Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 I - 1LAPORAN AKHIRD O K U M E N
1.1 LATAR BELAKANG
Penataan ruang pada dasarnya adalah suatu proses, yang meliputi proses
perencanaan, proses pemanfaatan dan proses pengendalian pemanfaatan
ruang yang dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan sebagai
suatu sistem. Salah satu bagian penting dari proses menerus tersebut adalah
perencanaan tata ruang yang dituangkan dalam Rencana Tata Ruang
Wilayah, mulai dari proses penyusunan sampai penetapan dalam bentuk
peraturan daerah. Pemerintah Kabupaten Banyuwangi telah memiliki
dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuwangi yang disusun
pada Tahun 2012 dengan masa berlaku sampai Tahun 2032. Rencana Tata
Ruang ini telah disahkan menjadi Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi
Nomor 8 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten
Banyuwangi Tahun 2012-2032. Peraturan Daerah ini telah disosialisasikan
kepada masyarakat di seluruh kecamatan di Kabupaten Banyuwangi guna
tersampaikannya informasi tentang peraturan tersebut.
Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi Nomor 8 Tahun 2012 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Banyuwangi Tahun 2012-2032
dapat menjadi panduan yang berkekuatan hukum untuk mewujudkan arahan
pembangunan yang lebih harmonis, serasi, selaras dan seimbang dan
terkoordinasi antar sektor, antar wilayah, maupun antar pemangku
kepentingan dalam pelaksanaan pembangunan. Perda ini juga akan semakin
mendorong kualitas ruang dan kualitas kehidupan masyarakat Kabupaten
Banyuwangi secara berkelanjutan. Keberadaan Peraturan Daerah Kabupaten
Banyuwangi Nomor 8 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Kabupaten Banyuwangi Tahun 2012-2032 akan menjadi alat
penyusunan program dan pengendalian pemanfaatan ruang serta menjadi
perangkat untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan
berwawasan tata ruang.
PENDAHULUAN
11
Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 I - 2LAPORAN AKHIRD O K U M E N
Seiring dengan pemahaman masyarakat tentang rencana tata ruang wilayah
Kabupaten Banyuwangi, maka tuntutan penyajian informasi yang terkait
dengan perkembangan tata ruang wilayah semakin meningkat. Dilain pihak
pembuatan dan pengembangan database memerlukan penanganan dan
perhatian tersendiri guna mewujudkan kualitas data dan informasi kepada
masyarakat luas.
Untuk mengantisipasi pengembangan wilayah yang tidak terarah maka perlu
dilakukan pengendalian pemanfaatan tata ruang yang mengacu pada
peraturan daerah yang ada. Dalam proses kegiatan pengendalian
pemanfaatan ruang diperlukan suatu aplikasi data yang cepat, akurat dan
informatif. Oleh karena itu, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi
sangat diperlukan untuk meningkatkan kelancaran operasional. Teknologi
informasi dan komunikasi yang berkembang demikian pesat merupakan
peluang bagi pengaksesan, pengelolaan, dan pendayagunaan informasi
secara cepat dan akurat sesuai dengan skala prioritas kebutuhan
1.2 TUJUAN DAN SASARAN
Tujuannya dari pekerjaan Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi adalah tersedianya suatu sistem informasi
yang dapat memudahkan kinerja pengendalian pemanfaatan ruang dan
meningkatkan kualitas proses pengambilan keputusan.
Sedangkan sasaran dari pekerjaan Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Banyuwangi ini adalah :
a. Terbentuknya sistem informasi rencana tata ruang wilayah kabupaten
banyuwangi
b. Terlatihnya kemampuan teknis pegawai dalam pengembangan
teknologi informasi terkait dengan tata ruang wilayah
c. Tercapainya efisiensi dan efektifitas dalam proses pengendalian
pemanfaatan ruang
1.3 DASAR HUKUM PENYUSUNAN
Dasar hukum yang digunakan dalam Penyusunan Sistem Informasi Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuwangi terbagi menjadi data dasar dan
standar teknis, serta referensi hukum.
1.3.1 DATA DASAR DAN STANDAR TEKNIS
Data Dasar yang dipakai dalam pekerjaan Penyusunan Sistem Informasi
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuwangi ini adalah :
1. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Banyuwangi Tahun
2012-2032
2. Peraturan Daerah Kabupaten banyuwangi Nomor 8 Tahun 2012 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2012-2032
Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 I - 3LAPORAN AKHIRD O K U M E N
Standart Teknis yang digunakan dalam pekerjaan Penyusunan Sistem Informasi
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuwangi ini adalah :
1. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial;
3. Peraturan Pemerintah No 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2012 tentang Sistem Informasi
Lahan Pertanian Berkelanjutan;
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 1998 tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang di Daerah;
6. Peraturan Daerah Kabupaten banyuwangi Nomor 8 Tahun 2012 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2012-2032
1.3.2 REFERENSI HUKUM
Referensi Hukum : Sebagai dasar untuk dalam penyusunan Sistem Informasi
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 ini meliputi :
1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan;
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian;
3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber daya
Alam Hayati dan Ekosistem;
4. Undang-undang No 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air;
5. Undang-undang No 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Nasional;
6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
7. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004, tentang Jalan;
8. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
9. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah
Pesisir dan Pulau-pulau Kecil;
10. Undang-Undang Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan;
11. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman;
12. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial;
13. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 tentang Sungai;
14. Peraturan Pemerintah No.10 Tahun 2000 tentang Ketelitian Peta untuk
Penataan Ruang Wilayah;
15. Peraturan Pemerintah No.25 Tahun 2000 tentang Kewenangan
Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom;
16. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2002 tentang Daftar Koordinat
Geografis Titik-Titik garis Pangkal Kepulauan Indonesia;
17. Peraturan Pemerintah No.16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah;
18. Peraturan Pemerintah No.34 tahun 2006 tentang Jalan;
19. Peraturan Pemerintah No.40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan
Rencana Pembangunan Nasional;
Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 I - 4LAPORAN AKHIRD O K U M E N
20. Peraturan Pemerintah No.38 Tahun 2007 tentang Kewenangan
Pemerintah,Pemerintah Propinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota;
21. Peraturan Pemerintah No.26 tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional;
22. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata
Cara Peran Masyarakat dalam Penataan Ruang;
23. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2012 tentang Sistem Informasi
Lahan Pertanian Berkelanjutan;
24. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 3 tahun 1989 tentang
Pengelolaan Kawasan Budidaya;
25. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1990 tentang
Pengelolaan Kawasan Lindung;
26. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 1990 tentang
Penggunaan Tanah Bagi Pembangunan Kawasan Industri;
27. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 41 tahun 1996 tentang
Kawasan Industri;
28. Keputusan Presiden Republik Indonesia No.62 Tahun 2000 tentang
Koordinasi Penataan Ruang Nasional;
29. Keputusan Menteri Pertanian No.837/KPTS/UM/1980 dan No.
683/KPTS/UM/II/1998 tentang Klasifikasi Kemampuan Lahan;
30. Keputusan Menteri Kimpraswil No.27 tahun 2002 tentang Penataan
Pedoman Bidang Penataan Ruang;
31. Keputusan Menteri Dalam Negeri No.174 Tahun 2004 tentang Pedoman
Koordinasi Penataan Ruang Daerah;
32. Peraturan Menteri Dalam Negeri No.7 Tahun 1986 tentang Penetapan
Batas Wilayah Kota di Seluruh Indonesia;
33. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 63/PRT/1993 tentang Garis
Sempadan Sungai, Daerah Manfaat Sungai, Daerah Penguasaan
Sungai dan Bekas Sungai;
34. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 1998 tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang di Daerah;
35. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 1998 tentang Tata Cara
Peran Serta Masyarakat Dalam Proses Perencanaan Tata Ruang di
Daerah;
36. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 16 Tahun 2008
tentang Perencanaan Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau
Kecil;
37. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 17 Tahun 2008
tentang Kawasan Konservasi di Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil;
38. Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 1988 tentang Penataan
Ruang Terbuka Hijau di Wilayah Perkotaan;
39. Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 1989 tentang Pengaturan
dan Pengendalian secara Proporsional Pembangunan Rumah Tinggal di
Wilayah Perkotaan;
Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 I - 5LAPORAN AKHIRD O K U M E N
40. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur No.11 tahun 1991
tentang Penetapan Kawasan Lindung di Propinsi Dati I Jawa Timur;
41. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur Nomor 2 Tahun 2007 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Jawa Timur Tahun 2005-2020;
42. Peraturan Daerah Kabupaten banyuwangi Nomor 8 Tahun 2012 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2012-2032;
1.4 RUANG LINGKUP
Ruang lingkup dari pekerjaan Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Banyuwangi ini terbagi menjadi 2 (dua), yaitu :
a) Ruang Lingkup Kegiatan ;
Ruang Lingkup Kegiatan dalam pekerjaan Penyusunan Sistem Informasi
Ruang Kabupaten Banyuwangi terdiri dari beberapa kegiatan berikut ini;
Membangun sistem informasi dan pengembangan aplikasi rencana
tata ruang wilayah Kabupaten Banyuwangi;
Menyediakan software dan menyediakan peralatan untuk
penyajian sistem inforamasi rencana tata ruang wilayah Kabupaten
Banyuwangi;
Melaksanakan pelatihan penggunaan dan operasional sistem; dan
Menyusun pedoman pengendalian pemanfaatan ruang wilayah
Kabupaten Banyuwangi.
b) Ruang Lingkup Lokasi ;
Ruang lingkup lokasi dalam pekerjaan Penyusunan Sistem Informasi Tata
Ruang Kabupaten Banyuwangi meliputi wilayah administrasi Kabupaten
Banyuwangi dengan luas wilayah perencanaan mencapai 5.782,50
km2.Kabupaten Banyuwangi terdiri dari 25 kecamatan, 24 kecamatan
lama dan 1 kecamatan baru (Kecamatan Blimbingsari).
Adapun batas administrasi dari Kabupaten Banyuwangi adalah sebagai
berikut:
Sebelah Utara : Kabupaten Situbondo
Sebelah Selatan : Samudera Indonesia
Sebelah Timur : Selat Bali
Sebelah Barat : Kabupaten Jember dan Bondowoso
Pembagian perkotaan dan perdesaan adalah sebagai berikut :
Wilayah Perkotaan Kabupaten Banyuwangi :
1. Banyuwangi
2. Giri
3. Glagah
4. Kalipuro
5. Kabat
Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 I - 6LAPORAN AKHIRD O K U M E N
Wilayah Perdesaan Kabupaten Banyuwangi :
1. Pesanggaran
2. Siliragung
3. Bangorejo
4. Purwoharjo
5. Tegaldlimo
6. Muncar
7. Cluring
8. Gambiran
9. Tegalsari
10. Glenmore
11. Kalibaru
12. Genteng
13. Srono
14. Rogojampi
15. Singojuruh
16. Sempu
17. Songgon
18. Licin
19. Wongsorejo
20. Blimbingsari
Gambar 1.1 Wilayah Perencanaan
Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 I - 7LAPORAN AKHIRD O K U M E N
1.5 TAHAPAN PEKERJAAN
Secara umum tahapan pekerjaan yang akan dilakukan dalam Penyusunan
Sistem Informasi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuwangi ini
merupakan pengejawantahan atau perwujudan dari proses perencanaan
yang meliputi kegiatan persiapan, digitasi peta, kalibrasi hasil digitasi dan
tahapan entry data. Tahapan pekerjaan secara rinci terurai sebagai berikut :
a) Tahap Persiapan
Tahap persiapan merupakan kegiatan yang dilakukan konsultan sebelum
kegiatan pendataan dan identifikasi lapangan dilaksanakan. Dalam tahap
persiapan ini, beberapa kegiatan yang dilakukan adalah :
3. Melakukan pengecekan ulang terhadap peta spasial terakhir/terbaru
yang dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Banyuwangi.
4. Cek Wilayah Perencanaan, terutama mengenai batas-batas wilayah
termasuk koordinat untuk mengetahui bila terjadi pemekaran-
pemekaran wilayah di Kabupaten Banyuwangi.
b) Tahap Digitasi Peta Spasial
Tahap ini pada intinya berisikan kegiatan digitasi untuk menghasilkan atau
mengolah peta spasial, secara rinci kegiatan didalamnya adalah berikut
ini :
1. Citra kabupaten Banyuwangi yang sudah ada diproses terlebih
dahulu dengan menggunakan metode kartografi untuk
menghasilkan informasi yang tepat dan akurat.
2. Melakukan retifikasi citra dengan Geo-reference, yaitu melakukan
penetapan titik-titik koordinat yang digunakan dalam pembuatan
peta spasial berbasis vector. Dengan adanya retifikasi citra, maka
hasil digitasi peta akan memiliki koordinat yang sesuai dengan citra .
3. Melakukan digitasi peta (citra image peta vector), yaitu proses
melakukan digitasi untuk menghasilkan peta digital berbasis Citra.
Peta tersebut nantinya terdapat beberapa layer utama
c) Tahap Kalibrasi Hasil Digitasi
Setelah dilakukan kegiatan persiapan dan digitasi peta spasial, langkah
selanjutnya adalah tahap kalibrasi hasil digitasi. Secara umum dalam tahap
ini ada 2 (dua) tahapan utama yaitu kalibrasi dan survey perubahan lahan.
a. Peta hasil digitasi yang telah dibuat, perlu dilakukan kalibrasi dengan
menggunakan alat GPS pada beberapa titik/lokasi yang digunakan
sebagai sample di Kabupaten Banyuwangi untuk cek ketepatan
koordinat antara peta dan fakta di lapangan.
b. Melakukan survey lapangan terkait dengan kemungkinan adanya
disversi peta hasil digitasi saat ini untuk mengetahui seberapa besar
perubahan-perubahan pemanfaatan lahan di Kabupaten
Banyuwangi.
Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 I - 8LAPORAN AKHIRD O K U M E N
d) Tahap Entry Data
Setelah dilakukan tahap kalibrasi, langkah selanjutnya adalah tahap
memasukkan data (entry data). Peta yang telah jadi (dalam format digital
- .shp) dilakukan input database, yaitu memasukkan info spasial berupa
data-data sekunder yang berasal dari BPS (seperti data persebaran jumlah
penduduk, potensi pertanian, kesehatan, pendidikan, dll), sehingga
nantinya Peta digital ini dapat diolah untuk bahan analisis lanjut.
Untuk tujuan perencanaan maupun penataan ruang, maka seluruh data
yang berkaitan hendaknya sudah dapat disusun dalam format database
yang seragam. Format ini harus diikuti oleh seluruh institusi yang memiliki
atau bertanggungjawab terhadap data tersebut. Duplikasi data
diupayakan sekecil mungkin apalagi apabila tidak ada sinkronisasi
diantara data yang duplikatif tersebut. Hal ini membutuhkan komitmen
yang tinggi bagi setiap institusi yang terkait karena data tersebut bukan
untuk kepentingan individual namun untuk kepentingan yang lebih besar,
yaitu pembangunan dan pengembangan wilayah melalui perencanaan
tata ruang. Hendaknya ego-sektoral dan ego-institusi dihilangkan sedini
mungkin sebelum sistem informasi ini mulai dilaksanakan, karena SIG
membutuhkan integrasi data dan informasi. Selanjutnya beberapa jenis
data yang dibutuhkan untuk membangun sistem informasi perencanaan
dan penataan ruang dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 1.1 Data Yang Dibutuhkan Dalam Tahap Entry Data
NAMA
INSTANSI
JENIS DATA UNIT DATA
Bappeda Rencana Tata Ruang Wilayah
Banyuwangi
Data fisik wilayah :
Ketinggian lahan
Kemiringan tanah
Jenis tanah
Kemampuan tanah
Kedalaman efektif tanah
Tekstur tanah
Drainase tanah
Penggunaan lahan
Geologi
Hidrologi
Rencana Detail Tata Ruang Kota
Banyuwangi
Studi dan penelitian strategis lainnya.
Kabupaten
Unit
Pengembangan
Kelebihan dari penggunaan Sistem Informasi Geografis adalah kemudahan
untuk updating database. Untuk ke depannya, data yang dibutuhkan dalam
Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 I - 9LAPORAN AKHIRD O K U M E N
tahap entry data adalah menyesuaikan kebutuhan daerah dan sangat
memungkinkan untuk menjalin integrasi data dan informasi lintas instansi.
1.6 METODOLOGI DAN TEKNIS ANALISA
Pada Penyusunan Rencana Tata Ruang Kabupaten Banyuwangi 2013, SIG
digunakan sebagai pemutakhiran database, dan alat analisa penggabungan
data dan informasi spasial dan non spasial.
Metode dan teknik analisa pada Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata
Ruang Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 ini akan merujuk pada mekanisme
komponen SIG yang terdiri dari operator – hardware – software – data –
metode, yang dijabarkan sebagai berikut :
Software
Sebuah software SIG haruslah menyediakan fungsi dan tool yang mampu
melakukan penyimpanan data, analisis dan menampilkan informasi
geografis. Software yang digunakan dalam penyusunan sistem informasi
rencana tata ruang ini adalah Arc Gis 9.3, dengan didukung aplikasi
pengolah data seperti ENVI, Global Mapper, dan plug in pendukung
lainnya. Untuk kebutuhan aplikasi minimum agar Arc Gis 9.3 dapat
dijalankan maka dibutuhkan software sebagai berikut :
Microsoft Net Framework 2
Internet Explorer 7.0 atau diatasnya
Python untuk kebutuhan Geoprocessing
Microsoft Windows Help patch apabila menggunakan windows 7
dan windows vista
Hardware
SIG membutuhkan hardware atau perangkat komputer yang memiliki
spesifikasi lebih tinggi dibandingkan dengan sistem informasi lainnya untuk
menjalankan software-software SIG. berikut ini adalah kebutuhan minimum
untuk pengoperasian Arc Gis 9.3 dan software pendukungnya :
CPU : 1.6 GHz dan rekomendasi diatas tersebut.
Processor : Intel Core 2 Duo, AMD Dual Core, atau Xeon Processor
Memory/RAM : 1 GB, rekomendasi 2 GB atau lebih.
Display : 24 bit color
Resolusi Layar : 1024 x 768, atau diatas tersebut
Kapasistas Hardisk : minimum 3.2 GB
VGA/Graphic Adapter : 24-bit capable graphic accelerator
Operator
Teknologi SIG tidaklah menjadi bermanfaat tanpa manusia yang mengelola
sistem dan membangun perencanaan yang dapat diaplikasikan sesuai
kondisi dunia nyata. Sama seperti pada Sistem Informasi lain pemakai SIG
pun memiliki tingkatan tertentu , dari tingkat spesialis teknis yang mendesain
Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 I - 10LAPORAN AKHIRD O K U M E N
dan memelihara sistem sampai pada pengguna yang menggunakan SIG
untuk menolong pekerjaan mereka sehari-hari. Untuk menghindari Maka
dibutuhkan pelatihan untuk operator dan user Sistem Informasi Rencana
Tata Ruang ini agar mereka dapat diandalkan di kemudian hari.
Data
Secara fundamental Arc Gis bekerja dengan dua tipe model data
geografis yaitu model data vektor dan model data raster.
Model Data Vektor. Informasi posisi point, garis dan polygon disimpan
dalam bentuk x,y koordinat. Suatu lokasi point dideskripsikan melalui
sepasang koordinat x,y. Bentuk garis , seperti jalan dan sungai
dideskripsikan sebagai kumpulan dari koordinat-koordinat point.
Bentuk poligon, seperti zona project disimpan sebagai pengulangan
koordinat yang tertutup.
Gambar 1.2 Ilustrasi Data Vektor
Model Data Raster. Model data ini terdiri dari sekumpulan grid/sel
seperti peta hasil scanning maupun gambar/image. Masing-masing
grid/sel atau pixel memiliki nilai tertentu yang bergantung pada
bagaimana imagetersebut digambarkan. Sebagai contoh, pada
sebuah imagehasil penginderaan jarak jauh dari sebuah satelit,
masing – masing pixel direpresentasikan sebagai panjang
gelombang cahaya yang dipantulkan dari posisi permukaan bumi
dan diterima oleh satellit dalam satuan luas tertentu yang disebut
pixel. Pada image hasil scanning, masing - masing pixel
merepresentasikan keterangan nilai yang berasosiasi dengan point-
point tertentu pada image hasil scanning tersebut. Dalam SIG, setiap
data Geografis memiliki data tabular yang berisi informasi spasial.
Data tabular tersebut dapat direlasikan olehSIG dengan sumber
data lain seperti basis data yang berada diluar tools SIG.
Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 I - 11LAPORAN AKHIRD O K U M E N
Gambar 1.3 Ilustrasi Data Raster
Metode
SIG yang baik memiliki keserasian antara rencana desain yang baik dan aturan
dunia nyata, dimana metode, model dan implementasi akan berbeda-beda
untuk setiap permasalahan.
Sebelum data geografi digunakan dalam SIG, data tersebut harus dikonversi
kedalam format digital. Proses tersebut dinamakan digitasi. Untuk mendigitasi
peta harus dilekatkan pada peta digitasi titik dan garis ditelusuri dengan kursor
digitasi atau keypad. Untuk SIG dengan teknologi yang lebih modern, proses
konversi data dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi scanning.
Tipe data yang digunakan dalam SIG mungkin perlu ditransformasi atau
dimanipulasi dengan beberapa cara agar sesuai dengan sistem. Misalnya
terdapat perbedaan dalam skala, sehingga sebelum dimasukkan dan
diintegrasikan harus ditransformasikan dahulu kedalam skala yang sama.
Transformasi ini bisa bersifat sementara untuk ditampilkan saja atau secara
permanen untuk proses analisis. Transformasi juga berlaku untuk system
koordinat yang digunakan.
Tahapan selanjutnya adalah editing merupakan tahap koreksi atas hasil
digitasi. Koreksi tersebut dapat berupa penambahan atau pengurangan arc
atau feature yaitu dengan mengedit arc yang berlebih (overshoot) atau
menambahkan arc yang kurang (undershoot). Editing juga dilakukan untuk
menambahkan arc secara manual seperti membuat polygon, line maupun
point.
Setelah data keruangan dimasukkan maka proses selanjutnya beralih ke
pengelolaan data – data deskrptif , dalam hal ini meliputi annotasi(pemberian
tulisan pada coverage) , labelling (pemberian informasi pada peta
Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 I - 12LAPORAN AKHIRD O K U M E N
bersangkutan) , dan attributingyaitu tahap dimana setiap Label ID hasil proses
labelling diberi tambahan atribut yang dapat memberikan sejumlah informasi
tentang poligon atau arc yang diwakilinya. Dalam proyek SIG yang kecil
informasi geografi cukup disimpan sebagai file-file – file komputer. Akan tetapi,
jika volume data dan jumlah pemakai data besar, langkah terbaik yang harus
digunakan adalah dengan DBMS Query pada SIG pada dasarnyajuga
merupakan proses analisis tetapi dilakukan secara proses tabular. Secara
fundamental Analisis pada SIG menggunakan analisis spasial. SIG memiliki
banyak kelebihan dalam analisis spasial , tetapi dua hal yang paling penting
yaitu :
Analisis Proximity, Analisis proximity merupakan analisis geografis yang
berbasis pada jarak antar layer. Dalam analisis proximity SIG
menggunakan proses yang disebut buffering (membangun lapisan
pendukung disekitar layer dalam jarak tertentu) untuk menetukan
dekatnya hubungan antar sifat bagian yang ada.
Analisis overlay, Proses integrasi data dari lapisan layer-layer yang
berbeda disebut overlay. Secara sederhana, hal ini dapat disebut
operasi visual, tetapi operasi ini secara analisa membutuhkan lebih dari
satu layer untuk dijoin secara fisik. Sebagai contoh overlay atau spasial
join yaitu integrasi antara data tanah, lereng dan vegetasi, atau
kepemilikan lahan dengan nilai taksiran pajak bumi.
Untuk beberapa tipe operasi geografi, hasil akhir terbaik diwujudkan dalam
peta atau grafik. Peta sangatlah efektif untuk menyimpan dan memberikan
informasi geografis.
1.7 KELUARAN
Sistem pelaporan yang disyaratkan dalam KAK yang harus dipenuhi oleh
konsultan antara lain adalah :
Laporan Pendahuluan
Laporan Antara
Panduan Operation System
Laporan Akhir
Executive Summary
Album Peta
Sesuai dengan tahapan kegiatan, maka keluaran (sistematika pelaporan)
dalam pelaksanaan Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang
Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Laporan Pendahuluan : yaitu laporan yang merupakan penjabaran dari
usulan teknis yang telah disusun yang mencakup; latar belakang
pekerjaan, maksud dan tujuan, lingkup pekerjaan, metode dan
pendekatan pekerjaan, jadwal pelaksanaan kegiatan maupun
instrument – instrument survey yang akan digunakan dilapangan pada
Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 I - 13LAPORAN AKHIRD O K U M E N
saat survey lapangan. Sebelum penyerahan buku Laporan Pendahuluan
dilakukan diskusi terhadap muatan Laporan Pendahuluan. Laporan
diserahkan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak SPK ditetapkan,
sebanyak 10 (sepuluh) buku dalam format A4, diserahkan setelah direvisi.
Sampul soft cover warna cerah, layout menarik dan informatif.
2. Laporan Antara : merupakan laporan yang berisi mengenai hasil survey,
kajian analisis data dan aplikasi sistem informasi yang digunakan di
dalam Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Banyuwangi. Sebelum penyerahan buku Laporan Antara
dilakukan seminar terhadap hasil laporan data dan aplikasi yang akan
digunakan. Laporan Antara ini diserahkan selambat-lambatnya :
60.(enam puluh) hari sejak SPK ditetapkan, sebanyak 10 (sepuluh) buku
laporan dalam format A4.. Sampul soft cover warna cerah, layout
menarik dan informatif.
