Download - Kotbah Doa

Transcript
Page 1: Kotbah Doa

Sepuluh Langkah Doa

Khotbah oleh Pendeta Eric Chang

Apakah Anda berdoa?

Hari ini, saya akan membagikan tentang subyek penting doa. Doa adalah landasan utama kehidupan seorang Kristen. Pikirkan sejenak tentang kehidupan doa Anda. Seperti apakah kehidupan doa Anda? Apakah Anda menikmatinya? Berapa menit dalam sehari Anda luangkan untuk berdoa? Saya tidak akan bertanya berapa jam kita berdoa karena kalau kita meluangkan beberapa menit saja itu sudah cukup baik.

Apakah sebenarnya doa itu? Bukankah aneh kita perlu menanyakan pertanyaan seperti ini padahal banyak orang Kristen merasa yakin bahwa mereka tahu tentang doa. Apakah doa itu semacam kegiatan keagamaan? Bukankah seringkali doa itu hanyalah suatu aktivitas dimana kita berbicara kepada diri sendiri? Sama seperti dalam perumpamaan orang Farisi dan si pemungut cukai. Sang Farisi telah menjadi seorang yang pakar dalam hal berbicara kepada diri sendiri, dan ia mengira itulah yang dimaksudkan dengan doa. Apa pemahaman Anda mengenai doa?

Doa adalah menjalin suatu persahabatan dengan Allah

Saya akan mendefinisikan doa dengan cara yang berbeda, sebagaimana yang diajarkan Kitab Suci. Menurut Alkitab doa adalah suatu jalinan persahabatan dengan Allah. Seseorang menjalin persahabatan dengan seorang yang lain melalui percakapan dengan orang itu. Apakah ada cara lain untuk membangun suatu persahabatan? Dapatkah Anda memikirkan cara lain untuk membangun persahabatan dengan Allah terlepas dari doa?  Apakah ada cara lain? Saya tidak tahu cara yang lain. Jika kita tidak berdoa, kita tidak akan pernah mengenal Allah sebagai Sahabat. Karena itu makna penting dari doa adalah bahwa melalui proses doa, kita berangsur-angsur sedang membangun persahabatan kita dengan Allah.

Apakah Anda memiliki persahabatan dengan Allah? Tidak jika Anda tidak berdoa. Jadi janganlah menganggap doa sebagai suatu kegiatan keagamaan. Dapatkanlah konsep doa yang alkitabiah. Doa adalah suatu komunikasi dengan Allah dengan tujuan untuk membangun persahabatan dengan-Nya. Tidak akan ada persahabatan yang terjalin jika Anda tidak menghabiskan waktu dengan orang itu. Dan tahap persahabatan Anda dengan orang itu sebagian besar akan ditentukan oleh banyaknya waktu yang rela Anda berikan kepada orang itu.

Pertanyaannya adalah, apakah Anda ingin memiliki Allah sebagai Sahabat? Jika Anda menginginkan persahabatan itu, maka Anda akan senang berdoa. Anda akan rindu untuk berdoa karena Anda ingin menjadi seorang sahabat Allah.

Akankah Allah menjadi Sahabat atau Hakim Anda?

Di saat Anda bertemu dengan Tuhan, apakah Anda akan bertemu dengan-Nya sebagai Sahabat atau Hakim? Jika Anda belum pernah berbicara dengan-Nya, maka Anda tidak akan mengenal-Nya sebagai Sahabat. Bukankah Ia kemudian akan berkata kepada Anda, "Aku tidak mengenalmu. Kamu belum pernah berbincang-bincang dengan-Ku. Siapakah kamu? Aku tidak mengenalmu. Enyahlah dari-Ku." Apakah ini hanya suatu khayalan? Saya rasa

Page 2: Kotbah Doa

tidak. Anda mungkin akan menemukan bahwa di Hari itu Tuhan akan berkata,  "Kamu belum pernah berbicara kepadaKu." Terutama jika seluruh doa Anda hanyalah merupakan suatu kegiatan keagaman atau untuk mendapatkan dampak psikologis - semacam omongan kepada diri sendiri untuk mendapatkan suatu 'mood' tertentu. Jika demikian doa kita bukan doa yang membuahkan kontak dengan Allah, karena tidak ada suatu hubungan dengan-Nya.

Di Hari itu Anda akan berkata kepada-Nya, "Tuhan, Tuhan, aku percaya kepada seluruh doktrin-doktrin yang benar. Aku seorang yang sangat ortodoks. Aku seorang Kristen sejati. Setiap orang di gerejaku mengenal aku." Tuhan akan berkata, "Mereka mungkin mengenal kamu tetapi Aku tidak mengenal kamu!"

Sekarang, dapatkah Anda melihat betapa pentingnya bagi kita untuk berkomunikasi dengan-Nya. Melalui komunikasi ini kita sedang membangun persahabatan dengan-Nya. Inilah doa. Mungkin Anda dapat menempel sebuah stiker di dinding yang berbunyi, "Persahabatan dengan Allah - itulah sasaranku". Nah, jika Anda seorang pelayan Tuhan, hal ini bahkan menjadi lebih penting lagi.

Sebagai hamba-Nya kita harus memuridkan orang lain. Anda tidak dapat melimpahkan sesuatu yang tidak Anda miliki kepada murid Anda. Jika Anda tidak memiliki persahabatan dengan Allah, lalu apa yang dapat Anda limpahkan kepada orang lain selain pengetahuan intelektual? Dan pengetahuan intelektual tidak akan menyelamatkan Anda.

Pahamilah bahwa sangatlah penting untuk mempraktekkan doa sebagai suatu sarana untuk membangun persahabatan dengan Allah. Tidak ada cara lain untuk membangun persahabatan dengan Allah selain melalui persekutuan dengan-Nya.

Menerima kuasa dan kemuliaan melalui doa

Kita seringkali gagal mengajarkan kepada orang yang baru datang kepada Yesus bagaimana untuk berdoa. Akibatnya mereka tidak bertumbuh. Bahkan lebih buruk daripada itu, kita mendapati bahwa mereka bahkan tidak mampu bertahan dalam iman dan akhirnya jatuh atau menjadi murtad. Saya yakin Anda tahu banyak kasus seperti ini.

Tanpa doa tidak ada kuasa. Anda akan mengetahui seberapa sehat kehidupan doa Anda hanya dengan melihat seberapa banyak kuasa yang ada dalam kehidupan Anda. Khususnya kuasa untuk mengatasi dosa. Saya tidak perlu menanyakan kepada seorangpun tentang kehidupan doa mereka karena hanya dengan melihat kehidupan mereka saja saya sudah tahu. Saya tahu apakah ia berdoa atau tidak. Sewaktu Musa naik ke atas gunung dan berkomune dengan Allah, apa yang terjadi? Salah satu hal yang terjadi saat ia turun dari gunung adalah wajahnya bersinar. Bila Anda berbincang-bincang dengan seseorang yang hidup dalam doa, Anda akan melihat adanya semacam kemuliaan di dalam orang itu yang berasal dari Allah.

Sepuluh langkah dalam doa

1.  Tetapkan waktu untuk bertemu dengan Allah setiap hari

Saya akan mulai dengan Amos 3:3 dan memusatkan hanya kepada kata-kata di situ.  Amos 3:3, "Berjalankah dua orang bersama-sama, jika mereka belum berjanji?" Bagaimana dua orang dapat berjalan bersama kecuali jika berjanji. Kata dalam bahasa Ibrani ini yang

Page 3: Kotbah Doa

diterjemahkan sebagai 'janji' mempunyai dua makna yang berbeda namun berkaitan, dan saya akan menggunakan kedua makna tersebut.

Salah satu dari makna kata ini adalah perjanjian (appointment), makna yang lainnya adalah persetujuan (agreement). Keduanya saling berkaitan. Bila Anda menyetujui suatu perjanjian, berarti Anda sudah membuat suatu persetujuan. Jadi hal pertama tentang doa adalah Anda membuat suatu perjanjian dengan Allah, dimana Anda menetapkan waktu dalam satu hari itu untuk bertemu dengan-Nya. Nah, penetapan waktu itu mutlak diperlukan bila Anda seorang Kristen baru karena Anda belum lagi belajar untuk berkomune secara konstan dengan Tuhan.

Jadi buat permulaan tidak perlu menetapkan sasaran yang terlalu tinggi umpamanya doa yang tiada hentinya.  Jika Anda mempunyai masalah untuk berdoa selama lima menit saja maka kita tidak perlu membicarakan doa yang tiada hentinya. Jadi kita akan menempatkan objektif yang lebih rendah mengingat kemiskinan kehidupan rohani orang Kristen. Saya ingin membahas hal ini di tingkat yang sangat praktis.

