Download - LAPORAN GEOLOGI TEKNIK

Transcript

LAPORAN PRAKTIKUMGEOLOGI TEKNIK

Asisten Praktikum: Septyan Dwi Prakoso (H1F011035)Oleh:1. Nurul Agis Dika Wulandari (H1F012004)2. Deni Rachman(H1F012007)3. Shisil Fitriana (H1F012013)4. Heru Dwi Saputra (H1F012016)5. Taufiq Aji (H1F012061)6. Citra Nurmarani (H1F012074)7. Wildan Aadiyat (H1F012076)

KEMENTRIAN RISET DAN TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGIUNIVERSITAS JENEDERAL SOEDIRMANFAKULTAS TEKNIKPROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGIPURBALINGGA2014BAB 1PENGUJIAN BORING

1.1 MaksudUji ini dimaksudkan unttuk mengambil sampel tanah dari berbagai kedalaman. Uji ini biasanya dilakukan disamping lubang sondir lubang sondir agar didapatkan korelasi antara kekuatan tanah dan jenis tanah yang dikandungnya. Uji bor dilakukan merupakan uji bor tangan (hand bor) dengan kedalaman pemboran maksimum yang dapat dicapai adalah 10 m dan hanya dikhususkan untuk tanah lunak.

1.2 PeralatanPeralatan yang digunakan dalam pengujian ini adalah : Strong bor (drilling bor) Bor iwan (iwon type auger) Bor pahat (straight chopping auger) Pemutar ( T-pice) Soket (tube adaptor) Stang pemutar (tunning rod) Tabung contoh (samping tube) Kepala penumbuk (rod head) Kunci L (allen key) Kunci inggris (pipe wrench) Palu (hammer) Sikar baja (steel wire brush)Peralatan penunjang yang digunakan : Lilin (paraffin) Stang penghantar (vertical guide) Pengeluar contoh (sample exteuder) Centong (chopping ladle) Kompor gas Cawan stainless Kaleng lapangan Kepala penumbuk Kunci L Kunci inggris Palu

1.3 Pelaksanaan1) Penentuan lokasi2) Membersihkan daerah disekitar lubang yang akan dibor3) Memasang bor iwan (untuk tanah lunak) atau bor pahat (untuk tanah keras)4) Memasukkan bor iwan ke dalam tanah sambil diputar setelah sampel tanah penuh, bor iwan diangkat5) Mengeluarkan sampel tanah dari bor iwan untuk membuat deskripsi tanah dan bahan- bahan yang ditanggungnya, kemudian menyimpan di dalam kaleng lapangan dan diberi keterangan6) Menggunakan contoh tanah tidak terganggu, digunakan tabung sampel. Auger yang tadi digunakan diganti dengan tabung sampel yang telah disambung soket. Memasukkan ke dalam lubang yang telah terbentuk, bila lunak tabung sampel ditekan pelan- pelan sampai masuk. Sedalam 40 cm sambil diputar satu kali untuk melepaskan sampel tanah pada dasar tabung kemudian diangkat.7) Setelah didapat sampel tanah asli dalam tabung, melepaskan soket lalu dinding luar tabung dibersihkan memotong bagian yang tehan setebal 1 cm untuk tepat cairan lilin.8) Sementara tabung dibersihkan, memanaskan lilin diatas kompor agar mencair. Menuangkan pada salah satu ujung tabung lalu tunggu hingga kering, dilakukan hal yang sama pada lainnya agar sampel tanah terlindung dari pengaruh sekitar.9) Mengisikan tabel yang berisi nomor titik bor, kedalaman, dan lain- lain.10) Memasukkan sampel tanah asli kedalam tabung pelindung terutama bila tempat pemeriksaan jauh dari tempat pemboran.

1.4 Landasan teoriMetode yang paling biasa dilakukan untuk menentukan kondisi- kondisi tanah permukaan dan pengambilan contoh adalah dengan melakukan pemboran pada titik yang dipilih di areal tempat yang kita inginkan. Metode yang biasa digunakan adalah pemboran auger dan injeksi air (wash boring). Pemboran auger saat ini paling banyak dilakukan karena mempunyai sejumlah keuntungan dibandingkan dengan metode lainnya seperti :1. Percobaan berlangsung singkat2. Contoh tanah lebih sedikit terganggu jika dibandingkan dengan wash boring3. Lebih mudah secara vertical untuk mengetahui perubahan lapisan dari sisa- sisa tanah yang didapat dari auger4. Pemboran batuan dapat dilakukan dengan mesin bor yang sama, dengan mengganti mata bornya.Pengeboran merupakan suatu metode untuk mendapatkan informasi tipe tanah yang ada pada berbagai kedalaman, mendeskripsi jenis tanah sesuai warna tanah, jenis tanah dan konsistensi tanah. Adapun tabel-tabel hubungan tipe-tipe tanah sebagai berikut :

Kedalaman0-0.50.5-1

Warna TanahCoklatCoklat kehitaman

Jenis TanahLempungLempung berpasir

KonsitensiLunakLunak

1.5 Hasil pengujian Kedalaman : 0-0,50 mWarna tanah : CoklatJenis tanah : LempungKonsistensi : LunakSketsa :

0,50 M

1.6 PembahasanDari hasil percobaan tanah yang diambil memiliki warna coklat kehitam-hitaman dan lunak saat dipegang berdasarkan tabel kedalaman jenis tanah, tanah tersebut tersebut termasuk lempung konsistensi lunak.

1.7 Kesimpulan1) Pengeboran dilakukan untuk melihat jenis tanah secara visual2) Tanah hasil percobaan pada kedalaman 0-0,50 M berwarna coklat dan termasuk jenis tanah lempung konsistensi lunak.

GAMBAR 1. ALAT-ALAT UJI PEMBORAN

Tabung Contoh Tanah Alat Bor Tangan

Kunci Inggris Palu

BAB 2PENGUJIAN GESER LANGSUNG

2.1 Dasar TeoriDengan alat geser langsung kekuatan geser dapat diukur secara langsung. Sampel yang akan diuji dipasang didalam alat dan diberikan tegangan vertikal (yaitu tegangan normal) yang konstan. Kemudian sampel diberikan tegangan geser sampai tercapai nilai maksimum. Tegangan ini diberikan dengan memakai kecepatan bergerak (strain rate) yang konstan, yang cukup perlahan- lahan sehingga tegangan air pori selalu tetap nol. Maka percobaan ini dilakukan dalam kondisi drained. Untuk mendapat nilai c dan maka perlu dilakukan beberapa percobaan dengan memakai nilai Pv (tegangan normal) yang berbeda. Dengan demikian hasilnya dapat digambar dengan grafik. Grafik ini menyatakan hubungan nilai tegangan geser maksimum terhadapa tegangan geser dari masing- masing percobaan. Nilai c dan diambil dari garis yang paling sesuai dengan titik- titik yang dimasukkan pada grafik tersebut.

