Mata Kuliah
AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN-1
Materi:
AKUNTANSI OPERASI KANTOR CABANG
Fakultas/Jurusan
EKONOMI / AKUNTANSI
TATAP MUKA KE: 6 dan 7
Penyusun:
YUDHI HERLIANSYAH
UNIVERSITAS MERCUBUANA
JAKARTA 2010
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Yudhi Herliansyah, SE, Ak,
AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I 1
AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN-1
AKUNTANSI OPERASI KANTOR CABANG
Pokok Bahasan:
1. PENGANTAR
2. AGEN PENJUALAN DAN KANTOR CABANG
3. PEMBUKUAN AGEN PENJUALAN
4. SISTEM AKUNTANSI KANTOR CABANG
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Yudhi Herliansyah, SE, Ak,
AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I 2
PERTEMUAN-4 dan 5
AKUNTANSI OPERASI KANTOR CABANG
Sebuah perusahaan yang tumbuh sering mendirikan cabang untuk memasarkan hasil
produksinya di luar teeritorialnya. Istilah cabang digunakan untuk menggambarkan sebuah unit
usaha yang berlokasi pada berbagai tempat dari kantor pusat yang mempunyai persediaan
barang dagangan, membuat penjualan, memutuskan kredit dan membuat pengumpulan piutang
sendiri.
Kantor cabang adalah kesatuan yang memiliki lokasi sendiri dalam suatu kesatuan
usaha, yang pencatatan akuntansinya juga dilakukan terpisah. Cabang meskipun merupakan
kesatuan akuntansi yang terpisah, tetapi secara hukum mereka tidak terpisah dari induknya.
Laporan keuangan cabang digunakan hanya untuk tujuan pelaporan internal. Laporan keuangan
keseluruhan dibuat dengan menggabungkan laporan keuangan cabang dengan laporan
keuangan kantor pusat.
Sebuah cabang mungkin mendapatkan barang dagangan dari kantor pusat atau
mungkin sebagian dibeli dari langganan luar. Penerimaan kas oleh kantor cabang biasanya
sering disimpan pada bank dalam rekening koran kantor pusat dan biaya-biaya dibayarkan
dengan sistem dana tetap yang disediakan oleh kantor pusat.
Penggunaan sistem dana tetap ini memberikan pengendalian yang kuat bagi kanor pusat
atas penerimaan dan pengeluaran kantor cabang. Akan tetapi, dalam prakteknya untuk cabang
yang besar biasanya diperbolehkan untuk memiliki rekening bank tersendiri.
AGEN PENJUALAN DAN KANTOR CABANG
Masalah teknis antara agen dan kantor cabang seringkali digunakan untuk menjelaskan
perbedaan keduanya. Kegiatan agen adalah memamerkan barang dagangan dan menangani
pesanan pelanggan, mereka tidak mempunyai persediaan untuk memenuhi pesanan pelanggan
ataupun untuk menangani kredit pelanggan.
Agen bukan merupakan entitas dan juga bukan kesatuan usaha yang terpisah.
Biasanya pencatatan akuntansi yang diperlukan untuk kegiatan agen ini hanya penerimaan dan
pengeluaran kas, yang diperlakukan sama seperti sistem kas kecil (petty cash).Pencatatan
atas penjualan yang dilakukan oleh agen, biaya-biaya yang berhubungan dengan penjualan,
dan biaya lain-lain dicatat oleh sistem akuntansi kantor pusat.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Yudhi Herliansyah, SE, Ak,
AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I 3
Sebaliknya kantor cabang memiliki persediaan, melakukan penjualan kepada pelanggan,
menangani kredit pelanggan, menagih piutang, mencatat biaya yang terjadi, dan kegiatan-
kegiatan lain yang biasa dilakukan oleh suatu perusahaan. Kegiatan-kegiatan tersebut dicatat
berdasarkan sistem akuntansi kantor cabang.
PEMBUKUAN AGEN PENJUALAN
Seperti telah diuraikan sebelumnya, bahwa agen penjualan tidak memerlukan sistem
akuntansi yang lengkap untuk mencatat aktivitasnya yang terbatas. Agen cukup
menyelenggarakan buku kas untuk mencatat penerimaan modal kerja dari kantor pusat dan
pengeluaran-pengeluaran kas untuk biaya-biaya operasinya yang didukung oleh bukti-bukti
pengeluaran.
Karena digunakan inprest fund system (sistem dana tetap) maka pada saat mdal kerja
hampir habis maka catatan pengeluaran kas beserta bukti-bukti pengeluarannya dikirimkan ke
kantor pusat untuk dimintakan pengisian kembali.
