Bunga Bordir Colletion

Jln Sudirman Gg Laksana Ds Cinta Rakyat , Percut Sei

Tuan

3 NN Manis Telekung Bordir

Jln P.Diponegoro Gg Sukses Dsn V Cinta Rakyat ,

Percut Sei Tuan

4 Rahmawany Kiripik Pisang Rotan Jln Pendidikan I Dsn 9 Sei Rotan Percut Sei Tuan

5 NN Sejahtera Jln Pasar Melintang Dsn V Sei Rotan , Percut Sei Tuan

6 Sarti Rengginang Sarti Jln Pendidikan Sei Rotan , Percut Sei Tuan

7 Eriza

Eriza Sovvenir Dan

Undangan

Jln Kemuning Dsn XII Komp.Ar.Rahman Desa

Sampali , Percut Sei Tuan

Page 31: LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH BERSAING

30

NO

NAMA

RESPONDEN NAMA USAHA ALAMAT

8 Rani Mahar Hantaran Jln Karya Jaya Komp.Kencana Asri No.65

9 Surya Toko Kaca Citra Pasar Bengkel Perbaungan

10 Hermansyah Rumah Kita Perumahan Griya Angsana

11 NN RM.Sungai Garingging Jln Siantar Simp.Timbangan , Lubuk Pakam

12 Suriono

Peralatan Rumah

Tangga Jln WR.Supratman No.52

13 NN Kaya Utama Jln P.Siantar No.137 Lubuk Pakam

14 Mustika Mustika Toko Kaca Jln Raya Deli Tua I

15 Surtiah Lesehan Bambu Jln Pengabdian

16 Muliya.p Agung M.M. Jln M.Raya No.30

17 Yanty BPU Yanty Dsn Kloni 3 Bulu Cina

18 NN Konveksi Gordyn Dsn 22 PD Rawa Sampali

19 Asryl Asryl Bakery Jln Kartini Lubuk Pakam

20 Mariana.s. Somay Bandung Jln Kenari IX Sampali

21 Sutarno Kedai Makanan Sutarno Dsn 22 Pd Rawa

22 Mariam Industri Tempe Dsn 12 Desa Sei Rotan , Percut Sei Tuan

23 Sabar Bakso Sabar Jl. Tuasan Sp.Tempuling Deli Serdang

24 Dani Dani Mie Jl. Cemara Deli Serdang

25 Nur An-Nurr Dsn 9 Pasar Besar Sunggal

26 Sugito Bangkel Las Jl. Pasar Hitam Depan Gudang Aqua

27 Ramadhan Ramadhan Com Jl. Batang Kuis Pasar Vii Tj Morawa

28 Aya Aya Khaligrafi Jl. Pasar Kecil No.24 Km 13.5

29 Burhanuddin Pengrajin Sepatu Jl. Pasar V Tembung Percut Sei Tuan

30 Seroja Seroja Jl. Pendidikan No.2 Deliserdang

31 Setia Setia Jaya Jl. Gambir Viii Percut Sei Tuan

32 Ratu Ratu Collection Jl Merica Raya No 106

33 Budiman Kaligrafi Jl. Keadilan Lorong 2 Barat 218

34 Amanda Amanda UD Jl. Sempurna Dusun II Mawar No. 18 Tembung

35 Kartika Kartika Cemara Jl. Pasar Hitam No.22. Percut Sei Tuan

36 NN Subur Jaya Jl.Jainal Abidin III Hamparan Perak

37 NN Susan Pilar Jl.Pertanahan No.59 - A.A.

38 lela Konveksi Gordyn Jl.Datuk Kubu Pasar III Komplek Griya

39 NN Ternak Lembu Jl. Pd. Rawa

40 NN Ternak Kambing Jl.Pondok Rawa Ds 22/12

41 NN Redha Jl.Ei Menari Gg Amplas

42 NN Arin UD Dsn VI Desa Bangun Rejo

43 NN Konveksi Baju Koko Pasar V Dsn XIV Gg Kamirin , Percut Sei Tuan

44 NN Sofie Collection Dsn III Sk Ramai Tandam Hulu

Page 32: LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH BERSAING

31

NO

NAMA

RESPONDEN NAMA USAHA ALAMAT

45 NN Saudara Jaya Jl.Medan. Batang Kuis Pasar Ix

46 NN Ternak Ikan Desa Sidomulio B1 B/34

47 wahyudi Furniture Dusun I Kamboja

48 NN Laksana Pasar VII Tembung Dsn VIII

49 NN Sri Tani ,UD Jl.Binjai Km ,13,6 Dsn X/Pasar Kecil

50 NN Berkah Mulia Dsn XXII Rawa Sampali

51 NN Sate Padang Jl.Datuk Kabu Gg Mesjid Pasar 3 Percut Sei Tuan

52 NN Mardisa Flowers Gg Mardiso No.68

53 NN

Warung Burung Mbak

Gita Jl.Irian Barat 2 Pasar VII Sampali

54 sumiati Hari Bagus Semua Gg Sosial No.151A Kongso

55 NN Makanan Ringan Jl.Kemuning No.9 Sampali

56 NN Bu Aisyah Komplek Veteran Percut Sei Tuan

57 F.panjaitan Tree F.Collection Jl.Irian No.106 Tanjung Merawa

58 NN Tekshl Pasar V Dsn XIV Gg Swadaya Percut Sei Tuan

59 NN Supra Tani Dsn I Percut Sei Tuan

60 NN Jati Agung Jl.Jati Rejo Dsn XXI

61 NN Penjahit Dsn II Sukaramai

62 NN Dahlia UD Jl.Surya Haji No.58

63 NN Petani Buah Jl.Raya Bakung

64 NN Peternakan Ayam Ras Jl.Kuntalin Baru No.185

65 NN Industri Tali Ban Dsn V Gg Gembira Diski Sunggal

66 NN Ivan Nast Dsn IX Pendowo Pasar III Sintes

67 NN Sidik Jaya Jl.Labuan Deli Lubuk Pakam

68 NN Harapan Jaya Ds VIII Karang Rejo , Sunggal

69 NN Jamilah Pesta Jl.Medan Batang Kuis Gg Harjo

70 NN Ternak Jangkrik Dsn 22 PD Rawa Sampali

Sumber: Data observasi

5.1.2 Demografi Responden

Analisis ini bertujuan untuk memperoleh data karakteristik demografik

responden penelitian, yang meliputi usia, jenis kelamin, pendidikan, generasi usaha,

dan lamanya usaha. Adapun gambaran yang diperoleh mengenai masing-masing

karakteristik demografik responden penelitian dijelaskan secara terperinci di bawah ini.

Page 33: LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH BERSAING

32

5.1.2.1 Usia Responden

Analisis ini bertujuan untuk mengukur distribusi usia responden. Hal ini

penting untuk dianalisis karena usia berkaitan erat dengan tingkat kedewasaan

seseorang, cara pandang, dan tanggung jawab dalam bertindak. Untuk mengetahui

distribusi usia responden dapat dilihat pada tabel 2 sebagai berikut:

Tabel. 2

Responden Menurut Usia

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 31-40 THN 3 4.3 4.3 4.3

41-50 THN 33 47.1 47.1 51.4

51-60 THN 32 45.7 45.7 97.1

>60 THN 2 2.9 2.9 100.0

Total 70 100.0 100.0

Sumber: Data primer diolah

Tabel 2. menunjukkan bahwa responden yang memiliki antara 41– 50 tahun

memiliki persentase 47,1%, sedang usia responden minimal yaitu di atas 60 tahun

sebesar 2,9%. Usia responden ini menunjukkan bahwa sebahagian besar responden

memiliki usia yang produktif, hal ini akan memberikan kualitas positif yang dibawa

dalam melaksanakan usaha yang dimilikinya.

5.1.2.2 Jenis Kelamin Responden

Responden berdasarkan jenis kelamin dideskripsikan untuk membedakan sifat

dan kemampuan antara laki-laki dan perempuan, misalnya perempuan dianggap lebih

ekspresif, lebih emosional, kurang logis, kurang terorientasi dan lebih partisipatif

daripada laki-laki. Sebaliknya laki-laki dianggap kurang hangat dan kurang peka antar

pribadi, kurang ekspresif, lebih otokrasi, dan sebagainya. Walaupun ada perbedaan

pandangan antara laki-laki dan perempuan akan tetapi tidak ada perbedaan melakukan

suatu tugas atau pekerjaan dalam bidang tertentu. Untuk mengetahui distribusi jenis

kelamin responden dapat dilihat pada Tabel 3 sebagai berikut:

Page 34: LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH BERSAING

33

Tabel. 3

Responden Menurut Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid LAKI-LAKI 36 51.4 51.4 51.4

WANITA 34 48.6 48.6 100.0

Total 70 100.0 100.0

Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan data dalam Tabel 3 diatas tampak bahwa sebagian besar responden

penelitian (51,4%) adalah laki-laki sedangkan sisanya (48,6%) responden adalah

perempuan. Hal ini mengindikasikan bahwa jumlah pria lebih dominan daripada

wanita.

5.1.2.3 Pendidikan Responden

Pendidikan merupakan suatu bekal yang harus dimiliki seseorang dalam

bekerja dimana dengan pendidikan, seseorang dapat mempunyai suatu keterampilan,

pengetahuan, dan kemampuan. Keterbatasan pendidikan akan mempengaruhi

seseorang dalam menentukan hasil pekerjaan yang diinginkan. Hal tersebut

dikarenakan pendidikan sangat penting guna meningkatkan kemampuannya. Dengan

besarnya tuntutan jaman maka pendidikan saat ini dirasakan sebagai suatu kebutuhan

yang paling mendasar bagi setiap manusia. Untuk mengetahui distribusi tingkat

pendidikan responden dapat dilihat pada Tabel 4 sebagai berikut.

Tabel. 4

Responden Menurut Pendidikan Terakhir

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid SLTP 10 14.3 14.3 14.3

SLTA 49 70.0 70.0 84.3

D3 5 7.1 7.1 91.4

S1 6 8.6 8.6 100.0

Total 70 100.0 100.0

Sumber: Data primer yang diolah

Page 35: LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH BERSAING

34

Berdasarkan data pada Tabel. 4 dapat dijelaskan bahwa sebagian besar

responden (70%) berpendidikan SLTA sedangkan hanya 8,6% memiliki pendidikan

S1, serta 7,1% memiliki pendidikan D3. Hasil ini menunjukkan bahwa hampir

sebahagian besar responden memiliki pendidikan di atas SLTP. Hal ini menunjukkan

pelaku UMKM memilki kemampuan intelektual yang dimilikinya, dengan bekal

pendidikan yang tinggi dengan wawasan yang luas sehingga akan memudahkan

individu tersebut untuk kinerjanya karena dengan pendidikan yang tinggi akan semakin

cepat menerapkan cara kerja yang efektif dan efisien.

5.1.2.4 Lamanya Usaha

Lamanya usaha seseorang dalam suatu organisasi dapat menjadi tolak ukur

kemampuan dalam berusaha serta ketangguhan dalam memimpin sebuah usaha.

Semakin lama masa usaha seseorang dapat diasumsikan bahwa orang tersebut lebih

berpengalaman dan lebih senior. Untuk mengetahui lama usaha responden dapat

dilihat pada tabel berikut

Tabel. 5

Responden Menurut Lama Menjalankan Usaha

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid <10 THN 4 5.7 5.7 5.7

11-15 THN 37 52.9 52.9 58.6

16-20 THN 24 34.3 34.3 92.9

>20 THN 5 7.1 7.1 100.0

Total 70 100.0 100.0

Sumber: Data Primer yang di Olah

Pada tabel. 5 terlihat bahwa kelompok UMKM berdasarkan lamanya

menjalankan usaha, paling banyak adalah masa usaha lebih dari 11 - 15 tahun sebanyak

(52,9%) dan hanya 5,7% yang mempunya masa berusaha kurang dari sepuluh tahun.

Lamanya usaha menunjukkan bahwa UMKM mampu bertahan di tengah persaingan

yang sangat kompetitif. Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar UMKM

memiliki kemampuan menjalankan usahanya.

Page 36: LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH BERSAING

35

5.1.3 Pengujian Kualitas Data

Sebelum data hasil kuesioner diolah lebih lanjut, terlebih dahulu dilakukan uji

validitas dan reliabilitas terhadap alat ukur penelitian untuk membuktikan apakah alat

ukur yang digunakan memiliki kesahihan (validity) dan keandalan (reliability).

Berdasarkan hasil pengolahan menggunakan korelasi product moment (indeks

validitas) dan metode Cronbach’s Alpha diperoleh hasil uji validitas dan reliabilitas

sebagai berikut:

Tabel. 6

Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Variabel Penelitian

No

pertanyaan Indeks

Validitas Koefisien

Reliabilitas No

pertanyaan Indeks

Validitas Koefisien

Reliabilitas No

pertanyaan Indeks

Validitas Koefisien

Reliabilitas

1 0,617 0,859 11 0,449 0,85

9

21 0,338 0,859

2 0,411 12 0,417 22 0,368

3 0,322 13 0,362 23 0,378

4 0,405 14 0,617 24 0,548

5 0,478 15 0,540 25 0,350

6 0,324 16 0,548 26 0,464

7 0.381 17 0,526 27 0,300

8 0,511 18 0,409 28 0,359

9 0,332 19 0,488 29 0,325

10 0,457 20 0,464 30 0,526

Sumber: Pengolahan Data

Pada tabel di atas terlihat bahwa nilai koefisien korelasi (indeks validitas) dari

setiap butir pernyataan lebih besar dari nilai kritis 0.30. Hasil pengujian ini

menunjukkan bahwa semua butir pernyataan untuk setiap variabel valid dan layak

digunakan sebagai alat ukur penelitian serta dapat digunakan untuk analisis

selanjutnya. Pada tabel di atas juga terlihat bahwa nilai reliabilitas kuesioner keempat

variabel lebih besar dari nilai kritis 0.70. Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa

semua butir pernyataan yang digunakan sudah reliabel sehingga dapat disimpulkan

bahwa kuesioner yang digunakan sudah memberikan hasil yang konsisten.

