Download - Kti lisrawati akper pemkab. muna

Transcript
Page 1: Kti lisrawati akper pemkab. muna

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK S USIA PRA SEKOLAH(5 TAHUN) DENGAN MARASMUS DI RUANG KENANGA

GEDUNG KEMUNING LANTAI I RUMAH SAKITUMUM PUSAT dr. HASAN SADIKIN

BANDUNG

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat dalam Menyelesaikan PendidikanProgram Diploma III Keperawatan pada Akademi Keperawatan

Pemerintah Kabupaten Muna

IRHAM

NIM : 13.1

DISUSUN OLEH :

LISRAWATI

NIM : 13.13.1112

PEMERINTAH KABUPATEN MUNAAKADEMI KEPERAWATAN

RAHA2016

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK S USIA PRA SEKOLAH(5 TAHUN) DENGAN MARASMUS DI RUANG KENANGA

GEDUNG KEMUNING LANTAI I RUMAH SAKITUMUM PUSAT dr. HASAN SADIKIN

BANDUNG

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat dalam Menyelesaikan PendidikanProgram Diploma III Keperawatan pada Akademi Keperawatan

Pemerintah Kabupaten Muna

IRHAM

NIM : 13.1

DISUSUN OLEH :

LISRAWATI

NIM : 13.13.1112

PEMERINTAH KABUPATEN MUNAAKADEMI KEPERAWATAN

RAHA2016

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK S USIA PRA SEKOLAH(5 TAHUN) DENGAN MARASMUS DI RUANG KENANGA

GEDUNG KEMUNING LANTAI I RUMAH SAKITUMUM PUSAT dr. HASAN SADIKIN

BANDUNG

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat dalam Menyelesaikan PendidikanProgram Diploma III Keperawatan pada Akademi Keperawatan

Pemerintah Kabupaten Muna

IRHAM

NIM : 13.1

DISUSUN OLEH :

LISRAWATI

NIM : 13.13.1112

PEMERINTAH KABUPATEN MUNAAKADEMI KEPERAWATAN

RAHA2016

Page 2: Kti lisrawati akper pemkab. muna

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah ini berjudul :

“Asuhan Keperawatan Anak S Usia Pra Sekolah (5 Tahun) dengan

Marasmus di Ruang Kenanga Gedung Kemuning Lantai I Rumah Sakit

Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung”.

Telah diterima dan disetujui untuk diajukan dan dipertahankan di depan dewan

penguji.

Raha, Juni 2016

Pembimbing

ASMALIA, S.Kep.,Ns., M.KesNIP.

Mengetahui,

Direktur Akper Pemkab Muna

SANTHY, S.Kep.,Ns., M.KepNIP. 19800212 200312 2 006

Page 3: Kti lisrawati akper pemkab. muna

iii

PEMERINTAH KABUPATEN MUNAAKADEMI KEPERAWATAN

Jl. Poros Raha-Tampo Km. 6 Motewe Tlp. 0403-22954

HALAMAN PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini telah Dipertahankan Dihadapan Dewan Penguji

Pada Tanggal 2 Juli 2016

DEWAN PENGUJI

1. Asmalia, S.Kep.,Ns., M.Kes (................................ )

2. Santhy, S.Kep.,Ns., M.Kep (................................ )

3. Wa Ode Fitri Ningsih, S.Kep.,Ns., M.Kes (................................ )

Karya Tulis Ilmiah ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan

untuk menyelesaikan Pendidikan Diploma III Keperawatan pada Akademi

Keperawatan Pemkab Muna

Raha, 2 Juli 2016

Direktur Akper Pemkab Muna

SANTHY, S.Kep., Ns., M.KepNIP. 19800212 200312 2 006

iii

PEMERINTAH KABUPATEN MUNAAKADEMI KEPERAWATAN

Jl. Poros Raha-Tampo Km. 6 Motewe Tlp. 0403-22954

HALAMAN PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini telah Dipertahankan Dihadapan Dewan Penguji

Pada Tanggal 2 Juli 2016

DEWAN PENGUJI

1. Asmalia, S.Kep.,Ns., M.Kes (................................ )

2. Santhy, S.Kep.,Ns., M.Kep (................................ )

3. Wa Ode Fitri Ningsih, S.Kep.,Ns., M.Kes (................................ )

Karya Tulis Ilmiah ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan

untuk menyelesaikan Pendidikan Diploma III Keperawatan pada Akademi

Keperawatan Pemkab Muna

Raha, 2 Juli 2016

Direktur Akper Pemkab Muna

SANTHY, S.Kep., Ns., M.KepNIP. 19800212 200312 2 006

iii

PEMERINTAH KABUPATEN MUNAAKADEMI KEPERAWATAN

Jl. Poros Raha-Tampo Km. 6 Motewe Tlp. 0403-22954

HALAMAN PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini telah Dipertahankan Dihadapan Dewan Penguji

Pada Tanggal 2 Juli 2016

DEWAN PENGUJI

1. Asmalia, S.Kep.,Ns., M.Kes (................................ )

2. Santhy, S.Kep.,Ns., M.Kep (................................ )

3. Wa Ode Fitri Ningsih, S.Kep.,Ns., M.Kes (................................ )

Karya Tulis Ilmiah ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan

untuk menyelesaikan Pendidikan Diploma III Keperawatan pada Akademi

Keperawatan Pemkab Muna

Raha, 2 Juli 2016

Direktur Akper Pemkab Muna

SANTHY, S.Kep., Ns., M.KepNIP. 19800212 200312 2 006

Page 4: Kti lisrawati akper pemkab. muna

iv

ABSTRAK

Latar Belakang, berdasarkan hasil medical record di Ruang Kenanga Gedung Kemuning Lantai IRumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung periode Januari sampai dengan Desember2015, pasien dengan Marasmus tidak terdapat dalam kategori 10 penyakit terbesar, namunmenempati urutan kelima belas dengan jumlah penderita 9 orang (0,65%) tetapi sangatmemprihatinkan sehingga memerlukan penanganan yang serius.Tujuan, dari Karya Tulis Ilmiah ini untuk dapat memperoleh gambaran yang jelas danpengalaman secara nyata dalam melakukan asuhan keperawatan kepada anak dengan Marasmussecara komprehensif mencakup bio, psiko, social dan spiritual berdasarkan ilmu & kiatkeperawatan.Metode, yang digunakan adalah metode analisis deskriptif yang berbentuk studi kasus denganberdasarkan pendekatan suatu proses keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosakeperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi.Hasil, setelah 4 hari di laksanakan tindakan keperawatan di mulai dari tanggal 01 sampai dengan04 Maret 2016, dari hasil pengkajian didapatkan ada 8 diagnosa keperawatan yaitu kekuranganvolume cairan, perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, keterlambatan pertumbuhan danperkembangan, intoleransi aktivitas, defisit perawatan diri, kecemasan keluarga, resiko kerusakanintegritas kulit dan resiko infeksi. Dari hasil evaluasi keperawatan, dari 8 masalah yang ditemukanada 3 diagnosa keperawatan yang teratasi yaitu yaitu kekurangan volume cairan, defisit perawatandiri dan kecemasan keluarga dan 5 diagnosa yang belum teratasi yaitu perubahan nutrisi kurangdari kebutuhan tubuh, keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan, intoleransi aktivitas, resikokerusakan integritas kulit dan resiko infeksi, namun sudah ada kemajuan. Hal ini terjadi karenabeberapa masalah keperawatan membutuhkan waktu yang berbeda - beda dalam prosespenyembuhan.Kesimpulan, tercapainya penyembuhan dari penyakit diperlukan evaluasi secara berkelanjutandan terarah dengan adanya catatan perkembangan serta pengelolaan asuhan keperawatan denganpendekatan proses keperawatan yang komprehensif serta kerja sama antara perawat, klien, orangtua, keluarga dan tim kesehatan lainnya.

Page 5: Kti lisrawati akper pemkab. muna

v

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat

Rahmat dan Hidayah-Nya, Sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan

laporan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Anak S Usia

Pra Sekolah (5 Tahun) dengan Marasmus di Ruang Kenanga Gedung

Kemuning Lantai I Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung”.

Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini di maksudkan untuk memenuhi salah satu

syarat dalam rangka menyelesaikan pendidikan program Diploma III

Keperawatan di Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Muna. Dalam

penyusunan studi kasus ini penulis banyak mendapat hambatan dan kesulitan,

namun berkat bimbingan dan pengarahan serta bantuan dari berbagai pihak,

akhirnya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Untuk itu pada

kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih, yang terhormat

kepada :

1. Ibu dr. Ayi Djembarsari, MARS Selaku Direktur Utama Rumah Sakit Umum

Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung yang telah memberikan waktu dan

kesempatan untuk praktek dan melaksanakan ujian praktek klinik keperawatan

pada Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung.

2. Ibu Santhy, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Direktur Akper Pemkab Muna yang

telah memberikan kesempatan pada penulis untuk mengikuti pendidikan di

Akper Pemkab Muna.

3. Ibu Asmalia, S.Kep.,Ns., M.Kes Selaku pembimbing yang telah memberikan

bimbingan dan arahan serta saran dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

4. Ibu Harnia, S.Kep,Ns selaku penguji praktek klinik di Rumah Sakit Umum

Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung.

5. Ibu Iis Suhaeni AMK, Sebagai CI serta semua staf ruang Kenanga Gedung

Kemuning Lantai I Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung,

Page 6: Kti lisrawati akper pemkab. muna

vi

yang telah memberikan arahan dan masukan dalam melaksanakan asuhan

keperawatan pada klien Anak S untuk penyusunan laporan studi kasus ini.

6. Seluruh Dosen dan Staf Akper Pemkab Muna yang telah memberikan

bimbingan selama mengikuti pendidikan dan penyusunan Karya Tulis Ilmiah.

7. Klien Anak S dan nenek klien yang telah bersedia bekerja sama dengan

penulis selama melaksanakan asuhan keperawatan.

8. Teristimewa kepada kedua orang tuaku Bapak La Kae (Alm) dan Ibu Wa

Ngkurami yang tercinta yang telah mengasuh, memberikan motivasi serta

pengorbanan materi yang tidak terhingga selama penulis mengikuti

pendidikan dan Saudaraku Bapak Rui, S.pd & Pratu Kopasus Syariflan yang

telah memberikan dukungan dan dorongan baik moril maupun materil selama

mengikuti pendidikan.

9. Spesial untuk teman-temanku di Akper Pemkab Muna khususnya Irham,

Erwin, Nur khalida, Majid, Irna dewi, Lm. Sarifudin, Ld. Ganirudin, Lm.

Safar, Isra wati, Tika yuslindah, Rismawati, Ramlawati, Juni, Samlin, Siti

Alwarti dan rekan-rekan akper pemkab muna.

Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari

kesempurnaan, untuk itu segala kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat

penulis harapkan demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Demikian dengan segala kerendahan hati penulis mempersembahkan

Karya Tulis Ilmiah ini, kiranya dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan

pembaca dalam mengembangkan ilmu keperawatan khususnya asuhan

keperawatan anak dengan Marasmus dan Semoga Allah SWT memberikan

imbalan yang setimpal atas segala bantuan dan kebaikannya dalam mewujudkan

Karya Tulis Ilmiah ini.

Raha, Juni 2016

Penulis

Page 7: Kti lisrawati akper pemkab. muna

vii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ………………………………………………………..... I

HALAMAN PERSETUJUAN ……………………………………………..... Ii

HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………….. Iii

ABSTRAK………………………………………………………….…………. Iv

KATA PENGANTAR ……………………………………………………….. V

DAFTAR ISI …………………………………………………………………. Vii

DAFTAR TABEL ……………….…………………………………………… X

DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………

DAFTAR BAGAN ……………………………………………………………

DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………

MOTTO………………………………………………………………………..

Xii

xiii

xiv

xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ………………………..……………….…………………...

B. Ruang Lingkup Pembahasan ………………….………………….………..

C. Tujuan ...................……………………........................................................

D. Manfaat .........................................................................................................

E. Metode Telaahan ..........................................................................................

F. Waktu Pelaksanaan .......................................................................................

G. Tempat Pelaksanaan ...................................................................................

H. Sistematika Telaahan.....................................................................................

1

5

5

6

7

8

8

8

BAB II TINJAUAN TEORITIS ASUHAN KEPERAWATAN ANAK M

DENGAN MALFORMASI ANOREKTAL (MAR)

A. Konsep Dasar ............................…………………………………………...

1. Pengertian …………………………………………………………….

2. Anatomi Fisiologi sistem pencernaan…….......………………………

11

11

12

Page 8: Kti lisrawati akper pemkab. muna

viii

3. Etiologi ……………………………………………………………….

4. Patofisiologi …………………………………………………………..

5. Tanda dan Gejala ……………………………………………………..

6. Klasifikasi …………………………………………………………….

7. Pemeriksaan Penunjang ………………………………………………

8. Penatalaksanaan Medis .………………………………………………

9. Komplikasi …………………………………………………………...

10. Penyimpangan KDM …………………………………………………

B. Tinjauan teoritis tentang asuhan keperawatan ...........……………………...

1. Pengkajian …………………………………………………………...

2. Diagnosa Keperawatan ……………………………………………….

3. Perencanaan ..…………………………………………………………

4. Implementasi ……………………………………………………........

5. Evaluasi ……………………………………………………………...

26

27

28

29

30

31

35

36

37

37

55

56

61

62

BAB III TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Laporan Kasus …………………………………………………..................

1. Pengkajian ……………………………………………………………

a. Pengumpulan data ………………………………………….……

b. Klasifikasi data …………………………………………………..

c. Analisa data ………………………………………………….......

d. Prioritas Masalah .………………………………………………..

2. Diagnosa keperawatan ………………………………………………..

3. Perencanaan...............................………………………………………

4. Implementasi dan evaluasi ……………………………………….......

5. Catatan perkembangan ………………………………………………

B. Pembahasan

1. Pengkajian …………………………………………………………...

2. Diagnosa keperawatan ……………………………………………….

63

63

63

82

84

88

92

97

103

112

125

125

127

Page 9: Kti lisrawati akper pemkab. muna

ix

3. Perencanaan …………………………………………………….........

4. Implementasi ………………………………………………………...

5. Evaluasi ……………………………………………………………...

130

132

134

BAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

135

137

A. Kesimpulan .................................................................................................

B. Rekomendasi ...............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

RIWAYAT HIDUP

LAMPIRAN

Page 10: Kti lisrawati akper pemkab. muna

x

DAFTAR TABEL

Halaman

1.

2

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

Distribusi 10 Penyakit Terbesar di Gedung Kemuning Lantai I Ruang

Kenanga ………………………………………………………………..

Kecukupan Energi dan Protein yang Dianjurkan ……………………...

Perkembangan Anak Usia 0-60 Bulan ………………………………...

Pengukuran Antropometri Usia 0-60 Bulan ……………………………

Berat Badan Ideal (BBI) dalam Kategori…………………………….

Intervensi dan Rasional Perubahan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan

Tubuh ………………………………..

Intervensi dan Rasional Kerusakan Integritas Kulit …………………

Intervensi dan Rasional Keterlambatan Pertumbuhan dan

Perkembangan………………………………………………………

Intervensi dan Rasional Defisiensi Pengetahuan …………………….

Intervensi dan Rasional Resiko Infeksi ……………………………..

Pola Perubahan Nutrisi ………………………………………………

Pola Aktivitas Sehari – hari ………………………………………….

Hasil Pemeriksaan Laboratorium …………………………………….

Analisa Data ……………………………………………………………

Rencana Asuhan Keperawatan ……………………………………….

Implementasi dan Evaluasi ……………………………………………..

4

30

42

46

47

57

58

59

60

61

71

79

81

84

97

103

Page 11: Kti lisrawati akper pemkab. muna

xi

17 Catatan Perkembangan ………………………………………………… 112

Page 12: Kti lisrawati akper pemkab. muna

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Anatomi Sistem Pencernaan …………………………………………….. 12

Page 13: Kti lisrawati akper pemkab. muna

xiii

DAFTAR BAGAN

Halaman

1. Penyimpangan KDM ……………………………………………………. 36

2. Genogram 3 Generasi ………………………………………………….... 68

Page 14: Kti lisrawati akper pemkab. muna

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

Lampiran 2

Lampiran 3

Lampiran 4

Lampiran 5

:

:

:

:

:

Rencana penyuluhan

Satuan acara penyuluhan

Materi penyuluhan

Leaflet

Lembar konsultasi

Page 15: Kti lisrawati akper pemkab. muna

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang

dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk

meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap

orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya,

sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif

secara sosial dan ekonomis. Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat

ditentukan oleh kesinambungan antar upaya program dan sektor, serta

kesinambungan dengan upaya-upaya yang telah dilaksanakan oleh periode

sebelumnya. Untuk mewujudkan keberhasilan pembangunan kesehatan harus

didukung oleh pelayanan kesehatan yang komprehensif, termasuk pelayanan

keperawatan (KemenKes RI, 2015).

Sistem layanan kesehatan sangat berpengaruh terhadap derajat

kesehatan individu dan masyarakat. Layanan kesehatan terdepan bukan

semata berfokus pada pengobatan, tetapi juga pada pemeliharaan dan

peningkatan kesehatan. Dalam sistem ini, kita tidak lagi menekankan upaya

kuratif, melainkan upaya promotif dan preventif. Salah satu masalah

kesehatan di Indonesia yang perlu mendapat perhatian dan pelayanan yang

baik adalah peningkatan angka kematian balita yang disebabkan kebutuhan

gizi yang tidak terpenuhi / malnutrisi diantaranya marasmus (Asmadi, 2008).

Page 16: Kti lisrawati akper pemkab. muna

2

Marasmus adalah suatu bentuk kurang kalori dan protein yang berat.

Keadaan merupakan hasil akhir dari interaksi antara kekurangan makanan dan

penyakit infeksi. Selain faktor lingkungan, ada beberapa faktor lain pada anak

sendiri yang dibawa sejak lahir, diduga berpengaruh terhadap terjadinya

marasmus. Marasmus ini dapat menyebabkan perubahan berat badan menjadi

kurus, turgor kulit jelek, kulit keriput tampak seperti orang tua, ubun-ubun

besar dan cekung, perut buncit dan diare sehingga akan berdampak pada

malnutrisi kronik, hipoglikemia, hipotermia, dehidrasi, gangguan

keseimbangan elektrolit dan mudah terkena penyakit infeksi. Dampak yang

lebih serius dari marasmus ini adalah gangguan pertumbuhan dan

perkembangan anak baik fisik maupun mental sehingga anak mengalami

penurunan kecerdasan dan terjadi atropi otot karena hilangnya lapisan

subkutan. Jika hal ini tidak segera ditangani maka dapat meningkatkan angka

kesakitan dan kematian balita (Hidayat, 2012).

Angka kesakitan dan kematian gizi buruk atau malnutrisi pada balita

relatif sering terjadi. Data WHO menunjukkan bahwa insiden kejadian Gizi

buruk akut atau malnutrisi terdapat 49 % dari 10,4 juta kematian yang terjadi

pada anak di bawah lima tahun di negara berkembang. Kasus kekurangan gizi

tercatat 50 % anak –anak di Asia. Menurut UNICEF tahun 2008, ada sekitar

40 % anak Indonesia di bawah usia lima tahun menderita gizi buruk. Pada

tahun 2013 di Amerika Serikat terdapat 1,7 juta diantara 19 juta anak usia di

bawah lima tahun (balita) menderita gizi buruk (Puspitawati & Sulistyarini,

2013).

Page 17: Kti lisrawati akper pemkab. muna

3

Angka prevalensi balita yang mengalami gizi buruk di Indonesia

masih tinggi. Hasil Riskesdas menunjukkan adanya peningkatan prevalensi

balita gizi kurang dan buruk secara nasional, prevalensi berat dan kurang

pada tahun 2013 adalah 19,6 %, terdiri 5,7 % gizi buruk dan 13,9 % gizi

kurang. Jika dibandingkan dengan angka prevalensi nasional tahun 2007

(18,4 %) dan tahun 2010 (17,9 %) terlihat meningkat. Mencuatnya kembali

mengenai balita gizi buruk yang ditemukan dan meninggal menunjukan

sistem surveilans dan penanggulangan dari berbagai instansi belum optimal.

Pasien – pasien yang dirawat di rumah sakit dalam kondisi status gizi buruk

juga semakin meningkat (Liansyah, 2015).

Insiden gizi buruk dan gizi kurang pada anak balita yang dirawat

mondok di rumah sakit masih tinggi diantaranya 935 (38%) penderita

malnutrisi dari 2453 anak balita yang dirawat di RSU dr. Pirngadi Medan

yang terdiri dari 67% gizi kurang dan 33% gizi buruk. Penderita gizi buruk

yang paling banyak dijumpai ialah tipe marasmus. Angka kejadian marasmus

yang dirawat di Rumah Sakit dr. Sutomo Surabaya mendapatkan 47% dan di

RSU di dr. Pirngadi Medan sebanyak 42%. Hal ini dapat dipahami karena

marasmus sering berhubungan dengan keadaan kepadatan penduduk dan

higiene yang kurang di daerah perkotaan yang sedang membangun dan serta

terjadinya krisis ekonomi di lndonesia (Liansyah, 2015).

Page 18: Kti lisrawati akper pemkab. muna

4

Adapun distribusi 10 penyakit terbesar yang dirawat di Ruang

Kenanga Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung dapat dilihat

pada tabel di bawah ini :

Tabel 1. Distribusi 10 Penyakit Terbesar yang dirawat di Ruang Kenanga GedungKemuning Lantai I Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandungpada Periode Januari sampai dengan Desember 2015

No Penyakit Jumlah Presentase (%)123456789

1015

Chemotherapy session for neoplasmBronchopneumonia unspecifiedOther prophylactic chemoterapiBacterial sepsis of newbornAplastic anemia, unspecifiedAcute lymphoblastic leukimiaTyphoid lever (infection due to salmonella thypi )Pateut ductus arteriosusDengue haemorrhagis leverVery low Birth Weight ( VLBW )Marasmus

671190110626159555453429

49,4414,018,104,564,494,344,053,973,913,090,65

Jumlah 1366 100%Sumber : Medical Record Di Ruang Kenanga Gedung Kemunin Lantai I Rumah Sakit

Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung Januari sampai dengan Desember 2015

Dari tabel I. di atas terlihat bahwa dari 1.366 jumlah pasien di Ruang

Kenanga Lantai I Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung,

penderita penyakit marasmus tidak terdapat dalam kategori 10 penyakit

terbesar tetapi terdapat pada urutan ke lima belas (15) dengan jumlah

penderita sebanyak 9 orang (0,65 %), namun sangat memprihatinkan

sehingga memerlukan penanganan yang serius.

Melihat keadaan diatas penulis tertarik untuk menulis karya Tulis

Ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan Anak S Usia Pra Sekolah (5

Tahun) dengan Marasmus di Ruang Kenanga Gedung Kemuning Lantai

I Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung”.

Page 19: Kti lisrawati akper pemkab. muna

5

B. Ruang Lingkup Pembahasan

Dalam penyusunan karya Tulis Ilmiah ini, penulis membatasi ruang

lingkup masalah yang di bahas yaitu “Asuhan Keperawatan Anak S Usia Pra

sekolah (5 Tahun) dengan Marasmus di Ruang Kenanga Gedung Kemuning

Lantai I Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung” meliputi

Pengkajian, Diagnosa keperawatan, Rencana tindakan, Implementasi,

Evaluasi dan Catatan Perkembangan.

C. Tujuan

1. Tujuan umum

Memperoleh gambaran yang jelas dan pengalaman secara nyata dalam

melakukan asuhan keperawatan pada Anak S Usia Pra sekolah (5 Tahun)

dengan Marasmus secara komprehensif yang meliputi aspek bio, psiko,

sosial dan spiritual berdasarkan ilmu & kiat keperawatan.

2. Tujuan khusus

a. Mampu melaksanakan pengkajian secara komprehensif meliputi aspek

bio, psiko, sosial dan spritual yang dimulai dengan pengumpulan data,

analisa data pada Anak dengan Marasmus.

b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan berdasarkan prioritas

masalah pada anak dengan Marasmus.

c. Mampu menyusun rencana keperawatan berdasarkan permasalahan

yang muncul sesuai dengan diagnosa keperawatan pada anak dengan

Marasmus.

Page 20: Kti lisrawati akper pemkab. muna

6

d. Mampu melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana yang

telah ditentukan pada anak dengan Marasmus.

e. Mampu mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah dilakukan

pada anak dengan Marasmus.

f. Mampu mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan pada anak

dengan Marasmus.

D. Manfaat

1. Bagi Rumah Sakit

Adapun manfaat yang diharapkan kepada pihak rumah sakit bahwa dengan

adanya Karya Tulis Ilmiah ini dapat digunakan Sebagai bahan masukan

bagi pihak rumah sakit khususnya perawat dalam penerapanan asuhan

keperawatan untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan asuhan

keperawatan pada anak dengan Marasmus maupun untuk bahan penelitian

lebih lanjut.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan menjadi bahan masukan dalam mempelajari asuhan

keperawatan pada anak dengan Marasmus khususnya dalam pelaksanaan

perkuliahan dan dalam proses pendidikan.

3. Bagi Profesi

Sebagai bahan masukan bagi rekan–rekan sejawat dalam melakukan

penelitian lebih lanjut dengan permasalahan yang sama yaitu asuhan

keperawatan anak dengan Marasmus.

Page 21: Kti lisrawati akper pemkab. muna

7

4. Bagi Penulis

Sebagai acuan berfikir dalam melaksanakan asuhan keperawatan &

Menambah wawasan dan keterampilan dalam penerapan proses asuhan

keperawatan pada anak dengan Marasmus.

E. Metode Telaahan

Metode penulisan yang digunakan dalam menyusun karya Tulis

Ilmiah ini adalah metode analisis deskriptif yang berbentuk studi kasus

dengan berdasarkan pendekatan proses keperawatan yaitu pengkajian,

diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi.

Adapun Tehnik yang digunakan penulis dalam pengumpulan data

pada karya tulis ilmiah ini adalah :

1. Wawancara

Mengadakan tanya jawab langsung dengan klien dan keluarga klien serta

tenaga kesehatan lain untuk memperoleh informasi yang akurat yang

mendukung terhadap adanya masalah pada anak.

2. Observasi

Mengamati keadaan klien secara langsung yang meliputi bio, psiko, sosial,

kultural dan spiritual.

3. Pemeriksaan Fisik

Pengumpulan data dengan melakukan pemeriksaan fisik pada klien secara

head to toe dengan menggunakan teknik inspeksi, palpasi, perkusi, dan

auskultasi yang diaplikasikan secara persistem sehingga dapat dijadikan

data objektif yang mendukung terhadap adanya masalah pada anak.

Page 22: Kti lisrawati akper pemkab. muna

8

4. Studi Dokumentasi

Pengumpulan data atau informasi yang diperoleh dari buku status klien

yang meliputi catatan atau arsip dari medical record yang berhubungan

dengan perkembangan kesehatan klien pada saat itu untuk dijadikan salah

satu dasar dalam melaksanakan asuhan keperawatan.

5. Studi Kepustakaan

Mengumpulkan informasi dan bahan – bahan bacaan dari berbagai buku-

buku literatur dan internet yang relevan yang dapat dipercaya untuk

mendapatkan kejelasan teori yang berhubungan dengan masalah klien

(Nursalam, 2013).

F. Waktu Pelaksanaan

Studi kasus ini dilaksanakan pada tanggal 01 sampai dengan 04 Maret

2016.

G. Tempat Pelaksanaan

Studi kasus ini dilaksanakan di Ruang Kenanga Lantai I Rumah Sakit

Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung.

H. Sistematika Telaahan

Untuk memahami apa yang ada dalam Karya Tulis ini, maka penulis

menguraikan dalam beberapa bab dan sub bab dengan susunan sebagai

berikut :

Page 23: Kti lisrawati akper pemkab. muna

9

BAB I : Pendahuluan, bab ini menjelaskan tentang Latar Belakang,

Ruang Lingkup Pembahasan, Tujuan, Manfaat, Metode

Telaahan, Waktu Pelaksanaan, Tempat Pelaksanaan, dan

Sistematika Telaahan.

BAB II : Tinjauan Teoritis Asuhan Keperawatan Anak dengan

Marasmus, bab ini menguraikan tentang konsep dasar yang

meliputi Pengertian, Anatomi Fisiologi Sistem Pencernaan,

Etiologi, Patofisiologi, Tanda dan Gejala, Klasifikasi,

Pemeriksaan Penunjang, Penatalaksanaan Medis, Komplikasi,

Penyimpangan KDM dan Tinjauan Teoritis Tentang Asuhan

Keperawatan yang meliputi Pengkajian, Diagnosa Keperawatan,

Perencanaan, Implementasi dan Evaluasi.

BAB III : Tinjauan Kasus dan Pembahasan, bab ini berisikan laporan

kasus yang merupakan laporan Asuhan Keperawatan Pada Anak

S usia pra sekolah (5 Tahun) dengan Marasmus di Ruang

Kenanga Lantai I Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin

Bandung dan Pembahasan berisikan ulasan naratif dari setiap

tahapan keperawatan secara tinjauan teoritis yang dilakukan serta

perbandingan antara teori dan kasus nyata terdiri dari pengkajian,

diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan

catatan perkembangan yang tersusun secara sistematis

berdasarkan tahapan proses keperawatan.

Page 24: Kti lisrawati akper pemkab. muna

10

BAB IV : Kesimpulan dan Rekomendasi, bab ini berisikan Kesimpulan

dan Rekomendasi dari pelaksanaan asuhan keperawatan dan

formulasi saran atau rekomendasi yang operasional terhadap

masalah yang ditemukan.

