Download - Laporan BKB PPA Rev

Transcript

Tugas Praktikum Hari/Tanggal: Jumat, 05 Oktober 2012

MK. Pengukuran dan Perkembangan Anak

PENGUKURAN PERKEMBANGAN ANAK UMUR 1-2 TAHUN DENGAN

MENGGUNAKAN INSTRUMEN BKB DAN HOME

Disusun oleh :

Kelompok 4

Vioci Vesa Denia I24090017

Yusi Manzilatusifa I24090026

Istikhamah I24090043

Febrika Setiyawan I24090049

Susanti Kartikasari I24090055

Noor Aspasia I24090079

Dosen Praktikum :

Alfiasari, SP, M.Si

DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PETANIAN BOGOR

2012

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertumbuhan adalah terjadinya perubahan ukuran dan bentuk tubuh atau

anggota tubuh. Pertumbuhan merupakan suatu perubahan fisiologis akibat dari proses

pematangan fungsi-fungsi fisik, misalnya bertambahnya berat badan tumbuh dan

tanggalnya gigi susu dan gigi tetap Setiap bagian tubuh memiliki perbedaan dalam

kecepatan tumbuhnya. Menurut Hukum Pertumbuhan Fisik, pertumbuhan memiliki pola

yang bersifat terarah. Ciri-ciri pertumbuhan yaitu bersifat herediter (keturunan) dan aktif

serta berkesinambungan. Pertumbuhan berbeda dengan perkembangan.

Perkembangan merupakan perubahan-perubahan psiko-fisik akibat proses

pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang ditunjang oleh factor lingkungan dan

proses belajar, misal kemampuan psikomotorik, kognitif, sosial-emosi, dan moral. Ciri

dari perkembangan adalah bersifat herediter (keturunan) dan dipengaruhi oleh

stimulasi lingkungan, sehingga jika anak kurang mendapatkan stimulasi dari

lingkungan sekitarnya maka perkembangan anak akan sedikit terhambat.

Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia di atas 1 tahun atau lebih

populer dengan pengertian usia anak di bawah lima tahun. Berdasarkan tahapan

perkembangan manusia menurut Elizabeth Hurlock (1980) masa balita dapat disebut

sebagai masa kanak-kanak awal yaitu periode usia dua tahun sampai enam tahun[1]

Bina keluarga balita merupakan suatu program yang dibentuk oleh Badan

Kesejahteraan Keluarga Badan Nasional. Bina keluarga balita diperuntukkan bagi anak

dengan rentang usia 0 tahun sampai 5 tahun. Program BKB memiliki beberapa ciri

utama diantaranya sebagai berikut :

a. Menitikberatkan pada pembinaan ibu dan anggota keluarga lainnya yang

memiliki balita

b. Membina tumbuh kembang anak

c. Menggunakan alat bantu seperti Alat Permainan Edukatif (APE), dongeng,

nyanyian sebagai perangsang tumbuh kembang anak

d. Menekankan pada pembangunan manusia pada usia dini, baik fisik maupun

mental

e. Tidak langsung ditujukan kepada balita

f. Meningkatkan keterampilan ibu dan anggota keluarga lainnya agar dapat

mendidik dan mendidik balitanya (BKKBN, 2007a)

Secara umum terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi tumbuh kembang anak,

yaitu:

1. Faktor genetik

Faktor genetik ini yang menentukan sifat bawaan anak tersebut. Kemampuan anak

merupakan ciri-ciri yang khas yang diturunkan dari orang tuanya (Kania, 2006)[2].

2. Faktor lingkungan

Yang dimaksud lingkungan yaitu suasana di mana anak itu berada. Dalam hal

ini lingkungan berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak untuk tumbuh

kembang sejak dalam kandungan sampai dewasa. Lingkungan yang baik akan

menunjang tumbuh kembang anak, sebaliknya lingkungan yang kurang baik akan

menghambat tumbuh kembangnya (Kania, 2006) )[3].

TINJAUAN PUSTAKA

Perkembangan

Ruang lingkup perkembangan menurut Papalia, Olds dan Feldman (2008)

meliputi perkembangan fisik, intelektual, kepribadian dan sosial. Perkembangan fisik

mencakup proses perubahan tubuh, otak, kemampuan sensori, dan keterampilan

motorik. Perkembangan intelektual meliputi proses perubahan kemampuan mental

seperti kemampuan belajar, mengingat, mempertimbangkan, berfikir dan berbahasa.

Perubahan-perubahan tersebut berhubungan dengan aspek motorik dan emosi.

Kepribadian adalah cara yang unik dari seseorang dalam menghadapi dunia dan

mengekspresikan emosi, sedangkan perkembangan sosial berhubungan dengan

pemungsian fisik dan kognitif.

Program Bina Keluarga Balita

Program BKB (Bina Keluarga Balita) adalah salah satu cara yang dibuat

pemerintah (BKKBN) dalam mengukur tumbuh kembang balita secara menyeluruh,

terutama dalam aspek mental dan sosial.

Kegiatan BKB biasanya dilaksanakan oleh kader yang sudah dilatih membina

ibu kelompok sasaran yang mempunyai anak balita. Ibu sasaran ini, dibagi menjadi 5

kelompok menurut umur anaknya, yaitu:

1. Kelompok ibu dengan anak umur 0-1 tahun

2. Kelompok ibu dengan anak umur 1-2 tahun

3. Kelompok ibu dengan anak umur 2-3 tahun

4. Kelompok ibu dengan anak umur 3-4 tahun

5. Kelompok ibu dengan anak umur 4-5 tahun

Pembagian kelompok ini sesuai dengan tugas perkembangan anak,dimana

tiap-tiap kelompok umur tersebut mempunyai tugas perkembangan yang berbeda,

sehingga cara stimulasi maupun media yang diperlukan untuk interaksi antara ibu dan

anak pun juga berbeda.

Pada program BKB ini, secara garis besarnya tugas perkembangan anak dibagi

menjadi 7 aspek perkembangan,yaitu:

1. Perkembangan gerakan motorik kasar yaitu aspek yang berhubungan dengan

pergerakan dan sikap tubuh dan biasanya memerlukan tenaga, karena

dilakukan oleh otot-otot tubuh lebih besar. Contohnya: menegakkan kepala,

tengkurap, merangkak, berjalan, dan berlari.

2. Perkembangan gerakan motorik halus yaitu gerakan yang melibatkan bagian-

bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi diperlukan

koordinasi yang cermat. Contohnya: menyulam dan memasukkan benda

kedalam botol.

3. Perkembangan komunikasi pasif yaitu kesanggupan mengerti dan melakukan

apa yang diperintahkan oleh orang lain.

4. Perkembangan komunikasi aktif yaitu kemampuan untuk menyatakan perasaan

dan keinginannya melalui tangisan, gerakan tubuh, maupun dengan kata-kata.

5. Perkembangan kecerdasan memungkinkan anak melakukan pemikiran-

pemikiran ke tingkat yang lebih tinggi ( abstrak dan majemuk).

6. Perkembangan kemampuan menolong diri sendiri.

7. Perkembangan tingkah laku sosial yaitu kemampuan anak berinteraksi dan

bersosialisasi dengan lingkungannya.

Ketujuh aspek perkembangan yang telah diuraikan ini semuanya saling terkait,

karena itu perlu diusahakan adanya stimulasi terhadap ketujuh aspek perkembangan

tersebut secara berimbang sehingga anak dapat mencapai tumbuh kembang yang

optimal sesuai dengan milestones-nya.

Stimulasi Psikososial

Stimulasi psikososial merupakan bagian dari cara pengasuhan terhadap anak

yang menentukan kualitas anak. Caldwell dan Bradley (1983) dalam Hastuti (2009)

menyatakan bahwa stimulasi psikososial adalah stimulasi yang diberikan orang tua

dan keluarga dalam memberikan kehangatan, suasana penerimaan, pemberian

teladan atau contoh, pemberian pengalaman, dorongan belajar dan berbahasa, serta

dorongan bagi kemampuan akademik anak. Stimulasi sosial dapat diukur melalui

interaksi pemberian kasih sayang dan pemberian stimulasi yang terangkum dalam

stimulasi psikososial yang dikembangkan oleh Caldwell dan Bradley (1983) melalui alat

ukur kualitas asuh HOME (Home Observation and Measurement of Environment).

Stimulasi psikososial yang dikembangkan oleh Caldwell dan Bradley (1983)

dibedakan dalam usia 0-3 tahun, 3-6 tahun, dan lebih dari 6 tahun. Cakupan stimulasi

psikososial untuk anak usia 0-3 tahun terdiri dari dimensi tanggap rasa dan kata,

penerimaan terhadap perilaku anak, pengorganisasian lingkungan anak, penyediaan

mainan untuk anak, keterlibatan ibu terhadap anak, dan kesempatan variasi asuhan

anak. Untuk anak usia 3-6 tahun, stimulasi psikososial yang diukur adalah stimulasi

belajar, stimulasi bahasa, lingkungan fisik, kehangatan dan penerimaan, stimulasi

akademik, modelling, variasi stimulasi kepada anak, dan hukuman positif. Stimulasi

psikososial pada anak berusia lebih dari enam tahun mencakup emosi dan tanggung

jawab, dorongan untuk kematangan fisik, iklim emosi, mendorong pengalaman anak

dan penyediaan material, ketersediaan stimulasi aktif, partisipasi keluarga dalam

pengalaman yang penuh stimulasi, keterlibatan ayah, serta aspek lingkungan fisik.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Responden 1 ( Usia 1 tahun 5 hari)

A. Kondisis Sosial Ekomomi Keluarga

Alamat :Babakan Doneng RT 01/RW 06 Desa Babakan

Nama Umur Pendidikan Pekerjaan Pendapatan

Ibu Iik Hikmatillah

26 tahun S1 Pengajar freelands

± Rp5.000.000,00

Bapak Andri 27tahun D3 PNS

Anak Geisan Azka 1 tahun 5 hari

- - -

Karakteristik sosial dan ekonomi keluarga termasuk keluarga dengan status

ekonomi menengah ke atas.Pak Andri bekerja sebagai PNS di luar kota dan pulang

sebulan sekali. Pak Andri jarang bertemu dengan anaknya yang masih kecil sehingga

anak mendapatkan perhatian terbesar dari ibu. Ibu Iik mempunyai jadwal mengajar

yang cukup fleksibel karena bekerja sebagai pengajar freelands.