Apabila terjadi penjualan oleh agen maka harga pokok penjualannya harus ditentukan.
Jika digunakan sistem perpetual, pencatatannya dengan mendebit pada perkiraan “harga
pokok penjualan agen A” dan mengkredit pada “persediaan barang dagangan”. Sedangkan jika
digunakan sistem periodik, dengan mendebit perkiraan “harga pokok penjualan agen A” dan
mengkredit “pengiriman pada agen”. Ayat-ayat jurnal ini hanya dicatat pada akhir periode
akuntansi oleh kantor pusat, setelah menerima catatan (memorandum) dari agen-agen.
Untuk memberi gambaran yang lebih lengkap ayat-ayat jurnal yang dibutuhkan kantor
pusat dalam hubungannya dengan operasi agen penjualan, perhatikan ilustrasi di bawah ini
dengan asumsi menggunakan sistem perpetual.
1. Pembentukan modal kerja agen :
Modal kerja agen Rp. 5.000.000
Kas Rp. 5.000.000
(Untuk mencatat transfer kas ke agen)
2. Transfer persediaan contoh (sample) kepad agen :
Persediaan contoh – agen Rp. 9.000.000
Barang dagangan (pembelian) Rp. 9.000.000
(Untuk mentransfer barang dagangan contoh ke agen)
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Yudhi Herliansyah, SE, Ak,
AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I 4
3. Penggantian dana modal kerja agen pada akhir bulan atau tahun :
Biaya gaji Rp.2.200.000
Biaya utilitas Rp. 700.000
Biaya iklan Rp.1.200.000
Biaya lain-lain Rp. 300.000
Kas Rp.4.400.000
(Untuk mencatat biaya yang terjadi di agen dan penggantian modal kerja)
4. Penyesuaian persediaan contoh agen pada akhir bulan atau tahun :
Biaya iklan Rp. 3.000.000
Persediaan contoh Rp. 3.000.000
(Untuk menyesuaikan persediaan contoh dengan nilai sebenarnya dan
untuk membebankan pencatatannya pada biaya iklan)
Jurnal tersebut digunakan untuk mencatat transaksi pengeluaran dan kas dan barang
dagangan yang dimiliki agen. Meskipun demikian, sistem yang dijelaskan di atas tidak cukup
untuk melakukan kontrol efektif atas penngeluaran-pengeluaran yang dilakukan agen atau untuk
mengukur kontribusi kegiatan agen pada pendapatan pusat. Ia juga tidak menyediakan dasar
untuk menentukan apakah operasi agen berjalan dengan efisien.
Ayat jurnal untuk sistem pencatatan agen yang lebih luas diberikan berikut ini. Jurnal ini
memperlakukan aktiva tetap agen penjualan Nelson secara terpisah. Penjualan, harga pokok
penjualan dan informasi biaya ditunjukkan dengan basis agen.
1. Membeli tanah dan bangunan untuk agen Nelson :
Tanah – agen Nelson Rp. 2.000.000
Bangunan – agen Nelson Rp.18.000.000
Kas Rp. 20.000.000
(Membeli fasilitas untuk agen)
2. Membentuk modal kerja agen :
Modal kerja agen Nelson Rp. 4.000.000
Kas Rp. 4.000.000
(Untuk mencatat transfer kas ke agen Nelson)
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Yudhi Herliansyah, SE, Ak,
AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I 5
3. Transfer barang dagangan ke agen :
Persediaan contoh agen Nelson Rp. 8.000.000
Barang dagangan Rp. 8.000.000
(Untuk mencatat transfer persediaan contoh)
4. Pembayaran gaji karyawan agen :
Biaya gaji – agen Nelson Rp. 3.000.000
Kas Rp. 3.000.000
(Untuk mencatat pembayaran gaji karyawan agen)
5. Pesanan penjualan dari agen telah diarsipkan dan dilakukan penagihan :
Piutang dagang Rp. 12.000.000
Penjualan Rp. 12.000.000
(Untuk mencatat penjualan kredit yang dilakukan oleh agen Nelson)
Harga pokok penjualan - agen Nelson Rp. 6.000.000
Barang dagangan Rp. 6.000.000
(Harga pokok persediaan yang dijual agen Nelson)
6. Penggantian modal kerja agen pada akhir tahun :
Biaya promosi – agen Nelson Rp. 1.800.000
Biaya utilitas – agen Nelson Rp. 400.000
Biaya lain-lain – agen Nelson Rp. 300.000
Kas Rp. 2.500.000
(Untuk mencatat penggantian modal kerja agen)
7. Pencatatan penyusutan gedung agen :
Biaya penyusutan – agen Nelson Rp. 900.000
Akumulasi penyusutan – agen Nelson Rp. 900.000
(Untuk mencatat penyusutan gedung agen)
8. Persediaan contoh agen disesuaikan agar mencerminkan pemakaian :
Biaya promosi-agen Nelson Rp. 1.000.000
Persediaan contoh agen Nelson Rp. 1.000.000
(Untuk mencatat nilai persediaan contoh pada nilai yang dapat direalisasikan)
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Yudhi Herliansyah, SE, Ak,
AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I 6
SISTEM AKUNTANSI KANTOR CABANG
Penerapan kegiatan akuntansi pada sebuah kantor cabang tergantung pada
kebijaksanaan perusahaan. Kebijaksanaan suatu perusahaan mungkin menggunakan sistem
akuntansi :
