1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan salah satu aspek dari kehidupan masyarakat,
mutu hidup produksi tenaga kerja, angka kesakitan dan kematian yang
tinggi pada bayi dan anak-anak, daya kerja fisik serta terganggunya
perkembangan mental adalah langsung atau tidak langsung dari masalah
gizi. Salah satu masalah gizi yang paling utama pada saat ini banyak
ditemukan pada bayi dan anak-anak yang masih kecil. Terjadinya
kerawanan gizi pada bayi disebabkan karena selain makanan yang kurang
juga karena ASI banyak diganti dengan susu botol dengan cara dan jumlah
yang tidak memenuhi kebutuhan (Siregar, 2003).
Setiap tahun sekitar 4 juta ibu hamil dan ibu menyusui menderita
gangguan anemia yang sebahagian besar disebabkan oleh kekurang zat
besi. Masalah gizi lain yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat
adalah gangguan akibat kekurangan yodium dan kurang vitamin A (Bali
post, 2008).
Seorang ibu menyusui membutuhkan 300-500 kalori tambahan
setiap hari untuk dapat menyusui bayinya dengan sukses. 300 kalori yang
dibutuhkan oleh si bayi datang dari lemak yang ditimbun selama
kehamilan. Artinya, seorang ibu menyusui tidak perlu makan berlebihan,
tetapi cukup menjaga agar konsumsi gizinya seimbang, dan asalkan si ibu
1
2
selalu menuruti rasa laparnya. Proses menyusui itu sendiri membantu ibu
mengurangi berat badan dan menjadi langsing kembali. Tetapi, berdiet
atau menahan lapar akan mengurangi produksi susu si ibu
(Local-Holic, 2008)
Sekitar 40 tahun silam, jumlah wanita yang memilih menyusui
sendiri bayinya mulai berkurang. Jumlah terendah terjadi di tahun-tahun
awal 70an kurang dari 40% yang memilih ASI kepada bayinya. Kemudian
ada kecenderungan untuk kembali memberikan ASI, khususnya di antara
wanita kelas menengah dan sekarang sekitar 75% wanita mulai menyusui
bayinya, dan 35% masih menyusui 3 bulan kemudian (Derek, 2005).
Tingkat pengetahuan gizi seseorang berpengaruh terhadap perilaku
dalam memilih makanan yang akan berdampak pada asupan gizinya. Hal
ini menunjukkan asupan makanan. Dengan adanya pengetahuan tentang
gizi, masyarakat akan tahu bagaimana menyimpan dan menggunakan
pangan. Memperbaiki konsumsi pangan merupakan salah satu bantuan
terpenting yang dapat dilakukan untuk meningkatkan mutu penghidupan
(Suhardjo, 2002).
Pada tahun 2003 terdapat sekitar 6,7 juta Balita (27,3%) menderita
gizi kurang dan 1,5 juta diantaranya menderita gizi buruk. Anemia gizi
besi dijumpai pada sekitar 8,1 juta anak. Apabila dikaitkan dengan
pemberian air susu ibu (ASI) Eksklusif, saat ini praktik menyusui di
Indonesia cukup memperhatikan (Depkes, 2004).
3
Data dari profil Kesehatan Prov. NAD 2007 menyusui dini dalam
satu jam pertama kelahiran hanya 0,5% di NAD. Ini merupakan angka
terendah di bandingkan dengan Sumut, DKI-banten, Jabar, Jatim
(Kesehatan NAD, 2007).
Menyusui disini pun harus kita artikan secara luas, yaitu baik
menyusui secara langsung maupun tidak langsung (dengan memerah).
Namun, sayangnya peraturan tersebut tidak disertai dengan sanksi yang
memadai bagi perusahaan yang melanggarnya, dan karenanya hingga saat
ini belum masih banyak pekerja perempuan yang tidak dapat
melaksanakan haknya untuk memberikan ASI selama ia berada dalam jam
kerja.
Menurunnya angka pemberian ASI dan meningkatnya pemakaian
susu formula disebabkan antara lain rendahnya pengetahuan para ibu
mengenai manfaat ASI dan cara menyusui yang benar, kurangnya
pelayanan konseling laktasi dan dukungan dari petugas kesehatan,
persepsi-persepsi social-budaya yang menentang pemberian ASI, kondisi
yang kurang memadai bagi para ibu yang bekerja (cuti melahirkan yang
terlalu singkat, tidak adanya ruang di tempat kerja untuk menyusui atau
memompa ASI), dan pemasaran agresif oleh perusahaan-perusahaan
formula yang tidak saja mempengaruhi para ibu, namun juga para petugas
kesehatan (Tasya, 2003).
Data dari Dinkes Kota Lhokseumawe sebanyak 4060 orang ibu
menyusui, sedangkan jumlah ibu menyusui di Desa Kampung Jawa Lama
4
Kecamatan Banda Sakti Tahun 2008 dari Januari Sampai Juni sebanyak
120 orang ibu menyusui (Dinkes, 2008).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan permasalahan
penelitian ini adalah gambaran pengetahuan ibu dalam pemenuhan
makanan bergizi pada ibu menyusui di desa Kampung Jawa Lama
Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe Tahun 2008.
C. Ruang Lingkup
Pada penelitian ini penulis hanya meneliti gambaran pengetahuan
ibu dalam pemenuhan makanan bergizi pada ibu menyusui di desa
Kampung Jawa Lama Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe Tahun
2008.
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran pengetahuan ibu
dalam pemenuhan makanan bergizi pada ibu menyusui di desa
Kampung Jawa Lama Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe
Tahun 2008.
5
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang pengertian kebutuhan
makanan bergizi pada ibu menyusui.
b. Untuk mengetahuipengetahuan ibu tentang tujuan pemberian
makanan bergizi bagi ibu menyusui.
c. Untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi bagi
ibu menyusui.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Ibu
Sebagai masukan untuk menambah wawasan dan meningkatkan
pengetahuan tentang makanan bergizi bagi ibu menyusui.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan bacaan yang dapat di kembangkan menjadi bahan untuk
penelitian selanjutnya.
3. Bagi Peneliti
Untuk menambah pengalaman dan mengimplementasikan ilmu yang
didapat dibangku kuliah.