Page 37: LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH BERSAING

36

5.1.4 Analisis Deskriftif

Gambaran data hasil tanggapan responden dapat digunakan untuk memperkaya

pembahasan, melalui gambaran data tanggapan responden dapat diketahui bagaimana

kondisi setiap indikator variabel yang sedang diteliti. Agar lebih mudah dalam

menginterpretasikan variabel yang sedang diteliti, dilakukan kategorisasi terhadap

tanggapan responden berdasarkan rata-rata skor tanggapan responden. Prinsip

kategorisasi rata-rata skor tanggapan responden di adopsi dari Sugiyono (2009;135)

yaitu berdasarkan rentang skor maksimum dan skor minimum dibagi jumlah kategori

yang diinginkan menggunakan rumus sebagai berikut.

Skor Maksimum-Skor MinimumRentang Skor Kategori =

jumlah kategori

Sehingga dapat dibuat interval kategorinya sebagai berikut :

Tabel. 7

Pedoman Kategorisasi Rata-Rata Skor Tanggapan Responden

Interval

Kuesioner Kategori

1,00 – 3,00 Rendah

3.01 – 5,00 Sedang

5,01 – 7,00 Tinggi

Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi permasalahan yang di hadapi

oleh UMKM yang ada di Kabupaten Deli Serdang dalam menciptakan keunggulan

bersaing di era MEA. Dalam menentukan strategi diperlukan analisis untuk

mendapatkan gambaran dan bukti bukti dari hasil analisa tersebut, bukti bukti tersebut

bisa berupa data, ataupun dari berbagai sumber yang telah tervalidasi, prediksi dan

asumsi. Oleh karena itu pada bahagian ini dilakukan analisa lingkungan eksternal

perusahaan dengan menggunakan analisa five forces porter. Berikut ini akan dijelaskan

berdasarkan variabel variabel pada analisa five forces porter.

Five Force Porter Analysis digunakan untuk menganalisa lingkungan eksternal

perusahaan berdasarkan persaingan antar perusahaan sejenis, ancaman pendatang baru,

Page 38: LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH BERSAING

37

ancaman produk pengganti, kekuatan tawar menawar pembeli dan kekuatan tawar

menawar pemasok (Porter,1976). Berikut tanggapan responden terhadap faktor-faktor

tersebut.

Tabel. 8

Rekapitulasi Skor Dan Distribusi Tanggapan Berdasarkan Indikator

Five Force Porter Analysis No Indikator/Pernyataan Distribusi Tanggapan Nilai

Skor

Kategori

Tinggi Sedang Rendah

Persaingan Antar Perusahaan Sejenis

1 Biaya tetap yang Bapak/Ibu keluarkan cukup

tinggi

F 0 59 11 4,01 SDG

% 0 84,29 15,71

2 Menurut Bapak/Ibu, banyak pesaing untuk

usaha yang sama dengan Bapak/Ibu

F 0 46 24 3,.74 SDG

% 0 65,71 34,29

3 Produk yang Bapak/Ibu miliki memiliki

sedikit perbedaan dengan produk pesaing

dalam hal kualitas dan kuantitas

F 0 51 19 3,90 SDG

% 0 72,86 27,14

4 Usaha yang Bapak/Ibu miliki memiliki

pertumbuhan yang lamban

F 1 14 55 3,09 SDG

% 1,43 20,00 78,57

5 Biaya produksi yang Bapak/Ibu keluarkan

untuk memproduksi produk cukup

besar/tinggi

F 0 37 33 3,63 SDG

% 0 52,86 47,14

6 Bapak/Ibu mampu menjual produk/barang

pada harga normal untuk mendapatkan

keuntungan yang lebih tinggi dari pesaing

F 0 43 27 3,69 SDG

% 0 61,43 38,57

7 Bapak/Ibu mempunyai kemampuan

untukmempromosikan/memperlihatkan

kelebihan dari produk

F 0 20 50 3,10 SDG

% 0 28,57 71,43

Ancaman Pendatang Baru

8 Adanya produk yang dihasilkan/disiapkan

oleh pendatang baru (pesaing) dengan skala

besar dapat mengganggu usaha Bapak/Ibu

F 0 48 22 3,76 SDG

% 0 68,57 31,43

9 Menurut Bapak/Ibu, produk dari pesaing

memiliki ragam produk yang banyak

F 0 29 41 3,47 SDG

% 0 41,43 58,57

10 Bapak/ibu mempunyai sumber keuangan

yang cukup untuk memberikan investasi

yang signifikan pada usaha yang bapak/ibu

lakukan

F 0 33 37 3,46 SDG

% 0 47,14 52,86

11 Bapak/Ibu mempunyai jalur

distribusi/pemasaran yang efisie

F 0 27 43 3,36 SDG

% 0 38,57 61,43

Ancaman Produk Pengganti

12 Adanya kemungkinan produk yang

Bapak/Ibu produksi dapat diimitasi/ditiru

oleh pengusaha lain yang menjadi

kompetitor

F 1 50 19 3,94 SDG

% 1,43 71,43 27,14

13 Menurut Bapak/Ibu produk yang bapak/ibu

hasilkan/jual memiliki produk pengganti

F 0 47 23 3,71 SDG

% 0 67,14 32,86

14 Menurut Bapak/Ibu harga dari produk

pengganti lebih murah daripada harga

produk yang Bapak/Ibu hasilkan

F 0 43 27 3,67 SDG

% 0 61,43 38,57

15 Menurut Bapak/Ibu produk pengganti yang

dimiliki pesaing mempunyai pangsa pasar

yang lebih baik

F 0 45 25 3,72 SDG

% 0 64,29 35,71

Page 39: LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH BERSAING

38

No Indikator/Pernyataan Distribusi Tanggapan Nilai

Skor

Kategori

Tinggi Sedang Rendah

Kekuatan Tawar Menawar Pembeli

16 Pembeli/konsumen memiliki informasi

mengenai produk yang Bapak/Ibu hasilkan

F 0 40 30 3,64 SDG

% 0 56,14 42,86

Kekuatan Tawar Menawar Pemasok

17 Industri dari bahan baku (pemasok) produk

Bapak/Ibu hanya didominasi oleh sedikit

perusahaan

F 0 43 27 3,67 SDG

% 0 61,43 38,57

18 Produk dari pemasok sebagai bahan baku

Bapak/Ibu merupakan produk yang penting

bagi Bapak/Ibu

F 0 47 23 3,80 SDG

% 0 67,14 32,86

19 Usaha yang Bapak/ibu miliki bukan

merupakan pelanggan yang penting bagi

pemasok

F 0 44 26 4,31 SDG

% 0 62,86 37,14

20 Industri pemasok memiliki integritas yang

baik dengan usaha Bapak/ibu

F 0 49 21 3,86 SDG

% 0 70 30

Sumber: Pengolahan Data

Berdasarkan Tabel. 8 di atas bahwa indikator dari five forces porter memiliki

nilai dalam kategori Sedang, hal ini menunjukkan bahwa terdapat permasalahn pada

UMKM di Kabupaten Deli Serdang dan apabila dirinci dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Persainngan antara perusahaan sejenis. Berdasarkan hasil di atas menunjukkan

terjadinya persaingan yang cukup tinggi antara perusahaan, dimana hal ini terjadi

karena (1) Para UMKM masih memiliki biaya tetap yang cukup tinggi (2) cukup

banyaknya pesaing dengan usaha yang sama, (3) Sedikit perbedaan dengan produk

pesaing, (4) Pertumbuhan usaha yang lamban (5) Biaya produksi yang cukup

tinggi, (6) kurang mampu bersaing dalam harga jual dengan pesaing, dan (7) kurang

mampu mempromosikan produk.

2) Ancaman Pendatang baru. Berdasarkan hasil di atas menunjukkan terjadinya

ancaman dari pendatang baru yang cukup tinggi antara perusahaan, hal ini terjadi

karena (1) produk yang dihasilkan/disiapkan oleh pendatang baru (pesaing)

memiliki skala yang cukup besar (2) produk dari pesaing memiliki ragam produk

yang cukup banyak,(3)modal keuangan yang kurang memadai, (4) jalur distribusi

yang kurang efisien.

3) Ancaman Produk Pengganti. Berdasarkan hasil di atas menunjukkan terjadinya

ancaman produk pengganti yang cukup tinggi, dimana hal ini terjadi karena (1)

Page 40: LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH BERSAING

39

produksi dapat diimitasi/ditiru oleh pengusaha lain yang menjadi kompetitor, (2)

produk yang dihasilkan cukup banyak produk substitusi, (3) Produk pengganti

memiliki harga yang jauh lebih murah, dan (4) Produk pengganti memiliki pangsa

pasar yang lebih baik.

4) Kekuatan tawar menawar pembeli. Berdasarkan hasil di atas menunjukkan

kekuatan tawar menawar pembeli yang cukup tinggi atau sedang, dimana hal ini

terjadi karena kurang informasi mengenai produk kepada para pembeli.

5) Kekuatan tawar menawar pemasok. Berdasarkan hasil di atas menunjukkan

kekuatan tawar menawar pemasok yang cukup tinggi atau sedang, dimana hal ini

terjadi karena (1) kurangnya pasokan bahan baku, (2) Produk dari pemasok kurang

memberikan arti bagi usaha, (3) Usaha yang miliki bukan merupakan pelanggan

yang penting bagi pemasok, dan (4) Kurangnya integritas terhadap pemasok.

Selain ke 5 (lima) indikator di atas, peneliti menambahkan indikator lain

sebagai pendukung dalam menciptakan keunggulan bersaing UMKM dalam

menghadapi MEA. Adapun indikator tesebut dapat di lihat pada tabel berikut ini:

Tabel. 9

Rekapitulasi Skor Dan Distribusi Tanggapan Berdasarkan Indikator

Kemampuan inovasi & teknologi, Serta Keterlibatan Pemerintah

No Indikaor/Pernyataan Distribusi Tanggapan Nilai

Skor

Kategori

Tinggi Sedang Rendah

Kemampuan inovasi & teknologi

1 Bapak/Ibu mempunyai kemampuan yang baik

dalam mendesain produk agar proses pembuatan

produk menjadi lebih efisien

F 0 47 23 3,86 SDG

% 0 67,14 32,86

2 Bapak/ibu mempunyai tingkatan keahlian yang

cukup tinggi dalam hal proses produksi produk

yang dihasilkan

F 1 42 27 3,90 SDG

% 1,43 60,00 38,57

3 Produk yang Bapak/Ibu hasilkan/jual memiliki

beragam jenis

F 1 55 14 4,09 SDG

% 1,43 78,57 20,00

4 Bapak/Ibu mempunyai kemampuan untuk

melakukan riset pasar maupuk riset terhadap

produk yang unggul

F 0 10 60 2,73 RENDAH

% 0 14,29 85,71

5 Bapak/Ibu mempunyai tim pengembang yang

berkemampuan tinggi dan mempu Usaha yang

Bapak/Ibu miliki mempunyai reputasi yang baik

dalam hal kualitas dan inovasi.nyai kreatifitas yang

tinggi.

F 0 11 59 2,76 RENDAH

% 0 15,71 84,29

6 Usaha yang Bapak/Ibu miliki mempunyai reputasi

yang baik dalam hal kualitas dan inovasi.

F 0 43 27 3,67 SDG

% 0 61,43 38,57

Page 41: LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH BERSAING

40

No Indikaor/Pernyataan Distribusi Tanggapan Nilai

Skor

Kategori

Tinggi Sedang Rendah

7 Bapak/Ibu mampu membuat suatu produk yang

sebenarnya diperuntukkan untuk umum menjadi

suatu segmen yang lebih kecil yang dapat mereka

pahami dengan baik.

F 0 52 18 3,97 SDG

% 0 74,29 25,71

8 Teknologi yang Bapak /Ibu gunakan mampu untuk

menghasilkan produk untuk memenuhi permintaan

pasar

F 0 39 31 3,56 SDG

% 0 55,71 44,29

Perhatian Pemerintah

9 Pemerintah/instansi terkait memberikan perhatian

terhadap usaha yang Bapak/Ibu miliki melalui

pemberian fasilitas kredit

F 0 25 45 3,23 SDG

% 0 35,71 64,29

10 Pemerintah/instansi terkait memberikan

kesempatan kepada Bapak/Ibu untuk

mempromosikan produk melalui kegiatan-kegiatan

baik regional maupun nasional

F 0 27 43 3,26 SDG

% 0 38,57 61,43

Sumber: Pengolahan Data

Berdasarkan tabel. 9 di atas bahwa indikator kemampuan inovasi dan teknologi

serta perhatian pemerintah juga memiliki nilai dalam kategori Sedang, hal ini

menunjukkan bahwa terdapat permasalahn pada UMKM di Kabupaten Deli

Serdang, khususnya mengenai kemampuan inovasi terhadap produk dan

penggunaan teknologi serta perhatian dari pemerintah, dan apabila dirinci dapat

dijelaskan sebagai berikut:

1) Kemampuan inovasi dan teknologi. Berdasarkan hasil di atas menunjukkan

kurangnya kemampuan inovasi dan teknologi, dimana hal ini terjadi karena

kurang kemampuan dalam mendesain produk, keahlian dalam proses produksi

yang kurang, kurang adanya riset pasar terhadap produk yang dihasilkan,

kurangnya reputasi terhadap kualitas produk, segmentasi pasar yang kecil, dan

teknologi yang masih sangat sederhana.

2) Perhatian Pemerintah. Berdasarkan hasil di atas menunjukkan bahwa perhatian

pemerintah terhadap UMKM masih tergolong kurang, dimana hal ini terjadi

karena pemberian bantuan modal yang kurang merata dan kurangnya

kesempatan mempromosikan produk yang di dukung oleh pemerintah.

Page 42: LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH BERSAING

41

5.2 Pembahasan

Berdasarkan uraian pada sub bab sebelumnhya maka dapat dijelaskan bahwa

UMKM di Kabupaten Deli Serdang belum menjalankan strategi bisnis secara baik

dalam upaya meningkatkan daya saing. Berdasarkan hasil wawancara bahwa hampir

semua UMKM masih menjalankan strategi bisnisnya secara konvensional. Kondisi

ini dapat dilihat hasil deskripsi data yang telah dijelaskan, dimana hampir semua

indikator memiliki kategori sedang atau cukup, bahkan ada yang masuk dalam

kategori rendah yaitu kemampuan inovasi dan teknologi.

