Download - KISI-KISI KONFER.docx

Transcript
Page 1: KISI-KISI KONFER.docx

KISI-KISI KONPREHENSIF JURUSAN AKUNTANSI1. AKUNTANSI KEUANGAN

a. Pengertian, tujuan dan manfaat akuntansi Pengertian akuntansi

Akuntansi adalah suatu proses pengidentifikasian, penggolongan, pengukuran, pencatatan dan penyajian informasi ekonomi mengenai transaksi keuangan yang terjadi selama periode waktu tertentu serta penafsiran terhadap hasilnya.

Tujuan akuntansitujuan dari akuntansi sendiri adalah menyediakan informasi yang berkaitan dengan beberapa aspek diantaranya posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi pemakai laporan keuangan dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Manfaat akuntansi mengetahui status dan kondisi keuangan perusahaannya serta bagaimana

kemungkinannya pada masa mendatang (bagi pemilik dan calon investor) menetapkan tingkat resiko yang berkaitan dengan pinjaman atau kredit yang akan

diberikan (bagi bankers dan kreditor) dasar menentukan pajak dan peraturan-peraturan (bagi badan pemerintah) mendapatkan gambaran kemantapan dan tingkat laba dari perusahan (bagi pekerja

dan wakil serikat buruh)

b. Siklus akuntansi jasa dan dagang Siklus akuntansi jasa

1. Pembuatan bukti transaksi2. Membuat jurnal/buku harian atas transaksi yang terjadi sesuai berdasarkan

tanggal transaksi3. Pemindahbukuan dari jurnal ke buku besar (pembuatan buku besar)4. Membuat ayat jurnal penyesuaian5. Pembuatan kertas kerja6. Menyusun laporan keungan7. Membuat jurnal penutup8. Penutupan buku besar9. Neraca sisa/saldo setelah penutupan10. Membuat jurnal pembalik

Siklus akuntansi dagang1. Tahap Pencatatan

a. Transaksi/Bukti transaksib. Mencatat transaksi ke dalam:

- Jurnal Umum- Jurnal Khusus

1. Jurnal penerimaan kas2. Jurnal pengeluaran kas 3. Jurnal pembelian

Page 2: KISI-KISI KONFER.docx

4. Jurnal Penjualan- Buku Besar Pembantu

1. Piutang usaha2. Hutang usaha3. Persediaan

c. Pemindahbukuan ke Buku Besar2. Tahap Pengiktisaran 

a. Membuat Neraca Sisab. Membuat Jurnal Penyesuaianc. Membuat Kertas Kerja

3. Tahap Pelaporana. Perhitungan rugi labab. Perubahan ekuitasc. Neraca

selanjutnyaa. Jurnal penutupb. Menutup buku besarc. Neraca saldo setelah penutupand. Jurnal Pembalik

JURNAL PENUTUPa. pengertianJurnal Penutup adalah ayat jurnal yang dibuat pada akhir periode akuntansi untuk menutup rekening-rekening nominal/sementara. Akibat penutupan ini maka rekening–rekening ini pada awal periode akuntansi saldonya nol.

b. jurnal penutupTerdapat 4 (empat) jurnal penutup yang harus dibuat yaitu:1. Menutup rekening Pendapatan

Pendapatan xxxIkhtisar laba rugi xxx

2. Menutup rekening BebanIkhtisar laba rugi xxx

Beban xxx3. Menutup rekening Ikhtisar Rugi/Laba

Ikhtisar laba rugi xxxModal xxx

4. Menutup rekening PriveModal xxx

Prive xxx

JURNAL PEMBALIK

Page 3: KISI-KISI KONFER.docx

Jurnal balik adalah jurnal yang dibuat pada awal periode sebagai kebalikan dari sebagian jurnal penyesuaian pada akhir periode sebelumnya. Jurnal ini bersifat opsional namun jika dilakukan memberikan manfaat. Tidak semua ayat jurnal penyesuaian dilakukan reversing entries. Jurnal penyesuian yang dibalik adalah:1. Hutang biaya2. Piutang Pendapatan3. Pendapatan Diterima Dimuka jika digunakan pendekatan pendapatan4. Biaya Dibayar Dimuka jika digunakan pendekatan beban (biaya)

Untuk memudahkan pemahaman, berikut ini disajikan ikhtisarnya saja sebagai berikut:No

Jenis AJP AJP Jurnal Balik

1 Hutang Biaya Biaya Gaji Hutang Gaji

100100

Hutang Gaji Biaya Gaji

100100

2 Piutang Bunga Piutang Bunga Pend Bunga

150150

Pend Bunga Piutang Bunga

150150

3 Pend Diterima Dimuka

Pend Tiket Pend Tiket DD

200200

Pend Tiket DD Pend Tiket

200200

4 Biaya Dibayar Dimuka

Sewa Dibayar Dimuka Beban Sewa

900900

Beban Sewa Sewa Dibayar Dimuka

900

900

c. Kas dan setara kas Kas

Kas adalah alat pembayaran yang siap dan bebas digunakan untuk kegiatan perusahaan.Untuk tujuan pengendalian kas dan bank, perusahaan pada umumnya, melakukan pemisahan dana antar kas kecil (petty cash) dan kas besar(cash on hand). Kas kecil umumnya dipakai untuk pengeluaran harian perusahaan yang sifatnya rutin dan tidak besar jumlahnya. Kas besar umumnya dipakai oleh perusahaan untuk pengeluaran tertentu dan disimpan oleh perusahaan di dalam brankas. Dalam kas kecil dikenal dua sistem, yaitu :a. Imprest fund system (sistem dana tetap dengan pencatatan transaksi dan mutasi

dana kas kecil dilakukan pada saat penggantian dana).Cara Penjurnalan

KeteranganImprest System Fluctuation System

Dr Cr Dr Cr

Pembentukan kas kecil Petty Cash Cash Petty Cash Cash

Pemakaian Kas Kecil No Entry No Entry Expense Petty Cash

Pengurangan Kas kecil Cash Petty Cash Cash Petty Cash

Penambahan KAs kecil Petty Cash Cash Petty Cash Cash

Pengisian Kembali Expense Cash Petty Cash Cash

Page 4: KISI-KISI KONFER.docx

Contoh perhitunganPT. usaha pada tanggal 1 April 2001 membentuk Kas kecil Rp. 350,000 uang tersebut diserahkan kepada kasir kas kecil selama bulan april mengelaurkan uang dengan rincianJurnal untuk mencatat pembentukan kas kecil sebagai berikut:2   April Membeli perlengkapan                                                          Rp.    50,0003   April Mengeluarkan beban penjualan                                            Rp.  100,0004   April Membayar rekening telepon                                                 Rp.    50,0005   April Membayar rekening listrik                                                    Rp.    90.0006   April Mengeluarkan biaya lain-lain                                                Rp.    10,000   +Jumlah                                                                                                 Rp. 300,000 Contoh metode menggunakan imprest methodJournal

Tanggal Nama Perkiraan

Debet Kredit

April 1Kas Kecil 350,000

Kas 350,000

Buku Kas kecil

Tanggal

Keterangan Debit Kredit Saldo

April 1 Pembentukan Kas kecil350,00

0350,000

April 2 Membeli perlengkapan 50,000 300,000

April 3 Mengeluarkan beban penjualan 100,000 200,000

April 4 Membayar rekening telepon 50,000 150,000

April 5 Membayar rekening listrik 90,000 70,000

April 6 Mengeluarkan biaya lain-lain 10,000 50,000

Pada tanggal 9 April 2001 kas kecil diisi kembali jurnalnya sebagai berikut:

Tanggal

Nama Perkiraan Debet Kredit

April 9

Perlengkapan   50,000

Beban penjualan 100,000

Beban telepon   50,000

Beban Listrik   90,000

Beban lain-lain   10,000

Kas 300,000

Dari jurnal di atas, kas kecil tidak mengalami perubahan,dengan demikian setelah diadakan pengisian kembali, saldo kas kecil tetap sebesar Rp. 350,000 (seperti semula)

Page 5: KISI-KISI KONFER.docx

b. Fluctuating fund system (sistem dana berfluktuasi dengan pencatatan transaksi

dan mutasi dana setiap saat).Contoh metode menggunakan fluctuation methodJournal

Tanggal

Nama Perkiraan Debet Kredit

April 1Kas Kecil 350,000

Kas 350,000

Setiap terjadi pengeluaran kas kita harus buatkan journalnya, sebagai berikut:

Tanggal Nama Pekiraan Debet Kredit

April 2Perlengkapan 50,000

Kas Kecil 50,000

April 3Rekening pengeluaran

100,000

Kas Kecil 100,000

April 4Rekening telepon 50,000

Kas Kecil 50,000

April 5Beban listrik 90,000

Kas Kecil 90,000

April 6Biaya lain-lain 10,000

Kas Kecil 10,000

Untuk mencatat pengisian kembai kas kecil, misalnya berbeda dengan yang tadi, disini pada tanggal 9 April 2001 kas kecil diisi kembali sebesar Rp. 500,000 maka jurnalnya:jurnal

Tanggal Nama Perkiraan

Debet Kredit

April 7Kas Kecil 500,000

Kas 500,000

Setelah pengisian kembali, saldo kas kecil sebesar Rp. 500,000(tidak seperti semula) yaitu 350,000 jadi berfluktuasi bisa lebih besar bila lebih kecil

Setara kasSetara Kas adalah investasi yang sifatnya liquid, berjangka waktu pendek dan dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang

signifikan. Pada umumnya, hanya investasi dengan jatuh tempo asli tiga bulan atau kurang yang memenhi syarat sebagai setara kas. Deposito yang jatuh temponya kurang atau sama dengan tiga bulan dan tidak diperpanjang terus-menerus (rollover) dapat dikategorikan sebagai setara kas.

Page 6: KISI-KISI KONFER.docx

d. Piutang dagang dan wesel tagih Piutang dagang

Piutang adalah tagihan yang ditujukan baik itu kepada individu individu maupun kepada perusahaan lain yang akan diterima dalam bentuk kas- Piutang dagang / piutang usaha adalah piutang dagang terjadi karena adanya

transaksi penjualan secara kredit kepada pihak lain/perusahaan lain. - Piutang dagang adalah tagihan kepada pelanggan yang sifatnya terbuka, dalam arti

bahwa tagihan ini tidak disertai instrument kredit. Piutang dagang berasal dari penjualan barang dagangan dan jasa secara kredit dalam operasi usaha normal

Wesel tagih

Piutang wesel merupakan janji tertulis yang dibuat oleh pihak debitor (yang berutang) kepada pihak kreditor (yang memberi utang) untuk membayar sejumlah uang seperti yang tertera dalam surat janji tersebut pada waktu yang telah ditentukan dimasa yang akan datang. Jangka waktu piutang wesel pada umumnya paling sedikit 60 hari.

Misalkan pada tanggal 20 Oktober 2013, PT Murah Hati menjual peralatan bernilai Rp 15.000.000 pada kontraktor PT Lestari Griya. PT Lestari Griya kemudian menandatangani wesel berjangka waktu 90 hari dengan tingkat bunga 10 persen per tahun. Berdasarkan transaksi tersebut, jurnal yang akan dicatat PT Murah Hati adalah:

20 Oktober 2013Wesel Tagih - PT Lestari Griya 15.000.000Pendapatan 15.000.000Untuk mencatat penjualan.

18 Januari 2014Kas 15.375.000Wesel Tagih - PT Lestari Griya 15.000.000Pend. bunga (Rp 15.000.000 X 0,10 X 90/360) 375.000Untuk mencatat penagihan pada saat jatuh tempo.

Misalkan PT Angin Mamiri memperkirakan bahwa ia tidak dapat membayar hutang dagangnya pada PT Murah Hati. Hutang tersebut akan jatuh tempo dalam waktu 15 hari. Dalam hal ini PT Angin Mamiri akan mengeluarkan wesel untuk menggantikan hutang dagangnya. Wesel tagih tersebut berjangka waktu satu tahun dengan tingkat bunga 9% dan mempunyai nilai pokok sebesar Rp. 2.400.000. Jurnal yang akan dilakukan oleh PT Murah Hati adalah:

Wesel Tagih - PT Angin Mamiri 2.400.000Piutang dagang PT Angin Mamiri 2.400.000

Page 7: KISI-KISI KONFER.docx

e. Utang dagang dan wesel bayar- Kewajiban adalah pengorbanan ekonomi yang wajib dilakukan oleh perusahaan di

masa mendatang dalam bentuk penyerahan aktiva / pemberian jasa yang disebabkan oleh tindakan atau transaksi pada masa sebelumnya.

- Hutang dagang adalah hutang yang timbul sebagai akibat dari kegiatan usaha normal perusahaan.

