Download - Laporan BAB1-BAB5

Transcript

BAB IPENDAHULUAN1.1. Latar BelakangPoliteknik merupakan sebuah lembaga pendidikan vokasi yang berorientasi kepada kuliah teori dan praktek. Salah satunya adalah Politeknik Negeri Semarang. Untuk menghasilkan lulusan yang mampu menantisipasi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia industri, pihak Politeknik Negeri Semarang menerapkan program Link and Match. Dengan Link and Match (Kesetaraan dan Kesepadanan) ini, memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk berinteraksi langsung dengan dunia industri.Sebagai mahasiswa kelas kerjasama antara Politeknik Negeri Semarang dengan PT. PLN (Persero) diwajibkan bagi setiap mahasiswa untuk melaksanakan magang di PT. PLN (Persero). Pelaksanaan program ini didasarkan pada Peraturan Akademik Politeknik Negeri Semarang Nomor 481/N11/SK/2006 Pasal 13 ayat 2 yang menyatakan bahwa Program pendidikan terdiri dari kuliah teori dan praktek sesuai dengan kurikulum, termasuk kuliah kerja lapangan , praktek kerja lapangan, dan tugas akhir.Dengan adanya pembuatan laporan ini, politeknik negeri akan mendapatkan masukan mengenai kemajuan mahasiswa dalam pekerjaan di lapangan dan perkembangan teknologi yang ada sehingga perguruan tinggi dapat melakukan pembenahan dan perbaikan untuk tahun berikutnya.1.2. Ruang LingkupMagang dilaksanakan di PT. PLN (Persero) Area Magelang, Rayon Borobudur. Kegiatan yang dilakukan berorientasi pada hal-hal yang berhubungan dengan teknik. Waktu pelaksanaan magang dimulai tanggal 2 Februari 2015 hingga 2 Mei 2015.

1.3. Tujuan 1.3.1. Tujuan dan Kegunaan MagangTujuan magang adalah agar mahasiswa :a. Memiliki pengetahuan, sikap dan ketrampilan dalam menyelesaikan pekerjaan yang bersifat aplikatif dan praktis.b. Kenal dan memperluas pandangan mengenai lingkup pekerjaan di lapangan kerja.c. Menerapkan pengetahuan yang telah dipelajari di Politeknik Negeri Semarang.Adapun kegunaan dilaksanakannya magang ini adalah :a. Mengetahui arah profesi lulusan program kelas Kerjasama PT PLN (Persero) dengan Politeknik Negeri Semarang khususnya di bidang Teknik Elektro.b. Sebagai bahan evaluasi dalam peningkatan mutu kurikulum di masa depan.c. Mengaplikasikan prinsip-prinsip ilmu dasar yang diperoleh dari bangku perkuliahan serta menambah ilmu pengetahuan, pengalaman, dan wawasan akan praktek praktek atau proses kerja secara nyata di dunia industri yang sesungguhnya.

1.3.2. Tujuan Penulisan LaporanSetelah melaksanakan magang selama 3 bulan, mahasiswa telah memperoleh ilmu dan pengetahuan baru yang nanti akan disusun menjadi sebuah laporan sebagai suatu bukti bahwa ada satu ilmu baru yang telah diterapkan.Tujuan penulisan laporan magang adalah sebagai berikut :a. Sebagai bentuk pertanggungjawaban mahasiswa setelah melaksanakan magang.b. Melatih mahasiswa dalam menuangkan ide serta ilmu yang telah mereka terima selama pelaksanaan magang di PT PLN (Persero).c. Menyampaikan pentingnya pemeliharaan pada jaringan distribusi.d. Menyampaikan dan memperkenalkan Penertiban Pelanggaran Tenaga Listrik sebagai sarana untuk melaksanakan pemeriksaan tenaga listrik.1.4. Pembatasan MateriHal-hal yang dimuat dalam laporan ini meliputi profil dari perusahaan dan kegiatan (berupa pemeliharaan dan Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik) yang terkait selama magang berlangsung.1.5. Sistematika Penulisan LaporanUntuk mempermudah pembaca dalam mepelajari isi laporan, penulis membuat sistematika laporan sebagai berikut:BAB I PENDAHULUANBerisikan tentang latar belakang magang, ruang lingkup, tujuan magang, tujuan penulisan laporan magang, pembatasan materi, dan sistematika penulisan laporan magang.BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAANBab ini memberikan penjelasan tentang sejarah singkat PT. PLN (Persero), makna logo PT. PLN (Persero), visi, misi dan motto PT. PLN (Persero), PT. PLN (Persero) Rayon Borobudur.BAB III PEMELIHARAAN JARINGAN DISRIBUSI Bab ini membahas tentang pemeliharaan meliputi tujuan, jenis, waktu pelaksanaannya, dan hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan pemeliharaan dilaksanakan selama magang.BAB IV PENERTIBAN PEMAKAIAN TENAGA LISTRIKBab ini membahas tentang pengertian, macam pelanggaran, sanksi, pelaksanaan Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik, dan hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan yang dilaksanakan selama magang.BAB V PENUTUPBerisikan tentang kesimpulan yang diambil penulis dari pembuatan dan penulisan laporan Magang, kesan dan saran selama proses magang. Sedangkan pada bagian terakhir dari laporan ini berisi tentang Daftar Pustaka dan Lampiran.

BAB IITINJAUAN UMUM PERUSAHAAN2.1. Sejarah Singkat PerusahaanPerkembangan ketenagalistrikan di Indonesia mulai ditingkatkan pada akhir abad ke-19 pada saat beberapa perusahaan dari koloni Belanda yang bergerak dalam bidang pabrik gula dan pabrik the mendirikan pembangkit listrik untuk keperluan sendiri. Kelistrikan untuk pemanfaatan umum mulai ada pada saat perusahaan swasta Belanda yaitu NV NIGN yang semula bergerak dibidang gas memperluas usahanya dibidang listrik untuk kemanfaatan umum. Pada tahun 1927 Pemerintah Belanda membentuk sLand Waterkracht Bedrijven (LB) yaitu perusahaan listrik Negara yang mengelola PLTA Pelanggan, PLTA Lamajan dan PLTA Bengkok Dago, PLTA Ubrug dan Kracak di Jawa Barat, PLTA Giringan di madiun, PLTA tes di Bengkulu, PLTA Tonsea lama di Sulawesi Utara dan PLTU di Jakarta. Selain itu beberapa Kotapraja dibentuk perusahaan perusahaan listrik di Kotapraja.Proses peralihan kekuasaan kembali terjadi di akhir Perang Dunia II pada Agustus 1945, pada saat Jepang menyerah kepada Sekutu. Kesempatan ini kemudian dimanfaatkan oleh para pemuda dan buruh listrik melalui delegasi Buruh/Pegawai Listrik dan Gas yang bersama-sama dengan Pimpinan KNI pusat berinisiatif menghadap Presiden Soekarno untuk menyerahkan perusahaan-perusahaan tersebut kepada Pemerintah Republik Indonesia. Pada tanggal 27 Oktober 1945, Presiden Soekarno membentuk Jawatan Listrik dan Gas di bawah Departemen Pekerjaan Umum dan tenaga dengan kapasitas pembangkit tenaga listrik sebesar 157,5 MW.Sejarah ketenagalistrikan di Indonesia mengalami pasang surut sejalan dengan perjuangan bangsa. Tanggal 27 Oktober 1945 kemudian dikenal sebagai Hari Listrik dan Gas. Pada tahun 1972, sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.17, status Perusahaan Listrik Negara (PLN) ditetapkan sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara dan sebagai Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan (PKUK) dengan tugas menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum.Penetapan secara resmi sebagai Hari Listrik dan Gas berdasarkan keputusan Mentri Pekerjaan Umum dan Tenaga No.20 tahun 1960, namun kemudian berdasarkan keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik No.235/KPTS/1975 tanggal 30 September 1975 peringatan Hari Listrik dan Gas yang digabung dengan Hari Kebangkitan Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik yang jatuh pada tanggal 3 Desember. Mengingat pentingnya semangat dan nilai nilai hari listrik, maka berdasarkan Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi No.1134.K/43/MPE/1992 tanggal 31 Agustus 1992 ditetapkan tanggal 27 Oktober sebagai Hari Listrik Nasional.Pada tahun 1994 terjadi perubahan mendasar dalam tubuh perusahaan yang tadinya berstatus sebagai Perusahaan Umum ini, yaitu setelah keluarnya Perpu no.3 dan sesuai dengan akte notaris Soetjipto, SH No 169 yang menyatakan bahwa Perum PLN statusnya diubah menjadi Perseroan dengan nama PT.PLN (Persero). Perubahan status perusahaan tersebut ternyata membawa dampak sangat kuat bagi perkembangan perusahaan listrik Indonesia dalam menggapai orientasi dan obsesinya. Selain itu dalam rangka memaksimalkan peran perusahaan itu berbagai upaya telah dilakukan perusahaan ini, baik secara internal maupun secara eksternal. Perubahan internal misalnya dapat dilihat dari perubahan struktur organisasinya baik yang dikantor pusat maupun didaerah. Begitu juga secara eksternal kini PLN telah melakukan ekspansi dengan membentuk unitunit bisnis dan anak perusahaan sebagai unit pelaksanaannya.Unit wilayah yang dimiliki PLN terdiri dari 11 wilayah kerja ditambah dengan kawasan Batam sebagai wilayah khusus. Wilayah tersebut antara lain:1. Wilayah I Aceh2. Wilayah II Sumatra Utara3. Wilayah III Sumbar-Riau4. Wilayah IV Sumsel-Bengkulu-Jambi dan Bangka Belitung5. Wilayah V Kalimantan Barat6. Wilayah VI Kalimantan Selatan, Timur dan Tengah7. Wilayah VII Sulut dan Sulteng8. Wilayah VIII Sulawesi Selatan dan Tenggara9. Wilayah IX Maluku10. Wilayah X Irian jaya dan11. Wilayah XI Bali NTT NTB.Selain wilayah PLN memiliki unit distribusi Jakarta raya dan Tangerang distribusi Jawa Barat, distribusi Jawa Tengah dan Timur. Begitu juga membentuk anak perusahaan diantaranya PT.Indonesia Power, PT. Icon Plus dan PLN Batam yang sebelumnya menjadi daerah khusus. 2.2. Makna Logo PT PLN (Persero)2.2.1. Bentuk LambangBentuk, warna dan makna lambang perusahaan resmi yang digunakan adalah sesuai yang tercantum pada Lampiran Surat Keputusan Direksi Perusahaan Umum Listrik Negara No. : 031/DIR/76 Tanggal 1 Juni 1976, mengenai pembakuan Lambang Perusahaan Umum Listrik Negara.

