8/16/2019 Kuliah M7-Tata Ruang Kota-1
1/51
Kuliah Minggu ke-7:
Tata Ruang Kota (1)MK. AZAS DESAIN URBAN
Semester Genap 2014-2015
8/16/2019 Kuliah M7-Tata Ruang Kota-1
2/51
Peraturan-Perundangan
1. Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.2. Peraturan Menteri Dalam Negeri No.1 Tahun 2008 tentang Pedoman
Perencanaan Kawasan Perkotaan.3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 6/PRT/M/2007 tentang
Pedoman Umum Rencana Penataan Bangunan dan Lingkungan.4. Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No.
327/KPTS/2002 tentang Penetapan Enam Pedoman Bidang PenataanRuang .
5. Direktorat Jenderal Penataan Ruang Departemen Permukiman dan Prasarana
Wilayah Tahun 2002 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata RuangKawasan Perkotaan.
6. Direktorat Jenderal Penataan Ruang Departemen Permukiman dan PrasaranaWilayah Tahun 2002 tentang Pedoman Peninjauan Kembali Rencana TataRuang Kawasan Perkotaan.
7. Direktorat Jenderal Penataan Ruang Departemen Permukiman dan Prasarana
Wilayah Tahun 2002 tentang Pedoman Peninjauan Kembali Rencana TataRuang Wilayah Kabupaten.8. Juniarso Ridwan & Achmad Sodik. 2008. Hukum Tata Ruang dalam
Konsep Kebijakan Otonomi Daerah. Bandung: Penerbit NUANSA.
8/16/2019 Kuliah M7-Tata Ruang Kota-1
3/51
Sumber: Kepmenkimpraswil No. 327/KPTS/2002 tentang Penetapan Enam Pedoman Bidang Penataan Ruang
8/16/2019 Kuliah M7-Tata Ruang Kota-1
4/51
Peraturan-PerundanganWilayah Malang Raya
1. Peraturan Daerah Kota Malang No. 4 Tahun 2011 tentang Rencana TataRuang Wilayah Kota Malang Tahun 2010-2030.
2. Peraturan Daerah Kabupaten Malang No. 3 Tahun 2010 tentangRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Malang
3. Peraturan Daerah Kota Batu No. 7 Tahun 2011 tentang Rencana TataRuang Wilayah Kota Batu Tahun 2010-2030.
4. Perda lainnya pada hirarki wilayah/kawasan yang lebih detil dan sektoral
8/16/2019 Kuliah M7-Tata Ruang Kota-1
5/51
Rupa dan struktur kota
yang bersifat fisik
Sistem dan proses
kehidupan perkotaan
Keberadaan dan kegiatan manusia perkotaan
ASPEK-ASPEK POKOK PERKOTAAN
8/16/2019 Kuliah M7-Tata Ruang Kota-1
6/51
• Bersifat dua dimensi
• Dominan a-spasial• Hasil akhir: KEBIJAKAN PUBLIK
• Bersifat tiga dimensi
• Dominan spasial
• Hasil akhir: BANGUNAN (& Lingkungan)
• Penjabaran wujud dua dimensimenjadi tiga dimensi
• Wujud spasial yang dilatarbelakangiaspek a-spasial
• Hasil akhir: KUMPULAN
ARSITEKTUR BANGUNAN-RUANGDENGAN DUKUNGAN KEBIJAKAN PUBLIK
URBAN PLANNING
URBAN DESIGN
ARCHITECTURAL DESIGN
PERENCANAAN KOTA – PERANCANGAN KOTA – PERANCANGAN ARSITEKTUR
8/16/2019 Kuliah M7-Tata Ruang Kota-1
7/51
PENGERTIAN RENCANA TATA RUANG
Sumber: Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Pasal 1
Ruang : “Wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara,termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempatmanusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan memeliharakelangsungan hidupnya.”
