Download - laporan gerontik

Transcript
Page 1: laporan gerontik

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangLanjut usia adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindarkan atau kejadian

yang pasti akan dialami semua orang yang dikaruniai umur panjang dan terjadinya

tidak bisa dihindari oleh siapupun, namun manusia dapat berupaya untuk

menghambat kejadiannya. Pada dekade belakangan ini populasi lanjut usia

meningkat dinegara-negara sedang berkembang, yang awalnya hanya terjadi

dinegara maju.

Struktur penduduk dunia termasuk Indonesia saat ini menuju proses penuaan

yang ditandai dengan meningkatnya jumlah dan proporsi penduduk lanjut usia

(lansia). Jumlah lansia di Indonesia berjumlah 19,3 juta (8,37 persen dari total

keseluruhan penduduk Indonesia) pada tahun 2009 (Komnas Lansia 2010).

Peningkatan jumlah penduduk lansia ini disebabkan peningkatan angka harapan

hidup sebagai dampak dari peningkatan kualitas kesehatan. UHH (Usia Harapan

Hidup) indonesia pada tahun 2007 UHH 70,5 tahun, dan pada tahun 2008 menjadi

70,7 tahun, target untuk UHH pada tahun 2014 adalah 72 tahun (Kementerian

Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat 2010).

Masalah kesehatan lansia sangat bervariasi, selain erat kaitannya dengan

degenaratif (menua) juga secara progresif. Menurut Darmojo (2006) Menua adalah

suatu proses menghilangnya secara perlahan-perlahan kemampuan jaringan untuk

memperbaiki diri/mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya,

Dengan begitu manusia secara progresif akan kehilangan daya tahan terhadap

infeksi dan akan menumpuk makin banyak distorsi metabolic dan struktural yang

disebut sebagai “penyakit degeneratif” (seperti hipertensi, aterosklorosis, diabetes

meletus dan kanker) yang akan menyebabkan manusia menghadapi akhir hidup

dengan episode terminal yang dramatic seperti stroke, infark miokard, koma asidotik,

metasis kanker dan sebagainya).

Menurut Bustan (2006), Penyakit atau gangguan yang menonjol pada kelomok

lansia adalah: gangguan pembuluh darah (dari hipertensi sampai stroke), gangguan

metabolik (Diabetes Meletus), gangguan Persendian (arthritis, encok dan terjatuh)

dan gangguan psikososial (kurang penyesuaian diri dan merasa tidak efektif lagi).

Dari hasil studi tentang kondisi sosial ekonomi dan kesehatan lanjut usia yang

dilaksanakan Komnas Lansia di 10 propinsi tahun 2006, diketahui bahwa penyakit

terbanyak yang diderita Lansia adalah penyakit sendi (52,3%), dan hipertensi

Page 2: laporan gerontik

(38,8%), anemia (30,7%) dan katarak (23%). Penyakit-penyakit tersebut merupakan

penyebab utama disabilitas pada lansia (komnas lansia 2010). Angka kejadian

gangguan hipertensi menunjukkan suatu angka yang tinggi menjadi suatu pertanyaan

yang berujung pada “gaya hidup” lansia itu sendiri (Darmojo 2006).

Pada study penelitian usia lanjut tentang gaya hidup lansia dapat mempengaruhi

kesehatan terutama lansia dengan Hipertensi. Faktor gaya hidup seperti kurang

beraktivitas karena telah lanjut usia dan tidak bekerja lagi, kebiasaan merokok

terutama lansia laki-laki, kebiasaan minum kopi, pengaturan diet yang tidak sesuai,

manejemen terapi obat yang kurang efektif dan stress, merupakan faktor resiko

terjadinya hipertensi yang tidak terkontrol pada lansia (Erda Fitriani, 2005).

Pola-pola prilaku (behavioral patterns) akan selalu berbeda dalam situasi atau

lingkungan sosial yang berbeda, dan senantiasa berubah, tidak ada yang menetap

(fixed). Gaya hidup individu, yang dicirikan dengan pola prilaku individu, akan

memberi dampak pada kesehatan individu dan selanjutnya pada kesehatan orang

lain.

Studi pravelensi menunjukkan tingginya insidensi dari faktor resiko untuk penyakit

kardiovaskuler diantara lansia. Peningkatan kerangka penelitian mendukung

kefektifan suatu pendekatan yang agresif untuk mengurangi faktor resiko sebagai

suatu mekanisme untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas yang dikaitkan dengan

penyakit kardiovaskuler dengan kelompok usia ini. Seperti gaya hidup untuk

kebiasaan merokok, aktifitas fisik, pola makan, dan pola istirahat pada lansia itu

sendiri (Darmojo, 2006).

Sehingga perlu diberikan pengetahuan yang lebih kepada lansia dengan

hipertensi untuk menjaga kualitas kesehatan para lansia di kelurahan Tulusrejo

1.2 TujuanMengetahui keefektifan asuhan keperawatan yang diberikan pada lansia binaan

dalam rangka peningkatan kualitas hidup dan kemandirian lansia untuk mematuhi

anjuran diet yang tepat untuk pasien hipertensi, melakukan aktivitas sesuai toleransi,

dan mencegah komplikasi hipertensi.

1.3 Manfaat1. Lansia dan keluarga dapat memanfaatkan pengetahuan yang diberikan perawat

untuk meningkatkan kepatuhan diet dan rentang aktivitas lansia untuk kegiatan

sehari-hari

2. Lansia dan keluarga mudah secara ekonomi untuk melakukan tindakan

peningkatan kualitas hidup

3. Lansia terhindar dari komplikasi hipertensi

Page 3: laporan gerontik

BAB 2TINJAUAN TEORI

2.1 Hipertensi2.1.1 Pengertian

Hipertensi dicirikan dengan peningkatan tekanan darah diastolic dan

sistolik yang intermiten atau menetap. Pengukuran tekanan darah serial 150/95

mmHg atau lebih tinggi pada orang yang berusia diatas 50 tahun memastikan

hipertensi. Insiden hipertensi meningkat seiring bertambahnya usia (Stockslager ,

2008).

Hipertensi lanjut usia dibedakan menjadi dua hipertensi dengan

peningkatan sistolik dan diastolik dijumpai pada usia pertengahan hipertensi

sistolik pada usia diatas 65 tahun. Tekanan diastolik meningkat usia sebelum 60

tahun dan menurun sesudah usia 60 tahun tekanan sistolik meningkat dengan

bertambahnya usia (Temu Ilmiah Geriatri Semarang, 2008).

Hipertensi menjadi masalah pada usia lanjut karena sering ditemukan

menjadi faktor utama payah jantung dan penyakit koroner. Lebih dari separuh

kematian diatas usia 60 tahun disebabkan oleh penyakit jantung dan

serebrovaskuler. Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas:

a. Hipertensi pada tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan

atau tekanan sistolik sama atau lebih 90 mmHg.

b. Hipertensi sistolik terisolasi tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmHg dan

tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg (Nugroho,2008).

2.1.2 Klasifikasi HipertensiHipertensi diklasifikasikan 2 tipe penyebab :

a. Hipertensi esensial (primer atau idiopatik). Penyebab pasti masih belum

diketahui. Riwayat keluarga obesitas diit tinggi natrium lemak jenuh dan

penuaan adalah faktor pendukung.

b. Hipertensi sekunder akibat penyakit ginjal atau penyebab yang terindentifikasi

lainya (Stockslager, 2008).

2.1.3 Faktor Yang Mempengaruhi Hipertensi Pada LansiaMenurut Darmojo (2006), faktor yang mempengaruhi hipertensi pada lanjut usia

adalah :

a. Penurunanya kadar renin karena menurunya jumlah nefron akibat proses

menua. Hal ini menyebabkan suatu sirkulus vitiosus: hipertensi glomerelo-

sklerosis-hipertensi yang berlangsung terus menerus.

Page 4: laporan gerontik

b. Peningkatan sensitivitas terhadap asupan natrium. Dengan bertambahnya usia

semakin sensitif terhadap peningkatan atau penurunan kadar natrium.

c. Penurunan elastisitas pembuluh darah perifer akibat proses menua akan

meningkatakan resistensi pembuluh darah perifer yang mengakibatkan

hipertensi sistolik.

d. Perubahan ateromatous akibat proses menua menyebabkan disfungsi endotel

yang berlanjut pada pembentukan berbagai sitokin dan subtansi kimiawi lain

yang kemudian meyebabkan resorbi natrium di tubulus ginjal, meningkatkan

proses sklerosis pembuluh darah perifer dan keadaan lain berhubungan dengan

kenaikan tekanan darah.

Dengan perubahan fisiologis normal penuaan, faktor resiko hipertensi lain meliputi

diabetes ras riwayat keluarga jenis kelamin faktor gaya hidup seperti obesitas

asupan garam yang tinggi alkohol yang berlebihan (Stockslager, 2008). Menurut

Elsanti (2009), faktor resiko yang mempengaruhi hipertensi yang dapat atau tidak

dapat dikontrol, antara lain:

a. Faktor resiko yang tidak dapat dikontrol:

1) Jenis kelamin

Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria sama dengan wanita.

