KONDISI UMUM WAKATOBI
Kepulauan Wakatobi merupakan salah satu gugusan kepulauan yang terdapat di provinsi
Sulawesi Tenggara. Secara geografis Kepulauan Wakatobi berada pada bagian selatan
khatulistiwa yang terletak pada koordinat 123o15’00” - 124o45’00” BT dan 05o15’00” -
06o10’00” LS. Kepulauan Wakatobi terdiri dari 39 pulau, 5 atol, dan 3 gosong. Nama Wakatobi
diambil dari nama empat pulau terbesar yang terdapat dikepulauan ini yaitu Wangi-wangi,
Kaledupa, Tomia, dan Binongko.
Luas wilayah Kabupaten Wakatobi adalah sekitar 19.200 km², terdiri dari daratan seluas
± 823 km² atau hanya sebesar 3,00 persen dan luas perairan (laut) ± 18.377 km2 atau sebesar
97,00 persen dari luas Kabupaten Wakatobi. Atas dasar kondisi tersebut, maka potensi SDA dari
sektor perikanan dan kelautan serta sektor pariwisata berbasis wisata laut/bahari menjadi sektor
andalan daerah Kabupaten Wakatobi.
Kabupaten Wakatobi terdiri dari 8 (delapan) Kecamatan, yaitu Kecamatan Wangi-Wangi,
Wangi-Wangi Selatan, Kaledupa, Kaledupa Selatan, Tomia, Tomia Timur, Binongko dan
Kecamatan Togo Binongko
Kabupaten Wakatobi memiliki ibu kota Wanci yang terdapat di Wangi-wangi. Secara
umum wilayah Wakatobi merupakan wilayah perairan. Adapun batas-batas administrasi
Wakatobi adalah sebagai berikut :
Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Buton dan Muna
Sebelah timur berbatasan dengan Laut Banda
Sebelah selatan berbatasan dengan Laut Flores
Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Buton
Secara umum Kepulauan Wakatobi terbentuk akibat adanya proses geologi berupa geser,
sesar naik, sesar turun, dan lipatan yang tidak bisa dilepaskan dari gaya tektonik. Kawasan
Wakatobi, Buton, Sulawesi, Laut Flores, Laut Banda merupakan kawasan yang mengalami
interaksi antara tiga lempeng tektonik yaitu lempeng Filipina yang terletak di bagian utara
hingga timur laut, lempeng Indo-Australia yang terletak pada bagian selatan, dan lempeng
Eurasia yang terletak pada bagian barat. (Daly, et al 1991)
Kepulauan Wakatobi merupakan gugusan kepulauan yang memiliki tipe topologi yang
landai dan berbukit. Topologi landai terdapat pada ketinggian 3-20 m dpl. Topologi landai
terdapat pada Pulau Wangi-wangi, bagian utara dan selatan Kaledupa, bagian barat dan timur
Pulau Tomia, dan bagian selatan Pulau Binongko. Sedangkan topologi berbukit terdapat pada
ketinggian antara 20-350 m dpl biasanya terdapat pada bagian tengah pulau.
Menurut klasifikasi Schmidt-Fergusson, iklim di Kepulauan Wakatobi termasuk tipe C,
dengan dua musim yaitu musim kemarau (musim timur: April–Agustus) dan musim hujan
(musim barat: September–April). Musim angin barat berlangsung dari bulan Desember sampai
dengan Maret yang ditandai dengan sering terjadi hujan. Musim angin timur berlangsung bulan
Juni sampai dengan September. Peralihan musim yang biasa disebut musim pancaroba terjadi
pada bulan Oktober-November dan bulan April-Mei.
Berdasarkan pencatatan dari Stasiun Meteorologi Kls III Betoambari, curah hujan di
Kepulauan Wakatobi 10 tahun terakhir berkisar antara 0,4-288,2 mm, curah hujan tertinggi
terjadi pada bulan Desember dengan rata-rata mencapai 19,51 mm. Jumlah hari hujan mengikuti
pola jumlah curah hujan dengan kisaran antara 1-19 hari hujan. Suhu udara maksimum berkisar
31,5-34,40C dan suhu udara minimum berkisar pada 22,3-24,90C, dengan kisaran suhu rata-rata
antara 23,7-32,40C. Kelembaban udara antara 71-86%
Sektor Perikanan dan kelautan merupakan sektor unggulan Kabupaten Wakatobi, selain
dari sektor pariwisata. Sebagai Kabupaten yang berbasis pada potensi alamnya, Wakatobi
memiliki hasil perikanan yang memiliki nilai ekonomis tinggi seperti ikan sunu, teripang, gurita,
kerapu, dan lain sebagainya. Selain itu terdapat juga budidaya perikanan yang berupa keramba
dan tambak. Pada umumnya setiap wilayah di Wakatobi berpotensi untuk pengembangan
budidaya perikanan yang berada di sepanjang area pantai pesisir pulau. Wilayah potensial untuk
pengembangan kegiatan budidaya perikanan ialah Kecamatan Wangi-wangi Selatan, Kaledupa,
Kaledupa Selatan, Togo Binongko, Tomia dan Tomia Timur.
Budidaya perikanan yang sudah berkembang diusahakan oleh masyarakat adalah jenis
rumput laut. Rumput laut merupakan hasil laut yang paling banyak di Kabupaten Wakatobi
mencapai 10.917,3 ton pada tahun 2008. Kecamatan Kaledupa memiliki hasil laut tertinggi
sebesar 3.394,3 ton yang sebagian besar berasal dari rumput laut mencapai 2.932,2 ton,
sedangkan kecamatan dengan hasil laut terendah ialah Kecamatan Wangi-Wangi.
Kabupaten Wakatobi memiliki luas laut mencapai 97% (18.377 km2) dari luas total
keseluruhan kabupaten. Jumlah species ikan yang terdapat di perairan Wakatobi tidak kurang
dari 942 jenis ikan. Namun potensi perikanan laut yang melimpah tersebut belum dapat
dimanfaatkan secara maksimal karena keterbatasan teknologi alat tangkap maupun perahu yang
digunakan oleh para nelayan lokal Kabupaten Wakatobi.
Produksi perikanan tangkap mengalami peningkatan yaitu dari 3.932,7 ton pada tahun
2008 menjadi 5.952,5 ton pada tahun 2010, sedangkan produksi perikanan budidaya (rumput
laut) mengalami penurunan dari 10.917,3 ton tahun 2008 menjadi 927,2 ton pada tahun 2010.
Top Related