Page 25: Kti lisrawati akper pemkab. muna

11

BAB II

TINJAUAN TEORITIS ASUHAN KEPERAWATAN ANAK

DENGAN MARASMUS

A. Konsep Dasar

1. Pengertian

Marasmus adalah suatu bentuk kurang kalori dan protein yang

berat. Keadaan merupakan hasil akhir dari interaksi antara kekurangan

makanan dan penyakit infeksi. Selain faktor lingkungan, ada beberapa

faktor lain pada anak sendiri yang dibawa sejak lahir, diduga berpengaruh

terhadap terjadinya marasmus (Nurarif & Kusuma, 2015).

Marasmus atau Gizi buruk adalah keadaan kurang gizi yang

disebabkan karena kurang asupan energi dan protein juga mikronutrien

dalam jangka waktu lama dan disebabkan oleh factor langsung dan tidak

langsung (Depkes, 2003 dikutip dalam Sari, 2013).

Marasmus atau lebih dikenal dengan malnutrisi energi protein

adalah suatu keadaan tidak cukupnya masukan protein dan kalori (Hidayat,

2012).

Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa

marasmus adalah suatu kondisi dimana anak mengalami penurunan berat

badan yang disebabkan oleh kekurangan kalori dan protein yang

dibutuhkan oleh tubuh.

Page 26: Kti lisrawati akper pemkab. muna

12

2. Anatomi Fisiologi Sistem Pencernaan

a. Anatomi Sistem Pencernaan

Gambar 1. Anatomi Sistem PencernaanSumber : (Smeltzer & Bare, 2002).

Saluran pencernaaan makanan merupakan saluran yang

menerima makanan dari luar dan mempersiapkannya untuk diserap oleh

tubuh dengan jalan proses pencernaan (pengunyahan, penelanan dan

pencampuran) dengan enzim dan zat cair yang terbentang mulai dari

mulut/oris sampai anus (Syaifuddin, 2006).

Secara sistematis sistem pencernaan terdiri dari sistem

pencernaan atas dan sistem pencernaan bawah.

Page 27: Kti lisrawati akper pemkab. muna

13

1) Sistem pencernaan bagian atas

a) Mulut

Mulut atau oris adalah permulaan saluran pencernaan

yang terdiri atas dua bagian yaitu :

(1) Bagian luar yang sempit atau vestibula yaitu ruang

diantara gusi, gigi, bibir dan pipi.

(2) Bagian dalam yaitu rongga mulut yang dibatasi sisi-

sisinya oleh tulang maxilaris, palatum, mandibularis serta

di sebelah belakang bersambung dengan awal faring

(Syaifuddin, 2006).

Selaput lendir mulut ditutupi epitelium yang berlapis-

lapis, di bawahnya terletak kelenja-kelenjar halus yang

mengeluarkan lendir. Kemudian selaput ini kaya akan

pembuluh darah dan juga memuat banyak ujung akhir saraf

sensoris. Di sebelah luar mulut ditutupi oleh kulit dan di

sebelah dalam ditutupi oleh selaput lendir (mukosa). Otot

orbikularis oris menutupi bibir. Levator anguli oris mengangkat

dan depresor anguli oris menekan ujung mulut (Syaifuddin,

2006).

Palatum, terdiri atas 2 bagian yaitu :

(a) Palatum durun (palatum keras) yang tersusun atas tajuk-

tajuk palatum dan sebelah depan tulang maxilaris dan

lebih ke belakang terdiri dari 2 tulang palatum.

Page 28: Kti lisrawati akper pemkab. muna

14

(b) Palatum mole (palatum lunak) terletak di belakang yang

merupakan lipatan menggantung yang dapat bergerak,

terdiri atas jaringan fibrosa dan selaput lendir. Setelah

makanan dicerna dimulut maka makanan tersebut ditelan

dengan gerakan membentuk makanan menjadi sebuah

bolus dengan bantuan gigi, lidah dan kelenjar ludah

melalui belakang mulut masuk ke dalam faring

(Syaifuddin, 2006).

b) Faring

Faring (tekak) Merupakan penghubung antara rongga

mulut dan kerongkongan (esofagus). Di dalam lengkung faring

terdapat tonsil (amandel) yaitu kumpulan kelenjar limfe yang

banyak mengandung limfosit dan merupakan pertahanan

terhadap infeksi (Syaifuddin, 2006).

Setelah makanan masuk ke faring maka palatum lunak

naik untuk menutup nares posterior, glotis menutup oleh

kontraksi otot-ototnya dan otot konstriktor faring menangkap

makanan dan mendorongnya masuk ke esophagus, pada saat

ini pernapasan berhenti, jika tidak maka akan tersedak

(Syaifuddin, 2006).

c) Esophagus

Esophagus merupakan sebuah tabung berotot atau

saluran yang menghubungkan tekak dengan lambung,

Page 29: Kti lisrawati akper pemkab. muna

15

panjangnya 20-25 cm, dimulai dari faring sampai pintu masuk

kardiak dibawah lambung. Esofagus berdinding empat lapis.

Lapisan dinding dari dalam ke luar yaitu lapisan selaput lendir

(mukosa), lapisan submukosa, lapisan otot melingkar sirkuler

dan lapisan otot memanjang longitudinal. Esofagus terletak

dibelakang trakea dan didepan tulang punggung, setelah

melalui toraks menembus diafragma masuk ke dalam abdomen

menyambung dengan lambung (Syaifuddin, 2006).

d) Lambung

Lambung (gaster) merupakan kantong besar yang

terletak di bawah rusuk terakhir sebelah kiri. Lambung

menerima makanan dari esophagus melalui erifisium kardia

dan bekerja sebagai penimbun sementara. Lambung terdiri atas

tiga bagian, yaitu kardiak (berdekatan dengan hati)

berhubungan dengan esophagus, fundus (tengah) dan pylorus

yang memiliki empat lapisan, yaitu Lapisan peritoneal, Lapisan

berotot, Lapisan submukosa dan Lapisan mukosa.

Kelenjar dalam lapisan mukosa lambung mengeluarkan

sekret yaitu getah lambung. Di dalam getah lambung terdapat

beberapa enzim pencernaan penting yaitu :

(1) Pepsin berfungsi mengubah protein menjadi pepton

(2) Renin adalah membekukan susu dan membentuk kasein

dan karsinogen yang dapat larut

Page 30: Kti lisrawati akper pemkab. muna

16

(3) Lipase berfungsi untuk memecahkan lemak (Syaifuddin,

2006).

2) Sistem pencernaan bagian bawah

a) Usus halus

Usus halus atau intestinum minora adalah bagian dari

sistem pencernaan makanan yang berpangkal pada pilorus dan

berakhir pada sekum panjangnya ± 6 m merupakan saluran

paling panjang tempat proses pencernaaan dan absorbsi hasil

pencenaan yang terdiri dari lapisan usus halus (lapisan mukosa

terletak sebelah dalam, lapisan otot melingkar atau sirkuler,

lapisan otot memanjang atau longitudinal dan lapisan serosa

terletak sebelah luar).

Usus halus terdiri dari :

(1) Duodenum atau usus 12 jari

Bagian usus dua belas jari merupakan bagian

terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo duodenale

dan berakhir di ligamentum Treitz. Duodenum panjangnya

sekitar 25-30 cm, berbentuk sepatu kuda melengkung ke

kiri. Pada duodenum terdapat dua muara saluran yaitu dari

pankreas dan kantung empedu. Di duodenum juga terdapat

getah pankreas yang terdiri dari 3 jenis enzim yaitu :

(a) Amilase berfungsi mencerna hidrat arang menjadi

disakarida.

Page 31: Kti lisrawati akper pemkab. muna

17

(b) Lipase berfungsi memecah lemak menjadi gliserin

dan asam lemak.

(c) Tripsin mengubah protein dan pepton menjadi

golongan polipeptida (Syaifuddin, 2006).

(2) Yeyenum

Panjangnya sekitar 7 meter, dalam Yeyenum berupa

membran mukus dan terdapat jonjot usus (vili), yang

memperluas permukaan dari usus. Di dalam yeyenum,

makanan masih mengalami pencernaan secara kimiawi

oleh enzim-enzim yang dihasilkan oleh dinding usus,

sehingga menjadi bubur yang sangat lembut dan encer

(Syaifuddin, 2006).

(3) Ileum

Panjang sekitar 2-4 meter dan terletak setelah

duodenum dan yeyenum, dan dilanjutkan oleh usus buntu.

Dinding usus halus menghasilkan getah usus yang

mengandung beberapa enzim, yaitu :

(a) Enterokinase berfungsi untuk mengubah enzim

tripsinogen yang dihasilkan pancreas menjadi tripsin.

(b) Erepsin berfungsi untuk menyempurnakan pencernaan

protein dengan mengubah polipeptida menjadi

berbagai asam amino.

(c) Intertase berfungsi untuk bekerja atas gula

Page 32: Kti lisrawati akper pemkab. muna

18

(d) Lactase berfungsi untuk membelah lactose menjadi

glukosa dan galaktosa diubah menjadi glukosa dalam

hati.

(e) Maltose berfungsi untuk mengubah maltose menjadi

dekstrose.

(f) Sukrosa berfungsi untuk mengubah sukrosa menjadi

monosakarida (Syaifuddin, 2006).

b) Usus besar

Usus besar atau intestinum mayor panjangnya ± 1 1/2

meter, lebarnya 5-6 cm dan merupakan sambungan dari usus

halus mulai dari katub ilekolik atau ileoseikal yaitu tempat

makanan lewat. Reflex gastrokolik terjadi ketika makanan

masuk lambung dan menimbulkan peristaltik di dalam usus

besar. Reflex ini menyebabkan defekasi atau buang air besar

(Syaifuddin, 2006).

Kolon sebagai kantong yang mekar dan terdapat

apendiks vernivormis atau umbai cacing. Sekum terletak di

daerah iliaka kanan dan menempel pada otot iliopsoas. Dari

sini kolon naik melalui daerah kanan lumbal yang disebut

asendens. Di bawah hati, berbelok pada tempat yang disebut

flexura hepatica, lalu berjalan melalui tepi daerah epigastrium

dan umbilical sebagai kolon tranversum di bawah limfe ia

membelok sebagai flexura sienalis dan berjalan melalui daerah

Page 33: Kti lisrawati akper pemkab. muna

19

kanan lumbal sebagai kolon desendens. Di daerah kanan iliaka

terdapat belokan yang disebut flexura sigmoid dan dibentuk

kolon sigmoid atau kolon pelvis dan kemudian masuk ke

pelvis besar menjadi rectum (Syaifuddin, 2006).

Struktur kolon terdiri atas empat lapisan dinding yang

sama seperti usus halus. Serabut longitudinal pada dinding

berotot tersusun dalam 3 jalur yang memberi rupa berkerut-

kerut dan berlubang-lubang. Dinding mukosa lebih halus dan

tidak memiliki vili, dalamnya terdapat kelenjar serupa kelenjar

tubular dalam usus dan dilapisi oleh epithelium silinder yang

memuat sel cangkir (Syaifuddin, 2006).

Struktur rektum serupa yang ada pada kolon tepi

dinding yang berotot tebal dan membran mukosanya memuat

lipatan-lipatan membujur yang disebut kolumna morgagni.

Semua ini menyambung ke dalam saluran anus. Di dalam anus

ini terdapat otot interna. Sel-sel yang melapisi saluran anus

berubah sifatnya. Lapisan usus besar dari dalam keluar yaitu:

Selaput lendir, lapisan otot melingkar, lapisan otot memanjang

dan Jaringan ikat (Syaifuddin, 2006).

Fungsi usus besar yaitu :

(1) Absorbsi air, garam dan lemak

(2) Sebagai populasi bakteri

(3) Defekasi (Syaifuddin, 2006).

Page 34: Kti lisrawati akper pemkab. muna

20

c) Hati

Hati atau hepar merupakan organ yang paling besar di

dalam tubuh kita. Warnanya coklat dan beratnya kira-kira 1 ½

kg. letaknya pada bagian atas dalam rongga abdomen sebelah

kanan bawah diafragma. Hati terbagi atas dua lapisan utama

permukaan yaitu

(1) Permukaan atas berbentuk cembung terletak di bawah

diafragma

(2) Permukaan bawah tidak rata dan memperlihatkan fisura

tranfersus.

Fisura longitudinal memisahkan belahan kanan dan kiri

dibagian atas hati. Hati dibagi empat belahan yaitu lobus kanan,

lobus kiri, lobus kuadrata dan lobus quadratus. Hati

mempunyai dua jenis peredaran darah yaitu arteri hepatica dan

vena porta. Setiap lobulus terdiri dari jajaran sel hati

(hematosit) yang berfungsi menyerap nutrient, oksigen dan

racun dari darah (Syaifuddin, 2006).

Fungsi hati antara lain :

(1) Metabolisme karbohidrat

(a) Gikolisis : pembentukan glukosa menjadi glikogen

(b) Glikogenolisis : pembentukan glikogen menjadi

glukosa

Page 35: Kti lisrawati akper pemkab. muna

21

(c) Glukoneogenesis : pembentukan glukosa bukan dari

karbohidrat, tetapi dari protein dan lemak.

(2) Metabolisme protein

Beberapa asam amino diubah menjadi glukosa. Asam

amino yang tidak dibutuhkan menjadi urea yang

dikeluarkan dari sel hati kedalam darah dan disekresikan

oleh ginjal dalam bentuk urine.

(3) Metabolisme lemak

Lemak diubah menjadi asam lemak dan giserol selain itu

asam lemak dibawah menuju hati dalam darah porta dari

usus dan diubah menjadi jenis partikel-partikel kecil yang

dapat digunakan dalam proses metabolik (Syaifuddin,

2006).

Selain fungsi hati sebagai regulator hampir semua

metabolisme yang terjadi di dalam tubuh seperti metabolisme

karbohidrat, protein dan lemak, hati juga berfungsi sebagai

tempat sintesa (pengeluaran) dari berbagai bagian protein,

pembekuan darah, urea dan zat-zat lain yang sangat vital bagi

tubuh. Yang paling penting dari organ ini adalah biang detoks

atau penyaring dan pengeluaran racun yang masuk ke dalam

tubuh. Selain fungsi tersebut, hati juga mengeluarkan beberapa

enzim, dua diantaranya adalah SGOT dan SGPT ke dalam

darah. Ketika sel hati mengalami kerusakan akibat sesuatu baik

Page 36: Kti lisrawati akper pemkab. muna

22

virus atau gangguan lain, maka akan terjadi pengeluaran enzim

SGPT dari dalam sel hati ke darah sehingga terjadi

peningkatan (Syaifuddin, 2006).

d) Kandung empedu

Kandung empedu adalah sebuah kantong organ

berbentuk terong dan merupakan membran berotot, letaknya

dalam sebuah lobus di sebelah permukaan bawah hati sampai

pinggir depannya, panjangnya 8-12 cm, berkapasitas 60 cm3.

Lapisan empedu terdiri dari lapisan luar serosa/parietal, lapisan

otot bergaris, lapisan dalam mukosa/viseral disebut juga

membran mukosa. Organ ini terhubungkan dengan hati dan

usus dua belas jari melalui saluran empedu.

Empedu memiliki 2 fungsi penting yaitu :

(1) Membantu pencernaan dan penyerapan lemak.

(2) Berperan dalam pembuangan limbah dari tubuh, terutama

haemoglobin (Hb) yang berasal dari penghancuran sel

darah merah dan kelebihan kolesterol (Syaifuddin, 2006).

(3) Pankreas

Pankreas merupakan sekumpulan kelenjar yang

strukturnya sangat mirip dengan kelenjar ludah, panjangnya

kira-kira 15 cm, lebar 5 cm mulai dari duodenum sampai ke

limpa, dan beratnya rata- rata 60-90 gram. Pankreas terbentang

pada vertebra lumbalis 1 dan 2 di belakang lambung.

Page 37: Kti lisrawati akper pemkab. muna

23

Fungsi pankreas yaitu :

(1) Fungsi eksokrin, membentuk getah pankreas yang berisi

enzim dan elektrolit.

(2) Fungsi endokrin, sekelompok kecil sel epitelium yang

berbentuk pulau langerhans, yang bersama-sama

membentuk organ endokrin yang menyekresikan insulin.

(3) Fungsi sekresi ekternal, cairan pankreas dialirkan ke

duodenum yang berguna untuk proses pencernaan

makanan di intestinum.

(4) Fungsi sekresi internal, sekresi yang di hasilkan oleh

pulau-pulau langerhands sendiri langsung dialirkan ke

dalam peredaran darah (Syaifuddin, 2006).

b. Fisiologi Sistem Pencernaan

Untuk melakukan fungsinya, semua sel memerlukan nutrien.

Nutrien ini harus diturunkan dari masukan makanan yang terdiri dari

protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral serta serat selulosa.

1) Pencernaan oral

Proses pencernaan mulai dengan aktivitas mengunyah,

dimana makanan dipecah ke dalam partikel kecil yang dapat ditelan

dan dicampur dengan enzim-enzim pencernaan. Makan atau bahkan

melihat, mencium dan mencicipi makanan dapat menyebabkan

reflex saliva. Saliva adalah sekresi pertama yang kontak dengan

makanan. Saliva disekresi dalam mulut melalui kelenjar saliva pada

Page 38: Kti lisrawati akper pemkab. muna

24

kecepatan kira-kira 1,5 liter setiap hari. Saliva mengandung enzim

ptyalin atau amilase saliva yang dimulai pencernaan zat pati, juga

mengandung mukus yang membantu melumasi makanan saat

dikunyah, sehingga memudahkan menelan (Smeltzer & Bare, 2002).

2) Menelan

Menelan dimulai sebagai aktivitas volunter yang diatur oleh

pusat menelan dimedula oblongata dari sistem saraf pusat. Saat

makanan ditelan, epiglotis bergerak menutup lubang trakea dan

mencegah aspirasi makanan ke dalam paru-paru. Menelan

mengakibatkan bolus makanan berjalan ke dalam esophagus atas,

yang berakhir sebagai aktivitas refleks. Otot halus di dinding

esophagus berkontraksi dalam urutan irama dari esophagus ke arah

lambung untuk mendorong lobus makanan masuk lambung.

Akhirnya sfingter esophagus menutup dengan rapat untuk mencegah

reflex isi lambung ke dalam esofagus (Smeltzer & Bare, 2002).

3) Kerja lambung

Lambung mensekresi cairan yang sangat asam, mempunyai

PH rendah, memperoleh keasamannya dari asam hiklorida yang

disekresikan oleh kelenjar lambung. Fungsi kelenjar asam yaitu :

a) Untuk memecah makanan menjadi komponen yang lebih mudah

diabsrobsi.

b) Untuk membantu distruksi kebanyakan bakteri pencernaan

Page 39: Kti lisrawati akper pemkab. muna

25

Sekresi lambung juga mengandung enzim pepsin yang

penting untuk memulai pencernaan protein. Faktor intrinsik disekresi

oleh mukosa lambung, senyawa ini berkombinasi dengan Vitamin

B12 dalam diet, sehingga Vitamin dapat diabsorbsi di dalam ileum.

Kontraksi peristaltik di dalam lambung mendorong isi

lambung kearah pylorus Karena partikel makanan besar tidak dapat

melewati spingter pilorus, partikel ini di aduk kembali ke korpus

lambung untuk dihancurkan menjadi partikel yang lebih kecil.

Peristaltik dalam lambung dan kontraksi spingter pilorus

memungkinkan makanan dicerna sebagian untuk masuk ke usus

halus pada kecepatan yang memungkinkan absorpsi nutrien efisisen

(Smeltzer & Bare, 2002).

4) Kerja usus halus

Ada dua tipe kontraksi yang terjadi secara teratur di usus

halus. Kontraksi segmentasi yang menghasilkan campuran

gelombang yang menggerakkan isi usus ke belakang dan ke depan

dalam gerakan mengaduk. Peristaltik usus mendorong isi usus

tersebut kearah kolon (Smeltzer & Bare, 2002).

5) Kerja usus besar (Kolon)

Dalam 4 jam setelah makan, materi sisa residu melewati

ileum terminalis dan dengan perlahan melewati bagian proksimal

kolon melalui katub ileosekal. Katup ini secara normal tertutup,

membantu mencegah isi kolon mengalir kembali ke usus halus.

Page 40: Kti lisrawati akper pemkab. muna

26

Aktivitas peristaltik yang lemah menggerakkan isi kolon dengan

perlahan sepanjang saluran. Transport lambat ini memungkinkan

reabsorbsi efisiensi terhadap air dan elektrolit. Materi sisa dari

makanan akhirnya mencapai dan mengembangkan anus, biasanya

kira-kira 12 jam (Smeltzer & Bare, 2002).

6) Defekasi

Sebagian besar rektum tidak berisi feses, hal ini karena

adanya spingter yang lemah ± 20 cm dari anus pada perbatasan

antara kolon sigmoid dan rektum serta sudut tajam yang menambah

resistensi pengisian rektum. Bila terjadi pergerakan massa ke

rektum, kontraksi rektum dan relaksasi sfingter anus akan timbul

keinginan defekasi (Smeltzer & Bare, 2002).

3. Etiologi

Marasmus atau gizi buruk dapat disebabkan oleh beberapa faktor,

antara lain :

a. Pemasukan kalori yang tidak mencukupi, sebagai akibat kekurangan

dalam asupan makanan.

b. Kebiasaan-kebiasaan makanan yang tidak layak, seperti terdapat pada

hubungan orang tua anak yang terganggu misalnya pemberian yang

tidak efektif atau malformasi bawaan.

c. Gangguan setiap sistem tubuh yang parah dapat mengakibatkan

terjadinya malnutrisi.

Page 41: Kti lisrawati akper pemkab. muna

27

d. Disebabkan oleh pengaruh negatif faktor-faktor sosial ekonomi,

pendidikan dan pengetahuan ibu yang berperan terhadap kejadian

malnutrisi. umumnya, keseimbangan nitrogen yang negatif dapat pula

disebabkan oleh diare kronik malabsorbsi protein, hilangnya protein

air kemih (sindrom nefrotik), infeksi menahun dan penyakit hati

(Nurarif & Kusuma, 2015).

4. Patofisiologi

Kekurangan energi protein dan kalori (KEP) adalah manifestasi

dari kurangnya asupan protein dan energi, dalam makanan sehari-hari

yang tidak memenuhi angka kecukupan gizi (AKG), dan biasanya juga

disertai adanya kekurangan dari beberapa nutrisi lainnya. Disebut

malnutrisi primer bila kejadian KEP akibat kekurangan asupan nutrisi,

yang pada umumnya didasari oleh masalah sosial ekonomi, pendidikan

serta rendahnya pengetahuan dibidang gizi. Malnutrisi sekunder bila

kondisi masalah nutrisi seperti diatas disebabkan karena adanya penyakit

utama, seperti kelainan bawaan, infeksi kronis ataupun kelainan

pencernaan dan metabolik, yang mengakibatkan kebutuhan nutrisi

meningkat, penyerapan nutrisi yang turun dan meningkatnya kehilangan

nutrisi. Makanan yang tidak adekuat, akan menyebabkan mobilisasi

berbagai cadangan makanan untuk menghasilkan kalori demi

penyelamatan hidup, dimulai dengan pembakaran cadangan karbohidrat

kemudian cadangan lemak serta protein dengan melalui proses katabolik.

Jika terjadi stres katabolik (infeksi) maka kebutuhan akan protein akan

Page 42: Kti lisrawati akper pemkab. muna

28

meningkat, sehingga dapat menyebabkan defisiensi protein yang relatif.

Dengan demikian, pada Kekurangan energi protein dan kalori dapat terjadi

gangguan pertumbuhan, atrofi otot, penurunan kadar albumin serum,

penurunan hemoglobin, penurunan sistem kekebalan tubuh (Hidayat,

2012).

5. Tanda dan Gejala

Manifestasi klinik dari marasmus adalah sebagai berikut :

a. Anak cengeng, rewel dan tidak bergairah

b. Diare kronis atau persisten

c. Mata besar dan dalam dan Ubun-ubun cekung

d. Akral dingin dan tampak sianosis

e. Wajah seperti orang tua

f. Rambut tipis, jarang dan kusam

g. Pertumbuhan dan perkembangan terganggu

h. Terjadi pantat begi karena terjadi atrofi otot

i. Jaringan lemak dibawah kulit akan menghilang, kulit keriput, dan

turgor kulit jelek.

j. Perut membuncit atau cekung dengan gambaran usus yang jelas

k. Nadi lambat dan metabolisme basal menurun

l. Vena superfisialis tampak lebih jelas

m. Tulang pipi dan dagu kelihatan menonjol

n. Anoreksia (Nurarif & Kusuma, 2015).

Page 43: Kti lisrawati akper pemkab. muna

29

6. Klasifikasi

Klasifikasi gizi buruk atau KEP adalah sebagai berikut :

a. Marasmus

Marasmus merupakan salah satu bentuk gizi buruk yang paling sering

ditemukan pada balita. Hal ini merupakan hasil akhir dari tingkat

keparahan gizi buruk. Pada marasmus awalnya pertumbuhan yang

kurang dan atrofi otot serta menghilangnya lemak di bawah kulit tanpa

adanya edema.

b. Kwashiorkor

Kwashiorkor adalah salah satu bentuk malnutrisi protein yang berat

disebabkan oleh asupan karbohidrat yang normal atau tinggi namun

asupan protein yang inadekuat yang ditandai dengan adanya edema

diseluruh tubuh terutama kaki, tangan atau anggota badan lain.

c. Marasmik – Kwashiorkor

Tipe marasmik kwashiorkor merupakan gabungan beberapa gejala

klinik kwashiorkor dan marasmus yang disertai dengan edema yang

tidak mencolok (Liansyah, 2015).

Seorang anak balita dikatakan Kekurangan Energi Protein (KEP)

apabila tingkat konsumsi energi dan protein < 80 % AKG.

Page 44: Kti lisrawati akper pemkab. muna

30

Kecukupan energi protein untuk anak balita perorang perhari

menurut kelompok umur dapat dilihat pada tabel 2. di bawah ini :

Tabel 2. Kecukupan Energi dan Protein yang dianjurkanUmur Energi (Kkal) Protein (gr)0 - 6 bulan 550 10

7 – 12 bulan 650 161 – 3 tahun 1000 254 – 6 tahun 1550 39

Sumber : (Depkes 2005, dikutip dalam Sari, 2013)

7. Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan fisik

b. Mengukur TB dan BB

c. Menghitung indeks masa tubuh, yaitu BB (dalam kilogram) dibagi

dengan tinggi badan (dalam meter)

d. Mengukur ketebalan lipatan kulit kelengan atas sebelah belakang

(lipatan trisep) ditarik menjauhi, sehingga lapisan lemak dibawah

kulitnya dapat diukur, biasanya dengan menggunakan jangka lengkung

(kapiler) lemak dibawah kulit banyaknya adalah 50% dari lemak tubuh.

Lipatan lemak normal sekitar 1,25 cm pada laki-laki dan sekitar 2,5 cm

pada wanita (Nurarif & Kusuma, 2015).

e. Status gizi juga dapat diperoleh dengan mengukur LLA untuk

memperkirakan jumlah otot rangka dalam tubuh (lean body massa,

massa tubuh yang tidak berlemak).

f. Pemeriksaan laboratorium : albumin, kreatinin, elektrolit, Hb dan Ht.

Page 45: Kti lisrawati akper pemkab. muna

31

8. Penatalaksanaan Medis

Penatalaksanaan marasmus mengikuti 10 langkah utama

penatalaksanaan gizi buruk yaitu sebagai berikut :

a. Pengobatan atau pencegahan hipoglikemia

Pada hipoglikemia, anak terlihat lemah, suhu tubuh rendah. Jika anak

sadar dan dapat menerima makanan usahakan memberikan makanan

sering atau cair 2-3 jam sekali. Jika anak tidak dapat makan (tetapi

masih dapat minum) berikan air gula dengan sendok.

b. Pengobatan dan pencegahan hipotermia

Hiportemia ditandai dengan suhu tubuh yang rendah < 36 0 c Pada

keadaan ini harus di hangatkan dengan cara ibu atau orang dewasa lain

mendekap anak di dadanya lalu di tutupi selimut atau dengan

membungkus anak dengan slimut tebal dan meletakan lampu di

dekatnya. Selama masa penghangatan di lakukan pengukuran suhu anak

pada dubur setiap 30 menit sekali. Jika suhu anak sudah normal dan

stabil tetap di bungkus dengan selimut atau pakaian rangkap agar tidak

jatuh kembali pada kaadaan hipotermia.

c. Pengobatan dan pencegahan kekurangan cairan

Tanda klinis yang sering di jumpai pada anak KEP berat dengan

dehidrasi ada riwayat, anak sangat kehausan, mata cekung, tangan dan

kaki teraba dingin, anak tidak buang air kecil dalam waktu cukup lama.

Tindakan yang dapat dilakukan :

Page 46: Kti lisrawati akper pemkab. muna

32

(1) Jika anak masih menyusui, teruskan ASI dan berikan setiap ½ jam

sekali tanpa berhenti. Jika anak masih dapat minum, lakukan

tindakan rehidrasi oral dengan memberi minum anak 50 ml (3

sendok makan ) setiap 30 menit dengan sendok makan.

(2) Jika tidak ada personal untuk anak dengan KEP berat dapat

menggunakan oralit yang diencerkan 2 kali. Jika anak tidak dapat

minum, lakukan rehidrasi intravena (infus) RL/Glukosa 5 % dan

Nacl perbandingan 1 : 1

d. Lakukan pemulihan gangguan keseimbangan elektrolit pada semua

KEP berat atau gizi buruk terjadi gangguan keseimbangan elektolit di

antaranya :

(1) Kelebihan natrium (Na) tubuh walaupun kadar Na plasma rendah.

(2) Defisiensi kalium dan Magnesium (Mg).