1. Pencatatan untuk kantor cabang dilakukan pada kantor pusat (sentralisasi).
2. Pencatatan untuk kantor cabang dilakukan pada kantor cabang dan kantor pusat.
3. Pencatatan untuk kantor cabang hanya dilakukan pada kantor cabang.
1. Pencatatan untuk kantor cabang dilakukan pada kantor pusat (sentralisasi)
Pada prinsipnya sama dengan untuk agen penjualan dimana kantor cabang membuat
dokumen-dokumen dasar seperti faktur penjualan, catatan waktu kerja, dan bukti-buktin
pendukung transaksi lainnya yang tembusannya atau aslinya dikirimkan ke kantor pusat untuk
dicatat di dalam buku jurnal dan buku besar kantor pusat.
2. Pencatatan untuk kantor cabang dilakukan pada kantor cabang dan kantor pusat
Pada cara ini kantor cabang membuat jurnal awal secara lengkap yang salinannya
dikirimkan ke kantor pusat untuk dicatat dalam jurnal umum dan buku besar.
3. Pencatatan untuk kantor cabang hanya dilakukan pada kantor cabang (desentralisasi)
Pada cara ini, setiap cabang membuat pembukuan atas transaksi-transaksi yang terjadi
pada kantor cabang secara lengkap yang meliputi jurnal, buku besar dan buku-buku pembantu.
Laporan keuangan disiapkan secara tahunan oleh kantor cabang dan dikirimkan ke kantor
pusat. Prinsip-prinsip akuntansi, sistem pengendalian internal, format dan isi laporan keuangan
ditentukan oleh kantor pusat. Laporan keuangan yang terpisah antara kantor cabang dan kantor
pusat digabungkan menjadi laporan keuangan tunggal untuk tujuan pelaporan eksternal.
PRINSIP-PRINSIP AKUNTANSI UNTUK SISTEM DESENTRALISASI
Rekening timbal balik (reciprocost accounts)
Perkiraan-perkiraan yang terjadi akibat transfer kas, persediaan barang dagangan atau
perkiraan-perkiraan yang lain oleh kantor pusat ke kantor cabang oleh kantor pusat akan
dikreditkan dengan debet perkiraan kantor cabang. Pada kantor cabang dicatat dengan
mendebet perkiraan kas, persediaan atau perkiraan-perkiraan lainnya dengan mengkredit
perkiraan kantor pusat. Perkiraan kantor pusat adalah perkiraan modal pribadi (ownership
equity) yang menunjukkan investasi bersih pada kantor cabang. Pada akhir periode akuntansi
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Yudhi Herliansyah, SE, Ak,
AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I 7
kantor cabang menutup perkiraan-perkiraannya. Perkiraan ikhtisar rugi-laba ditutup pada
perkiraan kantor pusat. Laba bersih akan menaikkan saldo kredit pada perkiraan kantor pusat
dan sebaliknya.
Transaksi kantor pusat dengan pihak ekstern dicatat dalam catatan akuntansi kantor
pusat seperti biasanya demikian juga transaksi antara kantor cabang dengan di luar kesatuan
perusahaan dicatat pada buku-buku kantor cabang menurut prosedur akuntansi yang berlaku
umum. Jadi bentuk yang unik dari hubungan kantor cabang dan pusat terletak pada cara
pencatatan transaksi antar kantor cabang dan kantor pusat.
Jadi perkiraan-perkiraan kantor cabang dan kantor pusat adalah perkiraan timbal balik
yang masing-masing menunjukan harta bersih kantor cabang. Ketika kantor pusat mendebet
perkiraan kantor cabang, kantor cabang seharusnya mengkredit perkiraan kantor pusat.