Gambar 2.1. Gambar Logo PT PLN (Persero)

2.2.2. Elemen Dasar Lambang1. Bidang Persegi PanjangBidang Persegi Panjang Vertikal Menjadi bidang dasar bagi elemen-elemen lambang lainnya, melambangkan bahwa PT PLN (Persero) merupakan wadah atau organisasi yang terorganisir dengan sempurna.Berwarna kuning untuk menggambarkan pencerahan, seperti yang diharapkan PLN bahwa listrik mampu menciptakan pencerahan bagi kehidupan masyarakat.Kuning juga melambangkan semangat yang menyala-nyala yang dimiliki tiap insan yang berkarya di perusahaan ini. 2. Petir atau Kilat Melambangkan tenaga listrik yang terkandung di dalamnya sebagai produk jasa utama yang dihasilkan oleh perusahaan.Selain itu petir pun mengartikan kerja cepat dan tepat para insan PT PLN (Persero) dalam memberikan solusi terbaik bagi para pelanggannya.Warnanya yang merah melambangkan kedewasaan PLN sebagai perusahaan listrik pertama di Indonesia dan kedinamisan gerak laju perusahaan beserta tiap insan perusahaan serta keberanian dalam menghadapi tantangan perkembangan jaman.3. Tiga GelombangTiga Gelombang Memiliki arti gaya rambat energi listrik yang dialirkan oleh tiga bidang usaha utama yang digeluti perusahaan yaitu pembangkitan, penyaluran dan distribusi yang seiring sejalan dengan kerja keras para insan PT PLN (Persero) guna memberikan layanan terbaik bagi pelanggannya. Diberi warna biru untuk menampilkan kesan konstan (sesuatu yang tetap) seperti halnya listrik yang tetap diperlukan dalam kehidupan manusia.Di samping itu biru juga melambangkan keandalan yang dimiliki insan-insan perusahaan dalam memberikan layanan terbaik bagi para pelanggannya.2.3. Visi, Misi, dan Motto PT PLN (Persero)2.3.1. Visi PT. PLN (Persero)Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumbuh-kembang, unggul dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani.2.3.2. Misi PT. PLN (Persero)1. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham.2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.3. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.4. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.

2.3.3. Motto PLNBEKERJA, BEKERJA, BEKERJA2.4. PT. PLN (Persero) Rayon Borobudur2.4.1. Sejarah singkatRayon Borobudur merupakan perubahan nama dari rayon muntilan yang beralamat dijalan pemuda no. 170 Muntilan di wilayah Area Magelang. Rayon Borobudur diresmikan tanggal 11 Maret 2009 oleh General Manager PT. PLN (Persero) Distribusi Jateng dan DIY. Rayon Borobudur beralamat di jalan Letnan Tukiyat (Soekarno Hatta), Sawitan, Kota Mungkid.2.4.2. Bidang UsahaDi dalam penyelenggaraan dan pelayanan listrik negara untuk umum dalam negeri, PT. PLN (Persero) Rayon Borobudur memberikan jasa kepada pelanggan yaitu:1. Pelayanan pemberian informasi tata cara perhitungan besarnya biaya listrik.2. Pelayanan pemberian informasi penyambungan tenaga listrik kepada calon pelanggan, pelanggan, dan masyarakat.3. Pelayanan permintaan penyambungan baru, perubahan daya, penyambungan sementara, perubahan tarif, baik nama pelanggan dan pelayanan lainnya serta pengendalian pelanggan.4. Pelayanan pembayaran Biaya Penyambungan (BP), Tagihan Susulan (TS), biaya sementara, biaya perubahan, dan biaya lainnya yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.5. Membuat kuitansi penerimaan pembayaran biaya penyambungan.6. Membuat perintah kerja yang berhubungan dengan pelaksanaan pemasangan, perbaikan, perubahan penambahan atau pembongkaran sambungan tenaga listrik.

2.4.3. Wilayah Kerja PT. PLN (Persero) Rayon BorobudurRayon Borobudur yang beralamat di Jalan Letnan Tukiyat, Kota Mungkid, Kabupaten Magelang ini memiliki wilayah kerja yang mencangkup 9 wilayah kerja , yaitu :1. Kecamatan Borobudur2. Kecamatan Mungkid3. Kecamatan Mertoyudan4. Kecamatan Sawangan5. Kecamatan Dukun6. Kecamatan Salam7. Kecamatan Ngluwar8. Kecamatan Muntilan9. Kecamatan SrumbungDengan jumlah pelanggan yang cukup banyak, yaitu 107 ribu per maret 2015. Untuk memenuhi pasokan listrik kepada konsumen, maka wilayah kerja Rayon Borobudur di suplai dari lima penyulang yaitu :1. Penyulang Sanggrahan 62. Penyulang Sanggrahan 83. Penyulang Sanggrahan 94. Penyulang Sanggrahan 105. Penyulang Medari 9Dengan Wilayah yang cukup luas serta jumlah pelanggan yang cukup banyak, maka untuk menjaga mutu dan kualitas pelayanan dan jaringan tenaga listrik wilayah kerja rayon borobudur, dibentuk empat kantor pelayanan gangguan untuk melayani pengaduan pelanggan mengenai masalah masalah kelistrikan pada pelanggan. Empat kantor pelayanan tersebut adalah :1. Kantor Pelayanan Gangguan Borobudur2. Kantor Pelayanan Gangguan Muntilan3. Kantor Pelayanan Gangguan Sawangan4. Kantor Pelayanan Gangguan SalamPT. PLN (Persero) Rayon Borobudur bekerjasama dengan pihak ketiga mengenai perekrutan petugas pelayanan dan gangguan diwilayah tersebut. Dengan jumlah total 31 personil, dengan menggunakan 6 mobil unit diharapkan mampu melayani seluruh pelanggan dan semua jaringan yang ada diwilayah kerja Rayon Borobudur.2.4.4. Disiplin KerjaSesuai dengan kegiatan disiplin kerja, maka PT. PLN (Persero) Rayon Magelang Kota mewajibkan kepada seluruh pegawai untuk mematuhi semua peraturan yang berlaku. Adapun disiplin kerja yang dilaksanakan oleh PT PLN (Persero) Rayon Magelang Kota adalah :1. Waktu KerjaSenin-Kamis: Pukul 07.30 16.30 WIBJumat: Pukul 07.30 15.00 WIB2. Patuh terhadap perintah atasan.3. Bekerja dengan dedikasi yang tinggi serta penuh dengan profesionalitas.4. Meningkatkan kerjasama antar pegawai.5. Menjaga dan mentaati peraturan yang berlaku.6. Bersih, jujur, dan profesional.Selain itu juga diadakan pembagian piket selama 24 jam setiap hari yang memantau dan membantu dalam mengatasi gangguan yang terjadi dalam jaringan.2.5. Struktur Organisasi PerusahaanDi Rayon Borobudur, Pegawai PT. PLN berjumlah 10 orang. Sedangkan untuk bagian-bagian dibawahnya, dilaksanakan oleh vendor yang bekerjasama dengan PLN. Berikut adalah Stuktur Organisasi pegawai PT. PLN (Persero) Area Magelang Rayon Borobudur :

Gambar 2.2. Struktur Organisasi Pegawai PT. PLN (Persero) Rayon Borobudur2.5.1. Tugas dan Wewenang1. Manager RayonTugas Pokok:a. Bertanggung jawab dalam meningkatkan pelayanan pelanggan,b. Pengelolaan administrasi pelanggan,c. Pendistribusian tenaga listrik, pengoperasian, pemeliharaan jaringan dan gardu distribusi di wilayah kerjanya secara efisien dan efektif, sertad. Pelaksanaan penyambungan baru (PB) dan perubahan daya (PD) untuk mendukung peningkaan penjualan tenaga listrik kepada pelanggan, membina hubungan kerja, kemitraan dan komunikasi yang efektif guna menjaga citra perusahaan serta mewujudkan Good Corporate Governance.Untuk melaksanakan tanggung jawab sebagaimana disebutkan di atas, Manajer Rayon mempunyai tugas sebagai berikut :a. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Unit.b. Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan pemasaran, pelayanan pelanggan, pengelolaan administrasi pelanggan, pencetakan rekening, penagihan dan pengawasan piutang.c. Mengkoordinir pengelolaan pembacaan meter, evaluasi dan analisa hasil pembacaan meter serta pengelolaan hasil pembacaan meter.d. Mengkoordinir pelaksanaan pendistribusian tenaga listrik, pelayanan komplain pelanggan, kecepatan penyambungan dan pemutusan, perubahan daya serta kegiatan Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik (P2TL).e. Menganalisa dan Mengevaluasi kinerja Operasi Jaringan Distribusi.f. Bertanggung jawab atas pelaksanaan manajemen asset distribusi.g. Mengkoordinir pelaksanaan konstruksi untuk mendukung program pemasaran, mutu keandalan dan efisiensi.h. Bertanggung jawab atas penyusunan Tingkat Mutu Pelayanan.i. Melaksanakan Koordinasi dengan instalasi terkait dalam rangka meningkatkan penyaluran tenaga listrik.j. Bertanggung jawab atas pelaksanaan K3 dan peralatan kerja.k. Melaksanakan kegiatan pembinaan dan administrasi personalia, pengelolaan kesektretariatan, kehumasan, dan pengendalian keuangan.