3. Panduan Operation System : merupakan buku panduan/modul petunjuk
penggunaan aplikasi sistem informasi yang akan digunakan. Untuk
mendukung kelancaran penggunaan aplikasi sistem informasi rencana
tata ruang ini, maka dilakukan pelatihan yang dilaksanakan dalam
jangka waktu 4 (empat) hari. Panduan Operation System ini diserahkan
selambat-lambatnya: 90 (sembilan puluh) hari kerja sejak SPK, sebanyak
10 (sepuluh) buku laporan dalam format A4. Sampul soft cover warna
cerah, layout menarik dan informatif.
4. Laporan Akhir : merupakan aplikasi sistem informasi rencana tata ruang
wilayah Kabupaten Banyuwangi sesuai dengan hasil kajian dan analisis.
Sebelum penyerahan buku laporan Akhir dilakukan seminar terhadap
hasil aplikasi yang digunakan. Laporan Akhir ini diserahkan selambat-
lambatnya : 120 (Seratus Dua Puluh) hari kerja sejak SPK, sebanyak 10
(sepuluh) buku laporan dalam format A4.. Sampul soft cover warna
cerah, layout menarik dan informatif.
5. Executive Summary merupakan uraian ringkas laporan akhir yang telah
mendapatkan penyempurnaan. Executive Summary diserahkan bersama
dengan penyerahan dokumen Laporan Akhir sebanyak 10 (sepuluh)
buku dalam format A4, dengan sampul soft cover warna cerah, layout
menarik dan informatif.
6. Album peta berisi peta yang termuat didalam dokumen Penyusunan
Sistem Informasi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuwangi
setelah mendapatkan penyempurnaan terhadap Laporan Akhir.
Dokumen Album Peta diserahkan bersama dengan penyerahan
dokumen Laporan Akhir. Album Peta dengan tingkat ketelitian skala
minimal 1:5.000 sampai dengan 1 : 1.000 diserahkan dalam format A3
berwarna sebanyak 5 (lima) album. Sampul album peta soft cover
warna cerah, layout menarik dan informatif.
Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 I - 14LAPORAN AKHIRD O K U M E N
7. Softcopy data hasil kegiatan didalam CD/DVD blank, diserahkan
bersamaan dengan penyerahan Laporan Akhir, sebanyak 3 keping.
8. Laptop + Master Aplikasi Sistem Informasi Rencana Tata Ruang Wilayah
diserahkan sebanyak 1 (satu) paket.
9. Seluruh proses dari kegiatan Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 didokumentasikan
dalam bentuk soft copy di dalam keping cd (compact disk) beserta
panduan operation system sebanyak 3 (tiga) keping.
Tabel 1.2 Jenis Laporan dan Uraian Kegiatan tiap Tahap Pekerjaan
JENIS LAPORAN/ URAIAN KETERANGAN
LAPORAN PENDAHULUAN
latar belakang pekerjaan,
maksud dan tujuan,
lingkup pekerjaan,
metode dan pendekatan pekerjaan,
jadwal pelaksanaan kegiatan
instrument – instrument survey yang akan
digunakan dilapangan pada saat survey
lapangan
Ukuran A4
Sebanyak 10 eksemplar
Diserahkan 30 (tiga puluh)
hari setelah Surat Perintah
Kerja (SPK) diterbitkan
LAPORAN ANTARA
Review basis data spasial Kab Banyuwangi
Analisis pemutakhiran basis data fisik dasar
dan lingkungan
Analisis pemutakhiran basis data sarana dan
prasarana wilayah
Analisis pemutakhiran basis data ekonomi
wilayah
Analisis pemutakhiran basis data sosial
demografis
Review SIG Kab Banyuwangi
Analisis pemutakhiran Sistem Informasi
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Banyuwangi
Analisis permodelan aplikasi Sistem Informasi
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Banyuwangi
Ukuran A4
Sebanyak 10 eksemplar
Diserahkan 60 (enam puluh)
hari setelah Surat Perintah
Kerja (SPK) diterbitkan
Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 I - 15LAPORAN AKHIRD O K U M E N
JENIS LAPORAN/ URAIAN KETERANGAN
PANDUAN OPERATION SYSTEM
panduan/modul petunjuk penggunaan
aplikasi sistem informasi yang akan digunakan
Ukuran A4
Sebanyak 10 eks
Diserahkan 90 (sembilan
puluh) hari setelah Surat
Perintah Kerja (SPK)
diterbitkan
LAPORAN RENCANA
Finalisasi pemutakhiran peta dasar
Finalisasi pemutakhiran basis data spasial
Finalisasi pemutakhiran SIG
Ukuran A4
Sebanyak 10 eks
Diserahkan 90 (sembilan
puluh) hari setelah Surat
Perintah Kerja (SPK)
diterbitkan
ALBUM PETA
Berisikan peta yang termuat dalam Sistem
Informasi RTRW Kabupaten Banyuwangi
Diserahkan bersama laporan
rencana
Sebanyak 5 eksemplar
Kertas A3
EXECUTIVE SUMMARY
Merupakan laporan yang dibuat setiap bulan
hasilnya berupa kemajuan dari pekerjaan
Diserahkan setiap bulan
Sebanyak 2 Buah / bulan
CD Soft Copy Data
Semua data dan proses pembuatan Sistem
Informasi
3 keping
Diserahkan bersama laporan
rencana
LAPTOP + MASTER APLIKASI SISTEM INFORMASI
Pengadaan Laptop yang sudah tertanam
program aplikasi Sistem Informasi
1 Set
Diserahkan bersama laporan
rencana
Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 I - 16LAPORAN AKHIRD O K U M E N
1.8 SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Sistematika laporan pendahuluan Penyusunan Sistem Informasi Tata Ruang
Kabupaten Banyuwangi adalah sebagai berikut:
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang, tujuan dan sasaran, ruang lingkup yang meliputi
ruang lingkup wilayah studi, ruang lingkup materi, dan ruang lingkup kegiatan,
metoda pelaksanaan studi, dan sistematika pembahasan.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi kajian teori mengenai sistem informasi geografis, dan
pengembangan web berbasis Geografis Information System dan
implementasinya pada Perencanaan Sistem Informasi Geografis Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Banyuwangi
BAB 3 GAMBARAN UMUM DATABASE
Bab ini berupa deskripsi tentang data dan informasi yang diperlukan untuk
ditampilkan pada Sistem Informasi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Banyuwangi, dengan tetap mengacu pada RTRW Kabupaten Banyuwangi
sebagai informasi utama
BAB 4 SISTEM INFORMASI RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN
BANYUWANGI
Bab ini berisi tentang sistem informasi rencana tata ruang wilayah Kabupaten
Banyuwangi, dengan metode input data dan informasi yang akan disajikan
pada tampilan utama Sistem Informasi Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Banyuwangi
BAB 5 PANDUAN OPERATION SYSTEM
Berisi mengenai instruksi manual mengenai penggunaan Sistem Informasi
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuwangi, dengan panduan yang
sederhana dan diharapkan mampu diterjemahkan oleh user dan operator
Sistem Informasi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuwangi.
Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 I - 17LAPORAN AKHIRD O K U M E N
Ga
mb
ar
1.4
Ba
ga
nA
lirPe
ny
usu
na
nSis
tem
Info
rma
siR
TRW
Ka
bu
pa
ten
Ba
ny
uw
an
gi
Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 II - 1LAPORAN AKHIRD O K U M E N
Bab ini akan membahas mengenai kajian teori dan pustaka yang digunakan
dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuwangi
Tahun 2013. Untuk itu perlu kita pahami mengenai definisi dari sistem informasi
tata ruang itu sendiri, serta dasar dan konsep dari sistem informasi yang
berbasis Sistem Informasi Geografis. Dengan harapan agar dapat dipahami
mengapa dan bagaimana sistem informasi digunakan dalam perencanaan
tata ruang.
2.1 DEFINISI SISTEM
Menurut Jerry FithGerald; sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-
prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-samauntuk
melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu. Kata
sistem sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu systema, yang mempunyai satu
pengertian yaitu sehimpunan bagian atau komponen yang saling
berhubungan secara teratur dan merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan (Vaza, 2006).
Karakter atau sifat-sifat tertentu yang dimiliki sistem adalah :
Memiliki komponen ;
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi,
bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem
dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap
sistem tidak perduli betapapun kecilnya, selalu mengandung komponen-
komponen atau subsistem-subsistem. Setiap subsistem mempunyai sifat-
sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan
mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat
mempunyai suatu sistem yang lebih besar yang disebut supra sistem,
misalnya suatu perusahaan dapat disebut dengan suatu sistem dan
industri yang merupakan sistem yang lebih besar dapat disebut dengan
supra sistem. Kalau dipandang industri sebagai suatu sistem, maka
TINJAUAN PUSTAKA
2
Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 II - 2LAPORAN AKHIRD O K U M E N
perusahaan dapat disebut sebagai subsistem. Demikian juga bila
perusahaan dipandang sebagai suatu sistem, maka sistemakuntansi
adalah subsistemnya.
Batas sistem (boundary) ;
Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem
dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas
sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu
kesatuan. Batas suatu sistem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari
sistem tersebut.
Lingkungan luar sistem (environment) ;
Adalah apapun di luar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi
sistem.
Penghubung sistem (interface) ;
Merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem
yang lainnya.
Masukan sistem (input) ;
Merupakan energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat
berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal
(signal input). Maintenance input adalah energi yang dimasukkan
supaya sistemtersebut dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang
diproses untuk didapatkan keluaran. Sebagai contoh didalam sistem
komputer, program adalah maintanance input yang digunakan untuk
mengoperasikan komputernya dan data adalah signal input untuk diolah
menjadi informasi.
Keluaran sistem (Output) ;
Merupakan hasil dari energiyang diolah oleh sistem.
Pengolah sistem (Process) ;
Merupakan bagian yang memproses masukan untuk menjadi keluaran
yang diinginkan.
Sasaran sistem ;
Kalau sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan
ada gunanya.
Sedangkan klasifikasi yang dimiliki sistem adalah :
Sistem abstrak; sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak
tampak secara
fisik (sistem teologia)
Sistem fisik; merupakan sistem yang ada secara fisik (sistem komputer,
sistem akuntansi, sistem produksi dll.)
Sistem alamiah; sistem yang terjadi melalui proses alam. (sistem
matahari, sistem luar angkasa, sistem reproduksi dll.
Sistem buatan manusia; sistem yang dirancang oleh manusia.
Sistem buatan manusia yang melibatkan interaksi manusia dengan
mesin disebut human-machine system (contoh ; sistem informasi)
Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 II - 3LAPORAN AKHIRD O K U M E N
Sistem Tertentu (deterministic system); beroperasi dengan tingkah laku
yang sudah dapat diprediksi. Interaksi bagian-bagiannya dapat
dideteksi dengan pasti sehingga keluaran dari sistem dapat diramalkan
(contoh ; sistem komputer)
Sistem tak tentu (probabilistic system); sistem yang kondisi masa
depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur
probabilitas.
Sistem tertutup (close system); sistem yang tidak berhubungan dan tidak
terpengaruh dengan sistem luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis
tanpa adanya turut campur tangan dari pihak luarnya. Secarateoritis
sistem tersebut ada, tetapi kenyataannya tidak ada sistem yang benar-
benar tertutup, yang ada hanyalah relatively closed system (secara
relatif tertutup, tidak benar-benar tertutup).
Sistem terbuka (open system); sistem yang berhubungan dan
terpengaruh dengan lingkungan luarnya.
Sistem yang lebih spesifik adalah sistem terotomasi, yang merupakan bagian
dari sistem buatan manusia dan berinteraksi dengan kontrol oleh satu atau
lebih komputer sebagai bagian dari sistem yang digunakan masyarakat
modern. Sistem terotomasi memiliki sejumlah komponen yaitu :
Perangkat keras (CPU, hardisk, printer, scanner)
Perangkat lunak (sistem operasi, sistem database, program pengontrol
komunikasi, program aplikasi)
Personil (yang mengoperasikan sistem, menyediakan masukan,
mengkonsumsi keluaran dan melakukan aktivitas manual yang
mendukung sistem)
Data (yang harus tersimpan dalam sistem selama jangka waktu tertentu)
Prosedur (instruksi dan kebijakan untuk mengoperasikan sistem)
Sistem terotomasi terbagi dalam sejumlah kategori :
On-line systems. Sistem on-line adalah sistem yang menerima langsung
input pada area dimana input tersebut direkam dan menghasilkan
output yang dapat berupa hasil komputasi pada area dimana mereka
dibutuhkan. Area sendiri dapat dipisah-pisah dalam skala, misalnya
ratusan kilometer. Biasanya digunakan bagi reservasi angkutan udara,
reservasi kereta api, perbankan dll.
Real-time systems. Sistem real-time adalah mekanisme pengontrolan,
perekaman data, pemrosesan yang sangat cepat sehinga output yang
dihasilkan dapat diterima dalam waktu yang relatif sama. Perbedaan
dengan sistemon-line adalah satuan waktu yang digunakan real-time
biasanya seperseratus atau seperseribu detik sedangkan on-line masih
adalah skala detik atau bahkan kadang beberapa menit. Perbedaan
lainnya, on-line biasanya hanya berinteraksi dengan pemakai,
sedangkan real-time berinteraksi langsung dengan pemakai dan
lingkungan yang dipetakan.
Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 II - 4LAPORAN AKHIRD O K U M E N
Decision support system + strategic planning system. Sistem yang
memproses transaksi organisasi secara harian dan membantu para
manajer mengambil keputusan, mengevaluasi dan menganalisa tujuan
organisasi. Digunakan untuk sistem penggajian, sistem pemesanan,
sistem akuntansi dan sistem produksi. Biasanya berbentuk paket statistik,
paket pemasaran dll. Sistem ini tidak hanya merekam dan menampilkan
data tetapi juga fungsi-fungsi matematik, data analisa statistik dan
menampilkan informasi dalam bentuk grafik (tabel, chart) sebagaimana
laporan konvensional.
Knowledge-based system. Program komputer yang dibuat mendekati
kemampuan dan pengetahuan seorang pakar. Umumnya
menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak khusus seperti LISP
dan PROLOG
Sistem berdasarkan prinsip dasar secara umum terbagi dalam :
Sistem terspesialisasi; adalah sistem yang sulit diterakpan pada
lingkungan yang berbeda (misalnya sistem biologi; ikan yang
dipindahkan ke darat)
Sistem besar; adalah sistem yang sebagian besar sumber dayanya
berfungsi melakukan perawatan harian (misalnya dinosaurus sebagai
sistem biologi menghabiskan sebagian besar masa hidupnya dengan
makan dan makan).
Sistem sebagai bagiandari sistem lain; sistem selalu merupakan bagian
dari sistem yang lebih besar, dan dapat terbagi menjadi sistem yang
lebih kecil.
Sistem berkembang; walaupun tidak berlaku bagi semua sistem tetapi
hampir semua sistem selalu berkembang.
Pelaku sistem sendiri terdiri dari 7 (tujuh) kelompok yaitu :
1. Pemakai ;
Pada umumnya ada 3 (tiga) jenis pemakai : operasional, pengawas,
dan eksekutif.
2. Manajemen ;
Umumnya terdiri dari 3 jenis manajemen, yaitu manajemen pemakai
yang bertugas menangani pemakaian dimana sistem baru diterapkan,
manajemen sistem yang terlibat dalam pengembangan sistem itu sendiri
dan manajemen umum yang terlibat dalam strategi perencanaan
sistem dan sistem pendukung pengambilan keputusan.
3. Pemeriksa ;
Ukuran dan kerumitan sistem yang dikerjakandan bentuk alami
organisasi dimana sistem tersebut diimplementasikan dapat
menentukan kesimpulan perlu tidaknya pemeriksa. Pemeriksa biasanya
menentukan segala sesuatunya berdasarkan ukuran-ukuran standar
yang dikembangkan pada banyak perusahaan sejenis.
Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 II - 5LAPORAN AKHIRD O K U M E N
4. Penganalisa Sistem ;
Fungsi-fungsinya antara lain sebagai :
Arkeolog ; yaitu yang menelusuri bagaimana sebenarnya sistem
lama berjalan,
bagaimana sistem tersebut dijalankan dan segala hal yang
menyangkut sistem lama.
Inovator ; yaitu yang membantu mengembangkan dan
membuka wawasan pemakai bagi kemungkinan-kemungkinan
lain.
Mediator ; yaitu yang menjalankan fungsi komunikasi dari semua
level, antara lain pemakai, manajer, programmer, pemeriksa dan
pelaku sistem yang lainnya yang mungkin belum punya sikap dan
cara pandang yang sama.
Pimpinan proyek ; Penganalisa sistem haruslah personil yang lebih
berpengalaman dari programmer atau desainer. Selainitu
mengingat penganalisa sistem umumnya ditetapkan terlebih
dahulu dalam suatu pekerjaan sebelum yang lain bekerja,
adalah hal yang wajar jika penanggung jawab pekerjaan
menjadi porsi penganalisa sistem
5. Pendesain Sistem ;
Pendesain sistem menerima hasil penganalisa sistem berupa kebutuhan
pemakai yang tidak berorientasi pada teknologi tertentu, yang
kemudian ditransformasikan ke desain arsitektur tingkat tinggi dan dapat
diformulasikan oleh programmer.
6. Programmer ;
Mengerjakan hasil desain yang diterima dari pendesain sistem dalam
bentuk program.
7. Personel Pengoperasian ;
Bertugas dan bertanggungjawab di pusat komputer misalnya jaringan,
keamanan perangkat keras, keamanan perangkat lunak, pencetakan
dan backup. Pelaku ini mungkin tidak diperlukan bila sistem yang
berjalan tidak besar dan tidak membutuhkan klasifikasi khusus untuk
menjalankan sistem.
Hal yang mendasar dalam pengembangan sistem adalah penganalisa sistem
merupakan bagian dari tim yang berfungsi mengembangkan sistem yang
memiliki daya guna tinggi dan memenuhi kebutuhan pemakai (user).
Pengembangan sistem dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu :
Produktivitas. Kebutuhan pada saat ini menuntut sistem yang lebih
banyak, lebih bagus, dan lebih cepat. Hal ini membutuhkan lebih
banyak programmer dan penganalisa sistem yang berkualitas. Selain itu
harus didukung oleh kerja ekstra keras, kemampuan pemakai untuk
mengembangkan sendiri, bahasa pemrograman yang bagus,
perawatan sistem yang menunjang, serta disiplin teknis pemakaian
Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 II - 6LAPORAN AKHIRD O K U M E N
perangkat lunak dan perangkat pengembangan sistem yang
terotomasi.
Realibilitas. Waktu yang dihabiskan untuk testing sistem secara umum
menelan waktu 50% dari waktu total pengembangan sistem. Banyak
kasus dari perusahaan-perusahaan mengalami kesalahan dalam
pengembangan sistem, dan masalah krusialnya adalah tidak mudah
untuk mengubah sistem tersebut. Terdapat 2 (dua) cara untuk
meminimalisir dampak dari kesalahan sistem tersebut, yaitu pelacakan
sumber kesalahan, dan menemukan cara untuk mengkoreksi dengan
mengganti program (menambah statemen/algoritma/bahasa
pemrograman)
Maintabilitas. Perawatan sistem mencakup hal berikut ini :
Modifikasi sistem sesuai perkembangan perangkat keras untuk
meningkatkan kecepatan pemrosesan.
Modifikasi sistem sesuai perkembangan kebutuhan pemakai.
Selama ini antara 50-80% pekerjaan yang dilakukan pada
pengembangan sistem dilakukan untuk revisi, modifikasi, konversi,
peningkatan dan pelacakan kesalahan.
2.2 DEFINISI INFORMASI
Kata informasi berasal dari kata Perancis kuno informacion (tahun 1387) yang
diambil dari bahasa Latin informationem yang berarti “garis besar, konsep,
ide”. Informasi merupakan kata benda dari informare yang berarti aktivitas
dalam “pengetahuan yang dikomunikasikan”.
Dalam beberapa hal pengetahuan tentang peristiwa-peristiwa tertentu atau
situasi yang telah dikumpulkan atau diterima melalui proses komunikasi,
pengumpulan intelejen, ataupun didapatkan dari berita juga dinamakan
informasi. Informasi yang berupa koleksi data dan fakta seringkali dinamakan
informasi statistik. Dalam bidang ilmu komputer, informasi adalah data yang
disimpan, diproses, atau ditransmisikan. Penelitian ini memfokuskan pada
definisi informasi sebagai pengetahuan yang didapatkan dari pembelajaran,
pengalaman, atau instruksi dan alirannya.
Informasi adalah data yang telah diberi makna melalui konteks. Sebagai
contoh, dokumen berbentuk spreadsheet (semisal dari Microsoft Excel)
seringkali digunakan untuk membuat informasi dari data yang ada di
dalamnya. Laporan laba rugi dan neraca merupakan bentuk informasi,
sementara angka-angka di dalamnya merupakan data yang telah diberi
konteks sehingga menjadi punya makna dan manfaat.
Data merupakan raw material untuk suatu informasi. Perbedaan informasi dan
data sangat relatif tergantung pada nilai gunanya bagi manajemen yang
memerlukan. Suatu informasi bagi level manajemen tertentu bisa menjadi data
bagi manajemen level di atasnya, atau sebaliknya. Terdapat sebuah
transformasi data menjadi informasi, yaitu input – proses – output yang
digambarkan sebagai berikut ini :
Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 II - 7LAPORAN AKHIRD O K U M E N
Gambar 2.1 Proses Transformasi Data Menjadi Informasi
Kualitas informasi tergantung dari 3 hal, yaitu informasi harus :
Akurat, berarti informasi harus bebas darikesalahan-kesalahan dan tidak
bias atau menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas
mencerminkan masudnya.
Tetap pada waktunya, berarti informasi yang datang pada penerima
tidak boleh terlambat.
Relevan, berarti informasi tersebut menpunyai manfaat untuk
pemakainya. Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan
yang lainnya berbeda.
Nilai informasi ditentukan dari dua hal, yaitu manfaat dan biaya
mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih
efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. Pengukuran nilai
informasi biasanya dihubungkan dengan analisis cost effectiveness atau cost
benefit.
2.3 DEFINISI SISTEM INFORMASI
Banyak aktivitas manusia yang berhubungan dengan sistem informasi. Tak
hanya di negara-negara maju, di Indonesia pun sistem informasi telah banyak
diterapkan dimana-mana, seperti di kantor, di pasar swalayan, di bandara,
dan bahkan di rumah ketika pemakai bercengkerama dengan dunia internet.
Entah disadari atau tidak, sistem informasi telah banyak membantu manusia.
Bahkan dalam penataan ruang, sistem informasi adalah merupakan bagian
darinya. Ada bermacam-macam sistem informasi, antara lain:
Sistem reservasi pesawat terbang: digunakan dalam biro perjalanan untuk
melayani pemesanan/pembelian tiket.
Sistem biometrik yang dapat mencegah orang yang tidak berwenang
memasuki fasilitas-fasilitas rahasia atau mengakses informasi yang bersifat
rahasia dengan cara menganalisa sidik jari atau retina mata.
Sistem POS (Point-Of-Sale) yang diterapkan pada kebanyakan pasar
swalayan dengan dukungan pembaca barcode untuk mempercepat
pemasukan data.
Sistem telemetri atau pemantauan jarak jauh yang menggunakan
teknologi radio, misalnya untuk mendapatkan suhu lingkungan pada
gunung berapi atau memantau getaran pilar jembatan rel kereta api.
Sistem berbasiskan kartu cerdas (smart card) yang dapat digunakan oleh
juru medis untuk mengetahui riwayat penyakit pasien yang datang ke
input proses output
data informasi
Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 II - 8LAPORAN AKHIRD O K U M E N
rumah sakit karena di dalam kartu tersebut terekam data-data mengenai
pasien.
Sitem Informasi Geografis sebagai ilmu yang pada akhir-akhir ini sangat
populer di dunia perencanaan. Digunakan untuk pemetaan matra ruang
yang lebih baik dan akurat.
Sesungguhnya yang dimaksud dengan sistem informasi tidak harus melibatkan
komputer. Sistem Informasi yang menggunakan komputer biasa disebut sistem
informasi berbasis komputer (Computer-Based Information Systems atau CBIS).
Dalam prakteknya, istilah sistem informasi lebih sering dipakai tanpa embel-
embel berbasis komputer walaupun dalam kenyataannya komputer
merupakan bagian yang penting. Yang dimaksudkan dengan sistem informasi
disini adalah sistem informasi yang berbasis komputer. Sistem Informasi (SI) atau
Information System (IS) yang menunjukkan sistem yang dapat menghasilkan
informasi yang berguna.
Ada beragam definisi sistem informasi, sebagaimana tercantum di bawah ini:
Menurut Alter (1992)
Sistem informasi adalah kombinasi antara prosedur kerja, informasi,
orang, dan teknologi informasi yang diorganisasikan untuk mencapai
tujuan dalam sebuah organisasi.
Menurut Bodnar dan Hopwood (1993)
Sistem informasi adalah kumpulan perangkat keras dan perangkat lunak
yang dirancang untuk mentransformasikan data ke dalam bentuk
informasi yang berguna.
Menurut Gelinas, Oram, dan Wiggins (1990)
Sistem informasi adalah suatu sistem buatan manusia yang secara
umum terdiri atas sekumpulan komponen berbasis komputer dan
manual yang dibuat untuk menghimpun, menyimpan, dan mengelola
data serta menyediakan informasi keluaran kepada pemakai.
