MENURUT THEODOR NLDEKE DAN SIR WILLIAM MUIR
(Studi Analisis The History of The Qur`an dan Life of
Mahomet)
Tesis
Magister Agama Islam (M.Ag)
PROGRAM PASCASARJANA
1442 H / 2021 M
MENURUT THEODOR NLDEKE DAN SIR WILLIAM MUIR
(Studi Analisis The History of The Qur`an dan Life of
Mahomet)
Tesis
Magister Agama Islam (M.Ag)
PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR`AN DAN TAFSIR
PROGRAM PASCASARJANA
1442 H / 2021 M
Tesis dengan judul Kronologi Al-Qur`an Menurut Theodor Nöldeke
dan
Sir William Muir (Studi Analisis The History of The Qur`an dan Life
of
Mahomet) yang disusun oleh Nikmatul Khairiyah dengan Nomor
Induk
Mahasiswa 218410838 telah melalui proses bimbingan dengan baik
dan
dinilai oleh pembimbing telah memenuhi syarat ilmiah untuk diujikan
di
sidang munaqasyah.
Pembimbing I
Tanggal: 4 Desember 2020
Tanggal: 4 Desember 2020
Nama : Nikmatul Khairiyah
Menyatakan bahwa tesis dengan judul “Kronologi Al-Qur`an
Menurut
Theodor Nldeke dan Sir William Muir (Studi Analisis The History
of
The Qur`an dan Life of Mahomet)” benar adalah hasil karya penulis
sendiri.
Jika di kemudian hari terbukti bahwa tesis ini merupakan duplikat,
tiruan,
plagiat, atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau seluruhnya,
maka tesis dan
gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.
Palu, 12 Desember 2020
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji penulis haturkan kehadirat Allah swt.
yang
atas segala rahmat, nikmat, hidayah dan karunia-Nya, sehingga
penulis dapat
menyelesaikan studinya serta tesis ini. Shalawat beriringan
salam
disampaikan kepada Nabi Muhammad saw., keluarga serta para
sahabatnya,
yang merupakan suri tauladan bagi seluruh umat manusia.
Dalam proses penyusunan tesis ini penulis menerima banyak
bantuan
dari berbagai pihak, sehingga dapat terselesaikan atas izin-Nya.
Oleh karena
itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan rasa terima
kasih
kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan baik moril
maupun
materil, khususnya kepada:
1. Kedua orang tua penulis, Ayahanda Tahir Majid (alm) dan
Ibunda
Sukirah, S.Ag. yang telah melahirkan, membesarkan penulis
dengan
kasih sayang, dan membiayai penulis dalam kegiatan studi dari
jenjang
pendidikan dasar sampai jenjang perguruan tinggi. Semoga
Allah
menganugerahkan ketenangan jiwa, kebahagiaan, dan keselamatan
serta
kesehatan bagi mereka.
2. Prof. Dr. Hj. Huzaemah T. Yanggo, MA., selaku Rektor Institut
Ilmu Al-
Qur’an (IIQ) Jakarta, yang telah mendorong dan memberi
kebijakan
kepada penulis dalam berbagai hal.
3. Dr. Hj. Nadjematul Faizah, S.H., M.Hum., selaku Wakil Rektor
Bidang
Akademik, Dr. H. M. Dawud Arif Khan, S.E., M.Si., Ak., CPA.,
selaku
Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum dan Keuangan, dan Dr.
Hj.
Romlah Widayati, M.Ag., selaku Wakil Rektor Bidang
Kemahasiswaan
dan Alumni IIQ Jakarta, yang telah banyak membantu dan
memberikan
motivasi kepada penulis dalam bidang akademik.
x
penulis selama ini dalam bidang akademik.
5. Dr. H. Ahmad Syukron, MA., selaku ketua Program Studi Ilmu
Al-
Qur’an dan Tafsir Program Pascasarjana IIQ Jakarta yang terus
memberikan perhatian penuh kepada penulis, membimbing,
mendorong,
serta mengarahkan penulis dalam bidang akademik.
6. Dr. H. Muhammad Ulinnuha, Lc., MA., selaku pembimbing I dan Dr.
H.
Ahmad Syukron, MA., selaku pembimbing II yang telah bersedia
meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk membimbing,
memberikan masukan dan motivasi kepada penulis selama proses
penulisan tesis ini.
mendarmabaktikan ilmunya kepada penulis selama proses studi
berlangsung, baik secara teoritis maupun aplikatif, serta bagian
Akmah
Program Pascasarjana IIQ Jakarta beserta seluruh stafnya yang
telah
banyak membantu penulis dalam selama proses pekuliahan hingga
penyelesaian penulisan tesis ini, penulis mengucapkan banyak
terimakasih.
8. Kepala Perpustakaan, Titan V. dan seluruh staf Perpustakaan IIQ
Jakarta,
yang telah banyak membantu dalam memberikan buku-buku yang
relevan dengan penelitian yang penulis lakukan. Penulis
mengucapkan
terimakasih atas kerja samanya sampai penulisan tesis ini
selesai.
9. Tante Penulis, Juhrah, Lc., M.Th.I. yang tanpa lelah memotivasi
dan
membantu penulis selama prses penyusunan tesis ini.
10. Sahabat terbaik penulis, Rahmiyati Rahim dan Muwahhidah Hamid
yang
dengan sabar selalu mendampingi, memberi saran, dan
menyemangati
sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.
xi
11. Teman-teman se-angkatan di Pascasarjana IIQ Jakarta, bilkhushsh
IAT
angakatan 2018 kelas B, terima kasih atas segala bantuan kepada
penulis
dan segala pengalaman yang sangat berharga dan tak terlupakan.
Semoga
penulis diberi kesempatan untuk membalas jasa-jasa kalian dan
semoga
Allah swt. memberkahi kita semua di setiap langkah kehidupan
kita.
12. Teman-teman alumni 2013 MA Pi DDI Mangkoso Barru, yang tidak
bisa
penulis sebutkan satu per satu namanya, yang telah membantu
penulis
dalam proses penerjemahan bahan-bahan tesis ini.
Dengan kesadaran penuh, penulis menyadari bahwa dalam tesis
ini
tentunya masih terdapat banyak kekurangan-kekurangan yang perlu
dikoreksi.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat
membangun dan kesempurnaan tesis ini. Penulis berharap semoga tesis
ini
memberi manfaat yang sebesar-besarnya bagi para pembacanya.
Amin.
Palu, 28 November 2020
B. Permasalahan
Menurut Ilmuwan Muslim
xiv
2. Kronologi dalam Al-Qur`an Edisi Standar Mesir
................... 40
3. Kronologi Al-Qur`an ‘Abid al-Jabiri dan ‘Izzah Darwazah ...
45
C. Wacana Kronologi Al-Qur`an di Barat
1. Kronologi Al-Qur`an Gustav Weil (1808-1889)
..................... 50
2. Kronologi Al-Qur`an Hubert Grimme (1864-1942) ...............
54
3. Kronologi Al-Qur`an Hartwig Hirschfeld (1854-1934) ..........
58
4. Kronologi Al-Qur`an Richard Bell (1876-1952)
.................... 62
BAB III BIOGRAFI THEODOR NÖLDEKE DAN
SIR WILLIAM MUIR
B. Profil Buku Geschichte des Qorâns
1. Sejarah Penulisan Buku Geschichte des Qorâns
..................... 76
2. Sistemtika Penulisan Buku Geschichte des Qorâns ................
78
3. Pendekatan yang Digunakan Nöldeke dalam Buku
Geschichte des Qorâns
............................................................
81
1. Biografi Sir William Muir
....................................................... 83
2. Karya-karya Sir William Muir
................................................ 90
D. Profil Buku Life of Mahomet
.........................................................
1. Sejarah Penulisan Buku Life of Mahomet
............................... 92
2. Sistematika Penulisan Buku Life of Mahomet
......................... 94
3. Pendekatan yang Digunakan Sir William Muir dalam Buku
Life of Mahomet
......................................................................
97
THEODOR NÖLDEKE DAN SIR WILLIAM MUIR
xv
Sir William Muir
2. Teori Kronologi Al-Qur`an Sir William Muir
........................ 108
B. Penilaian Ulama Terhadap Kronologi Al-Qur`an Theodor
Nöldeke
.........................................................................................
111
Muir
...............................................................................................
138
Studies
...........................................................................................
157
xviii
ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya. Contoh:
al-Madînah : al-Baqarah :
b. Kata sandang yang diikuti oleh alif lam () syamsiyah.
Kata sandang yang diikuti oleh alif lam () syamsiyah
ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan di depan
dan
sesuai dengan bunyinya. Contoh:
as-Sayyidah : ar-rajul :
ad-Dârimî : asy-syams :
Syaddah (Tasydîd) dalam sistem aksara Arab digunakan lambang
( ), sedangkan untuk alih aksara ini dilambangkan dengan
huruf,
yaitu dengan cara menggandakan huruf yang bertanda tasydîd.
