Komposisi Warna Etnik Dayak Sebagai Pembentuk
Image Budaya pada Olahan Desain Interior Ir. Susy Budi Astuti, MT
Sari Satriani, ST
Desain Interior, Jurusan Desain Produk Industri ITS Surabaya
ABSTRAK
Indonesia merupakan negeri dengan beragam budaya, etnik, dan suku bangsa
yang memiliki ciri dan keunikan yang bergam pula. Dengan keberagaman itulah
banyak etnik di Indonesia yang dapat dijadikan inspirasi dan ide menarik dalam
perancangan karya interior. Keberagaman dan ciri tertentu dari masing-masing
etnik seperti warna, bentuk, motif atau pola dapat dijadikan pembentuk suasana
dan image tersendiri bagi sebuah ruangan. Warna merupakan bagian yang
paling sensitif dalam membentuk suasana, begitu juga warna pada Etnik Dayak,
dapat memberikan image tersendiri bagi etnik tersebut. Pembentukan image
pada interior melalui warna-warna khas Dayak juga ditentukan melalui
komposisi warna yang melekat pada ornamen atau benda-benda etniknya.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
ABSTRACT Indonesia is a country with diverse cultural, ethnic, and tribal nation that has a
character and uniqueness. Whit that much ethnic diversity ini Indonesia, that can
be used as inspiration and interesting ideas in interior design work. Diversity and
specific characteristings of each ethnic such as color, shape, and patterns may
be forming its own atmosphere, as well as color of the Dayak Ethnic, can provide
a separate image for ethnics. Image formation on interior through the typical
colors of Dayak is also determined by the composition of color are attached to
the ornament or ethnic objects.
KEYWORD : Warna, Etnik Dayak, Interior
PENDAHULUAN Etnik atau suku bangsa merupakan suatu golongan manusia yang anggotanya
mengidentifikasikan dirinya dengan sesamanya, Identitas suku pun ditandai oleh
pengakuan dari orang lain akan ciri khas kelompok tersebut dan oleh kesamaan
budaya, bahasa, agama, perilaku atau ciri-ciri biologis1i. Ciri-ciri etnik tertentu
juga dapat dilihat melalui beragam ornamen adat melalui warna, bentuk, atau
pun motif yang dimilikinya.
Warna merupakan hal penting dalam penggolongan sebuah kelompok.Demikian
pula yang terjadi pada identitas etnik di Indonesia. Keragaman etnik di Indonesia
merupakan kekayaan yang menakjubkan. Warna dapat bermakna psikologis,
yang mempersatukan kelompok. Image komposisi warna etnik tertentu ternyata
membawa dampak pada olahan desain interior..
Dalam perancangan interior, warna juga merupakan hal yang sensitif dalam
membentuk suasana dan karakter atau image yang ingin digunakan. Begitu juga
saat Etnik Dayak ingin digunakan sebagai pembentuk image ruangan, maka
penentuan warna dan komposisi yang digunakan sebaiknya memiliki kesesuaian
dengan komposisi dan macam-macam warna apa yang terdapat pada etnik
tersebut.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
PEMBAHASAN Etnik Dayak memiliki beberapa kesamaan maupun perbedaan dengan etnik
lainnya yang dapat dilihat dari ornamen masing-masing. Karakter-karakter etnik
dapat dilihat melalui ragam bentuk, warna, dan motif. Khususnya pada ragam
warna dan komposisi warna dari Etnik Dayak memiliki beberapa karakteristik
yang menonjol dilihat dari beberapa ornamen dari rumah adat dan pakaian adat
serta aksesoris-aksesoris yang digunakan. Maka dari itu perlu dibahas lebih
detail mengenai komposisi dan ragam warna dari masing-masing ornamen
untuk membentuk karakter atau image Dayak dalam perancangan interior.