Saya sarankan mulai dengan sepuluh menit saja, berdoa selama sepuluh menit. Nah, apa yang Anda lakukan dalam waktu sepuluh menit itu amatlah penting. Sudah pasti jika Anda menggunakan sepuluh menit itu untuk tidur, kondisi Anda tidak akan berubah.  Hal yang penting adalah berdoa dengan fokus total. Harap diperhatikan kata ini, fokus total.  Sepuluh menit saja. Meskipun berkonsentrasi bisa menjadi suatu proses yang sangat meletihkan, tetapi saya pikir, untuk sepuluh menit, kita dapat mengeluarkan segala sesuatu dari pikiran kita dan memusatkan perhatian kita hanya kepada Yesus.

Dapatkah Anda memberikan sepuluh menit untuk berkomune dengan Tuhan? Apakah sepuluh menit itu terlalu berharga bagi Anda? Apakah sepuluh menit itu permintaan yang terlalu banyak? Menyedihkan, bukan? Yesus memberikan nyawa-Nya bagi kita akan tetapi kita tidak bisa memberi sepuluh menit untuk Dia! Tetapi percayalah, ada banyak orang Kristen yang bahkan tidak berdoa untuk sepuluh menit, dan dampaknya adalah gereja yang dipenuhi oleh banyak sekali masalah. Jikalau seluruh anak Tuhan mau berdoa bahkan untuk sepuluh menit saja sehari, Anda akan melihat betapa berbedanya kehidupan di dalam gereja. Gereja akan terus-menerus diubahkan.

Jelas saya bukan berkata bahwa selamanya Anda harus berdoa hanya untuk sepuluh menit saja sampai di akhir hayat.  Di saat persahabatan Anda dengan Allah mulai terjalin, Anda akan berkeinginan untuk berdoa lebih lama dan Anda tidak akan merasa waktunya berjalan dengan lambat. Intinya disini bukan mengenai seberapa lama waktu yang Anda gunakan untuk berdoa. Intinya bukan mengenai kuantitas. Hal yang penting adalah kualitas doa Anda. Jika Anda sedang marah dengan pacar Anda, dan Anda menghabiskan waktu sepuluh menit dengannya tetapi saling tidak berbicara, lalu apa gunanya waktu sepuluh menit itu? Jadi kualitas dari waktu sepuluh menit itu ditentukan dari fokus yang kita miliki kepada Yesus.

Seberapa penting menjalin persahabatan dengan Tuhan?

Seberapa pentingnya persahabatan dengan Allah itu bagi Anda? Saya tadi sudah berkata bahwa tanpa persahabatan dengan Allah Anda bahkan tidak akan diselamatkan! Karena pada Hari itu, Tuhan akan berkata, "Kamu tidak pernah berbicara kepada-Ku. Bisa jadi kamu telah menghabiskan banyak waktu berbicara kepada diri sendiri atau melakukan kegiatan keagamaan. Kapan kamu pernah berbicara kepada-Ku?"  Saudara yang kekasih, sudahkah Anda berbicara kepada Yesus hari ini?

Page 4: Kotbah Doa

Saya bukan menanyakan apakah Anda sudah berdoa hari ini, atau apakah Anda sudah melakukan saat teduh. Semua itu bisa jadi tidak lebih dari sekadar kegiatan keagamaan.  Saya bertanya sekali lagi, sudahkah Anda berbicara kepada Yesus hari ini? Dan bagaimana dengan kemarin? Bagaimana dengan hari sebelumnya? Kapan terakhir kalinya Anda benar-benar berbicara kepada Yesus? Dan bila Anda tidak pernah berbicara kepada-Nya, maka pada Hari itu Anda akan berdiri dihadapan-Nya, Ia akan berkata, "Siapa kamu? Kapan kamu pernah berbicara kepada-Ku?"

Dan janganlah mengira kepada diri sendiri, "Aku pernah berbicara satu kali kepada Yesus sekitar sepuluh tahun yang lalu.  Aku rasa itu sudah cukup.  Aku pernah berbicara sekali dengan-Nya. Jika kamu menanyakan kepadaku apakah aku sudah berbicara kepada Yesus, ya, aku sudah berbicara, sepuluh tahun yang lalu." Yang kita maksudkan dengan 'berbicara kepada Yesus' disini adalah suatu komune yang konstan dengan-Nya. Sesuatu yang berlangsung hari demi hari.

Jadi langkah pertama ke dalam doa adalah: Buat janji. Tetapkanlah suatu waktu dan pastikan bahwa sepuluh menit ini adalah untuk Tuhan. Saya merasa malu untuk mengatakan bahwa kita hanya bisa memberi Dia sepuluh menit sehari. Tetapi biarlah kita bersikap rendah hati. Marilah kita mulai dengan sasaran yang terjangkau oleh kita.

Sekarang Anda sudah menyisihkan sepuluh menit dari jadwal Anda untuk Tuhan. Anda sudah menyisihkan sekitar tiga jam untuk nonton TV, dan sepuluh menit untuk Tuhan. Sungguh menyedihkan, namun saya bersedia untuk turun sampai ke tingkat serendah ini. Anda menghabiskan dua atau tiga jam untuk TV, baiklah, saya tidak akan berkomentar apapun. Tetapi bagaimana dengan sepuluh menit untuk Allah itu? Bukankah tragis saya harus memohon kepada Anda untuk memberi sepuluh menit kepada Allah? Yah, sudahlah tidak apa-apa, tetapi marilah kita mulai dengan ini.

Anda berkata, "Baiklah, sekarang ini sepuluh menitnya. Tetapi apa yang harus aku lakukan sekarang?" Jelas Anda harus membukanya dengan ucapan rutin seperti,  "Berkatilah ayah dan ibuku, kakek dan keluargaku, dan tolong mobilku agar tidak mogok hari ini, dan aku tidak tertimpa kecelakaan." Dalam sepuluh menit ada banyak hal yang dapat Anda katakan. Nah, memohon agar Tuhan memberkati orangtua Anda itu adalah suatu hal yang baik, saya tidak mempermasalahkan hal ini. Tetapi jika Anda mengucapkannya setiap hari, Anda mungkin akan merasa sedikit jenuh. Jadi pertanyaan saya adalah apakah Anda tidak mempunyai hal lain untuk dibicarakan kepada Allah selain dari itu?

2.  Diamlah sepenuhnya

Langkah selanjutnya adalah berdiam dirilah. Jangan berkata sepatahpun. Datang dengan sikap rendah hati ke hadirat-Nya. Pusatkan perhatian Anda kepada-Nya. Saya sarankan agar Anda menggunakan dua menit pertama dari sepuluh menit yang begitu berharga itu untuk berdiam diri sepenuhnya, betul-betul diam. Sebagaimana tertulis dalam Mazmur 46:11, "Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah!" Bila Anda mengetahui bahwa Ia adalah Allah, Anda akan diam. Apakah Anda akan datang tergesa-gesa kehadirat-Nya dan berbicara tanpa henti-hentinya? Tidak, Anda datang dan diam dihadapan-Nya,  mengakui-Nya sebagai Tuhan yang berkuasa dan memperlakukan Allah sebagai Allah.

Kendalikan tubuh Anda

Page 5: Kotbah Doa

Anda akan mendapati bahwa di saat Anda mulai berdoa seluruh tubuh Anda akan memberontak. Dan Anda akan terheran-heran, "Kenapa sangat sulit untuk-ku berdoa?"  Jawabannya sederhana. Karena daging Anda. Sisi kedagingan Anda menolak apa yang berasal dari Allah. Anda dapat mengukur tingkat kerohanian Anda hanya dengan melihat bagaimana serunya kedagingan Anda melawan roh di dalam diri Anda. Jika kedagingan di dalam diri Anda begitu kuat sehingga Anda tidak mampu mengendalikannya, maka Anda sebaiknya menanyakan apakah Anda sudah diselamatkan atau belum.

Jadi kita harus belajar untuk mengendalikan kedagingan kita atau tubuh kita, melalui Roh Allah. Itu sebabnya doa sangat penting. Ia berkaitan langsung dengan dasar utama kehidupan rohani. Jadi untuk dua menit pertama dalam sepuluh menit itu, diamkan setiap aspek di dalam diri Anda: pikiran, hati, emosi dan seluruh keinginan Anda, semuanya harus diam.  Dan Anda akan menemukan bahwa hal ini teramat sangat sulit.