Tujuan lain dari perusahaan antara rekening timbal balik yaitu untuk menentukan harga
pokok penjualan yang terpisah antar kantor pusat dan kantor cabang. Jika ada rekening-
rekening timbal balik harus dieliminasi sedangkan yang lainnya cukup digabungkan pada saat
pembuatan laporan keuangan gabungan.
TRANSAKSI ANTARA KANTOR PUSAT DAN CABANG
Hal yang unik dari akuntansi kantor pusat dan cabang terletak pada pencatatan transaksi
yang terjadi antara kantor pusat dan kantor cabang.
Pembentukan kantor cabang yang baru memerlukan pencatatan, baik dalam buku kantor
pusat maupun dalam buku cabang. Asumsikan PT ELEMENT mendirikan kantor cabang di
Surabaya dengan mentransfer kas sebesar Rp.5000.000 dan peralatan Rp. 10.000.000 kepada
manajer kantor cabang.
Ayat jurnal pada buku kantor pusat dan cabang masing-masing :
Buku Kantor pusat :
Cabang Surabaya Rp. 15.000.000
Kas Rp. 5.000.000
Peralatan Rp. 10.000.000
(Untuk mencatat transfer kas dan peralatan ke cabang)
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Yudhi Herliansyah, SE, Ak,
AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I 8
Buku Kantor Cabang :
Kas Rp. 5.000.000
Peralatan Rp.10.000.000
Kantor pusat Rp. 15.000.000
(Untuk mencatat penerimaan kas dan peralatan dari kantor pusat)
Transaksi jenis kedua yang terjadi antara kantor pusat dan cabang adalah transaksi
pengiriman barang dagangan. Apabila PT. ELEMEN mengirim barang dagangan ke cabang
Surabaya dengan harga pokok Rp.8.000.000, maka jurnalnya adalah sebagai berikut :
Buku kantor Pusat :
Cabang Surabaya Rp. 8.000.000
Pengiriman ke cabang Surabaya Rp. 8.000.000
(Untuk mencatat pengiriman barang pada harga pokok ke Cabang Surabaya)
Buku kantor cabang :
Pengiriman dari kantor pusat Rp. 8.000.000
Kantor pusat Rp. 8.000.000
(Untuk mencatat peneriman kiriman dari kantor pusat)
ILUSTRASI AKUNTANSI KANTOR PUSAT DAN CABANG
Misalkan PT. JAYALAH mendirikan cabang baru di Bandung pada awal 19x1 dan transaksi
yang terjadi selama tahun 19x1 adalah sebagai berikut :
a. Menerima kas dari kantor pusat Rp. 20.000.000
b. Membeli peralatan berumur ekonomis 5 tahun Rp. 10.000.000 secara tunai.
c. Menerima pengiriman barang dagangan dari kantor pusat dengan harga pokok
Rp.16.000.000.
d. Membeli barang dagangan dari pemasok luar Rp. 4.000.000 secara tunai.
e. Menjual barang dagangan Rp. 30.000.000 secara tunai.
f. Mengembalikan barang dagangan ke kantor pusat Rp. 1.000.000.
g. Membayar biaya-biaya :
- Gaji Rp. 6.000.000
- Utilitas Rp. 1.000.000
- Sewa Rp. 3.000.000
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Yudhi Herliansyah, SE, Ak,
AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I 9
- Lain-lain Rp. 2.000.000
h. Mengirimkan Rp. 15.000.000 ke kantor pusat.
i. Hutang gaji pada akhir tahun Rp. 1.000.000 dan penyusutan untuk tahun itu
Rp.2.000.000.
j. Persediaan barang dagangan cabang pada akhir tahun terdiri dari Rp. 1.000.000 berasal
dari pemasok luar dan Rp. 5.000.000 diperoleh dari kantor pusat.