- Wesel bayar adalah janji tertulis untuk membayar dalam jumlah tertentu dan dalam jangka waktu tertentu.

f. Saham dan obligasi Saham adalah tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu

perusahaan atau perusahaan terbatas. Wujud saham berupa selembar kertas yang menerangkan siapa pemiliknya. Akan tetapi, sekarang ini sistem tanpa warkat sudah dilakukan di bursa efek Jakarta dimana bentuk kepemilikan tidak lagi berupa lembaran saham yang diberi nama pemiliknya tapi sudah berupa account atas nama pemilik atau saham tanpa warkat. Jadi penyelesaian transaksi akan semakin cepat dan mudah karena tidak melalui surat, formulir, dan prosedur yang berbelit-belit

Obligasi adalah hutang / utang jangka panjang secara tertulis dalam kontrak surat obligasi yang dilakukan oleh pihak berhutang yang wajib membayar hutangnya disertai bunga (penerbit obligasi) dan pihak yang menerima pembayaran atau piutang yang dimilikinya beserta bunga (pemegang obligasi) yang pada umumnya tanpa menjaminkan suatu aktiva.

g. Laporan keuangan konsilidasia. Pengertian laporan keuangan konsolidasi

Laporan Keuangan Konsolidasi adalah Laporan yang menyajikan posisi keuangan dan hasil operasi untuk induk perusahaan (entitas pengendali) dan satu atau lebih anak perusahaan (entitas yang dikendalikan) seakan-akan entitas-entitas individual tersebut merupakan satu entitas atau perusahaan satu perusahaan

Page 8: KISI-KISI KONFER.docx

Tujuan Laporan Keuangan KonsolidasiMaksud dan tujuan penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi, yaitu agar dapat memberikan gambaran yang obyektif dan sesuai atas keseluruhan posisi dan aktivitas dari satu perusahaan (economic entity) yang terdiri atas sejumlah perusahaan yang berhubungan istimewa, dimana laporan konsolidasi keuangan diharapkan tidak boleh menyesatkan pihak-pihak yang berkepentingan dan harus didasarkan pada substansi atas peristiwa ekonomi juga.Manfaat Laporan Keuangan KonsolidasiDiantara manfaat disusunnya Laporan Keuangan Konsolidasi adalah:

1. Untuk kepentingan jangka panjang, efek anak perusahaan terhadap induk2. Memberikan informasi terkini bagi manajemen induk perusahaan tehadap

kinerja grup (anak) perusahaan3. Kepentingan informasi pihak luar

Keterbatasan Laporan Keuangan KonsolidasiDisamping memiliki manfaat, Laporan Keuangan Konsolidasi juga memiliki beberapa keterbatasan, diantaranya:

1. Kinerja keuangan anggota perusahaan yang tidak bagus akan tertutupi2. Rasio keuangan tidak mencerminkan rasio keuangan perusahaan3. Ketidaktepatan penyusunan rekening akuntansi seluruh perusahaan4. Kekuranglengkapan catatan laporan keuangan perusahaan individu

B. Gambaran Umum Proses KonsolidasiSecara umum, prosedur dan proses pembuatan Laporan Keuangan Konsolidasi diawali dengan penggabungan dengan cara menambahkan secara bersama-sama Laporan

Page 9: KISI-KISI KONFER.docx

Keuangan yang terpisah yang terdiri dari dua entitas atau lebih. Kemudian, dilakukan penyesuaian dan eliminasi terhadap transaksi yang terjadi di dalam satu grup. Proses pembuatan Laporan Keuangan Konsolidasi akan menjadi masalah apabila kepemilikan terhadap perusahaan anak kurang dari 100%.C. Teknik KonsolidasiContoh Laporan Keuangan Konsolidasi saat akuisisi:PT. Raihan membeli semua saham PT. Ramadhan dengan kas sebesar Rp600.000,- tunai. Diasumsikan, nilai wajar/harga pasar PT. Ramadhan sama dengan nilai bukunya pada tanggal penggabungan.Neraca kedua perusahaan sebelum tanggal akuisisi adalah sebagai berikut:

Dari neraca diatas, dapat diketahui bahwa total saham yang diperoleh adalah 400.000 + 200.000 = 600.000.Perhitungannya adalah sebagai berikut:

Karena nilai wajar/harga pasar dan nilai bukunya sama, maka tidak ada selisih, dan tidak ada pengakuan terhadap goodwill.Selanjutnya transaksi pembelian saham PT. Ramadhan ini dicatat dalam jurnal seperti berikut:(a)      Investasi di PT. Ramadhan (Db)               600.000

Kas (Kr)                                                600.000           (Mencatat pembelian saham PT. Ramadhan)

Page 10: KISI-KISI KONFER.docx

Dalam hal ini, tidak ada penambahan aset (aktiva) maupun kewajiban, melainkan dicatat sebagai “Investasi” saja karena yang diakuisisi hanya sahamnya saja, dimana nilai saham seharga 600.000 tersebut merupakan cerminan dari nilai net aset atau aktiva bersihnya juga. Disini, hak pengendali diperoleh dengan membeli saham PT. Ramadhan.

Berikut ini adalah neraca kedua perusahaan setelah akuisisi:

Perlu diingat bahwasannya neraca konsolidasi ini dibuat oleh PT. Raihan adalah untuk menyatukan laporan keuangan dua perusahaan yang sebelumnya terpisah. Transaksi investasi ini merupakan transaksi antar perusahaan yang ada dalam satu grup, maka harus dieliminasi. Sehingga perlu membuat jurnal sebagai berikut:(a)      Saham – PT. Ramadhan (Db)                      400.000Laba di Tahan (Db)                                         200.000Investasi di PT. Ramadhan (Kr)                            600.000          (mencatat eliminasi di PT. Ramadhan)

Kemudian dibuat kerja kertas kerja konsolidasi:

Page 11: KISI-KISI KONFER.docx

Dan setelah kertas kerja selesai dibuat dengan diikutsertakan eliminasi, Neraca Konsolidasi PT. Raihan akan tampak seperti berikut:

2. AKUNTANSI BIAYA DAN MANAJEMENa. Konsep dan klasifikasi biaya

Konsep biayakonsep different costs for different purposes, yang artinya biaya yang berbeda digunakan untuk kepentingan yang berbeda pula.Biaya adalah semua pengorbanan yang perlu dilakukan untuk suatu proses produksi, yang dinyatakan dengan satuan uang menurut harga pasar yang berlaku, baik yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi.

Page 12: KISI-KISI KONFER.docx

Beban (expense) adalah “penurunan manfaat ekonomi selama satu periode dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanaman modal”.

Klasifikasi biaya Klasifikasi Biaya dalam Perusahaan Pabrikasi

Untuk membantu manajemen menganalisis biaya pabrikasi produknya, biaya pabrikasi pada umumnya di bagi ke dalam tiga komponen, yakni :a.Bahan baku langsung b. Tenaga kerja langsungc.Overhead pabrikasi

  Dalam Perusahaan Pabrikasi (manufactured products) a.       Total Biaya :

Biaya Produk + Biaya periode b.      Biaya produk : 

Biaya bahan baku langsung + Biaya tenaga kerja langsung + Biaya overhead pabrikasi.c.       Biaya Periode

Biaya pemasaran/penjualan + Biaya administratif dan umum   Biaya Produk dan Biaya periode di Organisasi Bisnis

Jenis Perusahaan Biaya Produk Biaya Periode

Perusahaan Jasa Biaya penyerahan jasa Beban pemasaran

Perusahaan dagang Biaya pembelian brg dagang dari pemasok Beban pemasaran Beban administrasi

Perusahaan pabri-ksai Semua biaya pabri-kasi termasuk BB langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik

Beban pemasaran Beban administrasi

Klasifikasi Biaya dalam Perusahaan Dagang.Contoh : Laporan Laba Rugi

PT. Lintas Media NusantaraLaporan Laba Rugi31 Desember 2005

Pendapatan penjualan ……………………………………………Rp. xxx.xxx             Biaya produk :            Persediaan barang dagangan, 1/1/2006 ….Rp. xxx.xxx            Pembelian barang dagangan ………………Rp. xxx.xxx (+)            Barang dagangan tersedia utk dijual …….. Rp. xxx.xxx            Persediaan brg dagangan, 31/12/2006……Rp. xxx.xxx (-)Biaya pokok penjualan ……………………………………………Rp. xxx.xxxLaba kotor ………………………………………………………….Rp. xxx.xxx Beban Penjualan dan Administratif             Biaya Periode :            Gaji …………………………………………. Rp. xxx.xxx

Page 13: KISI-KISI KONFER.docx

            Komisi wiraniaga ………………………….. Rp. xxx.xxx            Sewa ……………………………………….. Rp. xxx.xxx            Periklanan …………………………………. Rp. xxx.xxx                             Utilitas ………………………………………. Rp. xxx.xxx             Asuransi ……………………………………. Rp. xxx.xxx            Keperluan kantor ………………………….. Rp. xxx.xxx (+)            Jml beban penjualan dan administratif ….                             Rp.xxx.xxx  Laba Operasi …………………………………………………….     Rp.xxx.xxx

Klasifikasi Biaya dalam Perusahaan Jasa. Ada dua pertimbangan akuntansi mendasar untuk perusahaan jasa, yakni : a.       Biaya tenaga kerja yang relatif tinggib.      Tidak adanya persediaan untuk dijual.

Biaya dalam perusahaan jasa dibagi menjadi biaya langsung dan biaya tidak langsung.

a.       Biaya langsung (direct cost) adalah biaya yang dapat ditelusuri secara fisik ke produk atau jasa tertentu, seperti gaji yang dibayarkan kepada para akuntan, pengacara, dll.

b.      Biaya Tidak langsung (indirect cost) adalah biaya yang tidak dapat ditelusuri ke produk atau jasa, seperti asuransi atau sewa kantor. Biaya tidak langsung biasanya dikurangkan dari pendapatan dalam periode di mana biaya dipakai.

Contoh: Laporan Laba Rugi Perusahaan JasaPT Cahaya AbadaiLaporan Laba Rugi31 Desember 2006

 Pendapatan Jasa Konsultasi                                                    Rp.  18.000.000 Kompensasi dan Tunjangan                Rp. 8.500.000 Sewa Kantor                                       Rp. 1.200.000 Pelatihan dan Riset                             Rp.    900.000 Rekruitmen Karyawan                                    Rp.    500.000 Asuransi Profesional                           Rp.    350.000 Lain-Lain                                                        Rp.    750.000 Jumlah Biaya                                                                           Rp. 12. 100.000 Laba Operasi                                                                           Rp.    7.900.000

 

b. Jurnal dalam akuntansi biaya1. Jurnal pemakaian bahan baku dan bahan penolong

BDP – Biaya bahan baku xxxPersediaan bahan baku xxx

Page 14: KISI-KISI KONFER.docx

2. Jurnal pembebanan biaya gaji dan upahBDP – Biaya Tenaga Kerja xxx

Gaji dan upah xxx

3. Jurnal untuk mencatat alokasi biaya overhead pabrikBDP– Biaya Overhead Pabrik – Tenun xxx

Berbagai rekening yang di kredit xxx

4. mencatat transfer ke Departemen PenyelesaianBDP– biaya bahan baku – penyelesaian xxx

BDP – biaya bahan baku – dept sebelumnya xxx

5. Metode harga pokok proses dan pesanan Metode harga pokok proses

Harga pokok pesanan (job order costing) adalah cara perhitungan harga pokok produksi untuk produk yang dibuat berdasarkan pesanan.

Karakteristik perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan :a) Proses pengolahan produk terjadi secara terputus-putus.b) Jika pesanan yang satu selesai dikerjakan, proses produksi mulai dihentikan

dan mulai dengan pesanan berikutnya.c) Produk dihasilkan sesuai dengan spesifikasinya yang ditemtukan oleh

pemesan yang satu dapat berbeda dengan yang lainnya.d) Produksi ditujukan untuk memenuhi pesanan, bukan untuk memenuhi

persediaan di gudang.

Ciri khusus harga pokok pesanan :         Tujuan produksi perusahaan adalah untuk melayani pesanan pembeli yang

bentuknya tergantung pada spesifikasi pesanan, sehingga sifat produksinya terputus-putus dan setiap pesanan dapat dipisahkan identitasnya secara jelas.

         Biaya produksi dikumpulkan untuk setiap pesanan dengan tujuan dapat dihitung harga pokok pesanan dengan realtif teliti dan adil.

         Biaya produksi dibagi 2 jenis yaitu : Biaya langsung (direct cost) meliputi biaya bahan baku (raw material) dan biaya tenaga kerja langsung (direct labor cost) yang dihitung berdasarkan biaya sebenarnya. Dan Biaya tidak langsung (indirect cost) meliputi biaya produksi diluar biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja tidak langsung yang dihitung berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka.

         Harga pokok pesanan untuk setiap pesanan dihitung pada waktu pesanan selesai diproduksi.

        Harga pokok satuan ditetapkan dengan cara membagi total biaya suatu pesanan yang bersangkutan dengan jumlah satuan produk pesanan yang bersangkutan.

Page 15: KISI-KISI KONFER.docx

Untuk mengumpulkan biaya produksi masing-masing pesanan, dipakai harga pokok pesanan (job order cost method).

Manfaat informasi harga pokok pesanan :1.       Menentukan harga yang akan dibebankan kepada pemesan.2.       Mempertimbangkan penerimaan atau penolakan pesanan.3.       Memantau realisasi produksi.4.       Menghitung laba atau rugi tiap pesanan.5.       Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses

yang disajikan dalam neraca.

Metode harga pokok pesananHarga pokok proses (processing cost) merupakan metode perhitungan harga pokok produk berdasarkan kepada pengumpulan biaya-biaya produksi dalam satu periode tertentu dibagi dengan jumlah unit produksi perode yang bersangkutan.

Karaktersitik produksinya, sebagai berikut :a.       Sistem produksi merupakan sistem produksi yang berjalan terus-menerus.b.      Produk yang dihasilkan merupakan produksi missal dan bersifat seragam

(homogen).c.       Tujuan produksinya adaah untuk membentuk persediaan (inventory).

Ciri-ciri perusahaan yang menggunakan metode perhitungan harga pokok proses dalam kegiatan operasionalnya adalah :

1.       Proses produksinya berlangsung secara terus-menerus.2.       Produk yang dihasilkan bersifat produk standar.3.       Tujuan produksi adalah untuk persediaan yang selanjutnya dijual.4.       Tidak tergantung kepada spesifikasi pembeli.

Manfaat informasi yang didapat dari metode harga pokok proses adalah: 1. Penentuan harga jual produk yang tepat.2. Memantau realisasi biaya produksi.3. Menghitung laba/rugi per periodik secara transparan.4. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang

disajikan dalam neraca.

Perbedaan Harga Pokok Pesanan Dan Harga Pokok Proses1.       Perbedaan Karakteristik Metode Harga Pokok Pesanan Dengan Harga Pokok Proses

Perusahaan yang berproduksi massa

Perusahaan yang berproduksi atas dasar pemesanan

Proses pengolahan produk Terus menerus (kontinyu) Terputus-putus (intermitten)Produk yang dihasilkan Produk standar Tergantung spesifikasi pemesanProduksi ditujukan untuk Mengisi persediaan Memenuhi pesanan

Contoh perusahaan Perusahaan kertas, semen, tekstil Perusahaan percetakan, mebel,

Page 16: KISI-KISI KONFER.docx

dll kontraktor dll

2.       Perbedaan Karakteristik Proses Produksi Metode Harga Pokok Pesanan Dengan Harga Pokok Proses

Metode Harga Pokok Proses Metode harga Pokok Pesanan

Penghitungan Biaya Produksi Dihitung setiap bulan atau periode penentuan harga pokok produk.

