Download - KIMIA : KINETIKA KIMIA

Transcript
Page 1: KIMIA : KINETIKA KIMIA

PERCOBAAN III

KINETIKA KIMIA

I. TUJUAN

1. Mengukur perubahan konsentrasi pereaksi menurut waktu.

2. Mengamati pengaruh konsentrasi, suhu dan katalis pada laju reaksi.

3. Menentukan hukum laju suatu reaksi dalam larutan berair

II. TEORI

Dalam kimia fisik, kinetika kimia atau kinetika reaksi mempelajari laju reaksi

dalam suatu reaksi kimia. Analisis terhadap pengaruh berbagai kondisi reaksi

terhadap laju reaksi memberikan informasi mengenai mekanisme reaksi dan

keadaan transisi dari suatu reaksi kimia. (Wikipedia)

Reaksi kimia berlangsung dengan kecepatan yang berbeda-beda. Meledaknya

petasan, adalah contoh reaksi yang berlangsung dalam waktu singkat. Proses

perkaratan besi, pematangan buah di pohon, dan fosilisasi sisa organisme

merupakan peristiwa- peristiwa kimia yang berlangsung sangat lambat. Reaksi

kimia selalu berkaitan dengan perubahan dari suatu pereaksi (reaktan) menjadi

hasil reaksi (produk).

Pereaksi (reaktan) β†’ Hasil reaksi (produk)

Laju reaksi dapat dinyatakan sebagai berkurangnya jumlah (konsentrasi)

pereaksi per satuan waktu atau bertambahnya jumlah (konsentrasi) hasil reaksi per

satuan waktu. (Ivan Permana, 2009)

Laju reaksi menyatakan laju berkurangnya jumlah reaktan atau laju

bertambahnya jumlah produk dalam satuan waktu. Satuan jumlah zat bermacam-

macam, misalnya gram, mol atau konsentrasi. Sedangkan satuan waktu digunakan

detik, menit, jam, hari atau pun tahun. Dalam reaksi kimia banyak digunakan zat

kimia yang berupa larutan atau berupa gas dalam keadaan tertutup, sehingga

Page 2: KIMIA : KINETIKA KIMIA

dalam laju reaksi digunakan satuan konsentrasi (molaritas). (James E. Brady,

1990)

Cepat lambatnya suatu reaksi kimia yang berlangsung disebut laju reaksi.

Laju reaksi dapat dinyatakan sebagai perubahan konsentrasi pereaksi atau produk

per satuan waktu. Konsentrasi biasanya dinyatakan dalam mol per liter, tetapi

untuk reaksi fase gas, satuan konsentrasi dapat diganti dengan satuan tekanan

seperti atmosfer, millimeter merkurium, atau pascal. Satuan waktu yang

digunakan dapat berupa detik, menit, jam, hari, bulan, bahkan tahun bergantung

pada reaksi tersebut berjalan cepat atau lambat. Konsentrasi reaktan memainkan

peran penting dalam mempercepat atau memperlambat reaksi tertentu. Dalam

reaksi kimia terdapat perbedaan laju reaksi antara reaksi yang satu dengan reaksi

yang lain. Misalnya ketika kita membakar kertas, reaksi

35

berlangsung begitu cepat sedangkan reaksi pembentukan minyak bumi

memerlukan waktu yang sangat lama. Dari hal ini dapat disimpulkan bahwa reaksi

kimia memiliki laju reaksi yang berbeda. (Yayan Sunarya, 2002) Pada awal

reaksi, reaktan ada dalam keadaan maksimum sedangkan produk ada dalam

keadaan minimal. Setelah reaksi berlangsung, maka produk akan mulai terbentuk.

Semakin lama produk akan semakin banyak terbentuk, sedangkan reaktan

semakin lama semakin berkurang. Bahwa konsentrasi reaktan semakin berkurang,

sehingga laju reaksinya adalah berkurangnya konsentrasi R setiap satuan waktu,

dirumuskan sebagai:

v=βˆ’Ξ”[𝑅]Δ𝑑 dengan: Ξ”[R] = perubahan konsentrasi reaktan (M) Ξ”t = perubahan

waktu (detik) v = laju reaksi (M detik-1) Tanda (–) artinya berkurang Bahwa

produk semakin bertambah, sehingga laju reaksinya adalah bertambahnya

konsentrasi P setiap satuan waktu, dirumuskan sebagai:

v=+Ξ”[𝑃]Δ𝑑 dengan: Ξ”[R] = perubahan konsentrasi reaktan (M) Ξ”t = perubahan

waktu (detik) v = laju reaksi (M detik–1) Tanda (+) artinya bertambah. Laju reaksi

dipengaruhi oleh konsentrasi, luas permukaan, temperatur dan katalis. (James E.

