Download - KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Transcript
Page 1: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

KOLON - REKTUM dan ANUS

SUDJATMIKOLaboratorium Ilmu Bedah

Fakultas Kedokteran

Universitas Airlangga

Page 2: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Anatomi

Usus besar dimulai dari ileo-caecal junction sampai anus.

Terbagi atas– Sekum– Kolon asenden– Kolon transversum– Kolon desenden– Sigmoid– Rektum– Anus

Panjang rata-rata usus besar 135-150 cmDiameter terbesar sekum ( 8,5 cm )Diameter terkecil sigmoid ( 2,5 cm )

Page 3: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Tanda Kolon

Tenia yang merupakan lapisan otot longitudinal

Haustra ( sakulasi ) Apendiks epiploika.

Page 4: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Fisiologi

Fungsi Usus Besar1. Menyerap air, vitamin, mineral

2. Ekskresi mukus

3. Menyimpan feses

4. Mendorong feses

Page 5: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Pemeriksaan dan Diagnosis

Anamnesis• Pola defeksi• Frekuensi• Konsistensi• Kaliber• Hematokesia• Tenesmus• Konstipasi

Page 6: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Pemeriksaan dan Diagnosis

Pemeriksaan Laboratorium• Hemoglobin• Test darah tersamar

• Kolon albumin• Carcino embryonik antigen ( CEA )

Page 7: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Pemeriksaan dan Diagnosis

Pemeriksaan Radiologik

• Foto polos abdomen

• Foto kontras barium

• Foto barium kontras ganda

Page 8: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Pemeriksaan dan Diagnosis

Pemeriksaan endoskopi

• ProktoskopiDeteksi kelainan 8 – 10 cm dari anus

• RektosigmoidoskopiDeteksi kelainan 20 – 25 cm dari anus

• KolonoskopiDapat mencapai seluruh kolon

Page 9: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Pemeriksaan dan Diagnosis

Manfaat Kolonoskopi1. Diagnostik

2. Biopsi untuk kofirmasi

3. Ekstirpasi polip

4. Mengelola perdarahan

5. Follow up kelainan kolon

6. Deteksi dini kanker atau skrening proses lain

7. Dilatasi anastomose

8. Mengambil benda asing

Page 10: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Pemeriksaan dan Diagnosis

Pemeriksaan Lain ( bila diperlukan )

Intra Venous Pyelography ( IVP ) Ultrasonography ( USG ) Computerized Tomography Scanning ( CTScan ) Magnetic Resonance Imaging ( MRI )

Tujuan Menilai infiltrasi dan metastase tumor Menilai resektabilitas tumor

Page 11: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Divertikel Kolon

Page 12: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Definisi

• Protrusi dinding kolon• Berbentuk kantong

dengan leher sempit• Besarnya beberapa

milimeter sampai dua sentimeter

• Divertikel sejati ( true diverticle )

Kantong terdiri dari semua / seluruh lapisan dinding kolon• Divertikel palsu ( false diverticle )

Kantong hanya terdiri dari lapisan mukosa dan submukosa

Page 13: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Patogenesis

Sering ditemukan dikolon, terutama sigmoid

Divertikel sigmoid disebut divertikel pulsi

Penyebab• Tekanan intra luminal yang tinggi• Defek dinding kolon pada tempat keluarnya

arteri ke appendiks epiploika• Tekanan intra lumen tergantung kepadatan

feses

Page 14: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Gambaran Klinik

• 80 % tanpa gejala• Keluhan :

• Nyeri• Obstipasi• Diare• Gangguan motilitas usus

• Gejala jelas bila ada komplikasi• Pemeriksaan foto barium dapat membantu

diagnosa• Pemeriksaan endoskopi untuk diagnosa

Page 15: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Divertikulitis

• Radang akut dari divertikel• Disebabkan retensi feses• Gejala klinik :