Pada indikator persaingan antar perusahaan sejenis masuk dalam kategori

sedang, hal ini menunjukkan masih perlunya perhatian bagi UMKM di Kabupaten

Deli Serdang, sehingga dapat tercipta keunggulan bersaing dalam menghadapi

MEA. Adapun upaya yang dapat dilakukan UMKM untuk unggul dalam persaingan

di antaranya: sebaiknya UMKM perlu melakukan efisiensi biaya tetap, karena

dengan biaya tetap yang tinggi akan menyebabkan harga jual yang tinggi pula,

dengan menekan biaya tetap tersebut maka harga jual dapat lebih bersaing dengan

industri sejenis. Selain menekan biaya tetap, UMKM juga harus mampu menekan

biaya produksinya karena biaya produksi juga merupakan hal yang diperhatikan

dalam penentuan harga jual. Dengan mampu menekan biaya produksi maka harga

jual akan mampu bersaing dengan para pesaing. Selanjutnya UMKM harus mampu

mempromosikan produknya ke para konsumen, dengan harga jual yang bersaing

maka promosi akan lebih mudah dilakukan.

Pada indikator ancaman pendatang baru juga termasuk dalam kategori cukup

atau sedang, hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya MEA maka kemungkinan

besar UMKM menghadapi ancaman dari pendatang baru. Adapun upaya yang harus

dilakukan oleh UMKM untuk mampu bersaing dengan datanya pendatang

(pengusaha) baru adalah: perlunya modal keuangan yang besar untuk melakukan

investasi terhadap sarana dan prasarana yang mendukung proses produksi atas

produk sehingga produk yang dihasilkan jauh lebih berkualitas dibandingkan

dengan produk yang dihasilkan para pesaing. Melakukan diversifikasi produk agar

Page 43: LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH BERSAING

42

produk lebih beragam sehingga dapat meningkat laba bagi UMKM. Membuat jalur

distribusi yang lebih efisien sehingga produk lebih cepat diterima oleh pasar.

Pada indikator ancaman produk pengganti juga masuk dalam kategori cukup

atau sedang, hal ini menunjukkan bahwa produk pengganti menjadi ancaman yang

cukup berarti bagi perkembangan usaha UMKM di Kabupaten Deli Serdang.

Adapun upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi ancaman dari produk pengganti

adalah: perlu menciptakan produk yang memiliki keunikan yang spesifik sehingga

sulit untuk ditiru oleh pesaing, dan menetapkan harga jual yang lebih bersaing

dengan para kompetitor, serta memperhatikan segmentasi pasar atas produk yang

dihasilkan.

Pada indikator kekuatan tawar menawar pembeli masih termasuk dalam

kategori cukup atau sedang, hal ini menunjukkan bahwa masih cukupnya tawar

menawar dari pembeli terhadap produk yang dihasilkan UMKM. Adapun upaya

yang dilakukan agar tawar menawar dari pembeli dapat meningkat maka hal yang

harus dilakukan; memberikan informasi mengenai produk kepada para konsumen

melalui promosi di media cetak dan elektronik tentang keunggulan dari produk yang

dihasilkan, serta memberikan informasi secara lengkap tentang komposisi dari

produk.

Pada indiator kekuatan tawar menawar pemasok termasuk dalam kategori

cukup atau sedang, hal ini menunjukkan tawar menawar dari pemasok terhadap

bahan baku masih menghadapi kendala, sehingga UMKM mengalami kesulitan

pasokan bahan baku. Adapun upaya yang harus dilakukan oleh UMKM adalah,

membina hubungan baik dengan pemosok bahan baku dengan menjaga integritas

sehingga UMKM dapat menjadi pelanggan utama dari pemasok bahan baku.

Pada indikator kemampuan inovasi dan tekonologi serta perhatian pemerintah

ternyata juga masuk dalam kategori yang cukup atau sedang, hal ini menunjukkan

bahwa UMKM masih lemah dalam melakukan inovasi terhadap produk yang

dihasilkannya dan penggunaan teknologi yang masih sederhana atau tradisional.

Selain itu perhatian pemerintah terhadap UMKM di kabupaten deli serdang juga

masih sedikit. Adapun upaya yang harus dilakukan agar kemampuan inovasi dan

Page 44: LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH BERSAING

43

teknomogi dan meningkat adalah: meningkatkan kemampuan dalam mendesain

produk dengan selalu mengikuti pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh instansi

terkait, melakukan riset pasar atas produk yang akan dihasilkan sehingga produk

sesuai dengan segmentasi pasar, menjaga reputasi produk dengan cara selalu

menjaga kualitas produk yang dihasilkan, dan penggunaan teknologi yang tepat

guna. Selanjutnya pemerintah diharapkan memberikan perhatian lebih kepada

UMKM dalam memberikan bantuan modal berupa pemberian kredit lunak sehingga

UMKM memiliki modal keuangan yang cukup dalam menghasilkan produk, selain

itu diharapkan pemerintah juga selalu mengadakan event yang mengikutsertakan

UMKM baik secara nasional maupun internasional sehingga produk UMKM lebih

dikenal luas.

Page 45: LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH BERSAING

44

BAB VI

RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA

Penelitian ini direncanakan selama 3 tahun, dimana pada tahun pertama sudah

dilaksanakan dan telah diperoleh hasil. Untuk tahun selanjutnya adalah sebagai berikut:

Tahap Kedua

Tahun kedua dilakukan 1) penyusunan model pengembangan strategi genirik

Porter, 2) uji coba pengembangan model Strategi Generik Porter, 3) Rancangan Model

Strategi Generik Porter dan laporan Penelitian.Tujuannya adalah untuk melihat

sejauhmana manfaat modul panduan yang sebagai bahan evaluasi untuk penyusunan

modul pengembangan model Strategi Generik Porter dan melakukan merevisi model

akhir pengembangan Strategi Generik Porter yang paling ideal yang dapat menciptakan

keunggulan bersaing. Langkah awal pada tahap ini adalah pengembangan model

Strategi Generik Porter yang dihasilkan di uji coba dengan membuat pilot project. Pada

tahapan ini akan dipilih UMKM untuk melaksanakan model pengembangan Strategi

Generik Porter yang dihasilkan. Untuk itu pada tahapan ini akan dilakukan kerja sama

dengan salah satu UMKM.

Tahap Ketiga

Tahun ketiga tahap sosialisasi dan implementasi. Pada tahap akhir ini

diharapkan modul panduan pengembangan model Strategi Generik Porter untuk

UMKM untuk memberikan solusi bagi UMKM dalam kesiapan menghadapi MEA.

Kegiatan pada tahap ketiga ini akan dilaksanakan dalam dua langkah yang meliputi

langkah: 1) implementasi model pengembangan model Strategi Generik Porter, dan 2)

sosialisai pengembangan model Strategi Generik Porter, 3) Pembuatan buku panduan.

Page 46: LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH BERSAING

45

Tahapan Penelitian :

Tahap PersiapanTahap Pelaksanaan

Kontinuitas Penelitian

Tahun I Tahun 2 Tahun 3

Sudah dilaksanakan Belum dilaksanakan

Gambar 5

Tahapan Penelitian

Pengumpula

n dan

penelusuran

studi teoris

dan studi

empiris

Identifikasi Permasalahan

UMKM Dalam Menciptakan Keunggulan, Dan

Identifikasi Keberadaan

Strategi Yang Digunakan Oleh UMKM Dalam

Keunggulan Bersaing

bersaing

Analisis Dan

Pelaporan

Penelitian

Penyusunan Model

Pengembangan

Strategi Genirik

Porter Generik

Porter

Uji Coba Pengembangan

Model Strategi Generik

Porter.

Rancangan

Model Pelaporan

Penelitian

Implementasi

Model

Pengembangan

Model Strategi

Generik Porter,

Sosialisai

Pengembangan

Model Strategi

Generik Porter

Buku:

Panduan Model

Strategi Generik

Porter

Page 47: LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH BERSAING

46

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Berdasarkan rumusan masalah, rumusan hipotesis atas dasar teori-teori yang

berhubungan serta hasil analisis penelitian yang telah dibahas sebagaimana yang telah

disajikan pada bab-bab sebelumnya, maka simpulan penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Strategi porter melalui indikator five forces porter yang meliputi persaingan antar

perusahaan sejenis, ancaman pendatang baru, ancaman produk pengganti, kekuatan

tawar menawar pembeli dan kekuatan tawar menawar pemasok masih termasuk

dalam kategori cukup atau sedang, hal ini menunjukkan terdapatnya kendala atau

permasalahan yang dihadapi UMKM di Kabupaten Deli Serdang.

2. Disamping indikator five forces porter, penambahan indikator pendukung berupa

kemampuan inovasi dan teknologi serta perhatian pemerintah juga masuk dalam

kategori cukup atau sedang, hal ini menunjukkan bahwa indikator pendukung juga

masih menghadapi kendala atau permasalahan

7.2 Saran

1. Pada indikator five forces porter yang meliputi persaingan antar perusahaan sejenis,

ancaman pendatang baru, ancaman produk pengganti, kekuatan tawar menawar

pembeli dan kekuatan tawar menawar pemasok, perlunya peningkatan dari kategori

sedang atau cukup menjadi baik atau tinggi melalui: efisiensi biaya tetap dan biaya

produksi, penetapan harga jual yang lebih bersaing, kualitas produk yang

dihasilkan memiliki keunikan dengan melakkukan desain produk yang up to date,

riset pasar dan segmentasi pasar yang tepat, melakukan promosi baik di media cetak

maupun elektronik tentang keunggulan dari produk yang diahsilkan sehingga

mampu bersaing menghadapi MEA.

Page 48: LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH BERSAING

47

2. Pada indikator pendukung yang meliputi kemampuan inovasi dan teknologi serta

perhatian pemerintah masih juga masuk dalam kategori cukup atau sedang,

sehingga perlunya peningkatan yang baik melalui: pengusaan teknologi bagi pelaku

UMKM serta selalu mengikuti perkembangan produk maupun mengikuti pelatihan

pelatihan dalam penguasaan teknologi maupun kemampuan inovasi terhadap

produk yang dihasilkan. Keikutsertaan pemerintah sangat diharapkan untuk

keunggulan bersaing UMKM di Kabupaten Deli Serdang dalam menghadapi MEA.

Page 49: LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH BERSAING

48

DAFTAR PUSTAKA

Adi, M, Kwartono, 2007, Analisis Usaha Kecil dan Menengah, Andi, Yogyakarta

Aaker, D.A. (1995). Strategic Market Management, John Willey & Sons, Inc.

Alan Hankinson : “The key factors in the profiles of small firm owner managers that

influence business performance. The South Coast Small Firms Survey, 1997-

2000. “Industrial and Commercial Training, Vol 32 No 3-

Allison, Kaye, (2005). Perencanaan Strategis Bagi Organisasi Nirlaba,Yayasan Obor

Indonesia, Jakarta

Bank Indonesia (2009),Hasil Kajian Kredit Konsumsi Mikro, Kecil dan Menengah

Untuk Kegiatan Produktif, www. bi.org.id

Barker III, V. I. and I. M. Duhane (1997). “Strategic Change in the Turnarround

Procces: Theory and Empirical Evidence. Strategic Management Journal 18: pp.

13-138.

Bharadwaj, S.G.P.R. Varadarajan, et al. (1993). “Sustainable Competitve Advatange

in Service Industries: A Conceptual Model and Research Propositions. “ Journal

of Marketing 57 (October) : pp. 83 – 100.

Dinda Estika Asmarani (2006) Analisis Pengaruh Perencanaan Strategi Terhadap

Kinerja Perusahaan Dalam Upaya Menciptakan Keunggulan Bersaing, Tesis

Program Studi Magister Manajemen UNDIP

Dimas Bayu Respati (2008) Membangun Strategi Bisnis Melalui Fasilitas Kredit Bank

Dan Lingkungan Usaha Dalam Meningkatkan Kinerja Perusahaan Tesis Program

Studi Magister Manajemen UNDIP

Grant, R. M. (1991). “The Resource-Based Theory of Competitive Advantage:

Implications for Strategy Formulation.” California management Review 33(3):

pp.114-135.

Greenley, Hooley, Broderick & Rudd ,(2004). “Strategic Planning Differences Among

Different Multiple Stakeholder Orientation Profiles” Journal of Strategic

Marketing, September,pp:163-182

Kusmuljono,B.S, 2009,Public Private Partnership Policy: system approach to

microfinancing case on Indonesia, Bogor , IPB Press, 2009.

Page 50: LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH BERSAING

49

Mintzberg, H.(1994). “The Fall and Rise of Strategic Planning.” Harvard Business

Review. January-February :pp.107-114. Prentice Hall International

Pearce,J.A, Freeman,E.B, Robinson,R.B. (1987). “The Tenous Link Between Formal

Strategic Planning and Financial Performance “Academy of Management review

Vol 12: pp.658-675

Phillips,P.A. (2000). “The Strategic Planning/Finance Interface: Does Sophistication

Really Matter? “Management Decison Vol 38/8: pp.541- 549

Porter, M.E. 1980. ”Competitive Strategy - Techniques for Analysing Industries and

Competitors”. New York: NY: The Free Press.

Porter, M.E. 1985. ”Competitive Advantage: Creating and Sustaining Superior

Performance”, The Free Press

Riyadi, I.B.(2001).”Perijinan dan Sertifikat Industri Kecil dan Menengah. Juni

2001,Yogyakarta

Shrader,C.B, Mulford,C.L, Blackburn,V.L (1989). “Strategic and Operational

Planning Uncertainty, and Performance In Small Firms “Journal of Small

Business Management” October 1989, pp.45-60.

Tambunan, T., 2009, Perkembangan Industri Skala Kecil Di Indonesia. Jakarta: PT.

Mutiara Sumber Widya.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008. Tentang Usaha Mikro,

Kecil dan Menengah

http://www.mindtools.com/pages/article/newSTR_82.htm

http://www.quickmba.com/strategy/generic.shtml

http://kemlu.go.id/Pages/PressRelease.aspx?IDP=1377&l=id

Page 51: LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH BERSAING

50

LAMPIRAN

Page 52: LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH BERSAING

51

Lampiran 1: Kuesioner

PENGEMBANGAN MODEL STRATEGI GENERIK PORTER UNTUK

UMKM DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

2015

Page 53: LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH BERSAING

52

KATA PENGANTAR

NO ANGKET:

Kepada Yth.