Dengan mengatur pernafasan Anda

Satu cara yang dapat menolong mengendalikan tubuh Anda adalah dengan melambatkan pernafasan Anda. Anda kaget? Paulus berkata di 1 Korintus 9:27, aku melatih tubuhku, dan menguasainya. Aku memberi diriku bogem mentah, aku memukuli diriku, aku harus menundukkan tubuh ini karena tubuhku ingin menghalangiku untuk berdoa. Dan hal yang sering kita dapati adalah bahwa kita harus belajar mengendalikan tubuh ini baik dari pihak kita dan juga melalui Roh Kudus yang bekerja secara langsung di dalam kita.  Namun tubuh kita berfungsi melalui pernafasan. Kita tahu bahwa jika kita tidak minum air untuk sehari lamanya di padang gurun, kita akan sulit bertahan hidup. Anda dapat bertahan tanpa makanan untuk jangka waktu yang lama, mungkin untuk tiga puluh, empat puluh hari lamanya, tetapi Anda tidak akan mampu bertahan tanpa bernafas bahkan untuk dua menit saja. Allah telah memberikan kita nafas kehidupan, dan kita dapat mempelajari bagaimana mengendalikan nafas kehidupan tersebut di dalam kita. 

Kita dapat mengendali pernafasan kita dengan memperlambatkan pernafasan kita. Dengan sengaja memperlambat pernafasan berarti saya menyuruh tubuh saya untuk, "Minggir! Aku ingin berbicara kepada Allah." Saya mengatakan kepada tubuh saya, "Kamu tidak mengendalikan aku lagi. Akulah yang mengendalikan kamu." Dan lewat pengendalian pernafasan saya, saya mengendalikan tubuh saya.

Dunia telah mengetahui hal ini sejak dahulu kala. Anak-anak dunia sepertinya lebih bijaksana daripada anak-anak terang. Kita harus mulai belajar untuk melakukan apa yang dilakukan Paulus, yaitu menaklukkan tubuhnya. Saya ingin berbicara secara praktis. Saya tidak mau membicarakan tentang teori-teori doa. Saya mau membicarakan tentang praktek doa.

Dengan bersujud

Cara lain untuk mengendalikan tubuh selama sepuluh menit itu adalah dengan bersujud di hadapan Tuhan. Dengan bersujud kita mengatakan kepada si tubuh, "Tempatmu ada di bawah Allah. Kamu harus taat kepada-Nya." Nah, saya mengatakan ini untuk diterapkan kepada doa yang sepuluh menit itu. Sedikit demi sedikit bila Anda sudah dapat berdoa untuk satu atau dua jam lamanya maka bersujud tidak lagi menjadi hal yang praktis untuk rentang waktu selama itu, sebab setelah beberapa saat lamanya tubuh Anda akan betul-betul membuat Anda tidak berkonsentrasi. Punggung dan kedua lutut Anda akan mulai terasa sakit. Semakin lama Anda akan merasa semakin sulit untuk mengendalikan tubuh. Pada saat itu Anda dapat duduk

Page 6: Kotbah Doa

dan berdoa. Tetapi sewaktu berada di tahap awal, dalam sepuluh menit yang pendek itu, saya rasa siapapun juga dapat tetap berlutut selama sepuluh menit, kecuali jika Anda cacat jasmaniah.

Tentu saja bukan maksud saya bahwa sepuluh menit sehari itu merupakan seluruh jatah doa Anda untuk hari itu. Akan lebih baik jika Anda meluangkan sepuluh menit di pagi hari dan sepuluh menit sebelum tidur. Dan terkadang di sepanjang hari itu mungkin terjadi hal-hal yang tidak terduga dan Anda tidak bisa berkata, "Ok, masalah ini akan kutaruh di dalam doa sepuluh menitku sebelum aku tidur." Anda perlu berdoa setiap kali hal seperti itu terjadi, dan sekali lagi di dalam situasi itu, ada baiknya untuk berlutut di hadapan Tuhan dalam doa.

Kendalikan hati Anda

Poin berikutnya yang ingin saya bahas dari Amos 3:3 adalah kata yang saya katakan dapat bermakna 'janji' atau 'setuju'. Di sini dikatakan "Berjalankah dua orang bersama-sama, jika mereka belum setuju?" Nah, hal ini juga penting dalam berdoa. Kita harus membawa hati kita ke dalam persetujuan dengan Allah. Anehnya ada banyak orang Kristen yang ingin Allah bersetuju dengan mereka. Kita ingin melakukan sesuatu dan satu-satunya hal yang kita inginkan dari Allah adalah berkat-Nya.

Saudara yang kekasih, Anda tidak dapat berdoa seperti itu karena Allah tidak akan menjawabnya. Suatu persetujuan berarti kita bersetuju dengan-Nya. Hal ini diungkapkan dengan sangat baik di dalam pernyataan Yesus di taman Getsemani, "Bukan kehendak-Ku tetapi kehendak-Mu yang jadi." Setelah menetapkan waktu, setelah berdiam diri dan mengendalikan tubuh Anda, maka langkah selanjutnya adalah mengendalikan hati Anda. Saya tidak bisa memikirkan doa yang lebih baik daripada doa yang diucapkan Yesus sendiri, "Bukan kehendak-Ku Bapa, tetapi kehendak-Mu yang jadi." Sekarang kita telah masuk ke dalam persetujuan yang sempurna dengan Allah. Sekarang kita telah mencapai tahap dimana kita dapat berjalan bersama.

Bertobat dari dosa-dosa Anda

Nah, bila Anda sudah bersetuju dengan Allah, dan Anda ingin supaya kehendak-Nya jadi dalam hidup Anda, hal apa yang akan terjadi? Hal pertama yang menjadi kehendak-Nya adalah pengudusan Anda. Ia menghendaki Anda untuk bebas dari dosa.

Saudara, tahukah Anda kenapa doa Anda tidak akan didengar? Karena adanya dosa yang tersembunyi di dalam kehidupan Anda. Dan dosa adalah apa saja yang bertentangan dengan kehendak Allah. Jika Anda jujur dan serius untuk ingin melakukan kehendak-Nya, Anda harus mulai dengan pertobatan dosa-dosa. Dosa Anda merintangi hubungan yang erat dengan Allah. Tidak ada gunanya berdoa karena doa Anda tidak akan tembus kepada Allah.

Saudaraku yang kekasih, haraplah mengerti bahwa dalam doa, tidak ada hal yang lebih penting daripada pertobatan. Dan tahukah Anda, kita cenderung berusaha melupakan dosa-dosa yang telah kita perbuat. Dan kita berkata, "Ah, itu dosa kecil, amat sangat sepele. Allah tidak peduli dengan dosa-dosa sekecil itu." Saya berkata kepada Anda bahwa ukuran dosa Anda bukan intinya disini. Dosa tetaplah dosa, tidak peduli besar atau kecil.

Pertobatan: Rahasia Kekuatan John Sung

Page 7: Kotbah Doa

John Sung menulis di dalam catatan hariannya, "Malam ini aku menyadari bahwa aku belum mengembalikan lima puluh sen kepada saudara X yang telah membelikan sesuatu untukku." Ia merasa begitu tertegur karena telah mengabaikan hal seperti itu yang mungkin bisa menyandung saudara tersebut, dan selanjutnya ia berkata, "Aku hampir tidak tidur semalaman." Kita belajar dari hamba Allah yang hebat ini apa yang menjadi rahasia kekuatannya. Baginya dosa adalah dosa, tidak peduli apakah itu lima puluh sen atau lima ratus ribu dolar. Itu adalah dosa. Kuantitas bukan pokoknya disini. Seringkali bila saya membaca tulisan atau diari dari hamba-hamba Tuhan yang hebat ini, saya akan mencari rahasia mereka, rahasia kehidupan rohani mereka. Apa rahasia John Sung? John Sung mengungkapkan kepada kita dalam diarinya. Ia terus-menerus membuat pengakuan atas dosa-dosanya, ketidak-cakapannya dan ketidak-layakannya. Ia tidak akan dengan sengaja membiarkan setitik noda kecil pun dalam hidupnya. Tidaklah mengherankan apabila ribuan orang datang kepada Tuhan melalui dia di saat ia menyatakan Firman Allah. Orang sakit disembuhkan, orang buta dicelikkan dan sebagainya, dan ia tidak terlalu peduli dengan penyembuhan, ia tidak tertarik dengan penyembuhan. Ia menginginkan orang-orang untuk masuk ke dalam suatu hubungan dengan Allah. Penyembuhan adalah perkara sampingan. Jika Allah berkenan menyembuhkan, ia bersyukur kepada Tuhan. Jadi ingatlah bahwa kita tidak dapat berkomune dengan Allah kecuali jika kita menjadi seperti John Sung, begitu peka terhadap dosa yang menghalangi komuni kita dengan Allah.

