Download - Korupsi n Anti Korupsi

Transcript
Page 1: Korupsi n Anti Korupsi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Istilah korupsi di Indonesia pada mulanya hanya terkandung dalam khazanah

perbincangan umum untuk menunjukkan penyelewengan-penyelewengan yang

dilakukuan pejabat-pejabat negara. Namun karena penyakit tersebut sudah mewabah

dan terus meningkat dari tahun ke tahun bak jamur di musim hujan , maka banyak

orang memandang bahwa masalah ini bisa merongrong kelancaran tugas-tugas

pemerintah dan merugikan ekonoimi negara.

Persoalan korupsi di Negara Indonesia terbilang kronis, bukan hanya

membudaya tetapi sudah membudidaya . Pengalaman pemberantasan korupsi di

Indonesia menunjukkan bahwa kegagalan demi kegagalan lebih sering terjadi

terutama terhadap pengadilan koruptor kelas kakap dibanding koruptor kelas teri.

Beragam lembaga, produk hukum, reformasi birokrasi, dan sinkronisasi telah

dilakukan, akan tetapi hal itu belum juga dapat menggeser kasta pemberantasan

korupsi. Seandainya saja kita sadar, pemberantasan korupsi meski sudah ada pada

tahun keenam perayaan hari antikorupsi ternyata masih jalan ditempat dan berkutat

pada tingkat ‘kuantitas”. Keberadaan lembaga-lembaga yang mengurus korupsi belum

memiliki dampak yang menakutkan bagi para koruptor, dbahkan hal tersebut turut

disempurnakan dengan pemihakan-pemihakan yang tidak jelas.

Dalam masyarakat yang tingkat korupsinya seperti Indonesia, hukuman yang

setengah-setengah sudah tidak mempan lagi. Mulainya dari mana juga merupakan

masalah besar, karena boleh dikatakan semuanya sudah terjangkit penyakit birokrasi.

Oleh karena itu, makalah ini mencoba memaparkan korupsi dan antikorupsi.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah definisi korupsi?

2. Apa saja faktor-faktor penyebab korupsi?

3. Apa saja bentuk-bentuk tindakan yang di anggap sebagai perbuatan korupsi?

4. Apa saja landasan hukum korupsi?

5. Apa badan yang megatasi masalah korupsi?

Makalah PKN Pendidikan Biologi 2011 1

Page 2: Korupsi n Anti Korupsi

C. Tujuan

1. Mengetahui definisi korupsi

2. Mengetahui faktor-faktor penyebab korupsi

3. Mengetahui bentuk-bentuk tindakan yang di anggap sebagai perbuatan korupsi

4. Mengetahui landasan hukum korupsi

5. Mengetahui badan yang mengatasi masalah korupsi

Makalah PKN Pendidikan Biologi 2011 2

Page 3: Korupsi n Anti Korupsi

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Korupsi

Secara sederhana korupsi didefinisikan sebagai menyalahgunakan kekuasaan

kepercayaan untuk keuntungan pribadi.1Menurut pemakaian umum istilah “korupsi”

pejabat, kita menyebut korup apabila seorang pegawai negeri menerima pemberian

yang disodorkan oleh seorang swasta dengan maksud mempengaruhinya agar

memberikan perhatian istimewa pada kepentingan-kepentingan si pemberi. Dalam

bahasa latin, corruption bermakna busuk, rusak, mengggoyahkan, memutar balik,

menyogok.

Beberapa pengertian menurut para ahli sebagai berikut:

Kartini kartono (1983) memberi batasan korupsi sebagai tingkah laku

individu yang menggunakan wewenang dan jabatan guna mengeduk

keuntungan pribadi, merugikan kepentingan umum dan negara.

UU No.20 Tahun 2001, korupsi merupakan tindak pidana sebagaimana

diamaksud dalam ketentuan peraturan perundang-undangan yang

mengatur tindak pidana korupsi. Korupsi lebih ditekankan pada

perbuatan yang merugikan kepentingan publik atau masyarakat luas

untuk keuntungan pribadi atau golongan.

Centre for international crime prevention merumuskan kejahatan

korupsi sebagai tindakan pemberian atau penerimaan suap,

penggelapan, pemalsuan, pemerasan, penyalahgunaan jabatan atau

wewenang,pertentangan kepentingan, memiliki usaha sendiri, tebang

pilih, menerima komisi, nepotisme, atau sumbangan tidak sah.