2. Supervisor TeknikTugas Pokok :Bertanggung jawab dalam perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan pelayanan teknik yang meliputi :a. Survei perencanaan kebutuhan material dan pasang Sambungan Rumah (SR) dan Alat Pengukur dan Pembatas (APP) untuk pekerjaan PB/PD,b. Penyambungan sementara, pemutusan dan penyambungan kembali,c. Operasi dan pemeliharaan distribusi,d. Pengendalian konstruksi,e. Pengolahan data aset sesuai dengan ketentuan dan target yang telah ditetapkan perusahaan.Untuk melaksanakan tanggung jawab sebagaimana disebutkan di atas, Supervisor Pelayanan Teknik mempunyai fungsi sebagai berikut:a. Memantau dan mengendalikan permintaan PB/PD, penyambungan sementara, pemutusan dan penyambungan kembali, pembongkaran sementara/rampung dan layanan lainnya.b. Merencanakan dan mengendalikan kebutuhan material Jaringan Tegangan Menengah (JTM), Jaringan Tegangan Rendah (JTR), Trafo, SR & APP serta kebutuhan anggaran sesuai dengan kewenangannya.c. Menyusun SOP pengoperasian dan pemeliharaan jaringan distribusi.d. Menyusun rencana pembangunan, pengoperasian dan pemeliharaan jaringan distribusi.e. Mengkoordinir dan memantau pelaksanaan operasi dan pemeliharaan jaringan distribusi, cubicle, proteksi dan pembangunan jaringan.f. Memantau Pembebanan Jaringan Distribusi, mutu tegangan dan SAIDI/SAIFI.g. Melaksanakan pengelolaan sarana dan peralatan kerja.h. Membuat usulan pembangunan listrik pedesaan.i. Melakukan pengelolaan data asset.

3. Supervisor Transaksi EnergiTugas pokok :a. Bertanggung jawab dalam penekanan dan pengendalian susut energi non teknis.b. Membantu supervisor teknik dalam penyambungan sementara, pemutusan dan penyambungan kembali.Untuk melaksanakan tanggung jawab sebagaimana disebutkan di atas, Supervisor Pelayanan Teknik mempunyai fungsi sebagai berikut:a. Memantau dan mengendalikan permintaan PB/PD, penyambungan sementara, pemutusan dan penyambungan kembali, pembongkaran sementara/rampung dan layanan lainnya.b. Melaksanakan Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik (P2TL) bersama tim.c. Memantau susut kWh dan melakukan penekanannya.d. Melaksanakan pembacaan kWh meter transaksi pada gardu induk dan kWh batas antar unit.e. Melaksanakan pemeriksaan kWh meter tidak akurat.

4. Supervisor AdministrasiTugas Pokok:a. Bertanggung jawab dalam penyusunan anggaran, pengelolaan keuangan, penyelenggaraan kesekretariatan dan rumah tangga kantor.b. Pengelolaan SDM dan penyelenggaraan kegiatan hukum dan kehumasan.Untuk Melaksanakan tanggung jawab sebagaimana disebutkan diatas, Supervisor Keuangan dan Administrasi mempunyai fungsi sebagai berikut :a. Memverifikasi dan memvalidasi bukti-bukti penerimaan dan pengeluaran dana imprest.b. Melaksanakan opname saldo kas setiap bulan.c. Mengawasi dan bertanggung jawab terhadap pengiriman (transfer otomatis) dan penyimpaan fisik uang.d. Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap penerimaan pendapatan.e. Memonitor atas perekaman data transaksi keuangan dan pengiriman data SIMKEU.f. Melakukan rekonsiliasi/konfirmasi pendapatan operasi, saldo Bank, saldo hutang piutang, persekot pegawai/dinas, PUMP-KPR/BPRP dan fungsi terkait.g. Mempersiapkan dokumen berdasarkan transaksi keuangan, untuk keperluan penyeleggaraan akuntansi di kantor.h. Menyelenggarakan sub-sub administrasi yang terkait dengan transaksi keuangan (persekot pegawai/dinas, PUMP-KPR, pajak, hutang usaha, hutang biaya dan lain-lain).i. Mengelola surat-surat masuk dan keluar sesuai TLSK.j. Melaksanakan administrasi pengadaan dan pendistribusian ATK pada fungsi terkait.k. Mengelola administrasi SDM yang meliputi : SPPD, absensi pegawai, penilaian kinerja pegawai, pembayaran gaji dan tunjangan lainnya dan biaya perawatan kesehatan.l. Mengelola rumah tangga kantor dan kendaraan, serta memantau pelaksanaan kegiatan hukum.m. Membuat SPK untuk pekerjaan rumah tangga kantor dengan pihak ketiga.

5. Assistant officer/Junior officer pembacaan meter dan pengendalian piutang Tugas pokok:a. Bertanggung jawab dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian manajemen baca meter.b. Pengelolaan rekening atas penjualan tenaga listrik kepada pelanggan yang dilaksanakan secara akurat dan tepat waktu.c. Memelihara perangkat lunak dan perangkat keras serta memutakhirkan database pelanggan (Data Base Administrator/DBA)Untuk melaksanakan tangung jawab sebagaimana disebutkan diatas, Supervisor Pembacaan Meter dan Pengelolaan Rekening mempunyai fungsi sebagai berikut :a. Melaksanakan Manajemen Baca Meterb. Melaksanakan Pengelolaan Rekeningc. Bertanggung jawab atas pengoperasian dan pemeliharaan perangkat lunak dan perangkat kerasd. Bertanggung jawab atas pemeliharaan data base (sebagai Data Base Administrator)

6. Assistant officer/Junior officer akuntansi dan keuanganTugas pokok :a. Menyusun rencana dan melakukan pembukuan pendapatan operasib. Bertanggung jawab atas penerimaan, perhitungan dan pendistribusian rekening ke tempat pembayaranc. Bertanggung jawab atas pelaksanaan penagihan dan pelayanan penerimaan piutang pelanggand. Melakukan uji petik pemeriksaan saldo piutang, daftar pelunasan rekening dan penyetoran uang ke Bank di Payment Pointe. Bertanggung jawab atas penyetoran uang/giral/cek atau bukti setoran dari hasil penagihan ke fungsi keuangan.f. Mengelola, mengawasi dan mengevaluasi saldo piutang listrik (Tunggakan Rekening Listrik dan Piutang Ragu-Ragu).

7. Assistant Analyst/Junior analyst pelayanan pelangganTugas pokok :Bertanggung jawab dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pelayanan pelanggan yang meliputi :a. Informasi pelayanan, pelayanan pasang baru, perubahan daya dan layanan lainnya.b. Administrasi pelangganc. Rencana panjualand. Kehumasane. Pelaksanaan dan pengendalian penagihan atas piutang pelanggan dan usula penghapusan piutang ragu-ragu.Untuk melaksanakan tanggung jawab sebagaimana disebutkan diatas, Supervisor Pelayanan Pelanggan mempunyai fungsi sebagai berikut :a. Mengelola informasi dan penyuluhan PB/PD/layanan lainnya yang berhubungan dengan sambungan tenaga listrik kepada calon pelanggan, pelanggan dan masyarakat.b. Melaksanakan promosi penjualan tenaga listrik.c. Mengendalikan pelayanan PB/PD, penyambungan sementara, perubahan tarif, ganti nama pelanggan, balik nama pelanggan, P2TL dan perubahan lainnya serta pengaduan pelanggan yang berhubungan dengan sambungan tenaga listrik.d. Mengendalikan, memonitor proses pelaksanaan Perintah Kerja (PK).e. Memeriksa kuitansi pembayaran yang berhubungan dengan pelaksanaan PB/PD, penyambungan sementara, perubahan tarif, ganti nama pelanggan, balik nama pelanggan, P2TL dan perubahan lainnya.f. Bertanggung jawab atas penerimaan pembayaran Biaya Penyambungan (BP) / Uang Jaminan Langganan (UJL), Penyambungan Sementara, Biaya Perubahan, Tagihan Susulan dan Biaya Lainnya.g. Menjamin atas kebenaran Perubahan Data Pelanggan dan hasil Peremajaan Data Induk Pelanggan (DIL).h. Mengelola Arsip Induk Pelanggan (AIL) dan UJL.i. Melaksanakan pengumpulan data potensi pasar dan informasi pengembangan jaringan distribusi.

