laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan (PKL)
Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar (SMAK) adalah salah satu
sekolah kejuruan yang bernaung dibawah Kementrian Perindustrian Pusat
Pendidikan dan Pelatihan Industri Indonesia dengan masa pendidikan selama
empat tahun. Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar bertugas mendidik dan
menyiapkan tenaga analis kimia yang siap pakai dalam bidangnya. Program
pendidikan pada Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar lebih
memprioritaskan pada praktik dimana pada semester tujuh khusus untuk
program keahlian analis kimia diwajibkan untuk melaksanakan Praktik Kerja
Lapangan (PKL) pada berbagai instansi pemerintah maupun swasta. Dalam hal
ini kami memilih untuk melaksanakan Praktik Kerja Lapangan pada PT.
SUCOFINDO (PERSERO) Cabang Sangatta Kabupaten Kutai Timur Provensi
Kalimantan Timur.
Alasan kami memilih PT. SUCOFINDO (PERSERO) Cabang Sangatta
sebagai tempat untuk melaksanakan PKL karena PT. SUCOFINDO
(PERSERO) Cabang Sangatta menggunakan sistem manajemen laboratorium
pengujian dan kalibrasi yang sertifikatnya merupakan syarat bagi setiap
perusahaan yang akan melaksanakan eksport dan import. Serta laboratorium PT.
SUCOFINDO (PERSERO) Cabang Sangatta ( merupakan laboratorium yang
telah mendapat akreditasi dari NATA Australia.dan KAN Indonesia.
Penganalisaan ini dilakukan agar kita dapat mengetahui seberapa besar
keuntungan dan kerugian yang dihasilkan. Sehingga untuk meminimalkan
kerugian yang ditimbulkan serta untuk meningkatkan keuntungan.
Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 1
laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO
B. Tujuan Pelaksanaan PKL dan Penulisan Laporan
Adapun tujuan pelaksanaan PKL adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengaplikasikan teori yang diperoleh di Sekolah.
2. Untuk membuka wawasan baru mengenal dunia ilmu pengetahuan bidang
Analis Kimia.
3. Agar siswa dapat membedakan situasi di dunia industri / dunia kerja dengan
lingkungan sekolah.
4. Memantapkan untuk berdisiplin dan bertanggung jawab dalam pelaksanaan
tugas.
5. Membuka cakrawala dan rasa ingin tahu terhadap perkembangan yang
terjadi di dunia Industri.
6. Untuk mengetahui perkembangan analisa kimia terutama dalam segi metode
dan peralatan yang sebelumnya tidak pernah didapat di Sekolah.
Sedangkan tujuan penulisan laporan antara lain :
1. Sebagai bukti tertulis tentang apa yang telah dikerjakan selama PKL.
2. Sebagai pertanggungjawaban atas tugas yang telah diberikan selama PKL.
3. Agar penulis dapat menarik kesimpulan atas apa yang selama ini
dipraktikkan.
4. Agar penulis dapat menelaah lebih jauh dan mengkaji lebih dalam segala
sesuatu yang menjadi objek penelitian atau percobaan yang selanjutnya
diharapkan mendapatkan wawasan.
5. Dapat dijadikan bahan pustaka untuk penulisan selanjutnya baik bagi
almameter sekolah, penulis sendiri maupun bagi masyarakat umum yang
membutuhkan.
6. Menjadi bukti nyata pelaksanaan PKL sebagai laporan akhir dalam
memenuhi persyaratan penyelesaian pendidikan pada Sekolah Menengah
Analis Kimia Makassar.
Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 2
laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO
C. Latar Belakang Masalah
Air merupakan salah satu kebutuhan yang paling penting, tanpa adanya air
tidak mungkin ada kehidupan. Dalam kehidupan sehari-hari, air digunakan
untuk mandi, mencuci, dan yang paling penting adalah untuk dikonsumsi.
Untuk mendapatkan air yang siap dikonsumsi, untuk daerah pegunungan seperti
daerah Jawa, atau pulau lain yang memiliki pegunungan biasanya terdapat mata
air yang siap dikonsumsi, seperti daerah pandaan, yang digunakan untuk
pembuatan air kemasan dengan merk “aqua”. Dalam pengolahan air tidak
mengalami satu macam proses saja tetapi mengalami beberapa macam proses
guna mendapatkan air yang bersih, yang siap dikonsumsi masyarakat. Air bersih
atau air minum juga harus memenuhi syarat fisika, kimia, dan mikrobiologi
sehingga kadar kandungan zat-zat kimia dalam air tidak melebihi standard dan
tidak membahayakan kesehatan konsumen atau masyarakat.
Persyaratan kualitas air bersih / air minum terdiri dari :
a.Syarat fisika :
1. Tidak berbau, tidak berasa; bau / rasa yang dapat diterima (Acceptable).
2. Tidak berwarna : 10 ppm.
3. Temperatur : 10-25 0 C.
4. Kekeruhan / turbidity : 1 mg/L.
5 mg/L dapat diterima dan > 5 mg/L menghendaki pengolahan.
b. Syarat kimia :
1. Derajat keasaman (pH).
2. Karbondioksida (CO2) agresif.
3. Kesadahan.
Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 3
laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO
c.Syarat mikrobiologi :
1. Kuman-kuman penyakit.
2. Kuman-kuman Patogenik.
3. Jumlah bakteri E-Colli.
Pada masa pembangunan seperti saat ini, kebutuhan air minum terus
meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Oleh sebab itu,
banyak masyarakat memilih mengkonsumsi air minum dalam bentuk kemasan
yang dapat langsung diminum karena lebih praktis. Namun sebelum
dikonsumsi, air kemasan tersebut mengalami proses-proses untuk menjadi air
bersih/air minum. Tentu saja dalam proses–proses tersebut tidak terlepas dari
penggunaan zat-zat kimia ini harus memenuhi dosis yang tepat untuk
mendapatkan air bersih yang memenuhi standard dari Departemen Kesehatan.
Baik itu kandungan mineral yang terdapat dalam air bersih tersebut maupun
kesterilan dari air bersih hasil produksi.
D. Batasan Masalah
Dalam penulisan laporan ini kami mengangkat judul Analisa Air Bersih
Berdasarkan Kep. Menkes no. 907/MENKES/SK/VII/2002 Tertanggal 29 Juli
2002.
Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 4
laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO
BAB II
PT. SUCOFINDO (PERSERO)
A. Sejarah Singkat Perusahaan
PT. SUPERITENDING COMPANY OF INDONESIA disingkat PT.
SUCOFINDO (PERSERO) merupakan suatu perseroan terbatas yang saham
95% dimiliki oleh Negara Republik Indonesia dan 5% Societe Generale De
Surveillance Holding, SA (SGS SA). SGS SA merupakan salah satu perusahaan
inspeksi terbesar di dunia.
PT. SUCOFINDO (PERSERO) didirikan pada tanggal 22 Oktober 1956.
Sebagai perusahaan inspeksi pertama di Indonesia. Pada tahun-tahun pertama
beroperasi, PT. SUCOFINDO (PERSERO) melaksanakan inspeksi atas
persediaan aneka komoditas pertanian beras. Disamping itu, PT. SUCOFINDO
(PERSERO) juga melakukan pemeriksaan atas komoditas pertanian yang
diekspor ke luar negeri.
Perkembangan pembangunan perekonomian dan perindustrian dalam tahun
terakhir menciptakan kebutuhan akan jasa profesional di bidang inspeksi.
Supervisi, pengkajian dan pengujian (ISPP) yang tidak terbatas hanya di sektor
agrobisnis atau perdagangan namun juga merambah ke sektor-sektor lain seperti
industri perminyakan dan gas bumi, pertambangan, kelautan, dan kehutanan.
PT. SUCOFINDO (PERSERO) menyediakan jasa ISPP tersebut mulai dari
tahapan yang paling dini, sejak tahapan prainvestasi sampai kepada tahapan
produksi dan distribusi. Pelanggannya terdiri dari pelaku bisnis di tingkat
nasional dan internasional. PT. SUCOFINDO (PERSERO) mengembangkan
jaringan kerja di tingkat internasional dengan menjalin kemitraan strategis
Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 5
laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO
dengan perusahaan inspeksi global. PT. SUCOFINDO (PERSERO) merupakan
anggota dari lembaga profesional dan asosiasi di tingkat nasional dan
internasional.
B. Tujuan Pendirian PT. SUCOFINDO (PERSERO)
Maksud didirikannya PT. SUCOFINDO (PERSERO) yaitu untuk ikut serta
melaksanakan dan menunjang program pemerintahan dibidang ekonomi dan
Pembangunan Nasional khususnya dibidang jasa pemeriksaan dan pengawasan.
C. Tugas dan Fungsi PT. SUCOFINDO (PERSERO)
Melakukan pengawasan, pemeriksaan dan pengendalian, pemeriksaan dan
pengkajian mengenai kualitas, kuantitas dan kondisi yang berkaitan dengan
nilai atau harga komoditi dan objek–objek usaha lainnya.
Melaksanakan usaha-usaha yang diperlukan untuk menunjang kegiatan
tersebut di atas dalam arti yang seluasnya.
D. Visi dan Misi PT. SUCOFINDO (PERSERO)
Visi PT. SUCOFINDO (PERSERO) yaitu menjadi perusahaan inspeksi,
supervise, pengkajian dan pengujian kelas dunia yang independent dengan tekad
memenuhi kepuasan pelanggan.
Misi PT. SUCOFINDO (PERSERO) yaitu memberikan pelayanan jasa
terbaik untuk mencapai kepuasan pelanggan melalui profesionalisme, jaringan
yang luas, sistem manejemen terpadu, teknologi tepat guna, dan penggunaan
standard yang diakui Internasional. Perusahaan sangat menghargai sumber daya
manusia dan bertekad untuk mengembangkan mereka sepenuhnya. Perusahaan
berupaya memenuhi kepentingan berbagai pihak terkait secara seimbang.
Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 6
laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO
E. PT. SUCOFINDO (PERSERO)
PT. SUCOFINDO terdiri dari beberapa SBU yaitu :
1. SBU Mineral
2. SBU KKL
3. SBU RKT
4. SBU Migas
F. PT. SUCOFINDO SBU Mineral cabang Samarinda
SUCOFINDO laboratorium Samarinda berdiri pada tahun 1989 namun
masih bergerak pada preparasi sampel batu bara. Dan mulai pada tahun 1991,
SUCOFINDO laboratorium Samarinda sudah dapat menganalisa sampel batu
bara. Pada tahun 2002 terjadi perubahan struktur dari SUCOFINDO
laboratorium Samarinda menjadi SUCOFINDO SBU Mineral cabang
Samarinda. Dan hingga saat ini SUCOFINDO SBU Mineral cabang Samarinda
dapat menerima sampel yang berupa :
a) Batubara.
b) Air dan Minyak.
c) Batuan Mineral.
Untuk sampel air SUCOFINDO SBU Mineral cabang Samarinda dapat
menganalisa dengan standard parameter :
a) Parameter Fisik.
b) Parameter Kimiawi :
Kimia Organik.
Kimia Anorganik.
1. Kedudukan PT. SUCOFINDO SBU Mineral cabang Samarinda
Sebagai cabang madya SUCOFINDO SBU Mineral cabang Samarinda
membawahi beberapa cabang di Kalimantan Timur antara lain:
a) SUCOFINDO laboratorium berau.
Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 7
laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO
b) SUCOFINDO laboratorium Sangatta.
c) SUCOFINDO laboratorium Tanah Merah Coal Terminal.
2. Struktur Organisasi
Pembagian kerja dalam sebuah organisasi sangat diperlukan guna
mencegah kemungkinan terjadinya tumpang tindih pekerjaan yang semakin
besar. Untuk alasan tersebut PT. SUCOFINDO SBU Mineral cabang
Samarinda melakukan pembagian kerja ini pada masing-masing bagian
sampai dengan unit organisasi terkecil.
Dengan pembagian tugas atau pekerjaan ini sekaligus dapat ditetapkan
struktur organisasi, tugas, fungsi, hubungan, wewenang, dan tanggung
jawab masing-masing unit organisasi. Pembagian waktu kerja tersebut
bukan saja perlu dilihat dari manfaat adanya spesialisasi pekerjaan, tetapi
juga dalam rangka mewujudkan penempatan orang yang tepat pada jabatan
yang tepat dalam rangka mempermudah pengawasan oleh atasan.
3. Administrasi Laboratorium PT. SUCOFINDO SBU Mineral cabang
Samarinda
PT. SUCOFINDO SBU Mineral cabang Samarinda mempunyai
administrasi sampel sebagai berikut:
a) Sampel yang diambil oleh sampel boy dari klien, diserahkan ke
costumer service untuk diberikan nomor registrasi sampel.
b) Sampel masuk ke bagian administrasi dan diberi nomor referensi
kemudian dicatat nomor referensinya, tanggal penerimaan sampel,
alamat klien, parameter analisa yang diminta dan waktu rencana selesai
dalam buku penerimaan sampel berdasarkan jenis dari sampelnya
(shipment atau nonshipment).
Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 8
laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO
c) Kemudian sampel di serahkan kebagian laboratorium, lalu dibuatkan
instruksi analisanya oleh koordinator analis.
d) Parameter analisa yang diminta dikerjakan oleh personil laboratorium.
e) Setelah semua parameter analisa selesai, hasilnya direkap dalam
analysis summary sheet dan diserahkan ke bagian administrasi untuk
diinput dan dicetak lalu dikoreksi oleh koordinator laboratorium.
f) Hasilnya kemudian dibuat laporan report of analisys (certificate).
g) Sertifikat ini kemudian diparaf oleh koordinator laboratorium dan
ditandatangani oleh manager operasional.
h) Sertifikat diserahkan kembali pada bagian costumer service untuk
dibubuhi stempel dan didistribusikan, yang kemudian sertifikat tersebut
dikirim kepada klien atau pelanggan sesuai alamatnya.
i) Pengambilan sertifikat kepada klien atau pelanggan sekaligus pula
invoice atau tagihan atas biaya analisa.
Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 9
laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO
BAB III
LANDASAN TEORI
A. Umum
Hidrosfer adalah lingkungan air yang sangat luas sangat berpengaruh
terhadap iklim. Karena air lebih sulit menjadi panas dibanding litosfer maka, di
siang hari air lebih sulit dingin dari pada tanah dan pada malam hari air akan
lebih lambat menjadi dingin sehingga air lebih panas dari pada daratan di
malam hari. Dengan demikian cuaca di daerah pantai tidak terlalu banyak
berubah dibanding dengan daerah pegunungan. Cuaca berpengaruh terhadap
lingkungan air, air yang panas berasal dari daerah tropis akan mengalir ke
daerah yang lebih dingin (ke arah kutub) di permukaan laut sehingga lapisan air
bagian dalam mengalir ke arah yang sebaliknya yaitu dari daerah kutub ke
daerah tropis.
B. Sumber–sumber Air
Sumber air adalah air permukaan, air tanah, dan air meteorik.
a) Air permukaan adalah air yang terdiri dari air sungai, air danau, air
waduk, air saluran, mata air, air rawa, dan air gua.
Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 10
laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO
b) Air tanah bebas adalah air dari akifer yang hanya sebagian tensi air dan
terletak pada suatu dasar yang kedap air serta mempunyai permukaan bebas.
c) Air tanah tertekan adalah air dari akifer yang sepenuhnya jenuh air dengan
bagian atas dan bawahnya dibatasi oleh lapisan yang kedap air.
d) Akifer adalah suatu lapisan pembawa air.
e) Epilimnion adalah lapisan atas danau/waduk yang suhunya relatif sama.
f) Termoklin/metalimnion adalah lapisan danau yang mengalami penurunan
suhu yang cukup besar (lebih dari 1o C/m) ke arah dasar danau.
g) Hipolimnion adalah lapisan bawah danau yang mempunyai suhu relatif
sama dan lebih dingin dari lapisan di atasnya, biasanya lapisan ini
mengandung kadar oksigen yang rendah dan relatif stabil.
h) Air meteorik adalah air dari labu ukur di stasion meteo, air meteorik yang
ditampung langsung dari hujan dan air meteorik dari bak penampung hujan.
Kualitas berbagai sumber air tersebut berbeda–beda sesuai dengan
kondisi alam serta aktifitas manusia yang ada disekitarnya. Air tanah
dangkal dan air permukaan dapat berkualitas baik apabila tanah sekitarnya
tidak tercemar, oleh karenanya sangat bervariasi kualitasnya. Banyak zat
terlarut ataupun tersuspensi di dalamnya selama perjalanannya menuju laut.
Namun selama perjalanannya pula air dapat membersihkan dirinya karena
adanya sinar ultraviolet dari matahari, aliran serta kemungkinan–
kemungkinan terjadinya reaksi–reaksi antara zat kimia yang terlarut dan
terjadinya pengendapan–pengendapan.
C. Beberapa Sifat Air Yang Penting
1. Sifat Fisik
Air di dunia ini didapatkan dari tiga wujudnya yaitu bentuk padat
sebagai es, bentuk cair sebagai air, dan bentuk gas sebagai bentuk uap air.
Bentuk mana yang akan didapatkan tergantung keadaan cuaca yang ada
Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 11
laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO
disekitarnya. Kepadatan (Density) air seperti halnya wujud, juga tergantung
dari temperatur dan tekanan barometris. Pada umumnya, densitas meningkat
dengan menurunnya temperatur sampai tercapai maksimum pada 4oC.
Apabila temperatur turun lagi maka densitas akan turun pula.
2. Sifat Kimiawi
Air yang bersih mempunyai pH = 7.00 dan oksigen terlarut (DO) jenuh
pada 9 mg/L. Air merupakan pelarut universal hampir semua jenis zat dapat
larut di dalam air. Air juga cairan biologis yang terdapat dalam tubuh semua
organisme Dengan demikian spesies kimiawi yang ada di dalam air
berjumlah sangat besar.
3. Sifat Biologis
Kehidupan itu dikatakan berasal dari air (laut). Di dalam perairan selalu
didapat kehidupan flora dan fauna. Benda hidup ini berpengaruh terhadap
kulitas air. Di dalam suatu lingkungan air terdapat berbagai benda hidup
yang khas bagi lingkungan tersebut. Benda hidup di perairan, karenanya
dibagi kedalam organisme yang native dan yang tidak native bagi
lingkungan tersebut.
Organisme native dalam badan air biasanya merupakan organisme yang
tidak pathogen terhadap manusia. Organisme yang tidak native dapat
berasal dari air limbah, air hujan, debu, dll. Organisme ini dapat hidup di
perairan yang mengandung zat hara atau makanan baginya. Sebagaimana
halnya semua organisme, setiap jenis organisme di dalam perairan yang
mempunyai fungsi yang sangat khusus dalam lingkungan tersebut dan
membentuk ekosistem akuatik yang khas.
D. Pengaruh Air Terhadap Kesehatan
1. Pengaruh Tidak Langsung
Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 12
laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO
Pengaruh tidak langsung adalah pengaruh yang timbul sebagai akibat
pendayagunaan yang dapat meningkatkan atau menurunkan kesejahteraan
masyarakat. Misalnya air yang digunakan untuk pembangkit tenaga listrik,
untuk industri, untuk irigasi dan perikanan. Pengotoran air dapat
menurunkan kesejahteraan masyarakat misalnya adalah pengotoran badan-
badan air dengan zat-zat kimia yang dapat menurunkan kadar oksigen
terlarut, zat-zat kimia tidak beracun yang sukar diuraikan secara alamiah
dan menyebabkan masalah khusus seperti estetika kekeruhan karena adanya
zat-zat tersuspensi.
a) Zat-zat pengikat oksigen
Zat-zat pengikat oksigen kebanyakan adalah zat kimia organik. Zat-
zat kimia organik banyak yang dimanfaatkan oleh mikroorganisme
sebagai sumber energi dan dibutuhkan untuk pertumbuhannya. Zat-zat
tersebut diuraikan dalam proses metabolisme mikroba dan terbentuklah
senyawa-senyawa sederhana dan pada akhirnya menjadi zat anorganik
dan gas. Reaksi-reaksi biokimia ini dapat terjadi karena adanya oksigen
terlarut. Pengaruh zat pengikat oksigen ini terhadap kesehatan secara
tidak langsung karena kematian mata rantai makanan (ikan) karena
transfer oksigen dari udara ke air berjalan lebih lambat dari pada
penggunaannya dalam proses biokimia pada kadar oksigen kurang dari 3
- 5 mg/L.
b) Material Tersuspensi
Material tersuspensi adalah materi yang mempunyai ukuran lebih
besar dari pada molekul yang terlarut. Material tersuspensi ini dapat
digolongkan menjadi dua yaitu zat padat dan koloid. Zat padat
tersuspensi dapat mengendap apabila keadaan air cukup tenang dan
mengapung apabila cukup ringan
Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 13
laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO
Materi tersuspensi mempunyai efek yang kurang baik terhadap
kualitas air karena menyebabkan kekeruhan dan mengurangi cahaya
yang dapat masuk ke dalam air.
c) Zat kimia penyebab masalah khusus
Kedalam kategori ini termasuk segala macam zat organik dan
anorganik. Misalnya fenol yang bereaksi dengan khlor (disinfektan
dalam pengolahan air) menjadi khorofenol yang menimbulkan bau dan
rasa yang tidak enak dapat pula masuk ke dalam tubuh ikan yang
menyebabkan rasa bau dan rasa daging kurang enak.
2. Pengaruh langsung
Pengaruh langsung terhadap kesehatan tergantung sekali pada kualitas
air dan terjadi karena air berfungsi sebagai penyalur ataupun penyebar
penyakit atau sebagai sarang insekta penyebab penyakit
Hal-hal yang dapat langsung mempengaruhi kesehatan adalah :
a) Zat-zat kimia yang persisten
Zat-zat kimia yang tidak dapat diuraikan dalam jangka waktu lama
dalam kondisi perairan yang normal disebut sebagai zat persisten.
Karena tidak didapat mekanisme alamiah yang dapat menguraikan zat-
zat tersebut dan tidak ada jalan alamiah bagi perairan untuk
membersihkan diri dari zat tersebut, maka akan timbul akumulasi di
dalam air maupun di dalam organisme air.
b) Zat radioaktif
Zat radioaktif dalam jumlah banyak akan menimbulkan efek
terhadap kesehatan tetapi hal ini tidak akan terjadi apabila pengendalian
buangan zat radioktif dilakukan dengan sangat ketat. Namun dalam
jumlah sedikit dapat menimbulkan masalah apabila terjadi
Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 14
laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO
biomagnefikasi di dalam organisme akuatik. Besar kecilnya masalah ini
tergantung pada kadar magnifikasi.
c) Penyebab penyakit
Penyakit menular yang disebabkan oleh air secara langsung diantara
masyarakat serangkali dinyatakan sebagai penyakit bawaan air ‘’water
borne diseases’’.Penyakit–penyakit ini hanya dapat menular apabila
mikroba masuk ke dalam sumber air yang dipakai masyarakat untuk
memenuhi kebutuhannya. Sedangkan jenis mikroba yang dapat
menyebar lewat air banyak macamnya. Mulai dari virus, bakteri,
protozoa, metazoan.
E. Pengendalian Pencemaran Air
Pencemaran terhadap lingkungan sukar untuk ditarik batasannya, karena
limbah yang masuk ke udara baik langsung maupun tidak langsung akan sampai
ke badan air. Demikian juga dengan limbah yang masuk ke dalam tanah bisa
sampai ke air permukaan ataupun udara. Untuk itu, pencegahan pencemaran
yang terbaik adalah pencegahan yang dilakukan di sumbernya.
Masuknya unsur asing ke dalam air disebut kontaminasi. Pencemaran adalah
kontaminasi yang mencapai tingkat yang dapat mengganggu atau turunnya
kualitas ke tingkat tertentu, sehingga tidak dapat berfungsi lagi sesuai
peruntukkannya. Dengan berpegangan pada ungkapan di atas maka
“Pencemaran air” dapat diartikan sebagai “Masuknya unsur asing dalam
kuantitas yang dapat mengakibatkan gangguan pada penggunaannya untuk
suatu peruntukkan yang telah ditetapkan”.
F. Standard Air Bersih
Standard Baku Mutu terhadap air bersih terbagi atas dua, yaitu :
1. Parameter Fisik
Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 15
laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO
a) TDS (Total Dissolved Solid)
TDS adalah padatan terlarut yaitu padatan-padatan yang mempunyai
ukuran lebih kecil daripada padatan terendap. Padatan-padatan ini terdiri
dari senyawa-senyawa organik dan anorganik yang larut air, mineral dan
garam-garamnya. Sebagai contoh, air buangan pabrik gula biasanya
mengandung berbagai jenis gula yang larut, sedangkan pada air buangan
industri kimia sering mengandung mineral seperti Merkuri (Hg), Timbal
(Pb), dan Arsen (As).
2. Parmeter Kimia
a) pH
pH menunjukkan kadar asam atau basa dalam suatu larutan, melalui
konsentrasi ion hidrogen (H+). Ion hidrogen merupakan faktor utama
untuk mengerti reaksi kimiawi dalam ilmu teknik penyehatan karena :
1) H+ selalu ada dalam keseimbangan dinamis dengan air (H2O) yang
membentuk suasana untuk semua reaksi kimiawi yang diberkaitan
dengan masalah pencemaran air dimana sumber ion hidrogen tidak
pernah habis.
2) H+ tidak hanya merupakan unsur molekul H2O saja, tetapi juga
merupakan unsur banyak senyawa lainnya, hingga jumlah reaksi
tanpa (H+) dapat dikatakan hanya sedikit saja.
Nilai pH yang normal adalah sekitar netral, yaitu antara pH 6 - 8.
Artinya pada angka 6 sampai 8 inilah keasaman tidak terlalu tinggi dan
kebasaannya tidak terlalu rendah.
Kebasaan air adalah suatu kapasitas air untuk menetralkan asam. Hal
ini disebabkan ada basa atau garam basa yang terdapat dalam air.