• Nyeri lokal• Serangan akut• Konstipasi• Diare

• Pemeriksaan foto barium dan endoskopi dilakukan setelah proses akut reda

Page 16: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Divertikulitis Peridivertikulitis Abses Perforasi Peritonitis Fistula entero-kolo -vesikal Perdarahan Obstruksi karena fibrosis pasca radang

Komplikasi Divertikel Kolon

Page 17: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Terapi

1. Tanpa keluhan tidak perlu terapi

2. Fase akut– Puasa– Cairan parenteral– Pemasangan pipa lambung– Antibiotika sistemik– Analgetika

3. Fase tenang– Reseksi kolon– Reseksi sigmoid metode Hartmann

Page 18: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Terapi

4. Terapi bedah diperlukan bila timbul komplikasi :• Perforasi• Perdarahan hebat• Fistula• Obstruksi

Page 19: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Inflammatory Bowel Diseases

Page 20: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Dua penyakit yang sering dijumpai :• Penyakit Crohn• Kolitis ulserativa

Kedua penyakit ini banyak dijumpai dinegara Eropa

dan Amerika. Saat ini insiden penyakit ini menunjukpeningkatan di Indonesia

Inflammatory Bowel Diseases

Page 21: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Penyakit Crohn

Page 22: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Penyakit Crohn (Regional Enteritis)

• Penyakit radang granulomatik gastrointestinal

• Bersifat kronik progresif

• Terutama orang muda

Page 23: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Etiologi

• Belum jelas.• Pendapat akhir merupakan kelainan genetik dengan

faktor eksternal sebagai antigen• Terjadi reaksi inflamasi menyebabkan kerusakan

mukosa sampai seluruh tebal dinding usus disertai penebalan mesenterium.

• Mengenai ileum distal (75%) usus besar dan gastrointestinal yang lain.

• Staduium lanjut mukosa berbenjol karena jaringan granulasi diselingi mukosa yang normanl (cobble stone appearance)

• Dinding usus menebal dengan lumen yang menyempit.

Page 24: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Gejala

• Diare (90%), jarang disertai darah. Perdarahan vang terjadi bila mengenai usus besar.

• Nyeri dengan kolik yang berulang (eksaserbasi akut)• Malnutrisi, anemia, penurunan berat badan.• Kelainan anorektal seperti fisura, fistula dan abses

perirektal.• Masa abdomen kanan bawah.

Page 25: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Pemeriksaan Penunjang

• Laboratorium :

Tidak spesifik.

• Radiologik :

Penebalan dinding usus (Entero clysis), striktur , cobble stone.

• Endoskopi :

Aphtae dengan tukak longitudinal.

Page 26: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Indikasi Operasi

• Obstruksi• Perforasi• Fistula

Page 27: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Terapi

• Steroid : • Prednison 0,25 – 0,75 mg/Hari ,• Prednisolon.

• Sulfasalazine : 1 g/15kg/Hari.• Immunosuppresive :

• Azothioprine, • Mercaptopurine• Cyclosporine.

• Elementary Diet : • Pada serangan akut.

Page 28: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Surveilan

• Kolonoskopi tiap 1 – 2 tahun• Kecurigaan bila timbul displasia epitel• Angka kekambuhan tinggi, terutama pada

usia muda

Page 29: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Kolitis Ulseratif

Page 30: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Kolitis Ulseratif

• Penyakit radang granulomatik terutama usus besar

• Penyakit genetik dengan manifestasi berbeda

• Mengenai usia muda 15-30 tahun dan usia tua 60 sampai 80 tahun

• Mengenai seluruh kolon (pan kolitis), terutama rektum

• Radang menjalar secara horisontal pada submukosa dan membentuk tukak.

Page 31: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Gejala Klinis

• Gejala utama perdarahan (80%) disertai• Diare (50%) dapat disertai pus• Nyeri, kolik• Dapat mengalami perforasi

peritonitis

Page 32: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Pemeriksaan Penunjang

Radiologik : • Hilangnya haustra (Stiff pipe)• Gambaran pseudo polyp

Sigmoidoskopi • Mukosa rektum granulasi dan mudah berdarah.