BAB IIIPEMELIHARAAN JARINGAN DISTRIBUSI3.1. Sistem Distribusi Tenaga ListrikSistem Tenaga Listrik dikatakan sebagai kumpulan/gabungan yang terdiri dari komponen-komponen atau alat-alat listrik seperti generator, transformator, saluran transmisi, saluran distribusi dan beban yang saling berhubungan dan merupakan satu kesatuan sehingga membentuk suatu sistem. Dalam kelistrikan, sering kali timbul persoalan-persoalan teknis, dimana tenaga listrik pada umumnya dibangkitkan pada tempat-tempat tertentu yang jauh dari kumpulan pelanggan, sedangkan pemakai tenaga listrik atau pelanggan tenaga listrik tersebar disegala penjuru tempat. Oleh karena itu, sistem distribusi tenaga listrik sangatlah penting.Sistem distribusi tenaga listrik merupakan sistem penyaluran tenaga listrik yang cukup panjang prosesnya untuk menjangkau seluruh pelanggan dipenjuru tempat. Secara sistem mutu tenaga listrik dihasilkan mulai dari pembangkit kemudian disalurkan melalui jaringan transmisi baik melalui tegangan Extra Tinggi ( di pulau Jawa 500 kV) ataupun melalui tegangan tinggi ( 150 dan 70 kV) dimana pada tegangan tinggi ini para pelanggan PLN mulai memakai aliran listrik PLN, kemudian diturunkan lagi menjadi tegangan 20 kV untuk mensupply tenaga listrik para pelanggan PLN dan diturunkan lagi menjadi tegangan 6 kV atau ke tegangan rendah 220 V atau 110 V sampai ke pelanggan PLN yang merupakan pelanggan terbanyak PLN. Sedangkan untuk distribusi tenaga listrik dimulai dari tegangan 20kV hingga pelanggan.Hal lain yang juga perlu menjadi perhatian adalah mutu peralatan listrik yang digunakan dimana dalam realitanya peralatan listrik yang digunakan PLN dari berbagai merk dan beragam produk peralatan listrik yang digunakan dimana hal ini merupakan factor internal di sisi PLNDalam menjalankan proses bisnis PT. PLN (Persero) khususnya di bidang distribusi tenaga listrik tersebut, hal yang terpenting adalah keandalan dan kontinyuitas dari penyaluran tenaga listrik tersebut. Keandalan merupakan besarnya keberhasilan operasi dari suatu jaringan untuk bekerja sesuai dengan fungsinya, untuk perioda tertentu selama masa operasinya, pada kondisi operasi tertentu. Indikator reliabilitas suatu sistem distribusi dinyatakan dalam SAIFI (System Average Interruption Frequency Index) dan SAIDI (System Interruption Duration Index).Kontinuitas pelayanan yang merupakan salah satu unsur dari mutu pelayanan tergantung pada macam sarana penyalur dan peralatan pengaman dan juga keandalan peralatannya. Sarana penyalur, jaringan distribusi mempunyai tingkat kontinuitas yang tergantung pada susunan saluran dan cara pengaturan operasinya dan pemeliharaannya, yang pada hakekatnya direncanakan dan dipilih untuk memenuhi kebutuhan dan sifat bebanUntuk mencapai keandalan dan kontinyuitas tersebut maka segala jenis gangguan diupayakan untuk diminimalisir. Adapun macam-macam gangguan yang bisa mengakibatkan menurunnya penyaluran distribusi tenaga listrik. Berdasarkan penyebabnya, bisa diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu :1. Penyebab InternalYaitu gangguan yang disebabkan oleh faktor-faktor yang ada pada jaringan itu sendiri (faktor teknis), seperti :a. Kawat penghantar rantasb. Isolator pecahc. Kondisi transformator d. Kondisi tiange. Kondisi switching (ABSW, LBS, Recloser)f. Kondisi perlengkapan pengaman lainnyag. Dan lain sebagainya.

2. Penyebab EksternalYaitu gangguan yang disebabkan oleh faktor-faktor diluar jaringan (faktor non-teknis), seperti :1. Bencana alam 2. Pepohonan3. Makhluk hidup (burung, tikus, ular, dll)4. Bangunan dekat jaringan5. Benang layangan

3.2. Pemeliharaan Secara UmumPada hakekatnya pemeliharaan merupakan suatu pekerjaan yang dimaksudkan untuk mendapatkan jaminan bahwa suatu sistem/peralatan akan berfungsi secara optimal, umur teknisnya meningkat dan aman baik bagi personil maupun bagi masyarakan umum. Dari tahun ke tahun bidang pemeliharaan jaringan distribusi diperkirakan menempati kedudukan yang cukup tinggi, baik dilihat dari fungsinya maupun dilihat dari anggaran biaya yang diperlukan. Keadaan ini dapat terjadi karena system distribusi terus semakin padat dan berkembang.3.3. TujuanDengan dasar Surat Edaran Direksi PT.PLN (Persero) Nomor : 040.E/152/DIR/1999 maksud diadakannya kegiatan pemeliharaan jaringan distribusi, tujuan utama dari pelaksanaan pemeliharaan distribusi adalah untuk :1. Menjaga agar peralatan/komponen dapat dioperasi-kan secara optimal berdasarkan spesifikasinya sehingga sesuai dengan umur ekonomisnya.2. Menjamin bahwa jaringan tetap berfungsi dengan baik untuk menyalurkan energi listrik dari pusat listrik sampai ke sisi pelanggan.3. Menjamin bahwa energi listrik yang diterima pelanggan selalu berada dalam tingkat keandalan dan mutu yang baik.4. Mendapatkan jaminan bahwa sistem/peralatan distribusi aman baik bagi personil maupun bagi masyarakat umum.5. Untuk mendapatkan efektivitas yang maksimum dengan memperkecil waktu tak jalan peralatan sehingga ongkos operasi yang menyertai diperkecil.6. Menjaga kondisi peralatan atau sistem dengan baik, sehingga kwalitas produksi atau kwalitas kerja dapat dipertahankan.7. Mempertahankan nilai atau harga diri peralatan atau system, dengan mencegah timbulnya kerusakan-kerusakan.8. Untuk menjamin keselamatan bagi karyawan yang sedang bekerja dan seluruh peralatan dari kemungkinan adanya bahaya akibat kerusakan dan kegagalan suatu alat.9. Untuk mempertahankan seluruh peralatan dengan efisiensi yang maksimum.10. Dan tujuan akhirnya yaitu untuk mendapatkan suatu kombinasi yang ekonomis antar berbagai faktor biaya dengan hasil kerja yang optimum.Dilihat dari tujuan diatas, maka pemeliharaan pencegahan tidaklah dapat diabaikan, bahkan merupakan hal yang penting untuk dilakukan.

Gambar 3.1. Grafik kemampuan dan umur peralatan (a) pemeliharaan secara benar, (b) tanpa dipelihara.3.4. Jenis PemeliharaanOleh karena luas dan kompleknya keadaan jaringan distribusi dan tidak sedikitnya system jaringan dan peralatan distribusi yang perlu dipelihara, pemeliharaan jaringan distribusi dapat dikelompokan dalam tiga macam pemeliharaan yaitu :a. Pemeliharaan Rutin (Preventive Maintenance)Pemeliharaan rutin adalah pemeliharaan untuk mencegah terjadinya kerusakan peralatan tiba-tiba dan mempertahankan unjuk kerja jaringan agar selalu beroperasi dengan keadaan dan efisiensi yang tinggi.JARAK AMAN UNTUK SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH DAN TEGANGAN RENDAH MINIMUM DALAM SATUAN METER

NORUANG BEBAS UDARA400 V20 K V

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10 Hantaran udara menyeberang jalan ka

Hentaran udara menyeberang jalan raya

Hantaran udara ketanah (lapangan)

Hantaran udara ujung pohon

Hantaran udara sepanjang jalan raya

Hantaran udara sepanjang jalan kota

Hantaran udara ke kawat telepon

Hantaran ke kabel

Hantaran ke jtr (sutr)

Hantaran ke sekur8,23

5,48

4,56

1

4,56

5,48

1,20

0,60

0,60

0,60 8,54

6,09

6,09

2,5

6,09

6,09

1,80

1,20

1,20

1,20

Tabel 3.1. Jarak Aman saluran udara TM dan TR minimum

Berdasarkan tingkat kegiatannya pemeliharaan preventif dapat dibedakan atas :1. Pemeriksaan rutin Pemeriksaan rutin adalah pekerjaan pemeriksaan jaringan secara visual (inspeksi) untuk kemudian diikuti dengan pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan pemeliharaan sesuai dengan saran-saran (rekomendasi) dari hasil inspeksi, antara lain penggantian, pembersihan, peneraan dan pengetesan.2. Pemeriksaan sistematis.Pemeliharaan sistematis adalah pekerjaan pemeliharaan yang dimaksudkan untuk menemukan kerusakan atau gejala kerusakan yang tidak ditemukan/diketahui pada saat pelaksanaan inspeksi yang kemudian disusun saran-saran untuk perbaikan. Pekerjaan dalam kegiatan pemeriksaan rutin sistematis akan lebih luas jangkauannya dan akan lebih teliti, bisa sampai tahap bongkar pasang (over houl).Contoh pemeriksaan rutin :1. Inspeksi Jaringan SUTM dan SUTR : Memeriksa dan melaporkan keadaan tiang, Bracket, Cross Arm, Pentanahan, Penghantar ,Isolator, Cut Out, Arrester, PT-LBS / PTS dan lain-lain.