Menurut Hall (2001)
Sistem informasi adalah sebuah rangkaian prosedur formal dimana data
dikelompokkan, diproses menjadi informasi, dan didistribusikan kepada
pemakai.
Menurut Turban, McLean, dan Wetherbe (1999)
Sebuah sistem informasi mengumpulkan, memproses, menyimpan,
menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk tujuan yang spesifik.
Menurut Wilkinson (1992)
Sistem informasi adalah kerangka kerja yang mengkoordinasikan sumber
daya (manusia, komputer) untuk mengubah masukan (input) menjadi
keluaran (informasi), guna mencapai sasaran-sasaran perusahaan.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi
mencakup sejumlah komponen (manusia, komputer, teknologi informasi, dan
Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 II - 9LAPORAN AKHIRD O K U M E N
prosedur kerja), ada sesuatu yang diproses (data menjadi informasi), dan
dimaksudkan untuk mencapai suatu sasaran atau tujuan.
2.4 SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
A. DEFINISI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
Definisi Sistem Informasi Geografis (SIG) kemungkinan besar masih berkembang,
bertambah, dan sedikit bervariasi. Hal ini terlihat dari banyaknya definisi SIG
yang telah beredar di berbagai sumber pustaka. Berikut adalah beberapa
definisi SIG yang telah beredar :
a. Marbel et al (1983), SIG merupakan sistem penanganan data
keruangan.
b. Burrough (1986), SIG adalah sistem berbasis komputer yang digunakan
untuk memasukan, menyimpan, mengelola, menganalisis dan
mengaktifkan kembali data yang mempunyai referensi keruangan untuk
berbagai tujuan yang berkaitan dengan pemetaan dan perencanaan.
c. Berry (1988), SIG merupakan sistem informasi, referensi internal, serta
otomatisasi data keruangan.
d. Aronoff (1989), SIG adalah suatu sistem berbasis komputer yang memiliki
kemampuan dalam menangani data bereferensi geografi yaitu
pemasukan data, manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan
kembali), manipulasi dan analisis data, serta keluaran sebagai hasil akhir
(output). Hasil akhir (output) dapat dijadikan acuan dalam
pengambilan keputusan pada masalah yang berhubungan dengan
geografi.
e. Gistut (1994), SIG adalah sistem yang dapat mendukung pengambilan
keputusan spasial dan mampu mengintegrasikan deskripsi-deskripsi
lokasi dengan karakteristik-karakteristik fenomena yang ditemukan di
lokasi tersebut. SIG yang lengkap mencakup metodologi dan teknologi
yang diperlukan yaitu data spasial, perangkat keras, perangkat lunak
dan struktur organisasi.
f. Chrisman (1997), SIG adalah sistem yang terdiri dari perangkat keras,
perangkat lunak, data, manusia (brainware), organisasi dan lembaga
yang digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, menganalisis, dan
menyebarkan informasi-informasi mengenai daerah-daerah di
permukaan bumi.
SIG mempunyai kemampuan untuk menghubungkan berbagai data pada
suatu titik tertentu di bumi, menggabungkannya, menganalisa, dan akhirnya
memetakan hasilnya. Data yang diolah pada SIG adalah data spasial yaitu
sebuah data yang berorientasi geografis dan merupakan lokasi yang memiliki
sistem koordinat tertentu, sebagai dasar referensinya. Sehingga aplikasi SIG
dapat menjawab beberapa pertanyaan seperti lokasi,kondisi, tren, pola dan
pemodelan. Kemampuan inilah yang membedakan SIG dengan sistem
informasi lainnya.
Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 II - 10LAPORAN AKHIRD O K U M E N
B. SEJARAH SIG
Pada 35000 tahun yang lalu, di dinding gua Lascaux, Perancis, para pemburu
Cro-Magnon menggambar hewan mangsa mereka, juga garis yang dipercaya
sebagai rute migrasi hewan-hewan tersebut. Catatan awal ini sejalan dengan
dua elemen struktur pada sistem informasi gegrafis modern sekarang ini, arsip
grafis yang terhubung ke database atribut. Pada tahun 1700-an teknik survey
modern untuk pemetaan topografis diterapkan, termasuk juga versi awal
pemetaan tematis, misalnya untuk keilmuan atau data sensus.
Awal abad ke-20 memperlihatkan pengembangan "litografi foto" dimana peta
dipisahkan menjadi beberapa lapisan (layer). Perkembangan perangkat keras
komputer yang dipacu oleh penelitian senjata nuklir membawa aplikasi
pemetaan menjadi multifungsi pada awal tahun 1960-an.
Tahun 1967 merupakan awal pengembangan SIG yang bisa diterapkan di
Ottawa, Ontario oleh Departemen Energi, Pertambangan dan Sumber Daya.
Dikembangkan oleh Roger Tomlinson, yang kemudian disebut CGIS (Canadian
GIS - SIG Kanada), digunakan untuk menyimpan, menganalisis dan mengolah
data yang dikumpulkan untuk Inventarisasi Tanah Kanada (CLI - Canadian land
Inventory) - sebuah inisiatif untuk mengetahui kemampuan lahan di wilayah
pedesaan Kanada dengan memetakaan berbagai informasi pada tanah,
pertanian, pariwisata, alam bebas, unggas dan penggunaan tanah pada
skala 1:250000. Faktor pemeringkatan klasifikasi juga diterapkan untuk
keperluan analisis.
CGIS merupakan sistem pertama di dunia dan hasil dari perbaikan aplikasi
pemetaan yang memiliki kemampuan timpang susun (overlay), penghitungan,
pendijitalan/pemindaian (digitizing/scanning), mendukung sistem koordinat
national yang membentang di atas benua Amerika , memasukkan garis
sebagai arc yang memiliki topologi dan menyimpan atribut dan informasi
lokasional pada berkas terpisah. Pengembangya, seorang geografer bernama
Roger Tomlinson kemudian disebut "Bapak SIG".
CGIS bertahan sampai tahun 1970-an dan memakan waktu lama untuk
penyempurnaan setelah pengembangan awal, dan tidak bisa bersaing denga
aplikasi pemetaan komersil yang dikeluarkan beberapa vendor seperti
Intergraph. Perkembangan perangkat keras mikro komputer memacu vendor
lain seperti ESRI dan CARIS berhasil membuat banyak fitur SIG, menggabung
pendekatan generasi pertama pada pemisahan informasi spasial dan
atributnya, dengan pendekatan generasi kedua pada organisasi data atribut
menjadi struktur database. Perkembangan industri pada tahun 1980-an dan
1990-an memacu lagi pertumbuhan SIG pada workstation UNIX dan komputer
pribadi. Pada akhir abad ke-20, pertumbuhan yang cepat di berbagai sistem
dikonsolidasikan dan distandarisasikan menjadi platform lebih sedikit, dan para
pengguna mulai mengekspor menampilkan data SIG lewat internet, yang
membutuhkan standar pada format data dan transfer.
Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 II - 11LAPORAN AKHIRD O K U M E N
Indonesia sudah mengadopsi sistem ini sejak Pelita ke-2 ketika LIPI
mengundang UNESCO dalam menyusun "Kebijakan dan Program
Pembangunan Lima Tahun Tahap Kedua (1974-1979)" dalam pembangunan
ilmu pengetahuan, teknologi dan riset.
C. SUBSISTEM SIG
SIG dapat diuraikan menjadi beberapa subsistem sebagai berikut :
Data Input.
Subsistem ini bertugas untuk mengumpulkan, mempersiapkan, dan
menyimpan data spasial dan atributnya dari berbagai sumber. Sub-
sistem ini pula yang bertanggung jawab dalam mengonversikan atau
mentransformasikan format-format data aslinya ke dalam format yang
dapat digunakan oeh perangkat SIG yang bersangkutan.
Data Output
Sub-sistem ini bertugas untuk menampilkan atau menghasilkan keluaran
(termasuk mengekspornya ke format yang dikehendaki) seluruh atau
sebagian basis data (spasial) baik dalam bentuk softcopy maupun
hardcopy seperti halnya tabel, grafik, report, peta, dan lain sebagainya.
Data Management
Sub-sistem ini mengorganisasikan baik data spasial maupun tabel-tabel
atribut terkait ke dalam sebuah sistem basis data sedemikian rupa
hingga mudah dipanggil kembali atau di-retrieve, diupdate, dan diedit.
Data Manipulation & Analysis
Sub-sistem ini menentukan informasi-informasi y ang dapat dihasilkan
oleh SIG. Selain itu sub-sistem ini juga melakukan manipulasi (evaluasi
dan penggunaan fungsi-fungsi dan operator matematis & logika) dan
pemodelan data untuk menghasilkan informasi yang diharapkan.
Sub-sistem SIG di atas dapat diilustrasikan sebagai berikut :
Gambar 2.2 Sub Sistem Dalam SIG
Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 II - 12LAPORAN AKHIRD O K U M E N
D. KOMPONEN SIG
Menurut John E. Harmon, Steven J. Anderson, 2003, secara rinci SIG dapat
beroperasi dengan komponen- komponen sebagai berikut :
a. Orang yang menjalankan sistem meliputi orang yang mengoperasikan,
mengembangkan bahkan memperoleh manfaat dari sistem. Kategori
orang yang menjadi bagian dari SIG beragam, misalnya operator,
analis, programmer, database administrator bahkan stakeholder.
b. Aplikasi merupakan prosedur yang digunakan untuk mengolah data
menjadi informasi. Misalnya penjumlahan, klasifikasi, rotasi, koreksi
geometri, query, overlay, buffer, jointable, dsb.
c. Data yang digunakan dalam SIG dapat berupa data grafis dan data
atribut.
Data posisi/koordinat/grafis/ruang/spasial, merupakan data yang
merupakan representasi fenomena permukaan bumi/keruangan
yang memiliki referensi (koordinat) lazim berupa peta, foto udara,
citra satelit dan sebagainya atau hasil dari interpretasi data-data
tersebut.
Data atribut/non-spasial, data yang merepresentasikan aspek-aspek
deskriptif dari fenomena yang dimodelkannya. Misalnya data sensus
penduduk, catatan survei, data statistik lainnya.
d. Software, adalah perangkat lunak SIG berupa program aplikasi yang
memiliki kemampuan pengelolaan, penyimpanan, pemrosesan, analisis
dan penayangan data spasial (contoh : ArcView, Idrisi, ARC/INFO, ILWIS,
MapInfo, dll)
e. Hardware, perangkat keras yang dibutuhkan untuk menjalankan sistem
berupa perangkat komputer, printer, scanner, digitizer, plotter dan
perangkat pendukung lainnya.
f. Metode, sebuah SIG yang baik adalah yang didukung dengan metode
perencanaan dan desain sistem yang sesuai dengan business rule
pemakai atau organisasi/perusahaan/user SIG tersebut.
Gambar 2.3 Komponen SIG
Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 II - 13LAPORAN AKHIRD O K U M E N
E. MANFAAT SIG
GIS adalah sebuah aplikasi dinamis, dan akan terus berkembang. Peta yang
dibuat pada aplikasi ini tidak hanya akan berhenti dan terbatas untuk
keperluan saat dibuatnya saja. Dengan mudahnya kita bisa melakukan
peremajaan terhadap informasi yang terkait pada peta tersebut, dan secara
otomatis peta tersebut akan segera menunjukkan akan adanya perubahan
informasi tadi. Semuanya itu dapat Anda kerjakan dalam waktu singkat, tanpa
perlu belajar secara khusus
GIS berbeda dengan sistem informasi pada umumnya dan membuatnya
berharga bagi perusahaan milik masyarakat atau perseorangan untuk
memberikan penjelasan tentang suatu peristiwa, membuat peramalan
kejadian, dan perencanaan strategis lainnya.
GIS adalah sebuah teknologi yang mampu merubah besar-besaran tentang
bagaimana sebuah aktivitas bisnis diselenggarakan. Teknologi GIS
memungkinkan Anda untuk melihat informasi bisnis kita secara keseluruhan
dengan cara pandang baru, melalui basis pemetaan, dan menemukan
hubungan yang selama ini sama sekali tidak terungkap.
GIS memungkinkan kita untuk membuat tampilan peta serta
menggunakannya untuk keperluan presentasi dengan menunjuk dan meng-
klik-nya. GIS memungkinkan kita untuk menggambarkan dan menganalisa
informasi dengan cara pandang baru, mengungkap semua keterkaitan yang
selama ini tersembunyi, pola, dan kecenderungannya.
Para pelaku bisnis yang bergerak di bidang pemasaran, periklanan, real estate,
dan ritel saat ini sudah menggunakan GIS untuk melakukan analisa pasar,
mengoptimalkan kampanye periklanan melalui media masa, analisis terhadap
bidang-bidang tanah, dan membuat model atas pola pengeluaran. GIS akan
merubah banyak hal yang berkait erat dengan pekerjaan Anda, apa pun
bisnis Anda tersebut.
Keuntungan utama alat dari SIG adalah memberi kemungkinan untuk
mengindentifikasi hubungan spasial diantara feature data geografis dalam
bentuk peta. SIG tidak hanya sekedar menyimpan peta menurut pengertian
konvensional yang ada dan SIG tidak pula sekedar menyimpan citra atau
pandangan dari area geografi tertentu. Akan tetapi, SIG dapat menyimpan
data menurut kebutuhan yang diinginkan dan menggambarkan kembali
sesuai dengan tujuan tertentu. SIG menghubungkan data spasial dengan
informasi geografi tentang feature tertentu pada peta. Informasi ini disimpan
sebagai atribut atau karakteristik dari feature yang disajikan secara grafik.
Sebagai contoh, jaringan jalan dapat disajikan dengan jalur tengah jalan
(road centerlines), pada keadaan ini, representasi visual yang sebenarnya dari
jalan tidak akan memberikan terlalu banyak informasi tentang jalan tersebut.
Untuk memperoleh informasi tentang jalan, misalnya lebar atau jenis jalan, kita
Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 II - 14LAPORAN AKHIRD O K U M E N
dapat menanyakan ke database, kemudian menentukanan simbol tampilan
jalan menurut jenis informasi yang perlu ditampilkan.
SIG dapat juga menggunakan atribut yang tersimpan untuk menghitung
informasi baru mengenai feature peta. Sebagai contoh, untuk menghitung
panjang jalan tertentu atau mendeterminasi luas total dari jenis tanah tertentu.
Saat ini SIG digunakan untuk aplikasi yang beragam, antara lain untuk
kepentingan bisnis, universitas dan pemerintahan.
Definisi umum dapat dijelaskan sebagai: Sistem komputer yang mampu
menangani dan menggunakan data yang menjelaskan tempat pada
permukaan bumi.
SIG juga dapat telah dijelaskan dengan dua cara :
1. Melalui definisi format data; dan
2. Melalui kemampuannya untuk melaksanakan operasi spasial,
menghubungkan kumpulan data dengan menghubungkan lokasi
sebagai kunci umum.
Penginputan data yang paling banyak dilakukan yang berkaitan dengan
idata geografi adalah datacitra satelit. Data ini berbentuk raster atau grid.
Data seperti ini dapat diproses melalui analisa dengan menggunakan
perangkat lunak yang disebut sistem pemprosesan citra (Image Processing
System). Data dapat juga diinput dengan memasukkan data vektor yang ada
di bumi, yaitu dengan menggunakan alat yang dinamakan digitizer.
Semua data yang masuk disimban di data base. Database SIG berbeda
dengan database sistim drafting biasa dimana dengan sistim drafting biasa,
outputnya hanya berbentuk grafik dimana database SIG dapat
menggabungkan data textual dengan data grafik.
2.5 SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DALAM PERENCANAAN
TATA RUANG
Berdasarkan desain awalnya, tugas utama SIG adalah untuk melakukan
analisa data spasial. Hal ini tentunya sangat berguna dalam perencanaan
tata ruang dan wilayah, dengan melibatkan sistem informasi berbasis SIG
dalam perencanaan tata ruang akan mempermudah dalam mengolah data,
memberi atribut lokasi, melakukan analisa, serta melakukan integrasi data lintas
sektoral dan lintas instansi.
Dilihat dari sudut pemrosesan data geografik, SIG bukanlah penemuan baru.
Pemrosesan data geografik sudah lama dilakukan oleh berbagai macam
bidang ilmu, yang membedakannya dengan pemrosesan lama hanyalah
digunakannya data digital. Adapun tugas utama dalam SIG adalah sebagai
berikut :
Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 II - 15LAPORAN AKHIRD O K U M E N
a. Input Data, sebelum data geografis digunakan dalam SIG, data tersebut
harus dikonversi terlebih dahulu ke dalam bentuk digital. Proses konversi
data dari peta kertas atau foto ke dalam bentuk digital disebut dengan
digitizing. SIG modern bisa melakukan proses ini secara otomatis
menggunakan teknologi scanning.
b. Pembuatan Peta, proses pembuatan peta dalam SIG lebih fleksibel
dibandingkan dengan cara manual atau pendekatan kartografi
otomatis. Prosesnya diawali dengan pembuatan database. Peta kertas
dapat didigitalkan dan informasi digital tersebut dapat diterjemahkan
ke dalam SIG. Peta yang dihasilkan dapat dibuat dengan berbagai
skala dan dapat menunjukkan informasi yang dipilih sesuai dengan
karakteristik tertentu.
c. Manipulasi Data, data dalam SIG akan membutuhkan transformasi atau
manipulasi untuk membuat data-data tersebut kompatibel dengan
sistem. Teknologi SIG menyediakan berbagai macam alat bantu untuk
memanipulasi data yang ada dan menghilangkan data-data yang
tidak dibutuhkan.
d. Manajemen file, ketika volume data yang ada semakin besar dan
jumlah data user semakin banyak, maka hal terbaik yang harus
dilakukan adalah menggunakan database management system
(DBMS) untuk membantu menyimpan, mengatur, dan mengelola data.
e. Analisis query, SIG menyediakan kapabilitas untuk menampilkan query
dan alat bantu untuk menganalisis informasi yang ada. Teknologi SIG
digunakan untuk menganalisis data geografis untuk melihat pola dan
tren.
f. Memvisualisasikan hasil, untuk berbagai macam tipe operasi geografis,
hasil akhirnya divisualisasikan dalam bentuk peta atau graf. Peta sangat
efisien untuk menyimpan dan mengkomunikasikan informasi geografis.
Namun saat ini SIG juga sudah mengintegrasikan tampilan peta dengan
menambahkan laporan, tampilan tiga dimensi, dan multimedia.
Sistem Informasi Geografis dapat dimanfaatkan untuk mempermudah dalam
mendapatkan data-data yang telah diolah dan tersimpan sebagai atribut
suatu lokasi atau obyek. Data-data yang diolah dalam SIG pada dasarnya
terdiri dari data spasial dan data atribut dalam bentuk dijital. Sistem ini
merelasikan data spasial (lokasi geografis) dengan data non spasial, sehingga
para penggunanya dapat membuat peta dan menganalisa informasinya
dengan berbagai cara. SIG merupakan alat yang handal untuk menangani
data spasial, dimana dalam SIG data dipelihara dalam bentuk digital sehingga
data ini lebih padat dibanding dalam bentuk peta cetak, tabel, atau dalam
bentuk konvensional lainya yang akhirnya akan mempercepat pekerjaan dan
meringankan biaya yang diperlukan
Beberapa manfaat dari penggunaan SIG dalam perencanaan tata ruang dan
wilayah adalah :
Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 II - 16LAPORAN AKHIRD O K U M E N
1) SIG sangat efektif dalam membantu proses-proses pembentukan,
pengembangan, atau perbaikan mental yang telah dimiliki oleh setiap
orang yang selalu berdampingan dengan lingkungan dunia nyata.
2) SIG dapat digunakan sebagai alat bantu utama yang effektif, menarik,
dan menantang dalam usaha-usaha untuk meningkatkan pemahaman,
pengertian, dan pendidikan mengenai ide atau konsep lokasi, ruang
(spasial), kependudukan dan unsur-unsur geografis yang terdapat
dipermukaan bumi berikut data atribut terkait yang menyertainya.
3) SIG dapat memberikan gambaran yang lengkap dan komprehensif
terhadap suatu masalah nyata yang terkait spasial permukaan bumi.
Semua entitas yang dilibatkan dapat divisualkan untuk memberikan
informasi baik yang tersirat (implisit) maupun yang tersurat (eksplisit).
4) SIG menggunakan baik data spasial maupun atribut secara terintegrasi
hingga sistemnya dapat menjawab baik pertanyaan spasial maupun
non-spasial, memiliki kemampuan analisis spasial dan non-spasial.
5) SIG memiliki kemampuan yang sangat baik dalam memvisualkan data
spasial berikut atribut-atributnya. Modifikasi warna, bentuk dan ukuran
simbol yang diperlukan untuk merepresentasikan unsur-unsur
permukaan bumi dapat dilakukan dengan mudah.
6) SIG memiliki kemampuan untuk menguraikan unsur-unsur yang terdapat
di permukaan bumi ke dalam bentuk layer, tematik, atau coverage
data spasial. Dengan layer ini permukaan bumi dapat ‘’direkonstruksi’’
kembali atau dimodelkan ke dalam bentuk nyata (real world tiga
dimensi) dengan menggunakan data ketinggian berikut layer tematik
yang diperlukan.
7) SIG dapat menurunkan informasi secara otomatis tanpa keharusan
untuk selalu melakukan interpretasi secara manual. Dengan demikian,
SIG dengan mudah dapat menghasilkan data spasial tematik yang
merupakan (hasil) turuan dari data spasial yang lain (primer) dengan
hanya memanipulasi atribut-atributnya.
Berikut ini adalah contoh aplikasi SIG dalam semua sektor pembangunan
wilayah :
Pengelolaan Fasilitas : Peta skala besar, network analysis, biasanya
digunakan untuk pengolaan fasilitas kota. Contoh aplikasinya adalah
penempatan pipa dan kabel bawah tanah, perencanaan fasilitas
perawatan, pelayanan jaringan telekomunikasi.
Sumber Daya Alam: studi kelayakan untuk tanaman pertanian,
pengelolaan hutan, perencanaan tata guna lahan, analisis daerah
bencana alam dan analisis dampak lingkungan.
Lingkungan : pencemaran sungai, danau, laut, evaluasi pengendapan
lumpur di sekitar sungai, danau atau laut, pemodelan pencemaran
udara, dll.
Perencanaan : pemukiman transmigrasi, tata ruang wilayah, tata kota,
relokasi industri, pasar, pemukiman, dll.
Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 II - 17LAPORAN AKHIRD O K U M E N
Ekonomi dan bisnis : penentuan lokasi bisnis yang prospektif untuk bank,
pasar swalayan, mesin ATM, show room, dll.
Kependudukan : penyediaan informasi kependudukan, pemilihan
umum, dll
Transportasi: inventarisasi jaringan (seperti jalur angkutan umum), analisis
rawan kemacetan dan kecelakaan, manajemen transit perencanaan
rute, dll.
Telekomunikasi : inventarisasi jaringan, perizinan lokasi-lokasi BTS beserta
pemodelan spasialnya, sistem informasi pelanggan, perencanaan
pemeliharaan dan analisis perluasan jaringan, dll.
Militer : penyediaan data spasial untuk rute perjalanan logistic,
peralatan perang, dll
Gambar 2.4 Ilustrasi Penggunaan SIG dalam Pertahanan Militer
Dalam sebuah organisasi pemerintahan, institusi perencanaan tata ruang
merupakan ujung tombak dalam upaya merencanakan dan melaksanakan
pembangunan wilayah. Dalam kaitan ini maka institusi perencanaan akan
selalu membutuhkan informasi, baik informasi aktual maupun informasi yang
terjadi pada masa lalu. Disini peran SIG sangat signifikan, khususnya dalam
membantu fungsi-fungsi institusi perencanaan seperti :
1. Central Intelligence
Fungsi central intelligence menyatakan bahwa organisasi perencanaan
memiliki tugas komprehensif dalam hal penataan socio-economic, land use
information, housing provision, dan census information dimana informasi-
informasi tersebut umumnya berkaitan dengan masalah perpetaan, foto
udara, laporan, dan data-data digital.
Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 II - 18LAPORAN AKHIRD O K U M E N
2. Pulse-Taking
Fungsi pulse taking berhubungan dengan pelayanan yang terkait dengan
Early Warning System. Aktivitas ini kadang membutuhkan analisa yang
tajam mengenai kondisi eksisting. Untuk mendukung hal ini, institusi
perencanaan harus dapat mengubah berbagai macam situasi dan
peristiwa yang terjadi di lapangan menjadi pola dan trend yang bermakna.
3. Policy Clarification
Fungsi policy clarification berkaitan dengan tugas institusi perencanaan
untuk memberikan sosialisasi, klarifikasi, serta justifikasi terhadap rencana
spatial dan scenarionya terhadap masyarakat atau stakeholders.
4. Development Planning
Fungsi development planning berkaitan dengan tugas institusi
perencanaan di dalam menyusun produk perencanaan spatial serta
mendayagunakannya untuk kepentingan urban development.
Ketersediaan berbagai jenis dan ragam informasi akan menjadi bagian dari
kegiatan institusi perencanaan.
5. Feedback and Review
Fungsi feedback and review berkaitan dengan dogma bahwa perubahan
akan selalu menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari sebuah rencana
spatial. Institusi perencanaan akan memfasilitasi pelaksanaan feedback
and review dengan menggalang usul dan opini dari seluruh stakeholder.
