Referensi yang
berlaku di kalangan Wahabi
Akidah Wahabi
pengikut Ibn Taimiyah
yang mengaku
Salaf
Dalil akidah atau fikih
Imam Syafi’i
Akidah atau Fikih Imam
Syafi’i pemimpin
Ahlu Sunnah Wal Jamaah
Pembahasan bidang
Akidah atau Fikih
Lihat kitab mereka yang berjudul "Fathul Majid" karangan Abdurrahman bin Hasan bin Muhammad bin Abdul Wahab halaman 356 cetakan Maktabah Darus Salam, Riyadh
Golongan Wahabi menyerupakan Allah dengan manusia, seraya mengatakan "Allah duduk di atas Kursi."
Allah berfirman, "Tidak ada sesuatupun yang seperti-Nya, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (Q.S As Syura,42:11)
Allah tidak duduk diatas Singgasana (Arsy) maupun diatas Kursi karena hal itu merupakan sifat manusia
Kesucian Allah dari perbuatan duduk
Kitab Bin Baz yang berjudul "Tanbihat Fi Roddi ala Man Ta'awwala al-Shifaat" halaman 19 cetakan Ar Ri'asah Al 'Ammah Lil Ifta', Riyadh.
Bin Baz berkata: Menyangkal perihal Allah memiliki tubuh maupun anggota tubuh dan sifat-sifatnya adalah perkataan yang tercela
Allah berfirman, "Tidak ada sesuatupun yang seperti-Nya, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (Q.S As Syura,42:11)
Allah tidak memiliki tubuh maupun anggota tubuh dan segala sifat anggota tubuh
Kesucian Allah dari memiliki tubuh maupun anggota tubuh dan sifat-sifatnya
Lihat majalah Haji tahun 49 juz
Bin Baz berkata: "Allah berada
Rasulullah bersabda, "Allah telah
Allah ada tanpa berada di tempat
Allah tidak bertempat
11 tahun 1415 H Mekah, halaman 73-74
diatas Singgasana (Arsy) dengan Zat-Nya."
ada dan tidak ada sesuatu pun selain-Nya." (Hadis riwayat Bukhari)
manapun karena yang dibatasi tempat maka pasti terbatas dan memiliki kwantitas dan ukuran, sedangkan Allah Maha Suci dari semua itu
Lihat kitab mereka yang berjudul "Kaifa Nafhamu at Tauhid" karya Muhammad Basymil halaman 16, cetakan Riyadh, Saudi Arabia
Golongan Wahabi mengatakan: Abu Lahab dan Abu Jahal lebih bertauhid kepada Allah dan lebih tulus keimanannya daripada orang-orang Islam yang mengucap "Tiada tuhan selain Allah, Muhammad adalah Utusan Allah" yang bertawassul kepada para wali dan orang-orang saleh
Allah berfirman tentang Abu Lahab, "Kelak ia akan masuk ke dalam Api yang bergejolak." (Q.S Al Lahab,111:3)Imam Ahmad bin Hanbal mengatakan bahwa tawassul boleh dilakukan namun golongan Wahabi menolak tawassul meski mereka menyatakan mengikuti Imam Ahmad bin Hanbal
Abu Jahal dan Abu Lahab bukan orang yang beriman maupun bertauhid karena mereka tidak mempercayai keesaan Allah
Abu Jahal dan Abu Lahab
Lihat kitab karya Saleh
Saleh bin Fauzan
Murtadha Az Zubaidi
Al Asya'irah dan Al
Al Asya'irah (Para pengikut
bin Fauzan berjudul "Min Masyahiril Mujaddidiin fil Islam: Bin Taimiyah Wa Muhammad bin Abdul Wahab" hlm 32 cetakan Ar Ri'asah Al 'Ammah Lil Ifta', Riyadh
berkomentar: Al Asya'irah dan Al Maturidiyah tidak layak disebut sebagai kelompok Ahlu Sunnah Wal Jamaah
berkata: Ketika golongan Ahlu Sunnah Wal Jamaah disebut, maka yang dimaksud adalah Al Asya'irah dan Al Maturidiyah (Ithafus Sadah/6)
Maturidiyah adalah Ahlu Sunnah Wal Jamaah
Imam Abu Hasan Al-Asy’ari) dan Al Maturidiyah (para pengikut Imam Abu Mansyur Al Maturidi)
Lihat kitab mereka berjudul "Fathul Majid" karya Abdurrahman bin Muhammad bin Abdul Wahab, halaman 352 cetakan Maktabah Darus Salam, Riyadh
Orang-orang Wahabi telah berdusta dengan mengatakan: "Banyak orang Ahlu Sunnah Wal Jamaah yang menghukumi kafir para pengikut Imam Asy’ari"
Orang-orang Islam di dunia yang berakidah Ahlu Sunnah Wal Jamaah adalah mereka yang dalam bidang akidah mengikuti Imam Abu Hasan Al Asy’ari dan Imam Abu Mansyur Al Maturidi
Al Asya'irah adalah orang-orang yang Islam dan beriman
Al Asya'irah (Para pengikut Imam Abu Hasan Al-Asy’ari)
Lihat kitab mereka "Al Iman bil Anbiya' Jumlatan" karya Abdullah bin Zaid, cetakan
Orang-orang Wahabi berkata: Adam bukan seorang nabi maupun seorang rasul
Abu Umamah meriwayatkan bahwa seseorang telah bertanya: "Ya Rasulullah, apakah Adam
Ijma' (hasil kesepakatan) para ulama menyatakan bahwa Adam adalah seorang nabi Utusan Allah.
Junjungan kita, nabi Adam
Al Maktab Al Islami, Beirut.
adalah seorang nabi?" Baginda menjawab: "Ya, dialah nabi yang diajak berbicara oleh Allah." Hadis riwayat Bin Hibban
Lihat kitab mereka berjudul "Kaifa Ihtadaita Ila Tauhid" karya Muhammad Jamil Zainu halaman 83 dan 89, cetakan Darul Fathi, As Syariqah
Bin Baz berkomentar: Lafal sholawat ini adalah syirik
Lafal sholawat ini sama sekali tidak bertentangan dengan Al Qur’an dan Hadis
Dibenarkan untuk membaca sholawat dengan lafal "Ya Allah, limpahkan pujian dan keberkatan kepada Muhammad, penawar hati dan obatnya, kesehatan bagi tubuh dan penyembuhnya, cahaya penglihatan dan sinarnya."
Bersholawat kepada Nabi Muhammad, semoga Allah senantiasa melimpahkan pujian, keberkatan dan kesejahteraan kepada baginda
Lihat kitab mereka berjudul "Al Qaulul Mukhtar Lifana'in Nar" karya Abdul Karim Humaid hlm 7, Riyadh,
Golongan Wahabi mengatakan: Neraka akan musnah dan azab terhadap orang kafir di dalamnya akan berhenti
Allah berfirman, " Dan orang-orang yang kafir bagi mereka Api Jahanam, tidak ditetapkan bagi mereka
Neraka tidak akan musnah dan azab terhadap orang kafir di dalamnya tidak akan berhenti
Neraka
Saudi Arabia dan kitab Syarah "Aqidah Thohawiyah" karya Bin Abul Izzi (Bin Baz memuji kitab karyanya), hlm 427, Al Maktab Al Islami, Beirut
untuk mati dan azab atas mereka tidak diringankan." (Q.S Fathir,35:36)
Lihat kitab mereka "Aqidah Ahli Iman Filkholqi Adam ala Shurotir Rahman" karya Mahmud At Tuwaijari (Bin Baz memberi kata pengantar dalam kitab ini dan memujinya) hlm 76 Darul Liwa', Riyadh
Golongan Wahabi berkata: Allah menciptakan manusia berdasarkan gambaran-Nya (maksud perkataan mereka adalah bahwa Adam dalam gambaran Allah yang berarti Allah menyerupai Adam)
Allah berfirman, "Tidak ada sesuatupun yang seperti-Nya, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (Q.S As Syura,42:11)
Allah tidak menyerupai manusia karena Dia Pencipta mereka. Sang Pencipta tidak menyerupai ciptaan. Dia tidak memiliki bentuk, ukuran, kwantitas dan sifat makhluk lainnya
Allah berbeda dengan seluruh makhluk
Lihat kitab mereka "Halaqaatun Mamnu'atun" karangan
Golongan Wahabi berkata: Berzikir seribu kali
Allah berfirman, "Ingatlah Allah dengan berzikir
Boleh memperbanyak zikir untuk mengingat Allah seperti
Ucapan Laailaaha illallah (tiada tuhan selain Allah)
Hasam Al Aqqad halaman 25 Darus Shahabah, Thantha
adalah bid'ah yang dibuat oleh orang-orang bodoh dan ini keluar dari zikir berdasarkan syariat menuju zikir yang syirik kepada Allah
sebanyak-banyaknya." (Q.S Al Ahzab,33:41)
mengucap Laailaaha illallah sebanyak seribu kali
Lihat kitab mereka "Al Majmu' Al Mufid Min Aqidatit Tauhid" halaman 102, Maktab Darul Fikr, Riyadh
Golongan Wahabi berkata: Perangilah tarekat Ihsan sebelum kalian memerangi Yahudi karena tarekat Ihsan adalah jiwa orang-orang Yahudi dan Majusi."