Ketidakmampuan elektrolit ini memicu terjadinya edema dan

untuk pemulihan keseimbangan elektrolit di perlukan waktu

minimal 2 minggu. Berikan makanan tanpa diberi garam atau

rendah garam, untuk rehidrasi, berikan cairan oralit 1 liter yang di

encerkan 2 x ( dengan Pe+an 1 liter air) ditambah 4 gr kecil dan

50 gr gula atau bila balita KEP bisa makan berikan bahan

makanan yang banyak mengandung mineral bentuk makanan

lumat.

Page 47: Kti lisrawati akper pemkab. muna

33

e. Lakukan pengobatan dan pencegahan infeksi.

Pada KEP berat, tanda yang umumnya menunjukan adanya infeksi

seperti demam seringkali tidak tampak. Pada semua KEP berat secara

rutin di berikan antibiotik spektrum luas.

f. Pemberian makanan, balita KEP berat

Pemberian diet KEP berat dibagi 3 Fase :

(1) Fase Stabilisasi ( 1-2 hari)

Pada fase stabilisasi perlu pendekatan yang sangat hati- hati

karena keadaan faal anak yang sangat lemah dan kapasitas

homeostatis berkurang, pemberian makanan harus dimulai segera

setelah anak di rawat sehingga energi protein cukup untuk

memenuhi metabolisme basal saja, formula khusus seperti

formula WHO. 75/ modifikasi/ modisko ½ yang dilanjutkan dan

jadwal pemberian makanan harus di susun agar dapat mencapai

prinsip tersebut dengan persaratan sebagai berikut : porsi kecil,

sering, rendah serat dan rendah laktosa, energi 100 kkl/ kilogram

perhari, protein 1-1,5 gram/ kilogram bb/ hari, cairan 130

ml/kg/bb/hari (jika ada edema berat 100 ml/kg/bb/ hari), bila anak

mendapat ASI teruskan, dianjurkan memberi formula.

(2) Fase transisi (minggu II)

(a) Pemberian makanan pada fase transisi di berikan secara

perlahan untuk menghindari resiko gagal jantung yang dapat

Page 48: Kti lisrawati akper pemkab. muna

34

terjadi bila anak mengkonsumsi makanan dalam jumlah

banyak secara mendadak.

(b) Ganti formula khusus awal (energi 75 kal dan protein 0,9 –

1,0 gr/ 100). Dengan formula khusus lanjutan (energi 100

kkal dan protein 2,9 gr/100 ml) dalam jangka waktu 24 jam.

Modifikasi bubur/ makanan keluarga dapat digunakan asal

kandungan energi dan protein sama.

(c) Naikan dengan 10 ml setiap kali sampai hanya sedikit

formula tersisa, biasanya hanya tercapai jumlah 30 ml/ kg

bb/kali pemberian (200 ml/ kg bb/hari).

(3) Fase rehabilitasi (minggu III-VII)

(a) Formula WHO – F 135/ Pengganti/ modisko ½ dengan

jumlah tidak terbatas dan sering.

(b) Energi : 150-220 kkal/kg bb/hari.

(c) Protein : 4-6 kg/ kkal/kg bb/ hari.

(d) Bila anak masih mendapat ASI, teruskan ASI, ditambah

dengan makanan formula karena energi dan protein ASI tidak

akan mencukupi untuk tumbuh kejar.

(e) Secara perlahan di perkenalkan makanan keluarga.

g. Lakukan penanggulangan kekurangan zat gizi mikro dengan berikan

setiap hari :

(1) Tambahan multivitamin lain

Page 49: Kti lisrawati akper pemkab. muna

35

(2) Bila BB mulai naik berikan zat besi dalam bentuk tablet besi

folat/ sirup besi.

(3) Bila anak diduga menderita cacingan berikan pirantel pamoat

dosisi tunggal.

(4) Vitamin A oral 1 kali.

(5) Dosis tambahan disesuaikan dengan buku pedoman pemberian

kapsul vitamin A.

h. Berikan stimulasi dan dukungan emosional

i. Persiapan untuk tidak lanjut

Bila BB anak sudah berada digaris warna kuning anak dapat dirawat

dirumah dan dipantau oleh tenaga kesehatan, puskesmas/ bidan di desa

(Nurarif & Kusuma, 2015).

9. Komplikasi

a. Infeksi tuberculosis

b. Malnutrisi kronik

c. Gangguan tumbuh kembang.

d. Hipoglikemia

e. Hipotermia

f. Dehidrasi

g. Gangguan keseimbangan elektrolit (Liansyah, 2015).

Page 50: Kti lisrawati akper pemkab. muna

36

11. Penyimpangan KDM

Malabsorbsi, infeksi dan kegagalan melakukan sintesis protein

Intake kurang dari kebutuhan

Defisiensi kalori dan protein Perubahan status kesehatan

Fungsi saluran cerna terganggu kurang pengetahuantentang gizi seimbang

HiperperistaltikDefisiensi pengetahuan

Daya tahan tubuh Hilangnya lemak Penyerapan makananmenurun dibantalan kulit di usus menurun Malnutrisi

Keadaan umum lemah Turgor kulit menurun Diare Asam amino esensialdan keriput menurun dan produksi

Portal of entry Distensi abdomen albumin menurunKerusakan integritas

Resiko infeksi kulit Peningkatan asam lambung Atropi/pengecilan otot

Anoreksia Keterlambatan pertumbuhandan perkembangan

Ketidakseimbangan nutrisiKurang dari kebutuhan

tubuh

Bagan 1. Penyimpangan KDM(Sumber : Nurarif & Kusuma, 2015)

Page 51: Kti lisrawati akper pemkab. muna

37

B. Tinjauan Teoritis Tentang Asuhan Keperawatan

Proses keperawatan adalah metode untuk menerapkan suatu konsep dalam

praktik keperawatan. Hal ini disebut suatu pendekatan problem solving yang

memerlukan ilmu. Teknik dan keterampilan interpersonal dan ditujukan untuk

memenuhi kebutuhan klien dan keluarga (Nursalam, 2013).

Proses keperawatan terdiri atas lima tahap yang berurutan dan saling

berhubungan yaitu pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan

(implementasi), evaluasi dan catatan perkembangan (Nursalam, 2013).

1. Pengkajian

Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu

proses pengumpulan data yang sistematis dari berbagai sumber untuk

mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien (Nursalam, 2013).

Adapun tahap-tahap pengkajian adalah sebagai berikut :

a. Pengumpulan Data

Tipe data pada pengkajian keperawatan dapat dibedakan menjadi dua

yaitu data subjektif dan data objektif. Data subjektif adalah data yang

didapatkan dari klien sebagai suatu pendapat terhadap suatu situasi dan

kejadian. Data subjektif ini diperoleh dari riwayat keperawatan termasuk

persepsi klien, perasaan dan ide tentang status kesehatannya sedangkan

data objektif adalah data yang dapat diobservasi dan diukur oleh perawat.

Yang termasuk data objektif adalah frekuensi pernapasan, tekanan darah,

adanya edema dan berat badan (Nursalam, 2013).

Page 52: Kti lisrawati akper pemkab. muna

38

Adapun data yang dapat dikumpulkan yaitu :

1) Biodata

a) Identitas Klien

Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan,

suku/bangsa, tanggal masuk Rumah Sakit dan tanggal pengkajian,

nomor medrek, diagnosa medik dan alamat (Wong, 2004).

b) Identitas Penanggung Jawab

Meliputi nama, umur, agama, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan,

hubungan dengan klien dan alamat (Wong, 2004).

2) Riwayat Kesehatan

a) Riwayat Kesehatan Sekarang

(1) Riwayat Sebelum Masuk Rumah Sakit

Pengumpulan data yang dilakukan untuk mendapatkan alasan

utama individu mencari bantuan profesional kesehatan (Wong,

2004).

(2) Keluhan Utama

Merupakan keluhan yang paling menonjol yang dirasakan oleh

klien dan merupakan alasan pokok klien masuk rumah sakit

(keluhan utama saat MRS) atau keluhan utama saat dilakukan

pengkajian oleh beberapa waktu atau hari setelah klien MRS.

Pada umumnya anak dengan marasmus keluhan yang paling

dirasakan oleh klien adalah gangguan pertumbuhan (berat

Page 53: Kti lisrawati akper pemkab. muna

39

badan semakin lama semakin turun), bengkak pada tungkai,

sering diare dan keluhan lain yang menunjukan terjadinya

kekurangan gizi (Wong, 2004).

(3) Riwayat Keluhan Utama

Keluhan utama klien dijadikan dasar untuk menggali kondisi

klien saat ini dengan menggunakan format PQRST, sebagai

petunjuk untuk mempermudah mengingat langkah-langkah

pengumpulan data.

(a) Paliative/Provokatif (P) : Apa penyebab keluhan tersebut,

Faktor apa saja yang memperberat atau mengurangi

keluhan. Biasanya penyebab diare pada anak dengan

marasmus adalah kekurangan energi protein.

(b) Quality/Quantity (Q) : Bagaimana keluhan tersebut

dirasakan, apakah terlihat, terdengar. Seberapa sering

keluhan itu dirasakan. Keluhan biasanya dirasakan terus

menerus.

(c) Region/Radiasi (R) : Lokasi keluhan tersebut dirasakan,

apakah penyebarannya juga ke area lain. Biasanya pada

anak dengan marasmus ini dirasakan bagian abdomen.

(d) Severity/scale (S) : Severity of scale, Intensitas keluhan

yang dirasakan, apakah sampai mengganggu atau tidak.

Pada klien dengan marasmus tidak mempunyai skala.

Page 54: Kti lisrawati akper pemkab. muna

40

(e) Timming (T) : Kapan keluhan tersebut mulai muncul/

dirasakan, seberapa sering keluhan tersebut muncul?

apakah munculnya secara tiba-tiba atau bertahap. Biasanya

keluhan dirasakan bertambah pada saat klien bergerak atau

beraktivitas dan berkurang saat klien istrahat/tidur

(Asmadi, 2008).

b) Riwayat Kesehatan Dahulu

(1) Riwayat Antenatal Care (ANC)

Yang perlu diketahui yaitu Kesehatan ibu selama hamil, berapa

kali dalam melakukan pemeriksaan kehamilan, tempat

pemeriksaan, keluhan selama hamil, imunisasi TT berapa kali,

nutrisi selama ibu hamil, lamanya hamil dan kebiasaan atau

perilaku ibu sewaktu hamil yang merugikan bagi

perkembangan dan pertumbuhan janin seperti : kebiasaan

merokok dan mengkonsumsi obat - obatan secara sembarang

(Wong, 2004).

(2) Riwayat Intranatal Care (INC)

Yang perlu diketahui yaitu tempat persalinan, penolong

persalinan, jenis dan lamanya partus, jenis pertolongan

persalinan, berat badan lahir, dan komplikasi waktu lahir

(Wong, 2004).

Page 55: Kti lisrawati akper pemkab. muna

41

(3) Riwayat Post Natal Care (PNC)

Yang perlu diketahui yaitu keadaan bayi lahir awal, berat badan

dan panjang badan, penilaian APGAR Skor (warna, sianosis,

pucat, ikhterik), demam, kesulitan menghisap, kesulitan

pemberian makan atau ASI (Wong, 2004).

c) Riwayat Kesehatan Keluarga

Yang perlu dikaji adalah silsilah keluarga, pendidikan dan

pekerjaan keluarga, penyakit keluarga, riwayat penyakit keturunan

atau penyakit menular lainnya dalam keluarga dengan

menggunakan genogram keluarga tiga generasi (Wong, 2004).

d) Riwayat Imunisasi

Yang perlu diperhatikan bahwa pemberian imunisasi

dimulai sejak lahir hingga umur 1 (satu) tahun seperti BCG

diberikan 1 kali pada saat usia lahir bayi 0-11 bulan, DPT diberikan

sebanyak 3 kali pada saat usia bayi 2-11 bulan, hepatitis B

diberikan 3 kali pada usia 0-11 bulan, polio diberikan sebanyak 4

kali pada saat usia bayi 0-11 bulan dan campak diberikan 1 kali saat

usia anak 9-11 bulan (Depkes, 2000 dikutip dalam Hidayat, 2012).

e) Riwayat Tumbuh Kembang

(1) Pertumbuhan Fisik Anak

Hal yang perlu diketahui yaitu berat badan selama sakit (berat

badan selama sakit biasanya menurun disebabkan oleh

Page 56: Kti lisrawati akper pemkab. muna

42

kekurangan energi protein, panjang badan, jumlah gigi, lingkar

kepala, lingkar lengan atas dan lingkar dada. Biasanya pada

anak dengan marasmus terjadi gangguan pertumbuhan dan

perkembangan (Wong, 2004).

(2) Perkembangan Anak

Tabel 3. Perkembangan Anak Usia 0-60 BulanNo Umur

(Bulan)Motorik Kasar Motorik Halus

1. I Dapat memutar kepala darisatu sisi kesisi lain bilatelungkup.

Refleks menggenggam kuat

2. 2 Bila telungkup, dapatmengangkat kepala hampir 45derajat dari meja.

Tangan sering terbuka danreleks menggenggammenghilang.

3. 3 Mampu mengangkat kepaladan bahu dari posisi telungkupsampai 45-90 derajat darimeja.

Menggenggam tangansendiri dan menarik selimutatau pakaian.

4. 4 Mampu duduk tegak biladisangga dan berguling daritelungkup kesisi lain.

Menggenggam objek dengankedua tangan dan dapatmemasukkan objek ke mulut

5. 5 Dapat membalik dari posisitelungkup ke telentang danbila telentang, menempatkankaki ke mulut.

Mampu menggenggamobjek secara volunter danmemainkan jari-jari kaki.

6. 6 Berguling dari telungkup ketelentang

Memegang botol danmenggenggam kaki lalumenarik ke mulut.

7. 7 Bila digendong dalam posisiberdiri, meloncat secara aktif.

Memindahkan objek darisatu tangan ke tangan lain.

8. 8 Duduk dengan mantap tanpasokongan

Mulai menggenggam denganmenggunakan jari telunjuk.

9. 9 Menarik badan ke posisiberdiri dan berdiriberpegangan pada perabot

Menggunakan ibu jari danjari telunjuk dalammenggenggam kasar.

10. 10 Saat berdiri, mengangkat salahsatu kaki untuk melangkah

Mulai menggenggam objekdengan tangan

11. 11 Bila duduk, berputar untukmeraih objek dan berjalanmemegang perabot

Memiliki genggaman lebiherat.

12. 12 Berjalan dengan satu tangandipegang dan dapat duduk dariposisi berdiri tanpa bantuan

Melepaska kotak kedalamcangkir.

Page 57: Kti lisrawati akper pemkab. muna

43

13. 15 Berjalan tanpa bantuan danmemanjat tangga.

Membangun menara daridua kotak dan mencoret-coret secara spontan

14. 18 Berlari secara kikuk, seringjatuh dan melompat ditempatdengan kedua kaki

Membangun menara tigasampai empat kotak danmengatur sendok tanpamemutar.

15. 24 Berlari dengan seimbang danmenendang bola tanpagangguan keseimbangan

Membangun menara denganenam sampai tujuh kotak

16. 30 Melompat dengan kedua kakidan berdiri pada satu kaki.

Membangun menara dengandelapan kotak.

17. 36 Mengendarai sepeda roda tiga Membangun menara dari 9atau 10 kotak

18. 48 Melompat dan meloncat padasatu kaki dan berjalan,menangkap bola dan menurunitangga dengan kaki bergantian

Menggunakan guntingdengan baik untukmemotong gambarmengikuti garis.

19. 60 Meloncat dan melompat padakaki bergantian melompat dariketinggian 12 inci danbertumpu pada ibu jari kaki.

Mengikat tali sepatu,menggunakan gunting, alatsederhana atau pensildengan sangat baik & dapatmeniru gambar segitiga.

Sumber : (Wong, 2004)

f) Riwayat Nutrisi

yang perlu ditanyakan adalah riwayat pemberian ASI, pemberian

susu formula, pemberian makanan tambahan dan pola perubahan

nutrisi tiap tahapan usia (Wong, 2004).

3) Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik dapat dilakukan melalui empat teknik yaitu

inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi (Nursalam, 2013). Adapun

yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan fisik yaitu :

a) Keadaan Umum

Keadaan umum pasien mulai saat pertama kali bertemu dilanjutkan

sewaktu mengukur tanda-tanda vital.

Page 58: Kti lisrawati akper pemkab. muna

44

b) Kesadaran

Pada umumnya tingkatan kesadaran terdiri dari enam tingkatan

yaitu :

(1) Komposmentis : sadar sepenuhnya, dapat menjawab semua

pertanyaan tentang keadaan sekeliling.

(2) Apatis : keadaan kesadaran yang segan untuk berhubungan

dengan kehidupan sekitarnya, sikapnya acuh tak acuh.

(3) Somnolen : keadaan kesadaran yang mau tidur saja, dapat

dibangunkan dengan rangsangan nyeri tetapi jatuh tidur lagi.

(4) Delirium : keadaan kacau motorik yang sangat memberontak,

berteriak dan tak sadar terhadap orang lain, tempat dan waktu.

(5) Supor/semikoma : keadaan kesadaran yang menyerupai koma,

reaksi hanya dapat ditimbulkan dengan rangsangan nyeri.

(6) Koma : keadaan kesadaran yang hilang sama sekali dan tidak

dapat dibangunkan dengan rangsangan nyeri apapun (Nurarif &

Kusuma, 2015).

GCS (Glasgow Coma Score) yaitu skala yang digunakan

untuk menilai tingkat kesadaran atau respon utama klien terhadap

lingkungannya yaitu membuka mata, mengucap kata dan

melakukan gerakan (Muttaqin, 2008).

Page 59: Kti lisrawati akper pemkab. muna

45

Eye (Buka Mata)

(4)

(3)

(2)

(1)

:

:

:

:

Spontan

Berdasarkan suara

Dengan rangsangan nyeri

Tidak ada respon

Respon verbal

(5)

(4)

(3)

(2)

(1)

:

:

:

:

:

Senyum, orientasi terhadap obyek

Menangis tetapi dapat ditenangkan

Menangis dan tidak dapat ditenangkan

Mengerang dan agitatif

Tidak memberi respon

Respon Motorik

(6)

(5)

(4)

(3)

(2)

(1)

:

:

:

:

:

:

Mengikuti perintah/aktif

Melokalisir rangsang nyeri

Menjauhi rangsangan nyeri

Fleksi abnormal

Ekstensi abnormal

Tidak memberi respons (Nurarif & Kusuma, 2015)

c) Tanda-Tanda vital

Tanda-tanda vital terdiri atas empat pemeriksaan, yaitu tekanan

darah, nadi, suhu dan pernapasan. Biasanya anak dengan marasmus

TTV lebih rendah dibandingkan dengan anak sehat (Wong, 2004).

Page 60: Kti lisrawati akper pemkab. muna

46

d) Pemeriksaan Antropometri

Pengukuran antropometri adalah pengukuran yang dilakukan

untuk mengetahui ukuran–ukuran fisik anak (berat badan, tinggi

badan, lingkar kepala, lingkar lengan atas dan lingkar dada) dengan

menggunakan alat ukur sesuai usia dan dapat dilihat pada tabel

berikut :

Tabel 4. Pengukuran Antropometri Usia 0 - 60 Bulan

No.Umur

(Bulan)BB (kg) TB (cm) LK (cm)

LILA(cm)

LIDA

(cm)1. 0 2,5-4,0 48-52 32-38 9,5-13,5 30-382. 1 3,0-4,3 49,8-54,6 34-41 - -3. 2 3,6-5,2 52,8-58,1 36-42,5 - -4. 3 4,2-6,0 55,5-61,1 37,5-44 - -5. 4 4,7-6,7 57,8-63,7 38,5-45 - -6. 5 5,3-7,3 59,8-65,9 39,5-45,5 - -7. 6 5,8-7,8 61,6-67,8 40-46 14,75 -8. 7 6,2-8,3 63,2-69,5 40,5-47 14,75 -9. 8 6,6-8,8 64,6-71,0 41-47,5 14,75 -10. 9 7,0-9,2 66,0-72,3 41,5-48 15,10 -11. 10 7,3-9,5 67,2-73,6 41-48 15,10 -12. 11 7,6-9,9 68,5-74,9 42,5-49 15,10 -13. 12 7,8-10,2 69,6-76,1 43-49,5 16,00 -14. 15 8,4-10,9 72,9-79,4, 44-50 - -15. 17 8,9-11,5 75,9-82,4 44,5-50,5 - -16. 24 9,9-12,3 79,2-85,6 45-51 16,25 -17. 29 10,8-13,5 83,7-90,4 45,5-52,5 - -18. 36 11,7-14,6 87,8-94,9 46-53 16,50 -19. 41 12,5-15,7 91,5-99,1 46,5-53,5 - -20. 48 13,2-16,7 96,4-102,9 47-53,8 16,75 -21. 53 13,8-17,7 99,7-106,6 47,5-53,8 - -22. 60 14,5-18,7 102,7-109,9 47,8-54 17,00 -

Sumber: (Djitowiyono, 2010)

untuk menentukan BB Ideal Balita (0-5 tahun) dengan

menggunakan rumus Berat Badan Ideal (BBI) :

(Umur (tahun) X 2) + 8 = 2n + 8

Page 61: Kti lisrawati akper pemkab. muna

47

Keterangan :

n = umur

2 dan 8 = nilai konstanta (Depkes, 1973 dikutip dalam Nursalam, 2008).

Tabel 5. Berat Badan Ideal (BBI) dalam Kategori

No.Umur

(Tahun)Kategori

Normal Kurus Sangat Kurus1. 1 7,8-10,2 6,1-7,7 < 6,02. 2 9,9-12,3 7,6-9,8 < 7,53. 3 11,7-14,6 8,8-11,6 < 8,74. 4 13,2-16,7 10,0-13,1 < 9,95. 5 14,5-18,7 10,9-14,4 < 11,0

Sumber : (Djitowiyono, 2010)

Selain menggunakan rumus Berat badan ideal (BBI) tersebut,

dapat juga menggunakan rumus sebagai berikut :

BBBMI =

(TB)2

Keterangan :

BB = Berat badan (kg)

TB = Tinggi badan (m)

Interprestasi status gizi berdasarkan kategori IMT / BMI

menurut Kemenkes RI (2003) :

(1) Kategori kurus jika nilai IMT/BMI < 18,0

(2) Kategori normal jika nilai IMT/BMI berada diantara 18,5 - 25,0

(3) Kategori gemuk (obesitas) jika nilai IMT/BMI > 25,0

Page 62: Kti lisrawati akper pemkab. muna

48

e) Pemeriksaan Fisik Secara Persistem

(1) Sistem Integument

Pada umumnya yang perlu dikaji yaitu warna kulit dan

distribusi rambut, adanya pembengkakan atau tidak dan turgor

kulit. Biasanya anak dengan marasmus kulit kering, turgor kulit

jelek, wajah nampak seperti orang tua, akral teraba dingin dan

mengendor disebabkan karena kehilangan banyak lemak di

bawah kulit dan otot-ototnya terjadi atropi serta rambut tampak

kering dan mudah rontok, kusam, jarang dan depigmentasi

(Engel, 2009).

(2) Sistem Pernapasan

Pada umumnya yang perlu dikaji yaitu bentuk dada simetris

atau tidak, pergerakan dada, frekuensi pernafasan, bunyi napas,

taktil fremitus, vokal resonan, perkusi paru, kembang kempis

paru dan adanya pembengkakan atau tidak. Biasanya pada anak

dengan marasmus terjadi gangguan sistem pernapasan yaitu

batuk, sesak napas dan ada bunyi napas tambahan (ronchi)

(Engel, 2009).

(3) Sistem Kardiovaskuler

Pada umumnya yang perlu dikaji dalam sistem ini adalah

konjungtiva anemis atau tidak, adanya peningkatan vena

Page 63: Kti lisrawati akper pemkab. muna

49

jugularis, bunyi jantung, adanya peningkatan TD atau tidak dan

bunyi perkusi jantung (Udjianti, 2010).

(4) Sistem Pencernaan

Pada umumnya yang perlu dikaji dalam sistem ini adalah

bentuk mulut dan abdomen simetris atau tidak, warna kulit,

terdapat peradangan atau lesi pada mulut dan gusi, jumlah gigi,

adanya stomatitis, keadaan lidah, adanya pembengkakan,

frekuensi bising usus, bunyi perkusi abdomen dan terdapat

nyeri tekan. Biasanya pada anak dengan marasmus perut

tampak buncit, terjadi hepatomegali dan bising usus meningkat

bila terjadi diare (Wong, 2004).

(5) Sistem Pengindraan

Pada umumnya yang perlu dikaji yaitu kesimetrisan, ketajaman

penglihatan, lapang pandang, konjungtiva anemis atau tidak,

sklera icterus, bentuk hidung, adanya sekret pada hidung atau

tidak, bentuk telinga, adanya nyeri tekan atau tidak. Biasanya

tidak ada kelainan/gangguan pada sistem pengindraan (Engel,

2009).

(6) Sistem Persarafan

Pengkajian neurologi meliputi fungsi serebral yaitu kesadaran

dan status mental, fungsi saraf kranial, fungsi motorik dan

fungsi sensorik (Muttaqin, 2008).

Page 64: Kti lisrawati akper pemkab. muna

50

(7) Sistem Muskuloskeletal

Pada umumnya yang perlu dikaji yaitu bentuk kesimetrisan,

kekuatan otot dan pergerakan. Biasanya pada anak dengan

marasmus terjadi atrofi otot hingga tulang-tulang terlihat lebih

jelas karena kurangnya asupan energi protein sehingga terjadi

kelemahan otot (Engel, 2009).

(8) Sistem Endokrin

Pada umumnya yang perlu dikaji yaitu adanya pembesaran

kelenjar tiroid dan para tiroid atau tidak, refleks menelan dan

adanya nyeri tekan atau tidak. Biasanya tidak ada kelainan pada

sistem endokrin (Engel, 2009).

(9) Sistem Perkemihan

Pada umumnya yang perlu dikaji adalah fungsi eliminasi klien

apakah terjadi perubahan pola eliminasi atau tidak. Biasanya

tidak ada kelainan pada sistem perkemihan (Engel, 2009).

(10)Sistem Reproduksi

Meliputi fungsi alat reproduksi normal ataupun tidak. Biasanya

tidak ada kelainan pada sistem reproduksi (Engel, 2009).

(11)Sistem Imun

Pada umumnya yang perlu dikaji yaitu daya tahan tubuh klien

apakah menurun atau masih dalam keadaan stabil. Biasanya

anak dengan marasmus terjadi penurunan daya tahan tubuh

Page 65: Kti lisrawati akper pemkab. muna

51

yang disebabkan kurangnya asupan kalori dan protein (Engel,

2009).

4) Pola Aktifitas Sehari-hari

Yang perlu dikaji dalam kegiatan sehari-hari adalah :

a) Nutrisi

Yang perlu dikaji adalah bagaimana kebiasaan makan klien apakah

ada perubahan sebelum dan selama di rumah sakit, riwayat

pemberian ASI, pemberian makanan tambahan, nafsu makan

biasanya berkurang, kaji apakah ada mual/muntah dan keadaan

umum lemah (Wong, 2004).

b) Eliminasi

BAB dan BAK biasanya tidak terjadi gangguan.

c) Istirahat tidur

Biasanya istirahat tidur klien terganggu, tidak merasa segar setelah

tidur, tidur tampak tidak nyenyak akibat diare (Wong, 2004).

d) Personal hygiene

Bagaimana kebiasaan mandi klien, perawatan rambut, potong kuku,

gosok gigi, apakah ada perubahan selama sakit atau tidak.

Pasien dengan marasmus biasanya belum dapat melakukan personal

hygiene sendiri seperti biasanya karena kelemahan otot sehingga

memerlukan bantuan dari orang-orang terdekat (Wong, 2004).

Page 66: Kti lisrawati akper pemkab. muna

52

e) Aktivitas & olahraga

Kaji kemampuan klien beraktifitas sebelum sakit dan sesudah sakit.

Aktivitas biasanya belum bisa dilakukan oleh klien akibat

kelemahan yang dirasakan (Wong, 2004).

5) Data Psikologis

a) Status Emosi : dapat dijumpai ketidakstabilan emosi klien dan

keluarga.

b) Pola Koping : hal apa saja yang dilakukan klien dalam mengatasi

masalahnya adakah tindakan yang maladaptif (Nursalam, 2008).

6) Data Sosial

Mencakup orang yang terdekat dengan klien, hubungan dan pola

interaksi klien dalam keluarga dan masyarakat. Biasanya pada anak

terjadi penarikan diri dari interaksi sosialnya atau hubungan

interpersonal akibat ketidakmampuan untuk berkomunikasi (Nursalam,

2008).

7) Data Spritual

Mengidentifikasi tentang keyakinan hidup, optimisme keluarga

terhadap kesembuhan anak (Nursalam, Susilaningrum & Utami, 2008).

8) Reaksi Hospitalisasi

a) Pemahaman orang tua terhadap anaknya yang sakit dan dirawat di

rumah sakit dipengaruhi oleh berbagai macam faktor diantaranya

tingkat keseriusan penyakit anak, pengalaman sebelumnya

Page 67: Kti lisrawati akper pemkab. muna

53

terhadap sakit dan dirawat di rumah sakit serta prosedur

pengobatan

b) Pemahaman anak tentang rumah sakit dan rawat inap (Nursalam,

2008).