Penataan Ruang : “Suatu sistem proses perencanaan tata ruang,
pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang”
Tata Ruang : “Wujud struktural ruang dan pola ruang.”
Wujud struktural pemanfaatan ruang = susunan unsur-unsur pembentuk ronalingkungan alam, lingkungan sosial, lingkungan buatan yang secara hirarkisberhubungan satu dengan lainnya.
Pola pemanfaatan ruang = pola lokasi, sebaran permukiman, tempat kerja,industri, pertanian, serta pola penggunaan tanah perkotaan dan pedesaan, di manatata ruang tersebut adalah tata ruang yang diencanakan, sedangkan tata ruang yangterbentuk secara alami, seperti aliran sungai, gua, gunung, dll.
Tujuan Penataan Ruang : “Mewujudkan ruang wilayh nasional yang aman,
nyaman, produktif dan berkelanjutan berlandaskan wawasan nusantara danketahanan nasional”
8/16/2019 Kuliah M7-Tata Ruang Kota-1
8/51
Sumber: Kepmenkimpraswil No. 327/KPTS/2002 tentang Penetapan Enam Pedoman Bidang Penataan Ruang
Ruang :Ruang dilihat sebagai wadah dimana keseluruhan interaksi sistem sosial (yangmeliputi manusia dengan seluruh kegiatan sosial, ekonomi, dan budaya)dengan ekosistem (sumber daya alam dan sumber daya buatan)berlangsung. Interaksi ini tidak selalu secara otomatis berlangsung seimbangdan saling menguntungkan berbagai pihak yang ada karena adanyaperbedaan kemampuan, kepentingan dan adanya sifat perkembanganekonomi yang akumulatif.
Ruang perlu ditata agar dapat memelihara keseimbangan lingkungan danmemberikan dukungan yang nyaman terhadap manusia serta mahluk hiduplainnya dalam melakukan kegiatan dan memelihara kelangsungan hidupnyasecara optimal.
Penataannya perlu didasarkan pada pemahaman potensi dan keterbatasan
alam, perkembangan kegiatan sosial ekonomi yang ada, serta tuntutankebutuhan peri kehidupan saat ini dan kelestarian lingkungan hidup di masayang akan datang. Upaya pemanfaatan ruang dan pengelolaan lingkungan inidituangkan dalam suatu kesatuan rencana tata ruang.
PENGERTIAN RENCANA TATA RUANG
8/16/2019 Kuliah M7-Tata Ruang Kota-1
9/51
Sumber: Juniarso Ridwan & Achmad Sodik. 2008. Hukum Tata Ruang dalam Konsep Kebijakan Otonomi Daerah.
Maksud Perencanaan Tata Ruang :Menyerasikan berbagai kegiatan sektor pembangunan, sehinggadalam memanfaatkan lahan dan ruang dapat dilakukan secaraoptimal, efisien, dan serasi.
Rencana Tata Ruang :- Rekayasa atau metode pengaturan perkembangan tata ruang di
kemudian hari - Hasil perencanaan struktur dan pola pemanfaatan ruang
(Kepmenkimpraswil No. 327/KPTS/2002 tentang Penetapan Enam
Pedoman Bidang Penataan Ruang)
Tujuan Perencanaan Tata Ruang :Mengarahkan struktur dan lokasi beserta hubungan fungsionalnya
yang serasi dan seimbang dalam rangka pemanfaatan sumber dayamanusia, sehingga tercapainya hasil pembangunan yang optimaldan efisien bagi peningkatan kualitas manusia dan kualitaslingkungan hidup secara berkelanjutan.
PENGERTIAN RENCANA TATA RUANG
8/16/2019 Kuliah M7-Tata Ruang Kota-1
10/51
Definisi beberapa istilah:
Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsurterkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan/atau
aspek fungsional.
Sistem wilayah adalah struktur ruang dan pola ruang yang mempunyai jangkauan
pelayanan pada tingkat wilayah.
