Download - Lansia Binaan

Transcript

BAB IPENDAHULUAN1.1. Latar BelakangLanjut usia adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindarkan atau kejadian yang pasti akan dialami semua orang yang dikaruniai umur panjang dan terjadinya tidak bisa dihindari oleh siapupun, namun manusia dapat berupaya untuk menghambat kejadiannya. Pada dekade belakangan ini populasi lanjut usia meningkat dinegara-negara sedang berkembang, yang awalnya hanya terjadi dinegara maju.Struktur penduduk dunia termasuk Indonesia saat ini menuju proses penuaan yang ditandai dengan meningkatnya jumlah dan proporsi penduduk lanjut usia (lansia). Jumlah lansia di Indonesia berjumlah 19,3 juta (8,37 persen dari total keseluruhan penduduk Indonesia) pada tahun 2009 (Komnas Lansia 2010). Peningkatan jumlah penduduk lansia ini disebabkan peningkatan angka harapan hidup sebagai dampak dari peningkatan kualitas kesehatan. UHH (Usia Harapan Hidup) indonesia pada tahun 2007 UHH 70,5 tahun, dan pada tahun 2008 menjadi 70,7 tahun, target untuk UHH pada tahun 2014 adalah 72 tahun (Kementerian Kooridinator Bidang Kesejahteraan Rakyat 2010).Masalah kesehatan lansia sangat bervariasi, selain erat kaitannya dengan degenaratif (menua) juga secara progresif. Menurut Darmojo (2006) Menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-perlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya, Dengan begitu manusia secara progresif akan kehilangan daya tahan terhadap infeksi dan akan menumpuk makin banyak distorsi metabolic dan struktural yang disebut sebagai penyakit degeneratif (seperti hipertensi, aterosklorosis, diabetes meletus dan kanker) yang akan menyebabkan manusia menghadapi akhir hidup dengan episode terminal yang dramatic seperti stroke, infark miokard, koma asidotik, metasis kanker dan sebagainya).Menurut Bustan (2006), Penyakit atau gangguan yang menonjol pada kelomok lansia adalah: gangguan pembuluh darah (dari hipertensi sampai stroke), gangguan metabolik (Diabetes Meletus), gangguan Persendian (arthritis, encok dan terjatuh) dan gangguan psikososial (kurang penyesuaian diri dan merasa tidak efektif lagi).Dari hasil studi tentang kondisi sosial ekonomi dan kesehatan lanjut usia yang dilaksanakan Komnas Lansia di 10 propinsi tahun 2006, diketahui bahwa penyakit terbanyak yang diderita Lansia adalah penyakit sendi (52,3%), dan hipertensi (38,8%), anemia (30,7%) dan katarak (23%). Penyakit-penyakit tersebut merupakan penyebab utama disabilitas pada lansia (komnas lansia 2010). Angka kejadian gangguan hipertensi menunjukkan suatu angka yang tinggi menjadi suatu pertanyaan yang berujung pada gaya hidup lansia itu sendiri (Darmojo 2006).Pada study penelitian usia lanjut tentang gaya hidup lansia dapat mempengaruhi kesehatan terutama lansia dengan Hipertensi. Faktor gaya hidup seperti kurang beraktivitas karena telah lanjut usia dan tidak bekerja lagi, kebiasaan merokok terutama lansia laki-laki, kebiasaan minum kopi, pengaturan diet yang tidak sesuai, manejemen terapi obat yang kurang efektif dan stress, merupakan faktor resiko terjadinya hipertensi yang tidak terkontrol pada lansia (Erda Fitriani, 2005).Pola-pola prilaku (behavioral patterns) akan selalu berbeda dalam situasi atau lingkungan sosial yang berbeda, dan senantiasa berubah, tidak ada yang menetap (fixed). Gaya hidup individu, yang dicirikan dengan pola prilaku individu, akan memberi dampak pada kesehatan individu dan selanjutnya pada kesehatan orang lain.Studi pravelensi menunjukkan tingginya insidensi dari faktor resiko untuk penyakit kardiovaskuler diantara lansia. Peningkatan kerangka penelitian mendukung kefektifan suatu pendekatan yang agresif untuk mengurangi faktor resiko sebagai suatu mekanisme untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas yang dikaitkan dengan penyakit kardiovaskuler dengan kelompok usia ini. Seperti gaya hidup untuk kebiasaan merokok, aktifitas fisik, pola makan, dan pola istirahat pada lansia itu sendiri (Darmojo, 2006).Sehingga perlu diberikan pengetahuan yang lebih kepada lansia dengan hipertensi untuk menjaga kualitas kesehatan para lansia di kelurahan kedungkandang

1.2. TujuanMengetahui keefektifan asuhan keperawatan yang diberikan pada lansia binaan dalam rangka peningkatan kualitas hidup dan kemandirian lansia untuk mematuhi anjuran diet yang tepat untuk pasien hipertensi, melakukan aktivitas sesuai toleransi, dan mencegah komplikasi hipertensi.

1.3. Manfaat1. Lansia dan keluarga dapat memanfaatkan pengetahuan yang diberikan perawat untuk meningkatkan kepatuhan diet dan rentang aktivitas lansia untuk kegiatan sehari-hari2. Lansia dan keluarga mudah secara ekonomi untuk melakukan tindakan peningkatan kualitas hidup3. Lansia terhindar dari komplikasi hipertensi4. Sebagai pembuktian dari teori yang ada terhadap praktek mandiri keperawatan

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

1. 2. 2.1. Hipertensi pada lanjut usia (Lansia)2.1.1. PengertianHipertensi dicirikan dengan peningkatan tekanan darah diastolic dan sistolik yang intermiten atau menetap. Pengukuran tekanan darah serial 150/95 mmHg atau lebih tinggi pada orang yang berusia diatas 50 tahun memastikan hipertensi. Insiden hipertensi meningkat seiring bertambahnya usia (Stockslager , 2008).Hipertensi lanjut usia dibedakan menjadi dua hipertensi dengan peningkatan sistolik dan diastolik dijumpai pada usia pertengahan hipertensi sistolik pada usia diatas 65 tahun. Tekanan diastolik meningkat usia sebelum 60 tahun dan menurun sesudah usia 60 tahun tekanan sistolik meningkat dengan bertambahnya usia (Temu Ilmiah Geriatri Semarang, 2008).Hipertensi menjadi masalah pada usia lanjut karena sering ditemukan menjadi faktor utama payah jantung dan penyakit koroner. Lebih dari separuh kematian diatas usia 60 tahun disebabkan oleh penyakit jantung dan serebrovaskuler. Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas: a. Hipertensi pada tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan atau tekanan sistolik sama atau lebih 90 mmHg.b. Hipertensi sistolik terisolasi tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmHg dan tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg (Nugroho,2008).