B) Faktor Penyebab Korupsi

Menurut buku sosiologi korupsi, faktor penyebab korupsi sebagai berikut:

a. Ketiadaan atau kelemahan kepemimpinan

b. Kelemahan pengajaran agama dan etika

c. Kolonialisme

1 Pope,Jeremy.2003.Strategi Memberantas Korupsi Elemen Sistem Intregitas Nasional.Jakarta: Yayasan Obor Indonesia

Makalah PKN Pendidikan Biologi 2011 3

Page 4: Korupsi n Anti Korupsi

d. Kurangnya pendidikan

e. Kemiskinan

f. Tiadanya tindak hukuman yang keras

g. Kelangkaan lingkungan antikorupsi

h. Struktur pemerintahan

i. Perubahan radikal

j. Keadaan masyarakat

Singh (1974) menemukan dalam penelitiannya bahwa penyebab korupsi di India

adalah kelemahan moral,tekanan ekonomi, hambatan struktur administrasi, hambatan

struktur sosial.

Merican (1971) menyatakan sebab-sebab korupsi sebagai berikut:

a. Peninggalan pemerintahan kolonial

b. Kemiskinan dan ketidaksamaan

c. Gaji yang rendah

d. Persepsi yang poppuler

e. Pengaturan yang tele

f. Pengetahuan yang tidak cukup dari bidangnya.

Ainan (1982) menyebutkan beberapa sebab terjadinya korupsi yaitu:

a. Perumusan perundang-undangan yang kurang sempurna

b. Administrasi yang lamban, mahal, dan tidak luwes.

Pengertian korupsi

Dalam Ensiklopedia Indonesia disebut “korupsi’ (dari bahasa Latin:corruptio=

penyuapan, corruptore= merusak) gejala dimana para pejabat , badan-badan

negara menyalahgunakan wewenang dengan terjadinya penyuapan, pemalsuan,

serta ketidakberesan lainnya.

C) Bentuk-Bentuk / Tindakan Yang Dianggap Sebagai Perbuatan Korupsi

1. Korupsi yang berkaitan dengan kerugian negara, diantaranya :

a) Melawan hukum untuk memperkaya diri dan dapat merugikan keuangan

negara

b) Menyalahgunakan kewenangan untuk menguntungkan diri sendiri dan dapat

merugikan keuangan negara

Makalah PKN Pendidikan Biologi 2011 4

Page 5: Korupsi n Anti Korupsi

2. Korupsi yang terkait dengan suap-menyuap, diantaranya:

a) Menyuap pegawai negeri

b) Memberi hadiah kepada pegawai negeri karena jabatannya.

c) Pegawai negeri menerima suap

3. Korupsi yang berkaitan dengan penggelapan dalam jabatan

4. Korupsi yang berkaitan dengan perbuatan pemerasan

5. Korupsi yang berkaitan dengan perbuatan curang

a) Pemborong berbuat curang

b) Pengawas proyek membiarkan perbuatan curang

c) Rekanan TNI / POLRI berbuat curang

d) Pengawasan rekanan TNI / POLRI berbuat curang

e) Penerimaan barang TNI / POLRI membiarkan perbuatan curang

f) Pegawai negeri menyerobot tanah sehingga merugikan orang lain

6. Korupsi yang berkaitan dengan benturan kepentingan dalam pengadaan

Pegawai negeri atau penyelenggara negara baik langsung maupun tidak langsung

dengan sengaja turut serta dalam pemborongan, pengadaan atau persewaan yang pada saat

dilakukan perbuatan, untuk seluruh atau sebagian ditugaskan untuk mengurus atau

mengawasinya.

Sedangkan tindak pidana lain yang berkaitan dengan tindak pidana korupsi yaitu :

1. Merintangi proses pemeriksaan perkara korupsi

2. Tersangka tidak memberikan keterangan mengenai kekayaannya

3. Bank yang tidak memberikan keterangan rekening

4. Saksi atau ahli yang tidak memberikan keterangan atau memberi keterangan palsu.2

D) Landasan Hukum Korupsi

2 http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24033/4/Chapter%20II.pdf

Makalah PKN Pendidikan Biologi 2011 5

Page 6: Korupsi n Anti Korupsi

Adapun Undang-Undang yang mengatur tentang korupsi antara lain:

a. Undang-undang Nomor 24 PRP Tahun 1960 tentang pengusutan, penuntutan, dan

pemeriksaan tindak pidana korupsi.

b. Undang-undang Nomor 3 Tahun 1971 tentang pemberantasan tindak pidana

korupsi.

c. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang penyelenggaraan negara yang

bersih dan bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme.

d. Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana

korupsi.

e. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang perubahan atas Undang-undang

nomor 31 Tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi.

f. Undang-undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang komisi pemberantasan tindak

pidana korupsi.