Etnik Dayak
Dayak adalah orang peribumi pedalaman Kalimantan yang hidup secara
berkelompok, kata “Dayak” itu sendiri merupakan pemberian dari orang Melayu
yang datang ke Kalimantan2.
a. Rumah Adat Dayak Rumah adat Suku Dayak biasa disebut dengan Rumah Panjang atau rumah
kebersamaan, dalam bahasa Dayak pada umumnya di Kalimantan Timur
disebut Lamin3. Bangunan rumah adat Dayak mencerminkan penghuninya
yang memiliki rasa kebersamaan yang tinggi, digambarkan dengan bentuk
bangunannya yang memanjang dengan satu ruang panjang yang digunakan
bersama-sama.
Selain bentuknya yang memanjang, rumah adat Dayak juga dipenuhi dengan
ornamen dan material yang memiliki warna-warna yang menjadi ciri khas
Dayak.
Gambar 1 : Rumah Adat Lamin dan komposisi warnanya 1 http://id.wikipedia.org/wiki/Kelompok_etnik
60% 15% 15% 7% 3%
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
Dari tampak keseluruhan rumah adat terdapat banyak ornamen motif di
sepanjang dinding dan sebagian ukiran di ujung-ujung atapnya. Secara
keseluruhan, khususnya jika dilihat dari luar bangunan, warna coklat tua dari
material kayu ulin menjadi dominan dibandingkan dengan warna putih, kuning,
merah, dan hitam pada motif dinding fasad depannya.
2Satriani,Sari. 2011. Desain Interior Rumah Makan Seafood “Anjungan Indah” Bontang Kuala
yang Bernuansa Bahari. ITS. Surabaya. Hlm 25. 3Pangarsa, Galih Widjil. 2006. Merah Putih Arsitektur Nusantara. Penerbit Andi. Yogyakarta. Hlm
92.
Gambar 2 :
Tampak Fasad Samping Rumah
Lamin dan komposisi warnanya
Gambar.2 menjelaskan bahwa komposisi warna dan ragam warna pada
bagian samping rumah sama dengan yang terjadi pada bagian depan rumah,
warna coklat dari material ulin yang mendominasi.
60%
15%
15%
7%
3%
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
Gambar 3 : Ornamen pada Dinding Dalam
Rumah Adat dan komposisi
warnanya
Perbedaan komposisi warna pada dinding bagian dalam rumah adat sangat
berbeda dengan komposisi wara dinding luar. Perpaduan warna pada motif
Dayak pada dinding dalam didominasi warna hitam dan kuning. Adapun warna
merah, putih, dan hijau menjadi aksen saja.
Gambar 3 : Ornamen Ukiran pada Kolom Penyangga dan komposisi warnanya
30%
30%
20%
15%
5%
35% 35% 20% 5% 5%
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
Berbeda lagi dengan komposisi warna pada ornamen ukiran di setiap kolom
penyangga bangunan, dominasi warna hitam digantikan dengan putih dan
kuning. Namun ragam warna yang terjadi tetap sama seperti pada dinding
yaitu putih, kuning, hitam, merah, dan hijau.
Gambar 4 : Interior Keseluruhan Rumah Adat Dayak
Dari keseluruhan bagian rumah adat dan beberapa ornamennya, dapat
disimpulkan bahwa persentase warna coklat mendominasi bangunan, diikuti
warna kuning, putih, hitam, merah, dan hijau.
Gambar 5 : Perkiraan Persentase Komposisi Warna Pada Rumah Adat Dayak
b. Pakaian Adat Dayak Pakaian adat Suku Dayak terlihat tidak jauh berbeda pada motif dan warna
dengan ornamen-ornamen yang melekat di rumah adatnya. Hanya saja
komposisi warna sedikit berubah, tidak didominasi lagi oleh warna coklat yang
ditimbulakan oleh material kayu ulin yang digunakan.
Pakaian adat Suku Dayak terdiri dari banyak bagian dan aksesoris-aksesoris
yang digunakan yaitu topi, pakaian bagian atas, pakaian bagian bawah, anting
untuk perempuan, gelang, mandau untuk laki-laki, perisai untuk laki-laki.