Page 33: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Terapi

• Sulfasalazin : 2 – 8 g/hari/p.o.• Serangan hebat :

• Hydrocortisone 100-300 mg/hari • Prednisolon 20-80 mg/hari

• Diet tinggi serat• Prebiotik bakteri asam laktat

Page 34: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Indikasi Bedah

• Fase akut atau perforasi• Kasus kronis dan resisten terhadap steriod• Tindakan bedah yang dilakukan proktokolektomi

dengan ileo-anal anastomosis• Perlu surveilan karena resiko keganasan bila terjadi

displasia epitel

Page 35: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Differential Diagnosis antara Kolitis Ulceratif dengan Penyakit Crohn

Pemerikasaan Penyakit Crohn Kolitis Ulseratif

Bloody Stool Rare Common

Abdominal Pain Common Rare

Involvement Of Rectum Rare (20%) Always

Perianal Lesion Common Rare

Fistulae Common Rare

Toxic Dilatation Rare Rare

Recurrent After Curative Surgery Common No

Endoscopy:

•Aphtha Common No

•Longitudinal Involvement Common No

•Continuous Involvement Rare Regular

•Involvement Of Terminal Ileum Common (80%) No

•Epithelial Cell Granulomas Present (40%) No

Page 36: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Polip

Page 37: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Polip

• Merupakan neoplasma jinak yang berasal dari epitel mukosa

• Terbanyak dikolon dan rektum• Berupa bentukan bertangkai maupun tidak

bertangkai (sesile)• Ada yang berpotensi ganas

Page 38: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Gejala Klinik

• Sering tanpa gejala• Perdarahan dan anemia• Perubahan pola defikasi• Komplikasi obstruksi

Page 39: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Diagnosis

• Colok dubur• Foto barium kontras ganda • Endoskopi

• Proktoskopi• Sigmoidoskopi• Kolonoskopi

Page 40: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Polip Juvenilis

Insiden pada anak usia sekitar 5 tahun Ditemukan pada seluruh bagian kolon Biasanya dapat regresi spontan Gejala klinik

• Perdarahan spontan• Kadang disertai lendir

Selalu bertangkai, sering menonjol keluar Terapi tidak perlu agresif

Page 41: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Polipoid Skirus Ulseratif

Makroskopis

Page 42: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Polip Adenomatosa

• Insiden didapatkan pada usia > 20 tahun• Insiden meningkat dengan meningkatnya usia• Letak 70 % pada sigmoid dan rektum• Sifat premaligna• Harus dilakukan operasi

Page 43: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Poliposis Kolon (Familial Poliposis)

Herediter Polip majemuk Tersebar pada seluruh kolon Potensial ganas ( 60 % kasus ) Insiden pria = wanita Diagnosa ditegakkan

berdasarkan• Riwayat polip pada keluarga• Foto barium • Endoskopi

Pencegahan :• Pemeriksaan berkala pada

keluarga yang beresiko

Page 44: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Poliposis Kolon

Sindroma Gardner• Heriditer• Polip majemuk• Osteoma mandibula, calvaria• Tumor jaringan lunak• Potensial maligna

Page 45: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Karsinoma Kolon dan Rektum

Page 46: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Epidemiologi

• Keganasan peringkat ke-3 di USA• Di Indonesia (BKKI)

– Karsinoma kolon peringkat ke-7– Karsinoma rektum peringkat ke-10– Karsinoma kolo rektal peringkat ke-6

• Insiden pria sama dengan wanita• Insiden cenderung pada usia lebih muda

Page 47: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Mikroskopis

1. Adeno Karsinoma– Diferensiasi baik– Diferensiasi sedang– Diferensiasi jelek

2. Leiomiosarkoma3. Limfoma maligma

Page 48: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Etiologi

Belum diketahui pasti Faktor prediposisi

• Polip adenomatosa• Poliposis• Radang kolon kronis

Faktor diet• Kaya lemak• Rendah serat

Faktor genetik

Page 49: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Karsinogenik

Asam Empedu Sekunder

Diet Lemak

LemakKolesterolAsam Empedu

Sterol (pada kolon)