Aturan ini berlaku secara umum, baik tasydîd yang berada di
tengah
kata, di akhir kata ataupun yang terletak setelah kata sandang
yang
diikuti oleh huruf-huruf syamsiyah. Contoh:
: Âmannâ billâhi
d. Ta Marbuthah ()
Ta Marbuthah () apabila berdiri sendiri, waqaf ata diikuti oleh
kata
sifat (na„at), maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi
“h”.
Contoh:
al-Jâmi„ah al-Islâmiyyah :
Sedangkan Ta Marbuthah () yang diikuti atau disambungkan (di-
washal) dengan kata benda (ism), maka dialihaksarakan menjadi
huruf “t”. Contoh:
Âmilatun Nâshibah„ :
e. Huruf Kapital
tetapi apabila telah dialihaksarakan maka berlaku ketentuan
Ejaan
yang Disempurnakan (EYD) bahasa Indonesia, seperti penulisan
awal kalimat, huruf awal nama empat, nama bulan, nama diri,
dalam
lain-lain. Ketentuan yang berlaku pada EYD berlaku pula dalam
alih
aksara ini, seperti cetak miring (italic) atau cetak tebal (bold)
dan
ketentuan lainnya. Adapun untuk nama diri yang diawali dengan
kata sandang, maka huruf yang ditulis kapital adalah awal nama
diri,
bukan kata sandangnya. Contoh: „Alî Hasan al-„Âridh,
al-„Asqallânî,
al-Farmawî, dan seterusnya. Khusus untuk penulisan kata
Al-quran
dan nama-nama surahnya menggunakan huruf kapital. Contoh Al-
Quran, Al-Baqarah, Al-Fâtihah, dan seterusnya.
v
ABSTRAK
Sir William Muir (Studi Analisis terhadap The History
of The Qur’ân dan Life of Mahomet)
Nama : Nikmatul Khairiyah
NIM : 218410838
Wacana kronologi Al-Qur`an di Barat mulai muncul pada abad
ke-19.
Banyak ilmuwan Barat yang terdistraksi perhatiannya oleh wacana
baru ini
dan mulai fokus melakukan kajian-kajian terhadapnya. Hasilnya,
beberapa
dari mereka mengaransemen susunan kronologi Al-Qur`an dengan
pembagian periode yang sedikit berbeda dengan yang digagas oleh
ilmuwan
Muslim. Dua diantara ilmuwan yang berhasil mengaransemen kronologi
Al-
Qur`an tersebut ialah Theodor Nöldeke dengan karyanya The Hystory
of the
Qur’ân dan Sir William Muir dengan karyanya Life of Mahomet.
Berdasarkan hal tersebut dalam tesis ini penulis akan
membahas
bagaimana teori kronologi Al-Qur`an Theodor Nöldeke dan Sir William
Muir
dan bagaimana pandangan ulama tentang teori kronologi
Al-Qur`an
keduanya dengan menggunakan metode deskriptif-komparatif dan
pendekatan filosofis.
digagas Theodor Nöldeke dengan menggunakan teori empat
periode
pewahyuan (tiga periode Makkah dan satu periode Madinah)
dinilai
memberikan kemudahan bagi ilmuwan Barat dalam mengkaji
Al-Qur`an.
Namun, tidak sedikit yang mengkritik Kronologi Nöldeke ini
karena
memiliki beberapa kelemahan di antaranya pembagian tiga periode
Makkah
yang tidak memiliki dasar yang kuat, inkonsistensi penerapan
karakteristik
surat, ketidaksesuaian dengan realitas sejarah yang terlihat
dalam
penanggalan surat Al-Fâtihah, dan adanya penurunan kualitas gaya
bahasa
Al-Qur`an, bahkan kronologi Nöldeke dinggap hanyalah
pengelompokan
sura-surat berdasarkan karkaterisitik yang sama bukan susunan
kronologi Al-
Qur`an. Adapun Sir William Muir yang mengarangsemen kronologi
Al-
Qur`an ke dalam enam periode pewahyuan (lima periode Makkah dan
satu
periode Madinah) dinilai terlalu mengedepankan ideologisnya dan
dipandang
radikal karena menentukan waktu penanggalan sekelompok surat yang
ia
sebut sebagai surat rhapsody, sebelum Nabi saw. menerima wahyu
pertama.
Karena berbagai hal tersebut, susunan kronologi keduanya tidak
memberikan
kontribusi yang besar dalam Qur`anic Studies khususnya dalam
bidang
kronologi Al-Qur`an.
Key Word: Kronologi Al-Qur`an, Thoedor Nöldeke, Sir William
Muir
vi
: ( )
: 812014212 :
.
. .
. .
. .
) ( .
vii
. )
(.
.
.
viii
Nöldeke and Sir William Muir (Analytical Study of
The History of the Qur’ân and Life of Mahomet)
Name : Nikmatul Khairiyah
Number
: 218410838
The discourse on the chronology of the Qur'an in the West began
to
appear in the 19th century. Many Orientalist have been distracted
by this new
discourse and began to focus on conducting studies on it. The
results were
that several of them arrange the chronological order of the Qur'an
with the
division of the period that is slightly different from that is
proposed by
Islamic scholars. Two of the orientalists who succeeded in
arranging the
chronology of the Qur'an are Theodor Nöldeke with his work The
History of
the Qur`ân and Sir William Muir with his work Life of
Mahomet.
Based on this, I will discuss this discourse in this thesis,
especially on
how the theory of the chronology of the Qur'an Theodor Nöldeke and
Sir
William Muir and how the scholars view the chronology theory of the
Qur'an
both by using descriptive-comparative methods and philosophical
approach.
The results of this study indicate that the chronology of the
Al-Qur`an
that is initiated by Theodor Nöldeke by using the theory of four
periods
revelations (three periods of Makkah and one period of Medina) are
assessed
as the attempts to make it easy for Western orientalist on how to
study the
Al-Qur`an. However, not a few criticized Nöldeke's chronology
because it
has several weaknesses including the division of three periods of
Mecca
which does not have a solid foundation, the inconsistency of the
application
of the characteristics letters, the incongruity with historical
reality that is
visible in the calendar of the sura Al-Fâtihah, and a decrease in
the quality of
the language style of The Al-Qur`an, even Nöldeke's chronology, is
only
categorized as letters based on the same characteristics that are
not in the
chronological order of the Qur'an. As for Sir William Muir, who
composed
the chronology of the Qur'an into six periods of revelation (five
periods of
Mecca and one the Medina period) was considered to be too
ideological and
viewed as radical because he determined the date of the group of
letters he
was dating as he called it a rhapsody letter, before the Prophet
received the
first revelation. Due to these various reasons, the chronological
order of the
two scholars does not provide great contribution in Qur`anic
Studies,
especially in the field chronology of the Koran.
Key Word: The Chronlogy of the Qur`an, Theodor Nöldeke, Sir
William
Muir
1
yang mengkaji Al-Qur`an secara garis besar dikelompokkan
menjadi
tiga, 1
Yahudi-Kristen di dalam Al-Qur`an misalnya, Memory and
Manuscript:
Oral Tradition and Written Transmission in Rabbinic Judaism and
Early
Christianity karya Birger Gerhardsson, The Commercial
Theological
Terms in the Koran karya C.C. Torrey, dan Quranic
Syudies:Sources
and Methods of Scriptural Interpretation karya John Wansbrough;
2
kedua, karya-karya yang membahas kronologis ayat-ayat
Al-Qur`an
misalnya, Historisch-Kritische Einleitung in der Koran karya
Gustav
Weil, Geschicte des Qorans karya Theodor Nöldeke, Life of
Mahomet
karya Sir William Muir, Mohammed karya Hubert Grimme, New
Researches into the Composition and Exegesis of the Quran
karya
Hartwig Hirschfeld, dan Le Coran, Traduction selon un essai
de
reclasement des Sourates karya Regis Blachére; ketiga,
karya-karya
yang menjelaskan keseluruhan atau aspek-aspek tertentu dari
Al-Qur`an
misalnya, Die Richtungeng der Islamischen Koranauslegung karya
Ignaz
Golziher, The Event of The Qur’an dan The Man of The Qur’an
karya
Kenneth Cragg, The Development of The Meaning of Spirit in The
Koran
dalam Orientalia Christiana Analecta tulisan Thomas
OShaughnessy,
1 Lihat Fazlur Rahman, Tema-tema Pokok Al-Qur`an, terj. Ervan
Nurtawab dan
Ahmad Baiquni, (Bandung: Mizan Pustaka, 20017), Cet. I, h. xvi-xxi.