Brady, 1990) Umumnya reaksi kimia dapat berlangsung cepat jika konsentrasi

Page 3: KIMIA : KINETIKA KIMIA

zat-zat yang bereaksi (reaktan) diperbesar. (James E. Brady, 1990) Secara umum

pada reaksi: xA + yB β†’ pC+ qD

36

Persamaan laju reaksi dapat ditulis sebagai: v = k [A]x [B]y Persamaan seperti di

atas, disebut persamaan laju reaksi atau hukum laju reaksi. Persamaan laju reaksi

seperti itu menyatakan hubungan antara konsentrasi pereaksi dengan laju reaksi.

Bilangan pangkat pada persamaan di atas disebut sebagai orde reaksi atau tingkat

reaksi pada reaksi yang bersangkutan. Jumlah bilangan pangkat konsentrasi

pereaksi-pereaksi disebut sebagai orde reaksi total. Artinya, reaksi berorde x

terhadap pereaksi A dan reaksi berorde y terhadap pereaksi B, orde reaksi total

pada reaksi tersebut adalah (x + y). Faktor k yang terdapat pada persamaan

tersebut disebut tetapan reaksi. Harga k ini tetap untuk suatu reaksi dan hanya

dipengaruhi oleh suhu dan katalis. (Budi Utami, 2009) Tetapan laju reaksi

disimbolkan dengan k. Harga k bergantung pada jenis reaksi dan suhu. Setiap

jenis reaksi mempunyai harga k tertentu. Jika reaksi berlangsung cepat, maka

harga k besar. Begitu pula sebaliknya. Jika reaksi berlangsung lambat, maka harga

k kecil. (Crys Fajar Partana, 2009) Pada umumnya, harga orde reaksi merupakan

bilangan bulat sederhana, yaitu 1, 2, atau 3, tetapi kadang-kadang juga terdapat

pereaksi yang mempunyai orde reaksi 0, Β½ atau bahkan negatif. Orde reaksi

menyatakan besarnya pengaruh konsentrasi pereaksi pada laju reaksi. Beberapa

orde reaksi yang umum terdapat dalam persamaan reaksi kimia beserta maknanya

sebagai berikut: 1. Reaksi Orde Nol Suatu reaksi kimia dikatakan mempunyai

orde nol, jika besarnya laju reaksi tersebut tidak dipengaruhi oleh konsentrasi

pereaksi. Artinya, seberapa pun peningkatan konsentrasi pereaksi tidak akan

mempengaruhi besarnya laju reaksi. 2. Reaksi Orde Satu Suatu reaksi kimia

dikatakan mempunyai orde satu, apabila besarnya laju reaksi berbanding lurus

dengan besarnya konsentrasi pereaksi. Artinya, jika konsentrasi pereaksi

dinaikkan dua kali semula, maka laju reaksi juga akan meningkat besarnya

sebanyak (2)1 atau 2 kali semula juga. 3. Reaksi Orde Dua

Suatu reaksi dikatakan mempunyai orde dua, apabila besarnya laju reaksi

merupakan pangkat dua dari peningkatan konsentrasi pereaksinya. Artinya, jika

Page 4: KIMIA : KINETIKA KIMIA

37

konsentrasi pereaksi dinaikkan 2 kali semula, maka laju reaksi akan meningkat

sebesar (2)2 atau 4 kali semula. Apabila konsentrasi pereaksi dinaikkan 3 kali

semula, maka laju reaksi akan menjadi (3)2 atau 9 kali semula. 4. Reaksi Orde

Negatif Suatu reaksi kimia dikatakan mempunyai orde negatif, apabila besarnya

laju reaksi berbanding terbalik dengan konsentrasi pereaksi. Artinya, apabila

konsentrasi pereaksi dinaikkan atau diperbesar, maka laju reaksi akan menjadi

lebih kecil. (Budi Utami, 2009)