Undang-undang No. 24 PRP tahun 1960 tentang Pengusutan, Penuntutan dan

Pemeriksaan Tindak Pidana Korupsi. Namun, dengan perkembangan masyarakat

kurang mencukupi untuk dapat mencapai hasil yang diharapkan, Undang-undang

tersebut diganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1971. Undang-undang Nomor 3

Tahun 1971 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sudah tidak sesuai lagi

dengan perkembangan kebutuhan hukum dalam masyarakat, karena itu diganti dengan

Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana

Korupsi yang baru sehingga diharapkan lebih efektif dalam mencegah dan

memberantas tindak pidana korupsi. Di samping itu, ada juga Tap. MPR Nomor

XI/MPR/1998 tentang penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas Korupsi,

Kolusi, dan Nepotisme(KKN) serta Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang

Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas KKN. Dari Undang-Undang itu

muncul lembaga Komisi Pemeriksa Kekayaan Penyelenggara Negara (KPKPN).

Kemudian dengan adanya Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi3, maka pasal yang mengatur KPKPN, yaitu

pasal 10 sampai pasal 19 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 yang dinyatakan

3 Jaya, hermansyah.2008. Memeberantas Korupsi Bersama KPK (Komisi Pemberantas Korupsi ) Kajian Yuridis Normatif UU Nomor 31 Tahun 1999 Jonto UU Nomor 20 Tahun 2001 Versi UU Nomor 30 Tahun 2002. Jakarta : Sinar Grafika.

Makalah PKN Pendidikan Biologi 2011 6

Page 7: Korupsi n Anti Korupsi

tidak berlaku lagi. Begitu pula pasal 27 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Tim

Gabungan dinyatakan tidak berlaku dan beberapa pasal dalam Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2001.

E) Upaya Penanggulangan Budaya Korupsi Adalah Sebagai Berikut:

1. Preventif

Membangun dan mempublikasikan etos pejabat dan pegawai baikndi instansi

pemerintah maupun swasta tentang pemisahan yang jelas dan tajam antara

milik pribadi dan milik perusahaan atau milik negara.

Mengusahakan perbaikan penghasilan (gaji) bagi pejabat dan pegawai negeri

sesuai denagn kemajuan ekonomi dan kemajuan swasta, agar pejabat dan

pegawai saling menegakkan wibawa dan intregitas jabatannya dan tidak

terbawa oleh godaan dan kesempatan yang diberikan oleh wewenangnya.

Menumbuhkan kebanggaan – kebanggaan dan atribut kehormatan diri setiap

jabatan dan pekerjaan. Kebijakan pejabat dan pegawai bkanlah bahwa mereka

kaya dan melimpah, akan tetapi mereka terhormat karena jasa pelayanannya

kepada masyarakat dan negara.

Bahwa teladan dan pelaku pimpinan dan atsan lebih efektif dalam

memasyarakatkan pandangan, penilaian dan kebijakan.

Menumbuhkan pemahaman dan kebudayaan politik yang terbuka untuk

kontrol, koreksi dan peringatan, sebab wewenangdan kekuasaan itu cenderung

disalahgunakan.

Hal yang tidak kalah pentingnya adalah bagaimana menumbuhkan ”sense of

belongingness” dikalangan pejabat dan pegawai, sehingga mereka merasa

perusahaan tersebut adalah milik sendiri dan tidak perlu korupsi, dan selalu

berusaha berbuat yang terbaik.

2. Represif

Perlu penayangan wajah koruptor ditelevisi

Herregistrasi (pencatatan ulang) terhadap kekayaan pejabat.

F) Badan Pemberantas Korupsi

A. KPK (Komisi Pemberantas Korupsi)

Makalah PKN Pendidikan Biologi 2011 7

Page 8: Korupsi n Anti Korupsi

Lembaga pemerintah yang menangani perkara tindak pidan korupsi belum

berfungsi secara efektif dan efisien dalam memberatas tindak pidana korupsi. Tindak

pidan korupsi di indonesia telah meluas dalam masyarakat. Meningktanya tindak

pidana korupsi yang tidak terkendali akan membawa bencana tidak saja terhadap

perekonomian masyarakat tetapi juga pada kehidupan berbangsa dan bernegara pada

umumnya. Tindak pidana korupsi yang meluas dan sistematis juga merupakan

pelaggaran hak sosial dan hak ekonom masyarakat. Oleh karena itu, tindak pidana

korupsi tidak dapat digolongkan sebagai kejahatan biasa melainkan telah menjadi

kejahatan luar biasa. Begitu pula upaya dalam pemberantasanya tidk dapat dilkukan

secar biasa, tetapi dituntut cara-cara luar biasa4.

Berdasarkan ketentuan Pasal 43 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang

Pemberantas Tindak Pidana Korupsi sebagaimna telah diubah dengan undang – undang

nomor 20 tahun 2001, badan khusus tersebut disebut Komisi Pemberatas Korupsi yang

memiliki kewenangan melakukan koordinasi dan supervisi, termasuk melakukan

penyelidikan, penyidikan, dan peuntutan. Adapun mengenai pembentukan, susunan

organisasi, tata kerja dan pertanggung jawaban, tugas dan wewenang keanggotaanynya

diatur denagn undang-undang.