Dihitung untuk setiap pesanan.

Penghitungan Harga Pokok per Satuan

Pada akhir bulan/periode penentuan harga pokok produk.

Apabila pesanan telah selaesai diproduksi.

Rumus Perhitungan Harga Pokok per Satuan

Jumlah biaya produksi yang telah dikeluarkan selama bulan/periode tertentu dibagi dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan selama bulan/periode yang bersangkutan

Jumlah biaya produksi yang telah dikeluarkan untuk pesanan tertentu dibagi dengan jumlah satuan produk yang diproduksi dalam pesanan yang bersangkutan.

6. Alokasi biaya produk bersama dan sampingan1. Produk Bersama dan Produk Sampingan

Produk bersama dikelompokkan menjadi produk utama (main products) dan produk sampingan (by product). Bahan baku yang sama diolah melalui proses produksi bersama (joint process) untuk menghasilkan beberapa jenis produk (joint product). Contoh: pemrosesan minyak mentah menghasilkan bensin, minyak pelumas, minyak solar, minyak tanah dan aspal.

Produk utama adalah produk yang mempunyai nilai jual lebih tinggi dari produk sampingan. Produk sampingan adalah produk yang mempunyai nilai jual lebih rendah dari produk utama. Contoh: penggilingan padi menghasilkan beras sebagai produk utama, dan dedak atau katul sebagai produk sampingan. Karakteristik produk bersama:

a) Pemrosesan produk bersama menghasilkan produk bersama lainnya pada waktu yang bersamaan. Proses produksi untuk satu jenis produk secara otomatis diikuti dengan dihasilkannya satu atau lebih jenis produk yang lain.

b) Pemrosesan produk bersama selalu terjadi titik pisah, yaitu pada saat setiap produk secara individual dapat diidentifikasi dengan jelas, yaitu dapat diketahuinya produk utama dan produk sampingan.. Pada titik pisah, setiap produk dapat dijual langsung atau diproses lebih lanjut.

c) Pemrosesan produk bersama menghasilkan produk tertentu dengan nilai jual yang lebih tinggi dari produk lainnya. Nilai jual produk merupakan kriteria

Page 17: KISI-KISI KONFER.docx

untuk membedakan produk utama dengan produk sampingan. Perlakuan suatu jenis sebagai produk sampingan tidak berlaku secara permanen.

Karakteristik produk sampingan:a) Merupakan hasil sampingan dari proses produksi produk utama, atau hasil

dari proses penyiapan bahan baku sebelum bahan baku tersebut diproses menjadi produk utama Produk sampingan diklasifikasi dapat dijual setelah titik pisah tanpa pemrosesan lebih lanjut, atau diproses lebih lanjut agar dapat dijual dengan harga lebih tinggi.

2. Biaya Produksi Bersama / Biaya BersamaBiaya bersama adalah biaya yang digunakan untuk proses produksi bersama.

Biaya bersama meliputi semua biaya yang terjadi (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, BOP) pada proses produksi bersama sampai terjadinya titik pisah, atau biaya bersama terjadi sebelum biaya dapat diidentifikasi dengan jelas pada setiap produk.

Tujuan alokasi biaya bersama adalah untuk perhitungan biaya produk, yang digunakan untuk penilaian sediaan dan penentuan laba.

Karakteristik biaya bersama adalah tidak dapat ditelusur secara langsung dan jelas pada setiap jenis produk yang dihasilkan, sehingga perlu dilakukan alokasi biaya bersama pada setiap produk tersebut. Contoh: pemrosesan minyak mentah untuk menghasilkan bensin, minyak pelumas, minyak solar, minyak tanah dan aspal mengeluarkan biaya bersama yang meliputi biaya eksplorasi, penambangan dan pengolahan.

7. Pengendalian biaya pengendalian biaya adalah proses atau usaha yang sistimatis dalam penetapan standar

pelaksanaan dengan tujuan perencanaan, sistem informasi  umpan  balik,  membandingkan  pelaksanaan  nyata dengan perencanaan menentukan dan mengatur penyimpangan-penyimpangan serta melakukan koreksi perbaikan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, sehingga tujuan tercapai secara efektif dan efisien dalam penggunaan biaya.

Agar dapat melaksanakan pengendalian biaya yang efektif, oleh Tuana Kotta, Petunjuk Pemeriksaan Umum (2002 : 115), maka seorang pimpinan atau pelaksanan tugas memerlukan informasi, sebagai berikut :a. Biaya yang digunakan apakah sesuai dengan hasil dari bagian pekerjaan yang telah

dilaksanakan. Jika terjadi perbedaan (lebih besar atau lebih kecil dari rencana biaya) di mana dimana hal terjadi dan siapa yang  bertanggung jawab dan apa yang dikerjakan.

b. Merupakan biaya yang akan datang sesuai dengan rencana atau melebihi rencana. Tanggung jawab pengendalian tidak hanya pada manajer saja tetapi merupakan tanggungjawab semua orang yang terlihat pada aktivitas tersebut agar dapat mengerjakan bagiannya dengan baik dan tepat waktu.

c. Menurut   Suprityono,  dalam   pengertian   yang  sama, namun diungkapkan dengan sederhana.                                                                                                 

         Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam proses pengendalian menurut Glenn A. Welch (1999 : 9), sebagai berikut :

Page 18: KISI-KISI KONFER.docx

1. Pengukuran kinerja terhadap yang telah ditentukan keadan tive, rencana dan standar.2. Komunikasi (pelaporan) dari hasil proses ment measure1 kepada individu approriate dan

kelompok.3. Analisis penyimpangan dari tujuan rencana kebijakan dan standar untuk determinc garis

bawah menyebabkan.

8. Activity based costing (ABC)Activity Based Costing merupakan metode yang menerapkan konsep-konsep

akuntansi aktivitas untuk menghasilkan perhitungan harga pokok produk yang lebih akurat. Namun dari perspektif manajerial, sistem ABC menawarkan lebih dari sekedar informasi biaya produk yang akurat akan tetapi juga menyediakan informasi tentang biaya dan kinerja dari aktivitas dan sumber daya serta dapat menelusuri biaya-biaya secara akurat ke objek biaya selain produk, misalnya pelanggan dan saluran distribusi.

Sedangakan menurut Mulyadi (1993:34) memberikan pengertian ABC sebagai berikut : “ABC merupakan metode penentuan HPP (product costing) yang ditujukan untuk menyajikan informasi harga pokok secara cermat bagi kepentingan manajemen, dengan mengikursecara cermat konsumsi sumber daya alam setiap aktivitas yang digunakan untuk menghasilkan produk.”

Activity-Based Costing (ABC) adalah suatu sistem informasi akuntansi yang mengidentifikasi berbagai aktivitas yang dikerjakan dalam suatu organisasi dan mengumpulkan biaya dengan dasar dan sifat yang ada dan perluasan dari aktivitasnya. ABC memfokuskan pada biaya yang melekat pada produk berdasarkan aktivitas untuk memproduksi, mendistribusikan atau menunjang produk yang bersangkutan.

9. Cost volume profit (CVP)

Cost Volume Profit Analysis (Analisis Biaya, Volume dan Laba)Cost-volume-profit (CVP) analysis digunakan untuk menentukan bagaimana perubahan dalam biaya dan volume mempengaruhi pendapatan operasional perusahaan dan pendapatan bersih. Dalam melakukan analisis ini, ada beberapa asumsi dibuat ;1. Harga jual per unit adalah konstan2. Biaya variabel per unit adalah konstan.3. Jumlah biaya tetap adalah konstan.4. Semuanya barang yang diproduksi terjual.5. Biaya hanya akan terpengaruh karena perubahan aktivitas.Sedangkan Manfaat dari CVP ini bisa digunakan dalam :1. Untuk perkiraan laba dengan mempertimbangkan hubungan antara biaya dan

keuntungan di satu sisi, dan volume produksi di sisi yang lain.2. Untuk menyiapkan anggaran fleksibel yang bia menunjukkan biaya-biaya pada

berbagai tingkat produksi3. Untuk mengevaluasi kinerja untuk tujuan pembandingan dan kontrol perusahaan

Page 19: KISI-KISI KONFER.docx

4. Untuk mengatur kebijakan harga oleh memproyeksikan pengaruh struktur harga yang berbeda terhadap biaya dan keuntungan pada periode bersangkutan.

CVP ini merupakan suatu alat vital dalam dunia bisnis dimana hasil hasil dari analisisnya bisa dijadikan rujukan dalam melakukan suatu kebijakan produksi atau penjualan dan bisa dijadikan acuan juga dalam hal pengambilan keputusan  misalnya produk apa yang semestinya lebih banyak diproduksi supaya menghasilkan profit yang lebih besar dan lain sebagainya.

3. AUDITING DAN PERPAJAKANa. Pengertian dan jenis-jenis audit

1. Pengertian AuditMenurut Mulyadi Suatu proses sistemat untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi,dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyatan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian haisl-hasilnyakepada pemakai yang berkepentingan&nbsMenurut Boynton dkk"Suatu proses sistematis untuk memperoleh serta mengevaluasi bukti secara objektif mengenai asersi-asersi kegiatan dan peristiwa ekonomi, dengan tujuan menetapkan derajat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan

2. Jenis-jenis AuditingMenurut Mulyadi, auditing umumnya digolongkan menjadi 3 golongan :

1. Audit Laporan Keuangan Audit laporan keuangan adalah audit yang dilakukan oleh auditor independen terhadap laporan keuangan yang disajikan oleh kliennya untuk menyatakan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut. Dalam audit laporan keuangan ini, auditor independen menilai kewajaran laporan keuangan atas dasar kesesuaiannya dengan prinsip akuntansi berterima umum. Hasil auditing terhadap laporan keuangan tersebut disajikan dalam bentuk tertulis berupa laporan audit, laporan audit ini dibagikan kepada para pemakai informasi keuangan seperti pemegang saham, kreditur, dan Kantor Pelayanan Pajak

2. Audit KepatuhanAudit kepatuhan adalah audit yang tujuannya untuk menentukan apakah yang di audit sesuai dengan kondisi atau peraturan tertentu. Hasil audit kepatuhan umumnya dilaporkan kepada pihak yang berwenang membuat kriteria. Audit kepatuhan banyak dijumpai dalam pemerintahan.

Page 20: KISI-KISI KONFER.docx

3. Audit Operasional Audit operasional merupakan review secara sistematik kegiatan organisasi, atau bagian daripadanya, dalam hubungannya dengan tujuan tertentu

3. Jenis-jenis Auditora. Akuntan Publik adalah akuntan profesional yang menjual jasanya kepada

masyarakat umum terutama    dalam bidang pemeriksaan laporan keuangan yang dibuat oleh kliennya.

b. Akuntan Pemerintah adalah akuntan profesional yang bekerja di instansi pemerintah yang tugas pokoknya melakukan pemeriksaan terhadap pertanggungjawaban keuangan yang disajikan oleh unit-unit organisasi dalam pemerintahan atau pertanggungjawaban keuangan yang ditujukan kepada pemerintah

c. Akuntan Intern adalah akuntan yang bekerja dalam perusahaan yang tugas pokoknya adalah menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan baik atau tidaknya penjagaan terhadap aset-aset organisasi, menentukan efisiensi dan efektivitas prosedur kegiatan organisasi, serta menentukan keandalan informasi yangdihasilkan oleh berbagai bagian organisasi.

b. Sepuluh standar auditingStandar Auditing adalah sepuluh standar yang ditetapkan dan disahkan oleh Institut

Akuntan Publik Indonesia (IAPI), yang terdiri dari standar umum, standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan beserta interpretasinya. Standar auditing merupakan pedoman audit atas laporan keuangan historis. Standar auditing terdiri atas sepuluh standar dan dirinci dalam bentuk Pernyataan Standar Auditing (PSA). Dengan demikian PSA merupakan penjabaran lebih lanjut masing-masing standar yang tercantum didalam standar auditing.

1. Standar Umum- Latihan tehnis dan Keahlian Profesi- Sikap independen- Kemahiran seksama

2. Standar Pekerjaan Lapangan

- Rencana dan Supervisi

- Pengendalian Internal

- Bukti yang cukup kompeten

3. Standar Pelaporan

- Prinsip Akuntansi Yang Berlaku Umum

- Ketidakkonsistensian

- Pengungkapan Informatif

- Opini keseluruhan

Page 21: KISI-KISI KONFER.docx

Standar umumAudit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan

pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap

mental harus dipertahankan oleh auditor. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib

menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.

Standar pekerjaan lapanganPekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus

disupervisi dengan semestinya. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh unutk

merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.

Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keungan yang diaudit.

Standar pelaporanLaporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai

dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada,

ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.

Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.

Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor.

c. Jenis-jenis pendapat akuntanMenurut Standar Profesional Akuntan Publik (PSA 29 SA Seksi 508), ada lima

jenis pendapat akuntan yaitu:1. Pendapat wajar tanpa pengecualian (Unqualified Opinion). Dikatakan pendapat wajar

tanpa pengecualian jika laporan keuangan disajikan secara wajar, dalam semua hal yangn material, posisi keuangan , hasil usaha, perubahan ekuitas dan arus kas telah sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum.

Page 22: KISI-KISI KONFER.docx

2. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan yang ditambahkan dalam laporan audit bentuk baku ( Unqualified Opinion with Explanatory Language) Pendapat ini diberikan jika terdapat keadaan tertentu yang mengharuskan seorang auditor menambahkan penjelasan (bahasa penjelasan lain) dalam laporan audit, meskipun tidak mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian yang dinyatakan oleh auditor.

3. Pendapat wajar dengan pengecualian (Qualified Opinion). Pendapat ini dinyatakan bila ketiadaan bukti kompeten yang cukup atau adanya pembatasan terhadap lingkup audit yang mengakibatkan auditor berkesimpulan bahwa ia tidak menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian dan ia berkesimpulan tidak menyatakan tidak memberikan pendapat

4. Pendapat tidak wajar (Adverse Opinion). Pendapat ini dinyatakan bila menurut pertimbangan auditor, laporan keuangan secara keseluruhan tidak disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di indonesia.