Tegangan normal Tegangan geser = Pv/A = Ph/AGambar 2.1 Gaya pada uji geser langsungDari hasil percobaan ini akan didapat harga kohesi dan sudut geser dalam tanah, sehingga besarnya kekuatan geser tanah dapat dicari : = c + n tan

2.2 TujuanAdapun tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui parameter- parameter kekuatan geser tanah yaitu sudut geser dalam dan kohesi tanah ( c ) dalam kg/cm2.

2.3 Alat dan bahanAlat dan bahan yang digunakan :1) Direct Shear Test Apparatus merk MARVI2) Beban pemberat 4 buah (0,8 kg ; 1,6 kg ; 2,4 kg ; dan 3,2 kg)3) Pisau pemotong4) Cetakan contoh tanah undistrub (D= 6 cm ; t = 2 cm)5) Neraca6) Stopwatch 7) Pipet8) Oil dan kuas9) Oven listrik10) Air11) Contoh tanah hasil boring

2.4 Persiapan benda uji1) Contoh tanah dari hasil boring yang telah dikeluarkan dari tabung silinder diambil bagian tengahnya.2) Mengolesi alat cetakan dengan oil dan mencetak contoh tanah dengan cara menekan cetakan atau ring pada tanah asli. Diameter cetakan 6 cm dan t = 2 cm3) Merontokkan bagian ujung diluar atas dan bawah cetakan dengan pisau.4) Mengeluarkan contoh tanah dari cetakan.

2.5 Cara kerja1) Mengeluarkan kotak geser dari alat direct shear apparatus dari tempatnya dan membersihkan dasar perletakkan tabung serta member oil agar diperoleh dasar yang licin.2) Memasukkan contoh tanah ketempatnya dari alat direct shear setelah dilapisi dengan lempeng batu porus dan kertas pori.3) Mempersiapkan perlengkapan dan alat uji direct shear :a. Menyiapkan stopwatchb. Memberi air pada sampelc. Mengatur horizontal dial dan load dial supaya menunjukkan angka nol4) Memulai percobaan dengan meletakkan beban 0,8 kg.5) Mengatur mivo.6) Menghidupkan mesin dan member kotak geser pergeseran dengan kecepatan pergeseran 1 % x diameter contoh tanah permenit (1% x 6 cm/menit).7) Pada waktu- waktu tertentu melakukan pembacaan dial horizontal, dial pembebanan (sesuai dengan tabel).8) Setelah dial horizontal menunjukan angka 600 atau mencapai harga shear stress failure, maka mesin uji dimatikan , kemudian mengeluarkan kotak geser dan mengeluarkan air.9) Mengulang percobaan dengan beban 1,6 kg ; 2,4 kg ; serta 3,2 kg.

2.6 Landasan teori Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kuat geser tanah yaitu kemampuan tanah melawan tegangan geser yang timbul dalam tanah. Kuat geser terdiri dari :1) Gesekan intern : gesekan antar tanah, sudutnya adalah sudut gesek intern = terjadi pada tanah berbutir kasar.2) Kohesi c meletakkan antara tanah dan tanah yang terjadi pada tanah butir halus. Untuk tanah campuran antar tanah berbutir halus dengan bebrbutir kasar, kuat geser tanah merupakan kombinasi kohesi dan gesekan serta berlaku hukum coloumb. = C + tan Dimana = kekuatan geser dalam tanah (kg/cm2)C = kohesi tanah (kg/cm2) = tegangan normal bidang geser (kg/cm2) = sudut geser dalam tanah Tanah butir kasar sering disebut tanah non kohesif. Tanah berbutir halus sering disebut tanah kohesif (khususnya lempung) F dan C disebut parameter kuat geser tanah.

2.7 Perhitungana. Tegangan normalRumus yang digunakann = 0,5 + Pndimana : n = tegangan normal 0,5 = faktor ketetapan

P = Pn x a/bn = P/a = Dimana :P = gaya yang diterima bebanA = luas sampel 31 cm2b/a = perbandingan lengan alat direct shear yang dipakai 14,1372sehingga = = 14,1372/31,673 = 0,45/cm2

b. Tegangan GeserRumus yang digunakan = SF / A Dimana = tegangan geser (kg/cm3)SF = shear force (kg)A = Luas contoh tanah (cm2)LDR = Load dial reading (kg/dw)LRC = Load ring constant (kg/dw)

Diameter = 6,532 cmTinggi = 2,54 cmLuas penampang = 31,673 cmFaktor kalibrasi = 0,5714 cm

1) Sampel IPembebanan = 3,167 kgBeban maksimum = 11,5a. Tegangan geser = = 0,201 kg/cm2

b. Tegangan normal = = = 0.1 kg/cm22) Sampel IIPembebanan = 6,334 kgBeban maksimum = 15a. Tegangan geser = = 0,27 kg/cm2Tegangan normal = = = 0.2 kg/cm2

3) Sampel IIIPembebanan = 9,501 kgBeban maksimum = 15,5a. Tegangan geser = 0.28 kg/cm2

b. Tegangan normal= = = 0.3 kg/cm2

4) Sampel IVPembebanan = 12,668 kgBeban maksimum = 22a. Tegangan geser = = 0.39 kg/cm2

b. Tegangan normal= = = 0.4 kg/cm22.8 PembahasanHasil praktikumBerdasarkan hasil perhitungan, didapatkan nilai tegangan normal dan tegangan geser dari berbagai variasi beban.Tegangan Alternatif ( kg/cm2)Tegangan Geser ( kg/cm2)

0,10,201

0,20,27

0,30,28

0,40,39

Dari data tersebut didapat grafik hubungan antara tegangan normal dan tegangan geser kemudian dari grafik tersebut didapatkan persamaan y = 0.577x + 0.141 Sehingga persamaan tersebut disesuaikan dengan = tan n + cSehingga didapat nilai c = 0,141 kg/cm2 = tan -1 (0,577) = 29,98o

2.9 Kesimpulan Dari hasil pengujian geser langsung didapat parameter kuat geser tanah yaitu kohesi sebesar 0,141 kg/cm2 dan sudut geser internal sebesar 29,98o.