B. Capaian tumbuh kembang anak (umur 1-2 tahun)

No Tugas perkembangan Skor Keterangan

1. Gerakan kasar 43% Anak mampu mengambil alat permainan dari lantai tanpa jatuh, duduk sendiri di kursi, dan bergoyang-goyang mengikuti irama musik.

2. Gerakan halus 14% Anak mampu melempar mainan

3. Mengerti isyarat dan pembicaraan

20 % Anak mampu menjalankan perintah untuk membawa benda yang sudah dikenalnya dari ruangan lain

4. Mengungkapkan dengan isyarat / kata-kata

17% Anak mampu mengucapkan kata yang mempunyai arti (mama, papa, ‘boy’ panggilan untuk kucing peliharaannya)

5. Kecerdasan 43% Anak berekasi terhadap perkataan dan perintah, mampu untuk memperhatikan (berkonsentrasi) meskipun masih terbatas, dan belajar melalui mencari tahu/mengenal segala sesuatu yang dihadapi

No Tugas perkembangan Skor Keterangan

6. Menolong diri sendiri 20% Anak bisa memakai sendok meskipun masih tumpah

7. Bergaul (tingkah laku sosial)

40% Anak bermain sendiri dan mampu meniru tingkah laku orang dewasa dalam bermain

Skor rata-rata 28%

Untuk menganalisis proses pencapaian tumbuh kembang anak, dapat

menggunakan pengkategorian cut off. Anak dikatakan memiliki capaian perkembangan

yang kurang apabila skornya kurang dari 60%. Untuk skor 60%-80%, capaian

perkembangannya dikatakan sedang. Sedangkan untuk skor diatas 80%, maka

capaian perkembangannya dapat dikatakan baik. Berikut adalah penghitungan

pencapaian tumbuh kembang pada anak menggunakan pengkategorian cut off:

1.Gerakan kasar

Pada kategori ini, anak berhasil melakukan 3 pernyataan dari jumlah total 7

pernyataan. Dengan begitu, capaian perkembangannya dapat dikatakan kurang

karena memiliki skor 43%.

2. Gerakan halus

Pada kategori ini, anak berhasil melakukan 1 dari 7 pernyataan. Skor yang dicapai

adalah 14%, sehingga capaian perkembangannya dapat dikatakan kurang.

3. Mengerti isyarat dan pembicaraan

Pada kategori ini, anak berhasil melakukan 1 dari 5 pernyataan. Skor yang dicapai

adalah 20%, sehingga capaian perkembangannya dapat dikatakan kurang.

4. Mengungkapkan dengan isyarat/kata

Pada kategori ini, anak berhasil melakukan 1 dari 6 pernyataan. Skor yang dicapai

adalah 17%, sehingga capaian perkembangannya dapat dikatakan kurang.

5. Kecerdasan

Pada kategori ini, anak berhasil melakukan 3 dari 7 pernyataan. Skor yang dicapai

adalah 43%, sehingga capaian perkembangannya dapat dikatakan kurang.

6. Menolong diri sendiri

Pada kategori ini, anak berhasil melakukan 1 dari 5 pernyataan. Skor yang dicapai

adalah 20%, sehingga capaian perkembangannya dapat dikatakan kurang.

7. Bergaul (tingkah laku sosial)

Pada kategori ini, anak berhasil melakukan 2 dari 5 pernyataan. Skor yang dicapai

adalah 40%, sehingga capaian perkembangannya dapat dikatakan kurang.

Secara keseluruhan, capaian tumbuh kembang Azka kurang, hal ini dapat

dilihat dari skor yang dicapai dari perhitungan berdasarkan pengkategorian cut off ,

skor rata-rata yang dicapai adalah 28% yang termasuk pada capaian perkembangan

yang kurang. Namun, dibalik capaian perkembangan yang kurang tersebut, karena alat

ukur BKB adalah alat ukur dengan rentang 1-2 tahun dan Azka baru saja menginjak

umur 1 tahun 5 hari, hal ini dapat dikatakan masih awal perkembangan untuk Azka.

Terdapat banyak tugas perkembangan yang belum dapat tercapai pada umur Azka

sekarang. Selain itu, ibu dari anak juga menyampaikan bahwa Azka masih perlu

banyak belajar dan pemberian stimulus untuk melakukan semua tugas perkembangan

anak 1-2 tahun yang teradapat pada instrumen BKB.

Analisis capaian lingkungan perkembangan anak (HOME) umur 0-3 tahun

No

Lingkungan perkembangan anak Skor Keterangan

1. Tanggap rasa dan kata 10 Interval atas

2. Penerimaan terhadap perilaku anak 2 Interval bawah

3. Pengorganisasian lingkungan 3 Interval bawah

4. Penyediaan mainan 7 Interval tengah

5. Keterlibatan ibu terhadap anak 4 Interval tengah

6. Kesempatan variasi asuhan 4 Interval atas

Terdapat 4 lingkungan pada anak, yaitu lingkungan mikro, meso, ekso, dan

makro. Lingkungan mikro adalah pola aktifitas dan interaksi sehari-hari dari anak

dengan objek dan orang (Bronfenbrener, 1979). Lingkungan mikro (rumah) sangat

berpengaruh dalam praktik optimalisasi perkembangan anak dimana pada lingkungan

tersebut anak lebih sering berinteraksi sehingga mendapatkan rangsangan untuk

berkomunikasi. Lingkungan rumahyang paling dekat dengan anak dan mempengaruhi

perkembangan anak dapat diukur menggunakan instrumen HOME. Instrumen HOME

untuk umur 0-3 tahun terdiri dari 45 pertanyaan (skor 45 poin) terbagi dalam 6

subskala yaitu tanggap rasa dan kata, penerimaan terhadap perilaku anak,

pengorganisasian lingkungan, penyediaan mainan, keterlibatan ibu terhadap anak, dan

kesempatan variasi asuhan. Dari hasilpengamatan dan wawancara yang dilakukan

terdapat variasi pada setiap subskala. Secara keseluruhan orang tua Azka telah

memberikan stimulasi psikososial yang termasuk sedang pada Azka di rumah.Skor

yang tinggi terdapat pada tanggap rasa dan kata dan penyediaan mainan. Ibu Iik pada

saat pengamatan berlangsung selalu memberikan pujian dan berbicara aktif kepada

Azka. Ketika Azka berhasil mengambil barang dari kamar tidurnya, Ibu Iik

menunjukkan rasa sayangnya dengan mencium Azka. Pujian dan rasa sayng ini akan

membantu Azka untuk termotivasi memenuhi tugas perkembangan balita usia 1-2

tahun.

C. Perbandingan kondisi perkembangan anak hasil pengukuran dengan

literatur

Tabel Patokan perkembangan anak balita berdasarkan umur

Perkembangan

0-1 tahun 1-2 tahun 2-3 tahun 3-4 tahun 4-5 tahun

Gerakan kasar

Tengkurap kepala diangkat (4 bulan)

Berjalan (15 bulan)

Melempar bola (30 bulan)

Berdiri satu kaki dalam dua hitungan (42 bulan)

Berjalan mundur (54 bulan)

Gerakan halus Menjimpit (10 bulan)

Menyu-sun ke atas empat kubus (23 bulan)

Menyusun ke atas enam kubus

Menggam-bar lingkaran (42 bulan)

Menggam-bar orang tiga bagian (48 bulan)

Bahasa Menoleh ke arah sumber suara (5 bulan)

Mengu-capkan 4-6 kata (18 bulan)

Menyebut nama sendiri (24 bulan)

Mengenal warna (42 bulan)

Bercerita sederhana (54 bulan)

Sosialisasi Terse-nyum spontan (1,5 bulan)

Minum dari gelas (15 bulan)

Bermain dengan anak lain (30 bulan)

Berpakaian tanpa dibantu (36 bulan)

Mengancing baju sendiri (54 bulan)

Sumber: Soetjiningsih dan Ekawati (2000)

TabelMilestones perkembangan anak berdasarkan aspek fisik, kognitif, emosi

dan perkembangan (umum)

Umur (bulan)

Fisik Kognitif Emosi Perkembangan

0-3 Bertambah berat 6-8 ons per minggu

Mengangkat kepala dan bereaksi pada bunyi, gerak dan cahaya

Bersikap memperhatikan

Pada malam hari tidur selama tujuh jam dan siang hari selama delapan jam

3-6 Mulai meraih sesuatu, mencoba menggenggamnya dan memasukkannya ke mulut

Mulai belajar sebab dan akibat (mendengar suara mainan jatuh), mulai menyadari kehadiran orang asing

Mulai mengenali orang terdekat, berinteraksi dan tersenyum

Mulai berinteraksi dengan orang lain, memainkan tangan dan kakinya, dan bersuara

6-9 Mampu duduk sendiri, mulai merangkak. Berat badan mencapai 7-9 kg

Menangis jika merasa frustasi

Marah jika mainannya diambil, ingin ikut orang terdekat,meniru bunyi yang didengar

Asyik bermain, memindahkan mainan, meraih sesuatu dengan jempol dan jari

9-12 Mobilitas tinggi dengan merangkak dan belajar berjalan. Pada usia satu tahun tinggi badan mencapai 28-32 inchi

Mulai memahami kata-kata dan kaitannya dengan gerakan (mengucapkan ‘daag’ dengan melambaikan tangan

Senang diberi penghargaan (tepuk tangan dan dicium jika berhasil melakukan sesuatu) dan ingin berpartisipasi dengan kegiatan orang di sekelilingnya

Mulai senang berjalan baik siang maupun malam dan marah jika dilarang

12-18 Sangat aktif karena dapat berjalan sendiri

Mengenal namanya dan dapat menunjukkan bagian tubuhnya

Gembira jika diberi penghargaan dan marah jika merasa tidak dihargai

Lebih banyak memahami kata-kata untuk mengungkapkan keinginan dan kemauannya

18-24 Berlari, memanjat, menendang bola, agresif

Perbendaharaan kata dan kemampuan membuat kalimat semakin bertambah

Tumbuh rasa kasih sayang, misal kepada binatang

Ingin mencoba melakukan sesuatu sendiri

Sumber: Stages of child development. Ladies Home Journal’s Child Development from

Birth to 4 years (Meredith Corporation, 2002)

Tumbuh kembang Azka bila dibandingkan dengan mailstones belum bisa

mencapai tumbuh kembang sesuai dengan umurnya karena usia pada mailstones

dibuat range usia. Untuk usia Azka yang baru satu tahun lima bulan masih belum bisa

melakukan tugas perkembangan seperti berjalan sendiri. Azka masih baru bisa berdiri

tetapi belum mampu untuk berjalan dengan/tanpa bantuan.

