M - I
KOMINUSI (REDUKSI)
1.1 Tujuan Percobaan
Memperkecil ukuran bahan baku asal (mineral segar) yang berbentuk
bongkah, sehingga bisa dilakukan pemisahan dengan alat-alat pengolahan pada
ukuran tertentu.
1.2 Teori Dasar
Kominusi atau penghancuran adalah sebagai langkah pertama yang bisa
dilakukan dalam operasi mineral dressing, bertujuan untuk memecahkan
bongkah-bongkah besar menjadi fragmen-fragmen yang lebih kecil. Ditujukan
dari fragmen-fragmen yang dihasilkan maka kominusi dapat dibagi dalam dua
tingkat :
1) Crushing, biasanya dilakukan dalam keadaan kering dengan menggunakan
alat Crusher.
2) Grinding, dapat dilakukan dalam keadaan kering atau basah dengan
menggunakan alat Grinder.
Gaya penghancuran dari alat Crusher adalah sebagai hasil tekanan
terhadap batuan oleh bagian yang bergerak dari alat kepada bagian yang diam
atau bagian lain yang bergerak dari alat tersebut. Gaya Impact dan gaya tekan
dari alat dapat memecahkan batuan kalau melebihi batas batuan itu. Dalam
Praktikum ini dipergunakan peralatan :
1.2.1 Jaw Crusher
Jaw Crusher terdiri dari dua Crushing faces atau Jaws yang berhadap-
hadapan dan membentuk sudut kecil arah bawah, satu diantaranya diam
tertahan pada Crusher frame (fixed jaw) sedangkan yang satu lagi dapat
bergerak (swing jaw) mendekat dan menjauh fixed jaw, jaw crusher dapat
dibedakan berdasarkan amplitudo minimum dan cara menggerakkan swing jaw :
a. Blake type : Merupakan tipe jaw crusher yang paling tua. Black
type terdiri dari 2 toggle. Satu toggle dipasang pada steel bearing yang
berada dibelakang swing jaw dan satu lagi dipasang pada pitman. Karena
1
2
pemasangan toggle ini menyebabkan pergerakan naik-turun dari pitman,
sehingga menyebabkan bertambah dan berkurangnya jarak antara swing
jaw dan fixed jaw.
Gambar 1.1 Black Type
Keterangan gambar :
1. Cast steel
3) Pitman
4) Main crusher shaft
5) Toggles
6) Steel bearing
8) Crushing plate
7) Side of crushing opening
8) Rear toggle
b. Dodge type : Hampir sama dengan black type, yang
membedakan adalah pada dodge type motion berasal dari bawah,
sehingga menyebabkan hasil yang diperoleh lebih konstan serta ukuran
produkta yang dihasilkan lebih halus. Selain itu, pada dodge type hanya
memiliki satu toggle serta tidak memiliki pitman.
Gambar 1.2Dodge Type
Keterangan gambar :
3
1. Cast steel
2. Crushing plate
3. Steel bearing
4. Toggle
5. Main crusher shaft
c. Telsmith type : Hampir sama dengan black type, yang
membedakan adalah pada telsmith type, motion dikirimkan langsung ke
swing jaw, tanpa harus melalui toggles. Jadi motion yang berasal dari main
shaft dikirimkan langsung menuju direct-stroke pitman lalu diteruskan ke
swing jaw. Telsmith type merupakan tipe jaw crusher yang paling moderen,
selain itu jaw crusher tipe telsmith ini didesign untuk mencegah terjadinya
kemacetan (stuck) apabila batuan atau sample tersebut tidak dapat
dihancurkan.
Gambar 1.3Telsmith Type
Keterangan gambar :
A. Cast-steel main frame
B. Eccentric shaft
C. Horizontal direct-stroke pitman
D. Jaw block
E. Adjusting shims
F. Cast-steel swinging jaw
G. Reversible jaw die
1.2.2 Ball Mill
Ball Mill adalah tumbling mill dengan media penghancur berupa bola-bola
besi, baja, karet, baja alloy dan keramik. Bola-bola tersebut berukuran 1 sampai
6 inchi. Bagian yang paling penting dari ball mill ini adalah bola (ball) dan liner.
4
Liner didesign untuk mengangkat dan menaikan bola sehingga menimbulkan
gaya impact pada bola. Berdasarkan bentuk dari millnya, ball mill dapat dibagi
menjadi Cylindrical Ball Mill dan Conical Ball Mill.
Gambar 1.4Ball Mill
Keterangan gambar :
A. Feeder
B. Produkta
C. Liner
D. Mill
E. Balls (bola-bola)
1.2.3 Roll Mill
Roll Mill terdiri dari 2 roll crusher yang berdiameter sama, berputar pada
sumbunya yang sejajar dengan arah putaran yang berlawanan. Kedua roll yang
terbuat dari baja merupakan alat penghancur dan dapat diganti apabila sudah
aus. Kedua silinder jaraknya dapat diatur sesuai dengan kehalusan produk yang
diinginkan
Penghancuran batuan dilakukan oleh kedua silinder yang digerakan oleh
motor penggerak. Umpan (feed) dimasukan dari atas, seolah-olah terjepit
diantara kedua roll yang berputar sehingga pecah.