40% 20% 3% 7% 20% 10%
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
Gambar 6 : Pakaian Adat Wanita Dayak dan komposisi warnanya
Gambar 6 merupakan gambaran pakaian adat wanita Suku Dayak, dengan
atasan berupa rompi dan bawahan rok. Motif yang terdapat pada pakaian
wanita ini memenuhi seluruh bagian pakaian, mulai motif-motif besar hingga
kombinasi motif kecil. Dengan motifnya yang penuh ini juga dapat
mempengaruhi komposisi warna serta ragam warna yang mengalami
perubahan tidak seperti pada bangunan rumah adat.
Ada beberapa kesamaan kombinasi warna, yaitu hitam, kuning, dan putih
tetap tampak paling mencolok dan menjadi warna utama. Pada pakaian
wanita di atas tampak warna-warna baru yang muncul, yaitu biru, merah
jambu, dan jingga. Dengan perbandingan persentase yang sama antara biru
dan hijau yaitu sekitar 10% serta antara jingga dan merah jambu yaitu sekitar
5%.
35%
20%
15%
5%
5%
10%
10%
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
Gambar 7 : Pakaian Adat Pria Dayak dan komposisi warnanya
Pakaian adat pria Dayak pada gambar 7 berbeda dengan pakaian adat
wanita. Perbedaan terlihat dari material yang digunakan, yaitu menggunakan
kulit binatang sebagai rompi atau pakaian bagian atasnya. Selain perbedaan
material, motif yang digunakan pada pakaian pria tidak sebanyak yang
digunakan di pakaian wanita. Motif digunakan hanya pada bagian kerah
hingga dada dan sedikit di bagian bawah, sangat berbeda pada pakaian
wanita yang motifnya terdapat diseluruh bagian, atas hingga bawah.
Karena menggunakan material kulit binatang, hal ini berpengaruh pula pada
komposisi warna yang ditimbulkan. Terdapat warna coklat yang mendominasi,
persentasenya setara dengan warna hitam. Karena penggunaan pola atau
motif yang tidak terlalu banyak pada pakaian pria ini, menyebabkan komposisi
warna lain (selain hitam dan kuning) persentasenya menjadi setara, sekitar
5%.
35%
35%
10%
5%
5%
5%
5%
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
Gambar 8 : Topi pada Pakaian Adat dan komposisi warnanya
Topi adat pada seperti yang terlihat pada gambar memiliki ciri khas dan unik,
motif yang digunakan tidak hanya sulur-sulur lengkung khas Dayak, tetapi
terpusat pada gambaran kepala suku. Selain itu, topi adat Dayak banyak
menggunakan bulu-bulu binatang, seperti bulu burung Rangkok atau
Enggang. Material lain yang digunakan adalah manik-manik kecil khas Suku
Dayak yang di dirangkai sehingga membentuk motif-motif Dayak.
Penggunaan material ini juga berpengaruh pada kombinasi, komposisi warna
pada topi. Bulu-bulu yang digunakan di bagian atas topi menjadikan warna
putih sebagai dominan. Sedangkan warna hitam, merah, dan kuning memiliki
kedudukan yang setara satu sama lainnya, yakni berkisar masing-masing
20%.
Jika diperhatikan, warna-warna yang muncul pada topi Dayak umumnya
adalah warna-warna pokok yang selalu ada pada setiap ornamen adat Dayak
seperti ornament ukiran pada rumah adat dan pakaian adat.
Gambar 9 : Aksesoris Anting pada Wanita Dayak
40% 20% 20% 20%
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
Aksesoris anting yang digunakan wanita-wanita Dayak seperti pada gambar 8
merupakan anting-anting berupa ring yang jumlahnya lebih dari satu dan
selalu bertambah. Dahulu wanita Dayak masih menggunakan adat ini,
sehingga daun telinganya dapat memanjang hingga bahu, namun seiring
berjalannya waktu gadis-gadis muda Dayak hanya menggunakan imitasi atau
anting buatan yang menyerupai telinga panjang seperti wanita terdahulunya.
Material yang digunakan pada anting-anting adalah material logam.
Penggunaan material logam ini tidak menggunakan finishing cat atau
rangkaian manik-manik lagi, sehingga hanya warna asli logam saja yang
terlihat.