D. Analisis faktor-faktor yang diduga menjadi pendorong atau penyebab

kondisi perkembangan anak yang diukur

Faktor-faktor yang menghalangi perkembangan anak menurut Hurlock (1996)

diantaranya adalah:

1. Tingkat perkembangan yang mundur

2. Tidak ada kesempatan untuk mempelajari tugas-tugas perkembangan atau

tidak ada bimbingan untuk dapat menguasainya

3. Tidak ada motivasi

4. Kesehatan yang buruk

5. Cacat tubuh

6. Tingkat kecerdasan yang rendah

Faktor-faktor yang mendorong perkembangan anak menurut Hurlock (1996)

diantaranya adalah:

1. Tingkat perkembangan yang normal atau yang diakselerasikan

2. Kesempatan-kesempatan untuk mempelajari tugas-tugas dalam perkembangan

dan bimbingan untuk menguasainya

3. Motivasi

4. Kesehatan yang baik dan tidak ada cacat tubuh

5. Tingkat kecerdasan yang tinggi

6. Kreativitas

2. Responden 2 (Usia 1 tahun 1 bulan)

A. Kondisi umum sosial ekonomi keluarga responden

Keluarga ini terdiri dari 5 anggota keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan 3

orang anak. Responden yang bernama Zaida Mutiara Ramadhani merupakan anak

ketiga atau anak terakhir dari 3 bersaudara. Setiap harinya orangtua responden sibuk

bekerja, sehingga mengharuskan responden dititipkan kepada seorang pengasuh yang

mengasuhnya dari pukul 05.00 WIB sampai pukul 20.00 WIB yang tidak lain

merupakan kakak kandung dari ibu responden. Sang ayah yang bernama Soleh (40

tahun) merupakan seorang lulusan SMP yang bekerja sebagai seorang supir dengan

pendapatan sekitar Rp. 1.000.000/bulan, sedangkan sang ibu yang bernama Sri

Hasnah (38 tahun) merupakan lulusan SMEA yang bekerja di sebuah dealer mobil di

Jakarta dengan pendapatan Rp 2.000.000/bulan. Kakak pertamanya yang berusia 16

tahun merupakan siswa kelas 1 SMA, sedangkan kakak keduanya adalah seorang

siswa kelas 2 SD yang berusia sekitar 8 tahun.

B. Capain Hasil Perkembangan Uji Lingkungan Perkembangan Anak (HOME) umur 0-3 tahun

No Skala Skor Status

1 Tanggap rasa dan kata 11 Atas

2 Penerimaan terhadap perilaku anak 3 Bawah

3 Penyediaan mainan 6 Tengah

4 Pengorganisasian lingkungan 4 Tengah

5 Keterlibatan ibu terhadap anak 4 Tengah

6 Kesempatan variasi asuhan 3 Tengah

TOTAL 31 Tengah

- Bina Keluarga Balita (BKB)

No. Aspek yang diukur Skor

1. Gerakan kasar 7 (100%)

2. Gerakan halus 4 (57,14%)

3. Menceritakan isyarat dan pembicaraan 5 (100%)

4. Mengungkapkan dengan isyarat atau kata-kata 2 (33,33%)

5. Kecerdasan 5 (71,42%)

6. Menolong diri sendiri 1 (20%)

7. Bergaul (tingkah laku sosial) 3 (60%)

TOTAL 65,98%

a. Gerakan Kasar

Pada dimensi ini, responden mendapat skor 7 dari 7 indikator atau 100%, yang

menunjukan bahwa semua tugas perkembangan responden pada aspek tersebut

sudah dapat tercapai dengan baik secara keseluruhan. Sesuai dengan indikator

perkembangan pada instrument BKB, pada usianya yang masih 1 tahun 1 bulan

responden sudah dapat berjalan sendiri tanpa bantuan, berjalan mundur, mengambil

alat permainan atau barang –barang ringan lainnya dari lantai tanpa jatuh, menarik dan

mendorong alat permainan, duduk sendiri di kursi, naik dan turun tangga dengan

pertolongan orangtua atau pengasuhnya, dan bergoyang-goyang mengikuti irama

musik. Dari hasil pengukuran tersebut dapat disimpulkan bahwa responden memiliki

perkembangan gerakan kasar yang sangat tinggi. Bukan hanya indikator dari

instrument BKB, responden juga sudah dapat mencapai milestone of motor

development menurut Papalia dan Olds (1989), misalnya: berjalan dengan baik tanpa

bantuan. Dimana menurut Papalia dan Olds anak dengan usia tersebut harus sudah

mampu berjalan dengan baik (sekitar 50%). Skor perkembangan gerakan kasar yang

tinggi ini tidak lepas dari pengaruh pola asuh yang dilakukan baik oleh pengasuh

maupun oleh orangtua responden yang selalu memberikan rangsangan agar dimensi

gerakan kasar pada responden dapat tercapai dengan baik. Dari pengukuran

menggunakan instrumen HOME, menurut penuturan pengasuh responden yang

mengatakan bahwa orangtua responden terbilang sering dalam menyediakan mainan

untuk anaknya. Dimana dalam hal ini responden mendapat skor 6 dari 9 indikator yang

ada.

b. Gerakan Halus

Pada dimensi ini, responden mendapat skor 4 dari 7 indikator yang ada atau

sekitar 57,14%. Responden sudah bisa membuka lembaran-lembaran pada buku,

mencoret-coret dengan pulpen, menarik, memutar dan mendorong benda-benda

ringan, serta melempar suatu benda, misalnya: boneka. Adapun yang belum bisa

dilakukan responden adalah menyusun menara dari balok/kubus kecil, memasukan

benda-benda ke dalam tongkat/pasak, dan menggambar dengan tangan menyeluruh.

Hal tersebut menunjukan bahwa responden sudah mencapai setengah dari indikator

yang ada, sehingga dapat disimpulkan bahwa responden memiliki perkembangan

gerakan halus yang tergolong cukup meskipun belum tercapai secara keseluruhan. Hal

ini disebabkan oleh kakak kandung responden yang masih duduk di bangku SD,

sehingga ketika sang kakak sedang belajar atau menggambar responden terangsang

untuk meniru dan mengikuti yang dilakukan sang kakak.

c. Mengerti Isyarat dan Pembicaraan

Dari hasil pengukuran, responden mendapat skor 5 dari 5 atau 100% dari

indikator yang ada. Hal tersebut menunjukkan bahwa responden sudah mencapai

semua tugas perkembangan dengan baik, seperti: responden sudah bisa memberikan

reaksi yang tepat ketika ditanya dimana meskipun hanya dengan menunjuk-nunjuk

dengan jari, sama dengan saat ditanya dimana responden juga menunjuk-nunjuk

dengan jari ketika diminta untuk menunjuk arah seperti atas atau bawah, saat diminta

untuk membawa mainannya di kursi responden juga sudah bisa melakukannya dengan

baik, responden sudah bisa mengerti kalimat sederhana yang terdiri dari paling banyak

dua kata, serta sudah bisa mengerti dua perintah sederhana yang saling berhubungan,

dapat dilihat ketika pengasuh menyuruh mengambil mainan yang jatuh dan kemudian

menyuruhnya duduk, responden dapat mencerna dan melakukan perintah tersebut

dengan baik. Dari hasil pengukuran tersebut dapat disimpulkan bahwa semua tugas

perkembangan pada dimensi ini sudah tercapai dengan baik secara keseluruhan oleh

responden, sehingga dapat dikatakan bahwa perkembangan responden dalam dimensi

ini tergolong sangat tinggi. Hal ini disebabkan karena pengasuh seing menggunakan

tangan sebagai isyarat saat misalnya mengatakan kepada responden bahwa

responden tidak boleh melakukan hal tersebut karena berbahaya, sehingga sedikit

demi sedikit responden sudah mengerti isyarat dan perintah atau pembicaraan yang

sederhana.

d. Mengungkapkan dengan isyarat/kata-kata

Pada dimensi ini, responden mendapat skor 2 dari 6 indikator yang ada atau

sekitar 33,33%. Dari semua tugas perkembangan pada dimensi ini, responden baru

bisa mengucapkan kata yang mempunyai arti, seperti: saat responden meminta susu

kepada pengasuhnya maka biasanya dia mengucapkan kata “nenen”, dan mengatakan

hak milik/kepunyaan dengan menunjuk pada benda-benda miliknya, misalnya:

mainannya. Untuk 4 indikator yang lain, seperti: mengucapkan perkataan yang disertai

gerakan untuk meminta sesuatu, mengungkapkan kata-kata tunggal secara berurutan

untuk menceritakan suatu kejadian, dan menyebut diri sendiri dengan namanya,

responden belum mampu melakukannya. Dari hasil pengukuran pada dimensi ini,

dapat disimpulkan bahwa perkembangan responden tergolong masih sangat rendah

karena dari 6 indikator, responden baru mampu mencapai 2 indikator saja. Perlu

adanya rangsangan dari luar agar responden nantinya mampu melakukan hal tersebut.

Hal lain yang mungkin mempengaruhi perkembangan responden adalah sibuknya

kedua orangtua yang bekerja dari pagi sampai malam, sehingga orangtua kurang

memperhatikan perkembangan responden secara detail.

e. Kecerdasan

Dari hasil pengukuran yang dilakukan, responden mendapat skor 5 dari 7

indikator yang ada pada instrumen BKB. Responden sudah bisa menirukan ucapan

dan perbuatan orang dewasa, bereaksi terhadap perkataan dan perintah, hal tersebut

dapat dilihat saat pengasuh yang tidak lain merupakan kakak kandung dari ibu

responden menyuruhnya duduk responden mampu melakukannya dengan baik

dengan langsung duduk untuk merespon perintah tersebut, responden juga sudah

mampu menyamakan atau memasangkan benda yang serupa, saat pengukuran media

yang digunakan adalah pulpen. Responden juga sering melihat buku gambar dengan

atau tanpa bantuan orang dewasa, menurut penuturan pengasuhnya responden

memang suka dengan buku-buku bergambar terutama gambar binatang, ketika melihat

gambar binatang maka reaksi responden akan terlihat sangat tertarik terhadap gambar

tersebut. Responden juga memiliki banyak buku-buku cerita bergambar yang tidak lain

merupakan bekas kakak kandungnya saat masih TK. Responden juga sudah mampu

untuk memperhatikan (berkonsentrasi) meskipun dalam waktu yang tergolong singkat,

hal tersebut dapat terlihat saat pengasuh memintanya untuk duduk, responden

memperhatikan pengasuhnya setelah kemudian kembali terfokus pada mainannya.