Sistem Informasi Geografis adalah sistem yang dapat digunakan untuk
menangkap, menyimpan, menganalisa, serta mengelola data dan karakteristik
yang berhubungan yang secara spasial mengambil referensi ke bumi. Lebih
jauh, sistem ini dapat didefinisikan sebagai sistem komputer untuk memadukan,
menyimpan, membagi, serta menampilkan informasi yang mengambil acuan
geografis. Dalam bidang perencanaan wilayah dan kota, ilmu ini memiliki
peranan yang sangat penting. Menata ruang suatu wilayah membutuhkan
dukungan data dan informasi, baik spasial maupun non spasial, yang akurat
dan terkini, terutama data dan informasi tematik yang mengilustrasikan kondisi
suatu wilayah. Perubahan kondisi wilayah pada daerah yang akan disusun
rencana tata ruangnya, perlu dipahami dengan baik oleh para perencana,
karena kualitas rencana tata ruang sangat ditentukan oleh pemahaman para
perencana terhadap kondisi fisik wilayah perencanaan. Peta dasar (base
map) adalah informasi spasial utama yang diperlukan sebagai dasar
pemetaan rencana tata ruang, selain data spasial tematik yang terkait
dengan kondisi fisik wilayah, seperti kerentanan terhadap bencana,
keanekaragaman hayati, oseanografi, iklim dan geofisika, serta data fisik
wilayah yang berasal dari suatu proses kajian, analisa, dan survei, diantaranya
berupa data kesesuaian lahan, tutupan lahan, dan penggunaan lahan.
Dengan menggunakan teknologi informasi yang telah berkembang dengan
pesat, sebagian data dan informasi spasial yang diperlukan dalam
perencanaan tata ruang dapat dibangun dalam sebuah sistem informasi yang
berbasis pada koordinat geografis yang lebih dikenal dengan sebutan Sistem
Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 II - 19LAPORAN AKHIRD O K U M E N
Informasi Geografis (SIG). Pada SIG dimungkinkan penggabungan berbagai
basis data dan informasi yang dikumpulkan melalui peta, citra satelit, maupun
survai lapangan, yang kemudian dituangkan dalam layer-layer peta. Sistem
informasi yang meng-overlay-kan beberapa layer tematik diatas peta dasar
membantu proses analisa wilayah dan pemahaman kondisi wilayah bagi
perencana, serta dapat menghemat waktu karena sebagian proses dilakukan
oleh piranti lunak, sehingga dengan SIG proses perencanaan tata ruang dapat
lebih efisien dan efektif. SIG digunakan untuk berbagai kepentingan misal
untuk perencanaan, analisis, dan pengambilan keputusan atau kebijakan
daerah. Aplikasi SIG digunakan selama data yang diolah memiliki referensi
geografi. Murai (1999) mengartikan SIG sebagai sistem informasi yang
digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memanggil kembali, mengolah,
menganalisis, dan menghasilkan data bereferensi geografis, untuk mengambil
keputusan dalam perencanaan dan pengelolaan penggunaan lahan, sumber
daya alam, transportasi, dan pelayanan umum lainnya.
SIG banyak digunakan untuk berbagai kegiatan terkait perencanaan suatu
kota, seperti analisis dan pengambilan keputusan atau kebijakan mengenai
suatu daerah meliputi pengelolaan penggunaan lahan, sumber daya alam,
lingkungan transportasi, fasilitas kota, dan pelayanan umum lainnya. Dengan
menggunakan aplikasi SIG ini akan didapatkan sebuah perspektif yang lebih
riil. Hal ini karena tujuan pokok pemanfaatan SIG adalah untuk mempermudah
mendapatkan informasi yang telah diolah dan tersimpan sebagai atribut suatu
lokasi atau obyek. Ciri utama data yang bisa dimanfaatkan dalam SIG adalah
data yang telah terikat dengan lokasi dan merupakan data dasar yang belum
dispesifikasi (Dulbahri, 1993). Manfaat SIG dalam perencanaan wilayah dan
kota antara lain adalah :
a. Manajemen Tata Guna Lahan. Pemanfaatan dan pembangunan lahan
yang dimiliki oleh pemerintah daerah perlu dilakukan dengan
pertimbangan dari berbagai aspek. Lokasi fasilitas yang akan dibangun
di daerah perkotaan perlu dipertimbangkan agar efektif dan tidak
melanggar kriteria yang bisa menyebabkan ketidakselarasan. Misal,
pembangunan tempat penampungan sampah. Dengan kemampuan
SIG yang bisa memetakan apa yang ada di luar dan di dalam suatu
area, kriteria tersebut dapat digabungkan sehingga muncul irisan
daerah yang tidak sesuai, agak sesuai, dan sangat sesuai dengan
kriteria. Tugas dari daerah adalah terlebih dahulu memasukkan informasi
tentang kondisi dan potensi daerahnya.
b. Inventarisasi Sumber Daya Alam. Data aneka sumber daya alam hasil
penelitian dijadikan modal sebagai bahan baku untuk perencanaan
pembangunan. Secara sederhana manfaat SIG dalam inventarisasi
sumber daya alam adalah sebagai berikut :
Untuk mengetahui persebaran berbagai sumber daya alam
Untuk pengawasan daerah bencana alam
Untuk mengetahui persebaran kawasan lahan
Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 II - 20LAPORAN AKHIRD O K U M E N
c. Bidang Sosial dan Budaya. Selain untuk inventarisasi sumber daya alam
dan manajemen tata guna lahan, SIG dapat dimanfaatkan dalam
bidang sosial dan budaya, antara lain sebagai berikut.
Mengetahui potensi dan persebaran penduduk.
Untuk pendataan dan pengembangan jaringan transportasi.
Untuk pendataan dan pengembangan pusat pertumbuhan dan
pembangunan.
d. Dalam Penataan Ruang. Peran GIS/SIG dalam penataan ruang wilayah,
adalah sebagai alat :
Manajemen database : retrieval informasi keruangan, query,
pembuatan peta.
Analisis dan Pemodelan Keruangan: analisis geoprocessing,
pengukuran.
Konektivitas, dan pembuatan buffer
Keuntungan penggunaan GIS/SIG untuk penataan ruang, antara lain:
Peningkatan analisis
Komunikasi yang lebih baik dengan publik (user)
Efisiensi dalam pengambilan informasi
Pemanfaatan Kemampuan GIS/SIG dalam penataan ruang wilayah
dan kota Fungsi penataan ruang wilayah dan kota mencakup 3 hal
pokok:
Administrasi Umum
Pengendalian Pembangunan
Perencanaan Strategis
Gambar 2.5 Ilustrasi Penggunaan SIG dalam Perencanaan Kota 3 Dimensi
Penyusunan Sistem Informasi Rencan Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 III - 1LAPORAN AKHIRD O K U M E N
Gambaran umum database perencanaan Sistem Informasi Rencana TataRuang (RTRW) Kabupaten Banyuwangi ini memuat tentang data yangdisajikan dalam Sistem Informasi, baik dalam bentuk data dan informasi, foto,peta spasial maupun tabulasi.
Pada dasarnya, Sistem Informasi RTRW Kabupaten Banyuwangi akan memuatrencana-rencana yang sudah terwujud sebelumnya di dalam dokumenstrategis Pemerintah Kabupaten Banyuwangi. Dalam tahap penyusunan ini,rencana tata ruang yang disepakati untuk nantinya disajikan dalam konsuladalah Rencana Tata Ruang Wilayah 2011-2031. Bab ini akan membahasmengenai peta dan informasi yang dimuat dalam Rencana Tata RuangWilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2011-2031
3.1 LETAK GEOGRAFIS DAN ADMINISTRATIF
Kabupaten Banyuwangi terletak diantara 7043’ s/d 8046’ Lintang Selatan dan113053’ s/d 114038’ Bujur Timur. Dengan batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah utara : Kabupaten Situbondo,Sebelah timur : Selat Bali,Sebelah selatan : Samudera Indonesia,Sebelah barat : Kabupaten Jember dan Bondowoso.
Secara administratif Kabupaten Banyuwangi terdiri dari 24 kecamatan, 28kelurahan dan 189 desa. Untuk lebih lengkapnya mengenai data pembagianwilayah administrasi Kabupaten Banyuwangi ke dalam unit – unit wilayah yanglebih kecil dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 3.1Banyaknya Kelurahan/Desa, Dusun/Lingkungan RW dan RT
Menurut Kecamatan, Tahun 2011
No Kecamatan Kelurahan/Desa Lingkungan/Dusun RW RT
1 2 3 4 5 6
1 Pesanggaran - / 5 0 / 16 64 282
2 Siliragung 0 / 5 0 / 17 50 245
3 Bangorejo 0 / 7 0 / 22 96 381
GAMBARAN UMUMDATABASE PERENCANAAN
3
Penyusunan Sistem Informasi Rencan Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 III - 2LAPORAN AKHIRD O K U M E N
4 Purwoharjo 0 / 8 0 / 29 107 519
5 Tegaldlimo 0 / 9 0 / 26 57 400
6 Muncar 0 / 10 0 / 28 195 753
7 Cluring 0 / 9 0 / 33 153 522
8 Gambiran 0 / 6 0 / 25 90 394
9 Tegalsari 0 / 6 0 / 17 64 318
10 Glenmore 0 / 7 0 / 38 153 469
11 Kalibaru 0 / 6 0 / 23 109 439
12 Genteng 0 / 5 0 / 29 132 553
13 Srono 0 / 10 0 / 40 145 551
14 Rogojampi 0 / 18 0 / 84 252 759
15 Kabat 0 16 0 / 60 213 526
16 Singojuruh 0 / 11 0 / 52 124 363
17 Sempu 0 / 7 0 / 33 130 547
18 Songgon 0 / 9 0 / 50 120 391
19 Glagah 2 / 8 8 / 29 84 305
20 Licin 0 / 8 0 / 37 83 269
21 Banyuwangi 18 / 0 48 / 0 151 540
22 Giri 4 / 2 17 / 13 51 151
23 Kalipuro 4 / 5 14 / 19 111 383
24 Wongsorejo 0 / 12 0 / 31 105 509
Jumlah 2011 28 / 189 87 / 751 2.839 10.569
2010 28 / 189 87 / 751 2.839 10.569
2009 28 / 189 80 / 736 2.775 10.177
Sumber : Kabupaten Banyuwangi Dalam Angka Tahun 2012
Gambar 3.1 Peta AdministratifSumber : Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2011-2031
Penyusunan Sistem Informasi Rencan Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 III - 3LAPORAN AKHIRD O K U M E N
3.2 KONDISI GEOGRAFI
3.2.1 TOPOGRAFI
Kabupaten Banyuwangi terletak dalam beberapa ketinggian sebagai berikut:
0-50 meter diatas permukaan laut (mdpl) : merupakan wilayah dengandataran rendah, ataupun wilayah yang berada di sekitar kawasan pantai.Wilayah yang berada pada ketinggian tersebut meliputi sebagian dariKecamatan Wongsorejo, Kalipuro, Giri, Banyuwangi, Kabat, Rogojampi,Muncar, Purwoharjo, Tegaldlimo, Bangorejo, Siliragung, Pesanggaran.
50-100 meter diatas permukaan laut (mdpl) meliputi sebagian dariKecamatan Wongsorejo, Kalipuro, Giri, Glagah, Licin, Kabat, Rogojampi,Srono, Cluring, Purwoharjo, Bangorejo, Siliragung dan Pesanggaran.
100-500 meter diatas permukaan laut (mdpl), meliputi sebagian dariKecamatan Wongsorejo, Kalipuro, Giri, Glagah Licin, Kabat, Cluring,Singojuruh, Rogojampi, Genteng, Sempu, Songgon, Glenmore, Kalibaru,Tegaldlimo, Siliragung, Pesanggaran, Bangorejo, Purwoharjo, Gambiran,Tegalsari.
500-1000 meter diatas permukaan laut (mdpl) merupakan wilayah berbukityang meliputi sebagian Kecamatan Wongsorejo, Kalipuro, Glagah, Licin,Songgon, Sempu, Glenmore, Kalibaru, Siliragung, Pesanggaran.
1000-2000 meter diatas permukaan laut (mdpl) merupakan daerahpegunungan terletak di sebagian Kecamatan Wongsorejo, Kalipuro, Licin,Songgon, Glenmore, dan Kalibaru.
>2000 meter diatas permukaan laut (mdpl) meliputi sebagian KecamatanWongsorejo, Kalipuro, Licin, Songgon, Glenmore dan Kalibaru.
Gambar 3.2 Peta TopografiSumber : Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2011-2031
Penyusunan Sistem Informasi Rencan Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 III - 4LAPORAN AKHIRD O K U M E N
3.2.2 KEMIRINGAN LAHAN
Kemiringan lahan di Kabupaten Banyuwangi dibagi dalam 6 (enam)kelompok, yaitu:
0 - 2 %, merupakan daerah dataran aluvial sungai dan pantai.Penyebarannya meliputi Kecamatan Banyuwangi, Giri, Rogojampi, Muncar,Kabat, Singojuruh, Genteng, Gambiran, Srono, Cluring, Tegalsari,Wongsorejo, Kalipuro, Sempu, Kalibaru, Licin, Glagah, Songgon, Glenmore,Siliragung, Pesanggaran, Bangorejo, Purwoharjo dan Tegaldlimo.
2 - 8 %, merupakan daerah dataran aluvial sungai dan pantai.Penyebarannya meliputi Kecamatan Banyuwangi, Giri, Rogojampi, Kabat,Singojuruh, Genteng, Gambiran, Srono, Tegalsari, Wongsorejo, Kalipuro,Sempu, Kalibaru, Licin, Glagah, Songgon, Glenmore, Siliragung,Pesanggaran, Bangorejo, Purwoharjo dan Tegaldlimo.
8 – 15 %, mempunyai bentuk medan landai (perbukitan berelief halus)dengan tingkat erosi rendah. Penyebarannya meliputi Kecamatan Kabat,Wongsorejo, Kalipuro, Kalibaru, Licin, Glagah, Songgon, Glenmore,Siliragung, Pesanggaran, Bangorejo, Purwoharjo dan Tegaldlimo.
15 – 25 %, mempunyai bentuk medan agak terjal dengan tingkat erosirendah. Penyebarannya meliputi Kecamatan Wongsorejo, Kalipuro,Kalibaru, Licin, Glagah, Songgon, Glenmore, Siliragung, Pesanggaran,Bangorejo, Purwoharjo dan Tegaldlimo.
25 – 40 %, mempunyai bentuk medan agak terjal dengan tingkat erosimenengah. Penyebarannya meliputi Kecamatan Kabat, Wongsorejo,Kalipuro, Kalibaru, Licin, Glagah, Songgon, Glenmore, Siliragung,Pesanggaran, Bangorejo, Kabat, Sempu dan Tegaldlimo.
> 40 %, mempunyai bentuk medan sangat terjal (perbukitan berelief kasar)dengan tingkat erosi sedang hingga tinggi. Penyebarannya meliputiKecamatan Kabat, Wongsorejo, Kalipuro, Kalibaru, Licin, Glagah, Songgon,Glenmore, Siliragung, Pesanggaran, Bangorejo, dan Tegaldlimo.
Untuk lebih jelasnya kemiringan lahan di Kabupaten Banyuwangi dapat dilihatpada Tabel 3.2 dan Gambar 3.3
Tabel 3.2Luas Wilayah Kecamatan Menurut Kemiringan (%) Tahun 2011
No Kecamatan Kelerengan Jumlah
0-2% 2-8% 8-15% 15-25% 25-40% >40%
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Pesanggaran 15.857,53 2.524,44 8.216,29 17.163,09 7.966,70 126,19 51.854,24
2 Siliragung 22,74 4.373,63 2.554,93 508,96 1.174,09 374,47 9.008,82
3 Bangorejo 9.021,07 1.820,60 1.097,37 372,80 569,84 54,90 12.936,58
4 Purwoharjo 10.156,90 1.231,68 418,65 157,11 - - 11.964,34
5 Tegaldlimo 21.693,84 6.225,78 24.656,44 1.562,21 1.725,83 295,45 56.159,55
6 Muncar 8.095,10 - - - - - 8.095,10
7 Cluring 6.523,70 - - - - - 6.523,70
8 Gambiran 3.400,34 11,52 - - - - 3.411,86
9 Tegalsari 6.155,14 20,85 - - - - 6.175,99
10 Glenmore 6.733,84 12.115,55 4.842,35 1.958,36 5.987,51 293,75 31.931,36
Penyusunan Sistem Informasi Rencan Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 III - 5LAPORAN AKHIRD O K U M E N
11 Kalibaru 2.370,26 5.695,99 4.866,54 526,14 5.157,37 12,34 18.628,64
12 Genteng 3.883,51 1.264,28 - - - - 5.147,79
13 Srono 6.803,23 180,56 - - - - 6.983,79
14 Rogojampi 7.023,85 313,36 - - - - 7.337,21
15 Kabat 3.629,41 3.585,86 706,04 - 1,45 - 7.922,76
16 Singojuruh 3.131,87 1.013,07 - - - - 4.144,94
17 Sempu 2.533,81 6.549,96 - - 322,57 - 9.406,34
18 Songgon 1.199,10 6.991,59 4.499,88 615,93 5.541,60 778,90 19.627,00
19 Glagah 18,34 3.527,87 2.060,86 410,54 947,04 302,05 7.266,70
20 Licin 4.900,49 780,13 2.539,10 5.303,95 2.461,97 39,00 16.024,64
21 Banyuwangi 2.051,65 482,09 - - - - 2.533,74
22 Giri 1,97 1.612,21 - - - - 1.614,18
23 Kalipuro 1.135,23 7.955,44 7.240,11 1.920,40 1.025,46 511,36 19.788,00
24 Wongsorejo 5.538,85 14.176,48 3.441,68 3.057,39 7.145,88 704,67 34.064,95
Jumlah 2011 131.881,77 82.452,94 67.140,24 33.556,88 40.027,31 3.493,08 358.552,22
Sumber : Kabupaten Banyuwangi Dalam Angka Tahun 2012
Gambar 3.3 Peta Kemiringan LerengSumber : Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2011-2031
3.2.3 GEOLOGI
Jenis batuan di Kabupaten Banyuwangi dikelompokkan dalam beberapabagian sebagai berikut :
Penyusunan Sistem Informasi Rencan Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 III - 6LAPORAN AKHIRD O K U M E N
a. Endapan Permukaan
Q1 Batu Gamping Terumbu : batu gamping terumbu, tuf danaglomerat
Batuan ini diduga berumur holosen berdasarkan hubungannyayang menjemari dengan batuan hasil erupsi Gunung Api Merapi.Sebaran batuan ini adalah terletak di pantai timur bagian utarameliputi daerah Watudodol, Bangsring dan Selogiri.
QA Aluvium : Kerakal, kerikil, pasir, lanau dan lempung yangmerupakan endapan pantai.
Bahan-bahannya berasal dari batuan yang lebih tua, berupabatuan gunung api, andesit dan basal, batuan sedimen danpecahan koral serta cangkang. Banyak terdapat di bagian timurdan selatan Kabupaten Banyuwangi.
b. Batuan Sedimen
TMP Formasi Punung : Batu gamping terumbu, batu gamping tufandan napalan
Adanya struktur nendatan dan lipatan pada formasi inimenunjukkan bahwa satuan ini terbentuk dalam lingkunganberlereng (slope). Sebaran formasi ini terdapat di SemenanjungSembulungan yang membentuk formasi Kras.
Qpvk Formasi Kalibaru : Breksi lahar, konglomerat, batu pasir tufan dantuf
Dari batuan dan struktur sedimen yang ada, satuan ini didugadiendapkan pada lingkungan darat, jauh dari sumbernya,sebagai endapan lahar dari Gunung Api Ijen Tertua, dan berumurPlistosen Tengah. Formasi ini terdapat di Kecamatan Kalibarudengan ketebalan 80 m.
Tmj Formasi Jaten : Batupasir, batupasir konglomeratan, batupasirtufan, batupasir gampingan, batulempung, tuf dan batugampingtufan
Formasi ini tebalnya sekitar 50 m, menempati daerah sempitsebelah utara Grajakan.
Tmw Formasi Wuni : terdiri atas breksi gunungapi, konglomerat,batupasir tufan, tuf, napal dan batugamping tufan
Secara stratigrafi formasi batuampar dan menindih selarasformasi jaten, sehingga umurnya ditafsirkan miosen tengahbagian tengah dengan lingkugan pengendapan laut dangkal.Formasi ini tersingkap di Curah Suren dan sedikit di sebelah timurTeluk Grajakan, tebalnya sekitar 200 m.
c. Batuan Gunung Api
Tomb Formasi Batuampar
Penyebaran formasi ini terdapat disebelah barat daya meliputi,Gunung Lembu, Gunung Lampong dan Gunung Genteng.
Penyusunan Sistem Informasi Rencan Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 III - 7LAPORAN AKHIRD O K U M E N
Qpvi Batuan Gunung Api Ijen Tua ; breksi gungnungapi, breksibatuapung dan tuf
Berupa Breksi gunungapi, breksi batu apung dan tuf. Batuan inimerupakan hasil erupsi Gunungapi Ijen tertua dan Ijen tua.Sebaran batuan ini terdapat di bagian utara meliputi G, Malang,G. Kendeng, G. Ringgit, G. Paweneng, G. Balu dan G. Kukusa.Pada umumnya batuan ini tertutup oleh hutan tropika
Qhv Batuan Gunung Api Raung Suket dan Pendil : breksi gunungapi,lava dan tuf yang berasal dari beberpa sumber erupsi yaitu G.Raung, G. Suket dan G. Pendil.
Batuan ini bersumber dari G. Suket, G. Raung dan G. Pendil, yangmasih terlihat berbentuk kerucut dengan kepundannya. Ketigagunungapi tersebut pada awal kegiatannya bersamaan dengangunungapi ijen tua. Pada umumnya batuan ini ditutupi olehhutan tropika.
Qv (r,m) Batuan Gunung Api Merapi dan Rante
Batuan ini bersumber dari G. Merapi dan kerucut parasitnya G.Rante yang masih ada kawahnya. Kedua gunung ini diduga giatpada bekas kawah Gunungapi Ijen tua, dan pada umumnyaditutupi oleh hutan tropika.
Qhv Batuan Gunung Api Ijen Muda: Berup tuf, breksi gunungapi, lavadan belerang
Tuf, putih kelabu muda, halus, mudah diremas, berlapis tidakteratur. Breksi gunungapi, kelabu, kekuningan, berukuran kerikilsampai bongkah, komponennya basal-andesit menyuduttanggung membundar terpilah buruk dengan massa dasar tuf.Lava terdiri dari andesit-basal, scoria, kelabu, porfiritik. Belerang,kuning, murni tersebar di kawah Gunung Ijen.
Batuan ini bersumber dari gunungapi Pajungan, yang masihterlihat kawahnya dan bentuk kerucutnya. Gunung api Ijen Mudagiat dan muncul di dalam Kaldera Ijen Tua, sedangkangunungapi pujanganmerupakan parasit lereng dari GunungapiRaung.
Qhvr Batuan Gunungapi Raung : breksi gunung api dan tuf
Breksi gunungapi, berwarna coklat, lapuk, berkomponen andesit,batuapung dan basal, berbutir lapili sampai bom, menyuduttanggung, kemas terbuka dan massa dasar tuf kasar. Tufberwarna kekuningan, berbutir halus sedang, agak lapuk.Umurnya diduga holosen. Batuan ini bersumber dari GunungRaung yang terletak di Lembar Banyuwangi.
d. Batuan Terobosan
Tmi (g) Granodiorit dan Dasit
Granodiorit, putih-kelabu, massif, holokristalin, berkristal sedangkasar, umumnya telah berubah dan dibeberapa tempat
Penyusunan Sistem Informasi Rencan Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 III - 8LAPORAN AKHIRD O K U M E N
bestruktur kekar berlembar. Komposisi mineralnya terdiri darikuarsa, plagioklas, feldspar, hornblende, mineral bijih dan mineralubahan. Tersingkap di daerah sebelah barat Gunung Lembu.
Tmi (a) Andesit, Andesit Profir
Andesit profir, kelabu kehijauan, massif, porfiritik, dengan fenokrishornblende, feldspar, mineral mafik; dalam massadasar feldspar,dijumpai mineral ubahan klorit, kalsit dan serisit.