Gambar 10 : Aksesoris Gelang pada Pakaian Adat Wanita
Seperti halnya pada anting-anting yang digunakan wanita Dayak, gelang yang
digunakan juga menggunakan material unik tanpa finishing cat, yaitu
menggunakan material tulang binatang.
Penggunaan material tulang ini menjadikan gelang yang digunakan sebagai
pelengkap pakaian adat ini hanya berwarna putih.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
Gambar 11 : Mandau Dayak
Mandau seperti yang ada pada gambar 11 merupakan salah satu alat perang
suku Dayak. Selain digunakan sebagai senjata, Mandau juga digunakan
sebagai aksesoris pakaian adat dalam salah satu tarian tradisional Suku
Dayak.
Mandau memiliki sarung atau tempat yang menggunakan material kayu.
Dan pada ujung bagian pegangannya menggunakan bulu atau rambut
bintang. Material-material ini yang membentuk suatu komposisi warna, yaitu
coklat, hitam dan merah.
Coklat karena material selubung atau sarung yang digunakan adalah
kayu, maka coklat mendominasi dengan persentase sekitar 80%. Sedangkan
hitam berasal dari warna bulu atau rambut binatang setara dengan warna
merah dari cat, yaitu masing-masing berkisar antara 10%.
Warna dominasi coklat diulangi lagi pada Mandau, selain pada pakaian
atas pria Dayak.Selain Mandau, ada juga perisai yang merupakan alat perang
lainnya juga aksesoris dalam menari tradisional. Mandau dan perisai hanya
digunakan oleh laki-laki Suku Dayak.
80%
10%
10%
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
Gambar 12 : Salah Satu Pertunjukan Tari Tradisional Dayak
Dari gambar 12 terlihat bahwa Mandau dan perisai Dayak juga digunakan
pada pertunjukan tari tradisional yang dibawakan oleh pria-pria Dayak.
Gambar 13 : Perisai Dayak dan komposisi warnanya
Komposisi warna pada perisai hampir sama dengan komposisi warna yang
terjadi pada pakaian adat wanita Dayak. Perisai dipenuhi dengan motif-motif
sulur Dayak, menggunakan warna yang lebih beragam dibandingkan dengan
Mandau.
40% 17,5% 17,5% 10% 10% 5%
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
Seperti ornamen-ornamen sebelumnya, warna hitam, kuning, putih, dan
merah selalu ada, meskipun terkadang ada warna-warna lainnya seperti hijau
dan jingga. Pada perisai, warna yang mendominasi adalah hitam, sekitar 40%
dari keseluruhan warna yang ada. Hitam mendominasi karena menjadi
background atau warna dasar.
Dari keseluruhan komposisi warna yang ditimbulkan pakaian adat Suku Dayak
dapat disimpulkan bahwa muncul warna-warna baru meskipun persentase
warna sebelumnya lebih besar. Komposisi warna dari pakaian adat dapat
dilihat seperti diagram berikut.
Gambar 14 : Persentase Komposisi Warna pada Pakaian Adat Dayak
Warna yang ditimbulkan dari rumah adat dan pakaian adat tentunya memiliki
kesamaan dan perbedaan. Kesamaan serta komposisi dari keduanya dapat
dilihat pada tabel persentase komposisi warna berikut.
Tabel 1 : Persentase Perbandingan Komposisi Warna Lamin dan Pakaian Adat
Dari tabel 1 di atas bias disimpulkan bahwa tidak semua warna yg ada pada
pakaian adat juga ada pada Lamin. Lamin atau rumah adat didominasi warna
coklat, kemudian kuning, putih, hitam, merah, dan sedikit warna hijau.