2 Lihat Dadan Rusmana, Al-Quran dan Hegemoni Wacana Islamologi
Barat,
(Bandung: Pustaka Setia, 2006), h. 191-195.
2
serta Structure of The Ethical Term in The Koran and God dan Man
in
The Koran karya Toshihiko Izutsu.
Walaupun wilayah kajian Orientalis terhadap Al-Qur`an pada
umumnya berkutat pada tiga kategori besar, tapi yang dianggap
paling
berpengaruh dalam proses dialektika antara sarjana Barat dengan
sarjana
Muslim hanya pada konten pertama dan kedua. 3 Berkaitan dengan
tema
pertama, penelusuran pengaruh Yahudi-Kristen dalam Al-Qur`an,
beberapa orientalis ingin membuktikan bahwa Al-Qur`an sangat
terpengaruh oleh tradisi agama Yahudi atau Kristen, dan
Muhammad
saw. merupakan penganut salah satu agama tersebut. Misalnya,
Alfred
Guillaume (1888-1965) dalam karyanya yang berjudul The Influence
of
Judaismon Islam, menolak pandangan beberapa sarjana Kristen
yang
mengasalkan sumber Islam dari Kristen dan sumber Al-Qur`an
dari
Bibel. Baginya, ajaran tentang monoteisme, eskatologi, malaikat,
serta
ajaran surga dan neraka yang terdapat dalam Al-Qur`an bersumber
dari
perjanjian lama. 4
Adapun tema kedua dari konten kajian orientalis adalah
tentang
kronologi Al-Qur`an. Topik yang biasa disebut dengan tartîb nuzl
Al-
Qur`ân ini merupakan topik yang sangat penting dan hingga kini
masih
penuh kontroversi dan syarat akan spekulasi. Dikatakan penting
karena
topik ini sangat dibutuhkan dalam rangka memahami pesan
seutuhnya
dari kitab suci. Seperti yang diungkapkan oleh as-Suyuthi (849-911
H)
bahwa tanpa dibekali pengetahuan kronologi yang memadai,
seseorang
tidak berhak berbicara tentang Al-Qur`an. 5 Dikatakan kontroversi
dan
3 Moh. Khoeron, “Kajian Orientalis terhadap Teks dan Sejarah
Al-Quran: Tanggapan
Sarjana Muslim”, dalam Jurnal uuf, Vol. 3 No. 2, tahun 2010, h.
239. 4 Lihat Dadan Rusmana, Al-Quran dan Hegemoni Wacana Islamologi
Barat, h. 191-
195. 5 Jalâluddîn as-Suythî, Al-Itqân fî ‘Ulm Al-Qur`ân, Jilid 1,
(Kairo: al-Dâr al-
„Alamiyah li an-Nasyr wa at-Tajlîd, 2017), h. 29.
3
kini terus mengalami perkembangan dan perubahan, serta tidak
lengkapnya data factual, otentik dan komprehensif yang
berkaitan
dengan topik tersebut. 6
dalam menentukan urutan kronologi Al-Qur`an bertumpu pada tiga
hal,
asbâb an-nuzl (sebab-sebab pewahyuan), nâsikh-manskh (teori
revisi
Al-Qur`an), dan makkî madanî (ayat-ayat yang turun pada
periode
Makkah dan Madinah). 7 Asbâb an-nuzl berupa riwayat-riwayat
yang
biasanya mengungkapkan bahwa bagian tertentu Al-Qur`an
sehubungan
dengan peristiwa tertentu. Namun, bahan-bahan tradisional ini,
menurut
Montgomery Watt (1909-2006) memiliki sejumlah kelemahan.
Pertama,
ia tidak lengkap dan hanya menentukan sebab-sebab pewahyuan
untuk
sejumlah bagian Al-Qur`an yang relatif sedikit. Kedua,
kebanyakan
sebab-sebab pewahyuan merupakan peristiwa yang tidak begitu
penting
dan tidak diketahui secara akurat kapan terjadinya. Ketiga,
terdapat
banyak inkonsistensi dalam bahan-bahan tradisional ini
misalnya
menyangkut variasi kisah pewahyuan pertama. 8
Penetapan Al-Qur`an sebagai sumber primer hukum Islam juga
memerankan peran penting dalam upaya penyusunan kronologi. Hal
ini
tercermin jelas dalam berbagai bahasan tentang nâsikh-manskh.
Para
sarjana Muslim mengakui adanya pebedaan dalam ayat-ayat
Al-Qur`an
yang memberikan peraturan-peraturan bagi masyarakat Muslim,
dan
mereka menjelaskan bahwa ayat yang paling akhir turun mengenai
suatu
permasalahan telah menghapuskan suatu ayat yang turun
sebelumnya
6 Mohamad Yahya, “Aransemen Tartîb Nuzl Al-Qurân Perspektif Theodor
Nöldeke
(1836-1930 M.)”, dalam Jurnal Syahadah, Vol. III, No. 1 tahun 2015,
h. 25-26. 7 Dadan Rusmana, Al-Quran dan Hegemoni Wacana Islamologi
Barat, h. 296.
8 William Montgomary Watt, Pengantar Studi Al-Qur`an: Penyempurna
atas Karya
Richard Bell, terj. Taufik Adnan Amal, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 1995), Cet II, h. 174.
4
hal ini yang disusun pada masa-masa silam telah mempengaruhi
perkembangan penanggalan Al-Qur`an dengan memapankan suatu
keyakinan tentang susunan kronologis kelompok tertentu
ayat-ayat
individual Al-Qur`an. 9
diwahyukan sebelum atau sesudah hijrah. 10
Sistem periodesasi ini
Al-Qur`an karena adanya perbedaan di kalangan sarjana Muslim
dalam
menentukan apakah surat-surat tertentu masuk dalam kategori
Makkiyah
atau Madaniyah.
Al-Qur`an yang dapat dijadikan dasar dalam penentuan hal
tersebut.
Tetapi riwayat-riwayat tersebut hanya memperhatikan
bagian-bagian
awal surat-surat Al-Qur`an untuk aransemen kronologisnya,
tanpa
menyinggung ayat-ayat berikutnya. Riwayat-riwayat tersebut
juga
bertentangan secara diametral dengan sumber-sumber lainnya,
seperti
riwayat asbâb an-nuzl atau literatur nâsikh-manskh, yang
menampakkan bagian-bagian pendek Al-Qur`an sebagai unit
orisinal
wahyu. 11
beberapa masalah. Pertama, asumsi tentang orisinalitas surat
atau
keyakinan tentang taufiqî-nya susunan ayat bahkan susunan
surat.
Konsekuensi dari hal tersebut, sebagaian umat Islam meyakini
bahwa
9 Taufik Adnan Amal dan Syamsu Rizal Panggabean, Tafsir Kontektual
Al-Quran,
(Bandung: Mizan, 1413 H), h. 90. 10
Muhammad Abdul Azhîm Az-Zarqânî, Manâhil al-‘Irfân fî ‘Ulm
Al-Qur`ân juz I,
(Beirut: Dâr al-Kitâb al-„Arabî, 1995), h. 160. 11
Unit orisinal wahyu adalah pengecualian sejumlah kecil ayat dalam
suatu surah.
Lihat Taufik Adnan Amal, Rekonstruksi Sejarah Al-Quran, (Ciputat:
Alvabet, 2019), h. 92.
5
susunan ayat dan susunan surat tersebut tidak boleh diubah,
sekalipun
untuk kebutuhan pemahaman atau penafsiran Al-Qur`an. Kedua,
adanya
doktrin nâsikh-manskh yang memapankan system kronologi
tertentu.
Ketiga, terdapat banyak perbedaan penanggalan di kalangan
sarjana
Muslim. Terakhir, upaya penanggalan Al-Qur`an, terutama dalam
kasus
modern, sedikit sekali yang memerhatikan bahan-bahan
tradisional
termasuk literatur-literatur hadis, sîrah asbâb an-nuzl,
nâsikh-manskh,
serta kitab-kitab tafsir bî al-ma’tsr yang menyediakan basis yang
kokoh
untuk penanggalan surat-surat Al-Qur`an. 12
Susunan kronologis surat-surat Al-Qur`an yang selama ini
banyak
digunakan adalah susunan surat yang dinisbatkan kepada Ibnu Abbas
r.a
dan diterima secara luas serta diberi sanksi ortodoksi. Dalam
susunan ini,
surat-surat yang berasal dari periode Makkah berjumlah 85 surat
dan
periode Madinah 28 surat. Dengan sedikit perubahan, para
penyunting
Al-Qur`an edisi Mesir mengadopsi arangsemen kronologi Ibnu Abbas
r.a
dan menetapkan 86 surat berasal dari masa sebelum hijrah dan
sisanya
diklasifikasikan sebagai surat Madaniyyah. 13
Pertengahan abad ke-19, tradisi akademis orientalis dalam
bidang
kronologi Al-Qur`an mulai terlihat. Gustav Weil (1808-1889)
yang
dianggap sebagai pelopor studi ini menyusun kronologi Al-Qur`an
ke
dalam empat periode penanggalan. 14
Hal senada juga dikemukakan oleh
Theodor Nöldeke (1836-1930) dan Regis Blachère (1900-1973).