Gambar 3.4 Peta Geologi BatuanSumber : Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2011-2031
3.2.4 JENIS TANAH
Terdapat 17 jenis tanah di Kabupaten Banyuwangi yaitu Aluvial CoklatKemerahan, Aluvial Hidromorf, Andosol Coklat Kekuningan, Assosiasi AluvialKelabu dan Aluvial Coklat Kekelabuan, Assosiasi Andosol Coklat Kekuningandan Regosol Coklat Kekuningan, Asosiaso Latosol Coklat dan Regosol Kelabu,Grumosol Hitam, Grumosol Kelabu, Kompleks Latosol Coklat Kekuningan danLitosol, Kompleks Latosol Coklat Kemerahan dan Litosol, Kompleks MediteranCoklat dan Litosol, Kompleks Mediteran Merah dan litosol, Kompleks RegosolKelabu dan Litosol, Kompleks Brown Forest Soil, Litosol dan Mediteran, LatosolCoklat Kemerahan, Regosol Coklat, Regosol Kelabu. Dari beberapa jenis tanahtersebut, jenis tanah di Kabupaten Banyuwangi dikelompokkan dalambeberapa kelompok berikut :
1. Alluvial
a. Bahan induk : alluvial dari aneka macam asal
Penyusunan Sistem Informasi Rencan Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 III - 9LAPORAN AKHIRD O K U M E N
b. Sifat dan Corak :
warna: kelabu; tekstur : liat; keasaman : aneka; zat organik : kadar lemah; kejenuhan : sedang hingga tinggi permeabilitas : rendah kepekaan erosi : tinggi, tetapi karena daerahnya datar tidak
sampai lanjut tingkatnya Pemakaian : padi sawah, palawija dan perikanan
2. Andosol
a. Bahan induk : abu dan tuf vulkan
b. Sifat dan Corak :
warna: hitam hingga kuning tekstur : lempung hingga debu, liat menurun keasaman : agak masam hingga netral zat organik : lemah Kejenuhan : basa Permeabilitas : sedang Kepekaan erosi : besar Pemakaian : sayuran, bunga-bungaan, teh , kopi, hutan pinus
3. Latosol
a. Bahan induk : tuf vulkan, bahan vulkan
b. Sifat dan Corak :
warna: merah hingga kuning tekstur : liat tetap dari atas hingga ke bawah keasaman : masam hingga agak masam zat organik : kadar rendah hinga agak sedang di lapisan atas,
menurun ke bawah Kejenuhan : basa rendah hingga sedang Permeabilitas : tinggi Kepekaan erosi : kecil Pemakaian : padi sawah, jagung, umbian, kelapa, coklat,
cengkeh, kopi maupun hutan tropika
4. Umusol
a. Bahan induk : merjel, liat, tuf vulkan
b. Sifat dan Corak :
warna: kelabu hingga hitam tekstur : liat makin ke bawah makin meningkat keasaman : sedikit asam hingga alkalin zat organik : kadar rendah kejenuhan : basa tinggi permeabilitas : rendah kepekaan erosi : besar
Penyusunan Sistem Informasi Rencan Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 III - 10LAPORAN AKHIRD O K U M E N
pemakaian : padi sawah, jagung, kedele, tebu, kapas dan hutanjati
5. Regosol
a. Bahan induk : alluvial dari aneka macam asal
b. Sifat dan Corak :
warna: kelabu hingga kuning tekstur : pasir, kadar liat <40%; keasaman : aneka; zat organik : kadar rendah Kejenuhan : aneka Permeabilitas : tinggi Kepekaan erosi : tinggi Pemakaian : padi sawah, palawija, tebu, sayuran
6. Mediteran Merah
a. Bahan induk : batu kapur keras, batuan sedimen dan tuf vulkan basa
b. Sifat dan Corak :
warna: kuning hingga merah tekstur : lempung liat keasaman : agak masam hingga netral zat organik : rendah Kejenuhan : basa tinggi Permeabilitas : sedang Kepekaan erosi : besar hingga sedang Pemakaian : padi sawah, tegalan, rumput ternak
7. Litosol
a. Bahan induk : batuan beku, batuan sedimen keras
b. Sifat dan Corak :
warna: aneka tekstur : aneka umumnya berpasir keasaman : aneka zat organik : aneka Kejenuhan basa : aneka Permeabilitas : aneka Kepekaan erosi : besar Pemakaian : tanaman keras, rumput, palawija
8. Brown Forest Soil
a. Bahan induk : batu kapur (karang/sedimen)
b. Sifat dan Corak :
warna: coklat hingga kelabu tekstur : liat hingga lempung keasaman : agak asam dilapisan atas makin alkalis dilapisan
bawah zat organik : rendah (< 3%)
Penyusunan Sistem Informasi Rencan Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 III - 11LAPORAN AKHIRD O K U M E N
Kejenuhan : basa tinggi Permeabilitas : sedang Kepekaan erosi : besar Pemakaian : hutan jati, ilalang, pekapuran.
Gambar 3.5 Peta Jenis TanahSumber : Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2011-2031
3.2.5 KEDALAMAN EFEKTIF TANAH
Kedalaman efektif tanah menggambarkan ketebalan tanah dan sejauh manaakar tanaman dapat berkembang. Besarnya diukur dari permukaan tanahsampai dengan lapisan di mana akar tanaman tidak dapat lagimenembusnya. Lapisan tersebut biasanya berupa penghalang fisik yangberupa batuan atau lapisan kedap akar. Pada keadaan tertentu lapisantersebut dapat berupa suatu lapisan yang secara kimia mengandung racunyang mematikan akar tanaman.
Kedalaman efektif tanah untuk Kabupaten Banyuwangi dibagai menjadi 4(empat) kelompok, yaitu :
a. >90 cm, tersebar pada seluruh wilayah kecamatan di KabupatenBanyuwangi
Penyusunan Sistem Informasi Rencan Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 III - 12LAPORAN AKHIRD O K U M E N
b. 60 – 90 cm, tersebar di Kecamatan Tegaldlimo, Bangorejo, Kalipuro danWongsorejo
c. 30-60 cm, tersebar di Kecamatan Tegaldlimo yakni di sekitar di TanjungSembulungan
d. < 30 cm, berada di Kecamatan Wongsorejo
Gambar 3.6 Peta Kedalaman Efektif TanahSumber : Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2011-2031
Kedalaman efektif tanah di Kabupaten Banyuwangi lebih jelasnya dapatdilihat pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3Jenis dan Luas Kedalaman Efektif Tanah Per Kecamatan
Kabupaten Banyuwangi
No KecamatanKedalaman Efektif Tanah (Ha)
Luas Total (Ha)90 cm Keatas 60-90 cm 30-60 cm < 30 cm
1 Pesanggaran 80,271.00 0.00 0.00 0.00 80,271.00
2 Bangorejo 9,992.54 3,750.46 0.00 0.00 13,743.00
3 Purwoharjo 20,030.00 0.00 0.00 0.00 20,030.00
4 Tegaldlimo 38,987.89 93,229.33 1,930.78 0.00 134,148.00
5 Muncar 14,607.00 0.00 0.00 0.00 14,607.00
6 Cluring 9,744.00 0.00 0.00 0.00 9,744.00
Penyusunan Sistem Informasi Rencan Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 III - 13LAPORAN AKHIRD O K U M E N
No KecamatanKedalaman Efektif Tanah (Ha)
Luas Total (Ha)90 cm Keatas 60-90 cm 30-60 cm < 30 cm
7 Gambiran 6,690.00 0.00 0.00 0.00 6,690.00
8 Glenmore 42,198.00 0.00 0.00 0.00 42,198.00
9 Kalibaru 40,676.00 0.00 0.00 0.00 40,676.00
10 Genteng 8,234.00 0.00 0.00 0.00 8,234.00
11 Srono 10,077.00 0.00 0.00 0.00 10,077.00
12 Rogojampi 10,233.00 0.00 0.00 0.00 10,233.00
13 Kabat 10,748.00 0.00 0.00 0.00 10,748.00
14 Singojuruh 5,989.00 0.00 0.00 0.00 5,989.00
15 Sempu 17,483.00 0.00 0.00 0.00 17,483.00
16 Songgon 30,184.00 0.00 0.00 0.00 30,184.00
17 Glagah 8,519.00 0.00 0.00 0.00 8,519.00
18 Banyuwangi 3,013.00 0.00 0.00 0.00 3,013.00
19 Giri 2,131.00 0.00 0.00 0.00 2,131.00
20 Kalipuro 26,831.20 4,171.80 0.00 0.00 31,003.00
21 Wongsorejo 27,202.18 8,161.69 0.00 11,116.13 46,480.00
22 Tegalsari 6,500.00 0.00 0.00 0.00 6,500.00
23 Licin 16,034.00 0.00 0.00 0.00 16,034.00
24 Siliragung 9,515.00 0.00 0.00 0.00 9,515.00
Jumlah 455,889.80 109,313.28 1,930.78 11,116.13 578,250.00
Sumber : Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2009-2029
3.2.6 TEKSTUR TANAH
Tekstur tanah adalah kasar halusnya bahan padat organik tanah berdasarkanperbandingan fraksi pasir, lempung debu dan air. Tekstur ini akan berpengaruhterhadap pengolahan tanah dan pertumbuhan tanaman terutama dalammengatur kandungan udara dalam rongga tanah dan persediaan sertakecepatan peresapan air di tanah tersebut. Berdasarkan teksturnya, tanah diKabupaten Banyuwangi dikelompokkan menjadi 3 (tiga), yaitu :
1. Halus (liat) tersebar di Kecamatan Tegaldlimo, Purwoharjo, Bangorejo,sebagian Genteng, Siliragung, Cluring dan Muncar.
2. Sedang (lempung) tersebar hampir di seluruh kecamatan di KabupatenBanyuwangi kecuali Kecamatan Tegaldlimo dan Purwoharjo
3. Kasar (pasir) hanya terdapat di sebagian kecil wilayah kabupatenBanyuwangi, tepatnya di wilayah pantai selatan di KecamatanPurwoharjo dan tegaldlimo.
Data tekstur tanah di Kabupaten Banyuwangi dapat dilihat pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4.Jenis dan Luas Tekstur Tanah Per Kecamatan
Kabupaten Banyuwangi
No KecamatanTekstur Tanah (Ha) Luas Total
(Ha)Halus (Liat) Sedang (Lempung) Kasar (Pasir)
1 Pesanggaran 15.4 80,255.6 0.0 80,271.0
2 Bangorejo 8,388.1 5,354.9 0.0 13,743.0
3 Purwoharjo 18,592.1 216.9 1,221.1 20,030.0
4 Tegaldlimo 133,446.0 267.4 434.6 134,148.0
Penyusunan Sistem Informasi Rencan Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 III - 14LAPORAN AKHIRD O K U M E N
No KecamatanTekstur Tanah (Ha) Luas Total
(Ha)Halus (Liat) Sedang (Lempung) Kasar (Pasir)
5 Muncar 30.5 14,576.5 0.0 14,607.0
6 Cluring 3,540.7 6,203.3 0.0 9,744.0
7 Gambiran 945.4 5,744.6 0.0 6,690.0
8 Glenmore 42,198.0 0.0 0.0 42,198.0
9 Kalibaru 40,676.0 0.0 0.0 40,676.0
10 Genteng 8,234.0 0.0 0.0 8,234.0
11 Srono 10,077.0 0.0 0.0 10,077.0
12 Rogojampi 10,233.0 0.0 0.0 10,233.0
13 Kabat 10,748.0 0.0 0.0 10,748.0
14 Singojuruh 5,989.0 0.0 0.0 5,989.0
15 Sempu 17,483.0 0.0 0.0 17,483.0
16 Songgon 30,184.0 0.0 0.0 30,184.0
17 Glagah 8,519.0 0.0 0.0 8,519.0
18 Banyuwangi 3,013.0 0.0 0.0 3,013.0
19 Giri 2,131.0 0.0 0.0 2,131.0
20 Kalipuro 31,003.0 0.0 0.0 31,003.0
21 Wongsorejo 46,480.0 0.0 0.0 46,480.0
22 Tegalsari 22.5 6,477.5 0.0 6,500.0
23 Licin 16,034.0 0.0 0.0 16,034.0
24 Siliragung 2,839.3 6,675.7 0.0 9,515.0
Jumlah 450,822.1 125,772.3 1,655.6 578,250.0
Sumber : Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2009-2029
Gambar 3.7 Peta Tekstur TanahSumber : Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2011-2031
Penyusunan Sistem Informasi Rencan Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 III - 15LAPORAN AKHIRD O K U M E N
26.9
27.4
27.0
27.3 27.3
26.1
25.8 25.7
26.326.4
27.7
28.2
24
24.5
25
25.5
26
26.5
27
27.5
28
28.5
3.2.7 KLIMATOLOGI
Sepanjang tahun 2011 rata-rata kelembaban udara di Kabupa-tenBanyuwangi diperkirakan mencapai 82 persen. Kelembaban terendah terjadipada bulan Desember dengan rata-rata kelembaban udara sebesar 78persen. Sebaliknya kelembaban tertinggi terjadi pada bulan Januari dan Aprildengan besaran 85 persen.
Adapun rata-rata curah hujan selama tahun 2011 adalah 24,8 mm sampai181,6 mm terjadi pada bulan Januari sampai dengan Juni. Sedang bulan Julisampai dengan Desember angkanya mencapai 4,0 mm sampai 195,5 mm.
Indikasinya dalam semester pertama pada tahun 2011, memiliki hari hujanrelatif lebih banyak yang diikuti dengan curah hujan yang lebih besar pula.Sedang pada semester kedua pada tahun 2011, dengan hari hujan yang lebihsedikit serta diikuti dengan curah hujan yang lebih rendah.
Selain kelembaban, hari hujan dan curah hujan yang biasanya digunakanuntuk mengidentifikasi keadaan iklim, rata-rata suhu udara juga kerap kalidigunakan sebagai ukuran atau tingkat kedinginan suatu daerah.Intepretasinya semakin mendekati angka nol maka daerah tersebut akansemakin dingin, demikian pula sebaliknya.
Selama tahun 2011 rata-rata suhu udara terendah terjadi pada bulan Agustusyaitu sebesar 25,7 derajat celcius. Sedang tertinggi pada bulan Desembersebesar 28,2 derajat celcius. Sedang bulan-bulan lain angka rata-rata suhuudara yang terjadi sekitar 26 derajat celcius. Sebuah angka dalam ukuranatau tingkat kedinginan suatu wila-yah yang sangat ideal. Artinya dalam rata-rata, bukan berarti setiap wilayah dengan suhu udara yang sama.
Gambar 3.2Rata-rata Suhu Udara (Derajat Celcius) Kabupaten Banyuwangi
Tahun 2011
Sumber : Banyuwangi Dalam Angka Tahun 2012
Tabel 3.5
Penyusunan Sistem Informasi Rencan Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 III - 16LAPORAN AKHIRD O K U M E N
Rata-Rata Curah Hujan (mm3) Menurut Kecamatan dan BulanTahun 2011
No Kecamatan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Juli Agst Sept Okt Nop Des
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 Pesanggaran 16 22 21 16 31 - - - - 6 - 17
2 Siliragung 20 8 10 21 22 - - - - - - 12
3 Bangorejo 41 18 20 17 21 25 8 - - - 22 20
4 Purwoharjo 14 17 18 24 16 10 - - - - - 21
5 Tegaldlimo 14 11 25 18 16 10 - - - - - 26
6 Muncar 25 27 17 32 34 2 - - - 10 12 15
7 Cluring 14 4 5 2 17 1 - - - - - 1
8 Gambiran 29 25 14 28 18 26 10 - - 25 36 17
9 Tegalsari 19 10 19 15 15 - - - 1 4 - 16
10 Glenmore 19 6 12 26 3 19 1 - 6 - - 10
10 Kalibaru 1 16 14 27 19 35 4 - - - - 16
12 Genteng 22 19 19 13 23 5 11 - - 12 22 25
13 Srono 12 25 15 17 13 7 - - - - 13 7
14 Rogojampi 14 19 28 28 13 15 2 2 9 2 22 26
15 Kabat 8 8 13 10 9 3 - - - 2 9 -
16 Singojuruh 16 22 40 23 14 21 9 - 19 1 23 22
17 Sempu 31 25 20 17 17 12 - - 4 - - 19
18 Songgon 22 22 30 35 26 25 24 7 16 10 32 30
19 Glagah 14 12 7 13 7 6 - 2 1 1 12 -
20 Licin 11 8 19 21 9 10 - - 4 - 7 -
21 Banyuwangi 9 7 11 13 12 4 7 - - 10 11 21
22 Giri 31 21 2 33 38 53 14 - 12 16 18 19
23 Kalipuro 7 10 8 7 5 2 8 - 4 8 15 11
24 Wongsorejo 12 17 16 16 20 16 18 - - - 9 10
Sumber : Banyuwangi Dalam Angka Tahun 2012
Penyusunan Sistem Informasi Rencan Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 III - 17LAPORAN AKHIRD O K U M E N
Gambar 3.8 Peta Curah HujanSumber : Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2011-2031
3.2.8 HIDROLOGI
Di kabupaten Banyuwangi terdapat beberapa sungai besar dan sungai kecil.Adapun nama – nama sungai dan panjang sungai dapat dikemukakan padaTabel 3.6 berikut :
Tabel 3.6Nama Sungai dan Panjang Sungai
di Kabupaten Banyuwangi
No Kecamatan Panjang Lokasi Yang Dilalui
1 Kali Selogiri ± 6.173 km Kec.Giri
2 Kali Ketapang ± 10.260 km Kec.Giri
3 Kali Sukowidi ± 15.826 km Kec.Giri
4 Kali Bendo ±15.826 km Kec.Glagah
5 Kali Ketapang ± 10.260 km Kec.Giri
6 Kali Sobo ± 13.818 kmKec.Glagah danBanyuwangi
7 Kali Pakis ± 7.043 km Kec.Banyuwangi
8 Kali Tambong ± 24.347 km Kec.Glagah dan Kabat
9 Kali Binau ± 21.279 km Kec.Rogojampi
10 Kali Bomo ± 7.417 km Kec.Rogojampi
11 Kali Bajulmati ± 20 km Kec.Wongsorejo
12 Kali Setail ± 73.35 kmKec.Gambiran,Purwoharjo, Muncar, danGenteng
13 Kali Probolinggo ± 30,7 km Kec.Genteng
14 Kali Barumanis ± 18 kmKec.Kalibaru danGlenmore
15 Kali Wagud ± 44,6 kmKec.Genteng, Cluring,dan Muncar
16KaliKarangtambak
± 25 km Kec.Pesanggaran
17 Kali Bargi ± 18 kmKec.Bangorejo danPesanggaran
18 Kali Baru ± 80.7 kmKec.Kalibaru danPesanggaran
Sumber : Banyuwangi Dalam Angka Tahun 2012
Keberadaan air bawah tanah dapat dijumpai pada zona-zona antiklin,perselingan antara lapisan batuan permeabel dan impermeabel, maupunpada takik-takik lereng. Tipe dan karakterisrtik akifer dan air bawah tanahKabupaten Banyuwangi adalah sebagai berikut :
A. Akifer dengan aliran melalui ruang antar butir
Penyusunan Sistem Informasi Rencan Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 III - 18LAPORAN AKHIRD O K U M E N
Akifer dengan keterusan sangat tinggi, muka air tanah atau tinggipisometri air tanah dekat atau di atas permukaan tanah, sering dijumpaisumber mata air, debit sumur umumnya >20 lt/dt. Potensi air bawahtanah sangat tinggi.
Akifer dengan keterusan tinggi, muka air tanah atau tinggi pisometri airtanah dekat atau di atas permukaan air tanah, kadang-kadangdijumpai sumber mata air, debit sumur umumnya 15-20 lt/dt. Potensi airbawah tanah tinggi.
Akifer sdengan keterusan sedang sampai agak tinggi, muka air tanahberagamdari dekat permukaan tanah sampai kedalaman 10 m, debitsumur umumnya 10-15 lt/dt. Potensi air bawah tanah agak tinggi.
Akifer dengan keterusan sedang, muka air tanah beragam dari dekatpermukaan tanah sampai kedalaman lenbih dari 10 m, debit sumurumumnya 5-10 lt/dt. Potensi air bawah tanah sedang.
Akifer dengan keterusan sedang sampai agak rendah, muka air tanahlebih dari 10 m, debit sumur umumnya kurang dari 5 lt/dt. Potensi airbawah tanah agak rendah.
B. Akifer dengan aliran melalui celahan dan ruang antar butir
Akifer dengan keterusan tinggi, muka air tanah atau tinggi pisometri airtanah dekat atau di atas permukaan tanah, sering dijumpai sumbermata air, debit sumur umumnya 15-20 lt/dt. Potensi air bawah tanahtinggi.
Akifer dengan keterusan sedang sampai agak tinggi, muka air tanahberagam dari dekat permukaan tanah sampai kedalaman 10 m,kadang-kadang dijumpai sumber mata air, debit sumur umumnya 10-15lt/dt. Potensi air bawah tanah agak tinggi.
Akifer dengan keterusan sedang, muka air tanah beragam dari dekatpermukaan tanah sampai kedalaman lebih dari 10 m, debit sumurumumnya 5-10 lt/dt. Potensi air bawah tanah agak sedang.
Akifer dengan keterusan sedang sampai agak rendah, muka air tanahlebih dari 10 m, debit sumur umumnya kurang dari 5 lt/dt. Potensi airbawah tanah agak rendah.
Akifer dengan keterusan agak rendah sampai rendah, muka air tanahlebih dari 10 m, debit sumur umumnya kurang dari 5 lt/dt. Potensi airbawah tanah rendah
C. Akifer dengan aliran melalui ruang antar butir, rekahan dan saluran.
Akifer dengan keterusan sedang sampai agak tinggi, muka air tanahberagam dari dekat permukaan tanah sampai kedalaman 10 m, debitsumur umumnya 5-10 lt/dt. Potensi air bawah tanah agak tinggi.
Akifer dengan keterusan terbatas pada zona celahan, rekahan, saluranpelarutan, dan setempat-setempat pada endapan sisa pelarutanbatuan, muka air tanah pada kedalaman lebih dari 10 m, debit sumurumumnya kurang dari 5 lt/dt. Potensi air bawah tanah sedang.
Penyusunan Sistem Informasi Rencan Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 III - 19LAPORAN AKHIRD O K U M E N
Akifer dengan keterusan terbatas pada zona celahan, rekahan dansaluran pelarutan, potensi air bawah tanah secara umum agak rendah,potensi air bawah tinggi dapat dijumpai pada sungai-sungai bawahtanah.
Akifer dengan keterusan terbatas pada zona celahan, rekahan dansaluran pelarutan, potensi air bawah tanah rendah,
D. Akifer bercelah atau sarang dan daerah air tanah langka
Akifer dengan keterusan sedang, air tanah dangkal dapat diperolehpada daerah pengendapan material rombakan (koluvium), muka airtanah beragam dari dekat permukaan tanah sampai kedalaman lebihdari 10 m, debit sumur umumnya 5-10 lt/dt. Potensi air bawah tanahsedang.
Akifer dengan keterusan agak rendah, setempat air tanah dangkaldalam jumlah terbatas dapat diperoleh pada zona pelapukan batuanpadu, debit sumur umumnya kurang dari 5 lt/dt. Potensi air bawahtanah agak rendah.
Akifer dengan keterusan rendah, setempat air tanah dangkal dalamjumlah terbatas dapat diperoleh pada zona pelapukan batuan padu.Potensi air bawah tanah rendah.
Daerah air tanah langka, potensi air bawah tanah sangat rendah.
Gambar 3.9 Peta Daerah Aliran SungaiSumber : Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2011-2031
3.3 KONDISI SOSIAL BUDAYA
3.3.1 KEPENDUDUKAN
Penyusunan Sistem Informasi Rencan Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 III - 20LAPORAN AKHIRD O K U M E N
A. JUMLAH DAN KEPADATAN PENDUDUK
Sampai dengan akhir tahun 2011 lalu penduduk Kabupaten Banyuwangitercatat 1.614.482 menurut hasil registrasi oleh Dinas Kependudukan danCatatan Sipil. Sedangkan hasil proyeksi jumlah penduduk yang dilakukanBadan Pusat Statistik pada tahun 2011 didapat bahwa jumlah pendudukKabupaten Banyuwangi sebesar 1.564.833 jiwa.
Untuk lebih jelas mengenai jumlah penduduk dapat dilihat pada Tabel 3.7.
Tabel 3.7Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Banyuwangi Tahun 2010
No KecamatanLuas
Wilayah(Km2)
Prosentasethd. Luas
Kabupaten
JumlahPenduduk
KepadatanPenduduk(Jiwa/km2)
1 2 3 4 5 6
1 Pesanggaran 803 14 48.677 61
2 Siliragung 95 2 44.639 469
3 Bangorejo 137 2 59.787 435
4 Purwoharjo 200 4 65.338 326
5 Tegaldlimo 1.341 23 61.530 46
6 Muncar 146 3 129.641 888
7 Cluring 97 2 70.459 723
8 Gambiran 67 1 58.738 880
9 Tegalsari 65 1 46.408 711
10 Glenmore 422 7 69.862 166
11 Kalibaru 407 7 61.525 151
12 Genteng 82 1 83.582 1015
13 Srono 101 2 87.703 870
14 Rogojampi 102 2 92.884 908
15 Kabat 107 2 67.515 628
16 Singojuruh 60 1 45.521 760
17 Sempu 175 3 71.678 410
18 Songgon 302 5 50.559 168
19 Glagah 77 1 34.167 445
20 Licin 169 3 28.029 166
21 Banyuwangi 30 1 106.600 3538
22 Giri 21 0 28.667 1345
23 Kalipuro 310 5 76.610 247
24 Wongsorejo 465 8 74.714 161
Jumlah 20115.782,50 100 1.564.833 271
2010 5.782,50100 1.556.078
269
2009 5.782,50100 1.587.403
275
Sumber : Kabupaten Banyuwangi Dalam Angka Tahun 2012
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa Kecamatan Muncar memilikijumlah penduduk tertinggi di Kabupaten Banyuwangi, yaitu sekitar 129.641jiwa.Sedangkan kepadatan penduduk tertinggi berada di Kecamatan banyuwangiyaitu sekitar 3.538 jiwa/km2.