2.1.2. Klasifikasi HipertensiHipertensi diklasifikasikan 2 tipe penyebab :a. Hipertensi esensial (primer atau idiopatik). Penyebab pasti masih belum diketahui. Riwayat keluarga obesitas diit tinggi natrium lemak jenuh dan penuaan adalah faktor pendukung.b. Hipertensi sekunder akibat penyakit ginjal atau penyebab yang terindentifikasi lainya (Stockslager, 2008).2.1.3. Faktor Yang Mempengaruhi Hipertensi Pada LansiaMenurut Darmojo (2006), faktor yang mempengaruhi hipertensi pada lanjut usia adalah :a. Penurunanya kadar renin karena menurunya jumlah nefron akibat proses menua. Hal ini menyebabkan suatu sirkulus vitiosus: hipertensi glomerelo-sklerosis-hipertensi yang berlangsung terus menerus. b. Peningkatan sensitivitas terhadap asupan natrium. Dengan bertambahnya usia semakin sensitif terhadap peningkatan atau penurunan kadar natrium.c. Penurunan elastisitas pembuluh darah perifer akibat proses menua akan meningkatakan resistensi pembuluh darah perifer yang mengakibatkan hipertensi sistolik.d. Perubahan ateromatous akibat proses menua menyebabkan disfungsi endotel yang berlanjut pada pembentukan berbagai sitokin dan subtansi kimiawi lain yang kemudian meyebabkan resorbi natrium di tubulus ginjal, meningkatkan proses sklerosis pembuluh darah perifer dan keadaan lain berhubungan dengan kenaikan tekanan darah. Dengan perubahan fisiologis normal penuaan, faktor resiko hipertensi lain meliputi diabetes ras riwayat keluarga jenis kelamin faktor gaya hidup seperti obesitas asupan garam yang tinggi alkohol yang berlebihan (Stockslager, 2008).Menurut Elsanti (2009), faktor resiko yang mempengaruhi hipertensi yang dapat atau tidak dapat dikontrol, antara lain:a. Faktor resiko yang tidak dapat dikontrol:i. Jenis kelaminPrevalensi terjadinya hipertensi pada pria sama dengan wanita. Namun wanita terlindung dari penyakit kardiovaskuler sebelum menopause. Wanita yang belum mengalami menopause dilindungi oleh hormon estrogen yang berperan dalam meningkatkan kadar High Density Lipoprotein (HDL). Kadar kolesterol HDL yang tinggi merupakan faktor pelindung dalam mencegah terjadinya proses aterosklerosis. Efek perlindungan estrogen dianggap sebagai penjelasan adanya imunitas wanita pada usia premenopause. Pada premenopause wanita mulai kehilangan sedikit demi sedikit hormone estrogen yang selama ini melindungi pembuluh darah dari kerusakan. Proses ini terus berlanjut dimana hormon estrogen tersebut berubah kuantitasnya sesuai dengan umur wanita secara alami, yang umumnya mulai terjadi pada wanita umur 45-55 tahun. Dari hasil penelitian didapatkan hasil lebih dari setengah penderita hipertensi berjenis kelamin wanita sekitar 56,5%. (Anggraini , 2009). Hipertensi lebih banyak terjadi pada pria bila terjadi pada usia dewasa muda. Tetapi lebih banyak menyerang wanita setelah umur 55 tahun, sekitar 60% penderita hipertensi adalah wanita. Hal ini sering dikaitkan dengan perubahan hormon setelah menopause (Marliani, 2007).ii. UmurSemakin tinggi umur seseorang semakin tinggi tekanan darahnya, jadi orang yang lebih tua cenderung mempunyai tekanan darah yang tinggi dari orang yang berusia lebih muda. Hipertensi pada usia lanjut harus ditangani secara khusus. Hal ini disebabkan pada usia tersebut ginjal dan hati mulai menurun, karena itu dosis obat yang diberikan harus benar-benar tepat. Tetapi pada kebanyakan kasus , hipertensi banyak terjadi pada usia lanjut. Pada wanita, hipertensi sering terjadi pada usia diatas 50 tahun. Hal ini disebabkan terjadinya perubahan hormon sesudah menopause. Hanns Peter (2009) mengemukakan bahwa kondisi yang berkaitan dengan usia ini adalah produk samping dari keausan arteriosklerosis dari arteri-arteri utama, terutama aorta, dan akibat dari berkurangnya kelenturan. Dengan mengerasnya arteri-arteri ini dan menjadi semakin kaku, arteri dan aorta itu kehilangan daya penyesuaian diri.iii. Keturunan (Genetik)Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan menyebabkan keluarga itu mempunyai risiko menderita hipertensi. Hal ini berhubungan dengan peningkatan kadar sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara potasium terhadap sodium Individu dengan orang tua dengan hipertensi mempunyai risiko dua kali lebih besar untuk menderita hipertensi dari pada orang yang tidak mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi. Selain itu didapatkan 70-80% kasus hipertensi esensial dengan riwayat hipertensi dalam keluarga (Anggraini dkk, 2009). Seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi (Marliani, 2007).b. Faktor resiko yang dapat dikontrol:i. ObesitasPada usia + 50 tahun dan dewasa lanjut asupan kalori mengimbangi penurunan kebutuhan energi karena kurangnya aktivitas. Itu sebabnya berat badan meningkat. Obesitas dapat memperburuk kondisi lansia. Kelompok lansia dapat memicu timbulnya berbagai penyakit seperti artritis, jantung dan pembuluh darah, hipertensi (Rohendi, 2008).Indeks masa tubuh (IMT) berkorelasi langsung dengan tekanan darah, terutama tekanan darah sistolik. Risiko relatif untuk menderita hipertensi pada orang obes 5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan seorang yang berat badannya normal. Pada penderita hipertensi ditemukan sekitar 20-30% memiliki berat badan lebih.ii. Kurang olahragaOlahraga banyak dihubungkan dengan pengelolaan penyakit tidak menular, karena olahraga isotonik dan teratur dapat menurunkan tahanan perifer yang akan menurunkan tekanan darah (untuk hipertensi) dan melatih otot jantung sehingga menjadi terbiasa apabila jantung harus melakukan pekerjaan yang lebih berat karena adanya kondisi tertentuKurangnya aktivitas fisik menaikan risiko tekanan darah tinggi karena bertambahnya risiko untuk menjadi gemuk. Orang-orang yang tidak aktif cenderung mempunyai detak jantung lebih cepat dan otot jantung mereka harus bekerja lebih keras pada setiap kontraksi, semakin keras dan sering jantung harus memompa semakin besar pula kekuaan yang mendesak arteri (Rohaendi, 2008).iii. Kebiasaan MerokokMerokok menyebabkan peninggian tekanan darah. Perokok berat dapat dihubungkan dengan peningkatan insiden hipertensi maligna dan risiko terjadinya stenosis arteri renal yang mengalami ateriosklerosis. Dalam penelitian kohort prospektif oleh dr. Thomas S Bowman dari Brigmans and Womens Hospital, Massachussetts terhadap 28.236 subyek yang awalnya tidak ada riwayat hipertensi, 51% subyek tidak merokok, 36% merupakan perokok pemula, 5% subyek merokok 1-14 batang rokok perhari dan 8% subyek yang merokok lebih dari 15 batang perhari. Subyek terus diteliti dan dalam median waktu 9,8 tahun. Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu kejadian hipertensi terbanyak pada kelompok subyek dengan kebiasaan merokok lebih dari 15 batang perhari (Rahyani, 2007).iv. Mengkonsumsi garam berlebihBadan kesehatan dunia yaitu World Health Organization (WHO) merekomendasikan pola konsumsi garam yang dapat mengurangi risiko terjadinya hipertensi. Kadar sodium yang direkomendasikan adalah tidak lebih dari 100 mmol (sekitar 2,4 gram sodium atau 6 gram garam) perhari. Konsumsi natrium yang berlebih menyebabkan konsentrasi natrium di dalam cairan ekstraseluler meningkat. Untuk menormalkannya cairan intraseluler ditarik ke luar, sehingga volume cairan ekstraseluler meningkat.Meningkatnya volume cairan ekstraseluler tersebut menyebabkan meningkatnya volume darah, sehingga berdampak kepada timbulnya hipertensi. (Hans Petter, 2008).v. Minum alkoholBanyak penelitian membuktikan bahwa alkohol dapat merusak jantung dan organ-organ lain, termasuk pembuluh darah. Kebiasaan minum alkohol berlebihan termasuk salah satu faktor resiko hipertensi (Marliani, 2007).vi. Minum kopiFaktor kebiasaan minum kopi didapatkan dari satu cangkir kopi mengandung 75 200 mg kafein, di mana dalam satu cangkir tersebut berpotensi meningkatkan tekanan darah 5 -10 mmHg.vii. StresHubungan antara stres dengan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf simpatis peningkatan saraf dapat menaikan tekanan darah secara intermiten (tidak menentu). Stress yang berkepanjangan dapat mengakibatkan tekanan darah menetap tinggi. Walaupun hal ini belum terbukti akan tetapi angka kejadian di masyarakat perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan di pedesaan. Hal ini dapat dihubungkan dengan pengaruh stress yang dialami kelompok masyarakat yang tinggal di kota (Rohaendi, 2003). Menurut Anggraini (2009) mengatakan stres akan meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer dan curah jantung sehingga akan menstimulasi aktivitas saraf simpatis. Adapun stres ini dapat berhubungan dengan pekerjaan, kelas sosial, ekonomi, dan karakteristik personal2.1.4. Penatalaksanaana. Pengobatan.Pengobatannya meliputi :a. Step 1 : Obat pilihan pertama : diuretika, beta blocker, Ca antagonis, ACE inhibitorb. Step 2 : alternatif yang bisa diberikan : Dosis obat pertama dinaikan Diganti jenis lain dari obat pilihan pertama Ditambah obat jenis lain, dapat berupa diuretika , beta blocker, Ca antagonis, Alpa blocker, clonidin, reserphin, vasodilatorc. Step 3 : alternatif yang bisa ditempuh Obat ke-2 diganti Ditambah obat ke-3 jenis laind. Step 4 : alternatif pemberian obatnya Ditambah obat ke-3 dan ke-4 Re-evaluasi dan konsultasiMenurut : Darmojo (2008), Pemakaian obat pada lanjut usia perlu dipikirkan kemungkinan adanya :i. Gangguan absorsbsi dalam alat pencernaanii. Interaksi obatiii. Efek samping obat.iv. Gangguan akumulasi obat terutama obat-obat yang ekskresinya melalui ginjal.Pengobatan hipertensi menurut : Kowalski (2010) tiga hal evaluasi menyeluruh terhadap kondisi penderita adalah :i. Pola hidup dan indentifikasi ada tidaknya faktor resiko kardiovaskulerii. Penyebab langsung hipertensi sekunder atau primeriii. Organ yang rusak karena hipertensi.Melaksanakan terapi anti hipertensi perlu penetapan jadwal rutin harian minum obat, hipertensi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan stroke dan serangan jantung. Mencatat obat-obatan yang diminum dan keefektifan mendiskusikan informasi ini untuk tindak lanjut (Stoskslager, 2008). Pengendalian tekanan darah dan efek samping minimal diperlukan terapi obat-obatan sesuai, disertai perubahan pola hidup.b. Non Farmakologii. Diet untuk Pasien Hipertensi1) Diet Rendah GaramDiet rendah garam diberikan kepada pasien dengan edema atau asites serta hipertensi. Tujuan diet rendah garam adalah untuk menurunkan tekanan darah dan untuk mencegah edema dan penyakit jantung ( lemah jantung ).( Gunawan, 2001).Sumber sodium antara lain makanan yang mengandung soda kue, baking powder, MSG (Mono Sodium Glutamat), pengawet makanan atau natrium benzoat (Biasanya terdapat didalam saos, kecap, selai, jelly ), makanan yang dibuat dari mentega serta obat yang mengandung natrium ( obat sakit kepala ). Bagi penderita hipertensi, biasakan penggunaan obat dikonsultasikan dengan dokter terlebih dahulu. (Hayens, 2003). 2) Diet Rendah Kolesterol dan LemakDiet rendah kolestrol dan lemak terbatas. Di dalam tubuh terdapat tiga bagian lemak yaitu: kolestrol, trigeserida, dan pospolipid.Tubuh memperoleh kolestrol dari makanan sehari hari dan dari hasil sintesis dalam hati. Kolestrol dapat berbahaya jika dikonsumsi lebih banyak dari pada yang dibutuhkan oleh tubuh, peningkatan kolestrol dapat terjadi karena terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung kolestrol tinggi dan tubuh akan mengkonsumsi sekitar 25 50 % dari setiap makanan ( Amir, 2002 ).3) Diet Tinggi SeratDiet tinggi serat sangat penting pada penderita hipertensi, serat terdiri dari dua jenis yaitu serat kasar ( Crude fiber ) dan serat kasar banyak terdapat pada sayuran dan buah buahan, sedangkan serat makanan terdapat pada makanan karbohidrat yaitu : kentang, beras, singkong dan kacang hijau. Serat kasar dapat berfungsi mencegah penyakit tekanan darah tinggi karena serat kasar mampu mengikat kolestrol maupun asam empedu dan selanjutnya membuang bersama kotoran. Keadaan ini dapat dicapai jika makanan yang dikonsumsi mengandung serat kasar yang cukup tinggi ( Mayo, 2005 ). 4) Diet Rendah KaloriDiet rendah kalori dianjurkan bagi orang yang kelebihan berat badan.Kelebihan berat badan atau obesitas akan berisiko tinggi terkena hipertensi. Demikian juga dengan orang yang berusia 40 tahun mudah terkena hipertensi. Dalam perencanaan diet, perlu diperhatikan hal hal berikut : a. Asupan kalori dikurangi sekitar 25% dari kebutuhan energi atau 500 kalori untuk penurunan 500 gram atau 0.5 kg berat badan per minggu. b. Menu makanan harus seimbang dan memenuhi kebutuhan zat gizi. c. Perlu dilakukan aktifitas olah raga ringan.