Di
waktu yang hampir bersamaan dengan Nöldeke, Sir William Muir
(1819-
1905) mengajukan sebuah essai tentang kronologi Al-Qur`an.
William
Muir menyusun surat-surat Al-Qur`an dalam enam periode
12
Dadan Rusmana, Al-Quran dan Hegemoni Wacana Islamologi Barat, h.
300. 13
Dadan Rusmana, Al-Quran dan Hegemoni Wacana Islamologi Barat, h.
301. 14
Yusuf Hanafi, “Restrukturisasi Kronologi Al-Quran: Menelusuri
Wacana
Penanggalan Al-Quran dalam Tradisi Kesarjanaan Barat”, dalam
Prosiding Konferensi
Nasional Bahasa Arab IV di Malang, 6 Oktober 2018, h.
537-538.
6
Jerman, menggagas kronologi Al-Qur`an yang dikelompokkan
berdasarkan tema-tema doktrinal. 16
arangsemen kronologi Al-Qur`an yang dianggap sebagai tren baru
dalam
kajian kronologi Al-Qur`an. Hal ini dikarenakan arangsemennya
tersebut
disusun berdasarkan karakter atau fungsi bagian-bagian
individual
Al-Qur`an sebagai wahyu orisinal bukan surat-suratnya. Sejalan
dengan
Hirscfeld, Richard Bell (1876-1952) memandang bahwa unit-unit
wahyu
orisinal adalah bagian-bagian pendek Al-Qur`an. Dapat
disimpulkan
bahwa kedua tokoh ini menyusun kronologi Al-Qur`an dengan
menggunakan pendekatan ayat. 17
paling objektif dan paling banyak dimanfaatkan dalam
kajian-kajian
Al-Qur`an adalah system penanggalan yang ditawarkan oleh
Nöldeke.
Menggunakan metode kritik historis dan sastra modern, Nöldeke
menyusun teori kronologinya ke dalam empat periode
penanggalan
seperti halnya pendahulunya Gustav Weil. 18
Pada periode pertama yang
disebut dengan periode Makkah awal terdiri atas 48 surat, periode
kedua
atau periode Makkah tengah terdiri atas 21 surat, periode ketiga
atau
periode Makkah akhir terdiri atas 21 surat, dan periode keempat
yang
disebut dengan periode Madinah tersusun atas 24 surat. 19
15
Lihat Dadan Rusmana, Al-Quran dan Hegemoni Wacana Islamologi Barat,
h. 304-
314. 16
Lihat Hubert Grimme, Mohammed II: Einleitung in den Koran. System
der
Koranischen Theologie, (Münster: Aschendorffschen Buchhandlung,
1895), h. 25-27. 17
Lihat Dadan Rusmana, Al-Quran dan Hegemoni Wacana Islamologi Barat,
h. 315-
317. 18
Abdul Karim, “Pemikiran Orientalis Terhadap Kajian Tafsir Hadis”,
dalam Jurnal
ADDIN, Vol. 7 No. 2, Agustus 2013, h. 313. 19
Lihat Theodor Noldeke dkk, The History of The Qur`ân, terj.
Wolfgang H. Behn,
(Leiden: Brill, 2013), h. 63-188.
7
sering memperlakukan surat-surat sebagai unit orisinal wahyu,
sebagaimana yang terjadi dalam penanggalan kesarjanaan Muslim.
20
Bahkan, Taufik Adnan Amal menyebut kronologi Al-Qur`an empat
periode termasuk kronologi Nöldeke hanya merupakan versi Barat
dari
system penanggalan kesarjanaan Islam. 21
Emmanuelle Stefanidis dalam
dibuktikan. 22
kronologi Al-Qur`an yang disusun berdasarkan sejarah hidup
Nabi
Muhammad saw. yang ditulisnya. Dalam menyusun kronologi
Al-Qur`an,
Muir menggunakan bahan-bahan tradisional berupa
riwayat-riwayat,
sama halnya yang digunakan oleh sarjana Muslim dalam menyusun
kronologi. Muir mengajukan aransemen surat-surat Al-Qur`an
dalam
enam periode, lima periode Makkah dan satu periode Madinah.
Surat
yang trdapat pada masing-masing periode dikelompokkan sesuai
tema-
tema yang telah ia tentukan terlebih dahulu. 23
Kronologi Al-Qur`an yang ditawarkan oleh Sir William Muir
kurang diapresiasi di kalangan sarjana Barat. Hal ini disebabkan
karena
kurangnya penjelasan metode yang ia gunakan dalam penyusunan
kronologi tersebut. Selain sarjana Barat, Muir juga mendapat kritik
dari
sarjana Muslim. Misalnya kritikan yang dilontarkan oleh Subhi
ash-
20
Montgomery Watt, Bell’s Introduction to The Koran, h. 56. 21
Taufik Adnan Amal, Rekonstruksi Sejarah Al-Quran, h. 116. 22
Emmanuelle Stefanidis, “The Quran Made Linear: A Study of The
Geschichte des
Qorans Chronological Reordering”, dalam Jurnal of Qur’anic Studies,
Vol. 10 No. 2, tahun
2008, h. 14. 23
Sir William Muir, The Coran: It’s Composition and Teaching; and The
Testimony It
Bears to The Holy Scriptures, (New York: Pott, Young & Co,
1879), h. 43-48.
8
riwayat yang dipakainya, masih melakukan beberapa kekeliruan
sehingga penggunaan riwayat-riwayat lemah yang tidak patut
dijadikan
rujukan masih ia gunakan. 24
Berangkat dari pemaparan di atas, penulis ingin mengkaji
kronologi
Al-Qur`an menurut Theodor Nöldeke dan Sir William Muir dengan
menggunaan telaah kritis.
mengidentifikasi beberapa persoalan yang bisa diteliti pada judul
ini
sebagai berikut:
Timur dan Barat.
dalam mengyusun kronologi Al-Qur`an.
c. Motif adanya kajian terhadap Kronologi Al-Qur`an di Barat.
d. Teori Theodor Nöldeke dan Sir William Muir tentang
kronologi
Al-Qur`an.
Sir William Muir tentang kronologi Al-Qur`an.
f. Perbandingan kronologi Al-Qur`an versi sarjana Muslim dan
sarjana Barat
permasalahan yang muncul terkait pembahasan ini. Namun,
penulis
24
Subhi ash-Shâlih, Mabahits fi Ulum al-Qur`an, terj. Tim Pustaka
Firdaus, (Jakarta:
Pustaka Firdaus, 2004), h. 243.
9
khususnya Theodor Nöldeke dan Sir William Muir tentang
kronologi Al-Qur`an dan pandangan ilmuwan lainnya terhadap
kronologi Al-Qur`an keduanya.
berikut:
tentang kronologi Al-Qur`an?
Nöldeke dan Sir William Muir tentang kronologi Al-Qur`an?
C. Tujuan Penelitian
tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengungkap dan menganalisis teori Theodor Nöldeke dan
Sir
William Muir tentang kronologi Al-Qur`an.
2. Untuk mengungkap dan menganalisis pandangan ilmuwan
terhadap
pendapat Theodor Nöldeke dan Sir William Muir tentang
kronologi
Al-Qur`an.
sumbangsih pemikiran secara akademis dalam rangka
pengembangan disiplin keilmuan Al-Qur`an dan tafsir serta
kontekstualisasi ajaran-ajaran Al-Qur`an yang sesuai dengan
tuntutan zaman.
memberikan motivasi dan sumbangan gagasan kepada peneliti
selanjutnya yang akan meneliti tema yang serupa, yakni
berkaitan
dengan kronologi Al-Qur`an.
referensi yang berkaitan dengan tema yang akan penulis teliti.
Referensi-
referensi tersebut berupa makalah yang diseminarkan dan
artikel-artikel
jurnal. Adapun referensi-referensi tersebut sebagai berikut.
