1
Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Tahun 2021
2
Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Tahun 2021
A. Latar Belakang
Pembangunan wilayah pesisir adalah pembangunan seluruh
wilayah perairan Indonesia dengan segenap sumber daya alam yang
terkandung di dalamnya untuk kesejahteraan seluruh bangsa Indonesia.
Alasan ini membawa implikasi bahwa kebijakan dan strategi yang
diterapkan harus bersifat menyeluruh dan terpadu antara sumber daya
alam dan sumber daya manusianya. Pembangunan pada hakekatnya
bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui suatu
rangkaian dan tahapan program kegiatan pada berbagai sektor.
Keberhasilan suatu pembangunan banyak tergantung
bagaimana kebijakan perencanaan dan implementasinya, artinya
bahwa seberapa jauh suatu instansi/lembaga/daerah yang
bersangkutan mampu memobilisasi dan mengalokasikan sumberdaya
yang dimiliki untuk dapat mendorong tercapainya tujuan dan sasaran
secara seimbang dan progresif. Untuk dapat menetapkan dan
menerapkan suatu kebijakan, program dan perencanaan dengan baik
perlu mengenali dan memahami status potensi yang dimiliki. Dalam era
globalisasi dan makin terbatasnya sumber pembiayaan, setiap instansi
dituntut untuk dapat mengelola organisasinya secara lebih efektif dan
efisien sehingga tercapai daya guna dan hasil guna yang optimal
dalam rangka tugas umum pemerintahan dan pembangunan serta
pemberian pelayanan umum kepada masyarakat.
Secara geografis Jawa Tengah memiliki luasan perairan dengan
panjang pantai 741,488 km yang terbentang di pantai utara sepanjang
546,888 km dan pantai selatan sepanjang 194,6 km dengan jumlah
desa/kelurahan pesisir sekitar 454 desa/kelurahan yang tersebar di
pantai utara sekitar 362 desa/kelurahan dan di pantai selatan sekitar 92
desa/kelurahan. Potensi pesisir dan laut tersebut mengandung berbagai
Bagian 1
Pendahuluan
3
Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Tahun 2021
sumberdaya hayati maupun sumberdaya non hayati yang dapat
dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kendati
demikian, ironis sekali bahwa masyarakat pesisir masih berada pada
kondisi miskin secara struktural.
Sektor Perikanan dan Kelautan Jawa Tengah mempunyai potensi
yang sangat besar. Pembangunan di sektor Perikanan dan Kelautan
diharapkan mampu menumbuhkan sentra-sentra kegiatan usaha
ekonomi yang secara langsung mampu mendorong pertumbuhan
ekonomi secara nasional, sekaligus mendorong proses pemerataan
pembangunan bagi masyarakat perikanan dan kelautan.
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Republik Indonesia
membuat program yang diarahkan pada pemberdayaan petani garam
untuk meningkatkan kesejahteraan dan mengurangi kemiskinan petani
garam dan keluarga. Program Pemberdayaan Usaha Garam (PUGAR)
diberikan kepada kelompok tani garam, diversifikasi metode usaha tani
garam dengan teknologi geoisolator dan Rumah Tunnel . KKP akan terus
berkoordinasi dengan instansi - instansi terkait untuk meminimalisir impor
garam dan lebih mengutamakan penggunaan garam produksi dalam
negeri. Gudang Garam Nasional (GGN) Sistem Resi Gudang (SRG)
merupakan salah satu komponen bantuan dalam Program Usaha
Garam Rakyat (PUGAR), dimana KKP yang diwakili oleh Dirjen PRL akan
mengintegrasi lahan garam di Kecamatan Pontang, Kabupaten Serang,
Banten. Dengan bertambahnya fasilitas gudang garam nasional ini,
petambak garam rakyat dapat bekerjasama dalam pengelolaan hasil
produksinya. Koperasi yang telah diamanahkan dalam pengelolaan
gudang ini dapat dimanfaatkan dengan baik, dirawat dan dilakukan
perbaikan secara swadaya dan harus mempunyai dampak positif.
Program pembangunan sektor perikanan dan kelautan di Jawa
Tengah diantaranya dilaksanakan melalui Dinas Kelautan dan Perikanan
Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2021, diarahkan untuk
mendukung Program Pemberdayaan Usaha Petambak Garam yang
4
Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Tahun 2021
sudah dijalankan oleh Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut,
Kementerian Kelautan dan Perikanan yang dipadukan dengan
kebijakan Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Tengah sesuai
dengan kondisi dan potensi yang ada. Dinas Kelautan dan Perikanan
Provinsi Jawa Tengah, sebagai representasi KKP didaerah bertugas
melakukan koordinasi, sosialisasi, monitoring dan evaluasi serta
pelaporan.
Kerangka acuan kerja ini diharapkan dapat menjadi pedoman
dalam pelaksanaan kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan
Pulau-Pulau Kecil Dimana pada kegiatan ini terdiri dari Pemberdayaan
Usaha Petambak Garam, Pemberdayaan Usaha Perempuan Pesisir, dan
Pemberdayaan Usaha Taruna Pesisir.
a) Kerangka Pikir Kegiatan
Kerangka pikir Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan
Pulau-Pulau Kecil Tahun 2021 sebagaimana dasar pelaksanaan tersebut
di atas adalah :
(1) Program : Pengelolaan Ruang Pesisir dan Laut.
(2) Kegiatan : Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pulau-
Pulau Kecil.
(3) Masukan : dana yang tersedia sebesar Rp. 7.500.000.000,-
(4) Keluaran :
Terlaksananya Rakor Usaha Petambak Garam Rakyat sebanyak
2 (dua) kali .
Terlaksananya Temu Bisnis usaha petambak garam rakyat
dilaksanakan sebanyak 1(satu) kali.