ii. AktivitasBeberapa aktivitas yang penting dilakukan antara lain: Waktu istirahat / tidur yang cukup Hiburan dan penyaluran hobi yang seimbang dengan tugas dan kewajiban olahraga teratur, dianjurkan 2 3 kali seminggu sekurangnya 30 menit setiap kali olahraga menghindari konsumsi rokok, alkohol, iii. Mengukur Tekanan Darah Tinggi Tekanan darah dengan sphygmomanometer. Sphygmomanometer berupa sebuah pompa, sebuah pengukur tekanan, dan sebuah manset dari karet. Alat ini mengukur tekanan darah dalam unit yang disebut milimeter air raksa (mm Hg). Pemeriksaan tekanan darah idealnya dilaksanakan oleh dokter atau minimal paramedis yang memahami standar pengukuran tekanan darah yang ideal.iv. Edukasi PsikologisPemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi : Tehnik Biofeedback. Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan pada subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh subyek dianggap tidak normal. Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk mengatasi gangguan somatik seperti nyeri kepala dan migrain, juga untuk gangguan psikologis seperti kecemasan dan ketegangan. Tehnik relaksasi. Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk mengurangi ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita untuk dapat belajar membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileksv. Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan )Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.vi. Follow Up Untuk mempertahankan terapi jangka panjang memerlukan interaksi dan komunikasi yang baik antara pasien dan petugas kesehatan (perawat, dokter) dengan cara pemberian pendidikan kesehatan. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam interaksi pasien dengan petugas kesehatan adalah sebagai berikut : Setiap kali penderita periksa, penderita diberitahu hasil pengukuran tekanan darahnya Bicarakan dengan penderita tujuan yang hendak dicapai mengenai tekanan darahnya Diskusikan dengan penderita bahwa hipertensi tidak dapat sembuh, namun bisa dikendalikan untuk dapat menurunkan morbiditas dan mortilitas Yakinkan penderita bahwa penderita tidak dapat mengatakan tingginya tekanan darah atas dasar apa yang dirasakannya, tekanan darah hanya dapat diketahui dengan mengukur memakai alat tensimeter Penderita tidak boleh menghentikan obat tanpa didiskusikan lebih dahulu Sedapat mungkin tindakan terapi dimasukkan dalam cara hidup penderita Ikutsertakan keluarga penderita dalam proses terapi Pada penderita tertentu mungkin menguntungkan bila penderita atau keluarga dapat mengukur tekanan darahnya di rumah Buatlah sesederhana mungkin pemakaian obat anti hipertensi misal 1 x sehari atau 2 x sehari Diskusikan dengan penderita tentang obat-obat anti hipertensi, efek samping dan masalah-masalah yang mungkin terjadi Yakinkan penderita kemungkinan perlunya memodifikasi dosis atau mengganti obat untuk mencapai efek samping minimal dan efektifitas maksimal Usahakan biaya terapi seminimal mungkin Untuk penderita yang kurang patuh, usahakan kunjungan lebih sering Hubungi segera penderita, bila tidak datang pada waktu yang ditentukan.

2.1.5. 58

2.1.6. PathwayReninIskemik ginjalDeficit lapang pandangResiko cederaGangguan penglihatanTekanan intraocular meningkatTekanan pembuluh darah otak meningkatGangguan rasa nyamanTekanan intravascular meningkatTekanan darah meningkatPeningkatan volume cairan ekstraselKoping individu tidak efektifMekanisme koping, harapan tidak terpenuhi, persepsi tidak realistikDeficit motorikIntoleransi aktivitasSuplai O2 dan nutrien tidak maksimalReabsorbsi Na dan airSekresi K dan HIon exchange di tubulus ginjalSekresi aldosteronAngiotensin II (vasokontriksi)ACEAngiotensinAngiotensin IPenurunan volume extrasel dan perfusi renalKelemahanKurang pengetahuanKurang informasiIntake inadekuatMual, muntahMenurunnya relaksasi otot polos pembuluh darahateroskelorisTahanan perifer meningkatPenurunan cardiac outputVasokontriksi pembuluh darahHilangnya elastisitas jaringan ikatUsia LanjutRokokKopi Elastisitas dinding aorta menurun Katup jantung menebal dan kaku Kemampuan memompa darah menurun Hilangnya elastisistas pembuluh darah Meningkatnya resistensi pembuluh darah periferTembakauNikotinPenyempitan pembuluh darah

Tekanan darah meningkat

Meningkatkan adrenalin

Meningkatkan tekanan darah, Nadi, dan tekanan kontraksi jantungKafein

Hipertensi Primer

2.2. Asuhan keperawatan2.2.1. Pengkajiana. Biodata Pasien : Nama, Umur, Jenis Kelamin, Pekerjaan, Agama, Status, Alamatb. Biodata Penaggung Jawab : Nama, Umur, Jenis Kelamin, Pekerjaan, Agama, Status, Alamatc. Riwayat Kesehatand. Aktivitas / istirahat. Gejala : kelemahan, letih, napas pendek, gaya hidup monoton Tanda : frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipneae. Sirkulasi Gejala : Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner, penyakit serebrovaskuler Tanda : Kenaikan TD, hipotensi postural, takhikardi, perubahan warna kulit, suhu dinginf. Integritas Ego Gejala :Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria, factor stress multipel Tanda : Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontinue perhatian, tangisan yang meledak, otot muka tegang, pernapasan menghela, peningkatan pola bicarag. Eliminasi Gejala : gangguan ginjal saat ini atau yang laluh. Makanan / Cairan Gejala : makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan tinggi garam, lemak dan kolesterol Tanda : BB normal atau obesitas, adanya edemai. Neurosensori Gejala : keluhan pusing/pening, sakit kepala, berdenyut sakit kepala, berdenyut, gangguan penglihatan, episode epistaksis Tanda :, perubahan orientasi, penurunan kekuatan genggaman, perubahan retinal optikj. Nyeri/ketidaknyamanan Gejala : Angina, nyeri hilang timbul pada tungkai, sakit kepala oksipital berat, nyeri abdomenk. Pernapasan Gejala : dispnea yang berkaitan dengan aktivitas, takipnea, ortopnea, dispnea nocturnal proksimal, batuk dengan atau tanpa sputum, riwayat merokok Tanda : distress respirasi/ penggunaan otot aksesoris pernapasan, bunyi napas tambahan, sianosisl. Keamanan Gejala : Gangguan koordinasi, cara jalan Tanda : episode parestesia unilateral transien, hipotensi psoturalm. Pembelajaran/Penyuluhan Gejala : factor resiko keluarga ; hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung, DM , penyakit ginjal. Faktor resiko etnik, penggunaan pil KB atau hormone2.2.2. Diagnosaa. Nyeri ( sakit kepala ) berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebralb. Resiko perubahan perfusi jaringan: serebral, ginjal, jantung berhubungan dengan adanya tahanan pembuluh darahc. Gangguan nutrisi : lebih dari kebutuhan b.d intake makanan yang berlebihan/kebiasaan makan yang salah.d. Kurangnya pengetahuan b.d kurangnya informasi/salah.e. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload,vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular.2.2.3. Intervensia. Nyeri ( sakit kepala ) berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebralTujuan : Nyeri atau sakit kepala hilang atau berkurang Kriteria hasil : Pasien mengungkapkan tidak adanya sakit kepala Pasien tampak nyaman TTV dalam batas normalIntervensi : Pertahankan tirah baring, lingkungan yang tenang, sedikit penerangan Minimalkan gangguan lingkungan dan rangsangan Bantu pasien dalam ambulasi sesuai kebutuhan Hindari merokok atau menggunkan penggunaan nikotin Beri tindakan nonfarmakologi untuk menghilangkan sakit kepala seperti kompres dingin pada dahi, pijat punggung dan leher, posisi nyaman, tehnik relaksasi, bimbingan imajinasi dan distraksi Hilangkan / minimalkan vasokonstriksi yang dapat meningkatkan sakit kepala misalnya mengejan saat BAB, batuk panjang, membungkuk Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi : analgesik, antiansietas (lorazepam, ativan, diazepam, valium )b. Resiko perubahan perfusi jaringan: serebral, ginjal, jantung berhubungan dengan adanya tahanan pembuluh darahTujuan : Tidak terjadi perubahan perfusi jaringan : serebral, ginjal, jantung Kriteria hasil : Pasien mendemonstrasikan perfusi jaringan yang membaik seperti ditunjukkan dengan : TD dalam batas yang dapat diterima tidak ada keluhan sakit kepala, pusing nilai-nilai laboratorium dalam batas normal. Haluaran urin 30 ml/ menit Tanda-tanda vital stabilIntervensi : Pertahankan tirah baring Tinggikan kepala tempat tidur Kaji tekanan darah saat masuk pada kedua lengan; tidur, duduk dengan pemantau tekanan arteri jika tersedia Ambulasi sesuai kemampuan; hindari kelelahan Amati adanya hipotensi mendadak Ukur masukan dan pengeluaran Pertahankan cairan dan obat-obatan sesuai program Pantau elektrolit, BUN, kreatinin sesuai programc. Gangguan nutrisi : lebih dari kebutuhan b.d intake makanan yang berlebihan/kebiasaan makan yang salah.Tujuan : Klien akan mendemonstrasikan perubahan pola makan sesuai programKriteria Hasil: Menurunkan berat badan 10 % - 20 % Makan sesuai program diet Mengikuti program aktifitas.Intervensi: Tentukan tingkat pemahaman klien : hipertensi dan obesitas. Diskusikan pengurangan intake kalori dan batasi lemak, garam dan gula. Rencanakan bersama klien tentang program penurunan berat badan. R : Penurunan berat badan secara bertahap. Kolaborasi dengan petugas diet.d. Kurangnya pengetahuan b.d kurangnya informasi/salah.Tujuan : Klien akan mengungkapkan pemahaman tentang proses penyakit dan pengobatanKriteria Hasil: Menyebutkan proses penyakit dengan tepat. Menyebutkan penggunaan obat dengan tepat. Mempertahankan tekanan dtah tetap terkontrol.Intervensi: Tentukan tingkat kesiapan dan hambatan belajar klien. Jelaskan : Mempertahankan tekanan darah dalam batas toleransi, jelasdkan BPdan pengaruh terhadap jantung, pembuluh darah, ginjal dan otak. Hindari kata-kata tekanan darah normal, dan gunakan batasan terkontro ldengan baik. Bantu klien mengidentifikasi faktor risiko yang dapat dihindari. Diskusikan pentingnya tidak merokok dan bantu merencanakan upayamenghentikan rokok. Beri penguatan/pujian bila klien mau bekerja sama dalam program pengobatan. Ajarkan kien/keluarga tehnik monitor tekanan darah. Jelaskan hal-hal yang berhubungan dengan pengobatan ; pengaruh dosis, aturan. Timbang berat badan sesuai jadwal.e. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload,vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular.Tujuan : Afterload tidak meningkat, tidak terjadi vasokonstriksi, tidak terjadi iskemia miokard.Kriteria Hasil : Klien berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan tekanan darah / bebankerja jantung mempertahankan TD dalam rentang individu yang dapatditerima, memperlihatkan norma dan frekwensi jantung stabil dalam rentangnormal pasien.Intervensi : Pantau TD, ukur pada kedua tangan, gunakan manset dan tehnik yang tepat. Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan perifer. Auskultasi bunyi jantung dan bunyi napas. Amati warna kulit, kelembaban, suhu dan masa pengisian kapiler Catat edema umum. Berikan lingkungan tenang, nyaman, kurangi aktivitas. Pertahankan pembatasan aktivitas seperti istirahat ditempat tidur/kursi Lakukan tindakan yang nyaman seperti pijatan punggung dan leher. Pantau respon terhadap obat untuk mengontrol tekanan darah. Berikan pembatasan cairan dan diit natrium sesuai indikasi.