5. Pernyataan tidak memberikan pendapat (Disclaimer Opinion).- Auditor tidak menyatakan pendapat bila ia tidak dapat merumuskan suatu pendapat

bilamana ia tidak dapat merumuskan atau tidak merumuskan suatu pendapat tentang kewajaran laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Jika auditor menyatakan tidak memberikan pendapat, laporan auditor harus memberikan semua alasan substantif yang mendukung pernyataan tersebut.

- Auditor tidak melaksanakan audit yang lingkupnya memadai untuk memungkinkannya memberikan pendapat atas laporan keuangan.

d. Kertas kerja pemeriksaanKertas Kerja Pemeriksaan/ Audit adalah semua berkas-berkas yang dikumpulkan oleh auditor dalam menjalankan pemeriksaan yang berasal :

dari pihak klien dari analisa yang dibuat oleh auditor dari pihak ketiga.

Tujuan pembuatan kertas kerja : Untuk mengkoordinasi dan mengorganisasi semua tahap pemeriksaan. Untuk mendukung pendapat akuntan atas laporan keuangan yang diperiksanya. Untuk menguatkan kesimpulan akuntan dan kompetensi pemeriksaannya. Untuk pedoman dalam pemeriksaan berikutnya.

Faktor – faktor pembuatan kertas kerja yang baik : lengkap, teliti, ringkas, jelas dan rapiBerkas dari klien, misalnya :

Neraca saldo ( Trial balance ) Rekonsiliasi Bank ( Bank Reconciliation ) Analisa Umur Piutang (Account Receivable Aging Schedule) Rincian Persediaan ( Final Inventory list ). Rincian Piutang Rincian Beban Umum dan Administrasi Rincian Beban Penjualan

Page 23: KISI-KISI KONFER.docx

Surat Pernyataan Langganan.

Analisa yang dibuat oleh auditor, misalnya :

Berita acara kas opname (Cash count sheet ) Pemahaman dan evaluasi internal control Analisa penarikan aktiva tetap Analisa mengenai cukup tidaknya allowance for bad debts Working profit loss ( WPL ). Working balance sheet (WBS ) Top schedule Konsep laporan audit Management letter.

Berkas dari pihak ketiga, misalnya :Jawaban konfirmasi piutang, utang, dari bank, dan dari penasehat hukum perusahaan.Tujuan Kertas Kerja Pemeriksaan:

Mendukung opini auditor mengenai kewajaran laporan keuangan. Sebagai bukti bahwa auditor telah melaksanakan audit sesuai Standar. Sebagai referensi jika ada pertanyaan dari pihak pajak, bank dan klien. Sebagai dasar untuk menilai tim audit. Untuk pegangan dalam mengaudit tahun berikutnya.

e. Dasar-dasar perpajakanDefinisi pajak

Menurut Prof.Dr. Rachmat Soemitro, S.H. pajak adalah iuran rakyat kepada Negara yang berdasarkan undang-undang, tidak mendapat timbal balik yang langsung dapat ditunjukan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Definisi lain dari pajak sendiri adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas Negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan sebagai public saving yang merupakan sumber utama untuk pembiayaan public investment.

Apabila dilihat dari sisi propektif ekonomi maka pajak adalah beralihnya sumber daya dari sector privat kepada sector public yang mengakibatkan berkurangnya kemampuan individu dalam kepentingan menguasai sumber daya dan bertambahnya kemampuan keuangan Negara dalam penyediaan barang dan jasa public yang merupakan kebutuhan masyarakat.

Berdasarkan pengertian pajak di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa pajak mempunyai beberapa cirri-ciri utama yaitu pajak dipungut dan diatur oleh undang undang sebagai pedoman pelaksanaanya, pajak tidak menghasilkan kontraprestasi (imbalan) langsung bagi individu yang membayarkannya, pajak dipungut oleh pemerintah daerah dan pemerintah pusat, pajak digunakan untuk pembiayaan-pembiayaan pengeluaran pemerintah dalam melaksanakan kegiatannya dan apabila ada surplus digunakan sebagai public investment.

Page 24: KISI-KISI KONFER.docx

Pungutan Lain Selain Pajak Pajak bukan hanya pungutan yang dilakukan kepada rakyatnya ada beberapa

macam pungutan lain yang diterapkan oleh Negara tapi mempunyai perlakuan dan sifat yang berbeda, beberapa pungutan tersebut adalah :

1. Bea Materai, pungutan yang dikenakan kepada dokumen yang bersifat perdata dan dokumen yang digunakan di pengadilan berbeda dengan pajak bea materai tidak memerlukan no identitas baik untuk objek pajak atau untuk wajib pajak.

2. Bea Masuk dan Bea Keluar yang dimaksud dengan bea masuk adalah pungutan atas barang yang dimasukan ke dalam daerah pabean sedangkan bea keluar adalah kebalikan dari bea masuk jumlah bea masuk dan bea keluar ditentukan berdasarkan harga/nilai dari barang tersebut atau berdasarkan tarif yang ditentukan bagi masing-masing golongan barang.

3. Cukai adalah pungutan yang dikenakan kepada beberapa barang yang mempunyai ciri-ciri (konsumsinya perlu dikendalikan, peredarannya perlu dibatasi, penggunaannya mempunyai dampak negative bagi masyarakat atau lingkungan dan pemakaiannya perlu dikenakan pembebanan pungutan Negara untuk menjaga keadilan) sedangkan barang yang terkena cukai dan tariff yang dikenakannya dapat dilihat pada undang-undang No 39 Tahun 2007.

4. Retribusi adalah suatu beban atau biaya yang diberikan kepada seseorang di dalam suatu negara yang mendapatkan layanan atau fasilitas tertentu. Retribusi lebih bersifat spesifik, misalnya seseorang mendapatkan layanan tertentu, maka dia wajib membayar retribusi secara rutin. Contohnya adalah parkir dan jalan tol.

5. Iuran adalah pungutan yang diberikan akibat suatu jasa atau fasilitas yang diberikan pemerintah secara langsung dan nyata kepada pembayar.

Fungsi PajakSecara umum fungsi pajak dapat dibagi menjadi dua yaitu fungsi anggaran

(budgetair) dan pengatur (regularend).Dalam fungsi budgetair pajak berfungsi sebagai salah satu sumber penerimaan

Negara yang utama yang digunakan untuk membiayai pengeluaran dan pembiayaan baik rutin ataupun untuk pembangunan. Upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan sumber pemasukan kas Negara dilakukan dengan cara ekstensifikasi dan intensifikasi pemungutan pajak misalnya dengan melakukan penyempurnaan peraturan perpajakan dan tata cara pemugutan pajak.

Selain sebagai fungsi budgetair atau anggaran pajak juga berfungsi sebagai regulasi atau pengatur pelaksanaan kebijakan pemerintah, contoh dari pajak sebagai regulator adalah pada tariff pajak ekspor yang 0% bertujuan untuk mendorong para pengusaha untuk menigkatkan hasil produksi yang diekspor ke luar negeri sehingga dapat meningkatkan devisa negaraselain juga dapat dilihat pada penerapan tarif pajak progresif penghasilan sehingga pihak yang mempunyai penghasilan yang tinggi juga memberikan kontribusi yang tinggi pula sehingga menghasilkan pemerataan pendapatan.

Page 25: KISI-KISI KONFER.docx

Syarat Pemungutan PajakDidalam melakukan pemungutan pajak pemerintah selaku pihak yang berperan sebagai pemungut pajak harus memperhatikan beberapa syarat tertentu dalam tata cara pemungutan pajak yaitu:

Keadilan, adil dalam artian undang-undang adalah pajak dikenakan secara umum dan merata tanpa membedabedakan dan sesuai dengan kemampuan masing-masing.

Berdasarkan Undang-Undang, kegiatan pemungutan pajak dan hak pemungut pajak dijamin oleh undang undang dalam hal ini UU 1945 pasal 23 ayat 2.

Tidak Menggangu Perekonomian (Ekonomis), berarti pemungutan pajak tidak menimbulkan kelesuan ekonomi dan menggangu kelancaran produksi maupun perdagangan.

Efisien (Finansial), biaya pemungutan pajak harus diatur agar lebih rendah dari hasil pemungutan pajak.

Sederhana, yang dimaksud dengan sederhana adalah tata cara pemungutan harus dibuat sesederhana mungkin agar memudahkan masyarakat dalam memenuhi kewajiban pajaknya.

Hukum PajakHukum pajak dibagi menjadi dua yaitu hukum pajak secara materil dan secara formil

Hukum pajak materiil adalah norma yang menjelaskan keadaan, perbuatan, dan peristiwa hukum yang menjelaskan keadaan, perbuatan dan peristiwa hukum yang harus dikenakan pajak,siapa yang dikenakan pajak dan besarnya jumlah pajak atau secara singkatnya hukum materiil berisi tentang norma mengenai timbulnya pajak, besarnya pajak, penghapusan utang pajak dan hubungan antara pemerintah dan wajib pajak.

Hukum pajak formil adalah peraturan yang mengatur mengenai tata cara perwujudan dan pelaksanaan hukum materiil secara nyata, pada hukum formil dimuat cara penyelenggaraan hukum pajak , control pemerintah terhadap penyelenggaraan pajak, kewajiban wajib pajak dan prosedur pemungutan pajak.

Jenis PajakPajak dapat dikelompokan menjadi tiga bagian yaitu pengelompokan

berdasarkan golongan, sifat, dan menurut lembaga pemungutnya.

Berdasarkan Golongannya :a. Pajak langsung, adalah pajak yang harus ditanggung sendiri atau menjadi beban

oleh wajib pajak sendiri sehingga tidak dapat dilimpahkan kepada orang lain contaoh dari pajak langsung adalah PPh atau pajak penghasilan.

b. Pajak tidak langsung, adalah kebalikan dari pajak langsung dimana pada pajak tidak langsung pada akhirnya dapat dilimpahkan atau dibebankan kepada orang

Page 26: KISI-KISI KONFER.docx

lain atau pihak ketiga contoh dari pajak tidak langsung adalah pada kegiatan penyerahan atau penjualan dan pembelian barang dan jasa (PPN).

Dalam menentukan apakah suatu kegiatan termasuk kedalam pajak langsung atau tidak harus dilihat tiga factor dalam arti ekonomis yaitu : penanggung jawab pajak (orang yang secara yuridis harus melunasi pajak), penanggung pajak (berdasarkan fakta adalah orang yang pertama memikul beban pajak) dan pemikul pajak ( orang yang menurut UU harus dikenakan pajak). Jika seseorang atau aktivitas tertentu terdapat ketiga unsure tersebut maka pajaknya adalah pajak langsung sedangkan apabila salah satu unsur itu terdapat secara terpisah maka disebut pajak tidak langsung.

Berdasarkan Sifatnya :        Pajak subjektif, adalah pajak yang pengenaannya memperhatikan keadaan wajib pajak sebagai subjeknya misalnya adalah dalam pengenaan PPh atau pajak penghasilan dimana subjuknya adalah orang pribadi yang memperhatikan keadaan pribadi wajib pajak (perkawinan, jumlah tanggungan) untuk dimasukan ke dalam perhitungan wajib pajak.        Pajak objektif, adalah pajak yang memperhatikan objek pengenaan pajak tan pa melihat keadaan subjek pajaknya, contohnya adalah PPN dan pajak penjualan atas barang mewah.

Menurut Lembaga Pemungutnya        Pajak Negara, adalah pajak yang pemungutannya dilakukan oleh pemerintah pusat dan digunakan oleh untuk membiayai rumah tangga Negara pada umumnya contoh dari pajak pusat adalah PPh dan PPN.         Pajak Daerah, adalah pajak yang dipungut oleh daerah baik daerah tingkat I atau daerah tingkat II dan dignakan untuk pembiayaan rumah tangga masing-masing contohnya adalah pajak kendaraaan bermotor, pajak reklame, PBB dan BPHTB.

f. Ketentuan umum dan tata cara perpajakanA.    LATAR BELAKANGPajak adalah istilah yang tidak asing lagi bagi kita, peranannyapun dalam pengembangan suatu Negara juga sangat besar. Karena itu, di Indonesia banyak Undang-Undang maupun peraturan perundang-undangan yang menjelaskan tentang pajak. Dari periode ke periode peraturan tentang pajak selalu mengalami perubahan, begitupun di Indonesia. Sehingga muncullah istilah-istilah baru tentang perpajakan yang harus diketahui oleh orang banyak. Selain itu perlu disadari juga bahwa sebagian besar penduduk indonesia yang belum mempunyai NPWP, padahal NPWP tersebut sangat penting bagi pembangunan Negara. Maka dari itu kami membuat makalah ini guna memberi tahu pembaca tentang NPWP dan menumbuhkan kesadaran pembaca untuk membayar pajak. 

Page 27: KISI-KISI KONFER.docx

B.     TUJUAN DAN MANFAATTujuan kami menulis makalah dan mengangkat Tema mengenai “KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN” ini adalah guna memenuhi  tugas mata kuliah Perpajakan.Manfaat penulisan makalah ini adalah untuk memperluas wawasan kami dan pembaca tentang masalah Perpajakan. Selain itu supaya ada kesadaran pada diri kami dan pembaca untuk tertib membayar pajak. C.    RUMUSAN MASALAH

1. Apasaja istilah-istilah baru tentang perpajakan?2. Bagaimana penjelasan tentang Nomor Pokok Wajib Pajak?3. Hal-hal apa saja yang berkaitan dengan Surat Setoran Pajak?4. Bagaimana dengan Surat Pemberitahuan?5. Apa saja Wewenang dan Kewajiban Aparat Perpajakan?6. Bagaimana tentang Daluwarsa Perpajakan?

BAB IIKETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN (UU No. 28 Tahun 2007) A.    PERUMUSAN ISTILAHPeraturan perundang-undangan perpajakan yang mengatur tentang “Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan” adalah UU No. 6 tahun 1983, sebagaimana telah diubah dengan UU No. 9 tahun 1994, dengan UU No. 16 tahun 2000, terakhir dengan UU No. 28 tahun 2007. Undang-undang tentang “Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan”  dilandasi falsafah Pancasila dan UUD 1945.UU No. 28 tahun 2007 pada dasarnya mengatur hak dan kewajiban Wajib Pajak, wewenang dan kewajiban aparat pemungut pajak, serta sanksi perpajakan. Beberapa istilah baru yang muncul pada UU No. 28 tahun 2007, antara lain:

1. Pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa.

2. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan.

3. Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap.

4. Pengusaha adalah orang pribadi atau badan dalam bentuk apapun yang dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya menghasilkan barang, mengimpor, mengekspor barang, melakukan usaha perdagangan, dll.

5. Pengusaha Kena Pajak adalah pengusaha yang melakukan penyerahan barang kena pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak.

6. Nomor Pokok Wajib Pajak adalah nomor yang diberikan kepada wajib pajak sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagi tanda pengenal diri Wajib Pajak.

7. Masa Pajak adalah jangka waktu yang menjadi dasar wajib pajak untuk menghitung, menyetor, dan melaporkan pajak yang terutang dalam suatu jangka waktu tertentu.

Page 28: KISI-KISI KONFER.docx

8. Tahun Pajak adalah jangka waktu satu tahun  kalender.9. Bagian Tahun pajak adalah bagian dari jangka waktu satu tahun pajak.10. Pajak Yang Terutang adalah pajak yang harus dibayar pada suatu bagian tahun pajak.11. Surat Pemberitahuan Pajak adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk

melaporkan penghitungan dan/atau pembayaran pajak.12. Surat Pemberitahuan Masa adalah surat pemberitahuan untuk suatu Masa Pajak.13. Surat Pemberitahuan Tahunan adalah surat pemberitahuan untuk suatu Tahun Pajak

atau Bagian Tahun Pajak.14. Surat Setoran Pajak adalah bukti pembayaran atau penyetoran pajak yang telah

dilakukan dengan menggunakan formulir atau dengan cara lain.15. Surat Ketetapan Pajak adalah surat ketetapan yang berhubungan dengan pembayaran

pajak.16. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar adalah surat ketetapan yang menentukan

besarnya jumlah pokok pajak, jumlah kredit pajak, jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak, besarnya administrasi, dan jumlah yang masih harus dibayar.

17. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan adalah surat ketetapan pajak yang menentukan tambahan atas jumlah pajak yang telah ditetapkan.

18. Surat Ketetapan Pajak Nihil adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah pokok pajak sama besarnya dengan jumlah kredit pajak atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak.

19. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak.

20. Surat Tagihan Pajak adalah surat untuk melakukan tagihan pajak dan/atau sanksi administrasi berupa bunga dan/atau denda.

21. Surat Paksa adalah surat perintah membayar utang pajak dan biaya penagihan pajak.22. Kredit Pajak untuk Pajak Penghasilan adalah pajak yang dibayar sendiri oleh Wajib

Pajak ditambah dengan pokok pajak terutang dalam Surat Tagihan Pajak karena Pajak Penghasilan dalam tahun berjalan tidak atau kurang dibayar, ditambah dengan pajak yang dipotong atau dipungut, ditambah dengan pajak atas penghasilan yang dibayar atau terutang diluar negeri, dikurangi dengan pengembalian pendahuluan kelebihan pajak yang dikurangkan dari pajak yang terutang.

23. Kredit Pajak untuk Pajak Pertambahan Nilai adalah Pajak Masukan yang dapat dimasukkan dikurangi dengan pengembalian pendahuluan kelebihan pajak atau setelah dikurangi dengan pajak yang telah dikompensasikan, yang dikurangkan dengan dari pajak yang terutang.

24. Pekerjaan Bebas adalah pekerjaan yang dilakukan orang pribadi yang mempunyai keahlian khusus yang tidak terikat pada hubungan kerja.

25. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan, dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesional untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan.

26. Bukti Permulaan adalah keadaan, perbuatan, dan/atau bukti berupa keterangan, tulisan atau benda yang dapat memberikan petunjuk adanya dugaan kuat bahwa sedang atau telah terjadi tindak pidana  dibidang perpajakan.

Page 29: KISI-KISI KONFER.docx

27. Pemeriksaaan Bukti Permulaan adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mendapatkan bukti permulaan tentang adanya dugaan telah terjadi tindak pidana dibidang perpajakan.

28. Penanggung Pajak adalah orang pribadi atau badan yang bertanggung jawab atas pembayaran pajak.

29. Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan untuk periode tahun pajak tersebut.

30. Penelitian adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk menilai kelengkapan pengisian surat pemberitahuan dan lampiran-lampirannya termasuk penilaian tentang kebenaran penulisan dan penghitungannya.

31. Penyidikan Tindak Pidana Dibidang Perpajakan adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh penyidik untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana dibidang perpajakan.

32. Penyidik adalah pejabat pegawai negeri sipil tertentu dilingkungan Direktorat Jenderal Pajak yang diberi wewenang khusus untuk melakukan penyidikan tindak pidana.

33. Surat Keputusan Pembetulan adalah surat keputusan yang membetulkan kesalahan tulis, kesalahan hjitung, dan/atau kekeliruan penerapan ketentuan tertentu dalam peraturan perundang-undangan perpajakan.

34. Surat Keputusan Keberatan adalah Surat keputusan atas keberatan terhadap surat ketetapan pajak atau terhadap pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga yang diajukan oleh wajib pajak.

35. Putusan Banding adalah putusan badan peradilan pajak atas banding terhadap surat keputusan keberatan yang dijukan oleh wajib pajak.

36. Putusan Gugatan adalah putuasn badan peradilan pajak atas gugatan terhadap hal-hal yang berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan dapat diajukan gugatan.

37. Putusan Peninjauan kembali adalah putusan mahkamah agung atas permohonan peninjauan kembali yang diajukan oleh Wajib Pajak atau oleh Direktur Jenderal Pajak terhadap putusan banding atau putusan gugatan dari badan peradilan pajak.

38. Surat Keputusan Pengambilan Pendahuluan Kelebihan Pajak adalah surat keputuasn yang menentukan jumlah pengembalian pendahuluan kelebihan pajak untuk wajib pajak tertentu.

39. Surat Keputusan Pemberian Imbalan Bunga adalah surat keputusan yang menentukan jumlah imbalan bunga yang diberikan kepada Wajib Pajak.

40. Tanggal dikirim adalah tanggal stempel pengiriman pos, tanggal faksimili, atau dalam hal disampaikan secara langsung yaitu tanggal pada saat surat, keputusan, atau putusan disampaikan secara langsung.

41. Tanggal diterima adalah tanggal stempel pos, tanggal faksimili, atau dalam hal diterima secara langsung yaitu tanggal pada saat surat, keputusan, atau putuasn disampaikan secara langsung.

UU No. 28 tahun 2007 pada dasarnya mengatur hak dan kewajiban Wajib Pajak, wewenang dan kewajiban aparat pemungut pajak, serta sanksi perpajakan.B.    NOMOR POKOK WAJIB PAJAK

Page 30: KISI-KISI KONFER.docx

1.      PengertianNomor Pokok Wajib Pajak adalah suatu sarana administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagi tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak2.      Fungsi Nomor Pokok Wajib Pajaka. Sebagai tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak.b. Untuk menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak dan dalam pengawasan administrasi perpajakan.3.  Pencantuman NPWPNPWP harus dituliskan dalam setiap dokumen perpajakan, antara lain pada:a. Formulir pajak yang digunakan Wajib Pajakb. Surat menyurat dalam hubungannya dengan perpajakanc. Dalam hubungan dengan instansi tertentu yang mewajibkan mencatumkan NPWP.4.      Pendaftaran NPWPa. Semua wajib pajak yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan berdasarkan system self assessment, wajib mendaftarkan diri pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan Wajib Pajak untuk dicatat sebagai Wajib Pajak sekaligus untuk mendapatkan nomor pokok Wajib Pajak. KUP: Pasal 2 ayat (2)b. Kewajiban mendaftarkan diri tersebut berlaku pula untuk wanita kawin yang dikenai pajak secara terpisah karena hidup terpisah berdasarkan keputusan hakim atau dikehendaki secara tertulis berdasarkan perjanjian pemisahan penghasilan dan harta. KUP: Pasal 2 ayat (1)c. Direktur jenderal pajak menErbitkan Nomor Wajib Pajak dan/atau mengukuhkan pengusaha kena pajak secara jabatan apabila wajib pajak atau pengusahakena pajak tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada  ayat (1) dan/ atau ayat (2). KUP: Pasal 2 ayat (3)d. Kewajiban mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP dibatasi jangka waktunya, karena hal ini berkaitan dengan saat pajak terutang dan kewajiban mengenai pajak terutang. Jangka waktu pendaftaran NPWP tersebut adalah:

Bagi Wajib Pajak orang pribadi yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas dan Wajib Pajak badan, paling lambat 1 (satu) bulan setelah usaha mulai dijalankan.

Bagi Wajib Pajak orang pribadi yang tidak menjalankan usaha atau pekerjaan bebas apabila sampai dengan satu bulan yang jumlahnya melebihi PTKP setahun, wajib mendaftarkan diri paling lambat pada akhir bulan berikutnya.

5.   SanksiSetiap orang yang dengan sengaja:

Tidak mendaftarkan diri untuk diberikan NPWP atau menyalahgunakan tanpa hak NPWP, sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan Negara, dipidana penjara paling singkat 6 bulan dan paling lama 6 tahun dan denda paling sedikit 2 kali pajak terutaang yang tidak atau kurang dibayar dan paling banyak 4 kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar. KUP: Pasal 39 ayat (1) huruf a.

Pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditambahkan 1 kali menjadi 2 kali sanksi pidana apabila seseorang melakukan lagi tindak pidana dibidang perpajakan sebelum lewat 1 tahun, terhitung sejakselesainya menjalani pidana penjara yang dijatuhkan. KUP: Pasal 39 ayat (2).

Page 31: KISI-KISI KONFER.docx

Setiap orang melakukan percobaan untuk melakukan tindak pidana menyalahgunakan atau menggunakan tanpa hak NPWP sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b, dalam rangka mengajukan permohonan restitusi atau melakukan kompensasi pajak atau pengkreditan pajak, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 bulan dan paling lama 2 tahun dan denda paling sedikit 2 kali jumlah restitusi yang dimohonkan dan/atau kompensasi atau pengkreditan yang dilakukan dan paling banyak 4 kali jumlah restitusi tersebut.

Setiap orang melakukan percobaan untuk melakukan tindak pidana menyalahgunakan atau menggunakan tanpa hak pengukuhan Pengusaha Kena Pajak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b, dalam rangka mengajukan permohonan restitusi atau melakukan kompensasi pajak atau pengkreditan pajak, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 bulan dan paling lama 2 tahun dan denda paling sedikit 2 kali jumlah restitusi yang dimohonkan dan/atau kompensasi atau pengkreditan yang dilakukan dan paling banyak 4 kali dari jumlah restitusi tersebut.

6.   Penghapusan NPWPPenghapusan NPWP dilakukan dalam hal-hal sebagai berikut:a. Wajib Pajak orang pribadi meninggala dunia dan tidak meninggalkan warisan;b. Warisan yang belum terbagi dalam kedudukan sebagai subjek pajak sudah selesai dibagi;c. Wajib Pajak badan yang telah dibubarkan secara resmi berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.d. Bentuk Usah Tetap yang karena suatu hal kehilangan statusnya sebagai bentuk usaha tetap.e. Wajib Pajak orang pribadi lainnya, selain yang dimaksud dalam huruf a dan huruf b yang tidak memenuhi syarat lagi sebagai Wajib Pajak7.   Format NPWPNPWP terdiri dari 15 digit, yaitu 9 digit pertama merupakan Kode Wajib Pajak dan 6 digit berikutnya merupakan Kode Administrasi Perpajakan. Berikut ini adalah salah satu contoh NPWP:

0 1 5 1 2 0 0 2 2 5 0 4 0 0 0

B.    PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK1. Pengukuhan Pengusaha Kena Pajaka. Setiap Wajib Pajak sebagai pengusaha yang dikenai pajak berdasarkan UU PPN 1984 dan perubahannya, wajib melaporkan usahanya pada kantor Direktorat Jendral Pajak yang wilayah kerjannya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan pengusaha, dan tempat kegiatan usaha dilakukan untuk dikukuhkan sebagai pengusaha kena pajak KUP:Pasal 2 Ayat (2)b. Direktur Jendral Pajak dapat menetapkan:

Tempat pendaftaran dan/atau tempat pelaporan usaha selain yang ditetapkan pada ayat (1) dan ayat (2); dan/atau

Tempat pendaftaran pada kantor Direktorat Jendral Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal dan atau kantor Direktorat Jendral Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat usaha dilakukan, bagi wajib pahjak orang tertentu.

c. Jangka waktu melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai pengusaha kena pajak adalah selambat-lambatnya 1 (satu) setelah saat usaha dimulai.

Page 32: KISI-KISI KONFER.docx

2. Fungsi Pengukuhan Pengusaha Kena Pajaka. Sebagai identitas Pengusaha Kena Pajak yang bersangkutan;b. Sebagai sarana pengawasan dalam melaksanakan hak dan kewajiban PK di bidang PPN dan PPn-BM3. Pencabutan Pengukuhan PKPPencabutan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak dilakukan antara lain dalam hal:a. Pengusaha Kena Pajak pindah alamatb. Wajib Pajak badan telah dibubarkan secara resmic. Tidak memenuhi syarat sebagai Pengusaha Kena Pajak4. SanksiSetiap orang yang dengan sengaja :

Tidak mendaftarkan diri untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak atau menyalahgunakan atau menggunakan tanpa hak pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan paling lama 6 (enam) tahun dan denda paling sedikit 2 (dua) kali jumlah pajak  terutang yang  tidak atau kurang dibayar dan paling banyak 4 (empat) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar. KUP : Pasal 39 ayat (1) huruf a.