Namun wanita terlindung dari penyakit kardiovaskuler sebelum menopause.

Wanita yang belum mengalami menopause dilindungi oleh hormon estrogen

yang berperan dalam meningkatkan kadar High Density Lipoprotein (HDL).

Kadar kolesterol HDL yang tinggi merupakan faktor pelindung dalam

mencegah terjadinya proses aterosklerosis. Efek perlindungan estrogen

dianggap sebagai penjelasan adanya imunitas wanita pada usia

premenopause. Pada premenopause wanita mulai kehilangan sedikit demi

sedikit hormone estrogen yang selama ini melindungi pembuluh darah dari

kerusakan. Proses ini terus berlanjut dimana hormon estrogen tersebut

berubah kuantitasnya sesuai dengan umur wanita secara alami, yang

umumnya mulai terjadi pada wanita umur 45-55 tahun.

Dari hasil penelitian didapatkan hasil lebih dari setengah penderita

hipertensi berjenis kelamin wanita sekitar 56,5%. (Anggraini , 2009).

Hipertensi lebih banyak terjadi pada pria bila terjadi pada usia dewasa

muda. Tetapi lebih banyak menyerang wanita setelah umur 55 tahun,

sekitar 60% penderita hipertensi adalah wanita. Hal ini sering dikaitkan

dengan perubahan hormon setelah menopause (Marliani, 2007).

Page 5: laporan gerontik

2) Umur

Semakin tinggi umur seseorang semakin tinggi tekanan darahnya,

jadi orang yang lebih tua cenderung mempunyai tekanan darah yang tinggi

dari orang yang berusia lebih muda. Hipertensi pada usia lanjut harus

ditangani secara khusus. Hal ini disebabkan pada usia tersebut ginjal dan

hati mulai menurun, karena itu dosis obat yang diberikan harus benar-benar

tepat. Tetapi pada kebanyakan kasus , hipertensi banyak terjadi pada usia

lanjut. Pada wanita, hipertensi sering terjadi pada usia diatas 50 tahun. Hal

ini disebabkan terjadinya perubahan hormon sesudah menopause.

Hanns Peter (2009) mengemukakan bahwa kondisi yang berkaitan

dengan usia ini adalah produk samping dari keausan arteriosklerosis dari

arteri-arteri utama, terutama aorta, dan akibat dari berkurangnya kelenturan.

Dengan mengerasnya arteri-arteri ini dan menjadi semakin kaku, arteri dan

aorta itu kehilangan daya penyesuaian diri.

3) Keturunan (Genetik)

Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan menyebabkan

keluarga itu mempunyai risiko menderita hipertensi. Hal ini berhubungan

dengan peningkatan kadar sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara

potasium terhadap sodium Individu dengan orang tua dengan hipertensi

mempunyai risiko dua kali lebih besar untuk menderita hipertensi dari pada

orang yang tidak mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi. Selain itu

didapatkan 70-80% kasus hipertensi esensial dengan riwayat hipertensi

dalam keluarga (Anggraini dkk, 2009). Seseorang akan memiliki

kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya

adalah penderita hipertensi (Marliani, 2007).

b. Faktor resiko yang dapat dikontrol:

1) Obesitas

Pada usia >50 tahun dan dewasa lanjut asupan kalori mengimbangi

penurunan kebutuhan energi karena kurangnya aktivitas. Itu sebabnya

berat badan meningkat. Obesitas dapat memperburuk kondisi lansia.

Kelompok lansia dapat memicu timbulnya berbagai penyakit seperti artritis,

jantung dan pembuluh darah, hipertensi (Rohendi, 2008).

Indeks masa tubuh (IMT) berkorelasi langsung dengan tekanan darah,

terutama tekanan darah sistolik. Risiko relatif untuk menderita hipertensi

pada orang obes 5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan seorang yang

Page 6: laporan gerontik

berat badannya normal. Pada penderita hipertensi ditemukan sekitar 20-

30% memiliki berat badan lebih.

2) Kurang olahraga

Olahraga banyak dihubungkan dengan pengelolaan penyakit tidak

menular, karena olahraga isotonik dan teratur dapat menurunkan tahanan

perifer yang akan menurunkan tekanan darah (untuk hipertensi) dan melatih

otot jantung sehingga menjadi terbiasa apabila jantung harus melakukan

pekerjaan yang lebih berat karena adanya kondisi tertentu

Kurangnya aktivitas fisik menaikan risiko tekanan darah tinggi karena

bertambahnya risiko untuk menjadi gemuk. Orang-orang yang tidak aktif

cenderung mempunyai detak jantung lebih cepat dan otot jantung mereka

harus bekerja lebih keras pada setiap kontraksi, semakin keras dan sering

jantung harus memompa semakin besar pula kekuaan yang mendesak

arteri (Rohaendi, 2008).

3) Kebiasaan Merokok

Merokok menyebabkan peninggian tekanan darah. Perokok berat

dapat dihubungkan dengan peningkatan insiden hipertensi maligna dan

risiko terjadinya stenosis arteri renal yang mengalami ateriosklerosis. Dalam

penelitian kohort prospektif oleh dr. Thomas S Bowman dari Brigmans and

Women’s Hospital, Massachussetts terhadap 28.236 subyek yang awalnya

tidak ada riwayat hipertensi, 51% subyek tidak merokok, 36% merupakan

perokok pemula, 5% subyek merokok 1-14 batang rokok perhari dan 8%

subyek yang merokok lebih dari 15 batang perhari. Subyek terus diteliti dan

dalam median waktu 9,8 tahun. Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu

kejadian hipertensi terbanyak pada kelompok subyek dengan kebiasaan

merokok lebih dari 15 batang perhari (Rahyani, 2007).

4) Mengkonsumsi garam berlebih

Badan kesehatan dunia yaitu World Health Organization (WHO)

merekomendasikan pola konsumsi garam yang dapat mengurangi risiko

terjadinya hipertensi. Kadar sodium yang direkomendasikan adalah tidak

lebih dari 100 mmol (sekitar 2,4 gram sodium atau 6 gram garam) perhari.

Konsumsi natrium yang berlebih menyebabkan konsentrasi natrium di

dalam cairan ekstraseluler meningkat. Untuk menormalkannya cairan

intraseluler ditarik ke luar, sehingga volume cairan ekstraseluler meningkat.

Page 7: laporan gerontik

Meningkatnya volume cairan ekstraseluler tersebut menyebabkan

meningkatnya volume darah, sehingga berdampak kepada timbulnya

hipertensi. (Hans Petter, 2008).

5) Minum alkohol

Banyak penelitian membuktikan bahwa alkohol dapat merusak jantung

dan organ-organ lain, termasuk pembuluh darah. Kebiasaan minum alkohol

berlebihan termasuk salah satu faktor resiko hipertensi (Marliani, 2007).

6) Minum kopi

Faktor kebiasaan minum kopi didapatkan dari satu cangkir kopi

mengandung 75 – 200 mg kafein, di mana dalam satu cangkir tersebut

berpotensi meningkatkan tekanan darah 5 -10 mmHg.

7) Stres

Hubungan antara stres dengan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf

simpatis peningkatan saraf dapat menaikan tekanan darah secara

intermiten (tidak menentu). Stress yang berkepanjangan dapat

mengakibatkan tekanan darah menetap tinggi. Walaupun hal ini belum

terbukti akan tetapi angka kejadian di masyarakat perkotaan lebih tinggi

dibandingkan dengan di pedesaan. Hal ini dapat dihubungkan dengan

pengaruh stress yang dialami kelompok masyarakat yang tinggal di kota

(Rohaendi, 2003). Menurut Anggraini (2009) mengatakan stres akan

meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer dan curah jantung

sehingga akan menstimulasi aktivitas saraf simpatis. Adapun stres ini dapat

berhubungan dengan pekerjaan, kelas sosial, ekonomi, dan karakteristik

personal

2.1.4 Penatalaksanaan1. Pengobatan.

Pengobatannya meliputi :

a. Step 1 : Obat pilihan pertama : diuretika, beta blocker, Ca antagonis, ACE

inhibitor

b. Step 2 : alternatif yang bisa diberikan :

Dosis obat pertama dinaikan

Diganti jenis lain dari obat pilihan pertama

Ditambah obat jenis lain, dapat berupa diuretika , beta blocker, Ca

antagonis, Alpa blocker, clonidin, reserphin, vasodilator

c. Step 3 : alternatif yang bisa ditempuh

Obat ke-2 diganti

Page 8: laporan gerontik

Ditambah obat ke-3 jenis lain

d. Step 4 : alternatif pemberian obatnya

Ditambah obat ke-3 dan ke-4

Re-evaluasi dan konsultasi

Menurut : Darmojo (2008), Pemakaian obat pada lanjut usia perlu dipikirkan

kemungkinan adanya :

Gangguan absorsbsi dalam alat pencernaan

Interaksi obat

Efek samping obat.

Gangguan akumulasi obat terutama obat-obat yang ekskresinya melalui ginjal.

Pengobatan hipertensi menurut : Kowalski (2010) tiga hal evaluasi

menyeluruh terhadap kondisi penderita adalah :

Pola hidup dan indentifikasi ada tidaknya faktor resiko kardiovaskuler

Penyebab langsung hipertensi sekunder atau primer

Organ yang rusak karena hipertensi.