Gambar 3.2. ABSW tanpa peredam di MG03-371-3

Gambar 3.3. Isolator berlumut (kanan) dan isolator suspensi pecah 1 (kiri)

Gambar 3.4. Pondasi tiang retak2. Inspeksi gardu Distribusi : Memeriksa dan melaporkan keadaan inspeksi gardu distribusi ; Sipil, Ruang gardu, kubikel, Trafo, Panel TR, Terminal, Sepatu Kabel dan lain-lain.3. Pemeriksaan instalasi dengan Infrared / Thermo Vision.4. Pengukuran beban pada trafo Distribusi.5. Pengukuran beban jurusan pada PHB TR gardu Distribusi.6. Pengukuran Tegangan ujung pada JTR.

Gambar 3.5. Alat Pengukuran dan Thermo Vision

Gambar 3.6. Pengukuran Beban pada penyulang medari 09

Gambar 3.7. Pemeriksaan jaringan dengan Thermo VisionContoh pemeliharaan rutin antara lain :1. Pengecatan tiang pada SUTM dan SUTR.2. Pemotongan ranting / dahan pada pohon yang dapat mengganggu SUTM.3. Pengecatan gardu sipil.4. Revisi instalasi gardu distribusi dan gardu hubung.5. Revisi Instalasi gardu induk disisi 20 KV.

Gambar 3.8. Kegiatan Pemotongan ranting pohon oleh tim rabas rabasb. Pemeliharaan Korektif (Corective Maintenance)Pemeliharaan korektif dapat dibedakan dalam 2 kegiatan yaitu: terencana dan tidak terencana. Kegiatan yang terencana diantaranya adalah pekerjaan perubahan /penyempurnaan yang dilakukan pada jaringan untuk memperoleh keandalan yang lebih baik. Kegiatan yang tidak terencana misalnya mengatasi/ perbaikan kerusakan peralatan/gangguan. Pekerjaan-pekerjaan yang termasuk pemeliharaan korektif diantaranya adalah :1. Pekerjaan penggantian mof kabel yang rusak2. Pekerjaan JTM yang putus3. Penggantian bushing trafo yang pecah4. Penggantian tiang yang patah.5. Dan lain lain.

Gambar 3.9. Pekerjaan SUTM putus dan isolator pecah akibat sambaran petir

Gambar 3.10. Perbaikan bushing trafo yang pecah

Gambar 3.11. Tiang yang Patah akibat kerobohan pohonc. Pemeliharaan Khusus (Emergency Maintenance)Pemeliharaan Khusus atau disebut juga pemeliharaan darurat adalah pekerjaan pemeliharaan yang dimaksud untuk memperbaiki jaringan yang rusak yang disebabkan oleh force majeure atau bencana alam seperti gempa bumi, angin rebut, kebakaran dan sebagainya yang umumnya mendadak. Dengan demikian sifat pekerjaan pemeliharaan untuk keadaan ini adalah sifatnya mendadak dan perlu segera dilaksanakan, dan pekerjaannya tidak direncanakan.(a) Sebelum Pemeliharaan(b) Sesudah Pemeliharaan (c) Sebelum Pemeliharaan(d) Sesudah PemeliharaanGambar 3.12. perbaikan JTM akibat hujan badaiGambar 3.13. pemindahan posisi tiang akibat tanah longsor3.5. Jadwal PemeliharaanSalah satu usaha untuk meningkatkan mutu, daya guna, dan keandalan tenaga listrik yang telah tercantum dalam tujuan pemeliharaan adalah menyusun program pemeliharaan periodik dengan jadwal tertentu. Menurut siklusnya kegiatan pelaksanaan pemeliharan distribusi dapat dikelompokan dalam empat kelompok yaitu :a. Pemeliharaan BulananMerupakan pemeliharaan yang dilaksanakan dalam keadaan beroperasi atau bertegangan.Misalnya pemeliharaan pada trafo distribusi.b. Pemeliharaan tri wulananMerupakan suatu kegiatan dilapangan yang dilaksanakan dalam tiga bulan dengan maksud untuk mengadakan pemeriksaan kondisi system. Dengan harapan langkah-langkah yang perlu dilaksanakan perbaikan system peralatan yang terganggu dapat ditentukan lebih awal. Bila ada keterbatasan dalam masalah data pemeliharaan, program pemeliharaan triwulan dapat dibagi untuk memelihara bagian-bagian jaringan distribusi yang rawan gangguan, diantaranya adalah saluran telanjang atau tidak berisolasi. Dimana saluran udara semacam ini diperkirakan paling rawan terhadap gangguan external misalnya pohon-pohon, benang layang-layang dan sebagainya. Kegiatan yang perlu dilakukan dalam program triwulanan adalah :1. Mengadakan inspeksi terhadap saluran udara harus mempunyai jarak aman yang sesuai dengan yang di ijinkan (2 m).2. Mengadakan evaluasi terhadap hasil inspeksi yang telah dilaksanakan dan segera mengadakan tindak lanjut.

c. Pemeliharaan semesteranMerupakan suatu kegiatan yang dilakukan dilapangan dengan maksud untuk mengetahui sendiri kemungkin keadaan beban jaringan dan tegangan pada ujung jaringan suatu penyulang TR (tegangan rendah). Dimana besarnya regulasi tegangan yang diijinkan oleh PLN pada saat ini adalah + 5% untuk sisi pengirim dan 10% untuk sisi penerima. Perbandingan beban untuk setiap fasanya pada setiap penyulang TR tidak kurang dari 90%; 100% dan 110%.Kegiatan yang perlu dilakukan dalam pemeliharaan ini adalah :1. Melakukan pengukuran (timbang) beban.2. Melaksanakan pengukuran tegangan ujung jaringan.3. Mengadakan evaluasi hasil pengukuran dan menindak lanjuti.4. Memeriksa keadaan penghantar/kawat.5. Membersihkan isolator.6. Memeriksa kondisi tiang.

d. Pemeliharaan tahunanPemeliharaan tahunan merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk mengadakan pemeriksaan dan perbaikan system peralatan. Kegiatan pemeliharaan tahunan biasanya dilaksanakan menurut tingkat prioritas tertentu .Pada prakteknya pemeliharaan tahunan dapat dilaksanakan dalam dua keadaan yaitu :1. Pemeliharaan tahunan keadaan bertegangan.2. Pemeliharaan tahunan keadaan bebas tegangan.

e. Pemeliharaan tiga tahunanPemeliharaan tiga tahunan merupakan program pemeliharaan sebagai tindak lanjut dari kegiatan pemeliharaan tahunan yang telah diselenggarakan. Kegiatan pemeliharaan tiga tahunan dilaksanakan dalam keadaan bebas tegangan dimana sifat pemeliharaanya baik teliti dan penyaluran, biasa sampai tahap bongkar pasang (over houl). Dengan keadaan ini, pelaksanaan pemeliharaan tiga tahunan merupakan kegiatan pemeliharaan rutin yang termasuk pekerjaan pemeriksaan rutin sistematis.

Gambar 3.14. Pemeliharaan Transformator 60 MVA

Gambar 3.15. Salah satu alat pengecekan kondisi belitan transformator3.6. Pemeliharaan TiangPemeliharaan tiang perlu dilakukan untuk menjaga saluran udara dalam pendistribusian listrik terjaga keandalan dan kontinyuitasnya. Berikut alasan pemeliharaan tiang diperlukan :1. Pemeliharaan rutin / preventif2. Keropos (tiang besi) dan perlu diganti3. Berkarat, perlu dicat ulang4. Pecah (tiang beton) dan harus diganti5. Bengkok, perlu diganti6. Roboh, perlu diganti7. Digeser / dipindahkanCara penggantian tiang :1. Gunakan perkakas kerja dan peralatan K3 sesuai kebutuhan.2. Bila kondisi di tempat kerja aman, listrik jangan dipadamkan.3. Kerjakan dulu penggalian lubang tiang sebelum pemadaman 1/ 6 dari panjang tiang 4. Bila kondisi tiang yang lama masih kuat dapat digunakan sebagai tempat roll / pully untuk mengangkat tiang5. Ikat tiang pada titik beratnya6. Angkat tiang dengan menggunakan pully7. Bila posisi bagian bawah tiang sudah menggantung di atas lubang galian, masukkan tiang kedalam lubang tersebut8. Kuatkan posisi tiang pada keadaan tegak lurus, gunakan batu-batu kecil dan tanah untuk menguatkannya serta dipadatkan dengan menggunakan linggis.