BAB IIIASUHAN KEPERAWATAN

3. 3.1. PengkajianPENGKAJIAN DASAR KEPERAWATANNama Mahasiswa:Arpidho PrastyatamaTempat Praktik: PKM DAUNIM:105070200131012Tgl. Praktik : 4-23 Mei 2015

A. Identitas KlienNama: Ny S No. RM: -Usia: 63 tahunTgl. Masuk: -Jenis kelamin: perempuan Tgl. Pengkajian: 6 Mei 2015Alamat: RT/RW 1/3 SS Sumber informasi:klienNo. telepon:- Nama klg. dekat yg bisa dihub.: Status pernikahan:MenikahAgama:Islam Status: suamiSuku: Jawa Alamat: RT/RW 1/3 SSPendidikan: SR No. telepon: -Pekerjaan: IRT Pendidikan: SLTALama berkerja:- Pekerjaan: PensiunanB. Status kesehatan Saat Ini1. Keluhan utama:klien mengatakan terkadang pusing, tanganya sering kesemutan 2. Lama keluhan:1 bulan3. Kualitas keluhan:ringan4. Faktor pencetus:terlalu lelah beraktivitas 5. Faktor pemberat:tidak ada pembantu, usia lanjut6. Upaya yg. telah dilakukan:tidak adaC. Riwayat Kesehatan Saat IniKlien mengatakan terkadang pusing, tanganya sering kesemutan kadang mengalami linu-linu. Hal tersebut terjadi ketika klien terlalu lelah dalam beraktivitas. Klien mengatakan tidak mengkonsumsi obat apapun, tidak tahu tentang hipertensi, dan jika ada keluhan tindakan yang dilakukan hanya istirahat.

D. Riwayat Kesehatan Terdahulu1. Penyakit yg pernah dialami:a. Kecelakaan (jenis & waktu): tidak pernahb. Operasi (jenis & waktu): tidak pernahc. Penyakit: Kronis: Tidak ada Akut: Tidak adad. Terakhir masuki RS: tidak pernah2. Alergi (obat, makanan, plester, dll): tidak ada3. Imunisasi: klien mengatakan tidak tahu4. Kebiasaan: JenisFrekuensi Jumlah LamanyaMerokoktidak tidak tidakKopitidak tidak tidakAlkoholtidak pernahTeh 1x/hari 1 gelas (200cc) 20 tahun 5. Obat-obatan yg digunakan: mengkonsumsi obat warung saat pusing dan pegel linuE. Riwayat KeluargaKeluarga tidak ada yang menderita hipertensi

GENOGRAM

Keterangan:: laki-laki: perempuanAtau : meninggal: klien: hubungan dekat/ tinggal serumah

F. Riwayat LingkunganJenis Rumah Kebersihanbersih, lantai keramik Bahaya kecelakaandaerah perkampungan tidak ada bahaya kecelakaan Polusi tidak ada polusi kendaraan karena rumah masuk gang Ventilasiterdapat 2 buah jendela di ruang tamu, dan di setiap ruangan Pencahayaanterdapat dua buah jendela bagian samping sehingga cahaya cukup

G. Pola Aktifitas-LatihanRumah Makan/minum0 Mandi0 Berpakaian/berdandan0 Toileting0 Mobilitas di tempat tidur0 Berpindah0 Berjalan0 Naik tangga0Pemberian Skor: 0 = mandiri, 1 = alat bantu, 2 = dibantu orang lain, 3 = dibantu orang lain, 4 = tidak mampu Catatan: Klien mengatakan setiap pagi setelah sholat tahajjud , sholat subuh di masjid kemudian memasak dan membersihkan rumah Klien mengatakan tidak bekerja dan hanya di rumah sambil momong cucu Klien tidak sempat mengikuti posyandu lansia, hanya suaminya sajaH. Pola Nutrisi MetabolikRumah Jenis diit/makananNasi, Lauk, sayur Frekuensi/pola3x sehari Porsi yg dihabiskan1,5 sendok nasi Komposisi menunasi, lauk, sayur Pantangantidak ada Napsu makanbaik Fluktuasi BB 6 bln. terakhirklien mengatakan tidak tahu BB nya Jenis minumanteh, air putih Frekuensi/pola minumteh 1x/ hari, air putih 5-6x/hari Gelas yg dihabiskan1 gelas sekali minum (200cc) Sukar menelan (padat/cair)tidak ada Pemakaian gigi palsu (area)tidak ada Riw. masalah penyembuhan lukatidak ada Catatan: Klien dan suami mengatakan menyukai masakan asin Klien mengatakan bahwa setiap memasak makanan selalu asin Klien mengatakan bahwa tidak menggunakan penyedap rasa merk R dan M, kadang hanya menambahkan sedikit MSG Klien dan suami tidak tahu bagaimana cara mengurangi makanan asin yang dikonsumsi setiap hari

I. Pola EliminasiRumah BAB: Frekuensi/pola1x/hari Konsistensipadat Warna & baukuning, bau khas Kesulitantidak ada Upaya mengatasitidak ada BAK: Frekuensi/pola4-5x/hari Konsistensicair Warna & baukuning, bau khas Kesulitantidak ada Upaya mengatasitidak adaJ. Pola Tidur-IstirahatRumah Tidur siang:Lamanya1 jam Jam s/d12.00 13.00 WIB Kenyamanan stlh. tidurnyaman Tidur malam: Lamanya7,5 jam Jam s/d19.00 02.30 WIB Kenyamanan stlh. tidurnyaman Kebiasaan sblm. tidurtidak ada Kesulitantidak ada Upaya mengatasitidak adaK. Pola Kebersihan DiriRumah Mandi:Frekuensi2x/hari Penggunaan sabunpakai sabun Keramas: Frekuensi2x/minggu Penggunaan shampoomenggunakan shampoo Gososok gigi: Frekuensi2x/hari Penggunaan odolmenggunakan odol Ganti baju:Frekuensi2x/hari Memotong kuku: Frekuensi1x/minggu Kesulitantidak ada Upaya yg dilakukantidak ada

L. Pola Toleransi-Koping Stres1. Pengambilan keputusan: ( ) sendiri () dibantu orang lain, sebutkan, suami2. Masalah utama terkait dengan perawatan di RS atau penyakit (biaya, perawatan diri, dll): tidak MRS3. Yang biasa dilakukan apabila stress/mengalami masalah: diskusi dengan suami, beribadah4. Harapan setelah menjalani perawatan: tidak MRS5. Perubahan yang dirasa setelah sakit: terkadang mengalami pusing, sering kesemutan di tangan, dan linu-linu

M. Konsep Diri1. Gambaran diri: klien tampak tenang, merasa dirinya baik-baik saja, menganggap tidak ada keluhan yang berat2. Ideal diri: klien ingin menjalani masa tuanya dengan sehat dan aktif3. Harga diri: baik, suami selalu setia memberi dukungan dan mendampingi klien4. Peran: klien tidak mengalami hambatan dalam menjalani perannya sebagai seorang istri yang selalu mengurus segala urusan rumah tangga5. Identitas diri: klien mampu memahami perannya, namun tidak menyadari adanyaa risiko hipertensi pada dirinya, baru mengetahui tentang kondisi dirinya setelah mendapatkan penjelasan dari mahasiswa yang berkunjung ke rumah klien.