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI JURUSAN TEKNIK- FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN Jl.Mayjen Sungkono KM 5 Blater Purbalingga 53371 Telp.(0281) 6596700 E-mail : [email protected]

PENGUJIAN GESER LANGSUNG (DIRECT SHEAR)

Kelompok : 6 Asisten : Yudhistira Bayu D Sampling Loc : Sebelah Utara gedung D Tanggal : 03 Desember 2013 Dosen : Indra Permanadjati, S.T,M.T

Purbalingga, Desember 2013 Meyetujui Asisten

Yudhistira Bayu D H1F01035

MECHANIC OF SOIL LABORATORY- GEOLOGICAL ENGINEERING DEPARTMENT JENDERAL SOEDIRMAN UNIVERSITY

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI JURUSAN TEKNIK- FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN Jl.Mayjen Sungkono KM 5 Blater Purbalingga 53371 Telp.(0281) 6596700 E-mail : [email protected]

PENGUJIAN GESER LANGSUNG (DIRECT SHEAR)

Kelompok : 6 Asisten : Yudhistira Bayu D Sampling Loc : Sebelah Utara gedung D Tanggal : 03 Desember 2013 Dosen : Indra Permanadjati, S.T,M.T

Purbalingga, Desember 2013 Meyetujui Asisten

Yudhistira Bayu D H1F010035

MECHANIC OF SOIL LABORATORY- GEOLOGICAL ENGINEERING DEPARTMENT JENDERAL SOEDIRMAN UNIVERSITY

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI JURUSAN TEKNIK- FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN Jl.Mayjen Sungkono KM 5 Blater Purbalingga 53371 Telp.(0281) 6596700 E-mail : [email protected]

PENGUJIAN GESER LANGSUNG (DIRECT SHEAR)

Kelompok : 6 Asisten : Yudhistira Bayu D Sampling Loc : Sebelah Utara gedung D Tanggal : 03 Desember 2013 Dosen : Indra Permanadjati, S.T,M.T

Purbalingga, Juni 2013 Meyetujui Asisten

Yudhistira Bayu D H1F010035

MECHANIC OF SOIL LABORATORY- GEOLOGICAL ENGINEERING DEPARTMENT JENDERAL SOEDIRMAN UNIVERSITY

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI JURUSAN TEKNIK- FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN Jl.Mayjen Sungkono KM 5 Blater Purbalingga 53371 Telp.(0281) 6596700 E-mail : [email protected]

PENGUJIAN GESER LANGSUNG (DIRECT SHEAR)

Kelompok : 6 Asisten : Yudhistira Bayu D Sampling Loc : Sebelah Utara gedung D Tanggal : 03 Desember 2013 Dosen : Indra Permanadjati, S.T,M.T

Purbalingga, Desember 2013 Meyetujui Asisten

Yudhistira Bayu D H1F010035

MECHANIC OF SOIL LABORATORY- GEOLOGICAL ENGINEERING DEPARTMENT JENDERAL SOEDIRMAN UNIVERSITY

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI JURUSAN TEKNIK- FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN Jl.Mayjen Sungkono KM 5 Blater Purbalingga 53371 Telp.(0281) 6596700 E-mail : [email protected]

PENGUJIAN GESER LANGSUNG (DIRECT SHEAR)

Kelompok : 6 Asisten : Yudhistira Bayu D Sampling Loc : Sebelah Utara gedung D Tanggal : 03 Desember 2013 Dosen : Indra Permanadjati, S.T,M.T

Tegangan Normal ( )Tegangan Geser ( )

0,10,201

0,20,27

0,30,28

0,40,39

Parameter Kuat Geser tanah

Kohesi (c)0,141 kg/cm2

Internal () 29,98o

Purbalingga, Desember 2013 Meyetujui Asisten

Yudhistira Bayu D H1F010035

MECHANIC OF SOIL LABORATORY- GEOLOGICAL ENGINEERING DEPARTMENT JENDERAL SOEDIRMAN UNIVERSITY

GAMBAR 2. ALAT-ALAT UJI GESER LANGSUNG

BAB 3PENGUJIAN KADAR AIR TANAH

3.1 UmumKadar air merupakan perbandingan antara berat air yang terkandung dalam tanah dengan berat butiran tanah kering yang dinyatakan dalam persen (%). Pengujian kadar air dalam praktikan ini menggunakan standar ASTM D2216-92 (1996).

3.2 Tujuan Untuk mengetahui kadar air yang terkandung dalam tanah

3.3 Alat dan BahanAlat dan bahan yang digunakan pada pengujian kadar air tanah / water content (w) adalah :a. Neracab. Cawanc. Oven listrikd. Contoh tanah hasil boring

3.4 Cara kerjaa. Menimbang cawan kosong dengan neracab. Contoh tanah diambil sedikit kemudian meletakkan pada cawan dan menimbang dengan neraca. Berat cawan + tanah basahc. Memasukkan cawan + contoh tanah dalam oven selama 24 jam. Setelah kering lalu menimbang, berat cawan + tanah basahd. Mengulang langkah (a-c) untuk contoh tanah yang lain. Tiap contoh tanah diambil 2 cawan

3.5 Landasan TeoriKadar air (w) adalah perbandingan antara berat air (Ww) dengan berat butiran padat (Ws) dalam tanah tersebut dan dinyatakan dalam persen. W (%) = (Ww/Ws) x 100Dimana W = kadar air (%)Ww= berat air (gr)Ws = Berat tanah kering (gr)

Tabel keterangan hubungan jenis tanah dengan nilai kadar air :Macam TanahN %EW %Yd (gr/cm3)Y (gr/cm3)

Pasir Seragam,tidak padat460,85321,431,86

Pasir seragam, Padat 240,51191,752,09

Pasir berbutir campuran, tidak padat400,67251,591,99

Pasir berbutir campuran, padat300,43161,852,16

Lempung lunak,sedikit organic661,9070-1,58

Lempung lunak, sangat organic763110-1,43

(Sumber : Hardiyatmo,. H.C., Mekanika Tanah 1,yogyakarta Gajahmada university press,2007)

3.6 Data dan PerhitunganUntuk menentukan besarnya kadar air (water content) yang terkandung didalam tanahasli digunakan rumus :W = b c x 100 % c adimana : W : kadar air (%) a : berat cawan kosong (gr) b : berat cawan + tanah asli (gr) c : berat cawan + tanah kering oven (gr)1. Percobaan 1 :a. 5,2 grb. 51,4 grc. 47,3 grKadar air (w) : b c x 100 % = 9,73%c a Percobaan 2 :a. 5,4 grb. 47,7 grc. 40,7 gr

Kadar air (w) :b c x 100 % = 19,83%c a

Kadar air rata-rataWave = W1 + W2 2 9,73 + 19,8 2 14,78 %3.7. PembahasanDari hasil praktikum didapat kadar air rata-rata sebesar 14,78 %. Hal tersebut menunjukan bahwa berat air yang terkandung didalam tanah sebesar 14,78 % dari berat tanah. Kadar air tersebut didapatkan dengan membandingkan antara berat air dan berat tanah kering.

