Download - KERJASMA MDC (Madrasah Development Centre) DENGAN SSQ … · 2012. 3. 7. · Keterpurukan pendidikan di Indone-sia dalam peringkat AsiaTenggara, Asia maupun dunia seolah menjadi cambuk,

Transcript
Page 1: KERJASMA MDC (Madrasah Development Centre) DENGAN SSQ … · 2012. 3. 7. · Keterpurukan pendidikan di Indone-sia dalam peringkat AsiaTenggara, Asia maupun dunia seolah menjadi cambuk,

15MPA 306 / Maret 2012

Upaya Pemerintah untuk me-ningkatkan kualitas atau mutu pendi-dikan di Indonesia terus dilakukan.Keterpurukan pendidikan di Indone-sia dalam peringkat AsiaTenggara,Asia maupun dunia seolah menjadicambuk, agar perhatian pada duniapendidikan di Indonesia harus lebihmendalam dan berwawasan global.

Walaupun anggaran untuk pen-didikan dari tahun ke tahun dalamAPBN terus mengalami peningkatan,namun kenyataannya belum bisa me-nunjukkan hasil yang nyata. Perma-salahan kompleks yang juga berkait-an denan sektor lain menjadikan pen-didikan di negeri ini bagai jalan di tem-pat.

Salah satu bentuk upaya me-ningkatkan mutu pendidikan adalahadanya akreditasi sekolah/madrasah.Beberapa faktor penilaian dalam akre-ditasi kadang menjadikan penghalangsuatu sekolah/madrasah untuk meng-gapai pengakuan yang baik dalamakreditasi tersebut. Sehingga kadangsekolah/madrasah menjadikan akre-ditasi sebagi suatu upaya formalitassemata.

Pada kenyataannya di Indone-sia visi suatu sekolah/madrasah ter-gantung dari sarana yang ada. Se-dangkan pada negara yang telah majupendidikannya sarana itu tergantungpada visi sekolah/madrasah itu. Ber-kaitan dengan hal ini Australia melauiSSQ (School System Quality) mem-berikan bantuan dalam bentuk kerja-sama pembinaan dan materi denganmitra kerja MDC (Madrasah Devel-opment Centre). MDC sendiri nan-

tinya akan menggandeng IAIIN Su-nan Ampel Surabaya dan UIN Mau-lana Malik Ibrahim Malang.

Awal kerjasama yang dimulasidengan interview terhadap MDCberlangsung pada tanggal 17 Pebru-ari 2012 di aula I Al-Ikhlas KantorWilayah Kementerian Agama pro-vinsi Jawa Timur. Kabid Mapenda,Drs. H. Musta’in, MAg. berharapagar SSQ dalam programnya mem-bantu madrasah-madrash dalam akre-ditasi dapat terealisasi.

Dalam sambutannya, perwakil-an dari SSQ Mr. Ruseld, mengatakanbahwa interview fase I ini merupakankerjasama dengan UPA (Unit Pelak-sana Akreditasi). Pelaksanaan pro-gram ini sangat kompetitif mengingatSSQ sendiri sangat ingin dapat mem-fasilitasi aspirasi kebutuan di tingkatbawah pada Ditjen Madrasah. Danyang perlu ditegaskan lagi bahwaSSQ tidak hanya bertujuan bagaima-na madarasah dapat memiliki nilaiakreditasi saja. Tetapi SSQ ingin agarmadrasah secara riil meningkat kua-litas pendidikannya menjadi ideal.Hasil dari interview tahap I ini danbeberapa tahap berikutnya, oleh timSSQ akan dianalisa, dirumuskan danselanjutnya direkomendasikan apa-kah MDC layak menjadi mitra kerja.

Secara birokrasi UPA mempu-nyai tanggung jawab yang besar ka-rena jumlah madrasah di Jawa Timuryang belum terakreditasi relative ting-gi disamping jumlah madrasah kese-luruahnnya yang juga banyak yaitu15.600; mulai dari tingkat RA hinggaMA, baik swasta maupun negeri.

Drs. H. Syaerofi,M.Ed., yang juga ang-gota MDC memapar-kan bahwa salah satukelemahan sistem pen-didikan di Indonesiaadalah adanya seg-mentasi pada pendi-dikan. Mengelompok-kan anak yang pintarpada sekolah tertentumelalui test, kriteriadan ketentuan yangditetapkan. Sedang-kan anak yang mem-punyai intelegensi ku-rang, akhirnya mem-peroleh sekolah yang

kurang baik. Padahal sebenarnya pe-nerimaan siswa tidak boleh diseg-mentasikan seperti itu.

Di sisi lainnya adalah mengenaiberagamnya kecerdasan yang dimilikianak-anak. Di antara mereka ada yangmemiliki kecerdasan dalam halmembuat spice, yang akhirnya bilaskill anak tereksplor bisa menjadipelukis handal sehingga mereka bisahidup dengan skillnya tersebut. Be-gitupun dengan anak yang mempu-nyai kecerdasan atau mempunyai skillmotorik yang baik. Jika itu bisa di-eksplor tentu akan menjadi olahraga-wan yang bisa berpenghasilan berli-pat kali dari anak yang mempunyaikecerdasan dalam menghitung misal-nya.

Itulah seharusnya sekolah tidakboleh memilih-milih siswa. Semuaharus diterima walaupun dengancacat fisik sekalipun. Dan selanjutnyasekolah bisa meminta pada pemeritahagar diberikan guru khusus untukmemenuhi kebutuhannya. Namunkenyataan yang terjadi di Indonesia,dibangun sekolah-sekolah dengansegmen-segmen tertentu.

Itulah sebenarnya yang meng-hambat anak tidak bisa belajar dengankeragaman perbedaan. Sehingga ma-nakala ketika anak menyelesaikan se-kolahnya dan dihadapkan denganmasyarakat dengan segala permasa-lahannya, mereka tak bisa berbuatapa-apa.. Padahal sekolah yang baikadalah “School for life”. Bagaimanaanak ke depannya bisa hidup mandiridengan kemampuan yang dimili-kinya. Anni

KERJASMA MDC (Madrasah Development Centre)DENGAN SSQ (School System Quality) AUSTRALIA

DALAM AKREDITASI MADRASAH

Kabid Mapenda Kanwil Kemenag Prov. Jatim saat menerima perwakilan dari SSQ

01 LAYOUT A (MART 2012) - HAL 1 sd 19.pmd 2/28/2012, 7:47 PM15