Bakteri AnaerobSintesa

Hepar

Page 50: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Distribusi

Terbanyak pada rektum

Kecenderungan Karsinoma rektum Karsinoma kolon asenden

Page 51: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Diagnosis

ANAMNESA Perubahan pola defikasi Frekuensi Konsistensi tinja Konstipasi Kaliber Berak lendir dan hematokesia Tenesmus Nyeri perut

• kolik• menetap

Page 52: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Diagnosis

PEMERIKSAAN FISIK Anemia Massa dirongga abdomen Tanda obstruksi Darah dan lendir pada colok dubur Penurunan berat badan

PEMERIKSAAN LABORATORIUM Test darah tersamar Test kolon albumin Carcino embryonic antigen (CEA)

Page 53: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Diagnosis

Pemeriksaan Penunjang Foto Kolon

• Barium enema dan kontras ganda

Ultra Sonogafi• Identifikasi metastase• Menilai reseklabilitas

Intra Venous Pyelography (IVP)• Menilai infiltrasi ke sistem urinari

Thoraks Foto• Metastase paru

Page 54: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Pemeriksaan Penunjang

Endoskopi Proktoskopi

• Deteksi kelainan 8-10 cm dari anus• Polip rekti• Hemorhoid• Karsinoma rektum

Sigmoidoskopi• Mencapai 20 – 25 cm dari anus• Diagnostik• Kauterisasi

Kolonoskopi• Dapat mencapai sekum

Page 55: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Karsinoma Kolon Kanan

Nyeri tumpul Teraba massa pada 1/3 kasus Anemia Sering diare Sifat tumor

• Fungating• Besar ulserasi rapuh

Page 56: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Karsinoma Kolon Kiri

Keluhan yang sering konstipasi Kadang dapat juga diare

Keluhan kaliber feses megecil Keluhan obstruksi Sifat tumor

• Tumbuh anuler dan konstrikting sehingga menyebabkan obstruksi

Page 57: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Karsinoma Rektum

Berak darah dan lendir Tenesmus Sering didiagnosa sebagai

hemorhoid Sifat tumor

• Ulseratif• Vegetatif• Infiltratif

Diagnosa• Colok dubur• Proktoskopi• Sigmodoskopi

Page 58: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Stadium

DUKES (1932) menciptakan stadium patologi berdasar: Kedalaman invasi dinding kolon Adanya metastase kelenjar

Stadium menurut DUKES populer karena : Mudah dilakukan Mudah diingat Mudah dimengerti Praktis

Page 59: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Stadium Menurut Dukes (Modifikasi)

Dukes A : Mukosa dan muskularis mukosa Kelenjar negatip

Dukes B : Seluruh dinding kolon Kelenjar negatip

Dukes C1 : Seluruh dinding kolon Kelenjar sekitar kolon positip

Dukes C2 : Kelenjar pangkal pembuluh darah positip

Dukes D : Metastase ke organ yang berdekatan Metastase jauh (hepar, paru)

Page 60: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Stage Grouping (TNM)(IUCC – International Union Against Cancer)

T N M Dukes

Stage 0 Tis N0 M0

Stage I T1 N0 M0 A

T2 N0 M0

Stage II T3 N0 M0 B

T4 N0 M0

Stage III Any T N1 M0 C

Any T N2, N3 M0

Stage IV Any T Any N M1 D

Page 61: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Penyebaran

1. Penyebaran langsung ke organ sekitar tumor2. Hematogen : sistem porta hepar sistemik paru3. Limfogen:

kelenjar para kolonkelenjar meso kolonkelenjar para aorta

4. Trans peritoneumrongga peritoneum disebut abdominal karsinomatosis

5. Intra lumenJarang terjadi pada mukosa yang utuh

Page 62: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Pembedahan

Kolon Kanan : Hemikolektomi kanan Ileo -

Transverostomi

Kolon Kiri : Hemikolektomi kiri Kolo -

Sigmoidostomi

Kolon Transversum : Kolotransvesectomi Kolo

Kolostomi

Kolon Sigmoid : Reseksi Anterior Kolo -

Rektostomi

Rektum Letak Tinggi Reseksi Anterior Kolo -

Rektostomi

Rektum Letak Rendah Reseksi Abdomino Perineal Dengan

Permanen Kolostomi (Operasi Miles)