38

III. Prosedur Kerja

3.1 Alat dan Bahan Alat:

1. Erlenmeyer 100 mL : 5 buah

2. Erlenmeyer 150 mL : 5 buah

3. Gelas piala 50 mL : 5 buah

4. Gelas piala 100 L : 5 buah

5. Batang pengaduk : 1 buah

6. Pipet tetes : 5 buah

7. Labu takar 100 mL : 1 buah

8. Stopwatch : 1 buah

9. Tabung reaksi : 10 buah

10. Rak tabung reaksi : 1 buah

11. Gelas ukur 50 mL : 1 buah

Bahan:

1. Na2S2O3

Page 5: KIMIA : KINETIKA KIMIA

2. Aquades

3. HCl

4. Asam Asetat

5. Asam Sulfat

6. KMnO4

7. Asam Oksalat

8. Pita Mg

39

3.2 Skema Kerja

A. Orde reaksi dalam reaksi Natrium Tiosulfat dengan asam hidroklorida

Tabel: Komposisi campuran dalam penentuan orde reaksi untuk natrium tiosulfat

Na2S2O3 (ml)

[Na2S2O3] (M)

H2O (ml)

HCl (ml)

[HCl](M)

25

0,15

-

4

2

20

Page 6: KIMIA : KINETIKA KIMIA

0,12

5

4

2

15

0,09

10

4

2

10

0,06

15

4

2

5

0,03

20

4

2

Tabel: Komposisi campuran dalam penentuan orde reaksi untuk asam hidroksida

Na2S2O3 (ml)

[Na2S2O3] (M)

Page 7: KIMIA : KINETIKA KIMIA

H2O (ml)

HCl (ml)

[HCl] (M)

25

0.5

-

5

3,0

25

0.5

2

3

1,8

25

0.5

4

1

0,6

Erlenmeyer

Dicatat waktu saat asam ditambahkan sampai saat timbulnya kekeruhan

Dimasukkan campuran zat-zat pereaksi dengan konsentrasi dan volume seperti

pada tabel 10.1

Page 8: KIMIA : KINETIKA KIMIA

Dibuat grafik [S2O32-] terhadap t dan [S2O32-] terhadap 1/t

Diulangi percobaan dengan kompisisi campuran seperti pada tabel 10.2

40

B. Orde reaksi dalam reaksi antara Mg dengan HCl

Tabel: Komposisi campuran Mg dengan HCl

[HCl] (M)

Volume HCl (Ml)