N. Pola Peran & Hubungan1. Peran dalam keluarga : istri2. Sistem pendukung: suami/istri/anak/tetangga/teman/saudara/tidak ada/lain-lain,3. Kesulitan dalam keluarga: tidak ada4. Masalah tentang peran/hubungan dengan keluarga selama perawatan di RS:Tidak MRS5. Upaya yg dilakukan untuk mengatasi:tidak ada

O. Pola Komunikasi1. Bicara: () Normal()Bahasa utama: Bahasa Jawa( ) Tidak jelas ()Bahasa daerah: bahasa jawa( ) Bicara berputar-putar ()Rentang perhatian:normal () Mampu mengerti pembicaraan orang lain()Afek: terbuka2. Tempat tinggal:() Sendiri( ) Kos/asrama( ) Bersama orang lain, yaitu:3. Kehidupan keluargaa. Adat istiadat yg dianut: Islam dan jawab. Pantangan & agama yg dianut: babi, agama Islmac. Penghasilan keluarga: ( ) < Rp. 250.000 ( ) Rp. 1 juta 1.5 juta( ) Rp. 250.000 500.000 ( )Rp. 1.5 juta 2 juta ( ) Rp. 500.000 1 juta ( ) > 2 juta

P. Pola Seksualitas1. Masalah dalam hubungan seksual selama sakit: () tidak ada ( ) ada2. Upaya yang dilakukan pasangan: tidak ada( ) perhatian()sentuhan ()lain-lain, seperti,

Q. Pola Nilai & Kepercayaan1. Apakah Tuhan, agama, kepercayaan penting untuk Anda, Ya/Tidak2. Kegiatan agama/kepercayaan yg dilakukan dirumah (jenis & frekuensi): sholat 5 waktu, mengaji3. Kegiatan agama/kepercayaan tidak dapat dilakukan di RS: tidak MRS4. Harapan klien terhadap perawat untuk melaksanakan ibadahnya:klien dapat terus beribadah dan sehat selalu

R. Pemeriksaan Fisik1. Keadaan Umum: segar bugar Kesadaran: compos mentis Tanda-tanda vital:- Tekanan darah : 150/100 mmHg - Suhu : 37oC- Nadi : 88x/menit - RR :20x/menit Tinggi badan: 150 cm Berat Badan: 57 kg2. Kepala & Lehera. Kepala: Bentuk : simetriMassa: (-) Distribusi rambut : merata Warna kulit kepala : rambut memutihb. Mata : Bentuk : simetriKonjungtiva : tidak anemisPupil : () reaksi terhadap cahaya() isokor( )Miosis( ) Pin point( ) MidriasisTanda-tanda radang : (-)Funsi penglihatan : () Baik( ) KaburPenggunaan alat bantu : ( ) Ya() TidakApabila ya menggunakan : ( ) Kaca mata( ) Lensa kontak( ) Minus .ka/ki( ) Plus.ka/ki( ) silinderka/kiPemeriksaan mata terakhir : tidak pernahRiwayat Operasi : tidak ada

c. Hidung:Bentuk: simetrisWarnasesuai warna kulitPembengkakan (-)Nyeri tekan (-)Perdarahan (-)Sinus (-)Riw. Alergi (-)Cara mengatasinya tidak adaPenyakit yg pernah terjadi batuk dan pilekFrekuensi klien tidak menghitungCara mengatasi minum obat warung

d. Mulut dan Tenggorokan :Warna bibir agak hitamMukosa lembabUlkus (-)Lesi (-)Massa (-)Warna Lidah merahPerdarahan gusi (-)Karies tidak terkajiKesulitan menelan (-)Gigi tampak kotor dan jarak antar gigi tidak rapatSakit tenggorok (-)Gangguan bicara (-)Pemeriksaan gigi terakhir tidak pernah

e. Telinga : Bentuk simetrisWarna sesuai warna kulitLesi (-)Massa (-)Nyeri (-)Fs. Pendengaran normal Alat bantu pendengaran(-)Masalah yg pernah terjadi tidak adaUpaya untuk mengatasi tidak ada

f. Leher:Kekakuan (-) Nyeri/Nyeri tekan (-)Benjolan/massa(-)Keterbatasan gerak (-)Vena jugularis (-)Tiroid(-)limfe (-)Trakea(-)Keluhan (-)Upaya untuk mengatasi tidak ada

3. Dada:Jantung : Inspeksi : -Palpasi : tidak ada nyeri tekanPerkusi : batas kanan dan kiri normal Auskultasi :S1 dan S2 normal, tidak ada bunyi tambahanParu : Inspeksi : pergerakan dada simetris kanan/kiriPalpasi : tidak ada nyeriPerkusi : sonorAuskultasi : wheezing (-)4. Payudara dan ketiak : Benjolan/massa (-)Nyeri/nyeri tekan (-)Bengkak (-) Kesimetrisan (-)

5. Abdomen :Inspeksi : warna sesuai dengan warna kulit, bentuk flatAuskultasi : BU 20x/menitPalpasi : massa (-), nyeri tekan (-)Perkusi : hepar dullness, perut timpany

6. Punggung dan Tulang belakangNyeri/nyeri tekan(-) Kesimetrisan tidak terkaji

7. Genetalia : tidak terkaji

8. Ekstremitas Atas : CRT < 2 detik, deformitas (-), edema (-), luka (-), nyeri (-), pergerakan normal, akral hangat Bawah : CRT < 2 detik, deformitas (-), edema (-), luka (-), nyeri (-), pergerakan normal, akral hangat

9. Sistem Neurologi : kesadaran composmentis, orientasi jelas10. Kulit dan kuku :Kulit : Warna normal Jaringan Parut (-) Lesi (-) Suhu normal Tekstur keriputTurgor normalKuku : Bentuk normal Lesi (-) CRT < 2 detikS. Hasil Pemeriksaan PenunjangTidak adaT. TerapiTidak adaU. Persepsi Klien Terhadap PenyakitnyaKlien mengatakan bahwa dirinya sehat, selama ini jarang sakit. Klien mengatakan tidak pernah memeriksakan tekanan darahnya sehingga tidak merasa memiliki penyakit tekanan darah tinggiV. KesimpulanHipertensiW. Perencanaan PulangTidak ada perencanaan pulang karena klien tidak MRS

PENGKAJIAN PSIKOGERONTIKNama: Ny. TJenis kelamin: (1) laki-laki(2) perempuanUmur: (1) elderly (60-74)(2) old (75-90)(3) very old (>90)Alamat: RT 7 RW 3 Kelurahan Kedungkandang MalangStatus menikah: (1) menikah(2) tidak menikah (3) janda(4) dudaAgama: (1) Islam(2) Protestan(3) Hindu(4) Katolik(5) Budha

Suku: (1) Jawa(2) Madura(3) lain-lain, sebutkanTingkat pendidikan: (1) tidak tamat(2) tamat SD(3) SMP(4) SMU (5) PT)(6) buta hurufRiwayat pekerjaan: IRT

1. Masalah emosional2. Tingkat kerusakan intelektual3. Identifikasi aspek kognitif

1. Masalah emosionalPertanyaan tahap 1a. Apakah klien mengalami susah tidur? Tidakb. Apakah klien merasa gelisah? Tidakc. Apakah klien murung atau menangis sendiri? Tidakd. Apakah klien sering was-was atau kuatir? Tidak

Lanjutkan pertanyaan tahap 2 jika lebih dari 1 atau sama dengan jawaban 1 ya

Pertanyaan tahap 2a. Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 bulan, terjadi 1 kali dalam 1 bulan?b. Ada masalah atau banyak pikiran?c. Ada gangguan atau masalah dengan orang lain? d. Menggunakan obat tidur atau penenang atas anjuran dokter? e. Cenderung mengurung diri?

Lebih dari 1 atau sama dengan 1 jawaban ya, maka masalah emosional ada atau ada gangguan emosional

2. Tingkat kerusakan intelektualDengan menggunakan SPMSQ (Short Portable Mental Status Questionnaire), ajukan beberapa pertanyaan pada daftar di bawah ini:NO.PERTANYAANBENARSALAH

1.Tanggal berapa hari ini?

2.Hari apa sekarang?

3.Apa nama tempat ini?

4.Dimana alamat Anda?

5.Berapa nomor rumah Anda?

6.Kapan Anda lahir?

7.Siapa presiden Indonesia?

8.Siapa presiden Indonesia sebelumnya?

9.Siapa nama ibu Anda?

10.Kurangi 3 dari tiap 20 dan tetap pengurangan 3 dari setiap angka baru, semua secara menurun.