Page 63: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Pembedahan Paliatif

Reseksi tumor dan anastomosis By pass (pintas usus) Kolostomi diversi

Tindakan operasi paliatif bertujuan mengatasi

keluhan tetapi tidak merubah jalannya penyakit

Page 64: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Pengobatan Penunjang (Adjuvant)

1. Radiasi Pra bedah Pasca bedah Kombinasi ( sandwich )

2. Kemoterapi Obat tunggal : 5 fluorouracil Obat kombinasi :

5 fluorouracil Levamizol Calcium leucovorin Irinotecan

3. Kombinasi : Kemo - Radiasi

Page 65: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Prognosa

Tergantung pada1. Stadium penyakit

2. Diferensiasi patologi

3. Komplikasi yang ditimbulkan

4. Penyakit sekunder yang menyertai

Page 66: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Ketahanan Hidup 5 Tahun

Dukes 5 YSR

A 97-100%

B 80%

C1 60%

C2 35%

D <5%

Page 67: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Deteksi Dini

Dilakukan dengan skrining pada golongan resiko tinggi1. Penderita dengan familial adenomatous polip

- skrining dimulai pada usia pubertas2. Penderita dengan hereditary non poliposis colorectal

cancer (HNPCC)- skrining dimulai pada usia 21 tahun

3. Penderita dengan penyakit infeksi usus (ulcerative colitis)- skrining 7-8 tahun setelah diagnosa

4. Ada riwayat keluarga yang menderita kanker atau kondisi pre maligna yang lain- skrining dimulai pada usia 30 tahun

Page 68: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Follow Up

Kekambuhan sering pada 2 tahun pertama Perlu follow up

1. Ba inloop tiap 3 bulan2. Kolonoskopi tiap tahun3. Thoraks foto4. Darah lengkap dan fungsi hati tiap 6 bulan5. CEA –-> 2 tahun pertama tiap 2 bulan dan 2 tahun berikut

tiap 4 bulanCEA kekambuhan imaging

kondisi lain

Page 69: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Penyakit pre–Maligna pada Kolon dan Rektum

1. Adenoma diameter diatas 1 cm kemungkinan maligna

2. Familial adenomatous poliposis

3. Non poliposis hereditary colon cancer (HNPCC)

4. Inflamatory bowel diseases

5. Irradiation proctocolitis

Page 70: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Hemoroid

Page 71: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Pelebaran vena pleksus hemoroidalis

• Hemoroid Interna Pelebaran pleksus v. hemoroidalis

superior Diliputi mukosa Posisi kanan depan, kanan belakang dan

kiri lateral (jam 3 – 7 – 11)

Drenase ke vena hemoroidalis superior selanjutnya ke vena porta

• Hemoroid Eksterna Pelebaran pleksus vena hemoroidalis

inferior Dibawah garis muko kutan Diliputi epitel anus Drenase kevena sistemik selanjutnya ke

vena cava

Hemoroid

Page 72: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Etiologi

Simptomatik Tekanan perut meningkat vena melebar,berkelok-

kelok menonjol

Faktor Penyebab : Mengejan Konstipasi Kehamilan Obesitas

Page 73: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Gejala

Perdarahan saat defikasi Darah merah segar, tidak bercampur feses Anemia Prolap saat defikasi Iritasi perianal pruritus ani Nyeri timbul bila terjadi :

• Trombus• Edema• Radang

Page 74: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Pemeriksaan

• Hemoroid Interna• Tampak saat prolap• Anus diregang dan penderita mengejan• Anoskop dilakukan bila tidak prolap