0,6

100

0,8

100

1,0

100

1,2

100

1,4

100

1,6

100

1,8

100

2,0

Page 9: KIMIA : KINETIKA KIMIA

100

Erlenmeyer

Dimasukkan 100 mL larutan HCl yang telah diencerkan ke dalam masing-masing

Erlenmeyer dengan konsentrasi yang telah ditentukan

Dimasukkan 8 potong pita Mg ke dalam masing-masing Erlenmeyer

Disediakan 16 potong pita Mg yang telah dibersihkan

Disediakan 8 buah

Dibuat grafik l/t terhadap [HCl]2

Diulangi percobaan ini 1x lagi

Dicatat waktu larut pita Mg

41

C. Pengaruh campuran Mg dangan HCl

D. Pengaruh katalis terhadap laju reaksi

Tabung reaksi

Disediakan 6 buah

Dimasukkan 8 mL Asam Oksalat 0.1 N dan 2 mL Asam Sulfat 6 N

Gelas piala pertama didihkan

Gelas piala

Disediakan 3 buah

Gelas piala kedua dipanaskan hingga 500C

Dimasukkan air setengah penuh

Gelas piala tidak dipanaskan

Page 10: KIMIA : KINETIKA KIMIA

Ditambah 3 tetes KMnO4 0.1 N setelah 10 menit

Dimasukkan 2 tabung reaksi ke dalam piala

Diulangi percobaan ini 1x lagi

Diperhatikan perubahan warna dan catat waktu dan reaksi dalam setiap tabung

Tabung reaksi

Perhatikan perubahan warna dan catat waktu reaksi

Ditambahkan 2 mL H2SO4 1 M pada tabung 1 dan 2

Disediakan 6 buah

Ditambahkan 3 tetes KMnO4 pada setiap tabung

Ditambahkan 4 mL H2O pada tabung 5 dan 6

Diisi 6 mL larutan Asam Oksalat

Ditambahkan 1 mL H2SO4 1 M pada tabung 3 dan 4

42

IV. Hasil dan Pembahasan

4.1 Hasil pengamatan A. Orde reaksi dalam reaksi Natrium Tiosulfat dengan

Asam Hidroklorida Pengamatan terhadap pengaruh konsentrasi Natrium Tiosulfat

Na2S2O3 (ml)

Na2S2O3 (M)

H2O (ml)

HCl (M)

HCl (ml)

t (detik)

Page 11: KIMIA : KINETIKA KIMIA

1/t (det-1)

25

0.15

-

2

4

17.71

0.056

20

0.12

5

2

4

21,51

0.046

15

0.09

10

2

4

39.29

0.025

Page 12: KIMIA : KINETIKA KIMIA

10

0.06

25

2

4

95

0,011

a. Grafik hubungan antara [S2O32-] terhadap 1/t

b. Grafik hubungan antara [S2O32-] terhadap t

0

0.01

0.02

0.03

0.04

0.05

0.06

0

0.02

0.04

0.06

0.08

0.1

Page 13: KIMIA : KINETIKA KIMIA

0.12

0.14

0.16

[S2O32-] terhadap 1/t

43

Pengamatan terhadap pengaruh konsentrasi Asam Hidroklorida

Na2S2O3 (ml)

Na2S2O3 (M)

H2O (ml)

HCl (ml)

[HCl] (M)

T (detik)

l/t (det-1)

25

0,5

-

5

3,0

4,75

0,21

25

0,5

Page 14: KIMIA : KINETIKA KIMIA

2

3

1,8

3,52

0,28

25

0,5

4

1

0,6

7,57

0,13

Grafik hubungan antara konsentrasi [HCl] terhadap t

0

20

40

60

80

100

0

0.05

0.1

Page 15: KIMIA : KINETIKA KIMIA

0.15

0.2

waktu

konsentrasi

[S2O32-] terhadap t

0

1

2

3

4

5

6

7

8

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

Page 16: KIMIA : KINETIKA KIMIA

[HCl] terhadap t

44

Grafik hubungan antara konsentrasi [HCl] terhadap 1/t

B. Orde reaksi dalam reaksi Magnesium dengan Asam Hidroklorida

Pengamatan terhadap pengaruh konsentrasi Asam Hidroklorida :

Grafik hubungan [HCl] terhadap t

0

0.05

0.1

0.15

0.2

0.25

0.3

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

[HCl] terhadap 1/t

Page 17: KIMIA : KINETIKA KIMIA

0

10

20

30

40

50

60

70

80

0

0.5

1

1.5

2

2.5

[HCl] terhadap t

[HCl] (M)

HCl (ml)

t (detik)

l/t (det-1)

[HCl]2

Log [HCl]

Page 18: KIMIA : KINETIKA KIMIA

Log (l/t)