Rasulullah bersabda: "Barangsiapa memulai amalan yang baik dalam Islam maka ia mendapatkan pahalanya dan pahala orang yang mengamalkannya." Hadis riwayat Muslim
Tarekat Ihsan berada dalam bimbingan dan cahaya karena mereka mengikuti Kitab dan Sunnah, kecuali yang menyimpang dari kebenaran Ihsan dan menyimpang dari Ahli Hak (Ahli Hak ialah orang-orang mengikuti Rasulullah)
Tarekat Ihsan (Tarekat Sufi)
Lihat kitab mereka "Halaqaatun Mamnu'atun" karya Hasam Al Aqqad halaman 26, Darus Shahabah, Thantha
Golongan Wahabi mengatakan: Siapa yang menafsirkan Istawa dengan menguasai, maka ia telah kafir
Al Hafiz As Subki berkata: barangsiapa menafsirkan Istawa dengan menguasai, maka tidak melakukan sesuatu yang dilarang
Barangsiapa mengartikan Istawa dengan menguasai, tidak menjadi kafir, tetapi tetap Islam dan beriman
Istawa
Lihat kitab mereka "Nazhraatun Wa Ta'qibatun 'Ala Ma Fi Kitabis Salafiyyah" karangan Saleh Al Fauzan, halaman 40, Darul Wathan, Riyadh
Golongan Wahabi berkata: Allah menetap diatas Arsy
Siapa yang menetap diatas sesuatu, maka bisa jadi sama ukurannya dengan sesuatu itu atau lebih besar darinya atau lebih kecil darinya. Itu semua adalah sifat-sifat jasmani yang memiliki ukuran dan kwantitas sedangkan Allah Maha Suci dari semua hal tersebut
Allah tidak disifatkan dengan menetap diatas Singgasana (Arsy)
Istawa
Lihat kitab karangan Usaimin berjudul "Tafsir Ayat Kursi" halaman 19, Maktabah Bin Al Jauzi
Usaimin, seorang Wahabi, berkata: Kursi adalah tempat dimana Allah meletakkan kaki-Nya
Allah berfirman, "Kursi-Nya meliputi langit dan bumi." (Q.S Al Baqarah,2:255)
Kursi adalah sebuah benda besar yang diciptakan Allah tanpa membutuhkannya
Kursi
Kitab "Fathul Majid" karya Abdurrahman bin Hasan bin Muhammad bin Abdul Wahab, hlm
Golongan Wahabi menyerupakan Allah dengan manusia seraya mengatakan, "Allah duduk diatas kursi."
Allah berfirman, "Tidak ada sesuatupun yang seperti-Nya, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar
Allah tidak duduk diatas Arsy maupun Kursi karena hal itu merupakan sifat manusia
Allah Maha Suci dari bertempat
356, Maktabah Darus Salam, Riyadh
lagi Maha Melihat. (Q.S As Syura,42:11)
Syarah At Thohawiyah karangan Bin Abul Izzi (kitab ini dipuji-puji oleh Bin Baz) halaman 132, Al Maktab Al Islami, Beirut
Golongan Wahabi berkata sebagaimana orang-orang ahli filsafat: Alam semesta ini jenisnya ada tanpa ada permulaan, yang mana alam semesta diikuti alam semesta lainnya dan lainnya lagi, dan terus menerus demikian.
Allah berfirman, "Allah Pencipta setiap sesuatu." (Q.S Az Zumar,39:62)
Alam semesta dan apa saja yang ada di dalamnya adalah makhluk atau ciptaan Allah Swt
Jenis alam semesta
Kitab karangan Saleh bin Fauzan berjudul "At Tauhid" halaman 70, Riyadh, Saudi Arabia
Saleh bin Fauzan dan orang Wahabi lainnya berkata: Tidak boleh bertawassul dengan kemuliaan kedudukan Nabi Muhammad
Hadis yang berisi doa keluar dari rumah untuk menuju masjid "Ya Allah, aku memohon kepada Engkau dengan hak mereka yang memohon kepada Engkau." Hadis riwayat Imam Ahmad dan Binu Majah
Orang Islam boleh berdoa dengan mengucap "Ya Allah, dengan kemuliaan kedudukan Junjungan kami Muhammad, sembuhkanlah sakit saya."
Tawassul dengan kemuliaan kedudukan Nabi Muhammad
Kitab "At Tauhid" halaman 101, Riyadh, Saudi Arabia
Saleh bin Fauzan dan orang Wahabi lainnya berkata: mengistimewakan pertengahan bulan Sya’ban dengan mengerjakan solat dan puasa adalah haram
Rasulullah bersabda: "Ketika malam pertengahan bulan Sya’ban telah tiba, maka beribadahlah pada malamnya dan berpuasalah pada siangnya." Hadis riwayat Bin Majah
Boleh menjalankan puasa di pertengahan bulan Sya’ban dan melaksanakan solat sunnah pada malam pertengahan Sya’ban
Pertengahan bulan Sya’ban
Lihat kitab mereka "At Tauhid" karya Bin Fauzan halaman 115-116, Riyadh, Saudi Arabia
Golongan Wahabi mengharamkan perayaan Maulid Nabi maupun membagi-bagikan makanan dan sesuatu yang manis dalam rangka menyambut keharuman bulan Maulid, dan mereka menyatakan hal itu sebagai sikap meniru-niru orang Yahudi
Para ulama Islam membenarkan perayaan Maulid Nabi yang dilakukan kaum Muslimin dari ufuk timur hingga barat bumi (kecuali orang-orang Wahabi yang menolak merayakannya)
Boleh memperlihatkan kegembiraan dan kebahagiaan serta membagi-bagikan makanan maupun sesuatu yang manis dalam rangka menyambut bulan kelahiran Nabi Muhammad
Perayaan Maulid Nabi Muhammad
Kitab karya Bin Fauzan "At Tauhid"
Bin Fauzan, salah satu pemimpin
Kaum Muslimin dan para ulama
Dalam kitab "At Tanwir Fi Maulidil Basyir
Merayakan Hari Kelahiran Nabi
halaman 115, Riyadh, Saudi Arabia. Lihat juga kitab mereka yang berjudul "At Tahdzir Minal Bid'a" halaman 5
Wahabi, berkata: orang-orang Islam yang bodoh dan para ulama sesat membuat perayaan dalam rangka menyambut bulan kelahiran Rasul. Bin baz menyatakan bahwa merayakan Maulid Nabi merupakan sikap meniru orang Yahudi
ahli hadis, fikih dan tafsir telah bersepakat untuk merayakan Maulid Nabi
An Nadzir" karya Bin Dahiyyah disebutkan bahwa para ulama Islam dan kaum Muslimin telah merayakan Maulid Nabi sejak 900 tahun yang lalu.