Penyusunan Sistem Informasi Rencan Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 III - 21LAPORAN AKHIRD O K U M E N
B. JUMLAH PENDUDUK BERDASARKAN MATA PENCAHARIAN
Berdasarkan data profil Kabupaten Banyuwangi tahun 2007, pendudukKabupaten Banyuwangi sebagian besar adalah petani sebanyak 371.056 jiwa(46,38%). Meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya 358.879 jiwa. Untuklebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.8Perkembangan Mata Pencaharian Penduduk
NO. U R A I A N SATUAN 2004 2005 2006 2007
1.Pertanian, Kehutanan,Perkebunan & Perikanan
Orang 393.456 409.331 358.879 371.056
2.Pertambangan & Penggalian,Listrik, Gas dan Air, Keuangan
Orang 10.687 9.616 7.637 11.512
3. Industri Pengolahan Orang 69.646 83.212 84.474 91.866
4. Bangunan Orang 39.866 39.807 41.122 42.599
5.Perdagangan besar, eceran,Rumah Makan dan Hotel
Orang 137.992 147.277 136.332 167.403
6.Angkutan, Pergudangan danKomunikasi
Orang 26.111 26.880 37.660 30.362
7. Jasa Kemasyarakatan Orang 113.922 102.034 86.832 85.274
8. Ketenaga Kerjaan :
- Penduduk angkatan kerja usia15 th keatas
Orang 804.764 884.956 820.917 849.316
- Setengah penganggur Orang 0 0 - -
- Penganggur terbuka Orang 59.634 67.804 55.106 49.244
- Pemutusan Hub. Kerja Orang 25 0 - -
- Rata-rata kebutuhan hiduplayak
Rp 358.417 446.830 588.855 690.000
- Rata – Rata UMK Rp. 356.000 372.700 517.500 567.500
Sumber : Kabupaten Banyuwangi Dalam Angka Tahun 2012
Penyusunan Sistem Informasi Rencan Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 III - 22LAPORAN AKHIRD O K U M E N
Gambar 3.10 Peta Kepadatan PendudukSumber : Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2011-2031
3.3.2 SOSIAL KEPENDUDUKAN
Posisi Kabupaten Banyuwangi yang merupakan pintu gerbang Propinsi JawaTimur di bagian Timur memancing berbagai etnis dan berbagai ragamkelompok masyarakat dari berbagai daerah untuk menetap di KabupatenBanyuwangi. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di lapanganmemperlihatkan bahwa tipologi etnis yang berkembang di KabupatenBanyuwangi antara lain adalah Etnis Madura, Melayu, Cina, Arab, Bali, Jawadan Osing.
Dari beberapa etnis tersebut, etnis Madura, Jawa, Osing dan Arab dominandibandingkan Bali, Cina dan melayu yang secara spesifik telah mampumembentuk komunitas tersendiri di Kabupaten Banyuwangi, misalnyaKomunitas Madura menempati wilayah yang berdekatan dengan pantaikarena mata pencaharian utama adalah nelayan dan petani seperti diKecamatan Wongsorejo, sebagian kecil di Kecamatan Kalipuro danKecamatan Muncar. Komunitas Osing pada umumnya berada di DesaKemiren Kecamatan Glagah yang berada pada kaki Pegunungan Ijen,komunitas Arab pada umunnya menempati wilayah yang berdekatan denganpusat perdagangan, karena pada umumnya mata pencaharian komunitasArab sebagai pedagang. Sedangkan komunitas Jawa pada umumnyatersebar secara merata di seluruh kecamatan di Kabupaten Banyuwangi.
Masyarakat Banyuwangi memiliki banyak budaya, adat istiadat maupunkesenian daerah. Adat istiadat yang terdapat di Kabupaten Banyuwangiantara lain:
1. Upacara Adat
Upacara Petik Laut
Upacara ”Petik Laut” merupakan kegiatan yang dilakukan olehmasyarakat nelayan Muncar sebagai ucapan rasa syukur kepadapencipta alam atas rizki yang dilimpahkan-Nya. saat ini, upacara petiklaut masih dilakukan oleh masyarakat Muncar yang diadakan setiaptanggal 15 bulan Syuro berupa upacara pelarungan perahu kecil yangberisi berbagai sesaji ke laut yang diiringi oleh ratusan perahu nelayanke Sembulungan.
Upacara Kebo-Keboan, merupakan upacara yang menggambarkanpernyataan rasa syukur dan terima kasih masyarakat di Desa AlasMalang kepada Tuhan YME atas keselamatan dan peningkatan hasilpanen yang diperolehnya selama ini.
Gredoan
Upacara tradisi Ngarah Jodang, merupakan upacara tradisi pelepasansesaji ke laut yang dilakukan pada saat bulan Maulud oleh masyarakatDesa Blimbingsari Kecamatan Rogojampi.
Seblang Bakungan
Seblang Olehsari
Penyusunan Sistem Informasi Rencan Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 III - 23LAPORAN AKHIRD O K U M E N
Tari Seblang yakni upacara bersih desa untuk menolak bala
2. Upacara Keagamaan
Kesenian tradisional Gedogan dilakukan dengan menggunakanbeberapa jenis peralatan yang kemudian dipukul-pukul sehinggamenghasilkan bunyi-bunyian.
Siwalatri
Saraswati, upacara agama hindu yang merupakan persembahankepada dewi saraswati, dewi kebijakan dan pengetahuan.
Mekiyis, upacara agama mekiyis dilaksanakan di Pura AgungTawangalun di Pantai Pulau Merah, merupakan upacara adat agamaHindu yang dilaksanakan pada awal tahun Saka. Biasanya merekamengorbankan dirinya ke laut, kemudian mereka melepaskanpersembahan.
Pagerwesi, adalah upacara untuk menghormati senjata ampuh (jimat)yang dilakukan oleh masyarakat Hindu dan dipimpin oleh pendeta,orang yang terhormat dengan tujuan dapat hidup damai dansejahtera, upacara ini untuk membersihkan buana alit dan buanaagung, diadakan di Pura Trianggulasi Kecamatan Tegaldlimo.
Kuningan
Kebo-Keboan, adalah upacara yang menggambarkan rasa syukur danterimakasih masyarakat Desa Alasmalang kepada Tuhan YME ataskeselamatan dan meningkatkan hasil panen.
Gredoan
Seblang Bakungan
Upacara Rebo Wekasan, upacara keagamaan berupa syukuran yangdilakukan pada hari rabu oleh penduduk desa di Kelurahan Klatak danDesa Cacalan untuk meminta kedamaian dan kesejahteraan kepadTuhan YME.
3. Kesenian Daerah
Kesenian tradisional yang terdapat di Kabupaten Banyuwangi. diantaranyaadalah sebagai berikut:
Gandrung, tari Gandrung menceritakan tentang keterpesonaanmasyarakat Blambangan (Banyuwangi) kepada Dewi Sri yangmembawa kesejahteraan bagi masyarakat, Ungkapan rasa syukurmasyarakat setelah panen tersebut diwujudkan melalui tarianGandrung.
Kuntulan, kesenian tradisional kuntulan, adalah kesenian yangnemenggunakan rebana sebagai instrumen pokok, dinamakankuntulan karena penarinya terlihat serba putih seperti warna burungkuntul (bangau putih).
Bordah, kesenian bordah merupakan bentuk kesenian Islam dengannama lain kasidatul bordah.
Angklung,
Barong,
Penyusunan Sistem Informasi Rencan Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 III - 24LAPORAN AKHIRD O K U M E N
Patrol, tradisi masyarakat dalam melakukan tugas kampung malam haripada bulan puasa.
3.4 KONDISI PEREKONOMIAN WILAYAH
PDRB Kabupaten Banyuwangi pada periode 2006-2010 terus meningkatmeskipun perkembangannya fluktuatif setiap tahun. Sektor pertanianmerupakan sektor yang menyumbang pemasukan PDRB paling besar yaitusebesar 48,1% sedangkan pemasukan terbesar kedua adalah berasal darisektor perdagangan, hotel dan restoran (15,5 %).
Tabel 3.9Produk Domestik Regional Bruto menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB)
NO.
LAPANGANUSAHA
2006 2007 2008 2009 2010
1 PERTANIAN 6.363.942,86 7.360.119,37 8.601.211,85 9.758.800,80 10.286.265,67
2PERTAMBANGAN DANPENGGALIAN
547.487,89 616.225,67 711.029,49 816.872,65 987.524,97
3INDUSTRIPENGOLAHAN
777.675,82 877.448,54 1.019.477,32 1.159.951,41 1.498.247,89
4LISTRIK, GASdan AIR BERSIH
80.490,37 85.419,36 93.204,04 103.298,19 72.922,56
5 BANGUNAN 34.198,05 38.969,79 46.977,30 53.396,87 153.691,80
6PERDAGANGAN, HOTEL danRESTORAN
3.572.191,53 4.076.643,36 4.826.237,17 5.454.827,45 6.633.865,54
7PENGANGKUTAN danKOMUNIKASI
469.590,35 524.132,40 611.424,63 676.384,26 709.807,64
8
KEUANGAN,PERSEWAANdan JASAPERUSHN.
840.250,91 937.567,09 1.060.524,83 1.169.127,49 1.397.351,27
9 JASA-JASA 883.936,83 995.039,81 1.164.395,32 1.296.468,31 1.527.134,17
JUMLAH 13.569.764,61 15.511.565,39 18.134.481,95 20.489.127,43 23.266.811,50
Sumber : Kabupaten Banyuwangi Dalam Angka 2011
Tabel 3.10Produk Domestik Regional Bruto menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan (ADHK)
Tahun 2000 Kabupaten BanyuwangiNO.
LAPANGANUSAHA
2006 2007 2008 2009 2010
1 PERTANIAN 4.371.508,37 4.610.837,91 4.852.070,74 5.134.326,25 5.398.617,14
2PERTAMBANGANDANPENGGALIAN
354.370,48 375.773,94 400.032,86 426.031,59 456.012,02
3INDUSTRIPENGOLAHAN
517.825,45 538.906,54 561.314,48 588.452,18 619.869,65
4LISTRIK, GAS DANAIR BERSIH
55.266,02 58.347,90 61.668,00 65.685,97 70.076,58
5 BANGUNAN 28.164,25 30.043,75 32.116,82 33.470,68 36.128,25
6PERDAGANGAN,HOTEL DANRESTORAN
2.025.100,05 2.171.970,61 2.334.754,61 2.511.102,44 2.735.156,35
7PENGANGKUTANDANKOMUNIKASI
390.056,18 405.812,29 429.048,29 451.014,23 475.989,11
8KEUANGAN,PERSEWAAN DANJS PERUSH.
591.591,24 613.594,18 643.935,42 671.011,14 716.831,76
Penyusunan Sistem Informasi Rencan Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 III - 25LAPORAN AKHIRD O K U M E N
9 JASA-JASA 482.045,10 503.778,56 530.111,77 558.234,84 590.374,94
JUMLAH 8.815.927,14 9.309.065,68 9.845.052,99 10.439.329,32 11.099.055,81
Sumber : Kabupaten Banyuwangi Dalam Angka 2011
3.5 PENGGUNAAN LAHAN
Kabupaten Banyuwangi merupakan kabupaten di Jawa Timur dengan luas
wilayah terbesar yaitu 578.250 Ha dengan berbagai jenis penggunaan
lahannya. Jenis penggunaan lahan di Kabupaten Banyuwangi meliputi : 1)
lahan tidak terbangun : hutan, hutan bakau, tambak, padang rumput, pasir,
perkebunan, sawah irgasi dan sawah tadah hujan, semak belukar, tanah
berbatu. ladang, rawa dan tanggul pasir, 2) lahan terbangun umumnya
berupa permukiman, fasilitas dan industri. Penggunaan lahan di Kabupaten
Banyuwangi terbesar adalah untuk kawasan hutan yaitu sebesar 183.396,34 Ha
dan Permukiman terbangun dengan luas 125.240,95 Ha. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada Tabel 3.11.
Penyusunan Sistem Informasi Rencan Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 III - 26LAPORAN AKHIRD O K U M E N
Gambar 3.11 Peta Penggunaan LahanSumber : Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2011-2031
Tabel 3.11 Luas Penggunaan Tanah Kabupaten Banyuwangi
NO U R A I A N SATUAN 2004 2005 2006 2007
1.Pemukiman/Terbangun
Ha - 125.240,95 125.240,95 125.240,95
2. Persawahan Ha - 66.675,00 66.532,00 66.531,00
3. Kebun Campur Ha - 2.161,10 2.161,10 2.161,10
4. Perkebunan Ha - 79.644,21 79.644,21 79.644,21
5. Hutan Ha - 183.396,34 183.396,34 183.396,34
6. Tambak / Kolam Ha - 1.782,50 1.782,50 1.782,50
7. Tegalan Ha - 16.215,33 16.215,33 16.215,33
8.Tanah Tandus /Rusak
Ha - 338,00 338,00 338,00
9. Lain – lain Ha - 102.796,57 102.939,57 102.938,57
J u m l a h Ha 578.250 578.250 578.250 578.250
Sumber : Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2009-
2029
3.6 PARIWISATA
Banyuwangi merupakan salah satu Kabupaten di Jawa Timur yang memilikipotensi pariwisata yang sangat besar namun belum dikembangkan secaraoptimal. Dengan kondisi lingkungan alam yang strategis seperti memilikiwilayah pesisir dan dataran tinggi, membuat Kabupaten Banyuwangi memilikipemandangan alam yang luar biasa untuk dikembangkan sebagai daerahtujuan wisata.
Kabupaten Banyuwangi memliki obyek wisata andalan yang dikenal sebagaiSegitan Berlian atau Diamond Triangle. Segitiga Berlian ini menghubungkanKawah Ijen, Pantai Plengkung serta Pantai Sukamade yang masing-masingmemiliki daya tarik wisata tersendiri dan sudah terkenal di kalangan wisatawanbaik domestik maupun mancanegara. Obyek wisata di Kabupaten
Penyusunan Sistem Informasi Rencan Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 III - 27LAPORAN AKHIRD O K U M E N
Banyuwangi berdasarkan data dari Dinas Kebudayaan dan PariwisataKabupaten Banyuwangi dibagi menjadi 5 kategori yaitu DTW (Daya TarikWisata) Alam, Perkebunan, Wisata Binaan, Wisata Religi, Wisata Budaya danDTW Minat Khusus/ Buatan Manusia. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat padatabel berikut.
Tabel 3.12Daya Tarik Wisata Kabupaten Banyuwangi
No
Kecamatan Desa Daya Tarikwisata
Pengelola Fasilitas KondisiPrasarana
1 Licin Taman Sari Kawah Ijen(DTW Alam)
BKSDAJember
1. TempatIbadah,
2. Shelter,3. Camping
Ground,4. Kantin,5. Pondok
Wisata.
Baik
2 Tegaldlimo Kalipait TamanNasionalAlas Purwo(DTW Alam)
PerhutaniBanyuwangi Selatan
1. CampingGround
2. PondokWisata
3. Hotel4. Parkir5. Kantin
Baik
Kalipait Gua IstanaTamanNasionalAlas Purwo(WisataReligi)
- - Baik
3 Songgon Bayu Rowo Bayu(DTW Alam)
PerhutaniBanyuwangi Barat
1. Mushola2. Toilet3. Shelter
Baik
Wisata Agrobayu Lor
HotelKetapangIndah
1. Penginapan2. Sarana Olah
raga
Baik
Songgon Air TerjunLider(DTW Alam)
PerhutaniBanyuwangi Barat
- Baik
4 Purwoharjo Grajagan Pantaigrajagan(DTW Alam)
PerhutaniBanyuwangi Selatan
1. Guest house2. Camping
ground3. Menara
Pandang4. Mainan
Anak-Anak5. Kantin
Baik
Sumbersari HutanMangroveBedul(DTW Alam)
Desa PerahuGundang-Gandung
baik
5 Pesanggaran
Sarongan PantaiSukamade(DTWWisata)
TamanNasionalMeru Betiri
1. Guest house2. Camping
ground3. Pondok
Wisata4. Penangkara
n Penyu
Baik
Pantai - - Baik
Penyusunan Sistem Informasi Rencan Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 III - 28LAPORAN AKHIRD O K U M E N
No
Kecamatan Desa Daya Tarikwisata
Pengelola Fasilitas KondisiPrasarana
Rajegwesi
Sumberagung
Pulau Merah(DTWWisata)
Desa 1. Toilet2. Shelter
Baik
6 Kalipuro Ketapang Watu Dodol(DTWWisata)
PerhutaniBanyuwangi Utara
1. MainanAnak-Anak
2. TempatParkir
3. Kantin
Baik
Gombengsari Wisata AgroKaliklatak(Perkebunan)
PT. WisataIrjen
1. Penginapan2. Lapangan
Tenis3. Restoran4. Angkutan
Baik
Ketapang Wisata AgroKaloselogiri(Perkebunan)
PTP XII 1. Penginapan
2. KopiLanang
Baik
7 Kalibaru Kalibaruwetan
Air TerjunTirtoKemanten(DTW Alam)
Desa 1. Shelter2. toilet
Baik
Wisata GroMargoUtomo(Perkebunan)
Margoutomo I
1. Hotel2. Restourant3. Pemerahan
Susu4. Kolam
Renang5. Wisata
Kebun
Baik
8 Wongsorejo Bangsring PulauTabuhan(DTW Alam)
PemKabBanyuwangi
Diving danSwimming
Baik
9 Banyuwangi Mandar Pantai Boom(DTWwisata)
PerumPelabuhan
1. Sun Rise2. Terapi
Kesehatan
Baik
Lateng MakamDatuk AbdulRohimBautsir( WisataReligi)
H. AbdulKadir
Tempat Ibadah Baik
Karang Rejo Hoo Tongbio
Yayasan TriDharma
Tempat Ibadah Baik
Kepatihan Inggrisan Kodim 0825 - Baik
10 Rogojampi Blimbingsari PantaiBlimbingsari(DTWWisata)
Desa Kuliner IkanBakar
Baik
Rogojampi PemandianPancoran(wisataBinaan)
Moch.Anwar
1. Parkir2. Souvenir3. Kantin
Baik
Karangbendo PemandianAlam IndahLestari (AIL)(WisataBinaan)
Michael 1. Penginapan2. Kantin3. Toko
Souvenir4. Playground
Baik
Aliyan Kebo- - - -
Penyusunan Sistem Informasi Rencan Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 III - 29LAPORAN AKHIRD O K U M E N
No
Kecamatan Desa Daya Tarikwisata
Pengelola Fasilitas KondisiPrasarana
keboan(WisataBudaya)
11 Kabat Bunder AntoganIndah(DTW Alam)
Desa 1. PemandianUmum
2. Kantin
Baik
Macan Putih Situs MacanPutih(WisataReligi)
Desa - Baik
12 Muncar Kedungrejo PelabuhanMuncar(DTW Alam)
Desa TempatPelelangan Ikan
Baik
PemandianSembilanPalm(DTWBinaan)
- 1. AgroMangga
2. PlayGround
3. Kantin4. Souvenir5. Tempat
Parkir
Baik
Tambakrejo Umpaksongo(WisataReligi)
PemKabBanyuwangi
- Baik
Petik Laut(wisataBudaya)
- - -
13 Glagah KampungAnyar
Wisata AgroKalibendo(Perkebunan)
PT.PerkebunanKalibendo
1. TempatParkir
2. Penginapan
3. LapanganOlah Raga
Baik
Tamansuruh PemandianTamansuruh(WisataBinaan)
Iman 1. TempatParkir
2. Suvenir3. Kantin
Baik
Kemiren PemandianDWU(WisataBinaan)
PemKabBanyuwangi
1. TempatParkir
2. Suvenir3. Kantin4. Penginapan
Baik
Barong IderBumi(WisataBudaya)
- - -
Olehsari Seblang(WisataBudaya)
- - -
14 Glenmore Kajarharjo Wisata AgroKendengLembu(WisataPerkebunan)
PTPN XIII 1. Penginapan2. Lapangan
Tenis3. Wisata
Kebun
Baik
Karangharjo CandiGumukKancil
ParisadhaHinduDharma
- Baik
Penyusunan Sistem Informasi Rencan Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 III - 30LAPORAN AKHIRD O K U M E N
No
Kecamatan Desa Daya Tarikwisata
Pengelola Fasilitas KondisiPrasarana
(WisataReligi)
PemandianUmbul Pule(WisataBinaan)
Ali Bayhaki 1. Tempatparkir
2. MainanAnak-Anak
3. AgroSelada
Baik
15 Genteng Kembiritan PemandianAtlanta
H. Kusyairi 1. Parkir2. Souvenir3. Kantin
Baik
16 Singojuruh Alas Malang Kebo-Keboan
- - -
17 Giri Boyolangu Puter Kayun - - -
Sumber : Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2009-2029
Berdasarkan data Daya Tarik Wisata diatas, dari 24 Kecamatan yang adahanya 17 Kecamatan yang terdaftar memiliki obyek wisata.
3.7 KARAKTERISTIK TRANSPORTASI
Sistem transportasi di Kabupaten Banyuwangi meliputi transportasi jalan raya,transportasi Kereta Api, transportasi Laut dan transportasi udara. Sistemtransportasi di Kabupaten Banyuwangi melayani dua pola pergerakan yaitupergerakan regional dengan melihat posisi Kabupaten Banyuwangimerupakan jalur menuju ke Pulau Bali. dan pergerakan antar wilayah di dalamlingkup kabupaten yakni pergerakan antar kecamatan dan kecamatandengan ibukota kabupaten.
A. Jaringan Jalan
Sistem jaringan jalan utama (primer) di Kabupaten Banyuwangi dibentukoleh ruas jalan yang menghubungkan Surabaya – Banyuwangi – Jember.Sistem jaringan primer ini melayani lalu lintas regional dan lokaldisepanjang jalur utama.
Beban sistem jaringan jalan utama yang ada saat ini (ada beberapa titikyang sering terjadi kemacetan akan dapat berkurang dengan dibukanyajalur lintas selatan yang merupakan wujud atau dukungan terhadapprogram/kebijakan percepatan pembangunan di sepanjang pantaiselatan Pulau Jawa yang bertujuan untuk:
1. Mengembangkan perwilayahan pembangunan ekonomi dalamrangka meningkatkan produktifitas sumber-sumber alam yangberwawasan lingkungan dalam koridor penataan ruang di wilayahJawa Timur bagian selatan.
2. Meningkatkan pendapatan masyarakat dan PAD melaluipengembangan jalur aksesbilitas dan distribusi
3. Memberdayakan peran masyarakat dalam optimalisasi sumber-sumber alam dan pembangunan daerah.
Pembangunan jalan lintas selatan di Kabupaten Banyuwangi telahdilaksanakan sejak tahun 2002, dimana pemerintah Propinsi Jawa Timuryang melaksanakan pekerjaan konstruksi jalan, jembatan dan drainase
Penyusunan Sistem Informasi Rencan Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 III - 31LAPORAN AKHIRD O K U M E N
pada ruas jalan arteri sedangkan pemerintah Kabupaten Banyuwangimelaksanakan sosialisasi program pembangunan jalan lintas selatan,pembebasan lahan, pembangunan dan peningkatan jalan kolektor lintasselatan serta menyusun program strategis yang mendukungpembangunan jalan lintas selatan.
Pembangunan jalan lintas selatan, diharapkan menjadi salah satualternatif dalam meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi di wilayahselatan. Kurangnya sarana maupun prasarana transportasi menjadipenyebab utama kurang berkembangnya wilayah bagian selatan..Sehingga dengan dibangunnya jalan yang berkualitas dan memenuhistandard, maka aksesbilitas antar kabupaten di kawasan selatan maupundengan kawasan lainnya menjadi lebih terbuka.
Pembangunan jalan lintas selatan di Kabupaten Banyuwangi meliputi duaruas jalan yakni, ruas jalan arteri sebagai jalan utama dan ruas jalankolektor sebagai jalan sirip atau penghubung ruas jalan utama.Kebutuhan panjang jalan arteri 74,30 Km yang menghubungkanKabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Jember meliputi ruas jalan :
Banyuwangi - Rogojampi
Rogojampi - Genteng
Genteng - Glenmore
Glenmore - Kendeng Lembu
Kendeng Lembu - Malangsari
Malangsari - Tangki Nol
Perkembangan kondisi jalan di Kabupaten Banyuwangi dapat dilihatpada tabel berikut.
Tabel 3.13Perkembangan Panjang Jalan Kabupaten, Propinsi dan Negara
KeadaanCondition
2009 2010
Negara /Country
Propinsi /Province
Negara/ Country
Propinsi /Province
(1) (2) (3) (4) (5)
I. JenisPermukaan/
Surface Type:
-Aspal/Asphalt
100.530 114.350 100.530 114.350
-Kerikil/Gravel
- -
-Tanah/Land
- -
-Lainnya/Other
- -
Jumlah/Total100.530 114.350 100.530 114.350
II. Kondisi JalanRoad
Condition :
- Baik/Good 46.980 48.245 49.980 44.305
Penyusunan Sistem Informasi Rencan Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 III - 32LAPORAN AKHIRD O K U M E N
KeadaanCondition
2009 2010
Negara /Country
Propinsi /Province
Negara/ Country
Propinsi /Province
-Sedang/Medium
53.550 61.905 50.550 62.475
- Rusakringan
Lightlydamaged
- 4.200 - 7.570
- Rusakberat
Hardlydamaged
- - -
Jumlah/Total100.530 114.350 100.530 114.350
III. Kelas JalanRoad Class
- Kelas/ClassI
- - - -
- Kelas/ClassII
34.400 - 34.400 -
- Kelas/ClassIII
- - - -
- Kelas/ClassIII A
66.130 - 66.130 -
- Kelas/ClassIII B
- 17.130 - 17.130
- Kelas/ClassIII C
- 97.220 - 97.220
- Kelas/ClassIV
- - -
- Kelas/ClassV
- - -
-Lainnya/Other
- - -
Jumlah/Total100.530 114.350 100.530 114.350
Sumber: Kabupaten Banyuwangi Dalam Angka Tahun 2011
B. Angkutan Umum
Kabupaten Banyuwangi dilalui oleh jalur regional dengan rute Bayuwangi– Situbondo – Surabaya serta rute Banyuwangi – Jember merupakan jalurregional Jawa Timur yang cukup padat. Selain jalur regional juga dilayanijalur lokal yang menghubungkan antar wilayah di KabupatenBanyuwangi. Jalur tersebut dilayani oleh angkutan umum yang melayanibaik rute di dalam kota maupun ke luar kota. Jenis angkutan umumpenumpang yang beroperasi di Kabupaten Banyuwangi meliputi buskecil, bus sedang, bus besar dan MPU.