0,8

50

67

0,014

0.64

-0.09

-1,85

1,2

50

32,95

0,03

1.44

0.07

-1,52

1,6

50

17,58

0,056

2.56

0.2

-1,25

Page 19: KIMIA : KINETIKA KIMIA

2,0

50

12,35

0,08

4

0.3

-1,09

45

Grafikhubungan [HCl] terhadap 1/t

Grafik hubungan antara [HCl]2 terhadap 1/t

C. Pengaruh suhu terhadap laju reaksi Waktu reaksi pada berbagai suhu (detik)

0

0.01

0.02

0.03

0.04

0.05

0.06

0.07

0.08

0.09

0

Page 20: KIMIA : KINETIKA KIMIA

0.5

1

1.5

2

2.5

[HCl] terhadap 1/t

0

0.02

0.04

0.06

0.08

0.1

0

1

2

3

4

5

1/t

konsentrasi

[HCl]2terhadap 1/t

Ulangan

Page 21: KIMIA : KINETIKA KIMIA

Suhu Reaksi

100 0C

50 0C

25 0C

1

25

46,72

92

2

12,18

20,39

136

Rata – rata

18,59

33,55

144

46

D. Pengaruh katalis terhadap laju reaksi Waktu reaksi dari berbagai suhu (detik)

Ulangan

H2SO4

2 ml

1 ml

Page 22: KIMIA : KINETIKA KIMIA

0 ml

1

6

139

308

2

4

37

455

Rata – rata

5

88

381,5

Perhitungan A. Orde reaksi natrium tiosulfat dengan asam hidroklorida

1. Pada tabel 10.1

a. Data 1 dan 2

0.150.12 π‘₯ = 0.0560.046 (1.25)=1.217

X = log1.217log1.25 x = 0.88

b. Data 1 dan 3

0.150.09 π‘₯= 0.0560.025 (1.67)=2.332

x = log2.332log1.67 x = 1.65

c. Data 1 dan 4

Page 23: KIMIA : KINETIKA KIMIA

0.150.06 π‘₯= 0.0560.011 (2.5)=5.09

x =log5.09log2.5

x = 1.78

d. Data 2 dan 3

0.120.09 π‘₯= 0.0460.025 (1.33)=1.84

x = log1.84log1.33 x = 2.13

e. Data 2 dan 4

0.120.06 π‘₯= 0.0460.011 (2)=4.18

x = log4.18log2 x = 2.06

f. Data 3 dan 4

0.090.06 π‘₯= 0.0250.011 (1.5)=2.27

x = log2.27log1.5

x = 2.02

47

Orde reaksi Na2S2O3

=0.88+1.65+1.78+2.13+2.06+2.026 = 1.75

2. Pada tabel 10.2

a. Data 1 dan 2

31.8 π‘₯= 0.210.28 (1.67)=0.75

x = log0.75log1.67 x = -0.56

b. Data 1 dan 3

30.6 π‘₯= 0.210.13 (5)=1.615

Page 24: KIMIA : KINETIKA KIMIA

x =log1.615log5

x = 0.297

c. Data 2 dan 3

1.80.6 π‘₯= 0.280.13 (3)=2.15

x =log2.15log3 x = 0.696 Orde reaksi HCl terhadap 1/t

=βˆ’0.56+0.297+0,6963 = 0.43 Orde reaksi total = orde Na2S2O3 + orde HCl =

1.75 + 0.43 = 2.18 B. Orde reaksi Magnesium dengan Asam Hidroklorida

a. Data 1 dan 2

0.81.2 π‘₯= 0.0140.030 (0.67)=0.467

x = log0.467log0.67 x = 1.9

b. Data 1 dan 3

48

0.81.6 π‘₯= 0.0140.030 (0.5)=0.25

x = log0.25log0.5

x = 2

c. Data 1 dan 4

0.82 π‘₯= 0.0140.08 (0.4)=0.175

x =log0.175log0.4 x = 1.9

d. Data 2 dan 3

1.21.6 π‘₯= 0.030.056 (0.75)=0.54

x = log0.54log0.75 x = 2.14

e. Data 2 dan 4

Page 25: KIMIA : KINETIKA KIMIA

1.22 π‘₯= 0.0300.08 (0.6)=0.375

x = log0.375log0.6 x = 1.92

f. Data 3 dan 4

1.62 π‘₯= 0.0560.08 (0.8)=0.7

x = log0.7log0.8 x=1,6 Orde reaksi HCl terhadap 1/t

=1.9+2+1.9+2.14+1.92+1.6 6

=1,91

49

4.2 Pembahasan A. Orde reaksi dalam reaksi natrium tiosulfat dengan Asam