Kewenangan komisi pemberantas korupsi dalam melakukan penyelidikan,

penyidikan, dan penuntutan tindak pidana korupsi meliputi tindak pidana korupsi yang :

1. Melibatkan aparat penegak hukum, penyelenggara negara, dan orang lain yang

ada kaitannya dengan tindak pidan korupsi yag dilakukan oleh aparat penegak

hukum dan penyelenggara hukum dan penegak hukum.

2. Mendapatkan perhatian yang meresahkan perhatian masyarkat

3. Menyangkut kerugian negara paling sedikit rp 1.000.000.000 (satu miliyar

rupiah) ( Pasal 11 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002)5

Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, Komisi Pemberantas Korupsi

berasaskan pada :

4 Hartanti, evi. 2006. Tindak Pidana Korupsi. Semarang: Sinar Grafika.

5Hartanti, evi. 2006. Tindak Pidana Korupsi. Semarang: Sinar Grafika.

Makalah PKN Pendidikan Biologi 2011 8

Page 9: Korupsi n Anti Korupsi

a. Kepastian hukum adalah asa dalam negara hukum yang mengutamakan

landasan peraturan perundang-undagan, kepatutan dan keadilan, dalam setiap

kebajikan menjalankan tugas dan wewenang komisi pemberantas korupsi.

b. Keterbukaan adalah asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk

memperoleh informasi yang benar, jujur dan tidak diskriminatif tentang

kinerja Komisi Pemberantas Korupsi dalam menjalankan tugas dan fungsinya.

c. Akuntibilitas adalah asas yang mementukna bahwa setiap kegiatan dan

hasilakhir kegiatan Komisi Pemberantas Korupsi haru dapat dipertanggung

jawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan

tertinggi negara sesaui dengan peraturan perundag-undangan yang berlaku6.

d. Kepentingan umum adalah asas yang mendahulukan kesejahteranaan umum

dengan cara aspiratif, akomodatif, dan selektif.

e. Proposionslitas adalah asas yag mengutamakan keseimbagan antara tugas,

wewenang, tanggung jawab, dan kewajiban Komisi Pemberantas Korupsi.

B. Tugas, wewewang, dan kewajiban komisi pemberantasan korupsi

1) Tugas komisi pemberntasan korupsi

a. Koordinasi dengan instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak

pidanan korupsi.

b. Supervisi terhadap instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak

pidana korupsi.

c. Melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap tindak pidana

korupsi

d. Melakukan tindakan tindakan pencehgahan tindak korupsi

e. Melakukan monior terhadap penyelenggraan pemerintahan negara (pasal 6 UU

NO 30 Tahun 2002).

2) Wewenang Komisi Pemberantas Korupsi

a. Mengkoordinasiakn penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan tindak pidana

korupsi.

b. Menetapkan sistem pelaporan dalam kegiatan pemberantasan tindak pidana

korupsi.

6 Hartanti, evi. 2006. Tindak Pidana Korupsi. Semarang: Sinar Grafika.

Makalah PKN Pendidikan Biologi 2011 9

Page 10: Korupsi n Anti Korupsi

c. Melaksanakan pendapat atau pertemuan dengan instansi yang berwenang

melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi

d. Maminta informasi tentang kegiatan pemberantasan tindak pidana korupsi

kepada instansi yang terkait

e. Meminta lapora instansi terkait mengenai pencegahan tindak pidana korupsi

(pasal 7 undang-undang nomor 30ntahun 2002)7

3) Penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan

Segala kewenangan yang berkaitan dengan penyelidikan, penyidikan dan

penuntutan yang diatur dalam Undang – Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang

Hukum Acara Pidana berlaku juga bagi penyelidik, penyidik dan penuntut umum

pada Komisi Pemberantas Korupsi (pasal 38 ayat (1)).8

Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) Undang-Undang

Nomor 8 Tahun 1981 tentang hukum acara pidana tidak berlaku bagi penyidik

tindak pidana korupsi. Penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan tindak pidana

korupsi dilakukan berdasarkan hukum acara pidana yang berlaku dan berdasarkan

hukum acar pidana yang berlaku dan berdasarkan Undang-Undang Nomor 31

Tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi sebagaimana telah diubah

dengan Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang perubahan atas Undang-

Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang tindak pidana korupsi, penyelidikan,

penyidikan, dan penuntutan, dilaksanakan berdasarkan perintah dan bertindaak

untuk dan atas nama komisi pemberantasan korupsi.

