Download - Kreasi London! Mei - Juni 2015

Transcript
Page 1: Kreasi London! Mei - Juni 2015
Page 2: Kreasi London! Mei - Juni 2015
Page 3: Kreasi London! Mei - Juni 2015
Page 4: Kreasi London! Mei - Juni 2015

PEMIMPIN REDAKSI :

Ria Dwi Agustina

EDITOR :

Rissa Nurul Eza

PENATA LETAK :

Chrisvensia Layhadi

Nadia Hudiana

Weelsen Suyanto

FOTOGRAFER:

Talitha Amalia Zafira

Divachallista Teosavitri

KONTRIBUTOR :

Fadhilah Muslim

Erlangga Hendratono

Dorothy Ferary

Tito Adibaskoro

Niken Rarasati

Savitri Sastrawan

Nicholaus Prasetya

Rissa Nurul Eza

Tim Redaksi

Page 5: Kreasi London! Mei - Juni 2015

May 2015

Page 6: Kreasi London! Mei - Juni 2015

KABAR LONDON

Page 7: Kreasi London! Mei - Juni 2015
Page 8: Kreasi London! Mei - Juni 2015

05-06DAFTAR ISI

03TIM REDAKSI

04

THIS MONTHLONDON :

07-18KABARLONDONHELLO INDONESIA

JAM SESSION PPI London

Oxford Education Day

Research Update

MOU PPI Oxbridge-PPI London

Science Cafe

Pojok Rohani (Nyepi di London)

Page 9: Kreasi London! Mei - Juni 2015

19-20REVIEWAKOMODASI

21-22WIRA USAHA

23-24JALAN-JALAN

Cafe SenggolNusa Dua Restaurant

Chelsea FC’s Victory Parade

SALAMKREASI LONDONSalam Musim Semi!

Di bulan Mei yang cerah kali ini, E-Newsletter KREASI LON-DON! Edisi bulan Mei 2015 kembali terbit. Mengikuti perayaan hari Kartini dan berbagai acara menarik yang terjadi di London, ENews edisi kali ini akan mengusung tema ‘Wanita’. Dari berbagai event yang terja-di di London, salah satunya adalah jam session yang diadakan oleh PPI London. Selain itu, ada pula cerita menarik tentang Oxford Education Day dan MOU antara PPI Oxbridge dan PPI London.

Ada pula liputan mengenai peringatan hari Kartini oleh ko-munitas INDUK. Research Update kali ini menceritakan mengenai penelitian salah satu pelajar London yang meneliti tentang evolusi wayang. Tidak lupa, pojok rohani meliput mengenai perayaan nyepi di ibukota United Kingdom ini. Ada pula review student accommodation di London yang mungkin berguna untuk teman-teman, terutama yang sebentar lagi akan memulai tahun akademik baru. Last but not least, rubrik jalan-jalan kali ini akan menceritakan tentang kemeriahan parade kemenangan Chelsea FC, salah satu klub sepak bola papan atas London. Enjoy!

Page 10: Kreasi London! Mei - Juni 2015

HELLO INDONESIAHello Indonesia adalah acara yang diselenggarakan oleh

Restaurant Nusa Dua London yang ingin memperkenalkan budaya Indonesia di UK tepatnya di London. Bu Usya, pemilik restaurant ini mengaku senang diadakannya kembali acara Hello Indonesia setelah sukses tahun lalu. Acara ini pun didukung banyak kalangan, salah satunya didukung oleh Mayor City of London.

Hello Indonesia tahun 2015 ini diadakan di Trafalgar Square pada hari Sabtu tanggal 7 Juni 2015. Acaranya sendiri sangat meri-ah, tak tanggung-tanggung, pihak panitia turut mendatangkan pen-yanyi dari Indonesia langsung. Adapun Eyang Titiek Puspa beserta grup vokal duta cinta, dan juga Dwiki Darmawan yang ikut memer-iahkan acara perkenalan budaya Indonesia di London ini. Fashion show, tarian tradisional, dan lagu-lagu tradisional Indonesia pun diperkenalkan kepada masyarakat yang hadir di acara ini. Tak lupa makanan Indonesia yang terkenal pun ada di acara ini, sebut saja sate, gado-gado, rujak, martabak yang pastinya menjadi “tombo kangen” masyarakat Indonesia yang telah menetap di London.

Warga asli UK pun berkomentar bahwa Indonesia kaya akan budaya dan juga memiliki ragam tarian dan lagu tradisional serta makanan yang menjadi favorit mereka. Nah, setelah mendengar komentar ini pastilah kita sebagai orang Indonesia bangga akan ke-megahan dan kekayaan seni dan budaya negara kita tercinta, Indo-nesia. Ayo kita ikut mempromosikan negara tercinta kita ini. Kalau bukan kita, siapa lagi?

Page 11: Kreasi London! Mei - Juni 2015
Page 12: Kreasi London! Mei - Juni 2015

Jamming session atau jam session adalah salah satu program kerja baru dari bidang kekel-uargaan PPI London yang bertujuan untuk mewadahi pelajar maupun non-pelajar di London berkumpul, bermain musik bersama, dan bertukar pikiran mengenai musik. Pada tanggal 11 April 2015 lalu, diadakan jam session pertama yang berlokasi di KBRI. Perkumpulan perdana ini dihadiri oleh sekitar 31 orang peserta, yang berasal dari beragam latar jenjang pendidikan, mulai dari pelajar di A-level, undergraduate, master, hingga doctorate hadir meramaikan acara ini.