Hidroklorida Pada percobaan ini, praktikan akan menentukan tingkat reaksi

terhadap pereaksi untuk reaksi antara Natrium Tiosulfat dengan Asam

Hidroklorida. Natrium tiosulfat yang volume dan konsentrasinya berbeda

direaksikan dengan HCl yang volume dan konsentrasinya sama dan ada beberapa

reaksi yang diambahkan beberapa ml air. Setelah itu diamati pembentukan

endapannya kemudian hitung dan catat waktu pada saat HCl dicampurkan sampai

timbulnya kekeruhan yang dapat dilihat pada tabel dan grafik di atas. Adapun

langkah kerjanya adalah menyiapkan 4 buah Erlenmeyer 100 ml. Selanjutnya buat

campuran pereaksi antara Na2S2O3 dengan HCl dengan volume dan konsentrasi

yang sudah ditentukan pada table 10.1. Setelah setiap Erlenmeyer yang sudah

berisi campuran pereaksi Na2S2O3 dan ditambahkan dengan HCl dan H2O,

dicatat waktu pada saat asam dimasukkan dan hentikan saat sudah terjadi

pengendapan dan perubahan warna. Pada percobaan ini waktu yang diperoleh

pada setiap Erlenmeyer yaitu 17,71 detik; 21,51 detik; 39,29 detik dan 95 detik.

Percobaan ini diulang 1 kali lagi. Langkah kerjanya adalah menyiapkan 3 buah

Erlenmeyer 100 ml. Selanjutnya buat campuran pereaksi antara Na2S2O3 dengan

HCl dengan volume dan konsentrasi yang sudah ditentukan pada table 10.2.

Setelah setiap Erlenmeyer yang sudah berisi campuran pereaksi Na2S2O3 dan

ditambahkan dengan HCl dan H2O, saat asam mulai dimasukkan dicatat

Page 26: KIMIA : KINETIKA KIMIA

waktunya sampai saat sudah terjadi pengendapan dan perubahan warna. Pada

percobaan ini waktu yang diperoleh pada setiap Erlenmeyer yaitu 4,75 detik; 3,52

detik dan 7,57detik. Dari data yang peroleh, maka dalam penentuan orde reaksi

menggunakan perbandingan konsentrasi zat dengan waktu. Setelah itu dibuat

grafiknya. Dalam menentukan nilai orde reaksi keseluruhan diperoleh

menjumlahkan orde reaksi Na2S2O3 dan HCl kemudian dicari rata-ratanya.

Dalam praktikum ini, banyak terjadi kesalahan dalam hal pengamatan. Ini terjadi

karena kurang telitinya praktikan dalam menentukan volume dan konsentrasi zat

yang digunakan, kemudian kurang bersihnya alat-alat yang digunakan saat

mencuci, kurang telitinya dalam pencatatan waktu ketika reaksi sedang

berlangsung dan lain sebagainya, sehingga menyebabkan percobaan ini tidak

mendapatkan data yang valid.

50

B. Orde reaksi dalam reaksi antara Magnesium dengan Asam Hidroklorida Pada

percobaan ini menentukan orde reaksi antara Magnesium dengan Asam

Hidroklorida. Pada percobaan kedua ini praktikan menggunakan 4 buah

Erlenmeyer yang masing-masing diisi dengan larutan HCl dengan volume yang

sama yaitu 50 ml dengan konsentrasi yang berbeda. Seperti pada table 10.3.