Jumlah100

Interpretasi:Salah 0-3: fungsi intelektual utuhSalah 4-5: fungsi intelektual kerusakan ringanSalah 6-8: fungsi intelektual kerusakan sedangSalah 9-10: fungsi intelektual kerusakan berat

3. Identifikasi masalah kognitif Dengan menggunakan MMSE (Mini Mental Status Exam)NOASPEK KOGNITIFNILAI MAKSIMALNILAI KLIENKRITERIA

1Orientasi waktu55Menyebutkan dengan benar: Tahun 2014 Musim Kemarau Tanggal 30 Oktober Hari Kamis Bulan Oktober

Orientasi tempat55Dimana sekarang Anda berada? Negara Indonesia Propinsi Jawa Timur Kabupaten Malang Kecamatan Kedungkandang

2.Registrasi33Sebukan 3 nama objek (kursi, meja, kertas)Kemudian ditanyakan kepada klien, menjawab:1. kertas2. pulpen3. toples camilan

3.Perhatian dan kalkulasi55Meminta klien berhitung mulai dari 100, kemudian dikurangi 7 sampai 5 tingkat:35-7 = 28 ; 28-7 = 21 ; 21-7 = 14 ; 14-7 = 7 ; 7-7 = 0

4.Mengingat33Meminta klien untuk menyebutkan objek pada poin 21. kertas2. pulpen

5.Bahasa97Menanyakan pada klien tentang benda (sambil menunjuk benda tersebut:1. vas bunga2. nampan

Meminta klien untuk mengulangi kata berikut tak ada jika, dan, atau, tetapi.Klien menjawab tak ada jika dan atau tetapi

Minta klien untuk mengikuti perintah berikut yang terdiri dari 3 langkah. Ambil ballpoint di tangan Anda, ambil kertas, menulis saya mau tidur.Klien bisa menulis saya mau tidur

Perintahkan klien untuk hal berikut (bila aktivitas sesuai perintah nilai 1 poin)tutup mata andaKlien mampu menutup mata

Perintahkan pada klien untuk menulis atau kalimat dan menyalin gambarKlien bisa menulis dan menggambar sederhana

Total nilai3028

METHODSCOREINTERPRETATION

Single Cutoff< 24Abnormal

Range< 21> 25Increased odds of dementiaDecreased odds of dementia

Education21< 23< 24Abnormal for 8th grade educationAbnormal for high school educationAbnormal for college education

Severity24-3018-230-17No cognitive impairmentMild cognitive impairmentSevere cognitive impairment

PENGKAJIAN ADL

Modifikasi dari Barthel IndexNO.AKTIVITASSKOR

1.Makan0= tidak mampu5= dengan bantuan10= mandiri10

2.Mandi0= dengan bantuan5= madiri5

3.Kebersihan diri0= dengan bantuan5= mandiri5

4.Berpakaian0= dengan bantuan5= butuh bantuan pada setengah aktivitas10= mandiri10

5.Mengontrol defekasi0= inkontinen (termauk pemberian enema)5= occasional10= kontinen10

6. Mengontrol kemih0= inkontinen (termasuk kateter)5= occasional10= kontinen10

7.Penggunaan toilet0= dengan bantuan5= butuh bantuan pada beberapa aktivitas10= mandiri10

8.Berpindah dari kursi roda ke tempat tidur dan sebaliknya, termasuk duduk di tempat tidur0= tidak mampu. Tidak ada keseimbangan5= dengan bantuan mayor (1/2 orang), dapat duduk10= dengan bantuan minor (verbal/fisik)15= mandiri15

9.Mobilitas0= tidak mampu. 50m10= berjalan dengan bantuan 1 orang (verbal/fisik). >50m15= mandiri (bisa dengan bantuan, misal tongkat). >50m15

10.Naik turun tangga0= dengan bantuan5= butuh bantuan10= mandiri10

Total100

Interpretasi0-20: ketergantungan penuh21-61: ketergantungan berat/sangat tergantung62-90: ketergantungan moderat91-99: ketergantungan ringan100: mandiri

PENGKAJIAN POSISI DAN KESEIMBANGAN (SULLIVAN)

NO.TES KOORDINASIKETERANGANNILAI

1.Berdiri dengan potur normal4

2.Berdiri dengan potur normal, menutup mata4

3.Berdiri dengan kaki rapat4

4.Berdiri pada satu kaki3

5.Berdiri, fleksi trunk, dan berdiri ke posisi netral3

6.Berdiri, lateral, dan fleksi trunk3

7.Berjalan, tempatkan tumit salah satu kaki di depan jari kaki yang lain3

8.Berjalan sepanjang garis lurus4

9.Berjalan mengikuti tanda gambar pada lantai4

10.Berjalan menyambung3

11.Berjalan mundur3

12.Berjalan mengikut lingkaran3

13.Berjalan pada tumit3

14.Berjalan dengan ujung kaki2

JUMLAH46

Keterangan:4= mampu melakukan aktivitas dengan lengkap3= mampu melakukan aktivitas dengan bantuan2= mampu melakukan aktivitas dengan bantuan maksimal1= tidak mampu melakukan aktivitas

Nilai:42-54= mampu melakukan aktivitas28-41= mampu melakukan aktivitas dengan sedikit bantuan14-27= mampu melakukan aktivitas dengan bantuan maksimal14= tidak mampu melakukan aktivitas

3.2. Analisa dataNo.DataEtiologiMasalah keperawatan

1.DS: Klien mengatakan tidak tahu mengenai hipertensi Klien tidak tahu jika penggunaan garam dapur yang berlebihan menyebabkan hipertensi Klien tidak tahu bahwa kecap, mie instan, vitcin mengandung garam Klien tidak tahu bahwa krupuk dan kripik yang dikonsumsi tidak baik untuk penderita hipertensi Klien tidak tahu bahwa penggunaan minyak goreng yang berlebihan tidak baik bagi penderita hipertensi Klien tidak tahu bahwa buah-buahan dan sayuran baik untuk penderita hipertensi Klien tidak tahu bahwa gula yang berlebihan tidak baik bagi penderita hipertensi

DO:150/100 mmHg Klien mengatakan tidak tahu mengenai hipertensi Klien tidak tahu jika penggunaan garam dapur yang berlebihan menyebabkan hipertensi Klien tidak tahu bahwa kecap, mie instan, vitcin mengandung garam Klien tidak tahu bahwa krupuk dan kripik yang dikonsumsi tidak baik untuk penderita hipertensi Klien tidak tahu bahwa penggunaan minyak goreng yang berlebihan tidak baik bagi penderita hipertensi Klien tidak tahu bahwa buah-buahan dan sayuran baik untuk penderita hipertensi Klien tidak tahu bahwa gula yang berlebihan tidak baik bagi penderita hipertensi150/100 mmHgKurang pengetahuanDefisiensi pengetahuan b.d kurangnya sumber informasi terkait hipertensi

2.DS: Klien dan keluarga mengatakan menyukai masakan asin Klien mengatakan bahwa setiap memasak makanan selalu menggunakan garam dapur lebih dari 3 sendok teh Klien mengatakan menggunakan penyedap rasa merk R dan M serta menambahkan MSG pada masakannya Klien mengatakan sering makan cemilan, yaitu kripik dan krupuk Klien mengatakan sering menambahkan kecap pada makanannya Klien mengatakan sering membuat mie instant Klien dan keluarga sering menggunakan minyak goreng untuk memasak (sekitar 1 gelas 200cc) Klien dan keluarga jarang mengkonsumsi buah-buahan Klien dan keluarga mengatakan sering mengkonsumsi sayur Klien dan keluarga sering membuat minuman yang mengandung banyak gula

DO: TD 150/100 mmHg Klien dan keluarga mengatakan menyukai masakan asin Klien mengatakan bahwa setiap memasak makanan selalu menggunakan garam dapur lebih dari 3 sendok teh Klien mengatakan menggunakan penyedap rasa merk R dan M serta menambahkan MSG pada masakannya Klien mengatakan sering makan cemilan, yaitu kripik dan krupuk Klien mengatakan sering menambahkan kecap pada makanannya Klien mengatakan sering membuat mie instant Klien dan keluarga sering menggunakan minyak goreng untuk memasak (sekitar 1 gelas 200cc) Klien dan keluarga jarang mengkonsumsi buah-buahan Klien dan keluarga mengatakan sering mengkonsumsi sayur Klien dan keluarga sering membuat minuman yang mengandung banyak gula150/100 mmHgKetidakefektifan manajemen kesehatan diriKetidakefektifan manajemen kesehatan Diri b.d perilaku ketidakpatuhan diet hipertensi

3.3. 3.4. Rencana KeperawatanNama Klien: Ny. TNo Reg : -Usia: HipertensiTanggal Pengkajian: 6 Mei 2015TglDiagnosa KeperawatanTujuanKriteria HasilIntervensi

30 Oktober 2014

Defisiensi pengetahuanSetelah diberikan intervensi keperawatan home visit 4x, pengetahuan klien tentang diet hipertensi meningkat.IndikatorTahuTdk tahu

Pengetahuan tentang garam dapur

Pengetahuan tentang sumber natrium (kecap, mie instan, kripik, vitsin)

Pengetahuan tentang penggunaan minyak goreng

Pengetahuan tentang penggunaan gula

Pengetahuan tentang buah-buahan

Pengetahuan tentang sayur-sayuran

1. Bangun hubungan terapeutik berdasarkan rasa percaya dan hormat.2. Tunjukan sikap empati, kehangatan dan ketulusan.3. Tentukan lamanya konseling.4. Tetapkan tujuan.5. Berikan privasi dan jamin kerahasiaan.6. Kaji tingkat pengetahuan klien tentang diet hipertensi Kaji tingkat pengetahuan klien tentang pembatasan penggunaan garam dapur Kaji tingkat pengetahuan klien tentang makanan-makanan sumber natrium seperti kecap, kripik, mie instan, vntsin dan MSG Kaji tingkat pengetahuan klien tentang pembatasan penggunaan minyak goreng Kaji tingkat pengetahuan klien tentang konsumsi buah untuk pasien hipertensi Kaji tingkat pengetahuan klien tentang konsumsi sayur untuk pasien hipertensi Kaji tingkat pengetahuan klien tentang pembatasan penggunaan gula7. Berikan kesempatan pada klien untuk bertanya8. Jelaskan dengan baik kepada klien tentang makanan yang dilarang dan makanan yang diperbolehkan untuk pasien hipertensi KIE tentang pembatasan penggunaan garam dapur KIE tentang makanan-makanan sumber natrium seperti kecap, kripik, mie instan, vetsin KIE tentang pembatasan penggunaan minyak goreng KIE tentang konsumsi buah untuk pasien hipertensi KIE klien tentang konsumsi sayur untuk pasien hipertensi KIE tentang pembatasan penggunaan gula

30 oktober 2014Ketidakefektifan manajemen kesehatan diri b.d perilaku ketidakpatuhan diet hipertensi

Setelah diberikan asuhan keperawatan home visit 4x, perilaku klien dalam mematuhi terapi diet meningkat.