Sistem internal perkotaan adalah struktur ruang dan pola ruang yang mempunyai
jangkauan pelayanan pada tingkat internal perkotaan.
Kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi utama lindung atau budidaya.
Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungikelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya
buatan.
Kawasan budi daya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk
dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia,dan sumber daya buatan.
Sumber: Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
PERISTILAHAN DALAM PENATAAN RUANG
8/16/2019 Kuliah M7-Tata Ruang Kota-1
11/51
Kawasan perdesaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian,termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai
tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanansosial, dan kegiatan ekonomi.
Kawasan agropolitan adalah kawasan yang terdiri atas satu atau lebih pusat
kegiatan pada wilayah perdesaan sebagai sistem produksi pertanian danpengelolaan sumber daya alam tertentu yang ditunjukkan oleh adanya keterkaitan
fungsional dan hierarki keruangan satuan sistem permukiman dan sistemagrobisnis.
Kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukanpertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan,pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan
kegiatan ekonomi.
Kawasan metropolitan adalah kawasan perkotaan yang terdiri atas sebuah
kawasan perkotaan yang berdiri sendiri atau kawasan perkotaan inti dengankawasan perkotaan di sekitarnya yang saling memiliki keterkaitan fungsional yangdihubungkan dengan sistem jaringan prasarana wilayah yang terintegrasi dengan
jumlah penduduk secarakeseluruhan sekurang-kurangnya 1.000.000 (satu juta) jiwa.
Kawasan megapolitan adalah kawasan yang terbentuk dari 2 (dua) atau lebihkawasan metropolitan yang memiliki hubungan fungsional dan membentuk sebuahsistem.
Sumber: Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
8/16/2019 Kuliah M7-Tata Ruang Kota-1
12/51
Sumber: Juniarso Ridwan & Achmad Sodik. 2008. Hukum Tata Ruang dalam Konsep Kebijakan Otonomi Daerah.
Dasar perubahan UU No. 24/1992 menjadi UU No. 26/2007,a.l.:
Adanya perubahan terhadap paradigma pemerintahan daerahmelalui ketentuan UU No. 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah
Dimaksudkan untuk menyelesailan persoalan definisi dantumpang tindihnya pengawasan pemanfaatan sumber daya alam
dan ruang beserta isinya Adanya ketentuan pidana yang dapat dikenakan kepada
masyarakat maupun pejabat menunjukkan perhatian serius dalam menata ruang di Indonesia yang dimaksudkan untuk
mencapai tujuan pemanfaatan bagi kemaslahatan rakyat Indonesia
UNDANG-UNDANG PENATAAN RUANG
8/16/2019 Kuliah M7-Tata Ruang Kota-1
13/51
8/16/2019 Kuliah M7-Tata Ruang Kota-1
14/51
8/16/2019 Kuliah M7-Tata Ruang Kota-1
15/51
8/16/2019 Kuliah M7-Tata Ruang Kota-1
16/51
8/16/2019 Kuliah M7-Tata Ruang Kota-1
17/51
8/16/2019 Kuliah M7-Tata Ruang Kota-1
18/51
8/16/2019 Kuliah M7-Tata Ruang Kota-1
19/51
8/16/2019 Kuliah M7-Tata Ruang Kota-1
20/51
8/16/2019 Kuliah M7-Tata Ruang Kota-1
21/51
CATATAN:
8/16/2019 Kuliah M7-Tata Ruang Kota-1
22/51
Insentif &disinsentif
CATATAN:
Insentif diberikan apabila pemanfaatan ruang sesuai dengan rencana struktur ruang, rencana pola ruang, dan indikasi arahan peraturan zonasi yang
diatur dalam Peraturan Pemerintah terkait.Disinsentif dikenakan terhadap pemanfaatan ruang yang perlu dicegah, dibatasi, atau dikurangi keberadaannya berdasarkan ketentuan dalam Peraturan
Pemerintah terkait.