Page 13: Kreasi London! Mei - Juni 2015

Acara yang dimulai pada pukul 14 diawali dengan perkenalan mengenai jam session dan perkenalan peserta, dilanjutkan dengan disku-si singkat mengenai harapan akan jam session ke depannya. Tanpa berlama-lama, jam session segera memasuki acara utama yaitu sesi nge-jam bareng. Meskipun para peserta yang hadir merepresentasikan genre musik yang berbe-da dan belum pernah bermain musik bersama sebelumnya, namun spontanitas para peserta dalam bermain musik sungguh luar biasa. Para peserta silih berganti menaiki ‘panggung’ dan saling bertukar peran, entah itu menjadi vokalis, pemain drum, pemain gitar/bas, pemain key-board, ataupun menjadi backing vocal. Musik yang dibawakan pun cukup beragam, mulai dari lagu Top40 international, jazz, pop, blues, rock, tembang lawas Indonesia, bahkan dangdut!

Kumpul perdana jam session tidak hanya dihadiri oleh teman-teman pelajar dan non-pe-lajar yang memiliki hobi bermain alat musik, tetapi juga oleh teman-teman yang senang mendengarkan musik atau sekedar ingin ber-kumpul. Beberapa juga terlihat asyik bermain kartu sambil ditemani oleh iringan musik para peserta jam session dan kue-kue tradisional In-donesia, seperti martabak, pisang goreng, dan bolu yang disediazkan oleh panitia jam session.

Selama acara berlangsung para pemain musik terlihat komunikatif dengan para penon-ton, tak jarang para pemain musik memainkan lagu-lagu yang di-request oleh penonton, men-gajak penonton untuk duet ke atas ‘panggung’, atau meminta penonton untuk menyanyikan lagu bersama-sama sehingga membuat acara kumpul perdana jam session ini menjadi ‘hidup’.

Hingga mendekati akhir acara, yaitu pukul 18.00 para musisi nampaknya masih sulit untuk berhenti bermain begitu pula para penonton tampak masih menikmati kebersamaan di aca-ra kumpul perdana jam session. Acara diakhiri dengan ucapan terimakasih oleh panitia dan ‘kerja bakti’ merapikan alat-alat musik yang dip-injam dari organisasi PERKI. Ke depannya, Jam Session diharapkan dapat terus diadakan secara reguler setiap bulan dan dapat menjadi suatu “komunitas” para penggemar musik di London. Jam Session untuk sesi-sesi berikutnya akan di-adakan di KBRI dan jika memungkinkan akan ada sesi dimana para peserta akan mendapat-kan kesempatan untuk unjuk kebolehan di tem-pat-tempat umum, seperti café.

Jam Session &

Karaoke

Page 14: Kreasi London! Mei - Juni 2015

London, 25 April 2015, PPI Ox-ford bekerjasama dengan PPI London dan PPI Cambridge, serta didukung oleh I-4 dan KBRI mengadakan acara “Ed-ucation Day”. Kegiatan ini merupakan program tahunan yang diadakan oleh PPI Oxford sejak tahun 2014. Acara ini dim-ulai pukul 9 pagi dan turut dihadiri serta dibuka oleh Wakil Duta Besar Indonesia di UK dan beberapa perwakilan dari KBRI di London. Presentasi pertama dibuka oleh Fadhilah Muslim, mahasiswa PhD di Im-perial College London yang menjelaskan tentang bagaimana menjadi dan men-jalani kehidupan mahasiswa Postgradu-ate di UK. Kemudian dilanjutkan dengan

diskusi panel bersama tiga orang per-wakilan dari PPI London lainnya, yaitu Tata Sumirat, Ataka dan Dorothy. Se-lanjutnya presentasi dilanjutkan dengan materi tentang jenis beasiswa untuk studi di Inggris yang disampaikan oleh Timo-thy Astandu dari PPI Cambridge. Adapun sesi sebelum istirahat makan siang ini di-tutup oleh penyampaian materi oleh Sam-uel Putra mengenai kehidupan mahasiswa undergraduate di UK yang merupakan perwakilan dari PPI Oxford. Sesi kedua dilanjutkan dengan penyampaian berb-agai jenis materi mulai dari bagaimana menulis personal statement, menulis pro-posal penelitian sampai tips untuk mengh-

Page 15: Kreasi London! Mei - Juni 2015

adapi seleksi interview di Oxbridge. Aca-ra ini pun turut dimeriahkan oleh Maudy Ayunda, seorang penyanyi serta artis muda dan berbakat Indonesia yang saat ini se-dang mengambil program undergraduate di University of Oxford yang member-ikan ‘Inspirational speech’ di akhir penutup acara. Selain sesi presentasi yang disam-paikan seperti di atas, juga terdapat pam-eran yang menampaikan berbagai brosur serta buku panduan dari beberapa Uni-versitas di UK. Imperial College London, University of College London, LSE serta King’s College London merupakan empat perguruan tinggi top dunia yang ikut berpas-tisipasi dalam kegiatan ini mewakili pergu-

ruan tinggi di London. Garuda Indonesia yang merupakan salah satu sponsor kegia-tan ini juga ikut serta meramaikan pameran ini. Antusias pengunjung terlihat pada saat sesi tanya jawab dimana ban-yaknya pertanyaan yang muncul saat sesi ini dibuka. Pertanyaan juga berdatangan dari penonton luar yang turut menyaksikan kegiatan ini secara online melalui media I-4.

OxfordEducationDay

Page 16: Kreasi London! Mei - Juni 2015

Sebuah Evolusi

NICHOLAUS PRASETYA

Perpaduan Arsitektur Kontemporer, Sinar Laser, dan Algoritma Pemrograman

Wayang. Kata ini mungkin tidak terdengar asing den-gan sebuah pertunjukkan klasik semalam suntuk ketika kita memperhatikan seorang Dalang yang dengan mahir bermain dengan karakter wayang, memberikan alur cer-ita yang sarat makna nilai-nilai kehidupan. Bagi sebagian orang, pertunjukkan klasik ini masih menarik untuk disimak. Namun di era globalisasi, sebuah tantangan mun-cul: ketika pertunjukkan yang juga merupakan salah satu kebudayaan yang diakui UNESCO ini semakin dihimpit era globalisasi, adakah suatu cara lain untuk menarik minat generasi muda turut andil dalam melestarikan budaya ini? Hal inilah yang berusaha dijawab oleh Tania Miranti Chumaira Manaf, seorang mahasiswa asal Indonesia di University College London (UCL).

