Kerajaan Buleleng
Informasi Singkat
Sejarah Awal
• Menurut berita Cina, di sebelah timur Kerajaan Kaling ada daerah Po-li atau Dwa-pa-tan yang dapat disamakan dengan Bali.
• Dalam sejarah Bali, nama Buleleng mulai terkenal setelah periode kekuasaan Majapahit.
• Buleleng merupakan bagian dari wilayah kekuasaan Dinasti Warmadewa.
Sejarah Awal
• Ketika di Jawa mulai berkembang kerajaan Islam, di Bali juga berkembang sejumlah kerajaan seperti Kerajaan Gelgel, Klungkung, dan Buleleng yang didirikan oleh I Gusti Ngurak Panji Sakti.
• Nama Kerajaan Buleleng semakin terkenal setelah zaman penjajahan Belanda di Bali.
Sejarah awal Kerajaan Buleleng adalah suatu kerajaan di Bali bagian utara yang beragama
Hindu yang didirikan sekitar pertengahan abad ke-17 dan jatuh ke tangan Belanda
pada tahun 1849. Kerajaan ini dibangun oleh I Gusti Anglurah Panji Sakti dari Wangsa
Kepakisan dengan cara menyatukan seluruh wilayah wilayah Bali Utara yang sebelumnya dikenal dengan nama Den Bukit.
Bukti Sejarah (babad tentang sisilah kerajaan buleleng)
Sejarah Berdirinya
Ki Barak diserahkan ke I Gusti Jelantik Bogol untuk menutupi aib raja yang kemudian Ki Barak dirubah namanya menjadi Gusti Gede Kepasekan.
Dalem Sagening khawatir bila keperkasaan Gusti Gede Kepasekan dapat menyaingi kewibawaan putra mahkota I Dewa Dimade
Maka
1611M Ki Barak atau Gusti Gede Kepasekan dari Desa Panji “dibuang” ke Desa Den Bukit bersama ibunya Ni Luh Pasek, agar Dalem Sagening tidak khawatir Gusti Gede Kepasekan dapat menyaingi kewibawaan putra mahkota I Dewa Dimade.
1616M Ki Barak berusia 17 tahun, ia berhasil membunuh penguasa Den Bukit yang bernama Pungakan Gendis.
• Gusti Gede Kepasekan dinobatkan oleh rakyat Den Bukit menjadi raja dengan gelar I Gusti Anglurah Panji Sakti.
• Wilayah kerajaan yang membentang dari Gilimanuk di ujung barat sampai ke Tianyar diujung timur dan Menguwi di selatan kemudian dinamakan Buleleng.
Masa masa kerajaan buleleng ->
a. Masa Kejayaan I Gusti Anglurah Panji Sakti / Kiyai Anglurah Panji Sakti adalah
sosok raja dengan pribadi yang berjiwa patriotik, anti hegemony asing, anti imperialisme dan anti monopoli. Kiprahnya dalam memimpin rakyat Buleleng mewujudkan alam demokrasi dan keberanian mengemukakan pendapat bagi rakyat. Ini merupakan masa kejayaan Kerajaan Buleleng. Namun putra- putranya memiliki pandangan saling berbeda sehingga mulai goyah.
• b. Dikuasai Mengwi dan Karangasem • Kerajaan Buleleng tahun 1732 dikuasai Kerajaan Mengwi
namun kembali merdeka pada tahun 1752. Selanjutnya jatuh ke dalam kekuasaan raja Karangasem 1780. Raja Karangasem, I Gusti Gde Karang membangun istana dengan nama Puri Singaraja. Raja berikutnya adalah putranya bernama I Gusti Pahang Canang yang berkuasa sampai 1821.
• c. Perlawanan terhadap Belanda • Pada tahun 1846 Buleleng diserang pasukan Belanda, tetapi
mendapat perlawanan sengit pihak rakyat Buleleng yang dipimpin oleh Patih / Panglima
• Perang I Gusti Ketut Jelantik. Pada tahun 1848 Buleleng kembali mendapat serangan
• pasukan angkatan laut Belanda di Benteng Jagaraga. Pada serangan ketiga, tahun 1849 Belanda dapat menghancurkan benteng Jagaraga dan akhirnya Buleleng dapat
• dikalahkan Belanda. Sejak itu Buleleng dikuasai oleh pemerintah kolonial Belanda.
Puputan adalah tradisi masyarakat di Bali, Indonesia yang berupa tindakan perlawanan bersenjata habis-habisan sampai mati demi kehormatan tanah air. Puputan berarti
perang sampai mati, dan wajib berlaku untuk seluruh warga yang ada dari semua kasta sebagai bentuk perlawanan, termasuk mengorbankan jiwa dan raga sampai titik darah penghabisan. Puputan yang terkenal di Bali adalah Puputan Jagaraga, dilakukan oleh
Kerajaan Buleleng melawan pasukan kolonial Belanda.
Raja –Raja
Wangsa Panji Sakti
Wangsa Karangasem
Wangsa Panji Sakti
Aspek Sosial
• Masyarakat Buleleng biasa menulisi daun lontar.
• Bila ada yang meninggal, jenazah dihiasi dengan emas dan dimasukkan emas ke dalam mulutnya serta diberi bau-bauan harum. Kemudian jenazah tersebut dibakar.
Aspek Ekonomi
• Letaknya yang berada di tepi pantai membuat Buleleng berkembang menjadi pusat perdagangan laut.
• Hasil dagangannya berupa kapas, beras, asam, kemiri, dan bawang.
• Sistem perdagangannya dilakukan secara barter atau menggunakan uang sebagai alat tukar. Beberapa jenis alat tukar (uang) misalnya ma, su, dan piling.
• PraPeninggalan Kerajaan Buleleng• sasti yang disimpan di Desa Sembiran yang
berangka tahun 1065, bertuliskan:“mengkana ya hana banyaga sakeng sabrangjong, bahitra, rumunduk i manasa.”
• Artinya: Andai kata ada saudagar dari seberang yang datang dengan jukung bahitra datang berlabuh di manasa.
Top Related