Terlaksananya Pertemuan pemberdayaan Usaha Petambak
Garam di 6 lokasi Kab / Kota.
Terlaksananya Pertemuan Pemberdayaan Usaha Perempuan
Pesisir dengan di 8 (delapan ) lokasi Kab /Kota .
Terlaksananya Pemberdayaan Usaha Taruna Pesisirdi 2 (dua )
lokasi Kab /Kota.
Terlaksananya 10 paket pembangunan Gudang Garam
Collecting Point di 6 lokasi kab/kota.
Terlaksananya pengadaan 10 paket peralatan kerja petambak
garam (geoisolator) di 6 lokasi kab/kota .
5
Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Tahun 2021
Terlaksananya pembangunan 8 paket rumah tunnel di 5 lokasi
kab/kota.
Terlaksananya bantuan revitalisasi saluran tersier untuk irigasi
tambak garam sebanyak 7 paket di 5 lokasi Kab/Kota.
Terlaksananya pemberian bantuan peralatan usaha perempuan
pesisir sebanyak 15 paket di 9 lokasi Kab/ Kota.
Terlaksananya pemberian bantuan peralatan usaha taruna
pesisir sebanyak 3 paket di 3 lokasi Kab / Kota.
(5) Hasil :
Tolok ukur dan target kinerja :
Terlaksananya Rakor Pemberdayaan Usaha Petambak Garam
dengan melakukan pertemuan sebanyak 2 (dua) kali.
Terlaksananya Pertemuan Pemberdayaan Usaha Petambak
Garam di 6 lokasi.
Terlaksananya pertemuan temu bisnis usaha petambak garam
sebanyak 1 (satu) kali.
Terlaksananya Pertemuan Pemberdayaan Usaha Perempuan
Pesisir dengan melakukan sosialisasi/pelatihan dan penyerahan
bantuan hibah di 8 (delapan ) lokasi.
Terlaksananya Pemberdayaan Usaha Taruna Pesisir dengan
melakukan sosialisasi/pelatihan dan penyerahan bantuan di 2
(dua ) lokasi.
Terlaksananya pembangunan 10 paket Gudang Garam
Collecting Poin.
Terlaksananya pengadaan 10 paket peralatan kerja petambak
garam (geoisolator).
Terlaksananya pembangunan 4 paket rumah tunnel.
Terlaksananya bantuan revitalisasi saluran tersier untuk irigasi
tambak garam sebanyak 7 paket.
Terlaksananya pemberian bantuan peralatan usaha perempuan
pesisir sebanyak 15 paket .
Terlaksananya pemberian bantuan peralatan usaha taruna
pesisir sebanyak 3 paket.
6
Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Tahun 2021
(6) Manfaat
Meningkatkan produktivitas lahan dan kualitas garam dengan
penerapan ilmu pengetahuan dan tehnologi. Untuk kualitas
garam dilakukan dengan uji laboratorium terhadap hasil produksi
garam.
Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan untuk istri
nelayan/Perempuan Pesisir untuk menghasilkan produk hasil
perikanan dan meningkatkan nilai ekonomis hasil perikanan dan
kelautan.
Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan pemuda pesisir
agar dapat menciptakan diversifikasi usaha perikanan kelautan.
(7) Dampak
Meningkatkan produksi dan produktivitas lahan garam rakyat
dengan kualitas garam yang sesuai dengan yang dibutuhkan
industri.
Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petambak
garam, Perempuan Pesisir dan taruna pesisir.
(8) Kondisi sebelum kegiatan dilaksanakan :
Masih rendahnya kualitas dan produktivitas lahan garam rakyat
yang dihasilkan
Kurangnya pendapatan petambak garam, Perempuan Pesisir
dan taruna pesisir.
b) Tujuan Kegiatan
Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Tahun 2021 bertujuan :
(a) Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petambak garam,
Perempuan Pesisir dan taruna pesisir serta memberikan informasi
terhadap akses permodalan untuk usaha garam rakyat.
(b) Meningkatkan komunikasi, koordinasi dan membantu pemecahan
permasalahan yang muncul pada mekanisme produksi garam
rakyat.
7
Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Tahun 2021
c) Sasaran
Sasaran Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pulau-
Pulau Kecil Tahun 2020 adalah :
1. Kelompok Usaha Petambak garam di 8 (delapan) lokasi kegiatan
yaitu Kab. Brebes, Demak, Jepara, Pati, Rembang, Purworejo,
Kebumen, dan Cilacap.
2. Kelompok Usaha Perempuan Pesisir di 9 (sembilan ) lokasi kegiatan
yaitu Kab. Brebes, Cilacap, Pemalang, Batang, Demak, Kebumen,
Rembang, Pati, Purworejo.
3. Kelompok Usaha Taruna Pesisir di 3 (tiga ) lokasi di Kab.Kendal ,
Kab.Pati, Kab.Kebumen.
d) Lokasi Kegiatan
Lokasi Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pulau-
Pulau Kecil Tahun 2020 adalah :
Rakor Usaha Petambak Garam Rakyat sebanyak 2 (dua) kali di
Kota Semarang. .
Terlaksananya Temu Bisnis usaha petambak garam rakyat
dilaksanakan sebanyak 1(satu) kali di Kota Semarang.
Terlaksananya Pertemuan pemberdayaan Usaha Petambak
Garam di 6 lokasi yaitu di Kab.Rembang, Pati, Demak, Jepara,
Brebes, Kebumen.
Terlaksananya Pertemuan Pemberdayaan Usaha Perempuan
Pesisir dengan di 8 (delapan ) lokasi yaitu di Kab /Kota di
Kab.Batang, Kab.Brebes, , Kebumen, Demak , Jepara,
Kab.Pekalongan, Pati, Rembang.