Melaksanakan terapi anti hipertensi perlu penetapan jadwal rutin harian

minum obat, hipertensi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan stroke dan

serangan jantung. Mencatat obat-obatan yang diminum dan keefektifan

mendiskusikan informasi ini untuk tindak lanjut (Stoskslager, 2008). Pengendalian

tekanan darah dan efek samping minimal diperlukan terapi obat-obatan sesuai,

disertai perubahan pola hidup.

2. Non Farmakologi

a. Diet untuk Pasien Hipertensi

1) Diet Rendah Garam

Diet rendah garam diberikan kepada pasien dengan edema atau asites

serta hipertensi. Tujuan diet rendah garam adalah untuk menurunkan

tekanan darah dan untuk mencegah edema dan penyakit jantung ( lemah

jantung ).( Gunawan, 2001).

Sumber sodium antara lain makanan yang mengandung soda kue,

baking powder, MSG (Mono Sodium Glutamat), pengawet makanan atau

natrium benzoat (Biasanya terdapat didalam saos, kecap, selai, jelly ),

makanan yang dibuat dari mentega serta obat yang mengandung natrium

( obat sakit kepala ). Bagi penderita hipertensi, biasakan penggunaan obat

dikonsultasikan dengan dokter terlebih dahulu. (Hayens, 2003).

2) Diet Rendah Kolesterol dan Lemak

Page 9: laporan gerontik

Diet rendah kolestrol dan lemak terbatas. Di dalam tubuh terdapat tiga

bagian lemak yaitu: kolestrol, trigeserida, dan pospolipid.Tubuh

memperoleh kolestrol dari makanan sehari – hari dan dari hasil sintesis

dalam hati. Kolestrol dapat berbahaya jika dikonsumsi lebih banyak dari

pada yang dibutuhkan oleh tubuh, peningkatan kolestrol dapat terjadi

karena terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung

kolestrol tinggi dan tubuh akan mengkonsumsi sekitar 25 – 50 % dari

setiap makanan ( Amir, 2002 ).

3) Diet Tinggi Serat

Diet tinggi serat sangat penting pada penderita hipertensi, serat terdiri

dari dua jenis yaitu serat kasar ( Crude fiber ) dan serat kasar banyak

terdapat pada sayuran dan buah – buahan, sedangkan serat makanan

terdapat pada makanan karbohidrat yaitu : kentang, beras, singkong dan

kacang hijau. Serat kasar dapat berfungsi mencegah penyakit tekanan

darah tinggi karena serat kasar mampu mengikat kolestrol maupun asam

empedu dan selanjutnya membuang bersama kotoran. Keadaan ini dapat

dicapai jika makanan yang dikonsumsi mengandung serat kasar yang

cukup tinggi ( Mayo, 2005 ).

4) Diet Rendah Kalori

Diet rendah kalori dianjurkan bagi orang yang kelebihan berat

badan.Kelebihan berat badan atau obesitas akan berisiko tinggi terkena

hipertensi. Demikian juga dengan orang yang berusia 40 tahun mudah

terkena hipertensi. Dalam perencanaan diet, perlu diperhatikan hal – hal

berikut :

a. Asupan kalori dikurangi sekitar 25% dari kebutuhan energi atau 500

kalori untuk penurunan 500 gram atau 0.5 kg berat badan per minggu.

b. Menu makanan harus seimbang dan memenuhi kebutuhan zat gizi.

c. Perlu dilakukan aktifitas olah raga ringan.

Page 10: laporan gerontik
Page 11: laporan gerontik

Renin

Iskemik ginjal

Deficit lapang pandang

Resiko cedera

Gangguan penglihatan

Tekanan intraocular meningkat

Tekanan pembuluh darah otak meningkat

Gangguan rasa nyaman

Tekanan intravascular meningkat

Tekanan darah meningkat

Peningkatan volume cairan ekstrasel

Koping individu tidak efektif

Mekanisme koping, harapan tidak terpenuhi, persepsi

tidak realistik

Deficit motorikIntoleransi aktivitas

Suplai O2 dan nutrien tidak maksimal

Reabsorbsi Na dan airSekresi K

dan H

Ion exchange di tubulus ginjal

Sekresi aldosteron

Angiotensin II (vasokontriksi)

ACE

Angiotensin

Angiotensin I

Penurunan volume extrasel dan perfusi renal

Kelemahan

Kurang pengetahuan

Kurang informasi

Intake inadekuat

Mual, muntahMenurunnya relaksasi otot polos pembuluh darah

ateroskeloris

Tahanan perifer meningkatPenurunan cardiac output

Vasokontriksi pembuluh darah

Hilangnya elastisitas jaringan ikat

Usia Lanjut Rokok Kopi

Elastisitas dinding aorta menurunKatup jantung menebal dan kakuKemampuan memompa darah menurunHilangnya elastisistas pembuluh darahMeningkatnya resistensi pembuluh darah perifer

Tembakau Nikotin

Penyempitan pembuluh darah

Tekanan darah meningkat

Meningkatkan adrenalin

Meningkatkan tekanan darah, Nadi, dan tekanan kontraksi jantung

Kafein

Hipertensi Primer

2.1.5 Pathway

BAB 3

Page 12: laporan gerontik

ASUHAN KEPERAWATAN

Tanggal Pengkajian : 16 Juni 2015A. IDENTITAS KLIEN

Nama : Ny. S L/PTempat dan tanggal lahir : 64 tahun

Gol. Darah : O / A / B / AB

Pendidikan terakhir : Tidak sekolah/SD/SLTP/SLTA/DI/DIII/DIV/S1/S2

Agama : Islam

Status perkawinan : Kawin/belum/janda/duda (cerai : hidup/mati)

Pekerjaan : menjahit (di rumah)

Penampilan : rapi dan bersih

Ciri-ciri tubuh : pendek, agak gemuk, rambut putih

Alamat : Kelurahan Tulusrejo RT/RW 03/04 Telp. ............

Tinggal bersama : sendiri

Orang dekat dihubungi : anak L/PHubungan dengan lansia : anak

Alamat : Kelurahan Tulusrejo RT/RW 03/04

B. STATUS KESEHATAN SAAT INI1. Keluhan utama

Klien mengatakan terkadang susah tidur saat malamKlien mengatakan memiliki riwayat hipertensi dan sering merasa pusingKlien mengatakan tidak minum obat anti hipertensi jika kondisinya sudah membaikKlien mengatakan masih makan apapun tanpa ada pantangan makananKlien jarang berolahraga, dan kontrol kesehatan karena sibuk menjahit dirumah

2. Riwayat Kesehatan Saat Ini

Klien mengalami susah tidur terutama pada malam hari, pada siang hari klien juga jarang tidur siang. Klien selalu menonton tv hingga larut malam. Klien tidak pernah mengikuti posyandu lansia yang ada di wilayahnya. Klien saat ini mengkonsumsi obat untuk menurunkan tekanan darah namun tidak rutin dalam mengkonsumsinya jika ada keluhan saja.

Page 13: laporan gerontik

B. RIWAYAT KESEHATAN TERDAHULU

No. JENIS PENYAKIT UMUR TINDAKAN /

PENGOBATAN

MRS

1. Hipertensi Sejak

melahirkan

anak ke 3

Mengkonsumsi

obat

antihipertensi

2. Osteoartitris Memasuki usia

lansia

-

C. RIWAYAT ALERGI1. Alergi (obat, makanan, plester, dll):

Tipe Reaksi Tindakan

.............................................. ....................................... ...................................

.............................................. ....................................... ...................................

.............................................. ....................................... ...................................

.............................................. ....................................... ...................................

D. RIWAYAT KELUARGA

NO. JENIS PENYAKIT HUBUNGAN

KELUARGA

1. Hipertensi Suami

2. Hipertensi Anak Kedua

3. Asam Urat Suami

E. PEMERIKSAAN FISIK1. TTV

a. BB/TB : 62 Kg / 150 cm

b. IMT : …………….

c. TD : 150/90 mmHg

d. Nadi : 88 x/menit

e. RR : 20 x/menit

f. Suhu : 36 0C

2. Kepala & Leher

a. Kepala : tidak ada luka di kepala, rambut berwarna putih, penyebaran rambut

merata

b. Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, fungsi penglihatan normal

Page 14: laporan gerontik

c. Hidung : penciuman normal, bentuk simetris, tidak ada epiktasis, tidak ada sekret,

tidk ada deviasi septum nasal, tidak ada nyeri tekan, tidak ada rinorhea

d. Mulut & tenggorokan : tidak ada gigi berlubang, lidah tidak kotor, tidak

menggunakan gigi palsu, mulut bersih, tidak sariawan, tidak sianosis

e. Telinga : telinga simetris, tidak ada otorhea, tidak ada luka, tidak ada nyeri telinga,

fungasi pendengaran normal

f. Leher : tidak ada distensi vena jugularis, tidak ada deviasi trakea, tidak ada kaku

kuduk, merasa kaku-kaku.