Misalnya NaOH, Ca(OH)2 dan sebagainya. Garam basa yang sering
dijumpai adalah Karbonat, logam-logam Natrium, Kalsium,
Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 16
laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO
Magnesium, dan sebagainya. Kebasaan yang tinggi belum tentu pHnya
tinggi.
Keasaman adalah kemampuan untuk menetralkan basa. Keasaman
yang tinggi belum tentu mempunyai pH yang rendah. Suatu asam yang
lemah dapat mempunyai keasaman yang tinggi, artinya mempunyai
potensi untuk melepaskan hidrogen. Contohnya ialah asam Karbonat,
asam Asetat, dan asam organik lainnya. Keasaman dibedakan antara
keasaman bebas dan keasaman total. Keasaman bebas disebabkan oleh
asam-asam kuat seperti asam Klorida dan asam Sulfat. Keasaman bebas
dapat banyak menurunkan pH. Keasaman total terdiri dari keasaman
bebas ditambah keasaman yang disebabkan oleh asam lemah.
b) Tembaga (Cu)
Tembaga ialah logam merah muda yang lunak, dapat ditempa dan
liat. Ia tak larut dalam asam Klorida dan asam Sulfat encer, meskipun
dengan adanya oksigen ia bisa larut sedikit. Asam Nitrat yang sedang
pekatnya (8M) dengan mudah melarutkan tembaga :
3Cu + 8HNO3 → 3Cu2+ + 6NO3- + 2NO( gas ) + 2H2O
Asam sulfat pekat panas juga melarutkan tembaga :
Cu + 2H2SO4 → Cu2+ + SO42- + SO2 ( gas ) + 2H2O
Tembaga mudah pula larut dalam air raja :
3Cu + 6HCl + 2HNO3 → 3Cu2+ + 6Cl- + 2NO ( gas ) + 4H2O
c) Cadmium (Cd)
Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 17
laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO
Cadmium adalah logam putih keperakan yang dapat ditempa dan
liat. Ia melarut dengan lambat dalam asam encer dengan melepaskan
hidrogen (disebabkan potensial elektrodanya yang negatif) :
Cd + 2 H+ → Cd2+ + H2 ( gas )
d) Arsen (As)
Arsen adalah zat padat yang berwarna abu-abu seperti baja, getas
dan memiliki kilap logam. Jika dipanaskan, Arsen tersublimasi dan
timbul bau seperti bawang putih yang khas, ketika dipanaskan dalam
aliran udara bebas. Arsen terbakar dengan nyala biru, menghasilkan
asam putih Arsen (III) Oksida, As4O6. Semua senyawa Arsen beracun.
Unsur ini tak larut dalam asam Klorida dan asan Sulfat encer.
e) Besi (Fe)
Besi yang murni adalah logam berwarna putih perak, yang kukuh
dan liat. Jarang terdapat Besi komersial yang murni, biasanya Besi
mengandung sejumlah kecil Karbida, Silusida, Fosfida dan Sulfida dari
Besi, serta sedikit grafit. Zat-zat pencemar itu memainkan peranan
penting dalam kekuatan struktur Besi. Asam Klorida encer atau pekat
dan asam Sulfat encer melarutkan Besi, dan menghasilkan gara-garam
Besi (II) dan gas hidrogen :
Fe + 2H+ → Fe2+ + H2 ( gas )
Fe + 2HCl → Fe2+ + 2Cl- + H2 ( gas )
f) Kromium (Cr)
Kromium adalah logam kristalin yang putih, tidak begitu liat dan
tidak dapat ditempa dengan berarti. Logam ini larut dalam asam Klorida
encer atau pekat. Jika tidak terkena udara, akan terbentuk ion-ion
Kromium (II) :
Cr + 2H+ → Cr2+ + H2 ( gas )
Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 18
laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO
Cr + 2HCl → Cr2+ + 2Cl- + H2 ( gas )
g) Mangan (Mn)
Mangan adalah logam putih abu-abu yang penampilannya serupa
Besi tuang. Ia bereaksi dengan air hangat membentuk Mangan (II)
Hidroksida dan gas hidrogen :
Mn + 2 H2O → Mn(OH)2 + H2 ( gas )
Asam mineral encer dan juga asam Asetat melarutkannya dengan
menghasilkan garam mangan (II) dan gas hidrogen :
Mn + 2 H+ → Mn2+ + H2 ( gas )
h) Zinc (Zn)
Zinc adalah logam yang putih kebiruan. Logam ini cukup mudah
ditempa dan liat. Logamnya yang murni, melarut lambat sekali dalam
asam dan dalam alkali; adanya zat-zat pencemar dengan Platinium atau
Tembaga yang dihasilkan oleh penambahan beberapa tetes larutan
garam dari logam-logam ini, mempercepat reaksi.
i) Selenium (Se)
Selenium mudah larut dalam asam Nitrat pekat atau air raja
membentuk asam Selenit, H2SeO3.
j) Nitrit (NO2-)
Perak Nitrit larut sangat sedikit dalam air. Semua Nitrit lainnya larut
dalam air.
k) Sianida (CN-)
Hanya Sianida dari logam-logam alkali dan alkali tanah yang larut
dalam air, larutan ini bereaksi basa disebabkan oleh hidrolisis :
CN- + H2O → HCN + OH-
Semua Sianida sangat beracun. Asam bebasnya, HCN mudah
menguap dan berbahaya.
Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 19
laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO
l) Fluorida (F-)
Fluorida dari logam alkali yang umum dan dari Perak, Merkuri,
Almunium dan Nikel mudah larut dalam air. Sedangkan Fluorida dari
Timbel, Tembaga, Besi (III), Barium dan Litium larut sedikit, dan
Fluorida dari logam alkali tanah yang lainnya tidak larut dalam air.
m) Nitrat (NO3-)
Semua Nitrat larut dalam air. Nitrat dari Merkuri dan Bismut
menghasilkan garam basa setelah diolah dengan air, garam-garam ini
larut dalam asam Nitrat encer.
n) Klorida
Kelarutan kebanyakan Klorida larut dalam air. Hg2Cl2, AgCl, dan
PbCl2 yang ini larut sangat sedikit dalam air dingin tetapi mudah larut
dalam air mendidih. CuCl, BiOCl, SbOCl, dan Hg2OCl2 tak larut dalam
air.
o) Sulfat (SO42-)
Kelarutan Sulfat dari Barium, Strontium, dan Timbel praktis tak
larut dalam air. Sulfat dari Kalsium dan Merkurium (II) larut sedikit dan
kebanyakan Sulfat dari logam-logam sisanya larut. Beberapa Sulfat basa
misalnya dari Merkurium, Bismut, dan Kromium juga tak larut dalam
air tetapi larut dalam HCl encer atau HNO3 encer.
Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 20
laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO
BAB IV
PARAMETER AIR BERSIH
A. INORGANIK CHEMICAL
1. Arsen (As)
a) Tujuan
Menentukan konsentrasi Arsen (As) menggunakan AAS.
b) Ruang Lingkup
Metoda ini dapat digunakan untuk semua jenis air.
c) Referensi
Standard Methods for the Examination of Water and Wastewater, 19th
edition, 1995.
d) Prinsip Analisa
As (lll) (arsen teroksidasi) diubah menjadi senyawa hidrid volatile oleh
reagentt Na Borhidrida dalam suasana asam. Senyawa hidrid As
tersebut secara kontinyu didorong ke atomizer oleh gas innert (Argon
atau Nitrogen) sehingga membentuk phasa gas - atom As dalam alat
AAS.
e) Alat & Bahan Kimia
1) Alat
AAS – Vapour Generator Accessories.
Neraca analitik 200 mg, ketelitian 0.1 mg.
Alat - alat gelas.
2) Bahan
Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 21
laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO
NaBH4
NaOH
Nal
H2SO4 pekat
HCl
Gas Ar/ N2 murni
AsO5
(CH) 3 AsOOH
HClO4
HNO3
Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 22
laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO
f) Rincian Instruksi Kerja
1) Persiapan sampel
Pipet 25 mL contoh, tambahkan 5 mL HCl 1: 1.
Panaskan pada suhu 80°C, selama 2 jam (lapisi dengan asbes untuk menghindari
pendidihan).
Dinginkan pada suhu kamar, dan himpitkan hingga 50 mL.
2) Persiapan pereaksi
a. Reagentt Sodium Borhidrat
Larutkan 8 gram NaBH4 dalam 200 mL NaOH 0.1 N, siapkan reagentt apabila
akan dipakai (dalam keadaan fresh).
b. Larutan Pra reduktan Nal
Larutkan 50 gram Nal dalam 500 mL aquadest, siapkan reagentt apabila akan
dipakai (dalam keadaan fresh).
c. Asam Sulfat 2.5 N
Tambahkan 35 mL H2SO4 perlahan-lahan ke dalam 400 mL aquadest.
Dinginkan, himpitkan hingga 500 mL menggunakan aquadest.
3) Pembuatan larutan standard
a. Larutan Stock As (lll)
Larutkan 1.320 gram As2O3 dalam aquadest yang mengandung 4 gram NaOH.
Larutkan hingga 1000 mL menggunakan aquadest. 1 mL = 1000
g As (lll).
b. Larutan intermediet As (lll)
Larutkan 10 mL larutan stock As (lll) hingga 1000 mL dengan aquadest yang
mengandung 5 mL HCl pekat.
1 mL = 10 g As (lll).
c. Larutan kerja As (lll)
Larutkan 10 mL larutan intermediet As (lll) hingga 1000 mL dengan aquadest
yang mengandung 5 mL HNO3.
d. Larutan stock As (V)
Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 23
laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO
Larutkan 1.534 gram As2O5 dalam aquadest yang mengandung 4 gram
NaOH.
Larutkan hingga 1 L menggunakan aquadest.
1 mL = 1 mg As (V).
e. Larutan intermediet As (V)
Sebagaimana prosedur pembuatan larutan intermediet As (lll).
1 mL = 10 g As (V).
f. Larutan kerja As (V)
Sebagaimana prosedur pembuatan larutan kerja As (lll).
1 mL = 0.1 g As (V).
g. Larutan stock As organik
Larutkan 1.842 gram dimethylarsinic (Cacodylic Acid), (CH3)2 AsOOH
dalam aquadest yang mengandung 4 gram NaOH.
Larutkan hingga 1 liter menggunakan aquadest.
1 mL = 1000 g As.
Catatan :
Cek kemurnian Cacodylic Acid menggunakan larutan intermediet As (50 – 100
ppm) menggunakan Flame Atomic Absorption.
h. Larutan intermediet As organik
Sebagaimana prosedur pembuatan larutan intemediet As (lll).
1 mL = 10 g As.
i. Larutan kerja As organik
Sebagaimana prosedur pembuatan larutan kerja As (lll).
1 mL = 0.1 g As.
4) Pembuatan kurva standard
Pipet 0.00, 1.00, 2.00, 5.00, 10.00, 15.00, 20.00 mL larutan kerja As (lll), masukan
ke dalam labu ukur 100 mL.
Tambahkan 2-5 mL HNO3 pekat, himpitkan hingga 100 mL.
Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 24
laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO
Deretan larutan standard yang didapat adalah 0.00, 1.00, 2.00, 5.00, 10.00, 15.00,
dan 20.00 g/ L.
Baca nilai absorbansinya menggunakan AAS-VGA, pereaksi NaBH4, pereaksi Nal,
lampu katoda As, panjang gelombang 193.7 nm.
Plot kurva standard dengan nilai absorbansi sebagai sumbu Y dan konsentrasi As
sebagai sumbu X.
Tentukan persamaan regresi, untuk mengetahui nilai Slope dan intersep.
5) Prosedur pengerjaan
Siapkan alat Vapour Generating Accessories (VGA), gabungkan dengan AAS.
Siapkan larutan Sodium Borohydrid dan larutan pra reduktan Sodium Iodida,
gabungkan dengan alat VGA.
Baca nilai absorbansi contoh menggunakan AAS-VGA, sebagaimana prosedur
pembuatan kurva standard.
Plot hasil pembacaan absorbansi pada kurva standard, hitung konsentrasi As.
6) Cara Menyatakan Hasil
Konsentrasi As (g/ L) = (Y – B)/ A
Dimana :
Y = Nilai absorbansi yang terbaca.
B = Intercept persamaan regresi linear.
A = Slope persamaan regresi linear.
Catatan :
Konsentrasi As dinyatakan dalam mg/L
2. Fluorida (F-)
a) Tujuan
Menentukan kadar Flourida dalam air.
b) Ruang Lingkup
Metoda ini dapat digunakan untuk menentukan kadar Fluorida (F-) dalam contoh air dan
untuk semua jenis contoh air dengan menggunakan metoda “SPADNS”.
Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 25
laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO
c) Referensi
Standard Methods, 1985.16th Edition.
d) Prinsip Analisa
Metoda kolorimetric SPANDS berdasarkan pada reaksi antara Fluorida dengan larutan
zirconium-dye yang berwarna merah.
Campuran Fluorida dan Zirconium membentuk senyawa kompleks yang tidak berwarna,
warna merah yang proposional menunjukkan konsentrasi Fluorida.
Metoda ini disetujui oleh EPA untuk laporan NPDES dan NPDWR untuk contoh telah
didestilasi.
Contoh air laut dan air limbah harus didestilasi terlebih dahulu.