Terlaksananya Pemberdayaan Usaha Taruna Pesisir di 2 (dua )
lokasi yaitu di Kab.Kebumen dan Kab.Kendal .
Terlaksananya 10 paket pembangunan Gudang Garam
Collecting Poin di 6 lokasi yaitu di Kab.Brebes, Kab.Demak,
Kab.Kebumen, Pati, Rembang, Jepara.
Terlaksananya pengadaan 10 paket peralatan kerja petambak
garam (geoisolator) di 5 lokasi yaitu di Kab.Brebes, Demak,
Jepara, Pati, Rembang .
Terlaksananya pembangunan 8 paket rumah tunnel di 5 lokasi
yaitu di Kab Cilacap, Kebumen, Purworejo, Brebes, Rembang.
Terlaksananya bantuan revitalisasi saluran tersier untuk irigasi
tambak garam sebanyak 7 paket di 5 lokasi yaitu di
Kab.Rembang, Demak, Pati, Jepara, Brebes.
8
Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Tahun 2021
Terlaksananya pemberian bantuan peralatan usaha perempuan
pesisir sebanyak 15 paket di 9 lokasi yaitu di Kab.Batang, Brebes,
Cilacap, Demak, Jepara, Kebumen, Kab Pekalongan, Rembang,
Pati.
Terlaksananya pemberian bantuan peralatan usaha taruna
pesisir sebanyak 3 paket di 3 lokasi yaitu di Kab Kendal, Pati,
Kebumen.
e) Pembiayaan
Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
dibiayai melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2021 sesuai dengan DPA SKPD
Nomor 0076/DPA/2021dengan total anggaran sebesar Rp.
7.500.000.000,- (Tujuh milyar lima ratus juta Rupiah), meliputi :
a. Belanja Hibah Rp. 6.098.000.000,-
Terdiri dari
- Belanja Hibah Barang Kepada Badan/ Lembaga yang Berbadan
Hukum Indonesia
b. Belanja Barang dan Jasa Rp. 1.402.000.000,-
Terdiri dari :
- Belanja ATK
- Belanja Dekorasi/ Dokumentasi/ Publikasi
- Belanja Bahan Peraga
- Belanja Penggandaan
- Belanja Makanan dan Minuman Peserta/ Petugas/Panitia
- Belanja Jasa Tim Pelaksanaan Kegiatan
- Belanja Jasa Narasumber/ Moderator
- Belanja Jasa Petugas Penunjang Kegiatan Kantor
- Belanja Asuransi Kesehatan
- Belanja Sewa Gedung/ Tempat/Kantor
- Belanja Jasa Pengujian Laboratorium
- Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan
- Belanja Jasa Konsultansi Teknologi Informasi
- Belanja Jasa Konsultasi Pengawasan
- Belanja Sosialisasi
- Belanja Perjalanan Dinas Dalam Daerah
- Belanja Perjalanan Dinas Luar Daerah
- Belanja Pemberian Uang Yang diberikan kepada masyarakat
9
Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Tahun 2021
A. Rencana Pelaksanaan Pembiayaan
1) Pengelolaan Anggaran
Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
yang dibiayai oleh APBD Provinsi Jawa Tengah TA. 2021 mengelola
anggaran sebesar Rp. 7.500.000.000,- (Tujuh Milyar Lima Ratus Juta
Rupiah), yang terhitung sejak 1 Januari – 31 Desember 2021.
2) Rencana Kemajuan Pembiayaan
Mengenai gambaran target kemajuan pembiayaan selama 1
(satu) tahun anggaran pelaksanaan (Januari s/d Desember 2021) seperti
tertera pada tabel 1 berikut :
No. Bulan Target (Rp.) Persentase (%)
1. Januari
2. Februari 61.500.000 0,8
3. Maret 75.750.000 1,03
4. April 208.500.000 2,78
5. Mei 255.000.000 4,68
6. Juni 351.000.000 9,5
7. Juli 715.500.000 8,33
8. Agustus 621.750.000 3,45
9. September 1.293.750.000 17,2
10. Oktober 1.772.250.000 23,6
11. Nopember 1.826.250.000 24,38
12. Desember 318.750.000 4,25
TOTAL 7.500.000.000 100
B. Pelaksanaan Fisik
1. Rencana Kemajuan Fisik
Sampai dengan 31 Desember 2021 (satu tahun pelaksanaan),
realisasi kemajuan fisik yang akan dicapai adalah 100 %. Jadi seluruh
kegiatan yang direncanakan dapat terlaksana secara keseluruhan
dengan baik.
Bagian 2
Rencana Pelaksanaan Kegiatan
10
Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Tahun 2021
2. Gambaran Target Kemajuan Fisik
Gambaran target kemajuan fisik secara keseluruhan selama tahun
anggaran pelaksanaan (Januari s/d Desember 2021) seperti tertera
pada tabel 2 berikut :
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
- 0,82 1,01 2,78 4,68 9,54 8,29 3,40 17,25 23,63 24,35 4,25
0,82 1,83 4,60 9,28 18,82 27,12 30,52 47,77 71,40 95,75 100
11
Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Tahun 2021
A. Persiapan
Pada tahap persiapan, disusun Kerangka Acuan Kerja, Rencana
Kerja Operasional, Jadwal Kegiatan, dan Surat Keputusan, sebagai
perangkat lunak kegiatan untuk mempermudah arah kegiatan selama
kegiatan berlangsung. Disamping itu juga dilakukan penunjukan personil
pelaksanaan kegiatan dan koordinasi dengan Dinas/ Kantor/ Subdin/
Bagian yang membidangi Kelautan dan Perikanan Kab/Kota lokasi
kegiatan.
B. Rencana Teknis Kegiatan
1) Pemberdayaan Usaha Petambak Garam
Jawa Tengah dengan panjang Pantai Utara 742,21 km
mempunyai luas tambak garam 6.608,78 Ha yang tersebar di 5
(lima) Kabupaten yaitu Jepara, Pati, Rembang, Demak dan Brebes.