Dari pengukuran tersebut, dapat disimpulkan bahwa perkembangan responden pada

dimensi ini tergolong cukup tinggi yaitu sekitar 71,42%. Hal ini disebabkan salah

satunya karena orangtua responden juga tergolong cukup sering membelikan

responden mainan untuk merangsang perkembangan anaknya, seperti: boneka,

berbagai bentuk-bentuk binatang dalam ukuran yang kecil, dll. Hal tersebut dapat

bermanfaat bagi anak dalam belajar berkonsentrasi, dapat dilihat pada ketekunan anak

bermain dengan satu mainan yang dimilikinya.

f. Menolong diri sendiri

Pada dimensi ini, responden mendapat skor 1 dari 5 indikator yang ada atau

sekitar 20%. Hal tersebut dapat menuunjukan secara jelas bahwa perkembangan

responden pada dimensi ini masih sangat rendah. Dari 5 indikator yang ada responden

hanya mampu melakukan satu indikator, yaitu: minum dari cangkir dengan satu tangan

tanpa bantuan dari orang lain. Untuk ke-4 indikator lainnya seperti: memakai sendok,

membuka sepatu atau baju, membuka resleting, dan bisa mengatakan ketika ingin ke

belakang, responden belum mampu melakukannya. Hal ini bisa jadi disebabkan

karena persepsi pengasuh yang masih mengganggap bahwa umur responden yang

masih sangat kecil yaitu 1 tahun 1 bulan untuk melakukan hal-hal tersebut, sehingga

pengasuh kurang merangsang perkembangan anak dalam dimensi ini.

g. Bergaul (tingkah laku sosial)

Dari hasil pengukuran yang dilakukan pada dimensi tersebut, responden

mendapatkan skor 3 dari 5 indikator yang ada. Responden sudah bisa mengenali diri

sendiri di kaca, bermain sendiri, misalnya saat pengasuhnya membuatkan susu, serta

sudah mampu meniru tingkah laku orang dewasa saat bermain. Namun, ada 2

indikator dalam tugas perkembangan yang belum tercapai yaitu responden belum

mampu menyebut diri sendiri dengan nama, serta belum mampu membantu

membereskan/menyimpan benda-benda miliknya setelah bermain. Dari skor yang di

dapat responden dalam pengukuran pada dimensi ini, dapat disimpulkan bahwa

perkembangan responden pada dimensi ini tergolong cukup tinggi, yaitu sekitar 60%.

Hal ini disebabkan karena responden belajar dari lingkungan sekitarnya, dimana

pengasuh sering bahkan hampir setiap hari mengajak responden bermain di lapangan

badminton di depan rumah pengasuhnya yang notabene merupakan tempat bermain

anak-anak kecil dan orangtua berkumpul ketika sore hari, yang memungkinkan

responden belajar bersosialisasi dengan lingkungan luar. Terbukti saat dilakukan

pengukuran oleh pengukur, responden tetap melakukan aktivitasnya bermain seperti

biasanya yang menunjukkan bahwa responden sudah terbiasa berinteraksi dengan

dunia luar. Hal tersebut diperkuat dengan hasil pengukuran menggunakan instrumen

HOME, yang menunjukkan bahwa pengorganisasian lingkungan anak oleh pengasuh

mendapat skor 4 dari 6 indikator, dimana skor tersebut terbilang cukup tinggi karena

setengah dari indikator yang ada sudah dilakukan oleh pengasuh maupun oleh

orangtua.

3. Responden 3 (Usia 1 tahun 3 bulan)

A. Kondisi sosial ekonomi responden

Anak yan menjadi responden ialah anak yang berusia 1 tahun 3 bulan. Nama

responden ialah Muhammad Rizko Faqih atau kerap disapa dengan nama “Iko”. Saat

ini anak tinggal dengan kedua orangtua dan dua saudara kakak perempuannya dan

nenek-nya. Kedua orangtua responden bernama, Rita Marlina (39), dan Nanang

Wibowo (40). Pekerjaan ibu sebagai ibu rumahtangga, dan ayah sebagai wiraswasta

dengan membuka usaha playstations dan jual es batu disebelah rumah tinggal.

Pendidikan terakhir kedua orangtua iko ialah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Saat ini keluarga berpendapatan sebesar satu juta/bulan. Alokasi pendapatan ini untuk

kebutuhan pangan keluarga, kebutuhan sekolah saudara perempuan responden untuk

melajutkan pendidikan di sekolah menengah atas dan sekolah dasar, dan kebutuha

primer keluarga lainnya

B. Analisis Capaian Tumbuh Kembang Responden

Responden berusia 1 tahun 3 bulan. Saat pengukuran dan perkembangan anak akan

diukur melalui tujuh dimensi :

a. Gerakan kasar

Pada perkembangan dimensi ini anak diajak pengukur untuk berjalan sendiri,

berjalan mundur, mengambil alat mainan dari lantai yang jatuh, menarik atau

mendorong alat permainan, duduk sendiri di kursi, naik dan turun tangga dengan

pertolongan, bergoyang-goyang mengikuti dengan irama musik. Pada tahap

pengukuran secara baik mampu melakukan semuanya. Anak sangat menyukai

gerakan bergoyang-goyang dengan musik, namun pada tahap naik turun tangga atau

duduk dikursi masih dibantu, dipandu, diawasi oleh orangtua. Secara matematik dari

tujuh indikator kemampuan penguasan gerakan kasar anak mampu menguasai

semua-nya.

Sesuai dengan teori Papalia & Olds (1976) anak berusia baduta sudah mampu

berjalan sendiri, mundur, dan sebagai-nya sehingga bisa dikatakan perkembangan

anak sesuai dengan pekembangan anak seharusnya.

b. Gerakan Halus

Pada perkembangan dimensi ini anak diajak pengukur untuk menyusun menara

dari balok/kubus kecil, memasukkan benda-benda ke dalam tongkat/plastik, membuka-

Kemampuan yang dikuasai x 100% : 7 x 100% : 100%total indikator gerakan kasar 7

buka lembaran, mencore-coret, menarik, memutar, mendorong benda-benda,

melempar, mengambar dengan gerakan tangan menyeluruh.

Pada tahap ini tidak mampu menyusun menara atau balok dan menggambar

dengan gerakan tangan menyeluruh. Hal ini menjadi indikator ada terlambatnya

perkembangan motorik halus pada anak. Hal ini bisa dilihat bahwa anak pada usia ini

seharusnya sudah mampu melakukan penyusunan balok dan menara atau

menggambar dengan tangan menyeluruh. Hal ini diduga orangtua kurang memfasilitasi

mainan edukatif responden.

c. Mengerti Isyarat dan Pembicaraan

Pada perkembangan dimensi ini anak diukur melalui pemberian respon

“dimana”, arti kata “diatas dan dibawah”, menjalankan perintah untuk membawa benda

yang sudah dikenal,menegrti kalimat (minimal dua kata), mengerti dua perintah

sederhana yang saling berhubungan. Dari kompetensi tersbut, anak tidak mampu

mengerti makna kata “diatas,di bawah, di dalam” anak mengerti hanya lewat penunjuk

jari untuk menunjukkan letak sesuatu benda.

Pada pengukuran anak gagal/tidak mampu melewati tahap pengertian makna

“diatas, dibawah, didalam”. Ketika ditanya anak hanya terdiam, ibu responden

mengaku biasanya sebagai pengganti kata-kata tersebut ibu lebih memilih menunjuk

langsung seperti kata “diatas” diganti dengan isyarat telunjuk mengarah keatas.

d. Mengungkapkan dengan Isyarat Kata-Kata

Pada pengukuran dimensi ini anak diajak oleh pengukur untuk mengucapkan

kata yang memiliki arti, meminta sesuatu, mengungkapkan kata-kata tunggal secara

berurutan untuk menceritakan suatu kejadian, menyebut diri sendiri dengan namanya,

dapat mengatakan hak milik/kepunyaan dengan menunjuk pada benda-benda

miliknya, menambah perbendaharaan kata.

Kemampuan yang dikuasai x 100% : 5 x 100% : 71,4%total indikator dimensi yang diukur 7

Kemampuan yang dikuasai x 100% : 4 x 100% : 80%total indikator dimensi yang diukur 5

Pada tahap ini anak tidak mampu mengungkapkan kata-kata tunggal secara

berurutan untuk menceritakan suatu kejadian, mengatakan benda-benda kepemilikan,

dan menambah perbendaharaan kata. Pengukur juga menemukan bahwa responden

cukup sulit untuk berkomunikasi secara verbal, anak lebih aktif dengan gerakan tubuh.

Hal ini juga mengindikasi adanya keterlambatan pertumbuhan anak

e. Kecerdasan

Pada pengukuran dimensi ini anak diukur melalui kemampuan anak menirukan

ucapan, perbuatan orangdewasa, bereaksi terhadap perkataan dan perintah, mampu

menyamakan atau memasangkan benda yang serupa, melihat buku gambar dengan

bantuan orang dewasa, dapat membedakan kamu dan saya, mampu untuk fokus pada

tsatu masalah/hal, belajar melalui mencari tahu/mengenal segala sesuatu yang

dihadapai

Pada pengukuran kali ini anak tidak mampu menyamakan atau memasangkan benda

yang serupa. Hal ini juga mengindikasi adanya ketidaksempurnaan perkembangan

kognitif sesuai dengan piaget.

f. Menolong Diri Sendiri

Pada pengukuran dimensi ini anak diukur melalui bisa memakai sendok

meskipun masih tumpah, minum dari cangkir dengan satu tangan tanpa dibantu,

membuka kaos, septau, celana,membuka restluting, dan mengatakan ingin buang air

kecil (jika mau)

Pada aspek ini anak mengalamai nilai minimun pada pengukuran anak hanya

mampu menguasai dua aspek dari lima aspek yang diberikan. Anak hanya mampu

minum dari cangkir dipegang satu tangan tanpa dibantu, dan mengatakan keinginan

Kemampuan yang dikuasai x 100% : 3 x 100% : 50%total indikator dimensi yg diukur 6

Kemampuan yang dikuasai x 100% : 6 x 100% : 85%total indikator dimensi yang diukur 7

Kemampuan yang dikuasai x 100% : 2 x 100% : 40%total indikator dimensi yang diukur 5

buang air kecil. Hal ini mengindikasi terjadinya keterlambatan pada aspek ini hal ini

diduga karena orangtua yang selalu menolong dan cenderung tidak pernah

membiarkan anak mengerjakan kegiatan sendiri.

g. Bergaul (Tingkah Laku Sosial)

Pada pengukuran dimensi ini anak diajak untuk mengenali diri sendiri, menyebut diri

dengan nama, bermain sendiri, meniru tingkah laku orangdewasa dalam bermain,

membantu mebereskan/menyimpan benda-benda.