Muhammad
Kitab berjudul "At Tauhid" karya Bin Fauzan, halaman 120, Riyadh, dan kitab "Bahtsu Usbu'" karya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab
Golongan Wahabi mengharamkan perayaan peristiwa-peristiwa tersebut, disisi lain mereka justru merayakan hari kemunculan dakwah perintis Wahabi, Muhammad bin Abdul Wahab, selama seminggu
Merayakan peristiwa keislaman bersejarah sama sekali tidak melanggar syariat dan tidak ada dalil yang mengharamkannya, malahan termasuk sunnah
Tidak apa-apa merayakan peristiwa-peristiwa tersebut
Perayaan dalam rangka memperingati Isro’ Mi'roj, Hijrah Nabi dan peristiwa keislaman bersejarah lainnya
Kitab "As Suhubul Wabilah" karya Mufti Mekah, Muhammad bin Abdullah Al Hanbali, halaman 39, cetakan Dar Bin Hazm, Beirut, dan kitab "Aja'ibul Atsar" karya Al Jabrati (jilid 7 hlm 146)
Golongan Wahabi mengkafir-kafirkan kaum Muslimin yang mengingkari keyakinan batil mereka
Rasulullah bersabda, "Bila seseorang mengkafir-kafirkan saudaranya sedangkan ia bukan orang kafir maka orang yang memulainya itulah yang kafir." Hadis riwayat Muslim
Tidak boleh mengkafir-kafirkan orang Islam tanpa sebab yang sesuai hukum syariat
Muslim (Orang Islam)
Kitab berjudul "Aqidatul Mukmin" karya Abu Bakar Al Jaza'iri halaman 144
Golongan Wahabi berkata: Tawasul dengan kedudukan para wali dan orang-orang saleh, membuat orang yang melakukannya keluar dari agama dan orang tersebut kelak akan tinggal selama-lamanya didalam neraka Jahanam
Tawassul ini sama sekali tidak bertentangan dengan Al Qur’an dan Hadis Rasulullah . Imam Ahmad bin Hanbal telah mengesahkan tawassul
Orang Islam boleh berdoa sambil mengucap "Ya Allah, dengan kedudukan para nabi-Mu dan wali-Mu, hilangkanlah kesusahanku."
Tawassul dengan kedudukan para wali dan orang-orang saleh
Golongan Wahabi tidak memiliki kesepakatan (ijma’) dengan semua ulama’.
Tersedia lebih dari 100 buku yang disusun para ulama kenamaan memperinci akidah Wahabi yang buruk dan fatwa Wahabi yang buruk
Para ulama ahli hak (mereka yang mengikuti Rasulullah) memperingatkan orang-orang Islam agar berhati-hati terhadap akidah golongan Wahabi yang salah dan fatwa Wahabi yang batil
Golongan Wahabi
Golongan Wahabi tidak memiliki kesepakatan (ijma’) dengan semua ulama’. Orang-orang Wahabi mengamalkan sesuatu yang melawan ijma’ semua ulama’
Nama kitab karya syekh Misbah berjudul "Ad Dalil Al Kafi Fi Roddi Ala Wahabi" berisi segala pelanggaran Wahabi terhadap ijma’ para ulama dimulai dari ijma’ dizaman Sahabat Nabi Muhammad
Sebagai penolakan terhadap ajaran Wahabi, syekh Misbah bin Ahmad Syabaqalu Al Bairuti telah menyusun kitab yang menjelaskan penyimpangan mereka
Golongan Wahabi
Lihat kitab berjudul "Fatawa Muhimmah" halaman 149-150, cetakan Riyadh
Usaimin berkomentar:Ziarah kubur bagi kaum perempuan adalah haram hukumnya, termasuk dosa besar,
Sayyidah Aisyah Ra bertanya kepada Rasulullah tentang bacaan yang diucapkan ketika ziarah
Kaum perempuan boleh berziarah ke makam Nabi Muhammad maupun kuburan orang-orang Islam
Kaum perempuan berziarah ke makam Nabi dan kuburan orang-orang Islam
sekalipun ke makam Nabi Muhammad
kubur, lalu baginda menjawab: Ucapkanlah "Kesejahteraan atas para penghuni kediaman dari kalangan orang-orang Islam dan beriman" Hadis riwayat Muslim
Kitab mereka berjudul "Aqidah Ahli Iman Fi Khalqi Adam ala Shurotir Rohman" karya Mahmud At Tuwaijari hlm 40 dan 91, Darul Liwa', Riyadh. Kitab tersebut dipuji oleh Bin Baz, pemimpin Wahabi
Golongan Wahabi mengatakan bahwa Allah memiliki gambaran. Golongan Wahabi juga mengatakan bahwa Allah menciptakan manusia berdasarkan gambaran-Nya
Allah berfirman, "Tidak ada sesuatupun yang seperti-Nya, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat." (Q.S As Syura,42:11)
Allah tidak menyerupai manusia maka Dia tidak mempunyai gambaran maupun bentuk
Allah Maha Suci dari memiliki gambaran
Kitab mereka berjudul "Fatawa Al Aqidah" karya Usaimin,
Golongan Wahabi berkata: Perkataan Allah berupa huruf dan
Seandainya kalam Allah terdiri dari huruf dan suara, maka pasti seperti
Kalam Allah tidak berupa huruf maupun suara
Kalam (Perkataan) Allah
hlm 72, dan kitab "Nazhraatun Wa Ta'qibatun 'Ala Ma Fi Kitabis Salafiyyah" karangan Bin Fauzan, hlm 23, Darul Wathan, Riyadh
suara. Golongan Wahabi juga mengatakan bahwa kalam Allah adalah hadis (baru, lawan kata Qodim-dahulu tanpa permulaan)
perkataan makhluk yang berarti menyerupai perkataan manusia
Kitab mereka berjudul "Fatawa Al Aqidah" karya Usaimin, halaman 85
Golongan Wahabi berkata: Allah berada dalam arah diatas Arsy dengan Zat-Nya
Rasulullah bersabda: "Ya Allah, Engkau Maha Zahir maka tidak ada sesuatu pun diatas Engkau, dan Engkau Maha Tersembunyi maka tidak ada sesuatu pun dibawah Engkau." Hadis riwayat Muslim
Allah ada tanpa arah maupun tempat, tidak menempati Singgasana (Arsy) maupun langit
Allah Maha Suci dari arah
Kitab mereka berjudul "Fatawa Al Aqidah" karangan Usaimin, halaman 742
Golongan Wahabi berkata: Allah bergerak, yang berarti mereka mengklaim Dia berpindah dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas
Ulama Ahli Hak telah menyepakati bahwa bergerak merupakan sifat makhluk bukan sifat Sang Pencipta
Allah Maha Suci dari pergerakan, tidak disifatkan dengan gerakan dan perpindahan
Allah Maha Suci dari gerakan
Lihat kitab karangan Bin Baz berjudul "At Tahqiq Wal Idhoh Likatsirin Min Masa'ilil Hajj Wal Umrah Waz Ziarah" halaman 16
Golongan Wahabi mengharamkan tindakan memotong jenggot kapan saja sekalipun hanya sedikit, sebagaimana ditegaskan oleh Bin Baz, tokoh Wahabi
Bin Umar menggenggam jenggotnya tepat dibawah dagu lalu beliau memotong bagian yang tersisa dibawah tangannya. riwayat Abu Daud
Tidak apa-apa memotong sebagian janggut dibawah dagu maupun di kedua sisi samping dagu agar penampilan tidak nampak acak-acakan
Jenggot kaum lelaki
Majalah dakwah edisi tahun 1493 H atau 1995 M, halaman 28
Bin Baz, pemimpin Wahabi, mengatakan bahwa perempuan dilarang mengenakan celana panjang sekalipun di hadapan suaminya dan meskipun ukurannya longgar
Rasulullah bersabda, "Semoga Allah merahmati kaum perempuan yang mengenakan celana panjang (sebagai dalaman pakaian luarnya)." Diriwayatkan Imam Baihaqi dan lainnya, dinyatakan Hasan oleh Hafiz Suyuthi
Tidak haram bagi kaum perempuan mengenakan celana panjang di hadapan suaminya
Memakai celana panjang bagi kaum perempuan
Lihat catatan kaki yang ditambahkan Bin Baz dalam kitab Fathul Bari karya Hafiz
Bin Baz, pemimpin Wahabi, berkata: bersholawat setelah azan adalah bid'ah
Rasulullah bersabda: "Barangsiapa ingat aku maka bersholawatlah kepadaku."