Pada empat tahun terakhir tren produksinya cenderung meningkat.
Terlihat tahun 2016-2019 pada angka 26.150 ton, 307.249 ton, 762.381
ton dan 793.435 ton. Pada tahun 2018 produksi garam meningkat
cukup signifikan dibandingkan tahun 2017 karena pengaruh El Nino
yang membuat suhu permukaan air laut di menurun sehingga
berakibat pada berkurangnya pembentukan awan yang membuat
curah hujan menurun. Pada tahun 2020 target produksi garam
berdasarkan rencana strategis DKP Tahun 2018-2023 adalah 338.742
ton. Sedangkan persentase peningkatan produksi garam sebagai
target kinerja adalah 5% atau 874.761 ton.
Peningkatan produksi komoditi strategis untuk konsumsi dan
industri ini dapat dilakukan melalui berbagai upaya seperti
optimalisasi lahan garam potensial, membangun kemitraan, dan
memperkuat kapasitas kelembagaan antar instansi. Peran
pemerintah daerah sangat penting, karena swasembada garam
tidak bisa dijalankan dengan bergantung pada pemerintah pusat.
Pada tahun 2021, kegiatan pemberdayaan difokuskan untuk
peningkatan produksi dan mutu garam yang dihasilkan. Didukung
Bagian 3 Rencana Teknis
Kegiatan
12
Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Tahun 2021
dengan pengujian laboratorium hasil produksi garam rakyat
terutama untuk mengetahui kandungan NaCl dan Kadar Air.
Melihat kondisi usaha petambak garam rakyat saat ini, luas
areal, teknologi, produksi, dan mutu produksinya belum sesuai yang
diharapkan untuk dijadikan garam konsumsi dan garam industri,
maka Dinas Perikanan dan Kelautan akan melakukan upaya –
upaya pembinaan dan transfer teknologi, dengan harapan sedikit
demi sedikit produksi dan kualitas garam rakyat dapat ditingkatkan,
sehingga kebutuhan garam terpenuhi atau dapat melebihi, yang
pada akhirnya diharapkan Indonesia bukan menjadi pengimpor,
tetapi merupakan pengekspor garam berkualitas.
Penyelenggaraan kegiatan Pelatihan Pemberdayaan Usaha
Petambak Garam diharapkan dapat meningkatkan kemampuan
teknis usaha tambak garam untuk meningkatkan produksi dan mutu
garam, maupun peningkatan pengetahuan, pamahaman, dan
kepedulian terhadap kelestarian lingkungan pesisir, laut dan pulau-
pulau kecil.
Tujuan kegiatan ini adalah :
Untuk Meningkatkan pendapatan dan Kesejahteraan petani
garam di Jawa Tengah.
Meningkatkan produktivitas lahan dan kualitas garam dengan
penerapan ilmu pengetahuan dan tehnologi.
Membentuk kelompok dan meningkatkan Kemampuan Usaha
Kelompok Masyarakat petani garam.
Spesifikasi teknis pekerjaan pemberdayaan usaha petambak
garam adalah:
1. Pertemuan pemberdayaan usaha petambak garam (6 lokasi)
Lokasi pekerjaan : di Kab. Brebes, Demak, Jepara, Pati,
Rembang dan Kebumen .
Materi : Kebijakan pemerintah dalam mendukung usaha
pergaraman, Penerapan teknologi produksi garam untuk
peningkatan produktivitas lahan dan kualitas garam, dan
kawasan ekonomi garam mandiri .
Lama pekerjaan : 1 (satu) hari kalender di setiap lokasi
kegiatan.
Peserta : 30 orang (petambak garam dan/atau penyuluh
perikanan dan/atau tokoh masyarakat dan/atau PPB)
Seminar kit : bloknote/ pulpen/ kaos/ tas/ tumbler/ flasdisk dan
lain-lain.
Waktu pelaksanaan : Triwulan I dan III
13
Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Tahun 2021
2. Rapat Koordinasi usaha petambak garam (2 kali)
Lokasi pekerjaan : Semarang.
Materi : Evaluasi capaian kinerja tahun sebelumnya atau
semester 1, Program dan rencana bidang pergaraman,
Kebijakan pemerintah dalam mendukung usaha pergaraman,
Penerapan teknologi produksi garam untuk peningkatan
produktivitas lahan dan kualitas garam, dan rantai ekonomi
usaha garam rakyat.
Lama pekerjaan : 1 (satu) hari kalender di setiap pelaksanaan.
Peserta : 30 orang (petambak garam dan/atau perwakilan
dinas Kab/Kota dan/atau akademisi)
Seminar kit : bloknote/ pulpen/ kaos/ tas/ tumbler/ flasdisk dan
lain-lain.
Waktu pelaksanaan : Triwulan 1 dan Triwulan IV
3. Temu Bisnis Usaha Petambak Garam Rakyat
Lokasi pekerjaan : Kota Semarang
Materi : Pengembangan Usaha Garam Rakyat di Jawa
Tengah pada skala Yang Lebih Luas
Lama pekerjaan : 1 (satu) hari kalender di setiap
pelaksanaan.
Peserta : 50 orang (petambak garam dan/atau perwakilan
dinas Kab/Kota dan/atau akademisi)
Seminar kit : bloknote/ pulpen/ kaos/ tas/ tumbler/ flasdisk
dan lain-lain.
Waktu Pelaksanaan : Triwulan II
4. Pembangunan rumah tunnel
Lokasi pekerjaan : Kab. Purworejo, Kebumen, Cilacap, Brebes,
Rembang.