Pada dimensi ini anak secara sempurna mampu melewati aspek yang diberikan dari

lima aspek anak mampu melewati semua tahap.

Pengukuran dan perkembangan anak dengan usia satu tahun tiga bulan melalui tujuh

dimensi secara matematis diperoleh sebagai berikut :

Keterangan :

Bisa : 1 Tidak : 0

Dari hasil yang diperoleh anak menguasai seluruh tahapan sebesar 34 dari 47

indikator pada kuesioner yang disediakan sehingga anak menguasai sebesar 72%

pada tujuh dimensi yang diukur. Dari tujuh dimensia anak mengalami kemampuan

yang maksimal saat pengukuran dimensi gerakan kasar dan bergaul dengan total

100% atau anak mampu menguasai seluruh tahapan kemampuan yang diukur. Anak

mengalami penguasaan yang minim pada dimensi menolong diri sendiri dengan

indikasi anak hanya mampu menguasai dua kemampuan yang diukur dari lima

kemampuan yang seharusnya mampu dikuasai anak.

Kemampuan yang dikuasai x 100% : 5 x 100% : 100%total indikator dimensi yang diukur 5

Kemampuan anak secara keseluruhan x 100% : 34 x 100% : 72%Total indikator seluruh 7 dimensi yang diukur 47

c. Milestones Development Responden

Milestones aspek –aspek apa saja yang sudah dikuasai yang disesuaikan dengan teori

yang dipakai bagi usia perkembangan anak baduta usia 1 tahun 3 bulan.

Usia 12 bulanGerakan kasar Bergaul Penyempurnaan gerakan halus

Usia 13-14 bulan Penyempurnaan kognitif

penyempurnaan kemampuan bahasa

usia 15 bulanpenyempur naan aspek menolong diri sendiri

Geraka

n kasar

Geraka

n halus

menge

rti isy

arat d

an pem

bicaraa

n

Mengu

ngkap

kan isy

arat d

enga

n kata-

kata

Kecerd

asan

Menolong d

iri sen

diri

Bergau

l0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

Frekuensi Perkembangan anak padatujuh dimensi

frekuensi

d. Faktor-faktor pendorong pertumbuhan dan perkembangan anak

Usia anak dengan perkembangan pada tahap usia 1-2 tahun merupakan usia

dimana anak harus diberi kesempatan untuk menjelajah lingkungannya sambil tetap

dibimbing, diawasi dan dijaga keamanannya, selain itu anak juga harus mulai berbaur

dengan teman sepermainannya, dan selain itu orangtua harus memberi kesempatan

anak berbuat mandiri pada dirinya sendiri.

Faktor-faktor yang diduga mendorong pertumbuhan dan perkembangan anak

ialah sebagai berikut :

1. Kebutuhan dan keamanan pangan dan nutrisi anak : Ibu termasuk orangtua

yang sangat peduli dan cukup telaten mengatur pola makan dan mampu

“menyapih” anak secara baik setelah lepas dari masa ASI. Jajan anak pun

sangat dikontrol

2. Perhatian dari orangtua : perhatian dari kedua orangtua yang cukup bagi anak

selain itu kedua kakak perempuan responden juga sangat memperhatikan

responden belum lagi didukung dengan kasih sayang dari nenek responden

3. Ekonomi yang tercukupi : Pendapatan yang tercukupi mampu memfasilitasi

kebutuhan anak

Faktor-faktor yang menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak sebagai

berikut :

1. Kurangnya fasilitas buku dan mainan edukatif

2. Tidak ada-nya teman sekelompok permainan yang seusia disekitar rumah

responden

HOME : Home Observations for Measurement of the Environment

Instrumen ini dilakukan untuk mengukur lingkungan pengasuhan anak. Dari hasil yang

diperoleh sebagai berikut :

No

.

Skala Skor

1. Tanggap rasa dan kata 10

2. Penerimaan terhadap perilaku anak 7

3. Pengorganisasian lingkungan 5

4. Penyediaan mainan 7

5. Keterlibatan ibu terhadap anak 6

6. Kesempatan variasi asuhan 4

Total skor 34 (atas)

Total dari skor “YA” ialah 34 dari 45 pertanyaan/pengamatan yang dilakukan maka

diperoleh bahwa

Dari total skor 75% maka dikategorikan sedang/cukup, skor ini menandakan bahwa

lingkungan pengasuhan anak cukup/sedang baik.

Keterangan :

<60% : rendah/kurang

60%-80% : cukup/sedang

80% > : Tinggi/baik

Melalui Enam dimensi menjadi indikator utama pengukuran lingkungan pengasuhan

anak, berikut analisis-nya

a. Lingkungan Fisik

Tempat anak tinggal merupakan tempat yang cukup baik bagi perkembangan

dan pertumbuhan anak. Lingkungan yang dipilih sangat jauh dari keramaian sehingga

anak tidak terganggu dari kebisingan jalan. Kekurangan lingkungan ini ialah jauh dari

lingkungan bermain ibu harus membawa anak ke lapangan setiap sore hari, selain itu

tidak ada pemenuhan atau fasilitas yang mendukung seperti mainan, buku anak yang

cukup terbatas. Sehingga anak hanya bermain didalam rumah adapun mainan yang

mendorong gerak bebas anak sperti mobil-mobilan atau sepeda hanya boleh

dimainkan didalam rumah.

Lingkungan yang diberikan sangat harmonis dan penuh kasih sayang sang ibu

sangat memperhatikan anaknya perhatian anak juga diperoleh dari ayah dan nenek

anak. Hal ini juga terlihat dari cara pemenuhan kebutuhan pangnan anak. Ibu

responden cukup baik dalam mengatur pangan anak, seperti anak yang baru selesai

masa ASI secara perlahan ibu memperkenalkan kepada nasi. Ibu juga menjaga

konsumsi jajanan anak sehingga anak tidak terlalu sering mengkonsumsi makanan-

makanan ringan

Total skor “YA” x 100% : 34 x 100% : 75%Total skor pengukuran 45

Bisa disimpulkan bahwa lingkungan fisik tempat perkembangan dan

pertumbuhan anak memastikan terpenuhinya kebutuhan fisik dasar dan ketersediaan

cinta kasih untuk kesehatan dan keamanan.

b. Keterlibatan orang dewasa

Keterlibatan orang dewasa pada perkembangan anak sangat berpengaruh

secara terus-menerus terutama peran ibu. Ibu responden sangat memperhatikan

perhatian anak secara konsisten dan terus-menerus. Hal ini terlihat selama wawancara

dan pengamatan terhadap responden selan ibu responden juga mendapat perhatian

dari ayah, nenek, dan kakak perempuan responden

c. Iklim emosi

Iklim emosi juga terkembangkan ialah emosi positif bagaimana anak diajarkan

agar percaya terhadap dirinya dan orang lain, namun sayangnya untuk pengembangan

iklim emosi ini anak harus lebih diberikan waktu dan ruang agar berbaur denga teman

sepermainannya tidak lebih banyak bermain dengan keluarga atau sendiri. Hal ini

ditujukan agar perkembangan kepercayaan diri anak lebih berkembang dengan baik.

Kesimpulan yang diperoleh melalui pengukuran HOME ini lingkungan rumah dan

faktor-faktor yang berinteraksi dengan ketercukupan kesejahteraan anak sudah

mencukupi, mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak

4. Responden 4 (Usia 1 Tahun 4 bulan)

A. Karakteristik Sosial Ekonomi Keluarga

Responden yang diukur adalah seoang balita yang berusia 1 tahun 4 bulan

yang bernama Syakila Priyatna. Syakila merupakan anak dari pasangan ibu Erna

Rosdiana (26 tahun) dan bapak Dikdik Priyatna (25 tahun). Ibu Erna merupakan

seorang ibu rumah tangga sedangkan suaminya seorang karyawan di swalayan Al-

alamin Dramaga yang berpenghasilan sebesar Rp 800.000,-/ bulan. Pendidikan

terakhir yang ditempuh ibu Erna adalah SMA begitupun juga dengan suami. Jumlah

anggota keluarga yang tinggal bersama mereka di rumah ada delapan orang, yakni

orang tua dari ibu Erna, ibu Erna dan suami, Syakila, dua adik ibu Erna, serta paman

dan bibi.

B. Capaian Perkembangan

Berikut adalah tabel hasil pencapaian pertumbuhan dan perkembangan Anak.

Tabel 1

No

.Aspek

Total skor

sub-skalaPersentase Keterangan

1. Gerakan kasar 6 85.7 % Bagus

2. Gerakan halus 7 100 % Bagus

3. Mengerti isyarat dan

pembicaraan4 80 % Bagus

4. Mengungkapkan dengan

isyarat/ kata-kata2 33.3 % Kurang

5. Kecerdasan 4 66.7 % Cukup

6. Menolong diri sendiri 4 80 % Bagus

7. Bergaul (tingkah laku sosial) 2 40 % Kurang

Total skor 29 69 % Cukup

Aspek gerakan kasar yang dicapai Anak berada pada status bagus dengan

persentase sebesar 85.7 %, ini berarti bahwa pencapaian pada aspek ini bagus. Hal ini

dikarenakan ibu selalu memberikan stimulasi kepada anaknya seperti mengajak untuk

bermain yang membutuhkan gerakan motorik kasar. Ada satu indicator yang belum

tercapai yaitu berjalan mundur dikarenakan Anak belum cukup mampu untuk berdiri

yang bertumpu pada tumitnya.