Jumlah terminal angkutan umum di Kabupaten Banyuwangi sebagaiberikut :
1. Terminal Sri Tanjung di Kecamatan Kalipuro
2. Terminal Blambangan di Kecamatan Banyuwangi
Penyusunan Sistem Informasi Rencan Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 III - 33LAPORAN AKHIRD O K U M E N
3. Terminal Brawijaya di Kecamatan Banyuwangi
4. Terminal Sasak Perot di Kecamatan Giri
5. Terminal Genteng di Kecamatan Genteng
6. Terminal Gambiran di Kecamatan Gambiran
7. Terminal Rogojampi di Kecamatan Rogojampi
8. Terminal Muncar di Kecamatan Muncar
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, jenis angkutan yang palingbanyak beroperasi di Kabupaten Banyuwangi di tahun 2010 adalah pickup. Untuk angkutan penumpang, jenis yang paling banyak beroperasiadalah mobil penumpang umum. Sedangkan berdasarkan jeniskendaraan, paling banyak adalah sepeda motor. Secara umum jumlahkendaraan di Kabupaten Banyuwangi selama periode tahun 2006-2010cenderung meningkat
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.14 Perkembangan Banyaknya Kendaraan MenurutJenis Kendaraan Berdasarkan Catatan Dinas Lalu Lintas
Angkutan Jalan Daerah Tahun 2006 – 2010
Jenis kendaraan 2006 2007 2008 2009 2010
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Bus umum 353 91 342 276 1. Bus umum
2. Bus bukan umum 26 36 41 372. Bus bukanumum
3. Mobil box 181 382 424 346 3. Mobil box
4. MobilPenumpangUmum
509 581 268 1484. Mobil
PenumpangUmum
5. Truck umum1.71
42.112
2.180
2.013
5. Truck umum
6. Truck bukanumum
1.575
1.7522
0381.07
26. Truck bukanumum
7. Truck gandeng 270 243 246 206 7. Truck gandeng
8. Kontainer 39 39 47 25 8. Kontainer
9. Pick up4.96
44.798
4.568
4.389
9. Pick up
Sumber : Banyuwangi Dalam Angka Tahun 2011
Tabel 3.15 Perkembangan Banyaknya Kendaraan Menurut Jenis KendaraanBerdasarkan Catatan Kepolisian Resort Banyuwangi Tahun 2006 – 2010
Jenis kendaraan 2006 2007 2008 2009 2010
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Sepeda motor 229.589 271.391 307.592 374.446 398.474
2. J e e p 1.509 1.620 1.693 1.756 1.856
3. S e d a n 2.177 2.335 2.451 2.570 2.666
4. Colt station 10.115 10.955 11.629 12.449 13.496
5. T r u c k 5.297 5.491 5.699 6.025 6.322
6. Colt pick up 7.152 7.360 7.529 7.863 8.382
7. B u s 161 170 183 204 227
Penyusunan Sistem Informasi Rencan Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 III - 34LAPORAN AKHIRD O K U M E N
8. Ambulance 31 49 56 59 204
9. D o k a r 1.240 1.240 1.240 1.240 1 240
10. B e c a k 1.477 1.477 1.477 1.477 1 477Sumber : Banyuwangi Dalam Angka Tahun 2011
Untuk wilayah perkebunan, terdapat angkutankhusus sendiri yang dikenal dengan namaPolter. Angkutan ini berbentuk serupa trukhanya saja tidak dilengkapi dengan kacadepan dan samping di bagian kemudi.Angkutan ini digunakan untuk mengangkuthasil perkebunan menuju ke tempatpenyimpanan sementara atau tempatpengolahan hasil produksi perkebunan.
Angkutan ini biasa ditemukan di jalan raya dekat lokasi perkebunan.
C. Transportasi Darat (Kereta Api)
Jaringan rel kereta api membelah wilayah tengah KabupatenBanyuwangi. Jaringan Kereta Api (KA) di Kabupaten Banyuwangi meliputijalur Surabaya, Malang, Probolinggo, Madiun, Nganjuk, dan Jember.Pelayanan arus penumpang Kereta Api di Kabupaten Banyuwangidilayani oleh beberapa jenis kereta baik kelas ekonomi hingga eksekutif.
Terdapat 2 (dua) kategori Stasiun Kereta Api di Kabupaten Banyuwangi:
1. Stasiun Kelas I
Stasiun Kereta Api Banyuwangi
2. Stasiun Kelas II
Stasiun Karangasem
Stasiun Rogojampi
Stasiun Kalisetail
Stasiun Kalibaru
Stasiun Temuguruh
Penumpang kereta api selama periode 2008-2010 cenderung meningkatjumlahnya, dan pada periode 2009 – 2010 jumlahnya tetap. Peningkatanterjadi di tahun 2009 dimana jumlah penumpang kereta api tercatatmencapai angka 995.193 orang penumpang. Naik dari tahunsebelumnya yang berjumlah 956.645 orang penumpang.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut.
Tabel 3.16Banyaknya Penumpang Kereta Api yang Berangkat
Dan Pendapatan Tahun 2007
No BulanPenumpangBerangkat
Pendapatan (RP)
(1) (2) (3) (4)
1. Januari/January 87.701 2.075.636.500
2. Februari/February 64.550 1.466.715.500
3. Maret/March 80.148 1.790.662.000
Penyusunan Sistem Informasi Rencan Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 III - 35LAPORAN AKHIRD O K U M E N
4. April/April 74.342 1.693.841.000
5. Mei/May 79.959 1.813.579.000
6. Juni/June 84.517 2.143.980.000
7. Juli/July 93.593 2.169.025.500
8. Agustus/August 74.924 1.980.029.000
9.September/September 103.034 2.396.684.750
10. Oktober/October 86.974 2.003.115.500
11. Nopember/November 82.446 1.755.583.000
12. Desember/December 83.005 2.046.205.500
Jumlah/Total 2010 995.193 23.335.057.250
2009 995.193 23.335.057.250
2008 956.645 21.194.545.000
2004 230.785 4.367.032.875
2003 264.367 5.196.809.190Sumber : Banyuwangi Dalam Angka Tahun 2011
D. Transportasi Laut
Terdapat 2 pelabuhan laut utama di Banyuwangi yaitu PelabuhanTanjung Wangi yang melayani bongkar muat barang serta PelabuhanMeneng yang melayani penyeberangan Ketapang-Gilimanuk.
Pelabuhan Tanjungwangi berdasarkan Surat Menteri Perhubungan No.KM.119/0/Phb.73, tanggal 2 Nopember 1973 ditetapkan sebagaipelabuhan yang terbuka untuk perdagangan. Dalam dan luarnegeri/antar negara dan dikategorikan sebagai pelabuhan kelas II.
Arus penumpang di Pelabuhan Tanjung Wangi cenderung menurun tiaptahunnya, hal ini dikarenakan fungsi pelabuhan ini yang lebih cenderungpada aktivitas bongkar muat barang. Berbeda halnya denganPelabuhan Meneng (Pelabuhan Ketapang) yang arus penumpangnyacenderung terus meningkat setiap tahun. Hal ini karena tingginya minatmasyarakat yang menggunakan jalur darat menuju Pulau Bali, sertakarena pesatnya arus migrasi masyarakat Banyuwangi ataupun di luarKabupaten Banyuwangi menuju Bali.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat melalui tabel berikut.
Tabel 3.17
Kunjungan Kapal dan Arus Penumpang Di Pelabuhan Tanjung Wangi Tahun 2010
No. Bulan KapalPenumpang ( Orang )
Debarkasi Embarkasi
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Januari/January 1 90 82
2. Februari/February 2 0 29
3. Maret/March 4 340 412
4. April/April 4 219 379
Penyusunan Sistem Informasi Rencan Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 III - 36LAPORAN AKHIRD O K U M E N
5. Mei/May 4 235 454
6. Juni/June 5 361 543
7. Juli/July 5 376 498
8. Agustus/August 4 280 401
9. September/September 4 835 923
10. Oktober/October 5 426 444
11. Nopember/November 5 367 673
12. Desember/December 4 365 420
Jumlah/Total 2010 47 3.894 5.258
2009 37 3 767 4 671
2008 47 4.713 5.099Sumber : Banyuwangi Dalam Angka Tahun 2011
Tabel 3.18
Kunjungan dan Bongkar Muat Kapal Di Pelabuhan Tanjung Wangi Tahun 2010
No Bulan KapalBongkar
( Ton)Muat(Ton)
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Januari 71 88.608 14.861
2. Februari 81 134.090 8.745
3. Maret 110 111.283 30.839
4. April 85 96.279 18.165
5. Mei 88 101.815 26.514
6. Juni 108 122.623 4.766
7. Juli 119 120.485 18.807
8. Agustus 134 92.599 1.607
9. September 99 99.958 2.561
10. Oktober 123 111.253 26.342
11. Nopember 120 88.073 17.890
12. Desember 124 119.690 9.125
Jumlah/Total 2010 1.262 1.286.756 180.222
2009 1. 253 723.327 170.658
2008 1.248 759.422 168.259
Sumber : Banyuwangi Dalam Angka Tahun 2011
Tabel 3.19Perkembangan Angkutan Penyeberangan Ketapang - Gilimanuk
No. Uraian Satuan 2004 2005 2006 2007
1. Kapal Unit 24 24 24 24
2. Trip Kali 105.779 106.775 107.998 101.449
3. Penumpang Orang 3.658.891 992.860 567.621 665.810
4. Barang Ton 4.039.092 222.015 - -
5. Kendaraan :
- Roda Dua Buah 431.205 473.867 420.978 454.777
- Roda Empat Buah 1.550.935 1.404.170 1.260.968 1.279.833Sumber Data : Profil Kabupaten Banyuwangi Tahun 2009
E. Transportasi Udara
Dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mengacuperkembangan daerah serta mengantisipasi pertumbuhan wilayahnya,
Penyusunan Sistem Informasi Rencan Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 III - 37LAPORAN AKHIRD O K U M E N
UjungpandangDenpasar
Malang
Jakarta
Jogjakarta
AMI
KO
E
Banyuwangi
Surabaya
Kabupaten Banyuwangi membangun bandar udara, untuk mendukungmobilitas masyarakat yang semakin tinggi.
Lokasi bandar udara di Kabupaten Banyuwangi terletak sekitar 15 km daripusat kota Banyuwangi. Secara administratif lokasi bandar udaraBanyuwangi ini terletak di Desa Blimbingsari Kecamatan Rogojampi. Letakgeografis Bandar Udara Banyuwangi berada pada posisi 080 18’ 42.70“ LSdan 1140 20“ 16.30“ BT. Terletak pada ketinggian ± 20 – 30 di ataspermukaan laut rata-rata. Kondisi topografi relatif datar, dengankemiringan kurang dari 1 %.
Untuk saat ini Bandar Udara Blimbingsari telah beroperasi namun hanyamelayani pesawat-pesawat kecil (perintis) seperti jenis Pesawat Cessna.Hal ini karena pembangunan fasilitas bandara yang belum sepenuhnyaberjalan sehingga untuk pesawat-pesawat komersial besar bermesinganda tidak dapat dilayani.
Gambar 3.12
Rencana Jalur Penerbangan Bandar Udara Blimbingsari
Penyusunan Sistem Informasi Rencan Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 III - 38LAPORAN AKHIRD O K U M E N
PEMBERSIHAN LAPANGAN 200.000 M2
PERATAAN TANAH 200.000 M2
PEKERJAAN GRADING DENGAN SIRTU 10.213 M3
PEMBUATAN PAGAR KAWAT DURI 5.290 M’
RELOKASI JALAN 5.991 LS PHASE ULTIMATE RUNAWAY 600 M
Sumber : Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2009-
2029
Gambar 3.13
Rencana Pengembangan Bandara
Sumber : Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2009-
2029
3.8 FASILITAS UMUM
A. FASILITAS PENDIDIKAN
Kebutuhan pendidikan untuk tingkat Sekolah Taman Kanak-Kanak (TK),secara keseluruhan sejak tahun 2010 sampai 2011, jumlah sekolah mengalamikenaikan, demikian pula dengan jumlah guru, untuk jumlah murid mengalamipenurunan. Namun demikian keberadaan lembaga sekolah TK ini dapatditemui di setiap desa/kelurahan dengan jumlah paling sedikit ada satulembaga sekolah.
Bagi lembaga Sekolah Dasar Negeri jumlahnya relatif cukup di setiapdesa/kelurahan. Jumlah yang demikian tidak menghambat terhadapmunculnya sekolah-sekolah pada jenjang yang sama, yaitu sekolah yangdikelola yayasan maupun pihak tertentu yang berstatus swasta.
Pada tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama jumlah sekolah negeritidak ada penambahan antara tahun 2010 hingga 2011demikian pula untuksekolah yang dikelola pihak swasta. Program pendidikan dasar atau seringdisebut dengan Program Wajib Belajar Sembilan Tahun, secara kelembagaan
Penyusunan Sistem Informasi Rencan Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 III - 39LAPORAN AKHIRD O K U M E N
di Kabupaten Banyuwangi dapat dikategorikan cukup memadai, karena dariseluruh kecamatan di Kabupaten Banyuwangi sudah mempunyai SLTP. Bahkanminimal ada satu SLTP berstatus negeri. Termasuk salah satunya KecamatanLicin sebagai akibat dari pemekaran kecamatan baru. SLTP yang ada tidakikut Kecamatan Glagah sebagai kecamatan induk/lama.
Berlanjut ke jenjang pendidikan setingkat lebih tinggi yang disebutSekolah Menengah. Lembaga SMU sampai dengan tahun 2011lalukeberadaannya masih belum merata disetiap kecamatan. Umumnya daerahbagian barat di Kabupaten Banyuwangi masih belum kebagian wilayahnyamendapat lembaga SMU, baik dari pemerintah maupun pihak-pihak swasta.Meskipun demikian pada tahun 2011 telah terjadi penambahan sebanyak 1sekolah baru untuk SMU dan 2 sekolah baru untuk sekolah kejuruan.
Tabel 3.20Banyaknya Sekolah, Murid dan Guru TK Negeri dan Swasta
Menurut Kecamatan Tahun 2011
No. KecamatanNegeri Swasta
Sekolah Guru Murid Sekolah Guru Murid
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Pesanggaran - - - 19 47 961
2 Siliragung - - - 22 65 1,142
3 Bangorejo - - - 19 68 1,264
4 Purwoharjo - - - 31 106 1,787
5 Tegaldlimo - - - 39 80 1,392
6 Muncar - - - 43 139 2,858
7 Cluring - - - 33 105 1,461
8 Gambiran - - - 37 137 1,685
9 Tegalsari - - - 29 88 1,217
10 Glenmore - - - 45 105 1,789
11 Kalibaru - - - 17 69 1,005
12 Genteng - - - 51 209 3,039
13 Srono - - - 44 155 2,346
14 Rogojampi - - - 34 129 2,039
15 Kabat - - - 29 86 1,284
16 Singojuruh - - - 7 22 580
17 Sempu - - - 41 133 1,719
18 Songgon - - - 14 35 612
19 Glagah - - - 10 37 564
20 Licin - - - 5 14 215
21 Banyuwangi 1 11 84 34 149 1,933
22 Giri 1 12 146 11 36 503
23 Kalipuro - - - 29 96 1,376
24 Wongsorejo - - - 21 70 1,190
Jumlah 2011 2 23 230 664 2,180 33,961
2010 2 24 214 653 2,071 36,804
2009 2 22 216 673 2,168 36,911
Sumber : Banyuwangi Dalam Angka Tahun 2012
Penyusunan Sistem Informasi Rencan Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 III - 40LAPORAN AKHIRD O K U M E N
B. FASILITAS IBADAH
Tabel 3.21Banyaknya Tempat Ibadah Menurut Kecamatan
Tahun 2011
No Kecamatan Masjid LanggarMusholl
a
GerejaPure Vihara
Kristen Katholik
1 Pesanggaran 58 161 15 15 1 9 7
2 Siliragung 52 314 12 1 - 12 1
3 Bangorejo 72 229 8 1 3 12 -
4 Purwoharjo 21 43 47 9 4 17 3
5 Tegaldlimo 64 228 13 6 2 20 2
6 Muncar 109 445 26 7 2 13 2
7 Cluring 86 405 14 9 - 10 1
8 Gambiran 63 196 20 7 1 2 3
9 Tegalsari 60 167 10 3 2 7 4
10 Glenmore 116 279 37 6 3 4 -
11 Kalibaru 76 235 67 1 1 - -
12 Genteng 92 213 39 9 3 3 -
13 Srono 106 457 40 1 1 2 1
14 Rogojampi 89 469 51 7 1 5 4
15 Kabat 70 335 94 - - - -
16 Singojuruh 41 221 44 1 - - -
17 Sempu 39 118 71 2 - 2 -
18 Songgon 82 238 15 1 1 4 -
19 Glagah 28 51 57 - - - -
20 Licin 49 165 84 - - - -
21 Banyuwangi 59 328 45 18 3 1 4
22 Giri 28 116 39 - - - -
23 Kalipuro 95 253 18 2 - - -
24 Wongsorejo 65 310 49 3 1 1 -
2011 1.620 5.976 915 109 29 124 32
2010 1.761 5.952 1.000 109 29 124 31
2009 1.598 5.962 1.039 108 29 124 32
Sumber : Banyuwangi Dalam Angka Tahun 2012
C. FASILITAS KESEHATAN
Pada tahun 2011 Pemerintah Kabupaten Banyuwangi mempunyai fasilitaskesehatan berupa Lembaga Rumah Sakit, Puskesmas serta Puskesmas Kelilingdengan jumlah dan keberadaannya sudah relatif mencukupi terhadap jumlahdan persebaran penduduk. Kecuali yang perlu mendapat perhatian dibeberapa kecamatan yang terletak di kawasan selatan KabupatenBanyuwangi perlu didirikan fasilitas kesehatan yang berupa Rumah Sakit.Dikawasan ini untuk bisa mengakses fasilitas kesehatan yang berupa rumahsakit mempunyai kendala jarak yang relatif jauh. Puskesmas Rawat Inapterdekat masih dengan peralatan yang terbatas. Tenaga kesehatan seperti
Penyusunan Sistem Informasi Rencan Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 III - 41LAPORAN AKHIRD O K U M E N
Dokter, Perawat dan Bidan pada tahun 2011, mengalami perubahan daritahun sebelumnya. Pertambahan jumlah tenaga kesehatan secarakeseluruhan masih belum sebanding jika dilihat dari persebaran di masing-masing kecamatan.
Tabel 3.22Banyaknya Fasilitas Kesehatan Menurut Kecamatan
Tahun 2011
No Kecamatan RS Umum/ Khusus PuskesmasPuskesmasPembantu
1 Pesanggaran - 2 3
2 Siliragung - 1 4
3 Bangorejo - 2 5
4 Purwoharjo - 2 4
5 Tegaldlimo - 2 4
6 Muncar - 4 8
7 Cluring - 2 5
8 Gambiran 1 2 4
9 Tegalsari - 1 3
10 Glenmore 1 2 6
11 Kalibaru - 1 2
12 Genteng 2 2 4
13 Srono - 3 5
14 Rogojampi 2 2 5
15 Kabat 1 2 5
16 Singojuruh - 1 5
17 Sempu - 3 6
18 Songgon - 1 4
19 Glagah - 1 2
20 Licin - 1 3
21 Banyuwangi 4 3 4
22 Giri - 1 2
23 Kalipuro - 2 6
24 Wongsorejo - 2 6
Jumlah 11 45 105
Sumber : Banyuwangi Dalam Angka Tahun 2012
Tabel 3.23Banyaknya Tenaga Kesehatan Menurut Kecamatan Tahun 2011
No KecamatanDokter
Perawat Bidan LainnyaUmum & Gigi
1 Pesanggaran 5 18 11 13
2 Siliragung 2 5 11 8
3 Bangorejo 5 14 19 13
4 Purwoharjo 3 9 16 19
5 Tegaldlimo 5 12 11 19
6 Muncar 6 23 21 35
Penyusunan Sistem Informasi Rencan Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 III - 42LAPORAN AKHIRD O K U M E N
7 Cluring 4 13 17 25
8 Gambiran 4 10 16 18
9 Tegalsari 2 7 12 3
10 Glenmore 5 12 12 11
11 Kalibaru 2 10 9 6
12 Genteng 5 9 13 17
13 Srono 5 9 13 23
14 Rogojampi 5 11 16 26
15 Kabat 4 7 14 13
16 Singojuruh 3 7 11 9
17 Sempu 6 14 17 23
18 Songgon 1 4 8 10
19 Glagah 2 4 8 6
20 Licin 2 6 5 9
21 Banyuwangi 6 12 13 47
22 Giri 3 5 6 11
23 Kalipuro 4 7 10 16
24 Wongsorejo 4 13 12 14
Jumlah 2011 93 241 301 394
2010 85 258 450 51
2009 88 276 448 46
Sumber : Banyuwangi Dalam Angka Tahun 2012
Tabel 3.24Banyaknya Fasilitas Kesehatan dan Tenaga Medis Menurut Kecamatan
Tahun 2011
No. Jenis Sarana/Tenaga Medis 2009 2010 2011
1 2 3 4 5
1 Rumah Sakit Umum 2 2 2
2 Rumah Sakit Swasta 9 9 9
3 Puskesmas 45 45 45
4 Puskesmas Pembantu 105 105 105
5 Puskesmas Keliling 30 51 62
6 Posyandu 2 170 2.184 2224
7 Pondok Bersalin 40 17 15
8 Tenaga Medis di RSU 45 65 47
9 Tenaga Paramedis di RSU
Tenaga Keperawatan di RSU Pemerintah 157 155 138
Tenaga Kefarmasian di RSU Pemerintah 23 23 23
Tenaga Kes. Masy. Di RSU Pemerintah 2 3 3
Tenaga Sanitarian di RSU Pemerintah 4 4 4
Tenaga Gizi di RSU Pemerintah 6 6 6
Tenaga Keterampilan Fisik di RSUPemerintah 9 4 4
Tenaga Keteknisan Medis di RSUPemerintah 21 20 18
10 Tenaga Administrasi di RSU 479 156 167
Penyusunan Sistem Informasi Rencan Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 III - 43LAPORAN AKHIRD O K U M E N
11 Tenaga Medis di Puskesmas 88 85 93
12 Tenaga Paramedis di Puskesmas
Tenaga Keperawatan di Puskesmas 278 235 234
Tenaga Kebidanan di Puskesmas 448 442 470
Tenaga Kefarmasian di Puskesmas 7 15 18
Tenaga Kesehatan Masyarakat diPuskesmas 1 9 0
Tenaga Sanitarian di Puskesmas 14 14 19
Tenaga Gizi di Puskesmas 21 18 17
Tenaga Keterampilan Fisik di Puskesmas 0 0 0
Tenaga Ketehnisan Medisdi Puskesmas 3 4 8
13 Tenaga Administrasi di Puskesmas 308 209 178
14 Tenaga Medis di Dinas Kesehatan 2 2 2
15 Tenaga Paramedis di Dinas Kesehatan
Tenaga Keperawatan & Kebidanan diDinas Kesehatan 6 6 5
Tenaga Kefarmasian di Dinas Kesehatan 3 3 0
Tenaga Kes. Masyarakat di DinasKesehatan 10 11 7
Tenaga Sanitarian di Dinas Kesehatan 4 7 3
Tenaga Gizi di Dinas Kesehatan 3 2 2
Tenaga Keterampilan Fisik di DinasKesehatan 0 0 0
Tenaga Ketehnisan Medis di DinasKesehatan 0 0 0
16 Tenaga Administrasi di Dinas Kesehatan 27 44 35
Sumber : Banyuwangi Dalam Angka Tahun 2012
Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 IV - 1LAPORAN AKHIRD O K U M E N
Pada Penyusunan Rencana Tata Ruang Kabupaten Banyuwangi 2013, SIG
digunakan sebagai pemutakhiran database, dan alat analisa penggabungan
data dan informasi spasial dan non spasial.
Dalam membuat aplikasi Sistem Informasi Rencana Tata Ruang Kabupaten
Banyuwangi ini dibutuhkan sebuah server web dengan beberapa alat (tool),
bahasa skrip, dan ekstensi khusus. Kali ini diutamakan alat dan ekstensi yang
bersifat gratis dan terbuka (opensource). Beberapa diantara kebutuhan
tersebut ada yang mengikat (wajib adanya) dan beberapa yang lain sifatnya
pilihan (optional).
MAPSERVER
MapServer adalah salah satu alat (pengembang aplikasi Common
Gateaway Interface (CGI)) yang dapat digunakan untuk membangaun
aplikasi SIG berbasis web (web-based GIS). Alat (tool) ini bersifat gratis,
terbuka (open source), didukung oleh banyak pihak dan komunitas yang
besar, mendukung penggunaan di beberapa sistem operasi, didukung oleh
beberapa alat tambahan (sub-tool) dan kerangka kerja (framework) yang
selalu berkembang dan relatif mudah untuk digunakan. Oleh karena itu,
tidak mengherankan jika MapServer banyak digunakan uleh berbagai
pihak (baik komersial maupun non-komersial) termasuk di Indonesia.