3.8. Kesimpulan Dari pengujian terhadap kadar air tanah antara dua sampel diatas diperoleh kesimpulan sebagai berikut :1. Kadar air sampel 1 adalah 9,73 % dan kadar air sampel 2 adalah 19,8 %2. Kadar rata-rata yang didapatkab dari kedua sampel adalah 14,78 %3. Tanah tersebut dikelompokan kedalam lempung

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI JURUSAN TEKNIK- FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN Jl.Mayjen Sungkono KM 5 Blater Purbalingga 53371 Telp.(0281) 6596700 E-mail : [email protected]

PENGUJIAN KADAR AIR

Kelompok : 2 Asisten : Septyan Dwi Prakoso Sampling Loc : Sebelah Utara gedung D Tanggal : 22 November 2014 Dosen : Indra Permanadjati, S.T,M.T

Sampel12

Berat Cawan Kosong (a) gram5,25,4

Berat cawan + tanah asli (b) gram51,447,7

Berat cawan + tanah kering oven (c) gram47,340,7

Water Content w= (b-c)/(c-a) x 19,7319,8

w rata-rata (%)14,78

Purbalingga,8 Desember 2014 Menyetujui Asisten

Septyan Dwi Prakoso H1F011035

MECHANIC OF SOIL LABORATORY- GEOLOGICAL ENGINEERING DEPARTMENT JENDERAL SOEDIRMAN UNIVERSITY

GAMBAR 3. ALAT-ALAT PENGUJIAN KADAR AIR TANAH

BAB 4PENGUJIAN BERAT JENIS (SPECIFIC GRAVITY)ASTM D654-92 (1994)

Humus1,37

Gambut1,25-1,80

4.1 Umum Selain mencari kadar air dalam tanah, parameter lain yang perlu dicari pada tanah adalah berat jenis sebutir tanah (Gs). Berat jenis tanah adalah perbandingan berat volume tanah dengan berat volume air . pengujian ini menggunakan standar ASTM D654-92 (1994)

4.2 TujuanTujuan dari percobaan ini adalah mencari berat jenis butir tanah (Gs)4.3 Alat dan BahanAlat dan bahan yang digunakan dalam pengujian adalah sebagai berikut:a. Piknometerb. Cawan Perendamc. Neracad. Saringan no. 40e. Contoh tanah hasil boring yang telah dioven selama 24 jamf. Aquadesg. Oven listrik Piknometerh. Termometer4.4 Cara Kerjaa. Membersihkan wadah dengan lap bersih lalu timbang 3 buah piknometer dalam keadaan kosong dan kering.b. Mengisi piknometer dengan aquades sampai penuh lalu ditimbang pula.c. Mengisi piknometer dengan contoh tanah kering yang telah dioven selama 24 jam sebanyak 2 buah (tanah yang dimasukan piknometer sebanyak 2/3 volume piknometer).d. Menimbang piknometer yang berisis tanah kering.e. Memberikan piknometer yang berisi contoh tanah kering dengan aquades sampai batas bawah leher piknometer, selanjutnya di rebus agar udara yang terkandung didalam tanah keluar dari piknometer dan akhirnya setelah mendidih piknometer didiamkan selama 24 jam dalam keadaan tertutup.f. Selanjutnya mengetuk-ketuk pinometer sampai gelombang udara tidak ada dalam air diatas tanah. Aquades terlihat jernih kemudian diisi aquades sampai penuh lalu ditimbang.

4.5 Landasan TeoriBerat jenis tanah sering juga disebut specific gravity, dapat dinyatakan sebagai perbandingan antara berat isi butir tanah dengan berat isi air. Nilai daripada berat isi butir tanah adalah perbandingan antara berat butir tanah dengan volumenya. Sedangkan berat isi air adalah perbandingan antara berat air dengan volume airnya, biasanya mendekati nilai 1 g/cm3. Jika terdapat keadaan dimana volume butiran tanah sama dengan volume air, maka dengan demikian berat jenis tanah dapat diambil sebagai perbandingan, diukur pada suhu tertentu, antara berat butir tanah dengan berat air suling.4.6 Data dan PerhitunganUntuk mendapatkan harga berat jenis butir tanah (specific gravity) mempergunakan rumus:

dimana:Gs : Berat jenis butir tanaha : berat piknometer kosong (gram)b : berat piknometer + aquades jenuh (gram)c : berat piknometer + sampel kering (gram)d: berat piknometer + sampel + aquades (gram)T1 : faktor koreksi pada suhu t1 (oC)T2 : faktor koreksi pada suhu t2 (oC)1. Sampel 1a : 46,9 gramb : 79,5 gramc : 150,7 gramd: 147,5 gramT1 : 3,2 oCT2 : 29,4 oC

2. Sampel 2a : 51,8 gramb : 82,8 gramc : 150 gramd: 148,9 gramT1 : 1,1 oC T2 : 2 oC

3. Rata-rata Sampel

Berat spesifikasi atau berat jenis (specific gravity) tanah adalah perbandingan antara berat volume butiran padat (s) denga n berat volume air (w).

Dimana:Gs : specific gravitys : berat butiran padatw : berat volume air (9,81 kN/m3)Gs tidak berdimensi berat jenis dari berbagai jenis tanah berkisar 1,25 sampai 1,80. Nilai berat jenis Gs = 1,61 biasanya digunakan untuk tanah gambut.

Macam TanahBerat Jenis

Kerikil2,65-2,68

Pasir2,65-2,68

Lanau Organic2,62-2,68

Lempung Organic2,58-2,65

Lempung Anorganic2,68-2,75

4.7 PembahasanHasil PraktikumBedasarkan percobaan yang telah dilakukan diperoleh nilai berat jenis pada sampel 1 sebesar 0,52 gram dan berat jenis pada sampel 2 sebesar 2,70 gram. Berat jenis rata-rata dari kedua sampel tersebut yaitu 1,61 gram. Berdasarkan tabel berat jenis tanah dan data pengujian tanah pada sampel 1 dan sampel 2 termasuk kedalam tanah gambut karena berat jenis rata-rata berada diantara 1,25-1,80.4.8 Kesimpulan1. Berat jenis tanah pada sampel 1 yaitu 0,52.2. Berat jenis tanah pada sampel 2 yaitu 2,70.3. Berat jenis rata-rata tanah uji yaitu 1,61.4. Dengan berat jenis tanah 1,61 maka tanah tersebut termasuk kedalam tanah gambut.