Pemberian insentif dan pengenaan disinsentif dalam pemanfaatan ruang wilayah nasional dilakukan oleh Pemerintah kepada pemerintah daerah dan
kepada masyarakat. Pemberian insentif dan pengenaan disinsentif dilakukan oleh instansi berwenang sesuai dengan kewenangannya.
8/16/2019 Kuliah M7-Tata Ruang Kota-1
23/51
8/16/2019 Kuliah M7-Tata Ruang Kota-1
24/51
8/16/2019 Kuliah M7-Tata Ruang Kota-1
25/51
8/16/2019 Kuliah M7-Tata Ruang Kota-1
26/51
http://www.unhabitat-indonesia.org/files/reg-43.pdf
8/16/2019 Kuliah M7-Tata Ruang Kota-1
27/51
8/16/2019 Kuliah M7-Tata Ruang Kota-1
28/51
8/16/2019 Kuliah M7-Tata Ruang Kota-1
29/51
8/16/2019 Kuliah M7-Tata Ruang Kota-1
30/51
CONTOH : PRODUK GAMBAR PETA
8/16/2019 Kuliah M7-Tata Ruang Kota-1
31/51
8/16/2019 Kuliah M7-Tata Ruang Kota-1
32/51
8/16/2019 Kuliah M7-Tata Ruang Kota-1
33/51
8/16/2019 Kuliah M7-Tata Ruang Kota-1
34/51
8/16/2019 Kuliah M7-Tata Ruang Kota-1
35/51
8/16/2019 Kuliah M7-Tata Ruang Kota-1
36/51
8/16/2019 Kuliah M7-Tata Ruang Kota-1
37/51
8/16/2019 Kuliah M7-Tata Ruang Kota-1
38/51
8/16/2019 Kuliah M7-Tata Ruang Kota-1
39/51
8/16/2019 Kuliah M7-Tata Ruang Kota-1
40/51
8/16/2019 Kuliah M7-Tata Ruang Kota-1
41/51
8/16/2019 Kuliah M7-Tata Ruang Kota-1
42/51
8/16/2019 Kuliah M7-Tata Ruang Kota-1
43/51
8/16/2019 Kuliah M7-Tata Ruang Kota-1
44/51
8/16/2019 Kuliah M7-Tata Ruang Kota-1
45/51
PERATURAN-PERUNDANGAN PENATAAN RUANG DI INDONESIA(YANG BERLAKU & SUDAH TIDAK BERLAKU)
8/16/2019 Kuliah M7-Tata Ruang Kota-1
46/51
TAHUN NAMA PERATURAN TINGKATAN PRODUK/ISI/TENTANG KETERANGAN
1948 Stadvormings Ordonantie(SVO) Staatsblad 1948/168
Ordonantie Ordonansi Pembentukan Kota Stadsplan (Rencana Kota)
Zoning (Rencana Khusus) Detail Plan (Unsur Rencana)
Diberlakukan pada : Kota-kota yang rusak akibat PD II
Kota-kota yang berstatusStadsgemeente (ada 15 kota)
1949 Stadvormings Verordenings(SVV) Staatsblad 1949/40
Ketetapan Peraturan Pembentukan Kota Peratuan pelaksanaan SVO
1951 Rancangan Perencanaan Fisik RUU Disusun oleh DPU Cipta Karya 1970 RUU Bina Kota RUU Rencana Induk
Rencana Terperinci Unsur Rencana
Disusun oleh Departemen PUTL
1970 Surat Edaan Mendagri No. 18/3/8 Surat EdaranMenteri
Perencanaan Pembangunan Kotauntuk ibukota kabupaten yang masih
mengacu pada SVO
Disusun oleh Dirjen Bangda Depdagri
1980 Permendagri No. 4/1980 PeraturanMenteri
Penyusunan Rencana Kota Rencana Induk Kota (RIK) Rencana Bagian Wilayah Kota
(RBWK) Rencana Teknik Kota (RTK)
Disusun oleh Dirjen Bangda Depdagri, SEMendagri 1970 dicabut
1982 RUU Perencanaan Kota RUU Memasukkan aspek lingkungan Disusun oleh DPU Cipta Karya 1983 RUU Perencanaan Kota/Spasial RUU Menggantikan SVO dan SVV Disusun oleh DPU Cipta Karya 1984 Pedoman Umum Perencanaan
Kota Surat Edaran Disusun oleh DPU
1984 Pedoman Mengenai Bentuk danIsi Rencana Induk Kota
Surat Edaran Disusun oleh DPU
1984 Ketentuan Mengenai Bentuk danCiri Rencana Induk Kota
Surat Edaran Disusun oleh DPU
Sumber: Juniarso Ridwan & Achmad Sodik. 2008. Hukum Tata Ruang dalam Konsep Kebijakan Otonomi Daerah.Bandung: Penerbit NUANSA.
