Download - Laporan Gedung BAPPEDA

Transcript
Page 1: Laporan Gedung BAPPEDA

LAPORAN TEKNIS AWALBENCANA GEMPA BUMI SUMATERA BARAT 30 SEPTEMBER 2009

Hari Selasa, 13 Oktober 2009

I. DESKRIPSI BANGUNANNama bangunan : Gedung Badan Perencanaan Bangunan Daerah Propinsi Sumatra Barat (BAPPEDA)Alamat : Jl. Khatib Sulaiman Padang Jumlah Lantai : 3 lantaiTipe Konstruksi : Struktur beton bertulangFungsi Gedung : Perkantoran

II. KONDISI UMUMBangunan depan:Lantai ke-1 gedung dipakai untuk perkantoran runtuh (collapse) total karena Lantai-2 dan -3 mempunyai dinding yang kaku sedangkan pada Lantai-1 dinding ditempatkan masuk kedalam dengan kolom praktis .Kolom Lantai-1 sengaja diekspos untuk arsitektural, sehingga terjadi kegagalan pada lantai-1 sebagai akibat dari soft story effect akibat beban gempa.Bangunan belakang:Terdiri dari dua bangunan bersebelahan yang terpisah. Salah satu bangunan sudah miring sehingga terlihat mulai dari Lantai 2 keatas tidak satu level dengan bangunan disebelahnya. Penurunan tersebut disebabkan karena ujung atas kolom lantai 1 sudah mengalami crushing inti beton (concrete core) karena poor confinement (pengekangan yang kurang). Hal ini terlihat dari jumlah sengkang yang kurang dengan spasi yang sangat besar dan diameter sengkang yang kecil juga tidak adanya standard seismic hook sesuai dengan tata cara berdasarkan tinjauan gempa.

III. HASIL SURVEI DAN EVALUASI Pada bagian ini akan diuraikan hasil-hasil pengamatan visual di lapangan dan pembahasan terhadap kondisi bangunan yang mengalami kerusakan akibat gempa.

Bangunan depan :

Kategori Jenis KerusakanBangunan rusak dan kolapse. Lantai ke-1 gedung dipakai untuk perkantoran runtuh (collapse) total karena Lantai-2 dan -3 mempunyai dinding yang kaku sedangkan pada Lantai-1 dinding ditempatkan masuk kedalam dengan kolom praktis Kolom Lantai-1 sengaja diekspos untuk arsitektural, sehingga terjadi kegagalan pada lantai-1 sebagai akibat dari soft story effect akibat beban gempa.

Penyebab KerusakanPerancangan tidak conform pada Tata Cara Bangunan Beton Tahan Gempa (Building Codes). Hal ini terlihat dari pemakaian plain longitudinal

Page 2: Laporan Gedung BAPPEDA

reinforcement (tulangan memanjang polos) pada kolom. Jumlah sengkang pada kolom yang sangat kurang dengan spasi yang sangat besar dan diameter sengkang yang kecil juga tidak adanya standard seismic hook sesuai dengan tata cara berdasarkan tinjauan gempa. Untuk balok tidak terlihat karena bangunan sudah ambruk total sehingga tidak ada akses ke dalam bangunan.

Bangunan belakang:

Kategori Jenis KerusakanBangunan rusak dan kolapse. Lantai ke-1 gedung dipakai untuk perkantoran runtuh (collapse) total karena Lantai-2 dan -3 mempunyai dinding yang kaku sedangkan pada Lantai-1 dinding ditempatkan masuk kedalam dengan kolom praktis Kolom Lantai-1 sengaja diekspos untuk arsitektural, sehingga terjadi kegagalan pada lantai-1 sebagai akibat dari soft story effect akibat beban gempa.

Penyebab KerusakanKesalahan desain. Hal ini terlihat dari jumlah sengkang yang kurang dengan spasi yang sangat besar dan diameter sengkang yang kecil juga tidak adanya standard seismic hook sesuai dengan tata cara berdasarkan tinjauan gempa yang berlaku saat ini.

IV. KESIMPULANDari hasil kondisi bangunan yang ada, bangunan sangat berbahaya kalau ditempati dan hal ini ditambah dengan faktor-faktor lain yang tidak terlihat karena dipakainya penutup-penutup arsitektural. Oleh karena itu direkomendasikan Label MERAH (Bangunan Tidak Layak Huni)

V. REKOMENDASI Berdasarkan hasil kajian terhadap kelayakan bangunan tersebut, Tim ITS merekomendasikan beberapa hal sebagai berikut :1. Semua bangunan dibongkar karena sudah tidak memenuhi kelayakan huni

maupun fungsi jangka panjang terutama dalam menghadapi gempa besar lagi.2. Harus dibangun kembali bangunan yang lebih daktail sesuai dengan tata cara

bangunan beton dan tata cara gempa yang berlaku.

TIM PENYUSUN :1. Tavio, ST., MT., Ph.D.2. Ir. Iman Wimbadi, MS.3. Dr.Techn. Pujo Aji, ST., MT.4. Nur Achmad Husin, ST., MT.5. Budi Suswanto, ST., MT.,Ph.D.

Page 3: Laporan Gedung BAPPEDA

Gambar 1: Gedung Bappeda Tampak Runtuh , lantai 1 tidak tampak (soft-story effect).

Page 4: Laporan Gedung BAPPEDA

Gambar 2: Kerusakan di ujung-ujung kolom karena kesalahan detailing.

Gambar 3: Tulangan longitudinal polos, spasi sengkang terlalu besar, diameter sengkang tidak adanya kait gempa

Page 5: Laporan Gedung BAPPEDA

Gambar 4: Kerusakan kolom akibat “soft story” dan miskinya detailing kolom.

Gambar 5: Lantai 1 runtuh (soft-story effects)

Page 6: Laporan Gedung BAPPEDA

Gambar 6: Kegagalan kolom akibat soft-story dan kurangnya pengekangan serta tidak adanya kait gempa.

Gambar 7: Kegagalan ujung atas kolom akibat sengkang yang jarang dan tidak kait gempa pada gedung belakang.

Page 7: Laporan Gedung BAPPEDA

Gambar 8:Inti kolom mengalami kehancuran,akibat beban berlebih, tulangan sudah leleh dan mengalami buckling

Gambar 9 : Bagian belakang bangunan yang runtuh akibat soft story.

Page 8: Laporan Gedung BAPPEDA

Gambar 10: Inti beton hancur dan tulangan longitudinal kolom terlipat akibat soft story.