9) Data Penunjang

Pemeriksaan penunjang pada malformasi anorektal (anus imperforata)

adalah sebagai berikut :

a) Pemeriksaan fisik

b) Mengukur TB dan BB

c) Menghitung indeks masa tubuh, yaitu BB (dalam kilogram) dibagi

dengan tinggi badan (dalam meter)

d) Mengukur ketebalan lipatan kulit kelengan atas sebelah belakang

(lipatan trisep) ditarik menjauhi, sehingga lapisan lemak dibawah

kulitnya dapat diukur, biasanya dengan menggunakan jangka

lengkung (kapiler) lemak dibawah kulit banyaknya adalah 50%

dari lemak tubuh. Lipatan lemak normal sekitar 1,25 cm pada laki-

laki dan sekitar 2,5 cm pada wanita.

e) Status gizi juga dapat diperoleh dengan mengukur LLA untuk

memperkirakan jumlah otot rangka dalam tubuh (lean body massa,

massa tubuh yang tidak berlemak) (Nurarif & Kusuma, 2015).

Page 68: Kti lisrawati akper pemkab. muna

54

10)Pengobatan & Perawatan

a) Pengobatan

(1) Antibiotik untuk mencegah terjadinya infeksi

(2) Pemberian multivitamin

(3) Pemberian zinc jika terjadi diare

(4) Pemberian cairan glukosa/RL 5 % dan Nacl (Nurarif &

Kusuma, 2015).

b) Perawatan

(1) Pencegahan penyakit infeksi, dengan meningkatkan kebersihan

lingkungan dan kebersihan perseorangan.

(2) Pemberian air susu ibu (ASI) sampai umur 2 tahun merupakan

sumber energi yang paling baik untuk bayi.

(3) Ditambah dengan pemberian makanan tambahan yang bergizi

pada umur 6 tahun ke atas.

(4) Pemberian makanan tinggi kalori dan tinggi protein

(5) Pemberian imunisasi

(6) Penyuluhan /pendidikan gizi tentang pemberian makanan yang

adekuat merupakan usaha pencegahan jangka panjang.

(7) Pemantauan (surveilance) yang teratur pada anak balita di

daerah yang endemis kurang gizi dengan cara penimbangan

berat badan tiap bulan.

Page 69: Kti lisrawati akper pemkab. muna

55

b. Klasifikasi/ Pengelompokan Data

Klasifikasi/pengelompokan data adalah mengidentifikasi masalah

kesehatan yang terdiri dari data subjektif dan data objektif.

Pengelompokan data merupakan suatu pengaturan yang sistematis yang

terdiri dari :

1) Data Subjektif : merupakan data yang berdasarkan keluhan- keluhan

pasien yang tidak dirasakan oleh orang lain.

2) Data Objektif : merupakan data yang bisa dilihat dan diukur oleh

seorang perawat (Nursalam, 2013).

c. Analisa Data

Analisa data adalah proses intelektual yaitu kegiatan mentabulasi,

menyelidiki, mengklasifikasi, dan mengelompokan data serta

mengkaitkannya untuk menentukan kesimpulan dalam bentuk diagnosa

keperawatan, biasa di temukan data subjektif dan data objektif. Analisa

data terdiri dari PES (Problem, Etiologi, Symptom) (Asmadi, 2008).

d. Prioritas Masalah

Setelah masalah di analisa, maka diprioritaskan sesuai dengan kriteria

prioritas masalah untuk menentukan masalah yang harus segera diatasi

yaitu :

1) Masalah yang dapat mengancam jiwa klien

2) Masalah aktual

3) Masalah potensial atau resiko tinggi (Asmadi, 2008).

Page 70: Kti lisrawati akper pemkab. muna

56

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosis keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan

respon manusia (status kesehatan atau risiko perubahan pola) dari individu

atau kelompok dimana perawat sebagai akuntabilitas dapat mengidentifikasi

dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan,

menurunkan, membatasi, mencegah dan mengubah (Nursalam, 2013).

Diagnosis keperawatan terdiri atas tiga tipe, yaitu diagnosis

keperawatan aktual, diagnosis keperawatan risiko dan diagnosis keperawatan

potensial (Asmadi, 2008).

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien dengan

marasmus berdasarkan ( Nurarif dan Kusuma, 2015). adalah sebagai berikut :

a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan intake yang kurang.

b. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan status nutrisi.

c. Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan

malnutrisi.

d. Defisiensi pengetahuan mengenai kondisi,diet,perawatan,dan pengobatan

berhubungan dengan kurangnya informasi.

e. Resiko infeksi berhubungan dengan daya tahan tubuh menurun.

Page 71: Kti lisrawati akper pemkab. muna

57

3. Perencanaan

Perencanaan adalah salah satu tahap dari proses keperawatan yang

meliputi proses penentuan prioritas dan metode yang akan digunakan untuk

penyelesaian masalah kesehatan klien. Tujuan dari perencanaan adalah

menyusun rencana asuhan keperawatan berdasarkan respon klien terhadap

masalah kesehatan baik yang aktual, risiko, maupun potensial (Nursalam,

2013).

Adapun contoh rencana keperawatan untuk klien dengan marasmus

berdasarkan beberapa diagnosa keperawatan yang mungkin muncul dapat

diuraikan sebagai berikut :

a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan intake yang kurang.

Tujuan : kebutuhan nutrisi menjadi adekuat

Kriteria hasil :

1) Nafsu makan meningkat

2) Berat badan dalam batas normal (14-18 kg)

3) Porsi makan dihabiskan

4) Tidak ada tanda-tanda malnutrisi

Page 72: Kti lisrawati akper pemkab. muna

58

Tabel 6. Intervensi dan Rasional : Perubahan Nutrisi kurang dari Kebutuhan TubuhNo Intervensi Rasional1)

2)

3)

4)

5)

Kaji tingkat kebutuhan nutrisiklien

Monitor bising usus

Timbang berat badan pasiensetiap hariCatat dan monitor adanyaanoreksia, kelemahan umum,nyeri abdomen munculnya mualdan muntah

Kolaborasi dengan ahli gizi

1) Untuk mengetahui kebutuhan nutrisiklien sehingga dapat menentukanintervensi selanjutnya.

2) Bising usus hiperaktif mencerminkanpeningkatan motilitas lambung yangmenurunkan atau mengubah fungsiabsorbsi.

3) Indikator kebutuhan nutrisi ataupemasukan yang adekuat.

4) Peningkatan aktifitas adrenergic dapatmenyebabkan gangguan sekresi insulinatau terjadi resisten yang mengakibatkanhiperglikemia, polidipsi, poliuria,perubahan kecepatan dan kedalamanpernapasan (tanda asidosis metabolic).

5) Bermanfaat untuk menentukan kegunaanatau kebutuhan kalori dengan tepat

Sumber : Nurarif & Kusuma, 2015. Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkandiagnosa medis & NANDA NIC- NOC

b. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan status nutrisi

Tujuan : Tidak akan terjadi kerusakan pada kulit

Kriteria hasil :

1) Turgor kulit baik

2) Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembapan kulit dan

perawatan alami.

3) Integritas kulit yang baik bisa di pertahankan (sensasi, temperature,

hidrasi dan pigmentasi) dan tidak ada luka.

Tabel 7. Intervensi dan Rasional : Kerusakan Integritas KulitNo Intervensi Rasional1) Anjurkan pasien untuk

menggunakan pakayan yanglonggar

1) Menghindari dermal langsung danmeningkatkan evaporasi lembab padakulit

2) Jaga kebersihan kulit agar tetapbersih dan kering

2) Mencegah terjadinya kerusakan padakulit.

Page 73: Kti lisrawati akper pemkab. muna

59

3) Mobilisasi pasien (ubah posisipasien setiap dua jam sekali)

3) Baring yang sering akan mengakibatkanpenekanan pada kulit dan mengurangistress pada titik yang tertekan

4) Oleskan lotion atauminyak/baby oil pada daerahyang tertekan

4) Dengan mengoleskan lation akan dapatmenjaga kebersihann kulit dankenyamanann pada kulit

5) Memandikan pasien dengansabun dan air hangat

5) Mandi dapat menjaga kebersihan kulit

Sumber : Nurarif & Kusuma, 2015. Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkandiagnosa medis & NANDA NIC- NOC

c. Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan

malnutrisi

Tujuan : pertumbuhan dan perkembangan anak baik

Kriteria hasil :

1) Anak berfungsi optimal sesuai tingkatannya

2) Kematangan fisik yaitu tinggi badan dan berat badan sesuai usia.

3) Status nutrisi seimbang

4) Berat badan dalam batas normal (14-18 kg).

Tabel 8. Intervensi dan Rasional : Keterlambatan Pertumbuhan dan PerkembanganNo Intervensi Rasional1) Kaji faktor penyebab gangguan

perkembangan anak1) Agar tindakan yang dilakukan slebih

tepat dan akurat2) Mendorong asupan makanan dan

cairan tinggi kalium yang sesuai2) Membantu dalam proses penyembuhan

3) Berikan pasien makanan yangtinggi kalori dan tinggi proteinserta makanan dan minumanbergizi yang mudah dikonsumsi.

3) Agar perkembangan mental anak tidakmengalami pemberhentian ataukemunduran

4) Kolaborasi dengan ahli gizi,jumlah kalori dan jenis nutrisiyang di butuhkan untukpersyaratan gizi yang sesuai.

4) Untuk mengevaluasi asupan nutrisi

5) Berikan perawatan yang konsisten 5) Dengan perawatan yang baik makadapat mempercepat kesembuhanberbagai macam penyakit

Page 74: Kti lisrawati akper pemkab. muna

60

6) Pantau kecenderungan kenaikandan penurunan berat badan

6) Untuk mengetahui peningkatan beratbadan

Sumber : Nurarif & Kusuma, 2015. Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkandiagnosa medis & NANDA NIC- NOC

d. Defisiensi pengetahuan mengenai kondisi, diet, perawatan dan

pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi.

Tujuan : Dapat mengetahui dan mengerti penyakit yang di alami

Kriteria hasil :

1) Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyaki, kondisi,

prognosis dan program pengobatan

2) Pasien dan keluarga mampu melakasanakan prosedur yang di jelaskan

secara benar

3) Menjelaskan kembali apa yang di jelaskan perawat atau tim kesehatan.

Tabel 9. Intervensi dan Rasional : Defisiensi PengetahuanNo Intervensi Rasional1)

2)

3)

4)

Instruksikan pasien mengenaitanda dan gejala untukmelaporkan pada pemberiperawatan pada kesehatandengan cara yang tepat.Diskusikan perubahan gayahidup yang mungkin di perlukanuntuk mencegah komplikasi dimasa yang akan datang atauproses pengontrolan penyakit.Berikan pengetahuan pasiententang proses penyakitgambarkan tanda & gejala yangbiasa muncul pada penyakit,dengan cara yang tepat.Diskusikan pilihan terapi sertapenanganan.

1) Evaluasi cepat dan intervensi terhadapterjadinya infeksi menurunkan resikokomplikasi lebih serius.

2) Memberikan dasar pengetahuan di manapasien dapat membuat pilihanberdasarkan informasi.

3) Dapat melakukan pendidikan kesehatansesuai dengan tingkat pengetahuan kliensehingga dapat mengidentifikasiterjadinya penyakit serta penangananlebih dini.

4) Klien lebih nyaman dalam menerimaterapi yang diberikan.

Sumber : Nurarif & Kusuma, 2015. Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkandiagnosa medis & NANDA NIC- NOC

Page 75: Kti lisrawati akper pemkab. muna

61

e. Resiko infeksi berhubungan dengan daya tahan tubuh menurun

Tujuan : Tidak terjadi infeksi

Kriteria hasil :

1) Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi

2) Menunjukan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi

3) Jumlah leukosit dalam batas normal

Tabel 10. Intervensi dan Rasional : Resiko InfeksiNo. Intervensi Rasional1)

2)

3)

4)

5)

Anjurkan pada keluarga danpengunjung untuk mencucitangan sebelum dan sesudahkontak dengan pasien.Dorong keseimbangan istrahatadekuat dengan aktifitas sedangdan tingkatkan masukan nutrisiadekuatAjarkan pasien dan keluargatentang tanda dan gejala infeksi

Kolaborasi dalam pemberianobat antibiotik.Batasi pengunjung

1) Menurunkan resiko kontaminasi silang

2) Memudahkan proses penyembuhandan meningkatkan tahanan alamiah

3) Untuk menambah pengetahuan pasiendan keluarga tentang penyakit yangdialami

4) Antibiotik dapat berguna secaraprofilaktik untuk mencegah infeksi.

5) Mencegah kontaminasi silang daripengunjung

Sumber : Nurarif & Kusuma, 2015. Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkandiagnosa medis & NANDA NIC- NOC

4. Implementasi

Implementasi adalah Pelaksanaan dari rencana intervensi untuk

mencapai tujuan yang spesifik. Tahap implementasi dimulai setelah rencana

intervensi disusun dan ditujukan untuk membantu klien mencapai tujuan yang

diharapkan (Nursalam, 2013).

Page 76: Kti lisrawati akper pemkab. muna

62

Tujuan dari implementasi adalah membantu klien dalam mencapai

tujuan yang telah ditetapkan mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan,

pemulihan kesehatan dan memfasilitasi koping. Selama tahap implementasi,

perawat terus melakukan pengumpulan data dan memilih asuhan keperawatan

yang paling sesuai dengan kebutuhan klien (Nursalam, 2013).

5. Evaluasi

Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang merupakan

perbandingan yang sistematis dan terencana antara hasil akhir yang teramati

dan tujuan atau kriteria hasil yang dibuat pada perencanaan (Asmadi, 2008).

Tujuan evaluasi adalah untuk menentukan efektivitas asuhan

keperawatan untuk mencegah atau mengobati respon klien terhadap prosedur

kesehatan yang diberikan, sehingga perawat dapat mengambil keputusan :

a. Mengakhiri rencana tindakan keperawatan

b. Memodifikasi rencana tindakan keperawatan

c. Meneruskan rencana tindakan keperawatan

Evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan SOAP sebagai

pola pikir (Nursalam, 2013).

Page 77: Kti lisrawati akper pemkab. muna

63

BAB III

TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Laporan Kasus

1. Pengkajian

a. Pengumpulan Data

1) Biodata

a) Identitas Klien

Nama : An. S

Umur : 5 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pendidikan : -

Pekerjaan : -

Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia

Tanggal masuk Rumah Sakit : 28 Februari 2016

Tanggal Pengkajian : 1 Maret 2016

Diagnosa Medik : Marasmus

Nomor Medrek : 0001517483

Alamat : Majalaya

Page 78: Kti lisrawati akper pemkab. muna

64

b) Identitas penanggung jawab

Nama : Ny. S

Umur : 65 tahun

Agama : Islam

Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia

Pendidikan : SD

Pekerjaan : IRT

Alamat : Majalaya

Hub dengan klien : Nenek klien

c) Identitas Saudara Kandung

Nama : An. M

Umur : 7 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pendidikan : SD

Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia

Hub dengan klien : Kakak klien

2) Riwayat Kesehatan

a) Riwayat Kesehatan Sekarang

(1) Riwayat Sebelum Masuk Rumah sakit :

Pada saat dilakukan pengkajian tanggal 1 Maret 2016, nenek

klien mengatakan sejak 3 hari sebelum klien masuk rumah

sakit cucunya BAB lebih dari 3 (tiga) kali sehari. Usaha yang

Page 79: Kti lisrawati akper pemkab. muna

65

dilakukan nenek klien untuk mengatasi keluhan tersebut adalah

dengan memberikan oralit tetapi keluhan tidak teratasi. Melihat

kondisi cucunya saat itu yang masih BAB lebih dari 3 (tiga)

kali sehari dan berbaring lemah, nenek klien berinisiatif

membawa klien di RSUD Majalaya namun tidak mempunyai

biaya untuk pengobatan klien sehingga meminta bantuan pada

tetangganya untuk membantu pengobatan klien, namun tidak

ada perubahan dan pada tanggal 28 Februari 2016, nenek klien

dan tetangganya membawa klien di Rumah Sakit dr. Hasan

Sadikin Bandung untuk dilakukan perawatan.

(2) Keluhan Utama : BAB lebih dari 3 kali sehari

(3) Riwayat keluhan utama :

Pada saat dilakukan pengkajian tanggal 1 Maret 2016, nenek

klien mengatakan cucunya BAB lebih dari 3 kali sehari dengan

konsistensi feses cair, berbusa dan berampas serta berwarna

kehijauan dan penyebabnya tidak diketahui. Keluhan yang

menyertai yaitu lemah.

b) Riwayat Kesehatan Dahulu

(1) Riwayat Antenatal Care (ANC)

(a) Nenek klien mengatakan Ibu klien melakukan perawatan

kehamilan sejak usia 3 (tiga) bulan.

(b) Nenek Klien mengatakan Ibu klien memeriksakan

kehamilannya 2 bulan sekali sejak usia kehamilan 3 bulan.

Page 80: Kti lisrawati akper pemkab. muna

66

(c) Tempat pemeriksaan kehamilan di Puskesmas

(d) Nenek klien mengatakan keluhan Ibu klien selama hamil

yaitu mengidam, mual dan muntah.

(e) Nenek klien mengatakan pola makan Ibu klien selama

hamil cukup baik.

(f) Lamanya hamil 9 bulan 6 hari

(g) Nenek klien mengatakan selama hamil ibu klien belum

pernah dirawat di rumah sakit.

(2) Riwayat Intranatal Care (INC)

(a) Nenek klien mengatakan bahwa ibu klien melahirkan

anaknya di rumah sendiri.

(b) Nenek klien mengatakan proses kelahiran klien ditolong

oleh bidan.

(c) Nenek klien mengatakan proses persalinan ibu klien normal

dan lamanya partus + 1 jam.

(d) Jenis pertolongan persalinan spontan

(e) Nenek klien mengatakan klien lahir tanpa ada penyulit/

komplikasi selama melahirkan.

(3) Riwayat Post Natal Care (PNC)

(a) Nenek klien mengatakan keadaan klien waktu lahir baik

dan sehat.

(b) Nenek klien mengatakan BB klien waktu lahir adalah 2.700

gr (2,7 kg) dan panjang badan 48 cm.

Page 81: Kti lisrawati akper pemkab. muna

67

(c) APGAR score tidak di ketahui.

(d) Nenek klien mengatakan klien tidak pernah mendapatkan

imunisasi.

(e) Nenek klien mengatakan tidak pernah mengalami

kecelakaan dan tidak ada riwayat keracunan.

(f) Nenek klien mengatakan cucunya tidak mempunyai riwayat

alergi baik terhadap makanan, minuman maupun obat –

obatan.

c) Riwayat Kesehatan Keluarga

(1) Nenek klien mengatakan tidak ada anggota keluarganya yang

menderita penyakit yang sama dengan klien.

(2) Nenek klien mengatakan bahwa kedua orang tua klien

pendidikannya SD dan bekerja merantau.

(3) Nenek klien mengatakan tidak ada anggota keluarganya yang

mengalami penyakit malnutrisi seperti marasmus, kwashiorkor

dan penyakit malnutrisi lainnya.

G I

G II

G III

Bagan 1. Genogram 3 Generasi

? ?

35

??

25

? ?

5

65

7

x

? x

5

Page 82: Kti lisrawati akper pemkab. muna

68

Keterangan :

: Laki – laki : Tinggal serumah

: Perempuan X : Meninggal

? : Usia tidak diketahui : Hubungan pernikahan

: Klien : Garis Keturunan

d) Riwayat Imunisasi

Nenek klien mengatakan klien tidak pernah mendapatkan

imunisasi.

e) Riwayat Tumbuh Kembang

(1) Pertumbuhan Fisik Anak

(a) Berat badan saat lahir 2.700 gr (2,7 kg)

(b) Berat badan saat ini 9 kg

(c) Panjang badan saat lahir 48 cm

(d) Panjang badan saat ini 72 cm

(e) Usia mulai tumbuh gigi 6 bulan.

(2) Perkembangan Anak

(a) Mampu mengangkat kepala dan bahu : 5 bulan

(b) Berguling : 8 bulan

(c) Duduk dengan mantap tanpa sokongan : 11 bulan

(d) Mulai menggenggam objek dengan tangan : 12 bulan

(e) Duduk dari posisi berdiri tanpa bantuan : 14 bulan

(f) Berjalan tanpa bantuan dan memanjat tangga : 17 bulan

(g) Berlari secara kikuk : 21 bulan

Page 83: Kti lisrawati akper pemkab. muna

69

(h) Berlari dengan seimbang dan menendang bola tanpa

gangguan keseimbangan : 27 bulan

(i) Melompat dengan kedua kaki : 32 bulan

(j) Mengendarai sepeda roda tiga kotak : 40 bulan

(k) Menuruni tangga dengan kaki bergantian : 52 bulan

(l) Meloncat dan melompat : 64 bulan

Nenek klien mengatakan pertumbuhan dan

perkembangan klien lambat dan tidak sesuai dengan

perkembangan anak seusianya. Nenek klien juga mengatakan

bahwa pertumbuhan dan perkembangan klien berbeda dengan

tahapan perkembangan saudaranya. Nampak pertumbuhan dan

perkembangan terganggu.

f) Riwayat Nutrisi

(1) Riwayat Pemberian ASI

(a) Pertama kali disusui : setelah lahir

(b) Waktu pemberian : tidak menentu

(c) Cara pemberian : berbaring disisi bayi atau dengan

cara duduk memangku bayi

(d) Lamanya pemberian: 1 bulan

(2) Pemberian Susu Formula

(a) Alasan pemberian : anak sudah tidak menyusui dengan

ASI.

(b) Jumlah pemberian : 400-500 ml / hari

(c) Cara pemberian : menggunakan dot

Page 84: Kti lisrawati akper pemkab. muna

70

(3) Pemberian Makanan Tambahan

(a) Pertama kali di berikan pada usia 1 bulan

(b) Jenis makanan tambahan adalah SUN

(4) Pola perubahan nutrisi tiap tahapan usia sampai nutrisi saat ini

Tabel 11. Pola Perubahan NutrisiNo. Usia Jenis Nutrisi Lama Pemberian

1.2.3.4.

0 bulan1 bulan11 bulan25 bulan

ASISusu formula + SUNSusu + menu keluargaSusu (kadang-kadang) + airputih + menu keluarga(Nasi, ikan dan sayur) tapijarang sampai sekarang.

1 bulan10 bulan24 bulanSampai sekarang

3) Pemeriksaan Fisik

a) Keadaan umum : Lemah

b) Kesadaran : Composmentis, GCS 15 (E4 V5 M6)

c) Tanda-Tanda Vital :

(1) Tekanan Darah : 100/70 mmHg

(2) Nadi : 98x/menit

(3) Suhu badan : 36,6 °C

(4) Pernapasan : 28 x/menit

d) Pemeriksaan Antropometri

(1) Tinggi badan : 72 cm

(2) Berat badan : 9 kg

(3) Lingkar kepala : 48 cm

(4) Lingkar lengan atas : 11 cm

(5) Lingkar perut : 42 cm

Page 85: Kti lisrawati akper pemkab. muna

71

BMI : BB(TB)2

9 = 9 = 17, 36(72)2 0,5184

BMI : 17,36 kg/m (kurus)

e) Pemeriksaan Fisik Secara Persistem

(1) Sistem Integument

Rambut nampak tipis, jarang, kaku dan kemerahan seperti

rambut jagung, rambut nampak kusam dan berminyak serta

distribusi rambut tidak merata, wajah nampak seperti orang

tua, warna kulit sawo matang, kulit nampak keriput seperti

orang tua dan turgor kulit jelek, tidak ada nyeri tekan, kulit

teraba lengket dan akral teraba hangat dengan suhu 36,60c,

fungsi peraba klien baik dimana klien dapat membedakan

sensasi panas, dingin, tajam dan kasar.

(2) Sistem Pernapasan

Bentuk dada normal, perbandingan antara diameter anterior

posterior dengan diameter transversal 1 : 2, tidak terdapat

adanya retraksi dinding dada, tidak terdapat penggunaan otot-

otot bantu pernapasan, irama napas reguler, frekuensi napas 28

x/menit, tidak terdapat adanya nyeri dada dan pembengkakan

pada dada, ekspansi paru simetris, perkusi paru terdengar

resonan, bunyi napas vesikuler dan tidak ada bunyi suara

nafas tambahan seperti ronchi atau wheezing.

Page 86: Kti lisrawati akper pemkab. muna

72

(3) Sistem Kardiovaskuler

Konjungtiva anemis, tidak terdapat sianosis, tidak terdapat

peningkatan vena jugularis (JVP), CRT > 3 detik, nadi karotis

teraba, nampak ictus kordis dan teraba pada ICS V garis

midklavikula kiri, perkusi jantung pekak, auskultasi terdengar

bunyi jantung Lup (S1) terdengar pada ICS 4 & 5 garis

midklavikula kiri dan bunyi jantung Dup (S2) terdengar pada

ICS 2 daerah parasternal kanan dan kiri dan tidak ada bunyi

jantung tambahan/mur-mur.

(4) Sistem Pencernaan

Mukosa bibir kering, tidak ada lesi atau peradangan, gigi

nampak kotor, tidak ada karies, tidak ada stomatitis, tidak ada

perdarahan gusi, jumlah gigi belum lengkap, lidah bersih dan

berwarna merah, pergerakan lidah kesegala arah, palatum dan

faring merah muda dan lunak, tidak ada sianosis, refleks

menelan baik dimana klien tidak mengalami kesulitan

menelan, fungsi pengecapan klien baik dimana klien dapat

merasakan rasa manis, asin, asam dan pahit, abdomen nampak

buncit, klien nampak kurus, bising usus 7 x/menit, perkusi

abdomen hipertimpani pada daerah epigastrium, tidak teraba

adanya pembesaran hati dan limpa dan tidak terdapat nyeri

tekan pada abdomen.

Page 87: Kti lisrawati akper pemkab. muna

73

(5) Sistem Pengindraan

(a) Mata

Simetris kiri dan kanan, kelopak mata dapat membuka dan

menutup, mata nampak cekung, konjungtiva anemis,

sklera tidak ikterik, refleks pupil (+) dan isokor, klien

dapat menggerakan bola mata kesegala arah seperti

kebawah, atas dan dalam, tidak ada nyeri tekan, tidak ada

pembengkakan dan tidak ada peningkatan TIO, fungsi

penglihatan baik dimana klien dapat melihat papan nama

perawat dan menyebut warnanya dengan jarak 30 cm.

(b) Telinga

Aurikula simetris kiri dan kanan, tidak ada lesi pada

telinga, tidak ada serumen, perdarahan atau peradangan

pada lubang telinga, tidak ada nyeri tekan dan

pembengkakan pada telinga, fungsi pendengaran klien

baik dimana klien dapat mendengar suara gesekan rambut.

(c) Hidung

Bentuk hidung simetris kiri dan kanan, tidak terdapat

sekret, tidak ada epitaksis/perdarahan pada hidung, tidak

ada pembengkakan dan nyeri tekan, fungsi penciuman

klien baik dimana klien dapat membedakan antara bau

parfum dan minyak gosok.

Page 88: Kti lisrawati akper pemkab. muna

74

(d) Mulut

Mukosa bibir kering, gigi nampak kotor, tidak ada lesi

atau peradangan, tidak ada karies, tidak ada stomatitis,

tidak ada perdarahan gusi, jumlah gigi belum lengkap,

lidah bersih dan berwarna merah, pergerakan lidah

kesegala arah, palatum dan faring merah muda dan lunak,

tidak ada sianosis, refleks menelan baik dimana ketika

klien dianjurkan untuk menelan, klien tidak mengalami

kesulitan, fungsi pengecapan klien baik dimana klien

dapat merasakan rasa manis, asin, dan pahit.

(e) Kulit

Warna kulit sawo matang, kulit nampak keriput seperti

orang tua dan turgor kulit jelek, kulit teraba lengket dan

akral teraba hangat dengan suhu 36,60c, fungsi peraba

klien baik dimana klien dapat membedakan sensasi panas,

dingin, tajam dan kasar.

(6) Sistem Persarafan

(a) Fungsi Serebral

i. Status mental : orientasi klien terhadap orang, tempat

dan waktu baik dibuktikan dengan klien mengenal

neneknya dan klien mampu menyebutkan tempat

klien berada sekarang.

ii. Kesadaran : Composmentis, GCS 15 (E4 V5 M6)

Page 89: Kti lisrawati akper pemkab. muna

75

iii. Bicara : baik klien dapat menyebutkan dua benda

yang ditunjukan yaitu pulpen dan jam tangan dan

klien dapat menjawab pertanyaan dengan benar.

(b) Sistem Saraf Kranial

i. N I (Olfaktorius)

Fungsi penciuman klien baik dimana klien dapat

membedakan antara bau parfum dan minyak gosok.

ii. N II (Optikus)

Fungsi penglihatan klien baik dimana klien dapat

melihat papan nama perawat dan menyebut warnanya

dengan jarak 30 cm.

iii. N III, N IV, N VI (Okulomotorius, Troklearis,

Abdusen).

Kontraksi pupil : isokor (miosis), mata nampak

cekung dan gerakan kelopak mata baik dimana

kelopak mata klien dapat membuka dan menutup,

klien dapat menggerakan bola mata kesegala arah

seperti kebawah, atas dan dalam.

iv. N V (Trigeminus)

Klien dapat membedakan sensasi halus dan kasar,

tidak ada gangguan dalam mengunyah dan tidak

terjadi paralisis pada otot wajah.

Page 90: Kti lisrawati akper pemkab. muna

76

v. N VII (Facialis)

Klien dapat mengerutkan dahi, keadaan alis simetris

dan dapat mengangkat alis.

vi. N III (Akustikus/Auditorius)

Fungsi pendengaran klien baik dimana klien dapat

mendengar suara gesekan rambut dan klien dapat

mendengar suara dan melakukan perintah.

vii. N IX (Glosofaringeus)

Refleks menelan dan refleks muntah baik dimana

ketika klien dianjurkan untuk menelan, klien tidak

mengalami kesulitan.

viii. N X (Vagus)

Klien dapat membuka mulut dan dapat berbicara

dengan jelas.

ix. N XI (Asesorius)

Klien dapat memalingkan/menoleh ke kiri dan ke

kanan serta klien dapat mengangkat bahu.

x. N XII (Hipoglosus)

Klien dapat menggerakan lidahnya ke samping/segala

arah.