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI JURUSAN TEKNIK- FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN Jl.Mayjen Sungkono KM 5 Blater Purbalingga 53371 Telp.(0281) 6596700 E-mail : [email protected]

BERAT JENIS TANAH

Kelompok : 2 Asisten : Septyan Dwi Prakoso (H1F011035) Sampling Loc : Sebelah Utara gedung D Tanggal : 22 November 2014 Dosen : Indra Permanadjati, S.T,M.T

Sample12

Berat piknometer kosong (a)46,951,8

Berat piknometer + aquades (b)79,582,8

Berat piknometer + tanah kering (c)150,7150

Berat piknometer+tanah kering + aquades (d)147,5148,9

Temperatur (b) (t1)6264

Temperatur (d) (t2)32,631

Faktor koreksi suhu (T1)3,21,1

Faktor koreksi suhu (T2)29,42

Berat Jenis Gs1 = c- a / (b-a) T1 (d-c)T21,1081,35

Rata-rata1,329

Purbalingga, 8 Desember 2014MeyetujuiAsisten

Septyan Dwi PrakosoH1F011035

MECHANIC OF SOIL LABORATORY- GEOLOGICAL ENGINEERING DEPARTMENT JENDERAL SOEDIRMAN UNIVERSITY

GAMBAR 4. ALAT-ALAT PENGUJIAN BERAT JENIS

BAB 5PENGUJIAN BATAS CAIR TANAH / LIQUIT LIMIT(ASTM D 4318-00)

5.1 UmumAdalah suatu keadaaan antara cair dan plastis atau keadaan air tanah bisa diputar 25 kali ketukan dengan alat casagrande, tanah sudah dapat merapat (sebelumnya terpisah dalam jalur yang dibuat dengan solet).

5.2 Tujuan Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mencari kadar air pada batas antara keadaan plastis dan cair.

5.3 Alat dan BahanAlat dan bahan yang digunakana. Cawanb. Soletc. Neracad. Ovene. Cassagrandef. Aquadesg. Mangkukh. Pisau cassagrandei. Pisau

5.4 Cara Kerjaa. menimbang berat cawan dan meletakkan sampel asli hasil boring dari cawan.b. menambahkan air kedalam sampel lalu mengaduknya hingga merata.c. meletakkan sampel kedalam mangkuk, mengaduk dan meratakannya dengan solet.d. membelah sampel pada cassagrande dengan solet hingga terpisah menjadi 2 bagian yang sama.e. Memutar stang cassagrande sehingga terketuk hingga alur menutup kembali sepanjang 1 cm.f. Mencatat jumlah ketukan.g. Mengambil tanah dari cassagrande menjadi 3 bagian lalu menimbangnya.h. Melakukan percobaan 4 kali dan mengusahakan agar jumlah ketukan dibawah 25 kali sebanyak 2 kali dan diatas 25 kali sebanyak 25 kali juga.i. Memasukkan sampel yang telah ditimbang dalam oven kemudian menimbangnya kembali.

5.5 Landasan TeoriBatas cair didefinisikan sebagai kadar air tanah pada batas antara keadaan cair dan keadaan plastis yaitu batas atas dari daerah plastis. Batas cair biasanya ditentukan dari uji cassagrande. Contoh tanah dimasukkan cawan kira-kira 8 mm. Alat pembuat alur dikerukkan tepat di tengah-tengah cawan hingga menyentuh dasarnya. Kemudian dengan alat penggetar, cawan diketuk-ketuk pada landasan dengan tinggi jatuh 1 cm. Presentase kadar air yang dibutuhkan untuk menutup celah sepanjang 12,7 cm pada dasar cawan sesudah 25 kali pukulan didefinisikan sebagai batas air tanah.Sulitnya mengatur kadar air saat celah menutup pada 25 kali pukulan maka biasanya percobaan dilakukan beberapa kali yaitu dengan kadar air yang berbeda dengan jumlah pukulan yang berkisar antara 15 sampai 35 kemudian hubungan kadar air dan jumlahpukulan digambarkan dal grafik semi logaritmikuntuk menentukan kadar air pada 25 kali pukulan.LL = Wn()tg Dimana :LL : Liquid Limit (batas cair)N: jumlah pukulan untuk menutup celah 0,5 inchi.Wn : Kadar airtg: 0,121 ( tapi tg tidak sama dengan 0,121 untuk semua jenis tanah).

(sumber : Hardiyatmo H.C, Mekanika Tanah 1, Yogyakarta, Gadjah Mada University Press, 2007).

5.6 PerhitunganData kadar air dari jumlah pukulan pada masing-masing pengujian digambarkan dalam bentuk grafik dengan kadar air sebagai sumbu tegak dan jumlah pukulan sebagai sumbu datar (skala log). Batas cair didapatkan dari grafik tersebut dengan cara menentukan kadar air pada pukulan 25 kali.Batas cair didapatkan dengan pendekatan sebagai berikut :LL =Dimana :LL : batas cairN : jumlah pukulan terhadap tanah uji W : kadar air

1. Sampel IJumlah ketukan 31 kalia. Berat cawan kosong (w1) = 5,2 gramb. Berat cawan + Tanah basah (w2) = 12,4 gramc. Berat cawan + Tanah kering (w3) = 9,9 gram

Kadar air (w) = = = 53%

2. Sampel 2Jumlah ketukan 28 kalia. Berat cawan kosong (w1) = 5,1 gramb. Berat cawan + Tanah basah (w2) = 10,5 gramc. Berat cawan + Tanah kering (w3) = 8,6 gram

Kadar air (w) = = 54,2 %3. Sampel 3Jumlah ketukan 13 kalia. Berat cawan kosong (w1) = 9,2 gramb. Berat cawan + Tanah basah (w2) = 15 gramc. Berat cawan + Tanah kering (w3) = 12,9gram

Kadar air (w) = = 56,75 %

4. Sampel 4Jumlah ketukan 14 kalia. Berat cawan kosong (w1) = 5,3 gramb. Berat cawan + Tanah basah (w2) = 12,9gramc. Berat cawan + Tanah kering (w3) = 10,1 gram

Kadar air (w) = = 58,3%

Kadar air rata-rata total

Batas cair1. Sampel 1N = 31 kaliWN = %LL = = 51,65%

2. Sampel 2N = 28 kaliWN = LL = = 53,50%

3. Sampel 3N = 13 kaliWN = %LL = = 61,68 %

4. Sampel 4N = 14 kaliWN = %LL = = 62,68 %

Maka Batas cair rata-rata := = 57,37%

5.7 PembahasanHasil perhitungan Perhitungan batas cair dengan 4 sampel didapatkan presentasi batas cair sebagai berikut :31 ketukan : %28 ketukan : %13 ketukan : 14 ketukan : %: 57,37 %

Perhitungan dengan grafik

y = 0.182x + 49.286 = 60,57%

Selisih60,57 % - 57,37% = 3,2 %

5.8 KesimpulanDari percobaan diperoleh kesimpulan 1. Nilai batas cair rata-rata dengan cara analitis adalah 57,37 %2. Nilai batas cair rata-rata dengan cara grafik adalah 60,57%3. Selisih dari cara analitis dan cara grafis adalah 3,2%LABORATORIUM MEKANIKA TANAH PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI JURUSAN TEKNIK- FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN Jl.Mayjen Sungkono KM 5 Blater Purbalingga 53371 Telp.(0281) 6596700 E-mail : [email protected]

BATAS CAIR

Kelompok : 2 Asisten : Septyan Dwi Prakoso Sampling Loc : Sebelah Utara gedung D Tanggal : 22 November 2014 Dosen : Indra Permanadjati, S.T,M.T.