ARC GIS 10.1
ArcGIS adalah paket perangkat lunak yang terdiri dari produk perangkat
lunak sistem informasi geografis (SIG) yang diproduksi oleh Esri. ArcGIS
meliputi perangkat lunak berbasis Windows sebagai berikut:
1. ArcReader, yang memungkinkan pengguna menampilkan peta yang
dibuat menggunakan produk ArcGIS lainnya;
2. ArcGIS Desktop, memiliki tiga tingkat lisensi:
ArcView, yang memungkinkan pengguna menampilkan data
spasial, membuat peta berlapis, serta melakukan analisis spasial
dasar;
ANALISIS DAN SISTEM APLIKASISISTEM INFORMASI RTRW
444
Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 IV - 2LAPORAN AKHIRD O K U M E N
ArcEditor, memiliki kemampuan sebagaimana ArcView dengan
tambahan peralatan untuk memanipulasi
berkas shapefile dabgeodatabase;
ArcInfo, memiliki kemampuan sebagaimana ArcEditor dengan
tambahan fungsi manipulasi data, penyuntingan, dan analisis.
Sistem Informasi Rencana Tata Ruang Kabupaten Banyuwangi adalah sebuah
program aplikasi yang memanfaatkan teknologi digital dan memungkinkan
adanya peralihan dari proses monitoring tata ruang yang sebelumnya manual
menjadi digital/komputasi.
Dengan adanya aplikasi ini sangat memungkinkan terciptanya informasi
penataan ruang yang sistematis, akurat, tepat, bisa dimengerti mulai dari
tingkat operasional hingga manajerial, untuk pengendalian pemanfaatan
ruang Kabupaten Banyuwangi dan mendukung Sistem Pengambilan
Keputusan (Decission Support Systems/DSS). Selain itu dengan adanya
database akan mempermudah akses dalam meningkatkan pelayanan
kepada masyarakat.
Dalam membangun aplikasi Sistem Informasi Rencana Tata Ruang Kabupaten
Banyuwangi dibutuhkan beberapa tahap. setiap tahapan mungkin saja tidak
hanya dilakukan dalam lingkungan pemrograman web semata, melainkan
dengan alat-alat (tools) bantu lain yang mendukung percepatan ke arah itu.
4.1 ANALISIS SISTEM
Sistem informasi geografis merupakan sebuah sistem yang akan dijalankan
secara online dengan media internet dengan bahasa pemograman php,
menggunakan database mysql dan menggunakan tampilan dari macromedia
dreamweaver 8, oleh karena itu dibutuhkan beberapa informasi dari sistem
yang telah dijalankan sebelumnya oleh Pemerintah Kabupaten Banyuwangi.
Tujuannya agar sistem yang dibuat sesuai dengan apa yang diinginkan oleh
Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dan tidak menutup kemungkinan sistem ini
bisa dikembangkan menjadi lebih baik dari sebelumnya. Dengan cara
mengetahui sistem sebelumnya yang telah dibuat, maka kita dapat
mengetahui informasi-informasi yang dibutukan untuk membuat sistem ini,
antara lain : dari mana data ini didapat, bagaimana data ini diolah dan
bagaimana bentuk keluaran dari data yang telah diolah tersebut.
4.2 PERANCANGAN SISTEM
Perancangan sistem merupakan aplikasi penerapan dari analisa sistem dalam
bentuk gambar dan diagram dengan tujuan mempermudah memahami
sebuah sistem yang dibuat, antara lain : Sistem Flowchart, Diagram Berjenjang,
Diagram Konteks, Data Flow Diagram, Conceputal Data Model, Physical Data
Model dan tabel-tabel dari kamus data
Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 IV - 3LAPORAN AKHIRD O K U M E N
4.2.1 Flowchart Pemetaan
Flowchart pemetaan yang dibuat, disini terdapat tiga entitas, antara lain :
masyarakat atau pengunjung situs, admin atau pegawai dinas, dan kepala
dinas.
Gambar 4.1 Flowchart Pemetaan
Sistem ini diawali oleh pengunjung yang mendatangi web gis pemkab
Banyuwangi, untuk melakukan pencarian data peta maka disini pengunjung
akan dihadapkan dengan pilihan, peta rencana dan peta tematik.
Jika pengunjung ingin mendapatkan informasi peta rencana, maka
pengunjung akan diarahkan ke tampilan peta rencana, disini pengujung
melakukan filter peta berdasarkan pilihan menu disebelah kanan peta. Setelah
itu pengunjung dapat melakukan penambahan atau pengeditan peta
Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 IV - 4LAPORAN AKHIRD O K U M E N
dengan mensetting besar kecil (Zoom) pada peta atau menambahkan marker
penanda pada peta, lalu peta bisa dicetak sesuai kebutuhan pengunjung.
Sama halnya dengan peta rencana peta tematik juga sama, bagi para
pengunjung yang ingin mendapatakan informasi dari peta tematik.
Bagi admin atau pegawai dinas maka pegawai tersebut diharuskan
melakukan login agar dapat melakukan penambahan atau perubahan data
peta, maka admin akan di hadapkan pada halaman admin yang terdapat
pilihan yang terdiri dari dari edit database peta,review peta dan proses update
file peta (shp) kedalam database peta pada host web sever.
Pada bagian halaman edit database file – file hasil dari editing peta dari
ArcGIS akan di upload dan apa bila peta sudah ada atau hanya melakukan
perubahan maka otomatis database peta terupdate dan jika peta baru
makan akan menambahkan table pada database peta.
Gambar 4.2 Flowchart Update Peta
Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 IV - 5LAPORAN AKHIRD O K U M E N
Pada gambar 4.2 Flowchart pembuatan peta dengan software ArcGIS,
terdapat dua entitas, antara lain : admin atau pegawai dinas, dan kepala
dinas.
Sistem pembuatan peta ini menggambarkan tentang proses pembuatan peta
yang dilakukan admin atau pegawai dinas menggunakan software pemetaan
ArcGIS. Sistem ini dimulai dari admin membuat atau mengedit peta
menggunakan software pemetaan ArcGIS. Setelah pembuatan atau
pengeditan peta selesai, admin dapat memasukkan file peta berupa(sharp
file) atau mengupload file peta tersebut ke web server. Setelah itu web server
akan memproses file tersebut dan mengkonversikan file terserbut kedalam file
database berupa table geometry peta.
Di sisi kepala dinas, kepala dinas akan mendapatkan laporan hasil proses
pembuatan atau perubahan peta yang telah dilakukan oleh pegawai dinas
atau bawahannya, setelah itu kepala dinas akan menerima hardcopy atau
lembar laporan tentang update peta dan juga printout peta yang talah di
update oleng admin atau pegawai dinas tersebut.
4.2.2 Diagram Berjenjang
Pada diagram berjenjang ini, di informasikan bahwa terdapat jenjang proses
dari sebuah data flow diagram, disini pada top atau sistem tertinggi
merupakan gambar proses utama sebuah sistem informasi geografis tata
ruang kota, lalu dibawahnya merupakan proses level 1, level ini merupakan
pemecahan proses yang terjadi pada sistem informasi geografis.
Disini terdapat 5 proses, antara lain : proses login admin, maintenance data
admin,maintenance data peta,maintenance data forum, dan laporan. Pada
level dibawahnya yaitu level 2, terdapat sembilan proses yaitu pemecahan
proses dari maintenance data admin, pemecahan dari proses maintenance
data peta, dan pemecahan dari proses maintenance laporan, pemecahan
dari proses data laporan, pada proses maintenance data admin dibagi
menjadi dua bagian, antara lain : pembuatan admin baru, perubahan data
admin. Pada proses maintenance data peta, dibagi menjadi tiga proses,
antara lain : maintenance data peta dasar, maintenance data peta rencana,
maintenance data peta tematik.
Pada proses maintenance data forum dibagi menjadi dua proses antara lain :
upload jawaban pengunjung, dan peruhaban status topic di forum apakah
masih dibuka atau di tutup. Pada proses laporan terbagi menjadi dua
subproses antara lain : laporan maintenance data peta dan proses laporan
forum diskusi. Pada level 3 di bawah terdapat enam proses diantaranya :
proses upload peta dasar,perubahan data peta dasar, upload peta rencana,
perubahan data peta rencana, upload peta tematik, perubahan peta
tematik.
Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 IV - 6LAPORAN AKHIRD O K U M E N
Gambar 4.3 Diagram Berjenjang
4.2.3 Diagram Konteks DFD Level 0
Diagram data flow diagram level 0 adalah diagram awal sebuah sistem
informasi geografis, didalam diagram tersebut terdapat satu sistem utama dan
tiga entitas, sistem tersebut merupakan sistem informasi geografis, dan entitas
antara lain : pengunjung, admin, dan kepala dinas. Pada bagian pengunjung,
arus data yang masuk ke dalam sistem informasi antara lain : cetak atau lihat
peta dasar, cetak atau lihat peta rencana, cetak atau lihat peta tematik, dan
posting pertanyaan pada forum. Data yang didapat oleh pengunjung antara
lain : info peta dasar, info peta rencana, info peta tematik, info pertanyaan
Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 IV - 7LAPORAN AKHIRD O K U M E N
dan jawaban pada forum. Pada entitas kepala dinas disini, data peta dasar,
data peta rencana, data peta tematik, dan data forum diskusi diarahkan ke
sistem dan kepala dinas mendapatkan cetakan laporan maintenance peta
dasar, laporan peta rencana, laporan peta tematik dan laporan forum diskusi.
Data Profile
Maintenance Profile
Laporan Peta Tematik
Cetak Atau Lihat Peta Tematik
Data Peta Rencana
Data Peta Tematik
Data Peta Tematik
Laporan Peta Rencana
Data Peta Rencana
Laporan Peta Dasar
Laporan Forum
Data Forum
Posting Forum
Cetak Atau Lihat Peta Rencana
Maintenance Forum
Maintenance Peta Tematik
Maintenance User
Data Forum
Data User Login
Maintenance Peta Dasar
Maintenance Peta Rencana
Cetak Atau Lihat Peta Dasar
Data Peta Dasar
Data Peta Dasar
Data Peta Dasar
Data Peta Tematik
Data Peta Rencana
0
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
KEPALA DINAS
PENGUNJUNG
ADMIN
Gambar 4.4 Data Flow Diagram Level 0
Pada entitas admin, disini admin memasukkan data ke dalam sistem informasi
geografis, antara lain : data maintenance user, data manintenance forum,
data maintenance peta dasar, maintenance peta rencana, maintenance
peta tematik, dan data maintenance profile dinas tataruang kota kabupaten.
Sedangkan dari sistem entitas admin mendapatkan data user, data peta
dasar, data peta rencana, data peta tematik, data forum, dan data profile
Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 IV - 8LAPORAN AKHIRD O K U M E N
dinas yang berupa uraian sikat profile pemkab banyuwangi dan kontak yang
bisa dihubungin.
4.2.4 Data Flow Diagram Level 1
Laporan Forum
Laporan Peta Tematik
Data Peta Tematik
Data Peta Rencana
Laporan Peta Rencana
Laporan Peta Dasar
Data Peta Dasar
Posting Forum
Data Forum
Data Peta Tematik
Cetak Atau Lihat Peta Tematik
Data Peta Rencana
Cetak Atau Lihat Peta Rencana
Data Peta Dasar
Cetak Atau Lihat Peta Dasar
Data Profile
Maintenance Profile
Data Forum
Maintenance Forum
Data Peta Tematik
Maintenance Peta Tematik
Data Peta Rencana
Maintenance Peta Rencana
Data Peta Dasar
Maintenance Peta Dasar
Data User Login
Maintenance User
KEPALA DINAS
PENGUNJUNG
ADMIN
1
Maintenance User
Login
2
Maintenance Peta
3
Maintenance
Forum
4
Maintenanace
Profile Dinas
+
5
Lihat Atau Cetak Peta
6
Posting Forum
7
Pembuatan Laporan
Gambar 4.5 Data Flow Diagram Level 1
Data Flow Diagram level 1 merupakan sub sistem dari proses sistem informasi
geografis tata ruang tata wilayah, disini terdapat tuju proses yaitu proses
maintenance user login, maintenance peta , maintenance forum,
Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 IV - 9LAPORAN AKHIRD O K U M E N
maintenance profile dinas, cetak peta, posting forum, laporan dan terdapat
terdapat tiga entitas, antara lain : admin, kepala dinas dan pengunjung.
Pada entitas admin, admin memasukkan beberapa informasi ke dalam
beberapa proses antara lain : maintenance user login, maintenance
peta,maintenance forum, dan maintenance profile. Dan admin mendapatkan
data user login, data peta,data forum , dan profile dinas. Pada entitas kepala
dinas, kepala dinas memaskkan beberapa informasi kedalam proses
pembuatan laporan berupa data peta dasar, data peta rencana, dan data
peta tematik. Kepala dinas mendapatka data laporan dari proses pembuatan
laporan tersebut.
Pada entitas pengunjung, pengunjung mengirimkan beberapa informasi
kepada beberapa proses antara lain : cetak peta, dan posting forum. Pada
entitas pengunjung tersebut, pengunjung memasukkan beberapa data ke
beberapa proses, antara lain cetak peta dasar, cetak peta rencana, cetak
peta tematik, dan posting pertanyaan pada forum diskusi. Dan pengunjung
akan mendapatkan informasi berupa data peta dasar, peta rencana, peta
tematik, dan info forum diskusi.
4.2.5 Data Flow Diagram Level 2
A. Sub Proses Maintenance User Login
Gambar 4.6 Data Flow Diagram Level 1
Pada Gambar 4.6 terdapat dua proses, antara lain proses pembuatan
user baru dan ubah data user. Terdapat satu entitas yaitu entitas admin,
di entitas ini admin memasukkan data user login pada proses pembuatan
user baru lalu data dimasukkan ke dalam database user login dan
mendapat informasi user login, lalu pada proses ubah data user login,
Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 IV - 10LAPORAN AKHIRD O K U M E N
entitas admin memasukkan data ubah user, lalu data tersebut disimpan
dalam database user login
B. Sub Proses Maintenance Peta
Gambar 4.7 Sub Proses Maintenance Peta
Gambar 4.7 diatas merupakan sub proses dari maintenance peta, disini
terdapat entitas admin dan terdapat tiga proses, antara lain : proses
maintenance peta dasar, proses maintenance peta rencana dan proses
maintenance peta tematik. Pada entitas admin, disini arus data yang
masuk ke dalam proses maintenance peta dasar berupa upload peta
dasar dan perubahan data peta dasar. Demikian juga pada kategori
peta yang lainnya arus data peta yang masuk kedalam proses
maintenance peta pada tiap kategori masing - masing.
C. Sub Proses Maintenance Forum
Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 IV - 11LAPORAN AKHIRD O K U M E N
Gambar 4.8 Sub Proses Maintenance Forum
Gambar 4.8 merupakan proses maintenance forum yang terdapat dua
proses yaitu input data jawaban dan proses update status forum. Entitas
admin melakukan input data jawaban dari petanyaan yang sudah
diposting pengunjung lalu admin mendapatkan data info forum, dan
entitas admin juga melakukan update status dari topic forum tersebut
apakan masih open atu belum terselesaikan masalah yang terjadi atau
close sudah terpecahkan dan topic dari forum di tutup. Data jawaban
dari admin maupun pengunjung yang lain disimpan di dalam database
detil forum, sedangkan data pertanyaan disimpan dalam database
forum.
D. Sub Proses Maintenance Profile
Gambar 4.9 Sub Proses Maintenance Profile
Pada Gambar 4.8 Sub Proses maintenance profile terdapat satu entitas
yaitu admin, lalu ada dua proses antara lain, proses penambahan data
profile baru dan update data profile, dimana entitas admin
menambahkan data profile dan mengupdate data profile dinas ke
dalam database profile dinas. Data profile ini berisi tentang kontak dinas
tataruang kota kabupaten banyuwangi.
Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 IV - 12LAPORAN AKHIRD O K U M E N
E. Sub Proses Cetak Peta
Pada Sub Proses Cetak Peta terdapat satu entitas yaitu pengunjung, dan
terdapat tiga proses antara lain : proses cetak peta dasar,cetak peta
rencana dan cetak peta tematik. Pada proses cetak peta dasar entitas
pengunjung memasukkan data peta dasar yang dikehendaki kedalam
system lalu pengunjung akan mendapatkat data peta dasar yang
dikehendaki berupa cetakan (printout) dari peta tersebut. Deminkian pula
untuk kategori peta yang lainnya juga sama.
Gambar 4.10 Sub Proses Maintenance Profile
F. Sub Proses Posting Forum
Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 IV - 13LAPORAN AKHIRD O K U M E N
Gambar 4.11 Sub Proses Posting Forum
Pada Gambar 4.11 Sub Proses Posting Forum, disini terdapat satu entitas
yaitu pengunjung, dan terdapat dua proses antara lain : proses posting
pertanyaan pada forum dan proses upload jawaban pada forum. Pada
proses posting jawaban entitas pengunjung memasukkan data pertanyaan
seputar data peta dan pengunjung akan mendapatkat data forum yang
berupa pertanyaan dan jawaban dari pengunjung lain atau admin,
pengunjung juga dapat memposkan jawaban untuk pertanyaan lainnya.
G. Sub Proses Pembuatan Laporan
Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 IV - 14LAPORAN AKHIRD O K U M E N
Gambar 4.12 Sub Proses Pembuatan Laporan
Pada Gambar 4.12 Sub Proses Pembuatan Laporan, disini terdapat satu entitas
yaitu kepala dinas, dan terdapat empat proses antara lain : proses
pembuatan laporan peta dasar, laporan peta rencana, laporan peta tematik
dan laporan forum. Prose pembuatan laporan peta dasar arus data yang
masuk ke system merupakan data peta yang di reques oleh kepala dinas dan
sistem akan memberikan laporan kepada kepala dinas, demikian halnya pada
kategori peta lainnya.
4.2.6 Conceptual Model
Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 IV - 15LAPORAN AKHIRD O K U M E N
Gambar 4.13 Conceptual Data Model
4.2.7 Physycal Data Model
MAINTENANCE PROFILE
MAINTENANCE PETA T EMATIK
MAINTENANCE PETA RENCANA
MAINTENANCE PETA DASAR
UPDAT E STATUS F ORUM
MEMILIKI
USER LOGIN
USER_ID
PASSWORD
HAK
KETERANGAN
PETA DASAR
ID_DASAR
NAMA
LINK
TGL_SIMPAN
KETERANGAN
PETA RENCANA
ID
NAMA
LINK
TGL_SIMPAN
KETERANGAN
PETA TEMATIK
ID
NAMA
LINK
TGL_SIMPAN
KETERANGAN
FORUM
ID
JUDUL
TOPIK
TGL_POST
KETERANGAN
DETIL FORUM
ID2
JAWABAN
KETERANGAN
PROFILE
ID
NAMA
PROFILE
KETERANGAN
Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 IV - 16LAPORAN AKHIRD O K U M E N
Gambar 4.14 Physycal Data Model
4.2.8 Kamus Data
ID = ID
ID = ID
ID = ID
ID = ID
ID = ID
ID_FORUM = ID_FORUM
USER_LOGIN
ID varchar(50)
PASSWORD varchar(50)
HAK varchar(20)
KETERANGAN long varchar
PETA_DASAR
ID_DASAR integer
ID varchar(50)
NAMA_DASAR varchar(100)
LINK_DASAR long varchar
TGL_SIMPAN_DASAR timestamp
KETERANGAN_DASAR long varchar
PETA_RENCANA
ID_RENCANA integer
ID varchar(50)
NAMA_RENCANA varchar(100)
LINK_RENCANA long varchar
TGL_SIMPAN_RENCANA timestamp
KETERANGAN_RENCANA long varchar
PETA_TEMATIK
ID_TEMATIK integer
ID varchar(50)
NAMA_TEMATIK varchar(100)
LINK_TEMATIK long varchar
TGL_SIMPAN_TEMATIK timestamp
KETERANGAN_TEMATIK long varchar
FORUM
ID_FORUM integer
JUDUL varchar(100)
TOPIK long varchar
TGL_POST timestamp
KETERANGAN_FORUM long varchar
DETIL_FORUM
ID_DETIL integer
ID_FORUM integer
ID varchar(50)
JAWABAN long varchar
KETERANGAN_DETIL long varchar
PROFILE
ID_PROFILE integer
ID varchar(50)
NAMA_PROFILE varchar(100)
PROFILE long varchar
KETERANGAN_PROFILE long varchar
Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 IV - 17LAPORAN AKHIRD O K U M E N
Berikut ini adalah kamus data dari sistem informasi geografis tata ruang tata
kota, terdapat 6 database yang diperlukan dalam pembuatan sistem informasi
ini, berikut ini adalah tabel dan field dari masing-masing database tersebut
1. Tabel userlogin
Nama file : userlogin.MYD
Primary key : userID
Foreign key : -
Jenis tabel : database mysql 5
Fungsi : untuk menyimpan data user
Field Type Keterangan
ID varchar(100)Username identification administrator untuk mengakses data
peta pada website GIS
Password varchar(20)Password administrator untuk mengakses data peta website
GIS
hak varchar(10) Hak akses user untuk mengelola website GIS.
keterangan text Atribut untunk menjelaskan data pada tiap baris.
2. Tabel Peta Dasar
Nama File : petadasar.MYD
Primary key : id
Jenis tabel : database mysql 5
Fungsi : menyimpan dan menampilkan data peta dasar
Field Type Keterangan
id varchar(6)Kode peta berupa nomor yang diberikan untuk masing-
masing jenis peta dasar (primary key)
nama varchar(100) Nama masing-masing jenis peta dasar
link text Alamat URL dari peta agar bisa diakses oleh website
tgl_simpan datetime Tanggal upload,edit data peta
keterangan textField atau kolom tambahan untuk menjelaskan data pada
tiap barisnya.
3. Tabel Peta Rencana
Nama File : petarencana.MYD
Primary key : id
Jenis tabel : database mysql 5
Fungsi : menyimpan dan menampilkan data peta rencana
Field Type Keterangan
id varchar(6)Kode peta berupa nomor yang diberikan untuk masing-
masing jenis peta rencana (primary key)
nama varchar(100) Nama masing-masing jenis peta rencana
link text Alamat URL dari peta agar bisa diakses oleh website
tgl_simpan datetime Tanggal upload atau tanggal edit data peta
keterangan text Field atau kolom tambahan untuk menjelaskan dari data
Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 IV - 18LAPORAN AKHIRD O K U M E N
Field Type Keterangan
pada tiap barisnya.
4. Tabel Peta Tematik
Nama File : petatematik.MYD
Primary key : id
Jenis tabel : database mysql 5
Fungsi : menyimpan dan menampilkan data peta tematik
Field Type Keterangan
id varchar(6)Kode peta berupa nomor yang diberikan untuk masing-
masing jenis peta tematik (primary key)
nama varchar(100) Nama masing-masing jenis peta tematik
link text Alamat URL dari peta agar bisa diakses oleh website
tgl_simpan datetime Tanggal upload,edit data peta
keterangan textField tambahan untuk menjelaskan dari data pada tiap
barisnya.
5. Tabel forum
Nama file : forum.MYD
Primary key : id
Foreign key : -
Jenis tabel : database mysql 5
Fungsi : untuk menyimpan data forum
Field Type Keterangan
id int(11)Kode dari data forum berupa nomor untuk identifikasi forum
diskusi (primary key)
judul varchar(100) Judul dari topik diskusi yang di posting
topik varchar(200)Isi dari pertanyaan yang akan di diskusikan dalam forum di
website.
tgl_simpan datetime Tanggal dimana topic atau pertanyaan di posting ke website.
keteranga
ntext
Field tambahan untuk menjelaskan dari data pada tiap
barisnya.
6. Tabel detilforum
Nama field : detilforum.MYD
Primary key : id
Foreign key : id_forum, id_user
Jenis tabel : databse mysql 5
Fungsi : menyimpan dan menampilkan data tanggapan dari
pertanyaan forum
Field Type Keterangan
id int(11) Kode dari detail forum berupa nomor untuk idenfitikasi detail forum
Penyusunan Sistem Informasi Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 IV - 19LAPORAN AKHIRD O K U M E N
(primary key)
id_forum int(11) Kode forum, field ini diambil dari tabel forum (foreign key)
id_user int(11) Kode user login, field ini diambil dari table user login (foreign key)
tanggapan text Isi dari jawaban pertanyaan pada forum diskusi.
keterangan textMerupakan field tambahan yang berfungsi sebagai catatan untuk
data tiap barisnya.
Penyusunan Sistem Informasi Rencan Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 V - 1LAPORAN AKHIRD O K U M E N
Tahap pertama dari aplikasi Sistem Informasi Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Banyuwangi adalah tahap instalasi, pada bab ini akan dijelaskan
secara umum mengenai panduan operasi kerja yang diantaranya adalah
instalasi My SQL Server. Berikut ini adalah panduan instalasi My SQL Server
sebagai aplikasi pengolah database dari Sistem Informasi Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi:
1.Install MySQL server 5.0
PANDUAN OPERATIONAL SYSTEM
5
Penyusunan Sistem Informasi Rencan Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 V - 2LAPORAN AKHIRD O K U M E N
2. Configurasi Mysql server
3.pilih detailed configurasi
Penyusunan Sistem Informasi Rencan Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 V - 3LAPORAN AKHIRD O K U M E N
4. pilih developer machine
5. pilih next
Penyusunan Sistem Informasi Rencan Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 V - 4LAPORAN AKHIRD O K U M E N
6.pilih decision lalu tekan next
\
7.pilih next (default port 3306)
Penyusunan Sistem Informasi Rencan Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 V - 5LAPORAN AKHIRD O K U M E N
8.pilih next
9. Pilih next
Penyusunan Sistem Informasi Rencan Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 V - 6LAPORAN AKHIRD O K U M E N
10. isikan password root lalu pilih next
11.pilih next lalu pilih finish
Penyusunan Sistem Informasi Rencan Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2013 V - 7LAPORAN AKHIRD O K U M E N
12. copy forder database => folder sigbanyuwangi ke C:\Program Files\MySQL\MySQL Server 5.0\data
Top Related