3.   Tetapkan perhatian Anda kepada Yesus

Poin yang ke tiga adalah, setelah berdiam diri, setelah membiarkan Allah menyelidiki hati kita untuk menyingkapkan setiap dosa yang tersembunyi di dalam kita, sekarang kita menetapkan perhatian kita kepada Yesus. Ini adalah langkah doa berikutnya. Arahkan perhatian kita kepada Yesus. Hal ini jelas wajar sekali. Maksud saya bila Anda sedang berbicara dengan seseorang, jika ia ada disini, Anda tidak akan berbicara sambil menghadap ke tempat lain. Anda pasti akan memandang satu sama lain tatkala sedang berbicara. Akan tetapi kebanyakan orang Kristen tidak memandang Yesus bilamana mereka sedang berbicara, atau mengira, sedang berbicara kepada-Nya. Ibrani 12:2, dengan mata yang tertuju kepada Yesus. Tidak ada hal yang namanya doa jika Anda bahkan tidak menyadari akan kehadiran-Nya.

Mulailah melihat Yesus melalui Injil

Tetapi bagaimana kita bisa belajar untuk mengarahkan mata kita kepada Yesus? Di sini terdapat suatu langkah praktis lainnya yang ingin saya bagikan kepada Anda karena sangatlah mudah untuk saya berkata, "Arahkan mata Anda kepada Yesus", tetapi Anda sama sekali tidak mengetahui apa yang semestinya Anda lakukan. Ambillah langkah dasar pertama ke arah ini, dan apakah itu? Bukalah kitab-kitab Injil dan lihatlah. Untuk apakah kitab-kitab tersebut ditulis? Ke empat Injil itu memberikan pandangan dari empat dimensi yang berbeda tentang Yesus. Jadi Anda dapat melihat Yesus melalui pesan di Matius, Markus, Lukas ataupun Yohanes. Anda dapat melihat Dia dari arah yang berbeda-beda.

Setelah Anda bersungguh-sungguh bertobat dari dosa-dosa Anda dan Anda berlutut dihadapan-Nya, hal yang perlu Anda lakukan adalah membuka Injil dan melihat Yesus di situ. Anda akan mulai membaca Alkitab dengan cara yang sangat berbeda karena sekarang Anda akan mulai menyadari mengapa kitab-kitab Injil tersebut ditulis. Anda dapat membaca perikop apa saja yang Anda sukai. Anda dapat memulainya dari Matius dan membaca terus

Page 8: Kotbah Doa

sampai ke Yohanes, atau Anda dapat memulainya dari Yohanes atau dari bagian manapun juga.

Ambillah satu contoh, misalnya Anda sedang membaca sebuah perikop tentang Yesus di taman Getsemani. Di saat Anda membaca kisah itu, Anda melihat Yesus. Anda dapat melihat-Nya memasuki taman. Anda dapat melihat beban berat dalam hati-Nya. Saat-saat kematian-Nya telah dekat. Dan Anda melihat Dia berdoa sambil bersujud di hadapan Bapa. Sebenarnya, jika saya membaca kisah ini dengan tepat, Ia bukan saja bersujud, tetapi menengkurap. Dan lihatlah cara-Nya berdoa. Dapatkah Anda melihat Yesus? Itulah gambaran yang dilukiskan untuk Anda. Dapatkah Anda melihat Dia sewaktu Ia berdoa? Keringat yang menetes dari wajah-Nya ke tanah. Betapa besar intensitas doa-Nya. Kita bahkan tidak tahu bagaimana untuk berdoa seperti itu. Lalu Anda lihat para murid-Nya yang sedang tidur disitu. Kita melihat Yesus mendatangi para murid-Nya, dan apa yang Ia temukan? Mereka sedang tidur. "Aku telah mengajar kalian selama tiga tahun ini, dan sekarang di akhir pelayanan-Ku, tidakkah kalian mampu bertahan satu jam saja untuk berdoa bersama-Ku?'  Tiga kali Ia pergi berdoa sendirian karena tidak ada seorangpun yang berdoa bersama-Nya.

Nah, Anda dapat melihat seluruh kitab Injil, jangan lihat detil-detil lainnya, jangan buang-buang waktu. Fokuskan mata Anda kepada Yesus di saat Anda membaca Injil. Pandanglah hanya kepada Dia apapun yang Ia lakukan. Nah, itu adalah cara pertama dan cara paling sederhana untuk belajar menetapkan pandangan Anda pada Yesus. Sambil Anda maju di dalam kehidupan rohani, Anda mungkin tidak memerlukan bantuan ini lagi karena Anda telah belajar untuk memandang pada Yesus secara terus-menerus. Biarlah saya mengatakan juga kepada Anda bahwa bila Anda telah belajar untuk memokuskan mata Anda kepada Yesus melalui pembacaan Kitab Suci, maka pada waktu Anda mengajarkan Kitab Suci, akan ada kuasa yang berbeda.

4.  Ketahuilah bahwa Yesus mengasihimu

Hal keempat adalah, Anda wajib mempelajari dan mempercayai kenyataan yang diucapkan Paulus di Galatia 2:20, "...Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku." Dengan kata lain, Anda datang ke hadirat-Nya untuk berdoa, dengan pengetahuan bahwa Ia mengasihi Anda. Apa gunanya berdoa kepada seseorang apabila Anda tidak yakin jikalau Ia bahkan peduli dengan Anda? Saya tidak akan meminta Anda untuk mengacungkan tangan, tetapi bertanyalah kepada diri sendiri, "Apakah aku percaya bahwa Yesus mengasihiku?" Apakah Anda sungguh-sungguh percaya dengan fakta sesungguhnya pada saat ini juga bahwa Ia mengasihimu? "Aku tahu Ia mengasihiku."  Apakah Anda memiliki pemahaman tersebut?

Di dalam Mazmur 56:10, bahkan sang pemazmur pun dapat mengetahuinya.  "...aku yakin, bahwa Allah memihak kepadaku." Allah memihak kepada-ku, kata sang pemazmur. Tidaklah mengherankan jika kitab Mazmur seluruhnya membicarakan tentang doa. Ia datang ke hadapan Allah dengan penuh keyakinan karena "Allah memihak kepada-ku".

5.  Ketahuilah bahwa Ia selalu mendengarkan Anda

Poin berikutnya yang ingin saya sampaikan adalah mengenai kepastian. Kita tidak akan mendekati seseorang jika kita tidak pasti apakah orang itu menyukai kita atau tidak.  Yesus bukan saja menyukai Anda, Ia mencintai Anda. Walaupun teramat sulit bagi kita untuk

Page 9: Kotbah Doa

memahaminya namun itulah kenyataannya. Ia mencintai Anda dan Ia disalibkan bagi Anda. Nah, poin ke empat tadi berkaitan erat dengan hal ini. Kita telah melihat di Mazmur 56:10 bahwa sang pemazmur dengan yakin datang ke hadapan Allah karena ia tahu Allah memihak kepadanya, dan oleh sebab itu di poin ke lima ini kita sampai kepada pemahaman bahwa Ia selalu mendengarkan kita.

Mazmur 65:3, "Engkau yang mendengarkan doa. Kepada-Mulah datang semua yang hidup." Allah mendengarkan setiap orang, seluruh umat manusia. Masalahnya seluruh umat manusia tidak ada yang berbicara kepada-Nya. Ia bersedia mendengarkan tetapi kita tidak mempunyai waktu. Kita tidak punya waktu untuk berbicara kepada Raja dari segala Raja. Itulah juga merupakan suatu keangkuhan dosa.

6.  Yesus membelah tabir Bait Suci agar kita datang kepada-Nya

Jadi semua butir-butir ini menunjukkan fakta jika Anda datang berdoa tanpa rasa keyakinan apapun bahwa Ia akan mendengarkan Anda, lalu kenapa Anda harus berdoa? Saya pikir untuk alasan inilah maka kebanyakan orang Kristen, (apakah saya salah?) kebanyakan orang Kristen tidak berdoa dalam arti berkomune dengan Allah. Mereka tidak punya keyakinan jikalau Allah bahkan mendengarkan mereka. Makna doa hanya sejauh berbicara kepada tembok. Apakah Anda memiliki keyakinan bahwa Yesus mendengarkan Anda di saat Anda berdoa? Jika tidak maka Anda tidak mempunyai iman. Itulah alasan mengapa iman merupakan intisari dari doa. Saya percaya Yesus mendengarkan saya karena saya hanya ingin melakukan kehendak-Nya. Dan apapun yang saya minta yang sesuai dengan kehendak-Nya akan Ia berikan. Dan demikianlah hal yang saya alami. Dan bila Anda mengalaminya, iman Anda akan bertambah kuat. Allah ingin kita datang kepada-Nya langsung ke dalam Ruang Maha Kudus.

Poin ke enam adalah Allah sangat peduli agar kita datang kepada-Nya. Anda tahu apa yang terjadi ketika Yesus mati? Tabir Bait Suci yang memisahkan Ruang Kudus dan Ruang Maha Kudus terbelah dua.