Bapak/Ibu ………………………………….

di ..............………………………………….

Hal : Mohon pengisian kiiesioner dan kesediaan untuk diwawancarai

Dengan Hormat,

Ditengah-tengah kesibukan Bapak/Ibu mohon kiranya dapat meluangkan waktu untuk

mengisi angket kuesioner serta kesediaan untuk diwawancarai. Penelitian ini bertujuan

untuk Pengembangan Model Strategi Generik Porter Untuk Umkm Dalam

Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) (Studi Kasus: Pada UMKM Di

Kabupaten Deli Serdang). Sebagai objek dari penelitian ini, kami memilih UMKM

yang Bapak/Ibu pimpin sebagai salah satu responden penelitian. Untuk mengumpulkan

data yang berkaitan dengan judul di atas kami mohon kesediaan Bapak/Ibu mengisi

dan menjawab daftar pertanyaan yang terlampir.

Untuk lebih meyakinkan Bapak/Ibu perlu ditegaskan bahwa penelitian ini semata-mata

hanya untuk tujuan pongembangan ilmu dan pemecahan masalah dalam dunia usaha.

Semua data dan informasi yang Bapak/Ibu berikan akan dijamin kerahasiaannya.

Atas kesediaan Bapak/Ibu, kami ucapkan terima kasih.

Medan , Mei 2015

Hormat kami

Peneliti

Page 54: LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH BERSAING

53

PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER

Penelitian ini dimakudkan untuk Pengembangan Model Strategi Generik Porter

Untuk UMKM Dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) (Studi

Kasus: Pada UMKM Di Kabupaten Deli Serdang).

Untuk maksud tersebut, kami mohon Bapak/lbu sudi menjawab sejumlah pertanyaan

yang menunjukkan sikap dan pendirian Bapak/Ibu dalam memimpin perusahaan secara

jujur dan objektif. Jawaban Bapak/Ibu bersifat konfidensial (dirahasiakan) artinya kami

menjamin kerahasiaan akan jawaban tersebut.

Daftar pertanyaan di bawah ini terdiri dari dua tipe yaitu isian dan pilihan. Untuk tipe

isian mohon Bapak/Ibu mengisi pada tembat jawaban yang disediakan dengan singkat

dan jelas. Pada tipe pilihan mohon Bapak/1bu memberi tanda checklist (√) pada kolom

yang dianggap paling tepat.

Data Umum

Nama :.................................................................................(Boleh tidak Diisi)

Usia :......... Thn

Jenis Kelamin : Pria / Wanita

Nama Usaha :………………………………………………………………………...

Alamat Usaha :………………………………................................................................

Bapak/Ibu termasuk pemilik/pengusaha generasi ke…………………………………..

Tingkat pendidiksn : SD/SLTP/SLTA/D3/S1/S2

Jenis Ptoduk yang Bapak/Ibu hasilkan/jual:…………………………………………...

Lamanya usaha :……………….thn

Page 55: LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH BERSAING

54

KUESIONER

No Item Pernyataan 1 2 3 4 5 6 7

1 Bapak/ibu mempunyai sumber keuangan yang cukup

untuk memberikan investasi yang signifikan pada usaha

yang bapak/ibu lakukan

2 Bapak/Ibu mempunyai kemampuan yang baik dalam

mendesain produk agar proses pembuatan produk

menjadi lebih efisien

3 Bapak/ibu mempunyai tingkatan keahlian yang cukup

tinggi dalam hal proses produksi produk yang dihasilkan

4 Bapak/Ibu mempunyai jalur distribusi/pemasaran yang

efisien

5 Biaya produksi yang Bapak/Ibu keluarkan untuk

memproduksi produk cukup besar/tinggi

6 Biaya tetap yang Bapak/Ibu keluarkan cukup tinggi

7 Produk yang Bapak/Ibu hasilkan/jual memiliki beragam

jenis

8 Bapak/Ibu mampu menjual produk/barang pada harga

normal untuk mendapatkan keuntungan yang lebih

tinggi dari pesaing

9 Bapak/Ibu mempunyai kemampuan untuk melakukan

riset pasar maupuk riset terhadap produk yang unggul

10 Bapak/Ibu mempunyai tim pengembang yang

berkemampuan tinggi dan mempunyai kreatifitas yang

tinggi.

11 Bapak/Ibu mempunyai kemampuan

untukmempromosikan/memperlihatkan kelebihan dari

produk

12 Usaha yang Bapak/Ibu miliki mempunyai reputasi yang

baik dalam hal kualitas dan inovasi.

13 Adanya kemungkinan produk yang Bapak/Ibu produksi

dapat diimitasi/ditiru oleh pengusaha lain yang menjadi

kompetitor

14 Bapak/Ibu mampu membuat suatu produk yang

sebenarnya diperuntukkan untuk umum menjadi suatu

segmen yang lebih kecil yang dapat mereka pahami

dengan baik.

15 Teknologi yang Bapak /Ibu gunakan mampu untuk

menghasilkan produk untuk memenuhi permintaan

pasar

16 Adanya produk yang dihasilkan/disiapkan oleh

pendatang baru (pesaing) dengan skala besar dapat

mengganggu usaha Bapak/Ibu

17 Menurut Bapak/Ibu, produk dari pesaing memiliki

ragam produk yang banyak

18 Menurut Bapak/Ibu produk yang bapak/ibu

hasilkan/jual memiliki produk pengganti

Page 56: LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH BERSAING

55

No Item Pernyataan 1 2 3 4 5 6 7

19 Menurut Bapak/Ibu harga dari produk pengganti lebih

murah daripada harga produk yang Bapak/Ibu hasilkan

20 Menurut Bapak/Ibu produk pengganti yang dimiliki

pesaing mempunyai pangsa pasar yang lebih baik

21 Pembeli/konsumen memiliki informasi mengenai

produk yang Bapak/Ibu hasilkan

22 Industri dari bahan baku (pemasok) produk Bapak/Ibu

hanya didominasi oleh sedikit perusahaan

23 Produk dari pemasok sebagai bahan baku Bapak/Ibu

merupakan produk yang penting bagi Bapak/Ibu

24 Usaha yang Bapak/ibu miliki bukan merupakan

pelanggan yang penting bagi pemasok

25 Industri pemasok memiliki integritas yang baik dengan

usaha Bapak/ibu

26 Menurut Bapak/Ibu, banyak pesaing untuk usaha yang

sama dengan Bapak/Ibu

27 Produk yang Bapak/Ibu miliki memiliki sedikit

perbedaan dengan produk pesaing dalam hal kualitas

dan kuantitas

28 Usaha yang Bapak/Ibu miliki memiliki pertumbuhan

yang lamban

29 Pemerintah/instansi terkait memberikan perhatian

terhadap usaha yang Bapak/Ibu miliki melalui

pemberian fasilitas kredit

30 Pemerintah/instansi terkait memberikan kesempatan

kepada Bapak/Ibu untuk mempromosikan produk

melalui kegiatan-kegiatan baik regional maupun

nasional

Komentar Bapak/Ibu tentang hambatan/tantangan dalam menjalankan usaha.

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………….................................

TERIMA KASIH

Page 57: LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH BERSAING

56

Lampiran 2 : Biodata Peneliti

A. Identitas Diri (Ketua Peneliti)

1 Nama Lengkap (dengan gelar) Julita, SE, M.Si

2 Jabatan Fungsional Lektor

3 Jabatan Struktural Dosen Tetap

4 NIP/NIK/Identitas lainnya 1271107007740005

5 NIDN 0130067402

6 Tempat dan Tanggal Lahir Binjai, 30 Juli 1974

7 Alamat Rumah Jl. Puri Gg Kemuning No.25 Medan

8 Nomor Telepon/Faks/ HP -/-/ 081370242218

9 Alamat Kantor Jl. Kapt. Mukhtar Basri No. 3 Medan

10 Nomor Telepon/Faks (061) 6624567

11 Alamat e-mail [email protected]

12 Lulusan yang Telah Dihasilkan S-1= 255 orang; S-2= - Orang; S-3=-Orang

Mata Kuliah Yang Diampu 1. Manajemen Keuangan

2. Penganggaran Perusahaan

3. Study Kelayakan Bisnis

B. Riwayat Pendidikan

S-1 S-2

Nama Perguruan Tinggi Univ. Muhammadiyah Sumut Univ. Sumatera Utara

Bidang Ilmu Manajemen Ilmu Manajemen

Tahun Masuk-Lulus 1993 – 1997 2001 -2004

Judul Skripsi/

Thesis/Disertasi

Analisis Kredit Modal Kerja

Pada PT. Bank Jakarta Medan

Pengaruh Kualitas Pelayanan

Terhadap Kepuasan Mahasiswa

Universitas Muhammadiyah

Sumatera Utara

Nama

Pembimbing/Promotor

Drs.Arifin Siregar, MM

Muis Fauzi Rambe,SE,MM

Dr.Rismayani,SE,M.Si

Dr. Paham Ginting,SE,M.Si

Dr. Parapat Gultom,MSIE

Page 58: LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH BERSAING

57

C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir

No Tahun Judul Penelitian Pendanaan

Sumber Jumlah (Rp)

1 2007 Analisis Karakteristik Sosial Ekonomi

Yang Memanfaatkan Jasa Pengadaian di

Kota Medan

DP2M

Dikti

(Ketua)

10.000.000

2 2009 Persepsi Masyarakat Terhadap Bisnis

Ritel di Kota Medan

Mandiri 2.500.000

3 2009 Pengaruh Kolaborasi dan Evaluasi Dalam

Supply Chain Pada Investasi Lingkungan

di Level Produsen ( Studi Kasus Pada

Perusahaan Food Industry di Kota

Medan)

DP2M

Dikti

(Ketua)

8.500.000

4 2011 Pengaruh Karakteristik Masyarakat

Terhadap Budaya Belanja Online

Mandiri 2.000.000

5 2013 Pengaruh Motivasi, Knowledge of

Entrepreneurship dan Independensi

terhadap The Entrepreneur’s

Performance (Studi Kasus Pada UKM di

Kota Medan)

Internal

UMSU

4.000.000

D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam 5 Tahun Terakhir

No Tahun Kegiatan Sumber Jumlah (Rp)

1

2

3

4

2012

2012

2013

2014

Penyuluhan Penyusunan Anggaran

Produksi Pada UKM (Konveksi) di Komat

I Medan Area

Penyusunan Laporan Keuangan UKM di

Medan Krio Kec.Sunggal Kab. Deli

Serdang

Penyusunan Anggaran Produksi pada

Usaha Kecil Menengah (UKM) di Medan

Krio Kec.Sunggal Kab.Deli Serdang

Prosedur Pemberian Kredit pada UKM di

Medan Krio Kec.Sunggal Kab.Deli

Serdang

Pemko

Medan

Mandiri

Mandiri

Mandiri

1.500.000

1.250.000

1.450.000

1.300.000

Page 59: LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH BERSAING

58

E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah Dalam Jurnal Dalam 5 Tahun

Terakhir

No Judul Artikel Ilmiah Volume/Nomor/Tahun Nama Jurnal

1 Analisis Karakteristik Sosial

Ekonomi Yang Memanfaatkan

Jasa Pegadaian di Kota Medan

Vol 8.No.2/September

2008

Jurnal Riset

Akuntansi dan

Bisnis

ISSN 1693-7619

2

3

4

5

Pengaruh Kolaborasi dan

Evaluasi Dalam Supply Chain

Pada Investasi Lingkungan di

Level Produsen (Studi Kasus

Pada Perusahaan Food

Industry di Kota Medan)

Pengaruh Perputaran Piutang

dan Perputaran Persediaan

Terhadap Profitabilitas

Perusahaan Garmen dan

Tekstil yang Terdaftar di

BursaEfek Indonesia (BEI)

Pengaruh Kebijakan Deviden,

Investasi dan Profitabilitas

Terhadap Kebijakan Hutang

pada Perusahaan Otomotif

yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI)

Pengaruh

Motivasi,Knowledge of

Entrepreneurship dan

Independensi Terhadap The

Entrepreneur’Performance

Vol 10.No 1/Maret 2010

Edisi 11.Desember 2012

Edisi 12. Juli 2013

Vol.13 No.01/Oktober

2013

Jurnal Riset

Akuntansi dan

Bisnis

ISSN 1693-7619

Jurnal

Ekonomikawan

ISSN 1693-7600

Jurnal

Ekonomikawan

ISSN 1693-7600

Jurnal Manajemen

dan Bisnis

ISSN 1693-7619

Page 60: LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH BERSAING

59

F. Pengalaman Penulisan Buku dalam 5 Tahun Terakhir

No Judul Buku Tahun Jumlah

Halaman

Penerbit

1 Budgeting

(Pedoman,Pengkoordinasian

dan Pengawasan Kerja)

Edisi 1

Tahun 2008

140 Cita Pustaka

Media

Bandung

2 Penganggaran Perusahaaan Edisi Revisi

Tahun 2014

250 Cita Pustaka

Media

Bandung

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat

dipertanggungjawabkan secara hukum.Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai

ketidak sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima resikonya. Demikianlah

biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam

pengajuan Penelitian Hibah Bersaing.