1. Penyelidikan

Penyelidik adalah penyelidik pada komisi pemberantasan korupsi yang diangkat

dan diberhentikan oleh komisi pemberantasan korupsi (Pasal 43 ayat (1) Undang-

Undang Nomor 30 Tahun 2002). Penyelidik melaksanakan fungsi penyelidikan

tindak pidana korupsi. Jika dalam melakukan penyelidikan menemukan bukti

permulaan yang cukup adanya dugaan tindak pidana korupsi dalam waktu paling

lambat tujuh hari kerja terhitung sejak tanggal ditemukan bukti permulaan yang

cukup, penyelidik melaporkan pada komisi pemberantasan korupsi. Bukti

permulaan yang cukup dinggap telah ada apabila telah ditemukan sekurang-

7Hartanti, evi. 2006. Tindak Pidana Korupsi. Semarang: Sinar Grafika.

8 Hartanti, evi. 2006. Tindak Pidana Korupsi. Semarang: Sinar Grafika.

Makalah PKN Pendidikan Biologi 2011 10

Page 11: Korupsi n Anti Korupsi

kurangnya dua alat bukti. Dalam hal penyelidik melakukan tugasnya tidak

menemukan bukti permulaan yang cukup, penyelidik melaporkan pada komisi

pemberantasan korupsi dan KPK menghentikan penyelidikan. Jika KPK

berpendapat bahwa perkara tersebut diteruskan, KPK melaksanakan penyidikan

sendiri atau dapat melimpahkan perkara tersebut kepada penyidik kepolisian atau

kejaksaan

2. Penyidikan

Penyidik adalah penyidik pada komisi pemberantasan korupsi yang diangkat

dan diberhentikan oleh komisi pemberantasan korupsi (Pasal 43 ayat (1) Undang-

Undang Nomor 30 Tahun 2002)9. Penyidik melaksanakan fungsi penyelidikan

tindak pidana korupsi. Atas dasar dugaan yang kuat adanya bukti permulaan yang

cukup, penyidik dapat melakukan penyitaan tanpa izin ketua pengadilan negeri

berkaitan dengan tugas penyelidikannya. Penyidik wajib membuat berita acara

penyitaan pada hari penyitaan yang memuat :

a. Nama, jenis, dan jumlah barang atau benda berharga lain yang disita;

b. Keterangan tempat, waktu, hari, tanggal, bulan, dan tahun dilakukan

penyitaan;

c. Keterangan mengenai pemilik atau yang menguasai barang atau benda

berharga lain;

d. Tanda tangan dan identitas penyidik yang melakuka penyitaan;

e. Tanda tangan dan identitas dari pemilik atau orang yang menguasai barang

tersebut.

Salinan berita acara penyitaan disampaikan pada tersangka atau keluarganya.

Apabila suatu tindak pidana korupsi terjadi dan KPK belum melakukan penyidikan,

sedangkan perkara telah dilakukan penyidikan oleh kepolisian atau kejaksaan

instansi tersebut wajib memberitahukan kepada KPK paling lambat 14 hari kerja

terhitung sejak tanggal dimulainya penyidikan. Jika KPK sudah mulai melakukan

penyidikan, maka kepolisian dan kejaksaan tidak berwenang lagi melakukan

penyidikan.

3. Penuntutan

9 Hartanti, evi. 2006. Tindak Pidana Korupsi. Semarang: Sinar Grafika.

Makalah PKN Pendidikan Biologi 2011 11

Page 12: Korupsi n Anti Korupsi

Penuntut adalah penuntut umum pada KPK yang diangkat dan diberhentikan

oleh KPK. Penuntut adalah jaksa penuntut umum. Penuntut umum, setelah

menerima berkas perkara dari penyidik, paling lambat 14 hari kerja wajib

melimpahkan berkas perkara tersebut kepada pengadilan negeri10.

C) Pemeriksaan di Sidang Pengadilan

Perkara tindak pidana korupsi diperiksa dan diputus oleh Pengadilan Tindak

Pidana Korupsi dalam waktu 90 hari kerja sejak perkara dilimpahkan ke pengadilan

tindak pidana korupsi. Pemeriksaan perkara dilakukan oleh majelis hakim berjumlah

5 orang yang terdiri atas dua orang hakim pengadilan negeri dan 3 orang hakim ad

hoc.

Dalam hal putusan pengadilan tindak pidana korupsi dimohonkan banding ke

pengadilan tnggi, perkarabtersebut diperiksa dan diputus dalam jangka waktu 60 hari

kerja sejak berkas perkara diterima oleh pengadilan tinggi11.

Dalam putusan pengadilan tinggi tindak pidana korupsi dimohonkan kasasi

kepada Mahkamah Agung, perkara tersebut diperiksa dan diputus dalam jangka

waktu 90 hari hari kerja sejak tanggal berkas diserahkan ke Mahkamah Agung12.