Di bawah ini adalah ion-ion pengganggu yang dapat menyebabkan terjadinya kesalahan 0.1
mg/L pada metoda SPANDS.
e) Alat & Bahan Kimia
1) Alat
Spektrofotometer HACH DR/2000
2) Bahan
Spands.
f) Rincian Instruksi Kerja
1) Persiapan pereaksi
a. Larutan “SPADNS”
Larutkan 958 mg SPADNS, Sodium 2 (parasulphophenylazo) 1 – 8 dihyroxy
3,6 naphthalene disulfonate, juga disebut 4,5 dihydroxy–3–(parasulphenylazo)
2,7 naphtalenedisulfonic acid trisodium salt dalam 500 mL aquadest.
2) Analisa/ testing
a. Prosedur pengerjaan
Cari program nomor untuk Fluorida
Tekan nomor : 190 Read/ Enter
Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 26
laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO
Pada display akan terlihat : Dial nm to 580
Putar panjang gelombang sampai 580 nm pada display
Tekan : Read/ Enter
Pada display akan terlihat : mg/L F –.
Masukkan 25 mL contoh ke dalam standard.
Masukkan 25 mL aquadest ke dalam standard kedua sebagai blanko.
Tambahkan 5 mL pereaksi SPANDS ke dalam masing-masing standard.
Diamkan 1 menit.
Masukkan standard blanko ke dalam cell holder dan tutup.
Tekan : Zero.
Pada display akan terlihat : Wait lalu 0.00 mg/L F – .
Masukkan standard contoh ke dalam cell holder dan tutup.
Tekan : Read/ Enter.
Pada display akan terlihat : Wait.
Hasil dalam mg/L F –.
g. Catatan-Catatan:
Larutan SPANDS tersedia dalam keadaan jadi (sebagai alternatif lain)
Bila konsentrasi flourida tinggi dapat dilihat dengan jelas secara visual, warna
merah jernih atau berwarna nerah muda. Sehingga pada saat dibaca didisplay
HACH akan tertulis “OVER”. Jika terjadi hal demikian contoh harus
diencerkan.
2. Chromium Hexavalant
a) Tujuan
Mengetahui kandungan Cr+6 dalam contoh air secara spektrofotometer
b) Ruang lingkup
Instruksi Kerja ini digunakan untuk menentukan kandungan khrom (VI) dalam semua
jenis contoh air.
c) Acuan
Standard methods for the Examination of Water and Wastewater, 20th edition, 1998.d) Prinsip analisa
Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 27
laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO
Cr6+ akan bereaksi dengan diphenylcarbazide dalam larutan suasana asam membentuk komplek warna merah–violet yang intensitasnya dapat diukur dengan spektrofotometer pada gelombang 540 nm.
e) Alat dan Bahan kimia
1) Alat
spektrofotometer
Pipet volume
Labu ukur
2) Bahan
S-Diphenyl carbazide
Larutan baku Cr+6
H2SO4 pekat
Ethanol 95%
f) Prosedur kerja
1) Persiapan pereakasi
S-Dyphenyl carbazideLarutkan 250 mg S-Diphenil carbazide dalam 50 mL aceton . Simpan dalam botol coklat.
Larutan baku Cr 6+ 50 ppmLarutkan 141,4 mg K2Cr2O7 anhydrous dalam 1 liter air.1 mL larutan tersebut mengandung 50 ug Cr6+
Larutan kerja Cr6+ 1 ppmPipet 2 mL larutan Cr6+ 50 ppm, masukkan ke dalam labu ukur 100 mL, tepatkan dengan aquadest kocok.
1 mL larutan mengandung 1 ug Cr6+
.
2) Analisa contoh
Contoh yang telah disaring, diasamkan dengan 0.2 N H2SO4 sampai pH 1.0 ± 0.3.
Pindahkan contoh ke dalam labu ukur 100 mL dan impitkan.
Tambahkan 2,0 mL S-Diphenylcarbazide. Kocok
Diamkan selama 5-10 menit kemudian baca dengan spektro pada gelombang 540 nm.
Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 28
laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO
g) Pelaporan
a. Perhitungan
b. Bentuk laporan
Hasil dilaporkan dalam satuan mg/ liter (ppm).
Catatan-catatan :
Buat evaluasi absorbansi larutan kerja Cr6+ dari beberapa kali kalibrasi. Apabila terjadi penyimpangan yang berarti. Gunakan larutan kerja dan pereaksi yang baru.
Contoh :Abs. Cr6+ 1 g = 1) 0,100
2) 0,0963) 0,0954) 0,070.
4. Cadmium
a) Tujuan
Menentukan kadar Cadmium (Cd) menggunakan AAS
b) Ruang lingkup
Analisa ini dapat dilakukan untuk semua jenis contoh air
c) Acuan
Standard methods, 1985.16th edition
d) Prinsip analisa
Ion-ion logam berat, ion alkali dan alkali tanah, dalam suasana asam, dapat diukur dengan
prinsip kerja AAS
e) Alat dan Bahan kimia
2) Alat
Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 29
laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO
AAS
Pipet volume 100 ml
Labu ukur 100 ml
Pipet skala 10 ml
Hot plate
Bahan
HNO3 1:1
Aquadest
HNO3 pekat
f) Prosedur kerja
i. Persiapan pereaksi
a. HNO3 1:1
Campurkan 1 bagian HNO3 pekat dengan 1 bagian volume aquades. Dinginkan.
ii. Prosedur pengerjaan
Pipet 100 ml contoh, masukan kedalam gelas piala 100 ml
Tambahkan 5 ml HNO3 1:1
Dipanaskan diatas hot plate hingga tersisa larutan 50 ml dalam gelas piala, dan
didinginkan.
Diencerkan dengan aquadest kedalam labu ukur 100 ml, dihimpitkan hingga tanda
garis dan dihomogenkan
Buat blanko.
Baca dengan AAS pada panjang gelombang 226,5 nm
g) Cara pelaporan
Perhitungan
Ppm hasil pembacaan AAS × FP × 50 Ion logam =
25
Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 30
laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO
h) Catatan-catatan
a) Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam analisa
Pembacaan absorbansi contoh harus berada dalam kisaran absorbansi kurva baku.
Apabila berlebihan harus diencerkan
Lakukan analisa menggunakan reference material atau reference sampel setiap
minggu 1 kali
Lakukan evaluasi absorbansi larutan baku dan blanko satu minggu 1 kali
b) Persyaratan kualitas
Detection limit : 4 ug/liter
5. Nitrit ( NO2- )
a) Tujuan
Untuk menentukan kandungan Nitrit (NO2-).
b) Ruang Lingkup
Metoda ini dapat digunakan untuk menentukan kandungan NO2 dalam semua jenis air.
c) Acuan
Standard Methods,1985.16th edition
d) Prinsip Analisa
Uji ini berdasarkan reaksi diazotisasi asam sulfanilat oleh nitrit, yang diikuti reaksi kopling
dengan α-naftilamin membentuk suatu zat pewarna azo yang merah.
Penambahan asam tartarat dimaksudkan untuk menutupi ion besi.
e) Alat & Bahan Kimia
3) Alat
Spektrofotometer UV.
Pipet volume.
Labu ukur.
Bahan
Pereaksi nitrit α-naftilamin
Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 31
laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO
Asam sulfanilat
Asam tartarat
Rincian Instruksi Kerja
i. Persiapan pereaksi
a. Pereaksi nitrit
1. Timbang 1 gram α-naftilamin, 10 gram asam
sulfanilat, 89 gram asam tartarat
2. Campurkan semuanya dan digerus sampai merata
2) Pembuatan larutan standard
a. Larutan stock Nitrit (NO2-) 250 ppm
Larutkan NaNO2 1,2320 gram dalam aquadest, kemudian encerkan hingga
1000 mL dalam labu ukur.
1 mL = 250 g N = 250 ppm N
Buat standar kerja 2,5 ppm. 1 ml = 2,5 g N.dengan melakukan pengenceran
100 kali larutan baku
3) Prosedur pengerjaan
Pipet 50 ml contoh ke dalam labu ukur 50 ml, di tambahkan seujung spatula
pereaksi nitrit. Biarkan 10 menit dan baca dengan spektro pada panjang
gelombang 520 nm
Buat kurva baku (0-10 g N-NO2)
Plot grafik kurva baku dan tentukan slopenya
Jika sebelum 10 menit warna larutan berubah menjadi warna merah anggur
pekat atau coklat, ulangi pengerjaan di atas dengan volume sampel diperkecil
Buat blanko dengan prosedur yang sama.
g) Cara Menyatakan Hasil
1) Kadar NO2
Absorbansi contoh mg/l NO2 = × FP× Slope
Absorbansi standarCatatan :
Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 32
laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO
Konsentrasi NO2
- dalam mg/L.
Kepekaan / detection limit = 0,03 mg/l N-NO2
6. Nitrat ( NO3-)
a) Tujuan
Untuk menentukan kandungan anion Nitrat (NO3-) dengan metode HACH (reduksi
Kadmium).
b) Ruang Lingkup
Metoda ini dapat digunakan untuk jenis air jernih dengan konsentrasi antara 0 s/d 4.5
mg/L N03- .
c) Referensi
DR 2010 Spektrofotometer Handbook.
d) Prinsip Analisa
Logam Kadmium mereduksi Nitrat menjadi Nitrit. Ion Nitrit bereaksi dalam suasana asam
dengan asam Sulfanilik menjadi bentuk garam Diazonium.
e) Alat & Bahan Kimia
1) Alat
HACH Spectrofotometer.
Alat-alat gelas.
2) Bahan
Nitra Ver 5 Nitrat.
f) Rincian Instrtuksi Kerja
1) Prosedur pengerjaan
Cari program nomor untuk Nitrat nitrogen dengan kisaran menengah.
Tekan nomor : 353 Read/ Enter.
Pada display akan terlihat : Dial nm to 400.
Putar panjang gelombang sampai 400 nm pada display.
Tekan : Read/ enter.
Pada display akan terlihat : mg/L NNO3-M.
Tuangkan 25 mL contoh pada standard sampai tanda garis.
Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 33
laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO
Buat blanko menggunakan standard lainnya.
Tambahkan reagentt Nitra Ver 5 Nitrat (dalam bentuk bantalan kecil)
Kocok selama 1 menit dan diamkan selama 2 menit.
Masukkan standard blanko pada cell holder dan tutup.
Tekan : Zero.
Pada display akan terlihat : Wait, lalu 0.0 mg/L NNO3-M.
Ganti dengan standard contoh pada cell holder dan tutup.
Tekan : Read/ Enter.
Pada display akan terlihat : Wait.
Hasil dalam mg/L Nitrat sebagai NO3- akan terbaca pada display.
3) Catatan
Kurva kalibrasi dan hasil analisa secara otomatis direkam dalam sistem
komputer yang dihubungkan ke alat.
Apabila hasil analisa sebagai Nitrat + Nitrit nitrogen, maka konsentrasi Nitrat
hasil analisa harus dikurangi dengan konsentrasi Nitrit .
7. Cyanide
a) Tujuan
Menetapkan konsentrasi Cyanide (CN-) dalam contoh air
b) Ruang lingkup
Metode ini dapat digunakan untuk menentukan kadar CN- dalam contoh air
c) Acuan
Standard methods,1985.16th edition
d) Prinsip analisa
Prinsip dari metoda ini adalah pembentukan reaksi komplek berwarna dari ion CN- dengan
asam barbiturat
e) Alat dan bahan kimia
1) Alat
Labu ukur
Spektrofotometer
Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 34
laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO
Pipet volume
2) Bahan
NaOH 0,2 N
Chloramine
KH2PO4
Barbituric acid/pyridine
f) Rincian Instruksi Kerja
1) Persiapan pereaksi
a. Barbituric acid
Larutkan 15 gram barbituric acid dengan sedikit aquadest
Tambahkan 75 ml pyridine, 15 ml HCl fuming min, 37 %
Setelah dingin himpitkan menjadi 250 ml aquadest
b. Chloramines T
Larutkan 1 gram chloramines T dalam 100 cc aquadest
c. KH2PO4
Larutkan 150 gram KH2PO4 dalam 850 ml aquadest
d. NaOH
Larutkan 8 gram NaOH dalam 1 liter aquadest
2) Analisa
Pipet 20 ml sampel ke dalam labu ukur 50 ml tambah 10 ml NaOH 0,2 N,7,5 ml
KH2PO4 ,0,75 ml chloramines
Kocok, setelah 1 menit tambahkan 1,5 ml barbituric dan impitkan sampai tanda
garis dengan aquadest
Setelah 20 menit, baca dengan spektro pada panjang gelombang 370 nm
Buat kurva kalibrasi 0ml, 0,5 ml. 1,0 ml dan 2,0 ml larutan baku CN - , lakukan
sesuai dengan cara kerja untuk contoh uji
g) Perhitungan
Abs. sampelKonsentrasi CN- = × FP × slope × 1000
Abs standar
Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 35
laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO
8. Selenium (Se)
a) Tujuan
Untuk menentukan kandungan Selenium (Se) dengan cara mengubahnya menjadi senyawa
hidrid dan di analisa menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom (AAS).
b) Ruang Lingkup
Metoda ini dapat digunakan untuk menentukan kandungan logam Selenium dari semua
jenis contoh air terutama air limbah industri.
c) Referensi
Standard methods for the Examination of Water and Wastewater, 20th edition, 1998.
d) Prinsip Analisa
Total Selenium dengan serapan atom dan Sodium borohidrid dapat ditentukan pertama
dengan mereduksi Se (VI) menjadi Se (IV) selama digestion dengan asam.