(c) Fungsi sensorik

Klien dapat berespon terhadap rangsangan nyeri dan suhu.

Page 91: Kti lisrawati akper pemkab. muna

77

(d) Fungsi motorik

Kekuatan otot 4 44 4

(7) Sistem Musculoskeletal

(a) Ekstermitas atas

Bentuk kedua ekstremitas atas simetris kiri dan kanan,

nampak terdapat atropi otot pada kedua ekstremitas,

nampak terpasang infus N4 4 tpm pada tangan kanan,

tidak ada edema, kuku nampak panjang dan kotor,

pergerakan (ROM) kedua ekstremitas tidak terbatas, tidak

ada nyeri tekan dan pembengkakan, CRT > 3 detik,

refleks biceps +/+, tricep +/+, kekuatan otot

Ekstermitas bawah

Bentuk kedua ekstremitas bawah simetris kiri dan kanan,

nampak terdapat atropi otot pada kedua ekstremitas dan

pantat begi, Kuku nampak panjang dan kotor, tidak ada

edema pada kedua tungkai, pergerakan (ROM) kedua

ekstremitas tidak terbatas, tidak ada nyeri tekan dan

pembengkakan, CRT > 3 detik, refleks patella +/+, refleks

babinsky -/-, nampak tidak ada kesulitan dalam bergerak,

kekuatan otot 4 4

(8) Sistem Endokrin

Tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid dan paratiroid dan

tidak ada nyeri tekan pada kelenjar tiroid dan paratiroid.

Page 92: Kti lisrawati akper pemkab. muna

78

(9) Sistem Perkemihan

Tidak terdapat adanya edema pada palpebra, tidak ada nyeri

atau keluhan saat berkemih dan tidak terdapat distensi kandung

kemih.

(10)Sistem Reproduksi

Nampak tidak ada pembengkakkan dan kelainan pada

genetalia.

(11)Sistem Imun

Tidak ada pembesaran pada kelenjar limfe dan tidak ada nyeri

tekan di daerah kelenjar limfe.

4) Pola Aktivitas Sehari-hari

Tabel 12. Pola aktivitas sehari-hariNo Pola kebutuhan Sebelum dirawat Selama di rawat1. Pola Nutrisi :

a. Makan1) Frekuensi2) Jenis

3) Porsi makan

4) Nafsu makan

3x sehariNasi/bubur, ikan dansayur (kadang-kadang).di habiskan

Baik

3 x seharibubur

Tidak di habiskan hanya½ porsi dihabiskan.Menurun

b. Minum1) Jumlah2) Jenis3) Keluhan

400-450 gelas / hari.Air putih/susuTidak ada

500-500 gelas / hari.Air putihTidak ada

2. Pola Eliminasi :a. BAB :

1) Frekuensi2) Warna3) Konsistensi4) Keluhan

b. BAK :1) Frekuensi2) Jumlah3) Warna4) Bau5) Keluhan

2-3x sehariKuning kecoklatanLembekTidak ada

4-5 kali sehari400-500 cc / hariKuning jernihKhas amoniakTidak ada

> 3x sehariKehijauanCairTidak ada

Tidak menentu800-1000cc/hrKuning jernihKhas amoniakTidak ada

Page 93: Kti lisrawati akper pemkab. muna

79

3. Istrahat dan tidura. Siangb. MalamKeluhan

Kualitas2– 3 jam / hari9-10 jam / hari.Tidak ada

Kualitas1–2 jam / hari9 – 10 jam / hariTidak ada

4. Personal hygienea. Mandib. Mencuci rambutc. Gosok gigid. Gunting kuku

2x sehari3x seminggu2 x sehariSetiap minggu

Belum pernahBelum pernahBelum pernahBelum pernahNenek klien mengatakanselama masuk rumahsakit cucunya belumpernah mandi, keramas,sikat gigi dan potongkuku.

5. Aktivitas /Olahraga Aktivitas klien setiaphari bermain bersamateman-temannya.

Klien nampak lemah danberbaring di atas tempattidur dan nampakaktivitas klien dibantuoleh keluarga danperawat.Nenek klien mengatakanaktivitas klien dibantuoleh keluarga danperawat.

5) Data Psikologis

Nenek klien mengatakan cemas dan khawatir dengan keadaan dan

kondisi cucunya saat ini. Nenek klien nampak cemas dan gelisah,

nampak nenek klien selalu bertanya-tanya tentang penyakit yang

dialami cucunya dan nenek klien nampak bingung jika ditanya

mengenai penyakit klien.

6) Data Sosial

a) Klien tinggal bersama neneknya dan orang yang terdekat dengan

klien adalah neneknya.

b) Klien selalu bermain dengan teman-temannya disekitar rumah

dan Pola bermain klien teratur.

Page 94: Kti lisrawati akper pemkab. muna

80

7) Data Spritual

Klien dan keluarganya beragama islam, nenek klien selalu berdoa

kepada tuhan agar anaknya cepat sembuh dan nenek klien mulai

mengajarkan dan mengenalkan pada anaknya tentang shalat 5 waktu.

8) Reaksi Hospitalisasi

a) Pemahaman nenek terhadap anaknya yang sakit dan dirawat di

rumah sakit

(1) Alasan nenek klien membawa klien ke Rumah Sakit karena

klien sering BAB lebih dari 3 kali sehari.

(2) Nenek klien berharap agar klien cepat sembuh

(3) Nenek klien mengatakan belum mengetahui penyakit

cucunya.

(4) Perasaan nenek klien saat ini yaitu sangat cemas dan khawatir

dengan keadaan dan kondisi cucunya saat ini.

b) Pemahaman anak tentang rumah sakit dan rawat inap

Klien belum memahami tentang rawat inap dan klien belum bisa

beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi. Klien mengatakan

ingin cepat pulang karena sudah tidak betah di rumah sakit.

Page 95: Kti lisrawati akper pemkab. muna

81

9) Data Penunjang

Tabel 13. Hasil Pemeriksaan LaboratoriumNo. Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan1.

2.

3.

4.

HematologiHemoglobinHematokritEritrositLeukositTrombositIndeks EritrositMCVMCHMCHCHitung Jenis LeukositBasofilEosinofilBatangSegmenLimfositMonositMetomilositKimia KlinikAST SGOTALT SGPTGDSCRP KuantitatifNatrium

11,936

5,048.800

669.000

71,823,632,9

0114936121

4142922,9138

11,5 - 13,534 - 40

4,11- 5,955.000 - 14.500

150.000 - 450.000

75 - 8724 - 3031 - 37

0,1 - 11 - 63 - 5

30 - 5530 - 482 - 10

< 31< 33

< 140< 5

135- 145

10) Pengobatan

a) Ampicilin 4 x 450 mg/6 jam/IV

b) Gentamisin 80 mg/amp/1x70 mg/24 jam/IV

c) As. Folat 1 mg/tab/1x1 mg/24 jam

d) Zinc 20 mg/tab/1x1 mg/24 jam

e) Multivitamin syr 1 x 1 sendok/24 jam

Page 96: Kti lisrawati akper pemkab. muna

82

b. Klasifikasi Data

DS :

1) Nenek klien mengatakan cucunya BAB lebih dari 3 kali sehari

dengan konsistensi feses cair, berbusa dan berampas serta

berwarna kehijauan.

2) Nenek klien mengatakan nafsu makan cucunya menurun.

3) Nenek klien mengatakan pertumbuhan dan perkembangan klien

lambat dan tidak sesuai dengan perkembangan anak seusianya.

4) Nenek klien juga mengatakan bahwa pertumbuhan dan

perkembangan klien berbeda dengan tahapan perkembangan

saudaranya.

5) Nenek klien mengatakan aktivitas klien dibantu oleh keluarga dan

perawat.

6) Nenek klien mengatakan selama masuk rumah sakit cucunya

belum pernah mandi, keramas, sikat gigi dan potong kuku.

7) Nenek klien mengatakan cemas dan khawatir dengan keadaan dan

kondisi cucunya saat ini.

8) Nenek klien mengatakan belum mengetahui penyakit cucunya.

DO :

1) Mukosa bibir kering

2) Mata nampak cekung

3) Konjungtiva anemis

4) CRT > 3 detik

Page 97: Kti lisrawati akper pemkab. muna

83

5) Klien nampak lemah

6) Nampak porsi makan tidak di habiskan, hanya ½ porsi

dihabiskan.

7) Nampak nafsu makan menurun.

8) Lingkar lengan atas : 11 cm

9) Lingkar perut : 42 cm

10) BMI : 17,36 (kurus)

11) Wajah nampak seperti orang tua.

12) Kulit nampak keriput seperti orang tua dan turgor kulit jelek

13) Nampak terdapat atropi otot pada kedua ekstremitas dan pantat

begi.

14) Nampak pertumbuhan dan perkembangan terganggu.

15) Klien nampak lemah dan berbaring di atas tempat tidur.

16) Nampak aktivitas klien dibantu oleh keluarga dan perawat.

17) Kekuatan otot 4 44 4

18) Rambut nampak tipis, jarang, kaku dan kemerahan seperti rambut

jagung.

19) Rambut nampak kusam dan berminyak serta distribusi rambut

tidak merata

20) Kulit teraba lengket

21) Gigi nampak kotor

22) Kuku nampak panjang dan kotor

23) Nenek klien nampak cemas dan gelisah.

Page 98: Kti lisrawati akper pemkab. muna

84

24) Nampak nenek klien selalu bertanya-tanya tentang penyakit

yang dialami cucunya.

25) Nenek klien nampak bingung jika ditanya mengenai penyakit

klien

26) Nampak ada kemerahan pada bagian punggung belakang.

27) SGOT : 41 U/mL

28) SGPT : 42 U/mL

c. Analisa Data

Tabel 14. Analisa DataNo Symptom Etiologi Problem1. DS :

a) Nenek klien mengatakancucunya BAB lebih dari 3kali sehari dengankonsistensi feses cair,berbusa dan berampas sertaberwarna kehijauan.

DO :a) Mukosa bibir keringb) Mata nampak cekungc) Kulit nampak keriput seperti

orang tua dan turgor kulitjelek

d) CRT > 3 detike) Klien nampak lemah

Malabsorbsi, infeksi,kegagalan melakukan

sintesis protein↓

Intake kurang darikebutuhan

↓defisiensi kalori & protein

↓fungsi saluran cerna

terganggu↓

Hiperperistaltik↓

Penyerapan makanan diusus menurun

↓Diare

↓Frekuensi BAB meningkat

Kehilangan cairan danelektrolit berlebihan

↓Gangguan keseimbangan

cairan dan elektroit↓

Dehidrasi↓

Kekurangan volume cairan

Kekuranganvolume cairan

Page 99: Kti lisrawati akper pemkab. muna

85

2. DS :a) Nenek klien mengatakan

nafsu makan cucunyamenurun.

DO :a) Nampak porsi makan tidak

di habiskan, hanya ½ porsidihabiskan.

b) Nampak nafsu makanmenurun.

c) Lingkar lengan atas : 11 cmd) Lingkar perut : 42 cme) BMI : 17,36 kg/m (kurus)f) Rambut nampak tipis,

jarang, kaku dan kemerahanseperti rambut jagung.

g) Rambut nampak kusam danberminyak serta distribusirambut tidak merata.

Malabsorbsi, infeksi,kegagalan melakukan

sintesis protein↓

Intake kurang darikebutuhan

↓defisiensi kalori & protein

↓fungsi saluran cerna

terganggu↓

Hiperperistaltik↓

Penyerapan makanan diusus menurun

↓Diare

↓Distensi abdomen

↓Peningkatan asam

lambung↓

Anoreksia↓

Ketidakseimbangan nutrisikurang dari kebutuhan

tubuh

Ketidakseimbangan nutrisi kurangdari kebutuhan

tubuh

3. DS :a) Nenek klien mengatakan

pertumbuhan danperkembangan klien lambatdan tidak sesuai denganperkembangan anakseusianya.

b) Nenek klien jugamengatakan bahwapertumbuhan danperkembangan klienberbeda dengan tahapanperkembangan saudaranya.

DO :a) Nampak terdapat atropi otot

pada kedua ekstremitas danpantat begi.

b) Nampak pertumbuhan danperkembangan terganggu

Malabsorbsi, infeksi,kegagalan melakukan

sintesis protein↓

Intake kurang darikebutuhan

↓Defisiensi kalori & protein

↓Malnutrisi

↓Asam amino esensial

menurun dan produksialbumin menurun

↓Atropi/ pengecilan otot

↓Keterlambatan

pertumbuhan danperkembangan

Keterlambatanpertumbuhan dan

perkembangan

4. DS :a) Nenek klien mengatakan

aktivitas klien dibantu olehkeluarga dan perawat.

Malabsorbsi, infeksi,kegagalan melakukan

sintesis protein↓

Intake kurang darikebutuhan

Intoleransiaktifitas

Page 100: Kti lisrawati akper pemkab. muna

86

DO :a) Klien nampak lemah dan

berbaring di atas tempattidur.

b) Konjungtiva anemisc) Nampak aktivitas klien

dibantu oleh keluarga danperawat. 4 4

d) Kekuatan otot 4 4

↓defisiensi kalori & protein

↓fungsi saluran cerna

terganggu↓

Hiperperistaltik↓

Penyerapan makanan diusus menurun

↓Diare

↓Distensi abdomen

↓Peningkatan asam

lambung↓

Anoreksia↓

Ketidakseimbangan nutrisikurang dari kebutuhan

tubuh↓

Kelemahan otot↓

Intoleransi aktifitas5. DS :

a) Nenek klien mengatakanselama masuk rumah sakitcucunya belum pernahmandi, keramas, sikat gigidan potong kuku.

b) Nenek klien mengatakanaktivitas klien dibantu olehkeluarga dan perawat.

DO :a) Rambut nampak kusam dan

berminyak serta distribusirambut tidak merata.

b) Kulit teraba lengketc) Gigi nampak kotord) Kuku nampak panjang dan

kotore) Nampak aktivitas klien

dibantu oleh keluarga danperawat

Diare↓

Distensi abdomen↓

Peningkatan asamlambung

↓Anoreksia

↓Ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhantubuh

↓Kelemahan otot

↓Intoleransi aktifitas

↓Defisit perawatan diri

Defisit perawatandiri

6. DS :a) Nenek klien mengatakan

cemas dan khawatir dengankeadaan dan kondisicucunya saat ini.

b) Nenek klien mengatakanbelum mengetahui penyakitanaknya.

Malabsorbsi, infeksi,kegagalan melakukan

sintesis protein↓

Intake kurang darikebutuhan

↓Defisiensi kalori & protein

Kecemasankeluarga

Page 101: Kti lisrawati akper pemkab. muna

87

DO :a) Nenek klien nampak cemas

dan gelisah.b) Nampak nenek klien selalu

bertanya-tanya tentangpenyakit yang dialamicucunya.

c) Nenek klien nampakbingung jika ditanyamengenai penyakit klien

↓Marasmus

↓Perubahan status kesehatan

↓Kurang terpaparnya

informasi↓

Kurang pengetahuantentang penyakit

↓Koping tidak efektif

↓Stress psikologis

↓Kecemasan keluarga

7. DS : -DO :

a) Kulit nampak keriput sepertiorang tua dan turgor kulitjelek

a) Nampak ada kemerahanpada bagian punggungbelakang.

b) Klien nampak lemah danberbaring di atas tempattidur.

Malabsorbsi, infeksi,kegagalan melakukan

sintesis protein↓

Intake kurang darikebutuhan

↓Defisiensi kalori dan

protein↓

Hilangnya lemakdibantalan kulit

↓Turgor kulit menurun dan

keriput↓

Resiko kerusakanintegritas kulit

ResikoKerusakan

integritas kulit

8. Resiko infeksi berhubungandengan daya tahan tubuhmenurun, di tandai dengan :DS : -DO :

a) Nampak ada kemerahanpada bagian punggungbelakang.

Malabsorbsi, infeksi,kegagalan melakukan

sintesis protein↓

Intake kurang darikebutuhan

↓Defisiensi kalori dan

protein↓

Daya tahan tubuh menurun↓

Keadaan umum lemah↓

Portal of entry↓

Resiko infeksi

Resiko infeksi

Page 102: Kti lisrawati akper pemkab. muna

88

d. Prioritas Masalah

1) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan hilangnya cairan

dan eletrolit berlebih (diare), ditandai dengan :

DS :

a) Nenek klien mengatakan cucunya BAB lebih dari 3 kali sehari

dengan konsistensi feses cair, berbusa dan berampas serta

berwarna kehijauan.

DO :

a) Mukosa bibir kering

b) Mata nampak cekung

c) Kulit nampak keriput seperti orang tua dan turgor kulit jelek

d) CRT > 3 detik

e) Klien nampak lemah

2) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan intake yang kurang, ditandai dengan :

DS :

a) Nenek klien mengatakan nafsu makan cucunya menurun.

DO :

a) Nampak porsi makan tidak di habiskan, hanya ½ porsi

dihabiskan.

b) Nampak nafsu makan menurun.

c) Lingkar lengan atas : 11 cm

d) Lingkar perut : 42 cm

Page 103: Kti lisrawati akper pemkab. muna

89

e) BMI : 17,36 kg/m (kurus)

f) Rambut nampak tipis, jarang, kaku dan kemerahan seperti

rambut jagung.

g) Rambut nampak kusam dan berminyak serta distribusi rambut

tidak merata.

3) Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan

dengan malnutrisi, di tandai dengan :

DS :

a) Nenek klien mengatakan pertumbuhan dan perkembangan klien

lambat dan tidak sesuai dengan perkembangan anak seusianya.

b) Nenek klien juga mengatakan bahwa pertumbuhan dan

perkembangan klien berbeda dengan tahapan perkembangan

saudaranya.

DO :

a) Nampak terdapat atropi otot pada kedua ekstremitas dan pantat

begi.

b) Nampak pertumbuhan dan perkembangan terganggu.

4) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan otot, ditandai

dengan :

DS :

a) Nenek klien mengatakan aktivitas klien dibantu oleh keluarga

dan perawat.

Page 104: Kti lisrawati akper pemkab. muna

90

DO :

a) Klien nampak lemah dan berbaring di atas tempat tidur

b) Konjungtiva anemis

c) Nampak aktivitas klien dibantu oleh keluarga dan perawat

d) Kekuatan otot 4 4

5) Defisit perawatan diri berhubungan dengan proses penyakit, ditandai

dengan :

DS :

a) Nenek klien mengatakan selama masuk rumah sakit cucunya

belum pernah mandi, keramas, sikat gigi dan potong kuku.

b) Nenek klien mengatakan aktivitas klien dibantu oleh keluarga

dan perawat.

DO :

a) Rambut nampak kusam dan berminyak serta distribusi rambut

tidak merata.

b) Kulit teraba lengket

c) Gigi nampak kotor

d) Kuku nampak panjang dan kotor

e) Nampak aktivitas klien dibantu oleh keluarga dan perawat

6) Kecemasan keluarga berhubungan dengan kurang pengetahuan

keluarga tentang penyakit klien, ditandai dengan :

Page 105: Kti lisrawati akper pemkab. muna

91

DS :

a) Nenek klien mengatakan cemas dan khawatir dengan keadaan

dan kondisi cucunya saat ini.

b) Nenek klien mengatakan belum mengetahui penyakit anaknya.

DO :

a) Nenek klien nampak cemas dan gelisah.

b) Nampak nenek klien selalu bertanya-tanya tentang penyakit

yang dialami cucunya.

c) Nenek klien nampak bingung jika ditanya mengenai penyakit

klien.

7) Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan tirah baring

lama, ditandai dengan :

DS : -

DO :

a) Kulit nampak keriput seperti orang tua dan turgor kulit jelek

b) Nampak ada kemerahan pada bagian punggung belakang.

c) Klien nampak lemah dan berbaring di atas tempat tidur.

8) Resiko infeksi berhubungan dengan daya tahan tubuh menurun,

di tandai dengan :

DS : -

DO :

a) Nampak ada kemerahan pada bagian punggung belakang.

Page 106: Kti lisrawati akper pemkab. muna

92

2. Diagnosa Keperawatan

a. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan hilangnya cairan dan

eletrolit berlebih (diare), ditandai dengan :

DS :

1) Nenek klien mengatakan cucunya BAB lebih dari 3 kali sehari

dengan konsistensi feses cair, berbusa dan berampas serta

berwarna kehijauan.

DO :

1) Mukosa bibir kering

2) Mata nampak cekung

3) Kulit nampak keriput seperti orang tua dan turgor kulit jelek

4) CRT > 3 detik

5) Klien nampak lemah

b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan intake yang kurang, ditandai dengan :

DS :

1) Nenek klien mengatakan nafsu makan cucunya menurun.

DO :

1) Nampak porsi makan tidak di habiskan, hanya ½ porsi

dihabiskan.

2) Nampak nafsu makan menurun.

3) Lingkar lengan atas : 11 cm

4) Lingkar perut : 42 cm

Page 107: Kti lisrawati akper pemkab. muna

93

5) BMI : 17,36 kg/m (kurus)

6) Rambut nampak tipis, jarang, kaku dan kemerahan seperti rambut

jagung.

7) Rambut nampak kusam dan berminyak serta distribusi rambut

tidak merata.

c. Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan

malnutrisi, di tandai dengan :

DS :

1) Nenek klien mengatakan pertumbuhan dan perkembangan klien

lambat dan tidak sesuai dengan perkembangan anak seusianya.

2) Nenek klien juga mengatakan bahwa pertumbuhan dan

perkembangan klien berbeda dengan tahapan perkembangan

saudaranya.

DO :

1) Nampak terdapat atropi otot pada kedua ekstremitas dan pantat

begi.

2) Nampak pertumbuhan dan perkembangan terganggu.

d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan otot, ditandai

dengan :

DS :

1) Nenek klien mengatakan aktivitas klien dibantu oleh keluarga dan

perawat.

Page 108: Kti lisrawati akper pemkab. muna

94

DO :

1) Klien nampak lemah dan berbaring di atas tempat tidur

2) Konjungtiva anemis

3) Nampak aktivitas klien dibantu oleh keluarga dan perawat

4) Kekuatan otot 4 44 4

e. Defisit perawatan diri berhubungan dengan proses penyakit, ditandai

dengan :

DS :

1) Nenek klien mengatakan selama masuk rumah sakit cucunya

belum pernah mandi, keramas, sikat gigi dan potong kuku.

2) Nenek klien mengatakan aktivitas klien dibantu oleh keluarga dan

perawat.

DO :

1) Rambut nampak kusam dan berminyak serta distribusi rambut

tidak merata.

2) Kulit teraba lengket

3) Gigi tampak kotor.

4) Kuku nampak panjang dan kotor

5) Nampak aktivitas klien dibantu oleh keluarga dan perawat

f. Kecemasan keluarga berhubungan dengan kurang pengetahuan keluarga

tentang penyakit klien, ditandai dengan :

Page 109: Kti lisrawati akper pemkab. muna

95

DS :

1) Nenek klien mengatakan cemas dan khawatir dengan keadaan dan

kondisi cucunya saat ini.

2) Nenek klien mengatakan belum mengetahui penyakit anaknya.

DO :

1) Nenek klien nampak cemas dan gelisah.

2) Nampak nenek klien selalu bertanya-tanya tentang penyakit

yang dialami cucunya.

3) Nenek klien nampak bingung jika ditanya mengenai penyakit

klien.

g. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan tirah baring

lama, ditandai dengan :

DS : -

DO :

1) Kulit nampak keriput seperti orang tua dan turgor kulit jelek

2) Nampak ada kemerahan pada bagian punggung belakang.

3) Klien nampak lemah dan berbaring di atas tempat tidur.

h. Resiko infeksi berhubungan dengan daya tahan tubuh menurun,

di tandai dengan :

DS : -

DO :

1) Nampak ada kemerahan pada bagian punggung belakang.

Page 110: Kti lisrawati akper pemkab. muna

96

3. Perencanaan

Nama : Anak S Tanggal Masuk RS : 28 Februari 2016

Umur : 5 Tahun Tanggal Pengkajian : 1 Maret 2016

Jenis kelamin : Perempuan Ruang : Kenanga Lantai I

Alamat : Majalaya Diagnosa : Marasmus

Tabel 15. Rencana Asuhan Keperawatan

No Diagnosa KeperawatanRencana Asuhan Keperawatan

Tujuan Intervensi Rasional1 2 3 4 51. Kekurangan volume cairan

berhubungan dengan hilangnyacairan dan eletrolit berlebih(diare), ditandai dengan :DS :a) Nenek klien mengatakan

cucunya BAB lebih dari 3 kalisehari dengan konsistensifeses cair, berbusa danberampas serta berwarnakehijauan.

DO :a) Mukosa bibir keringb) Mata nampak cekungc) Kulit nampak keriput seperti

orang tua dan turgor kulitjelek

Setelah di berikan tindakanKeperawatan selama 3 hari,di harapkan klien dapatmempertahankankeseimbangan cairan danelektrolit secara maksimal,dengan kriteria :1) Turgor kulit elastis (baik)2) Mukosa bibir lembab3) Mata tidak cekung4) CRT < 3 detik.

1) Pantau tanda dan gejala kekurangancairan dan elektrolit.

2) Observasi TTV klien

3) Pantau intake dan output cairan, catatwarna urine dan hitung balancecairan.

4) Anjurkan nenek klien untuk memberiminum banyak.

5) Kolaborasi dalam pemberian cairanparenteral dan obat yang dianjurkandokter.

1) Penurunan sirkulasi volumecairan menyebabkan kekeringanmukosa bibir dan menentukanintervensi selanjutnya.

2) Untuk mmengetahui tingkatperkembangan klien

3) Untuk memberikan informasitentang keadekuatan volumecairan dan kebutuhanpenggantian.

4) Untuk mengganti cairan yanghilang sehingga dapat mencegahterjadinya dehidrasi.

5) Mengganti cairan dan elektrolityang hilang secara oral.

Page 111: Kti lisrawati akper pemkab. muna

97

d) CRT > 3 detikb) Klien nampak lemah.

2. Ketidakseimbangan nutrisi kurangdari kebutuhan tubuhberhubungan dengan intake yangkurang, ditandai dengan :DS :a) Nenek klien mengatakan

nafsu makan cucunyamenurun.

DO :a) Nampak porsi makan tidak di

habiskan, hanya ½ porsidihabiskan.

b) Nampak nafsu makanmenurun.

c) Lingkar lengan atas : 11 cmd) Lingkar perut : 42 cme) BMI : 17,36 kg/m (kurus)f) Rambut nampak tipis, jarang,

kaku dan kemerahan sepertirambut jagung.

g) Rambut nampak kusam danberminyak serta distribusirambut tidak merata.

Setelah dilakukan tindakankeperawatan selama 3 hari,kebutuhan nutrisi menjadiadekuat dengan kriteria:1) Nafsu makan meningkat2) Berat badan dalam batas

normal (18,5 - 25,0 kg).3) Porsi makan dihabiskan4) Tidak ada tanda-tanda

malnutrisi

1) Kaji tingkat kebutuhan nutrisi klien

2) Anjurkan kepada nenek klien untukmemberikan makanan yang cukupgizi dengan porsi kecil tapi sering.

3) Timbang berat badan pasien setiaphari.

4) Berikan HE kepada nenek kliententang nutrisi yang baik untuk anakusia 5 tahun.

5) Kolaborasi dengan ahli gizi dalampemberian nutrisi tinggi kalori dantinggi protein.

6) Berkolaborasi dengan dokterpemberian vitamin

1) Untuk mengetahui kebutuhannutrisi klien sehingga dapatmenentukan intervensiselanjutnya.

2) Untuk mencukupi kebutuhannutrisi klien.

3) ndikator kebutuhan nutrisi ataupemasukan yang adekuat.

4) Pendidikan kesehatan dapatmemberikan pengetahuantentang kebutuhan nutrisi yangbaik untuk anak sesuai dengantahapan usia.

5) Bermanfaat untuk menentukankegunaan atau kebutuhan kaloridengan tepat.

6) Vitamin dapat merangsang nafsumakan

Page 112: Kti lisrawati akper pemkab. muna

98

3. Keterlambatan pertumbuhan danperkembangan berhubungandengan malnutrisi, di tandaidengan :DS :a) Nenek klien mengatakan

pertumbuhan danperkembangan klien lambatdan tidak sesuai denganperkembangan anakseusianya.

b) Nenek klien juga mengatakanbahwa pertumbuhan danperkembangan klien berbedadengan tahapanperkembangan saudaranya.

DO :a) Nampak terdapat atropi otot

pada kedua ekstremitas danpantat begi.

b) Nampak pertumbuhan danperkembangan terganggu

Setelah di berikan tindakanKeperawatan selama 4 hari, diharapkan pertumbuhan danperkembangan anak baikdengan kriteria :1) Anak dapat berfungsi

optimal sesuai dengantingkat usia

2) Kematangan fisik yaitutinggi badan dan beratbadan sesuai usia.

3) Status nutrisi seimbang

1) Kaji faktor Penyebab gangguanperkembangan anak.

2) Kaji tingkat perkembangan anak

3) Ajarkan pada orang tua tentang tugasperkembangan anak sesuai dengankelompok usia.

4) Berikan pasien makanan yang tinggikalori dan tinggi protein sertamakanan dan minuman bergizi yangmudah dikonsumsi.

5) Berikan mainan sesuai dengan usiaanak

1) Agar tindakan yang dilakukanlebih tepat dan akurat.

2) Untuk mengetahui tingkatperkembangan anak.

3) Untuk menstimulasi anak sesuaidengan kelompok usianya.

4) Agar perkembangan mental anaktidak mengalami pemberhentianatau kemunduran.

5) Untuk meminimalkan dampakhospitalisasi pada anak.

