6
LANDASAN TEORI
2.1. Prosedur
2.1.1. Pengertian Prosedur
Prosedur umumnya memiliki peranan penting dalam suatu usaha atau
perusahaan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Menurut Allen dalam Solihin (2009:71) mengemukakan bahwa “Prosedur
(procedures) merupakan metode atau cara yang baku untuk melaksanakan
pekerjaan tertentu”.
Menurut Moekijat dalam Nuraida (2008:35) mengemukakan bahwa:
Prosedur adalah urutan langkah-langkah (pelaksanaan-pelaksanaan
pekerjaan), dimana pekerjaan tersebut dilakukan, berhubungan dengan apa
yang dilakukan, bagaimana melakukannya, bilamana melakukannya,
dimana melakukannya, dan siapa yang melakukannya.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka penulis menyimpulkan
bahwa prosedur adalah langkah-langkah yang telah disepakati untuk melaksanan
suatu pekerjaan.
2.2. Pengadaan
2.2.1. Pengertian Pengadaan
Setiap usaha atau perusahaan pasti memerlukan pasokan barang untuk
meunjang operasional usahanya, untuk mendapatkan pasokan tersebut diperlukan
pengadaan barang yang baik dan efektif
Menurut Siahaya (2013:1) “Pengadaan adalah upaya mendapatkan barang
dan jasa yang dibutuhkan dan dilakukan berdasarkan pemikiran yang logis dan
7
sistematis dan mengikuti norma dan etika yang berlaku sesuai metode dan
proses pengadaan barang dan jasa yang berlaku”.
Menurut Anggota IKAPI (2012:2) Pengadaan barang atau jasa
pemerintahan adalah:
kegiatan untuk memperoleh barang atau jasa oleh kementerian / lembaga /
satuan kerja perangkat daerah / institusi yang prosesnya dimulai dari
perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya seluruh kegiatan untuk
memperoleh barang atau jasa.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka penulis menyimpulkan
bahwa pengadaan adalah upaya mendapatkan barang atau jasa yang dibutuhkan.
2.2.2. Objek Pengadaan
Menurut Siahaya (2013:5), Objek kegiatan pengadaan adalah barang dan
jasa, demikian lazim disebut pengadaan barang dan jasa.
1. Barang
Barang adalah benda dalam berbagai bentuk dan uraian yang meliputi bahan
baku, barang setengah jadi, barang jadi dan peralatan. Secara garis besar,
barang dibagi menjadi dua jenis yaitu barang operasi (konsumsi dan
produksi) dan barang modal.
a. Barang konsumsi adalah barang hasil akhir produksi langsung digunakan,
seperti makanan, minuman, obat-obatan dan suku cadang
b. Barang produksi adalah barang yang diperlukan untuk proses produksi,
seperti bahan baku, barang setengah jadi dan barang jadi.
Barang modal adalah barang yang dapat dipakai beberapa kali dan
mengalami penyusutan, seperti peralatan, kendaraan dan rumah.
8
2. Jasa
Jasa adalah layanan pekerjaan yang mencakup jasa konstruksi dan jasa
lainnya
a. Jasa Konstruksi yaitu layanan pekerjaan pelaksanaan konstruksi dan
berwujud fisik lainnya, seperti membangun jembatan, gedung, instalasi,
jalan dan rekayasa (engineering)
b. Jasa Konsultasi yaitu layanan jasa keahlian profesional dalam berbagai
bidang yang meliputi jasa perencanaan konstruksi dan jasa pelayanan
profesi untuk mencapai sasaran tertentu yang berbentuk piranti lunak
yang disusun berdasarkan kerangka acuan kerja, seperti konsultasi
proyek dan teknis.
c. Jasa lainnya yaitu segala pekerjaan dan atau penyediaan jasa selain jasa
konstruksi, konsultasi dan pemasok barang, seperti penyewaan,
pemeliharaan dan inspeksi
2.2.3. Prinsip Pengadaan
Menurut Siahaya (2013:11), Dalam pelaksanaan kegiatan pengadaan sejak
perencanaan harus menerapkan prinsip pengadaan:
1. Efektif
Sesuai dengan kebutuhan yang telah ditetapkan dan dapat memberikan
manfaat yang sebesar-besarnya sesuai dengan sasaran yang ditetapkan
perusahaan.
9
2. Efisien
Diusahakan dengan menggunakan dana, daya dan fasilitas yang sekecil-
kecilnya untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dalam waktu sesingkat-
singkatnya dan dapat dipertanggungjawabkan dalam rangka memberikan
konstribusi yang sebesar-besarnya bagi keuntungan negara.
3. Kompetitif
Dilakukan melalui seleksi dan persaingan yang sehat di antara penyedia
barang/jasa yang setara dan memenuhi syarat/kriteria tertentu berdasarkan
ketentuan dan prosedur yang jelas serta transparan
4. Transparan
Semua ketentuan dan informasi, baik teknis maupun administrasi termasuk
tata cara evaluasi, hasil evaluasi dan penetapan harus bersifat terbuka bagi
penyedia barang dan jasa yang berminat.