5
Gambar 1.5Double Roll Mill
1.3 Alat dan bahan
1.3.1 Alat
a) Mesin screen.
b) Screen (6, 8, 12, 16, 18, 20, 35, 40, 70 mesh).
c) Timbangan.
d) Sendok.
e) Nampan.
f) Kantong plastik.
g) Penggaris
h) Splitter.
i) Jaw Crusher.
j) Cone Crusher
k) Double Roll Mill
l) Disk Mill
m)Ball Mill
n) Rod Mill
1.3.2 Bahan
Batu gamping
Feeder
Produkta
6
1.4 Prosedur Percobaan
1. Ukur dengan jangka sorong ukuran umpan (batu gamping).
Foto 1.1Pengukuran Sampel
2. Hidupkan motor Jaw Crusher dan masukkan batugamping
satu per satu ke dalam feeder.
3. Selesai pengumpanan matikan motor Jaw Crusher.
4. Produkta Jaw Crusher dikumpulkan ke nampan dan ukur
dimensinya dengan jangka sorong.
5. Hidupkan motor Cone Crusher dan masukkan umpan sedikit
demi sedikit ke dalam feeder.
6. Selesai pengumpanan matikan motornya, dan hitung ukuran
produkta Cone Crusher tersebut dengan jangka sorong.
7. Hidupkan motor Double Roll Mill dan masukkan umpan sedikit
demi sedikit ke dalam feeder.
8. Selesai pengumpanan matikan motornya, dan hitung berapa
ukuran produkta Double Roll Mill dengan screen.
Foto 1.2Screening
7
1.5 Data Pengamatan
Tabel 1.1Data Pengamatan
Alat KeteranganDimensi (cm)
P L T
JAW CRUSHER
Feed 12,5 9 7,5
Produkta 4 2,5 0,7
D. ROLL MILL
Feed 4 2,5 0,7
Produkta 0,7 0,5 0,2
1.6 Pengolahan Data
Contoh perhitungan dimensi.Dimensi = P + L + T
3JAW CRUSHER
Feed = 12,5 + 9 + 7,5 = 843,75 cm3
3 Produkta = 4 + 2,5 + 0,7 = 7 cm3
3
RR = Dimensi Feed Dimensi Produkta
JAW CRUSHER = 843,75 cm 3 = 174,689 7
Contoh perhitungan persen berat.
% Berat = Berat Sampel Berat Total
#12 = 2,3 = 0,59 % 319
#16 = 11,1 = 2,84 % 319
#30 = 19,2 = 4,91 % 319
#40 = 91,7 = 23,45 % 319
#70 = 57,7 = 14,75 % 319
> #70 = 209 = 53,45 % 319
1.7 Hasil Pengolahan Data
8
Tabel 1.2Data Pengolahan Reduction Ratio
Alat KeteranganVolume (cm3)
RR
Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 1 2 3
JAW CRUSHER
Feed 938,448 843,75 843,75330 174 242
Produkta 2,84 4,83 3,483
D. ROLL MILL
Feed 2,84 4,83 3,4838,6 7,5 8,5
Produkta 0,33 0,639 0,408
Tabel 1.3Data Pengolahan Persen Berat
Screen Weight (gr) Weight (%)
Mesh mm Sampel 1
Sampel 2
Sampel 3
Sampel 1
Sampel 2
Sampel 3
#8 2.36 37 0 20.3 7.51 0 4.49#12 1.7 55 2.3 80 11.98 0.59 17#16 1.18 70.3 11.1 70.4 14.27 2.84 15.51#30 0.6 55.8 19.2 107.5 11.33 4.91 23.82#40 0.425 63.2 91.7 69 12.83 23.45 15.39#70 0.212 36.1 57.7 59 7.33 14.75 13.07
> #70 > 0.212 171 209 45 34.72 53.45 9.97
Total 263 319 451,2 100%
Keterangan : Ball Mill : Disk Mill : Hammer Mill
9
Gambar 1.6Grafik Perbandingan Alat Kominusi
1.8 Analisa
Dari percobaan kominusi yang kita lakukan, dapat dianalisa bahwa alat
kominusi disk mill menghasilkan produckta yang lebih kecil ukurannya dibanding
dengan ball mill dan hammer mill. Hal ini dapat dilihat dari grafik perbandingan
dimana jumlah persen berat untuk ukuran > 70 mesh lebih dari 50 %. Sedangkan
hammer mill dan ball mill dibawah 40 %. Produkta dengan ukuran yang kecil ini
didapatkan dimungkinkan karena alat memiliki kondisi yang bagus dibandingkan
dengan ball mill dan hammer mill. Ball mill dan hammer mill yang sering
digunakan mengalami pengikisan pada bidang yang berfungsi sebagai pereduksi
feeder.
1.9 Kesimpulan
Kominusi adalah proses pengecilan ukuran batuan menjadi ukuran yang
diinginkan. Kominusi memiliki 2 tahapan yaitu :
1. Crushing, menggunakan alat Jaw Crusher dan D. Roll Mill
2. Grinding, menggunakan alat Disk Mill, Ball Mill, dan Hammer Mill
Dari alat alat yang digunakan, Disk Mill merupakan alat dengan kekuatan
mereduksi paling tinggi, kemudian Ball Mill dan Hammer Mill.
10
DAFTAR PUSTAKA
Dodi. 2010. Pengolahan Bahan Galian. Scribd.
http://dodi.scribd/2010/pengolahan-bahan-galian.html. Diakses tanggal
22 Februari 2015
Staff Asisten Laboraturium Tambang. 2015. Diktat Penuntun Praktikum
Pengolahan Bahan Galian. Universitas Islam Bandung. Bandung
Yani. 2011. Alat Pemisah Batuan. Blogspot.
http://findingyani.blogspot.com/2011/alat-pemisahan-batuan.html.
Diakses tanggal 22 Februari 2015
Top Related