Gambar 3.16. Pengangkatan tiang baru dengan memanfaatkan tiang lamaCara mendirikan tiang baru :1. Gunakan perkakas kerja dan peralatan K3 sesuai kebutuhan.2. Bila kondisi di tempat kerja aman, listrik jangan dipadamkan.3. Gali lubang sedalam 1 / 6 panjang tiang dengan diameter dua kali diameter bagian bawah tiang

Gambar 3.17. Ukuran lubang galian4. Letakkan tiang dekat lubang;a. Tiang besi :bagian bawah tiang didekatkan di dekat lubang / mulut lubang yang dipotong miring 45 b. Tiang beton : posisi titik berat tiang didekat lubang5. Ikat ujung tiang dengan tambang6. Angkat tiang dan tanam pada lubangnya Tiang besi : mengangkatnya mulai dari ujung tiang oleh beberapa orang dan dibantu dengan alat penyangga dari kayu / besi, pangkal tiang langsung dimasukkan ke dalam lubang. Dorong terus dengan tenaga orang menggunakan alat penyangga dan tambang hingga posisi tiang berdiri tegak-lurus.a. Tiang beton : mengangkatnya menggunakan pully yang diikatkatkan pada Tripod atau sebatang bambu yang ditahan oleh beberapa tambang Masukkan pangkal tiang bila posisinya sudah menggantung di atas lubang, Perlahan-lahan turunkan sampai posisi tiang berdiri tegak-lurus dengan pengaturan menggunakan tambang.b. Kuatkan posisi tiang dengan memasukkan batu-batu kecil dan tanah kemudian padatkan dengan menggunakan linggis.

Gambar 3.18. Mendirikan tiang dengan tenaga orang

Gambar 3.19. Mendirikan tiang menggunakan kaki tiga (tripod)

Gambar 3.20. Mendirikan tiang menggunakan crane-hydraulik3.7. Pemeliharaan Transformator Distribusi 1 phasaTrafo Distribusi adalah merupakan suatu komponen yang sangat penting dalam penyaluran tenaga listrik dari gardu distribusi menuju ke konsumen. Kerusakan pada Trafo Distribusi dapat menyebabkan kontinyuitas pelayanan terhadap konsumen akan terganggu (terjadi pemutusan aliran listrik atau pemadaman).Transformator atau trafo adalah komponen elektromagnetik yang dapat merubah tegangan tinggi ke rendah atau sebaliknya dalam frekuensi yang sama. Trafo merupakan perlatan paling utama dari saluran distribusi dan transmisi yang diharapkan dapat beroperasi dengan maksimal (kerja terus menerus tanpa henti).Agar transformator dapat berfungsi dengan baik, maka trafo harus dipelihara dan dirawat dengan baik menggunakan sistem dan peralatan yang tepat.(a) Bagian Luar Trafo 1 phasa(b) Name Plate Trafo i phasa

(c) Bagian dalam trafo tanpa minyak (kanan) dan tap changer (kiri)Gambar 3.21. Transformator CSP (Complete Self Protection)Trafo distribusi 1 phasa yang digunakan adalah trafo distribusi tipe CSP (Complete Self Protection). Trafo tipe ini memiliki pengaman sebagai kesatuan unit trafo pengaman yang terdiri dari pengaman terhadap gangguan surja petir dan surja hubung , pengaman beban lebih dan pengaman hubung singkat. Selain itu trafo ini juga dilengkapi dengan lampu merah peringatan yang akan menyala bila temperatur kumparan melebihi batas yang diijinkan untuk isolasinya Kondisi ini apabila tidak diambil tindakan dan temperatur mencapai batas bahaya maka CB (circuit breaker) akan bekerja membuka. Apabila diperlukan CB dapat diset pada posisi darurat untuk melakukan beban lebih sementara. Dalam gambar diatas terlihat bentuk trafo tipe CSP satu fasa.3.7.1. Pengukuran Tahanan Isolasi Pengukuran tahanan isolasi belitan transformator adalah proses pengukuran dengan suatu alat ukur Insulation tester (megger) untuk memperoleh hasil (nilai/besaran) tahanan isolasi belitan/kumparan trafo tenaga antar bagian yang diberi tegangan (fasa) terhadap badan (case/body) maupun antar belitan primer, sekunder dan tersier (bila ada).Pengukuran tahanan isolasi dilakukan pada awal pengujian dimaksudkan untuk mengetahui secara dini kondisi isolasi trafo, untuk menghindari kegagalan yang fatal dan pengujian selanjutnya. Pengukuran tahanan isolasi juga dilakukan pada trafo yang telah rusak untuk mengetahui bagian dari trafo yang rusak. Dengan maksud jika bagian yang rusak itu bisa diperbaiki, maka tidak perlu melakukan penggantian trafo dengan trafo yang baru. Pengukuran yang dilakukan antara: 1. sisi HV (Primer) - LV (Sekunder)2. sisi HV (Primer) Body trafo3. sisi LV (Sekunder) Body Trafo4. X1/X2-X3/X4 (trafo 1 fasa) 5. X1-X2 dan X3-X4 (trafo 1 phasa dengan Circuit Breaker)

Gambar 3.22. Megger (KYURITSU model 3123)Transformator di nilai masih baik tahanan isolasinya apabila indikator menunjukan warna hijau (tahanan isolasi lebih dari 6000 ohm) ketika :1. Pengukuran X1-X2 (Breaker open)2. Pengukuran X3-X4 (Breaker open)3. Pengukuran sisi primer sekunder4. Pengukuran X1/X2-X3/X4, dan 5. Pengukuran sisi sekunder - body trafo.Serta menunjukan warna merah (tahanan isolasi sama dengan nol) ketika :1. Pengukuran sisi primer body trafo2. Pengukuran X1-X2 (Breaker close)3. Pengukuran X3-X4 (Breaker close)PX1X2X3X4

G0Ada NilaiAda NilaiAda NilaiAda Nilai

X1Ada Nilai----

X2Ada NilaiAda Nilai---

X3Ada NilaiAda NilaiAda Nilai--

X4Ada NilaiAda NilaiAda NilaiAda Nilai-

Tabel 3.2. Hasil Pengukuran pada posisi breaker open / terbuka kondisi normalPX1X2X3X4

G0Ada NilaiAda NilaiAda NilaiAda Nilai

X1Ada Nilai----

X2Ada Nilai0---

X3Ada NilaiAda NilaiAda Nilai--

X4Ada NilaiAda NilaiAda Nilai0-

Tabel 3.3 . Hasil Pengukuran pada posisi breaker close / tertutup kondisi normalBila dalam pengukuran tahanan isolasi tidak sesuai dengan keterangan diatas, maka trafo tersebut dalam kondisi rusak. Bagian yang rusak bisa berupa pengaman pelebur disisi primer yang rusak, breaker disisi sekunder yang rusak, kabel pada bushing primer atau sekunder putus, dan terjadi kerusakan pada belitan primer dan/atau sekunder.3.7.2. Pemasangan Ground Rod Pentanahan/pembumian (Grounding) merupakan salah satu faktor kunci dalam usaha pengamanan rangkaian listrik. Dirancang untuk mencegah timbulnya bahaya listrik seperti sengatan listrik, kebakaran, dan lain lain. Oleh karenanya, setiap peralatan listrik perlu dibumikan termasuk peralatan jaringan distribusi tenaga listrik milik PLN.Di Area Magelang sendiri, untuk pembumian transformator menggunakan dua buah ground wire. Ground wire antara body transformator dan arrester dipisah (ground wire arrester langsung ke tanah dan ground wire body trafo langsung ketanah) seperti gambar dibawah ini.

Gambar 3.23. Trafo dengan dua ground wirePemasangan dua ground wire pada trafo ini bertujuan untuk mengantisipasi arus gangguan yang diakibatkan oleh petir sehingga arus gangguan akibat petir yang melalui arrester langsung mengalir kebumi. Hal ini didasarkan oleh cara kerja arrester dan hukum kirchoff tentang arus.Pada dasarnya, besarnya tegangan sub transien yang dibawa oleh petir dapat membahayakan trafo ketika mengenainya. Arrester berfungsi sebagai konduktor ketika terjadi sambaran petir tersebut, sehingga besarnya tegangan dan arus yang dibawa oleh petir dialirkan ke tanah melalui arrester. Jika, antara arrester dengan body trafo dihubungkan dikhawatirkan akan mengakibatkan kerusakan pada transformator.

Gambar 3.24. Aliran arus yang terjadi akibat petir Dengan satu pentanahan Ditakutkan arus yang mengalir ke bushing sekuder inilah yang membahayakan. Dikhawatirkan arus gangguan ini mengakibatkan kerusakan di belitan maupun kondisi minyak pada trafo.Jika belitan pada trafo telah rusak, maka trafo sudah tidak bisa diperbaiki lagi. Oleh karenanya, pemasangan ground rod khusus untuk arrester perlu dilaksanakan untuk menjaga keamanan transformator dari gangguan.Berikut realisasi pemasangan ground rod pada transformator 1 phasa :

Gambar 3.25. Ground Rod yang dipasang untuk pengamanan arrester

Gambar 3.26. Petugas memasang ground rod

Gambar 3.27. Petugas menambahkan ground wire pada trafo

3.7.3. Perbaikan Trafo RusakTrafo rusak merupakan salah satu masalah dalam sistem distribusi tenaga listrik yang vital. Terutama ketika persediaan trafo baru dan/atau trafo yang masih layak pakai kosong. Dalam hal ini, ada dua hal yang bisa dilakukan untuk mengatasinya. Yaitu dengan memasang trafo mobil lalu memperbaiki trafo yang rusak tersebut. Namun, tidak semua trafo yang rusak dapat diperbaiki (tergantung bagian mana yang rusak).