Pidana sebagaimana dimaksud pada ayat 1 (satu) ditambahkan 1 (satu) kali menjadi 2 (dua) kali sanksi pidana apabila seseorang melakukan lagi tindak pidana dibidang perpajakan sebelum lewat 1 (satu) tahun, terhitung sejak selesainya menjalani pidana penjara yang dijatuhkan. KUP: pasal 39 ayat (2)

Setiap orang yang melakukan percobaan untuk melakukan tindak pidana atau menyalahgunakan atau menggunakan tanpa hak pengukuhan Pengusaha Kena Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, dalam rangka mengajukan restitusi atau merlakukan kompensasi pajak atau pengkreditan pajak, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan paling lama 2 (dua) tahun dan denda paling sedikit 2 (dua) kali jumlah restitusi yang dimohonkan dan/atau kompensasi atau pengkreditan yang dilakukan dan paling banyak 4 (empat) kali jumlah restitusi yang dimohonkan dan/atau kompensasi atau pengkreditan yang dilakukan. KUP :Pasal 39 ayat (3)

D.    SURAT SETORAN PAJAK1.      PengertianSurat setoran pajak adalah bukti pembayaran atau penyetoran pajak yang telah dilakukan dengan menggunakan formulir atau telah dilakukan dengan cara lain ke kas negara melalui tempat pembayaran yang ditunjuk oleh menteri keuangan. KUP: Pasal 1, angka 42.      Fungsi Setoran Surat Pajaka.   Sebagai sarana untuk membayar pajak;b.   Sebagai bukti dan laporan pembayaran pajak.3.      Tempat Pembayaran dan Penyetoran Pajak

Page 33: KISI-KISI KONFER.docx

Wajib Pajak wajib membayar atau menyetora pajak yang terhutang dengan mengguanakan Surat Setoran Pajak ke kas negara melalui tempat pembayaran yang diatur atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan. KUP : Pasal 10 ayat (1)            Tempat pembayaran tersebut adalah:a.      Bank-bank yang ditunjuk oleh Direktorat Jendral anggaran;b.      Kantor pos.4.      Batas Waktu PembayaranBatas waktu pembayaran atau penyetoran diatur sebagai berikut :a.      Batas Waktu Pembayaran Masa:

No. Jenis Pajak Batas Waktu Pembayaran atau Penyetoran

1 PPh pasal 21 Paling lambat tanggal 10 bulan takwim berikutnya setelah masa pajak berakhir

2 PPh pasal 21-impor Harus dilunasi sendiri oleh wajib pajak bersamaan dengan pembayaran Bea Masuk.  Apabila Bea Masuk dibebaskan atau ditunda, harus dilunasi pada saat penyelesaian dokuman impor

3 PPh pasal 22-Direktorat Jendral Bea dan Cukai

1 (satu) hari setelah pemungutan pajak dilakukan

4 PPh pasal 22- Bendaharawan Pemerintah

Pada hari yang sama dengan pelaksanaan pembayaran

5 PPh pasal 22 dari penyerahan oleh Pertamina

Dilunasi sendiri oleh wajib pajak sebelum Suart Pemerintah Pengeluaran Barang (deliveryn order) ditebus

6 PPh pasal 22 yang dipungut oleh badan tertentu

Paling lambat tanbggal 10 bulan takwim berikutnya

7 PPh pasal 23 dan 26 Paling lambat tanggal 10 bulan takwim berikutnya setelah bulan saat terutangnya pajak

8 PPh pasal 25 Paling lambat tanggal 15 bulan takwim berikutnya setelah bulan saat terutangnya pajak

9 PPN dan PPn-Bm Paling lambat tanggal 15 bulan takwim berikutnyasetelah masa pajak berakhir

10 PPN dan PPn-Bm impor Harus dilunasi sendiri oleh wajib pajak bersamaan dengan pembayaran Bea Masuk.  Apabila Bea Masuk dibebaskan atau ditunda, harus dilunasi pada saat penyelesaian dokuman impor

Page 34: KISI-KISI KONFER.docx

11 PPN dan PPn-Bm Direktorat Jendral Bea dan Cukai

1 (satu) hari setelah pemungutan pajak dilakukan

12 PPN dan PPn-Bm Bendaharawan

Paling lambat tanggal 7 bulan takwim berikutnyasetelah masa pajak berakhir

 b.      Kekurangan pajak berdasar SPT (PPh pasal 29) Harus dibayar lunas selambat-lambatnya tanggal 25 bulan ketiga setelah Tahun Pajak

atau Bagian Tahun Pajak berakhirc.       STP, SKPKB, SKPKBT, Surat Pembetulan Kesalahan, Surat Keputusan Keberatan, dan Putusan Banding, yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah:

Harus dilunasi selambat-lambatnya satu bulan sejak diterbitkannya surat-surat tersebut. Dalam hal tanggal pembayaran atau penyetoran jatuh pada hari libur, maka pembayaran atau penyetoran harus dilakukan pada hari kerja berikutnya.

     Sanksi: Apabila atas pajak yang terutang menurut Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, atau

Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, dan tambahan jumlah pajak yang harus dibayar berdasarkan Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, atau Putusan Banding, pada saat jatuhn tempo pembayaran tidak atau kurang dibayar, maka atas jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar itu, dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 % sebulan untuk seluruh masa, yang dihitung dari tanggal jatuh tempo sampai dengan tanggal pembayaran atau tanggal diterbitkannya surat tagihan pajak, dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan. KUP: pasal 19 ayat (1).

Dalam hal Wajib Pajak diperbolehkan mengangsur atau menunda pembayaran pajak, juga dikenakan bunga sebesar 2% sebulan, dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan. KUP: pasal 19 ayat (2).

Dalam hal Wajib Pajak diperbolehkan menunda penyampaian Surat Pemberitahuan dan ternyata penghitungan sementara pajak yang terutang sebagaimana dimaksud pada pasal 3 ayat (5) kurang dari jumlah pajak yang sebenarnya terutang, maka atas kekurangan pembayaran pajak tersebut dikenakan bunga sebesar 2% sebulan yang dihitung dari saat berakhirnya kewajiban menyampaikan surat pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 ayat (3) huruf b samapi dengan tanggal dibayarnya kekurangan pembayaran tersebut, dan bagian dari bulan dihitung sebulan penuh. KUP: pasal 19 ayat (3).

E.     SURAT PEMBERITAHUAN1.      Pengertian            Surat Pemberitahuan adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan dan/atau pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan objek pajak, dan/atau harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. KUP:pasal 1, angka 112.      Fungsi Surat Pemberitahuan (SPT)a.      Fungsi SPT bagi wajib pajak PPh:

Page 35: KISI-KISI KONFER.docx

1)      Sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan perhitungan jumlah pajak yang sebenarnya terutang;2)      Untuk melaporkan pembayaran atau pelunasan pajak yang  telah dilakukan sendiri dan/atau melalui pemotongan atau pemungutan pajak lain dalam satu tahun pajak;3)      Untuk melaporkan pembayaran  pemotongan atau  pemungut tentang pemotongan atau pemungutan pajak orang pribadi atau badan lain dalam masa pajak yang ditentukan berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.b.      Fungsi SPT bagi pengusaha kena pajak1)      Sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan perhitungan jumlah PPN dan PPn-BM yang seharusnya terutang;2)      Untuk melaporkan pengkreditan Pajak Masukan terhadap Pajak Keluaran;3)      Untuk melaporkan pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan oleh Pengusaha Kena Pajak dan/atau melalui pihak lain dalam satu Masa Pajak yang telah ditentukan oleh peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.c.      Fungsi SPT bagi pemotong atau pemungut pajak :

Sabagai sarana untuk malaporkan dan mempertanggungjawabkan pajak yang dipotong atau dipungut dan disetorkannya

      Kewajiban terhadap SPT Setiap Wajib Pajak wajib mengisi Surat Pemberitahuan dengan benar, lengkap, dan jelas,

dalam bahasa Indonesia dengan menggunakan huruf Latin, angka Arab, satuan mata uang Rupiah, dan menandatangani serta menyampaikannya ke kantor Direktorat Jendral Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar atau dikukuhkan atau tempat lain yang ditetapkan oleh Direktur Jendral Pajak. KUP : Pasal 3 ayat (1)

3.      Batas waktu penyampaian Surat Pemberitahuan adalah : Batas waktu pembayaran dan penyetoran pajak yang terutang untuk suatu saat atas Masa

Pajak ditetapkan oleh Menteri Keuangan dengan batas waktu tidak melewati 15 (lima belas) hari setelah saat terutangnya pajak atau Masa Pajak berakhir.

Batas waktu pembayaran untuk kekurangan pembayaran pajak berdasarkan SPT Tahunan paling lambat sebelum SPT disampaikan.

Jangka waktu pelunasan surat ketetapan pajak untuk Wajib Pajak usaha kecil dan Wajib Pajak di daerah tertentu paling lama 2 bulan.

Sanksi Keterlambatan Pembayaran PajakAtas keterlambatan pembayaran pajak, dikenakan sanksi denda administrasi bunga 2% (dua persen) sebulan dari pajak terutang dihitung dari jatuh tempo pembayaran. Wajib Pajak yang alpa tidak menyampaikan SPT atau menyampaikan SPT tetapi isinya tidak benar atau tidak lengkap dan dapat merugikan negara yang dilakukan pertama kali tidak dikenai sanksi pidana tetapi dikenai sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 200% dari pajak yang kurang dibayar.F..     HAK- HAK WAJIB PAJAK1.      Hak Memperpanjang Jangka Waktu Penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan

Wajib Pajak dapat memperpanjang jangka waktu penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud Pasal 3 ayat (3) paling lama 2 bulan dengan cara menyampaikan pemberitahuan tertulis atau dengan cara lain kepada Direktur

Page 36: KISI-KISI KONFER.docx

Jendral Pajak yang ketemtuannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.

Pemberitahuan tersebut harus dusertai dengan penghitungan sementara pajak yang terhutang dalam 1 Tahun Pajak dan Surat Setoran Pajak sebagai bukti pelunasan kekurangan pembayaran pajak yang terutang yang ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan. KUP: Pasal 3 ayat (4) dan ayat (5).

2.      Hak Membetulkan Surat Pemberitahuan Wajib Pajak dengan kemauan sendiri dapat membetulkan Surat Pemberitahuan yang telah

disampaikan dengan menyampaikan pernyataan tertulis, dengan syarat Direktur Jendral Pajak belum melakukan tindakan pemeriksaan. KUP: Pasal 8 ayat (1).

Dalam hal pembetulan Surat Pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyatakan rugi atau lebih bayar, pembetulan disampaikan paling lama 2 tahun sebelum daluwarsa penetapan. KUP: Pasal 8 ayat (1a).

Walaupun Direktur Jendral Pajak telah melakukan pemeriksaan dengan syarat Direktur Jemdral Pajak belum menerbitkan Surat Ketetapan Pajak, Wajib Pajak dengan kesadaran sendiri dapat mengungkapkan dalam laporan tersendiri tentang ketidakbenaran pengisian Surat Pemberitahuan yang telah disampaikan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, yang mengakibatkan:

a. Pajak-pajak yang masih harus dibayar menjadi lebih besar atau lebih kecil,b. Rugi berdasarkan ketentuan perpajakan menjadi lebih kecil atau besar,c. Jumlah harta menjadi lebih besar atau lebih kecild. Jumlah modal menjadi lebih besar atau lebih kecil. KUP: Pasal 8 ayat (4).3.      Hak Mengangsur Atau Menunda Pembayaran Pajak

Direktur Jendral Pajak atas permohonan Wajib Pajak dapat memberikan persetujuan untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajak, termasuk kekurangan pembayaran sebagaimana diatur pada ayat (2) paling lama 12 bulan, yang pelaksanaannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan. KUP: Pasal 9 ayat (4).

Apabila Wajib Pajak mengalami kesulitan likuiditas atau mengalami keadaan diluar kekuasaannya (force major), sehingga tidak dapat memenuhi kewajiban pajaknya pada waktu yang telah ditentukan, dapat mengajukan permohonan secara tertulis untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajak yang terutang dalam Surat Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding, kepada Direktur Jendral Pajak dalam hal ini Kepala Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar dengan syarat:

o Diajukan sebelum saat jatuh tempo pembayaran hutang pajak berakhir, kecuali untuk force major dapat diajukan setelah tanggal jatuh tempo;

o Menyatakan alas an-alasan penundaan pembayaran;o Menyatakan jumlah pajak yang dimohonkan untuk ditunda dan atau diangsur.

4.      Hak Memohon Restitusi Atas permohonan Wajib Pajak, kelebihan pembayaran pajak sebagaimana dimaksud

dalam Pasl 17, Pasal 17B. Pasal 17C, atau Pasal 17D dikembalikan, dengan ketentuan

Page 37: KISI-KISI KONFER.docx

bahwa apabila ternyata Wajib Pajak mempunyai hutang pajak, langsung diperhitungkan untuk melunasi terlebih dahulu hutang pajak tersebut. KUP: Pasal 11 ayat (1).

5.      Hak Memohon Pembetulan Surat Tagihan Pajak/Surat Ketetapan Pajak Yang Salah Atas permohonan Wajib Pajak atau karena jabatannya, Direktur Jendral Pajak dapat

membetulkan Surat Ketetapan Pajak, Surat Tagihan Pajak, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Surat Keputusan Pengurangan Sanksi Administrasi, Surat Keputusan Penghapusan Sanksi Administrasi, Surat Keputusan Pembatalan Ketetapan Pajak, Surat Keputusan  Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak, Surat Keputusan Pemberian Imbalan Bunga, yang dalam penerbitannya terdapat kesalahan tulis, kesalahan hitung, dan atau kekeliruan penerapan ketentuan tertentu dalam peraturan peraturan perundang-undangan perpajakan. KUP: Pasal 16 ayat (1).

6.      Hak Mengajukan Keberatan Wajib Pajak dapat mengajukan keberatan hanya kepada Direktur Jendral Pajak atas

sesuatu:a. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayarb. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahanc. Surat Ketetapan Pajak Nihild. Surat Ketetapan Pajak Lebuh Bayare. Pemotongan atau Pemungutan oleh pihak ketiga berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakn. KUP: Pasal 25 ayat (1).

Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan mengemukakan jumlah pajak terutang, jumlah pajak yang dipotong atau dipungut, atau jumlah rugi menurut penghitungan Wajib Pajak dengan disertai alas an yang menjadi dasar penghitungan. KUP: Pasal 25 ayat (2)

7.      Hak Mengajukan Banding Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan banding hanya kepada Badan Peradilan 

Pajak  atas Surat Keputusan Keberatan sebagaimana dimaksud  dalam Pasal 26 ayat (1). KUP: Pasal 27 ayat (1).

Permohonan banding tersebut diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia, dengan alasan yang jelas paling lama 3 bulan sejak Surat Keputusan Keberatan diterima dan dilampiri dengan salinan dari Surat Keputusan Keberatan yang ditrbitkan. KUP: Pasal 27 ayat (3).

G.    WEWENANG DAN KEWAJIBAN APARAT PERPAJAKANWewenang:1.      Wewenang Menerbitkan Surat Ketetapan Pajak

Dalam jangka waktu 5 tahun setelah terhutangnya pajak, atau berakhirnya masa pajak, bagian tahun pajak, direktur Jenderal Pajak dapat menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar dalam hal sebagai berikut:

a. Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain pajak yang terutang tidak atau kurang dibayar.

Page 38: KISI-KISI KONFER.docx

b. Apabila surat pemberitahuan tidak disampaikan dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 ayat 3 dan setelah ditegur secara tertulis tidak disampaikan pada waktu sebagaimana ditentukan dalam surat teguran.c. Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain mengenai ppn dan ppn-bm ternyata tidak segera dikompensasikan selisih lebih pajak atau tidak seharusnya dikenakan tarif 0 %.d. Apabila kewajiban sebagaiman dimaksud dalam pasal 28 dan 29 tidak terpenuhi sehingga tidak dapat diketahui besarnya pajak yang terhutang. KUP : pasal ayat 13 ayat (1).

Direkturat Jenderal Pajak dapat menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan dalam jangka waktu 5 tahun setelah saat terhutangnya pajak, atau berakhirnya Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak, apabila ditemukan data baru yang mengakibatkan penambahan jumlah pajak yang terhutang setelah dilakukan tindakan pemeriksaan dalam rangka penerbitan surat ketetapan pajak kurang bayar Tambahan. KUP : Pasal 15 ayat (1).

Jumlah kekurangan pajak yang terhutang dalam Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan ditambah dengan sangksi administrasi berupa kenaikan sebesar 100 % dai jmlah kekurangan pajak tersebut. KUP : Pasal 15 ayat (2).

Atas permohonan Wajib Pajak atau karena jabatannya, Direktur Jenderal Pajak dapat membetulkan Surat Ketetapan Pajak, Surat Tagihan Pajak, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Surat Keputusan Pengurangan Sanksi Administrasi, Surat Keputusan Pengurangan Ketetapan Pajak, Surat Keputusan Pembatalan  Ketetapan Pajak, Surat Keputusan Pengembalian Pandahuluan Kelebihan Pajak, atau Surat Keputusan Pemberian Imbalan Bunga, Yang Dalam Penerbitannya Tedapat Kesalahan Tulis, Kesalahan Hitung. Dan atau kekeliruan penetapan ketentuan tertentu dalam peraturan perundang-undangan perpajakan. KUP : Pasal 16 ayat (1).

2.  Wewenang Menerbitkan Surat Tagihan PajakDirekturat Jenderal Pajak dapat menerbitkan Surat Tagihan Pajak apabila :a. Pajak penghasilan tidak atau kurang dibayar;b. Dari hasil penelitian terdapat kekurangan pembayaran pajak akibat salah tulis atau salah hitung;c. Wajib Pajak dikenakan sanksi administrasi berupa denda atau bunga;d. Pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak tetapi tidak membuat faktur pajak, atau membuat faktur pajak tetapi tidak tepat waktu;f. Pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai pengusaha yang kena pajak yang tidak mengisi faktur pajak secara lengkap;g. Pengusaha Kena Pajak yang melaporkan faktur pajak tidak sesuai dengan masa penerbitan faktur pajak.h. Pengusaha Kena Pajak yang gagal berproduksi dan telah diberikan pengembalian Pajak Masukan.3.      Wewenang Melakukan Penagihan Pajak

Surat Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan

Page 39: KISI-KISI KONFER.docx

Putusan Banding, serta Putusan Peninjauan Kembali, yang menyebabkan jumlah pajak yang masih harus dibayar bertmbah, merupakan dasar penagihan pajak.

Tindakan pelaksanaan pajak yang terhutang sebagaimana tercantum dalam Surat Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan, Keberatan, Putusan Banding yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah, tidak atau kurang dibayar, setelah lewat jatuh tempo pembayaran pajak yang bersangkutan.

Tindakan pelaksanaan penagihan sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 1 diawali dengan mengeluarkan surat teguran oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak setelah tujuh hari sejak jatuh tempo pembayaran.

4.      Wewenang Melakukan Pemeriksaan Dirjen Pajak berwenang melakukan pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan

kewajiban perpajakan wajib pajak dan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

Untuk keperluan pemeriksaan petugas pemeriksa harus memiliki tanda pengenal pemeriksaan dan dilengkapi dngan surat perintah pemeriksaan serta memperlihatkannya kepada wajib pajak yang diperiksa.

Pemeriksaan untuk menguji ketentuan pemenuhan kewajiban perpajakan. Pemeriksaan untuk tujuan lain, dilakuakan jika ada indikasi tidak terpenuhinya kewajiban

salah satu ketentuan peraturan perundang –undangan perpajakan.5.      Wewenang Melakukan Penyelidikan

Penyidikan tindak pidana dibidang perpajakan hanya dapat dilakukan oleh Pejabat PNS tertentu di lingkungan Dirjen Pajak diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan.

Penyidik memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada Penuntut Umum melalui Penyidik Pejabat Polisi Negara RI sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Acara Pidana.

6.      Wewenang Melakukan Penyegelan Direktur Jenderal Pajak berwenang melakukan penyegelan tempat atau ruangan tertentu

serta barang bergerak dan tidak bergerak, apabila Wajib Pajak tidak memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud dalam pasal 29 ayat (3).

7.      Wewenang Mengurangkan Atau Menghapuskan Sanksi Administrasi. Direktur jenderal pajak karena jabatan atau atas permohonsn wajib pajak dapat :1. Mengurangkan atau menghapuskan sanksi administrasi berupa bunga, denda, dan

kenaikan pajak yang terhutang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan dalam hal sanksi tersebut dikenakan karena kekhilafan Wajib Pajak atau bukan karena kesalahannya;

2. Mengurangkan atau membatalkan Surat Ketetapan Pajak yang tidak benar;3. Mengurangkan atau membatalkan Surat Tagihan Pajak;4. Membatalkan hasil pemeriksaan pajak atau surat ketetapan dari hasil pemeriksaan yang

dilaksanakan.Kewajiban:1.      Kewajiban Menerbitkan Surat Ketetapan Pajak

Page 40: KISI-KISI KONFER.docx

Direktur Jendral Pajak, setelah melakukan pemeriksaan, menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar, apabila jumlah pajak yang dibayar lebih besar daripada jumlah pajak yang terhutang. KUP: Pasal 17

Direktur Jendral Pajak, setelah melakukan pemeriksaan, menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Nihil, apabila jumlah kredit pajak atau jumlah pajak yang dibayar sama dengan jumlah pajak yang terutang atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak  atau tidak ada pembayaran pajak. KUP: PASAL 17 A

Direktur Jendral Pajak setelah melakukan pemeriksaan atas permohonan  pengembalian kelebihan pembayaran pajak, selain permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak dari Wajib Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17C dan Wajib Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17D, harus menerbitkan Surat Ketetapan Pajak paling lama 12 bulan setelah sejak surat permohonan diterima secara lengkap. KUP: Pasl 17B ayat (1).

2.      Kewajiban Memberikan Keputusan Direktur Jendral Pajak dalam jangka waktu paling lama 12 bulan sejak tanggal Surat

Keberatan diterima, harus memberi keputusan atas keberatan yang diajukan. KUP: Pasal 26 ayat (1).

Keputusan Direktur Jendral Pajak atas keberatan dapat berupa mengabulkan seluruhnya atau sebagian, menolak atau menambah besarnya jumlah pajak  yang masih harus dibayar. KUP: Pasal 26 ayat (3).

 3.      Kewajiban Memberikan Keterangan

Apabila diminta oleh Wajib Pajak  untuk keperluan mengajukan keberaytan, Direktur Jendral Pajak wajib memberikan keterangan secara tertulis hal-hal yang menjadi dasar pengenaan pajak, penghitungan  rugi pemotongan atau pemungutan pajak. KUP: Pasal 25 ayat (6).

4.      Kewajiban Menjaga Kerahasiaan Data Setiap pejabat dilarang memberitahukan kepada pihak lain segala sesuatu yang dilakukan

yang diketahui kepadanya oleh Wajib Pajak atau pekerjaannya untuk menjalankan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. KUP: Pasal 34 ayat (1).

Larangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku juga terhadap tenaga ahli yang ditunjuk oleh Direktur Jendral Pajak untuk membantu dalam pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan. KUP: Pasal 34 ayat (2).

Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) adalah:a. Pejabat dan tenaga ahli yang bertindak sebagai saksi atau saksi ahli dalam sidang pengadilan.b. Pejabat dan/atau tenaga ahli yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan untuk memberikan keterangan kepada pejabat Lembaga Negara atau Instansi Pemerintahan yang berwenang melakukan pemeriksaan dalam bidang keuangan. KUP: Pasal 34 ayat (2a).

 D.    DALUWARSA PENAGIHAN PAJAK Hak untuk melakukan penagihan pajak termasuk bunga denda, kenaikan, dan penagihan

pajak, daluwarsa setelah melampui waktu 5 tahun terhitung sejak penerbitan surat Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak kurang bayar, Surat Keputusan Pembetulan

Page 41: KISI-KISI KONFER.docx

Daluwarsa penagihan Pajak sebagai mana di maksut pada ayat (1) tertangguh apabila:1. Diterbitkan Surat Paksa2. Ada Pengakuan utang pajak dari Wajib Pajak  baik langsung maupun tidak langsung3. Diterbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar sebagai mana di maksut dalam Pasal 13

ayat (5)4. Dilakukan penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan lain-lain.

Lain-lain:

1. Setip instansi pemerintahan,lembaga,asosiasi dan pihak lain ,wajib membeirkan     data dan informasi yang berkaitan dengan perpajakan kepada direktoral wajib pajak yang ketentuan-ketentuannya di atur degan peraturan pemerintah dengan memperhatikan ketentuan sebagai mana dimaksut  dalam pasal 35 ayat (2).

2. Dalam hal data dan informasi sebagai mana di maksut pada ayat (1) tidak mencakupi, Direktur Jenderal Pajak berwenang menghimpun data dan informasi untuk kepaentingan penerimaan yang ketentuan duatur dengan peraturan pemerintah degan memperhatikan ketentuan dalam pasal 35 ayat (2). KUP:pasal 35 ayat (2).

Sanksi:     

1. Setiap orang harus memberikan keterangan atau bukti yang di minta dalam Pasal 35 tetapidengan sengaja tidak memberi keterangan atau bukti , dipidana dengan pidana kurung paling lama 1 tahun dan denda paling banyak Rp.25.000.000,00. KUP: Pasal 41A

2. Setiap orang degan segaja menghalagi dan mempersulit penyidikan tindak pidana di pidang perpajakan, dipidana dengan pidana kurung paling lama 3 tahun dan denda paling banyak Rp75.000.000,00. KUP: Pasal 41B

3. Setiap orang yang dengan segaja tidak memenuhi kewajiban yang sesuai dalam pasal 35 ayat (1), dipidana dengan pidana kurung paling lama 1 tahun dan denda paling banyak Rp1.000.000,00. KUP: Pasal 41C

4. Setiap orang dengan segaja menyebabkan tidak terpanuhinya kewajiban pejabat dan pihak lain yang sesuai dalam pasal 35A ayat (1),   dipidana dengan pidana kurung paling lama 10 tahun dan denda paling banyak Rp 8000.000,00. KUP: Pasal 41C

5. Setiap orang yang degan segaja tidakmemberikan data dan informasi yang di minta Direktur Jendral Pajak yang sesuai dalam pasal 35A ayat (2), dipidana dengan pidana kurung paling lama 10 tahun dan denda paling banyak Rp8000.000,00. KUP: Pasal 41C

6. Setiap orang yang dengan segaja menyalah gunakan data dan informasi perpajakan sehingga menimbulkan kerugian pada negara, dipidana dengan pidana kurung paling lama 10 tahun dan denda paling banyak Rp8000.000,00. KUP: Pasal 41C

g. Pajak penghasilan (orang pribadi dan badan)1. PPh pribadi Tarif Pajak Penghasilan Pribadi dan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)

Page 42: KISI-KISI KONFER.docx

Inilah tarif pajak penghasilan pribadi dan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) yang diberlakukan sejak 1 Januari 2013, yang bisa Anda gunakan untuk menghitung pajak penghasilan Anda. 

Sesuai dengan Pasal 17 ayat 1, Undang-Undang No. 36 tahun 2008 (Undang-Undang tentang Pajak Penghasilan), maka tarif (potongan) pajak penghasilan pribadi adalah sebagai berikut.

Lapisan Penghasilan Kena Pajak (Rp) Tarif Pajak

Sampai dengan 50 juta 5%

Di atas 50 juta sd 250 juta 15%

Di atas 250 juta sd 500 juta 25%

Di atas 500 juta 30%

Tarif pajak di atas diberlakukan setelah Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) dikurangi dari penghasilan bersih yang disetahunkan.

PTKP berbeda untuk status pekerja yang berbeda. Sesuai dengan Pasal 7 ayat 1, Undang-Undang No. 36 tahun 2008, yang besarnya kemudian dirubah sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 162/PMK.011/2012 tentang Penyesuaian Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak, bagi pekerja yang belum kawin, PTKP adalah Rp24.300.000. Catata: Lihat juga Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-31/PJ/2012 tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pajak Penghasilan Pasal 26 Sehubungan dengan Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan Orang Pribadi.  

Bila pekerja kawin, ada penambahan Rp2.025.000 untuk PTKP.