Tidak apa-apa bersholawat kepada Nabi Muhammad dengan suara keras setelah azan
Bersholawat kepada Nabi setelah azan
Bin Hajar (jilid 2 halaman 92) Darul Ma'rifah, Beirut
yang wajib untuk dicegah
Diriwayatkan Hafiz Abu Ya'la dan yang lainnya
Hal tersebut dikatakan oleh orang-orang Wahabi di Masjid Jami’ Diqqoq di Damsyik (Syria). Keterangan ini telah disebutkan dalam kitab berjudul "Isoobah" halaman 8 karya Muhammad Juwaijati, seorang imam di Masjid jami’ Raudah, Damsyik
Sebagian orang Wahabi mengatakan bahwa membaca sholawat Nabi dengan suara keras setelah azan sama seperti orang yang menikahi ibu kandungnya, yaitu haram dan termasuk dosa besar
Rasulullah bersabda: "Barangsiapa bersholawat kepadaku sekali, Allah Yang Maha Mulia dan Maha Hebat mencatat sepuluh kebaikan untuknya." Hadis riwayat Ahmad
Diriwayatkan bahwa terdapat pahala dalam bersholawat kepada Nabi setelah azan
Bersholawat kepada Nabi Muhammad setelah azan
Lihat kitab karangan Bin Baz berjudul "At Tahqiq Wal Idhah Likatsirin Min Masa'ilil Hajj Wal Umrah" halaman 89
Bin Baz, pemimpin Wahabi, mengatakan bahwa hadis-hadis yang meriwayatkan tentang keutamaan ziarah ke
Rasulullah bersabda, "Barangsiapa menziarahi kuburku, niscaya akan mendapatkan syafaatku." Hadis riwayat Daruqutni
Banyak hadis sahih yang menegaskan keutamaan berziarah ke makam Nabi Muhammad
Ziarah ke makam Nabi Muhammad
makam Nabi Muhammad adalah palsu
Lihat catatan kaki yang ditambahkan Bin Baz dalam kitab Fathul Bari karya Hafiz Bin Hajar (jilid 1 halaman 320) Darul Ma'rifah, Beirut
Bin Baz, petinggi Wahabi, berkata: Meletakkan pelepah kurma diatas kuburan adalah perbuatan yang tidak berdasarkan syariat
Suatu hari saat Nabi melintasi dua kuburan, baginda meminta agar diambilkan pelepah kurma, lalu baginda mematahkannya menjadi dua dan meletakkan tiap bagian diatas kuburan tersebut seraya bersabda "Semoga pelepah ini meringankan azab keduanya." Hadis Riwayat Bukhari
Boleh meletakkan pelepah kurma diatas kuburan orang Islam
Meletakkan pelepah kurma diatas kuburan
Majalah "Al Buhutsul Islamiyah" terbitan Ri'asatul Buhutsul Ilmiyyah Wal Ifta', Riyadh, edisi 45 tahun 1416 H dan kitab mereka
Bin Baz, pemimpin Wahabi, berkata: Membaca Shadaqallahul 'Azhim setelah selesai membaca Qur’an adalah bid'ah yang sesat yaitu
Ucapan tersebut mengandung pujian kepada Allah. Allah berfirman "Katakanlah, 'Maha Benar Allah'" (Q.S Ali Imran,3:95) juga berfirman
Boleh mengucap Shadaqallahul 'Azhim sesudah selesai membaca Al Qur’an sebagaimana hal itu telah diketahui kaum muslimin di seluruh dunia
Ucapan Shadaqallahul 'Azhim(Maha Benar Allah Yang Maha Agung)
berjudul "Taujihat Islamiyyah" karya Muhammad Zainu halaman 81
tidak diperbolehkan
"Dan siapa yang lebih benar perkataannya daripada Allah?" (Q.S An Nisa,4:122)
Bin Baz menyebutkan dalam kitab karangannya berjudul "At Tahqiq Wal Idhah Likatsirin Min Masa'ilil Hajj Wal Umrah" halaman 88,90,98
Bin Baz, pemimpin Wahabi, berkata: Haram hukumnya menempuh perjalanan untuk berziarah ke makam Nabi Muhammad meskipun bagi orang yang melakukan haji yang jauh jaraknya dari Madinah Munawwaroh
Rasulullah bersabda: Barangsiapa datang untuk berziarah ke makamku, tidak ada tujuan lain selain berziarah kepadaku, maka aku layak untuk mensyafaatinya.Hadis riwayat Imam Tabrani
Bepergian ke makam Rasulullah boleh dilakukan
Menempuh perjalanan untuk berziarah ke makam Nabi Muhammad
Surat yang ditulis Muhammad bin Abdul Wahab untuk para penduduk Riyadh, sebagaimana disebutkan dalam buku "Tarikh Najd" karya
Muhammad bin Abdul Wahab berkata: semua guruku, tak satupun dari mereka yang mengetahui arti Laailaha illallah
Ayahnya dan saudaranya yaitu Syekh Sulaiman serta para ulama di zamannya dan dizaman sesudahnya memperingatkan orang-orang agar menjauhi Muhammad
Muhammad bin Abdul Wahab adalah orang yang menyimpang dari ajaran Al Qur’an dan Sunnah
Muhammad bin Abdul Wahab, pendiri aliran Wahabi
Husain bin Ghanim (jilid 2 halaman 137-138)
bin Abdul Wahab. Keterangan ini telah disebutkan dalam kitab "As Suhub Al Wabilah ala Dhara’ihil Hanabilah"
Lihat catatan kaki dalam kitab mereka berjudul "Fawakih Al Azab" halaman 52, cetakan Muassasah Ar Risalah, Beirut
Golongan Wahabi menyangkal semua orang Islam yang mensifatkan Allah dengan Al Qodim yang mana kaum muslimin mengambil dalilnya dari hadis Nabi dan golongan Wahabi menuduh kaum muslimin mengambilnya dari ajaran ahli filsafat
Rasulullah bersabda, "Aku berlindung kepada Allah Yang Maha Agung, dan dengan kemuliaan wajah-Nya dan Kekuasaan-Nya Yang Maha Dahulu (tidak berawal)." Hadis riwayat Abu Daud
Boleh menyandangkan lafal Qadim kepada Allah Swt dengan makna bahwa Allah Maha Dahulu keberadaan-Nya tanpa permulaan. Hal ini telah disepakati oleh seluruh umat Islam
Menyandangkan Lafal Qadim (Dahulu tanpa permulaan) kepada Allah
Syarah "Aqidah Thahawiyah" karya Bin Abul 'Izzi halaman 286 cetakan kesembilan
Golongan Wahabi mensifatkan Allah dengan sifat-sifat manusia, seraya mengatakan
Allah berfirman, "Tidak ada sesuatupun yang seperti-Nya, dan Dia-lah Yang Maha
Allah Swt tidak disifatkan dengan turun dari atas ke bawah karena hal itu merupakan sifat para
Allah Maha Suci dari sifat turun secara fisik
tahun 1988 bahwa Allah turun dari atas ke bawah
Mendengar lagi Maha Melihat. (Q.S As Syura,42:11)
makhluk
Kitab berjudul "Fatawa Al Mar'ah" halaman 27 Darul Wathan, Riyadh
Bin Baz, pemimpin Wahabi, mengatakan bahwa wajib hukumnya mencegah kaum lelaki mengajari anak-anak perempuan dan mencegah para wanita mengajari anak-anak lelaki di sekolah dasar