Ayat jurnal (dalam 000) untuk mencatat transaksi-transaksi dan peristiwa akhir tahun yang
berhubungan pada buku kantor cabang Bandung, dapat dilihat seperti berikut:
TransaksiBuku Kantor
PusatBuku Kantor Cabang Bandung
1. Cabang Bandung
20,0
00 Kas
20,
000
Kas
20,00
0 Kantor Pusat
20,000
Menstransfer kas ke cabang
Bandung
Menerima kas dari Kantor
Pusat
2 Peralatan
10,
000
Kas
10,000
Mencatat pembelian
peralatan
3. Cabang Bandung
16,0
00
Pengiriman dari Kantor
Pusat
16,
000
Pengiriman ke cabang
Bandung
16,00
0 Kantor Pusat
16,000
Menstransfer barang dagangan ke
Cabang
Menerima barang dagangan
dari
Bandung Kantor pusat
4 Pembelian
4,
000
Kas
4,000
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Yudhi Herliansyah, SE, Ak,
AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I 10
Mencatat pembelian tunai
5 Kas
30,
000
Penjualan
30,000
Mencatat penjualan tunai
6. Pengiriman ke cabang
Bandung
1,0
00 Kantor pusat
1,
000
Cabang Bandung
1,00
0 Kas
1,000
Pengembalian barang dagangan
dari
Mengembalikan bagang
dagangan
Cabang Bandung ke kantor Pusat
Biaya gaji
6,
000
Biaya utilitas
1,
000
Biaya sewa
3,
000
Biaya lain-lain
2,
000
12,000
Kas
Mencatat pembayaran
biaya-biaya
8. Kas
15,0
00 Kantor pusat
15,
000
Cabang Bandung
15,00
0 Kas
15,000
Menerima kas dari Cabang
Bandung
Mencatat pengiriman kas ke Kantor
Pusat
9. Ayat jurnal penyesuaian :
Biaya gaji
1,
000
Hutang gaji
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Yudhi Herliansyah, SE, Ak,
AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I 11
1,000
Gaji yang terhutang
Biaya penyusutan-peralatan
2,
000
Akumulasi penyusutan-
peralatan
2,000
Biaya penyusutan Rp.
10.000 : 5 th
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Yudhi Herliansyah, SE, Ak,
AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I 12
TransaksiBuku Kantor
PusatBuku Kantor Cabang Bandung
10. Ayat jurnal penutup :
Penjualan
30,
000
Persediaan
6,
000
Pengiriman dari Kantor
Pusat
15,000
Pembelian
4,000
Biaya gaji
7,000
Biaya penyusutan
2,000
Biaya utilitas
1,000
Biaya sewa
3,000
Biaya lain-lain
2,000
Kantor pusat
2,000
Untuk menutup akun kantor
pusat
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Yudhi Herliansyah, SE, Ak,
AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I 13
Perhitungan Harga Pokok Penjualan
Perhitungan harga pokok penjualan untuk kantor pusat dan cabang PT.JAYALAH adalah
sebagai berikut :
Kantor Pusat Kantor Cabang
Bandung
Persediaan, 1 Januari
19x1 85,000,000 -
Pembelian 150,000,000 4,000,000
Pengirirman ke Cabang
(15,000,000
) -
Pengiriman dari kantor
pusat - 15,000,000
Barang tersedia untuk
dijual 220,000,000 19,000,000
Persediaan, 31 Desember
19x1
(80,000,000
)
(6,000,000
)
Harga pokok penjualan 140,000,000 13,000,000
Kertas Kerja
Pencatatan akuntansi kantor pusat dan cabang bias digabungkan baika dengan menggunakan
kertas kerja format neraca saldo ataupun format laporan keuangan. Kedua pendekatan ini
digambarkan sebagai berikut. Data-data tentang kantor pusat yang sebelumnya tidak ada
ditambahkan untuk melengkapi ilustrasi.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Yudhi Herliansyah, SE, Ak,
AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I 14
Kertas kerja gabungan – pendekatan neraca saldo
PT. JAYALAH
KERTAS KERJA KANTOR PUSAT DAN CABANG
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 19X1 (DALAM 000)
Kantor Pusat
Cabang
Bandung
Penyesuaian
dan Laba Rugi
Laba
Ditahan Neraca
eliminasi
Debet
Kas 41,000
9,000 50,000
Piutang dagang 60,000 60,000
Persediaan - akhir 80,000
6,000 86,000
Tanah 20,000 20,000
Gedung - neto 100,000 100,000
Peralatan - neto 52,000
8,000 60,000
Cabang Bandung 22,000 a. 2.000
b. 20.000
Harga Pokok Penjualan 140,000
13,000 153.000 *
Biaya gaji 43,000
7,000 50.000 *
Biaya penyusutan - gedung 5,000 5.000 *
Biaya penyusutan - peralatan 8,000
2,000 10.000 *
Biaya utilitas 6,000
1,000 7.000 *
Biaya sewa
3,000 3.000 *
Biaya lain-lain 8,000
2,000 10.000 *
Deviden 10,000 10.000 *
595,000 376,000
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Yudhi Herliansyah, SE, Ak,
AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I 15
51,000
Kredit
Hutang dagang 50,000 50,000