1. Buku “Rekonstruksi Sejarah Al-Qur`an”, ditulis oleh Taufik
Adnan
Amal. Buku ini membahas tentang serah Al-Qur`an dan pendapat
orientalis mengenai tema tersebut mulai dari asal-usul dan
pewahyuan AL-Qur`an, pengumpulan Al-Qur`an, serta stabilisasi
teks dan bacaan Al-Qur`an. 25
Buku ini memberikan kontribusi
orientalis tentang susunan kronologi pewahyuan surat-surat
Al-
Qur`an. Persamaan buku ini dengan penelitian penulis yaitu
dalam
salah satu sub bab bahasannya sama-sama mendeskripsikan
tentang
teori-teori kronologi Al-Qur`an. Namun, dalam hal cakupannya,
buku ini membahas tentang kronologi Al-Qur`an secara luas
yaitu
menyebutkan hampir seluruh teori-teori yang dikemukakan oleh
orientalis tentang kronologi pewahyuan surat Al-Qur`an dan
juga
teori-teori yang berkembang di kalangan ilmuan muslim terkait
hal
tersebut. Adapun penelitian yang akan penulis lakukan hanya
membahas dua tokoh orientalis yaitu Theodor Noldeke dan Sir
25
11
komparatif.
2. Buku “Al-Qur`an dan Hegemoni Wacana Islamologi Barat”,
ditulis
oleh Dadan Rusmana. Buku membahas tentang pandangan-
pandangan sarjana Barat yang berkaitan dengan kajian-kajian
Al-
Qur`an. 26
Al-Qur`an. Dari kontribusi tersebut dapat dilihat bahwa
persamaan
pembahasan buku ini dengan penelitian penulis yaitu sama-sama
mendeskripsikan tentang teori kronologi Al-Qur`an yang
digagas
oleh para orientalis. Namun, buku ini hanya sekedar
mendiskripsikan teori-teori yang digagas oleh para orientalsi
tersebut. Hal ini berbeda dengan penelitian penulis, dimana
penulis
tidak hanya mendeskripsikan tetapi juga mengananlisisnya.
Penulis
juga hanya fokus meneliti dua tokoh orientalis yaitu Theodor
Noldeke dan Sir William Muir.
3. Yususf Hanafi, “Restrukturisasi Kronologi Al-Qur`an:
Menelusuri
Wacana Penanggalan Al-Qur`an dalam Tradisi Kesarjanaan
Barat”,
makalah yang diseminarkan pada Prosiding Konfrensi Nasional
Bahasa Arab IV di Malang tahun 2018. Tulisan ini membahas
tentang kronologi-kronologi Al-Qur`an yang disusun oleh
sarjana-
sarjana Barat yaitu: Gustav Weil, Nöldeke-Schwally, Sir
William
Muir, Hartwig Hirscfeld, Richard Bell, dan W. Montgomery
Watt.
Yusuf Hanafi menyimpulkan bahwa susunan kronologi yang
digagas
oleh para sarjana baik Muslim maupun Barat, memiliki
kelemahan
tertentu. Fakta ini mengimplikasikan perlunya susunan
kronologi
26
Lihat Dadan Rusmana, Al-Quran dan Hegemoni Wacana Islamologi Barat,
h. 21-25.
12
pegangan dalam mengidentifikasi unit wahyu orisinil; kedua,
untuk
menetapkan penanggalan unit wahyu orisinil tersebut,
perkembangan misi kenabian Muhammad saw. dan komunitas
Muslim pada masa pewahyuan Al-Qur`an, dijadikan sebagai
rujukan
hitoris yang pasti. 27
kronologi Al-Qur`an yang telah digagas oleh sarjanawan Barat.
Hal
tersebut berbeda dengan penelitian yang akan penulis lakukan,
dimana penulis tidak hanya mendeskripsikan tetapi juga fokus
menganalisis secara kritis teori kronologi Al-Qur`an yang
digagas
oleh dua tokoh yaitu Theodor Nöldeke dan Sir William Muir.
Sekalipun memiliki fokus yang berbeda penelitian ini
memberikan
sumbangsi besar terhadap penelitian yang akan penulis
lakukan,
berupa informasi-informasi mengenai teori-teori kronologi Al-
Qur`an yang digagas oleh para orientalis.
4. Tinggal Purwanto, „Menelisik Kronologi Surah dalam
Al-Qur`an
Perspektif Neal Robinson”, artikel dalam Jurnal Mawaizh, IAIN
Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung, 2018. Tulisan ini
membahas tentang langkah-langkah Neal Robinson dalam rangka
menyusun kronologi Al-Qur`an seperti yang tercantum dalam
bukunya Discovering The Qur’an: A Contemporary Approach To A
Veiled Text, yang meliputi tiga langkah yaitu melacak asbab
al-
Nuzul, memahami nasikh mansukh, dan mengkategorisasikan
makkiyah dan madaniyah. Tinggal Purwanto menyimpulkan bahwa
kajian yang dilakukan oleh Neal Robinson terhadap sejarah
27
Penanggalan Al-Quran dalam Tradisi Kesarjanaan Barat”, dalam
Prosiding Konferensi
Nasional Bahasa Arab IV di Malang, 6 Oktober 2018, h.
534-545.
13
kontribusi dalam studi Al-Qur`an. 28
Penelitian ini membahas tema
Adapun letak perbedaanya yaitu penelitian ini hanya
mendeskripsikan metode-metode yang dijadikan pijakan oleh
Neal
Robinson dalam usahanya menyusun kronologi surat Al-Qur`an,
sedangkan penelitian yang akan penulis lakukan tidak hanya
mendeskripsikan tetapi juga menganalisis secara kritis
susunan
kronologi yang digagas oleh tokoh berbeda yaitu Nöldeke dan
William Muir.
Sejarah Al-Qur`an di Indonesia”, artikel dalam Jurnal uuf,
Lajnah
Pentashihan Mushaf Al-Qur`an, 2018. Tulisan ini membahas
tentang
pengaruh Nöldeke terhadap karya-karya sarjana Muslim di
Indonesia tentang sejarah Al-Qur`an yang disusun secara
periodik,
terhitung sejak pertengahan abad ke-20 hingga saat ini. Pengaruh
itu,
berwujud dalam karya, metodologi yang digunakan dan respon
baik
itu bersifat positif maupun negative. Sirajuddin Bariqi
menyimpulkan bahwa Nöldeke melalui karyanya The History of
the
Qur’an telah memberikan pengaruh terhadap muncul dan
berkembangnya studi sejarah Al-Qur`an di Indonesia. Namun,
pada
prosesnya studi sejarah Al-Qur`an di Indonesia berjalan
lambat.
Terhitung sejak munculnya karya pertama yang ditulis oleh
Adnan
Lubis (1941) dan diakhiri oleh A. Athaillah (2010), tercatat
tidak
lebih dari sepuluh karya yang dihasilkan oleh sarjana Muslim
28
Lihat Tinggal Purwanto, “Menelisik Kronologi Surah dalam Al-Qur`an
Perspektif
Neal Robinson”, dalam Jurnal Mawa’izh Vol. IX No. 1 tahun 2018, h.
135-151.
14
tentang biografi Nöldeke dan teorinya tentang sejarah
Al-Qur`an.
Adapun persamaan dengan penelitian penulis yaitu tokoh yang
menjadi objek. Perbedaannya terletak pada aspek penelitian.
Tulisan
ini meneliti aspek pengaruhnya terhadap studi Sejarah Al-Qur`an
di
Indonesia sementara penulis fokus pada aspek teori
kronologinya.
6. Moh. Pandu Agung Saputro, “Konsep Kronologi Al-Qur`an
Menurut Richard Bell”, skripsi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,
2017. Skripsi ini membahas tentang pemikiran Richard Bell
tentang
kronologi Al-Qur`an. Dengan menggunakan metode analisis
kritis,
hasil penelitian Pandu menyimpulkan bahwa konsep kronologi
Al-
Qur`an yang digagas oleh Richard Bell berbeda dengan konsep
kronologi Al-Qur`an yang digagas oleh ilmuan lain baik itu di
kalangan Muslim maupun Barat.
Theodor Nöldeke (1836-1930 M.)”, artikel dalam Jurnal
Syahadah,
Universitas Islam Indragiri Tembilahan, 2015. Tulisan ini
membahas
tentang rekonstruksi tartîb nuzl yang ditawarkan oleh
Nöldeke.
Hasil penelitian Mohammad yahya ini, menyimpulkan bahwa yang
dilakukan oleh Nöldeke dalam menyusun tatanan kronologi baru
dalam konteks zaman dan wilayahnya merupakan sebuah prestasi
besar. Hal ini terlihat melalui rujukan yang digunakannya yaitu
data
sejarah dan penafsiran Al-Qur`an serta manuskrip-manuskrip
Al-
Qur`an dan yang berkaitan dengannya. Selain itu Mohammad
Yahya
juga menyimpulkan adanya inskonsistensi dalam metode yang
digunakan oleh Nöldeke saat menentukan surat yang terakhir
kali
29
Sirajuddin Bariqi, “Pengaruh Theodor Nöldeke terhadap Studi Sejarah
Al-Qur`an di
Indonesia”, dalam Jurnal uuf, Vol. XI No. 2 tahun 2018, h.
237-256.