Para Sahabat perempuan di zaman Nabi telah mengajari sebagian kaum lelaki tentang ajaran Islam, dan sebagian ulama hadis dikalangan lelaki pernah belajar hadis dari ulama hadis perempuan, contohnya adalah Imam Tabrani dan Bin Asakir
Tidak apa-apa selama perempuan tersebut mengajarkan hal-hal yang bermanfaat bagi mereka
Para wanita mengajari anak-anak lelaki di sekolah tingkat Madrasah Ibtidaiyah
"Fatawa Al Mar'ah" halaman 58 Darul Wathan, Riyadh
Bin Baz, pemimpin Wahabi, berkata: Disunnahkan meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri setelah bangkit dari rukuk
Tidak ada dasar hukum yang sahih untuk meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri (seperti saat berdiri) setelah bangkit dari rukuk
Ketika i’tidal yaitu setelah bangkit dari rukuk, kedua tangan menjulur ke bawah jadi tangan kanan tidak diletakkan diatas tangan kiri
Letak kedua tangan setelah bangkit dari rukuk
"Fatawa Al Mar'ah"
Pemimpin Wahabi
Meninggalkan shalat
Wanita muslimah
Pernikahan
halaman 103, Darul Wathan, Riyadh
berkata: janganlah menikahi lelaki yang meninggalkan shalat berjamaah
berjamaah tidak dianggap kafir akan tetapi tetap Muslim karena itu boleh menikah dengannya
boleh menikah dengan lelaki Muslim manapun
"Fatawa Al Mar'ah" halaman 127, Darul Wathan, Riyadh
Usaimin, salah satu pemimpin Wahabi, berkata: Talak yang dijatuhkan di masa haid tidak sah dan tidak berlaku
Hal ini telah disepakati kaum muslimin berdasarkan dalil bahwa Bin Umar telah menceraikan istrinya yang sedang haid, lalu Bin Umar menanyakan hal tersebut kepada Nabi dan baginda menyatakan talak tersebut berlaku. Hadis riwayat Muslim
Jika seorang lelaki mentalak istrinya yang sedang haid, maka terjadi perceraian antara mereka berdua
Menceraikan perempuan haid
"Fatawa Al Mar'ah" halaman 192, Darul Wathan, Riyadh
Bin Baz, pemimpin Wahabi, berkata: orang perempuan tidak boleh mengemudikan mobil
Tak satupun imam Mujtahid yang mengharamkannya, padahal para Mujtahid adalah orang-orang yang paling ahli dalam ilmu Hukum Islam
Perempuan boleh mengemudikan mobil selama masih dalam batas-batas syariat
Perempuan mengemudikan mobil
tentang Halal Haram
"Fatawa Al Mar'ah" halaman 211, Darul Wathan, Riyadh
Bin Jibrin, salah satu pemimpin Wahabi, berkata: Suara orang perempuan adalah aurat bagi lelaki asing
Para Sahabat telah bertanya secara lisan kepada Siti Aisyah Ra tentang berbagai hukum dan hadis
Suara orang perempuan tidak termasuk aurat
Suara orang perempuan
Kitab karangan Bin Baz berjudul "Al Aqidah As Shahihah Wama Yudhadduha" halaman 22, Darul Wathan, Riyadh
Bin Baz, tokoh Wahabi, berkata: Memohon pertolongan melalui para nabi adalah perbuatan syirik
Ketika terjadi paceklik di masa kekhalifahan Umar bin Khattab Ra, seorang lelaki datang ke makam Nabi Muhammad lantas berucap "Ya Rasulullah, mintalah penyiraman untuk umat engkau." Mengetahui hal itu, Umar tidak menyangkal lelaki tersebut demikian pula Sahabat lainnya. riwayat Baihaqi
Memohon pertolongan melalui para nabi dan para wali bukan perbuatan syirik
Memohon pertolongan melalui para nabi
Disebutkan Bin Baz, Imam Abu Mustahil bagi Allah Maha
dalam catatan kaki yang ditambahkan Bin Baz dalam kitab "Aqidah Thahawiyah" halaman 12 cetakan Riyadh
pemimpin Wahabi, berkata: Allah memiliki batas yang tak diketahui siapapun kecuali Dia sendiri
Ja’far at Thahawi As Salafi berkata tentang Allah: "Dia Maha Suci dari segala batasan." Imam Zainul Abidin berkata "Engkaulah Yang mustahil memiliki batas atau menjadi terbatas" (Ithaf As Sadah jilid 4 hlm. 380)
Allah memiliki batas yakni ukuran dan kwantitas sebab batas merupakan sifat para makhluk, yang memiliki batas adalah makhluk karena membutuhkan pada yang membatasinya, karena memiliki batas dan sifat butuh maka bukan tuhan
Suci dari batas manapun
Sebagaimana disebutkan dalam kitab karangan Zainu berjudul "Taujihat Islamiyyah" halaman 123, yang diterbitkan oleh Kementerian Agama Islam, Riyadh
Zainu berkata: Diantara kemungkaran masjid adalah banyaknya jumlah menara yang dibangun
Sikap para ulama yang menganggap baik pembangunan menara-menara mesjid dari masa ke masa, menunjukkan ijma' mereka yang membolehkannya. Dan ini bisa terlihat langsung di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi
Boleh membangun menara-menara masjid karena membangun menara telah dimulai sejak masa permulaan Islam
xxMenara Masjidil Haram dan Masjid Nabawiاستحسان لهذا العلماءالقرون عبردليل فهذاوال إجماعهماآلن إلى زالفي هذا يشاهدمسجد الحرمين
Kitab mereka berjudul "Taujihat Islamiyyah" halaman 136, dicetak oleh Kementerian Agama Islam, Riyadh
Zainu mengatakan bahwa mengumumkan kematian seorang muslim di lembaran kertas termasuk bid'ah yang dilarang secara syara’ dan menyerupai tindakan orang-orang non Muslim
Para ulama menegaskan boleh melakukannya, contohnya adalah Imam Nawawi dalam kitab "Al Minhaj" yang mengatakan amalan tersebut bukan merupakan cara kaum kafir maupun cara di jaman Jahiliyah
Boleh mengumumkan kematian seseorang
Mengumumkan kematian seseorang secara lisan dan tulisan
Kitab mereka berjudul "Taujihat Islamiyyah" halaman 137, dicetak oleh Kementerian Agama Islam, Riyadh
Golongan Wahabi berkata: Demikian itu haram hukumnya, pelakunya kelak akan diazab di akhirat
Seorang Sahabat yang mulia, Abdullah bin Umar membaca surah Al Baqarah dari awal sampai akhir setelah mayit dikuburkan. Riwayat Imam Baihaqi
Boleh membaca ayat-ayat Al Qur’an diatas kuburan mayit muslim
Membaca Al Qur’an untuk orang yang mati
Kitab mereka berjudul "Fatawa Muhimmah Li 'Umumil Ummah" halaman 50, Darul
Golongan Wahabi mengharamkan perayaan malam Lailatul Qadar