Sedangkan pakaian adat memiliki komposisi warna lebih beragam yaitu
didominasi warna hitam, kemudian kuning, coklat, merah, putih, dan sedikit
warna jingga, hijau, biru, dan merah jambu. Dari sekian banyak warna pada
ornamen Dayak, warna-warna yang paling sering hadir adalah coklat, hitam,
kuning, putih, dan merah.
c. Penerapan Komposisi Warna Etnik Dayak pada Olahan Desain Interior Dari pembahasan komposisi warna dan ragam warna yang dihadirkan dari
rumah adat dan pakaian adat Suku Dayak, dapat ditarik kesimpulan warna
dominan adalah coklat, hitam, dan kuning, sedangkan aksennya adalah warna
Lamin 10% 20% 40% 7% 20% 0% 3% 0% 0%
Pakaian 30% 15% 15% 10% 10% 5% 5% 5% 5%
30% 15% 15% 10% 10% 5% 5% 5% 5%
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
putih dan merah. Dari 5 warna tersebut memungkinkan bahwa sebuah olahan
desain interior dapat memberikan image tersendiri tentang Etnik Dayak.
Olahan desain interior dengan tema Etnik Dayak salah satu contohnya adalah
Bandara International Sepinggan Balikpapan. Bandara Sepinggan saat ini di
bagi dalam dua sisi bangunan yaitu bangunan lama yang maih sangat kental
dengan Etnik Dayak-nya serta bangunan baru yang menggunakan tema lebih
modern namun masih menuangkan unsur-unsur budaya Dayak.
Gambar 15 : Interior Bandara Sepinggan Lama, Ruang Check in dan Ruang Tunggu
Gambar 16 : Eksterior Bandara Sepinggan Lama, Ruang Tunggu Luar
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
Gambar 17 : Eksterior Bandara Sepinggan Lama, Plafon Ruang Tunggu Luar
Rancangan interior pada bandara Sepinggan bangunan lama masih sangat
kental tema Etnik Dayak. Hal ini dilihat dari material kayu yang mendominasi,
material kayu digunakan di seluruh bahian plafon dan melapisi kolom-kolom.
Ukiran-ukiran motif Dayak yang masih tradisional pada pilar-pilar kolom yang
menjadikannya point of interest.
Dominasi material kayu hampir di semua bagian menjadikan permainan warna
etnik pada ornamen rumah adat dan pakaian adat yang sebenarnya tidak
begitu tampak. Jika pada rumah adat ukiran-ukiran diwarnai dengan warna-
warna kuning, putting, hitam, dan merah, pada ukiran kolom hanya
menggunakan finishing plitur. Warna hitam dan putih di munculkan pada
lampu dan lantainya, sedangkan kuning hanya hadir pada lighting.
Gambar 18 : Interior Ruang Tunggu Bandara Sepinggan Baru
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
Dari gambar 18 dapat dilihat perbedaan bangunan bandara Sepinggan lama
dengan bangunan bandara Sepinggan yang baru. Desain yang digunakan
untuk interior Sepinggan baru lebih modern, meskipun masih menyelipkan
unsur-unsur etnik di dalamnya. Hal ini dilihat dari material yang digunakan,
Sepinggan baru banyak menggunakan kaca dan pada plafonnya tidak lagi
menggunakan kayu seperti di Sepinggan lama. Selain dari segi material,
bentukan yang diciptakan di Sepinggan baru juga bentukan simple, garis
lurus, kolom-kolom persegi tanpa olahan.
Sedangkan komposisi warna yang digunakan di Sepinggan baru sudah mulai
bervariasi, meskipun warna coklat dari material kayu sudah ditinggalkan.
Warna merah di hadirkan pada kursi, hitam hadir melalui kusen jendela kaca,
sedangkan putih pada dinding, lantai, dan motif sulur Dayak sebagai tralis
jendela.
DAFTAR RUJUKAN
Buku Pangarsa, Galih Widjil. 2006. Merah Putih Arsitektur Nusantara. Penerbit
Andi. Yogyakarta. Conference Proceedings Satriani, Sari. Januari 2011. Desain Interior Rumah Makan Seafood
“Anjungan Indah” Bontang Kuala yang Bernuansa Bahari. ITS. Surabaya.
Website 15-11-2011.Kelompok Etnik. Creative Commons. http://id.wikipedia.org.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
Top Related