Riset yang dilakukan Tania sebenarnya merupakan riset lanjutan yang sudah ia tekuni di Indonesia.“Hara-pannya, riset ini bisa berlangsung bahkan sampai aku tua nanti,” pungkasnya. Lalu apa riset yang digeluti Tania? Dengan latar belakang arsitektur, tentu tidak akan per-nah tergores dalam pikiran kita bahwa riset ini bermain dengan algoritma pemrograman dan teknik laser. Na-

mun jalan inilah yang dipilih Tania untuk semakin mempopulerkan wayang, meskipun ia mengaku disinilah letak tantangan tersulitnya. Lalu apa hubungan laser, algoritma pemrograman dan wayang?

Secara sederhana, riset ini bertujuan untuk membuat setiap orang yang tertarik dengan wayang berkecimpung langsung di dalamnya dan tidak hanya menjadi penon-ton yang pasif. Dengan kata lain, “pengalaman ruang dari setiap individu yang terlibat yang ingin dikembang-kan sehingga mereka lebih terlibat aktif,” jelas Tania. Metode yang ditempuh pun cukup unik. Di dalam studio, individu-individu ini akan bergerak sesuai dengan arahan Dalang ataupun sutradara di belakang layar. Pergerakkan mereka akan dipindai oleh kamera yang kemudian ditranslasikan dalam bentuk sinar laser. Sinar laser ini nantinya akan diarahkan ke ground untuk membentuk pola-pola yang sesuai dengan pergerakkan individu-in-dividu tersebut. Dengan kata lain, wayang itu kini menjadi manusia yang betul-betul bergerak di belakang layar dan bukan sekedar pergerakkan benda mati yang diger-akkan seorang Dalang.

Page 17: Kreasi London! Mei - Juni 2015

Hal ini memang terkesan cukup rumit. Hal ini pun diakui oleh Tania. Oleh karena itu, perkembangan riset Tania di UCL saat ini dibatasi pada pembuatan algorit-ma pemrograman untuk membentuk pola-pola sinar laser yang nantinya akan diarahkan ke ground. Lalu bukankah pergerakkan wayang itu sebenarnya ada banyak? Menurut Tania tidak demikian. Berdasarkan hasil studi yang tel-ah dilakukannya dahulu, hanya terdapat delapan gerakan dasar yang dilakukan oleh karakter wayang. Dengan kata lain, saat ini Tania berusaha untuk membuat alur pemro-graman yang memungkinkan sinar laser membentuk kedela-pan pola tersebut. Dan disinilah titik temu antara arsitektur kontemporer, sinar laser, dan algoritma pemrograman un-tuk mewujudkan evolusi di dunia wayang.

Harapan Tania sebenarnya jauh daripada itu. “Aku berharap bisa sampai tahap membuat karakter wayang dari sinar laser,” pungkasnya. Namun ia mengakui bahwa waktu studi master yang hanya satu tahun adalah kendala yang cukup sulit. Terkait dengan kelanjutan riset Tania ke depan, ia berharap untuk bisa berkolaborasi dengan maha-siswa yang melakukan studi etnografi dan budaya untuk

mengetahui kemungkinan aplikasi teknologi ini ketika memang dirasa sudah cukup mumpuni untuk menga-komodasi semua pergerakkan wayang. Menurutnya hal ini penting untuk memahami lebih jauh mengenai wayang sehingga tidak ada nilai-nilai yang hilang karena intrusi te-knologi.

Meskipun demikian, penggunaan teknologi laser untuk meningkatkan interaksi antara penonton dan wayang adalah salah satu langkah brilian untuk meningkatkan pop-ularitas wayang di kalangan anak muda sebab mereka tidak hanya menjadi penonton yang pasif. Selain itu, nilai-nilai dari sebuah pagelaran wayang yang ingin disampaikan pun akan terasa lebih bermakna karena dimainkan langsung oleh individu yang bersangkutan di belakang layar. Ten-tu kita semua berharap riset Tania ini bisa terus berlanjut untuk semakin memomulerkan wayang di kancah global. Semoga!

Kredit foto: Tania Miranti Chumaira Manaf

Page 18: Kreasi London! Mei - Juni 2015
Page 19: Kreasi London! Mei - Juni 2015

Pada tanggal 25 April 2015, PPI Oxford bekerja sama dengan PPI London, PPI Cambridge, dan Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional (I-4) mengadakan Oxford Education Day yang diadakan di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) London. Event ini dihadiri oleh lebih kurang 60 peserta dan juga di-siarkan secara langsung melalui live-streaming. Pada acara ini, perwakilan pelajar dari kampus-kampus ternama di London, Oxford, dan Cambridge saling berbagi pengalaman dan tips-tips untuk mendaftar kuliah baik itu jenjang S1, S2, dan S3 dan juga cara meraih beasiswa. Sesi PPI London dibuka oleh pre-sentasi Fadhilah Muslim (ICL) dengan tema “life as a Postgraduate Student”, yang kemudian dilanjutkan dengan diskusi panel bersama Tata Sumirat (UCL), Ahmad Ataka (KCL), dan Dorothy Ferary (LSE) Sesi PPI Cambridge dibuka dengan presentasi oleh Tim-othy Astandu (Cambridge) tentang bagaimana cara mendapatkan beasiswa untuk kuliah di Inggris, di mana dia membahas tentang berbagai beasiswa sep-erti Chevening, Jardine, LPDP, dll. Adapun panelis dari PPI Cambridge adalah Arief Wibisono Lubis (Cambridge), Danang Rizki (Cambridge), dan Shin-ta Yohanis (Anglia Ruskin). PPI Oxford mengusung