Gambar 3.28. Penggunaan Trafo mobil untuk mengatasi trafo rusakPengukuran tahanan isolasi trafo terlebih dahulu dilakukan untuk mengetahui bagian trafo yang rusak. Jika dinilai hasil pengukuran tahanan trafo itu masih bisa diperbaiki, maka dilakukan upaya-upaya perbaikan trafo tersebut. Hal yang perlu diperhatikan dalam setiap perbaikan trafo 1 phasa adalah penanganannya yang ekstra hati-hati karena pada trafo 1 phasa jarak antar belitan sangatlah dekat dan hanya dipisahkan oleh sekat khusus. Jika tidak dilakukan secara hati-hati dan teliti dikhawatirkan dapat mengakibatkan sekat cacat dan/atau terhubungnya belitan yang satu dengan belitan yang lain. Berikut merupakan hasil pengukuran tahanan isolasi trafo yang rusak :a. Trafo 1 phasa 50 kVA Trafindo, Dukun

Gambar 3.29. Hubung Belitan trafo 1 phasaPX1X2X3X4

G0100000100000100000100000

X10----

X260006000---

X3001800--

X460006000100006000-

Tabel 3.4. Hasil Pengukuran trafo Trafindo pada posisi breaker open / terbukaPX1X2X3X4

G0100000100000100000100000

X10----

X200---

X3000--

X40000-

Tabel 3.5. Hasil Pengukuran trafo Trafindo pada posisi breaker close/tertutupDari data diatas, didapatkan bahwa antara belitan yang satu dengan yang lain terhubung (short) sehingga perbaikan tidak bisa dilakukan. Solusi yang dilakukan adalah mengganti trafo dengan yang baru untuk wilayah dukun.

b. Trafo 1 phasa 50 kVA Voltra, SalamPX1X2X3X4

G0100000100000100000100000

X160000----

X260000100000---

X39000030000100000--

X4750003000010000060000-

Tabel 3.6. Hasil Pengukuran trafo Voltra pada posisi breaker open / terbukaPX1X2X3X4

G0100000100000100000100000

X160000----

X2600000---

X39000030000100000--

X47500030000100000-

Tabel 3.7. Hasil Pengukuran trafo Voltra pada posisi breaker close / tertutupDari data diatas, terjadi kelainan pada pengukuran tahanan isolasi pada X3-X4 ketika breaker close/tertutup. Seharusnya ketika kondisi breaker close/tertutup X3-X4 terhubung dan menunjukan nilai 0. Kemungkinan sambungan antara X3 dan X4 terputus. Dilakukan pembukaan trafo untuk mengetahui bagian yang putus.

Gambar 3.30. Kawat penghantar X4 putus dari bushing trafoDilakukan penggantian bushing trafo dengan menggunakan bushing trafo milik trafo yang telah rusak.Menyambungan kembali penghantar yang putus ke bushing sekunder tersebut.Setelah dilakukan perbaikan trafo 1 phasa, dilakukan kembali pengukuran tahanan isolasi trafo tersebut. Jika hasil dari pengukuran tersebut sesuai dengan tabel 3.2. dan tabel 3.3. maka kondisi trafo telah kembali normal.3.8. Pelaporan Pada Pekerjaan Pemeliharaan3. 3.7. 3.8.1. Fungsi pelaporanSetiap kegiatan dan kejadian dalam pemeliharaan jaringan harus selalu dibuatkan laporannya. Fungsi laporan diharapkan dapat membantu manajemen dalam :1. Menilai unjuk kerja jaringan, ranting / rayon.2. Mengetahui kondisi jaringan / gardu.3. Menentukan tindakan untuk memperbaiki kualitas dan keandalan jaringan.4. Memperkirakan kebutuhan material dan biaya pemeliharaan.

3.8.2. Kejadian yang Dilaporkan1. Pemadaman, meliputi :a. Karena gangguan atau direncanakan.b. Jumlah pelanggan yang padam.c. Sebab pemadaman.d. kWh yang tak tersalurkan.e. Pemakaian material untuk mengatasi gangguan.2. Prosedur pengamanan dalam pekerjaan pada instalasi tegangan tinggi. 3. Pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan pemeliharaan. 4. Pengoperasian kembali.

BAB IVPENERTIBAN PEMAKAIAN TENAGA LISTRIK4.1. UmumDalam banyak kasus pemakaian tenaga listrik, tidak jarang ditemukan suatu pelanggaran pemakaiannya. Pelanggaran yang dilakukan tersebut, bukan hanya melanggar aturan yang sah tetapi juga sangat membahayakan keselamatan diri sendiri dan orang lain. Hal tersebut melatarbelakangi terbentuknya Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik. Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik (P2TL) merupakan tim lapangan dari PLN untuk melakukan pemeriksaan rutin penggunaan listrik. Pemeriksaan ini dimaksud untuk memastikan bahwa listrik yang disediakan untuk pelanggan digunakan dengan prosedur yang benar sehingga diperoleh jaminan keamanan, keselamatan, dan kenyamanan dalam menggunakan tenaga listrik. Setiap kegiatan P2TL, selalu diikuti oleh seorang pegawai PLN.4.2. Tujuan1. Memberikan kepastian bahwa pelanggan PLN benar-benar telah menggunakan listrik sesuai prosedur dan dengan cara yang benar.2. Sebagai upaya untuk menningkatkan mutu dan keandalan pasokan listrik.

4.3. Golongan Pelanggaran PemakaianDalam pemeriksaan listrik pelanggan, tidak jarang ditemukan pelanggaran pelanggaran yang dilakukan oleh pelanggan dalam upaya untuk kepentingan pribadi yang menyalahi aturan. Dalam hal ini, ada beberapa teknik yang dilakukan dalam pencurian listrik tersebut, diantaranya :1. Menyambung langsung aliran listrik2. Mempengaruhi pembatas daya3. Mempengaruhi pemakaian energi

Dari penjelasan diatas, golongan pelanggaran dapat dibagi menjadi empat. Yaitu :

1. P1 (Pelanggaran mempengaruhi batas daya)2. P2 (Pelanggaran mempengaruhi pengukuran energi)3. P3 (Pelanggaran mempengaruhi batas daya dan pengukuran energi)4. P4 (Pelanggaran yang dilakukan oleh bukan pelanggan)

Gambar 4.1. Pelanggaran mempengaruhi batas daya (kanan) dan Pelanggaran mempengaruhi pengukuran energi (kiri)4.4. Ketidaksesuaian Rekening Pemakaian Tenaga ListrikDalam melakukan Pemeriksaan ketika terjadi peelanggaran oleh pelanggan, ditemukan ketidak sesuaian antara rekening listrik milik pelanggan dan pemakaian tenaga listriknya. Berikut kategori ketidak sesuaian rekening milik pelanggan :1. K1 yaitu apabila pemakaian tenaga listrik pada pelanggan yang peruntukannya tidak sesuai dengan golongan tarif pada atas hak yang sah/surat perjanjian jual beli tenaga listrik2. K2 yaitu ketidaksesuaian pada APP dan atau perlengkapan APP, sehingga menyebabkan kelebihan maupun kekurangan tagihan pada pelanggan.3. K3 yaitu apabila terjadi kelainan pada APP dan atau perlengkapan APP karena kondisi alam dan atau keterbatasan PLN dan atau kejadian diluar kendali pelanggan.4.5. Sanksi P2TLApabila didapati Kelainan atas pemakaian tenaga listrik maka dapat dikenai sanksi berupa :1. Sanksi Perdata, adalah sanksi yang dikenakan kepada Pelanggan akibat Pelanggaran atau Kelainan yang dapat berupa sanksi Pemutusan dan/atau Tagihan Susulan dan/atau biaya-biaya lainnya, atau sanksi yang dikenakan kepada Non Pelanggan akibat Pelanggaran yang dapat berupa sanksi Pemutusan dan/atau Ganti Rugi1. Sanksi Pidana, adalah sanksi yang dikenakan kepada Pelanggan atau Non Pelanggan berdasarkan ketentuan Hukum Pidana yang berlaku.Pelanggaran oleh pelanggan atau non pelanggan dikenakan sanksi perdata dan atau sanksi pidana, sedangkan Kelainan oleh pelanggan hanya dikenakan sanksi perdata. Sanksi perdata bagi pelanggan berupa : pemutusan sementara, pembongkaran rampung, tagihan susulan dan biaya P2TL lainnya, sedangkan sanksi perdata bagi non pelanggan berupa pemutusan rampung dan ganti rugi.Berikut dijelaskan perhitungan Tagihan Susulan (TS) Pelanggaran, yaitu :TS Daya/P I =12 x 1,5 x kVA Daya Kedapatan x Bea Beban Tarif Kedapatan

TS Energi/P II=12 x 720 x kVA Daya Tersambung x 0,85 x Tarif kWh Multiguna dengan faktor N=1.

TS Daya & Energi/P III=TS (P I) + TS (P II)dimana dua-duanya menggunakan daya kedapatan. Untuk Non Pelanggan dikenakan Ganti Rugi (GR) sama dengan TS P II

Sedangkan untuk perhitungan Tagihan Susulan (TS) berupa Kelainan, yaitu :TS K I=Selisih tarip daya dan tarip energi sesuai TDL antara sebelum dan kenyataan temuan P2TL dengan batas maksimum 12 bulan pemakaian

TS K II=(Kelebihan daya yang dipakai terhadap Daya Tersambung yang belum tertagih) x (Tarip Daya sesuai TDL) + (Sebagian atau semua energi yang tidak terukur, tidak tercatat dan/atau belum tertagih) x (tarip energi sesuai TDL) dengan batas maksimum 12 bulan pemakaian.