Medan, 20 Nopember 2015

Page 61: LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH BERSAING

60

A. Identitas Diri (Anggota Peneliti)

1 Nama Lengkap (dengan gelar) Dewi Lina,SE,MM

2 Jabatan Fungsional Lektor Kepala

3 Jabatan Struktural Dosen DPK

4 NIP/NIK/Identitas lainnya 19560121986032001

5 NIDN 0029015601

6 Tempat dan Tanggal Lahir Tebing Tinggi, 29 Januari 1956

7 Alamat Rumah Jl.Bunga Asoka N0.105 Medan

8 Nomor Telepon/Faks/ HP -/-082174000928

9 Alamat Kantor Jl. Kapt. Mukhtar Basri No. 3 Medan

10 Nomor Telepon/Faks (061) 6624567

11 Alamat e-mail [email protected]

12 Lulusan yang Telah Dihasilkan S-1= 95 orang; S-2= - Orang; S-3=- Orang

Mata Kuliah Yang Diampu 1. Teori Akuntansi

2. Sistem Informasi Akuntansi

B. Riwayat Pendidikan S-1 S-2

Nama Perguruan Tinggi Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Bidang Ilmu Akuntansi Magister Management

Tahun Masuk-Lulus 1977-1984 2006-2012

Judul Skripsi/

Thesis/Disertasi

Perencanaan dan Pengawasan

Persediaan Pada PT Industri

Baja Garuda Semen

Analisis Pengaruh

Kepemimpinan dan Budaya

Organisasi Terhadap Kinerja

Pegawai dengan Sistem Reward

Sebagai Variabel Moderating

Nama

Pembimbing/Promotor

1. Drs Syamsul Lubis Ak

2. Drs Mahmud Nst Ak

1. Prof.Dr.Ir Sukaria

Sinulingga, M.Eng

2. Dra.Sri Mulyani,Ak,MBA

C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir

No Tahun Judul Pendanaan

Sumber Jumlah (Rp)

1 2012 Analisis Pengaruh Kepemimpinan dan

Budaya Organisasi Terhadap Kinerja

Pegawai dengan Sistem Reward Sebagai

Variabel Moderating

Mandiri Rp.5.000.000

Page 62: LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH BERSAING

61

D. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah Dalam Jurnal Dalam 5 Tahun Terakhir

No Judul Artikel Ilmiah Volume/Nomor/Tahun Nama Jurnal

1 Analisis Pengaruh

Kepemimpinan dan Budaya

Organisasi Terhadap Kinerja

Pegawai dengan Sistem

Reward Sebagai Variabel

Moderating

Vol.14/No.1/Maret 2014 Jurnal Riset

Akuntansi dan

Bisnis

ISSN 1693-7619

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat

dipertanggungjawabkan secara hukum.Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai

ketidak sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima resikonya.Demikianlah

biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam

pengajuan Penelitian Hibah Bersaing.

Medan, 20 Nopember 2015

( Dewi Lina,SE,MM )

Page 63: LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH BERSAING

62

Lampiran 3: Artikel Ilmiah

STRATEGI GENERIK PORTER BAGI UMKM DALAM MENGHADAPI

MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)

(Studi Kasus: Pada UMKM Di Kabupaten Deli Serdang)

JULITA DAN EKA NURMALA SARI

Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Jl. Kapten Mukhtar Basri No.3 Medan

Email: [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mencari permasalahan yang sering menghambat

pengembangan UMKM di Kabupaten Deli Serdang dalam keunggulan bersaing

terutama dalam menghadapi MEA, untuk itu diperlukan adanya suatu strategi dalam

menciptakan keunggulan bersaing di era MEA. Banyak strategi dalam menciptakan

keunggulan bersaing dan salah satunya strategi generik Porter. Strategi ini memberikan

keberhasilan di perusahaan sehingga peneliti ingin mengadopsi strategi generik Porter

bagi UMKM khususnya di Kabupaten Deli Serdang.

Objek dalam penelitian ini adalah pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM)

yang ada di Kabupaten Deli Serdang. Teknik pengumpulan data menggunakan

kuesioner dan Wawancara/interview terstruktur dan teknik analisis data menggunakan

teknik analisis deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi porter melalui indikator five forces

porter yang meliputi persaingan antar perusahaan sejenis, ancaman pendatang baru,

ancaman produk pengganti, kekuatan tawar menawar pembeli dan kekuatan tawar

menawar pemasok masih termasuk dalam kategori cukup atau sedang, hal ini

menunjukkan terdapatnya kendala atau permasalahan yang dihadapi UMKM di

Kabupaten Deli Serdang. Disamping indikator five forces porter, penambahan

indikator pendukung berupa kemampuan inovasi dan teknologi serta perhatian

pemerintah juga masuk dalam kategori cukup atau sedang, hal ini menunjukkan bahwa

indikator pendukung juga masih menghadapi kendala atau permasalahan

Kata Kunci: Generic Porter, UMKM, MEA

ABSTRACT

This study aims to find out the problems that often hinder the development of

SMEs in Deli Serdang in competitive advantage, especially in the face of the MEA, it

is necessary for a strategy for creating a competitive advantage in the era of the MEA.

Many strategies to create competitive advantage and one generic strategy Porter. This

strategy gives success in the company so that the researcher wants to adoption Porter

generic strategies for SMEs, especially in Deli Serdang

Page 64: LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH BERSAING

63

The object of this research is the small and medium-sized businesses (SMEs) in

Deli Serdang. Data collection techniques using questionnaires and interviews /

structured interviews and data analysis techniques using descriptive analysis

techniques.

The results showed that the strategy porter through indicators five forces porter

which includes competition among similar companies, the threat of new entrants,

threat of substitute products, bargaining power of buyers and the bargaining power of

suppliers is still included in the category enough or moderate, indicating the presence

of obstacles or problems faced by SMEs in Deli Serdang. Besides the five forces porter

indicator, additional supporting indicators such as innovation and technological

capabilities as well as the government's attention is also included in the category

enough or moderate, indicating that the supporting indicators are still facing obstacles

or problems

Keywords: Generic Porter, SMEs, MEA

1. PENDAHULUAN

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah atau yang sering disebut dengan UMKM

tersebut turut aktif dalam kegiatan investasi guna mendorong sektor produktif.

Setidaknya terdapat tiga indikator yang menunjukkan peran penting UMKM dalam

perekonomian. Pertama, jumlah usahanya yang banyak dan ada dalam setiap sektor

ekonomi. Data BPS tahun 2008 mencatat bahwa jumlah UMKM mencapai 99,99% dari

total unit usaha di Indonesia. Kedua,UMKM mempunyai potensi besar dalam

penyerapan tenaga kerja. Sektor UMKM menyerap 97,3% dari total angkatan kerja

yang bekerja. Dari setiap rupiah investasi di UMKM dapat menciptakan lebih banyak

tenaga kerja dibandingkan dengan investasi yang sama di usaha besar. Ketiga, UMKM

memberikan kontribusi yang besar terhadap pendapatan nasional. UMKM mampu

menyumbang 53,6% dari total Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, Bank

Indonesia (2009).

Dalam waktu satu tahun lagi kita akan memasuki babak baru dengan mitra

negara-negara tetangga, khususnya anggota Asean, yaitu mulai berlakunya Masyarakat

Ekonomi Asean (MEA) atau Asean Economic Community pada 31 Desember 2015.

Salah satu pilar utama MEA adalah aliran bebas barang, yaitu pada 2015 perdagangan

barang di kawasan Asean dilakukan secara bebas tanpa mengalami hambatan, baik tarif

maupun nontarif. MEA menerapkan skema Common Effective Preferential Tariff

(CEPT) yang sebelumnya sudah diterapkan saat Asean Free Trade Area (AFTA), yaitu

penurunan tarif dilakukan secara bertahap untuk jenis barang tertentu yang dilakukan

dalam rentang waktu yang telah disepakati bersama.

Keberadaan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 ini memberi tantangan

tersendiri bagi Indonesia, yaitu dalam hal : (1) indeks daya saing, hal ini karena Indeks

Daya Saing Global 2012-2013 Indonesia berada pada peringkat 50 dari 144 negara,

dibandingkan dengan negara-negara ASEAN, peringkat tersebut turun dari sebelumnya

peringkat 46 (2011-2012). Singapura menempati peringkat ke-2, Malaysia peringkat

Page 65: LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH BERSAING

64

ke-25, Thailand peringkat ke-38, Filipina peringkat ke-65, dan Vietnam peringkat ke-

75. Indeks daya saing Indonesia di tingkat global masih mengelompokkan Indonesia

dalam perekonomian berbasis efisiensi, di tengah ASEAN yang sudah berbasis inovasi

(Singapura), menuju inovasi (Malaysia), yang masih berbasis faktor produksi atau

sumber kekayaan alam (Filipina, Vietnam, Kamboja, Laos, Myanmar), (2) Indeks

inovasi global, hal ini karena posisi Indonesia termasuk rata-rata di antara sembilan

negara ASEAN lainnya. Berdasarkan kedua hal tersebut maka diperlukan kesiapan

UMKM Indonesia menghadapi MEA 2015 dan prospeknya terhadap ketahanan

nasional Indonesia.

Menurut pendapat I Wayan Dipta (2013) Deputi Bidang Pengkajian

Sumberdaya UKM menyampaikan apabila Indonesia tidak mendorong daya saing dan

nilai tambah atas barang/produk yang diproduksi, maka Indonesia dapat kehilangan

perannya di kawasan dan menjadi objek kemajuan pembangunan di kawasan tanpa

memperoleh keutungan yang maksimal. Oleh karena itu, program kebijakan penguatan

daya saing telah mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah, antara lain penguatan

UKM nasional. Hal tersebut penting untuk memfasilitasi UMKM nasional yang

berdaya saing tinggi, inovatif, dan kreatif, serta mampu melakukan perluasan pasar dari

Komunitas Ekonomi ASEAN.

Setiap organisasi tentu memiliki perencanaan, dan bagi lingkup perusahaan kita

mengenal istilah perencanaan stratejik, dimana perencanaan stratejik ini dapat

membantu kita mengevaluasi secara berkala untuk mencapai tujuan, membantu

perusahaan untuk maju dan berkembang, memperbesar pangsa pasar di tengah

persaingan usaha yang semakin tajam (Allison &Kaye, 2005). Salah satu kunci

keberhasilan dari perencanaan stratejik adalah pada pemilihan pasar dan penentuan

bagaimana berkompetisi di tengah persaingan yang ada (Hooley,Moller &

Broderick,1998). Letak dari persaingan adalah diferensiasi produk dan jasa dalam

pasar yang terpilih bagi para pesaing mereka. Mengacu pada ide Porter (1980)

mengenai keunggulan bersaing dapat dicapai melalui bermacam strategi salah satunya

dengan strategi bisnis baik itu cost leadership, differentiation maupun focus.

Penelitian mengenai pengembangan model strategi generik Porter sudah

banyak dilakukan antara lain: Dimas Bayu Respati (2008) yang meneliti tentang

hubungan antara dinamisme lingkungan dan struktur perusahaan kecil, strategi dan

kinerja, yang menyimpulkan bahwa dinamisme lingkungan mempengaruhi strategi

yang dipilih oleh perusahaan kecil dan memoderasi hubungan antara struktur

organisasi, strategic posture dan kinerja perusahaan. Sejalan dengan penelitian di atas,

Berry Albert, et al (2001) telah melakukan penelitian tentang dinamika UMKM di

Indonesia sebelum dan sesudah krisis, dan menemukan bahwa produktivitas UMKM

meningkat secara substansial pada level tidak jauh dengan perusahaan yang lebih besar,

disamping itu ditemukan pula bahwa UMKM lebih tahan menghadapi krisis daripada

perusahaan besar, selanjutnya dijelaskan bahwa UMKM mampu lebih cepat dan

fleksibel merespon persoalan yang secara tiba-tiba terjadi. Selanjutnya hasilp enelitian

dari Alan Hankinson (2000) yang menyatakann bahwa salah satu kunci sukses bisnis

perusahaan kecil/ UMKM adalah faktor internal perusahaan melalui strategi bisnis

perusahaan. Dinda Estika Asmarani (2006) dengan hasil penelitian bahwa keunggulan

Page 66: LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH BERSAING

65

bersaing akan tercipta bila kinerja perusahaan baik dimana kinerja perusahaan ini

dipengaruhi oleh perencanaan stratejik.

Penelitian ini akan dilakukan di Kabupaten Deli Serdang dengan alasan bahwa

Kabupaten Deli Serdang merupakan wilayah di Sumatera Utara yang memiliki luas

daerah, selain itu terdapat permasalahan yang sering menghambat pengembangan

UMKM di Kabupaten Deli Serdang adalah lemahnya faktor internal dan eksternal

usaha. meliputi kemampuan inovasi dan teknologi, ancaman pendatang baru, kekuatan

tawar menawar pemasok, persaingan antar pesaing dalam industry, kekuatan

penawaran pembeli, ancaman produk pengganti dan perhatian pemerintah Untuk itu

diperlukan suatu upaya dalam meningkatan pertumbuhan UMKM dengan

menggunakan strategi bersaing, terutama dalam menghadapi MEA.

2. TELAAH LITERATUR

2.1.Konsep Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

Sebagian besar dari jumlah UMKM di Indonesia terdapat di perdesaan sehingga

diharapkan dapat menjadi penggerak pembangunan ekonomi perdesaan untuk

menanggulangi kemiskinan dan mengurangi kesenjangan pembangunan antara

perkotaan dan perdesaan. Selain itu, UMKM berperan penting dalam menyerap

kelebihan tenaga kerja di perdesaan karena bersifat padat karya. Oleh karena itu,

kemajuan pembangunan ekonomi perdesaan sangat ditentukan oleh kemajuan

pembangunan UMKM. Pemberdayaan UMKM dalam konteks pembangunan ekonomi

kerakyatan tidak terlepas dari peran semua pihak baik pengusaha, pendamping

(fasilitator), pemerintah dan lembaga keuangan (Adi, 2007). Sebagian besar pengusaha

mikro di Indonesia berusaha karena ingin memperoleh perbaikan penghasilan bukan

karena peluang bisnis dan pangsa pasar yang besar. Hal ini karena tidak adanya

kesempatan berkarier di bidang lain.

Definisi UMKM diatur dalam UU No 20 Tahun 2008 tentang UMKM

menggunakan kriteria nilai kekayaan atau aset bersih tanpa tanah dan hasil penjualan

tahunan. Berdasarkan kriteria tersebut, usaha mikro merupakan unit usaha yang

memiliki nilai aset paling banyak Rp 50 juta atau dengan hasil penjualan tahunan paling

besar Rp 300 juta. Usaha kecil dengan nilai aset lebih dari Rp 50 juta sampai dengan

Rp 500 juta atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300 juta hingga Rp

2,5 miliar. Sedangkan usaha menengah adalah unit usaha dengan nilai aset bersih lebih

dari Rp 500 juta hingga Rp 10 miliar atau memiliki hasil penjualan tahunan diatas Rp

2,5 miliar hingga Rp 50 miliar. Selain itu, definisi UMKM menurut Badan Pusat

Statistik (BPS) dengan berdasarkan pada kriteria jumlah pekerja. Menurut BPS, Usaha

mikro adalah unit usaha dengan jumlah pekerja tetap hingga 4 orang. Usaha kecil

merupakan unit usaha dengan jumlah pekerja antara 5 hingga 19 pekerja. Sedangkan

usaha menengah mempunyai pekerja dari 20 hingga 99 orang pekerja.