G) ANTI KORUPSI

1. Pengertian anti korupsi

Anti korupsi artinya tidak setuju, tidak suka, dan tidak senang terhadap

korupsi13. Anti korupsi secara mudahnya dapat diartikan tindakan yang tidak

menyetujui terhadap berbagai upaya yang dilakukan setiap orang yang dengan tujuan

menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi,menyalahgunakan

kewenangan,kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau

kedudukan yang dapat merugikan keuangan Negara atau keuangan Negara.

2. Prinsip – prinsip anti akorupsi

10 Hartanti, evi. 2006. Tindak Pidana Korupsi. Semarang: Sinar Grafika.

11 Hartanti, evi. 2006. Tindak Pidana Korupsi. Semarang: Sinar Grafika.

12 Hartanti, evi. 2006. Tindak Pidana Korupsi. Semarang: Sinar Grafika.

13 Wijayanto,dkk.2009. Korupsi mengorupsi Indonesia : sebab, akibat, dan prospek pemberantasan.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Makalah PKN Pendidikan Biologi 2011 12

Page 13: Korupsi n Anti Korupsi

Prinsip-prinsip anti korupsi pada dasarnya merupakan langkah-langkah

antisipatif yang dilakukan untuk memberantas laju pergerakan korupsi. Pada dasarnya

prinsip-prinsip antikorupsi terkait dengan semua aspek kegiatan publik yang menuntut

adanya integritas, objektivitas, kejujuran, keterbukaan, tanggung gugat, dan meletakkan

kepentingan public di atas kepentingan individu.

Dalam konteks korupsi ada beberapa prinsip yang harus ditegakkan untuk

mencegah terjadinya korupsi, yaitu:

a. Akuntabilitas

Prinsip akuntabilitas merupakan pilar penting dalam rangka mencegah terjadinya

korupsi14. Prinsip ini pada dasarnya dimaksudkan agar segenap kebijakan dan langkah-

langkah yang dijalankan sebuah lembaga dapat dipertanggung jawabkan secara sempurna.

Oleh karena itu prinsip akuntabilitas sebagai prinsip pencegahan tindak korupsi

membutuhkan perangkat-perangkat pendukung, baik berupa perundang-undangan (de

jure) maupun dalam bentuk komitmen dan dukungan masyarakat (de facto).

Sebagai bentuk perwujudan prinsip akuntabilitas, undang-undang keuangan

Negara juga menyebutkan adanya kewajiban ganti rugi yang diberlakukan atas mereka

yang karena kelengahan atau kesengajaan telah merugikan Negara. Prinsip akuntabilitas

pada sisi lain juga mengharuskan agar setiap penganggaran biaya dapat disusun sesuai

target atau sasaran.

b. Transparansi

Transparansi merupakan prinsip yang mengharuskan semua proses

kebijakan dilakukan secara terbuka, sehingga segala bentuk penyimpangan dapat

diketahui oleh publik15. Transparansi menjadi pintu masuk, sekaligus kontrol bagi seluruh

proses dinamika struktural kelembagaan seluruh sektor kehidupan publik mensyaratkan

adanya transparansi, sehingga tidak terjadi distorsi dan penyelewengan yang merugikan

masyarakat. Dalam bentuk yang paling sederhana, keterikatan interaksi antar dua individu

14 Pope, Jeremy.2003. Strategi memberantas korupsi: elemen sistem integritas nasional.Jakarta: Yayasan obor Indonesia.

15 Pope, Jeremy.2003. Strategi memberantas korupsi: elemen sistem integritas nasional.Jakarta: Yayasan obor Indonesia.

Makalah PKN Pendidikan Biologi 2011 13

Page 14: Korupsi n Anti Korupsi

atau lebih mengharuskan adanya keterbukaan. Keterbukaan dalam konteks ini merupakan

bagian dari kejujuran untuk saling menjunjung kepercayaan (trust) yang terbina antar

individu.

Dalam konteks pemberantasan korupsi yang melibatkan kekuasaan dan

keuangan, ada sektorsektor yang mengharuskan keterlibatan masyarakat agar tidak

terjebak dalam lingkartan setan korupsi yang begitu akut dan menyengsarakan  rakyat.

Sektor-sektor yang harus melibatkan masyarakat adalah sebagai berikut:

1) proses penganggaran yang bersifat dari bawah ke atas (bottom up), mulai dari

perencanaan, implementasi, laporan pertanggungjawaban dan penilaian (evaluasi)

terhadap kinerja anggaran.

2) proses penyusunan kegiatan atau proyek pembangunan dan anggaran. Hal ini

terkait pula dengan proses pembahasan  tentang sumber-sumber pendanaan (anggaran

pendapatan) dan alokasi anggaran (anggaran belanja) pada semua tingkatan.