15
sumbangsih yang sangat besar terhadap penelitian yang akan
penulis
lakukan, karena membahas aspek yang sama dari tokoh yang juga
akan menjadi objek penelitian penulis. Perbedaannya, penulis
tidak
hanya meneliti kronologi Al-Qur`an Theodor Nöldeke tetapi
juga
teori kronologi Al-Qur`an Sir William Muir. Selain itu, penulis
juga
akan menganalisis secara kritis mengenai teori kronologi
kedua
tokoh tersebut.
Pandangan Ulama Klasik dan Kontemporer”, artikel dalam Jurnal
Syahadah, Universitas Islam Indragiri Tembilahan, 2015. Tulisan
ini
membahas tentang konsep makki madani menurut ulama klasik dan
ulama kontemporer yang diwakili oleh Nashr Hamid Abu Zaid.
Hasil penelitian Abd. Halim ini menyimpulkan bahwa: pertama,
konsep makki madani menurut ulama klasik didasarkan pada tiga
hal
yaitu waktu, tempat dan sasaran; kedua, penentuan makki
madani
juga memperhatikan konteks realitas serta gaya bahasa yang
digunakan masyarakat pada saat itu; ketiga, permasalahan yang
muncul berupa perbedaan kondisi sosio-kulturan masyarakat
Makkah dan Madina dapat diatasi melalui analisis ilmiah
historis;
keempat, memahami teori Makki-Madani merupakan kewajiban
bagi seorang mufassir untuk menghindari penafsiran yang
ahistoris
yang cenderung menyebabkan keasalahan pada penafsiran. 31
Penelitian ini sangat berbeda dengan penelitian yang akan
penulis
lakukan. Penelitian ini memberikan informasi kepada penulis
30
Lihat Mohamad Yahya, “Aransemen Tartîb Nuzl Al-Qurân Perspektif
Theodor
Nöldeke (1836-1930 M.)”, dalam Jurnal Syahadah, Vol. III No. 1
tahun 2015, h. 25-49. 31
Lihat Abd. Halim, “Perkembangan Teori Makki dan Madani dalam
Pandangan
Ulama Klasik dan Kontemporer”, dalam Jurnal Syahadah, Vol. III No.
1 tahun 2015, h. 1-23.
16
perbedaannya yaitu penelitian penulisan memiliki cakupan yang
lebih luas, dimana tidak hanya membahas teori Makkî dan
Madanî,
tetapi juga membahas teori nâsikh manskh dan asbâb al-nuzl
yang
merupakan pijakan utama kronologi Al-Qur`an sarjana Muslim.
Beberapa literatur yang telah penulis paparkan sebelumnya,
belum
ada literatur yang membahas kronologi Al-Qur`an menurut
Theodor
Nöldeke dan Sir William Muir menggunakan telaah kritis
seperti
penelitian yang akan penulis lakukan.
F. Metode Penelitian
yang digunakan
pendekatan, metode pengumpulan data, metode pengolahan dan
analisis
data.
bersifat analisis-kritis. 33
mendeskripsikan dan menganalisis secara kritis teori kronologi
Al-
Qur`an Theodor Nöldeke dan William Muir melalui riset
kepustakaan (library research).
32
Metode adalah way of doing anything, adalah suatu cara yang
ditempuh untuk
mengerjakan sesuatu agar sampai kepada suatu tujuan. Lihat Abdul
Mustaqim, Metode
Penelitian Al-Qur’an dan Tafsir, (Yogyakarta: Idea Press, 2018), h.
170. 33
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menekankan pada
quality atau hal yang
terpenting dari suatu barang atau jasa berupa kejadian, fenomena
atau gejala sosial yang
merupakan makna di balik kejadian yang dapat dijadikan pelajaran
berharga bagi suatu
pengembangan konsep teori. Lihat Djamam Satori dan Aan Komariah,
Metodologi
Penelitian Kualitatif , (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 22.
17
sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data
primer
dalam penelitian ini adalah karya-karya kedua tokoh yang
menjadi
objek dalam penelitian itu yaitu The History of the Qur`ân
karya
Theodor Nöldeke, 34
Life Of Mahomet dan The Corân: Its
Composition and Teaching and The Testimony It Bears To The
Holy
Scriptures karya Sir William Muir. Sedangkan sumber
sekundernya
adalah literatur-literatur yang berkaitan dengan tema yang
penulis
teliti seperti al-Itqân fî ‘Ulm al-Qur`ân karya Jalaluddin
as-Suyuthi,
Bell’s Introduction to the Quran oleh Montgomery Watt, 35
Discovering the Qur`an karya Neal Robinson, Tafsir Kontektual
karya Taufik Adnan Amal dan Syamsu Rizal Panggabean,
Rekonstruksi Sejarah Al-Qur`an karya Taufik Adnan Amal, Al-
Quran dan Hegemoni Wacana Islamologi Barat karya Dadan
Rusmana serta literatur-literatur lain yang mendukung penelitian
ini.
3. Teknik Pengumpulan Data
standar untuk memperoleh data yang diperlukan. 36
Adapun teknik
yaitu dengan mengumpulkan, memeriksa dan mencatat data-data
yang relevan dengan tema yang dibahas yang bersumber dari
kitab,
buku, jurnal, majalah dan lain sebagainya. 37
34
Judul asli karya Nöldeke ini yaitu Geschichte des Qorans, ditulis
dalam bahasa
Jerman, yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Wolfang H.
Behn dan diterbitkan
pada tahun 2013. Lihat Lihat Theodor Noldeke dkk, The History of
The Qur`ân, terj.
Wolfgang H. Behn. 35
Buku ini merupakan hasil refisi dari karya Richard Bell yang
berjudul Introduction
to The Qur’ân. 36
Abd. Muin Salim, Metodologi Ilmu Tafsir, (Yogyakarta: Teras. 2005),
h. 171. 37
Iskandar, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Gaung Persada
Press, 2009), h. 64.
18
Dalam terminologi
penelitian untuk mengadakan hubungan dengan orang yang
diteliti;
juga berarti metode-metode untuk mencapai pengertian tentang
masalah penelitian. 39
suatu penelitian seacara konkrit adalah pola fikir (al-ittijâh
al-fikrî)
yang dipergunakan untuk membahas suatu masalah. 40
Adapun dalam
filosofis. Pendekatan yang menuntut untuk berfikir cermat dan
kritis
ini penulis gunakan untuk mencari jawaban secara mendasar,
integral, dan sistematis tentang teori kronologi Al-Qur`an
Theodor
Nöldeke dan Sir William Muir.
5. Pengolahan dan Analisis Data
Seperti yang telah penulis sebutkan pada sub bab sebelumnya,
penelitian ini adalah penelitian kualitatif, sehingga metode
yang
diperlukan adalah metode pengolahan data kualitatif. Adapun
untuk
menganalisis data-data yang terkumpul, penulis menggunakan
metode deskriptif-komparatif yang langkah-langkahnya sebagai
berikut :
literatur-literatur yang berkaitan dengan kronologi Al-Qur`an
Nöldeke dan William Muir serta pendangan-pandangan ulama
mengenai teori kronologi Al-Qur`an kedua tokoh tersebut.
38
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi
III,
(Jakarta: Balai Pustaka, 2005), h. 987. 39
Abd. Muin Salim, dkk, Metodologi Penelitian Tafsir Maudhu’î,
(Makassar: Pustaka
al-Zikra, 2011), h. 98. 40
Abd. Muin Salim, Metodologi Ilmu Tafsir, h. 138.
19
konfrehensif dan mengabstraksikannya melalui metode
deskriptif.
teori kronologi Al-Qur`an keduanya dengan teori kronologi Al-
Qur`an yang telah digagas oleh ilmuwan Muslim dan ilmuwan
Barat lainnya.
Teknik dan sistematika penulisan dalam tesis ini merujuk pada
buku
Pedoman Penulisan Proposal, Tesis, dan Disertasi Program
Pascasarjana
Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta. Tesis ini terdiri atas lima
bab yang
memiliki pembahasan masing-masing dan saling berkaitan antara
satu
dengan yang lainnya. Adapun pembahasan-pembahasannya adalah
sebagai berikut:
sebuah penelitian yang terdiri dari latar belakang masalah,
permasalahan,
tujuan penelitian, kegunaan penelitian, kajian pustaka, metode
penelitian,
dan sistematika pembahasan.
meliputi sumber-sumber penyusunan kronologi Al-Qur`an menurut
ilmuwan Muslim, kronologi Al-Qur`an ilmuwan Muslim, dan
wacana
kronologi Al-Qur`an di Barat.
Bab ketiga berisi biografi Theodor Nöldeke dan Sir William
Muir,
yang sub babnya terdiri atas biografi dan karya Theodor Nöldeke,
profil
buku Geschichte des Qorans, biografi dan karya Sir William Muir,
dan
profil buku Life of Mahomet.