Page 67: LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH BERSAING

66

2.2.Perencanaan Stratejik

Perencanaan stratejik hadir sekitar pertengahan tahun 1960-an dan

parapimpinan perusahaan mengakui bahwa perencanaan stratejik merupakan ”the one

best way” untuk memutuskan dan mengimplementasikan strategi yang dapat

meningkatkan kompetitif pada setiap unit bisnis. Seperti yang diungkapkan oleh ahli

penelitian Frederick Taylor, perencanaan stratejik merupakan cara yang melibatkan

pemikiran melalui sebuah karya, penciptaan dari fungsi manajemen staf baru yaitu

munculnya ahli perencanaan. Dimana sistem perencanaan ini merupakan strategi yang

bagus sebagai suatu tahapan strategi yang akan diterapkan para pelaku bisnis, manajer

perusahaan dan mengarahkan agar tidak membuat kekeliruan (Mintzberg,H.1994).

Menurut (Allison, Kaye,2005) definisi perencanaan stratejik adalah proses

sistematik yang disepakati organisasi dan membangun keterlibatan diantara

stakeholder utama-tentang prioritas yang hakiki bagi misinya dan tanggap terhadap

lingkungan operasi. Perencanaan stratejik khususnya digunakan untuk mempertajam

fokus organisasi, agar semua sumber organisasi digunakan secara optimal untuk

melayani misi organisasi itu. Artinya bahwa perencanaan stratejik menjadi pedoman

sebuah organisasi harus tanggap terhadap lingkungan yang dinamis dan sulit diramal.

Perencanaan stratejik menekankan pentingnya membuat keputusan keputusan yang

menempatkan organisasi untuk berhasil menanggapi perubahan lingkungan. Fokus

perencanaan stratejik adalah pada pengelolaan stratejik, artinya penerapan pemikiran

stratejik pada tugas memimpin sebuah organisasi guna mencapai maksudnya.

Pengertian lain dari perencanaan stratejik menurut (Shrader,Taylor dan

Dalton,1984) adalah perencanaan jangka panjang yang tertulis dimana didalamnya

terdiri dari kesepakatan misi dan tujuan perusahaan. Menurut Philips (2000)

perencanaan stratejik yang efektif pengaruhnya pada kinerja keuangan pada contoh

kasus pada hotel, ditunjukkan pada peranan perilaku manajer dalam pengambilan

keputusan. Studi lanjutan dari Bracker et al (1988) menyatakan hubungan antara proses

perencanaan dengan kinerja keuangan pada perusahaan kecil yang terseleksi

menunjukkan hasil yang signifikan.

Studi lain dari Robinson dan Pearce (1988) menganalisa pengaruh moderating

dari perencanaan stratejik dalam kinerja strategi di 97 perusahaan manufaktur dengan

60 industri yang berbeda menghasilkan efek moderasi positif dan signifikan.

Kaitan selanjutnya mengenai pengembangan perencanaan stratejik adalah pada

penciptaan keunggulan bersaing yang berkelanjutan. Hal ini tercapai ketika

kemampuan manajemen dan menggunakan kreasi dan mengimplentasikan strategi agar

tahan pada keunggulan yang banyak terjadi peniruan, mampu menciptakan faktor

hambatan dalam jangka waktu yang lama (Bharawaj, Varadarajan dan Fahy,1993;

Grant,1995; Mahoney dan Pandian,1992; Rumelt,1984). Perlu diingat bahwa proses

perencanaan strategi ini adalah suatu pemikiran stratejik (strategic thinking) dari para

pemilik usaha. Perencanaan strategi tidak harus bersifat formal namun pemikiran

stratejik ini setidaknya mensistesiskan intuisi dan kreativitas wirausaha kedalam visi

masa depan (Rambat,2002). Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa perencanaan

stratejik menjadi pedoman sebuah organisasi untuk tanggap terhadap lingkungan yang

Page 68: LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH BERSAING

67

dinamis dan sulit diramal. Perencanaan stratejik menekankan pentingnya membuat

keputusan-keputusan yang menempatkan organisasi untuk berhasil menanggapi

perubahan lingkungan.

2.3.Keunggulan Bersaing

Konsep keunggulan bersaing perusahaan banyak dikembangkan dari strategi

generik yang dikemukakan oleh Porter (1985). Hal-hal yang dapat mengindikasikan

variabel keunggulan bersaing adalah imitabilitas, durabilitas, dan kemudahan

menyamai. Keunggulan bersaing adalah jantung kinerja perusahaan dalam pasar

bersaing. Keunggulan perusahaan pada dasarnya tumbuh

dari nilai atau manfaat yang dapat diciptakan perusahaan bagi para pembelinya. Bila

kemudian perusahaan mampu menciptakan keunggulan melalui salah satu dari ketiga

strategi generik tersebut, maka akan didapatkan keunggulan bersaing (Aaker,1989)

Keunggulan bersaing dapat dipahami dengan memandang perusahaan sebagai

keseluruhan, berasal dari banyak aktivitas yang berlainan yang dilakukan oleh

perusahaan dalam mendesain, memproduksi, memasarkan, menyerahkan dan

mendukung penjualan (Porter,1999). Sehingga keunggulan bersaing adalah suatu

posisi yang masih dikerjakan organisasi sebagai upaya mengalahkan pesaing.

2.4.Strategi Generik Porter

Porter generic strategies merupakan strategi yang umumnya digunakan oleh

suatu perusahaan dalam menjalankan bisnisnya untuk mencapai dan mempertahankan

kelebihannya. Michael Porter menjelaskan bahwa terdapat 3 tipe strategi yang

umumnya digunakan oleh bisnis untuk mencapai dan mempertahankan kemampuan

kompetisi yang dimilikinya. Ketiga strategi inidibedakan menurut ruang lingkup dari

strateginya dan kemampuan dari strategi. Ruang lingkup strategi dilihat dari sisi

permintaan dan juga dilihat dari besar dan komposisi dari pasar yang ingin dimasuki.

Kemampuan strategi dilihat dari sisi penawaran atau supply yang dimiliki dan dilihat

dari kemampuan dari perusahaan. Dalam hal ini, ia membaginya menjadi 2 kompetensi

yang dirasa cukup penting, yaitu diferensiasi prosuk dan harga produk (umumnya

disamakan dengan efisiensi).

Pada awal pembentukkannya, Michael Porter membagi strategi yang dibuatnya

menjadi 3 dimensi, yaitu rendah, sedang dan tinggi, serta memberi pendekatan berupa

matriks 3 dimensi. Skema kategori ini ditunjukkan dengan kubus 3 x 3 x 3. Namun

sebagian besar dari 27 kombinasi yang dimiliki oleh kubus tersebut tidak umum

digunakan dalam bisnis. Saat ini, terdapat 3 strategi utama yang umum digunakan oleh

perusahaan saat ini. Ketiga strategi ini ialah Cost Leadership Strategy, Differentiation

Strategy, dan Focus Strategy

Page 69: LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH BERSAING

68

Gambar.1

Gambar Strategi Porter

Strategi utama pada Porter Generic Strategies akan dibahas pada poin-poin

berikut :

1. Cost LeaderShip Strategy Strategi ini merupakan strategi untuk menjadi produsen dengan harga rendah

dalam industri tertentu dengan tingkat kualitas tertentu. Perusahaan akan menjual

barangnya pada harga normal untuk mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi dari

kompetitorny, bahkan perusahaan akan menjual barangnya dibawah harga yang

ditawarkan oleh kompetitornya pada industri yang sejenis dengannya untuk

mendapatkan Market Share ( Market Share = penjualan perusahaan/ total penjualan

pasar ). Pada saat terjadi suatu persaingan harga, perusahaan tetap dapat

mempertahankan keuntungan sementara kompetitornya akan mengalami kerugian.

Bahkan tanpa perlu terjadinya suatu persaingan harga, saat industri yang ditekuni

perusahaan telah “dewasa” dan harga mulai menurun, perusahaan yang dapat

memproduksi lebih murah akan tetap mendapatkan keuntungan untuk periode yang

cukup lama. Target dari Strategi ini umumnya ialah untuk kalangan umum (ruang

lingkup pasar besar).

Beberapa langkah yang dilakukan oleh perusahaan untuk mencapai kelebihan

dalam bidang harga ialah dengan mengembangkan efisiensi proses bisnis ,

mendapatkan akses khusus untuk mencapai sumber bahan baku yang banyak namun

memiliki harga yang rendah, membangun outsourcing dan vertical integration yang

lebih optimal ataupun dengan mengurangi beberapa biaya yang tidak penting secara

keseluruhan dari setiap aspek perusahaannya. Apabila perusahaan yang menjadi

kompetitor tidak mampu mengikuti pengurangan biaya yang hingga mencapai biaya

yang telah dikurangi oleh perusahaan, maka perusahaan berkemungkinan mendapatkan

kelebihan dalam berkompetisi dalam hal biaya.

Faktor-faktor yang umumnya dimiliki oleh perusahaan yang berhasil

berkembang dengan strategi ini diantaranya ialah :

Page 70: LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH BERSAING

69

Mempunyai keuangan yang cukup untuk memberika investasi yang signifikan

pada bidang produksi (kemampuan investasi ini merepresentasikan suatu

halangan bagi banyak perusahaan untuk masuk ke dalam pasar)

Mempunyai kemampuan yang baik dalam mendesain produk agar proses

manufaktur menjadi lebih efisien, contohnya dengan memperkecil jumlah

komponen yang digunakan untuk mengurangi proses pembuatan.

Mempunyai tingkatan keahlian yang cukup tinggi dalam hal pembangunan

proses manufaktur.

Mempunyai jalur distribusi yang efisien.

Setiap strategi pada Porter Generic Strategies meiliki resikonya masing-

masing, termasuk juga untuk strategi dengan biaya rendah ini. Contoh resikonya,

Perusahaan lain mempunyai kemungkinan untuk dapat mengurangi biaya yang

dimilikinya juga. Dengan berkembangnya teknologi, kelebihan dalam bidang produksi

mungkin dapat tidak menjadi kelebihan yang signifikan dalam kompetisi, sehingga

dapat menghilangkan kelebihan kompetisi yang telah dimiliki oleh perusahaan. Selain

itu, terdapat beberapa perusahaan yang mempunyai fokus terhadap target-target

tertentu, sehingga dapat mencapai harga yang lebih rendah lagi dalam bagian pasar

mereka dan mendapatkan Market Share yang cukup signifikan.

2. Differentiation Strategy Strategi diferensiasi ini merupakan strategi dengan menggunakan suatu produk

ataupun jasa yang unik dan menarik bagi pelanggan, selain itu juga pelanggan

menganggap bahwa produk atau jasa ini lebih baik dibandingkan produk-produk lain

yang menjadi kompetitor. Nilai yang ditambahkan oleh karena hal unik dari produk

tersebut dapat memberikan kesempatan bagi perusahaan untuk memberikan harga yang

cukup tinggi bagi produk tersebut. Perusahaan berharap dengan tingginya harga jual

produk dapat menutupi biaya tambahan yang muncul dalam masa penawaran produk

unik tersebut. Karena keunikan dari produk, maka apabila supplier menaikkan harga

jualnya, perusahaan dapat langsung menyalurkan kenaikan harga tersebut ke pelanggan

karena pelanggan kesulitan mencari pengganti dari produk yang sejenis.

Faktor-faktor yang umumnya dimiliki oleh perusahaan yang berhasil

berkembang dengan strategi ini diantaranya ialah :

Mempunyai kemampuan riset yang unggul.

Mempunyai tim pengembang yang berkemampuan tinggi dan mempunyai

kreatifitas yang tinggi.

Mempunyai tim sales yang mampu memperlihatkan kelebihan dari produk

Perusahaan memiliki reputasi yang baik dalam hal kualitas dan inovasi.

Resiko pada strategi ini ialah terdapat kemungkinan produk diimitasi oleh

perusahaan lain yang menjadi kompetitor dan perubahan dalam keinginan dari

pelanggan. Selain itu, ada juga ancaman dari perusahaan yang mempunyai fokus pasar

tertentu untuk menciptakan suatu diferensiasi khusus yang lebih baik dalam

segmennya.

3. Focus Strategy Strategi ini hanya berpusat pada 1(satu) segmen tertentu di pasar dan dalam

segmen tersebut perusahaan berusaha untuk mencapai keunggulan baik dalam hal

Page 71: LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH BERSAING

70

biaya ataupun dalam hal diferensiasi. Strategi ini mempunya ide bahwa kebutuhan dari

kelompok akan dapat lebih tercapai dan mendapatkan layanan yang lebih baik dengan

hanya berfokus pada kelompok tersebut. Perusahaan yang menggunakan strategi fokus

ini umumnya merasakan tingkat kesetiaan yang tinggi dari pelanggannya dan kesetiaan

ini membuat perusahaan lain ragu untuk berkompetisi secara langsung. Karena

perusahaan dengan strategi ini berfokus pada segmen tertentu, perusahaan mempunyai

banyak pelanggan yang tidak terlalu banyak dan membuat kekuatan untuk menawar

barang-barang dari supplier menjadi rendah. Namun, perusahaan yang mengejar

strategi fokus-diferensiasi akan dapat mangalirkan kelebihan harga yang diberikan oleh

supplier kepada pelanggan-pelanggannya karena tidak adanya produk pengganti.