Penerima : Kelompok masyarakat (minimal) sesuai dengan
ketentuan dalam Peraturan Gunernur Jawa Tengah Nomor 83
tahun 2018.
Lama pekerjaan : 60 (enam puluh) hari kalender.
Spesifikasi : merupakan bangunan sederhana berbentuk
setengah lingkaran, dengan alas LDPE ketebalan 250 mikron
dan atap plastik Ultra Violet ketebalan 200 mikron.
*)setiap tunnel memiliki spesifikasi yang berbeda, dengan
memperhatikan kondisi lahan, luasan lahan dan arah angin
serta beberapa faktor lainnya.
Pelaksanaan pemeriksaan pekerjaan dan penyerahan barang
dilaksanakan sesuai batas akhir SPK (Surat Perintah Kerja).
14
Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Tahun 2021
Pada akhir kegiatan akan dilakukan penyerahan hasil
pekerjaan dari Kuasa Pengguna Anggaran / Pengguna
Anggaran kepada Kelompok petambak garam di lokasi.
Waktu Pelaksanaan : Triwulan III sd Triwulan IV
5. Pembangunan gudang garam collecting point
Lokasi pekerjaan : Kab.Brebes, Demak, Jepara, Pati, Rembang,
Brebes, Kebumen.
Penerima : Kelompok masyarakat (minimal) sesuai dengan
ketentuan dalam Peraturan Gunernur Jawa Tengah Nomor 83
tahun 2018.
Lama pekerjaan : 90 (sembilan puluh ) hari kalender.
Spesifikasi : merupakan bangunan baru, untuk bangunan
mengikuti syarat umum dan syarat teknis gudang garam kelas
C dalam SNI 8446-2017 tentang gudang komoditas garam
serta disesuaikan dengan pagu anggaran.
*)setiap gudang memiliki spesifikasi yang berbeda, dengan
memperhatikan kondisi lahan, luasan lahan serta beberapa
faktor lainnya.
Pelaksanaan pemeriksaan pekerjaan dan penyerahan barang
dilaksanakan sesuai batas akhir SPK (Surat Perintah Kerja).
Pada akhir kegiatan akan dilakukan penyerahan hasil
pekerjaan dari Kuasa Pengguna Anggaran / Pengguna
Anggaran kepada Kelompok petambak garam di lokasi.
Waktu Pelaksanaan : Triwulan III dan IV
6. Pengadaan peralatan kerja petambak garam (geoisolator)
Lokasi pekerjaan Kab. Brebes, Demak, Jepara, Pati , Rembang
dan Kebumen .
Penerima : Kelompok masyarakat (minimal) sesuai dengan
ketentuan dalam Peraturan Gunernur Jawa Tengah Nomor 83
tahun 2018.
Lama pekerjaan : 60 (enam puluh) hari kalender.
Spesifikasi : minimal LDPE dengan ketebalan 250 mikron.
Pelaksanaan pemeriksaan pekerjaan dan penyerahan barang
dilaksanakan sesuai batas akhir SPK (Surat Perintah Kerja).
Pada akhir kegiatan akan dilakukan penyerahan hasil
pekerjaan dari Kuasa Pengguna Anggaran / Pengguna
Anggaran kepada Kelompok petambak garam di lokasi.
Waktu Pelaksanaan : Triwulan II dan III
15
Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Tahun 2021
7. Bantuan Revitalisasi saluran tersier untuk irigasi tambak garam
Lokasi pekerjaan Kab. Brebes, Demak, Jepara, Pati , Rembang.
Penerima : Kelompok masyarakat (minimal) sesuai dengan
ketentuan dalam Peraturan Gunernur Jawa Tengah Nomor 83
tahun 2018.
Lama pekerjaan : 60 (enam puluh) hari kalender.
Pelaksanaan pemeriksaan pekerjaan dan penyerahan barang
dilaksanakan sesuai batas akhir SPK (Surat Perintah Kerja).
Pada akhir kegiatan akan dilakukan penyerahan hasil
pekerjaan dari Kuasa Pengguna Anggaran / Pengguna
Anggaran kepada Kelompok petambak garam di lokasi.
Waktu Pelaksanaan : Triwulan II dan III
2) Pemberdayaan Usaha Perempuan Pesisir
Masyarakat pesisir menggantungkan hidupnya dari upaya
mengelola sumberdaya alam yang tersedia di lingkungannya.
Sumberdaya perikanan, baik itu perikanan tangkap dan budidaya
merupakan penunjang kelangsungan hidup masyarakat pesisir.
Dilain pihak, kelangsungan hidup keluarga masyarakat pesisir kini tak
lagi hanya mengandalkan kaum pria, kaum Perempuan Pesisir mau
tak mau juga menjadi penopang ekonomi keluarga. Perempuan
Pesisir menjadi tumpuan mengatasi persoalan-persoalan ekonomi
lokal dan pemenuhan kebutuhan hidup rumah tangganya.
Seiring dengan perkembangan dunia perikanan, merebak pula
berbagai permasalahan baik itu mengenai lingkungan maupun
sosial ekonomi. Lingkungan yang makin hari terus mengalami
kerusakan sekaligus terjadi kelangkaan sumberdaya perikanan.
Masalah sosial mencakup isu kemiskinan. Sedangkan masalah
ekonomi desa pesisir adalah kurangnya kemampuan manajemen
dan permodalan usaha.
Salah satu masalah yang dipandang krusial adalah kemiskinan.
Faktor kemiskinan merupakan pencetus banyak permasalahan
ikutan, diantaranya kerusakan ekosistem pesisir. Program untuk
memerangi kemiskinan masyarakat perlu terus dilakukan agar dapat
mendukung pengelolaan sumberdaya wilayah pesisir secara adil
berkelanjutan.