Bab keempat membahas tentang analisis teori kronologi
Al-Qur`an
Theodor Nöldeke dan Sir William Muir. Adapun subabnya yaitu
teori
20
kronologi Al-Qur`an Theodor Nöldeke dan Sir William Muir,
penilaian
ulama terhadap Kronologi Al-Qur`an Theodor Nöldeke, penilaian
ulama
terhadap Kronologi Al-Qur`an Sir William Muir, komparasi dan
kontribusi teori keduanya dalam Qur`anic Studies.
Bab kelima penutup, teridiri atas kesimpulan dan saran-saran
untuk
peneliti ilmu Al-Qur`an selanjutnya.
167
dua tokoh ilmuwan Barat, Theodor Nöldeke dan Sir William
Muir,
penulis dapat menarik dua kesimpulan. Pertama, Theodor
Nöldeke
menyusun kronologi Al-Qur`annya menggunakan metode kritik
sastra
dengan menetapkan karakteristik-karakteristik surat dalam
setiap
periodenya melalui karyanya Geschichte des Qorâns. Ia
kemudian
membagi surat-surat Al-Qur`an ke dalam empat periode pewahyuan,
tiga
periode Makkah dan satu periode Madinah. Masing-masing surat
yang
diletakkan dalam keempat periode tersebut yaitu berjumlah 48 surat
pada
periode pertama, 21 surat pada periode kedua dan ketiga, serta 24
surat
pada periode Madinah.
susunan kronologi Al-Qur`an yang diarangsemennya berdasarkan
hadis-
hadis dan sîrah ar-Rasl yang ia jabarkan dalam dua karayanya, Life
of
Mahomet dan The Coran. Its Composition and Teaching; and the
Testimony its Bears to the Holy Scriptures. Jumlah surat yang ia
letakkan
dalam setiap periode yaitu periode pertama 18 surat, periode
kedua
empat surat, periode ketiga, 19 surat, periode keepat 22 surat,
periode
kelima 30 surat, dan periode keenam atau periode Madinah terdapat
21
surat.
positif dari Marco Schöller dan Regis Blachère. Marco Schöller
memuji
kesederhanaan metode yang digunakan oleh Nöldeke, sedangkan
Blachère menganggap hasil kerja Nöldeke tersebut mempermudah
ilmuwan Barat lainnya dalam mengkaji Al-Qur`an. Susunan
kronologi
169
tiga periode Makkah, inkonsistensi penerapan karakteristik
surat,
ketidaksesuaian dengan realitas sejarah yang terlihat dalam
penanggalan
surat Al-Fâtihah, adanya penurunan kualitas gaya bahasa
Al-Qur`an,
adanya perbedaan yang siginifikan antara kronologi Al-Qur`an
Nöldeke
dengan kronologi Al-Qur`an Mushaf Edisi Standar Mesir.
Bahkan,
penelitian ilmuwan Barat belakangan ini membuktikan bahwa
kronologi
Al-Qur`an Nöldeke bukanlah sebuah susunan kronologi Al-Qur`an
melainkan pengelompokan Al-Qur`an bersadarkan tema dan genre
yang
sama.
kelemahan pada dua aspek, yaitu adanya sekelompok surat yang
diberi
penanggalan sebelum kenabian Muhammad saw. dan Muir terlalu
mengedepankan ideology dan subjektifitasnya dalam menetapkan
penanggalan suatu surat seperti ketika ia menetapkan waktu
pewahyuan
surat An-Nashr. Dengan banyaknya kritikan dari para ulama,
membuat
susunan kronologi Al-Qur`an keduanya tidak dapat digunakan
secara
utuh dalam menentukan waktu pewahyuan Al-Qur`an melainkan
hanya
dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk menentukan waktu
penanggalan suatu surat dengan harus mengecek terlebih dahulu
ada
tidaknya kekeliruan yang dilakukan oleh kedua tokoh itu dalam
menentukan waktu penanggalan suatu surat tersebut.
B. Saran
saat ini. Namun, tujuan dilakukannya kajian-kajian tersebut
telah
bergeser dari “ingin menjatuhkan Islam” ke “untuk perkembangan
ilmu
pengetahuan”. Berubahnya tujuan tersebut, tidak seharusnya
membuat
170
kajian tersebut tetap harus terus berlanjut agar tercipta
keseimbangan
perkembangan ilmu pengetahuan antara Timur dan Barat, agar
Timur
atau Islam tidak hanya menjadi objek tetapi juga menjadi
subjek.
Terkait bidang kronologi Al-Qur`an, meskipun telah banyak
susunan kronologi Al-Qur`an yang digagas oleh beberapa ilmuwan
baik
Muslim maupun Barat, kajin di bidang ini tetap harus terus
menerus
dilakukan. Karena masih banyak bagian dari tema ini yang
masih
membutuhkan pengkajian lebih lanjut misalnya terkait surat-surat
yang
kontroversial pengelompokannya, apakah Makkiyah atau
Madaniyah.
171
Abbas, WM Ubaidillah Haji Wan dkk. “Wahyu Menurut Noldeke:
Satu
Analisis Awal”, makalah yang diseminarkan dalam Proceedings: The 2
nd
Annual International Qur`anic Conference 2012.
„Abduh, Muhammad. Tafsir Juz ‘Amma, terj. Muhammad Bagir,
Bandung:
Mizan, 1999.
Press, 2011.
Alam, Towqueer. “The Holy Quran and the Orientalist: Literary
Perspective”,
Disertasi, Aligarh Muslim University India, 1991-1992. Tidak
diterbitkan (t.d)
2019. .
Amal, Taufik Adnan dan Syamsu Rizal Pangabean. Tafsir Kontekstual
Al-
Qur`an: Sebuah Kerangka Konseptual, Bandung: Mizan, 1413 H.
Al-Andalusi, Ibnu Hazm. Intisari Sirah Nabawiyah: Kisah-kisah
Penting
dalam Kehdupan Nabi Muhammad, terj. Indi Ainullah, Jakarta:
Pustaka
Alvabet, 2018.
Azra, Azyumardi (ed.). Sejarah dan ‘Ulm Al-Qur`ân, Jakarta:
Pustaka
Firdaus, 2013.
Drajat, Yogyakarta: LKiS, 2003.
Bell, Richard. The Qur`ân Translated, with a Critical Rearrangement
of the
Suras, Edinburgh: T & T Clark, 1937, 1939.
Bennet, Clinton. Victorian Images of Islam, London: Grey Seal,
1992.
Al-Bukhârî, Ab „Abdillâh Muhammad ibn Ismâ„îl. Matn Shahîh
al-Bukhârî,
Damaskus: Dâr Ibn Katsîr, 2002.
ad-Dârimî, Ab Muhammad Abdullâh bin Abdur Rahmân. Sunan
ad-Dârimî,
Saudi Arabia: Dâr al-Mughnî, 2000.
172
Darwazah, „Izzah, at-Tafsîr al-Hadîts, Beirut: Dâr al-Gharb
al-Islâmî, 2000.
Djalal, Abdul. Ulumul Qur`an, Surabaya: Dunia Ilmu, 2011.
Ernst, Carl W. How to Read the Qur`an: A New Guide, with
Select
Translations, Chapel Hill: University of North Carolina Press,
2011.
Gokkir, Bilal. “Western Atitude to The Origin of The Qur`an”,
Disertasi,
The University of Manchester, 2002. Tidak diterbitkan (t.d).
Grimme, Hubert. Mohammed II: Einleitung in den Koran. System
der
Koranischen Theologie, Münster: Aschendorffschen
Buchhandlung,
1895.
Dakwah dengan Realitas Sejarah, Bandung: Bitread Digital Books,
2017.
Hajjâj, Muslim bin. Shahîh Muslim, Riyadh: Dâr Thaibah, 2006.
Hamid, Shalahuddin. Studi Ulumul Qur’ân, Jakarta: PT.
Intimedia
Ciptanusantara, 2002.
Al-Qur`an, Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur`an
Balitbang
dan Diklat Kementrian Agama RI, 2017.
Hanafi, Yusuf. “Restrukturisasi Kronologi Al-Quran:
Menelusuri
Wacana Penanggalan Al-Quran dalam Tradisi Kesarjanaan Barat”,
makalah yang diseminarkan dalam Prosiding Konferensi Nasional
Bahasa Arab IV di Malang, 6 Oktober 2018.
“Hartwig
Hirschfeld”,https://www.encyclopedia.com/religion/encyclopedias-
Agustus 2020 pukul 16.07 WITA.
Hasan, Mâlik Husain Sya„bân. Al-Qirâ’ât Al-Qur`âniyah wa al-Rasm
al-
‘Utsmâniyah, „Amman: al-Atsariyah, 2014.