Perusahaan yang berhasil dalam strategi fokus mampu membuat suatu produk

yang sebenarnya diperuntukkan untuk umum menjadi suatu segmen yang lebih kecil

yang dapat mereka pahami dengan baik. Beberapa resiko yang muncul dengan

menggunakan strategi ini ialah dapat munculnya imitasi dari produk dan muncul

perubahan permintaan pada segmen yang menjadi tujuan pemasaran. Selain itu juga

ada kemungkinan perusahaan yang mempunyai target pasar yang luas dan mempunyai

strategi cost leadership dapat dengan mudah beradaptasi produknya untuk bersaing

dalam target pasar yang lebih kecil. Hal lainnya yang mungkin terjadi ialah perusahaan

lain dengan strategi yang sama mampu mencari suatu sub-segmen dan berfokus pada

sub-segmen tersebut sehingga mereka dapat memberikan layanan yang lebih baik

kepada para pelanggan.

3. METODE PENELITIAN

Sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, yakni

pengembangan model strategi generik Porter untuk UMKM, maka penelitian ini

menggunakan metode Research and Development (R&D).

Metode yang digunakan adalah metode studi pustaka, untuk mengumpulkan

data sekunder, dan metode survei dengan menggunakan kuesioner untuk

mengumpulkan data primer. Sebelum dilakukan survei, dilaksanakan kegiatan

penyusunan kuesioner dan pra-survei untuk pemantapan kuesioner. Sesudah kuesioner

disempurnakan, kemudian dilakukan kegiatan pengumpulan data primer dengan

metode survei pada UMKM yang ada. Perolehan data primer dan sekunder dilakukan

melalui pengamatan langsung ke lapangan dan wawancara dengan responden. Data

primer diperoleh dari UMKM, sedangkan data sekunder diperoleh dari Dinas Koperasi

dan UMKM, tingkat kabupaten, dan instansi terkait.

Pada penelitian ini data :yang telah terkumpul akan dianalisis dengan

menggunakan metode analisis deskriptif, dengan melakukan identifikasi permasalahan

UMKM dalam kesiapan UMKM menghadapi MEA. Untuk mewujudkan hasil tersebut

maka kegiatan utama akan dilaksanakan yakni: mengidentifikasi permasalahan

UMKM dalam menciptakan keunggulan bersaing dalam menghadapi MEA.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Page 72: LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH BERSAING

71

Saat ini belum ada data populasi pelaku Usaha kecil yang cukup valid di

Kabupaten Deli Serdang .Karena belum validnya data pelaku Usaha kecil tersebut

maka tidak semua pelaku usaha kecil di Deli serdang dijadikan responden, hanya UKM

yang terdaftar di Dinas UMKM dan Koperasi Deli Serdang yang dijadikan responden

yaitu berjumlah 100 UKM. Dari jumlah 100 UKM tersebut ternyata yang dapat di olah

datanya hanya 70 UKM, hal ini karena terdapat kuesioner yang tidak kembali sebanyak

30 UKM atau 30%.

Data yang terkumpul tersebut kemudian di tabulasi dan selanjutnya di olah

untuk memperoleh hasil sesuai dengan tujuan dari penelitian ini. Dalam penelitian ini

yang menjadi objek penelitian adalah sebanyak 70 UMKM di Kabupaten Deli Serdang.

Pengisian kuesioner lakukan oleh pemilik UMKM. Dalam peneltian ini pengumpulan

data dilakukan dalam satu tahapan, dengan cara memberikan secara langsung kuesioner

kepada responden. Kemudian sesuai dengan waktu yang telah ditentukan (1 bulan)

kuesioner dijemput kembali.

4.1. Deskriftif Data Penelitian

Gambaran data hasil tanggapan responden dapat digunakan untuk memperkaya

pembahasan, melalui gambaran data tanggapan responden dapat diketahui bagaimana

kondisi setiap indikator variabel yang sedang diteliti. Agar lebih mudah dalam

menginterpretasikan variabel yang sedang diteliti, dilakukan kategorisasi terhadap

tanggapan responden berdasarkan rata-rata skor tanggapan responden. Prinsip

kategorisasi rata-rata skor tanggapan responden di adopsi dari Sugiyono (2009;135)

yaitu berdasarkan rentang skor maksimum dan skor minimum dibagi jumlah kategori

yang diinginkan menggunakan rumus sebagai berikut.

Skor Maksimum-Skor MinimumRentang Skor Kategori =

jumlah kategori

Sehingga dapat dibuat interval kategorinya sebagai berikut :

Tabel. 1

Pedoman Kategorisasi Rata-Rata Skor Tanggapan Responden Interval

Kuesioner Kategori

1,00 – 3,00 Rendah

3.01 – 5,00 Sedang

5,01 – 7,00 Tinggi

Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi permasalahn yang di hadapi

oleh UMKM yang ada di Kabupaten Deli Serdang dalam menciptakan keunggulan

bersaing di era MEA. Dalam menentukan strategi diperlukan analisis untuk

mendapatkan gambaran dan bukti bukti dari hasil analisa tersebut, bukti bukti tersebut

bisa berupa data, ataupun dari berbagai sumber yang telah tervalidasi, prediksi dan

asumsi. Oleh karena itu pada bahagian ini dilakukan analisa lingkungan perusahaan

dengan menggunakan analisa five forces porter. Berikut ini akan dijelaskan

berdasarkan variabel variabel pada analisa five forces porter.

Page 73: LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH BERSAING

72

1. Five Forces Porter Analysis

Five Force Porter Analysis digunakan untuk menganalisa lingkungan eksternal

perusahaan berdasarkan persaingan antar perusahaan sejenis, ancaman pendatang

baru, ancaman produk pengganti, kekuatan tawar menawar pembeli dan kekuatan

tawar menawar pemasok (Porter,1976). Berikut akan tanggapan responden

terhadap faktor-faktor tersebut.

Tabel. 2

Rekapitulasi Skor Dan Distribusi Tanggapan Berdasarkan Indikator

Five Force Porter Analysis No Indikaor/Pernyataan Distribusi Tanggapan Nilai

Skor

Kategori

Tinggi Sedang Rendah

Persaingan Antar Perusahaan Sejenis

1 Biaya tetap yang Bapak/Ibu keluarkan cukup

tinggi

F 0 59 11 4,01 SDG

% 0 84,29 15,71

2 Menurut Bapak/Ibu, banyak pesaing untuk

usaha yang sama dengan Bapak/Ibu

F 0 46 24 3,.74 SDG

% 0 65,71 34,29

3 Produk yang Bapak/Ibu miliki memiliki

sedikit perbedaan dengan produk pesaing

dalam hal kualitas dan kuantitas

F 0 51 19 3,90 SDG

% 0 72,86 27,14

4 Usaha yang Bapak/Ibu miliki memiliki

pertumbuhan yang lamban

F 1 14 55 3,09 SDG

% 1,43 20,00 78,57

5 Biaya produksi yang Bapak/Ibu keluarkan

untuk memproduksi produk cukup

besar/tinggi

F 0 37 33 3,63 SDG

% 0 52,86 47,14

6 Bapak/Ibu mampu menjual produk/barang

pada harga normal untuk mendapatkan

keuntungan yang lebih tinggi dari pesaing

F 0 43 27 3,69 SDG

% 0 61,43 38,57

7 Bapak/Ibu mempunyai kemampuan

untukmempromosikan/memperlihatkan

kelebihan dari produk

F 0 20 50 3,10 SDG

% 0 28,57 71,43

Ancaman Pendatang Baru

8 Adanya produk yang dihasilkan/disiapkan

oleh pendatang baru (pesaing) dengan skala

besar dapat mengganggu usaha Bapak/Ibu

F 0 48 22 3,76 SDG

% 0 68,57 31,43

9 Menurut Bapak/Ibu, produk dari pesaing

memiliki ragam produk yang banyak

F 0 29 41 3,47 SDG

% 0 41,43 58,57

10 Bapak/ibu mempunyai sumber keuangan

yang cukup untuk memberikan investasi

yang signifikan pada usaha yang bapak/ibu

lakukan

F 0 33 37 3,46 SDG

% 0 47,14 52,86

11 Bapak/Ibu mempunyai jalur

distribusi/pemasaran yang efisien

F 0 27 43 3,36 SDG

% 0 38,57 61,43

Ancaman Produk Pengganti

12 Adanya kemungkinan produk yang

Bapak/Ibu produksi dapat diimitasi/ditiru

oleh pengusaha lain yang menjadi

kompetitor

F 1 50 19 3,94 SDG

% 1,43 71,43 27,14

13 Menurut Bapak/Ibu produk yang bapak/ibu

hasilkan/jual memiliki produk pengganti

F 0 47 23 3,71 SDG

% 0 67,14 32,86

14 Menurut Bapak/Ibu harga dari produk

pengganti lebih murah daripada harga

produk yang Bapak/Ibu hasilkan

F 0 43 27 3,67 SDG

% 0 61,43 38,57

15 F 0 45 25 3,72 SDG

Page 74: LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH BERSAING

73

No Indikaor/Pernyataan Distribusi Tanggapan Nilai

Skor

Kategori

Tinggi Sedang Rendah

Menurut Bapak/Ibu produk pengganti yang

dimiliki pesaing mempunyai pangsa pasar

yang lebih baik

% 0 64,29 35,71

Kekuatan Tawar Menawar Pembeli

16 Pembeli/konsumen memiliki informasi

mengenai produk yang Bapak/Ibu hasilkan

F 0 40 30 3,64 SDG

% 0 56,14 42,86

Kekuatan Tawar Menawar Pemasok

17 Industri dari bahan baku (pemasok) produk

Bapak/Ibu hanya didominasi oleh sedikit

perusahaan

F 0 43 27 3,67 SDG

% 0 61,43 38,57

18 Produk dari pemasok sebagai bahan baku

Bapak/Ibu merupakan produk yang penting

bagi Bapak/Ibu

F 0 47 23 3,80 SDG

% 0 67,14 32,86

19 Usaha yang Bapak/ibu miliki bukan

merupakan pelanggan yang penting bagi

pemasok

F 0 44 26 4,31 SDG

% 0 62,86 37,14

20 Industri pemasok memiliki integritas yang

baik dengan usaha Bapak/ibu

F 0 49 21 3,86 SDG

% 0 70 30

Sumber: Pengolahan Data

Berdasarkan Tabel. 2 di atas bahwa indikator dari five forces porter memiliki

nilai dalam kategori Sedang, hal ini menunjukkan bahwa terdapat permasalahn

pada UMKM di Kabupaten Deli Serdang dan apabila dirinci dapat dijelaskan

sebagai berikut:

1. Persainngan antara perusahaan sejenis. Berdasarkan hasil di atas menunjukkan

terjadinya persaingan yang cukup tinggi antara perusahaan, dimana hal ini

terjadi karena (1) Para UMKM masih memiliki biaya tetap yang cukup tinggi

(2) cukup banyaknya pesaing dengan usaha yang sama, (3) Sedikit perbedaan

dengan produk pesaing, (4) Pertumbuhan usaha yang lamban (5) Biaya

produksi yang cukup tinggi, (6) kurang mampu bersaing dalam harga jual

dengan pesaing, dan (7) kurang mampu mempromosikan produk.

2. Ancaman Pendatang baru. Berdasarkan hasil di atas menunjukkan terjadinya

ancaman dari pendatang baru yang cukup tinggi antara perusahaan, hal ini

terjadi karena (1) produk yang dihasilkan/disiapkan oleh pendatang baru

(pesaing) memiliki skala yang cukup besar (2) produk dari pesaing memiliki

ragam produk yang cukup banyak,(3)modal keuangan yang kurang memadai,

(4) jalur distribusi yang kurang efisien.

3. Ancaman Produk Pengganti. Berdasarkan hasil di atas menunjukkan terjadinya

ancaman produk pengganti yang cukup tinggi, dimana hal ini terjadi karena (1)

produksi dapat diimitasi/ditiru oleh pengusaha lain yang menjadi kompetitor,

(2) produk yang dihasilkan cukup banyak produk substitusi, (3) Produk

pengganti memiliki harga yang jauh lebih murah, dan (4) Produk pengganti

memiliki pangsa pasar yang lebih baik.

4. Kekuatan tawar menawar pembeli. Berdasarkan hasil di atas menunjukkan

kekuatan tawar menawar pembeli yang cukup tinggi atau sedang, dimana hal

ini terjadi karena kurang informasi mengenai produk kepada para pembeli.

Page 75: LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH BERSAING

74

5. Kekuatan tawar menawar pemasok. Berdasarkan hasil di atas menunjukkan

kekuatan tawar menawar pemasok yang cukup tinggi atau sedang, dimana hal

ini terjadi karena (1) kurangnya pasokan bahan baku, (2) Produk dari pemasok

kurang memberikan arti bagi usaha, (3) Usaha yang miliki bukan merupakan

pelanggan yang penting bagi pemasok, dan (4) Kurangnya integritas terhadap

pemasok.

Selain ke 5 (lima) indikator di atas, peneliti menambahkan indikator lain

sebagai pendukung dalam menciptakan keunggulan bersaing UMKM dalam

menghadapi MEA. Adapun indikator tesebut dapat di lihat pada tabel berikut ini:

Tabel. 3

Rekapitulasi Skor Dan Distribusi Tanggapan Berdasarkan Indikator Kemampuan inovasi & teknologi, Serta Keterlibatan Pemerintah

No Indikaor/Pernyataan Distribusi Tanggapan Nilai

Skor

Kategori

Tinggi Sedang Rendah

Kemampuan inovasi & teknologi

1 Bapak/Ibu mempunyai kemampuan yang baik

dalam mendesain produk agar proses

pembuatan produk menjadi lebih efisien

F 0 47 23 3,86 SDG

% 0 67,14 32,86

2 Bapak/ibu mempunyai tingkatan keahlian yang

cukup tinggi dalam hal proses produksi produk

yang dihasilkan

F 1 42 27 3,90 SDG

% 1,43 60,00 38,57

3 Produk yang Bapak/Ibu hasilkan/jual memiliki

beragam jenis

F 1 55 14 4,09 SDG

% 1,43 78,57 20,00

4 Bapak/Ibu mempunyai kemampuan untuk

melakukan riset pasar maupuk riset terhadap

produk yang unggul

F 0 10 60 2,73 RENDAH

% 0 14,29 85,71

5 Bapak/Ibu mempunyai tim pengembang yang

berkemampuan tinggi dan mempu Usaha yang

Bapak/Ibu miliki mempunyai reputasi yang

baik dalam hal kualitas dan inovasi.nyai

kreatifitas yang tinggi.