Jumlah ketukanSatuan31

Berat cawan kosong (a)Gr5,2

Berat cawan + tanah basah (b)Gr12,4

Berat cawan + tanah kering (c)Gr9,9

Kadar air (w)%53

Kadar air rata-rata%51,65

Jumlah ketukanSatuan28

Berat cawan kosong (a)gr5,1

Berat cawan + tanah basah (b)gr10,5

Berat cawan + tanah kering (c)gr8,6

Kadar air (w)%54,2

Kadar air rata-rata%53,5

Jumlah ketukanSatuan13

Berat cawan kosong (a)gr9,2

Berat cawan + tanah basah (b)gr15

Berat cawan + tanah kering (c)gr12,9

Kadar air (w)%56,75

Kadar air rata-rata%61,68

Jumlah ketukanSatuan14

Berat cawan kosong (a)gr5,3

Berat cawan + tanah basah (b) gr12,9

Berat cawan + tanah kering (c)gr10,1

Kadar air (w)%58,3

Kadar air rata-rata%62,68

Purbalingga, 8 Desember 2014Meyetujui Asisten

Septyan Dwi Prakoso H1F011035

MECHANIC OF SOIL LABORATORY- GEOLOGICAL ENGINEERING DEPARTMENT JENDERAL SOEDIRMAN UNIVERSITY

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI JURUSAN TEKNIK- FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN Jl.Mayjen Sungkono KM 5 Blater Purbalingga 53371 Telp.(0281) 6596700 E-mail : [email protected]

BATAS CAIR

Kelompok : 2 Asisten : Septyan Dwi Prakoso Sampling Loc : Sebelah Utara gedung D Tanggal : 22 November 2014 Dosen : Indra Permanadjati, S.T,M.T.

Jumlah ketukanKadar air (%)

3153

2854,2

1356,75

1458,3

Purbalingga, 8 Desember 2014 Meyetujui Asisten

Septyan Dwi Prakoso H1F011035

MECHANIC OF SOIL LABORATORY- GEOLOGICAL ENGINEERING DEPARTMENT JENDERAL SOEDIRMAN UNIVERSITY

GAMBAR 5. ALAT-ALAT PENGUJIAN BATAS CAIR TANAH

BAB 6PENGUJIAN BATAS PLASTIS TANAH/PLASTIC LIMIT(ASTM D 4318-00)

6.1 Umum Adalah kadar air minimum dimana masih keadaan plastis atau keadaan diantara keadaan elastis dan keadaan semi plastis.

6.2 TujuanUntuk mengetahui kadar air tanah pada batas atas pada daerah plastis.

6.3 Alat dan BahanAlat dan bahan yang digunakana. Cawanb. Soletc. Neracad. Ovene. Mangkukf. Lempeng kaca

6.4 Cara Kerjaa. Menimbang cawan kosong.b. Menambahkan sampel tanah dengan aquades dan mengaduknya sampai rata.c. Meletakkan sampel di atas kaca dan menggelintirnya sampai berdiameter 3 mm dan mulai retak.d. Jika sampai diameter 3 mm dan belum retak berarti tanah terlalu banyak mengandung air. Maka mencari yang tidak banyak airnya.e. Jika sampai diameter 3 mm dan mulai retak lalu memasukkannya ke dalam oven selama 24 jam pada suhu 1100C

6.5 Landasan Teori Batas plastis didefinisikan sebagai kadar air pada kedudukan antara daerah plastis dan semi padat yaitu presentase kadar air dimana tanah dengan diameter silinder 3,2 mm mulai retak ketika digulung.

Dimana tabel untuk setiap jenis PI adalah sebagai berikut :PISifatMacam tanahKohesi

0non plastisPasirnonkohesif

17plastisitas tinggiLempungkohesif

(sumber : Hardiyatmo, H.C., Mekanika Tanah 1,yogyakarta, Gadjah mada university press, 2007).

6.6 Perhitungan Perhitungan batas plastis sama dengan kadar air nilai indeks plastis dihitung dengan persamaanPI = LL PLDengan :PI : Indeks plastisitasLL : Batas cairPL : Batas plastis1. Sampel 1Berat cawan kosong (d): 5 gram Berat cawan + tanah basah (e): 5,6 gramBerat cawan + tanah kering (f): 5,4 gramW= = = 50 %2. Sampel 2Berat cawan kosong (d): 5,3 gram Berat cawan + tanah basah (e): 6,6 gramBerat cawan + tanah kering (f): 6,2 gramW= = = 44,44%Kadar air rata-rata

Indeks plastisitas PI= LL PL= 47,525 % %= 0,305%

6.7 Pembahasan Hasil PraktikumPada pemeriksaan tanah yang dilakukan di laboratorium didapatkan hasil pengujian air sebesar 50 % untuk sampel 1 dan 44,44% untuk sampel 2. Sehingga didapatkan kadar air sebesar dengan hasil tersebut diperoleh indeks plastis sebesar 0,305% (dengan batas cair 47,525).

6.8 Kesimpulan Kesimpulan dari percobaan ini adalah1. Indeks plastis yang diperoleh sebesar 0,305%.2. Kadar air rata-rata untuk batas plastis percobaan adalah %.3. Berdasarkan tabel indeks plastisitas, tanah dalam percobaan ini termasuk kedalam jenis tanah lanau yang kohesif sebagian dan bersifat plastisitas rendah.