• Untuk menetukan letak• Ukuran• Derajad

• Hemoroid Eksterna• Tampak pada inspeksi

ProktosigmoidoskopiUntuk menyingkirkan proses keradangan dan keganasan

Page 75: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Derajat Hemoroid

Derajat I :• Perdarahan per anus• Prolap (–)• Mikroskopis pelebaran pleksus

Derajat II :• Prolap Bisa reduksi spontan

Derajat III :• Prolap Perlu reduksi manual

Derajat IV :• Prolap dan tidak dapat direduksi

Page 76: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Diagnosa Banding

1. Perdarahan- karsinoma kolo rektal- divertikel- polip- kolitis ulserosa

2. Benjolan yang keluar - prolap rektum3. Tumor anorektal

- kondiloma- fissura anus

Page 77: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Komplikasi

1. Perdarahan

2. Prolap yang tidak dapat direduksi

3. Tombosis infark mukosa

4. Septik emboli abses hepar

Page 78: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Terapi

Tujuan terapi bukan menghilangkan pleksus

hemoroidalis tetapi menghilangkan keluhan

Page 79: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

1. Konservatif Derajat I dan II Diet tinggi serat Supositoria dan salep anus

– Efek anestetik

– Astringen

Bila prolap– Reposisi

– Kompres lokal

– Rendam duduk cairan hangat

Atasi penyakit radang kolon yang mendasari

Terapi

Page 80: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Terapi

2. Skleroterapi - Fenol oli 5% - Submukosa untuk menimbulkan radang

steril - Komplikasi :

- infeksi- prostatitis- hipersensitivitas

- Dikombinasikan dengan nasehat diet kaya serat

Page 81: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Terapi

3. LIGASI GELANG KARET

- Tehnik Barron

- Iskaemia nekrosis fibrosis

- Interval 2 – 4 minggu

- Nyeri

- Sering perdarahan pada hari ke 7 - 10

Page 82: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Terapi

4. Hemoroidektomi

Indikasi :- Derajat III dan IV- Perdarahan berulang dan anemia- Derajat IV dengan trombosis- Terapi biasa gagal

Page 83: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Terapi

5. Bedah Beku

- Memakai gas CO2 atau N2O

- Nekrosis mukosa sulit dikontrol

- Penyembuhan lambat

6. Lain-lain• Dilatasi (LORD)• Infra red koagulasi (IRC)• Diatermi

Page 84: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Hemoroid Eksterna

Manifes bila terjadi trombosis

Klinis Nyeri Kulit tegang Benjolan kebiruan Terjadi pada tekanan perut yang tiba-tiba meningkat

Terapi Analgetika Rendam air hangat Eksisi trombus

Page 85: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Fisura Anus

Page 86: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Fisura Anus

Luka epitel pada anal kanal Fisura biasanya tunggal pada posterior mid-line Edema papila pada anal kanal hipertropik papil Edema pada fisura kulit sentinel tag Trias fisura anus

• Ulkus• Hipertropik papil• Sentinel tag

Page 87: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Faktor Penyebab

Sering tak jelas Iritasi akibat diare Penggunaan laksan yang kronik Cedera partus Iatrogenik

Page 88: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Fisura anus

Anamnesa Konstipasi karena takut b.a.b Feses keras Nyeri defikasi Darah segar Riwayat remisi dan eksaserbasi

Page 89: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Pemeriksaan

– Sentinel tag– Eversi anus ulkus– Anoskop hipertropik papil– Spasme sfingter

Page 90: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Diagnosa Banding

• Tuberkulosa• Sifilis• Proktitis• AIDS ( Acquired Immun Deficiency Syndrome )

Page 91: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

1. Konservatif - diet kaya serat - obat pelunak feses - rendam air hangat - topikal anestetik

2. Bedah - bila konservatif gagal - dilatasi sfingter - lateral internal sfingterotomi

Terapi

Page 92: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Abses Anorectal

Page 93: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Abses Anorektal

Merupakan radang peri rektum akibat infeksi kuman usus

Infeksi berasal dari kripta rektum

Abses diberi nama menurut letaknya

• Pelvio-rektal

• Iskio-rektal

• Intersfingter

• Perianal ( paling sering)