kemudian setiap tabung dimasukkan pita Mg sepanjang 2 cm dan selanjutnya catat

waktu mulai dari pita Mg dimasukkan hingga pita Mg tersebut larut larut dalam

HCl. Sehingga diperoleh hasil waktu pada tabung pertama 67 detik, pada tabung

kedua 32,95 detik, pada tabung ketiga 17,58 detik, dan pada tabung keempat

12,35 detik. Saat pita Mg dan larutan HCl bereaksi, muncul asap putih dari dalam

Erlenmeyer yang memberikan tanda bahwa adanya reaksi. Dari data tersebut

dibuat grafik. C. Pengaruh suhu terhadap laju reaksi Dalam praktikum ini,

praktikan menggunaka reaski antara Asam Oksalat (C2H2O4), Asam Sulfat

(H2SO4) dan Kalium Permanganat (KMnO4) dalam suasana asam. Cara kerjanya

adalah isi 3 buah gelas piala dengan air dengan perlakuan yang berbeda yaitu

dididihkan, dipanaskan hingga suhu 500 C, dan tidak dipanaskan. Pada percobaan

ini, praktikan menggunakan 8 ml Asam Oksalat 0,1 N dan 2 ml Asam Sulfat 6 N

yang dimasukkan ke dalam 6 buah tabung reaksi. Tabung reaksi 1 dan 2

Page 27: KIMIA : KINETIKA KIMIA

dimasukkan pada gelas piala yang berisikan air yang mendidih, tabung reaksi 3

dan 4 dimasukkan pada gelas piala yang berisikan air dengan suhu 500 C, dan

tabung reaksi 5 dan 6 dimasukkan pada gelas piala yang berisikan air yang tidak

dipanaskan dan dibiarkan selama 10 menit. Setelah 10 menit teteskan 3 tetes

KMnO4 pada setiap masing-masing tabung reaksi tersebut. Diamati perubahan

warna pada masing-masing tabung reaksi. Pada tabung reaksi 1 dan 2 waktu rata-

ratanya adalah 18,59 detik. Pada tabung 3 dan 4 waktu rata-ratanya adalah 33,55

detik dan pada tabung 5 dan 6 waktu rata-ratanya adalah 144 detik. D. Pengaruh

katalis terhadap laju reaksi Katalis merupakan zat yang dapat mempercepat suatu

reaksi tanpa mengalami perubahan dalam reaksi tersebut yang berfungsi untuk

menurunkan energi aktivasi dengan memperbanyak tahap-tahap reaksi. Katalis

mempunyai sifat spesifik yang hanya berperan untuk reaksi tertentu tetapi tidak

berperan untuk reaksi yang lain.

Pada praktikum ini, katalis yang digunakan adalah KMnO4. Langkah kerjanya

adalah menyiapkan 6 buah tabung reaksi. Setiap tabung reaksi

51

dimasukkan 6 ml larutan Asam Oksalat. Tabung reaksi 1 dan 2 ditambahkan 2 ml

H2SO4 1 M. Pada tabung reaksi 3 dan 4 ditambahkan 1 ml H2SO4 1 M. Pada

tabung 5 dan 6 tidak ada penambahan H2SO4. Masing-masing dari setiap tabung

dimasukkan 3 tetes KMnO4. Hasil yang diperoleh adalah pada tabung reaksi 1

dan 2 rata-rata waktunya adalah 5 detik, pada tabung reaksi 3 dan 4 rata-rata

waktunya adalah 88 detik, pada tabung 5 dan 6 rata-rata waktunya adalah 381,5

detik. Dari percobaan diatas dapat diketahui bahwa peranan katalis sangat efektif

dalam mempercepat laju reaksi. Hal ini dapat diketahui dengan memberikan

KMnO4 ke dalam campuran larutan yang volumenya berbeda-beda.

52

V. Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan

Page 28: KIMIA : KINETIKA KIMIA

1. Kinetika kimia atau kinetika reaksi mempelajari laju reaksi dalam suatu reaksi

kimia. Analisis terhadap pengaruh berbagai kondisi reaksi terhadap laju reaksi

memberikan informasi mengenai mekanisme reaksi dan keadaan transisi dari

suatu reaksi kimia.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi :

a. Konsentrasi: semakin besar konsentrasi maka semakin cepat laju reaksinya.

b. Suhu: semakin tinggi suhu maka semakin cepat laju raksinya.

c. Katalis: menurunkan energi aktifasi.

d. Hukum laju untuk reaksi kimia dalam larutan berair yaitu dengan menentukan

orde reaksi masing-masing reaktan V= k [A]m[B]n

e. Katalis memiliki peran dalam mempercepat laju reaksi.

5.2 Saran

1. Saat melakukan praktikum, praktikan harus berhati-hati karena bermain

langsung dengan senyawa.

2. Alat yang digunakan dalam keadaan baik agar hasil yang diperoleh juga akan

lebih baik.

53

Daftar Pustaka

Anonim. (2014). Laju reaksi. Dipetik April 25, 2014, dari http://wikipedia.org

Brady, J. (1999). Kimia Universitas Asas Dan Struktur Edisi kelima Jilid II.

Jakarta: Bina rupa Aksara. Partana, C. F. (2009). Mari Belajar Kimia II. Jakarta:

Departemen Pendidikan Nasional. Permana, I. (2009). Memahami Kimia. Jakarta:

Departemen Pendidikan Nasional. Sunarya, Y. (2002). Mudah Dan Aktif Belajar

Kimia. Jakarta: Setia Purna Inves.