3. Abdomen :

Bentuk abdomen simetris, tidak ada nyeri abdomen, tidak ada lesi, tidak ada distensi

abdomen

4. Punggung :

Tidak ada luka, tidak ada nyeri, simetris

5. Ekstremitas

Atas : kulit kering, akral hangat, CRT < 2”, tidak sianosis, tidak ada luka, tidak nyeri,

tidak bengkak

Bawah : akral hangat, tidak ada luka, tidak bengkak

6. Sistem Kardiovaskuler

Conjunctiva : Anemis √ Tidak ____Ya

CRT : < 2 detik

Bunyi jantung : √ DBN ____Bunyi abnormal __________

Pembesaran vena jugularis : √ Tidak ___Ya

Edema tungkai : √ Tidak ____Ya

7. Sistem Pernafasan

Kualitas : √ DBN ____Dangkal ___Cepat- dalam

___ Cepat dangkal ___

Batuk : √ Tidak ___Ya

Sputum : √ Tidak ada ___Banyak Warna___________

Suara nafas : normal

8. Sistem Persyarafan

Kesadaran : ___Somnolent ____Sopor ____Apatis ____Delirium ____Coma

GCS : 4 5 6 compos mentisKeadaan mental: √ stabil ____Afasia ____Sukar bercerita ____Disorientasi

___Kacau mental ___Menyerang/agresif ___Tidak ada respons

9. Sistem Perkemihan

Kebiasaan BAK : > 2 kali/hari

Jumlah : tidak terkaji cc/hari

Page 15: laporan gerontik

√ Malam sering berkemih ___Kesukaran menahan/beser ___Nyeri/disuria

___Menetes/oliguria ____Anuri

Warna Urin : kuning jernih

Alat Bantu: ___Folley kateter ____kondom kateter ____ngompol

10. Sistem Pencernaan

Jenis makanan saat ini (nasi/ bubur/ cair) dan suplemen : nasi, sayur dan lauk pauk (tempe, tahu, sesekali telur). Kadang makan daging atau bersantan jika ada uang untuk membeli.Diet/makanan pantangan yg dijalani saat ini :√ Tidak ___ Ya

Macam : _______________

Program diit saat ini :√ Tidak _____ Ya,

macam : _______________________________

Jumlah porsi setiap kali makan: 1x Porsi

Frekwensi dalam 1 hari : 3 x sehari

Nafsu makan : √ Normal ____Bertambah ____Berkurang

____Penurunan sensasi rasa ___Mual ___Muntah ___Stomatitis

Fluktuasi berat badan 6 bulan terakhir: tidak naik/turun ____Kg ___naik____Kg

Kesukaran menelan: √ Tidak ____Ya, untuk makanan jenis : ____padat ___cairan

Gigi palsu : √ Tidak ___Ya ___ bagian atas ___bagian bawah

Gigi ompong : ___Tidak √ Ya √ Bagian atas √ Bagian bawah

___Sebagaian besar

Kebiasaan defekasi (BAB): 1- 2 kali/hari 7-14 kali/minggu

Tgl Defekasi terakhir : tidak terkajiPola BAB saat ini : √ dalam batas normal (DBN) ____Konstipasi ____Diare

____Inkontinensia ____Nyeri ____Keluar darah

Warna faeces : kuning kecoklatan

Colostomy : √ tidak ___Ya

Dapat merawat Colostomy sendiri : ___Ya ___Tidak

Jenis

Minuman

Yang

Dikonsums

i

Freku

ensi

Jumlah Lamany

a

teh 1 x

sehar

i

1 gelas

Page 16: laporan gerontik

Air putih >8 x

per

hari

> 8

gelas

Jus

mentimun

.........

..

< 1

gelas

11. Sistem Muskuloskeletal

Tidak ada keluhan nyeri pada otot dan persendian, kekuatan otot baik. Akan tetapi, bila terlalu capek terkadang klien mengeluh kram pada kedua kakinya

F. POTENSI PERTUMBUHAN PSIKOSOSIAL DAN SPIRITUALa. Psikososial

1. Persepsi : klien mengetahui mempunyai sakit darah tinggi tetapi kadang

masih suka makan makanan yang asin.

2. Interaksi : masih berinteraksi baik dengan lingkungan sekitar

3. Konsep diri : klien masih bekerja untuk mengisi waktu luangnya

4. Emosi : kadang cepat marah jika banyak pikiran

5. Adaptasi : klien mengalami sakit hipertensi sejak usia lansia

b. Spiritual

1. Aktivitas Ibadah : rutin mengikuti pengajian desa seminggu sekali

2. Hambatan : tidak ada hambatan

G. FAKTOR-FAKTOR RESIKO1. Stresor

a. Stresor fisiologis : leher terasa kaku-kaku

b. Stresor Psikologis : sering merasa emosi

2. Lingkungan

a. Dalam Rumah

Penataan perabot : rapi Lantai Rumah

- Kebersihan : bersih dan rapi

- Licin/Tidak : tidak licin

- Rata/Tidak : rata, tidak bergelombang

Pencahayaan : baik, cahaya masuk melalui jendela

Page 17: laporan gerontik

Ventilasi : baik, jendela dan pintu biasa dibuka

Tangga, Ada/Tidak : tidak ada tangga di dalam rumah

b. Kamar :

Penataan perabot dalam kamar : penataan perabot dalam kamar tertata rapi

Lantai kamar

- Kebersihan : lantai kamar bersih

- Licin/Tidak : lantai kamar tidak licin

Pencahayaan siang dan malam : pencahayaan pada siang hari cukup dan pada

malam hari pencahayaan menggunakan lampu

Penataan ventilasi : baik dan langsung berhubungan dengan luar

Jenis Perabot yang ada : tempat tidur, kursi, lemari

Jarak kamar dengan kamar mandi : dekat

Apakah ada pegangan dalam kamar : tidak ada pegangan di dalam kamar

c. Kamar mandi

Lantai kamar mandi : lantai kamar mandi terbuat dari lantai ubin dan tidak licin karena

sering digosok/ dibersihkan

Pencahayaan : pencahayaan menggunakan lampu

Jenis Closet : jenis kloset yang digunakan yaitu kloset jongkok

Jenis bak mandi : jenis bak mandi yang digunakan adalah bak mandi permanen

Pegangan : tidak ada pegangan dalam kamar mandi

Adanya keset : ada keset yang terletak di depan kamar mandi

d. Luar rumah

Halaman rumah : bersih dan aman, tidak licin

Permukaan lantai, datar/menanjak : jalanan di depan rumah datar

3. Kebiasaan Lansia

a. Hobi/kegemaran : menjahit baju

b. Kebiasaan positif : menjahit baju

c. Kebiasaan negatif : mengkonsumsi makanan asin/gorengan dan masih sering

emosi

4. Pengetahuan ( Pengetahuan lansia tentang kesehatan)

Klien mengetahui bahwa mengalami sakit darah tinggi dan sering mengalami sakit/kaku-kaku pada leher.

5. Riwayat Pengobatan dan efek samping

Dengan Resep Dokter Tanpa Resep Dokter

Page 18: laporan gerontik

Nama obat Dosis Lama pemakaian

Nama obat

Dosis Lama pemakaian

captopril ½x1/hari Pasien mengatakan kadang minum obat kadang tidak, minum obat bila pusing dan kaku-kaku terasa berat.

H. NEGATIVE FUNCTIONAL CONCEQUENCES1. Kemampuan ADL

Klien masih melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri. Klien biasa menjahit baju dan menerima pesanan jahit baju dari tetangganya. Klien masih aktif berkegiatan di masyarakat, tetapi klien jarang berolahraga

2. Aspek Kognitif

Klien mengetahui bahwa dirinya mempunyai sakit darah tinggi, namun klien masih sering makan makanan yang asin. Serta konsumsi obat tidak teratur.

3. Resiko Jatuh

Klien tidak beresiko terjatuh karena terlihat masih kuat.4. Pemenuhan Kebutuhan Tidur

Klien mengalami susah tidur, sering tidur terlalu malam sambil menonton televisi. Waktu tidur klien < 6 jam, sering terbangun pada tengah malam dan tidak bisa tidur lagi.

5. Kecemasan, GDS

Klien tidak mengalami kecemasan dan tidak pernah merasa berdebar-debar.6. Status Nutrisi lansia

Klien makan sehari 3 kali dengan nasi, lauk dan sayur. Makanan yang dikonsumsi biasanya asin/gorengan.