Efisiensi dari reduksi tergantung kepada suhu, waktu reduksi dan konsentrasi HCl.
Untuk 4 N HCl, waktu pemanasan 1 jam dengan suhu 100 °C, untuk 6 N HCl , pemanasan
selama 10 menit adalah cukup.
Alternatif lain contoh dalam wadah tertutup dimasukkan ke dalam autoclave pada 121 °C
selama 1 jam.
e) Alat & Bahan Kimia
1) Alat
AAS – Vapour Generator Accessories.
Neraca analitik.
Alat-alat gelas.
2) Bahan
NaBH4
NaOH
NaI
H2SO4
K2S208
HNO3
HClO4
HCl
Na2SeO3
Na2SeO4
NaSeO3
Gas Ar/ N2 murni.
f) Rincian Instruksi Kerja
Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 36
laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO
1) Persiapan pereaksi
a. Larutan Sodium Borohydrate
Larutkan 8 gram NaBH4 dalam 200 mL NaOH 0.1 N, larutan ini harus selalu
dalam keadaan segar.
b. Larutan prareduktan NaI
Larutkan 50 gram NaI dalam 500 mL aquadest, larutan ini harus selalu dalam
keadaan segar.
c. KOH 12 N
Dilarutkan 673,2 gram KOH dalam 1 liter aquadest
d. Larutan baku Selenium
Timbang 2,190 gram Sodium Selenite (Na2SeO3) larutkan dalam aquadest yang
berisi 10 mL HCI dan dihimpitkan sampai 1 liter.
(1 mL = 1 mg Se IV).
e. Asam Sulfat 2.5 N
Tambahkan 35 mL H2SO4 perlahan lahan ke dalam 400 mL aquadest, setelah
dingin himpitkan hingga 500 mL dengan menggunakan aquadest.
f. Kalium Persulfat 5 %
Larutkan 25 gram K2S2O8 dalam 500 mL aquadest. Simpan di dalam botol
glass dan kulkas. Larutan ini tahan 1 minggu.
2) Pembuatan larutan standard
a. Larutan stock Se (IV)
Larutkan 2.190 gram Sodium Selenite (Na2SeO3) di dalam aquadest yang
mengandung 10 mL HCl dan himpitkan menjadi 1 liter.
1 mL = 1.00 mg Se (IV).
b. Larutan intermediet Se (IV)
Larutkan 10 mL larutan stock Se (IV) hingga 1000 mL dengan aquadest yang
mengandung 10 mL HCl pekat.
1 mL = 10.0 ug Se (IV).
c. Larutan kerja Se (IV)
Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 37
laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO
Larutkan 10 mL larutan intermediet Se (IV) dengan 1000 mL aquadest yang
mengandung konsentrasi asam yang sama dengan preparasi contoh (2 sampai
5 mL HNO3 pekat).
Siapkan larutan ini ketika akan melakukan pemeriksaan ekivalen dari respon
instrumen untuk Se (IV) dan Se (VI).
1 mL = 0.100 ug Se (IV).
d. Larutan stock Se (VI)
Larutkan 2.393 gram Sodium Selenat (Na2SeO4) dengan aquadest yang
mengandung 10 mL HNO3 pekat. Himpitkan menjadi 1000 mL dengan
aquadest.
1 mL = 1.00 mg Se(VI).
e. Larutan intermediet Se (VI)
Larutkan 10 mL larutan stock Se (VI) hingga 1000 mL dengan aquadest yang
mengandung 10 mL HCl pekat.
1 mL = 10.0 g Se (VI).
f. Larutan kerja Se (VI)
Larutkan 10 mL larutan intermediet Se (VI) dengan 1000 mL aquadest yang
mengandung konsentrasi asam yang sama dengan preparasi contoh (2 sampai
5 mL HNO3 pekat ).
Siapkan larutan ini ketika akan melakukan pemeriksaan ekivalen dari respon
instrumen untuk Se (IV) dan Se (VI).
1 mL = 0.100 ug Se (VI).
3) Persiapan contoh dan larutan standard
Masukkan 50 mL contoh atau larutan standard (0.00, 1.00, 2.00, 5.00, 10.00, 15.00,
dan 20.00 ug/L dari larutan kerja Se (IV)) ke dalam beaker berzelius dengan
ukuran 200 mL atau labu mikro ke dalam 100 mL.
Tambahkan 1 mL H2SO4 2.5N dan 5 mL K2S2O8 5%.
Panaskan di atas hot plate selama ± 30 – 40 menit atau sampai volume mencapai 10
mL (jangan sampai kering), alternatif lain panaskan dengan autoclave pada suhu
121°C selama 1 jam.
Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 38
laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO
Encerkan sampai volume 30 mL.
4) Prosedur Pengerjaan
Siapkan alat Vapour Generating Accessories (VGA), gabungkan dengan AAS.
Siapkan larutan Borohydrid dan larutan pra reduktan Sodium Iodida.
Baca nilai absorbansinya menggunakan AAS-VGA, pereaksi NaBH4, pereaksi NaI,
dan lampu katoda Se.
Untuk larutan standard, plot kurva standard dengan nilai absorbansi sebagai sumbu
Y dan konsentrasi Se sebagai sumbu X. Tentukan persamaan regresi, untuk
mengetahui nilai slope dan intersep.
Untuk contoh, baca nilai absorbansinya dan plot hasil pembacaan pada kurva
standard, hitung konsentrasi Se.
g) Perhitungan
Konsentrasi Se (ug/ L) = ( Y - B )/ A
Dimana :
Y = Nilai absorbansi yang terbaca.
B = Intercept persamaan regresi linear.
A = Slope persamaan regresi linear .
h) Pelaporan
Bentuk laporan :
Kadar Selenium dinyatakan dalam mg/L (ppm).
B. PHYSICAL TEST
9. Odor
a) Tujuan
Menentukan bau air secara organoleptik.
b) Ruang Lingkup
Analisa ini dapat dilakukan untuk semua jenis contoh air.
c) Referensi
Standard Methods for the Examination of Water and Wastewater 20 th edition, 1998
d) Prinsip Analisa
Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 39
laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO
Adanya pembusukan senyawa terlarut akan memberikan bau pada air dan dapat ditentukan
secara orgaoleptik.
Tidak ada ambang batas yang pasti dari konsentrsi odor, karena daya sensitifitas setiap
orang dan setiap hari selalu berbeda.
Odor adalah derajat kebauan contoh.
e) Kondisi Kerja
Temperatur : Temperatur ruang.
Kelembaban : Kelembaban ruang.
f) Alat dan Bahan Kimia
1) Alat
Gelas piala.
2) Bahan
g) Rincian Prosedur
1) Persiapan Contoh Analisa/Uji
Contoh disimpan dalam wadah yang tidak menimbulkan bau pada air.
2) Analisa/Testing
Kocok contoh air.
Baui contoh segera setelah contoh dipindahkan ke gelas piala.
h) Pelaporan
1) Bentuk Laporan
a. Bau dilaporkan :
Normal = negatif.
Ab-Normal = positif.
b. Catatan-catatan :
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam analisa
Untuk contoh air dalam kemasan, kesalahan umum yang terjadi adalah migrasi
bau dari kemasan ke air.
Jangan lakukan pengukuran langsung dari kemasan.
Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 40
laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO
Sebaiknya contoh segera diuji segera setelah pengambilan, apabila dilakukan
penyimpanan, simpanlah pada lemari es dan pastikan tidak akan tercemar oleh
bau dari luar.
10. Colour
1.0. Tujuan
Untuk menentukan warna dari contoh air.
2.0. Ruang Lingkup
Analisa ini dapat dilakukan untuk jenis contoh air minum/ bersih/ industri.
3.0. Referensi
Standar Methods for the Examination of Water and Wastewater, 19 th, edition 1995.
4.0. Prinsip Analisa
Warna ditentukan dengan membandingkan secara visual dari contoh dengan larutan berwarna yang telah diketahui konsentrasinya.
Metoda platinum cobalt sering digunakan untuk menentukan warna dari air minum dan air yang mengandung warna yang berasal dari bahan alam dan tidak untuk air limbah industri yang berwarna .
5.0. Alat & Bahan Kimia
5.1. Alat 5.1.1. Spectrophotometer 5.1.2. Alat-alat gelas5.1.4. Alat penyaring.
6.0. Rincian Instruksi Kerja
6.1. Persipan pereaksi
6.1.1. Larutan standar potassium chloroplatinate, 500 unit
Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar
5.2. Bahan5.2.1. K2PtCI6
5.2.2. COCI2.6 H2O5.2.3. HCI.
41
laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO
Larutan 1.246 gram potassium chloroplatinate dan 1.00 gram cobaltous chloride
ke dalam 100 mL HCI dan encerkan hingga 1 liter.
6.2. Prosedur pengerjaan
6.1.1. Siapkan larutan standar 5, 10, 15, 20, 25, 30, 35, 40, 45, 50, 55, 60, 65, 70 dengan mengencerkan 0.5, 1,0, 1.5, 2.0, 2.5, 3.0, 3.5, 4.0, 4.5, 5.0, 6.0, 6.5, 7.0 mL dari larutan standar ke dalam tabung nessler 50 mL.
6.1.2. Jaga larutan di atas dari penguapan dan kotaminasi apabila tidak digunakan.6.1.3. Masukkan contoh ke dalam tabung nessler 50 mL dan bandingkan dengan
larutan standar.6.1.4. Amati langsung dari atas tabung.
6.3. Perhitungan
Dimana :A = Perkiraan warna dari contoh yang diencerkan B = mL contoh yang akan diencerkan
6.4. Pelaporan
6.4.1. Jika contoh keruh, laporkan dengan “Apparent color”6.4.2. Jika warna lebih besar dari 70 unit, encerkan contoh dengan aquadest sampai
warna berada dalam range standar.
11. Total Dissolved Solids (TDS)
a) Tujuan
Untuk menentukan zat terlarut pada contoh uji air limbah.
b) Ruang Lingkup
Metoda ini terdiri dari tujuan dan prinsip analisa, alat dan bahan yang digunakan, rincian
instruksi kerja dan cara menyatakan hasil.
c) Referensi
SNI 01 – 3554 – 1998.
d) Prinsip Analisa
Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 42
laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO
Contoh yang sudah diaduk sempurna, diuapkan, ditimbang dan dikeringkan sampai bobot
tetap dalam oven 103oC – 105oC. Penambahan bobot dalam pinggan menunjukkan jumlah
zat yang terlarut.
e) Alat & Bahan Kimia
1) Alat
Pinggan penguap dengan kapasitas 100 mL yang terbuat dari Porselin, atau Platina
atau gelas Silika.
Penangas air.
Desikator, sediakan desikator yang memilki indikator warna yang menunjukkan
konsentrasi kelembaban atau indikator instrumen.
Oven, suhu 103 oC – 105 oC.
Timbangan analitik, yang mampu menimbang 0,1 mg.
Pengaduk magnetik.
Pipet yang sudah dikalibrasi.
2) Bahan
f) Rincian Instruksi Kerja
Panaskan pinggan penguap bersih pada 103oC 105oC selama 1 jam pada oven,
dinginkan dalam desikator, kemudian ditimbang.
Pipet sebanyak 50 mL contoh yang telah diaduk dan disaring dengan saringan milipore
0,4 m, pindahkan ke dalam pinggan yang telah ditimbang terlebih dahulu dan uapkan
sampai kering pada penangas atau oven pengering. Bila dipergunakan oven pengering
turunkan suhu 2 oC dibawah titik didih untuk menghindari penyemprotan.
Keringkan contoh yang telah dikeringkan selama 1 jam pada oven dengan suhu 103 oC - 105 oC, dinginkan pinggan dalam desikator dan selanjutnya timbang. Ulangi
pengerjaan tersebut sampai diperoleh bobot tetap atau perubahan berat tidak lebih dari
4 % berat sebelumnya atau 0,5 mg. Pengerjaan duplikat seharusnya tidak lebih dari 5
%.
g) Cara Menyatakan Hasil
Perhitungan :
Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 43
laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO
Zat terlarut mg/L = (A – B) x 1000 Volume contoh, mLDimana :
A = berat sisa kering dan pinggan, dinyatakan dalam mg.
B = berat pinggan kosong, dinyatakan dalam mg.
12. Turbidity
a) Tujuan
Menentukan kandungan turbidity dengan menggunakan metode HACH dalam satuan
FTU (Formazin Turbidity Units).
b) Ruang lingkup
Metode ini dapat digunakan untuk semua jenis air.
c) Referensi
DR/2000 Sppectrophotometer Handbook.
d) Prinsip
Turbidity diukur sebagai bahan optikal dari contoh air sebagai hasil dari hamburan dan
serapan cahaya dengan adanya partikel. Tingginya turbidity yang terukur tergantung dari
ukuran, bentuk dan bahan yang bersifat reklaktif dari partikel. Tidak ada hubungan
antara turbidity contoh air dengan konsentrasi berat dari material yang ada.