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI JURUSAN TEKNIK- FAKULTAS SAINS DAN TEKNIKUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN Jl.Mayjen Sungkono KM 5 Blater Purbalingga 53371 Telp.(0281) 6596700 E-mail : [email protected]

PENGUJIAN BATAS PLASTIS

Kelompok : 6 Asisten : Yudhistira bayu D Sampling Loc : Sebelah Utara gedung D Tanggal : 23 Desember 2013 Dosen : Indra Permanadjati, S.T,M.T

Percobaan12

Berat cawan kosong (d gram)55,3

Berat cawan + tanah basah (e gram)5,66,6

Berat cawan + tanah kering (f gram)5,46,2

Kadar air (w) % w= (e - f)/(f - d) x 100%5044,44

Kadar air rata-rata47,22

Atterberg Limit

Batas cair47,525

Batas plastis47.22

Indeks plastisitas0,305

Purbalingga, Desember 2013MeyetujuiAsisten

Yudhistira Bayu DH1F010035

MECHANIC OF SOIL LABORATORY- GEOLOGICAL ENGINEERING DEPARTMENT JENDERAL SOEDIRMAN UNIVERSITY

GAMBAR 6. ALAT-ALAT PENGUJIAN BATAS PLASTIS TANAH

BAB 7PENGUJIAN ANALISIS BUTIRAN (GRAIN SIZE ANALYSIS)(ASTM D 1140-00 & ASTM D422-63)

7.1 UmumSifat-sifat tanah tergantung pada ukuran butirannya. Besar butiran dijadikan dasar untuk pemberian nama dan klasifikasi tanahnya. Oleh karena itu analisa butiran merupakan pengujian yang sangat sering dilakukan.Analisa butiran tanah adalah penentuan presentase berat butiran pada suatu unit saringan, dengan ukuran lubang tertentu.Tujuan umum dari analisa ini adalah untuk mengetahui presentase susunan butiran tanah sesuai dengan batas klasifikasinya sehingga dapat diketahui jenis contoh tanah yang diuji dalam pengujian ini digunakan standar ASTM D 422-63 (1990).Percobaan ini terdiri dari 2 macam percobaan yaitu:1. Hydrometer Analysis / Analisa HidrometerYaitu untuk mengetahui diameter butir tanah yang lebih kecil dari 0,074 atau lolos saringan no. 2002. Sieve Analysis / Analisa ButiranYaitu untuk mengetahui diameter butir tanah yang lebih besar dari 0,074 atau tertahan saringan no. 200

7.2 Analisi Hidrometer1. TujuanUntuk mengetahui prosentase susunan butiran tanah yang lebih kecil dari 0,074 atau lolos saringan no. 200.2. Alat dan BahanAlat dan bahan yang digunakan:a. Gelas ukur 1000ml 1 buahb. Pelampung hidrometerc. Cawan alumunium, mangkuk dan soletd. Aquadese. Neracaf. Oveng. Stop watchh. Termometeri. Cairan sodium silikat

3. Cara Kerjaa. Mengambil sample tanah hasil boring 60 gram. Kemudian memberi aquades secukupnya dan memanaskan sampai mendidih.b. Mencampur sample tanah dengan sodium silikat 10 ml dan mengaduk hingga merata.c. Memasuka campuran tadi kedalam gelas ukur dan menambahkan aquades hingga volumenya 1000 ml dan mendiamkan selama 24 jam.d. Mengocok sample setelah 24 jam hingga homogen, lalu memasukan pelampung hidrometer dan termometer, menghidupkan stopwatch dan memulai pengukuran.e. Mencatat hasil pengamatan dalam tabel terhadap pelampung hidrometer dan termometer, mengamati suhunya pada menit ke 1, 2, _, _, _, _, dan _. Pengamatan menit ke 0 pada saat tabung gelas ukur tegak lurus dengan meja kerja.

4. Data dan Perhitungana. Dari Specific Garvity diperoleh nilai GS nya yaitu 1.61.b. Dengan nilai GS dari tabel dapat diperoleh nilai miniscus (cm).c. Koreksi miniscus (cm) ditambahkan pada data hassil pembacaan pelampung hidrometer (Ra) : Rc : Ra + cm.d. Dari nilai Rc, dengan menggunakan tabel diperoleh nilai L.e. Dari nilai suhu, dengan menggunakan tabel diperoleh nilai ct.f. Berdasarkan suhu pada pengamatan ke t menit dan nilai GS dengan menggunakan tabel diperoleh nilai K.

7.3 Analisis Hidrometer1. TujuanUntuk mengetahui diameter butir tanah yang lebih besar dari 0,074 mm atau tertahan saringan no. 200.2. Alat dan BahanAlat dan bahan yang digunakan terdiri dari:a. Satu set saringan (no. 8, 16, 20, 40, 80, 100, 120, 200)b. Penggetar saringan (vibrator)c. Nerca dan anak timbangand. Oven listrike. Cawan alumuniumf. Sampel tanah yang digunakan pada analisis hydrometer

3. Cara Kerjaa. Mencuci sampel tanah dari hasil percobaan hidrometer dengan saringan no. 200 sampai bersih.b. Mencuci dikatakan bersih bila bekas air cucian telah jernih.c. Meletakan sampel tanah yang tertahan dalam saringan no. 200 dicawan dan mengoven selama 24 jam.d. Menimbang sampel tanah kering yang telah dioven selama 24 jam bersama cawannya.e. Memasukan sampel tanah kedalam susunan saringan kemudian menggetarkan dengan alat penggetar.f. Menimbang sampel tanah yang tertinggal pada setiap saringan.

7.4 Landasan TeoriSifat-sifat tanah bergantung pada ukuran butirnya. Besar butiran dijadikan dasar untuk pemberian nama dan klasifikasi tanah.Analisi butiran adalah penentuan presentase berat butiran pada satu unit saringan dengan ukuran diameter lubang tertentu. Berdasarkan butirannya tanah dibagi menjadi: Tanah berbutir kasarDistribusi ukuran butir untuk tanah berbutir kasar dapat ditentukan dengan cara menyaring. Tanah berbutir halusDistribusi ukuran butir tanah butiran halus atau bagian berbutir halus dari tanah berbutir kasar, dapat ditentukan dengan cara sedimentasi.Adapun rentang untuk Ukuran Partikel adalah sebagai berikut:LempungLanauPasirKerikil

HalusMediumKasarHalusMediumKasarHalusMediumKasar

0,002-0,0060,06-0,020,02-0,060,06-0,20,2-0,60,6-22-62-2020-60

*ukuran dalam mm(sumber : Santosa, B.,dkk., Dasar Mekanika Tanah, Jakarta, Gunadarma, 2007.)

7.5 Perhitungan1. Berat Benda Ujia. Hitungan berat kering tanah (W)

DimanaBo : berat kering tanahw : kadar air tanahb. Hitung berat kering tanah yang lolos ayakan no. 200 B2 = w BiDimanaBi : berat kering yang tertahan ayakan no. 200W : kadar air tanah

2. Analisis butiran yang lolos ayakan no. 200a. Hitungan untuk butiran terbesar D (mm) yang ada dalam keadaan suspensi pada kedalaman untuk setiap pembacaan T menit.