Page 94: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Klinis

Abses superficial (peri anal)• Nyeri• Bengkak• Hiperemi• Indurasi –fluktuasi

Abses dalam• Nyeri perut bawah• Perlu pemeriksaan colok dubur dan vagina

Sistemik Demam

• Lekositosis• Toksik

Page 95: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Komplikasi

Meluas keruang lain• Kearah pelvis

Kearah ischio rektal

Perforasi :• Kearah anorektal• Peri anal

Page 96: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Terapi

Insisi dan drenase yang adekuat Rendam duduk air hangat Luka dirawat terbuka Fistel yang terbentuk perlu tindakan bedah

Page 97: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Fistel Perianal

Page 98: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Fistel Perianal

Diakibatkan drenase abses anorektum Umumnya berasal dari satu muara dikripta

anorektum Klasifikasi PARK:

• Intersfingter• Transfingter• Suprasfingter• Ekstrasfingter

Page 99: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Bentuk :• Tunggal• Majemuk• Letak terhadap garis

tranversal anus Di depan

• Di belakang Penyebab tersering kuman pyogen

• Jarang :• Tuberkulosa• Radang granulomatous

Fistel Perianal

Page 100: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Hukum Goodsall

• Fistel dengan lubang kripta disebelah anterior umumnya berbentuk lurus

Fistel dengan lubang kripta disebelah posterior berbentuk bengkok kedepan dan membentuk lubang perforasi satu atau lebih

Salmon Goodsal

Page 101: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Gambaran Klinis

Riwayat :• Abses yang kambuh• Mengeluarkan pus dan feses

Bimanual palpasi teraba sebagai tali Sonde dapat menunjukkan arah asal fistel Fistel kronik dapat mengalami degenerasi maligna

Page 102: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Pemeriksaan

Proktoskopi Menentukan penyakit rektum

• Karsinoma• Proktitis tuberkulosa• Amuba• Penyakit Crohn

Fistulografi Perlu untuk deteksi fistel yang kompleks

Page 103: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Diagnosa Banding

1. Hidradenitis supurativa• Fistel yang multiple• Tidak meluas pada struktur yang lebih dalam

2. Sinus pilonidalis• Pada daerah sakrokoksigeal

3. Fistel proktitis

Pada morbus Crohn• Tuberkulosa• Amubiasis• Divertikulitis

Page 104: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Terapi

1. FISTULOTOMI• Lubang kripta dicari• Dinding fistel dibuka dan dibersihkan• Rawat terbuka• Luka sembuh per sekundam intentionem

2. OPERASI 2 TAHAP• Untuk menghindari terpotongnya sfingter

Perawatan Luka

Cegah bridging jaringan luka (mencegah kekambuhan)

Page 105: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Prognosa

Tejadi kekambuhan bila : Lubang kripta (internal opening) tidak ditemukan Ada cabang fistel yang tidak terdeteksi Operasi tidak bersih Perawatan pasca bedah Salah diagnosa

Page 106: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Prolaps Rectum(Procidentia)

Page 107: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

PROLAPS REKTUM (PROCIDENTIA)

Seluruh bagian rektum turun melalui anus

Penyebab :• Kelemahan otot dasar

panggul• Tekanan abdomen yang

meningkat

Page 108: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Gejala Klinik

Terjadi prolap pada saat tekanan abdomen meningkat

Sfingter ani dilatasi dan lemah Inkonentia alvi Mukosa rektum lecet, mudah berdarah,

mengeluarkan sekret mukous Perlu tindakan manual untuk reposisi

Page 109: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Komplikasi

1. Mukosa rektum Rapuh Edema Ulserasi

2. Dinding rektum Gangren Perforasi

Page 110: KOLON - REKTUM ( Kuliah Klasikal )

Terapi

Terapi

1. Medika Mentosa Obat-obat pelunak feses

2. PEMBEDAHAN Menyempitkan lubang anus Reseksi rektum Memasang penyangga dan fiksasi rektum