Bila pekerja mempunyai anak, ada penambahan PTKP sebesar Rp2.025.000 untuk setiap anak dan hanya berlaku sampai anak yang ketiga.

Tidak ada penambahan PTKP untuk anak ke-empat dan seterusnya. 

Bila istri bekerja, PTKP pekerja tetap sama, yaitu Rp24.300.000 dan tarif pajak penghasilan tetap sama.

Berikut adalah Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) untuk status pekerja yang berbeda.

Status Pekerja PTKP (Rp)

Belum Kawin 24.300.000

Kawin, anak 0 26.325.000

Kawin, anak 1 28.350.000

Kawin, anak 2 30.375.000

Kawin, anak 3 32.400.000

Page 43: KISI-KISI KONFER.docx

Itulah potongan pajak penghasilan pribadi dan Penghasilan Tidak Kena Pajak yang dapat Anda gunakan untuk menghitung pajak penghasilan pribadi   Anda.

Berikut disampaikan contoh sebagai mana tercantum dalam peraturan tersebut.Budi Karyanto pegawai pada perusahaan PT Candra Kirana, menikah tanpa anak, memperoleh gaji sebulan Rp3.000.000,00. PT Candra Kirana mengikuti program Jamsostek, premi Jaminan Kecelakaan Kerja dan premi Jaminan Kematian dibayar oleh pemberi kerja dengan jumlah masing-masing 0,50% dan 0,30% dari gaji. PT Candra Kirana menanggung iuran Jaminan Hari Tua setiap bulan sebesar 3,70% dari gaji sedangkan Budi Karyanto membayar iuran Jaminan Hari Tua sebesar 2,00% dari gaji setiap bulan. Disamping itu PT Candra Kirana juga mengikuti program pensiun untuk pegawainya. PT Candra Kirana membayar iuran pensiun untuk Budi Karyanto ke dana pensiun, yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan, setiap bulan sebesar Rp100.000,00, sedangkan Budi Karyanto membayar iuran pensiun sebesar Rp50.000,00. Pada bulan Juli 2013 Budi Karyanto hanya menerima pembayaran berupa gaji.  Penghitungan PPh Pasal 21 bulan Juli 2013 adalah sebagai berikut:

Gaji   3.000.000,00

Premi Jaminan Kecelakaan Kerja       15.000,00

Premi Jaminan Kematian   9.000,00

Penghasilan bruto   3.024.000,00

Pengurangan    

1. Biaya jabatan    

5%x3.024.000,00 151.200,00  

2. Iuran Pensiun 50.000,00  

3. Iuran Jaminan Hari Tua 60.000,00  

    261.200,00

Penghasilan neto sebulan   2.762.800,00

Penghasilan neto setahun    

12x2.762.800,00   33.153.600,00

PTKP    

- untuk WP sendiri 24.300.000,00  

- tambahan WP kawin 2.025.000,00  

    26.325.000,00

Penghasilan Kena Pajak setahun   6.828.600,00

Page 44: KISI-KISI KONFER.docx

Pembulatan   6.828.000,00

PPh terutang    

5%x6.828.000,00 341.400,00  

PPh Pasal 21 bulan Juli    

341.400,00 : 12   28.452,00

Catatan: Biaya Jabatan adalah biaya untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan yang

dapat dikurangkan dari penghasilan setiap orang yang bekerja sebagai pegawai tetap tanpa memandang mempunyai jabatan ataupun tidak.

Contoh di atas berlaku apabila pegawai yang bersangkutan sudah memiliki NPWP. Dalam hal pegawai yang bersangkutan belum memiliki NPWP, maka jumlah PPh Pasal 21 yang harus dipotong pada bulan Juli adalah sebesar: 120% x Rp28.452,00=Rp 34.140,00

2. PPh Badan

Oleh: Dudi Wahyudi (Widyaiswara Muda Pusdiklat Pajak)

Pada dasarnya, tarif PPh Badan berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 menganut tarif tunggal yaitu sebesar 28% pada tahun 2009 atau 25% pada tahun 2010 dan seterusnya. Namun demikian, ternyata tarif PPh Badan juga harus memperhitungkan fasilitas pengurangan tarif sebagaimana diatur dalam Pasal 31E Undang-undang tersebut. Adanya batasan peredaran usaha bagi Wajib Pajak badan yang berhak mendapatkan pengurangan tarif ini membuat tarif PPh Badan menjadi tidak sederhana. Nah, tulisan singkat ini akan mencoba menyederhanakan penghitungan PPh badan terutang dengan menyederhanakan tarifnya.

Sebagaimana kita ketahui, bahwa perubahan tarif PPh Badan berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 mulai diberlakukan untuk tahun pajak 2009. Bila berdasarkan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2000, tarif PPh Badan merupakan tarif progresif dengan menggunakan tiga lapisan tarif, maka Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008, dalam Pasal 17 ayat (1) huruf b dan Pasal 17 ayat (2a) menyederhanakannya dengan memperkenalkan tarif tunggal yaitu 28% tahun pajak 2009 atau 25% untuk tahun pajak 2010 dan seterusnya. Berikut adalah perubahannya.

Tarif cfm UU Nomor 17 Tahun 2000 Tarif cfm UU Nomor 36 Tahun 2008

Lapisan PKP Tarif Lapisan PKP Tarif

s.d Rp50 Juta 10%  

Berapapun nilai PKP

28% (2009)

25% ( 2010 dst)Di atas Rp50 Juta s.d Rp100 Juta 15%

Page 45: KISI-KISI KONFER.docx

Di atas Rp100 Juta 30%

Tarif Pasal 31E

Namun demikian, Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008 ini juga memberikan fasilitas sebagaimana diatur dalam Pasal 17 ayat (1) huruf b dan Pasal 17 ayat (2b) berupa pengurangan tarif sebesar 50% dari tarif normal. Lalu, Siapa yang berhak untuk mendapatkan fasilitas pengurangan tarif? Pasal 31E ayat (1) Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008 menyatakan bahwa Wajib Pajak badan dalam negeri dengan peredaran bruto sampai dengan Rp 50.000.000.000,00. Bagi wajib pajak tersebut diberikan fasilitas berupa pengurangan tarif sebesar 50% dari tarif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) huruf b dan ayat (2a).

Dengan demikian, Wajib Pajak yang berhak atas fasilitas pengurangan tarif ini adalah Wajib Pajak badan dalam negeri yang peredaran brutonya tidak lebih dari Rp 50 Milyar. Jadi, selain Wajib Pajak badan dalam negeri dengan peredaran bruto kurang dari Rp 50 Milyar tidak berhak atas pengurangan tarif ini, misalnya Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri ataupun Wajib Pajak luar negeri. Begitu Juga, Wajib Pajak badan dalam negeri yang peredaran brutonya lebih dari Rp 50 Milyar juga tidak mendapatkan fasilitas ini.

Masih di Pasal 31E ayat (1), penerapan pengurangan tarif sebesar 50% inipun dibatasi yaitu hanya atas Penghasilan Kena Pajak dari bagian peredaran bruto sampai dengan Rp 4.800.000.000,00. Hal ini berarti bahwa untuk Penghasilan Kena Pajak atas bagian peredaran bruto di atas Rp4,8 Milyar sampai dengan Rp50 Milyar, tetap dikenakan tarif normal 28% (tahun pajak 2009) atau 25% (tahun pajak berikutnya).

Ketentuan pengurangan tarif di atas dimaksudkan untuk mendukung program Pemerintah dalam pemberdayaan Wajib Pajak badan dalam skala usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Ketentuan ini juga bertujuan untuk mengurangi beban pajak bagi Wajib Pajak badan tersebut akibat penerapan tarif tunggal sejak tahun 2009. Padahal, pada tahun sebelumnya, tarif pajak bagi Wajib Pajak UMKM ini mungkin hanya 10% atau 15% saja.

Berikut ini adalah contoh penghitungan Pajak Penghasilan yang terutang berdasarkan ketentuan Pasal 31E Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008, sebagaimana dinyatakan dalam memori penjelasannya.

Misalkan peredaran bruto PT X dalam tahun pajak 2009 sebesar Rp30.000.000.000,00 dengan Penghasilan Kena Pajak sebesar Rp3.000.000.000,00, maka PPh badan terutang tahun pajak 2009 untuk PT X adalah sebagai berikut :

Jumlah Penghasilan Kena Pajak dari bagian peredaran bruto yang memperoleh fasilitas:

(Rp4.800.000.000,00 : Rp30.000.000.000,00) x Rp3.000.000.000,00 = Rp480.000.000,00

Jumlah Penghasilan Kena Pajak dari bagian peredaran bruto yang tidak Rp2.520.000.000,00

Page 46: KISI-KISI KONFER.docx

memperoleh fasilitas :

Rp3.000.000.000,00 - Rp480.000.000,00 =

Jadi, Pajak Penghasilan yang terutang adalah :  

Atas PKP Rp480.000.000,00      (50% x 28%) x Rp480.000.000,00 = Rp 67.200.000,00

Atas PKP Rp2.520.000.000,00   28% x Rp2.520.000.000,00                          = Rp705.600.000,00

Jumlah Pajak Penghasilan yang terutang Rp 772.800.000,00

Berdasarkan penjelasan di atas, maka untuk Wajib Pajak badan dalam negeri, tarif pajak yang dikenakan adalah :

1. Bagi wajib pajak dengan peredaran bruto tidak lebih dari Rp4,8 Milyar, dikenakan tarif PPh Badan sebesar 50% x 25% atau sama dengan 12,5% (untuk tahun pajak 2010 dan tahun berikutnya)

2. Bagi wajib pajak dengan peredaran bruto lebih dari Rp50 Milyar, dikenakan tarif PPh Badan sebesar 25% (untuk tahun pajak 2010 dan tahun berikutnya)

3. Bagi wajib pajak dengan peredaran bruto di atas Rp4,8 Milyar sampai dengan Rp50 Milyar, dikenakan tarif PPh Badan sebagai berikut :

a. Untuk Penghasilan Kena Pajak dari bagian peredaran bruto sampai dengan Rp4,8 Milyar, PPh terutang adalah 50% x 25% x PKP. Artinya bahwa tarif PPh Badan adalah 12,5% pada bagian Penghasilan Kena Pajak ini.

b. Untuk Penghasilan Kena Pajak sisanya, PPh terutang adalah 25% x PKP.

Tarif Efektif

Menurut penulis. ketentuan Pasal 31E Undang-undang Pajak Penghasilan tersebut rasanya sulit dipahami oleh Wajib Pajak badan dalam skala UMKM. Akan lebih mudah dicerna apabila dalam menghitung PPh terutang menggunakan cara tarif pajak dikalikan langsung dengan penghasilan kena pajak.

Apabila kita terjemahkan dalam bahasa matematika yang sederhana, dengan peredaran bruto kita singkat PB dan tarif PPh Badan adalah T, maka akan kita peroleh pernyataan sebagai beikut :

1. Jika PB ≤4,8 Milyar, maka T = 12,5%2. Jika PB > 50 Milyar, maka T = 25%

Sementara itu, tarif efektif apabila peredaran bruto di atas Rp4,8 Milyar tapi tidak lebih dari Rp50 Milyar harus dapat kita hitung dengan persamaan sebagai berikut :

Page 47: KISI-KISI KONFER.docx

 

PPh adalah PPh terutang untuk tahun pajak 2010 dan tahun pajak berikutnya. PB adalah peredaran bruto (dalam rupiah) untuk satu Wajib Pajak badan dalam negeri tahun pajak 2010 atau tahun pajak berikutnya. PKP adalah Penghasilan Kena Pajak (dalam rupiah) untuk Wajib Pajak badan dalam negeri tersebut. Sementara M adalah menunjukkan angka dalam Milyar Rupiah.

Mengingat bahwa besarnya PPh = T x PKP,  maka tarif efektif PPh Badan bagi mereka yang memiliki peredaran bruto berada di kisaran Rp4,8 Milyar sampai dengan Rp50 Milyar adalah :

 

Dengan demikian, misalkan apabila ada Wajib Pajak badan dalam negeri dalam tahun 2011 memiliki peredaran bruto Rp20 Milyar, maka tarif efektif PPh Badan adalah :

 

 Terlihat bahwa tarif efektif PPh Badan merupakan fungsi dari peredaran brutonya. Apabila kita gambarkan dalam bentuk grafik, dengan tarif efektif berada di sumbu y dan peredaran bruto di sumbu x, maka gambarnya adalah sebagai berikut.

Page 48: KISI-KISI KONFER.docx

 

Nah, dengan cara perhitungan tarif PPh Badan seperti itu, menghitung PPh terutang menjadi lebih mudah bukan?

Kesimpulan

Terdapat tiga kelompok Wajib Pajak badan dilihat dari jumlah peredaran brutonya.Pertama Wajib Pajak badan dengan peredaran bruto tidak lebih dari Rp4,8 Milyar setahun.  Bagi Wajib Pajak ini, tarif PPh badan yang dikenakan adalah sebesar 50% dari tarif Pasal 17. Jadi, untuk tahun 2009, tarif PPh badan adalah 50% x 28% atau sama dengan tarif efektif 14%. Sedangkan untuk tahun 2010 dan seterusnya, tarif PPh badan adalah 50% x 25% atau sama dengan tarif efektif 12,5%.

Kelompok kedua adalah Wajib Pajak badan yang memiliki peredaran bruto lebih dari Rp50 Milyar setahun. Pengurangan tarif tidak diberikan untuk kelompok Wajib Pajak ini. Artinya tarif PPh badan yang dikenakan adalah tarif Pasal 17 tanpa pengurangan, yaitu 28% untuk tahun 2009 dan 25% untuk tahun 2010 dan seterusnya.

Nah, kelompok yang terakhir adalah kelompok Wajib Pajak badan yang peredaran brutonya lebih dari Rp4,8 Milyar setahun tetapi tidak lebih dari Rp50 Milyar setahun. Kelompok ini akan mendapatkan pengurangan tarif untuk sebagian penghasilan kena pajaknya. Tarif efektifnya adalah 25% - (Rp0,6 Milyar/Peredaran Bruto) sehingga angkanya akan berkisar antara 12,5% dan 25% tergantung pada besarnya peredaran bruto setahun.