TD turun ( 160/90mmHg menjadi 140/90mmHg) Klien dan keluarga mengurangi konsumsi garam dapur dan makanan lain yang mengandung natrium (garam) Klien mengurangi konsumsi makanan yang mengandung natrium (kecap, kripik, mie instan dan vitsin) Klien membatasi penggunaan minyak goreng Klien membatasi konsumsi buah-buahan Klien membatasi konsumsi sayuran Klien membatasi konsumsi gula

Indikator12345

Garam dapur

Kecap

Vitsin , MSG

Keripik (singkong), krupuk

Mie instan

Buah-buahan

Sayuran

Gula

Minyak goreng

Keterangan Garam dapur 1. > 3 sdt2. 3 sdt3. 2 sdt4. 1 sdt5. < 1 sdt Sumber natrium1. 2 sdt2. 1 sdt 3. 1 sdt4. sdt5. < sdt kripik (singkong/krupuk)1. 15ptg 2. 12ptg 3. 9ptg 4. 6 ptg 5. 3 ptg Mie instant1. 4x seminggu2. 3x seminggu3. 2x seminggu4. 1x seminggu5. tidak sama sekali Vitsin, MSG1. 2 sdt2. 1 sdt 3. 1 sdt4. sdt5. < sdt Minyak goreng1. 6 sdm2. 5 sdm3. 4 sdm4. 3 sdm5. 3 ptg bsr Sayuran 1. Tidak sama sekali2. gelas3. 1 gelas4. 1,5 gelas5. >1,5 gelas Gula 1. 4 sdm2. 3 sdm3. 2 sdm4. 1 sdm5. < 1 sdm

1. Bangun hubungan terapeutik berdasarkan rasa percaya dan hormat.2. Tunjukan sikap empati, kehangatan dan ketulusan.3. Tentukan lamanya konseling.4. Tetapkan tujuan.5. Berikan privasi dan jamin kerahasiaan.6. Berikan dukungan dan motivasi Berikan dukungan dan motivasi dalam pengaturan penggunaan garam dapur Berikan dukungan dan motivasi klien tentang perilaku konsumsi sumber-sumber natrium selain garam dapur (kecap, kripik, mie instan dan vitsin) Berikan dan motivasi klien tentang pembatasan penggunaan minyak goreng Berikan dan motivasi klien tentang perilaku konsumsi buah-buahan terhadap pengaruh hipertensi Berikan dukungan dan motivasi klien tentang konsumsi sayuran yang berpengaruh terhadap hipertensi Berikan dukungan dan motivasi klien tentang konsumsi gula yang berpengaruh terhadap hipertensi Motivasi klien dalam mematuhi diet untuk menjaga kesehatan agar tidak mengalami hipertensi7. anjurkan klien untuk rutin mengontrol hipertensi ke penyedia pelayanan kesehatan.8. Dorong untuk mengekspresikan perasaan.9. Mengajak klien untuk berkomitmen dalam mematuhi diet Hipertensi klien10. Minta klien untuk mengidentifikasi apa yang bisa/tidak bisa klien lakukan terhadap masalah yang dihadapi.11. Tentukan bagaimana perilaku keluarga dapat mempengaruhi pasien.12. Identifikasi derajat dukungan keluarga13. Tentukan sistem dukungan yang saat ini digunakan14. Berikan pelayanan dalam merawat dan perilaku suportif15. Libatkan keluarga atau teman dalam perawatan dan perencanaan

3.5. ImplementasiTglNo. Dx KepJamTindakan KeperawatanEVALUASITanda tangan

Hari ke-1 Rabu, 5 Nov 20141,209.00 Memperkenalkan diri dengan sopan Membuat kontrak waktu dengan pasien Menjelaskan tujuan pertemuan Mengukur tekanan darah pasien Menanyakan tentang garam dapur yang konsumsi makanan sehar-hari Berdiskusi tentang penggunaan garam dapur dan sumber-sumber natrium dari berbagai makanan (kecap, vitsin) Memotivasi klien untuk mengurangi garam dan berbagai sumber natrium Menanyakan kembali tentang hal-hal yang belum dimengerti Membuat kontrak dengan klien untuk pertemuan berikutnya

S: Klien mengatakan mengerti tentang informasi yang disampaikan Klien mengatakan masih mengkonsumsi garam dan sumber natrium yang berlebih Klien mengatakan akan menghindari garam dan sumber-sumber natrium Klien mengatakan senang telah diberi motivasi tentang kesehatan terutama tentang penyakit klien.O: Klien kooperatif dalam diskusi Klien aktif bertanya Klien mendengarkan penjelasan dengan baik TD : 150/100 mmHgA: Masalah belum teratasiP: intervensi dilanjutkan

Hari ke-2Kamis6Nov20141,210.00 Membuat kontrak waktu dengan pasien Mengukur tekanan darah pasien Menanyakan kembali tentang pengguan garam dan sumber natrium Melihat menu makanan di dapur Menanyakan pada anggota keluarga terkait konsumsi garam dan sumber natrium lainnya setelah pemberian intervensi sebelumnya Berdiskusi terkait kesulitan /kendala yang dialami lansia dalam mengurangi konsumsi garam dan sumber natrium

S: Klien mengatakan sudah mengurangi konsumsi garam dan sumber natrium Klien mengatakan sedikit demi sedikit mengurangi garamO: Klien kooperatif dalam diskusi Klien mendengarkan penjelasan dengan baik TD : 140/100 mmHgA: Masalah belum teratasiP: intervensi dilanjutkan dengan intervensi pendidikan kesehatan tentang pendidikan mie instan dan camilan

Hari ke- 3Jumat7 Nov 20141,209.00 Menjelaskan tujuan pertemuan Mengukur tekanan darah pasien Menanyakan tentang konsumsi mie instan dan keripik /camilan pada lansia Memotivasi klien untuk mengurangi konsumsi mie instan dan keripik /camilan pada lansia Menanyakan kembali tentang hal-hal yang belum dimengerti Membuat kontrak dengan klien untuk pertemuan berikutnya

S: Klien mengatakan terkadang masih mengkonsumsi mie instan Klien mengatakan terkadang juga mengkonsumsi camilan Klien bertanya camilan apa saja yang boleh dan tidak boleh dikonsumsiO: Klien kooperatif dalam diskusi Klien mendengarkan penjelasan dengan baik TD : 140/90 mmHg

A: Masalah belum teratasiP: intervensi dilanjutkan observasi intervensi 2

Hari ke-4Sabtu 8 Nov 2014 1,209.00 Mengukur tekanan darah pasien Menanyakan kembali tentang pengguan garam dan sumber natrium Melihat menu makan di dapur Menanyakan pada anggota keluarga terkait konsumsi garam, sumber natrium, mie instan dan keripik setelah pemberian intervensi sebelumnya Berdiskusi terkait kesulitan /kendala yang dialami lansia dalam mengurangi konsumsi garam, sumber natrium, mie instan dan keripik. Berdiskusi terkait kesulitan /kendala yang dialami lansia dalam mengurangi konsumsi garam dan sumber natrium Membuat kontrak dengan klien untuk pertemuan berikutnya

S: Klien mengatakan sudah mengurangi konsumsi garam dan sumber natrium Klien mengatakan akan mengurangi konsumsi mie instan dan camilan yang tidak diperbolehkanO: Klien kooperatif dalam diskusi Klien mendengarkan penjelasan dengan baik TD : 140/90 mmHgA: Masalah belum teratasiP: intervensi dilanjutkan dan diberikan pendidikan kesehatan berkala mengenai sayur dan buah

Hari ke- 5Senin10 Nov2014

1,209.00 Mengukur tekanan darah Menanyakan pada anggota keluarga terkait konsumsi garam, sumber natrium, mie instan dan keripik setelah pemberian intervensi sebelumnya Berdiskusi terkait kesulitan /kendala yang dialami lansia dalam mengurangi konsumsi garam, sumber natrium, mie instan dan keripik. Menanyakan tentang konsumsi sayur dan buah setiap harinya Berdiskusi tentang sayur dan buah yang baik untuk hipertensi Menjelaskan pada klien tentang manfaat sayur dan buah yang dapat menurunkan tekanan darah Memotivasi klien untuk mengkonsumsi sayur dan buah secara rutin. Memberikan contoh buah yang dapat menurunkan tekanan darah yaitu belimbing untuk dikonsumsi secara rutin. Menanyakan kembali tentang hal-hal yang belum dimengerti Membuat kontrak dengan klien untuk pertemuan berikutnya

S: Klien mengatakan sudah mengurangi konsumsi garam dan sumber natrium Klien mengatakan senang berdiskusi dengan perawat karena klien kurang mengetahui tentang sayur dan buah yang baik untuk hipertensi Klien mengatakan jarang mengkonsumsi buah secara rutin, hanya kadang-kadang saja Klien mengatakan akan rutin mengkonsumsi sayur dan buah.O: Klien kooperatif dalam diskusi Klien mendengarkan penjelasan dengan baik TD : 140/80 mmHgA: Masalah belum teratasiP: intervensi dilanjutkan