tema “Life as an Undergraduate student” dengan pre-sentasi oleh Samuel Putra. Panelist dari PPI Oxford adalah: Oktoviano Gandhi (Oxford), Putu Geniki Natih(Oxford), Muhammad Firmansyah Kasim (Ox-ford), dan Gede Maha Putra (Oxford). Selain itu ada juga sesi cara penulisan personal statement oleh Fara-nia Rangkuti, cara menulis research proposal oleh Fau-zan Adziman, cara menghadapi interview untuk masuk Oxford dan Cambridge oleh Tracey Harjatanaya, dan juga cerita motivasi dari Ayunda Maudya. Kesemua pembicara memiliki afiliasi dengan Oxford University. Selain workshop, ada juga penandatangan MoU antara PPI London, Oxford, dan Cambridge (LOXBRIDGE) yang mana untuk kedepannya ketiga PPI tersebut di atas sepakat untuk mengadakan kegiatan-kegiatan kemahasiswaan yang bersifat positif dan memban-gun, khususnya di bidang pendidikan.Kerjasama ini juga nantinya akan mengajak PPI Cabang-cabang untuk turut mennyelenggarakan kegiatan bersama

Oxford Education Day

MOU PPI

Page 20: Kreasi London! Mei - Juni 2015

Pada Science Café kedua yang dia-dakan pada 30 Mei 2015 lalu, PPI Lon-don menyelenggarakan diskusi dengan topic “How to be a successful writer” dan “Tips and tricks in writing scientific manuscript” dengan menghadirkan dua pembicara, yak-ni Soe Tjen Marching, Ph.D., dan April Hari Wardhana, SKH., M.Si., Ph.D.

Dr. Soe Tjen Marching, atau yang akr-ab dipanggil Ibu Soe Tjen, memberikan tips untuk menulis artikel dan novel secara kritis namun tetap relevan dengan fakta. Penulis ke-lahiran Surabaya 23 April 1971 ini telah mener-bitkan segudang karya, di antaranya adalah The Discrepancy between the Public and Private Selves of Indonesian Women (2007) yang diangkat dari disertasi beliau dan telah diterbitkan di In-donesia, Canada, Inggris, dan Amerika, ser-ta novel bertajuk Mati Bertahun Lalu(2010),

dan Kubunuh di Sini (2013). Dengan pengala-man beliau sebagai penulis dan novelis, Ibu Soe Tjen menjelaskan bahwa menulis adalah proses mendengarkan diri sendiri sehingga penulis ha-rus percaya diri terhadap perspektifnya. Meski-pun argumen penulis juga kerap dipengaruhi oleh karya orang lain, penulis tetap harus mencantumkan argumennya sebagai pen-dukung ataupun kritik terhadap karya orang lain. Karya kritis, menurut Ibu Soe Tjen, dapat diungkapkan dengan mengubah cara pandang dan menggugat paradigma penguasa. Hal ini diakui oleh beliau membutuhkan keberani-an untuk menuangkan gagasan berupa kritik, meskipun belum tentu semua orang memiliki pendapat yang sama. Sehingga, mendapatkan feedback dari pihak lain maupun dari nara-sumber tulisan menjadi nilai tambah bagi karya seseorang. Ibu Soe Tjen juga mengungkapkan

Science Café

Page 21: Kreasi London! Mei - Juni 2015

pentingnya melakukan riset melalui karya orang lain dan mencari informasi relevan mengenai topik yang ditulis supaya karya menjadi logis dan berkualitas, tidak hanya sekedar berargu-men tanpa data pendukung. Selain itu, Ibu Soe Tjen juga merupakan pendiri Majalah Bhinneka yang berisikan kritik-kritik sosial.

Pada sesi kedua, peneliti dengan bidang keahlian di parasitologi dan bioteknologi, April Hari Wardhana, SKH.,MSi.,Ph.D, mem-bawakan topik: Tips and tricks in writing scientific manuscript. Topik ini tepat dibawakan oleh be-liau karena pengalaman-pengalaman yang be-liau miliki dalam dunia penelitian dan penu-lisan hasil penelitian menjadi sebuah karya ilmiah yang layak publikasi. Sejak tahun 2009 sampai 2014, sebanyak 39 publikasi ilmiah telah beliau hasilkan, baik di jurnal Interna-sional maupun Nasional. Peneliti yang sedang menjalani Post Doctoral di Departement Life Science, Natural History Museum di London ini, menyampaikan manfaat pentingnya menu-lis karya ilmiah, antara lain sebagai wahana un-tuk mengkomunikasikan hasil penelitian kita kepada komunitas ilmiah sehingga kita bisa mengetahui seberapa dampak hasil penelitian kita serta sebagai media untuk pengakuan akan hasil penelitian kita di komunitas ilmiah. Penting bagi para peneliti untuk mengetahui kualitas dari jurnal yang akan kita tuju untuk mempublikasikan karya ilmiah. Hal tersebut disampaikan oleh peneliti yang menyelesaikan pendidikan Doktor nya di London School of Hy-giene and Tropical Medicine, University of Lon-

don. Beliau mengatakan untuk mengetahui berkualitas nya suatu jurnal, dapat dilihat salah satunya dengan acceptance rate, yaitu rasio jum-lah antara jurnal yang masuk dan diselek-si oleh reviewer dengan jumlah jurnal yang lolos untuk publikasi. Semakin kecil rasio tersebut, semakin berkualitas jurnal tersebut. Oleh karena itu, penulisan karya ilmiah yang dapat dipublikasikan memerlukan suatu per-siapan yang matang. Persiapan yang matang tersebut dengan memperhatikan empat ele-men karya ilmiah. Pertama adalah relevansi isi meliputi apakah semuanya saling berhubun-gan antara latar belakang, hipotesis serta hasil dan diskusi. Hal yang kedua adalah struktur dari karya ilmiah yang diharuskan mengikuti pakem yang telah ditetapkan oleh jurnal yang dituju. Tak kalah penting nya adalah elemen ketiga yai-tu gaya penulisan. Salah satu yang beliau sam-paikan adalah diusahakan dapat menggunakan gaya penulisan kalimat yang sederhana se-hingga mudah dimengerti. Setelah semuanya siap, menurut Bapak April Hari Wardhana, perlu diperhatikan tentang akurasi. Hal ini sangat penting untuk memastikan bahwa kita menulis sebenar-benar nya sesuai dengan hasil penelitian yang kita lakukan. Peneliti yang juga bekerja di Balai Besar Penelitian Veteriner (BBALITVET) Bogor ini menekankan untuk terus mengoreksi hasil tulisan kita sehingga dapat menghindari kesalahan-kesalahan yang tidak diperlukan sebelum kita masukkan ke jur-nal.