Nelayan sebagai tulang punggung nafkah keluarga. Akan
tetapi menurunnya hasil tangkapan menuntut peran bantu dari para
istri nelayan. Hasil tangkapan akan bertambah nilainya apabila
mampu diolah menjadi lebih menarik dan bermanfaat. Para istri
nelayan dapt membantu menambah pendapatan keluarga melalui
16
Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Tahun 2021
kegiatan pengolahan hasil tangkapan ikan, dengan memanfaatkan
bantuan peralatan yang telah diterima.
Kegiatan Pelatihan Pemberdayaan Usaha Perempuan Pesisir
diharapkan dapat meningkatkan kemampuan teknis usaha
pengolahan produk hasil perikanan untuk meningkatkan
pengetahuan, wawasan, ketrampilan teknik pengolahan produk
perikanan dan tetap memperdulikan kelestarian lingkungan pesisir
dan pulau-pulau kecil.
Tujuan kegiatan adalah:
Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan untuk istri
nelayan/Perempuan Pesisir untuk menghasilkan produk hasil
perikanan dan meningkatkan nilai ekonomis hasil perikanan dan
kelautan.
Menambah pendapatan keluarga masyarakat pesisir.
Membantu pemecahan masalah yang muncul pada kelompok
Perempuan Pesisir.
Spesifikasi teknis pekerjaan adalah:
1. Pertemuan pemberdayaan usaha perempuan pesisir (8 lokasi)
Lokasi pekerjaan : di Kab. Batang, Brebes, Kebumen, Demak,
Jepara, Kab Pekalongan, Pati, Rembang.
Materi : Kebijakan pemerintah dalam mendukung
pemberdayaan usaha perempuan pesisir, Penerapan
teknologi komoditas yang sudah ada dan diharapkan oleh
kelompok, dan strategi pengembangan usaha perempuan
pesisir.
Lama pekerjaan : 1 (satu) hari kalender di setiap lokasi
kegiatan.
Peserta : 30 orang (kelompok perempuan di pesisir dan/atau
penyuluh perikanan dan/atau tokoh masyarakat dan/atau
PPB)
Seminar kit : bloknote/ pulpen/ kaos/ tas/ tumbler/ flasdisk dan
lain-lain.
Waktu pelaksanaan : Triwulan II, III dan IV
2. Hibah barang peralatan kerja usaha perempuan pesisir
Lokasi pekerjaan : di Kab. Batang, Brebes, Cilacap, Demak,
Jepara, Kebumen, Kab. Pekalongan, Rembang, Pati.
Lama pekerjaan adalah 60 (enam puluh) hari kalender.
Penerima : Kelompok masyarakat (minimal) sesuai dengan
ketentuan dalam Peraturan Gunernur Jawa Tengah Nomor 83
tahun 2018.
17
Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Tahun 2021
Spesifikasi meliputi:
a. Kelompok Usaha Pengolahan Hasil Perikanan, berupa:
Alat pengolahan seperti cool box, keranjang basket,
blung balut, Freezer, wajan, dandang, timbangan, alat
pengepres kemasan platik/hand sealer, dan peralatan
lainnya yang relevan untuk mendukung produksi
pengolahan hasil perikanan
b. Kelompok Usaha Pengolahan Garam, berupa:
Wajan rebus untuk perebusan garam, basket, blung
plastik, kukusan bambu, cempon bambu, bak plastik,
ember plastik dan peralatan lainya yang relevan untuk
mendukung produksi perebusan garam.
c. Kelompok Usaha Kerajinan, berupa:
Peralatan usaha kerajinan/ketrampilan yang digunakan
untuk mengolah sumberdaya pesisir menjadi sesuatu
yang bernilai ekonomis bagi kelompok, seperti peralatan
batik mangrove dan peralatan lainya yang relevan untuk
mendukung produksi kerajinan/ketrampilan.
Pelaksanaan pemeriksaan pekerjaan dan penyerahan barang
dilaksanakan sesuai batas akhir SPK (Surat Perintah Kerja).
Pada akhir kegiatan akan dilakukan penyerahan hasil
pekerjaan dari Kuasa Pengguna Anggaran / Pengguna
Anggaran kepada Kelompok Perempuan Pesisir di lokasi.
Waktu Pelaksanaan : Triwulan III dan IV
3) Pemberdayaan Usaha Taruna Pesisir
Masyarakat pesisir menggantungkan hidupnya dari upaya
mengelola sumberdaya alam yang tersedia di lingkungannya.
Sumberdaya perikanan, baik itu perikanan tangkap dan budidaya
merupakan penunjang kelangsungan hidup masyarakat pesisir.
Dibutuhkan suatu ketrampilan dan difersifikasi usaha agar sumber
daya yang ada dapat diolah dan menjadi terbarukan. Taruna pesisir
sebagai generasi yang melanjutkan estafet pengelolaan pesisir
hendaknya membekali diri dengan berbagai ketrampilan dan
aplikasi teknologi tepat guna agar paling tidak dapat tumpuan
mengatasi persoalan-persoalan ekonomi lokal dan turut memajukan
lingkungan di sekitarnya.
Seiring dengan perkembangan dunia perikanan dan kelautan
merebak pula berbagai permasalahan baik itu mengenai
lingkungan maupun sosial ekonomi. Lingkungan yang makin hari
terus mengalami kerusakan sekaligus terjadi kelangkaan
18
Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Tahun 2021
sumberdaya perikanan. Masalah social mencakup isu kemiskinan.
Sedangkan masalah ekonomi desa pesisir adalah kurangnya
kemampuan manajemen dan permodalan usaha.
Salah satu masalah yang dipandang krusial adalah kemiskinan.
Faktor kemiskinan merupakan pencetus banyak permasalahan
ikutan, diantaranya kerusakan ekosistem pesisir. Program untuk
memerangi kemiskinan masyarakat perlu terus dilakukan agar dapat
mendukung pengelolaan sumberdaya wilayah pesisir secara adil
berkelanjutan.
