Hello Kids, seri baru dari Kids Detective. Kali ini kita diajak bertualang ke sebuah
pekemahan yang indah dan seru. Namun di tengah – tengah perkemahan Aam, Izak dan Ukkie
mengalami peristiwa yang tak pernah mereka bayangkan. Mereka pun terlanjur masuk ke dalam
sebuah kasus yang menegangkan dan seru.
Ingin tahu bagaimana keseruan dari kasus mereka kali ini ?
Baca terus serinya…
Writed by : Ben Susilo
BOOK I
Chapter I
PERKEMAHAN YANG TAK DIHARAPKAN
"Kriiing… kriiingg" tersengar nyaring suara alarm berbunyi memecah kesunyian pagi.
"Huuwaaahhh… berisik. Masih ngantuk… "
Ia pun berbalik melihat jam di samping tempat tidur.
"Apaaa… sial aku lupa minggu pagi ini ada janji dengan teman - teman."
Ia pun segera beranjak dari tempat tidur dan bergegas ke kamar mandi. Diambilnya setuas
sikat gigi dan pasta gigi.
"Hal konyol apa lagi yang akan direncanakan teman - teman di liburan kali ini ya… ?
Tiap liburan bersama mereka selalu saja ada hal aneh terjadi. Terakhir, liburan bersama mereka
ada orang memasang bom di komedi putar yang kami naiki. Telat sadar sedetik saja semua bisa
jadi manusia bakar." Ucap Aam dalam hati sambil menyelesaikan gosok giginya.
"Peep… peep… " Suara dering panggilan ponsel aam berbunyi.
Aam pun menghampiri ponselnya.
"Ooh… dari Izak."
…
"Hooeee Aaamm… !!! Cepetan datang, kami audah menunggu dari tadi tau… !!" Teriak
Izak dalam teleponnya.
"Iya… iya... sebentar lagi sampai kok… " jawan Aam membujuk.
"Dasar… selalu aja keburu… "
…
"Andai kakak ada di rumah, aku nggak pasti bisa berlibur dengan santai dan menikmati
dinginnya air kolam di pegunungan."
Aam pun segera berangkat menuju tempat dimana teman - temanny. Menunggu. Dengan
menggunakan sepeda yang sudah ia modifikasi. Tak lama berselang, ia pun tiba di tempat
temannya menunggu. Benar saja, Izak dan ukkie sudah menunggu dengan wajah geram.
…
"Kamu kemana aja sih Am ? Kamu sengaja ya membuat kami bosan menunggumu ?"
Kata Izak.
"Ah tidak, iya maaf - maaf. Nanti di sana kalian aku traktir deh." Bujuk Aam.
"Awas kalau bohong… !" Sahut Ukkie.
"Eh… iya iya. Ayo cepat berangkat, nanti kebur. Sore." Ucap aam.
"Ngomong - omong kemana paman Endo ? Aku tak melihatnya dari tadi… " tambah
aam.
"Tadi katanya pergi ke toko sebentar untuk beli persediaan makan malam, soalnya paman
Endo lupa membawa." Jawab Izak.
"Sepertinya perasaanku buruk… ha ha… " Ucap Aam dalam hati.
…
"Eh… kenapa kita tidak ke perkemahan duluan, kita bisa mendirikan tenda dan mencari
kayu bakar sambil menunggu paman Endo." Ajak Ukkie.
"Apa paman tidak akan bingung mencari kita nanti ?" Ucap Aam.
Namun Izak dan ukkie sepertinya tak mendengar ucapan Aam. Mereka langsung
bergegas lari menuju perkemahan yang tak jauh dari tempat mereka menunggu paman Endo.
Aam pun tak punya pilihan lain srlain mengikuti kedua temannya.
…
Sementara itu di tempat lain diwaktu yang sama…
"Paman… maag apa minuman ini punya anda ?" Tanya salah seorang pengunjung toko.
"Oh… iya terimakasih sudah mengingatkanku..." ucap paman Endo berterimakasih.
"Iya sama - sama paman..." jawan pengunjung itu.
"O iya, namamu siapa ? Apa kamu tinggal di daerah sini ?" Tanya paman Endo.
"Saya Fahru, kebetulan saya di sini sedang berkemah dengan teman - teman kuliah saya
untuk merayakan kelulusan kami." Jawab paman Endo.
"Oohh… paman juga sedanh berkemah di daerah sini. Kebetulan paman lupa bawa bekal,
jadi membeli beberapa bahan makanan di toko ini." Ucap Paman Endo.
"O iya ? Sudah selesai paman belanjanya ? Kalau begitu paman bisa ke perkemahan
denganku. Kebetulan aku bawa mobil yang aku dan teman - temanku sewa." Ajak Fahru.
"Wah… kebetulan. Bisa minta tolong sekalian bawakan sedikit belanjaan paman… he he
he." Kata paman Endo minta bantuan.
"Oh… iya tidak apa - apa." Ucap Fahru sambil meraih belanjaan paman Endo yang
memang cukup banyak.
"Maaf ya merepotkan… " Paman Endo berkata.
…
Tak lama kemudian Paman Endo dan Fahru tiba di tempat awal Aam dan teman -
temannya menunggu.
"Berhenti… " kata Paman Endo.
"Eh... kenapa paman ?" Tanya Fahru heran.
"Tadi kamu lihat anak - anak menunggu di sini tidak ?" Tanya paman Endo.