Dalilnya adalah makna ayat berikut secara umum,"Dan berbuatlah kebaikan agar kalian
Boleh merayakan malam Lailatul Qodar
Perayaan Malam Lailatul Qodar
Ashimah, Riyadh
makmur" (Q.S Al Hajj,22:77) dan sebuah hadis "Barangsiapa memulai amalan yang baik dalam Islam maka ia mendapatkan pahalanya" Hadis riwayat Muslim
Kitab berjudul "Fatawa Muhimmah" halaman 110-111, Darul Ashimah, Riyadh
Bin Baz, pemimpin Wahabi, mengatakan bahwa haram hukumnya menggantungkan ayat-ayat Al Qur’an maupun doa-doa di dada
Salah satu Sahabat, Abdullah bin Umar telah menulis doa: "Aku berlindung dengan kesempurnaan kata-kata Allah dari kemurkaan-Nya, hukuman-Nya, kejahatan para penyembah-Nya, dan dari godaan setan-setan serta kehadiran mereka." di suatu lembaran lalu menggantungkannya di leher anak-anak
Memakai jimat ayat-ayat Al Quran maupun doa-doa dari hadis Nabi di bagian tubuh bagian atas adalah boleh dilakukan
Memakai jimat dari Al Qur’an dan Hadis
beliau yang belum balig. riwayat Tirmidzi
Kitab mereka berjudul "Akhto' Sya'i‘ah" karya Muhammad Zainu halaman 67, Darul Shomi’i, Riyadh
Golongan Wahabi berkata: mengucapkan kalimat-kalimat tersebut adalah perbuatan yang salah karena meniru orang-orang Yahudi
Tidak ada seorangpun ulama mujtahid yang mengharamkanuntuk mengucapkannya, dan terbukti tak ada yang menyatakan hal itu sebagai bagian dari kebiasaan khusus orang Yahudi, banyak orang Arab yang saling menyapa dengan ucapan tersebut
Ucapan tersebut boleh digunakan
Ucapan "Selamat pagi" "Selamat sore"
Kitab mereka berjudul "Akhto' Sya'i‘ah" karya Muhammad Zainu halaman 68, Darul Shomi’i, Riyadh
Golongan Wahabi berkata: Mengucap basmalah secara sempurna adalah salah dan bid'ah yang tercela
Tidak ada dalil dari Rasulullah yang mengharamkannya
Orang Islam boleh mengucap "Bismillah ir Rohman ir Rohiim" ketika hendak makan
Mengucap "Bismillah ir Rohman ir Rohiim"
Kitab mereka berjudul "Akhto'
Golongan Wahabi berkata: suatu
Ucapan tersebut menjadi doa
Boleh mengucapkannya
Pada Hari Raya mengucap
Sya'i‘ah" karya Muhammad Zainu halaman 73, Darul Shomi’i, Riyadh
kesalahan jika mengucap perkataan tersebut ketika Hari Raya maupun pada hari-hari lainnya
kebaikan bagi sesama muslim
"Kulla 'Aamin Wa Antum Bikhoir" (setiap tahun semoga kalian dalam kebaikan)
Kitab karangan Usaimin berjudul "Al Liqa' As Syahri" nomor 3 halaman 47, Darul Wathan, Riyadh
Usaimin, salah satu pemimpin Wahabi, berkata: Tidak boleh bagi kita untuk membuktikan bahwa Allah mempunyai lisan ataukah tidak karena kita tidak mengetahuinya
Allah berfirman, "Tidak ada sesuatupun yang seperti-Nya." (Q.S As Syura,42:11)Imam Thahawi As Salafi berkata: Allah Swt Maha Suci dari segala batas dan batasan, pilar, anggota tubuh, dan peralatan
Allah Yang Maha Mulia dan Maha Hebat berbicara tanpa anggota tubuh yaitu tanpa lisan, mulut dan kedua bibir karena semuanya itu merupakan sifat-sifat manusia. Mustahil bagi Allah memiliki sifat seperti sifat-makhluk ciptaan-Nya
Allah berbicara tanpa lisan
Kitab karangan Usaimin berjudul "Al Liqa' As Syahri" nomor 11 halaman 32-33, Darul Wathan, Riyadh
Usaimin berkata: Tidak boleh mendengarkan kasidah keislaman yang ada tabuhan rebananya
Suatu ketika Rasulullah menyusuri kota Madinah, tiba-tiba baginda melewati para wanita yang menabuh rebana sambil bernyanyi dan mereka mengucapkan:
Boleh menabuh rebana dalam kasidah keislaman dan mendengarkannya
Tabuhan rebana dalam kasidah keislaman
"Kami adalah tetangga dari bani Najjar, Alangkah bagusnya baginda Muhammad menjadi tetangga kami" Maka Nabi bersabda, "Allah mengetahui bahwa aku mencintai kalian" Hadis riwayat Bin Majah
Kitab berjudul "Al Qawa'id Al Mutsla" karya Usaimin halaman 45, Riyadh
Golongan Wahabi menyebut orang-orang Ahlu Sunnah sebagai kelompok Mu'attholah (kelompok yang menghampakan sifat-sifat Allah) karena mereka menafsirkan kata-kata yang samar
Nabi Muhammad pernah mendoakan Bin Abbas: "Ya Allah, ajarkanlah kepadanya Hikmah dan penafsiran Al Qur’an." Hadis riwayat Bin Majah. Menafsirkan kata-kata samar juga dilakukan oleh para Sahabat lainnya. Dalam kitab tafsir susunan
Dibolehkan untuk menafsirkan ayat-ayat maupun hadis yang samar (Mutasyabihat) selama tidak bertentangan dengan Al Qur’an dan sesuai dengan ilmu bahasa Arab
Menafsirkan kata-kata yang samar
Imam Tobari, syekhnya para ahli tafsir, isinya penuh dengan penafsiran para Sahabat
Kitab karangan Usaimin berjudul "Al Qawa'id Al Mutsla" halaman 51, Riyadh
Usaimin berkata: Hati anak turun Adam seluruhnya adalah di antara dua jari dari jari-jari Yang Maha Pengasih secara hakiki dan tidak berarti bersentuhan maupun berada didalamnya. Contohnya adalah awan yang ditundukkan di antara langit dan bumi, namun tidak pernah menyentuh langit maupun bumi. Mekah dan Madinah adalah kota yang saling berjauhan dan keduanya juga
Di akhir hadis tersebut, Rasulullah bersabda, "Dia membolak-balikkan hati sebagaimana yang Dia kehendaki." Rasulullah juga bersabda: "Jika menghendaki, maka Dia membuat seseorang berada dijalan yang lurus dan jika Dia menghendaki, niscaya Dia membuatnya menyimpang."Rasulullah berdoa: "Wahai Pembolak balik hati, teguhkanlah hati kami dalam agama-Mu." Hadis riwayat
Suatu hadis yang berbunyi: Hati manusia adalah di antara dua jari dari jari-jari Allah Swt. Riwayat Tirmidziyang bermakna bahwa hati manusia adalah dibawah kehendak Allah Swt. Jika menghendaki niscaya Dia membimbing hati anak turun Adam dan jika menghendaki niscaya Dia tidak membimbing mereka.
Hati anak turun Adam (Hati manusia)
jauh dari bulan namun kalian bisa melihat bulan purnama diantara kedua kota tersebut.