Bangsa Israel tidak diberikan hak istimewa itu. Tetapi kita telah diberi hak istimewa untuk langsung datang kepada-Nya, namun kita tidak menggunakannya. Kita bahkan tidak berani untuk datang kehadirat-Nya karena dosa-dosa kita. Pastikanlah, terutama di ujung hari untuk menyisihkan waktu sepuluh menit lagi untuk bertobat karena selama seharian itu Anda telah melakukan bermacam ragam aktivitas yang mungkin tidak selaras dengan kehendak Allah.

7.  Doa membutuhkan ketekunan

Butir ke tujuh yang ingin saya sampaikan adalah: doa memerlukan ketekunan. Kebanyakan orang Kristen tidak mencapai banyak kemajuan karena tidak adanya kebulatan tekad untuk berdoa sampai berhasil bahkan untuk sepuluh menitpun. Itulah sebabnya Yesus memberi beberapa perumpamaan tentang kegigihan dalam berdoa seperti di Lukas 18:1 tentang janda yang terus bersikeras sehingga sang hakim berbelas kasihan. Dan alasannya kenapa kita memerlukan kegigihan adalah seperti yang telah saya katakan tadi, di saat kita mulai berdoa, tubuh kita akan mulai memprotes. Bagi kita tubuh itu sepertinya termasuk penganut tradisi Protestan yang kuat karena ia selalu memprotes.  Tubuh Anda adalah penganut Protestan yang kuat karena ia selalu memprotes setiap saat. Seolah-olah tubuh kita memberontak dan berteriak,  "Kamu sudah berdoa untuk 11 menit lamanya dan semestinya kamu hanya perlu berdoa untuk 10 menit saja, jadi kamu sudah kelewatan satu menit bersujud di sini. Oke,

Page 10: Kotbah Doa

engkau sudah mengalahkan aku pada mulanya dengan melambatkan pernafasanmu. Ini membuatku merasa tidak nyaman, dan sekarang malah kelebihan waktu lagi." Di situlah saatnya Anda memerlukan ketekunan untuk bertarung menundukkan daging.

8.  Mintalah kepada-Nya, dan Ia akan melakukannnya

Butir ke delapan. Yohanes 15:7, "Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firmanKu tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya." Sekarang kita sampai kepada aspek pengalaman doa. Anda hanya memiliki sedikit saja pengalaman akan Allah. Kebanyakan orang Kristen memiliki sedikit pengalaman akan Allah yang bisa mereka bicarakan. Mengapa? Renungkanlah hal ini. "Jikalau kamu memiliki hubungan itu dengan-Ku, kamu tinggal di dalam-Ku, Aku tinggal di dalammu, kita akan saling berbicara. Kita akan saling berkomunikasi. Sekarang kamu bisa meminta apa yang kamu kehendaki. Aku akan melakukannya untuk-mu." Tak ada suatupun yang terlalu sulit bagi Allah. Saya selalu mengalami hal ini. Ia akan melakukan perkara-perkara yang ada diluar pemahaman ataupun dugaan..

Allah menggerakkan mobil yang roda giginya terbakar

Saya masih ingat saat di mana Pendeta Joe dan saya sedang berkendaraan pulang dari Toronto ke Montreal di jalan tol. Dan di saat kami masih ada dalam separuh perjalanan ke Montreal, saya mulai melihat asap keluar dari mesin mobil, dan ketika itulah saya menyadari kami mempunyai masalah besar. Waktu itu sudah cukup larut malam, mobil kami mogok dan mengeluarkan banyak asap yang mengepul dari mesinnya, dan saya baru sadar bahwa roda giginya telah terbakar, dan kami  tertahan di jalan tol. Apa yang harus kami lakukan? Rekan kerja saya yang kekasih Pendeta Joe berkata, "Mari kita berdoa." Dan tahukah Anda apa yang dia doakan? "Yesus, mampukan mobil ini untuk melaju ke bengkel terdekat." Dan pada saat itu saya berpikir kepada diri sendiri, "Saya tidak tahu bagaimana harus berkata 'Amin' untuk doa ini! Pendeta Joe memiliki iman yang lebih besar daripada saya." Saya berkata kepada diri sendiri, "Ia tidak mungkin bersungguh-sungguh! Apakah kamu tidak mengerti apa yang telah terjadi dengan roda giginya? Tidakkah kamu lihat asapnya? Roda giginya sudah terbakar. Bagaimana mungkin mobil ini bisa melaju?" Dan saudara saya yang kekasih ini terus berdoa, "Tuhan, mampukan mobil ini untuk melaju ke bengkel di situ" yang jaraknya sekitar 200 meter. Nah, coba Anda mengendarai mobil yang roda giginya terbakar, yang sudah tidak bisa bergerak sama sekali. Sama sekali tidak bergerak! Dan sekarang mobil ini akan melaju 200 meter jauhnya ke arah bengkel. Dan setelah ia selesai berdoa, saya bergumul dalam hati untuk bisa mengucapkan, "Amin". Saya mengatakan hal ini dengan rasa malu karena sedikit banyak saya tahu soal mobil dan mesin, dan saya tahu bahwa secara manusiawi adalah mustahil jika mobil ini bisa bergerak untuk satu incipun. Dan persneling mobil ini otomatis, jadi tidak bisa didorong. Jadi sesudah doanya, dan setelah mengucapkan 'Amin' - saya jadi juga mengucapkan amin pada akhirnya, lalu saya masukkan gigi persnelingnya, saya tidak tahu gigi mana yang masih ada. Dan ajaibnya, mobil itu mulai bergerak! Dan mobil itu maju terus sampai tiba di bengkel. Saya pikir siapapun yang profesinya montir atau yang mengetahui soal mobil akan berkata, "Ini sama sekali tidak bisa dipercaya!" Dan mobil tersebut tiba di bagian reparasi tepat di depan bagian servis motor mesin, dan begitu tiba di depan pos reparasi itu, mobil tadi tidak mau lagi bergerak satu incipun. Sungguh suatu hal yang luar biasa!

"Kamu tinggal di dalam Aku, Aku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan Aku akan melaksanakannya." Saya cukup yakin jikalau ada sekelompok

Page 11: Kotbah Doa

malaikat yang mendorong mobil itu dari belakang. Yang jelas hal ini tidak ada hubungannya dengan gigi persneling. Bila Anda mengalami kebenaran dari firman Allah ini, Anda akan memiliki keyakinan untuk berdoa.

9.  Dengarlah dan lihatlah bila Allah sedang mengucapkan sesuatu kepada Anda

Nah, butir berikutnya, di akhir sepuluh menit tadi, berdiamlah lagi. Saya harap Anda tidak selalu menengok jam Anda setiap detik, sambil memikirkan masih ada sembilan menit lagi, atau setengah detik lagi. Saya rasa itu semua akan menggagalkan seluruh waktu doa Anda. Jika Anda selalu menengok jam selama keseluruhan waktu itu, lebih baik Anda jangan repot-repot berdoa karena perhatian Anda akan tertuju kepada jam Anda dan bukan kepada Yesus. Jika Anda begitu mencemaskan kelebihan berdoa satu menit saja, pakailah jam weker. Jam weker ini memiliki keuntungan lebih jauh yaitu bila Anda kebetulan tertidur, weker tadi akan membangunkan Anda. Jadi dalam satu atau dua menit terakhir itu, berdiamlah lagi, tenanglah lagi. Tetapi kali ini, dengarlah. Dengarlah dan lihatlah bila Allah sedang mengucapkan sesuatu kepada Anda.

Lebih dari sekali saya mengalami bagaimana Tuhan berbicara kepada saya, dimana seolah-olah Ia berbicara dengan suara yang dapat didengar. Tetapi kadang-kadang bukan suatu suara. Saya dapat merasakan suatu dorongan batin dimana Allah ingin saya melakukan sesuatu. Pernahkah Anda meluangkan sedikit waktu untuk mendengarkan, mendengarkan suara yang kecil dan tenang itu? Hanya dengan mendengar barulah Anda akan mulai mengalami sesuatu. Tetapi Anda tidak akan mendengar jika Anda tidak pernah berhenti untuk mendengarkan.