"Tidak afpda siapapun di sini dari tadi… "
"Padahal tadi paman minta anak - anak menungguku selama belanja di sini." Paman Endo
menjelaskan.
"Mungkin mereka sudah ke perkemahan terlebih dahulu karena paman lama menunggu.
Lagi pula jarak dari sini kan tidak jauh, jalan kaki hanya beberapa menit.” Kata Fahru.
“Iya juga, anak – anak memang tidak suka menunggu…” Ucap Paman Endo.
…
Mereka pun segera menuju tempat perkemahan yang berada tidak jauh dari tempat
sekarang. Dengan perasaan lega Paman Endo karena telah membeli persediaan yang cukup
selama berkemah dengan anak – anak. Tak lama berselang Paman Endo dan Fahru pun tiba.
Ternyata weekend saat itu cukup banyak yang menghabiskan waktu untuk berkemah.
…
“Pamaan… kami di sini…!!!” Teriak Izak member isyarat keberadaan mereka.
“Oooh… iya, paman segera ke situ.” Kata Paman Endo sambil berlari menuju anak –
anak.
“Paman, siapa laki – laki yang bersama paman itu ?” Tanya Aam heran dengan Fahru
yang berdiri di sebelah Paman Endo.
“Ohh… dia Fahru. Paman bertemu dia waktu membeli persediaan makanan di took tadi.”
Paman Endo menjelaskan.
“Oowwwhh…” Serempak anak – anak itu berucap.
“Iya… kebetulan aku juga sedang kemah di sini dan juga lupa membawa persediaan. Jadi
aku membeli di took yang sama.” Kata Fahru.
“O iya… kok tendanya sudah berdiri ? Kalian sendiri yang mendirikan tenda ?” Tanya
Paman Endo.
“Ah tidak… kakak – kakak yang di sana itu membantu kami.” Aam menjelaskan sambil
menunjuk ke arah kelompok pemuda yang sedang bermain gitar bersama.
“Ooohh… mereka teman – teman kuliah kakak.” Kata Fahru.
“Waah… kebetulan sekali. Makan malam nanti kami juga diundang kakak – kakak itu
makan bersama mereka. Kami boleh makan sepuasnya katanya… hmmm.” Sahut Ukkie sambil
wajah yang kelaparan.
… “Apa… padahal aku beli makanan Cuma sedikit, mana mungkin cukup jika anak –
anak ini ikut makan bersama. Haduuuh… dasar teman – teman sedang mengerjai aku… hiks hiks
hiks…” Kata Fahru dalam hati.
“Kakak… kenapa wajah kakak begitu ?” Tanya Izak.
“Ha ha ha… pasti karena kak Fahru tahu kalian makannya banyak… hahaha.” Ucap Aam
dalam hati.
…
Lalu Fahru pun segera bergabung dengan teman – temannya yang tengah asyik bermain
gitar bersama. Sementara itu Aam dan teman – teman kembali mempersiapkan perlengkapan
kemah mereka.
…
“Horeee… sudah selesai.” Izak berkata dengan bangganya.
“Hoe… hoe… Kita belum mencari kayu bakar…” Kata Aam.
“Ah iya… kalau begitu biar paman saja yang mencari.” Paman Endo menawarkan diri.
“Tidak… biar kami saja… Paman di sini saja dulu…” Sahut Ukkie.
…..“He he he… perasaanku mulai tidak enak jika aku mencari kayu bakar bersama
mereka.” Ucap Aam dalam hati.
“Peep… Peep…” Suara ponsel Aam berbunyi.
“Oh… kalian pergi dulu, mumpung belum gelap. Aku mengangkat telfon dari kakakku
dulu. Nanti aku menyusul.” Kata Aam sambil berjalan menjauh dari keramaian untuk
mengangkat telephone dari kakaknya.
…
Akhirnya Izak dan Ukkie pergi terlebih dahulu mencari kayu di area sekitar perkemahan.
Ini sangat menyenangkan bagi mereka karena mereka memang hobi untuk berkemah. Mereka
terus mencari hingga merasa kayu yang mereka kumpulkan sudah mencukupi tanpa mengetahui
sesuatu sedang terjadi di depan mereka. Sesuatu yang tak pernah mereka bayangkan akan terjadi
sebelumnya.
…
“Zak… apa kamu mendengar sesuatu ?” Tanya Ukkie.
“Ah iya… aku mendengar suara jangkrik mulai muncul…” Jawab Izak.
“Heyy… bukan itu maksudku…” Kata Ukkie mencoba menjelaskan apa yang ia dengar.
“Apaan sih ?” Tanya Izak semakin penasaran.
“Jeepp… jeep…”
“Oh iya… ada seseorang yang sedang menggali tanah. Asalnya dari sebelah sana Ki.”
Kata Izak.
“Mungkin ada orang yang menemukan harta karun…” Jawab Ukkie.
“Dasarrr… mana mungkiinn. Ayo ke sana.” Ajak Izak.
“Tapi…” Ucap Ukkie mencoba menghentikan izak, namun sudah terlambat Izak sudah
berlari tanpa mendengarkannya menuju asal suara. Dan dengan terpaksa Ukkie pun membuntuti
Izak.
…
Tiba – tiba…
…
“Kyyaaaaaaaaaa….” Suara teriakan keduanya spontan keluar sambil gemetar ketakutan.
….
To Be Continued.