PERATURAN-PERUNDANGAN PENATAAN RUANG DI INDONESIA(YANG BERLAKU & TIDAK BERLAKU/PERNAH ADA)
8/16/2019 Kuliah M7-Tata Ruang Kota-1
47/51
TAHUN NAMA PERATURAN TINGKATAN PRODUK/ISI/TENTANG KETERANGAN 1984 Petunjuk Rencana Detail
Sepanjang Jalan Arteri Surat Edaran Disusun oleh DPU
1984 Petunjuk Rencana Detail Wilayah
Pelabuhan
Surat Edaran Disusun oleh DPU
1984 Pedoman Konsolidasi TanahPerkotaan
Ketetapan Disusun oleh DPU
1985 SKB Mendagri dan Men PU No.650-1595 dan No.503/KPTS/1985
Keputusan Tugas-tugas dan Tanggung JawabPerencanaan Kota yangmenyerahkan urusan administrasi keDepdagri dan urusan teknis keDepPU, serta menyeragamkan jenisdan spesifikasi kota
- Disusun oleh DPU dan Depdagri- Permendagri No. 4/1980 tidak berlaku
lagi.- Sinkronisasi tugas DPU dan Depdagri
1985 Keputusan Mendagri No. 650-658 KeputusanMenteri
Keterbukaan rencana kota untukumum
Disusun oleh Depdagri.
1986 Keputusan Men PU No.640/KPTS/1986
KeputusanMenteri
Perencanaan Tata Ruang Kota - Disusun oleh DPU- Sebagai Pedoman SKB
1986 Keputusan Mendagri No. 7/1986 KeputusanMenteri
Penetapan Batas-batas Wilayah Kotadi Seluruh Indonesia
1987 Permendagri No. 2/1987 PeraturanMenteri
Pedoman Penyusunan Rencana Kota Rencana Umum tata Ruang
Perkotaan (RUTRP) Rencana Umum Tata Ruang
Kota (RUTRK) Rencana DetailTata Ruang Kota
(RDTRK) Rencana Teknik Ruang Kota
(RTRK)
- Menggantikan Permendagri No.4/1980.
- Disusun oleh Depdagri.- Mengatur aspek administrasi
perencanaan kota
1987 Keputusan Menteri PU No.378/KPTS/1987
Ketetapan Standar permukiman kota Disusun oleh DPU
PERATURAN-PERUNDANGAN PENATAAN RUANG DI INDONESIA(YANG BERLAKU & TIDAK BERLAKU/PERNAH ADA)
8/16/2019 Kuliah M7-Tata Ruang Kota-1
48/51
TAHUN NAMA PERATURAN TINGKATAN PRODUK/ISI/TENTANG KETERANGAN 1988 Imendagri No. 14/1988 Instruksi