5. Adil
Tidak diskriminatif dalam memberikan perlakuan bagi semua penyedia
barang dan jasa dan tidak mengarah untuk memberi keuntungan kepada pihak
tertentu, dengan cara dan alasan apapun
6. Bertanggung Jawab
Mencapai sasaran baik fisik, keuangan maupun manfaat bagi kelancaran
pelaksanaan usaha sesuai dengan prinsip-prinsip dan kebijakan serta
ketentuan yang berlaku dalam pengelolaan rantai suplai.
7. Berpihak pada produk dalam negeri
Mendukung dan menumbuh kembangkan kemampuan nasional untuk lebih
mampu bersaing ditingkat nasional. regional dan internasional
10
8. Berwawasan Lingkungan
Mendukung dan menumbuh kembangkan kegiatan dengan memperhatikan
kemampuan dan dampak lingkungan.
2.2.4. Tujuan bagian pengadaan barang
Menurut Martono (2015:32) tujuan bagian pengadaan barang adalah
1. Memperoleh barang dan layanan dari pemasok pada jumlah, harga, dan
kualitas yang sesuai kebutuhan
2. Memastikan perusahaan memperoleh pelayanan terbaik dari pemasok
sehingga proses operasi di perusahaan berjalan lancar
3. Mengidentifikasi pemasok yang mampu menyediakan barang dan layanan
terbaik, dan membina hubungan baik
4. Menjalin hubungan yang lebih dekat dengan pemasok untuk saling
memahami kebutuhan masing-masing
5. Negosiasi biaya pembelian dan pengadaan barang
6. Mempersiapkan kemungkinan akan kelangkaan barang, kenaikan harga, dan
rencana pengembangan produk baru organisasi.
2.2.5. Langkah-langkah dalam pengadaan barang
Menurut Yenis Sultan dalam Febriawati (2013:42) langkah-langkah dalam
pengadaan barang adalah sebagai berikut :
1. Memilih metode pengadaan
11
2. Memilih pemasok dan menyiapkan dokumen kontrak. Pemilihan pemasok
secara hati-hati adalah hal yang sangat penting karena dapat mempengaruhi
baik kualitas maupun biaya yang dibutuhkan
3. Pemantauan status pesanan, bertujuan untuk mempercepat pengiriman
sehingga efisiensi suplai dapat ditingkatkan
4. Penerimaan dan pemeriksaan, bertujuan agar barang yang diterima baik jenis
dan jumlahnya sesuai dengan dokumen yang menyertainya.
2.3. Pembelian
2.3.1. Pengertian Pembelian
Pembelian merupakan suatu peristiwa atau tindakan antara dua belah pihak
dengan tujuan menukarkan barang atau untuk memperoleh barang yang
dibutuhkan dengan menggunakan alat transaksi yang sah dan sama-sama memiliki
kesepakatan dalam transaksinya
Menurut Febriawati (2013:42) Pembelian merupakan salah satu unsur
yang ada dalam proses pengadaan perbekalan logistik.
Menurut Assauri ( 2008:224) Pembelian merupakan fungsi staf yang
kedudukannya setingkat dengan jabatan-jabatan senior lainnya seperti controller
dan manajer penjualan, karena mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap
keuangan dan kelancaran operasi perusahaan.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka penulis menyimpulkan
bahwa pembelian adalah suatu upaya untuk memenuhi kebutuhan antaran kedua
belah pihak dengan alat tukar yang sah.
12
2.3.2. Jenis Pembelian
Menurut Martono (2014:43) beberapa jenis pembelian barang sebagai
berikut :
1. Bulk Buying
Pembelian dalam jumlah banyak, biasanya dilakukan bila harga sedang turun,
atau sewaktu-waktu barang dapat dijual kembali dengan harga lebih tinggi.
2. Contact Buying
Tujuan contract buying adalah memfasilitasi jumlah dan waktu kedatangan
barang dari pemasok ke pembeli tanpa harus melakukan kegiatan pemesanan
barang berulang-ulang biasanya kesepakatan pengiriman dilakukan untuk
jangka panjang. Pelaksanaannya dibantu dengan purchase order
3. Hedging
Kerjasama ini bertujuan untuk memperkecil resiko akibat fluktuasi harga
barang di pasar sehingga pembelian dilakukan melebihi kebutuhan dan secara
berkesinambungan. Contohnya untuk barang-barang perdagangan,
perkebunan, dan tambang.
4. Blanket Order
Pembelian dilakukan sekaligus dalam jumlah banyak untuk keperluan jangka
panjang, tetapi pengiriman dilakukan sedikit-sedikit sesuai kebutuhan
dilapangan
Top Related