7. Hasil pemeriksaan Diagnostik

Tidak terkaji

Page 19: laporan gerontik

KUESIONER KUALITAS TIDUR(PSQI)

ID : Tanggal : Jam :1. Jam berapa biasanya anda mulai tidur malam? 11 malam2. Berapa lama anda biasanya baru bisa tertidur tiap malam? 2 jam3. Jam berapa anda biasanya bangun pagi? Jam 1 pagi/3 pagi4. Berapa lama anda tidur dimalam hari? < 6 jam

5 Seberapa sering masalah-masalah dibawah ini mengganggu tidur anda?

Tidak pernah

1x /minggu

2x /minggu

≥ 3 x /minggu

a) Tidak mampu tertidur selama 30 menit sejak berbaring

b) Terbangun ditengah malam atau terlalu dini √c) Terbangun untuk ke kamar mandi √d) Tidak mampu bernafas dengan leluasa √e) Batuk atau mengorok √f) Kedinginan di malam hari √g) Kepanasan di malam hari √h) Mimpi buruk √i) Terasa nyeri √j) Alasan lain ………6 Seberapa sering anda menggunakan obat

tidur√

7 Seberapa sering anda mengantuk ketika melakukan aktifitas disiang hari

Tidakantusias

Kecil Sedang Besar

8 Seberapa besar antusias anda ingin menyelesaikan masalah yang anda hadapi

Sangatbaik

Baik kurang Sangatkurang

9 Pertanyaan pre intervensi : Bagaimana kualitas tidur anda selama sebulan yang lalu

Pertanyaan post intervensi : Bagaimana kualitas tidur anda selama seminggu yang lalu

PENILAIAN PSQIKomponen :1. Kualitas tidur subyektifàDilihat dari pertanyaan nomer 9

0 = sangatbaik

1 = baik

2 = kurang

3 = sangatkurang

2. Latensi tidur (kesulitan memulai tidur) à total skor dari pertanyaan nomer 2 dan 5a

Page 20: laporan gerontik

Pertanyaan nomer 2:

≤ 15 menit = 0

16-30 menit = 1

31-60 menit = 2

> 60 menit = 3

Pertanyaan nomer 5a:

Tidak pernah = 0

Sekali seminggu= 1

2 kali seminggu = 2

>3 kali seminggu = 3

Jumlahkan skor pertanyaan nomer 2 dan 5a, dengan skor dibawah ini:

Skor 0 = 0

Skor 1-2 = 1

Skor 3-4 = 2

Skor 5-6 = 3

3. Lama tidur malamàDilihat dari pertanyaan nomer 4

> 7 jam = 0

6-7 jam = 1

5-6 jam = 2

< 5 jam = 3

4. Efisiensi tiduràPertanyaan nomer 1,3,4

Efisiensitidur= (# lama tidur/ # lama di tempat tidur) x 100%# lama tidur – pertanyaan nomer 4

# lama di tempat tidur – kalkulasi respon dari pertanyaan nomer 1 dan 3

Jika di dapat hasil berikut, maka skornya:

> 85 % = 0

75-84 % = 1

65-74 % = 2

< 65 % = 3

5. Gangguan ketika tidur malamàPertanyaan nomer 5b sampai 5j

Nomer 5b sampai 5j dinilai dengan skor dibawah ini:

Tidakpernah = 0

Sekali seminggu= 1

2 kali seminggu = 2

>3 kali seminggu= 3

Jumlahkan skor pertanyaan nomer 5b sampai 5j, dengan skor dibawah ini:

Skor 0 = 0

Page 21: laporan gerontik

Skor 1-9 = 1

Skor 10-18 = 2

Skor 19-27 = 3

6. Menggunakan obat-obat tiduràPertanyaan nomer 6

Tidak pernah = 0

Sekali seminggu= 1

2 kali seminggu = 2

>3 kali seminggu= 3

7. Terganggunya aktifitas di siang hariàPertanyaan nomer 7 dan 8

Pertanyaan nomer 7:

Tidak pernah = 0

Sekali seminggu= 1

2 kali seminggu = 2

>3 kali seminggu= 3

Pertanyaan nomer 8:

Tidak antusias = 0

Kecil = 1

Sedang = 2

Besar = 3

Jumlahkan skor pertanyaan nomer 7 dan 8, dengan skor di bawahini:

Skor 0 = 0

Skor 1-2 = 1

Skor 3-4 = 2

Skor 5-6 = 3

Skor akhir: Jumlahkan semua skor mulai dari komponen 1 sampai 7

Nilai

0 = Sangat baik

1-7 = Baik

8-14 = Kurang

15-21 = Sangat kurang

Page 22: laporan gerontik

MMSE (Mini Mental Status Exam)

No AspekKognitif

Nilaimaksimal

NilaiKlien

Kriteria

1 Orientasi 5 5 Menyebutkan dengan benar :Tahun : ............................. Hari :...........Musim : ............................ Bulan : ...........Tanggal :

2 Orientasi 5 5 Dimana sekarang kita berada ?Negara: …………………… Panti : ………………………………..Propinsi: ………………….. Wisma : …………………………….. Kabupaten/kota : …………………………

3 Registrasi 3 5 Sebutkan 3 nama obyek (misal : kursi, meja, kertas),kemudian ditanyakan kepada klien :1) Kursi 2). Meja 3). Kertas

4 Perhatian dan kalkulasi

5 4 Meminta klien berhitung mulai dari 100 kemudian kurangi 7 sampai 5 tingkat.Jawaban :

1). 93 2). 86 3). 79 4). 72 5). 65

5 Mengingat 3 2 Minta klien untuk mengulangi ketiga obyek pada poin ke- 2 (tiap poin nilai 1)

6 Bahasa 9 9 Menanyakan pada klien tentang benda (sambil menunjukan benda tersebut).1). ...................................2). ...................................3). Minta klien untuk mengulangi kata berkut : “ tidak ada, dan, jika, atau tetapi )Klien menjawab :Minta klien untuk mengikuti perintah berikut yang terdiri 3 langkah.4). Ambil kertas ditangan anda5). Lipat dua 6). Taruh dilantai.Perintahkan pada klien untuk hal berikut (bila aktifitas sesuai perintah nilai satu poin.7). “Tutup mata anda”8). Perintahkan kepada klien untuk menulis kalimat dan 9). Menyalin gambar 2 segi lima yang saling bertumpuk

Total nilai 30Interpretasi hasil :24 – 30 : tidak ada gangguan kognitif18 – 23 : gangguan kognitif sedang

0 - 17 : gangguan kognitif berat

Page 23: laporan gerontik

Tingkat kemandirian dalam kehidupan sehari-hari (Indeks Barthel)

No Kriteria Dengan Bantuan

Mandiri Skor Yang

Didapat1 Makan 5 10 102 Berpindah dari kursi roda ke tempat tidur, atau

sebaliknya5-10 15 15

3 Personal toilet (cuci muka, menyisir rambut, gosok gigi)

0 5 15

4 Keluar masuk toilet (mencuci pakaian, menyeka tubuh, menyiram)

5 10 15

5 Mandi 0 5 56 Berjalan di permukaan datar (jika tidak bisa,

dengan kursi roda )0 5 5

7 Naik turun tangga 5 10 108 Mengenakan pakaian 5 10 109 Kontrol bowel (BAB) 5 10 10

10 Kontrol Bladder (BAK) 5 10 10

Kesimpulan : klien dapat melakukan aktivitas secara mandiri

Page 24: laporan gerontik

Pengkajian Determinan Nutrisi Pada Lansia:

No Indicators score

1. Menderita sakit atau kondisi yang mengakibatkan perubahan jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi

2. Makan kurang dari 2 kali dalam sehari 3

3. Makan sedikit buah, sayur atau olahan susu 2

4. Mempunyai tiga atau lebih kebiasaan minum minuman beralkohol setiap harinya

2

5. Mempunyai masalah dengan mulut atau giginya sehingga tidak dapat makan makanan yang keras

2

6. Tidak selalu mempunyai cukup uang untuk membeli makanan 4

7. Lebih sering makan sendirian 1

8. Mempunyai keharusan menjalankan terapi minum obat 3 kali atau lebih setiap harinya

1

9. Mengalami penurunan berat badan 5 Kg dalam enam bulan terakhir 2

10. Tidak selalu mempunyai kemampuan fisik yang cukup untuk belanja, memasak atau makan sendiri

2

Total score 2

American Dietetic Association and National Council on the Aging, dalam Introductory

Gerontological Nursing, 2001

Interpretations:

0 – 2 : Good 3 – 5 : Moderate nutritional risk

6 ≥ : High nutritional risk

2

Page 25: laporan gerontik

Pengkajian Kecemasan (Geriatric Anxiety Scale)

No PertanyaanNilai Ket

Tidak Pernah

(0)

Pernah (1)

Jarang (2)

Sering (3)

1. Apakah Anda merasa jantung berdebar kencang dan kuat?

2. Apakah nafas Anda pendek? √3. Apakah Anda mengalami

gangguan pencernaan?4. Apakah Anda merasa seperti hal

yang tidak nyata atau diluar diri Anda sendiri?

5. Apakah Anda merasa seperti kehilangan kontrol?

6. Apakah Anda takut dihakimi oleh orang lain?

7. Apakah Anda malu/takut dipermalukan?

8. Apakah Anda sulit untuk tidur? √9. Apakah Anda kesulitan untuk tetap

tertidur/tidak nyenyak?√

10. Apakah Anda mudah tersinggung? √11. Apakah Anda mudah marah? √12. Apakah Anda mengalami kesulitan

berkonsentrasi?√

13. Apakah Anda mudah terkejut? √14. Apakah Anda kurang tertarik

dalam melakukan sesuatu yang Anda senangi?