MenteriPenataan Ruang Terbuka Hijau danWilayah Perkotaan
1988 Rancangan Keputusan RuangPerkotaan
Surat Edaran Disusun oleh DPU
1988 Permendagri No. 59/1988 PeraturanMenteri
Pedoman pelaksanaan PermendagriNo. 2/1987
Disusun oleh Depdagri
1992 Undang-undang No. 24/1992 Undang-undang
Penataan Ruang RTRW Nasional RTRW Propinsi RTRW Kabupaten/Kotamadya
SVO dan SVV dinyatakan tidak berlaku
1996 Peraturan Pemerintah No.
69/1996
Peraturan
Pemerintah
Peran serta masyarakat dalam
penataan ruang
Merupakan penjabaran UU No. 24/1992
1998 Peraturan Menteri Dalam NegeriNo. 8/1998
PeraturanMenteri
RTRWP Daerah Tingkat I RTRW Kabupaten/Kodya
Daerah Tingkat II RDTR Kawasan RTR
- Disusun oleh Depdagri- Merupakan penjabaran dari UU. No.
24/1992
1998 Peraturan Mendagri No. 9/1998 PeraturanMenteri
Peran serta masyarakat dalamproses penataan ruang di daerah
Disusun oleh Depdagri.Merupakan penjabaran dari UU. No.24/1992
PERATURAN-PERUNDANGAN PENATAAN RUANG DI INDONESIA(YANG BERLAKU & TIDAK BERLAKU/PERNAH ADA)
8/16/2019 Kuliah M7-Tata Ruang Kota-1
49/51
TAHUN NAMA PERATURAN TINGKATAN PRODUK/ISI/TENTANG KETERANGAN 2002 Keputusan Menteri Kimpraswil
No. 327/KPTS/M/2002 KeputusanMenteri
Penetapan Enam Pedoman BidangPenataan Ruang Pedoman Penyusunan RTRW
Propinsi
Pedoman Peninjauan KembaliRTRW Propinsi Pedoman Penyusunan RTRW
Kabupaten Pedoman Peninjauan Kembali
RTRW Kabupaten Pedoman Penyusunan RTR
Kawasan Perkotaan Pedoman Peninjauan Kembali
RTR Kawasan Perkotaan
Masing-masing pedoman berisikan: Rencana Struktur Tata Ruang
Kawasan Perkotaan Metropolitan(RSTRKPM)
Rencana Umum Tata RuangKawasan Perkotaan (RUTRKP) Rencana Detail Tata Ruang
Kawasan Perkotaan (RDTRKP) Rencana Teknik Ruang Kawasan
Perkotaan (RTRKP)
2002 Direktorat Jenderal Penataan
Ruang Departemen Permukimandan Prasarana Wilayah
Enam Pedoman Bidang Penataan
Ruang
Penyusunan sebagai lampiran
Keputusan Menteri Kimpraswil No.327/KPTS/M/2002 tentang PenetapanEnam Pedoman Bidang Penataan Ruang
2004 Undang-undang No. 32/2004 Undang-undang
Pemerintah Daerah
2007 Undang-undang No. 26/2007 Undang-undang
Penataan Ruang Undang-undang No. 24/1992 dinyatakan tidak berlaku
2007 Peraturan Menteri PekerjaanUmum No. 6/PRT/M/2007
PeraturanMenteri
Pedoman Umum RencanaPenataan Bangunan dan
Lingkungan.2007 Peraturan Menteri Dalam Negeri
No.1 Tahun 2007PeraturanMenteri
Penataan Ruang Terbuka HijauKawasan Perkotaan
2008 Peraturan Menteri Dalam NegeriNo.1 Tahun 2008
PeraturanMenteri
Pedoman Perencanaan KawasanPerkotaan
8/16/2019 Kuliah M7-Tata Ruang Kota-1
50/51
RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN (RTBL)
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 06/PRT/M/2007Tanggal 16 Maret 2007 tentang
PEDOMAN UMUM RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
B a c a
8/16/2019 Kuliah M7-Tata Ruang Kota-1
51/51
Terimakasih, semoga bermanfaat......
Top Related