Hari ke- 6Selasa11 Nov20141,209.00 Mengukur tekanan darah pasien Menanyakan kembali tentang pengguan garam dan sumber natrium Melihat menu makan di dapur Menanyakan pada anggota keluarga terkait konsumsi garam, sumber natrium, mie instan, keripik, sayur dan buah setelah pemberian intervensi sebelumnya Berdiskusi terkait kesulitan /kendala yang dialami lansia dalam mengurangi konsumsi garam, sumber natrium, mie instan, keripik dan mengkonsumsi sayur dan buah. Membuat kontrak dengan klien untuk pertemuan berikutnya

S: Klien mengatakan sudah mengurangi konsumsi garam sumber natrium, mie instan, keripik, dan mengkonsumsi sayur dan buah secara rutin Klien mengatakan senang berdiskusi dengan perawat karena klien kurang mengetahui tentang sayur dan buah yang baik untuk hipertensi Klien mengatakan jarang mengkonsumsi buah secara rutin, hanya terkadang saja Klien mengatakan akan rutin mengkonsumsi sayur dan buah.O: Klien kooperatif dalam diskusi Klien mendengarkan penjelasan dengan baik TD : 130/90 mmHgA: Masalah belum teratasiP: intervensi dilanjutkan

Hari ke- 7Rabu12 Nov 20141,209.00 Mengukur tekanan darah Menanyakan pada anggota keluarga terkait konsumsi garam, sumber natrium, mie instan, keripik , buah dan sayur setelah pemberian intervensi sebelumnya Berdiskusi terkait kesulitan /kendala yang dialami lansia dalam mengurangi konsumsi garam, sumber natrium, mie instan, keripik buah dan sayur Menanyakan tentang konsumsi minyak dan gula yang digunakan setiap harinya Memberikan penjelasan tentang ukuran penggunaan minyak dan gula yang dianjurkan setiap harinya untuk penderita hipertensi. Menanyakan kembali tentang hal-hal yang belum dimengerti Membuat kontrak dengan klien untuk pertemuan berikutnyaS: Klien mengatakan sudah mengurangi konsumsi garam sumber natrium, mie instan, keripik, dan mengkonsumsi sayur dan buah secara rutin\ Klien mengatakan masih menggoreng dengan minyak yang lebih dari 3 sendok Klien mengatakan akan mengkonsumsi gula dan minyak sesui dengan anjuranO: Klien kooperatif dalam diskusi Klien mendengarkan penjelasan dengan baik TD :130/80 mmHg

A: Masalah belum teratasiP: intervensi dilanjutkan

Hari ke-8Kamis13Nov20141,209.00 Mengukur tekanan darah Menanyakan pada anggota keluarga terkait konsumsi garam, sumber natrium, mie instan dan keripik setelah pemberian intervensi sebelumnya Menanyakan tentang konsumsi garam dan sumber natrium setelah dilakukan edukasi Menanyakan konsumsi sayur dan buah setelah diberikan edukasi Menanyakan penggunaan minyak dan gula setelah edukasi Berdikusi tentang kesulitan atau hambatan yang dialami oleh klien dalam pelaksaan diit. Menanyakan dampak dari diit yang sudah dilakukan. Memberi pemahanan pada pasien untuk hidup sehat dengan melakukan diit yang sudah diedukasikan terutama untuk penderita hipertensi.

S: Klien mengatakan sudah mengurangi konsumsi garam sumber natrium, mie instan, keripik, dan mengkonsumsi sayur dan buah secara rutin\ Klien mengatakan mengkonsumsi minyak dan gula sesui yang dianjurkanO: Klien kooperatif dalam diskusi Klien mendengarkan penjelasan dengan baik TD : 130/90 mmHgA: Masalah belum teratasiP: melakukan monitoring pemberian iintervensi

Hari ke-9Jumat14 Nov2014 Mengukur tekanan darah Menanyakan pada anggota keluarga terkait konsumsi garam, sumber natrium, mie instan dan keripik setelah pemberian intervensi sebelumnya Menanyakan tentang konsumsi garam dan sumber natrium setelah dilakukan edukasi Menanyakan konsumsi sayur dan buah setelah diberikan edukasi Menanyakan penggunaan minyak dan gula setelah edukasi Berdikusi tentang kesulitan atau hambatan yang dialami oleh klien dalam pelaksaan diit, Menanyakan damak dari diit yang sudah dilakukan. Memberi pemahanan pada pasien untuk hidup sehat dengan melakukan diit yang sudah diedukasikan terutama untuk penderita hiertensi. Berdikusi tentang kesulitan atau hambatan yang dialami oleh klien dalam pelaksaan diit, Menanyakan dampak dari diit yang sudah dilakukan. Memberi pemahanan pada pasien untuk hidup sehat dengan melakukan diit yang sudah diedukasikan terutama untuk penderita hiertensi. Melakukan terminasi.S: Klien mengatakan lebih enakan Klien mengatakan sudah mengurangi konsumsi garam sumber natrium, mie instan, keripik, dan mengkonsumsi sayur dan buah secara rutin\ Klien mengatakan mengkonsumsi minyak dan gula sesui yang dianjurkan Klien mengatakan sudah mengkonsumsi buah dan sayurO: Klien kooperatif dalam diskusi TD : 130/80 mmHg

A: Masalah TeratasiP: melakukan monitoring dan evaluasi

BAB 4PEMBAHASAN4.1. Hasil dan AlasanBerdasarkan hasil intervensi selama 3 minggu dengan dilakukan sepuluh kali kunjungan rumah menunjukkan bahwa intervensi yang dilakukan berhasil. Hal ini tampak dengan outcome masalah yang ditemukan pada saat pengkajian dapat teratasi setelah intervensi dijalankan. Hipertensi yang dialami lansia merupakan hipertensi primer yang dikarenakan usia lansia. Kurangnya pengetahuan yang dimiliki mengenai maslaah kesehatan pada lansia menyebabkan Ny. S tidak pernah memeriksakan kesehatannya dan cenderung hanya meminum obat warung ketika adanya keluhan. Berdasarkan hasil pengkajian, Ny. S cenderung mengalami peningkatan tekanan darah dikarenakan usia dan penurunan degeneratif. Selain itu, kondisi Ny. S juga diperparah oleh konsumsi garam yang berlebih, masakan bersantan, dan teh. Setelah diberikan edukasi bertahap hasilnya menunjukkan lansia binaan mengalami penurunan tekanan darah dari 150/100 mmHg saat terakhir kali pengukuran menjadi 130/80 mmHg. Hal ini dapat terjadi karena suami klien gigih mengingatkan untuk mengurangi masakan yang mengandung garam, penyedap rasa, masakan bersantan, dan teh serta diharapkan rajin kontrol memeriksakan kondisinya saat ada posyandu lansia dan ke puskesmas.Dalam hal ini perawat pengelola program yang dibantu oleh kader dapat menerapkan perannya sebagai edukator untuk memberikan KIE yang tepat kepada klien dalam menerapkan terapi diet hipertensi, gaya hidup sehat, dan kontrol rutin untuk memeriksakan kesehatan klien.

4.2. Hambatan4.2.1. Keterbatasan lansia binaan untuk melakukan pemeriksaan tekanan darah secara rutin melalui posyandu lansia atau puskesmas karena kesibukan urusan rumah tangga, sehingga yang bisa dilakukan adalah dengan mengajak serta suami dalam proses pengontrolan dan mengingatkan klien.

BAB 5PENUTUP

5.1 KesimpulanNy. S mengalami hipertensi namun beliau tidak mengetahui sebelum mahasiswa datang. Pengetahuan tentang penyebab penyakit, perjalanan penyakit, bahaya serta penatalaksanaan yang benar belum cukup dimiliki oleh lansia sehingga penulis memberikan intervensi berupa edukasi bertahap mengenai hipertensi dan pentingnya kepatuhan diet untuk klien hipertensi. Hasil intervensi yang diberikan menunjukkan output yang baik dengan meningkatnya pengetahuan lansia tentang penyakitnya, perubahan perilaku lansia, serta adanya penurunan tekanan darah lansia.

5.2 SaranPenyakit hipertensi adalah penyakit kronis yang tidak bisa disembuhkan dan hanya dapat dikontrol, sehingga perlunya pengawasan dari keluarga, kader posyandu lansia, perawat, dan bidan desa sehingga lansia dapat menerapkan secara efektif kepatuhan diet, minum obat, dan gaya hidup yang baik. Selain itu adanya posyandu lansia diharapkan juga lansia dapat ke mengontrol tekanan darahnya secara rutin tanpa mengeluarkan biaya dan dapat dijangkau dengan mudah.

DAFTAR PUSTAKA

Arif Mansjoer dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I. Jakarta: Media Aesculapius.Brunner, Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah Vol 2. Jakarta: EGC.Buku Pedoman Sehat Bersama Askes, Sehat Bersama Hipertensi. 2007. Jakarta : Depkes RI.Darmojo, B. 2006. Buku Ajar Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut) Jakarta : Balai Pustaka FKUIDoengoes, et.al. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan, Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: EGC.Herdman, T.H (ed). 2012. Nanda Internasional : Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-2014. Jakarta :EGC.Muttaqin, A. 2009. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Kardiovaskular dan Hematologi. Jakarta : Salemba Medika.Price, Wilson. 2005. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta :EGC.Stockslager, J. dan Liz Schaeffer. 2008. Buku saku : Asuhan keperawatan geriatric. Edisi 2. Alih bahasa Nike B.S. Jakarta : EGC.Wilkinson, Judith. 2005. Nursing Diagnoses Handbook With NIC Interventions Dan NOC Outcomes. New Jersey: Pearson Prentica Hall.Wolff, Hans Peter. 2009. Hipertensi cara mendeteksi dan Mencegah Tekanan darah Tinggi Sejak Dini. Jakarta: Buana Ilmu Populer.