Tetapi jika Anda mulai belajar untuk mendengarkan, suatu hari nanti Allah mungkin akan memanggil Anda untuk menjadi salah seorang nabi-Nya. Saya yakin Anda pernah membaca kitab nabi-nabi Perjanjian Lama, dan disitu ada satu ungkapan yang seringkali muncul, "Beginilah firman Tuhan". Seorang nabi berbicara atas nama Tuhan. Nah, ucapan itu akan menjadi suatu hujatan kecuali jika Allah sungguh-sungguh berbicara kepadanya. Jika Anda telah belajar mendengarkan Allah, maka tahap demi tahap Anda akan mengetahui dengan tepat apa yang Ia ucapkan kepada Anda dan apa yang Ia ucapkan melalui Anda kepada orang lain. Dan bila Anda melakukannya, bila Anda mulai maju dalam kehidupan Kekristenan Anda, maka pada suatu hari nanti jika Anda sedang berkotbah, Anda akan berkotbah dengan kuasa-Nya. Itulah kuasa nubuat (prophetic power). Barangkali Anda tidak perlu menggunakan kata-kata "Beginilah firman Tuhan", tetapi "Saya berkata dengan penuh keyakinan kepada Anda, bahwa inilah yang difirmankan Allah." Maksud saya adalah, kita tidak menggunakan ungkapan "Beginilah firman Tuhan". Saya tidak datang kesini dan berkata, "Beginilah firman Tuhan". Kita tidak langsung menjadi seorang nabi hanya dengan turut mengucapkan, "Beginilah firman Tuhan". Namun saya tahu bahwa setiap perkataan yang saya ucapkan dalam kenyataannya Tuhanlah yang berbicara. Itulah sebabnya Firman itu harus berbicara kepada kita, Firman itu harus berbicara kepada Anda sebab itu adalah perkataan-Nya, bukan perkataan saya.

10.   Senantiasa mengakhiri doa Anda dengan ucapan syukur

Sekarang mari kita datang kepada butir terakhir dan kita akan selesai dalam waktu satu dua menit.  Dan butir ke sepuluh ini, bila tiba saatnya untuk menutup doa sepuluh menit Anda, senantiasalah, mengakhirinya dengan ucapan syukur. Lihatlah di Mazmur, di akhir mazmur-mazmur itu selalu ada pujian dan pengucapan syukur.

Page 12: Kotbah Doa

Namun kebanyakan orang Kristen terlalu kurang mengucap syukur bahkan terhadap sesama. Jika Anda belajar untuk menutup doa Anda dengan pujian dan ucapan syukur, Anda akan melihat bagaimana Allah menanggapinya. Itulah sebabnya hal ini dikenal sebagai 'kuasa pujian' (the power of praise). Terkadang di dalam gereja kita semua memuji Allah, tetapi itu karena kita melihat setiap orang melakukannya, jadi kitapun melakukannya. Ucapkanlah saja, "Terima kasih. Terima kasih Tuhan dari lubuk hatiku."  Dan bersyukurlah kepada-Nya atas segala sesuatu.

John Sung bersyukur kepada Allah ketika anaknya meninggal

John Sung hanya memiliki satu anak laki-laki, anaknya yang bungsu.  Ia mempunyai tiga anak perempuan tetapi anaknya yang paling bungsu itu anak laki-laki, tumpuan kebahagiaan keluarganya. Dan ketika ia sedang berada di rumah sakit yang sekarang dikenal dengan nama Beijing, dalam penderitaan kesakitan yang luar biasa oleh karena 'duri dalam dagingnya' seperti yang ia juluki, kondisi jasmaninya teramat buruk, seolah-olah ia belum cukup menderita untuk Tuhan. Lalu ia menerima kabar anaknya sedang sakit berat, dan sebulan kemudian ia meninggal. Istrinya tidak bisa menerima hal ini, maksudnya, pada awalnya ia tidak bisa menerimanya. John Sung tergoncang hebat, tetapi bila kita membaca buku diarinya, kita akan amat tersentuh - ia mengucap syukur kepada Allah. Ia bersyukur bahwa Allah telah mengambil si kecilnya kembali ke hadirat-Nya.  Orang lain mungkin akan berkata, "Lihat, aku telah melayani-Mu, sampai kesehatanku rusak, aku sudah hancur secara jasmani, dan sekarang Engkau masih mengizinkan hal ini terjadi kepadaku. Apakah begini caranya Engkau memperlakukan hamba-Mu?" Tidak dengan John Sung. Ia berterima kasih kepada Allah. "Allah yang memberi dan Allah yang mengambil. Diberkatilah nama Tuhan!" Saya tahu banyak orang yang setelah kehilangan anaknya kemudian berpaling dari Tuhan. Tidak dengan John Sung.

Ucapan Syukur - Rahasia Kuasa

Sekarang kita memahami satu rahasia yang lain dari kekuatan John Sung, mengapa kuasa Allah bekerja melalui orang ini, karena di dalam setiap situasi ia belajar untuk selalu bersyukur. Itu bukan berarti bahwa hal itu mudah baginya. Ia bertarung dan bergumul di dalam hatinya, di dalam kesedihannya. Ia tetap mengucap syukur dari kedalaman hatinya. Nah, secara rohani ia jauh melebihi kebanyakan dari kita, namun alasannya ia mampu melakukan hal ini pada akhirnya adalah karena seperti yang saya katakan tadi, ia menutup waktu doanya dengan ucapan syukur. Doanya selalu dipenuhi dengan ucapan syukur.

Ia adalah seseorang dimana berdoa untuk dua atau tiga jam lamanya merupakan hal yang biasa. Itu merupakan suatu kesukacitaan baginya. Kebanyakan dari kita belum mencapai tahap doa mendalam untuk rentang waktu yang demikian lamanya, tetapi kita dapat memulainya dengan sepuluh menit.

Waktu kita sudah habis. Mari kita serahkan waktu ini kepada Tuhan dalam doa:

Ajarlah kami untuk berdoa, ya Tuhan. Ajarlah kami sehingga bila kami berdoa kami sungguh-sungguh sedang berbicara kepada-Mu dan bukan berbicara kepada orang lain ataupun kepada diri sendiri agar supaya kami tidak mempermalukan nama-Mu, menghina Engkau dengan doa kami. Tuhan, ampuni kami terutama dosa-dosa kami yang banyak yang disebabkan oleh doa-doa kami yang tidak memadai. Pimpinlah umat-Mu Tuhan, ke dalam doa, dan biarlah Firman-Mu hari ini berbicara kepada hati kami, dan membuahkan hasil

Page 13: Kotbah Doa

untuk kekekalan. Kami mempersembahkan ucapan syukur dan penyembahan kami yang terdalam, di dalam nama Yesus yang paling layak. Amin.

SELESAI

Doa di Taman GetsemaniMatius 26:36-46

MENGAPA YESUS BERDOA?Dalam Alkitab ada banyak ayat yang mencatat bahwa Tuhan Yesus berdoa. Karena itu sebagai seorang umat Kristiani yang telah banyak membaca Alkitab dan mendengarkan khotbah, pernahkah terlintas dalam pikiran kita pertanyaan "Sesungguhnya Yesus itu Tuhan atau bukan?" Jika Yesus itu Tuhan, mengapa Ia masih perlu berdoa dan kepada siapakah Dia berdoa?

Ini adalah pertanyaan yang cukup sulit dijawab. Bagi mereka yang percaya akan Trinitas (Allah Tri Tunggal), pertanyaan tersebut mungkin tidak terlalu menjadi masalah. Mereka akan mengatakan bahwa Yesus berdoa kepada Bapa-Nya yang ada di surga. Sebab, menurut pandangan Trinitas, Yesus dan Bapa adalah dua pribadi yang menyatu dalam satu Allah. Dengan demikian Yesus bukanlah Allah, melainkan Anak Allah. Dalam menjelaskan tentang Allah, pribadi Bapa dan pribadi Anak ini seringkali dipisahkan. Namun bagi kita yang percaya kepada Allah Yang Tunggal, bagaimana menjelaskan masalah ini?

Sesungguhnya, Yesus Kristus adalah Tuhan Allah Yang Maha Esa itu sendiri, sebab Yesus pernah bersabda: "Aku dan Bapa adalah satu" (Yoh. 10:30). Jangankan kita yang hidup di zaman ini (hampir 2000 tahun setelah Yesus meninggalkan dunia), kedua belas rasul yang dipilih Tuhan Yesus sendiri, yang siang malam bersama-sama dengan Yesus dan telah melihat sekian banyak mujizat yang dilakukan Yesus pun, beranggapan bahwa Yesus dan Allah Bapa adalah dua pribadi yang terpisah. Anggapan ini mereka simpulkan dari kenyataan bahwa Yesus sering berdoa. Kalau bukan kepada Allah Bapa, kepada siapa lagi Yesus berdoa? Selain itu dalam pengajaran-Nya, Tuhan Yesus sering menjelaskan pribadi Bapa dan Anak secara terpisah.

Setelah mengalami kebuntuan dan kebingungan dalam memahami hal ini, akhirnya mereka meminta agar Yesus menghadirkan Bapa ke dunia, agar mereka dapat melihat dan mengenal Bapa secara langsung. Namun apa jawab Yesus kepada mereka? "Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia… Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa… Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku" (Yoh. 14:7-10). Berdasarkan penegasan Yesus ini, kita dapat menarik kesimpulan bahwa Bapa dan Anak adalah pribadi yang sama, hanya saja memiliki peran dan berkarya di zaman yang berbeda.