Metode ini dikalibrasi dengan Formazin Turbidity Standard dan dibaca dalam bentuk
formazin Turbidity unit (FTU).
Metode ini tidak dapat digunakan dalam laporan EPA tetapi dapat digunakan untuk
monitoring harian dilapangan.
Formazin Turbidity Unit (FTU) adalah equivalen dengan Nephelometric Turbidity Unit
(NTU) apabila dibaca dengan nephelometer.
e) Alat dan bahan kimia
1) Alat
Spectrofotometer.
Alat-alat gelas.
2) Bahan
Hydrazine Sulfate.
Hexamine.
Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 44
laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO
f) Rincian prosedur
1) Persiapan larutan standard
a. Larutan turbiditas standard 400 FTU
Larutkan (1 0.0001) gram Hydrazine Sulfate dengan 100 mL aquadest.
Larutkan 10 0.0001 gram Hexamethylenetetramine dengan 100 mL
aquadest.
Pipet 5 mL masing – masing larutan diatas ke dalam labu ukur 100 mL.
Diamkan selama 24 jam pada suhu 25 30 C dalam ruang gelap.
Tepatkan menjadi 100 mL dengan aquadest.
Larutan standard ini tahan 1 bulan.
b. Larutan kerja turbidity 40 FTU
Pipet 10 mL larutan standard turbidity 400 FTU encerkan menjadi 100 mL
dengan aquadest.
Larutan ini harus selalu dalam keadaan fresh.
2) Prosedur pengerjaan
Cari program nomor untuk Turbidity.
Tekan nomor : 750 read / enter.
Pada display akan terlihat : Dial nm to 450.
Putar panjang gelombang sampai 450 nm pada display.
Tekan : read / enter.
Pada display akan terlihat : FTU Turbidity.
Tuangkan contoh kedalam standard 25 mL sampai tanda garis.
Buat blanko pada standard lainnya.
Masukkan standard blanko pada cell holder dan tutup.
Tekan : zero.
Pada display akan terlihat : wait, lalu FTU Turbidity.
Ganti dengan standard contoh pada cell holder dan tutup.
Tekan : read / enter.
Pada display akan terlihat : wait.
Hasil dalam Formazin Turbidity Unit ( FTU ) akan terbaca pada display.
Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 45
laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO
3) Prosedur Penentuan Presisi
Buat standard dari larutan kerja 40 FTU.
Lakukan seperti prosedur pengerjaan (B).
Penyimpangan yang diperbolehkan adalah 2 FTU.
g) Cara Menyatakan Hasil
Turbidity dilakukan dalam satuan FTU
Catatan :
Jika contoh berwarna, buat blanko contoh dengan menyaring contoh menggunakan
kertas saring 0.45 mikron.
13. Taste
a) Tujuan
Menetapkan rasa contoh air dibandingkan dengan rasa air alam.
b) Ruang Lingkup
Analisa ini dapat dilakukan untuk semua jenis air kecuali air limbah dan air yang
tercemar oleh bakteri, parasit, atau virus serta air yang beracun.
c) Referensi
Standard method for the examination of water and waste water, 20th edition 1998.
d) Prinsip Analisa
Rasa dari contoh air dapat disebabkan pengaruh zat kimia terlarut. Pengujian dilakukan
secara analisa sensori dengan memasukkan contoh kedalam mulut dan dirasakan. Tetapi
secara teknik analisa sensori adalah dengan mengevaluasi komplek sensori yang disebut
flavor (rasa).
Flavor rating assesssment (FRA) adalah evaluasi sensor untuk mengetahui apakah
produk akhir dapat diterima untuk dikonsumsi sehari-hari.
Dengan FRA setiap rasa diberikan 9 rating tingkat air dari yang sangat unfavorable.
Dengan FRA setiap rasa diberikan 9 rating tingkat air dari yang sangat favorable sapai
yang sangat unfavorable.
Rasa ditentukan dengan memilih rating yang terbaik berdasarkan perkiraannya.
e) Lingkungan Kerja
Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 46
laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO
Temperatur : temperatur ruangan.
Kelembaban : kelembaban ruangan.
f) Alat Dan Bahan Kimia
1) Alat
Gelas piala
2) Bahan
g) Rincian Instruksi Kerja
1) Persiapan contoh
Kocok contoh air kemudian pindahkan kedalam gelas piala bersih yang telah
dibilas sebelumnya dengan contoh yang akan diuji.
Isi 25 mL seri contoh ke dalam beberapa gelas piala 50 mL.
Isi gelas piala dengan contoh reference yang sudah diketahui.
Cicipi setengah bagian contoh biarkan didalam mulut beberapa detik.
Buang jangan ditelan.
Ulangi pengujian dengan contoh yang sama.
Catat hasil pada lembaran data.
Basuh mulut dengan contoh reference sebelum mencoba contoh berikutnya.
2) Analisa / testing
a. Cicipi secara organoleptik contoh air dan baku air kemasan.
b. Buat rating dengan kriteria rasa sebagai berikut :
Sangat persis seperti air minum.
Persis seperti air minum.
Diyakini seperti air minum.
Dapat diyakini seperti air minum.
Mungkin sepaerti air minum.
Diragukan seperti air minum.
Tidak dapat diterima sebagai air minum.
Tidak pernah merasakan air minum seperti tersebut.
Tidak dapat dirasakan dan tidak akan pernah meminum air seperti tersebut.
h) Pelaporan
Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 47
laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO
1) Bentuk Laporan
Rasa dinyatakan sebagai normal atau abnormal
Normal = jika rasa seperti air alami.
Abnormal = ada rasa lain seperti asam, manis, asin dan lain-lain.
2) Catatan-catatan
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam analisa :
Hati-hati dalam persiapan gelas piala untuk pengujian harus benar-benar bersih
dan bebas dari rasa.
Taste tidak diperbolehkan mengetahui komposisi atau sumber spesifik dari
contoh.
Temperatur ruang yang direkomendasi pada waktu pengujian adalah 15 o
14. Temperature
1.0. Tujuan
Untuk menentukan temperatur contoh air.
2.0. Ruang Lingkup
Metoda ini digunakan untuk mengukur temperatur contoh air di lapangan atau di
laboratorium.
3.0. Referensi
– Standard methods for the Examination of Water and Wastewater, 20th edition, 1998.
4.0. Prinsip Analisa
____
5.0. Alat & Bahan Kimia
5.1. Alat 5.1.1 Termometer terkalibrasi
Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 48
laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO
5.2. Bahan
__
Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 49
laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO
6.0. Rincian Instruksi Kerja
6.1. Pengukuran temperatur di lapangan
6.1.1 Celupkan ujung bagian bawah termometer (temometer manual atau menyatu dengan elektroda untuk pengukuran pH/ DO) ke bawah permukaan air yang akan diukur temperaturnya
6.1.2 Diamkan selama 3 menit (sampai pembacaan skala/ digital stabil) kemudian baca angka pada skala/ digital termometer.
6.1.3 Nyatakan hasil dalam derajat yang tertera (misalnya derajat celcius Fahrenheit, Reamur atau Kelvin)
6.2. Analisa contoh
___
7.0. Pelaporan
7.1. Cara menyatakan hasil :
C. CHEMICAL TEST
15. Aluminium (Al)
a) Tujuan
Menentukan kadar Aluminium (Al) menggunakan AAS
b) Ruang lingkup
Analisa ini dapat dilakukan untuk semua jenis contoh air
c) Acuan
Standard methods, 1985.16th edition
d) Prinsip analisa
Ion-ion logam berat, ion alkali dan alkali tanah, dalam suasana asam, dapat diukur dengan
prinsip kerja AAS
e) Alat dan Bahan kimia
a) Alat
Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar
Temperatur dilaporkan dalam °C/ °F/ °R/ °K
50
laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO
AAS
Pipet volume 100 ml
Labu ukur 100 ml
Pipet skala 10 ml
Hot plate
b)Bahan
HNO3 1:1
Aquadest
HNO3 pekat
f) Prosedur kerja
ii. Persiapan pereaksi
a. HNO3 1:1
Campurkan 1 bagian HNO3 pekat dengan 1 bagian volume aquades. Dinginkan.
iii. Prosedur pengerjaan
Pipet 100 ml contoh, masukan kedalam gelas piala 100 ml
Tambahkan 5 ml HNO3 1:1
Dipanaskan diatas hot plate hingga tersisa larutan 50 ml dalam gelas piala, dan
didinginkan.
Diencerkan dengan aquadest kedalam labu ukur 100 ml, dihimpitkan hingga tanda
garis dan dihomogenkan
Buat blanko.
Baca dengan AAS pada panjang gelombang 308,2 nm
g) Cara pelaporan
Perhitungan
Ppm hasil pembacaan AAS × FP × 50 Ion logam =
25
Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 51
laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO
h) Catatan-catatan
h) Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam analisa
Pembacaan absorbansi contoh harus berada dalam kisaran absorbansi kurva baku.
Apabila berlebihan harus diencerkan
Lakukan analisa menggunakan reference material atau reference sampel setiap
minggu 1 kali
Lakukan evaluasi absorbansi larutan baku dan blanko satu minggu 1 kali
i) Persyaratan kualitas
Detection limit : 4 ug/liter
16. Iron (Fe)
a) Tujuan
Menentukan kadar Iron (Fe) menggunakan AAS
b) Ruang lingkup
Analisa ini dapat dilakukan untuk semua jenis contoh air
c) Acuan
Standard methods, 1985.16th edition
d) Prinsip analisa
Ion-ion logam berat, ion alkali dan alkali tanah, dalam suasana asam, dapat diukur dengan
prinsip kerja AAS
e) Alat dan Bahan kimia
4) Alat
AAS
Pipet volume 100 ml
Labu ukur 100 ml
Pipet skala 10 ml
Hot plate
Bahan
HNO3 1:1
Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 52
laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO
Aquadest
HNO3 pekat
Prosedur kerja
i. Persiapan pereaksi
a. HNO3 1:1
Campurkan 1 bagian HNO3 pekat dengan 1 bagian volume aquades. Dinginkan.
ii. Prosedur pengerjaan
Pipet 100 ml contoh, masukan kedalam gelas piala 100 ml
Tambahkan 5 ml HNO3 1:1
Dipanaskan diatas hot plate hingga tersisa larutan 50 ml dalam gelas piala, dan
didinginkan.
Diencerkan dengan aquadest kedalam labu ukur 100 ml, dihimpitkan hingga tanda
garis dan dihomogenkan
Buat blanko.
Baca dengan AAS pada panjang gelombang 259,9 nm
Cara pelaporan
Perhitungan
Ppm hasil pembacaan AAS × FP × 50 Ion logam =
25
Catatan-catatan
a) Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam analisa
Pembacaan absorbansi contoh harus berada dalam kisaran absorbansi kurva baku.
Apabila berlebihan harus diencerkan
Lakukan analisa menggunakan reference material atau reference sampel setiap
minggu 1 kali
Lakukan evaluasi absorbansi larutan baku dan blanko satu minggu 1 kali
Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 53
laporan Praktik Kerja Lapangan PT. SUCOFINDO
b) Persyaratan kualitas
Detection limit : 4 ug/liter
17. Total Hardness as CaCO3
a) Ruang Lingkung Analisa/Uji
a) Metode ini dapat digunakan untuk semua jenis contoh air.
b) Prinsip Analisa/Uji
Hardness adalah besarnya kesadahan dari contoh air, biasanya untuk logam Ca dan Mg
c) Kegunaan
Mengetahui kandungan Ca dan Mg dan tingkat kesadahan contoh air.
d) Kondisi kerja
Temperatur : Temperatur Ruang
Kelembaban : Kelembaban Ruang
e) Alat dan Bahan yang dipakai
a) Alat dan Bahan
1) Alat
Buret
Erlenmeyer 250 ml
Gelas piala
Spatula
Pipet Volume.
Gelas Ukur.
2) Bahan
EDTA 0,02 M
Aquadest.
Indikator EBT
Bufer PH 10
ZnSO4.10 H2O
Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar 54
f) Persiapan pereaksi
1. Persiapan pereaksi
a. Larutan EDTA 0,1 M
Timbang 37,23 gram EDTA (Tritiplex II), larutan dengan aquadest sambil
dipanaskan diatas penangas air. Dinginkan, kemudian dihimpitkan hingga 1 liter.
b. Larutan EDTA 0,02 M
Pipet 20 ml larutan EDTA 0,1 M, encerkan menjadi 100 mldengan aquadest
c. Buffer NH4Cl.NH4 PH 10
Timbang 16,87 gram NH4Cl, larutkan dengan aquadest ± 350 ml. Tambahkan 75
ml NH4OH pekat, aduk hingga homogen. Atur PH larutan hingga PH 10 dengan
penambahan NH4OH tetes demi tetes.Tepatkan menjadi 500 ml dengan aquadest
2. Analisa / Testing
b. Normalitas EDTA 0,02 M
Timbang 0,05 gram hablur ZnSO4.H2O.