Page 22: Kreasi London! Mei - Juni 2015
Page 23: Kreasi London! Mei - Juni 2015

Melaksanakan Ibadah Nyepi di luar pu-lau Bali selalu memiliki tantangan yang ber-beda. Dalam melaksanakan ibadah Nyepi, ter-dapat pantangan-pantangan yang dinamakan Catur Brata (Empat Pantangan) yakni Amati Geni (tidak boleh menghidupkan api, lampu, elektronik), Amati Karya (tidak boleh beker-ja), Amati Lelungaan (tidak boleh bepergian), dan Amati Lelanguan (tidak boleh berpesta, berfoya-foya). Seperti yang diketahui banyak orang, kegiatan tahun baru agama Hindu di Indonesia ini tidaklah dirayakan dengan pesta besar ataupun secara berlebihan.

Kebanyakan masyarakat Indonesia di London yang beragama Hindu, menyeleng-garakan ibadah Nyepi menjadi tantangan tersendiri, dikarenakan sistem pemerintahan yang tidak menjadikan Nyepi sebagai salah satu perayaan keagamaan seperti di Indone-sia. Namun, dengan kesempatan dan niat, masyarakat dapat melaksanakan ibadah Nyepi dimana mereka berada.

Dengan pantangan Amati Lelungaan, mahasiswa Indonesia melaksanakan ibadah Nyepi di tempat tinggal masing-masing, se-bagai contoh di akomodasi kampus. Hari Nyepi ini dimanfaatkan sebagai waktu hening dari segala aktivitas kampus yang harus dilak-sanakan. Pasokan makanan dipastikan sehari sebelum pelaksanaan ibadah dikarenakan pan-tangan Amati Geni. Yang menarik tahun ini, terdapat acara “Balinese Gamelan Concert” yang dilaksanakan satu hari sebelum perayaan Nyepi,

Acara ini berlokasi di LSO (London Symphony Orchestra) St. Luke’s yang be-rada di kawasan Utara kota London. Rang-kaian acara termasuk musik gamelan dari LSO Gamelan Community Group dan Lila Cita (komunitas-komunitas gamelan Bali di London), beserta tari-tarian oleh Lila Bhawa (komunitas tari Indonesia di London) yang anggotanya berasal dari mancanegara. Pertun-jukan ini bagaikan bakti (ngayah) masyarakat dalam menutup tahun Çaka sebelumnya atau ngerupuk.

Walaupun kota London dengan segala hiruk pikuk di dalamnya, ibadah Nyepi tetap menjadi suatu kewajiban yang harus dilak-sanakan. Kesempatan melaksanakan Nyepi adalah sebuah kesempatan yang tidak pernah datang dua kali dalam setahun. Ibadah Nye-pi dapat dimanfaatkan untuk merefleksikan sikap-sikap yang kiranya harus diperbaiki dan menjadi pribadi yang lebih baik. Nyepi tidak-lah pernah menjadi sesuatu yang membosank-an, dengannya kita bisa menyambut tahun baru dengan tenang dan damai.

--

POJOK ROHANINyepi di London

Savitri Sastrawan

Page 24: Kreasi London! Mei - Juni 2015

Review Akomodasi

HAWKRIDGE HOUSE: Warden Road, London NW5 4SA

RENTANG HARGA SEWA Dengan lokasi yang dekat dengan pusat kota, Hawkridge house boleh dibilang menawarkan harga yang sangat murah, yaitu £ 132,30 per minggu. Harga sewa dipukul rata untuk seluruh tipe flat dan kamar. Pembayaran dilakukan setiap awal term atau per tiga bulan.

TIPE AKOMODASI (student accomodation/private housing/another) Hawkridge adalah akomodasi mahasiswa postgrad-uate yang dikelola oleh University College London. Karena seluruh penghuninya adalah mahasiswa post-graduate, maka kondisi lingkungannya dapat dibilang sepi dan nyaman untuk belajar.

FASILITAS (INDOOR & OUTDOOR) Seluruh kamar di Hawkridge memiliki harga sewa yang sama. Kamar-kamar dikelompokkan ke dalam flat-flat. Flat yang terletak di gedung utama berisi 2, 3, atau 6 kamar. Flat dengan jumlah kamar 2-3 dileng-kapi dengan satu dapur dan satu kamar mandi (bath-room dengan shower attached), sedangkan kamar berisi berisi 6 memiliki 2 kamar mandi (1 bathroom dan 1 shower room). Selain gedung utama terdapat sebuah lodge berisi 2 lantai. Flat di Lodge berben-tuk koridor yang berisi lima kamar, dua kamarman-di (1 shower room dan 1 bathroom), dan satu dapur. Kekurangan dari bangunan di lodge adalah ventilasi dapur yang sangat minim. Selain itu ukuran kamar di lodge lebih kecil dibandingkan kamar-kamar di ge-dung utama. Namun, kelebihannya kamar di lodge memiliki fasilitas wastafel di dalam kamar. Biasanya, mahasiswa yang datang lebih awal akan diprioritaskan untuk menempati kamar di gedung utama. Penghuni flat kebanyakan adalah campur laki-laki dan perem-puan. Namun, apabila kita datang cukup awal, kita bisa meminta teman flat yang sejenis kelamin dengan kita. Setiap kamar memiliki fasilitas meja belajar dan laci, rak buku, satu tempat tidur ukuran single, dua buah kursi, satu lemari pakaian, dan wastafel (tidak di semua kamar). Hawkridge juga menawarkan paket untuk penghuni baru berupa duvet, bantal, sprei, han-