Peran Bapa adalah sebagai Pencipta, dan berkarya di zaman Perjanjian Lama. Sedangkan Anak berperan sebagai Juruselamat dan berkarya di zaman Perjanjian Baru. Bapa tidak dapat berperan sebagai Juruselamat sebab untuk menyelamatkan manusia dari dosa dibutuhkan darah. Tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan (Ibr. 9:22). Sedangkan Bapa, dalam keilahian-Nya sebagai Roh (Yoh. 4:24), tidak memiliki darah. Maka peran-Nya diambil alih oleh Anak, yang memiliki darah karena dilahirkan oleh seorang perawan (Maria). Melalui darah Yesus, yang sesungguhnya adalah darah Allah sendiri, Allah telah melakukan karya penyelamatan atas dunia ini. Yesus adalah Allah dan Firman yang menjelma sebagai

Page 14: Kotbah Doa

manusia, lahir ke dunia (Yoh. 1:1-14; 1Tim. 3:16; Yes. 9:5-6) dan disalibkan demi menyelamatkan seluruh umat manusia (Flp. 2:5-8).

Jika demikian halnya, mengapa Yesus masih perlu berdoa? Bukankah Dia adalah Allah dan kepada siapakah Dia berdoa? Ada dua alasan utama mengapa Yesus berdoa.

1) Untuk mendapatkan kekuatan Yesus Kristus, sekalipun Dia adalah Allah yang menjadi manusia, karena memiliki darah dan daging, Dia juga adalah manusia yang seutuhnya, sama seperti kita. Sebagai manusia, Dia harus ikut dan takluk di bawah hukum alam. Dengan demikian Yesus memiliki hari lahir, usia-Nya bisa bertambah, bisa merasa lapar dan haus, bisa merasa lelah, bisa sedih, bisa menangis, bisa merasa takut, dll. (Mat. 2:1-15; 26:37-38; Mrk. 6:30-32; Yoh. 11:33-35). Karena itu dalam keadaan-Nya sebagai manusia biasa, Yesus juga perlu berdoa untuk mendapatkan sumber kekuatan dari atas (Luk. 24:49; Ibr. 4:14-15; 5:7).

2) Untuk memberikan contoh kepada murid-murid-NyaDalam Perjanjian Lama, jika seseorang ingin berhubungan dengan Allah atau berdoa kepada-Nya untuk memohon pengampunan atau meminta petunjuk, ia harus diwakili oleh seorang imam atau nabi sebagai perantara (Yer. 15:1). Dengan sendirinya umat Israel secara pribadi tidak pandai berdoa. Sedangkan dalam Perjanjian Baru, setiap orang dapat berdoa secara pribadi kepada Allah, tidak perlu diwakili lagi. Jalan langsung kepada Allah ini terbuka seiring dengan terbelahnya tabir yang memisahkan tempat kudus dan tempat mahakudus dalam Bait Allah (Mat. 27:51; Ibr. 10:19-22). Melalui kematian-Nya di kayu salib, Yesus telah meruntuhkan jurang pemisah dan jurang permusuhan antara Allah dengan manusia. Dia hadir sebagai Jurudamai antara manusia yang berdosa dengan Allah. Dengan demikian semua orang boleh melihat ke dalam tempat mahakudus dan masuk ke sana tanpa rasa takut akan menghadapi murka Allah.

Jadi para rasul, sebagai orang-orang yang hidup dalam masa peralihan dari Perjanjian Lama ke Perjanjian Baru, belum bisa berdoa dan belum tahu manfaat doa bagi diri mereka pribadi. Salah satu contoh yang paling nyata adalah peristiwa di Taman Getsemani. Malam itu adalah malam terakhir Yesus di dunia ini, adalah malam yang sangat genting karena iblis bekerja secara luar biasa untuk menyalibkan Yesus dan meruntuhkan iman para rasul. Menghadapi situasi demikian, Yesus berdoa dengan tekun. Namun apa yang dilakukan oleh murid-murid-Nya? Mereka semua, termasuk Petrus yang sedang terancam dipakai iblis untuk menyangkal Yesus (Mat. 26:40,41,43; Luk. 22:31-34), tidur!

Dapat dibayangkan betapa sulitnya bagi murid-murid untuk dapat memahami apa manfaat doa dan bagaimana cara berdoa yang dikenan Allah jika Yesus, sewaktu hidup di dunia dan tinggal bersama-sama dengan murid-murid-Nya, jarang berdoa. Jadi berdoa adalah tindakan yang dilakukan-Nya sebagai Guru untuk memberikan contoh kepada murid-murid-Nya. "Sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu" (Yoh. 13:15). Salah satu bukti bahwa para rasul belum pandai berdoa adalah, mereka pernah meminta agar Yesus mengajar mereka berdoa sebagaimana Yohanes Pembaptis mengajar murid-muridnya (Luk. 11:1-4). Sebagai jawaban dari permohonan mereka itulah Yesus mengajarkan Doa Bapa Kami.

PENGAJARAN DOA DI TAMAN GETSEMANISetelah kita tahu mengapa Yesus berdoa, sekarang kita akan melihat beberapa pengajaran yang dapat kita teladani dari salah satu doa Tuhan Yesus yang paling penting, yaitu doa di

Page 15: Kotbah Doa

Taman Getsemani.

Mencari rekan doa yang tepat (ay. 37)Murid-murid yang mengikuti Yesus ke Taman Getsemani pada saat itu kemungkinan besar berjumlah 11 orang. Dapat dipastikan bahwa Yudas Iskariot tidak ikut, karena saat itu ia sedang membawa orang-orang untuk menangkap Yesus (ay. 47). Sesampainya di sana, Yesus menyuruh murid-murid duduk. Ia lalu mengajak Petrus, Yakobus, dan Yohanes memisahkan diri agak jauh untuk berdoa. Mungkin kita akan bertanya, mengapa Yesus bertindak tidak adil dan hanya mengajak tiga orang murid untuk berdoa bersama-Nya? Mengapa Yesus seakan-akan mengistimewakan ketiga murid ini?

Melalui peristiwa ini, Yesus ingin mengungkapkan rahasia kekuatan doa dalam kelompok kecil, yang sangat besar kuasanya bila dijalankan secara tepat (Kel. 17:10-13). Namun ada satu syarat utama yang harus dipenuhi, yaitu adanya kesatuan hati dari orang-orang yang terlibat dalam kelompok doa tersebut. Mereka harus dapat terlibat secara erat untuk mencapai kesatuan perasaan dan emosi. Itulah sebabnya mengapa Tuhan Yesus hanya memilih Petrus, Yakobus, dan Yohanes, karena di antara kedua belas rasul, tiga orang inilah yang paling dekat dan paling memahami hati dan pikiran Kristus. Ketiga murid ini sering disebut sebagai murid kesayangan Yesus.

Dalam kehidupan kita sehari-hari, anggota keluarga kita, terutama suami atau istri, adalah orang-orang yang paling cocok terlibat dalam doa kelompok kecil, sebab mereka adalah orang-orang yang paling dekat dengan kita sehingga lebih mudah menjalin kesatuan hati dan emosi (Mat. 18:19-20).

Berdoa dengan rendah hati (ay. 39)Sikap doa Yesus pada waktu itu bukan hanya berlutut, Ia bahkan mengambil posisi bersujud. Dalam Markus 14:35 dikatakan bahwa Yesus berdoa dengan merebahkan diri ke tanah; artinya Ia berada dalam sikap bersujud sampai muka-Nya mencium tanah (bandingkan: 1Raj. 18:42). Sikap tubuh yang ditampakkan ini mencerminkan sikap yang ada dalam hati, yaitu rendah hati.

Kerendahan hati adalah penentu apakah doa seseorang dikabulkan atau tidak. Allah sangat menentang orang yang congkak tetapi mengasihi orang yang rendah hati (1Ptr. 5:5-6). Maka hanya doa orang yang rendah hatilah yang didengar oleh Allah, seperti diungkapkan dalam perumpamaan Tuhan Yesus tentang doa orang Farisi yang sombong dan pemungut cukai yang rendah hati yang mengakui segala kesalahan dan kelemahannya (Luk. 18:9-14).

Ada satu pepatah yang sangat bagus tentang doa: "Jika engkau turun tangan maka Allah akan angkat tangan, tetapi jika engkau angkat tangan maka Allah yang akan turun tangan." Artinya, jika kita turun tangan, berarti kita masih mengandalkan kekuatan dan kemampuan kita sendiri dalam menyelesaikan setiap masalah dan kesulitan. Kita merasa bahwa kita kuat dan tidak memerlukan bantuan Allah. Pada saat itu Allah akan angkat tangan, membiarkan kita menghadapi berbagai masalah sendirian. Ketika pada akhirnya kita mengalami jalan buntu dan menyerah, kita mengangkat tangan, mengakui bahwa kita lemah, serta mulai belajar berdoa (1Tim. 2:8), saat itulah Allah akan mengulurkan tangan-Nya untuk menolong kita (Yes. 59:1-3).