Larutkan dengan 100 ml aquadest dalam Erlenmeyer 250 ml.
Tambahkan 5 ml buffer PH 10 dan seujung spatula indicator EBT.
Titar dengan EDTA 0,02 M, sampai terjadi perubahan warna anggur kebiruan
c. Penentuan Hardness
Pipet 200 ml sampel ke dalam Erlenmeyer
Tambahkan 5 ml larutan buffer PH 10
Tambahkan beberapa tetes indicator EBT
Titar dengan EDTA 0,02 M sampai diperoleh titik akhir, perubahan warna dari
merah anggur ke biru
3. Cara pelaporan
a. Perhitungan
0,05 × 1000 N EDTA =
a ml × N EDTA × Bst CaCO3.10 H2O
1000 CaCO3 = Volume penitar × N EDTA × Bst CaCO3 × ml sampel
g)
h) Catatan-Catatan
1) Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam analisa
Untuk air laut, pipet contoh 5 ml
2) Persyaratan kualitas
Deviasi dan toleransi : -
Detection limit
: < 0,50 mg/l CaCO3
18. Klorida (Cl-)
a) Tujuan
Mengetahui kadar klorine dalam sampel air minum.
b) Ruang lingkup
Metode ini dapat digunakan untuk penentuan Cl- dalam semua jenis contoh air.
c) Acuan
Standard method 1998_APHA 4500-Cl—D( 20 th edition)
d) Prinsip analisa
Klorine adalah senyawa halogen khlor. Dalam jumlah banyak,Cl dalam air minum akan
menimbulkan rasa asin, korosi pipa pada system penyediaan air panas. Sehingga kadar
air Cl dalam air minum harus memenuhi criteria yang telah ditetapkan oleh DEP-KES RI
yaitu 25 mg /l sampai 250 mg/l agar dapat dikomsumsi oleh para komsumen.
Analisa yang dilakukan adalah potensiometer, yaitu analisa yang menggunakan system
elektroda gelas-gelas AgNO3 yang dapat mengetahui perubahan potensial pada saat
penambahan AgNO3 secara konstan dan terus menerus
e) Alat dan Bahan Kimia
1) Alat
Titroprosesor.
Elektroda gelas AgNO3
Gelas piala.
Pipet volume.
2) Bahan
AgNO3 0.01 N.
Air suling.
HNO3 1 : 1.
Sampel
f) Rincian Instruksi Kerja
1) Persiapan pereaksi
Larutan standard AgNO3
Timbang 1.7 gram AgNO3 dalm 1 liter aquadest
2) Analisa / testing
d. Cara penetapan N AgNO3
Timbang 0.0086 gram NaCl yang telah dipanaskan pada temperature 140 deg C
selama 2 jam
Larutkan dengan aquadest kurang lebih 80 ml
Titrasi dengan AgNO3 0,01 N dengan cara potensiometer (menggunakan alat
titroprocessor) dengan cara sebagai berikut :
b. Tempatkan larutan pada automatic magnetic stirrer dan celupkan elektroda Ag
kedalam larutan tersebut
c. Tekan “GET” sampai muncul “GET U” lalu tekan ENTER
d. Tekan “USER METHODS” akan muncul “RECALL”
e. Ketik 2.0, lalu ENTER, akan muncul “GET U 2.0”
f. Tekan “SMPL SIZE” akan muncul “COO= 0 mg” (ingat,ganti satuan menjadi
gram) dengan menekan 2nd lalu tekan unit sampai berubah menjadi gram
g. Ketik berat NaCl yang di timbang missal 0,0086 gram
h. Tekan ENTER lalu tekan “GO”
i. Tunggu sampai hasil muncul yang ditandai dengan print out pada alat (RS1)
j. Lakukan pengerjaan secara duplo
k. Ulangi standarisasi jika Repeatability lebih dari 0,0500 N
e. Penetapan Cl dalam contoh
Dipipet 50 ml sampel sampai ke dalam beaker glass 100 ml.
Tambahkan 5 ml HNO3 1:1 kemudian masukkan elektroda AgNO3.
Titrasi dengan AgNO3 dengan menggunakan alat titroprocessor
Cara Kerja alat titrioprocessor
Tekan tombol “GET” sampai muncul “GET U”, enter
Tekan tombol “USER METHOD” pada display akan tertulis “RECALL”
Tekan 2.1 lalu enter, setelah itu tekan “SAMPEL SIZE” lalu ketik 50 ml, enter
Tekan “Fmla Const” dan isi CO1 ( Normalitas AgNO3 ), tekan enter sampai
muncul “ GET U 2.1 “
Tekan “Sample Data” lalu ketik 1, enter 2x dan pada display akan muncul “GET
2.1” lalu tekan “GO”.
g) Cara Menyatakan Hasil
Hasil analisa akan secara otomatis dihitung dan dapat terbaca pada kertas printer setelah
dimasukkan data-data tentang jumlah contoh dan normalitas AgNO3.
Hasil dinyatakan dalam mg/L.
Mg/L Cl = (ml AgNO3 x N AgNO3 x Bst AgNO3)
ml Sample
19. manganess (Mn)
a) Tujuan
Menentukan kadar Manganess (Mn) menggunakan AAS
b) Ruang lingkup
Analisa ini dapat dilakukan untuk semua jenis contoh air
c) Acuan
Standard methods, 1985.16th edition
d) Prinsip analisa
Ion-ion logam berat, ion alkali dan alkali tanah, dalam suasana asam, dapat diukur dengan
prinsip kerja AAS
e) Alat dan Bahan kimia
a) Alat
AAS
Pipet volume 100 ml
Labu ukur 100 ml
Pipet skala 10 ml
Hot plate
b)Bahan
HNO3 1:1
Aquadest
HNO3 pekat
f) Prosedur kerja
i. Persiapan pereaksi
f. HNO3 1:1
Campurkan 1 bagian HNO3 pekat dengan 1 bagian volume aquades. Dinginkan.
ii. Prosedur pengerjaan
Pipet 100 ml contoh, masukan kedalam gelas piala 100 ml
Tambahkan 5 ml HNO3 1:1
Dipanaskan diatas hot plate hingga tersisa larutan 50 ml dalam gelas piala, dan
didinginkan.
Diencerkan dengan aquadest kedalam labu ukur 100 ml, dihimpitkan hingga tanda
garis dan dihomogenkan
Buat blanko.
Baca dengan AAS pada panjang gelombang 257,6 nm
g) Cara pelaporan
Perhitungan
Ppm hasil pembacaan AAS × FP × 50 Ion logam =
25
h) Catatan-catatan
a) Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam analisa
Pembacaan absorbansi contoh harus berada dalam kisaran absorbansi kurva baku.
Apabila berlebihan harus diencerkan
Lakukan analisa menggunakan reference material atau reference sampel setiap
minggu 1 kali
Lakukan evaluasi absorbansi larutan baku dan blanko satu minggu 1 kali
b) Persyaratan kualitas
Detection limit : 4 ug/liter
20. pH
a) Tujuan
Untuk menentukan kadar keasaman di dalam contoh air.
b) Ruang Lingkup
Metoda ini dapat digunakan untuk semua jenis contoh air.
c) Referensi
Standard Methods for Examination of Water and Wastewater, 19th edition, 1995.
d) Prinsip Analisa
Penentuan pH merupakan salah satu yang terpenting dan sering digunakan dalam
pengujian kimia air. Secara praktis setiap tahap dari pengolahan air limbah, misalnya
netralisasi asam basa, penguapan, koagulasi dan kontrol korosi tergantung dari pH.
Alkalinity dan acidity adalah kapasitas air untuk menetralkan asam-basa kuat sampai suatu
nilai pH tertentu yang dapat dinyatakan dalam mg/L atau mg/L CaCO3, pH ditentukan
secara potensiometrik dengan menggunakan standard Hidrogen elektroda.
e) Alat & Bahan Kimia
1) Alat
pH meter yang mempunyai kisaran pH 0 – 14 dengan ketelitian 0.01.
Peralatan gelas.
2) Bahan
NaOH.
f) Rincian Instruksi Kerja
1) Persiapan pereaksi
a. Pembuatan Larutan standard
Didih dan dinginkan aquadest yang mempunyai daya hantar listrik 2 umhos/cm.
Timbang bahan kimia pada 6.1.2. dan larutkan pada aquadest yang telah
mengalami perlakuan seperti di atas.
b. Pembuatan larutan pH standard.
Larutan Standard (molality) Berat Bahan Kimia pH Pada 25 °C
Diperlukan/ 1000 mL
Aquadest Pada 25 °C
Standard Primer
- Potasium hidrogen tartate > 7 gr KHC4H4O6 3.557
- 0.05 potassium dihidrogen citrate 11.41 gr KH2C6H5O7 3.776
- 0.05 potassium dihidrogen phthalate 10.12 gr KHC8H4O4 4.004
- 0.025 potassium dihidrogen
Phosphate + 0.025potassium
hidrogen Phosphate
3.387gr KH2PO4 +
3.533 gr NaHPO4
6.863
- 0.008 695 potassium dihidrogen
Phosphate + 0.030 43, di sodium
hidrogen Phosphate
1.179 gr KH2PO4 +
4.303 gr Na2HPO4
7.415
- 0.01 sodium borate decahydrate 3.8 gr Na2B4O7.10H2O 9.183
- 0.025 sodium bicarbonate + 0.025
sodium carbonate
2.092 gr NaHCO3 +
2.640 gr Na2CO3
10.014
Standard sekunder
- 0.05 potassium tetroxalate dehydrate 12.61 gr KH3C4O8.2H2O 1.679
- Calcium hydroxide > 2 gr Ca (OH)2 12.454
2) Prosedur pengerjaan
Kalibrasi elektroda dengan 2 larutan Buffer yang sudah diketahui pHnya.
Tuangkan contoh dalam gelas beaker, masukkan elektroda.
Ukur pH dengan membaca skala atau digit alat.
g) Cara Menyatakan Hasil
pH dilaporkan tanpa satuan.
21. Zinc (Zn)
a) Tujuan
Menentukan kadar Zinc (Zn) menggunakan AAS
b) Ruang lingkup
Analisa ini dapat dilakukan untuk semua jenis contoh air
c) Acuan
Standard methods, 1985.16th edition
d) Prinsip analisa
Ion-ion logam berat, ion alkali dan alkali tanah, dalam suasana asam, dapat diukur dengan
prinsip kerja AAS
e) Alat dan Bahan kimia
a) Alat
AAS
Pipet volume 100 ml
Labu ukur 100 ml
Pipet skala 10 ml
Hot plate
b)Bahan
HNO3 1:1
Aquadest
HNO3 pekat
f) Prosedur kerja
1) Persiapan pereaksi
a. HNO3 1:1
Campurkan 1 bagian HNO3 pekat dengan 1 bagian volume aquades. Dinginkan.
iii. Prosedur pengerjaan
Pipet 100 ml contoh, masukan kedalam gelas piala 100 ml
Tambahkan 5 ml HNO3 1:1
Dipanaskan diatas hot plate hingga tersisa larutan 50 ml dalam gelas piala, dan
didinginkan.
Diencerkan dengan aquadest kedalam labu ukur 100 ml, dihimpitkan hingga tanda
garis dan dihomogenkan
Buat blanko.
Baca dengan AAS pada panjang gelombang 213,8 nm
g) Cara pelaporan
Perhitungan
Ppm hasil pembacaan AAS × FP × 50 Ion logam =
25
h) Catatan-catatan
a) Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam analisa
Pembacaan absorbansi contoh harus berada dalam kisaran absorbansi kurva baku.
Apabila berlebihan harus diencerkan
Lakukan analisa menggunakan reference material atau reference sampel setiap
minggu 1 kali
Lakukan evaluasi absorbansi larutan baku dan blanko satu minggu 1 kali
b) Persyaratan kualitas
Detection limit : 4 ug/liter
22. Sulfat (SO42-)
a) Tujuan
Menentukan kandungan sulfat dalam contoh air minum
b) Ruang Lingkup
Metode ini terdiri dari tujuan dan prinsip analisa, alat dan bahan yang digunakan, rincian
instruksi kerja dan cara menyatakan hasil.
c) Acuan
Standard methods,1998.20th edition
d) Prinsip Analisa
Sulfat bersifat iritan bagi saluran gastro intestinal, bila dicampur dengan Mg dan Na.
jumlah MgSO4 yang tidak terlalu besar sudah dapat menimbulkan diare. Oleh karena
senyawa sulfat digunakan dalam pengolahan air minum sehingga perlu meninjau
kadarnya dalam air minum yang akan dikomsumsi dengan criteria 200-400 mg/l. analisa
dilakukan dengan penambahan sulfaver sehingga akan memberikan endapan putih dan
endapan ini membentuk suspense yang tidak mengendap.
e) Alat dan Bahan
Alat
Spektro HACH DR 2000
Kuvet spectro 25 ml
2) Bahan
Aquadest
Contoh air
Sulfaver sulfat
f)Rincian instruksi kerja
g) Cara Menyatakan hasil
Tekan power pada alat HACH 2000, tunggu sekitar 15 detik
Akan muncul method#?, tekan method yang digunakan (680), read/enter
Akan muncul Dial nm To 450, set dengan memutar tombol sebelah kanan sampai
didapat panjang gelombang 450 nm, read/enter
Akan muncul mg/l SO4, read/entar
Akan muncul ZERO SAMPLE, masukkan sampel tanpa penambahan reagent
sulfaver SO4 tekan clear/zero, tunggu sampai muncul 0,00 mg/l SO4
Keluarkan sampel dan tambahkan reagent sulfaver SO4 , kocok (pengocokan tidak
boleh lebih dari 20 detik)
Tekan shift lalu timer, dan alat akan menghitung mundur 5 menit
Jika selesai, masukan sampel lalu teka read/enter dan tunggu hasil pada layar dalam
mg/l SO4
Setelah selesai, tekan power untuk mematikan
Jika LOW BATTERE, Charge 2 jam sebelum digunakan kembali
23. Copper (Cu)
a) Tujuan
Menentukan kadar Copper (Cu) menggunakan AAS
b) Ruang lingkup
Analisa ini dapat dilakukan untuk semua jenis contoh air
c) Acuan
Standard methods, 1985.16th edition
d) Prinsip analisa
Ion-ion logam berat, ion alkali dan alkali tanah, dalam suasana asam, dapat diukur dengan
prinsip kerja AAS
e) Alat dan Bahan kimia
a) Alat
AAS
HNO3 1:1
Aquadest
HNO3 pekat
f) Prosedur kerja
1) Persiapan pereaksi
a. HNO3 1:1
Campurkan 1 bagian HNO3 pekat dengan 1 bagian volume
aquades. Dinginkan.
