Download - Ker Assyriya

Transcript
Page 1: Ker Assyriya

Ketika Babilonia menguasai bagian selatan Mesopotamia, bangsa Assyria yang senang

berperang menguasai bagian utara kawasan itu. Kerajaan Assyria berpusat di hulu Sungai Tigris.

Raja Adadnirari I, sebagai penguasa kuat pertama negeri ini (1770-1750 SM), memperluas

wilayah Assyria dan mendapat gelar ‘Raja atas Segalanya’. Ia dan para penggantinya adalah

dictator yang tidak membiarkan negara lain merdeka. Assyria menjadi kaya berkat kagiatan para

keluarga pedagang yang menjual tekstil dan logam ke berbagai negeri.

Runtuh dan Jaya Kembali

Saat wilayah Assyria bertambah

luas, semakin banyak pemberontakan

rakyat di wilayah jajahan. Akhirnya,

Assyria jatuh ke tangan bangsa Hur

(kerabat bangsa Hittit). Bangsa Hur

menguasai Assyria selama 250 tahun.

Walaupun kekuasaannya sempat

menurun, Assyria menjadi kuat kembali.

Periode kejayaan Assyria berlangsung

selama 300 tahun. Assyria mencapai

puncak keemasan di bawah Raja

Tiglathpileser I. Raja ini memimpin

penaklukan atas negara-negara tetangga

setiap tahun. Assyria kemudian

menguasai seluruh kawasan itu, termasuk menaklukan Babilonia.

Kemakmuran Assyria

Sekitar tahun 1076 SM, Assyria dan Babilonia ditaklukan oleh suku Aram dari Suriah.

Namun, 150 tahun kemudian, Ashurdan II dan para penggantinya menguasai kembali kekaisaran

Assyria. Ibukotanya kemudian dipindahkan ke Niniweh, tempat dibangunnya banyak gedung dan

proyek irigasi. Para raja Assyria memperluas wilayah untuk menguasai semua jalur perdagangan

dan menindas negara tetangga yang membuat masalah. Kekaisaran Assyria mencapai puncak

Tahun-tahun Penting

2500 SMBangsa Assyria bermukim di

hulu Sungai Tigris

1900 SM Pertumbuhan Assyria Tua

1680 SMAssyria jatuh ke tangan bangsa

Hur (hingga 1400 SM)

1300-1200 SM Assyria memperluas wilayahnya

1076 SMAssyria jatuh ke tangan bangsa

Aram (hingga 934 SM)

730-630 SMPerluasan wilayah Assyria

mencapai puncaknya

612 SMAssyria jatuh ke tangan bangsa

Babilonia dan Medes

Page 2: Ker Assyriya

kejayaan di bawah pemerintahan Raja Tiglathpileser III (745-727 SM) yang wilayah

kekuasaannya meliputi Babilonia, Suriah, Palestina, Siprus, Arabia bagian utara, dan Mesir.

Raja Assyria merupakan penguasa absolut yang terlibat aktif dalam semua masalah kenegaraan. Di istana Assurbanipal yang megah, raja mendengarkan keluhan dari rakyat sambil dikelilingi oleh para penasehat. Istana raja sangat besar, dengan taman yang luas. Sebagai pelindung kesenian, raja menulis banyak catatan sejarah Babilonia dan Sumeria, serta berbagai teks matematika, ilmu kimia, dan astronomi.

Kehidupan Bangsa Assyria

Bangsa Assyria adalah ilmuwan hebat. Mereka membangun berbagai kota megah dengan

banyak kuil dan istana. Kaum pria mengenakan jubah panjang dan berjanggut. Kaum wanita

mengenakan gaun berlengan pendek dengan selendang sebahu. Banyak pria menjual istri dan

anak sebagai budak untuk membayar utang.

Kejatuhan Assyria

Penguasa terakhir dan terbesar di Assyria adalah Raja Assurbanipal. Ia merupakan raja

terpelajar. Selama pemerintahannya, sebuah perpustakaan besar di ibukota Niniweh dibangun.

Berbagai catatan kuno Sumeria dan Akadia dilestarikan dalam lembaran tanah liat, bersama

dengan sejumlah catatan mengenai kesusastraan, sejarah, matematika, dan astronomi dari zaman

kuno. Saat Assurbanipal wafat pada tahun 627 SM, kekaisaran Assyria jatuh ke tangan bangsa

Babilonia dan Medes.