Poin tertinggi dicapai pada aspek gerakan halus yakni dengan persentase 100

%. Anak mampu melakukan semua indicator-indikator yang diberikan hal ini

dikarenakan ibu selalu mengajari anaknya misalnya untuk mencoret-coret dan

melempar bola. Aspek menolong diri sendiri dan mengerti isyarat dan pembicaraan.

Keterampilan motorik halus melibatkan gerakan yang diatur secara halus. Gangguan

pada perkembangan motorik halus biasanya menyebabkan anak-anak mengalami

kesulitan belajar (Santrock, 2007)[4]. Perkembangan motorik halus anak dipengaruhi

beberapa faktor salah satunya yaitu faktor lingkungan, baik lingkungan sebelum anak

dilahirkan maupun lingkungan setelah anak itu lahir[5].

Poin yang kurang didapat pada aspek bergaul (tingkah laku sosial) yaitu

dengan poin 40 %, hal ini disebabkan karena Anak jarang bermain dengan teman-

teman sekitarnya. Muhibbin dalam Nugraha, (2008:1.13) menjelaskan perkembangan

sosial sebagai proses pembentukkan sosial self (pribadi dalam masyarakat) yakni

dalam keluarga, budaya, bangsa dan seterusnya[6]. Pentingnya bergaul karena akan

menjadikan anak tidak minder dan tampil percaya diri. Dikarenakan Anak yang jarang

bergaul dengan teman-temannya sehingga pencapaian Anak dalam mengungkapkan

isyarat dan pembicaraan pun pada poin yang kurang, hal ini mungkin disebabkan pula

karena usia Anak yang masih kecil.

Bahasa adalah suatu bentuk komunikasi-lisan, tertulis atau isyarat-yang

berdasarkan pada suatu sistem dari simbol-simbol. Bahasa merupakan kemampuan

untuk berkomunikasi dengan orang lain Menurut Hurlock (1980) terdapat dua tugas

utama dalam berkomunikasi, yaitu pemahaman akan perkataan orang lain dan belajar

atau kemampuan berbicara[7]. Sehingga penting bagi ibu untuk memberi stimulasi

dengan cara mengajak berbicara kepada anaknya.

C. Perbandingan kondisi perkembangan anak hasil pengukuran dengan

literatur

Tabel Milestone of motor Development (Papalia & Olds, 1989)

Skill 25 % 50 % 90 %

Berguling-guling 2 bulan 3 bulan 5 bulan

Grasping rattle 2.5 bulan 3.5 bulan 4.5 bulan

Duduk tanpa dibantu 5 bulan 5.5 bulan 8 bulan

Berdiri dengan pegangan 5 bulan 6 bulan 10 bulan

Mengambil dengan jempol-jempol dan jari-jari 7.5 bulan 8.6 bulan 10.5 bulan

Skill 25 % 50 % 90 %

Berdiri sendiri dengan baik 10 bulan 11.5 bulan 14 bulan

Berjalan dengan baik 11 bulan 12 bulan 14.5 bulan

Membangung menara dari dua kubus 12 bulan 14 bulan 20 bulan

Berjalan di atas tangga 14 bulan 17 bulan 22 bulan

Meloncat ke tempat 20.5 bulan 22 bulan 36 bulan

Menyalin lingkaran 26 bulan 33 bulan 30 bulan

Berdasarkan pada perbandingan tabel pengukuran menurut Papalia dan Olds, maka

sesuai usia Anak capaian pertumbuhan dan perkembangan Anak sudah cukup bagus.

Anak dapat melakukan gerakan-gerakan motorik kasar dan halus, namun ada satu

indicator yang belum dapat tercapai pada gerakan motorik kasar yaitu berjalan

mundur. Hal ini mungkin saja karena Anak belum mampu untuk menyeimbangkan

badannya.

D. Pengukuran instrument HOME

No. Skala Skor Persentase Keterangan

1. Tanggap rasa dan kata 11 100 % Atas

2. Penerimaan terhadap perilaku

anak7 87.5 %

Atas

3. Pengorganisasian lingkungan 5 83.3 % Tengah

4. Penyediaan mainan 7 77.7 % Tengah

5. Keterlibatan 4 66.6 % Tengah

6. Kesempatan variasi asuhan 4 66.6 % Atas

Jumlah skor 38 84.4 % Atas

Instrument pengukuran HOME digunakan untuk mengukur lingkungan

pengasuhan anak. Dalam perkembangan anak yang optimal diperlukan lingkungan

yang memastikan terpenuhinya kebutuhan dasar fisik dan ketersediaan cinta kasih

untuk kesehatan dan keamanan, keterlibatan orang dewasa secara konsisten dan

terus menerus serta iklim emosi yang posiif untuk belajar percaya terhadap dirinya dan

orang lain.

Instrument HOME berlandaskan pada premis dasar bahwa kualitas

pengasuhan anak adalah stimulasi yang diberikan orang tua dan keluarga dalam

memberikan kehangatan, suasana penerimaan, pemberian teladan/ contoh, pemberian

pengalaman, dorongan belajar dan berbahasa serta dorongan bagi kemampuan

akademik anak.

Anak tinggal bersama delapan oang dewasa di rumahnya, secara tidak

langsung keberadaan mereka turut mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan

Anak. Jika sedang tidak bersama ibunya, maka Anak akan diasuh oleh pengasuh

kedua (kakek, nenek, atau paman dan bibinya). Sebagian besar waktu Anak

dihabiskan bersama orang-orang dirumahnya. Keberadaan Anak juga sangat diterima

di dalam keluarga.

Dilihat dari jumlah skor totalnya yaitu sebesar 84.4 % yang berarti lingkungan di

sekitar Anak cukup bagus untuk proses pertumbuhan dan perkembangannnya.

Keberadaan Anak sangat diterima, apa yang menjadi kebutuhan Anak, orang tua

sebisa mungkin untuk menyediakannya.

d. Faktor pendorong atau penyebab perkembangan

Banyak factor yang dapat menjadi pendorong atau penyebab perkembangan

anak. Mungkin saja ada aspek yang harus seharusnya sudah dapat dicapai namun

terhambat. Factor yang menghambat tersebut bisa dari faktor lingkungan maupun

faktor genetic di kehidupan anak. Anak mendapat poin 33.3 % pada aspek

mengungkapkan dengan isyarat/ kata-kata, ini mungkin saja disebabkan karena Anak

jarang bermain diluar sehingga jarang berinteraksi dengan teman-teman seusianya

dan dimungkin karena makan kesukaannya yaitu snack yang sudah pasti banyak

mengandung MSG sehingga dapat mengurangi kecerdasan otaknya.

5. Responden 4 (Usia 1 tahun 8 Bulan)

A. Kondisi umum sosial ekonomi keluarga responden

Keluarga ini terdiri dari 4 anggota keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan 2

orang anak. Responden yang bernama Alfira Zahira merupakan anak kedua. Setiap

harinya ayah responden sibuk bekerja. Sang ayah bekerja sebagai seorang penjual

daging dengan pendapatan sekitar Rp. 1.000.000/bulan, sedangkan sang ibu yang

bernama Herlina (33 tahun) sebagai ibu rumah tangga.

B. Capain Hasil Perkembangan

Tabel 1 Uji Lingkungan Perkembangan Anak (HOME) umur 0-3 tahun

No Skala Skor Status

1 Tanggap rasa dan kata 11 Atas

2 Penerimaan terhadap perilaku anak 6 Tengah

3 Penyediaan mainan 7 Tengah

4 Pengorganisasian lingkungan 3 Bawah

5 Keterlibatan ibu terhadap anak 4 Tengah

6 Kesempatan variasi asuhan 4 Atas

TOTAL 35 Tengah

Berdasarkan instrument HOME didimensi tanggap rasa dan kata, responden

tergolong baik dengan skor 11, didimensin penerimaan terhadap perilkau anak

responden tergolong cukup baik dengan skor 6, didimensi pengorganisasian

lingkungan responden tergolong kurang baik, didimensi penyediaan mainan responden

tergolong cukup baik, didimensi keterlibatan ibu terhadap anak responden tergolong

cukup baik dan yang terakhir pada dimensi kesempatan variasi asuhan responden

tergolong baik. Dari hasil total skor dimensi responden tergolong baik dengan skor 35.

Tabel 2 Bina Keluarga Balita (BKB)

No. Aspek yang diukur Skor

1. Gerakan kasar 7 (100%)

2. Gerakan halus 7 (100%)

3. Menceritakan isyarat dan pembicaraan 5 (100%)

4. Mengungkapkan dengan isyarat atau kata-kata 2 (33,33%)

5. Kecerdasan 5 (71,42%)

No. Aspek yang diukur Skor

6. Menolong diri sendiri 4 (80%)

7. Bergaul (tingkah laku sosial) 3 (60%)

TOTAL 65,98%

Gerakan Kasar

Responden mendapat persentase 100%, dari 7 indikator menjawab bisa

semua, hal ini menunjukan bahwa semua tugas perkembangan responden pada

aspek tersebut sudah dapat tercapai dengan baik. Sesuai dengan indikator

perkembangan pada instrument BKB, pada usianya yang masih 1 tahun 8 bulan

responden sudah dapat berjalan sendiri tanpa bantuan, berjalan mundur, mengambil

alat permainan atau barang –barang ringan lainnya dari lantai tanpa jatuh, menarik dan

mendorong alat permainan, duduk sendiri di kursi, naik dan turun tangga dengan

pertolongan orangtua atau pengasuhnya, dan bergoyang-goyang mengikuti irama

musik. Dari hasil pengukuran tersebut dapat disimpulkan bahwa responden memiliki

perkembangan gerakan kasar yang sangat tinggi.

Gerakan Halus

Responden mendapat persentase 100%, dari 7 indikator menjawab bisa

semua, hal ini menunjukan bahwa semua tugas perkembangan responden pada

aspek tersebut sudah dapat tercapai dengan baik. Responden sudah bisa menyusun

menara dari balok/kubus kecil, memasukan benda-benda ke dalam tongkat/pasak,

membuka lembaran-lembaran pada buku, mencoret-coret dengan pulpen, menarik,

memutar, mendorong benda-benda ringan, menggambar dengan tangan menyeluruh

serta melempar suatu benda, misalnya: bola. Dari hasil pengukuran tersebut dapat

disimpulkan bahwa responden memiliki perkembangan gerakan kasar yang sangat

tinggi.