F 0 11 59 2,76 RENDAH

% 0 15,71 84,29

6 Usaha yang Bapak/Ibu miliki mempunyai

reputasi yang baik dalam hal kualitas dan

inovasi.

F 0 43 27 3,67 SDG

% 0 61,43 38,57

7 Bapak/Ibu mampu membuat suatu produk yang

sebenarnya diperuntukkan untuk umum

menjadi suatu segmen yang lebih kecil yang

dapat mereka pahami dengan baik.

F 0 52 18 3,97 SDG

% 0 74,29 25,71

8 Teknologi yang Bapak /Ibu gunakan mampu

untuk menghasilkan produk untuk memenuhi

permintaan pasar

F 0 39 31 3,56 SDG

% 0 55,71 44,29

Perhatian Pemerintah

9 Pemerintah/instansi terkait memberikan

perhatian terhadap usaha yang Bapak/Ibu

miliki melalui pemberian fasilitas k

F 0 25 45 3,23 SDG

% 0 35,71 64,29

Pemerintah/instansi terkait memberikan

kesempatan kepada Bapak/Ibu untuk

mempromosikan produk melalui kegiatan-

kegiatan baik regional maupun nasional

F 0 27 43 3,26 SDG

% 0 38,57 61,43

Sumber: Pengolahan Data

Page 76: LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH BERSAING

75

Berdasarkan tabel 3 di atas bahwa indikator kemampuan inovasi dan teknologi

serta perhatian pemerintah juga memiliki nilai dalam kategori Sedang, hal ini

menunjukkan bahwa terdapat permasalahn pada UMKM di Kabupaten Deli Serdang

khususnya mengenai kemampuan inovasi terhadap produk dan penggunaan

teknologi serta perhatian dari pemerintah, dan apabila dirinci dapat dijelaskan

sebagai berikut:

3) Kemampuan inovasi dan teknologi. Berdasarkan hasil di atas menunjukkan

kurangnya kemampuan inovasi dan teknologi, dimana hal ini terjadi karena

kurang kemampuan dalam mendesain produk, keahlian dalam proses produksi

yang kurang, kurang adanya riset pasar terhadap produk yang dihasilkan,

kurangnya reputasi terhadap kualitas produk, segmentasi pasar yang kecil, dan

teknologi yang masih sangat sederhana.

4) Perhatian Pemerintah. Berdasarkan hasil di atas menunjukkan bahwa perhatian

pemerintah terhadap UMKM masih tergolong kurang, dimana hal ini terjadi

karena pemberian bantuan modal yang kurang merata dan kurangnya

kesempatan mempromosikan produk yang di dukung oleh pemerintah.

4.2. Pembahasan

Berdasarkan tabel di atas maka dapat dijelaskan bahwa UMKM di Kabupaten

Deli Serdang belum menjalankan strategi bisnis secara baik dalam upaya

meningkatkan daya saing. Berdasarkan hasil wawancara bahwa hampir semua UMKM

masih menjalankan strategi bisnisnya secara konvensional. Kondisi ini dapat dilihat

hasil deskripsi data yang telah dijelaskan, dimana hampir semua indikator memiliki

kategori sedang atau cukup, bahkan ada yang masuk dalam kategori rendah yaitu

kemampuan inovasi dan teknologi.

Pada indikator persaingan antar perusahaan sejenis masuk dalam kategori

sedang, hal ini menunjukkan masih perlunya perhatian bagi UMKM di Kabupaten Deli

Serdang, sehingga dapat tercipta keunggulan bersaing dalam menghadapi MEA.

Adapun upaya yang dapat dilakukan UMKM untuk unggul dalam persaingan di

antaranya: sebaiknya UMKM perlu melakukan efisiensi biaya tetap, karena dengan

biaya tetap yang tinggi akan menyebabkan harga jual yang tinggi pula, dengan

menekan biaya tetap tersebut maka harga jual dapat lebih bersaing dengan industri

sejenis. Selain menekan biaya tetap, UMKM juga harus mampu menekan biaya

produksinya karena biaya produksi juga merupakan hal yang diperhatikan dalam

penentuan harga jual. Dengan mampu menekan biaya produksi maka harga jual akan

mampu bersaing dengan para pesaing. Selanjutnya UMKM harus mampu

mempromosikan produknya ke para konsumen, dengan harga jual yang bersaing maka

promosi akan lebih mudah dilakukan.

Pada indikator ancaman pendatang baru juga termasuk dalam kategori cukup

atau sedang, hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya MEA maka kemungkinan

besar UMKM menghadapi ancaman dari pendatang baru. Adapun upaya yang harus

dilakukan oleh UMKM untuk mampu bersaing dengan datanya pendatang (pengusaha)

baru adalah: perlunya modal keuangan yang besar untuk melakukan investasi terhadap

Page 77: LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH BERSAING

76

sarana dan prasarana yang mendukung proses produksi atas produk sehingga produk

yang dihasilkan jauh lebih berkualitas dibandingkan dengan produk yang dihasilkan

para pesaing. Melakukan diversifikasi produk agar produk lebih beragam sehingga

dapat meningkat laba bagi UMKM. Membuat jalur distribusi yang lebih efisien

sehingga produk lebih cepat diterima oleh pasar.

Pada indikator ancaman produk pengganti juga masuk dalam kategori cukup

atau sedang, hal ini menunjukkan bahwa produk pengganti menjadi ancaman yang

cukup berarti bagi perkembangan usaha UMKM di Kabupaten Deli Serdang. Adapun

upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi ancaman dari produk pengganti adalah:

perlu menciptakan produk yang memiliki keunikan yang spesifik sehingga sulit untuk

ditiru oleh pesaing, dan menetapkan harga jual yang lebih bersaing dengan para

kompetitor, serta memperhatikan segmentasi pasar atas produk yang dihasilkan.

Pada indikator kekuatan tawar menawar pembeli masih termasuk dalam

kategori cukup atau sedang, hal ini menunjukkan bahwa masih cukupnya tawar

menawar dari pembeli terhadap produk yang dihasilkan UMKM. Adapun upaya yang

dilakukan agar tawar menawar dari pembeli dapat meningkat maka hal yang harus

dilakukan; memberikan informasi mengenai produk kepada para konsumen melalui

promosi di media cetak dan elektronik tentang keunggulan dari produk yang

dihasilkan, serta memberikan informasi secara lengkap tentang komposisi dari produk.

Pada indiator kekuatan tawar menawar pemasok termasuk dalam kategori

cukup atau sedang, hal ini menunjukkan tawar menawar dari pemasok terhadap bahan

baku masih menghadapi kendala, sehingga UMKM mengalami kesulitan pasokan

bahan baku. Adapun upaya yang harus dilakukan oleh UMKM adalah, membina

hubungan baik dengan pemosok bahan baku dengan menjaga integritas sehingga

UMKM dapat menjadi pelanggan utama dari pemasok bahan baku.

Pada indikator kemampuan inovasi dan tekonologi serta perhatian pemerintah

ternyata juga masuk dalam kategori yang cukup atau sedang, hal ini menunjukkan

bahwa UMKM masih lemah dalam melakukan inovasi terhadap produk yang

dihasilkannya dan penggunaan teknologi yang masih sederhana atau tradisional. Selain

itu perhatian pemerintah terhadap UMKM di kabupaten deli serdang juga masih

sedikit. Adapun upaya yang harus dilakukan agar kemampuan inovasi dan teknomogi

dan meningkat adalah: meningkatkan kemampuan dalam mendesain produk dengan

selalu mengikuti pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh instansi terkait, melakukan

riset pasar atas produk yang akan dihasilkan sehingga produk sesuai dengan segmentasi

pasar, menjaga reputasi produk dengan cara selalu menjaga kualitas produk yang

dihasilkan, dan penggunaan teknologi yang tepat guna. Selanjutnya pemerintah

diharapkan memberikan perhatian lebih kepada UMKM dalam memberikan bantuan

modal berupa pemberian kredit lunak sehingga UMKM memiliki modal keuangan

yang cukup dalam menghasilkan produk, selain itu diharapkan pemerintah juga selalu

mengadakan event yang mengikutsertakan UMKM baik secara nasional maupun

internasional sehingga produk UMKM lebih dikenal luas.

5. Simpulan dan Saran

Simpulan

Page 78: LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH BERSAING

77

3. Strategi porter melalui indikator five forces porter yang meliputi persaingan

antar perusahaan sejenis, ancaman pendatang baru, ancaman produk pengganti,

kekuatan tawar menawar pembeli dan kekuatan tawar menawar pemasok masih

termasuk dalam kategori cukup atau sedang, hal ini menunjukkan terdapatnya

kendala atau permasalahan yang dihadapi UMKM di Kabupaten Deli Serdang.

4. Disamping indikator five forces porter, penambahan indikator pendukung

berupa kemampuan inovasi dan teknologi serta perhatian pemerintah juga

masuk dalam kategori cukup atau sedang, hal ini menunjukkan bahwa indikator

pendukung juga masih menghadapi kendala atau permasalahan

Saran

3. Pada indikator five forces porter yang meliputi persaingan antar perusahaan

sejenis, ancaman pendatang baru, ancaman produk pengganti, kekuatan tawar

menawar pembeli dan kekuatan tawar menawar pemasok, perlunya

peningkatan dari kategori sedang atau cukup menjadi baik atau tinggi melalui:

efisiensi biaya tetap dan biaya produksi, penetapan harga jual yang lebih

bersaing, kualitas produk yang dihasilkan memiliki keunikan dengan

melakkukan desain produk yang up to date, riset pasar dan segmentasi pasar

yang tepat, melakukan promosi baik di media cetak maupun elektronik tentang

keunggulan dari produk yang diahsilkan sehingga mampu bersaing menghadapi

MEA.

4. Pada indikator pendukung yang meliputi kemampuan inovasi dan teknologi

serta perhatian pemerintah masih juga masuk dalam kategori cukup atau

sedang, sehingga perlunya peningkatan yang baik melalui: pengusaan teknologi

bagi pelaku UMKM serta selalu mengikuti perkembangan produk maupun

mengikuti pelatihan pelatihan dalam penguasaan teknologi maupun

kemampuan inovasi terhadap produk yang dihasilkan. Keikutsertaan

pemerintah sangat diharapkan untuk keunggulan bersaing UMKM di

Kabupaten Deli Serdang dalam menghadapi MEA.

DAFTAR PUSTAKA

Adi, M, Kwartono, 2007, Analisis Usaha Kecil dan Menengah, Andi, Yogyakarta

Aaker, D.A. (1995). Strategic Market Management, John Willey & Sons, Inc.

Alan Hankinson : “The key factors in the profiles of small firm owner managers that

influence business performance. The South Coast Small Firms Survey, 1997-

2000. “Industrial and Commercial Training, Vol 32 No 3-

Allison, Kaye, (2005). Perencanaan Strategis Bagi Organisasi Nirlaba,Yayasan Obor

Indonesia, Jakarta

Bank Indonesia (2009),Hasil Kajian Kredit Konsumsi Mikro, Kecil dan Menengah

Untuk Kegiatan Produktif, www. bi.org.id

Barker III, V. I. and I. M. Duhane (1997). “Strategic Change in the Turnarround

Procces: Theory and Empirical Evidence. Strategic Management Journal 18: pp.

13-138.

Page 79: LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH BERSAING

78

Bharadwaj, S.G.P.R. Varadarajan, et al. (1993). “Sustainable Competitve Advatange

in Service Industries: A Conceptual Model and Research Propositions. “ Journal

of Marketing 57 (October) : pp. 83 – 100.

Dinda Estika Asmarani (2006) Analisis Pengaruh Perencanaan Strategi Terhadap

Kinerja Perusahaan Dalam Upaya Menciptakan Keunggulan Bersaing, Tesis

Program Studi Magister Manajemen UNDIP

Dimas Bayu Respati (2008) Membangun Strategi Bisnis Melalui Fasilitas Kredit Bank

Dan Lingkungan Usaha Dalam Meningkatkan Kinerja Perusahaan Tesis Program

Studi Magister Manajemen UNDIP

Grant, R. M. (1991). “The Resource-Based Theory of Competitive Advantage:

Implications for Strategy Formulation.” California management Review 33(3):

pp.114-135.

Greenley, Hooley, Broderick & Rudd ,(2004). “Strategic Planning Differences Among

Different Multiple Stakeholder Orientation Profiles” Journal of Strategic

Marketing, September,pp:163-182

Kusmuljono,B.S, 2009,Public Private Partnership Policy: system approach to

microfinancing case on Indonesia, Bogor , IPB Press, 2009.

Mintzberg, H.(1994). “The Fall and Rise of Strategic Planning.” Harvard Business

Review. January-February :pp.107-114. Prentice Hall International

Pearce,J.A, Freeman,E.B, Robinson,R.B. (1987). “The Tenous Link Between Formal

Strategic Planning and Financial Performance “Academy of Management review

Vol 12: pp.658-675

Phillips,P.A. (2000). “The Strategic Planning/Finance Interface: Does Sophistication

Really Matter? “Management Decison Vol 38/8: pp.541- 549

Porter, M.E. 1980. ”Competitive Strategy - Techniques for Analysing Industries and

Competitors”. New York: NY: The Free Press.

Porter, M.E. 1985. ”Competitive Advantage: Creating and Sustaining Superior

Performance”, The Free Press

Riyadi, I.B.(2001).”Perijinan dan Sertifikat Industri Kecil dan Menengah. Juni

2001,Yogyakarta

Shrader,C.B, Mulford,C.L, Blackburn,V.L (1989). “Strategic and Operational

Planning Uncertainty, and Performance In Small Firms “Journal of Small

Business Management” October 1989, pp.45-60.

Tambunan, T., 2009, Perkembangan Industri Skala Kecil Di Indonesia. Jakarta: PT.

Mutiara Sumber Widya.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008. Tentang Usaha Mikro,

Kecil dan Menengah

http://www.mindtools.com/pages/article/newSTR_82.htm

http://www.quickmba.com/strategy/generic.shtml

http://kemlu.go.id/Pages/PressRelease.aspx?IDP=1377&l=id