2) Prosedur pengerjaan
Pipet 100 ml contoh, masukan kedalam gelas piala 100 ml
Tambahkan 5 ml HNO3 1:1
Dipanaskan diatas hot plate hingga tersisa larutan 50 ml dalam gelas
piala, dan didinginkan.
Diencerkan dengan aquadest kedalam labu ukur 100 ml,
dihimpitkan hingga tanda garis dan dihomogenkan
Buat blanko.
Baca dengan AAS pada panjang gelombang 324,7 nm
g) Cara pelaporan
Perhitungan
Ppm hasil pembacaan AAS × FP × 50 Ion logam =
25
h) Catatan-catatan
a) Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam analisa
Pembacaan absorbansi contoh harus berada dalam kisaran
absorbansi kurva baku. Apabila berlebihan harus diencerkan
Lakukan analisa menggunakan reference material atau reference
sampel setiap minggu 1 kali
Lakukan evaluasi absorbansi larutan baku dan blanko satu minggu
1 kali
b) Persyaratan kualitas
Detection limit : 4 ug/liter
24. Free Chlorine
a) Tujuan
Menentukan kandungan klorin bebas dalam contoh air
b) Ruang Lingkup
Analisa ini dapat dilakukan untuk semua jenis contoh air, tetapi harus
langsung diperiksa setelah sampling dan tidak berlaku untuk contoh
yang sudah didiamkan/ disimpan. Klorin dalam larutan tidak stabil dan
akan berkurang cepat. Adanya cahaya matahari atau cahaya kuat
mempercepat reduksi klorin
c) Acuan
HACH DR/ 2000 Spectrophotometer Handbook.
d) Prinsip Analisa
Dalam contoh air, klorin adalah sebagai asam hyppochlorous atau ion
hypochlorite (free chlorine atau free available chlorine) yang secara
cepat akan bereaksi dengan indicator DPD (N,N-P-Phenlenediamine)
menghasilkan senyawa komplek berwarna merah yang secara
proposional dapat menenjukkan konsentrasi klorin
e) Alat dan Bahan
1) Alat
Spektrofotometer HACH
Alat gelas
2) Bahan
Buffer fosfat
EDTA
KI kristal
Larutan KI
Larutan sodium arsenit.
Larutan thio acetamida
Aquadest bebas chlorine
Larutan baku chlorine
DPD free chlorine powder pillow
F. Prosedur kerja
d) Cari program nomor untuk free chlorin
e) Tekan nomor : 80 Read/ Enter
f) Pada display akan terlihat : Dial nm to 530
g) Putar panjang gelombang sampai 530 nm pada display
h) Tekan : Read/ Enter
i) Pada display akan terlihat : mg/L Cl2
j) Masukkan 25 mL contoh ke dalam standard.
k) Masukkan standard blanko ke dalam cell holder dan tutup.
l) Tekan : Zero.
m) Pada display akan terlihat : Wait lalu 0.00 mg/L Cl2
n) Masukkan standard contoh ke dalam cell holder dan tutup.
o) Tekan : Read/ Enter.
p) Pada display akan terlihat : Wait.
q) Hasil dalam mg/L F –.
.
25. Ammonia (NH3)
f)Tujuan
Mengetahui kadar NH4+ dalam contih air,sebagai data tingkat cemaran
limbah atau pembusukan organic(lipida-proteina).
g) Ruang Lingkup
Metoda ini digunakan untuk menentukan kandungan ion ammonia dan
ammonium dalam air mineral, air industry dan air buangan dengan
menggunakan metoda nesslerization
h) Acuan
Standard methods,1985, 16th edition.
i) Prinsip Analisa
Ion ammonium bereaksi dengan senyawa K2HgI4 dalam suasana netral,
membentuk senyawa rangkai berwarna kuning. Intensitas warna diukur
pada 425 nm.
j) Alat dan Bahan
1) Alat
Spektrofotometer.
Labu ukur
Gelas ukur
Pipet volume
Pipet ukur
Erlenmeyer
2) Bahan
NH4Cl.
KI.
HgI2.
K.Na.Tartarat
H2SO4 0.025 N.
Buffer phosphate
aquadest
F. Prosedur kerja
Persiapan Pereaksi
a. Larutan baku NH4+ 1000 PPM
larutkan 3.819 gram NH4Cl yang telah dipanaskan pada
suhu 105 oC ± 2oC selama 2 jam, kedalam labu ukur 1
liter.Tepatkan dengan aquadest.(1cc = 1 mg N)
b. Larutan kerja NH4+ 10 ppm
Pipet 10 ml larutan standart NH4+ 1000 ppm, encerkan
menjadi 1 liter .(1cc= 10 g N)
c. Larutan Nessler
Larutkan 10 gram HgI2 dan 7 gram KI dengan 50 mL
aquadest.
Larutkan 16 gram NaOH kedalam 50 mL aquadest biarkan
dingin.
Campurkan kedua larutan tersebut secara perlahan-lahan
sambil diaduk.
Pindahkan ke dalam botol gelap/coklat.
d. Larutan Rochelle Salt
Timbang 50 gram K.Na.Tartrate dan larutkan dengan 100
mL aquadest.
Panaskan di atas water bath hingga volume larutan tersisa 30
mL.
Dinginkan larutan kemudian tepatkan menjadi 100 mL
dengan aquadest.
3) Analisa / Testing
a. Prosedur Pengerjaan
pipet 50 mL contoh atau pengenceran contoh ke dalam labu
50 mL.
Tambahkan 1 ml Rochhelle Salt dan 1 mL Nessler.
Kocok hingga homogen dan diamkan selama 10 menit.
Baca nilai absorbansinya dengan menggunakan
Spektrofotometer UV pada panjang gelombang 425 nm.
Buat kurva standard dan tentukan slopenya.
Plot absorbansi larutan contoh pada kurva dan hitung
konsentrasi NH4+.
b. Pembuatan Kurva Standard
Buat deret larutan standard 0 g,10 g ,20 g ,30 g ,50 g
dan 70 g NH4+ dalam labu ukur 50 mL tepatkan dengan
aquadest.
Tambahkan 1 ml Rochhelle Salt dan 1 mL Nessler.
Kocok hingga homogen dan diamkan selama 10 menit.
Baca nilai absorbansinya dengan menggunakan
Spektrofotometer UV pada panjang gelombang 425 nm.
Plot kurva standard dengan nilai absorbansi sebagai sumbu
Y dan konsentrasi NH4 sebagai sumbu X.
g) Cara pelaporan
1) Perhitungan
Absorban contoh × slope× FP × 1000
Konsentrasi NH4+ (mg/L) =
mL contoh 2) Bentuk laporan Kadar NH4
+ dalam contoh dilaporan dalam satuan mg/lh) Catatan-Catatan
a. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam analisa
Untuk contoh air laut, pipet 1 ml contoh kedalam labu ikur 50 ml
tambahkan 5 ml – 10 ml rochhelle salt. Kemudian tepatkan menjadi
50 ml dengan aquadest.
Untuk contoh buangan atau contoh keruh / berwarna dan tidak dapat
disaring,maka harus didestilasiterlebih dahulu.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan analisa air di Laboratorium PT. SUCOFINDO (Persero)
SBU Mineral cabang Sangatta maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
Air merupakan komponen terpenting bagi makhluk hidup.
Selain memberikan manfaat air juga dapat membahayakan tubuh sehingga air
dapat disebut sebagai musuh yang sedang menyerang.
Dalam menganalisa air di Laboratorium Environmental PT. SUCOFINDO
(Persero) SBU Mineral cabang Samarinda dapat dipakai beberapa macam
parameter tergantung kepada permintaan client.
Indeks baku mutu untuk suatu sampel pada setiap parameter (Enviromental
Quality Standard) memiliki nilai yang berbeda tergantung pada sampel air
yang dianalisa. Enviromental Quality Standard pada air bersih berbeda
dengan air limbah karena fungsinya berbeda.
Pada PT. SUCOFINDO SBU Mineral cabang Samarinda masuknya sampel
hingga pelaporan hasil analisa melalui beberapa tahap.
Untuk penganalisaan unsur–unsur pada air, air yang sangat keruh harus
dilakukan penyaringan terlebih dahulu sebelum dianalisa di AAS karena dapat
mempengaruhi hasil yang dianalisa.
Pada penetapan Fluorida (F-), penambahan reagent spands yang memberikan
warna larutan lebih muda maka menyebabkan hasil analisa tinggi.
Korelasi antara TDS dan COD berbanding lurus. Apabila TDS nya tinggi maka
COD nya pun tinggi.
Pada penetapan kadar amoniak apabila ditambah reagent Nessler dan berwarna
sangat kuning maka kadar amoniak dalam sampel tersebut tinggi.
Biasanya air laut kandungan Sulfatnya tinggi. Hal itu disebabkan karena
karakteristik air laut itu sendiri.
TSS dalam suatu sampel dapat dilihat secara kasat mata apabila dalam sampel
tersebut banyak terdapat flokulan-flokulannya maka, tinggilah TSS sampel
tersebut. Hal ini juga berakibat pada hasil turbiditinya yang nilainya
berbanding lurus dengan TSSnya.
B. Saran
Dalam melaksanakan analisa hendaknya setiap personil memperhatikan
kebersihan untuk menghindari terjadinya kontaminasi yang akan
mengakibatkan terjadinya kesalahan hasil analisa.
Sebaiknya K3 di Laboratorium perlu ditingkatkan karena kecelakaan kerja
setiap saat bisa terjadi.
Untuk menambah ilmu pengetahuan para siswa PKL sebaiknya semua
parameter analisa diajarkan semuanya, mulai dari bahan yang digunakan serta
peralatan pendukungnnya. Kalau perlu ditunjang dengan referensi-referensi
yang ada.
Setiap melakukan analisa sebaiknya siswa PKL diawasi. Hal ini untuk
menghindari terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan.
Kiranya hubungan kerja sama yang sudah terjalin antar pihak industri (PT.
SUCOFINDO SBU Mineral Samarinda Area) dan sekolah (SMK N 1
Bontang) dapat dipertahankan dan dilanjutkan bahkan lebih ditingkatkan lagi
demi peningkatan mutu pendidikan dan kualitas SDM di Indonesia.
C. Kata Penutup
Demikian laporan PKL ini penulis susun dengan sebenar-benarnya sesuai
apa yang telah penulis lakukan selama praktik di Laboratorium PT. SUCOFINDO
SBU Mineral cabang Samarinda. Laporan ini penulis susun dalam bentuk
sederhana dan mudah dimengerti, sebagai suatu tugas akhir dalam penyelesaian
Praktik Kerja Lapangan (PKL).
Penulis berharap laporan ini dapat berguna bagi semua pihak, sekolah
maupun perusahaan. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam
penulisan maupun penyusunan laporan ini. Oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak guna
perbaikan untuk kesempurnaan laporan ini.
Dalam kesempatan ini penulis tak lupa mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada PT. SUCOFINDO SBU Mineral Samarinda Area atas
kesediaannya menerima kami untuk melaksanakan Praktik Kerja Lapangan.
Semoga hubungan baik yang sudah terjalin antara pihak SMK Negeri 1 Bontang
dapat terus berlanjut, dan siswa-siswi SMK Negeri 1 Bontang yang lain dapat
melaksanakan Praktik Kerja Lapangan di PT. SUCOFINDO SBU Mineral
Samarinda Area seperti sebelumnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua kakak-kakak analis
yang telah membimbing penulis dengan penuh keramahtamahan, memberikan
motivasi, dan dorongan semangat, bantuan teknis maupun non teknis serta sikap
yang penuh kekeluargaan dan keceriaan.