Page 113: Kti lisrawati akper pemkab. muna

99

4. Intoleransi aktivitas berhubungandengan kelemahan otot, ditandaidengan :DS :a) Nenek klien mengatakan

aktivitas klien dibantu olehkeluarga dan perawat.

DO :a) Klien nampak lemah dan

berbaring di atas tempat tidur.b) Konjungtiva anemisc) Nampak aktivitas klien

dibantu oleh keluarga danperawat.

d) Kekuatan otot 4 44 4

Setelah di berikan tindakankeperawatan selama 4 hari, diharapkan klien dapatmelakukan aktivitas sendiri,dengan kriteria :1) Klien dapat melakukan

aktivitas sendiri2) Tidak terjadi kelemahan

otot.

1) Observasi tingkat kelemahan klien

2) Kaji kemampuan toleransi aktivitasklien

3) Identifikasi faktor yangmenimbulkan kelemahan.

4) Berikan HE tentang pembatasanaktivitas.

1) Untuk mengetahui seberapa besartingkat kelemahan yang dialamiklien

2) Dapat menghindarkan klien daricedera sehingga tidakmenimbulkan masalah baru

3) Untuk membatasi kegiatan klienyang dapat menimbulkankelemahan

4) Untuk memberikan pemahamantentang pentingnya pembatasanaktivitas.

5. Defisit perawatan diriberhubungan dengan prosespenyakit, ditandai dengan :DS :a) Nenek klien mengatakan

selama masuk rumah sakitcucunya belum pernah mandi,keramas, sikat gigi danpotong kuku.

b) Nenek klien mengatakanaktivitas klien dibantu olehkeluarga dan perawat.

DO :a) Rambut nampak kusam dan

berminyak serta distribusirambut tidak merata.

b) Kulit teraba lengket

Setelah di berikan tindakanKeperawatan selama 4 hari, diharapkan perawatan diri kliendapat terpenuhi, dengankriteria :1) Keluarga klien dapat

memenuhi danmempertahankankebersihan diri kliensecara mandiri.

2) Klien nampak bersih danterlihat segar

3) Rambut nampak bersih4) Gigi nampak bersih5) Kuku nampak pendek dan

bersih.

1) Observasi kemampuan dan hambatankeluarga dalam perawatan diri klien

2) Bantu keluarga dalam melakukanperawatan diri kepada klien.

3) Berikan reinforcement kepadakeluarga klien jika dapat melakukanperawatan diri klien.

4) Berikan HE pada keluarga kliententang pentingnya perawatan diri.

1) Untuk mengetahui kemampuankeluarga sehingga dapatmerencanakan apa yang harusdilakukan selajutnya.

2) Bantuan perawat dapatmemberikan kemudahan bagipasien dan keluarga sehinggadapat meningkatkan kenyamananpasien dan keluarga.

3) Memberikan support dan dapatmemberikan kepercayaan dirikeluarga untuk tetap enjagakebersihan diri dan kesehatanklien.

4) Agar keluatga klien memahamitentang pentingnya perawatan diriterhadap kesehatan tubuh.

Page 114: Kti lisrawati akper pemkab. muna

100

c) Gigi nampak kotord) Kuku nampak panjang dan

kotor.e) Nampak aktivitas klien

dibantu oleh keluarga danperawat

6. Kecemasan keluarga berhubungandengan kurang pengetahuankeluarga tentang penyakit klien,ditandai dengan :DS :a) Nenek klien mengatakan

cemas dan khawatir dengankeadaan dan kondisi cucunyasaat ini.

b) Nenek klien mengatakanbelum mengetahui penyakitanaknya.

DO :a) Nenek klien nampak cemas

dan gelisah.b) Nampak nenek klien selalu

bertanya-tanya tentangpenyakit yang dialamicucunya.

c) Nenek klien nampak bingungjika ditanya mengenaipenyakit klien.

Setelah di berikan tindakanKeperawatan selama 4 hari, diharapkan ansietas dapatteratasi, dengan kriteria :1) Nenek klien tidak cemas.2) Nampak nenek klien

tenang dan rileks.3) Keluarga mulai paham

tentang penyakit anak.

1) Identifikasi tingkat kecemasankeluarga klien.

2) Kaji tingkat pengetahuan keluargatentang penyakit klien.

3) Berikan kesempatan pada keluargaklien untuk mengungkapkanperasaannya terkait penyakit klien.

4) Ajarkan keluarga klien teknikrelaksasi.

5) Beri HE kepada keluarga kliententang penyakit yang dialami klien.

1) Sebagai data dasar untukmenetukan intervensi selanjutnya.

2) Untuk mengetahui sejauh manapemahaman keluarga klienterhadap penyakitnya.

3) Memberi kesempatan untukmenerima masalah danmenurunkan ansietas sampai ketingkat yang dapat diterima.

4) Teknik relaksasi dapatmenurunkan ketegangan ototsehingga klien merasa tenangdan dapat mengurangikecemasan.

5) Untuk menambah pengetahuankeluarga klien sehingga dapatmemahami dan mengetahuipenyakit klien.

7. Resiko kerusakan integritas kulitberhubungan dengan tirah baringlama, ditandai dengan :DS : -

Setelah di berikan tindakanKeperawatan selama 3 hari,di harapkan kerusakanintegritas kulit tidak terjadi,dengan kriteria :1) Tidak terjadi kemerahan.

1) Observasi keadaan integritas kulitterutama daerah yang menonjol

2) Anjurkan keluarga untukmenggunakan pakaian yang longgar

1) Penekanan yang terlalu lamaberesiko terjadinya iskemiastimulasi sirkulasi mencegahkerusakan integritas kulit.

2) Menghindari dermal langsungdan meningkatkan evaporasi

Page 115: Kti lisrawati akper pemkab. muna

101

DO :a) Kulit nampak keriput seperti

orang tua dan turgor kulitjelek

b) Nampak ada kemerahan padabagian punggung belakang.

c) Klien nampak lemah danberbaring di atas tempat tidur.

1) Tidak terdapat adanyaluka pada punggungbelakang.

2) Tidak ada tanda-tandairitasi

3) Ubah posisi klien tiap 2 jam denganposisi miring dan terlentang.

4) Jaga kebersihan kulit agar tetapbersih dan kering.

5) Masase/oleskan lotion/minyak kayuputih atau baby oil pada daerahpunggung.

6) Beri penjelasan pada keluarga kliententang pentingnya mobilisasi.

lembab pada kulit sehingga tidakterjadi iritasi yang dapatmencegah kerusakan kulit

3) Membantu menurunkan resikoterjadinya iskemia jaringan

4) Mencegah terjadinya kerusakanpada kulit,

5) Membantu meningkatkansirkulasi dan menjaga kebersihandan kenyamanan pada kulit.

6) Menambah pengetahuan keluargasehingga dapat terlibat aktifdalam perawatan.

8. Resiko infeksi berhubungandengan daya tahan tubuhmenurun, di tandai dengan :DS : -DO :a) Nampak ada kemerahan pada

bagian punggung belakang.

Setelah di berikan tindakanKeperawatan selama 3 hari,di harapkan, tidak terjadiinfeksi.dengan kriteria :1) klien bebas dari tanda dan

gejala infeksi sepertikemerahan, panas danlain–lain.

2) Menunjukan kemampuanuntuk mencegahtimbulnya infeksi.

1) Observasi tanda – tanda vital pasienterutama suhu tubuh

2) Monitor adanya tanda-tanda infeksi.

3) Anjurkan pada keluarga danpengunjung untuk mencuci tangansebelum dan sesudah kontak denganpasien

4) Batasi pengunjung

5) Ajarkan keluarga tanda dan gejalainfeksi.

6) Kolaborasi dalam pemberian obatantibiotik.

1) Tanda – tanda vital pasien dapatmeningkat terutama suhu tubuhapabila terjadi infeksi pada pasien

2) Memonitor adanya tanda-tandainfeksi dapat memberikantindakan lebih cepat untukmenanganinya.

3) Untuk menurunkan resikokontaminasi silang dan infeksi.

4) Untuk mencegah kontaminasisilang dari pengunjung.

5) Untuk menambah pengetahuankeluarga tentang penyakit yangdialami klien.

6) Antibiotik dapat berguna secaraprofilaktik untuk mencegahinfeksi.

Page 116: Kti lisrawati akper pemkab. muna

102

4. Implementasi dan Evaluasi

Tabel 16. Implementasi dan EvaluasiNo.DX

Hari/tanggal

Jam Implementasi Hari/Tanggal

Jam Evaluasi Paraf

1. Rabu, 02Maret2016

07.30

08.00

08.15

1) Memantau tanda dan gejala kekurangan cairan danelektrolit.Hasil :a) Mukosa bibir keringb) Mata nampak cekungc) Turgor kulit jelekd) CRT > 3 detike) Nenek klien mengatakan cucunya masih BAB lebih

dari 3 kali sehari dengan konsistensi feses cair,berbusa dan berampas serta berwarna kehijauan.

2) Mengobservasi TTV dengan cara :Mengukur tekanan darah dengan menggunakantensimeter pada bagian lengan atas kanan, menghitungdenyut nadi selama 60 detik (4 x 15 detik) pada arteriradialis bagian pergelangan tangan kiri, mengukursuhu tubuh dengan menggunakan termometer air raksapada bagian axila kanan selama 5-10 menit,menghitung pernapasan selama 60 detik (4 x 15 detik)dengan melihat pergerakan dinding thoraks.Hasil :TTV :TD : 100/70 mmHgN : 98x/menitS : 36,6 °CP : 28 x/menit

3) Memantau intake dan output cairan dengan mencatatwarna urine dan menghitung balance cairan.

Rabu, 02Maret2016

13.20 S :Nenek klien mengatakancucunya masih BAB lebih dari3 kali sehari.

O :1) Mukosa bibir kering2) Mata nampak cekung3) Turgor kulit belum elastis

(jelek).4) CRT > 3 detik

A : Tujuan tercapai sebagianP : Lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4

& 5

Page 117: Kti lisrawati akper pemkab. muna

103

08.20

09.00

Hasil :a) IWL = 15 x BB / 24 jam

15 x 9 / 24135 / 24 = 5,6 cc (kurang).

b) Klien nampak kekurangan cairan (normal IWLpada anak usia lima tahun = 8-8,6 cc).

4) Menganjurkan nenek klien untuk memberi minumbanyak.Hasil :a) Nenek klien kooperatif dan mengikuti saran yang

diberikanb) Klien minum + 500 cc

5) Memberikan cairan parenteral dan obat yangdianjurkan dokter.Hasil :a) Nampak terpasang IVFD N4 4 tpmb) Zinc 20 mg tablet di berikan PO

2. Rabu, 02Maret2016

09.10

09.14

09.15

1) Mengkaji tingkat kebutuhan nutrisi klienHasil :a) Nenek klien mengatakan nafsu makan kllien

menurunb) Klien tampak mengkonsumsi bubur + telur tetapi

hanya ½ porsi di habiskan.c) Nampak nafsu makan menurun.

2) Menganjurkan kepada nenek klien untuk memberikanmakanan yang cukup gizi dengan porsi kecil tapisering.Hasil :Nenek klien tampak kooperatif dengan saran yang diberikan oleh perawat.

3) Menimbang berat badan pasien setiap hari.Hasil :BMI = 17,36 (kurus)

Rabu, 02Maret2016

13.30 S :Nenek klien mengatakan nafsumakan klien menurun

O :1) Klien tampak

mengkonsumsi bubur +telur tetapi hanya ½ porsi dihabiskan.

2) Nampak nafsu makanmenurun.

3) BB : 9 kgA : Tujuan belum tercapaiP : Lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4,

5 & 6

Page 118: Kti lisrawati akper pemkab. muna

104

09.30

11.40

09.20

4) Memberikan HE kepada nenek klien tentang nutrisiyang baik untuk anak usia 5 tahun.Hasil :Nenek klien kooperatif dan mengerti denganpenjelasan yang diberikan.

5) Berkolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberiannutrisi tinggi kalori dan tinggi protein.Hasil :Klien diberikan makanan diet tinggi kalori dan tinggiprotein

6) Berkolaborasi dengan dokter pemberian vitaminHasil :a) Multivitamin syr diberikan POb) As. Folat 1 mg tab diberikan PO

3. Rabu, 02Maret2016

09.50

10.05

1) Mengkaji faktor Penyebab gangguan perkembangananak.Hasil :Nenek klien mengatakan tidak mengetahui penyebabgangguan perkembangan anak S, namun saat nenekklien ditanya mengenai asupan makanan selama masapertumbuhannya, nenek klien mengatakan asupannutrisi selama masa pertumbuhan klien tidak tercukupidimana klien hanya makan seadanya karena kondisiekonomi keluarga.

2) Mengkaji tingkat perkembangan anakHasil :a) Nenek klien mengatakan pertumbuhan dan

perkembangan klien lambat dan tidak sesuaidengan perkembangan anak seusianya.

b) Wajah nampak seperti orang tuac) Kulit nampak keriputd) Status nutrisi belum seimbange) BB : 9 kgf) TB : 72 cm

Rabu, 02Maret2016

13.35 S :1) Nenek klien mengatakan

pertumbuhan danperkembangan klien lambatdan tidak sesuai denganperkembangan anakseusianya.

2) Nenek klien mengatakanasupan nutrisi selama masapertumbuhan klien tidaktercukupi dimana klienhanya makan seadanyakarena kondisi ekonomikeluarga.

O :1) Wajah nampak seperti orang

tua2) Kulit nampak keriput3) Status nutrisi belum

seimbang

Page 119: Kti lisrawati akper pemkab. muna

105

10.10

11.45

10.45

3) Mengajarkan pada orang tua tentang tugasperkembangan anak sesuai dengan kelompok usia.Hasil :Keluarga klien kooperatif dan mengerti denganpenjelasan yang diberikan.

4) Memberikan pasien makanan yang tinggi kalori dantinggi protein serta makanan dan minuman bergiziyang mudah dikonsumsi.Hasil :Klien diberikan makanan diet tinggi kalori dan tinggiprotein.

5) Memberikan mainan sesuai dengan usia anak.Hasil :Nampak ada mainan baru (boneka).

4) BB : 9 kg5) TB : 72 cm

A : Tujuan belum tercapaiP : Lanjutkan intevensi 1, 2, 3 & 4.

4. Rabu, 02Maret2016

11.00

11.05

11.10

1) Mengobservasi tingkat kelemahan klienHasil :a) Klien nampak lemahb) Kekuatan otot 4 4

4 42) Mengkaji kemampuan toleransi aktivitas klien

Hasil :a) Nenek klien mengatakan klien belum dapat

melakukan aktivitas sendiri.b) Nampak aktivitas klien di bantu oleh keluarga dan

perawat.c) Nampak klien belum dapat melakukan aktivitas

sendiri3) Mengidentifikasi faktor yang menimbulkan

kelemahan.Hasil :Nenek klien mengatakan kelemahan yang alamicucunya disebabkan karena diare dan nafsu makanmenurun

Rabu, 02Maret2016

13.40 S :Nenek klien mengatakan klienbelum dapat melakukanaktivitas sendiri.

O :1) Nampak aktivitas klien di

bantu oleh keluarga danperawat.

2) Nampak klien belum dapatmelakukan aktivitas sendiri

3) Klien nampak lemah4) Kekuatan otot 4 4

4 4A : Tujuan belum tercapaiP : Lanjutkan intervensi 1, 2, 3 & 4

Page 120: Kti lisrawati akper pemkab. muna

106

11.15 4) Memberikan HE tentang pembatasan aktivitas.Hasil :Nenek klien kooperatif dan mengikuti saran yangdianjurkan oleh perawat.

5. Rabu, 02Maret2016

07.40

07.45

07.48

07.50

1) Mengobservasi kemampuan dan hambatan keluargadalam perawatan diri klien.Hasil :a) Keluarga klien mengatakan belum dapat

melakukan perawatan secara mandiri karena takutdengan kondisi anak.

b) Keluarga klien masih nampak bingung untukmelakukan perawatan secara mandiri kepada anak

2) Membantu keluarga dalam melakukan perawatan dirikepada klien.Hasil :Keluarga klien tidak kooperatif karena belummemahami pentingnya perawatan diri terhadapkesehatan anak

3) Memberikan reinforcement kepada keluarga klien jikadapat melakukan perawatan diri klien.Hasil :Keluarga klien belum dapat melakukan perawatan dirisecara mandiri.

4) Memberikan HE pada keluarga klien tentangpentingnya perawatan diri.Hasil :Keluarga klien nampak kooperatif dan memahamipentingnya perawatan diri untuk kesehatan anak.

Rabu, 02Maret2016

13.45 S :Keluarga klien mengatakanbelum dapat melakukanperawatan secara mandirikarena takut dengan kondisianak.

O :1) Keluarga klien masih

nampak bingung untukmelakukan perawatan secaramandiri kepada anak.

2) Keluarga klien belum dapatmelakukan perawatan dirisecara mandiri.

A : Tujuan belum tercapaiP : lanjutkan intevensi 1, 2, 3 & 4.

Page 121: Kti lisrawati akper pemkab. muna

107

6. Rabu, 02Maret2016

09.40

09.45

09.48

10.08

10.35

1) Mengidentifikasi tingkat kecemasan keluarga klien.Hasil :a) Nenek klien mengatakan cemas dan khawatir

dengan keadaan dan kondisi cucunya saat ini.b) Nampak nenek klien berada pada tingkat

kecemasan sedang ditandai dengan keteganganotot, ekspresi wajah nampak tegang, nenek kliennampak gelisah dan konsentrasi kurang dimananenek klien nampak bingung jika ditanya mengenaipenyakit klien.

2) Mengkaji tingkat pengetahuan keluarga tentangpenyakit klien.Hasil :a) Nampak nenek klien selalu bertanya-tanya tentang

penyakit yang dialami cucunya.b) Nenek klien nampak bingung jika ditanya

mengenai penyakit klien3) Memberikan kesempatan pada keluarga klien untuk

mengungkapkan perasaannyaHasil :Keluarga klien dapat mengungkapkan perasaannya

4) Mengajarkan keluarga klien teknik relaksasi dengancara menganjurkan keluarga klien melakukan tekniknapas dalam yaitu dengan menghirup udara melaluihidung kemudian dihembuskan secara perlahan –lahan melalui mulut selama + 1 menit.Hasil :Nenek klien kooperatif dan mengikuti ajaran yangdiberikan.

5) Memberikan HE kepada keluarga klien tentangpenyakit yang dialami klien.Hasil :Keluarga klien kooperatif dan mengerti denganpenjelasan yang diberikan.

Rabu, 02Maret2016

13.55 S :Nenek klien mengatakan cemasdan khawatir dengan keadaandan kondisi cucunya saat ini.

O :1) Nampak nenek klien berada

pada tingkat kecemasansedang ditandai denganketegangan otot danekspresi wajah nampaktegang.

2) Nenek klien nampak gelisah3) Nampak nenek klien selalu

bertanya-tanya tentangpenyakit yang dialamicucunya.

A : Tujuan belum tercapaiP : lanjutkan intevensi 1, 2, 3, 4 & 5

Page 122: Kti lisrawati akper pemkab. muna

108

7. Rabu, 02Maret2016

11.20

11.25

11.30

11.35

11.40

11.45

1) Mengobservasi keadaan integritas kulit terutamadaerah yang menonjolHasil :a) Warna kulit sawo matangb) Kulit nampak keriputc) Turgor kulit jelekd) Nampak ada kemerahan pada bagian punggung

belakang.d) Klien nampak lemah dan berbaring di atas tempat

tidur.e) Nenek klien mengatakan klien lemah dan hanya

berbaring di atas tempat tidur.2) Menganjurkan keluarga untuk menggunakan pakaian

yang longgarHasil :Keluarga nampak kooperatif dan mengikuti saran yangdiberikan

3) Mengubah posisi klien tiap 2 jam dengan posisi mikamiki dan terlentang.Hasil :Klien merasa lebih nyaman dengan posisi yangdiberikan.

4) Menjaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering.Hasil :a) Kulit nampak keriput dan keringb) Turgor kulit jelek dan teraba lengketc) Warna kulit sawo matang

5) Mengoleskan minyak kayu putih pada daerahpunggung dengan cara memutar.Hasil :Klien merasa nyaman setelah dimasase pada daerahpunggung yang tertekan.

6) Memberikan penjelasan pada keluarga klien tentangpentingnya mobilisasi.

Rabu, 02Maret2016

14.00 S :Nenek klien mengatakan klienlemah dan hanya berbaring diatas tempat tidur.

O :1) Nampak ada kemerahan

pada bagian punggungbelakang.

2) Kulit nampak keriput dankering

3) Turgor kulit jelek dan terabalengket

4) Klien nampak lemah danberbaring di atas tempattidur.

A : Tujuan belum tercapaiP : Lanjutkan intevensi 1, 2, 3, 4 & 5

Page 123: Kti lisrawati akper pemkab. muna

109

Hasil :Keluarga klien kooperatif dan mengerti denganpenjelasan yang diberikan.

8. Rabu, 02Maret2016

12.15

12.20

12.25

1) Mengobservasi TTV dengan cara :Mengukur tekanan darah dengan menggunakantensimeter pada bagian lengan atas kanan, menghitungdenyut nadi selama 60 detik (4 x 15 detik) pada arteriradialis bagian pergelangan tangan kiri, mengukursuhu tubuh dengan menggunakan termometer air raksapada bagian axila kanan selama 5-10 menit,menghitung pernapasan selama 60 detik (4 x 15 detik)dengan melihat pergerakan dinding thoraks.Hasil :TTV :TD : 100/70 mmHgN : 98x/menit

S : 36,6 °CP : 28 x/menit

2) Memonitor adanya tanda-tanda infeksi.Hasil :a) Nampak ada kemerahan pada bagian punggung

belakangb) Kulit nampak keriput dan keringc) SGOT : 41 U/mLd) SGPT : 42 U/mLe) Nenek klien mengatakan klien tidak pernah

mendapatkan imunisasi.3) Menganjurkan pada keluarga dan pengunjung untuk

mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak denganpasienHasil :Keluarga klien kooperatif dan mengikuti saran yangdiberikan.

Rabu, 02Maret2016

14.05 S :Nenek klien mengatakan klientidak pernah mendapatkanimunisasi.

O :1) Nampak ada kemerahan

pada bagian punggungbelakang.

2) SGOT : 41 U/mL3) SGPT : 42 U/mL

A : Tujuan belum tercapaiP : Lanjutkan intevensi 1, 2, 3, 4, 5

& 6.

Page 124: Kti lisrawati akper pemkab. muna

110

12.28

12.30

13.10

4) Membatasi pengunjungHasil :Keluarga klien kooperatif dan mengikuti saran yangdiberikan.

5) Mengajarkan keluarga tanda dan gejala infeksi.Hasil :Keluarga klien kooperatif dan mengerti denganpenjelasan yang diberikan.

6) Berkolaborasi dalam pemberian obat antibiotik.Hasil :a) Ampicilin 1,8 cc diberikan per IVb) Gentamisin 2 cc diberikan per IV

Page 125: Kti lisrawati akper pemkab. muna

111

5. Catatan Perkembangan

Tabel 17. Catatan PerkembanganNoDx

Hari/ Tgl Jam Catatan Perkembangan Paraf

1 Kamis, 03Maret2016

07.10.

07.15

07.2007.25

07.30

07.35

07.40

S :Nenek klien mengatakan cucunya sudah tidak BABlebih dari 3 kali sehari.

O :1) Mukosa bibir masih kering2) Mata nampak masih cekung3) Turgor kulit belum elastis (jelek).4) CRT > 3 detik

A : Tujuan tercapai sebagianP : Lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4 & 5I :

1) Memantau tanda dan gejala kekurangan cairan danelektrolit.Hasil :a) Mukosa bibir masih keringb) Mata nampak masih cekungc) Turgor kulit jelekd) CRT > 3 detike) Nenek klien mengatakan cucunya sudah tidak

BAB lebih dari 3 kali sehari.2) Mengobservasi TTV dengan cara :

Mengukur tekanan darah dengan menggunakantensimeter pada bagian lengan atas kanan,menghitung denyut nadi selama 60 detik (4 x 15detik) pada arteri radialis bagian pergelangantangan kiri, mengukur suhu tubuh denganmenggunakan termometer air raksa pada bagianaxila kanan selama 5-10 menit, menghitungpernapasan selama 60 detik (4 x 15 detik) denganmelihat pergerakan dinding thoraks.Hasil :TTV :TD : 100/70 mmHgN : 98x/menitS : 36,6 °CP : 28 x/menit

3) Memantau intake dan output cairan denganmencatat warna urine dan menghitung balancecairan.Hasil :Memantau intake dan output cairan denganmencatat warna urine dan menghitung balancecairan.Hasil :a) IWL = 15 x BB / 24 jam

15 x 9 / 24135 / 24 = 5,6 cc (kurang).

b) Klien nampak kekurangan cairan (normal IWLpada anak usia lima tahun = 8-8,6 cc).

Page 126: Kti lisrawati akper pemkab. muna

112

07.50

13.10

4) Menganjurkan nenek klien untuk memberi minumbanyak.Hasil :a) Nenek klien kooperatif dan mengikuti saran

yang diberikanb) Klien minum + 500 cc

5) Memberikan cairan parenteral dan obat yangdianjurkan dokter.Hasil :a) Nampak terpasang IVFD N4 4 tpmb) Zinc 20 mg tablet di berikan PO

E : Masalah teratasi.2. Kamis, 03

Maret2016

07.45

07.50

07.5508.00

08.05

08.10

08.15

08.20

11.40

09.20

09.25

S :Nenek klien mengatakan nafsu makan klien masihmenurun

O :1) Klien tampak mengkonsumsi bubur + telur tetapi

hanya ½ porsi di habiskan.2) Nampak nafsu makan menurun.3) Klien nampak kurus4) BB : 9 kg

A : Tujuan belum tercapaiP : Lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4, 5 & 6I :

1) Mengkaji tingkat kebutuhan nutrisi klienHasil :a) Nenek klien mengatakan nafsu makan kllien

menurunb) Klien tampak mengkonsumsi bubur + telur

tetapi hanya ½ porsi di habiskan.c) Nampak nafsu makan menurun.d) Klien nampak kurus

2) Menganjurkan kepada nenek klien untukmemberikan makanan yang cukup gizi denganporsi kecil tapi sering.Hasil :Nenek klien tampak kooperatif dengan saran yangdi berikan oleh perawat.

3) Menimbang berat badan pasien setiap hari.Hasil :BMI = 17,36 kg (kurus)

4) Memberikan HE kepada nenek klien tentang nutrisiyang baik untuk anak usia 5 tahun.Hasil :Nenek klien kooperatif dan mengerti denganpenjelasan yang diberikan.

5) Berkolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberiannutrisi tinggi kalori dan tinggi protein.Hasil : Klien diberikan makanan diet tinggi kaloridan tinggi protein

6) Berkolaborasi dengan dokter pemberian vitaminHasil :a) Multivitamin syr diberikan POb) As. Folat 1 mg tab diberikan PO

E : Masalah belum teratasi

Page 127: Kti lisrawati akper pemkab. muna

113

3. Kamis, 03Maret2016

09.45

09.54

09.5810.02

10.08

10.12

10.18

10.25

10.30

S :1) Nenek klien mengatakan pertumbuhan dan

perkembangan klien lambat dan tidak sesuaidengan perkembangan anak seusianya.

2) Nenek klien mengatakan asupan nutrisi selamamasa pertumbuhan klien tidak tercukupi dimanaklien hanya makan seadanya karena kondisiekonomi keluarga.

O :1) Wajah nampak seperti orang tua2) Kulit nampak keriput3) Status nutrisi belum seimbang4) BB : 9 kg5) TB : 72 cm

A : Tujuan belum tercapaiP : Lanjutkan intevensi 1, 2, 3 & 4.I :

1) Mengkaji faktor Penyebab gangguanperkembangan anak.Hasil :Nenek klien mengatakan tidak mengetahuipenyebab gangguan perkembangan anak S, namunsaat nenek klien ditanya mengenai asupan makananselama masa pertumbuhannya, nenek klienmengatakan asupan nutrisi selama masapertumbuhan klien tidak tercukupi dimana klienhanya makan seadanya karena kondisi ekonomikeluarga.

2) Mengkaji tingkat perkembangan anakHasil :a) Nenek klien mengatakan pertumbuhan dan

perkembangan klien lambat dan tidak sesuaidengan perkembangan anak seusianya.

b) Wajah nampak seperti orang tuac) Kulit nampak keriputd) Status nutrisi belum seimbange) BB : 9 kgf) TB : 72 cm

3) Mengajarkan pada orang tua tentang tugasperkembangan anak sesuai dengan kelompok usia.Hasil :Keluarga klien kooperatif dan mengerti denganpenjelasan yang diberikan.

4) Memberikan pasien makanan yang tinggi kaloridan tinggi protein serta makanan dan minumanbergizi yang mudah dikonsumsi.Hasil :Klien diberikan makanan diet tinggi kalori dantinggi protein.

E : Masalah belum teratasi

Page 128: Kti lisrawati akper pemkab. muna

114

4. Kamis, 03Maret2016

08.30

08.35

08.4008.45

08.50

08.55

08.58

09.05

09.10

S :Nenek klien mengatakan klien masih belum dapatmelakukan aktivitas sendiri.