Page 25: Kreasi London! Mei - Juni 2015

duk dengan harga £50. Paket ini bisa dipesan sebelum keberangkatan. Paket ini cukup memudahkan apabila kita tidak punya cukup waktu untuk berbelanja di hari kedatangan. Namun, tentunya har-ga £50 ini terbilang sangat mahal dibandingkan den-gan harga-harga yang ditawarkan di toko-toko sep-erti Primark atau IKEA. Di setiap kamar terdapat fasilitas internet baik berupa wifi maupun connection point untuk LAN. Selainitu, terdapat juga ruang be-lajar yang dilengkapi 14 buah komputer dan sebuah printer-scanner-mesin fotokopi. Terdapat juga com-mon room yang kadang daat digunakan sebagai ru-ang belajar atau bersosialisasi dengan penghuni lain. Common room dilengkapi dengan sebuah televisi, meja foosball, dan meja bilyar. Keuntungan menye-wa akomodasi kampus adalah fasilitas kebersihan. Di Hawkridge, kami memiliki cleaning service yang ber-tugas membersihkan lorong, dapur, dan kamar mandi setiap hari. Selain itu juga disediakan alat-alat kebersi-han yang dapat digunakan penghuni untuk membersi-hkan kamar masing-masing. Kebersihan kamar dicek sekali dalam satu term. Apabila mahasiswa tidak dapat menjaga kebersihan sesuai standar, maka pihak ako-modasi akan mengirimkan petugas untuk membersi-hkan kamar dan mahasiswa harus membayar biaya pembersihan tersebut. Hawkridge memiliki fasilitas laundry yang terdiri dari 4 mesin cuci dengan biaya £2 dan 4 mesin pengering dengan biaya £1. Dapur dilengkapi dengan 1 kompor listrik 4 tungku dengan oven, 1 toaster, 1 microwave, 1 pemanas air, 1 kulkas berisi 5 rak, 1 freezer berisi 5 rak, 1 meja makan dan beberapa kursi, tempat cuci piring, serta beberapa le-mari dan laci untuk menyimpan bahan makanan dan alat-alat dapur.

LINGKUNGAN SEKITAR Hawkridge house terletak di zona 2 di utara Cam-den Town. Lokasinya cukup dekat dengan pusat kota (20-30 menit menggunakan bus) dan beberapa objek wisata seperti tempat belanja populer Camden Market, London Zoo, dan Parliament Hill di Hamp-stead Heath. Apabila merasa bosan belajar di per-pustakaan kampus, atau perpustakaan terlalu penuh di musim-musim ujian, di terdapat juga perpustakaan

Queen Crescent yang jaraknya hanya sekitar 5-10 menit dari Hawkridge. Hawkridge tidak memiliki fasilitas keamanan di malam hari. House manag-er hanya berada di lokasi pada pukul 08.30-17.00. Lingkungan sekitar terbilang cukup aman, namun tetap harus berhati-hati apabila berpergian setelah pukul 09.00 malam.

MODA TRANSPORTASI TERDEKAT (train station, bus halte) Stasiun tube (underground) terdekat adalah Kentish Town yang dapat ditempuh selama 10-15 menit berjalan kaki. Selain itu terdapat stasiun kereta (overground) Kentish Town West yang hanya berjarak 3-5 menit jalan kaki. Halte bus terdekat berjarak 5 menit dari rumah dan memili-ki bus no. 24 yang membawa kita langsung ke UCL Bloombury campus dan beroperasi 24 jam.

TEMPAT BELANJA (GROCERIES, RESTORAN, KEBUTUHAN SE-HARI-HARI) Hanya berjarak tidak sampai 5 menit dari akomo-dasi kita sudah dapat menemukan Queen Crescent market. Kebanyakan penjual di sini adalah imigran timur tengah, sehingga sangat mudah mendapatkan daging halal atau makanan siap saji yang halal. Se-lain itu, terdapat berbagai supermarket, bank, kan-tor pos, toko elektronik, money changer, beberapa restoran, pub, dan restoran cepat saji di Kentish Town Road (10 menit jalan kaki). Camden market juga bisa ditempuh dengan berjalan kaki (15 menit) atau dengan bus (5 menit). Kelebihan & Kekuran-gan dari akomodasi yang ditempati Kelebihan dari Hawkridge yang paling menonjol adalah harga yang murah untuk lokasi yang cukup dekat dengan pusat kota. Kelebihan lainnya adalah lingkungan penghun-inya yang studious sehingga Hawkridge tidak bising seperti university hall lain yang seringkali mengada-kan party. Kekurangannya adalah saat ini Hawkridge sedang direnovasi. Sehingga terdapat banyak bahan bangunan dan pekerja bangunan berkeliaran di seki-tar lokasi.

Page 26: Kreasi London! Mei - Juni 2015

Senggol Café \

We are confident to say that the café can be categorised as a “nomad” café, a travelling café, moving around the UK to introduce Indonesian food and dishes to the British public. Our main objective is to create as many pop-up presences, working with established restaurants, pubs and cafés all around the UK. We also attend markets and farmer markets. Senggol Café is the main sponsor of the Indonesian Food Court (part-nering with local food businesses in many different locations where we are presence), supporting Pasar Senggol Nusantara, UK to fulfil its objec-tives, to promote all things Indonesian to the UK public. Our permanent food court is located at 35 Westow Street, London SE19 3RW and is happening every last Saturday in every month (January – December).For information about our services please visit our website www.senggol-cafe.co.uk , where we also provide links to all of our internet presence through

most major social media sites.