Taruna pesisir adalah generasi muda pesisir yang mengemban
tugas meregenerasi dan meningkatkan kapabilitas sumberdaya
manusia pesisir. Pengetahuan dan ketrampilan yang hendaknya
dimiliki tidaklah hanya ketrampilan seperti generasi sebelumnya,
akan tetapi dituntut untuk bisa menyediakan ikan sendiri melalui
budidaya perikanan dan bukan hanya tinggal mengambil dari laut.
Generasi masa kini dituntut lebih melek informasi dan memahami
dunia global.
Kegiatan Pemberdayaan Usaha Taruna Pesisir diharapkan dapat
meningkatkan kemampuan teknis usaha perbengkelan nelayan dan
pembudidayaan perikanan tanpa melupakan kelestarian
sumberdaya lingkungan itu sendiri.
Tujuan kegiatan adalah:
Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan pemuda pemudi
pesisir agar dapat menciptakan diversifikasi usaha perikanan
kelautan.
Menciptakan generasi penerus yang berpengetahuan luas dan
peduli pada wilayah pesisir.
Membantu pemecahan masalah yang muncul pada kelompok
taruna pesisir.
Spesifikasi teknis pekerjaan adalah:
1. Pertemuan pemberdayaan usaha taruna pesisir (2 lokasi)
Lokasi pekerjaan : di Kab. Kendal dan Kebumen.
Materi : Kebijakan pemerintah dalam mendukung
pemberdayaan usaha taruna pesisir, Penerapan teknologi
komoditas yang sudah ada dan diharapkan oleh kelompok,
dan strategi pengembangan usaha taruna pesisir.
Lama pekerjaan : 1 (satu) hari kalender di setiap lokasi
kegiatan.
Peserta : 30 orang (kelompok taruna di pesisir dan/atau
penyuluh perikanan dan/atau tokoh masyarakat dan/atau
PPB)
19
Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Tahun 2021
Seminar kit : bloknote/ pulpen/ kaos/ tas/ tumbler/ flasdisk dan
lain-lain.
Waktu pelaksanaan : Triwulan II
2. Hibah barang peralatan kerja usaha taruna pesisir
Lokasi pekerjaan : di Kab. Kendal, Pati dan Kebumen.
Lama pekerjaan adalah 60 (enam puluh) hari kalender.
Penerima : Kelompok masyarakat (minimal) sesuai dengan
ketentuan dalam Peraturan Gunernur Jawa Tengah Nomor 83
tahun 2018.
Waktu pelaksanaan : Triwulan IV
Spesifikasi meliputi:
a. Kelompok Usaha Perbengkelan, berupa :
Mesin diesel, mesin kompresor, dinamo las, topeng las,
gerinda tangan, bor tangan dan peralatan lainnya yang
relevan untuk mendukung usaha perbengkelan.
b. Kelompok Usaha Kepariwisataan
Mesin cuci kendaraan, kamera, tripod, printer dan
perlengkapan lainnya yang relevan untuk mendukung
fotografi dan kepariwisataan serta menjaga lingkungan.
Pelaksanaan pemeriksaan pekerjaan dan penyerahan barang
dilaksanakan sesuai batas akhir SPK (Surat Perintah Kerja).
Pada akhir kegiatan akan dilakukan penyerahan hasil
pekerjaan dari Kuasa Pengguna Anggaran / Pengguna
Anggaran kepada Kelompok taruna pesisir di lokasi.
Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan (Monevpel) merupakan salah
satu bagian dari unsur pengendalian yang dalam pelaksanaannya
sangat diperlukan dan berfungsi sebagai kontrol dan tolok ukur setiap
program/kegiatan yang dilaksanakan. Monevpel adalah suatu cara,
sistem dan pola penyajian informasi formal yang obyektif dan teratur
Bagian 4 Monitoring, Evaluasi
dan Pelaporan
20
Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Tahun 2021
dengan dukungan fakta yang tersusun dalam bentuk yang tertata dan
terstruktur. Dengan pengertian tersebut, maka Monevpel mampu
menyajikan semua informasi yang berkaitan dengan perkembangan
pelaksanaan kegiatan secara obyektif sehingga dapat dilakukan
tindakan koreksi secara cepat dan tepat apabila dalam
pelaksanaannya ditemui permasalahan yang diperkirakan dapat
mempengaruhi pencapaian tujuan dan sasaran program/kegiatan
yang telah ditetapkan.
Berkaitan dengan pelaksanaan program/kegiatan di bidang
Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Kepala Seksi selaku pelaksana
teknis kegiatan secara berkala berkewajiban melaporkan hasil
pelaksanaannya kepada Kepala Bidang.
A. Monitoring
Monitoring dapat diartikan sebagai usaha terus menerus atau
berkala mengamati/mempelajari mengenai indikator kinerja (input,
output, outcome) dan proses pelaksanaan terhadap pencapaian
tujuan dari program/kegiatan.
Dalam rangka mencapai efektifitas dan efisiensi, pembagian
peranan dan tanggung jawab pelaksanaan monitoring dalam lingkup
Bidang Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil dilakukan secara
berjenjang mulai pelaksana teknis lapangan kabupaten/kota sampai
tingkat Kepala Bidang dan Kepala Dinas.
Kepala seksi sebagai pelaksana teknis kegiatan akan selalu
berkoordinasi dengan petugas Dinas Kelautan dan Perikanan
Kabupaten lokasi kegiatan
Selanjutnya akan melaporkan secara berkala ke Kepala Bidang
sebagai Kuasa Pengguna Anggaran / Barang.