15. Apakah Anda merasa terpisah atau terisolasi dari orang lain

16. Apakah Anda merasa seperti pusing/bingung?

17. Apakah Anda sulit untuk duduk diam?

18. Apakah Anda merasa terlalu khawatir?

19. Apakah Anda tidak bisa mengendalikan kecemasan Anda?

20. Apakah Anda merasa gelisah, tegang?

21. Apakah Anda merasa lelah? √22. Apakah Anda merasa otot-otot

tegang?√

23. Apakah Anda mengalami sakit punggung, sakit leher, atau otot kram?

24. Apakah Anda merasa hidup Anda tidak terkontrol?

25. Apakah Anda merasa sesuatu √

Page 26: laporan gerontik

yang menakutkan akan terjadi?

Jawaban dengan rentang dari 0 (tidak sama sekali) hingga 3 (sering). Adapun cara

penilaiannya adalah dengan system scoring tersebut yaitu:

Nilai 0 = Tidak pernah sama sekali, Nilai 1 = Pernah, Nilai 2 = Jarang, Nilai 3 = Sering

Rentang hasil skor dari 0 hingga 75, semakin tinggi skor mengindikasikan semakin level

kecemasan tertinggi.

Nilai 0-18 : level minimal dari kecemasan

Nilai 19-37 : kecemasan ringan

Nilai 38-55 : kecemasan sedang

Nilai 56-75 : kecemasan berat

Kesimpulan : klien dalam rentang kecemasan minimal

Page 27: laporan gerontik

Pengkajian Depresi (Geriatric Depression Scale)

No Pertanyaan JawabanYa Tdk Hasil

1. Anda puas dengan kehidupan anda saat ini 1 0 12. Anda merasa bosan dengan berbagai aktifitas dan kesenangan 1 0 03. Anda merasa bahwa hidup anda hampa / kosong 1 0 04. Anda sering merasa bosan 1 0 05. Anda memiliki motivasi yang baik sepanjang waktu 0 1 18. Anda takut ada sesuatu yang buruk terjadi pada anda 1 0 07. Anda lebih merasa bahagia di sepanjang waktu 0 1 18. Anda sering merasakan butuh bantuan 1 0 09. Anda lebih senang tinggal dirumah daripada keluar melakukan

sesuatu hal1 0 1

10 Anda merasa memiliki banyak masalah dengan ingatan anda 1 0 011 Anda menemukan bahwa hidup ini sangat luar biasa 0 1 112 Anda tidak tertarik dengan jalan hidup anda 1 0 113 Anda merasa diri anda sangat energik / bersemangat 0 1 114 Anda merasa tidak punya harapan 1 0 015 Anda berfikir bahwa orang lain lebih baik dari diri anda 1 0 0

Jumlah Geriatric Depressoion Scale (Short Form) dari Yesafage (1983) dalam Gerontological

Nursing, 2006

Interpretasi :

Jika Diperoleh skore 5 atau lebih, maka diindikasikan depresi

Kesimpulan : klien tidak mengalami depresi

Page 28: laporan gerontik

APGAR KELUARGA DENGAN LANSIAAlat Skrining yang dapat digunakan untuk mengkaji fungsi sosial lansia

NO URAIAN FUNGSI SKORE

1. Saya puas bahwa saya dapat kembali pada keluarga (teman-teman) saya untuk membantu pada waktu sesuatu menyusahkan saya

ADAPTATION 2

2. Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman)saya membicarakan sesuatu dengan saya dan mengungkapkan masalah dengan saya

PARTNERSHIP 1

3. Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) saya menerima dan mendukung keinginan saya untuk melakukan aktivitas / arah baru

GROWTH 2

4. Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) saya mengekspresikan afek dan berespon terhadap emosi-emosi saya seperti marah, sedih/mencintai

AFFECTION 2

5. Saya puas dengan cara teman-teman saya dan saya menyediakan waktu bersama-sama

RESOLVE 1

Kategori Skor:Pertanyaan-pertanyaan yang dijawab:1). Selalu : skor 2 2). Kadang-kadang : skor 1 3). Hampir tidak pernah : skor 0Intepretasi:< 3 = Disfungsi berat4 - 6 = Disfungsi sedang> 6 = Fungsi baik

TOTAL

Smilkstein, 1978 dalam Gerontologic Nursing and health aging 2005

Kesimpulan : klien dalam kondisi fungsi baik

Page 29: laporan gerontik

3.1 ANALISA DATA

No. Data Etiologi Masalah Keperawatan

1. DS:- Klien mengatakan

susah tidur pada malam hari & sering terbangun pada tengah malam lalu tidak bisa tidur lagi

- Klien mengatakan sulit tidur juga pada siang hari

- Klien mengatakan 3 hari yang lalu lehernya kaku-kaku terutama pada sore hari

DO :- Jumlah jam tidur < 6

jam per hari (tidur > jam 11 malam)

- Penurunan proporsi tidur REM

- Penurunan proporsi pada tahap 3 dan 4

lansia, stress, gaya hidup yang

tidak sehat

penurunan produksi hormon

tahanan pada vaskuler

hipertensi

apnea tidur obstruktif

rasa tidak enak di dada,

tercekik, kecemasan, nokturi,

dan inkontinensia nokturnal

klien susah tidur pada malam

hari

penurunan porsi tidur REM

jumlah jam tidur < 6 jam per

hari

Gangguan pola tidur

Gangguan pola tidur

2. DS :- Klien mengatakan

jarang meminum obatnya

- Klien mengatakan

Genetik + lansia + stress +

gaya hidup yang tidak sehat +

jenis kelamin

Ketidakefektifan manajemen pemeliharaan kesehatan

Page 30: laporan gerontik

masih makan makanan yg asin dan gorengan

DO :- TD 150/90 mmHg- Hasil pengkajian

nutrisi termasuk resiko tinggi

Penurunan produksi hormon

Penurunan struktur

(aterosklerosis) dan fungsi

vaskuler

Tahanan pada vaskuler

Hipertensi

suka makan yang asin-asin

TD 150/90 mmHg

Tidak rutin konsumsi obat

antihipertensi

Ketidakefektifan pemeliharaan

kesehatan

PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN1. Gangguan Pola Tidur2. Ketidakefektifan Manajemen Pemeliharaan Kesehatan

Page 31: laporan gerontik

3.3 RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

NAMA KLIEN : Ny. Siti

USIA : 64 tahun

TANGGAL PENGKAJIAN : 05 Oktober 2015

NO Tanggal Dx Keperawatan Tujuan Kriteria Hasil Intervensi

1. 12

Oktober

2015

Gangguan Pola Tidur Setelah dilakukan

tindakan 3x24 jam

gangguan pola tidur

pasien teratasi

NOC : Sleep

1. Jumlah tidur dalam batas

normal 1 à 3

2. Pola tidur normal 2 à 4

3. Kualitas tidur normal 1à 3

4. Merasa segar setelah

bangun tidur 1à3

1. Kaji penyebab kesulitan tidur

klien

R : dengan mengkaji

penyebab kita dapat

menganalisa dan

menentukan bagaimana

manajemen tidur yang

sesuai dengan kondisi klien

2. Ciptakan lingkungan yang

nyaman (pencahayaan,

kebisingan, dll)

R : lingkungan yang nyaman

dapat mendukung baik

kualitas maupun lama tidur

yang dialami klien

3. Jelaskan pentingnya tidur

Page 32: laporan gerontik

secara adekuat

R : memberikan edukasi

kepada klien tentang tidur

sehingga klien mampu

menganalisa melalui

informasi yang disampaikan

mengenai tidur pentingnya

tidur baik dari segi kuantitas

atau lama tidur dan juga

kualitas.

4. Ajarkan teknik rendam kaki

air hangat

R : mengajarkan kepada

klien tentang rendam kaki air

hangat dapat membantu

merilekskan otot-otot badan

sehingga kondisi nyaman

untuk tidur.

5. Ajarkan teknik nafas dalam

R : dengan dilakukan tarik

nafas dalam sebelum tidur

membantu merilekskan otot.

6. Berikan teknik distraksi

(mendengarkan musik

Page 33: laporan gerontik

sebelum tidur)

R : teknik distraksi musik

membantu klien untuk

menenangkan pikiran lewat

irama lagu yang tenang

7. Monitor kualitas tidur klien

R : memonitor tidur pasien

sehingga mengetahui

bagaimana perubahan

sebelum dan sesudah

diberikan manajemen tidur.

2. 12

Oktober

2015

Ketidakefektifan

manajemen pemeliharaan

kesehatan

Setelah dilakukan

intervensi

keperawatan dalam

3x24 jam, klien dapat

memelihara

kesehatannya dengan

baik

NOC :

1. TD normal 1à3

2. Klien mengetahui

manajemen HT dengan

benar 3à5

3. Klien mengetahui

modifikasi gaya hidup yang

benar 3à5

4. Klien mengetahui tentang

diet hipertensi yang benar

3à5

1. Kaji makan yang disukai dan

tidak disukai oleh pasien

R : dengan memberikan

menu kesukaan klien yang

dimodifikasi sesuai kondisi

maka membantu nafsu

makan klien sehingga tertarik

untuk mengkonsumsi

2. Kaji makanan yang

dikonsumsi tiap hari dan

analisa asupan natrium

R : mengetahui jenis

makanan dan kandungan

Page 34: laporan gerontik

natrium yang biasa

dikonsumsi klien

3. Berikan edukasi dan

konseling tentang diet

rendah garam

R : edukasi membantu klien

untuk menambah

pengetahuannya bahwa

konsumsi garam/diet dapat

membantu menstabilkan

kondisi tekanan darahnya

4. Berikan contoh variasi menu

makanan.