Ahmad
"Albani Fatawa" halaman 63 Darul Jil, Beirut
Sebagian orang-orang Wahabi berkata: Berziarah kepada sanak kerabat yang masih hidup ketika hari raya saja dan sepanjang tahun mereka tidak pernah berziarah maka merupakan bid’ah, demikian pula menziarahi orang mati, hukumnya adalah bid’ah sesat yang dilarang secara syariat
Rasulullah berkata kepada Abu Hurairah, "Sebarkanlah salam, berilah makan, jalinlah tali silaturrahmi, dan beribadahlah di malam hari ketika orang-orang sedang tidur, niscaya engkau masuk Surga dengan sejahtera." Hadis riwayat Bin Hibban
Berziarah kepada sanak kerabat pada hari raya Idul Fitri dan Idul Adha termasuk bagian dari silaturrahmi dan agar kebahagiaan masuk di hati orang Islam
Saat hari raya berziarah pada sanak kerabat yang masih hidup dan yang telah meninggal dunia
Catatan kaki yang ditambahkan Bin Baz dalam kitab mereka berjudul "Fathul
Golongan Wahabi berkata: Bagi penduduk Mesir, tuhan mereka yang paling agung adalah Ahmad
Para ulama berkata: Setiap muslim boleh berziarah ke makam nabi atau wali untuk mendapatkan
Penduduk Mesir menziarahi makam Imam Badawi (nama seorang wali dan ulama besar) bukan
Penduduk Mesir
Majid" halaman 216, Dar Ulin Nuha
Badawi keberkatan untuk menyembahnya tetapi niat kaum muslimin yang menziarahi makam beliau tersebut ialah memohon kepada Allah Swt agar memberikan keberkatan kepada mereka
Catatan kaki yang ditambahkan Bin Baz dalam kitab mereka berjudul "Fathul Majid" halaman 217, Dar Ulin Nuha
Golongan Wahabi berkata: Ditengah mereka lagi marak penyembahan berhala, pohon, batu dan kuburan
Para ulama berkata: Setiap muslim boleh berziarah ke makam nabi atau wali untuk mendapatkan keberkatan
Kaum muslimin di Hijaz dan Yaman hanya menyembah Allah Swt
Penduduk Hijaz dan Yaman
Kitab "Al Maut 'Izhatuhu Wa Ahkamuhu" karya Ali Abdul Hamid halaman 29, Al Maktabah Al Islamiyah, Yordan
Golongan Wahabi berkata: Tidak boleh mengucap ucapan yang mengesakan Allah karena hal itu melanggar syariat
Dalam syariat Islam, tidak ada larangan untuk mengucapkannya
Boleh melakukannya karena hal itu membuat orang-orang berzikir mengingat Allah dan menjauhkan mereka dari perbuatan gibah terhadap mayit muslim tersebut
Mengiringi jenazah sambil membaca tahlil
Kitab "Al Maut 'Izhatuhu Wa Ahkamuhu" karya Ali Abdul Hamid halaman 30, 43, Al Maktabah Al Islamiyah, Yordan
Golongan Wahabi berkata: Tidak dibolehkan membawa jenazah dengan menggunakan mobil jenazah dan mengantarnya ke kuburan sambil mengendarai mobil karena hal itu merupakan kebiasaan orang kafir
Hukum asal setiap sesuatu adalah mubah selama tidak ada dalil yang mengharamkannya dan terbukti bukan merupakan kebiasaan orang kafir saja. Yang sunnah adalah mengangkat jenazah dan membawanya sambil berjalan kaki
Boleh melakukannya dan tidak haram
Membawa jenazah diatas mobil
Kitab karangan Bin Fauzan "Al Wala' Wal Barra'" halaman 7, Al Wathan Lin Nasyr, Riyadh
Bin Fauzan berkata: Haram hukumnya meniru orang kafir seperti berbicara dengan bahasa mereka
Tidak ada dalil yang mengharamkannya
Berbicara dengan bahasa Inggris, Perancis atau bahasa lainnya hukumnya boleh
Berbicara dengan selain bahasa Arab
Buku "Fatawa Wa Taujihat Lil Mar'ah" halaman 4 cetakan Riyadh
Usaimin, seorang Wahabi, berkata: Haram hukumnya bagi perempuan naik mobil sendirian bersama sopir yang bukan
Dalilnya adalah kaidah fikih "Hukum asal setiap sesuatu adalah boleh selama tidak ada dalil yang mengharamkannya."
Tidak diharamkan selama dalam batas-batas syariat Islam
Perempuan naik mobil
mahramnya meski berada di tengah kota
Buku "Fatawa Wa Taujihat Lil Mar'ah" halaman 4 cetakan Riyadh
Bin Jibrin, seorang Wahabi, berkata: Haram bagi perempuan mengenakannya karena memperlihatkan kepalanya, lehernya dan ukuran pundaknya
Tak seorang pun dari para imam mujtahid yang mengharamkan hal tersebut, dan siapa yang mengatakan hukumnya haram maka hendaklah ia membuktikannya
Tidak haram bagi kaum perempuan mengenakan pakaian luar yang menutupi hingga kedua bahunya
Pakaian luar wanita
Kitab "Al Faazh Wa Mafahim" karya Usaimin halaman 67, Darul Wathan, Riyadh
Golongan Wahabi berkata: menyebutkan jadwal imsak di kalender yaitu sepuluh menit atau lima belas menit sebelum solat subuh termasuk batil dan bid'ah
Tidak ada dalil dari Al Qur’an maupun hadis yang melarangnya
Selama kalender tersebut menyebutkan jadwal solat lima waktu maka boleh menyebutkan waktu imsak karena bisa mengingatkan orang-orang agar bersiap-siap menjelang masuknya waktu subuh
Menyebutkan jadwal imsak pada bulan Ramadan di kalender
Kitab mereka berjudul "Al Hadiyyah As Saniyyah" karya Abdullah bin Muhammad
Golongan Wahabi berkata: Menggunakan tasbih merupakan bid'ah tercela. Tasbih tidak
Suatu hari Nabi Muhammad melewati seorang Sahabat perempuan yang sedang
Orang Islam boleh berzikir mengingat Allah dengan menggunakan tasbih
Tasbih (alat untuk berzikir)
bin Abdul Wahab, halaman 47, cetakan Al Manar, Mesir
boleh digunakan dan dilarang untuk diperlihatkan
berzikir dengan menggunakan tasbih terbuat dari batu-batu kecil, dan baginda tidak menyangkalnya. Hadis riwayat Imam Tirmidzi, Tabrani dan Bin Hibban
Golongan Wahabi menyangka bahwa membaca qunut adalah bid’ah dan haram untuk dilakukan
Imam Syafi’i telah membetulkan kesalahpahaman berkenaan dalil qunut seraya memberitahu bahwasanya Rasulullah telah membaca doa qunut yang isinya khusus untuk menghadapi musuh yang membunuh para Sahabat, setelah satu bulan, baginda tetap membaca doa qunut yang lain isinya, tidak lagi untuk melawan musuh tersebut, karena itulah terdapat bermacam-
Semua ulama Ahlu Sunnah termasuk Imam Syafi’i mengatakan bahwa membaca qunut adalah amalan yang Mustahab (dianjurkan), jadi tidak mengapa bila tidak mengerjakannya, namun lebih baik bila mengerjakannya
Membaca Qunut setiap hari
macam riwayat mengenai doa qunut yang dibaca baginda. Amalan yang mustahab tentu lebih utama untuk dikerjakan daripada tidak mengerjakannya
Golongan Wahabi mengatakan bahwa mengucap "Sayyidina" adalah bid’ah, dan mereka menyangkal untuk mengamalkan hadis sahih (ini berarti mereka tidak mau beradab terhadap Rasulullah )
Imam Syafi’i mengakui dan menerima hadis sahih serta mengajari semua umat Islam agar mempunyai adab terhadap Nabi Muhammad
Rasulullah bersabda "Aku adalah junjungan anak turun Adam, dan aku tidak bangga."Hadis riwayat Bukhari Muslim
Mengucap "Sayyidina" (Junjungan kami) sebagai tata krama ketika menyebut nama Nabi Muhammad
RINGKASAN CONTOH KEFANATIKAN WAHABI YANG MENGHUKUMI BID’AH
PADA BEBERAPA KEJADIAN BARU DALAM PERIBADATAN
Menyikapi munculnya beberapa kejadian baru dalam peribadatan yang berkaitan dengan berbagai bentuk ibadah seperti shalat, doa, zikir, sedekah, bakti kepada kedua orang tua, membaca Al Qur’an dan menghafalnya, mengajak orang-orang kepada Allah Swt, meneladani para ulama dan bersimpati terhadap orang-orang Islam, tokoh-tokoh Wahabi memang terkenal bertentangan dengan
kesepakatan para ulama dalam memberikan fatwa, dan untuk mendukung fatwa cacat mereka, orang-orang Wahabi membiayai penyebaran fatwa yang terbukti cacat hukum tersebut.