O :1) Nampak aktivitas klien masih di bantu oleh

keluarga dan perawat.2) Nampak klien masih belum dapat melakukan

aktivitas sendiri3) Klien nampak lemah

4) Kekuatan otot 4 44 4

A : Tujuan belum tercapaiP : Lanjutkan intervensi 1, 2, 3 & 4.I :

1) Mengobservasi tingkat kelemahan klienHasil :a) Klien nampak lemahb) Kekuatan otot 4 4

4 42) Mengkaji kemampuan toleransi aktivitas klien

Hasil :a) Nenek klien mengatakan klien belum dapat

melakukan aktivitas sendiri.b) Nampak aktivitas klien di bantu oleh keluarga

dan perawat.c) Nampak klien belum dapat melakukan aktivitas

sendiri3) Mengidentifikasi faktor yang menimbulkan

kelemahan.Hasil :Nenek klien mengatakan kelemahan yang alamicucunya disebabkan karena diare dan nafsu makanmenurun

4) Memberikan HE tentang pembatasan aktivitas.Hasil :Nenek klien kooperatif dan mengikuti saran yangdianjurkan oleh perawat.

E : Masalah belum teratasi5. Kamis, 03

Maret2016

09.15

09.20

09.2509.30

09.35

S :Keluarga klien mengatakan belum dapat melakukanperawatan secara mandiri.

O :1) Keluarga klien masih nampak bingung untuk

melakukan perawatan secara mandiri kepada anak.2) Keluarga klien belum dapat melakukan perawatan

diri secara mandiri.A : Tujuan belum tercapaiP : lanjutkan intevensi 1, 2, 3 & 4.I :

1) Mengobservasi kemampuan dan hambatankeluarga dalam perawatan diri klien.Hasil :a) Keluarga klien mengatakan belum dapat

melakukan perawatan secara mandiri

Page 129: Kti lisrawati akper pemkab. muna

115

09.40

09.45

09.55

10.00

b) Keluarga klien masih nampak bingung untukmelakukan perawatan secara mandiri kepadaanak

2) Membantu keluarga dalam melakukan perawatandiri kepada klien yaitu memandikan klien denganmenggunakan washlap, sabun dan air hangat, cucirambut dengan menggunakan shampo, gosok gigidengan menggunakan pasta gigi dan odol, dangunting kuku dengan menggunakan pemotongkuku.Hasil :a) Klien nampak bersih dan terlihat segarb) Rambut nampak bersihc) Gigi nampak bersihd) Kuku nampak pendek dan bersih.e) Keluarga klien nampak kooperatiff) Keluarga klien belum dapat memenuhi dan

mempertahankan kebersihan diri klien secaramandiri.

3) Memberikan reinforcement kepada keluarga klienjika dapat melakukan perawatan diri klien.Hasil :Keluarga klien belum dapat melakukan perawatandiri secara mandiri.

4) Memberikan HE pada keluarga klien tentangpentingnya perawatan diri.Hasil :Keluarga klien nampak kooperatif dan memahamipentingnya perawatan diri untuk kesehatan anak.

E : Masalah belum teratasi6. Kamis, 03

Maret2016

10.10

10.15

10.2010.25

S :Nenek klien mengatakan sudah tidak cemas dankhawatir dengan keadaan dan kondisi cucunya saat ini.

O :1) Nenek klien tidak cemas.2) Nampak nenek klien tenang dan rileks.3) Nampak nenek klien sudah tidak bertanya-tanya

tentang penyakit yang dialami cucunya.4) Keluarga mulai paham tentang penyakit anak.

A : Tujuan tercapaiP : Pertahankan intevensi 1, 2, 3, 4 & 5.

7. Kamis, 03Maret2016

10.30

10.35

10.4010.45

S :Nenek klien mengatakan klien masih lemah dan hanyaberbaring di atas tempat tidur.

O :1) Nampak ada kemerahan pada bagian punggung

belakang.2) Kulit nampak keriput dan kering3) Turgor kulit jelek dan teraba lengket4) Klien nampak lemah dan berbaring di atas tempat

tidur.A : Tujuan belum tercapaiP : Lanjutkan intevensi 1, 2, 3, 4 & 5

Page 130: Kti lisrawati akper pemkab. muna

116

10.50

10.55

11.00

11.10

11.15

11.20

I :1) Mengobservasi keadaan integritas kulit terutama

daerah yang menonjol.Hasil :a) Warna kulit sawo matangb) Kulit nampak keriputc) Turgor kulit jelekd) Nampak ada kemerahan pada bagian punggung

belakang.e) Klien nampak lemah dan berbaring di atas

tempat tidur.f) Nenek klien mengatakan klien masih lemah dan

hanya berbaring di atas tempat tidur.2) Menganjurkan keluarga untuk menggunakan

pakaian yang longgarHasil :Keluarga nampak kooperatif dan mengikuti saranyang diberikan

3) Mengubah posisi klien tiap 2 jam dengan posisimika miki dan terlentang.Hasil :Klien merasa lebih nyaman dengan posisi yangdiberikan.

4) Menjaga kebersihan kulit agar tetap bersih dankering.Hasil :a) Kulit nampak keriput dan keringb) Turgor kulit jelek dan teraba lengketc) Warna kulit sawo matang

5) Mengoleskan minyak kayu putih pada daerahpunggung dengan cara memutar.Hasil :Klien merasa nyaman setelah dimasase pada daerahpunggung yang tertekan.

E : Masalah belum teratasi8. Kamis, 03

Maret2016

11.30

11.35

11.4011.45

11.50

S :Nenek klien mengatakan klien tidak pernahmendapatkan imunisasi.

O :1) Nampak masih ada kemerahan pada bagian

punggung belakang.2) SGOT : 41 U/mL3) SGPT : 42 U/mL

A : Tujuan belum tercapaiP : Lanjutkan intevensi 1, 2, 3, 4, 5 & 6.I :

1) Mengobservasi TTV dengan cara :Mengukur tekanan darah dengan menggunakantensimeter pada bagian lengan atas kanan,menghitung denyut nadi selama 60 detik (4 x 15detik) pada arteri radialis bagian pergelangantangan kiri, mengukur suhu tubuh denganmenggunakan termometer air raksa pada bagianaxila kanan selama 5-10 menit, menghitungpernapasan selama 60 detik (4 x 15 detik) dengan

Page 131: Kti lisrawati akper pemkab. muna

117

11.55

11.58

12.00

12.10

13.10

13.15

melihat pergerakan dinding thoraks.Hasil :TTV :TD : 100/70 mmHgN : 98x/menitS : 36,6 °CP : 28 x/menit

2) Memonitor adanya tanda-tanda infeksi.Hasil :a) Nampak masih ada kemerahan pada bagian

punggung belakangb) Kulit nampak keriput dan keringc) SGOT : 41 U/mLd) SGPT : 42 U/mLe) Nenek klien mengatakan klien tidak pernah

mendapatkan imunisasi.3) Menganjurkan pada keluarga dan pengunjung

untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah kontakdengan pasien.Hasil :Keluarga klien kooperatif dan mengikuti saranyang diberikan.

4) Membatasi pengunjungHasil :Keluarga klien kooperatif dan mengikuti saranyang diberikan.

5) Mengajarkan keluarga tanda dan gejala infeksi.Hasil :Keluarga klien kooperatif dan mengerti denganpenjelasan yang diberikan.

6) Berkolaborasi dalam pemberian obat antibiotik.Hasil :a) Ampicilin 1,8 cc diberikan per IVb) Gentamisin 2 cc diberikan per IV

E : Masalah belum teratasi1. Jumat, 04

Maret2016

07.10

07.15

07.2007.25

07.30

S :Nenek klien mengatakan cucunya sudah tidak BABlebih dari 3 kali sehari.

O :1) Mukosa bibir masih kering2) Mata nampak masih cekung3) Turgor kulit belum elastis (jelek).4) CRT > 3 detik

A : Tujuan tercapai sebagianP : Lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4 & 5I :

1) Memantau tanda dan gejala kekurangan cairan danelektrolit.Hasil :a) Mukosa bibir masih keringb) Mata nampak masih cekungc) Turgor kulit belum elastisd) CRT > 3 detike) Nenek klien mengatakan cucunya sudah tidak

BAB lebih dari 3 kali sehari.

Page 132: Kti lisrawati akper pemkab. muna

118

07.35

07.40

07.50

08.30

13.10

2) Mengobservasi TTV dengan cara :Mengukur tekanan darah dengan menggunakantensimeter pada bagian lengan atas kanan,menghitung denyut nadi selama 60 detik (4 x 15detik) pada arteri radialis bagian pergelangantangan kiri, mengukur suhu tubuh denganmenggunakan termometer air raksa pada bagianaxila kanan selama 5-10 menit, menghitungpernapasan selama 60 detik (4 x 15 detik) denganmelihat pergerakan dinding thoraks.Hasil :TTV :TD : 100/70 mmHgN : 98x/menitS : 36,6 °CP : 28 x/menit

3) Memantau intake dan output cairan denganmencatat warna urine dan menghitung balancecairan.Hasil :Memantau intake dan output cairan denganmencatat warna urine dan menghitung balancecairan.Hasil :a) IWL = 15 x BB / 24 jam

15 x 9 / 24135 / 24 = 5,6 cc (kurang).

b) Klien nampak kekurangan cairan (normal IWLpada anak usia lima tahun = 8-8,6 cc).

4) Menganjurkan nenek klien untuk memberi minumbanyak.Hasil :a) Nenek klien kooperatif dan mengikuti saran

yang diberikanb) Klien minum + 500 cc

5) Memberikan cairan parenteral dan obat yangdianjurkan dokter.Hasil :a) Nampak terpasang IVFD N4 4 tpmb) Zinc 20 mg tablet di berikan PO

E : Masalah teratasi.2. Jumat, 04

Maret2016

07.45

07.50

07.5508.00

08.05

S :Nenek klien mengatakan nafsu makan klien masihmenurun

O :1) Klien tampak mengkonsumsi bubur + telur tetapi

hanya ½ porsi di habiskan.2) Nampak nafsu makan menurun.3) Klien nampak kurus4) BB : 9 kg

A : Tujuan belum tercapaiP : Lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4, 5 & 6I :

1) Mengkaji tingkat kebutuhan nutrisi klien

Page 133: Kti lisrawati akper pemkab. muna

119

08.10

08.15

08.20

11.40

09.20

09.25

Hasil :a) Nenek klien mengatakan nafsu makan kllien

menurunb) Klien tampak mengkonsumsi bubur + telur

tetapi hanya ½ porsi di habiskan.c) Nampak nafsu makan menurun.d) Klien nampak kurus

2) Menganjurkan kepada nenek klien untukmemberikan makanan yang cukup gizi denganporsi kecil tapi sering.Hasil :Nenek klien tampak kooperatif dengan saran yangdi berikan oleh perawat.

3) Menimbang berat badan pasien setiap hari.Hasil :BMI = 17,36 kg (kurus)

4) Memberikan HE kepada nenek klien tentang nutrisiyang baik untuk anak usia 5 tahun.Hasil :Nenek klien kooperatif dan mengerti denganpenjelasan yang diberikan.

5) Berkolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberiannutrisi tinggi kalori dan tinggi protein.Hasil :Klien diberikan makanan diet tinggi kalori dantinggi protein

6) Berkolaborasi dengan dokter pemberian vitaminHasil :a) Multivitamin syr diberikan POb) As. Folat 1 mg tab diberikan PO

E : Masalah belum teratasi3. Jumat, 04

Maret2016

09.45

09.54

09.58

10.0210.08

10.12

S :1) Nenek klien mengatakan pertumbuhan dan

perkembangan klien masih lambat dan tidak sesuaidengan perkembangan anak seusianya.

2) Nenek klien mengatakan asupan nutrisi selamamasa pertumbuhan klien tidak tercukupi dimanaklien hanya makan seadanya karena kondisiekonomi keluarga.

O :1) Wajah nampak seperti orang tua2) Kulit nampak keriput3) Status nutrisi belum seimbang4) Klien nampak kurus5) BB : 9 kg6) TB : 72 cm

A : Tujuan belum tercapaiP : Lanjutkan intevensi 1, 2, 3 & 4.

I :1) Mengkaji faktor Penyebab gangguan

perkembangan anak.Hasil :Nenek klien mengatakan tidak mengetahuipenyebab gangguan perkembangan anak S, namun

Page 134: Kti lisrawati akper pemkab. muna

120

10.18

10.25

10.30

10.35

saat nenek klien ditanya mengenai asupan makananselama masa pertumbuhannya, nenek klienmengatakan asupan nutrisi selama masapertumbuhan klien tidak tercukupi dimana klienhanya makan seadanya karena kondisi ekonomikeluarga.

2) Mengkaji tingkat perkembangan anakHasil :a) Nenek klien mengatakan pertumbuhan dan

perkembangan klien masih lambat dan tidaksesuai dengan perkembangan anak seusianya.

b) Wajah nampak seperti orang tuac) Kulit nampak keriputd) Status nutrisi belum seimbange) Klien nampak kurusf) BB : 9 kgg) TB : 72 cm

3) Mengajarkan pada orang tua tentang tugasperkembangan anak sesuai dengan kelompok usia.Hasil :Keluarga klien kooperatif dan mengerti denganpenjelasan yang diberikan.

4) Memberikan pasien makanan yang tinggi kaloridan tinggi protein serta makanan dan minumanbergizi yang mudah dikonsumsi.Hasil :Klien diberikan makanan diet tinggi kalori dantinggi protein.

E : Masalah belum teratasi4. Jumat, 04

Maret2016

08.30

08.35

08.4008.45

08.50

08.55

S :Nenek klien mengatakan klien masih belum dapatmelakukan aktivitas sendiri.

O :1) Nampak aktivitas klien masih di bantu oleh

keluarga dan perawat.2) Nampak klien masih belum dapat melakukan

aktivitas sendiri3) Klien nampak lemah

4) Kekuatan otot 4 44 4

A : Tujuan belum tercapaiP : Lanjutkan intervensi 1, 2, 3 & 4.I :

1) Mengobservasi tingkat kelemahan klienHasil :a) Klien nampak lemahb) Kekuatan otot 4 4

4 42) Mengkaji kemampuan toleransi aktivitas klien

Hasil :a) Nenek klien mengatakan klien belum dapat

melakukan aktivitas sendiri.b) Nampak aktivitas klien di bantu oleh keluarga

dan perawat.

Page 135: Kti lisrawati akper pemkab. muna

121

08.58

09.05

09.10

c) Nampak klien belum dapat melakukan aktivitassendiri

3) Mengidentifikasi faktor yang menimbulkankelemahan.Hasil :Nenek klien mengatakan kelemahan yang alamicucunya disebabkan karena diare dan nafsu makanmenurun

4) Memberikan HE tentang pembatasan aktivitas.Hasil :Nenek klien kooperatif dan mengikuti saran yangdianjurkan oleh perawat.

E : Masalah belum teratasi5. Jumat, 04

Maret2016

09.20

09.25

09.3509.40

S :Keluarga klien mengatakan sudah dapat melakukanperawatan secara mandiri.

O :1) Klien nampak bersih dan terlihat segar2) Rambut nampak bersih3) Gigi nampak bersih4) Kuku nampak pendek dan bersih.5) Keluarga klien nampak kooperatif6) Keluarga klien sudah dapat memenuhi dan

mempertahankan kebersihan diri klien secaramandiri

A : Tujuan tercapaiP : Pertahankan intevensi 1, 2, 3 & 4.

7. Jumat, 04Maret2016

10.00

10.05

10.1010.15

10.20

10.25

S :Nenek klien mengatakan klien masih lemah dan hanyaberbaring di atas tempat tidur.

O :1) Nampak ada kemerahan pada bagian punggung

belakang.2) Kulit nampak keriput dan kering3) Turgor kulit jelek dan teraba lengket4) Klien nampak lemah dan berbaring di atas tempat

tidur.A : Tujuan belum tercapaiP : Lanjutkan intevensi 1, 2, 3, 4 & 5I :

1) Mengobservasi keadaan integritas kulit terutamadaerah yang menonjol.Hasil :a) Warna kulit sawo matangb) Kulit nampak keriputc) Turgor kulit jelekd) Nampak ada kemerahan pada bagian punggung

belakang.e) Klien nampak lemah dan berbaring di atas

tempat tidur.f) Nenek klien mengatakan klien masih lemah dan

hanya berbaring di atas tempat tidur.2) Menganjurkan keluarga untuk menggunakan

pakaian yang longgar.

Page 136: Kti lisrawati akper pemkab. muna

122

10.30

10.35

10.40

10.45

Hasil :Keluarga nampak kooperatif dan mengikuti saranyang diberikan

3) Mengubah posisi klien tiap 2 jam dengan posisimika miki dan terlentang.Hasil :Klien merasa lebih nyaman dengan posisi yangdiberikan.

4) Menjaga kebersihan kulit agar tetap bersih dankering.Hasil :a) Kulit nampak keriput dan keringb) Turgor kulit jelek dan teraba lengketc) Warna kulit sawo matang

5) Mengoleskan minyak kayu putih pada daerahpunggung dengan cara memutar.Hasil :Klien merasa nyaman setelah dimasase pada daerahpunggung yang tertekan.

E : Masalah belum teratasi8. Jumat, 04

Maret2016

11.30

11.35

11.4011.45

11.50

11.55

S :Nenek klien mengatakan klien tidak pernahmendapatkan imunisasi.

O :1) Nampak masih ada kemerahan pada bagian

punggung belakang.2) Kulit nampak keriput dan kering3) SGOT : 41 U/mL4) SGPT : 42 U/mL

A : Tujuan belum tercapaiP : Lanjutkan intevensi 1, 2, 3, 4, 5 & 6.I :

1) Mengobservasi TTV dengan cara :Mengukur tekanan darah dengan menggunakantensimeter pada bagian lengan atas kanan,menghitung denyut nadi selama 60 detik (4 x 15detik) pada arteri radialis bagian pergelangantangan kiri, mengukur suhu tubuh denganmenggunakan termometer air raksa pada bagianaxila kanan selama 5-10 menit, menghitungpernapasan selama 60 detik (4 x 15 detik) denganmelihat pergerakan dinding thoraks.Hasil :TTV :TD : 100/70 mmHgN : 98x/menitS : 36,6 °CP : 28 x/menit

2) Memonitor adanya tanda-tanda infeksi.Hasil :a) Nampak masih ada kemerahan pada bagian

punggung belakangb) Kulit nampak keriput dan keringc) SGOT : 41 U/mLd) SGPT : 42 U/mL

Page 137: Kti lisrawati akper pemkab. muna

123

11.58

12.00

12.10

13.10

13.15

e) Nenek klien mengatakan klien tidak pernahmendapatkan imunisasi.

3) Menganjurkan pada keluarga dan pengunjunguntuk mencuci tangan sebelum dan sesudah kontakdengan pasien.Hasil :Keluarga klien kooperatif dan mengikuti saranyang diberikan.

4) Membatasi pengunjungHasil :Keluarga klien kooperatif dan mengikuti saranyang diberikan.

5) Mengajarkan keluarga tanda dan geja6) la infeksi.

Hasil :Keluarga klien kooperatif dan mengerti denganpenjelasan yang diberikan.

7) Berkolaborasi dalam pemberian obat antibiotik.Hasil :a) Ampicilin 1,8 cc diberikan per IVb) Gentamisin 2 cc diberikan per IV

E : Masalah belum teratasi

Page 138: Kti lisrawati akper pemkab. muna

124

B. Pembahasan

Selama melaksanakan asuhan keperawatan dengan menggunakan

pendekatan proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian, diagnosa

keperawatan, perencanaan, implementasi, evaluasi dan catatan perkembangan

pada Anak S Pra sekolah (5 tahun) dengan Marasmus di Ruang Kenanga

Gedung Kemuning Lantai I RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung yang

dilaksanakan mulai tanggal 01 sampai dengan 04 Maret 2016, penulis

mendapatkan kesenjangan antara teori dengan pelaksanaan praktek di

lapangan selama melaksanakan asuhan keperawatan. Selain itu, penulis juga

menemukan faktor-faktor penghambat dan pendukung dalam melaksanakan

asuhan keperawatan dilapangan.

Adapun uraian secara lengkap pembahasan dari pelaksanaan asuhan

keperawatan di lapangan pada Anak S Pra sekolah (5 tahun) dengan

Marasmus dengan tinjauan teori asuhan keperawatan pada Anak S Pra

sekolah (5 tahun) dengan Marasmus dapat disimak dalam penjelasan di

bawah ini :

1. Pengkajian

Demi lancarnya pelaksanaan asuhan keperawatan penulis terlebih

dahulu melakukan pendekatan therapeutik sekaligus membina hubungan

saling percaya dengan klien dan orang tua. Dalam pengkajian penulis

melaksanakan sesuai dengan tahapan-tahapan dalam pengkajian yaitu

pengumpulan data yang terdiri dari data subyektif dan data obyektif,

klasifikasi data dan analisa data. Dalam pengumpulan data penulis

Page 139: Kti lisrawati akper pemkab. muna

125

menggunakan teknik wawancara, observasi, pemeriksaan fisik secara head

to toe dengan menggunakan teknik inspeksi, palpasi, perkusi dan

auskultasi yang di aplikasikan secara persistem dan studi dokumentasi

dengan melihat status klien di ruangan.

Data subyektif yang penulis dapatkan berasal dari klien dan nenek

klien. Respon non verbal klien tidak penulis abaikan, tetapi dijadikan

sebagai data yang dapat melengkapi data subyektif tersebut. Penulis juga

melakukan wawancara dengan nenek klien, mencari keterangan dari pihak

lain yaitu tenaga kesehatan yang terlibat langsung dalam pemberian

pelayanan kesehatan pada klien dan catatan medis klien serta dokumentasi

dari tim kesehatan lain.

TTV pada klien marasmus pada pengkajian dalam teori ditemukan

TTV rendah. Namun, pada Anak S TTV normal. Hal ini dikarenakan pada

saat dilakukan pengkajian Anak S sudah dirawat di rumah sakit dan

diberikan pengobatan sehingga TTV kembali normal. Selain itu juga

karena respon tiap orang terhadap keluhan yang dirasakan berbeda-beda,

tapi tidak menyimpang dari konsep yang ada.

Secara konseptual pemeriksaan fisik pada klien dengan Marasmus

pada pengkajian sistem pernapasan secara konsep teori ditemukan adanya

batuk, sesak napas dan bunyi napas tambahan (ronchi). Namun, hal ini

tidak terjadi pada Anak S karena tidak mengalami gangguan sistem

pernapasan.

Page 140: Kti lisrawati akper pemkab. muna

126

Pola aktivitas sehari-hari pada pemenuhan pola istrahat tidur

terdapat kesenjangan antara fakta di lapangan dengan konsep teori

Marasmus. Pada konsep teori di temukan istrahat tidur klien terganggu dan

berubah karena adanya diare. Namun hal ini tidak terjadi pada Anak S.

walaupun anak S masih mengalami diare tetapi kualitas istrahat tidur klien

masih teratur dan masih sesuai dalam batas normal.

Adanya kesenjangan ini dapat disebabkan karena setiap manusia

dalam memberikan respon baik bio, psiko, sosial, spritual dan kultural

terhadap stimulus berbeda-beda sehingga gejala dan karakteristik berbeda

pula.

2. Diagnosa keperawatan

Pada tinjauan teori, terdapat 5 (lima) diagnosa keperawatan yang

ditemukan pada klien Marasmus adalah sebagai berikut :

a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan intake yang kurang.

b. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan status nutrisi.

c. Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan

malnutrisi.

d. Defisiensi pengetahuan mengenai kondisi, diet, perawatan dan

pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi.

e. Resiko infeksi berhubungan dengan daya tahan tubuh menurun.

Page 141: Kti lisrawati akper pemkab. muna

127

Sedangkan pada kasus Anak S penulis menemukan 8 (delapan)

diagnosa keperawatan yang ditunjang oleh data hasil pengkajian dan

sebagai hasil analisa dan perumusan masalah keperawatan, yaitu :

a. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan hilangnya cairan dan

eletrolit berlebih (diare).

b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

intake yang kurang.

c. Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan

malnutrisi.

d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan otot.

e. Defisit perawatan diri berhubungan dengan proses penyakit.

f. Kecemasan keluarga berhubungan dengan kurang pengetahuan keluarga

tentang penyakit klien.

g. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan tirah baring lama

h. Resiko infeksi berhubungan dengan daya tahan tubuh menurun.

Berdasarkan uraian diatas, terdapat perbedaan antara diagnosa

keperawatan yang ditemukan pada Anak S dengan konsep Marasmus. Dari

5 diagnosa keperawatan menurut konsep teori, diagnosa keperawatan yang

tidak ditemukan pada Anak S yaitu :

a. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan status nutrisi.

b. Defisiensi pengetahuan mengenai kondisi, diet, perawatan dan

perawatan dan pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi.

Page 142: Kti lisrawati akper pemkab. muna

128

Adapun kesenjangan diagnosa keperawatan yang penulis dapatkan

yang ada pada kasus tetapi tidak ada pada tinjauan teori adalah sebagai

berikut :

a. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan hilangnya cairan dan

eletrolit berlebih (diare). Penulis munculkan diagnosa baru ini karena

data yang ditemukan sangat menunjang munculnya diagnosa ini yang

ditandai dengan mukosa bibir kering, mata nampak cekung, konjungtiva

anemis, turgor kulit jelek dan CRT > 3 detik.

b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan otot. Penulis

munculkan diagnosa baru ini karena data yang ditemukan sangat

menunjang munculnya diagnosa ini yang ditandai dengan klien nampak

lemah dan berbaring di atas tempat tidur, nampak aktivitas klien

dibantu oleh keluarga dan perawat, kekuatan otot 4 4, Klien nampak

lemah dan berbaring di atas tempat tidur.

c. Defisit perawatan diri berhubungan dengan proses penyakit. Penulis

munculkan diagnosa baru ini karena data yang ditemukan sangat

menunjang munculnya diagnosa ini yang ditandai dengan rambut

nampak kusam dan berminyak, kulit nampak keriput dan teraba lengket,

gigi nampak kotor, kuku nampak panjang dan kotor, nampak aktivitas

klien dibantu oleh keluarga dan perawat dan adanya respon dari nenek

klien yang mengatakan selama masuk rumah sakit cucunya belum

pernah mandi, keramas, sikat gigi dan potong kuku.

Page 143: Kti lisrawati akper pemkab. muna

129

d. Kecemasan keluarga berhubungan dengan kurang pengetahuan keluarga

tentang penyakit klien. Penulis munculkan diagnosa baru ini karena

data yang ditemukan sangat menunjang munculnya diagnosa ini yang

ditandai dengan nenek klien nampak cemas dan gelisah, nampak nenek

klien selalu bertanya-tanya tentang penyakit yang dialami cucunya,

nenek klien nampak bingung jika ditanya mengenai penyakit klien dan

adanya respon dari nenek klien yang mengatakan cemas dan khawatir

dengan keadaan dan kondisi cucunya saat ini.

e. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan tirah baring

lama. Penulis munculkan diagnosa baru ini karena data yang ditemukan

sangat menunjang munculnya diagnosa ini yang ditandai dengan kulit

nampak keriput, turgor kulit jelek, nampak ada kemerahan pada bagian

punggung belakang dan klien nampak lemah dan berbaring di atas

tempat tidur.

Kesenjangan ini dapat disebabkan beberapa hal antara lain pada

studi kasus tidak ditemukan tanda dan gejala yang menunjang untuk

mengangkat masalah keperawatan tersebut dan masalah keperawatan

diangkat disesuaikan dengan kondisi klien.

3. Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini penulis bersama keluarga klien

menyusun rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan sesuai

dengan masalah yang muncul, perencanaan ini disesuaikan dengan

kemampuan, situasi dan kondisi serta sarana dan prasarana yang ada

Page 144: Kti lisrawati akper pemkab. muna

130

diruangan. Hal-hal yang mendukung dalam penyusunan perencanaan yaitu

adanya kerja sama yang baik antara perawat, klien dan keluarga sehingga

memudahkan dalam penyusunan rencana tindakan keperawatan serta

dukungan dan bimbingan dari perawat ruangan yang dapat memperlancar

dan menyusun perencanaan.

Tidak semua intervensi yang ada dalam teori terdapat dalam kasus,

kesenjangan ini terjadi karena tidak semua diagnosa yang ada dalam teori

muncul dalam kasus begitu pula untuk diagnosa yang ada dalam kasus dan

tidak muncul dalam teori.

Untuk diagnosa yang ada dalam teori dan muncul dalam kasus

pada prinsipnya terdapat beberapa perbedaan dalam penyusunan

perencanaan yaitu untuk intervensi

a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang ada dalam teori

dan tidak terdapat dalam kasus adalah intervensi : monitor bising usus,

catat dan monitor adanya anoreksia, kelemahan umum, nyeri abdomen

munculnya mual dan muntah.

b. Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan

malnutrisi yang ada dalam teori dan tidak terdapat dalam kasus adalah

intervensi : mendorong asupan makanan dan cairan tinggi kalium yang

sesuai, berikan perawatan yang konsisten dan pantau kecenderungan

kenaikan dan penurunan berat badan.

c. Resiko infeksi berhubungan dengan daya tahan tubuh menurun yang

ada dalam teori dan tidak terdapat dalam kasus adalah intervensi :

Page 145: Kti lisrawati akper pemkab. muna

131

dorong keseimbangan istrahat adekuat dengan aktifitas sedang dan

tingkatkan masukan nutrisi adekuat.

Untuk diagnosa yang ada dalam teori dan ada dalam kasus tetapi

tidak semua intervensi yang ada dalam teori dicantumkan dalam kasus

disebabkan karena kurangnya sarana dan prasarana yang ada diruang

perawatan serta disesuaikan dengan kondisi klien pada saat itu.

Kesenjangan ini terjadi karena perencanaan dari diagnosa yang

tidak ada dalam teori, penulis bersama keluarga klien dan petugas

kesehatan yang ada diruangan membuat perencanaan bersama berdasarkan

ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki.

4. Implementasi

Tahap ini merupakan realisasi dari perencanaan yang telah disusun

sehingga tindakan yang dilakukan mengacu pada perencanaan tanpa

mengabaikan kondisi klien saat itu. Yang merupakan suatu pendukung

dalam tahap pelaksanaan ini adalah adanya kerja sama yang baik antara

penulis, klien dan nenek klien. Sehingga memudahkan dalam setiap

tindakan. Selain itu, adanya dukungan serta bimbingan dari perawat

pembimbing.