Kepala Bidang sebagai Kuasa Pengguna Anggaran / Barang akan
melaporkan kepada Pengguna Anggaran dalam Rapat
Pelaksanaan Operasional Kegiatan yang secara rutin diadakan.
Monitoring dimulai sejak masa persiapan, masa pelaksanaan
dan masa paska kegiatan untuk melihat indikator kinerja (input, output
dan outcome) yang dicapai, proses pembinaan dan pemeliharaan
output sampai dengan dihasilkannya outcome dari setiap kegiatan dan
program.
21
Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Tahun 2021
Monitoring dapat dilakukan dengan 2 (dua) metode yaitu
monitoring secara tidak langsung dan monitoring langsung.
1. Monitoring tidak langsung
Dilakukan melalui laporan hasil pelaksanaan monitoring secara
berkala oleh petugas teknis lapangan di kabupaten yang
disampaikan melalui surat, faximili, telpon, sms, e-mail, dll.
2. Monitoring langsung
Monitoring langsung adalah monitoring yang dilakukan melalui
peninjauan ke lapangan (on the spot) secara berkala agar
kegiatan dapat berjalan sesuai dengan yang direncanakan.
B. Evaluasi
Evaluasi adalah suatu proses untuk menentukan relevansi,
efisiensi, efektivitas dan dampak program/kegiatan sesuai dengan
tujuan yang akan dicapai secara sistematik dan obyektif. Evaluasi ini
berupaya menerangkan “mengapa” output, efek, maupun dampak
kegiatan tercapai atau tidak. Kegiatan evaluasi utama adalah untuk
melihat secara menyeluruh pelaksanaan dan dampak dari suatu
kegiatan sebagai landasan bagi penyusunan kebijaksanaan dan
rancangan kegiatan yang akan datang.
Evaluasi dilakukan bertujuan untuk dapat mengetahui dengan
pasti apakah pencapaian hasil, kemajuan dan kendala yang dijumpai
dalam pelaksanaan rencana pembangunan dapat dinilai dan dipelajari
untuk perbaikan pelaksanaan rencana pembangunan di masa yang
akan datang.
Evaluasi dilakukan terhadap hasil monitoring pelaksanaan
kegiatan yang telah dilaksanakan pada tahap pra pelaksanaan, tahap
pelaksanaan, dan tahap paska pelaksanaan untuk menilai
tercapainya efisiensi dan efektifitas setiap kegiatan.
C. Pelaporan
Laporan merupakan cerminan pertama dan utama yang secara
cepat dapat menjawab pertanyaan apakah sebuah unit kerja telah
menjalankan fungsinya dengan baik, apakah sebuah unit kerja telah
melaksanakan tertib administrasi, apakah sasaran dan tujuan unit kerja
telah tercapai, dengan kata lain laporan merupakan barometer
pertama yang dengan mudah dilihat oleh pihak luar dalam
mengevaluasi sebuah satker. Apabila laporan yang disajikan oleh
sebuah unit kerja dapat dilakukan tepat waktu, akurat, lengkap, realistis
22
Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Tahun 2021
dan akuntabel maka dapat dipastikan satker tersebut telah
menjalankan fungsinya dengan baik, namun apabila laporan tidak ada,
tidak lengkap atau terlambat tentu ini sudah merupakan sebuah
indikator yang menunjukkan unit kerja tersebut belum optimal dalam
menjalankan fungsinya.
Oleh sebab itu setiap unit kerja diharapkan dapat menyiapkan
dan menyajikan laporan secara tepat waktu, karena keterlambatan
pengiriman laporan dari salah satu unit kerja akan mengakibatkan
keterlambatan konsolidasi laporan dan mempengaruhi kinerja DKP.
Fungsi pemantauan, evaluasi dan pelaporan adalah saling terkait
dan saling mendukung satu dengan lainnya. Dalam pelaksanaannya,
ketiga aktivitas tersebut tidak dapat dipisahkan karena merupakan
suatu kesatuan sistematis sebagai bagian dari fungsi pengendalian
dalam organisasi. Laporan yang disusun harus dapat menyajikan semua
informasi faktual yang terkait dengan hasil pelaksanaan monitoring atau
evaluasi yang telah dilaksanakan sebelumnya. Beberapa tujuan dan
fungsi pelaporan adalah:
Sebagai wujud pertanggungjawaban pelaksanaan program,
kegiatan dan anggaran kepada pemangku kepentingan yang lebih
tinggi
Untuk memberikan data dan Informasi setiap pelaksanaan
program/kegiatan, termasuk tingkat pencapaian dan permasalahan
yang dihadapi secara periodik dengan menyajikan laporan cepat,
tepat, akurat dan akuntabel
Sebagai media komunikasi antar pihak yang berkepentingan
Sebagai alat kontrol agar pelaksanaan program/kegiatan tetap
pada jalur yang benar, sesuai dengan sasaran dan tujuan yang
telah ditetapkan
Sebagai umpan balik bagi penyusunan rancangan
program/kegiatan serta anggaran tahun berikutnya
Sebagai bahan konsolidasi penyusunan laporan pada tingkatan
yang lebih tinggi.
Sebagai bahan pengambilan keputusan pimpinan.
23
Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Tahun 2021
Demikian Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Pemberdayaan
Masyarakat Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang dibiayai melalui APBD
Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2021 ini dalam rangka
meningkatkan koordinasi antar semua pihak yang terkait untuk
pemberdayaan masyarakat kelautan, pesisir, dan pulau-pulau kecil
sesuai visi dan misi Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Tengah.
Dengan adanya Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini, diharapkan
dapat menjadi pedoman untuk meningkatkan efektifitas pencapaian
tujuan dan sasaran program dan kegiatan dalam pengembangan
bidang kelautan, pesisir dan pulau-pulau kecil di daerah sesuai target
yang telah ditetapkan.
Bagian 5 Penutup
Top Related