Hutang gaji 4,000
1,000 5,000
Modal saham 200,000 200,000
Laba ditahan 110,000
110,000
Kantor pusat
20,000 b. 20.000
Penjualan 229,000
30,000
259,000
Laba cabang Bandung 2,000 a. 2.000
595,000
51,000
Laba bersih
21,000
21,000
Laba ditahan 31 Desember 19x1
121,000 121,000
376,000
* Dikurangkan
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Yudhi Herliansyah, SE, Ak,
AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I 16
Kertas kerja gabungan – pendekatan laporan keuangan
PT. JAYALAH
KERTAS KERJA KANTOR PUSAT DAN CABANG
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 19X1 (DALAM 000)
Kantor Pusat Cabang BandungPenyesuaian danLaporan Gabungan
eliminasi
Laporan Laba Rugi
Penjualan
229,000 30,000 259,000
Laba Cabang Bandung
2,000 a. 2.000
Harga Pokok Penjualan 140.000 * 13.000 * 153.000 *
Biaya Gaji 43.000 * 7.000 * 50.000 *
Biaya penyusutan - gedung 5.000 * 5.000 *
Biaya penyusutan - peralatan 8.000 * 2.000 * 10.000 *
Biaya Utilitas 6.000 * 1.000 * 7.000 *
Biaya sewa 3.000 * 3.000 *
Biaya lain-lain 8.000 * 2.000 * 10.000 *
Laba bersih 21,000 2,000 21,000
Laba ditahan Kantor Pusat
Laba ditahan 1 Januari
110,000 110,000
Kantor pusat (sebelum ditutup) 20,000 b. 20.000
Laba bersih 21,000 2,000 21,000
Deviden 10.000 * 10.000 *
Laba ditahan / kantor pusat
121,000 22,000 121,000
Neraca
Kas 41,000 9,000 50,000
Piutang dagang - neto 60,000 60,000
Persediaan 80,000 6,000 86,000
Tanah 20,000 20,000
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Yudhi Herliansyah, SE, Ak,
AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I 17
Gedung - neto
100,000 100,000
Peralatan - neto 52,000 8,000 60,000
Cabang Bandung 22,000 a. 2.000
b. 20.000
375,000 23,000 376,000
Hutang dagang 50,000 50,000
Hutang gaji
4,000 1,000 5,000
Modal saham
200,000 200,000
Laba ditahan
121,000 121,000
Kantor pusat 22,000
375,000 23,000 376,000
* Dikurangkan
PENGIRIMAN BARANG DAGANGAN DI ATAS HARGA POKOK
Prosedur yang diilustrasikan pad kasus PT. JAYALAH didasarkan pada pengiriman
barang dagangan dari kantor pusat ke cabang yang menggunakan basis harga pokok.
Banyak perusahaan menggunakan harga transfer diatas harga pokok untuk pengiriman internal
ke cabang-cabang mereka. Beberapa perusahaan menetapkan harga transfer pada harga jual
normal, sementara yang lainnya menggunakan mark-up standar.
Alasan yang mendasari penetapan harga transfer diatas harga pokok, antara lain ialah agar
aloksi pendapatan antar unit dalam perusahaan dilakukan dengan wajar, agar harga persediaan
ditetapkan dengan efisien an agar margin laba dari tiap-tiap cabang diungkapkan dengan
sebenarnya.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Yudhi Herliansyah, SE, Ak,
AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I 18
Pengiriman ke Cabang Dicatat pada Harga Pokok
Ketika kantor pusat mengirim barang dagangan kepada cabangnya dengan harga
transfer diatas harga pokok, pencatatan akuntansi pada buku kantor pusat harus disesuaikan
dengan biaya actual dari barang yang dikirim. Ini dilakukan melalui akun “tambahan laba
cabang” atau laba yang belum direalisasikan.
Sebagai contoh, kantor pusat PT. FIONA mengirim barang dagangan sejumlah Rp.
100.000.000 ke cabangnya di Tegal dengan mark-up sebesar 20% diatas harga pokok. Ayat
jurnal yang harus dibuat adalah :
Buku Kantor pusat
Cabang Tegal Rp. 120.000.000
Pengiriman ke cabang Tegal Rp. 100.000.000
Laba belum direalisasikan cabang Tegal Rp. 20.000.000
(Untuk mencatat pengiriman ke cabang Tegal 120 % dari harga pokok)
Buku kantor cabang Tegal
Pengiriman dari kantor pusat Rp. 120.000.000
Kantor pusat Rp. 120.000.000
(Untuk mencatat penerimaan persediaan dari kantor pusat)
Pengiriman ke Cabang Dicatat pada Harga Penagihan (billing prices)
Beberapa perusahaan mencatat pengiriman barang ke cabang berdasarkan harga penagihan
dan menyesuaikan akun laba belum direalisasinya hanya pada kahir periode akuntansi. Pada
saat pendekatan ini yang digunakan, saldo akun laba belum direalisasi selama periode
akuntansi mencerminkan laba yang belum direalisasi pada persediaan awal cabang, dan akun
pengiriman ke cabang mencakup laba belum direalisasi untuk periode berjalan.