Adapun tindakan yang dilakukan untuk mengatasi masalah yang

ada antara lain :

a. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan hilangnya cairan dan

eletrolit berlebih (diare), semua perencanaan yang ada dilaksanakan dan

diimplementasikan karena disesuaikan dengan kondisi klien.

Page 146: Kti lisrawati akper pemkab. muna

132

b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

intake yang kurang, semua perencanaan yang ada dilaksanakan dan

diimplementasikan karena disesuaikan dengan kondisi klien.

c. Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan

malnutrisi, semua perencanaan yang ada dilaksanakan dan

diimplementasikan karena disesuaikan dengan kondisi klien.

d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan otot, semua

perencanaan yang ada dilaksanakan dan diimplementasikan karena

disesuaikan dengan kondisi klien.

e. Defisit perawatan diri berhubungan dengan proses penyakit, semua

perencanaan yang ada dilaksanakan dan diimplementasikan karena

disesuaikan dengan kondisi klien.

f. Kecemasan keluarga berhubungan dengan kurang pengetahuan keluarga

tentang penyakit klien, semua perencanaan yang ada dilaksanakan dan

diimplementasikan karena disesuaikan dengan kondisi klien.

g. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan tirah baring

lama, semua perencanaan yang ada dilaksanakan dan

diimplementasikan karena disesuaikan dengan kondisi klien.

h. Resiko infeksi berhubungan dengan daya tahan tubuh menurun, semua

perencanaan yang ada dilaksanakan dan diimplementasikan karena

disesuaikan dengan kondisi klien.

Page 147: Kti lisrawati akper pemkab. muna

133

5. Evaluasi

Tahap ini merupakan tahap akhir dari proses keperawatan dimana

untuk menilai suatu keberhasilan pelaksanaan keperawatan dengan

mengacu pada tercapainya tujuan yang ditetapkan.

Setelah mengimplementasi asuhan keperawatan yang telah

direncanakan selama 4 hari, yang dimulai tanggal 01 Maret sampai dengan

04 Maret 2016, maka seluruh tujuan yang telah ditetapkan diharapkan

dapat tercapai.

Dalam studi kasus ini terdapat delapan diagnosa yang terdiri dari

tiga diagnosa aktual, yaitu kekurangan volume cairan, ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, keterlambatan pertumbuhan dan

perkembangan, tiga diagnosa potensial yaitu intoleransi aktivitas, defisit

perawatan diri, kecemasan keluarga dan dua diagnosa resiko, yaitu resiko

kerusakan integritas kulit dan resiko infeksi. Diantara delapan diagnosa

tersebut, tiga diagnosa teratasi yaitu kekurangan volume cairan, defisit

perawatan diri dan kecemasan keluarga.

Berdasarkan teori yang ada, evaluasi merupakan tindakan

intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan

seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan dan pelaksanaan

tindakan keperawatan serta tujuan yang telah berhasil dicapai. Melalui

evaluasi memungkinkan perawat untuk memonitor apa yang terjadi selama

tahap pengkajian, analisa data, perencanaan dan pelaksanaan tindakan.

Page 148: Kti lisrawati akper pemkab. muna

134

BAB IV

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Setelah penulis melaksanakan studi kasus melalui pendekatan proses

keperawatan pada Anak S Pra sekolah (5 tahun) dengan Marasmus di Ruang

Kenanga Gedung Kemuning Lantai I Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan

Sadikin Bandung mulai tanggal 01 sampai dengan 04 Maret 2016 dengan

mengacu pada tujuan yang ingin dicapai, maka penulis mengambil

kesimpulan bahwa :

1. Dalam pengkajian semua aspek harus dikaji secara komprehensif yang

meliputi aspek bio, psiko, sosial dan spritual untuk mendapatkan data

yang lengkap dan akurat karena setiap individu memberi respon yang

berbeda terhadap stimulus baik internal maupun eksternal sehingga

diharapkan kejelian dalam meneliti respon atau gejala yang dinampakkan

oleh klien serta kepekaan dan kemampuan khusus dalam

menginterpretasikan dan menganalisa data klien dengan Marasmus

2. Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respon

manusia (status kesehatan atau risiko perubahan pola) dari individu atau

kelompok dimana perawat sebagai akuntabilitas dapat mengidentifikasi

dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan,

menurunkan, membatasi, mencegah dan mengubah (Nursalam, 2013).

Page 149: Kti lisrawati akper pemkab. muna

135

Adapun diagnosa keperawatan yang ditemukan pada Anak S Pra

sekolah (5 tahun) dengan Marasmus adalah sebagai berikut :

a. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan hilangnya cairan dan

eletrolit berlebih (diare).

b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

intake yang kurang.

c. Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan

malnutrisi.

d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan otot.

e. Defisit perawatan diri berhubungan dengan proses penyakit.

f. Kecemasan keluarga berhubungan dengan kurang pengetahuan

keluarga tentang penyakit klien.

g. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan tirah baring

lama.

h. Resiko infeksi berhubungan dengan daya tahan tubuh menurun.

3. Perencanaan yang penulis lakukan pada Anak S pada dasarnya

disesuaikan dengan kebutuhan dan masalah klien dalam mengatasi

masalahnya.

4. Pelaksanaan merupakan realisasi dari perencanaan yang telah disusun

sehingga dalam pelaksanaan ini mengacu pada perencanaan yang

merupakan pendukung berjalannya tahap pelaksanaan diantaranya kerja

sama yang baik antara perawat, klien dan keluarga sehingga

Page 150: Kti lisrawati akper pemkab. muna

136

memudahkan dalam setiap tindakan. Selain itu juga, adanya dukungan

serta bimbingan dari perawat pembimbing.

5. Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan dimana untuk

menilai suatu keberhasilan pelaksanaan keperawatan dengan mengacu

pada tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.

6. Dokumentasi merupakan pencatatan setelah diberikan asuhan

keperawatan selama 4 (empat) hari pada klien. Walaupun tidak semua

masalah keperawatan teratasi tetapi sudah menunjukan perubahan yang

besar bagi klien. Melihat kenyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa

pemberian asuhan keperawatan pada Anak S dengan Marasmus

didasarkan pada teori dan kondisi klien sangat besar pengaruhnya

terhadap proses kesembuhan klien.

B. Rekomendasi

Dalam melaksanakan asuhan keperawatan melalui pendekatan proses

keperawatan pada Anak dengan Marasmus, maka penulis merekomendasikan:

1. Bagi Rumah Sakit

Rumah Sakit diharapkan mampu memberikan pelayanan yang

komprehensif meliputi bio, psiko, sosial dan spritual kepada klien. Selain

itu juga, perlu tambahan tenaga perawat yang terampil sehingga dapat

membimbing mahasiswa yang akan melakukan praktek keperawatan di

rumah sakit, agar selalu menerapkan konsep asuhan keperawatan yang

komprehensif dan meningkatkan frekwensi kontak dengan klien dalam

melaksanakan asuhan keperawatan serta adanya pendokumentasian yang

Page 151: Kti lisrawati akper pemkab. muna

137

lengkap dan akurat pada status klien, juga diperlukan adanya kerjasama

yang baik dengan tim kesehatan lainnya untuk mempercepat proses

kesembuhan klien.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Institusi dan penyelenggara diharapkan menyediakan buku-buku

referensi yang memadai, yang menyangkut hal-hal terbaru tentang

penatalaksanaan perawatan anak dengan Marasmus serta menyediakan

waktu yang cukup untuk pelaksanaan praktek keperawatan di rumah sakit

dan studi khusus untuk penyusunan karya tulis dimasa yang akan datang.

3. Bagi Profesi Keperawatan

Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat menjadi acuan dan titik tolak dalam

pengembangan profesi keperawatan khususnya pemberian asuhan

keperawatan pada anak dengan Marasmus.

4. Bagi Penulis Sendiri

Semoga karya tulis ilmiah ini dapat menjadi bacaan dan acuan untuk

meningkatkan pengetahuan dan kreatifitas dalam pemberian asuhan

keperawatan pada anak dengan Marasmus. Penulis jangan pernah puas

dengan apa yang telah dicapai dalam pelaksanaan asuhan keperawatan

tetapi belajar lebih giat lagi agar memiliki pengetahuan dan keterampilan

yang memadai untuk pelaksanaan asuhan keperawatan dimasa yang akan

datang.

Page 152: Kti lisrawati akper pemkab. muna

DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. (2008). Konsep Dasar Keperawatan. EGC : Jakarta.

Engel, J. (2009). Seri Pedoman Praktis Pengkajian Pediatrik. Edisi 4. EGC :

Jakarta.

Djitowiyono, S. (2010). Asuhan Keperawatan Neonatus dan Anak. Nuha Medika :

Yogyakarta.

Hidayat, A.A. (2012). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Edisi 2. Salemba

Medika : Jakarta.

Kementrian Kesehatan RI. (2015). Rencana Strategis Kementerian Kesehatan

2015-2019. Kementerian Kesehatan RI : Indonesia.

(2003). Rencana Strategis Kementerian Kesehatan.

Kementian kesehatan RI : indondonesia.

Liansyah, T.M. (2015). Malnutrisi pada Anak. Journal Departemen Ilmu

Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala, Vol. 2 (1).

P.1-12.

Muttaqin, A. (2008). Pengantar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan

Sistem Persarafan. Jilid 1. Salemba Medika : Jakarta.

Nurarif, A.H. & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan

Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Edisi Revisi. Jilid 1. Mediaction

Publishing : Jogjakarta.

. (2015). Handbook For Health Student, Mediaction

Publishing : Jogjakarta.

Page 153: Kti lisrawati akper pemkab. muna

Nursalam. (2013). Proses dan Dokumentasi Keperawatan. Edisi 2. Salemba

Medika : Jakarta.

Nursalam., Susilaningrum, R., & Utami, S.( 2008). Asuhan Keperawatan Bayi

dan Anak. Salemba Medika : Jakarta.

Puspitawati, N. & Sulistyarini, T. (2013). Sanitasi Lingkungan yang tidak Baik

Mempengaruhi Status Gizi pada Balita. Journal Stikes, Vol. 6 (1). P.74-83.

RSUP, dr. Hasan Sadikin Bandung. (2015). Medical Record Rumah Sakit Umum

Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung Ruang Kenanga Gedung Kemuning

Lantai I. Bandung.

Sari, L.P. (2013). Analisis Praktik Klinik Keperawatan Kesehatan Masyarakat

Perkotaan pada Gizi Buruk di Ruang Teratai Lantai III Selatan RSUP

Fatmawati. Karya Ilmiah Akhir Ners. di terbitkan. Depok : Program

Profesi Ilmu Keperawatan.

Smeltzer, S.C. & Bare, G.C. (2002). Keperawatan Medikal-Bedah. Edisi 8. Vol 2.

EGC : Jakarta.

Syaifuddin. (2006). Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan. Edisi 3.

EGC : Jakarta.

Udjianti, W.J. (2010). Keperawatan Kardiovaskuler. Salemba Medika : Jakarta.

Wong, D.L. (2004). Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Edisi 4. EGC :

Jakarta.

Page 154: Kti lisrawati akper pemkab. muna

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SATPEL)

NUTRISI PADA ANAK USIA 5 TAHUN

OLEH :

LISRAWATI

13.13.1112

AKADEMI KEPERAWATAN

PEMERINTAH KABUPATEN MUNA

2016

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SATPEL)

NUTRISI PADA ANAK USIA 5 TAHUN

OLEH :

LISRAWATI

13.13.1112

AKADEMI KEPERAWATAN

PEMERINTAH KABUPATEN MUNA

2016

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SATPEL)

NUTRISI PADA ANAK USIA 5 TAHUN

OLEH :

LISRAWATI

13.13.1112

AKADEMI KEPERAWATAN

PEMERINTAH KABUPATEN MUNA

2016

Page 155: Kti lisrawati akper pemkab. muna

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

NUTRISI PADA ANAK

Bidang Study : Keperawatan Anak

Topik : Nutrisi Pada Anak

Sub Topik : Anjurkan pemberian makan selama anak sakit dan sehat

Sasaran : Ibu klien

Tempat : RSUP Hasan Sadikin Bandung, Ruang Kenanga

Hari / Tanggal :

Waktu : 1 x 30 menit

I. TUJUAN INTRUKSIONAL UMUM

Pada akhir proses penyuluhan, ibu dan keluarga dapat mengetahui nutrisi

yang perlu diberikan kepada anaknya baik selama sakit maupun anak

tersebut sehat.

II. TUJUAN INTRUKSIONAL KHUSUS

Setelah diberikan penyuluhan ibu dapat :

1. Menyebutkan pengertian dari nutrisi.

2. Menyebutkan zat gizi yang terkandung dalam makanan.

3. Mengerti cara pemberian makan selama anak sakit dan sehat.

III. SASARAN

Ibu dan keluarga di lingkungan Posyandu barada yang datang

memeriksakan anaknya ke Posyandu tersebut.

Page 156: Kti lisrawati akper pemkab. muna

IV. MATERI

1. Penertian Nutrisi

2. Zat gizi yang terkandung dalam makanan

3. Cara pemberian makan selama anak sakit dan sehat

V. METODE

1. Ceramah

2. Tanya jawab

VI. MEDIA

1. Flip Chart

2. Leaflet KMS

VII. MATERI EVALUASI

1. Evaluasi Struktur

Peserta hadir ditempat penyuluhan

Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di posyandu

Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya

2. Evaluasi Proses

Peserta antusias terhadap materi penyuluhan

Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan

Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara banar

3. Evaluasi Proses

Ibu mengerti tentang jenis nutrisi yang diperlukan

Jumlah hadir dalam penyuluhan minimal 20 orang

Page 157: Kti lisrawati akper pemkab. muna

VIII. KEGIATAN PENYULUHAN

NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN PESERTA

1 3 menit Pembukaan :

Membuka kegiatan dengan

mengucapkan salam.

Memperkenalkan diri

Menjelaskan tujuan dari

penyuluhan

Menyebutkan materi yang akan

diberikan

Menjawab salam

Mendengarkan

Memperhatikan

Memperhatikan

2 15 menit Pelaksanaan :

Menjelaskan tentang penertian

nutrisi

Menjelaskan tentang zat gizi

yang terkandung dalam

makanan

Memberi kesempatan kepada

peserta untuk bertanya

Menjelaskan cara pemberian

makan selama anak sehat dan

sakit

Memberi kesempatan kepada

peserta untuk bertanya

Memperhatikan

Memperhatikan

Bertanya dan menjawab

pertanyaan yang diajukan

Memperhatikan

Bertanya dan menjawab

pertanyaan yang diajukan

Page 158: Kti lisrawati akper pemkab. muna

3 10 menit Evaluasi :

Menanyakan kepada peserta

tentang materi yang telah

diberikan dan reinforcement

kepada ibu yang dapat

menjawab pertanyaan

Menjawab pertanyaan

4 2 menit Terminasi :

Mengucapkan terima kasih atas

peran serta peserta

Menucapkan salam penutup

Mendengarkan

Menjawab salam

Page 159: Kti lisrawati akper pemkab. muna

MATERI PENYULUHAN

NUTRISI PADA ANAK

A. PENGERTIAN

Nutrisi atau zat makanan adalah merupakan bagian dari makanan

termasuk didalamnya air, protein dan asam amino yang membentuknya

lemak dan asam lemak, karbohidrat, mineral dan vitamin.

ZAT YANG TERKANDUNG DALAM MAKANAN

I.Air

Kebutuhan tubuh akan air merupakan urutan kedua setelah

kebutuhan oksigen. Fungsi dari air bermacam-macam. Air merupakan

komponen terpenting dari struktur tubuh dan dalam fungsinya sebagai

pelarut, maka air memainkan peranan dasar dalam reaksi seluler. Air

mengatur suhu tubuh dengan mengambil panas yang dihasilkan pada

reaksi seluler dan mendistribusikannya ke seluruh tubuh. Air penting

sebagai pelumas tubuh misalnya saliva, memungkinkan makanan

masuk ditelan.

II. Protein dan Asam Amino

Fungsi protein adalah :

a. Penunjang pertumbuhan, protein merupakan bahan padat utama

dari otot, organ dan glandula endokrin. Merupakan unsur utama

Page 160: Kti lisrawati akper pemkab. muna

dari matrix tulang dan gigi, kulit, kuku, rambut, sel darah dan

serum.

b. Pengaturan proses tumbuh, protein mempunyai fungsi yang sangat

khusus dalam pengaturan proses-proses tubuh misalnya, Hb

melakukan peranan vital membawa oksigen kejaringan.

c. Energi, protein merupakan sumber energi potensial, setiap gramnya

menghasilkan 4 Kkal (0,01 MJ), jika protein digunakan untuk

energi maka tidak akan dipakai untuk kebutuhan sintesis.

Sumber Protein :

a. Kandungan protein tinggi pada susu, daging, ikan, unggas, keju,

biji-bijian.

b. Kandungan protein menengah pada telur, kacang-kacangan,

tepumg, biji-bijian,susu cair.

c. Kandungan protein rendah sebagaian besar pada buah-buahan dan

sayur-sayuran.

III. Lemak dan Asam Lemak

Fungsi utama lemak adalah memberikan energi, lemak bertindak

sebagai karier dari vitamin A, D, E, K yang larut dalam air dan

memberikan rasa yang menyenangkan dan memberikan perasaan kenyang

karena kecepatan pengosongan dari lambung.

Sumber makanannya adalah baik susu ASI dan sapi mengandung

sekitar 50% kal lemak. Sekitar 4% dari kalori total dalam ASI diberikan

oleh asam linoleat. Sumber makanan lain adalah mimyak, LARD,

Page 161: Kti lisrawati akper pemkab. muna

mentega, margarine dan bumbu selada yang merupakan sumber lamak

yang paling pekat.

IV. Karbohidrat

Gula dan zat tepung merupakan sumber utama energi manusia. Fungsi

karbohidrat :

a. Energi, setiap gram karbohidrat yang dioksida rata-rata menghasilkan 4

kal. Sejumlah karbohidrat dalam bentuk glukosa, akan digunakan secara

langsung untuk memenuhi kebutuhan energi jaringan. Sebagian kecil

disimpan sebagai glikogendalam hepar dan otot dan beberapa akan

disimpan sebagai jaringan adiposa.

b. Aksi pencadangan protein, tubuh akan menggunakan karbohidrat

sebagai sumber utama energi, karena itu jika terdapat defisiensi kalor

dalam diet maka akan digunakan jaringan adiposa dan pritein.

c. Pengaturan metabolisme lemak, diperlukan sejumlah karbohidrat dalam

diet sehingga oksidasi lemak dapat berlangsung dengan normal. jika

karbohidrat dalam diet terbatas, maka lemak akan dimetabolisir lebih

cepat dari pada penanganan tubuh terhadap produk metabolisme ini.

Jika lemak tidak dioksidasi dengan lengkap maka akan terbentuk keton.

d. Peranan dalam fungsi gastointestinal, diduga laktosa mempercepat

pertumbuhan bakteri yang diperlukan dalam usus kecil, bakteri ini

berguna untuk sintesis vit B kompleks dan vit K.

Sumber karbohidrat : pada diet bayi muda laktosa merupakan

karbohidrat predominan yang ditemukan dalamASI dan susu sapi.

Page 162: Kti lisrawati akper pemkab. muna

Dengan semakin besarnya anak-anak ditambahkan biji-bijian, roti dan

makanan lain seperti kentang.

CARA PEMBERIAN MAKAN SELAMA ANAK SAKIT

1. Umur 0 – 4 Bulan

Berikan air susu ibu (ASI) sesuai dengan keinginan anak, paling

sedikit 8 kali sehari, siang maupun malam.

Jangan diberikan makanan atau minuman selain ASI.

2. Umur 4 – 6 Bulan

Berikan air susu ibu (ASI) sesuai dengan keinginan anak, paling

sedikit 8 kali sehari, siang maupun malam.

Beri makanan pendamping ASI 2 kali sehari, tiap 2 kali sendok

makan.

Pemberian makanan pendamping ASI dilakukan setelah pemberian

ASI.

Makanan pendamping ASI adalah : bubur tim lumat ditambah

kuning telur, ayam, ikan, tempe, tahu, daging sapi, wortel, bayam,

kacang hijau, santan, minyak.

3. Umur 6 – 12 Bulan

Berikan ASI sesuai dangan keinginan anak

Berikan bubur nasi ditambah kuning telur, ayam, ikan, tempe, tahu,

daging sapi, wortel, bayam, kacang hijau, santan, minyak.

Page 163: Kti lisrawati akper pemkab. muna

Makanan tersebut diberikan 3 kali sehari. Setiap kali makan

diberikan sebagai berikut :

Umur 6 bulan : 6 sendok makan

Umur 7 bulan : 7 sendok makan

Umur 8 bulan : 8 sendok makan

Umur 9 bulan : 9 sendok makan

Umur 10 bulan : 10 sendok makan

Umur 11 bulan : 11 sendok makan

4. Umur 12 – 24 Bulan

Berikan ASI sesuai keinginan anak

Berikan bubur nasi ditambah kuning telur, ayam, ikan, tempe, tahu,

daging sapi, wortel, bayam, kacang hijau, santan, minyak.

Berikan makan tersebut 3 kali sehari

Berikan juga makanan selingan 2 kali seharidiantara waktu makan

seperti : bubur kacang hijau, pisang, biskuit, nagasari, dan

sebagainya.

5. Umur 2 Tahun atau lebih

Berikan makanan yang biasa dimakan oleh keluarga 3 kali sehari

yang terdiri dari nasi, lauk, pauk, sayur, dan buah.

Berikan juga makanan yang bergizi sebagai selingan 2 kali sehari

diantara waktu makan seperti :

Bubur kacang hijau

Biskuit

Page 164: Kti lisrawati akper pemkab. muna

Nagasari

CATATAN :

Cuci tangan sebelum menyuapkan makanan anak.

Gunakan bahan makanan yang baik dan aman, peralatan yang bersih

dan cara memasak yang benar.

Anjurkan pemberian makan untuk anak dengan Diare persisten :

Jika masih didapatkan ASI, berikan lebih sering dan lebih lama,

siang dan malam.

Jika anak mendapat susu selain ASI :

Gantikan dengan meningkatkan pemberian ASI atau

Gantikan dengan setengah bagian susu dengan bubur nasi dan

ditambah tempe

Jangan diberi susu kental manis

Untuk makanan lain, ikuti anjuran pemberian makanan yang

sesuai dengan umur anak.

Page 165: Kti lisrawati akper pemkab. muna

NUTRISI

PENGERTIAN NUTRISI

Nutrisi adalah zat-zat yang

diperlukan tubuh untuk

menghasilkan energy,

membangun dan memelihara

jaringan.

Tujuan nutrisi pada anak

pra sekolah

Supaya pertumbuhan

dan perkembangan

maksimal

Memperbaiki gizi anak

Meningkatkan

perkemangan anak

selanjutnya

Contoh makanan sehariuntuk anak pra sekolah 3 piring nasi atau

pandananya ( 1 piring =200 gr )

2 potong lauk hewani (1potong = 50 gr )

2 potong lauk nabati (1potong = 20 gr )

1½ porsi sayur ( 1 porsi =100 tanpa kuah )

2 potong buah (1 potong= 100 gr buah matang )

1gelas susu (1 gelas = 200gr

Page 166: Kti lisrawati akper pemkab. muna

Tips bagi anak agar anak

Ibu mengetahui makanankesukaan anaknya

Penyajan yang menarikdan pengelolaan yangbervariasi, perhatikanjuga gizi seimbangnya

Berikan pengertiantentang bahaya anak jajandiluar

Beri vitamin biladiperlukan untukmenambah nafsu makan

Bahaya makan jajanan

Membuat anak tidak napsumakan di rumah

Kebersihanya tidak terjaga

Kandungan gizi tidaktercukupi

Mendidik anak menjadikomsutif

NUTRISI PADA ANAK

OLEH:

LISRAWATI

13.13.1112

AKADEMI KEPERAWATANPEMERINTAH KAB MUNA

Page 167: Kti lisrawati akper pemkab. muna

PEMERINTAH KABUPATEN MUNA

AKADEMI KEPERAWATAN

JL. POROS RAHA-TAMPO KM. 6 MOTEWE TLP. 0403-22954

LEMBAR BIMBINGAN KARYA TULIS ILMIAH

UJIAN AKHIR PROGRAM ( UAP ) T.A 2016 / 2017

Nama Mahasiswa : IRHAM

Nim : 13.13.1100

JudulKaryaTulisIlmiah Asuhan Keperawatan Anak M Usia Pra Sekolah

(5 Tahun) Dengan Post Colostomy a/i

Malformasi Anorektal (MAR) di Ruang Bedah

Anak Gedung Kemuning Lantai II Rumah Sakit

Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung.

NamaPembimbing : Wa Ode Fitri Ningsih, S.Kep.,NS, M.Kes

No Hari/TglPokok Bahasan/

Sub Pokok BahasanUraian Perbaikan Paraf

1. Senin, 02Mei 2016

Judul KTI - Konsul Judul dan ACC Judul KTI- Lanjut BAB 1

2. Selasa, 03Mei 2016

BAB 1

a. Latar Belakangb. Ruang Lingkup

- Perhatikan sistematika penulisan tanda bacadan spasi.

- Tambahkan data statistik, WHO, Nasionalmelalui jurnal.

- Lengkapi masalah kasus ke pendekatanproses keperawatan.

3 Senin, 09Mei 2016

BAB I - ACC BAB 1- Lanjut BAB II

Page 168: Kti lisrawati akper pemkab. muna

4. Rabu, 11Mei 2016

BAB II

a. Pengertian

b. Anfis

c. Tinjauan teori

- Pengkajian

d. Intervensi

- Simpulkan berdasarkan penalaran penulis- Untuk penentuan gambar sesuai panduan- Ikuti penomoran bagan dalam panduan- Referensi sesuai buku literatur- Sistematika penulisan sesuai panduan

- Tambahkan konsep antropometrikdisesuaikan usia

- Perhatikan sistematika penulisan- Atur sesuai penomoran bagan dalam isi

tabel- Cari kembali intervensi sesuai masalah

MAR5. Jumat, 13

Mei 2016

BAB II

a. Pengertian

b. Anfis

c. Tinjauan teori

- Pengkajian

d. Intervensi

- Simpulkan berdasarkan penalaran penulis- Untuk penentuan gambar sesuai panduan- Ikuti penomoran bagan dalam panduan- Referensi sesuai buku literatur- Sistematika penulisan sesuai panduan

- Tambahkan konsep antropometrikdisesuaikan usia

- Perhatikan sistematika penulisan- Atur sesuai penomoran bagan dalam isi

tabelCari kembali intervensi sesuai masalahMAR

6. Senin, 16Mei 2016

BAB II

(Tinjauan Teori)

- ACC BAB II, Lanjut BAB III

7. Senin, 23Mei 2016

BAB III

(Tinjauan Kasus)

- Pada riwayat SMR narasikan sesuaitindakan pelaksanaan operasi sesuai denganusia.

- KU prioritaskan pasien- Tambahkan data BBI setelah pemeriksaan

antropometri.- Pada pemeriksaan fisik, lengkapi data- data

yang belum lengkap.- Untuk klasifikasi data susun berdasarkan

prioritas ke keluhan utama.- Analisa data sesuaikan dengan susunan

diagnosa.- Rencana keperawatan sesuai prioritas

diagnosa keperawatan.8. Selasa, 24

Mei 2016BAB III

(Tinjauan Kasus)

- Diagnosa medis dilengkapi- Pada riwayat keluhan utama untuk data

obyektif menggunakan bahasa lugas- Judul bagan genogram letakan pada center- Pada analisa data, tentukan etiologi sesuai

Page 169: Kti lisrawati akper pemkab. muna

A. Laporan Kasus keluhan dari pasien/ masalah.- Tanggal implementasi, caper disesuaikan

dengan jadwal evaluasi.

9. Rabu, 25Mei 2016

BAB III

A. Laporan Kasus

- Pada analisa data, tambahkan etiologi sesuaikeluhan dari pasien atau masalah.

- Perbaiki kalimat pada implementasikeperawatan.

- Lanjutkan Pembahasan

10. Kamis, 26Mei 2016

BAB III

B. Pembahasan

- Perbaiki kalimat yang ada pada polaaktivitas sehari-hari.

11. Jumat, 27Mei 2016

BAB III - ACC BAB III- Lanjutkan BAB IV

12. Jumat 03Juni 2016

BAB IV

(Kesimpulan &Rekomendasi)

- .

13. Selasa, 31Mei 2016

BAB IV - ACC BAB IV- Buat lembaran- lembaran depan

14. Jumat, 3Juni 2016

BAB IV - Perbaiki Kata Pengantar, Daftar Isi &Abstrak.

- Perbaiki penulisan Daftar Pustaka sesuaikandengan buku panduan

15. Sabtu, 4Juni 2016

BAB IV - Perbaiki penulisan daftar pustaka

- Lanjut kelengkapan KTI

16.

Page 170: Kti lisrawati akper pemkab. muna

RIWAYAT HIDUP

I. Identitas Penulis

Nama : LISRAWATI

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat, Tanggal Lahir : Kafofoo,1 Januari 1993

Status : Mahasiswi

Agama : Islam

Suku / Bangsa : Muna / Indonesia

Alamat : Desa kafofoo Kec. Kontukowuna

II. Riwayat Pendidikan

a. SD Negeri 18 Kabawo Tamat Pada Tahun 2007

b. SMP Negeri 2 Kabawo Tamat Pada Tahun 2010

c. SMA Negeri 1 Kontukowuna Tamat Pada Tahun 2013

d. Mengikuti pendidikan DIII 2013-2016

.