Mengerti Isyarat dan Pembicaraan

Responden mendapat persentase 100%, dari 7 indikator menjawab bisa

semua, hal ini menunjukan bahwa semua tugas perkembangan responden pada

aspek tersebut sudah dapat tercapai dengan baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa

responden sudah mencapai semua tugas perkembangan dengan baik, seperti:

responden sudah bisa memberikan reaksi yang tepat ketika ditanya dimana meskipun

hanya dengan menunjuk-nunjuk dengan jari, sama dengan saat ditanya dimana

responden juga menunjuk-nunjuk dengan jari ketika diminta untuk menunjuk arah

seperti atas atau bawah, saat diminta untuk membawa mainannya di kursi responden

juga sudah bisa melakukannya dengan baik, responden sudah bisa mengerti kalimat

sederhana yang terdiri dari paling banyak dua kata, serta sudah bisa mengerti dua

perintah sederhana yang saling berhubungan, dapat dilihat ketika pengasuh menyuruh

mengambil mainan yang jatuh dan kemudian menyuruhnya duduk, responden dapat

mencerna dan melakukan perintah tersebut dengan baik. Dari hasil pengukuran

tersebut dapat disimpulkan bahwa semua tugas perkembangan pada dimensi ini sudah

tercapai dengan baik secara keseluruhan oleh responden, sehingga dapat dikatakan

bahwa perkembangan responden dalam dimensi ini tergolong sangat tinggi.

Mengungkapkan dengan isyarat/kata-kata

Responden mendapat persentase 33,33%, dari 6 indikator menjawab bisa

hanya dua. Dari semua tugas perkembangan pada dimensi ini, responden baru bisa

mengucapkan kata yang mempunyai arti dan mengucapkan perkataan yang disertai

gerakan untuk meminta sesuatu. Untuk 4 indikator yang lain, seperti: dapat

mengatakan hak milik dengan menunjuk pada benda milinya, menamnah

perbendaharaan kata sebanyak 50 kata , mengungkapkan kata-kata tunggal secara

berurutan untuk menceritakan suatu kejadian, dan menyebut diri sendiri dengan

namanya, responden belum mampu melakukannya. Dari hasil pengukuran pada

dimensi ini, dapat disimpulkan bahwa perkembangan responden tergolong masih

sangat rendah karena dari 6 indikator, responden baru mampu mencapai 2 indikator

saja.

Kecerdasan

Dari hasil pengukuran yang dilakukan, responden mendapat persentase

71.42% dengan skor 5 dari 7 indikator yang ada pada instrumen BKB. Responden

sudah bisa menirukan ucapan dan perbuatan orang dewasa, bereaksi terhadap

perkataan dan perintah, belajar melalui mencari tahu segala sesuatu yang dihadapi,

Responden juga sudah mampu untuk memperhatikan (berkonsentrasi) meskipun

dalam waktu yang tergolong singkat , melihat buku gambar dengan atau tanpa bantuan

orang dewasa. Responden belum mampu menyamakan atau memasangkan benda

yang serupa dan membedakan kamu dan saya. Dari pengukuran tersebut, dapat

disimpulkan bahwa perkembangan responden pada dimensi ini tergolong cukup tinggi

yaitu sekitar 71,42%.

Menolong diri sendiri

Responden mendapat presentase 80% dengan skor 4 dari 5 indikator. Hal

tersebut dapat menuunjukan secara jelas bahwa perkembangan responden pada

dimensi ini masih tergolong tinggi. Dari 5 indikator yang ada responden mampu

melakukan empat indikator, yaitu: memakai sendok, membuka sepatu atau baju, bisa

mengatakan ketika ingin ke belakang, minum dari cangkir dengan satu tangan tanpa

bantuan dari orang lain. Responden belum mampu membuka resleting.

Bergaul (tingkah laku sosial)

Responden mendapat presentase 60% dengan skor 3 dari 5 indikator.

Responden sudah bisa membantu membereskan/menyimpan benda-benda miliknya

setelah bermain, bermain sendiri, serta sudah mampu meniru tingkah laku orang

dewasa saat bermain. Namun, ada 2 indikator dalam tugas perkembangan yang belum

tercapai yaitu responden belum mampu menyebut diri sendiri dengan nama, serta

belum mampu mengenali diri sendiri di kaca. Dari skor yang di dapat responden dalam

pengukuran pada dimensi ini, dapat disimpulkan bahwa perkembangan responden

pada dimensi ini tergolong cukup tinggi.

6. Responden 6 (Usia 1 tahun 10 bulan)

A. Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga

Responden merupakan keluarga dengan 4 orang anggota keluarga yang terdiri

dari ayah, ibu, dan dua orang anak. Ayah bernama Andi dengan umur 35 tahun

dengan pendidikan lulus SD dan bekerja sebagai wiraswasta (membuka warung

klontongan). Dengan ibu bernama Tati berusia 28 tahun yang memiliki pekerjaan

sebagai ibu rumah tangga dan sekali-kali membantu menjaga warung dengan

pendidikan terakhir ibu adalah SD. Pendapatan keluarga bersumber dari hasil

penjualan di warung kelontongan sebesar Rp 1.500.000,-. Keluarga ini mempunyai 2

orang anak dimana anak pertama berumur 6 tahun dan anak kedua berumur 1 tahun

10 bulan. Anak pertama berjenis kelamin perempuan bernama Ria yang memiliki

pendidikan SD di kelas 1 sedangkan anak kedua berjenis kelamin laki-laki bernama

Arya. Keluarga ini bertempat tinggal di Jalan Pangguyangan Babakan Doneng dengan

rumah seukuran dengan kostan tempat mereka tinggal 4x4 untuk 4 orang anggota

keluarga.

B. Analisis Capain Tumbuh Kembang Responden

Capaian tumbuh kembang anak kelompok umur 1-2 tahun dengan responden

bernama Arya yang berumur 1 tahun 10 bulan diukur dengan menggunakan instrumen

BKB dan HOME. Pengukuran capaian anak mengukur perkembangan motorik kasar

dan halus anak, perkembangan bahasa anak, perkembangan intelektual, dan

perkembangan sosial anak.

- Capaian Perkembangan menurut Instrumen BKB (Bina Keluarga

Balita)

Hasil pengamatan yang dilakukan dari 7 item pertanyaan untuk mengukur

perkembangan motorik kasar responden, maka perkembangan responden termasuk ke

dalam kategori tinggi yaitu sebesar 100 persen. Dari 7 item pengukuran motorik kasar,

responden sudah dapat melakukan semua item perkembangan. Responden sudah

dapat melakukan tugas perkembangan seperti berjalan sendiri, berjalan mundur,

mengambil alat permainan dari lantai tanpa jatuh, menarik dan mendorong alat

permainan, duduk sendiri di kursi, naik dan turun tangga, dan bergoyang-goyang

mengikuti irama musik.

Hasil capaian perkembangan motorik halus responden pun memperoleh hasil

yang tinggi dimana dari 7 item aspek perkembangan semua dapat dilakukan oleh

responden. Hal ini menandakan bahwa sebesar 100 persen capaian hasil

perkembangan motorik halus responden. Pencapaian tersebut antara lain menyusun

menara dari balok, memasukkan benda-benda ke dalam tongkat, membuka lembaran,

mencoret-coret, menarik dan mendorong benda, melempar, dan menggambar dengan

gerakan menyeluruh.

Selanjutnya tahapan perkembangan bahasa anak yaitu mencakup komunikasi

aktif dan komunikasi pasif. Hasil pencapaian responden dalam komunikasi pasif yaitu

mengerti isyarat dan pembicaraan adalah sebesar 60 persen. Pencapaian ini termasuk

ke dalam kategori capaian perkembangan yang sedang. Menandakan bahwa

sebanyak 3 item yang dapat dicapai oleh responden dari 5 item pertanyaan.

Keberhasilan anak mencakup aspek memberikan reaksi dan mengerti ketika ditanya

dimana, di atas, di bawah , dan di dalam. Serta mengerti kalimat sederhana yang

terdiri dari paling banyak dua kata. Sedangkan anak belum dapat mencapai

komunikasi pasif dalam hal menjalankan perintah dan mengerti dua perintah yang

saling berhubungan.

Hasil pencapaian perkembangan responden terkait komunikasi aktif yaitu

mengungkapkan isyarat atau kata-kata tergolong rendah yaitu sebesar 50 persen. Dari

6 item perkembangan komunikasi aktif hanya 3 item yang sudah dapat dilakukan oleh

responden yaitu mengucapkan kata yang mempunyai arti, mengucapkan perkataan

disertai gerakan ketika meminta, dan mengatakan hak miliknya dengan menunjuk pada

benda miliknya. Sedangkan 3 item lain seperti menceritakan suatu kejadian secara

simple, menyebut diri dengan nama dan menambah pebendaharaan kata belum dapat

dijalankan dengan optimal oleh responden.

Pencapaian selanjutnya adalah aspek kecerdasan anak dimana responden

masuk kedalam kategori pencapaian yang tinggi dimana skor perolehan nya yaitu 85,7

persen. Dari 7 item terkait pengukuran kecerdasan hanya 1 yang belum dapat

dijalankan oleh responden yaitu dapat membedakan kamu dan saya. Pada aspek

kecerdasan anak sudah dapat menirukan perbuatan orang dewasa, berekasi terhadap

perintah yang sederhana dan tidak saling berhubungan, mampu untu menyamakan

benda serupa, melihat buku, mampu berkonsentrasi, dan belajar mengetahui sesuatu.

Sedangkan anak belum mampu untuk membedakan antara kamu dan saya.

Hasil pencapaian selajutnya adalah perkembangan kemandirian anak yaitu

kemampuan menolong diri sendiri. Responden memperoleh hasil 80 persen dimana

dari 5 item pertanyaan hanya 1 item yang belum optimal yaitu kemampuan anak

membuka reseleting sendiri. Sedanggkan kemampuan anak untuk memakai sendok

sendiri, minum dari cangkir, membuka sepatu, dan mengatakan jika ingin buang air

dapat dilakukan responden dengan baik.