TS K III=Tidak dikenakan Tagihan Susulan

Tagihan Susulan dapat diangsur dengan jangka waktu paling lama 12 bulan. Dalam hal tertentu dapat lebih dari 12 bulan berdasarkan ketetapan General Manager. Bila angsuran melebihi 12 bulan harus diperhitungkan perubahan nilai mata uang selama perpanjangan angsuran. (Berdasarkan surat keputusan Direktur Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi Nomor 318-12/20/600.1/2008 tanggal 11 Agustus 2008 tentang Pengesahan Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 234.K/DIR/2008 mengenai Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik (P2TL))4.6. Pelaksanaan P2TLMengacu peraturan energi dan sumber daya mineral nomor 09 tahun 2011 tanggal 13 Mei 2011 tentang tarif tenaga listrik yang disediakan oleh Perusahaan Perseroan (Perser) PT. Perusahaan Listrik Negara dan keputusan direksi PT. PLN (Perser) Nomor 1486.K/DIR/2011 tanggal 27 Desember 2011 tentang penertiban Pemakaian Tenaga Listrik (P2TL) yang telah disahkan oleh keputusan Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Nomor 33-12/600.1/2012, tanggal 09 Januari 2012 maka pelaksanaan P2TL dapat berlangsung dengan jelas dan bertanggung jawab.4.6.1. Ciri Ciri Petugas P2TL1. Membawa surat perintah penugasan (SPP) yang ditanda tangani oleh pejabat yang berwenang (Manajer Rayon Borobudur) dengan tanda stempel PLN1. Memakai ID Card/Tanda pengenal1. Membawa peralatan kerja lengkap beserta formulir P2TL PT. PLN, tidak menerima pembayaran apapun di lokasi pelanggan termasuk meminta uang dalam bentuk apapun.

4.6.2. Prosedur Pelaksanaan P2TL Prosedur pelaksanaan bagi tim P2TL di lokasi pelanggan merupakan salah satu prosedur yang dibuat oleh setiap tim yang bertugas. Berikut prosedur pelaksanaannya :2. Petugas P2TL resmi ijin kepada penghuni rumah sebelum pemeriksaan dan menyampaikan maksud dan memberikan surat tugas.2. Pelanggan akan diminta untuk menyaksikan pemeriksaan2. Petugas P2TL melakukan pemeriksaan secara visual terhadap kondisi fisik Saluran Luar Pelayanan, Saluran Masuk Pelayanan, Segel-segel, kWhmeter, Pembatas dan Kotak APP.2. Petugas P2TL melakukan perhitungan daya yang diukur oleh kWh meter.2. Apabila dipandang perlu, petugas akan membuka segel tutup kontak APP dan terminal kWh meter.2. Melakukan pengukuran arus primer dan sekunder CT untuk mendapatkan perbandingan arus primer dan sekunder CT yang hasilnya dibandingkan dengan ratio CT terpasang2. Bila ditemukan hal tak wajar, petugas akan melakukan pemotretan dan mengambil barang bukti serta memasukan ke dalam kantung plastik yang kemudian dipasang stiker.2. Apabila dilakukan pengambilan barang bukti, petugas membuat berita acara pengambilan barang bukti yang ditanda tangani oleh pelanggan, petugas kepolisian.2. Setelah selesai memeriksa, petugas membuat berita acara pemeriksaan secara lengkap, dengan menggunakan formulir berita acara pemeriksaan yang ditanda tangani pelanggan, petugas P2TL dan petugas kepolisian.2. Berkas dalam pemeriksaan dan berita acara pengambilan barang bukti diserahkan kepada pelanggan disertai dengan penjelasan mengenai hasil pemeriksaan.2. Bila dalam pemeriksaan ditemukan pelanggaran penggunaan tenaga listrik, petugas langsung melakukan pemutusan aliran listrik, kecuali ada kesanggupan pelanggan untuk segera menyelesaikan tagihan susulan yang dibuktikan melalui surat kesanggupan.2. Setiap selesai melakukan pemeriksaan, petugas akan melakukan penyegelan kembali dan menyampaikan kepada pelanggan bahwa pemeriksaan telah selesai dan telah di segel kembali.

4.6.3. Kedapatan PelanggaranDalam kegiatan yang dilakukan selama tiga bulan terakhir (khususnya awal bulan februari dan akhir bulan april) didapatkan :11. Pelanggaran Mempengaruhi batas daya (P1), ditemukan lima pelanggan yang diketahui mengganti MCB milik PLN dengan MCB yang ada dipasaran.11. Pelanggaran Mempengaruhi batas daya dan pengukuran energi (P3), ditemukan pelanggan yang menyambung langsung listrik tanpa melalui Kwhmeter, dan MCB-nya telah diganti dengan MCB pasaran.11. Kelainan pada APP milik pelanggan.

Gambar 4.2. MCB yang digunakan bukan Milik PLN

Gambar 4.3. Pengukuran beban maksimum pelanggan4.6.4. P2TL GabunganSalah satu program dari Area Magelang untuk pelaksanaan P2TL di lapangan yaitu dengan membentuk tim P2TL gabungan. P2TL gabungan adalah tiga tim P2TL yang berasal dari tiga rayon berbeda yang nantinya akan diarahkan ke satu daerah (yang nilai susut non-teknisnya tinggi) untuk melakukan pemeriksaan listrik. .Gambar 4.4. Validasi Pelanggan Besar bersama tim P2TL Area MagelangHal hal yang dilakukan oleh tim P2TL gabungan tidak jauh berbeda dengan kegiatan tim P2TL biasanya. Hanya saja, dengan ditambahnya P2TL dari area Magelang maka dilakukan validasi dan pemeriksaan secara langsung penggunaan tenaga listrik pelanggan pelanggan besar.

BAB VPENUTUP5.1. KesimpulanBerdasarkan kegiatan magang dan laporan yang telah disusun, kesimpulan yang dapat diambil adalah :2. Pemeliharaan merupakan faktor yang sangat penting untuk mendapatkan suatu kombinasi yang ekonomis antar berbagai factor biaya dengan hasil kerja yang optimum.2. Pemeliharaan terdiri dari tiga macam pemeliharaan yaitu pemeliharaan rutin, korektif, dan darurat. Berdasarkan waktu pelaksanaannya, pemeliharaan terdiri dari pemeliharaan bulanan, triwulanan, semesteran, tahunan, dan tiga tahunan.2. Pemeriksaan atau inspeksi merupakan awal dari pemeliharaan yang sangat penting untuk merencanakan pemeliharaan sedemikian rupa sehingga proses pemeliharaan berjalan secara maksimal.2. Pemeliharaan tiang sangat penting dalam sistem distribusi dengan jenis saluran udara untuk menjaga kelangsungan pendistribusian tenaga listrik ke pelanggan.2. Pemasangan ground rod pada transformator sangat berguna untuk mengamankan transformator pada saat terkena sambaran petir.2. Penertiban Pelanggaran Tenaga Listrik (P2TL) merupakan rangkaian kegiatan meliputi perencanaan, pemeriksaan, tindakan dan penyelesaian yang dilakukan oleh PLN terhadap aset jaringan dan proteksi terkait adanya pemakaian tenaga listrik yang menyalahi aturan.2. P2TL Gabungan merupakan program area magelang yang cukup efektif untuk menangani kasus dalam suatu daerah yang sangat besar kemungkinannya untuk terjadinya pelanggaran.

5.2. SaranDalam melaksanakan kegiatan magang di PT PLN, Rayon Borobudur selama tiga bulan, sekiranya kami memiliki beberapa masukan berupa saran yang membangun seperti berikut :1. Dalam melakukan kegiatan pemeliharaan kiranya selalu mengacu pada SOP atau prosedur yang berlaku agar aman dan kegiatan dapat berjalan dengan lancar.2. Selalu mengutamakan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja ketika melakukan kegiatan pemeliharaan.3. Selalu memperhatikan sistem komunikasi dan koordinasi dalam pelaksanaan pemadaman dan penyalaan setelah pemeliharaan.4. Perlunya pengawasan terhadap segala pelaksanaan kegiatan pemeliharaan jaringan distribusi5. Perlunya dua tim P2TL untuk meningkatkan penurunan susut nonteknis akibat pelanggaran oleh pelanggan ataupun non-pelanggan.

5.3. Kesan1. Selama melakukan kegiatan magang di PT. PLN Rayon Borobudur selama 3 bulan, kami merasakan rasa kebersamaan dan kekeluargaan yang sangat baik antara mahasiswa magang dengan pembimbing lapangan, para staff kantor dan para teknisi lapangan yang ada.2. Selama magang, kami juga menerima banyak pelajaran baru yang belum pernah kami dapatkan di meja kuliah.3. Mendapatkan relasi baru dengan pihak PT. PLN (Persero) Rayon Borobudur dan jajaran staff serta vendornya.

DAFTAR PUSTAKA[1]Diklat PT PLN (Persero). Sistem Distribusi Tenaga Listrik.[2]Diklat PT PLN (Persero). Pemeliharaan Jaringan Distribusi.[3] Arsip dan Dokumen PT.PLN (Persero) Rayon Borobudur[4](2001) Transformator Daya dan Cara Pengujiannya [Online]. Available : http://www.elektroindonesia.com/elektro/ener36b.html[5] Satyagraha. 2008. Workshop Operasi dan Pemeliharaan Distribusi.

51