3) proses pembahasan tentang  pembuatan rancangan peraturan yang beraturan

dengan strategi penggalangan dana pembangunan dalam penetapan retribusi, pajak serta

aturan-aturan lain yang berkaitan dengan penganggaran pemerintah.

4) proses pembahasan tentang tata cara dan mekanisme pengelolaan proyek

mulai dari pelaksanaan tender, pengerjaan teknis, pelaporan financial pertanggung

jawaban secara teknis dari proyek yang dikerjakan oleh pimpinan proyek atau kontraktor.

5) proses evaluasi terhadap penyelenggaraan proyek yang dilakukan secara

terbuka dan bukan hanya pertanggung jawaban secara administrative

c. Fairness

Fairness merupakan salah satu prinsip anti korupsi yang mengedepankan

kepatuhan atau kewajaran16. Prinsip fairness saesungguhnya lebih ditujukan untuk

mencegah terjadinya manipulasi dalam penganggaran proyek pembangunan, baik

dalam bentuk mark up maupun ketidakwajaran kekuasaan lainnya. Jika mempelajari

definisi korupsi sebelumnya, maka dalam korupsi itu sendiri terdapat unsur-unsur

manipuilasi yang penyimpangan baik dalam bentuk anggaran, kebijakan, dan

sebagainya.

16 Wijayanto,dkk.2009. Korupsi mengorupsi Indonesia : sebab, akibat, dan prospek pemberantasan.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Makalah PKN Pendidikan Biologi 2011 14

Page 15: Korupsi n Anti Korupsi

Untuk menghindari pelanggaran terhadap prinsip fairness, khususnya dalam

proses penganggaran, di perlukan beberapa lanhkah sebagai berikut:

1) komprehensif dan disiplin yang berarti mempertimbangkan keseluruhan aspek,

berkesinambungan, taat asas, prinsip pembebanan, pengeluaran, dan tidak melampaui

batas (off budget).

2) fleksibilitas yaitu adanya diskresi tertentu  dalam konteks efisiensi dan

efektibilitas17.

3) terprediksi yaitu ketetapan perencanaan atasa dasar asas value vor money dan

menghindari defisit dalam tahun anggaran berjalan18.

4) kejujuran yaitu adanya bias perkiraan penerimaan maupun pengeluaraan yang

di sengaja, yang berasal dari pertimbangan teknis maupun politis.

5) Informative yakni perlu sistem informasi pelaporan yang teratur dan

informative sebagai dasar penilaian kinerja, kejujuran dan proses pengembalian

keputusan.

d. Kebijakan anti korupsi

Kebijakan merupakan sebuah usaha mengatur tata interaksi dalam ranah sosial.

Korupsi sebagai bentuk kejahatan luar biasa yang mengancam tata kehidupan

berbangsa telah memaksa setiap Negara membuat undang-undang untuk mencegahnya.

Beberapa Negara membuat aturan main anti korupsi yang mempersempit ruang gerak

perilaku korupsi. Kebijakan tersebut tidak selalu identik dengan undang-undang anti

korupsi, namu bias berupa undang-undang  kebebasan mengakses informasi, undang-

undang di sentralisasi, undang-undang anti monopoli, maupun yang lainnya yang dapat

memudahkan masyarakat mengetahui sekaligus mengontrol kinerja dan penggunaan

anggaran Negara oleh para pejabat Negara.

Kebijakan antikorupsi dapat di lihat dalam beberapa perspektif,yaitu:

1) isi kebijakan. Komponen penting dari sebuah kebijakan adalah isi dari

kebijakan tersebut. Dengan kata lain, kebijakan anti-korupsi menjadi efektif apabila di

17 Pope, Jeremy.2003. Strategi memberantas korupsi: elemen sistem integritas nasional.Jakarta: Yayasan obor Indonesia.

18 Pope, Jeremy.2003. Strategi memberantas korupsi: elemen sistem integritas nasional.Jakarta: Yayasan obor Indonesia.

Makalah PKN Pendidikan Biologi 2011 15

Page 16: Korupsi n Anti Korupsi

dalamnya terkandung unsur-unsur yang terkait dengan persoalan korupsi sebagai focus

dari kegiatan tersebut.

2) pembuat kebijakan. Kebijakan antikorupsi tidak bisa dilepaskan dari para

pembuat kebijakan. Paling tidak, isi dari kebijakan merupakan cermin dari kualitas dan

integritas pembuatnya. Sekaligus akan menentukan kualitas isi kebijakan tersebut.

3) penegakan kebijakan. Penegak kebijakan dalam struktur kenegaraan modern

terdiri dari kepolisian, pengadilan, pengacara, dan lembaga pemasyarakatan. Apabila

penegak kebijakan tidak memiliki komitmen untuk meletakkanya sebagai aturan yang

mengikat bagi semua, termasuk bagi dirinya, maka sebuah kebijakan hanya akan

menjadi instrumen kekuasaan yang justru melahirkan kesenjangan, Ketidakadilan, dan

bentuk penyimpangan lainya.