Untuk lebih jelasnya, anggaplah PT. FIONA mengirim barang ke cabang Tegal dengan
harga penagihan :
Buku kantor pusat
Cabang Tegal Rp. 120.000.000
Pengiriman ke Cabang Tegal Rp. 120.000.000
Dengan jurnal ini akun pengirirman kantor pusat dan cabang akan memiliki saldo yang sama,
tetapi diperlukan dua ayat jurnal penyesuaian akhir tahun :
Buku Kantor pusat
Pengiriman ke cabang Tegal Rp. 20.000.000
Laba belum direalisasi cabang Tegal Rp. 20.000.000
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Yudhi Herliansyah, SE, Ak,
AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I 19
(Untuk menyesuaikan pengirirman dengan basis biaya)
Laba belum direalisasi cabang Tegal Rp. 18.000.000
Laba cabang Tegal Rp. 18.000.000
(untuk menyesuaikan laba cabang atas realisasi mark-up pada pengiriman ke cabang)
Jurnal pertama menyesuaikan akun pengirirman ke cabang dan akun laba belum direalisasi
dengan memunculkan saldo masing-masing Rp. 100.000.000 dan Rp. 20.000.000. Jurnal kedua
yaitu untuk menyesuaikan laba cabang dari laba belum direalisasi.
BIAYA PENGIRIMAN
Biaya pengiriman barang ke lokasi akhir penjualan merupakan elemen penting bagi
biaya persediaan barang dan harga pokok penjualan. Ongkos kirim dari kantor pusat ke cabang
harus dimasukkan dalam perhitungan persediaan cabang dan harga pokok penjualan.
Misalkan barang dagangan dikirim dari kantor pusat ke cabang senilai 125% dari harga
pokok Rp. 10.000.000, dan kantor pusat membayar ongkos kirim sebesar Rp. 500.000. Berikut
ini ayat jurnal yang harus dibuat pada buku kantor pusat dan kantor cabang :
Buku kantor pusat
Cabang Rp. 13.000.000
Pengiriman ke cabang Rp. 10.000.000
Laba belum direalisasi cabang Rp. 2.500.000
Kas Rp. 500.000
(mencatat pengirirman ke cabang)
Buku Cabang
Pengirirman dari kantor pusat Rp. 12.500.000
Biaya pengiriman Rp. 500.000
Kantor pusat Rp. 13.000.000
(Untuk mencatat pengirimanbarang dari kantor pusat)
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Yudhi Herliansyah, SE, Ak,
AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I 20
ALOKASI BIAYA – KANTOR PUSAT DAN CABANG
Alokasi biaya antara kantor pusat dan cabang biasanya diperlukan untuk mendapatkan
pengukuran yang akurat mengenai laba dari tiap-tiap unit perusahaan. Biaya promosi, misalnya
bias berhubungan dengan kegiatan penjualan kantor pusat, atau kegiatan penjualan satu atau
lebih cabang. Apabila biaya promosi ini dibayar oleh kantor pusat, maka biaya promosi yang
berhubungan dengan cabang harus dibebankan ke cabang. Biaya pensiun yang dibayar oleh
kantor pusat dan biaya administrasi & umum kantor pusat juga harus dialokasikan pada
kegiatan cabang untuk memberikan informasi lengkap mengenai laba dari tiap unit usaha.
Situasi lain yang membutuhkan alokasi biaya terjadi saat pencatatan aktiva tetap dilakukan oleh
sistem akuntansi kantor pusat.