Berdoa dengan tekun (ay. 39,42,44) Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya

Page 16: Kotbah Doa

mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki." ... Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku, jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!" ... Ia membiarkan mereka di situ lalu pergi dan berdoa untuk ketiga kalinya dan mengucapkan doa yang itu juga.

Dari ketiga ayat di atas kita dapat menarik satu kesimpulan bahwa isi dan sasaran doa Yesus pada saat itu hanya satu, yaitu memohon agar Allah menjauhkan cawan pahit itu (siksaan, cambuk, dan salib yang akan dihadapi keesokan harinya) dari-Nya. Atau setidak-tidaknya Allah memberikan kekuatan agar Ia dapat menghadapi dan menanggung siksaan yang dahsyat itu. Memang Yesus adalah Allah, Dia bisa saja membuat diri-Nya tidak merasakan sakit sedikit pun. Namun demi menebus dosa manusia, Dia harus menanggung setiap rasa sakit yang mendera tubuh manusia-Nya. Ini sungguh terlalu ngeri untuk dibayangkan.

Yesus tiga kali berdoa memohonkan hal yang sama. Ini menunjukkan ketekunan. Maka kita pun patut memanjatkan doa dengan tekun dan tidak jemu-jemu. Bahkan tentang ketekunan doa ini pun Yesus pernah menyampaikan suatu perumpamaan (Luk. 18:1-8). Ada seorang janda yang memohon kepada seorang hakim yang lalim. Meskipun hakim itu berulang kali menolak untuk membela kasusnya, tanpa kenal putus asa ia datang dan datang lagi kepada hakim itu. Akhirnya sang hakim kewalahan menghadapi kegigihan janda yang memperjuangkan haknya itu dan mengabulkan keinginannya.

Ketekunan dalam berdoa adalah wujud nyata dari iman. Seringkali doa yang kita panjatkan tidak langsung dikabulkan oleh Allah, karena Allahlah yang memegang kendali waktu. Jika sudah tiba waktunya, Allah pasti segera menjawab kita (Pkh. 3:1,11; Yoh. 7:6; Yes. 49:8). Paulus, seorang rasul besar yang sangat dekat dengan Yesus, dua kali berdoa agar Allah menyingkirkan masalah yang disebutnya "duri dalam daging" tanpa memperoleh jawaban. Baru pada doanya yang ketiga, Allah memberitahukan mengapa Ia tidak mengabulkan permintaannya (2Kor. 12:7-10). Dan untuk membuat hujan turun dari langit setelah tiga tahun enam bulan kemarau, Nabi Elia membutuhkan tujuh kali doa (Yak. 5:17-18; 1Raj. 18:41-45).

Masalah yang besar menuntut ketekunan doa yang lebih besar pula. Sebagai contoh sederhana: penyakit ringan seperti sakit kepala atau flu, dapat dengan mudah disingkirkan dengan satu-dua tablet obat murahan. Tetapi kita tidak mungkin mengharapkan satu-dua tablet obat murahan akan dapat menyembuhkan penyakit berat seperti kanker. Kalau kita gantikan obat dengan doa, maka perbandingannya adalah sebagai berikut: untuk penyakit ringan seperti sakit kepala atau flu, mungkin dua jam doa sudah dapat menggerakkan hati Allah untuk memberikan kesembuhan. Namun untuk penyakit berat seperti kanker, mungkin dibutuhkan dua ribu jam doa. Di sini kita bukan mengecilkan kuasa Allah yang mahadahsyat. Allah sanggup menyembuhkan segala penyakit, ringan maupun berat, dalam sekejap, sama seperti Ia sanggup dan telah membangkitkan orang mati. Ini hanyalah gambaran umum tentang perlunya berdoa dengan tekun dan tidak putus asa. Satu-dua kali berdoa tanpa memperoleh jawaban bukan berarti doa kita tidak akan dikabulkan oleh Allah. Kecuali, keinginan kita itu tidak sesuai dengan kehendak Allah (Yak. 4:2-3).

Berdoa sesuai dengan kehendak Allah Kembali kepada ketiga ayat di atas (39,42,44), isi doa Yesus mewakili dua kepentingan dan dua keinginan. Yang pertama: "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku" mewakili keinginan jasmaniah Yesus sebagai manusia agar Ia tidak perlu mengalami penderitaan mahadahsyat yang Ia tahu sudah menanti-Nya esok hari, dicaci maki,

Page 17: Kotbah Doa

dipukul, diludahi, dicambuk, dipakaikan mahkota duri, dipaksa memikul salib, dan akhirnya disalibkan. Yang kedua: "Tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki" mewakili kehendak Allah, yaitu agar Yesus disalibkan sebagai jalan penebusan dosa bagi seluruh umat manusia. Sebab untuk tujuan itulah Yesus datang dan diutus ke dunia. Dari pertentangan kedua macam kehendak itu, Yesus memilih untuk mengesampingkan kehendak pribadi-Nya. Sebagai Anak, Ia takluk dan taat sepenuhnya kepada kehendak Bapa, walau apa pun yang terjadi atas diri-Nya. "Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib" (Flp. 2:6-11).

Melalui doa-Nya ini Tuhan Yesus ingin mengajarkan bahwa suatu doa akan dikabulkan apabila sesuai dengan kehendak Allah. Namun hal ini seringkali dilupakan atau tidak dipahami oleh banyak umat Kristen. Banyak yang menganggap bahwa asalkan berdoa dengan iman, apa pun yang didoakan, harus dan pasti dijawab oleh Allah. Maka ketika Allah tidak juga menjawab, mereka pun menjadi kecewa dan kehilangan iman kepada Allah. Manusia dalam kehidupannya memang akan senantiasa menghadapi pertentangan dua kepentingan ini. Dan tentang hal itu, Tuhan Yesus, ketika berdoa di Taman Getsemani, mengingatkan Petrus: "Roh memang penurut, tetapi daging lemah" (Mat. 26:41).

Keinginan daging (Gal. 5:19-21) dan keinginan roh (Gal. 5:22-26) adalah dua keinginan yang selalu bertentangan dan berjuang untuk menguasai seluruh kehidupan manusia. Sangatlah penting bagi setiap pendoa untuk selalu menginstrospeksi diri, apakah doa yang dipanjatkan sesuai dengan kehendak Allah atau tidak, apakah tujuan doa itu semata-mata untuk memuaskan keinginan daging atau tidak. "Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa. Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu" (Yak. 4:2-3).

Sumber Kekuatan dalam Menghadapi Penderitaan

Print this

Renungan GEMA 2011

20 April 2011 Matius 26:36-56

Doa di Taman Getsemani membuat Tuhan Yesus tidak takut menghadapi semua penderitaan yang Dia alami, baik berupa penghinaan (diludahi), kehausan, penganiayaan (dipukul dan dicambuk), maupun hukuman di kayu salib yang membawa kepada kematian.

Doa Tuhan Yesus di taman Getsemani menunjukkan tiga hal: Pertama, Tuhan Yesus sudah mengetahui semua yang akan menimpa diri-Nya. Penekanan akan kemahatahuan-Nya mewarnai drama penyaliban terhadap diri-Nya. Tidak ada suatu pun pada malam itu yang terjadi secara kebetulan. Kedua, Tuhan Yesus bersedia tunduk sepenuhnya tanpa syarat pada kehendak Bapa untukmenyelesaikan rencana kekal penebusan. Dia berdoa, "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki." (26:39b). Apakah doa tersebut menunjukkan bahwa Dia minta dilepaskan dari penderitaan di kayu salib? Cawan bukanlah sekedar kematian atau rasa sakit secara fisik, tetapi cawan melambangkan penghukuman

Page 18: Kotbah Doa

Allah atau luapan kemarahan Ilahi terhadap dosa. Kristus harus menanggung murka Allah! Doa Tuhan Yesus tersebut bukan dimaksudkan untuk melarikan diri dari penderitaan di kayu salib, melainkan merupakan ungkapan perasaan yang jujur tentang beratnya penderitaan yang harus Dia tanggung.

Sikap Tuhan Yesus dalam menghadapi penderitaan amat kontras dengan sikap para murid. Tuhan Yesus bergumul dalam doa, sedangkan para murid memilih untuk tidur. Doa membuat Tuhan Yesus sanggup menghadapi penderitaan tanpa mengeluh, sedangkan para murid lari ketakutan saat musuh datang. Doa merupakan sumber kekuatan saat kita menghadapi penderitaan. Apakah Anda sudah memanfaatkan sumber kekuatan tersebut?