Page 27: Kreasi London! Mei - Juni 2015

Our very 1st successful Indonesian Food Court in London

The early Saturday morning really did dampen our spirit, it was cold and very wet to start with, but God had great surprises for us on the day. By 10 am, Mr Sunshine showed up, and brought the smiles to everyone’s face. Our

prayers truly been answered.

The very supportive Indonesian community started to arrive around 11 am, we hadn’t even had our kitchen ready by then. Luckily, our Senggol market is really a family market, everyone allow for a little imperfection, there were chit-chats to be done and some catching up to do with friends

who we hadn’t seen for ages who visited us so early in the day.

The amazing thing was, most of the traders were trading like “one” big family where we supported each other, specially the experience one like Hariyanto Radiman who has been trading for many years, was there to pro-

vide us full support for the unexpected incidents.

By 12.00, the local people were pouring in to the market, leaving the new traders (particularly the novices) like myself, feeling a little panicky, but comforted by the joke and laughter’s of customers and other trad-

ers, and everything turned out to be great and comforting.

The Food Court was really packed by 1pm, and no chance we could take photos during this time, as most of us were busy cooking. Most of these photos were taken, around 5pm, hence we could pose around a little, so you can imagine how packed the food court was at around 1 pm. We had no chance to even sit down from 10.00 till 5 pm, just serving our valued customers and cooked the best food we can give them. Most of our food sold out before 5pm, it was truly amazing. Please come again next month, don’t miss a great day out and lunch with your friends and family. Our next Food Court will be on 30th May 2015, the last Saturday in May. We plan to have a dangdut music corner going forward so that everyone can Senggol and dance as they wish J. Our sincere grati-tude to all our traders for putting on the great smiles all day (Yuli, Ina, Yumi, Ross, Hariyanto and our volunteers). Our huge thanks to all our valued customers for appreciating our food on the day. See you all again next month. (Nelly Andon) Most of our food sold out before 5pm, it was truly amazing. Please come again next month, don’t miss a great day out and lunch with your friends and family. Our next Food Court will be on 30th May 2015, the last Saturday in May. We plan to have a dangdut music corner going forward so that everyone can Senggol and dance as they wish J. Our sincere gratitude to all our traders for putting on the great smiles all day (Yuli, Ina, Yumi, Ross, Hariyanto and our volunteers). Our huge thanks to all our valued customers for appreciating our food on

the day. See you all again next month. (Nelly Andon)

Café Senggol Story

Page 28: Kreasi London! Mei - Juni 2015

NUSA DUA RESTOPartner Baru WeMember

Wah! Tidak terasa sudah 3 bulan sejak WeMember PPI London diluncurkan. Bagi teman teman yang belum tahu, WeMember adalah kartu keanggotan PPI London yang berbentuk digital. Cukup dengan mendaftarkan diri ke PPI London, tanpa dipungut biaya apapun, pelajar Indonesia di kota London dapat

menerima e newsletter berkala, berita terkini mengenai acara acara di London, serta berbagai diskon menarik! Tunjukkan WeMember e card dan dapatkan potongan harga khusus di berbagai restoran di London yang

telah menjadi mitra PPI London: Warung Padang London, Melur Restaurant, Bali bali Restaurant, dan yang ter-baru, Nusadua Restaurant! Informasi lebih lanjut mengenai syarat dan ketentuan dapat kalian temukan di website

kami, www.ppilondon.org.

Sekarang pendaftaran juga dapat dilakukan secara online melalui website PPI London, lho!

Caranya cukup kunjungi http://ppilondon.org/wemember/membership registration/, isi formulirnya dan lampirkan scan/foto student ID kamu supaya dapat kami verifikasi. Dalam 1 2 minggu, jika data yang diberikan sudah benar, kamu akan mendapatkan e mail berisi WeMember e card dari Tim Wirausaha PPI

London.

WeMember adalah salah satu program kerja dari Tim Wirausaha untuk memembantu teman teman pelajar di London. Kami juga mengajak teman teman semua untuk berlatih dan turut andil dalam berwirausaha secara

aktif melalui progam ini. Nah, jika kamu ingin tempat favoritmu masuk ke daftar diskon, ayo, ajak mereka untuk menjalin kemitraan dengan PPI London! Atas jasa kalian dalam membawakan diskon bagi seluruh pelajar Indo-nesia di kota London, kalian akan mendapatkan hadiah kenang kenangan dari PPI London sebagai ucapan

terima kasih. Untuk keterangan lebih lanjut mengenai program kemitraan PPI London, kalian dapat meng-hubungi Tim Wirausaha melalui e mail ke [email protected].

Page 29: Kreasi London! Mei - Juni 2015

Mulai bulan Mei ini, WeMember memiliki partner baru: Nusa Dua Restaurant asli Indonesia ini sudah berdiri cukup lama, yaitu sejak tahun 1990, tetapi sempat ditutup pada tahun 2013. pada saat ini pemilik Nusa Dua berencana untuk retired, tetapi setelah melihat kesempatan untuk mempromosikan Indonesia setelah acara Hello Indonesia, restoran ini

kembali didirikan. Tidak hanya di london, nusa dua juga terkenal di tanah air. Restoran ini pernah tampil di acara ‘Hitam Putih’ dan mendapatkan

‘good review’ dari tripadvisor.

Sebagai Restoran asli Indonesia, Nusa Dua Restaurant berkomitmen un-tuk menyediakan masakan terbaik nusantara. Restoran ini memperkerjakan

juru masak terbaik, 2 chef yang berasal dari padang dan indramayu yang telah bekerja di restoran asia terkenal di london seperti rasa singapura, bu-saba dan eat thai. Masakan andalannya antara lain sop buntut, nasi goreng

komplit, sambal udang, bandrek dan es cendol. Selain itu, restoran ini juga menyediakan business corner untuk networking event dan yang unik, restoran ini memiliki tempat karaoke! Makan enak, hangout, karaokean.

Sounds like an excellent place to hang out!