4) kultur kebijakan (hukum). Eksitensi sebuah kebijakan terkait dengan nilai-

nilai, pemahaman, sikap, persepsi, dan kesadaran masyarakat terhadap hukum undang-

undang anti korupsi. Lebih jauh kultur kebijakan ini akan menentukan tingkat

partisipasi  masyarakat dalam pemberantasan korupsi.

e. Kontrol kebijakan

Menurut David Korten  lebih dari tiga dasawarsa, pembangunan di asumsikan

dari pemerintah dan untuk pemerintah sendiri. Ini berarti bahwa fungsi, peran, dan

kewenangan pemerintah teramat dominan hingga terkesan bahwa proses kenegaraan

hanya menjadi tugas pemerintah dan sama sekali tidak perlu melibatkan rakyat. Seolah-

olah, pemerintah dan sama sekali tidak perlu melibatkan rakyat19. Seolah-olah,

pemerintah paling mengetahui seluk beluk kehidupan masyarakat di negaranya. Itulah

sebabnya, di tengah arus demokratisasi, paradigma tersebut harus di rekonstruksi

sehingga tumbuh tradisi baru berupa control kebijakan.

Paling tidak terdapat tiga model control terhadap kebijakan pemerintah, yaitu:

1) Partisipasi. Melakukan kontrol terhadap kebijakan dengan ikut serta dalam

penyusunan dan pelaksanaannya.

2) Oposisi. Mengontrol dengan menawarkan alternatif kebijakan baru yang

dianggap lebih layak.

19 Pope, Jeremy.2003. Strategi memberantas korupsi: elemen sistem integritas nasional.Jakarta: Yayasan obor Indonesia.

Makalah PKN Pendidikan Biologi 2011 16

Page 17: Korupsi n Anti Korupsi

3) Revolusi. Mengontrol dengan mengganti kebijakan yang dianggap tidak

sesuai.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Makalah PKN Pendidikan Biologi 2011 17

Page 18: Korupsi n Anti Korupsi

Secara sederhana korupsi didefinisikan sebagai menyalahgunakan kekuasaan

kepercayaan untuk keuntungan pribadi. Tindakan-tindakan manipulasi dan keputusan

mengenai keuangan yang membahayakan ekonomi.

Bentuk –bentuk korupsi meliputi penghianatan terhadap kepecayaan Pengkhianatan

merupakan bentuk korupsi paling sederhana . Semua orang yang berkhianat atau

mengkhianati kepercayaan atau amanat yang diterimanya adalah koruptor. Amanat

dapat berupa apapun, baik materi maupun non materi (ex: pesan, aspirasi

rakyat).Anggota DPR yang tidak menyampaikan aspirasi rakyat/menggunakan

aspirasi untuk kepentingan pribadi merupakan bentuk korupsi. Penyalahgunaan

kekuasaan, penyalahgunaan kekuasaan untuk kepentingan material.

Unsur-unsur yang dapat dikatakn korupsi yaitu melawan hukum, memperkaya

diri sendiri dan merugikan ekonomi negara.

Salah satu hal mengapa di indonesia korupsi semakin sulit diberantas Karena

korupsi sudah “mendarah daging”, sehingga perilaku korupsi sudah menjadi hal yang

biasa dan bukan lagi dianggap sebagai “penyakit”yang harus segera

disembuhkan.Dengan demikian, semakin sulitnya membedakan mana perilaku

korupsi dan mana yang bukan korupsi Ibarat maling teriak maling.

Salah satu yang termasuk anti korupsi yaitu KPK (komisi Pemberantas

Korupsi.

B. Saran

Makalah PKN Pendidikan Biologi 2011 18

Page 19: Korupsi n Anti Korupsi

DAFTAR PUSTAKA

Hartanti, evi. 2006. Tindak Pidana Korupsi. Semarang: Sinar Grafika.

Jaya, hermansyah.2008. Memeberantas Korupsi Bersama KPK (Komisi Pemberantas Korupsi ) Kajian Yuridis Normatif UU Nomor 31 Tahun 1999 Jonto UU Nomor 20 Tahun 2001 Versi UU Nomor 30 Tahun 2002. Jakarta : Sinar Grafika.

Wijayanto,dkk.2009. Korupsi mengorupsi Indonesia : sebab, akibat, dan prospek pemberantasan.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Pope, Jeremy.2003. Strategi memberantas korupsi: elemen sistem integritas nasional.Jakarta: Yayasan obor Indonesia.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24033/4/Chapter%20II.pdf

Makalah PKN Pendidikan Biologi 2011 19