54

Lampiran

Page 29: KIMIA : KINETIKA KIMIA

Pertanyaan Prapraktek

1. Apa definisi ringkas dari (a) hukum laju, (b) tetapan laju, (c) orde reaksi, (d)

energi aktivasi.

2. Apakah satuan tetapan reaksi untuk (a) reaksi orde nol, (b) reaksi orde satu, (c)

reaksi orde dua.

3. Belerang dioksida mereduksi HIO3 dalam larutan asam dengan reaksi

3SO2(g) + 3H2O(l) + HIO3(aq) 3H2SO4(aq) + HI(aq) Pada akhir reaksi, jika

terdapat HIO3 berlebih. Zat ini dapat diambil dengan larutan kanji. Senyawa HI

dan HIO3 segera bereaksi membentuk I2 yang diserap oleh kanji dan

menimbulkan warna biru. Dari percobaan diperoleh data :

[SO2] (M)

[HIO3] (M)

T (detik)

14,6 x 10-4

3,60 x 10-3

25,8

7,31 x 10-3

3,60 x 10-3

52,8

14,6 x 10-4

7,21 x 10-3

12,6

Tentukan orde reaksi untuk setiap pereaksi dan orde keseluruhannya. Jawaban: 1.

Devinisi

Page 30: KIMIA : KINETIKA KIMIA

a. Hukum laju yaitu persamaan yang mengaitkan laju reaksi dengan konsentrasi

molar atau tekanan parsial pereaksi dengan pangkat yang sesuai.

b. Tetapan laju adalah tetapan perbandingan antara laju reaksi dan hasil kali

konsentrasi spesi yang mempengaruhi laju reaksi. Tetapan laju juga merupakan

perubahan konsentrasi pereaktan atau produk reaksi per satuan waktu dalam suatu

reaksi jika konsentrasi semua pereaksi sama dengan satu.

c. Orde reaksi adalah pangkat bilangan pada konsentrasi reaktan yang

memengaruhi laju reaksi.

d. Energy aktivasi adalah energy minimum yang diperlukan untuk menghasilkan

tumbukan.

2. -Orde reaksi nol adalah suatu reaksi kimia dikatakan mempunyai orde nol, jika

besarnya laju reaksi tersebut tidak dipengaruhi oleh konsentrasi pereaksi. Artinya,

seberapa pun peningkatan konsentrasi pereaksi tidak akan mempengaruhi

besarnya laju reaksi.

55

-Orde reaksi satu adalah suatu reaksi kimia dikatakan mempunyai orde satu,

apabila besarnya laju reaksi berbanding lurus dengan besarnya konsentrasi

pereaksi. Artinya, jika konsentrasi pereaksi dinaikkan dua kali semula, maka laju

reaksi juga akan meningkat besarnya sebanyak (2)1 atau 2 kali semula juga. -Orde

reaksi dua adalah suatu reaksi dikatakan mempunyai orde dua, apabila besarnya

laju reaksi merupakan pangkat dua dari peningkatan konsentrasi pereaksinya.

Artinya, jika konsentrasi pereaksi dinaikkan 2 kali semula, maka laju reaksi akan

meningkat sebesar (2)2 atau 4 kali semula. Apabila konsentrasi pereaksi dinaikkan

3 kali semula, maka laju reaksi akan menjadi (3)2 atau 9 kali semula. 3. Laju

reaksi = 1/t

Laju reaksi 1 =125,8 = 0,0387 = 0,04

Laju reaksi 2 =152,8 = 0,0189 = 0,02

Laju reaksi 3 = 112,6 = 0,0793 = 0,08 Orde reaksi [SO2] Orde reaksi [HIO3]

Page 31: KIMIA : KINETIKA KIMIA

𝑣1𝑣2 = 𝑆𝑂2 1 𝑆𝑂2 2 m 𝑣1𝑣3 = HIO3 1 HIO3 3 n

0,040,02 = 14,6 x 10βˆ’47,31 x 10βˆ’4 m 0,040,08 = 3,60 x 10βˆ’37,21 x 10βˆ’3 n 2 = 2

m 12 = 12 n m = 1 n = 1 Orde reaksi keseluruhan: m + n = 1 + 1 = 2