DimanaK : konstantaL : kedalaman efektif, nilainya tergantung KT : saat pembacaan (menit)b. Hitungan presentasi berat D dari butir yang dari 0 terhadap berat kering seluruh tanah yang diperiksa. Jika dipakai hidrometer isi H

Jika dipakai Hidrometer 152 H

DimanaR : Pembacaan HidrometerG : Berat Jenis Tanaha : koreksi untuk Hidrometer 152 H3. Analisis butiran yang tertahan saringan no. 200a. Menghitung berat bagian yang tertahan masing-masing saringan.b. Menghitung berat tanah yang lolos masing-masing saringan.c. Menghitung presentase berat butiran yang lolos masing-masing saringan.4. GrafikMenggambarkan grafik hasil hitungan pada butir b dan c yang menunjukan hubungan antara butiran (skala logaritma) dan presentase lebih kecil.

Data Perhitungan1. Berat kering tanahW = 50,7 gram

2. Berat tanah yang lolos ayakan no 200B2= w Bi= 50,7 - 48,1= 51,9 gram

3. Ukuran butiran 0 mm dalam suspensi T = 2 menitK = 0,01256L = 16 = 0,0355

T = 5 menitK = 0,01256L = 16,3 = 0,02264. Presentase berat (D) memakai hidrometer 125 H

T = 2 menitR = 6a = 1,01w = 100 = 6.06 %

T = 5 menitR = 4a = 1,01w = 100 = 4,04 %

5. Menghitung presentase butiran yang lolos saringan Saringan no. 4Berat tertahan = 0Berat lolos = 100 - 0= 100Persen lolos = 100/100 x 100%= 100 %

Saringan no. 8Berat tertahan = 0Berat lolos = 100 - 0= 100Persen lolos = 100 /100 x 100%= 100 %

Saringan no. 30Berat tertahan = 16,3Berat lolos = 100 16,3= 83,7Persen lolos = 83,7/100 x 100%= 83,7 %

Saringan no. 100Berat tertahan = 21,6Berat lolos = 83,7 21,6= 62,1Persen lolos = 62,1/100 x 100%= 62,1 %

Saringan no. 200Berat tertahan = 10,2Berat lolos = 62,1- 10,2= 51,9Persen lolos = 51,9/100 x 100%= 51,9 %

7.6 PembahasanHasil Praktikum Pada pengujian analisis hidrometer didapatkan diameter tanah maksimum 0,0355 mm sebanyak 6.06 %, diameter tanah maksimum 0,0226 mm sebanyak 4,04 %. Pada pengujian analisis saringan didapatkan persentase tanah yang lolos saringan no. 4 sebanyak 100%, lolos saringan no. 8 sebanyak 100 %, lolos saringan no. 30 sebanyak 83,7 %, lolos saringan no. 100 sebanyak 62,1 % dan lolos saringan no.200 sebanyak 51,9 %.Dari data tersebut tanah dapat diklasifikasikan kedalam beberapa kelompok berdasarkan sistem klasifikasi Unified dan AASHTO.a. Sistem Klasifikasi Tanah UnifiedBerdasarkan butiran tanah yang lolos saringan no. 200 yaitu 51,9 % tanah termasuk kedalam tanah berbutir halus. Berdasarkan pengujian tanah memiliki batas cair 47,66 dan indeks plastisitas 20,52. Kemudian tanah termasuk kedalam tanah dengan batas cair kurang dari 50 dan masuk kedalam klasifikasi sebagai CL karena berada diatass garis A dan berdasarka tabel klasifikasi Unified tanah termasuk lempung.b. Sistem Klasifikasi Tanah Berdasarkan AASHTODengan presentase butiran tanah yang lolos saringan no.200 yaitu 51,9 % tanah termasuk kedalam klasifikasi material lempun dan lanau. Kemudian dengan batas cair 47,66 % dan indeks plastis 20,52 % tanah termasuk kedalam A -7 karena batas plastis 20,52 sehingga PL < 30 %, maka masuk A-7-6. Dari hasil klasifikasi diatas didapatkan bahwa tanah termasuk kedalam tanah lempung

7.7. KesimpulanDari data-data hasil praktikum didapatkan bahwa tanah uji termasuk kedalam lempung berdasarkan klasifikasi Unified dan AASHTO.

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI JURUSAN TEKNIK- FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN Jl.Mayjen Sungkono KM 5 Blater Purbalingga 53371 Telp.(0281) 6596700 E-mail : [email protected]

PENGUJIAN ANALISIS BUTIRAN

Kelompok : 6 Asisten : Yudistira Bayu D. Sampling Loc : Sebelah Utara gedung D Tanggal : 6 Desember 2013 Dosen : Indra Permanadjati, S.T,M.T

Mass of soil, W = 60 grSG,G = 2,535K2 = a/wx100 = 1,01 Hydrometer no = 152 HHydr.correction,a = 1,01Meniscus Correction,m = 1,01

Sieve noOpening (mm)Mass retained (gr)Mass passing (gr)%finer by mass e/W x 100%

44,75d1= 0e1= 0100e1=W-d1

82,36d2= 0e2= 52,487.3e2=e1-d1

300,6d3= 21e3= 28,347,16e3=e2-d3

1000,15d4= 30,9e4=8,414e4=e3-d4

2000,074d5= 8e5=0100e5=e4-d5

d= 59,9

Elapsed TimeRt oCR'= r1+mLKDR= R1-R2P= K2*R%

0310

23026

42826

152327

20627

30527

90027

NOTE : R : Hydrometer scale on suspension water t : Termometer scale R' : Correction of hydrometer scale L : Effective depth K : Constant P : Persentage in weight

Purbalingga, 31 Desember 2013 Meyetujui Asisten

Yudistira Bayu D. H1F010035

MECHANIC OF SOIL LABORATORY- GEOLOGICAL ENGINEERING DEPARTMENT JENDERAL SOEDIRMAN UNIVERSITY

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI JURUSAN TEKNIK- FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN Jl.Mayjen Sungkono KM 5 Blater Purbalingga 53371 Telp.(0281) 6596700 E-mail : [email protected]

PENGUJIAN ANALISIS BUTIRAN

Kelompok : 6 Asisten : Yudistira Bayu D. Sampling Loc : Sebelah Utara gedung D Tanggal : 6 Desember 2013 Dosen : Indra Permanadjati, S.T,M.T

Purbalingga, 31 Desember 2013 Meyetujui Asisten

Yudistira Bayu D. H1F010035

MECHANIC OF SOIL LABORATORY- GEOLOGICAL ENGINEERING DEPARTMENT JENDERAL SOEDIRMAN UNIVERSITY

GAMBAR 7. ALAT-ALAT PENGUJIAN ANALISIS BUTIRAN

\

DAFTAR PUSTAKA

Das, B. M. Mekanika Tanah ( Prinsip-prinsip Rekayasa Geoteknik ), Jilid 2. Jakarta : ErlanggaNoor, A. Adhe. 2010. Panduan Praktkum Mekanika Tanah II. Purwokwerto: UNSOED

LAMPIRAN