Pencapaian perkembangan terakhir adalah terkait kemampuan sosial anak

dalam hal ini adalah kemampuan bergaul. Pencapaian anak dalam hal bergaul

dikategorikan masih sedang karena responden mencapai 60 persen. Dimana dari 5

item hanya 3 item yang dapat dilakukan responden dengan baik. Kemampuan sosial

anak sudah baik dalam hal mengenali gambar, bermain sendiri, dan meniru tingkah

laku orang dewasa dalam bermain. Sedangkan anak belum mampu meyebutkan

dirinya sendiri dengan nama.

Secara keseluruhan, rata-rata capaian perkembangan tumbuh kembang Arya

sebesar 78,6 persen dimana hasil capaian ini masuk ke dalam kategori sedang.

Dimana perkembangan arya sudah cukup baik tetapi kurangnya stimulus orangtua

untuk meningkatkan capaian perkembangan anak.

- Capaian Lingkungan Perkembangan Anak menggunakan HOME

N

o

Lingkungan perkembangan anak Skor Keterangan

1. Tanggap rasa dan kata 8 Interval tengah

2. Penerimaan terhadap perilaku anak 2 Interval bawah

3. Pengorganisasian lingkungan 4 Interval tengah

4. Penyediaan mainan 4 Interval bawah

5. Keterlibatan ibu terhadap anak 3 Interval tengah

6. Kesempatan variasi asuhan 1 Interval bawah

Terdapat 4 lingkungan pada anak, yaitu lingkungan mikro, meso, ekso, dan

makro. Lingkungan mikro adalah pola aktifitas dan interaksi sehari-hari dari anak

dengan objek dan orang (Bronfenbrener, 1979). Lingkungan mikro (rumah) sangat

berpengaruh dalam praktik optimalisasi perkembangan anak dimana pada lingkungan

tersebut anak lebih sering berinteraksi sehingga mendapatkan rangsangan untuk

berkomunikasi. Lingkungan rumahyang paling dekat dengan anak dan mempengaruhi

perkembangan anak dapat diukur menggunakan instrumen HOME. Instrumen HOME

untuk umur 0-3 tahun terdiri dari 45 pertanyaan (skor 45 poin) terbagi dalam 6

subskala yaitu tanggap rasa dan kata, penerimaan terhadap perilaku anak,

pengorganisasian lingkungan, penyediaan mainan, keterlibatan ibu terhadap anak, dan

kesempatan variasi asuhan. Dari hasil pengamatan dan wawancara yang dilakukan

terdapat variasi pada setiap subskala. Secara keseluruhan orang tua Arya masuk ke

dalam kategori rendah dalam memberikan stimulasi psikososial di rumah. Dimana

kategori terkecil adalah variasi pengasuhan, penerimaan terhadap perilaku anak, dan

penyediaan makanan. Sedangkan yang masuk ke kategori menengah yaitu tanggap

rasa dan kata, penggorganisasian lingkungan, dan keterlibatan ibu terhadap anak.

C. Perbandingan kondisi perkembangan anak hasil pengukuran dengan

literatur

Tabel Milestone of motor Development (Papalia & Olds, 1989)

Skill 25 % 50 % 90 %

Berguling-guling 2 bulan 3 bulan 5 bulan

Grasping rattle 2.5 bulan 3.5 bulan 4.5 bulan

Duduk tanpa dibantu 5 bulan 5.5 bulan 8 bulan

Berdiri dengan pegangan 5 bulan 6 bulan 10 bulan

Mengambil dengan jempol-jempol dan

jari-jari

7.5 bulan 8.6 bulan 10.5 bulan

Berdiri sendiri dengan baik 10 bulan 11.5 bulan 14 bulan

Berjalan dengan baik 11 bulan 12 bulan 14.5 bulan

Membangung menara dari dua kubus 12 bulan 14 bulan 20 bulan

Berjalan di atas tangga 14 bulan 17 bulan 22 bulan

Meloncat ke tempat 20.5 bulan 22 bulan 36 bulan

Menyalin lingkaran 26 bulan 33 bulan 30 bulan

Berdasarkan pada perbandingan tabel pengukuran menurut Papalia dan Olds,

maka sesuai usia Anak capaian pertumbuhan dan perkembangan Anak sudah cukup

bagus. Anak dapat melakukan gerakan-gerakan motorik kasar dan motorik halus ecara

keseluruhan seperti meloncat, menaiki tangga, berjalan mundur, dan menggunakan

tangan secara menyeluruh.

D. Analisis Faktor-Faktor diduga menjadi pendorong (penyebab) kondisi

perkembangan anak yang diukur

Pencapaian motorik halus dan motorik kasar anak dikatakan memiliki hasil

perkembangan yang paling tinggi dari perkembangan yang lainnya. Dimana sebesar

100 persen yaitu secara keseluruhan anak sudah dapat melakukan semua item

perkembangan. Faktor pendorong pencapaian ini adalah salah satunya umur dimana

anak pada umur 1 tahun 10 bulan sudah dapat melakukan gerakan halus dan kasar

seperti tahap perkembangannya. Selain itu juga kakak dari responden yang suka

mengajak adik bermain bersama di halaman kostan.

Hasil pencapaian untuk komunikasi pasif responden tergolong ke dalam

kategori sedang dengan pencapaian sebesar 60 persen. Sedangkan untuk komunikasi

aktif responden memiliki hasil sebesar 50 persen yang tergolong rendah.

Faktor penyebab kurang maksimalnya pencapaian perkembangan komunikasi

aktif ini adalah ibu sebagai pengasuh utama anak kurang mengekspresikan

komunikasinya kepada anak baik aktif maupun pasif. Hal ini ditunjukkan dengan

selama pengukuran ibu tidak menunjukkan tindakan memuji anaknya, menujukkan

rasa sayang dengan memanggil nama dengan sayang, tidak mencium anak, dan

jarang untuk menunjukkan apresiasinya terhadap keberhasilan pencapaian anak.

Padahal ini penting untuk menunjang bagaimana anak belajar dari ibu sebagai

pengasuh utama untuk menunjukkan bagaiman meekspresikan emosi positif anak.

Selain itu ibu lebih menunjukkan perilaku menentang anak dengan berteriak dan

mencubiti anak ketika perilaku anak tidak baik. Hal inilah yang akhirnya menjadikan

anak kurang baik dalam perkembangan bahasanya karena ibu sebagai pengasuh

utama kurang menunjukkan ekspresi emosinya. Hal ini juga berpengaruh terhadap

pencapaian perkembangan kognitif anak dimana anak belum bisa membedakan kamu

dan saya.

Stimulus yang diberikan orangtua terhadap bahasa anak dirasa masih kurang

karena anak belum dapat mencapai perkembangan terhadap penggunanaan bahasa

dan komunikasi. Orangtua jarang menunjukkan ekspresinya kepada anak baik secara

aktif maupun pasif.

Sedangkan kemampuan anak untuk membuka reseleting tidak dapat dilakukan

dengan baik karena tidak ada baju anak yang memiliki resleting dan tidak adanya

pembiasaan dari orangtua. Sehinggan anak tidak dapat membuka resleting, tetapi

dapat membuka sepatunya sendiri dikarenakan anak melihat dari kakaknya yang suka

menggunakan sepatu saat bersekolah.

PENUTUP

A. Kesimpulan

Tumbuh kembang anak berkembang optimal dengan pemberian stimulus dan

penyediaan sarana prasarana (mainan) yang sesuai usia anak. Secara keseluruhan

tumbuh kembang anak berkembang sesuai dengan pertambahan usia. Azka yang baru

berusia 1 tahun 5 hari belum bisa berjalan sendiri sampai dengan yang berusia Arya 1

tahun 10 bulan sudah cukup baik dalam memenuhi tugas perkembangan anak usia 1-2

tahun menurut instrumen BKB. Hal ini juga dipengaruhi oleh stimulasi psikososial yang

diukur melalui instrumen HOME, terkait pemberian stimulasi orangtua terhadap

perkembangan anak. Semakin tinggi stimulasi psikososial orangtua, maka semakin

baik pencapaian perkembangan anak.

B. Saran

Pemberian stimulasi psikososial oleh keluarga sangat diperlukan untuk

menstimulasi capaian perkembangan pada anak. Selain itu, dukungan dari lingkungan

baik internal maupun eksternal juga sangat berpengaruh terhadap hasil capaian

perkembangan anak. Penyediaan alat permainan edukatif (APE) juga perlu dilakukan

oleh keluarga untuk menunjang pencapaian perkembangan anak.

DAFTAR PUSTAKA

Hastuti D. 2009. Pengasuhan: Teori dan Prinsip serta Aplikasinya di Indonesia. Bogor:

Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, Fakultas Ekologi Manusia IPB.

Hurlock EB. 1996. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang

Kehidupan. Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga

Meredith Corporation. 2002. Stages of child development. Ladies Home Journal’s Child

Development from Birth to 4 years. http://www.lhj.com/home/stages-of-child-

development.html. [03 Oktober 2012]

Papalia DE, Olds SW, & Feldman Rd. 2008. Human Development Tenth Edition. New

York (US): McGraw Hill Companies, Inc.

Seifert K L & R J Hoffnung. 1987. Child and Adolescent Development. Houghton Miffin

Company. Boston. USA.

Soetjiningsih & R Ekawati. 2000. Kalender tumbuh kembang balita pendekatan baru

deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang balita oleh keluarga tahun 2000.

Puslitbang Keluarga Sejahtera BKKBN. Jakarta

Urie, Bronfenbrener.1979.The Ecology of Human Development Experiments by Nature

and Design.Cambridge, MA : Harvard University Press

[4][5]anonim.[terhubung berkala] http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/112/jtptunimus-gdl-

salmabirat-5555-2-babi.pdf (2 oktober2012)

[2][3]anonim. [2011]. [terhubung berkala]

http://lib.uinmalang.ac.id/thesis/chapter_ii/08410062-nurwita-c-m.ps (2 Oktober 2012)

[1][6]anonim. [2010]. [terhubung berkala]

http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52344/BAB%20II%20Tinjauan

%20Pustaka_%20I11ans.pdf?sequence=5 (2 oktober2012)

[7]anonim. [2011].[terhubung

berkala]http://repository.upi.edu/operator/upload/s_pgpaud_0703335_chapter2.pdf (2

oktober2012)

LAMPIRAN

Dokumentasi Pengukuran

Gambar Azka berjalan dengan bantuan Gambar Azka berdiri sendiri

Gambar Azka bermain sendiri Gambar Azka berkonsentrasi pada kubus