Berikut beberapa contoh pengalokasian biaya. Jika cabang membayar Rp. 5.000.000
untuk biaya promosi yang berhubungan dengan penjualan kantor pusat dan cabang sama rata,
maka Rp. 5.000.000 itu dialokasikan sebagai berikut :
Buku Cabang
Biaya promosi Rp. 2.500.000
Kantor pusat Rp. 2.500.000
Kas Rp. 5.000.000
(Untuk mengalokasikan 50% biaya promosi pada kantor pusat)
Buku kantor pusat
Biaya promosi Rp. 2.500.000
Cabang Rp. 2.500.000
(Untuk mencatat biaya promosi yang dibayar oleh cabang)
Biaya pensiun Rp. 50.000.000 dan biaya umum kantor pusat Rp. 120.000.000 yang terjadi di
kantor pusat dan dialokasikan masing-masing 25% ke cabangnya di Depok dan Cilegon dicatat
sebagai berikut :
Buku kantor pusat
Cabang Depok Rp. 42.500.000
Cabang Cilegon Rp. 42.500.000
Biaya pensiun Rp. 25.000.000
Biaya umum Rp. 60.000.000
(Untuk mengalokasikan biaya pensiun dan umum pada kegiatan cabang)
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Yudhi Herliansyah, SE, Ak,
AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I 21
Buku cabang Depok
Biaya pensiun Rp. 12.500.000
Biaya umum Rp. 30.000.000
Kantor pusat Rp. 42.500.000
(Untuk mencatat alokasi biaya dari kantor pusat)
Buku cabang Cilegon
Biaya pensiun Rp. 12.500.000
Biaya umum Rp. 30.000.000
Kantor pusat Rp. 42.500.000
(Untuk mencatat alokasi biaya dari kantor pusat)
REKONSILIASI – KANTOR PUSAT DAN CABANG
Apabila terjadi kesalahan dalam mencatat transaksi resiprokal baik pada buku kantor
pusat maupun pada buku cabang, dan jika transaksi hanya dicatat pada satu buku saja maka
pada kahir tahun tidak akan muncul akun resiprokal kantor pusat dan cabang. Pendekatan yang
digunakan untuk rekonsiliasi kantor pusat dan cabang sama dengan pendekatan yang
digunakan dalam rekonsiliasi bank.
Rekonsiliasi kantor pusat dan cabang pada Desember 19x1 diilustrasikan pada peraga
berikut ini, dengan asumsi sebagai berikut :
1. Saldo 31 Desember 19x1 : akun kantor pusat (buku cabang) Rp. 452.300.000, akun
cabang Garut (buku kantor pusat) Rp. 492.000.000.
2. Cabang Garut mengirim cek Rp. 12.000.000 tunai ke kantor pusat pada tanggal 31
Desember 19x1. Kantor pusat baru menerima cek tersebut tanggal 4 januari 19x2.
3. Kantor pusat mengirim barang dagangan senilai Rp. 20.000.000 ke cabang Garut pada
tanggal 28 desember 19x1 pada harga transfer Rp. 25.000.000. Barang dagangan
tersebut baru diterima cabang pada tanggal 8 Janurai 19x2.
4. Biaya promosi sejumlah Rp. 8.500.000 dialokasikan oleh kantor pusat ke cabang Garut.
Biaya itu dicatat oleh cabang sebesar Rp. 5.800.000.
Jurnal berikut ini dibuat pada buku kantor pusat untuk menggambarkan kas dalam perjalanan
(cash in transit) tanggal 31 Desember 19x1 :
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Yudhi Herliansyah, SE, Ak,
AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I 22
Kas dalam perjalanan Rp. 12.000.000
Cabang Garut Rp. 12.000.000
Rekonsiliasi Kantor Pusat dan Cabang
PT WIJAYA
REKONSILIASI KANTOR PUSAT-CABANG
GARUT
31 DESEMBER 19X1 (DALAM
000)
Akun Akun
Kantor Pusat Cabang Garut
Saldo buku, 31 Desember 19x1
452,300
,000
492,00
0,000
Kas dalam perjalanan-cabang
Garut ke
kantor pusat
-
(12,00
0,000)
Pengiriman dalam perjalanan
cabang
25,000
,000
-
Koreksi kesalahan : biaya
promosi
Rp. 8.500.000 dicatat
Rp.5.800.000
2,700
,000
-
Saldo disesuaikan, 31
Desember 19x1
480,000
,000
480,00
0,000
Jurnal koreksi pada buku cabang Garut untuk mencatat rekonsiliasi :
Pengiriman dari kantor pusat-dalam perjalanan Rp. 25.000.000
Kantor pusat Rp. 25.000.000
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Yudhi Herliansyah, SE, Ak,
AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I 23
(Untuk mencatat barang dalam perjalanan dari kantor pusat)
Biaya promosi Rp. 2.700.000
Kantor pusat Rp. 2.700.000
(Untuk mengoreksi kesalahan pencatatan alokasi biaya promosi dari kantor pusat)
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Yudhi Herliansyah, SE, Ak,
AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I 24
Top Related