Meskipun demikian, dalam diri tokoh-tokoh Wahabi sendiri, terdapat pertentangan satu sama lain dalam memberikan fatwa mengenai berbagai kejadian baru dalam peribadatan, sebagian dari mereka menyatakannya sebagai bid’ah, sedang sebagian lainnya justru menyatakan hukumnya boleh dilakukan atau disyariatkan.
Barangkali dampak yang paling membahayakan dari perselisihan mereka ialah para pelajar yang minim ilmu menjadi sangat fanatik dan keras kepala serta membuat masalah dalam sosial kemasyarakatan karena terpengaruh dengan fatwa bid’ah tokoh pujaan mereka. Kini mereka akan menyadari bahwa semua tokoh pujaan mereka ternyata melakukan perbuatan bid’ah. Mereka akan sampai pada kesimpulan bahwa tidak ada tokoh Wahabi yang tak berstatus bid’ah dalam pendapat mereka.
Muhammad bin Usaimin dan Albani serta Saleh Al Fauzan telah berfatwa bahwasanya berkumpul dalam rangka berbelasungkawa dan ta'ziyah ketika terjadi kematian adalah perbuatan bid’ah, maka siapa saja yang berpegang pada pendapat mereka pasti akan menganggap Bin Baz dan Abdullah bin Jibrin telah melakukan bid'ah karena keduanya membolehkan hal tersebut dilakukan.
Bin Usaimin menyatakan bahwa mengadakan tahlilan untuk orang tua pada hari-hari tertentu setelah kematian mereka adalah perbuatan bid’ah, maka siapa yang mengambil pendapatnya pasti akan menganggap Bin Baz, Bin Jibrin dan Saleh Al Fauzan telah melakukan bid’ah sebab mereka menyatakan hal itu boleh dilakukan karena telah disyariatkan.
Bin Baz dan Muhammad bin Usaimin serta Saleh Al Fauzan telah menyatakan bahwa mengistimewakan hari Jumat untuk berziarah kubur adalah bid’ah, maka mau tidak mau orang yang menganut pada pendapat mereka hendaknya mengakui bahwa Bin Jibrin telah melakukan perbuatan bid'ah karena membolehkan untuk melakukannya.
Menggunakan tasbih sebagai alat bantu untuk berzikir, kata Albani dan Saleh Al Fauzan termasuk perbuatan bid’ah, maka siapa saja yang membenarkan pendapat mereka, sepatutnya menganggap Bin Baz, Bin Usaiman, Bin Jibrin dan
Saleh Al Fauzan telah melakukan perbuatan bid'ah karena mereka membolehkannya.
Bagi siapa yang berpegang pada pendapat Bakr Abu Zaid dan Albani tentang hukum membaca doa khatam Qur’an didalam shalat yang mereka katakan sebagai bid’ah, maka semestinya ia menyatakan Bin Baz, Bin Usaimin, Bin Jibrin dan Saleh Al Fauzan telah melakukan perbuatan bid'ah karena mereka membolehkannya
Barangsiapa mengacu pada pendapat Bakr Abu Zaid dan Abdurrazzak Afifi yang menghukumi sebagai bid'ah yang harus dijauhi perihal mengawali berbagai acara dengan membaca Al Qur’an, maka sudah seharusnya ia menyatakan bahwa Albani dan Saleh Al Fauzan telah melakukan perbuatan bidah karena mereka berdua membolehkannya.
Siapapun yang mengikuti pendapat syekh Albani tentang meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri diatas bagian perut setelah bangkit dari rukuk adalah bid’ah, maka ia mesti menyatakan bahwa Bin Baz, Bin Usaimin dan Saleh Al Fauzan telah melakukan perbuatan bid'ah karena mereka membolehkannya.
Sikap diatas masih akan terus berlanjut jika menyikapi berbagai permasalahan yang diperselisihkan dengan sikap ekstrim dan keras. Lain halnya jika seluruh permasalahan disikapi dengan tata krama sebagaimana yang telah diterapkan para Sahabat Nabi Muhammad dan golongan tabi’in, bukan pendekatan tanpa adab seperti yang diterapkan orang-orang Wahabi.
Tabel dibawah ini mengupas beberapa perselisihan dikalangan para petinggi Wahabi dalam menghukumi berbagai kejadian baru dalam peribadatan
Kejadian Baru Dalam Peribadatan
Tokoh Wahabi Yang Menghukumi sebagai
Bid’ah Yang Tak Berdasar Dan Harus
Dijauhi
Tokoh Wahabi Yang Menghukumi Boleh Dilakukan Karena
Berdasarkan Syariat Islam
Kumpul untuk berbelasungkawa ketika terjadi kematian
Bin Usaimin, Fauzan dan Albani
Bin Baz dan Bin Jibrin
Mengadakan tahlilan untuk orang tua pada hari-hari tertentu setelah
Bin Usaimin Bin Baz, Bin Jibrin, dan Fauzan
kematian merekaMengistimewakan hari Jumat untuk berziarah kubur
Bin Baz, Bin Usaimin, dan Fauzan
Bin Jibrin
Menggunakan tasbih untuk berzikir
Fauzan dan Albani Bin Baz, Bin Usaimin, dan Bin Jibrin
Mengulangi umrah di bulan Ramadan
Bin Usaimin Bin Baz, Fauzan dan Komite pemberi fatwa di
RiyadhMembaca doa khatam Qur’an dalam shalat
Albani, Bakr Abu Zaid dan Bin Usaimin
Bin Baz, Bin Jibrin, Fauzan dan Bin Usaimin
Mengawali berbagai acara dengan bacaan Al Qur’an
Bakr Abu Zaid, Afifi, dan Bin Usaimin
Fauzan dan Albani
Tubuh bergerak-gerak saat membaca Al Qur’an
Bakr Abu Zaid, dan Komite pemberi fatwa di
Riyadh
Bin Usaimin
Membaca Al Qur’an sambil melihat Mushaf ketika shalat
Albani Bin Baz, Bin Usaimin, Bin Jibrin dan Fauzan
Acara hafalan Al Qur’an Albani dan Komite pemberi fatwa di Riyadh
Bin Usaimin dan Fauzan
Mencium Al Qur’an, Mushaf yang mulia
Bin Usaimin, Albani dan Komite pemberi fatwa di
Riyadh
Bin Baz dan Fauzan
Membangun mihrab di masjid
Albani Ibn Baz, Ibn Usaimin, Fauzan dan Komite
pemberi fatwa di RiyadhMenulis khat di dinding-dinding masjid
Albani Ibn Usaimin, Fauzan, Afifi dan Komite pemberi
fatwa di RiyadhImam berhenti sejenak setelah membaca Al Fatihah
Albani dan Fauzan Bin Baz, Bin Usaimin, Fauzan dan Komite
pemberi fatwa di RiyadhMeletakkan tangan kanan diatas tangan kiri diatas bagian perut setelah bangkit dari rukuk
Albani Bin Baz, Bin Usaimin dan Fauzan
Memperbanyak ibadah di sepuluh hari terakhir
? Bin Usaimin dan Bin Jibrin
bulan RamadanMenambahkan sebelas rakaat ketika beribadah di bulan Ramadan
Albani Bin Baz, Bin Usaimin, Bin Jibrin dan Fauzan
Beristirahat sesudah beberapa rakaat shalat Tarawih sebelum melanjutkan kembali
Albani ?
Memanjangkan janggut yang melebihi ukuran kepalan tangan
Albani Bin Baz, Bin Usaimin, Bin Jibrin dan Fauzan
Majelis pertemuan untuk memuliakan para ulama
? ?
Ucapan selamat menyambut tahun baru Hijriyah
Fauzan Bin Baz, Bin Usaimin dan Bin Jibrin
Memilih hari-hari tertentu untuk mengadakan suatu perayaan tertentu
Fauzan Bin Usaimin
Top Related