R : membantu klien untuk

diet dengan menu makanan

yang tidak monoton

sehingga klien tetap nafsu

makan dengan menu yang

bervariasi namun tetap

sesuai diet

5. Edukasi klien tentang

pentingnya konsumsi obat

yang rutin

Page 35: laporan gerontik

R : disamping memonitor

tentang diet, konsumsi obat

juga merupakan aspek

penting dimana membantu

menurunkan tekanan darah.

Maka kepatuhan minum obat

juga harus terkontrol.

3.4 IMPLEMENTASI

Page 36: laporan gerontik

Tanggal Diagnosa Keperawatan Implementasi

12 Oktober

2015

Gangguan Pola Tidur 1. Mengkaji faktor penyebab kesulitan tidur klien

2. Mengkaji kebiasaan tidur klien (jam berangkat tidur, jam bangun

tidur, lama tidur pada malam hari dan kebiasaan tidur siang)

3. Mengkaji faktor lingkungan pada saat tidur

4. Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat

5. Menjelaskan cara menciptakan lingkungan yang nyaman untuk

tidur

6. Mengajarkan klien teknik relaksasi nafas dalam

7. Mengajarkan klien teknik distraksi (mendengarkan musik)

12 Oktober

2015

Ketidakefektifan Manajemen Pemeliharaan

Kesehatan Diri

1. Mengkaji klien tentang manajemen HT yang selama ini dilakukan

2. Mengkaji hambatan dan kesulitan klien dalam melakukan

manajemen HT

3. Mengkaji TTV klien

4. Mengkaji pengetahuan klien tentang pengobatan farmakologis dan

non farmakologis pada HT

5. Mengedukasi klien tentang pentingnya manajemen HT

6. Mengedukasi klien tentang pentingnya rutin mengkonsumsi obat

7. Mengedukasi klien tentang diet hipertensi dan rendah garam

8. Memfasilitasi klien tentang menu diet hipertensi

9. Mendiskusikan dengan klien tentang menu diet HT yang diinginkan

Page 37: laporan gerontik

3.5 Evaluasi Keperawatan

EVALUASI 1

Tanggal Diagnosa Keperawatan Evaluasi

12 Oktober

2015

Gangguan Pola Tidur S :

- Klien mengatakan sering

terbangun tengah malam

- Klien mengatakan tidak bisa tidur

lagi jika terbangun tengah malam

- Klien mengatakan tidak dapat

mengidentifikasi hal-hal yang

dapat meningkatkan tidur

- Klien mengatakan mau melakukan

relaksasi otot progresif

O :

- TD : 150/90 mmHg

- Jam tidur < 6 jam

A :

- Masalah teratasi sebagian

P :

- Lanjutkan intervensi

12 Oktober

2015

Ketidakefektifan Manajemen

Pemeliharaan Kesehatan Diri

S :

- Klien mengetahui manajemen HT

dan cara mengubah gaya hidup

perlahan setelah diberikan

edukasi dan konseling

- Klien mengatakan tahu tentang

diet hipertensi yang benar (makan

dengan rendah garam)

- Klien mengatakan kaku-kaku di

leher saat sore hari mulai

berkurang

O :

- TD : 150/90 mmHg

- Nadi : 74 x/menit

Page 38: laporan gerontik

A :

- Masalah teratasi sebagian

P :

- Lanjutkan Intervensi

EVALUASI 2

Tanggal Diagnosa Keperawatan Evaluasi

14 Oktober

2015

Gangguan Pola Tidur S :

- Klien mengatakan masih sering

terbangun tengah malam

- Klien mengatakan tidak bisa tidur

lagi jika terbangun tengah malam

O :

- TD : 140/90 mmHg

- Jam tidur < 6 jam

- Klien dapat mempraktekkan

relaksasi nafas dalam

A :

- Masalah teratasi sebagian

P :

- Lanjutkan follow up intervensi

relaksasi nafas dalam sebelum

tidur

14 Oktober

2015

Ketidakefektifan

Manajemen Pemeliharaan

Kesehatan Diri

S :

- Klien mengetahui manajemen HT

dan cara mengubah gaya hidup

perlahan setelah diberikan edukasi

dan konseling

- Klien mengatakan tahu tentang

diet hipertensi yang benar (makan

dengan rendah garam)

- Klien mengatakan sudah tidak

merasa kaku-kaku di leher

Page 39: laporan gerontik

O :

- TD : 140/90 mmHg

- Nadi : 72 x/menit

A :

- Masalah teratasi sebagian

P :

- Lanjutkan follow up kognitif dan

psikomotor lansia tentang

manajemen diet hipertensi.

- Libatkan keluarga untuk motivasi

manajemen diet hipertensi

Page 40: laporan gerontik

3.6 Resume

RESUME 1

A. Identitas Klien

Nama : Ny.A

Usia : 75 tahun

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : RT 03 RW 04 Kelurahan Tulusrejo

Agama : Islam

Tanggal Pengkajian : 05 Oktober 2015

B. Riwayat Kesehatan

1. Keluhan Utama

klien mengatakan kadang merasa pusing, lutut linu-linu, penglihatan dan

pendengaran mulai menurun

2. Riwayat Penyakit Sekarang

Klien mengatakan pernah check asam urat di puskesmas dan hasilnya tinggi.

klien tidak mengkonsumsi obat yang diberikan oleh puskesmas. Klien membeli

obat tradisional dari tetangganya untuk mengurangi rasa nyeri di lututnya dan

klien alergi dengan obat captropil.

3. Riwayat Penyakit Dahulu

Klien tidak pernah MRS sebelumnya dan terakhir mengunjungi layanan

kesehatan sekitar setahun yang lalu.

4. Riwayat Penyakit Keluarga

Klien mengatakan bahwa suaminya meninggal mendadak saat tidur.

C. Pemeriksaan Fisik

1. Kesadaran : compos mentis

2. TD : 150/100mmHg, 140/80mmHg

3. Nadi : 94 x/menit, 82 x/menit

Page 41: laporan gerontik

Senin, 12 Oktober 2015

S O A P I E

- Klien

mengatakan

kadang merasa

pusing, linu pada

lutut, penglihatan

dan

pendengaran

mulai menurun

- Klien

mengatakan

minum obat

tradisional untuk

pegal linunya

- Klien

mengatakan

terakhir pergi ke

layanan

kesehatan

setahun yang

lalu

- TD : 150/100

mmHg

- Nadi : 94

x/menit

- Klien tidak

aktif posyandu

lansia

Ketidakefektifan

manajemen

pemeliharaan

kesehatan diri

a. Bina hubungan

saling percaya

b. Kaji ulang

pengetahuan klien

tentang kondisinya

c. Jelaskan tentang

pentingnya sistem

perawatan

kesehatan

d. Edukasi klien

tentang kondisi

kesehatannya,

nutrisi yang baik

untuk penderita

HT/tekanan darah

tinggi dan

pentingnya

posyandu lansia

e. Informasikan

kepada klien

tentang pelayanan

1. Mengobservasi

pengetahuan klien

tentang kondisi

dirinya sendiri

2. Mengidentifikasi

klien tentang

pengetahuan

hipertensi dan

cara

pengobatannya

3. Mendiskusikan

kesulitan/hambata

n klien dalam

menjalani

pengobatan

hipertensi

4. Mengukur TTV

klien

5. Mengedukasi klien

tentang kondisi

kesehatannya,

S :

- Klien mengatakan

lebih mengerti

tentang pentingnya

pelayanan

kesehatan dan

cara pemeliharaan

kesehatan

O :

- Klien berusaha

bertanya tentang

informasi seputar

kesehatan

A :

- Masalah teratasi

sebagian

P :

- Lanjutkan

intervensi

Page 42: laporan gerontik

kesehatan

terdekat dan

pentingnya

pengobatan

nutrisi yang baik

untuk penderita

HT/tekanan darah

tinggi, pentingnya

posyandu lansia

dan melakukan

pemeriksaan ke

layanan

kesehatan

terdekat

6. Motivasi klien

untuk melakukan

perubahan gaya

hidup, melakukan

pemeriksaan rutin

ke pelayanan

kesehatan dan

aktif dalam

kegiatan

posyandu lansia

Page 43: laporan gerontik

Kamis, 15 Oktober 2015

S O A P I E

- Klien

mengatakan

pusingnya sudah

berkurang

- klien

mengatakan

lututnya kadang

masih linu

terutama setelah

jalan jauh

- klien

mengatakan

membeli obat

herbal dari

tetangganya

- TD : 140/80

mmHg

- Nadi : 82

x/menit

Ketidakefektifan

manajemen

pemeliharaan

kesehatan diri

a. Kaji ulang tentang

kondisi klien dan

pengetahuannya

tentang kesehatan

kondisinya

b. Jelaskan tentang

pentingnya sistem

perawatan

kesehatan

c. Edukasi klien

tentang kondisi

kesehatannya,

nutrisi yang baik

untuk penderita

HT/tekanan darah

tinggi dan

pentingnya

posyandu lansia

d. Informasikan

kepada klien

tentang pelayanan

1. Mengobservasi

pengetahuan klien

tentang kondisi

dirinya sendiri

2. Mengidentifikasi

klien tentang

pengetahuan

hipertensi dan cara

pengobatannya

3. Mendiskusikan

kesulitan/hambatan

klien dalam

menjalani

pengobatan

hipertensi

4. Mengukur TTV klien

5. Mengedukasi klien

tentang kondisi

kesehatannya,

nutrisi yang baik

untuk penderita

S:

- Klien mengatakan

lebih mengerti

tentang kondisi

dan

kesehatannya

O :

- Klien

menjelaskan

kembali tentang

kondisinya

A :

- Masalah teratasi

P :

- Lanjutkan

intervensi dengan

keluarga untuk

motivasi klien

dalam mematuhi

proses

pengobatan

Page 44: laporan gerontik

kesehatan terdekat

dan pentingnya

pengobatan

HT/tekanan darah

tinggi, pentingnya

posyandu lansia

dan melakukan

pemeriksaan ke

layanan kesehatan

terdekat

6. Motivasi klien untuk

melakukan

perubahan gaya

hidup dan

melakukan

pemeriksaan ke

layanan kesehatan

dan aktif dalam

kegiatan posyandu

lansia

hipertensi.

Page 45: laporan gerontik

RESUME 2

D. Identitas Klien

Nama : Tn. I

Usia : 84 tahun

Pekerjaan : Tidak bekerja

Alamat : Kelurahan Tulusrejo RT 03 RW 04

Agama : Kristen Katolik

Tanggal Pengkajian : 05 Oktober 2015

E. Riwayat Kesehatan

1. Keluhan Utama

klien mengatakan kadang sering merasa pusing jika terlalu capek, dan klen

mengatakan tidur > jam 11 serta mudah terbangun ke kamar mandi saat malam.

2. Riwayat Penyakit Sekarang

Klien mengatakan tekanan darahnya tinggi namun kadang-kadang kontrol

kesehatan. Klien masih mengkonsumsi teh setiap pagi (seminggu lebih dari 3

kali).

3. Riwayat Penyakit Dahulu

Klien mempunyai riwayat hipertensi

4. Riwayat Penyakit Keluarga

Anggota keluarga tidak mempunyai riwayat sakit.

5. Pemeriksaan Fisik

1. Kesadaran : compos mentis

2. TD : 140/80mmHg, 130/80mmHg

3. Nadi : 78 x/menit, 73 x/menit

Page 46: laporan gerontik

S O A P I E

- Klien

mengatakan

kadang

sering pusing

jika lelah

beraktifitas

- Klien

mengatakan

setiap pagi

minum teh

( > 3 kali

dalam

seminggu)

- Klien

mengatakan

tidur > jam

11 dan

mudah

terbangun

saat malam

- TD : 150/100

mmHg

- Nadi :

70x/menit

Gangguan pola tidur - Bina

hubungan

saling percaya

- Kaji penyebab

klien sering

terbangun dan

mengapa

tidak bisa tidur

lagi dan

pengetahuan

klien tentang

kondisinya

- Ciptakan

suasana yang

nyaman pada

saat tidur

- Jelaskan

pentingnya

tidur yang

adekuat

- Ajarkan teknik

relaksasi

nafas dalam

1. Mengedukasi

klien tentang

pentingnya tidur

yang berkualitas

2. Mengajarkan

klien untuk

menciptakan

lingkungan

nyaman untuk

tidur (kondisi

ruangan,

pencahayaan dll)

3. Mengajarkan

klien teknik

relaksasi otot

progresif

S :

- Klien

mengatakan

mau

melakukan

terapi

menggunakan

relaksasi

nafas dalam

O :

- Klien

berusaha

bertanya

tentang teknik

relaksasi

nafas dalam

A :

- Masalah

teratasi

sebagian

P :

- Lanjutkan

intervensi

Page 47: laporan gerontik

- Edukasi klien

untuk

mengurangi

konsumsi teh

(melatih

relaksasi

nafas dalam)

Page 48: laporan gerontik

BAB 4PEMBAHASAN

4.1 Hasil dan AlasanBerdasarkan hasil intervensi selama 3 minggu dengan dilakukan empat kali

kunjungan rumah menunjukkan bahwa intervensi yang dilakukan berhasil. Hal ini tampak

dengan outcome masalah yang ditemukan pada saat pengkajian dapat teratasi setelah

intervensi dijalankan. Hipertensi yang dialami lansia merupakan hipertensi primer yang

dikarenakan usia lansia. Kurangnya pengetahuan yang dimiliki mengenai maslaah

kesehatan pada lansia menyebabkan Ny. S tidak pernah memeriksakan kesehatannya dan

cenderung hanya meminum obat ketika adanya keluhan.

Berdasarkan hasil pengkajian, Ny. S cenderung mengalami peningkatan tekanan

darah dikarenakan usia dan penurunan degeneratif. Selain itu, kondisi Ny. S juga diperparah

oleh konsumsi garam yang berlebih, dan gorengan. Setelah diberikan edukasi bertahap

hasilnya menunjukkan lansia binaan mengalami penurunan tekanan darah dari 150/90

mmHg saat terakhir kali pengukuran menjadi 140/90 mmHg. Hal ini dapat terjadi karena

anak klien selalu memotivasi ibunya untuk mengurangi masakan yang mengandung garam,

penyedap rasa, masakan bersantan, dan teh serta diharapkan rajin kontrol memeriksakan

kondisinya saat ada posyandu lansia dan ke puskesmas.

Dalam hal ini perawat pengelola program yang dibantu oleh kader dapat

menerapkan perannya sebagai edukator untuk memberikan KIE yang tepat kepada klien

dalam menerapkan terapi diet hipertensi, gaya hidup sehat, dan kontrol rutin untuk

memeriksakan kesehatan klien.

4.2 HambatanKeterbatasan lansia binaan untuk melakukan pemeriksaan tekanan darah secara

rutin melalui posyandu lansia atau puskesmas karena kesibukan urusan rumah

tangga dan sibuk menjahit, sehingga yang bisa dilakukan adalah dengan mengajak

serta anak dan tetangga sekitar rumah klien dalam proses pengontrolan dan

mengingatkan klien.

Page 49: laporan gerontik

BAB 5PENUTUP

5.1 KesimpulanNy. S mengalami hipertensi namun beliau tidak mematuhi untuk proses pengobatan

yang dianjurkan. Pengetahuan tentang penyebab penyakit, perjalanan penyakit, bahaya

serta penatalaksanaan yang benar belum cukup dimiliki oleh lansia sehingga penulis

memberikan intervensi berupa edukasi bertahap mengenai hipertensi dan pentingnya

kepatuhan diet untuk klien hipertensi. Hasil intervensi yang diberikan menunjukkan output

yang baik dengan meningkatnya pengetahuan lansia tentang penyakitnya, perubahan

perilaku lansia, serta adanya penurunan tekanan darah lansia.

5.2 SaranPenyakit hipertensi adalah penyakit kronis yang tidak bisa disembuhkan dan hanya

dapat dikontrol, sehingga perlunya pengawasan dari keluarga, kader posyandu lansia,

perawat, dan bidan desa sehingga lansia dapat menerapkan secara efektif kepatuhan diet,

minum obat, dan gaya hidup yang baik. Selain itu adanya posyandu lansia diharapkan juga

lansia dapat ke mengontrol tekanan darahnya secara rutin tanpa mengeluarkan biaya dan

dapat dijangkau dengan mudah.

Page 50: laporan gerontik

DAFTAR PUSTAKA

Arif Mansjoer dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I. Jakarta: Media Aesculapius.

Brunner, Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah Vol 2. Jakarta: EGC.

Buku Pedoman Sehat Bersama Askes, Sehat Bersama Hipertensi. 2007. Jakarta : Depkes

RI.

Darmojo, B. 2006. Buku Ajar Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut) Jakarta : Balai Pustaka FKUI

Doengoes, et.al. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan, Pedoman untuk Perencanaan dan

Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: EGC.

Herdman, T.H (ed). 2012. Nanda Internasional : Diagnosa Keperawatan Definisi dan

Klasifikasi 2012-2014. Jakarta :EGC.

Muttaqin, A. 2009. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Kardiovaskular

dan Hematologi. Jakarta : Salemba Medika.

Price, Wilson. 2005. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta :EGC.

Stockslager, J. dan Liz Schaeffer. 2008. Buku saku : Asuhan keperawatan geriatric. Edisi 2.

Alih bahasa Nike B.S. Jakarta : EGC.

Wilkinson, Judith. 2005. Nursing Diagnoses Handbook With NIC Interventions Dan NOC

Outcomes. New Jersey: Pearson Prentica Hall.

Wolff, Hans Peter. 2009. Hipertensi – cara mendeteksi dan Mencegah Tekanan darah Tinggi Sejak Dini. Jakarta: Buana Ilmu Populer.