Photo by Farah Nahlia

Page 30: Kreasi London! Mei - Juni 2015

Musim semi telah tiba! Dan seperti halnya di kota-kota lain di seluruh UK, masyarakat Lon-don pun mendapat ‘jatah’ dua long weekend karena Bank holiday yang jatuh pada tanggal 11 Mei dan 25 Mei. Banyak kegiatan yang bisa dilakukan untuk mengisi waktu pada saat bank holiday ini. Salah satunya? Simak lipu-tan jalan-jalan berikut. Inggris terkenal sebagai negara asal muasal sepakbola dan memiliki salah satu liga terbaik di dunia. Tidak heran jika antusiasme masyarakat terhadap sepakbola ken-tal terasa di negara ini. London tidak terkecuali. London istimewa terutama karena banyaknya klub papan atas liga inggris yang bermarkas disini. Sebut saja; Arsenal, Chelsea FC, Totten-ham Hotspur, West Ham United, Crystal Pal-

ace,Fulham FC, Queens Park Ranger ( yang sayangnya baru saja terdegradasi ). Bertepa-tan dengan bank holiday pada tanggal 25 Mei 2015, sehari setelah english premier league berakhir, Chelsea FC mengadakan victory pa-rade atau pawai kemenangan untuk merayakan keberhasilan mereka menjuarai English Premier League musim 2014/2015 dan Football League Cup 2014-2015.

Chelsea FC, yang bermarkas di Stam-ford Bridge, Fulham, adalah klub papan atas Inggris yang pada tahun ini meraih double winner: piala English Premier League dan pi-ala Football League Cup, keduanya untuk kali kelima. Dimulai dari stadion markas Chelsea

Jalan-JalanLONDON BIRU; Gegap gempita Kemenangan Chelsea FC di London

Page 31: Kreasi London! Mei - Juni 2015

hun 1980an, pelemparan seledri dilakukan sebagai pendamping dari yel yel fans yang menyanyikan ‘celery songs’. Beberapa sumber menyebutkan lagu ini berasal dari nyanyian Cockney yang berjudul ‘Ask Old Brown To Tea’ yang kemudian dinyan-yikan oleh suporter chelsea pada saat tur mereka ke Swedia tahun 1981. entah kebetulan atau tidak, pada saat itu, Chelsea memiliki pemain andalan yang bernama Michael Fillery, yang namanya berima dengan ‘Celery’. Tradisi pelem-paran seledri ini berlanjut hingga tahun 2007, di-mana ketika itu FA mengeluarkan larangan pelem-paran seledridi dalam stadion. Well, fans chelsea mematuhi aturan ini, tetapi siapa yang bisa melarang mereka merayakan kemenangan klub ke-banggaan dengan melakukan tradisi unik mereka? Begitulah, sepanjang parade terlihat seledri ber-terbangan dimana-mana. Bahkan pendukung chelsea meyakini bahwa ‘it’s good thing if you got hit by celery’. Unik, memang. Pemain-pemain chelsea pun terlihat ikut melakukan lempar melem-par seledri ini dari atas bus mereka. Tidak pandang bulu, reporter yang sedang meliput jalannya parade pun dihujani seledri. Unik, menarik dan gegap gempita. Begitulah suasana keseluruhan parade kemenangan Chelsea FC tersebut. Meski-pun anda bukan penggemar klub ini, atau bahkan mungkin bukan penggemar sepak bola sama seka-li, pawai kemenangan ini merupakan acara yang layak didatangi untuk mengisi libur Bank holiday. Lagipula, tidak afdol bukan, jika anda ting-gal di london tapi tidak mengenal salah satu kebanggaan utama kota ini yaitu sepak bolanya? Sampai ketemu di rubrik jalan-jalan berikutnya!

FC, Stamford Bridge, Victory parade ini berjalan melalui New King’s Road, Eel Brook Common dan berhenti di Parsons Green. Meskipun parade baru dimulai pada pukul 12 siang, fans dari seluruh penjuru inggris mulai datang memadati area parade sejak pukul 09.00. tidak lama, sepanjang jalan dipenuhi lautan warna biru, warna kebangsaan klub London Barat ini. Dua layar datar raksasa di-dirikan di Eel Brook Common, yang menayangkan video dan foto perjalanan kemenangan Chel-sea FC dan tayangan prosesi Victory parade. Yel - yel chelsea membahana di udara, diiringi marching band yang berbaris tepat di depan Eel Brook Common. Tepat pukul 12 siang, 3 bus yang membawa pemain dan pelatih uta-ma Chelsea FC, keluarga mereka serta pemain Chelsea’s Academy yang juga memboyong 2 trofi musim ini memulai arak-arakan. Riuh rendah sor-akan dan nyanyian fans Chelsea FC mengirin-gi perjalanan bus pemain yang membawa pi-ala-piala yang mereka menangkan. Pemain-pemain ternama Chelsea FC seperti Didier Drogba, Eden Hazard, Cesc Fabregas, Branislav Ivanovich dan Petr Cech terlihat antusias dan ikut bersorak sorai bersama para pendukung mereka. Pelatih ke-banggaan Chelsea FC, Jose Mourinho turut terlihat antusias dan melambai kepada fans yang memadati area parade. Tak ketinggalan, pemilik Chelsea FC, Roman Abramovich, ikut bergabung bersama para pemain dan pelatih. Ada yang unik dari pawai kemenangan chelsea FC. Di sepanjang rute, ter-lihat fans saling melempar seledri. Ternyata, ada kisah menarik di balik ritual pelemparan seledri ini. Asal usul tradisi ini sendiri tidak jelas, meskipun ada beberapa cerita fans yang menjelaskan dimu-lainya tradisi pelemparan seledri. Dimulai pada ta-

Page 32: Kreasi London! Mei - Juni 2015
Page 33: Kreasi London! Mei - Juni 2015
Page 34: Kreasi London! Mei - Juni 2015

PER

HIM

PUN

AN PELAJAR IND

ON

ES

IA

LO N DON