Hirschfeld, Hartwig. New Researches into the Composition and
Exegesis of
the Quran, London: Royal Asiatic Society, 1902.
Hisyâm, Abu Muhammad „Abdul Mulk bin. as-Sîrah an-Nabawiyyah li
Ibni
Hisyâm, Beirut: Dâr Ibn Hazm, 2009.
Ilyas, Yunahar. Kuliah Ulumul Qur`an, Yogyakarta: Itqan Publishing,
2014.
Itr, Nuruddîn. ‘Ulm Al-Qur`ân al-Karîm, Damaskus: Mathbaah
al-Shabâh,
1993.
Al-Jâbirî, Muhammad „Âbid. Fahm Al-Qur`ân al-Hakîm, Maroko: Dâr
al-
Baidhâ, 2008.
. Madkhal ilâ Al-Qur`ân al-Karîm: al-Juz al-Awwal fî at-Ta‘rîf bi
Al-
Qur`ân, Beirut: Markaz Dirâsât al-Wihdah al-„Arabiyyah, 2006.
Al-Jurjânî, „Abdul Qâhir. Asrâr al-Balâghah, Beirut: Dâr
al-Ma„rifah, 1398
H.
2006.
Jakarta: Raja Grafind Persada, 2013.
Marshall, Howard (ed). New Testament Interpretation: Essays on
Principle
and Methods, Carlisle: The Paternoster Press, 1977.
Muir, Sir William. Life of Mahomet from Original Resources, London:
Smith,
Elder, & Co, 1878.
, The Caliphate, Its Rise, Decline, and Fall, London: t.p,
1891.
, The Coran. Its Composition an Teaching; and The Testimony It
Bears
To The Holy Scriptures, New York: Pott Young & Co, t.th.
, The Life of Mahomet and History of Islam to the Era of the
Hegira,
London: Smith, Elder & Co, 1858.
, The Life of Mohammad from Original Resources Edisi Revisi,
Edinburg: John Grant, 1923.
Mustaqim, Abdul. Metode Penelitian Al-Qur’an dan Tafsir,
Yogyakarta: Idea
Press, 2018.
Maroko: Dâr al-Qalam, 2009.
An-Nimah, Ibrâhîm. ‘Ulm Al-Qur`ân, t.k: t.p, 2008.
Nöldeke, Theodor. Das Leben Mohammed’s, Hannover: Rümpler,
1863.
, Geschichte der Perser und Araber zur Zeit der Sasaniden, Leyden:
E.J.
Brill, 1879.
Dieterichsche, 1919.
Nöldeke, Theodor dkk, The History Of The Qur’ân, terj. Wolfang H.
Behn,
Leiden: Brill, 2013.
6.46 WITA.
Powell, Avril A., Scottish Orientalists and India: the Muir
Brothers, Religion,
Education, and Empire, t.k: Boydell & Brewer, 2010.
Al-Qaththân, Manna. Mabâhits fî Ulm Al-Qur`ân, Kairo:
Maktabah
Wahbah, t.th.
Quthb, Sayyid. Tafsîr fî Zhilâl Al-Qur`ân, Kairo: Dâr asy-Syurq,
2003.
Rahman, Fazlur, Tema-tema Pokok Al-Qur`an, terj. Ervan Nurtawab
dan
Ahmad Baiquni, Bandung: Mizan Pustaka, 2017.
Reynold, Gabriel Said. The Qur’an in Its Historical Context. t.k:
Routledge,
2007.
Robinson, Neal. Discovering the Qur`an a Contemporary Approach to
a
Failed Text, London: SCM Press, 2003.
Rusmana, Dadan. Al-Quran dan Hegemoni Wacana Islamologi
Barat,
Bandung: Pustaka Setia, 2006.
Salim, Abd. Muin dkk. Metodologi Penelitian Tafsir Maudhu’î,
Makassar:
Pustaka al-Zikra, 2011.
Bandung: Alfabeta, 2011.
Firdaus, Jakarta: Pustaka Firdaus, 2004.
Shihab, M. Quraish, Tafsîr al-Mishbâh Pesan, Kesan, dan Keserasian
al-
Qur’an, Ciputat: Lentera Hati, 2016.
, Membumikan Al-Qur`an, Bandung: Mizan, 2002.
Smith, G. M. (ed). “Sir William Muir”, dalam Dictionary of
National
Biography, London: Smith, Elder & Co, 1911.
Sprenger, Aloys. Das Leben und die Lehre des Mohammad, nach
bisher
Groesstentheils unbenutzen Quellen, Berlin: Nicolaische
Verlagsbuchhandlung, 1861.
Suma, Muhammad Amin. Ulumul Qur`an, Jakarta: Raja Grafindo
Persada,
2014.
As-Suythî, Jalâluddîn, al-Itqân fî ‘Ulm Al-Qur`ân, Kairo: al-Dâr
al-
„Alamiyah li an-Nasyr wa at-Tajlîd, 2017.
Syarifuddin, Mohammad Anwar (ed). Kajian Orientalis terhadap
Al-Qur`an
dan Hadits, Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2012.
“Theodor Nöldeke”,
https://en.wikipedia.org/wiki/Theodor_N%C3%B6l
deke, diakses pada 17 Juli 2020 pukul 23.51 WITA.
Tim Oxford University, Oxford Dictionary, Oxford: Oxford University
Press,
1995.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia
Jakarta:
Balai Pustaka, 2005.
At-Tirmidzî, Abi „Isâ Muhammad. Jâmi’ al-Kabîr, Beirut: Dâr
al-Gharb al-
Islâmî, 1996.
Al-Wâhidî,„Alî bin Ahmad. Asbâb an-nuzl, Beirut: Dâr al-Kutub
al-
„Alamiyah, 1991.
Karya Richard Bell, terj. Taufik Adnan Amal, Jakarta: Raja
Grafindo
Persada, 1995.
“William Muir”, https://en.wikipedia.org/wiki/William_Muir, diakses
tanggal
27 Agustus 2020 pukul 6.48 WITA.
Qur’ân, Kairo: Dâr at-Turâts, t.th.
Az-Zarqânî, Muhammad Abdul „Azhîm. Manâhil al-‘Irfân fî ‘Ulm
Al-
Qur`ân, Beirut: Dâr al-Kitâb al-„Arabî, 1995.
Az-Zuhailî, Wahbah. Tafsîr al-Munîr, Damaskus: Dâr al-Fikr,
2009.
British Journal of Humanities and Social Sciences, Vol. 4 No. 1,
Februari
2012.
Free Inquiry, Vol. 22 No. 2, Spring 2002.
Journal Encyclopedia of Islam, Vol. V, tahun 1986.
Journal of Qur`anic Studies, Vol. 20 No. 2, tahun 2018.
Jurnal Addin, Vol. 7 No. 2, Agustus 2013.
Jurnal Al-Ahwal, Vol. 5 No. 1, April 2013.
Jurnal at-Tibyan, Vol 3 No. 1, Juni 2018.
Jurnal Encyclopædia Britannica, Vol. 11, tahun 1911.
Jurnal Ilmu Ushuluddin, Vol. 15 No. 1, Januari 2016.
Jurnal Istasyriqiyah, Volume 3, tahun 2015.
Jurnal Mawa’izh Vol. IX No. 1 tahun 2018.
Jurnal Mutawâtir, Vol. 4 No. 1, Januari-Juni 2014.
Journal of Qur`anic Studies, Vol. 20 No. 2, tahun 2018.
Jurnal of Qur’anic Studies, Vol. 10 No. 2, tahun 2008.
Jurnal of The Royal Asiatic Society of Great Britain and Ireland,
Cambridge
university Press, Oktober 1905.
Jurnal uuf, Vol. 3 No. 2, tahun 2010.
Jurnal uuf, Vol. XI No. 2 tahun 2018.
Jurnal Syahadah, Vol. III No. 1 tahun 2015.
Jurnal Syariati, Vol. IV No. 01, Mei 2018.
Jurnal Wiener Zeitschrift für die Kunde des Morgenlandes, Vol. 20,
tahun
1906.
177
Nama Orang Tua
Ulujadi Kota Palu Sulawesi Tengah
Riwayat Pendidikan
S1 : Institut Agama Islam Negeri Palu (2017)
Pengalaman Organisasi
1. Sekretaris Himpunan Mahasiswa Jurusan Tafsir Hadis (HMJ TH)
IAIN
Palu (2015)
2. Pengurus Lembaga Kajian Al-Qur’an dan Hadis (eL-QH)
(2015-2016)
3. Sekretaris Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) IAIN Palu
(2016)
0COVER
BAB III BIOGRAFI NOLDEKE DAN WILLIAM MUIR
BAB IV ANALISIS KRONOLOGI AL-QUR`AN NOLDEKE DAN MUIR
BAB V PENUTUP